pengertian sistem kesehatan nasional

11
Pengertian Sistem Kesehatan Nasional Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Sistem Kesehatan Nasional adalah Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Perpres 72/2012 Pasal 1 angka 2). Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 ( Depkes RI, 2004) Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Upload: windysi

Post on 22-Nov-2015

289 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pengertian Sistem Kesehatan NasionalUntuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan Sistem Kesehatan Nasional yang tangguh. Sistem Kesehatan Nasional adalah Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Perpres 72/2012 Pasal 1 angka 2). Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945 ( Depkes RI, 2004)Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi dan regulasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehatbagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.SKN perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.

Tujuan Sistem Kesehatan Nasional

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. ( Perpres 72, 2012)

Manfaat Sistem Kesehatan Nasional

Penyusunan SKN ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta.Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan ( Perpres 72, 2012)

Sub-bahasan dalam Sistem Kesehatan Nasional

Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional 1. Suprasistem SKNSuprasistem SKN adalah Ketahanan Nasional. SKN bersama dengan berbagai sistem nasional lainnya, diarahkan untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang berkaitan dengan kesehatan merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan.2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional LainnyaTerwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari berbagai sektor lain terkait. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, SKN perlu menjadi acuan bagi sektor lain. Dalam penyelenggaraan pembangu-nan nasional, SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya seperti: Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan Nasional, Sistem Hankamnas, dan Sistem-sistem nasional lainnya.3.Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah yaitu sebagai acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.

4. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan termasuk swastaBerbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian integral dari SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan. Sedangkan potensi swasta merupakan bagian integral dari SKN. Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. SKN dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. Dengan mengacu terutama pada kedudukan SKN diatas dan pencapaian tujuan nasional.

Pengertian Desentralisasi dalam Organisasi PuskesmasUndangundang No 22 tahun 1999 tentang Otonomi daerah menjelaskan bahwa pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh adalah melalui penerapan azas desentralisasi, pada daerah kabupaten/kota. Pemerintah daerah kabupaten/kota, bertanggung jawab sepenuhnya dalam penyelenggara pembangunan pada umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dituntut adanya sumberdaya manusia yang professional dan mampumemberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan kesehatan adalah dinas kesehatan yang mempuyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu organisasi. Pada saat sekarang ini banyak organisasi yang memilih menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki dan meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi,misalnya PUSKESMAS. Pada sistem PUSKESMAS jarang yang menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otoda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat atau dinas kesehatan kini dapat di putuskan oleh puskesmas yang berada di daerah-daerah itu sendiri. Dalam Puskesmas sistem desentralisasi masih sulit dijalankan. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di dinas kesehatan dapat diputuskan di PUSKESMAS daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi terjadi kesulitan untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat, sehingga masih sulit diterapkan pada puskesmas.

Manfaat Desentralisasi PuskesmasBerikut ini adalah beberapa manfaat dari adanya desentralisasi puskesmas, yaitu:a. Meningkatkan keadilanDalam rangka pelayanan kesehatan, sistem desentralisasi perlu memastikan bahwa sumber daya dialokasikan sesuai dengan kebutuhan, bahwa layanan kualitas pelayanan kesehatan yang tersedia dan dapat diakses sesuai dengan kebutuhan, terlepas dari kondisi sosial yang berlaku, dan bahwa kualitas untuk pelayanan kesehatan dibuat sesuai dengan kemampuan untuk membayar.

b. Meningkatkan efisiensiPeningkatan efisiensi keseluruhan pelayanan kesehatan akan tergantung pada efisiensidan teknis alokatifyang terjadi dengan mengalokasikan sumber daya dalam tingkat biaya efektif dan pelayanan yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan lokal.Efisiensi teknis, di sisi lain, akan terjadi ketika campuran yang tepat dari input (SDM, Dana dan sarana prasarana) yang digunakan.c. Meningkatkan kualitasProses desentralisasi perlu memastikan bahwa kualitas dalam pelayanan kesehatan tidak terganggu.Organisasi pembagian tugas yang tepat perlu dibentuk untuk penilaian mutu dan perbaikan mutu berkelanjutan di semua tingkat dan sektor pelayanan kesehatan dalam puskesmasd.Pelayan Kesehatan lebih maksimalPenataaan layanan menjadi lebih penting dalam desentralisasi.Pemerintah dalam hal ini Dinkes harus bertanggung jawab untuk kesejahteraan penduduk dan khawatir tentang kepercayaan dari layanan yang diberikan.Ini akan memerlukan visi, kecerdasan dan pengaruh, terutama oleh kementerian kesehatan yang harus menyesuaikan diri sebagai organisasi pembelajaran.Sebagai kemampuan tingkat yang lebih rendah dalam melaksanakan tugas yang telah diserahkan dari tingkat pusat.e.Peran dan Fungsi Puskesmas Dalam sistem DesentralisasiMengingat bahwa keadilan dan kualitas sering disepakati dalam proses desentralisasi, tingkat tertentu dari sentralisasi di sektor kesehatan,diperlukan untuk menjamin akses yang adil dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.Oleh karena itu, desentralisasi tidak membebaskan pelayanan kesehatan semua peran dan tanggung jawab tetapi lebih mementingkan lebih lanjut untuk fungsi kritis dan penting.Dalam sistem desentralisasi, pelayanan kesehatan memainkan peran utama pelayan secara umum dan pembuatan kebijakan dan koordinasi pada khususnya Fungsi Utamaa. Melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan prioritas sektor kesehatan dalam wilayah jangkauan puskesmas, manajemen sumber daya manusia dan pembiayaan kesehatan, termasuk pemulihan biaya dan skema asuransi kesehatan dengan mempertimbangkan efisiensi pertimbangan, pemerataan dan kualitas mutu pelayanan.b. Alokasi sumber daya yang adil, terutama modal dan investasi pembangunan, dengan mempertimbangkan kemampuan tingkat lokal untuk menghasilkan sumber daya yang memadai.c. Memelihara kesehatan,sistem manajemen informasi dan memberikan umpan balik kepada masyarakat.Mempromosikan kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pola hidup sehat.d. Melaksanakan penelitian dasar dalam proses kesehatan. Dampak Desentralisasi bagi Penyelenggaraan Puskesmas, antara lain :Adapun 2 dampak yang ditimbulkan dari desentralisasi bagi penyelenggaraan puskesmas, sebagai berikut :

2.4.1 Dampak Negatif a. Dengan peralihan yang mendadak dari sistem pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralistik timbul kekhawatiran pemerintah pusat bahwa data surveilans, pelayanan kesehatan, statistik vital, dan lain-lain tidak lagi dilaporkan ke pusat. b. Ketiadaan data di pusat diduga menghambat respons terhadap kejadian luar biasa atau upaya mengatasi akar masalah dengan mengenali pola-pola yang melandasi masalah tersebut. Pendapat ini berseberangan dengan anggapan bahwa masalah lokal harus diselesaikan secara lokal. Hanya sebagian saja data dari dinas kesehatan kabupaten.c. Dampak negatif lainnya dapat terjadi bila dilihat dari kesiapan tenaga kesehatan yang bekerja di wilayah puskesmas itu sendiri. Karena memang sistem desentralisasi belum terealisasi, sedangkan kinerja di puskesmas yang sudah terbiasa dengan sistem sentralisasi, semua urusan terpusat pada satu atasan saja.d. Adanya ketimpangan pegambilan keputusan oleh pihak-pihak yang tidak seharusnya mempunyai kewenangan tersebut. Hal tersebut dikarenakan ada orang yang ingin menguasainya, atas dasar keegoisan manusia2.4.2 Dampak PositifDesentralisasi membawa dampak yang cukup bermanfaat pada sebagian besar sistem kesehatan, tetapi perlu diingat bahwa persiapan merupakan hal yang sangat krusial. Implentasi praktek yang sulit jangan dijadikan underestimate karena implementasi dilakukan tahap demi tahap, bukan seketika jadi. Jika kita tinjau lebih jauh penerapan ebijakan otonomi daerah atau desentralisasi itu sendiri adalah pemerintah daerah diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur daerahnya. Hal tersebut dikarenakan penilaian pemerintah daerah lebih mengetahui kondisi daerahnya masing-masing. Di samping itu dengan diterapkannya sistem desentralisasi pada puskesmas diharapkan biaya birokrasi menjadi lebih efisien. Hal ini merupakan beberapa pertimbangan mengapa otoda harus dilakukan di sebuah puskesmas. Banyak sekali keuntungan dari penerapan sistem desentralisasi ini di mana pemerintah daerah akan mudah untuk mengelola puskesmas dengan sumber daya alam yang dimilikinya, dengan diemikian apabila sumber dya alam yang dimiliki telah dikelola secara maksimal maka pelayanan keshatan yang didapat masyarakatpun akan maksimal juga. Pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas merupakan salah satu strategi pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam. Dari pernnyataan di atas telah jelas betapa perlunya suatu otonomi daerah dilakukan.masyarakat menginginkan adanya suatu kemandirian yang diberikan pada mereka untuk berusaha mengembangkan sumber daya alam yang mereka miliki. Karena, mereka lebih mengetahui hal- hal apa saja yang terbaik bagi mereka.