pengaruh warna wadah pemeliharaan terhadap kematangan

20
Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan Gonad Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990) Pritha Hanindita Sudarawerti 1 , Dadang Kusmana 1 , Nurhidayat 2 Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH), Kementrian Kelautan dan Perikanan, Depok Email:[email protected] Abstrak Pengaruh warna wadah pemeliharaan terhadap kematangan gonad ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990) telah diteliti sebagai upaya peningkatan kualitas gonad indukan. Seratus delapan puluh ekor M. parva yang terdiri atas 90 ekor ikan jantan dan 90 ekor ikan betina berusia ± 7 bulan dibagi menjadi enam set perlakuan (K, P 1 , P 2 , P 3 , P 4 , dan P 5 ); masing-masing dipelihara dalam wadah polypropylene berwarna transparan (K), merah (P 1 ), biru (P 2 ), hijau (P 3 ), kuning (P 4 ), dan putih (P 5 ) selama 30 hari. Ikan jantan dan betina dipelihara terpisah. Nilai IGS digunakan sebagai parameter utama dengan didukung oleh persentase sel spermatozoa dan sel oosit tahap V pada preparat histologi gonad ikan. Nilai IGS jantan dan betina tertinggi (0,873 % dan 2,617 %) terdapat pada P 4 (wadah kuning), sedangkan nilai IGS jantan dan betina terendah (0,364 % dan 1,275 %) terdapat pada P 5 (wadah putih). Persentase sel spermatozoa dan oosit tahap V tertinggi (60,01 % dan 29,05 %) terdapat pada P 4 (wadah kuning), yaitu sedangkan persentase sel spermatozoa dan oosit tahap V terendah (28,62 % dan 11,07 %) terdapat P 5 (wadah putih). Kata kunci: warna wadah pemeliharaan, indeks gonad somatik, persentase spermatid/spermatozoa, persentase oosit tahap V, Melanotaenia parva Allen, 1990 Effect of Tank Colour on Gonad Maturity of Kurumoi Rainbowfish (Melanotaenia parva Allen, 1990) Abstract Effect of different tank colours on gonad maturity of kurumoi rainbowfish (Melanotaenia parva L.) was tested on this study. A hundred and eighty M. parva, consisted of 90 male and 90 female fishes at ± 7 months of age, was divided to six experimental groups (K, P 1 , P 2 , P 3 , P 4 , and P 5 ), which kept for 30 consecutive days in polypropylene tanks with six colour types: transparent (K), red (P 1 ), blue (P 2 ), green (P 3 ), yellow (P4), and white (P 5 ), respectively. Male and female fishes was kept on different tanks. The GSI value was counted as the primary parameter, while the percentage of spermatid/spermatozoa and stage V oocytes was counted from gonadal histology preparations as supportive data. The highest GSI value of male and female groups (0,873 % and 2,617 %) was found on P 4 (yellow tank), while the lowest GSI value of both gender (0,364 % and 1,275 %) was found on P 5 (white tank). The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (60,01 % dan 29,05 %) was found on P 4 (yellow tank), while the lowest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (28,62 % dan 11,07 %) was found on P 5 (white tank).. Keyword: tank colour, gonadosomatic index, percentage of spermatid/spermatozoa, percentage of stage V oocytes, Melanotaenia parva Allen, 1990 Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan Gonad Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990)

Pritha Hanindita Sudarawerti1, Dadang Kusmana1, Nurhidayat2

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia

Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias (BPPBIH), Kementrian Kelautan dan Perikanan, Depok

Email:[email protected]  

Abstrak

Pengaruh warna wadah pemeliharaan terhadap kematangan gonad ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990) telah diteliti sebagai upaya peningkatan kualitas gonad indukan. Seratus delapan puluh ekor M. parva yang terdiri atas 90 ekor ikan jantan dan 90 ekor ikan betina berusia ± 7 bulan dibagi menjadi enam set perlakuan (K, P1, P2, P3, P4, dan P5); masing-masing dipelihara dalam wadah polypropylene berwarna transparan (K), merah (P1), biru (P2), hijau (P3), kuning (P4), dan putih (P5) selama 30 hari. Ikan jantan dan betina dipelihara terpisah. Nilai IGS digunakan sebagai parameter utama dengan didukung oleh persentase sel spermatozoa dan sel oosit tahap V pada preparat histologi gonad ikan. Nilai IGS jantan dan betina tertinggi (0,873 % dan 2,617 %) terdapat pada P4 (wadah kuning), sedangkan nilai IGS jantan dan betina terendah (0,364 % dan 1,275 %) terdapat pada P5 (wadah putih). Persentase sel spermatozoa dan oosit tahap V tertinggi (60,01 % dan 29,05 %) terdapat pada P4 (wadah kuning), yaitu sedangkan persentase sel spermatozoa dan oosit tahap V terendah (28,62 % dan 11,07 %) terdapat P5 (wadah putih).  

Kata kunci: warna wadah pemeliharaan, indeks gonad somatik, persentase spermatid/spermatozoa, persentase oosit tahap V, Melanotaenia parva Allen, 1990

Effect of Tank Colour on Gonad Maturity of Kurumoi Rainbowfish (Melanotaenia parva Allen, 1990)

Abstract

Effect of different tank colours on gonad maturity of kurumoi rainbowfish (Melanotaenia parva L.) was tested on this study. A hundred and eighty M. parva, consisted of 90 male and 90 female fishes at ± 7 months of age, was divided to six experimental groups (K, P1, P2, P3, P4, and P5), which kept for 30 consecutive days in polypropylene tanks with six colour types: transparent (K), red (P1), blue (P2), green (P3), yellow (P4), and white (P5), respectively. Male and female fishes was kept on different tanks. The GSI value was counted as the primary parameter, while the percentage of spermatid/spermatozoa and stage V oocytes was counted from gonadal histology preparations as supportive data. The highest GSI value of male and female groups (0,873 % and 2,617 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest GSI value of both gender (0,364 % and 1,275 %) was found on P5 (white tank). The highest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (60,01 % dan 29,05 %) was found on P4 (yellow tank), while the lowest percentage of spermatozoa and stage V oocytes (28,62 % dan 11,07 %) was found on P5 (white tank).. Keyword: tank colour, gonadosomatic index, percentage of spermatid/spermatozoa, percentage of stage V oocytes, Melanotaenia parva Allen, 1990

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 2: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Pendahuluan

Ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990) adalah salah satu spesies

endemik perairan tawar Indonesia yang memiliki potensi sebagai ikan hias (Kadarini & Utami

2012: 443). Ikan tersebut berasal dari Danau Kurumoi, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi

Papua Barat, dan telah dinyatakan berstatus rentan (vulnerable) dalam IUCN red list sejak

1996 (IUCN 2015: 1; Tappin 2011: 327). Populasi ikan rainbow kurumoi pada tahun 2007

telah menurun sebesar 70% bila dibandingkan dengan hasil eksplorasi G.R. Allen pada tahun

1990, yang diduga disebabkan oleh kerusakan habitat dan kehadiran spesies invasif

Oreochromis mossambicus L. (Kadarusman dkk 2007: 214; Nur & Sukarman 2011: 382). Hal

tersebut mendorong diinisiasinya kegiatan budidaya untuk mencegah kepunahan ikan

rainbow kurumoi (Nur & Sukarman 2011: 382).

Salah satu hasil evaluasi budidaya ikan rainbow kurumoi menunjukkan bahwa laju

produksi benih pada spesies tersebut relatif lambat (Kadarini & Utami 2012: 443). Waktu

yang dibutuhkan bagi indukan ikan rainbow kurumoi untuk matang gonad adalah ± 7 bulan,

dan hingga saat ini belum ditemukan cara untuk mempercepat proses pematangan gonad

tersebut (Nur & Sukarman 2011: 382). Oleh karena itu, optimalisasi produksi benih saat

pemijahan perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah benih ikan rainbow kurumoi yang

dihasilkan (Nurhidayat dkk 2011: 256).

Manipulasi lingkungan budidaya untuk meningkatkan kematangan gonad merupakan

salah satu teknik optimalisasi produksi benih yang paling umum dilakukan (Val dkk 2006:

130). Salah satu contoh manipulasi lingkungan budidaya adalah penyesuaian warna wadah

pemeliharaan terhadap preferensi indukan (Val dkk 2006: 132). Warna wadah pemeliharaan

disebutkan dapat memengaruhi kualitas hidup dan kematangan gonad indukan (Volpato dkk

2004: 418). Manipulasi kematangan gonad menggunakan warna wadah pemeliharaan telah

dilakukan, antara lain, oleh Luchiari dan Pirhonen (2008: 1504--1514) serta Ustundag dan

Rad (2015: 144--151), akan tetapi, penelitian mengenai pengaruh warna wadah pemeliharaan

terhadap kematangan gonad ikan rainbow kurumoi belum pernah dilakukan sebelumnya.

Tinjauan Teoritis Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990)

Ikan rainbow merupakan ikan bertulang sejati yang dikelompokkan menjadi dua

familia, yaitu Pseudomugilidae dan Melanotaeniidae. Melanotaenia parva merupakan ikan

perairan lentik dengan rentang ukuran dewasa maksimal mencapai 9--10 cm (Tappin 2011:

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 3: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Keterangan: A. Jantan B. Betina

344). Ikan jantan Melanotaenia parva berwarna jingga kemerahan dengan garis tengah hitam

dan semburat warna oranye terang pada sirip dorsal dan caudal, sedangkan ikan betina

berwarna dominan merah pucat atau keperakan (Gambar 1) (Tappin 2011: 327). Ikan tersebut

memiliki dua buah sirip dorsal dan sebuah sirip anal yang panjang, dengan morfometri 3--7

jari-jari keras pada sirip dorsal pertama dan 6--22 jari-jari lunak pada sirip dorsal kedua (D

III-VII, 6-22), serta 1 jari-jari keras dan 10--30 jari-jari lunak pada sirip anal (A I, 10-

30)(Nelson 2007: 270).

Ikan rainbow kurumoi merupakan spesies endemik Danau Kurumoi yang terletak di

Desa Yakati, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Danau tersebut terhubung dengan aliran

Sungai Yakati (Allen 1990 dalam IUCN 2015). Habitat tersebut memiliki kisaran temperatur

25--300C (Allen 1990 dalam IUCN 2015).

Sifat pemijahan pada ikan rainbow adalah parsial (heterochlonal) dan tidak

bergantung pada musim (Nur & Sukarman 2011: 381--386; Tappin 2011: 94). Menurut

Milton dan Arthington (1984: 81), ikan rainbow membutuhkan substrat untuk meletakkan

telur saat memijah. Ikan rainbow juga memiliki kecenderungan untuk melakukan predasi

terhadap larva dan telurnya (Tappin 2011: 97).

Warna Wadah Pemeliharaan

Pengertian atas warna berasal dari persepsi visual manusia terhadap spektrum cahaya

tampak (visible lights) yang ditangkap oleh retina pada gelombang dan puncak sensitivitas

tertentu (Waldman 2002: 16). Komponen warna yang dihasilkan dari spektrum tersebut

adalah merah (635--700 nm), jingga (590--635 nm), kuning (560--590 nm), hijau (520--560

A B

Gambar 1. Melanotaenia parva Allen, 1990 [Sumber:Tappin 2011: 327]

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 4: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

nm), biru muda (cyan) (490--520 nm), biru (450--490 nm), dan ungu (390--450 nm)

(Waldman 2002: 14). McLean dkk (2008: 49) menyebutkan, warna wadah pemeliharaan

dapat memberikan stimulus yang memicu timbulnya motivasi dan kondisi tertentu pada ikan,

sehingga warna wadah pemeliharaan memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas ikan yang

dibudidaya (Volpato & Barreto 2001:1043). Beberapa aspek hidup ikan yang dipengaruhi

oleh warna wadah pemeliharaan meliputi laju pertumbuhan (Imanpoor & Abdollahi 2011:

118--125; McLean dkk.2008: 43--54), perilaku (Höglund dkk. 2002: 2535--2543), tingkat

stress, dan reproduksi (Volpato & Barreto 2001: 1041--1045).

Mekanisme Penglihatan Warna pada Ikan Teleostei

Mekanisme penglihatan warna pada ikan teleostei serupa dengan mekanisme

penglihatan warna pada mamalia (Hara & Zielinski 2009: 185). Melalui lensa, sel-sel kerucut

pada retina akan menangkap cahaya dan meneruskan stimulus tersebut ke otak sebagai

informasi untuk menghasilkan persepsi visual (Campbell dkk 2004: 241). Terdapat empat tipe

sel kerucut pada ikan teleostei, yaitu long wavelength-sensitive (L), middle wavelength-

sensitive (M), short wavelength-sensitive (S), dan ultraviolet (UV) wavelength-sensitive

(Hara & Zielinski 2007: 182). Informasi yang diterima oleh sel kerucut pada retina akan

diteruskan ke area visual otak ikan di bagian mesencephalon, khususnya pada optic tectum

(OT) dan torus semisircularis (TS) (Hara & Zielinski 2007: 188).

Gonad Ikan Teleostei

Gonad jantan pada ikan teleostei tersusun atas sepasang testis di kedua sisi dalam

rongga tubuh dan terkadang gonoduct, terikat pada rongga tubuh oleh mesentrium khusus

yang disebut mesorchium (Wootton & Smith 2015: 66). Menurut Siby (2009: 48), ikan

rainbow pada umumnya memiliki testis tunggal. Testis pada ikan teleostei berbentuk

memanjang, memiliki posisi ventral terhadap ginjal dan dorsal terhadap saluran pencernaan

(Hoar dkk 1984: 244). Berdasarkan susunan sel-sel epitelium pada testis, terdapat dua tipe

testis secara umum pada ikan teleostei, yaitu testis tipe lobuler dan tubular (Hoar dkk 1984:

244).

Gonad betina pada ikan teleostei terdiri atas sepasang ovarium yang terikat ke rongga

tubuh oleh mesovarium dan terkadang gonoduct (Wootton & Smith 2015: 48). Ovarium

terdiri atas kumpulan folikel yang menyelubungi sel-sel epitelium gonad dan berkembang di

dalam stroma suatu jaringan ikat longgar (McMillan 2007: 5). Terdapat dua tipe ovarium pada

ikan teleostei, yaitu ovarium tipe gymnovarian dan cystovarian (McMillan 2007: 4).

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 5: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Kematangan gonad pada ikan teleostei dapat diketahui dengan cara menghitung indeks

gonad somatik (IGS) dan menganalisis preparat histologi gonad. Indeks gonad somatik (IGS)

merupakan parameter kuantitatif untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan

berdasarkan persentase berat gonad per gram berat tubuh (Pitman dkk 2013: 314).

Perbandingan data IGS dengan data hasil pengamatan histologis akan menghasilkan penilaian

tingkat kematangan gonad ikan yang lebih akurat (Midway dkk 2013: 367).

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias

(BPPBIH), Depok, Laboratorium Perkembangan Hewan dan Laboratorium Mikroteknik,

Departemen Biologi, UI, Depok, serta UI-OLYMPUS Bioimaging Center (UOBC), UI,

Depok, pada bulan April hingga September 2015.

Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain, 180 ekor ikan rainbow kurumoi

(Melanotaenia parva Allen, 1980) yang terdiri dari 90 ekor ikan jantan dan 90 ekor ikan

betina, larva Chironomus sp., akuades [Brataco], minyak cengkeh, NaCl 0,9 %, larutan

Bouin’s yang memiliki komposisi formalin, asam pikrat, dan asam asetat pekat dengan

perbandingan 15:5:1, alkohol 70%, alkohol 96%, alkohol 100% [Brataco], benzyl benzoat

[Merck], benzol [Merck], parafin, albumin, xylol [Merck], zat warna hematoxylin [Merck],

zat warna eosin [Merck], dan entellan [Merck].

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain, kontainer berbahan polypropylene

berukuran 48,5x35,5x27 cm berwarna transparan, merah, biru, kuning, hijau, dan putih

sebanyak masing-masing 2 buah untuk setiap warna (total kontainer 12 buah), selang aerator,

aerator, serokan ikan, termometer akuarium [Resun], pH meter [RoHS], DO meter [Winlab],

luxmeter [Winlab], baskom, milimeter block yang telah dilaminating, cawan petri, dissecting

set, papan bedah, timbangan analitis [Precisa], timbangan analitis [Ohaus GT-4000], papan

bedah, dissecting set, silet [Goal], hot plate [Sakura], oven [Lab Line Instrument], botol film,

balok kayu, choplin jar, object glass [Sail Brand], cover glass, kuas [Faber Castell], mikrotom

[820 Spencer], mikroskop cahaya [NikonEclipse E200], mikroskop research inverted

[Olympus IX73], dan kamera [Olympus DP73].

Ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva L.) sebanyak 180 ekor dipindahkan dari

bak pemeliharaan ke dalam kontainer berbahan polypropylene dengan warna transparan,

merah, biru, hijau, kuning, dan putih. Ikan jantan dan betina dipelihara dalam wadah terpisah

pada masing-masing perlakuan. Hewan uji diaklimatisasi selama 3 hari terlebih dahulu,

kemudian dipelihara selama 30 hari. Masing-masing tempat pemeliharaan diberi aerator

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 6: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

dengan arus sedang. Ikan diberi makan larva Chironomus sp. dua kali sehari pada pukul 08.30

WIB dan 15.30 WIB. Kotoran ikan disipon satu kali sehari pada pukul 08.15 WIB.

Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 WIB.

Pengukuran indeks gonad somatik (IGS) dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum

dan sesudah perlakuan. Pengukuran IGS awal dilakukan setelah hewan uji diaklimatisasi,

sedangkan pengukuran IGS akhir dilakukan setelah hewan uji dipelihara selama 30 hari.

Pengukuran snout length (SL) dan total length (TL) menggunakan milimeter block dilakukan

pada ikan yang telah dibius terlebih dahulu. Ikan selanjutnya ditimbang menggunakan

timbangan analitis dan dibedah menggunakan dissecting set; organ gonad diisolasi dan

ditimbang menggunakan timbangan analitis. Hasil penimbangan gonad dan ikan kemudian

digunakan dalam perhitungan indeks gonad somatik (IGS).

Gonad yang telah ditimbang diproses menjadi preparat histologi. Langkah-langkah

pembuatan preparat histologi gonad dilakukan dengan mengacu kepada penelitian Siby (2009:

66), yaitu:

a. Fiksasi (Fixation)

Gonad yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam botol film yang telah diberi

label. Gonad kemudian diberi larutan fiksatif Bouin’s yang terdiri atas formalin,

asam pikrat, dan asam asetat pekat dengan perbandingan 15:5:1 dan direndam

selama 6 jam.

b. Pembilasan (Washing)

Gonad yang telah difiksasi dikeluarkan dari larutan Bouin’s dan direndam

menggunakan alkohol 70 % selama 24 jam.

c. Dehidrasi (Dehydration)

Gonad yang telah direndam dalam alkohol 70 % selanjutnya dikeluarkan dan

direndam kembali dalam alkohol 96 % selama 1 jam sebanyak 2 kali ulangan.

Gonad selanjutnya dikeluarkan dan direndam dalam alkohol 100 % selama 1 jam

sebanyak 2 kali ulangan.

d. Penjernihan (Clearing)

Gonad yang telah direndam dalam alkohol 100 % selanjutnya direndam dalam

benzyl benzoat selama 24 jam. Gonad kemudian dikeluarkan dan direndam

dalam benzol selama 15 menit sebanyak 2 kali ulangan.

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 7: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

e. Infiltrasi (Infiltration)

Gonad yang telah direndam dalam benzol selanjutnya dikeluarkan dan direndam

dalam parafin selama 1 jam sebanyak 2 kali ulangan. Gonad kemudian direndam

dalam parafin murni selama 1 jam.

f. Pembuatan Blok Parafin (Embedding & Blocking)

Blok parafin dibuat menggunakan cetakan berbahan kertas berukuran 10x10x1

cm. Parafin murni dituangkan ke dalam cetakan, kemudian gonad dikeluarkan

dari dalam parafin murni dan diletakkan ke dalam cetakan dengan posisi yang

disesuaikan terhadap jenis potongan cross section. Blok parafin dibiarkan hingga

mengeras. Blok parafin yang telah mengeras kemudian dipotong menggunakan

silet dan ditempelkan pada balok kayu berukuran 3x2x1 cm.

g. Pengirisan Preparat (Sectioning)

Blok parafin yang telah ditempelkan pada balok kayu selanjutnya diiris

menggunakan mikrotom. Pengirisan dilakukan secara cross section dengan tebal

irisan 7 µm.

h. Penempelan Irisan Preparat (Mounting)

Blok parafin berisi gonad yang telah diiris selanjutnya diletakkan dengan kuas

pada object glass yang telah diberi lapisan tipis albumin. Preparat kemudian

ditetesi akuades diletakkan pada hot plate bersuhu 400C selama 24 jam untuk

menguapkan sisa lapisan parafin.

i. Pewarnaan (Staining)

Preparat selanjutnya diberi pewarnaan. Preparat disusun di dalam choplin jar dan

direndam dalam xylol selama 4 menit sebanyak 2 kali ulangan. Preparat

kemudian direndam dalam alkohol 100 % selama 3 menit, alkohol 96 % selama 3

menit, dan alkohol 70 % selama 3 menit. Preparat dicuci di bawah air mengalir,

kemudian direndam dalam zat warna hematoxylin selama 2 menit. Preparat

ditiriskan dan dicuci kembali di bawah air mengalir, kemudian direndam dalam

zat warna eosin selama 3 menit. Preparat selanjutnya direndam kembali dalam

alkohol 70 %, 96 %, dan 100 % secara berurutan selama masing-masing 3 menit.

Preparat selanjutnya direndam dalam xylol selama 3 menit sebanyak 2 kali

ulangan. Preparat selanjutnya diberi entellan dan ditutup dengan cover glass.

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 8: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Pengamatan preparat histologi gonad dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dan

mikroskop research inverted. Hasil pengamatan didokumentasikan menggunakan kamera

dan disimpan untuk digunakan dalam proses perhitungan sel spermatogenik dan oogenik.

Perhitungan persentase sel spermatogenik dan oogenik dilakukan dengan mengacu

kepada penelitian Levy dkk (2011: 382). Jumlah seluruh sel spermatogenik dan oogenik yang

terdapat pada preparat dihitung secara manual sebanyak tiga kali ulangan, kemudian

persentase sel spermatid/spermatozoa dan sel oosit tahap V ditentukan berdasarkan

perbandingan jumlah sel spermatozoa dan sel oosit tahap V terhadap jumlah seluruh sel

spermatogenik dan oogenik yang ada di dalam preparat. Sel spermatid/spermatozoa dan sel

oosit tahap V merupakan indikator histologis yang dibandingkan untuk mengetahui

kematangan gonad (Genten dkk 2009: 162 & 171; Levy dkk 2011: 382).

Sel oogenik pada gonad betina dihitung per satuan sel, sedangkan sel spermatogenik

dihitung per satuan lobus. Sel-sel spermatogenik yang diamati meliputi sel spermatogonium,

spermatosit, dan spermatid/spermatozoa, sedangkan sel oogenik yang diamati meliputi sel

oosit tahap I/II, sel oosit tahap III, sel oosit tahap IV, dan sel oosit tahap V. Ciri-ciri sel

spermatogenik dan oogenik pada gonad ikan dketahui dengan mengacu pada atlas histologi

ikan Genten dkk (2009: 162&171).

Data pengukuran kualitas air, indeks gonad somatik (IGS), dan persentase sel

spermatozoa serta sel oosit tahap V diolah ke dalam tabel dan grafik menggunakan Microsoft

Excel. Data indeks gonad somatik (IGS) ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva L.)

diolah menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) ver. 17.00 for

Windows and Microsoft Excel 2007. Data IGS diuji homogenitas variansinya menggunakan

uji Levene dan diuji normalitas distribusinya menggunakan uji Shapiro-Wilk. Data tersebut

kemudian diuji dengan uji ANOVA satu arah dan uji Least Significance Difference (LSD)

untuk mengetahui perbedaan antar pasangan perlakuan (Sudjana 2001: 30)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kualitas Air

Kualitas air yang diukur selama penelitian menunjukkan bahwa air yang digunakan

memiliki kisaran suhu 25--26 0C, pH 6,8--7, dan DO 6,24--6,99 mg/L. Hal tersebut sesuai

dengan kisaran suhu, pH, dan DO yang disarankan oleh Tappin (2011: 53), yaitu berturut-

turut sebesar 22--28 0C, 6,5--7,8, dan >5 mg/L, sehingga dapat dikatakan kondisi media

pemeliharaan telah sesuai bagi hewan uji. Intensitas cahaya yang terdapat pada setiap wadah

pemeliharaan adalah seragam dan relatif rendah, sebesar 40 lux. Intensitas cahaya tersebut

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 9: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

merupakan kondisi alami pada lokasi penelitian dan telah ideal bagi hewan uji, sebab ikan

rainbow lebih optimal dipelihara dengan intensitas cahaya yang rendah (<100 lux) (Tappin

2011: 51). Keseragaman intensitas cahaya yang rendah pada setiap wadah pemeliharaan

diperlukan untuk menekankan warna wadah sebagai variabel perlakuan (Ustundag & Rad

2015: 147).

Menurut Strand dkk (2007: 316), perbedaan warna wadah pemeliharaan hanya

menimbulkan efek yang signifikan apabila lingkungan pemeliharaan ikan memiliki intensitas

cahaya yang rendah. Hal tersebut disebabkan, pada intensitas cahaya yang tinggi, efek

kontras yang diberikan oleh warna wadah pemeliharaan tidak lagi berpengaruh secara

signifikan pada ikan. Intensitas cahaya yang tinggi akan meningkatkan visibilitas lingkungan

pemeliharaan tanpa memerlukan pengaruh dari warna wadah pemeliharaan. Oleh karena itu,

intensitas cahaya yang rendah lebih ideal digunakan untuk mengamati pengaruh yang

ditimbulkan oleh warna wadah pemeliharaan (Strand dkk 2007: 316).

Indeks Gonad Somatik (IGS)

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada nilai IGS akhir penelitian (t30)

dibandingkan dengan nilai IGS awal penelitian (t0) pada ikan jantan maupun betina (Gambar

2 dan Gambar 3). Hal tersebut membuktikan adanya perkembangan pada gonad hewan uji

selama penelitian. Rerata nilai IGS jantan akhir (t30)yang terdapat pada K (warna wadah

transparan), P1 (warna wadah merah), P2 (warna wadah biru), P3 (warna wadah hijau), P4

(warna wadah kuning), dan P5 (warna wadah putih) secara berurutan adalah 0,193 %, 0,582

%, 0,542 %, 0,703 %, 0,873 %, dan 0,364 %, sedangkan rerata nilai IGS betina akhir (t30)

yang terdapat pada K, P1, P2, P3, P4, dan P5 secara berurutan adalah 1,080 %, 1,825 %, 1,645

%, 2,127 %, 2,617 %, dan 1,275 %.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai IGS jantan akhir (t30) pada perlakuan

kontrol dan seluruh perlakuan berbeda nyata. Nilai IGS jantan akhir (t30) antar pasangan

perlakuan memiliki perbedaan nyata, kecuali pada P1 dan P2. Nilai IGS betina akhir (t30) pada

perlakuan kontrol dan seluruh perlakuan berbeda nyata. Nilai IGS betina akhir (t30) antar

pasangan perlakuan saling berbeda nyata.

Rerata nilai IGS pada ikan betina lebih tinggi dibandingkan rerata nilai IGS pada ikan

jantan. Hal tersebut disebabkan, sel telur memiliki massa yang lebih besar dibandingkan

dengan sel sperma, sehingga pada tahap perkembangan yang sama, gonad betina memiliki

massa yang lebih besar dibandingkan gonad jantan (McMillan 2009: 66). Rentang perbedaan

nilai IGS jantan dan betina yang dijumpai pada hasil penelitian ini adalah 0,9--1,8 %. Hal

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 10: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

tersebut sesuai dengan hasil penelitian Oso dkk (2013: 44) yang menunjukkan, perbedaan

nilai IGS yang umum dijumpai antara ikan jantan dan betina adalah 0,05--2,5 %, bergantung

pada jenis dan ukuran dewasa ikan tersebut.

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) tertinggi terdapat pada perlakuan 4 (P4) sebesar

0,873 % (jantan) dan 2,617 % (betina). Hasil perhitungan sel spermatogenik dan oogenik

menunjukkan, persentase sel spermatid/spermatozoa dan sel oosit tahap V tertinggi terdapat

pada P4, yaitu berturut-turut sebesar 60,01 % dan 29,05 % (Gambar 4 dan 5). Perlakuan 4

merupakan perlakuan penggunaan wadah berwarna kuning. Hasil yang didapatkan sesuai

dengan hasil penelitian Luchiari dan Pirhonen (2008: 1504--1514) terhadap ikan trout pelangi

(Onchorynchus mykiss), serta penelitian Volpato dkk (2013: 1--5) terhadap ikan nila

(Oreochromis nilotichus), yang menunjukkan bahwa performa reproduksi terbaik terdapat

pada ikan yang dipelihara dalam wadah berwarna kuning.

Tingginya nilai IGS pada perlakuan 4 diduga disebabkan oleh pengaruh warna wadah

pemeliharaan kuning dalam meningkatkan nafsu makan dan menurunkan tingkat stress ikan

(Luchiari & Pirhonen 2008: 1505; Ustundag & Rad 2014: 145). Hal tersebut berkaitan

dengan karakter ikan sebagai organisme yang mengandalkan kemampuan visual untuk

mencari mangsa (visual feeder) serta kecenderungan ikan untuk beradaptasi dengan warna

lingkungannya (Salm dkk 2005: 51). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ustundag

dan Rad (2014: 150--151), ikan yang dipelihara dalam warna wadah cerah, seperti kuning,

kuning gading, dan hijau muda cenderung mengonsumsi pakan lebih banyak dibandingkan

dengan ikan yang dipelihara pada wadah berwarna gelap (biru tua dan hitam). Hal tersebut

disebabkan, warna kuning dapat meningkatkan kontras dan visibilitas pakan, sehingga ikan

dapat mendeteksi pakan dengan baik (Imanpoor & Abdollahi 2011: 124). Warna pakan yang

kontras dengan warna wadah dapat pula meningkatkan nafsu makan pada ikan (Ustundag &

Rad 2014: 151).

Meningkatnya nafsu makan pada ikan menjamin tingginya ketersediaan energi yang

dapat disalurkan ikan pada proses reproduksi (Luchiari & Pirhonen 2008: 1505). Reproduksi,

disamping pertumbuhan dan adaptasi, merupakan salah satu dari tiga proses utama yang

memiliki alokasi energi terbesar dalam mekanisme fisiologi ikan (Rjinsdrop 1990: 281).

Tingginya ketersediaan energi dalam tubuh ikan memungkinkan terjadinya peningkatan

alokasi energi bagi proses reproduksi, sehingga kualitas reproduksi ikan meningkat

(Rijnsdrop 1990: 281). Hasil penelitian Kasiri dkk (2012: 177) menunjukkan bahwa

peningkatan frekuensi pemberian pakan pada ikan angel (Pterophyllum scalare)

menyebabkan peningkatan yang signifikan pada nilai indeks gonad somatik ikan tersebut.

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 11: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan nilai indeks gonad somatik pada P4 memiliki

kaitan dengan peningkatan nafsu makan.

Warna wadah kuning diketahui pula dapat menurunkan tingkat stress pada ikan,

dibuktikan dengan penurunan kadar kortisol pada ikan yang dipelihara dalam wadah tersebut

(Luchiari & Pirhonen 2008: 1505; Ustundag & Rad 2014: 145). Proses reproduksi dapat

berjalan secara optimal jika ikan memiliki tingkat stress yang rendah (Volpato & Barreto

2001: 1043). Menurunnya stress akan mengurangi kebutuhan adaptasi pada ikan, sehingga

alokasi energi bagi proses pertumbuhan dan reproduksi dapat ditingkatkan (Rjinsdrop 1990:

281). Penurunan tingkat stress yang disebabkan oleh warna tertentu berpengaruh secara

signifikan bagi kualitas reproduksi ikan yang hidup di lingkungan budidaya (Salm dkk 2005:

53). Hasil penelitian oleh Salm dkk (2005: 53) menunjukkan bahwa ikan dengan kadar

kortisol 10 % lebih rendah memiliki nilai indeks gonad somatik 1,5 % lebih tinggi. Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai indeks gonad somatik yang tinggi pada P4 memiliki kaitan

dengan rendahnya tingkat stress.

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) terendah terdapat pada perlakuan 5 (P5), sebesar

0,364 % (jantan) dan 1,275 % (betina). Hasil perhitungan sel spermatogenik dan oogenik

pada preparat histologi gonad menunjukkan, persentase sel spermatid/spermatozoa dan sel

oosit tahap V terendah terdapat pada P5, berturut-turut sebesar 28, 62 % dan 11,07 % (Gambar

4 dan 5). Perlakuan 5 perlakuan penggunaan wadah berwarna putih. Hasil yang didapatkan

sesuai dengan hasil penelitian Luchiari dan Pirhonen (2008: 1504--1514) terhadap ikan trout

pelangi (Onchorynchus mykiss), serta penelitian Volpato dkk (2013: 1--5) terhadap ikan nila

(Oreochromis nilotichus), yang menunjukkan bahwa performa reproduksi terendah terdapat

pada ikan yang dipelihara dalam wadah berwarna putih. Rendahnya nilai IGS jantan dan

betina akhir (t30) pada P5 diduga berkaitan dengan efek penekanan nafsu makan

(anoreksigenik) oleh hormon melanin-concentrating hormone (MCH) yang dipicu oleh warna

wadah pemeliharaan putih (Matsuda dkk 2009: 259--263).

MCH merupakan hormon yang dapat mengubah warna tubuh ikan menjadi lebih pucat

dengan cara mengagregasi granula melanin pada kulit (Takahashi dkk 2014: 28). Perubahan

warna tubuh ikan menjadi lebih pucat pada umumnya dipicu oleh warna wadah pemeliharaan

putih (Takahashi dkk 2014: 29). Hal tersebut berkaitan dengan kecenderungan ikan untuk

menyesuaikan diri terhadap warna wadah pemeliharaannya (Hoglund dkk 2002: 2539). Ikan

yang ditempatkan pada wadah pemeliharaan yang berwarna gelap, seperti biru tua dan hitam,

akan mengalami perubahan warna tubuh menjadi lebih gelap, sedangkan ikan yang

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 12: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

ditempatkan pada wadah pemeliharaan putih akan mengalami perubahan warna tubuh

menjadi lebih pucat (Takahashi dkk 2014: 28).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Matsuda dkk (2006: 259--263) dan

Shimakura dkk (2008: 323--328), MCH diketahui memiliki efek menekan nafsu makan

(anoreksigenik) pada ikan. Injeksi MCH pada otak ikan mas koki (Carassius auratus) telah

menyebabkan penurunan nafsu makan ikan tersebut (Matsuda dkk 2006: 259--263). Akan

tetapi, penurunan nafsu makan tersebut tidak diikuti dengan penurunan aktivitas dan tingkat

pergerakan seperti ikan yang mengalami stress pada umumnya (Matsuda dkk 2006: 261). Hal

tersebut menurunkan ketersediaan energi bagi ikan, sehingga kualitas pertumbuhan dan

perkembangan ikan menurun (Matsuda dkk 2006: 262). Penelitian lanjutan oleh Shimakura

dkk (2008: 323--328) menunjukkan, ikan mas koki yang dipelihara dalam wadah berwarna

putih memiliki peningkatan kadar MCH dan penurunan nafsu makan, sehingga nilai indeks

gonad somatik pada ikan tersebut menurun. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai indeks

gonad somatik yang rendah pada P5 berkaitan dengan penurunan nafsu makan.

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) pada urutan kedua terdapat pada perlakuan 3

(P3), sebesar 0,703 % (jantan) dan 2,127 % (betina). Hasil perhitungan sel spermatogenik dan

oogenik pada preparat histologi gonad menunjukkan, persentase sel spermatid/spermatozoa

dan sel oosit tahap V pada urutan kedua terdapat pada P3, berturut-turut sebesar 50,91 % dan

20,84 % (Gambar 4 dan 5). Perlakuan 3 merupakan perlakuan penggunaan wadah berwarna

hijau. Hasil yang didapatkan sesuai dengan hasil penelitian Luchiari dan Pirhonen (2008:

1504--1514) terhadap ikan trout pelangi (Onchorynchus mykiss) serta penelitian Volpato dkk

(2013: 1--5) terhadap ikan nila (Oreochromis nilotichus), yang menunjukkan bahwa performa

reproduksi pada urutan kedua terdapat pada ikan yang dipelihara dalam wadah berwarna

hijau.

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) yang didapatkan pada P3 diduga berkaitan

dengan pengaruh warna wadah pemeliharaan hijau terhadap nafsu makan dan tingkat stress

ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva L.), seperti telah dijelaskan pada warna wadah

pemeliharaan kuning. Akan tetapi, warna wadah pemeliharaan hijau diduga tidak memiliki

kemampuan meningkatkan visibilitas pakan sebaik warna wadah pemeliharaan kuning

(Luchiari & Pirhonen 2008: 1510). Hal tersebut menyebabkan, ketersediaan energi pada ikan

yang dipelihara pada wadah berwarna hijau relatif lebih rendah dibandingkan dengan ikan

yang dipelihara pada wadah berwarna kuning, sehingga nilai IGS jantan dan betina akhir (t30)

pada P3 (0,703 % dan 2,127 %) lebih rendah dibandingkan nilai IGS jantan dan betina akhir

(t30) pada P5 (0,873 % dan 2,617 %).

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 13: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) pada urutan ketiga terdapat pada perlakuan 1

(P1), sebesar 0,582 % (jantan) dan 1,852 % (betina). Hasil perhitungan sel spermatogenik dan

oogenik pada preparat histologi gonad menunjukkan, persentase sel spermatid/spermatozoa

dan sel oosit tahap V pada urutan ketiga terdapat pula pada P1, berturut-turut sebesar 39,08 %

dan 16,24 % (Gambar 4 dan 5). Perlakuan 1 merupakan perlakuan penggunaan wadah

berwarna merah.

Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil penelitian Luchiari dan Pirhonen

(2008: 1504--1514) terhadap ikan trout pelangi (Onchorynchus mykiss) serta penelitian

Volpato dkk (2013: 1--5) terhadap ikan nila (Oreochromis nilotichus). Berdasarkan

penelitian-penelitian tersebut, performa reproduksi pada ikan yang dipelihara pada wadah

berwarna merah terletak pada urutan keempat, sedangkan performa reproduksi pada ikan yang

dipelihara pada wadah berwarna biru terletak pada urutan ketiga. Ketidaksesuaian tersebut

diduga disebabkan, warna wadah pemeliharaan biru dalam penelitian ini memiliki pengaruh

negatif yang lebih kuat dibandingkan warna wadah pemeliharaan merah terhadap kualitas

gonad ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva L.)

Menurut Luchiari dan Pirhonen (2008: 1504--1514) serta Volpato dkk (2013: 1--5),

ikan yang dipelihara dalam wadah berwarna merah memiliki kualitas reproduksi yang lebih

rendah dibandingkan dengan ikan yang dipelihara dalam wadah berwarna kuning, hijau, dan

biru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Volpato dkk (2013: 1--5), ikan yang dipelihara

dalam wadah berwarna merah memiliki nafsu makan yang setara dengan ikan yang dipelihara

dalam wadah berwarna kuning. Akan tetapi, ikan dalam wadah berwarna merah sama sekali

tidak mengalami pertambahan berat tubuh (Volpato dkk 2013: 3).

Ikan dalam wadah berwarna merah memiliki pula kecenderungan berperilaku agresif

(Volpato dkk 2013: 3). Hal tersebut mengindikasikan adanya efek disruptif dari warna wadah

pemeliharaan merah terhadap ikan (Volpato dkk 2013: 3). Menurut Volpato dkk (2013: 3),

warna merah diduga merangsang stress pada ikan. Stress diduga menyebabkan terganggunya

proses penyerapan nutrisi pada sistem pencernaan, sehingga ikan mengalami kekurangan

nutrisi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan (Volpato dkk 2013: 3). Kondisi stress

dapat pula menyebabkan perubahan alokasi energi pada ikan. Perubahan tersebut

menyebabkan jumlah energi yang dapat dialokasikan pada proses pertumbuhan menurun,

sehingga ikan tidak dapat tumbuh secara optimal (Volpato dkk 2013: 3).

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) pada urutan keempat terdapat pada perlakuan 2

(P2), sebesar 0,542 % (jantan) dan 1,645 % (betina). Hasil perhitungan sel spermatogenik dan

oogenik pada preparat histologi gonad menunjukkan, persentase sel spermatid/spermatozoa

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 14: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

dan sel oosit tahap V pada urutan keempat terdapat pada P2, berturut-turut sebesar 37,95 %

dan 13,58 %. Perlakuan 2 terdiri dari ikan-ikan yang dipelihara dalam wadah berwarna biru.

Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hasil penelitian Luchiari dan Pirhonen

(2008: 1504--1514) terhadap ikan trout pelangi (Onchorynchus mykiss) serta penelitian

Volpato dkk (2013: 1--5) terhadap ikan nila (Oreochromis nilotichus). Berdasarkan

penelitian-penelitian tersebut, performa reproduksi pada ikan yang dipelihara pada wadah

berwarna biru terletak pada urutan ketiga, sedangkan performa reproduksi pada ikan yang

dipelihara pada wadah berwarna merah terletak pada urutan keempat. Ketidaksesuaian

tersebut diduga disebabkan, warna wadah pemeliharaan biru dalam penelitian ini memiliki

pengaruh negatif yang lebih kuat dibandingkan warna wadah pemeliharaan merah terhadap

kualitas gonad ikan rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva L.).

Nilai IGS jantan dan betina akhir (t30) yang terdapat pada P2 diduga berkaitan dengan

induksi stress oleh α-melano-stimulating hormone (αMSH) yang dipicu oleh warna wadah

pemeliharaan biru (Papoutsoglou dkk 2000: 310). Warna wadah pemeliharaan yang

digunakan pada P2 adalah biru tua, yang cenderung memicu perubahan warna gelap pada

tubuh ikan (Imanpoor & Abdollahi 2011: 122). αMSH merupakan hormon yang dihasilkan

oleh kelenjar hipofisis dan bekerja secara antagonis dengan MCH (Takahashi dkk 2014: 12).

αMSH mengubah warna tubuh ikan menjadi lebih gelap dengan cara merangsang dispersi

melanin (Takahashi dkk 2014: 12).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Salm dkk (2005: 58), ikan yang dipelihara

dalam wadah berwarna gelap cenderung mengalami peningkatan stress, dibuktikan oleh

meningkatnya kadar kortisol pada ikan tersebut. Menurut Takahashi dkk (2014: 35), selain

mengatur perubahan warna tubuh, αMSH memiliki peran dalam mengatur respon ikan

terhadap stressor. Hasil penelitian oleh Takahashi dkk (2014: 35) menunjukkan bahwa

injeksi αMSH pada ikan dapat meningkatkan kadar kortisol dengan jumlah sesuai dosis

αMSH yang diinjeksikan (dose-dependent manner). Hal tersebut menunjukkan terdapatnya

hubungan antara αMSH dengan stress pada ikan (Papoutsoglou dkk 2000: 310).

Hormon kortisol dapat menghambat produksi dan sekresi hormon-hormon reproduksi

pada HPG axis yang berperan dalam proses pematangan gonad (Norris & Lopez 2011: 105).

Hormon kortisol merupakan bagian dari hypothalamus-pituitary-interrenal (HPI) axis, yang

berperan mengatur respon terhadap stressor pada ikan (Norris & Lopez 2011: 105).

Peningkatan kadar kortisol yang melebihi ambang batas (threshold) mengindikasikan

terjadinya stress pada ikan dan mengaktivasi interaksi antara HPI dan HPG axis (Norris &

Lopez 2011: 105). Menurut Norris dan Lopez (2011: 105--106), kortisol memiliki efek

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 15: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

potensial dalam menghambat produksi hormon reproduktif pada hipotalamus (GnRH),

hipofisis (FSH/LH), hati (vitellogenin), ovarium (estradiol), dan testis (testosteron).

Kortisol diduga dapat menghambat proses transkripsi GnRH (Norris & Lopez 2011:

105). GnRH merupakan sinyal primer untuk memulai proses pematangan gonad, sehingga

dengan terhambatnya produksi GnRH, proses pematangan gonad tidak akan terjadi (Norris &

Lopez 2011: 105). Kortisol dapat memengaruhi produksi hormon FSH dan LH pada hipofisis

(Norris & Lopez 2011: 106). Meski kortisol diduga memiliki peran mengatur transkripsi FSH

dan LH sebagaimana GnRH, mekanisme pasti atas hal tersebut belum diketahui (Martinez-

Porchas dkk 2009: 160). Kortisol dapat menghambat produksi vitellogenin pada hati ikan

betina dan menurunkan tingkat maturasi ovum (Norris & Lopez 2011: 106).

Hambatan yang ditimbulkan kortisol terhadap proses pematangan gonad menyebabkan

rendahnya kualitas gonad pada ikan yang mengalami stress (Luchiari & Pirhonen 2008:

1511). Selain memicu peningkatan kortisol, perubahan warna tubuh oleh αMSH merupakan

proses adaptasi yang membutuhkan energi tinggi (Papoutsoglou dkk 2000: 310). Hal tersebut

pada akhirnya akan mengurangi jumlah energi yang dapat dialokasikan pada pertumbuhan

dan reproduksi, sehinga kedua proses tersebut tidak dapat berjalan secara optimal (Rjinsdrop

1990: 282). Hasil penelitian oleh Salm dkk (2005: 53) menunjukkan bahwa ikan dengan

kadar kortisol yang tinggi memiliki nilai indeks gonad somatik yang lebih rendah. Hal

tersebut menunjukkan bahwa nilai indeks gonad somatik yang rendah pada P2 memiliki kaitan

dengan tingginya stress.

Kesimpulan Kematangan gonad tertinggi terdapat pada perlakuan 4 (P4), yaitu perlakuan

pemberian wadah berwarna kuning, dengan nilai IGS sebesar 0,873 % (jantan) dan 2,617 %

(betina), serta persentase sel spermatid/spermatozoa dan oosit tahap V sebesar 60,01 % dan

29,05 %. Kematangan gonad terendah terdapat pada perlakuan 5 (P5), yaitu perlakuan

pemberian wadah berwarna putih, dengan nilai IGS sebesar 0,364 % (jantan) dan 1,275 %

(betina), serta persentase sel spermatid/spermatozoa dan oosit tahap V sebesar 28,62 % dan

11,07 %.

Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh warna wadah terhadap

fekunditas dan sintasan ikan rainbow kurumoi (Melanotaenia parva Allen, 1990)

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 16: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

K P1 P2 P3 P4 P5

Rer

ata

Pers

enta

se IG

S Ja

ntan

0 10 20 30 40 50 60 70

K P1 P2 P3 P4 P5

Rer

ata

Pers

enta

se

Sper

mat

id/s

perm

atoz

oa

Perlakuan

= rerata IGS awal (t0) = rerata IGS akhir (t30)

Gambar 2. Diagram batang rerata IGS jantan awal (t0) dan akhir (t30)

0 0.5

1 1.5

2 2.5

3

K P1 P2 P3 P4 P5

Rer

ata

Pers

enta

se IG

S B

etin

a

= rerata IGS awal (t0) = rerata IGS akhir (t30)

Gambar 3. Diagram batang rerata IGS betina awal (t0) dan akhir (t30)

Gambar 4. Diagram batang rerata persentase spermatid/spermatozoa

0  5  

10  15  20  25  30  35  

K   P1   P2   P3   P4   P5  

Rer

ata

Pers

enta

se S

el

Oos

it Ta

hap

V

Perlakuan

Gambar 5. Diagram batang rerata persentase oosit tahap V

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 17: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Daftar referensi

Agarwal, N.K. 2008. Fish reproduction. APH Publishing, New Delhi: vii + 147

Ali, M. A. 1974. Vision in fishes: new approaches in research. Plenum Press, New York:

xiv + 836 hlm.

Allen, G. 1990. Melanotaenia parva. Dalam: IUCN red list of threatened species.

http://www.iucnredlist.org/details/13058/0. diakses pada 20 Desember 2015, pk 07.54.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 2010. Laporan penanggulangan

bencana banjir dan pemulihan perairan tawar Irian Jaya 2009. Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta: 15 hlm

Brian, O. 2015. Effect of tank background colour on the hatchability of O. niloticus egg and

survival of fry. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies 2 (6): 81--86.

Campbell, N.A., J.B. Reece., L.G. Mitchell. 2004. Biologi. Ed. Ke-5 Jilid III. Terj. Dari Biology, 5th

Ed. Oleh Lestari, dkk. Penerbit Erlangga, Jakarta: xxi + 438 hlm.

Effendie, I. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara: xi + 151 hlm.

Fairchild, M.D. 2005. Color appearance models. John Wiley & Sons, New York: xix + 364

hlm.

Genten, F., E. Terwinghe., A. Danguy. 2009. Atlas of fish histology. Science Publishers,

New Hampshire: viii + 215 hlm.

Hara, T., & B. Zielinski. 2007. Sensory system neuroscience. Fish physiology Vol. 25.

Academic Press, California: xi + 521 hlm.

Hoar, W.S., D.J. Randall, dan E.M. Donaldson. 1984. Fish physiology. Vol. IX. Part A.

Academic Press, Boston: xiii + 475 hlm.

Hoglund, E., P.H.M. Balm, S. Winberg. 2002. Behavioural and neuroendocrine effects of

environmental background colour and social interaction in Arctic charr (Salvelinus

alpinus). The Journal of Experimental Biology (205): 2535--2543.

Imanpoor, M.R., & M. Abdollahi. 2011. Effects of tank color on growth, stress response and

skin color of juvenile caspian kutum Rtillus frisii Kutum. Global veterinaria 6 (2): 118--

125.

Kadarini, T., & S.T. Utami. 2012. Jenis pakan alami ikan pelangi kurumoi (Melanotaenia

parva) guna mendukung industri akuakultur rekreasi. Prosiding seminar nasional ikan

VII (1): 443--450.

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 18: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Kadarusman, S., E. Paradis, L. Pouyaud. 2010. Description of Melanotaenia fasinensis, a

new species of rainbowfish (Melanotaeniidae) from West Papua, Indonesia with

comments on the rediscovery of M. ajamarunensis and the endangered of M. parva.

Cybium 34 (2): 207--215.

Kasiri, M., A. Farahi, M. Sudagar. 2012. Growth and reproductive performance by different

feed types in fresh water angelfish (Pterophyllum scalare Schultze, 1823). Vet Res

Forum 3 (3): 175--179.

Kottelat, M., & T. Whitten. 1996. Freshwater biodiversity in Asia with special reference to

fish. World Bank Technical Paper (343): 1--59.

Levy G., D. David, G. Degani. 2011. Effect of environmental temperature on growth- and

reproduction-related hormones gene expression in the female blue gourami

(Trichogaster trichopterus). Comparative Biochemistry and Physiology, Part A (160):

381--389.

Luchiari, A.C., & J. Pirhonen. 2008. Effects of ambient colour on colour preference and

growth of juvenile rainbow trout Oncorhynchus mykiss (Walbaum). Journal of Fish

Biology (72): 1504--1514.

Martinez-Porchas, M., L.R. Martinez-Cordova, R. Ramos-Enriquez. 2009. Cortisol and

glucose: reliable indicators of fish stress?. Pan-American Journal of Aquatic Sciences 4

(2): 158--178.

Matsuda K., S. Shimakura, K. Maruyama, T. Miura, M. Uchiyama, H. Kawauchi, S. Shioda,

A. Takahashi. 2006. Central administration of melanin-concentrating hormone (MCH)

suppresses food intake, but not locomotor activity, in the goldfish, Carassius auratus.

Neuroscience Letters (399): 259--263.

McLean, E., P. Cotter, C. Thain, N. King. 2008. Tank color impacts performance of cultured

fish. Ribartsvo 66 (2): 43--54.

McMillan, D.B. 2007. Fish histology: female reprouctive systems. Springer, Dodrehct: ix +

587 hlm.

Mescher, A.L. 2013. Junqueira’s basic histology text and atlas. 13th Ed. McGraw-Hill,

New York: xi + 517 hlm.

Midway, S. J., J. W. White, W. Roumillat, C. Batsavage, F. S. Scharf. 2013. Improving

macroscopic maturity determination in a pre-spawningflatfish through predictive

modeling and whole mount methods. Fisheries research (147): 359--369

Milton, D.A., & A.H. Arthington. 1984. Reproductive strategy and growth of the crimson-

spotted rainbowfish, Melanotaenia splendida fluviatilis (Castelnau) (Pisces:

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 19: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

Melanotaeniidae) in South-eastern Queensland. Aust. J. Mar. Freshwat. Res. (35): 75--

83.

Nelson, J.S. 2006. Fishes of the world. 4th Ed. John Wiley & Sons, New Jersey: xiv + 601

hlm.

Norris, D.O., K.H. Lopez. 2011. Hormones and reproduction of vertebrates: fishes.

Academic Press, New York: xvii + 267 hlm.

Nur, B., & Sukarman. 2011. Keragaan reproduksi ikan pelangi kurumoi (Melanotaenia

parva) turunan pertama (F-1). Prosiding Seminar Nasional Perikanan 2011: 381--386.

Nurhidayat, M. Zamroni, T. Kadarini. 2011. Pengaruh fotoperiod terhadap pola pemijahan

ikan pelangi kurumoi (Melanotaenia parva). Prosiding Konferensi Akuakultur

Indonesia 2011: 255--261.

Oso, J.A., O.A. Ogunleye, E.O. Idowu, F.A. Majolagbe. 2013. Gonado-Somatic Index, Sex

Ratio and Fecundity of Tilapia zilli in a Tropical Reservoir, South West Nigeria.

Journal of Biology (1): 42--45.

Papoutsoglou, S.E., G. Mylonakis, H. Miliou, N.P. Karakatsouli, S. Chadio. 2000. Effects of

background color on growth performances and physiological responses of scaled carp

(Cyprinus carpio L.) reared in a closed circulated system. Aquacultural engineering

(22): 309--318.

Pitman, L.A., J. A. Haddy, R. J. Kloser. 2013. Fishing and fecundity: The impact of

exploitation on the reproductive potential of a deep-water fish, orange roughy

(Hoplostethus atlanticus). Fisheries Research (147): 312--319.

Pusey, B.J., A H. Arthington, J. R. Bird, P. G. Close. 2001. Reproduction in three species of

rainbowfish (Melanotaeniidae) from rainforest streams in northern Queensland,

Australia. Ecology of Freshwater Fish 2001 (10): 75--87.

Rjinsdrop, A.D. 1990. The mechanism of energy allocation over reproduction and somatic

growth in female north sea plaice, Pleuronectes platessa L. Netherlands Journal of Sea

Research (25): 279--290.

Salm, A.L. van der, F.A.T. Spanings, R. Gresnigt, S.E. Wendelaar Bonga, G. Flik. 2005.

Background adaptation and water acidification affect pigmentation and stress

physiology of tilapia, Oreochromis mossambicus. General and Comparative

Endocrinology (144): 51--59.

Shimakura, S., T. Miura, K. Maruyama, T. Nakamachi, M. Uchiyama, H. Kageyama, S.

Shioda, A. Takahashi, K. Matsuda. 2008. α-Melanocyte-stimulating hormone mediates

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016

Page 20: Pengaruh Warna Wadah Pemeliharaan terhadap Kematangan

melanin-concentrating hormone-induced anorexigenic action in goldfish. Hormones

and Behavior (53): 323--328.

Siby, L.S. 2009. Biologi reproduksi ikan pelangi merah (Glossolepis incisus Weber, 1907)

di Danau Sentani. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor: iv + 48 hlm.

Strand, A., A. Alanara, F. Staffan, C. Magnhagen. 2007. Effects of tank colour and light

intensity on feed intake, growth rate and energy expenditure of juvenile Eurasian perch,

Perca fluviatilis L. Aquaculture (272): 312--318.

Sudjana. 2001. Metode statistika. Ed. ke-5. Penerbit Tarsito, Bandung: x + 508 hlm.

Takahashi, A., K. Mizusawa, M. Amano. 2014. Multifunctional roles of melanocyte-

stimulating hormone and melanin-concentrating hormone in fish: evolution from

classical body color change. Aqua-Bio Science Monographs (7): 1--46.

Tappin, A.R. 2011. Rainbowfishes: their care & keeping in captivity. 2nd Ed. Art

Publications, Queensland: 576 hlm.

Tim Direktorat Produksi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan

Perikanan. 2013. Profil ikan hias Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Jakarta: vii + 208 hlm.

Ustundag, M., & F. Rad. 2014. Effect of Different Tank Colors on Growth Performance of

Rainbow Trout Juvenile (Oncorhynchus mykiss Walbaum, 1792). Journal of

Agricultural Sciences (21): 144--151.

Val, L.A., V.M.F. de Almaida-Val, D.J. Randall. 2006. The physiology of tropical fishes.

Academic Press, Boston: xiii + 633 hlm.

Volpato, G.L., C.R.A. Duarte, A.C. Luchiari. 2004. Environmental color affects Nile tilapia

reproduction. Brazilian Journal of Medical and Biological Research (37): 479--483.

Volpato, G.L., & R.E. Barreto. 2001. Environmental blue light prevents stress in the fish

Nile tilapia. Brazilian Journal of Medical and Biological Research (34): 1041--1045.

Waldman, G. 2002. Introduction to light: the physics of light, vision, and color. Dover

Publication, Boston: xii + 193 hlm.

Wootton, R.J., & C. Smith. 2015. Reproductive biology of teleost fishes. John Wiley &

Sons, Oxford: xxi + 463 hlm.

Pengaruh warna ..., Pritha Hanindita Sudarawerti, FMIPA UI, 2016