pengembangan bahan ajar ipa terpadu …lib.unnes.ac.id/19420/1/4001409045.pdf · siswa kelas viii e...
TRANSCRIPT
i
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA TERPADU
MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN
KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
oleh
Azmi Izati
4001409045
PRODI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu melalui Lesson Study pada Materi
Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan” disusun berdasarkan hasil penelitian
saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan
tinggi manapun.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis diberikan izin dan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan ajar IPA Terpadu
melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan
kemudahan administrasi untuk melaksanakan penelitian.
2. Ketua Prodi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan segala fasilitas dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dra. Sri Mantini Rahayu, M.Si., selaku dosen pembimbing utama yang
dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Niken Subekti, M.Si., selaku dosen pembimbing pendamping yang dengan
sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Parmin, M.Pd., selaku penguji utama yang telah memberikan saran dan
masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah SMP N 3 Muntilan yang telah mengijinkan penulis
melaksanakan penelitian.
7. Sarjono, S.Pd., selaku guru Biologi SMPN 3 Muntilan yang telah membantu
dalam pelaksanaan penelitian.
8. Bapak Bisri, selaku pegawai TU Prodi Pendidikan IPA yang telah membantu
dalam hal administrasi.
9. Bapak Sokhirun dan Ibu Mustanginah tercinta dengan seluruh
pengorbanannya yang selalu memberikan dorongan, dukungan serta do’a
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Kakakku Saiful, Nida dan Adik Arif tersayang yang senantiasa memberikan
kasih sayang kepada penulis.
v
11. Sahabat-sahabatku mahasiswa Pendidikan IPA rombel 2 angkatan 2009 dan
teman-teman kost Trihidayati 3 yang telah membantu, mengingatkan dan
memberikan semangat.
12. Siswa kelas VIII E dan VIII G SMP N 3 Muntilan tahun ajaran 2012/2013
yang membantu selama proses penelitian.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta
menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait. Amin.
Semarang, Agustus 2013
Penulis
Azmi Izati
vi
ABSTRAK
Izati, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Melalui Lesson Study
pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan. Skripsi, Program Studi
Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Utama Dra. Sri Mantini Rahayu, M.Si dan
Pembimbing Pendamping Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si
Kata Kunci: Bahan Ajar, IPA Terpadu, Lesson study.
Penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPA di SMP N 3 Muntilan diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA
belum diberikan secara terpadu. Kompetensi Dasar (KD) IPA belum
diintegrasikan sehingga belum ada bahan ajar IPA yang terpadu yang dapat
digunakan selama proses pembelajaran. Pembuatan bahan ajar diawali dengan
pengintegrasian Kompetensi Dasar dari beberapa kajian IPA. Proses pengkajian
pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan lesson study yang bertujuan untuk
mengembangkan profesi guru dan mengatasi kegagalan siswa dalam belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu melalui
lesson study pada materi bahan kimia tambahan untuk makanan dan mengetahui
pencapaian hasil belajar siswa yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development
untuk menghasilkan bahan ajar IPA terpadu dan menguji keefektifannya. Pada
tahap awal penelitian, bahan ajar yang digunakan untuk penelitian divalidasi oleh
validator bahan ajar. Proses selanjutnya adalah penerapan bahan ajar dalam
proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar IPA
terpadu sangat layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan
bahan ajar IPA terpadu berpengaruh terhadap nilai siswa sehingga 86% nilai
siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal. Simpulan dari penelitian ini adalah
bahan ajar IPA terpadu termasuk dalam kategori sangat layak untuk digunakan
sebagai sumber belajar siswa SMP N 3 Muntilan, sehingga siswa mampu
mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal.
vii
ABSTRACT
Izati, A. The Development of Integrated Science Teaching Material through the
Implementation of Lesson Study in the Learning Material of Food Artificial
Chemical Substances. Thesis, Science Education Study Program, Faculty of
Mathematics and Natural Sciences. Semarang State University. The advisors: Dra.
Sri Mantini Rahayu, M.Si. and Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si.
Keywords: Integrated Science, Learning Material, Lesson Study
The preliminary study in SMPN 3 Muntilan showed that the integrated science
learning has not been applied in that school. The basic competence of science
learning was not integrated, and there was no teaching material which could be
used on the learning process. The first step of the preparation of the teaching
material was the integration of basic competence of science learning by
implementing the lesson study which was aimed to develop the teachers’
profession to overcome the students’ failure in learning the food artificial
chemical substances. The research design was research and development. Three
important steps of the process were the validation of the teaching material,
followed by the application of the materials on the learning process. The research
showed that the teaching material was appropriate and therefore it could be used
on the learning process. The use of the teaching material had affected the
students’ average score, in that 86% of the students reached the minimum mastery
criteria. It was concluded that the teaching material was appropriate and could
support the students to reach the minimum mastery criteria.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ........................................................................................................... iv
Abstrak ....................................................................................................................... vi
Abstrack ..................................................................................................................... vii
Daftar Isi..................................................................................................................... viii
Daftar Tabel ............................................................................................................... x
Daftar Gambar ............................................................................................................ xi
Daftar Lampiran ......................................................................................................... xii
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................ 2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 4
2.1.1 Bahan Ajar ............................................................................................. 4
2.1.2 Pembelajaran IPA Terpadu ................................................................... 5
2.1.3 Lesson Study dalam Pembelajaran IPA ................................................. 6
2.2 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................................... 8
3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu, Tempat Penelitian dan Materi Pembelajaran ...................................... 9
3.2 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 9
3.3 Prosedur Penelitian .......................................................................................... 11
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 12
3.4.1 Metode Dokumentasi ............................................................................ 12
3.4.2 Metode Tes ............................................................................................ 12
3.4.3 Metode Angket ...................................................................................... 12
ix
3.5 Intrumen Penelitian ......................................................................................... 12
3.5.1 Analisis Bahan Ajar .............................................................................. 12
3.5.2 Analisis Lesson study ............................................................................ 14
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................ 15
4.1.1 Validasi Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Materi Bahan Kimia
Tambahan untuk Makanan .................................................................. 15
4.1.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson Study ........................ 17
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 19
4.2.1 Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu ..................................................... 20
4.2.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson Study ........................ 27
5. PENUTUP
5.1 Simpulan .......................................................................................................... 31
5.2 Saran ................................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 32
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Klasifikasi Isi Bahan Ajar ................................................................................... 4
2. Model Pembelajaran IPA Terpadu ...................................................................... 5
3. Hasil Uji Kalayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Isi ........................... 15
4. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Penyajian ............... 15
5. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Kebahasaan ............ 16
6. Hasil Tanggapan Guru IPA Terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu........................ 16
7. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar IPA
Terpadu ............................................................................................................... 17
8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 18
9. Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Lesson Study........................................ 18
10. Hasil Angket Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Lesson Study ..................... 18
11. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Terhadap Siswa pada Pembelajaran
Lesson Study ......................................................................................................... 19
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Daur Kaji Pembelajaran Lesson Study..............................................................6
2. Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................................. 8
3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development .................. 10
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran .......................................................................................... 35
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)......................................................... 42
3. Hasil Uji Kelayakan Isi terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui
Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan ................. 50
4. Hasil Uji Kelayakan Penyajian terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui
Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan ................. 55
5. Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu melalui
Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan ................. 60
6. Format Kisi-Kisi Soal ......................................................................................... 66
7. Soal Ulangan Harian ........................................................................................... 68
8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Uji Skala Kecil Kelas VIII E
SMP N 3 Muntilan .............................................................................................. 75
9. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Uji Skala Kecil Terhadap Bahan Ajar IPA
Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan untuk
Makanan Kelas VIII E SMP N 3 Muntilan .................................................... 78
10. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Uji Skala Besar Kelas VIII G
SMP N 3 Muntilan .............................................................................................. 81
11. Rekapitulasi Tanggapan Siswa Uji Skala Besar Terhadap Bahan Ajar IPA
Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan
untuk Makanan SMP N 3 Muntilan .................................................................... 85
12. Rekapitulasi Tanggapan Guru IPA Terhadap Bahan Ajar IPA
Terpadu melalui Lesson Study pada Materi Bahan Kimia Tambahan
untuk Makanan .................................................................................................... 88
13. Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru dalam Persiapan Pembelajaran
Lesson Study ........................................................................................................ 91
14. Rekapitulasi Angket Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran
Lesson study ........................................................................................................ 94
15. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa pada Pembelajaran
Lesson Study Kelas VIII G SMP N 3 Muntilan .................................................. 97
16. Bahan Ajar IPA Terpadu Materi Bahan Kimia Tambahan untuk
Makanan .............................................................................................................. 103
17. Dokumentasi Penelitian ...................................................................................... 104
18. Surat Ijin penelitian dari FMIPA UNNES .......................................................... 106
19. Surat Ijin Penelitian dari SMP N 3 Muntilan ...................................................... 107
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Tsanawiyah sampai dengan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Model pembelajaran ini pada hakikatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Trianto, 2007). Substansi
pelajaran IPA pada SMP/MTs merupakan IPA terpadu. IPA sebagai mata
pelajaran hendaknya diajarkan secara utuh atau terpadu, tidak dipisah-pisahkan
antara Biologi, Fisika, Kimia serta Bumi dan Semesta. Hal yang demikian itu
dimaksudkan agar siswa dapat mengenal kebulatan IPA sebagai ilmu (Listyawati,
2012).
Penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPA di SMP N 3 Muntilan diperoleh hasil bahwa pembelajaran IPA
belum diberikan secara terpadu. Proses pembelajaran yang berlangsung masih
terpisah antara Fisika, Biologi, Kimia, Bumi dan Semesta. Fenomena ini terjadi
karena belum adanya pengintegrasian Kompetensi Dasar IPA di SMP sehingga
belum ada bahan ajar IPA yang terpadu yang dapat digunakan. Bahan ajar
memiliki peran yang penting dalam pembelajaran terpadu. Bahan ajar merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran (Majid, 2012).
Pembuatan bahan ajar IPA terpadu diawali dengan pengintegrasian
Kompetensi Dasar dari beberapa kajian IPA. Tujuan pengkajian adalah
mengetahui keefektifan bahan ajar yang telah dibuat. Proses pengkajian
pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan lesson study, yang merupakan
model profesi pendidik secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-
prinsip kolegalitas, dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Model pengkajian pembelajaran IPA melalui lesson study dilaksanakan dalam tiga
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi (Roback, 2006).
2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dikembangkan bahan ajar
IPA terpadu melalui lesson study yang sesuai dengan kriteria standar kelayakan
buku teks dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang mampu
membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang perlu mendapat
pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana kelayakan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan
untuk makanan yang dikembangkan melalui lesson study sehingga dapat
digunakan sebagai sumber belajar siswa ?
b. Apakah bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan
mampu membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengembangkan bahan ajar IPA terpadu melalui lesson study pada
materi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sesuai dengan kriteria
standar kelayakan buku teks.
b. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa yang sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi siswa
a. Siswa lebih mudah memahami pelajaran IPA terpadu secara utuh.
b. Siswa memperoleh referensi tambahan yang dapat digunakan sebagai
sumber belajar.
1.4.2 Manfaat bagi guru
a. Guru memperoleh pengalaman cara-cara mengintegrasikan Kompetensi
Dasar sehingga terbentuk bahan ajar IPA terpadu yang mampu
meringkas materi yang terpisah-pisah antara Biologi, Kimia, Fisika
maupun Bumi dan Semesta.
3
b. Guru memperoleh pengalaman cara pembuatan acuan serta pembuatan
inovasi terbaru lesson study selama diskusi kelompok yang dibentuk
dalam tahapan lesson study.
1.4.3 Manfaat bagi sekolah
Sekolah memiliki bahan ajar baru yang dapat digunakan siswa untuk
belajar secara mandiri.
1.4.4 Manfaat bagi penulis
Penulis memperolah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan
penelitian dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan
khususnya tentang konsep IPA terpadu.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Bahan Ajar
Sungkono (2009) menyatakan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan atau
materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis artinya disusun
secara urut sehingga memudahkan siswa belajar. Bahan ajar juga bersifat unik
dan spesifik yang terdiri dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai Standar Kompetensi yang telah
ditentukan. Majid (2009) menyatakan bahwa bahan ajar mampu membantu siswa
untuk dapat mempelajari suatu kompetensi atau Kompetensi Dasar secara runtun
dan sistematis sehingga mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu.
Sholahuddin (2011) menyatakan bahwa bahan ajar digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas, baik berupa bahan tertulis seperti hand out, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, wallchart, maupun bahan tidak tertulis seperti video/film,VCD,
radio, kaset, CD audio, foto, gambar, CD interaktif berbasis computer dan
internet. Depdiknas (2004) mengklasifikasikan isi bahan ajar meliputi fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dijelaskan pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Klasifikasi Isi Bahan Ajar
No Jenis Pengertian
1. Fakta Mudah dilihat, menyebutkan nama, jumlah dan bagian-
bagiannya.
2. Konsep Definisi, identifikasi, klasifikasi dan ciri-ciri khusus.
3. Prinsip Penerapan dalil, hukum, rumus, (diawali dengan jika...,
maka ...).
4. Prosedur Bagan arus atau bagan alur, langkah-langkah secara urut.
(Sumber : Sholahuddin, 2011)
5
2.1.2 Pembelajaran IPA Terpadu
Trianto (2007) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis,
tersusun secara teratur dan berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006), menyatakan bahwa IPA terpadu
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan
IPA terpadu perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara
kelestarian lingkungan.
Nuroso et al. (2010) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan
berdasarkan pola pengintegrasi materi atau tema. Berdasarkan pola tersebut,
terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang sering digunakan, yaitu :
Tabel 2. Model Pembelajaran IPA Terpadu
Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan
Model
keterhubungan
(connected)
Pembelajaran yang
dilakukan dengan
mengaitkan satu
pokok bahasan
dengan pokok
bahasan, satu konsep
dengan konsep yang
lainnya.
Siswa mempunyai
gambaran yang lebih
komprehensif dari
beberapa aspek
tertentu mereka
pelajari secara
mendalam.
Bidang studi masih
terpisah dan nampak
tidak ada hubungan
meskipun hubungan-
hubungan itu telah
disusun secara
terperinci.
Model jaring
laba-laba
(webbeb)
Pembelajaran terpadu
yang dimulai dengan
menentukan tema atau
materi.
Penyeleksian tema
sesuai dengan minat
siswa sehingga
mampu memotivasi
siswa.
Sulit menemukan
tema
Model
keterpaduan
(integrated)
Dimulai dengan
identifikasi konsep,
ketrampilan, sikap
yang overlap pada
beberapa disiplin ilmu
.Tema berfungsi
sebagai konteks
pembelajaran.
Hubungan antar
bidang studi jelas
terlihat melalui
kegiatan belajar
Tipe ini memerlukan
tim antar bidang
studi, baik dalam
perencanaan maupun
dalam pelaksanaan.
(Sumber : Nuroso et al., 2010)
6
2.1.3 Lesson Study dalam Pembelajaran IPA
Lewis (2002) menyatakan lesson study merupakan terjemahan dari bahasa
Jepang, yaitu jugyou yang berarti pengajaran/pembelajan dan kenkyuu yang
berarti penelitian/kajian. Lesson study/jugyou kenkyuu adalah sebuah pendekatan
untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Lesson study
adalah sebuah proses pengembangan kompetensi keprofesionalan guru secara
sistematis yang bertujuan untuk menjadikan proses pembelajaran lebih baik dan
efektif.
Amri et al. (2010) menyatakan bahwa Lesson study bukan suatu metode
atau strategi pembelajaran melainkan kegiatan yang dapat menerapkan berbagai
metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan
permasalahan yang dihadapi guru. Prihantoro (2011) menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis lesson study di Indonesia merupakan suatu cara
peningkatan mutu pendidikan lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas
tiga tahap pokok, yaitu :
a. Perencanaan (Plan)
Parmin et al. (2009) menyatakan bahwa tujuan kegiatan perencanaan
adalah merancang suatu proses pembelajaran IPA yang dapat dibelajarkan oleh
guru untuk siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berpusat pada siswa.
Kegiatan awal dari tahap perencanaan adalah merancang pembuatan bahan ajar
IPA terpadu dan penyusunan lembar observasi lesson study yang berhubungan
dengan proses pembelajaran dan tingkah laku siswa selama proses belajar-
mengajar. Pembuatan bahan ajar IPA terpadu diawali dengan pengintegrasian
a. Perencanaan (Plan)
b. Pelaksanaan (Do) c. Refleksi (See)
Gambar 1. Daur Kaji Pembelajaran Lesson Study
(sumber : Prihantoro, 2011)
7
Kompetensi Dasar bidang kajian IPA yang saling berhubungan. Hasil
pengintegrasian Kompetensi Dasar tersebut, ditentukan tema atau materi yang
tepat untuk judul bahan ajar IPA terpadu tersebut.
b. Pelaksanaan (Do)
Prihantoro (2011) menyatakan bahwa tahapan pelaksanaan merupakan
penerapan rancangan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Salah seorang
guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan pembelajaran yang disusun,
sedangkan guru lain berperan sebagai observer. Observer bertugas mengamati
kondisi yang terjadi selama pembelajaran, antara lain bagaimana sikap dan
penerimaan yang ditunjukkan siswa dalam pembelajaran. Hasil pengamatan yang
dilakukan observer, selanjutnya akan dibahas dalam tahapan refleksi (See).
c. Refleksi (See)
Tahap refleksi, guru model dan observer mengadakan diskusi tentang
pembelajaran yang baru saja dilakukan. Observer menyampaikan hasil
pengamatan selama proses pembelajaran yang telah berlangsung, terutama
menyangkut kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Hal yang penting dari
tahapan ini adalah mempertimbangkan kembali rencana pembelajaran yang telah
berlangsung untuk diperbaiki sehingga dapat digunakan pada pembelajaran
berikutnya (Amri et al. 2010).
Manfaat yang dapat diperoleh selama kegiatan lesson study, meliputi
peningkatan pengetahuan guru tentang materi ajar, penguatan hubungan antara
pelaksanaan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran jangka panjang, dan
peningkatan motivasi guru untuk senantiasa berkembang (Parmin et al. 2013).
8
2.2 Kerangka Berpikir Penelitian
a. Proses pembelajaran belum terpusat pada siswa.
b. Kurangnya ketepatan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
c. Hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal.
Perlu dikembangkannya bahan ajar IPA dengan menterpadukan tiga kajian IPA,
yaitu :
a. Fisika : materi energi
b. Biologi : makanan dan kandungannya.
c. Kimia : bahan kimia buatan dan alami pada makanan
Bahan ajar IPA terpadu diterapkan melalui pembelajaran lesson study pada
materi bahan kimia tambahan untuk makanan.
Bahan ajar IPA Terpadu melalui lesson study mampu membantu
siswa untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian
9
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu, Tempat Penelitian dan Materi Pembelajaran
Penelitian dilaksanakan di SMP N 3 Muntilan. Uji skala kecil
menggunakan delapan siswa kelas VIII E dan seluruh siswa kelas VIII G sebagai
uji skala besar. Materi yang akan digunakan adalah bahan kimia tambahan untuk
makanan.
3.2 Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan adalah Research and Development
(R&D). Sugiyono (2009) menyatakan Research and Development merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk-produk yang
digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah
menghasilkan produk yang berupa bahan ajar IPA terpadu dan menguji
keefektifan produk tersebut.
Terdapat dua batasan pada metode penelitian ini, yaitu Research yang
berarti penelitian. Tahapan ini dimulai dari pengumpulan data yang berupa angket
kelayakan bahan ajar, angket respon guru dan siswa mengenai bahan ajar. Hasil
data dari pengumpulan angket tersebut dapat menunjukkan tingkat kelayakan
bahan ajar. Batasan yang kedua adalah Development, berarti proses
pengembangan bahan ajar IPA terpadu diawali dengan analisis Kompetensi Dasar
yang saling berhubungan antar bidang kajian IPA. Kompetensi Dasar yang saling
berhubungan, akan diintegrasikan sehingga membentuk sebuah tema atau materi.
Berdasarkan tema atau materi tersebut, dapat disusun bahan ajar IPA terpadu.
Sugiyono (2009), Research and Development memiliki sepuluh tahapan
dalam penelitian. Pada rancangan penelitian terdapat modifikasi langkah-langkah
penelitian tanpa mengurangi validitas proses. Langkah tersebut ditunjukkan pada
Gambar 3 sebagai berikut :
10
Gambar 3. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development
(Sumber: Sugiyono, 2009)
1. Penelitian dan pengumpulan data.
Pengumpulan berbagai informasi mengenai buku IPA yang digunakan selama
proses pembelajaran.
2. Perencanaan.
Penentuan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar yang akan diintegrasikan
serta pembuatan draf bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan
untuk makanan.
3. Pengembangan produk.
Pembuatan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk
makanan.
4. Validasi produk tahap I.
Hasil dari pengembangan produk, selanjutnya akan divalidasi menggunakan
acuan penskoran Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Validator
yang bertugas adalah dosen ahli pangan yang menilai komponen isi bahan
ajar, guru IPA SMP N 2 Pekalongan menilai komponen penyajian, dan dosen
ahli kebahasaan yang akan menilai komponen kebahasaan.
Penelitian dan
pengumpulan data Perencanaan
Pengembangan
produk
Revisi produk tahap
II
Revisi produk
tahap I
Validasi produk
tahap I
Uji coba skala
kecil
Uji coba skala
besar
Revisi produk
tahap III
Produksi massal
Validasi produk
tahap II
11
5. Revisi produk tahap I.
Perbaikan produk yang telah divalidasi oleh validator.
6. Validasi produk tahap II.
Penilaian produk yang telah melalui tahap revisi I. Validator yang bertugas
adalah guru IPA SMP N 3 Muntilan yang akan menilai komponen isi, guru
IPA SMP N 13 Pekalongan akan menilai komponen penyajian dan guru IPA
SMP N 3 Muntilan menilai komponen kebahasaan.
7. Revisi produk tahap II.
Pengkajian kekurangan dari hasil validasi tahap II.
8. Uji coba skala kecil.
Uji coba dilakukan dengan menyerahkan bahan ajar IPA terpadu kepada
delapan siswa kelas VIII E kemudian dilakukan kegiatan pembelajaran.
Siswa dipilih secara acak berdasarkan prestasi belajar yang diperoleh selama
ini.
9. Revisi produk tahap III.
Penyerahan hasil uji skala kecil untuk di evaluasi menggunakan instrumen
penilaian. Validator disini adalah guru IPA SMP N 3 Muntilan.
10. Uji coba skala besar.
Produk yang telah direvisi, selanjutnya diterapkan dalam uji coba skala besar.
Uji coba ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII G.
11. Produksi massal.
Produk yang telah dinyatakan layak dan efektif, maka akan diproduksi secara
massal.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian, mencangkup :
1. Observasi di SMP N 3 Muntilan.
2. Penentukan subjek penelitian.
3. Pembuatan instrumen penilaian bahan ajar.
4. Pengembangan bahan ajar.
5. Pembuatan instrumen penilaian lesson study.
6. Penerapan bahan ajar IPA terpadu melaui lesson study.
12
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi, untuk memperoleh informasi siswa dari bermacam-
macam sumber tertulis atau dokumen yang ada di sekolah. Informasi tersebut
dapat berupa nama siswa maupun nilai hasil ulangan.
3.4.2 Metode Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Suharsimi, 2002). Metode
ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa SMP N 3 Muntilan.
3.4.3 Metode Angket
Angket yang telah dibuat meliputi angket tanggapan guru dan siswa
terhadap bahan ajar IPA terpadu, lembar observasi kinerja guru dalam lesson
study, angket guru dan siswa selama pembelajaran lesson study. Hasil nilai dari
angket-angket tersebut, akan menunjukkan kelayakan bahan ajar serta persentase
lesson study yang telah diterapkan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, instrumen penilaian kelayakan bahan ajar IPA terpadu, angket
tanggapan guru dan siswa tentang bahan ajar IPA terpadu, lembar observasi
kinerja guru dalam pembelajaran lesson study, angket siswa pada pembelajaran
lesson study, dan angket guru terhadap pembelajaran lesson study. Instrumen dan
angket yang digunakan telah divalidasi oleh validator sehingga layak untuk
digunakan.
3.5.1 Analisis Bahan Ajar
a. Instrumen kelayakan bahan ajar
Hasil uji kelayakan bahan ajar dihitung dalam tabulasi data dengan cara
memasukkan jawaban sesuai skornya, kemudian dikuantifikasikan mencari
persentase aspek (N) dengan rumus sebagai berikut:
13
Keterangan:
N : Σ persentase aspek
k : ∑ nilai dari aspek
Nk : ∑ nilai yang harus di capai
Berdasarkan rumus di atas, kriteria yang diperoleh untuk diterapkan dalam
bahan ajar adalah :
Sangat layak : 83,5% - 100%
Layak : 64% - 83%
Cukup layak : 44,5% - 63%
Tidak layak : 25% - 44%
b. Angket tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar.
Hasil angket tanggapan guru dan siswa dihitung dalam tabulasi data
kemudian jawaban dimasukkan sesuai skornya yaitu sangat setuju (SS) skor 4,
setuju (S) skor 3, tidak setuju (TS) skor 2 dan sangat tidak setuju (STS) skor 1.
Hasil total dari masing-masing aspek kemudian dikuantifikasikan mencari
persentase aspek (N) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P% : Persentase skor
n : Total skor
Nk : Total skor yang harus dicapai
Kriteria yang diperoleh untuk diterapkan dalam bahan ajar adalah :
Skor ≤ 30% : tidak baik
Skor 31% - 60% : cukup baik
Skor 61% - 80% : baik
Skor ≥ 81% : sangat baik
3.5.2 Analisis Lesson Study
a. Observasi kinerja guru dan angket guru dalam pembelajaran lesson study
Hasil uji lesson study dihitung dalam tabulasi data dengan cara
memasukkan jawaban sesuai skornya, kemudian dikuantifikasikan mencari
persentase seluruh aspek dengan rumus sebagai berikut:
14
Keterangan :
P% : Persentase skor
n : Total skor
Nk : Total skor yang harus dicapai
Persentase dari rumus tersebut menunjukkan kenaikan/penurunan
persentase proses pembelajaran dari pertemuan pertama ke pertemuan berikutnya.
b. Angket siswa pada pelaksanaan pembelajaran lesson study
Instrumen ini merupakan item terbuka karena observer diberikan
kesempatan yang luas untuk menjawab pernyaan yang disediakan secara jelas dan
singkat pada kolom uraian yang disediakan.
15
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Validasi Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Materi Bahan Kimia
Tambahan untuk Makanan
a. Validasi kelayakan bahan ajar IPA terpadu oleh validator komponen isi,
penyajian dan kebahasaan
Hasil uji kelayakan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan
untuk makanan terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen isi, komponen
penyajian, dan komponen kebahasaan. Hasil penilaian validator pada komponen
isi tersaji dalam Tabel 3, sementara itu data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Tabel 3. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Isi
No. Pakar Kriteria Kelayakan
Validasi tahap I Validasi tahap II
1. Validator I 87,5% (Sangat layak) -
2. Validator II - 95,8% (Sangat layak)
Tabel 3 menunjukkan kelayakan komponen isi yang dinilai oleh dosen
pengampu mata kuliah bahan pangan dan guru IPA SMP N 3 Muntilan termasuk
dalam kategori sangat layak. Hasil penilaian validator pada komponen penyajian
tersaji dalam Tabel 4 dan data selengkapnya pada Lampiran 4.
Tabel 4. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Penyajian
No. Pakar Kriteria Kelayakan
Validasi tahap I Validasi tahap II
1. Validator I 89,1 % (Sangat layak) -
2. Validator II - 98,4% (Sangat layak)
Penilaian komponen penyajian dilakukan oleh dua guru IPA, yaitu guru
IPA SMP N 2 Pekalongan dan guru IPA SMP N 13 Pekalongan yang
menunjukkan kriteria sangat layak untuk komponen penyajian bahan ajar IPA
terpadu. Penilaian yang ketiga adalah komponen kebahasaan yang tersaji dalam
Tabel 5 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
16
Tabel 5. Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu Komponen Kebahasaan
No. Pakar Kriteria Kelayakan
Validasi tahap I Validasi tahap II
1. Validator I 78,3% (Layak) -
2. Validator II - 90% (Sangat layak)
Validasi tahap I dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah bahasa
Inggris IPA dengan perolehan kriteria layak, sedangkan validasi tahap II
dilakukan oleh guru IPA SMP N 3 Muntilan dengan kriteria sangat layak untuk
komponen kebahasaan terhadap bahan ajar IPA terpadu. Hasil rekapitulasi
validasi bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu materi bahan
kimia tambahan untuk makanan termasuk dalam kategori sangat layak.
b. Tanggapan Guru IPA terhadap Bahan Ajar IPA Tepadu
Angket tanggapan guru diisi oleh dua validator yaitu, guru IPA SMP N 3
Muntilan. Hasil tanggapan guru IPA terhadap bahan ajar IPA terpadu tersaji
dalam Tabel 6 dan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
Tabel 6. Hasil Tanggapan Guru IPA terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu
No
. Pakar Kriteria Kelayakan
1. Penilai bahan ajar IPA terpadu 90% (Sangat layak)
2. Penilai bahan ajar IPA terpadu 92,5% (Sangat layak)
Hasil tanggapan guru IPA terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan
kimia tambahan untuk makanan menunjukkan bahwa bahan ajar sangat layak
untuk digunakan dalam proses belajar mengajar.
c. Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu
Rekapitulasi tanggapan siswa merupakan hasil penilaian siswa pada uji
skala kecil dan uji skala besar terhadap bahan ajar IPA terpadu. Rekapitulasi
tersebut tersaji pada Tabel 7, sementara itu data selengkapnya pada Lampiran 9
untuk uji skala kecil dan Lampiran 11 untuk uji skala besar.
17
Tabel 7. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Bahan Ajar IPA Terpadu
No. Pernyataan Kriteria Kelayakan
Uji skala kecil Uji skala besar
1. Bahan ajar IPA Terpadu menarik
untuk dipelajari. 94% (Sangat baik) 91% (Sangat baik)
2. Gambar-gambar yang terdapat
dalam bahan ajar IPA Terpadu
mudah untuk dipahami.
81% (Sangat baik) 84% (Sangat baik)
3. Informasi tambahan yang terdapat
dalam bahan ajar IPA Terpadu
mampu menambah wawasan.
84% (Sangat baik) 86% (Sangat baik)
4. Materi yang terdapat dalam bahan
ajar IPA Terpadu mudah untuk
dipahami.
84% (Sangat baik) 84% (Sangat baik)
5. Istilah-istilah dalam bahan ajar IPA
Terpadu mudah dipahami. 81% (Sangat baik) 80% (Baik)
6. Bahasa dalam bahan ajar IPA
Terpadu mudah dipahami. 84% (Sangat baik) 80% (Baik)
7. Materi bahan kimia buatan untuk
makanan pada bahan ajar IPA
Terpadu dapat meningkatkan
kesadaran untuk menjaga
kesehatan.
81% (Sangat baik) 91% (Sangat baik)
8. Bahan ajar IPA Terpadu mampu
meningkatkan minat belajar. 78% (Baik) 84% (Sangat baik)
9. Bahan ajar IPA Terpadu mampu
meningkatkan hasil belajar IPA. 72% (Baik) 88% (Sangat baik)
10. Bahan ajar IPA Terpadu sangat
bermanfaat untuk menambah
wawasan.
75% (Baik) 92% (Sangat baik)
Rerata 82% (sangat baik) 86% (Sangat baik)
4.1.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson study
a. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa terbagi menjadi dua, yaitu nilai tes dan nilai praktikum.
Tabel 8 menunjukkan rekapitulasi hasil belajar siswa, sementara itu data
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 untuk uji skala kecil dan Lampiran
10 untuk uji skala besar.
18
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
No. Data kelas Uji skala
kecil
Uji skala
besar
1. Jumlah siswa 8 29
2. Rerata nilai tes 81 85
3. Rerata nilai praktikum 92 97
4. Jumlah nilai tes yang mencapai KKM 7 25
5. Target nilai praktikum yang mencapai KKM 8 29
b. Hasil pembelajaran lesson study
1) Kinerja guru dan angket guru dalam pembelajaran lesson study
Penilaian kinerja guru dalam pembelajaran lesson study meliputi beberapa
aspek, yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, sedangkan penilaian angket
guru meliputi proses pembelajaran yang tidak mengacu pada kegiatan
pembelajaran yang tercantum di dalam RPP. Masing-masing penilaian dilakukan
oleh observer. Tabel 9 menunjukkan persentase penilaian kinerja guru dengan
data selengkapnya terdapat pada Lampiran 13, sedangkan Tabel 10 menunjukkan
persentase penilaian angket guru dengan data selengkapnya terdapat pada
Lampiran 14.
Tabel 9. Hasil Kinerja Guru dalam Pembelajaran Lesson Study
N
o. Pertemuan % Kinerja Guru
1. Pertemuan 1 pembelajaran lesson study 75%
2. Pertemuan 2 pembelajaran lesson study 91%
Hasil rekapitulasi kinerja guru menunjukkan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru model mengalami kenaikan persentase pada pertemuan
berikutnya. Penilaian berikutnya adalah angket guru dalam pembelajaran lesson
study.
Tabel 10. Hasil Angket Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran Lesson Study
No. Pertemuan % Kinerja Guru
1. Pertemuan 1 pembelajaran lesson study 86%
2. Pertemuan 2 pembelajaran lesson study 89%
19
2) Angket siswa pada pelaksanaan pembelajaran lesson study
Hasil pengamatan yang dilakukan observer pada pertemuan I dan
pertemuan II terdapat pada Tabel 11, sementara itu data selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 11. Hasil Rekapitulasi Pengamatan Terhadap Siswa Pada Pembelajaran
Lesson Study
No. Pernyataan
% Kegiatan siswa
Pertemuan
1 2
1. Siswa selalu membawa bahan ajar IPA Terpadu. 90% 100%
2. Siswa yang aktif bertanya dalam proses pembelajaran. 59% 83%
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 59% 72%
4. Siswa merespon pertanyaan guru. 55% 90%
5. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. 86% 100%
4.2 Pembahasan
Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini adalah bahan ajar IPA
terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan. Materi di dalam bahan ajar
merupakan hasil keterpaduan tiga kajian IPA, yaitu Fisika dengan materi energi,
Biologi dengan materi makanan dan kandungannya, dan Kimia dengan materi
bahan kimia buatan dan alami pada makanan. Bahan ajar yang dikembangkan
sudah melalui proses validasi, yaitu validasi tahap I dan validasi tahap II.
Validasi tersebut dilakukan oleh enam validator yang menilai komponen isi,
komponen penyajian dan komponen kebahasaan.
Hasil validasi yang dilakukan oleh validator bahan ajar menunjukkan
bahwa bahan ajar IPA terpadu sangat layak untuk digunakan sebagai sumber
belajar siswa SMP N 3 Muntilan. Bahan ajar yang termasuk dalam kategori
sangat layak, kemudian diterapkan pada proses pembelajaran lesson study. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar IPA terpadu melalui
lesson study mampu meningkatkan hasil belajar siswa serta kualitas pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil penelitian
yang dilakukan di SMP N 3 Muntilan.
20
4.2.1 Kelayakan Bahan Ajar IPA Terpadu
Bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan
merupakan bahan ajar yang sudah melalui dua tahap penilaian, yaitu validasi
tahap I dan validasi tahap II. Proses penilaian ini sesuai dengan pernyataan
Sekarwinahyu et al. (2009) yaitu dalam proses pengembangan suatu produk, perlu
dilakukan penilaian evaluasi formatif. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui
kualitas suatu bahan ajar, sehingga hasil evaluasi akan memperlihatkan hasil yang
lebih baik.
Validasi tahap I dilakukan oleh validator komponen isi, komponen
penyajian dan komponen kebahasaan. Validator tahap I juga memberikan saran
mengenai bahan ajar. Saran yang diberikan oleh validator menjadi bahan
perbaikan penulis untuk memperbaiki bahan ajar menjadi lebih baik. Perbaikan
bahan ajar yang berdasarkan pada saran sesuai dengan pernyataan Sutardi (2010)
yaitu, saran yang diberikan oleh validator dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan perbaikan penulis untuk memperbaiki bahan ajar menjadi lebih
baik. Bahan ajar yang telah direvisi kemudian akan divalidasi kembali oleh
valiator II. Hasil penilaian validasi tahap II menunjukkan bahwa bahan ajar
mengalami kenaikan persentase kelayakan.
Hasil penilaian kelayakan bahan ajar menunjukkan bahwa bahan ajar IPA
terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan termasuk dalam kriteria
sangat layak. Deskripsi aspek dari kelayakan ini sesuai dengan kriteria kelayakan
bahan ajar berdasarkan instrumen kelayakan bahan ajar dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Berikut ini merupakan pembahasan mengenai
komponen kelayakan bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk
makanan.
a. Komponen isi bahan ajar IPA terpadu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu termasuk
dalam kategori sangat layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa.
Kategori tersebut berasal dari hasil penilaian validator, yaitu 87,5% pada validasi
tahap I dan 95,8% pada validasi tahap II (Tabel 3). Kenaikan persentase
dipengaruhi oleh adanya saran yang tertera pada penilaian kelayakan bahan ajar.
Validator I komponen isi menyarankan untuk menghapus kata-kata yang tidak
21
sesuai pada bahan ajar. Berdasarkan saran tersebut, maka penulis memperbaiki
kata-kata yang tertulis di dalam bahan ajar sehingga pada validasi tahap II terjadi
kenaikan skor pada aspek keluasan materi bahan kimia tambahan untuk makanan,
keakuratan konsep materi bahan kimia tambahan untuk makanan, keterkaitan
konsep dengan materi yang tercantum pada bahan ajar dan kesesuaian materi
dengan perkembangan ilmu IPA (Lampiran 3).
Penilaian terhadap aspek keluasan materi bahan kimia tambahan untuk
makanan mengalami kenaikan skor, yaitu skor tiga pada validasi tahap I dan skor
empat pada validasi tahap II. Keluasan materi bahan kimia tambahan untuk
makanan merupakan penggambaran seberapa banyak materi yang dimasukkan
kedalam materi pembelajaran. Kedalaman materi dapat diawali dengan
menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang tertera pada RPP
dan bahan ajar IPA terpadu. Standar Kompetensi tersebut adalah memahami
bahan kimia buatan untuk makanan yang kemudian akan dijabarkan pada
Kompetensi Dasar. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
kedalam materi yang tertulis pada bahan ajar sesuai dengan tata cara
pengembangan bahan ajar berdasarkan panduan pengembangan bahan ajar
Direktorat Pembinaan SMA (2010).
Keakuratan konsep bahan ajar mengalami kenaikan skor pada validasi
tahap I dengan skor tiga dan tahap II dengan skor empat. Instrumen kelayakan
bahan ajar dari BSNP menyatakan bahwa keakuratan konsep merupakan
penyajian materi yang tidak keluar dari konsep yang telah ditentukan. Pernyataan
ini sesuai dengan materi yang ada pada bahan ajar IPA terpadu yaitu hubungan
energi kimia dengan makanan yang sehat bagi tubuh. Materi ini menjelaskan
mengenai jenis-jenis energi, namun energi yang paling dekat dengan makanan
adalah energi kimia.
Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu IPA mengalami
perkenaikan skor, yaitu skor tiga pada validasi tahap I dan skor empat pada
validasi tahap II. Kesesuaian materi dengan perkembangan ilmu harus disajikan
secara up to date. Validator I menyatakan bahwa materi yang tercantum di dalam
bahan ajar kurang sesuai dengan perkembangan ilmu IPA yang sudah ada.
Berdasarkan saran tersebut, penulis melakukan perbaikan terhadap isi bahan ajar
22
dengan memperbaharui materi menggunakan jurnal dan buku-buku yang relevan.
Hasil validasi tahap II menunjukkan skor pada aspek kesesuaian materi dengan
perkembangan ilmu IPA mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dikarenakan
materi yang disajikan di dalam bahan ajar sudah sesuai dengan perkembangan
ilmu IPA. Perbaikan yang dilakukan oleh penulis untuk memperbaharui materi
sesuai dengan isi makalah dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (2011) mengenai pedoman penulisan bahan
ajar, yaitu untuk mengembangkan materi bahan ajar, diperlukan sumber bahan
atau referensi yang memadai, sehingga uraian materi menjadi lebih komprehensif,
mendalam dan sesuai dengan perkembangan ilmu IPA terkini.
Kelayakan isi suatu bahan ajar menunjukkan materi yang tercantum di
dalam bahan ajar harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan
(Tatminingsih et al. 2011). Pernyataan ini sesuai dengan isi bahan ajar IPA
terpadu yang dikembangkan berdasarkan buku IPA, buku ensiklopedia sebagai
buku tambahan dan jurnal-jurnal yang memperkuat isi dari bahan ajar tersebut.
Penilaian terhadap isi bahan ajar meliputi pemaparan materi yang luas, keakuratan
materi, kemutakhiran dan materi yang tertulis dalam bahan ajar mampu
menumbuhkan keingintahuan siswa. Isi suatu bahan ajar disajikan secara naratif
yang berfungsi untuk merangsang tumbuhnya pengalaman belajar siswa.
b. Komponen penyajian bahan ajar IPA terpadu
Hasil penilaian yang dilakukan oleh validator komponen penyajian
menunjukkan 89,1% bahan ajar termasuk dalam kategori sangat layak pada
validasi tahap I dan 98,4% dengan kategori sangat layak pada validasi tahap II
(Tabel 4). Hasil penilaian yang dilakukan oleh validator komponen penyajian
menunjukkan bahwa terjadi kenaikan skor pada aspek kelogisan penyajian materi
bahan kimia tambahan untuk makanan, keruntunan konsep IPA terpadu, materi
yang disampaikan berpusat pada siswa, materi yang dicantumkan mampu
melibatkan siswa secara langsung dan evaluasi (Lampiran 4).
Aspek pertama yang mengalami kenaikan skor adalah tingkat penyajian
materi bahan kimia tambahan untuk makanan. Skor tiga pada validasi tahap I dan
skor empat pada validasi tahap II. Kenaikan skor tersebut dipengaruhi oleh
adanya saran yang berikan oleh validator secara tertulis. Saran tersebut menjadi
23
bahan perbaikan penulis untuk mengubah bahan ajarnya menjadi lebih baik
sehingga mampu meningkatkan persentase kalayakan bahan ajar. Penulis
memperbaiki tatanan sajian materi menjadi lebih sistematis dan runtun. Hasil
perbaikan yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan pernyataan Martin (2012)
yaitu pola penyajian suatu bahan ajar akan dinilai baik apabila materi tersaji
secara konsisten, sistematis dan runtun, sehingga mampu membantu siswa dalam
memahami isi bahan ajar.
Konsep bahan ajar IPA terpadu yang disajikan secara urut memperoleh
skor tiga pada validasi tahap I dan empat pada validasi tahap II. Konsep yang
tertulis di dalam bahan ajar harus mudah dipahami oleh siswa, disajikan dengan
contoh-contoh dan ilustrasi yang tepat sehingga dapat memperjelas pemaparan
konsep. Natali et al. (2012) menyatakan bahwa keberadaan ilustrasi mampu
menerangkan informasi yang tertulis di dalam bahan ajar, sehingga siswa mampu
memahami materi secara mendalam. Ilustrasi yang tersaji di dalam bahan ajar
IPA terpadu berasal dari internet.
Materi yang tertulis di dalam bahan ajar tersaji dari materi yang mudah ke
materi yang sukar dan materi yang sederhana ke kompleks. Konsep yang
disajikan secara urut mampu mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada
materi pelajaran. Penyajian bahan ajar ini sesuai dengan pernyataan Saleh (2011)
yaitu penyajian isi bahan ajar disajikan sedemikian rupa sehingga jelas untuk
dipahami. Siswa memulai memahami materi yang telah diketahui kemudian
dikembangkan melalui cara siswa sendiri, yang akhirnya siswa dapat memahami
materi yang lebih kompleks.
Materi yang tertulis dibahan ajar IPA terpadu harus berpusat pada siswa,
berarti penyajian materi di dalam bahan ajar menempatkan siswa sebagai subjek
pembelajaran. Berpusat pada siswa juga dapat ditunjukkan dengan adanya tugas
yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan. Tugas tersebut berupa kegiatan
praktikum. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Amri et al. (2010) yaitu
kegiatan siswa yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain
adalah kegiatan kelompok yang dapat berupa kegiatan praktikum. Kegiatan ini
memberikan kesempatan kepada siswa yang telah menguasai mata pelajaran untuk
membantu masalah-masalah siswa lain. Keterlibatan siswa bersifat interaktif dan
24
partisipatif yang memotivasi siswa terlibat secara mental dan emosional dalam
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Perbedaan skor yang terakhir adalah aspek evaluasi, skor tiga pada validasi
tahap I dan skor empat pada validasi tahap II. Kenaikan skor dipengaruhi oleh
adanya saran yang diberikan oleh validator ketika menilai bahan ajar IPA terpadu
materi bahan kimia tambahan untuk makanan. Validator I memberikan saran
untuk menambahkan evalusi pada bahan ajar sehingga mampu menambah
wawasan dan meningkatkan keaktifan siswa. Berdasarkan saran tersebut, maka
penulis melakukan perbaikan terhadap bahan ajar. Perbaikan yang dilakukan
penulis adalah menambah evalusi berupa kegiatan pratikum. Perbaikan ini sesuai
dengan pernyataan Qomari (2008) yaitu evaluasi merupakan salah satu komponen
pokok yang selalu ada dalam pembelajaran dengan adanya evaluasi mampu
meningkatkan pemahaman siswa.
c. Kelayakan kebahasaan bahan ajar IPA terpadu
Penilaian terhadap komponen kebahasaan pada validasi tahap I dan tahap
II yang dilakukan oleh validator menunjukkan bahwa 78,3% bahan ajar termasuk
dalam kategori layak dan 90% pada validasi tahap II dengan kategori sangat layak
(Tabel 6). Kenaikan persentase dan kategori kelayakan ini dipengaruhi oleh
adanya saran dari validator. Validator I menyatakan bahwa struktur kalimat yang
digunakan pada bahan ajar belum sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan,
maka penulis melakukan perbaikan terhadap tata tulis yang digunakan di dalam
bahan ajar.
Penggunaan bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
sesuai dengan pernyataan Nugroho (2007) yaitu tulisan ilmiah harus ditulis
menggunakan bahasa yang formal, bahasa yang formal merupakan bahasa yang
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Penggunaan bahasa yang sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan mampu mewakili isi pesan yang disampaikan
oleh bahan ajar.
Perbaikan yang dilakukan oleh penulis menyebabkan beberapa aspek pada
instrumen kelayakan kebahasaan mengalami kenaikan skor. Aspek-aspek yang
mengalami kenaikan skor adalah pemahaman siswa terhadap pesan yang
disampaikan oleh bahan ajar, struktur kalimat yang digunakan di dalam bahan ajar
25
harus tepat, istilah-istilah yang digunakan harus baku, dan ketertautan kalimat
dalam satu alenia (Lampiran 5).
Aspek ketepatan bahasa pada bahan ajar IPA terpadu mengalami
peningkatan skor pada validasi tahap I dengan skor dua dan tahap II dengan skor
tiga. Ketepatan bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang ada
pada materi sudah mengacu pada kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan
benar, sehingga ketepatan ejaan yang tertulis pada bahan ajar juga mengalami
kenaikan nilai, yaitu skor dua pada validasi tahap I dan skor tiga pada validasi
tahap II. Ketepatan ejaan mengacu pada pedoman Ejaan Yang Disempurnakan,
contoh kata-kata sakarin pada bahan ajar ditulis dengan sakarin bukan sacarin.
Ketepatan ejaan yang digunakan di dalam bahan ajar sesuai dengan pernyataan
Rifai (2011) menyatakan bahwa penggunaan bahasa Indonesia telah dibakukan
seperangkat kemudahan untuk dimanfaatkan dalam penyusunan karya tulis yang
efektif.
d. Angket tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar IPA terpadu
Penilaian terhadap bahan ajar juga dilakukan oleh guru dan siswa.
Penilaian tersebut berupa pengisian checklist pada kolom skor. Berikut ini adalah
penjabaran isi angket guru dan siswa.
1) Angket guru
Hasil pengisian angket terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan
kimia tambahan untuk makanan menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu
materi bahan kimia tambahan untuk makanan sangat baik untuk digunakan
sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar dan mampu membantu
siswa untuk belajar mandiri (Tabel 6). Kategori sangat baik untuk bahan ajar IPA
terpadu ditunjukkan dengan beberapa hal, diantaranya adalah susunan
pembelajaran dalam bahan ajar dirumuskan secara jelas, tujuan pembelajaran
yang tercantum di dalam bahan ajar dirumuskan dengan baik sesuai dengan
Kompetensi Dasar dan indikator yang akan dicapai selama proses pembelajaran
berlangsung. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (2008)
mengenai peningkatan mutu pendidik, yaitu di dalam bahan ajar tercantum tujuan
pembelajaran berdasarkan Standar Kompetensi yang akan dicapai siswa setelah
mempelajari bahan ajar.
26
Bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia tambahan untuk makanan
merupakan bahan ajar yang menjelaskan tiga kajian IPA sekaligus sehingga
banyak menggunakan istilah-istilah IPA. Istilah-istilah yang tercantum dalam
bahan ajar mudah dipahami sehingga mampu membantu siswa dalam memahami
isi bahan ajar. Pemahaman siswa diperkuat dengan adanya rancangan kegiatan
ilmiah. Rancangan kegiatan tersebut berupa judul, tujuan, alat dan bahan, cara
kerja, hasil pengamatan dan simpulan.
2) Angket siswa
Hasil rekapitulasi tanggapan siswa pada uji skala kecil dan uji skala besar
menunjukkan bahwa bahan ajar IPA terpadu sangat menarik dan mudah dipahami
untuk digunakan dalam proses pembelajaran (Tabel 7). Ketertarikan siswa
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gambar-gambar yang
terdapat pada bahan ajar mudah dipahami dan menarik, informasi yang terdapat
dalam bahan ajar mampu menambah wawasan, istilah-istilah IPA yang tercantum
dalam bahan ajar dapat dipahami siswa dengan baik dan bahan ajar IPA terpadu
juga mampu membantu siswa untuk mencapai hasil belajar IPA yang sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. Hasil rekapitulasi siswa sesuai dengan
Direktorat Pembinaan SMK (2008) yaitu tersedianya contoh dan ilustrasi mampu
mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran.
Angket tanggapan siswa terdiri dari sepuluh pernyataan dengan empat
pilihan jawaban. Terdapat perbedaan kriteria pada uji skala kecil dan uji skala
besar yang terletak pada aspek “istilah-istilah dalam bahan ajar mudah dipahami
dan aspek bahasa dalam bahan ajar mudah dipahami”, pada uji skala kecil, kedua
aspek tersebut termasuk dalam kategori sangat baik, namun pada uji skala besar
kedua aspek tersebut termasuk dalam kategori baik. Penurunan ini terjadi karena
beberapa faktor, diantaranya adalah a) faktor non-sosial dalam belajar, meliputi
keadaan udara, suhu, cuaca, alat-alat yang dipakai dalam belajar. b) faktor-faktor
sosial dalam belajar, meliputi keadaan siswa dan susana kelas. c) faktor psikologis
siswa, meliputi tingkat rasa ingin tahu dan kebutuhan akan materi yang telah
dipelajari (Suryabrata, 2002). Ketiga faktor tersebut dapat terjadi pada masing-
masing siswa uji skala kecil dan siswa skala besar karena kebutuhan, pemahaman
materi pelajaran dan minat belajar dari masing-masing siswa berbeda.
27
4.2.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Lesson Study
Hasil belajar adalah objek penilaian yang pada hakikatnya menilai tentang
penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional. Isi rumusan tujuan
intruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa
kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2010). Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi tes hasil
belajar produk yang berupa nilai tes evaluasi, tes hasil belajar psikomotorik yang
berupa nilai praktikum dan tes hasil belajar proses yang berupa pengamatan yang
dilakukan observer lesson study siswa dalam pembelajaran IPA terpadu. Soal tes
hasil belajar produk yang digunakan adalah tes pilihan ganda dan tes hasil belajar
proses berupa respon siswa selama proses pembelajaran. Respon siswa tersebut
dinilai oleh observer yang tergabung dalam kelompok lesson study.
Hasil tes produk kelas VIII E menunjukkan bahwa 88% nilai tes siswa
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 86% hasil belajar siswa mencapai
kriteria ketuntasan minal pada uji skala besar yaitu kelas VIII G (Tabel 8). Uji
skala besar dilaksanakan pada kelas VIII G dengan membandingkan nilai kelas
VIII G yang menggunakan bahan ajar dan kelas VIII G yang tidak menggunakan
bahan ajar IPA terpadu. Rekapitulasi nilai tes siswa yang menggunakan bahan
ajar menunjukkan nilai rerata tes adalah 85 dengan 86% nilai siswa mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal dan kelas yang tidak menggunakan bahan ajar IPA
terpadu mempunyai nilai rerata tes sebesar 75 dengan ketuntasan 72%.
Jumlah persentase ketuntasan nilai siswa menunjukkan bahwa siswa
mampu memahami materi pelajaran dengan menggunakan bahan ajar IPA terpadu
selama proses pembelajaran. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Ekawarna (2007) yaitu bahan ajar yang telah direvisi sebanyak dua kali, kemudian
diuji cobakan kepada mahasiswa, hasil perhitungan nilai tes mahasiswa
menunjukkan bahwa bahan ajar yang telah dikembangkan dapat meningkatkan
hasil belajar mahasiswa.
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dipengaruhi dengan adanya kajian
pembelajaran lesson study yang diterapkan selama proses pembelajaran
berlangsung. Lesson study adalah pembelajaran yang direncanakan, dilaksanakan,
28
dan diamati, serta didiskusikan secara bersama agar pembelajaran berikutnya
menjadi lebih efektif (Aryulina, 2010). Pembelajaran IPA diawali dengan
pembentukan kelompok lesson study dan menunjuk salah satu anggota kelompok
untuk menjadi guru model. Tahap kedua adalah pelaksanaan (do), anggota
kelompok yang tidak menjadi guru model akan menjadi observer untuk
mengamati proses pembelajaran. Observer mengamati kinerja guru dalam
persiapan pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh guru model
didepan kelas dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran yang dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan. Suratno (2012) menyatakan bahwa kegiatan
kolaborasi antara guru model dan observer mampu meningkatkan praktek
pengajaran. Peningkatan pengajaran terjadi karena adanya komunitas belajar
antara guru model dan observer yang terbentuk selama kegiatan lesson study.
Hasil penilaian observer terhadap kinerja guru mengalami kenaikan
persentase pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, yaitu 75% pada
pertemuan pertama dan 91% pada pertemuan kedua (Tabel 9). Salah satu
penyebab terjadinya kenaikan persentase adalah adanya kenaikan skor pada aspek
penyampaian tujuan pembelajaran. Penyampaian tujuan pembelajaran sangat baik
dilakukan oleh guru, karena dengan adanya penyampaian tujuan pembelajaran
pada awal pembelajaran diharapkan dapat menarik minat siswa atas materi
pelajaran yang akan disampaikan. Penyampaian tujuan pembelajaran secara
khusus diharapkan dapat dicapai oleh semua siswa pada akhir pembelajaran,
sehingga siswa akan menyadari pengetahuan dan manfaat setelah mempelajari
pokok bahasan tersebut (Jarot, 2011). Rancangan suatu pembelajaran akan
berjalan dengan baik apabila mengandung tiga komponen yaitu tujuan pengajaran,
materi pelajaran, dan evaluasi keberhasilan.
Pengamatan observer terhadap kegiatan guru menunjukkan kenaikan
persentase pada pertemuan pertama sebesar 86% dan 89% pada pertemuan kedua
(Tabel 10). Kenaikan persentase tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan skor
pada aspek guru mengaktifkan suasana kelas. Guru berperan sebagai pengajar
hendaknya mampu mengelola kelas, sehingga proses pembelajarannya terarah,
terkendali dan sesuai dengan yang direncanakan. Guru dituntut untuk mencari
solusi agar siswa lebih kreatif selama mengikuti proses pembelajaran, sehingga
29
suasana kelas lebih aktif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asril (2010) yaitu
tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa dengan
kondisi belajar yang optimal, sehingga siswa mampu belajar secara optimal
dengan suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penilaian lesson study tidak hanya menilai guru, kegiatan siswa selama proses
pembelajaran juga diamati oleh observer.
Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh empat observer. Masing-
masing observer mengamati dua kelompok siswa. Selama proses pengamatan
dilakukan, observer berdiri disamping kedua kelompok dengan tidak mengganggu
proses pembelajaran. Setiap siswa akan menempelkan nomor absennya diatas
meja yang sesuai dengan posisi tempat duduknya. Hasil pengamatan observer
terhadap siswa menunjukkan bahwa pernyataan pada lembar pengamatan siswa
yang bernilai positif akan mengalami kenaikan persentase pada pertemuan
berikutnya, begitu pula sebaliknya, pernyataan yang bernilai negatif, maka
persentasenya akan turun pada pertemuan berikutnya (Tabel 11). Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu et al. (2012) yaitu hasil
observasi terhadap aktivitas siswa uji coba pertemuan berikutnya memperlihatkan
adanya peningkatan.
Kegiatan siswa yang mengalami kenaikan persentase pada pertemuan
pertama dan pertemuan kedua diantaranya adalah keaktifan siswa dalam bertanya
kepada guru dan siswa memperhatikan penjelasan guru. Salah satu tugas guru
adalah menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk terpusat dalam
pembelajaran yang sedang berlangsung. Pemusatan perhatian siswa dilakukan
dengan cara memberikan tugas rumah. Pemberian tugas rumah bertujuan agar
siswa membaca kembali materi yang ada di dalam bahan ajar sehingga pada
pertemuan berikutnya siswa sudah memahami isi bahan ajar dan memperhatikan
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Peningkatan pemahaman siswa mampu
mendorong siswa untuk lebih aktif bertanya kepada guru sehingga nilai belajar
siswa meningkat.
Tahapan ketiga dalam lesson study adalah refleksi. Pada tahapan ini, guru
IPA dan observer yang mengamati proses pembelajaran akan menyampaikan hasil
pengamatan berdasarkan lembar observasi yang digunakan. Proses diskusi akan
30
memperlihatkan kelemahan guru dalam proses pembelajaran. Rasyid (2008)
menyatakan bahwa terdapat beberapa kelemahan guru dalam mengajar,
diantaranya adalah; 1) kegiatan guru untuk menarik dan mengarahkan perhatian
siswa. Guru harus mampu mempertahankan dan meningkatkan perhatian siswa
dalam pembelajaran sampai proses pembelajaran berakhir, dan 2) Kurangnya
pemahaman guru mengenai ilmu teknologi. Perkembangan ilmu yang semakin
maju menyebabkan siswa dapat memperoleh informasi dari berbagai media,
sehingga guru harus mampu mengetahui berbagai macam informasi.
Tahapan refleksi, guru mendapatkan solusi untuk kegitan pembelajaran
berikutnya, sehingga pada pembelajaran berikutnya, guru melakukan proses
pembelajaran dengan memanfaatkan referensi yang diberikan oleh observer. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Elliott (2012) yaitu guru dan observer melakukan
diskusi pada tahap refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Proses diskusi membahas mengenai cara-cara memperbaiki proses pembelajaran
selanjutnya. Pertemuan yang kedua dimungkinkan akan terjadi peningkatan
penilaian terhadapan proses pembelajaran dengan demikian kinerja guru menjadi
meningkat.
31
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai berikut :
a. Hasil penilaian validator terhadap bahan ajar IPA terpadu materi bahan kimia
tambahan untuk makanan sangat layak untuk digunakan sebagai sumber
belajar siswa di SMP N 3 Muntilan.
b. Siswa mampu mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75 dengan adanya bahan ajar IPA terpadu melalui
lesson study pada materi bahan kimia tambahan untuk makanan.
5.2 Saran
Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengembangkan bahan ajar IPA
terpadu dengan materi yang berbeda.
b. Proses validasi bahan ajar dapat ditambah validator yang lebih banyak guna
menambah tingkat kelayakan bahan ajar .
32
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S & Khoiru, I. 2010. Proses Pembelajaran kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. ISBN: 978-602-8470-66-7. Jakarta : Prestasi Pustaka: 51-61.
Aryulina, D. 2010. Penerapan Lesson Study pada Microteaching Bagi Calon Guru
Biologi. Forum Kependidikan. ISSN: 0215-9392. Vol. 30. No. 1: 14-19.
Asril, Z. 2010. Microteaching. ISBN: 978-979-769-291-9. Jakarta: Raja Grafindo
Persada: 1-182.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). 2006. Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: 149-156.
Depdiknas. 2004. Pedoman Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional: 1-32.
Depdiknas. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
1-30.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: 1-35.
Direktorat Pembinaan SMK. 2008. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional: 1-35.
Ekawarna. 2007. Mengembangkan Bahan Ajar Mata Kuliah Permodalan Koperasi
untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Mahasiswa. Makara, Sosial
Humaniora. ISSN: 1693-6701. Vol. 11. No. 1: 42-47.
Elliott, J. 2012. Developing a Science of Teaching Through Lesson Study.
International Journal for Lesson and Learning Studies. ISSN: 2046-8253.
Vol. 1. No. 2: 108-125 pp.
Jarot, S. 2011. Strategi Pembelajaran Akutansi. Semarang: CV. Ghyyas Putra.
ISBN: 978-979-051-177-4: 27-75.
Lewis, C. 2002. Does Lesson study Have a Future in the United States?. Nagoya
Journal of Education and human Development. ISSN: 1573-3327. Vol. 1.
No. 1: 1-40 pp.
Listyawati, M. 2012. Pengembangan perangkat pembelajaran IPA Terpadu di
SMP. Journal of Innovative Science Education. ISSN: 2252-6412. Vol. 1.
No. 1: 61-69.
Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. ISBN: 979-692-493-5. Bandung: Rosdakarya: 174-184.
33
Martin, P. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Science Entrepreneurship Berbasis
Hasi Penelitian untuk Mendukung Program Kreatifitas Mahasiswa. Jurnal
Penelitian Pendidikan. ISSN: 1978-8304. Vol. 29. No. 2: 101-108.
Natali, A & Lakoro, R. 2012. Perencanaan Buku Ilustrasi Sejarah Musik
Keroncong. Jurnal Teknik Pomits. ISSN: 2301-9271. Vol. 1. No. 1: 1-6.
Nugroho, D. 2007. Gaya dan Tata Tulis Artikel Ilmiah. Jurnal Pendidikan
Inovatif. ISSN: 0216-1303. Vol. 2. No. 2: 64-67
Nuroso & Siswanto. 2010. Model Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berdasarkan Perkembangan Kognitif Siswa. Journal of Education IKIP
PGRI Semarang. ISSN: 2086-2407. Vol. 1. No. 1: 35-46.
Parmin & Aminah. 2009. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA dengan
Lesson Study di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Penelitian Pendidikan. ISSN:
1978-8304. Vol. 26. No. 2: 163-167.
Parmin & Sudarmin. 2013. Strategi Belajar Mengajar IPA. ISBN: 978-602-
18553-3-1. Semarang: CV Swadaya: 71-81.
Prihantoro, C.R. 2011. Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Model
Lesson Study. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. ISSN: 1693-3029. Vol.
17. No. 1: 100-108.
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidika dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK). 2011. Pedoman Teknis Penyusunan Bahan Ajar Pendidikan dan
Pelatihan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional: 1-70.
Qomari, R. 2008. Model-Model Evaluasi Pendidikan. Jurnal Pemikiran
Alaternatif Pendidikan. ISSN: 1410-7325. Vol. 13. No. 2: 173-188.
Rahayu, P & Miswadi. 2012. Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu dengan
menggunakan Model Pembelajaran Problem Base melalui Lesson Study.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. ISSN: 2252-6412. Vol. 1. No. 1: 63-70.
Rasyid, M. 2008. Optimalisasi Peran Guru dalam Proses Transformasi
Pengetahuan dengan Menggunakan Media Pembelajaran. Jurnal Lentera
Pendidikan. ISSN: 1858-344X. Vol. 11. No. 1: 55-68.
Rifai, M. 2011. Pegangan gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan. ISBN:
979-420-366-1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press: 1-179.
Roback. 2006. Applying Japanese Lesson Study Principles to an Upper-level
Undergraduate Statistic Course. Journal of Statistic Education. ISSN: 1069-
1898. Vol. 14. No. 2: 1-36 pp.
34
Saleh. 2011. Model Bahan Ajar Matematika Smp Berbasis Realistic Mathematics
Education untuk Mengembangkan Kemahiran Matematika. Jurnal Exacta.
ISSN: 412-3617. Vol. IX. No. 1: 45-50.
Sekarwinahyu & Rahayu. 2009. Kajian Terhadap Kualitas Bahan Ajar Non Cetak
Program S1 Pendidikan Biologi dalam Pembelajaran Interaktif SPJJ. Jurnal
Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. ISSN: 1411-304x. Vol. 10. No. 1: 38-
50.
Sholahuddin, A. 2011. Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas X Berbasis
Reduksi Didaktik: Uji Kelayakan di SMA N Kota Banjarmasin. Jurnal
Pendidikan Kebudayaan. ISSN: 1412-565X. Vol. 17. No. 2: 166-177.
Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. ISBN: 979-514-000-0.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya: 22-34.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. ISBN: 979-
8433-64-0. Bandung : ALFABETA: 4-311.
Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. ISBN: 979-526-467-2.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam
Proses Implementasi Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran. ISSN:
1979-0449. Vol. 5, No. 1: 49-62.
Suratno. 2012. Lesson Study in Indonesia: an Indonesia University of Education
Experience. International Journal for Lesson and Learning Studies. ISSN:
2046-8253. Vol. 1. No. 3: 196-215 pp
Sutardi. 2010. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA Berbasis SPEADSHEET
untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berkomunikasi Ilmiah. Proceeding
Pertemuan Ilmiah XXIV Jateng & DIY. ISSN: 0853-0823, Semarang, 10
April 2010: 168-179.
Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. ISBN: 979-421-082-x. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada: 1-353.
Tatminingsih. 2011. Kualitas Suplemen Bahan Ajar CetakProgram Studi S1
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Berdasarkan Persepsi
Mahasiswa di UPBJJ-UT Jakarta, Serang, dan Bandung). Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh. ISSN: 1411-304x. Vol. 12. No. 2: 109-119.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. ISBN:
978-979-1101-39-4. Jakarta : Prestasi Pustaka: 40-104
35
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMPN 3 Muntilan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : VIII/2
Materi : Bahan kimia tambahan untuk makanan
Alokasi Waktu : 4 X 40’
Stansar Kompetensi : Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan
Materi Bidang
kajian Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran
Alat dan
Bahan Sumber Belajar
Bahan
kimia
tambahan
untuk
makanan
Fisika
5.3 Menjelaskan
hubungan bentuk
energi dan
perubahannya,
prinsip usaha dan
energi serta
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
Aspek skill
Mengidentifikasi
peranan energi
dalam kehidupan
a. Guru membagi siswa
menjadi 8 kelompok.
b. Guru memperlihatkan
media pembelajaran
tentang contoh
penggunaan energi dalam
kehidupan kepada siswa.
c. Siswa memperhatikan
media pembelajaran yang
diperlihatkan oleh guru.
Animasi orang
berlari, orang
sedang
bersepeda
Bahan ajar IPA terpadu.
Karim, S. 2008. Belajar IPA
Membuka Cakrawala Alam
Sekitar. Jakarta: JePe Press
Media Utama.
http://www.youtube.com/watch
?v=58eFNxlLr5s
(diakses pada tanggal 11
februari 2013)
Aspek
kognitif
a. Guru memperlihatkan
media pembelajaran
materi energi.
Power point
36
Mendefinisikan
pengertian energi
b. Siswa memperhatikan
media pembelajaran dan
mencatat materi yang
penting tentang energi.
c. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk berargumen tentang
energi berdasarkan media
yang dilihat siswa.
d. Siswa perwakilan
kelompok mewakili
kelompoknya untuk
menyampaikan pendapat
tentang energi
berdasarkan media
pembelajaran energi.
http://www.youtube.com/watch
?v=xJxibLnL2sA
(diakses pada 11 februari 2013)
Aspek proses
Mengamati
bentuk-bentuk
energi
a. Guru memberi contoh
bentuk-bentuk energi
kepada siswa
menggunakan media
video pembelajaran.
b. Siswa memperhatikan
video bentuk-bentuk
energi.
c. Guru bersama siswa
berdiskusi tentang
penerapan bentuk energi
dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Siswa dengan dibimbing
guru berdiskusi tentang
Video bentuk-
bentuk energi
37
bentuk-bentuk energi
dalam kehidupan sehari-
hari.
Aspek afektif
Menentukan
bentuk energi
yang
berhubungan
dengan makanan
a. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan
pendapat tentang bentuk
energi yang berhubungan
dengan makanan.
b. Siswa mengemukakan
pendapat tentang bentu-
bentuk energi yang
berhubungan dengan
makanan dengan
bimbingan guru.
Biologi
1.4 Mendiskripsikan
sistem
pencernaan pada
manusia dan
hubungannya
dengan
kesehatan.
Aspek skill
Memilih energi
yang
berhubungan
dengan makanan
a. Guru meminta perwakilan
siswa untuk lari-lari kecil
didalam kelas.
b. Perwakilan siswa maju
kedepan kelas dan berlari-
lari kecil.
c. Guru meminta perwakilan
siswa yang sudah berlari-
lari kecil untuk
mengambil roti dan
dimakan.
d. Siswa mengambil roti dan
dimakan.
e. Guru memberikan
beberapa pertanyaan
kepada siswa mengenai
Makanan
38
hubungan lari-lari dengan
makanan.
f. Siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan
oleh guru.
Aspek kognitif
Mengidentifikasi
karakteristik
makanan yang
sehat bagi tubuh
a. Guru meminta kepada
siswa untuk
mendefinisikan pengertian
makanan yang sehat bagi
tubuh.
b. Siswa mendefinisikan
pengertian makanan yang
sehat bagi tubuh dengan
bimbingan guru.
Aspek proses
Mengenal zat gizi
yang terkandung
didalam makanan
a. Guru memperlihatkan
media pembelajaran
(video) kepada siswa
tentang zat gizi yang
terkandung didalam
makanan.
b. Siswa memperhatiakn
video yang ditayangkan
oleh guru.
c. Guru meminta kepada
siswa menyimpulkan
manfaat zat gizi bagi
tubuh.
d. Siswa menyimpulkan
manfaat zat gizi tubuh
berdasarkan tayangan
video dengan bimbingan
Video
makanan
39
guru.
Aspek sikap
Menentukan
hubungan
makanan dengan
bahan kimia
tambahan untuk
makanan
a. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk berpendapat tentang
hubungan makanan
dengan bahan kimia
tambahan pada makanan.
b. Siswa mengemukakan
pendapat tentang
hubungan makanan dan
bahan kimia tambahan
untuk makanan.
Kimia
4.3 Mendeskripsikan
bahan kimia alami
dan buatan dalam
kemasan yang
terdapat dalam
bahan makanan.
Aspek proses
Mengidentifikasi
bahan kimia
tambahan untuk
makanan
a. Guru membimbing siswa
mendiskusikan jenis-jenis
bahan kimia tambahan
untuk makanan.
b. Siswa berdiskusi bersama
kelompoknya dan
dibimbing oleh guru
tentang bahan kimia
tambahan untuk makanan.
c. Guru memperlihatkan
kepada siswa video
tentang dampak
penggunaan bahan kimia
tambahan untuk makanan
yang tidak sesuai dengan
peraturan.
d. Siswa memperhatikan
video mengenai damapak
penggunaan bahan kimia
Bahan:
Bungkus
MSG,
pewarna
makanan,
pewarna
tekstil, video
bahaya
pewarna bagi
tubuh.
40
tambahan yang tidak
sesuai dengan peraturan.
Aspek kognitif
Menyebutkan
perbedaan bahan
kimia tambahan
kimia untuk
makanan yang
sehat dan tidak
sehat bagi tubuh
a. Guru membimbing siswa
untuk berdiskusi tentang
perbedaan bahan kimia
tambahan untuk makanan
yang sehat dan tidak sehat
bagi tubuh.
b. Siswa melakukan diskusi
mengenai perbedaan
bahan kimia tambahan
untuk makanan yang sehat
dan tidak sehat bagi tubuh
dengan bimbingan guru.
Aspek skill
Mengidentifikasi
bahan kimia
tambahan untuk
makanan yang
sehat dan tidak
sehat dengan
praktikum
a. Guru membimbing siswa
melakukan praktikum
untuk mengetahui
perbedaan bahan kimia
alami dan buatan.
b. Siswa melakukan
praktikum perbedaan
pewarna buatan dan
pewarna alami dengan
didampingi oleh guru.
c. Guru membimbing siswa
mengamati hasil
praktikum dan
mendiskusikan hasilnya.
d. Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil
praktikum.
Alat :
Wadah tempat
untuk
merebus,
pembakar
spirtus dan
Penjepit.
Bahan :
2 buah benang
wol berwarna
putih, larutan
cuka, daun
suji/pandan,
sirup/pewarna
tekstil.
41
Aspek sikap
Menunjukkan
makanan yang
mengandung
boraks
a. Guru membimbing siswa
dalam melakukan
praktikum tentang uji
boraks pada beberapa
makanan.
b. Siswa melakukan
praktikum uji coba boraks
dengan didampingi oleh
guru.
c. Guru membimbing siswa
mendiskusikan hasil
praktikum.
d. Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil
praktikum.
Alat :
Mortar, alu,
saringan
Bahan :
Bakso, kunyit,
tahu.
Muntilan, 2013
Mengetahui
Guru IPA Praktikan
Sarjono, S.Pd Azmi Izati
NIP. 196603291990031007 NIM 4001409045
42
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMPN 3 Muntilan
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/semester : VIII/2
Materi : Bahan kimia tambahan untuk makanan
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami bahan kimia buatan untuk makanan.
B. Kompetensi Dasar dan indikator
1. Fisika
Kompetensi dasar :
Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan energi serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
a. Mengidentifikasi peranan energi dalam kehidupan.
b. Mendefinisikan pengertian energi.
c. Mengamati bentuk-bentuk energi.
d. Menentukan bentuk energi yang berhubungan dengan makanan.
2. Biologi
Kompetensi dasar :
Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
a. Memilih energi yang berhubungan dengan makanan.
b. Mengidentifikasi karakteristik makanan yang sehat bagi tubuh.
c. Mengenal zat gizi yang terkandung didalam makanan.
d. Menentukan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan untuk makanan.
43
3. Kimia
Kompetensi dasar :
Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan yang terdapat
dalam bahan makanan.
Indikator :
a. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan.
b. Menyebutkan perbedaan bahan kimia tambahan kimia untuk makanan yang sehat dan
tidak sehat bagi tubuh.
c. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat
dengan praktikum.
d. Menunjukkan makanan yang mengandung boraks.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
Siswa mampu :
a. Mengidentifikasi peranan energi dalam kehidupan.
b. Mendefinisikan pengertian energi.
c. Mengamati bentuk-bentuk energi.
d. Menentukan bentuk energi yang berhubungan dengan makanan.
e. Memilih energi yang berhubungan dengan makanan.
f. Mengidentifikasi karakteristik makanan yang sehat bagi tubuh.
g. Mengenal zat gizi yang terkandung didalam makanan.
h. Menentukan hubungan makanan dengan bahan kimia tambahan untuk makanan.
2. Pertemuan kedua
Siswa mampu :
a. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan.
b. Menyebutkan perbedaan bahan kimia tambahan kimia untuk makanan yang sehat dan
tidak sehat bagi tubuh.
c. Mengidentifikasi bahan kimia tambahan untuk makanan yang sehat dan tidak sehat
dengan praktikum.
d. Menunjukkan makanan yang mengandung boraks.
44
D. MATERI PEMBELAJARAN
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Kontekstual
Metode : Ceramah, ekperimen, diskusi, tanya jawab, penugasan.
F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan pertama
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran.
Materi : Energi, hubungan makanan dan energi, zat gizi yang terkandung
didalam makanan.
Kegiatan : Diskusi
Tahapan
kegiatan Kegitan pembelajaran Materi Kegiatan observer, guru, dan siswa
Kegiatan
awal
Motivasi : Pernahkah kalian membeli
makanan kemasan setelah berolah raga?
Energi dan
makanan
1. Observer mengamati motivasi
yang diberikan guru untuk siswa
serta respon yang diberikan.
2. Observer mengamati apakah guru
menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegitan
inti
Elaborasi
1. Guru membagi siswa menjadi 8
kelompok.
2. Guru memperlihatkan media
pembelajaran tentang energi dalam
kehidupan kepada siswa.
3. Siswa memperhatikan video yang
diperlihatkan oleh guru.
Alat :
Animasi energi dalam kehidupan; orang
Energi
1. Observer mengamati guru dalam
membagi kelompok.
Bahan kimia tambahan
untuk makanan
Energi
(Fisika)
Makanan dan kandungannya
(Biologi)
Bahan kimia buatan dan alami
pada makanan
(Kimia)
45
berlari, orang sedang bersepeda,
Animasi yang berhubungan dengan
energi.
Eksplorasi
1. Guru menjelaskan materi energi.
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
3. Guru memberi contoh kepada siswa
menggunakan media video tentang
bentuk-bentuk energi.
Alat :
Video bentuk-bentuk energi
4. Siswa memperhatikan video.
5. Guru bersama siswa berdiskusi tentang
bentuk energi yang berhubungan dengan
makanan.
6. Guru meminta perwakilan siswa untuk
lari-lari kecil didalam kelas.
Alat :
Perwakilan siswa
7. Siswa yang ditunjuk guru melakukan
lari-lari kecil didalam kelas.
8. Guru meminta perwakilan siswa yang
melakukan lari-lari untuk mengambil
contoh makanan.
Alat :
Makanan
9. Siswa memakan makanan tersebut.
10. Guru memberikan beberapa pertanyaan
kepada siswa mengenai hubungan lari-
lari dengan makanan.
11. Siswa menjawab pertanyaan guru.
12. Guru menjelaskan macam-macam zat
gizi yang terkandung didalam makanan.
13. Siswa mendengarkan penjelasan guru.
14. Guru memperlihatkan media
pembelajaran (video) kepada siswa
tentang zat gizi yang terkandung didalam
makanan.
Alat :
Video makanan
15. Siswa memperhatikan video.
16. Guru meminta kepada siswa
menyimpulkan manfaat zat gizi bagi
tubuh.
17. Siswa mencatat manfaat masing-masing
zat gizi.
18. Guru menjelaskan hubungan makanan
dengan bahan kimia tambahan.
Energi
Bentuk-
bentuk
energi
Hubungan
energi dan
makanan
Makanan
sehat
Zat gizi
yang
terkandung
didalam
makanan
Manfaat zat
gizi yang
terkandung
didalam
makanan
Hubungan
makanan
dan bahan
kimia
tambahan untuk
makanan.
1. Observer mengamati proses
pembelajaran.
2. Guru memberikan informasi
tentang materi yang dipelajari
dengan cara membawa contoh-
contoh yang nyata.
3. Observer mengamati tingkah
laku siswa selama kegiatan
pengamatan.
4. Observer mengamati keaktifan
siswa.
5. Observer mengamati cara guru
memadukan materi energi dan
makanan.
6. Observer mengamati siswa
ketika mendengarkan penjelasan
guru.
.
46
19. Siswa mendengarkan penjelasan guru
dan berdiskusi mengenai hubungan
makanan dengan bahan kimia tambahan.
Kegiatan
penutup
Konfirmasi
1. Guru mempersilahkan siswa untuk
bertanya mengenai materi-materi yang
belum dipahami.
2. Siswa menanyakan beberapa hal yang
belum dipahami.
3. Siswa diminta membuat kesimpulan.
4. Guru memberikan tugas rumah kepada
siswa.
1. Observer mengamati guru dalam
menjawab pertanyaan siswa.
2. Observer mengamati guru ketika
membimbing siswa untuk
meyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Pertemuan kedua
Alokasi waktu : 2 jam pelajaran.
Materi : Bahan kimia tambahan untuk makanan.
Kegiatan : Praktikum, diskusi
Tahap
kegiatan Kegiatan Materi Kegiatan observer, guru dan siswa.
Kegiatan
awal
Motivasi : Masih ingatkah kalian dengan
ciri-ciri makanan yang sehat bagi tubuh kita
dan makanan yang tidak sehat bagi tubuh
kita ?
Makanan dan
bahan kimia
tambahan
untuk
makanan
1. Observer mengamati motivasi
yang diberikan guru untuk siswa
serta respon yang diberikan.
Kegiatan
inti
Elaborasi
1. Guru membagi siswa dalam 8
kelompok.
2. Guru menjelaskan bahan-bahan kimia
didalam makanan.
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Bahan kimia
tambahan
untuk
makanan
1. Observer mengamati
kemampuan dalam pembagian
kelompok.
Eksplorasi
1. Guru membimbing siswa
mendiskusikan jenis-jenis bahan kimia
tambahan pada makanan.
2. Siswa berdiskusi bersama kelompoknya
tentang jenis-jenis bahan kimia
tambahan didalam makanan.
3. Guru memperlihatkan kepada siswa
video tentang dampak penggunaan
bahan kimia tambahan untuk makanan
yang tidak sesuai dengan peraturan.
Alat :
video bahaya pewarna bagi tubuh.
4. Siswa memperhatikan video.
Jenis-jenis
bahan kimia
tambahan
untuk
makanan
Dampak
bahan kimia
tambahan
yang tidak
untuk
dikonsumsi
Perbedaan
1. Observer mengamati proses
pembelajaran.
2. Observer mengamati siswa
selama proses pembelajaran.
3. Observer mengamati siswa
selama mengamati video
pembelajaran.
4. Observer mengamati kegiatan
siswa selama praktikum
berlangsung.
5. Observer mengamati guru
selama proses praktikum.
47
5. Guru mengadakan percobaan untuk
mengetahui perbedaan pewarna
makanan buatan dan alami, uji coba
boraks.
6. Siswa melakukan percobaan dengan
bimbingan guru.
Uji coba pewarna buatan dan alami.
Alat :
a. Wadah tempat untuk merebus.
b. Pembakar spirtus.
c. Penjepit
Bahan :
a. 2 buah benang wol berwarna putih.
b. Larutan cuka.
c. Daun pandan.
d. Sirup/pewarna tekstil
Cara kerja :
a. Siapkan 2 benang wol yang masing-
masing dimasukkan kedalam wadah.
b. Masukkan air secukupnya kedalam
wadah.
c. Wadah A diberi daun suji san wadah
B diberi laruran sirup/pewarna
tekstil.
d. Rebus kedua wadah tersebut
menggunakan pembakar spirtus.
e. Setelah 10 menit, angkat rebusan
benang wol dan cuci menggunakan
air beberapa kali.
f. Amati apa yang terjadi pada kedua
benang wol tersebut.
Uji coba boraks
Alat :
Mortar, alu, saringan, mangkuk.
Bahan :
Bakso, kunyit
Cara kerja:
a. Haluskan bakso dengan
menggunakan mortar dan alu.
b. Letakkan bakso yang sudah
dihaluskan kedalam mangkuk.
c. Cuci mortar dan alu.
d. Kupas kulit kunyit, haluskan
menggunakan mortar dan alu.
e. Saring kunyit menggunakan
penyaring.
f. Siramkan air kunyit ke atas bakso.
pewarna
buatan dan
alami untuk
makanan
48
g. Amati apa yang akan terjadi.
7. Guru meminta siswa menulis hasil
praktikum pada lembar pengamatan.
8. Siswa menulis hasil pengamatan pada
lembar pengamatan.
Kegiata
akhir Konfirmasi
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai materi yang
belum dipahami.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
3. Guru membimbing siswa untuk mengisi
teka-teki silang (TTS) yang telah
disediakan pada bahan ajar IPA terpadu.
4. Guru membimbing siswa dalam
memberikan jawaban TTS yang benar.
5. Guru memberikan tugas rumah.
1. Observer mengamati kegiatan
guru dalam membimbing siswa
untuk menyimpulkan hasil
pembelajaran yang telah
berlangsung serta peran guru
dalam membimbing siswa untuk
melakukan refleksi dengan cara
mengisi teka-teki silang yang
telah disiapkan dan memberikan
tugas rumah.
49
G. Penilaian
1. Teknik : Tes
2. Bentuk instrumen : Soal pilihan ganda dan uraian
Contoh instrumen Jawaban skor
Pisang merupakan makanan yang mengandung vitamin A yang berfungsi
sebagai ...
a. Membantu proses metabolisme tubuh
b. Sumber energi
c. Menyimpan cadangan makanan
d. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
a.Membantu
proses
metabolisme
tubuh
1
Tujuan Joni makan setelah bermain sepak bola adalah ...
a. Mengisi perutnya agar tidak lapar
b. Menghabiskan makanan yang telah dimasak oleh ibunya
c. Menghilangkan suara “krucukkkkkkkk” dari dalam perutnya
d. Mengganti energi yang hilang karena bermain sepak bola.
d. Mengganti
energi yang
hilang karena
bermain sepak
bola. 1
Nilai : Skor yang diperoleh
Skor maksimal
H. Sumber belajar
a. Bahan ajar IPA terpadu
b. Buku IPA SMP
I. Media belajar
a. LCD.
b. Slide power point
Muntilan, 2013
Mengetahui
Guru IPA Praktikan
Sarjono, S.Pd Azmi Izati
NIP. 196603291990031007 NIM 4001409045
X100
50
Lampiran 3
HASIL UJI KELAYAKAN ISI TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI
LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN
Instrumen I = Kelayakan Isi
KOMPONEN BUTIR SKOR
Validasi tahap I Validasi tahap II
A. Cakupan Materi 1. Keluasan materi 3 4
2. Kedalaman materi 3 3
B. Keakuratan
Materi
3. Keakuratan fakta 4 4
4. Keakuratan konsep 3 4
5. Akurasi
prinsip/hukum
4 4
6. Keterkaitan konsep
dengan materi
3 4
7. Keakuratan
keterpaduan
indikator
4 4
C. Kemutakhiran
8. Kesesuaian dengan
perkembangan ilmu
3 4
9. Keterkinian fitur
(contoh-contoh)
4 4
10. Kutipan termasa
(up to date )
4 4
D. Menumbuhkan
Keingintahuan
11. Memacu rasa ingin
tahu
4 4
12. Memberi tantangan
untuk belajar lebih
jauh
3 3
TOTAL 42 46
P(%) 87,5 95,8
KETERANGAN Sangat Layak Sangat Layak
VALIDATOR Ir. Winarni, M.Si Sarjono, S.Pd
51
52
53
54
55
Lampiran 4
HASIL UJI KELAYAKAN PENYAJIAN TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU
MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK
MAKANAN
Instrumen II = Kelayakan Penyajian
KOMPONEN BUTIR SKOR
Validasi tahap I Validasi tahap II
A. Teknik
Penyajian
1. Konsistensi
sistematika sajian
dalam bab
3 3
2. Kelogisan penyajian 3 4
3. Keruntutan konsep 3 4
4. Hubungan antarfakta,
antarkonsep, dan
antarprinsip serta
antarteori
4 4
B. Penyajian
Pembelajaran
5. Berpusat pada siswa 3 4
6. Keterlibatan siswa 3 4
7. Kesesuaian dengan
karakteristik mata
pelajaran
4 4
8. Kemampuan
merangsang
kedalaman berpikir
siswa
4 4
9. Kemampuan
memunculkan
umpan balik untuk
evaluasi diri
3 4
C. Kelengkapan
Penyajian
10. Pengantar 4 4
11. Daftar Isi 4 4
12. Glosarium 4 4
13. Daftar Pustaka 4 4
14. Rangkuman 4 4
15. Evaluasi 3 4
16. Kunci jawaban soal 4 4
TOTAL 57 63
P(%) 89,1 98,4
KETERANGAN Sangat Layak Sangat Layak
VALIDATOR Izzah F, S. Pd Erna W, S.Pd
56
57
58
59
60
Lampiran 5
HASIL UJI KELAYAKAN KEBAHASAAN TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU
MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK
MAKANAN
Instrumen III = Kelayakan Kebahasaan
KOMPONEN BUTIR SKOR
Validasi tahap I Validasi tahap II
A. Sesuai dengan
Tingkat
Perkembangan
Siswa
1. Kesesuaian
dengan tingkat
perkembangan
berpikir siswa
4 4
2. Kesesuaian
dengan tingkat
perkembangan
sosial-emosional
siswa
4 4
B. Komunikatif
3. Keterpahaman
siswa terhadap
pesan
3 4
4. Kesesuaian
ilustrasi dengan
substansi pesan
4 4
C. Dialogis dan
Interaktif
5. Kemampuan
memotivasi siswa
untuk merespon
pesan
3 3
6. Dorongan berpikir
kritis pada siswa 3 3
D. Lugas
7. Ketepatan struktur
kalimat 2 3
8. Kebakuan istilah 2 4
E. Koherensi dan
Keruntutan Alur
Pikir
9. Ketertautan
antarbab, antara
bab dan subbab,
antar subbab dalam
bab, antar alinea
dalam subbab
3 3
10. Ketertautan antar
kalimat dalam
satu alinea
3 4
11. Keutuhan makna
dalam bab,
subbab, dan
makna dalam satu
alinea
4 4
F. Kesesuaian 12. Ketepatan 2 3
61
dengan Kaidah
Bahasa
Indonesia
yang Benar
tatabahasa
13. Ketepatan ejaan 2 3
G. Penggunaan
Istilah dan
Simbol/
Lambang
14. Konsistensi
penggunaan
istilah
4 4
15. Konsistensi
penggunaan
simbol/lambang
4 4
TOTAL 47 54
P(%) 78,3 90,0
KETERANGAN Layak Sangat Layak
VALIDATOR Stephani, S. Hum Darmiyanti, S. Pd
62
63
64
65
66
Lampiran 6
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL
Sekolah : SMP N 3 Muntilan Jumlah Soal : 25
Mata Pelajaran : IPA terpadu Bentuk Soal/tes: Pilihanganda
Kurikulum : KTSP Penyusun : Azmi Izati
Kelas/Semester: VIII/2 Alokasi Waktu : 2X40 menit
Materi Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator soal
Soal
Kunci
Jawaban
Kompetensi
kognitif
Bahan
kimia
tambahan
untuk
makanan
Memahami
kegunaan
bahan kimia
dalam
kehidupan
5.3Menjelaskan
hubungan bentuk
energi dan
perubahannya,
prinsip usaha dan
energi serta
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
Mengidentifikasi
peranan energi
dalam kehidupan.
13 C C4
Mendefinisikan
pengertian energi.
1
4
A
B
C1
C1
Mengamati
bentuk-bentuk
energi.
14 B C1
Menentukan
bentuk energi
yang
berhubungan
dengan makanan.
5 C C1
1.4Mendiskripsikan
sistem
pencernaan pada
manusia dan
hubungannya
dengan kesehatan
Memilih energi
yang
berhubungan
dengan makanan
3 D C2
Mengidentifikasi
karakteristik
makanan yang
sehat bagi tubuh.
2
22
C
A
C1
C2
Mengenal zat gizi
yang terkandung
didalam makanan
7
15
16
23
24
C
A
A
C
D
C1
C1
C2
C3
C2
Menentukan
hubungan
makanan dengan
bahan kimia
tambahan untuk
makanan.
25 A C4
4.3Mendeskripsikan
bahan kimia
alami dan buatan
Mengidentifikasi
bahan kimia
tambahan untuk
6
9
11
B
A
A
C2
C2
C1
67
dalam kemasan
yang terdapat
dalam bahan
makanan
makanan.
Menyebutkan
perbedaan bahan
kimia tambahan
kimia untuk
makanan yang
sehat dan tidak
sehat bagi tubuh.
10
12
21
C
A
A
C2
C1
C1
Mengidentifikasi
bahan kimia
tambahan untuk
makanan yang
sehat dan tidak
sehat dengan
praktikum.
8
17
18
B
D
B
C1
C2
C4
Menunjukkan
makanan yang
mengandung
boraks.
19
20
A
A
C3
C1
Muntilan, 2013
Mengetahui
Guru IPA Praktikan
Sarjono, S.Pd Azmi Izati
NIP. 196603291990031007 NIM 4001409045
68
Lampiran 8
SOAL ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi : Bahan Kimia Tambahan untuk Makanan
Kelas/Semester : VIII/II
Waktu : 40 menit
Petunjuk umum :
1. Tulis identitas kalian pada lembar jawaban yang telah disediakan.
2. Bacalah soal baik-baik sebelum menjawab.
3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap paling benar.
Soal nomor 1-5!
Joni setiap sore bermain sepak bola dengan teman-temannya. Sepak bola adalah hobi Joni.
Ketika bermain sepak bola, Joni membutuhkan banyak energi. Setelah bermain sepak bola, Joni
bersama teman-temannya saling mengobrol dan bercanda. Tiba-tiba, terdengar bunyi
“krucukkkkkkkk” dan semua teman Joni tertawa terbahak-bahak karena mendengar suara tersebut.
Suara itu berasal dari perut Joni. Sesampai dirumah, ibu Joni sudah banyak memasak makanan
antara lain nasi, sayur bayam, tahu, tempe, dan telur. Makanan tersebut mengandung zat gizi yang
berguna bagi tubuh Joni. Zat gizi tersebut adalah karbohidrat, lemak dan protein.
1. Kemampuan untuk melakukan kerja seperti yang dilakukan Joni yaitu bermain sepak bola,
disebut ...
a. Energi
b. Daya
c. Gaya
d. Usaha
2. Zat gizi yang terkandung pada tempe disebut ...
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Protein
d. Vitamin
69
3. Tujuan Joni makan setelah bermain sepak bola adalah ...
a. Mengisi perutnya agar tidak lapar
b. Menghabiskan makanan yang telah dimasak oleh ibunya
c. Menghilangkan suara “krucukkkkkkkk” dari dalam perutnya
d. Mengganti energi yang hilang karena bermain sepak bola.
4. Energi yang tersimpan dalam persenyawaan kimia disebut ...
a. Energi panas
b. Energi kimia
c. Energi kinetik
d. Energi potensial
5. Energi yang berhubungan dengan makanan disebut …
a. Gravitasi
b. Potensial
c. Kimia
d. Gerak
Soal nomor 6-12!
Gethuk lindri terbuat dari singkong. Singkong merupakan
bahan makanan yang berasal dari alam dan mengandung zat gizi
tinggi. Selain mengandung zat gizi, gethuk juga memiliki warna-
warna yang menarik. Warna yang dimiliki gethuk berasal dari
bahan kimia tambahan untuk makanan yang biasa disebut zat aditif
untuk makanan.
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau makanan dengan tujuan agar
bahan makanan itu memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna, bau atau sifat-sifat tertentu. Terdapat
4 macam bahan kimia tambahan untuk makanan, yaitu pewarna, pengawet, pemanis dan penyedap
makanan. Pengkonsumsian bahan kimia tambahan untuk makanan yang mengandung logam dapat
menyebabkan pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh kita. Perhatikanlah tabel dibawah ini.
Zat aditif Buatan Alami Dapat dikonsumsi
Pewarna FDC √ - √
Blueberry - √ √
Pengawet Asam
benzoat
√ - √
Boraks √ - -
Jeruk nipis - √ √
Pemanis Sakarin √ - -
Gula - √ √
Penyedap MSG √ - -
Lengkuas - √ √
70
6. Zat yang ditambahkan pada suatu makanan dengan tujuan agar makanan itu memiliki nilai,
fungsi, ukuran, rasa, warna, bau atau sifat-sifat tertentu disebut….
a. Zat kimia
b. Zat aditif
c. Zat adiktif
d. Zat gizi
7. Zat yang terkandung pada singkong sebagai pengganti nasi disebut ...
a. Protein
b. Lemak
c. Karbohidrat
d. Protein nabati
8. Blueberry, pemberi warna alami violet. Pewarna ini disebut ...
a. Batakarotin
b. Phycocyanin
c. Kurkumin
d. Klorofil
9. Bahan kimia tambahan yang mengandung logam dapat menyebabkan pertumbuhan sel-sel
kanker, disebut ....
a. Karsinogenik
b. Kitosan
c. Asam sorbat
d. Karotin
10. Penyakit yang timbul karena mengkonsumsi Monosodium glutamat secara terus menerus
disebut ...
a. Phycocyianin
b. Marasmus
c. China syndrome
d. Hepatitis
11. Garam, termasuk zat aditif alami yang disebut ...
a. Pengawet makanan
b. Pewarna makanan
71
c. Penyedap makanan
d. Pemanis makanan
12. FDC, merupakan pewarna makanan yang baik digunakan untuk makanan, obat dan kosmetik.
Kepanjangan dari FDC adalah ...
a. Food, Drug and Cosmetic
b. Food, Dring and Cosmetic
c. Fruit, Drug and Cosmetic
d. Fish, Dring and Cosmetic
Soal nomor 13-16!
Setiap hari minggu, Arif pergi bersepeda. Setelah bersepeda cukup lama, ia akan mengeluarkan
keringat dan merasa lelah. Ketika Arif sampai rumah, ia langsung pergi kemeja makan yang
terdapat berbagai macam menu. Diantaranya adalah nasi putih, sayur kacang, semur telur balado,
ikan bandeng presto, buah-buahan, dan minuman. Arif mengambil Nasi putih, ikan bandeng dan
buah pisang. Selesai makan, Arif mengambil roti yang terdapat di dalam kulkas. Roti tersebut
berwarna menarik, rasanya sangat manis dan mampu bertahan lama.
13. Keringat yang dihasilkan Arif ketika bersepeda menunjukkan bahwa setiap kegiatan
membutuhan ...
a. Usaha
b. Lemak
c. Energi
d. Daya
14. Secara umum, energi dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu ...
a. Potensial, listrik, panas dan mekanik
b. Kimia, listrik, mekanik, dan panas
c. Kimia, listrik, mekanik, dan panas
d. Potensial, mekanik, panas, dan kimia
15. Zat gizi yang terkandung di dalam kuning telur adalah ...
a. Lemak hewani
b. Protein hewan
c. karbohidrat
d. Protein
72
16. Pisang merupakan makanan yang mengandung vitamin A yang berfungsi sebagai ...
a. Membantu proses metabolisme tubuh
b. Sumber energi
c. Menyimpan cadangan makanan
d. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
Soal nomor 17-18!
Minggu yang lalu, Ani melakukan uji coba pewarna alami dan buatan. Ia menggunakan
benang wol sebagai media tempat menempelnya pewarna, daun suji, pewarna tekstil dan larutan
cuka. Hasil uji coba tersebut menunjukkan benang wol yang direbus dengan daun suji setelah dicuci
warna daun suji akan hilang, sedangkan benang wol yang direbus menggunakan pewarna tekstil
setelah dicuci warna pewarna tekstil masih melekat pada benang wol.
17. Dari bahan-bahan yang digunakan Ani, bahan yang menunjukkan pewarna alami adalah ...
a. Benang wol
b. Pewarna tekstil
c. Larutan cuka
d. Daun suji
18. Kesimpulan dari uji ciba yang dilakukan Ani adalah ...
a. Warna yang menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa pewarna
tersebut aman untuk dikonsumsi
b. Warna yang tidak menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa
pewarna tersebut aman untuk dikonsumsi
c. Warna yang menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa pewarna
tersebut merupakan pewarna alami
d. Warna yang tidak menempel pada benang wol setelah dicuci menunjukkan bahwa
pewarna tersebut tidak aman untuk dikonsumsi
Soal nomor 19-20!
Setelah melakukan uji coba pewarna makanan, Ani melakukan uji coba boraks. Bahan yang
ia gunakan adalah tahu dan kunyit. Tahu yang sudak dihaluskan akan ditetesi air kunyit yang
berasal dari kunyit yang dihaluskan. Tahu yang mengandung boraks, maka warna air kunyit akan
berubah menjadi merah sedangkan tahu yang tidak mengandung boraks, warna air kunyit akan tetap
berwarna orange.
73
19. Makanan yang mengandung boraks, apabila ditetesi air kunyit maka air kunyit akan beruabah
warna menjadi ...
a. Merah
b. Orange
c. Biru
d. Kuning
20. Bahan pewarna alami yang digunakan sebagai indikator warna pada uji coba boraks adalah ...
a. Kunyit
b. Daun suji
c. Wortel
d. Cabai
Soal nomor 21-22!
Semakin majunya zaman, maka semakin mahal harga kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok
tersebut meliputi bahan-bahan makanan yang biasa digunakan sehari-hari. Fenomena ini berdampak
pada pedagang yang menjual makanan. Pemasukan yang mereka peroleh sedikit, namun
pengeluaran yang harus mereka keluarkan sangat banyak. Hal ini menyebabkan beberapa penjual
makanan menggunakan bahan pokok yang tidak sehat untuk makanan yang meraka jual.
Mereka menggunakan formalin sebagai pengawet makanan. Terkadang pedagang
menggunakan boraks untuk mengenyalkan makanannya. Pengganti formalin dan boraks dapat
digunakan kitosan. Kitosan adalah hasil olahan kitin. Kitin merupakan olahan kulit udang maupun
rajungan yang diolah sehingga menghasilkan kitin. Kitin yang diolah kembali akan menghasilkan
kitosan. Apabila para pedagang menggunkan bahan-bahan pangan yang sehat, maka zat gizi yang
terdapat di dalam makanan tidak akan hilang sehingga dapat menyehatkan pembelinya.
21. Zat yang berasal dari proses pengolahan kulit udang maupun rajungan, disebut ...
a. Kitosan
b. Karsinogenik
c. Kapsan
d. Kurkumin
74
22. Zat gizi pada makanan yang berfungsi sebagai pertumbuhan adalah ...
a. Karbohidrat, lemak dan protein
b. Karbohidrat, lemak, dan vitamin
c. Lemak, vitamin dan mineral
d. Protein, lemak dan mineral
Soal nomor 23-25!
Terdapat berbagai macam kios macam makanan yang berjejer sepanjang jalan
utama. Pedagang menjual aneka macam masakan. Terdapat kolak yang diberi santan
sehingga rasanya menjadi gurih, aneka olahan masakan yang memiliki nilai gizi tinggi.
Kolak, merupakan makanan yang berbahan utama pisang, gula jawa dan santan.
Seafood yang dijual beraneka macam masakan. Lisa, memilih untuk membeli kolak satu
bungkus dan jus alpukat. Ketika Lisa memakan kolak, kolak tersebut terasa manis
namun pada saat sampai tenggorokan akan terasa getir. Sedangkan adik Lisa membeli
telur setengah matang yang digoreng menggunakan mentega.
23. Salah satu bahan utama kolak adalah santan. Santan berasal dari buah kelapa. Buah
kelapa mengandung zat gizi yang disebut ...
a. Protein nabati
b. karbohidrat
c. Lemak nabari
d. VitaminPutih telur mengandung zat gizi yang disebut ...
a. Lemak hewani
b. Karbohidrat
c. Vitamin
d. Protein hewani
25. Ketika Lisa memakan kolak, kolak tersebut terasa manis, namun ketika sampai
tenggorokan, kolak akan terasa getir. Hal ini menunjukkan bahwa kolak mengandung ...
a. Pemanis yang dilarang untuk dikonsumsi
b. Pewarna yang dilarang untuk dikonsumsi
c. Penyedap cita rasa makanan yang dilarang untuk dikonsumsi
d. Pengawet makanan yang dilarang untuk dikonsumsi
75
Lampiran 8
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA UJI SKALA KECIL KELAS
VIII E SMPN 3 MUNTILAN
NO RESPONDEN TES PRAK
1 R001 88 91
2 R002 72 100
3 R003 84 82
4 R004 64 93
5 R005 88 88
6 R006 84 96
7 R007 76 88
8 R008 88 100
TOTAL 644 738
RATA-RATA 81 92
KETUNTASAN (%) 88% 100%
76
77
78
Lampiran 9
REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA UJI SKALA KECIL TERHADAP
BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA
MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN KELAS
VIII E SMPN 3 MUNTILAN
RES Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ROO1 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4
ROO2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
ROO3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2
ROO4 4 4 4 4 4 4 3 1 2 2
ROO5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
ROO6 4 2 3 3 3 4 4 4 3 2
ROO7 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4
ROO8 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3
JML 30 26 27 27 26 27 26 25 23 24
P(%) 94 81 84 84 81 84 81 78 72 75
KET SB SB SB SB SB SB SB B B B
Keterangan :
SB : Sangat baik
B : Baik
CB : Cukup baik
TB : Tidak baik
79
80
81
Lampiran 10
REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA UJI SKALA BESAR KELAS VIII G
SMPN 3 MUNTILAN
Res
DENGAN BAHAN AJAR
NILAI HASIL
BELAJAR TANPA
BAHAN AJAR NILAI HASIL
BELAJAR
NILAI
PRAKTIKUM
R001 80 92 78
R002 96 100 75
R003 84 100 72
R004 100 100 76
R005 84 100 78
R006 88 92 78
R007 72 100 79
R008 96 100 76
R009 96 100 77
R010 84 100 70
R011 88 100 70
R012 96 100 70
R013 92 100 78
R014 96 100 75
R015 76 92 75
R017 76 92 78
R018 80 100 75
R019 84 100 72
R020 80 100 70
R021 80 100 75
R022 84 83 70
R023 84 92 78
R024 88 92 75
R025 80 100 78
R026 96 100 75
R027 92 100 80
R028 72 92 75
R029 72 92 70
R030 72 100 76
RERATA KELAS 85 97 75
KETUNTASAN (%) 86 100 72
82
83
84
85
Lampiran 11
REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA UJI SKALA BESAR
TERHADAP BAHAN AJAR IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY
PADA MATERI BAHAN KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN
KELAS VIII G SMPN 3 MUNTILAN
RES
Nomor pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
R001 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R002 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3
R003 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R004 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R005 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R006 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
R007 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
R008 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4
R009 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R010 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4
R011 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
R012 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
R013 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4
R014 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4
R015 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3
R016 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
R017 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
R018 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
R019 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
R020 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
R021 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R022 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4
R023 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4
R024 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4
R025 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
R026 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
R027 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
R028 4 3 4 3 2 3 4 3 3 4
R029 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4
P(%) 91 84 86 84 80 80 91 84 88 92
KET SB SB SB SB B B SB SB SB SB
86
87
88
Lampiran 12
REKAPITULASI TANGGAPAN GURU IPA TERHADAP BAHAN AJAR
IPA TERPADU MELALUI LESSON STUDY PADA MATERI BAHAN
KIMIA TAMBAHAN UNTUK MAKANAN
Res
Nomor Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
H01 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3
H02 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
JML 8 7 8 7 7 8 7 7 7 7
P(%) 100 88 100 88 88 100 88 88 88 88
KET SB SB SB SB SB SB SB SB SB SB
Keterangan :
SB : Sangat baik
B : Baik
CB : Cukup baik
TB : Tidak baik
89
90
91
Lampiran 13
REKAPITULASI HASIL KINERJA GURU DALAM PERSIAPAN
PEMBELAJARAN LESSON STUDY
Pertemuan I
No Aspek yang diamati Pelaksanaan
1 2 3 4
Pendahuluan
1 Memberi apersepsi dan motivasi peserta didik 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan inti
2
Memberi informasi tentang kegiatan 3
Mempersiapkan kelompok 4
Membagi bahan ajar dan memberi penjelasan 3
Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario 3
Memberikan penegasan konsep dan penguatan 3
Penutup
3
Membimbing peserta didik melakukan refleksi 2
Membimbing peserta didik menarik kesimpulan 3
Melakukan feed-back pertanyaan atau tes 3
Memberi tugas 4
Total skor 33
P(%) 75
92
93
94
Lampiran 14
REKAPITULASI HASIL KINERJA GURU DALAM
PERSIAPAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY
Pertemuan II
No Aspek yang diamati Pelaksanaan
1 2 3 4
Pendahuluan
1 Memberi apersepsi dan motivasi peserta didik 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran 4
Kegiatan inti
2
Memberi informasi tentang kegiatan 4
Mempersiapkan kelompok 4
Membagi bahan ajar dan memberi penjelasan 4
Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario 4
Memberikan penegasan konsep dan penguatan 3
Penutup
3
Membimbing peserta didik melakukan refleksi 3
Membimbing peserta didik menarik kesimpulan 4
Melakukan feed-back pertanyaan atau tes 3
Memberi tugas 4
Total skor 40
P(%) 91
95
96
97
Lampiran 15
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY KELAS VIII G
SMPN 3 MUNTILAN
Pertemuan 1
No Pernyataan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8
JML % 2 20 26 6 15 17 24 1 23 28 29 3 13 21 22 18 25 30 7 11 12 4 5 14 19 8 9 10 27
1. Siswa selalu membawa bahan ajar IPA
Terpadu. 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 90
2.
Siswa membuka-buka bahan ajar tanpa
membaca isi bahan ajar ketika guru
menjelaskan.
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 13 45
3. Siswa hanya bermain saat pelajaran
berlangsung. 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 11 38
4. Siswa yang aktif bertanya dalam proses
pembelajaran. 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 17 59
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 17 59
6. Siswa merespon pertanyaan guru. 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 55
7. Siswa mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 86
8. Siswa yang mengerjakan tugas non IPA
pada saat pelajaran IPA berlangsung. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Siswa yang tiduran pada saat pelajaran
berlangsung. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 7
10. Siswa mengobrol dengan temannya tanpa
memperhatikan penjelasan guru. 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 52
11. Siswa mengganggu temannya yang
sedang memperhatikan penjelasan guru. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 45
98
REKAPITULASI ANGKET TANGGAPAN SISWA PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LESSON STUDY KELAS VIII G SMPN 3
MUNTILAN
Pertemuan 2
No Pernyataan Kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 kelompok 5 Kelompok 6 Kelompok 7 Kelompok 8
JML % 2 20 26 6 15 17 24 1 23 28 29 3 13 21 22 18 25 30 7 11 12 4 5 14 19 8 9 10 27
1. Siswa selalu membawa bahan ajar IPA
Terpadu. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 100
2.
Siswa membuka-buka bahan ajar tanpa
membaca isi bahan ajar ketika guru
menjelaskan.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7
3. Siswa hanya bermain saat pelajaran
berlangsung. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 5 17
4. Siswa yang aktif bertanya dalam proses
pembelajaran. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 83
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 21 72
6. Siswa merespon pertanyaan guru. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 90
7. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan
guru. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 100
8. Siswa yang mengerjakan tugas non IPA pada
saat pelajaran IPA berlangsung. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9. Siswa yang tiduran pada saat pelajaran
berlangsung. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10. Siswa mengobrol dengan temannya tanpa
memperhatikan penjelasan guru. 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 48
11. Siswa mengganggu temannya yang sedang
memperhatikan penjelasan guru. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 31
99
100
101
102
Lampiran 17
103
KKKaaatttaaa PPPeeennngggaaannntttaaarrr
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas terselesainya penulisan Bahan Ajar IPA
Terpadu materi Bahan Kimia Tambahan untuk
Makanan untuk Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII.
Sampai saat ini belum ada bahan ajar IPA
Terpadu di SMP/ MTs. Oleh karena itu, penulis
menyusun bahan ajar ini sebagai pendukung kegiatan
pembelajaran IPA Terpadu tingkat SMP/ MTs. Setiap
siswa diharapkan dapat memahami konsep IPA secara
holistik (terpadu) sehingga konsep yang didapat tidak
terpisah-pisah.
Penyajian materi dalam bahan ajar ini disusun
secara sistematis, komunikatif, dan integratif sehingga
siswa dapat memahami isi dari bahan ajar ini secara
mudah. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya bahan ajar ini. Kritik dan
saran demi perbaikan bahan ajar ini sangat penulis
harapkan. Jadikan bahan ajar ini sebagai teman dalam
memahami IPA Terpadu. Selamat belajar.
Penulis
Standar kompetensi
Memahami bahan kimia buatan untuk makanan
Kompetensi Dasar
5.3 Menjelaskan hubungan bentuk energi dan perubahannya, prinsip usaha dan
energi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.4 Mendiskripsikan sistem pencernaan pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan.
4.3 Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan dalam kemasan yang
terdapat dalam bahan makanan.
Materi pembelajaran
Bahan kimia tambahan untuk makanan
kkkooommmpppeeettteeennnsssiii
Tujuan pembelajaran
Siswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian energi.
2. Menyebutkan satuan energi.
3. Menyebutkan bentuk-bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjelaskan jenis dan fungsi makanan yang dibutuhkan manusia.
5. Mengenal macam-macam zat aditif.
6. Menyebutkan bahan pengganti zat aditif pada makanan yang berbahaya bagi
kesehatan.
7. Mengetahui berbagai macam penyakit akibat penggunaan zat aditif yang
berbahaya.
MMMaaattteeerrriii yyyaaannnggg aaakkkaaannn kkkiiitttaaa
pppeeelllaaajjjaaarrriii
Kata pengantar ........................................................................................................................................................................................2
Kompetensi ..............................................................................................................................................................................................2
Materi yang akan kita pelajari.................................................................................................................................................................2
Daftar isi ...................................................................................................................................................................................................2
Do you know? ..........................................................................................................................................................................................2
Energi dalam kehidupanku ......................................................................................................................................................................2
Sehatkah makanan kita? .........................................................................................................................................................................2
Karbohidrat.........................................................................................................................................................................................2
Protein ................................................................................................................................................................................................2 Protein nabati ...............................................................................................................................................................................2 Protein hewani ..............................................................................................................................................................................2
Lemak..................................................................................................................................................................................................2 Lemak hewani ...............................................................................................................................................................................2 Lemak nabati .................................................................................................................................................................................2
Vitamin ...............................................................................................................................................................................................2
Mineral ...............................................................................................................................................................................................2
Kilas balik kebiasaan kita .........................................................................................................................................................................2
Awal perkenalan ......................................................................................................................................................................................2
Zat aditif untuk makanan ........................................................................................................................................................................2
Pengertian dan jenis zat aditif ...........................................................................................................................................................2
Pewarna makanan..............................................................................................................................................................................2 Pewarna buatan ............................................................................................................................................................................2 Dampak pewarna buatan .............................................................................................................................................................2 Pewarna alami ..............................................................................................................................................................................2
Uji coba pewarna alami dan buatan .......................................................................................................................................................2
Pengawet makanan makanan ...........................................................................................................................................................2 Pengawet buatan ..........................................................................................................................................................................2 Dampak pengawet butan .............................................................................................................................................................2 Pengawet alami ............................................................................................................................................................................2
Uji coba boraks ........................................................................................................................................................................................2
Pemanis makanan ..............................................................................................................................................................................2 Pemanis buatan ............................................................................................................................................................................2 Dampak pemanis buatan..............................................................................................................................................................2 Pemanis alami ...............................................................................................................................................................................2
Penyedap cita rasa makanan .............................................................................................................................................................2 Penyedap buatan ..........................................................................................................................................................................2 Dampak penyedap buatan ...........................................................................................................................................................2 Penyedap alami ............................................................................................................................................................................2
Rangkuman ..............................................................................................................................................................................................2
Asah otak .................................................................................................................................................................................................2
Kunci jawaban ..........................................................................................................................................................................................2
Glosarium .................................................................................................................................................................................................2
Daftar pustaka .........................................................................................................................................................................................2
DDDaaaffftttaaarrr iiisssiii
Perhatikan gambar-gambar dibawah ini !
DDDooo yyyooouuu kkknnnooowww???
sumber : purnomo_w_8282008100941pm_olahraga2
Tahukah kalian apa yang Tora
lakukan setelah berolah
raga?
istirahat? tidur?
atau...
makan??
sumber : sht-n1.blogspot.com
salah satunya,
Tora akan makan
tujuan Tora makan adalah untuk mengganti energi atau tenaganya yang telah hilang
karena olahraga
Apakah energi itu ?
untuk lebih
jelasnya, ayo kita
belajar bersama...
EEEnnneeerrrgggiii dddaaalllaaammm kkkeeehhhiiiddduuupppaaannnkkkuuu
Energi adalah kemampuan untuk melakukan
usaha atau kerja.
Kegiatan kita sehari-hari membutuhkan energi,
seperti berlari, bersepeda, berjalan, nonton TV
juga membutuhkan energi.
satuan energi salam Satuan Internasional (SI)
adalah Joule (J). Satuan energi dalam sistem yang
lain adalah kalori, erg, dan kWh (kilo watt hours).
Terdapat 4 macam energi, yaitu :
energi kimia, energi listrik, energi panas, energi
mekanik.
sumber : kartun-berlari.html
sumber : balicycling.com
Salah satu energi yang
sangat dekat dengan
kehidupan kita adalah
energi kimia.
energi kimia adalah
energi yang tersimpan
dalam persenyawaan
kimia.
Makanan banyak
mengandung energi kimia
yang sangat bermanfaat bagi
tubuh manusia.
Jadi, makanan yang sehat
mampu mengembalikan
energi didalam tubuh kita
untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
seperti apakah makanan yang sehat
untuk kita ???
SSSeeehhhaaatttkkkaaahhh mmmaaakkkaaannnaaannn kkkiiitttaaa???
sumber http://arteducationx.wordpress.com/
sumber : penaperempuan.blogspot.com
Setiap hari kita
mengkonsumsi banyak
makanan. Namun,
pernahkah kita
berpikir makanan apa
saja yang sehat untuk
tubuh kita ???
Makanan yang sehat adalah
makanan yang mengandung zat gizi
dan dapat menghasilkan energi yang
berasal dari alam.
makanan tersebut adalah
makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, dan lemak.
Sedangkan vitamin dan mineral
membantu proses metabolisme di
dalam tubuh.
sumber : popunews.com
Karbohidrat
berfungsi sebagai sumber energi,
bagi tubuh kita. Energi ini
diperlukan untuk
tumbuh, bergerak,
mempertahankan suhu tubuh, dan
berkembang biak.
Energi yang diperlukan oleh setiap
orang per harinya berbeda-beda
tergantung dari jenis kelamin,
kegiatan, berat badan, dan usia.
sumber :
sarangge.wordpress.com
sumber lenteratani.blogspot.com
Beras, jagung, ketela,
gandum adalah makanan
yang mengandung
karbohidrat.
Jika kalian makan
karbohidrat yang berlebihan, kelebihan ini akan disimpan
dalam bentuk lemak di daerah perut, di sekeliling ginjal,
jantung, dan di bawah kulit, sehingga tubuh menjadi
gemuk.
sumber : preventionindonesia.com
Protein memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel
tubuh yang rusak, membentuk enzim dan hormon serta mengatur
proses di dalam tubuh.
Protein terbagi menjadi 2,
Protein nabati
Protein nabati diperoleh dari
tumbuhan, misalnya kacang-
kacangan, tahu dan tempe yang
merupakan olahan kedelai.
Protein hewani
Protein hewani diperoleh dari
hewan misalnya ikan, udang,
keju, cumi-cumi, dan telur.
sumber : notnumber26.blogspot.com
sumber : juraganbandeng.blogspot.com
sumber : duniabahasabangsa.blogspot.com
sumber : bismacenter.ning.com
sumber ;indonesiaindonesia.com
sumber : blog.ub.ac.id
Lemak
berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K., sumber energi,
pelindung tubuh dari gesekan dan benturan serta suhu yang ekstrim
dan sebagai cadangan makanan.
sumber : lucy-vs-me.blogspot.com
sumber : lelakisejarah.blogspot.com sumber : kulinr.blogspot.com
Lemak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
lemak hewani dan lemak nabati
Lemak nabati
Buah kelapa, biji cokelat,
kelapa sawit, alpukat
merupakan sumber lemak
nabati.
Lemak hewani
Lemak hewani adalah
lemak yang berasal dari
hewan. Contohnya adalah
daging, kuning telur dan
mentega.
sumber : hariansumutpos.com
sumber : wordwans.wordpress.com sumber : www.cakefever.com
Vitamin merupakan zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk
kelancaran proses-proses didalam tubuh. Tanpa vitamin, proses
metobolisme di dalam tubuh bisa terganggu. Makanan yang
mengandung vitamin diantaranya adalah buah-buahan dan sayuran.
sumber : kimling4.blogspot.com
Mineral
merupakan bahan-bahan anorganik (tak hidup). Mineral berfungsi
sebagai pelarut anorganik dalam tubuh, pembawa zat-zat yang
dibutuhkan dan zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh, mendukung
terjadinya reaksi kimia dalam tubuh, mempertahankan
keseimbangan suhu tubuh.
sumber : priscillatasya.com sumber : xinxinfoods.com
sumber : indofiles.org sumber : id.wikipedia.org
KKKiiilllaaasss bbbaaallliiikkk kkkeeebbbiiiaaasssaaaaaannn kkkiiitttaaa
Apakah makanan yang kita makan mengandung zat-
zat kimia yang tidak sehat bagi tubuh kita ?? seperti
boraks, pewarna tekstil, pemanis buatan yang sering
membuat tenggorokan kita sakit.
sumber : welcomefuturepath.blogspot.com sumber : hasanzainuddin.wordpress.com
sumber : sehatmelileaorganic.blogspot.com
AAAwwwaaalll pppeeerrrkkkeeennnaaalllaaannn
sumber : m.kaskus.co.id
sumber :
habibialisyahbana.wordpress.com
sumber : resepmasakanku.info
Sekarang kita
sudah mengetahui
makanan yang
sehat untuk tubuh
kita.
Perhatikan gambar-
gambar ini !
Makanan-makanan ini memiliki warna
yang menarik, rasanya enak, aromanya
sedap. Namun sehatkah makanan ini ???
Apakah warna yang digunakan aman bagi
tubuh kita ?
UNTUK LEBIH
JELASNYA, AYO KITA
PELAJARI LEBIH
DALAM LAGI
ZZZaaattt aaadddiiitttiiifff uuunnntttuuukkk mmmaaakkkaaannnaaannn
pengertian dan jenis zat aditif
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau makanan
dengan tujuan agar bahan makanan itu memiliki nilai, fungsi, ukuran,
rasa, warna, bau atau sifat-sifat tertentu.
Berdasarkan jenisnya, zat aditif dibagi menjadi dua
yaitu zat aditif buatan dan zat aditif alami
Zat aditif buatan adalah bahan tambahan makanan yang terbuat dari
bahan-bahan kimia. Penggunaan zat aditif buatan yang sesuai dengan
takarannya dan sesaui dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), maka akan aman bagi tubuh kita.
Zat aditif alami adalah bahan tambahan makanan yang
berasal dari alam. Penggunaan zat aditif alami tidak akan
berbahaya bagi kesehatan kita.
Terdapat 4 macam zat aditif, yaitu :
zat pewarna, zat pengawet, zat
pemanis dan zat penyedap cita
rasa.
Tabel 1.1 Beberapa zat pewarna buatan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi
Zat pewarna Warna yang dihasilkan
FD yellow no. 5 Kuning jingga
FD yellow no. 6 Jingga kekuningan
FD red no. 2 Merah kempuyang
FD dan C red no. 3 Merah flouresensi
FD dan C blue no. 1 Hijau kebiruan
Pewarna makanan
sumber : m.kaskus.co.id
Pewarna merupakan zat aditif yang
digunakan untuk mewarnai makanan
sebagai tanda kesegaran, meningkatkan
selera makan dan mempertahankan warna
agar tidak memudar yang disebabkan oleh
cahaya matahari atau pengaruh lainnya.
Terdapat 2 macam pewarna makanan,
yaitu pewarna buatan dan pewarna alami.
Ketika kamu membeli jajan, jajan yang berwarna menarik atau yang
berwarna kusam yang akan kamu pilih ??
Pewarna buatan
Pewarna buatan adalah bahan pewarna yang
dibuat secara kimia oleh pabrik industri kimia.
Terdapat 2 macam pewarna makanan, yaitu
pewarna yang diizinkan untuk digunakan dalam
makanan dan dilarang digunakan karena
berbahaya.
sumber :
dapurmamienyabintang.blogspot.co
m
Tabel 1.2 Beberapa Zat pewarna buatan dilarang untuk dikonsumsi
Auramine Orange RN Indanthrene Blue RS
Metanil Yellow Chocolate Brown FB Orange G
Alkanet Orchil and Orcein Oil Yellow AB
Butter Yellow Oil Orange XO Ponceau 6R
Fast Red E Ponceau 3 R Rhodamin B
Violet 6 B Scarlet GN Black 7984
FD and C (FDC) adalah
kepanjangan dari Food,
Drug and Cosmetic yang
merupakan zat pewarna
buatan yang baik
digunakan untuk
makanan, obat dan
kosmetik.
zat pewarna
buatan tubuh
manusia metabolisme
tubuh
karsinogenik
Karsinogenik adalah bahan yang
dapat merangsang pertumbuhan
sel-sel kanker dalam tubuh kita.
Penggunakan zat pewarna buatan secara berlebihan
akan berdampak tidak baik bagi kesehatan kita.
Dampak pewarna buatan
sumber : ummiummi.com sumber : batikndesa.blogspot.com
untuk lebih amannya, lebih baik kita menggunakan bahan pewarna
alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berada disekitar kita.
sumber : bubur-
sumsum.blogspot.com
sumber : okefood.com
sumber :
campakakaromah.blogspot.com
Pewarna alami
Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang diambil dari tumbuh-
tumbuhan. Penggunaan pewarna alami secara berlebihan tidak akan
menimbulkan efek samping bagi tubuh kita.
Daun suji, pemberi warna hijau. Biasanya
digunakan pada pewarnaan kue lapis. Zat warna
hijau ini disebut dengan zat warna klorofil.
Wortel, pemberi warna
kuning/orange. Zat warna
pada wortel disebut juga
beta-karoten
Kunyit, pemberi warna kuning. Kunyit untuk
memberi warna pada tahu, nasi kuning.
Pewarna kunyit ini disebut dengan kurkumin
Cabai, pemberi warna merah
untuk masakan rendang,
sayur ikan. Zat warna merah
ini disebut dengan kapxantin
buah blueberry, pemberi
warna biru kevioletan. Zat
warna biru ini disebut
dengan phycocyanin
UUUjjjiii cccooobbbaaa pppeeewwwaaarrrnnnaaa aaalllaaammmiii dddaaannn bbbuuuaaatttaaannn
Alat :
a. Wadah tempat untuk merebus.
b. Pembakar pirtus.
c. Penjepit.
Bahan :
a. 2 buah benang wol berwarna
putih.
b. Larutan cuka.
c. Daun pandan.
d. Pewarna tekstil.
Cara kerja :
a. Siapkan 2 benang wol yang masing-masing dimasukkan kedalam
wadah.
b. Masukkan air secukupnya kedalam wadah.
c. Wadah A diberi daun pandan,wadah B diberi pewarna tekstil.
d. Tambahkan beberapa tetes larutan cuka.
d. Rebus kedua wadah tersebut menggunakan pembakar spirtus.
e. Setelah 10 menit, angkat rebusan benang wol dan cuci menggunakan
air beberapa kali.
f. Amati apa yang terjadi pada kedua benang wol tersebut.
benang wol
berwarna putih
Larutan
cuka
Daun pandan
pembakar spirtus pewarna tekstil
Kesimpulan : Warna yang masih melekat pada benang wol, menunjukkan bahwa
pewarna yang digunakan adalah pewarna buatan yang tidak baik bagi
tubuh kita.
Tujuan :
Mengetahui perbedaan pewarna alami dan buatan.
Pengawet makanan makanan
Makanan yang terbungkus
kaleng dan makanan yang
sudah dikemas rapat
mayoritas mampu bertahan
hingga berbulan-bulan dan
rasanya tidak berubah.
Tahukah kamu mengapa hal
ini bisa terjadi ??
Makanan berkaleng dan makanan lainnya
yang mampu bertahan lama dikarena
terdapat bahan pengawet dalam proses
pembuatannya.
Bahan pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada
makanan dan minuman agar tetap segar, bau dan rasanya tidak
berubah atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk
atau terkena bakteri/jamur.
Terdapat beberapa zat pengawet
buatan yang aman digunakan,
yaitu natrium benzoat, asam
sitrat. Beberapa makanan juga
menggunakan bahan pengawet
berbahaya seperti borak dan
formalin yang tidak sehat bagi
tubuh.
sumber : aisklopedia.blogspot.com
sumber : pendidikananakusiadini2.blogspot.com
Tabel 1.3 Beberapabahan pengawet makanan yang diizinkan untuk
dikonsumsi
Asam benzoat Kalium metabisulfit Kalsium propionat
Asam propinat Kalium nitrat Kalsium sorbat
Asam sorbat Kalium nitrit Natrium benzoat
Belerang dioksida Kalium propionat Metil p-hidroksi benzoat
Etil p-hidroksi
benzoat Kalium sorbat Natrium bisulfit
Kalium benzoat Kalium sulfit Natrium metabisulfit
Kalium bisulfit Kalsium benzoat Natrium nitrat
Formalin, pengawet biasa digunakan untuk
mengawetkan mayat maupun hewan yang sudah mati.
Boraks, hanya boleh dipergunakan
dalam industri non pangan.
sumber : tahubakso.net sumber : iqbal-
itp2010.blog.unsoed.ac.id
Pengawet buatan
Dampak pengawet butan
Penggunaan formalin menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan
pada alat pencernaan dan jantung.
Adapun penggunaan boraks sebagai pengawet makanan dapat
menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit.
Adapun alternatif pengawet yang lebih sehat,
yaitu pengawet alami. Pengawet alami dalam
berupa gula maupun garam.
Pengawet alami
Cara pengawetan secara alami adalah dengan cara pengeringan,
pengasinan, pengasapan, pemanisan, dan pembekuan makanan.
Pengawetan juga dapat dilakukan dengan pemberian air jeruk
nipis.
Gula, biasa
digunakan dalam
pembuatan manisan
sumber : yeshea-anggraanggrie.blogspot.com
Garam biasanya
digunakan dalam
pembuatan asinan.
sumber :
eviramdani.wordpress.com
Pemberian air jeruk
nipis , bisa digunakan
sebagai pengawet nasi
sumber : anachusnul.blogspot.com
Lengkuas, digunakan
sebagai pengawet ikan
sumber : laciberita.wordpress.com
Tahukah kalian, apa itu
kitosan ???
Kitosan adalah serat alami yang dibuat
dari kulit udang/rajungan. Kitosan dapat
digunakan sebagai pengawet bakso,
sosis, nugget.
kitosan dapat dimanfaatkan sebagai
penghambat perbanyakan sel kanker
lambung manusia dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
UUUjjjiii cccooobbbaaa bbbooorrraaakkksss
Alat :
Mortar dan alu
Penyaring air
mangkuk
Bahan :
tahu
Kunyit
Cara kerja
1. Haluskan tahu dengan menggunakan mortar dan alu.
2. Letakkan tahu yang sudah dihaluskan kedalam mangkuk
yang berbeda.
3. Cuci mortar dan alu.
4. Kupas kulit kunyit, haluskan menggunakan mortar dan alu.
5. Saring kunyit menggunakan penyaring.
6. Siramkan air kunyit ke atas tahu.
7. Amati apa yang akan terjadi.
Mortar dan alu
Kesimpulan
Jika tahu mengandung boraks, maka air kunyit yang
diteteskan akan berubah warna menjadi merah.
penyaring air
Tujuan :
Mengetahui kandungan boraks yang ada pada
makanan.
Pemanis makanan
Zat pemanis berfungsi untuk
menambah rasa manis pada makanan
dan minuman.
sumber : m.kaskus.co.id
Terdapat 2 macam pemanis, yaitu
pemanis buatan dan pemanis alami.
pemanis buatan
zat pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh
tubuh manusia sehingga tidak berfungsi
sebagai sumber energi. sumber : nuurislami.blogspot.com
Bahan pemanis buatan ini sama sekali tidak
mempunyai nilai gizi.
contoh-contoh pemanis buatan adalah sakarin,
garam-garam siklamat, dan aspartum.
sumber : sinosweet.en.alibaba.com
Penggunaan zat pemanis alami yang berlebihan dapat mengakibatkan
Diabetes maupun obesitas.
dampak pemanis buatan
Tahukah kalian ???
Sakarin = 400 kali kemanisan gula alami.
Siklamat = 30 kali pemanis alami.
Jika kita mengkonsumsi zat pemanis alami secara
berlebihan, dapat mengakibatkan obesitas dan
diabetes. Maka penggunaan zat pemanis alami harus
disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemanis alami
gula alami lebih baik daripada gula sintetis
karena lebih aman untuk kesehatan.
Contoh pemanis alami adalah buah ara.
Penderita diabetes masih dapat
mengkonsumsi gula, namun harus gula
yang terbuat dari jagung maupun gula yang
terbuat dari buah-buahan (fruktosa).
Sudah banyak merek dagang yang menjual
gula jagung dan gula fruktosa.
Penyedap cita rasa makanan
Apa yang akan kalian lakukan
untuk membuat makananmu
terasa enak ?? Untuk membuat cita rasa masakan
lebih sedap, kita menambahkan
penyedap rasa.
sumber :
foodtech46.wordpress.com
sumber : bikinngiler.wordpress.com
Penyedap buatan
Bahan penyedap buatan yang biasa digunakan
adalah MSG (Monosodium glutamat).
MSG dibuat dari sari tetes tebu yang
difermentasi oleh bakteri khusus. MSG
memiliki sifat tidak berbau, rasanya
manis campur asin, terasa enak di
mulut, dapat menekan aroma bawang.
Dampak penyedap buatan
Bagi orang yang alergi MSG, maka makanan yang dikonsumsi
mengandung MSG dapat menyebabkan penyakit Chinese Restaurant
Syndrome atau biasa dikenal dengan China syndrome.
Terdapat banyak bahan alami yang dapat digunakan
sebagai penyedap makanan.Diantaranya adalah terasi,
jeruk nipis, kayu manis, lengkuas, daun salam, air
kaldu, dan gula jawa
Penyedap alami
Daun salam
sumber : resepmasakanku.info
Lengkuas
sumber : lp2es.com
Kayu manis
sumber : kesehatan.segiempat.com
sumber : blog.sedapur.com sumber : resepmasakanindonesia.info
Air kaldu Terasi Gula jawa
sumber : manma90.blogspot.com
Penggunaan penyedap alami harus susai dengan
makanan yang kalian masak. Apabila salah,
masakan kalian akan terasa tidak sedap .
RRRaaannngggkkkuuummmaaannn
1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.
2. Terdapat 4 macam energi, yaitu energi kimia, listrik,
panas dan mekanik.
3. Makanan yang sehat adalah makanan yang
mengandung zat kimia, yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral.
4. Zat aditif terbagi menjadi 4 macam, yaitu zat
pewarna, zat pemanis, zat pengawet, dan zat
penyedap cita rasa.
5. Berdasarkan sumbernya, zat aditif terbagi menjadi 2
macam, yaitu zat aditif sisntetik dan zat aditif alami.
6. Setiap zat aditif memiliki fungsi yang berbeda-beda
dan memiliki efek samping yang berbeda pula.
7. Penggunaan zat aditif buatan yang berlebihan tidak
baik untuk kesehatan tubuh.
8. Zat aditif alami merupakan alternatif zat aditif
buatan yang sehat untuk dikonsumsi.
AAAsssaaahhh oootttaaakkk
Mendatar :
1. Bahan makanan sumber energi
5. Pengganti sel tubuh yang rusak
8. Zat pengawet keju
9. Bahan pengganti pemanis buatan
11. Monosodium glutamat
13. Zat pewarna alami
15. Bahan pewarna alami pencegah kanker
16. Cara pengawetan yang sehat untuk makanan
17. Penyakit kelebihan zat pemanis alami
21. Penyakit alergi MSG
22. Kemampuan untuk melakukan kerja
Menurun :
2. Bahan pengenyal bakso
3. Buah pemanis alami
4. Zat aditif tidak berbahaya
6. Zat pemanis alami
7. Pengawet mayat
10. Terdapat kurang dari 70-80% didalam tubuh
12. Bahan yang merangsang pertumbuhan sel kanker
14. FD dan C green no 3
18. Salah satu zat aditif
19. Energi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita.
20. Food, Drug and Cosmetic
Bacalah pertanyaan sebelum mengisi kotak kosong yang
telah disediakan
29
Isilah kotak-kotak kosong dibawah ini
5
1
13
10
8
11
14
9
17
15 16
21
18
20
12
2
6 7
4 1 3
19
22
30
kkkuuunnnccciii jjjaaawwwaaabbbaaannn
Mendatar :
1. Karbohidrat
5. Protein
8. Asam sorbat
9. Gula
11. MSG
13. Kunyit
15. Wortel
16. Asinan
17. Diabetes
21. China Syndrome
22. Energi
Menurun :
2. Boraks
3. Ara
4. Alami
6. Madu
7. Formalin
10. Mineral
12. Karsinogenik
14. Hijau tua
18. Pengawet
19. Kimia
20. FDS
31
ggglllooosssaaarrriiiuuummm
Asam sorbat : Zat pengawet anti jamur/fungi.
Boraks : Bahan industri non pangan.
China Syndrome : Penyakit alergi terhadap MSG.
Diabetes : Penyakit kencing manis akibat pengkonsumsian pemanis alami secra
berlebihan.
Energi : kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.
FDC : Zat pewarna buatan yang baik digunakan untuk makanan, obat dan
kosmetik.
Formalin : Bahan pengawet mayat.
Karbohidrat : Zat makanan yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan.
Karsiogenik : Bahan yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker
didalam tubuh.
Lemak : Cadangan makanan bagi tubuh.
Makanan : Bahan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh
makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi
Mineral : Bahan-bahan anorganik.
Obesitas : kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak yang
berlebihan.
Protein : Zat makanan yang berfungsi untuk mengganti sel-sel tubuh yang
rusak.
Vitamin : Zat-zat yang berfungsi untuk membantu proses kelancaran proses-
proses di dalam tubuh.
Zat aditif : Zat yang ditambahkan apda suatu bahan/makanan dengan tujuan
agar bahan makanan tersebut memiliki nilai, fungsi, ukuran, rasa, warna,
bau atau sifat tertentu.
Zat aditif buatan : Zat aditif dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa
dengan bahan alami yang sejenis.
32
Chahaya, I. Maret 2003. Bahan Tambahan Makanan, Manfaat Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Info Kesehatan, Vol. VIII, No. 1. Hal 39-45
Karim, S. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: JP
Books.
Permanasari, A. 2007. Kimia dalam Kehidupan Kita. Jakarta: iO IPA ABONG.
Ratnani. April 2009. Bahaya Bahan Tambahan Makanan Bagi Kesehatan. Momentum, Vol. 5, No. 1. Hal 16-22.
Wasis. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wijaya, A, Suryatin, B dan Salirawati, D. 2009. Cerdas Belajar IPA VIII. Jakarta: Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia
http://www.zelenaplus.com/faq (diunduh pada tanggal 3 Februari 2013)
DDDaaaffftttaaarrr pppuuussstttaaakkkaaa
104
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Proses kegiatan pembelajaran
Gambar 2. Observer lesson study mengamati proses pembelajaran
Lampiran 17
105
Gambar 3. Kegiatan praktikum uji coba pewarna makanan
Gambar 4. Kegiatan praktikum uji coba boraks
106
Lampiran 18
107
Lampiran 19