pengertian dan peran epidemiologi

Upload: erena-hajar-kartika

Post on 09-Oct-2015

89 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kesehatan masyarakat veteriner

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangTelah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlulah disediakan dan diselenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya.Untuk dapat menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tersebut, banyak yang harus diperhatikan. Yang paling penting adalah pelayanan masyarakat yang dimaksud harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Namun sekalipun terdapat kesesuaian yang seperti ini telah menjadi kesepakatan semua pihak, namun dalam praktek sehari-hari tidaklah mudah dalam menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dimaksud.Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan dimasyarakat. Dengan kesepakatan yang seperti ini diupayakanlah menemukan masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Demikianlah, berpedoman pada kesepakatan yang seperti ini, dilakukan berbagai upaya untuk menemukan serta merumuskan masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya tersebut dikaitkan dengan menentukan frekuensi, penyebaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi frekuansi dan penyebaran disuatu masalah kesehatan dimasyarakat tercakup dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan nama Epidemiologi.Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting. Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai arti apabila ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak sangkut pautnya dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak terlalu diperioritaskan penanggulangannya.Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.1.2 Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan epidemiologi dan apa saja perannya?2. Bagaimana metode epidemiologi?3. Bagaimana cara pengukuran epidemiologi?4. Bagaimana epidemiologi penyakit menular?5. Apa yang dimaksud dengan imunnisasi?1.3 Tujuan dan manfaat1. Mengetahui ilmu epidemiologi dan bagaimana perannya.2. Mengetahui metode epidemiologi.3. Tahu tentang pengukuran epidemiologi.4. Mengetahui arti dari imunisasi.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian dan Peran EpidemiologiEpidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor yang mempengaruhinya. Epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia/hewan didalam konteks lingkungannya. Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut. Dalam batasan epidemiologi, tercakup 3 elemen yaitu: 1. Semua penyakit(infeksi dan non-infeksi)2. Populasi, menyangkut distribusi penyakit pada populasi3. Pendekatan ekologi(frekuensi dan penyebaran penyakit)Penyebaran suatu penyakit ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu manusia/hewan, tempat, dan waktu. Peranan epidemiologi dalam konteks kesehatan masyarakat veteriner adalah sebagai alat dan metode/pendekatan. Epidemiologi sebagai alat, diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah, selalu ditanyakan siapa yang terkena penyakit, dimana dan bagaimana penyebaran penyakit, serta kapan penyebaran penyakit tersebut terjadi. Epidemiologi sebagai metode selalu dikaitkan dengan penyakit, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran penyakit dan kapan penyakit tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi dalam program kesmavet adalah berbagai ukuran epidemiologi seperti prevalence, point of prevalence, case fatality rate yang dapat digunakan dalam berbagai perhitungan.

2.2 Metode EpidemiologiDalam epidemiologi, terdapat 3 tipe pokok pendekatan.a. Epidemiologi Deskriptif Epidemiologi deskripif merupakan pengumpulan data dasar terhadap 3 faktor penentu kejadian penyakit, yang terdiri atas host, agen penyakit, dan lingkungan tempat terjadinya penyakit. Epidemiologi deskriptif, biasanya merupakan tahapan awal dalam pendekatan epidemiologi, dan data yang dikumpulkan meliputi identifikasi host yang terserang penyakit dan keadaan lingkungan tempat terjadinya penyakit tersebut. Dalam epidemiologi deskriptif, dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabelnya yang terdiri atas hospes, place, dan time. Dalam hospes dibahas peranan umur dan jenis kelamin terhadap terjadinya penyakit. Umur merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam berbagai penyelidikan epidemiologi karena umur dapat mengacaukan status imunologi dan berbagai peubah fisiologi. Sebagai contoh hewan muda lebih rentan terhadap berbagai penyakit jika dibandingkan dengan hewan dewasa. Demikian pula, jenis kelamin hewan erat hubungannya dengan kepekaan terhadap berbagai penyakit. Hewan betina lebih sering terserang penyakit brucellosis daripada hewan jantan. Kejadian ini, diduga karena faktor genetik, atau perbedaan hormonal. Pengetahuan mengenai distribusi geografi dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit serta dapat memberikan penjelasan mengenai penyebab penyakit. Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah adalah keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur, kelembaban, curah hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan tanah dan sumber air minum. Banyak peyakit hanya ditemukan pada daerah tertentu. Misalnya, penyakit demam kuning (yellow fever), kebanyakan terjadi di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh reservoir infeksi (manusia atau kera), vektor Aedes aegypty), penduduk yang rentan, dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab/etiologis penyakit. Berbagai contoh penyakit yang terbatas pada daerah tertentu atau frekuensiya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah yang terdapat keong(lembah nil, jepang); gondok endemik ( endemic goiter) di daerah yang kekurangan zat yodium.Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar dalam analisis epidemiologi, oleh karena berbagai perubahan penyakit menurut waktu menunjukan adanya perubahan berbagai faktor penyebab/etiologis. Berdasarkan periode waktu yang dihubungkan dengan terjadinya perubahan angka morbiditas/kesakitan, kejadian penyakit dibedakan menjadi :1. Fluktuasi jangka pendek, yaitu perubahan angka morbiditas tejadi dalam beberapa jam (misalnya epidemi keracunan makanan), hari, minggu (epidemi influenza), dan bulan (epidemi cacar).2. Perubahan secara siklus, yaitu perubahan angka morbiditas terjadi secara berulang antara beberapa hari, bulan (musiman), dan tahun (peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada penyakit infeksi maupun penyakit non-infeksi yang ditularkan melalui vektor pada siklus tertentu)3. Berbagai angka morbiditas yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau puluhan tahun yang disebut secular trens.b. Epidemiologi AnalitikPendekatan atau studi ini digunakan untuk menguji data dan informasi yang diperoleh dalam studi Epidemiologi Deskriptif. Dalam pendekatan ini, dilakukan penelusuran ulang ke belakang dengan menganalisis berbagai data yang ada hubungannya dengan penyakit tersebut, untuk dapat membantu menemukan penyebab penyakit tersebut.1. Studi Riwayat KasusMembandingkan kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok yang tidak terkena penyakit(kelompok kontrol)

2. Studi KohortSekelompok orang/hewan dipaparkan pada suatu penyebab penyakit(agen), kemudian diambil sekelompok orang atau hewan lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan oleh penyebab penyakit dan kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.c. Epidemiologi EksperimenPendekatan ini bertujuan melakukan eksperimen kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol.

2.3 Pengukuran EpidemiologiEpidemiologi bertujuan melihat bagaimana penyebaran kesakitan/ morbiditas dan kematian/ mortalitas menurut berbagai sifat hospes(induk semang), tempat dan waktu. Dalam uraian ini dibahas berbagai ukuran morbiditas dan mortalitas yang lazim dipakai dalam berbagai penyelidikan epidemiologi. Ukuran dasar yang akan dibicarakan disini adalah rate.Dalam hubungan dengan morbiditas, dibicarakan incidence rate, prevalence rate (point period prevalence rate) dan attack rate; serta dalam hubungan dengan mortalitas dibicarakan crude death, disease specific fatality rate, dan adjusted death rate. Sebelum membicarakan rate tersebut, perlu dikemukakan hal-hal berikut ini:1) Untuk penyusunan rate, dibutuhkan 3 elemen yakni (a) jumlah host (manusia/hewan) yang terserang penyakit atau mati, (b) jumlah populasi (penduduk/hewan) darimana penderita berasal (refrence population), dan (c) waktu atau periode dimana orang-orang/hewan terserang penyakit.2) Apabila pembilang terbatas pada umur, jenis kelamin atau golongan tertentu, maka penyebut maka penyebut juga harus terbatas pada umur, jenis kelamin atau golongan tertentu yang smaa.3) Apabila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit, maka penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko (population at risk).a. Incidence Rate adalah jumlah kasus baru yang terjadi dalam populasi selama periode waktu tertentu.

Incidence Rate =

Contoh (ilustrasi)Pada bulan januari 2007 di kecamatan X terdapat penderita campak 50 anak balita. Jumlah anak balita yang mempunyai risiko penyakit tersebut kecamatan X = 5000. Maka Indcidence rate penyakit campak tersebut adalah : 50/5000X1000 = 10/1000 atau 0,010.

b. Attack Rate adalah jumlah kasus dalam populasi selama terjadinya wabah/epidemi.Attack Rate = Contoh (ilustrasi)Pada waktu terjadinya wabah cacar di Kecamatan X tahun 2003, terdapat 14 anak menderita cacar. Jumlah anak yang mempunyai risiko di Kecamatan tersebut=2000 anak.Attack Rate penyakit cacar tersebut adalah:14/2000x1000 = 7/1000 atau 0,007c. Prevalence Rate adalah jumlah kasus dalam suatu populasi yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.Prevalence Rate = Contoh (ilustrasi)Kasus penyakit kanker hati di Kecamatan Y pada waktu dilakukan survey pada juli 2005 adalah 12 orang dari 6000 penduduk kecamatan tersebut.Prevalence Rate kanker hati di kecamatan tersebut adalah:12/6000x1000 = 2/1000 atau 0,002.d. Period Prevalence adalah jumlah kasus dalam suatu populasi yang menderita suatu penyakit selama periode waktu tertentu.Periode Prevalence = Contoh (ilustrasi)Pada periode tahun 2006 (Januari-Desember) di Kelurahan A terdapat 25 penderita Demam Berdarah Dengue. Pada pertengahan tahun 2006 penduduk Kelurahan A tersebut berjumlah 5000 orang. Periode Demam Berdarah Dengue di Kelurahan A adalah :25/5000x1000 = 5/1000 atau 0,005.Periode Prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.

e. Crude Death Rate (CDR) adalah jumlah kematian dalam suatu populasi di suatu wilayah dalam satu tahun.CDR = Catatan 1. Jumlah penduduk disini bukan merupakan penyebut yang sebenarnya, oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang berbeda-beda, sehingga perbedaan dalam susunan umur antara beberapa penduduk akan menyebabkan berbagai perbedaan dalam crude death rate meskipun rate untuk berbagai golongan sama.2. Berbagai kekurangan dari crude death rate adalah (a) terlalu menyederhanakan pola yang complex dari rate, dan (b) penggunaannya dalam perbandingan angka morbiditas antarberbagai penduduk yang mempunyai susunan umur yang berbeda-beda, tidak dapat secara langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian (adjustment).3. Meskipun mempunyai berbagai kekurangan, crude death rate digunakan secara luas, oleh karena (a) sifatnya yang merupakan summary rate, dan (b) dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal.4. Crude death rate digunakan untuk berbagai perbandingan menurut waktu dan berbagai perbandingan internasional.5. Untuk penyelidikan epidemiologi diperlukan summary rate yang tidak mempunyai berbagai kelemahan seperti crude death rate. Rate diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari berbagai penduduk yang akan diperbandingkan dengan angka mortalitasnya, sehingga dengan sendirinya adjustment rate ini adalah fiktif. f. Age Specific Death Rate adalah jumlah angka kematian pada umur tertentu disuatu daerah dalam waktu satu tahun.Sebagai contoh Age Specific Death Rate pada golongan umur 20-30 tahun.Age Specific Death Rate =

Contoh (ilustrasi)Jumlah penduduk pada Kecamatan X yang berumur 20-30 tahun pada pertengahan tahun 2006 adalah 1000 orang. Dari jumlah tersebut, selama tahun 2006 meninggal 3 orang.Jadi Age Specific Death Rate adalah :3/1000 x 1000 = 3/1000 atau 0,003g. Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) adalah jumlah kematian akibat penyakit tertentu di suatu daerah dalam waktu satu tahun.CDSDR = Contoh (ilustasi)Pada pertengahan tahun 1998 di Kecamatan Manggis jumlah penduduknya 2000. Selama tahun 1998 tersebut terdapat 2 orang yang meninggal karena tuberculosis (TBC).Maka kematian karena TBC adalah :2/2000 x 1000 = 1/1000 atau 0,001

2.4 Epidemiologi Penyakit-Menular1. Konsep dasar terjadinya penyakitSuatu penyakit dapat timbul akibat beroperasinya berbagai factor penyebab penyakit baik dari agen, induk semang, atau lingkungan. Pendapat ini tergambar dalam istilah yaitu penyebab majemuk (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation).Tiga model timbulnya penyakit yang dikenal dewasa ini adalah (a) segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle), (b) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation) dan (c) roda (the wheel).a. Segitiga Epidemiologi (the epidemiologic triangle)Suatu penyakit dapat timbul akibat adanya interaksi berbagai factor penyebab penyakit, baik dari agen, induk semang, dan lingkungan. Bila ketiga factor ini tidak berada dalam posisi seimbang, misalnya agen penyakit bertambah ganas, maka induk semang menjadi sakit.

b. Jaring-Jaring Sebab Akibat (the web of causation)Menurut model ini, suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri, melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab akibat.c. Roda (the wheel)Model roda memerlukan identifikasi dari berbagai factor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak menekankan pentingnya penyebab penyakit (agent) yang penting hubungan antara manusia dan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan berganting dari penyakit yang bersangkutan. Sebagai contoh, peranan lingkungan social lebih besar dari yang lainnya pada stress mental; peranan lingkungan fisik lebih besar dari lainnya pada sunburn, peranan lingkungan biologis lebih besar dari lainnya pada penyakit yang penularannya melalui vector (vector borne disease); dan peranan inti genetic lebih besar dari lainnya pada penyakit keturunan.2. Penyakit MenularPenyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara, yang ditentukan oleh 3 faktor yakni : Agent (penyebab penyakit) Host (induk semang) Route of Transmission (jalannya penularan)a. Agen Infeksi (Penyebab Infeksi) Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting dalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi enam.1. Golongan Virus, contoh Avian Influenza, Rabies, Japanese encephalitis, dbs.2. Golongan Ricketsia, contoh thypus.3. Golongan Bakteri, contoh disentri.4. Golongan Protozoa, contoh filarial, schistosoma, dsb.5. Golongan Jamur, contoh bermacam-macam panu, kurap, dsb.6. Golongan Cacing, contoh bermacam-macam cacing perut seperti ascaris (cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dsb.Agar agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive), maka perlu persyaratan sebagai berikut :1. Berkembang biak,2. Bergerak atau berpindah dari induk semang,3. Mencapai induk semang baru,4. Menginfeksi induk semang baru tersebut.Kemampuan agen penyakit ini untuk tetap hidup pada lingkungan manusia adalah suatu factor penting dalam epidemiologi infeksi. Setiap penyebab penyakit mempunyai habitat sendiri, sehingga ia dapat tetap hidup. Dari sinilah timbul istilah reservoir, yang diartikan sebagai berikut (1) habitat, tempat agen penyakit tersebut hidup dan berkembang, (2) survival, artinya agen penyakit tersebut dapat berupa manusia, hewan, atau benda mati.Reservoir dalam manusiaBerbagai penyakit yang mempunyai reservoir dalam tubuh manusia antara lain, campak (measles), cacar air (small pox), thypus (thypoid), meningitis, gonorrhea, dan syphilis. Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.Carrier Carrier adalah orang/hewan yang mempunyai agen penyakit dalam tubuhnya, tanpa menunjukkan adanya gejala penyakit, tetapi orang/hewan tersebut dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain/hewan lain. Convalescent Carriers adalah orang/hewan yang masih mengandung agen penyakit sekalipun telah sembuh dari suatu penyakit.Carrier sangat penting dalam epidemiologi berbagai penyakit, seperti polio, thypoid, meningococcal dan amoebiasis.

Reservoir Pada HewanBerbagai penyakit yang mempunyai reservoir pada hewan umumnya adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada hewan vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit dari hewan ke manusia itu dapat melalui berbagai cara, yakni :1. Orang makan daging hewan yang menderita penyakit, misalnya cacing pita;2. Melalui gigitan hewan yang bertindak sebagai vector, misalnya pes melalui pinjal tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk;3. Hewan penderita penyakit langsung menggigit orang, misalnya rabies.Benda Mati Sebagai ReservoirPenyakit yang mempunyai reservoir pada benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya, agen penyakit ini berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu, apabila terjadi perubahan temperature atau kelembaban dari kondisi tempat tempat ia hidup, maka ia berkembang biak dan siap infektif (menimbulkan infeksi). Contoh Clostridium tetani penyebab tetanus, Clostridium botulinum penyebab keracunan makanan, dan sebagainya.b. Sumber Infeksi dan Penyebaran PenyakitSumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau hewan yang dapat menyebabkan penyakit pada orang. Sumber infeksi itu juga mencakup reservoir. Macam cara penularan (mode of transmission)Model penularan adalah suatu mekanisme atau cara agen/penyebab penyakit, ditularkan dari orang/hewan ke orang/hewan lain, atau dari reservoir kepada induk semang (orang/hewan) baru. Penularan itu dapat terjadi melalui berbagai cara berikut ini :a. Kontak (contact)Kontak dapat terjadi melalui kontak fisik secara langsung dengan penderita penyakit maupun tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat/kelompok hewan yang berjubel.b. Inhalasi (inhalation)Inhalasi adalah penularan melalui udara/pernapasan. Berbagai factor seperti ventilasi rumah kurang, berjejalan, dan tempat-tempat umum merupakan factor yang sangat penting dalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang ditlarkan melalui udara sering disebut air bone disease.c. InfeksiInfeksi adalah penularan penyakit yang terjadi melalui tangan kotor, makanan atau minuman yang terkontaminasi agen penyakit.d. Penetrasi pada kulitCara penularan ini dapat langsung dilakukan oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit, misalnya cacing tambang, melalui gigitan vector, misalnya malaria, dan melalui luka, misalnya tetanus.e. Infeksi melalui plasentaInfeksi melalui plasenta adalah infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.

c. Factor Induk Semang (Host)Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh berbagai factor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain, berbagai penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung/ditentukan oleh kekebalan/resistensi orang yang bersangkutan. Orang yang kebal/resisten terhadap penyakit, artinya orang tersebut tidak menderita penyakit (sehat). Sebaliknya orang yang kondisi tubuhnya menurun/lemah, mudah terserang penyakit.d. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.Untuk pencegahan dan penanggulangan ini, ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan.a. Eliminasi reservoir (sumber penyakit)Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyakit dapat dilakukan dengan : (1) mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat khusus untuk mengurangi kontang dengan orang lain, (2) karantina, adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama dengan penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta.b. Memutus mata rantai penularanMeningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.c. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan.Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus dengan cara imunisasi. Obat propilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis, dan disentri baksilus.

2.5 Imunisasia. PengertianImunisasi berasal dari kata imun, yang artinya kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap penyakit tertentu, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.b. Macam KekebalanKekebalan terhadap suatu penyakit menular, dapat digolongkan menjadi dua.1) Kekebalan tidak spesifik (non specific resistence)Adalah pertahanan tubuh pada manusia secara alamiah dapat melindungi tubuh dari penyakit misalnya kulit, air mata, cairan khusus yang keluar dari usus, adanya reflek tertentu, misalnya batuk dan bersin.2) Kekebalan Spesifik (specific resistence)Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumbera. GenetikKekebalan yang berasal dari sumber genetic,biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan kelompok etnis, missal orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax.b. Kekebalan yang diperoleh (acquaied immunity)Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh anak atau orang tuabersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan pasif. Kekebalan aktif dapat diperolehsetelah seseorang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak telah sembuh dari penyakit campak, maka ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh dari imunisasi, yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organism pathogen atau Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh anak atau orang tuabersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan pasif. Kekebalan aktif dapat diperolehsetelah seseorang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak telah sembuh dari penyakit campak, maka ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh dari imunisasi, yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organism pathogen atau Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh anak atau orang tuabersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan pasif. Kekebalan aktif dapat diperolehsetelah seseorang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak telah sembuh dari penyakit campak, maka ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh dari imunisasi, yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organism pathogen atau agen penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Dalam tubuh orang tersebut dibentuk antibody sehingga menjadi kebal terhadap penyakit tersebut. Kekebalan pasif dapat diperoleh anak dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria, dan tetanus, maka anak bayi akan memperoleh kekebalan tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibody dari mausia/hewan. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam jangka waktu pendek saja).c. Faktor yang mempengaruhi kekebalan1. UmurBayi dan orang tua lebih rentan terserang oleh beberapa penyakit tertentu. Dengan kata lain, orang pada usia sangat muda atau sangat tua, lebih rentan atau kurang kebal terhadap penyakit menular tertentu. Hal ini, mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.2. Jenis kelaminUntuk penyakit menular tertentu, seperti polio dan diphtheria lebih para pada wanita dari pada pria.3. KehamilanWanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit menular tertentu misalnya polio, pneumonia, malaria, dan amoebasiasi.4. GiziGizi yang baik pada umumnya dapat meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit infeksi. Tetapi sebaliknya, kekurangan gizi berakibat kerentanan sesorang terhadap penyakit infeksi.5. TraumaStres salah satu bentuk trauma, merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.

Kekebalan masyarakatKekebalan yang terjadi pada tingkat masyarakat disebut herd immunity. Apabila herd immunity di masyarakat rendah maka akan muda terjadi wabah, sebaliknya apabila herd immunity tinggi maka wabah jarang terjadi. Herd immunity tergantung pada komposisi populasi antara kelompok rentan dan kelompok terinfeksi dan tingkat kontak.Masa inkubasiMasa inkubasi adalah jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi dalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut. Setiap penyakit mulai beberapa jam sampai beberapa tahun.2.6Contoh Kasus Rabies Di Bali

BAB III PENUTUP3.1 KesimpulanEpidemiologi adalah Ilmu yang mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor yang mempengaruhinya. Peranan epidemiologi dalam konteks kesehatan masyarakat veteriner adalah sebagai alat dan metode/pendekatan. Dalam epidemiologi, terdapat 3 tipe pokok pendekatan yakni epidemiologi deskriptif, epidemiologi analitik, dan epidemiologi eksperimen. Epidemiologi bertujuan melihat bagaimana penyebaran kesakitan/ morbiditas dan kematian/ mortalitas menurut berbagai sifat hospes(induk semang), tempat dan waktu. Suatu penyakit dapat timbul akibat beroperasinya berbagai factor penyebab penyakit baik dari agen, induk semang, atau lingkungan. Tiga model timbulnya penyakit yang dikenal dewasa ini adalah (a) segitiga epidemiologi (the epidemiologic triangle), (b) jaring-jaring sebab akibat (the web of causation) dan (c) roda (the wheel). Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain melalui berbagai cara yakni : kontak, inhalasi, infeksi, penetrasi pada kulit, infeksi melalui plasenta.Untuk pencegahan dan penanggulangan ini, ada 3 pendekatan atau cara yang dapat dilakukan yakni, eleminasi reservoir, memutus mata rantai penularan, melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan.Imunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Factor yang mempengaruhi kekebalan antara lain, umur, jenis kelamin, kehamilan, gizi dan trauma.

Daftar PustakaSwacita, I.B. N., dan Suardana, I. W. 2008. Buku Ajar Kesmavet. Percetakan Univ. Udayana. Denpasar Putra, A.A.GEDE PUTRA. 2012. Analisis Perkembangan Pemberantasan Rabies Di Provinsi Bali: Capaian Pasca Vaksinasi Massal Ke Tiga. Buletin Veteriner, Bbvet Denpasar, Vol. XXIV, No.81Soejoedono, R.R., Dan A.W. Sanjaya. 1983. Pedoman Mata Ajaran Kesehatan Masyarakat Veteriner II. Edisi Kedua. FKH-IPB.

20