pengelolaan gulma dengan herbisida kontak … · pengaruh herbisida terhadap bobot ... gulma pada...

35
PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK PARAQUAT DIKLORIDA 283 g/l PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN (TBM) DI KEBUN CISALAK BARU PTPN VIII BOYCE BUDIARTO NAINGGOLAN DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: dangthu

Post on 09-Mar-2019

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK

PARAQUAT DIKLORIDA 283 g/l PADA TANAMAN KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN

(TBM) DI KEBUN CISALAK BARU PTPN VIII

BOYCE BUDIARTO NAINGGOLAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan
Page 3: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Gulma

Dengan Herbisida Kontak Paraquat diklorida 283 g/l Pada Tanaman Kelapa Sawit

(Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan (TBM) di Kebun Cisalak Baru

PTPN VIII Banten adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Boyce Budiarto Nainggolan

NIM A24080173

Page 4: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

ABSTRAK

BOYCE BUDIARTO NAINGGOLAN. Pengelolaan Gulma dengan Herbisida

Kontak Paraquat diklorida 283 g/l Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis

guieneensis Jacq.) Belum Menghasilkan (TBM) di Kebun Cisalak Baru PTPN VIII

Banten. Dibimbing Oleh HARIYADI.

Pengelolaan gulma pada tanaman belum menghasilkan kelapa sawit

dilaksanakan untuk mengurangi kompetisi antara tanaman kelapa sawit dengan

gulma dalam pengambilan unsur hara. Penggunaan herbisida salah satu teknik

dalam pengelolaan gulma untuk menekan pertumbuhan gulma. Paraquat diklorida

283 g/l merupakan herbisida kontak yang bekerja dalam menekan pertumbuhan

gulma dengan cara membunuh membran sel gulma. Gulma Ottochloa nodosa

merupakan gulma rumput dapat ditekan pertumbuhannya sampai dua belas minggu

setelah aplikasi dan gulma Mikania micrantha adalah gulma daun lebar yang

pertumbuhannya dapat ditekan oleh penggunaan herbisida paraquat diklorida 283

g/l samapi dua belas minggu setelah aplikasi dengan dosis herbisida 3 l/ha.

`

Kata kunci: Mikania micrantha, Ottochloa nodosa, Pengelolaan gulma,

Paraquat diklorida 283 g/l.

ABSTRACT

BOYCE BUDIARTO NAINGGOLAN. Management of Weed with Contact

Herbicide Paraquat dichloride 283 g/l in Immature Oil Palm (Elaeis guineensis

Jacq.) at Cisalak Baru Plantations PTPN VIII Banten. Supervised by HARIYADI.

Management of weeds in immature oil palm implemented to reduce

competition between oil palm plantations with the weeds in decision nutrients. The

use of herbicides in a weed management techniques to suppress weed growth.

Paraquat dichloride 283 g/l is a contact herbicide that works in suppressing the

growth of weeds by killing the cell membrane weeds. Weeds Ottochloa nodusa is

suppressed grass weeds can grow up to twelve weeks after the application and

weed of Mikania micrantha is growing broad leaf weeds can be suppressed by the

use of the herbicide paraquat dichloride 283 g/l till twelve weeks after herbicide

application with dosis 3 l/ha

Keywords : Management of weeds, Mikania micranta, Ottochloa nodosa,

Paraquat diklorida 283 g/l.

Page 5: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK

PARAQUAT DIKLORIDA 283 g/l PADA TANAMAN KELAPA

SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN

(TBM) DI KEBUN CISALAK BARU PTPN VIII

BOYCE BUDIARTO NAINGGOLAN

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan
Page 7: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

Judul Skripsi : Pengelolaan Gulma dengan Herbisida Kontak Paraquat diklorida

283 g/l pada Tananman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

Belum Menghasilkan (TBM) di Kebun Cisalak Baru PTPN VIII

Banten

Nama : Boyce Budiarto Nainggolan

NIM : A24080173

Disetujui oleh

Dr Ir Hariyadi, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan
Page 9: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih

dan karunianya penulis dapat menyelesaikan usulan skripsi yang berjudul

Pengelolaan Gulma dengan Herbisida Kontak Paraquat diklorida 283 g/l pada

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan ( TBM ) di

Kebun Cisalak Baru PTPN VIII Banten dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi strata satu

Agronomi dan Hortikultura IPB.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir.

Hariyadi, M.S selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan sebagian

waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam

proses pembuatan skripsi ini hingga selesai. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Dr. Eko sulistiyono dan Dr. Willy Bayuardi Suwarno selaku

penguji skripsi. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf PTPN

VIII.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Rosmihi Sianturi, Gembira

Nainggolan, Heppy Nainggolan, Khuman Nainggolan atas dukungan dan doa.

seluruh teman-teman AGH khususnya Indigenus’45, Faperta, IPB, serta seluruh

pihak atas segala, bantuan doa dan kasih sayangnya

Ucapan terimakasih saya ucapkan kepada Gusto, Erick, Nando, Anstyn,

Jonathan, Erick atas dukungan yang tidak henti-hentinya diberikan kepada penulis.

Terimakasih juga saya sampaikan kepada Julius, Dody, Murdhani, May, Bagindo,

Jery, Sormin, Tony atas bantuan selama penelitian berlangsung.

Bogor, Februari 2014

Boyce Budiarto Nainggolan

Page 10: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Gulma Perkebunan Kelapa Sawit 2

Pengelolaan Gulma 3

Pengendalian Gulma Secara Kimia 3

Pengendalian Gulma Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) 4

Paraquat 4

METODE 5 Tempatdan Waktu 5 Bahan dan Alat 5 Metode Penelitian 5

Pelaksanaan 6

Pengamatan 6

Kriteria Efektifitas 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Dominasi Gulma 8

Bobot Kering Gulma Total 8 Bobot Kering Ottochloa nodosa 9

Bobot Kering Mikania micrantha 10

Bobot Kering Commelina benghalis 10

Bobot Kering Ageratum conyzoides 11

Bobot Kering Borreria alata 12

Bobot Kering Axonopus compressus 12

Bobot Kering Gulma Lain 13

Fitotoksisitas 14

KESIMPULAN DAN SARAN 15

Kesimpulan 15 Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16 LAMPIRAN 18

RIWAYAT HIDUP 24

Page 11: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

DAFTAR TABEL

1. Nisbah jumlah doninasi sebelumaplikasi 8 2. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Gulma Total 8 3. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Ottochloa nodosa 9 4. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Mikania micrantha 10 5. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Commelina benghalis 11 6. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Ageratum conyzoides 11 7. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Borreria alata 12 8. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Axonopus compressus 12 9. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Gulma Lain 13

10. Nilai Fitotoksisitas Kelapa Sawit 14

DAFTAR GAMBAR

1. Keracunan Kelapa Sawit 14

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rekapitulasi sidik ragam 19

2. Sidik ragam bobot kering gulma total 20 3. Sidik ragam bobot kering gulma Ottochloa nodosa 20

4. Sidik ragam bobot kering Mikania micrantha 20 5. Sidik ragam bobot kering Commelina benghalis 21 6. Sidik ragam bobot kering Ageratum conyzoides 21 7. Sidik ragam bobot kering Borreria alata 21 8. Sidik ragam bobot kering Axonopus compressus 22 9. Sidik ragam bobot kering gulma lain 22

10. Gambar 1. Lay-out Percobaan 23 11. Gambar 2. Denah Petak Perlakuan 23

Page 12: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk dalam tanaman berumah

satu atau monoecious dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu

pohon dan bisa menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri. Tanaman kelapa sawit

adalah tanaman monokotil yang batangnya lurus, tidak bercabang, dan tidak

memiliki kambium. Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian vegetatif

dan bagian generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun.

Sedangkan bagian generatif yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan adalah

bunga dan buah (Lubis, 2008).

Kelapa sawit termasuk komoditas andalan perkebunan nasional.

Karakteristik lingkungan yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya

yang terdapat pada perkebunan tersebut menyebabkan jenis gulma yang tumbuh

dominan pada perkebunan kelapa sawit berbeda antara satu tempat dengan tempat

lainnya (Yuniarko, 2010).

Menurut Asthon dan Monaco (1991) karakteristik lingkungan yang

mempengaruhi suatu gulma tumbuh dominan pada suatu tempat adalah iklim,

pisiografik, dan biotik. Faktor iklim seperti cahaya, temperatur, air, angin,

atmosfer. Faktor pisiografik seperti edapik (pH, kesuburan, tekstur tanah, struktur

tanah, dan bahan organik), dan topografi. Faktor biotik seperti tanaman

(kompetisi, penyakit, dan zat alelopati), dan hewan (serangga, parasit, dan

mikroorganisme).

Penurunan hasil panen akibat pertumbuhana gulma sekitar 20 - 80 %.

(Moenandir, 1988). Pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit dibagi ke

dalam pengendalian pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman

menghasilkan (TM). Pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit TBM

dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman

kelapa sawit. Pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit TM dilakukan

agar kualitas dan kuantitas hasil panen tetap baik.

Gulma Ottochloa nodosa termasuk gulma golongan rumput dan banyak

terdapat pada area piringin tanaman belum menghasilkan kelapa sawit. Proses

perkembangan gulma dengan cara tumbuh menjalar pada tiap buku, dapat

membuat akar dan tunas baru dan mengeluarkan bunga. Gulma ini menjadi

pesaing tanaman dalam memperebutkan unsur hara, air, serta ruang untuk penutup

tanah dan merugikan hingga 10% dari produksi tanaman (Syamsudin et al.,1992).

Analisis vegetasi dilakukan untuk mengetahui gulma yang tumbuh pada

perkebunan kelapa sawit. Hasil analisis vegetasi dapat dijadikan dasar untuk

melakukan pengelolaan gulma di perkebunan kelapa sawit. Pengelolaan gulma

meliputi penentuan jenis pengendalian gulma, penentuan jumlah tenaga kerja, dan

penentuan jenis herbisida yang akan digunakan.

Pengelolaan gulma dilakukan karena kehadiran gulma pada perkebunan

kelapa sawit untuk mengurangi persaingan dalam menggunakan unsur hara dan

faktor tumbuh antara tanaman budidaya dan gulma. Beberapa jenis gulma

mengeluarkan alelopati yang akan menghambat pertumbuhan tanaman. Hal

tersebut menyebabkan kehilangan hasil dalam jumlah yang cukup besar, yang

Page 13: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

2

meliputi kualitas dan kuantitas hasil tanaman. Pengelolaan gulma yang baik akan

memperlancar pekerjaan pemanenan, pemupukan, pengawasan, dan pengendalian

hama / penyakit.

Pengendalian gulma dengan herbisida yang tidak terencana dan terarah

dapat menimbulkan kerugian waktu dan biaya. Kerugian terjadi karena tidak

memperhatikan komposisi gulma yang tumbuh, pergeseran jenis gulma dominan

karena perbedaan respon terhadap herbisida dapat mempengaruhi kebijaksanaan

dan strategi yang telah ditetapkan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).

Tujuan Penelitian

Mengetahui efektifitas pengendalian gulma dengan herbisida kontak

golongan Paraquat diklorida 283 g/l pada berbagai dosis.

Hipotesis

1. Dosis herbisida Paraquat diklorida 283 g/l berpengaruh terhadap efektifitas

penghambatan pertumbuhan dan perkembangan gulma.

2. Tidak ada pengaruh Paraquat diklorida 283 g/l terhadap pertumbuhan kelapa

sawit

TINJAUAN PUSTAKA

Gulma Perkebunan Kelapa Sawit

Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat

menimbulkan gangguan terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit

(Mangoensoekardjo, 1982).

Kelapa sawit bersaing dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air, dan

cahaya matahari. Gulma yang tumbuh pada suatu areal perkebunan tergantung

lokasi dan iklim setempat. Pemeliharaan yang baik akan memperlancar

pemanenan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan lain-lain (Lubis,

2008).

Gulma yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit umumnya sesuai dengan

kondisi perkebunan tersebut. Pada perkebunan yang baru dibuka, penutupan

kanopi tanaman pokok belum penuh, jenis gulma yang tumbuh adalah gulma

semusim. Gulma tahunan banyak dijumpai pada perkebunan-perkebunan yang

telah menghasilkan. Penyebaran gulrna ditentukan pula oleh perbedaan ketinggian

suatu tempat. Di dataran tinggi populasi gulma cenderung lebih banyak

dibandingkan dengan di dataran rendah (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).

Gulma yang biasa terdapat di perkebunan kelapa sawit belum menghasilkan

yaitu: Chromolaena odarata (L.) Imperata cylmdrica (L.) Beauv., Axonopus

compressus (SW.) P.B., Echinochloa colonum (I.) LK., Panicum repens (L.),

Scleria sumateraensis Retz., Kyllingia monocephala Rottb., Mikania micrantha

Page 14: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

3

H.H.K., Ageratum conyzoides I., Lamtama camara (L.), Mimosa invisa Mart. Ex

colla., dan Ottoclhoa nodosa (Kunth) Dandy (Lubis, 2008).

Pengelolaan Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh tidak diinginkan kehadirannya

baik secara tempat maupun waktu. Gulma mempunyai sifat berasosiasi dan dapat

mendominasi lahan budidaya. Gulma tumbuh pada tempat yang kaya unsur hara

sampai yang kurang unsur hara. Gulma pada umumnya mudah dalam melakukan

regenerasi sehingga unggul dalam persaingan memperoleh ruang tumbuh, cahaya,

air, unsure hara, dan CO2 dengan tanaman budidaya (Pahan, 2008).

Gulma digolongkan dalam empat jenis yaitu gulma berdaun lebar, gulma

berdaun sempit, gulma pakis dan gulma teki. Analisis vegetasi dilakukan untuk

menegetahui ekologi gulma sehingga pengelolaan menjadi terarah. Gulma yang

tumbuh dominan pada tanaman belum menghasilkan adalah gulma semusim,

sedangkan tanaman menghasilkan adalah gulma tahunan (Tobing dan Hutauruk,

1999).

Pengelolaan gulma adalah tindakan pencegahan terhadap gulma,

pengendalian jumlah gulma, dengan cara yang sudah ditentukan. Pengelolaan

gulma dilakukan untuk mengurangi biji yang tersimpan dalam tanah, mencegah

kerusakan dari gulma terhadap tanaman budidaya, dan mengurangi persaingan

antara gulma dan tanaman budidaya (Aldrich, 1984).

Dasar pengelolaan gulma adalah usaha untuk meningkatkan daya saing

tanaman budidaya dan melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman

budidaya harus ditingkatkan sehingga gulma tidak mampu mengembangkan

pertumbuhannya secara berdampingan atau pada waktu bersamaan dengan

tanaman budidaya. Pengelolaan gulma yang dilakukan harus tepat agar tidak

meningkatkan daya saing gulma (Pahan, 2008).

Pengabungan lebih dari satu metode pengendalian gulma dilakukan untuk

efektifitas pengendalian. Suatu metode dapat menekan spesies tertentu, akan tetapi

dapat menguntungkan spesies lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Spesies gulma yang dikendalikan dapat digantikan oleh spesies gulma lainnya.

Hal tersebut dapat mengakibatkan masalah baru dalam pengendalian gulma

(Pahan,2008).

Menurut Lubis (2008) pengelolaan gulma pada perkebunan kelapa sawit

dilakukan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman

Menghasilkan (TM). Pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit

dilakukan secara mekanis dan kimia. Menurut Sastroutomo (1990) gulma yang

tumbuh pada perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan kuantitas dan kualitas

hasil panen serta menjadi inang bagi hama dan penyakit tanaman.

Pengendalian gulma harus memperhatikan teknik pelaksanaannya di faktor

teknis, faktor ekonomis, dan dampak negatif yang dapat terjadi. Pengendalian

gulma harus dilakukan dengan memperhatikan ambang ekonomi. Selama kerugian

yang ditimbulkan oleh kehadiran gulma tersebut masih lebih kecil dari biaya yang

harus dikeluarkan untuk pengendaliannya maka pengendalian tidak perlu

dilakukan (Pahan, 2008).

Page 15: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

4

Pengendalian Gulma Secara Kimia

Pengendalian gulma secara kimia adalah langkah terakhir yang dilakukan

dalam mengendalikan gulma. Pengendalian gulma secara kimia harus

memperhatikan lingkungan dan manusia agar tidak membahayakan .

Pengendalian gulma secara kimia harus tepat dilakukan agar gulma sasaran dapat

dikendalikan dan tidak menimbulkan pencemaran bahan kimia (Mangoensoekarjo

dan Semangun, 2005).

Aplikasi herbisida campuran mampu menekanan perkembangan gulma

yang lebih lama dibandingkan aplikasi tunggal. Hal ini terjadi karena herbisida

campuran mengendalikan lebih banyak jenis gulma baik untuk gulma golongan

berdaun sempit maupun gulma golongan berdaun lebar. Pada kelapa sawit TBM

biaya pengendalian gulma selama satu tahun menunjukan pengendalian

menggunakan herbisida kontak lebih rendah 13 % - 21 % jika dibandingkan

pengendalian manual. Herbisida sistemik lebih rendah 33 % - 42 % disbanding

menggunakan pengendalian manual (Kusnanto, 1991).

Pengendalian gulma secara kimia memerlukan tenaga kerja yang lebih

sedikit dibandingkan secara manual. Pengendalian gulma secara kimia dapat

memperkecil kerusakan struktur tanah, tidak mengganggu sistem perakaran

tanaman utama, serta waktu yang diperlukan lebih singkat. Indikasi yang

keberhasilan pengendalian gulma secara kimia adalah bahan aktif yang

digunakan, dosis, keadaan cuaca, stadia gulma, serta pelaksanaan pengendalian di

lapangan. Pengendalian gulma secara kimia seringkali berakibat suksesi atau

perubahan jenis gulma yang tumbuh dominan (Syamsuddin dan Hutauruk, 1999).

Pengendalian gulma secara kimia pada perkebunan kelapa sawit TM dan

TBM selama periode harus memperhitungkan biaya bahan, tenaga kerja, biaya

penyusutan alat, dan frekuensi pengendalian. Kebutuhan herbisida pada kelapa

sawit TBM lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelapa sawit TM (Kusnanto,

1991).

Pengendalian Gulma Pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Tanaman belum menghasilkan (TBM) dilakukan pengendalian gulma

dilakukan untuk mengurangi kompetisi unsur hara antara kelapa sawit dengan

gulma (Pahan, 2008). Areal gawangan dan piringan pada perkebunan kelapa sawit

TBM dilakukan pengendalian gulma. Pembukaan piringan dilakukan setelah

tanaman kacangan menutup lahan tanaman kelapa sawit. Jari-jari piringan

bergantung pada umur tanaman, umumnya berkisar antara 0.75 - 2.50 m.

Pemeliharaan harus dilakukan dengan hati-hati, baik secara manual maupun kimia

(Syamsuddin dan Hutauruk, 1999)

Pengendalian gulma secara kimia pada piringan dilakukan menggunakan

herbisida pra tumbuh. Penggunaan herbisida jenis ini harus dilakukan dengan

hati-hati karena dapat menimbulkan abnormalitas pada pertumbuhan tanaman dan

pembungaan seperti partenokarpi, hermaprodit, mantled dan androgynous (Lubis,

2008)

Pengendalian gulma pada gawangan secara kimia menggunakan herbisida

pra tumbuh yang diaplikasikan bersamaan pada waktu membangun tanaman

kacangan penutup tanah. Herbisida pra tumbuh pada umumnya dipakai dengan

bahan aktif Ametryne, Diuron, Atrazine dan Asulan. Penyemprotan dilakukan 1 -

Page 16: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

5

2 hari sebelum atau setelah penananaman kacangan (Syamsuddin dan Hutauruk,

1999)

Paraquat

Paraquat (1,1-dimethyl-4,4'-bipyridylium chloride), bipyridyl compound,

merupakan suatu herbisida golongan bipyridylium. Komposisi kimia dari

paraquat adalah C12H14N2. Paraquat merupakan herbisida yang paling umum

digunakan dari golongan ini (Ginting et al., 2012).

Paraquat digunakan untuk mengendalikan gulma dengan pengaruh kontak,

penyerapannya melalui daun sangat cepat sehingga tidak mudah tercuci oleh air

hujan (Daud, 2008). Paraquat dapat mematikan tumbuhan dengan cara merusak

membran sel. Menurut Chung (1995) pemakaian paraquat memiliki keunggulan

dalam hal suksesi gulma, fitotoksisitas, dan rainfastness. Paraquat digunakan

untuk mengendalikan gulma dengan pengaruhn kontak, penyerapannya melalui

daun sangat cepat sehingga tidak mudah tercuci oleh air hujan. Senyawa ini

mempengaruhi sistem fotosintesis khususnya mengubah aliran elektron dalam

tumbuhan gulma. Umumnya pembentukan klorofil dihambat sehingga terjadi

klorosis.

Paraquat menyebabkan kematian pada bagian atas gulma dengan cepat

tanpa merusak bagian sistem perakaran, stolon, atau batang dalam tanah, sehingga

dalam beberapa minggu setelah aplikasi gulma tumbuh kembali (Purba, 2009).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Cisalak Baru, PTPN VIII, Banten

dan Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung pada bulan Agustus

2013 sampai bulan November 2013.

Bahan dan Alat

Bahan- bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman kelapa

sawit usia 2-3 tahun, herbisida Paraquat diklorida 283 g/l, dan gulma pada lahan

sawit. Alat- alat yang digunakan pada penelitian ini adalah knapsack sprayer semi

otomatis, gelas ukur 100 ml dan 1000 ml, oven listrik, dan timbangan analitik,

pisau cutter, tali, plastik.

Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan

Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) yang terdiri dari tujuh perlakuan, tiga

ulangan. Setiap ulangan terdiri dari lima petak contoh, sehingga terdapat 105

satuan percobaan. Penelitian ini terdiri dari tujuh perlakuan, yakni Paraquat

Page 17: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

6

diklorida 283 g/l 1.0 l/ha, Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha, Paraquat diklorida

283 g/l 2.0 l/ha, Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha, Paraquat diklorida 283 g/l

3.0 l/ha, penyiangan manual, dan kontrol.

Pengolahan data dilakukan dengan uji F menggunakan perangkat lunak

SAS (Statistical Analysis System). Setelah uji F kemudian dilakukan uji lanjut

bagi perlakuan yang berpengaruh nyata dengan metode Beda Nyata Terkecil

(BNT) pada taraf nyata 5 %. Adapun model statistika yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

i = 1, 2, …, 7 ; j = 1, 2, 3

= Respon pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j

= nilai tengah umum

= pengaruh perlakuan ke-i

= pengaruh kelompok ke-j

= pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i, kelompok ke-j

Pelaksanaan

Pada tahap awal dilakukan pengamatan kondisi pertanaman seperti

pertumbuhan yang seragam, jarak tanam kelapa sawit, dan pemeliharaan tanaman

dengan baik. Kondisi gulma sasaran terdapat dalam satuan petak percobaan,

distribusi gulma relatif merata, dan penutupan minimal 75%.

Cara penyemprotan herbisida dilakukan secara merata pada seluruh

permukaan menggunakan knapsack sprayer semi otomatis dengan nozel warna

biru (lebar semprot 1 m) bertekanan 1 kg cm-2

. Penyemprotan herbisida yang diuji

tidak menggunakn bahan perekat. Volume air yang digunakan 400 l/ha.

Waktu aplikasi herbisida diharapkan tidak turun hujan satu jam setelah

aplikasi, dan banyaknya aplikasi hanya satu kali.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah contoh gulma pada setiap satuan

petak perlakuan, diamati sebanyak dua petak contoh dengan menggunakan

kuadran berukuran 0.5 m x 0.5 m yang ditetapkan secara sistemaik.

Waktu pengambilan sampel dilakukan sebelum aplikasi dan setelah

aplikasi. Sebelum aplikasi variable yang diukur pada pengambilan contoh gulma

adalah biomassa, kerapatan dan frekwensi untuk bahan analisis vegetasi

menggunakan metode SDR. Setelah aplikasi variabel yang diukur adalah

biomassa tiap spesies gulma empat minggu setelah aplikasi, delapan minggu

setelah aplikasi, dan dua belas setelah aplikasi.

Metode SDR (Summed Dominance Ratio)

=

KN (Kerapatan Nisbi) =

x 100%

Page 18: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

7

FN (Frekuensi Nisbi) =

x 100%

DN (Domenasi Nisbi) =

x 100%

Pengambilan contoh dilakukan terhadap gulma sasaran dan biomassa

gulma. Gulma sasaran yaitu gulma yang menjadi target herbisida. Biomassa

gulma diambil gulma yang masih segar dipotong tepat setinggi permukaan tanah,

kemudian dipisahkan tiap spesiesnya, selanjutnya dikeringkan pada temperature

800C selama 48 jam atau mencapai bobot kering konstan dan kemudian

ditimbang.

Pengamatan fitoksisitas kelapa sawit dilakukan pada dua tanaman tiap

satuan petak percobaan yang diambil secara acak. Tingkat keracunan dinilai

secara visual terhadap populasi tanaman yang dilakukan perlakuan herbisida,

diamati pada umur dua minggu setelah aplikasi, empat minggu setelah aplikasi,

enam minggu setelah aplikasi, dengan nilai sebagai berikut:

0 = tidak ada keracunan, 0 - 5 % bentuk dan atau warna daun muda tidak

normal.

1 = keracunan ringan, > 5 % - 20 % bentuk dan atau warna daun muda

tidak normal.

2 = keracunan sedang, > 20 % - 50 % bentuk dan atau warna daun muda

tidak normal.

3 = keracunan berat, >50 % - 75 % bentuk dan atau warna daun muda

tidak normal.

4 = keracunan sangat berat, >75 % bentuk dan atau warna daun muda tidak

normal hingga mengering dan rontok sampai tanaman mati.

Kriteria Efektifitas

Suatu jenis herbisida dikatakan efektif mengendalikan gulma apabila

memenuhi efikasi sebagai berikut: biomassa gulma pada petak perlakuaan

herbisida relatif sama dengan perlakuan manual dan lebih ringan dibandingkan

dengan kontrol, dapat mengendalikan gulma hingga dua belas minggu setelah

aplikasi, fitotoksisitas yang ditolerir adalah keracunan ringan pada tanaman kelapa

sawit.

Page 19: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dominasi Gulma

Hasil analisis vegetasi yang dilakukan sebelum aplikasi herbisida pada

areal piringan kelapa sawit belum menghasilkan terdapat beberapa spesias gulma

dominan. Spesies gulma dominan ditunjukkan oleh besamya Nilai Jumlah

Dominan (NJD) yang menempati areal penelitian. Gulma dominan yang berada di

areal peneilitian sebelum apikasi herbisid adalah Ottochloa nodosa, Mikania

micrantha, Commelina benghalis, Ageratum conyzoides, Borreria alata, dan,

Axonopus compressus.

Tabel 1 Nisbah jumlah dominasi sebelum aplikasi herbisida.

Spesiesgulma KN ( % ) FN ( % ) DN ( % ) NJD ( % )

Ottochloa nodosa 55.18 20.49 45.35 40.34

Mikania micrantha 14.57 18.54 24.93 19.35

Comelina benghalis 10.56 14.15 6.52 10.41

Ageratum conyzoides 6.29 9.76 9.24 8.43

Boreria alata 5.12 9.27 6.02 6.80

Axonopus compresuss 4.93 8.78 5.24 6.32

Gulma lain 3.35 19.01 2.70 8.35

Total 100 100 100 100

Analisis vegetasi dilakukan sebelum aplikasi herbisida menunjukkan

gulma yang dominan pada areal piringan adalah Ottocloa nodosa yang termasuk

kedalam jenis gulma rumput. Gulma daun lebar didominasi gulma Mikania

micrantha (Tabel 1).

Bobot Kering Gulma Total

Hasil sidik ragam bobot kering gulma total terdapat pada Tabel Lampiran

2. Dari Tabel Lampiran 2 dapat dilihat bahwa perlakuan herbisida berpengaruh

sangat nyata pada 4, 8 dan 12 MSA. Pengaruh perlakuan terhadap bobot kering

gulma total ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Gulma Total

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 7.42a 9.13a 10.83a

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 6.97a 8.57ab 10.66a

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 5.42b 8.01b 10.64a

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 4.44c 5.80c 8.21b

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 1.88d 4.10d 6.73c

Manual

1.33d 3.48e 5.24d

Kontrol 7.75a 9.12a 11.39a

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Page 20: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

9

Perlakuan kontrol merupakan pembanding dalam penekanan pertumbuhan

gulma yang dilihat dari bobot kering gulma. Pada minggu ke empat perlakuan

herbisida paraquat diklorida 283 g/l dengan dosis 1.0 l/ha dan 1.5 l/ha tidak dapat

menekan partumbuhan gulma. Minggu kedelapan setelah aplikasi perlakuan

herbisida paraquat diklorida 283 g/l dengan dosis 1.5 l/ha tidak berbeda nyata

dengan perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dengan dosis 2.0 l/ha. Minggu

keduabelas setelah aplikasi perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dosis 1.0, 1.5, 2.0

l/ha tidak dapat menekan pertumbuhan gulma.

Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l yang dapat menekan pertumbuhan

gulma pada dosis 2.5 dan 3.0 l/ha sampai minggu ke duabelas setelah aplikasi,

karena perlakuan tersebut berbeda nyata dengan kontrol, perlakuan tersebut tidak

dapat dikatakan efektif dimana hasil bobot kering pada perlakuan tersebut masih

lebih besar dengan perlakuan manual. .

Bobot Kering Gulma Ottochloa nodosa

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Ottochloa nodosa

diperlihatkan pada Tabel Lampiran 3. Aplikasi herbisida paraquat diklorida

283 g/l memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma

Ottochloa nodosa pada 4,8 dan 12 MSA. Pengaruh perlakuan terhadap bobot

kering gulma total ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Ottochloa nodosa

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 19.91a 23.23a 27.95a

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 18.41ab 22.11a 27.28a

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 16.68b 22.23a 27.21a

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 10.91c 16.24b 23.70b

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 4.43d 12.43c 20.98b

Manual

3.80d 10.01d 15.33c

Kontrol 19.67a 22.22a 27.17a

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Ottochloa nodosa menunjukkan

perlakuan paraquat diklorida 283 g/l pada minggu keempat setelah aplikasi semua

perlakuan dapat menekan pertumbuhan gulma kecuali perlakuan paraquat

diklorida 283 g/l pada dosis 1.0 l/ha dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan

paraquat diklorida 283 g/l pada dosis 1.5 l/ha. Perlakuan herbisida yang dapat

menekan pertumbuhan gulma adalah perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dengan

dosis 2.5, 3.0 l/ha hingga minggu 12 MSA, tetapi perlakuan tersebut tidak dapat

dikatakan efektif karena nilai bobot kering lebih besar dari perlakuan manual dan

lebih kecil dari kontrol.

Pengendalian gulma Ottochloa nodosa dengan herbisida paraquat

diklorida 283 g/l tidak ada yang dapat menunjukkan hasil efektif diakibatkan

herbisida yang disemprot tidak mengenai bagian stolon gulma. Menurut Suryani

Page 21: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

10

(1991), keadaan ini diduga oleh penyemprotan herbisida yang tidak mematikan

semua stolon Ottochloa nodosa sehingga stolon ini masih bertahan hidup.

Bobot Kering Gulma Mikania micrantha

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Mikania micrantha terdapat

pada Tabel Lampiran 4. Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma pada 4, 8 dan 12 MSA.

Pengaruh perlakuan herbisida terhadap bobot kering gulma Mikania micrantha

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Mikania micrantha

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 8.44a 9.41ab 12.08a

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 6.30b 10.26a 10.79ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 4.32c 8.87b 10.55b

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 4.9bc 6.88c 8.20c

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 1.81d 4.09d 6.06d

Manual

0.68d 3.00d 4.48e

Kontrol 9.33a 10.32a 11.08ab

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l pada minggu ke 4 MSA yang tidak

dapat menekan pertumbuhan gulma Mikania micrantha yaitu perlakuan paraquat

diklorida 283 g/l pada dosis 1.0 l/ha. Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dengan

dosis 1.5, 2.0 l/ha tidak berbeda dengan perlakuan kontrol pada 12 MSA.

Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l pada dosis 3.0 l/ha tidak berbeda dengan

perlakuan manual hingga minggu kedelapan setelah aplikasi. Pengendalian gulma

Mikania micrantha dengan paraquat diklorida 283 g/l yang mampu menekan

pertumbuhan gulma hingga 12 MSA adalah dosis 2.5 dan 3.0 l/ha, tetapi tidak

dapat menunjukkan hasil yang efektif dimana perlakuan menunjukkan hasil yang

lebih besar dari perlakuan manual.

Gulma Mikania micrantha dapat berkembang biak mempergunakan

batang. Pengendalian gulma Mikania micrantha dengan herbisida paraquat

diklorida 283 g/l tidak ada yang dapat menunjukkan hasil efektif diakibatkan

herbisida yang diaplikasikan membunuh bagian daun gulma yang terkena saat

aplikasi dan daun gulma dapat menutupi batang, sehingga bagian batang gulma

tersebut dapat berkembang biak setelah aplikasi herbisida dilakukan.

Bobot Kering Gulma Commelina benghalis

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Commelina benghalis terdapat

pada Tabel Lampiran 5. Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma pada 4, 8 dan 12 MSA.

Pengaruh perlakuan herbisida terhadap bobot kering gulma Commelina benghalis

dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 22: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

11

Tabel 5. Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Commelina benghalis

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 3.41a 4.60ab 6.02ab

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 2.85ab 3.84ab 6.07ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 2.05b 3.60b 5.47ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 0.86c 2.36c 3.42bc

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 0.41c 1.2d 2.65c

Manual

0.25a 0.84d 1.87c

Kontrol 3.48a 4.82a 6.42a

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Pada Tabel 5 perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dapat menekan

pertumbuhan gulma Commelina benghalis pada dosis 2.5dan 3.0 l/ha dan tidak

berbeda nyata terhadap perlakuan manual, menunjukkan bahwa pada dosis 2.5

dan 3.0 l/ha herbisida efektif sampai 12 MSA.

Pengendalian gulma Commelina benghalis pada dosis 2.5 dan 3.0 l/ha

marnpu mengendalikan gulma dengan baik sampai 12 MSA, dimana butiran-

butiran larutan herbisida mampu menjakau seluruh bagian gulma yang

dipengaruhi oleh kerapatan gulma tersebut.

Bobot Kering Gulma Ageratum conyzoides

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Ageratum conyzoides terdapat

pada Tabel Lampiran 6. Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma pada 4, 8 dan 12 MSA.

Pengaruh perlakuan herbisida terhadap bobot kering gulma Ageratum conyzoides

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Ageratum conyzoides

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 4.05a 4.72ab 5.73a

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 3.13a 4.60ab 4.86ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 1.78b 3.24bc 4.05bc

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 0.95bc 2.42cd 3.24cd

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 0.53c 1.28c 2.64d

Manual

0.33c 1.01c 1.99d

Kontrol 3.19a 5.06a 5.33ab

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Pada Tabel 6 perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dapat menekan

pertumbuhan gulma Ageratum conyzoides pada dosis 2.5 dan 3.0 l/ha dan tidak

berbeda nyata terhadap perlakuan manual, menunjukkan bahwa pada dosis 2.5,

dan 3.0 l/ha herbisida efektif sampai 12 MSA.

Page 23: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

12

Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l yang tidak dapat mengendalikan

gulma Ageratum conyzoides hingga 12 MSA dengan dosis 1.0, 1.5, dan 2.5 l/ha.

Perlakuan tersebut tidak berbeda dengan perlakuan kontrol.

Dosis 2.5 dan 3.0 l/ha dapat mengendalikan gulma hingga 12 MSA,

dimana dosis tersebut mampu membunuh gulma Ageratum conyzoides.

Bobot Kering Gulma Borreria alata

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Borreria alata terdapat pada

Tabel Lampiran 7. Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma pada 4, 8 dan 12 MSA.

Pengaruh perlakuan herbisida terhadap bobot kering gulma Borreria alata dapat

dilihat pada Tabel 7.

Pada Tabel 7, perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dapat menekan

pertumbuhan gulma Borreria alata hingga 12 MSA pada dosis 2.5 dan 3.0 l/ha

dan tidak berbeda nyata terhadap perlakuan manual dan berbeda nyata dengan

kontrol, menunjukkan bahwa pada dosis 2.5 dan 3.0 l/ha herbisida efektif sampai

12 MSA.

Tabel 7 Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Borreria alata

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 3.60a 4.26a 4.74ab

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 2.57ab 3.57ab 4.25ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 1.80b 3.22ab 3.71abc

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 0.62c 2.26bc 2.76bcd

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 0.27c 1.37c 3.09cd

Manual

0.22c 0.96c 1.69d

Kontrol 3.14a 4.59a 4.83a

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l tidak dapat menekan pertumbuhan

gulma Borreria alata hingga 12 MSA pada dosis 1.0, 1.5 dan 2.0 l/ha dan tidak

berbeda nyata terhadap kontrol.

Bobot Kering Gulma Axonopus compressus

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma Axonopus compressus terdapat

pada Tabel Lampiran 8. Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma pada 4, 8 dan 12 MSA.

Pengaruh perlakuan herbisida terhadap bobot kering gulma Axonopus compressus

dapat dilihat pada Tabel 8.

Pada Tabel 8, perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dapat menekan

pertumbuhan gulma Axonopus compressus pada dosis 3.0 l/ha dan tidak berbeda

nyata terhadap perlakuan manual, menunjukkan bahwa pada dosis 3.0 l/ha

herbisida efektif sampai 12 MSA. Dosis 2.5 l/ha dapat menekan pertumbuhan

gulma hingga 12 MSA tetapi tidak dapat dikatakan efektif dimana respon

Page 24: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

13

perlakuan tersebut berbeda nyata dengan kontrol tetapi lebih besar dari perlakuan

manual.

Tabel 8 Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Axonopus compressus

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 2.52ab 3.81a 4.65ab

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 2.51ab 3.26ab 4.47ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 1.27bc 2.32bc 4.72ab

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 0.63c 1.68cd 3.75bc

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 0.40c 1.60cd 2.01cd

Manual

0.10c 0.94c 1.57d

Kontrol 3.42a 4.04a 5.94a

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Perlakuan paraquat diklorida 283 g/l pada 12 MSA tidak berbeda dengan

kontrol pada dosis 1.0, 1.5, dan 2.0 l/ha. Dari Tabel 8 menunjukkan dosis tersebut

tidak efektif mengendalikan gulma.

Dosis 3.0 l/ha dapat menekan pertumbuhan gulma Axonopus compressus,

diduga gulma tersebut mempunyai kerapatan yang rendah sehingga larutan

herbisida dapat menjakau bagian pertumbuhan gulma.

Bobot Kering Spesies Gulma Lain

Hasil sidik ragam dari bobot kering gulma gulma lain terdapat pada Tabel

Lampiran 9. Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l memberikan pengaruh

yang sangat nyata terhadap bobot kering gulma pada 4, 8 dan 12 MSA. Pengaruh

perlakuan herbisida terhadap bobot kering gulma Gulma lain dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 9 Pengaruh herbisida terhadap bobot kering Gulma lain

Perlakuan Dosis Minggu Setelah Aplikasi ( MSA )

4 8 12

Paraquat diklorida 283 g/l 1.0 l/ha 1.88a 2.75ab 3.54ab

Paraquat diklorida 283 g/l 1.5 l/ha 0.68b 2.31abc 1.91abc

Paraquat diklorida 283 g/l 2.0 l/ha 1.01bc 1.73bcd 2.18abc

Paraquat diklorida 283 g/l 2.5 l/ha 044bc 1.59cde 2.017abc

Paraquat diklorida 283 g/l 3.0 l/ha 0.18c 0.91de 1.28bc

Manual

0.16c 0.62e 1.02c

Kontrol 1.93a 2.98a 3.86a

Keterangan: Angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama tidak

berbeda nyata pada taraf 5% uji BNT.

Pada Tabel 9, perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dapat menekan

pertumbuhan gulma lain pada dosis 3.0 l/ha dan tidak berbeda nyata terhadap

perlakuan manual, menunjukkan bahwa pada dosis 3.0 l/ha herbisida efektif

sampai 12 MSA. Pada 12 MSA perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dosis 1.5,

2.0, 2.5 l/ha tidak berbeda nyata dengan perlakuan manual, dan perlakuan

Page 25: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

14

paraquat diklorida 283 g/l dosis 1.5, 2.0, 2.5 l/ha tidak berbeda nyata dengan

perlakuan paraquat diklorida 283 g/l dosis 3.0 l/ha.

Dosis 1.5, 2.0, dan 2.5 l/ha mampu menekan pertumbuhan gulma, tetapi

tidak dapat dikatakan efektif, dimana nilai bobot kering tidak berbeda dengan

manual dan juga tidak berbeda dengan control. Hal tersebut diduga akibat dari

respon setiap spesies gulma berbeda. Menurut Fadhly dan Tabri (2004), bahwa

setiap golongan gulma memiliki respon yang berbeda atas penerimaan herbisida.

Fitotoksisitas

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian herbisida dalam

pengendalian gulma pada piringan tanaman belum menghasilkan kelapa sawit

adalah untuk mendapatkan pengendalian yang selektif, dapat mematikan gulma,

tetapi tanaman budidaya tidak mengalami permasalahan dalam pertumbuhan.

Keracunan tanaman oleh herbisida dapat diakibatkan dosis herbisida

terlalu tinggi, atau herbisida dengan dosis rendah dapat mengakibatkan keracunan

pada tanaman ( Mangoensoekardjo, 1976 ).

Pengamatan keracunan tanaman yang disebabkan oleh herbisida diamati

secara visual. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kelapa sawit, tanaman

yang keracunan diantara level 1 dan level 2. Keracunan terjadi akibat tinggi gulma

hampir sama dengan tinggi daun pertama kelapa sawit. Menurut (Saladin, 2003)

adalah herbisida yang diaplikasikan pada tanaman belum menghasilkan bisa

terkena semprotan herbisida dimana tinggi tanaman dapat dijangkau saat aplikasi.

Gambar 1. Keracunan pada kelapa sawit

Tabel 10. Nilai Fitotoksisitas Kelapa Sawit

Dosis Rata-rata Nilai Keracunan

Rata-rata 2 MSA 4 MSA 6 MSA

1.0 l/ha 2 1 1 1.3 1.5 l/ha 1 1 1 1.0 2.0 l/ha 1 1 1 1.0 2.5 l/ha 2 1 1 1.3 3.0 l/ha 2 2 1 1.7

Page 26: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis vegetasi pada lahan kelapa sawit menunjukan gulma yang

mendominasi adalah Ottchloa nodosa , Mikania micrantha, Borreria alata,

Ageratum conyzoides, Commelina benghalis, Axonopus compressus, dan spesies

gulma lain diisi oleh Elloecina indica, Ischaemun timorense, Pilantus nuriri,

Paspalum conjugatum.

Aplikasi herbisida Paraquat diklorida 283 g/l sampai dosis 2.0 l/ha tidak

mampu menekan pertumbuhan gulma sampai minggu keduabelas setelah aplikasi

karena perlakuan tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol.

Aplikasi herbisida paraquat diklorida 283 g/l pada semua taraf dosis

menunjukkan keracunan pada tanaman belum menghasilkan kelapa sawit.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan herbisida paraquat diklorida 283 g/l

pada spesies gulma yang termasuk golongan rumput atau daun lebar. diklorida

Selain itu perlu dilakukan penelitian pada areal tanaman menghasilkan.

Page 27: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

16

DAFTAR PUSTAKA

Aldrich RJ. 1984. Weed Crop Ecology – Principles In Weed Management.Breton

Publishers. California. 465 p.

Ashton FM, Monaco TJ. 1991. Weed Science Principles and Practices. John

Wiley and Sons Inc. New York. 357 p.

Chung GF. 1995. The use of paraquat for weed management in oil palm

plantations. Paper presented in Technical Seminar Organised by CCM

Bioscience Sdn Bhd on 5th August 1995. Kuala Lumpur.

Daud D. 2008. Uji Efikasi Herbisida Glifosat Sulfosat dan Paraquatpada Systim

Tanpa Olah Tanah (TOT) Jagung. Prosiding Seminar Ilmiah dan

Pertemuan Tahunan PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan.

http://www.peipfi-komdasulsel.org/wp-content/uploads/2011/06/34-

DAVID-Uji-Efikasi-herbisda-Glifosat-Sulfosat-316-327.pdf. [ 8 april

2013]

Fadhly F, Tabri AF. 2004. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung. Pusat

dan Pengembangan Tanaman Sereal, Maros. 12:243.

Ginting AW, Endang S, Marpaung S, Ginting F, Kembaren T, Rahimi A, Ginting

J. 2012 .Intoksikasi Herbisida (Paraquat).

http://ikaapda.com/resources/PTI/Reading-Assigemnt/INTOKSIKASI-

HERBISIDA.pdf. [ 8 april 2013 ]

Kusnanto U. 1991. Pengendalian gulma secara manual dan kimiawi di perkebunan

kelapa sawit: studi tentang efikasi, frekuensi aplikasi dan analisis biaya.

Bul. Perkebunan 22:163-182.

Lubis AU. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat

Perkebunan Marihat. Bandar Kuala. Pematang Siantar. 362 hal

Mangoensoekarjo S. 1976.Keracunan Herbisida pada Kelapa Sawit. Prasaran dan

Pembahasan Seminar Kelapa Sawit 1976. Hal 229-234

Mangoensoekarjo S. 1982. Kerugian Akibat Gulma di Perkebunan Dalam

Tjitrosoedirdjo S, Utomo IH, J Wiroatmodjo (eds.). Kumpulan Kuliah

Penataran Manajemen Gulma di Perkebunan. Kerjasama BIOTROP –

HIGI. Hal 34-36

Mangoensoekarjo S, Semangun H. 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 hal.

Moenandir J. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Pers.

Jakarta. 122 hal.

Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu

hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 hal.

Purba E. 2009. Keanekaragaman Herbisida Dalam Pengendalian Gulma

Mengatasi Populasi Gulma Resisten dan Toleran Herbisida.

http://www.usu.ac.id/Pidato%20Pengukuhan%20Guru%20Besar_Edison

%20Purba.pdf. [ 8 April 2013].

Saladin S. 2003. Studi Efektivitas Beberapa Formulasi Herbisida Glifosat pada

Berbagai Taraf Dosis Dalam Mengendalikan Gulma pada Piringan Kelapa

Sawit ( Elaeis guineensiss Jacq. ) Belum Menghasilkan. Skripsi.

Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor. Bogor. 56 hal.

Page 28: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

17

Sastroutomo SS. 1990. Pestisida Dasar-Dasar dan Dampak Penggunaanya.

Gramedia. Jakarta. 186 hal.

Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit. PT.

AgroMedia Pustaka. Jakarta. 70 hal.

Suryani W. 1991. Studi Efektivitas Beberapa Perlakuan Herbisida dengan Dua

Alat Semprot untuk Mengendalikan Gulma di Jalur Tanaman Karet

Menghasilkan. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian.

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 54hal.

Syamsuddin E, Hutauruk CH. 1999. Pengendalian gulma dengan herbisida pada

tanaman kelapa sawit belum menghasilkan. Jur. PPKS. 09:1-3.

Syamsuddin E, Tobing TL, Lubis RA. 1992. Pemberantasan Gulma Terpadu

pada Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Buletin Pusat Penelitian

Marihat. Medan. 12 (2):30-40.

Tjitrosoedirdjo S, Utomo IH, Wiroatmodjo J . 1984. Pengelolaan Gulma di

Perkebunan. Gramedia. Jakarta. 210 hal.

Tobing TL, Hutauruk CH. 1999. Identifikasi jenis gulma pada tanaman kelapa

sawit. Jur. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 08;1-2

Yuniakro Y. 2010. Pengelolaan Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis jacq.) Tanaman Menghasilkan di PT Jambi Agro Wijaya (PT

JAW), Bakrie Sumatera Plantation, Sarolangun, Jambi. Skripsi. Program

Sarjana, Intitut Pertanian Bogor. Bogor. 59 hal.

Page 29: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

18

LAMPIRAN

Page 30: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

19

Tabel Lampiran 1. Rekapitulasi Sidik Ragam

Waktu Paraquat diklorida 283 g/l kelompok KK

( % )

Bobot Kering Gulma Total

4 MSA ** tn 10.44

8 MSA ** tn 4.65

12 MSA ** tn 5.69

Bobot Kering Ottochloa nodosa

4 MSA ** * 11.47

8 MSA ** tn 5.15

12 MSA ** tn 6.53

Bobot Kering Mikania micrantha

4 MSA ** tn 16.49

8 MSA ** tn 9.11

12 MSA ** tn 8.86

Bobot Kering Commelina benghalis

4 MSA ** * 30.94

8 MSA ** tn 18.74

12 MSA ** tn 32.85

Bobot Kering Ageratum conoyzides

4 MSA ** tn 31.01

8 MSA ** * 30.19

12 MSA ** tn 18.65

Bobot Kering Borreria alata

4 MSA ** * 33.62

8 MSA ** tn 26.61

12 MSA ** tn 32.60

Bobot Kering Axonopus compressus

4 MSA ** tn 45.65

8 MSA ** tn 24.74

12 MSA ** * 31.02

Bobot Kering Gulma lain

4 MSA ** * 50.42

8 MSA ** * 31.15

12 MSA ** tn 60.74 Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Page 31: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

20

Tabel Lampiran 2. Sidik Ragam Bobot Kering Gulma Total

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai F Pr>F KK

(% )

4

MSA

Kelompok 2 0.33984 0.16992 0.62 0.5565tn

10.44 Perlakuan 6 123.1207 20.5201 74.35 0.0001** Galat 12 3.311991

8

MSA

Kelompok 2 0.434524 0.21726 2.12 0.1633tn

4.65 Perlakuan 6 103.9038 17.3173 168.59 0.0001** Galat 12 1.232587

12

MSA

Kelompok 2 8.348552 4.17427 15.55 0.0005tn

5.69 Perlakuan 6 102.9705 17.1617 63.93 0.0001** Galat 12 3.221111

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 3. Sidik Ragam Bobot Kering Ottochloa nodosa

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai F Pr>F

KK ( % )

4

MSA

Kelompok 2 1.1610167 0.5805083 0.25 0.786* 11.47 Perlakuan 6 889.148567 148.19143 62.71 0.0001**

Galat 12 28.3594833

8

MSA

Kelompok 2 4.2404667 2.1202333 2.35 0.1376tn

5.15 Perlakuan 6 543.627874 90.604646 100.47 0.0001** Galat 12 10.8220833

12

MSA

Kelompok 2 19.1388095 19.13881 3.82 0.0519tn

6.53 Perlakuan 6 392.150907 65.358485 26.11 0.0001** Galat 12 441.330274

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Bobot Kering Mikania micrantha

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Tengah Kuadrat

Tengah Nilai

F Pr>F

KK ( % )

4

MSA

Kelompok 2 1.7210167 0.8605083 1.21 0.3318tn

16.49 Perlakuan 6 184.384541 30.730757 43.26 0.0001** Galat 12 8.5251667

8

MSA

Kelompok 2 1.7583524 0.8791762 1.87 0.1971tn

9.11 Perlakuan 6 160.623824 26.770637 56.79 0.0001** Galat 12 5.6564476

12

MSA

Kelompok 2 55.5979357 27.798968 43.34 0.0001tn

8.86 Perlakuan 6 147.626329 24.604388 38.36 0.0001** Galat 12 7.6964143

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

Page 32: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

21

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Bobot Kering Commelina benghalis

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai F Pr>F KK

( % )

4

MSA

Kelompok 2 0.27643571 0.1382179 0.4 0.6801* 30.94 Perlakuan 6 35.229831 5.8716385 16.91 0.0001**

Galat 12 4.16559762

8

MSA

Kelompok 2 0.56237857 0.2811893 0.87 0.4444tn

18.74 Perlakuan 6 45.7203738 7.6200623 23.54 0.0001** Galat 12 3.88510476

12

MSA

Kelompok 2 25.2690929 12.634546 5.63 0.0189tn

32.85 Perlakuan 6 62.5235976 10.4206 4.64 0.0115** Galat 12 26.9288738

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Bobot Kering Ageratum conyzoides

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai F Pr>F KK ( % )

4

MSA

Kelompok 2 0.72233571 0.3611679 0.94 0.4164tn

31.01 Perlakuan 6 38.88535 6.4808917 16.93 0.0001** Galat 12 4.59431429

8

MSA

Kelompok 2 0.21971667 0.1098583 0.12 0.8894* 30.19 Perlakuan 6 50.5255738 8.420929 9.08 0.0007**

Galat 12 11.1342333

12

MSA

Kelompok 2 7.46679286 3.7333964 6.78 0.0107tn

18.65 Perlakuan 6 36.0102119 6.001702 10.91 0.0003** Galat 12 6.60322381

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Bobot Kering Borreria alata

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai F Pr>F KK ( % )

4

MSA

Kelompok 2 0.04449524 0.0222476 0.06 0.9379* 33.62 Perlakuan 6 35.5963905 5.9327318 17.18 0.0001**

Galat 12 4.1440381

8

MSA

Kelompok 2 2.56785952 1.2839298 2.16 0.1575tn

26.61 Perlakuan 6 35.2194286 5.8699048 9.9 0.0005** Galat 12 7.11835714

12

MSA

Kelompok 2 7.68349524 3.8417476 3.06 0.0843tn

32.6 Perlakuan 6 29.0847619 4.8474603 3.86 0.0222** Galat 12 15.0626381

Keterangan :

Page 33: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

22

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Bobot Kering Axonopus compressus

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai F Pr>F KK ( % )

4

MSA

Kelompok 2 1.68285952 0.8414298 1.68 0.2274tn

45.65 Perlakuan 6 29.1417738 4.8569623 9.7 0.0005** Galat 12 6.00989048

8

MSA

Kelompok 2 1.99740238 0.9987012 2.57 0.118tn

24.74 Perlakuan 6 25.9437452 4.3239575 11.12 0.0003** Galat 12 4.66804762

12

MSA

Kelompok 2 0.50053095 0.2502655 0.17 0.8428* 31.02 Perlakuan 6 44.2128833 7.3688139 5.11 0.008**

Galat 12 17.3097524

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Bobot Kering Gulma Lain

Waktu Sumber Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah Nilai

F Pr>F

KK

( % )

4

MSA

Kelompok 2 0.0661881 0.0330941 0.16 0.853* 50.42 Perlakuan 6 10.0590643 1.6765107 8.16 0.0011**

Galat 12 2.46557857

8

MSA

Kelompok 2 0.2938381 0.1469191 0.44 0.6511* 31.15 Perlakuan 6 14.2492571 2.3748762 7.19 0.002**

Galat 12 3.96402857

12

MSA

Kelompok 2 7.64201667 3.8210083 2.03 0.1736tn

60.74 Perlakuan 6 20.707107 3.451184 1.84 0.1743**

Galat 12 22.5531

Keterangan :

* = nyata

** = sangat nyata

tn = tidak nyata

Page 34: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

23

Gambar Lampiran 1. Lay Out Percobaan

Keterangan ;

1

Petak kuadran pengambilan sampel 4 MSA.

2

Petak kuadran pengambilan sampel 8 MSA.

3

Petak kuadran pengambilan sampel 12 MSA.

Tanaman yang diamati fitotoksisitasnya.

→ U Ulangan 1

Dosis

1.5 l/ha

Dosis

2.0 l/ha

Dosis

1.0 l/ha

Dosis

2.5 l/ha

Dosis

3.0 l/ha Manual Kontrol

Ulangan 2

Dosis

1.0 l/ha

Dosis

1.5 l/ha

Dosis

2.0 l/ha

Dosis

3.0 l/ha

Dosis

2.5 l/ha Manual Kontrol

Ulangan 3

Dosis

1.0 l/ha

Dosis

2.0 l/ha

Dosis

1.5 l/ha

Dosis

2.5 l/ha

Dosis

3.0 l/ha Manual Kontrol

Gambar Lampiran 2. Denah Petak Perlakuan

Page 35: PENGELOLAAN GULMA DENGAN HERBISIDA KONTAK … · Pengaruh herbisida terhadap bobot ... Gulma pada perkebunan kelapa sawit adlah semua jenis tumbuhan yang dapat menimbulkan gangguan

24

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pematang Siantar pada tanggal 6 September 1989, putra ke

tiga dari empat bersaudara, dari ayah Amran Nainggolan (Alm) dan ibu Rosmihi

br.Sianturi. Penulis menamatkan sekolah dasar di SD Negeri 127956 Pematang

Siantar pada 2001. Tahun 2004 menamatkan sekolah di SMP Negeri 7 Pematang

Siantar. Tahun 2007 menamatkan sekolah di SMA sw. Surya Murni Pematang

Siantar, dan diterima pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2008 melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri).