pengawasan mutu kimiawi pada produk mie ...pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan...

43
PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. NOODLE DIVISION SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Disusun oleh: Vivi Dwiyanti Yuwono NIM : 16.I1.0120 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2019

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE INSTAN

DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. NOODLE

DIVISION SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Disusun oleh:

Vivi Dwiyanti Yuwono

NIM : 16.I1.0120

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2019

Page 2: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE INSTAN

DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. NOODLE

DIVISION SEMARANG

OLEH :

VIVI DWIYANTI YUWONO

NIM : 16.I1.0120

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan sidang penguji

pada tanggal :

Semarang, 2019

Fakultas Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Soegijapranata Semarang

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Boshido Bening Dinala Dr. A. Rika Pratiwi, MSi

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Noodle Division Semarang

Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc Despan Rajagukguk

BPDQCM

Page 3: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya,

Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “PENGAWASAN

MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE INSTAN DI PT INDOFOOD CBP SUKSES

MAKMUR TBK. NOODLE DIVISION SEMARANG” dengan baik dan tepat waktu.

Penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Teknologi Pangan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Tentunya dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini terdapat berbagai hambatan dan

kesulitan. Namun, atas berkat dukungan dari berbagai pihak, maka Penulis dapat

menyelesaikan laporan ini. Sehingga pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus yang telah memberi pernyataanNya kepada Penulis sehingga Penulis

dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat waktu.

2. Seluruh keluarga Penulis yang telah memberikan doa dan semangat kepada Penulis

dari awal hingga terselesaikannya Kerja Praktek ini.

3. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan

kesempatan dan dukungan kepada Penulis untuk dapat melakukan Kerja Praktek di

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang.

4. Ibu Meiliana, S. Gz, M.S. selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas

Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah

membantu Penulis dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan Kerja Praktek.

5. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi, MSi selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan Kerja

Praktek yang telah meluangkan waktu untuk memberi saran dan memberi dukungan

kepada Penulis.

6. Bapak Adi Wiratno selaku HRD yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

dapat melakukan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle

Division Semarang.

7. Bapak Despan Rajagukguk selaku BPDQCM yang telah membimbing dan

memberikan kesempatan pada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

Page 4: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

iv

8. Bapak Boshido Bening selaku QC Process Supervisor yang telah membimbing dan

menerima Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

9. Bapak Natanael H. P. A selaku QC RMFG Supervisor yang telah membimbing dan

memberikan saran kepada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

10. Bapak Priyanto, Bapak Amal, Bapak Widi, Bapak Andy, Bu Ambar, Mas Radit, Mas

Dharu, Bapak Didin, Bapak Himawan selaku QC RM, QC Process, dan QC Finished

Good yang telah membimbing dan memberikan pengetahuan mengenai pengawasan

mutu bahan baku, proses produksi, hingga produk jadi (finished good).

11. Bapak Usman, Bapak Aris, Bapak Rochmat, dan Mas Arief selaku QC Analis

laboratorium yang telah membimbing dan mengajarkan Penulis tentang metode

analisis selama Kerja Praktek.

12. Segenap keluarga QC PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang yang telah membagikan berbagai informasi kepada Penulis selama

kegiatan Kerja Praktek.

13. Segenap teman perjuangan Kerja Praktek saya yaitu Della Sugiarto dan Yovita

Hartono, serta teman-teman dari luar universitas serta SMK yang telah dengan

semangat dan selalu menemani Penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang

dilaksanakan pada saat Kerja Praktek ini.

14. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang telah

membantu proses administrasi Penulis dari awal Kerja Praktek hingga akhir Kerja

Praktek.

15. Semua pihak yang telah membantu Penulis selama kegiatan maupun penulisan

laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya berbagai kritik

dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, Penulis berharap laporan ini dapat

bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan semua pihak.

Semarang, 01 Februari 2019

Penulis

Page 5: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

v

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. viii

1. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2. Tujuan ................................................................................................................. 2

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek .................................................................. 2

2. PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................................... 3

2.1. Lokasi dan Sejarah Perusahaan .......................................................................... 3

2.2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan ........................................................................ 4

2.3. Logo Perusahaan ................................................................................................ 4

2.4. Struktur Organisasi ............................................................................................. 4

3. SPESIFIKASI PRODUK .......................................................................................... 7

4. PROSES PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU .......................................... 11

4.1. Bahan Baku ...................................................................................................... 11

4.2. Proses Produksi ................................................................................................ 12

4.3. Pengawasan Mutu............................................................................................. 14

5. PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE INSTAN DI PT.

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. NOODLE DIVISION SEMARANG ... 22

6. PENUTUP ............................................................................................................... 30

6.1. Kesimpulan ....................................................................................................... 30

6.2. Saran ................................................................................................................. 30

7. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 31

8. LAMPIRAN ............................................................................................................ 34

8.1. Hasil Plagscan .................................................................................................. 34

8.2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek ....................................................................... 34

8.3. Presensi Kerja Praktek...................................................................................... 35

8.4. Surat Selesai Kerja Praktek .............................................................................. 35

Page 6: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase Kadar Air Blok Mie Indomie Goreng Spesial ................................ 26

Tabel 2. Persentase Kadar Air Bumbu Indomie Goreng Spesial ................................... 27

Tabel 3. Persentase Kadar Air Bawang Goreng Indomie Goreng Spesial ..................... 27

Tabel 4. Persentase Kadar Air Kecap Indomie Goreng Spesial ..................................... 27

Tabel 5. Persentase Kadar Air Saus Sambal Indomie Goreng Spesial ........................... 28

Tabel 6. Persentase FFA Minyak Bumbu Indomie Goreng Spesial ............................... 28

Tabel 7. Bilangan Asam Blok Mie Indomie Goreng Spesial ......................................... 29

Page 7: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang... 4

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang .......................................................................................................................... 5

Gambar 3. Beberapa Varian Rasa Produk Indomie .......................................................... 7

Gambar 4. Beberapa Varian Rasa Produk Supermi ......................................................... 8

Gambar 5. Beberapa Varian Rasa Produk Sarimi ............................................................ 8

Gambar 6. Beberapa Varian Rasa Produk Mie Sakura .................................................... 9

Gambar 7. Beberapa Varian Rasa Pop Bihun .................................................................. 9

Gambar 8. Beberapa Varian Rasa Produk Pop Mie ....................................................... 10

Gambar 9. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam .................................................................... 10

Page 8: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Plagscan ............................................................................................ 34

Lampiran 2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek ................................................................. 34

Lampiran 3. Presensi Kerja Praktek ............................................................................... 35

Lampiran 4. Surat Selesai Kerja Praktek ........................................................................ 35

Page 9: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar setiap manusia. Setiap manusia

membutuhkan makan untuk pertumbuhan dan mempertahankan hidupnya. Untuk

menunjang semua aktivitas manusia, manusia membutuhkan sumber energi yang

didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Sehingga makanan yang dimakan harus sehat

dan bergizi. Pada dasarnya serealia merupakan sumber karbohidrat yang dapat diubah

menjadi energi. Salah satu produk olahan serealia dan paling banyak dimanfaatkan adalah

tepung terigu dengan bahan dasar gandum. Tepung terigu dapat digunakan untuk banyak

produk-produk pangan, salah satunya mie instan.

Menurut SNI 3551-2012 yang membahas tentang mie instan diketahui bahwa mie instan

merupakan produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa

penambahan bahan lain. Mie siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air

mendidih. Mie adalah jenis makanan yang sudah akrab bagi sebagian manusia terutama

di Indonesia karena mie dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok. Salah satu

perusahaan mie di Indonesia adalah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle

Division Semarang. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu

perusahaan pengolahan makanan di Indonesia yang menerapkan teknologi modern serta

memiliki proses yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk – produk yang

bermutu tinggi, sehat, halal, dan aman bagi konsumen. Karena banyak dijadikan sebagai

bahan makanan pengganti nasi, maka mutu mie haruslah dijaga dengan baik sehingga

aman untuk manusia.

Mutu pangan merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh setiap individu dan

pengelola pangan. Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat

mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga dapat

memenuhi tuntutan yang diharapkan oleh konsumen (Raharja, 2012). Hal ini dilakukan

untuk mencapai produk akhir yang sesuai dengan standar mutu produk yang berlaku dan

menghasilkan produk yang seragam. Oleh karena itu, terdapat divisi pengendalian mutu

yang disebut Process Development and Quality Control (PDQC) yang memiliki tugas

Page 10: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

2

untuk mengendalikan dan mengawasi mutu dari produk yang dihasilkan. Pengawasan

mutu yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu Incoming Quality Control, Process

Quality Control, dan Outgoing Quality Control.

Pengawasan terhadap kualitas produk menjadi faktor yang sangat penting karena dengan

kualitas yang baik maka dapat menumbuhkan kepercayaan konsumen. Kepercayaan

konsumen ini merupakan aset yang berharga bagi produsen untuk kemajuan usahanya.

Oleh karena itu, melalui kegiatan Kerja Praktek ini, Penulis berharap dapat memahami

aspek Quality Control sebagai hal utama dari keseluruhan kegiatan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Laporan Kerja Praktek (KP) ini, antara lain:

- Mengetahui dan memahami proses pengolahan mie instan di PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Noodle Division.

- Mengetahui dan memahami pengawasan mutu mie instan terutama secara kimiawi.

- Menerapkan dasar-dasar teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan.

- Mendapatkan gambaran dan menambah wawasan terutama mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan pengawasan mutu.

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek

Metode yang digunakan oleh Penulis selama Kerja Praktek berlangsung adalah meliputi

pengamatan langsung di lapangan yaitu pengamatan pada bagian Quality Control dimana

di Quality Control ini dibagi menjadi bagian pengemas, tepung, seasoning, finished good,

shelf life, laboratorium, dan produksi, lalu dilakukan juga wawancara dan diskusi dengan

pembimbing lapangan serta pegawai lainnya selama 30 hari kerja mengenai bagian di

Quality Control dan bagian yang akan dibahas oleh Penulis yaitu pengawasan mutu

secara kimiawi produk mie instan, serta menggunakan studi pustaka yang diambil dari

beberapa sumber.

Page 11: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

3

2. PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Lokasi dan Sejarah Perusahaan

PT. Indofood Consumer Branded Products (CBP) Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang merupakan salah satu perusahaan mie instan dan makanan olahan yang

menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. Pada awalnya PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division didirikan di Jakarta dengan nama

PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang berdiri pada tanggal 27 April 1970 yang

bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman. Sedangkan PT. Sanmaru Food

Manufacturing Co. Ltd cabang Semarang didirikan tanggal 31 Oktober 1987 diresmikan

oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartono dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Pada tanggal

1 Maret 1994, PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan anak perusahaan yang

berada di lingkup Indofood group bergabung menjadi sebuah Perusahaan dengan nama

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk yang khusus bergerak di bidang pengolahan mie

instan. Kemudian pada tanggal 1 Oktober 2009, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

berganti nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur divisi noodle merupakan divisi terbesar di Indofood

dan pabriknya tersebar di 17 kota salah satunya adalah kota Semarang. PT. Indofood CBP

Sukses Makmur, Tbk Noodle Division Semarang terletak di Jl. Tambak Aji II No. 8,

Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Madya Semarang. Perusahaan ini

bergerak dalam bidang pembuatan mie instan yang siap disaji dan dikemas bersama

bumbu dan minyaknya, kemudian didistribusikan ke wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Produk yang dihasilkan antara lain mie instan dengan merk Indomie, Supermi, Sarimi,

Sakura, Pop Mie, dan Mi Telur Cap 3 Ayam dalam berbagai macam rasa.

Karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division Semarang

berjumlah ±800 orang (dapat berubah setiap bulan berdasarkan turn over karyawan).

Waktu kerja pada umumnya adalah 6 hari seminggu dengan jumlah jam kerja 7 (tujuh)

jam sehari dan 40 jam seminggu yang dilakukan dalam dinas nornal atau bergilir (shift).

Bagi pekerja kantor atau pabrik atau bagian yang bekerja atas dasar 5 hari kerja seminggu

maka tiap harinya bekerja selama 8 jam.

Page 12: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

4

2.2. Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan

Visi yang dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Noodle Division

Semarang adalah produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka. Sedangkan misi

yang dimiliki adalah senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan,

menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi; menyediakan

produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan; senantiasa meningkatkan

kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi; memberikan kontribusi bagi

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan; dan meningkatkan

stakeholders’ value secara berkesinambungan. Nilai perusahaan yang dimiliki oleh PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Noodle Division Semarang adalah “Dengan disiplin

sebagai falsafah hidup; kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi

integritas; kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama

membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan”.

2.3. Logo Perusahaan

Logo perusahaan PT. Indofood Consumer Branded Products (CBP) Sukses Makmur Tbk.

Noodle Division Semarang dapat dilihat pada Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. Noodle Division Semarang menggunakan dua warna dasar, yaitu merah

dan biru, dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Merah melambangkan semangat dan

biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Gambar 1. Logo PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

2.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division Semarang

dapat dilihat pada Bagan 1. Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Noodle Divison Semarang.

Page 13: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

5

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle

Division Semarang

Sumber: PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division Semarang dipimpin oleh

seorang Branch Manager yang memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan

untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk yang

berkualitas tinggi dengan jaminan sistem pengendalian mutu produk yang selalu dijaga

dan dilaksanakan secara konsisten. Branch Manager tersebut membawahi enam kepala

departemen, yaitu:

Branch Human Resources Manager (BHRM)

BHRM memimpin departemen Human Resources yang mempunyai tugas untuk

merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan yang terkait

sumber daya manusia yang meliputi hubungan industrial, administrasi kepegawaian dan

pengupahan, jaminan sosial, dan pelayanan umum untuk mendukung pencapaian sasaran

perusahaan.

Purchasing Officer

Purchasing Officer memimpin departemen Purchasing yang mempunyai tugas untuk

melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan oleh masing-masing departemen.

Branch

Manager

Branch Human Resources Manager

Purchasing Officer

Factory Manager

PPIC Supervisor

Teknik Supervisor

Production Supervisor

Warehouse Supervisor

BPDQC Manager

Finance & Accounting Manager

Area Sales & Promotion Manager

Page 14: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

6

Factory Manager

Seorang FM memimpin departemen Manufacturing yang mempunyai tugas

merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan

manufacturing yang meliputi Production Planning and Inventory Control (PPIC), teknik,

production, dan warehouse. PPIC dipimpin oleh PPIC Supervisor yang bertugas

merencanakan jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weeldy Order (CWO) yang

diterima dan mengendalikan tingkat kesediaan raw material dan finished goods sehingga

standar buffer stock tetap terjaga. Teknik dipimpin oleh Teknik Supervisor untuk

merencakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan di bagian teknik baik dalam

perawatan maupun perbaikan mesin sehingga dapat menjamin kelancaran operasional

mesin produksi. Production dipimpin oleh Production Coordinator yang membawahi

tiga production shift supervisor yang bertugas merencanakan, mengkoordinasi, dan

mengendalikan aktivitas produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan serta

menjaga kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan pemborosan raw

material dan utilitas secara efektif dan efisien. Warehouse dipimpin Warehouse

Supervisor untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan

pergudangan sehingga tercapai keakurasian jumlah, keutuhan, dan keamanan barang.

Branch Process Development and Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQCM memimpin departemen PDQC yang mempunyai tugas untuk mengendalikan

mutu (Incoming Quality Control, Process Quality Control, Outgoing Quality Control),

dan Market Audit.

Finance & Accounting Manager (FAM)

FAM memimpin departemen Finance & Accounting, mempunyai tugas untuk

merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan keuangan, menyajikan laporan dan

analisis keuangan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.

Area Sales & Promotion Manager (ASPM)

ASPM memimpin departemen Marketting, yang mempunyai tugas pokok untuk

merencanakan dan mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan penjualan terhadap

semua produk yang dihasilkan.

Page 15: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

7

3. SPESIFIKASI PRODUK

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division merupakan salah satu cabang

perusahaan yang dimiliki Salim Group dimana memproduksi mie instan dalam berbagai

merk dan varian rasa, antara lain yaitu:

1. Indomie

Indomie dikenalkan pertama pada tahun 1972, yaitu Indomie Kuah dengan rasa Kaldu

Ayam. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie semakin meningkat dan

dikeluarkan varian rasa baru yaitu Indomie Kuah rasa Kari Ayam. Pada tahun 1983,

Indomie mulai meluncurkan varian Indomie Mi Goreng. Sehingga terdapat sekitar ±50

varian rasa Indomie sekarang. Beberapa varian rasa produk Indomie sekarang dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Beberapa Varian Rasa Produk Indomie

2. Supermi

Supermi mulai diproduksi pada tahun 1968 sebagai mie instan serbaguna dan sekarang

menjadi mie instan berbumbu. Tahun 2008, Supermi membuat varian baru yaitu Supermi

Go dengan tiga macam rasa yaitu GoBang, GoSo, dan GoKar. Tahun 2013, Supermi

meluncurkan varian baru yaitu Supermi Rasa Ayam Spesial dan terus berkembang hingga

sekarang. Beberapa varian rasa produk Supermi sekarang dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 16: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

8

Gambar 4. Beberapa Varian Rasa Produk Supermi

3. Sarimi

Sarimi mulai diproduksi tahun 1982. Kemudian pada tahun 2012 Sarimi membuat maskot

dan kemasan baru. Isi dari Sarimi ada yang isi 1 (single) dan isi 2 (double). Sarimi

mempunyai varian rasa seperti Sarimi Isi 2 Mi Goreng Rasa Ayam Kecap, Sarimi Isi 2

Rasa Soto, Sarimi Isi 2 Rasa Kari Spesial, Sarimi Isi 2 Mi Goreng Rasa Ayam Kremes,

Sarimi Isi 2 Rasa Ayam Bawang, Sarimi Isi 2 Rasa Baso Sapi, Sarimi Soto Koya Gurih,

Sarimi Soto Koya Pedas, Sarimi Rasa Ayam Bawang, Sarimi Rasa Kaldu Ayam, Sarimi

Besar Mi Goreng Spesial, dan lain-lain. Beberapa varian rasa produk Sarimi dapat dilihat

pada Gambar 5.

Gambar 5. Beberapa Varian Rasa Produk Sarimi

4. Mie Sakura

Mie Sakura terdiri dari mie goreng dan mie kuah. Beberapa varian rasa dari Mie Sakura

yaitu Sakura rasa Ayam Kecap Pedas, Sakura rasa Soto Ayam, Sakura Mi Goreng, Sakura

rasa Baso Sapi, dan lain-lain. Beberapa varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada

Gambar 6.

Page 17: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

9

Gambar 6. Beberapa Varian Rasa Produk Mie Sakura

5. Pop Bihun

Pop Bihun terbuat dari bahan baku beras dan memilki berbagai varian diantaranya Pop

Bihun Spesial rasa Kari Ayam Pedas, Pop Bihun Spesial rasa Soto Ayam, Pop Bihun

Spesial rasa Ayam Bawang, Pop Bihun Spesial Goreng Spesial, dan lain-lain. Varian rasa

produk Pop Bihun dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Beberapa Varian Rasa Pop Bihun

6. Pop Mie

Pop Mie mulai diproduksi pada tahun 1987 dimana merupakan jenis mie instan yang

dikemas dalam bentuk cup. Pop Mie memiliki bernagai varian rasa diantaranya Pop Mie

Goreng Spesial, Pop Mie Goreng Pedas, Pop Mie rasa Ayam Spesial, Pop Mie rasa Ayam

Bawang Spesial, Pop Mie rasa Baso Spesial, dan lain-lain. Adapun Pop Mie terbagi

menjadi 2 pilihan porsi, yaitu porsi mini dan porsi jumbo. Beberapa varian rasa produk

Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 18: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

10

Gambar 8. Beberapa Varian Rasa Produk Pop Mie

7. Mie Telur Cap 3 Ayam

Mie Telur Cap 3 Ayam merupakan produk yang mudah diolah sebagai masakan utama

dengan berbagai kreasi. Produk ini dikeringkan dengan suhu yang tinggi sehingga

mengakibatkan kadar air maksimal dalam mie relatif sangat rendah dan mencegah

mikroba pembusuk berkembang biak, selain itu produk ini juga dibuat tanpa

menggunakan bahan pengawet. Adapun Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi dua

pilihan yaitu Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Keriting dan Mie Telur Cap 3 Ayam Mie Bulat.

Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

Page 19: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

11

4. PROSES PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU

4.1. Bahan Baku

Untuk melakukan suatu proses produksi pembuatan produk mie instan maka diperlukan

bahan baku tertentu. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Noodle Division Semarang dalam pembuatan mie instan adalah sebagai berikut :

1. Tepung terigu

Tepung terigu adalah bahan baku utama dalam pembuatan mie instan. Tepung terigu

merupakan tepung yang diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling.

Tujuan digunakannya tepung terigu dalam pembuatan mie instan adalah karena tepung

terigu mempunyai kemampuan membentuk gluten pada adonan yang menyebabkan

elastis atau tidak mudah hancur pada saat proses pencetakan maupun pemasakan. Gluten

merupakan kompleks protein yang memiliki peran sebagai pembentuk struktur kerangka

produk dimana tediri dari 2 komponen yaitu gliadin (20-25%) dan glutenin (35-40%)

yang dimana dapat menghasilkan sifat viskoelastis. Gliadin akan menyebabkan gluten

bersifat elastis, sedangkan glutenin menyebabkan adonan menjadi kuat dan menentukan

struktur pada produk yang dibakar (Anggrahini et al., 2006). Tepung terigu yang

digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang yaitu

tepung terigu Segitiga Hijau, Segitiga Biru, dan Cakra dimana tepung terigu ini

merupakan produksi dari PT. Bogasari Flour Mills yang termasuk dalam Indofood

Group. Setiap brand mie instan memiliki komposisi tepung terigu yang berbeda-beda

dalam pembuatannya.

2. Air

Air merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses pembuatan mie instan

dimana air berfungsi sebagai pelarut, pembentuk sifat elastis dan kenyal dari gluten, serta

mempermudah reaksi antara gluten dan karbohidrat. Jumlah air yang digunakan berkisar

antara 28-38% dari campuran bahan yang akan dicampur karena apabila air melebihi 38%

maka adonan akan cenderung lengket dan apabila air kurang dari 28% maka adonan

cenderung rapuh (Astawan, 2008). Selain itu air pada produksi mie instan harus terbebas

dari cemaran bakteri coliform dan memiliki kisaran pH 6-9 karena pada kisaran pH

Page 20: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

12

tersebut absorbsi air akan meningkat yang membuat mie berbentuk pasta dengan baik dan

tidak mudah patah (Sutomo, 2008). Berdasarkan SNI 01-3553-2006, syarat mutu air

adalah air yang tidak berbau, rasa normal dan kekeruhan maksimal 1,5 NTU

(Nephelometric Turbidity Unit).

3. Air alkali

Air alkali adalah bahan baku yang penting dalam pembuatan mie instan. Air alkali

merupakan campuran dari beberapa komponen seperti air, garam, pewarna makanan

tartrazine CI 19140, zat besi, dan sebagainya. Warna dari air alkali juga berbeda-beda

seperti berwarna kuning bening, kuning kehijauan, dan kuning putih. Alasan dari

penggunaan air alkali ini adalah untuk memperkuat gluten yang terbentuk sehingga

adonan menjadi elastis dan lentur, mengubah zat warna dalam terigu sehingga menjadi

lebih cerah, dan membuat sifat pati tepung terigu sehingga menjadi kenyal. Semakin

banyak larutan alkali yang digunakan maka adonan yang dihasilkan akan semakin kenyal.

Penambahan alkali tidak boleh terlalu berlebihan karena dapat menyebabkan bau tidak

sedap pada produk (Astawan, 2008). Setiap brand mie instan di PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk Noodle Division Semarang memiliki komposisi penggunaan air alkali yang

berbeda-beda.

4. Minyak goreng

Minyak goreng adalah media yang digunakan untuk menggoreng suatu bahan pangan

dimana dalam hal ini adalah mie instan. Fungsi dari minyak goreng sendiri adalah sebagai

penghantar panas, menambahkan rasa gurih, serta menambah kalori pada bahan pangan

(Fauziah et al., 2013). PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang menggunakan minyak goreng kelapa sawit. Minyak kelapa sawit adalah

minyak yang dihasilkan dari inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang sudah melalui proses

ekstraksi dan pemurnian. Komposisi dari minyak kelapa sawit adalah 45,5% asam lemak

jenuh dan 54,1% asam lemak tak jenuh (Hambali et al., 2007).

4.2. Proses Produksi

Proses produksi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division Semarang

meliputi sebagai berikut :

Page 21: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

13

1. Penuangan tepung pada screw

Tepung dituang pada screw di gudang tepung dengan perbandingan sesuai dengan brand

mie yang akan diproduksi. Melalui pipa spiral conveyor tepung ditarik ke mesin mixer.

Karena mesin screw menghasilkan getaran yang tinggi maka tenaga kerja yang bekerja

di bagian screw diberikan APD tambahan selain masker kain, topi penutup kepala, sepatu

safety tetapi juga memakai supporter. Tujuannya adalah untuk melindungi alat vital dari

getaran karena tenaga kerja pada bagian screw adalah laki-laki.

2. Mixing

Proses pencampuran bahan baku utama, tepung terigu dan larutan alkali diaduk hingga

menjadi homogen, dimana membutuhkan waktu ±10-15 menit dan dilakukan di lantai 2.

Lalu adonan diturunkan ke Feeder Press. Setiap tenaga kerja mengawasi 2 panel control

mesin mixer. APD yang digunakan adalah topi penutup kepala, masker, dan sepatu safety.

3. Pressing

Adonan yang sudah homogen dilewatkan pada beberapa mesin roll press untuk

mendapatkan adonan dengan ketebalan tertentu, lalu masuk ke sliter untuk membetuk

untaian mie. Pressing berada dibawah ruang mixing, sehingga akan memudahkan proses

penuangan adonan dari mixing. APD yang digunakan yaitu penutup kepala, masker kain,

dan sepatu safety.

4. Steaming

Tahap awal pemasakan mie adalah melalui steam box. Pada steam box dialirkan uap

bersuhu ±100ºC yang menyebabkan ruangan steaming memiliki suhu yang panas. Oleh

karena itu, tenaga kerja hanya memasuki ruangan saat melakukan pengecekan saja

(control panel).

5. Cutting

Proses pemotongan jalur mie sesuai dengan ukuran tertentu dan dengan menggunakan

pisau cutter. Dari proses awal produksi sampai akhir semuanya berurutan. Pada proses

cutting apabla terdapat mie yang tidak sesuai dengan ketebalan atau bentuk

gelombangnya maka akan ditarik untuk direject.

Page 22: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

14

6. Frying

Potongan mie dimasukkan ke dalam mangkuk dan digoreng pada suhu berkisar ±110ºC-

160ºC yang bertujuan untuk mengurangi kadar air pada mie dimana awalnya rata-rata dari

32%-35% menjadi maksimal 3% sehingga mie akan tahan selama 8 bulan. Penggorengan

dilakukan menggunakan minyak goreng yang dipanaskan dengan uap boiler.

7. Cooling

Pendinginan mie dilakukan dengan menggunakan kipas angin atau fan selama 8-11 menit.

Hal ini menyebabkan mie memiliki suhu 30ºC-35ºC.

8. Packaging

Packaging meliputi proses penambahan bumbu atau sauce dan minyak bumbu sesuai

dengan rasa, yang selanjutnya dikemas dalam kemasan etiket. Untuk melindungi produk

dan memudahkan transportasi mie yang sudah terbungkus, mie dikemas dalam karton

box.

4.3. Pengawasan Mutu

Mutu adalah faktor penting bagi suatu perusahaan untuk menjaga konsistensi dari suatu

produk sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dari konsumen dan meningkatkan

jaminan dari keamanan suatu produk. Pengawasan mutu merupakan serangkaian tindakan

untuk memastikan kesesuaian antara karakteristik produk dengan standar mutu yang

berlaku (Christine, 2016). Pengawasan mutu dilakukan mulai dari bahan baku, proses

produksi hingga produk akhir. Tujuannya adalah untuk meyakinkan perusahaan dan

konsumen bahwa produk yang dihasilkan sudah aman dan sesuai dengan standar yang

berlaku serta diinginkan oleh masyarakat (Raharja, 2012). Pengawasan mutu juga dapat

meningkatkan efisiensi biaya seperti efisiensi biaya desain produk, biaya inspeksi, dan

biaya produk (Christine, 2016). Pengawasan mutu dilakukan melalui pengukuran dan

pengujian dimana pengukuran dapat meliputi pengukuran berat, lebar, ketebalan, dan

lain-lain sedangkan pengujian dapat dilakukan secara organoleptik (sensori), kimia,

mikrobiologi, dan sebagainya (Afrianto, 2008).

Page 23: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

15

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang mempunyai

standarisasi tersendiri dalam pengawasan mutu. Standarisasi yang dilakukan adalah

secara menyeluruh, yaitu mulai dari bahan baku, alur proses produksi, mesin dan

peralatan, tenaga kerja, serta produk barang jadi. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Noodle Division Semarang telah tersertifikasi oleh SGS (Societe Generale de

Surveilance) melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization)

22000 tentang Keamanan Pangan dan sertifikasi halal yang berlaku untuk semua produk

dan ISO 9001. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang

mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000 pada tanggal 5 Februari 2004 dari badan

akreditasi SGS International of Indonesia mengenai manajemen mutu yang baik untuk

menghasilkan produk yang sesuai dengan standar serta bermutu baik. Hal ini sesuai

dengan slogan yang dimiliki oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle

Division Semarang yaitu “The Symbol of Quality Foods” atau “Lambang Makanan

Bermutu”, dimana berarti PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang akan menghasilkan produk yang bermutu tinggi dengan menggunakan bahan

baku pilihan, proses produksi yang aman dan higienis, serta memenuhi standar

kandungan gizi produk yang halal. Pengawasan mutu pada PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk Noodle Division Semarang mengiktui SOP (Standar Operational

Procedure) yang sudah mengacu kepada SNI 01-3551-2000 dan CODEX.

Dalam melaksanakan sistem pengawasan mutu, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Noodle Division Semarang membaginya menjadi 3 bagian yaitu : pengawasan mutu

bahan baku/Incoming Quality Control (IQC), pengawasan mutu proses produksi/Process

Quality Control (PQC), dan pengawasan mutu produk akhir/Outgoing Quality Control

(OQC).

4.3.1. Pengawasan mutu bahan baku atau Incoming Quality Control (IQC)

Incoming Quality Control adalah pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku

yang akan digunakan untuk produksi dimana dalam hal ini mie instan. Pengawasan mutu

bahan baku merupakan tahap awal dan sangat penting untuk diterapkan untuk

memastikan kualitas produk tetap terjaga dan tidak mengalami penurunan mutu karena

Page 24: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

16

tercemar benda yang tidak diinginkan. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle

Division Semarang melakukan pengawasan mutu baha baku yang meliputi :

1. Tepung

Pada saat tepung datang dari supplier maka tahap awal yang dilakukan adalah

pengambilam sampel sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh QC RM (Raw

Material). Sampel yang diambil tersebut digunakan untuk pengujian baik secara fisik

maupun kimia. Analisa secara fisik meliputi pengecekan kemasan, bau, ada atau tidaknya

cemaran (kutu, serangga, kepompong), warna, dan berat sampel. Berdasarkan SNI 3751-

2009, syarat tepung terigu adalah berbentuk serbuk, memiliki bau yang normal dan bebas

dari aroma asing, berwarna putih (khas tepung terigu), dan tidak terdapat cemaran seperti

serangga, logam, dan potongan benda asing seperti kayu. Sedangkan analisa secara kimia

meliputi pengujian kadar gluten, iron spot, dan kadar abu yang dilakukan oleh QC Analis

di laboratorium. Berdasarkan SNI 3751-2009, kadar besi pada tepung terigu minimal 50

mg/kg, kadar abu maksimal 0,7%, kadar air maksimal 14,5%, dan kadar protein minimal

7%. Setelah melakukan pengecekan dan didapatkan hasil yang memenuhi standar maka

sampel tepung terigu maupun tepung tapioka disimpan di gudang penyimpanan tepung

untuk dipakai pada proses produksi nantinya. Tetapi apabila hasil yang didapatkan tidak

sesuai dengan standar maka seluruh tepung yang datang akan dikirim kembali kepada

supplier. Tepung terigu yang akan digunakan untuk proses produksi mengikuti sistem

FIFO (First in First Out) dimana tepung yang terlebih dahulu masuk ke dalam gudang

penyimpanan tepung maka tepung tersebut yang akan digunakan terlebih dahulu untuk

proses selanjutnya.

2. Minyak Goreng

Pengawasan mutu minyak goreng dilakukan dengan melakukan analisa baik secara fisik

maupun kimia. Minyak goreng yang digunakan untuk proses produksi berbentuk seperti

bubur, sehingga sebelum disimpan pada tangki penyimpanan harus dilakukan proses

pemanasan dahulu didalam truk hingga berbentuk cairan dan kemudian dialirkan menuju

tangki penyimpanan. Pada analisa secara fisik, dilakukan pengecekan pada warna dan

bau, sedangkan untuk analisa secara kimia dilakukan pengecekan pada kadar asam lemak

bebas (FFA/Free Fatty Acid). Apabila hasil yang diperoleh melebihi standar maka akan

Page 25: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

17

dilakukan penolakan pada minyak goreng. Hal ini dikarenakan apabila kadar asam lemak

bebas pada minyak goreng awal atau sebelum penggorengan sudah tinggi, maka apabila

proses produksi berlangsung, kadar asam lemak bebas akan semakin tinggi akibat dari

pemanasan pada suhu tinggi dimana dapat mempengaruhi mutu produk yang akan

dihasilkan. Berdasarkan SNI 7709-2012 tentang syarat mutu minyak goreng kelapa sawit

dapat diketahui bahwa kadar asam lemak bebas yang diperbolehkan adalah maksimal

0,3%.

3. Seasoning

Pengawasan mutu pada seasoning dilakukan oleh QC RM (Raw Material) bagian

seasoning. Seasoning yang digunakan untuk produk mie instan ini adalah seasoning yang

dibuat oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Food Ingredient Semarang.

Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi analisa baik secara fisik maupun kimia. Pada

analisa secara fisik dilakukan dengan pengukuran panjang kemasan bumbu dari satu

ujung ke ujung lainnya dan pengukuran berat sampel. Sedangkan pada analisa secara

kimia dilakukan oleh QC Analis di laboratorium dimana meliputi pengukuran kadar air

pada bumbu, bawang goreng, kecap, saus sambal, dan solid ingredients serta pengukuran

FFA pada minyak bumbu. Selain itu juga dilakukan pengecekan secara organoleptik

dimana meliputi pengecekan warna, rasa, dan ada atau tidaknya penggumpalan (cacking)

pada bumbu, kerenyahan dan ketengikan pada bawang goreng dan kriuk, kekentalan pada

kecap, serta pengecekan warna pada saus sambal. Setelah melalui semua pengujian dan

dihasilkan sesuai dengan standar maka seasoning siap digunakan untuk dikemas bersama

dengan blok mie instan yang sesuai, tetapi apabila hasil yang didapat tidak sesuai dengan

standar maka akan dilakukan penolakan produk. Seasoning yang digunakan untuk proses

produksi menggunakan sistem FIFO (First in First Out).

4. Pengemas

Pengemas merupakan media yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi produk

(Kotler, 2008). Pengecekan dilakukan pada pengemas yang terdiri dari 3 macam yaitu

karton, etiket, dan cup EPS (Expandable Polystyrene). Selain itu juga dilakukan

pengecekan pada garpu plastik dan seal cup. Pengecekan kemasan dilakukan secara fisik.

Untuk kemasan karton dilakukan pengecekan pada kondisi karton seperti kesesuaian

Page 26: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

18

design, warna cetakan, kelengkapan isi tulisan di karton, kekuatan daya tumpuk karton,

serta panjang, lebar, dan tinggi karton. Pada kemasan etiket dilakukan pengecekan pada

kondisi etiket yang meliputi ketebalan pada etiket, cetakan etiket, berat, pitch, dan lebar

etiket. Untuk kemasan cup dilakukan pengecekan kesesuaian cetakan, diameter atas dan

bawah, tinggi, lebar bibir, dan ketebalan dinding cup. Pada garpu plastik dilakukan

pengecekan pada panjang, berat, dan kelentingan pada garpu. Apabila seluruh bahan

pengemas tersebut sesuai dengan standar maka pengemas siap digunakan untuk

membungkus produk mie instan tetapi apabila tidak sesuai dengan standar maka akan

dikembalikan kepada supplier.

4.3.2. Pengawasan mutu produksi atau Process Quality Control (PQC)

Process Quality Control adalah pengawasan mutu pada proses produksi mie instan. Hal

ini merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan karena apabila terjadi

ketidaksesuaian dengan standar yang sudah ditetapkan maka produk yang dihasilkan akan

tidak maksmial dan akan mengalami penurunan kualitas pada produk. Pada PT. Indofood

CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang dilakukan pengecekan oleh para

QC di setiap shiftnya. Pengawasan mutu yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengayakan Tepung

Setelah tepung dicek baik secara fisik maupun kimia dan didapatkan hasil yang sesuai

standar, maka tepung akan digunakan untuk proses produksi dimana tepung akan dituang

kedalam screw yang telah dilengkapi dengan alat penyaring. Alat penyaring ini bertujuan

untuk menyaring tepung dan memastikan bahwa tepung terbebas dari cemaran benda

asing sebelum memasuki tahap selanjutnya sehingga dapat menjaga kualitas dari produk

mie instan yang dihasilkan. Setelah selesai diayak, langkah selanjutnya adalah melakukan

proses pencampuran bahan atau mixing.

2. Pencampuran Bahan

Pada proses pencampuran ini, tepung dicampur dengan air alkali yang sudah dibuat

sebelumnya dimana proses pembuatan air alkali berlangsung selama ±4 jam. Selain itu,

pada air alkali juga harus dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk

memisahkan adanya cemaran benda asing yang dapat mengkontaminasi adonan mie

Page 27: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

19

instan. Penggunaan air alkali juga disesuaikan dengan brand mie instan yang akan

diproduksi pada saat itu. Selain itu air alkali yang akan dicampurkan diuji terlebih dahulu

di laboratorium oleh QC Analisis yang meliputi uji pH, viskositas, dan densitas. Proses

pencampuran bahan berlangsung selama ±12-15 menit. Adonan yang terbentuk dan kalis

dipindahkan ke dalam penampung adonan (feeder). Selain itu adonan mie yang dihasilkan

juga diuji di laboratorium oleh QC Analis yang meliputi kadar air dari adonan mie.

3. Pembentukan lembaran adonan (pressing), slitting dan waving

Adonan yang ada di dalam feeder dilewatkan ke dalam beberapa pasang roll press

sehingga adonan mie akan berbentuk lembaran. Ketebalan adonan mie harus diperhatikan

agar sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Setiap brand mie instan

yang diproduski juga memiliki ketebalan adonan mie yang berbeda-beda. Setelah melalui

proses pembentukan lembaran adonan dilakukan pembentukan untaian yang

bergelombang (slitting dan waving). Dalam tahap ini dilakukan pengecekan slitter yang

digunakan apakah sudah sesuai dengan flavour yang sedang diproduksi pada saat itu.

Selain itu, dilakukan juga pengecekan ketebalan untaian, jumlah untaian per jalur, bentuk

gelombang, dan ada tidaknya cemaran. Setelah melewati tahap ini dilanjutkan dengan

tahap steaming.

4. Pengukusan (steaming)

Mie yang telah menjadi untaian dilewatkan ke steam box dimana di dalam steam box

dihasilkan uap panas dengan suhu ±100°C. Uap panas dari boiler ini berfungsi untuk

mengukus mie. Selain itu proses steaming ini juga membuat mie menjadi tidak lengket

sehingga mudah untuk dilipat menjadi 2 bagian. Pada tahap ini yang perlu diperhatikan

adalah tekanan uap yang masuk dan keluar. Tekanan uap yang tidak sesuai dengan standar

akan membuat untaian mie tidak terkukus secara sempurna. Apabila mie tidak terkukus

secara sempurna maka tidak dapat digunakan untuk tahap selanjutnya.

5. Pemotongan (cutting) dan pelipatan

Setelah mie melewati proses steaming, mie dipotong sesuai dengan standar ukuran yang

telah ditetapkan dengan menggunakan cutter dan dilanjutkan dengan pelipatan mie

dengan menggunakan folder. Mie yang telah terpotong dan terlipat akan masuk ke dalam

Page 28: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

20

mangkuk kecil. Pada tahap ini perlu diperhatikan kecepatan mesin pemotong (rpm) dan

mengamati bentuk lipatan mie. Mie yang memiliki ketebalan dan pelipatan yang tidak

sesuai dengan standar tidak akan digunakan untuk tahap selanjutnya.

6. Penggorengan (frying)

Mie yang sudah masuk ke dalam mangkuk kemudian digoreng ke dalam minyak panas

dengan suhu penggorengan 110-160°C. Proses penggorengan bertujuan untuk membunuh

mikroorganisme yang masih terdapat di mie dan menurunkan kadar air mie sehingga mie

dapat bertahan sampai 8 bulan. Penggorengan mie juga bertujuan untuk membuat mie

menjadi lebih matang. Pada tahap ini, perlu diperhatikan suhu pada minyak saat

penggorengan untuk menghindari case hardening pada mie instan yaitu keadaan dimana

pada bagian luar mie sudah matang namun pada bagian dalam mie masih mentah. Selain

itu juga diperhatikan kualitas dari minyak secara kimia yaitu kadar FFA dengan frekuensi

2 kali setiap shiftnya dengan tujuan untuk menjaga kualitas mie instan dan mencegah

terjadinya ketengikan.

7. Pendinginan (cooling)

Mie yang telah digoreng, kemudian didinginkan melewati cooling box. Cooling box ini

dilengkapi dengan kipas angin untuk mengeluarkan udara panas yang ada pada mie.

Cooling box ini juga dilengkapi dengan exhauster yang juga berfungsi untuk

mengeluarkan udara panas yang ada sehingga proses pendinginan lebih cepat. Waktu

yang dibutuhkan untuk mendinginkan mie sesuai dengan jenis mesinnya. Standar suhu

mie pada tahap ini adalah maksimal 35°C.

8. Pengemasan

Setelah melewati tahap pendinginan, mie masuk kedalam tahap pengemasan dimana mie

dikemas disertai dengan penambahan seasoning sesuai dengan brand mie instan tersebut.

Kemudian dikemas menggunakan kemasan etiket untuk melindungi produk mie instan

dari kontaminasi dan cemaran dari luar. Setelah itu mie disusun ke dalam karton dan

direkatkan dengan perekat, serta diberi kode produksi.

Page 29: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

21

4.3.3. Pengawasan mutu produk jadi atau Outgoing Quality Control (PQC)

Outgoing Quality Control merupakan pengawasan mutu terakhir sebelum produk

didistribusikan ke konsumen maupun pihak distributor. Pengawasan mutu produk jadi ini

dilakukan oleh QC FG (Finished Goods) di gudang penyimpanan. Pengawasan mutu

yang dilakukan adalah uji fisik yang meliputi kesesuaian karton dengan produk yang

didalamnya, kondisi kemasan etiket, kode produksi, berat produk, dan ada tidaknya

kerusakan atau kebocoran pada produk. Apabila produk sudah memenuhi standar maka

produk akan disimpan dengan meletakkan produk di atas palet kayu untuk mencegah

kerusakan yang dapat terjadi apabila produk kontak dengan lantai. Saat akan

didistribusikan diterapkan sistem FIFO (First In First Out), dimana produk yang

diproduksi terlebih dahulu maka akan didistribusi terlebih dahulu. Selain itu di gudang

penyimpanan harus diperhatikan sirkulasi udara, alat pest control, jumlah maksimal

tumpukan karton, dan sebagainya untuk mencegah kerusakan produk di gudang.

Page 30: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

22

5. PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE INSTAN DI PT.

INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. NOODLE DIVISION

SEMARANG

Menurut Arpah (2001) (dikutip dalam Harris & Fadli, 2014), umur simpan adalah selang

waktu yang diperlukan oleh suatu produk pangan dimulai dari proses produksi hingga

sudah menjadi tidak layak dikonsumsi, sedangkan waktu penyimpanan menunjukkan

lamanya produk tersebut telah disimpan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan yang

dapat mempengaruhi umur simpan adalah jenis produk, kemasan, dan kondisi

lingkungan. Jenis produk dapat menentukan umur simpan dari produk karena setiap

produk memiliki kandungan zat di dalam produk, tekstur, serta jumlah mikroba yang

terdapat di dalam bahan pangan. Kemasan dapat mempengaruhi umur simpan karena

kemasan yang baik dan sesuai dapat memberikan perlindungan pada produk untuk

meminimalkan terjadinya penurunan kualitas. Selain itu kondisi lingkungan

penyimpanan juga dapat menentukan masa umur simpan seperti kelembaban udara, suhu,

dan gas (Syarief, 2007).

Pengujian kualitas mie instan berdasarkan waktu penyimpanan adalah salah satu bentuk

pengawasan mutu produk akhir. Kegiatan ini dilakukan di shelf life dan di laboratorium.

Di shelf life terdapat 3 jenis sampel yaitu sampel kimia, organoleptik, dan references.

Sampel kimia adalah sampel yang akan digunakan untuk pengujian di laboratorium

dimana untuk blok mie terdapat uji kadar air, dan bilangan asam. Sedangkan untuk

seasoning terdapat uji kadar air untuk bumbu, bawang goreng, kecap, dan saus sambal,

serta FFA untuk minyak bumbu. Sampel organoleptik adalah sampel yang akan

digunakan untuk pengujian secara organoleptik seperti keadaan blok mie dan seasoning.

Sampel references adalah sampel yang berfungsi sebagai pembanding ketika terdapat

penyimpangan produk yang terjadi di pasar.

Pengawasan mutu mie instan berdasarkan waktu penyimpanan dilakukan setiap harinya

dari produk berusia 0 atau setelah diproduksi hingga 8 bulan masa penyimpanan. Rata-

rata untuk mie instan memiliki umur simpan 8 bulan kecuali pada Pop Mie yang memiliki

umur simpan 6 bulan dan Sarimi Gelas memiki umur simpan 7 bulan. Analisa ini

dilakukan untuk mengetahui kualitas mie instan selama masa penyimpanan apakah masih

Page 31: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

23

sesuai dengan standar atau tidak. Dalam laporan ini Penulis membahas mengenai

pengawasan mutu secara kimia pada produk Indomie Goreng Spesial yang dilakukan di

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang. Pengawasan mutu

secara kimiawi meliputi pengujian kadar air dan bilangan asam blok mie instan, kadar air

dari bumbu, bawang goreng, kecap, dan saus sambal, serta FFA dari minyak bumbu.

Pada pengujian kadar air, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang menggunakan metode thermogravimetri yang sesuai dengan standar SNI 01-

2891-1992 mengenai Cara Uji Makanan dan Minuman. Selain itu juga sesuai dengan SNI

3551:2012 tentang Mie Instan. Metode ini dilakukan untuk menguji kadar air blok mie

instan maupun untuk bumbu, bawang goreng, kecap, dan saus sambal. Thermogravimetri

adalah salah satu metode penentuan kadar air dimana dengan cara dilakukan pemanasan

pada bahan pangan pada suhu tertentu sehingga seluruh air yang terdapat pada bahan

pangan tersebut dapat menguap yang dapat ditunjukkan dengan berat bahan yang konstan.

Penurunan berat bahan pangan tersebut yang menunjukkan kandungan air yang terdapat

di bahan pangan (AOAC, 1990).

Prinsip dari thermogravimetri ini adalah pemanasan dengan menggunakan oven dengan

suhu 105 ± 2ºC. Langkah metode ini adalah botol timbang kosong dioven dengan suhu

105 ± 2ºC selama 30 menit, lalu dimasukkan ke dalam desikator. Pengovenan botol

timbang ini bertujuan supaya di dalam botol timbang tidak ada air ataupun senyawa yang

dapat mempengaruhi hasil akhir pada saat perhitungan (Tangkudung et al., 2013).

Penggunaan desikator ini adalah supaya sampel tidak menyerap air kembali dari

lingkungan karena sampel bersifat higroskopis. Setelah itu botol timbang kosong

ditimbang dengan neraca analitik, kemudian sebanyak 3-5 gram sampel ditimbang ke

dalam botol timbang. Sampel dikeringkan dengan oven pada suhu 105 ± 2ºC selama 3

jam. Setelah 3 jam botol timbang ditutup kemudian didinginkan. Setelah dingin botol

timbang dibuka dan ditimbang kembali dengan neraca analitik. Kadar air dihitung dengan

menggunakan rumus wet basis. Kadar air wet basis adalah perbandingan antara berat air

dalam bahan dengan total berat bahan.

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 =𝑊1 − 𝑊2

𝑊1 − 𝑊0𝑥100%

Page 32: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

24

Keterangan :

W0 = berat cawan kosong (g)

W1 = berat cawan + bahan sebelum dikeringkan (g)

W2 = berat cawan + bahan setelah dikeringkan (g)

Free Fatty Acid atau Asam Lemak Bebas, menurut Fauziah (2013) (dikutip dalam Glori,

2018), merupakan salah satu faktor penentu kualitas dari minyak. Asam lemak bebas

menunjukkan banyaknya asam lemak yang telah terhidrolisis karena proses pengolahan

minyak yang kurang sesuai. Oleh karena itu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Noodle Division Semarang melakukan pengujian FFA. Uji FFA ini menganut metode

dalam AOCS (American Oil Chemists’ Society) Official Method Ca 5a-40.2009 mengenai

Free Fatty Acid. Uji ini digunakan untuk mengetahui kualitas pada minyak bumbu.

Metode yang digunakan ini menggunakan prinsip melakukan pelarutan minyak dengan

pelarut organik yaitu isopropanol yang telah dinetralkan. Kemudian jumlah asam lemak

bebas dalam sampel dinetralkan dengan larutan standar basa. Langkah metode ini adalah

penimbangan erlenmeyer kosong dengan neraca analitik, kemudian sampel dimasukkan

ke dalam erlenmeyer. Setelah itu 2-propanol dimasukkan ke dalam erlenmeyer kosong

dan ditambahkan 3 tetes indikator PP, dititrasi dengan KOH hingga mencapai titik akhir

titrasi berwarna ungu. Campuran 2-propanol ini dicampurkan ke dalam sampel minyak

dan ditambahkan 3 tetes indikator PP. Menurut Nielsen (2010) (dikutip dalam Saputro,

2015), penggunaan 2-propanol ini bertujuan untuk melarutkan asam lemak dalam pelarut

organik. Sedangkan indikator PP (phenolphthalein) adalah indikator asam basa yang

berwarna merah muda dalam larutan basa dan tidak berwarna dalam larutan asam dan

berfungsi sebagai pembantu dalam mencapai titik akhir titrasi (Nuryanti et al., 2010).

Kemudian dilakukan titrasi dengan KOH hingga tercapai titik akhir titrasi berwarna ungu.

KOH digunakan sebagai titran karena KOH dapat menghidrolisis minyak sehingga

dihasilkan gliserol dan asam lemak. Volume KOH yang didapatkan dicatat dan dilakukan

perhitungan % FFA.

%𝐹𝐹𝐴 =𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝐵𝑀 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

Keterangan :

N KOH = normalitas KOH (0,0488)

BM asam lemak = BM kelapa sawit (25,6)

Page 33: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

25

Bilangan asam atau Acid Value adalah suatu angka yang menunjukkan kualitas dari

minyak yang dinyatakan dalam miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam

lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak. Semakin tinggi bilangan asam maka

kualitas minyak akan semakin rendah (Glori, 2018). Pengujian AV yang dilakukan di PT.

Indofood CBP Sukses Makmur ini sesuai dengan standar yang ditetapkan di SNI

3551:2012 tentang Mie Instan. Prinsip dari analisa AV ini adalah pelarutan minyak dalam

pelarut organik isopropanol yang telah dinetralkan kemudian dilanjutkan dengan

penetralan asam lemak bebas yang terdapat dalam sampel dengan larutan standar basa.

Langkah awal yang dilakukan adalah preparasi sampel dimana sampel dihancurkan

kemudian ditambahkan petroleum eter, diaduk, dan ditunggu hingga terbentuk dua

lapisan. Larutan sampel disaring dengan kertas saring. Cairan hasil penyaringan tersebut

dimasukan ke dalam labu soxhlet hingga kering. Setelah semua solven menguap, maka

terjadi ekstraksi sampel dimana hal ini ditandai dengan tertinggalnya minyak di dalam

labu yang dikarenakan adanya perbedaan titik didih antara solven dan sampel (Sintha et

al., 2008). Sampel minyak dipanaskan ke dalam oven dengan tujuan untuk menguapkan

seluruh cairan eter yang tersisa sehingga didapatkan ekstrak minyak yang murni yang

digunakan sebagai sampel. Kemudian sampel ditimbang dan ditambahkan isopropanol

netral. Menurut Nielsen (2010) (dikutip dalam Saputro, 2015), isopropanol berfungsi

sebagai pelarut organik untuk melarutkan asam lemak yang tidak larut dalam air. Setelah

itu ditambahkan indikator PP sebanyak 3 tetes dan dititrasi dengan KOH hingga berwarna

ungu. Volume KOH dicatat dan dilakukan perhitungan AV.

𝐴𝑉 =𝑚𝑙 𝐾𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝐾𝑂𝐻 𝑥 56,1

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

Penurunan kualitas pasti terjadi selama masa penyimpanan. Tetapi penurunan kualitas

dapat dicegah dengan adanya kemasan. Kemasan yang digunakan untuk mengemas mie

instan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang adalah

PE (Polyethylene) sedangkan untuk seasoning ada 2 jenis yaitu metalized plastic dan PET

(Polyethylene Therepthalate). Metalized plastic digunakan untuk mengemas seasoning

dalam bentuk bubuk. Sedangkan untuk mengemas seasoning dalam bentuk cair

menggunakan kemasan jenis PET. Polyethylene (PE) adalah jenis plastik yang sering

digunakan sebagai kemasan pangan karena memiliki sifat mudah dibentuk. Tetapi selain

itu penggunaan PE dapat mempertahankan kualitas bahan pangan karena memiliki

Page 34: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

26

kerapatan yang cukup tinggi, tahan terhadap suhu dan kelembapan, serta memiliki daya

serap air yang rendah sehingga dapat melindungi blok mie instan (Furqon et al., 2016).

Metalized plastic merupakan kombinasi antara plastik dengan aluminum. Sifat dari

plastik ini adalah tidak meneruskan cahaya, menghambat masuknya oksigen, menahan

bau, memberi efek mengkilap, mampu menahan gas dan mudah disobek sehingga

memudahkan konsumen untuk membuka kemasan (Brown, 1992). Metalized plastic

memilik tingkat permeabilitas yang tinggi sehingga mampu menjaga produk bumbu yang

bersifat higroskopis seperti bumbu yang mudah mengalami penggumpalan apabila

bereaksi dengan air. Sedangkan sifat dari Polyethylene Therepthalate (PET) adalah tahan

panas sehingga dapat diseal dan dicetak (printed). Selain itu peningkatan suhu lingkungan

juga mempengaruhi kualitas dari produk mie instan. Oleh karena itu, kondisi

penyimpanan yang baik sangat diperhatikan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Noodle Division Semarang untuk menjaga mutu dari produk mie instan tetap baik.

Meskipun sudah dilakukan penyimpanan yang baik namun semakin bertambah hari tidak

menutup kemungkinan bahwa produk tersebut masih dan tetap mengalami penurunan

kualitas. Oleh karena itu tetap dilakukan pengawasan mutu salah satunya adalah secara

kimiawi di laboratorium setiap harinya. Tujuannya adalah untuk mengawasi apakah

produk tersebut meskipun mengalami penurunan kualitas tetap masih sesuai standar yang

ditetapkan. Dalam hal ini Penulis membuktikan bahwa selama 8 bulan masa

penyimpanan, kualitas dari mie instan tersebut masih sesuai dengan standar meskipun

terjadi penurunan kualitas. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Persentase Kadar Air Blok Mie Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Botol

Timbang

Kosong (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Sebelum

Dioven (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Setelah

Dioven (g)

Kadar

Air (%)

0 bulan 25,3748 28,9982 28,8566 3,91

2 bulan 24,2460 27,4699 27,2464 6,93

5 bulan 28,1323 31,2799 31,0540 7,18

8 bulan 29,1269 33,5990 33,2712 7,33

Berdasarkan Tabel 1., dapat diketahui bahwa kadar air pada blok mie Indomie Goreng

Spesial pada usia 0 bulan sebesar 3,91%. Untuk usia 8 bulan diketahui bahwa kadar air

blok mie Indomie Goreng Spesial sebesar 7,33%. Dari tabel dapat diketahui bahwa kadar

Page 35: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

27

air blok mie terus mengalami peningkatan tetapi masih dibawah standar yang ditetapkan

SNI 3551-2012 tentang Mie Instan yaitu 8%.

Tabel 2. Persentase Kadar Air Bumbu Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Botol

Timbang

Kosong (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Sebelum

Dioven (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Setelah

Dioven (g)

Kadar

Air (%)

0 bulan 24,4978 29,5710 29,5074 1,25

2 bulan 29,3282 33,4512 33,3783 1,80

5 bulan 29,2225 32,7119 32,6372 2,14

8 bulan 28,1851 31,6615 31,5643 2,79

Berdasarkan Tabel 2., dapat diketahui bahwa kadar air pada bumbu Indomie Goreng

Spesial pada usia 0 bulan sebesar 1,25%. Untuk usia 8 bulan diketahui bahwa kadar air

bumbu Indomie Goreng Spesial sebesar 2,79%. Dari tabel dapat diketahui bahwa kadar

air bumbu terus mengalami peningkatan tetapi masih sesuai dengan standar yang

ditetapkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang.

Tabel 3. Persentase Kadar Air Bawang Goreng Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Botol

Timbang

Kosong (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Sebelum

Dioven (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Setelah

Dioven (g)

Kadar

Air (%)

0 bulan 24,9617 28,3076 28,2258 2,44

2 bulan 29,1305 31,3341 31,2790 2,50

5 bulan 29,6164 31,4447 31,3971 2,60

8 bulan 31,4272 33,5257 33,4612 3,07

Berdasarkan Tabel 3., dapat diketahui bahwa kadar air pada bawang goreng Indomie

Goreng Spesial pada usia 0 bulan sebesar 2,44%. Untuk usia 8 bulan diketahui bahwa

kadar air bawang goreng Indomie Goreng Spesial sebesar 3,07%. Dari tabel dapat

diketahui bahwa kadar air bawang goreng terus mengalami peningkatan tetapi masih

sesuai dengan SNI 7713-2013 mengenai Bawang Merah Goreng yaitu maksimal 5%.

Tabel 4. Persentase Kadar Air Kecap Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Botol

Timbang

Kosong (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Sebelum

Dioven (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Setelah

Dioven (g)

Kadar

Air (%)

0 bulan 29,0591 32,4355 31,6957 21,91

Page 36: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

28

2 bulan 31,3531 34,2165 33,6999 18,04

5 bulan 30,9884 33,9998 33,5908 13,58

8 bulan 29,0478 31,1685 30,9888 8,47

Berdasarkan Tabel 4., dapat diketahui bahwa kadar air pada kecap Indomie Goreng

Spesial pada usia 0 bulan sebesar 21,91%. Untuk usia 8 bulan diketahui bahwa kadar air

kecap Indomie Goreng Spesial sebesar 8,47%. Dari tabel dapat diketahui bahwa kadar air

kecap terus mengalami penurunan tetapi masih sesuai dengan standar yang ditetapkan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang.

Tabel 5. Persentase Kadar Air Saus Sambal Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Botol

Timbang

Kosong (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Sebelum

Dioven (g)

Berat Botol Timbang

+ Sampel Setelah

Dioven (g)

Kadar

Air (%)

0 bulan 28,7674 31,3246 29,6991 63,56

2 bulan 28,1356 31,0305 29,4969 52,98

5 bulan 24,2502 26,3872 25,5295 40,14

8 bulan 27,4754 29,5315 28,9475 28,40

Berdasarkan Tabel 5., dapat diketahui bahwa kadar air pada saus sambal Indomie Goreng

Spesial pada usia 0 bulan sebesar 63,56%. Untuk usia 8 bulan diketahui bahwa kadar air

saus sambal Indomie Goreng Spesial sebesar 28,40%. Dari tabel dapat diketahui bahwa

kadar air saus sambal terus mengalami penurunan tetapi masih sesuai dengan standar

yang ditetapkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang.

Tabel 6. Persentase FFA Minyak Bumbu Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH % FFA

0 bulan 64,9931 75,6829 1,05 0,122

2 bulan 59,9476 62,9537 0,41 0,170

5 bulan 65,2464 69,7655 0,83 0,230

8 bulan 65,9599 69,5273 0,84 0,290

Berdasarkan Tabel 6., dapat diketahui hasil % FFA dari minyak bumbu Indomie Goreng

Spesial usia 0 bulan sebesar 0,122. Sedangkan % FFA pada usia 8 bulan sebesar 0,290.

Persentase FFA dari minyak bumbu Indomie Goreng Spesial terus mengalami

peningkatan tetapi masih sesuai dengan standar yang ditetapkan PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Noodle Division Semarang.

Page 37: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

29

Tabel 7. Bilangan Asam Blok Mie Indomie Goreng Spesial

Waktu

Penyimpanan

Berat Erlenmeyer

Kosong (g)

Berat Erlenmeyer +

Sampel (g)

V KOH AV (mg/g)

0 bulan 114,2683 118,4378 0,83 0,54

2 bulan 118,8040 122,1820 0,86 0,70

5 bulan 120,7963 124,3665 0,95 0,73

8 bulan 117,2043 120,9814 1,37 0,99

Berdasarkan Tabel 7., dapat diketahui bahwa bilangan asam dari blok mie Indomie

Goreng Spesial pada bulan ke 0 adalah sebesar 0,54 mg/g. Sedangkan untuk bilangan

asam dari blok mie Indomie Goreng Spesial bulan ke 8 adalah sebesar 0,99 mg/g.

Sehingga dapat diketahui bahwa bilangan asam mengalami peningkatan terus menerus

tetapi masih sesuai dengan standar yang ditetapkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk. Noodle Division Semarang.

Page 38: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

30

6. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Pengawasan mutu pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang meliputi pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control (IQC),

pengawasan mutu proses produksi / process Quality Control (PQC) dan pengawasan

mutu produk akhir / Outgoing Quality Control (OQC).

Untuk melakukan evaluasi umur simpan dilakukan 2 uji yaitu organoleptik dan kimia.

Uji organoleptik meliputi kualitas blok mie instan dan seasoning secara fisik

sedangkan uji kimia yang dilakukan untuk menentukan kualitas mutu produk meliputi

kadar air, bilangan asam, dan kadar asam lemak bebas.

Pengujian kadar air pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang menggunakan metode thermogravimetri.

Prinsip pengujian persentase Free Fatty Acid (FFA) dan Acid Value (AV) adalah

pelarutan minyak dalam pelarut organik yang telah dinetralkan dan dilanjutkan

penetralan asam lemak bebas dalam sampel dengan larutan standar basa.

Semakin lama masa penyimpanan produk mie instan maka akan mengalami penurunan

kualitas.

6.2. Saran

Pengawasan mutu di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division

Semarang sudah sesuai dengan standar.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Noodle Division mempertahankan

penjaminan mutu terhadap produk mie instan.

Setiap pekerja mempertahankan Good Manufacturing Practices.

Page 39: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

31

7. DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. (2008). Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan. Departemen Pendidikan

Nasional. Jakarta.

https://bsd.pendidikan.id/data/SMK_10/Pengawasan_Mutu_Bahan_Produk_Panga

n_Jilid_1_Kelas_10_Eddy_afrianto_2008.pdf

Anggrahini S., Ika, R., dan Agnes, M. (2006). Pengkayaan β-Karoten Mi Ubi Kayu

dengan Tepung Labu Kuning (Cucurbia maxima Dutchenes). Agritech Vol 26(2).

https://jurnal.ugm.ac.id/agritech/article/view/9475/7049

AOAC. (1990). Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical

Chemists. 15th Ed. AOC, Inc. Virginia.

https://law.resource.org/pub/us/cfr/ibr/002 /aoac.methods.1.1990.pdf

Astawan, M. (2008). Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=R63Bo_S5bRoC&printsec=frontcover&hl=i

d&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Badan Standardisasi Nasional. Cara Uji Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-1992.

https://dokumen.tips/documents/sni-01-2891-1992-cara-uji-makanan-dan-minu

man.html

Badan Standardisasi Nasional. Air Minum Dalam Kemasan. SNI 01-3553-2006.

https://dokumen.tips/food/sni-01-3553-2006-air-minum-dalam-kemasan.html

Badan Standardisasi Nasional. Mie Instan. SNI 3551-2012.

https://dokumen.tips/ documents/updated-sni-3551-2012-mi-instan.html

Badan Standardisasi Nasional. Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan. SNI 3751-2009.

https://dokumen.tips/documents/25820-sni-3751-2009-tepung-terigu.html

Brown, E.W. (1992). Plastic in Food Packaging, Properties, Design, and Fabrication.

Mercell Dekker Inc. New York.

https://books.google.co.id/books?id=GR3CcW_OnI4C&printsec=frontcover&sou

rce=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Christine, F. M. (2016). Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan. UNSRAT PRESS.

Manado.

http://repo.unsrat.ac.id/2032/1/PENGAWASAN_MUTU.pdf

Page 40: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

32

Fauziah, Saifuddin, S., dan Ulfah, N. (2013). Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Dalam

Gorengan dan Minyak Bekas Hasil Penggorengan Makanan Jajanan di Workshop

Unhas. Universitas Hasanuddin Makasar.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5650/Jurnal%20pisang

%20goreng%20MKMI.pdf

Glori, D. V. (2018). Analisis Asam Lemak Bebas, Peroksida, dan Sensori Pada

Penggunaan Berulang Minyak Goreng Oleh Pedagang Makanan Gorengan di

Kampus Universitas Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Bandar Lampung.

http://digilib.unila.ac.id/33682/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHA

SAN.pdf

Hambali, E., Suryani A., M. Rivai. (2007). Membuat Aneka Bumbu Instan Pasta. Penebar

Swadaya. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=JvmWCgAAQBAJ&printsec=frontcover&so

urce=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Harris, H. & Fadli, M. (2014). Penentuan Umur Simpan (Shelf Life) Pundang Seluang

(Rasbora sp) yang Dikemas Menggunakan Kemasan Vakum dan Tanpa Vakum.

Jurnal Saintek Perikanan. Vol 9 (2) : 53-62.

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek/article/viewFile/8122/6667

Nuryanti, S., Sabirin, M., Chairil, A., dan Tri, J. R. (2010). Indikator Titrasi Asam-Basa

Dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.). Agritech. Vol 30(3).

https://media.neliti.com/media/publications/90676-ID-indikator-titrasi-asam-basa-

dari-ekstrak.pdf

Raharja, S., Joni, M., dan Dian, P. (2012). Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem

Manajemen Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu. Jurnal Institut Pertanian Bogor

Vol 7 (1). Bogor.

http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/article/download/ 4867/12341

Saputro, T. M. E. (2017). Evaluasi Umur Simpan Seasoning Secara Organoleptik dan

Kimia Pada Produk Mie Instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang Semarang. Laporan Kerja Praktek Unika Soegijapranata.

Semarang.

http://repository.unika.ac.id/14551/1/14.I1.0043%20Tjoa%20Magdalena%20Elsa.

pdf

Sintha, Endro & Anjani P. (2008). Pengaruh Konsentrasi Alkohol dan Waktu Ekstraksi

Terhadap Ekstraksi Tannin dan Natrium Bisulfit Dari Kulit Buah Manggis.

Makalah Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono. ISSN 1978-0427.

Page 41: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

33

http://eprints.upnjatim.ac.id/3043/1/E3_-

_PENGARUH_KONSENTRASI_ALKOHOL_DAN_WAKTU_EKSTRAKSI_T

ERHAD.pdf

Sutomo, B. (2008). Variasi Mi dan Pasta. PT. Kawan Pustaka. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=jFDR8t-

WGVYC&printsec=frontcover&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage

&q&f=false

Syarief, R. (2007). Pengemasan dan Perlindungan Mutu Bahan Pangan. Modul 1.

Universitas Terbuka.

http://repository.ut.ac.id/4605/1/PANG4227-M1.pdf

Tangkudung, M., Sunarto, K., dan Sri, M. P. (2013). Perubahan Kadar Asam Lemak

Bebas Pada Minyak Goreng Curah, Minyak Jagung, dan Minyak Zaitun Setelah

Proses Penggorengan Berulang. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/download/9397/9280

Page 42: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

34

8. LAMPIRAN

8.1. Hasil Plagscan

Lampiran 1. Hasil Plagscan

8.2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek

Lampiran 2. Kartu Bimbingan Kerja Praktek

Page 43: PENGAWASAN MUTU KIMIAWI PADA PRODUK MIE ...Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan yang dapat mempertahankan kualitas mutu dari produk yang akan dihasilkan sehingga

35

8.3. Presensi Kerja Praktek

Lampiran 3. Presensi Kerja Praktek

8.4. Surat Selesai Kerja Praktek

Lampiran 4. Surat Selesai Kerja Praktek