laporan vi

31
PENGECATAN BAKTERI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengamatan bentuk atau ciri – ciri suatu mikroba dilakukan dengan menggunakan mikroskop, melalui dua cara yaitu mengamati sel mikroba yang masih hidup tanpa diwarnai dan mengamati sel mikroba yang telah mati dengan diwarnai. Sebaiknya bakteri diwarnai dengan zat warna untuk mempermudah pengamatan. Beberapa zat yang digunakan untuk mewarnai bakteri juga dapat digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Adanya pewarnaan sel terutama bakteri yang mempunyai sel dengan ukuran yang relatif kecil akan lebih mudah terlihat di bawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif minyak imersi yang mempunyai tingkat perbesaran yang relatif tinggi. RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W O1A114080

Upload: risyln

Post on 17-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGECATAN BAKTERI

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengamatan bentuk atau ciri – ciri suatu mikroba dilakukan dengan

menggunakan mikroskop, melalui dua cara yaitu mengamati sel mikroba

yang masih hidup tanpa diwarnai dan mengamati sel mikroba yang telah mati

dengan diwarnai. Sebaiknya bakteri diwarnai dengan zat warna untuk

mempermudah pengamatan.

Beberapa zat yang digunakan untuk mewarnai bakteri juga dapat

digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Adanya pewarnaan sel

terutama bakteri yang mempunyai sel dengan ukuran yang relatif kecil akan

lebih mudah terlihat di bawah mikroskop dengan menggunakan lensa objektif

minyak imersi yang mempunyai tingkat perbesaran yang relatif tinggi.

Prinsip dasar dari pewarnaan bakteri adalah adanya ikatan ion antara

komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang

disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada

komponen seluler maupun pada pewarna.

Mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri

itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu bakteri yang

hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.

Sedangkan untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 2: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati.

Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri merupakan salah satu cara yang

paling utama dalam penelitian – penelitian mikrobiologi.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan penulisan laporan pengecatan bakteri antara lain:

1. Untuk mengetahui pengertian pewarnaan bakteri

2. Untuk mengetahui kerja pewarnaan bakteri

C. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diharapkan dalam praktikum pengecatan bakteri yakni:

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui jenis – jenis pewarnaan bakteri

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui bentuk dan struktur bakteri

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 3: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Salah satu pewarnaan yang sering digunakan untuk mengidentifikasi

bakteri adalah pewarnaan Gram. Berdasarkan pewarnaan Gram bakteri dibagi

menjadi dua golongan tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta

safranin atau kristal violet. Bakteri yang tetap berwarna ungu dengan

pewarnaan oleh kristal violet, disebut bakteri Gram postif, sedangkan bakteri

warna ungunya hilang jika dibilas dengan alkohol, tetapi tetap berwarna

merah muda karena menahan warna merah safranin disebut bakteri Gram

negatif.

Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan Gram, misalnya

Mycobacterium, karena dinding selnya mengandung banyak lipid. Pada

pewarnaan ini sel bakteri akan berwarna merah muda tetapi sel jaringan akan

berwarna hijau (James,dkk,2002).

Ada beberapa spesies dan bakteri dapat memproduksi warna selama

pertumbuhannya, sehingga dapat memberikan warna koloni yang spesifik.

Misalnya : Staphlococcus aureus dapat memproduksi zat warna berupa warna

kuning emas. Demikian pula bakteri Serratia marsceresens dapat

memberikan warna merah. Fungsi dari zat warna tersebut belum diketahui

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 4: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

dengan pasti, tetapi yang jelas dapat berfungsi sebagai proteksi terhadap efek

toksis dengan adanya sinar (Djide,2003).

Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan

jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri Gram negatif

memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih

kompleks. Membran bagian luar pada dinding sel Gram negatif mengandung

lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid

(Campbell,2003).

Pewarnaan Gram bertujuan untuk mengamati morfologi sel

staphylococcus dan mengetahui kemurnian sel bakteri. Pengecatan Gram

merupakan salah satu pewarnaan yang paling sering digunakan, yang

dikembangkan oleh Christian Gram (Dewi,2013).

Teknik pewarnaan Gram, diambil akuades diteteskan pada kaca objek

ditambahkan 1 ose biakan sampel, lalu difiksasi diatas api. Tetesi pewarnaan

kristal violet dan biarkan selama satu menit, cuci dengan air mengalir,

kemudia tetesi lugol biarkan selama satu menit dan kembali dicuci dengan air

mengalir. Selanjutnya ditetesi alkohol 96% biarkan selama 10-20 detik, cuci

dengan air mengalir tambahkan safranin biarkan selama 20-30 detik

kemudian cuci lagi dengan air mengalir. Tahap selanjutnya keringkan dengan

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 5: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

menggunakan kertas serap dan tambahkan minyak emersi dan amati dibawah

mikroskop (Fitri,2011).

Preparat yang diwarnai pada pewarnaan Gram adalah ukuran, morfologi

(kokus atau batang), dan sifat pewarnaan bakteri (Gram positif atau negatif)

memberi petunjuk mengenai spesies bakteri namun jarang bisa dilakukan

identifikasi definit. Organisme komensal atau kontaminan menyulitkan

interprestasi dibawah mikroskop, yang paling bermanfaat adalah sampel yang

diambil dari tempat yang dalam keadaan normal steril.

Identifikasi beberapa jenis mikroorganisme digunakan pewarnaan

spesifik misalnya pewarnaan Ziehl Neelsen untuk mikrobakterium, Giemsa

untuk parasit seperti malaria pada sediaan apus darah (Davey, 2005).

Pewarnaan Gram Isolat bakteri A diambil 1 ose dan digores-goreskan

pada permukaan preparat steril kemudian dilakukan fiksasi. Kristal violet

sebanyak 1 tetes ditambahkan ke permukaan preparat yang terdapat lapisan

bakteri tersebut dan didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit, preparat

dibilas dengan air sampai zat warna luntur. Preparat dikeringkan di atas api

spiritus. Setelah kering, larutan iod sebanyak 1 tetes ditambahkan ke

permukaan preparat tersebut dan didiamkan selama 1 menit. Setelah 1 menit,

preparat dibilas dengan air. Preparat dibilas dengan alkohol 96% sampai

semua zat warna luntur kemudian dicuci dengan air. Preparat dikeringkan di

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 6: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

atas api spiritus. Setelah kering, safranin sebanyak 1 tetes ditambahkan ke

permukaan preparat dan didiamkan selama 45 detik. Preparat dicuci dengan

air dan dikeringkan. Preparat diamati menggunakan mikroskop dengan

perbesaran 1000x. Pewarnaan diulang untuk isolat bakteri B, C dan D

(Pratita, Putra, 2012).

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 7: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

B. Uraian Bahan

1. Alkohol (Ditjen POM Edisi III, 1995 : Hal. 65)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, Alkohol

RM/BM : C2H6O/46,07

Pemerian : Jernih, tidak berbau, bergerak, cairan pelarut,

menghasilkan bau yang khas dan rasa terbakar pada lidah

Kegunaan : Sebagai bahan pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2. Akuades (Ditjen POM Edisi III, 1995 : Hal. 96)

Nama resmi : Aqua destillata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

3. Kristal violet (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1172)

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 8: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

Nama resmi : Kristal violet

RM / BM : C14H8O6/99,99

Pemerian : Serbuk, cokelat kekuningan

Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol, larutannya berwarna

kuning, larut dalam basa encer, larutannya berwarna merah

kecoklatan

Kegunaan : Sebagai sumber nutrient yang spesifik untuk mikroba

jamur

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

4. Safranin (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 750)

Nama resmi : Safranin

Pemerian : Terdiri dari safranin etanol 95% dan air suling

Kelarutan : Larut dalam air

Kegunaan : Bahan pewarna

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 9: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 2 Maret 2015 pada

pukul 13.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi lantai II

Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

B. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum pengecatan bakteri adalah :

Tabel.1. Alat-alat pada pewarnaan Gram dan Sederhana

No. Nama Alat Fungsi1. Mikroskop Untuk melihat dan mengamati bakteri2. Jarum Ose bulat Untuk memindahkan bakteri dengan

cara menggores pada medium yang ada pada cawan petri.

3. Pipet tetes Untuk meneteskan zat warna dan akuadest pada kaca objek

4. Kaca objek Sebagai media untuk meletakkan bakteri yang akan diamati pada mikroskop

5. Bunsen Untuk memfiksasi bakteri yang telah diletakkan pada kaca objek

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 10: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

Tabel.2. Bahan pada pewarnaan Sederhana dan pewarnaan Gram

No. Nama Alat Fungsi1. Akuadest Sebagai bahan pelarut2. Media Nutrient agar

(NA) IkanSebagai tempat pengambilan bakteri yang akan diuji

3. Kristal violet Sebagai zat warna utama 4. Lugol Sebagai zat warna bakteri5. Etanol Untuk memucatkan zat warna yang

sudah melekat pada bakteri 6. Safranin Sebagai zat warna7. Tisu Untuk membersihkan kaca objek serta

membersihkan pinggir kaca objek yang telah terkena zat warna

C. Cara Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum pengecatan bakteri, yaitu sbb :

1. Pewarnaan Sederhana

a. Disiapkan bakteri yang akan diamati

b. Dibersihkan kaca objek dengan menggunakan tisu atau kapas

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 11: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

c. Dipindahkan bakteri dengan menggunakan jarum inokulum bulat, satu

ulasan pada kaca objek

d. Difiksasi kaca objek dengan api bunsen hingga kering

e. Ditetesi zat warna kristal violet dan ditunggu ± 30 menit

f. Dilap kaca objek dengan tisu

g. Dicuci dengan akuadest

h. Diamati dengan Mikroskop

2. Pewarnaan Gram

a. Disiapkan bakteri yang akan diamati

b. Dibersihkan kaca objek dengan menggunakan tisu atau kapas

c. Diberi label warna bakteri pada kaca objek

d. Dipindahkan bakteri dengan menggunakan jarum inokulum bulat, satu

ulasan pada kaca objek

e. Difiksasi kaca objek dengan api bunsen hingga kering

f. Diteteskan zat warna kristal violet sebagai pewarna utama dan ditunggu

± 1 menit

g. Dicuci dengan akuades

h. Diteteskan larutan lugol dan ditunggu ± 1 menit

i. Dicuci dengan akuades

j. Diberi larutan etanol setetes demi setetes hingga etanol yang jatuh jernih

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 12: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

k. Dicuci dengan akuades

l. Diteteskan safranin dan ditunggu ± 45 menit

m. Dicuci dengan akuades

n. Diamati dengan menggunakan mikroskop

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

NO Hasil Keterangan

1. Media Nutrient Agar Media yang akan di

ambil mikrobanya

2. Pewarnaan Sederhana Tedapat bakteri yang

berbentuk oval,spirar dan

batang

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 13: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

3 Pewarnaan Diferensial Tedapat mikroba gram

negative dan gram positif

pada hasil in.

B. Pembahasan

Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satu

macam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan

untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini dapat

menggunakan pewarnaan basa pada umumnya antara lain kristal violet,

metylen blue, karbol, fuchsin, safranin. Pewarnaan sederhana merupakan

teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena

hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme

tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 14: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-

zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat

alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan

rangkaian sel-sel bakteri.

Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan

sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu

mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja.

Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana

karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat

warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin

(komponen kromoforiknya bermuatan positif).

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk

membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif

dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.

Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans

Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun

1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella

pneumoniae.

Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain)

ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 15: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk

mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur

dinding sel mereka.

Dalam pewarnaan gram digunakan empat reagen yaitu kristal violet,

larutan lugol, etanol, safranin. Kristal violet berwarna ungu, merupakan

pewarnaan primer (utama) yang akan memberi warna mikroorganisme target.

Kristal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel

mikroorganisme yang bersifat asam, sehingga sel mikroorganisme yang

transparan akan terlihat berwarna (ungu).

Dalam pewarnaan Gram digunakan etanol yang berfungsi untuk

membilas atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri. Selain

etanol digunaakan juga safranin yang merupakan pewarna tandingan atau

pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang

telah kehilangan pewarna utama setelah dibilas dengan etanol. Digunakan

pula lugol yang berfungsi untuk meningkatkan aktifitas peningkatan zat

warna oleh bakteri dan untuk memperjelas zat warna.

Zat-zat warna yang dugunakan dapat berikatan dengan komponen

dinding sel bakteri dalam waktu singkat. Sehingga rentang waktu pemberian

zat warna yang satu ke yang lainnya tidak lama.

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 16: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pewarnaan bakteri adalah pewarnaan yang bertujuan untuk memperjelas

sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaaan sel bakteri.

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 17: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

2. Pengecetan bakteri dilakukan dengan dua cara yaitu pewarnaan

sederhana dan pewarnaan Gram. Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan

dengan menggunakan satu macam zat warna dengan tujuan hanya untuk

melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan

selnya. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris

untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni

gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding

sel.

B. Saran

Praktikan telah mengetahui dan memahami pengertian pewarnaan

sederhana serta proses yang terjadi pada pewarnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Nell A, 2003, Biologi Edisi Kelima-Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta

Davey, Patrick, 2005, At a Glance Medicine, Penerbit Erlangga, Jakarta

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 18: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

Dewi, Amalia Krishna, 2013, Isolasi Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus terhadap Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis Di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, Jurnal JSV, 31(2)

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Djide,N., Sartini., Syahruddin, K, 2003, Mikrobiologi Farmasi Terapan, Penerbit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar

Fitri, Lenni., Yekki Yasmin, 2011, Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(2)

James, Joyce., Baker, Colin., Swain, Helen, 2002, Prinsip – Prinsip Sains untuk Keperawatan, Penerbit Erlangga, Jakarta

Pratita, Maria Yuli., Putra, Surya Rosa, 2012, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik dari Sumber Mata Air Panas Di Sonngoriti Setelah Dua Hari Inkubasi, Jurnal Teknik Pomits, 1(1)

DIAGRAM ALIR

1. PEWARNAAN SEDERHANA

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 19: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

- Disiapkan untuk diamati

- Dibersihkan kaca objek dengan menggunakan tisu atau kapas

- Dipindahkan bakteri dengan menggunakan jarum inokulum

bulat, satu ulasan pada kaca objek

- Difiksasi kaca objek dengan api bunsen hingga kering

- Ditetesi zat warna kristal violet dan ditunggu ± 30 menit

- Dilap kaca objek dengan tisu

- Dicuci dengan akuadest

- Diamati dengan Mikroskop

Bentuk Morfologi Bakteri

2. PEWARNAAN GRAM

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

BAKTERI

BAKTERI

Page 20: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

- Disiapkan untuk diamati

- Dibersihkan kaca objek dengan menggunakan tisu atau kapas

- Diberi label warna bakteri pada kaca objek

- Dipindahkan bakteri dengan menggunakan jarum inokulum

bulat, satu ulasan pada kaca objek

- Difiksasi kaca objek dengan api bunsen hingga kering

- Diteteskan zat warna kristal violet sebagai pewarna utama dan

ditunggu ± 1 menit

- Dicuci dengan akuades

- Diteteskan larutan lugol dan ditunggu ± 1 menit

- Dicuci dengan akuades

- Diberi larutan etanol setetes demi setetes hingga etanol yang

jatuh jernih

- Dicuci dengan akuades

- Diteteskan safranin dan ditunggu ± 45 menit

- Dicuci dengan akuades

- Diamati dengan menggunakan mikroskop

Bakteri Gram Positif atau Bakteri Gram Negatif

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080

Page 21: Laporan Vi

PENGECATAN BAKTERI

RISNA YULIANI WA ODE ETHIKA NURCITRA W

O1A114080