pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja...

139
PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987 2009 Oleh Wulan Anggraeni NIM: 106084002846 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: truongdat

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR

TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA

PERIODE 1987 – 2009

Oleh

Wulan Anggraeni NIM: 106084002846

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS ILMU EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 15 juni 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :

1. Nama : Wulan Anggraeni

2. NIM : 106084002846

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR

TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama

proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan

skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2011

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS (_______________________ )

NIP. 195706171985031002 Ketua

2. Dr. Lukman, M.Si ( _______________________ )

NIP. 196406072003021001 Sekertaris

3. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _______________________ )

NIP. 196902032001121003 Penguji Ahli

4. Pheni Chalid, SF, MA.Ph.D ( _______________________ )

NIP. 1956050520001210012 Pembimbing I

5. Fitri Amalia. M. Si ( ________________________ )

NIP. 198207102009122002 Pembimbing II

Page 3: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 7 Maret 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Wulan Anggraeni

2. NIM : 106084002846

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

(TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR TERHADAP

PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas

dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 maret 2011

1. Dr. Lukman, M.Si ( ________________________ )

NIP. 196406072003021001 Ketua

2. Fitri Amalia, M.Si ( _________________________ )

NIP. 198207102009122002 Sekertaris

3. Pheni Chalid, SF, MA.Ph.D ( _________________________ )

NIP. 1956050520001210012 Penguji Ahli

Page 4: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wulan Anggraeni

No. Induk Mahasiswa : 106048002846

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini

Jikalau ini kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 4 juni 2011

( Wulan Anggraeni)

Page 5: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Wulan Anggraeni

2. Tempat & Tgl Lahir : Tangerang, 3 juli 1988

3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara

Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.

4. Kebangsaan : Indonesia

5. Telepon : 085714731734/ 021 7410341

6. Jenis Kelamin : Perempuan

7. Agama : Islam

II. PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

Tempat Waktu

1. SD Negeri 2 Pondok Ranji 1994 – 2001

2. SMP Negeri 5 Ciputat 2001 – 2003

3. SMA Negeri 2 Ciputat 2003 – 2006

4. UIN SYARIF HIDAYATULLAH Jakarta

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan

2006 – 2011

Page 6: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

ii

Pendidikan Non Formal

Pelatihan/Seminar Waktu

1. Seminar Ekonomi Islam " Ekonomi

Syariah sebagai Pondasi Pembangunan di

Indonesia".

Juni 2007

2. Kursus Bahasa Inggris, Latansa BEC2 Maret 2006

3. KKN di Desa Cimande, Bogor Juli 2009 – Agustus

2009

4. Pelatihan SPSS.17, UIN Syarif

Hidayatullah

Desember 2009

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Muhammad Mujib

2. Tempat & Tgl Lahir : Surabaya, 10 Desember 1959

3. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara

Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.

4. Telepon : 021 7410341

3. Ibu : Siti Maisaroh

5. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 6 juli 1960

6. Alamat : Jln.Wr.Supratman Gg.Cemara

Rt 04/11 No.27 Desa Rengas.

7. Telepon : 021 7410341

Page 7: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

iii

ABSTRACT

The purpose of this research was aimed to know the influence of Labor

Force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and Export to

Gross Regional domestic Product (GRDP) in Jakarta. The dependent variable

was the economic growth (GRDP), while the independent variables were the

Labor force Participation Rate (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), and

Exports. The data were used time series, 1987-2009 and the analytical method is

used an with multiple regression.

The results showed that the Foreign Investment (FDI) and Exports

positively influenced and significant to the GRDP growth in Jakarta, with

coefficient determination (R2), which is equal to 0,958513.

It means that the GRDP of Jakarta respectively increased with the

increase of the Foreign Investment and Exports, supported by sectors of industry

and tax. While the Labour Force Participation Rate (LFPR) has not positive

influenced to the growth of GRDP in Jakarta significantly.

Keywords: Gross Regional Domestic Product (GRDP), Labor force Participation

Rat (LFPR), Foreign Direct Investment (FDI), Export.

Page 8: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

iv

ABSTRAKSI

Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA), dan Ekspor terhadap PDRB di

DKI Jakarta. Variabel terikat yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi

(PDRB), sedangkan variabel bebasnya adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK), Investasi Asing (PMA) dan Ekspor. Data yang digunakan adalah time

series yaitu periode 1987-2009. Analisa yang digunakan metode regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Penanaman Modal Asing

(PMA) dan Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

PDRB DKI Jakarta, dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,958513.

Hal ini berarti bahwa PDRB DKI Jakarta akan semakin meningkat dengan

meningkatnya Penanaman modal asing dan ekspor yang didorong oleh sektor-

sektor industri yang ada dan pendapatan pajak. Sedangkan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

PDRB DKI Jakarta.

Kata kunci : Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK), Penanaman Modal Asing (PMA), dan

Ekspor

Page 9: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

v

KATA PENGANTAR

Alhamdu Lillahi Robbil ‘Alamin

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kekuatan dan kesabaran yang

diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing

(PMA) Dan Ekspor Terhadap PDRB Di DKI Jakarta Periode 1987-2009”.

penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program

sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sripsi ini merupakan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa

adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Mujib dan Ibu Tiaroh, sumber motivasi bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas semua doa dan dukungan yang

telah diberikan padaku sampai detik ini. Semoga suatu saat aku dapat

membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi kebanggan bagi Papa

dan Mama. Amin.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Lukman M.Si. selaku ketua jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

vi

4. Pheni Chalid Sf, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah

banyak memberikan saran dan pembelajaran kepada penulis.

5. Fitri Amalia, MS.i. selaku dosen pembimbing II skripsi yang juga telah

banyak memberikan saran kepada penulis.

6. Seluruh Dosen FEB atas ilmunya yang bermanfaat yang telah diberikan, iesp

for: Ibu Utami Baroroh, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan yang telah memberi motivasi dan penguji seminar

proposal yang luar biasa dan Ibu Lili yang begitu baik dan murah hati untuk

memudahkan saya dalam urusan di akademik jurusan IESP.

7. Aris, yang telah banyak memberikan semangat bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena telah menjadi sahabat dan

teman terdekat dalam hidupku.

8. Buat keluarga ku tercinta, keluarga besar H. Ayani Hasan, kakak-kakakku

Mas Angga, Mas Ari, Mas Bayu yang sudah membantu dan mensupport ku

dalam kuliah dan tidak lupa juga kepada adikku tercinta, Farhati Anggraeni

yang sudah banyak membantuku.

9. Anak-anak Atdeeeeuh IESP B, Rezi, Zaka, Anda, Ikel, Iwan, Awang dan

semuanya yang selama ini telah mendukung dan memberi semangat selama

berkuliah.

10. Rekan-rekan IESP angkatan 2006 yang sama-sama berjuang untuk lulus

skripsi. Terimakasih karena kalian telah memberikan banyak kenangan manis

dalam catatan kehidupan penulis.

Page 11: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

vii

11. Teman-teman IESP B, terima kasih untuk hari-hari yang indah yang tak

terlupakan.

12. Kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah

membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

13. Buat Febby dan Leny terima kasih banyak atas bantuan kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan penulis dalam

mencapai kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat berguna dan

bermanfaaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Terima Kasih

Jakarta, Juni 2011

WULAN ANGGRAENI

penulis

Page 12: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ i

ABSTRACT .............................................................................................. iii

ABSTRAKSI ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ……………………… ............................................. 12

D. Manfaat Penelitian ……………………… ........................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 13

A. Pertumbuhan Ekonomi ......................................................................... 13

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 13

2. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi ................................................ 14

3. Indikator Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 17

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik ........................................... 18

5. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................. 20

Page 13: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

ix

B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ........................................ 25

1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)................... 25

2. Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ..................... 28

3. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ........................... 28

C. Investasi ................................................................................................ 29

1. Pengertian Investasi ........................................................................... 29

2. Teori Investasi Harrod Domar ........................................................... 31

3. Penanaman Modal Asing (PMA)....................................................... 33

4. Investasi Asing (PMA) dan Pertumbuhan Ekonomi ......................... 35

D. Ekspor ................................................................................................... 37

1. Pengertian Ekspor .............................................................................. 37

2. Teori Ekspor ...................................................................................... 39

3. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi ................................................... 41

E. Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 42

F. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 49

G. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 54

Page 14: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

x

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 54

B. Metode Pengumpulan Sampel .............................................................. 54

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 55

D. Metode Analisis Data............................................................................ 56

1. Uji Stasioneritas ............................................................................... 57

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 59

a. Uji Normalitas Data ..................................................................... 59

b. Uji Autokorelasi .......................................................................... 59

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 60

d. Uji Multikolinieritas .................................................................... 61

3. Uji Statistik ...................................................................................... 62

a. Uji Signifikansi Individual (uji t - Statistik) ................................ 62

b. Uji Signifikan Simultan (Uji F-Statistik)..................................... 63

c. Uji Koefisien Determinasi ( R2)................................................... 64

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................ 64

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................. 67

A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................. 67

Page 15: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

xi

1. Keadaan Geografis DKI Jakarta....................................................... 67

2. Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ...... 68

3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) .......... 71

4. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) ............................ 73

5. Perkembangan Ekspor ...................................................................... 76

B. Analisis Pembahasan dan Hasil Regresi .............................................. 79

1. Uji Stasioneritas .............................................................................. 79

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 81

a. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 81

b. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 82

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 82

d. Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................... 83

3. Hasil Uji Regresi Metode OLS ....................................................... 85

4. Hasil Uji Statistik ............................................................................ 85

a. Uji Parsial (Uji-t) ........................................................................ 85

b. Uji F-statistik .............................................................................. 92

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)................................................... 92

Page 16: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 94

A. Kesimpulan ....................................................................................... 94

B. Implikasi ............................................................................................ 96

C. Saran .................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 17: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

1.1 Data PDRB DKI Jakarta Atas dasar harga konstan

2000 tahun 2005-2009…………………………………............ 3

1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja menurut jenis kelamin

Di DKI Jakarta 2005-2009…………….................................... 5

1.3 Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) 2005-2009

Nilai Persetujuan pemerintah.................................................... 8

1.4 Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009............................... 9

2.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................. 48

3.1 Variabel Penelitian ................................................................... 66

4.1 Hasil Uji Stasioner Tingkat Level …........................................ 79

4.2 Hasil Uji Stasioner Tingkat First Different.............................. 80

4.3 Hasil Uji Autokorelasi …......................................................... 82

4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas.................................................... 83

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas….................................................... 84

4.6 Hasil Olah data dengan Metode OLS....................................... 85

4.7 Hasil Uji t-Statistik ……...…................................................... 91

Page 18: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Skema Angkatan Kerja............................................................. 26

2.2 Kerangka Pemikiran................................................................. 51

4.1 Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga konstan 2000

periode 1987-2009................................................................. 69

4.2 Perkembangan TPAK (dalam persentase) periode

1987-2009............................................................................... 72

4.3 Perkembangan PMA (dalam Ribu US $) periode

1987-2009…............................................................................ 74

4.4 Perkembangan EKSPOR (dalam Milyar US $) periode

1987-2009................................................................................ 77

4.5 Hasil Uji Normalitas……………………................................ 81

Page 19: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Data Penelitian ....................................................................... 102

2 Hasil Data Setelah Diestimasi ................................................ 104

3 Hasil Regresi Log Linier ....................................................... 105

4 Hasil Uji Stasioner Tingkat Level ......................................... 106

5 Hasil Uji Stasioner Tingkat First Different ............................ 110

6 Hasil Uji Normalitas JB Test ................................................. 114

7 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................... 115

8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................. 116

9 Hasil Uji Multkolinieritas ..................................................... 117

Page 20: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari

satu periode keperiode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan

barang dan jasa akan meningkat yang disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang

selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Menurut Sukirno

(2004) dalam analisis makro, tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh

suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai

suatu negara/daerah.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik menyatakan pertumbuhan

ekonomi (didaerah diukur dengan pertumbuhan PDRB) bergantung pada

perkembangan faktor-faktor produksi yaitu ; modal, tenaga kerja dan teknologi

(Sukirno, 1994 : 456).

Adapun beberapa factor sebagai sumber penting yang dapat mewujudkan

pertumbuhan ekonomi menurut ahli ekonomi klasik yaitu, Ricardo, Malthus dan

Stuart Mill dimana bahwa:

1. Tanah dan kekayaan alam lainnya.

Kekayaan alam negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan

iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan dan laut yang dapat diperoleh,

Page 21: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

2

dan jumlah atau jenis kekayaan barang tambang yang ada. Hal ini akan

mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara, terutama

pada masa permulaan proses pertumbuhan ekonomi. Namun terdapat

hambatan dalam mengembangkanya, kekurangan modal, tenaga ahli dan

pengetahuan hingga terbatasnya pasar bagi berbagai jenis kegiatan ekonomi.

Untuk mengatasi hambatan yang ada, maka perlu adanya modal yang cukup,

teknologi, teknik produksi dan tenaga-tenaga ahli secara efisien dan dapat

menguntungkan. Peranan penanaman modal dan barang-barang pertanian

untuk diekspor menjadi penggerak permulaan bagi pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

2. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja

Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat mendorong

maupun menghambat dalam perkembangan ekonomi. Penduduk yang

bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja.

3. Barang-barang modal dan tingkat teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi efisiensi

pertumbuhan ekonomi. Barang-barang modal bertambah jumlahnya, dan

teknologi yang telah menjadi bertambah modern memegang peranan penting

sekali dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi.

4. Sistem sosial dan sikap masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang cukup

dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam membicarakan masalah-masalah

pembangunan dinegara berkembang ahli ekonomi telah menunjukan bahwa

Page 22: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

3

sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat yang serius

kepada pembangunan.

5. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan

Sekitar pada tahun 1998 Indonesia mulai mengalami krisis dari dampak

krisis dunia. Kerusuhan yang begitu hebat melanda Indonesia, dimana pada saat

itu terjadi penjarahan hingga, perekonomian menurun drastis. Hal ini terjadi

dijantung perekonomian Indonesia, tepatnya DKI Jakarta dan hal ini berujung

pada krisis moneter yang menyebabkan morat maritnya perekonomian DKI

Jakarta. PDRB saat itu mengalami kemerosotan yang drastis sekitar -17,49%. Hal

ini tentunya membuat perekonomian Indonesia dan khususnya DKI Jakarta yang

merupakan pusat perekonomina Indonesia mengalami kemerosotan pertumbuhan

ekonomi tetapi pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2008 indonesia

mengalami kebangkitan walaupun sedikit-demi sedikit. Kenapa demikian? Karena

dengan memulai dari periode 1987 dimana Indonesia delapan tahun sebelum

mengalami krisis dan berakhir pada periode 2009, dimana tiga belas tahun setelah

mengalami krisis.

Tabel 1.1

Data PDRB DKI Jakarta

Atas dasar harga konstan 2000 Tahun 2005-2009

Tahun Nilai PDRB

(Juta rupiah)

Laju Pertumbuhan

(%)

2005 295.270.545,00 6,01

2006 312.826.713,00 5,95

2007 322.971.255,00 6,44

2008 353.539.057,00 6,22

2009 371.399.302,00 5,01 Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka, 2010.

Page 23: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

4

Pada perkembangan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Propinsi DKI Jakarta pada periode sebelumnya mengalami fluktuasi pertumbuhan

ekonomi nasional dan perkembangan pertumbuhan pada Propinsi DKI Jakarta

dimana pada tahun 2005 PDRB mengalami kenaikan sekitar 6,01 persen, pada

tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta sedikit melambat 5,95 persen.

Namun pada tahun 2007 dampak dari peningkatan harga tersebut mulai

berkurang, perekonomian DKI tumbuh lebih cepat, yaitu 6,44 persen.

Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 perekonomian DKI Jakarta kembali

melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang berawal dari Amerika

dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia sedikit banyak turut

mempengaruhi perekonomian Indonesia, terutama Jakarta, sehingga pada tahun

2009 PDRB mengalami penurunan sekitar 5,01 persen. ( BPS, 2010:18-21).

Perannya sebagai ibu kota tidak hanya sekedar menjadi pusat

pemerintahan, Jakarta berkembang menjadi pusat segala kegiatan, konsekuensinya

sekitar 72 persen perekonomian Jakarta digerakkan oleh jasa-jasa terutama sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor ini menciptakan nilai tambah

sekitar 30 persen dari PDRB DKI Jakarta, kemudian diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi sekitar 20 persen. Sisanya,

sekitar 22 persen disumbangkan oleh sektor jasa kemasyarakatan, jasa perorangan,

dan jasa transportasi dan komunikasi.

Suatu perekonomian yang berkembang dengan pesat belum tentu jaminan

yang paling baik terhadap ciri suatu daaerah itu makmur, bila tidak diikuti

perluasan kesempatan kerja guna menampung tenaga- tenaga kerja baru yang

Page 24: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

5

setiap tahun. Memasuki angkatan kerja, dalam hal ini pertumbuhan ekonomi

nasional maupun regional berkaitan erat dengan perluasan kesempatan kerja

karena faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor yang penting artinya bagi

pertumbuhan ekonomi, selain dipengaruhi oleh model alam dan teknologi. Oleh

pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja agar

angkatan kerja yang ada dapat diserap.

Pertumbuhan penduduk dan hal- hal yang berhubungan dengan kenaikan

jumlah angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai faktor yang positif dan

merangsang pertumbuhan ekonomi artinya semakin banyak penduduk akan

meningkatkan potensi pasar domestik, dengan catatan mereka mempunyai daya

beli, sehinga permintaan akan meningkat (Todaro, 1997:63). Namun apabila

Pertumbuhan penduduk sangat pesat akan berakibat pada peningkatan jumlah

kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah

angkatan kerja dengan penduduk dalam usia kerja dalam kelompok yang sama.

Tabel 1.2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Menurut Jenis kelamin di DKI jakarta 2005-2009

Sumber data : sakernas BPS DKI jakarta, 2010

Pertumbuhan ekonomi didalam perekonomian dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya tingkat partisipasi angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi yang

terjadi di Daerah DKI Jakarta dari tahun ke tahun cenderung mengalami

peningkatan. Pada pertengahan tahun 1997 dimana Indonesia mengalami krisis

Tahun TPAK (%)

2005 63,08

2006 62,72

2007 61,04

2008 68,68

2009 66,60

Page 25: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

6

manejer, sehingga terjadi perubahan pembangunan ketenagakerjaan dan

perkembangan kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya tingkat

partisipasi angkatan kerja yang terserap dari berbagai lapangan pekerjaan didaerah

tertentu, khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) dari 2005 mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen.

Pada tabel 1.3 diatas memberikan gambaran bahwa perkembangan papada

tahun 2005-2008 mengalami peningkatan dan penurunan yang relative pada tahun

2009, jumlah penduduk usia kerja di Jakarta yang masuk pasar kerja Jakarta, yang

diukur dengan TPAK, setiap tahunnya rata-rata berjumlah 62,84 persen dari total

penduduk bekerja (sekitar 4,2 juta jiwa). Setelah itu TPAK berangsur meningkat

meskipun masih sangat berfluktuasi, dengan persentase tertinggi terjadi pada

tahun 2008, yaitu sebesar 68,68 persen (sekitar 4,77 juta jiwa). (BPS, 2010:23).

Melihat kondisi Jakarta yang sedimikian rupa maka peningkatan modal

pada saat itu juga sangat berperan penting untuk meningkatkan perekonomian,

oleh karena itu pemerintah dan swasta berupaya meningkatkan pertumbuhan

ekonomi melalui penghimpunan dana yang diarahkan pada kegiatan ekonomi

produktif yaitu dengan menggenjot investasi, baik penanaman modal dalam negeri

maupun penanaman modal dalam negeri serta penimgkatan volume perdagangan

luar negeri melalui ekspor guna menambah cadangan devisa.

Pada dasarnya Investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung

peran swasta dalam perekonomian. Menurut Harrod Domar, dalam mendukung

pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok modal

seperti penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing.

Page 26: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

7

Penanaman modal asing langsung merupakan investasi yang dilakukan oleh

swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan

multinasional, lisensi, joint venture, dan lain-lain. Investasi oleh penduduk dalam

negeri merupakan pengakuisisian surat-surat berharga luar negeri dan aset fisik.

Investasi luar negeri dalam aset keuangan khususnya lembaga investasi dilakukan

untuk mendiversifikasi resiko dan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih

tinggi daripada penghasilan yang diterima dengan investasi yang sebanding di

dalam negeri. Investasi luar negeri langsung dalam bentuk fisik di dalam pabrik

manufaktur yang baru dan cabang-cabang penjualan yang lebih bagi pengusaha

multinasional.

Kota Jakarta merupakan ibu kota negara Indonesia dengan jumlah

penduduk yang paling padat dibandingkan dengan propinsi lainya diindonesia.

Kepadatan penduduk kota Jakarta ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya

dengan tujuan untuk menetap dijakarta untuk mencari nafkah. Hal ini disebabkan

oleh produktifitas dijakarta sangat tinggi dibandingkan dengan propinsi-propinsi

lainya di Indonesia. Masyarakat pun beranggapan bahwa mencari uang atau

mencari pekerjaan dijakarta lebih mudah karena lapangan pekerjaan lebih banyak

dibandingkan dengan lapangan kerja yang ada dipropinsi lain di Indonesia,

sehingga penduduk desa lebih banyak ingin mengadu nasib dijakarta dan itu

semua membuat pendapatan DKI Jakarta meningkat sehingga tingkat

pertumbuhan ekonomi Jakarta saat ini ikut pula meningkat hal ini dikarenakan

banyak factor, salah satunya adalah banyaknya investasi asing yang menanamkan

modal dijakarta dan tingginya perkembangan ekspor dijakarta.

Page 27: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

8

Tabel 1.3

Perkembangan penanaman modal asing (PMA) 2005-2009

Nilai persetujuan pemerintah

Tahun PMA

Proyek Investasi

(Ribu US $)

2005 796 2.624.156

2006 801 2.635.281

2007 916 6.091.830

2008 434 9.927,8

2009 433 5.510,8 Sumber data: BPS, indicator ekonomi DKI Jakarta,2010

Berdasarkan tabel diatas, perkembangan penanaman modal asing (PMA)

dalam kurun waktu 2005-2008 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 dimana

bidang usaha jasa-jasa lainnya memberikan kontribusi yang besar sedangkan pada

tahun 2006 nilai investasi yang disetujui sebesar 2.635.281 ribu US $. Tahun 2007

sebesar 6.091.830 ribu US $. Secara keseluruhan kurun waktu dari tahun 2005-

2009 mengalami mengalami penurunan nilai investasi yang sangat berarti.

Investasi di harapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian di DKI

Jakarta. Karena melihat perkembangan perekonomian Jakarta yang sangat tinggi dan

merupakan ibu kota atau pusat perekonomian Indonesia, peran investasi dari luar

negeri (PMA) di harapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Jakarta,

melihat investor-investor luar yang menanamkan modalnya di Jakarta, hal ini

dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia khususnya Daerah DKI

Jakarta.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Musleh Jawas, 2008 menyatakan

bahwa, Pengaruh investasi asing mempunyai arti penting terhadap pertumbuhan

ekonomi dan ekspor. Ketika Indonesia mengalami pertumbuhan ekspor maka hal

tersebut mencerminkan bertambahnya pula cadangan devisa Negara. Oleh karena

Page 28: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

9

itu, perlu adanya perhatian utama terhadap ekspor sebagai penghasil devisa.

Dalam era perdagangan global, kebijakan perdagangan luar negeri menjadi sangat

penting. Salah satu kebijakan perdagangan luar negeri adalah kebijakan ekspor,

tujuan utama dari kebijakan ekspor adalah meningkatkan ekspor dengan prasyarat

bahwa kebutuhan pasar domestik telah terpenuhi.

Tabel 1.4

Data Nilai Ekspor DKI Jakarta 2005-2009

Tahun Nilai Ekspor

( Milyar US $)

Perubahan (%)

2005 26.958.167.238 10,03

2006 29.809.517.841 10,58

2007 32.186.884.841 7,98

2008 36.090.170.062 12,13

2009 37.060.160.034 10,26 Sumber data : BPS, Ekspor DKI Jakarta, 2009

Selama kurun waktu lima tahun terakhir, nilai ekspor DKI Jakarta selalu

mengalami peningkatan dimana nilai ekspor DKI Jakarta tahun 2009 telah

mencapai 37,06 milyar US $. Sedangkan pada tahun 2005 nilai ekspor baru

mencapai 26,95 milyar US $. Peningkatan nilai ekspor ini nampaknya bukan

semata-mata akibat meningkatnya volume ekspor sebab pada saat terjadi

penurunan volume ekspor, justru nilainya meningkat.

Masalah terkait dalam meningkatkan pertumbuhan PDRB antara

perekonomian tenaga kerja dimana melihat perkembangan ketenagakerjaan DKI

jakarta yang merupakan tujuan utama bagi para pencari kerja pada tenaga kerja

daerah akan menyebabkan meningkatnya pula urbanisasi dan peningkatan

penawaran kesempatan tenaga kerja, sedangkan pada perdagangan internasional

dimana investasi asing dan ekspor diharapkan dapat menjadi motor penggerak

Page 29: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

10

proses pemulihan ekonomi nasional. Dalam teori ekonomi makro (macro economi

theory), hubungan antara ekspor dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan / atau

pendapatan nasional merupakan suatu persamaan identitas karena ekspor

merupakan bagian dari tingkat pendapatan nasional.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuni Priadi Utomo mengenai ekspor

mendorong pertumbuhan atau pertumbuhan mendorong ekspor mengatakan

bahwa, ekspor pada dasarnya telah memainkan peranan yang sangat penting di

dalam proses pembangunan ekonomi indonesia. Ekspor (terutama migas dan gas

bumi) hanya dipandang sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan

yang dominan yang kemudian pandangan ini sebagai sektor yang diharapkan

dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah

diuraikan diatas, Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK), investasi asing

(PMA), dan ekspor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya pada

produk domestik regional bruto (PDRB). Dengan begitu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI

ANGKATAN KERJA (TPAK), INVESTASI ASING (PMA), DAN EKSPOR

TERHADAP PDRB DI DKI JAKARTA PERIODE 1987-2009 ”

Page 30: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

11

B. Rumusan Masalah

Pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi

oleh pemerintah khususnya daerah/kota Jakarta menarik untuk dilihat. Salah satu

indikator yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi adalah PDRB.

Pertumbuhan tingkat partisipasi angkatan kerja, investasi asing dan ekspor

merupakan salah satu faktor yang dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya

perkembangan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Data BPS yang ada menunjukan bahwa pertumbuhan tingkat partisipasi

angkatan kerja, investasi asing dan ekspor ekonomi DKI Jakarta saat itu

berpengaruh terhadap fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat terlihat jelas

dalam perkembangan dan permasalahan perekonomian.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka

pertanyaan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Sejauh mana pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

terhadap PDRB DKI Jakarta?

2. Sejauh mana pengaruh Investasi Asing (PMA) terhadap PDRB DKI

Jakarta?

3. Sejauh mana pengaruh Ekspor terhadap PDRB DKI Jakarta?

4. Sejauh mana pengaruh TPAK, PMA, dan Ekspor secara bersama-sama

terhadap PDRB DKI Jakarta?

Page 31: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

12

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) terhadap PDRB DKI Jakarta.

b. Untuk menganalisis pengaruh Investasi Asing (PMA) terhadap

PDRB DKI Jakarta.

c. Untuk menganalisis pengaruh Ekspor terhadap PDRB DKI Jakarta.

d. Untuk menganalisis pengaruh TPAK, PMA dan Ekspor secara

bersama-sama terhadap PDRB DKI Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi input dan dasar

pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang

tepat dalam pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

yang terjadi.

b. Sebagai bahan pembanding bagi pembaca yang tertarik untuk

meneliti hal yang sama bagi peneliti selanjutnya.

c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas

Ekonomi dan ilmu social Universitas Syarief Hidayatullah Jakarta

(UIN).

Page 32: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu

perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan suatu

negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan

yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi

baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang

modal dan teknologi yang digunakan juga makin berkembang. Disamping

itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring

dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.

Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai

kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar

atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah

perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. (Arsyad,2004:13)

Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai

negatif. Jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan

Page 33: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

14

negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami

penurunan.

2. Faktor-faktor Pertumbuhan Ekonomi

Menurut ekonom Klasik, Smith, pertumbuhan ekonomi

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni pertumbuhan output total dan

pertumbuhan penduduk (Arsyad, 2004: 94). Unsur pokok dari sistem

produksi suatu negara ada tiga :

1. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling

mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah

sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum bagi

pertumbuhan suatu perekonomian.

2. Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif

dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk

akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.

3. Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan

tingkat pertumbuhan output.

Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas

sector-sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya.

Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan,

pelatihan dan manajemen yang lebih baik.

Page 34: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

15

Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan

ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi, teori produksi klasik

sederhana adalah :

Q = f (K,L)

Persamaan diatas secara sederhana menunjukan factor-faktor yang

menentukan pertumbuhan ekonomi dari banyaknya berbagai factor yang

ada, untuk analisis pertumbuhan ekonomi dapat dikembangkan lebih

lanjut, sehingga dapat kita tulis dengan persamaan:

Δ Y = f (ΔK, ΔL, ΔT)

Dimana :

Δ Y = tingkat pertumbuhan ekonomi

Δ K = tingkat pertambahan barang modal

Δ L = tingkat pertambahan tenaga kerja

Δ T = tingkat pertambahan teknologi

Dari persamaan diatas dapat dijelaskan beberapa factor yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ( Rahardja,2004:125).

a. Barang Modal

Agar ekonomi bertumbuh, stok barang modal harus bertambah,

penambahan stok barang modal dilakukan lewat investasi. Karena

itu salah satu upaya pokok untuk meningkatkan investasi adalah

menangani factor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi.

Yang juga harus dingat adalah pertumbuhan ekonomi baru

dimungkinkan jika investasi neto lebih besar dari pada nol. Sebab,

Page 35: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

16

jika investasi neto sama dengan nol, perekonomian hanya dapat

berproduksi pada tingkat sebelumya. Akan lebih baik lagi, jika

penambahan kuantitas barang modal juga disertai peningkatan

kualitas

b. Tenaga kerja

Sampai saat ini, tenaga kerja (TK) masih merupakan factor

produksi yang sangat dominan. Penambahan tenaga kerja

umumnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan output. Yang

menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan TK

akan terus meningkatkan output. Hal ini tergantung dari seberapa

cepat terjadinya The Law of Diminishing Return (TLDR).

Sedangkan cepat atau lambatnya proses TLDR sangat ditentukan

oleh kualitas SDM dan keterkaitanya dengan kemajuan teknologi

produksi. Selama ada sineji antara TK dan teknologi, penambahan

TK akan memacu pertumbuhan ekonomi.

c. Teknologi

Dapat dipastikan bahwa penggunaan teknologi yang tinggi sangat

memacu pertumbuhan ekonomi, jika hanya dilihat dari peningkatan

output. Namun apakah hal itu berarti makin baik ?, tujuan akhir

pertumbuhan ekonomi adalah masyarakat yang adil dan sejahtera.

Kemajuan teknologi membuat kesempatan kerja bertambah

maupun berkurang, hal itu sudah dibahas sebelumnya. Dengan

penggunaan teknologi, manusia dapat memanfaatkan secara

Page 36: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

17

optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya. Bahkan

kelebihan penggunaan teknologi tepat guna ditetankan dalam

pemborosan penggunaan SDA atau energi proses produksi.

3. Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting

guna menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi suatu negara.

”pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan ”pembangunan”

(development) Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu syarat dari banyak

syarat yang diperlukan dalam proses pembangunan. Pertumbuhan ekonomi

hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional,

sedang pembangunan berdimensi lebih luas.

Pendapatan nasional menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang

dicapai pada suatu tahun tertentu. Sedangkan pertumbuhan ekonomi

menunjukkan perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi dari tahun

ke tahun. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui tingkat pertumbuhan

ekonomi kita harus membandingkan pendapatan nasional dari tahun ke

tahun. Laju pertumbuhan ekonomi suatu tahun tertentu dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Gt = 𝑌𝑟𝑡 −𝑌𝑟𝑡−1

𝑌𝑟𝑡−1 𝑥 100%

Dimana: Gt = tingkat pertumbuhan ekonomi

Yrt = pendapatan nasional riil pada tahun t

Yrt-1 = pendapatan nasional riil pada tahun t-1.

Page 37: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

18

Salah satu sasaran pembangunan ekonomi daerah adalah

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi

daerah diukur dengan pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) menurut harga konstan. Laju pertumbuhan PDRB akan

memperlihatkan proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang.

Penekanan pada ”proses”, karena mengandung unsur dinamis, perubahan

atau perkembangan. Oleh karena itu pemahaman indikator pertumbuhan

ekonomi biasanya akan dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya

tahunan. Aspek tersebut relevan untuk dianalisa sehingga kebijakan-

kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah untuk mendorong

aktivitas perekonomian domestik dapat dinilai efektifitasnya.

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow

Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar

adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor modern

Lewis yakni:

Y = Aeμt

. Kα . L

1-α

Y = Produk Domestik Bruto

K = stok modal fisik dan modal manusia

L = tenaga kerja non terampil

A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar

eμt

= melambangkan tingkat kemajuan teknologi

α = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni

Page 38: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

19

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan

output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni ;

a. kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, yaitu melalui

pertumbuhan dan kuantitas tenaga kerja.

b. penambahan modal, yaitu melalui tabungan dan investasi.

c. penyempurnaan teknologi, dimana kualitas teknologi canggih dan

modern dapat meningkatkan pertumbuhan output. (Todaro,2000:

98).

Teori pertumbuhan Neoklasik dapat disajikan dalam bentuk fungsi

produksi Cobb-Douglas, dimana output merupakan fungsi dari tenaga

kerja dan modal. Sedangkan tingkat kemajuan teknologi merupakan

variabel eksogen. Asumsi yang digunakan adalah skala pengembalian

yang konstan (constant returns to scale). (Arsyad, 2010 : 90)

Fungsi tersebut bisa dituliskan dengan cara berikut:

Qt = Tt Kt

a Lt

b

Dimana ; Qt = tingkat produksi pada tahun t

Tt = tingkat teknologi pada tahun t

Kt = jumlah stok barang modal pada tahun t

Lt = jumlah tenaga kerja pada tahun t

a = pertambahan output yang diciptakan oleh

pertambahan satu unit modal

b = pertambahan output yang diciptakan oleh

pertambahan satu unit tenaga kerja

Page 39: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

20

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2004:8) yaitu

jumlah nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam

suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir

yang dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

Pengertian PDRB menurut Tarigan (2005:18-19) yaitu jumlah nilai

tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto

adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara

(intermedicate cost).

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua

metode yaitu langsung dan tidak langsung (alokasi).

1. Metode Langsung

Penghitungan metode langsung ini dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan

pendekatan pengeluaran. Walaupun mempunyai tiga pendekatan yang

berbeda namun akan memberikan hasil penghitungan yang sama (BPS,

2004: 26).

Seperti dikatakan di atas, penghitungan PDRB secara langsung

dapat dilakukan melalui tiga pendekatan sebagai berikut :

Page 40: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

21

a. PDRB Menurut Pendekatan Produksi (Production Approach)

PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh berbagai unit produksi (di suatu region) pada suatu

jangka waktu tertentu (setahun). Perhitungan PDRB melalui

pendekatan ini disebut juga penghitungan melalui pendekatan nilai

tambah (value added).

Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan

produksi adalah dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang

dihasilkan dari sektor-sektor produktif.

Rumusnya : Y = 𝑃 .𝑄

Y = P1 . Q1 + P2 . Q2 + .... + Pn . Qn

Ket : P = harga produk dari sektor tertentu

Q = Jumlah (volume) produk dari sektor itu

Pendekatan produksi adalah penghitungan nilai tambah barang dan

jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara

mengurangkan biaya antara dari total produksi bruto sektor atau sub

sektor tersebut. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi

dan nilai biaya antara. Biaya antara adalah nilai barang dan jasa yang

digunakan sebagai input antara dalam proses produksi. Barang dan jasa

yang termasuk input antara adalah bahan baku atau bahan penolong

yang biasanya habis dalam sekali proses produksi atau mempunyai

umur penggunaan kurang dari satu tahun, sementara itu pengeluaran

atas balas jasa faktor produksi seperti upah dan gaji, sewa tanah, bunga

Page 41: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

22

modal, dan keuntungan yang diterima perusahaan bukan termasuk

biaya antara. Begitu juga dengan penyusutan dan pajak tidak langsung

neto bukan merupakan biaya antara (Tarigan, 2005:25).

Pendekatan produksi banyak digunakan untuk memperkirakan nilai

tambah dari sektor yang produksinya berbentuk fisik/barang. PDRB

menurut pendekatan produksi terbagi atas 9 lapangan usaha (sektor)

yaitu : pertanian; pertambangan dan penggalian; industry pengolahan;

listrik, gas dan air minum; bangunan dan konstruksi;

perdagangan,hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; bank dan

lembaga keuangan lainnya; jasa-jasa. Oleh karena itu penelitian ini

menggunakan PDRB menurut pendekatan produksi.

b. PDRB Menurut Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor

produksi yang ikut dalam proses produksi di suatu wilayah pada jangka

waktu tertentu (setahun). Penghitungan PDRB melalui pendekatan ini

diperoleh dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor

produksi yang komponennya terdiri dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga

modal dan keuntungan ditambah dengan penyusutan dan pajak tidak

langsung neto (BPS, 2004:27).

Cara perhitungan pendapatan nasional menurut pendekatan

pendapatan yaitu ;

Page 42: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

23

Rumusnya : Y = Yw + YI + YR + YP

Ket : W = upah

I = bunga

R = sewa

c. PDRB Menurut Pendekatan Pengeluaran (Expend. Approach).

PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran untuk konsumsi rumah

tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi

pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan

ekspor netto di suatu wilayah. Perhitungan PDRB melalui pendekatan ini

dilakukan dengan bertitik tolak dari penggunaan akhir barang dan jasa

yang dihasilkan di wilayah domestik (BPS, 2004:27).

Cara perhitungan pendapatan menurut pendekatan Pengeluaran

adalah dengan menjumlahkan semua pengeluaran.

Rumusnya : Y = C + I + G + (X-M)

Ket : C = pengeluaran konsumsi

I = pengeluaran produsen (income)

G = pengeluaran pemerintah

X-M = pengeluaran luar negeri / ekspor neto (ekspor-

impor)

2. Metode Tidak Langsung atau Metode Alokasi

Dalam metode ini PDRB suatu wilayah diperoleh dengan

menghitung PDRB wilayah tersebut melalui alokasi PDRB wilayah yang

Page 43: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

24

lebih luas. Untuk melakukan alokasi PDRB wilayah ini digunakan

beberapa alokator antara lain: Nilai produksi bruto atau netto setiap

sektor/subsektor pada wilayah yang dialokasikan ; jumlah produksi fisik;

tenaga kerja; penduduk, dan alokator tidak langsung lainnya. Dengan

menggunakan salah satu atau beberapa alokator dapat diperhitungkan

persentase bagian masing-masing propinsi terhadap nilai tambah setiap

sektor dan subsektor.

Cara penyajian PDRB adalah sebagai berikut :

a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas

dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik pada saat

menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen

PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber

daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Nilai PDRB yang besar

menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang besar, begitu juga

sebaliknya.

b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan, semua agregat pendapatan dinilai

atas dasar harga tetap, maka perkembangan agregat pendapatan dari tahun

ke tahun semata-mata karena perkembangan produksi riil bukan karena

kenaikan harga atau inflasi. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan

laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun

ke tahun.

Page 44: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

25

B. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

1. Pengertian Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Menurut Sukirno (2004:18), angkatan kerja adalah jumlah tenaga

kerja yang terdapat dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu.

Angkatan kerja terdiri atas golongan yang bekerja dan golongan yang

menggangur yang sedang mencari pekerjaan, sedangkan yang dimaksud

dengan bukan angkatan keja adalah mereka yang masih sekolah, golongan

yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau menerima

pendapatan.

Sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah

perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk dalam usia

kerja, yang dimaksud dengan penduduk usia kerja adalah penduduk yang

telah berusia 15-64 tahun keatas yng berpotensi memproduksi barang dan

jasa.

Besarnya angkatan kerja tergantung pada tingkat partisipasi

angkatan kerja (labour force participation rate) yaitu berapa persen dari

tenaga kerja yang akan menjadi angkatan kerja dan pengertian dari

angkatan kerja itu sendiri adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang

dan jasa. Dan dalam konsep “Labour Force Participation Rate” angkatan

kerja mempunyai refrensi waktu yang pasti misalnya satu minggu dan

sebagainya. Menurut konsep ini berfokus kepada mereka yang bekerja.

Page 45: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

26

Jadi mereka yang bukan pekerja (yaitu: penggangguran/pencari pekerjaan)

dianggap sebagai kelompok residual.

Gambar 2.1

Skema Angkatan Kerja

Sumber : Supas, Jakarta.

Dalam ilmu kependudukan (Demografi) orang yang mencari kerja

masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.

Berdasarkan kategori usia, usia angkatan kerja adalah 15-65 tahun. Tetapi

tidak semua orang yang berusia 15-65 tahun dihitung sebagai angkatan

kerja, yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berusia

15-65 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja,sedangkan yang tidak

mencari kerja, masuk dalam rumah tangga dan sekolah.

Pada Gambar 2.1 diatas terlihat bahwa jumlah penduduk satu

Negara dapat dibedakan menjadi usia kerja (15-65 tahun) dan bukan usia

Penduduk

Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja

Angkatan Kerja

Bukan Angkatan Kerja

Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus

Rumah tangga

Penerima Pendapatan

Setengah Pengangguran Bekerja

Penuh

Page 46: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

27

kerja. Dari jumlah penduduk usia kerja, yang masuk angkatan kerja adalah

mereka yang mencari kerja atau bekerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) merupakan indicator

yang dipergunakan dalam melihat perkembangan tingkat tenaga kerja di

Indonesia. Tujuan menghitung Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) : Untuk memperoleh gambaran tentang persentase angkatan kerja

terhadap penduduk usia kerja. Dilihat dari sisi kerja, TPAK yang rendah

ditemui pada kelompok penduduk usia kerja wanita dan pada penduduk

usia muda.

Sedangkan dari sisi tingkat kemudahan atau kesulitan untuk

mendapatkan kerja, nilai TPAK yang rendah menunjukkan kecilnya

kesempatan kerja yang tersedia bagi penduduk usia kerja dan sebaliknya

TPAK yang tinggi menunjukkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia.

Tenaga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan.

Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan

seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada tahun 2005, di

Indonesia terdapat 155,5 juta penduduk usia kerja, sekitar 60,61 persen

dari mereka berada di Pulau Jawa. Bagian dari tenaga kerja yang aktif

dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK), merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah

angkatan kerja untuk setiap 100 angkatan kerja.

Kenaikan TPAK antara lain disebabkan oleh kondisi sosial

ekonomi nasional yang belum setabil, sehingga memberikan pengaruh

Page 47: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

28

terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Secara langsung naik

turunnya faktor produksi ini akan membeirikan dampak terhadap tinggi

rendahnya faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja.

2. Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat partisipasi

angkatan kerja adalah Rasio antara jumlah angkatan kerja dengan

pendudduk usia kerja, dengan rumus sebagai berikut:

𝑇𝑃𝐴𝐾 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 x 100%

Angka TPAK tidak hanya dapat disajikan untuk menghitung

TPAK dari seluruh penduduk usia kerja, namun dapat juga digunakan

untuk menghitung TPAK penduduk usia kerja dengan spesifikasi yang

lebih khusus seperti umur, jenis kelamin, atau tempat tinggal (desa,kota).

3. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Menurut teori Solow, pertumbuhan tergantung kepada

pertambahan penyediaan factor-faktor produksi (penduduk, tenaga

kerja, dan modal akumulasi) dan tingkat kemajuan teknologi. Lebih

dalam teori ini mengembangkan tentang rasio modal output yang

dapat berubah-ubah. Dimana untuk menghasilkan sejumlah output

tertentu,dapat menggunakan kombinasi modal dan tenaga kerja

yang berbeda-beda. (Arsyad, 2010:89)

Page 48: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

29

Kombinasi antara jumlah modal dan tenaga kerja yang

digunakan akan menghasilkan tingkat output yang berbeda dan

tingkat efisiensi yang berbeda pula. Dengan kata lain, pada suatu

kombinasi tertentu antara jumlah modal dan tenaga kerja yang

digunakan akan menghasilkan otput yang optimal dan lebih

efisiensi dibandingkan kombinasi lainnya sehingga dengan input

yang kecil mampu menghasilan output yang optimal, dan dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi kearah yang positif.

Dapat disimpulkan juga bahwa TPAK adalah salah satu factor

yang mempengaruhi besaran output suatu kegiatan perekonomian,

sehingga semakin banyak masyarakat yang produktif, maka akan

menghasilkan output yang tinggi pula yang mempengaruhi PDRB.

C. Investasi

1. Pengertian Investasi

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai

”pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatanperalatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama

menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan

digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan” .

Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sector

produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok

yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Dornbusch & Fischer

Page 49: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

30

berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk

menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa

mendatang Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara

menurut Todaro (1981) adalah:

a. Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah,

peralatan fisik dan sumber daya manusia;

b. Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan

tenaga kerja dan keahliannya;

c. Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau

proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk

memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk

membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus

konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk

”capital formation” untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar.

Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan

meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,sehingga menjadi tenaga

ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif. Menurut

Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan suatu

masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan

taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi

penting dari kegiatan investasi, yakni ;

Page 50: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

31

1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat ,

pendapatan nasional serta kesempatan kerja;

2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah

kapasitas produksi;

3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

2. Teori Investasi Harrod Domar

Teori Harrod-Domar mengemukakan bahwa model pertumbuhan

ekonomi yang merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut

menitik beratkan pada peranan tabungan dan industri sangat menentukan

dalam pertumbuhan ekonomi daerah. (Arsyad, 2010:84)

Beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa:

1. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan

faktor-faktor produksi yang ada juga dimanfaatkan secara penuh (full

utilization).

2. Perekonomian terdiri dari dua sektor : sektor Rumah Tangga dan

Perusahaan.

3. Besarnya tabungan masyarakat proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional.

4. Kecenderungan menabung (Marginal Propensity to Save =MPS)

besarnya tetap, demikian juga ratio antar modal dan output (Capital

Output Ratio= COR) dan rasio penambahan modal-output

Page 51: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

32

(Incremental Capital Output Ratio) dimana persamaanya sebagai

berikut; COR = k sehingga, k = 𝐾

𝑌 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘 =

∆𝐾

∆𝑌 𝑎𝑡𝑎𝑢 ∆𝐾 =

𝑘.∆𝑌 Dimana; K = stok modal, Y = output total dan k = COR.

Teori ini memiliki kelemahan yakni (MPS) kecendrungan

menabung dan (ICOR) ratio pertambahan modal-output dalam

kenyataannya selalu berubah dalam jangka panjang. Demikian pula

proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal tidak tetap, harga selalu

berubah dan suku bunga dapat berubah akan mempengaruhi investasi.

Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil

investasi akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara

semakin besar. Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik di

bidang sumberdaya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi

eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu

mengimbangi kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun

teknologi tetap diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun

model pertumbuhan endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak

perlu ditonjolkan untuk menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan

ekonomi jangka panjang.

Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan

potensi keuntungan dari investasi komplementer (complementary

investment) dalam modal atau sumberdaya manusia, sarana prasarana

infrastruktur atau kegiatan penelitian. Mengingat investasi komplementer

akan menghasilkan manfaat personal maupun sosial, maka pemerintah

Page 52: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

33

berpeluang untuk memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik

dengan cara menyediakan berbagai macam barang publik (sarana

infrastruktur) atau aktif mendorong investasi swasta dalam industri padat

teknologi dimana sumberdaya manusia diakumulasikannya. Dengan

demikian model ini menganjurkan keikutsertaan pemerintah secara aktif

dalam pengelolaan investasi baik langsung maupun tidak langsung.

Investasi swasta di Indonesia dijamin keberadaannya sejak

dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman

Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang No.12 Tahun 1970 tentang

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan sumber dan

kepemilikan modal, maka investasi swasta dibagi menjadi penanaman

modal dalam negeri dan asing. Dengan semakin besarnya investasi

pemerintah pada barang publik maka diharapkan akan mendorong

pertumbuhan sektor pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam

mengalokasikan sumberdaya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada

akhirnya akan menyebabkan makin meningkatnya PDRB.

3. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman modal asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang

berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui

investasi langsung (Direct Investment) maupun investasi tidak langsung

(Portofolio). (Suyatno, 2003;72) Untuk membangun suatu perekonomian

harus memiliki Social Overhead Capital yaitu proyek-proyek raksasa yang

Page 53: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

34

diperlukan untuk memperlancar bisnis dan perdagangan seperti jalan raya,

rel kereta api, proyek irigasi dan bendungan, serta sarana kesehatan umum.

Semua ini memerlukan investasi yang sangat besar yang cenderung

bersifat sekaligus. Tidak ada seorang pun atau perusahaan kecil yang

mampu membangun suatu sistem jalan raya. Tidak ada perusahaan yang

bisa berharap mendapatkan laba jika dana yang diperlukan tidak mampu

disediakan oleh pemerintah. Disinilah manfaat proyek investasi skala besar

yang kesemuanya itu berasal dari luar negeri yang dapat menyebar ke

seluruh perekonomian.

1. Investasi Langsung (Direct Investment)

Investasi langsung (Direct Investment) merupakan investasi yang

melibatkan pihak investor secara langsung dalam operasional usaha yang

akan di laksanakan, sehingga dinamika usaha yang menyangkut kebijakan

perusahaan yang di tetapkan, tujuan yang hendak di capai, tidak lepas dari

pihak yang berkepentingan (investor asing). Investasi langsung, langsung

di perjual belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital

market) dan pasar turunan (derivative market)

2. Investasi Tidak Langsung (Portofolio)

Investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi

keuangan yang di lakukan di luar negeri. Investor membeli uang atau

ekuitas, dengan harapan mendapat manfaat finansial dari investasi

tersebut. Bentuk investasi portofolio yang sering di temui adalah

Page 54: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

35

pembelian obligasi/perusahaan asing, tanpa kontrol manajemen di

perusahaan investasi.

4. Investasi Asing (PMA) dan Pertumbuhan Ekonomi

Dalam pengertian investasi riel dibedakan antara investasi bruto

dan investasi netto, investasi swasta dan investasi pemerintah, serta

investasi domestik dan investasi asing. Dua pasangan pengertian investasi

riel yang terakhir jelas merupakan pembedaan dari segi pemiliknya saja

yaitu apakah merupakan milik serta dilakukan pemerintah atau oleh

swasta, dan merupakan milik serta dilakukan oleh orang asing atau oleh

warga negara sendiri. Istilah investasi bruto swasta domestik menunjukkan

investasi pada mesin-mesin, peralatan serta gedung-gedung yang habis

dikonsumsi dalam proses produksi pada tahun berjalan ditambah dengan

tambahan netto persediaan barang-barang kapital. Konsumsi pemakaian

barang-barang kapital merupakan penyusutan. Jadi investasi bruto adalah

investasi pengganti ditambah investasi bersih atau investasi tambahan.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa dilihat dari investasi nettonya,

bila investasi bruto melebihi penyusutan atau investasi penggantinya maka

terdapat investasi netto dan perekonomian negara tersebut mengalami

perluasan. Perekonomian suatu negara mengalami stagnasi atau penurunan

bila investasi netto negatif atau dimana investasi bruto lebih kecil daripada

investasi pengganti.

Page 55: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

36

Dunia usaha mengadakan investasi didorong oleh pertimbangan

ekspektasi keuntungan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kemajuan

teknologi, pertumbuhan penduduk serta faktor-faktor lain. Investasi

bervariasi secara langsung dengan pendapatan, hal ini karena investasi

berhubungan dengan keuntungan, dan sebagian besar investasi dibiayai

secara internal dari keuntungan perusahaan. Bila pendapatan naik,

keuntungan juga naik dan demikian pula tingkat investasi. Bila tingkat

pendapatan atau output rendah, ini berarti dunia usaha mempunyai cukup

banyak kelebihan kapasitas produksi hingga tak ada dorongan membeli

barang-barang kapital baru.

Pengaruh investasi asing langsung terhadap pertumbuhan ekonomi

merupakan arti penting bagi negara sedang berkembang termasuk

Indonesia. Sampai saat ini konsep pembangunan dengan menggunakan

modal asing masih sering menimbulkan pendapat. Foreign Direct

Investment (FDI) dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk

mendorong pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan melalui

Penanaman Modal Asing (PMA), modal asing dapat memberikan

kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena itu,

beberapa negara berkembang di Asia Timur, termasuk Indonesia, berusaha

memberikan insentif kepada masuknya modal asing dalam bentuk FDI/

PMA ini. Disisi lain, negara pengekspor kapital juga memberikan insentif

kepada sektor swasta berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas

investasi untuk mendorong FDI ke negara berkembang.

Page 56: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

37

Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan

pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Pengaruh dari peran ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan

investasi dalam perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu

komponen dari pengeluaran agregat. Maka kenaikan investasi akan

meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan

seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja.

Kedua, pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan

menambahkan kepastian memproduksi dimasa depan dan perkembangan

ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan

kerja. Ketiga, investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

Perkembangan akan memberikan sumbangan penting ke atas kenaikan

produktivitas dan pendapatan perkapita masyarakat (Sukirno,2000: 367).

D. Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara

mengeluarkan barang-barang dari dalam negeri keluar wilayah pabean

Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Ekspor adalah

kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean. (Hamdani, 2007:12),

sedangkan menurut Priadi (2000:43) ekspor adalah sistem perdagangan

Page 57: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

38

dengan cara mengeluarkan barang-barang dalam negeri keluar negeri

untuk memenuhi ketentuan yang berlaku.

Menurut Mankiw (2006:128) ekspor adalah penjualan berbagai

macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri ke luar negeri.

Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah

negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada

gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi.

(Jhingan, 2000:448).

Ekspor maupun impor merupakan faktor penting dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor impor akan

memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia,

serta menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-

pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang

mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara tidak akan mampu

mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya.

Ekspor juga dapat membantu pertumbuhan dalam negeri membantu dalam

menjalankan usaha-usaha pembangunan melalui promosi serta penguatan

sektor-sektor ekonomi yang mengandung keunggulan komparatif, baik itu

berupa ketersediaan faktor-faktor produksi tertentu dalam jumlah yang

melimpah, atau keunggulan efisiensi alias produktifitas tenaga kerja.

Ekspor dapat membantu pertumbuhan dalam negeri dalam mengambil

keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki. Untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya, setiap

Page 58: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

39

daerah/kota perlu merumuskan dan menerapkan kebijakan-kebijakan

internasional yang berorientasi ke luar. Dalam semua kasus, kemandirian

yang didasarkan pada isolasi, baik yang penuh maupun yang hanya

sebagian, tetap saja secara ekonomi akan lebih rendah nilainya daripada

partisipasi ke dalam perdagangan dunia yang benar-benar bebas tanpa

batasan atau hambatan apapun (Todaro dan Smith, 2004:28).

2. Teori Ekspor

a. Teori Hecksher-Ohlin

Teori modern ini dalam perdagangan internasional

dikemukakan pertama kali oleh Bertil Ohlin pada tahun 1933

dalam bukunya “ Interregional and International trade” yang

didasarkan sebagian atas tulisan gurunya, yaitu Eli Heckscher,

yang ditulisnya pada tahun 1919. Dengan demikian dikenal teori

Hecksher-Ohlin. (Soelistyo dan Nopirin, 1977:54)

Dalam model Hecksher-Ohlin yang sederhana ada beberapa

anggapan yaitu;

1) Dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan capital.

2) Dua barang yang mempunyai “kepadatan” factor produksi yang

tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih

padat capital.

3) Dua Negara yang memiliki jumlah kedua factor produksi yang

berbeda. (Boediono, 2000:59).

Page 59: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

40

Inti dari model Hecksher-Ohlin yang diuraikan diatas adalah

suatu Negara lebih cenderung untuk mengekspor barang yang

menggunakan lebih banyak factor produksi relative melimpah

dinegara tersebut.

b. Model “Dua Kesenjangan” (Two Gap)

Model dua kesenjangan (Two Gap model) ini mengatakan

bahwa Negara berkembang pada umumnya menghadapi kendala

berupa keterbatasan tabungan domestic yang jauh dari mencukupi

untuk menggarap segenap peluang investasi yang ada. Secara

sederhana model dua kesenjangan sebagai berikut;

1) Kesenjangan tabungan. Dimulai dengan identitas hubungan

antara arus pemasukan modal (misalnya, selisih antara ekspor

dan impor) dan dengan sumber-sumber yang dapat digunakan

untuk investasi.

2) Kesenjangan devisa. Didalamnya terdapat perkembangan

investasi yaitu antara impor dan ekspor, dalam hal ini tingkat

ekspor eksogen, dimana arus modal, pendapatan dan ekspor

secara eksogen (ditentukan dari luar). Maka salah satu dari

kedua ketidaksamaan diatas yang akan menjadi factor

penghambat tingkat investasi akan tertekan menjadi lebih

rendah oleh salah satu ketidaksamaan tersebut. (Todaro,

1998:169-171).

Page 60: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

41

3. Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi.

Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah

negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-

jasa pada suatu tahun tertentu

Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah

negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada

gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan

tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat

dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan,

2000:448).

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi

suatu negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke

sumber-sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang

potensial untuk berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk

tersebut, maka negara-negara miskin tidak akan mampu mengembangkan

kegiatan dan kehidupan perekonomian nasionalnya. Ekspor juga dapat

membantu semua negara dalam menjalankan usaha-usaha pembangunan

mereka melalui promosi serta penguatan sektor-sektor ekonomi yang

mengandung keunggulan komparatif, baik itu berupa ketersediaan faktor-

faktor produksi tertentu dalam jumlah yang melimpah, atau keunggulan

efisiensi alias produktifitas tenaga kerja.

Page 61: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

42

Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam menganbil

keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki. Untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada umumnya (Todaro dan

Smith, 2004:28 ).

Ekspor mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan

ekonomi, artinya ketika ekspor mengalami kenaikan maka pertumbuhan

ekonomi juga mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila ekspor

mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan.

E. Penelitian Sebelumnya

Prabowo Supranto (2004), dalam penelitiannya “Analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1986-2002”. Data

yang digunakan dalam bentuk data tahunan tahun 1986-2002. Dan alat

analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan metode

OLS (Ordinary Least Square). Variabel bebas yang digunakan adalah

investasi asing, total nilai ekspor, jumlah tenaga kerja, tabungan domestik

dan hutang luar negeri. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini

adalah variabel investasi asing, total nilai ekpor, jumlah tenaga kerja, dan

tabungan domestik, berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sedangkan hutang luar negeri,

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia.

Page 62: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

43

Jamzani Sodik dan Didi Nuryadin (2008), dengan judul ”

Determinan Investasi di daerah: studi kasus propinsi di indonesia”. Dalam

penelitian ini menggunakan data panel dan translog model, analisis regresi

panel dan pendekatan ekonometri. Variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah market size (PDRB), indicator infrastruktur (listrik),

indikator ketenagakerjaan (angkatan kerja dan upah minimum propinsi),

indicator ekonomi (ekspor netto danlaju inflasi). Sedangkan variabel

terikatnya adalah factor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam

memilih lokasi tujuan untuk berinvestasi yaitu, PMA dan PMDN.

Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa variabel market size

(PDRB) berpengaruh di daerah tetapi dengan arah yang negative, untuk

indicator infrastruktur yaitu listrik terpasang tidak berpengaruh terhadap

pilihan lokasi investasi, sedangkan indicator ketenagakerjaan yaitu

angkatan kerja dan upah, hanya angkatan kerja yang berpengaruh dan

negative, dan untuk indicator keterbukaan ekonomi yaitu ekspor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap lokasi berinvestasi.

Rahmad Bagiyo (2007) “ Analisis kausalitas antara tingkat

partisipasi angkatan kerja dengan PDRB didaerah khusus ibu kota Jakarta

tahun 1979-2005”. Dari penelitian ini menunjukan bahwa pada periode

1979 Pertumbuhan tingkat partisipasi angkatan kerja saat itu mengalami

kenaikan dan dimana angkatan kerja memulai pekerjaanya untuk

menghasikan barang dan jasa yang bernilai ekonomis. Pada pertengahan

tahun 1997 dimana Indonesia mengalami krisis manejer, sehingga terjadi

Page 63: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

44

perubahan pembangunan ketenagakerjaan dan perkembangan kesempatan

kerja. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya tingkat partisipasi angkatan

kerja yang terserap dari berbagai lapangan pekerjaan didaerah tertentu,

khususnya di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK) dari tahun 2001 ke tahun 2002 mengalami penurunan,

Namun pada tahun 2004 sampai 2005 perkembangan ketenagakerjaan

mulai mngalami kenaikan yang berarti.

Dengan metode kausalitas Granger penelitian ini mencoba

mengamati hubungan antara tingkat partisipasi angkatan kerja dengan

produk domestic regional bruto didaerah khusus ibu kota Jakarta. Ingin

diteliti apakah didaerah ibu kota jakarta telah terjadi mekanisme tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) mendorong pertumbuhan PDRB

ataukah pertumbuhan PDRB mendororng TPAK. Hasil analisis tersebut

memperlihatkan bahwa TPAK tampaknya tidak terjadi motor penggerak

dari pertumbuhan ekonomi PDRB ibu kota Jakarta.

Rus’an Nasrudin dan Nining I. Soesilo (2004) “Perkembangan

Perbankan Indonesia: Analisis Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Regional Indonesia dan Penyebab-penyebabnya dengan Data Panel 1983-

1999”. Dalam Penelitian ini metode yang digunakan adalah regresi linier

dengan pendekatan kuadrat terkecil (OLS) dengan teknik data panel.

Variabel terikat yang dipakai adalah tingkat pertumbuhan ekonomi

perkapita riil/PDRB harga konstan masing-masing daerah. Kemudian

variabel bebas dalam model data panel ini adalah indicator perkembangan

Page 64: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

45

perbankan yang didefinisikan dalam penelitian ini terdiri dari tiga

komponen utama, kredit, asset dan dana pihak ketiga yang terhimpun.

Dari hasil yang diperoleh bahwa factor penyebab beragamnya pengaruh

perkembangan perbankan dan pertumbuhan ekonomi pada sisi

intermediasi pada kredit berpengaruh positif yang dipengaruhi oleh fungsi

permintaan kredit yaitu factor penarikan investasi di suatu daerah dan du

factor lainnya yaitu factor produksi yaitu biaya tenaga kerja dan

ketersediaannya. Secara umum indicator perbankan menunjukkan

hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Yuni Priadi Utomo (2000) mengenai “Ekspor Mendorong

Pertumbuhan atau Pertumbuhan Mendorong Ekspor”. Sejak industrialisai

Indonesia masih bersifat substitusi impor pada periode 1970-an, hingga

Indonesia mulai beralih ke strategi promosi ekspor karena krisis harga

minyak yang mencapai titik terendah pada agustus 1986, ekspor pada

dasarnya telah memainkan peranan yang sangat penting di dalam proses

pembangunan ekonomi Indonesia. Pada periode industrialisasi substitusi

impor, ekspor (terutama migas dan gas bumi) hanya dipandang sebagai

salah satu sumber pembiayaan pembangunan yang dominan dan bukan

sebagai motor pertumbuhan ekonomi, ketika Indonesia mulai beralih ke

strategi industrialisasi promosi ekspor pandangan tersebut berubah, ekspor

kemudian dipandang sebagai sektor yang diharapkan dapat menjadi motor

pertumbuhan ekonomi (export led growth).

Page 65: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

46

Dipilihnya strategi industrialisasi promosi ekspor pada hakekatnya

dilandasi keyakinan bahwa ekspor akan dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi (export led growth atau export as an angine of growth), padahal

dari hasil berbagai penelitian tentang pengaruh ekspor terhadap

pertumbuhan ekonomi, hal tersebut masih menjadi perdebatan. Untuk

itulah perlu dilakukan penelitian empiris mengenai apakah mekanisme

export led grotwh memang telah terjadi di Indonesia. Apabila mekanisme

export led growth ternyata tidak terbukti, berati peralihan strategi

industrialisasi tersebut adalah sia-sia.

Dengan metode kausalitas Granger penelitian ini mencoba

mengamati hubungan antara ekspor dan pendapatan nasional di Indonesia.

Ingin diteliti apakah di Indonesia telah terjadi mekanisme ekspor

mendorong pertumbuhan ataukah pertumbuhan mendororng ekspor. Hasil

analisis tersebut memperlihatkan bahwa mekanisme export led growth

ataupun growth led export ternyata tidak terjadi di Indonesia. Ekspor

tampaknya menjadi motor penggerak dari pertumbuhan ekonomi

Indonesia.

Nushiwat, Munter, (2010) “ Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi A

Re-Pemeriksaan atas hubungan kausalitas di Enam Negara 1981-2005 ”

Pada penelitian ini dikatakan bahwa, dalam banyak kasusu, kausalitas

berlangsung dari pertumbuhan ekonomi ke ekspor pertumbuhan. Untuk

mendudkung argument ini, dimulai dengan memeriksa bukti mengenai

kausalitas dalam studi empiris yang dilakukan pada subjek ini, dalam

Page 66: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

47

penelitian ini menguji secara empiris dengan arah sebab-akibat antara

ekspor dan pertumbuhan ekonomi.

Alat analisis yang digunakan adalah metode uji kausalitas Granger

pada data time series dari enam negara (Brasil, India, Indonesia, Korea

Selatan, Meksiko dan Thailand). Hasil dari pengujian mengungkapkan

bahwa ekspor saling mempengaruhi yaitu, pertumbuhan ekonomi

mempengaruhi ekspor dan ekspor mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Svetlana Ledyaeva dan Mikael Linden, (2006) “ Investasi Asing

Langsung dan Pertumbuhan Ekonomi: Bukti Empiris dari daerah Rusia.

Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah model Solow-Swan

Neoklasik yang ditentukan untuk menentukan dampak FDI terhadap

pertumbuhan per kapita di 74 wilayah Rusia selama periode 1996-2003.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model data

panel dalam estimasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada FDI

umum (komponen investasi terkait) tidak memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Rusia pada periode yang

dianalisis. Daerah pertumbuhan menjelaskan berawal dari tingkat

perkembangan ekonomi, krisis keuangan 1998, investasi domestic, dan

ekspor. Namun beberapa bukti FDI berpengaruh positif terhadap agregat

pendapatan yang lebih tinggi. Hasil lain yang menarik adalah ketersediaan

sumber daya alam yang merangsang pertumbuhan wilayah, sedangkan

daerah miskin tidak signifikan. FDI memainkan peranan penting dalam

proses pertumbuhan baru wilayah Rusia.

Page 67: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

48

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Tahun

Peneliti

Judul Metode Hasil

1. Yuni Priadi

Utomo

2000 Ekspor

mendorong

pertumbuhan atau

pertumbuhan

mendorong ekspor

Kausalitas

Granger

sifnifikan antara ekspor dan

PDB, sebaliknya juga

begitu.

2. Prabowo

Supranto

2004 Analisis Faktor-

faktor yang

mempengaruhi

pertumbuhan

ekonomi tahun

1986-2002

Regresi

berganda

dan OLS.

Variable investasi asing,

total nilai ekspor, jumlah

tenaga kerja dan tabungan

domestic berpengaruh

signifikan pada

pertumbuhan ekonomi.

3. Rus’an

Nasrudin dan

Nining I.

Soesilo

terhadap

pertumbuhan

ekonomi.

2004 “Perkembangan

Perbankan

Indonesia:

Analisis Dampak

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Regional

Indonesia dan

Penyebab-

penyebabnya

dengan Data Panel

1983-1999”.

OLS

dengan

teknik

data panel.

Variabel terikat adalah

tingkat pertumbuhan

ekonomi perkapita

riil/PDRB harga konstan

masing-masing daerah.

variabel bebas adalah

indicator perkembangan

perbankan yang

didefinisikan dalam

penelitian ini terdiri dari

tiga komponen utama,

kredit, asset dan dana pihak

ketiga yang terhimpun.

Secara umum indicator

perbankan menunjukkan

hubungan positif

4. Svetlana

Ledyaeva dan

Mikael Linden

2006 Investasi Asing

Langsung dan

Pertumbuhan

Ekonomi: Bukti

Empiris daerah

Rusia.

Data panel FDI berpengaruh positif

terhadap agregat pendapatan

dan daerah miskin tidak

signifikan

5. Rahmad

Bagiyo

2007 Analisis kausalitas

antara tingkat

partisipasi

angkatan kerja

dengan PDRB

didaerah khusus

ibu kota Jakarta

tahun 1979-2005”

Kausalitas

Granger

TPAK tidak signifikan

terhadap PDRB, sebaliknya

pun begitu, PDRB tidak

signifikan terhadap TPAK.

Page 68: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

49

6. Jamzani Sodik

dan Didi

Nuryadin

2008 Determinan

Investasi di

daerah: studi

kasus propinsi di

indonesia”

Kausalitas

Granger

Variabel market size

(PDRB) berpengaruh

negative, untuk indicator

infrastruktur yaitu listrik

tidak berpengaruh terhadap

pilihan lokasi investasi,

sedangkan indicator

ketenagakerjaan yaitu

angkatan kerja dan upah,

hanya angkatan kerja yang

berpengaruh dan negative,

untuk indicator keterbukaan

ekonomi yaitu ekspor

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap lokasi

berinvestasi.

7. Nushiwat,

Munter

2010 Ekspor dan

Pertumbuhan

Ekonomi A Re-

Pemeriksaan atas

hubungan

kausalitas di Enam

Negara 1981-2005

Kausalitas

Granger

Variabel Ekspor dan

Pertumbuhan Ekonomi

saling mempengaruhi

Sumber : Berbagai Jurnal

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang

tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran

dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternative solusi dari

serangkaian masalah yang ditetapkan (Hamid, 2010:26).

Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka kerangka pemikiran

penelitian ini menganalisis pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK), Investasi Asing (PMA), dan Ekspor terhadap pertumbuhan

PDRB DKI Jakarta. Variabel bebas yang terdiri dari Tingkat pertisipasi

angkatan kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA), Ekspor DKI Jakarta

Page 69: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

50

(sebagai variable bebas) berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB

(sebagai variabel terikatnya). Tingkat Partisipasi Angkatan kerja

merupakan indikator yang dipergunakan untuk melihat perkembangan

tingkat tenaga kerja di DKI Jakarta. Tujuan menghitung Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) untuk memperoleh gambaran tentang

persentase angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Nilai TPAK yang

rendah menunjukkan kecilnya kesempatan kerja yang tersedia bagi

penduduk usia kerja dan sebaliknya TPAK yang tinggi menunjukkan

besarnya kesempatan kerja yang tersedia begitu juga dapat menambah

pendapatan nasional akan pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Di sisi lain, investasi Asing pada penanaman modal asing (PMA)

juga berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan PDRB. Peran

investasi dari luar negeri (PMA) di harapkan dapat mempercepat

pertumbuhan ekonomi Jakarta, meningkatnyan PMA akan mendorong

pertumbuhan ekonomi karena kenaikan PMA dapat memacu

perekonomian terutama bagi sektor-sektor yang ada, sehingga mendorong

pertumbuhan ekonomi yang baik, diharapkan investor-investor asing dapat

bertahan dalam berinvestasi menanamkan modalnya. Selain itu

perkembangan ekspor juga membantu dalam meningkatkan perekonomian

wilayah Jakarta, hal ini menyebabkan meningkatnya devisa dan

pendapatan pajak, dan dapat mendorong pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Secara umum kerangka pemikiran dalam penelitian ini yang

digambarkan dalam skema adalah sebagai berikut :

Page 70: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

51

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Tujuan

1. Menganalisis bagaimana pengaruh

TPAK terhadap PDRB.

2. Menganalisis bagaimana pengaruh

PMA terhadap PDRB.

3. Menganalisis bagaimana pengaruh

Ekspor terhadap PDRB.

4. Menganalisis bagaimana pengaruh

TPAK, PMA dan Ekspor secara

bersama-sama terhadap PDRB.

Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),

Investasi Asing (PMA), dan Ekspor Terhadap PDRB di

DKI Jakarta periode 1987-2009

Latar Belakang

PDRB adalah jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh

unit ekonomi disuatu wilayah. PDRB menjadi perhatian penting karena merupakan

salah satu ukuran pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Dimana apabila

naik turunya PDRB akan berdampak terhadap variable makro ekonomi lainnya.

Perumusan Masalah

1.Sejauh mana pengaruh Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) terhadap PDRB.

2.Sejauh mana pengaruh Investasi Asing (

PMA) terhadap PDRB.

3.Sejauh mana pengaruh Ekspor terhadap

PDRB.

4.Sejauh mana pengaruh TPAK, PMA, dan

Ekspor secara bersama-sama terhadap

PDRB.

Variabel Independn :

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja

(TPAK)

Penanaman Modal

Asing (PMA)

Ekspor (EXP)

Variabel Dependen :

PDRB

Hasil

Kesimpulan dan

Implikasi

Metode Analisis :

Model Regresi Berganda

Page 71: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

52

G. Hipotesis Penelitian:

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) diduga berpengaruh tidak

signifikan dan positif terhadap nilai pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Ha:β1≠0 Diduga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Ho:β1=0 Diduga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

DKI Jakarta.

2. Investasi Asing (PMA) diduga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Ha:β2≠0 Diduga Investasi Asing berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Ho:β2=0 Diduga Investasi Asing tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

3. Ekspor diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Ha:β3≠0 Diduga Ekspor berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Ho:β3=0 Diduga Ekspor tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Page 72: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

53

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Investasi Asing (PMA),

dan Ekspor diduga secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Ha:β1, β2, β3 ≠0 Diduga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,

Investasi Asing dan Ekspor berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Ho:β1, β2, β3 =0 Diduga Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja,

Investasi Asing dan Ekspor tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi DKI

Jakarta.

Page 73: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan data kuantitatif. Dimana

data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik atau angka

(Lukman,2007:4). Penelitian ini menggunakan studi literature tentang

pengaruh PDRB, TPAK, PMA, dan Ekspor di DKI Jakarta. Penelitian ini

menggunakan studi time series dari tahun 1987-2009. Serta pengolahan

data dengan menggunakan metode regresi berganda dan alat pengolahan

data menggunakan eviews 5.

B. Metode Pengumpulan Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi

(Kuncoro,2003:104). Sedangkan sampling ,adalah proses memilih

sejumlah elemen dari sebuah populasi yang mencukupi untuk mempelajari

sampel dan memahami karakteristik elemen populasi.

Sampel yang baik pada umumnya memiliki beberapa karakteristik.

Karakteristik tersebut ialah (Kuncoro, 2003:105) :

1. Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan

yang berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh jawaban

yang dikendaki.

Page 74: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

55

2. Sampel yang baik menidentifikasikan setiap probabilitas dari setiap

unit analisis untuk menjadi sampel.

3. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan

pengaruh dalam pemilihan sampel dari pada harus melakukan sensus.

4. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung derajat

kepercayaan yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dari

sampel statistika.

Proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

berurutan. Adapun tahapan dalam penentuan sampel adalah sebagai

berikut (Kuncoro, 2003:108) :

1. Penentuan Populasi

2. Penentuan Unit Pemilihan Sampel

3. Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

4. Penentuan Desain sampel

5. Penentuan Jumlah Sampel

6. Pemilihan Sampel

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang

bersumber dari data-data statistik yang diterbitkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS) DKI Jakarta.

Page 75: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

56

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

regresi linear berganda dan secara umum model regresi berganda sebagai

berikut :

Untuk menstandarkan data, model diatas kemudian di transformasikan

kedalam bentuk persamaan logaritma natural, persamaannya adalah

sebagai berikut :

LogPDRB = α + β1LogTPAK + β2LogPMA + β3LogEXP + μi

Dimana :

LPDRB : Produk Domestik Regional Bruto

TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

LPMA : Penanaman Modal Asing

LEXP : Ekspor

α : Intercept / Konstan

i : Observasi ke i

μ : Kesalahan yang disebabkan oleh faktor acak

β1, β2, β3, : Parameter Elastisitas

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara

dua atau lebih variable independen dengan variable dependen. Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variable independen dengan

variable dependen apakah masing-masing variable independen

Page 76: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

57

berhubungan positif atau negative dan untuk memperediksi nilai variabel

dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Metode OLS adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi

dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan dari setiap

observasi terhadap garis tersebut (Kuncoro, 2003:216).

Menurut Widarjono, 2007:23-25, metode OLS adalah metode mencari

nilai residual sekecil mungkin dengan menjumlahkan kuadrat residual.

Model dasar dari persamaan estimasi OLS akan dikembangkan menjadi

model dinamis dan menaksir variabel dependen berdasarkan Regresi.

Sebelum melakukan interprestasi terhadap hasil regresi dari model

penelitian yang akan digunakan, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian

terhadap data penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

apakah model tersebut dapat dianggap relevan atau tidak. Pengujian yang

dilakukan melalui uiji stasioneritas, uji asumsi klasik yang meliputi uji

normalitas, autokorelasi, heterokedastisitas, dan multikolinearitas, juga uji

statistik yang meiliputi uji signifikansi parameter individu (uji statistik t),

uji sinifikan simultan (uji statistik F), dan uji koefisien determinasi (R2).

1. Uji Stasioneritas

Menurut Nachrowi (2006:339-340) sebagai mana diketahui bahwa

data time series merupakan data sekumpulan nilai suatau variable yang

diambil pada waktu yang berbeda. Setiap data ditampilkan secara

Page 77: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

58

berkala pada interval waktu tertentu, misalnya : harian, triwulan,

tahunan, dan sebagainya.

Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak

digunakan. Namun dibalik begitu pentingnya data tersebut, ternyata

data time series “menyimpan” berbagai permasalahan yaitu salah

satunya masalah atokorelasi. Autokorelasi ini merupakan penyebab

yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data

distasionerkan maka Autokorelasi akan hilang dengan sendirinya,

karena metode transformasi adat untuk membuat data yang tidak

stasioner menjadi stasioner sama dengan tranformasi data untuk

menghilangkan otokorelasi.

Dengan kondisi seperti diatas, maka dapat diduga bahwa sangat

banyak metode dalam membuat model-model ekonometrika dengan

data time series yang mengharuskan kita menggunakan data yang

stasioner. Jadi, dapatlah mengerti mengapa stasioneritas menjadi

masalah penting dalam analisis data time series.

Sekumpulan data yang dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan

varian dari data time series tersebut tidak mengalami perubahan secara

sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan rata-rata

dan variannya konstan.

Uji Unit Root

Stasioneritas dapat dilihat dengan menggunakan sebuah uji formal

yang dikenal dengan sebutan uji akar unit root atau “Uji Unit Root (uji

Page 78: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

59

ADF)” uji ini merupakan pengujian yang sangat popular, dan

dikenalkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller yang disebut Uji

Augented Dickey-Fuller (ADF) test. (Nachrowi, 2006:353).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk mengetahui data dalam variable yang

akan digunakan dalam penelitian, data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi

normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara

diantaranya : dengan uji jarque-bera atau Histrogram Normality

Test. Suatu variable dikatakan normal jika korelogram pada

gambar menunjukan bahwa residual berdistribusi normal

(Winarno,Wing Wahyu, 2007:816).

Hal ini ditunjukan oleh :

a. Kurva yang mengikuti bentuk lonceng.

b. Nilai statistic jarque-bera memiliki probabilitas yang jauh lebih

besar dari pada 0,05 atau 5 %

b. UJi Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan kesalahan penggangu dari

periode tertentu (μt) berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari

periode sebelumnya (μt-1). Dalam keadaan ini kesalahan

Page 79: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

60

pengganggu telah bebas, tetapi satu sama lain berhubungan.

Apabila kesalahan penggangu dari suatu periode (waktu t)

berkorelasi dengan kesalahan-kesalahan penggangu periode

sebelumnya (waktu t-i), maka terjadi kasus korelasi serial

sederhana atau disebut autokorelasi tingkat pertama.

Pengujian terhadap autokorelasi dapat diuji breuschh-Godfrey

nama lain dari uji BG ini adlah uji langrange multiplier (LM test

atau pengganda langrange). Apabila probabilitas kesalahan (dalam

LM test) lebih kecil dari = 5 % maka terdapat autokorelasi dan

apabila probabilitas kesalahan lebih besar dari = 5 % maka

tidak terdapat autokorelasi, (Winarno,Wing Wahyu, 2007:527)

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana faktor penggangu

tidak memilki varian yang sama (Winarno, Wing,Wahyu 2007:5.8).

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk mengetahui

masalah heterokedastisitas adalah dengan uji white. Asumsi yang

digunakan ialah jika nilai χ2 hitung (Obs*R-Squared) < χ

2 tabel atau

variabel penggangu dan persamaan regresi mempunyai varian yang

sama maka uji white test tidak memiliki masalah heterokedastisitas.

Atau dapat diketahui dengan melihat nilai probablity, jika nilai

probability Obs*R-Sqauared > 0,05 atau α 5%, maka tidak terdapat

masalah heterokedastisitas.

Page 80: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

61

d. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya kondisi adanya hubungan linear antar

variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikoleniaritas tidak akan terjadi pada

persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variable

dependen dan satu variable independen), (Winarno, Wing Wahyu,

2007:51).

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antara

variabel independen. Kondisi terjadinya multikolinearitas dapat

ditunjukkan dengan berbagai informasi berikut, yaitu :

1) Nilai R2 tinggi, tapi variabel independen banyak yang tidak

signifikan.

2) Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel

independen. Apabila koefisiennya rendah maka tidak terdapat

multikolinearitas.

3) Dengan melakukan regresi auxiliary. Regresi ini dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih

variabel, sebagai variabel dependen dan variabel independen lain

tetap diperlakukan sebagai variabel independen.

Pengujian Multikolinieritas juga dapat dilakukan dengan

metode deteksi Klien, yaitu dengan membandingkan koefisien

determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi model regresi

aslinya. Jika koefisien determinasi auxiliary lebih besar dari

Page 81: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

62

koefisien determinasi model regresi aslinya, maka terjadi

permasalahan multikolinieritas antara variabel independen yang

digunakan dalam model penelitian (Widarjono, 2007:117).

3. Uji Statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara individu dan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Uji statistik ini meliputi Uji t, Uji F dan Koefisien

Determinasi (R2).

a. Uji Siginifikansi Individual (Uji t-Statistik)

Uji t digunakan untuk menguji hubungan regresi secara parsial.

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat signifikan setiap

variable bebas terhadap variable terikatnya dalam model regresi.

Jika t statistik < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak ada pengaruh antara variable independen terhadap

variable dependen.

Jika t statistik > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak,

artinya ada pengaruh antara variable independen terhadap

variable dependen.

Pengujian ini dilakukan pada taraf signifikan tertentu adalah

5% yang artinya tingkat kesalahan suatu variable adala 5% atau

0,05 sedangkan tingkat keyakinannya adalah 95% atau 0,95. Jadi

Page 82: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

63

apabila tingkat kesalahan suatu variable > 5% atau 0,05 berarti

variable tersebut tidak signifikan dan begitu sebaliknya.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Stastik)

Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (Widarjono,2007:73). Maka dalam pengujian ini

dilakukan hipotesis sebagai berikut :

1) Jika F-hitung < F tabel, maka Ho diterima yang berarti secara

bersama-sama variabel independen secara signifikan tidak

dipengaruhi variabel dependen.

2) Jika F-hitung > F tabel, maka Ha ditolak yang berarti secara

bersama-sama variabel independen secara signifikan

mempengaruhi variabel dependen.

Selain dengan cara diatas, uji-F juga dapat dilakukan dengan

cara Quick Look, yaitu: melihat nilai probability dan derajat

kepercayaan yang ditentukan dalam penelitian atau melihat nilai F-

tabel dengan F-hitungnya. Jika nilai probability < 0,05 atau α=5

persen yang berarti menolak Ho dan menerima Ha dan sebaliknya.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-

sama mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya

(Kuncoro, 2003:219).

Page 83: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

64

c. Koefisien Determinasi R2

(Goodness Of Fit)

Koefisien Determinasi adalah kemampuan model dalam

menjelaskan hubungan antar variabel (Winarno, 2007:4.5). Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, semakin angka

mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena mampu

menjelaskan data aktualnya, sebaliknya semakin angka mendekati

nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik.

Koefisisen determinasi merupakan konsep statistik, sehingga

sebuah garis regresi baik jika nilai R2 tinggi (Widarjono, 2007:29).

E. Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

penelitian yang digunakan, berikut operasional dan cara pengukurannya.

Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain:

1. Variabel Dependen

Variabel dependen ialah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel bebas (Lukman, 2007 : 5).

a. Pertumbuhan PDRB

Menggunakan data tentang pertumbuhan PDRB Propinsi DKI

Jakarta atas dasar harga konstan 2000. Data yang digunakan adalah data

tahun 1987 - 2009 dinyatakan dalam juta rupiah.

Page 84: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

65

Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam suatu tahun tertentu (tahun t)

dapat ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut

(Sadono Sukirno, 2000:17) :

Ket:

= Pertumbuhan ekonomi periode t

= PDRB riil periode t (berdasarkan harga konstan

2000) (Rp)

= PDRB satu periode sebelumnya

2. Variabel Independen

Variabel independen ialah variabel yang nilainya mempengaruhi

perilaku dari variabel terikat (Lukman, 2007 : 5).

a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Adalah tingkat patisipasi angkatan kerja (TPAK) di propinsi

DKI Jakarta, yang dinyatakan dengan kelompok usia 15-64 tahun

keatas dinyatakan dalam bentuk persentase.

b. Penanaman Modal Asing (PMA)

Adalah penanaman modal asing (PMA) di Propinsi DKI

Jakarta, yang dinyatakan dalam bentuk Ribu US $ per tahun.

c. Ekspor

Adalah jumlah keseluruhan ekspor barang dan jasa ke luar

wilayah pabean DKI Jakarta. Data operasional yang digunakan

Page 85: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

66

dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Badan

Pusat Statistik berdasarkan perhitungan tahunan dan dinyatakan

dalam bentuk miliyar US $ per tahun.

Tabel 3.1

Variabel Penelitian

No. Variabel Definisi Satuan

1. Variabel Dependent

- Pertumbuhan

Ekonomi

(PDRB)

PDRB adalah seluruh nilai

barang dan jasa akhir yang

dihasilkan seluruh unit ekonomi

disuatu wilayah

Juta Rupiah

2. Variabel Independent

- Tingkat

partisipasi

angkatan kerja

(TPAK)

- Investasi Asing

(PMA)

- Ekspor

- Gambaran persentase

angkatan kerja dan

penduduk usia kerja.

- Penanaman modal asing

/arus modal yang

berasal dari luar negeri

yang mengalir ke sector

swasta yang disetujui

oleh pemerintah.

- Ekspor adalah

perdagangan barang dan

jasa dari dalam negeri

keluar negeri.

Persentase

Ribu US $

Milyar US $

Page 86: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

67

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Keadaan Geografis DKI Jakarta

Propinsi DKI Jakarta berada dibagian barat Indonesia. Propinsi DKI

Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota administrasi dan satu kabupaten

administrative, yaitu: kota administrasi Jakarta pusat dan luas 47,90 km2

,

Jakarta utara dengan luas 142,20 km2 ; Jakarta barat dengan lus 126,15 km

2 ;

Jakarta selatan dengan luas 145,73 km2 dan kota administrasi Jakarta timur

dengan luas 187,73 km, serta kabupaten administatif kepulauan seribu dengan

luas 11,81 km2. Disebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang

menjadi tempat bermuaranya 13 sungai dan 2 kanal.

Sedangkan potensi wilayah Jakarta dengan kondisi georgafis lautan yang

lebih luas dari daratan memiliki potensi sumber daya laut yang cukup

besar,yaitu berupa sumber daya mineral dan hasil laut sumber daya mineral

yang dihasilkan, tepatnya pulau pabelokan, kepulauan seribu, berupa minyak

bumi dan gas mulai dieksploitasi sejak tahun 2000 dengan rata-rata kapasitas

produksi sekitar 4 juta barel per tahun.

Perannya sebagai ibu kota Negara indonesia, Jakarta tidak hanya sekedar

menjadi pusat pemerintahan. pada perjalananya, Jakarta berkembang menjadi

pusat segala kegiatan, antara lain kegiatan ekonomi, budaya, pendidikan, dan

hiburan. Sebagai konsekuensinya, sekitar 72 persen perekonomian Jakarta

Page 87: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

68

digerakkan oleh sektor jasa-jasa terutama sektor keuangan, persewaan, dan

jasa perusahaan. Dominasi sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan

membuat perekonomian DKI jakarta rentan terhadap gejolak yang timbul di

sektor keuangan (moneter maupun fiskal). Oleh karenanya, pada saat krisis

ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 jakarta menjadi daerah yang paling

merasakan dampaknya. Dan menurut komponen penggunaan, nilai tambah di

jakarta tercipta karena konsumsi masyarakat yang didorong pembentukan

modal dan permintaan luar jakarta (ekspor neto). Dari sisi pertumbuhan

ekonomi, selama delapan tahun terakhir perekonomian DKI Jakarta perlahan

terus menunjukkan kecenderungan meningkat.

2. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah indicator yang lazim digunakan untuk mengukur kondisi

perekonomian suatu wilayah dalam tingkat propinsi / kabupaten dan PDB

untuk tingkat nasional. Dalam penelitian ini, PDRB yang digunakan adalah

PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2000, yaitu semua

produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan

ekonomi yang ada diwilayah tersebut.

Dalam perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2009 nilai PDRB

memiliki peran yang cukup berpengaruh, sehingga menciptakan nilai

tambah sekitar 16 persen dari PDRB DKI Jakarta. Bila dilihat menurut

PDRB, sekitar 50 persen nilai tambah di Jakarta tercipta karena konsumsi

masyarakat. Sementara yang didorong oleh pembentukan modal tetap bruto

Page 88: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

69

sekitar 33 persen, dan yang disebabkan oleh permintaan luar Jakarta (ekspor

neto) sekitar 30 persen. Fluktuasi laju perkembangan PDRB DKI Jakarta

dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1

Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga konstan 2000

Periode 1987-2009

Sumber : Indikator Ekonomi DKI Jakarta (BPS)

Berdasarkan pada gambar 4.1 dikatakan bahwa perkembangan PDRB

mengalami peningkatan tiap tahunnya dimulai dari tahun 1987 PDRB terus

mengalami kenaikan hingga pada tahun 1997 pendapatan produk regional

bruto mencapai angka Rp. 265.529.501,00 namun pada tahun 1998 jakarta

mengalami krisis moneter sehingga terjadi penurunan nilai PDRB pada

tahun tersebut menjadi Rp. 219.089.230,00. Pertumbuhan ekonomi pun

turun sekitar -17,49 persen dan tahun-tahun berikutnya Jakarta mengalami

penurunan yaitu pada tahun 1999 jakarta hanya tumbuh sekitar -0,29 persen

Page 89: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

70

namun dari sisi pertumbuhan ekonomi, selama delapan tahun terahir

perekonomian DKI Jakarta secara perlahan terus menunjukan

kecenderungan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,5 persen

per tahun. Perkembanganya berangsur-angsur dapat terlihat pada tahun

2005-2009, PDRB mengalami kenaikan nilai, tahun 2005

Rp.295.270.545,00 pertumbuhan ekonomi pun terlihat jelas, ekonomi

tumbuh sekitar 6,01 persen, pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi DKI

Jakarta sedikit melambat 5,95 persen. Namun pada tahun 2007 dampak dari

peningkatan harga tersebut mulai berkurang, perekonomian DKI tumbuh

lebih cepat, yaitu 6,44 persen.

Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 perekonomian DKI Jakarta

kembali melambat. Hal ini terjadi karena krisis ekonomi global yang

berawal dari Amerika dan menjalar ke Eropa dan sebagian negara Asia

sedikit banyak turut mempengaruhi perekonomian Indonesia, terutama

Jakarta, sehingga pada tahun 2009 PDRB mengalami penurunan sekitar 5,01

persen. Krisis ekonomi tersebut terjadi disektor keuangan, dalam hal ini

pasar modal. Namun pada sisi perdagangan, menurunnya kinerja

perekonomian di negara-negara tujuan ekspor produk DKI Jakarta telah ikut

menurunkan produksi sejumlah sektor.

Page 90: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

71

3. Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

Tenaga kerja diperlukan dalam kegiatan pembangunan suatu wilayah,

karena tenaga kerja merupakan penggerak dan pelaksana pembangunan

ekonomi tersebut. Sumber daya manusia yang berkualitas serta memiliki

keinginan untuk berusaha merupakan modal utama bagi pembangunan yang

aktif terhadap perekonomian.

Semakin banyak tenaga kerja yang bekerja, semakin tinggi tingkat

kebutuhanya pula akan konsumsi, sehingga baik langsung maupun tidak

langsung, berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB.

Tetapi pada Negara berkembang seperti Indonesia pada umumnya

memiliki jumlah penduduk yang padat dan memiliki kota besar,

terpenuhinya kebutuhan akan tenaga kerja masih terganjal oleh hal-hal

dimana pertumbuhan angkatan kerja lebih besar dari pada pertumbuhan

kesempatan kerja, ditambah lagi dengan imigran dari daerah yang lebih

terpencil yang ingin mengadu nasib di kota besar seperti Jakarta, sehingga

masih banyak angkatan kerja yang tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan

ekonomi dikarenakan kurangnya ketersediaan lapangan kerja, terkecuali jika

mereka dapat berwiraswasta tetapi hal itu pun terkadang terbatas oleh dan

usaha yang dibutuhkan.

Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi dapat diukur dengan

menghitung proporsi penduduk yang masuk dalam pasar kerja atau proporsi

angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Ukuran ini biasanya disebut

dengan Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK). Semakin tinggi TPAK,

Page 91: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

72

maka semakin besar keterlibatan penduduk dalam pasar kerja, baik mencari

pekejaan maupun bekerja.

Gambar 4.2

Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(dalam Persentase) Periode 1987-2009

Sumber : Indikator Ekonomi DKI Jakarta (BPS)

Pada grafik 4.2 terlihat bahwa nilai TPAK mengalami fluktuasi pada

pada setiap tahunnya, pergerakan yang meningkat dari tahun 1987 – 1997,

hal ini didukung oleh keadaan ekonomi yang membaik saat itu.

Perkembangan tenaga kerja pada masa orde baru tersebut juga dapat dilihat

dari perkembangan pertumbuhan ekonomi yang pada saat itu terus membaik,

sehingga angka tenaga kerja yang bekerja pada saat itu mulai teserap oleh

perkembangan ekonomi, dari peranan pemerintah yang terus mendukung

perkembangan tenaga kerja di Jakarta lebih dari 60 persen penduduk usia

kerja (15 tahun keatas ) di DKI Jakarta, masuk dalam kategori angkatan

Page 92: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

73

kerja. Hal ini terlihat dari indicator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) yang merupakan gambaran persentase penduduk 15 tahun ke atas

yang termasuk dalam angkatan kerja.

Dalam tahun 1996 persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang

bekerja mengalami kenaikan sekitar 57,90 persen dan pada tahun 1997

TPAK mengalami kenaikan menjadi 59,20 persen namun pada tahun-tahun

berikutnya Jakarta mulai mengalami penurunan angka persentase penduduk

usia kerja, yaitu pada tahun 1998 angka TPAK turun menjadi 58,16 dan

mengalami perkembangan yang berfluktuasi pada tahun 2005-2009. Hal ini

disebabkan oleh tejadinya krisis ekonomi yang dialami oleh indonesia pada

saat itu, sehingga berdampak pula terhadap DKI Jakarta, dimana Jakarta

merupakan ibu kota indonesia yang sebagian besar pusat perekonomian

indonesia. Sedangkan pada tahun 2005 Jakarta mengalami kenaikan angka

TPAK sekitar 63,08 persen dan mengalami turun naik hingga pada tahun

2009 TPAK menempati angka sekitar 66,60 persen. Keadaan ini dipacu oleh

kurang stabilnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta saat itu.

4. Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman modal asing adalah penanaman modal asing secara

langsung yang dilakukan berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 1

tahun 1967 dan yang digunakan menjalankan perusahaan di Indonesia,

dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanam

modal tersebut (Widjaya, 2000:25).

Page 93: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

74

Gambar 4.3

Perkembangan Penanaman Modal Asing

(dalam Ribu US $)

Periode 1987-2009

Sumber: Indikator Ekonomi DKI Jakarta (BPS)

DKI Jakarta dihadapkan pada tantangan untuk memicu penanaman

modal baru, dan mempertahankan penanam modal yang berasal dari luar

negeri (PMA). Investasi sangat diperlukan untuk menunjang dan melengkapi

roda perekonomian serta mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Untuk

menarik investasi dari luar negeri, khususnya DKI Jakarta sangat dibutuhkan

guna berkembangnya pembangunan yang sudah ada.

Pada gambar 4.3 terlihat bahwa, telah terjadi peningkatan positif dari

tahun 1987 sampai dengan tahun 1995. Keadaan ini menunjukkan bahwa

Jakarta merupakan pusatnya kota besar dalam perekonomian indonesia yang

Page 94: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

75

masih diminati oleh asing. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi stabilitas

ekonomi, politik dan keamanan DKI Jakarta.

Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1998, PMA mengalami penurunan

yaitu menjadi. 703.916,00 ribu US $ Hal ini sebagai dampak dari krisis

ekonomi yang melanda Indonesia. Hal ini juga membuat keluarnya beberapa

perusahaan asing seperti nike dan sony yang memindahkan penanaman

modalnya ke negara lain. PMA menunjukkan pergerakan yang kurang baik,

jika dibandingkan dengan pergerakan PMA sebelum krisis. Pergerakan

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, pada tahun 1999 PMA masih tetap

pada kisaran angka yaitu 777.547,00 ribu US $. Pada dua tahun berikutnya

nilai PMA kembali meningkat, bahkan mencapai 1.234.428,52 ribu US $

dan pada tahun 2003 menginjak angka 5.395.705,00 ribu US $. Hal ini di

sebabkan sudah mulai pulihnya kepercayaan pada perekonomian DKI

Jakarta. meningkatnya investasi ini juga ditandai dengan meningkatnya

impor bahan baku dan barang modal pada tahun tersebut.

Tetapi pada tahun 2004 nilai PMA kembali menurun menjadi

1.867.972,00 ribu US $ hal ini disebabkan kondisi perekonomian Jakarta

yang dianggap masih tidak stabil. Selain itu ada indikasi beralihnya minat

investor asing dari sektor industri ke bidang perdagangan. Pada tahun

selanjutnya nilai PMA terus mengalami pergerakan yang fluktuatif yang

cenderung positif dan mengalami peningkatan yang cukup positif di tahun

2007 yaitu mencapai 6.091.830,00 ribu US $ Hal ini didorong oleh

permintaan minat investor untuk berinvestasi di Jakarta. Tetapi pada dua

Page 95: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

76

tahun berikunya yaitu tahun 2008 dan 2009, PMA kembali mengalami

penurunan hal ini disebabkan sebagai dampak krisis ekonomi yang melanda

Amerika dan beberapa negara eropa lainnya. Penanaman modal asing

(PMA), menurun sebesar 44,5 persen dibanding tahun 2008, dari 9,93 ribu

US $ menjadi 5,51 ribu US $ pada tahun 2009.

5. Perkembangan Ekspor

Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah negara

ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada

suatu tahun tertentu. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar

negeri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik,

yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan

ekonomi. (Jhingan, 2000:448).

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu

negara meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-

sumber daya yang langka dan pasar-pasar internasional yang potensial untuk

berbagai produk ekspor yang mana tanpa produk-produk tersebut, maka

negara tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan

perekonomian nasionalnya.

Page 96: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

77

Gambar 4.4

Perkembangan Ekspor

(dalam Milyar US $) Periode 1987-2009

Sumber : Indikator Ekonomi DKI Jakarta (BPS)

Pada gambar 4.4 diatas menjelaskan bahwa selama kurun waktu 11

tahun terakhir, nilai ekspor diatas menggambarkan bahwa wilayah DKI

Jakarta selalu mengalami peningkatan dalam kegiatan ekspor yang selama

ini telah dijalankan yaitu, pada tahun dasawarsa „70an merupakan dasawarsa

panen devisa ekspor. Dasawarsa „80an, sebaliknya merupakan dasawarsa

pailit devisa di Indonesia saat itu. Penerimaan ekspor agaknya membaik

kembali dalam dasawarsa „90an. Pada Jakarta sendiri penerimaan ekspor

pada tahun-tahun 1987-88-89 meningkat, namun pada kenaikan-kenaikan

yang ada masih belum mampu menutup penurunan-penurunan yang terjadi

pada tahun-tahun sebelumnya, nilai ekspor sekitar 2.426.282.898 milyar US

$ itulah sebabnya secara keseluruhan sepanjang kurun waktu 1980-1989

Page 97: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

78

penerimaan ekspor berkembang negatif dan pada tahun berikutnya terus

mengalami peningkatan yaitu, pada tahun 1998 nilai ekspor mencapai

17.729575474 milyar US $.

Namun pada tahun 1999 dan 2001 nilai ekspor mengalami penurunan

yaitu, sekitar 13,83 persen dan 7,56 persen. Dimana nilai ekspor pada tahun

1999 15.278.037.741 milyar US $ dan tahun 2001 19.798.812.260 milyar

US $. Hal ini dipacu oleh pengaruh kinerja ekspor yang bersifat eksternal

yaitu, lingkungan ekonomi internasional. Ekspor tentu saja tidak luput dari

dinamika atau gejolak perekonomian dunia pada umumnya. Dampak krisis

moneter yang melanda Indonesia begitu terasa imbasnya pada ibu kota

Jakarta yang sebagai pusat perekonomian saat itu. Sehingga jika

dibandingkan antara nilai ekspor tahun 2008 dengan tahun 1991 maka

peningkatan ekspor mencapai 5 kali lipat. Nilai ekspor DKI Jakarta tahun

2008 telah mencapai 36.090.170.062 milyar US $, sementara untuk tahun

1991 nilainya baru mencapai 7.609.660.652 milyar US $. Peningkatan nilai

ekspor ini bukan semata-mata akibat meningkatnya nilai volume ekspor,

sebab pada saat terjadi penurunan volume ekspor, justru nilainya meningkat.

Hal ini merupakan akibat dari jenis barang yang berbeda, ataupun makin

murahnya produk Indonesia di luar negeri akibat depresiasi rupiah.

Page 98: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

79

B. Analisis dan Pembahasan

1. Hasil Uji Stasioneritas

Uji stasioner adalah suatu uji yang dilakukan untuk melihat apakah

data yang dihasilkan terjadi ketidakstasioneran atau tidak. (Winarno,

Wing, Wahyu 2007:10.2) Tujuan uji stasioneritas ini adalah agar meanya

stabil dan random errornya = 0, sehingga model regresinya yang

diperoleh adalah regresi semu. Tingkatan-tingkatan dalam pengujian

stasioner ini mulai dari tingkat level, first different, dan second defferent.

Adapun tahap-tahap untuk melakukan uji stasioner apakah data yang ada

merupakan data yang sudah stasioner atau belum, adalah sebagai berikut:

Level

Tingkat level ini merupakan uji stasioner tingkat paling pertama

yang dilakukan untuk menguji variable-variabel yang ada, Apakah

sudah stasioner atau belum. Berikut ini adalah table hasil pengujian

stasioner tingkat level.

Tabel 4.1

Hasil Uji Stasioner Tingkat Level

Variabel t-statistik Prob Keterangan

LPDRB 0,1493858 0,5179 Tidak stasioner

LTPAK 0,1136464 0,6821 Tidak stasioner

LPMA 0,2146840 0,2300 Tidak stasioner

LEXP 0,4049361 0,0054 Stasioner

Dari hasil stasioner tingkat level diatas kita lihat bahwa variable

PDRB, TPAK, dan PMA masih adanya variable yang tidak stasioner, maka

dilakukan uji stasioner tahap selanjutnya sampai semuavariabel yang ada

Page 99: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

80

benar-benar stasioner. Untuk menguji tahap selanjutnya yaitu dilakukan uji

stasioner tahap First Different.

First Different

Tingkat first different ini merupakan tingkatan yang kedua yang

dilakukan karena pada pengujian tingkat level masih ada variable yang

tidak stasioner. Berikut adalah hasil pengujian stasioner tingkat first

different :

Tabel 4.2

Hasil Uji stasioner Tingkat First Different

Variabel t-statistik Prob Keterangan

LPDRB 0,3135647 0,0391 Stasioner

LTPAK 0,5210527 0,0004 Stasioner

LPMA 0,5482602 0,0003 Stasioner

LEXP 0,3824426 0,0096 Stasioner

Dari hasil stasioner tingkat first different diatas kita lihat bahwa semua

variable benar-benar sudah stasioner, tidak ada lagi yang tidak stasioner

sehingga tidak perlu dilakukan uji stasioner tahap selanjutnya yaitu second

different.

Page 100: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

81

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Gambar 4.5

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data sekunder yang diolah

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model peneltian, variabel dependen dan independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang baik adalah

berdistribusi normal atau mendekati normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai

probability yang nilainya lebih besar dari 5 persen.

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa uji statistik JB, nilai statistiknya

sebesar 0,218892 yang lebih kecil dari nilai X2 tabel 0,05 df=(n-k) 21- 4=17

sebesar 27.58711 Selain itu nilai probabilitas lebih besar dari α=5 persen

yaitu: 0,896330 atau 8,9 persen. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat permasalahan normalitas.

Page 101: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

82

b. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah terdapat hubungan antara residual antar waktu pada model

penelitian yang digunakan, sehingga estimasi menjadi bias. Identifikasi

ada tidaknya permaslahan autokorelasi dilakukan menggunakan uji

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Untuk mengetahui ada

tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.838861 Probability 0.451501

Obs*R-squared 2.112528 Probability 0.347753

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai probabilitas Obs*R-squared

adalah 0,347753. Nilai ini lebih besar dari derajat kesalahan (α)=5

persen atau 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat permasalahan autokorelasi.

c. Hasil Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak

memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heterokedastisitas

dapat dilakukan dengan melakukan White Test, Untuk mengetahui ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.4.

Page 102: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

83

Tabel 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.673814 Probability 0.718544

Obs*R-squared 7.462988 Probability 0.589032

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel 4.4 menujukkan bahwa, nilai Obs*R-squared adalah

7.462988 nilai ini lebih kecil dari χ2

tabel yaitu 27.58711. Selain itu nilai

probabilitas Obs*R-squared adalah 0.589032. Nilai ini lebih besar dari

derajat kesalahan (α) = 5 persen (0,05), maka dapat dikatakan bahwa

dalam model penelitian ini tidak terdapat permasalahan

heteroskedastisitas.

d. Hasil Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model terdapat hubungan linier antara variabel

independen dalam suatu model regresi. Suatu model regresi dikatakan

terkena multikolinieritas bila terjadi hubungan linier yang sempurna

atau pasti diantara beberapa atau seluruh variabel bebas dari suatu

model regresi. Akibat yang ditimbulkan ialah terdapat kesulitan untuk

melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 103: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

84

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas dengan Regresi Auxiliary

Variabel Koefisien R2

LPDRB=f(LTPAK,LPMA,LEXP) 0,958513

LTPAK=f(LPMA,LEXP) 0,844526

LPMA=f(LEXP,LTPAK) 0,419471

LEXP=f(LTPAK,LPMA) 0,875453

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel 4.6, uji multikolinieritas dengan regresi auxiliary dapat

menunjukkan koefisian determinasi regresi auxiliary masing-masing

variabel. Hasil uji dengan regresi auxiliary menunjukkan bahwa R2

LTPAK

= 0,844526, R2

LPMA = 0,419471, dan R2

LEXP = 0,875453. Semua nilai

koefisien determinasi tersebut harus lebih kecil dari koefisien determinasi

untuk regresi aslinya (R2 = 0,958513). Dari hasil tersebut diketahui

bahwa R-squared yang dihasilkan dari regresi auxiliary lebih kecil dari

regresi model utama. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada

model ini tidak terdapat permasalahan multikolinearitas.

Page 104: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

85

2. Hasil Uji Regresi Metode OLS

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan

metode OLS untuk model persamaan LogPDRB = α + β1LogTPAK +

β2LogPMA + β3LogEXP + μi adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6

Hasil Olah Data Dengan Metode OLS

Sumber: Data sekunder yang diolah

3. Hasil Uji Statistik

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t statistik dapat dilakukan dengan uji satu sisi (one tail test),

dengan α = 5%. Jika t-tabel < t-hitung berarti Ho ditolak atau variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi

Dependent Variable: LPDRB

Method: Least Squares

Date: 01/06/08 Time: 12:33

Sample (adjusted): 1987 2007

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LTPAK 0.587415 0.279952 2.098272 0.0511

LPMA 0.066493 0.026990 2.463607 0.0247

LEXP 0.297912 0.065948 4.517383 0.0003

C 8.932592 0.565971 15.78276 0.0000

R-squared 0.958513 Mean dependent var 19.14720

Adjusted R-squared 0.951192 S.D. dependent var 0.336208

S.E. of regression 0.074277 Akaike info criterion -2.192388

Sum squared resid 0.093790 Schwarz criterion -1.993431

Log likelihood 27.02007 F-statistic 130.9229

Durbin-Watson stat 1.395784 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 105: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

86

jika t-tabel > t-hitung berarti Ho diterima, maka variabel independen

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7

Hasil Uji t-Statistik

Variabel Probabilitas t-hitung t-tabel Keterangan

LTPAK 0,0511 2.098272 1.739 Tidak Signifikan

LPMA 0,0247 2.463607 1.739 Signifikan

LEXP 0,0003 4.517383 1.739 Signifikan

Sumber : data diolah dengan Eviews 5.0

1) Uji t-statistik terhadap variabel TPAK

Hipotesis pengaruh variabel TPAK terhadap variabel PDRB

adalah :

Ha : β1 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Ho : β1 = 0, maka variabel Independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung β1 = 2,098272

sedangkan t-tabel = 1.739 [df = n-k (21-4=17), α = 0,05], sehingga

dapat disimpulkan t-hitung > t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh ialah

(2,098272 > 1,739).

Page 106: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

87

Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug > t tabel , sehingga

Ho diterima maka dapat disimpulkan variabel β1 positif dan tidak

signifikan terhadap PDRB.

Nilai Prob. t-statistik TPAK adalah 0,0511. Nilai ini lebih besar

dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak HA dan menerima Ho.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel TPAK secara individual tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB. Ini dikarenakan bahwa

adanya penambahan tingkat partisispasi angkatan kerja di DKI Jakarta

yang disebabkan oleh meningkatnya urbanisasi penduduk besar-

besaran dari desa ke kota. Hal tersebut terjadi karena masyarakat desa

ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dikota Jakarta, namun

keadaan ini mengakibatkan tenaga kerja yang berada di DKI Jakarta

meningkat. Pada dasarnya di dalam TPAK itu sendiri merupakan

orang yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan, tetapi pada

kenyataannya Jakarta saat ini banyak orang yang sedang mencari

pekerjaan meningkat namun lapangan pekerjaan di wilayah DKI

Jakarta masih kurang memadai. Oleh karena itu pada nilai TPAK tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan PDRB DKI

Jakarta. Sehingga pengaruh TPAK nilainya masih relative rendah

terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta. Hasil penelitian ini juga

diperkuat oleh penelitian Rahmad Bagiyo (2007) yang berjudul “

Analisis kausalitas antara tingkat partisipasi angkatan kerja dengan

PDRB didaerah khusus ibu kota Jakarta tahun 1979-2005”.

Page 107: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

88

Mengatakan bahwa TPAK tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap PDRB DKI Jakarta.

2) Uji t-statistik terhadap variabel Investasi (PMA)

Hipotesis pengaruh variabel Invetasi (PMA) terhadap variabel

PDRB adalah :

Ha : β2 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Ho : β2 = 0, maka variabel Independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung β2 = 2,463607

sedangkan t-tabel = 1,739 [df = n-k (21-4=17), α = 0,05], sehingga

dapat disimpulkan bahwa t-hitung > t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh

(2,463607 > 1,739).

Perbandingan tersebut menunjukkan jika t-hitug > t tabel , maka

Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan variabel β2 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap PDRB.

Nilai Prob. t-statistik PMA adalah 0,0247. Nilai ini lebih kecil dari

α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak Ho dan menerima HA. Hal

ini menunjukkan bahwa variabel PMA secara individual berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel PDRB. Nilai koefisien

variabel PMA adalah 0,066493 sehingga dapat diartikan jika PMA

mengalami kenaikan sebesar satu persen maka nilai PDRB akan naik

sebesar 0,066493 persen. Hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa

Page 108: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

89

koefisien PMA (Penanaman Modal Asing) memiliki pengaruh yang

posistif dengan PDRB. Dapat diartikan jika PMA mengalami kenaikan

sebesar satu persen, maka Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) akan terdepresiasi atau naik sebesar persen. 0,066493. Hal

ini menujukkan bahwa saat nilai PMA meningkat maka pendapatan

domestik regional bruto (PDRB) akan terdepresiasi.

Terjadinya hubungan positif antara PMA dengan PDRB. Hal ini

dikarenakan, PMA dapat meningkatkan pendapatan wilayah Jakarta

yang salah satu caranya yaitu dengan kebijakan memperluas sektor-

sektor yang bisa dimasuki oleh investor asing. Dengan adanya PMA

akan membawa dampak positif bagi ibu kota yang meliputi adanya

transfer teknologi, kesempatan untuk memicu tenaga kerja dan

pertumbuhan industri barang dan jasa yang cepat, sehingga dengan

masuknya investasi asing industri lokal dapat menyerap dan

mengaplikasikan kemajuan teknologi dan peningkatan efisiensi untuk

ikut ambil bagian dalam perdagangan internasional, dengan begitu

investor-investor asing dapat menanamkan modalnya untuk

pembangunan wilayah yang ada dijakarta, sehingga hal ini dapat

menyebabkan pendapatan bruto DKI Jakarta meningkat secara tidak

langsung terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta. Dengan begitu dari

penghasilan PMA dan investor yang ada, PMA dapat meningkatkan

pertumbuhan PDRB DKI Jakarta. Hal ini juga dapat mendorong

pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainya, misalnya sektor industri

Page 109: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

90

tekstil serta sektor perdagangan dan reparasi. Sektor pertambangan,

dan sektor industri kendaraan bermotor juga mengalami laju

pertumbuhan yang baik.

3) Uji t-statistik terhadap variabel EXP

Hipotesis pengaruh variabel EXP terhadap variabel PDRB adalah :

Ha : β3 ≠ 0, maka variabel Independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Ho : β3 = 0, maka variabel Independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung β3 = 4,517383

sedangkan t-tabel = 1,739 [df = n-k (21-4=17), α = 0,05], sehingga

dapat disimpulkan t-hitung > t-tabel, tetapi hasil yang diperoleh

(4,517383 > 1,739).

Perbadingan tersebut menunjukkan jika t-hitug > t-tabel , maka

Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan variabel β3 positif dan

signifikan terhadap PDRB.

Selain itu, nilai Prob. t-statistik EXP adalah 0,0003. Nilai ini lebih

kecil dari α=5 persen atau 0,05 yang berarti menolak Ho dan

menerima HA. Hal ini menunjukkan bahwa variabel EXP secara

individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel PDRB.

Berdasarkan hasil regresi, nilai koefisien variabel EXP sebesar

0,291972 sehingga dapat diartikan jika EXP mengalami kenaikan

Page 110: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

91

sebesar satu persen maka nilai PDRB akan naik sebesar 0,291972

persen.

Hal ini berarti bahwa Ekspor berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi, dimana melihat dari pertumbuhan PDRB.

Bahwa apabila nilai ekspor naik, maka akan mempengaruhi nilai

pertumbuhan PDRB DKI Jakarta. Hal ini disebabkan dari hasil ekspor

produk barang dan jasa keluar negeri yang dapat menyebabkan

peningkatan terhadap pendapatan pajak, Bea cukai, dan pertumbuhan

pendapatan di wilayah sekitar. Dimana ini merupakan pergerakan

ekspor dalam pertumbuhan Jakarta, naiknya ekspor dapat

mengakibatkan sektor-sektor lain berkembang, pengiriman industri

ekspor dapat meningkatnya pendapatan pajak dan usaha-usaha terkait

dalam perdagangan luar negeri, disisi lain juga dapat menyerap SDM

yang ada seperti halnya, tenaga kerja buruh dalam sektor industri di

sekitar wilayah DKI Jakarta.

Selama ini beranggapan ekspor hanya berpengaruh secara eksternal

dalam perkembangan pembangunan dan pertumbuhan yang ada,

namun kenyataan tersebut salah, bahwa ekspor dapat menjadi motor

penggerak akan kemajuan pembangunan dalam wilayah yang

pertumbuhanya pesat. Dengan begitu, Ekspor dapat mengendalikan

pergerakan perekonomian pada saat itu.

Page 111: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

92

b. Uji F-statistik

Uji statistik F digunakan untuk menguji signifikansi seluruh variabel

independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel

dependen, atau melihat pengaruh variabel independen secara bersama-

sama. Dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel.

F tabel = (α : k-1, n-k), α = 0,05 (4-1= 3; 21-4 = 17).

Hasil Perhitungan yang didapat adalah F hitung = 130,9229,

sedangkan F tabel = 3,20 (α = 0,05 ; 4 ; 16), Dari hasil perbandingan

antara F hitung dan F tabel, menunjukkan nilai F hitung > F tabel maka

Ho di tolak dan HA diterima. Dengan kata lain variabel TPAK, PMA,

dan EXP secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

Pertumbuhan PDRB pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Selain itu, nilai Prob. F-statistik adalah 0,000000. Nilai ini lebih kecil

dari tingkat kesalahan (α=5 persen atau 0,05) yang berarti menolak Ho

dan menerima Ha. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen

(TPAK, PMA, dan EXP) secara bersama–sama berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (PDRB).

c. Koefisien Determinasi (R2)

Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau

prosentase dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan

oleh model regresi R2 dalam regresi sebesar 0.958513. Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi tersebut dapat menjelaskan sebesar

Page 112: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

93

95,8513 persen terhadap permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

Sedangkan sisanya sebesar 4,1478 persen dipengaruhi oleh variabel

diluar model ini.

Page 113: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK), investasi asing (PMA), dan Ekspor terhadap Pertumbuhan

Ekonomi PDRB di DKI Jakarta selama periode 1987-2009. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian secara individu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

Pertumbuhan ekonomi PDRB dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja (TPAK) bernilai positif namun tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi PDRB DKI Jakarta. Hal ini

dikarenakan adanya penambahan tingkat partisipasi angkatan kerja di

DKI Jakarta yang disebabkan oleh meningkatnya urbanisasi penduduk

daerah ke kota, sehingga mengakibatkan tenaga kerja yang berada di

DKI Jakarta meningkat tajam. Dalam TPAK dikatakan bahwa ada

orang yang bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan, namun disini

orang yang sedang mencari pekerjaan lebih banyak dan meningkat.

Oleh karena itu pada nilai TPAK tidak berpengaruh secara singnifikan

terhadap pertumbuhan PDRB DKI Jakarta.

Page 114: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

95

b. Hasil Pengujian ini menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing

(PMA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan

PDRB. Jadi saat terjadi kenaikan nilai PMA maka akan menyebabkan

pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan terhadap wilayah tersebut.

Dimana sektor industri barang dan jasa meningkat, begitu juga dengan

pajak, sektor-sektor ekonomi dan usaha terkait lainya. Hal ini karena

PMA merupakan masih tujuan investor asing dalam menanamkan

modalnya di Jakarta, sehingga berpengaruh lansung terhadap nilai

pertumbuhan PDRB.

c. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Ekspor mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi PDRB Jakarta.

Jadi apabila nilai ekspor naik, maka akan mempengaruhi nilai

pertumbuhan PDRB Jakarta. Hal ini disebabkan karena hasil ekspor

dari produk barang dan jasa akan keluar negeri dapat menyebabkan

peningkatan terhadap pertumbuhan pendapatan wilayah sekitar yaitu,

pergerakan ekspor akan menjadi motor penggerak pertumbuhan DKI

Jakarta. Dimana dapat menyerap SDM seperti buruh dan mendorong

usaha-usaha terkait di sekitar wilayah Jakarta.

2. Berdasarkan hasil regresi penelitian pada masing-masing uji individual

variabel menunjukan bahwa pada variabel TPAK tidak berpengaruh secara

signifikan. Sedangkan pada variabel PMA dan Ekspor, masing-masing

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan PDRB di DKI Jakarta.

Page 115: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

96

3. Variabel Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Penanaman Modal

Asing (PMA), dan Ekspor secara bersama–sama mampu menjelaskan

pengaruh pada pertumbuhan ekonomi terhadap Pendapatan Domestik

Regional Bruto (PDRB) dengan probability F-statistik PDRB = 0,000000

atau lebih kecil dari α = 5 persen. Nilai koefisien konstanta adalah 8,932592

berarti bila semua variabel independen naik satu persen secara rata-rata

maka pertumbuhan ekonomi terhadap PDRB akan mengalami kenaikan

sebesar 8,932592 persen.

4. Besarnya R-squared pada hasil estimasi model PDRB adalah sebesar

0,95851. Hal ini berarti 95,851 persen perubahan PDRB secara bersama-

sama dapat dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam

model yaitu TPAK, PMA dan Ekspor. Sedangkan sisanya sebesar 4,1487

persen dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model

yang digunakan.

B. Implikasi

Implikasi kebijakan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian

tentang pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Penanaman

Modal Asing (PMA) dan Ekspor terhadap PDRB adalah dimana pemerintah

harus menjaga perkembangan pertumbuhan ekonomi dengan terus

memperhatikan kebijakan yang ada seperti halnya menekan tingginya tingkat

urbanisasi dan memperhatikan penyerapan kesempatan tenaga kerja. kinerja

dan pelayanan dengan memudahkan dan menyediakan sarana dan prasarana

Page 116: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

97

untuk sektor-sektor usaha yang ada guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi

PDRB.

C. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diajukan beberapa saran

yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambilan kebijakan, saran

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menemukan bahwa peningkatan PMA akan menghasikan

kenaikan pendapatan domestik regional bruto (PDRB). Hal ini disebabkan

karena PMA masih mengandalkan investor asing yang menanamkan

modalnya dalam proses produksinya. Untuk itu pemerintah perlu

mendorong PMA yang lebih menguntungkan bagi perekonomian DKI

Jakarta, dengan menjaga biaya input yang kompetitif, peningkatan sumber

daya manusia, peningkatan ketersediaan dan kinerja fasilitas atau

infrastruktur, sistem keamanan dan kestabilan ekonomi Jakarta.

2. Dengan ditemukannya bahwa bila ekspor meningkat maka pertumbuhan

ekonomi juga akan meningkat, maka kebijakan yang dapat diambil adalah

dengan menjaga kestabilan ekspor yang terjadi di masyarakat, sehingga

pengaturan akan bea masuk dan pajak dapat menstabilkan nilai pendapatan

akan ekspor. Sehingga pertumbuhan ekonomi terhadap PDRB akan berada

dalam keadaan stabil dan pertumbuhan ekonomi akan terus tumbuh.

3. Dalam penelitian selanjutnya, perlu adanya penambahan variabel makro

ekonomi lain yang kemungkinan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi

Page 117: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

98

terhadap PDRB agar model estimasi dapat lebih dipercaya dan mampu

menjelaskan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta.

Page 118: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

99

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. “Ekonomi Pembangunan”, Edisi ke 5, STIM YKPN,

Yogyakarta, 2010.

Arsyad, Lincolin. “Ekonomi Pembangunan”, Edisi ke 4, Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2004.

Badan Pusat Statistik. Indikator ekonomi. BPS, DKI Jakarta, 2010.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 1989.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2000.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2002.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2008.

Badan Pusat Statistik. Pendapatan Nasional Indonesia. BPS, Jakarta, 2004.

Bagiyo, Rahmad. “ Analisis kausalitas antara tingkat partisipasi angkatan kerja

dengan PDRB didaerah khusus ibu kota Jakarta tahun 1979-2005”.

Skripsi sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2007.

Boediono. “Ekonomi Internasional”, pengantar ilmu ekonomi internasional No.3,

Edisi 1, Yogyakarta, 2000.

Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain, Erlangga,

Jakarta, 1997.

Hamid, Abdul MS, “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2010.

Hamdani, “Seluk beluk perdagangan ekspor-impor”. BUSHINDO: Jakarta, 2007.

Jamzani Sodik, Didi Nuryadin “ Determinan investasi di daerah: studi kasus

propinsi di Indonesia”. Jurnal ekonomi pembangunan kajian ekonomi

negara berkembanga hal: 223-233, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran”

Yogyakarta. 2008.

Jhingan. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. Rajawali Press, Jakarta,

2000.

Kuncoro, Mudrajad. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Erlangga,

Jakarta: 2003.

Page 119: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

100

Mankiw, Greogory. N. “ Pengantar Ekonomi Makro”, Edisi ke 3. Salemba empat,

Jakarta, 2006.

Mulyadi S. Ekonomi SDM dalam perspektif pembangunan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.Hakim, Abdul (2000) , Statistik Induktif, Ekonisia,

Yogyakarta, 2003.

Nachrowi, Djalal, Nachrowi dan Usman, Harding. “ Pendekatan Populasi dan

Praktis ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan”. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta, 2006.

Nushiwat, Munter. “Exports and Economic Growth A RE-Examination of the

Causality Relation in six Countries 1981-2005”. Applied Econometrics

and International Development,Vol. 8-2 , 2010.

Priadi. “Perdagangan Internasional “ BUSHINDO: Jakarta. 2000.

Rahardja, Prathama. Teori Ekonomi Makro : suatu pengantar, edisi kedua,

Lembaga Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.

Rus’an Nasrudin, Nining I. Soeslio. “Perkembangan Perbankan

Indonesia:Analisis Dampak terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional

Indonesia dan Penyebab-penyebabnya dengan Data Panel 1983-1999”.

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol.IV No. 01, hal 137-155

Departemen Ilmu Ekonomi FEUI. Jakarta, 2004.

Rustiono, Deddy, SE. “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Jawa Tengah.” Tesis sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Semarang, 2008.

Soelistyo MBA dan Nopirin MA, “ Teori Perdagangan Internasional ” Jakarta,

1977.

Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Makroekonomi, edisi kedua, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2000.

Sukirno, Sadono. “Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan” ,Edisi ke 2, Kencana, Jakarta, 2007.

Supranto, Prabowo. dalam penelitiannya “Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tahun 1986-2002”. skripsi sarjana (

tidak dipublikasikan ). 2004.

Page 120: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

101

Svetlana, Ledyaeva and Mikael, Linden. “Foreign Direct Investment and

Ekonomic Growth: Empirical evidence from Russian regions”. Bofit

Discussion Papers, 2006.

Tarigan, Robinson. “M.R.P Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”, Edisi revisi,

2005.

.

Todaro, Michael p., ”Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Edisi ke 7,

Erlangga, Jakarta, 1998.

Utomo, Yuni Priadi, Ekspor Mendorong Pertumbuhan atau Pertumbuhan

Mendorong Ekspor, Jurnal Manajemen, Vol.1, No.1, UII, Yogyakarta, 2000.

Widarjono, Agus. “Ekonometrika : Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan

Bisnis”. Yogyakarta : Ekonisia FE UII. 2007.

Winarno, Wing, Wahyu. “ Analisis ekonometrika dan statistika dengan Eviews”,

sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN : Yogyakarta, 2007.

Page 121: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi
Page 122: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

102

Lampiran 1 : Data Penelitian (Data Mentah)

OBS PDRB TPAK PMA EXP

1987 107,599,284 42.32 501,291 2,426,282,898

1988 115,115,165 43.10 390,758 3,394,072,948

1989 125,886,202 43.20 557,307 4,614,581,866

1990 136,676,610 44.60 1,250,799 5,793,457,911

1991 147,335,207 45.82 759,770 7,609,660,652

1992 160,050,023 47.30 1,090,996 10,638,899,769

1993 173,540,509 47.80 1,166,727 11,947,516,628

1994 211,929,189 48.10 1,355,937 12,870,545,871

1995 231,567,708 48.60 1,918,702 13,939,283,868

1996 252,629,225 57.90 3,752,123 15,574,726,734

1997 265,529,501 59.20 847,169 17,450,894,752

1998 219,089,230 58.16 703,916 17,729,575,474

1999 218,458,107 60.19 777,547 15,278,037,714

2000 227,924,124 61.64 1,188,670 21,418,543,499

2001 238,673,940 61.65 313,475 19,798,812,260

2002 250,348,044 60.83 1,234,429 19,959,587,089

2003 263,624,242 60.45 5,395,705 20,454,440,187

2004 278,524,823 61.93 1,867,972 24,501,221,918

2005 295,270,545 63.08 2,624,156 26,958,167,238

2006 312,826,713 62.72 2,635,281 29,809,517,655

2007 332,971,255 61.04 6,091,830 32,186,884,841

2008 353,539,057 68.68 9,927 36,090,170,062

2009 371,399,302 66.60 5,510 37,060,160,034

Page 123: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

103

Keterangan :

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto (Rp)

TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Persentase)

PMA : Penanaman Modal Asing (US $)

EXP : Ekspor (US $)

Page 124: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

104

Lampiran 2 : Hasil Data Setelah Diestimasi

obs LPDRB LTPAK LPMA LEXP

1987 18.49392455 3.745259788 13.12494205 21.60962625

1988 18.56144362 3.763522997 12.87584372 21.9452965

1989 18.6508889 3.765840495 13.23087153 22.2524871

1990 18.73312818 3.797733859 14.03929311 22.47999517

1991 18.80822087 3.824720677 13.54077103 22.75268442

1992 18.89099697 3.856510295 13.9026016 23.08778291

1993 18.97192161 3.867025639 13.96971295 23.20378928

1994 19.17176276 3.873282177 14.12000329 23.27820727

1995 19.26038286 3.883623531 14.46715947 23.35797687

1996 19.34743346 4.058717385 15.13783237 23.46891536

1997 19.39723651 4.080921542 13.64965548 23.58265676

1998 19.20498965 4.063197833 13.46441431 23.59850001

1999 19.20210482 4.097506226 13.56389937 23.44968219

2000 19.24452334 4.12131101 13.98834559 23.7875229

2001 19.29060891 4.12147323 12.65547489 23.70888779

2002 19.33836268 4.108083088 14.02611907 23.71697542

2003 19.39003532 4.101816577 15.50111382 23.74146582

2004 19.44501774 4.126004715 14.44036391 23.92198883

2005 19.5034026 4.144403762 14.78026988 24.01755214

2006 19.56115996 4.138680376 14.78450038 24.11809356

2007 19.62356672 4.111529387 15.62245909 24.1948249

2008 19.68350452 4.229458036 14.56575432 24.30928637

2009 19.73278833 4.198704578 13.37565743 24.33580838

Page 125: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

105

Lampiran 3 : Hasil Uji Regresi Log Linier

Dependent Variable: LPDRB

Method: Least Squares

Date: 01/06/08 Time: 12:33

Sample (adjusted): 1987 2007

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LTPAK 0.587415 0.279952 2.098272 0.0511

LPMA 0.066493 0.026990 2.463607 0.0247

LEXP 0.297912 0.065948 4.517383 0.0003

C 8.932592 0.565971 15.78276 0.0000

R-squared 0.958513 Mean dependent var 19.14720

Adjusted R-squared 0.951192 S.D. dependent var 0.336208

S.E. of regression 0.074277 Akaike info criterion -2.192388

Sum squared resid 0.093790 Schwarz criterion -1.993431

Log likelihood 27.02007 F-statistic 130.9229

Durbin-Watson stat 1.395784 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 126: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

106

Lampiran 4 : Hasil Uji Stasioneritas

Tingkat Level : PDRB,TPAK, PMA, EXP

Null Hypothesis: LPDRB has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.493858 0.5179

Test critical values: 1% level -3.769597

5% level -3.004861

10% level -2.642242

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LPDRB)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:13

Sample (adjusted): 1988 2009

Included observations: 22

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LPDRB(-1) -0.060345 0.040395 -1.493858 0.1508

C 1.213215 0.774562 1.566325 0.1330

R-squared 0.100380 Mean dependent var 0.056312

Adjusted R-squared 0.055399 S.D. dependent var 0.066179

S.E. of regression 0.064319 Akaike info criterion -2.563400

Sum squared resid 0.082740 Schwarz criterion -2.464214

Log likelihood 30.19740 F-statistic 2.231611

Durbin-Watson stat 1.427793 Prob(F-statistic) 0.150823

Page 127: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

107

Null Hypothesis: LTPAK has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.136464 0.6821

Test critical values: 1% level -3.769597

5% level -3.004861

10% level -2.642242

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LTPAK)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:22

Sample (adjusted): 1988 2009

Included observations: 22

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LTPAK(-1) -0.072285 0.063605 -1.136464 0.2692

C 0.309358 0.254260 1.216701 0.2379

R-squared 0.060660 Mean dependent var 0.020611

Adjusted R-squared 0.013693 S.D. dependent var 0.045763

S.E. of regression 0.045449 Akaike info criterion -3.257959

Sum squared resid 0.041312 Schwarz criterion -3.158773

Log likelihood 37.83754 F-statistic 1.291549

Durbin-Watson stat 2.310477 Prob(F-statistic) 0.269197

Page 128: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

108

Null Hypothesis: LPMA has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.146840 0.2300

Test critical values: 1% level -3.808546

5% level -3.020686

10% level -2.650413

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LPMA)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:29

Sample (adjusted): 1988 2007

Included observations: 20

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LPMA(-1) -0.478738 0.222996 -2.146840 0.0457

C 6.809566 3.117894 2.184027 0.0424

R-squared 0.203854 Mean dependent var 0.124876

Adjusted R-squared 0.159624 S.D. dependent var 0.785373

S.E. of regression 0.719967 Akaike info criterion 2.275417

Sum squared resid 9.330346 Schwarz criterion 2.374990

Log likelihood -20.75417 F-statistic 4.608920

Durbin-Watson stat 1.954117 Prob(F-statistic) 0.045681

Page 129: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

109

Null Hypothesis: LEXP has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.049361 0.0054

Test critical values: 1% level -3.769597

5% level -3.004861

10% level -2.642242

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LEXP)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:32

Sample (adjusted): 1988 2009

Included observations: 22

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LEXP(-1) -0.122732 0.030309 -4.049361 0.0006

C 2.989053 0.707882 4.222531 0.0004

R-squared 0.450509 Mean dependent var 0.123917

Adjusted R-squared 0.423034 S.D. dependent var 0.133298

S.E. of regression 0.101251 Akaike info criterion -1.655918

Sum squared resid 0.205036 Schwarz criterion -1.556733

Log likelihood 20.21510 F-statistic 16.39732

Durbin-Watson stat 2.380854 Prob(F-statistic) 0.000627

Page 130: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

110

Lampiran 5 : Hasil Uji Stasioneritas

Tingkat First Different : PDRB, TPAK, PMA, EXP

Null Hypothesis: D(LPDRB) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.135647 0.0391

Test critical values: 1% level -3.788030

5% level -3.012363

10% level -2.646119

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LPDRB,2)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:14

Sample (adjusted): 1989 2009

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LPDRB(-1)) -0.681598 0.217371 -3.135647 0.0054

C 0.037742 0.018933 1.993500 0.0608

R-squared 0.341017 Mean dependent var -0.000868

Adjusted R-squared 0.306333 S.D. dependent var 0.079128

S.E. of regression 0.065903 Akaike info criterion -2.510863

Sum squared resid 0.082522 Schwarz criterion -2.411385

Log likelihood 28.36406 F-statistic 9.832285

Durbin-Watson stat 1.985180 Prob(F-statistic) 0.005444

Page 131: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

111

Null Hypothesis: D(LTPAK) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.210527 0.0004

Test critical values: 1% level -3.788030

5% level -3.012363

10% level -2.646119

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LTPAK,2)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:24

Sample (adjusted): 1989 2009

Included observations: 21 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LTPAK(-1)) -1.209150 0.232059 -5.210527 0.0000

C 0.025545 0.011590 2.204150 0.0400

R-squared 0.588295 Mean dependent var -0.002334

Adjusted R-squared 0.566627 S.D. dependent var 0.071565

S.E. of regression 0.047112 Akaike info criterion -3.182198

Sum squared resid 0.042171 Schwarz criterion -3.082720

Log likelihood 35.41308 F-statistic 27.14960

Durbin-Watson stat 2.060552 Prob(F-statistic) 0.000050

Page 132: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

112

Null Hypothesis: D(LPMA) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.482602 0.0003

Test critical values: 1% level -3.831511

5% level -3.029970

10% level -2.655194

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Warning: Probabilities and critical values calculated for 20

observations and may not be accurate for a sample size of 19

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LPMA,2)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:30

Sample (adjusted): 1989 2007

Included observations: 19

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LPMA(-1)) -1.294620 0.236132 -5.482602 0.0000

C 0.170292 0.182338 0.933939 0.3634

R-squared 0.638751 Mean dependent var 0.057214

Adjusted R-squared 0.617501 S.D. dependent var 1.276855

S.E. of regression 0.789690 Akaike info criterion 2.464949

Sum squared resid 10.60138 Schwarz criterion 2.564363

Log likelihood -21.41701 F-statistic 30.05892

Durbin-Watson stat 2.180170 Prob(F-statistic) 0.000040

Page 133: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

113

Null Hypothesis: D(LEXP) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=4)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.824426 0.0092

Test critical values: 1% level -3.788030

5% level -3.012363

10% level -2.646119

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(LEXP,2)

Method: Least Squares

Date: 05/22/11 Time: 10:33

Sample (adjusted): 1989 2009

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(LEXP(-1)) -0.815543 0.213246 -3.824426 0.0011

C 0.090121 0.039217 2.297987 0.0331

R-squared 0.434965 Mean dependent var -0.014721

Adjusted R-squared 0.405226 S.D. dependent var 0.166639

S.E. of regression 0.128515 Akaike info criterion -1.175151

Sum squared resid 0.313805 Schwarz criterion -1.075673

Log likelihood 14.33909 F-statistic 14.62623

Durbin-Watson stat 2.217978 Prob(F-statistic) 0.001144

Page 134: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

114

Lampiran 6 : Hasil Uji Normalitas JB Test

Page 135: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

115

Lampiran 7 : Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.838861 Probability 0.451501

Obs*R-squared 2.112528 Probability 0.347753

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 01/06/08 Time: 12:35

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LTPAK -0.137728 0.333445 -0.413046 0.6854

LPMA -0.015090 0.029652 -0.508916 0.6182

LEXP 0.038190 0.078781 0.484760 0.6348

C -0.128636 0.592862 -0.216975 0.8312

RESID(-1) 0.337633 0.274994 1.227781 0.2384

RESID(-2) 0.055655 0.293442 0.189662 0.8521

R-squared 0.100597 Mean dependent var 4.26E-16

Adjusted R-squared -0.199205 S.D. dependent var 0.068480

S.E. of regression 0.074991 Akaike info criterion -2.107935

Sum squared resid 0.084355 Schwarz criterion -1.809500

Log likelihood 28.13332 F-statistic 0.335544

Durbin-Watson stat 1.844419 Prob(F-statistic) 0.883522

Page 136: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

116

Lampiran 8 : Hasil Uji Heteroskedastisitas

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.673814 Probability 0.718544

Obs*R-squared 7.462988 Probability 0.589032

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2

Method: Least Squares

Date: 01/06/08 Time: 12:35

Sample (adjusted): 1987 2007

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.255589 3.405718 -0.955918 0.3597

LTPAK 2.205131 2.370117 0.930389 0.3721

LTPAK^2 -0.107830 0.828199 -0.130198 0.8988

LTPAK*LPMA -0.040512 0.081803 -0.495242 0.6302

LTPAK*LEXP -0.033882 0.249309 -0.135904 0.8944

LPMA 0.076712 0.156203 0.491104 0.6330

LPMA^2 -0.002712 0.002845 -0.953397 0.3609

LPMA*LEXP 0.006952 0.018673 0.372284 0.7168

LEXP -0.141564 0.307806 -0.459913 0.6545

LEXP^2 0.003840 0.026093 0.147163 0.8857

R-squared 0.355380 Mean dependent var 0.004466

Adjusted R-squared -0.172036 S.D. dependent var 0.005874

S.E. of regression 0.006359 Akaike info criterion -6.972067

Sum squared resid 0.000445 Schwarz criterion -6.474676

Log likelihood 83.20671 F-statistic 0.673814

Durbin-Watson stat 2.839267 Prob(F-statistic) 0.718544

Page 137: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

117

Lampiran 9 : Hasil Uji Multikolinearitas Dependent Variable: LTPAK

Method: Least Squares

Date: 01/08/08 Time: 12:28

Sample (adjusted): 1987 2007

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LPMA -0.027597 0.021773 -1.267460 0.2211

LEXP 0.211099 0.024642 8.566664 0.0000

C -0.547447 0.458710 -1.193448 0.2482

R-squared 0.844526 Mean dependent var 3.983389

Adjusted R-squared 0.827251 S.D. dependent var 0.150462

S.E. of regression 0.062537 Akaike info criterion -2.574564

Sum squared resid 0.070395 Schwarz criterion -2.425347

Log likelihood 30.03292 F-statistic 48.88736

Durbin-Watson stat 0.733386 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 138: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

118

Dependent Variable: LPMA

Method: Least Squares

Date: 01/08/08 Time: 12:28

Sample (adjusted): 1987 2007

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LEXP 1.256774 0.493898 2.544606 0.0203

LTPAK -2.969033 2.342506 -1.267460 0.2211

C -3.412357 4.876717 -0.699724 0.4930

R-squared 0.419471 Mean dependent var 14.04217

Adjusted R-squared 0.354968 S.D. dependent var 0.807652

S.E. of regression 0.648657 Akaike info criterion 2.103738

Sum squared resid 7.573602 Schwarz criterion 2.252955

Log likelihood -19.08925 F-statistic 6.503111

Durbin-Watson stat 1.652098 Prob(F-statistic) 0.007489

Page 139: PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19282/1/WULAN... · pengaruh tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak), investasi

119

Dependent Variable: LEXP

Method: Least Squares

Date: 01/08/08 Time: 12:29

Sample (adjusted): 1987 2007

Included observations: 21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LTPAK 3.804081 0.444056 8.566664 0.0000

LPMA 0.210504 0.082726 2.544606 0.0203

C 5.189737 1.611054 3.221330 0.0047

R-squared 0.875453 Mean dependent var 23.29881

Adjusted R-squared 0.861614 S.D. dependent var 0.713626

S.E. of regression 0.265471 Akaike info criterion 0.316939

Sum squared resid 1.268545 Schwarz criterion 0.466157

Log likelihood -0.327861 F-statistic 63.26162

Durbin-Watson stat 0.996266 Prob(F-statistic) 0.000000