pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil …repository.usd.ac.id/30755/2/141114005_full.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERSAHABAT
DAN KARAKTER CINTA DAMAI BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP
(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII A dan VIII A
SMPK Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
oleh :
Cristian Ade Prasetia
141114005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
iv
HALAMAN MOTTO
“MELAYANI ADALAH SUATU KEHORMATAN
BUKAN BEBAN”
-Cristian Ade Prasetia-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk. . .
Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaanNya yang berlimpah
selama ini dalam proses menyelesaikan skripsi;
Kedua orang tuaku
Stefanus Ngatino dan Priska Puji Rahayu Ningsih yang selalu
mendukung, memberikan semangat, motivasi dan mendoakanku;
Winda Nursiana Lahagu yang menjadi tempat untuk curhat selama
ini;
Teman-teman dan keluarga BK Universitas Sanata Dharma yang
mendukung, menyemangati dan membantu terlaksananya penelitian
ini;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SOAL TES
ASESMEN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER BERSAHABAT
DAN KARAKTER CINTA DAMAI BERBASIS FILM KARAKTER DI SMP
(Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas VII A dan VIII A
di SMPK Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2016/2017)
Cristian Ade Prasetia
Universitas Sanata Dharma
2018
Penelitian ini bertujuan: 1) menghasilkan prototipe soal tes karakter
bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter; 2) menguji kualitas soal
tes karakter bersahabat dan soal tes karakter cinta damai berbasis film pada siswa
kelas VII A dan VIII A di SMPK Santa Maria Malang meliputi validitas, reliabilitas,
daya beda, dan tingkat kesukaran; 3) mengukur capaian hasil pendidikan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba soal penggunaan tes
pada siswa; 4) menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes karakter
bersahabat dan karakter cinta damai menurut penilaian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D).
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang,
Jawa Timur yang berjumlah 72 orang. Metode pengumpulan data menggunakan tes
karakter bersahabat dan tes karakter cinta damai berbasis film karakter dan skala
penilaian validasi efektivitas model menurut penilaian siswa. Teknik uji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal tes menggunakan IRT model Rasch
dengan aplikasi Quest.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) telah tersusun instrumen penilaian
karakter yaitu prototipe soal tes karakter bersahabat dan soal tes karakter cinta damai;
2) uji kualitas kedua soal tes karakter tersebut menunjukkan soal tes karakter
bersahabat dan soal tes karakter cinta damai berbasis film cukup baik dan efektif
untuk mengukur karakter bersahabat dan karakter cinta damai; 3) berdasarkan
penggunaan soal tes ini diperoleh gambaran bahwa karakter kedisiplinan dan karakter
kemandirian yaitu capaian skor siswa berkisar tinggi (>60) dan sedang (40-60). 23
siswa kelas VII berada dalam kategori tinggi dan 18 siswa kelas VIII berada dalam
kategori tinggi untuk karakter bersahabat. 19 siswa kelas VII masuk dalam kategori
tinggi dan 18 siswa kelas VIII masuk dalam kategori sedang untuk karakter cinta
damai; 4) Menurut penilaian siswa, model soal tes ini memiliki kualitas-kualitas
efektivitas, antara lain membangkitkan kesadaran menghargai teman, menumbuhkan
rasa bersyukur, menumbuhkan keinginan menolong orang lain, menumbuhkan rasa
kemanusiaan, dsb.
Kata kunci; prototipe, penilaian karakter, karakter bersahabat, karakter cinta
damai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ix
ABSTRACT
THE ASSESSMENT RESULT TEST PROTOTYPE DEVELOPMENT OF
FRIENDLY AND PACIFIST CHARACTER EDUCATION BASED ON
CHARACTER MOVIE
(Limited Trial on class VII A and VIII A students of SMPK Santa Maria Year
2016/2017)
Cristian Ade Prasetia
Sanata Dharma University
2018
This reseach was aimed tp: 1) produce a test prototype of friendly and pacifist
character educarion based on movie character; 2) check the quality of friendly
character test and pacifist character test both based on movies on class VII A and
VIII A students of SMPK Santa Maria Malang that include validity, reliability,
difficulty level, and appropriateness; 3) measure the friendly and pacifist character
education achievement based on the test trial on students; 4) analyze the effectiveness
of friendly and pacifist character test prototype usage based on student judgement.
This research was a Research and Development (R&D). The research subject
was class VII A and VIII A students of SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur with
total 72 students. The data gathering method was using friendly character test and
pacifist character test both based on character movie and the model effectiveness
validity was based on student judgement. The test of validity, reliability, difficulty
level and appropriateness was using ORT Rasch model accompanied with the use of
Quest application.
The research result shows: 1) there are arranged character test istrument
which was friendly character test and pacifist aharacter test; 2) the quality test of
both character showed that friendly character test and pacifist character test was
good and effective to measure the friendly and pacifist character; 3) Based on the test
trial, it was shown that friendly and pacifist character was considered high (>60) and
medium (40-60). 23 student from 7th
grade were in high category and 18 students
from 8th grade were in high category both are category in friendly chaeacter. 19
student from 7th grade were in high category and 18 students from 8th grade were in
medium category, both for pacifist character category; 4) based on student
judgement, the test model had various qualities which were rouse the awareness to
appreciate freiends, growing the gratitude-ness, rouse the feel to help other, raise the
humanity sense, etc.
Keywords; prototype, character judgement, friendly character, pacifist character
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan bimbingan-
Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul "Pengembangan
Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat dan Karakter
Cinta Damai Berbasis Film Karakter di SMP (Uji Coba Terbatas pada Siswa Kelas
VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang, Tahun Ajaran 2016/2017).
Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan bantuan dari banyak
pihak, maka peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rohani, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling serta Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang menjadi teladan
sekaligus sahabat peneliti selama peneliti menimba ilmu di Universitas Sanata
Dharma
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling.
4. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling: Ibu Indah, Ibu Hayu,
Ibu Retno, Ibu Retha, Bapak Budi, Bapak Sinurat, dan Bapak Agus.
5. Mas Moko atas segala bantuan pelayanan administrasi di Program Studi
Bimbingan dan Konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
xi
6. Para Guru dan Siswa SMPK Santa Maria Malang atas peran serta dalam
penelitian ini.
7. Sahabat tim PSHP: Donald Ivantoro, Yosep Yoga, Okda, Siska, Vincent,
Inggried, Yustinus, Eko, Billy, Bambang, Lita, Brigitta, Titian, dan Govan
yang selalu mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi dengan bertukar
pikiran dan menyemangati peneliti segera ujian.
8. Sahabat-sahabat peneliti: Billy, Yaya, Bella, Lina, dan Ana yang selalu
menjadi teman jalan-jalan, teman curhat, dan memberikan motivasi pada
peneliti.
9. Teman-teman angkatan 2014 yang juga selalu memberikan semangat dan
saling menyemangati.
10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung mulai dari proses penelitian hingga penyelesaian tugas akhir ini.
Walaupun dalam skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
peneliti, kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca.
Yogyakarta, Januari 2018
Peneliti,
Cristian Ade Prasetia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR. ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI. ...................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 6
F. Spesifikasi Produk ..................................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 8
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan. ............................................................ 9
I. Definisi Istilah ......................................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................... 13
A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes .................................................................... 13
1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes ..................................................... 13
2. Tujuan dan Fungsi Asesmen ........................................................................ 14
3. Ruang Lingkup Asesmen ............................................................................. 15
4. Prinsip-prinsip Asesmen .............................................................................. 15
5. Jenis-jenis Asesmen ...................................................................................... 18
6. Teknik-teknik Asesmen ................................................................................ 20
7. Tes Sebagai Tenik Asesmen ........................................................................ 20
B. Hakikat Pendidikan Karakter ................................................................................ 21
1. Pengertian Karakter ...................................................................................... 21
2. Pengertian Pendidikan Karakter .................................................................. 22
3. Tujuan, Fungsi dan Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter ....................... 23
C. Hakikat Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai .................................. 26
1. Pengertian Karakter Bersahabat .................................................................. 26
2. Aspek-aspek Karakter Bersahabat .............................................................. 26
4. Karakteristik Individu Berkarakter Bersahabat ......................................... 27
5. Pengertian Karakter Cinta Damai ............................................................... 27
6. Aspek-aspek karakter Cinta Damai ............................................................ 28
7. Karakteristik Individu Berkarakter Cinta Damai ...................................... 29
D. Asesmen Pendidikan Karakter .............................................................................. 30
1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter ................................................. 30
2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter ..................................................... 30
3. Teknik-teknik Asesmen Pendidikan Karakter ........................................... 31
4. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya Dalam Pendidikan Karakter ............ 31
5. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes
dalam Pendidikan Karakter.......................................................................... 34
E. Media Film dan Pendidikan Karakter .................................................................. 41
1. Karakteristik Media Film Karakter ............................................................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidika Karakter ................... 44
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Film dalam Pendidika Karakter ..... 45
4. Film Sebagai Media Asesmen ..................................................................... 46
5. Pengembangan Soal-soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter ...... 47
F. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................................ 50
G. Kerangka Pikir ......................................................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 54
A. Model Pengembangan ............................................................................................. 53
B. Prosedur Pengembangan ........................................................................................ 53
1. Potensi dan Masalah ..................................................................................... 55
2. Pengumpulan Informasi ............................................................................... 55
3. Desain Produk ................................................................................................ 56
4. Validasi Desain .............................................................................................. 56
5. Revisi Desain ................................................................................................. 57
6. Uji Coba Produk ............................................................................................ 57
C. Uji Coba Produk ...................................................................................................... 57
1. Desain Uji Coba ............................................................................................ 57
2. Tempat Penelitian dan Subjek Uji Coba Produk ...................................... 58
3. Jenis Data ....................................................................................................... 59
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 60
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 60
2. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 61
E. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 64
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................................... 76
A. Hasil penelitian ........................................................................................................ 75
B. Pembahasan ............................................................................................................ 101
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 109
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
xv
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................................ 108
C. Saran ........................................................................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 113
LAMPIRAN....................................................................................................................... 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 9
Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ........................................................................... 58
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Karakter Bersahabat ..................................................... 62
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Karakter Cinta Damai ................................................... 63
Tabel 3.4 Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch ............................... 69
Tabel 3.5 Norma Kriteria Kategorisasi Capaian Skor Karakter Siswa ...................... 70
Tabel 3.6 Norma Kategorisasi Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa ................ 71
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi PAP Tipe 1 ................................................................ 73
Tabel 3.8 Kategori Tingkat Kesukaran Item .............................................................. 74
Tabel 4.1 Contoh Soal Tes Karakter Bersahabat........................................................ 75
Tabel 4.2 Contoh Soal Tes Karakter Cinta Damai ..................................................... 76
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Bersahabat ................ 77
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Cinta Damai .............. 79
Tabel 4.5 Reliabilitas Soal Tes Karakter Bersahabat ................................................. 81
Tabel 4.6 Reliabilitas Soal Tes Karakter Cinta Damai ............................................. 81
Tabel 4.7 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat
Kesulitan Rendah ........................................................................................ 82
Tabel 4.8 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat
Kesulitan Sedang ....................................................................................... 83
Tabel 4.9 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat
Kesulitan Tinggi ......................................................................................... 84
Tabel 4.10 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat
Kesulitan Rendah .................................................................................... 85
Tabel 4.11 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat
Kesulitan Sedang ..................................................................................... 86
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
xiv
Tabel 4.12 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat
Kesulitan Tinggi ...................................................................................... 87
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Soal Tes Karakter Bersahabat ......................................... 91
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Soal Tes Karakter Cinta Damai ...................................... 92
Tabel 4.15 Norma Kategori Capaian Hasil Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta
Damai ...................................................................................................... 93
Tabel 4.16 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Bersahabat pada Siswa ............. 95
Tabel 4.17 Data Distribusi Capaian Skor Karakter Cinta Damai pada Siswa............ 97
Tabel 4.18 Rekepitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes ................ 99
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Bersahabat .................................. 78
Gambar 4.2 Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Tes Karakter Cinta Damai ............................... 80
Gambar 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Karakter Bersahabat ........................... 88
Gambar 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Tes Cinta Damai ....................................... 89
Gambar 4.5 Grafik Profile Capaian Skor Subjek Karakter Bersahabat ....................................... 92
Gambar 4.6 Grafik Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Bersahabat ............................... 95
Gambar 4.7 Profile Capaian Skor Karakter Cinta Damai ........................................................... 96
Gambar 4.8 Grafik Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Cinta Damai ............................. 97
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penilaian Siswa ......................................................................................... 114
Lampiran 2 Tabel Tingkat Kesukaran dan Uji Validitas Karakter Bersahabat ......................... 115
Lampiran 3 Tabel Tingkat Kesukaran dan Uji Validitas Karakter Cinta Damai ...................... 116
Lampiran 4 Indeks Daya Beda Karakter Bersahabat ...................................................................... 117
Lampiran 5 Indeks Daya Beda Karakter Cinta Damai ................................................................... 121
Lampiran 6 Tabulasi Data Karakter Bersahabat kelas VII ............................................................. 125
Lampiran 7 Tabulasi Data Karakter Cinta Damai Kalas VII .......................................................... 126
Lampiran 8 Tabulasi Data Karakter Bersahabat Kelas VIII ............................................................ 127
Lampiran 9 Tabulasi Data Karakter Cinta Damai Kelas VIII .......................................................... 128
Lampiran 10 Daftar Hadir .......................................................................................................... 129
Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian .............................................................................................. 135
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang
dikembangkan, manfaat penelitian, asumsi dan keterbatasan pengembangan, dan
definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam
pembangunan bangsa. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia
dengan binatang. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang perilakunya seperti
binatang. Oleh karena itu, penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang
menjadi sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara
ini.
Bangsa Indonesia belakangan ini mengalami gejala kemerosotan moral yang
parah khususnya dikalangan remaja, mulai dari kasus narkoba, pergaulan bebas,
maraknya kekerasan, tawuran, tindakan anarkis dan sebagainya. Hal tersebut
mengindikasikan adanya pergeseran ke arah ketidakpastian jati diri dan karakter
bangsa. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan, dalam
kurun waktu tiga tahun (2010-2012) sebanyak 301 peristiwa tawuran pelajar terjadi di
Jabodetabek. Dari seluruh peristiwa tersebut, sebanyak 46 orang pelajar tewas. Data
tersebut menunjukkan bahwa karakter cinta damai dan bersahabat dikalangan remaja
saat ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, padahal dalam Mustari (2011)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
2
pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 sudah
menyuarakan program pengembangan budaya dan karakter bangsa.
Pendidikan karakter yang seharusnya menjadi tanggung jawab setiap guru
mata pelajaran di sekolah, pada dasarnya dapat diintegrasikan dalam pembelajaran
pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan
dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya
pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengalaman nyata
dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat. Maka, sejak 2010
pemerintah mencanangkan gerakan pendidikan karakter terintegrasi melalui
pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Semua guru wajib memasukkan
aspek pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, namun dalam pelaksanaanya
para guru terkendala banyak kesulitan dan hasilnya belum memuaskan (Barus, 2015).
Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini ada di SMP perlu segera
dikaji dan dicari alternatif-alternatif solusinya, serta perlu dikembangkan suatu model
pelaksanaan dan evaluasinya secara efektif supaya mudah diimplementasikan di
sekolah. Pemerintah belum mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran,
maupun evaluasi pendidikan karakter yang terstandar untuk mengevaluasi proses dan
hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP, maka peneliti melakukan penelitian
pengembangan prototipe soal-soal tes sebagai salah satu produk penelitian ini
ditargetkan dapat menghasilkan produk “Model Asesmen Pendidikan Karakter di
SMP Berbasis Media Film Karakter” (Barus, dkk: Program PSHP, DRPM,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
3
Kemenristekdikti, 2017) yang diharapkan dapat lebih memberdayakan guru mata
pelajaran dan khususnya guru BK dalam melaksanakan asesmen pendidikan karakter
yang berimplikasi langsung pada upaya perbaikan penyelenggaraan pendidikan
karakter di SMP.
Peneliti dari data di atas berupaya mengembangkan suatu sistem untuk
menilai, mengukur, maupun mengevaluasi proses dan hasil pendidikan karakter
berupa prototipe soal asesmen hasil pendidikan karakter menggunakan film karakter.
Media film dipilih sebagai basis asesmen ini karena film lebih menggambarkan aspek
sikap, afeksi, akomodasi, dan perilaku berkarakter yang menginternalisasi dibanding
cara-cara atau media asesmen lainnya. Film karakter ini akan memvisualisaikan kasus
yang memuat nilai hidup, dilema moral, klarifikasi nilai, atau gambaran perilaku
berkarakter. Dalam penelitian ini, asesmen pendidikan karakter dirancang dengan
memvisualisasikan dilema moral yang terjadi dikalangan remaja khususnya yang
berkaitan dengan karakter bersahabat dan cinta damai melalui potongan film 1-2
menit, kemudian berdasarkan isi potongan film itu, siswa diminta menjawab soal-soal
yang menyertainya.
Berdasarkan hal di atas, peneliti melakukan penelitian pengembangan
(research and development) yang bertujuan untuk menghasilkan prototipe soal-soal
tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis media film karakter yang diujicobakan
pada siswa SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur dengan mengangkat judul
“Pengembangan Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
4
Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Berbasis Film Pada Siswa SMPK Santa
Maria Malang, Jawa Timur Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dilakuakan identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Tawuran antar pelajar meningkat dari waktu ke waktu.
2. Dalam kurun waktu tiga tahun (2010-2012) sebanyak 43 siswa meninggal
akibat tawuran.
3. Pendidikan karakter yang dilakukan belum sampai pada tingkatan internalisasi
dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pemerintah belum mengembangkan suatu sistem penilaian, pengukuran,
maupun evaluasi pendidikan karakter yang terstandar untuk mengevaluasi
proses dan hasil pendidikan karakter terintegrasi di SMP.
5. Belum ditemukan soal-soal tes pendidikan karakter yang efektif digunakan
untuk melakukan asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter
cinta damai.
6. Perlu pengembangan prototipe soal tes hasil asesmen pendidikan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai.
7. Belum ada penelitian terkait pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai di SMPK Santa
Maria Malang, Jawa Timur.
8. SMPK Santa Maria Malang belum memilki penilaian karakter peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5
C. Pembatasan Masalah
Mengingat berbagai keterbatasan peneliti, maka dalam penelitian ini fokus
kajian diarahkan untuk menjawab masalah-masalah pada butir nomor 5, 6, 7, dan
8 dengan mengkaji capaian karakter bersahabat dan karakter cinta damai siswa
SMPK Santa Maria Malang, Jawa Timur melalui pengembangan prototipe soal
tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai dengan
berbasis film.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari beberapa kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini,
dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus sebagai berikut :
1. Seperti apa prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat
dan karakter cinta damai berbasis film yang efektif dikembangkan di SMPK
Santa Maria Malang?
2. Seberapa baik kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat
dan karakter cinta damai berbasis film terutama menyangkut validitas,
reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran berdasar data uji coba pada
siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang?
3. Seperti apa gambaran capaian hasil pendidikan karakter bersahabat dan
karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes
ini pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
6
4. Seberapa efektif penggunaan prototipe soal tes hasil pendidikan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan peniliaian siswa kelas VII A
dan VIII A SMPK Santa Maria Malang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat
dan karakter cinta damai yang efektif diujicobakan pada siswa kelas VII A
dan VIII A SMPK Santa Maria Malang.
2. Menguji kualitas soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan
karakter cinta damai berbasis film meliputi validitas, reliabilitas, daya beda,
dan tingkat kesukaran berdasarkan data ujicoba produk pada siswa kelas VII
A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang.
3. Memperoleh gambaran capaian hasil pendidikan karakter bersahabat dan
karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe model
soal tes yang dilakukan pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa
Maria Malang.
4. Menganalisis efektivitas penggunaan prototipe soal tes hasil pendidikan
karakter bersahabat dan karakter cinta damai berdasarkan peniliaian siswa
kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan adalah prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter.
Tabel 1.1
Spesifikasi Produk
1. Nama Produk Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter
Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Berbasis Media
Film di SMP.
2. Bentuk Produk Soal-soal tes hasil pendidikan karakter berbasis potongan-
potongan film yang memuat karakter bersahabat dan
karakter cinta damai (dalam format softcopy/VCD).
3. Fungsi Produk Mengukur hasil pendidikan karakter bersahabat dan
karakter cinta damai pada siswa di SMP.
4. Kriteria efekti-
vitas model
Aplikatif, fisibel, realistik, akurat, praktis, ekonomis, dan
mudah digunakan konselor/guru BK berkolaborasi dengan
guru mata pelajaran di SMP.
5. Komponen
model
1. Identifikasi nilai dalam program pendidikan karakter.
2. Identifikasi dan pemilihan film yang bermuatan
karakter bersahabat dan karakter cinta damai.
3. Perancangan (designing) pemotongan film bermuatan
karakter dan soal tes relevan.
4. Prototipe soal tes asesmen hasil pendidikan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film
karakter di SMP.
5. Penentuan kriteria, norma scoring, dan penyusunan
rubrik penilaian.
6. Implementasi asesmen dan evaluasi hasil pendidikan
karakter di SMP.
6. Pengguna
produk/model
Pembuat kebijakan, pengembang dan pelaksana
pendidikan karakter di SMP (pemerintah, kepala sekolah,
konselor/guru BK, dan guru mata pelajaran di SMP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan
pengetahuan dalam bidang kajian bimbingan dan konseling, khususnya
mengenai mengukur soal tes hasil asesmen pendidikan karakter bersahabat
dan karakter cinta damai berbasis film.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah dan Guru
Hasil penelitian diharapkan menjadi tolak ukur pihak sekolah untuk
mengetahui, memahami dan melaksanakan pendidikan karakter bersahabat
dan karakter cinta damai berbasis film.
b. Bagi Siswa SMPK Santa Maria Malang
Penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman karakter bersahabat dan
karakter cinta damai agar siswa mampu mengaplikasikan di dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui efektivitas prototipe soal tes hasil asesmen
untuk mengukur pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai
pada siswa SMPK Santa Maria Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
9
d. Bagi Peneliti Lain
Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai
referensi dalam mengembangkan penelitian dengan topik pendidikan
karakter di sekolah.
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Asumsi-asumsi pada penelitian dan pengembangan (Research and
Development) yaitu
1. Sekolah yang dipakai untuk ujicoba model soal tes asesmen sudah
menerapkan pendidikan karakter terintergrasi, namun belum adanya penilaian
assesmen hasil pendidikan karakter dengan cara tes.
2. Subjek ujicoba produk penelitian ini diasumsikan dapat dengan cermat
menonton tayangan film dan dapat membaca soal tes dengan baik dari layar
LCD.
3. Penayangan film dan soal tes ditempatkan sedemikian rupa sehingga terlihat
dengan jelas oleh subjek (tidak silau, faktor pencahayaan yang baik, siswa
tidak bisu, buta dan tuli).
4. Sekolah tempat implementasi model memiliki fasilitas penayangan video dan
speaker yang berkualitas baik.
5. Adanya film atau video yang mencerminkan karakter cocok dengan soal yang
ingin disajikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
10
6. Rumusan penyusunan soal dan distraktor (opsi jawaban) diformulasikan
sedemikian rupa sehingga memuat dilema moral bergradasi pada level moral
action.
Keterbatasan yang timbul dalam penelitian dan pengembangan (Research
and Development) yaitu
1. Dalam mencari film karakter peneliti tidak mudah menemukan film yang
tepat dengan judul penelitian tes hasil asesmen.
2. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca dan menjawab pertanyaan
yang ditampilkan setelah penanyangan film.
3. Keterbatasan peneliti dalam membuat pertanyaan dengan kata-kata
sederhana dan mudah dipahami oleh siswa SMP.
4. Keterbatasan fasilitas yang dimiliki sekolah seperti speaker, LCD dan
proyektor karena penelitian prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter
membutuhkan fasilitas tersebut agar siswa maksimal menjawab pertanyaan
soal-soal.
5. Peserta didik tidak mau membaca dengan cepat pertanyaan yang
ditampilkan setelah penanyangan potongan film sehingga kekurangan
waktu untuk menjawab.
6. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah benar-benar memuat upaya
peningkatan dilema moral karakter kedisiplinan dan karakter kemandirian.
Peserta didik tidak serius, mengantuk, tidak antusias dan asal menjawab dalam
mengerjakan tes asesmen pendidikan karakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
11
I. Definisi Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini dapat
didefinisikan sebagai berikut:
1. Prototipe adalah produk sederhana berupa buku atau aplikasi software yang
belum dipublikasikan secara luas dan masih diuji coba ke masyarakat untuk
mengetahui produk yang dihasilkan.
2. Pengembangan prototipe adalah proses mengembangkan sebuah produk baru
yang sederhana untuk menghasilkan suatu aplikasi software atau buku berupa
soal tes asesmen pendidikan karakter yang lebih baik.
3. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi atau data yang digunakan
peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Pendidikan karakter adalah upaya sungguh-sungguh untuk membantu
seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai
etis.
5. Karakter bersahabat adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.
6. Karakter cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
7. Film adalah gambar atau frame yang diproyeksikan kedalam audio visual
yang dapat digunakan untuk materi pembelajaran dan dapat
mendokumentasikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
12
8. Soal Tes adalah soal-soal berisikan pilihan ganda yang memiliki jawaban
bergradasi dan mencerminkan dilema moral untuk mengukur perilaku siswa
secara objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan hakikat evaluasi, asesmen, dan tes, hakikat karakter
bersahabat dan karakter cinta damai, asesmen pendidikan karakter, media film dan
pendidikan karakter, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.
A. Hakikat Evaluasi, Asesmen, dan Tes
1. Pengertian Evaluasi, Asesmen, dan Tes
Ralph Tyler (Arikunto, 2013) menegaskan evaluasi adalah sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian
mana tujuan tercapai. Dengan kata lain, evaluasi sebagai proses pengambilan
keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar. Jadi, evaluasi sebagai proses menilai sesuatu yang didasarkan pada
kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan
pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi.
Linn dan Grounlund (Uno dan Koni, 2012:1) menegaskan asesmen (penilaian)
adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar
siswa (observasi, rata-rata pelaksana tes tertulis) dan format penilaian kemajuan
belajar. Asesmen juga dapat diartikan sebagai proses pengukuran dan non
pengukuran untuk memperoleh data karakteristik peserta didik dengan aturan
tertentu. Selain itu, asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk
mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
14
keputusan mengenai para peserta didik, kurikulum, program-program, dan
kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu
badan, lembaga yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
Asesmen sering disebut sebagai salah satu bentuk penilaian, sedangkan
penilaian merupakan salah satu komponen dalam evaluasi. Tindakan suatu
pengukuran yang bersifat kuantitatif dan penilaian yang bersifat kualitatif adalah
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari asesmen.
Arikunto (2012) menegaskan tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian
yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa. Jawaban yang diberikan
siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya
yang mencerminkan kemampuannya. Informasi tersebut dinyatakan sebagai
masukan yang penting untuk mempertimbangkan siswa. Jadi, tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
2. Tujuan dan Fungsi Asesmen
Arikunto (2013) menegaskan tujuan atau fungsi asesmen ada beberapa hal,
yaitu (1) penilaian berfungsi sebagai selektif , (2) penilaian berfungsi sebagai
diagnotif, (3) penilaian berfungsi sebagai penempatan, dan (4) penilaian berfungsi
sebagai pengukuran keberhasilan. Selanjutnya, Sudjino ( Uno dan Koni, 2012)
mengemukakan secara umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau proses setidak-
tidaknya memliliki tiga fungsi, yaitu (1) mengukur kemajuan, (2) menunjang
penyusunan rencana, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
15
3. Ruang Lingkup Asemen
Uno & Koni (2012:17) isi model penilaian kelas ini meliputi konsep dasar
penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian,
pengelolahan hasil penilaian, serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam
konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan penilaian, manfaat
penilaian, fungsi penilaian, dan rambu-rambu penilaian. Teknik penilaian akan
menjelaskan berbagai cara dan alat penilaian.
4. Prinsip-prinsip Asesmen
Menurut Jahid & Haris (2008: 63-64) sistem penilaian (asesmen) dalam
pembelajaran, hendaknya dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Menyeluruh
Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran
hendaknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi,
kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik
menyangkut dominan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku
dan nilai), serta psikomotorik (keterampilan), maupun menyangkut
evaluasi proses dan hasil belajar.
b. Berkelanjutan
Penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan
(direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan
gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar siswa
sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
16
dampak tidak langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses
pembelajaran.
c. Berorientasi pada Indikator Ketercapaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada
indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan
dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya. Dengan
demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran sampai seberapa
indikator kemampuan dasar dalam suatu mata pelajaran telah dikuasai
oleh siswa.
d. Sesuai dengan Pengalaman Belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan
pengalaman belajarnya. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas problem solving maka evaluasi harus diberikan baik
pada proses (keterampilan proses) maupun produk/hasil melakukan
problem-solving.
Menurut Jahid & Haris terdapat empat prinsip-prinsip penilaian
(asesmen) yaitu secara menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikator
ketercapaian, dan sesuai dengan pengalaman belajar. Sedangkan menurut
Depdiknas, (Suwandi 2010: 21-22) prinsip-peinsip penilaian (asesmen)
berbasis kelas yang perlu diperhatikan oleh guru atau penilai meliputi :
a. Valid (penilaian berbasis kelas harus mengukur apa yang seharusnya
diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya dan sah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
b. Mendidik (penilaian harus memberi sumbangan yang positif terhadap
hasil pencapaian belajar siswa : dirasakan sebagai penghargaan yang
memotivasi bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu semangat
untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil).
c. Berorientasi pada kompetisi (mampu menilai pencapaian kompetensi
yang dimaksud dalam kurikulum).
d. Adil dan objektif (penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak
membeda-bedakan latar belakang siswa).
e. Terbuka (kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak
yang berkepentingan).
f. Berkesinambungan (penilaian dilakukan secara terencana, bertahap,
teratur, terus menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa).
g. Menyeluruh (penilaian terhadap hasil belajar siswa hendaknya
dilaksanakan secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan berbagai teknik
dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar siswa).
h. Bermakna (penilaian hendaknya mudah dipahami dan mudah ditindak
lanjut oleh pihak-pihak yang berkepentingan).
Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prisip–prinsip
dari penilaian (asesmen) harus memiliki beberapa aturan penting yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
menjadi acuan seperti penilaian (asesmen) harus dilakukan secara
menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikator ketercapaian, dan
sesuai dengan pengalaman belajar serta harus valid dan mendidik bagi siswa,
adil dan objektif dalam pelaksannya serta terbuka dan bermakna bagi pihak-
pihak yang berkepentingan.
5. Jenis- jenis Asesmen
Menurut Prijowuntato (2016: 60, 66) alat yang dapat digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi siswa dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes
dan non tes.
a. Tes
Bentuk tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta didik dapat
berupa; pilihan ganda, uraian objektif, uraian non objektif/uraian bebas,
jawaban singkat/isian singkat, menjodohkan, performans/unjuk kinerja,
portofolio.
Bentuk tes digunakan apabila sifat suatu objek yang diukur
menyangkut tingkah laku yang berhubungan dengan apa yang diketahui,
dipahami atau proses psikis lainnya yang tidak dipahami dengan indera.
Tingkat berpikir yang digunakan dalam mengerjakan tes harus mencakup
mulai dari yang rendah sampai yang tinggi, dengan proporsi yang
sebanding sesuai jenjang pendidikan.
Bentuk tes yang digunakan di sekolah dapat dikategorikan menjadi
dua yaitu tes objektif dan tes non objektif. Objektif di sini dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
sistem penskorannya, yaitu siapa yang memeriksa lembar jawaban tes
akan menghasilkan skor yang sama. Tes non objektif adalah tes yang
sistem penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa tes objektif adalah tes yang sistem penskorannya
objektif sedangkan non objektif sistem penskorannya dipengaruhi oleh
subjektifitas pemberi skor.
b. Non tes,
Bentuk non tes yang digunakan untuk mengevaluasi peserta didik
dapat berupa; observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala nilai,
kuesioner, wawancara.
Bentuk non tes digunakan apabila perubahan tingkah laku yang
dapat diamati dengan indera dan bersifat konkret. Konsekuensi dari
pengukuran menggunakan bentuk non tes sangat bergantung pada situasi
di mana perubahan tingkah laku individu itu muncul atau menggejala.
Oleh karenanya, situasi pengukuran yang seragam sukar dipersiapkan.
Suatu pengukuran dengan alat pengukuran non tes terjadi dalam situasi
yang kurang distandarisasi, seperti waktu pengukuran yang dapat tidak
sama atau seragam bagi semua siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
6. Teknik-teknik Asesmen
Pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa terhadap pencapaian
standar kompetensi dasar dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Poerwati
(2001) menegaskan teknik-teknik asesmen yaitu :
a. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang
diberi tes dan berdasarkan hasil tugas-tugas tersebut akan dapat ditarik
kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Alat tes ini
memberikan tekanan pada dimensi kuantitatif dari berbagai aspek dan tingkah
laku dan kehidupan batin seseorang, dengan mengukur berapa banyak dari
aspek tertentu terdapat pada seseorang.
b. Teknik non tes adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan
observasi baik secara langsung ataupun tak langsung, angket, wawancara, dan
sosiometri. Teknik non tes digunakan sebagai pelengkap dan digunakan
sebagai pertimbangan tambahan dalam pengambilan keputusan penentuan
kaliatas hasil belajar.
7. Tes Sebagai Teknik Asesmen
Arikunto (2012) menegaskan tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja
dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu dilakukan dengan
prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya
relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Respon subjek atas tes
merupakan perilaku yang ingin diketahui dari penyelenggaraan tes karena tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
mengukur perilaku, sebagai manifestasi atribut psikologis atau tingkah laku individu
yang akan diukur.
Tes sebagai teknik asesmen dapat menyediakan informasi-informasi objektif
yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan keputusan yang harus
diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar. Tes ini dilakukan sebelum, saat,
dan akhir pembelajaran, sehingga bergulir tanpa henti (dynamic asesment).
B. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Menurut Samani & Hariyanto (2013: 41) karakter dimakanai sebagai cara berfikir
dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap bertanggungjawab setiap
akibat dari keputusannya.
Karakter adalah perilaku yang tanpak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
bersikap maupun dalam bertindak. Sementara itu, Douglas (Samani, 2013:41)
menegaskan “character isn’t inherited. One builds its daily by the way one thinks and
acts, thougth by ythougth, action by action.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kelima dalam situs offline,
karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dengan orang lain. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karakter
identik dengak akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang universal yang meliputi aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
dengan Tuhan, dirinya, sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan
cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap, cara berpikir,
dan perilaku berdasarkan norma-norma agama, budaya, adat istiadat sehingga
seseorang berusaha melakukan hal yang baik dalam bentuk nyata di kehidupan
sehari-hari.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Zubaedi (2013) menjelaskan pendidikan karakter dimaknai sebagai upaya
penanaman kecerdasan dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan
pengalaman dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi
jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhan, diri sendiri, antar sesama, dan
lingkungannya. Nilai-nilai luhur tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan
santun, kemuliaan sosial, kecerdasan berpikir, dan berpikir logis.
Menurut David Elkind dan Freddy Sweet (Zubaedi, 2013:15), “character
education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon
core ethical value” artinya pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk membantu
manusia memahami, peduli, dan melaksanakan nilai-nilai etika.
Beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya mendorong peserta didik mengembangkan nilai-nilai karakter yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
dimilikinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis,
produktif, dan kreatif.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Kemendiknas (2011: 7) menegaskan bahwa pendidikan karakter bertujuan
mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila,
meliputi :
a. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik,
berpikir baik, dan berperilaku baik.
b. Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila.
c. Mengembangakan potensi warga negara agar memiliki sikap percaya diri,
bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Fathurrohman, dkk. (2013) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter
secara khusus, yaitu untuk ;
a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi karakter bangsa yang religius.
b. Mengembanggkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara
yang memiliki nilai-nilai karakter dan karakter bangsa.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi dan penuh kekuatan.
4. Fungsi Pendidikan Karakter
Kemendiknas (2011: 7) bahwa pendidikan karakter berfungsi:
a. Membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural.
b. Membangun peradapan bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu
berkontribusi terhadap terhadap pengembangan kehidupan umat manusia,
mengembangakan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik serta keteladanan baik.
c. Membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu
hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
5. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Karakter di Sekolah
Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah menurut Kemendiknas
(2010) adalah sebagai berikut :
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etik sebagai basis karakter.
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran,
perasaan, dan perilaku.
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif, dan efektif untuk membangun
karakter.
d. Menciptakan komunikasi sekolah yang memiliki kepedulian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang
baik.
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang
menghargai semua peserta didik, membangun karakter peserta didik, dan
membantu peserta didik untuk sukses.
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi dari pada peserta didik.
h. Mengfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagai
tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang
sama.
i. Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam
membangun inisiatif pendidikan karakter.
j. Mengfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha
membangun karakter.
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru
karakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik
Menurut Fathurrohman (2013) prinsip-prinsip pendidikan karakter sebagai
berikut :
a. Berkelanjutan yang artinya bahwa proses pengembangan nilai-nilai karakter
merupakan sebuah proses panjang dimulai dari awal peserta didik masuk
sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
b. Pengembangan nilai-nilai karakter terintegrasi melalui setiap mata pelajaran
dan setiap kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
c. Nilai karakter tidak diajarkan tapi dikembangkan melalui proses belajar.
d. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.
C. Hakikat Karakter Bersahabat
1. Pengertian Karakter Bersahabat
Yaumi (2014) mengungkapkan bahwa karakter bersahabat adalah tindakan
yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain juga
merupakan pengertian dari karakter bersahabat atau komunikatif. Orang bersahabat
selalu mununjukkan keinginan besar untuk menyapa dengan bahasa yang santun dan
terkadang humoris jika sudah saling kenal lebih dekat. Hubungan interpersonal selalu
dibangun termasuk memberikan rasa simpatik dan empati kepada setiap orang yang
mengenalnya.
Menurut Yaumi (2014) karakter bersahabat adalah karakter yang dapat
mengantarkan seseorang untuk membangun hubungan baik di antara sesama tanpa
memandang latar belakang suku, ras, agama, asal daerah, atau latar belakang lain
yang bersifat primordional. Bahkan seseorang yang memiliki karakter bersahabat
memiliki kemampuan untuk memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang lain.
2. Aspek-aspek Bersahabat
Menurut Yaumi (2014) aspek-aspek bersahabat terdiri dari:
a. Dukungan dan kepedulian.
Sejauh mana hubungan ditandai dengan kepedulian, dukungan, dan minat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
b. Pertukaran yang akrab.
Sejauh mana hubungan ditandai dengan pengungkapan informasi pribadi dan
perasaan.
c. Bantuan dan bimbingan.
Sejauh mana teman-teman berusaha membantu satu sama lain dalam
menghadapi tugas-tugas rutin dan menantang.
d. Pemecahan masalah.
Sejauh mana perselisihan dalam hubungan diselesaikan secara efisien dan
baik.
3. Karakteristik Individu Bersahabat
Karakteristik individu bersahabat menurut Yaumi (2014), yaitu:
a. Senang belajar bersama orang lain.
b. Semakin banyak berinteraksi dengan orang lain, semakin merasa berbahagia
dan termotivasi untuk belajar.
c. Menunjukkan perkembangan yang luar biasa ketika belajar melalui
pendekatan kooperatif dan kolaboratif.
d. Berorganisasi merupakan cara terbaik untuk mengaktualisasi diri.
e. Melibatkan diri dalam berbagai aktivitas yang melibatkan orang lain.
f. Memilki kepedulian dalam berbagai persoalan dan isu-isu moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
D. Hakikat Karakter Cinta Damai
1. Pengertian Karakter Cinta Damai
Yaumi (2014) mengungkapkan bahwa karakter cinta damai adalah sikap,
perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadirannya. Perdamaian adalah terjadinya harmoni yang ditandai dengan
kurangnya kekerasan, perilaku konflik dan kebebasan dari rasa takut tentang
kekerasan. Pada umumnya perdamaian dipahami sebagai ketiadaan permusuhan dan
pembalasan dendam. Perdamaian juga menunjukkan upaya yang tulus untuk
rekonsiliasi, keberadaan kehidupan yang sehat, atau hubungan interpersonal yang
baik atau hubungan internasional yang stabil, kemakmuran dalam kesejahteraan
social dan ekonomi, pembentukan kesetaraan, dan tatanan kerja politik yang melayani
kepentingan sejati dari semua orang.
Rachman, dkk (2011:17) mengungkapkan bahwa esensi dari perdamaian
adalah anti kekerasan dalam penyelesaian masalah dan selalu mengedepankan dialog
dan menghargai orang lain. Oleh karena itu, peserta didik yang cinta damai adalah
mereka yang menghindari konflik, tanpa kekerasan, dan mengedepankan harmoni,
toleransi, saling menghargai, dan relasi yang setara antara individu maupun
komunitas.
2. Aspek-aspek Karakter Cinta Damai
Menurut Yaumi (2016) aspek-aspek cinta damai terdiri dari:
a. Senang berteman dengan siapa saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
Dalam berteman, seseorang yang memiliki karakter cinta damai tidak
memilih sesuai dengan suku, agama, ataupun ras yang sesuai dengan dirinya
sendiri.
b. Tidak suka membuat keributan atau menggangu teman.
Seseorang yang memiliki karakter cinta damai dalam kehidupan
kesehariannya ketika sedang bergurau tidak sampai membuat keributan
dengan temannya.
c. Tidak suka menang sendiri.
Seseorang yang memilki karakter cinta damai tidak merasa keberatan ketika
pendapatnya tidak diterima oleh teman-temannya.
d. Menunjukkan rasa empati.
Seseorang yang memilki karakter cinta damai cepat tanggap sewaktu
temannya sedang sedih karena mengalami masalah.
e. Senang menolong orang lain.
Seseorang yang memiliki karakter cinta damai tanpa pamrih menolong
siapapun jika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan.
3. Karakteristik Individu Cinta Damai
Karakteristik individu cinta damai menurut Yaumi (2014) yaitu:
a. Memiliki pandangan positif tentang diri sendiri dan orang lain.
b. Mengungkapkan kata-kata menyejukkan yang membuat orang lain merasa
nyaman dan tenang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
c. Mengontrol diri untuk tidak melakukan tindakan provokasi, menghasut, atau
yang memicu terjadinya konflik secara terbuka.
d. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan berprinsip “kebersamaan
adalah kekuatan” atau prinsip saling membantu, saling menghargai dalam
urusan kebaikan
e. Menghindari cemoohan, caci maki, ejekan, dan bahkan merendahkan pihak
lain walaupun terdapat sesuatu tindakan orang lain yang tidak disetujui.
f. Menyadari bahwa setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan
dan jika terdapat kelemahan melakukan perbakan dengan cara yang santun
dan dapat diterima oleh orang lain.
E. Asesmen Pendidikan Karakter
1. Pengertian Asesmen Pendidikan Karakter
Albertus (2015) menegaskan penilaian pendidikan karakter pada hakikatnya
adalah evaluasi atas proses pembelajaran secara terus menerus dari individu untuk
menghayati peran dan kebebasannya bersama orang lain dalam sebuah lingkungan
sekolah demi pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia. Hanya individu
yang terbuka pada pengalaman diri dengan yang lain mampu menentukan apakah
dirinya telah menjadi manusia berkarakter atau bukan.
2. Manfaat Asesmen Pendidikan Karakter
Penilaian merupakan kegiatan untuk menentukan pencapaian hasil
pembelajaran yang dapat dikategorikan menjadi tiga ranah yaitu : ranah kognitif,
psikomotorik, dan afektif. Setiap peserta didik memiliki tiga ranah tersebut, hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
kedalamannya tidak sama. Penilaian pada ranah afektif, seperti ranah lainnya
memerlukan data yang bisa berupa kuantitatif atau kualitatif.
Karakter yang baik melibatkan pemahaman, perhatian, dan bertindak sesuai
nilai-nilai etika. Pendekatan yang holistik terhadap pengembangan karakter oleh
karenanya peserta didik mengembanggkan kognitif, emosi, dan aspek perilaku dari
kehidupan moral. Peserta didik berkembang untuk memahami nilai-nilai karakter
untuk mempelajari, mendiskusikannya, mengenai model perilaku, dan memecahkan
masalah yang mencakup nilai-nilai tersebut. Asesmen pendidikan karakter
bermanfaat untuk pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik
kepengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke
pengalaman nilai secara nyata.
3. Teknik- teknik Asesmen
Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif.
Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran
formal) karena perubahan tingkah laku peserta didik dapat berubah sewaktu-waktu.
Perubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Sasaran penilaian
kawasan afektif adalah perilaku peserta didik, bukan pengetahuannya.
Asesmen pendidikan karakter yang pernah ada kebanyakan menggunakan
skala sikap yaitu skala likert. Skala likert ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan
dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan tingkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
4. Tes: Kekuatan dan Kelemahannya dalam Pendidikan Karakter
Arikunto (2003) menegaskan tes objektif adalah tes yang dalam
pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes objektif terdapat kelemahan dan
kelebihan, sebagai berikut.
a. Kelebihan tes objektif, yaitu.
1) Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di
hindari campur tangan unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta
didik maupun segi guru yang memeriksa.
2) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
memnggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.
3) Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain.
4) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
5) Untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakai waktu
6) Reabilitinya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan tes essay, karena
penilainya bersifat objektif.
7) Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya
lebih luas.
8) Pemberian nilai dan cara menilai tes objektif lebih cepat dan mudah
karena tidak menuntut keahlian khusus.
9) Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah
dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
b. Kelemahan tes objektif
1) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes essay karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-
kelemahan yang lain.
2) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental
yang tinggi.
3) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan sol tes lebih
terbuka
5) Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban,
karena belum menguasai bahan pelajaran tersebut.
6) Tes sampling yang diajukan kepada peserta didik cukup banyak dan
hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk menjawabnya.
7) Tidak biasa mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi.
8) Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus
sebanyak jumlah pengikut tes.
Beberapa bentuk tes objektif yaitu salah-benar (true-false), pilihan
ganda (multiple choise), isian (completion), jawaban singkat (short answer),
dan menjodohkan (matching). Masing-masing bentuk tes objektif mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Salah satu bentuk tes objektif yaitu pilihan ganda
mempunya kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
a. Kelebihan
1) Hasil belajar yangs ederhana sampai yang komplek dapat diukur.
2) Terstruktur dan petunjuknya jelas.
3) Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi
diagnostik.
4) Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
5) Penilaian mudah, objektif, dan dapat dipercaya.
b. Kelemahan
1) Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
2) Sulit menemukan pengacau.
3) Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah,
kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
4) Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.
5. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Penggunaan Tes dalam Pendidikan
Karakter
Untuk mendapatkan instrumen tes baik diperlukan sejumlah langkah
pengembangan atau langkah umum konstruksi tes. Menurut Azwar (2014: 14-
20) awal kerja penyusunan atau pengembangan suatu alat tes dimulai dari :
a. Identifikasi tujuan ukur
Yaitu memilih suatu definisi, mengenali dan memahami dengan
seksama teori yang mendasari konstruk atribut yang hendak diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
b. Pembatasan domain ukur
Pembatasan domain dilakukan dengan cara menguraikan konstruk
teoretik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan demensi atau
aspek yang lebih jelas, agar menunjang validitas isi sekala.
c. Oprasionalisasi aspek
Oprasionalisasi aspek diperlukan agar membentuk keprilakuan yang
hendak diukur dapat lebih konkret sehingga penulis item akan lebih
memahami benar arah respon yang harus diungkap dari subjek.
Oprasionalisasi dirumuskan dalam bentuk indikator keperilakuan.
Himpunan indikator-indikator kemudian dituangkan dalam kisi-kisi atau
blue print dan dilengkapi dengan spesifikasi skala, sebagai acuan bagi
penulisan item. Sebelum penulisan item perancang perlu menetapkan
format stimulus yang hendak digunakan, format ini erat kaitanya dengan
metode penskalaannya.
d. Penulisan item
Pada tahap awal penulisan item, item dibuat dalam jumlah yang lebih
banyak daripada jumlah yang direncanakan dalam spesifikasi skala, yaitu
sekitar tiga kali lipat dari jumlah item yang digunakan dalam bentuk final.
Tujuannya agar nantinya penyusun skala tidak kehabisan item akibat
gugurnya item-iten yang tidak memenuhi syarat.
e. Review penullisan item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
Review pertama harus dilakukan oleh penulis item sendiri, yaitu
dengan mengecek ulang setiap item sendiri, apakah telah sesuai dengan
indikator perilaku yang hendak diungkap. Setelah itu review dapat
dilakukan oleh orang yang berkompeten atau ahli. Semua item yang tidak
sesuai dengan kaidah atau spesifikasi blue print harus diperbaiki, dan
hanya item-item yang diyakini berfungsi dengan baik oleh ahli (expert
judgmen), yang dapat diloloskan untuk uji empirik.
f. Uji coba bahasa (evaluasi kualitatif)
Kumpulan item yang telah direview kemudian dievaluasi secara
kualitatif, dengan mengujicobakan pada sekelompok kecil responden
untuk mengetahui apakah kalimat yang digunakan sudah tepat dan mudah
dipahami oleh responden sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis
item. Pertanyaan-pertanyaan dari responden mengenai kata-kata dalam
item menandakan bahwa kalimat dalam item masih kurang komunikatif
dan memerlukan perbaikan.
g. Field Tes (Evaluasi Kuantitatif)
Evaluasi terhadap fungsi item biasa dikenal dengan analisis item
merupakan proses pengujian item secara kuantitatif guna mengetahui
apakah item memenuhi syarat psikometrik untuk disertakan sebagai
bagian dari skala. Parameter item yang diuji adalah daya beda item atau
daya diskriminasi item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
37
h. Seleksi item
Pada tahap ini item-item yang tidak memenuhi syarat psikometrik
tidak akan digunakan atau akan diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat
digunakan. Sebaliknya item-item yang memenuhi syarat psikometrik
dengan sendirinya akan digunakan dalam skala.
i. Validasi konstruk
Validasi skala merupakan proses yang berkelanjutan, tetapi pada skala
yang digunakan secara terbatas umumnya hanya melalui validasi isi yang
dilakukan oleh ahli (expert judgment) namun sebenarnya semua sekala
harus teruji konstruknya. Skala yang sudah sesuai secara isi tetap perlu
diuji secara empirik apakah konstruk yang digunakan dari teori sudah
didukung dengan data.
j. Kompilasi final
Format final skala dirakit dalam tampilan yang menarik namun tetap
memudahkan responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam
bentuk final, skala dilengkapi dengan petunjuk soal dan lembar jawab.
ukuran tulisan pada sekala perlu disesuaikan agar tidak ada kata yang
tertinggal atau tidak terbaca.
Menurut Fernandes Soeharto, (Suwandi, 2010: 57) ada sembilan
langkah dalam pengembangan insrumen tes antara lain:
a. Membuat spesifikasi tujuan (penjelasan tentang pengetahuan,
keterampilan, atau tingkah laku yang akan dideteksi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
38
b. Menerjemahkan tujuan-tujuan tes dalam istilah-istilah yang operasional
(tes harus mencerminkan isi dan tujuan dalam keadaan operasional dan
sesuai dengan kepentingannya).
c. Merumuskan tujuan dalam kata-taka yang mengambarkan tingkah laku
(observable dan measurable).
d. Merencanakan tes (berapa jumlah butir tes, bagaimana bentuk tes, dsb).
e. Menulis butir-butir tes dengan format yang dikehendaki.
f. Melakukan uji coba butir-butir tes dan menganalisisnya.
g. Menyetel tes yang sudah final.
h. Standarisasi (proses pengembangan alat kontrol: petunjuk pengerjaan,
waktu pengerjaan, prosedur dan standar penilaian).
i. Memberi atribut pada skor-skor tes (menjelaskan indeks validitas dan
reliabilitas).
Sementara itu, menurut Surapranata, (Suwandi, 2010: 59-64)
prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan tes meliputi:
a. Penentuan tujuan
Tahap awal yang sangat penting dalam pengembangan tes adalah
menentukan tujuan. Secara umum tes antara lain dikembangkan untuk
kepentingan penempatan yang terdiri atas pre tes kesiapan dan pre tes
penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
39
b. Penyusunan kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan untuk menjamin bahwa soal yang
dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak diukur, penyusunan
kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum
penulisan soal. kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang
memuat informasi untuk dijadikan pedoman dalam penulisan soal atau
merakit soal menjadi tes.
c. Penulisan soal
Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk
dapat menghasilkan tes yang baik. Penulisan soal adalah karakteristik
yang diuraikan dalam kisi-kisi.
d. Review dan revisi soal
Riview dan refisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk
memperoleh informasi mengenai sejauh mana suatu soal telah berfungsi
(mengukur apa yang hendak diukur sebagaimana tercantum dalam kisi-
kisi) dan telah memenuhi kaidah yang telah ditetapkan, misalnya kaidah
konstruksi, bahasa, dan penulisan soal. review dan revisi idealnya
dilakukan oleh orang lain (bukan si penulis soal) yang terdiri atas suatu
tim penelaah yang terdiri atas ahli-ahli materi, pengukuran dan bahasa.
e. Uji coba dan analisis
Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan
informasi yang empirik mengenai seberapa baik sebuah soal dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada
umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas
soal seperti aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, pola
jawaban, tingkat daya pembeda, pengaruh budaya, dan sebagainya. Dari
hasil uji coba akan diketahui apakah suatu soal “lebih berfungsi”. Hasil
uji coba tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik yang telah
ditentukan.
f. Perakitan soal
Soal-soal yang baik terbagi hasil dari uji coba dapat dirakit
sesuai dengan kebutuhan tes. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perakitan antara lain; penyebaran soal, penyebaran tingkat kesukaran
soal, daya pembeda atau validitas soal penyebaran jawaban, dan lay out
tes.
g. Penyajian tes
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian tes ini adalah
administrasi penyajian tes yang antara lain meliputi: petunjuk
pengerjaan, cara menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruangan,
tempat duduk peserta didik, dan pengawasan.
h. Penskoran
Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan
pemberian angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
kuantitatif dari masing-masing peserta didik. Peskoran harus dilakukan
secara objektif.
i. Pelaporan hasil tes
Setelah tes digunakan dan dilakukan penskoran, hasilnya
dilaporkan. Pelaporan dapat diberikan kepada peserta didik yang
bersangkutan, orang tua peserta didik, Kepala Sekolah, dan pihak-pihak
yang berkepentingan.
j. Pemanfaatan hasil tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes berguna sesuai
dengan tujuan dilakukanya tes. Informasi hasil pengukuran dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses atau
kegiatan belajar mengajar, mupun sebagai data untuk mengambil
keputusan atau menentukan kebijakan selanjutnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip pengembangan dan penggunaan tes harus memiliki langkah-langkah ;
seperti, menentukan tujuan dari alat tes yang akan dibuat, merancang tes (membuat
kisi-kisi, merancang butir-butir tes, format tes, menulis soal tes), mereview dan
merevisi soal tes yang akan digunakan, setelah itu melakukan uji coba dan analisis,
soal tes hasil analisis selanjutnya dirakit menjadi soal-soal tes yang memiliki kriteria
baik, dan diberikan kepada peserta didik. Setelah itu dilakukan penskoran dari hasil
jawaban peserta didik, hasil penskoran lalu diberikan kepada peserta didik dan pihak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
pihak yang berkepentingan agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dan
menentukan kebijakan.
F. Hakikat Media Film dalam Pendidikan Karakter
1. Karakteristik Media Film Karakter
Arsyard (2003:48) mengatakan film atau gambar hidup merupakan
gambar-gambar dalam frame. Frame-frame tersebut diproyeksikan melalui
lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar tersebut
hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
visual yang kontinu. Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke
layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang
berjalan sehingga menggambarkan pergerakan yang tampak normal.
Film dapat digunakan sebagai alat audio visual untuk pelajaran,
penerangan, atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui
film antara lain tentang proses terjadi di dalam tubuh kita, proses yang
terjadi dalam suatu industri, kejadian yang terjadi di alam, tata cara
kehidupan di negara asing, berbagai industri dan pertambangan,
mengajarkan suatu ketrampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan
sebagainya. Jadi, film adalah gambar atau frame yang diproyeksikan
kedalam audio visual yang dapat digunakan untuk materi pembelajaran dan
dapat mendokumentasikan kejadian-kejadian yang ada di sekitar.
Kustandi dan Sutjipto (2013:64) mengatakan film atau gambar hidup
merupakan gambar-gambar dalam frame. Frame-frame tersebut diproyeksikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar
tersebut hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
memberikan visual yang kontinu. Film adalah serangkaian gambar yang
diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan
tingkatan yang berjalan sehingga mengambarkan pergerakan yang tampak
normal. Selain itu, menurut Undang-undang No 8 Tahun 1992 tentang
perfilman bahwa film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan
media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas
sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video,
dan atau bahan hasil penemuan teknologi lannya dalam segala bentuk, jenis,
dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses yang lain,
dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditanyangkan
dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau yang lain.
Film merupakan media visual yang dapat digunakan untuk media
pembelajaran dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan karakter. Film
membawa makna khusus untuk menanamkan nilai-nilai yang bermoral dapat
membentuk suatu kepribadian seseorang, khususnya remaja pada zaman
sekarang. Film juga dapat membius untuk mempengaruhi para penonton,
seperti membuat penonton menangis, tersenyum, ataupun terharu dalam
hitungan detik saja. Oleh sebab itu, film yang bertemakan pendidikan karakter
harus diperhatikan penggunaan sebagai media pembelajaran yang kedepannya
menjadi suatu sarana serta prasarana pembentukan kepribadian bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
Ada beberapa karakteristik film pendidikan yang meliputi
(https://tesispendidikan.com/):
a. Menyiratkan suatu pesan moral yang boleh ditiru serta tidak ditiru.
b. Mengikuti norma serta adat istiadat.
c. Membentuk karakter disemua lapisan masyarakat.
d. Memiliki tujuan yang jelas.
e. Merupakan perantara untuk mendapatkan ilmu.
f. Memiliki durasi yang terbatas.
g. Membentuk mental bangsa yang berkualitas.
h. Memiliki unusr-unsur yang dapat dicontoh, misalnya kejujuran.
i. Sasaran tepat sesuai dengan kemasan pesan.
j. Konflik yang ditampilkan datar.
2. Kekuatan-kekuatan Media Film dalam Pendidikan Karakter
Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) keuntungan menggunakan media
film sebagai berikut:
a. Film dapat memnyajikan suatu proses dengan lebih efektif dibandingkan
dengan media lain.
b. Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik
ketika membaca, berdiskusi, praktik dan lain-lain. Film merupakan
pengganti alam sekitar, bahkan dapat menunjukkan objek secara normal
yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung berdenyut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
c. Film memungkinkan adanya pengamatan yang baik terhadap suatu
keadaan/peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.
d. Film berguna mengajarkan keterampilan, karena memungkinkan adanya
pengulangan, sehingga keterampilan mampu dipelejari secara berulang-
ulang.
e. Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar, kecil, heterogen
maupun perorangan.
Menurut Kustandi & Sutjipto (2013) keuntungan menggunakan media
film sebagai berikut:
a. Tidak semua peserta didik memiliki kemampuan berpikir yang sesuai
dengan kecepatan sebuah film. pada saat film ditayangkan, gambar-
gambar bergerak terus sehingga tidak semua peserta didik mampu
mengukuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersbut.
b. Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan
diproduksi khusu untuk kebutuhan sendiri.
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Film dalam Pendidikan Karakter
Guna mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran penanaman nilai-
nilai karakter diperlukan instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuannya,
dengan cara membandingkan perilaku anak dengan standar (indikator)
karakter yang ditetapkan. Sebelum itu, perlu diketahui langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
pengembangan instrumen penilaian tersebut. Menurut Gronlund (Suwandi,
2010) ada enam langkah pengembangan instrumen tes sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan tes.
b. Mengidentifikasi hasil belajar yang dimaksudkan.
c. Merumuskan hasil belajar yang umum dengan istilah yang khusus.
d. Menetapkan garis-garis besar isi mata pelajaran.
e. Mempersiapkan tabel spesifikasi.
f. Menggunakan tabel spesifikasi dalam mempersiapkan tes.
Sedangkan Fernandes (Suwandi, 2010) mengemukakan sembilan
langkah dalam pengembangan instrumen, yaitu:
a. Membuat spesifikasi tujuan (penjelasan tentang pengetahuan,
keterampilan, atau tingkah laku yang akan dideteksi).
b. Menerjemahkan tujuan-tujuan tes dalam istilah-istilah yang operasional
(tes harus mencerminkan isi dan tujuan dalam keadaan proporsional dan
sesuai dengan kepentingannya).
c. Merumuskan tujuan dalam kata-kata yang menggambarkan tingkah laku.
d. Merencanakan tes (berapa jumlah butir tes, bagaimana bentuk tes).
e. Menulis butir-butir tes dengan format yang dikehendaki.
f. Melakukan uji coba butir-butir tes dan menganalisisnya.
g. Menyetel tes yang sudah final.
h. Standarisasi (proses pengembangan alat kontrol: petunjuk pengerjaan,
waktu pengerjaan, prosedur dan standar penilaian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
i. Memberi atribut pada skor-skor tes (menjelaskan indeks validitas dan
reliabilitas).
4. Film sebagai Media Asesmen
Peran film sebagai media asesmen menjadi salah satu manfaat untuk
proses penilaian pendidikan karakter. Pemilihan media asesmen harus
didasarkan pada kriteria penilaian yang objektif. Kriteria penilaian yang
objektif dapat melalui film karena film sifatnya konkret (realistis) yang dapat
menunjukkan pokok masalah sesungguhnya sehingga peserta diidk dpat
dibawa ke peristiwa tersebut. Film juga bermanfaat terutama untuk
mengembangkan pikiran, konsetrasi, menambah daya ingat, menumbuhkan
minat dan motivasi belajar.
Sadiman (1989) mengungkapkan bahwa film terbukti secara signifikan
lebih baik dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu
mempengaruhi emosi para peserta didik. Apapun jenis atau temanya, film
selalu meninggalkan pesan moral kepada masyarakat yang dapat diserap
dengan mudah karena film menyajikan pesan tersebut secara nyata. Gambar
hidup yang ditampilkan di film memberi dampak yang berbeda dari untaian
kata-kata dalam sebuah buku. Mencerna sebuah film dapat dikatakan lebih
mudah daripada mencerna sebuah tulisan. Maka sebetulnya film sangat
strategis dijadikan media komunikasi bagi masyarakat banyak terutama
sebagai media penyampaian pesan untuk melestarikan suatu budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
5. Pengembangan Soal-soal Tes untuk Asesmen Hasil Pendidikan
Karakter
Menurut Surapranata (Suwandi, 2010) prinsip-prinsip pengembangan
dan penggunaan tes meliputi:
a. Penentuan Tujuan
Tahap awal yang sangat penting dalam pengembangan tes adalah
menentukan tujuan. Secara umum tes antara lain dikembangkan untuk
kepentingan penempatan yang terdiri atas pretes kesiapan dan pretes
penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif.
b. Penyusunan Kisi-kisi
Kisi-kisi digunakan untuk menjamin bahwa soal yang dikembangkan
sesuai dengan tujuan hendak diukur, penyusunan kisi-kisi merupakan
langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi
suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan
pedoman dalam penulisan soal atau marakit soal menjadi tes.
c. Penulisan Soal
Penulisan soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat
menghasilkan tes yang baik. Penulisan soal adalah karakteristik yang
diuraikan dalam kisi-kisi.
d. Review dan Revisi Soal
Review dan revisi soal pada prinsipnya adalah upaya untuk
memperoleh informasi mengenai sejauh mana suatu soal telah berfungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
(mengukur apa yang hendak diukur sebagaimana tercantum dalam kisi-
kisi) dan telah memenuhi kaidah yang telah ditetapkan, misalnya kaidah
konstruksi, bahasa, dan penulisan soal, review dan revisi idealnya
dilakukan oleh orang lain (bukan si penulis soal) yang terdiri atas suatu
tim penalaah yang terdiri atas ahli-ahli materi, pengukuran, dan bahasa.
e. Uji Coba Analisis
Uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk mendapatkan
informasi yang empirik mengenai seberapa baik sebuah soal dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada
umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal
seperti aspek-aspek keterbacaan soal, tingkat kesukaran soal, pola
jawaban, tingkat daya pembeda, pengaruh budaya, dan sebagainya. Dari
hasil uji coba akan diketahui apakah suatu soal "lebih berfungsi". Hasil uji
coba tersebut selanjutnya dianalisis dengan teknik yang telah ditentukan.
f. Praktikan Soal
Soal-soal yang baik hasil dari uji coba dapat dirakit sesuai dengan
kebutuhan tes. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan antara
lain; penyebaran soal, penyebaran tingkat kesukaran soal, daya pembeda
atau validitas soal penyebaran jawaban.
g. Penyajian Tes
Hal yang perlu diperhatikan dalam dalam penyajian tes ini adalah
administrasi penyajian tes antara lain, meliputi: petunjuk pengerjaan, cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
menjawab, alokasi waktu yang disediakan, ruangan, tempat duduk peserta
didik, dan pengawas.
h. Penskoran
Penskoran atau pemeriksaan atas jawaban peserta didik dan pemberian
angka dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi kuantitatif dari
masing-masing peserta didik. Penskoran harus dilakukan secara objektif.
i. Pelaporan Hasil Tes
Setelah tes digunakan dan dilakukan penskoran, hasilnya dilaporkan.
Pelaporan dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan, orang
tua peserta didik, kepala sekolah, dan pihak-pihak yang berkepentingan.
j. Pemanfaatan Hasil Tes
Hasil pengukuran yang diperoleh melalui tes berguna sesuai dengan
tujuan dilakukannya tes. Informasi hasil pengukuran dapat dimanfaatkan
untuk perbaikan atau penyempurnaan sistem, proses atau kegiatan belajar
mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil keputusan atau
menentukan kebijakan selanjutnya.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Natalia (2017) dengan judul "Peranan
Penggunaan Media Film Terhadap Minat Siswa dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik di SMP Stella Duce 2 Yogyakarta", menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
bahwa adanya manfaat media film terhadap minat belajar siswa pada proses
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
2. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Mertasari (2016) dengan judul “Media
Online untuk Asesmen Pendidikan Karakter Terpadu”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat bertindak sebagai
media online untuk memfasilitasi pendidikan karakter terpadu. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) atau PTK.
Sumber data berupa tutorial, asesmen, dan problem posing secara terpadu
untuk materi pembelajaran dan pendidikan karakter. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan mengumpulkan data dan kebutuhan perangkat lunak
lainnya, perancangan desain cepat, implementasi, dan evaluasi. Hasil
penelitian ini adalah media pembelajaran online dapat memfasilitasi
pendidikan karakter terpadu yang dikembangkan secara umum dan
memfasilitasi pembelajaran yang direncanakan. Siswa dapat dengan lugas
bertukar informasi pembelajaran serta berkomunikasi dengan guru dan teman
sebayanya dalam berbagai kondisi.
H. Kerangka Pikir
Model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter yang efektif belum
banyak tersedia di SMP. Kalaupun ada, pendidikan karakter yang diintegrasikan
dalam kurikulum dan diimplemantasikan pada sekolah formal secara khusus pada
jenjang SMP, hanya mampu menilai pada tataran kongitif saja dan belum sampai
pada tataran afektif dan tindakan atau pengalaman-pengalaman nyata dari peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
didik, terutama model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan
karakter cinta damai. Berdasarkan hal itu, dirasa penting untuk mengambangkan
model soal tes asesmen hasil pendidikan karakter, Salah satu model soal tes yang
dapat dikembangkan sebagai asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan
karakter cinta damai peserta didik di jenjang SMP adalah melalui media film,
yang di dalamnya bermuatan dilema moral yang berkaitan dengan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai.
Melalui film yang bermuatan dilema moral, peserta didik di SMP dapat
terbantu untuk membayangkan dan menempatkan diri seperti pemeran dalam film
atau dapat terbantu untuk membayangkan kejadian serupa terjadi dalam
kehidupannya dan menuntutnya untuk melakukan suatu tindakan nyata. Soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film, juga dapat membantu dan
memberi kemudahan bagi guru untuk menilai hasil dari pendidikan karakter yang
telah dilakukan kepada peserta didik di sekolah. Karena guru hanya cukup
memutarkan video yang di dalamnya sudah termuat tayangan film karakter
bersahabat dan karakter cinta damai serta pertanyaan dan pilihan jawaban yang
tersusun secara berdegradasi. Pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter,
diharapkan mampu memberikan kemudahan dan ketepatan dalam menilai
karakter peserta didik di SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
Model Tes Asesmen Hasil
Pendidikan Karakter yang efektif
belum ada
1. Penilaian hasil
pendidikan
karakter yang ada
masih pada taraf
kognitif.
2. Pedoman
penilaian yang
digunakan tidak
operasional
Prototipe Soal Tes Asesmen
Hasil Pendidikan Karakter
Kedisiplinan dan Karakter
Kemandirian Berbasis Film
Karakter di SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memapaparkan model pengembangan, prosedur pengembangan, dan
uji coba produk (desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan
data, dan teknik analisis data).
A. Model Pengembangan
Jenis penelitian yang digunakan adalah R & D (Research and Develpment)
yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan penelitian dan pengembangan. R &
D (Research and Develpment) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono,
2010:297). Menurut Syaodih (2008:164) mengatakan penelitian R & D (Research
and Develpment) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan. Dapat disimpulkan bahwa Research and
Develpment adalah jenis penelitian yang menghasilkan dan mengembangkan suatu
produk tertentu dengan cara yang sistematis.
Penelitian ini disebut penelitian pengembangan dikarenakan peneliti
mengembangkan suatu produk berupa prototipe pengembangan soal tes asesmen
hasil pendidikan karakter cinta damai dan karakter bersahabat berbasis film di
SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
55
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ini menggunakan tahapan penelitian R & D
(Research and Develpment) menurut Sugiyono (2015). Prosedur pengembangan
menurut Sugiyono ini dilakukan melalui sepuluh langkah prosedur pengembangan,
antara lain tahap (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain
produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi
produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) pembuatan produk
masal. Namun, penelitian ini peneliti mengadaptasi beberapa prosedur, meliputi
tahap (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk,
(4) validasi desain, (5) perbaikan desain, dan (6) uji coba produk. Prosedur
pengembangan penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.
Prototipe Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat dan Cinta Damai
Berbasis Film Karakter
Tahap I
Potensi dan masalah
Tahap II
Pengumpulan Data
Tahap III
Desain Produk
Tahap IV
Validasi Desain
Tahap V
Revisi Desain
Analisis Kebutuhan
Wawancara
Memilah dan menentukan film-film yang
bermuatan dilema moral
Membuat sketsa
Merancang prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter
Validitas oleh ahli
Revisi prototipe
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
56
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah.
Sedangkan masalah adalah penyimpangan anatara yang diharapkan dengan
yang terjadi. Fenomena masalah yang terjadi saat ini adalah sekolah belum
memiliki alat ukur tes asesmen hasil pendidikan karakter sehingga
pengembangan pendidikan karakter di SMPK Santa Maria Malang belum
optimal. Sebenarnya guru mempunyai potensi untuk melakukan inovasi baru
dalam asesmen pendidikan karakter agar dapat mengetahui sejauhmana
karakter peserta didik berkembang. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D
dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem
penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditinjau secara faktual, maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan
sebagai bahan untuk perencanaan tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan menyebarkan angket kepada peserta didik untuk dianalisis
agar memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian yaitu memperoleh gambaran capaian karakter bersahabat dan
karakter cinta damai berdasarkan hasil uji coba penggunaan prototipe soal tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
57
pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film pada
peserta didik kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang.
3. Desain Produk
Desain produk penelitian ini adalah prototipe soal tes asesmen hasil
pendidikan karakter di SMP berbasis media film karakter bersahabat dan
karakter cinta damai, instrumen model, media audio visual pendidikan
karakter di SMP. Soal tes asesmen ini berisi potongan film yang menampilkan
dilema moral karakter bersahabat dan karakter cinta damai. Desain produk ini
di awali dengan memilih film-film yang menggambarkan dilema moral
karakter bersahabat dan karakter cinta damai, menyusun pertanyaan yang
sesuai dengan dilema moral dari film karakter, dan merancang jawaban
dengan empat pilihan ganda bergradasi. Siswa melihat tayangan soal film
karakter dengan durasi 1-2 menit untuk karakter bersahabat dan karakter cinta
damai. Setelah itu, siswa mengambil keputusan atas pertimbangan gradasi
jawaban yang disediakan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses untuk menilai apakah rancangan
kerja baru atau produk baru secara rasional akan lebih baik dan efektif
dibanding yang lama. Dikatakan secara rasional, karena validitas disini masih
bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validitas produk dapat dilakukan dengan cara meminta penilaian ahli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
58
berpengalaman yang terdiri dari validasi mengenal uji spesifikasi dan uji
kualitas produk.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan
tersebut kemudian dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6. Uji Coba Produk
Setelah diketahui kelemahannya dan diperbaiki, pengujian dapat
dilakukan dengan eksperimen. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa
yang telah dikonsepkan belum tentu sesuai dengan kenyataan dilapangan.
Pengujian diberikan kepada peserta didik sebagai pengembangan soal tes
asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai
berbasis film pada siswa SMPK Santa Maria Malang. Tujuan dari uji coba
produk ini adalah untuk mengetahui apakah prototipe soal tes asesmen
pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film
karakter ini memiliki kualitas dan efektif untuk digunakan sebagai alat tes
asesmen pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai di SMPK
Santa Maria Malang.
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Uji coba produk merupakan bagian yang penting dalam penelitian
pengembangan, yang dilakukan setelah rancangan produk selesai. Uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
59
produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak
digunakan atau tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh mana produk yang
dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Pada desain uji coba produk ini,
dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Evaluasi Ahli
Tahap evaluasi ahli dilakukan dengan jalan mengambil data kuisioner
dari dosen ahli, selanjutnya hasil dianalisis untuk dijadikan dasar
melakukan revisi produk pertama.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba dilakukan pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa
Maria Malang yang berjumlah 72 siswa.
2. Subjek Coba
Subjek coba ini akan membahas tentang tempat penelitian, subjek
penelitian, objek penelitian, waktu penelitian.
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPK Santa Maria Malang yang
beralamat di Jalan Panderman No.7A, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang,
Jawa Timur.
b. Subjek Penelitian
Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah peserta didik kelas VII
A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang Tahun Ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
60
Tabel 3.1
Jumlah Subjek Penelitian Kelas Jumlah
VII A 38 orang
VIII A 34 orang
Total 72 orang
c. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah prototipe soal tes asesmen pendidikan
karakter bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter untk
peserta didik kelas VII A dan VIII A di SMPK Santa Maria Malang tahun
ajaran 2016/2017.
d. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 7 Juni 2017 yang membutuhkan satu
hari untuk menguji prototipe soal asesmen ini di kelas VII A dan VIII A.
3. Jenis data
Dalam uji coba, data digunakan sebagai dasar untuk menentukan
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik produk yang dihasilkan. Jenis data yang
akan dikumpulkan disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang
produk yang dikembangkan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu angket
keterlasanaan dan hambatan asesmen pendidikan karakter, angket penilaian
terhadap model asesmen yang dikembangkan dan validasi siswa, dan soal-soal
tes yang menggambarkan dilema moral yang menggunakan potongan-
potangan film karakter berdurasi satu sampai dua menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61
Angket keterlaksanaan dan hambatan asesmen pendidikan karakter di
sekolah menengah pertama, diberikan kepada para guru yang memiliki kaitan
erat dengan pendidikan karakter di sekolah. Angket penilaian terhadap model
asesmen yang dikembangkan oleh tim peneliti, bertujuan agar mengetahui
masukan dari para guru mata pelajaran yang memiliki kaitan erat dengan
pendidikan karakter di sekolah. Angket keterlasanaan dan hambatan asesmen
pendidikan katakter diberikan bersamaan dengan angket penilaian terhadap
model asesmen kepada guru saat tes diberikan kepada para siswa. Validasi
siswa digunakan untuk menilai efektvitas dari pengembangan soal tes, dapat
diberikan pada akhir sesi pengerjaan soal tes.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Zuriah (2007: 171) penggunaan teknik dan alat pengumpulan
data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan ialah tes karakter
bersahabat dan karakter cinta damai. Kuesioner validasi siswa terhadap model
asesmen yang dikembangkan. Tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda
dengan pilihan jawaban yang bergradasi. Bentuk tes berupa tayangan video
yang telah dirancang sedemikian rupa dengan pertanyaan dan jawaban
didalamnya.
Tes yang diberikan menggambarkan karakter bersahabat dan karakter
cinta damai. Kuesioner validasi siswa terhadap model yang dikembangkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
62
tim peneliti, bertujuan agar mengetahui efektivitas model asesmen yang
dikembangkan. kuesioner diberikan pada akhir sesi pengerjaan soal tes.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data hasil penelitian (Zuriah, 2007: 168). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini ialah tes objektif berupa pilihan berganda
(multiple choice) dengan menggunakan skala jenjang, kuesioner penelitian
berbentuk pernyataan checklist menggunakan skala Guttman. Pada sub bab ini
akan menjelaskan berbagai alat instrumen yang digunakan :
a. Soal tes hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta damai
Menurut Sudjana (2010: 35) alat penilaian hasil belajar dapat
digolongkan dalam dua jenis yaitu tes uraian dan tes objektif. Dalam
penelitian ini tes yang digunakan adalah tes objektif. Tes objektif berupa
pilihan berganda (multiple choice) dengan menggunakan skala jenjang. Tes
diberikan kepada siswa yang berbeda tingkatan (kelas VII dan kelas VIII),
dalam waktu yang sama, bertujuan untuk melihat perbedaan antara keduanya
dan mendapatkan data yang diperlukan.
Tes yang akan diberikan dalam bentuk cuplikan video yang
menggambarkan prilaku karakter bersahabat dan karakter cinta damai,
dikemas dengan tampilan pertanyaan dan pilihan jawaban sehingga siswa
tidak lagi membaca dalam bentuk lembaran. Soal-soal pertanyaan yang
disajikan berjumlah 40 butir, yaitu soal mengenai karakter bersahabat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
63
berjumlah 20 dan soal karakter cinta damai berjumlah 20 butir. Tes yang di
terapkan dalam penelitian ini bersifat tertutup karena hanya diberikan
pernyataan dan pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan saat ini dan
memiliki kebenaran alternatif jawaban berupa pilihan ganda yang bergradasi
nilainya mulai dari 1 hingga 4. Dimana skor 1 mewakili pilihan jawaban
untuk prilaku karakter bersahabat dan karakter cinta damai yang rendah dan
skor 4 mewakili pilihan jawaban untuk prilaku karakter bersahabat dan
karakter cinta damai yang tinggi. Berikut bentuk kisi-kisi soal tes karakter
bersahabat dan karakter cinta damai dapat dilihat pada tabel 3.2 dan tabel
3.3:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Karakter Bersahabat
KISI-KISI KARAKTER BERSAHABAT
ASPEK INDIKATOR No Soal
Dukungan dan
kepedulian
a. Percaya 1, 2, 3, 4,
5
Pertukaran yang
akrab
a. Penerimaan 8, 10
b. Pengertian 6, 7, 9
Bantuan dan
bimbingan
a. Saling Membantu 11, 12, 13,
14, 15
Pemecahan
masalah
a. Menceritakan rahasia 16, 17, 18,
19, 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
64
Tabel 3.3
Kisi-kisi Cinta Damai KISI-KISI KARAKTER CINTA DAMAI
ASPEK INDIKATOR No Soal
Senang
berteman
dengan siapa
saja
Memiliki banyak teman 21
Tidak suka
membuat
keributan
atau
menggangu
teman
Sabar 22, 23, 24,
25, 26, 27,
28
Tidak suka
menang
sendiri
Mengalah 29, 30
Menunjukkan
rasa empati
Peduli 31, 32, 33,
34
Senang
menolong
orang lain
Senang membantu 35, 36, 37,
38, 39, 40
b. Kuesioner Validasi Model Pengembangan Oleh Sisiwa.
Validasi model pengembangan oleh siswa berbentuk pernyataan
checklist menggunakan skala Guttman. Sugiyono (2016:111) mengatakan
bahwa skala pengukuran dengan tipe ini, akan mendapatkan jawaban yang
tegas, yaitu “ ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; positif –
negatif”; dan stuju-tidak stuju”. Data yang diperoleh dapat berupa data
interval dan data rasio, dalam penelitian ini menggunakan, “ya-tidak”. Skala
Guttman digunakan dalam validasi model pengembangan prototipe soal tes
karakter, tujuannya untuk melihat efektivitas dari model pengembangan yang
dibuat berdasarkan penilaian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
65
E. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2010) mengatakan bahwa teknik analisis data diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah, peneliti
menggunakan deskriptif kategorisasi dan presentase. Untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda dari soal tes karakter bersahabat dan
karakter cinta damai berbasis film karakter, perlu dihitung dengan bantuan alat
ukur.
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (Prijowuntato, 2016: 130) validitas adalah tingkat
sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian ini
menggunakan validitas isi dan validasi empirik. Consuello, dkk (Prijowuntato,
2016: 131) mengatakan bahwa validitas isi adalah derajat tes yang
mengambarkan esensi, topik-topik dan ruang lingkup tes yang dirancang untuk
pengukuran.
Menurut Consuello, dkk (Prijowuntato, 2016: 143) reliabilitas adalah
ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes dikatakan andal apabila
alat tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif. Hadari dan
Martini (Prijowuntato, 2016: 143) reliabilitas adalah tingkat kemampuan
instrumen atau alat tes untuk mengumpulkan informasi dari peserta didik. Jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
66
reliabilitas adalah insturmen atau alat tes untuk mengumpulkan informasi dari
peserta didik dan alat tes yang digunakan harus dapat dipercaya kebenarannya.
Validitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal tes asesmen karakter
bersahabat dan karakter cinta damai dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan model Rasch dengan bantuan sofwere program QUEST.
Program quest menawarkan pengujian komprehensif dan analisis kuesioner
dengan menyediakan analisis data dengan akses pada perkembangan terkini
dari teori pengukuran Rasch sebagaimana dalam prosedur-prosedur analisis
tradisional. Menurut Subali, (2011: 1) program QUEST mempunyai kelebihan
yakni dapat menganalisis data dikotomus dan politomus beserta kombinasinya.
Kelebihan kedua adalah tersedianya hasil analisis baik berdasar teori tes klasik
maupun teori tes modern. Program Quest menyajikan hasil analisis berdasarkan
teori tes modern dengan model likelihood maksimum menggunakan model
logistic satu parameter. Sedangkan reliabilitas tes menggunakan model Rasch
dengan bantuan sofwere program Ministep (winsteps).
Ministep adalah program komputer khusus untuk analisis pemodelan
Rasch yang bekerja dibawah sistem Microsoft Windows, kemampuan
pengolahan data untuk Ministep adalah 25 item dan 75 responden, baik dalam
bentuk data dikotomi maupun data politomi.. Model Rasch dikembangkan oleh
Georg Rasch. Menurut Sumintono & Widhiarso, (2013: 50) model Rasch
merupakan suatu model yang berasal dari teori respon butir atau item respon
theory (IRT). Georg Rasch mengembangkan satu model analisis dari teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
67
respon butir atau Item Response Theory pada tahun 1960-an, dengan data
mentah berupa data dikotomi (berupa benar dan salah) yang mengindikasikan
kemampuan responden. Selain data dikotomi, model Rasch juga bisa
melakukan analisis untuk data politomi seperti yang dikembangkan oleh
Andrich, yang tetap berlandaskan pada dua teorema dasar: tingkat kemampuan
seseorang dan tingkat kesulitan item. Model Rasch berasumsi bahwa kesulitan
item adalah sifat yang dipengaruhi oleh jawaban responden, dan kemampuan
seseorang adalah sifat yang dipengaruhi oleh estimasi kesulitan item (Linacre,
1999).
Analisis dengan model Rasch menghasilkan analisis statistik kesesuaian
(fit statistics) yang memberikan informasi pada peneliti apakah data yang
didapatkan memang secara ideal menggambarkan bahwa orang yang
mempunyai abilitas tinggi memberikan pola jawaban terhadap item sesuai
dengan tingkat kesulitannya. Parameter yang digunakan adalah infit dan outfit
dari kuadrat tengah (mean square) dan nilai terstandarkan (standardized
values). Menurut Sumintono dan Widhiarso, (2013) infit (inlier sensitive atau
information weighted fit) adalah kesensitifan pola respon terhadap item sasaran
pada responden (person) atau sebaliknya; sedangkan outfit (outlier sensitive fit)
mengukur kesensitifan pola respon terhadap item dengan tingkat kesulitan
tertentu pada responden atau sebaliknya.
Dalam model pengukuran Rasch dengan bantuan program QUEST dan
Ministep, validitas dan reliabilitas suatu instrumen dapat diketahui dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
melihat analisa-analisa seperti item polarity, unidimensial, pemetaan item-
individu/responden, reliabilitas item, dan beberapa bentuk analisa yang lainnya.
Sehubungan dengan itu, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti
secara empirik tentang validitas dan reliabilitas soal tes karakter kreatif dan
inovalif berupa data politomi, menggunakan pengukuran Model Rasch, berikut
rumus yang digunakan untuk validasi konstruk, reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya beda soal tes dalam model Rasch.
P ( ) ( [ ])
( [ ])
Keterangan :
Pni = Probabilitas dari responden n memilih jawaban item i
dengan benar.
e = Sebesar 2,7183,
= konstanta dengan nilai 1,7,
= Parameter lokasi butir
F = Tingkat kesulitan item. nilai F berkisar antara -2,0 sampai
dengan +2,0. Apabila nilai bi mendekati -2 maka dapat
dikatakan bahwa item tersebut mudah sementara apabila nilai
bi mendekati +2 maka dapat dikatakan bahwa item tersebut
sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
69
a. Validitas Isi
Validitas isi diuji melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur
dengan kesepakatan penilaian dari ahli yang berkompeten dalam bidangnya
atau expert judgement. Instrumen yang telah dibuat akan dikonsultasikan
kepada beberapa ahli antara lain: Tim Dosen Penelitian Sosial, Humaniora
dan Pendidikan (PSHP) dan dosen pendamping yaitu Dr. Gendon Barus,
M.Si. dan Juster Donal Sinaga M.Pd. Tujuan dari validasi ini untuk
memperoleh kritik dan saran dari para ahli sehingga dapat diketahui
kekurangan dan kelebihan dari produk yang dikembangkan. Instrumen
yang telah dikonsultasikan dan dianggap layak dipakai, akan diaplikasikan
kepada subjek peneliti. Berikut masukan dan beberapa catatan yang
diberikan oleh ahli untuk diperbaiki; “kesesuaian pernyataan dalam gradasi
pilihan jawaban dengan aspek dan indikator, pemilihan potongan video,
sesuaikan skor dengan gradasi pernyataan, ketepatan durasi tayangan video
serta tampilan font”.
b. Relibilitas instrumen
Pengujian reliabilitas soal tes asesmen karakter bersahabat dan
karakter cinta damai pada penelitian ini dihitung menggunakan model
Rasch dengan bantuan program Ministep (winsteps). Program Ministep
adalah program komputer khusus untuk analisis pemodelan Rasch yang
bekerja dibawah sistem Microsoft Windows. Kemampuan pengolahan data
untuk Ministep adalah 25 item dan 75 responden, baik dalam bentuk data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
70
dikotomi maupun data politomi. Selanjutnya untuk validitas kuesioner
efektivitas model di analisis menggunakan program Quest.
Guna mempermudah penafsiran hasil uji reliabilitas statistik,
peneliti menggunakan patokan untuk melihat apakah reliabilitas tes sudah
fit dengan model Rasch. Sumintono & Widhiarso, (2013: 109) untuk
melihat nilai reliabilitas item menurut model Rasch, menggunakan norma
kategori dengan kriteria skor sebagai berikut:
Tabel 3.4
Norma Kategori Nilai Reliabilitas Item Model Rasch
Kriteria Skor Tingkat Reliabel
> 0,94 Istimewa
0,91 s.d 0,94 Bagus sekali
0,81 s.d 0,90 Bagus
0,67 s.d 0,80 Cukup
< 0,67 Lemah
c. Validitas item soal
Uji validitas item dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan
program QUEST, yaitu dengan melihat hasil hitung. Penetapan fit tiap
butir soal menggunakan pengujian berdasarkan besarnya nilai INFIT
MNSQ. Dalam hal ini menggunakan kisaran nilai 0,77 s.d 1,30 dengan
demikian, suatu item menjadi tidak fit menurut Model Rasch bila memiliki
nilai INFIT MNSQ <0,77 dan >1.30.
d. Validitas capaian skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
71
Capaian hasil pendidikan karakter berdasarkan penggunaan
prototipe soal tes karakter bersahabat dan karakter cinta damai siswa
disajikan dalam bentuk kategorisasi menurut Azwar (2014: 149-150).
Kategori bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah
secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur
Azwar (2014: 147) kontinu jenjang pada penelitian ini yakni tinggi sampai
dengan rendah. Kategori ditentukan berdasarkan formula yang
digambarkan pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Norma Kriteria Kategorisasi Capaian Skor Karakter Siswa
Norma/Kategori Skor Kategori
X µ + 1. Tinggi
µ - 1. X µ + 1. Sedang
Rendah
Keterangan:
Skor maksimum : skor tinggi yang diperoleh subjek penelitian
berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum : skor terendah yang diperoleh subjek peneliti
menurut perhitungan skala
Standar deviasi( ) : luas jarak rentangan yang dibagi dalam enam
satuan deviasi sebaran
µ (mean teoritik) : rata-rata teoritik skor maksimum dan
minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
72
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter bersahabat dan karakter
cinta damai siswa berdasarkan soal tes karakter bersahabat dan karakter
cinta damai dengan jumlah 20 item pada masing-masing karakter diperoleh
unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum : 4 x 20 = 80
Skor minimum : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60
Standar deviasi ( ) : 60 : 6 =10
µ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
Tabel 3.6
Norma Kategorisasi Capaian Karakter Bersahabat dan Karakter
Cinta Damai Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Santa Maria Malang
e. Validitas efektivitas model pengembangan
Validitas efektivitas model pengembangan soal tes karakter
bersahabat dan karakter cinta damai oleh siswa, peneliti menggunakan
deskriprif presentase, dengan kriteria penilaian acuan patokan (PAP) tipe 1.
dimana pada kriteria PAP menurut Masijo (1995: 153) nilai 90%-100%
Norma/Kategori Skor Rentang skor Kategori
X > 60 Tinggi
µ - 1. X µ + 1. 40 X < 60 Sedang
X < 40 Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
73
(Sangat efektif), 80%-89% (Efektif), 65%-79% (Cukup efektif) 55%-64%
(Kurang efektif) <55% (Tidak efektif). Hal ini dilakukan peneliti karena
bentuk jawaban yang disajikan dalam kuesioner validasi efektivitas model
pengembangan soal tes menuntut jawaban tegas yakni ya, tidak, tidak tahu,
dengan siswa dan guru sebagai penilai dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
Pem : Persentase efektivitas model pengembangan soal tes karakter
bersahabat dan karakter cinta damai
∑f : Jumlah jawaban setiap item
N : Jumlah responden
Sedangkan untuk uji validasi efektivitas model menggunakan bantuan
aplikasi QUEST model Rasch, dengan menggunakan rumus 1 PL untuk
data dikotomus sebagai berikut:
Keteranan:
Pi( ) = Probabilitas bahwa examince denggan tingkat kemampuan
menjawab item i denan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
74
e = Sebesar 2,7183,
D = Konstanta dengan nilai 1,7,
a = Merupakan daya beda untuk keseluruhan item.
bi = Tingkat kesukaran item.
nilai validitas kuesioner efektivitas model mengunakan model Rasch
dengan nilai kriteria menggunakan nilai INFIT t (-2.0 s.d 2.0), sebagai
patokan untuk menilai fit model setiap item dari kuesioner efektivitas
model pengembangan.
Dan hasil penghitungan analisis skor karakter bersahabat dan karakter
cinta damai yang diperoleh dari soal tes disajikan dalam norma kategorisasi
PAP tipe 1 digunakan pada capaian soal tes karakter bersahabat dan karakter
cinta damai siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang dapat
pada tabel 3.4.
Tabel 3.7
Norma Kategorisasi PAP Tipe 1 pada Gambaran Capaian Asesmen Hasil
Pendidikan Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai
pada siswa kelas VII A dan VIII A SMPK Santa Maria Malang
Tahun ajaran 2016/2017
Presentase Skor Kategorisasi
90%-100% Sangat Baik
80%-89% Baik
65%-79% Cukup Baik
55%-64% Kurang Baik
Di bawah 55% Buruk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
75
f. Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes yang telah dibuat
maka dapat dilihat pada Item Estimates (Thresholds) dengan kriteria nilai
-2,0 s.d 2,0 apabila jarak/ sebaran item maupun responden dibawah -2,0
maka item dapat dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah.
Sedangkan bila jarak/sebaran item maupun responden di atas 2,0 maka
item dapat dikatakan sangat sulit dan responden memiliki kemampuan
untuk menjawab. Sebaran yang diharapkan dari item dan responden ialah
antara -2,0 s.d 2,0. Berikut disajikan kategori tingkat kesukaran item
dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 3.8
Kategori Tingkat Kesukaran Item
Kriteria Kategori
>2,0 Sulit
-2,0 s.d 2,0 Sedang
<-2,0 Mudah
g. Daya beda
Untuk mengetahui daya beda dari soal tes yang dikembangkan,
peneliti menggunakan model Rasch dengan bantuan aplikasi QUEST, maka
dapat di lihat pada tampilan notpet input itanal, dan PT-Biserial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan serta
pembahasan. Struktur paparan hasil penelitian mengikuti urutan rumusan masalah
yang dirumuskan pada bab I. Dengan cara ini dimaksudkan pertanyaan-pertanyaan
penelitian dijawab secara berurutan.
A. Hasil Penelitian
1. Protoripe Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter Bersahabat dan
Karakter Cinta Damai yang Dikembangkan dalam Penelitian Ini.
Sebagaimana dijelaskan pada bab I, produk yang didesain dalam
penelitian ini berupa prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai berbasis film karakter, disusun
berdasarkan potongan film (yang diseleksi dari youtube) memuat tayangan
yang mengandung dilema moral, persoalan konflik moral, klarifikasi nilai
yang menggambarkan karakter bersahabat dan karakter cinta damai. Proses
pengembangan prototipe soal tes ini diawali dengan menyusun pertanyaan
yang sesuai dengan dilema moral dari film karakter, dan menyusun empat
pilihan jawaban untuk masing-masing soal tes berbentuk pilihan ganda
dengan jawaban berdegradasi yang mencerminkan tingkat pemahaman (moral
knowing), perasaan (moral afeksion), dan tindakan/prilaku (moral action).
Siswa diminta mengambil keputusan atas pertimbangan gradasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
77
disediakan. Soal tes ini terdiri dari 40 soal, masing-masing karakter mewakili
20 soal tes yang mengambarkan masing-masing karakter.
Berikut ini disajikan satu contoh prototipe soal tes hasil pendidikan
karakter kedisiplinan dan satu contoh protipe soal tes hasil pendidikan
karakter kemandirian; sedangkan bentuk produk utuh didokumentasikan
dalam format softcopy berbentuk VCD (Hak Otoritas ada pada pengembang;
Tabel 4.1
Produk Prototipe Soal Tes Berbasis Media Film Karakter Bersahabat
KARAKTER BERSAHABAT
NO FILM SOAL
1
Jika kamu peduli dengan sahabatmu, apa
yang kamu lakukan apabila sahabatmu jatuh
seperti dalam video?
a. Spontan mengangkatnya bersama teman
yang ada.
b. Memanggil teman sebanyak mungkin
untuk mengangkat dia dari parit.
c. Meminta tolong orang yang lebih
dewasa untuk mengangkatnya.
d. Menghubungi orang tuanya dan
menceritakan kejadiannya.
https://www.youtube.com/watch?v=As76MHuh1sU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
78
Tabel 4.2
Produk Prototipe Soal Tes Berbasisi Media Film Karakter Cinta Damai
2. Hasil Uji Kualitas (Validitas, Reliabilitas, Daya Beda dan Tingkat
Kesukaran) Soal Tes Pendidikan Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta
Damai Berbasis Film yang Diuji Cobakan Dalam Penelitian di SMPK Santa
Maria Malang Pada Siswa Kelas VII dan VIII
Sebagaimana dipaparkan pada bab III untuk menguji kualitas soal tes
yang dikembangkan dalam penelitian ini (validitas, reliabilitas daya beda dan
tingkat kesukaran) dan fit model digunakan pendekatan teori respon butir (IRT
model Rasch).
KARAKTER CINTA DAMAI
FILM SOAL
Jika teman sekelasmu ada yang menderita buta
seperti di video, apa yang kamu lakukan sebagai
seorang yang senang berteman dengan siapa
saja?
a. Berteman dengan dia sama seperti teman-
teman normal lainnya, dengan menghargai
keunikannya.
b. Mendampingi dia disaat membutuhkan
bantuan.
c. Menyapa dia saat bertemu dimana pun
berada.
d. Merasa kasihan kepada dia karena tidak
seperti teman-teman pada umumnya.
Link : https://www.youtube.com/watch?v=mWZ6b_I-Dj
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
79
a. Validitas
Uji validitas menurut model Rasch ditentukan oleh kriteria yaitu
INFIT MNSQ (0,77 s.d 1,30). Informasi IRT berupa INFIT MNSQ
sebagai bukti fit atau tidaknya item menurut model Rasch. Berdasarkan
data uji coba produk pada siswa kelas VII dan VIII di SMPK Santa Maria
Malang (N=72), diperoleh hasil uji validitas butir tes karakter bersahabat
sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Bersahabat
Item Estimates (Thresholds) In input Order
all on all (N = 72 L = 20 Probability Level= .50)
|-------------------------------------------|--------------|
|ITEM NAME | INFT OUTFT INFT OUTFT | kesimpulan |
| | MNSQ MNSQ t t | |
|1 item 1 | 1.09 1.21 .4 .7 | valid |
|2 item 2 | 1.03 1.05 .2 .3 | valid |
|3 item 3 | .96 .95 -.4 -.3 | valid | |4 item 4 | .87 .94 -.6 -.1 | valid |
|5 item 5 | .99 1.03 .0 .2 | valid |
|6 item 6 | .98 .96 -.1 -.1 | valid |
|7 item 7 | .96 .92 -.1 -.1 | valid |
|8 item 8 | 1.24 1.26 1.7 1.4 | valid |
|9 item 9 | 1.14 1.10 1.4 .6 | valid |
|10 item 10 | .92 .91 -.6 -.5 | valid |
|11 item 11 | .98 .96 -.2 -.2 | valid |
|12 item 12 | .87 .85 -.9 -.8 | valid |
|13 item 13 | .91 .90 -.8 -.5 | valid |
|14 item 14 | .79 .78 -1.8 -1.3 | valid |
|15 item 15 | 1.06 1.05 .5 .4 | valid |
|16 item 16 | 1.20 1.22 1.4 1.2 | valid |
|17 item 17 | 1.04 1.24 .3 .9 | valid |
|18 item 18 | .94 1.01 -.2 .1 | valid |
|19 item 19 | .93 .92 -.6 -.4 | valid |
|20 item 20 | .98 .97 -.1 -.1 | valid |
|-------------------------------------------|--------------|
|Mean | .99 1.01 .0 .1 | |
|SD | .11 .13 .8 .7 | |
|==========================================================|
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
80
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item memenuhi kriteria
validitas dengan INFIT MNSQ antara 0,79 s.d 1,24 dengan model Rasch. Berikut
akan disajikan map gambaran hasil uji validatas tes karakter bersahabat dengan
kriteria INFIT MNSQ 0,77 s.d 1,30:
Item Fit 24/11/17 13:21
all on all (N = 72 L = 20 Probability Level= .50)
----------------------------------------------------------------------------
INFIT
MNSQ .56 .63 .71 .83 1.00 1.20 1.40
---------------+---------+---------+---------+--------+---------+--------+--
1 item 1 . | * .
2 item 2 . | * .
3 item 3 . * | .
4 item 4 . * | .
5 item 5 . * .
6 item 6 . *| .
7 item 7 . * | .
8 item 8 . | * .
9 item 9 . | * .
10 item 10 . * | .
11 item 11 . *| .
12 item 12 . * | .
13 item 13 . * | .
14 item 14 . * | .
15 item 15 . | * .
16 item 16 . | * .
17 item 17 . | * .
18 item 18 . * | .
19 item 19 . * | .
20 item 20 . * | .
============================================================================
Gambar 4.1
Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Karakter Bersahabat
Dari gambaran map item fit karakter bersahabat tersebut dapat diketahui
bahwa seluruh item berada dalam area fit, karena berada di dalam garis putus-putus
yaitu antara 0,77 s.d 1,30. Item digambarkan dalam bentuk bintang, dan garis putus-
putus berupa titik kecil sacara vertikal menandakan posisi nilai skor batas
penerimaan item dengan nilai INFT MNSQ, titik bagian kiri adalah skor 0,77 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
81
bagian kanan adalah skor 1,30. Selanjutnya, akan ditampilkan hasil uji validitas tes
karakter cinta damai pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Karakter Cinta Damai
Item Estimates (Thresholds) In input Order
24/11/17 12:11
all on all (N = 72 L = 20 Probability Level= .50)
|--------------------------------------------|-------------|
| ITEM NAME | INFT OUTFT INFT OUTFT | kesimpulan |
| | MNSQ MNSQ t t | |
|--------------------------------------------|-------------|
|1 item 1 | .90 .84 -.4 -.4 | valid |
|2 item 2 | .90 .93 -.8 -.4 | valid |
|3 item 3 | .97 .97 -.2 -.1 | valid |
|4 item 4 | .99 .98 .0 .0 | valid |
|5 item 5 | 1.24 1.26 1.6 1.4 | valid |
|6 item 6 | 1.23 1.23 1.3 1.1 | valid |
|7 item 7 | .95 .95 -.4 -.2 | valid |
|8 item 8 | 1.04 1.04 .4 .3 | valid |
|9 item 9 | .87 .95 -.8 -.1 | valid |
|10 item 10 | .94 .88 -.3 -.4 | valid |
|11 item 11 | 1.19 1.18 1.5 1.1 | valid |
|12 item 12 | 1.27 1.43 2.4 2.3 | valid |
|13 item 13 | 1.10 1.15 .7 .7 | valid |
|14 item 14 | .86 .82 -.7 -.8 | valid |
|15 item 15 | .97 .98 -.2 .0 | valid |
|16 item 16 | 1.00 .94 .1 -.2 | valid |
|17 item 17 | .98 1.09 -.1 .5 | valid |
|18 item 18 | .82 .75 -1.0 -1.2 | valid |
|19 item 19 | .79 .69 -1.3 -1.0 | valid |
|20 item 20 | .83 .67 -.7 -1.0 | valid |
|--------------------------------------------|------------ |
|Mean | .99 .99 .0 .1 | |
|SD | .15 .20 1.0 .9 | |
|==========================================================|
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh item memenuhi kriteria
validitas dengan INFIT MNSQ antara 0,79 sampai dengan 1,27, model Rasch.
Berikut akan disajikan map gambaran hasil uji validatas tes karakter cinta damai
dengan kriteria INFIT MNSQ yang dapat dilihat pada gambar 4.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
82
Item Fit 24/11/17 12:11
all on all (N = 72 L = 20 Probability Level= .50)
----------------------------------------------------------------------------
INFIT
MNSQ .56 .63 .71 .83 1.00 1.20 1.40
-------------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+--
1 item 1 . * | .
2 item 2 . * | .
3 item 3 . * | .
4 item 4 . * .
5 item 5 . | * .
6 item 6 . | * .
7 item 7 . * | .
8 item 8 . | * .
9 item 9 . * | .
10 item 10 . * | .
11 item 11 . | * .
12 item 12 . | * .
13 item 13 . | * .
14 item 14 . * | .
15 item 15 . *| .
16 item 16 . * .
17 item 17 . *| .
18 item 18 . * | .
19 item 19 . * | .
20 item 20 . * | .
============================================================================
Gambar 4.2
Print Out Hasil Uji Fit Model Soal Karakter Cinta Damai
Dari gambaran map item fit karakter cinta damai tersebut dapat diketahui
bahwa seluruh item berada dalam area fit, karena berada di dalam garis putus-putus
yaitu antara 0,77 s.d 1,33. Item fit sesuai dengan nilai INFIT MNSQ.
b. Reliabilitas
Reliabilitas tes karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini ditetapkan
berdasarkan nilai item estimasi dan case estimasi oleh Wrigh & Master (1982)
disebut dengan reliabitas sampel dan tes. Untuk mempermudah penafsifran hasil uji
reliabilitas statistik, peneliti menggunakan patokan menurut model Rasch, dengan
norma kriteria skor sebagai berikut: > 0,94 = Istimewa , 0,91 s.d 0,94= Bagus sekali,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
83
0,81 s.d 0,90= Bagus, 0,67 s.d 0,80= Cukup, < 0,67= Lemah. Semakin tinggi
nilainya semakin banyak item yang fit dengan model dan Semakin tinggi nilai case
semakin meyakinkan bahwa pengukuran memberikan hasil yang konsisten
Tabel 4.5
Reliabilitas Item Karakter Bersahabat
Summary of item Estimates
|-------------------------|-------|
| Reliability of estimate | .92 |
| --------------------------------|
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas item karakter bersahabat pada
tabel 4.5, memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,92. Berdasarkan ketegori model Rasch
dapat diketahui bahwa reliabilitas item termasuk dalam kategori bagus sekali, artinya
secara keseluruhan item sesuai dengan model Rasch.
Tabel 4.6
Reliabilitas Item Karakter Cinta Damai
Summary of item Estimates
|-------------------------|-------|
| Reliability of estimate | .91 |
| --------------------------------|
Dapat diketahui dari hasil hitung reliabilitas item karakter cinta damai pada
tabel 4.6, memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,91. Berdasarkan ketegori model Rasch
dapat diketahui bahwa reliabilitas item termasuk dalam kategori bagus sekali, artinya
secara keseluruhan item sesuai dengan model Rasch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
84
c. Daya Beda
Pada bagian ini, peneliti hendak melihat kemampuan butir soal tes untuk
membedakan siswa yang termasuk kelompok berkarakter baik dengan siswa yang
termasuk kelompok tidak baik. Untuk mengetahui daya beda dari soal tes yang
dikembangkan, maka dapat di lihat pada tampilan notepad input itanal, dan PT-
Biserial. Selanjutnya untuk melihat daya beda dari item yang memiliki tingkat
kesukaran tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.7
Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat Kesulitan
Rendah .........................................................................
Item 4: item 4 Infit MNSQ = .87
Disc = .44
Categories 1 2 3 4 missing
Count 6 8 2 56 0
Percent (%) 8.3 11.1 2.8 77.8
Pt-Biserial -.49 -.03 -.05 .37
p-value .000 .408 .331 .001
Mean Ability -.01 .46 .37 .53 NA
Step Labels 1 2 3 4
Thresholds -.61 -.16 -.09
Error .50 .46 .45
.........................................................................
Berdasarkan tabel diatas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 4 dengan skor 1 yang negatif, yakni sebesar -,49, berarti testi
yang memperoleh skor 1, testi yang berkarakter bersahabat < testi yang tidak
memiliki karakter bersahabat. Hal yang sama berlaku untuk skor 2 yakni -0,3 dan
skor 3 yakni -0,5, karena hasilnya juga negatif. Pada skor 4, hasilnya positif, yakni
+0,37, sehingga yang memperoleh skor 4, testi yang berkarakter bersahabat lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
85
banyak dibanding testi yang tidak berkarakter bersahabat. Berikut ditampilkan tabel
daya beda karakter bersahabat dari item yang memiliki tingkat kesukaran sedang:
Tabel 4.8 Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat Kesulitan
Sedang .........................................................................
Item 10: item 10 Infit MNSQ = .92
Disc = .42
Categories 1 2 3 4 missing
Count 10 18 10 34 0
Percent (%) 13.9 25.0 13.9 47.2
Pt-Biserial -.37 -.11 .02 .34
p-value .001 .181 .444 .002
Mean Ability .19 .42 .48 .58 NA
Step Labels 1 2 3 4
Thresholds -.58 .24 .55
Error .42 .37 .35
.........................................................................
Berdasarkan tabel diatas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 10 dengan skor 1 yang negatif, yakni sebesar -,37, berarti
testi yang memperoleh skor 1, testi yang berkarakter bersahabat lebih sedikit dari
testi yang tidak memiliki karakter bersahabat. Hal yang sama berlaku untuk skor 2,
karena hasilnya juga negatif. Pada skor 3, hasilnya positif, yakni +0,2, sehingga yang
memperoleh skor 3, testi yang berkarakter bersahabat lebih banyak dibanding testi
yang tidak berkarakter bersahabat, hal yang sama berlaku untuk skor 4 yakni +0,34.
Berikut ditampilkan tabel daya beda karakter bersahabat dari item yang memiliki
tingkat kesukaran tinggi pada halaman 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
86
Tabel 4.9
Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Bersahabat dengan Tingkat Kesulitan
Tinggi .........................................................................
Item 12: item 12 Infit MNSQ = .87
Disc = .49
Categories 1 2 3 4 missing
Count 10 10 33 19 0
Percent (%) 13.9 13.9 45.8 26.4
Pt-Biserial -.42 -.17 .16 .28
p-value .000 .075 .088 .008
Mean Ability .16 .34 .52 .62 NA
Step Labels 1 2 3 4
Thresholds -.53 -.06 1.23
Error .44 .41 .41
..........................................................................
Berdasarkan tabel diatas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 12 dengan skor 1 yang negatif, yakni sebesar -,42, berarti
testi yang memperoleh skor 1, testi yang berkarakter bersahabat < testi yang tidak
memiliki karakter bersahabat. Hal yang sama berlaku untuk skor 2, karena hasilnya
juga negatif. Pada skor 3, hasilnya positif, yakni +0,16, sehingga yang memperoleh
skor 3, testi yang berkarakter bersahabat lebih banyak dibanding testi yang tidak
berkarakter bersahabat, hal yang sama berlaku untuk skor 4 yakni +0,28.
Selanjutnya untuk melihat daya beda karakter cinta damai dari item yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
Tabel 4.10
Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat Kesulitan
Rendah .........................................................................
Item 3: item 3 Infit MNSQ = .97
Disc = .39
Categories 1 2 3 4 missing
Count 8 21 26 17 0
Percent (%) 11.1 29.2 36.1 23.6
Pt-Biserial -.38 .07 -.15 .38
p-value .000 .275 .107 .001
Mean Ability -.11 .38 .25 .64 NA
Step Labels 1 2 3 4
Thresholds -1.09 .08 1.19
Error .50 .42 .39
..........................................................................
Berdasarkan tabel diatas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 3 dengan skor 1 yang negatif, yakni sebesar -,38, berarti testi
yang memperoleh skor 1, testi yang berkarakter cinta damai < testi yang tidak
memiliki karakter cinta damai. Hal yang sama berlaku untuk skor 3, karena hasilnya
juga negatif yakni -,16. Pada skor 2, hasilnya positif, yakni +0,07, sehingga yang
memperoleh skor 2, testi yang berkarakter cinta damai lebih banyak dibanding testi
yang tidak berkarakter cinta damai, hal yang sama berlaku untuk skor 4 yakni +0,38.
Berikut ditampilkan tabel daya beda karakter cinta damai dari item yang
memiliki tingkat kesukaran sedang, pada tabel 4.11 di halaman 86.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
Tabel 4.11
Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat Kesulitan
Sedang .........................................................................
Item 8: item 8 Infit MNSQ = 1.04
Disc = .30
Categories 1 2 3 4 missing
Count 32 9 25 6 0
Percent (%) 44.4 12.5 34.7 8.3
Pt-Biserial -.20 -.20 -.16 .16
p-value .045 .042 .015 .083
Mean Ability .24 .11 .49 .60 NA
Step Labels 1 2 3 4
Thresholds .19 .49 1.99
Error .39 .40 .52
..........................................................................
Berdasarkan tabel diatas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 8 dengan skor 1 yang negatif, yakni sebesar -,20, berarti testi
yang memperoleh skor 1, testi yang berkarakter cinta damai < testi yang tidak
memiliki karakter cinta damai. Hal yang sama berlaku untuk skor 2 yakni -0,20 dan
skor 3 yakni -0,16, karena hasilnya juga negatif. Pada skor 4, hasilnya positif, yakni
+0,16, sehingga yang memperoleh skor 4, testi yang berkarakter cinta damai lebih
banyak dibanding testi yang tidak berkarakter cinta damai.
Berikut ditampilkan tabel daya beda karakter cinta damai dari item yang
memiliki tingkat kesukaran tinggi di tabel 4.12 pada halaman 87.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
Tabel 4.12
Uji Daya Beda Butir Soal Tes Karakter Cinta Damai dengan Tingkat Kesulitan
Tinggi .........................................................................
Item 2: item 2 Infit MNSQ = 1.02
Disc = .23
Categories 1 2 3 4 missing
Count 35 10 21 5 0
Percent (%) 49.3 14.1 29.6 7.0
Pt-Biserial -.16 -.06 .10 .22
p-value .094 .314 .210 .036
Mean Ability .48 .48 .57 .77 NA
Step Labels 1 2 3 4
Thresholds .48 .81 2.16
Error .38 .39 .55
.........................................................................
Berdasarkan tabel diatas dengan melihat nilai point biserial (indeks daya
beda) pada item nomor 2 dengan skor 1 yang negatif, yakni sebesar -,16, berarti testi
yang memperoleh skor 1, testi yang berkarakter cinta damai < testi yang tidak
memiliki karakter cinta damai. Hal yang sama berlaku untuk skor 2 yakni -0,6 karena
hasilnya juga negatif. Pada skor 3, hasilnya positif, yakni +0,10, sehingga yang
memperoleh skor 3, testi yang berkarakter cinta damai lebih banyak dibanding testi
yang tidak berkarakter cinta damai, hal yang sama berlaku untuk skor 4 yakni +0,22.
d. Tingkat Kesukaran Karakter Bersahabat dan Karakter Cinta Damai
Sebagaimana dipaparkan pada bab III, untuk mengetahui tingkat kesukaran dari
soal tes yang telah dibuat dapat dilihat pada Item Estimates (Thresholds) dengan
kriteria nilai -2,0 s.d 2,0 apabila jarak/ sebaran item maupun responden dibawah -2,0
maka item dapat dikatakan memiliki tingkat kesukaran yang mudah. Sedangkan bila
jarak/sebaran item maupun responden di atas 2,0 maka item dapat dikatakan sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
sulit dan responden memiliki kemampuan untuk menjawab. Untuk mempermudah
membaca hasil tingkat kesukatan item dari tiap karakter maka digunakan gambar 4.3
di bawah ini:
Gambar 4.3
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Karakter Bersahabat
Pada grafik diatas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran item (threshold) pada
karakter bersahabat diperoleh informasi bahwa item dengan nilai threshold 1,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
termasuk kategori sedang adalah item nomor 16 dengan skor 4. Item dengan nilai
threshold -2,16 termasuk kategori paling mudah adalah item nomor 3 dengan skor 2,
dimana jarak/sebaran item ini maupun responden dibawah -2,0. Setiap tanda X
mewakili 72 testi/person. Selanjutnya uji tingkat kesukaran item pada karakter cinta
damai dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini:
Gambar 4.4
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Karakter Cinta Damai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
Pada grafik diatas menunjukkan nilai uji tingkat kesukaran (threshold)
item karakter cinta damai diperoleh informasi bahwa yang paling sukar
adalah item nomor 18 dengan skor 4 karena item ini berada diatas 2. Item
dinyatakan tingkat sedang karena item berada pada rentang nilai 2 s.d -2
yaitu item nomor 1 dengan skor 4, dan yang paling mudah item nomor 12
dengan skor 2 karena item ini berada dibawah -2. Setiap tanda X mewakili
72 testi/person.
Selanjutnya untuk mempersingkat dalam membaca seluruh hasil hitung
dari reliabitilas, validitas tingkat kesulitan dan daya beda item akan
ditampilkan dalam bentuk tabel rekapitulasi tiap karakter dapat dilihat pada
tabel 4.13 dan 4.14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Soal Tes Karakter Bersahabat
Berikut ditampilkan rekapitulasi hasil hitung validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda item dari karakter cinta damai:
No
item
Validitas Relia
bilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya Beda
1 2 3 4
1 1.09 & .4
.92
Sedang NA -.03 .08 -.04
2 1.03 & .2 Sedang -.29 .00 .17 -.06
3 .96 &-.4 Tinggi -.46 -.13 -.04 .30
4 .87 &-.6 Sedang -.49 -.03 -.05 .37
5 .99 & .0 Sedang -.31 -.01 -.01 .33
6 .98 &-.1 Sedang -.25 -.19 .12 .17
7 .96 &-.1 Sedang -.34 -.07 .05 .17
8 1.24 &1.7 Sedang .01 -.09 -.04 -.02
9 1.14 &1.4 Sedang -.13 -.15 .25 .09
10 .92 &-.6 Sedang -.37 -.11 .02 .34
11 .98 &-.2 Sedang -.22 -.24 -.25 .47
12 .87 &-.9 Sedang -.42 -.17 .16 .28
13 .91 &-.8 Sedang -.46 17 .01 .34
14 .79 &-1.8 Sedang -.52 .12 -.12 .52
15 1.06 & .5 Sedang .00 -.22 .05 .18
16 1.20 &1.4 Sedang .12 .03 -.19 .10
17 1.04 & .3 Sedang .03 -.58 .00 .28
18 .94 &-.2 Sedang -.46 -.12 .10 .09
19 .93 &-.6 Sedang -.20 -.22 .00 .34
20 .98 &-.1 Sedang -.33 -.13 .22 .12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
Tabel 4.14
Rekapitulasi Hasil Hitung Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran
dan Daya Beda Soal Tes Karakter Cinta Damai
3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat Dan Cinta
Damai Berdasarkan Penggunaan Prototipe Soal Tes Karakter
Bersahabat dan Soal Tes Karakter Cinta Damai Berbasis Media Film
pada Siswa Kelas VII A dan VIII A di SMPK Santa Maria Malang.
Capaian hasil pendidikan karakter berdasarkan penggunaan prototipe
soal tes karakter bersahabat dan karakter cinta damai siswa disajikan dalam
bentuk kategorisasi menurut Azwar (2014: 149-150). Kategori bertujuan
No
item
Validitas Relia
bilitas
Tingkat
Kesukaran
Daya Beda
1 2 3 4
1 .90 & -.4
.91
Sedang -.43 -.23 -.09 .43
2 .90 & -.8 Sedang -.16 -.06 .10 .22
3 .97 & -.2 Sedang -.38 .07 -.15 .38
4 .99 & .0 Sedang -.17 -.31 .27 .16
5 1.24&1.6 Sedang .02 .08 -.20 .13
6 1.23&1.3 Sedang .04 -.11 -.08 .13
7 .95 & -.4 Sedang -.39 .08 .12 .27
8 1.04& .4 Sedang -.20 -.20 -.16 .16
9 .87 & -.8 Sedang -.47 -.04 -.06 .42
10 .94 & -.3 Sedang -.35 -.32 -.10 .53
11 1.19&1.5 Sedang -.45 .21 .21 -.05
12 1.27&2.4 Sedang -.32 .27 -.28 .03
13 1.10& .7 Sedang -.24 -.09 -.13 .34
14 .86 & -.7 Sedang -.57 .01 .20 .19
15 .97 & -.2 Sedang -.39 -.13 .08 .25
16 1.00& .1 Sedang -.31 -.32 .34 .04
17 .98 & -.1 Sedang -.29 -.31 .37 .13
18 .82 & 1.0 Rendah -.54 -.24 .43 .13
19 .79 &-1.3 Sedang -.63 -.11 .14 .46
20 .83 & -.7 Sedang -.49 -.18 -.14 .47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
untuk menempatkan individu dalam kelompok terpisah secara berjenjang
menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur Azwar (2014: 147)
kontinum jenjang pada penelitian ini yakni tinggi sampai dengan rendah.
Pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter bersahabat dan karakter
cinta damai siswa berdasarkan soal tes karakter bersahabat dan soal tes
karakter cinta damai dengan jumlah 20 item pada masing-masing karakter
diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum : 4 x 20 = 80
Skor minimum : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60
Standar deviasi ( ) : 60 : 6 =10
µ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
Tabel 4.15
Norma Kategorisasi Capaian Skor Karakter Bersahabat dan
Karakter Cinta Damai Siswa Kelas VII dan VIII SMPK Santa
Maria Malang
Norma/Kategori Skor Rentang skor Kategori
X µ + 1. X > 60 Tinggi
µ - 1. X µ + 1. 40 X < 60 Sedang
X < µ - 1. X < 40 Rendah
Selanjutnya dalam pengemlompokan tinggi rendahnya capaian hasil
pendidikan karakter berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 20 item pada
masing-masing karakter diperoleh unsur perhitungan capaian skor siswa
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
Skor maksimum : 4 x 20 = 80
Skor minimum : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80 – 20 = 60
Standar deviasi ( ) : 60 : 6 =10
µ (mean teoritik) : (80 + 20) : 2 = 50
Berikut tingkat karakter bersahabat pada siswa kelas VII dan VIII di
SMPK Santa Maria Malang digambarkan dalam bentuk grafik:
Grafik 4.5 Profile Capaian Skor Karakter Bersahabat Siswa SMPK Santa
Maria Malang
Untuk mempermudah membaca grafik 4.5, maka dibuatlah tabel 4.16 seperti
di bawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
Kelas VII
Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
97
Tabel 4.16
Data Distribusi Capaian Skor Karakter Bersahabat Pada Siswa SMPK Santa
Maria Malang
Presentase Skor Kategorisasi kelas VII kelas VIII
F % F %
90%-100% Sangat Baik 0 0 0 0
80%-89% Baik 23 61 18 53
65%-79% Cukup Baik 14 37 16 47
55%-64% Kurang Baik 1 2 0 0
Di bawah 55% Buruk 0 0 0 0
Grafik 4.6 Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Bersahabat
Siswa kelas VII A dan VIII A
Dilihat dari grafik 4.6 profil capaian skor subjek karakter bersahabat
diketahui bahwa:
0
19 18
1 0 0
18
16
0 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1 2 3 4 5
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
98
a. Terdapat 23 siswa yang memiliki capaian skor karakter bersahabat, masuk
ke dalam kategori baik, 14 siswa yang memiliki capaian skor karakter
bersahabat masuk dalam kategori cukup baik, 1 siswa yang memiliki
capaian skor karakter bersahabat masuk dalam kategori kurang baik dari
kelas VII.
b. Terdapat 18 siswa yang memiliki capaian skor karakter bersahabat, masuk
ke dalam kategori baik, dan 16 siswa yang memiliki capaian skor karakter
bersahabat masuk dalam kategori cukup baik, dari kelas VIII.
c. Capaian skor karakter bersahabat siswa-siwi kelas VII memiliki capaian
skor rata-rata lebih tinggi dari siswa-siswi kelas VIII.
Berikut tingkat karakter cinta damai pada siswa kelas VII dan VIII di
SMPK Santa Maria Malang digambarkan dalam bentuk grafik:
Grafik 4.7 Profile Capaian Skor Karakter Cinta Damai Siswa SMPK Santa
Maria Malang
0
20
40
60
80
1 3 5 7 9 1113151719212325272931333537
Kelas VII
Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
99
Untuk mempermudah membaca grafik 4.7, maka dibuatlah tabel 4.17 seperti
di bawah ini:
Tabel 4.17
Data Distribusi Capaian Skor Karakter Cinta Damai Siswa SMPK Santa
Maria Malang
Presentase Skor Kategorisasi kelas VII kelas VIII
F % F %
90%-100% Sangat Baik 0 0 0 0
80%-89% Baik 19 50 18 53
65%-79% Cukup Baik 18 48 16 47
55%-64% Kurang Baik 1 2 0 0
Di bawah 55% Buruk 0 0 0 0
Grafik 4.8 Komposisi Kategorisasi Capaian Karakter Cinta Damai
Siswa kelas VII A dan VIII A
0
19 18
1 0 0
18
16
0 0 0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1 2 3 4 5
Kelas VII Kelas VIII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
100
Dilihat dari grafik 4.6 profil capaian skor subjek karakter cinta damai
diketahui bahwa:
a. Terdapat 19 siswa yang memiliki capaian skor karakter cinta damai,
masuk ke dalam kategori baik, 18 siswa yang memiliki capaian skor
karakter cinta damai masuk dalam kategori cukup baik, dan 1 siswa yang
memiliki capaian skor karakter cinta damai masuk dalam kategori kurang
baik dari kelas VII.
b. Terdapat 18 siswa yang memiliki capaian skor karakter cinta damai,
masuk ke dalam kategori baik, dan 16 siswa yang memiliki capaian skor
karakter cinta damai masuk dalam kategori cukup baik, dari kelas VIII.
c. Capaian skor karakter cinta damai siswa-siwi kelas VIII memiliki capaian
skor rata-rata lebih tinggi dari siswa-siswi kelas VII.
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter
Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Berdasarkan Penilaian Siswa
Kelas VII dan VIII di SMPK Santa Maria Malang.
Untuk mengukur efektivitas penggunaan prototipe soal tes yang
dikembangkan dalam penelitian ini, kepada siswa disodorkan skala
perseptual. Penggunaan inventori tersebut pada partisipan penelitian
memberikan data sebagai berikut, dapat dilihat pada tabel 4.16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
101
Tabel 4.18
Rekapitulasi Hasil Validasi Efektivitas Penggunaan Soal Tes Karakter
Bersahabat dan Karakter Cinta Damai Menurut Siswa SMPK Santa
Maria Malang (N=72)
No
Item
Pernyataan Ya Kurang Tidak Tidak
Tahu
%
Ya
1 Menarik dan asyik 30 31 10 1 41.7 2 Menyenangkan dan menghibur 24 34 13 1 33.3 3 Sangat bermanfaat untuk menyadari kualitas diri 59 9 3 1 81.9 4 Menyadarkan saya untuk memperbaiki perilaku 58 9 4 1 80.6 5 Membuka mata hati/nuraniku 51 11 5 5 70.8 6 Mendorong tekad/keberanian berbuat lebih baik 54 12 2 4 75.0 7 Menimbulkan rasa bersalah dalam diriku 34 15 16 7 47.2 8 Mempermalu diri sendiri 10 16 40 6 13.9 9 Menumbuhkan rasa diri berharga 42 16 10 4 58.3
10 Menelanjangi kelemahan/kekurangan diri 25 17 22 8 34.7 11 Menimbulkan rasa sedih dan prihatin 34 21 15 2 47.2 12 Sangat manfaat mendorong perbaikan perilaku 52 15 4 1 72.2 13 Menimbulkan rasa menyesal 21 20 26 5 29.2 14 Menumbuhkan keinginan menolong orang lain 60 8 2 2 83.3 15 Menumbuhkan rasa bersyukur 61 4 4 3 84.7 16 Menantang diri untuk bertobat dari perilaku
buruk 51 15 4 2 70.8 17 Sangat membosankan/melelahkan 29 18 21 5 40.3 18 Sangat berat dan sulit 8 15 42 7 11.1 19 Soalnya terlalu panjang dan rumit 16 17 34 4 22.2 20 Mendorong keberanian bertanggungjawab 48 15 3 1 66.7 21 Membangkitkan kesadaran menghargai teman 64 5 3 1 88.9 22 Menumbuhkan rasa kemanusiaan dan menolong 60 9 2 1 83.3 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 55 12 3 2 76.4 24 Menumbuhkan ketaatan terhadap
norma/peraturan 50 15 5 2 69.4 25 Membangkitkan keinginan berusaha/daya juang 43 20 6 3 59.7 26 Sangat baik/sesuai untuk mengukur karakter
siswa 49 16 3 4 68.1 27 Beberapa potongan film/video tidak nyambung
dengan pertanyaan & opsi jawaban 23 14 30 5 31.9 28 Menumbuhkan keinginan berbagi/rela berkorban 56 11 3 2 77.8 29 Mendorong siswa lebih disiplin 42 20 7 3 58.3 30 Waktu mengerjakan terlalu singkat/kurang waktu 23 9 35 5 31.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
102
Keterangan: Penyataan nomor 8, 17, 18, 19,27, 30, merupakan peryataan
negatif.
Berdasarkan tabel 4.15 terlihat bahwa siswa (>60%) memilih “ya”
pada 15 item positif dan (<30%) memilih “ya” pada 6 item negatif penilaian
model pengembangan soal tes karakter bersahabat dan cinta damai tersebut.
Hasil dari 15 item positif tersebut bila dikonversikan dalam kriteria Guilford
masuk dalam ketegori sedang. Hasil penilaian tersebut diketahui bahwa siswa
benar-benar mengalami pernyataan nomor 3 pada item positif dan kurang
mengalami pernyataan nomor delapan pada item negatif, saat soal tes karakter
dikerjakan. Peneliti menyimpulkan bahwa model pengembangan soal tes
karakter bersahabat dan cinta damai berbasis media film karakter cukup
efektif digunakan untuk siswa di SMPK Santa Maria Malang.
B. Pembahasan
1. Protoripe Dikembangkan Dalam Penelitian
Produk yang dikembangkan dan didesain dalam penelitian ini berupa
prototipe soal tes asesmen pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta
damai berbasis film karakter, disusun berdasarkan potongan film (yang
diseleksi dari youtube) memuat tayangan yang mengandung dilema moral,
persoalan konflik moral, klarifikasi nilai yang menggambarkan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai. Prosedur pengembangan ini
menggunakan tahapan penelitian (Research and Development). Menurut
Sugiyono, (2013: 298-311) Prosedur pengembangan dilakukan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
103
sepuluh langkah antara lain; (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan
informasi, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) perbaikan desain, (6)
Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9) Revisi
produk, (10) Produk masal. Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya
mengunakan enam langkah dari prosedur dalam buku Sugiyono.
Proses pengembangan prototipe soal tes ini diawali dengan menyusun
pertanyaan yang sesuai dengan dilema moral dari film karakter, dan
menyusun empat pilihan jawaban untuk masing-masing soal tes berbentuk
pilihan ganda dengan jawaban bergradasi yang mencerminkan tingkat
pemahaman, (moral knowing), perasaan (moral afeksion), dan
tindakan/prilaku (moral aksion) siswa diminta mengambil keputusan atas
pertimbangan gradasi yang disediakan. Soal tes ini terdiri dari 40 soal,
masing-masing karakter mewakili 20 soal tes yang mengambarkan masing-
masing dilema moral karakter. Sebelum dilakukan uji coba, soal-soal tes yang
dirakit terlebih dahulu di ujikan kepada tim perancang tes dan divalidasi oleh
ahli. Kemudian setelah dianggap layak sebagai sebuah soal tes, barulah diuji
coba secara empiris. Prosedur pengembangan prototipe soal tes ini sejalan
dengan langkah-langkah dasar dalam mendesain produk menurut Azwar,
dalam bukunya (penyusunan skala psikologis). Dimana menurut Azwar,
(2014: 14-15) langkah-langkah dasar dalam mendesain produk berupa tes
melalui bebrapa langkah yaitu Mengidentifikasi Tujuan Ukur (menetapkan
konstruk teoritik), Pembatasan Domain Ukur (merumuskan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
104
keprilakuan), Operasionalisasi Aspek (menghimpun indikator keprilakuan),
Membuat Kisi-kisi dan pensekalaan, Penulisan item (reviu item), uji coba.
2. Uji Kualitas Soal Tes Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat dan
Karakter Cinta Damai Berbasis Film yang Diujicobakan pada Siswa
Kelas VII dan VIII di SMPK Santa Maria Malang.
Dalam melihat hasil uji kualitas soal tes karakter bersahabat dan karakter
cinta damai peneliti menggunakan bantuan program komputer Quest dan
Ministep dengan pendekatan item response theory (IRT) Rasch model dengan
rumus 1PL. Dari hasil uji kualitas soal tes karakter bersahabat dan karakter
cinta damai diketahui bahwa seluruh item memiliki nilai fit artinya semua
item soal dalam posisi valid, dengan menggunakan item response theory
(IRT) Rasch model menggunakan patokan INFIT MNSQ dimana menurut
Adam & Khoo (Subali, 2011) ditetapkan bahwa suatu item dinyatakan
fit/valid dengan model, bila batas kisaran INFIT MNSQ dari 0,77 sampai
1,30. Hasil hitung validitas seluruh item berada pada nilai 0,79 sampai
dengan 1,24 untuk karakter bersahabat, dan 0,79 sampai dengan 1,27 untuk
karakter cinta damai, nilai tersebut menggambarkan bahwa seluruh item
karakter bersahabat maupun karakter cinta damai seluruhnya berada dalam
posisi fit dengan model atau dalam bahasa teori klasik disebut dengan;
seluruh item valid. Item fit/valid dengan model dipengaruhi oleh jawaban
Selanjutnya nilai reliabilitas soal tes karakter bersahabat dan karakter cinta
damai ditetapkan berdasarkan nilai reliability item oleh Wrigh & Master
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
105
(Subali, 2011). Dari hasil hitung reliabilitas diketahui bahwa reliabilitas item
karakter bersahabat memiliki nilai 0,92 dan karakter cinta damai memiliki
nilai 0,91, nilai tersebut apabila di masukan dalam kategori masuk dalam
kategori bagus sekali, yakni berada di antara 0,81 s.d 0,94. Semakin tinggi
nilainya semakin banyak item yang fit dengan model dan semakin
meyakinkan bahwa pengukuran memberikan hasil yang konsisten.
Kemudian untuk melihat tingkat kesukaran dari soal tes dengan model
Rasch yang dilambangkan dengan (bi), Subali, (2011) nilai bi berkisar antara
-2,0 sampai dengan +2,0. Kisaran tersebut dalam Rasch model disebut denan
rentang lokasi abilitas, Sumintono (2013). Item yang memiliki tingkat
kesukaran atau berada dilokasi abilitas yang tingggi dan rendah memiliki
beberapa faktor antara lain; susunan gradasi yang dibuat oleh peneliti kurang
sesuai, tingkat kemampuan siswa dibawah tingkat kesukaran item, atau item
tersebut. Sedangkan soal item-item lainnya dari kedua karakter masuk dalam
ketegori sedang yakni antara 1,9 sampai -1,9 dari rentang -2.0 s.d 2.0, yang
artinya item-item tersebut baik digunakan untuk mengukur hasil pendidikan
karakter bersahabat dan karakter cinta damai siswa.
Antara tingkat kesukaran dan daya beda dalam model Rasch memiliki
keterkaitan, dilihat dari tingkat kesukaran item yang memiliki tingkat
kesukaran tinggi, sedang, dan rendah, maka item-item soal karakter
bersahabat dan karakter cinta damai menunjukan daya beda yang jelas yakni
antara tiap gradasi pilihan menunjukan skor yang berbeda mulai dari skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
106
sampai skor 4 memiliki nilai daya beda skor item. Selain itu untuk melihat
daya beda kemampuan siswa dapat dilihat pada gambar tingkat kesukaran,
yang juga menggambarkan daya beda kemampuan siswa dalam menjawab
soal tes.
3. Gambaran Capaian Hasil Pendidikan Karakter Bersahabat dan
Pendidikan Karakter Cinta Damai Berdasarkan Penggunaan Prototipe
Soal Tes Berbasis Media Film di SMPK Santa Maria Malang.
Capaian hasil penggunaan prototipe soal tes pada siswa menunjukan
bahwa ada perbedaan antara siswa kelas VII dan siswa kelas VIII dari tiap
karakter. Untuk karakter bersahabat, siswa kelas VII memiliki capaian skor
rata-rata lebih tinggi diri siswa kelas VIII. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
hitung yang meunjukan bahwa terdapat 23 siswa yang memiliki capaian skor
dengan kategori tinggi yakni diatas (>60), dan terdapat 14 siswa memiliki
capaian skor dengan ketegori sedang. Untuk siswa-siswa kelas VIII terdapat
18 siswa yang memiliki capaian skor dengan kategori tinggi dan 16 orang
memiliki capaian skor sedang. Dari hasil tersebut dapat dilihat adanya
perbedaan capaian skor karakter bersahabat dari tiap kelas.
Begitu juga dengan capaian skor pada siswa untuk karakter cinta
damai, dimana capaian skor karakter cinta damai pada siswa kelas VII, rata-
rata lebih tinggi dari capaian skor siswa kelas VIII. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil hitung, dimana terdapat 19 siswa yang memiliki capaian skor
dengan kategori tinggi yakni (>60), dan 18 siswa yang memiliki capaian skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
107
karakter dengan kategori sedang. Untuk siswa kelas VIII, terdapat 18 siswa
yang memiliki capaian skor karakter cinta damai masuk ke dalam kategori
tinggi dan 16 siswa yang memiliki capaian skor karakter cinta damai masuk
dalam kategori sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa dalam diri siswa
kelas VII dan VIII di SMPK Santa Maria Malang memiliki karater bersahabat
dan cinta damai.
4. Efektivitas Penggunaan Prototipe Soal Tes Berdasarkan Penilaian
Peserta Didik di SMPK Santa Maria Malang.
Efektivitas penggunaan prototipe soal tes juga dinilai langgsung oleh siswa
sendiri. Model pengembangan soal tes karakter bersahabat dan soal tes
karakter cinta damai tersebut cukup efektif, berdasarkan penilaian siswa,
memberikan hasil hitung (>65%) memilih “ya” pada 15 item positif yakni
item 3, 4, 5, 6, 12, 14, 15, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, dan walaupun item
yang negatif (<30%) siswa memilih “ya” yakni pada item 8,17,18,19,27 dan
30, hanya sebagian kecil siswa yang memilihnya, tetapi ini menunjukan
bahwa hanya sedikit dari siswa yang merasa bahwa prototipe soal tes yang
dikembangkan, mempermalukan diri sendiri, membosankan, berat dan sulit,
terlalu panjang, tidak nyambung dengan jawaban, dan kekurangan waktu
dalam mengerjakannya.
Hasil penilaian tersebut diketahui bahwa siswa benar-benar mengalami
pernyataan pada item positif dan kurang mengalami pernyataan pada item
negatif, saat soal tes karakter dikerjakan. Hal ini sejalan dengan prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
108
pengembangan tes menurut Fernandes dan Soeharto, (Suwandi, 2010: 57)
yaitu membuat spesifikasi tujuan (penjelasan tentang pengetahuan,
keterampilan, atau tingkah laku yang akan diditeksi). Menerjemahkan tujuan-
tujuan tes dalam istilah-istilah yang operasional (tes harus mencerminkan isi
dan tujuan dalam keadaan operasional dan sesuai dengan kepentingannya).
Karena soal tes ini berkaitan dengan karakter siswa maka isinya
mencerminkan dilema moral karakter bersahabat dan karakter cinta damai
yang menuntut pengetahuan, keterampilan, perasaan, dan tindakan dari siswa,
yang dinilai untuk melihat hasil pendidikan karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
109
BAB V
PENUTUP
Bab ini dipaparkan kesimpulan tentang produk, keterbatasan, dan saran
berdasarkan hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian
adalah sebagai berikut.
1. Telah tersusun instrumen penilaian hasil pendidikan berupa prototipe
20 butir soal tes asesmen hasil pendidikan karakter bersahabat dan 20
butir soal tes asesmen hasil pendidikan karakter cinta damai berbasis
film karakter. Intrumen tersusun dari potongan atau cuplikan film
yang mengandung dilema moral karakter bersahabat dan karakter
cinta damai disertai pernyataan soal dan pilihan jawaban yang
disusun sedemikian rupa dan mengandung nilai moral action agar
dapat melihat karakater yang dimiliki subjek. Bentuk produk
didokumentasikan dalam format softcopy dalam VCD (Hak Otoritas
Pengembangan).
2. Hasil uji kualitas (validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
beda) soal tes hasil pendidikan karakter bersahabat dan karakter cinta
damai berbasis media film karakter serta validitas dan reliabilitas
kuesioner validasi efektifitas model yang telah diujicobakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
110
siswa kelas VII A dan VIII A di SMPK Santa Maria Malang
memenuhi syarat kualifikasi yaitu hasil uji reliabilitas dan validitas
menunjukkan semua item soal tes karakter bersahabat dan item soal
tes karakter cinta damai valid dan sesuai dengan model Rasch,
sedangkan reliabilitas item soal reliabel yaitu karakter bersahabat
0,92 dan karakter cinta damai 0,91.
3. Tes ini dapat mengukur capaian skor siswa karena item-item berkisar
tinggi (>60) dan sedang (40-60). 23 siswa kelas VII berada dalam
kategori tinggi dan 18 siswa kelas VIII berada dalam kategori tinggi
untuk karakter bersahabat. 19 siswa kelas VII masuk dalam kategori
tinggi dan 18 siswa kelas VIII masuk dalam kategori tinggi untuk
karakter cinta damai, dan ada beberapa siswa masuk dalam kategori
rendah (<40).
4. Berdasarkan penilaian subjek uji coba, penggunaan produk prototipe
soal tes diakui efektif karena sebagian siswa mengaku mendapatkan
manfaat untuk membuka mata hati/nurani, menyadarkan siswa untuk
memperbaiki perilakunya, menumbuhkan rasa bersyukur, menumbuhkan
ketaatan terhadap norma/peraturan yang ada di sekolah serta sangat
baik/sesuai untuk mengukur karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
111
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian pengembangan prototipe soal tes asesmen hasil pendidkan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai di SMPK Santa Maria Malang memiliki
keterbatasan diantaranya.
1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memperoleh hasil reliabilitas
yang termasuk kategori sedang. Hal ini dikarenakan beberapa item
instrumen pada penelitian ini sedikit mewakili nilai-nilai karakter bersahabat
dan cinta damai.
2. Tidak mudah menemukan film yang tepat menggambarkan karakter
bersahabat dan karakter cinta damai.
3. Keterbatasan waktu peserta didik saat membaca pernyataan yang
ditampilkan setelah penayangan film. Artinya, siswa yang malas dan lambat
membaca soal akan sulit menjawab pertanyaan karena kehabisan waktu.
4. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti apakah ini benar-benar menjadi
dilema moral.
5. Kondisi siswa yang tidak fokus dapat mempengaruhi dalam menjawab
pertanyaan.
6. Hilangnya konsentrasi siswa karena terlalu lama memikirkan jawaban yang
tepat sehingga tidak dirasa soal sudah lewat dan berganti pada soal yang
berikutnya.
7. Pemeran film yang disajikan tidak sesuai dengan usia SMP. Dalam hal ini
peneliti menyiasati dengan mengimajinasikan dan mendengarkan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
112
film itu dekat dengan dirinya supaya tergambarkan persoalan dilema moral
pada dirinya.
C. Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan untuk
pengembangan produk prototipe soal tes yang lebih baik.
1. Untuk tindak lanjut penelitian ini, sebaiknya jika peneliti lain tidak hanya
berhenti pada uji coba produk tetapi sampai pada tahap produksi masal.
2. Jika ingin melanjutkan penelitian serupa sebaiknya mencari waktu yang
tepat bagi para siswa dalam melaksanakan tes dan pastikan seluruh
fasilitas mendukung agar dapat penelitian dapat berjalan dengan efektif
dan menghasilkan data yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
113
DAFTAR PUSTAKA
Airasian, P.W. (2000). Assessment in the Classroom. A Concise Approach.
Boston: Mc Graw Hill.
Amirudin, S. (1983). Disiplin Militer dan Pembinannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Arifin & Barnawi. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Ar- Ruzz
Media
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi
Aksara.
Azwar Saifuddin (2014). Penyusunan skala psikologi (edisi 2). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP.
Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2.
Barus Gendon, Hastuti Sri .M.M, dkk. (2016). Bimbinggan Klasikal Nuansa
Pendidikan Karakter SMP Kelas IX. Yogyakarta: Sanata Dharma University
Press.
Crome, Keith, Ruth Farrar and Patrick O’Connor, (2009). What is Autonomous
Learning? Journal IISN: 2040-3674, ISSN-L: 1741-4164, Volume: 9,
Number: 1, Start Page 111-126.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem
Pendidikan Nasional.
Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan bagi Orang
Tua dan guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fathurrohman, Pupuh., AA Suryana., Fenny Fatriani. 2013. Pengembangan
Pendidikan Karakter: Bandung; PT. Refika Aditama.
Gunawan, Heri. (2014). Pendidikan Karakter Konseptual dan Implementasi.
Bandung: Alfabeta.
Gea, Antonius Atosokhi., A, Panca Yuni Wulandari., Y, Babari. 2003. Character
Building I: Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta; Gramedia
Jihad, Asep, & Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Kemendiknas (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.
Kemendikbud (2016). Konsep Dasar Penguatan Pendidikan Karakter “Senang
Belajar di Rumah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
114
Kustandi, Cecep & Sutjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran: Manual dan
Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kustandi, C. & Sutjipto, B. (2016) Media Pembelajaran; Manual dan Digital
Bogor: Ghalia Indonesia
Masidjo, ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Ni Made Sri Mertasari. (2016). Media Online Untuk Asesmen Pendidikan Karakter
Terpadu. Skripsi. Dalam http://lemlit. undiksha.ac.id/pdf pada tanggal 26 Maret
2017.
Poerwadarminta, W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka.
Prijowuntato Widanarto. S (2016). Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Sanata
Dharma university Press.
Poerwanti, e. (2001). Evaluasi Pembelajaran, Modul Akta Mengajar. UMM Press.
Russel, Stephen & Rosalie J. Bakken, (2002). Development of Autonomy in
Adolescence. University of Nebraska: NebGuide, G1449
(http://extension.unl.edu/publications)
Samani, Muchlas & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex. (1985). Butir-Butir Mutiara Rumah Tangga. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia.
Strange, C.C. (2004). Measuring Up: Defining and Assessing Outcomes of
Character in College. New Directions for Institutional Research, No 122,
Summer 2004.
Subali Bambang & Pujiyati Suyata (2011). Panduan Analisis Data Pengukuran
Pendidikan Untuk Memperoleh Bukti Empirik Kesahihan Menggunakan
Program Quest. Yogyakarta: UNY Press.
Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian administrasi, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (1983). Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sulistiyo, Carolus Ade. Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar
Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Mata Pelajaran PKN untuk
Siswa Kelas II SD Kledokan. (2016). Skripsi Tidak Diterbitkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
115
Sumintono & Widhiarso. (2013). Aplikasi Model Rasch untuk Penelitian Ilmu-
Ilmu Sosial. Cimahi : Trim Komunikata Publishing House.
Thoha, Chabib, (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar IKAPI.
Uno, Hamzah B. & Koni, Satria. (2012). Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Warda Putri Rochmawati. (2016). Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam
Film “The Miracle Worker”. Skripsi. Dari http://lemlit.undiksha. ac.id/.pdf.
Pada tanggal 26 maret 2017.
Wibowo, Agus. 2013. Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Widanarto, S.P. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI