pengembangan desa gondangan sebagai desa wisata … · keluarga/kalangan sendiri; (3 ) modal dari...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN DESA GONDANGAN SEBAGAI DESA WISATA
INDUSTRI MAKANAN RINGAN BERBASIS HASIL PERTANIAN
YANG REKREATIF DAN EDUKATIF
Disusun sebagai salah satu menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik
Oleh:
YASINTA KUSUMANINGRUM
D 300 140 055
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
PENGEMBANGAN DESA GONDANGAN SEBAGAI DESA WISATA INDUSTRIMAKANAN RINGAN BERBASIS HASIL PERTANIAN
YANG REKREATIF DAN EDUKATIF
Abstrak
Perkemabangan industri di Desa Gondangan dimulai sebagai penyuplai kacang tanah.Pada era 80an sampai awal 90an muncul desa Gondangan tersebut krisis. Masyarakat mulaimemiliki usaha alternative yang dapat menghidupi ekonomi keluarga. Dimulai dari membuatolahan makanan berbahan dasar kacang tanah (kacang sangan, kacang bawang dan kacangtelur) atau membuat olahan makanan berbahan dasar hasil pertanian. Selain itu, membuatmakanan olahan yang berasal dari beras, tepung terigu, buah sukun, kacang tanah, singkong,gadung, dan lain-lain. Usaha ini bersifat turun temurun dari tahun ke tahun hingga sekarang.Pengolahan data dilakukan melalui analisis-analisis makro ataupun mikro agar perancangmudah dalam gambaran perencanaan dan memacahkan masalah yang ada. Setelah melaluibeberapa proses analisis maka Pengembangan Industri Makanan Ringan Berbasis HasilPertanian di Desa Gondangan ini diharapkan menjadi objek wisata industri di KecamatanJogonalan Kabupaten Klaten sehingga layak dinikmati wisatawan dan pengembangankepariwisataan setempat serta dapat menciptakan desa wisata yang Rekreaktif dan Edukatif.
Kata Kunci : Desa Gondangan, Industri Makanan Ringan, Desa Wisata, Rekreatif, Edukatif
Abstrack
Industrial development in Gondangan Village began as a supplier of peanuts. In the'80s until the early 90s appeared the crisis Gondangan village. People are starting to have analternative business that can support the family economy. Starting from making processedfood made from groundnuts (peanuts unbelievably, onions and pea beans eggs) or makeprocessed food made from agricultural products. In addition, make processed foods derivedfrom rice, wheat flour, breadfruit, peanuts, cassava, yam, and others. This effort is hereditaryfrom year to year until now. The data processing is done through the analysis of macro ormicro-analysis that the designer is in the planning overview and memacahkan problems.After going through several analysis process, the Development of Light Based Food IndustryBased on Agriculture in Gondangan Village is expected to become an industrial tourismobject in Jogonalan Sub-district of Klaten Regency so that it is feasible to be enjoyed bytourists and the development of local tourism as well as to create recreational and educativetourism village
Keywords: Village Gondangan, Light Food Industry, Tourism Village, Recreational,Educative
1. PENDAHULUANUsaha kecil berperan dalam pertumbuhan ekonomi yang penting suatu negara.
Perkembangan usaha kecil di Indonsia bagian dari prioritas pembangunan ekonomi
nasional. Usaha kecil salah satu usaha sistem perekonomian kerakyaktan yang tidak
2
hanya mengurangi masalah kesenjangan atau golongan pendapatan dengan pelaku
usaha kecil serta dapat diperluas berbasis ekonomi baik stuktural maupun keteahanan
ekonomi nasional. Usaha Kecil menurut mempunyai ciri utama: (1) kedudukan
pemilik dengan manajerial milik individu/keluarga; (2) tenaga kerja dari
keluarga/kalangan sendiri; (3) modal dari dalam diri sendiri, (4) kewirausahaan relatif
kecil/rendah dan sebagian tidak memiliki badan hukum (Sumodiningrat,2007).
Desa Gondangan memiliki 103 produsen makanan ringan yang setiap rumah
tidak hanya mengolah satu jenis olahan makanan ringan dan memiliki ± 17 olahan
makan. Dari 103 produsen dan 17 olahan makanan, desa Gondangan dapat dijadikan
desa wisata ataupun oleh-oleh makanan kota Klaten yang berwisata di kota Klaten.
serta banyaknya trens wisata dan beriringan gerak perkembangan kepariwisataan
seperti, sustainable tourism development, rural tourism, ecotourism, merupakan
pengembangan kepariwisataan agar terciptanya daerah tujuan wisata bukan di daerah
perkotaan. Salah satu pengembangan wisata adalah desa wisata untuk pembangunan
pedesaan berkonsep rekreatif dan edukatif. Desa gondangan dilihat dari akesebilitas
jalur wisata sebelah barat desa Gondangan terdapat sebuah jalan merupakan jalur
alternatif menuju wisata ke Bayat seperti wisata gerabah, lurik, peribadatan, rekreasi.
Oleh karena itu, penulis mempunyai gagasan untuk mengembangkan Desa
Gondangan menjadi kawaasan desa wisata industri makanan ringan berbasis hasil
pertanian yang rekreatif dan edukatif. Disisi lain dapat mengurangi angka kemiskinan
dengan menambah lapangan kerja baru serta pemanfaatan potensi dan wilayah yang
kurang efisien.
2. METODE
Metode penulisan dilakukan dengan melakukan pengumpulan data melalului
analisis sintesis, dimana data yang dianalisis satukan kembali untuk disintesiskan.
Kemudian hasil dari analisis-analisis tersebut dilakukan sebuah pendekatan yang
menjadi dasar pedoman untuk penyusunan konsep program perencanaan dan
perancangan.
2.1 Pengumpulan Data
a) Studi Literatur
Membaca literature-literature yang berkaitan dengan teori, konsep dan
standar perancangan “Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata
Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian” berkonsep rekreaktif dan
edukatif.
3
b) Wawancara
Penulis mewawancarai kepala desa, bayan desa, dan pengurus koperasi
produksi makanan ringan mengenai masalah yang berkaitan dengan
perencanaan dan perancangan “Pengembangan Desa Gondangan Sebagai
Desa Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian” berkonsep
rekreaktif dan edukatif.
c) Observasi
Mengadakan pengamatan ke beberapa obyek industri makanan ringan
di Desa Gondangan untuk “Pengembangan Desa Gondangam Sebagai Desa
Wisata Industri Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian Yang Rekreatif
Dan Edukatif”, untuk mengetahui potensi dan masalah.
d) Studi Komparatif
Melakukan beberapa perbandingan terhadap hasil observasi yang
sudah ada dilakukan pada beberapa wilayah serta pemilihan beberapa tempat
yang dipilih untuk di analisa kriterianya kemudian di terapkan pada wilayah
“Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata Industri Makanan
Ringan Berbasis Hasil Pertanian Yang Rekreaktif Dan Edukatif”.
2.2 Analisis
Dengan cara menganalisa data-data fisik dan non fisik yang diperlukan, kemudian
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mendesain “Pengembangan Desa
Gondangan Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten Sebagai Desa Wisata Industri
Makanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian Wisata Rekeatif dan Edukatif ”.
2.3 Analisis Sintesis
Analisis sintesis adalah membandingkan antara teori dan kenyataan dengan
berpedoman pada literatur tertentu untuk mencapai bentuk yang maksimal.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Site Lokasi dan Potensi Site
Desa Gondangan terletak di Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten
dengan memiliki luas wilayah 105,8328 Ha. Terdiri dari 28 RT, 15 RW, dan
9 Dukuh yaitu Dukuh Gondangan, Gondangrejo, Sumbersari, Sumberan,
Lusah, Tukpukan, Ngaseman dan Gatak. Memiliki batas wilayah dari sebelah
utara Desa Prawatan, sebelah selatan Desa Rejoso, sebelah barat Desa
tangkisan Pos, dan sebelah timur Desa Bakung.
4
Gambar 1. Lokasi Site
Kondisi site tersebut memiliki potensi :
Memiliki potensi antara lain :
a) Jalanan yang cukup bagus
b) Lokasi site memiliki hamparan sawah yang luas dan memiliki hasil pertanian yang
bagus serta berpotensi digunakan bahan pokok olahan desa
c) Memiliki home insdustri olahan makanan ringan
Gambar 2. Kondisi Potensi SiteSumber : Dukumen Penulis, 2018
3.2 Site Perancangan
Perancangan difokuskan hanya dua dukuh yaitu A Dukuh Gondangan dan B Dukuh
Jiwan dikarenakan kedua dukuh yang lebih berpotensi dikembangkan menjadi desa
wisata industri makanan ringan dengan memiliki jumlah produksi makananan ringan
38, penjual berbagai makanan ringan 4, dan penjual dan produksi berbagai makanan
ringan 1. Memiliki luas wilayah 353.22 m2.
Sumber :https://www.google.co.id/maps/place/Gondangan,+Jogonalan,+Kabupaten+K
laten,+Jawa+Tengah/2018 (diakses Februari 17, 2018).
5
Gambar 3. Site PengembanganSumber : Analisis Penulis, 2018
Berikut ini adalah persebaran industri pengolahan, penjualan makanan
ringan yang ada di Desa Gondangan.
6
Gambar 4. Peta Persebaran Industri Makanan Ringan
Sumber : Data Penulis, 2018
7
3.3 Analisa Konsep Pencapaian
Gambar 5. Peta Pencapaian
Sumber : Analisis Penulis, 2018
8
3.4 Analisa Konsep Zoning
Gambar 6. Pembagagian Zonasi
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Zona Penerima 1: Zona Penerima 2 :
1. Kantor Informasi 5. Kios Oleh-Oleh 1. Kantor Informasi
2. Pendopo 6. Pos Keamanan
3. Kantor Pengelola 7. ATM Center
4. Museum 8. Toilet Umum
Zona Parkir : Zona Pendidikan
1. Pengelola Moda Transport Wisata 1. Rumah Souvenir
2. Pos Satpam 2. Rumah Kursus Produk
3. Toilet Umum
9
Zona Alun-Alun Desa : Zona Taman Desa :
1. Foodcourt 1. Area Bermain Anak
2. Lahan event 2. Taman Hidroponik
Zona Pendidikan dan Pergadangan : Home industri warga
3.5 Kebutuhan Ruang
Tabel 1. Besaran Ruang Desa Wisata Rekreatif dan Edukatif di Desa Gondangan
No Jenis Kelompok Ruang Luas ( m2 )
Indoor Outdoor
1. Besaran Ruang Parkir Wisatawan 1.703,872
2. Besaran Ruang Ruang Penerima 2.169,16
3. Besaran Ruang Alun-Alun Desa 1.005,232
4. Besaran Ruang Taman Desa 1.323,888
5. Besaran Ruang Fasilitas Pendidikan 1.110,32
6. Besaran Ruang Daerah Jalan 3D 2.185
TOTAL LUAS AREA 3.279,48 6.217,992
TOTAL LUAS AREA INDOOR & OUTDOOR 9.497,472 m2
Sumber : Analisis Penulis, 2018
3.6 Analisa Struktur dan Utilitas
3.6.1 Analisa Struktur
Menggunakan pondasi batu kali berbentuk trapesium dengan ketinggian 60-
80 cm. Lebar pondasi bawah 60-80 cm dan lebar pondasi atas 25-30 cm. Pasangan
batu kali berbentuk trapeium menggunakan komposisi campuran batu kali/gunung
+ pasir + semen PC dan kapur, biasanya dipakai komposisi 1 PC : 3 KPR : 10
PSR dengan ketinggian 1m s/d 1,5 m ( bisa lebih tergantung kontur tanah).
Merupakan pondasi yang biasanya digunakan di rumah tinggal lantai 1 dengan
konsep tradisional modern.
10
Gambar 7. Pondasi Batu Kali
Sumber : http://muse-enterprise.blogspot.co.id/2012/04/panduan-pondasi-batu-kali-
serta.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).
Atap yang digunakan pada bangunan berbentuk atap limasan. Struktur atap
pada bangunan pada umumnya menggunakan struktur penutup atap, gording dan
rangka kuda-kuda
Gambar 8. Konstruksi Atap Limasan
Sumber :
https://riska-kade.blogspot.com/2016/07/struktur-konstruksi-dan-sistem-bangunan.html/2018
(diakses Maret 25, 2018).
11
Penutup atap didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda,
gording, kaso/usuk, reng dan bahan penutup atap berupa genteng.
Gambar 9. Variasi Jenis Genteng
Sumber :
http://www.gambarrumahminimalis.org/2014/10/genteng-plentong-kodok-morando-
tanahliat.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).
3.6.2 Analisa Utilitas
1. Jaringan Listrik
Kebutuhan listrik di desa wisata industri makanan ringan di Desa
Gondangan diambil dari pasokan PLN sebagai kebutuhan dasar.
Gambar 10. Sistem Jaringan Listrik
Sumber : Analisis Penulis, 2018
2. Jaringan Air Bersih
Sumber air bersih dikawasan menggunakan air sumur dikarenakan
memiliki kwalitas bersih dan mewadahi kebutuhan air bersih penduduk
dan wisatawan yang datang.
12
Gambar 11. Sistem Jaringan Air Bersih
Sumber : Analisis Penulis, 2018
3. Jaringan Air Kotor
Air kotor baik sisa limbah rumah tangga yang telah mengalami proses
dan air hujan dibuang ke riul kota. Selain itu, sebagian limbah cair dibuang
di sumur resapan, untuk keseimbangan siklus air tanah pada kawasan
Gambar 12. Sistem Jaringan Air Kotor
Sumber : Analisis Penulis, 2018
4. Proteksi Kebakaran
1) Fire Sprinker
Untuk fire sprinkler di gunakan pada pengelola, ruang sovenir dan
beberapa ruang penunjuang wisata.
Gambar 13. Fire Sprinker
Sumber :
www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=m1myWunIJsv
SvgSUn5_gBw&q=Fire+Spinker&oq=Fire+Spinker&gs/2018 (diakses Maret 19,
2018).
13
2) Fire Hydrant
Untuk pemasangan fire hydrant setiap radius 500 m terdapat 1 buah
hydrant lapangan. Sedangkan untuk ruang sovenir, dan ruang resort
memiliki 1 buah hydrant lapangan.
Gambar 14. Fire Hydrant
Sumnber :
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=Jl2yWpi
8CMHdvASl_Ya4AQ&q=fire+hydrant&oq=fire+hydrant&gs/2018 (diakses Maret
19, 2018).
3) Portable Fire Extinguisher
Untuk portable fire extinguisher setiap rumah tidak diwajibkan
memiliki namun setidaknya beberapa rumah juga punya untuk
bangunan umum diwajibkan untuk memiliki portable fire extinguisher.
14
Gambar 15. Portable Fire Extinguisher
Sumber :
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=smKyW
ofcM8iGvQTmnbsg&q=Portable+Fire+Extinguisher&oq=Portable+Fire+Extinguishe
r&gs/2018 (diakses Maret 19, 2018).
3.7 Analisa Tampilan Arsitektur
3.7.1 Gagasan Ide Bentuk Kawasan
Pemilihan bentuk konsep kawasan menggunakan bentuk bujur sangkar,
segitiga dan lingkaran yang memiliki arti kawasan tersebut bersifat rasional,
stabil, dinamis, berkualitas dan berkehidupan.
Gambar 16. Ilustrasi Bentuk Kawasan
Sumber : Analisis Penulis, 2018
15
Gambar 17. Site Plan Kawasan
Sumber : Analisis Penulis, 2018
3.7.2 Gagasan Konsep Bangunan
Menggunakan gaya arsitektur tradisional modern agar terciptanya kesan yang
dinamis antara bangunan satu dengan lainya.
Gambar 18. Konsep Bangunan Tradisional ModernSumber : Analisis Penulis, 2018
16
3.7.3 Perspektif Eksterior dan Interior Kawasana. Perspektif Eksterior
Tabel 2. Perspektif Eksterior Desa Wisata GondanganNo Nama Gambar Keterangan
1. Situasi Zona Parkir
Pintu Utama Parkir Wisatawan
Parkir Moda Transport
Pada zona parkir danmoda transportasiwisata difungsikanagar tidak terjadikemacetan di kawasantersebut.
2. Situasi Zona Penerima 1
Fasilitas di zona penerima 1terdapat :
a. Pendopo
b. Kantor Informasi
Pada zona penerima 1ini terdapat fasilitasyang difungsikanuntuk menyambutwisatawan sepertipencarian informasi,berbelanja, dll.
17
c. Kantor Pengelola
d. Museum
e. Pasar Oleh-Oleh
f. Atm Center
3. Situasi Zona Pendidikan
Terdapat beberapa fasilitas :a. Rumah Souvenir
b. Rumah Kursus Produk
Adanya fasilitaspendidikandifungsikan agarprodak-prodak olahanmakanan ringan yangkhas tersebut tidakpunah dan dapatdikembangkan prodakyang lebih maju.
18
4. Situasi Taman Desa
Terdapat Fasilitas :a. Area Bermain Anak dan
Jogging Track
b. Area Taman Hidroponik
Fasilitas tersebutdifungsikan untukruang terbuka desadan open space bagianak-anak
5. Situasi Alun-Alun Desa
Terdapat beberapa fasilitas :
a. Pintu Masuk DengamLandmark
b. Foodcourt
Adanya alun-alundesa dapatdifungsikan untukarea terbuka hijaudesa dan untuk acaraevent-even desa.
19
c. Kondisi Food Court DanLahan Event
6. Situasi Zona Penerima 2
Kantor Informasi
Zona penerima 2 iniberdekatan denganStasiun Srowotdifungsikan untukmenarik wisatawanyang menggunakantransport jalur wisata.
7. Gapura Desa Gondangan Gapura digunakansebagai identitas desadan pintu masukpenyambutan.
8. Jalan Kampung 3D Menunjang konseprekreatif terdapat jalandengan spot fotodengan backgroundjenis olahan makananringan
Sumber : Analisis Penulis, 2018
b. Perspektif InteriorTabel 3. Interior bangunan yang ada Desa Wisata
No Nama Gambar Keterangan1. Interior Museum Pangan Pada
Ruang PamerDengan konseppendidikanpengunjung dapatmengetahu resepmakanan, jenis olahanmakanan denganberbahan dasarpendidikan
20
2. Interior Museum Pangan Dengan konsepmuseum pendidikan didalam museum kitadapat melihat awetantanaman yangdigunakan bahanpokok olahanmakanan desatersebut, hamapertanian, sejarah desa
3. Interior Ruang Pengemasan diRumah Kursus Produk
Menggunakan konsepmaterial ramahlingkungan denganpengeksposan batubata.
4. Interior Ruang Tunggu di KantorPengelola
Interior denganwalpaper hamparansawah agar terkesanduduk di hamparansawah yang hijau.
5. Interior Ruang Kelas di RumahKursus Produk
6. Interior Ruang Rapat/Diskusi diKursus Produk
Sumber : Analisis Penulis,2018
4. PENUTUPDalam perancangan Pengembangan Desa Gondangan Sebagai Desa Wisata IndustriMakanan Ringan Berbasis Hasil Pertanian yang Rekreatif Dan Edukatif penulismempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu :
21
a. Menarik wisatawan dengan desain dan konsep desa wisata.b. Membuat kawasan industri yang ramah lingkungan, mendidik, menyenangkan
dan nyaman.c. Membuat karya bangunan atau desain pengembangan kawasan industri
makanan ringan berbasis hasil pertanian yang rekreaktif dan edukatif.d. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar dan menambah
pendapatkan khas Desa.
PERSANTUNANTerima Kasih kepada Kedua Orang tua dan orang disekelilingku yang telah memberikando’a, dukungan penuh dan kasih sayangnya kepada penulis, dosen pembimbing Ibu RiniHidayati, S.T,. M.T. yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan dan semangatnyakepada penulis, serta sabahat-sahabat penulis tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasihatas dukungannya dan semangatnya kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Gamal,Suwantoro, 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Yogyakarta: STIE YKPN
Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan dan Aneka Usaha Kementerian Koperasi dan UKMRepublik Indonesia. Buku Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau.Jakarta Selatan : DKI Jakarta 12940
Banham, Reyner (1978). Age of The Master: A Personal View of Modern Architecture.
Curatman, A. dkk. 2016. Analisis Faktor-faktor Pengaruh Inovasi Produk yangBerdampakpada Keunggulan Bersaing UKM Makanan dan Minuman di WilayaHarjamukti Kota Cirebon. Universitas Swadaya Gunung Jati.
Darojatun, Mu’arif. 2016. Pengembangan Wisata Kreatif Kampung Jamu Di DesaNguter, Sukoharjo. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi
Dwi Anggoro, A. 2009. Pengaruh Modal Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Dan BantuanSosial Terhadap Ketahanan Usaha. Universitas Sebelas Maret. Skripsi.
Godam, 2006. Pengertian Definisi Macam dan Penggolongan Industri di IndonesiaPerekonomian Bisnis.
Gamal, Suwantoro, 2002. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
22
Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia
Isa, D. M. 2009. Kawasan dan Ukiran Kayu Mulyoharjo Jepara. Surakarta
Kartikawan, Yudhi (2007), Pengelolaan Persampahan. Jurnal Lingkungan Hidup.Yogyakarta
Karyono, Tri Harso, (2010), Green Architecture: Pengantar pemahaman Arsitektur Hijau di.Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lombard, Dennys. (1996). Nusa Jawa: Silang Budaya: Jaringan Asia. Jakarta: GramediaPustaka Utama
Monografi Desa Gondangan. 2017. Jogonalan.
Neufert, Ernst. 1986. Data Arsitek Jilid 2. Sjamsu Amril (penerjemah). Erlangga : Jakarta
Neufert, Ernst. 1986. Data Arsitek Jilid 3. Sjamsu Amril (penerjemah). Erlangga : Jakarta
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2010
Peraturan Daerah Kabupaten Klaten No.11 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Klaten Tahun 2011-2031
Peraturan Menteri Perhubungan No.49, 2005, “Sistem Transportasi Nasional (SISTARNAS),Jakarta.
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis, dan
Empiris. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rapoport, Amos (1969). House Form and Culture. Englewood Cliffs, N.J.:Prentice Hall
Setyawan, Arif Randi. 2015. Pengembangan Kawasan Industri Rotan Di Desa Trangsan
Yang Rekreaktif dan Edukatif. Surakarta. Universitas MuhammadiyahSurakarta. Skripsi
Soemarno. 2010. Strategis Pemenuhan Kebutuhan Pangan Rumah Tangga Pendesaan.Prosidding Widyakarya Nasional pangan dan Gizi VI. Jakarta: LIPI.
23
Sukirno Sadono, 1995, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi Kedua, Jakarta: PT. KaryaGrafindo, hlm. 54
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta:ANDI
Tim Pengamdian Masyarakat. 2017. Buku PanduanWisata Edukasi. Bandung : STP ARSInternasional dan AKPAR DSI
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Sekretariat Negara. Jakarta(2009). Indonesia.
UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa, Seketariat Negara. Jakarta 2014. Indonesia
Wintoko, B. (2013). Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah. Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
Sumber Internet :https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3759/Bab%202.pdf/20
18 (diakses Februari 21, 2018).
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-
petani-ilmu-geografi.html (diakses Februari 13, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=parkiran+sepeda&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=
0ahUKEwiT6LrM0IfaAhUJs48KHdS9DmgQ_AUICigB&biw=1366&bih=667#imgr
c/2018 (diakses Februari 25, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=parkiran+mobil&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0
ahUKEwiT9OG404faAhVKv48KHWJWAyIQ_AUICigB&biw=1366&bih=667#img
rc/2018 (diakses Februari 25, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=tegalan&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKE
wjD5aX604faAhWBNI8KHSTYCX8Q_AUICigB&biw=1366&bih=667#imgdii=2oI
zwIALGPhwsM:&imgrc/2018 (diakses Februari 25, 2018).
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=623&tbm=isch&sa=1&ei=UK63WvHAG
MrrvATkiJWYAg&q=persawahan&oq=persawahan&gs_l=psy-
ab.3..0l7j0i30k1j0i5i30k1l2.804523.810175.0.810739.10.10.0.0.0.0.288.1596.0j6j3.9.
0....0...1c.1.64.psy-ab..1.9.1592....0.ehSwUsyo8 (diakses Februari 25, 2018).
24
https://www.google.co.id/search?q=pengolahan+limbah+air+hujan&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwjS7pfO14faAhWI6Y8KHSVtCZQQ_AUICigB&biw=1366&
bih=623#imgdii=qRYwWOjxA35zwM:&imgrc/2018 (diakses Februari 25, 2018).
http://www.nzdl.org (diakses Februari 25, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=peta+kecamatan+jogonalan+kabupaten+klaten&tbm=isc
h&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwj-/2018 (diakses Februari 25, 2018).
https://www.google.co.id/maps/place/Gondangan,+Jogonalan,+Kabupaten+Klaten,+Jawa+Te
ngah/2018 (diakses Februari 17, 2018).
https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=85/2018 (diakses Februari 28, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=sistem+pengolahan+limbah&source/2018 (diakses Maret
19, 2018).
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=m1myWunIJsvS
vgSUn5_gBw&q=Fire+Spinker&oq=Fire+Spinker&gs/2018 (diakses Maret 19,
2018).
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=Jl2yWpi8CMHd
vASl_Ya4AQ&q=fire+hydrant&oq=fire+hydrant&gs/2018 (diakses Maret 19, 2018).
https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=613&tbm=isch&sa=1&ei=smKyWofcM8i
GvQTmnbsg&q=Portable+Fire+Extinguisher&oq=Portable+Fire+Extinguisher&gs/2
018 (diakses Maret 19, 2018).
https://www.dekoruma.com/artikel/63228/ciri-khas-arsitektur-modern/2018 (diakses Maret
25, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=pondasi+tiang+kayu+rumah+tradisional&source=lnms&t
bm=isch&sa/2018 (diakses Maret 25, 2018).
http://www.solusiholcim.com/bangun/3-ciri-ciri-arsitektur-rumah-tradisional-indonesia/2018
(diakses Maret 25, 2018).
https://www.indonetwork.co.id/product/saung-bambu-i-saung-kayu-kelapa-i-kolam-ikan-
hias-3675471/2018 (diakses Maret 25, 2018).
25
https://travel.kompas.com/read/2015/05/04/090600227/Menyambangi.Masjid.Kayu.di.Desa.
Tuatunu/2018 (diakses Maret 25, 2018).
https://www.google.co.id/search?q=konsep+bangunan+tradisional+modern&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved/2018 (diakses Maret 25, 2018).
http://muse-enterprise.blogspot.co.id/2012/04/panduan-pondasi-batu-kali-serta.html/2018
(diakses Maret 25, 2018).
https://riska-kade.blogspot.com/2016/07/struktur-konstruksi-dan-sistem-bangunan.html/2018
(diakses Maret 25, 2018).
http://galvalum-di-malang.blogspot.com/2016/06/bagian-bagian-kuda-kuda-galvalum-
baja.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).
http://www.gambarrumahminimalis.org/2014/10/genteng-plentong-kodok-morando-
tanahliat.html/2018 (diakses Maret 25, 2018).
http://tgb-smkn1sidoarjo.blogspot.co.id/2014/05/konstruksi-atap.html/2018 (diakses Maret
25, 2018).