makalah pendidikan anak usia dini

36
makalah pendidikan anak usia dini 2009 May 15 Posted by ujjenk KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Peranan Guru TK Dalam Pembelajaran Terpadu” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas. Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai. Penyusun DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Daftar Isi 2 BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II PERANAN GURU TK DALAM PEMBELAJARAN TERPADU 4 1. Peranan Guru TK Sebagai Perencana 4 2. Peranan Guru TK Sebagai Pelaksana 6 3. Peranan Guru TK Sebagai Evaluator 7 BAB III PENUTUP 11 1. Kesimpulan 11 DAFTAR PUSTAKA 12 BAB I PENDAHULUAN Sebagaimana kita lihat bahwa rentang usia TK (4 – 6 th) disebut dengan masa usia dini, yang merupakan masa keemasan bagi

Upload: satria-pratama

Post on 28-Jun-2015

2.311 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pendidikan anak usia dini

makalah pendidikan anak usia dini2009 May 15Posted by ujjenk

KATA PENGANTARPuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang berjudul “Peranan Guru TK Dalam Pembelajaran Terpadu” ini dapat saya selesaikan. Makalah ini saya buat sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas.Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1Daftar Isi 2BAB I PENDAHULUAN 3BAB II PERANAN GURU TK DALAM PEMBELAJARAN TERPADU 41. Peranan Guru TK Sebagai Perencana 42. Peranan Guru TK Sebagai Pelaksana 63. Peranan Guru TK Sebagai Evaluator 7BAB III PENUTUP 111. Kesimpulan 11DAFTAR PUSTAKA 12

BAB IPENDAHULUAN

Sebagaimana kita lihat bahwa rentang usia TK (4 – 6 th) disebut dengan masa usia dini, yang merupakan masa keemasan bagi seseorang karena masa inilah seluruh informasi dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak melalui seluruh panca indranya. Sebagai analoginya bahwa anak ibarat spons (karet busa) yang mampu menyerap air tanpa peduli apakah air itu bersih atau kotor, oleh karena itu masa ini sering disebut dengan masa kritis untuk memperkenalkan dan menanamkan segala hal yang positif dan berguna bagi perkembangan anak dimasa selanjutnya.Dengan pesatnya perkembangan pada seluruh aspek yang disebabkan oleh perkembangan otaknya yang dapat mencapai 90% dari otak orang dewasa. Oleh karena itu tugas utama dari seorang guru disekolah untuk menyediakan berbagai pengalaman belajar yang menentang anak untuk terus bereksplorasi. Pendekatan pembelajaran terpadu dinilai sesuai untuk digunakan pada anak usia TK karena karakteristik usia TK adalah senang bermain dan dengan bermain mereka belajar. Dengan pembelajaran terpadu anak diajak untuk bermain sambil belajar dan belajar

Page 2: makalah pendidikan anak usia dini

seraya bermain. Disini peranan guru sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan atau tercapainya tujuan sesuai dengan yang ditetapkan.

BAB IIPERANAN GURU TK DALAM PEMBELAJARAN TEPADU

1. PERANAN GURU TK SEBAGAI PERENCANAPeranan guru sebagai perancana dalam pembelajaran terpadu adalah guru merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama anak didik. Bentuk-bentuk perencanaan dalam proses pembelajaran di TK adalah :a) Perencanaan TahunanDalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan dicapai oleh anak didik dalam satu tahun. Perencanaan tahunan dan semester juga memuat tema-tema yang sesuai dengan aspek perkembangan anak dan minat anak serta sesuai dengan lingkungan sekolah setempat. Perencanaan tahunan dibuat bersama antara guru-guru dan kepala sekolah.b) Perencanaan SemesterPerencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang ditata secara urut, serta sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan sebarannya kedalam semester I dan semester II.c) Perencanaan Mingguan (Satuan Kegiatan Mingguan)Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema.d) Perencanaan Harian (Satuan Kegiatan Harian)Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat.makan dan kegiatan akhir.Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : misalnya berdoa/mengucapkan salam, membicarakan tema atau sub tema. Kegiatan ini merupaka kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian kemampuan sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak. Serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individu/kelompok. Istirahat/makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan : misalnya mengenalkan kesehatan makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan diluar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini sesuai dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu baru setelah itu makan.

Page 3: makalah pendidikan anak usia dini

Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan akhir yang dapat diberikan misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok harinya, menyanyi, berdoa dan sebagainya. Sebagai seorang perencana, guru TK harus memahami langkah-langkah perencanaan dalam pembelajaran terpadu. Sebaiknya perencana pembelajaran disusun untuk waktu tidak kurang dari dua minggu dan dapat diperluas untuk beberapa minggu setelah itu. Sebelum memulai langkah-langkah penyusunan, sebaiknya guru telah memilih dan menentukan tema serta menjabarkannya kedalam sub tema serta menentukan kemampuan yang akan dikembangkan.Langkah-langkah penyususanan perencanaan pembelajaran terpadu seperti yang disarankan oleh Kostelnik adalah sebagai berikut :a. Menuangkan ide kedalam tulisan, masukkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan tema kedalam rencana kita. Pertimbangkan waktu untuk melaksanakannya dan siapkan kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan tema untuk memberikan kesempatan kepada anak yang tidak menyukai atau tidak tertarik dengan tema yang telah ditetapkan.b. Periksa rencana pembelajaran tersebut, pastikan bahwa paling sedikit ada tiga jenis kegiatan yang berhubungan dengan tema dalam satu hari. Pastikan dalam satu minggu seluruh aspek perkembangan yang akan dicapai sudah tercantum dan akan dilalsanakan.c. Jika dalam perencanaan kita terdapat kerjasama dengan ahli lain seperti dokter, guru musik, guru tari maka pastikan bahwa kita telah menyampaikan isi tema yang akan kita terapkan pada kegiatan pembelajaran agar kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang tersebut dapat mendukung dan sejalan dengan kegiatan pembelajaran yang akan kita laksanakan.d. Persiapkan bahan, alat, media, narasumber dan sarana prasarana.e. Organisasikan kegiatan dengan baik sehingga setiap anak dapat terfokus pada tema.f. Pastikan bahwa dalam rencana kita seluruh konsep, istilah, fakta dan prinsip telah dikembangkan dengan baik dan kegiatan yang akan dilaksanakan cukup bervariasi.g. Ciptakan suasana tematik dalam kelas.

2. PERANAN GURU SEBAGAI PELAKSANASetelah rencana pembelajaran selesai disusun maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sebaiknya guru memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:a) Kembangkan rencana yang telah kita susun dan perhatikan kejadian atau peristiwa spontan yang ditunjukkan oleh anak terhadap materi yang dipelajari pada hari itu.b) Melaksanakan penilaian terhadap minat dan pemahaman anak mengenai tema tersebut dengan menggunakan pengamatan, wawancara, diskusi kelompok maupun contoh hasil kerja anak.c) Bantu anak untuk memahami tentang isi dan proses kegiatan pembelajaran.d) Lakukan percakapan dengan anak tentang hal-hal yang berkaita dengan tema sehingga kita dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman anak tentang tema yang dipelajari pada hari itu. Bantu dan doronglah anak untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dengan cara menjawab pertanyaannya atau memberikan kesempatan pada anak untuk mencari dan menemukan jawaban melalui kegiatan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya.e) Adakan kerjasama dengan orang tua atau keluarga secara timbal balik mengenai kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, informasikan tema kepada pihak oang tua atau keluarga sehingga orang tua ikut serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Page 4: makalah pendidikan anak usia dini

3. PERANAN GURU TK SEBAGAI EVALUATORPeranan guru TK sebagai evaluator adalah melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan. Penilaian dilakukan secara observasi dan pengamatan terhadap cara belajar anak baik individual atau kelompok. Tujuan penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dicapai oleh anak. Hasil karya anak dapat kita pajang ditempat pemajangan sebagai tanda hasil kegiatan yang telah dilakukan, hal ini dapat membangun rasa kebanggaan pada diri anak dan dapat memotivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Evaluasi harus mampu memperdayakan guru, anak dan orang tua. Guru sebagai evaluator harus melihat penilaian sebagai suatu kesempatan untuk menggambarkan pengalaman anak didik serta sebagai alat untuk mengetahui kemajuan proses maupun belajar anak didik.Setelah mempelajari dan memahami penjelasan mengenai peranan guru, tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab seorang guru TK tidaklah mudah dalam kegiatan pembelajaran terpadu. Peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah :a. KorektorGuru harus bisa membedakan nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, sehingga guru dapat menilai dan mengoreksi semua tingkah laku, sikap dan perbuatan anak didik. Jadi peran guru Tk sebagai korektor ialah mengembangkan kemampuan berprilaku melalui kebiasaan-kebaiasaan yang baik dan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk.b. InspiratorGuru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Disini peran guru ialah menuangkan ide-ide atau gagasan atau melakukan inovasi pembelajaran guna kemajuan anak didik. Misalnya menciptakan atau mengembangkan berbagai media, alat maupun metode-metode pembelajaran.c. InformatorGuru memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain materi yang telah diprogramkan sesuai kurikulum. Kemudian guru harus mengembangkan dirinya dengan terus belajar tentang kemajuan-kemajuan teknologi agar tidak “gagap teknologi (gatek)” dan memiliki yang luas diberbagai hal.d. OrganisatorGuru memiliki kegiatan pengelolan akademik, menyusun tata tertib sekolah dan menyusun kalender akademik. Semua kegiatan harus diorganisasikan dengan baik sehingga tercapai efektivitas dan efesiensi pembelajaran.e. MotivatorGuru hendaknya dapat mendorong anak didik agar lebih bersemangat dan aktif dalam belajar, motivasi ini lebih efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak.

f. InisiatorPeran guru sebagai pencetus ide-ide dalam kemajuan pendidikan dan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan dan memberi sumbangsih pemikiran demi kemajuan pendidikan mulai dari yang terkecil seperti dalam kelas dan sampai yang terbesar dalam lingkup sekolah maupun wilayah yang lebih luas lagi.g. FasilitatorSebagai fasilitator guru hendaknya menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan belajar dan dapat menyenangkan atau bisa membangkitkan anak didik untuk bereksplorasi serta menyalurkan minat dan keingintahuannya secara aktif.h. Pembimbing

Page 5: makalah pendidikan anak usia dini

Bimbingan yang diberikan guru sebaiknya sesuai dengan kebutuhan anak didik. Jika dilihat anak tersebut mampu melaksanakan tugasnya, namun dia tampak manja atau tidak mau melakukannya maka cobalah untuk bersikap tegas dengan meminta anak untuk mencoba melakukannya sendiri dahulu sampai anak itu benar merasa membutuhkan bantuan barulah guru membantunya.i. DemonstratorDalam kegiatan pembelajaran tidak semua materi pelajaran dapat dipahami oleh anak mengingat kemampuan setiap anak berbeda-beda. Untuk materi yang sulit dipahami oleh anak didik, sebaiknya guru memperagakan sehingga dapat membantu anak yang belum memahami materi tersebut. Untuk materi yang cukup berbahaya dilakukan oleh anak sendiri, sebaiknya guru bertindak sebagai demonstrator.j. Pengelola KelasPengelolan kelas menunjukkan pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar, termasuk pengaturan tempat duduk, ventilasi, pengauran cahaya dan pengaturan penyimpanan barang.k. MediatorGuru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media material amaupun nonmaterial. Sehingga guru dapat menentukan media yang paling sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selain sebagai mediator, guru juga sebagai penengah dalam proses belajar anak didik khususnya saat kegiatan diskusi kelompok.l. SupervisorGuru dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Kelebihan yang dimiliki supervisor selain posisinya ada juga karena pengalaman, pendidikan, kecakapan atau keterampilan yang dimilikinya atau memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari pada orang-orang disupervisinya. Dengan peran guru sebagai supervisor, guru juga harus memilki kesadaran untuk dapat menilai kinerjanya sendiri untuk meningkatkan kegiatan pembelajarannya.

BAB IIIPENUTUP

KesimpulanPeranan guru sangat penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan, peranan guru dalam pembelajaran terpadu adalah sebagai perencana, pelaksanan dan sekaligus evaluator. Peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah sbagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilisator, pembimbing, pengelola kelas, demonstrator, mediator dan supervisor.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2008). Pembelajaran Terpadu Buku materi Pokok PGTK2501/25KS/Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka.

from → Uncategorized

Page 6: makalah pendidikan anak usia dini
Page 7: makalah pendidikan anak usia dini

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangUNESCO dengan komisi Edgar faure telah berhasil meletakan asas pendidikan yang fundamental dan berlaku untuk penyelenggaraan pendidikan, yakni asas pendidikan seumur hidup / Ife long edu cation. Sebagai dampak timbulnya asas pendidikan ini, maka dikenallah berbagai bentuk penyelenggaraan pendidikan dan yang diarahkan bagi pendidikan anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua baik mereka yang belum bekerja maupun mereka yang telah bekerja.Penyelenggaraan pendidikan demikian pasti berbeda satu sama lain dan pada umumnya dikenal berbeda system pendidikan yang digunakan, yakni sistem pendidikan sekolah disatu pihak dan system pendidikan luar sekolah di lain pihak. Sebagaimana asas pendidikan seumur hidup, sistem pendidikan luar sekolah telah lama dikenal dan digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang

1.2 PermasalahanDengan meninjau ciri-ciri dan klasifikasi pendidikan luar sekolah, maka sasaran pendidikan luar sekolah, tidak mudah ditetapkan seperti pendidikan sekolah. Oleh karena itu, beberapa permasalahan dalam makalah ini diantaranya adalah.1 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk pemuda?2 Apa saja sasaran pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa?

1.3 TujuanTujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:1 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada para pemuda.2 Untuk mengetahui sasaran pendidikan luar sekolah kepada orang dewasa.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Alasan-alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar SekolahSecara terperinci dapat diungkapkan bahwa alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah adalah:1 Alasan dari Segi Faktual-Historisa. KesejarahanPada umumnya sementara orang beranggapan bahwa bila memperbincangkan masalah pendidikan maka arientasinya ke dunia sekolah dan menghubungkan guru dengan murid.Mereka kurang menyadari bahwa sebelum seseorang anak menjadi murid, anak-anak telah memperoleh pendidikan yang telah diberikan oleh keluarganya terutama ayah dan ibunyaAnak-anak bayak belajar di rumah dari ibunya atau orang tuanya di mana dan kapan saja serta

Page 8: makalah pendidikan anak usia dini

menyangkut berbagai hal yang mereka perlukan di dalam petumbuhannya ke arah sempurnaHal ini seperti diungkapkan oleh Drs. SWARNO bahwa: “Di dalam keluargalah anak pertama-tama menerima pendidikan, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak”.Jadi jelas, anggapan sementara orang seperti tersebut di atas merupakan pengingkaran terhadap kenyataan yang adaDi samping itu, sudah selayaknya orang tua mempunyai tanggung jawab moral terhadap pendidikan anak-anaknya agar mereka kelak menjadi orang desa yang tidak tercelab. Kebutuhan PendidikanKesadaran akan kebutuhan pendidikan dari masyarakat semakin meluas seiring dengan munculnya Negara-negara yang baru merdeka dengan segala kekurangannya akibat penjajahan di masa lampau yang berlangsung berpuluh-puluh tahun atau bahkan beratus-ratus tahunSisi lain yang berpengaruh akan kesadaran kebutuhan pendidikan ini adalah kemajuan ilmu dan teknologi, perkembangan ekonomi, perkembangan politik, yang melanda hampir di semua belahan duniaRealitas lain adalah makin dibutuhkannya berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlianHal ini berimplikasi pada system dan bentuk-bentuk pendidikan yang dilaksanakan seterusnya dikenal adanya system pendidikan sekolah dan system pendidikan luar sekolah serta ada bentuk pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formalc. Keterbatasan Sistem PersekolahanDi sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada dalam bentuk menyeluruh dan kahlian yang sejenis sehingga mereka terasing dari pengetahuan dan keahlian lainKekurang / kelemahan sistem persekolahan inilah yang memungkinkan kegiatan pendidikan luar sekolah menerobosnya sehingga terungkaplah pengetahuan dan keahlian yang selama ini dirasakan sebagai kekurangan.d. Potensi Sumber BelajarDi masyarakat teryata tersebar berbagai sumber belajar yang tidak terbilang banyaknya dan sumber belajar demikian dapat bersifat makhluk hidup maupun benda-benda matiOrang-oang yang ahli, orang-orang yang pintar, orang-orang yang terampil penuh pengalaman merupakan sumber belajar yang bersifat manusiawi sedangkan kepustakaan desa, Koran, Majalah, Kaset, Film, dan bengkel kerja yang ada, merupakan sumber belajar yang bisa memperoleh ilham untuk menemukan kebutuhan yang berguna bagi seseorang.Sumber-sumber belajar tersebut, memberi lapangan bagi penyelenggaraan pendidikan luar sekolah baik berupa kursus dan latihan yang selama ini belum mereka dapatkan dan alami

e. Keterlantaran Pendidikan Luar SekolahPada mulanya orang telah menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan yang pada hakikatnya menggunakan system di luar dunia sekolah dan dilaksanakan bersamaan denga pendidikan sekolah biasa, namun kegiatan-kegiatan banyak yang telah ditinggalkan orang1 Masseducation pendidikan yang memberikan kecakapan2 Adult Enducationa. Pendidikan Lanjutanb. Pendidikan Pembaruanc. Pendidikan Kader Organisasi

Page 9: makalah pendidikan anak usia dini

d. Pendidikan Populer3 Fundamental Education? Kecakapan berfikir dan bergaul dan berumah tangga? Kecakapan kerajinan dan kesenian? Kecakapan kejujuran? Pengetahuan tentang Lingkungan alam? Pendidikan jiwa, akhlak dan kesehatan4 Pendidikan Masyarakat? Kursus dan Latihan? Kumpulan Belajar? Kelas Bebas? Pama dan Pami? Sekolah Keliling5 Pendidikan kemasyarakatan dapat dicontohkan Balai Pengetahuan Rakyat6 Extention Education? Amerika Serikat dengan nama Defartemen of Continuation Education, University Extention Departement? Inggris dengan nama Departemen of Extra Mural Studies

2 Alasan dari segi Analisa-Perspektifa. Palestarian Indentitas BangsaPerubahan-perubahan yang bermakna ditekankan pada adanya isi perubahan yang berhubunhan dengan identitas bangsa yakni penerusan kebudayaan nasional dari satu generasi ke generasi selanjutnyaTujuan perubahan ini menyangkut keselarasan dan keseniam perkembangan bangsa yang bersangkutan di tengah-tengah kemajuan zaman sekarang ini sehingga bangsa tersebut dapat hidup dan berperan aktif di duniaPerubahan secara sistemtis dimaksudkan bahwa perubahan tersebut melalui langkah-langkah dan saluran-saluran sehingga perubahan dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan tercapainya tujuan yang diinginkanb. Kecenderungan Belajar Individual-MadiriKecenderungan belajar seseorang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan keinginan untuk belajar ini dapat timbul kapan saja dengan tidak memendang Jenis Kelamin, Usia, Latar belakang pendidikan, tempat tinggal dan kecenderungan ini juga diperkuat oleh kemajuan ilmu dan teknologi seperti: Radio, Televisi, Mass media cetak dan kemudahan komunikasi antar daerah. Tersebarnya ahli pengetahuan yang lebih propesional semakin dapat memenuhi keinginan belajar mendiri.3 Alasan dari Segi Formal-Kebijakana. Undang-undang Dasar 19451 Pembukaan UUD 1945 menyebutkanMelindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.2 Batang tubuh UUD 1945 menyebutkan pula:Pasal 31, ayat (1) : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”.Pasal 31, ayat (2) : Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu sistem pengajaran

Page 10: makalah pendidikan anak usia dini

nasional, yang diatur dengan undang-undang”.b. Garis-garis Besar Haluan Negara1 Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat2 Pendidikan juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, termasuk kepramukaan, latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf dengan mendaya gunakan sarana dan prasarana yang adac. Pelita KetigaPLS merupakan salah satu subsistem dari satu sistem pendidikan nasional, yang turut membentuk manusia seutuhnya dan membina pelaksanaan konsep pendidikan seumur hidup. Kedua subsistem pendidikan sekolah dan luar sekolah, yang saling menunjang dan saling melengkapi

2.2 Definisi Pendidikan Luar SekolahPenbahasan tentang pendidikan luar sekolah memang merupakan hal yang menarik, karena:1 Pendidikan luar sekolah merupakan sistem baru dalam dunia pendidikan yang bentuk dan pelaksanaanya berbeda dengan system sekolah yang sudah ada2 Dalam pendidikan luar sekolah terdapat hal-hal yang sama-sama pentingnya bila dibandingkan dengan pendidikan luar sekolah, seperti: bentuk pendidikan, tujuannya, sasarannya, pelaksanaannya dan sebagainya.3 Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsure yang disyaratkan oleh sesuatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan. Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan pekerjaan / fungsi system pendidikan formal.4 Mengajar bagaimana caranya belajar5 Peranan guru makin sebagai partner anak didik dalam hal belajar6 Ada jalinan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan agar anak-anak tidak terasing dari masyarakat7 Sekolah harus merupakan system nyang terbuka, bagi anak-anak. Dalam hubungannya dengan penerapan asas pendidikan seumur hidup “ sistem pendidikan di sekolah disebut multi ezit etry system ”. Sebab dalam asas pendidikan seumur hidup ini semua orang dapat saja disebutkan sebagai anak didik. Sehingga pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah dapat dipandang sebagai makro maupun mikro dalam hubungannya dengan sistem pendidikan.

2.3 Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah1. The diverse types of out-of school education are designed to accomplish many purposes2. The boundary is a skifting one between what many be considered as formal education and these many complementary types of education.3. Tanggung jawab penyelenggaraan lembaga pendidikan luar sekoalah di bagi oleh pengawasan umum / masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi keduanya.4. Beberapa lembaga pedidikan luar sekolah disiplinkan secara ketat tehadap waktu pengajaran, teknologi modern, kelengkapan dan buku-buku bacaan5. Guru-guru mungkin dilatih secara khusus untuk tugas tertentu atau hanya mempunyai kualifikasi professional di mana tidak termasuk identitas guru6. Penekanan pada penyebaran program teori dan praktek secara relatif dari pada pendidikan luar sekolah

Page 11: makalah pendidikan anak usia dini

7. Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem pendidikan luar sekolah terbatas yang diberikan kredensial.

2.4 Sasaran Pendidikan Luar SekolahAdapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu:1 Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemudaa. Sebab-sebab timbulnya1) Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup2) Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional3) Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan4) Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat.b. Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain1) Klub Pemuda2) Klub-klub Pemuda tani3) Kelompok Pergaulan2 Pendidikan Luar Sekolah untuk orang DewasaPendidikan ini timbul oleh karena:a. Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.b. Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:1) Khursus-khursus Pendek2) In Service-training3) Surat-menyuratSesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat meliputi:? Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa:1) Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun)Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga.2) Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun)Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu3) Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun)Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai pelenggkap dan penambah program pendidikan bagi mereka4) Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun)Pendidikan luar sekolah menyiapakan mereka untuk siap bekerja melalui pemberian berbagai keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri? Ditinjau dari Jenis KelaminProgram ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas dan eferiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membanntu mereka melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya? Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya

Page 12: makalah pendidikan anak usia dini

Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa:1) Masyarakat PendesaanMasyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indunesia dan program diarahkan pada program-program mata pencarian dan projgran pendayagunaan sumber-sumber alam2) Masyarakat PerkotaanMasyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut melalui pemberian informasi dan khursus-khursus kilat3) Masyarakat TerpencilUntuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan luar sekolah yang mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan nasional? Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar1) Peseta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu2) Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan

? Berdasarkan PranataDalam pendidikan luar sekolah memiliki pranata yang bermacam-macam seperti: pendidikan keluarga, pendidikan perluasan wawasan dasa dan pendidikan keterampilan

? Berdasarkan Sistem PengajaranSistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah meliputi:1) Kelompok, organisasi dan lembaga2) Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan3) Kesenian tradisioanal, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagaimana4) Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.

? Berdasarkan Segi Pelembangan ProgramPelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian anhtara program pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat1) Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS.2) Kordinasi perencanaan dasa atau pelaksana program pembangunan3) Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa

2.5 Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah1 KursusKursus tetap memenuhi unsur belajar-mengajar seperti warga belajar, sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan pasilitas. Sistem pengajaran dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB2 Kelompok BelajarKelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-

Page 13: makalah pendidikan anak usia dini

paket belajar dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar3 Pusat PemaganganPusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerjaDalam hal ini ada 2 macama) Apprenti peshipb) Internaship4 Pusat Kegiatan BelajarPKB terdapat di dalam masyarakat lyas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, took, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembega-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses belajar-mengajar sesuai yang mereka inginkan5 KeluargaKeluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai sosial-budaya, sosial politik, agama, idielogi, dan pertahanan keamanan.6 Belajar SendiriDi pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapanpun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya7 Kegiatan-kegiatan LainKegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebgainya

BAB IIIKONTRIBUSI

3.1 Kajian Secara TeoritisKajian secara teoritis pada makalah yang berjudul “ Pendidikan Luar Sekolah” ini yaitu. Fundamental Education artinya Pendidikan Dasar yang dilancarkan sendiri oleh UNESCO, terutama menolong masyarakat untuk mencapai kemajuan sosial-ekonomi, agar dengan demikian mereka dapat menduduki tempat yang lanyak dalam dunia modern. Pendidikan ini jelas ditujukan kepada masyarakat dan daerah yang terbelakang agar masyarakat dan daerah ini dapat menyamai dengan masyarakat sekitarnya yang telah maju

3.2 Kajian Secara PraktisKajian secara praktis pada makalah ini yaitu wahana untuk meleksanakan program-program belajar dalam usaha menciptakan suasana menunjang perkembangan peserta didik dalam kaitanya dengan perluasan wawasan peningkatan keterampilan dan kesejahteraan keluarga. Adapun bentuk-bentuknya yaitu:a. Kursusb. Kelompok Belajarc. Pusat Pemagangan

BAB IVPENUTUP

Page 14: makalah pendidikan anak usia dini

4.1 KesimpulanPendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat keumpalan komponen (unsur-unsur) yang saling berhungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuanDengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan / fungsi yakni mendidik, pekerjaan / fungsi mana berbeda dengan perjaklanan / fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak

4.2 SaranSebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum strategi belajar-mengajar, alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadiOleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Joesoef, Prof Drs. Soeleiman. 1992. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta

Page 15: makalah pendidikan anak usia dini

1.Pendidikan Luar Sekolah sebagai Subtitute dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dapat menggantikan pendidikan jalur sekolah yang karena beberapa hal masyarakat tidak dapat mengikuti pendidikan di jalur persekolahan (formal). Contohnya: Kejar Paket A, B dan C

2.[1.] Pendidikan Luar Sekolah sebagai Supplement pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan yang kurang didapatkan dari pendidikan sekolah. Contohnya: private, les, training

3.[2.] Pendidikan Luar Sekolah sebagai Complement dari pendidikan sekolah. Artinya, bahwa pendidikan luar sekolah dilaksanakan untuk melengkapi pengetahuan dan keterampilan yang kurang atau tidak dapat diperoleh didalam pendidikan sekolah. Contohnya: Kursus, try out, pelatihan dll

Page 16: makalah pendidikan anak usia dini

menyadari bahwa SDM kita masih rendah, dan tentunya kita masih punya satu sikap yakni optimis untuk dapat mengangkat SDM tersebut. Salah satu pilar yang tidak mungkin terabaikan adalah melalui pendidikan non formal atau lebih dikenal dengan pendidikan luar sekolah (PLS).

Seperti kita ketahui, bahwa rendahnya SDM kita tidak terlepas dari rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, terutama pada usia sekolah. Rendahnya kualitas SDM tersebut disebabkan oleh banyak hal, misalnya ketidakmampuan anak usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sebagai akibat dari kemiskinan yang melilit kehidupan keluarga, atau bisa saja disebabkan oleh oleh angka putus sekolah, hal yang sama disebabkan oleh factor ekonomi

Oleh sebab itu, perlu menjadi perhatian pemerintah melalui semangat otonomi daerah adalah mengerakan program pendidikan non formal tersebut, karena UU Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional secara lugas dan tegas menyebutkan bahwa pendidikan non formal akan terus ditumbuhkembangkan dalam kerangka mewujudkan pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerintah ikut bertanggungjawab kelangsungan pendidikan non formal sebagai upaya untuk menuntaskan wajib belajar 9 tahun.

Dalam kerangka perluasan dan pemerataan PLS, secara bertahap dan bergukir akan terus ditingkatkan jangkauan pelayanan serta peran serta masyarakat dan pemerintah daerah untuk menggali dan memanfaatkan seluruh potensi masyarakat untuk mendukung penyelenggaraan PLS, maka Rencana Strategis baik untuk tingkat propinsi maupun kabupaten kota, adalah :

1. Perluasan pemerataan dan jangkauan pendidikan anak usia dini; 2. Peningkatan pemerataan, jangkauan dan kualitas pelayanan Kejar Paket A setara SD dan B

setara SLTP; 3. Penuntasan buta aksara melalui program Keaksaraan Fungsional; 4. Perluasan, pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan perempuan (PKUP), Program

Pendidikan Orang tua (Parenting); 5. Perluasan, pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan berkelanjutan melalui program

pembinaan kursus, kelompok belajar usaha, magang, beasiswa/kursus; dan 6. Memperkuat dan memandirikan PKBM yang telah melembaga saat ini di berbagai daerah di

Riau.

Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, maka program PLS lebih berorientasi pada kebutuhan pasar, tanpa mengesampingkan aspek akademis. Oleh sebab itu Program PLS mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalitas, produktivitas, dan daya saing dalam merebut peluang pasar dan peluang usaha, maka yang perlu disusun Rencana strategis adalah :

1. Meningkatkan mutu tenaga kependidikan PLS; 2. Meningkatkan mutu sarana dan prasarana dapat memperluas pelayanan PLS, dapat

meningkatkan kualitas proses dan hasil; 3. Meningkatkan pelaksanaan program kendali mutu melalui penetapan standard kompetensi,

standard kurikulum untuk kursus; 4. Meningkatkan kemitraan dengan pihak berkepentingan (stakholder) seperti Dudi, asosiasi

profesi, lembaga diklat; serta 5. Melaksanakan penelitian kesesuain program PLS dengan kebutuhan masyarakat dan pasar.

Demikian pula kaitan dengan peningkatan kualitas manajemen pendidikan.

Strategi PLS dalam rangka era otonomi daerah, maka rencana strategi yang dilakukan adalah :

1. Meningkatkan peranserta masyarakat dan pemerintah daerah; 2. Pembinaan kelembagaan PLS; 3. Pemanfaatan/pemberdayaan sumber-sumber potensi masyarakat; 4. Mengembangkan sistem komunikasi dan informasi di bidang PLS;

Page 17: makalah pendidikan anak usia dini

5. Meningkatkan fasilitas di bidang PLS

Semangat Otonomi Daerah PLS memusatkan perhatiannya pada usaha pembelajaran di bidang keterampilan lokal, baik secara sendiri maupun terintegrasi. Diharapkan mereka mampu mengoptimalkan apa yang sudah mereka miliki, sehingga dapat bekerja lebih produktif dan efisien, selanjutnya tidak menutup kemungkinan mereka dapat membuka peluang kerja.

Pendidikan Luar Sekolah menggunakan pembelajaran bermakna, artinya lebih berorientasi dengan pasar, dan hasil pembelajaran dapat dirasakan langsung manfaatnya, baik oleh masyarakat maupun peserta didik itu sendiri..

Di dalam pengembangan Pendidikan Luar Sekolah, yang perlu menjadi perhatian bahwa, dalam usaha memberdayakan masyarakat kiranya dapat membaca dan merebut peluang dari otonomi daerah, pendidikan luar sekolah pada era otonomi daerah sebenarnya diberi kesempatan untuk berbuat, karena mustahil peningkatan dan pemberdayaan masyarakat menjadi beban pendidikan formal saja, akan tetapi pendidikan formal juga memiliki tanggungjawab yang sama. .

Oleh sebab itu sasaran Pendidikan Luar Sekolah lebih memusatkan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan berkelanjutan, dan perempuan.

Selanjutnya Pendidikan Luar Sekolah harus mampu membentuk SDM berdaya saing tinggi, dan sangat ditentukan oleh SDM muda (dini), dan tepatlah Pendidikan Luar sekolah sebagai alternative di dalam peningkatan SDM ke depan.

PLS menjadi tanggungjawab masyarakat dan pemerintah sejalan dengan Pendidikan Berbasis Masyarakat, penyelenggaraan PLS lebih memberdayakan masyarakat sebagai perencana, pelaksanaan serta pengendali, PLS perlu mempertahankan falsafah lebih baik mendengar dari pada didengar, Pemerintah daerah propinsi, kabupaten dan kota secara terus menerus memberi perhatian terhadap PLS sebagai upaya peningkatan SDM, dan PLS sebagai salah satu solusi terhadap permasalahan masyarakat, terutama anak usia sekolah yang tidak mampu melanjutkan pendidikan, dan anak usia putus sekolah..Semoga.

Page 18: makalah pendidikan anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Desa dan kota memiliki corak kehidupan yang berlatar belakang. Umumnya desa bercorak agraris dan penuh

dengan ketenangan serta kesederhanaan. Sedangkan kota banyak diartikan sebagai cermin dari pembangunan dan

modernisasi yang identik dengan industri, perdagangan, jasa, dan lain-lain. Berbeda dengan di desa, kota berpenduduk

padat dan umumnya ramai.

Perbedaan corak kehidupan tersebut menimbulkan daya tarik masing-masing sehingga antara keduanya terjadilah

interaksi. Banyak hal positif akibat interaksi tersebut. Namun, terlepas dari itu, interaksi tersebut menimbulkan masalah

yang sama sekali tidak menguntungkan. Di antara banyak masalah, salah satunya adalah penyempitan lahan pertanian di

wilayah pedesaan.

1.2. Rumusan Masalah

1.Apa penyebab terjadinya penyempitan lahan pertanian di wilayah pedesaan?

2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penyempitan lahan pertanian?

3. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan penyempitan lahan pertanian?

1.3. Tujuan

1.Mengetahui penyebab terjadinya penyempitan lahan di wilayah pedesaan.

2.Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penyempitan lahan di pertanian.

3.Mengetahui pencegahan dan penyempitan lahan pertanian.

1.4. Manfaat 1. Diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyempitan lahan pertanian. 2. Diharapkan dapat menyadari akan dampak atau bahaya yang ditimbulkan dari penyempitan lahan pertanian. 3. Diharapkan dapat berusaha mencegah dan menanggulangi penyempitan lahan pertanian. Penyempitan Lahan Pertanian di Wilayah Pedesaan | 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Desa dan Kota 2.1.1. DesaDalam arti umum, desa adalah permukiman manusia yang letaknya di luar kota dan penduduknya berpangupa jiwa agraris. Secara khusus, desa memiliki definisi yang bermacam-macam menurut beberapa versi. Definisi-definisi itu diantaranya : y

Menurut Bintarto, desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh

Page 19: makalah pendidikan anak usia dini

unsure-unsur geografis, sosial, ekonomis, politis, dan cultural yang ada di situ, dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain. y

Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, desa adalah suatu kesatuan hukum di

mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Desa memiliki tiga unsur yang sangat penting, yaitu daerah, penduduk, dan tata kehidupan. Daerah dalam arti

tanah-tanah pekarangan dan pertanian beserta penggunaannya termasuk pula aspek lokasi, luas, batas, yang kesemuanya

merupakan lingkungan geografis setempat. Kemudian penduduk meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran,

serta mata pencaharian penduduknya. Lalu tata kehidupan, berkaitan dengan ajaran tentang tata hidup, tata pergaulan, dan

ikatan-ikatannya sebagai warga masyarakat desa.

Desa memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari kota, diantaranya : y

Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio cukup besar), y

Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian, y

Hubungan antar warga masih sangat akrab, y

Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku. Desa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, yaitu : y

Berdasarkan luas : desa terkecil (<2km2), desa kecil (2-4 km2), desa sedang (4- 6 km2), desa besar (6-8 km2), dan desa terbesar (8-10 km2). Penyempitan Lahan Pertanian di Wilayah Pedesaan | 3 y

Berdasarkan kepadatan penduduk : desa terkecil (<100 jiwa/km2), desa kecil (100-500 jiwa/km2), desa sedang (500-1500

jiwa/km2), desa besar (1500-3000 jiwa/km2), dan desa terbesar (3000-4500 jiwa/km2).

y

Berdasarkan potensi desa : desa nelayan, desa pertanian, dll. y

Berdasarkan perkembangannya : desa swadaya (desa terbelakang), desa swakarya (desa sedang berkembang), dan desa swasembada (desa maju). 2.1.2. KotaMenurut Bintarto, kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya

materialistis. Kota juga dapat diartikan sebagai benteng budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami

dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang heterogen dan materialistis

dibandingkan dengan daerah belakangnya (hinterland).

Kota memiliki tiga unsure penting.Menurut Berry, ketiga unsure tersebut adalah kerangka (jaringan jalan), daging

(kompleks perumahan penduduk), dan darah (manusia dengan kegiatannya).Ada pula geograf lain yang menafsirkan lebih

luas bahwa daging sebagai lembaga-lembaga kemasyarakatan yang wadahnya berupa kompleks pasar (ekonomi),

Page 20: makalah pendidikan anak usia dini

kampus/sekolah (pendidikan), rumah sakit (kesehatan), rumah ibadat (agama), dan lain sebagainya. Sedangkan menurut

Svend Riemer, tiga unsur tersebut adalah konstruksi materi, relasi sosial, dan transportasi.

Kota dapat dibedakan dengan melihat beberapa aspek, seperti aspek morfologi, jumlah penduduk, hukum, ekonomi, dan sosial. y

Dilihat dari morfologi atau kenampakan fisiknya, kota terdiri dari gedung- gedung atau bangunan-bangunan besar yang

saling berdekatan, serta dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas seperti pasar, bioskop, pegadaian, rumah sakit,

sekolah, listrik, jalan raya, dan lain-lain.

y

Dilihat dari jumlah penduduknya, dibandingkan dengan desa, kota memiliki jumlah penduduk yang besar. Di Indonesia,

ada standar yang menentukan besar kecilnya kota berdasarkan jumlah penduduk, yaitu kota kecil (20.000-50.000 jiwa),

kota sedang (50.000-100.000 jiwa), kota besar (100.000 hingga 1 juta jiwa), kota metropolitan (1 juta ± 10 juta jiwa), dll.

y

Pengertian kota dilihat dari hukum, dikaitkan dengan adanya hak-hak hukum tersendiri bagi penghuni kota.

Page 21: makalah pendidikan anak usia dini

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG MASALAHB. IDENTIFIKASI MASALAHC. PEMBATASAN MASALAH.D. PERUMUSAN MASALAH.

BAB II PEMBAHASANA. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.

BAB III PENUTUPA. SIMPULAN

Page 22: makalah pendidikan anak usia dini

B. SARAN

Daftar Pustaka.

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAHIlmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)Sesuai dengan judul makalah ini “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi serta sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program tersebut.Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :1. Bagaimana peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah2. Bagaimana cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

C. PEMBATASAN MASALAH.Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :

Page 23: makalah pendidikan anak usia dini

a. Peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah;b. Cara-cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

D. Perumusan Masalah.Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Bagaimana deskripsi peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ?2. Bagaimana deskripsi cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

BAB IIPEMBAHASAN

Perpustakaan merupakan bagian intergral dari lembaga pendidikan sebagai tempat kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan buku.Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan perpustakaan, fungsi perpustakaan dan sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan.

A. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.3. Memperluas pengetahuan para siswa.4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :

Page 24: makalah pendidikan anak usia dini

1. Fungsi Edukatif.Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif.Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi AdministratifYang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.4. Fungsi Rekreatif.Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.5. Fungsi PenelitianYang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan perpustakaan antara lain :1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberika kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.

Page 25: makalah pendidikan anak usia dini

8. Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.12. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.

BAB IIIPENUTUP

A. SIMPULANBerdasarkan uraian bahasan “Peranan Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dapat disimpulkan bahwa :1. Peranan perpustakaan sangat menunjang prestasi pendidikan di sekolah.2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan.3. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya

B. SARANBertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut:1. Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya.2. Peran pengelola perpustakaan / pustakawan yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal dan profesional.DAFTAR PUSTAKA

- Buku Pendidikan Kewarganegaraan

You might also like:

Kumpulan Kata-kata Bijak dan Mutiara para Tokoh Ujian Nasional Yg Harus Diulang Situs/website Universitas Terbuka ( UT ) - www.ut.ac.id www.kemenag.go.id | info & cara daftar

LinkWithin

Diposkan oleh Admin

Page 26: makalah pendidikan anak usia dini

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Lagi Baca

Video pesta seks Bintang Liga Inggris | download video bintang Premier Liga Foto Hantu Cekik di Bogor | Penampakan video Daftar Harga HP Nokia Terbaru 2011 | Handphone nokia Foto Kecelakaan Kereta api Banjar | Video tabrakan KA Banjar Foto Jupe Toples | Hot & syur waktu tidur

gemscool gemscool point blank redtube

Pengikut

Artists directory Indonesia directory