pengelolaan pemetikan tanaman teh … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. sebelum...

83
i PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH DINA MUTIARA A24063156 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Upload: phungkhanh

Post on 16-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

i

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia

sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI

PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

DINA MUTIARA

A24063156

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

ii

PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia

sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI

PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Dina Mutiara

A24063156

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

iii

RINGKASAN

DINA MUTIARA. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia

sinensis (L.) O. Kunt.) di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo,

Jawa Tengah. (Dibimbing oleh ADE WACHJAR)

Kegiatan magang dilakukan dengan tujuan umum meningkatkan

kemampuan profesional penulis dan menghayati kerja secara nyata terutama

dalam proses produksi di perkebunan teh. Selain itu, mempelajari aspek

pengelolaan pemanenan yang baik untuk meningkatkan produksi dan mutu olahan

di perkebunan teh serta mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi di

lapangan. Tujuan khusus kegiatan magang yaitu untuk mempelajari teknis

pemetikan yang tepat yang meliputi gilir petik, hanca petik, hubungan

keterampilan pemetik dan tahun pangkas tanaman teh terhadap produktivitas

tanaman, serta aspek lain yang berkaitan dengan pemetikan produksi. Kegiatan

magang dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2010 di PT Tambi Unit

Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah.

Metode yang digunakan berupa praktik langsung sebagai karyawan harian

lepas (KHL) selama dua bulan, pendamping mandor selama satu bulan, dan

pendamping asisten kepala kebun selama satu bulan. Data yang diperoleh berupa

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan mengamati seluruh

peubah yang telah ditentukan dan wawancara dengan karyawan di lapangan. Data

sekunder diperoleh berupa laporan berkala, arsip kebun, dan data penunjang lain.

Jenis petikan standar di Unit Perkebunan Tambi yang memenuhi syarat

pengolahan adalah jenis petikan medium, yaitu pucuk peko (p) dengan dua daun,

tiga daun muda (m), serta pucuk burung (b) dengan satu, dua, atau tiga daun muda

(m). Ditulis dengan rumus p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m. Kapasitas pemetik

yang ditetapkan oleh Unit Perkebunan Tambi tahun 2010 sebesar 50 kg per hari

kerja. Selama lima bulan (dari bulan Januari hingga Mei 2010) rata-rata pemetik

hanya mampu memperoleh pucuk basah sebanyak 48.51 kg per hari kerja. Jumlah

tenaga pemetik yang tersedia di Unit Perkebunan Tambi adalah 205 orang,

sedangkan untuk mencapai target produksi diperlukan tenaga pemetik sebanyak

Page 4: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

iv

226 orang, sehingga mengalami kekurangan tenaga pemetik 21 orang.

Ketidaktersediaan tenaga pemetik menyebabkan tidak tercapainya rencana

produksi yang telah ditetapkan perusahaan.

Kapasitas pemetik bergantung pada beberapa faktor, di antaranya cuaca,

populasi tanaman, keterampilan pemetik, topografi areal yang dipetik, dan kondisi

pertumbuhan pucuk di lapangan. Dari faktor pemetik, kapasitas pemetik di Unit

Perkebunan Tambi dipengaruhi oleh usia pemetik dan pengalaman kerja atau

masa kerja pemetik, sedangkan latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi

kapasitas pemetik.

Pemetikan di Unit Perkebunan Tambi dilakukan secara manual dengan

tangan dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum

pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

menggambarkan kondisi tanaman di lapangan, tingkat keterampilan pemetik, dan

ketepatan pelaksanaan teknis pemetikan. Analisis pucuk bertujuan untuk

mengetahui mutu pucuk yang memenuhi syarat pengolahan dan premi yang

diterima pemetik berdasarkan pucuk yang dihasilkan. Analisis petik yang

dilakukan oleh penulis di Unit Perkebunan Tambi menghasilkan rata-rata

persentase pucuk halus 3.52 %, pucuk medium 26.18 %, dan pucuk kasar

41.24 persen. Hasil analisis tersebut masih termasuk jenis petikan kasar karena

persentase pucuk kasar lebih tinggi dari persentase pucuk medium. Analisis pucuk

selama lima bulan (dari bulan Januari hingga Mei tahun 2010) rata-rata 52.70 %

memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) 47.30 persen.

Pengelolaan tanaman dan tenaga kerja perlu dilakukan secara tepat sehingga

produksi yang dicapai dapat optimal. Keterbatasan tenaga kerja menjadi salah satu

kendala dalam pencapaian produksi. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan

keterampilan tenaga kerja terutama pemetik. Selain itu, pengawasan dari petugas

kebun sangat diperlukan di setiap kegiatan di lapangan. Hal tersebut dilakukan

agar kegiatan di kebun dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan mengurangi

penyimpangan yang akan berakibat pada penurunan kualitas pucuk.

Page 5: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

i

Judul : PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH (Camellia

sinensis (L.) O. Kunt.) DI UNIT PERKEBUNAN TAMBI

PT TAMBI, WONOSOBO, JAWA TENGAH

Nama : DINA MUTIARA

NRP : A24063156

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS

NIP. 19550109 198003 1 008

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

Dr Ir Agus Purwito, M.Sc. Agr

NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

Page 6: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Serang pada tanggal 6 Januari 1988 dari pasangan Asmara

Hadi dan Murjilah SH. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Tingkat pendidikan yang pernah dijalani yaitu Taman Kanak-kanak Ikhsaniyah

Serang dan meneruskan pada tingkat Sekolah Dasar Negeri VI Serang. Kemudian

penulis menempuh pendidikan di SLTP Negeri 1 Serang. Setelah lulus SLTP,

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Serang.

Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006. Selama satu tahun penulis

menjalani masa pendalaman materi di Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Pada

tingkat dua, penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis memilih Suporting Course (SC)

sebagai penunjang studi pada mayor kurikulum Agronomi dan Hortikultura.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif mengikuti kegiatan yang diadakan

oleh institusi. Penulis ikut berperan dalam kepanitiaan Keluarga Mahasiswa

Banten 2006, Gebyar Nusantara tahun 2007, Program Kreativitas Nasional (PKM)

2009. Penulis juga aktif sebagai pengurus dalam Himpunan Profesi Agronomi dan

Hortikultura (HIMAGRON) 2009, asisten praktikum Dasar-dasar Agronomi

(2010), asisten praktikum Pengendalian Gulma (2010), dan asisten praktikum

Tanaman Penyegar, Obat dan Aromatik (2010).

Page 7: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kekuatan, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

magang yang berjudul Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis

(L.) O. Kunt.) di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan masukan dan saran untuk pelaksanaan magang.

2. Bapak Dr Ir Herdhata Agusta selaku pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani studi.

3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Ibu Dr Ir Yudiwanti WEK, MS. selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran selama ujian sidang.

4. Ibu Ir Eviati K Dewi (Kepala Bagian Kebun) dan Bapak Muhamad

Subandi (Asisten Kepala Bagian Kebun) sebagai pembimbing lapangan

yang telah memberikan pengarahan selama kegiatan magang dilaksanakan.

5. Ayah dan ibu beserta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung

dalam segala aktivitas penulis.

6. Seluruh karyawan Unit Perkebunan Tambi yang telah banyak membantu

penulis dalam kegiatan di kebun dan di pabrik.

7. Yessica Tenia A yang telah menemani hari-hari penulis baik suka dan

duka. Ita M, Umul K, Novita RS, Tutut, Yeyen, Iin, Tami, dan teman-

teman Malea lainnya atas kebersamaan yang telah tercipta di kosan.

8. Mawas Iswahyudi yang telah banyak membantu dan memberi dukungan.

9. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura Angkatan 43 yang telah

memberikan motivasi dan saran.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan acuan dalam

mempelajari teknik pengelolaan budidaya teh khususnya pemetikan produksi.

Bogor, Desember 2010

Penulis

Page 8: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

PENDAHULUAN .................................................................................... 1

Latar Belakang ...................................................................................... 1

Tujuan ................................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

Klasifikasi Tanaman Teh ....................................................................... 3

Syarat Tumbuh ...................................................................................... 3

Budidaya Tanaman Teh ......................................................................... 4

METODE MAGANG ............................................................................... 10

Tempat dan Waktu ................................................................................ 10

Metode Pelaksanaan .............................................................................. 10

Pengamatan dan Pengumpulan Data ...................................................... 11

Analisis Data dan Informasi .................................................................. 14

KEADAAN UMUM ................................................................................. 15

Sejarah PT Perkebunan Tambi ............................................................... 15

Letak Wilayah Administratif ................................................................. 15

Keadaan Iklim dan Tanah ...................................................................... 16

Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan ........................................... 16

Keadaan Tanaman dan Produksi ............................................................ 17

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan .............................................. 18

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG .............................................. 20

Aspek Teknis ........................................................................................ 20

Proses Pengolahan Teh Hitam di Unit Perkebunan Tambi ..................... 42

Aspek Manajerial .................................................................................. 45

PEMBAHASAN ....................................................................................... 47

Potensi Pucuk ........................................................................................ 47

Produktivitas Berdasarkan Umur Pangkas ............................................. 49

Jumlah Tenaga Pemetik ......................................................................... 50

Kapasitas Pemetik ................................................................................. 51

Hanca Petik ........................................................................................... 55

Analisis Petik dan Analisis Pucuk.......................................................... 55

Page 9: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

v

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 57

Kesimpulan ........................................................................................... 57

Saran ..................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59

LAMPIRAN ............................................................................................. 61

Page 10: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rincian Tata Guna dan Luas Lahan di UP Tambi Tahun 2010 .................. 17

2. Produksi dan Produktivitas Teh Unit Perkebunan Tambi

Tahun 2005 – 2009 ................................................................................... 18

3. Kondisi Tenaga Kerja di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 ................. 19

4. Hanca Petik per Pemetik di Unit Perkebunan TambiJanuari - Mei 2010 .... 32

5. Kapasitas Pemetik di Unit Perkebunan Tambi Januari – Mei 2010 ............ 33

6. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Keadaan di Lapangan dan

Perhitungan Rasio Pemetik di Unit Perkebunan Tambi ............................. 34

7. Hasil Analisis Petik di Unit Perkebunan Tambi pada

April - Juni 2010 ...................................................................................... 38

8. Rencana dan Realisasi Produksi Pucuk di Unit Perkebunan Tambi

Januari – Mei 2010 ................................................................................... 40

9. Selisih Hasil Penimbangan Pucuk di Kebun dan di Pabrik

Januari - Mei 2010 ................................................................................... 41

10. Analisis Pucuk di Unit Perkebunan pada Januari – Mei 2010 ................... 43

11. Kondisi Pucuk pada Berbagai Klon dan Tahun Pangkas di Empat

Blok Unit Perkebunan Tambi April – Juni 2010 ....................................... 47

12. Rencana dan Realisasi Produksi Pucuk Basah Unit Perkebunan Tambi

Tahun 2009 .............................................................................................. 50

13. Kapasitas Pemetik di Unit Perkebunan Tambi Bulan Januari - Mei 2010 . 52

14. Kapasitas Pemetik Berdasarkan Usia Pemetik .......................................... 53

15. Kapasitas Pemetik Berdasarkan Pengalaman Kerja Pemetik ..................... 54

16. Kapasitas Pemetik Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Pemetik ........ 54

Page 11: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pencampuran Media Tanam (a) dan Penanaman Stek (b) ......................... 21

2. Sketsa Lubang Pupuk pada Tanaman Teh ................................................ 23

3. Pemupukan Daun Tanaman Teh Menggunakan Mistblower..................... 24

4. Pemangkasan Setengah Bersih Tanaman Teh .......................................... 24

5. Kondisi Tanaman setelah Dipangkas ....................................................... 25

6. Ulat Api (Setora nitens) pada Daun Teh .................................................. 26

7. Pemetikan Secara Manual (a) dan Secara Mekanis dengan

Gunting Petik (b). .................................................................................... 31

8. Penimbangan Pucuk di Kebun ................................................................. 38

9. Persentase Pucuk pada Tahun Pangkas yang Berbeda .............................. 48

10. Produktivitas Pucuk Basah di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2009 ......... 49

Page 12: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)

di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 ................................................... 62

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor di Unit

Perkebunan Tambi .................................................................................. 64

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Kepala Blok dan

Asisten Kepala Bagian Kebun di Unit Perkebunan Tambi ...................... 65

4. Deskripsi Teh Klon Gambung 3 .............................................................. 66

5. Deskripsi Teh Klon Gambung 4 .............................................................. 67

6. Deskripsi Teh Klon Gambung 7 .............................................................. 68

7. Curah Hujan Unit Perkebunan Tambi Tahun 2000 - 2009 ........................ 69

8. Struktur Organisasi Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 ........................ 70

9. Peta Kebun Unit Perkebunan Tambi ........................................................ 71

Page 13: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) merupakan salah satu jenis tanaman

yang termasuk ke dalam tanaman penyegar (Ashari, 2006). Teh sebagai

komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar sebagai penghasil

devisa non migas. Pada tahun 2007 volume ekspor teh Indonesia menduduki

peringkat kelima setelah Srilanka, Kenya, Cina, dan India (Suprihatini, 2005).

Pada tahun 2007, volume ekspor teh Indonesia mencapai 83 658 ton (Direktorat

Jenderal Perkebunan, 2008).

Berdasarkan data tahun 2003 hingga tahun 2007, luas lahan perkebunan teh

cenderung menurun tiap tahun. Tahun 2003 luas lahan perkebunan teh 143 604 ha

dan pada tahun 2007 menjadi 133 734 ha. Walaupun luas lahan berkurang, jumlah

produksi teh meningkat seperti pada tahun 2006 – 2007. Jumlah produksi teh pada

tahun 2006 sebesar 146 858 ton dan meningkat pada tahun 2007 menjadi 150 623

ton (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2008).

Peningkatan kualitas areal dan produktivitas perkebunan teh merupakan

peluang dalam peningkatan produksi teh nasional. Produksi yang tinggi harus

diimbangi dengan mutu yang baik. Teh bermutu tinggi sangat diminati konsumen

dan hanya dapat dibuat dari pucuk teh yang bermutu tinggi dengan pengolahan

yang benar serta penggunaan mesin-mesin yang memadai. Kualitas pucuk teh

sangat dipengaruhi oleh jenis dan cara pemanenan. Jenis petikan terbagi menjadi

petikan halus, petikan medium, dan petikan kasar (Asosiasi Penelitian Perkebunan

Indonesia, 1997). Cara pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin

petik maupun pemetikan dengan tangan (Dalimoenthe dan Kartawijaya, 1997).

Pemanenan atau yang lebih dikenal dengan pemetikan merupakan pekerjaan

paling penting dalam budidaya teh dan membutuhkan biaya serta tenaga kerja

paling banyak. Pemetikan merupakan cara pengambilan produksi di kebun teh,

berupa pucuk yang memenuhi syarat-syarat pengolahan dan berfungsi pula

sebagai usaha membentuk kondisi tanaman yang mampu berproduksi tinggi

secara kontinyu (Direktorat Jenderal Perkebunan, 1995). Jumlah produksi yang

dihasilkan perkebunan teh ditentukan oleh beberapa aspek pemetikan, yaitu jenis

Page 14: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

2

pemetikan, jenis petikan, gilir petik, pengaturan areal petik dan tenaga pemetik

serta pelaksanaan pemetikan (Setyamidjaja, 2000). Pengelolaan pemetikan

mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan kualitas pucuk teh,

produktivitas tanaman teh dan kebutuhan tenaga kerja pemetik. Oleh karena itu,

pengelolaan pemetikan yang tepat dapat meningkatkan mutu teh, produksi teh

nasional dan menekan biaya produksi yang dikeluarkan perkebunan.

Secara umum pengolahan teh dibagi menjadi tiga macam, yaitu pengolahan

teh hitam, teh hijau, dan teh oolong. Biasanya perusahaan besar mengelola teh

hitam, sedangkan perusahaan rakyat banyak yang mengusahakan teh hijau dan teh

oolong (Iskandar, 1988). Teknik penanganan pasca panen dan pengolahan teh

perlu diperhatikan mulai dari mutu bahan baku, mesin yang dipakai, tenaga

pengolahan sampai mutu yang dikehendaki (Suryatmo, 2000).

Tujuan

Kegiatan magang dilakukan dengan tujuan umum yaitu meningkatkan

kemampuan profesional penulis dan menghayati kerja secara nyata terutama

dalam proses produksi di perkebunan teh. Selain itu, mempelajari aspek

pengelolaan pemanenan yang baik untuk meningkatkan produksi dan mutu olahan

di perkebunan teh serta mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi di

lapangan.

Tujuan khusus kegiatan magang yaitu untuk mempelajari teknis pemetikan

yang tepat yang meliputi gilir petik, hanca petik, hubungan keterampilan pemetik

dan tahun pangkas tanaman teh terhadap produktivitas tanaman, serta aspek lain

yang berkaitan dengan pemetikan produksi.

Page 15: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

3

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Teh

Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari

Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis

var. Sinensis (Adisewojo, 1982). Sistematika tanaman teh yang dikutip dari

Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (2006) adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Guttiferales

Famili : Theaceae

Genus : Camellia

Spesies : Camellia sinensis L.

Varietas : Sinensis dan Assamica

Morfologi Tanaman Teh

Varietas Sinensis mempunyai batang yang lebih pendek dan berdaun lebih

kecil daripada varietas Assamica. Tanaman teh merupakan tanaman perdu yang

mempunyai perakaran dangkal, peka terhadap keadaan fisik tanah, dan cukup sulit

untuk dapat menembus lapisan tanah (Ashari, 2006). Bunga teh sebagian besar

self steril dan memiliki biji berwarna cokelat beruang tiga, berkulit tipis,

berbentuk bundar di satu sisi dan datar di sisi lain (Setyamidjaja, 2000).

Syarat Tumbuh

Pada umumnya, tanaman teh dapat tumbuh dengan suhu rata-rata 12.7 oC

hingga 29 oC (Eden, 1959). Tanaman teh tumbuh dengan baik pada dataran tinggi

(2 000 m di atas permukaan laut) hingga dataran yang lebih rendah (200 m di atas

permukaan laut). Produksi teh di daerah tropis terjadi sepanjang tahun, tetapi

Page 16: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

4

kualitasnya bergantung pada iklim setempat dan cuaca pada saat itu. Kondisi

iklim sangat menentukan kualitas teh, terutama aromanya (Gandi, 2002).

Apabila pertumbuhan vegetatifnya baik atau kecepatan tumbuh tunas tinggi,

kualitas pucuk teh kurang baik (Ashari, 2006). Umumnya perkebunan teh

dikembangkan di daerah pegunungan yang beriklim sejuk. Meskipun dapat

tumbuh subur di dataran rendah, tanaman teh tidak akan memberikan hasil dengan

mutu baik. Semakin tinggi daerah penanaman teh semakin baik mutunya

(Gandi, 2002).

Budidaya Tanaman Teh

Pembibitan

Tahap pertama yang dilakukan dalam budidaya teh adalah pembibitan.

Dalam sistem budidaya teh, pengelolaan pembibitan merupakan titik kritis yang

menentukan proses selanjutnya (Gandi, 2002). Pembibitan tanaman teh dapat

menggunakan biji atau stek (Ashari, 2006). Bahan tanam yang berasal dari stek

menghasilkan bibit yang lebih cepat dan teknik perbanyakannya lebih mudah

daripada menggunakan bahan tanam dari biji. Meskipun demikian, pembibitan

yang berasal dari biji mempunyai beberapa keuntungan, yaitu kemampuan

adaptasi baik, potensi produksinya tinggi, dan keanekaragaman perdu mempunyai

pengaruh yang baik terhadap mutu teh jadi (Setyamidjaja, 2000).

Penanaman

Gandi (2002) menyatakan sebelum setek ditanam, terlebih dahulu harus

disiapkan lahan sebagai tempat penanaman. Persiapan lahan yang baik akan

memperlancar kegiatan penanaman maupun pemeliharaan. Beberapa hal penting

yang harus diperhatikan mulai dari persiapan sampai penanaman tanaman baru

adalah sebagai berikut :

(a) Tanah harus sudah bebas dari cendawan akar.

(b) Lubang tanam untuk tanah yang tidak diolah dibuat dengan ukuran minimal

30 cm x 30 cm dan kedalaman 40 cm. Sebelumnya, gulma disemprot

Page 17: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

5

herbisida. Untuk tanah yang dicangkul, lubang tanam dapat berukuran lebih

kecil.

(c) Waktu tanam biasanya pada awal musim hujan.

(d) Jarak tanam 120 cm x 70 cm dan setiap 20 m barisan tanaman dijarangkan

0.5 m untuk jalan pekerja.

(e) Bibit siap tanam yaitu berbatang cokelat, minimal memiliki 7 helai daun dan

tinggi 25 cm.

(f) Pada saat penanaman, tanah di polybag tidak boleh pecah dan tanah di sekitar

bibit dipadatkan.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman terbagi menjadi pemeliharaan tanaman belum

menghasilkan (TBM) dan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM). Tanaman

belum menghasilkan mengacu pada masa antara bibit ditanam sampai tanaman

siap petik. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Kegiatan

pemeliharaan meliputi pemupukan, serta pembentukan pokok (centering) atau

pemangkasan bentuk, pengendalian gulma serta pengendalian hama dan penyakit

(Gandi, 2002).

Menurut Marsono dan Sigit (2002), pemupukan berfungsi menyediakan

unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, memperbaiki kemasaman tanah, dan

dapat menambah jumlah mikroorganisme tanah. Gandi (2002) menyatakan pupuk

sebaiknya diberikan di dekat akar yang masih aktif. Pada tanaman tua, pupuk

dapat ditebarkan ke semua permukaan tanah. Pada tanah miring, pemupukan

diberikan di bagian atas tanaman.

Pemangkasan pada tanaman muda dimaksudkan untuk membentuk frame

atau percabangan. Pada tanaman menghasilkan (TM), pemangkasan dimaksudkan

untuk : (1) menurunkan perdu tanaman agar masih dapat dipetik; (2) membentuk

atau memperluas frame, mempermudah percabangan, dan membuang cabang

yang tidak dikehendaki; (3) agar pertumbuhan tanaman tetap dalam fase vegetatif;

dan (4) mengatur fluktuasi produksi agar stabil dan seimbang sepanjang tahun

(Gandi, 2002).

Page 18: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

6

Pengendalian gulma perlu dilakukan karena gulma dapat menurunkan

produksi teh sampai 40 persen. Beberapa metode yang digunakan untuk

mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gulma yaitu secara manual,

kultur teknis, dan secara kimiawi. Pengendalian gulma secara manual dilakukan

dengan mencabut atau membabad gulma. Pengendalian gulma secara kultur teknis

dengan cara melaksanakan petik yang benar dengan tidak mengambil tunas yang

tumbuh ke samping. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan

menggunakan bahan kimia, yaitu herbisida. Metode tersebut dinilai sangat

ekonomis dan efisien dibandingkan dengan metode lainnya (Gandi, 2002).

Menurut Setyamidjaja (2000) selain pengendalian gulma, pengendalian

hama dan penyakit yang menyerang tanaman pun harus dilakukan. Beberapa

hama dan penyakit tanaman dapat menurunkan produksi dan kualitas teh. Di

antara penyakit yang sulit diberantas adalah busuk akar yang disebabkan oleh

cendawan Poria hypolateritia. Pemberantasan terhadap serangan penyakit

tersebut hanya dilakukan dengan membongkar tanaman yang sakit dan kemudian

membakarnya. Selanjutnya Gandi (2002) menambahkan penyakit lain adalah

penyakit bercak daun yang banyak menyerang tanaman teh di Indonesia, yang

disebabkan oleh Exobasidium vexans. Hama yang sering menyerang adalah lalat

buah (Helopeltis theifora dan H. antonii). Di beberapa areal juga ditemukan

serangan nematoda akar (Meloidogyne dan Pratylenchus).

Pemetikan

Kualitas teh dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor-faktor

eksogen yaitu faktor di luar kontrol produsen, yaitu iklim, kesuburan tanah,

kemiringan dan ketinggian lahan. Faktor-faktor endogen mempunyai pengaruh

yang lebih besar daripada faktor eksogen. Faktor endogen meliputi jenis klon,

jenis pupuk yang dipakai, pengendalian penyakit, prosedur pemetikan, cara

pengangkutan hasil panen, dan cara-cara produksi (Asosiasi Penelitian

Perkebunan Indonesia, 1997).

Keberhasilan pemetikan teh merupakan kunci kesuksesan dalam bisnis teh

secara keseluruhan. Daun teh merupakan produk yang dihasilkan oleh

Page 19: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

7

pertumbuhan vegetatif sehingga peranan pemetikan sangat menentukan

produktivitas tanaman. Pemetikan yang hanya mementingkan produksi dengan

babad habis tanpa meninggalkan pucuk untuk siklus petik berikutnya, akan

menyebabkan tanaman cepat rusak dan mengalami stres. Akibatnya, kerugian

yang dialami bukan hanya untuk satu siklus petik berikutnya, tetapi akan lebih

lama lagi (Gandi, 2002).

Gandi (2002) menyatakan bahwa strategi dasar pemetikan teh adalah

menghasilkan pucuk dengan mutu standar sebanyak-banyaknya secara

berkesinambungan. Beberapa kunci sukses keberhasilan dalam mengelola

pemetikan teh adalah (1) mempertahankan daun pemeliharaan, (2) mengatur

rumus pucuk pada bidang petik, dan (3) mempertahankan dan meningkatkan lebar

bidang petik.

Mempertahankan daun pemeliharaan. Daun pemeliharaan (maintenance

leaves) merupakan sekumpulan daun yang ada di bawah bidang petik. Daun

tersebut berfungsi sebagai penyangga atau dapur produsen pucuk. Manajemen

petik harus mempertahankan jumlah daun pemeliharaan agar berada pada

perimbangan yang ideal sehingga bisa menghasilkan pertumbuhan pucuk yang

optimal. Ketebalan daun pemeliharaan antara 15 - 20 cm. Daun pemeliharaan

yang terlalu tipis akan menyebabkan pucuk cenderung cepat membentuk pucuk

burung, sebaliknya jika terlalu tebal dan banyak menyebabkan jumlah pucuk baru

yang tumbuh berkurang.

Mengatur rumus pucuk pada bidang petik. Dalam pemetikan, perlu

dilakukan pengaturan rumus pucuk yang ditinggalkan setelah kegiatan panen agar

tetap berada di atas bidang petik untuk diambil pada siklus petik berikutnya.

Ukuran dan rumus daun yang ditinggalkan bergantung pada periode pertumbuhan

dan jenis petikan yang dikehendaki, misalnya petik halus, medium atau kasar.

Mempertahankan dan meningkatkan lebar bidang petik. Produktivitas

pucuk di suatu bidang petik ditentukan oleh pucuk per pokok dan jumlah pokok

per luas lahan. Kebijakan pemetikan bertujuan selain untuk memperoleh produksi

pucuk, juga untuk memperluas bidang petik dengan cara tidak melakukan

pemetikan dan membiarkan pucuk samping, yaitu pucuk yang tumbuh lateral atau

Page 20: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

8

ke samping. Manfaat lain yaitu menekan pertumbuhan gulma dengan

memperkecil ruang sinar matahari sampai ke tanah.

Menurut Setyamidjaja (2000), aspek pemetikan berkaitan erat dengan

pertumbuhan tunas yang akan berpengaruh pada mutu pucuk teh dan produktivitas

tanaman. Beberapa aspek pemetikan tersebut antara lain jenis pemetikan, jenis

petikan, gilir petik, pengaturan areal petik dan tenaga pemetik serta pelaksanaan

pemetikan. Jenis pemetikan terdiri atas pemetikan jendangan, pemetikan produksi,

dan pemetikan gendesan.

Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal

setelah tanaman teh dipangkas. Tujuan pemetikan jendangan yaitu membentuk

bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaan

yang cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi daun yang tinggi.

Pemetikan jendangan dilakukan pada 3 – 4 bulan setelah pangkas dengan rumus

petik p+1.

Pemetikan produksi merupakan pemetikan pucuk teh setelah pemetikan

jendangan selesai dan terus dilakukan hingga tiba giliran pemangkasan produksi

berikutnya. Pemetikan produksi dilakukan selama 3 – 4 tahun dengan rumus petik

maksimum p+3.

Pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan pada kebun yang

akan dipangkas produksi. Semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah akan

dipetik tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan. Berdasarkan jenis

pemetikan tersebut, dilihat dari rumus petiknya, mutu pucuk hasil petikan

jendangan lebih baik daripada jenis pemetikan produksi dan pemetikan gendesan.

Produktivitas tanaman teh hasil pemetikan gendesan akan lebih besar

dibandingkan dengan pemetikan jendangan dan petikan produksi karena petikan

gendesan memetik semua pucuk tanpa memperhatikan rumus pucuk.

Jenis petikan menentukan macam pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan

pemetikan. Jenis petikan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

(1) Petikan halus, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri atas pucuk peko (p)

dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m), ditulis

dengan rumus p+1 atau p+2m.

Page 21: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

9

(2) Petikan medium, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri atas pucuk peko

dengan dua daun, tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua, atau

tiga daun muda, ditulis dengan rumus p+2, p+3m, p+3, b+1m, b+2m, b+3m.

(3) Petikan kasar, apabila pucuk yang dihasilkan terdiri atas pucuk peko dengan

empat daun atau lebih dan pucuk burung dengan beberapa daun tua, ditulis

dengan rumus p+4.

Jenis petikan dapat dijadikan parameter untuk melakukan analisis pucuk dan

analisis petik. Analisis pucuk bertujuan untuk mengetahui mutu pucuk yang

dihasilkan dapat memenuhi syarat-syarat pengolahan teh, sedangkan analisis petik

bertujuan untuk mengetahui jenis pemetikan yang dilakukan pemetik. Menurut

Setyamidjaja (2000) manfaat dilakukan analisis pucuk yaitu dapat menilai pucuk

yang akan diolah, dapat menentukan harga pucuk, dan dapat memperkirakan

persentase mutu teh produk yang akan dihasilkan.

Menurut Sukasman (1985), produksi pucuk yang maksimum tidak hanya

ditentukan oleh kerataan bidang petik, tetapi yang lebih penting sangat

dipengaruhi oleh jenis petikannya. Dalam sistem pemetikan, gilir petik dan

kehalusan pucuk yang dipetik merupakan dua faktor yang menentukan. Sumantri

(1990) menambahkan bahwa gilir petik sangat menentukan mutu pucuk yang

didapat dan potensi kualitas olahan teh. Untuk mempertahankan mutu pucuk,

diperlukan ketepatan pengelolaan kebun dalam hal pemetikan.

Hanca petik atau areal petik adalah luas areal petik yang harus selesai

dipetik dalam satu hari. Hanca petik diatur berdasarkan kapasitas rata-rata

pemetik, blok kebun dan gilir petik serta dipengaruhi oleh topografi dan musim.

Tenaga pemetik memegang peranan penting dalam mencapai hasil petikan secara

optimal. Dalam hubungannya dengan pemetikan menggunakan tenaga pemetik,

perlu diperhitungkan jumlah tenaga yang tersedia dan keterampilannya dalam

melaksanakan pemetikan (Setyamidjaja, 2000).

Page 22: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

10

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi,

Wonosobo, Jawa Tengah selama kurang lebih empat bulan. Waktu magang

dimulai dari bulan Maret hingga Juli 2010.

Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang terbagi menjadi dua,

yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode langsung adalah melakukan

praktik kerja langsung di lapangan dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di

kebun dan melakukan pengamatan terhadap peubah yang telah ditentukan selama

kegiatan magang. Metode tidak langsung meliputi pengumpulan data sekunder

dan dokumentasi kebun.

Pada pelaksanaannya penulis bekerja sebagai :

(a) Karyawan harian lepas selama dua bulan pertama. Selama menjadi karyawan

harian lepas, penulis melaksanakan kegiatan lapangan yang meliputi semua

aspek budidaya; mencatat bahan yang dipakai, luas areal kerja yang dicapai

selama bekerja di lapangan, mencatat prestasi kerja penulis dan prestasi kerja

karyawan kebun. Hasil pencatatan prestasi kerja di lapangan kemudian

dibandingkan dengan prestasi kerja standar. Jurnal harian kegiatan selama

menjadi karyawan harian lepas dapat dilihat pada Lampiran 1.

(b) Pendamping mandor selama satu bulan dan pendamping kepala blok serta

pendamping asisten kepala bagian kebun selama satu bulan. Kegiatan sebagai

mandor, pendamping kepala blok dan pendamping asisten kepala blok yaitu

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang berhubungan dengan kegiatan

kebun. Sebagai pendamping mandor, penulis bertugas membuat perencanaan,

baik fisik maupun biaya, membantu menentukan jumlah karyawan dan biaya

operasional pada setiap kegiatan, membantu mengawasi kegiatan kerja harian

pada kegiatan budidaya tanaman, mengorganisir karyawan pada setiap

kegiatan, serta mengamati kehidupan sosial tenaga kerja (usia, latar belakang

Page 23: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

11

pendidikan, pendapatan, letak tempat tinggal). Jurnal harian kegiatan selama

menjadi pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendamping

kepala blok dan asisten kepala bagian kebun bertugas mempelajari

pengelolaan tenaga kerja dan biaya, membantu pembuatan laporan asisten,

membuat jurnal kegiatan harian di tingkat blok serta mempelajari kegiatan

manajerial di tingkat blok. Jurnal harian kegiatan selama menjadi

pendamping kepala blok dan asisten kepala bagian kebun dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data primer. Data primer

diperoleh dengan melakukan praktik kerja langsung, pengamatan di lapangan,

wawancara dan diskusi dengan staf dan karyawan perkebunan. Selain data primer,

penulis juga mengumpulkan data sekunder yang didapat dari laporan manajemen

(bulanan, triwulanan, semesteran dan tahunan), arsip kebun dan dokumentasi

lainnya.

Data sekunder yang dikumpulkan antara lain letak geografis, keadaan iklim,

keadaan tanah, luas areal konsesi dan tata guna lahan, keadaan tanaman (jenis

tanaman, umur tanaman, populasi tanaman, pertumbuhan tanaman), keadaan

produksi tanaman, struktur organisasi dan ketenagakerjaan (jumlah, status),

rencana dan realisasi produksi tahun sebelumnya, jenis pemetikan dan rumus

petik, luas areal petik, gilir petik, analisis petik dan analisis pucuk serta premi

hasil panen.

Data sekunder tersebut digunakan untuk melengkapi, menduga dan menguji

kebenaran data yang diperoleh di lapangan. Selain itu dilakukan studi pustaka

baik melalui laporan penelitian, jurnal dan sumber lain sehingga bisa menilai

keberhasilan yang dicapai perusahaan.

Peubah yang diamati pada kegiatan magang dengan aspek pemetikan adalah

sebagai berikut :

Page 24: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

12

(1) Ketebalan daun pemeliharaan.

Pengukuran tebal daun pemeliharaan dimulai dari pertumbuhan rata-rata daun

terbawah sampai permukaan bidang petik. Pengamatan dilakukan terhadap 10

tanaman contoh pada beberapa blok contoh berdasarkan umur tanaman

setelah pangkas.

(2) Gilir petik atau siklus petik.

Data diperoleh dari data primer dan data sekunder serta hasil wawancara

secara langsung dengan kepala blok serta mandor petik. Gilir petik ditentukan

oleh kecepatan tumbuh pucuk. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui

selang waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok

contoh yang sama dan dinyatakan dalam satuan hari.

(3) Kapasitas petik.

Kapasitas petik adalah bobot pucuk yang dipetik oleh seorang pemetik dalam

satu hari kerja. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian

dibandingkan dengan kapasitas standar kebun (basic yield).

(4) Analisis petikan

Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian hasil dari

analisis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Data primer diperoleh

dengan mengambil masing-masing sampel pucuk satu genggam (dari 10

pemetik, pada satu mandor) yang dicampur menjadi satu kemudian diambil

satu kilogram. Dari sampel tersebut, diambil 200 gram untuk dipisah-

pisahkan sesuai jenis pucuk (rumus petik) dan ditimbang. Satuannya dalam

persen dengan membandingkan masing-masing kelompok pucuk.

(5) Analisis pucuk.

Data diperoleh dari data primer dan data sekunder kemudian hasil dari

analisis dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pengamatan diperoleh

dengan mengambil satu genggam dari masing-masing 10 titik di kotak

pelayuan (withering through). Sampel pucuk dikumpulkan dan diambil

sebanyak satu kilogram. Dari satu kilogram tersebut diambil sebanyak 200

gram untuk dianalisis. Satu per satu dipisahkan antara bagian yang muda dan

yang tua berdasarkan rumus petik. Setelah pemisahan bagian yang muda dan

yang tua, masing-masing ditimbang dan dihitung dalam persen.

Page 25: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

13

(6) Kebutuhan tenaga kerja pemetik.

Jumlah tenaga pemetik (TP) yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :

TP (orang) = rencana produksi pucuk basah /ha/tahun x (100 + A) %

kapasitas pemetik/HK/hari x HKE satu tahun

TP adalah tenaga pemetik dan A adalah persentase ketidakhadiran pemetik.

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah

pemetik riil yang ada di kebun.

(7) Kondisi pemetik.

Untuk melihat kondisi pemetik, dilakukan dengan wawancara langsung dan

pencatatan data terhadap beberapa pemetik di tiap blok tentang usia, jenis

kelamin, tingkat pengalaman dan keterampilan serta latar belakang

pendidikan tenaga pemetik. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis

pengaruhnya terhadap produksi yang dicapai pemetik tiap hari.

(8) Hanca petik.

Hanca petik berkaitan dengan gilir petik. Hanca petik diperoleh dari data

kemandoran di setiap blok, diperoleh dengan rumus :

Hanca petik = luas areal yang dipetik

daur petik

Hasilnya kemudian dibandingkan dengan hanca petik yang dilakukan di

lapangan. Pengamatan dilakukan pada luas areal yang dapat dipetik per hari

oleh pemetik dalam satu kemandoran.

Page 26: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

14

Analisis Data dan Informasi

Sebagian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji t-student

dengan rumus sebagai berikut :

Thitung =

21

21

11.

)(

nnS

XX

p +

dengan Sp = 2

)1()1(

21

2

2

2

1

−+

−+−

nn

SnSn

Keterangan : 21, XX : nilai tengah contoh 1 dan 2

S12, S2

2 : ragam contoh 1 dan 2

n1, n2 : jumlah contoh 1 dan 2

Sp : simpangan baku gabungan

Nilai berbeda nyata apabila thit > ttabel dan tidak berbeda nyata apabila

thit < ttabel. ttabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5% dan db (n1 + n2 -2).

Page 27: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

15

KEADAAN UMUM

Sejarah PT Perkebunan Tambi

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan

Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama

Bagelen Thee en Kina Maatschappij yang berada di Netherland. Di Indonesia

perusahaan tersebut dikelola oleh NV John Peet yang berkantor di Jakarta.

Ketika revolusi kemerdekaan meletus, perusahaan diambil alih oleh Pemerintah

Republik Indonesia dan para pekerjanya diangkat menjadi Pegawai Perkebunan

Negara (PPN).

Tahun 1945 dilaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag

yang menyatakan bahwa Pemerintah Belanda harus menyerahkan kedaulatan

kepada Pemerintah Indonesia. Setelah KMB, pada tahun 1950 perusahaan

diserahkan kembali kepada pemilik semula yaitu Bagelen Thee en Kina

Maatschappij. Pada tahun 1954 perusahaan dijual kepada NV Eks PPN Sindoro

Sumbing, perusahaan yang didirikan oleh Eks Pegawai Perusahaan Perkebunan

Negara. Hak kepemilikan tersebut dilegalkan dengan adanya Surat Keputusan

Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 8 Juni 1952.

NV Eks PPN Sindoro Sumbing bekerja sama dengan Pemerintah Daerah

Wonosobo mendirikan sebuah perusahaan baru pada tanggal 13 Juli 1957.

Perusahaan ini berganti nama menjadi PT Perkebunan Tambi dengan modal 50 %

dari NV Eks PPN Sindoro sumbing dan 50 % dari Pemerintah Daerah. nama NV

Tambi pada tanggal 13 Juli 1957.

Letak Wilayah Administratif

Unit Perkebunan (UP) Tambi terletak di Desa Tambi Kecamatan Kejajar

Kabupaten Wonosobo dengan ketinggian tempat 1 200 – 2 100 m di atas

permukaan laut (dpl). Jarak perkebunan sekitar 16 km ke arah utara dari Kota

Wonosobo dan berada di lereng Gunung Sindoro sebelah barat. Unit Perkebunan

Tambi terbagi dalam 4 blok yaitu Blok Taman, Blok Pemandangan, Blok Panama

dan Blok Tanah Hijau.

Page 28: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

16

Blok Pemandangan terletak di Desa Sigedang, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo dan merupakan blok tertinggi di UP Tambi yaitu sekitar

1 500 - 2 100 m dpl. Blok Taman terletak di Desa Tambi, Kecamatan Kejajar,

Kabupaten Wonosobo dengan ketinggian tempat mencapai 1 300 – 1 500 m dpl.

Blok Panama terletak di Desa Tlogo, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo

dengan ketinggian tempat antara 1 250 – 1 500 m dpl. Blok Tanah Hijau terletak

di Desa Jengkol, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo dengan ketinggian

tempat 1 000 – 1 250 m dpl. Peta kebun Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat

pada Lampiran 9.

Keadaan Iklim dan Tanah

Curah hujan selama sepuluh tahun terakhir (2000 - 2009) berkisar 2 385 –

6 929 mm per tahun dengan rata-rata 3 465.40 mm per tahun dan hari hujan

berkisar antara 113 - 186 hari dengan rata-rata 161.20 hari per tahun (Lampiran

4). Rata-rata bulan kering 1.8 dan rata-rata bulan basah 7.8, sedangkan tipe iklim

berdasarkan curah hujan menurut Schmidth – Ferguson adalah tipe C. Suhu harian

di Unit Perkebunan Tambi berkisar 16 - 23°C dengan kelembaban udara berkisar

80 – 95 persen.

Jenis tanah di Unit Perkebunan Tambi adalah Andosol dengan pH 4.5 - 5.0.

Keadaan drainase di lahan Unit Perkebunan Tambi adalah sedang sampai dengan

cepat. Topografi lahan pada umumnya adalah berombak sampai berbukit dengan

tingkat kemiringan 0-> 45 persen.

Luas Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan

Luas keseluruhan areal Unit Perkebunan Tambi berdasarkan Rencana Kerja

dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2010 adalah 273.17 ha. Luas areal

tanaman seluruhnya 245.85 ha yang merupakan tanaman menghasilkan dan areal

pembibitan. Areal non tanaman antara lain untuk jalan, emplasemen, pabrik,

lapangan, agrowisata, dan alur jurang. Data penggunaan lahan di UP Tambi dapat

dilihat pada Tabel 1.

Page 29: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

17

Tabel 1. Rincian Tata Guna dan Luas Lahan di UP Tambi Tahun 2010

Keterangan

Blok

Jumlah Taman Pemandangan Panama

Tanah

Hijau

--------------------------- (ha) ---------------------------

A. Tanaman Teh 1. TTM 11.77 15.60 20.57 22.84 70.78

2. TMM 46.12 61.16 49.28 18.51 175.07

3. TBM - - - - - 4. Replanting - - - - -

Jumlah 57.89 76.76 69.85 41.35 245.85

B. Lain-lain

1. Agrowisata 2.05 2.05

2. Emplas/Kantor 11.29 11.29 3. Pabrik 1.66 1.66

4. Jalan Besar 7.88 7.88

5. Alur/Jurang 2.25 2.25

6. Tanah Kosong - -

7. Pembibitan 1.50 1.50

Jumlah 25.82 1.50 27.32

Jumlah Keseluruhan 83.71 76.76 71.35 41.35 273.17

Sumber: RKAP Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman teh yang dibudidayakan di UP Tambi terdiri atas klon Gambung 3,

Gambung 4, Gambung 7, TRI 2024, TRI 2025, Tambi Merah (klon lokal),

Malabar Pasir Sarongge (MPS), Kiara 8, Cin 143, dan Seedling (Hibrid dan

Assam). Jarak tanam untuk bahan tanam dari klon yaitu 120 cm x 75 cm,

sedangkan untuk bahan tanam dari seedling yaitu 130 cm x 90 cm atau tidak

beraturan. Populasi per hektar untuk bahan tanam dari klon sekitar 11 000 pohon

dan untuk bahan tanam dari seedling 7 000 – 10 000 pohon per hektar.

Klon yang menjadi klon unggulan di Unit Perkebunan Tambi adalah

Gambung 3, Gambung 4 dan Gambung 7. Deskripsi klon Gambung 3 dapat dilihat

pada Lampiran 4, klon Gambung 4 pada Lampiran 5 dan klon Gambung 7 pada

Lampiran 6. Klon Gambung tersebut lebih tahan terhadap penyakit cacar daun,

tahan kondisi kekeringan, dan mempunyai potensi hasil yang tinggi. Klon TRI

2024 dan Tri 2025 mempunyai cita rasa yang lebih disukai konsumen, tetapi

sangat rentan terhadap penyakit cacar.

Page 30: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

18

Produksi teh yang dihasilkan di Unit Perkebunan Tambi 80 % untuk

diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Polandia,

Inggris, Australia, Selandia Baru, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab dan sebagian

produksi untuk pemasaran dalam negeri. Rincian produksi dan produktivitas

selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi dan Produktivitas Teh Unit Perkebunan Tambi Tahun

2005 – 2009

Tahun Luas TM

(ha)

Produksi Pucuk

Basah

(kg)

Produksi Teh

Kering

(kg)

Produktivitas Teh

Kering

(kg/ha/thn)

2005 230.58 3 256 525 693 165 3 006.00

2006 235.65 2 985 587 649 890 2 757.86

2007 222.72 3 058 485 673 587 3 024.00

2008 247.55 3 388 798 730 316 2 950.17

2009 247.55 2 624 055 565 715 2 285.25

Jumlah 1 089.46 15 169 480 3 284 096 15 121.92

Rata-rata 217.89 3 033 896 656 819 3 024.38

Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang direktur yang berasal dari

salah seorang pemegang saham. Selain itu, direktur mempunyai wakil yang

berasal dari pemerintah daerah Wonosobo. Hal tersebut terkait kepemilikan saham

yang sebagian dipegang oleh perorangan dan sebagian dipegang oleh pemerintah

daerah Wonosobo. Unit Perkebunan Tambi dipimpin oleh seorang manajer yang

diangkat oleh Direksi PT Perkebunan Tambi. Seorang pemimpin Unit Perkebunan

Tambi bertugas dalam memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, mengatur

dan mengawasi setiap kegiatan pengelolaan dan administrasi bagian kebun, pabrik

serta kantor untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien dan efektif.

Pemimpin Unit Perkebunan Tambi secara langsung membawahi kepala bagian

kantor, kepala bagian kebun, asisten kepala urusan pengelolaan pabrik, asisten

kepala bagian kebun beserta seluruh jajarannya. Struktur organisasi dapat dilihat

pada Lampiran 8.

Page 31: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

19

Kepala bagian kantor bertugas memimpin, mengkoordinasikan dan

mengawasi setiap kegiatan kantor berupa pengelolaan keuangan, pembukuan,

sumber daya manusia dan masalah umum lainnya dalam ruang lingkup Unit

Perkebunan Tambi. Asisten kepala urusan pengelolaan pabrik bertugas

memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi setiap kegiatan administrasi,

teknik dan pengolahan teh di pabrik. Kepala bagian kebun bertugas dalam

memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan

yang berhubungan langsung dengan kebun dan tanaman, ketenagakerjaan di

kebun serta administrasi kebun.

Tenaga kerja terdiri atas karyawan I, karyawan II, dan borongan. Karyawan

I mempunyai syarat minimal D3 dan S1. Karyawan I biasanya setingkat dengan

pimpinan, wakil pimpinan, kepala bagian kantor, kepala urusan (kaur) pabrik, dan

asisten pendamping kepala bagian kebun (askabag). Karyawan II tidak

menggunakan syarat minimal jenjang pendidikan dan terdiri atas golongan A, B,

C, D, dan E. Golongan II E diperoleh apabila pengajuan peningkatan jabatan lebih

dari umur 40 tahun dan tidak dapat lagi meningkat ke Golongan I. Tenaga

pemetik dan tenaga pemeliharaan termasuk tenaga borongan. Tenaga borongan

terbagi menjadi tenaga borongan tetap dan borongan lepas. Jumlah dan tingkat

pendidikan tenaga kerja di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kondisi Tenaga Kerja di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Status Tenaga

Jml Tingkat Pendidikan

Jml L P S2 S1 D3 SLTA SLTP SD TTSD

--------------------------------------- (orang) -------------------------------------------

Karyawan I 8 8 1 1 1 5 8

Karyawan II D 12 1 13 8 1 3 13

Karyawan II C 14 2 16 1 6 5 4 16

Karyawan II B 28 1 29 17 2 9 1 29

Karyawan II A 40 7 47 5 6 25 11 47

Pekerja Lepas 60 183 243 8 192 43 243

Gabungan

Jumlah: 162 194 356 1 1 2 42 22 233 55 356

Sumber: Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Page 32: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

20

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pembibitan

Kegiatan pembibitan di Unit Perkebunan Tambi dilaksanakan di Blok

Panama dengan luas bangunan pembibitan 0.90 ha dan kebun perbanyakan seluas

0.6 ha. Klon perbanyakan yang digunakan adalah Gambung 7 sebanyak 150 000

stek tanaman. Bangunan pembibitan menggunakan bambu dan atapnya terdiri atas

rigen atau bekas tempat untuk menjemur tembakau. Di dalam bangunan

pembibitan, terdapat sungkup dari bambu sebagai tempat menyimpan polybag

atau media untuk menanam stek.

Media yang digunakan terdiri atas top soil dan sub soil yang sebelumnya

telah diayak dengan perbandingan 2 : 1. Setiap meter kubik top soil dicampur

dengan 1.25 kg SP 36, 500 g KCl, 250 g Kieserit, 1 kg tawas, dan 300 g Dithane

M-45, sedangkan sub soil dicampur dengan I kg tawas dan 300 g Dithane M-45.

Media tanam tersebut kemudian difumigasi menggunakan Basamid selama kurang

lebih 15 hari dengan dosis 100 - 200 g/m3. Media tanam yang telah disiapkan

dimasukkan ke dalam polybag dengan ukuran 22 cm x 12 cm.

Topsoil dimasukkan ke dalam bekong (polybag) hingga mencapai 2/3

bagian bawah bekong, sedangkan subsoil menempati 1/3 bagian pada bagian atas

bekong. Polybag disusun dalam bedengan dan disiram air dengan campuran

Dithane M-45 2 g/l kemudian dibiarkan selama 10 - 15 hari. Sebelum ditanam,

bahan stek direndam menggunakan Dithane M-45 2 ml/l ditambah larutan atonik

2 ml/l selama 3 menit. Bahan stek yang ditanam harus bebas penyakit agar bibit

yang diperoleh dapat tumbuh optimal. Kegiatan di pembibitan meliputi

pencampuran media tanam dan penanaman stek dapat dilihat pada Gambar 1.

Stek ditanam dengan daun menghadap ke arah datangnya sinar matahari

dengan kemiringan sekitar 45o. Arah daun miring ke atas dan tidak boleh saling

menutupi satu sama lain. Sungkup dapat dibuka setelah 3 - 4 bulan dari

penanaman stek. Kegiatan pembibitan yang dilakukan penulis adalah pengisian

Page 33: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

21

polybag dan penanaman stek. Prestasi kerja penulis untuk kegiatan pengisian

polybag adalah 250 polybag per HK, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah

350 polybag per HK. Dalam kegiatan penanaman stek, prestasi kerja penulis

adalah 2097 tanaman per HK, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 2600

tanaman per HK.

Gambar 1. Pencampuran Media Tanam (a) dan Penanaman Stek (b)

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pengendalian gulma. Jenis gulma yang banyak ditemukan di Unit

Perkebunan Tambi antara lain pacar air (Impatiens platypetala), babandotan

(Ageratum conyzoides), lempuyangan (Panicum repens), Richardia brasiliensis,

Cyperus rotundus, Commelina benghalensis, Erechites valerianifolia dan

remujung. Pengendalian gulma terbagi menjadi pengendalian gulma secara kultur

teknis, pengendalian secara kimawi (chemical weeding) dan pengendalian secara

manual.

Pengendalian gulma secara kultur teknis dilakukan dengan menerapkan cara

pemetikan teh secara benar dan tepat. Cara pemetikan teh yang tepat adalah

dengan melaksanakan petikan rata dan teratur agar pembentukan tajuk tanaman

teh dapat melebar dan rapat sehingga dapat mengurangi pertumbuhan gulma di

antara barisan tanaman. Selain itu, pengendalian gulma secara kultur teknis dapat

diterapkan berupa penanaman tanaman pupuk hijau seperti Tephrosia spp. dan

Crotalaria spp. di antara barisan tanaman teh.

Aplikasi pengendalian gulma secara kimia dilakukan dua kali dalam

setahun, yaitu sebelum pemupukan melalui tanah pada bulan Februari - April dan

Page 34: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

22

bulan September - November. Jenis herbisida yang digunakan adalah herbisida

sistemik dan kontak. Herbisida sistemik yang digunakan yaitu Rambo berbahan

aktif glyphosat, sedangkan herbisida kontak yang digunakan yaitu Noxone

berbahan aktif paraquat diklorida. Pada tanaman teh tahun pangkas I, II dan III

dilaksanakan dua kali aplikasi herbisida Rambo dan Noxone secara bergantian.

Dosis Rambo 3 l/ha/aplikasi dengan konsentrasi 0.08 % dan Noxone 1.5

l/ha/aplikasi dengan konsentrasi 0.4 persen. Pada tahun pangkas IV, pengendalian

gulma menggunakan herbisida Rambo dan Noxone secara bergantian dengan

dosis Rambo 2 l/ha/aplikasi konsentrasi 0.53 % dan Noxone 1.5 l/ha/aplikasi

konsentrasi 0.4 persen. Prestasi kerja penulis 1 ha per HK, sedangkan prestasi

kerja karyawan 1.4 ha per HK.

Pengendalian gulma secara manual atau babad dilaksanakan pada bulan

Januari - Maret dan Agustus - Oktober. Aplikasi pengendalian gulma secara

manual dilakukan dua kali dalam setahun untuk semua nomor kebun dengan

perkiraan luas areal semester I (50 %) dan semester II (50 %) secara bergantian

dengan pengendalian kimiawi.

Pemupukan. Kegiatan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi terdiri atas

pemupukan lewat tanah dan pemupukan lewat daun. Pemupukan lewat tanah

menggunakan pupuk tunggal dengan komposisi N : P : K : Mg yaitu 5 : 1 : 2 : 0.5.

Dosis pupuk ditetapkan berdasarkan persentase N, yaitu sebesar 9.44 persen.

Pelaksanaan pemupukan dilakukan dalam dua semester, yaitu semester I

pada bulan Februari sampai April dan semester II pada bulan Oktober sampai

November. Aplikasi pupuk pada tahun pangkas I dan IV sebesar 90 persen,

sedangkan tahun pangkas II dan III sebesar 110 persen. Perbedaan aplikasi

tersebut berdasarkan potensi pertumbuhan tanaman. Pada tahun pangkas I,

tanaman belum berproduksi secara optimal, sedangkan tahun pangkas IV tanaman

telah mengalami penurunan produksi dan memasuki pangkas produksi. Tanaman

teh berproduksi optimal pada tahun pangkas II dan III sehingga pemupukan

diperlukan dalam jumlah lebih banyak pada tahun tersebut.

Pemupukan dilaksanakan dengan cara dibenam pada jarak 20 cm dari tajuk

dengan kedalaman lubang 10 - 15 cm. Satu lubang pupuk dibuat untuk

2 - 4 perdu yang letaknya bergantian di barisan tanaman antara pemupukan

Page 35: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

23

pertama dengan pemupukan kedua. Waktu pemupukan yang terbaik adalah pada

kondisi curah hujan 60 mm – 200 mm per minggu, sehingga pupuk yang

diberikan terlarut dengan baik tetapi tidak sampai hilang tercuci. Gambar 2

menunjukkan letak lubang pupuk di antara barisan tanaman teh.

Gambar 2. Sketsa Lubang Pupuk pada Tanaman Teh

Selama menjadi karyawan harian lepas (KHL) penulis melakukan kegiatan

pemupukan tanah dengan prestasi kerja 0.18 ha per HK, sedangkan prestasi

karyawan 0.2 ha per HK.

Pemupukan lewat daun menggunakan pupuk ZnSO4, ZA, dan Pupuk

pelengkap cair (PPC). Pemupukan dengan ZnSO4 dilaksanakan selama 10 bulan,

dimulai bulan Februari sampai November dengan dosis 1 kg/ha/aplikasi. Alat

semprot yang digunakan yaitu mistblower dengan kapasitas 12.5 liter dan

pakabak dengan kapasitas 15 liter. Pupuk pelengkap cair (PPC) diberikan pada

musim kemarau yaitu pada bulan Juli – September, enam kali aplikasi (1 bulan

dua kali aplikasi). Air yang digunakan untuk membuat larutan pupuk minimal 250

liter/ha/aplikasi. Pelaksanaan pemupukan daun pada pagi hari (sebelum pukul

10.00 harus sudah berhenti). Dosis PPC 1 – 1.5 liter/ha/aplikasi dan perbandingan

bensin dan oli 25 : 1.

Prestasi kerja penulis dalam pelaksanaan pemupukan daun 0.8 ha per HK,

sedangkan prestasi kerja karyawan 1 ha per HK. Kegiatan pemupukan daun

menggunakan mistblower dapat dilihat pada Gambar 3.

Keterangan:

Lubang Pupuk

Tanaman Teh

Page 36: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

24

Gambar 3. Pemupukan Daun Tanaman Teh Menggunakan Mistblower

Pemangkasan. Jenis pangkasan di Unit Perkebunan Tambi adalah

pangkasan setengah bersih. Pangkasan setengah bersih yaitu pangkasan dengan

membuang ranting-ranting kecil berukuran kurang dari 1 cm (sebesar pensil) yang

berada di bagian tengah perdu, sedangkan yang berada di sisi perdu dibiarkan.

Tinggi pangkasan antara 45 – 65 cm. Tinggi luka pangkasan tidak diperbolehkan

sama dengan tinggi luka pangkas sebelumnya. Toleransi naik atau turun 5 cm

dengan catatan tinggi pangkas tidak kurang dari 50 cm dari permukaan tanah.

Pemangkasan setengah bersih dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemangkasan Setengah Bersih Tanaman Teh

Pangkasan di Blok Pemandangan 100 % pada semester I, sedangkan di

Blok Taman, Blok Tanah Hijau, dan Blok Panama 60 - 70 % di semester I dan

30 - 40 % pada semester II. Hal tersebut disebabkan ketinggian tempat Blok

Pemandangan paling tinggi di antara ketiga blok yang lain. Apabila pemangkasan

dilakukan dua kali maka pemangkasan pada semester II akan menghadapi musim

kemarau dan pertumbuhan tunas kurang optimal. Selain itu, pemangkasan 100 %

Page 37: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

25

di Blok Pemandangan bertujuan mengurangi serangan penyakit cacar daun karena

penyakit cacar daun paling banyak menyerang tanaman teh di Blok Pemandangan.

Pemangkasan di Unit Perkebunan Tambi dilakukan dengan cara memotong

cabang atau ranting memutari perdu tanaman agar luka pangkas menghadap ke

arah dalam. Kemiringan luka pangkasan yang baik adalah 45o dan permukaan

luka pangkas licin. Ketajaman alat yang digunakan untuk memangkas

menentukan kualitas hasil pangkasan. Apabila alat yang digunakan tidak tajam,

cabang akan pecah dan menyebabkan busuk. Bidang pangkasan harus sejajar

dengan permukaan tanah. Hal tersebut bertujuan agar angin dapat bergerak secara

leluasa sehingga kelembaban di sekitar perdu berkurang. Kondisi demikian dapat

menekan serangan hama dan penyakit tanaman serta agar spora cacar daun tidak

menempel pada daun sehingga penyebaran penyakit dapat dicegah. Gambar 5

menunjukkan kondisi tanaman setelah dipangkas setengah bersih di Blok Taman.

Gambar 5. Kondisi Tanaman setelah Dipangkas

Pemangkasan harus memperhatikan kerataan dengan permukaan tanah,

ketinggian pangkasan, luka dan arah luka pangkas. Prestasi kerja penulis dalam

memangkas tanaman teh adalah 100 m2 per HK, sedangkan prestasi kerja

karyawan 300 m2 per HK.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman. Hama yang menyerang

tanaman teh seperti Helopeltis antonii, ulat jengkal, ulat penggulung pucuk, ulat

penggulung daun, ulat api dan tungau jingga, akan menurunkan produksi pucuk.

Pada umumnya, hama yang menyerang tanaman teh di Unit Perkebunan Tambi

adalah ulat penggulung pucuk (Cydia leucostoma), ulat penggulung daun

Page 38: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

26

(Homona coffearia) dan ulat api (Setora nitens). Ledakan serangan ulat api pernah

terjadi di Blok Panama. Bagian tanaman yang diserang oleh ulat tersebut adalah

daun muda dan daun tua. Serangan terjadi sepanjang tahun dan akan meningkat

pada musim kemarau. Ulat api dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Ulat Api (Setora nitens) pada Daun Teh

Pengendalian ulat penggulung pucuk dan ulat penggulung daun dilakukan

dengan cara kultur teknis dan mekanis. Pengendalian secara kultur teknis dengan

cara memperpendek siklus petik dan mengendalikan gulma yang menjadi inang

hama tersebut. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan cara pemetikan

pucuk teh yang terserang hingga bersih. Untuk ulat api, pengendalian dilakukan

dengan cara kimiawi yaitu menggunakan insektisida Sumicidin 5 EC dengan

konsentrasi 2 ml per liter air. Penyemprotan insektisida tersebut merupakan

pilihan terakhir karena residu insektisida dapat mencemari lingkungan dan

mempengaruhi HACCP (Hazzard Analysis Critical Control Point) perusahaan.

Penyakit cacar daun teh atau yang dikenal dengan blister blight disebabkan

oleh jamur Exobasidium vexans M. Penyebaran penyakit cacar terjadi melalui

spora yang diterbangkan oleh angin, serangga atau manusia. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan penyakit cacar daun yaitu kelembaban udara, sinar

matahari, angin, ketinggian kebun dari permukaan laut, serta sifat tanaman.

Tanaman yang terserang cacar daun akan mengalami penurunan

produktivitas karena daun yang telah terserang akan berlubang dan pada stadium

akhir serangan cacar daun, batang dan daun akan rontok sehingga daun tidak

dapat dipetik. Tanaman teh yang telah terserang cacar daun secara terus-menerus

tanpa adanya penanggulangan secara intensif, akan mengakibatkan daun

Page 39: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

27

pemeliharaan terserang dan semakin menipis. Hal tersebut akan menyebabkan

pertumbuhan pucuk terhambat dan tanaman akan rusak.

Pengendalian penyakit cacar daun dilakukan dengan penyemprotan tanaman

teh dengan fungisida setelah dipetik dengan batas maksimal 8 hari sebelum petik

berikutnya. Fungisida yang digunakan yaitu tembaga oksiklorida 50 % dengan

dosis 0.10 – 0.15 kg/ha/aplikasi dan tembaga hidroksida 77 % dengan dosis

0.2 kg/ha/aplikasi. Selain itu, pengendalian secara kultur teknik dapat mengurangi

serangan cacar daun dengan cara memperpendek siklus petik kurang dari 14 hari

karena masa inkubasi cacar daun selama 14 hari. Prestasi kerja penulis dalam

mengendalikan cacar daun 0.83 ha per hari, sedangkan prestasi karyawan 1 ha per

hari.

Konservasi lahan terpadu. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah

tanaman dipangkas bertujuan agar kondisi tanaman dan lahan sehat sehingga

tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Kegiatan pemeliharaan

setelah pemangkasan yang dilakukan di Unit Perkebunan Tambi yaitu porokan,

pembuatan lubang tadah hujan (contur drain), pembuatan guludan, penanaman

tanaman pelindung, penanaman pupuk hijau, dan pelumutan.

(a) Porokan

Porokan yaitu kegiatan setelah pemangkasan dengan mengangkat tanah

dengan garpu. Tujuan porokan adalah membentuk rongga-rongga tanah sehingga

tanah menjadi gembur, meningkatkan respirasi tanah, memberi daya dukung tanah

dan memperlambat laju aliran permukaan (run off).

Jenis porokan ada dua, yaitu porok ungkat dan porok balik. Jenis porokan

yang dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi adalah porok ungkat dengan

menggunakan garpu. Porokan dilakukan di semua blok di Unit Perkebunan Tambi

setelah tanaman dipangkas (tahun pangkas I). Pelaksanaan porokan paling lambat

satu bulan setelah tanaman dipangkas atau sebelum tumbuh tunas baru. Prestasi

kerja penulis dalam kegiatan porokan 0.14 ha per HK, sedangkan prestasi kerja

karyawan 0.25 ha per HK.

(b) Pembuatan lubang tadah/contur drain

Tujuan pembuatan lubang tadah agar air tidak keluar dari lahan dan

menahan laju aliran air agar tidak terjadi erosi. Lubang tadah dibuat pada lahan

Page 40: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

28

yang telah dilakukan pemangkasan dan alur pembuatannya secara zig-zag pada

setiap barisan tanaman. Semakin miring lahan, pembuatan lubang tadah akan

semakin rapat. Pada lahan miring, lubang tadah dibuat tiap 2 – 4 barisan tanaman,

sedangkan pada lahan datar lubang tadah dibuat tiap 8 baris tanaman.

(c) Pembuatan guludan

Tujuan pembuatan guludan agar air yang mengalir tidak keluar dari lahan.

Guludan dibuat pada lahan yang lebih rendah dari lahan di sekitarnya. Guludan

dibuat dengan cara menarik tanah yang berada di kebun, kemudian tanah tersebut

digulud sepanjang pinggir kebun. Ukuran tinggi guludan sekitar 60 cm dan lebar

30 cm.

(d) Penanaman tanaman pelindung

Penanaman dan pemeliharaan tanaman pelindung dilakukan di setiap blok di

Unit Perkebunan Tambi. Penanaman tanaman pelindung diutamakan pada blok

yang masih kurang tanaman pelindungnya. Pemeliharaan berupa rempelan

dilaksanakan menjelang musim penghujan, kecuali lamtoro merah dirempel pada

musim kemarau untuk menghindari pertumbuhan biji. Jenis pohon pelindung

yang ditanam adalah akasia.

Pohon pelindung untuk tanaman teh sebaiknya yang memberikan dampak

ganda dan positif, serta mempunyai dampak negatif sekecil mungkin, dan juga

mudah dalam pemeliharaannya. Pemilihan pohon pelindung tidak boleh

sembarangan karena ada beberapa jenis pohon pelindung yang dapat menjadi

inang hama dan penyakit. Tanaman pelindung yang peka terhadap penyakit,

khususnya penyakit akar dapat menyebarkan penyakit tersebut pada tanaman teh.

Selain penyakit akar, tanaman pelindung seperti pohon dadap dapat menjadi inang

Helopeltis dan ulat.

(e) Penanaman pupuk hijau

Pohon pelindung sementara digunakan sebagai sumber pupuk hijau yang

ditanam berselang dua baris pada tanaman teh tersebut setelah penanaman

tanaman teh selesai dilakukan. Jenis tanaman pelindung yang ditanam sebagai

pupuk hijau adalah Tephrosia spp. dan Crotalaria spp. Kebutuhan benih tanaman

pelindung sementara tersebut sekitar 10 kg – 12 kg/ha.

Page 41: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

29

(f) Gosok lumut

Lumut dan jenis tanaman paku-pakuan yang tumbuh di permukaan batang

dan cabang tanaman teh dapat mengganggu pertumbuhan tunas baru. Pembersihan

lumut dilakukan dengan cara menggosok lumut yang menempel pada batang dan

cabang tersebut menggunakan sabut kelapa, sapu lidi, atau sebilah bambu. Waktu

pembersihan lumut sebaiknya satu minggu setelah pemangkasan. Apabila

pembersihan lumut dilakukan lebih dari dua minggu setelah pemangkasan, risiko

kerusakan tunas akan semakin besar. Pembersihan lumut yang tepat akan

membantu primordial atau mata tunas tumbuh lebih baik dan kondisi lingkungan

perdu menjadi bersih.

Pemetikan

Jenis petikan. Pemetikan merupakan cara pengambilan produksi di kebun

teh, berupa pucuk yang memenuhi syarat-syarat pengolahan dan berfungsi pula

sebagai usaha membentuk kondisi tanaman yang mampu berproduksi tinggi

secara kontinyu. Jenis petikan di Unit Perkebunan Tambi adalah petikan medium

yaitu pucuk yang dihasilkan terdiri atas pucuk peko dengan dua daun, tiga daun

muda, serta pucuk burung dengan satu, dua, atau tiga daun muda. Jenis petikan

tersebut ditulis dengan rumus p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m.

Kriteria pemetikan. Pucuk hasil petikan yang memenuhi syarat

pengolahan di Unit Perkebunan Tambi adalah pucuk standar petikan medium,

pucuk dalam keadaan segar, dan bebas kontaminasi. Komposisi jenis petikan

medium minimal 70 % pucuk medium (p+2, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m),

maksimal 10 % pucuk halus (p+1, p+2m), dan 20 % pucuk kasar (p+3, p+4, b+1,

b+2).

Jenis pemetikan. Jenis pemetikan terdiri atas pemetikan jendangan,

pemetikan produksi, dan pemetikan gendesan.

(a) Pemetikan jendangan

Pemetikan jendangan merupakan jenis pemetikan yang dilakukan setelah

tanaman dipangkas. Tujuan pemetikan jendangan yaitu membentuk bidang petik

yang rata dan lebar dengan ketebalan daun pemeliharaan yang cukup sehingga

Page 42: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

30

tanaman mempunyai potensi produksi yang tinggi. Pemetikan jendangan rata-rata

dilakukan setelah tanaman berumur 2 - 3 bulan setelah pangkas dan 60 % areal

telah memenuhi syarat untuk dijendang.

Pada pemetikan jendangan, pucuk yang tumbuh lateral atau ke samping

tidak dipetik agar perdu dapat tumbuh melebar sehingga bidang petik semakin

luas. Selain itu, perdu yang memiliki cabang yang lebar dapat menekan

pertumbuhan gulma dengan memperkecil ruang sinar matahari sampai ke tanah.

Pelaksanaan pemetikan jendangan biasanya 6 - 10 kali dengan selang waktu setiap

pemetikan 8 – 10 hari. Pemetikan dilakukan oleh pemetik yang berpengalaman

dan terampil. Jenis petikan pada pemetikan jendangan adalah petikan medium

dengan rumus p+2 atau pucuk burung dengan satu atau dua daun muda (b+1m

atau b+2m).

Alat bantu yang digunakan untuk mengukur ketinggian petikan jendangan

disebut caplak yang berbentuk salib. Alat tersebut berukuran sesuai dengan tinggi

bidang pangkas ditambah ketinggian bidang petik, biasanya berukuran 60 cm

sampai 70 cm. Caplak digunakan sebagai acuan agar pemetik mengetahui daun

yang harus dipetik dan daun yang harus ditinggalkan. Daun yang berada di bawah

batas caplak tidak boleh dipetik agar kerataan bidang petik tercapai.

(b) Pemetikan Produksi

Pemetikan produksi adalah pemetikan pucuk teh yang dilakukan setelah

pemetikan jendangan selesai dan terus dilakukan hingga tiba giliran pemangkasan

produksi berikutnya. Jenis petikan produksi bergantung pada macam pucuk yang

diinginkan, dapat berupa petikan halus, petikan medium, maupun petikan kasar.

Penentuan jenis petikan oleh perkebunan teh menjadi standar yang harus dicapai

oleh pekerja sehingga mutu pucuk teh yang dihasilkan baik. Di Unit Perkebunan

Tambi, jenis petikan yang menjadi standar adalah jenis petikan medium.

Pertumbuhan pucuk-pucuk tersier (malik peko) dan bidang petik yang sudah

melebar menjadi ciri pemetikan produksi telah dapat dilakukan.

Tujuan pemetikan produksi adalah mendapatkan pucuk dengan kondisi

pucuk memenuhi syarat olah secara kontinyu dengan produktivitas yang optimal.

Pemetikan produksi dilakukan berdasarkan siklus petik yang telah ditentukan dan

disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Siklus petik bergantung pada jenis

Page 43: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

31

petikan dan ketinggian tempat. Siklus petik di Unit Perkebunan Tambi adalah 12

hari. Di Blok Pemandangan, siklus petik lebih lama yaitu 14 hari karena letaknya

yang lebih tinggi daripada blok lain.

Pemetikan produksi dilakukan oleh seluruh pemetik dengan syarat tanaman

harus siap petik. Syarat tanaman siap petik adalah tanaman yang memiliki pucuk

sesuai jenis petikan yang telah ditentukan atau pucuk telah masak (manjing) dan

telah memenuhi kriteria pengolahan. Jenis petikan yang telah memenuhi syarat

petik adalah jenis petikan medium.

Kegiatan pemetikan ditentukan oleh ketersediaan pucuk di atas bidang

petik. Pucuk yang diperoleh bergantung pada kesehatan tanaman, siklus petik,

hanca petik, daun tanggung yang ditinggal pada siklus sebelumnya, dan

ketersediaan tenaga petik. Pemetikan dapat dilakukan baik secara manual maupun

menggunakan gunting petik. Pada Gambar 7 dapat dilihat pemetikan secara

manual dan pemetikan menggunakan gunting petik.

Gambar 7. Pemetikan Secara Manual (a) dan Secara Mekanis dengan

Gunting Petik (b).

(c) Pemetikan Gendesan

Jenis pemetikan gendesan adalah pemetikan yang dilakukan sebelum

tanaman dipangkas dengan memetik semua pucuk daun yang memenuhi syarat

olah tanpa memperhatikan daun yang ditinggal di atas perdu. Jenis petikan pada

pemetikan gendesan adalah petikan berat.

Gilir petik/siklus petik. Gilir petik atau siklus petik adalah jangka waktu

antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya dan dinyatakan dalam hari.

Lama siklus petik bergantung pada pertumbuhan pucuk. Kecepatan tumbuh pucuk

Page 44: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

32

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu umur pangkas, iklim, elevasi atau

ketinggian tempat dan kesehatan tanaman. Siklus petik di Unit Perkebunan Tambi

berbeda-beda sesuai dengan ketinggian tempat. Siklus petik di Blok Taman,

Panama, dan Tanah Hijau 10 - 13 hari, sedangkan di Blok Pemandangan

12 - 14 hari. Petikan untuk areal jendangan dengan siklus 8 - 10 hari.

Hanca petik. Hanca petik adalah luas areal petik yang harus diselesaikan

dalam satu hari. Hanca petik ditentukan berdasarkan kapasitas rata-rata pemetik,

siklus petik, kondisi tanaman, topografi dan musim. Semakin pendek siklus petik

maka luas lahan yang dapat dipetik per hari semakin luas. Pengaturan hanca petik

harus pula mempertimbangkan keseragaman pucuk yang dihasilkan setiap hari

dengan komposisi pucuk dari umur pangkas yang seimbang.

Luas areal yang akan dipetik dapat ditentukan berdasarkan rumus sebagai

berikut :

Luas areal petik/hari = luas areal yang dipetik

gilir petik

Hanca satu pemetik = luas areal yang dipetik/hari x jumlah patok/ha

jumlah tenaga petik

Pengaturan hanca petik ditentukan oleh masing-masing mandor petik.

Hanca petik per pemetik di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hanca Petik per Pemetik di Unit Perkebunan Tambi Januari -

Mei 2010

Blok Hanca Petik per Pemetik

Standar Realisasi

……………… (ha/HK) …………………

Taman 0.068 0.074

Tanah Hijau 0.076 0.083

Pemandangan 0.069 0.069

Panama 0.075 0.078

Sumber : Perhitungan Rumus Hanca Petik per Pemetik

Dalam satu hari, pemetik harus menyelesaikan luas areal petik tersebut.

Apabila hanca petik dapat diselesaikan, maka siklus petik pun tercapai sehingga

mutu pucuk yang dihasilkan baik. Pada realisasi pelaksanaan di lapangan, hanca

Page 45: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

33

petik yang telah direncanakan seringkali tidak tercapai karena ketidakhadiran

tenaga pemetik yang tinggi dan siklus petik yang lebih panjang dari yang telah

ditetapkan. Hanca yang tidak tercapai tersebut akan diselesaikan pada hari

berikutnya.

Kapasitas pemetik. Kapasitas pemetik adalah bobot pucuk yang dihasilkan

oleh seorang pemetik dalam satu hari kerja. Kapasitas pemetik dipengaruhi oleh

keadaan cuaca, kondisi tanaman, topografi kebun, keterampilan pemetik, populasi

tanaman di blok yang akan dipetik, dan umur pangkas tanaman. Data kapasitas

pemetik pada Tabel 5 merupakan kombinasi antara pemetikan manual dan

menggunakan gunting petik.

Tabel 5. Kapasitas Pemetik di Unit Perkebunan Tambi Januari – Mei 2010

Blok Kapasitas Pemetik

Januari Februari Maret April Mei Rata-rata

………………………. ….(kg/pemetik)…………………………………

Taman 55.07 36.10 60.58 31.83 60.40 48.80

Pemandangan 80.13 60.74 29.27 60.40 27.19 51.55

Tanah Hijau 51.42 33.94 57.23 38.63 44.43 45.13

Panama 51.15 34.34 66.40 38.17 52.77 48.57

Sumber : Laporan Produksi Unit Perkebunan Tambi 2010

Tenaga pemetik. Tenaga pemetik mempunyai peranan sangat penting

dalam mencapai hasil petikan yang optimum. Keterbatasan tenaga kerja pemetik

sering terjadi di perkebunan teh karena upah tenaga yang relatif rendah. Dalam

hubungannya dengan pemetikan menggunakan tenaga pemetik, perlu

dipertimbangkan mengenai kebutuhan jumlah tenaga kerja, jumlah tenaga kerja

yang tersedia dan keterampilannya dalam melaksanakan pemetikan. Perhitungan

rasio pemetik harus diketahui rata-rata kapasitas petik/HK dalam satu tahun,

jumlah hari kerja (HK) dalam satu tahun, persen (%) absensi dalam satu tahun

(A), dan rata-rata produksi pucuk/ha/tahun.

Rasio tenaga pemetik = rencana produksi pucuk basah/ha/tahun x (100 + A) %

kapasitas petik/HK x HKE satu tahun

Page 46: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

34

Contoh Perhitungan :

Rasio tenaga pemetik = 12 316.45 kg/ha/tahun x (100 + 8) %

50 kg/HK/tahun x 290 hari

= 0.92 HK/ha

Kebutuhan tenaga pemetik UP Tambi = 0.92 HK/ha x 245.85 ha = 226.18 orang

Pengaturan tenaga pemetik bukan hanya berdasarkan jumlahnya, tetapi juga

berdasarkan keterampilan dan umur pangkas tanaman. Pada tanaman yang sedang

dipetik jendangan, tenaga pemetik dipilih yang mempunyai keterampilan di atas

rata-rata. Jumlah tenaga pemetik di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Keadaan di Lapangan dan

Perhitungan Rasio Pemetik di Unit Perkebunan Tambi

Blok

Jumlah Tenaga Pemetik

di Lapangan

(orang)

Jumlah Tenaga Pemetik

Berdasarkan Rasio

(orang)

Taman 50 54

Tanah Hijau 35 38

Pemandangan 62 70

Panama 58 64

Jumlah Total 205 226

Sumber : Perhitungan Rumus Rasio Tenaga Pemetik

Berdasarkan Tabel 6, untuk pencapaian target produksi yang telah

ditentukan, Unit Perkebunan Tambi masih kekurangan tenaga pemetik. Jumlah

tenaga mandor petik di Unit Perkebunan Tambi adalah 9 orang. Blok Taman,

Tanah Hijau dan Panama masing-masing memiliki dua orang mandor petik,

sedangkan Blok Pemandangan memilki 3 orang mandor petik.

Sistem pengupahan. Pengupahan pemetik di Unit Perkebunan Tambi

berdasarkan hasil pucuk basah yang didapat oleh pemetik dalam satu hari dan

dipengaruhi oleh hasil analisis pucuk. Harga per kilogram pucuk basah hasil

petikan di Blok Taman, Tanah Hijau, dan Panama adalah Rp 210.00/kg dan

apabila analisis pucuk minimal 50 % dari standar tercapai, pemetik mendapatkan

premi sehingga harga pucuk basah per kilogram menjadi Rp 240.00/kg. Khusus

Page 47: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

35

pada Blok Pemandangan harga pucuk basah Rp 230,00/kg dan apabila minimal

50 % analisis pucuk tercapai, maka harganya menjadi Rp 260,00/kg.

Sistem pemetikan. Sistem pemetikan di Unit Perkebunan Tambi berupa

sistem giringan, yaitu pemetik berbaris pada masing-masing barisan tanaman dan

satu pemetik harus memetik semua tanaman dalam barisan tersebut. Pelaksanaan

pemetikan dimulai dari pinggir kebun yang jauh dari jalan menuju tempat

penimbangan. Pembimbing petik berada di belakang pemetik dan mengawasi dari

ujung barisan sampai ke ujung barisan lainnya. Daerah yang dipetik dibagi

berdasarkan kelompoknya masing-masing. Kelompok pemetik dibagi menjadi dua

kelompok besar yang tiap kelompoknya diawasi oleh satu orang pembimbing

petik.

Sebelum diberlakukan sistem pemetikan giringan, Unit Perkebunan Tambi

melaksanakan sistem pemetikan hanca atau biasa disebut sistem pemetikan

sawahan. Sistem pemetikan sawahan yaitu sistem pemetikan berdasarkan wilayah

petik masing-masing pemetik. Pemetik yang terbagi dalam kelompok besar

memiliki wilayah petik masing-masing dan terpencar-pencar. Wilayah kebun

yang akan dipetik oleh setiap kelompok telah ditentukan oleh pembimbing petik

sesuai dengan luas areal yang akan dipetik pada hari itu.

Baik pemetikan sawahan maupun sistem giringan, keduanya mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem sawahan, mandor petik dapat

dengan mudah mengetahui kualitas kerja pemetik karena setiap pemetik

bertanggung jawab pada areal petik masing-masing. Apabila terjadi kerusakan

pada tanaman teh yang dipetik, mandor petik dapat dengan mudah menegur

pemetik. Kekurangan dari sistem sawahan adalah terbatasnya pengawasan

mandor petik terhadap pemetik karena letak areal petik yang terpisah-pisah.

Kelebihan sistem giringan yaitu mempermudah mandor petik mengawasi

kerja pemetik sehingga dapat mengurangi kerusakan akibat kesalahan dalam

pemetikan. Kelemahan sistem tersebut adalah kuranganya rasa tanggung jawab

pemetik terhadap areal petik. Apabila terjadi kerusakan pada tanaman teh akibat

kesalahan pemetikan, mandor petik akan kesulitan mengetahui dan menegur

pemetik yang melakukan kesalahan tersebut.

Page 48: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

36

Sarana pemetikan. Keberhasilan pemetikan ditentukan juga oleh sarana-

sarana yang digunakan selama pelaksanaan pemetikan. Sarana pemetikan meliputi

perlengkapan yang dimiliki pemetik, yaitu keranjang petik, sarung tangan,

celemek plastik, waring, sarung tangan, caping/penutup kepala, sepatu boot,

waring kantong dan waring lembaran, serta gunting petik. Pucuk yang telah

dipetik disimpan di keranjang petik sebelum dimasukkan ke dalam waring

lembaran dengan kapasitas keranjang sekitar 5 kilogram. Pucuk dari keranjang

kemudian dipindahkan ke dalam waring dengan kapasitas waring

25 - 30 kilogram pucuk basah.

Setelah pucuk dipetik segera dimasukkan ke dalam keranjang. Pucuk yang

sudah dipetik sebaiknya tidak digenggam terlalu banyak dan lama. Pucuk yang

sudah berada di keranjang pun tidak boleh ditekan atau dipadatkan dan melebihi

kapasitas keranjang. Waring yang berisi pucuk basah jangan disimpan di bawah

sinar matahari karena akan membuat daun layu dan terbakar. Tujuan perlakuan

tersebut adalah untuk mengurangi kerusakan pucuk di kebun sehingga kualitas teh

yang dihasilkan tetap terjaga.

Pelaksanaan pemetikan. Pemetikan di Unit Perkebunan Tambi

dilaksanakan pada pukul 06.00 - 09.30 WIB untuk penimbangan pertama dan

10.00 – 13.00 WIB untuk penimbangan kedua. Waktu pemetikan tersebut dapat

lebih cepat atau lebih lama bergantung pada kondisi pucuk dan cuaca. Jika pucuk

manjing yang harus dipetik dalam jumlah banyak, maka waktu penimbangan

dilakukan dalam dua tahap. Pelaksanaan dua kali penimbangan bertujuan agar

pucuk tidak terlalu lama berada di lapangan karena akan merusak kondisi pucuk.

Pucuk basah yang terkena sinar matahari langsung akan layu dan terbakar.

Penyimpanan daun di dalam waring sebaiknya di bawah naungan dan tidak

terkena sinar matahari langsung.

Pemetikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara manual dan

gunting petik. Daun manjing yang dipetik secara manual menggunakan ibu jari

dan telunjuk, dalam istilah sunda biasa disebut ditaruk. Pucuk yang telah masak

(manjing) dan pucuk burung di atas bidang petik harus dipetik bersih. Pucuk

nanggung/cadangan ditinggal dan cakar yang berada di atas bidang petik harus

Page 49: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

37

dibuang. Cakar adalah bentuk pertumbuhan dua tunas atau lebih dari satu ketiak

daun sehingga bentuk tunas yang tumbuh tidak normal atau berukuran kecil.

Daun-daun lain termasuk daun tanaman naungan dan tanaman pengganggu

(gulma) yang berada di bidang petik harus dibersihkan agar kemurnian pucuk

tetap terjaga. Hal tersebut terkait dengan ketetapan Hazard Analisys Critical

Control Point (HACCP) yang menuntut kualitas produk tinggi. Selain itu, bidang

petik harus rata atau sejajar dengan kemiringan tanah. Keuntungan bidang petik

yang rata di antaranya adalah cahaya matahari yang diterima perdu teh lebih

banyak dan merata, pertumbuhan pucuk cepat dan rata di atas bidang petik,

memudahkan pemetikan, memudahkan pengendalian hama dan penyakit, serta

memudahkan pengawasan selama kegiatan pemetikan. Pemetik membentuk

barisan dan berjalan mengikuti garis kontur pada barisan tanaman.

Pucuk burung yang terlalu banyak dan tua di atas bidang petik dapat

dipetik menggunakan gunting petik. Selain mempermudah pemetik, pemetikan

pucuk burung tua dengan bantuan gunting petik dapat mengurangi kerusakan pada

luka petik sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Penggunaan gunting

petik dapat juga digunakan agar hanca dan siklus petik yang telah ditentukan

tercapai. Apabila pemetikan manual dinilai tidak dapat memenuhi target produksi,

maka pemetikan menggunakan gunting petik menjadi salah satu alternatif

penyelesaiannya.

Penimbangan Pucuk di Kebun

Penimbangan pucuk di Unit Perkebunan Tambi dilakukan 1 - 2 kali sehari

bergantung pada kondisi pucuk yang dipetik pada saat itu. Penimbangan pertama

dilakukan pada pukul 09.30 - 10.00 dan penimbangan kedua dilakukan pada pukul

13.00 – 13.30. Kegiatan penimbangan harus mengacu pada prinsip dasar

penimbangan yaitu semakin cepat dikirim ke pabrik maka kondisi pucuk semakin

baik. Penimbangan dilakukan oleh juru timbang dan letak penimbangan harus

dekat dengan lokasi pemetikan seperti pada Gambar 8.

Page 50: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

38

Gambar 8. Penimbangan Pucuk Teh di Kebun

Analisis Petik

Kondisi pucuk hasil pemetikan tidak selalu sama antara pemetikan satu

dengan pemetikan lainnya. Untuk mengetahui cara dan hasil petikan, perlu

dilakukan analisis hasil petikan. Analisis hasil petikan terdiri atas analisis petik

dan analisis pucuk.

Di Unit Perkebunan Tambi tidak dilakukan analisis petik, padahal

seharusnya dilakukan analisis petik minimal satu kali sebulan sebagai laporan

HACCP apakah Good Agriculture Product (GAP) dilaksanakan atau tidak.

Penulis melakukan analisis petik dengan mengambil sampel pucuk secara acak

sebanyak 200 gram dari tiap blok. Sampel tersebut dipisahkan berdasarkan rumus

petik dan dihitung komposisi masing-masing jenis pucuk dalam satuan persentase.

Hasil analisis petik yang telah dilakukan penulis di Unit Perkebunan Tambi

menunjukkan bahwa jenis petikan tersebut termasuk jenis petikan kasar (Tabel 7).

Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya keterampilan pemetik, pengawasan

pembimbing petik yang rendah, serta siklus petik yang terlalu panjang sehingga

banyak daun kaboler.

Tabel 7. Hasil Analisis Petik di Unit Perkebunan Tambi pada April -

Juni 2010

Blok Komposisi Pucuk (%)

Pucuk Halus Pucuk Medium Pucuk Kasar Pucuk Rusak

Taman 1.59 32.54 46.83 19.04

Panama 5.82 16.86 29.65 47.67

Tanah Hijau 3.15 29.13 47.25 20.47

Pemandangan 2.83 27.57 51.11 14.30

Rata-rata 3.35 26.53 43.71 25.37 Sumber : Hasil Pengamatan yang Dilakukan Penulis

Page 51: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

39

Ketidaktepatan pelaksanaan pemetikan dapat dilihat dari jumlah pucuk

kasar yang dipetik. Persentase pucuk kasar yang tinggi menunjukkan siklus petik

terlalu panjang sehingga banyak daun kaboler atau lewat petik. Persentase pucuk

halus dan pucuk rusak yang tinggi menunjukkan bahwa keterampilan yang

dimiliki pemetik rendah. Pucuk halus atau pucuk tanggung harus ditinggal agar

pada siklus petik berikutnya, daun yang akan dipetik tersedia. Kerusakan pucuk

dapat diakibatkan kurang terampilnya pemetik dalam memetik pucuk, baik secara

manual maupun dengan gunting petik.

Perlakuan Pucuk Setelah Penimbangan di Kebun

Pucuk yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam waring kantong masing-

masing pemetik. Setelah ditimbang, waring dimasukkan ke dalam truk dan

disusun bertumpuk. Tinggi tumpukan maksimal 5 waring dengan bobot pucuk

dalam waring 25 - 30 kg. Penyusunan waring di dalam truk tidak boleh

dipadatkan atau ditekan agar aerasi selama pengangkutan tetap terjaga. Jika

waring ditumpuk terlalu padat, pucuk akan mengalami pelayuan yang terlalu

cepat karena suhu di dalam waring meningkat. Selain itu, penumpukan waring

yang terlalu padat dapat membuat pucuk banyak yang terlipat dan rusak.

Kerusakan pucuk seperti di atas akan menyebabkan terjadinya proses fermentasi

lebih awal dan menurunkan kualitas teh yang dihasilkan.

Transportasi Pucuk

Pucuk teh merupakan bahan baku bagi pengolahan teh. Sebagai bahan baku,

pucuk yang bermutu tinggi dapat menghasilkan produk teh yang bermutu tinggi

pula. Oleh karena itu, mutu pucuk harus diusahakan dan dipertahankan agar tetap

tinggi, baik sejak pemetikan, penyimpanan, maupun pengangkutan ke pabrik.

Dalam pengangkutan pucuk dari kebun ke pabrik, Unit Perkebunan Tambi

menggunakan truk yang memiliki berat kosong 3 756 kg dengan kapasitas angkut

barang 4 600 kg dan kapasitas angkut orang sebanyak tiga orang. Kapasitas

angkut pucuk optimal yaitu 2 300 kg atau setengah dari daya angkut barang

kendaraan.

Page 52: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

40

Unit Perkebunan Tambi memiliki lima unit truk yang digunakan untuk

empat blok. Frekuensi pengangkutan bergantung pada frekuensi penimbangan dan

produksi pucuk di lapangan. Rencana dan realisasi produksi Unit Perkebunan

Tambi tahun 2010 tercantum pada Tabel 8.

Tabel 8. Rencana dan Realisasi Produksi Pucuk di Unit Perkebunan Tambi

Januari – Mei 2010

Bulan Jumlah Produksi UP Tambi (kg) Produksi Pucuk

(kg/hari) Rencana Realisasi

……………….(kg)…………………

Januari 270 000 324 692 3 122.04

Februari 260 000 211 094 2 198.90

Maret 274 000 288 829 2 674.34

April 275 000 235 201 2 261.55

Mei 278 000 242 352 2 330.31

Sumber : Laporan Produksi Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Truk pengangkut pucuk saat mengambil pucuk diupayakan dalam keadaan

bersih dan diberi alas di bagian bawah truk. Pada saat mengangkut pucuk, tidak

boleh ada penumpang di belakang truk dan menaiki pucuk dalam waring karena

dikhawatirkan akan merusak pucuk. Selama pengangkutan pucuk sebaiknya truk

dilengkapi dengan terpal penutup truk agar pucuk tidak terkena sinar matahari

langsung dan saat musim hujan air tidak masuk bercampur dengan pucuk yang

dibawa truk. Pembongkaran pucuk saat sampai di pabrik, waring yang berisi

pucuk tidak boleh dibanting dan pucuk tidak boleh berceceran. Pengangkutan

pucuk dilakukan oleh satu orang sopir dan seorang juru timbang dengan

menggunakan satu unit truk.

Penimbangan di Pabrik

Hasil penimbangan pucuk di kebun dan di pabrik selalu terjadi selisih bobot,

hasil penimbangan pucuk di kebun lebih tinggi daripada hasil penimbangan pucuk

di pabrik atau sebaliknya. Selisih hasil penimbangan tersebut terjadi di antaranya

karena penimbangan pucuk di kebun belum dikurangi bobot waring, timbangan

yang digunakan di kebun berbeda dengan di pabrik, cara membaca angka pada

Page 53: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

41

timbangan berbeda antara juru timbang pucuk di pabrik dengan juru timbang

pucuk di kebun, kondisi pucuk saat musim hujan, jarak tempuh, dan waktu

pemetikan.

Perbedaan selisih antara timbangan di pabrik dan kebun mendapat toleransi

sebesar 2 % terutama pada musim hujan. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.

Apabila selisih hasil penimbangan lebih dari 2 %, harus ada pengecekan, baik di

pabrik maupun di kebun agar kerugian akibat selisih penimbangan dapat

dikurangi. Pengurangan hasil penimbangan pucuk di kebun dapat merugikan

pemetik karena hasil yang didapat menjadi berkurang. Saat penimbangan di

pabrik, perlu diperhatikan tumpukan waring tidak tercecer di lantai penimbangan

yang dapat mengurangi bobot timbangan pucuk.

Tabel 9. Selisih Hasil Penimbangan Pucuk di Kebun dan di Pabrik Januari -

Mei 2010

Bulan Blok Hasil Penimbangan Selisih

(kg)

Bobot

(%) Kebun Pabrik

……….(kg)………

Januari Taman 71 923 71 597 -326 0.45 %

Tanah Hijau 47 949 46 706 -1 243 1.65 %

Pemandangan 130 934 129 176 -1 758 1.34 %

Panama 77 968 77 132 - 836 1.07 %

Februari Taman 44 614 44 396 -218 0.48 %

Tanah Hijau 29 053 28 507 -546 1.87 %

Pemandangan 92 051 90 386 -1 665 1.80 %

Panama 48 394 47 805 -589 1.21 %

Maret Taman 82 354 81 776 -578 0.70 %

Tanah Hijau 55 414 54 081 -1 333 2.40 %

Pemandangan 50 607 48 991 -1 616 3.19 %

Panama 105 564 103 981 -1 583 1.49 %

April Taman 41 803 41 379 -424 1.01 %

Tanah Hijau 35 901 35 153 -748 2.08 %

Pemandangan 104 502 101 115 -3 387 3.24 %

Panama 58 905 57 554 -1 351 2.29 %

Mei Taman 80 300 78 520 -1 780 2.22 %

Tanah Hijau 41 887 40 428 -1 459 3.48 %

Pemandangan 46 429 43 824 -2 605 4.45 %

Panama 80 462 79 580 -882 1.09 %

Sumber : Laporan Produksi Pabrik Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Page 54: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

42

Proses Pengolahan Teh Hitam di Unit Perkebunan Tambi

Penerimaan pucuk segar dari kebun. Mutu teh hitam yang baik

dihasilkan dari pengolahan pucuk yang benar dan tepat. Mutu teh hitam yang baik

hanya dapat dicapai dari pucuk yang bermutu tinggi yaitu pucuk hasil petikan

dalam kondisi segar, masih utuh dan tidak terlipat atau rusak, seragam, dan

berwarna kehijauan. Penanganan pucuk yang baik selama di kebun menentukan

proses pengolahan di pabrik. Daun hasil petikan tidak boleh terlalu lama berada di

kebun karena akan menurunkan kadar air pucuk yang berlebihan, tidak terkena

sinar matahari langsung, disimpan dalam waring yang tidak melebihi kapasitas

optimum dan diangkut dengan hati-hati.

Pucuk yang diangkut truk diturunkan dari bak truk oleh dua orang pekerja

angkut, kemudian ditimbang di atas timbangan duduk sebanyak 4 - 5 tumpukan

waring dan dicatat hasil timbangannya oleh juru timbang pabrik. Pada saat

penimbangan, pucuk-pucuk tidak boleh banyak yang tercecer karena akan

meningkatkan selisih bobot hasil penimbangan di kebun dan pabrik. Hasil

penimbangan pucuk di pabrik dicatat di klat penimbangan dan dihitung selisih

bobot timbangan di pabrik dan kebun.

Analisis pucuk. Analisis pucuk merupakan analisis kondisi pucuk

berdasarkan bagian tua dan muda yang dinyatakan dalam persen. Pemisahan

pucuk juga didasarkan pada kerusakan dan dinyatakan dalam persen. Pucuk hasil

petikan dianggap rusak apabila pada pucuk tersebut terdapat daun-daun yang

rusak seperti sobek, terlipat, atau terperam.

Tujuan analisis pucuk di antaranya dapat menilai pucuk yang akan diolah,

menentukan harga pucuk, dan dapat memperkirakan persentase mutu produk the

yang akan dihasilkan. Analisis pucuk menentukan upah yang diterima pemetik.

Apabila analisis pucuk lebih dari 50 %, pemetik akan mendapatkan premi. Hasil

analisis pucuk di Unit Perkebunan Tambi dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 55: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

43

Tabel 10. Analisis Pucuk di Unit Perkebunan pada Januari – Mei 2010

Bulan

Bobot Pucuk

Basah

(kg)

Komposisi Pucuk

Memenuhi Syarat

(MS)

Tidak Memenuhi Syarat

(TMS)

……..…….. (%) ..…...………

Januari 71 597.0 50.01 49.99

Februari 44 396.0 52.60 47.40

Maret 81 776.0 53.14 46.86

April 41 379.0 53.79 46.21

Mei 78 520.0 53.94 46.06

Rata-rata 63 533.6 52.70 47.30

Sumber : Laporan Analisis Bulanan Pabrik Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Pelayuan. Tahap awal dari proses pengolahan teh adalah pelayuan. Tujuan

utama proses tersebut adalah menguapkan air yang terkandung pada pucuk secara

perlahan sehingga daun menjadi lentur dan lemas. Kandungan air yang rendah

membantu dalam proses penggilingan dan dapat menciptakan aroma segar pucuk.

Alat yang digunakan terdiri atas withering through (WT) dengan ukuran 24 m x

1.8 m x 1 m yang berkapasitas 1 200 – 1 400 kg berjumlah 17 unit. Alat-alat

lainnya adalah thermometer dry dengan suhu maksimal 27 oC dan thermometer

wet dry dengan suhu optimal 22 oC, mesin pemanas, hot air ducting, fan, dan alat

kebersihan.

Pucuk yang diperoleh dari kebun, dibeber di withering through (WT) dan

dialirkan udara segar untuk menghilangkan panas dan air pada pucuk. Udara yang

digunakan dalam proses pelayuan adalah udara bersih, tidak berdebu dan berbau

dengan suhu tidak melebihi 27 oC. Selama dilayukan dalam withering through

dilakukan pembalikan tumpukan pucuk sebanyak tiga kali. Proses pelayuan

dilakukan selama 1 080 menit. Pucuk yang dinilai telah layu mempunyai kriteria

di antaranya lentur dan terasa lemas merata, keluar aroma segar pucuk layu,

apabila dikepal saling lengket dan tidak terurai, lentur dan apabila dipatahkan

pucuk tidak patah.

Penggilingan. Penggilingan merupakan proses pengolahan teh setelah

pelayuan yang bertujuan untuk mememarkan pucuk dan pemerasan cairan sel

serta untuk mengecilkan gulungan pucuk menjadi partikel yang sesuai dengan

ukuran grade (mutu) yang dikehendaki konsumen. Mesin yang digunakan dalam

Page 56: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

44

proses tersebut yaitu Open Top Roller (OTR), Rotor Vane (RV), Rotary Roll

Breaker (RRB), Press Cap Roller (PCR) dan Googi.

Proses penggilingan dimulai pada saat pucuk yang telah dilayukan

dimasukkan ke dalam OTR sekitar 45 menit dengan kapasitas mesin 350 –

375 kg. Hasil penggilingan OTR diayak dengan menggunakan RV yang memilki

kapasitas 1 200 kg/jam selama 10 menit dan hasil ayakan berupa bubuk I. Bubuk

1 kemudian diayak kembali dan dimasukkan ke RRB sehingga menghasilkan

bubuk II. Bubuk yang tidak tersaring diolah kembali di RV II dan diayak dengan

RRB II menghasilkan bubuk III. Bubuk hasil RV III yang masih kasar masuk dan

diayak dalam Googi. Bubuk yang dihasilkan Googi berupa bubuk IV dan badag.

Fermentasi. Fermentasi atau oksidasi enzimatis merupakan proses oksidasi

senyawa polifenol dengan bantuan enzim polifenol oksidase. Proses tersebut

bertujuan untuk menghasilkan warna, aroma, dan rasa teh yang khas. Proses

tersebut berlangsung selama 90 – 130 menit yang dihitung dari OTR (proses

penggilingan) dan akan menghasilkan substansi theafalvin dan thearubigin yang

akan menentukan sifat air seduhan teh kering yang dihasilkan setelah proses

pengeringan.

Pengeringan. Pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses fermentasi

serta menurunkan kadar air dalam bubuk basah hasil fermentasi sehingga mutu

teh yang dihasilkan tetap terjaga. Prinsip dari proses pengeringan adalah

menguapkan air yang terkandung pada bubuk basah sehingga kadar air mencapai

sekitar 3 – 4 persen. Proses pengeringan dimulai dengan menyalakan burner

untuk memanaskan heater selama 30 – 60 menit sebelum bubuk masuk ke dalam

proses pengeringan. Bubuk dimasukkan ke dalam mesin pengering dengan suhu

inlet 94 – 98 oC dan suhu outlet 45 – 50

oC. Bubuk yang baru keluar dari mesin

pengering didinginkan dan tidak boleh ditumpuk tebal. Pendinginan dilakukan di

tempat yang bersih dan tidak lembab. Suhu bubuk yang masih tinggi dapat

memacu reaksi kimia lanjutan sehingga dapat menurunkan mutu teh.

Sortasi kering. Pada proses pengolahan teh hitam diharapkan produk yang

dihasilkan adalah produk yang sesuai dengan permintaan pasar. Sortasi bertujuan

untuk memisahkan jenis mutu, menyeragamkan bentuk, ukuran, dan warna

masing-masing grade dan membersihkan teh dari serat, tangkai, dan batang-

Page 57: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

45

batang lain. Pengolahan teh di Unit Perkebunan Tambi menghasilkan tiga jenis

mutu teh kering, yaitu mutu I, mutu II dan mutu III. Mutu I terdiri atas BOP, PS,

BPS, BOPF, PF, Dust, BP, BT dan BM. Mutu II terdiri atas PF II, Dust II, BP II,

BM II, BT II, Fanning II. Mutu III terdiri atas Dust III, BM III, Dust IV dan

Bohea.

Pengepakan. Pengepakan atau pengemasan merupakan proses yang

bertujuan untuk melindungi produk dari kerusakan, memudahkan pengangkutan,

efisien dalam penyimpanan di gudang dan dapat dijadikan sebagai alat promosi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses tersebut di antaranya

untuk partai besar (pemasaran ke dalam dan ke luar negeri/ekspor) barang harus

sama dengan yang disepakati dan sesuai dengan jenis teh, teh yang akan

dipasarkan bebas dari racun dan kedap air, kadar air dalam teh tidak lebih dari

6 %, marking atau label yang dipasang harus sesuai dengan ketentuan,

memperhatikan intruksi dari pembeli mengenai pengepakan, memperhatikan

transportasi dan ketersediaan bahan di pasaran.

Aspek Manajerial

Asisten Kepala Bagian Kebun

Asisten kepala bagian kebun adalah pimpinan di kebun yang bertanggung

jawab kepada kepala kebun dan membawahi secara langsung beberapa kepala

blok dalam satu unit perkebunan. Pelaksanaan tugas asisten kepala bagian kebun

dilakukan di kebun dan di kantor. Asisten kepala kebun bertugas memimpin,

mengarahkan, mengoordinasikan dan mengawasi tugas/kerja kepala urusan dan

para pelaksana di bawahnya. Selain itu, asisten kepala kebun bertugas membantu

pemimpin perkebunan dalam hal membuat perencanaan anggaran pembiayaan

dalam bidang perkebunan, pemetikan tanaman, dan pemeliharaan tanaman serta

memberi petunjuk kepada semua kepala blok tentang berbagai hal yang bersifat

teknis dan pemecahan masalah di bidang tanaman.

Page 58: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

46

Kepala Blok

Kepala blok adalah pimpinan yang bertanggung jawab kepada asisten

kepala bagian kebun dalam merencanakan, mengatur, mengoordinasikan, dan

mengawasi kegiatan pemeliharaan, pemetikan, dan pengelolaan satu blok kebun.

Pengelolaan yang perlu diperhatikan antara lain pengelolaan tenaga kerja,

tanaman, lahan, dan kegiatan kebun lainnya dalam rangka mendukung usaha

perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Mandor Petik

Mandor petik merupakan pembimbing di lapangan yang bertugas mengatur,

mengoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pemetikan tanaman,

termasuk dalam pengelolaan tenaga kerja petik. Mandor petik adalah pembimbing

yang langsung mengawasi kegiatan pemetikan di kebun dan berhubungan

langsung dengan para pemetik. Mandor petik berwenang dalam mengambil

keputusan mengenai semua hal yang berhubungan dengan kegiatan pemetikan dan

harus mendapatkan persetujuan terlebih dulu oleh kepala blok.

Mandor Pemeliharaan

Mandor pemeliharaan di Unit Perkebunan Tambi berfungsi untuk mengatur,

mengoordinasikan, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan kebun, termasuk dalam

pengelolaan tenaga kerja, lahan, dan kegiatan pemeliharaan lainnya dalam rangka

mendukung usaha perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan secara efektif

dan efisien.

Page 59: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

47

PEMBAHASAN

Potensi Pucuk

Pucuk merupakan bahan dasar utama yang digunakan untuk proses

pengolahan teh. Teh bermutu tinggi diperoleh dari mutu pucuk yang tinggi.

Ketersediaan pucuk sebagai bahan baku pengolahan harus selalu tersedia di atas

bidang petik agar kontinuitas produksi tetap stabil. Pucuk yang dipetik harus

sesuai dengan jenis petikan dan rumus petik yang telah ditetapkan.

Potensi pucuk di atas bidang petik di antaranya dipengaruhi oleh

ketersediaan pucuk burung dan pucuk peko. Pucuk burung yang banyak terdapat

di atas bidang petik akan menyebabkan jumlah pucuk yang dipetik pada siklus

petik berikutnya terbatas. Semakin banyak pucuk peko di atas bidang petik, maka

semakin tinggi potensi pucuk yang dapat dipetik. Pada Tabel 11, dapat dilihat

persentase pucuk peko dan pucuk burung dari empat blok dengan klon yang

berbeda.

Tabel 11. Kondisi Pucuk pada Berbagai Klon dan Tahun Pangkas di Empat

Blok Unit Perkebunan Tambi April – Juni 2010

Blok Klon Tahun

Pangkas

Tebal Daun

Pemeliharaan

(cm)

Pucuk

Peko

Per

Perdu

(%)

Pucuk

Burung

Per

Perdu

(%)

Jumlah

Pucuk

Per

Perdu

Pemandangan Kiara 8 II 25.3 46.96 53.04 12

Taman TRI 2024 I 25.8 44.46 55.54 54

Gambung 7 II 32.3 63.24 36.76 68

Gambung 3 III 32.5 74.85 25.15 85

Gambung 4 III 32.7 77.88 22.12 63

Gambung 7 III 31.7 48.38 51.62 40

Tanah Hijau Gambung 4 I 51.8 42.82 57.18 44

Gambung 7 IV 40.7 26.10 73.90 34

Panama Kiara 8 I 29.8 31.31 68.69 54

Gambung 3 I 35.6 47.07 52.93 39

TRI 2025 IV 36.5 30.05 69.95 44

Rata-rata 34.1 48.47 51.53 48.82

Sumber : Hasil Pengamatan yang Dilakukan Penulis

Gambung 4 di Blok Taman menghasilkan persentase pucuk peko per perdu

paling tinggi dibandingkan dengan klon di blok lain yaitu 77.88 %, sedangkan

Page 60: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

48

persentase pucuk burung per perdu sebesar 22.12 % dengan jumlah 63 pucuk per

perdu. Daun pemeliharaan yang tipis akan menyebabkan pucuk cepat menjadi

pucuk burung atau mengalami masa dormansi. Pada daun pemeliharaan yang

tipis, fotosintat yang dihasilkan rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan

bagian tanaman untuk tumbuh. Daun pemeliharaan yang terlalu tebal akan

menyebabkan pertumbuhan pucuk sedikit terhambat. Hal tersebut disebabkan

hasil fotosintesis yang dihasilkan tanaman lebih banyak diserap oleh daun

pemeliharaan sehingga daun lebih cepat tua. Pertumbuhan pucuk akan terhambat

karena sink yang diperoleh pada pucuk relatif rendah. Menurut Gandi (2002),

daun pemeliharaan yang optimal adalah 15 – 20 cm.

Berdasarkan tahun pangkas, semakin tua umur tahun pangkas, pucuk burung

akan semakin banyak dibandingkan dengan pucuk peko. Hal tersebut dapat dilihat

pada Gambar 9. Pada tahun pangkas kedua, persentase pucuk peko lebih banyak

daripada pucuk burung. Pucuk peko akan semakin berkurang pada tahun pangkas

ketiga dan keempat, sedangkan pucuk burung semakin bertambah jumlahnya

hingga pada tahun pangkas keempat.

Gambar 9. Persentase Pucuk pada Tahun Pangkas yang Berbeda

Pada tahun pangkas kedua dan ketiga, jumlah pucuk peko masih relatif

banyak karena pada umur pangkas tersebut perdu masih dalam masa produksi

yang optimal. Hal itu dapat terjadi apabila pemetikan dilakukan dengan benar dan

Page 61: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

49

tepat. Pemetikan yang tidak bersih atau banyak meninggalkan pucuk burung di

atas bidang petik akan meningkatkan persentase pucuk burung.

Produktivitas Berdasarkan Umur Pangkas

Tobroni (1988) menyatakan produktivitas tanaman teh akan menurun

sebanding dengan bertambahnya umur pangkas. Semakin tua umur pangkasan,

maka akan semakin banyak bagian tanaman yang membutuhkan hasil fotosintesis

sehingga pucuk yang dihasilkan berukuran lebih kecil dan lebih ringan meskipun

jumlah pucuk semakin banyak. Menurut Setyamidjaja (2000), pemangkasan

dapat meningkatkan produktivitas tanaman teh. Hubungan antara produktivitas

dengan umur pangkas dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Produktivitas Pucuk Basah di Unit Perkebunan Tambi

Tahun 2009

Sumber : Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi, 2009

Produktivitas tanaman teh paling optimal terdapat pada tanaman dengan

umur pangkas ke-II dan ke-III. Pada tanaman umur pangkas ke-II, kondisi pucuk

berada dalam jumlah yang banyak (flush) dan memiliki fase peko yang lama.

Kerapatan perdu pada tanaman umur pangkas ke-II masih dapat dilewati oleh

pemetik sehingga mempermudah pelaksanaan pemetikan dan hasil yang dicapai

tinggi.

Penurunan produktivitas terjadi pada tahun pangkas ke-IV. Hal tersebut

disebabkan oleh periode aktif tumbuh tanaman berkurang dan secara fisiologis

cabang atau ranting yang semakin tua mengalami peralihan fase pertumbuhan dari

Page 62: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

50

fase vegetatif menjadi fase generatif. Pertumbuhan pucuk berkurang karena energi

yang dihasilkan dari proses fotosintesis sebagian digunakan untuk pembentukan

bunga dan buah. Selain itu, kondisi perdu yang semakin rapat mempersulit

pemetik dalam pelaksanaan pemetikan dan hasil yang dicapai lebih rendah.

Jumlah Tenaga Pemetik

Tenaga petik merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai

produksi yang maksimal. Ketersediaan pemetik yang sesuai dengan rasio tenaga

pemetik akan membantu dalam proses pencapaian rencana produksi yang telah

ditetapkan. Unit Perkebunan Tambi mempunyai empat blok yang masing-masing

blok membutuhkan jumlah pemetik yang berbeda sesuai dengan luas lahan

produktif.

Jumlah tenaga pemetik di Unit Perkebunan Tambi 205 orang. Berdasarkan

perhitungan rasio tenaga pemetik, jumlah tenaga pemetik yang dibutuhkan Unit

Perkebunan Tambi sebesar 226 orang. Hal tersebut menunjukkan Unit

Perkebunan Tambi kekurangan tenaga pemetik. Kekurangan tenaga pemetik dapat

mengakibatkan tidak tercapainya target produksi yang telah ditetapkan. Pada

tahun 2009 (Tabel 12), produksi pucuk basah yang mampu dicapai hanya

77.29 % dari rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tabel 12. Rencana dan Realisasi Produksi Pucuk Basah di Unit Perkebunan

Tambi Tahun 2009

Blok

Produksi

Rencana

(kg)

Realisasi

(kg)

Persentase

(%)

Taman 855 000 696 797 81.50

Pemandangan 1 060 000 754 889 71.22

Panama 975 000 731 767 75.05

Tanah hijau 547 000 473 114 86.50

Jumlah 3 437 000 2 656 567 77.29

Sumber : Laporan Produksi Unit Perkebunan Tambi 2009

Page 63: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

51

Untuk menghitung rasio pemetik harus diketahui rata-rata kapasitas

petik/HK dalam satu tahun, jumlah hari kerja (HK) dalam satu tahun, persen (%)

absensi dalam satu tahun (A), dan rata-rata produksi pucuk/ha/tahun.

Contoh Perhitungan :

Rencana produksi pucuk basah tahun 2010 = 12 316.45 kg/ha/tahun

Absensi/ketidakhadiran pemetik dalam satu tahun = 8 %

Kapasitas pemetik tahun 2010 = 50 kg

Hari kerja efektif dalam satu tahun = 290 hari

Luas tanaman menghasilkan UP Tambi = 245.85 ha

Rasio tenaga pemetik = rencana produksi pucuk basah/ha/tahun x (100 + A) %

kapasitas petik/HK x HKE satu tahun

= 12 316.45 kg/ha/tahun x (100 + 8) %

50 kg/HK/tahun x 290 hari

Kebutuhan tenaga pemetik UP Tambi = 0.92 HK/ha x 245.85 ha = 226.18 orang

Kekurangan tenaga kerja juga dapat mengakibatkan hanca petik tidak

selesai dikerjakan dalam satu hari sehingga siklus petik akan mundur beberapa

hari. Pucuk yang tidak dipetik sesuai siklus akan membuat pucuk lewat petik

(kaboler) dan menurunkan mutu pucuk yang akan diolah.

Kapasitas Pemetik

Kapasitas pemetik adalah bobot pucuk yang harus dipetik oleh seorang

pemetik dalam satu hari kerja. Standar kapasitas petik yang ditetapkan Unit

Perkebunan Tambi tahun 2010 adalah 50 kg. Berdasarkan data pemetikan

bulanan, rata-rata pemetik hanya mampu memperoleh pucuk basah dengan bobot

48.51 kg. Nilai tersebut masih berada di bawah standar Unit Perkebunan Tambi.

Kapasitas pemetik di Unit Perkebunan Tambi pada bulan Januari hingga Mei

tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 13.

= 0.92 HK/ha

Page 64: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

52

Tabel 13. Kapasitas Pemetik di Unit Perkebunan Tambi Bulan Januari -

Mei 2010

Blok Kapasitas Pemetik

Januari Februari Maret April Mei Rata-rata

………………………. ….(kg/pemetik)…………………………………

Taman 55.07 36.10 60.58 31.83 60.40 48.80

Pemandangan 80.13 60.74 29.27 60.40 27.19 51.55

Tanah Hijau 51.42 33.94 57.23 38.63 44.43 45.13

Panama 51.15 34.34 66.40 38.17 52.77 48.57

Rata-rata 59.44 41.28 53.37 42.26 46.20 48.51

Sumber : Laporan Produksi Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Kapasitas petik antara satu pemetik dengan pemetik lainnya bergantung

pada beberapa faktor, di antaranya cuaca, populasi tanaman, keterampilan

pemetik, topografi areal yang dipetik dan kondisi pertumbuhan pucuk di lapangan.

Kapasitas petik rata-rata pemetik masih di bawah standar Unit Perkebunan Tambi.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi pucuk yang dipetik, keterampilan

pemetik, dan jam kerja efektif dalam satu hari kerja. Kapasitas pemetik akan

tinggi apabila pucuk tersedia di atas bidang petik dan memenuhi rumus petik

medium, kecepatan pemetik dalam memetik pucuk tinggi, dan jam kerja dalam

satu hari 5 – 7 jam.

Keterampilan pemetik yang rendah dalam melaksanakan pemetikan

ditunjukkan dengan banyaknya pucuk yang belum siap petik atau pucuk tanggung

dipetik, pemetikan pucuk di bawah bidang petik (merogoh), dan penjambretan

pucuk, sehingga tanaman menjadi rusak dan pada siklus berikutnya produksi

pucuk menjadi rendah. Jam kerja pemetikan yang dilaksanakan antara 4 - 5 jam

sehari dan nilai tersebut masih di bawah standar jam kerja perusahaan yaitu

5 - 7 jam per hari. Semakin rendah jam kerja, pucuk yang didapat pemetik pun

akan rendah dan hanca petik yang telah ditetapkan tidak selesai dalam satu hari.

Untuk mengetahui pengaruh usia, pengalaman kerja, dan tingkat pendidikan

terhadap kapasitas pemetik, dilakukan analisis pada 20 orang pemetik. Data

diperoleh dari hasil wawancara pemetik, mandor petik, dan laporan produksi

bulanan.

Page 65: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

53

Kapasitas pemetik berdasarkan usia. Kelompok yang dibandingkan

terbagi menjadi dua, yaitu kelompok berusia 15 – 45 tahun dan kelompok berusia

di atas 45 tahun. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Kapasitas Pemetik Berdasarkan Usia Pemetik

Usia

(tahun)

Jumlah Sampel

(orang)

Kapasitas Pemetik

(kg)

15 – 45 10 70.30 a ± 10.96

> 45 10 52.10 b ± 14.23

Keterangan : Angka pada kolom tiga yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan

berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5 %.

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Langsung (2010)

Pada Tabel 14 dapat dilihat kapasitas pemetik berusia 15 – 45 tahun lebih

besar daripada kapasitas pemetik berusia di atas 45 tahun. Hasil uji t-student

menunjukkan nilai tengah kedua kelompok berbeda nyata dan dapat diartikan

bahwa usia pemetik berpengaruh nyata terhadap kapasitas pemetik. Usia 15 – 45

tahun merupakan usia produktif sehingga kondisi pemetik masih baik dan hasil

pemetikan yang dicapai pun akan tinggi. Pada usia di atas 45 tahun, kondisi

pemetik sudah menurun dan mengalami kesulitan apabila menghadapi medan

yang sulit.

Budidaya tanaman teh merupakan budidaya padat karya dan salah satu

faktor utama yang sangat berkaitan dengan padat karya adalah tenaga kerja.

Tenaga kerja yang tertarik di bidang pertanian semakin berkurang (Dalimoenthe

dan Kartawijaya, 1997). Akibat ketersediaan tenaga kerja yang terbatas, pemetik

berusia lanjut akan semakin banyak dan akan mempengaruhi produksi yang

dicapai.

Kapasitas pemetik berdasarkan pengalaman kerja. Pengalaman kerja

atau masa kerja pemetik terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok pemetik

dengan pengalaman kerja ≤ 10 tahun dan pengalaman kerja pemetik > 10 tahun.

Hasil pengamatan kapasitas pemetik berdasarkan pengalaman kerja dapat dilihat

pada Tabel 15.

Page 66: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

54

Tabel 15. Kapasitas Pemetik Berdasarkan Pengalaman Kerja Pemetik

Pengalaman Kerja

(tahun)

Jumlah Sampel

(orang)

Kapasitas Pemetik

(kg)

≤ 10 10 54.70 a ± 9.29

> 10 10 77.80 b ± 29.03

Keterangan : Angka pada kolom tiga yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan

berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5 %.

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Langsung (2010)

Tabel 15 menunjukkan kapasitas pemetik kelompok pengalaman kerja

≤ 10 tahun lebih rendah daripada kapasitas pemetik kelompok pengalaman kerja

> 10 tahun. Hasil uji t-student menunjukkan nilai tengah kedua kelompok

berbeda nyata dan dapat diartikan bahwa pengalaman kerja pemetik berpengaruh

nyata terhadap kapasitas pemetik.

Lamanya masa kerja pemetik menentukan keterampilan pemetik dalam

melaksanakan pemetikan, baik secara manual maupun menggunakan gunting

petik. Pengalaman kerja yang tinggi mampu menghasilkan produksi yang tinggi

pula, walaupun kualitas pucuk yang dihasilkan belum tentu baik. Pada umumnya

pemetik lebih berorientasi pada jumlah produksi yang dicapai per satuan waktu.

Kapasitas pemetik berdasarkan latar belakang pendidikan. Latar

belakang pendidikan pemetik terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

pemetik dengan latar belakang pendidikan tidak tamat sekolah dasar (TTSD) dan

pemetik dengan latar belakang pendidikan lulusan sekolah dasar (SD). Hasil

pengamatan kapasitas pemetik berdasarkan latar belakang pendidikan dapat

dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Kapasitas Pemetik Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Pemetik

Pendidikan Jumlah Sampel

(orang)

Kapasitas Pemetik

(kg)

TTSD 10 56.70 a ± 12.54

SD 10 56.37 a ± 11.87

Keterangan : Angka pada kolom tiga yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan

berbeda nyata menurut uji t-student pada taraf 5 %.

Sumber : Berdasarkan Pengamatan Langsung (2010)

Kapasitas pemetik dengan latar belakang pendidikan tidak tamat sekolah

dasar (TTSD) lebih besar daripada pemetik dengan latar belakang pendidikan

Page 67: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

55

lulusan sekolah dasar (SD). Latar belakang pendidikan yang berbeda tidak

berpengaruh nyata pada kapasitas pemetik. Berdasarkan hasil uji t-student yang

tercantum pada Tabel 16 diketahui bahwa nilai tengah kedua kelompok tersebut

tidak berbeda nyata. Pelaksanaan pemetikan tidak memerlukan latar belakang

pendidikan yang tinggi, tetapi membutuhkan keterampilan dan pengalaman kerja

yang tinggi serta didukung tenaga pemetik yang produktif.

Hanca Petik

Pelaksanaan hanca petik antara perhitungan dengan pelaksanaan di lapangan

seringkali tidak sama karena beberapa hal seperti jam kerja efektif dalam satu

hari, kehadiran tenaga kerja, siklus petik, kondisi lahan, dan ketersediaan pucuk di

atas bidang petik. Setiap pemetik dalam blok mempunyai hanca petik yang

berbeda-beda. Hanca petik di Blok Taman dan Pemandangan lebih rendah

daripada Blok Tanah Hijau dan Blok Panama. Hanca petik di Blok Taman dan

Pemandangan yaitu 1.7 patok /HK sedangkan Blok Tanah hijau dan Panama

1.9 patok/HK.

Analisis Petik dan Analisis Pucuk

Analisis petik dan analisis pucuk merupakan pengujian mutu pucuk teh

sebelum teh diolah. Analisis petik dilakukan di kebun oleh pembimbing petik,

sedangkan analisis pucuk dilakukan di pabrik oleh seorang analis pucuk. Analisis

petik dapat menggambarkan tingkat keterampilan pemetik, kondisi tanaman dan

ketepatan pelaksanaan teknis pemetikan. Analisis pucuk dilakukan dengan tujuan

mengetahui mutu pucuk yang memenuhi syarat pengolahan dan premi yang

diterima pemetik berdasarkan pucuk yang dihasilkan.

Analisis petik yang dilakukan oleh penulis di Unit Perkebunan Tambi

menghasilkan rata-rata persentase pucuk halus 3.52 %, pucuk medium 26.18 %,

pucuk kasar 41.24 %, dan pucuk rusak 29.06 persen. Dilihat dari hasil analisis

petik, pucuk halus masih relatif rendah. Jika komposisi pucuk halus lebih dari

5 %, pemetik dinilai kurang terampil karena pucuk tanggung banyak yang

terpetik. Jika pucuk kasar lebih tinggi dibandingkan dengan pucuk medium dan

Page 68: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

56

peko, maka akan mempersulit dalam pengolahan pucuk teh menjadi teh hitam

karena daun yang akan diolah terlalu tua.

Analisis pucuk di Unit Perkebunan Tambi selama lima bulan (dari bulan

Januari hingga Mei 2010) rata-rata sekitar 52.70 % memenuhi syarat (MS) dan

tidak memenuhi syarat (TMS) 47.30 persen. Nilai tersebut sudah memenuhi

standar Unit Perkebunan Tambi, yaitu minimal analisis pucuk 50 % MS. Nilai MS

akan semakin rendah apabila kondisi pucuk banyak yang rusak seperti terlipat

atau sobek, serta banyak pucuk tua. Teknik pemetikan yang tidak tepat dapat

menambah kerusakan pucuk seperti penjambretan dan perogohan pucuk yang

dipetik. Daun yang terlalu lama digenggam dan kondisi pucuk yang terlalu dijejal

dalam waring dan keranjang juga akan menyebabkan daun terlipat sehingga pucuk

rusak.

Page 69: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

57

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Jenis pucuk yang memenuhi standar syarat olah di Unit Perkebunan Tambi

adalah pucuk dengan petikan medium. Gilir petik yang tepat dapat menentukan

jenis petikan yang dihasilkan. Gilir petik di Blok Taman, Blok Panama, dan Blok

Tanah Hijau 10 – 13 hari, sedangkan di Blok Pemandangan 12 – 14 hari. Gilir

petik yang terlalu lama akan menyebabkan pucuk lewat petik (kaboler) dan jenis

petikan yang dihasilkan berupa jenis petikan kasar. Petikan yang terlalu kasar

akan mempengaruhi kegiatan pengolahan sehingga mutu atau grade yang

dihasilkan rendah.

Klon Gambung 4 di Blok Taman menghasilkan pucuk peko per perdu

tertinggi dibandingkan dengan klon lain yaitu 77.88 %, sedangkan persentase

pucuk burung per perdu sebesar 22.12 % dengan jumlah 63 pucuk per perdu.

Produktivitas tanaman teh akan menurun sebanding dengan umur pangkas.

Produktivitas tanaman teh paling optimal terdapat pada tanaman dengan umur

pangkas ke-II dan ke-III. Jumlah tenaga pemetik di Unit Perkebunan Tambi 205

orang, sedangkan berdasarkan perhitungan rasio tenaga pemetik dibutuhkan 226

orang. Hal tersebut menunjukkan Unit Perkebunan Tambi kekurangan tenaga

pemetik 21 orang.

Kapasitas pemetik dipengaruhi oleh usia dan pengalaman kerja pemetik,

tetapi tidak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan pemetik. Hanca petik di

Unit Perkebunan Tambi antara 1.7 patok/HK hingga 1.9 patok/HK. Analisis petik

menunjukkan rata-rata persentase pucuk halus 3.52 %, pucuk medium 26.18 %,

pucuk kasar 41.24 %, dan pucuk rusak 29.06 persen. Analisis pucuk di Unit

Perkebunan Tambi selama lima bulan (dari bulan Januari hingga Mei 2010) rata-

rata sekitar 52.70 % memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS)

47.30 persen. Nilai tersebut sudah memenuhi standar Unit Perkebunan Tambi,

yaitu minimal analisis pucuk 50 % MS.

Page 70: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

58

Saran

Pengawasan dan pengelolaan terhadap tenaga pemetik masih perlu

mendapat perhatian yang lebih baik. Siklus petik dan jenis petikan yang dilakukan

harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dari semua pihak di kebun.

Keterbatasan jumlah pemetik dapat diatasi dengan peningkatan keterampilan

pemetik dan pemberian penghargaan bagi pemetik yang berprestasi baik secara

kualitas maupun kuantitas produksi pucuk yang dihasilkan. Sanksi juga perlu

diberikan bagi pemetik maupun mandor yang merugikan perkebunan sehingga

menimbulkan efek jera.

Page 71: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

59

DAFTAR PUSTAKA

Adisewojo, R. S. 1982. Bercocok Tanam Teh. Sumur Bandung. Bandung. 224

hal.

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya Edisi Revisi. Universitas Indonesia

Press. Jakarta. 485 hal.

Asosiasi Penelitian Perkebunan Indonesia. 1997. Petunjuk Kultur Teknis

Tanaman Teh. Edisi Kedua. Pusat Penelitian Perkebunan Teh dan Kina

Gambung. Bandung. 151 hal.

Dalimoenthe, S. L. dan W. S. Kartawijaya. 1997. Mekanisasi pemetikan. Warta

Pusat Penelitian Teh dan Kina, 8 (3) : 159 - 164.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 1995. Petunjuk Teknis Budidaya Teh. Direktorat

Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. 65 hal.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistik Perkebunan Indonesia

2007 – 2009 : Teh. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen

Pertanian. Jakarta.

Eden, T. 1959. Tea. Longmas, Gree and Co. London. 193p.

Gandi, M. A. 2002. Dasar-dasar Budidaya Teh. Penebar Swadaya. Jakarta. 134

hal.

Iskandar, S. H. 1988. Budidaya tanaman teh. Dalam Kumpulan Diktat Pelatihan

Guru SMT Pertanian Bidang Perkebunan. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Hal 120 - 150.

Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. 2006. Petunjuk Kultur Teknis Tanaman

Teh. Edisi Ketiga. Pusat Penelitian Perkebunan Teh dan Kina Gambung.

Bandung. 191 hal.

Marsono dan P. Sigit. 2002. Pupuk Akar : Jenis dan Aplikasinya. Penebar

Swadaya. Jakarta. 93 hal.

Setyamidjaja, D. 2000. Teh : Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen. Kanisius.

Yogyakarta. 154 hal.

Sukasman. 1985. Hubungan antara Kehalusan Petik dengan Hasil dan Mutu

Pucuk. BPTK Gambung. 15p.

Page 72: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

60

Sumantri, S. F. A. 1990. Pengaruh daur petik terhadap mutu pucuk dan persentase

grade teh hijau di Pasir Sarongge. Buletin Penelitian Teh dan Kina, 4 (2) :

69 - 74

Suprihatini, R. 2005. Daya saing ekspor teh Indonesia di pasar teh dunia. Jurnal

Agroekonomi, 23 (1) : 1-29.

Suryatmo, F.A. 2000. Diversifikasi hasil, pengolahan hasil utama dan hasil

sampingan teh. Prosiding Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. Hal 195 - 202.

Tobroni, 1988. Pangkasan pada Tanaman Teh Muda. Prosiding Seminar

Pemangkasan Teh. Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. Hal

39 – 48.

Wenten, A., D. Muchtar, S. Danimiharja, B. Sriyadi, dan Sutrisno. 2008.

Pelepasan Klon Teh Seri PPS 1, PPS 2, MPS 5, MPS 6, MPS 7, dan GPPS

1. Prosiding Pertemuan Teknis Teh Nasional 1999. Pusat Penelitian Teh dan

Kina Gambung. Bandung. Hal 40 – 42.

Page 73: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

61

LAMPIRAN

Page 74: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

62

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian

Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

………. (satuan/HK)..……..

01 Mar 10 Observasi - - - Blok Taman

2 Mar 10 Pemetikan 17.6 kg 54 kg 50 kg Blok Pemandangan

3 Mar 10 Orientasi Blok - - - Blok Panama

4 Mar 10 Orientasi Blok - - - Blok Panama

5 Mar 10 Orientasi Blok - - - Blok Taman

6 Mar 10 Pemupukan daun 0.8 ha 1 ha 0.12 ha Blok Tanah Hijau

7 Mar 10 Libur - - -

8 Mar 10 Pengambilan data primer - - - Blok Pemandangan

9 Mar 10 Pemupukan 168 kg 300 kg 750 kg Blok Pemadangan

10 Mar 10 Pemberantasan gulma

kimiawi

0.465 ha 0,76 ha 0.9 ha Blok Pemadangan

11 Mar 10 Pemangkasan 0.038 ha 0.05 ha 0.03 ha Blok Pemandangan

12 Mar 10 Pemetikan 30 kg 64 kg 50 kg Blok Taman

13 Mar 10 Pemangkasan 0.023 ha 0,135 ha 0.03 ha Blok Panama

14 Mar 10 Libur - - -

15 Mar 10 Pemupukan 0.1 ha 0.12 ha 0.12 ha Blok Taman

16 Mar 10 Libur Hari Raya Nyepi - - -

17 Mar 10 Pemetikan 41,04 kg 76kg 50 kg Blok Taman

18 Mar 10 Pemupukan 0.09 kg 0.2 kg 0.12 kg Blok Taman

19 Mar 10 Penyemprotan Gulma 0.839 ha 2.3ha 0.9 ha Blok Taman

20 Mar 10 Pengambilan data primer - - - Blok Taman

21 Mar 10 Libur - - -

22 Mar 10 Pemupukan 0.1 ha 0.12 ha 0.12 ha Blok Tanah Hijau

23 Mar 10 Pemetikan 37.1 kg 72 kg 50 kg Blok Tanah Hijau

24 Mar 10 Pemangkasan 0.002 ha 0.04ha 0.03ha Blok Tanah Hijau

25 Mar 10 Pemupukan Daun 1.1 ha 1.2 ha 1.1 ha Blok Tanah Hijau

26 Mar 10 Pengendalian Gulma

Pacar Air

0.107 ha 1.2 ha 0.04 ha Blok Taman

27 Mar 10 Pembibitan 250 pol 350 pol 400 pol Blok Panama

28 Mar 10 Libur - - -

29 Mar 10 Pembibitan (Pengisian

polybag)

250 pol 350 pol 400 pol Blok Panama

30 Mar 10 Pembibitan (Penanaman

Stek)

2097 pol 2600 pol 2600 pol Blok Panama

31 Mar 10 Pemetikan 14 kg 60 kg 50 kg Blok Panama

1 Apr 10 Pembibitan (Penanaman

Stek)

2112 pol 3900 pol 2600 pol Blok Panama

2 Apr 10 Libur - - - -

3 Apr 10 Pemetikan 28 kg 65 kg 50 kg Blok Panama

4 Apr 10 Libur - - - -

Page 75: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

63

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian

Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja

Lokasi Penulis Karyawan Standar

………. (satuan/HK)..……..

5 Apr 10 Pemupukan 270 kg 300 kg 750 kg Blok Pemandangan

6 Apr 10 Pemupukan 180 kg 520 kg 750 kg Blok Pemandangan

7 Apr 10 Pengendalian Gulma

Pacar Air

0.008 ha 0.05 ha 0.04 ha Blok Pemandangan

8 Apr 10 Pemetikan Produksi 22 kg 90 kg 50 kg Blok Pemandangan

9 Apr 10 Pemetikan Produksi 8 kg 70 kg 50 kg Blok Pemandangan

10 Apr 10 Pemorokan 0.03 ha 0.04 ha 0.04 ha Blok Pemandangan

11 Apr 10 Libur - - - -

12 Apr 10 Pemetikan Produksi 45.45 kg 65 kg 50 kg Blok Pemandangan

13 Apr 10 Pemorokan 0.03 ha 0.04 ha 0.04 ha Blok Pemandangan

14 Apr 10 Rempelan 0.306 ha 1.555 ha 1.5 ha Blok Taman

15 Apr 10 Pemetikan Jendangan 23 kg 80 kg 50 kg Blok Taman

16 Apr 10 Pemetikan Produksi 27.78 kg 56 kg 50 kg Blok Taman

17 Apr 10 Pendamping di

Agrowisata

- - - -

18 Apr 10 Libur - - - -

19 Apr 10 Penyemprotan Gulma 0.29 ha 1 ha 0.9 ha Blok Taman

20 Apr 10 Pengendalian Hama dan

Penyakit

5.21 ha 7.2 ha 1.1 ha Blok Tanah Hijau

21 Apr 10 Pemetikan Produksi 49 kg 112 kg 50 kg Blok Tanah Hijau

22 Apr 10 Pemetikan Produksi 50 kg 95 kg 50 kg Blok Tanah Hijau

23Apr 10 Pemetikan Produksi 46.73 kg 76 kg 50 kg Blok Taman

24Apr 10 Pembuatan Drainase 0.005ha 0.04 ha 0.04 ha Blok Tanah Hijau

25 Apr 10 Libur - - - -

26 Apr 10 Pengendalian Hama dan

Penyakit

5.83 ha 6.25 ha 1.1 ha Blok Tanah Hijau

27 Apr 10 Pembersihan Lumut 0.035 ha 0.04 ha 0.04 ha Blok Panama

28 Apr 10 Pemetikan Produksi 55.52 kg 70 kg 50 kg Blok Panama

29 Apr 10 Pembersihan Lumut 0.028 ha 0.04 ha 0.04 ha Blok Panama

30 Apr 10 Pemetikan Produksi 46.73 kg 87 kg 50 kg Blok Taman

Lampiran 1. (Lanjutan)

Page 76: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

64

Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor

di Unit Perkebunan Tambi

Tanggal Uraian Kegiatan

Prestasi Kerja

Lokasi Jumlah

KHL yang

Dikontrol

(orang)

Luas Areal

yang

Dikontrol

(ha/HK)

Lama

Kegiatan

(jam)

1 Mei 10 Pembersihan Lumut 1 1 4.5 Blok Panama

2 Mei 10 Libur - - - -

3 Mei 10 Pemetikan Produksi 52 4.5 6 Blok Panama

4 Mei 10 Pengambilan Bahan Stek

(Stekers)

- - - UP Bedakah

5 Mei 10 Pemorokan 5 4.2 5 Blok Pemandangan

6 Mei 10 Pemetikan Produksi 49 3.6 5 Blok Pemandangan

7 Mei 10 Pemetikan Produksi 25 2 2 Blok Taman

8 Mei 10 Pengendalian Hama dan

Penyakit

3 1 3 Blok Pemandangan

9 Mei 10 Libur - - - -

10 Mei 10 Pemetikan Produksi 45 3.22 6 Blok Taman

11 Mei 10 Pemetikan Produksi 46 3.5 7 Blok Taman

12 Mei 10 Babat gulma 2 0.04 4 Blok Taman

13 Mei 10 Libur Isa Al-Masih - - - -

14 Mei 10 Pemetikan Produksi 46 3.89 4 Blok Taman

15 Mei 10 Pengendalian Hama dan

Penyakit

3 1 4 Blok Taman

16 Mei 10 Libur - - - -

17 Mei 10 Pemetikan Produksi 34 2.3 3.5 Blok Tanah Hijau

18 Mei 10 Pemetikan Produksi 50 3 4 Blok Pemandangan

19 Mei 10 Pemetikan Produksi 27 2.81 4 Blok Tanah Hijau

20 Mei 10 Pemetikan Produksi 21 1.2 3.5 Blok Tanah Hijau

21 Mei 10 Pemetikan Produksi 24 2.1 4 Blok Tanah Hijau

22 Mei 10 Pemetikan Produksi 27 3.12 6.5 Blok Tanah Hijau

23 Mei 10 Libur - - - -

24 Mei 10 Pemetikan Produksi 24 2.1 4 Blok Tanah Hijau

25 Mei 10 Babat Gulma 5 0.23 5 Blok Panama

26 Mei 10 Pemupukan Daun 5 1.45 4.5 Blok Panama

27 Mei 10 Pemetikan Produksi 54 3.82 6 Blok Panama

28 Mei 10 Pemetikan Produksi 54 4.19 7 Blok Panama

29 Mei 10 Libur - - - -

30 Mei 10 Libur - - - -

31 Mei 10 Pemetikan Produksi 61 4.6 8.5 Blok Panama

Page 77: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

65

Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Kepala

Blok dan Asisten Kepala Bagian Kebun di Unit Perkebunan

Tambi

Tanggal Uraian Kegiatan

Jumlah

Mandor yang

Diawasi

(orang)

Luas Areal

yang

Dikontrol

(ha/HK)

Lama

Kegiatan

(jam)

Lokasi

1 Jun 10 Pemetikan Jendangan 1 2 4 Blok Panama

2 Jun 10 Pemupukan 2 4.12 2 Blok Tanah Hijau

3 Jun 10 Pengendalian Gulma

secara Manual

2 0.52 4.5 Blok Pemandangan

4 Jun 10 Pemetikan 3 3.75 2 Blok Pemandangan

5 Jun 10 Pemetikan 3 3.75 6 Blok Taman

6 Jun 10 Libur - - - -

7 Jun 10 Seleksi Bibit Pohon

Pelindung

3 - 5 UP Tanjung Sari

8 Jun 10 Pemetikan Produksi 2 3 5.5 Blok Panama

9 Jun 10 Pemetikan Produksi 2 4 4.5 Blok Panama

10 Jun 10 Pupuk Daun 2 2 4 Blok Panama

11 Jun10 Pemetikan Produksi 3 3 5 Blok Taman

12 Jun 10 Pengendalian Hama

dan Penyakit

2 2.5 3.5 Blok Taman

13 Jun 10 Libur - - - -

14 Jun 10 Pelayuan - - - Pabrik

15 Jun 10 Penggilingan - - - Pabrik

16 Jun 10 Pengeringan - - - Pabrik

17 Jun 10 Sortasi - - - Pabrik

18 Jun 10 Gudang - - - Pabrik

19 Jun 10 Pengepakan - - - Pabrik

20 Jun 10 Libur - - - -

21 Jun 10 Pembuatan Laporan

Harian

- - - Kantor

22 Jun 10 Pencatatan Data

Produksi

- - - Kantor

23 jun 10 Pencatatan Data

Pemeliharaan

- - - Kantor

24 Jun 10 Pembuatan Laporan

Harian

- - - Kantor

25 Jun 10 Pembuatan laporan

Harian

- - - Kantor

26 Jun 10 Persiapan Presentasi - - - Kantor

27 Jun 10 Libur - - - -

28 Jun 10 Persiapan Presentasi - - - Kantor

29 Jun 10 Presentasi - - - Kantor

30 jun 10 Perbaikan Laporan - - - Kantor

Page 78: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

66

Lampiran 4. Deskripsi Teh Klon Gambung 3

Asal : persilangan Cin 143 x Pasir Sarongge 1

Golongan : varietas assamica

Bentuk batang : silinder

Permukaan batang : beralur pendek

Sistem percabangan : baik, 47 - 65o

Ruas tunas : 1.2 – 4.3 cm

Warna batang : coklat

Bangun daun (circumscription) : memanjang

Ukuran daun : 34.71 cm2

Tangkai daun (petiolus) : 3 – 7 cm

Kedudukan daun (phyllotaxis) : erek

Pangkal daun (basis follii) : sedang

Tulang daun (venatio) : 16 – 24 buah (8 - 12 pasang)

Tepi daun (margo follii) : bergerigi tajam beraturan

Ujung daun (apek follii) : meruncing

Muka daun : agak cekung

Warna daun : hijau muda

Daging daun (intervenium) : 0.23 mm

Bulu pada peko : 43.14/mm2

Pertumbuhan tunas-tunas setelah

pangkas : cepat

Potensi hasil : 4 247 kg/ha

Perakaran : kuat

Ketahanan terhadap hama : kurang tahan terhadap tungau hijau

Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap penyakit cacar teh

Keterangan : baik ditanam pada daerah rendah, sedang

sampai tinggi

Pemulia : Wenten Astika, D. Muchtar,

S. Danimiharja, B. Sriyadi, dan Sutrisno

(Sumber : Wenten, et al., (2008))

Page 79: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

67

Lampiran 5. Deskripsi Teh Klon Gambung 4

Asal : persilangan Malabar 2 x Pasir Sarongge 1

Golongan : varietas assamica

Bentuk batang : silinder

Permukaan batang : beralur panjang halus

Sistem percabangan : baik, 47 – 62o

Ruas tunas : 1.7 – 4.4 cm

Warna batang : coklat agak keabu-abuan

Bangun daun (circumscription) : oblongus (2.29 : 1)

Ukuran daun : 40.24 cm2

Tangkai daun (petiolus) : 3 - 6

Kedudukan daun (phyllotaxis) : semi erek

Pangkal daun (basis follii) : 20 -26 buah (10 – 13 pasang)

Tulang daun (venatio) : bergerigi besar dan beraturan

Tepi daun (margo follii) : meruncing

Ujung daun (apek follii) : bergelombang

Muka daun : agak datar

Warna daun : kusam

Daging daun (intervenium) : 0.18 mm

Bulu pada peko : 71.59/mm2

Pertumbuhan tunas-tunas setelah

pangkas : sedang

Potensi hasil : 3 464 kg/ha

Perakaran : baik

Ketahanan terhadap hama : kurang tahan terhadap tungau jingga

Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap cacar teh

Keterangan : baik ditanam pada daerah rendah, sedang

sampai tinggi

Pemulia : Wenten Astika, D. Muchtar,

S. Danimiharja, B. Sriyadi, dan Sutrisno

(Sumber : Wenten, et al., (2008))

Page 80: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

68

Lampiran 6. Deskripsi Teh Klon Gambung 7

Asal : persilangan Malabar 2 x Pasir Sarongge 1

Golongan : varietas assamica

Bentuk batang : silinder

Permukaan batang : beralur pendek sedikit berkerak putih

Sistem percabangan : baik, 47 - 60o

Ruas tunas : 1.3 – 5.2 cm

Warna batang : coklat

Bangun daun (circumscription) : eleptico oblongus (2 : 1)

Ukuran daun : 40.17 cm2

Tangkai daun (petiolus) : 02 – 06 cm

Kedudukan daun (phyllotaxis) : 29 – 49o

Pangkal daun (basis follii) : runcing

Tulang daun (venatio) : 18 – 24 buah (9 - 12 pasang)

Tepi daun (margo follii) : bergerigi kecil beraturan

Ujung daun (apek follii) : meruncing

Muka daun : bergelombang agak mengkilat

Warna daun : hijau terang

Daging daun (intervenium) : 0.22 mm

Bulu pada peko : 64.25/mm2

Pertumbuhan tunas-tunas setelah

pangkas : cepat

Potensi hasil : 5 800 kg/ha

Perakaran : baik sekali

Ketahanan terhadap hama : tahan terhadap tungau

Ketahanan terhadap penyakit : tahan terhadap cacar daun

Keterangan : baik ditanam pada daerah rendah, sedang

sampai tinggi

Pemulia : Wenten Astika, D. Muchtar,

S. Danimiharja, B. Sriyadi, dan Sutrisno

(Sumber : Wenten, et al., (2008))

Page 81: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

69

Lampiran 7. Curah Hujan Unit Perkebunan Tambi Tahun 2000 - 2009

Bulan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata

CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH CH HH

Jan 455 23 635 21 448 28 585 27 375 20 407 18 713 19 197 13 523 17 1139 25 547.50 20.10 Feb 314 18 416 22 385 21 620 24 580 22 474 23 553 20 549 24 352 13 698 23 494.10 21.00

Mar 418 19 324 19 426 17 438 23 594 26 557 25 303 15 368 22 389 22 986 23 480.30 21.10

Apr 324 18 337 16 418 21 199 16 251 13 403 20 233 12 288 20 281 19 513 23 324.70 17.80

Mei 178 18 214 14 58 10 122 12 468 16 25 5 324 14 60 8 158 15 603 20 237.90 13.20

Jun 83 6 102 9 19 5 0 0 0 0 163 13 14 2 159 6 20 5 313 13 125.50 7.38

Jul 57 5 86 7 28 9 0 0 78 5 81 7 17 1 13 2 2 1 3 2 45.56 4.33

Agst 16 3 0 0 0 0 80 6 6 1 38 4 10 1 12 1 76 10 3 2 39.00 3.50

Sep 17 3 35 3 15 3 72 10 49 5 114 7 13 1 7 2 19 5 13 4 37.44 4.30

Okt 413 19 425 19 0 0 114 15 45 6 138 9 81 4 69 7 253 6 271 13 159.00 10.89

Nov 447 25 210 25 536 19 283 8 151 9 151 9 170 8 170 10 524 26 1045 19 366.50 16.60

Des 390 13 229 13 768 25 516 19 580 25 580 25 513 16 494 20 487 24 1342 19 571.90 21.00

Total 3112 170 3013 177 3101 158 3029 160 3187 148 3131 165 2944 113 2385 135 3084 163 6929 186 3465.40 161.20

BB 8 9 6 8 7 9 7 7 8 9 7.8

BK 3 1 4 0 3 2 4 3 3 3 1.8

Sumber : Kantor Induk Unit Perkebunan Tambi 2010

Keterangan:

CH : Curah Hujan (mm)

HH : Hari Hujan

BB : Bulan Basah (>100 mm)

BK : Bulan Kering (<60 mm)

Tipe Iklim C menurut Schmidh dan Ferguson

Rata-rata Bulan Kering

Rata-rata Bulan Basah x 100% Q =

1.8

7.8 x 100%

= 23.08%

69

=

Page 82: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

70

Lampiran 8. Struktur Organisasi Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

PENGEMUDI

PIMPINAN UNIT

PERKEBUNAN

KABAG PABRIK

JURU

TULIS

EKSPEDISI

PEMBIMBING

PEMELIHARAAN

PEMBIMBING

PEMETIKAN

PEMBIMBING

PEMBIBITAN

KEPALA BLOK

ASISTEN

KEBUN

KABAG KEBUN

KEAMANAN PEMBUKUAN BENDAHARA

KABAG KANTOR

PEKERJA

MANDOR

GUDANG

MANDOR

SORTASI

MANDOR

PENGERINGAN

MANDOR

GILING

MANDOR

PELAYUAN

KEPALA TEKNIS

KAUR PENGOLAHAN

PEKERJA

KEPALA

GUDANG

SATPAM

70

Page 83: PENGELOLAAN PEMETIKAN TANAMAN TEH … dan secara mekanis dengan menggunakan gunting petik. Sebelum pengolahan di pabrik, pucuk teh dianalisis petik dan analisis pucuk. Analisis petik

71

Lampiran 9. Peta Kebun Unit Perkebunan Tambi

71