pengertian anak usia dini
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang
berada pada usia 0-6 tahun.. Usia dini
merupakan usia yang sangat penting bagi
perkembangan anak sehingga disebut
golden age. Anak Usia Dini sedang
dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat, baik
fisik maupun mental. Anak Usia Dini
belajar dengan caranya sendiri. Bila ditinjau dari hakikat anak usia dini, maka
anak memiliki dua aspek perkembangan yaitu biologis dan psikologis. Pada
anak usia dini terjadi perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi
sangat pesat. Selain itu, organ sensoris seperti pendengar, penglihatan,
penciuman, pengecap, perabaan, dan organ keseimbangan juga berkembang
pesat (Black,J. et all, 1995:Gesell, A.L. &Ames, F.1940)
B. Karakteristik Anak Usia 5-6 Tahun
Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal
masa kanak-kanaknya. Karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia
5-6 tahun adalah:
Perkembangan kemampuan fisik
Pada usia ini anak menunjukkan keingintahuan yang besar dan aktif. Dia
bisa mengatur gerakan badannya dengan lebih baik dan lebih luwes. Anak
juga bisa berjalan jinjit mundur dan berjalan mundur dengan tumitnya. Dia
juga bisa berlari dengan cepat, meloncat, berlari dengan satu kaki. Anak pada
sia ini sudah bisa mencuci tanganya sendiri tanpa membasahi bajunya,
berpakaian dan mengikat tali sepatunya sendiri. Koordinasi motorik yang baik
berkembnag smapai si anak dapat mencontoh segitiga dan belah ketupat.
Mereka mulai dapat menulus beberapa huruf dan angka dan menuliskan
namanya dengan benar. Anak juga dapat menggambar benda hidup.
Penglihatan
Anak usia 5-6 tahun dapat menguasai indera peraba, pendengaran dan
penglihatan hamper sebaik orang dewasa.
Perkembangan intelektual
Stenberg (1985) mengungkapkan bahwa ada tiga aspek dalam
kecerdasan, yaitu:
- kecerdasan analitis
- kecerdasan kreatif
- kecerdasan praktis
Anak usia 5-6 tahun berada pada akhir tahap pra-operasional, tahap saat
pemikiran simbolis sangat mendominasi hidupnya. Pemikiran simbolis
membuat dia mampu untuk membuat susunan kata dan gambar yang
menggambarkan suatu objek atau tindakan tertentu dalam pikiran anak.
Perkembangan kemampuan bahasa
Perkembangan bahasa berlangsung dengan cepat dan membantu anak untuk
mengemukakan pikiranya. Kosa kata anak meningkat samapi 8000-14000 kata
pada usia 6 tahun. Kata Tanya (kenapa, siapa, dimana, dan kapan)lebih banyak
digunakan sehingga anak pada usia ini cenderung banyak bertanya.
Perkembangan kemampuan sosial
Anak usia 5-6 tahun menunjukkan lebih banyak kemampuan sosial. Hal ini
dapat dilihat dari cara bermain anak yang lebih terarah dan mampu bekerja
sama dalam bermain. Anak senang bermain bersama dan tolong menolong
dalam mencapai keinginan tertentu. Ada kecenderungan tolong menolong ini
dalam bermain dan kegiatan lainya. Anak usia ini lebih siap untuk berpisah
beberapa jam dari orangtuanya dibandingkan dengan anak yang lebih muda
dari itu. Anak sudah mampu berbagi dengan oranglain, mampu bertenggang
rasa, sabar menunggu giliranya,dan mampu menerima tabggung jawab yang
ringan.
Perkembangan Emosional
Emotional intelligence (kecerdasan emosi) adalah suatu tingkst kepandaian
dalam memahami emosi oranglain dan mengatur emosinya sendiri, seperti
misalnya mampu memptivasi diri sendiri dan tahan menghadapi rasa frustasi,
mengontrol gerak hati dan menunda kegembiraan, mengatur untuk tetapa
berpikir,berempati (mampu membayangkan dan merasakan perasaan oranglain)
dan berharap. (Goleman,1995)
Pada anak usia ini, kosa kata anak yang berhubungan dengan emosi
meningkat secara bertahap, sehingga mereka mengenal lebih banyak variasi
ekspresi oranglain. Bersamaan dengan itu anak juga belajar ekspresi emosi
dirinya.
Perkembangan kepribadian
Selain karena faktor keturunan, lingkungan juga mempengaruhi
perkembangan kepribadian anak. Anak mempelajari berbagai perilaku sosial dari
contoh-contoh yang dilihatnya. Selain itu, pada usia ini anak tidak hanya belajar
tingkah laku tang kelihatan jelas, tapi juga dapat mempelajari gagasan, harapan,
dan nilai-nilai. Anak dapat mempelajari hal-hal apa saja yang boleh dan tidak
boleh.
Penting untuk diperhatikan bahwa setiap anak itu unik, mereka tumbuh
menurut lajunya masing-masing. Dan tidak semua aspek perkembangan tersebut
diatas tumbuh bersamaan atau berurutan sehingga hal yang wajar jika terjadi
variasi dalam perkembangan anak. Agar menjadi perhatian para orangtua atau
pendidik bahwa kwgiatan dalam mendidik anak usia dini harus direncanakan
dengan mempertimbangkan karakteristik anak seperi yang telah disebutkan diatas.
C. Pengertian Daya Pikir dan Daya Cipta
1. Daya pikir
Daya pikir disebut juga sebagai kemampuan kognitif sering diartikan
sebagai daya atau kemampuan seorang anak untuk berfikir dan
mengamati, melihat hubungan-hubungan, kegiatan yang mengakibatkan
seorang anak memperoleh pengetahuan baru yang banyak didukung oleh
kemampuannya bertanya.
Berk (1991:207) menerangkan bahwa kemampuan kognitif menunjuk
kepada proses dan produk dari dalam akal ;pikiran manusia yang
membawanya untuk tahu. Dalam hal ini termasuk semua kegiatan mental
manusia yang meliputi: mengingat, menghubungkan, menggolongkan,
memberikan symbol, mengkhayal, memecahkan masalah, mencipta dan
membayangkan kejadian dan mimpi.
2. Daya Cipta
Daya cipta disebut juga sebagai kreativitas. Banyak definisi tentang daya
cipta atau kreativitas yang diajukan oleh para ahli yang satu sama lain
memiliki sudut pandang sendiri-sendiri. Namun para ahli sebenarnya telah
mengembangkan pengertian kreativitas dalam bentuk pengertian popular
dan makna psikologis (Hurlock, 1978).
D. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Daya Pikir dan Daya Cipta
1. Daya Pikir
Daya pikir perlu dikembangkan sedini mungkin karena apa yang diperoleh
pada suatu periode akan sangat membantu penembangan daya pikir pada
periode selanjutnya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997) telah
menetapkan tujuan dan fungsi pengembangan daya pikir di TK yakni
sebagai berikut:
a. Tujuan
Tujuan pengembangan daya pikir adalah agar anak mampu
menghubungkan pengetahuan baru yang diperolehnya. Tujuan tersebut
secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan berpikir logis dan pengetahuan akan
ruang dan waktu.
2. Anak mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah diketahui
dengan pengetahuan baru yang diperolehnya.
3. Mengembangkan kemampuan memahami sesuatu dengan cara
melihat bermacam-macam hubungan antara satu objek dengan
objek lain berdasarkan perbedaan dan persamaan.
4. Mengembangkan imajinasi melalui bermacam-macam kegiatan.
5. Memberi kesempatan untuk mengolah lingkungan dan membangun
dunianya secara aktif.
6. Agar anak dapat menghargai dan mencintai isi alam sebagai
ciptaan Tuhan.
b. Fungsi
1. mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak, manfaat serta
bahayanya
2. melatih agar anak mampu menggunakan panca inderanya untuk
mengenal lingkungannya
3. memberi kesempatan pd anak untuk mengamati dan mengolah
lingkungan atau dunianya secara aktif sesuai dengan kemampuan
anak
4. mengenal konsep bilangan dan benda-benda
5. memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan
“bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain”
6. melatih anak berpikir logis
Daya Cipta
Tujuan
1. Mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak
2. Memberi kesempatan pada anak untuk menciptakan sesuatu sesuai
dengan kreatifitasnya
3. Anak dapat menghargai hasil karyanya
Fungsi
1. Mengenalkan berbagai hasil karya seni dan kreatifitas pada anak
2. Memberi kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi benda-benda
yang ada disekitarnya
3. Melatih anak berpikir kreatif.
Media untuk bercerita
Media yang dimaksud adalah kelengkapan ataupun persiapan seseorang
pencerita sebelum bercerita dan dengan maksud untuk membuat suasana
menjadi hidup dalam arti anak akan benar-benar terbawa ke alam fantasi,
Media yang biasa dipakai oleh pencerita adalah sebagai berikut, yaitu
1. Buku cerita
2. Kostum yang mendukung
3. Gunakan boneka atau gambar yang menarik sebagai media untuk
bercerita media untuk bercerita
4. Ubah Ekspresi Wajah
Ekspresi menangis Ekspresi terkejut
5. Ekspresi Gerak Tubuh
Ekspresi Sapi Ekspresi Kura-kura Ekspresi Harimau
Bahasa Anak Usia 5-6 Tahun
1. Usia 5 – 6 Tahun
a. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2500 kosa kata
b. Lingkup kosa kata yang dapat diucapkan anak menyangkut :
warna, ukuran, bentuk, dan warna, rasa, bau, kecantikan,
kecepatan, suku, perbedaan, perbandingan jarak, permukaan
(kasar – halus)
c. Sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar yang baik.
d. Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi
pembicaraan tersebut.
e. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5 – 6 tahun telah
menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang
dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain serta apa yang
dilihatnya. Anak usia ini sudah dapat melakukan ekspresi diri,
menulis, membaca, dan bahkan berpuisi.
2. Masa Waktu dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa
Perkembangan pemerolehan bahasa anak dapat dibagi atas tiga
bagian penting yaitu (a) perkembangan prasekolah (b)
perkembangan ujaran kombinatori, dan (c) perkembangan masa
sekolah. Perkembangan pemerolehan bahasa pertama anak pada
masa prasekolah dapat dibagi lagi atas perkembangan pralinguistik,
tahap satu kata dan ujaran kombinasi permulaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
b. kurikulum pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak
usia dini, pengembangan kurikulum dan penilaian.
B. Saran
Dari uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa saran
antara lain.
a. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal terhadap pendidikan anak
usia dini, baik yang dilakukan oleh pemerintah, keluarga maupun
masyarakat. Masa prasekolah yang disebut dengan masa keemasan
perkembangan intelektual seharusnya dijadikan dasar bagi upaya
meningkatkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
b. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia dini harus terus
dilakukan, karena berdasarkan data yang ada angka partisipasi kasar
masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini masih sangat rendah.
c. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus terus ditingkatkan baik
kualifikasi akademisnya maupun dalam bentuk pelatihan dan penataran
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Yudianto. 2009. Perkembangan Intelektual. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun
2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar
Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak
dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung.