pengelolaan pertanian secara intensif dengan mengandalkan masukan

Upload: baguz-keswara-putra

Post on 06-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    1/7

    Pengelolaan pertanian secara intensif dengan mengandalkan masukan/input bahan-bahan

    kimia baik untuk pupuk maupun pestisidanya, contohnya yaitu sistem Revolusi Hijau yang

    pernah diterapkan di Indonesia. alaupun Revolusi hijau tersebut memba!a Indonesia ke

    s!asembada pangan pada era "rde baru, namun dilihat dari keberlanjutan produktivitas

    lahannya sangat tidak baik, dengan adanya input-input kimia!i yang berlebihan mengakibatkan

    kesuburan tanah mulai menurun dan banyak permasalahan lainnya.

    Praktek pengelolaan pertanian intensif yang mengakibatkan agroekosistem tersebut tidak 

    sehat #

    • Pembukaan Hutan (Alih Guna Lahan)

    Pembukaan hutan yang biasanya dijadikan untuk lahan pertanian merupakan

    salah satu penyumbang terjadinya pemanasan global. Perubahan lahan hutan

    menjadi $groekosistem lahan kering bagi keperluan pertanian menetap dan

    sementara demi untuk memenuhi kebutuhan hidup sudah terjadi sejak lama. Hal

    ini telah mengakibatkan terjadinya degradasi/penurunan kesuburan lahan.

    Pembukaan hutan tersebut merupakan tindakan eksploitasi lahan yang

     berlebihan, perluasan tanaman, penggundulan hutan, telah berdampak pada

    keberlangsungan hidup biota yang berada di bumi ini. %ila kondisi tersebut diatas

    terus berlangsung dengan cara tidak terkendali, maka dikha!atirkan akan

     bertambahnya jumlah lahan kritis dan kerusakan dalam suatu !ilayah daerah

    aliran sungai &'$(). *erusakan ini dapat berupa degradasi lapisan tanah &erosi),

    kesuburan tanah, longsor dan sedimentasi yang tinggi dalam sungai, bencana

     banjir, disribusi dan jumlah atau kualitas aliran air sungai akan menurun.

    • Pertanian monokultur

    • Pertanian monokultur adalah sistem pertanian dengan penanaman satu

     jenis tanaman secara terus menerus pada satu lahan. Penerapan sistem

    monokultur biasanya digunakan petani-petani baik lahan tegalan, sa!ah,

    maupun perkebunan yang mengejar hasil produksi yang tinggi untuk 

    komoditas tertentu, sehingga dalam satu areal tertentu ditanam satu jenis

    tanaman saja.

    • Pertanian monokultur tersebut merupakan salah satu penerapan pertanian

    intensif yang biasanya menerapkan input-input kimia berlebihan untuk 

    menunjang produksinya nanti sepertiaplikasi pupuk anorganik dan

    penggunaan pestisida sebagai cara menanggulangi hama dan penyakit. Hal

    tersebut mengakibatkan ketergantungan petani terhadap pestisida, pupuk 

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    2/7

    anorganik dan varietas unggul yang digunakan, selain itu terjadi resistensi

    dan resurjensi hama.

    *riteria/indikator agroekosistem tersebut dikatakan tidak sehat #

    1. Dari Segi Kimia Tanah

    a) %ahan "rganik +anah

    %ahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang

    sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. (umber primer bahan

    organik tanah dapat berasal dari (eresah yang merupakan bagian mati tanaman berupa

    daun, cabang, ranting, bunga dan buah yang gugur dan tinggal di permukaan tanah baik 

     yang masih utuh ataupun telah sebagian mengalami pelapukan. 'alam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga bisa berasal dari pemberian pupuk organik 

     berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati &inokulan).

    Pada sistem pertanian yang diolah secara intensif dengan menerapkan sistem

    monokulttur biasanya jumlah bahan organiknya sedikit karena tidak ada atau

    minimnya seresah di permukaan lahan, selain itu input bahan organic yang berasal dari

    pupuk organic baik pupuk kandang atau pupuk hijau minim karena lebih menekankan

    penggunaan input kimia. 'ari hal tersebut dapat diindikasikan pertanian tanpa

    penerapan tambahan bahan organic pada lahan pertanain intensif merupakan

    pengelolaan agroekosistem yang tidak sehat.

     b) pH +anah &*emasaman +anah) dan $danya nsur %eracun

    pH tanah pada sistem pertanian intensif biasanya agak masam karena seringnya

    penggunaan pupuk anorganik seperti rea yang diaplikasikan secara terus-menerus

    untuk menunjang ketersediaan unsure hara dalam tanah. +anah bersifat asam dapat

    pula disebabkan karena berkurangnya kation *alsium, agnesium, *alium danatrium. nsur-unsur tersebut terba!a oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih

     ba!ah atau hilang diserap oleh tanaman.

    pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi

    tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat

    racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    3/7

    asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti

    e, 0n, n dan 1u dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi

    tanaman.

    ntuk pengelolaan pH tanah yang berbeda-beda dalam suatu agroekosistem maka

    apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka pemilihan jenis tanamannya

    disesuaikan dengan pH tanah apakah tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu

     bertahan dengan pH tertentu.

     

    c) *etersediaan nsur Hara

    nsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan

    perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain # %ahan organik, mineral

    alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia.

    Pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur haranya berasal dari

    input-input kimia!i berupa pupuk anorganik, petani kurang menerapkan tambahan

     bahan organic seperti aplikasi pupuk kandang dan seresah dari tanaman yang

    diusahkan., sehingga petani sangat berketergantungan dengan pupuk kimia, padahal

    penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun.

    +erkadang nampak gejala defisiensi unsur hara pada tanaman yang diusahakan dan

    petani mengatasinya dengan aplikasi pupuk kimia yang banyak mengandung unsure

    hara yang kurang tadi, misalnya tanaman kekurangan unsure maka petani

    mengaplikasikan pupuk urea sebagai penunjang ketersediaan unsure yang kurang

    tadi, begitupula dengan unsure-unsur lainnya.

    1. Dari Segi Fisika Tanah

    a) *ondisi kepadatan tanah

     idiarto &2334) menyatakan bah!a, 5%ahan organik dapat menurunkan %I dan tanah

     yang memiliki nilai %I kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik 

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    4/7

    tanah sedang sampai tinggi. (elain itu, ilai %I untuk tekstur berpasir antara 6,7 8 6,4

    g / m3, ilai %I untuk tekstur berlempung antara 6,9 8 6,: g / m3 dan ilai %I untuk 

    tekstur berliat antara 6,6 8 6,; g / m3 merupakan nilai %I yang dijumpai pada tanah yang

    masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan g.cm-9, bila semakin

     banyak kandungan %", nilai %= semakin kecil).

    Pada lahan dengan sistem pengolahan intensif terkadang memiliki sebaran perakaran

     yang cukup tinggi karena tanaman yang diusahakan dalam kurun !aktu yang lama

    hanya satu komoditi saja.

    c) ?rosi +anah

    ?rosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke tempat lain.

    eningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup tanah dan

    kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah. ?rosi tersebut

    umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk 

    pertumbuhan tanaman. "leh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran

    sifat-sifat fisik dan kimia tanah.

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    5/7

    'i lahan pertanian dengan pengolahan intensif, khususnya praktek penebangan hutan

    untuk pembukaan lahan baru memiliki tingkat kerusakan lingkungan yang amat tinggi.

    Pembukaan hutan tersebut merupakan tindakan eksploitasi lahan yang berlebihan,

    perluasan tanaman, penggundulan hutan, telah berdampak pada keberlangsungan

    hidup biota yang berada di bumi ini. %ila kondisi tersebut diatas terus berlangsung

    dengan cara tidak terkendali, maka dikha!atirkan akan bertambahnya jumlah lahan

    kritis dan kerusakan dalam suatu !ilayah daerah aliran sungai &'$(). *erusakan ini

    dapat berupa degradasi lapisan tanah &erosi), kesuburan tanah, longsor dan sedimentasi

     yang tinggi dalam sungai, bencana banjir, disribusi dan jumlah atau kualitas aliran air

    sungai akan menurun.

    'engan vegetasi yang hanya satu macam pada satu areal lahan menyebabkan tidak 

    adanya tutupan lahan lain sehingga tidak dapat melindungi tanah dari daya pukul airhujan secara langsung ke tanah, hal tersebut mengakibatkan laju erosi cenderung tinggi.

     

    1. Dari Segi iologi Tanah

    a) *eanekaragaman biota dan fauna tanah, ditunjukkan dengan adanya kascing

    %iota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga

    dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan. (alah

    satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Hasil penelitian

    menunjukkan bah!a cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui

    perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. *ascing &pupuk organik bekas cacing

    atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing) mempunyai

    kadar hara , P dan * 2,7 kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan

    porositas tanah &pori total dan pori drainase cepat meningkat 6,67 kali).

    1acing jenis @penggali tanahA yang hidup aktif dalam tanah, !alaupun makanannya

     berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar-akar yang mati didalam tanah. *elompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah yang

    ada di atas tanah dengan tanah lapisan ba!ah, dan meninggalkan liang dalam tanah.

    *elompok cacing ini membuang kotorannya dalam tanah, atau di atas permukaan

    tanah. *otoran cacing ini lebih kaya akan karbon &1) dan hara lainnya dari pada tanah

    di sekitarnya. &Hairiah, 233;).

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    6/7

    Pada lahan dengan pengolahan intensif, jarang terdapat seresah pada lahan tersebut

    sehingga keberadaan biota tanah seperti cacing tanah sedikit, padahal aktifitas cacing

    tanah dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah, seperti

    meningkatkan kandungan unsur hara, mendekomposisikan bahan organic tanah,

    mernagsang granulasi tanah dan sebagainya.

     v %eberapa (trategi dalam emperbaiki Pengelolaan $groekosistem enjadi (ehat

    B ntuk menggunakan lahan pada daerah hulu secara rasional maka diperlukan sistem

    penggunaan lahan yang menerapkan kaidah-kaidah konservasi, produktif dan

    pemanfatan teknologi yang ramah lingkungan. 'engan demikian akan me!ujudkan

    sistem pertanian yang tangguh dan secara menyeluruh menciptakan pengelolaan

    sumberdaya alam dalam suatu '$( yang berkelanjutan.

    B Pengolahan lahan secara agroforestry untuk daerah hulu karena dapat menerapkan

    sistem konservasi tanah dan air, namun apabila petani juga menginginkan hasil

    produksi yang tinggi dapat diterapkan sistem multiple cropping seperti tumpang sari.

    B elaukuan pengolahan tanah minimum yang merupakan teknik konservasi tanah

    dimana gangguan mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. 'engan cara

    ini kerusakan struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan dan erosi

     berkurang. +eknik ini juga mengurangi biaya dan tenaga kerja untuk pengolahan tanah

    dan mengurangi biaya / tenaga kerja untuk penyiangan secara mekanik. Pengolahan

    tanah minimum cukup efektif dalam mengendalikan erosi, dan biasa dilakukan pada

    tanah-tanah yang berpasir dan rentan terhadap erosi.

    B eningkatkan aplikasi pemberian bahan organic seperti pupuk anorganik berupa

    pupuk kandang maupun puuk hijau untuk memperbaiki pH tanah, kondisi fisik, kimia

    dan biologi tanah, serta penambahan seresah yang juga melindungi lahan dari tetesan

    air hujan secara langsung sehingga dapat mengurangi laju erosi.

    B ntuk mengtasi pH yang masam diperlukan pengapuran bila tanaman yang ditanam

    memerlukan pH yang netral, karena tidak semua tanaman dapat beradaptasi dengan

    pH yang masam. Pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan pH tanah apakah

    tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan pH tertentu.

  • 8/17/2019 Pengelolaan Pertanian Secara Intensif Dengan Mengandalkan Masukan

    7/7