efikasi herbisida metil metsulfuron terhadap gulma …digilib.unila.ac.id/55667/3/skripsi tanpa bab...

53
EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA PADA LAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) TANAMAN MENGHASILKAN (Skripsi) Oleh Dhanu Evantam Eka Saputra FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: truongtruc

Post on 16-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA

PADA LAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

TANAMAN MENGHASILKAN

(Skripsi)

Oleh

Dhanu Evantam Eka Saputra

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

Dhanu Evantam Eka Saputra

ABSTRAK

EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA

PADA LAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

TANAMAN MENGHASILKAN

Oleh

Dhanu Evantam Eka Saputra

Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis Jacq. merupakan

tanaman penghasil minyak utama di Indonesia. Keberadaan gulma pada lahan

budidaya kelapa sawit menyebabkan terjadinya persaingan sarana tumbuh dan

mempengaruhi pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Salah satu bahan aktif herbisida

yang umum digunakan untuk mengendalikan gulma di pertanaman kelapa sawit TM

adalah herbisida metil metsulfuron.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis herbisida metil metsulfuron yang

efektif dalam mengendalikan gulma, mengetahui perubahan komposisi jenis gulma

pada piringan tanaman kelapa sawit menghasilkan setelah aplikasi herbisida metil

metsulfuron, dan mengetahui pengaruh aplikasi herbisida metil metsulfuron pada

tanaman kelapa sawit menghasilkan. Penelitian ini dilakukan di kebun kelapa sawit

rakyat di Desa Gayabaru VIII, Kecamatan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung

Page 3: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

Dhanu Evantam Eka Saputra

Tengah dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Januari 2018 hingga April 2018.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan

dan 4 ulangan dengan dosis metil metsulfuron sebagai berikut 20; 26,6; 33,2; 40; dan

46,6 g/ha; penyiangan mekanis dan kontrol. Homogenitas ragam data diuji dengan

uji Bartlett, additivitas data diuji dengan uji Tukey, dan perbedaan nilai tengah

perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Herbisida metil metsulfuron dosis 20 –

46,6 g/ha efektif mengendalikan gulma total, gulma golongan daun lebar, gulma

Asystasia gangetica dan gulma Borreria alata hingga 12 MSA. Herbisida metil

metsulfuron dosis 26,6 g/ha, 40 g/ha dan 46,6 g/ha efektif mengendalikan gulma

Ottochloa nodosa hanya pada 12 MSA., (2) Aplikasi herbisida metil metsulfuron

dosis 20 – 46,6 g/ha menyebabkan adanya perubahan komposisi gulma pada 4, 8 dan

12 MSA, dan (3) Aplikasi herbisida metil metsulfuron dosis 20 – 46,6 g/ha pada

piringan tidak menyebabkan keracunan terhadap tanaman kelapa sawit.

Kata kunci : efikasi, herbisida, kelapa sawit, metil metsulfuron.

Page 4: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA

PADA LAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

TANAMAN MENGHASILKAN

Oleh

Dhanu Evantam Eka Saputra

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis
Page 6: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis
Page 7: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis
Page 8: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kau akan

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang

yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya

pintu dibukakan.

(Matius 7 : 7 – 8)

Dengan kejujuran dan kerja keras maka pintu kesuksesan terbuka

lebar menanti di depan

(Dhanu Evantam, 2018)

Page 9: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada 25 Juni 1996 yang merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Antonius Suharto dan

Ibu Desak Made Christina. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak

(TK) Xaverius Panjang, Bandar Lampung pada tahun 2001 dan selesai pada tahun

2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Xaverius Panjang, Bandar

Lampung dan selesai pada tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan

ke SMP Negeri 23 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2011, kemudian

melanjutkan pendidikan ke SMA Fransiskus Bandar Lampung dan selesai pada tahun

2014.

Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui Ujian Masuk Lokal (UML) Mandiri.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Lembaga Studi Mahasiswa

Pertanian (LS-MATA) sebagai anggota Bidang Hubungan Masyarakat periode

kepengurusan 2015 – 2016. Kemudian penulis pernah melakukan Praktik Umum

(PU) di PT Tunas Baru Lampung. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten

dosen Produksi Tanaman Pangan, Produksi Tanaman Kacang-kacangan dan Ubi-

ubian, Pengelolaan Gulma Perkebunan dan Pengelolaan Perkebunan.

Page 10: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

ii

SANWACANA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, kasih dan bimbingan-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efikasi Herbisida Metil

Metsulfuron terhadap Gulma pada Lahan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)

Tanaman Menghasilkan”. Penulis menyadari bahwa sulit untuk menyelesaikan

skripsi ini tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dikesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

3. Bapak Ir. Dad R. J. Sembodo, M.S., selaku pembimbing pertama atas

bimbingan, saran, penelitian yang dipercayakan kepada penulis serta kesabaran

dalam memberikan nasihat kepada penulis.

4. Bapak Dr. Ir. Rusdi Evizal, M.S., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,

saran, nasihat – nasihat, serta kesabaran dalam memberikan bimbingannya

kepada penulis.

5. Ibu Prof. Dr. Ir. Nanik Sriyani, M. Sc., selaku pembahas atas segala masukan

yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

Page 11: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

iii

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosma Hasibuan, M. Sc., selaku pembimbing akademik yang

sudah banyak memberikan arahan, nasihat dan saran dari awal masuk kuliah.

7. Kedua orang tuaku Bapak Antonius Suharto dan Ibu Desak Made Christina

yang sudah membesarkan dan mendukung dalam moril dan materi selama ini,

serta adik-adikku Priskila Dwi Putri Handayani dan Nathanael Nicholas

Trijunanto.

8. Teman-teman kontrakan Khusni Ekky, Irvan Saputra, Erwin Faizal, Erik

Suwandana, Bimo, Dimas, Dwiki Yayan dan Eki Valen yang sudah menemani

selama ini.

9. Teman-teman Weed Buster: Adi Prayoga, Khusni Ekky, Raditya Grimaldi,

Jatmiko Umar, Irvan Saputra, Eki Valen, Ridho Ernando, Indra dan Alief yang

sudah menemani selama penelitian. Terkhusus untuk Adi Prayoga sudah sangat

membantu dalam pelaksanaan penelitian, Mbak Endah Kusumayuni yang

sangat membantu dalam mengolah data.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Bandar Lampung,

Dhanu Evantam E. S

Page 12: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

1.4 Landasan Teori ....................................................................................... 5

1.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 8

1.6 Hipotesis ................................................................................................. 12

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegunaan Kelapa Sawit ......................................................................... 13

2.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit ........................................................ 13

2.2.1 Akar .............................................................................................. 14

2.2.2 Batang .......................................................................................... 14

2.2.3 Daun ............................................................................................. 14

2.2.4 Bunga ........................................................................................... 15

Page 13: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

v

2.2.5 Buah ............................................................................................. 15

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit ................................................. 16

2.4 Pengendalian Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit ................................ 17

2.5 Herbisida ................................................................................................ 19

2.6 Metil Metsulfuron .................................................................................. 20

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 22

3.2 Bahan dan Alat ....................................................................................... 22

3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 22

3.4 Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 24

3.4.1 Pemilihan lokasi ........................................................................... 24

3.4.2 Pembuatan petak percobaan ........................................................ 24

3.4.3 Aplikasi herbisida ......................................................................... 25

3.4.4 Penyiangan mekanis ..................................................................... 25

3.5 Pengamatan .............................................................................................. 26

3.5.1 Fitotoksisitas kelapa sawit ............................................................. 26

3.5.2 Bobot kering gulma ........................................................................ 26

3.5.3 Penekanan herbisida terhadap gulma ........................................... 27

3.5.4 Summed dominance ratio (SDR) ................................................... 28

3.5.5 Koefisien komunitas (C) ................................................................. 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron terhadap Gulma Total .................... 30

4.2 Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron terhadap Gulma Pergolongan ......... 32

4.2.1 Efikasi herbisida metil metsulfuron terhadap gulma

golongan daun lebar ......................................................................... 32

Page 14: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

vi

4.2.2 Efikasi herbisida metil metsulfuron terhadap gulma

golongan rumput .............................................................................. 34

4.3 Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron terhadap Gulma Dominan .............. 36

4.3.1 Efikasi herbisida metil metsulfuron terhadap gulma

Asystasia gangetica .......................................................................... 36

4.3.2 Efikasi herbisida metil metsulfuron terhadap gulma

Borreria alata ................................................................................. 38

4.3.3 Efikasi herbisida metil metsulfuron terhadap gulma

Ottochloa nodosa ........................................................................... 41

4.4 Perbedaan Komposisi Gulma (Koefisien Komunitas) ............................. 44

4.5 Fitotoksisitas Tanaman Kelapa Sawit ...................................................... 46

4.6 Rekomendasi ............................................................................................ 47

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................... 48

5.2 Saran .......................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50

LAMPIRAN .................................................................................................... 52

Tabel 11 – 67 .......................................................................................... 53 – 73

Gambar 14 ................................................................................................. 74

Page 15: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Satuan perlakuan ................................................................................... 23

2. Pengaruh perlakuan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma total ................................................................................... 31

3. Pengaruh perlakuan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma golongan daun lebar ......................................................... 33

4. Pengaruh perlakuan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma golongan rumput ............................................................... 35

5. Pengaruh perlakuan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma Asystasia gangetica .......................................................... 37

6. Pengaruh perlakuan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma Borreria alata ................................................................... 39

7. Pengaruh perlakuan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma Ottochloa nodosa .............................................................. 42

8. Koefisien komunitas 4 MSA (%) ........................................................... 45

9. Koefisien komunitas 8 MSA (%) ........................................................... 46

10. Koefisien komunitas 12 MSA (%) ......................................................... 46

11. Jenis dan tingkat dominansi gulma (SDR) pada 4 MSA ........................ 53

12. Jenis dan tingkat dominansi gulma (SDR) pada 8 MSA ........................ 54

13. Jenis dan tingkat dominansi gulma (SDR) pada 12 MSA ...................... 55

14. Bobot kering gulma total pada 4 MSA akibat perlakuan

herbisida metil metsulfuron .................................................................... 56

15. Transformasi √(x+0,5) bobot kering gulma total pada 4 MSA

akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ......................................... 56

Page 16: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

viii

16. Analisis ragam bobot kering gulma total pada 4 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 56

17. Bobot kering gulma total 8 MSA akibat perlakuan herbisida

metil metsulfuron ...................................................................................... 57

18. Transformasi √ (x+0,5) bobot kering gulma total pada 8 MSA

akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ......................................... 57

19. Analisis ragam bobot kering gulma total pada 8 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 57

20. Bobot kering gulma total 12 MSA akibat perlakuan herbisida

metil metsulfuron ..................................................................................... 58

21. Transformasi √ (x+0,5) bobot kering gulma total pada 12 MSA

akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ......................................... 58

22. Analisis ragam bobot kering gulma total pada 12 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 58

23. Bobot kering gulma golongan rumput 4 MSA akibat perlakuan

herbisida metil metsulfuron .................................................................... 59

24. Transformasi √ √(x+0,5) bobot kering gulma golongan rumput

pada 4 MSA ............................................................................................ 59

25. Analisis ragam bobot kering gulma golongan rumput pada 4 MSA

akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ......................................... 59

26. Bobot kering gulma golongan rumput 8 MSA akibat perlakuan

herbisida metil metsulfuron .................................................................... 60

27. Transformasi √√√ (x+0,5) bobot kering gulma golongan rumput

pada 8 MSA ............................................................................................ 60

28. Analisis ragam bobot kering gulma golongan rumput pada 8 MSA

akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ......................................... 60

29. Bobot kering gulma golongan rumput 12 MSA akibat perlakuan

herbisida metil metsulfuron .................................................................... 61

30. Transformasi √ (x+0,5) bobot kering gulma golongan rumput

pada 12 MSA .......................................................................................... 61

31. Analisis ragam bobot kering gulma golongan rumput pada

12 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron .......................... 61

Page 17: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

ix

32. Bobot kering gulma golongan daun lebar 4 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 62

33. Transformasi √ √(x+0,5) bobot kering gulma golongan daun

lebar pada 4 MSA ..................................................................................... 62

34. Analisis ragam bobot kering gulma golongan daun lebar pada

4 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ............................ 62

35. Bobot kering gulma golongan daun lebar 8 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 63

36. Transformasi √ (x+0,5) bobot kering gulma golongan daun lebar

pada 8 MSA .............................................................................................. 63

37. Bobot kering gulma golongan daun lebar 12 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 63

38. Transformasi √√ (x+0,5) bobot kering gulma golongan

daun lebar pada 12 MSA ........................................................................ 64

39. Transformasi √√ (x+0,5) bobot kering gulma golongan

daun lebar pada 12 MSA ......................................................................... 64

40. Analisis ragam bobot kering gulma golongan daun lebar

pada 12 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron .................. 64

41. Bobot kering gulma Asystasia gangetica 4 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron .................................................... 65

42. Transformasi √√(x+0,5) bobot kering gulma Asystasia gangetica

pada 4 MSA ............................................................................................ 65

43. Analisis ragam bobot kering gulma Asystasia gangetica

pada 4 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron .................... 65

44. Bobot kering gulma Asystasia gangetica 8 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron .................................................... 66

45. Transformasi √√√(x+0,5) bobot kering gulma Asystasia gangetica

pada 8 MSA ............................................................................................ 66

46. Analisis ragam bobot kering gulma Asystasia gangetica

pada 8 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................... 66

47. Bobot kering gulma Asystasia gangetica 12 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 67

Page 18: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

x

48. Transformasi √√ (x+0,5) bobot kering gulma Asystasia gangetica

pada 12 MSA .......................................................................................... 67

49. Analisis ragam bobot kering gulma Asystasia gangetica

pada 12 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................. 67

50. Bobot kering gulma Borreria alata 4 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron .................................................... 68

51. Transformasi √√(x+0,5) bobot kering gulma Borreria alata

pada 4 MSA ............................................................................................. 68

52. Analisis ragam bobot kering gulma Borreria alata

pada 4 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................... 68

53. Bobot kering gulma Borreria alata 8 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 69

54. Transformasi √√ (x+0,5) bobot kering gulma Borreria alata

pada 8 MSA ............................................................................................ 69

55. Analisis ragam bobot kering gulma Borreria alata

pada 8 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................... 69

56. Bobot kering gulma Borreria alata 12 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 70

57. Transformasi √√ (x+0,5) bobot kering gulma Borreria alata

pada 12 MSA ........................................................................................... 70

58. Analisis ragam bobot kering gulma Borreria alata

pada 12 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................. 70

59. Bobot kering gulma Ottochloa nodosa 4 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 71

60. Transformasi √√√ (x+0,5) bobot kering gulma Ottochloa nodosa

pada 4 MSA ............................................................................................ 71

61. Analisis ragam bobot kering gulma Ottochloa nodosa

pada 4 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................... 71

62. Bobot kering gulma Ottochloa nodosa 8 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 72

63. Transformasi √ √ √ (x+0,5) bobot kering gulma Ottochloa nodosa

pada 8 MSA ............................................................................................ 72

Page 19: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

xi

64. Analisis ragam bobot kering gulma Ottochloa nodosa

pada 8 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................... 72

65. Bobot kering gulma Ottochloa nodosa 12 MSA akibat

perlakuan herbisida metil metsulfuron ................................................... 73

66. Transformasi √√ (x+0,5) bobot kering gulma Ottochloa nodosa

pada 12 MSA .......................................................................................... 73

67. Analisis ragam bobot kering gulma Ottochloa nodosa

pada 12 MSA akibat perlakuan herbisida metil metsulfuron ................. 73

Page 20: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir ........................................................................................... 11

2. Rumus bangun herbisida metil metsulfuron .......................................... 21

3. Tata letak percobaan .............................................................................. 24

4. Petak pengambilan sampel gulma ......................................................... 27

5. Tingkat penekanan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma total .................................................................................. 32

6. Tingkat penekanan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma golongan daun lebar ........................................................ 34

7. Tingkat penekanan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma golongan rumput .............................................................. 36

8. Gulma Asystasia gangetica .................................................................... 37

9. Tingkat penekanan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma Asystasia gangetica ......................................................... 38

10. Gulma Borreria alata ............................................................................ 40

11. Tingkat penekanan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma Borreria alata .................................................................. 41

12. Gulma Ottochloa nodosa ....................................................................... 42

13. Tingkat penekanan herbisida metil metsulfuron terhadap bobot

kering gulma Ottochloa nodosa .............................................................. 43

14. Pengamatan gulma 4 MSA pada petak perlakuan 1 (A);

perlakuan 2 (B); perlakuan 3 (C); perlakuan 4 (D); perlakuan 5 (E);

perlakuan 6 (F); kontrol (G) ................................................................... 74

Page 21: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman penghasil minyak yaitu kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal

dari negara Amerika Selatan dan Afrika (Guinea) (Sastrosayono, 2003). Kelapa

sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan penghasil minyak utama di

Indonesia yang memiliki rendemen yang cukup tinggi yaitu 5,50 – 7,30 %.

Dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit juga membuat pendapatan petani

meningkat dan produksi yang menjadi bahan baku industri pengolahan yang

menciptakan nilai tambah di dalam negeri serta ekspor CPO yang menghasilkan

devisa dan menyediakan kesempatan kerja. Pada tahun 2014, produksi kelapa

sawit mencapai 30,34 juta ton dengan produktivitas rata-rata 3,56 ton/ha/tahun

(Direktorat Jendral Perkebunan, 2014).

Seiring dengan peningkatan luas lahan tanaman kelapa sawit di Indonesia baik

perusahaan swasta asing atau negara, menurut GAPKI (Gabungan Pengusaha

Kelapa Sawit Indonesia) (2017) data produksi CPO tahun 2016 menunjukkan

angka 31,5 juta ton dan PKO sebesar 3 juta ton sehingga total keseluruhan

produksi miyak kelapa sawit Indonesia adalah 34,5 juta ton. Angka ini

menunjukkan penurunan sebesar 3% jika dibandingkan dengan produksi tahun

2015 yaitu 35,5 juta ton. Pada tahun 2017 industri sawit di Indonesia menorehkan

Page 22: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

2

kinerja yang baik, produksi CPO pada tahun 2017 mencapai 38,17 juta ton dan

PKO sebesar 3,05 juta ton maka total produksi minyak sawit Indonesia adalah

41,22 juta ton (GAPKI, 2018).

Keberadaan gulma menjadi salah satu faktor lingkungan yang harus diperhatikan

dalam meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit. Gulma bersifat kompetitif

maka dapat merugikan tanaman budidaya. Gulma pada tanaman kelapa sawit

merugikan mulai dari areal pembibitan, tanaman belum menghasilkan hingga

tanaman menghasilkan. Dengan adanya gulma dapat menurunkan produksi

kelapa sawit, mengganggu dalam proses manajemen kebun, menaikkan biaya

usaha pertanian, mengurangi fungsi saluran drainase dan pemborosan air akibat

penguapan yang lebih cepat (Effendi, 2011).

Menurut Sembodo (2010) gulma yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya dapat

mengganggu tanaman tersebut, seperti perebutan unsur hara, air, cahaya matahari

dan menimbulkan kerugian dalam produksi baik dari kuantitas maupun kualitas.

Faktor – faktor yang menentukan tingkat kompetisi gulma yaitu jenis gulma,

kerapatan gulma, waktu kehadiran gulma, zat alelokimia dan kultur teknis yang

diterapkan.

Spesies gulma pada tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan

berbeda jenis. Gulma yang tumbuh pada tanaman belum menghasilkan lebih

banyak dibandingkan dengan tanaman menghasilkan, hal ini disebabkan karena

intensitas cahaya dan penutupan pada permukaan tanah menjadi lebih sedikit pada

tanaman menghasilkan. Intensitas cahaya matahari yang diteruskan ke permukaan

tanah menjadi 1,32% (Purwasih, 2013).

Page 23: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

3

Fase tanaman menghasilkan (TM) merupakan fase yang sangat penting bagi

kelapa sawit karena tanaman mulai menghasilkan buah dan dapat dipanen. Untuk

itu, pemeliharaan tanaman sangat penting dilakukan khususnya dalam

pengendalian gulma. Menurut Tjitrosoedirdjo et al, (1984), pengendalian gulma

saat tanaman belum menghasilkan (TBM) lebih memerlukan biaya serta

perawatan yang besar dibandingkan tanaman menghasilkan (TM). Menurut

Rambe et al. (2010) Mikania micrantha dapat menurunkan produksi tandan buah

segar (TBS) sebesar 20% karena pertumbuhan yang sangat cepat serta zat

alelokimia yang dikeluarkan bersifat racun bagi tanaman pokok. Pada tahun 2010,

di Provinsi Jambi tercatat kerugian hasil pada komoditi kelapa sawit yang

disebabkan oleh Mikania micrantha sebesar Rp 38.110.500,00 dengan luas

serangan 757,5 Ha, Imperata cylindrica sebesar Rp 59.971.500,00 dengan luas

serangan 1.086 Ha, dan Paspalum conjugatum sebesar Rp 43.416.599,00 dengan

luas serangan 1.150 Ha.

Herbisida merupakan bahan kimia yang memiliki kemampuan untuk

mengendalikan pertumbuhan gulma jika digunakan dengan dosis yang tepat

(Sembodo, 2010). Dalam areal lahan yang cukup luas seperti perkebunan

penggunaan herbisida dalam pengendalian gulma sangat diminati, salah satunya

herbisida dengan bahan aktif metil metsulfuron. Herbisida ini merupakan

herbisida sistemik yang dapat digunakan pada pra tumbuh dan purna tumbuh

(Tjitrosoedirdjo dkk,. 1984).

Page 24: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

4

Masa berlaku dari suatu merk dagang herbisida yaitu 5 tahun dan dapat

diperpanjang perizinannya untuk 5 tahun selanjutnya. Pengujian ulang herbisida

dilakukan setiap 10 tahun sekali guna membuktikan kebenaran klaimnya

mengenai mutu, efikasi dan keamanan herbisida. Apabila pengujian terhadap

herbisida berhasil dan memenuhi persyaratan tertentu, maka herbisida tersebut

dapat didaftarkan ulang di Komisi Pestisida berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015. Dosis rekomendasi

herbisida metil metsulfuron yang ditetapkan oleh formulator yaitu 26.6 g/ha (nilai

X). Lalu dosis rekomendasi tersebut (nilai X) dinaikkan dan diturunkan menjadi

beberapa taraf dosis yang diuji. Dengan pengujian ini diharapkan dapat diketahui

dosis herbisida yang efektif mengendalikan gulma pada pertanaman kelapa sawit

TM dan pengaruhnya terhadap tanaman kelapa sawit.

1.2 Rumusan Masalah

Percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam

pertanyaan sebagai berikut:

1. Berapakah dosis metil metsulfuron yang efektif dalam mengendalikan gulma

pada tanaman kelapa sawit TM?

2. Apakah dengan dilakukan aplikasi herbisida metil metsulfuron menyebabkan

terjadinya perubahan komposisi gulma?

3. Apakah aplikasi herbisida metil metsulfuron pada piringan menyebabkan

terjadinya fitotoksisitas pada tanaman kelapa sawit menghasilkan?

Page 25: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai

berikut:

1. Mengetahui dosis herbisida metil metsulfuron yang efektif dalam

mengendalikan gulma pada tanaman kelapa sawit menghasilkan.

2. Mengetahui perubahan komposisi jenis gulma pada piringan tanaman kelapa

sawit menghasilkan setelah aplikasi herbisida metil metsulfuron.

3. Mengetahui fitotoksisitas pada piringan tanaman kelapa sawit menghasilkan

akibat aplikasi herbisida metil metsulfuron.

1.4 Landasan Teori

Dalam praktik budidaya tanaman dengan adanya gulma yang tumbuh

berdampingan dengan tanaman budidaya dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman pokok, maka dilakukan pengendalian gulma. Prinsip dari pengendalian

tersebut yaitu usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan

melemahkan daya saing gulma. Oleh karena itu keunggulan tanaman pokok harus

ditingkatkan sehingga gulma tidak mampu mengembangkan pertumbuhannya

secara berdampingan atau pada waktu yang bersamaan dengan pertumbuhan

tanaman pokok (Pahan, 2007).

Kehadiran gulma pada budidaya tanaman memberikan dampak negatif yaitu

menurunkan produksi akibat persaingan dalam mengambil unsur hara, air, cahaya,

dan ruang tumbuh; menurunkan kualitas hasil akibat kontaminasi dari gulma;

Page 26: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

6

adanya zat allelopati yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman; sebagai

inang hama dan penyakit; meningkatkan biaya usaha tani (Jumin, 1991).

Berbagai cara dilakukan guna mengendalikan gula di perkebunan, seperti

pengendalian secara mekanis, biologis, kimiawi, kultur teknis dan terpadu. Pada

umumnya di perkebunan kelapa sawit dilakukan pengendalian dengan mekanis

dan kimiawi, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Penilaian gulma dan

pengindentifikasian pertumbuhan gulma di lapangan perlu dilakukan guna

mengetahui besar penutupan serta keadaan gulma (Syahputra dkk., 2011).

Menurut Moenandir (1993), dalam skala luasan areal yang besar, pengendalian

secara kimiawi dengan herbisida lebih sering dilakukan dibanding dengan

penyiangan manual (mekanis). Suatu bahan kimia yang mampu menghentikan

pertumbuhan gulma sementara atau seterusnya jika digunakan dengan dosis yang

tepat merupakan pengertian dari herbisida. Gulma yang mati akibat aplikasi

herbisida apabila jumlah molekul yang sampai ke “site of action” dalam jumlah

yang cukup mematikan. Dengan dilakukan pengendalian gulma menggunakan

herbisida terdapat beberapa keuntungan diantaranya dapat mengendalikan gulma

sebelum tahap mengganggu, dapat mengendalikan gulma pada bagian larikan

tanaman pokok, dapat mencegah kerusakan pada bagian perakaran tanaman, dan

dapat meningkatkan hasil panen tanaman budidaya dibandingkan dengaan

penyiangan secara manual (Sukman, 1995).

Terdapat beberapa jenis herbisida yang termasuk herbisida sistemik, salah satunya

berbahan aktif metil metsulfuron. Pada umumnya herbisida ini digunakan dalam

mengendalikan gulma pada masa pratumbuh dan awal purnatumbuh. Berikut

Page 27: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

7

adalah sebagian gulma berdaun lebar yang dapat dikendalikan dengan herbisida

berbahan aktif metil metsulfuron Ageratum conyzoides, Borreria latifolia, dan

Synedrella nodiflora (Tomlin, 2004).

Menurut Sensemen (2007), herbisida berbahan aktif metil metsulfuron termasuk

dalam famili Sulfonilurea yang bekerja dengan cara menghambat kerja dari enzim

acetolactate synthase (ALS) atau acetohydroxy synthase (AHAS). Tahapan awal

mekanisme kerja dari herbisida ini yaitu menghambat perubahan α ketoglutarate

menjadi 2-acetohydroxybutyrate dan piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga

mengakibatkan rantai cabang asam amino valin, leusin, dan isoleusin tidak

dihasilkan. Asam amino ini merupakan bagian penting dalam pembentukan

protein, dan jika protein tidak terbentuk maka tumbuhan akan mengalami

kematian.

Perubahan komunitas jenis gulma terjadi hampir pada semua cara pengendalian

gulma. Hal ini biasanya terjadi karena pengulangan aplikasi herbisida. Menurut

Harper (1995), terdapat dua fenomena yang menyebabkan perubahan komunitas

jenis gulma yaitu pengendalian gulma yang selektif dan terdapat gulma yang

resisten terhadap herbisida tersebut. Pada kondisi penggunaan herbisida yang

berulang-ulang terdapat dugaan bahwa pada akhirnya spesies gulma yang toleran

akan mengganti spesies yang peka terhadap herbisida.

Menurut hasil penelitian dari Hidayati (2014), herbisida metil metsulfuron dosis

15 hingga 50 g/ha efektif menekan penutupan gulma total dan bobot kering

gulma golongan daun lebar hingga 12 minggu setelah aplikasi (MSA), bobot

kering gulma golongan rumput pada dosis tertentu hingga 4 MSA, bobot kering

Page 28: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

8

gulma dominan Cynodon dactylon, Commelina benghalensis dan Centrosema

pubescens, dan menyebabkan keracunan gulma total hingga 12 MSA.

Dalam menentukan keberhasilan pengendalian gulma, seperti aplikasi yang

mengurangi kontak dengan tanaman budidaya dan memperbanyak kontak dengan

gulma sehingga tidak sampai meracuni tanaman pokok. Setiap tumbuhan dapat

menyerap air, nutrisi, mineral, dan ion-ion melalui peristiwa osmosis, difusi, dan

imbibisi yang biasa terjadi melalui akar, batang ataupun daun. Herbisida diabsorsi

melalui tempat dan cara yang sama dengan air, nutrisi, dan lain-lain (Rais, 2008).

1.5 Kerangka Pemikiran

Tumbuhnya gulma di sekitar tanaman budidaya merupakan hal yang tidak

diharapkan oleh petani. Pada saat tanaman kelapa sawit masih dalam fase belum

menghasilkan (TBM) merupakan fase tanaman harus terhindar dari kompetisi.

Adanya kompetisi pada fase TBM akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman saat masuk fase TM (Tanaman Menghasilkan). Keberadaan gulma pada

areal budidaya dapat memicu persaingan dengan tanaman budidaya, hal ini

disebabkan karena syarat tumbuh gulma pada areal tersebut sama dengan syarat

tumbuh tanaman budidaya. Persyaratan tumbuh yang sama dengan tanaman

budidaya dapat menimbulkan kompetisi antar keduanya. Persaingan keduanya

akan menjadi lebih ketat ketika bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut jumlahnya

tidak mencukupi jika digunakan bersama. Tanaman belum menghasilkan

membutuhkan pemeliharaan yang optimal untuk mencapai produksi maksimal

pada fase TM.

Page 29: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

9

Untuk mengurangi dampak negatif tersebut. Pengendalian gulma dapat dilakukan

secara manual atau kimiawi, namun pada umumnnya pengendalian secara

kimiawi lebih sering digunakan. Pengendalian kimiawi dilakukan dengan

menggunakan herbisida banyak diminati terutama untuk lahan yang cukup luas.

Selain mudah dilakukan, pengendalian menggunakan herbisida juga dapat

menghemat biaya, tenaga kerja, dan waktu.

Efektifitas dan selektivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sifat

herbisida (daya kerja, mekanisme kerja, serta formulasinya), cara pemberian, sifat

gulma, dan lingkungan. Dosis herbisida juga perlu diperhatikan, ketika dosis

yang diberikan dikurangi dari dosis efektif maka dapat dikatakan herbisida

tersebut akan menjadi tidak efektif dalam mengendalikan gulma karena herbisida

tidak dapat mencapai organ bawah tanah tumbuhan (akar, umbi, dan rimpang)

serta titik tumbuhnya, namun pemberian herbisida dengan dosis yang terlalu besar

dapat menimbulkan dampak buruk bagi tanaman serta pemborosan.

Perlakuan herbisida dapat mempengaruhi komunitas jenis gulma yang ada. Hal

tersebut dapat dilihat dari perubahan komunitas jenis gulma dan jenis gulma

dominan baik dari golongan rumput, daun lebar, dan teki. Perubahan yang terjadi

dapat disebabkan adanya perbedaan jenis gulma dan resistensi gulma terhadap

herbisida yang diaplikasikan. Hal lain yang menyebabkan perubahan komunitas

jenis gulma adalah perbedaan kecepatan pertumbuhan gulma dan intensitas

cahaya matahari yang tinggi, sehingga mengakibatkan persentase penutupan

gulma dan bobot kering gulma yang tinggi pula dengan berbagai tingkat

keracunannya. Namun, semakin rendah bobot kering suatu gulma, maka dapat

Page 30: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

10

diketahui bahwa gulma tersebut dapat dikendalikan oleh herbisida yang

diaplikasikan.

Pengaplikasian herbisida metil metsulfuron yang dilakukan pada bagian piringan

tidak meracuni tanaman kelapa sawit karena pada saat aplikasi mengurangi kontak

dengan tanaman budidaya dan memperbanyak kontak dengan gulma. Menurut

Hidayati (2014) herbisida metil metsulfuron dosis 15 hingga 50 g/ha efektif

menekan penutupan gulma total dan bobot kering gulma golongan daun lebar

hingga 12 minggu setelah aplikasi (MSA), bobot kering gulma golongan rumput

pada dosis tertentu hingga 4 MSA, bobot kering gulma dominan Cynodon

dactylon, Commelina benghalensis dan Centrosema pubescens, dan

menyebabkan keracunan gulma total hingga 12 MSA.

Page 31: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

11

Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

Gulma

Pengendalian

Manual Kimiawi

Kontak Sistemik

Metil

Metsulfuron

Dosis

Rekomendasi

Perkebunan Kelapa Sawit

Selektif Non

Selektif

Efikasi

Page 32: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

12

1.6 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai

berikut:

1. Herbisida metil metsulfuron pada dosis bahan aktif 26,6 g/ha atau lebih, efektif

dalam pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit menghasilkan (TM)

2. Aplikasi herbisida metil metsulfuron menyebabkan perubahan komposisi

gulma setelah diaplikasi pada perkebunan kelapa sawit menghasilkan (TM).

3. Herbisida metil metsulfuron yang digunakan untuk mengendalikan gulma

dipiringan tidak meracuni tanaman kelapa sawit menghasilkan.

Page 33: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegunaan Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati yang penting di

samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga matahari, zaitun, dan

sebagainya. Komoditas ini juga merupakan komoditas perdagangan yang sangat

menjanjikan, karena pada masa depan minyak sawit diyakini tidak hanya mampu

menghasilkan berbagai hasil industri yang dibutuhkan manusia seperti minyak

goreng, mentega, sabun, kosmetik, dan lain-lain, tetapi juga dapat menjadi

substansi bahan bakar minyak yang saat ini sebagian besar bahan bakar minyak

dipenuhi dengan minyak bumi yang sumbernya tidak dapat diperbarui

(Setyamidjaja, 2006).

2.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit yang dalam bahasa ilmiahnya Elaeis guinensis Jacq. ini

adalah tanaman sejenis palma, yang terdiri dari akar,batang,daun,bunga,dan buah.

berikut ini akan dijelaskan secara singkat tetang karakteristik tanaman kelapa

sawit. Berikut adalah klasifikasi kelapa sawit:

Kerajaan :Plantae

Divisi :Magnoliophyta

Page 34: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

14

Kelas :Angiospermae

Ordo :Arecales

Famili: Palmae

Genus :Elaeis guineensis Jacq (Setyamidjaja, 2006).

2.2.1Akar

Akar tanaman kelapa sawit adalah sistem perakaran serabut dan akar yang

pertama kali muncul saat pembibitan disebut akar radikula. Selanjutnya akar

radikula akan mati dan digantikan oleh akar primer dari bagian bawah batang,

yang kemudian bercabang menjadi akar sekunder, tersier dan kuartier. Akar yang

paling aktif dalam menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuartier

yang berada pada kedalaman 60 cm dari permukaan tanah dan 2,5 m dari pangkal

batang (Pahan, 2007).

2.2.2 Batang

Batang kelapa sawit berbentuk tegak lurus dan tidak bercabang dengan diameter

45-60 cm dan pangkal batang 60-100 cm. Pada batang menempel pelepah (tempat

tumbuhnya daun ) yang membalut atau menyelimuti batang. Pada umur 25 tahun,

tinggi batang tanaman kelapa sawit dapat mencapai 13-18 m (Pahan, 2007).

2.2.3 Daun

Dalam pertumbuhannya daun terbagi atas beberapa tahap perkembangan yaitu

lanceolate, merupakan daun yang awal keluar pada masa pembibitan yang berupa

helaian yang masih utuh, selanjutnya bifurcate adalah daun dengan helaian daun

Page 35: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

15

sudah pecah tetapi bagian ujung belum terbuka dan pinnate adalah bentuk daun

dengan helaian yang telah terbuka dengan sempurna dengan anak daun ke atas

dan ke bawah. Pada tanaman muda biasanya mengeluarkan 30 pelepah (tempat

menempelnya daun) per tahun dan pada tanaman tua 18-24 pelepah pertahun.

Dengan panjang pelepah 9 m untuk tanaman dewasa dengan 125-200 pasang anak

daun dengan panjang 0,9-1,2 m (Risza, 1995).

2.2.4 Bunga

Pada satu pohon kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga

keluar dari ketiak pelepah bagi pangkal yang bersatu dengan batang. Bunga akan

mulai keluar pada umur lebih kurang 14-18 bulan setelah tanam. Pada mulanya

yang keluar adalah bunga jantan yang kemudian disusul dengan bunga betina,

namun terkadang ditemui bunga banci yaitu bunga jantan dan bunga betina yang

berada pada satu rangkaian (Tim Bina Karya Tani, 2009).

2.2.5 Buah

Pada umumnya kelapa sawit yang ditanam di Indonesia adalah varietas Nigrerces

dengan buah yang berwarna ungu kehitaman saat mentah/buah muda. Buah akan

matang 5-6 bulan setelah penyerbukan dengan warna kulit buah berubah menjadi

orange kemerahan.Buah tersusun atas biji-biji yang disebut sebagai brondolan

yangmelekat pada janjangan yang dalam istilah perkebunannya sering disebut

dengan Tandan Buah Segar atau disingkat TBS. Dalam 1 tandan ada 600-2000

biji/brondolan,dengan berat buah 13-30 gram (Risza, 1995).

Page 36: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

16

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Dalam membudidayakan tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan

yang baik atau cocok, agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh subur dan dapat

berproduksi secara maksimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor

lain yang juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor

genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi (Tim Bina Karya Tani,

2009).

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di berbagai tempat seperti

daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Dalam budidaya tanaman

kelapa sawit distribusi hujan yang merata merupakan hal terpenting untuk

pertumbuhan. Kemarau panjang dapat mengakibatkan pengeringan tanah di

daerah perakaran yang relatif dangkal, sehingga kelembaban tanah bisa berada di

bawah titik layu permanen. Kelembaban untuk tanaman kelapa sawit paling

sedikit adalah 75%, dan keadaan curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per

tahun tidak berarti kurang baik bagi pertumbuhan kelapa sawit, asalkan tidak

terjadi defisit air. Efek dari terjadinya defisit air yang tinggi yaitu penurunan

produksi secara drastis dan baru normal kembali pada tahun ketiga atau keempat

(Risza, 1995).

Daerah dataran rendah 200 – 400 meter di atas permukaan laut menjadi daerah

yang ideal untuk tanaman kelapa sawit. Pertumbuhan kelapa sawit menjadi

terhambat dan produksinya menurun pada daerah dengan ketinggian lebih dari

500 meter di atas permukaan laut (Syakir, 2010).

Page 37: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

17

Penyinaran matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu

pembentukan bunga dan buah. Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa

sawit adalah 5 – 7 jam per hari. Pertumbuhan kelapa sawit di Sumatera Utara

terkenal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari

yang tinggi dan curah hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam

hari (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Kriteria suhu rata-rata tahunan daerah-daerah pertanaman kelapa sawit berada

antara 25 – 27oC, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang tidak

berpengaruh baik untuk tanaman kelapa sawit, semakin besar variasi suhu

semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu dingin dapat membuat tandan bunga

mengalami aborsi, serta bunga tidak menyebar merata sepanjang tahun (Syakir,

2010).

2.4 Pengendalian Gulma di Perkebunan Kelapa sawit

Pada perkebunan kelapa, pengendalian gulma mencakup areal sekitar piringan dan

gawangan (antar barisan tanaman). Tujuan pengendalian gulma di daerah

piringan adalah untuk mengurangi persaingan unsur hara, memudahkan

pengawasan pemupukan, memudahkan pengumpulan brondolan, dan menekan

populasi hama tertentu yang menjadikan gulma menjadi inangnya. Sedangkan

pengendalian gulma di gawangan dimaksudkan untuk menekan persaingan unsur

hara dan air, memudahkan pengawasan, dan jalan untuk pengangkutan saprodi

dan panen. Pengendalian gulma tidak dimaksudkan untuk membuat permukaan

tanah bebas sama sekali dari gulma (clean weeding), karena dapat menyebabkan

erosi tanah. Tanaman muda yang mempunyai tanaman penutup tanah yang baik

Page 38: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

18

praktis tidak memerlukan penyiangan, hanya pada pinggiran atau tempat-tempat

tertentu dan tanaman perdu yang tumbuh liar (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Gulma digolongkan dalam gulma berbahaya dan gulma lunak, gulma berbahaya

merupakan gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman pokok,

misalnya lalang, lempuyang, beberapa tumbuhan berkayu dan sebagainya.

Sedangkan gulma gulma golongan lunak merupakan gulma yang keberadaannya

dalam kelapa sawit dapat ditoleransi, sebab jenis gulma ini dapat menahan erosi

tanah, namun pertumbuhannya tetap harus dikendalikan, misalnya gulma Cyperus

rotundus dari golongan teki, Axonopus compresus yang merupakan gulma

tahunan dari golongan rumput dapat berkembang biak secara vegetatif selain

melalui biji dan Ageratum conyzoides dari golongan daun lebar yang banyak

ditemui pada areal perkebunan kelapa sawit belum menghasilkan maupun

menghasilkan(Tim Bina Karya Tani, 2009).

Pahan (2007) menyatakan terdapat tiga jenis gulma yang harus dikendalikan, yaitu

ilalang di piringan dan gawangan, rumput di piringan, dan anak kayu di

gawangan. Ilalang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan secara kimia

dengan teknik sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Gulma rumput di

piringan dapat dikendalikan baik secara manual maupun kimia. Gulma berkayu

dapat dikendalikan dengan metode dongkel anak kayu. Kegiatan pemeliharaan

berperan penting dalam upaya peningkatan produksi kelapa sawit. Salah satu

kegiatan utama dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit adalah pengendalian

gulma. Dalam pengendalian gulma pada Tanaman Menghasilkan (TM)

diperlukan cara yang tepat, seperti:

Page 39: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

19

1. Pemeliharaan piringan yaitu dengan maksud untuk memudahkan dalam

mengumpulkan brondolan yang jatuh, pada umumnya dengan radius 2,5 m dari

pusat tumbuh tanaman kelapa sawit hingga ujung pelepah terluar.

Penggarukan piringan pada area TM tua ( > 25 tahun) harus dilakukan satu kali

setahun.

2. Pemeliharaan gawangan (Inter row) biasanya dilakukan secara teratur pada 24

bulan pertama (TBM) untuk memastikan LCC dapat tumbuh dengan subur.

Gulma yang tidak boleh ada yaitu Mikania micrantha.

3. Pemeliharaan pasar pikul dengan lebar ± 2 m harus selalu bersih terpelihara

agar mudah dalam akses keluar masuk hasil panen TBS.

4. Pemeliharaan pelepahdilakukan guna mengendalikan gulma yang merambat.

Dalam pengendalian penyemprotan pada pelepah tidak dianjurkan, untuk

mencegah terjadinya peledakan hama serangga.

2.5 Herbisida

Herbisida merupakan bahan kimia yang dapat menghambat dan menghentikan

pertumbuhan gulma sementara atau seterusnya bila dilakukan pada ukuran yang

tepat. Terdapat beberapa herbisida yang sering digunakan dalam mengendalikan

gulma diataranya yaitu: glifosat, paraquat, dan 2,4 D (Moenandir, 1993).

Dengan dilakukan pengendalian gulma menggunakan herbisida terdapat beberapa

keuntungan diantaranya dapat mengendalikan gulma sebelum tahap mengganggu,

dapat mengendalikan gulma pada bagian larikan tanaman pokok, dapat mencegah

kerusakan pada bagian perakaran tanaman, dan dapat meningkatkan hasil panen

tanaman budidaya dibandingkan dengaan penyiangan secara manual (Sukman,

Page 40: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

20

1995). Sedangkan kekurangan dari penggunaan herbisida biasanya dikarenakan

faktor pemilihan jenis herbisida yang tidak sesuai, dosis dan waktu aplikasi,

investasi alat aplikasi, dan kelestarian lingkungan. Herbisida mengendalikan

gulma dengan berbagai cara yaitu dengan mempengaruhi respirasi gulma,

mempengaruhi proses fotosintesis gulma, menghambat perkecambahan gulma,

memiliki efek terhadap sintesis asam amino, mempengaruhi metabolisme lipida,

serta bekerja sebagai hormon (Djojosumarto, 2008).

Menurut Mu’in (2004), berdasarkan waktu aplikasinya herbisida dibagi kedalam 3

golongan, yaitu : (1) herbisida pra tumbuh (pre-emergence) adalah herbisida yang

diaplikasikan sebelum gulma tumbuh dan sebelum tanaman berkecambah; (2)

herbisida pra tanam (pre-planting) diaplikasikan sebelum tanaman ditanam, baik

gulma sudah tumbuh atau belum; (3) herbisida pasca tumbuh (post- emergence)

adalah herbisida yang diaplikasikan sesudah tanaman tumbuh dan gulma tumbuh.

2.6 Metil Metsulfuron

Metil metsulfuron merupakan herbisida selektif daun lebar yang memiliki LD50 ˃

2510 mg / kg, herbisida ini efektif pada dosis rendah dan bersifat selektif pada

gulma daun lebar tanpa mengganggu tanaman budidaya serta mampu

mengendalikan gulma Borria alata dan Asystasia gangetica (Tomlin, 2004).

Menurut Taufik dan Yosmaniar (2010),penggunaan senyawa aktif metil

metsulfuron oleh para petani tidak berbeda dengan bahan kimia pengendali hama,

yaitu memiliki sifat penting berupa daya racun atau toksisitas. Herbisida dengan

rumus kimia C14H15N5O6S pertama kali dipublikasikan oleh Du Pont Numeorus

and Cop pada tahun 1984. Nama kimia herbisida ini adalah 2-(4-methoxy-6-

Page 41: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

21

SO2NHCOH N

N

N

methyl-1,3,5 triazin-2ylcarbonylaminosulfonil) benzoic acid.

Rumus bangun herbisida metil metsulfuron digambarkan pada Gambar 2.

CO2 CH3 OCH3

Gambar 2. Rumus Bangun Herbisida Metil Metsulfuron (Tomlin, 2009).

Herbisida metil metsulfuron bersifat sistemik (sering disebut sebagai translocated

herbicides) yang diabsorbsi oleh akar dan daun, serta ditranslokasikan secara

akropetal dan basipetal. Oleh karena sifatnya yang sitemik, herbisida ini mampu

membunuh jaringan gulma yang berada di dalam tanah. Gulma yang peka akan

berhenti tumbuh setelah dilakukan aplikasi post-emergence dan akan mati dalam

beberapa hari. Herbisida metil metsulfuron selektif terhadap gulma daun lebar

(Djojosumarto,2008).

Herbisida yang termasuk dalam famili Sulfonilurea memiliki cara kerja dengan

menghambat kerja enzim acetolsctatesynthase (ALS) atau acetohydroxy synthase

(AHAS) yaitu pada tahapan awal menghambat perubahan α ketoglutarate menjadi

2-acetohydroxybutyrate dan piruvat menjadi 2-acetolactate. Akibat yang

ditimbulkan yaitu rantai cabang asam amino yang merupakan bagian penting

dalam pembentukkan protein tidak terbentuk, jika tanaman tidak membentuk

protein maka tanaman akan mati (Sensemen, 2007).

Page 42: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

22

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kebun kelapa sawit menghasilkan milik petani di Desa

Gayabaru VIII, Kecamatan Seputih Surabaya, Kabupaten Lampung Tengah dan

Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan Januari

2018 hingga April 2018.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM), air, cat

kayu, dan herbisida berbahan aktif metil metsulfuron 20% (Ally 20 WG). Alat

yang digunakan yaitu knapsack sprayer semi automatic, nozel biru, gelas ukur,

ember, rubber bulb, arit, cangkul, meteran, kuas, kantong plastik, oven,

timbangan digital, alat tulis, amplop kertas, dan kuadran besi berukuran 0,5m x

0,5m.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 7 taraf

perlakuan dan 4 ulangan (Tabel 1). Perlakuan tersebut terdiri dari perlakuan

herbisida metil metsulfuron, penyiangan mekanis, dan kontrol (tanpa

pengendalian gulma). Pengelompokan ditetapkan berdasarkan keseragaman

Page 43: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

23

spesies gulma yang ada di petak percobaan. Sebagai pembanding untuk

mengetahui pengaruh aplikasi herbisida metil metsulfuron terhadap tanaman

kelapa sawit menghasilkan TM digunakan perlakuan penyiangan secara mekanis

(6), dan untuk mengetahui pengaruh herbisida metil metsulfuron terhadap

pertumbuhan gulma, maka data pengamatan dibandingkan dengan kontrol (7).

Susunan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Satuan Perlakuan

Keterangan :

X = dosis rekomendasi

Untuk menguji homogenitas ragam data digunakan uji Bartlett dan additivitas data

diuji dengan menggunakan uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, maka data dianalisis

dengan sidik ragam dan untuk menguji perbedaan nilai tengah perlakuan diuji

dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

No. Perlakuan Dosis bahan aktif

(g/ha)

Dosis formulasi

(g/ha)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Metil metsulfuron

Metil metsulfuron

Metil metsulfuron

Metil metsulfuron

Metil metsulfuron

Penyiangan mekanis

Kontrol

20,0

26,6

33,2

40,0

46,6

-

-

100 (¾X)

133 (X)

166 (1¼ X)

200 (1½ X)

233 (1¾ X)

-

-

Page 44: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

24

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pemilihan lokasi

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perkebunan kelapa sawit dengan

kultivar Tenera atau jenis kelapa sawit yang tersedia atau yang umum digunakan

oleh petani setempat dengan umur tanaman sekitar 7 tahun dan penutupan gulma

seragam yaitu minimal 75%.

3.4.2 Pembuatan petak percobaan

Petak perlakuan ditentukan sebanyak 7 perlakuan dengan 4 ulangan. Setiap

satuan percobaan terdiri atas 3 tanaman kelapa sawit. Masing-masing piringan

tanaman kelapa sawit berjari-jari 3 m. Jarak antar satuan petak perlakuan adalah

satu tanaman kelapa sawit. Tata letak perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.

U1 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

U2 P3 P4 P5 P6 P7 P1 P2

U3 P5 P6 P7 P1 P2 P3 P4

U4 P4 P5 P6 P7 P1 P2 P3

Gambar 3. Tata Letak Percobaan

Keterangan:

P1 = Metil metsulfuron 20,0 g/ha

P2 = Metil metsulfuron 26,6 g/ha

P3 = Metil metsulfuron 33,2 g/ha

P4 = Metil metsulfuron 40,0 g/ha

P5 = Metil metsulfuron 46,6 g/ha

P6 = Penyiangan mekanis

P7 = Kontrol

Page 45: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

25

3.4.3 Aplikasi herbisida

Sebelum aplikasi, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan metode luas untuk

menentukan volume semprot yang dibutuhkan. Metode luas dilakukan dengan

menghitung jumlah air yang digunakan untuk menyemprot satu petak percobaan

yaitu dengan memasukkan sejumlah air pada tangki sebelum aplikasi kemudian

dikurangi dengan sisa air setelah aplikasi. Luas bidang semprot yaitu 28,26 m2

dengan volume semprot saat kalibrasi sebanyak 1,5 liter/plot, maka volume

semprot yang diperoleh setelah melakukan kalibrasi adalah 530 l/ha. Berikut

adalah rumus yang digunakan:

Volume semprot =

Volume semprot =

Volume semprot = 530 l/ha

Dosis herbisida yang telah ditentukan untuk masing-masing petak perlakuan

dilarutkan ke dalam air sebanyak hasil kalibrasi, selanjutnya larutan herbisida

tersebut disemprotkan secara merata pada piringan kelapa sawit. Aplikasi

dilakukan pada pagi hari dan tidak ada hujan minimal 3 jam setelah aplikasi.

3.4.4 Penyiangan mekanis

Untuk mengetahui pengaruh aplikasi herbisida metil metsulfuron terhadap

tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) digunakan perlakuan penyiangan

mekanis sebagai perlakuan pembanding. Penyiangan mekanis dilakukan dengan

dikoret dengan cangkul saat 0 MSA (perlakuan 6).

Page 46: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

26

3.5 Pengamatan

3.5.1 Fitotoksisitas kelapa sawit

Terdapat 3 (tiga) tanaman kelapa sawit dalam satu petak percobaan yang menjadi

sampel pengamatan fitotoksisitas. Menurut Direktorat Pupuk dan Pestisida (2012)

Pengamatan tingkat keracunan dapat dinilai secara visual terhadap populasi

tanaman kelapa sawit, diamati pada 2, 4, 8 dan 12 MSA dengan skoring visual

sebagai berikut:

0 = Tidak ada keracunan, 0 – 5% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal

1 = Keracunan ringan, >5 – 20% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal

2 = Keracunan sedang, >20 – 50% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal

3 = Keracunan berat, >50 – 75% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal

4 = Keracunan sangat berat, >75% bentuk dan atau warna daun dan atau

pertumbuhan tanaman kelapa sawit tidak normal

3.5.2 Bobot kering gulma

Pengambilan gulma untuk mengukur bobot kering gulma total dan gulma

dominan dilakukan sebanyak empat kali, yaitu saat aplikasi, 4, 8, dan 12 MSA.

Gulma diambil dengan menggunakan alat kuadran berukuran 0,5 m x 0,5 m pada

tiga titik pengambilan yang berbeda untuk setiap piringan dan setiap pengambilan

Page 47: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

27

contoh gulma. Dengan luas pengambilan contoh gulma berukuran 0,25 m2.

Pengambilan gulma dilakukan pada gulma yang berada di dalam petak kuadran

dipotong tepat setinggi permukaan tanah. Letak petak kuadran ditetapkan secara

sistematis. Selanjutnya, gulma dikelompokkan berdasarkan spesiesnya dan

dikeringkan menggunakan oven pada suhu 80o C selama 48 jam, kemudian

ditimbang.

Keterangan :

Lingkaran : Piringan tanaman kelapa sawit yang dikendalikan

Segitiga : Tanaman kelapa sawit

Kotak : Petak kuadran pengambilan sampel gulma 4 MSA

Kotak : Petak kuadran pengambilan sampel gulma 8 MSA

Kotak : Petak kuadran pengambilan sampel gulma 12 MSA

Gambar 4. Petak pengambilan sampel gulma

3.5.3 Penekanan herbisida terhadap gulma

Dari data bobot kering yang didapat kemudian dikonversi dan dibuat diagram

mengenai persen penekanan herbisida terhadap gulma, baik gulma total, gulma

1

3

3 m

1

2

2

3

2

2

3

3

1

1

3 m

3 m

3 m

3 m

Page 48: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

28

pergolongan dan gulma dominan. Penekanan herbisida terhadap gulma diperoleh

dengan menggunakan rumus:

Penekanan

x 100%

3.5.4 Summed dominance ratio (SDR)

Data bobot kering dan kemunculan gulma dalam setiap ulangan digunakan untuk

menghitung jumlah nisbah dominansi atau Summed Dominance Ratio (SDR)

masing-masing gulma, dengan menggunakan rumus:

a. Dominan Mutlak (DM)

Bobot kering jenis gulma tertentu dari setiap ulangan

b. Dominan Nisbi (DN)

DN =

x 100 %

c. Frekuensi Mutlak (FM)

Jumlah ulangan yang memuat jenis gulma tertentu

d. Frekuensi Nisbi (FN)

FN =

x 100 %

e. Nilai Penting (NP)

Nilai Penting = Dominansi Nisbi + Frekuensi Nisbi

Page 49: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

29

f. SDR

SDR =

3.5.5 Koefisien komunitas (C)

Dalam menilai koefisien komunitas untuk menentukan perubahan antarkomunitas

akibat perlakuan yang diuji dihitung dengan menggunakan SDR dua komunitas

(perlakuan) yang dibandingkan. Koefisien komunitas dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

C =

x 100 %

Keterangan:

C = Koefisien komunitas

W = Jumlah nilai terendah dari pasangan SDR pada dua komunitas yang

dibandingkan

a = Jumlah semua SDR dari komunitas I

b = Jumlah semua SDR dari komunitas II

Jika nilai C lebih besar dari 75% maka kedua komunitas yang dibandingkan

memiliki komposisi gulma yang sama (Tjitrosoedirdjo et al., 1984).

Page 50: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

48

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Herbisida metil metsulfuron dosis 20 – 46,6 g/ha efektif mengendalikan gulma

total, gulma golongan daun lebar, gulma A.gangetica dan gulma B. alata

hingga 12 MSA serta gulma golongan rumput hanya pada 12 MSA. Herbisida

metil metsulfuron dosis 26,6 g/ha, 40 g/ha dan 46,6 g/ha efektif mengendalikan

gulma O. nodosa hanya pada 12 MSA.

2. Aplikasi herbisida metil metsulfuron dosis 20 – 46,6 g/ha menyebabkan adanya

perubahan komposisi gulma pada 4, 8 dan 12 MSA.

3. Aplikasi herbisida metil metsulfuron dosis 20 – 46,6 g/ha pada piringan tidak

menyebabkan keracunan terhadap tanaman kelapa sawit.

Page 51: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

49

5.2 Saran

Dalam penelitian ini herbisida metil metsulfuron pada dosis 26,6 g/ha lebih

efisien. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengurangi dosis

herbisida metil metsulfuron dari dosis yang direkomendasikan. Hal ini dilakukan

karena pada dosis yang direkomendaasikan mampu menekan pertumbuhan gulma

total dengan sangat baik.

Page 52: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

50

DAFTAR PUSTAKA

Alfredo, N., N. Sriyani, dan D.R.J. Sembodo. 2012. Efikasi Herbisida Pratumbuh

Metil Metsulfuron tunggal dan kombinasinya dengan 2,4-D, Ametrin, atau

Diuron terhadap Gulma pada Pertanaman Tebu (Saccaharum officinarum

L.) Lahan Kering. Jurnal Agrotropika. 17(1):29-34.

Direktorat Pupuk dan Pestisida. 2012. Metode Standar Pengujian Efikasi

Herbisida. Direktorat Sarana dan Prasarana Pertanian. Jakarta. 229 hlm.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit

Meningkat. Diakses pada 27 November 2017.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT Agromedia Pustaka.

Tanggerang . 340 hlm

Effendi, R. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 304

hlm.

Harper, J. L. 1995. Ecological aspects of weed control. Prosiding Seminar

Pengembangan Aplikasi Kombinasi Herbisida. 28 Agustus 1995. Jakarta.

20-22 hlm.

Hidayati, N., N. Sriyani., dan R. Evizal. 2014. Efikasi Herbisida Metil

Metsulfuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis

guinensis Jacq.) yang Belum Menghasilkan (TBM). Jurnal Penelitian

Pertanian Terapan. 15 (1): 1-7.

GAPKI, 2017. Refleksi Industri Kelapa Sawit 2017 dan Prospek 2018. http://

www.gapki.id. Diakses pada 21 Agustus 2018.

GAPKI, 2018. Refleksi Industri Kelapa Sawit 2017 dan Prospek 2018. http://

www.gapki.id. Diakses pada 21 Agustus 2018.

Jumin, H. B. 1991. Dasar-dasar Agronomi. Rajawali Press. Jakarta. 140 hlm.

Koriyando, V., H. Susanto., Sugiatno. 2014. Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron

untuk Mengendalikan Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis

Guineensis Jacq.) Menghasilkan. Jurnal Agrotek Tropika. 2 (3): 375-381.

Page 53: EFIKASI HERBISIDA METIL METSULFURON TERHADAP GULMA …digilib.unila.ac.id/55667/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Tanaman kelapa sawit yang memiliki nama latin Elaeis guineensis

51

Mas’ud, H. 2009. Komposisi dan Efisiensi Pengendalian Gulma pada Pertanaman

Kedelai dengan Penggunaan Bokashi. Jurnal Agroland 16 (2): 118-123.

Moenandir, J. 1993. Persaingan Gulma dengan Tanaman Budidaya. Ilmu

Gulma Buku III. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 101 hlm.

Mu’in, A. 2004. Efikasi Herbisida Pratumbuh Diuron dalam Mengendalian

Gulma pada Kedelai. Prosiding Konferensi Nasional.XVI HIGI : 38-46.

Pahan,. I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu

Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Bogor. 411 hlm.

Purwasih, S. 2013. Struktur Komunitas Gulma Pada Kebun Peremajaan Kelapa

Sawit Di Lahan Gambut PT. Bumi Pratama Khatulistiwa (BPK) Kebun

Raya. Pontianak. Sains Mahasiswa Pertanian Tanjungpura. 2(2): 10 – 20

Rais, S. 2008. Efikasi Herbisida Fluroksipir untuk Mengendalikan Gulma Daun

lebar pada Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan. Skripsi. Fakultas

Pertanian.Unila. 9 hlm.

Rambe, T.D., L. Pane, P. Sudharto, dan Caliman. 2010. Pengelolaan Gulma Pada

Perkebunan Kelapa Sawit. PT Smart Tbk. Jakarta.

Riadi, M., R. Sjahril, dan E. Syam’un. 2011. Pengertian dan Klasifikasi

Herbisida. Universitas Hasanudin. 11 hlm.

Sastrosayono., S. 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. 64

hlm.

Sembodo, D,. R. J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.

168 hlm.

Senseman, S.A. 2007. Herbicide Handbook (Ninth edition). Weed Sciense Society

of America. 546 p.

Sukman, Y. dan Yakup. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. CV Rajawali

Press. Jakarta. 157 hlm.

Taufik, I dan Yosmaniar. 2010. Pencemaran Pestisida pada Lahan Perikanan Di

Daerah Karawang - Jawa Barat. Prosiding Seminar Nasional Limnologi

V. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor

Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo dan J. Wiroatmodjo (Eds). 1984. Pengelolaan

Gulma di Perkebunan. Kerjasama Biotrop Bogor -PT Gramedia. Jakarta.

225 hlm.

Tomlin, C. D. S. 2004. The Pesticide Manual volume 3.0. British Crop Protection

Council. England. 1606 p.