pengelolaan kelas guru ips di smp swasta se …lib.unnes.ac.id/19946/1/3201409044.pdf · vi vi...
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA
SE-KECAMATAN BERGAS KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri
Semarang
Oleh
Vita Nandiasari
3201409044
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jum‟at
Tanggal : 12 Juli 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si Muh. Sholeh, S.Pd, M.Pd.
NIP. 19620904 198901 1 001 NIP. 19770708 200604 1 001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si.
NIP: 19620904 198901 1 001
iii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 25 Juli 2013
Penguji Utama
Drs. Sriyono, M.Si.
NIP. 19631217 198803 1 002
Penguji I Penguji II
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si Muh. Sholeh, S.Pd, M.Pd.
NIP. 19620904 198901 1 001 NIP. 19770708 200604 1 001
Mengetahui:
Dekan,
Dr. Subagyo, M.Pd.
NIP: 19510808 1980031 003
iv
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 12 Juli 2013
Vita Nandiasari
NIM: 3201409044
v
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar (HR. Imam
Bukhari).
Kekayaan itu adalah kekayaan hati dan kemiskinan adalah kemiskinan hati
(HR. An-Nasai).
PERSEMBAHAN:
1. Ayah dan Ibuku, (Supandi dan Siti
Basariah) yang memberikan doa,
dukungan dan segalanya
2. Adikku, Sindi Saputra
3. Sahabat-sahabatku “KFC”
4. Seseorang yang selalu memberikan
perhatian dan dukungannya
5. Teman-teman Pendidikan Geografi 2009
6. Teman-teman “Al Fath Community”
vi
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan RahmatNya
sehingga skripsi dengan judul ”Pengelolaan Kelas Guru IPS di SMP Swasta
Se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013” dapat
terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih
gelar Sarjana Pendidikan. Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan kemudahan
administrasi dalam penyusunan skripsi serta memberikan bimbingan dan
arahan.
4. Muh. Sholeh, S.Pd., M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan.
5. Drs. Sriyono, M.Si., Dosen penguji utama yang telah memberikan bimbingan
dan mengarahkan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.
6. Kepala di SMP Swasta Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang telah
memberikan ijin dan membantu dalam penelitian ini.
7. Guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang yang telah
memberikan dukungan dalam pelaksanaan penelitian.
vii
vii
8. Siswa-siswi kelas VII di SMP Swasta Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2012/2013 yang telah membantu dalam penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas bantuan dan amal
baiknya. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, Juli 2013
Penulis
viii
viii
SARI
Nandiasari, Vita. 2013. Pengelolaan Kelas Guru IPS Di SMP Swasta Se-
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013. Skripsi, Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I:
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Pembimbing II: Muh. Sholeh, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci: Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan guru yang meliputi menata
lingkungan fisik kelas, mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan
iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan
guru dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif dapat menciptakan
proses belajar mengajar yang berlangsung secara efektif. Permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengelolaan fisik kelas yang
dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
tahun 2012/2013? 2) Bagaimana pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan
guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun
2012/2013? 3) Bagaimana pengelolaan organisasional yang dilakukan guru IPS
di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013?
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan guru IPS di
SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun ajaran
2012/2013 sebanyak 97 siswa dan 3 guru. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik total sampling. Variabel penelitian yaitu pengelolaan kelas yang
meliputi pengelolaan fisik kelas, pengelolaan sosio-emosional dan pengelolaan
organisasional. Metode pengumpulan data adalah observasi dan angket. Teknik
analisis data menggunakan deskriptif persentase.
Berdasarkan hasil penelitian, besarnya rata-rata pengeloaan fisik kelas
guru IPS adalah 77% termasuk kriteria baik. Besarnya rata-rata pengelolaan
sosio-emosional guru IPS termasuk dalam kriteria sangat baik (87%). Besarnya
rata-rata pengelolaan organisasional guru IPS termasuk dalam kriteria sangat
baik (83%). Hal ini disebabkan pada saat sebelum diadakan penelitian, guru
belum memaksimalkan pengelolaan kelas (pengelolaan fisik kelas, sosio-
emosional dan organisasional) yang akan dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah penelitian, guru memahami
indikator-indikator apa saja yang menyangkut pengelolaan kelas dan
melaksanakannya dengan optimal.
Simpulan dalam penelitian ini adalah pengelolaan kelas yang dilakukan
guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas sudah sangat baik. Saran bagi
kepala sekolah hendaknya dapat memberikan arahan mengenai kemampuan
guru IPS dalam mempertahankan pengelolaan kelas. Bagi guru yang memiliki
kemampuan pengelolaan kelas yang sangat baik diharapkan dapat
mempertahankan kualitasnya dan meningkatkan kemampuannya terhadap
pengelolaan kelas. Bagi siswa sebaiknya lebih fokus atau berkonsentrasi dalam
mengikuti pembelajaran di kelas dengan cara aktif bertanya jawab dengan
guru.
ix
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ v
PRAKATA ................................................................................................. vi
SARI ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
1.5. Penegasan Istilah .......................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pengelolaan Kelas ................................................... 7
2.2. Tujuan Pengelolaan Kelas ........................................................ 9
2.3. Prinsip Pengelolaan Kelas ......................................................... 11
2.4. Pendekatan Pengelolaan Kelas ................................................. 12
2.5. Aspek-Aspek Pengelolaan Kelas ............................................... 16
2.5.1. Pengelolaan Fisik ......................................................................... 16
2.5.2. Pengelolaan Sosio-Emosional ..................................................... 18
2.5.3. Pengelolaan Organisasional ......................................................... 21
x
x
2.6. Hambatan Pengelolaan Kelas ................................................... 22
2.7. Kerangka Berpikir ..................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi ......................................................................................... 29
3.2. Sampel .......................................................................................... 29
3.3. Variabel Penelitian ....................................................................... 30
3.4. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 31
3.4.1. Metode Angket ............................................................................ 31
3.4.2. Metode Observasi ....................................................................... 32
3.5. Analisis Instrumen ...................................................................... 32
3.5.1. Instrumen Angket ......................................................................... 32
3.5.1.1. Uji Validitas ............................................................................. 33
3.5.1.2. Uji Realibilitas .......................................................................... 34
3.5.2. Instrumen Observasi .................................................................... 35
3.6. Metode Analisis Data ................................................................... 36
3.7. Alur Penelitian .............................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ............................................................................. 41
4.1.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian ............................................. 41
4.1.2. Deskripsi Umum Objek Penelitian ............................................. 41
4.1.3. Hasil Angket Tanggapan Siswa ................................................... 45
4.1.3.1. Pengelolaan Fisik Kelas ........................................................... 45
4.1.3.2. Pengelolaan Sosio-Emosional .................................................. 50
4.1.3.3. Pengelolaan Organisasional ..................................................... 54
4.1.4. Hasil Observasi Kemampuan Guru IPS ....................................... 58
4.1.4.1. Pengelolaan Fisik Kelas .......................................................... 58
4.1.4.2. Pengelolaan Sosio-Emosional .................................................. 59
4.1.4.3. Pengelolaan Organisasional ..................................................... 59
xi
xi
4.2. Pembahasan .................................................................................. 59
4.2.1. Pengelolaan Fisik Kelas ................................................................ 59
4.2.2. Pengelolaan Sosio-Emosional ...................................................... 61
4.2.3. Pengelolaan Organisasional ......................................................... 63
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ......................................................................................... 66
5.2. Saran .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 68
LAMPIRAN .............................................................................................. 71
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Populasi Siswa kelas VII dan guru IPS di SMP Swasta Kecamatan
Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 ................................. 29
3.2. Hasil Uji Validitas Angket ................................................................ 34
3.3. Tingkat Skor Butir Pertanyaan ......................................................... 36
3.4. Kriteria Deskriptif Persentase ........................................................... 37
4.1. Profil Guru IPS ................................................................................. 45
4.2. Pengelolaan Fisik Kelas .................................................................... 46
4.3. Ruangan Tempat Berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar ........ 47
4.4. Pengaturan Tempat Duduk ............................................................... 48
4.5. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya ..................................................... 49
4.6. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang ......................................... 50
4.7. Pengelolaan Sosio-Emosional .......................................................... 51
4.8. Tipe Kepemimpinan ......................................................................... 52
4.9. Sikap Guru ........................................................................................ 53
4.10. Suara Guru ........................................................................................ 53
4.11. Pembinaan Hubungan Baik .............................................................. 54
4.12.Pengelolaan Organisasional ............................................................... 55
4.13. Penggantian Pelajaran ....................................................................... 56
4.14. Kehadiran Guru ................................................................................ 56
4.15 Masalah Antarsiswa .......................................................................... 57
4.16. Rata-Rata Kemampuan Guru IPS dalam Pengelolaan Kelas ............ 58
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Kerangka Berpikir ............................................................................ 28
3.1. Diagram Alur Penelitian .................................................................... 40
4.1. SMP PGRI Bergas ............................................................................ 42
4.2. SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas .................................... 43
4.3. SMP Kanisius Girisonta Bergas ....................................................... 44
4.4. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................................... 50
4.5. Masalah Antarsiswa dalam Kegiatan Diskusi .................................. 57
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian ......................................................................... 72
2. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba .................................................... 73
3. Daftar Nama Responden SMP PGRI Bergas ...................................... 74
4. Daftar Nama Responden SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas 75
5. Daftar Nama Responden SMP Kanisius Girisonta Bergas Kelas
VIIA ..................................................................................................... 76
6. Daftar Nama Responden SMP Kanisius Girisonta bergas Kelas VIIB
.............................................................................................................. 77
7. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam
Pengelolaan Kelas .............................................................................. 78
8. Rubrik Penskoran Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan Kelas . 79
9. Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan
Kelas .................................................................................................... 82
10. Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan
Kelas SMP PGRI Bergas .................................................................... 83
11. Rekapitulasi Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam
Pengelolaan Kelas SMP PGRI Bergas ................................................ 86
12. Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan
Kelas SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas ............................. 88
13. Rekapitulasi Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam
Pengelolaan Kelas SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas ........ 91
14. Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan
Kelas SMP Kanisius Girisonta Bergas ............................................... 93
15. Rekapitulasi Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam
Pengelolaan Kelas SMP Kanisius Girisonta Bergas ........................... 96
16. Rekapitulasi Rata-Rata Pengelolaan Kelas Guru IPS Di SMP Swasta
se-Kecamatan Bergas .......................................................................... 98
xv
xv
17. Kisi-Kisi Instrumen Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pengelolaan
Kelas guru IPS .................................................................................... 99
Lampiran Halaman
18. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pengelolaan Kelas guru IPS ...... 100
19. Uji Validitas dan Realibilitas Angket .................................................. 106
20. Data Hasil Penelitian .......................................................................... 110
21. Surat-Surat .......................................................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Siswoyo (2008:25) menjelaskan bahwa peranan pendidikan dalam drama
kehidupan kemajuan umat manusia semakin penting. Ini berkaitan dengan
semakin perlunya bagi manusia pada umumnya dan pendidik khususnya untuk
senantiasa mengembangkan pemahaman yang terus mengenal pendidikan.
Lembaga pendidikan formal atau sekolah dikonsepsikan untuk
mengemban fungsi reproduksi, penyadaran, dan mediasi secara simultan. Fungsi-
fungsi sekolah itu diwadahi melalui proses pendidikan dan pembelajaran sebagai
inti bisnisnya (Danim, 2008:1).
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru atau kompetensi guru sangat
menentukan proses pembelajaran di kelas dan pendidikan di sekolah. Kompetensi
guru akan menentukan mutu lulusan suatu pendidikan, karena murid belajar
langsung dari para guru (Musfah, 2011:60).
2
Widodo (2012:67) menyatakan bahwa untuk meningkatkan mutu dan
kualitas serta kuantitas kegiatan belajar mengajar, banyak upaya yang dapat
dilakukan guru, seperti keterampilan mengelola kelas. Peranan guru dalam
pengelolaan kelas adalah usaha untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang
baik agar tujuan pengajaran tercapai secara optimal. Dengan demikian
pengelolaan kelas harus ditangani secara serius karena erat kaitannya dengan
keberhasilan belajar mengajar.
Arikunto (1990:195) mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memaksimalkan pemanfaatan
sarana, menjaga keterlibatan siswa dan memberikan layanan agar tercipta situasi
kelas yang kondusif untuk terjadinya proses pengajaran yang efektif. Rusydie
(2011:24) menjelaskan bahwa manajemen kelas adalah segala usaha yang
dilakukan untuk mewujudkan terciptanya suasana belajar-mengajar yang efektif
dan menyenangkan, serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
sesuai kemampuan mereka.
Menurut Sardiman (dalam Suryosobroto, 2002:49) kegiatan mengelola
kelas menyangkut dua hal. Pertama mengatur tata ruang kelas, misalnya mengatur
meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis, dan yang kedua, menciptakan
iklim belajar mengajar yang serasi, artinya guru harus mampu menangani dan
mengarahkan tingkah laku anak didik agar tidak merusak suasana kelas.
Yamin (2009:40) menjelaskan bahwa kelas adalah ruang belajar (lingkungan
fisik) dan rombongan belajar (lingkungan emosional). Lingkungan fisik meliputi
ruangan, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk, pengaturan saran dan tempat
3
pengajaran, ventilasi. Sedangkan sosio emosional meliputi tipe kepemimpinan guru,
sikap guru, suara guru, pembinaan hubungan yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat penting
karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi menata lingkungan fisik,
mengelola tingkah laku siswa dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan
mengelola proses kelompok, sehingga keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi
belajar yang kondusif dapat menciptakan proses belajar mengajar yang berlangsung
secara efektif.
Pembelajaran IPS pada hakikatnya adalah pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan siswa mengenali dan memahami gejala sosial dan
kehidupan untuk menghadapi permasalahan yang timbul sebagai akibat adanya
pengaruh lingkungan. Satu hal yang seharusnya disadari ketika seorang guru
mengembangkan pembelajaran IPS adalah IPS lebih dari sekedar kumpulan fakta
atau konsep, karena dalam IPS juga terdapat kumpulan proses yang dapat
diaplikasikan serta dikembangkan dalam kehidupan nyata.
SMP di Kecamatan Bergas terdiri dari satu sekolah negeri yaitu SMP
Negeri 1 Bergas dan tiga sekolah swasta yaitu SMP PGRI Bergas, SMP Islam
Terpadu Cahaya Ummat Bergas, dan SMP Kanisius Girisonta Bergas. Jumlah
sekolah swasta lebih banyak daripada sekolah negeri menjadi bukti bahwa pihak
swasta turut berperan aktif dalam pembangunan dunia pendidikan di Kecamatan
Bergas sehingga pengelolaan kelas, terutama pengelolaan kelas oleh guru IPS
menjadi hal yang menarik untuk dijadikan fokus penelitian.
4
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengambil judul:
“Pengelolaan Kelas Guru IPS di SMP Swasta Se-Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1. Bagaimana pengelolaan fisik kelas yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta
se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013?
2. Bagaimana pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013?
3. Bagaimana pengelolaan organisasional yang dilakukan guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka dirumuskan
tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Mengetahui pengelolaan fisik kelas yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta
se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.
2. Mengetahui pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.
3. Mengetahui pengelolaan organisasional yang dilakukan guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.
5
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih
lanjut tentang kemampuan pengelolaan kelas seorang guru, khususnya
kemampuan pengelolaan kelas guru IPS.
1.4.2. Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi kepala sekolah
Memberikan masukan terhadap kemampuan mengelola kelas yang dimiliki
oleh seorang guru IPS sehingga lebih ditingkatkan lagi pembinaan serta
pengawasan terhadap kinerja guru tersebut.
1.4.2.2. Bagi guru
Memberikan umpan balik terhadap kemampuan mengelola kelas yang
dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi kemampuan tersebut untuk proses
pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
1.4.2.3. Bagi penulis
Memberikan wawasan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, terutama
wawasan mengenai pengelolaan kelas.
1.5. Penegasan Istilah
Guna menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka
perlu adanya penegasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini.
6
1.5.1. Pengelolaan Kelas
Mulyasa (2008:91) menyatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Pengertian
pengelolaan kelas dalam penelitian ini adalah suatu usaha yang dilakukan seorang
guru IPS berdasarkan pengelolaan fisik, pengelolaan sosio-emosional dan
pengelolaan organisasional dengan tujuan menciptakan situasi pembelajaran ke
arah yang lebih baik.
1.5.3. SMP Swasta Se-Kecamatan Bergas
SMP Swasta yang terdapat di Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
berjumlah tiga sekolah, yaitu SMP PGRI Bergas, SMP Islam Terpadu Cahaya
Ummat Bergas dan SMP Kansius Girisonta Bergas. Seluruh guru IPS dan siswa
kelas VII semester II tahun ajaran 2012/2013 diketiga sekolah tersebut merupakan
objek penelitian yang dijadikan populasi. Peneliti hanya mengambil sampel kelas
VII karena siswa kelas VII merupakan siswa yang baru lulusan SD, sehingga
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas sangat penting untuk dioptimalkan
demi tercapainya tujuan pembelajaran.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Arikunto (dalam Mudasir, 2011:15) berpendapat bahwa pengelolaan kelas
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran
atau membantu maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
melaksanakan kegiatan belajar seperti diharapkan. Djamarah (2005:173)
menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan
potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi
edukatif mencapai tujuan pembelajaran.
Pengelolaan kelas yang baik akan memberikan motivasi dan semangat
belajar kepada peserta didik, sehingga keinginan peserta didik untuk bermain-
main disaat belajar, membolos saat jam belajar, dan melakukan perbuatan yang
tidak diharapkan tidak akan terjadi, tentu hal ini dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Maka, manajemen kelas merupakan persyaratan penting yang
menentukan terciptanya pembelajaran yang efektif. Secara logika bahwa
manajemen kelas yang efektif adalah suatu segi penting dari proses belajar
mengajar (Widayati, 2011:29).
Surjana (2002:67) menyatakan bahwa pengelolaan kelas didefinisikan
sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya menciptakan
kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan
tujuannya. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan guru dalam menciptakan
8
kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan interpersonal antara
guru-siswa secara timbal balik dan efektif, selain melakukan
perencanaan/persiapan mengajar.
Kegiatan pengelolaan kelas merupakan usaha sengaja yang dilakukan
(terencana), adanya pengorganisasian alat dan waktu, adanya fungsionalisasi
sumber daya kelas yang ada, dan terciptanya efektifitas dan efisiensi belajar untuk
mencapai tujuan (Jamil, 2009:51). Pengelolaan kelas atau manajemen kelas
(classroom management) merupakan upaya pendidik untuk menciptakan dan
mengendalikan kondisi belajar serta memulihkannya apabila terjadi gangguan
atau penyimpangan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
optimal (Sugianto, 2008:117).
Mato (2010:12) mengemukakan pengelolaan kelas dapat dipandang
sebagai suatu usaha yang sangat penting dan harus mendapat prioritas oleh
seorang guru dalam berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan kurikulum
dan perkembangan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian
kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah.
Berdasarkan uraian di atas, maka konsep dasar pengelolaan kelas sangat
perlu dan penting dipahami oleh seorang pendidik karena berperan penting dalam
menciptakan suasana kelas yang konduksif. Pengelolaan kelas menjadi sederhana
untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, dan guru
mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional sangat bermanfaat bagi guru
dalam melakukan tugas mengajarnya.
9
2.2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Secara umum, tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran. Mutu pembelajaran akan tercapai jika tercapainya tujuan
pembelajaran. Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan
kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yaitu:
1. Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress
sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2. Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna
dan situasi kelas kondusif.
3. Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau
menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi
(Fathurrohman, 2009:104).
Arikunto (dalam Mudasir, 2011:18) menjelaskan bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Rusydie
(2011:29) menjelaskan bahwa secara umum, manajemen kelas bertujuan untuk
menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk tempat berlangsungnya proses
belajar-mengajar. Dengan demikian, proses tersebut akan dapat berjalan dengan
efektif dan terarah, sehingga cita-cita pendidikan dapat tercapai demi
terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Djamarah (2005:147-148) berpendapat bahwa semua komponen
keterampilan mengelola kelas mempunyai tujuan yang baik untuk anak didik
maupun guru, yaitu:
10
1. Anak didik
a. Mendorong anak didik mengembangkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sendiri.
b. Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata
tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu
peringatan dan bukan kemarahan.
c. Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas
dan pada kegiatan yang diadakan.
2. Guru
a. Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
b. Menyadari kebutuhan anak didik dan memiliki kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik.
c. Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
anak didik yang mengganggu.
d. Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan
dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang muncul
di dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan
pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar, terciptanya suasana
11
sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, emosional dan sikap pada
siswa.
2.3. Prinsip Pengelolaan Kelas
Usman (2009:97) menjelaskan bahwa dalam melakukan pengelolaan kelas,
untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa senang,
nyaman dan menantang bagi peserta didik, maka perlu diperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut.
1. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim
kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan
belajar-mengajar yang optimal.
2. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar-mengajar yang
bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan
menghindari kejenuhan.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim
belajar-mengajar yang efektif.
12
5. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, didalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan
hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal
yang negatif.
6. Penanaman disiplin diri
Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Untuk itu, guru harus selalu mendorong siswa untuk
melaksanakan disiplin diri sendiri, dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh
atau teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
Djamarah (dalam Partono, 2009:95) menyatakan bahwa untuk menunjang
dalam keberhasilan dalam mengajar, seorang guru juga harus dapat mengelola
kelas dengan baik, adapun indikator dalam pengelolaan kelas meliputi: (1) hangat
dan antusias, (2) tantangan, (3) bervariasi, (4) keluwesan, dan (5) penekanan pada
hal-hal yang positif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua prinsip
pengelolaan kelas pada dasarnya merupakan hal penting bagi guru dalam rangka
memperkecil masalah atau gangguan yang dihadapi guru dalam melakukan
pengelolaan kelas.
2.4. Pendekatan Pengelolaan Kelas
Terdapat beberapa pendekatan pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh
Djamarah (2005:145), yaitu:
13
1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses mengontrol tingkah laku
anak didik. Peranan guru disini menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin
dalam kelas. Kedisplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk
menaatinya.
2. Pendekatan Ancaman
Pendekatan ancaman ini berarti bahwa pengelolaan kelas diartikan sebagai
suatu proses mengontrol tingkah laku anak didik. Pelaksanaannya dengan cara
memberi ancaman, misalnya melarang, mengejek, menyindir dan memaksa.
3. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses membantu anak didik
untuk merasa bebas mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan
guru adalah mengusahakan semakin mungkin kebebasan anak didik.
4. Pendekatan Resep (Cookbook)
Pendekatan ini dilakukan dengan mendaftar apa yang harus dan apa yang
tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang
terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap yang harus
dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk sesuai yang
tertulis dalam resep.
5. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa perencanaan dan
pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan
pemecahan diperlukan bila masalah tidak bisa dicegah. Pendekatan ini
14
menganjurkan tingkat guru dalam mengajar dapat mencegah atau menghentikan
tingkah laku anak didik yang kurang baik.
6. Pendekatan Pengubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas disini diartikan sebagai suatu
proses mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan
tingkah laku anak didik yang baik dan mencegah tingkah laku yang kurang baik.
7. Pendekatan Sosioemosional
Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses
menciptakan iklim sosioemosional yang positif dalam kelas. Sosioemosional yang
positif artinya adanya hubungan positif antara antara guru dengan didik.
8. Pendekatan Proses Kelompok
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses menciptakan kelas
sebagai suatu sitem sosial dan proses kelompok merupakan yang paling utama.
Peranan guru adalah mengusahakan agar pengembangan dan pelaksanaan proses
kelompok itu efektif.
9. Pendekatan Pluralistik
Pengelolaan kelas berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan
yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu
kondisi yang memungkinkan proses interaksi edukatif berjalan dengan efektif dan
efisien. Disini bebas memilih pendekatan yang sesuai dan dapat dilaksanakan.
Dumiyati (2010:3-5) berpendapat bahwa terdapat beberapa pendekatan
yang umumnya dilakukan oleh para guru dalam melakukan pengelolaan kelas
yaitu:
15
1. Behavior - Modification Approach (Behaviorism Approach)
Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa perilaku
“baik” dan “buruk” individu merupakan hasil belajar. Upaya memodifikasi
perilaku dalam mengelola kelas dilakukan melalui pemberian positive
reinforcement (untuk membina perilaku positif) dan negative reinforcement
(untuk mengurangi perilaku negatif). Kendati demikian, dalam penggunaan
reinforcement negatif seyogyanya dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak
tepat malah hanya akan menimbulkan masalah baru.
2. Socio – Emotional Climate Approach (Humanistic Approach)
Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa proses
belajar mengajar yang baik didasari oleh adanya hubungan interpersonal yang
baik antara peserta didik-guru dan atau peserta didik-peserta didik dan guru
menduduki posisi penting bagi terbentuknya iklim, sosio-emosional yang baik.
3. Group Process Approach
Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini adalah bahwa
pengalaman belajar berlangsung dalam konteks kelompok sosial dan tugas guru
adalah membina dan memelihara kelompok yang produktif dan kohesif.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua prinsip
pengelolaan kelas pada dasarnya merupakan hal yang penting bagi guru. Hal ini
berpengaruh terhadap kemampuan seorang guru dalam rangka memperkecil
masalah atau gangguan yang dihadapi dalam melakukan pengelolaan kelas.
16
2.5. Aspek-Aspek Pengelolaan Kelas
2.5.1. Pengelolaan Fisik Kelas
Salah satu faktor yang penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah
lingkungan. Sejak dulu pengaruh lingkungan terhadap pendidikan telah disadari.
Sekalipun lingkungan itu mempunyai makna yang luas, tetapi lingkungan fisik
menjadi salah satu dari sekian banyak masalah yang berhubungan dengan
penciptaan lingkungan yang baik, yang mampu menciptakan suasana kelas yang
mampu mendorong siswa belajar dengan baik.
Guru harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu
perkembangan pendidikan subyek didiknya (siswa). Dengan teknik motivasi yang
akurat, guru dapat menciptakan kontribusi iklim kelas yang sehat. Lingkungan ini
hendaknya mencerminkan kepribadian guru dan perhatian serta penghargaan atas
usaha siswanya. Siswa harus dibuat secara terus menerus memberikan reaksi pada
lingkungan, sehingga pengalaman belajar dapat terjadi sesuai dengan kondisi yang
diinginkan. Pengelolaan fisik kelas yang menjadi faktor penunjang terciptanya
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas yaitu:
2.5.1.1. Ruangan Tempat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar
Ruangan tempat belajar di kelas harus memungkinkan semua siswa dapat
bergerak secara leluasa, tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara
satu siswa dengan siswa yang lainnya pada saat pembelajaran. Besarnya ruangan
kelas sangat tergantung pada berbagai macam faktor, diantaranya adalah jenis
kegiatan dan jumlah siswa. Sebagaimana dinyatakan Rohani (2004:128) bahwa
besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain: (1) jenis
17
kegiatan, apakah kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah bekerja di
ruang praktikum dan (2) jumlah siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama
secara klasikal atau kelompok.
2.5.1.2. Pengaturan Tempat Duduk
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengaturan tempat duduk adalah
memungkinkan terjadinya tatap muka secara tepat, yang artinya guru dapat
mengontrol tingkah laku peserta didik pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung di kelas. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran
pengaturan proses belajar mengajar (Rohani, 2004:128).
Djamarah (2005:175) menyatakan bahwa tempat duduk mempengaruhi
anak didik dalam belajar. Apabila pengaturan tempat duduk sesuai dengan postur
tubuh anak didik, maka anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang. Apabila
pada saat proses pembelajaran akan ditempuh dengan cara berdiskusi, maka
formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar. Sedangkan apabila
pembelajaran ditempuh dengan metode ceramah, tempat duduk sebaiknya
berderet memanjang ke belakang. Selain kedua pengaturan tempat duduk
tersebut,, masih ada beberapa bentuk formasi tempat duduk yang dapat digunakan
sesuai kebutuhan guru dalam menyampaikan materi di dalam kelas.
2.5.1.3. Ventilasi Dan Pengaturan Cahaya
Suhu, ventilasi, dan cahaya merupakan salah satu faktor yang perlu
menjadi perhatian oleh seorang guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar
yang berlangsung dengan nyaman. Jendela harus cukup besar sehingga
memungkinkan panas cahaya matahari masuk, serta kondisi ventilasi yang mampu
18
menghasilkan udara sehat sehingga semua siswa dalam kelas dapat menghirup
udara segar yang cukup mengandung oksigen.
Pengaturan cahaya perlu diperhatikan agar siswa dapat melihat tulisan
yang ada di papan tulis maupun pada buku bacaan dengan jelas . Kapur tulis yang
digunakan sebaiknya kapur yang bebas dari abu dan selalu bersih. Cahaya harus
datang dari sebelah kiri, cukup terang tetapi tidak menyilaukan. Hal ini
disebabkan agar pada saat siswa menulis atau mengerjakan sesuatu tidak
terhalangi oleh bayangan yang dihasilkan apabila cahaya dating dari sebelah
kanan.
2.5.1.4. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Barang-barang pendukung proses pembelajaran hendaknya disimpan pada
tempat khusus yang mudah dicapai apabila segera diperlukan dan akan
dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti absensi, buku
pelajaran, atlas, peta, pedoman kurikulum dan sebagainya hendaknya ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan siswa.
Yamin (dalam Arpan, 2010:64) mengemukakan bahwa kegiatan
mengelola kelas menyangkut kegiatan menata ruang belajar (lingkungan fisik)
meliputi: ruangan, keindahan kelas, kebersihan kelas, kerapian kelas, pengaturan
tempat duduk, pengaturan sarana dan tempat pengajaran, ventilasi dan jendela.
2.5.2. Pengelolaan Sosio-Emosional
Pengelolaan sosio-emosional dalam kelas yang terjalin dengan baik akan
berpengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan dan
19
motivasi siswa dalam belajar merupakan efektivitas tercapainya tujuan
pengajaran. Rohani (2004:130) menyatakan bahwa pengelolaan sosio-emosional
meliputi tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru, dan pembinaan hubungan
baik. Secara lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
2.5.2.1. Tipe Kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana
emosional di dalam kelas. Apabila guru memiliki tipe kepemimpinan yang
otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis tetapi dipihak
lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif.
Tipe kepemimpinan guru yang cenderung laissez-faire biasanya tidak
produktif walaupun ada pemimpin. Apabila guru di dalam kelas, siswa lebih
banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan, bukan kegiatan
positif yang sifatnya aktif dalam pembelajaran.
Tipe kepemimpinan guru yang paling baik digunakan oleh seorang guru
agar dapat mengelola kelas dengan baik adalah tipe kepemimpinan yang bersifat
demokratis. Tipe kepemimpinan ini lebih memungkinkan terjadinya jalinan yang
hangat antara guru dan siswa dengan dasar saling memahami, mempercayai dan
menghargai sehingga sikap ini dapat membantu menciptakan suasana yang
menguntungkan antara guru dan siswa dalam terciptanya kondisi proses belajar
mengajar yang optimal dan mencapai tujuan.
2.5.2.2. Sikap Guru
Sikap seorang guru di dalam kelas terhadap siswa yang memiliki motivasi
yang tinggi dan tidak hanya untuk kepentingan dirinya maka akan melakukan
20
pengelolaan kelas dengan tepat. Guru tersebut akan menaruh perhatian bagi siswa
dan kelasnya. Guru akan melakukan yang terbaik bagi siswa. Dalam mentransfer
materi pelajaran pada siswa, guru akan mempelajari dan mengatur kelas
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melaksanakan proses belajar
mengajar dengan baik. Guru akan mencermati kemampuan para siswa satu per
satu, sehingga guru mengetahui kemampuan siswa pada tingkatan rendah, sedang
atau tinggi. Dengan demikian, guru akan menentukan siswa-siswa yang mana,
yang perlu mendapat bimbingan yang banyak guru dapat menentukan metoda
mengajar atau media pembelajaran yang harus digunakan.
2.5.2.3. Suara Guru
Suara guru yang terlalu keras ataupun terlalu pelan dapat merubah minat
siswa untuk mendengarkan materi yang akan disampaikan. Suara guru ketika
kegiatan pembelajaran berlangsung hendaknya bervariasi sehingga tidak
membosankan siswa yang mendengarnya dan terdorong untuk memperhatikan
penjelasan guru secara maksimal sehingga kelas berada dalam kondisi yang
kondusif sehingga tujuan pembelajaran dapat terccapai dengan optimal.
2.5.2.4. Pembinaan Hubungan Baik
Terciptanya pembinaan hubungan baik atau komunikasi yang terjalin
antara siswa dengan guru diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi
siswa seperti perasaan gembira, penuh gairah dan semangat dalam kegiatan
belajar yang sedang dilakukannya. Komunikasi yang kurang baik dapat
mendorong terjadinya berbagai masalah dalam pengelolaan kelas.
21
2.5.3. Pengelolaan Organisasional
Rohani (2004:132) menyatakan bahwa kegiatan rutin yang secara
organisasional dilakukan baik ditingkat kelas maupun ditingkat sekolah akan
dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan rutin yang telah diatur
secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua peserta didik secara terbuka
sehingga jelas pula bagi mereka akan menyebabkan tertanam pada diri siswa
kebiasaan yang baik dan keteraturan tingkah laku. Beberapa hal yang menjadi
kegiatan organisasi kelas, yaitu:
2.5.3.1. Penggantian Pelajaran
Beberapa mata pelajaran mungkin ada baiknya siswa berada dalam satu
ruangan dan guru yang datang. Akan tetapi, untuk pelajaran-pelajaran tertentu,
seperti belajar di laboratorium, olah raga, dan kesenian, siswa diharuskan untuk
berpindah ruangan. Hal semacam ini hendaknya diatur secara tertib dan berada di
bawah pengawasan guru.
2.5.3.2. Guru Berhalangan Hadir
Apabila suatu saat guru berhalangan hadir karena ada sesuatu hal, maka
siswa sudah tahu cara mengatasinya, yaitu dengan cara melapor kepada guru piket
dan guru piketlah yang akan mengambil inisiatif untuk mengatasi kekosongan
guru tersebut.
2.5.3.3. Masalah Antarsiswa
Apabila terjadi masalah antarsiswa yang tidak dapat diselesaikan oleh
mereka, maka ketua harus melapor kepada guru untuk bersama-sama
22
memecahkan dan mengatasi masalah tersebut serta mendapatkan petunjuk
kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut.
Djamarah (2005:179) mengemukakan untuk melatih dan menciptakan
ketertiban kelas, perlu dibentuk organisasi anak didik di kelas. Pembentukan
organisasi kelas merupakan langkah awal melatih dan membina anak didik dalam
hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk belajar bertanggungjawab atas tugas yang
dipercayakan. Organisasi anak didik dapat membantu guru dalam menyediakan
sarana pengajaran, seperti menyediakan spidol, alat peraga, buku paket, mengisi
presensi siswa atau guru dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua faktor
pengelolaan kelas sangat penting dilakukan oleh seorang guru dalam penyediaan
kondisi yang optimal agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.
Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
guru dalam melakukan pengelolaan kelas.
2.6. Hambatan Pengelolaan Kelas
Rohani (2004:155) menyatakan bahwa hambatan dalam pengelolaan kelas
dapat muncul dari berbagai macam hal, yaitu:
2.5.4.1 Faktor Guru
Guru dapat menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan penciptaan
suasana yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar. Faktor penghambat
yang datang dari guru dapat berupa beberapa faktor, yaitu:
23
1. Tipe Kepemimpinan Guru
Tipe kepemimpinan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang
otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap pasif atau agresif siswa.
Kedua sikap siswa ini merupakan sumber masalah pengelolaan kelas karena
berpengaruh terhadap komunikasi yang terjalin antara guru dengan siswa di kelas.
2. Format Kegiatatan Belajar Mengajar yang Monoton
Format kegiatan belajar mengajar yang monoton menimbulkan kebosanan
bagi siswa. Format kegiatan belajar mengajar yang tidak bervariasi dapat
menyebabkan siswa bosan, frustasi/kecewa dan hal ini merupakan sumber
pelanggaran disiplin.
3. Kepribadian Guru
Seorang guru yang berhasil dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif,
dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dalam
kegiatan belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut
akan menimbulkan masalah pengelolaan kelas.
4. Pengetahuan Guru
Terbatasnya pengetahuan guru tentang masalah dan pendekatan
pengelolaan kelas, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis dapat
menimbulkan hambatan dalam pengelolaan kelas. Mendiskusikan masalah ini
dengan teman sejawat akan membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan
mengelola kelas dalam proses belajar mengajar.
24
5. Pemahaman Guru tentang Peserta Didik
Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku peserta didik
dan latar belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru untuk
dengan sengaja memahami peserta didik dan latar belakangnya. Kemungkinan
karena tidak mengetahui caranya ataupun karena beban mengajar guru yang di
luar batas kemampuannya sehingga guru datang ke sekolah semata-mata untuk
mengajar.
2.5.4.2. Faktor Siswa
Siswa dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu
masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai
bagian dari suatu kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu akan
kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman
sekelasnya.
Siswa harus sadar bahwa jika mereka mengganggu temannya yang sedang
belajar, berarti ia tidak melaksanakan kewajibannya sebagai anggota masyarakat
kelas dan tidak menghormati hak siswa lain untuk mendapatkan manfaat dari
kegiatan belajar mengajar. Kurang sadarnya siswa dalam memenuhi tugas dan
haknya sebagai anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat menjadi faktor utama
penyebab masalah pengelolaan kelas. Pembiasaan yang baik di sekolah dalam
bentuk tata tertib sekolah yang disetujui dan diterima bersama oleh sekolah dan
siswa (dengan penuh kesadaran) akan membawa peserta didik kea rah yang lebih
tertib.
25
2.5.4.3. Faktor Keluarga
Tingkah laku siswa di dalam kelas merupakan pencerminan keadaan
keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah laku siswa yang
agresif atau apatis. Di dalam kelas sering ditemukan ada siswa pengganggu dan
pembuat rebut. Mereka itu biasanya berasal dari keluarga yang tidak utuh (broken
home).
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak tertib,
tidak patuh pada disiplin, kebebasan yang berlebihan, ataupun terlalu dikekang
merupakan latar belakang yang menyebabkan siswa melanggar disiplin kelas
sehingga terlihat jelas bahwa tuntutan di kelas berbeda dengan kondisi keluarga
yang menimbulkan kesukaran bagi siswa untuk menyesuaikan diri. Salah
penyesuaian (maladjusted) siswa terhadap situasi kelas merupakan masalah dalam
pengelolaan kelas. Disinilah pentingnya kerja sama yang seimbang antara sekolah
dengan rumah agar terjadi keselarasan antara situasi dan tuntutan di kelas atau
sekolah.
2.5.4.4. Faktor Fasilitas
Faktor fasilitas merupakan salah satu penghambat dalam pengelolaan
kelas. Faktor tersebut diantaranya yaitu:
1. Jumlah Siswa dalam Kelas
Kelas yang jumlah siswanya banyak merupakan masalah tersendiri dalam
pengelolaan kelas. Hal ini karena banyaknya siswa tersebut menyebabkan sulit
dikelola oleh guru.
26
2. Besar Ruangan Kelas
Ruangan kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah siswa dan
kebutuhan siswa untuk bergerak dalam kelas merupakan hambatan lain bagi
pengelolaan kelas. Demikian pula halnya dengan jumlah ruangan yang kurang
disbanding dengan banyaknya kelas dan jumlah ruangan khusus yang dibutuhkan
memerlukan penanganan tersendiri.
3. Ketersediaan Alat
Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai dengan jumlah
siswa yang membutuhkannya akan menimbulkan masalah dalam pengelolaan
kelas.
Berdasarkan uraian di atas, yaitu mengenai faktor guru, siswa, lingkungan
keluarga, dan fasilitas merupakan faktor yang senantiasa harus diperhitungkan dan
dipertimbangkan dalam masalah pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam
pengelolaan kelas merupakan suatu cara untuk mengkondisikan kelasm sehingga
proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal.
2.7. Kerangka Berpikir
Masyarakat pada umumnya, siswa dan guru pada khususnya selalu
menginginkan hasil belajar yang baik. Namun, untuk mencapai hasil belajar yang
baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemampuan guru
dalam melakukan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai
prasyarat terjadinya kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Rohani (2004:127) menjelaskan bahwa pengelolaan kelas
27
dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu pengelolaan fisik, pengelolaan sosio-emosional,
dan pengelolaan organisasional. Aspek-aspek ini merupakan bagian dari
pengelolaan kelas yang saling berkaitan dan perlu dilakukan guru secara merata,
menyeluruh, dan terintegrasi.
Pengelolaan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi
syarat mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar siswa dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Pengelolaan sosio-emosional dalam kelas mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap hasil belajar. Siswa sebagai salah satu objek pendidikan di
dalam kelas, tidak lepas dari hal-hal yang dapat mempengaruhi belajarnya.
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan dengan baik dapat
mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas
dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa menyebabkan kebiasaan yang
baik dan keteraturan tingkah laku.
Pencapaian aspek-aspek di atas oleh seorang guru diharapkan dapat
mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal,
menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, dan guru lebih mampu
mengelola kelasnya dengan baik sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat
optimal. Kerangka berpikir dalam penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
28
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Pengelolaan
Fisik (X1)
Pengelolaan
Organisasional
(X3)
a. Ruangan tempat
berlangsungnya
PBM
b. Pengaturan tempat
duduk
c. Ventilasi dan
pengaturan cahaya
d. Pengaturan
penyimpanan
barang-barang
a. Pergantian
pelajaran
b. Guru berhalangan
hadir
c. Masalah
antarsiswa
Hasil
Belajar
kognitif
IPS
Pengelolaan
Kelas
Pengelolaan
Sosio-
Emosional
(X2)
a. Tipe
kepemimpinan
b. Sikap guru
c. Suara guru
d. Pembinaan
hubungan baik
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan guru IPS di SMP
Swasta Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Populasi Siswa Kelas VII dan guru IPS di SMP Swasta Kecamatan
Bergas, Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2012/2013
No. Nama Sekolah Jumlah guru IPS Jumlah Siswa Kelas VII
1 SMP PGRI Bergas 1 15
2 SMP Islam Terpadu
Cahaya Ummat Bergas
1 25
3 SMP Kanisius Girisonta
Bergas
1 57
Jumlah 3 97
Sumber: Data Sekunder 2013
3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Teknik sampling yang digunakan untuk memilih sampel adalah teknik
total sampling, karena jumlah seluruh guru IPS dan siswa kelas VII di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang adalah 3 guru dan 97 siswa,
yang berarti jumlahnya kurang dari 100 orang, maka semuanya dijadikan sebagai
sampel. Arikunto (2002:120) menyatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga merupakan sampel populasi atau semua
populasi dijadikan sampel.
30
3.3. Variabel Penelitian
Arikunto (2006:118) mengemukakan bahwa variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadikan titik perhatian suatu penelitian. Variabel
dalam penelitian ini adalah pengelolaan kelas yang terdiri dari sub variabel yang
meliputi pengelolaan fisik kelas, pengelolaan sosio-emosional dan pengelolaan
organisasional.
Definisi operasional dari masing-masing sub variabel dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Pengelolaan Fisik Kelas
Indikator:
a. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
b. Pengaturan tempat duduk
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang
2. Pengelolaan Sosio-Emosional
Indikator:
a. Tipe kepemimpinan
b. Sikap guru
c. Suara guru
d. Pembinaan hubungan baik
3. Pengelolaan Organisasional
Indikator:
a. Pergantian pelajaran
31
b. Guru berhalangan hadir
c. Masalah antarsiswa
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Metode angket/kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pengelolaan kelas
(pengelolaan fisik, sosio-emosional dan organisasional) yang dilakukan oleh guru
IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013
yang diperoleh dengan menggunakan lembar angket. Lembar angket yang
digunakan adalah jenis angket yang tertutup (close from questioner), yaitu angket
yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap, sehingga
pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang pada jawaban yang
telah disediakan. Pemberian skor untuk angket adalah:
a. Skor 4 untuk jawaban a
b. Skor 3 untuk jawaban b
c. Skor 2 untuk jawaban c
d. Skor 1 untuk jawaban d
32
3.4.2. Metode observasi/pengamatan
Arikunto (2006:156) menjelaskan bahwa di dalam pengertian psikologik,
observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Metode
observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan guru IPS kelas VII dalam
melakukan pengelolaan kelas (pengelolaan fisik, sosio-emosional dan
organisasional). Metode ini dilakukan dengan cara menggunakan lembar
observasi yang dilakukan oleh seorang observer (peneliti) yang duduk di belakang
kelas dan terus mengamati jalannya pembelajaran selama tiga kali pertemuan.
Observer mengamati jalannya pembelajaran dengan Standar Kompetensi:
Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Budha sampai masa
Kolonial Eropa dengan Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa.
3.5. Analisis Instrumen
3.5.1. Instrumen Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pengelolaan Kelas
Guru IPS
Instrumen angket yang telah disusun kemudian diuji coba kepada sejumlah
sampel diluar sampel penelitian, yang bertujuan untuk mengetahui mutu angket
yang dibuat. Sasaran uji coba instrument angket ini adalah siswa kelas VIII SMP
PGRI Bergas. Analisis instrumen angket ini meliputi uji validitas dan reliabilitas
angket.
33
3.5.1.1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Sebelum angket yang
sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu dilakukan uji coba instrumen pada
beberapa responden sebagai sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan
butir pernyataan yang tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang
diajukan dalam angket mudah dimengerti oleh responden atau tidak, dan untuk
mengetahui lamanya pengisian angket. Pengujian validitas instrumen dilakukan
dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment-Pearson (Arikunto,
2002:72) sebagai berikut.
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
X : skor butir soal
Y : skor total
N : jumlah subyek
Hasil perhitungan rxy dihitung kemudian dikonsultasikan dengan rtabel
dengan taraf signifikan 5%. Jika didapatkan harga rxy > rtabel, maka butir
instrument dapat dikatakan valid, akan tetapi jika harga rxy < rtabel, maka
dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid. Hasil uji validitas Angket
Tanggapan Siswa tentang Pengelolaan Kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.
34
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Angket Tanggapan Siswa tentang Pengelolaan
Kelas Guru IPS
No Item Soal r xy r tabel Kriteria
No Item Soal r xy r tabel Kriteria
1 Item 1 0.481 0.367 Valid
16 Item 16 0.608 0.367 Valid
2 Item 2 0.455 0.367 Valid
17 Item 17 0.570 0.367 Valid
3 Item 3 0.452 0.367 Valid
18 Item 18 0.671 0.367 Valid
4 Item 4 0.459 0.367 Valid
19 Item 19 0.305 0.367 TIDAK
5 Item 5 0.541 0.367 Valid
20 Item 20 0.565 0.367 Valid
6 Item 6 0.270 0.367 TIDAK
21 Item 21 0.564 0.367 Valid
7 Item 7 0.712 0.367 Valid
22 Item 22 0.637 0.367 Valid
8 Item 8 0.814 0.367 Valid
23 Item 23 0.525 0.367 Valid
9 Item 9 0.712 0.367 Valid
24 Item 24 0.340 0.367 TIDAK
10 Item 10 0.537 0.367 Valid
25 Item 25 0.676 0.367 Valid
11 Item 11 0.245 0.367 TIDAK
26 Item 26 0.436 0.367 Valid
12 Item 12 0.504 0.367 Valid
27 Item 27 0.489 0.367 Valid
13 Item 13 0.418 0.367 Valid
28 Item 28 0.375 0.367 Valid
14 Item 14 0.580 0.367 Valid
29 Item 29 0.336 0.367 TIDAK
15 Item 15 0.536 0.367 Valid
30 Item 30 0.475 0.367 Valid
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen tanggapan siswa tentang
pengelolaan kelas guru IPS pada Tabel 3.2 diketahui bahwa dari 30 item
pertanyaan yang telah diujicobakan pada 29 siswa dan dianalisis menggunakan
kevaliditasan, 25 pertanyaan diantaranya termasuk dalam kriteria valid karena
pertanyaan tersebut mempunyai rxy lebih besar dari rtabel sedangkan 5 pertanyaan
lainnya tidak valid karena rxy lebih kecil dari rtabel. Butir item yang tidak valid
kemudian dihapus dan tidak digunakan dalam penelitian.
3.5.1.2. Uji Realibilitas
Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178). Pengukuran realibilitas
instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006:196),
yaitu:
35
Keterangan:
: reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ : jumlah varians butir
: varians total
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel r product moment
dengan taraf signifikan 5%, dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
harga r11 lebih besar dari rtabel.
Hasil perhitungan reliabilitas (Lampiran 19) dari 29 responden diperoleh
nilai r11 = 0,90 sedangkan rtabel = 0,367. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan
bahwa instrumen penelitian reliabel, sehingga angket tersebut dapat digunakan
sebagai alat penelitian.
3.5.2. Instrumen Observasi Kemampuan Guru IPS dalam Pengelolaan Kelas
Untuk menganalisis instrumen kemampuan guru dalam pengelolaan kelas
dilakukan analisis instrumen lembar observasi kemampuan guru IPS dalam
pengelolaan kelas dengan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam
menganalisis instrumen lembar observasi kemampuan guru IPS dalam
pengelolaan kelas ini dilakukan uji validitas instrumen.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Pengujian
validitas instrumen lembar observasi kemampuan guru IPS dalam pengelolaan
36
kelas ini menggunakan pengujian validitas konstruk. Untuk menguji validitas
konstruk, dalam penelitian ini digunakan pendapat ahli (judgment experts). Dalam
hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli
(Sugiyono, 2008:352). Dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah dosen
pembimbing skripsi. Instrumen lembar observasi yang telah dikonsultasikan dan
disetujui oleh para ahli tersebut dapat dikatakan valid.
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Metode analisis
data yang digunakan untuk mengetahui pengelolaan kelas guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 yaitu
deskriptif persentase.
Analisis deskriptif persentase adalah metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan masing-masing sub variabel terhadap hasil belajar IPS kelas VII
di SMP Swasta Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.
Langkah-langkah analisis data deskriptif persentase adalah:
a. Mengkuantitatifkan jawaban butir pertanyaan dengan memberikan tingkat-
tingkat skor untuk masing-masing jawaban yaitu:
Tabel 3.3. Tingkat Skor Butir Pertanyaan
No. Pilihan Skor
1. A 4
2. B 3
3. C 2
4. D 1
Sumber: Analisis Data Tahun 2013
37
Sumber: Analisis Data Tahun 2013
b. Mendeskripsikan Sub Variabel yang ada dalam penelitian dengan cara sebagai
berikut.
1) Menentukan jumlah item soal variabel.
2) Menghitung skor maksimal, dengan menggunakan rumus:
Skor maksimal = ∑ item soal x skor tertinggi
3) Menghitung skor minimal dengan menggunakan rumus:
Skor minimal = ∑ item soal variabel x skor tertinggi
4) Menentukan range dengan rumus:
Range = skor maksimal – skor minimal
5) Menentukan interval dengan rumus:
Interval =
6) Membuat kriteria
Kriteria dibagi menjadi empat, yaitu sangat baik, baik, cukup baik,
dan kurang baik. Kriteria penilaian variabel pengelolaan kelas diperoleh
melalui perhitungan sebagai berikut.
Skor maksimal : 100%
Skor minimal : 20%
Range : 100% - 20% = 80%
Interval : 80% : 4 = 20%
Tabel 3.4. Kriteria Deskripsi Persentase
No. Interval Persentase
Kriteria Persentase
1 81% - 100% Sangat Baik
2 61% - 80% Baik
3 41% - 60% Cukup Baik
4 20% - 40% Kurang Baik
38
7) Menghitung frekuensi untuk tiap kriteria
8) Jumlah yang diperoleh kemudian dipersentasekan dengan rumus:
Keterangan:
p = angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = (Numb of Cases) jumlah frekuensi/banyaknya individu
9) Mendeskripsikan hasil persentase yang diperoleh kemudian ditarik
kesimpulan.
3.7. Alur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa langkah. Adapun langkah-
langkahnya adalah:
3.8.1. Pra Lapangan
Tahap ini ada beberapa langkah yang ditempuh yakni yang pertama adalah
penentuan lokasi penelitian, dan observasi lapangan. Langkah selanjutnya adalah
penentuan populasi dan sampel sebelum menyusun rancangan penelitian yang
dalam hal ini adalah pembuatan proposal penelitian yang dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing. Berikutnya adalah pembuatan surat ijin penelitian dan
penyusunan perlengkapan penelitian, yakni instrumen penelitian seperti lembar
observasi dan lembar angket.
p = x 100 (Sudijono, 2008:43)
39
3.8.2. Lapangan
Pada tahap lapangan ini, yang pertama adalah uji coba instrumen yang
meliputi uji coba angket kepada subjek yang bukan populasi penelitian, dalam hal
ini subjek adalah dari siswa kelas VIII dari salah satu sekolah yang diambil secara
acak, yaitu SMP PGRI Bergas.
Langkah selanjutnya peneliti memberikan perlakuan yang sama antara
SMP PGRI Bergas, SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas dan SMP
Kanisius Girisonta Bergas yaitu guru melaksanakan proses pembelajaran seperti
biasa dengan observer berada di belakang untuk mengobservasi kemampuan guru
IPS dalam pengelolaan kelas yang meliputi pengelolaan fisik kelas, pengelolaan
sosio-emosional dan pengelolaan organisasional. Hal ini dilakukan selama tiga
kali pertemuan pada materi dengan Standar Kompetensi: Memahami
perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Budha sampai masa Kolonial Eropa
dengan Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan perkembangan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa.
Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan lembar angket untuk mengetahui
pengelolaan kelas yang telah dilakukan oleh guru IPS pada pelaksanaan
pembelajaran.
3.8.3. Pasca Lapangan
Tahap pasca lapangan ini data yang telah diperoleh di lapangan kemudian
dianalisis dan selanjutnya hasil data-data tersebut disajikan dalam bentuk laporan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
Pra Lapangan
Lapangan
Uji coba instrumen
Penentuan lokasi
penelitian
Observasi
lapangan
Penyusunan
rancangan penelitian
Pembuatan
surat ijin
Penyusunan
perlengkapan penelitian
Penentuan populasi
dan sampel
Angket
Melakukan observasi kemampuan guru IPS dalam pengelolaan kelas (pengelolaaan fisik kelas,
sosio-emosional dan organisasional) selama proses pembelajaran
Pasca Lapangan
Analisis dan Pengujian Hipotesis
SMP IT Cahaya Ummat Bergas SMP Kanisius Girisonta Bergas SMP PGRI Bergas
40
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Umum Daerah Penelitian
Kecamatan Bergas adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Kecamatan ini terdiri dari 12 desa yaitu desa Gebugan, Munding,
Wujil, Pagersari, Bergas Kidul, Bergas Lor, Karangjati, Diwak, Jatijajar,
Ngempon, Wringinputih dan Gondoriyo. Lebih jelasnya tentang lokasi penelitian
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Batas-batas Kecamatan Bergas secara adminstratif yaitu:
Sebelah Utara : Kecamatan Ungaran Timur
Sebelah Timur : Kecamatan Pringapus
Sebelah Barat : Kecamatan Bandungan
Sebelah Selatan : Kecamatan Bawen
4.1.2. Deskripsi Umum Objek Penelitian
SMP di Kecamatan Bergas terdiri dari satu sekolah negeri dan tiga sekolah
swasta. Jumlah sekolah swasta lebih banyak daripada sekolah negeri menjadi
bukti bahwa pihak swasta turut berperan aktif dalam pembangunan dunia
pendidikan di Kecamatan Bergas. Ketiga SMP Swasta yang menjadi objek
penelitian ini adalah:
42
Sumber: Dokumentasi Peneliti
a. SMP PGRI Bergas
Letak astronomis : 7°10‟42” LS, 110°25‟36” BT
Alamat Sekolah : Jl. PTP-Ngobo, Bergas, Kab. Semarang
Telepon : (0298) 525083
Akreditasi : B
Visi: Membentuk siswa yang bertaqwa, berbudi, berdisiplin, trampil dan
berprestasi.
Misi:
1. Membiasakan siswa taat beribadah menurut kepercayaan masing-masing.
2. Membiasakan siswa berbakti pada orang tua, masyarakat, dan negara.
3. Membiasakan siswa memiliki kepribadian yang baik.
4. Membiasakan ketertiban di sekolah, rumah dan masyarakat.
5. Mengusahakan lingkungan belajar yang kondusif.
6. Meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai disiplin ilmu.
Gambar 4.1. SMP PGRI Bergas
43
Sumber: Dokumentasi Peneliti
b. SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas
Letak astronomis : 7°12‟40” LS, 110°25‟40” BT
Alamat Sekolah : Jl. Kalinjaro Karangjati Bergas, Kab. Semarang
Telepon : (024) 70771295
Akreditasi : B
Visi: Menjadi lembaga pendidikan Islam yang efektif, modern, dan berkualitas
dalam rangka melahirkan generasi muslim yang kokoh dalam ilmu, iman
dan amal
Misi:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan Islami.
2. Mengembangkan model pembelajaran yang kondusif dan efektif.
3. Menerapkan sistem pendidikan Islam terpadu dalam rangka membentuk
kepribadian peserta didik agar cerdas, intelektual, emosional, dan spiritual.
4. Mengoptimalkan peran serta orang tua, masyarakat dan pemerintah.
5. Menjadi sekolah rujukan bagi sekolah negeri maupun swasta di Kabupaten
Semarang dan sekitarnya.
Gambar 4.2. SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas
44
Sumber: Dokumentasi Peneliti
c. SMP Kanisius Girisonta Bergas
Letak astronomis : 7°10‟25” LS, 110°27‟15” BT
Alamat Sekolah : Jl. Soekarno-Hatta, Karangjati, Kab. Semarang
Telepon : (0298) 522479
Akreditasi : B
Visi: Sebagai agen perubahan sosial sekaligus tempat yang baik bagi munculnya
pelaku perubahan-perubahan sosial.
Misi:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga warga
sekolah berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.
2. Mengembangkan kreatifitas seluruh warga sekolah.
3. Meningkatkan kedisiplinan warga sekolah di semua bidang.
4. Mengembangkan sikap bertanggung jawab.
5. Menerapkan management partisipasif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dengan penuh kekeluargaan.
Gambar 4.3. SMP Kanisius Girisonta Bergas
45
Dari ketiga sekolah tersebut diperoleh jumlah keseluruhan guru yang
mengampu mata pelajaran IPS yaitu terdapat tiga orang. Profil guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Profil Guru IPS
No. Asal Sekolah Nama Guru Umur Lama
Mengajar
Pendidikan
Terakhir
1 SMP PGRI
Bergas
Vita Millia, S.Pd. 31 tahun 5 tahun S1 Pendidikan
Akuntansi
2 SMP Islam
Terpadu Cahaya
Ummat Bergas
Kusdarti, S.Pd,
Ek.
51 tahun 31 tahun S1 Pendidikan
Ekonomi
3 SMP Kanisius
Girisonta Bergas
Christiana
Hermiyati, S.Pd.
57 tahun 37 tahun S1 Bahasa
Sastra
Indonesia
Sumber: Data Primer Tahun 2013
4.1.3. Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pengelolaan Guru IPS
Deskripsi variabel penelitian ini akan dipaparkan hasil analisis data
penelitian yang tersaji untuk masing-masing sub variabel penelitian dan setiap
indikator sub variabel penelitian.
4.1.3.1. Pengelolaan Fisik Kelas
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi
syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar
siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran
(Rohani, 2004:127).
Kemampuan guru dalam mengelola kondisi fisik kelas merupakan salah
satu cara untuk mengkondisikan kelas, sehingga proses pembelajaran dapat
46
Rata-Rata
Klasikal
berjalan secara optimal. Kondisi fisik kelas berpengaruh langsung terhadap siswa
dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas.
Tabel 4.2. Pengelolaan Fisik Kelas
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
32,6 - 40,0 Sangat Baik 26 27%
72% 25,1 - 32,5 Baik 46 47%
17,6 - 25,0 Cukup Baik 23 24%
10,0 - 17,5 Kurang Baik 2 2%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Hasil penelitian pada Tabel 4.2 tentang pengelolaan fisik kelas yang
dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang tahun 2012/2013 diketahui bahwa dari 97 siswa, sebanyak 26 siswa
atau 27% menilai sangat baik, 46 siswa atau 47% baik, 23 siswa atau 24% cukup
baik, dan 2 siswa atau 2% kurang baik. Rata-rata klasikal yang diperoleh sebesar
72%, sehingga termasuk dalam kategori baik.
Mengenai variabel pengelolaan fisik kelas untuk lebih detailnya dapat
dilihat dari deskripsi tiap-tiap sub variabel pengelolaan fisik kelas sebagai berikut.
a. Ruangan Tempat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua bergerak leluasa,
tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara peserta didik yang satu
dengan yang lainnya pada saat melakukan aktivitas belajar. Besarnya ruangan
kelas sangat tergantung pada berbagai hal, diantaranya: jenis kegiatan dan jumlah
siswa. Sebagaimana dinyatakan Rohani (2004:128) bahwa besarnya ruangan kelas
sangat tergantung pada berbagai hal antara lain: (1) jenis kegiatan, apakah
kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah bekerja di ruang praktikum
47
dan (2) jumlah siswa yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama secara klasikal
atau kelompok.
Ruangan tempat berlangsungnya pembelajaran berpengaruh terhadap
proses belajar siswa di dalam kelas. Seorang guru yang kurang atau bahkan tidak
memperhatikan ruangan di dalam kelas, misalnya acuh tak acuh terhadap ruangan
yang terlalu sempit, tempat duduk siswa berdesak-desakan, siswa merasa tidak
nyaman, tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan siswa di dalam ruangan
dapat menyebabkan kendala siswa dalam belajarnya.
Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 4.3. mengenai kemampuan
guru IPS di SMP Swasta se Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun
2012/2013 dalam mengatur ruangan tempat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar, diketahui dari 97 siswa, sebanyak 52 siswa menilai sangat baik (54%),
24 siswa baik (25%), 17 siswa cukup baik (18%), dan 4 siswa (4%) kurang baik.
Rata-rata yang diperoleh adalah 78%, sehingga kemampuan guru dalam
mengelola ruangan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar termasuk
dalam kategori baik.
Tabel 4.3. Ruangan Tempat Berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
9,76 - 12,00 Sangat Baik 52 54%
78% 7,51 - 9,75 Baik 24 25%
5,26 - 7,50 Cukup Baik 17 18%
3,00 - 5,25 Kurang Baik 4 4%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
48
b. Pengaturan Tempat Duduk
Djamarah (2005:175) menyatakan bahwa tempat duduk mempengaruhi
anak didik dalam belajar. Bila tempat duduk bagus, tidak terlalu rendah, tidak
terlalu besar, tidak berat, bundar, persegi empat panjang dan sesuai dengan postur
tubuh anak didik, maka anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang. Tempat
duduk dapat mempengaruhi siswa dalam belajar. Apabila tempat duduknya baik,
formasinya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang sedang ditempuh maka
siswa dapat belajar dengan tenang dan nyaman.
Berdasarkan data hasil penelitian pada Tabel 4.4 mengenai pengaturan
tempat duduk yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan
Bergas, diketahui sebanyak 46 siswa atau 47% menilai sangat baik, 35 siswa atau
36% baik, 10 siswa atau 10% cukup baik, dan 6 siswa atau 6% kurang baik. Rata-
rata yang diperoleh adalah 82%, sehingga mengenai pengaturan tempat duduk
yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk
dalam kriteria sangat baik.
Tabel 4.4. Pengaturan Tempat Duduk
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
6,6 - 8,0 Sangat Baik 46 47%
82% 5,1 - 6,5 Baik 35 36%
3,6 -5,0 Cukup Baik 10 10%
2,0 - 3,5 Kurang Baik 6 6%
Jumlah 97 100% Sangat Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
c. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam mengelola
kelas adalah memperhatikan sirkulasi udara atau ventilasi dalam kelas. Hal ini
49
bertujuan untuk menjaga situasi belajar yang kondusif. Apabila kondisi kelas
memiliki ventilasi yang baik, maka kesegaran dalam kelas tersebut akan terjaga
dengan baik pula. Sedangkan apabila kondisi ventilasi udara dalam kelas itu
buruk, maka kelas menjadi sumpek dan kurang kondusif.
Berdasarkan Tabel 4.5. tentang ventilasi dan pengaturan cahaya yang
dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas diketahui sebanyak
27 siswa (28%) menilai sangat baik, 40 siswa (41%) baik, 23 siswa (24%) cukup
baik, dan 7 siswa (7%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 70%,
sehingga ventilasi dan pengaturan cahaya yang dilakukan oleh guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.
Tabel 4.5. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
9,76 - 12,00 Sangat Baik 27 28%
70% 7,51 - 9,75 Baik 40 41%
5,26 - 7,50 Cukup Baik 23 24%
3,00 - 5,25 Kurang Baik 7 7%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
d. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Pengaturan penyimpanan barang-barang merupakan hal penting yang
harus dilakukan oleh seorang guru. Hal ini menjadi penting karena pengaturan
penyimpanan barang-barang mempunyai peran dalam kemajuan belajar anak
didik. Peran tersebut antara lain mendukung berlangsungnya proses belajar
mengajar yang terjadi dalam kelas.
Berdasarkan hasil angket (Tabel 4.6) tentang pengaturan penyimpanan
barang-barang yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan
50
Bergas diketahui bahwa sebanyak 16 siswa (16%) menilai sangat baik, 14 siswa
(14%) baik, 37 siswa (38%) cukup baik, dan 30 siswa (31%) kurang baik. Rata-
rata yang diperoleh adalah 57%, maka pengaturan penyimpanan barang-barang
yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk
kriteria cukup baik.
Tabel 4.6. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
6,6 - 8,0 Sangat Baik 16 16%
57% 5,1 - 6,5 Baik 14 14%
3,6 -5,0 Cukup Baik 37 38%
2,0 - 3,5 Kurang Baik 30 31%
Jumlah 97 100% Cukup Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
4.1.3.2. Pengelolaan Sosio-Emosional
Rohani (2004:130) menyatakan bahwa suasana sosio-emosional dalam
kelas mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar,
kegairahan siswa merupakan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
Pengelolaan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan, sikap guru, suara guru,
dan pembinaan hubungan baik.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.4. Kegiatan Belajar Mengajar
51
Berdasarkan Tabel 4.7. tentang pengelolaan sosio-emosional menunjukkan
sebanyak 34 siswa (35%) menilai sangat baik, 42 siswa (43%) baik, 19 siswa
(19%) cukup baik, dan 2 siswa (2%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah
76%, sehingga pengelolaan sosio-emosional yang dilakukan guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.
Tabel 4.7. Pengelolaan Sosio-Emosional
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
32,6 - 40,0 Sangat Baik 34 35%
76% 25,1 - 32,5 Baik 42 43%
17,6 - 25,0 Cukup Baik 19 20%
10,0 - 17,5 Kurang Baik 2 2%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Mengenai variabel pengelolaan sosio-emosional untuk lebih detailnya
dapat dilihat dari deskripsi tiap-tiap sub variabel pengelolaan sosio-emosional
sebagai berikut.
a. Tipe kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru mewarnai suasana emosional di
dalam kelas. Tipe kepemimpinan otoriter menghasilkan sikap siswa yang
submissive atau apatis tetapi dipihak lain juga menumbuhkan sikap yang agresif.
Tipe kepemimpinan yang cenderung laissez-faire biasanya tidak produktif .Tipe
kepemimpinan guru yang demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap
persahabatan guru dan siswa dengan dasar saling memahami dan saling
mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan
bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal.
52
Berdasarkan Tabel 4.8. tentang tipe kepemimpinan guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa dari jumlah 97 siswa,
sebanyak 40 siswa atau 41% menilai sangat baik, 38 siswa atau 39% menilai baik,
16 siswa atau 16% cukup baik, dan 3 siswa 3% kurang baik. Rata-rata yang
diperoleh adalah 76%, sehingga tipe kepemimpinan guru IPS di SMP Swasta se-
Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.
Tabel 4.8. Tipe Kepemimpinan
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
9,76 - 12,00 Sangat Baik 40 41%
76% 7,51 - 9,75 Baik 38 39%
5,26 - 7,50 Cukup Baik 16 16%
3,00 - 5,25 Kurang Baik 3 3%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
b. Sikap Guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
adalah tetap sabar dan bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku
siswa dapat diperbaiki. Guru hendaknya bersikap adil dalam bertindak dan
menciptakan suatu kondisi yang menyebabkan siswa sadar terhadap kesalahannya
dan ada dorongan untuk memperbaikinya.
Berdasarkan Tabel 4.9 tentang sikap guru diketahui sebanyak 51 siswa
(53%) menilai sangat baik, 22 siswa (23%) baik, 21 siswa (22%) cukup baik, dan
3 siswa (3%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 77%, maka sikap guru
IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.
53
Tabel 4.9. Sikap Guru
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
9,76 - 12,00 Sangat Baik 51 53%
77% 7,51 - 9,75 Baik 22 23%
5,26 - 7,50 Cukup Baik 21 22%
3,00 - 5,25 Kurang Baik 3 3%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
c. Suara guru
Suara guru mempunyai pengaruh dalam proses belajar mengajar. Suara
guru harus bervariasi sehingga tidak membosankan siswa yang mendengarnya dan
terdorong untuk memperhatikan penjelasan guru secara maksimal. Berdasarkan
hasil penelitian pada Tabel 4.10. mengenai suara guru IPS di SMP Swasta se-
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang diketahui bahwa sebanyak 28 siswa
(29%) menilai sangat baik, 26 siswa (27%) baik, 39 siswa (40%) cukup baik, dan
4 siswa (4%) kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 75%, sehingga
termasuk dalam kriteria baik.
Tabel 4.10. Suara Guru
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
6,6 - 8,0 Sangat Baik 28 29%
75% 5,1 - 6,5 Baik 26 27%
3,6 -5,0 Cukup Baik 39 40%
2,0 - 3,5 Kurang Baik 4 4%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
d. Pembinaan Hubungan Baik
Terciptanya pembinaan hubungan baik antara siswa dengan guru
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa seperti perasaan
54
gembira, penuh gairah dan semangat dalam kegiatan belajar yang sedang
dilakukannya. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.11. mengenai pembinaan
hubungan baik yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan
Bergas diketahui sebanyak 52 siswa (54%) menilai sangat baik, 21 siswa (22%)
baik, 21 siswa (22%) cukup baik dan 3 siswa (3%) kurang baik. Rata-rata yang
diperoleh yaitu 83%, sehingga termasuk dalam kriteria sangat baik.
Tabel 4.11. Pembinaan Hubungan Baik
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
6,6 - 8,0 Sangat Baik 52 54%
83% 5,1 - 6,5 Baik 21 22%
3,6 -5,0 Cukup Baik 21 22%
2,0 - 3,5 Kurang Baik 3 3%
Jumlah 97 100% Sangat Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
4.1.3.3. Pengelolaan Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik ditingkat kelas
maupun ditingkat sekolah dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan
rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua
peserta didik secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka menyebabkan
tertanam pada diri siswa kebiasaan yang baik dan keteraturan tingkah laku
(Rohani, 2004:132).
Berdasarkan Tabel 4.12. tentang pengelolaan organisasional yang
dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa
dari 97 siswa, sebanyak 23 siswa (24%) menilai sangat baik, 55 siswa (57%) baik,
13 siswa (13%) cukup baik, dan 6 siswa (6%) kurang baik. Rata-rata yang
55
diperoleh adalah 73%, sehingga pengelolaan organisasional yang dilakukan guru
IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria baik.
Tabel 4.12. Pengelolaan Organisasional
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
17 - 20 Sangat Baik 23 24%
73% 13 - 16 Baik 55 57%
9.0-12.0 Cukup Baik 13 13%
4.0-8.0 Kurang Baik 6 6%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
Mengenai variabel pengelolaan organisasional untuk lebih detailnya dapat
dilihat dari deskripsi tiap-tiap sub variabel pengelolaan organisasional sebagai
berikut.
a. Penggantian Pelajaran
Beberapa mata pelajaran mungkin ada baiknya siswa berada dalam satu
ruangan dan guru yang datang. Akan tetapi, untuk pelajaran-pelajaran tertentu,
seperti belajar di laboratorium, olah raga, dan kesenian, siswa diharuskan untuk
berpindah ruangan. Hal semacam ini hendaknya diatur secara tertib dan berada di
bawah pengawasan guru.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.13. yang membahas tentang
penggantian pelajaran yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta se-
Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa terdapat 38 siswa (39%) yang menilai
sangat baik, 32 siswa (33%) baik, 20 siswa (21%) cukup baik, dan 7 siswa (7%)
kurang baik. Rata-rata yang diperoleh adalah 75%, sehingga penggantian
pelajaran yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas
termasuk dalam kriteria baik.
56
Tabel 4.13. Penggantian Pelajaran
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
6,6 - 8,0 Sangat Baik 38 39%
75% 5,1 - 6,5 Baik 32 33%
3,6 -5,0 Cukup Baik 20 21%
2,0 - 3,5 Kurang Baik 7 7%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
b. Guru Berhalangan Hadir
Apabila suatu saat guru berhalangan hadir karena ada sesuatu hal, maka
siswa sudah tahu cara mengatasinya, yaitu dengan cara melapor kepada guru piket
dan guru piketlah yang mengambil inisiatif untuk mengatasi kekosongan guru
tersebut. Berdasarkan Tabel 4.14. tentang kehadiran guru IPS Swasta se-
Kecamatan Bergas menunjukkan bahwa 18 siswa (19%) menilai sangat baik, 18
siswa (19%) baik, 55 siswa (57%) cukup baik, dan 6 siswa (6%) kurang baik.
Tabel 4.14. Kehadiran Guru
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
6,6 - 8,0 Sangat Baik 18 19%
67% 5,1 - 6,5 Baik 18 19%
3,6 -5,0 Cukup Baik 55 57%
2,0 - 3,5 Kurang Baik 6 6%
Jumlah 97 100% Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
c. Masalah Antarsiswa
Apabila terjadi masalah antarsiswa yang tidak dapat diselesaikan oleh
mereka, maka ketua harus melapor kepada guru untuk bersama-sama
memecahkan dan mengatasi masalah tersebut serta mendapatkan petunjuk
kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut.
57
Pada gambar 4.19. terjadi masalah antarsiswa dalam kegiatan diskusi
dalam kelas. Seorang guru hadir dalam kegiatan diskusi tersebut kemudian
memberi arahan, bimbingan, penjelasan dengan tujuan masalah antarsiswa dalam
pembelajaran tersebut dapat diselesaikan.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.5. Masalah Antarsiswa dalam Kegiatan Diskusi
Berdasarkan Tabel 4.15. yang menunjukkan hasil penelitian tentang
masalah antarsiswa yang diselesaikan oleh guru IPS di SMP Swasta se-
Kecamatan Bergas diketahui bahwa sebanyak 62 siswa (64%) menilai sangat baik,
11 siswa (11%) baik, 20 siswa (21%) cukup baik, dan 4 siswa (4%) kurang baik.
Rata-rata yang diperoleh sebesar 90%, sehingga penyelesaian masalah antarsiswa
yang diselesaikan guru IPS di SMP Swasta Kecamatan Bergas termasuk dalam
kriteria sangat baik.
Tabel 4.15. Masalah Antarsiswa
Interval Skor Kriteria Frekuensi Persentase
3,26 - 4,00 Sangat Baik 62 64%
90% 2,51 - 3,25 Baik 11 11%
1,76 - 2,50 Cukup Baik 20 21%
1,00 - 1,75 Kurang Baik 4 4%
Jumlah 97 100% Sangat Baik
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2013
58
4.1.4. Hasil Observasi Kemampuan Guru IPS Dalam Pengelolaan Kelas
Hasil observasi kemampuan guru IPS dalam pengelolaan kelas di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 yang tersaji
dalam masing-masing sub variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.16. Rata-Rata Kemampuan Guru IPS dalam Pengelolaan Kelas di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013
No. Nama Sekolah Nama Guru
Persentase Aspek yang Diamati
Pengelolaan
Fisik
Kelas
Pengelolaan
Sosio-
Emosional
Pengelolaan
Organisasional
1 SMP PGRI
Bergas
Vita Millia, S.Pd. 77% 90% 83%
2 SMP Islam
Terpadu Cahaya
Ummat Bergas
Kusdarti, S.Pd, Ek. 73% 88% 83%
3 SMP Kanisius
Girisonta Bergas
Christiana
Hermiyati, S.Pd.
81% 85% 82,%
Jumlah 231% 263% 248%
Rata-Rata 77% 87% 83%
Kriteria Baik Sangat Baik Sangat Baik
Sumber: Data Hasil Penelitian Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 4.16. maka dapat diuraikan secara lebih rinci tentang
pengelolaan kelas yang meliputi pengelolaan fisik kelas, pengelolaan sosio-
emosional dan pengelolaan organisasional yang dilakukan oleh guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 sebagai
berikut.
4.1.4.1. Pengelolaan Fisik Kelas
Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui bahwa pengelolaan fisik kelas yang
dilakukan guru IPS di SMP PGRI Bergas mencapai 77%, SMP Islam Terpadu
Cahaya Ummat Bergas sebesar 73% dan SMP Kanisius Girisonta Bergas
mencapai 81%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan fisik kelas guru
59
IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 77% termasuk dalam kriteria
baik.
4.1.4.2. Pengelolaan Sosio-Emosional
Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui bahwa pengelolaan sosio-emosional
yang dilakukan guru IPS di SMP PGRI Bergas mencapai 90%, SMP Islam
Terpadu Cahaya Ummat Bergas sebesar 88% dan SMP Kanisius Girisonta Bergas
mencapai 85%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan sosio-
emosional guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 87% termasuk
dalam kriteria sangat baik.
4.1.3.3. Pengelolaan Organisasional
Berdasarkan Tabel 4.16. diketahui bahwa pengelolaan organisasional yang
dilakukan guru IPS di SMP PGRI Bergas mencapai 83%, SMP Islam Terpadu
Cahaya Ummat Bergas sebesar 83% dan SMP Kanisius Girisonta Bergas
mencapai 82%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan organisasional
guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 83% termasuk dalam
kriteria sangat baik.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengelolaan Fisik Kelas
Lingkungan fisik tempat belajar memiliki pengaruh terhadap hasil
perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat
mendukung intensitas proses perbuatan belajar siswa dan mempunyai pengaruh
positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Pengelolaan fisik yang menjadi
60
perhatian dalam menunjang terciptanya pembelajaran adalah ruangan tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan
pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang.
Salah satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran adalah
lingkungan fisik kelas. Lingkungan fisik kelas diatur sedemikian rupa sehingga
mendukung keberlangsungan proses pembelajaran siswa. Lingkungan fisik kelas
mengandung unsur kesehatan. Peredaran udara dan cahaya yang memadai sangat
diperlukan. Apabila sinar matahari masuk terlalu tajam pada papan tulis atau
wajah siswa, atau apabila terdapat tetesan air pada musim hujan, guru harus
berusaha sedapat mungkin agar kesemuanya dikelola dengan baik sehingga tidak
mengganggu pembelajaran. Pengaturan tempat duduk siswa juga diperhatikan
dalam rangka pengelolaan fisik kelas. Pengaturan tempat duduk siswa dilakukan
dengan berbagai variasi. Penggunaan pola pengaturan tempat duduk siswa
tergantung pada kemampuan guru dan siswa sesuai dengan jenis kegiatan yang
dilakukan. Kegiatan pembelajaran yang didukung dengan keadaan fisik kelas
yang baik, maka memberikan pengaruh terhadap seluruh siswa untuk belajar dan
memacu mereka untuk bersaing meraih hasil belajar yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan angket, diketahui gambaran
umum tentang pengelolaan fisik kelas yang dilakukan oleh guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 adalah 72%
atau dalam kriteria baik. Hasil dari perhitungan tersebut sudah sesuai dengan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti di lapangan bahwa rata-rata pengeloaan
fisik kelas guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas adalah 77% termasuk
61
kriteria baik. Hal ini disebabkan pada saat sebelum diadakan penelitian, guru
belum memaksimalkan pengelolaan fisik kelas yang akan dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan setelah penelitian, guru memahami
indikator-indikator apa saja yang menyangkut pengelolaan fisik kelas.
Observasi di lapangan menunjukkan bahwa guru mampu mengkondisikan
ruang kelas dengan baik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru dengan
seksama memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa, baik pada saat guru
menyampaikan meteri dengan metode ceramah maupun pada saat guru akan
melaksanakan proses diskusi di kelas. Selain itu, guru juga memperhatikan
pengaturan ventilasi dan cahaya yang merupakan bagian dari keterampilan guru
yang berhubungan dengan pengelolaan sarana dan prasarana kelas yang
mendukung proses belajar IPS, pada pagi hari guru membuka jendela dengan
tepat sehingga terjadi sirkulasi udara dengan baik. Kemampuan guru dalam
memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang yang berarti penggunaan
media sudah baik, hal ini terlihat pada saat menerangkan materi yang berkaitan
dengan letak suatu tempat, guru menggunakan media peta dan atlas sehingga
dapat mendukung penyampaian materi yang disampaikan di dalam kelas. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan yang dimiliki oleh guru IPS di
SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan fisik kelas
termasuk dalam kriteria baik.
4.2.2. Pengelolaan Sosio-Emosional
Proses pembelajaran yang efektif mempersyaratkan adanya iklim sosio-
emosional yang baik, artinya terciptanya suasana hubungan interpersonal yang
62
baik antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa. Guru menduduki
posisi terpenting bagi terbentuknya iklim sosio-emosional yang baik tersebut.
Hubungan guru dengan siswa yang penuh dengan rasa simpati, saling menghargai
dan menerima merupakan kunci pelaksanaan dari pengelolaan sosio-emosional
dalam kelas. Hal yang terpenting adalah tingkah laku atau tindakan guru yang
menyebabkan siswa memandang guru itu benar-benar terlibat dalam pembinaan
siswa dan memperhatikan apa yang dialami siswa. Apabila pengelolaan sosio-
emosional yang terjalin sangat baik, tentu memberikan motivasi kepada siswanya
untuk belajar dengan baik. Semakin baik kualitas sosio-emosional yang terjalin
semakin baik juga hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tanggapan siswa tentang pengelolaan sosio-
emosional yang dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas
Kabupaten Semarang tahun 2012/2013 adalah sebesar 76% termasuk dalam
kriteria baik. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil observasi peneliti di lapangan
yang menyatakan bahwa rata-rata pengelolaan sosio-emosional guru IPS di SMP
Swasta se-Kecamatan Bergas termasuk dalam kriteria sangat baik (87%). Hal ini
berdasarkan keadaan di lapangan bahwa pada saat guru melaksanakan proses
pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas guru memiliki tipe kepemimpinan
yang demokratis, mampu menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman
terhadap siswa, guru mampu memperhatikan tingkah laku siswa yang duduk di
depan maupun siswa yang duduk di belakang kelas dengan seksama. Selain itu,
guru memiliki variasi suara yang baik dalam pembelajaran, baik suara harus pelan
dan keras mampu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi di dalam kelas. Guru
63
mampu berkomunikasi dengan baik terhadap siswanya dengan berbagai cara,
diantaranya adalah dengan melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan siswa
lainnya tentang materi yang disampaikan yaitu dengan menggunakan diskusi pada
saat pembelajaran, guru mempersilakan kepada siswa untuk berkomentar dan
bertanya, guru menegur siswa yang berbuat salah di dalam kelas. Seluruh hal
tersebut dilakukan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas pada saat
peneliti melakukan observasi di lapangan selama tiga kali pertemuan di setiap
sekolahnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan guru IPS di
SMP Swasta se-Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan sosio-
emosional termasuk dalam kriteria sangat baik.
4.2.3. Pengelolaan Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik di tingkat kelas
maupun pada tingkat sekolah mencegah masalah pengelolaan kelas. Pengaruh
organisasi sekolah cukup menentukan pengarahan perilaku siswa. Dengan kata
lain, guru dan siswa dipengaruhi oleh organisasi sekolah secara keseluruhan,
termasuk penggantian jam pelajaran, guru berhalangan hadir dan masalah
antarsiswa. Penggantian jam pelajaran yang tidak diperhatikan, guru yang sering
berhalangan hadir di kelas dan masalah yang timbul dalam pembelajaran
merupakan hal-hal yang dapat menimbulkan masalah dalam pengelolaan kelas.
Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan siswa terhadap
kemampuan guru IPS di SMP Swasta se-Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
tahun 2012/2013, pengelolaan organisasional yang dilakukan oleh guru IPS
adalah sebesar 73% yang termasuk dalam kriteria baik. Sedangkan hasil observasi
64
di lapangan tentang rata-rata pengelolaan organisasional guru IPS termasuk dalam
kriteria sangat baik (83%). Perbedaan hasil ini disebabkan oleh beberapa hal,
seperti siswa menjawab angket yang disediakan dengan memberikan jawaban
yang asal-asalan, tidak memperhatikan keadaan guru yang sebenarnya, bersikap
acuh tak acuh dan sesuai mood yang ia alami pada saat itu. Sedangkan hasil
peneliti berdasarkan kondisi langsung di lapangan selama tiga kali pertemuan di
setiap sekolah yang meliputi cara guru yang memperhatikan pergantian jam
pelajaran, ketika guru sudah mendengar bunyi bel tanda pergantian jam pelajaran
makaa kegiatan pembelajaran diakhiri, bukan jauh sebelum bel berbunyi guru
sudah meninggalkan kelas. Selain itu, guru memiliki peran dalam penyelesaian
masalah siswa dalam pembelajaran seperti guru mendekati siswa yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan, guru memberikan
penegasan jawaban yang berkaitan dengan pertanyaan siswa dalam suatu kegiatan
diskusi kelompok, serta guru membahas kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mengerjakan tugas. Sehingga berdasarkan keterangan dari hasil observasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan guru IPS di SMP Swasta se-
Kecamatan Bergas dalam melakukan pengelolaan organisasional termasuk dalam
kriteria sangat baik.
Pengelolaan kelas diartikan sebagai kegiatan pengelolaan fisik kelas,
sosio-emosional dan organisasional yang dilakukan oleh seorang guru dalam
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas sehingga kegiatan belajar siswa dapat
berjalan dengan lancar dan optimal. Masing-masing pengelolaan tersebut
65
memiliki peran yang sama dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya dalam
mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Pengelolaan kelas merupakan salah satu unsur penting yang sangat
berperan dalam pembelajaran. Fisik kelas adalah komponen yang nyata dan
utama seorang siswa dalam menerima pembelajaran. Pengelolaan fisik kelas perlu
didukung dengan adanya pengelolaan sosio-emosional atau hubungan yang baik
yang terjalin antara guru dengan siswa di dalam kelas. Selain pengelolaan fisik
kelas dan sosio-emosional, faktor yang tak kalah penting adalah pengelolaan
organisasional. Pengaruh organisasional dipandang cukup menentukan dalam
pengarahan perilaku siswa sehingga mendukung terciptanya suasana pembelajaran
yang diinginkan.
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Besarnya rata-rata pengeloaan fisik kelas guru IPS di SMP Swasta se-
Kecamatan Bergas adalah 77% termasuk kriteria baik. Hal ini disebabkan pada
saat sebelum diadakan penelitian, guru belum memaksimalkan pengelolaan
fisik kelas yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas.
Sedangkan setelah penelitian, guru memahami indikator-indikator apa saja
yang menyangkut pengelolaan fisik kelas dan melaksanakannya dengan
optimal.
2. Besarnya rata-rata pengelolaan sosio-emosional guru IPS termasuk dalam
kriteria sangat baik (87%). Hal ini berdasarkan keadaan di lapangan bahwa
pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam
kelas guru memiliki tipe kepemimpinan yang demokratis, mampu menciptakan
suasana yang kondusif dan nyaman terhadap siswa, guru mampu
memperhatikan tingkah laku siswa di kelas dengan seksama.
3. Besarnya rata-rata pengelolaan organisasional guru IPS termasuk dalam
kriteria sangat baik (83%). Hal ini berdasarkan kondisi langsung di lapangan
selama tiga kali pertemuan di setiap sekolah yang meliputi cara guru yang
memperhatikan pergantian jam pelajaran, guru memiliki peran dalam
67
penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran, guru memberikan penegasan
jawaban yang berkaitan dengan pertanyaan siswa dalam suatu kegiatan diskusi
kelompok, serta guru membahas kesulitan yang dihadapi siswa dalam
mengerjakan tugas.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang
berkaitan dengan pengelolaan kelas, yaitu:
1. Bagi kepala sekolah, hendaknya dapat memberikan arahan mengenai
kemampuan guru IPS dalam mempertahankan pengelolaan kelas, baik
pengelolaan fisik kelas, pengelolaan sosio-emosional maupun pengelolaan
organisasional.
2. Bagi guru, guru yang memiliki kemampuan pengelolaan kelas yang sangat baik
diharapkan dapat mempertahankan kualitasnya dan meningkatkan
kemampuannya terhadap pengelolaan kelas dengan cara mengikuti pelatihan-
pelatihan tentang pengelolaan kelas, belajar dengan teman sejawat serta
mengikuti forum tentang pengelolaan kelas yang diadakan guru-guru IPS.
3. Bagi siswa, sebaiknya lebih fokus atau berkonsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dengan cara aktif bertanya jawab dengan guru dan lebih
memperhatikan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran agar hasil
belajar dapat ditingkatkan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
-----------. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
-----------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Arpan. 2010. „Pengelolaan Kelas Oleh Guru Matematika‟. Dalam Jurnal Ilmiah
Manajemen Pendidikan. Vol 4. No. 1. Hal. 64. Diunduh di
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt
er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 17 Februari 2013.
Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke
Lembaga Akademik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dumiyati. 2010. „Penerapan Strategi Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa‟. Dalam Prospektus. No. 1. Hal. 3-5. Diunduh di
http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/5 tanggal 14
Maret 2013.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar
Biologi Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami. Bandung:
PT Refika Aditama.
Jamil, Zawaqi Afdal. 2009. „Urgensi Pengelolaan Kelas Dalam Proses
Pembelajaran‟. Dalam Jurnal MEDIA SISFO. No. 1. Hal 51. Diunduh di
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt
er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013.
Mato, Arlina. 2010. „Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMP Negeri 5 Ampana Kabupaten Tojo Una-Una‟. Dalam Jurnal
Biodidaktis. Vol. 4. No. 1. Hal. 12. Diunduh di
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt
er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 17 Februari 2013.
Mudasir. 2011. Manajemen Kelas. Riau: Zanafa Publishing.
69
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
Dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan
Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.
Partono dan Ika Mubarokah. 2009. „Persepsi Siswa Atas Pengaruh Keterampilan
Mengajar Guru Dan Pengelolaan kelas Terhadap Prestasi Belajar Siswa‟.
Dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi. No. 1. Hal 95. Diunduh di
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=2&filt
er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusydie, Salman. 2011. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas. Jogjakarta: Diva
Press.
Siswoyo, Dwi dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugianto. 2008. „Pengelolaan Kelas Berbasis Pengajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Dan Menyenangkan‟. Dalam Jurnal Kependidikan. Volume 1. No. 1.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt
er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Surjana, Andyarto. 2002. „Efektivitas Pengelolaan Kelas‟. Dalam Jurnal
Pendidikan Penabur No.01/ Th.I/ hal. 67-68. Diunduh di
http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1&filt
er=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013.
Suryosubroto. 2002.Proses Belajar Mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1, ayat 1. Jakarta: Sinar Grafika.
Usman, Moh. Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
70
Widayati. 2011. „Strategi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pengelolaan Kelas
(Studi Deskriptif Kualitatif di SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Kabupaten
Empat Lawang)‟. Dalam Jurnal Imiah Manajemen Pendidikan. Vol 5.
No.5.http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=cari&halaman=1
&filter=title&keyword=pengelolaan%20kelas tanggal 29 Januari 2013.
Widodo. 2012. „Inovasi Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan‟. Dalam Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan. Vol. 6.
No. 2. Hal. 67. Diunduh di http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/
Search.html?act=cari&halaman=1&filter=title&keyword=pengelolaan%20
kelas tanggal 17 Februari 2013.
Yamin, dkk. 2009 Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: GP.Press
LAMPIRAN
Lampiran 1
73
DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA
No. Kode Nama Siswa
1 UC - 1 Afrizal Fristyangga Putra P.
2 UC - 2 Aji Putro Utomo
3 UC - 3 Ananda Rizky Putra
4 UC - 4 Andika Yoga Prasetyo
5 UC - 5 Anggita Dwi Pertiwi
6 UC - 6 Anindyahesty Ayu W.
7 UC - 7 Anita Effriana
8 UC - 8 Aviv Adi Noviyanto
9 UC - 9 Bindi Setia Pamungkas
10 UC - 10 Diah Wahyuningsih
11 UC - 11 Diki Febriyan
12 UC - 12 Eka Mufidatul Khusna
13 UC - 13 Fanisa Milania Putri
14 UC - 14 Feblatian Bahagi Dini R.
15 UC - 15 Firginia Athadhita Maha P.
16 UC - 16 Hafez Albarsani
17 UC - 17 Hanif Yusfaula Zaenuri
18 UC - 18 Hanik Via Handayani
19 UC - 19 Isna Shofia Rizka
20 UC - 20 Mega Sukma Wulandaricha
21 UC - 21 Meika Citra Indriyani
22 UC - 22 Mochamad Erwantyo N.
23 UC - 23 Muhamad Nur Iksha
24 UC - 24 Nanda Kristian Basuki R.
25 UC - 25 Rama Dandhi Wijaya
26 UC - 26 Rifky Chusnan Lutfy
27 UC - 27 Riris Mujiati
28 UC - 28 Rochayatun
29 UC - 29 Sahrul Husaini
Lampiran 2
74
DAFTAR NAMA RESPONDEN SMP PGRI BERGAS
No. Kode Nama Siswa
1 R - 1 Amin Makruf
2 R - 2 Agustina Rindrawati
3 R - 3 Dicko Fernando R.A.
4 R - 4 Diki Putuyasa
5 P - 5 Dodik Setyawan
6 R - 6 Firol Bramasta
7 R - 7 Gigih Ambar Prasetyo
8 R - 8 Gigih Tri Prasanto
9 R - 9 Ihma Sahana
10 R - 10 Krisnu Sabdo Adi N.
11 R - 11 Nunik Dwi Apriliyani
12 R - 12 Prasetyo Adi Leksono
13 R - 13 Ranggi Safri Pratama
14 R - 14 Rudi Adiyanto
15 R - 15 Trio Saputro Utomo
Lampiran 3
75
DAFTAR NAMA RESPONDEN SMP ISLAM TERPADU
CAHAYA UMMAT BERGAS
No. Kode Nama Siswa
16 R - 16 Ahmad Afi Nurdiya
17 R - 17 Aisyah Dewi Sri Annisa
18 R - 18 Akbarudin Adifa
19 R - 19 Anggiana Prabandari
20 R - 20 Aprilcelino Ken Adi P.
21 R - 21 Avif Irfa‟i
22 R - 22 Azzahra Jannah
23 R - 23 Eli Fatmawati
24 R - 24 Evita Yuliana
25 R - 25 Firdaul Hasan
26 R - 26 Herlambang Wahyu S.
27 R - 27 Isna Agustiana
28 R - 28 Karina Putri Wardani
29 R - 29 Kevin Wisnu Majid
30 R - 30 Maulana Ardian Putra M.
31 R - 31 Muhammad Alfi Dicky f.
32 R - 32 Muhammad Difa Lifaridzi
33 R - 33 Nabila Novitasari Sarwono
34 R - 34 Nazilah Awaliyah
35 R - 35 Naufal Saaefullah Al Fath
36 R - 36 Putri Lutvia Astari
37 R - 37 Salwa Zafiro
38 R - 38 Victory Wicaksana
39 R - 39 Yunita Candra M.
40 R - 40 Anis Wulan Sari
Lampiran 4
76
DAFTAR NAMA RESPONDEN
SMP KANISIUS GIRISONTA BERGAS
KELAS: VII A
No. Kode Nama Siswa
41 R - 41 Ade Maulana Manuleta
42 R - 42 Agnes Yunita Prihasti
43 R - 43 Andi Abraham
44 R - 44 Andreas Kristian Ardinata
45 R - 45 Brono Andy Lukito
46 R - 46 Cahya Nina
47 R - 47 Catur Yunianto
48 R - 48 Cornelia Dian Anggraeni
49 R - 49 Dewi Siti Aisisah
50 R - 50 Dwi Ratih Indriyani
51 R - 51 Eko Haryanto
52 R - 52 Febrian Melinda Wati
53 R - 53 Fredika Reza Tristian
54 R - 54 Julia Viesta Enggar
55 R - 55 Krisna danu Aji Saputra
56 R - 56 Maya Christiyaningrum
57 R - 57 Nanda Putri Prihatini
58 R - 58 Otniel Theo Handeka
59 R - 59 Restiana Choirunisa
60 R - 60 Rizal Arfin Aditya
61 R - 61 Rustin
62 R - 62 Setyo Adhi Irawan
63 R - 63 Vina Novita Chandrasari
64 R - 64 Widiyo Susanto
65 R - 65 Wisnu Yodi Laksono
66 R - 66 Andrio Daragi Nova
67 R - 67 Sevi Anggraita
68 R - 68 Yohan Kusuma Putra
69 R - 69 Wahyu Kristiono
70 R - 70 Rafi Angga Saputra
Lampiran 5
77
DAFTAR NAMA RESPONDEN
SMP KANISIUS GIRISONTA BERGAS
KELAS: VII B
No. Kode Nama Siswa
71 R - 71 Aloisius Wisnumatika Jati
72 R - 72 Anasta Devi Kumalasari
73 R - 73 Andi bergas dewantara
74 R - 74 Benekditus Eka Satria
75 R - 75 Barnadeta Eva Natalia
76 R - 76 Bezeliel Henokh Setiawan
77 R - 77 Brigita Sheila Rosita
78 R - 78 Dian Safitri
79 R - 79 Dwi Asnawi
80 R - 80 Fergiawan Abdhi Nugroho
81 R - 81 Galang Slamet Widodo
82 R - 82 Gigih Muhamad Rizaldi
83 R - 83 Intan Agustina Cucu
84 R - 84 Kezia Gaviota
85 R - 85 Mustiko Yusuf Hakim
86 R - 86 Nadya Ayuliana
87 R - 87 Nanda Adelila
88 R - 88 Nanda Mulya Putra
89 R - 89 Nocilaus Rio Nugroho
90 R - 90 Ratih Kumalasari
91 R - 91 Sheila Yunita
92 R - 92 Sigit Santoso
93 R - 93 Sungging Bayu Mukti
94 R - 94 Vine Maria Anjani
95 R - 95 Yulius gani Prasetyo
96 R - 96 Danang Setiyono Pamungkas
97 R - 97 Pius Puguh Wibowo
Lampiran 6
78
KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
No.
Variabel
Penelitia
n
Aspek yang Dinilai
(Indikator)
No. Item
Instrumen Responden
1. Pengelolaan
Kelas 1. Pengelolaan Fisik Kelas
1.1. Mengkondisikan ruang kelas sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai
1.2. Memperhatikan pengaturan tempat
duduk siswa
1.3. Memperhatikan ventilasi dan pengaturan
cahaya
1.4. Memperhatikan pengaturan
penyimpanan barang-barang (absensi,
buku pelajaran, pedoman kurikulum,
dsb)
1
2
3
4
Guru 2. Pengelolaan Sosio-Emosional
2.1. Memiliki tipe kepemimpinan (otoriter,
laissez faire, dan demokratis)
2.2. Memperhatikan tingkah laku siswa di
dalam kelas
2.3. Memiliki variasi suara dalam
pembelajaran
2.4. Memiliki komunikasi yang baik
terhadap siswa
5
6
7
8
3. Pengelolaan Organisasional
3.1. Memperhatikan pergantian jam
pelajaran
3.2. Memiliki peran dalam penyelesaian
masalah siswa dalam pembelajaran
9
10
Lampiran 7
79
RUBRIK PENSKORAN
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
No Indikator Aspek Penilaian 1 Pengelolaan Fisik
Kelas
1.1. Mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
Skor 4 : guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dengan sangat baik
Skor 3 : guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dengan baik
Skor 2 : guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dengan baik
Skor 1 : guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai dengan kurang baik
1.2. Memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Skor 4 : guru memperhatikan pengaturan tempat duduk
siswa dengan sangat baik
Skor 3 : guru memperhatikan pengaturan tempat duduk
siswa dengan baik
Skor 2 : guru memperhatikan pengaturan tempat duduk
siswa dengan cukup baik
Skor 1 : guru memperhatikan pengaturan tempat duduk
siswa dengan kurang baik
1.3. Memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Skor 4 : guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan
cahaya dengan sangat baik
Skor 3 : guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan
cahaya dengan baik
Skor 2 : guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan
cahaya dengan cukup baik
Skor 1 : guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan
cahaya dengan kurang baik
1.4. Memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-
barang (absensi, buku pelajaran, pedoman
kurikulum, dsb)
Skor 4 : guru memperhatikan pengaturan penyimpanan
barang-barang dengan sangat baik
Skor 3 : guru memperhatikan pengaturan penyimpanan
barang-barang dengan baik
Skor 2 : guru memperhatikan pengaturan penyimpanan
barang-barang dengan cukup baik
Lampiran 8
80
Skor 1 : guru memperhatikan pengaturan penyimpanan
barang-barang dengan kurang baik 2 Pengelolaan
Sosio-
Emosional
2.1. Memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire,
dan demokratis)
Skor 4: guru memilki tipe kepemimpinan demokratis
Skor 1: guru memiliki tipe kepemimpinan otoriter atau
laissez faire
2.2. Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam
kelas
Skor 4 : guru memperhatikan tingkah laku di dalam kelas
dengan sangat baik
Skor 3 : guru memperhatikan tingkah laku di dalam kelas
dengan baik
Skor 2 : guru memperhatikan tingkah laku di dalam kelas
dengan cukup baik
Skor 1 : guru memperhatikan tingkah laku di dalam kelas
dengan kurang baik
2.3. Memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Skor 4 : guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
dengan sangat baik
Skor 3 : guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
dengan baik
Skor 2 : guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
dengan cukup baik
Skor 1 : guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
dengan kurang baik
2.4. Memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
Skor 4 : guru memiliki komunikasi dengan siswa sangat
baik
Skor 3 : guru memiliki komunikasi dengan siswa baik
Skor 2 : guru memiliki komunikasi dengan siswa cukup baik
Skor 1: guru memiliki komunikasi dengan siswa kurang
baik 3 Pengelolaan
Organisaional
3.1. Memperhatikan pergantian jam pelajaran
Skor 4 : guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
dengan sangat baik
Skor 3 : guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
dengan baik
Skor 2 : guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
dengan cukup baik
Skor 1 : guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
dengan kurang baik
81
3.2. Memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa
dalam pembelajaran
Skor 4 : guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah
siswa dalam pembelajaran dengan sangat baik
Skor 3 : guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah
siswa dalam pembelajaran dengan baik
Skor 2 : guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah
siswa dalam pembelajaran dengan cukup baik
Skor 1 : guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah
siswa dalam pembelajaran dengan kurang baik
82
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah :
Nama Responden :
Standar Kompetensi :
Kompetensi Dasar :
Pertemuan :
Tanggal :
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik
Skor 3 = baik
Skor 2 = cukup baik
Skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan
pembelajaran dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
Lampiran 9
83
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP PGRI Bergas
Nama Responden : Kusdarti, S.Pd. Ek.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : I
Tanggal : 8 April 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1= kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
Lampiran 10
84
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP PGRI Bergas
Nama Responden : Kusdarti, S.Pd. Ek.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : II
Tanggal : 10 April 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
85
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP PGRI Bergas
Nama Responden : Kusdarti, S.Pd. Ek.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : III
Tanggal : 15 April 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
86
REKAPITULASI NILAI KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
SMP PGRI BERGAS
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Pengelolaan Fisik Kelas
1 Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaan dimulai
4
3
3
2 Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
3
4
3
3 Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
3
2
3
4 Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang (absensi
2
2
3
buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
Jumlah 12 11 12
Skor Maksimal 16 16 16
Persentase 75% 68.75% 75%
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
5 Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan demokratis)
4
4
4
6 Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
3
4
3
7 Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
4
4
3
8 Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
3
3
3
Jumlah 14 15 13
Skor Maksimal 16 16 16
Persentase 87.5% 93.75% 81.25%
Lampiran 11
87
Rata-Rata Pengelolaan Kelas Guru IPS SMP PGRI Bergas sebagai berikut.
a. Pengelolaan Fisik Kelas : (Pertemuan I + II + III) / 3
: 75% + 68,75% + 75% / 3
: 72,91%
b. Pengelolaan Sosio-Emosional : (Pertemuan I + II + III) / 3
: 87,5% + 93,75% + 81,25% / 3
: 87,50%
c. Pengelolaan Organisasional : (Pertemuan I + II + III) / 3
: 75% + 87,5% + 87,5% / 3
: 83,33%
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
C. Pengelolaan Organisasional
9 Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
3
4
3
10 Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran
3
3
4
Jumlah 6 7 7
Skor Maksimal 8 8 8
Persentase 75% 87.5% 87.5%
Total 32 33 32
Skor Maksimal 40 40 40
Persentase 80% 82.5% 80%
88
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas
Nama Responden : Vita Millia, S.Pd.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : I
Tanggal : 8 April 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
Lampiran 12
89
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas
Nama Responden : Vita Millia, S.Pd.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : II
Tanggal : 12 April 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
90
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas
Nama Responden : Vita Millia, S.Pd.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : III
Tanggal : 15 April 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
91
REKAPITULASI NILAI KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
SMP ISLAM TERPADU CAHAYA UMMAT BERGAS
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Pengelolaan Fisik Kelas
1 Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaan dimulai
4
4
4
2 Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
3
3
3
3 Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
4
3
2
4 Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang (absensi
2
2
3
buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
Jumlah 13 12 12
Skor Maksimal 16 16 16
Persentase 81.25% 75% 75%
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
5 Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan demokratis)
4
4
4
6 Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
3
4
3
7 Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
4
3
4
8 Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
3
3
4
Jumlah 14 14 15
Skor Maksimal 16 16 16
Persentase 87.5% 87.5% 93.75%
Lampiran 13
92
Rata-Rata Pengelolaan Kelas Guru IPS SMP Islam Terpadu Cahaya Ummat Bergas sebagai berikut.
a. Pengelolaan Fisik Kelas : (Pertemuan I + II + III) / 3
: 81,25% + 75% + 75% / 3
: 77,08%
b. Pengelolaan Sosio-Emosional : (Pertemuan I + II + III) / 3
: 87,5% + 87,5% + 93,75% / 3
: 89,58%
c. Pengelolaan Organisasional : (Pertemuan I + II + III) / 3
: 87,5% + 75% + 87,5% / 3
: 83,33%
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
C. Pengelolaan Organisasional
9 Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
3
3
3
10 Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran
4
3
4
Jumlah 7 6 7
Skor Maksimal 8 8 8
Persentase 87.5% 75 87.5%
Total 34 32 35
Skor Maksimal 40 40 40
Persentase 85% 80% 87.5%
93
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP Kanisius Girisonta Bergas
Nama Responden : C.H. Hermiyati, S.Pd.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : I
Tanggal : 13 Mei 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
Lampiran 14
94
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP Kanisius Girisonta Bergas
Nama Responden : C.H. Hermiyati, S.Pd.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : II
Tanggal : 14 Mei 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
95
INSTRUMEN OBSERVASI
KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
Nama Sekolah : SMP Kanisius Girisonta Bergas
Nama Responden : C.H. Hermiyati, S.Pd.
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-
Budha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar : 5.3 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan,
dan pemerintahan pada masa Kolonial Eropa
Pertemuan : III
Tanggal : 16 Mei 2013
Petunjuk:
Berilah tanda (√) untuk tiap aspek yang diamati pada kolom skor sesuai dengan
kriteria penskoran sebagai berikut.
Skor 4 = sangat baik, skor 3 = baik, skor 2 = cukup baik, skor 1 = kurang baik
No. Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai
Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang
(absensi, buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
C. Pengelolaan Organisasional
Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Observer
Vita Nandiasari
96
REKAPITULASI NILAI KEMAMPUAN GURU IPS DALAM PENGELOLAAN KELAS
SMP KANISIUS GIRISONTA BERGAS
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Pengelolaan Fisik Kelas
1 Guru mengkondisikan ruang kelas sebelum kegiatan pembelajaan dimulai
4
4
4
2 Guru memperhatikan pengaturan tempat duduk siswa
4
3
3
3 Guru memperhatikan ventilasi dan pengaturan cahaya
3
2
3
4 Guru memperhatikan pengaturan penyimpanan barang-barang (absensi
3
3
3
buku pelajaran, pedoman kurikulum, dsb)
Jumlah 14 12 13
Skor Maksimal 16 16 16
Persentase 87.5% 75% 81.25%
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
5 Guru memiliki tipe kepemimpinan (otoriter, laissez faire, dan demokratis)
4
4
4
6 Guru memperhatikan tingkah laku siswa di dalam kelas
3
4
3
7 Guru memiliki variasi suara dalam pembelajaran
3
3
3
8 Guru memiliki komunikasi yang baik terhadap siswa
3
3
4
Jumlah 13 14 14
Skor Maksimal 16 16 16
Persentase 81.25% 87.5% 87.5%
Lampiran 15
97
Rata-Rata Pengelolaan Kelas Guru IPS SMP Kanisius Girisonta Bergas sebagai berikut.
a. Pengelolaan Fisik Kelas : (Pertemuan I + II + III) / 3
: (87,5% + 75% + 81,25%) / 3
: 81,25%
b. Pengelolaan Sosio-Emosional : (Pertemuan I + II + III) / 3
: (81,25% + 87,5% + 87,5%) / 3
: 85,41%
c. Pengelolaan Organisasional : (Pertemuan I + II + III) / 3
: (82,5% + 80% + 85%) / 3
: 82,5%
No. Aspek Yang Diamati
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Skor Skor Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
C. Pengelolaan Organisasional
9 Guru memperhatikan pergantian jam pelajaran
2
3
4
10 Guru memiliki peran dalam penyelesaian masalah siswa dalam pembelajaran
4
3
3
Jumlah 6 6 7
Skor Maksimal 8 8 8
Persentase 75% 75% 87.5%
Total 33 32 34
Skor Maksimal 40 40 40
Persentase (%) 82.5% 80% 85%
Lampiran 16
98
REKAPITULASI RATA-RATA PENGELOLAAN KELAS GURU IPS DI SMP SWASTA
SE-KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012/2013
No. Nama Sekolah Nama Guru
Persentase Aspek yang Diamati
Pengelolaan
Fisik Kelas
Pengelolaan
Sosio-
Emosional
Pengelolaan
Organisasiona
l
1 SMP PGRI Bergas Vita Millia, S.Pd. 77,08% 89,58% 83,33%
2 SMP Islam Terpadu Cahaya
Ummat Bergas
Kusdarti, S.Pd, Ek. 72,91% 87,50% 83,33%
3 SMP Kanisius Girisonta
Bergas
Christiana Hermiyati,
S.Pd.
81,25% 85,41% 82,50%
Jumlah 231,24% 262,49% 249,16
Rata-Rata 77,08% 87,49% 83,05
Kriteria Baik Sangat Baik Sangat Baik
99
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET
TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGELOLAAN KELAS GURU IPS
No. Sub Variabel Indikator No. Angket Responden
1. Pengelolaan Fisik
Kelas
a. Ruangan tempat
berlangsungnya proses
belajar mengajar
1,2,3
Siswa
b. Pengaturan tempat duduk 4,5,6
c. Ventilasi dan pengaturan
cahaya
7,8,9
d. Pengaturan penyimpanan
barang-barang
10,11,12
2.
Pengelolaan
Sosio-
Emosional
a. Tipe kepemimpinan guru
(otoriter, laissez faire, dan
demokratis)
13,14,15
b. Sikap guru 16,17,18
c. Suara guru 19,20,21
d. Komunikasi guru terhadap
siswa
22,23,24
3. Pengelolaan
Organisasional
a. Pergantian jam pelajaran 25,26
b. Guru berhalangan hadir 27,28
c. Masalah siswa dalam
pembelajaran
29,30
Lampiran 17
100
Nama : ……………
Kelas : ……………
Sekolah : ……………
ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP
PENGELOLAAN KELAS GURU IPS
PETUNJUK PENGISIAN:
Bacalah dengan baik setiap pertanyaan di bawah ini sebelum Anda
menjawabnya.
Pilih jawaban a, b, c, atau d sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya dengan
memberi tanda silang (X).
Apapun jawaban Anda, tidak akan berpengaruh pada nilai akademik Anda.
A. Pengelolaan Fisik Kelas
1. Menurut Anda, apakah guru IPS Anda memperhatikan kondisi ruang kelas
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai?
a. Sangat memperhatikan c. Cukup memperhatikan
b. Memperhatikan d. Kurang memperhatikan
2. Apakah guru IPS Anda sering mengingatkan kewajiban siswa untuk
membersihkan dan merapikan kelas sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas?
a. Sangat sering c. Cukup sering
b. Sering d. Tidak pernah
3. Menurut Anda, bagaimana kualitas guru IPS Anda dalam memeriksa kebersihan,
keindahan, dan kerapian kelas?
a. Sangat baik c. Cukup baik
b. Baik d. Kurang baik
4. Apakah guru IPS Anda memperhatikan pengaturan tempat duduk di kelas?
Lampiran 18
101
a. Selalu c. Jarang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Bagaimanakah cara guru IPS Anda dalam mengatur tempat duduk di kelas?
a. Mengatur tempat duduk dengan pola sejajar
b. Mengatur tempat duduk dengan pola berkelompok
c. Mengatur tempat duduk dengan formasi tapal kuda
d. Mengatur tempat duduk dengan pola meja bundar
6. Menurut Anda, fungsi dari pengaturan tempat duduk di dalam kelas adalah …
a. Guru dapat mengontrol tingkah laku siswa pada saat pembelajaran
b. Guru dapat mengetahui letak siswa yang pandai
c. Guru dapat mengetahui letak siswa yang kurang pandai
d. Guru dapat mengacuhkan siswa pada saat pembelajaran
7. Pada saat atau sebelum pembelajaran berlangsung, apakah guru IPS Anda sering
memperhatikan keadaan ventilasi udara di dalam kelas?
a. Sangat sering c. Cukup sering
b. Sering d. Tidak pernah
8. Selama kegiatan pembelajaran, apakah guru IPS Anda memperhatikan pengaturan
cahaya sehingga para siswa dapat melihat tulisan papan tulis dengan jelas?
a. Sangat memperhatikan c. Cukup memperhatikan
b. Memperhatikan d. Kurang memperhatikan
9. Menurut Anda, apakah guru IPS Anda sering mengingatkan siswa untuk
membersihkan jendela dan lubang udara dalam kelas?
a. Sangat sering c. Cukup sering
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah ruang kelas Anda terdapat tempat penyimpanan barang-barang yang
digunakan untuk kepentingan kegiatan pembelajaran (seperti tempat alat peraga,
lembar kerja, buku-buku pelajaran) dll?
a. Ada dan kondisinya sangat baik c. Ada dan kondisinya cukup baik
b. Ada dan kondisinya baik d. Tidak ada
102
11. Bagaimana peran guru IPS Anda dalam pemeliharaan barang-barang yang
digunakan untuk kepentingan kegiatan pembelajaran di kelas?
a. Mengatur barang-barang sedemikian rupa secara periodik (berkala)
b. Menyerahkan pemeliharaan barang-barang sepenuhnya kepada para siswa
c. Jarang memikirkan pemeliharaan barang-barang di kelas
d. Tidak pernah melakukan pemeliharaan karena tidak terdapat tempat
penyimpanan barang-barang
12. Apakah guru IPS Anda mempergunakan buku-buku dari perpustakaan untuk
pembelajaran di kelas?
a. Sangat sering c. Cukup sering
b. Sering d. Tidak pernah
B. Pengelolaan Sosio-Emosional
13. Menurut Anda, bagaimanakah tipe kepemimpinan guru IPS Anda?
a. Bersifat demokratis, artinya guru memahami, mempercayai, dan selalu
melibatkan siswa
b. Bersifat bebas, yaitu guru selalu membebaskan semua tingkah laku siswa
c. Bersifat laissez-faire, yaitu guru lebih banyak melakukan kegiatan yang
sifatnya ingin diperhatikan
d. Bersifat otoriter, yaitu guru sering memaksakan kehendak
14. Pada proses pembelajaran, apakah guru IPS Anda melibatkan siswa dalam
mengambil keputusan di kelas?
a. Sangat rerlibat c. Terkadang terlibat
b. Terlibat d. Tidak pernah
15. Apakah guru IPS Anda selalu berlaku adil dan bijaksana kepada semua siswa
pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas?
a. Selalu berlaku adil dan bujaksana c. Ragu-ragu
b. Terkadang berlaku adil dan bijaksana d. Tidak tahu
103
16. Bagaimana sikap guru IPS Anda dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang
menyenangkan?
a. Sabar dan ramah c. Mengacuhkan siswa
b. Selalu tegas dan kurang bersahabat d. Menggunakan kekerasan
17. Bagaimana suasana pembelajaran yang diciptakan guru IPS Anda di kelas?
a. Sangat menyenangkan
b. Menyenangkan
c. Cukup menyenangkan
d. Kurang menyenangkan
18. Bagaimanakah sikap guru IPS Anda dalam menghadapi siswa yang melanggar
peraturan sekolah?
a. sangat baik
b. baik
c. cukup baik
d. kurang baik
19. Menurut Anda, apakah faktor suara guru berpengaruh dalam kegiatan
pembelajaran di kelas?
a. Sangat berpengaruh, karena apabila suara guru rendah akan membuat bosan
dan pelajaran tidak akan diperhatikan
b. Cukup berpengaruh karena dapat diganti dengan media atau buku dengan
membaca atau mengerjakan tugas
c. Kurang berpengaruh, karena faktor suara bukan faktor yang penting
d. Tidak berpengaruh, karena siswa dapat belajar sendiri di rumah
20. Bagaimanakah volume suara guru IPS Anda dalam pembelajaran di kelas?
a. Sangat bervariasi, sesuai kondisi di kelas
b. Bervariasi, sesuai kondisi di kelas
c. Cukup bervariasi
d. Kurang bervariasi
104
21. Apakah suara guru walaupun bukan faktor penting, tetapi mempunyai pengaruh
dalam proses belajar Anda?
a. Sangat berpengaruh terhadap proses belajar saya
b. Cukup berpengaruh terhadap pola belajar saya
c. Kurang berpengaruh terhadap pola belajar saya
d. Sama sekali tidak berpengaruh
22. Menurut Anda, bagaimana hubungan yang terjalin antara guru IPS Anda dengan
seluruh siswa di kelas Anda?
a. Sangat baik dan akrab c. Kurang baik dan akrab
b. Cukup baik dan akrab d. Tidak baik
23. Apakah Anda telah berusaha menjalin interaksi dalam pembelajaran kepada guru
dengan baik?
a. Dapat menjalin interaksi dengan sangat baik
b. Dapat menjalin interaksi dengan cukup baik
c. Kurang dapat berinteraksi dengan baik
d. Tidak dapat berinteraksi dengan baik
24. Berapa kali anda menanyakan materi pelajaran yang sulit dimengerti kepada guru
IPS Anda pada saat pembelajaran dalam satu minggu?
a. Sangat serimg c. Jarang
b. Sering (seminggu sekali atau lebih) d. Tidak pernah
C. Pengelolaan Organisasional
25. Apakah di sekolah Anda terdapat pengaturan pergantian jam pelajaran?
a. Ada dan sudah diatur dengan tertib serta diketahui seluruh peserta didik
b. Ada, tetapi belum diketahui seluruh siswa
c. Ada dan sudah diatur dengan tertib, tetapi hanya diketahui sebagian siswa saja
d. Tidak ada pengaturan yang jelas pada pengaturan jam pelajaran
105
26. Bagaimanakah perpindahan ruangan pelajaran tertentu yang dilakukan di sekolah
Anda?
a. Diatur sangat tertib dan berada di bawah pengawasan guru
b. Diatur tertib dan berada di bawah penguasaan guru
c. Diatur kurang tertib dan berada di bawah penguasaan guru
d. Tidak ada pengaturan
27. Apakah guru IPS Anda sering berhalangan hadir pada saat mengisi jam pelajaran?
a. Sangat sering berhalangan hadir untuk mengisi jam pelajaran
b. Sering berhalangan hadir untuk mengisi jam pelajaran
c. Jarang berhalangan hadir untuk mengisi jam pelajaran
d. Tidak pernah berhalangan hadir untuk mengisi jam pelajaran
28. Apabila guru IPS Anda berhalangan hadir, apakah yang biasa Anda lakukan di
kelas ?
a. Mengerjakan tugas yang ditinggalkan guru di dalam kelas
b. Mengerjakan tugas yang ditinggalkan guru di luar kelas
c. Mengerjakan tugas mata pelajaran lain
d. Tidak mengerjakan apapun karena tidak ada tugas yang ditinggalkan
29. Menurut Anda, apakah guru IPS Anda sering membahas kesulitan yang dihadapi
siswa dalam mengerjakan tugas?
a. Sangat sering c. Cukup sering
b. Sering d. Tidak pernah
30. Apakah guru IPS Anda memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam pekerjaan
siswa?
a. Sangat sering c. Cukup sering
b. Sering d. Tidak pernah
106
Uji Validitas dan Realibilitas Pengelolaan Kelas
NO Kode
No. Angket
X1 (Pengelolaan Fisik Kelas)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 UC - 1 4 1 1 4 1 4 3 3 2 2 3 2
2 UC - 2 4 3 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2
3 UC - 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 1 3 2
4 UC - 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 2 3 4
5 UC - 5 2 4 3 4 4 3 4 3 2 2 1 2
6 UC - 6 4 4 4 4 4 4 3 3 2 1 3 4
7 UC - 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2
8 UC - 8 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2
9 UC - 9 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 2 2
10 UC - 10 2 1 3 3 1 4 1 1 2 1 2 2
11 UC - 11 4 4 3 4 4 1 4 4 3 2 3 3
12 UC - 12 3 1 2 3 4 4 4 3 4 1 2 2
13 UC - 13 4 4 2 4 4 1 4 4 4 2 2 4
14 UC - 14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
15 UC - 15 3 2 1 4 4 1 3 3 3 1 1 2
16 UC - 16 3 3 2 4 4 4 3 3 2 1 3 3
17 UC - 17 1 1 3 4 4 2 3 3 2 2 2 2
18 UC - 18 1 2 2 4 4 4 3 3 2 2 1 2
19 UC - 19 4 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2
20 UC - 20 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2
21 UC - 21 2 1 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2
22 UC - 22 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2
23 UC - 23 4 1 4 2 2 2 4 3 2 3 2 2
24 UC - 24 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
25 UC - 25 2 1 1 4 2 2 2 2 2 2 1 2
26 UC - 26 2 1 4 4 3 2 4 3 2 4 1 2
27 UC - 27 1 1 1 4 2 4 4 4 2 3 4 2
28 UC - 28 2 2 3 4 4 3 2 3 2 2 4 4
29 UC - 29 3 2 2 3 1 3 3 2 1 1 3 1
SX 90 69 80 107 95 91 95 89 78 61 72 71
SX2 312 203 258 409 347 321 333 293 234 155 202 195
SXY 8049 6229 7180 9447 8523 8045 8530 8032 7065 5528 6358 6362
rxy 0.481 0.455 0.452 0.459 0.541 0.270 0.712 0.814 0.712 0.537 0.245 0.504
rtabel 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367
Lampiran 19
107
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
sb2 1.17 1.39 1.33 0.51 1.28 1.27 0.78 0.71 0.86 0.95 0.83 0.76
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
Uji Validitas dan Realibilitas Pengelolaan Kelas
NO Kode
No. Angket
X2 (Pengelolaan Sosio-Emosional)
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 UC - 1 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 UC - 2 3 3 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1
3 UC - 3 2 3 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2
4 UC - 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
5 UC - 5 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3
6 UC - 6 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2
7 UC - 7 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3
8 UC - 8 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3
9 UC - 9 2 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3
10 UC - 10 4 2 4 3 3 1 3 2 1 2 2 2
11 UC - 11 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1
12 UC - 12 4 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 2
13 UC - 13 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2
14 UC - 14 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 UC - 15 3 4 4 1 2 3 4 3 2 2 3 2
16 UC - 16 2 2 2 3 2 3 4 2 4 2 3 2
17 UC - 17 3 1 3 3 2 1 2 4 3 2 2 1
18 UC - 18 4 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3
19 UC - 19 3 4 3 3 1 3 4 4 4 4 3 3
20 UC - 20 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
21 UC - 21 3 4 2 3 2 4 4 2 2 4 4 4
22 UC - 22 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4
23 UC - 23 4 2 3 3 1 2 4 4 3 3 3 4
24 UC - 24 3 4 4 2 3 4 1 4 2 2 2 2
25 UC - 25 2 1 1 3 4 2 4 4 1 1 3 1
26 UC - 26 3 3 2 4 2 2 4 3 1 3 3 4
27 UC - 27 4 4 2 4 2 4 4 3 4 1 1 3
28 UC - 28 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2
29 UC - 29 1 3 1 3 1 3 4 2 3 4 3 4
SX 92 92 87 96 86 85 96 93 90 80 85 75
SX2 310 316 287 344 292 275 346 323 312 252 267 221
SXY 8146 8231 7787 8600 7758 7667 8481 8315 8087 7244 7572 6666
rxy 0.418 0.580 0.536 0.608 0.570 0.671 0.305 0.565 0.564 0.637 0.525 0.340
rtabel 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367
Lampiran 19
108
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak
sb2 0.65 0.86 0.93 0.94 1.32 0.92 1.01 0.88 1.17 1.12 0.64 0.97
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
Uji Validitas dan Realibilitas Pengelolaan Kelas
NO Kode
No. Angket
Y Y2 X3 (Pengelolaan Organisasional)
25 26 27 28 29 30
1 UC - 1 4 4 2 4 3 1 91 8281
2 UC - 2 1 1 1 2 1 3 50 2500
3 UC - 3 3 1 2 3 4 2 77 5929
4 UC - 4 4 1 4 4 3 4 107 11449
5 UC - 5 4 1 2 4 4 3 92 8464
6 UC - 6 1 1 2 3 4 3 95 9025
7 UC - 7 4 4 3 4 1 4 110 12100
8 UC - 8 2 1 2 3 4 4 97 9409
9 UC - 9 2 1 2 3 2 2 88 7744
10 UC - 10 2 2 2 3 4 3 68 4624
11 UC - 11 4 2 2 4 4 4 103 10609
12 UC - 12 3 4 1 1 1 3 85 7225
13 UC - 13 4 2 2 4 4 4 102 10404
14 UC - 14 4 4 4 4 4 4 115 13225
15 UC - 15 2 1 2 4 4 3 77 5929
16 UC - 16 1 1 1 4 1 1 75 5625
17 UC - 17 2 1 1 4 2 1 67 4489
18 UC - 18 3 1 1 4 4 2 77 5929
19 UC - 19 3 2 1 4 4 4 94 8836
20 UC - 20 3 2 2 4 3 1 100 10000
21 UC - 21 2 1 4 4 2 1 85 7225
22 UC - 22 3 1 4 3 4 4 98 9604
23 UC - 23 3 3 3 4 4 4 88 7744
24 UC - 24 4 3 4 4 3 4 97 9409
25 UC - 25 1 1 3 4 3 2 64 4096
26 UC - 26 4 2 2 2 3 2 81 6561
27 UC - 27 2 3 3 3 4 2 85 7225
28 UC - 28 2 1 3 4 4 2 87 7569
29 UC - 29 2 1 2 2 1 3 68 4624
SX 79 53 67 100 89 80 2,523 225,853
SX2 247 131 183 364 311 256 Reliabel
SXY 7177 4814 6036 8831 7908 7185 k = 30
rxy 0.676 0.436 0.489 0.375 0.336 0.475 Σα²b = 29.89
rtabel 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 0.367 α²t = 226.85714
Lampiran 19
109
Kriteria Valid Valid Valid Valid Tidak Valid r11 = 0.90
sb2 1.14 1.22 1.01 0.68 1.35 1.26
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
Perhitungan Validitas Angket Pengelolaan Kelas
Tabulasi penelitian angket nomor 1
No. X Y X2 Y2 XY
1 4 91 16 8281 364
2 4 50 16 2500 200
3 4 77 16 5929 308
4 4 107 16 11449 428
5 2 92 4 8464 184
6 4 95 16 9025 380
7 4 110 16 12100 440
8 4 97 16 9409 388
9 4 88 16 7744 352
10 2 68 4 4624 136
11 4 103 16 10609 412
12 3 85 9 7225 255
13 4 102 16 10404 408
14 4 115 16 13225 460
15 3 77 9 5929 231
16 3 75 9 5625 225
17 1 67 1 4489 67
18 1 77 1 5929 77
19 4 94 16 8836 376
20 4 100 16 10000 400
21 2 85 4 7225 170
22 4 98 16 9604 392
23 4 88 16 7744 352
24 3 97 9 9409 291
25 2 64 4 4096 128
26 2 81 4 6561 162
27 1 85 1 7225 85
28 2 87 4 7569 174
29 3 68 9 4624 204
S 90 2523 312 225853 8049
Rumus:
Kriteria : Nomor item soal valid jika r xy > r tabel
Pada α = 5% dengan N = 29 diperoleh r tabel = 0,367 .
Karena r xy > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa item soal no 1 valid.
2222xyr
2222xyr
110
Data Hasil Penelitian
No. Kode
Pengelolaan Fisik Kelas Pengelolaan Sosio-Emosional Pengelolaan Organisasional
TOTAL % Kriteria X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 R - 1 2 2 3 2 4 4 2 1 2 2 24 4 2 4 1 4 4 4 1 4 3 31 3 4 4 3 4 18 73 73% Baik
2 R - 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 36 3 4 4 4 4 3 1 4 3 4 34 2 4 3 4 1 14 84 84% Sangat Baik
3 R - 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 23 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 25 2 2 2 3 2 3 51 51% Cukup Baik
4 R - 4 3 3 1 3 4 4 2 3 1 1 25 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 33 3 4 3 2 4 16 74 74% Baik
5 R - 5 4 4 3 4 4 4 2 3 1 1 30 4 2 3 2 4 3 1 3 3 3 28 3 3 2 2 4 14 72 72% Baik
6 R - 6 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 30 3 1 4 2 4 4 3 1 4 4 30 4 3 4 2 4 17 77 77% Baik
7 R - 7 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 31 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 23 3 3 4 2 4 16 70 70% Baik
8 R - 8 3 3 3 4 4 4 1 3 3 4 32 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4 33 3 3 3 2 4 15 80 80% Baik
9 R - 9 3 2 3 2 1 2 3 1 3 4 24 2 2 4 2 2 3 2 2 1 2 22 3 3 3 2 3 14 60 60% Cukup Baik
10 R - 10 2 3 3 2 4 4 3 3 2 1 27 2 2 3 3 3 4 2 4 4 3 30 4 3 3 3 4 17 74 74% Baik
11 R - 11 4 2 2 4 4 4 1 2 4 1 28 3 2 3 1 1 4 3 3 4 3 27 2 3 3 2 4 14 69 69% Baik
12 R - 12 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 37 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 36 1 3 3 4 4 15 88 88% Sangat Baik
13 R - 13 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 21 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 21 2 3 3 2 2 12 54 54% Cukup Baik
14 R - 14 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 20 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22 3 3 3 3 4 16 58 58% Cukup Baik
15 R - 15 4 4 2 3 4 4 2 2 3 2 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 3 3 3 2 4 15 84 84% Sangat Baik
16 R - 16 3 2 3 3 4 4 2 2 2 2 27 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 37 3 3 2 2 4 14 78 78% Baik
17 R - 17 2 3 3 2 4 4 2 3 2 2 27 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 36 2 3 2 3 4 14 77 77% Baik
18 R - 18 4 3 2 3 4 4 2 3 1 1 27 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 24 4 4 2 2 1 13 64 64% Baik
19 R - 19 4 4 4 4 4 4 3 3 1 3 34 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 37 3 4 4 2 2 15 86 86% Sangat Baik
20 R - 20 3 3 3 4 4 4 1 3 1 1 27 2 3 4 2 4 4 1 3 4 3 30 3 3 2 2 1 11 68 68% Baik
Lampiran 20
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
111
No. Kode
Pengelolaan Fisik Pengelolaan Sosio-Emosional Pengelolaan Organisasional
TOTAL % Kriteria X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
21 R - 21 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 39 4 3 4 4 4 19 97 97% Sangat Baik
22 R - 22 3 2 3 4 3 4 1 3 1 2 26 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 31 4 3 2 2 4 15 72 72% Baik
23 R - 23 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 36 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37 4 3 3 3 3 16 89 89% Sangat Baik
24 R - 24 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 34 4 2 4 1 1 4 3 2 4 3 28 3 3 3 2 4 15 77 77% Baik
25 R - 25 3 4 4 3 4 4 1 3 1 2 29 4 2 3 3 1 4 1 3 3 3 27 4 4 3 1 2 14 70 70% Baik
26 R - 26 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 14 4 2 2 3 2 1 1 2 2 2 21 2 1 2 1 2 8 43 43% Kurang baik
27 R - 27 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 33 4 1 4 1 1 4 2 4 4 3 28 3 3 4 2 4 16 77 77% Baik
28 R - 28 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 35 3 2 4 2 1 4 1 3 4 4 28 1 2 3 2 4 12 75 75% Baik
29 R - 29 2 4 4 1 2 1 1 2 1 2 20 1 2 4 3 2 4 2 4 4 2 28 4 3 2 2 2 13 61 61% Cukup Baik
30 R - 30 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 32 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 34 4 3 3 2 4 16 82 82% Sangat Baik
31 R - 31 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 26 3 3 3 3 3 4 1 3 4 3 30 4 3 2 4 4 17 73 73% Baik
32 R - 32 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 14 2 2 1 1 2 2 3 1 1 2 17 1 2 1 2 2 8 39 39% Kurang baik
33 R - 33 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 20 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 23 1 1 1 2 4 9 52 52% Cukup Baik
34 R - 34 3 3 4 3 3 4 2 3 2 2 29 4 2 4 2 4 4 3 2 4 4 33 2 2 3 3 3 13 75 75% Baik
35 R - 35 3 4 3 3 4 2 2 3 2 4 30 4 2 4 2 4 4 3 2 3 2 30 3 3 3 2 4 15 75 75% Baik
36 R - 36 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 35 4 2 3 1 4 4 4 4 2 3 31 4 4 3 2 4 17 83 83% Sangat Baik
37 R - 37 4 1 1 2 4 4 1 4 2 1 24 4 2 3 4 2 4 1 3 4 3 30 3 3 3 4 2 15 69 69% Baik
38 R - 38 2 1 1 2 2 3 3 2 3 2 21 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 35 3 3 3 2 2 13 69 69% Baik
39 R - 39 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 37 3 3 4 4 4 18 94 94% Sangat Baik
40 R - 40 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 18 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 21 1 1 1 1 2 6 45 45% Cukup Baik
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
112
No. Kode
Pengelolaan Fisik Pengelolaan Sosio-Emosional Pengelolaan Organisasional
TOTAL % Kriteria X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
41 R - 41 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 19 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 17 2 1 1 2 2 8 44 44% Cukup Baik
42 R - 42 3 4 3 2 4 4 3 3 2 3 31 4 1 4 3 3 4 3 4 3 3 32 2 4 3 2 4 15 78 78% Baik
43 R - 43 2 2 2 3 2 3 2 2 1 1 20 4 1 4 4 3 4 3 3 4 2 32 4 3 2 2 4 15 67 67% Baik
44 R - 44 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 36 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 36 4 3 4 4 3 18 90 90% Sangat Baik
45 R - 45 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 37 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 37 4 4 3 4 4 19 93 93% Sangat Baik
46 R - 46 3 3 4 2 4 4 1 4 1 3 29 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 36 3 3 2 2 4 14 79 79% Baik
47 R - 47 4 4 4 2 4 4 2 2 1 2 29 4 1 3 1 3 4 2 4 4 3 29 3 3 2 2 4 14 72 72% Baik
48 R - 48 4 4 4 2 4 4 2 2 1 2 29 2 1 3 1 3 4 2 3 3 3 25 3 3 2 2 4 14 68 68% Baik
49 R - 49 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 37 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37 4 4 4 4 4 20 94 94% Sangat Baik
50 R - 50 4 3 4 3 4 4 2 2 4 1 31 1 2 4 2 3 4 3 3 4 3 29 3 4 3 2 4 16 76 76% Baik
51 R - 51 4 3 3 4 4 4 4 3 2 2 33 2 3 3 2 2 2 2 4 2 2 24 3 3 3 2 3 14 71 71% Baik
52 R - 52 3 4 3 3 4 4 3 3 2 4 33 4 1 3 3 3 4 2 3 4 2 29 4 3 3 4 4 18 80 80% Baik
53 R - 53 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 30 4 1 3 3 3 4 2 4 4 3 31 2 2 2 3 2 11 72 72% Baik
54 R - 54 3 3 3 4 4 4 2 2 1 1 27 4 1 4 3 4 4 4 2 1 4 31 1 3 3 2 3 12 70 70% Baik
55 R - 55 4 4 4 2 4 4 1 3 1 4 31 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 30 2 3 3 2 4 14 75 75% Baik
56 R - 56 4 3 4 2 4 4 1 3 1 4 30 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 36 2 3 3 2 4 14 80 80% Baik
57 R - 57 4 4 4 2 4 4 1 2 1 4 30 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 30 2 3 2 2 2 11 71 71% Baik
58 R - 58 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 37 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 3 4 3 3 4 17 93 93% Sangat Baik
59 R - 59 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 34 3 2 3 4 3 4 2 4 3 2 30 3 4 2 2 4 15 79 79% Baik
60 R - 60 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 31 1 2 4 2 1 4 3 2 4 3 26 3 3 3 2 4 15 72 72% Baik
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
113
No. Kode
Pengelolaan Fisik Pengelolaan Sosio-Emosional Pengelolaan Organisasional
TOTAL % Kriteria X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
61 R - 61 2 3 2 2 4 4 2 1 2 4 26 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 37 4 3 4 4 4 19 82 82% Sangat Baik
62 R - 62 4 4 4 2 4 4 2 2 1 2 29 4 1 3 1 3 4 3 4 4 3 30 3 3 2 2 3 13 72 72% Baik
63 R - 63 4 4 4 4 4 4 1 2 1 1 29 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 35 3 3 3 2 4 15 79 79% Baik
64 R - 64 4 3 4 4 4 4 2 2 1 1 29 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 36 3 3 3 2 4 15 80 80% Baik
65 R - 65 2 2 4 2 4 4 2 3 1 4 28 4 1 3 3 1 4 3 4 4 4 31 4 4 3 2 2 15 74 74% Baik
66 R - 66 3 3 2 2 4 4 3 3 2 4 30 4 1 4 3 1 4 2 3 4 4 30 4 3 3 2 4 16 76 76% Baik
67 R - 67 4 2 3 4 4 4 2 2 1 4 30 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 32 4 3 4 2 2 15 77 77% Baik
68 R - 68 4 3 3 2 4 4 3 1 1 2 27 3 1 4 2 1 4 2 3 4 3 27 3 3 4 2 3 15 69 69% Baik
69 R - 69 3 4 4 4 4 4 3 3 1 4 34 4 1 4 3 1 4 2 2 2 4 27 1 3 4 2 2 12 73 73% Baik
70 R - 70 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 36 4 2 3 3 2 4 2 4 3 3 30 2 3 3 2 4 14 80 80% Baik
71 R - 71 3 3 3 2 4 4 1 2 2 4 28 4 1 4 1 3 4 3 1 4 2 27 2 3 3 1 4 13 68 68% Baik
72 R - 72 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 36 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 4 4 3 4 4 19 94 94% Sangat Baik
73 R - 73 3 3 4 2 4 4 1 3 1 2 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 2 3 2 3 12 59 59% Cukup Baik
74 R - 74 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 36 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 35 4 4 4 4 3 19 90 90% Sangat Baik
75 R - 75 4 3 4 2 4 4 1 2 2 2 28 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 35 3 4 3 2 4 16 79 79% Baik
76 R - 76 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 38 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3 4 4 4 3 18 95 95% Sangat Baik
77 R - 77 4 3 3 4 4 4 1 3 1 1 28 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 32 4 3 4 4 4 19 79 79% Baik
78 R - 78 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 19 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 20 2 2 2 3 2 11 50 50% Cukup Baik
79 R - 79 2 2 1 4 4 4 2 2 2 2 25 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 36 3 3 2 4 4 16 77 77% Baik
80 R - 80 3 2 3 3 4 4 2 2 2 4 29 2 2 4 3 3 4 4 4 4 2 32 3 3 3 3 4 16 77 77% Baik
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
114
No. Kode
Pengelolaan Fisik Pengelolaan Sosio-Emosional Pengelolaan Organisasional
TOTAL % Kriteria X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X3.1 X3.2 X3.3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
81 R – 81 4 2 3 1 4 4 1 1 1 4 25 1 3 4 3 3 3 2 4 4 3 30 3 3 3 3 4 16 71 71% Baik
82 R – 82 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 37 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 4 4 3 4 4 19 94 94% Sangat Baik
83 R - 83 4 3 3 2 4 4 1 3 2 4 30 4 3 2 2 3 4 2 2 4 3 29 4 4 3 2 4 17 76 76% Baik
84 R - 84 3 3 3 2 4 4 1 2 2 1 25 3 3 1 2 3 4 3 3 3 3 28 3 4 3 2 4 16 69 69% Baik
85 R - 85 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 36 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37 3 4 4 4 4 19 92 92% Sangat Baik
86 R - 86 4 4 4 2 4 4 3 3 1 4 33 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37 3 4 4 2 4 17 87 87% Sangat Baik
87 R - 87 4 4 4 2 4 4 1 3 1 1 28 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 35 4 4 3 2 4 17 80 80% Kurang baik
88 R - 88 4 3 3 2 4 4 2 2 1 1 26 3 4 2 2 3 4 2 2 3 4 29 3 3 3 2 4 15 70 70% Baik
89 R - 89 4 4 4 2 4 4 3 3 1 4 33 4 4 3 2 3 4 2 4 4 3 33 3 3 4 2 4 16 82 82% Sangat Baik
90 R - 90 2 2 2 1 4 3 1 2 1 1 19 4 3 4 3 3 4 2 4 4 4 35 4 3 3 2 4 16 70 70% Baik
91 R - 91 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 19 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 2 1 1 2 2 8 46 46% Cukup Baik
92 R - 92 4 2 1 2 4 4 1 1 1 4 24 3 2 2 3 1 3 1 4 2 3 24 2 3 3 2 4 14 62 62% Cukup Baik
93 R - 93 4 3 4 2 4 4 1 1 2 2 27 3 2 4 2 1 3 1 2 3 3 24 3 3 3 2 4 15 66 66% Baik
94 R - 94 2 3 3 2 4 3 1 1 2 2 23 3 2 3 2 1 2 3 2 2 3 23 2 2 3 1 1 9 55 55% Cukup Baik
95 R - 95 4 4 4 2 4 4 1 2 1 4 30 4 4 3 4 4 3 3 1 3 3 32 3 3 4 3 4 17 79 79% Baik
96 R - 96 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 22 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 21 2 2 2 2 2 10 53 53% Cukup Baik
97 R - 97 3 2 2 2 3 3 1 3 1 4 24 2 3 3 2 2 3 3 1 3 2 24 3 2 2 3 2 12 60 60% Cukup Baik
Jumlah 902 634 809 445 2781 881 893 584 646 2930 578 518 350 1413 7124
72.62% Baik Nilai Maksima
l 1164 776 1164 776 3880 1164 1164 776 776 3880 776 776 388 1940 9700
Skor (%) 77.5 81.7 69.5 57.3 71.7 75.7 76.7 75.3 83.2 75.5 74.5 66.8 90.2 72.8 73.4
115
Sumber: Data Analisis Penelitian Tahun 2013
Kriteria B B B CB B B B B SB B B BB SB B B
116
Lampiran 21
117
118
119
120