pengertian evaluasi pembelajaran.docx

Upload: randy95

Post on 10-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengertian evaluasi pembelajaran

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahEvaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan, tanpa evaluasi kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003:1) secara eksplisitmengemukakan bahwa antara evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannyaadalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan nilaisesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks penggunaannya.Penilaian(assessment)digunakan dalam konteks yang lebih sempitdan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yangmenjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, sepertiguru menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baikguru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian darisistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebihluas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yangdisewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas.Fungsi Evaluasi Pendidikan sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk membuat kebijaksanaan dan keputusan, menilai hasil yang dicapai para pelajar, menilai kurikulum, memberi kepercayaan kepada sekolah, memonitor dana yang telah diberikan, memperbaiki materi dan program pendidikan. Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. membentuk SDM yang berkualitas, namun sayang kebijakan pendidikan yang ada sampai sekarang masih jauh dari harapan.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian evaluasi ?2. Fungsi fungsi evaluasi ?3. Apa manfaat evaluasi ?4. Tujuan dari evaluasi ?5. Apa saja alat-alat evaluasi?C. TujuanAdapun tujuan dari makalah ini adalah :1. Untuk Mengetahui dan Memahami Arti dari Evaluasi2. Untuk Mengetahui dan Memahami Fungsi, Manfaatdan Tujuan Evaluasi3. Untuk MengetahuiPersamaan dan Perbedaan Evaluasi dan Pendidikan

BAB IIPEMBAHASAN

A.Pengertian EvaluasiNurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Selanjutnya, ada juga para ahli evaluasi pendidikan, seperti Sudijono, menyebutkan bahwa evaluasi adalah (1) proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan, (2) usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono, 2006:2). Hampir sama dengan Sudijono, Dimyati dan Mujiono menyebutkan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan (2006:192).Selain istilah evaluasi, terdapat juga istilah penilaian, pengukuran, dan tes.Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat dimana suatu tujuan dapat dicapai. Definisi lain yang berkaitan evaluasi adalah evaluasi merupakan peroses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.Dalam evaluasi selalu mengandung proses, prises evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dalam bahasa perilaku, dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh para guru. Menurut undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluassi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. Beberapa tingkah laku yang sering muncul serta menjadi perhatian para guru adalah tingkah laku yang dapat dikelompokan menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan intelektual (cognitives), keterampilan (skills)yang menghasilkan tindakan, dan bentuk lain adalah values dan attitudes atau yang dikatagorikan ke dalam affective domain.Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan atau akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakukan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelasnya. Dalam pengembangan intruksional, evaluasi hendaknya dilakukan semaksimal mungkin dalam suatu kegiatan, dianjurkan karena untuk mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa di kelas dan kemudian digunakan untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti yang direncanakan.Evaluasi sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan skedul yang sistematis dan terancang. Ini dapat dilakukan oleh seorang guru dengan menempatkan secara integral evaluasi dalam perencanaan dan implementasi satuan pelajaran materi pembelajaran. Bagian penting lainnya yang mesti diperhatikan oleh seorang guru adalah perlunya melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga mereka secara sadar dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka. Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya didalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari oleh seorang guru karena pada umumnya siswa masuk kelas dengan kemampuan yang bervariasi. Ada siswa yang cepat menangkap materi pelajaran, tetapi ada pula yang tergolong memiliki kecepatan biassa dan ada pula yang tergolong lambat. Guru dapat mengevaluasi pertumbuhan kemampuan siswa dengan mengetahui apa yang mereka kerjakan pada awal sampai akhir belajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan melakukan pengukuran (measurement). Pencapaian belajar siswa dapat diukur dengan dua cara yaitu :1.Diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan2.Melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntasMengukur pencapaian hasil belajar dapat melibatkan pengukuran secara kuantitatif yang menghasilkan data kuantitatif misalnya tes dan skor, dan dapat pula mengukurdengan data kualitatif yang menghasilkan deskripsi tentang subjek atau objeek yang diukur, misalnya rendah, medium,dan tinggi. Jadi, kegiatan mengukur atau biasa disebut pengukuran tidak lain adalah bagian evaluasi yang memiliki tujuan untuk menghasilkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kegiatan evaluasi dapat mencakup deskripsi tingkah laku, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dilengkapi dengan pengukuran, yang digunakan untuk menentukan perkembangan dan pertumbuhan sisiwa, disamping itu evaluasi kuantitatif juga diperlukan untuk menempatkan posisi seorang siwa dalam kelompok atau kelasnya.Ada kecendrungan bahwa sebagian guru melengkapi laporan evaluasinya dangan evaluasi kualitatif yang didalamnya lebih banyak berisi informasi kualitatif. Evaluasi kualitatif tidak selalu tepat, karena adanya faktor judgment atau pertimbangan subjektivitas yang dibuat oleh guru. Judgment tersebut biasanya bisa bervariasi dari waktu kewaktu karena dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari internal guru, misalnya empati, rasa iba, dan kedekatan hubungan dengan peserta didik maupun faktor eksternal guru, seperti kebijakan sekolah, faktor kolegial sesama guru atau atas nama citra lembaga. Ada pengaman agar penilaian kualitatif dapat dilakukan dengan baik, diantaranya adalah gunakan secara proporsional dengan tidak mengabaikan informasi yang berupa angka,dismping itu, gunakan pula secara sistematis pertimbangan orang lain atau mitra bestari untuk menilai evaluasi kualitatif.

B. Tujuan Evaluasi Pendidikantujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan fungsi dari evaluasi. Selain itu juga ada beberapa tujuan evaluasi yaitu sebagai berikut :a.Menilai ketercapaian tujuan.Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang digunakan oleh seorang guru.b.Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.Belajar dikategorikan sebagai kognitif, afektif, dan psikomotorik. Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat menekankan dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi secara berkaitan.c.Memotivasi belajar siswa.Evaluasi juga harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi, tetapi masih sedikit di antara guru-guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan evaluasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa evaluasi memotivasi belajar siswa sesaat memang betul, tetapi untuk jangka panjang masih diragukan, Hasil evaluasi menstimulasi tindakan siswa. Rating hasil evaluasi yang baik dapat menimbulkan semangat atau dorongan untuk meningkatkan atau mempertahankannya yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara kontinu.d.Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.Keterkaitan evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat. Hal ini karena evaluasi merupakan bagian dari instruksional. Di samping itu, antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan. Beberapa guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar yang menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat, jika memang didasarkan pada hasil evaluasi secara luas.e.Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.Yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai per pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bias disebabkan oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan program pengajaran. Misalnya kekurangtepatan dalam memilih metode dan alat bantu mengajar.

C. Fungsi dan manfaat Evaluasi Secara umum evaluasi (penilaian) memiliki banyak fungsi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:1. Fungsi selektif. Dengan evaluasi, guru dapat menyeleksi peserta tes (siswa) dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan tujuan ini beberapa hal yang dapat diambil dari evaluasi adalah:a. menentukan layak diterima atau tidak seorang peserta tesb. menentukan layak dinaikkan atau tidak seorang siswa ke kelas berikutnyac. menentukan layak dilepas atau tidak seorang siswa dari lembaga tempat belajar.d. menentukan siswa yang layak untuk menerima beasiswa2. Fungsi diagnosa. Untuk mengetahui dalam hal apa seorang siswa mempunyai kelemahan dalam belajar.3. Fungsi penempatan. Dengan hasil evaluasi yang diperoleh, guru dapat menentukan di mana posisi anak yang tepat.4. Fungsi pengukuran keberhasilan. Dalam hal ini adalah keberhasilan program. Termasuk pencapaian tujuan dan metode serta penggunaan sarana.Lebih spesifik fungsi Evaluasi Hasil Belajar yang dilaksanakan dalam PBM di sekolah adalah:1. untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan.2. untuk mengetahui apakah mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita lanjutkan dengan bahan yang baru ataukah kita harus mengulangi.3. untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang anak dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang.4. untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.5. untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk kita lepaskan ke dalam masyarakat atau ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.6. untuk mengadakan seleksi.7. untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat Evaluasi antaralain sebagai berikut:1. Bagi siswa:Siswa dapat mengetahui sejauh mana dia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.

2. Bagi guru:a. Guru akan mengetahui siswa-siswa mana yang sudah menguasai bahan pelajarannya.b. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa.c. Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum.

3. Bagi sekolah:a. Dengan evaluasi dapat diketahui kondisi belajar yang dilangsungkan di sekolah.b. Informasi guru tentang tepat tidaknya kurikulum sekolah dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan dating.c. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhistandart atau belum. Pemenuhan standart akan terlihat dari bagusnya angka-angka yang diperoleh.D.Jenis Evaluasi PembelajaranDilihatdaripengertian, karakteristik,fungsi, dan prisip evaluasi pembelajaran, maka pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program bukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajarhanyamerupakanbagiandarievaluasi pembelajaran. Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu :1. Evaluasiperencanaandanpengembangan.Hasilevaluasiinisangat diperlukan untuk mendisain program pembelajaran. Sasaranutamanya adalah memberikan bantuantahap awal dalam penyusunan program pembelajaran. Persoalan yang disoroti menyangkut tentang kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan implementasi program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan dikembangkan.2. Evaluasi monitoring,yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baikuntukmengetahui kemungkinanpemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.3.Evaluasi dampak,yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.4.Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antarajumlahbiaya, tenaga dan waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.5.Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi.Sedangkan penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan penilaian penempatan.

E. Alat EvaluasiSecara keseluruhan, bentuk alat evaluasi dapat digambarkan sebagai berikut :1. Bentuk Non-Tesa. Angket (Questionaire)Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang diajukan kepadasubyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis jugaAngket dapat digolongkan sebagai berikut :a) Angket langsung yaitu menjawab atau mengisi angket itu adalah subjek yang diselidiki sendirib) Angket tak langsung yaitu menjawab atau mengisi angket itu adalah bukan subjek yang diselidiki sendiriBerdasarkan bentuknya, angket dibedakan menjadi dua yaitua) Angket terbukab) Angket tertutupBerdasarkan atas aspek-aspek kepribadian yang diselidiki, angket dibedakan menjadi dua yaitu : angket umum dan angket khususKeuntungan angket :a) Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang palingmudah adalah dengan angket.b) Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.c) Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.d) Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.Kelemahan angket :a) Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat.b) Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.c) Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.d) Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakag sudah responden sudah terjawab atau belum.e) Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisione

b. Wawancara (Interview)Interview atau sering disebut juga wawancara mempunyai definisi suatu proses komunikasi interaksional antara dua pihak. Cara pertukaran yang digunakan adalah cara verbal dan nonverbal dan mempunyai tujuan tertentu yang spesifik.Ada dua macam tipe tujuan interview. Pada konseling untuk mengetahui lebih terkait pada adanya permasalahan dan mencari penyelesaiannya. Sedangkan pada kualitatif untuk memperoleh data penelitian.Kelebihan:1. Flexibility. Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan probing. Demikian pula jika ingin memperoleh inforasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.2. Nonverbal Behavior. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.3. Question Order. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.4. Respondent alone can answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah ditetapkan.5. Greater complexity of questionnaire. Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.6. Completeness. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.

Kelemahan :1. Mengadakan wawancara dengan individu satu persatu memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.2. Interview Bias. Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.3. Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).4. Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.5. Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.6. Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang relatif yang lebih mahal.

c. Pengamatan (Observation)Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku melihat atau mengamati individuatau kelompok secara langsung.Kebaikan dari observasi adalah sebagai berikut :a. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.b. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.c. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.d. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut :a. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.b. Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.c. Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.d. Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanyadan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.

d.Inventori(inventory)Inventori pada hakekatnya tidak banyak berbeda dengan angket. Inventori mengandung sejumlah pertanyaan yang tersusun dalam rangka mengetahui sikap, pendapat dan perasaan siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data sebagai informasi umumnya telah disediakan dalam bentuk pilihan ganda, yang harus dipilih siswa.e.Daftar cek(checklist)Bila kita melakukan tes secara tertulis dan secara lisan, maka kita hanya mengukur kemampuan siswa dalam daerah kognitif saja. Sistem tes tertulis(pencil and paper test)seperti itu tidaklah mungkin dapat mengungkapkan kemampuan siswa dalam hal keterampilan. Perubahan tingkah laku dalam hal sikap, minat, dan penyesuaian diri perlu mendapat perhatian yang tak dapat diungkapkan hanya dengan tes lisan dan tulisan. Oleh karena itu perlu tes lain, yaitu tes perbuatan. Yang dimaksud dengan daftar cek adalah sederetan pertanyaan atau pernyataan yang dijawab responden dengan membubuhkan tanda cek () pada tempat yang telah disediakan. Adapun skala bertingkat adalah sejenis daftar cek dengan kemungkinan jawaban terurut menurut tingkatan atau hierarki.2.Teknik TesA.TERTULIS(Written Test)Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Indrakusuma, 1993:21).Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, didalamnya terdapat pengertian-pengertian:a) Tes itu adalah hanya merupakan alat dan bukan merupakan tujuan. Sedangkan tujuannya adalah terletak pada apakah maksud kita memberikan tes itu.b) Alat itu telah disusun secara sistematis dan objektif, menurut syarat-syarat tertentu. Meskipun dalam kenyataannya tidak ada tes yang seratus persen sistematis dan objektif. Sebab tes itu juga buatan manusia.c) Dengan adanya tes yang telah disusun secara sistematis dan objektif itu, maka hasil yang diperoleh dari tes atau alat itu boleh dikatakan akan tepat. Artinya benar-benar akan memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaannya.d) Bahwa dengan dipergunakannya tes sebagai alat untuk memperoleh data-data itu, dapat dilaksanakan secara tepat tidak memakan waktu yang lama. Untuk memperoleh suatu data tidak perlu berhari-hari, bahkan cukup beberapa jam saja.e) Sedang keterangan-keterangan apa yang diinginkan, ini bergantung pada maksud serta alat yang kita berikan. Misalnya, jika kita menginginkan keterangan tentang kecakapan anak dalam hal berhiting maka kita pergunakan tes berhitung, bukan tes bahasa, dan sebagainya.Bentuk Tes Tulis :1. Tes SubyektifTes subyektif ada dua jenis yaitu :a. Tes uraian bentuk bebas atau terbukab. Tes uraian bentuk terbatasKelebihan tes Subyektif :Pembuatannya mudah dan cepatDapat dicegah timbulnya spikulasi dikalangan siswaDapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan penguasaan siswaSiswa terdorong berani mengungkapkan pendapatnyaKekurangan :Kurang representatif/ mewakili materi karena soal terbatasCara mengoreksinya cukup sulit/ menyita banyak waktuDalam penilaiannya tester dapat bersifat subyektifKoreksinya tidak dapat diwakilkan orang lainValiditas (daya ketepatan mengukur ) dan reliabilitas (daya keajegan mengukurr ) pada umumnya rendah2.Tes ObyektifTes obyektif ada lima macam yaitu :1.Bentuk benar salahSoal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement).Statementtersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandaimasing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.2.Bentuk menjodohkanMatching testdapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan.Matching testterdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.3.Bentuk isianCompletion testbiasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi.Completion testterdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.4.Bentuk pilihan gandaMultiple choice testterdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. AtauMultiple choice testterdiri atas bagian keterangan(stem)dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (option). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.Beberapa jenis bentuk pilihan ganda :a. Melengkapi lima pilihanb. Asosiai dengan lima atau empat pilihanc. Melengkapi bergandad. Analisis hubungan antar hale. Analisis kasusf. Hal kecualig. Hubungan dinamikh. Pemakaian diagram, grafik, peta atau gambarKelebihan :a. Lebih representatifb. Dalam menilai tester lebih objektifc. Mengoreksinya mudahd. Mengoreksinya dapat minta bantuan orang laine. Butir-butir soalnya mudah dianalisis, dari segi derajat kesukaran, daya pembeda, validitas dan relibialitasnyaKelemahan :a. Menyusunnya sulitb. Kurang dapat mengukur atau mengungkap proses berpikir yang tinggi atau mendalamc. Terbuka kemungkinan bagi siswa bermain spekulasid. Siswa dapat mudah kerjasama sebab jawabannya mudah meniru (A,B,C,D,E)B.LISAN(Oral Test)Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Thoha (2003:61) menjelaskan bahwa tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Dari segi persiapan dan cara bertanya, tes lisan dapat dibedakan menjadi dua yakni:a)Tes lisan bebasYaitu pendidik dalam memberikan soal kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulisb)Tes lisan berpedomanPendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada peserta didik.Kelebihannya :1. Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung2. Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.3. Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.Kelemahannya:1. Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes,2. Waktu pelaksanaan yang diperlukanrelatif cukup lama

C. PERBUATAN(Performance Test)Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak peserta didik melakukan persiapan, melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga tutor dapat menuliskan angka-angka yang diperolehnya pada tempat yang sudah disediakan. Bentuk formatnya dapat disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual.Dalam pembelajaran matematika, tes perbuatan bisa berupa memperagakan apakah suatu bangun datar merupakan jaring-jaring kubus atau bukan, menggambarkan suatu bangun ruang dan menunjukkan semua bidang diagonal serta diagonal bidang, membuat lukisan dengan menggunakan jangka, mistar, dan busur derajat, dan sebagainya. Misalnya, coba praktekkan bagaimana mencari rumus volume kerucut dari alat yang disediakan yakni sebuah tabung dan sebuah kerucut yang ukurannya sama serta pasir.

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanDari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwaEvaluasi pembelajaran sangatlah penting dikalangan para calon pendidik, karena evaluasi termasuk sangat penting bagi pendidik untuk mengetahui kemampuan dari siswa yang di ajar.Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar, yaituranah kognitif, afektif,danpsikomotor.Dalam setiap pembelajaran, ranah ini diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan baik. Untuk mengetahui perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu saja dapat membantu pendidik untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan mengetahui kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan sekaligus membimbing peserta didik yang masih kurang mampu memahami materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.

DAFTAR PUSTAKANurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1983.Evaluasi Pendidikan. Surabaya:Usaha Nasional.Arifin, Zaenal. 2010.Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.Sukardi, 2009.Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Bumi Aksara : Jakarta.