pengembangan kawasan hutan rakyat · web viewhutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang...

12

Click here to load reader

Upload: hoangthuy

Post on 09-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT

1. Latar Belakang

Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat secara significan, sementara jumlah sumber daya alamnya justru semakin berkurang. Berkurangnya sumber daya alam ini banyak disebabkan oleh kesalahan manajemen pengeloaannya. Salah satu sumber daya alam yang telah banyak mengalami penurunan jumlah karena kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pengelolaannya ini, salah satunya adalah hutan. Kesalahan pengelolaan ini sebagian besar disebabkan karena ketidakjelasan kewenangan pengelolaan yang diperebutkan oleh STAKEHOLDER PENGELOLAAN sumberdaya hutan.

Sebagai salah satu jenis sumber daya alam, hutan Indonesia sekarang ini kondisinya dapat diibaratkan seperti seekor gajah yang sudah tua, kurus, tidak terawat, dan sakit-sakitan karena terus menerus dipaksa menanggung beban yang melebihi kemampuannya. Hutan Indonesia selama bertahun-tahun telah diperlakukan hanya sebagai cadangan modal alam (natural capital stock) dalam pembangunan nasional. Akibat perlakuan ini maka hutan telah dieksplorasi secara besar-besaran, dan atas nama efisiensi dan pertumbuhan ekonomi, pengelolaan hutan lebih banyak dipercayakan kepada stakeholder yang dianggap lebih mampu menyumbangkan perolehan devisa negara. Sementara masyarakat yang secara turun temurun hidup dan menggantungkan kehidupannya pada hutan disekitarnya, sama sekali tidak dilibatkan. Keadaan ini telah banyak menimbulkan kesenjangan, ketidakadilan dan kecemburuan sosial. Akibatnya maka terjadilah perambahan hutan dan lahan yang dilakukan masyarakat sekitar hutan yang tak terkendali, serta penebangan liar yang semakin marak, sedemikian hingga pengelolaan hutan di Indonesia tidak dapat dilaksanakan secara lestari dan berkelanjutan (sustainable forest management).

Selain itu, sejalan dengan pertambahan penduduk, tuntutan terhadap manfaat sumberdaya hutan (SDH) semakin meningkat. Peningkatan ini adalah akibat dari kenaikan permintaan terhadap komoditas pertanian, meningkatnya kebutuhan bahan baku industri, kayu akar dan kayu perkakas, lapangan pekerjaan, pemukiman, dan jasa lingkungan hidup. Jadi, pengelolaan sumberdaya hutan mestinya tidak hanya diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan produk kehutanan yang berupa kayu semata, tetapi masih sangat banyak manfaat lain yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan hutan di Indonesia.

1

Page 2: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

Menyadari kenyataan-kenyataan tersebut di atas, dalam beberapa tahun terakhir ini mulai dikembangkan paradigma baru pengelolaan hutan Indonesia, yaitu pengeloaan hutan yang berbasis rakyat atau masyarakat (community based forest management). Sejalan dengan itu pemerintah melalui Departemen Kehutanan dan Perkebunan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan nomor 677/Kpts-II/1998 tentang Hutan Kemasyarakatan. Keputusan ini kemudian diikuti dengan Undang-undang Kehutanan No. 41 tahun 1999, yang mengatur tentang pengembangan hutan rakyat. Dalam paradigma ini, pengelolaan hutan dilakukan dengan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi rakyat, dimana rakyat atau masyarakat memiliki jaminan yang kuat terhadap akses dan kontrol atas pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan. Sedangkan peran pemerintah diperlukan dalam hal pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui berbagai fasilitasi, agar pengelolaan hutan ini benar-benar mengarah pada terwujudnya kesejahteraan rakyat, tanpa mengorbankan kelestariannya.

2. Makna Kawasan Hutan Rakyat

Perundangan mengenai kehutanan menjelaskan bahwa berdasarkan kepemilikannya, hutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hutan negara dan hutan milik. Hutan negara adalah kawasan hutan dan hutan yang tumbuh diatas lahan yang tidak dibebani oleh hak milik. Sedangkan hutan milik adalah hutan yang tumbuh diatas lahan yang dibebani oleh hak milik, yang biasa disebur hutan rakyat. Pengertian rakyat ini meliputi petani secara perseorangan maupun bersama-sama, dan badan hukum swasta.

Sementara itu, Hardjosudiro (1980), mendefinisikan hutan rakyat sebagai: hutan yang berada di wilayah Indonesia, yang tidak berada di atas lahan yang dikuasai oleh pemerintah. Senada dengan ini, Alrasyid (1979) menyatakan bahwa hutan rakyat pada dasarnya adalah hutan yang dibangun pada lahan milik atau gabungan dari lahan milik, yang ditanami pepohonan, yang pengelolaan dan pembinaannya dilakukan oleh pemiliknya atau badan hukum seperti koperasi, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh pemerintah. Sedangkan Nurwanto dan Prakoso (1979) mendefinisikan bahwa hutan rakyat adalah penghijauan suatu daerah untuk dibentuk sebagai hutan, yang oleh karena wilayah, peruntukan, dan pengelolaannya ada di tangan rakyat.

Selain konsep hutan rakyat, juga ada konsep hutan kemasyarakatan. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan, hutan

kemasyarakatan adalah hutan negara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh Menteri untuk diusahakan oleh masyarakat setempat dengan tujuan pemanfaatan hutan secara lestari sesuai dengan fungsinya dan menitikberatkan kepentingan menyejahtrakan masyarakat. Adapun masyarakat yang dimaksudkan disini adalah kelompokkelompok orang

2

Page 3: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

warga negara Republik Indonesia yang tinggal di dalam atau sekitar hutan dan memiliki ciri sebagai suatu komunitas, baik oleh karena kekerabatan, kesamaan mata pencaharian yang berkait dengan hutan, kesejarahan, keterikatan tempat tinggal bersama, maupun oleh karena faktor ikatan komunitas lainnya.

Dalam hal ini jelas bahwa yang dimaksud dengan masyarakat disini adalah sama dengan rakyat, yaitu masyarakat atau rakyat yang tinggal didalam atau di sekitar hutan yang memiliki ciri sebagai suatu komunitas. Jadi dengan demikian, hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh akyat, baik secara perorangan, kelompok, maupun badan hukum atau koperasi, baik yang terletak di luar kawasan hutan negara, maupun hutan negara yang memang dicadangkan atau ditetapkan oleh Menteri untuk diusahakan oleh rakyat setempat.

Hutan rakyat merupakan hutan buatan, bukan hutan alam, dan terletak di luar kawasan hutan negara, dengan luas minimal 5 Ha. Ciri khas hutan rakyat, menurut Balai Informasi Pertanian (1982), adalah, “tidak merupakan kawasan yang kompak, tetapi terpencar diantara lahan-lahan untuk penggunaan lainnya. Bentuk pertanamannya tidak selalu murni berupa kayu-kayuan, tetapi dipadu atau dikombinasikan dengan berbagai jenis tanaman lainnya seperti tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman pakan ternak, dan sebagainya. Biasanya terdiri atas tanaman yang cepat tumbuh dan cepat memberikan hasil bagi pemiliknya.”

Hutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk.

Berdasarkan jenis yang mendominasi ruang tumbuh, hutan rakyat dapat diklasifikasikan menjadi 6 (enam) pola (Anonimus, 1985), yaitu:

1. Pola tanaman pangan, bila yang mendominasinya adalah jenis tanaman pangan.

2. Pola silvopastur, bila didominasi oleh jenis tanaman pakan ternak.3. Pola kayu bakar, bila didomiasi oleh jenis pepohonan yang

kayunya menghasilkan energi.4. Pola hortikultura, bila didominasi oleh jenis tanaman buah-buahan.5. Pola perdagangan dan industri, bila didominasi oleh jenis tanaman

perdagangan dan industri.6. Pola kayu-kayuan, bila didomiasi oleh jenis kayu-kayuan yang

dapat menghasilkan bahan bangunan dan perabot rumah tangga.

Adapun tentang kepengusahaannya, hutan rakyat harus dikelola berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Masyarakat atau rakyat sebagai pelaku utama dalam pengambilan manfaatnya.

2. Masyarakat atau rakyat sebagai pengambil keputusan dan menentukan sistem pengusahaan dan pengelolaan yang tepat.

3. Pemerintah sebagai fasilitator dan pemantau kegiatan.4. Kepastian dan kejelasan hak dan kewajiban semua pihak.

3

Page 4: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

5. Kelembagaan pengusahaan ditentukan oleh masyarakat atau rakyat.

6. Pendekatan pengusahaan didasarkan pada keanekaragaman hayati dan budaya, khususnya (a) mendorong lahir dan berkembangnya kegiatan usaha yang produktif dan efisien, (b) mendorong terciptanya kepuasan konsumen akan produk yang dihasilkan, (c) meningkatkan inovasi teknologi berbasis pada peningkatan nilai tambah produk.

Dari sisi lingkungan hidup pengelolaan hutan secara holistik diperlukan dalam rangka menjaga keseimbangan lingkungan tempat tinggal antara manusia, tumbuhan, binatang dan jasad renik, menjaga menjaga gudang penyimpanan bahan genetik atau plasma nuftah, sumber ekonomi seperti kayu, tumbuhan obat, anggrek, dll, membersihkan udara, sumber air bersih, sumber ilmu pengetahuan dan tempat rekreasi..

3. Tujuan Pengembangan Kawasan Hutan Rakyat

Pengembangan kawasan hutan dapat diarahkan kepada usaha-usaha rehabilitasi dan konservasi lahan, serta penganekaragaman hasil pertanian yang diperlukan oleh masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat, penyediaan kayu sebagai bahan bangunan, bahan baku industri, penyediaan kayu bakar, usaha perbaikan tata air dan lingkungan, serta sebagai kawasan penyangga bagi kawasan hutan negara.

Lebih jauh pasal 3 Keputusan Menhutbun No. 677/Kpts-II/1998 menyebutkan bahwa pengusahaan hutan kemasyarakatan atau huan rakyat bertujuan untuk:

1. Meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas ekonomi dan sosial masyarakat atau rakyat.

2. Meningkatkan ikatan komunitas masyarakat atau rakyat sekitar hutan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keamanan hutan.

3. Mengembangkan keanekaragaman hasil hutan yang menjamin kelestarian fungsi dan manfaat hutan.

4. Meningkatkan mutu, produktivitas dan keamanan hutan.5. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesempatan berusaha

dan meningkatkan pendapatan negara dan pendapatan masyarakat atau rakyat.

6. Mendorong dan mempercepat pengembangan wilayah dan kawasan demi mencapai kemajuan dan kemandirian daerah.

4. Pengembangan Kawasan Hutan Rakyat

4

Page 5: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

Pengembangan suatu wilayah menjadi kawasan hutan rakyat hendaknya diarahkan pada peningkatan efisiensi pemanfaatan lahan, khususnya lahan-lahan tidur (yang belum ditanami), gundul, atau kritis karena bekas tebangan yang kemudian ditinggalkan begitu saja tanpa adanya usaha reboisasi. Dalam hal ini, pengembangannya dilakukan dengan cara menghijaukan lahan-lahan tersebut dengan menanami tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungannya, memiliki nilai ekonomi, mudah perawatannya, cepat masa panennya, dan mudah pemasarannya. Dengan demikian tujuan untuk menjaga kelestarian ekosistem kawasan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat atau rakyat sekitarnya dapat tercapai sekaligus dengan baik.

Pengembangan kawasan hutan rakyat juga dapat dilakukan dengan mengambil luasan terbatas areal hutan yang memiliki potensi kayu masih cukup tinggi seperti hutan produksi, hutan lindung, maupun hutan pelestarian alam, seperti yang dimaksud pada pasal 6 Keputusan Menhutbun No. 677/Kpts-II/1998.

Pengembangan kawasan hutan rakyat pada kawasan hutan produksi dilakukan dengan cara mengusahakan hasil hutan non kayu dan komoditi lainnya serta jasa rekreasi lingkungan, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk diusahakan. Pengembangan ini meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, perlindungan, pengamanan, pemungutan dan pemasaran hasil panen, yang berpedoman pada azas kelestarian. Pengembangan hutan rakyat pada kawasan hutan lindung dilaksanakan untuk pengusahaan hutan non kayu dan jasa rekreasi, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk diusahakan. Sedangkan pengembangan hutan rakyat pada kawasan pelestarian alam dilakukan untuk mengusahakan jasa rekreasi, pemanfaatan dan penangkaran satwa dan tumbuhan liar dengan tetap memperhatikan perlindungan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.

Selain itu, pengembangan kawasan hutan rakyat juga dapat dilakukan pada areal kombinasi antara hutan produksi (yang potensi kayunya masih cukup tinggi) dan hutan bekas tebangan. Dalam hal ini pengusahaannya pun merupakan kombinasi antara pemanenan hasil hutan (produksi kayu) dengan penanaman hutan kembali pada lahan-lahan bekas tebangan. Reboisasi ini dapat dilakukan dengan menanam tanaman kayu atau tanaman pangan, sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar kawasan tersebut.

Ketiga macam kawasan tersebut di atas memerlukan proses yang sama dalam pengembangannya menjadi kawasan hutan rakyat. Proses pengembangan ini dapat dibedakan menjadi empat tahap, yaitu: tahap pembukaan lahan kawasan, tahap pembangunan sarana dan prasarana, tahap pemilihan dan penanaman komoditas, dan tahap perhitungan kelayakan ekonomi dan finansialnya. Keempat tahap ini sangat erat hubungannya satu sama lain dalam menunjang keberhasilan proyek pengembangan kawasan hutan rakyat ini.

5

Page 6: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

a. Landasan Penyusunan Desain Kawasan

Desain kehutanan disusun dengan mempertimbangkan aspek manajemen, sifat hutan primer, bahaya kebakaran, teknis, ekonomis dan sosial-ekonomi masyarakat setempat.

Manajemen yang perlu dipertimbangkan yaitu mekanisme manejemen, unit pengelolaan, unit tata tempat, unit perlakukan, dan sasaran manajemen. Pada tiap kawasan perlu diperhatikan mekanisme manajemen termasuk mekanisme pengawasan. Dalam melakukan pengelolaan kawasan, maka harus dibentuk unitunit pengelolaan. Lahan kehutanan Indonesia dibagi ke dalam tiga macam unit pengelolaan: pertama untuk pengelolaan hutan koservasi untuk misi ekonologis dengan perlakukan “doing nothing”. Kedua unit pengelolaan tanaman perhutanan atau kebun kayu untuk misi ekonomis dengan perlakuan “tree farming” secara intensif. Ketiga unit pengelolaan hutan produksi untuk misi ekologis dan ekonomis yang sama penting dengan perlakukan “gap simulation cutting” atau tebang rumpang secara ekstensif. Setiap unit pengelolaan mempunyai data dasar dan mempunyai rencana. Rencana unit pengelolaan direkapitulasi menjadi rencana regional provinsi dan direkapitulasi menjadi rencana nasional.

Sifat hutan primer yang akan disampaikan adalah: 1) hutan merupakan mosaik rumpang, 2) tanah setempat, iklim mikro setempat dan tumbuhan merupakan

satu kesatuan, 3) tanah hutan tidak subur, 4) jenisnya banyak dan 5) pohon besar, medium, dan kecil bercampur.

Hal yang juga perlu diperhatikan adalah hutan yang berada di daerah yang mengalami musim kemarau panjang setiap 10-20 tahun.

Pada saat kemarau panjang tersebut yang terbakar bukan lagi alang-alang dan semak tetapi juga belukar, hutan areal tebangan, kebun kayu dan gambut.

Manajemen kebakaran hutan adalah manajeman bahan bakar. Untuk menghindarkan kebun kayu dari kebakaran, kanopi tegakan dibuat tebal dan menutup agar di lantai tegakan tidak tercipta habitat bagi rumputan dan semak dan di hutan produksi digunakan tebang rumpang. Selain itu yang diperlukan adalah bagaimana membuat agar bila terjadi, api cukup kecil, sehingga dapat dipadamkan dengan tenaga dan peralatan yang tersedia di lapangan. Aspek teknis yang dibuka harus bersifat praktis dan mudah

6

Page 7: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

dipahami oleh pelaksana lapangan. Dari segi ekonomis, desain lapangan yang digunakan terutama desain tegakan, dapat memberikan keuntungan secara ekonomi nasional dan memberikan hasil langsung kepada masyarakat setempat (lokal). Keenam aspek tersebut harus dilihat secara keseluruhan (holistik), seperti dalam Tabel 1.

Tabel 1. Unit pengelolaan hutan secara holistik

Jenis Hutan

Tingkat tegakan rumpang

Tingkat jalan sarad

Tingkat Kuvio Tingkat petak

Tingkat unit pengelolaan

Hutan Produksi

Harus ada unit homogeny lebar rumpang sekitar 2500 m2

Rumpang diletakkan pada jalan sarad dengan jarak tepi 100 meter

Memperlihatkan jalan sarad dan jumlah rumpang yang ada p[ada jalan sarad. Satu kuvio mencakup 2-20 rumpang atau total luas 0.5 – 5.0 ha

Desain petak dan kuvio, luas areal 600 ha. Petak ini diberi batas permanen

Semakin berat topografinya semakin luas areal sekitar 200.000 ha.

Kebun / Hutan rakyat

Menampakkan kerapatan batang, struktur batang, komposisi jenis, lapisan kanopi, tumbuhan bawah, seresah lantai tegakan, dasn bahan bakar

Pada setiap jenis tanah, pertumbuhan jenis pohon yg akan ditanam adalah homogen, Pertumbuhan setempat, iklim dan penampilan tumbuhan merupakan satu kesatuan. Luas setiap kuvio sekitar 5-10 ha

Areal dibagi menjadi petak-petak permanen

7

Page 8: PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN RAKYAT · Web viewHutan rakyat terdiri atas jenis-jenis vegetasi yang sangat bervariasi, yang dari setiap jenis akan menentukan pola hutan rakyat yang terbentuk

Hutan rakyat komoditas sengon

……………….. bersambung ¡!!

8