pengertian supervisi jadi

Upload: agnes-mambus-yusti

Post on 02-Mar-2016

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen sekolah

TRANSCRIPT

Supervisi Pendidikan

Disusun oleh :

TAHUN AJARAN 2013/2014

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usahanya ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan.

Potensi sumber daya guru perlu terus menerus ditumbuhkan dan dikembangkan agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Guru terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dalam dunia pendidikan menuntut guru untuk mampu menyesuaikan kompetensi dalam proses pembelajaran. Namun tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik dan kualified mengakibatkan kemampuan profesional dan kinerja mereka beragam. Ditambah lagi tuntutan dari orang tua dan peserta didik mengharuskan guru untuk mengubah strategi dan teknik pembelajaran sekaligus meningkatkan pengetahuan dan keterampilanya dalam proses pembelajaran, dengan begitu kompetensi guru perlu dievaluasi dan diawasi agar teknik tersebut mengikuti perkembangan yang ada.

Melihat bagian mana dari kegiatan di sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, dan melihat mana yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih positif lagi atau kegiatan itu sering disebut supervisi. Supervisi mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Di dalam kegiatan supervisi, pelaksanaan bukan mencari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan agar kondisi pekerjaan yang sedang di supervisi dapat diketahui kekurangannya untuk dapat diberitahu bagian mana yang perlu diperbaiki. Dari latar belakang di atas kami membuat makalah ini untuk mengetahui Supervisi dalam dunia pendidikan.1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa perbedaan antara Supervisi dan Inspeksi?1.2.2. Apa fungsi dan peranan supervisi pendidikan?

1.2.3. Apa peranan Supervisi dalam Pembaharuan Pendidikan?1.2.4. Apa saja peranan Supervisior pendidikan?

1.2.5. Prinsip-prinsip apa yang dilakukan dalam perencanaan program supervisi?

1.3. Tujuan Masalah

1.3.1. Menjelaskan perbedaan antara Supervisi dan Inspeksi.

1.3.2. Memaparkan fungsi dan peranan supervisi pendidikan.

1.3.3. Menjelaskan peranan dari Supervisi dalam Pembaharuan Pendidikan.

1.3.4. Memaparkan peranan Supervisior pendidikan.

1.3.5. Memaparkan prinsip-prinsip yang dilakukan dalam perencanaan program supervisi.

BAB 2 ISI

2.1. Perbedaan Supervisi dan InspeksiDalam perkembangan konsep dan praktek supervisi pendidikan terdapat dua kecenderungan yang menonjol sehubungan dengan tuntutan tugas pendidikan. Pada satu sisi terdapat kecenderungan untuk menjalankan supervisi secara otokrasi, sedangkan pada sisi lain terdapat kecenderungan demokratis.

Supervisi yang otokratis, seringkali disebut dengan nama inspeksi atau supervisi tradisional, sedangkan supervisi yang demokratis disebut supervisi modern, disebabkan pengaruh-pengaruh aliran-aliran berpikir modern mengenai kemanusiaan, misalnya aliran human relation dari Elton Mayo, seorang filosuf sosial Universitas Harvard, perkembangan behavioral seciences, seperti sosiologi, psikologi, anthropologi, dan terakhir, perkembangan dari human resources management, salah satu perkembangan dari scientific management modern. Dalam hubungan ini, disebut nama nama Douglas Mc Grogor, dkk.

James R. Marks et al. mengutip pendapat Burton dan Brueckner tentang perbedaan corak inspeksi atau supervisi tradisional dan supervisi modern sebagai berikut :

Supervisi TradisionalSupervisi Modern

1. Inspeksi1) Studi Pragmatis dan analisis

2. Berfokus pada guru2) Difokuskan pada tujuan, material,teknik, metode, guru, siswa dan lingkungan

3. Kunjungan dan pertemuan3) Bermacam-macam fungsi yang berbeda-beda

4. Perencanaan yang jelek dan rencana formal sedikit sekali 4) Terorganisasi dan terencana tegas

5. Menghukum dan otoriter5) Menemukan asal kelemahan dan kooperatif

Sampai sekarang perkembangan konsep dan praktek supervisi cukup panjang dan memegang peranan penting, namun kedua kecenderungan tersebut belum dapat dipertemukan dan berperanan sebagai sumber kelemahan dalam perkembangan tersebut.2.2. Fungsi dan Peranan Supervisi Pendidikan

Peranan pengawas sekolah/madrasah menurut Wiles & Bondi (2007), The role of the supervisor is to help teachers and other education leaders understand issues and make wise decisions affecting student education. Bertitik tolak dari pendapat Wiles & Bondi tersebut, maka peranan pengawas sekolah/madrasah adalah membantu guru-guru dan pemimpin-pemimpin pendidikan untuk memahami isu-isu dan membuat keputusan yang bijak yang mempengaruhi pendidikan siswa. Untuk membantu guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Fungsi dari supervisi pendidikan adalah sebagai layanan atau bantuan kepada guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep supervisi sebenarnya diarahkan kepada pembinaan. Artinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya di sekolah diberi fasilitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Menurut Anwar dan Sagala Supervisor mempunyai fungsi-fungsi utama, antara lain:

a. Menetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi.

b. Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum memberikan pelayanan kepada guru, supervisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvai seluruh sistem yang ada.c. Memberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di survaid. Penilaiane. Latihan, dan

f. Pembinaan atau pengembangan.

2.3. Peranan Supervisi dalam Pembaharuan Pendidikan

Peranan guru dalam pembaharuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari peranan sekolah, karena guru lah yang berfungsi dalam proses belajar-mengajar secara langsung. Pembaharuan pada dasarnya adalah serangkaian usaha perbaikan untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas pendidikan dan pengajaran.Tanggung jawab terhadap perbaikan efektivitas dan kualitas pengajaran, jadi juga terhadap pembaharuan pendidikan, berada pula pada tanggung jawab kepemimpinan pendidikan di sekolah yang bersangkutan, yaitu kepala sekolah. Supervisi adalah kepemimpinan pendidikan yang esensi tugasnya ialah mengadakan usaha-usaha untuk perbaikan pengajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Daniel Tanner dan Laurel Tanner dalam buku Supervision in Education, Problems and Practices sebagai berikut :...tanggung jawab kepemimpinan pendidikan diterus kepada kepala sekolah (bahkan kepada guru-guru, melalui supervisi sejawat). Penekanan di bidang tugas supervisi berada pada sekolah individual, peranan kepala-sekolah tampaknya adalah kunci untuk perbaikan pengajaran).Pembaharuan membutuhkan sikap dan pandangan yang luas dari supervisior, karena tidak semua hal yang lama harus ditinggalkan atau dibuang dan diganti dengan yang baru.Sebagai orang profesional, supervisior juga perlu mengerti bahwa banyak pembaharuan-pembaharuan bukan baru, melainkan penemuan-kembali model-model pendidikan lama yang masalahnya terletak dalam dan fundamental.2.4. Peranan supervisior

Supervisi berfungsi membantu (assisting ) memberi suport (suporting ) dan mengajak mengikutsertakan (sharing ) Kimball Wiles (1955 ),dilihat dari fungsinya,tampak dengan jelas peranan supervisi itu yakni tampak pada dalam kinerja supervisor yang melaksanakan tugasnya .ada beberapa pendapat para ahli mengenai peranan supervisi.seorang supervisor dapat berperan sebagai :1. koordinator, ia dapat mengkoordinasi program belajar mengajar ,tugas tugas anggota staf sebagai kegaiatan yang berbeda-beda diantara guru.contohnya konkret mengkoordinasi tugas belajar suatu mata pelajaran oleh berbagai guru.2. sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok.misalnya kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar,yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tahap belajar.3. sebagai pemimpi kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalm mengembangkan potensi kelompok ,pada saat mengembangkan kurikulum,materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama .sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembangkan keterampilan dan kiat kiat dalam bekerja untuk kelompok ( working for the group ) bekerja dengan kelompok (working with the group ) dan bekerja melalui kelompok (working through the group ).4. sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar ,dapat menilai kurikulum yang sedang di kembangkan .ia juga belajar menatap dirinya sendiri ia di bantu dalam merefleksikan dirinya, yaitu konsep dirinya (self concept ) ide / cita-cita dirinya ,(self idea ), realitas dirinya (self reality ).P.Wiggens 1965 misalnya, di akhir semester ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkat kan diri.Yang harus di ubah ialah unjuk kerja para pembina pendidikan (supervisor ) yang memakai pola lama dan kebiasaan memberi pengarahan .dala iklim demokrasi ,harus ada reformasi unjuk kerja para pembina pendidikan seperti yang diungkap kan oleh Kimball Wiles (1955 ).ia menegaskan peranan severvisor ialah menbantu memberi support dan mengikut serta kan ,bukan mengarahkan terus menerus .kalau mengarahkan terus-menerus maka tidak demokratis ,juga tidak memberi kesempatan untuk guru-guru belajar berdiri sendiri (otonom ) dalam arti profesional .guru tidak diberi kesempatan untuk berdiri sendiri atas tanggung jawab nya sendiri .pada hal ciri-ciri dari guru profesional ialah guru yang memiliki otonomi dalam arti bebas mengembangkan diri sendiri atas kesadaranya sendiri.2.5. Prinsip-prinsip Perencanaan Program Supervisia. Perencanaan adalah prinsip utama dalam menyusun program SupervisiKegiatan yang direncanakan adalah kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran terhadap alasan, tujuan serta cara melakukannya. Perencanaan menuntut kemampuan melihat ke depan berdasarkan pengalaman dan kondisi aktual yang ada sekarang, maupun yang sudah lampau.

Kegiatan supervisi pendidikan meliputi berbagai faktor antara lain masalah dan kebutuhan, apa tujuan yang harus dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Siswa yang belajar dengan kelompok usia tertentu, kondisi mental, minat, latarbelakang dan tingkat intelegensinya. Berbagai hasil yang diharapkan dengan mata pelajaran, bahan, serta kegiatan yang berbeda-beda, kondisi fasilitas yang digunakan. Terdapat sejumlah guru-guru dengan tingkat pengalaman dan usia yang berbeda-beda, latar belakang kepribadian. Berbagai perkembangan dan kemajuan serta nilai-nilai yang berubah dengan cepat. Semua hal ini harus diintegrasikan di dalam proses perencanaan, sehingga hasilnya yang dicapai kemudian dapat diukur. Supervisi yang tidak dipersiapkan, opportunis, diadakan secara random, tidak menentu tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.b. Perencanaan supervisi harus meningkatkan pengakuan dan pemahaman terhadap peranannya.Apabila supervisi tidak direncanakan, maka terdapat kecenderungan bahwa kegiatan hanya menunjukkan sifat rutin, terbatas dengan observasi sepintas lalu, dengan teknik yang terbatas dan terasa otoriter. Sebaliknya supervisi yang direncanakan dengan baik disertai pertimbangan yang sehat aka meningkatkan kepercayaan, pengakuan serta penerimaan yang tulus dari semua pihak.c. Perencanaan harus meliputi rencana jangka panjang dan jangka pendek

Sebagaimana tujuan pendidikan dibedakan atas tujuan yang hanya dapat dicapai dalam jangka waktu yang panjang dan tujuan-tujuan khusus yang dapat dicapai dalam program yang lebih operasional dan langsung, maka program supervisi juga demikian halnya. Program jangka panjang mempunyai jangkauan terhadap tujuan-tujuan yang lebih bersifat umum, sedangkan program jangka pendek adalah penjabaran program jangka panjang ke dalam program-program operasional, dengan tujuan-tujuan bagian yang lebih khusus sifatnya.Program jangka panjang lebih dititik-beratkan pada perhatian terhadap keseluruhan aspek tugas sekolah, dalam garis-garis besarnya, sedangkan program jangka pendek terfokus pada masalah-masalah khusus yang lebih terperinci.

Pokok-pokok seperti berikut lebih menunjukkan corak program jangka panjang:

1. Mengoordinasikan seluruh program pengajaran;

2. Mengadakan pengembangan in-servise bagi guru-guru dan staf secara kontinyu;

Pokok-pokok berikut lebih menunjukkan corak sebagai program jangka pendek :

1. Mengadakan material pelajaran yang memadai dan layak;

2. Menolong guru-guru dengan masalah-masalah yang mereka hadapi secara individual.d. Program supervisi harus dirumuskan secara kooperatif

Yaitu merupakan pernyataan tentang gabungan pemikiran guru-guru, supervisor dan administrator bahkan siswa dan masyarakat, berkenaan dengan kebutuhan situasi.

Dalam arti ini program supervisi menunjukkan arah usaha untuk sekalian orang yang terlibat dengan program pengajaran. Semuanya mendukung program dan pelaksanaannya menurut caranya sendiri-sendiri, namun guru tidak akan bertentangan dengan supervisor, demikian juga masyarakat dan orang awam.e. Program supervisi harus diambil dari tata-susunan belajar

Didasarkan pada fakta menyangkut kebutuhan orang yang belajar dan tata-susunan material-belajar. Ini adalah akibat wajar dari hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya. Supervisi bersama-sama dengan banyak tahapan lain dalam pendidikan dirugikan oleh kekurangan pelaporan fakta yang teliti, kekurangan penelitian cermat tentang fakta, kekurangan kemampuan bahasa dalam mengkomunikasikan dan mengevaluasi fakta-fakta. Apabila perencanaan supervisi terus diadakan, maka fakta yang lengkap dan lebih tepat dapat terhimpun. Ditambahkan lagi apabila yang dimaksudkan dengan perencanaan adalah mendangkal dan kurang cermat. Yang dibutuhkan bukan peringatan, nasihat serta khotbah, yang pada akhirnya diganti dengan bentuk-bentuk lain. Yang dibutuhkan adalah :

1. Kegiatan dan bukan situasi yang sukar diraba;

2. Suatu proses yang terus-menerus berubah dan bukan suatu perulangan rutin, dan

3. Suatu kegiatan dan proses dengan tingkat kompleksitas yang belum terbiasa ( menantang).f. Program supervisi harus fleksibel

Setiap bentuk rencana membutuhkan fleksibelitas, karena setiap pandangan ke depan tentu mengandung risiko ketidakpastian oleh adanya faktor-faktor yang terletak di luar batas jangkauan peramalan kecerdasan manusia. Karena itu suatu program yang direncanakan harus terus menerus disesuaikan, direncanakan kembali sesuai dengan perubahan situasi. Fleksibilitas mungkin dijalankan apabila didukung oleh semua pihak, komunikasi dipermudah, jumlah sasaran tidak terlalu luas dan cukurp beralasan, serta tidak menunjukkan perumusan yang kaku.g. Perencanaan harus memiliki kontinyuitas

Dalam arti ini, azas fleksibilitas sudah membayangkan suatu kemungkinan untuk kontinyuitas perencanaan dalam menemukan program yang dinamis. Apabila kontinyuitas tidak terjadi maka terdapat kemungkinan program akan ketinggalan zaman dan apa yang dilakukan sekarang tidak berkembang dan dikembangkan serasi dengan nilai-nilai fundamental yang telah dikembangkan sebagai kerangka dasar perkembangan secara menyeluruh.h. Perencanaan program supervisi harus mencakup kemungkinan untuk mengadakan evaluasi dan pengujian keberhasilannya.

Rencana atau program meletakkan kerangka untuk mengadakan evaluasi dan penjabaran kriteria untuk menentukan kelancaran proses dan tingkat kemajuan proses mencapai hasil yang diharapkan sebagaimana dirumuskan di dalam tujuan tujuan pada berbagai tahap kegiatan.Evaluasi akan menunjukkan segi-segi kekuatan dan segi-segi kelemahan. Segi-segi kekuatan ditentukan oleh adanya faktor-faktor positif tertentu yag harus dipupuk lebih lanjut perkembangannya, sedangkan segi-segi kelemahan program harus direvisi. Evaluasi memberikan infomasi yang berguna untuk mengadakan umpan balik (feed-back). Dalam evaluasi berlaku pokok pikiran post hoc ergo propter hoc, artinya hasil yang tampak sekarang ditentukan oleh kejadian sebelumnya.2.6. Pengaruh Supervisi terhadap mengajar dan belajar di sekolah.

Suatu sumber keraguan yang melemahkan eksistensi supervisi pendidikan ialah tentang pengaruhnya terhadap mengajar dan belajar di sekolah. Bersumber dari gaya supervisi menciptakan hubungan guru dan supervisor yang tidak serasi, bahkan ditakuti oleh guru-guru, maka terdapat kesan bahwa supervisi sangat kecil kemungkinannya untuk meningkatkan efektivitas mengajar pada guru dan belajar pada siswa.

Corak supervisi sebagai inspeksi, tidak banyak mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar secara langsung di kelas. Sesudah diadakan inspeksi, maka seolah-olah terdapat peluang untuk melupakan kembali instruksi-instruksi yang sifatnya tidak bersahabat. Guru hanya mempersiapkan diri tentang bagaimana ia menghadapi inspeksi yang diadakan, dan ini kalaupun guru tahu bahwa diadakan inspeksi ke sekolahnya. Kalau guru tidak mengetahuinya ia hanya memberikan reaksi mendadak dengan berbagai cara pada waktu diadakan inspeksi belaka. Gejala seperti ini sudah banyak diketahui dari buku-buku supevisi pendidikan maupun dari pengalaman di dalam kehidupan sekolah. Supervisi menjadi suatu panggung sandiwara yang kurang mendukung tugas sekolah. Tidaklah mengherankan apabila supervisi hanyalah suatu label untuk sejenis tugas yang kurang dipahami peranannya, baik bagi kalangan pendidik sendiri, maupun bagi masyarakat secara keseluruhannya.

Oleh karena itu, supervisi sebagai kepemimpinan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya untuk mengadakan perbaikan mengajar di kelas khususnya, tidak mendasarkan peranannya pada kekuasaan atau otoritas struktural, tetapi berdasarkan pendekatan kepemimpinan yang manusiawi, yaitu menempatkan guru sebagai suatu kepribadian yang utuh, yang memiliki potensi dan kemampuan tertentu, di samping kelemahan-kelemahannya, sebagaimana juga supervisorpun memiliki kelemahan. Di dalam melaksanakan tugasnya, supervisor hendaknya konsultatif dan komunikatif, tidak mendominasi guru. Di dalam proses kegiatan supervisi harus diadakan musyawarah untuk menentukan cara-cara memecahkannya secara efektif berdasarkan kesepakatan yang bulat. Di dalam hubungan dimaksud, diterapkan nilai-nilai Pancasila sebagaimana dituntut dari setiap warga negara Indonesia. Sikap ini akan menjadi bagian dari kepribadian guru di dalam melaksanakan tugasnya, yang pada gilirannya akan ditumbuh-suburkannya di dalam tugasnya menciptakan situasi belajar yang efektif bagi siswa-siswa yang dipimpinnya di sekolah, di mana ia ditugaskan. Di dalam suasana dimaksud, maka aspek intelektual diusahakan tumbuh secara sehat sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi modern. Tentu gambaran ini akan diterima oleh semua pihak dan tidak perlu diperdebatkan, meskipun masih dibutuhkan serangkaian usaha secara terlembaga.BAB 3 PENUTUP2.7. Simpulan

Dari penjelasan di atas diperoleh simpulan :1. Perbedaan Supervisi Tradisional dan Supervisi Modern terletak pada sifat, cara pelaksanaannya, objek yang dikaji, metode yang digunakan serta cara menindaklanjuti permasalahan yang ada pada lapangan. Supervisi Tradisional lebih bersifat otoriter, menekankan pada penerapan inspeksi, objek yang dikaji hanya seputar pada guru, dan metode yang dipakai adalah kunjungan dan pertemuan, serta penanganan terhadap masalah yang ada melalui hukuman. Dengan begitu objek yang dikaji hanya memperbaiki kesalahan mereka untuk menghindari kesalahan dan sementara. Jika dari penjelasan di atas, Supervisi Modern cakupannya lebih luas dibandingkan dengan Supervisi Tradisional.2. Peranan Supervisi dalam Dunia Pendidikan dari penjelasan di atas lebih menekankan pada perbaikan pengajaran. Perbaikan yang dilakukan tidak harus memperbaharui semua yang ada namun hanya mengubah hal yang negatif supaya bersifat positif. Pembaharuan membutuhkan sikap dan pandangan yang luas dari supervisior, karena tidak semua hal yang lama harus ditinggalkan atau dibuang dan diganti dengan yang baru.

Sebagai orang profesional, supervisior juga perlu mengerti bahwa banyak pembaharuan-pembaharuan bukan baru, melainkan penemuan-kembali model-model pendidikan lama yang masalahnya terletak dalam dan fundamental.3. Prinsip-prinsip dalam perencanaan program Supervisi :

a. Perencanaan b. Harus meningkatkan pengakuan dan pemahaman terhadap peranannya. c. Meliputi rencana jangka panjang dan jangka pendek d. Kooperatif e. Berasal dari tata-susunan belajar f. Fleksibel g. Bersifat kontinyuitash. Mencakup kemungkinan untuk mengadakan evaluasi dan pengujian keberhasilannya. 4. Fungsi-fungsi Supervisi, antara lain:

a. Menetapkan masalah yang betul-betul mendesak untuk ditanggulangi.

b. Menyelenggarakan inspeksi, yaitu sebelum memberikan pelayanan kepada guru, supervisor lebih dulu perlu mengadakan inspeksi sebagai usaha mensurvai seluruh sistem yang ada.

c. Memberikan solusi terhadap hasil inspeksi yang telah di survaid. Penilaiane. Latihan, dan

f. Pembinaan atau pengembangan. 5. Supervisor dapat berperan sebagai :a. koordinator b. konsultan c. pemimpi kelompok/Leader d. evaluator 6. Pengaruh Supervisi terhadap mengajar dan belajar di sekolahDengan adanya Supervisi di sekolah-sekolah maka akan menciptakan situasi belajar yang efektif bagi siswa-siswa sehingga dengan kondisi belajar yang seperti itu aspek intelektual diusahakan tumbuh secara sehat sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi modern.2.8. Saran

2.8.1. Supervisor harus mampu memahami metode, teknik, guru, tdan lingkugan untuk menciptakan suasana belajar yang baik.2.8.2. Guru harus mengevaluasi diri sendiri mencakup kompetensi belajar baik ada supervisor ataupun tidak.2.8.3. Supervisior harus memberikan motivasi-motivasi ataupun perbaikan cara mengajar kepada guru dengan cara yang baik.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Rineka Cipta: Jakarta.

Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen

Pendidikan Tinggi P2LPTK: Jakarta.Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta.Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta.smpn29samarinda.wordpress.com/.../peranan-dan-fungsi-pengawas-sekolahmadrasah/ (diakses pada tanggal 15 Oktober 2009)