pengendalian sedimen dan erosi

33
PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI “Awal Gerak Butiran”

Upload: ebony-haley

Post on 03-Jan-2016

189 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI. “Awal Gerak Butiran”. Awal gerak butiran sedimen sangat penting dalam kaitannya dengan studi tentang angkutan sedimen, degradasi dasar sungai / saluran, desain saluran stabil, gerusan lokal, dll. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

“Awal Gerak Butiran”

Page 2: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Awal gerak butiran sedimen sangat penting dalam kaitannya dengan studi tentang angkutan sedimen, degradasi dasar sungai / saluran, desain saluran stabil, gerusan lokal, dll.

Page 3: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

CONTOH: Permasalahan local scouring pada pilar jembatan, kapan sedimen mulai bergerak meninggalkan pilar jembatan?

Page 4: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Karena pergerakan partikel / butiran sedimen sangat tidak teratur, akan sangat sulit untuk mendefinisikan dengan pasti, pada kondisi pengaliran yang bagaimana, partikel sedimen mulai bergerak (kondisi kritis).

Page 5: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Definisi Awal Gerak Ada beberapa pendekatan dalam mendefinisikan awal

gerak butiran; yaitu bilamana pada suatu kondisi pengaliran, terjadi :

1. Satu partikel diketahui sudah ada yang bergerak2. Sejumlah partikel sudah bergerak3. Butiran pada dasar secara umum sudah

bergerak4. Pada kondisi dimana jumlah angkutan sedimen

sama dengan nol. Pendekatan ke-1 dan 2 sangat subyektif, tergantung

pada orang yang mengamati pergerakan sedimen. Metode ke-3 kurang tepat didefinisikan sebagai awal gerak butiran, karena angkutan sedimen sudah terjadi di sepanjang dasar.

Page 6: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Barangkali yang dapat dikatakan paling obyektif adalah metode ke-4, hanya saja diperlukan pengukuran besarnya angkutan sedimen pada berbagai kondisi pengaliran yang berbeda; untuk selanjutnya dilakukan interpolasi untuk mendapatkan kondisi besarnya angkutan sedimen sama dengan nol.

Page 7: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Pendekatan Ada empat kelompok pendekatan dalam menentukan awal

gerak butiran, yaitu dengan :1. Pendekatan kecepatan (competent velocity)

Dalam hal ini, ukuran dari material dasar, d, dihubungkan dengan kecepatan di dekat dasar atau dengan kecepatan rata-rata yang menyebabkan bergeraknya butiran.

2. Pendekatan gaya angkat (lift force)Dalam hal ini, diasumsikan bahwa bilamana gaya angkat ke atas akibat aliran (lift force) sedikit lebih besar dari berat partikel di dalam air, kondisi awal gerak tercapai.

3. Pendekatan tegangan gesek kritikPendekatan ini didasarkan pada konsep bahwa gaya gesek yang bekerja pada aliran dianggap paling berperan terhadap pergerakan partikel sedimen, dan

4. Pendekatan dengan cara lain, yang diantaranya dengan teori probabilitas.

Page 8: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

KONSEP TEGANGAN GESEK Akibat adanya aliran air, timbul gaya-gaya aliran yang

bekerja pada material sedimen. Gaya-gaya tersebut mempunyai kecenderungan untuk menggerakkan/ menyeret butiran material sedimen.

Material Sedimen Kasar Untuk material sedimen kasar (pasir dan batuan),

gaya untuk melawan gaya-gaya aliran tersebut tergantung dari berat butiran sedimen.

Material Sedimen Halus Untuk material sedimen halus yang mengandung

fraksi lanau (silt) atau lempung (clay) yang cenderung bersifat kohesif, gaya untuk melawan gaya-gaya aliran lebih disebabkan oleh kohesi daripada berat material (butiran) sedimen.

Page 9: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Pada waktu gaya-gaya aliran (gaya hidrodinamik) yang bekerja pada partikel sedimen mencapai suatu nilai tertentu, dimana apabila gaya sedikit ditambah, akan menyebabkan butiran sedimen bergerak, maka kondisi tersebut dinamakan sebagai kondisi kritik.

Parameter aliran pada kondisi tersebut, seperti tegangan gesek dasar, o, kecepatan aliran, U, juga mencapai kondisi kritiknya.

Bila gaya-gaya aliran berada di bawah nilai kritiknya, maka butiran sedimen tidak bergerak; dasar saluran dikatakan sebagai rigid bed. Bila gaya aliran melebihi nilai kritiknya, butiran sedimen bergerak, dan dasar saluran dikatakan bergerak (movable bed).

Page 10: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Analisa Sedimen Non-Kohesif Gaya-gaya yang bekerja pada suatu

butiran sedimen non-kohesif dalam aliran air :

a. Gaya berat (gravity force)

b. Gaya apung (buoyancy force)

c. Gaya angkat (hydrodynamic lift force)

d. Gaya seret (hydrodynamic drag force)

Page 11: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Dalam penurunan rumus (analisa secara teoritis), gaya angkat (lift force) biasanya tidak muncul secara eksplisit, karena gaya angkat sebenarnya tergantung pada variabel-variabel yang sama dengan gaya seret (drag force). Disamping itu, konstanta dalam persamaan yang akan diperoleh ditentukan dari data eksperimental sehingga gaya angkat secara tidak langsung telah diperhitungkan.

Page 12: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Gaya – gaya yang bekerja pada butiran sedimen diperlihatkan pada gambar : FD : gaya seret Fg : gaya berat di dalam air : sudut kemiringan dasar : sudut gesek (longsor) alam (the angle of repose) a1 : jarak antara pusat berat (CG) sampai titik guling (point of support) a2 : jarak antara pusat gaya seret (drag) sampai titik guling.

Page 13: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Pada kondisi kritik, partikel sedimen berada pada kondisi hampir bergerak / mengguling terhadap titik guling (point of support).

Gaya berat di dalam air :

dimana :

ds3 : volume dari butiran sedimen

ds : diameter signifikan dari sedimen (biasanya ukuran ayakan)

C1 : konstanta untuk konversi volume butiran

31 )( ss dCFg

Page 14: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Gaya seret kritik (critical drag force)

Dengan :

= luas permukaan efektif dari partikel yang mengalami tegangan gesek kritik, c

Luas efektif = luas dari proyeksi partikel pada bidang arah aliran

22 scD dCF

22 sdC

Page 15: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Pada kondisi kritik (seimbang)Momen gaya berat = Momen gaya

seret

Jarak x Fg = FD x Jarak

Untuk dasar sungai / saluran dengan kemiringan kecil (tg 0)

cos)sin()( 22

213

1 adcadc scss

)tan(tancos)(22

11 ssc dac

ac

tan)(22

11ssc d

ac

ac

Page 16: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Untuk aliran turbulen, resultante dari gaya - gaya (FD) aliran terutama disebabkan karena hantaman (tekanan) zat cair pada butiran sedimen, sehingga letak resultante gaya pada pusat berat, sehingga a1 = a2.

Untuk aliran laminer, pengaruh viskositas sangat dominan, sehingga butiran sedimen seolah – olah mengalami gesekan aliran (“skin friction”) resultante gaya FD, cenderung terjadi didekat permukaan butiran sedimen, sehingga a2 > a1.

Page 17: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Untuk aliran turbulen, a1 = a2, sehingga

dengan

atau

yang merupakan perbandingan antara gaya seret (drag force) dan gaya berat.

tan)( ssc dk

2

1

c

ck

tan

)(k

dss

c

Page 18: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Secara umum dapat dinyatakan bahwa kondisi kritik dari awal gerak sedimen tergantung pada : b, D, ds, g, s, , u*c.

Dari analisa dimensi dapat diperoleh :

Untuk butiran halus, dan dapat diabaikan, juga untuk s konstan, s/dapat diabaikan sehingga :

Persamaan pada ruas kiri dapat diartikan sebagai angka Froude butiran, sedangkan persamaan pada ruas kanan adalah angka Reynolds butiran.

),,,()()(

*2

*

v

du

D

d

b

df

d

u

dscsss

ss

c

ss

c

b

ds

D

ds

)(Re)(')( *

*2

* fv

duf

d

u

dsc

ss

c

ss

c

Page 19: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Jadi persamaan di atas (sebenarnya) tidak berlaku untuk butiran kasar.

Untuk butiran kasar, biasanya :

)('

2*

D

df

d

u s

ss

c ss '

ss

c

ss

c

d

u

d )()(

2*

dikenal sebagai Parameter Shields

Page 20: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Persamaan

dapat pula diperoleh dengan metode lain, yaitu dengan anggapan bahwa butiran sedimen yang bergerak disebabkan oleh kecepatan yang berjarak z dari dasar. Menurut Einstein, z = 0,35d.

)(Re)( *fdss

c

Page 21: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Distribusi kecepatan untuk dasar licin (aliran turbulen)

)104

log(75,5 * z

uuz

)('* D

fuuz

D

v

Dv

v

du6,11

6,11Re *

*

)(Re2

1*

2 fuzc

sehingga

)(Re)( *fdss

c

Shields Entrainment function

Page 22: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Fungsi ditentukan secara eksperimental

Hasil eksperimental memperlihatkan bahwa gerakan butiran sedimen pada dasar saluran sangat tidak teratur dan terdistribusi secara tidak seragam.

Pada waktu tegangan gesek mendekati tegangan gesek kritik, gerakan sedimen dapat terjadi secara random, baik terhadap waktu maupun terhadap tempat, yang berarti proses awal gerak sedimen terjadi secara statistik.

Gerakan sedimen dapat terjadi secara tiba – tiba, pada saat kondisi kritik tercapai dan selanjutnya dapat terhenti lagi. Hal ini karena (mungkin) tegangan gesek .

Page 23: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
Page 24: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

GRAFIK SHIELDSBerlaku untuk s = 2650 kg/m3 t = 12°C, dan v = 1,25 ∙ 10-6 m2/d

Page 25: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

GRAFIK SHIELDS : Diperoleh dari percobaan /

eksperimental untuk butiran seragam dengan s= 2650 dan t = 12C.

Diagram Shields dapat juga dipakai untuk s dan t yang lain.

Nilai – nilai Re* berubah; yang tetap :

atau

Apabila butir dasar tak seragam, d = d35 (Einstein).

sc

c

gd)( fd

gd

us

s

c ;;2

*

Page 26: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Berat Butir

Stabilitas butir dapat dipandang sebagai fungsi

uz = f(t) Gaya akibat aliran

Gaya akibat berat butir

Butir masih stabil bila

Permulaan gerak butir tidak otomatis menghasilkan Tb gaya impuls (tekanan aliran) dapat terjadi hanya sesaat, untuk selanjutnya butir kembali ke posisi semula.

Bila gaya cukup kuat dan berlangsung agak lama, dapat menghasilkan Tb.

)41()2

1( 22 dCwuF DzD 22dC

)1)(( 3dGF sG 31)( dcs

tanG

D

F

F ( 0)

Page 27: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Dari persamaan

d(:) uz2 d3(:) uz

6

w(:) uz6

uz : kecepatan di dekat dasar Jadi berat butir yang akan digerakkan oleh aliran

air berubah menurut kecepatan pangkat 6. Menurut Rubey (1948), teori di atas berlaku

apabila d >> dan aliran turbulen (Re >>) Menurut Hjulström (1939)

d(:) u2

kurang tepat; yang lebih tepat :d(:) u*

2

(lihat Grafik Shields untuk d 6mm)

tanG

D

F

F

Page 28: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

PENGARUH BUTIR TAK SERAGAM (Gradasi Butir)

Jika butir tak seragam, ada pengaruh terhadap stabilitas butir yang disebut: Gradation effect. Untuk

butiran dengan ukuran (berat) tidak sama c beda. Menurut Knoroz (1974), dalam praktek, gradasi butir

berpengaruh terhadap c jika:d90/d5 > 5

Seolah – olah butir kecil berlindung di antara butir besar.

Untuk hitungan c, diameter biasanya diambil d = ds = d50.

Jika gradasi butir sangat besar (misal nilai G = log (d84/d50) >> 0), ada pengaruh yang disebut “armouring effect”, yaitu batu - batu kecil akan tererosi (misal akibat banjir) dan terbentuk lapisan pelindung yang terdiri atas butir - butir kasar yang menghalangi tergerusnya dasar sungai lebih lanjut.

Page 29: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Menurut Livesey (1963) dan Gessler (1970), efek ini sangat penting pada proses degradasi sebelah hilir bendungan.

Untuk menggambarkan nilai yang representatif untuk campuran bed material digunakan d85 – d95.

Page 30: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Contoh Soal

Diketahui suatu aliran dengan kedalaman aliran h = 3 m dan kemiringan dasar saluran, So = 10-4. Butiran dasar seragam, dengan ukuran, d = 2 mm dan rapat massa sedimen, ρs = 2650 kg/m3. Data pendukung lainnya adalah, tair = 12°C, ρw = 1000 kg/m3, dan g = 9,81 m/d2.Dengan berdasarkan data tersebut di atas, tentukan:

a. kestabilan butir-butir di dasar,b. tentukan kestabilan butiran dengan berdasarkan nilai τo, τc, u*c dan tentukan nilai Re*c.

c. Jika ρs = 3000 kg/m3 dan tair = 20°C, berapakah τc dan Re*c (bila ρw = konstan)

Page 31: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

Jawab :

a)

tair = 12°C νair = 1,25 x 10-6 m2/d

ρs = 2650 kg/m3 seluruh diagram/grafik Shields berlaku

u* = = = 0,0542 m/d Grafik Shields

d = 2 mm butiran bergerak (tidak stabil)

a)

tair = 12°C νair = 1,25 x 10-6 m2/d

ρs = 2650 kg/m3 seluruh diagram/grafik Shields berlaku

u* = = = 0,0542 m/d Grafik Shields

d = 2 mm butiran bergerak (tidak stabil)

oShg 4103819 ,

Page 32: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

b)Dari Grafik Shields untuk ukuran butiran d = 2 mm

c = 0,04 × (s - ) g d = 0,04 × (2650 – 1000) × 9,81 × 2 ×10-3

= 1,294 N/m2

o = g h So

= 1000 × 9,81 × 3 ×10-4

= 2,94 N/m2

o > c Butir bergerak

atauGrafik Shields = 0,04

= = 1,65

u*c = [0,04 ×1,65 × 9,81 × 2 ×10-3]1/2 = 0,036 m/dDiketahui pada aliran, u* = 0,054 m/dkarena u* > u*c butir bergerak

Re*c = = 57,6

04,0 dgs

c

gd

u c*

2

1000

10002650

s

6

3*

1025,1

102036,0

v

du c

Page 33: PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI

c)

s = 3000 kg/m3 ; tair = 20°C v = 10-6 m2/d

w = 1000 kg/m3 ; d = 2 mm

Grafik Shields

c = 0,04 × (3000 – 1000) × 9,81 × 2 ×10-3 = 1,57 N/m2

u*c = m/dt

Re*c = = 79,2

04,0 dgws

c

039601000

571,

,

w

c

6

3*

10

1020396,0

v

du c