pengembangan perangkat instrumen authentic …digilib.unila.ac.id/27823/3/tesis tanpa bab...

99
PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC ASSESSMENT PADA PEMANASAN GLOBAL (ANTEE PEGAL) UNTUK KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (Tesis) Oleh R. SURYA DAMAYANTI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: lephuc

Post on 14-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTICASSESSMENT PADA PEMANASAN GLOBAL (ANTEE PEGAL) UNTUK

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DENGAN PENDEKATANSAINTIFIK

(Tesis)

Oleh

R. SURYA DAMAYANTI

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTICASSESMENT UNTUK KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA

PEMANASAN GLOBAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

Oleh

R. SURYA DAMAYANTI

Instrumen yang digunakan guru di sekolah untuk menilai authentic asessmentpada pembelajaran pemanasan global belum sesuai dan objektif. Pengembanganinstrumen authentic asessment untuk keterampilan berpikir kritis padapembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik belum ada.Penelitian ini bertujuan mengembangkan instrumen authentic asessment untukmengukur keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan global sertamendeskripsikan kesesuaian, kemudahan, dan kemanfaatan penggunaaninstrumen. Desain pengembangan dilaksanakan dengan model pengembanganBorg & Gall (2003), dengan tujuh tahap. Penelitian dilakukan di SMAN 1Kotagajah sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling. Analisis datadilakukan secara kuantitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1)Pembelajaran pemanasan global dengan menggunakan authentic asessmentdengan pendekatan saintifik. Teknik penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek,produk, dan sikap secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadappeningkatan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan global; (2)Authentik asessment pemanasan global yang dikembangkan memenuhi validitasisi dan konstruk, (3) Efektifitas instrumen authentic assesment meningkatkanketerampilan berpikir kritis siswa sebesar 0.532; (4) Tingkat kesesuaian,kemudahan, dan kemanfatan instrumen authentic asessment adalah sebesar84.58% (sangat tinggi), kemudahan sebesar 82.50% (sangat tinggi), dankemanfaatan sebesar 83.75% (sangat tinggi); (5) Penerapan authentic asessmentpada pembelajaran pemanasan global secara umum berpengaruh terhadapketerampilan berpikir kritis dengan signifikansi 0.00 dan R2 0.974.

Kata kunci: instrumen authentic assessment, pemanasan global, pendekatansaintifik, berpikir kritis

Page 3: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF AUTHENTIC ASSESSMENT INSTRUMENT FORCRITICAL THINKING SKILLS IN GLOBAL WARMING WITH A

SCIENTIFIC APPROACH

By

R. SURYA DAMAYANTI

The instrument used by teachers in schools to assess the authentic assessment ofglobal warming learning has not been appropriate and objective. Thedevelopment of an authentic assessment instrument for critical thinking skills onglobal warming learning with a scientific approach does not yet exist. This studyaims to develop an authentic assessment instrument to measure critical thinkingskills in global warming learning and to describe the suitability, easiness, andusefulness of the use of instruments. The development design was carried outunder the Borg & Gall (2003) development model, with seven stages. Researchdone in SMAN 1 Kotagajah sample determined by purposive sampling technique.Data analysis is done quantitatively. The conclusions of this research are: (1)Global warming learning by using the authentic assessment with scientificapproach. Performance assessment techniques, portfolios, projects, products, andattitudes together contribute to the improvement of critical thinking skills onglobal warming learning; (2) The authentic assessment global warming developedto meet the validity of content and constructs; (3) The effectiveness of theauthentic assessment instruments improves students' critical thinking skills by0.532; (4) The level of suitability, easiness, and usefulness of the authenticassessment instruments are 84.58% (very high), ease of 82.50% (very high), andbenefit 83.75% (very high); (5) Implementation of the authentic assessment onglobal warming learning in general affects critical thinking skills with significanceof 0.00 and R2 0.974.

Keyword: authentic assessment instrument, global warming, scientificapproach, critical thinking

Page 4: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

Pengembangan Perangkat Instrumen Authentic Assessment untukKeterampilan Berpikir Kritis pada Pemanasan Global dengan Pendekatan

Saintifik

Oleh

R. Surya Damayanti

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Magister Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking
Page 6: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking
Page 7: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking
Page 8: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 4 Oktober 1974 anak ketiga

dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Karyoto (alm) dan Ibu Megawati.

Menikah dengan Anton Armeinsady Yunanto pada tahun 1999 dan dikaruniai tiga

orang anak, putri pertama bernama Yesica Putri Arum, putri kedua bernama

Trecia Sekar Arum, dan putra ketiga bernama Darry Al Farel.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1980 di TK Pertiwi Kotagajah

Lampung Tengah. Pada tahun1981 penulis melanjutkan pendidikannya di SD

Negeri 1 Kotagajah, diselesaikan tahun 1987. Selanjutnya penulis melanjutkan

pendidikan di SLTP Muhammadiyah Kotagajah hingga tahun 1990, kemudian

penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Kotagajah, diselesaikan

pada tahun 1993. Pada tahun yang sama, penulis diterima dan terdaftar sebagai

mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung dan lulus pada tahun

1999. Selanjutnya pada tahun 2003 s.d sekarang penulis mendapat tugas

mengajar di SMAN 1 Kotagajah sebagai guru mata pelajaran fisika. Tahun 2014

penulis melanjutkan pendidikan di program studi Magister Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Lampung.

Page 9: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

MOTTO:

”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga merekamengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(QS. Ar rad:11)

”Jika ingin mencapai sukses harus bekerja sebagai gurdi (mata bor)”(Orang Bijak)

”Setiap masalah yang kita hadapi pasti dapat diselesaikan, seiring denganbergantinya waktu”(Surya Damayanti)

Page 10: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati, teriring doa dan syukur kehadirat Allah SWT, Penulis

mempersembahkan karya besar ini sebagai tanda bakti dan kasih cintaku yang

tulus dan mendalam kepada:

1. Suamiku Anton Armeinsady Yunanto dan anak-anakku tercinta Yesica Putri

Arum, Trecia Sekar Arum, dan Darry Al Farel yang selalu memperjuangkan

masa depan, yang telah lama menantikan keberhasilanku, yang tak pernah lupa

menyebut nama penulis dalam setiap doa, yang tak pernah lelah

memperhatikan, dan yang selalu mendukung penulis. Semoga Allah

memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa selalu membahagiakan kalian.

2. Ibuku tersayang Megawati dan Abang dan adikku ‘‘Adi Cahyanto, Irawan

heryanto, Iwan Kristian, dan Rudi Fransisco’’ yang selalu memberikan

motivasi, dukungan dan doa bagi penulis.

3. Sahabat dan rekan kerjaku tersayang yang selalu menemani, membantu, dan

memberikan semangat untuk keberhasilan penulis.

4. Para pendidik yang kuhormati.

5. Almamater tercinta.

Page 11: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen

Authentic Asessment untuk Keterampilan Berpikir Kritis pada Pemanasan Global

dengan Pendekatan Saintifik”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Magister

Pendidikan Fisika, sekaligus Pembimbing I yang telah memotivasi,

membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan tesis.

4. Bapak Warsono, Ph.D., selaku Pembimbing II yang telah memotivasi,

membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan tesis.

5. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas, yang banyak

memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.

6. Bapak Dr. Yuberti., M.Pd. selaku Validator I, Bapak Dr. Eddy Purnomo,

M.Pd. selaku Validator II, terima kasih atas masukannya.

7. Bapak dan Ibu Dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang

telah membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.

8. Bapak Kepala Sekolah dan bapak/ibu dewan guru SMA Negeri 1 Kotagajah

yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.

Page 12: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

9. Teman-teman seperjuangan Magister Pendidikan Fisika 2014 : Pak Pay, Pak

Malik, Fera, Bu Eka, Bu Susi, Vira, Pak wayan, Anwar, Pak Budi, Pak Hans,

Lika, Pak Nazam, Pak Heri, Emil, Bu Zulimah, Pak Taufik, Mbak Indah, Bu

Yuli, Pak Supardi dan Trian atas bantuan dan kebersamaannya.

10. Rekan-rekan kerjakuku tercinta: Mak Ros, Mbok Sarmi, Miss yayah, Mami

Erni, Pak Jay, Pak Didik, Pak Hasan, Pak Mashudi atas kebersamaan selama

ini serta selalu memberikan dukungan, motivasi, dan saran di saat penulis

membutuhkannya.

11. Keluarga Besar SMAN 1 Kotagajah Lampung Tengah.

12. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis ini.

Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat

pahala dari Allah SWT dan semoga Tesis ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, April 2017

Penulis,

R. Surya Damayanti

Page 13: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... xviDAFTAR TABEL ......................................................................................... xixDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Penelitian................................................................. 1B. Rumusan Masalah............................................................................. 7C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kerangka Teoritis ............................................................................. 10

1. Belajar dan pembelajaran ........................................................... 102. Penilaian otentik (authentic assessment) .................................... 11

a. penilaian kompetensi sikap .................................................. 12b. penilaian kompetensi pengetahuan ....................................... 13c. penilaian kompetensi keterampilan ..................................... 14

3. Bentuk tes ................................................................................... 19a. tes tertulis.............................................................................. 20b. tes lisan ................................................................................ 25c. tes perbuatan ......................................................................... 26

4. Rubrik ......................................................................................... 27a. pengertian rubrik .................................................................. 27b. fungsi rubrik ......................................................................... 29c. isi rubrik ............................................................................... 29d. rubrik holistik dan rubrik analitik ......................................... 30e. langkah-langkah pengembangan rubrik ............................... 31f. kelebihan dan kekurangan rubrik ......................................... 32

5. Pendekatan saintifik ................................................................... 356. Keterampilan berpikir kritis ....................................................... 387. Pemanasan global ..................................................................... 40

B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 45C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 47

Page 14: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xvii

III. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian .............................................................................. 50B. Subyek Evaluasi Pengembangan Produk ......................................... 50C. Prosedur Pengembangan................................................................... 51

1. Melakukan penelitian pendahuluan (research analysis,needs assessment, and proof of concept) ................................... 53

2. Melakukan perencanaan (product planning and design)............ 543. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal (preliminary

product development) ................................................................. 544. Melakukan ujicoba tahap awal (preliminary field testing) ......... 545. Melakukan revisi terhadap produk utama (product revision)..... 556. Melakukan ujicoba lapangan (main field testing)....................... 557. Produk akhir setelah revisi (the final product revision) ............. 56

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 561. Metode angket ............................................................................ 562. Metode tes................................................................................... 57

a. uji validasi ............................................................................ 58b. uji reliabilitas ....................................................................... 60c. teknik analisis data ............................................................... 61

3. Validasi ahli ............................................................................... 61a. uji validitas instrumen .......................................................... 62b. uji reliabilitas instrumen ..................................................... 63

4. Uji satu lawan satu ..................................................................... 645. Uji coba lapangan ...................................................................... 64

E. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 671. Uji normalitas ............................................................................. 682. Uji homogenitas.......................................................................... 683. Uji kesamaan dua rata-rata ........................................................ 684. Uji perbedaan dua rata-rata ........................................................ 695. Analisis regresi linier berganda ................................................. 70

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian Pengembangan ....................................................... 72

1. Pengumpulan informasi dan data awal ....................................... 722. Perencanaan produk dan desain.................................................. 753. Pengembangan produk awal ....................................................... 77

a. Analisis kompetensi dasar (KD)........................................... 77b. Penyusunan instrumen authentic assesment ......................... 78

4. Uji validasi dan ujicoba produk.................................................. 85a. aspek konstruksi.................................................................... 86b. aspek substansi...................................................................... 86c. aspek bahasa/budaya............................................................. 87

5. Revisi produk instrument authentic assesment .......................... 906. Rubrik dan penskoran instrument authentic assesment.............. 102

a. rubrik dan penskoran penilaian unjuk kerja.......................... 102b. rubrik dan penskoran penilaian portofolio............................ 103c. rubrik dan penskoran penilaian proyek................................. 104d. rubrik dan penskoran penilaian sikap ................................... 105

Page 15: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xviii

e. rubrik dan penskoran penilaian pengetahuan ....................... 1057. Uji coba lapangan ...................................................................... 108

a. uji efektifitas ........................................................................ 108B. Pembahasan

1. Pengaruh authentic assessment terhadap keterampilanberpikir kritis .............................................................................. 128

2. Respon guru terhadap pembelajaran materi pemanasanglobal dengan menggunakan authentic asessment ..................... 132

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ....................................................................................... 136B. Saran ................................................................................................ 137

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 139LAMPIRAN ................................................................................................... 144

Page 16: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbedaan Rubrik Analitik dan Rubrik Holistik .................................... 30 Perbedaan Rubrik Holistik dan Rubrik Analistik 30

2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Pendekatan Saintifik .......................... 36

3.1 Pedoman Pemberian Skor Soal Uraian Berpikir Kritis ......................... 58

3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi ............................................................... 59

3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Tes KeterampilanBerpikir Kritis......................................................................................... 60

3.4 Kriteria Pengkategorian Kevalidan InstrumenAuthentic Asessment .............................................................................. 63

3.5 Tabel Kriteria Reliabilitas ...................................................................... 63

3.6 Kriteria Tingkat Gain ............................................................................. 66

3.7 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban .............................................. 66

3.8 Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas .................. 67

4.1 Analisis Potensi dan Masalah ................................................................. 72

4.2 Isi Perangkat Authentic Assesment ......................................................... 76

4.3 Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan ............................................................. 79

4.4 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Sikap ...................................................... 81

4.5 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Unjuk Kerja ........................................... 82

4.6 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Portofolio ................................................ 83

4.7 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Proyek ..................................................... 83

4.8 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Produk .................................................... 84

4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Ahli Konstruksi .................................................. 85

4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Ahli Substansi ................................................... 86

4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Ahli Bahasa ........................................................ 87

4.12 Rekapitulasi Hasil Uji Ahli..................................................................... 87

4.13 Hasil Penilaian Guru dalam Uji Satu Lawan Satuterhadap Produk ..................................................................................... 88

Page 17: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xx

4.14 Rekapitulasi Hasil Saran Perbaikan Validator ....................................... 88

4.15 Intrumen Penilaian Sikap........................................................................ 97

4.16 Rubrik Penilaian Unjuk Kerja ................................................................ 101

4.17 Rubrik Penilaian Portofolio .................................................................... 102

4.18 Rubrik Penilaian Proyek ......................................................................... 103

4.19 Rubrik Penilaian Tertulis ....................................................................... 104

4.20 Pedoman Pemberian Skor Soal Esai Berpikir Kritis ............................. 106

4.21 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Instrumen Tes(Pretest dan Posttest).............................................................................. 112

4.22 Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Tes (Pretestdan Posttest)........................................................................................... 113

4.23 Statistik Deskriptif Data Hasil Pretest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol ................................................................................. 113

4.24 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol ................................................................................... 114

4.25 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Pretest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol .................................................................................. 115

4.26 Hasil Uji Beda rata-rata Data Hasil Pretest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol .................................................................................. 116

4.27 Statistik Deskriptif Data Hasil Posttest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol .................................................................................. 117

4.28 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol .................................................................................. 118

4.29 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Posttest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol .................................................................................. 119

4.30 Hasil Uji Beda rata-rata Data Hasil Posttest Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol .................................................................................. 119

4.31 Hasil Uji Beda rata-rata Data Hasil Pretest dan PosttestKeterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen ................................... 121

4.32 Rata-rata N-gain Keterampilan Berpikir Kritis SiswaKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................... 122

4.33 Uji Normalitas Authentic Assesment ..................................................... 123

4.34 Uji HomogenitasAuthentic Assesment ................................................... 124

Page 18: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca........................................................ 42

2.2 Kerangka 5 Langkah untuk Mengubah Siswa Berpikir Kritis .................. 47

2.3 Kerangka Pikir Authentic Assesment untuk KeterampilanBerpikir kritis ............................................................................................ 48

3.1 Langkah-langkah Prosedur Pengembangan dari ModelBorg and Gall ............................................................................................ 52

4.1 Sampul Perangkat Authentic Assesment Pemanasan Global..................... 75

4.2 Bagan Perangkat Instrumen Authentic Assesment padaPembelajaran Pemanasan Global .............................................................. 78

4.3 Instrumen Penilaian Unjuk Kerja.............................................................. 90

4.4 Instrumen Penilaian Portofolio ................................................................. 92

4.5 Instrumen Penilaian Proyek ...................................................................... 94

4.6 Instrumen Penilaian Produk...................................................................... 96

4.7 Instrumen Penilaian Tes Tertulis .............................................................. 99

4.8 Perbandingang Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest KeterampilanBerpikir Kritis Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 120

4.9 Perbandingang Rata-rata N-gain Keterampilan Berpikir KritisSiswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................... 122

Page 19: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ........................ 144

2. Angket Analisis Kebutuhan Guru ............................................................ 146

3. Angket Analisis Kebutuhan Siswa............................................................ 148

4. Hasil Analisis Penilaian Otentik Angket KebutuhanSiswa ...................... 150

5. Hasil Analisis Penilaian Otentik Angket Kebutuhan Guru....................... 154

6. Hasil Analisis Pemanasan Global Angket Kebutuhan Siswa ................... 157

7. Hasil Analisis Pemanasan Global Angket Kebutuhan Guru..................... 158

8. Ruang Lingkup Materi .............................................................................. 159

9. Desain Produk........................................................................................... 160

10. Validasi Ahli ............................................................................................. 161

11. Kisi-kisi Kesesuaian ................................................................................. 167

12. Angket Kesesuaian 1_1............................................................................. 168

13. Kisi-kisi Kemanfaatan ............................................................................. 170

14. Angket Kemanfaatan1_1........................................................................... 171

15. Kisi-kisi Kemudahan ............................................................................... 173

16. Angket Kemudahan1_1 ........................................................................... 174

17. Silabus ...................................................................................................... 176

18. Pemetaan KI KD ....................................................................................... 182

19. Angket Kesesuaian Uji Kelompok Kecil .................................................. 185

20. Angket Kemudahan Uji Kelompok Kecil ................................................. 187

21. Angket Kemanfaatan Kelompok Kecil ..................................................... 189

22. Hasil Analisis Uji Kelompok Kecil .......................................................... 191

23. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................. 192

24. RPP Kelas Kontrol .................................................................................... 206

25. Surat Keterangan Validasi ........................................................................ 218

Page 20: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

xxiii

26. Hasil Uji Validasi Ahli Substansi ............................................................. 220

27. Hasil Uji Validasi Ahli Konstruksi ........................................................... 226

28. Hasil Uji Validasi Ahli Bahasa ................................................................. 232

29. Hasil Jawaban Untuk Uji V dan R ............................................................ 235

30. Analisis hasil uji Validitas ........................................................................ 237

31. Analisis Hasil Uji Reabilitas ..................................................................... 240

32. Uji Tingkat Kesukaran ............................................................................. 242

33. Uji Daya Beda .......................................................................................... 246

34. Uji Statistik Deskriptif Pretest .................................................................. 247

35. Uji Normalitas Pretest .............................................................................. 248

36. Uji Homogenitas Pretest ........................................................................... 249

37. Uji Beda Rata-Rata Pretest ....................................................................... 250

38. Uji Statistik Deskriptif Postest.................................................................. 251

39. Uji Normalitas Postest .............................................................................. 252

40. Uji Homogenitas Postest........................................................................... 253

41. Uji Beda Rata-Rata Postest....................................................................... 254

42. Uji Beda Rata-Rata Pretest dan Postest Kelas Eksperimen ..................... 255

43. Analisis N-gain Kelas Eskperimen ........................................................... 256

44. Analisis N-gain Kelas Kontrol ................................................................. 257

45. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................................. 258

46. Pengelompokan ........................................................................................ 261

47. Surat Ijin Penelitian................................................................................... 262

Page 21: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya pemerintah untuk memperkenalkan suatu pengetahuan atau ilmu kepada

masyarakat dapat dimulai dari kurikulum sekolah. Tujuan kurikulum pendidikan

adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup

sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

Authentic assessment secara paradigmatik memerlukan perwujudan pembelajaran

otentik (authentic instruction) dan belajar otentik (authentic learning). Hal ini

diyakini bahwa authentic assessment lebih mampu memberikan informasi ke-

mampuan peserta didik secara holistik dan valid. Penilaian otentik adalah nilai

sebenarnya dengan pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar

peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kenyataan di

lapangan guru belum melakukan penilaian otentik karena guru masih mengalami

kesulitan dalam membuat penilaian otentik (authentic assessment). Hasil

penelitian Scholtz A. (2007), penilaian otentik untuk mendapatkan semacam

legitimasi bahwa praktik penilaian masyarakat pengukuran telah diperoleh, maka

Page 22: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

2

kita sebagai pengkritik praktik penilaian ini perlu menemukan cara untuk meng-

hadapi kritik yang diratifikasi pada penilaian alternatif.

Pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan dapat mengguna-

kan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Pendekatan saintifik ada-

lah pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan pengamatan,

bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data

atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpul-

kan, dan mencipta. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang paling

banyak tidak disukai siswa karena selalu diidentikkan dengan rumus-rumus. Pe-

manasan global adalah materi baru mata pelajaran fisika kelas XI pada kurikulum

2013, kompetensi dasar pada materi pemanasan global memiliki tujuan untuk

membentuk keterampilan berpikir kritis siswa. Dalam kehidupan sehari-hari dan

setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam pengambilan suatu keputusan,

baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses dalam pengambilan

keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis.

Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Se-

bagai seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpi-

kir kritis kepada peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta

didiknya “how to think” bukan “how to learn”. Tujuan khusus mengajar berpikir

kritis dalam ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu lainnya adalah untuk meningkat-

kan keahlian peserta didik dalam berpikir dan mempersiapkan para peserta didik

menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu guru harus memiliki pengeta-

Page 23: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

3

huan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk menunjang

proses pengambilan keputusan para siswa.

Berdasarkan hasil analisis angket rata-rata authentic assessment yang diberikan

kepada guru, 80% guru setuju jika dilakukan pengembangan authentic

assessment dengan pendekatan saintifik (untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran 5), sedangkan berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan kepada

siswa, 100% setuju jika guru mengembangkan perangkat penilain otentik (untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4). Berdasarkan hasil analisis angket

yang diberikan kepada guru tentang pengetahuan konsep pemanasan global hanya

32,31 % guru yang mengetahui tentang konsep pemanasan global,sedangkan

berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa hanya 27,69 %

siswa yang memahami tentang konsep pemanasan global (dapat dilihat pada

Lampiran 6 dan 7). Dengan pengetahuan pemanasan global yang masih relatif

minim maka akan dilakukan pembelajaran dengan authentic assessment untuk

mengetahui tercapainya tujuan dari kompetensi pemanasan global. Dengan

demikian, dapat dijelaskan bahwa guru dan siswa diharuskan untuk

mempelajarinya dan mema-hami dengan baik tentang pemanasan global.

Pemerintah harus meningkatkan materi pemanasan global dalam kurikulum

pendidikan. Dengan pengetahuan mereka, diharapkan berperilaku pro lingkungan

(Suyatna A. & Rosidin U., 2016). Mereka selalu berpikir dua kali untuk melaku-

kan aktivitas sehari-hari apakah bisa menghancurkan atau melestarikan lingkung-

an. Meningkatnya emisi gas CO2 adalah salah satu penyebab terjadinya pemanas-

an global. Penggunaan kendaraan bermotor yang semakin meningkat menambah

volume gas emisi CO2 juga bertambah besar. Pemanasan global disebabkan

Page 24: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

4

karena pemakaian listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil yang dapat me-

nambah peningkatan emisi CO2 sehingga dengan menekan konsumsi listrik

dalam rumah tinggal dapat mengurangi permasalahan pemanasan global (Prianto

E., 2007). Pemanasan global akan menyebabkan perubahan epidemiologi penya-

kit menular (Khasnis dan Nettleman, 2005). Pemanasan global meningkat karena

adanya penggunaan gas CO2 yang semakin besar dan dampak dari pemanasan

global salah satunya adalah akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena

adanya perubahan iklim.

Ketercapaian kompetensi pembelajaran dapat diukur dengan penilaian. Untuk

mengukur materi pemanasan global akan dilakukan dengan authentic assessment.

Autentic asessment berbasis proyek dengan pendekatan saintifik yang dapat me-

ningkatkan keterampilan berpikir ilmiah (Wijayanti, 2014). Instrumen asesmen

autentik berbasis literasi sains menunjukkan bahwa instrumen asesmen valid,

reliabel, efektif, dan tingkat kepraktisannya tinggi (Astuti,et al, 2012).

Peraturan Menteri dan Kebudayaan No. 59 tahun 2014 tentang Standar Isi Pendi-

dikan Dasar dan Menengah, materi pemanasan global pada mata pelajaran fisika

adalah materi tambahan pada kurikulum 2013, pada Kurikulum 2006 ruang

lingkup materi hanya suhu dan kalor. Kompetensi dasar pemanasan global pada

tingkat sekolah Menengah Atas (SMA) adalah menganalisis gejala pemanasan

global, efek rumah kaca, dan perubahan iklim serta dampaknya bagi kehidupan

dan lingkungan. Harapan pemerintah agar siswa dapat menggali pengetahuan

tentang pemanasan global bagaimana dampak dan solusi penanganan yang dapat

dilakukan. Untuk mengetahui apakah materi sudah terserap oleh siswa, maka

telah diadakan penilaian. Authentic assessment adalah penilaian sebenarnya

Page 25: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

5

dimana guru dapat memantau keberhasilan proses pembelajaran telah mencapai

tujuan dari suatu kompetensi. Jika tujuan kompetensi belum tercapai, maka guru

harus melakukan tindak lanjut dengan program remedial dan pengayaan.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas pendekatan saintifik

merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pem-

belajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Untuk dapat disebut

ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari

objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalar-

an yang spesifik. Penerapan pendekatan saintifik berpengaruh positif terhadap ha-

sil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik serta telah mencapai ketuntasan kla-

sikal yang ditetapkan (Machin, 2014). RPP berbasis pendekatan saintifik melalui

model problem based learning, dan mendapat tanggapan positif dari guru dan pe-

serta didik, sehingga berdampak positif terhadap peningkatan hard dan soft skill

peserta didik (Fauziah,et al, 2013). Pendekatan kurikulum 2013 adalah pende-

katan saintifik pada proses pembelajarannya yang terdiri atas lima pengalaman

belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/eksperimen,

mengasosiasikan/mengolah informasi; dan mengomunikasikan (Permendikbud

Nomor 103 Tahun 2014).

Analisis pendekatan yang digunakan oleh guru sebagai petunjuk dan penilaian

dapat mendorong siswa berpikir kritis. Analisisini didukung oleh deskripsi dari

praktek pedagogis yang telah digunakan untuk memotivasi siswa dalam proses

yang mencirikan pemikiran kritis (Thompson, 2014). Keterampilan berpikir kritis

dapat membantu siswa belajar melakukan perubahan mendasar dalam teknik

Page 26: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

6

instruksional yang berbasis format pendidikan tradisional, upaya-upaya tersebut

akan menghasilkan pengalaman yang lebih menyenangkan dan berharga untuk

belajar antara siswa dan guru (Duron, Limbach, and Waugh, 2006).

Kurikulum2013 dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar

prinsip perbedaan kemampuan invidual peserta didik, kurikulum memberikan ke-

sempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar

yang telah ditentukan, (sikap, pengetahuan dan keterampilan). Oleh karena itu

beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan

kemampuan awal peserta didik (Wayan, 2013:11). Berdasarkan hasil penelitian,

masih banyak kekeliruan guru dalam memahami penilaian, baik secara kon-

sepsional, implementasi maupun penggunaan hasil penilaian itu sendiri. Pada

umumnya guru-guru disekolah jarang mendalami tentang penilaian, ada

kecendrungan guru-guru di sekolah melaksanakan penilaian apa adanya tanpa

memahami tujuan dan fungsi penilaian, objek dan prinsip prinsip penilaian serta

kurang memperhatikan dari segi proses (Arifin, 2011:179).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis telah melakukan penelitian pe-

ngembangan dengan judul “Pengembangan Instrumen Authentic Assessment

untuk Keterampilan Berpikir Kritis pada Pembelajaran Pemanasan Global

dengan Pendekatan Saintifik”.

Page 27: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah instrumen authentic assessment yang dapat mengukur kete-

rampilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan global dengan pende-

katan saintifik?

2. Bagaimanakah validitas dan reliabilitas instrumen authentic assessment yang

dapat mengukur keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan

global dengan pendekatan saintifik?

3. Bagaimanakah efektivitas instrumen authentic assessment?

4. Bagaimanakah tingkat kemudahan, kesesuaian, dan kemanfaatan instrumen

authentic assessment keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran pema-

nasan global dengan pendekatan saintifik?

5. Bagaimanakah pengaruh penilaian authentic assessment terhadap keteram-

pilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan

saintifik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian adalah:

1. Menghasilkan instrumen authentic assessment yang dapat mengukur kete-

rampilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan global dengan pende-

katan saintifik.

Page 28: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

8

2. Mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen authentic assessment yang

dapat mengukur keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan

global dengan pendekatan saintifik.

3. Mengetahui efektivitas instrumen authentic assessment yang dikembangkan

4. Mengetahui tingkat kemudahan, kesesuaian, dan kemanfaatan instrumen

authentic assessment keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran pema-

nasan global

5. Mengetahui pengaruh penilaian authentic assessment terhadap keterampilan

berpikir kritis pada pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan

saintifik.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

1. Dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir

kritis siswa

2. Instrumen Authentic assessment yang dikembangkan dapat membantu guru

dalam proses penilaian, khususnya pembelajaran pemanasan global.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru untuk

meningkatkan kompetensi guru tentang autentic assesment.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi agar tidak meluasnya penelitian ini, ruang lingkup penelitian ini

sebagai berikut:

Page 29: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

9

1. Pengembangan dalam penelitian ini adalah instrumen authentic assessment

pada pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Authentic assessment yang dikembangkan adalah authentic assessment yang

sesuai dengan pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik.

3. Penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor yang digunakan adalah penilaian

yang dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

4. Indikator ketrampilan berpikir kritis yang digunakan adalah menurut Ennis

(Costa, 1985), yaitu: 1) Memberikan penjelasan sederhana: a) memfokuskan

pertanyaan, b) menganalisis argumen, c) bertanya dan menjawab tentang

suatu penjelasan atau tantangan; 2) Membangun keterampilan dasar: d) mem-

pertimbangkan kredibilitas sumber; 3) Menyimpulkan: e) mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi, f) menginduksi dan mempertimbangkan

hasil induksi, g) membuat dan menentukan nilai pertimbangan; 4) Memberi-

kan penjelasan lebih lanjut: h) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan

definisi; 5) Mengatur strategi dan taktik: i) menentukan tindakan.

5. Bentuk tes adalah uraian dengan instrumen yang dibatasi pada pembelajaran

pemanasan global.

6. Teknik penilaian yang digunakan adalah tes tertulis.

7. Uji produk penelitian pengembangan ini dilakukan oleh ahli instrumen, ahli

isi/materi pembelajaran, dan uji coba produk di lapangan.

8. Uji coba produk di lapangan dilakukan pada dua kelas XI di SMA Negeri 1

Kotagajah Lampung Tengah.

Page 30: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Belajar dan pembelajaran

Belajar menurut pengertian secara psikologis merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, di mana perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. Menurut Purwanto (2007:85) mengemukakan

bahwa:

Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajarmenyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis,seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atauberpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

Selanjutnya, definisi belajar yang diungkapkan oleh Cronbach (Suryabrata, 2008:

231) menyatakan bahwa: “Belajar yang sebaik- baiknya adalah dengan meng-

alami; dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya”.

Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2013) menyatakan bahwa:

Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan belajar merupakanseperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasilingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru.Berdasarkan definisi yang dikemukakan beberapa tokoh di atas, makadapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahantingkah laku yang merupakan sebagai akibat dari pengalaman atau

Page 31: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

11

latihan yang dapat mengubah sifat stimulasi lingkungan menjadikapasitas baru.

Pembelajaran adalah hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpenga-

ruh terhadap pemahaman. Wenger berpendapat bahwa pembelajaran bukanlah

aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivi-

tas lain (Setiyani, 2014). Menurut Gagne pembelajaran diartikan seba-gai proses

modifikasi dalam kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan di-tingkatkan

levelnya (Huda, 2013) . Berdasarkan pengertian di atas pembelajaran adalah suatu

proses yang disadari yang cenderung bersifat permanen dan mengubah perilaku

yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi kognitif siswa dalam

merespon dan bereaksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri siswa

ataupun lingkungannya.

2. Penilaian otentik (Authentic Assessment)

Sebagaimana diketahui bahwa penilaian pada kurikulum KTSP berbeda dengan

kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013, penilaian dilakukan secara komprehen-

sif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajar-

an meliputi: ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan (Permendikbud nomor

104 tahun 2014). Penilaian otentik menilai kesiapan peserta didik serta proses dan

hasil belajar secara utuh. Dalam penilaian otentik setiap pendidik mengeta-

hui perkembangan siswa dalam setiap proses kegiatan pembelajaran di kelas.

Setiap komponen yang ada di kelas termasuk antar siswa ikut terlibat dalam peni-

laian otentik ini.

Page 32: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

12

Teknik dan Instrumen Penilaian menurut Permendikbud nomor 104 Tahun 2014

yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan

sebagai berikut.

a. penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instru-

men yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta

didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,

sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinam-

bungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah

indikator perilaku yang diamati.

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik

untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pen-

capaian kompetensi. Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik me-

nilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan

kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di

kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) Menjelas-

kan kepada peserta didik tujuan penilaian diri, b) Menentukan kompetensi

yang akan dinilai, c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, d)

Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala peni-

laian. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

Page 33: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

13

3) Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian

dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pen-

capaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan

antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik ter-

hadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.

4) Penilaian jurnal (anecdotal record)

Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependi-

dikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif,

selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.

b. penilaian kompetensi pengetahuan

1) tes tertulis.

Bentuk soal tes tertulis, yaitu:

a) memilih jawaban, dapat berupa:

(1) pilihan ganda, (2) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak), (3) menjodohkan,

dan (4) sebab-akibat.

b) mensuplai jawaban, dapat berupa:

(1) isian atau melengkapi, (2) jawaban singkat atau pendek , (3) uraian

Soal tes tertulis yang menjadi penilaian otentik adalah soal-soal yang menghen-

daki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal uraian. Soal-

soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau mengekspresikan ga-

gasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri,

misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan.

Page 34: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

14

Kelemahan tes tertulis bentuk uraian antara lain cakupan materi yang ditanyakan

terbatas dan membutuhkan waktu lebih banyak dalam mengoreksi jawaban.

2) observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan.

Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui observasi

terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari

penilaian otentik. Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan pe-

serta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti mela-

lui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan peng-

gunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan pen-

dapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan.

3) Penugasan

Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c. penilaian kompetensi keterampilan

Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan

kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan mengguna-

kan:

1) Unjuk kerja/kinerja/praktik

Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan

peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk me-

nilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas ter-

tentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,

Page 35: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

15

presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca

puisi/deklamasi.

Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal-hal berikut.

a) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk

menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan

tugas.

d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati.

e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-

langkah pekerjaan yang akan diamati.

Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks

untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya untuk meni-

lai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan terhadap kegiatan-

kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, dan wawan-

cara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh.

Contoh untuk menilai unjuk kerja/kinerja/praktik dilaboratorium dilakukan peng-

amatan terhadap penggunaan alat dan bahan praktikum. Untuk menilai praktik

olahraga, seni dan budaya dilakukan pengamatan gerak dan penggunaan alat olah-

raga, seni dan budaya.

Untuk mengamati unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat menggunakan

instrumen sebagai berikut:

Page 36: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

16

a) Daftar cek

Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria

penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.

b) Skala Penilaian (Rating Scale)

Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai

memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pem-

berian nilai secara kontinu di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

2) Proyek

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu

hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang

perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan

penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan krite-

ria penilaian atau rubrik.

3) Produk

Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-

produk, teknologi, dan seni, seperti: makanan (contoh: tempe, kue, asinan, baso,

dan nata de coco), pakaian, sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan

pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik),

hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat

dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.

Page 37: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

17

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan pe-

nilaian yaitu:

a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merenca-

nakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta

didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasil-

kan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tam-

pilan, fungsi dan estetika.

Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik.

a) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan

terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembang-

an (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).

b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya

dilakukan hanya pada tahap penilaian produk.

4) Portofolio

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara

individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil

karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berda-

sarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat me-

nilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan per-

baikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan dinamika kemampuan

belajar peserta didik melalui sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi,

Page 38: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

18

surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan pe-

nelitian, sinopsis dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari peng-

alaman.

Assesmen dilakukan sebagai upaya untuk mengukur tingkat ketercapaian indika-

tor pembelajaran dan mengumpulkan informasi perkembangan belajar siswa pada

berbagai aspek. Aspek yang diukur meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan

afektif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan paradigma berpikir siswa, baik

secara individu maupun kelompok (Astuti et al, 2012:40). Mueller (2005)

menjelaskan bahwa berbagai metode asesmen harus mampu mengukur semua

aspek yang siswa ketahui dan siswa lakukan. Asesmen autentik berbasis literasi

sains merupakan bentuk asesmen yang nyata, bermakna bagi diri siswa, mampu

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan mengandung dimensi

literasi sains (konsep, proses, dan konteks). Pengembangan instrumen asesmen

berbasis literasi sains memberikan pemahaman terhadap konsep dan metode sains,

dampak teknologi dan sains bagi lingkungan (Miller dalam Chiu & Chang, 2005).

Inti dari bentuk penilaian ini adalah bahwa penilaian didasarkan pada beberapa

sumber. Beberapa hal yang secara jelas mencirikan penerapan authentic

assessment adalah mengukur semua aspek pembelajaran baik proses, kinerja

maupun produk; menggunakan berbagai cara sehingga tes hanyalah salah satu alat

pengumpul data penilaian, tugas yang diberikan berhubungan dengan keseharian

kehidupan siswa serta menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa,

bukan keluasannya (kuantitas) (Wijayanti , 2014)

Page 39: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

19

Manfaat penggunaan penilaian otentik, sebagaimana dikemukakan Mueller dalam

Nurgiyantoro (2008:254) , yaitu sebagai berikut.

Pertama, penggunaan penilaian autentik memungkinkan dilakukannyapengukuran secara langsung terhadap kinerja pembelajar sebagaiindikator capain kompetensi yang dibelajarkan. Kedua, penilaianautentik memberi kesempatan pembelajar untuk mengkonstruksikanhasil belajarnya. Ketiga, penilaian autentik memungkinkanterintegrasikannya kegiatan pengajaran, belajar, dan penilaian menjadisatu paket kegiatan yang terpadu.Keempat, penilaian autentik memberikesempatan pembelajar untuk menampilkan hasil belajarnya, unjukkerjanya, dengan cara yang dianggap paling baik.

Perencanaan yang baik juga harus diterapkan dalam kegiatan penilaian yang men-

jadi bagian dari kegiatan pembelajaran. Langkah yang akan dilakukan dalam

pengembangan penilaian otentik pada pembelajaran pemanasan global, meliputi

tiga aspek penilaian: (1) penilaian sikap yang meliputi teknik penilaian diri, (2)

penilaian pengetahuan yang meliputi teknik penilaian tes tertulis bentuk soal

uraian; (3) penilaian keterampilan yang meliputi teknik penilaian unjuk kerja,

proyek, dan portofolio. Teknik penilaian yang telah dipilih adalah teknik

penilaian yang sesuai dengan pembelajaran pemanasan global yang dapat

mengukur secara lang-sung kinerja siswa dan dapat memberi kesempatan kepada

siswa untuk menunjuk-kan hasil kinerjanya sehingga keterampilan berpikir kritis

siswa dapat terukur.

3. Bentuk tes

Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan

jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu tes tertulis, tes

lisan,dan tes perbuatan (Sudijono, 1999)

Page 40: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

20

a. tes tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban yang diberikan oleh peserta didik

berupa bahasa tulisan (Thoha, 2001)

Bentuk-bentuk tes tertulis antara lain:

(1) Tes subjektif/uraian, yaitu pertanyaan yang menuntut peserta didik menja-

wabnya dengan bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, memban-

dingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tun-

tutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri (Sudjana,

2009:22)

Tes subjektif dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

(a) Tes uraian bebas, artinya butir soal itu hanya menyangkut masalah utama

yang dibicarakan, tanpa memberikan arahan tertentu dalam menjawab

(Thoha, 2001:57)

(b) Tes uraian terbatas, artinya peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab

soal yang ditanyakan namun arahan jawaban dibatasi sedemikian rupa, se-

hingga kebebasan tersebut menjadi bebas yang terarah (Thoha, 2001:298 )

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan tes subjektif

(Sudjana, 2009:36) yaitu :

(a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat

tinggi.

(b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan

dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan.

(c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran, yakni berpikir

logis, analitis, dan sistematis.

Page 41: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

21

(d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving).

(e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya sehingga tanpa

memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses

berpikir peserta didik.

Adapun kelemahan-kelemahannya (Widoyoko, 2009: 86) yaitu:

(a) Reliabilitas tes rendah.

(b) Membutuhkan waktu yang lebih lama untu memeriksa lembar jawaban.

(c) Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan.

(d) Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis manjadi hal yang paling

utama untuk membeda-bedakan prestasi belajar antar siswa

Kaidah Penulisan

Secara rinci beberapa kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan soal bentuk

uraian dapat dilihat dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa (Suprananto, 2012:

137). Aspek materi: (a) soal harus sesuai dengan indikator, (b) batasan

pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus jelas, (c) isi materi harus sesuai

dengan petunjuk pengukuran, dan (d) isi materi yang ditanyakan harus sesuai

dengan jenjang, jenis sekolah atau tingkat kelas.

Aspek konstruksi: (a) rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan

kata-kata tanya dan perintah yang menuntut jawaban terurai, (b) membuat petun-

juk yang jelas tentang cara mengerjakan soal, (c) buatlah pedoman penyekoran

segera setelah soalnya ditulis dengan cara menguraikan komponen yang akan

dinilai atau kriteria penyekorannya, (d) hal-hal lain yang menyertai soal seperti

tabel, gambar, grafik, dan sebagainya harus disajikan dengan jelas dan terbaca.

Page 42: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

22

Aspek bahasa: (a) rumusan butir soal menggunakan bahasa yang sederhana atau

komunikatif sehingga mudah dipahami oleh siswa, (b) rumusan soal tidak me-

ngandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik atau kelom-

pok tertentu, (c) rumusan soal tidak menggunakan kata-kata atau kalimat yang

menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian, (d) butir soal menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar, (e) rumusan soal sudah mempertimbang-

kan segi bahasa dan budaya, (f) jangan menggunakan bahasa yang berlaku setem-

pat jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.

(2) Tes objektif, yaitu item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah

satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan

mengisi jawaban yang benar dengan beberapa pertanyaan atau simbol.

Jenis-jenis tes objektif yaitu :

(a) Tes benar salah (True-False)

Menurut Kusaeri Suprananto (2012), tes benar salah adalah:

Bentuk soal ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinanjawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalahbenar dan salah atau ya dan tidak. Pesesrta tes diminta memilih jawabanbenar atau salah (ya dan tidak), untuk suatu pernyataan yang disajikan.

(b) Tes pilihan ganda (Multiple Choice)

Yaitu bentuk soal yang menyediakan sejumlah kemungkinan jawaban, satu di

antaranya adalah jawaban benar (Ibrahim, et al: 91).

(c) Menjodohkan (Matching)

Yaitu peserta tes diminta untuk menjodohkan jawaban-jawaban, sehingga

sesuai atau cocok dengan pertanyaan/pernyatan (Widoyoko, 2009: 55)

Page 43: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

23

(d) Tes isian (completion test)

Yaitu tes yang terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagiannya bagiannya

yang dihilangkan (Arikunto: 175).

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan tes objektif

(Arikunto: 164) yaitu :

(a) Mengandung lebih banyak segi-segi positif, misalnya lebih representatif me-

wakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya

unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun segi guru yang me-

meriksanya.

(b) Lebih mudah dan cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes

bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

(c) Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain.

(d) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhinya.

Adapun kelemahan-kelemahannya (Arikunto:165) yaitu :

(a) Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes uraian karena

soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan

yang lain.

(b) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan

kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

(c) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.

(d) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Page 44: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

24

Kaidah penulisan bentuk pilihan ganda

Ada beberapa kaidah yang harus diikuti agar soal tersusun bermutu (Suprananto,

2009: 108). Kaidah-kaidah tersebut dilihat dari aspek materi: (a) soal harus

sesuai dengan indikator, (b) pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau

dari segi materi, (c) setiap jawaban harus memiliki satu jawaban yang benar atau

yang paling benar.

Aspek konstruksi: (a) pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas, (b)

rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diper-

lukan saja, (c) pokok soal jangan memberikan petunjuk ke arah jawaban yang

benar, (d) pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda,

(e) panjang rumusan pilihan jawaban harus relatf sama, (f) pilihan jawaban jangan

mendukung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas salah” atau “semua pilihan

jawaban di atas benar”, (g) pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disususn

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut dan pilihan jawaban ber-

bentuk angka menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis, (h) gambar,

grafik, tabel, diagram,, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan ber-

fungsi, (i) butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Aspek bahasa: (a) setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia, (b) jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat

jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional, dan (c) pilihan jawaban

jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan

pengertian.

Page 45: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

25

b. tes lisan

Tes lisan adalah guru memberikan pertanyaan secara lisan dan peserta didik lang-

sung diminta menjawab secara lisan pula (Ibrahim, et al: 88).

Tes lisan ini memiliki beberapa keuntungan (Ibrahim: 88) antara lain :

(1) Dapat digunakan untuk menilai kepribadian dan kemampuan penguasaan

pengetahuan paserta didik, karena dilakukan secara face to face.

(2) Jika paserta didik belum jelas dengan pertanyaan yang diajukan, pendidik

dapat mengubah pertanyaan sehingga dimengerti.

(3) Dari sikap dan cara menjawab pertanyaan, pendidik dapat mengetahui apa

yang tersirat disamping apa yang tersurat dalam jawaban.

(4) Pendidik dapat menggali lebih lanjut jawaban peserta didik sampai mendetail

sehingga mengetahui bagian mana yang paling dikuasai oleh paserta didik.

(5) Tepat untuk mengukur kecakapan tertentu, seperti kemampuan membaca,

menghafal kalimat tertentu.

(6) Pendidik dapat mengetahui secara langsung hasil tes seketika.

Adapun kelemahan-kelemahannya (Purwanto, 2002: 37) yaitu :

(1) Jika hubungan antara Tester dan Testee kurang baik,dapat mengganggu

objektivitas hasil tes.

(2) Sifat penggugup pada yang dites dapat mengganggu kelancaran jawaban yang

diberikannya.

(3) Pertanyaan yang diajukan tidak dapat selalu sama tiap-tiap orang yang dites.

(4) Untuk mengetes kelompok memerlukan waktu yang sangat lama sehingga

tidak ekonomis.

Page 46: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

26

(5) Tidak atau kurang adanya kebebasan bagi si penjawab

(6) Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang dites memungkin-

kan hasil yang kurang objektif.

c. tes perbuatan

Yaitu tes dimana respon atau jawaban yang dituntut dari peserta didik berupa

tindakan, tingkah laku kongkrit. Alat yang digunakan untuk melakukan tes ini

adalah observasi atau pengamatan terhadap tingkah laku tersebut (Thoha: 303).

Tes ini mengandung beberapa keuntungan dan beberapa kelemahan. Keuntungan

bentuk tes ini antara lain (Thoha: 303) :

(a) Tepat untuk mengukur aspek psikomotor.

(b) Tepat untuk mengetahui sikap yang merefleksi dalam tingkah laku sehari-

hari.

(c) Pendidik secara langsung dapat mengamati dengan jelas jawaban-jawaban

sehingga lebih mudah dalam memberikan penilaian.

Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu :

(a) Apabila perintah tidak jelas, maka tindakan yang muncul tidak sesuai dengan

apa yang diharapkan.

(b) Seringkali pendidik terpengaruh oleh gerakan yang tidak menjadi indikator

utama dalam penilaian.

(c) Membutuhkan waktu yang lama, terutama kalau pengamatannya dilakukan

individu.

(d) Seringkali terjadi gangguan dalam pengamatan menyebabkan penilaian tidak

objektif.

Page 47: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

27

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar, maka yang dimaksud dengan

tes hasil belajar adalah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran

yang telah diberikan oleh guru kepada peserta didiknya atau dosen kepada maha-

siswanya dalam jangka waktu tertentu (Purwanto, 2002). Atau tes hasil belajar

adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam

rangka menilai hasil belajar anak didik, yang berbentuk pemberian tugas atau

serangkaian tugas (baik yang berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah) yang

harus dikerjakan anak didik, sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan

tingkah laku atau prestasi belajar yang dicapai anak didik ; nilai mana dapat

dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh anak-anak didik lainnya, atau

dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Berdasarkan uraian di atas bentuk

soal yang sesuai dengan pembelajaran pemanasan global adalah bentuk soal

uraian dan pilihan ganda karena siswa sudah terbiasa dengan bentuk soal tersebut.

Bentuk soal pilihan ganda dan uraian juga lebih mudah digunakan untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

4. Rubrik

a. pengertian rubrik

Rubrik merupakan panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diingin-

kan guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik

perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam

suatu pekerjaan siswa disertai dengan panduan untuk mengevaluasi masing-

masing karakteristik tersebut.

Page 48: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

28

Rubrik menurut beberapa pandangan para ahli adalah:

1. Menurut Arens: “Rubrik adalah Deskripsi terperinci tentang tipe kinerja

tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk menilainya “

2. Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett: “Rubrik adalah alat skoring untuk

asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnya terdapat satu set kriteria

dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diases

ke anak didik.”

3. Menurut Nitko: “Rubrik adalah suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang

digunakan untuk mengases kualitas dari performansi/kinerja mahasiswa/

peserta didik ”.

4. Menurut Heidi Goodrich Andrade: “Rubrik adalah suatu alat penskoran yang

terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung.”

5. Menurut Popham: Rubrik adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi

respon siswa dalam rangka mempertimbangkan sejauh mana kecukupan

untuk kerja yang mereka tampilkan.

Tujuan dari rubrik menurut Rosidin, Undang (2016: 25), yaitu:

1) Membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran, karena rubrik me-

ngandung kriteria atau indikator ketercapaian hasil belajar.

2) Membantu guru menetapkan standar kelulusan, misalnya guru menentukan

minimal skor 3 dari tiap kriteria sebagai standar kelulusan.

3) Membantu guru menentukan kegiatan remedial.

4) Menjadi kriteria penilaian diri siswa.

5) Sebagai umpan balik.

Page 49: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

29

b. fungsi rubrik

Adapun fungsi atau kegunaan dari rubrik adalah sebagai berikut :

1. Rubrik menjelaskan deskripsi tugas

2. Rubrik memberikan informasi bobot penilaian

3. Siswa memperoleh umpan balik yang cepat dan akurat

4. Penilaian lebih objektif dan konsisten

5. Para peserta didik jadi pembelajar aktif

6. Para peserta didik memperoleh "content knowledge" dan "procedural

knowledge".

7. Para peserta didik dapat menilai kinerja kelompoknya sendiri

8. Baik pendidik maupun peserta didik memperoleh alat refleksi yang efektif

tentang proses pembelajaran yang telah berlangsung.

9. Sebagai alat atau pedoman penilaian kinerja atau hasil kerja mahasiswa.

c. isi rubrik

Dalam setiap komponen terdiri dari satu atau beberapa dimensi. Setiap dimensi

harus didefinisikan supaya lebih jelas harus diberi contoh atau ilustrasi. Dimensi-

dimensi kinerja inilah yang akan ditentukan mutunya atau diberi peringkat. Setiap

kategori mutu sebaiknya diberi contoh-contoh kinerja agar mempermudah guru

atau pemberi peringkat. Secara singkat scoring rubrik terdiri dari beberapa

elemen, yaitu :

1. Dimensi, yang akan dijadikan dasar menilai kinerja anak didik.

2. Definisi dan contoh, yang merupakan penjelasan mengenai setiap dimensi

3. Skala yang akan digunakan untuk menilai dimensi

Page 50: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

30

4. Standar untuk setiap katagori kinerja.

Rubrik biasanya dibuat dalam bentuk tabel dua lajur, yaitu baris yang berisi

kriteria dan kolom yang berisi mutu. Kriteria dapat dinyatakan secara garis besar.

Kemudian dirinci menjadi komponen-komponen penting atau dapat pula

komponen-komponen ditulis langsung tanpa dikelompokkan dalam garis besar.

d. rubrik holistik dan rubrik analitik

Rubrik dapat bersifat menyeluruh atau berlaku umum dan dapat juga bersifat

khusus atau hanya berlaku untuk suatu topik tertentu. Rubrik yang bersifat me-

nyeluruh dapat disajikan dalam bentuk rubrik holistik. Rubrik holistik adalah

pedoman untuk menilai kemampuan/proses secara keseluruhan tanpa ada pemba-

gian komponen secara terpisah. Serta dapat pula dalam bentuk rubrik analitik.

Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan beberapa kriteria yang

ditentukan atau kemampuan siswa secara spesifik. Dengan menggunakan rubrik

ini dapat dianalisis kelemahan atau kelebihan siswa.

Tabel 2.1 Perbedaan Rubrik Holistik dan Rubrik Analitik

Aspek Rubrik Holistik Rubrik Analitik

Definisi Dikenali sebagai pendekatan generalimpression atau whole impressionberdasarkan perbandingan sesuatusample esai atau penulisan kepadakriteria yang telah ditetapkan.

Pemerikasaan jawaban berbetuk esaidimana nilai diberikan berdasarkankriteria yang lebih terperinci.

JenisPenilaian

Penilaian sumatif Sesuai digunakan untuk penilaianformatif karena memberikanketerangan yang jelas dan terperinciterhadap setiap aspek yang ditaksir.

Ciri-ciri Pendekatan holistik menggunakan nilaiabsolute yaitu menggunakan skalayang kemudian diterjemahkan menjadibaik sekali, baik, cukup baik, atau tidakbaik.

Kejelasan dan pemahaman tentangrubrik dapat meningkatkan kesahandan kebolehpercayaan penilaian.

Page 51: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

31

Aspek Rubrik Holistik Rubrik Analitik

Kelebihan 1. Memeriksa skrip jawabanmemerlukan waktu yang banyak.

2. Dapat menilai jawaban secarakeseluruhan dalam aspekpenguasaan pengetahuan

3. Penilaian jawaban dibuat olehlebih dari seorang pemeriksa.

1. Skrip jawaban boleh diperiksaoleh pemeriksa baru yangkurang berpengalamanmemeriksa dan yang tidakbegitu menguasi bidang yangberkenaan.

2. Skrip jawaban dapat hanyadiperiksa sekali saja.

3. Skema penilaian yang terperincimemudahkan pemberian nilaidengan tepat.

4. Memberikan gambaran yangjelas tentang asas distribusinilai. Oleh sebab itu, cara inidapat menjelaskan mengapapencapaian pelajar tinggi ataurendah.

Kelemahan 1. Tidak dapat memberikanketerangan yang jelas danterperinci bagi setiap penskoran.Oleh karena itu tidak sesuai untuktujuan penilaian formatif.

2. Terdapat perselisihan padapemberian nilai antara pemeriksadan sukar diselaraskan.

3. Penilaian kurang objektif.4. Pemerikasaan hanya sesuai

dijalankan oleh orang yangmenguasai bidang yang berkenaandan yang berpengalaman saja.

1. Waktu yang diperlukan cukuplama untuk memeriksa setiapskrip jawaban.

2. Pemeriksaan dilakukan padakemahiran penulisan.

3. Pemeriksaan boleh bersifatnegatif, yaitu nilai yangdiperuntukkan bagi sesuatuaspek ditolak apabila pelajarmembuat kesalahan dalamaspek tersebut.

e. langkah pengembangan rubrik

Dalam pengembangan rubrik, perlu diperhatikan beberapa langkah. Donna

Szpyrka dan Ellyn B. Smith (1995) menyebutkan bahwa langkah-langkah

pengembangan rubrik adalah sebagai berikut :

1) Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diasesmen.

2) Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep atau kete-

rampilan yang akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang meng-

gambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.

Page 52: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

32

3) Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang

harus diasesmen.

4) Menentukan skala yang akan diasesmen.

5) Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja

yang tidak diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau keterampilan

kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberikan angka pada setiap gradasi

atau member deskripsi gradasi.

6) Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja dengan

rubrik yang telah dikembangkan.

7) Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja dari uji coba

tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun konsep

dan keterampilan yang akan diasesmen.

8) Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan.

9) Merevisi skala yang digunakan.

Walaupun suatu rubrik telah diupayakan untuk disusun dengan sebaik-baiknya

tetapi harus disadari bahwa tidak mungkin rubrik yang tersusun itu merupakan

sesuatu yang sempurna atau dianggap sebagai satu-satunya kriteria untuk menilai

kinerja siswa dalam satu kegiatan.

f. kelebihan dan kekurangan rubrik

a) Kelebihan

Salah satu kelebihan utama menggunakan rubrik adalah rubrik memberi gambaran

yang jelas untuk setiap penilaian yang dibuat.Dengan menggunakan rubrik,

Page 53: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

33

guru mampu mengkhususkan garis panduan yang diharapkan dalam setiap aspek-

aspek sesuatu projek. Selama pelajar mengikuti rubrik, mereka tidak akan keliru

dengan apa yang diharapkan daripada mereka. Hal ini akan mengurangkan tekan-

an baik bagi pelajar maupun guru. Pemahaman lebih mendalam tentang harapan

juga boleh menyebabkan peningkatan kualiti pelajar lebih tinggi.

Kelebihan lain menggunakan rubrik ialah dapat meringankan beban guru dengan

mengurangkan masa penilaian yang harus disediakan oleh mereka. Walaupun di-

siplin ilmu seperti English High School mungkin mempunyai lebih daripada bebe-

rapa sistem penilaian, semua disiplin dan kelas tersebut terpaksa berhadapan

dengan tekanan dalam menanda kertas contohnya ujian ataupun peperiksaan.

Rubrik membantu dalam memfokuskan perhatian guru terhadap aspek tertentu

yang ada dalam rubrik, yang mana dapat membantu guru memendekkan masa

penilaian pelajar.

Selain itu, kriteria-kriteria yang ada pada rubrik menggambarkan prestasi pelajar

yang sebenar. Melalui penilaian rubrik, pelajar dapat mengetahui kekuatan dan

kelemahan dalam sesuatu aspek, bidang atau subjek yang mereka pelajari dengan

lebih jelas dan terperinci. Oleh itu, pelajar dapat memperbaiki kelemahan dan

kekurangan yang terdapat dalam diri. Hal ini secara tidak langsung dapat mening-

katkan prestasi pelajar ke tahap yang lebih cemerlang. Rubrik juga memberi gam-

baran jelas kepada guru untuk setiap penilaian yang dibuat. Jadi, guru dapat me-

ngenal pasti kelemahan pelajar seterusnya membantu pelajar memperkemas

aspek-aspek yang perlu diberi penekanan.

Page 54: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

34

b) Kelemahan

Salah satu kelemahan rubrik ialah penilaian terhadap pelajar kadangkala tidak

tepat. Hal ini kerana, penilaian yang dibuat adalah berbeda-beda dari segi tempat,

suasana dan aspek. Faktor inilah yang mendorong sama ada pelajar mendapat skor

cemerlang ataupun lemah. Jadi, penilaian yang diperoleh tidak boleh dipercayai

sepenuhnya disebabkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian ter-

sebut.

Kelemahan rubrik seterusnya ialah tahap pengaplikasian pelajar adalah terhadap

berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Antara kriteria yang ditetapkan ialah tajuk,

isu dan bahasa. Pengetahuan pelajar kadangkala terbatas dalam sesetengah aspek

jadi, pelajar mungkin mendapat skor yang rendah dalam penilaian. Walau bagai-

manapun, kesimpulan tidak boleh dibuat berdasarkan penilaian rubrik yang tidak

memandang kepada aspek dan kriteria yang sering bertukar dan berbeda-beda

Menurut Nurgiyantoro (2008) perbedaan rubrik analitik dan holistik adalah:

Rubrik analitis menunjuk pada rubrik yang memberikan penilaian tersendiri untuktiap kriteria. Jadi, tiap kriteria mempunyai nilai tersendiri. Pada umumnya, rubrikbersifat analitis.Rubrik holistik, di pihak lain, adalah yang tidak memberikan pe-nilaian capaian kinerja untuk tiap kriteria. Penilaian capaian kinerja diberikansecara menyeluruh untuk seluruh kriteria sekaligus.

Berdasarkan uraian di atas maka yang akan dikembangkan adalah rubrik penilaian

analitik karena rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan bebera-

pa kriteria yang ditentukan atau kemampuan siswa secara spesifik. Dan memiliki

kelebihan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang asas distribusi nilai,

karena cara ini dapat menjelaskan mengapa pencapaian nilai siswa tinggi atau

rendah.

Page 55: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

35

5. Pendekatan saintifik

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan

dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik yang memiliki kriteria pendekatan saintifik sebagai

berikut (Permendikbud, 2013): (1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan se-

batas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; (2) Penjelasan guru,

respon peserta didik , dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari pra-

sangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang

dari alur berpikir logis; (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir

secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan

masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran; (4) Mendorong dan meng-

inspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan,

kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran; (5) Mendorong dan

menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembang-

kan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran;

(6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung-

jawabkan; (7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,

namun menarik sistem penyajiannya.

Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajar (Permendikbud nomor 103

Tahun 2014) sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.2 berikut.

Page 56: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

36

Tabel 2. 2 Langkah Pembelajaran Pendekatan Saintifik

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengamati (observing) mengamati dengan indra(membaca, mendengar,menyimak, melihat,menonton, dan sebagainya)dengan atau tanpa alat

perhatian pada waktumengamati suatuobjek/membaca suatutulisan/mendengar suatupenjelasan, catatan yang dibuattentang yang diamati,kesabaran, waktu (on task)yang digunakan untukmengamati

Menanya (questioning) membuat dan mengajukanpertanyaan, tanya jawab,berdiskusitentang informasi yang belumdipahami, informasi tambahanyang ingin diketahui, atausebagai klarifikasi.

jenis, kualitas, dan jumlahpertanyaan yang diajukanpeserta didik (pertanyaanfaktual, konseptual,prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkaninformasi/mencoba(experimenting)

mengeksplorasi, mencoba,berdiskusi,mendemonstrasikan, menirubentuk/gerak, melakukaneksperimen, membaca sumberlain selain buku teks,mengumpulkan data dari narasumber melalui angket,wawancara, danmemodifikasi/menambahi/mengem-bangkansuatu pola dan menyimpulkan

jumlah dan kualitas sumberyang dikaji/digunakan,kelengkapan informasi,validitas informasi yangdikumpulkan, daninstrumen/alat yang digunakanuntuk mengumpulkan data.

Menalar/Mengasosiasi(associating)

mengolah informasi yangsudah dikumpulkan,menganalisis data dalambentuk membuat kategori,mengasosiasi ataumenghubungkanfenomena/informasi yangterkait dalam rangkamenemukan

mengembangkan interpretasi,argumentasi dan kesimpulanmengenai keterkaitaninformasi dari duafakta/konsep, interpretasiargumentasi dan kesimpulanmengenai keterkaitan lebihdari duafakta/konsep/teori, menyintesisdan argumentasi sertakesimpulan keterkaitanantarberbagai jenisfakta/konsep/teori/ pendapat;mengembangkan interpretasi,struktur baru, argumentasi, dankesimpulan yang menunjukkanhubungan fakta/konsep/teoridari dua sumber atau lebihyang tidak bertentangan;mengembangkan interpretasi,struktur baru, argumentasi dankesimpulan darikonsep/teori/penda-pat yangberbeda dari berbagaijenis sumber.

Page 57: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

37

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengomunikasikan(communicating)

menyajikan laporan dalambentuk bagan, diagram, ataugrafik; menyusun laporantertulis; dan menyajikanlaporan meliputi proses, hasil,dan kesimpulan secara lisan

menyajikan hasil kajian (darimengamati sampai menalar)dalam bentuk tulisan, grafis,media elektronik, multi media

.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan

pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

(Permendikbud nomor 103 tahun 2014) adalah:

1) untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa.

2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik.

3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah.

6) untuk mengembangkan karakter siswa.

Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila pe-

serta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari

namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu

berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat per-

kembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan

masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

(Nur dan Wikandari, 2000:4). Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan di

Page 58: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

38

atas tujuan pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik dapat

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan yang terkan-

dung dalam permendikbud nomor 103 tahun 2014 yaitu: 1) untuk meningkatkan

kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa; 2)

untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara

sistematik; 3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa

belajar itu merupakan suatu kebutuhan; dan 4) diperolehnya hasil belajar yang

tinggi.

6. Keterampilan berpikir kritis

Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk

merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir

kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi

bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain. Berpikir

kritis juga merupakan berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang proses ber-

pikir merupakan bagian dari berpikir dengan baik (Fitriawati, 2010). Menurut R.

H. Enis, “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan me-

nekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilaku-

kan”. Berpikir kritis dapat dicapai dengan lebih mudah apabila seseorang itu

mempunyai disposisi dan kemampuan yang dapat dianggap sebagai sifat dan

karakteristik pemikir yang kritis (Susilawati, 2012).

Mulyana menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan ber-

pikir yang ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi asumsi yang diberikan,

kemampuan merumuskan pokok-pokok permasalahan, kemampuan menentukan

Page 59: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

39

akibat dari suatu ketentuan yang diambil, kemampuan mendeteksi adanya bias

berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda, kemampuan yang mengungkap

data/ definisi/ teorema dalam menyelesaikan masalah, dan kemampuan

mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah (Hidayat,

2011).

Dari beberapa pendapat para ahli tentang kemampuan berpikir kritis di atas dapat

disimpulkan bahwa berpikir kritis (critical thinking) adalah proses sistematis

untuk merumuskan dan mengevaluasi dengan menekankan pembuatan keputusan

tentang apa yang telah dilakukan siswa berdasarkan pada sudut pandang yang

berbeda, kemampuan yang mengungkap data/definisi/teorema yang relevan dalam

menyelesaikan suatu masalah.

Ada 13 indikator karakter berpikir kritis yang dikembangkan Ennis dalam Costa

(1985) yaitu:

1) Mencari pertanyaan jelas dari teori dan pertanyaan.2) Mencari alasan.3) Mencoba menjadi yang teraktual.4) Menggunakan sumber-sumber yang dapat dipercaya dan menyatakannya.5) Menjelaskan keseluruhan situasi.6) Mencoba tetap relevan dengan ide utama.7) Menjaga ide dasar dan orisinil di dalam pikiran.8) Mencari alternatif.9) Berpikiran terbuka.10) Mengambil posisi (dan mengubah posisi) ketika bukti-bukti dan alasan-alasan

memungkinkan untuk melakukannya.11) Mencari dokumen-dokumen dengan penuh ketelitian.12) Sepakat dalam suatu cara yang teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan

kompleks.13) Peka terhadap perasaan, pengetahuan, dan kecerdasan orang lain.

Selain itu, masih ada 12 indikator keterampilan berpikir kritis yang terbagi kedalam lima kelompok besar berikut ini.1) Memberikan penjelasan sederhana: a) memfokuskan pertanyaan, b)

menganalisis argumen, c) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasanatau tantangan.

Page 60: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

40

2) Membangun keterampilan dasar: d) mempertimbangkan kredibilitas sumber,e) mengobservasi dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3) Menyimpulkan: f) mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, g)menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, h) membuat danmenentukan nilai pertimbangan.

4) Memberikan penjelasan lebih lanjut: i) mendefinisikan istilah danmempertimbangkan definisi, j) mengidentifikasi asumsi

5) Mengatur strategi dan taktik: k) menentukan tindakan, l) berinteraksi denganorang lain.

Berdasarkan indikator berpikir kritis yang dikembangkan Ennis dalam Costa

(1985) maka ada beberapa indikator yang akan dikembangkan dalam penelitian

ini yaitu: 1) Memberikan penjelasan sederhana: a) memfokuskan pertanyaan, b)

menganalisis argumen, c) bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau

tantangan; 2) Membangun keterampilan dasar: d) mempertimbangkan kredibilitas

sumber; 3) Menyimpulkan: e) mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,

f) menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, g) membuat dan menentu-

kan nilai pertimbangan; 4) Memberikan penjelasan lebih lanjut: h) mendefinisikan

istilah dan mempertimbangkan definisi; 5) Mengatur strategi dan taktik: i) menen-

tukan tindakan.Indikator berpikir kritis ini dipilih karena sesuai dengan pembel-

ajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik.

7. Pemanasan global

Menurut Wikipedia Pemanasan global (Global Warming) adalah suatu proses

meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratanBumi. Suhu rata-rata

global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)

selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change

(IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global

sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya

Page 61: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

41

konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia "melalui efek rumah

kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah

dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.

Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa

kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Perubahan iklim dunia merupakan tantangan yang paling serius yang dihadapi

pada abad 21. Sebagian besar pakar lingkungan sepakat bahwa terjadinya per-

ubahan iklim merupakan salah satu dampak dari pemanasan global. Meskipun

masih belum sepenuhnya dimengerti dengan pasti, peningkatan konsentrasi gas

rumah kaca terutama karbon dioksida (CO2), methane (CH4), dinitro-oksida

(N2O), perfluorocarbon (PFC), hydrofluorocarbon (HFC) dan

sulphurhexafluoride (SF6) di atmosfir bumi diyakini menjadi penyebab timbulnya

pema-nasan global (Sugiono, 2006:1).

Semakin besar peningkatan emisi CO2 di atmosfer, bila tidak segera ditangani,

diperkirakan tahun 2050 permukaan air laut akan naik 5 m. Banyak pulau-pulau

atau dataran pantai yang hilang. Isu Global warming, menjadi prediksi bencana

yang urgent dan harus diatasi secara komprehensif (Prianto, 2007:2).

Penyebab Pemanasan Global

1) Efek rumah kaca

Konsep pemanasan global memerlukan pemahaman dasar dari efek rumah kaca.

Radiasi matahari melewati atmosfer dan diserap di permukaan bumi. Ini panas

yang hilang dari permukaan bumi sebagai radiasi infra merah. Radiasi infra merah

Page 62: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

42

yang masuk atmosfer tidak bisa lepas dengan mudah. Radiasi terperangkap oleh

sejumlah gas yang bertindak mirip dengan kaca, di rumah kaca panas bisa masuk

tapi tidak bisa keluar sehingga mengakibatkan efek rumah kaca. Di alam, efek

rumah kaca dapat menaikkan suhu bumi, sehingga memungkinkan bagi kehidupan

untuk berkembang. Yang termasuk Gas rumah kaca adalah karbon dioksida,

metana, nitrous oxide, hidrokarbon, perfluorokarbon dan sulfur heksafluorida.

Karbon dioksida, metana dan dinitrogen oksida alami, sedangkan hidrokarbon

(hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), dan sulfur heksafluorida (SF6)

dan turunannya dihasilkan tidak alami/artifisial (Khasnis dan Nettleman, 2005:2).

Proses terjadinya rumah kaca dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Page 63: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

43

2) Efek umpan balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses efek balik

yang dihasilkannya, seperti pada penguapan air. Pada awalnya pemanasan akan

lebih meningkatkan banyaknya uap air di atmosfer. Karena uap air sendiri meru-

pakan gas rumah kaca, maka pemanasan akan terus berlanjut dan menambah

jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap

air. Keadaan ini menyebabkan efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar

bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 itu sendiri. Peristiwa efek balik ini dapat

meningkatkan kandungan air absolut di udara, namun kelembaban relatif udara

hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat.

Karena usia CO2 yang panjang di atmosfer maka efek balik ini secara perlahan

dapat dibalikkan (Soden and Held, 2005).

Selain penguapan, awan diduga menjadi efek balik. Radiasi infra merah akan

dipantulkan kembali ke bumi oleh awan, sehingga akan meningkatkan efek pema-

nasan. Sementara awan tersebut akan memantulkan pula sinar Matahari dan

radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Secara

detail hal ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan 5

sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional

dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan

dalam Laporan Pandangan IPCC ke 4). Walaupun demikian, umpan balik awan

berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan

dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan

dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat (Soden and Held, 2005).

Page 64: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

44

Efek balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya

oleh es. Lapisan es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang

terus meningkat ketika temperatur global meningkat. Bersamaan dengan mencair-

nya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan maupun air

memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan

dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Kejadian

ini akan menambah faktor penyebab pemanasan dan menimbulkan lebih banyak

lagi es yang mencair, sehingga menjadi suatu siklus yang berkelanjutan (Thomas,

2001).

Faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap pemanasan global adalah efek balik

positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost).

Selain itu, es yang mencair juga akan melepas CH4 yang juga dapat menimbulkan

umpan balik positif.

Pemanasan global merupakan proses alam yang terjadi secara alami akan tetapi

karena adanya aktivitas manusia mendistorsi dan mempercepat proses alami

dengan menciptakan gas rumah kaca di atmosfer lebih tinggi daripada yang

diperlukan untuk menghangatkan planet ini ke suhu yang ideal. Aktivitas

manusia yang menyebabkan meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer adalah: 1)

pembakaran gas alam, batubara dan minyak termasuk bensin untuk mesin mobil

meningkatkan tingkat karbon dioksida di atmosfer, 2) beberapa praktek pertanian

dan perubahan pemanfaatan lahan meningkatkan kadar metana dan dinitrogen

oksida, 3) banyak pabrik memproduksi tahan lama gas industri yang tidak terjadi

secara alami, namun memberikan kontribusi yang signifikan pada efek rumah

Page 65: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

45

kaca ditingkatkan dan “pemanasan global” yang sedang berjalan. Berdasarkan

uraian di atas, penilaian otentik pada pembelajaran pemanasan global dengan

pendekatan saintifik dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa, sehingga

siswa dapat merancang cara untuk mengurangi dampak pemanasan global dan

alternatif solusi energi yang ramah lingkungan.

B. Penelitian yang Relevan

Wijayanti (2014) melakukan penelitian denan judul “Pengembangan Authentic

Assesment berbasis Proyek dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Ke-

terampilan Berpikir Ilmiah Mahasiswa”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meningkatkan kemampuan dalam berpikir ilmiah sangat penting untuk mengem-

bangkan ilmu dan pengetahuan dan menjadikan mahasiswa sebagai manusia yang

unggul, yaitu manusia yang cerdas, kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir yang

logis dan sistematis ini akan berdampak pada kemampuan menerapkan metode

ilmiah dalam memecahkan segala masalah yang ada, terkait dengan ilmu pengeta-

huan maupun kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan life skill sebagai landas-

an untuk berkarya. Kerja proyek yang menuntut proses investigasi untuk memper-

oleh suatu produk, baik berupa laporan kegiatan maupun barang, akan memuncul-

kan cara berpikir ilmiah bagi mahasiswa sekaligus penerapan metode ilmiah.

Fauziah, dkk (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Saintifik

Elektronika dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah”.

Tujuan penelitian adalah melaui pendekatan saintifik melalui model pembelajaran

PBL ini peserta didik dapat menyampaikan pendapatnya dengan baik, peserta

didik dapat mengetahui seluruh jawaban permasalahan dari pembelajaran mandiri

Page 66: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

46

dan pertukaran pengetahuan pada saat diskusi kelompok, peserta didik dapat ber-

interaksi dengan baik antara sesama peserta didik maupun kepada guru dan peser-

ta didik secara keseluruhan aktif melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

yang secara keseluruhan berpusat kepada peserta didik .

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian autentik

(authentic assesment) atau penilaian menggunakan portofolio yang menilai ke-

siapan peserta didik , proses, dan hasil belajar secara utuh yang memiliki skala

penilaian 1 sampai 4. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan

menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik atau bahkan

mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak

pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat di-

gunakan oleh guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan

(enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat

digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan

Standar Penilaian Pendidikan (SPP). Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat

proses pembelajaran dengan menggunakan alat: tes, angket, observasi, catatan,

dan refleksi.

Duron,et al (2006) melakukan penelitian dengan judul “ Critical Thinking

Framework For Any Discipline”. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi

kerangka 5-langkah yang dapat diterapkan dihampir semua peraturan pengajaran

atau pelatihan untuk secara efektif menjadikan peserta didik ke arah berpikir

kritis. Berikut adalah Gambar 2.2 kerangka 5 langkah untuk mengubah keteram-

pilan berpikir kritis siswa.

Page 67: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

47

Gambar 2.2 Kerangka 5 Langkah untuk Mengubah Siswa Berpikir Kritis

Penggunaan kerangka 5-langkah dapat membantu siswa belajar keterampilan ber-

pikir kritis yang memerlukan perubahan mendasar dalam teknik instruksional dari

yang berbasis format kuliah tradisional, upaya-upaya tersebut kemungkinan akan

menghasilkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan berharga untuk

siswa dan guru.

Prianto (2007), melakukan penelitian yang berjudul “rumah Tropis Hemat Energi

Bentuk Kepedulian Global Warming”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memi-

nimalisir aspek pemakaian energi listrik dan didesain rancangannya, berkontribusi

keperdulian dampak pemanasan global yang mendunia.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan dukungan landasan teoritik yang diperoleh dari eksplorasi teori yang

dijadikan rujukan konsepsional variabel penelitian, maka dapat disusun kerangka

pikir seperti pada Gambar 2.3 berikut.

Page 68: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

48

Kemampuanmempertim-bangkankebenaransumber

Authentic Assessment:1. Penilaian tes tertulis (uraian)2. Penilaian unjuk kerja3. Penilaian Portofolio4. Penilaian proyek5. Penilaian produk

PendekatanSaintifik

mengamati menanya mencoba menalar

Membaca tentangpenyebab terjadinyapemanasan global

Mendengarpenjelasan yang logisdari fakta-fakta yangdiperoleh pada hasilpengamatan

Menyimakperbedaan ataupersamaan darifakta-fakta/kejadianyang diperoleh padahasil pengamatan

Melihat hal yangakan terjadi darisuatu kejadian

Mengungkapkangagasan atau ide yanglogis mengenaimasalah yangdihadapi padapembelajaranpemanasan global

Mengajukanpertanyaan mengenaihal-hal yang belumdipahami padapembelajaranpemanasan global

Memberikansanggahan atas suatujawaban, pernyataan,gagasan, atau ideyang disampaikanoleh guru atau siswayang lain

mengkomunikasi

Menyatakan hubunganyang logis antara duavariabel atau lebih yangdapat diuji melaluieksperimen/mengumpulkaninformasi dari berbagaisumber

Menentukan alat danbahan yang dapatdigunakan dalampercobaan efek rumahkaca

Menentukan variabelbebas dan terikat daripercobaan efek rumahkaca

Menentukan prosedurpercobaan berdasarkanalat dan bahan sertavariabel-variabel yangtelah ditentukan

Melakukan percobaan

Menentukanbagaimanamengolah datahasil pengamatan

Menganalisiskonsep dari datahasil pengamatan

Menggunakankonsep-konsepyang telahdipelajari dalamanalisis yangsedang dilakukan

Menghubungkanhasil pengamatandengan teori

Membuatkesimpulandari hasilanalisis databerdasarkanpercobaanyang telahdilakukan

Mempresentas

ikan data dananalisis hasilpercobaan

Keterampilan Berpikir Kritis

Kemampuanmemfokuskanpertanyaan

Kemampuanmendefinisikanistilah dan dapatmempertimbang-kan suatu definisi

Menjelaskantentang

pemanasanglobal

Menganalisis gejalapemanasan global

tentang efek rumahkaca, dan emisi karbon,

dan perubahan iklim

Mendeteksidampak pemanasanglobal mencairnya

es kutub danperubahan iklim

Menganalisispenyebab dan

dampakpemanasan

global

Menganalisisupaya untukmengurangi

dampakpemanasan global

Menemukanalternatif

solusipemanasan

global

Mendeskripsikankesepakataninternasional

tentangpemanasan global

Kemampuanmenganalisisargumen

Kemampuanbertanya danmenjawabpertanyaan

Kemampuanmenginduksi danmempertimbang-kan hasilinduksi

Kemampuanbertanya danmenjawabpertanyaan

Kemampuan meng-analisisargumen

Kemampuanmendeduksidanmempertim-bangkanhasildeduksi

Kemampuanmenentukan suatutindakan

Kemampuanmembuat danmenentukan hasilpertimbangan

Gambar 2.3 Kerangka Pikir Authentic Assesment untukKeterampilan Berpikir Kritispada pembelajaran pemanasan global denganpendekatan saintifik

Page 69: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

49

Kerangka pikir pada Gambar 2.3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendekatan saintifik memiliki lima komponen yaitu mengamati, menanya,

mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Masing-masing komponen

memiliki indikator keterampilan yang dapat diamati dan dinilai oleh guru.

2. Indikator-indikator dari masing-masing komponen pendekatan saintifik pada

pembelajaran pemanasan global akan digunakan untuk melakukan penilaian

sikap dengan teknik penilaian diri, penilaian jurnal, penilaian observasi, dan

penilaian teman sejawat.

3. Pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik memiliki

indikator-indikator ketercapaian kompetensi yang akan diukur menggunakan

aspek keterampilan berpikir kritis siswa pada ranah pengetahuan dengan

teknik penilaian tes tertulis menggunakan bentuk soal uraian, sedangkan

ranah psikomotor menggunakan teknik penilaian unjuk kerja, portofolio, dan

proyek.

4. Dengan kerangka berpikir yang sudah diuraikan, maka diasumsikan bahwa

authentic assessment dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik.

Page 70: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah research and development atau peneliti-

an dan pengembangan. Penelitian yang dilakukan diarahkan pada pengembangan

suatu produk yang berupa authentic assesment untuk keterampilan berpikir kritis

pada pembelajaran pemanasan global.

Sebelumnya instrumen authentic assesment ini diuji coba ke guru, terlebih dahulu

dilakukan uji validasi ahli. Uji validasi ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat

kelayakan produk yang dihasilkan berdasarkan kesesuaian produk dilihat dari segi

isi/materi dan desain penilaian. Sedangkan uji coba produk juga dilakukan untuk

mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas produk yang telah dihasilkan dari

penelitian pengembangan ini. Tingkat validitas dan reliabilitas tersebut dapat

dilihat dari hasil penilaian yang diberikan setelah uji coba penggunaan produk.

B. Subyek Evaluasi Pengembangan Produk

Subjek evaluasi pengembangan produk terdiri dari ahli bidang isi atau materi, ahli

instrumen penilaian, ahli bahasa, dan uji satu lawan satu. Uji ahli materi dilaku-

kan oleh ahli bidang isi atau materi yang bertujuan untuk mengevaluasi isi

perangkat authentic asessment, uji ahli instrumen penilaian untuk mengevaluasi

Page 71: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

51

konstruksi dan ahli bahasa untuk mengevaluasi bahasa yang digunakan. Subyek

uji coba produk yaitu uji satu lawan satu diambil dari sampel penelitian yang

dapat mewakili populasi target untuk Authentic Assesment yang dibuat.

C. Prosedur Pengembangan

Penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R&D) atau penelitian

pengembangan. Menurut Borg & Gall penelitian pengembangan adalah penelitian

yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang

digunakan dalam pendidikan. Langkah-langkah penelitian Borg and Gall adalah:

Borg and Gall (2003), was developed using the research and development (R& D) methodology by Gall, Borg, and Gall (2003) and Dick and Carey(2009). The seven steps in the R & D cycle included: (1) research analysis,needs assessment, and proof of concept; (2) product planning and design; (3)preliminary product development; (4) preliminary field testing; (5) productrevision; (6) main field testing;(7) operational product revision; (8)operational field testing; (9) the final product revision; and (10)dissemination and implementation.

Dari sepuluh langkah yang dikembangkan oleh Borg and Gall, pada penelitian ini

implementasinya hanya sampai pada langkah ke tujuh. Hal ini dilakukan karena

keterbatasan, baik dari segi waktu maupun biaya pada penelitian ini. Langkah-

langkah prosedur pengembangan dari tujuh langkah dari model pengembangan

Borg and Gall dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Page 72: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

52

Gambar 3.1 Langkah-langkah Prosedur Pengembangan dari Model Borg and Gall

Langkah-langkah penelitian pengembangan yang akan dilakukan:

Langkah 1.Pengumpulan Informasi

dan data awal

Langkah 2. Perencanaan

Langkah 3.Pengembangan desain

produk awal

Langkah 4. Uji produk(validasi)

Langkah 5. Revisiproduk

Langkah 6. Uji cobalapangan

Langkah 7. Produkakhir

Analisis kebutuhan potensidan kondisi pembelajaran

fisika

Desain AuthenticAssesment

Pengembangan AuthenticAssesment

Validasi ahli Ujicoba satu lawan satu Uji validitas dan

reliabilitas produk

Uji kemudahan,kesesuaian, dankemanfaatan produk

Uji kelompok kecil

Page 73: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

53

1. Melakukan penelitian pendahuluan (research analysis, needs assessment,and proof of concept ).

Pada tahap ini telah dilakukan analisis kebutuhan authentic assessment dan pema-

haman materi pemanasan global. Berdasarkan hasil analisis angket yang diberi-

kan kepada guru tentang pengetahuan konsep pemanasan global hanya 32,31 %

guru yang mengetahui tentang konsep pemanasan global, sedangkan berdasarkan

hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa hanya 27,69 % siswa yang

mema-hami tentang konsep pemanasan global (dapat dilihat pada Lampiran 6,7).

Dengan pengetahuan pemanasan global yang masih relatif minim maka akan

dilakukan pembelajaran dengan authentic asessment untuk mengetahui tercapai-

nya tujuan dari kompetensi pemanasan global. Berdasarkan hasil analisis angket

rata-rata authentic assessment yang diberikan kepada guru, 80% guru setuju jika

dilakukan pengembangan authentic assessment dengan pendekatan saintifik

(lampiran 5), sedangkan berdasarkan hasil analisis angket yang diberikan kepada

siswa, 100% setuju jika guru mengembangkan perangkat penilain otentik

(lampiran 4). Pada tahap ini juga telah dilakukan Studi literatur dilakukan untuk

pengenalan sementara terhadap produk yang akan dikembangkan. Studi literatur

ini dikerjakan dengan melakukan analisis beberapa jurnal yang barkaitan dengan

rencana penelitian untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang

bersangkutan dengan pengembangan produk yang direncanakan.

2. Melakukan perencanaan (product planning and design)

Tahap perencanaan disusun berdasarkan temuan dari tahap pengumpulan

informasi, meliputi tinjauan standar isi, yaitu menentukan kompetensi inti,

Page 74: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

54

kompentensi dasar dan indikator yang ingin dicapai, pembuatan bagan merupakan

langkah-langkah dari pembuatan instrumen authentic assessment yang dimulai

dari pendekatan saintifik, indikator pemanasan global, indikator keterampilan

berpikir kritis, dan teknik-teknik penilain yang digunakan. Indikator-indikator

yang akan dicapai merupakan visualisasi dalam bentuk bagan mengenai instrumen

yang dkembangkan.

3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal (preliminary productdevelopment)

Pengembangan yang dihasilkan adalah teknik penilaian dan bentuk soal yang

dapat mengukur keterampilan berpikir kritis siswa. Ranah kompetensi yang di-

ukur adalah kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan

kurikulum 2013 dengan penilaian yang dilakukan adalah authentic asessment.

Kompetensi sikap diukur dengan teknik penilaian diri. Kompetensi pengetahuan

diukur dengan teknik penilaian tes tertulis dengan bentuk soal tes tertulis yang

digunakan adalah soal uraian. Kompetensi keterampilan diukur dengan teknik

penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek, dan produk. Indikator ketercapaian

kompetensi disesuaikan dengan pembelajaran pemanasan global dengan

pendekatan saintifik, sehingga pengembangan authentic asessment dapat

mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

4. Melakukan uji coba tahap awal (preliminary field testing)

Setelah pengembangan produk dilakukan ujicoba tahap awal yaitu validasi ahli

dan ujicoba satu lawan satu. Validasi ahli dilakukan oleh beberapa ahli yang akan

Page 75: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

55

menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan sebagai alat ukur pembelajaran.

Uji satu lawan satu adalah pengujian berupa angket yang diberikan kepada tiga

guru. Uji satu lawan satu ini menguji tentang kesesuaian, kemudahan, dan

kemanfaatan dalam menggunakan perangkat instrumen authentic asessment.

5. Melakukan revisi terhadap produk utama (product revision)

Validasi yang telah dilakukan digunakan untuk memperoleh data kevalidan instru-

men authentic asessment yang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli.

Data validasi diperoleh dengan cara memberikan lembar validasi kepada para ahli

yang berperan sebagai validator sebagai penilaian terhadap penilaian yang dikem-

bangkan. Hasil validasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi

instrumen authentic asessment yang dikembangkan. Kevalidan instrumen

authentic asessment tersebut yang akan menentukan apakah instrumen authentic

asessment sudah dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.

6. Melakukan uji coba lapangan (main field testing)

Ujicoba lapangan dilakukan setelah dilakukan revisi produk kemudian dilakukan

ujicoba lapangan yang terdiri dari: 1) uji kesesuaian, kemanfaatan, dan kemudah-

an produk, dan 2) uji validitas dan reliabilitas produk. Uji kesesuaian, keman-

faatan dan kemudahan instrumen authentic asessment serta tanggapan guru ter-

hadap penerapan produk instrumen authentic asessment diperoleh dari uji lapang-

an yang dilakukan secara langsung kepada siswa. Uji validitas dan realibilitas

instrumen authentic asessment dilakukan dengan mencari rata-rata tiap kategori

dan rata-rata tiap aspek dalam lembar validasi authentic asessment, hingga akhir-

Page 76: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

56

nya didapatkan rata-rata total penilaian validator terhadap masing-masing perang-

kat instrumen authentic asessment.

7. Produk akhir setelah revisi (the final product revision)

Produk akhir adalah berupa produk perangkat instrumen authentic assesment pada

pemanasan global dengan pendekatan saintifik yang dapat mengukur keterampilan

berpikir kritis.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui dua metode

pengumpulan data yaitu:

1. Metode angket

Data dalam penelitian pengembangan ini diperoleh melalui instrumen angket yang

digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa dalam menggunakan

authentic asessment sebagai penunjang pembelajaran. Angket diberikan kepada

guru dan siswa untuk mengetahui kebutuhan akan authentic asessment untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

Instrumen angket uji ahli digunakan untuk mengumpulkan data tentang kelayakan

produk, berdasarkan kesesuaian konstruksi, substansi, dan bahasa pada produk

yang telah dikembangkan (instrumen dapat dilihat pada Lampiran 10) dan

instrumen angket respon pengguna untuk mengumpulkan data tentang kesesuaian,

kemudahan, dan kemanfaatan produk, serta tanggapan guru terhadap produk

Page 77: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

57

(instrumen dapat dilihat pada Lampiran 12, 14, dan 16). Angket juga digunakan

untuk mengukur validitas dan reliabilitas intrumen authentic asessment. Untuk

mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan, dibutuhkan

alat pengumpul data (angket) yang baik. Baik tidaknya kualitas suatu alat

pengumpul data (angket) ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas dan

reliabilitas. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat pengumpul data,

peneliti perlu melakukan uji coba terhadap alat pengumpul data tersebut. Tujuan

dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin

terjadi, baik itu dalam pernyataan maupun dalam alternatif jawaban. Sugiono

(2002: 97) menegaskan bahwa “Instrumen yang tidak diuji validitas dan

reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit

dipercaya kebenarannya”

2. Metode tes

Data yang dikumpulkan merupakan data tentang hasil tes tertulis dengan bentuk

10 soal uraian pemanasan global (hasil perhitungan secara empiris untuk tes

tertulis dapat dilihat pada Lampiran 29) dan penugasan dengan teknik penilaian

unjuk kerja, portofolio, proyek, dan produk yang diperoleh pada tahap

implementation, yakni berupa hasil skor siswa. Data ini digunakan untuk

mengetahui bagaimana pemahaman siswa tentang pembelajaran pemanasan

global, sehingga dapat diperoleh data tentang ketuntasan belajar siswa baik secara

individu maupun klasikal. Ketuntasan hasil belajar menjadi ukuran utama

keberhasilan penelitian, karena peneliti juga memfokuskan pada proses

pembelajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik untuk mengukur

keterampilan berpikir kritis siswa.

Page 78: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

58

Penyusunan soal adalah penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan teknik

tes tertulis. Tes tertulis memiliki bentuk uraian dengan jumlah sepuluh soal

pemanasan global. Instrumen berupa soal-soal dengan tujuh indikator pencapaian

kompetensi pemanasan global yang dapat mengukur sepuluh aspek keterampilan

berpikir kritis siswa.

Penskoran untuk jawaban soal pemanasan global untuk mengukur keterampilan

berpikir kritis dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Pedoman Pemberian Skor Soal Uraian Berpikir Kritis

Kategori Skor Indikator Penilaian

Skor Tinggi 5 Jawaban yang diberikan jelas, fokus dan akurat. Poin-

poin yang berhubungan dengan pertanyaan soal di-

kemukakan dengan jelas untuk mendukung jawaban

yang diberikan. Hubungan antara jawaban dan soal

tergambar dengan jelas.

Skor Sedang 3 Jawaban yang diberikan jelas dan cukup fokus,

namun kurang lengkap. Contoh-contoh yang diberi-

kan terbatas. Keterkaitan antara jawaban dan soal

kurang kuat.

Skor Rendah 1 Jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan apa

yang dimaksudkan dalam soal, berisi informasi yang

tidak akurat, atau menunjukkan kurangnya penguasa-

an terhadap materi. Poin-poin yang diberikan tidak

jelas, tidak memberikan contoh yang mendukung.

0 Tidak ada jawaban.

(Stiggins, 1994: 153)

Untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir

kritis, dilakukan diuji cobakan terlebih dahulu terhadap siswa SMA kelas XII

yang telah memperoleh materi pemanasan global. Analisis instrumennya sebagai

berikut.

Page 79: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

59

a. uji validasi

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur

(Sugiyono, 2009: 173). Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor

yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap

butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y. Dengan

diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal

manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya. Untuk menguji

validitas instrumen penilaian tertulis digunakan rumus korelasi product moment

dengan angka kasar sebagai berikut.

= ∑ (∑ )(∑ ){ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }Keterangan: = koefisien korelasi yang dicari

N = banyaknya respondenx = nilai variable 1y = nilai variable 2

(Sugiyono, 2009: 255).

Untuk perhitungannya, peneliti menggunakan software SPSS (Statistical Product

and Service Solution) versi 21. Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diin-

terpretasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.2. Jika > maka butir soal

yang diuji berarti valid dengan dengan taraf signifikansi 5%.

Tabel 3.2. Klasifikasi Koefisien Korelasi

Nilai Interpretasi0,80 < ≤ 1,00 Sangat kuat

Page 80: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

600,60 < ≤ 0,80 Kuat0,40 < ≤ 0,60 Sedang0,20 < ≤ 0,40 Rendah0,00 < ≤ 0,20 Sangat rendah

(Sugiyono, 2009: 257)

Rekapitulasi hasil uji validitas tes keterampilan berpikir kritis disajikan pada

Tabel 3.3 . Proses perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 30.

Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Tes Keterampilan Berpikir Kritis

No.ButirSoal

KoefisienKorelasi ( ) (5%)

TingkatValiditas

Interpretasi

1 1 0,792 0,355 Valid Kuat

2 2 0,766 0,355 Valid Kuat

3 3 0,583 0,355 Valid Sedang

4 4 0,805 0,355 Valid Sangat kuat

5 5 0,677 0,355 Valid Kuat

6 6 0,778 0,355 Valid Kuat

7 7 0,586 0,355 Valid Sedang

8 8 0,693 0,355 Valid Kuat

9 9 0,584 0,355 Valid Sedang

10 10 0,724 0,355 Valid Kuat

b. uji realibilitas

Reabilitas tes merupakan tingkat konsitensi suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes

dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah

walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.Menurut Arikunto (2010: 239),

untuk mencari koefisien reliabilitas ( ) uraian menggunakan rumus Alpha yang

dirumuskan sebagai berikut.

= 1 − ∑

Page 81: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

61

Keterangan : = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan∑ = jumlah varians butir tiap pertanyaan

= varian skor total(Arikunto, 2010: 239)

Ukuran untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat reliabilitas, digunakan indeks

korelasi reliabilitas seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.5. Kriteria yang

digunakan adalah jika koefisien > dengan taraf signifikansi 5%, maka

butir soal dinyatakan reliabel.

Dalam perhitungannya peneliti menggunakan program SPSS version 21. Adapun,

hasil perhitungan untuk keterampilan berpikir kritis diperoleh = 0,885 sedang-

kan nilai = 0,355, dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen tes kete-

rampilan berpikir kritis tersebut reliabel dengan kriteria sangat kuat. Artinya,

1.derajat reliabilitas tes tersebut akan memberikan hasil yang relatif sama jika

diuji-kan kembali kepada subjek yang sama pada waktu berbeda. Hasil

perhitungan secara lengkap uji reliabilitas tes kemampuan berpikir kritis dapat

dilihat pada Lampiran 31.

c. teknik analisis data

1. Validasi ahli

Setelah data hasil angket analisis kebutuhan guru dan siswa diperoleh, data terse-

but digunakan untuk menyusun latar belakang dan tingkat kebutuhan produk yang

akan dikembangkan. Data kesesuaian materi pembelajaran dan desain pada

produk diperoleh dari ahli materi dan ahli instrumen penilaian melalui uji validasi

ahli. Data kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan

Page 82: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

62

produk yang dihasilkan. Data kesesuaian, kemudahan, dan kemanfaatan produk

serta tanggapan guru terhadap penerapan produk authentic assessment diperoleh

dari uji lapangan yang dilakukan secara langsung kepada siswa.

Analisis data yang dilakukan berdasarkan instrumen uji validasi ahli dan

ujilapangan, bertujuan untuk menilai sesuai atau tidak produk yang dihasilkan

sebagai salah satu sumber pembelajaran. Pada instrumen angket penilaian uji

validasi ahli memiliki 2 pilihan jawaban yang sesuai dengan konten pertanyaan.

Instrumen penilaian kesesuaian materi pembelajarandan desain pada produk me-

miliki 2 pilihan jawaban, yaitu: “ Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada konten

pernyataan yang diberi jawaban “Tidak”, atau ahli memberi masukan khusus ter-

hadap produk yang telah dibuat. Analisis data hasil validasi instrumen authentic

assesment dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas instrumen, yaitu:

a. uji validitas instrumen

Analisis data hasil validasi instrumen authentic asessment dilakukan dengan men-

cari rata-rata tiap kategori dan rata-rata tiap aspek dalam lembar validasi, hingga

akhirnya didapatkan rata-rata total penilaian validator terhadap masing-masing

perangkat instrumen.

Analisis data hasil validasi instrumen authentic asessment dilakukan dengan men-

cari rata-rata tiap kategori dan rata-rata tiap aspek dalam lembar validasi, hingga

akhirnya didapatkan rata-rata total penilaian validator terhadap masing-masing

perangkat instrumen authentic asessment. Untuk menentukan kategori kevalidan

suatu perangkat diperoleh dengan mencocokkan rata-rata ( x ) total dengan

Page 83: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

63

kategori kevalidan perangkat pembelajaran menurut Khabibah pada Tabel 3.4

berikut:

Tabel 3.4. Kriteria Pengkategorian Kevalidan Instrumen Authentic Asessment

Interval Skor Kategori Kevalidan

4 ≤ VR ≤ 5

3 ≤ VR < 4

2 ≤ VR < 3

1 ≤ VR < 2

Sangat valid

Valid

Kurang valid

Tidak valid

Sumber : Khabibah (2006)

Keterangan :

VR adalah rata-rata total hasil penilaian validator terhadap perangkat instrumen

authentic asessment. Perangkat dikatakan valid jika interval skor pada semua

rata-rata berada pada kategori "tinggi" atau "sangat tinggi".

b. uji reliabilitas instrumen

Pengujian dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instru-

men sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu.

Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Kriteria

reabilitas instrumen autentic asessment seperti pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5. Tabel Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas

0,81 < r ≤ 1,00

0,61 < r ≤ 0,80

0,41 < r ≤ 0,60

0,21 < r ≤ 0,40

0,00 < r ≤ 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Sumber : Sugiono (2009)

Page 84: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

64

2. Uji satu lawan satu

Uji satu lawan satu diberlakukan pada tiga orang guru fisika dari tiga sekolah

yang berbeda yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu SMAN 9 Bandar

lampung, SMAN 2 Bandar Lampung, dan SMAN 1 Metro. Uji ini dilakukan pada

saat pengembangan instrumen penilaian.

Prosedur pengambilan sampel dengan cara diundi berdasarkan pada perolehan

nilai mata pelajaran fisika. Data dari hasil angket uji satu lawan satu (uji kese-

suaian, kemudahan, dan kemanfaatan) dan uji ahli dianalisis secara deskriptif. Hal

ini sebagai bahan perbaikan saat melakukan revisi perbaikan instrumen authentic

assesment. Data kesesuaian produk, kemudahan produk, kemanfaatan produk,

tanggapan guru terhadap produk diperoleh pada uji lapangan. Instrumen angket

untuk mem-peroleh data kesesuaian produk memiliki dua pilihan jawaban yaitu

“Ya” dan “Tidak”. Data angket uji kemudahan, kesesuaian, dan kemanfaatan

kepada guru dianalisis dengan sistem deskriptif persentase dapat dilihat pada

Tabel 3.8.

3. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan dilakukan pada dua kelas XI SMAN 1 Kotagajah yang mewa-

kili siswa. Kelas XI MIPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 3 se-

bagai kelas kontrol. Uji kelompok kecil digunakan untuk menguji kesesuain, ke-

mudahan, dan kemanfaatan produk dilakukan guru pada saat ujicoba lapangan.

Data kesesuaian produk, kemudahan produk, kemanfaatan produk, tanggapan

guru terhadap produk diperoleh pada uji lapangan. Instrumen angket untuk

Page 85: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

65

memperoleh data kesesuaian produk memiliki 4 pilihan jawaban yang sesuai

dengan konten pertanyaan, yaitu: “tidak sesuai”, ”cukup sesuai”, ”sesuai”, dan

“sangat sesuai”. Instrumen angket untuk memperoleh data kemudahan produk

memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: “tidak mudah”, ” cukup mudah”, ”mudah”, dan

“sangat mudah”. Instrumen angket untuk memperoleh data kemanfaatan produk

memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu: “tidak bermanfaat”, ”cukup bermanfaat”,

”bermanfaat”, dan “sangat bermanfaat”.

Pada uji coba lapangan terbagi menjadi dua bagian, yaitu uji efektivitas dan pe-

nyebaran angket untuk memperoleh data kesesuaian, kemudahan, dan kemanfaat-

an penggunaan instrumen authentic asessment pada pembelajaran pemanasan

global.

Kegiatan analisis data dari kegiatan uji efektivitas dilakukan dengan analisis

statistik kuantitatif, dengan analisis statistik uji t (t-test) untuk mengukur hasil

penerapan multimedia interaktif yang dikembangkan pada kondisi sebelum dan

sesudah perlakuan (threatment).

Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas instrumen authentic assesment pema-

nasan global dengan pendekatan saintifik, maka dilakukan analisis nilai gain ter-

normalisasi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hake (1999), bahwa dengan

mendapatkan nilai rata-rata gain yang ternormalisasi maka secara kasar akan

dapat diukur efektivitas suatu pembelajaran dalam pemahaman konseptual.

Rumus N-gain menurut Hake (1999) sebagai berikut.

N-gain (<g >) = (% % )( % )Keterangan: < > = posttest

Page 86: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

66< > = pretest

Kriteria tingkat gain menurut Hake (1999) disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kriteria Tingkat Gain

Indeks Gain Kriteria

g ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Penskoran jawaban responden dalam uji kesesuaian, uji kemudahan, dan uji ke-

manfaatan penggunaan instrumen authentic assesement hasil

pengembanganberdasarkan skala Likert (Sugiyono, 2009: 134), seperti pada Tabel

3.7

Tabel 3.7 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Uji Kesesuaian Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan Skor

Sangat Sesuai Sangat Mudah Sangat Bermanfaat 4Sesuai Mudah Bermanfaat 3Cukup Sesuai Cukup Mudah Cukup Bermanfaat 2Tidak Sesuai Tidak Mudah Tidak Bermanfaat 1

Sumber: Sugiyono (2009: 134)

Skor secara keseluruhan mengenai tingkat kesesuaian, kemudahan, dan keman-

faatan serta tanggapan guru terhadap perangkat instrumen autentic assesment

hasil pengembangan menggunakan tafsiran Arikunto (1997: 195) seperti

padaTabel 3.8.

Tabel 3.8 Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

Skor (Persentase) Kriteria

80,1% – 100,0% Sangat tinggi

60,1% – 80,0% Tinggi

Page 87: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

67

40,1% – 60,0% Sedang

20,1% – 40,0% Rendah

0,0% – 20,0% Sangat rendahSumber: Arikunto (2014: 195)

Analisis efektivitas juga dilihat dari pengaruh penerapan instrumen authentic

assesment terhadap pembelajaran pemanasan global yang dilakukan mengguna-

kan uji regresi ganda untuk menunjukkan signifikansi terhadap hasil tes keteram-

pilan berpikir kritis. Pengaruh positif penggunaan instrumen authentic assesment

terhadap hasilbelajar dianalisis menggunakan uji regresiganda yang terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat parametrik meliputi uji normalitas danhomogeni-

tas, dan pra syarat regresi ganda (Sudjana, 2005). Hasil uji syarat parametrik

harus menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan bersifat homogen.

Adapun uji regresi ganda menggunakan persamaan sebagai berikut:

E. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesamaan dua

rata-rata, uji perbedaan dua rata-rata, dan analisis regresi linier berganda. Uji ke-

samaan dua rata-rata dilakukan pada kemampuan awal (pretest), uji perbedaan

dua rata-rata dilakukan pada n-Gain dan analisis regresi linier berganda dilakukan

untuk mengetahui pengaruh atau hubungan penilaian unjuk kerja, portofolio,

proyek, produk, dan sikap terhadap prestasi belajar. Sebelum dilakukan uji ke-

samaan dan perbedaan dua rata-rata serta analisis regresi linier berganda ada uji

prasyarat yang harus dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji normalitas

Page 88: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

68

Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari

populasi berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya

apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hipotesis untuk

uji normalitas adalah sebagai berikut:

Ho : kedua sampel berdistribusi normal

H1 : kedua sampel tidak berdistribusi normal

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian

berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentu-

kan uji yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilaku-

kan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama

(populasi dengan varians yang homogen) atau sebaliknya. Untuk menguji homo-

genitas varians dapat menggunakan uji F dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho : σ 21 = σ 2

2 (kedua populasi memiliki varians yang homogen)

H1 : σ 21 ≠ σ 2

2 ( kedua populai memiliki varians yang tidak homogen)

3. Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kemampuan

berpikir kritis (KBK) awal siswa di kelas eksperimen tidak berbeda secara signi-

Page 89: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

69

fikan dengan KBK awal siswa di kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji-t.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah :

Ho : rata-rata pretest KBK awal siswa di kelas ekperimen sama dengan rata-rata

pretest KBK awal siswa di kelas kontrol pada materi pemanasan global

Ho : µ1x = µ2x

H1 : rata-rata pretes KBK awal siswa di kelas ekperimen tidak sama dengan

rata-rata pretes KBK awal siswa dikelas kontrol pada materi pemanasan

global

H1 : µ1x ≠ µ2x

Keterangan:

µ1 = rata-rata pretes (x) pada materi pemanasan global di kelas ekperimenµ2 = rata-rata pretes (x) pada materi pemanasan globaldi kelas kontrolx = KBK siswa

4. Uji perbedaan dua rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan seberapa efektif perla-

kuan sampel dengan melihat n-Gain KBK siswa yang berbeda secara signifikan

antara pembelajaran menggunakan authentic assesment hasil pengembangan

dengan pembelajaran yang tidak menggunakan authentic assesment hasil pengem-

bangan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah :

Ho : Rata-rata n-Gain KBK siswa dengan pembelajaran menggunakan

authentic assesment hasil pengembangan lebih rendah atau sama dengan

Page 90: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

70

rata-rata n-Gain KBK siswa dengan pembelajaran yang tidak mengguna-

kanauthentic assesment hasil pengembangan pada materi pemanasan

global.

Ho : µ1x ≤ µ2x

H1 : Rata-rata n-Gain KBK siswa dengan pembelajaran menggunakan

authentic assesment hasil pengembangan lebih tinggi dari rata-rata n-Gain

KBK siswa dengan pembelajaran yang tidak menggunakan authentic

assesment hasil pengembangan pada materi pemanasan global.

H1 : µ1x> µ2x

Keterangan:

µ1 = rata-rata n-Gain (x) pada materi pemanasan global pada kelas yang meng-gunakan authentic assesment hasil pengembangan dalam pembelajaran-nya.

µ2 = rata-rata n-Gain (x) pada materi pemanasan global pada kelas yang tidakmenggunakan authentic assesment hasil pengembangan dalam pembelajar-annya

x = KBK siswa

5. Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hu-

bungan penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek, produk, dan sikap terhadap

keterampilan berpikir kritis.

Rumusan hipotesisnya adalah:

H0 : tidak ada pengaruh penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek, produk, dan

sikap terhadap keterampilan berpikir kritis

Page 91: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

71

H1 : ada pengaruh penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek, produk, dan sikap

terhadap keterampilan berpikir kritis

Page 92: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Instrumen authentic asessment yang dihasilkan memiliki teknik penilaian tes

tertulis dengan bentuk soal uraian yang terdiri dari 10 soal pemanasan global

untuk mengukur keterampilan berpikir kritis. Prosedur penggunaan authentic

asesssment terbagi dalam empat pertemuan dengan masing-masing pertemu-

an dilakukan penilaian proses pembelajaran pemanasan global dengan teknik

penilaian yang berbeda pada setiap pertemuan, proses pembelajaran dilaku-

kan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba, meng-

asosiasi, dan mengomunikasi. Teknik penilaian yang digunakan pada

pembelajaran pemanasan global adalah teknik penilaian unjuk kerja,

portofolio, proyek, produk, dan sikap yang secara bersama-sama memberikan

kontribusi terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis pada

pembelajaran pemanasan global sebesar 97,4%.

2. Validitas dan reliabilitas instrument authentic assessment diperoleh secara

empiris untuk penilaian tes tertulis dengan validitas nilai korelasi 0,355 dan

reliabilitas r tabel 0,885, untuk penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek, dan

Page 93: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

137

produk berdasarkan uji validasi ahli konstruksi, substansi, dan bahasa dengan

mengisi angket uji validasi dengan persentase nilai masing-masing 75%,

77%, dan 83%.

3. Hasil uji N-gain diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 0,532

dengan kategori sedang berarti instrumen authentic asessment pembelajaran

pemanasan global efektif untuk digunakan mengukur keterampilan berpikir

kritis

4. Tingkat kesesuaian, kemudahan, dan kemanfaatan penggunaan instrumen

authentic asessment untuk keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran

pemanasan global dengan pendekatan saintifik berturut-turut adalah sangat

tinggi (84,58% ), sangat tinggi (82,30% ), dan sangat tinggi (83,75%).

5. Penilaian unjuk kerja, portofolio, proyek, produk, dan sikap secara bersama-

sama terhadap keterampilan berpikir kritis dengan persamaan Y= 5,235 +

0,153X1 + 0,262X2 + 0,109X3 + 0,103X4 + 0,315X5 artinya jika penilaian

unjuk kerja (X1), portofolio (X2), proyek (X3), produk (X4), dan sikap (X5) =

0, maka keterampilan berpikir kritis (Y) = 5,235. Persamaan regresi dengan

besar signifikansi 0.00 dan R2 0.974 yang berarti bahwa penerapan authentic

asessment pada pembelajaran pemanasan global secara umum berpengaruh

terhadap keterampilan berpikir kritis.

B. Saran

Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti menyarankan beberapa pihak

agar:

Page 94: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

138

1. Instrumen authentic assessment untuk keterampilan berpikir kritis pada pem-

belajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik ini dapat digunakan

sesuai kebutuhan pendidik dalam menilai aspek kognitif, psikomotor, dan

sikap peserta didik pada pembelajaran pemanasan global, namun harus di-

lengkapi dengan desain feedback yang dirancang oleh pendidik.

2. Perlu dikembangkan instrumen authentik assessment dengan pendekatan

saintifik untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritispada sub topik

pembelajaran Fisika yang berbeda

3. Instrumen authentic assessment untuk keterampilan berpikir kritis pada pem-

belajaran pemanasan global dengan pendekatan saintifik yang telah dikem-

bangkan perlu diujicobakan pada skala yang lebih luas.

Page 95: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Anas, Sudijono. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Andrade, H. G. 2000. Using rubrics to promote thinking and learning.Educational leadership, 57(5), 13-19

Aristyaningsih L. and Hartini B. 2015. Improved Attitudes Sensitive to theEnvironment Around Project Based Learning. Prosiding SeminarNasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF), Vol. 6 No. 1.

Astuti, W. P., Prasetyo, A. P. B., & Rahayu, E. S. 2012. PengembanganInstrumen Asesmen Autentik Berbasis Literasi Sains pada Materi SistemEkskresi. Lembaran Ilmu.

Borg. W.R. dan Gall, M.D. 1989. Educational Research: An Introduction. NewYork: Longman.

Bruce w. Tuckman. 1975. Measuring Educational Outcomes Fundamentals OfTesting,America: in the united states.

Chabib Thoha. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarata: Raja GrafindoPersada

Chiu, S. and Chang, M. 2005. The Development of Authentic Assessments toInvestigate Ninth Graders Scientific Literacy. International Journal ofScience and Mathematics Education, Volume 3. Hal 117-140.

Costa A.L. and Pressceisen, B.Z., 1985. Glossary of thinking skills, in A.L. Costa(e) Developing Minds : A Resource Book for Teaching Thinking, Alexandria: ASCD, 303-312.

Page 96: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

140

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RinekaCipta.

Duron, R., Limbach, B., & Waugh, W. 2006. Critical Thinking Framework forAny Discipline, International Journal of Theaching and Learning inHigher Education, 17(2), 160-166.

Dwijananti, P., dan Yulianti, D. 2010. Pengembangan kemampuan berpikir kritismahasiswa melalui pembelajaran problem based instruction pada matakuliah fisika lingkungan. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (IndonesianJournal of Physics Education), 6(2).

Fauziah, R., Abdullah, A. G., & Hakim, D. L. 2013. Pembelajaran SaintifikElektronika Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah. JurnalInvotec, 9(2), 165-178.

Fitriawati N. 2010. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (ProblemBased Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis SiswaPada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Di MTsN Selorejo Blitar.UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Glazer ,E (2000). Technology Enhanced Learning Environtments that areConducive to Critical Thinking in Mathematics: Implications for Researchabout Critical Thinking on the World Wide Web. [On Line].Tersedia:http://www.lonestar. texas.net/ ~mseifert/ crit2. html. [24 agustus2015]

Greenhouse Gases and Global Warming Potential Values—Excerpt from theInventory of U.S. Greenhouse Gas Emissions and Sinks: 1999–2000.2002. Environmental Protection Agency, Office of Atmospheric Programs.

Harsanto, R. 2005. Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hartati, B. 2010. Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk MeningkatkanKeterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia (Indonesian Journal of Physics Education), 6(2).

Hidayat, W. 2011. Meningkatkan Kemampuan berpikir Kritis dan KreatifMatematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write(TTW). Doctoral dissertation, Tesis UPI: Unpublished.

Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Ibrahim, Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta

Page 97: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

141

Khabibah, S. 2006. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika denganSoal Terbuka untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa Sekolah Dasar,Disertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya, 90.

Khasnis, A. A., & Nettleman, M. D. 2005. Global warming and infectiousdisease. Archives of medical research, 36(6), 689-696.

Anonim. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 104 Tahun 2014, Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman UmumPembelajaran.

_______ Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 103 Tahun 2014. Tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasardan Menengah Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.

_______Permendikbud. 2013. Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang StandarProses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Machin, A. 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter danKonservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal PendidikanIPA Indonesia, 3(1).

Mueller, J. 2005. The Authentic Assessment Toolbox: Enhancing Student Learningthrough Online Faculty Development. North Central College, Volume 1 No.1. Hal 1-7.

Narbuko C, Acmadi A. 2001. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nitko, A. J. 2001. Upper Saddle River, NJ: Merrill

Nurgiyantoro, B. 2008. Penilaian otentik. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3).Hal:254

Nusa, P.2012. Research dan Development Penelitian dan Pengembangan: SuatuPengantar. Jakarta: Rajawali.

Nur, M., dan Wikandari, P. R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa danPendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Pusat Sains danMatematika Sekolah. UNESA.

Pinilih F.W, et al. 2016. Pengembangan Modul Elektronik Berbasis FisikSalingtemas Materi Pemanasan Global untuk Siswa SMA Kelas XI. JurnalInkuiri. Vol 5, No. 2, 143-155.

Prianto, E. 2007. Rumah Tropis Hemat Energi Bentuk Keperdulian GlobalWarming. Jurnal Pembangunan Kota Semarang RIPTEK, 1(1), 1-10.

Page 98: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

142

Purwanto Ngalim M. 2002. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rosidin, Undang. 2016. Penilaian Otentik (Authentic Assesment). Yogyakarta:Media Akademi.

Rosidin, U. and Suyatna, A. 2017. Teachers and Students Knowledge aboutGlobal Warming: a Study in Smoke Disaster Area of Indonesia.International Journal of Environmental & Science Education. Vol. 12,No.4, 777-785.

Scholtz A. 2007. An analysis of the impact of an authentic assessment strategy onstudent performance in a technology mediated constructivist classroom: Astudy revisited. International Journal of Education and Development usingInformation and Communication Technology (IJEDICT). South Africa. Vol.3, Issue 4, pp. 42-53.

Setiyani, W. A., Maftukhin, A., & Kurniawan, E. S. 2015. Pengaruh ModelPembelajaran Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Media Questions BoxTerhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 KaranganyarTahun Pelajaran 2014/2015. RADIASI-Pendidikan Fisika, 7(1), 57- 62.

Sher A and Muhammad K. 2012. Authentic Assessment: An Instructional Tool ToEnhance Students Learning . Academic Reaseach International. Pakistan,Vol. 2

Sjahrir A. dan Jatmiko B. 2015. Penerapan Pembelajaran dengan ModelPembelajaran Berbasis Proyek Berbasis Virtual untuk Meningkatkan HasilSiswa pada Materi Pemanasan Global. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika(JIPF), Vol. 04 No. 03, 92-96.

Soden, Brian J., Held, Isacc M. 2005. "An Assessment of Climate Feedbacks inCoupled Ocean-Atmosphere Models". Journal of Climate. 19(14). URLdiakses pada 10-11-2015.

Stiggins, R, J. 1994. Student-Centered Clasroom assessment. New York :Maxwell Macmillan International.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Suyatna A and Rosidin U. 2016. Assessment Model for Critical Thinking inLearning Global Warming Scientific Approach. Proceeding ofInternational Conference on Educational Research and Evaluation(ICERE). Yogyakarta. pp 1-14.

Page 99: PENGEMBANGAN PERANGKAT INSTRUMEN AUTHENTIC …digilib.unila.ac.id/27823/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstract development of authentic assessment instrument for critical thinking

143

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D.Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Syaodih N. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Suryabrata S. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susilawati, I. 2012. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswadidasarkan pada Model Pembelajaran STAD (Student Teams AchievementDivisions) dan Model PBL (Problem Based Learning) pada Mata PelajaranIPS-Ekonomi (Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII SMP Raden Fata. JurusanEkonomi Pembangunan-Fakultas Ekonomi UM.

Susilawati I. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Didasarkanpada Model STAD dan PBL pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi SiswaKelas VIII SMP Raden Fatah Batu, 3.

Suprananto K. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: GrahaIlmu.

Szpyrka, D. A. 2001. Exploration of instruction, assessment, and equity in themiddle school science classroom.

Thompson, C.,2011. Critical Thinking Across the Curriculum: Process OverOutput. International Journal of Humanities and Social Science, 1(9).

Tuckman Bruce w., 1975. Measuring educational outcomes fundamentals oftesting, America: in the united states

Wayan A. S. 2013. Dokumen Kurikulum 2013, Jakarta: Az-Zahro.

Widoyoko , Eko putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Wijayanti. 2014. Pengembangan Autentik Assesement Berbasis Proyek DenganPendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir IlmiahMahasiswa, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3 (2), 102-108.

Wikipedia. 2010. Pemanasan Global. Diakses 4 Agustus 2015. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global.

Wikipedia. 2013. Pendekatan saintifik. Diakses 24 Agustus 2015. https://id.wikipedia.org/wiki/Pendekatan_saintifik.