pengelolaan pertanian secara intensif dengan mengandalkan masukan
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
1/7
Pengelolaan pertanian secara intensif dengan mengandalkan masukan/input bahan-bahan
kimia baik untuk pupuk maupun pestisidanya, contohnya yaitu sistem Revolusi Hijau yang
pernah diterapkan di Indonesia. alaupun Revolusi hijau tersebut memba!a Indonesia ke
s!asembada pangan pada era "rde baru, namun dilihat dari keberlanjutan produktivitas
lahannya sangat tidak baik, dengan adanya input-input kimia!i yang berlebihan mengakibatkan
kesuburan tanah mulai menurun dan banyak permasalahan lainnya.
Praktek pengelolaan pertanian intensif yang mengakibatkan agroekosistem tersebut tidak
sehat #
• Pembukaan Hutan (Alih Guna Lahan)
Pembukaan hutan yang biasanya dijadikan untuk lahan pertanian merupakan
salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global. Perubahan lahan hutan
menjadi $groekosistem lahan kering bagi keperluan pertanian menetap dan
sementara demi untuk memenuhi kebutuhan hidup sudah terjadi sejak lama. Hal
ini telah mengakibatkan terjadinya degradasi/penurunan kesuburan lahan.
Pembukaan hutan tersebut merupakan tindakan eksploitasi lahan yang
berlebihan, perluasan tanaman, penggundulan hutan, telah berdampak pada
keberlangsungan hidup biota yang berada di bumi ini. %ila kondisi tersebut diatas
terus berlangsung dengan cara tidak terkendali, maka dikha!atirkan akan
bertambahnya jumlah lahan kritis dan kerusakan dalam suatu !ilayah daerah
aliran sungai &'$(). *erusakan ini dapat berupa degradasi lapisan tanah &erosi),
kesuburan tanah, longsor dan sedimentasi yang tinggi dalam sungai, bencana
banjir, disribusi dan jumlah atau kualitas aliran air sungai akan menurun.
• Pertanian monokultur
• Pertanian monokultur adalah sistem pertanian dengan penanaman satu
jenis tanaman secara terus menerus pada satu lahan. Penerapan sistem
monokultur biasanya digunakan petani-petani baik lahan tegalan, sa!ah,
maupun perkebunan yang mengejar hasil produksi yang tinggi untuk
komoditas tertentu, sehingga dalam satu areal tertentu ditanam satu jenis
tanaman saja.
• Pertanian monokultur tersebut merupakan salah satu penerapan pertanian
intensif yang biasanya menerapkan input-input kimia berlebihan untuk
menunjang produksinya nanti sepertiaplikasi pupuk anorganik dan
penggunaan pestisida sebagai cara menanggulangi hama dan penyakit. Hal
tersebut mengakibatkan ketergantungan petani terhadap pestisida, pupuk
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
2/7
anorganik dan varietas unggul yang digunakan, selain itu terjadi resistensi
dan resurjensi hama.
*riteria/indikator agroekosistem tersebut dikatakan tidak sehat #
1. Dari Segi Kimia Tanah
a) %ahan "rganik +anah
%ahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang
sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. (umber primer bahan
organik tanah dapat berasal dari (eresah yang merupakan bagian mati tanaman berupa
daun, cabang, ranting, bunga dan buah yang gugur dan tinggal di permukaan tanah baik
yang masih utuh ataupun telah sebagian mengalami pelapukan. 'alam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga bisa berasal dari pemberian pupuk organik
berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati &inokulan).
Pada sistem pertanian yang diolah secara intensif dengan menerapkan sistem
monokulttur biasanya jumlah bahan organiknya sedikit karena tidak ada atau
minimnya seresah di permukaan lahan, selain itu input bahan organic yang berasal dari
pupuk organic baik pupuk kandang atau pupuk hijau minim karena lebih menekankan
penggunaan input kimia. 'ari hal tersebut dapat diindikasikan pertanian tanpa
penerapan tambahan bahan organic pada lahan pertanain intensif merupakan
pengelolaan agroekosistem yang tidak sehat.
b) pH +anah &*emasaman +anah) dan $danya nsur %eracun
pH tanah pada sistem pertanian intensif biasanya agak masam karena seringnya
penggunaan pupuk anorganik seperti rea yang diaplikasikan secara terus-menerus
untuk menunjang ketersediaan unsure hara dalam tanah. +anah bersifat asam dapat
pula disebabkan karena berkurangnya kation *alsium, agnesium, *alium danatrium. nsur-unsur tersebut terba!a oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih
ba!ah atau hilang diserap oleh tanaman.
pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat
racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
3/7
asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti
e, 0n, n dan 1u dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi
tanaman.
ntuk pengelolaan pH tanah yang berbeda-beda dalam suatu agroekosistem maka
apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka pemilihan jenis tanamannya
disesuaikan dengan pH tanah apakah tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu
bertahan dengan pH tertentu.
c) *etersediaan nsur Hara
nsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain # %ahan organik, mineral
alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia.
Pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur haranya berasal dari
input-input kimia!i berupa pupuk anorganik, petani kurang menerapkan tambahan
bahan organic seperti aplikasi pupuk kandang dan seresah dari tanaman yang
diusahkan., sehingga petani sangat berketergantungan dengan pupuk kimia, padahal
penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun.
+erkadang nampak gejala defisiensi unsur hara pada tanaman yang diusahakan dan
petani mengatasinya dengan aplikasi pupuk kimia yang banyak mengandung unsure
hara yang kurang tadi, misalnya tanaman kekurangan unsure maka petani
mengaplikasikan pupuk urea sebagai penunjang ketersediaan unsure yang kurang
tadi, begitupula dengan unsure-unsur lainnya.
1. Dari Segi Fisika Tanah
a) *ondisi kepadatan tanah
idiarto &2334) menyatakan bah!a, 5%ahan organik dapat menurunkan %I dan tanah
yang memiliki nilai %I kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
4/7
tanah sedang sampai tinggi. (elain itu, ilai %I untuk tekstur berpasir antara 6,7 8 6,4
g / m3, ilai %I untuk tekstur berlempung antara 6,9 8 6,: g / m3 dan ilai %I untuk
tekstur berliat antara 6,6 8 6,; g / m3 merupakan nilai %I yang dijumpai pada tanah yang
masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan g.cm-9, bila semakin
banyak kandungan %", nilai %= semakin kecil).
Pada lahan dengan sistem pengolahan intensif terkadang memiliki sebaran perakaran
yang cukup tinggi karena tanaman yang diusahakan dalam kurun !aktu yang lama
hanya satu komoditi saja.
c) ?rosi +anah
?rosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke tempat lain.
eningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup tanah dan
kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah. ?rosi tersebut
umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk
pertumbuhan tanaman. "leh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran
sifat-sifat fisik dan kimia tanah.
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
5/7
'i lahan pertanian dengan pengolahan intensif, khususnya praktek penebangan hutan
untuk pembukaan lahan baru memiliki tingkat kerusakan lingkungan yang amat tinggi.
Pembukaan hutan tersebut merupakan tindakan eksploitasi lahan yang berlebihan,
perluasan tanaman, penggundulan hutan, telah berdampak pada keberlangsungan
hidup biota yang berada di bumi ini. %ila kondisi tersebut diatas terus berlangsung
dengan cara tidak terkendali, maka dikha!atirkan akan bertambahnya jumlah lahan
kritis dan kerusakan dalam suatu !ilayah daerah aliran sungai &'$(). *erusakan ini
dapat berupa degradasi lapisan tanah &erosi), kesuburan tanah, longsor dan sedimentasi
yang tinggi dalam sungai, bencana banjir, disribusi dan jumlah atau kualitas aliran air
sungai akan menurun.
'engan vegetasi yang hanya satu macam pada satu areal lahan menyebabkan tidak
adanya tutupan lahan lain sehingga tidak dapat melindungi tanah dari daya pukul airhujan secara langsung ke tanah, hal tersebut mengakibatkan laju erosi cenderung tinggi.
1. Dari Segi iologi Tanah
a) *eanekaragaman biota dan fauna tanah, ditunjukkan dengan adanya kascing
%iota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga
dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan. (alah
satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Hasil penelitian
menunjukkan bah!a cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui
perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. *ascing &pupuk organik bekas cacing
atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing) mempunyai
kadar hara , P dan * 2,7 kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan
porositas tanah &pori total dan pori drainase cepat meningkat 6,67 kali).
1acing jenis @penggali tanahA yang hidup aktif dalam tanah, !alaupun makanannya
berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar-akar yang mati didalam tanah. *elompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah yang
ada di atas tanah dengan tanah lapisan ba!ah, dan meninggalkan liang dalam tanah.
*elompok cacing ini membuang kotorannya dalam tanah, atau di atas permukaan
tanah. *otoran cacing ini lebih kaya akan karbon &1) dan hara lainnya dari pada tanah
di sekitarnya. &Hairiah, 233;).
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
6/7
Pada lahan dengan pengolahan intensif, jarang terdapat seresah pada lahan tersebut
sehingga keberadaan biota tanah seperti cacing tanah sedikit, padahal aktifitas cacing
tanah dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah, seperti
meningkatkan kandungan unsur hara, mendekomposisikan bahan organic tanah,
mernagsang granulasi tanah dan sebagainya.
v %eberapa (trategi dalam emperbaiki Pengelolaan $groekosistem enjadi (ehat
B ntuk menggunakan lahan pada daerah hulu secara rasional maka diperlukan sistem
penggunaan lahan yang menerapkan kaidah-kaidah konservasi, produktif dan
pemanfatan teknologi yang ramah lingkungan. 'engan demikian akan me!ujudkan
sistem pertanian yang tangguh dan secara menyeluruh menciptakan pengelolaan
sumberdaya alam dalam suatu '$( yang berkelanjutan.
B Pengolahan lahan secara agroforestry untuk daerah hulu karena dapat menerapkan
sistem konservasi tanah dan air, namun apabila petani juga menginginkan hasil
produksi yang tinggi dapat diterapkan sistem multiple cropping seperti tumpang sari.
B elaukuan pengolahan tanah minimum yang merupakan teknik konservasi tanah
dimana gangguan mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. 'engan cara
ini kerusakan struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan dan erosi
berkurang. +eknik ini juga mengurangi biaya dan tenaga kerja untuk pengolahan tanah
dan mengurangi biaya / tenaga kerja untuk penyiangan secara mekanik. Pengolahan
tanah minimum cukup efektif dalam mengendalikan erosi, dan biasa dilakukan pada
tanah-tanah yang berpasir dan rentan terhadap erosi.
B eningkatkan aplikasi pemberian bahan organic seperti pupuk anorganik berupa
pupuk kandang maupun puuk hijau untuk memperbaiki pH tanah, kondisi fisik, kimia
dan biologi tanah, serta penambahan seresah yang juga melindungi lahan dari tetesan
air hujan secara langsung sehingga dapat mengurangi laju erosi.
B ntuk mengtasi pH yang masam diperlukan pengapuran bila tanaman yang ditanam
memerlukan pH yang netral, karena tidak semua tanaman dapat beradaptasi dengan
pH yang masam. Pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan pH tanah apakah
tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan pH tertentu.
-
8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan
7/7