pengertian_sampling_audit.doc

Upload: jhonhaloho

Post on 06-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGERTIAN SAMPLING

Sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan.

SAMPEL REPRESENTATIF

Sampel Representatif adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling.

Risiko nonsampling adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak sesuai atau tidak efektif.

Risiko sampling adalah risiko bahwa auditor mencapai kesimpulan yang salah karena sampel populasi tidak representatif.

SAMPLING STATISTIK

Sampling ini menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengukur risiko sampling dapat merencanakan sampel dan dalam mengevaluasi hasil.

SAMPLING NONSTATISTIK

Auditor tidak mengukur risiko sampling. Sebaliknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalam situasi tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Jenis sampling ini sering disebut dengan sampling pertimbangan.

PEMILIHAN SAMPEL

SAMPEL PROBABILISTIK

Auditor memilih secara acak item-item sehingga setiap item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel.

SAMPEL NONPROBABILISTIK

Auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan professional dan bukan metode probabilistik. Auditor dapat menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.

Ada tiga jenis metode pemilihan sampel nonprobabilistik yaitu :

1. Pemilihan sampel terarah

Auditor dengan sengaja memilih setiap item dalam sampel berdasarkan criteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak.

2. Pemilihan sampel blok

Auditor memilih pos pertama dalam suatu blok, dan sisanya dipilih secara berurutan.

3. Pemilihan sampel sembarangan

Auditor memilih item atau pos tanpa bias yang disengaja.

Ada empat jenis metode pemilihan sampel probabilistik yaitu :

1. Pemilihan sampel acak sederhana

Auditor menggunakan sampel ini untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk menekankan satu atau lebih item populasi

2. Pemilihan sampel sistematis

Auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item-item yang akan dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.

3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran

4. Pemilihan sampel bertahapSAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN

Auditor menggunakan sampling pada pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk mengestimasi persentase item-item dalam populasi yang memiliki karakteristik atau atribut kepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian atau tingkat pengecualian.

GAMBAR 15-6 Neraca Lajur perencanaan bukti

Rincian tie-inkeberadaankelengkapankeakuratanklasifikasiPisah batasNilai realisasiHak

Risiko audit yang dapat diterimaTinggi TinggiTinggiTinggiTinggiTinggiTinggiTinggi

Risiko yang melekatRendah Sedang RendahRendahRendahSedang SedangRendah

Risiko pengendalian-penjualanRendahSedang RendahTinggiRendahSedang TinggiTidak dapat diterapkan

Risiko pengendalian-penerimaan kasRendahSedang RendahRendahRendahRendahTidak dapat diterapkanTidak dapat diterapkan

Risiko pengendalian-pengendalian tambahanTidak ada Tidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaTidak adaRendah

Pengujian substantive atas transaksi-penjualanHasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang tidak dapat diterimaTidak dapat diterapkanTidak dapat diterapkan

Pengujian substantive atas transaksi-penerimaan kasHasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Hasil yang baik Tidak dapat diterapkanTidak dapat diterapkan

Prosedur analitis

Risiko deteksi yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo

Bukti audit yang direncanakan untuk pengujian atas rincian saldo

Setelah menyelesaikan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, auditor harus melengkapi baris 3 hingga 7 neraca lajur itu. Baris 3 hingga 5 mendokumentasikan risiko pengendalian untuk penjualan, penerimaan kas, dan pengendalian tambahan.

GAMBAR 15-7 IKHTISAR LANGKAH-LANGKAH SAMPLING AUDIT

Merencanakan Sampel

1. Menyatakan tujuan pengujian audit.

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan.

3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian.

4. Mendefinisikan populasi

5. Mendefinisikan unit sampling.

6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER).

7. Menetapkan ARACR yang terlalu rendah.

8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi.

9. Menentukan ukuran sampel awal.

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

10. Memilih sampel

11. Melaksanakan prosedur audit

Mengevaluasi Hasil

12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi.

TABEL 17-2 Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi ARIAFaktor yang mempengaruhi ARIAContohPengaruhnya terhadap ARIAPengaruhnya terhadap ukuran sampel

Keefektifan pengendalian internal (risiko pengendalian)Pengendalian internal sudah efektif (mengurangi risiko pengendalian)Meningkat Menurun

pengujian substantif atas transaksiTidak ada pengecualian yang ditemukan dalam pengujian substantif atas transaksiMeningkatMenurun

Risiko audit yang dapat diterimaKemungkinan bangkrut rendah (risiko audit yang dapat diterima meningkat)MeningkatMenurun

Prosedur analitisProsedur analitis dilaksanakan tanpa indikasi salah saji yang mungkinMeningkatMenurun

Menyajikan pedoman untuk mengkombinasikan faktor-faktor tersebut dan rumus nutuk menghitung ukuran sampel berdasarkan Audit Sampling Auditing Guide AICPA.

Rumus untuk menghitung ukuran sampel pengujian :

Jumlah populasi yang tercatat

X Faktor keyakinan = ukuran sampel

Salah saji yang dapat ditoleransi

SAMPLING Unit Moneter

Sampling ini merupakan metode sampling statistic yang paling umum digunakan untuk pengujian atas rincian saldo karena memiliki kesederhanaan statistic bagi sampling atribut serta memberikan hasil statistik yang diekspresikan dalam dollar. Sampling ini disebut juga sebagai sampling unit dollar, sampling jumlah moneter kumulatif, dan sampling dengan probabilitas yang proporsional dengan ukuran. Sampling ini serupa dengan penggunaan sampling nonstatistik.

SA 530

Untuk tujuan SA ini , istilah berikut memiliki makna sebagai berikut :

a. Sampling audit : penerapan prosedur audit terhadap kurang daari 100% unsur dalam suatu populasi audit yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk member basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang populasi secara keseluruhan

b. Populasi : keseluruhan set data yang merupakan sumber dari suatu sampel yang dipilih dan auditor berkeinginan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan set data tersebut.

c. Risiko sampling : risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan pada suatu sampel dapat berbeda dengan kesimpulan jika prosedur audit yang sama diterapkan pada keseluruhan populasi . Risiko sampling dapat menimbulkan 2 jenis kesimpulan yang salah :

1. Dalam suatu pengujian pengendalian , pengendalian tersebut lebih efektif daripada kenyataannya , atau dalam suatu pengujian rinci , suatu kesalahan penyajian material tidak ada padahal dalam kenyataannya ada. Auditor lebih khawatir dengan tipe kesimpulan salah ini karena kesalahan tersebut dapat memengaruhi efektivitas audit dan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menyebabkan suatu opini audit yang tidak tepat

2. Dalam suatu pengujian pengendalian , pengendalian tersebut kurang efektif daripada kenyataannya , atau dalam suatu pengujian rinci , terdapat kesalahan penyajian material , padahal kenyataannya tidak ada . Jenis kesimpulan salah semacam ini berdampak terhadap efisiensi audit yang biasanya akan menyebabkan adanya pekerjaan tambahan untuk menetapkan bahwa kesimpulan semula adalah tidak benar.

d. Risiko nonsampling : risiko bahwa auditor mencapai suatu kesimpulan yang salah dengan alasan apa pun yang tidak terkait dengan risiko sampling .

e. Anomali : suatu kesalahan penyajian / penyimpangan yang secara jelas tidak mewakili kesalahan penyajian / penyimpangan dalam suatu populasi

f. Unit sampling : unsur unsur individual yang membentuk suatu populasi

g. Sampling statistic : suatu pendekatan sampling yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

I . pemilihan unsur unsur sampel dilaksanakan secara acak dan

II . penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel , termasuk untuk mengukur risiko sampling

h. Stratifikasi : proses pembagian suatu populasi ke dalam sub sub populasi yang setiap sub tersebut merupakan suatu golongan unit unit sampling dengan karakteristik yang serupa .

i. Kesalahan penyajian yang dapat diterima : suatu jumlah moneter yang diterapkan oleh auditor untuk memperoleh suatu tingkat asurans yang tepat bahwa jumlah kesalahan penyajian yang diterapkan oleh auditor tidak melebihi kesalahan penyajian sesungguhnya di dalam populasi .

j. Tingkat penyimpangan yang dapat diterima : suatu tingkat penyimpangan dari prosedur pengendalian internal yang telah ditetapkan yang ditentukan oleh auditor untuk memperoleh tingkat asurans yang tepat bahwa tingkat penyimpangan yang ditentukan oleh auditor tidak melebihi tingkat penyimpangan sesungguhnya dalam populasi .

KETENTUANPerancangan , Ukuran dan Pemilihan Unsur Unsur Sampel untuk Diuji

Ketika merancang suatu sampel audit , auditor harus mempertimbangkan tujuan prosedur audit da karakteristik populasi yang menjadi sumber suatu sampel yang akan diambil .

Auditor harus menentukan suatu ukuran sampel yang cukup untuk mengurangi risiko sampling sampai ke tingkat rendah yang dapat diterima.

Auditor harus memilih unsur unsur yang akan menjadi sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang yang sama untuk dipilih .

Pelaksanaan Prosedur Audit Auditor harus melaksanakan prosedur audit yang tepat untuk tujuan yang hendak dicapai atas setiap unsur yang dipilih. Jika prosedur audit tidak dapat diterapkan pada unsur pilihan, maka auditor harus melaksanakan prosedur tersebut atas suatu unsur pengganti.

Audit yang telah dirancang, atau prosedur alternatif lainnya yang sesuai, terhadap suatu unsur pilihan, maka auditor harus menetapkan unsur tersebut sebagai suatu penyimpangan dari pengendalian yang telah ditetapkan sebelumnya (dalam hal pengujian pengendalian) atau suatu kesalahan penyajian (dalam hal pengujian rinci).

Sifat dan Penyebab Penyimpangan dan Kesalahan Penyajian Auditor harus menginvestigasi sifat dan penyebab penyimpangan atau kesalahan penyajian yang teridentifikasi serta menilai dampak yang mungkin terjadi terhadap tujuan prosedur audit tersebut dan terhadap area audit lainnya.

Dalam kondisi tertentu yang sangat jarang, ketika auditor mempertimbangkan bahwa suatu kesalahan penyajian atau penyimpangan yang ditemukan dalam suatu sampel adalah suatu anomali, auditor harus memperoleh tingkat kepastian semacam itu bukanlah mewakili populasi yang bersangkutan. Auditor harus memperoleh tingkat kepastian seperti ini dengan melaksanakan prosedur audit tambahan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat bahwa kesalahan penyajian atau penyimpangan semacam itu tidak berdampak terhadap unsur sisanya dalam populasi.

Memproyeksikan Kesalahan Penyajian Untuk pengujian rinci, auditor harus memproyeksikan kesalahan penyajian yang ditemukan dalam sampel ke popuasi.

Pengevaluasian Hasil Sampling Audit

Auditor harus menilai:

a. Hasil sampel; dan

b. Apakah penggunaan sampling audit telah menyediakan basis yang wajar untuk penarikan kesimpulan tentang populasi yang telah diuji.Metode Pemilihan SampelAda banyak metode untuk memilih sampel. Metode-metode utama adalah sebagai berikut:

(a) Pemilihan acak (diterapkan melalui pencipta angka acak atau random number generators, sebagai contoh, tabel angka acak atau random number tables).(b) Pemilihan sistematik, yang di dalamnya jumlah unit sampling dalam populasi dibagi dengan ukuran sampel untuk memperoleh suatu interval sampling, sebagai contoh 50, dan setelah menetapkan suatu titik awal dalam 50 unit sampling yang pertama, maka setelah itu setiap sampling unit yang ke 50 akan dipilih. Meskipun titik awal dapat ditentukan secara sembarang, pemilihan sampel akan lebih acak jika diambil dengan menggunakan pencipta angka cak dengan komputer (computerized random number generator) atau tabel angka acak (random number tables) Ketika menggunakan pemilihan sistematik, auditor perlu menentukan bahwa unit sampling dalam populasi tidak tersusun sedemikian rupa sehingga interval sampling sesuai dengan suatu pola tertentu dalam populasi.

(c) Sampling Unit Moneter (monetary unit sampling) adalah suatu jenis pemilihan nilai tertimbang (seperti dijelaskan dalam Lampiran 1) yang di dalamnya ukuran sampel, pemilihan, dan mengevaluasi hasilnya dalam menarik kesimpulan jumlah moneter.

(d) Pemilihan sembarang, yang di dalamnya auditor melakukan pemilihan sampel tanpa melalui suatu teknik yang terstruktur. Meskipun tidak menggunakan suatu teknik yang terstruktur, auditor wajib menghindari keberpihakan yang disengaja atau yang dapat diprediksi (sebagai contoh, menghindari kesulitan dalam menemukan unsur, atau selalu memilih atau menghindari entri di awal atau di akhir halaman) dan dengan demikian memastikan bahwa semua unsur yang terdapat dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Pemilihan sembarang tidak tepat ketika menggunakan sampling statistik.

(e)Pemilihan secara blok melibatkan pemilihan suatu blok yang tersusun atas unsur-unsur yang letaknya berdekatan dalam populasi. Pemilihan secara blok biasanya tidak dapat digunakan dalam sampling audit karena sebagian besar populasi tersusun sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dalam sebuah urutan dapat diharapkan memiliki karakteristik yang sama di antara mereka, tetapi berbeda dari unsur-unsur lain dalam populasi. Walaupun dalam beberapa kondisi mungkin merupakan prosedur audit yang tepat untuk memeriksa suatu blok unsur, teknik pemilihan sampel semacam ini akan sangat jarang digunakan jika auditor bermaksud menarik kesimpulan yang valid tentang keseluruhan populasi berdasarkan sampel tersebut.

ERROR SAMPLING

KELOMPOK 5 :

Cindy Elisye

125 110 323

Ouw Tie Diani

125 110 379

Stevanny Angelina

125 110 402

ParamitaBinui

125 110 746

Joseph Christianto

125 110 336

Darwintius

125 110 794Merencanakan Sampel

Menyatakan tujuan

Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan

Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian

Mendefinisikan populasi

Mendefinisikan unit sampling

Menetapkan TER

Menetapkan ARACR yang terlalu rendah

Mengestimasi tingkat pengecualian populasi

Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel

Memilih sampel

Melaksanakan pengujian

11. melaksanakan prosedur audit

Mengevaluasi Hasil

12. menggeneralisasi dari sampel ke populasi

Pengecualian actual dalam sampel

Ukuran sampel aktual

ARACR yang terlalu rendah

13. menganalisis pengecualian

14. memutuskan akseptabilitas populasi

Tingkat pengeecualian atas yang dihitung

Jumlah pengecualian dalam sampel dan ukuran sampel aktual