analisis determinan tingkat partisipasi angkatan...

108
ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) DI BEBERAPA PROVINSI INDONESIA TAHUN 2008-2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Disusun Oleh : Tenti Apriyanti Rukmana NIM : 11150840000016 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 31-Dec-2019

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN

KERJA (TPAK) DI BEBERAPA PROVINSI INDONESIA

TAHUN 2008-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Disusun Oleh :

Tenti Apriyanti Rukmana

NIM : 11150840000016

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLLAH JAKARTA

1441 H / 2019 M

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Tenti Apriyanti Rukmana

2. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 12 April 1997

3. Alamat : Kp. Kebon Kelapa, Rt/Rw : 002/006,

Ds. Buaran Jati, Kec. Sukadiri, Kab.

Tangerang

4. Telepon : 0896-1914-1239

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDN Buaran Jati 1 Tahun 2003 – 2009

2. MTs Daarul Muqimien Tahun 2009 – 2012

3. SMA Negeri 11 Kabupaten Tangerang Tahun 2012 – 2015

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 – 2019

ii

ABSTRACT

This aims to look at Determinant Analysis of Labor Force

Participation Rates in Several Provinces in Indonesia 2008 – 2017. This

study uses secondary data and panel data analysis with the Fixed Effect

Model (FEM) approach.The results of this study indicate that the

Provincial Minimum Wage variable has a negative and significant effect

on the level of labor force participation in several Provinces in Indonesia

2008 - 2017. As for the variable Age, Education and Economic Growth

have a negative and not significant effect on the level of labor force

participation in several provinces in Indonesia 2008 - 2017.

Simultaneously, the variable Provincial Minimum Wage, Age, Education

and Economic Growth significantly influence the labor force participation

rate.

Keywords: Labor Force Participation Rate. Provincial Minimum Wage.

Age. Education. Economic growth. Fixed Effect Model (FEM).

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Analisis Determinan Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008

– 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan menggunakan

analisis data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil

dari penilitian ini menunjukkan bahwa variabel Upah Minimum Provinsi

berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017.

Sedangkan untuk variabel Umur, Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017.

Secara simultan, variabel Upah Minimum Provinsi, Umur, Pendidikan dan

Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja.

Kata kunci : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Upah Minimum Provinsi.

Umur. Pendidikan. Pertumbuhan Ekonomi. Fixed Effect Model (FEM).

iv

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahiim

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan

kepada kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat, nikmat dan kasih

sayang-Nya kepada penulis selama ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini berjudul "ANALISIS DETERMINASI

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI BEBERAPA

PROVINSI INDONESIA TAHUN 2008 - 2017"dengan baik. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah memberikan syafa'at kepada umatnya

sehingga kita dapat berubah dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh

dengan ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi

ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun

ungkapan terimakasih ini penulis tunjukkan kepada :

1. Orang tua penulis, Emak Suheti dan Abah Sarpin yang selalu

memberikan do'a yang tiada hentinya serta restu dan dukungan moril

maupun materi kepada penulis, sehingga penulis selalu optimis dan

tetap semangat dalam menjalani kehidupan khususnya dalam

menyelesaikan skripsi ini. Segala jerih payah selama ini tidak cukup

terbalaskan oleh saya, Terima kasih atas segalanya semoga saya dapat

terus membahagiakan dan membanggakan kalian dan kalian selalu

dalam lindungan kasih sayang Allah SWT. Aamiin.

v

2. Kedua adikpenulis, Peti Andiani dan Hafizah Yanti yang telah

memberikan dukungan sekaligus menjadi penghibur selama

penyelesaian skripsi ini.

3. Seluruh keluarga besar Almh. Nenek Ijong yang selalu memberikan

dukungan dan mendo'akan penulis hingga terselesaikannya penulis

skripsi ini.

4. Bapak Amilin, Prof.,Dr.,M.Si.,Ak.,C.A,QIA.,BKP.,CRMP. Selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si. dan Bapak Deni

Pandu Nugraha, M.Sc. Selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syrif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Zaenal Muttaqien, MPP. Selaku dosen pembimbing skripsi,

terimakasih atas seluruh kesediaan waktu, tenaga dan pikiran dan ilmu

yang bermanfaat yang telah diberikan hingga penulis skripsi ini

selesai. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan keberkahan

oleh Allah SWT.

7. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, M.Sc selaku dosen pembimbing

akademik yangtelah memberikan arahan dan bimbingan selama proses

perkuliahan.

8. Seluruh dosen serta jajaran staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dan

berharga bagi penulis selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi

ini.

9. Teman terbaik seperkotsan yaitu Kak Ifah, Biul, Afi, Alma dan Parida

yang telah memebrikan banyak cerita dan selalu menjadi pengingat

ketika salah.

10. Teman terbaik seperjuangan "Minceu Lovers" (Andini, Asih, Ayu

fatimah, Aza, Diyah SN, Khairunnisa, Maretta, Maria, Priska, Rara,

vi

Resha, Sofi) yang saling berbagi dan saling menyemangati satu sama

lain.

11. Seluruh teman-teman Ekonomi Pembangunan 2015 yaitu kelas EP A

dan Kelas Konsentrasi Perencanaan Pembangunan, yang telah

melewati bersama selama empat tahun.

12. Teman-teman KKN 170 BERNABEU dan Warga Kampung Cisurian

yang telah memberikan cerita baru dan semangat.

13. Teman-teman semasa SMA dan teman-teman eskul PMR "icess &

ecess" yang selalu memberikan semangat dan berbagi tawa.

14. Seluruh teman-teman ARMY "Indomy" yaitu Ka Yaya, Risma, Ka

Achan, Ellen, Lysia, Fio, Ka Asri, Ka Dzulfah, Teh Empit yang selalu

bisa menghibur penulis dalam mengerjakan skripsi.

15. Teman-teman dari BTS yaitu Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min

Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook

yang selalu menghibur dan selalu mengingatkan untuk lebih

menghargai serta mencintai diri sendiri.

16. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Terimakasih atas kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Oleh sebab itu, penukis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang

membangun untuk pencapaian yang lebih baik.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2019

Tenti Apriyanti Rukmana

vii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGAN

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................................. vii

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................................ 1

B. Batasan Masalah ........................................................................................................ 9

C. Rumusan Masalah .................................................................................................... 9

D. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 11

E. Manfaat penelitian ................................................................................................. 12

viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ....................................................................................................... 13

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja .................................................................. 13

2. Upah Minimum Provinsi ................................................................................... 15

3. Umur .................................................................................................................. 17

4. Pendidikan ......................................................................................................... 18

5. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................... 19

B. Penelitian Terdahulu .............................................................................................. 21

C. Kerangka Teoritis ................................................................................................... 28

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................... 31

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................................... 31

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 32

D. Metode Analisis Data ............................................................................................. 32

E. Pemilihan Metode Data Panel ................................................................................ 35

F. Uji Asumsi Klasik .................................................................................................... 36

G. Uji Statistik ............................................................................................................ 38

H. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................................... 42

1. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat ............................................................. 42

2. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara ...................................................... 44

3. Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Tengah ............................................... 46

4. Gambaran Umum Provinsi Bali ........................................................................ 48

5. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Tengah ................................................... 51

6. Gambaran Umum Provinsi Maluku Utara ........................................................ 54

7. Gambaran Umum Provinsi Papua Barat ........................................................... 57

ix

B. Permodelan dan Pengolahan Data .......................................................................... 59

1. Uji Chow ............................................................................................................ 59

2. Uji Hausman ....................................................................................................... 60

3. Fixed Effect Model ............................................................................................. 61

C. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 64

1) Uji Normalitas .............................................................................................. 64

2) Uji Multikolinearitas .................................................................................... 64

3) Uji Heteroskedastisitas ................................................................................. 65

4) Uji Autokorelasi ........................................................................................... 66

D. Pengujian Hipotesis ............................................................................................... 67

1. Uji t – Statistik dan Interpretasi Hasil Analisis ................................................. 67

2. Uji F – Statistik dan Interpretasi Hasil Analisi ................................................. 69

3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................................... 71

E. Analisis Ekonomi ................................................................................................... 71

1. Upah Minimum Provinsi Terhadap TPAK ....................................................... 71

2. Umur Terhadap TPAK ...................................................................................... 72

3. Pendidikan Terhadap TPAK ............................................................................. 73

4. Pertumbuhan Ekonomi Terhadap TPAK .......................................................... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 75

B. Saran ...................................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 77

LAMPIRAN .................................................................................................................. 81

x

DAFTAR GRAFIK

4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat .............................. 43

4.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Utara ....................... 44

4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Tengah ................ 47

4.4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Bali ......................................... 50

4.5 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Tengah .................... 53

4.6 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Maluku Utara .......................... 56

4.7 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Papua Barat ............................ 58

4.8 Hasil Uji Normalitas ...................................................................................... 64

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 28

4.1 Peta Provinsi Jawa Barat ................................................................................ 42

4.2 Peta Provinsi Sumatera Utara ......................................................................... 44

4.3 Peta Provinsi Kalimantan Tengah .................................................................. 47

4.4 Peta Provinsi Bali ........................................................................................... 49

4.5 Peta Provinsi Sulawesi Tengah ...................................................................... 52

4.6 Peta Provinsi Maluku Utara ........................................................................... 55

4.7 Peta Provinsi Papua Barat .............................................................................. 57

xii

DAFTAR TABEL

1.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia (%) Tahun 2008 – 2017...... 3

1.2 Upah Minimum Provinsi Tahun 2008 – 2017 .................................................. 5

1.3 Jumlah Penduduk Menurut Umur (%) Tahun 2008 – 2017 ............................ 6

1.4 Jumlah Angkatan Kerja Pendidikan Tamatan SMA (%)

Tahun 2008 – 2017 ........................................................................................... 7

1.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Harga Konstan (%)

Tahun 2008 – 2017 ........................................................................................... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 23

3.1 Operasi Variabel Penelitian ............................................................................ 40

4.1 Uji Chow ........................................................................................................ 60

4.2 Uji Hausman ................................................................................................... 61

4.3 Hasil Regresi Data Panel ................................................................................ 62

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................................. 65

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 66

4.6 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................... 66

4.7 Hasil Uji Statistik ........................................................................................... 67

4.8 Hasil Uji F-statistik ........................................................................................ 70

4.9 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................................................ 71

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Estimasi Data

1. Pooled Least Square ................................................................................. 81

2. Fixed Effect Model .................................................................................. 82

3. Uji Chow .................................................................................................. 83

4. Random Effect Model .............................................................................. 84

5. Uji Hausman ............................................................................................. 85

6. Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 86

Lampiran 2

Data Penelitian .............................................................................................. 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang

terdiri dari 17.504 pulau. Indonesia memiliki 33 pronvinsi yang terbagi

dalam tiga wilayah bagian yaitu bagian barat, bagian tengah dan bagian

timur. Bagian barat Indonesia terdiri dari delapan belas provinsi yaitu

Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera

Selatan, Bengkulu, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Kepulauan Riau,

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa

Timur, Banten, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sementara

untuk bagian tengah Indonesia terdiri dari sebelas provinsi yaitu Provinsi

Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan,

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat. Dan untuk Indonesia

bagian timur terdiri dari empat provinsi yaitu Provinsi Maluku, Maluku

Utara, Papua Barat dan Papua.

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan penduduk

terbanyak di dunia yang menempati posisi ke empat setelah Republik

Rakyat China, India dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia

berjumlah 265.015.300 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 133,17 juta jiwa

laki-laki dan 131,88 juta jiwa perempuan. Ketika laju pertumbuhan

penduduk yang lebih cepat, maka akan meningkatkan bertambahnya

jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja dan akan menyebabkan persediaan

tenaga kerja juga harus banyak. Jika kesempatan kerja yang dapat tidak

mencukupi sedangkan jumlah angakatan kerja yang semakin lama semakin

bertambah dan itu hanya akan menyebabkan jumlah pengangguran

2

bertambah banyak, yang akhirnya hanya akan menjadi beban

pembangunan nasional yang lebih berat bagi Negara.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dapat

menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat

meningkat dalam jangka panjang. Salah satu tujuan dari pembangunan

ekonomi yaitu untuk menyediakan lapangan kerja yang cukup untuk

mengejar pertumbuhan angkatan kerja yang lajunya lebih cepat. Untuk

Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia yang mana

pertumbuhan angkatan kerja lebih cepat. Hal ini dikarenakan pertumbuhan

penduduk di Negara berkembang cenderung lebih cepat sehingga dapat

melebihi pertumbuhan kapital. Selain itu di Negara berkembang,

mempunyai struktur industri yang lebih cenderung diversifikasikan atau

lebih beranekaragam dan keterampilan penduduk yang belum mencukupi

sesuai permintaan.

Salah satu indikator dalam pembangunan ekonomi yaitu dengan

melihat tingkat partisipasi angkatan kerja pada suatu daerah tertentu.

Tingkat partisipasi angkatan kerja sendiri merupakan penduduk usia kerja

yang ikut serta pada pasar tenaga kerja, baik yang bekerja maupun yang

sedang mencari kerja. Semakin tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja

maka akan menunjukkan bahwa semakin tinggi pula angkatan kerja yang

tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian.

Berikut merupakan data tingkat partisipasi angkatan kerja di Indonesia

tahun 2008 – 2017 :

3

Tabel 1.1

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di

Indonesia (%) Tahun 2008 – 2017

Tahun

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja

(TPAK)

(%)

2008 67,2

2009 67,2

2010 67,7

2011 68,3

2012 67,8

2013 66,8

2014 66,6

2015 65,8

2016 66,3

2017 66,7

Sumber Badan Pusat Statistik 2018

Pada table 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat partisipasi angkatan

kerja di Indonesia tertinggi pada tahun 2011 sebesar 68,3% yang

sebelumnya berada di 67%. Pada tahun 2012 sampai tahun 2015

mengalami penurunan yang sebelumnya 67,8% menjadi 65,8%. Namun di

tahun 2016 dan 2017 naik kembali menjadi 66,3% dan 66,7%. Meningkat

atau menurunnya tingkat partisipasi angkatan kerja dipengaruhi oleh faktor

sosial, ekonomi dan demografi. Faktor-faktor yang dianggap penting

pengaruhnya yaitu upah, umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja ini antara lain disebabkan

oleh kondisi sosial dan ekonomi nasional yang relatif membaik, sehingga

memberikan pengaruh terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Maka

secara langsung naik turunnya faktor produksi ini akan memberikan

dampak terhadap tinggi rendahnya faktor permintaan dan penawaran

terhadap tenaga kerja. Terciptanya lapangan kerja atau usaha merupakan

dampak positif dari peningkatan pertumbuhan ekonomi disuatu Negara

atau wilayah.

4

Dari penjelasan diatas bahwa Indonesia memiliki tiga bagian

wilayah yaitu bagian barat Indonesia, bagian tengah Indonesia dan bagian

timur Indonesia. Dalam rangka untuk memperoleh pandangan yang

komprehensif dari masing-masing bagian wilayah tersebut telah dipilih

tujuh provinsi yang memiliki jumlah penduduk dari mulai terbanyak,

sedang dan paling sedikit jumlah penduduknya untuk digunakan dalam

penelitian tingkat partisipasi angkatan kerja. Dari ketujuh provinsi tersebut

yaitu dari bagian barat Indonesia ada Provinsi Jawa Barat, Provinsi

Sumatera Utara dan Provinsi Kalimantan Tengah. Sementara untuk bagian

tengah Indonesia yaitu Provinsi Bali, dan Provinsi Sulawesi Tengah.

Sedangkan untuk bagian timur Indonesia yaitu Provinsi Maluku Utara dan

Papua Barat. Provinsi yang terpilih dalam penelitian ini akan menjadi

representatif untuk menggambarkan kondisi dari faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat pasrtisipasi angkatan kerja yaitu upah minimum

provinsi, umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi.

Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan

kerja salah satunya yaitu upah, karena salah satu faktor pendorong

produktivitas menjadi lebih optimal merupakan sistem pengupahan dalam

perusahaan. Upah yang akan diterima oleh para tenaga kerja bergantung

pada jumlah tingkat produktivitas dari tenaga kerja itu sendiri. Data yang

mengenai kenaikan upah diberbagai negara, terutama negara maju

maupun negara berkembang menunjukkan bahwa para pekerja berkaitan

erat antara kenaikan upah para pekerja dengan kenaikan produktivitas

(Sukirno, 2003). Faktor tingkat upah dapat mempengaruhi orang untuk

masuk atau tidaknya kedalam pasar tenaga kerja. Dimana jika tingkat

upah tinggi maka makin banyak masyarakat akan masuk kedalam pasar

tenaga kerja, otomatis dapat meningkatkan tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK).

5

Penetapan pada upah minimum provinsi ini dilakukan dengan

proses yang panjang setiap tahunnya. Untuk mengetahui lebih rinci

mengenai perkembangan upah minimum provinsidi beberapa provinsi di

Indonesia tahun 2008 – 2017, dapat dilihat pada tabel 1.2, sebagai berikut :

Table 1.2

Upah Minimum Provinsi Tahun 2008 – 2017

Tahun Jabar Sumut Kalteng Bali Sulteng Malut Pabar

2008 568.193 822,205 765,868 682,650 670,000 700,000 1.105,500

2009 628.191 905,000 873,089 760,000 720,000 770,000 1.180,000

2010 671.500 965,000 986,590 829,316 777,500 847,000 1.210,000

2011 732.000 1.200,000 1.134,580 890,000 827,500 889,350 1.410,000

2012 780.000 1.305,000 1.327,459 967,500 885,000 960,498 1.450,000

2013 850.000 1.375,000 1.553,127 1.181,000 995,000 1.200,622 1.720,000

2014 1.000.000 1.505,850 1.723,970 1.542,600 1.250,000 1.440,764 1.870,000

2015 1.000.000 1.625,000 1.896,367 1.621,172 1.500,000 1.577,617 2.015,000

2016 1.321.355 1.811,875 2.057,558 1.807,600 1.670,000 1.681,266 2.237,000

2017 1.420.624 1.961,355 2.227,307 1.956,727 1.807,775 1.975,152 2.421,500

Sumber Badan Pusat Statistik 2018

Berdasarkan pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa upah minimum

provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi

Tengah, Maluku Utara, dan Papua Barat dari tahun 2008 sampai 2017

mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja

yaitu umur, yang dimaksud umur menurut Bada Pusat Statistik (BPS),

merupakan penduduk yang tergolong dalam usia angkatan produktif yang

dinyatakan dalam satuan jumlah atau angka. Umur tenaga kerja berkaitan

langsung dengan kondisi fisik seseorang tenaga kerja dalam melakukan

kegiatannya. Semakin tua umur tenaga kerja maka kondisi fisiknya lebih

rendah sehinga akan berpengaruh pada produtikvitas tenaga kerja. Pada

umur tertentu tingkat partisipasi mencapai titik optimal kemudian

menurun hingga titik terendah, terutama pada kelompok umur 60 tahun

keatas.

6

Berikut merupakan rincian mengenai perkembangan jumlah

angkatan kerja menurut umur di beberapa provinsi di Indonesia tahun

2008 – 2017, dapat dilihat pada tabel 1.3 :

Tabel 1.3

Jumlah Penduduk Menurut Umur (%) Tahun 2008 – 2017

Tahun Jabar Sumut Kalteng Bali Sulteng Malut Pabar

2008 96 64 97 58 67 65 69

2009 96 65 97 58 67 62 69

2010 96 63 97 56 63 62 65

2011 97 63 97 61 63 62 66

2012 96 64 97 62 63 62 66

2013 96 64 97 62 66 63 67

2014 96 64 94 61 66 63 69

2015 96 59 98 56 66 65 66

2016 91 64 97 58 66 63 66

2017 96 64 97 56 66 63 66

Sumber Badan Pusat Statistik 2018

Berdasarkan pada tabel 1.3 menunjukkan bahwa jumlah angkatan

kerja menurut umur di Provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara, Kalimantan

Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua Barat dari tahun

2008 sampai 2017 mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan

kerja salah satunya pendidikan. Pendidikan yang dimaksud yaitu

sejauhmana tingkat pendidikan yang ditamatkan. Pendidikan pada

umumnya dibagi menjadi beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,

sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi atau universitas.

Pendidikan yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendidikan yang

ditamatkan pada tingkat sekolah menengah atas (SMA). Karena disetiap

tahunnya penyerapan tenaga kerja terbanyak berasal dari SMA. Faktor

seseorang bekerja setelah lulus sekolah menengah atas yaitu karena faktor

ekonomi yang membuat seseorang untuk memutuskan sekolah hanya

sampai dengan SMA dan lebih baik bekerja membantu perekonomian

keluarga.

7

Salah satu indikator untuk melihat kualitas angkatan kerja yaitu

dengan melihat tingkat pendidikan yang ditamatkan. Karena pada

umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan

mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Dengan perkembangan

pengetahuan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi dan

lamanya menempuh pendidikan, maka akan memiliki pekerjaan dan upah

yang lebih baik dibandinkan yang rendah pendidikannya. Dengan

demikian, pendidikan merupakan syarat dalam meningkatkan

produktivitas kerja.

Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1.4 mengenai

perkembangan pendidikan yang ditamatkan sekolah menengah atas (SMA)

di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017, sebagai berikut :

Tabel 1.4

Jumlah Angkatan Kerja Pendidikan Tamatan SMA (%)

Tahun 2008 – 2017

Tahun Jabar Sumut Kalteng Bali Sulteng Malut Pabar

2008 63 29.27 18 26 18 22 24

2009 63 31.99 20 27 19 23 26

2010 47 32.26 20 29 19 24 25

2011 41 32.52 21 30 21 24 27

2012 55 32.73 21 32 22 25 30

2013 39 34.16 23 32 22 26 31

2014 39 35.48 24 33 22 27 25

2015 10 37.59 25 32 23 30 46

2016 12 36.28 24 32 24 31 45

2017 8 78.54 25 35 23 29 48

Sumber Badan Pusat Statistik 2018

Berdasarkan pada tabel 1.4 menunjukkan bahwa jumlah

pendidikan tamatan SMA di Provinsi Jawa Barat, Sumatera Utara,

Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Maluku Utara dan Papua

Barat dari tahun 2008 sampai 2017 mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

Faktor lain dari sisi ekonomi yang mempengaruhi tingkat

partisipasi angkatan kerja yaitu pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan

8

ekonomi merupakan perkembangan dari kegiatan perekonomian yang

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi meningkat sehingga

kemakmuran masyarakat juga akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi

memiliki kaitan yang erat terhadap jumlah penduduk. Jika jumlah

penduduk selalu bertambah maka angkatan kerja juga akan bertambah.

Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yang digunakan yaitu PDB

bedasarkan harga konstan. Dengan menggunakan harga konstan, pengaruh

terhadap harga sudah dihilangkan walaupun angka yang muncul

merupakan nilai dari total output barang dan jasa.

Untuk mengetahui perkembangan dari pertumbuhan ekonomi di

beberapa provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017, dapat dilihat pada tabel

1.5 sebagai berikut :

Tabel 1.5

Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Harga Konstan

(%) Tahun 2008 – 2017

Tahun Jabar Sumut Kalteng Bali Sulteng Malut Pabar

2008 5.83 6.39 6.17 5.97 5.47 5.99 7.84

2009 4.29 5.07 5.57 5.33 5.85 6.05 7.02

2010 6.20 6.35 6.50 5.83 6.56 7.96 26.82

2011 6.50 6.66 7.01 6.49 8.13 6.80 3.64

2012 6.50 6.45 6.87 6.65 8.87 6.98 3.63

2013 6.33 6.07 7.37 6.69 9.59 6.36 7.36

2014 5.09 5.23 6.21 6.73 5.07 5.49 5.38

2015 5.04 5.10 7.01 6.03 15.56 6.10 4.15

2016 5.66 5.18 6.36 6.24 9.98 5.77 4.52

2017 5.29 5.12 6.74 5.59 7.14 7.67 4.01

Sumber Badan Pusat Statistik 2018

Berdasarkan pada tabel 1.5 menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan di Provinsi Jawa

Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Tengah,

Maluku Utara dan Papua Barat dari tahun 2008 sampai 2017

mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

9

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Indonesia dengan

judul “Analisis Determinan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) Di Beberapa Provinsi Indonesia Tahun 2008 – 2017”.

B. Batasan masalah

Penulis membatasi penelitian pada 7 provinsi di Indonesia.

Provinsi-provinsi yang dipilih untuk penelitian ini berdasarkan geografi

dan demografi. Provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Sumatera Utara,

Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Malukut Utara dan Papua

Barat. Tahun penelitian dari 2008 – 2017. Variabel upah minimum

provinsi, umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi merupakan variabel

bebas (X). Keempat variabel tersebut merupakan variabel yang akan

mempengaruhi variabel tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) sebagai

variabel terikat (Y). Penelitian ini hanya mengkaji bagaimana variabel

upah minimum provinsi, umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi

dapat berpengaruh terhadap variabel ekspor baik secara parsial dan secara

simultan.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangat penting karena dapat digunakan untuk

mengarahkan analisis dan pengumpulan data. Secara geografi Indonesia

merupakan negara yang memiliki kepulauan terbanyak di dunia. Selain itu

Indonesia juga memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam tiga bagian

wilayah yaitu wilayah Indonesia bagian barat, wilayah Indonesia bagian

tengah dan wilayah Indonesia bagian timur. Menurut World Bank,

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki penduduk

terbanyak di dunia yang menempati posisi keempat setelah Republik

Rakyat China, India dan Amerika Serikat. Dengan banyaknya jumlah

10

penduduk maka akan meningkatkan jumlah tenaga kerja dan angkatan

kerja pula. Jika jumlah kesempatan kerja tidak dapat mencukupi

sedangkan jumlah tenaga kerja bertambah maka akan menyebabkan

jumlah pengangguruan meningkat. Namun ketika jumlah pertumbuhan

penduduk yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB per kapita yang

lebih tinggi, selain itu juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan,

investasi serta menurunkan tingkat kemiskinan.

Demografi Indonesia yang memiliki hubungan dengan

perekenomian yaitu dengan penduduk usia muda yang ada di Indonesia.

Indonesia memiliki kelimpahan penduduk dengan usia produktif kerja.

Penduduk dengan usia produktif kerja adalah sebuah kekuatan untuk

ekonomi nasional, jika penduduk tersebut bisa mendapatkan pendidikan

yang memadai dan memiliki cukup banyak kesempatan kerja. Ketika

penduduk usia kerja mulai bekerja sehingga produksi pun akan meningkat.

Dengan adanya pekerjaan berarti pendapatan akan menjadi lebih tinggi,

rumah tangga akan menkonsumsi produk lebih banyak lagi. Rumah tangga

akan menabung lebih banyak karena jumlah anak yang bergantung pada

orangtua juga berkurang sehingga tingkat investasi pun bertambah. Selain

itu juga, ketika sebagian besar penduduk usia kerja mendekati masa

pensiun, maka penduduk akan mulai untuk menabung dan berinvestasi

untuk hari tua. Dengan demikian, hasil peningkatan akumulasi modal

tersebut dapat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi secara lebih

lanjut.

Maka dari itu untuk meganalisis masalah tersebut, maka munculah

pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh upah minimum provinsi terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun

2008 – 2017 ?

11

2. Bagaimana pengaruh umur terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja

di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008 – 2017 ?

3. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap tingkat partisipasi angkatan

kerja di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008 – 2017 ?

4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun

2008 – 2017 ?

5. Bagaimana pengaruh upah minimum provinsi, umur, pendidikan, dan

Pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap tingkat partisipasi

angkatan di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2017?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh upah minimum provinsi terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di Indonesia

Tahun 2008 – 2017.

2. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008

– 2017.

3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008

– 2017.

4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di Indonesia

Tahun 2008 – 2017.

5. Untuk mengetahui pengaruh upah minimum provinsi, umur,

pendidikan dan pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap

12

tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia Tahun 2008 – 2017.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

maanfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu, sebagai

berikut :

1. Manfaat bagi pemerintah dan instasi terkait, diharapkan penelitian

ini dapat menjadi salah satu bahan untuk pertimbangan pemerintah

selaku pengambil kebijakan dalam memperhatikan faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja.

2. Manfaat bagi masayrakat ilmiah, diharapkan penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan

tentang dampak yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja. Hasil penelitian

ini juga dapat dijadikan sebagai refrensi acuan untuk melakukan

penelitian lebih lanjut.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), tingkat partisipasi

angkatan kerja merupakan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas.

Penduduk yang sudah memasuki usia kerja terdiri dari angakatan dan

bukan angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan penduduk yang

sudah memasuki usia kerja yaitu 15 tahun ke atas yang bekerja atau

punya pekerjaan namun tidak bekerja atau menaggur. Angkatan kerja

merupakan yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Sedangkan bukan

angkatan kerja merupakan penduduk yang masih sekolah dan

mengurus rumah tangga. Keterlibatan penduduk dalam kegiatan

ekonomi diukur dari penduduk yang termasuk dalam pasar kerja yaiu

yang bekerja atau yang mencari pekerjaan. Menurut Rusli (1995),

berpendapat bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan

ukuran yang tergolong dalam jumlah angkatan kerja untuk setiap 100

penduduk usia kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah

persentase dari penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang

merupakan angkatan kerja.

Menurut Mantra (2003 : 120), berpendapat bahwa jika semakin

tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja maka semakin tinggi pula

angkatan kerja yang sama dalam satu kelompok. Begitu juga

sebaliknya. Jika semakin tinggi jumlah penduduk yang bersekolah dan

mengurus rumah tangga, maka akan semakin tinggi pula jumlah yang

14

termasuk ke dalam golongan yang bukan angkatan kerja, dan

mengakibatkan kecilnya tingkat partisipasi angkatan kerja.

Menurut Simanjuntak (2001:45), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi tingkat pasrtisipassi angkatan kerja yaitu sebagai

berikut :

1. Penduduk yang masih berstatus pelajar dan yang mengurus rumah

tangga.

2. Jenis kelamin. Maksudnya tingkat partisipasi angkatan kerja laki-

laki lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat partisispasi

angkatan kerja perempuan. Karna menurut nilai dari msyarakat

laki-laki lah yang wajib bertanggung jawab dalam mencari nafkah.

3. Tingkat umur.

4. Tingkat upah.

5. Tingkat pendidikan

Sedangkan menurut sumarsono (2003 : 19) berpendapat bahwa

faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja yaitu

sebagai berikut :

1. Jumlah penduduk yang masih berstatus pelajar. Maksudnya jika

jumlah penduduk yang bersekolah besar maka tingkat partisipasi

angkatan kerjanya kecil.

2. Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga. Jadi, jika semakin

banyak anggota yang mengurus rumah tangga maka tingkat

partisipasi angkatan kerjanya semakin kecil.

3. Tingkat penghasilan keluarga. Jika keluarga memiliki penghasilan

yang besar, maka kemungkinan anggota keluarga untuk bekerja

kecil, dan itu akan mengakibatkan tingkat partsipasi angkatan kerja

kecil.

4. Sturtuk umur.

5. Tingkat upah.

6. Tingkat pendidikan.

15

7. Kegiatan ekonomi. Maksudnya program pembangunan pada salah

satu pihak yang menyebabkan melibatkan lebih banyak pihak dan

dilain pihak, program pembangunan menimbulkan harapan baru.

2. Upah Minimum Provinsi

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2000, Bab 1,

pasal 1, Ayat 30, menyatakan bahwa upah meurpakan hak pekerja atau

buruh yang diterima dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

pengusaha kepada pekerja yang telah ditetapkan dan dibayarkan

menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-

undangan termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu

pekerjaan dan/atau jasa yang telah ataua akan dilakukan. Menurut

Sukirno (2008), secara teoritis, upah yang diberikan oleh pengusaha

merupakan harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja yang terbagi

menjadi dua macam yaitu : upah nominal dan upah rill. Upah normal

merupakan sejumlah upah dalam bentuk uang yang diterima secara

rutin para pekerja. Sedangkan upah nominal merupakan upah nominal

yang diperoleh serta dapat ditukarkan dengan barang dan jasa yang

diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang didapatkan dari

penukaran tersebut.

Menurut Sukirno (2005), Upah merupakan pembayaran atas jasa

yang telah disediakan oleh tenaga kerja kepada pengusaha. Sedangkan

upah minimum menurut Tjiptoherijanto (2003), merupakan

pembayaran yang telah ditetapkan dan disetujui oleh pemerintah,

pengusaha dan serikat pekerja. Tujuannya agar terpenuhi standar

minimum hidup, sehingga penduduk yang berpendapatan rendah dapat

terangkat derajatnya.

Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari

upah pokok yang didalamnya sudah termasuk upah tanpa tunjangan

dan upah tunjangan tetap dan telah ditetapkan oleh gubernur sebagai

jaringan pengaman. Upah minimum terdiri dari :

16

1) Upah minimum provinsi, yaitu upah minimum yang

diberlakukan untuk seluruh kabupaten/kota dalam satu

provinsi.

2) Upah minimum kabupaten/kota yaitu upah minimum yang

hanya berlaku di wilayah kabupaten/kota.

3) Upah minimum sektoral, yaitu upah minimum yang berlaku

secara sektoral dalam satu provinsi.

4) Upahminimum sektoral kabupaten/kota, yaitu upah

minimum yang berlaku secra sektoral di wilayah

kabupaten/kota.

Peraturan menteri menetapkan bahwa upah minimum sektoral

pada tingkat provinsi seharusnya lebih tinggi, sedikitnya lima persen

dari satandar upah minimum yang ditetapkan di tingkat provinsi.

Begitu pula upah minimum sektoral di tingkat kabupaten/kota harus

lebih tinggi lima persen dari standar upah minimum kabupaten/kota.

Melalui adanya kebijakan pengupahan, pemerintah Indonesia

berusaha menetapkan upah minimum yang sesuai dengan standar

kelayakan hidup penduduk. Upah minimum pada masa lalu ditetapkan

atas dasar kebutuhan fisik minimum, namun pada selanjutnya

didasarkan pada kebutuhan hidup minimum. Namun peraturan

perundangan terbaru, UU No. 78/2015, yang menyatakan bahwa upah

minimum didasarkan pada kebutuhan hidup layak, perundangan ini

telah di tetapkan sepenuhnya, sehingga penetapan terhadap upah

minimum berdasarkan pada kebutuhan hidup layak.

17

Rumus perhitungan upah minimum yaitu :

UMn = UMt + {UMt x (Inflasit + %∆PDBt)}

Dimana :

UMn : Upah minimum yang akan ditetapkan

UMt : Upah minimum tahun berjalan

Inflasit : Inflasi yang dihitung dari periode September tahun lalu

sampai dengan periode September tahun berjalan.

∆PDBt : pertumbuhan PDB yang dihitung dari pertumbuhan PDB

yang mencakup periode kwartal III dan IV tahun

saebelumnya dan periode kwartal I dan II tahun berjalan.

Rumus perhitungan upah minimum adalah upah minimum

tahun berjalan ditambah dengan hasil perkalian antara upah minimum

berjalan dengan penjumlahan tingkat inflasi nasional taun berjalah

dengan tingkat pertumbuhan PDB tahun berjalan. Upah minimum

tahun berjalan sebagai dasar perhitungan upah minimum yang akan

ditetapkan dalam rumus perhitungan upah minimum, sudah

berdasarkan kebutuhan hidup layak.

3. Umur

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, umur adalah lama

waktu hidup sejak dilahirkan. Umur merupakan info yang mengenai

tentang tanggal, bulan dan tahun pada saat kelahiran menurut system

kalender masehi. Umur atau usia merupakan satuan waktu yang

mengukur keberadaan suatu benda atau mahluk hidup ataupun mati.

Usia yang termasuk kedalam usia angkatan produktif yaitu pada

kisaran 20 sampai 30 tahun. Umur tenaga kerja berkaitan langsung

dengan kondisi fisik seseorang tenaga kerja dalam kegiatannya. Pada

18

saat umur tertentu tingkat partisipasi angkatan mencapai titik paling

optimal kemudian menurun sehingga mencapai titik terendah, terutama

pada kelompok umur 60 tahun keatas.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu pembelajaran, pengetahuan,

keterampilan dan kebiasaan yang diturunkan dari satu generasi ke

generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian.

Pendidikan pada umumnya dibagi menjadi bebrapa tahap yaitu, tahan

prasekolah, tahap sekolah dasar, sekolah menemgah pertama, sekolah

menengah atas dan perguruan tinggi/universitas. Pendidikan

merupakan salah satu kebijakan yang dilakuakan pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan dalam dunia kerja yaitu dengan melaksanakan

pendidikan dasar selama dua belas tahun.

Menurut Horton dan Hunt, pendidikan memiliki fungsi yaitu,

sebagai berikut :

1) Mempersiapkan setiap penduduk untuk mencari nafkah.

2) Untuk mengembangkan kemampuan sesorang demi mencapai

kepuasan pribadi serta bagi kepentingan masyarakat.

3) Untuk melastarikan kebudayaan.

4) Untuk menanamkan keterampilan yang diperlukan dalam

partisipasi demokrasi.

Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan merupakan

penggerak utama dalam melestarikan serta dapat menciptakan sumber

daya alam yang berpotensial dan dapat digunakan bagi kelangsungan

hidup manusia di bumi ini. Hal ini sesuai dengan pendapat M. Ilyasin

yang menyatakan bahwa konsep pendidikan didefinisikan sebagai

bagaimana cara seseorang dalam mempersiapkan sumber daya

manusia yang memiliki keahlian dan keterampialn yang sesuai dengan

tuntunan pembangunan bangsa.

19

5. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan dari

kondisi perekonomian suatu negara secara berkelanjutan menuju

kearah kondisi yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan kapasitas

produksi suatu perekonomian dalam bentuk kenaikan pendapatan

nasional. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi

barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian pada selang waktu

tertentu. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi maka akan

semakin cepat pula proses betambahnya output wilayah, sehingga

memungkinan perkembangan disuatu wilayah semakin baik.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan

dalam pembangunan ekonomi, karena kesejahteraan dan kemajuan

dalam suatu perekonomian ditentukan dari besarnya pertumbuhan

yang ditunjukkan oleh perubahan output nasional.

Secara umum teori pertumbuhan ekonomi dikelompokkan

kepada dua bagian, yaitu teori pertumbuhan ekonomi klasik dan teori

pertumbuhan ekonomi neo klasik. Menurut teori ekonomi klasik,

pertumbuhan ekonomidi asnalisis berdasarkan kepercayaan dan

efektivitas mekanisme passer. Dan menurut Adam Smith,

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertumbuhan

output total dan pertumbuhan penduduk. Karena pada sektor

produktivitas yang menggunakan faktor produksinya sangat

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut Sukirno (2008),

produktivitas tersebut dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana

seperti pendidikan, pelatihan dan manajemen yang lebih baik.

20

Menurut Todaro (2004), berpendapat bahwa ada tiga faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut :

1) Akumulasi modal yang mencakup semua bentuk atau jenis

investasi.

2) Pertumbuhan penduduk yang meninngkatkan jumlah angkatan

kerja pada tahun yang akan datang.

3) Kemajuan teknologi.

Menurut Mankiw (2006), mengatakan bahwa model dari MRW

(Mankiw, Romer, dan Weil), mengusulkan bahwa model pertumbuhan

neo klasik menggunakan variabel akumulasi modal manusia. Karena

akumulasi modal merupakan sumber utama dari pertumbuhan ekonomi.

Dan sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari pertumbuhan

kapital, tenaga kerja dan modal manusia. Teori klasik juga menyatakan

bahwa tenaga kerja pun, merupakan salah satu faktor yang dapat

menjelaskan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Dalam teori

Solow yang merupakan teori klasik juga, menyatakan bahwa bahwa

laju pertumbuhan angkatan kerja berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Teori Solow berpendapat bahwa jika semakin

banyak angkatan kerja, maka semakin banyak pula kemampuan output

yang dapat dihasilkan. Dan ini akan mendorong tingkat penawaran

agregat serta mendorong pertumbuhan ekonomi.

21

B. Penelitian Terdahulu

Dengan adanya penelitian serupa yang sudah dilakukan penelitian

sebelumnya sangat membantu dalam penelitian yang akan dilakukan.

Berikut merupakan penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan

penelitian ini, yaitu :

Wisna Sarsi dalam penlitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat

Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja Di Provinsi Riau” menyatakan bahwa variabel tingkat upah dan

pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang berpengaruh terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Riau.

Borgan Bonerri dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan Dan Upah Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di

Kota Manado” menyatakan bahwa pendidikan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja. Sedangkan upah

memilki pengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja.

Nugraha Setiawan dalam penelitiannya yang berjudul “Struktur

Ketenagakerjaan Dan Partisipasi Angkatan Kerja Di Pedesaan Indonesia :

Analisis Hasil Sakernas 2006” menyatakan bahwa karna tingkat

pendidikan yang ralatif lebih rendah, namun tingkat partisipasi angkatan

kerja lebih tinggi, artinya kelompok umur dan tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja.

Armidi, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja dan Indeks Harga Konsumen terhadap Upah

Minimum Provinsi Jambi”, menyatakan bahwa, tingkat partisipasi

angkatan kerja secara parsial tudak berpengaruh signifikan terhadap upah

minimum provinsi Jambi.

Cut Putri dan Putri Susanti, dalam penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap

22

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kota Lhokseumae Periode 2007-

2015”, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki arah hubungan

yang positif.

Fiki dan Hudiyanto, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di

Indonesia Tahun 2010-2015”, menyatakan bahwa upah dan pendidikan

memiliki arah hubungan yang negatif.

Mumtaz Hussain dalam penelitiannya yang berjudul

“Socioeconomic and Demographic Factors Affecting Labor Force

Participation in Pakistan” menyatakan bahwa tingkat pendidikan, umur,

lokasi tempat tinggal memiliki dampak positif dan signifikan terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja.

Ernest Buffy, dalam penelitiannya yang berjudul “The Short Run

Effect The Minimum Wage On Employment And Labor Market

Participation : Evidence From An Individual Level Panel” menyatakan

bahwa Pendidikan memiliki dampak dimasa depan yang signifikan

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja.

Martin, dalam penelitiannya yang berjudul “The Relatioan

Between Aducation And Labor Force Participation Of Aborigional

Peoples : A Simulation Analysis Using The Demosim Population

Projection Model”, menyatakan bahwa Disana dikatakan bahwa

peningkatan upah minimun naik, tingkat partisipasi angkatan kerja

menurun. Ini berarti arah hubungannya negatif.

Reddy, dalam penelitiannya yang berjudul “Labour Force

Participation Of Elderly In India : Patterns And Determinant”, menyatakan

bahwa Semakin meningkatnya usia kerja semakin meningkat tingkat

partisipasi angkatan kerja di pedesaan India.

23

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1.

Wisna

Sarsi

(2014)

Pengaruh

Tingkat Upah

Dan

Pertumbuhan

Ekonomi

Terhadap

Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja

Di Provinsi

Riau

Metode

deskriftif dan

data model

regresi

berganda

dengan SPSS

versi 16.

Variabel upah

dan pertumbuhan

ekonomi

memiliki

hubungan yang

berpengaruh

terhadap tingkat

partisipasi

angkatan kerja di

Provinsi Riau

2.

Borgan

Bonerri

(2018)

Pengaruh

Pendidikan Dan

Upah Terhadap

Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja

Di Kota

Manado.

Analisis

regresi

berganda.

Pendidikan tidak

berpengaruh

secara signifikan

terhadap tingkat

partisipasi

angkatan kerja.

Sedangkan upah

memilki

pengaruh

terhadap tingkat

partisipasi

angkatan kerja.

24

3.

Nugraha

Setiawan

(2008)

Struktur

Ketenagakerjaan

Dan Partisipasi

Angkatan Kerja

Di Pedesaan

Indonesia :

Analisis Hasil

Sakernas 2006.

Model

pendekatan

analisis

deskriftif

terhadap data

sekunder

Karna tingkat

pendidikan yang

ralatif lebih

rendah, namun

tingkat

partisipasi

angkatan kerja

lebih tinggi,

artinya

kelompok umur

dan tingkat

pendidikan

berpengaruh

terhadap tingkat

partisipasi

angkatan kerja.

4.

Armidi

(2018)

Pengaruh

Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja

dan Indeks

Harga

Konsumen

terhadap Upah

Minimum

Provinsi Jambi

Analisis

Deskriptif

dan Ananlisis

Kuantitatif

Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja

secara parsial

tudak

berpengaruh

signifikan

terhadap Upah

Minimum

Provinsi Jambi.

25

5.

Fiki dan

Hudiyanto

(2016)

Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi

Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja

di Indonesia

Tahun 2010-

2015

Metode yang

digunakan

Random

Effect Model

Upah dan

Pendidikan

memiliki arah

hubungan yang

negatif.

6.

Cut Putri

dan Putri

Susanti

(2018)

Pengaruh

Pertumbuhan

Ekonomi dan

Pertumbuhan

Penduduk

Terhadap

Tingkat

Partisipasi

Angkatan Kerja

di Kota

Lhokseumae

Periode 2007-

2015

Metode yang

digunakan

Multiple

Linear Model

Regresi

Pertumbuhan

Ekonomi

memiliki arah

hubungan yang

positif.

7.

Mumtaz

Hussain

(2016)

Socioeconomic

and

Demographic

Factors

Affecting Labor

Force

Participation in

Pakistan.

Hypothesis

binary logit

model.

Karna tingkat

pendidikan yang

ralatif lebih

rendah, namun

tingkat

partisipasi

angkatan kerja

lebih tinggi,

26

artinya

kelompok umur

dan tingkat

pendidikan

berpengaruh

terhadap tingkat

partisipasi

angkatan kerja.

8.

Martin S

(2014)

The Relatioan

Between

Aducation And

Labor Force

Participation Of

Aborigional

Peoples: A

Simulation

Analysis Using

The Demosim

Population

Projection

Model.

Menggunakan

statistic

canada's

demosin

population

projection

model

Pendidikan

memiliki

dampak dimasa

depan yang

signifikan

terhadap tingkat

partisipasi

angkatan kerja.

9.

Ernest

Buffy

(2019)

The Short Run

Effect The

Minimum Wage

On Employment

And Labor

Market

Participation :

Evidence From

An Individual

Menggunakan

within -

individual

variation and

short 4 -

month panels.

Disana dikatakan

bahwa

peningkatan

upah minimun

naik, tingkat

partisipasi

angkatan kerja

menurun. Ini

berarti arah

27

Level Panel hubungannya

negatif.

10.

Reddy

(2016)

Labour Force

Participation Of

Elderly In

India : Patterns

And

Determinants

Menggunakan

data cross-

section model

regresi

probit.

Semakin

meningkatnya

usia kerja

semakin

meningkat

tingkat

partisipasi

angkatan kerja di

pedesaan India.

28

C. Kerangka Teoritis

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Analisis Determinan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) Di Beberapa

Provinsi Indonesia Tahun 2008-2017

Variabel Dependen :

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (Y)

Variabel Independen :

- UMP (X1)

- Umur (X2)

- Pendidikan (X3)

- Pertumbuhan Ekonomi

(X4)

Fixed Effect Model

Uji Hipotesis :

1. Uji t

2. Uji f

3.Adj R2

Kesimpulan dan Saran

Alat Analisis

Data Panel

Pemilihan Model

1. Uji Chow

2. Uji Hausman

29

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan

kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi secara parsial

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di

Indonesia pada tahun 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi secara parsial

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di

Indonesiapada tahun 2008 – 2017.

2. H0: Tidak terdapat pengaruh Umur secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia pada

tahun 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Umur secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia pada

tahun 2008 – 2017.

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh Pendidikan secara parsial terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia

pada tahun 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Pendidikan secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia pada

tahun 2008 – 2017.

4. H0 : Tidak terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi secara parsial

terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di beberapa Provinsi di

Indonesia pada tahun 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi secara parsial terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia

pada tahun 2008 – 2017.

5. H0 : Tidak terdapat pengaruhUpah Minimum

Provinsi,Umur,Pendidikan, dan Pertumbuhan ekonomi secara simultan

30

terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di beberapa Provinsi di

Indonesia pada tahun 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Upah Minimun Provinsi, Umur, Pendidikan,

dan Pertumbuhan ekonomi secara simultan terhadap Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja di beberapa Provinsi di Indonesia pada

tahun 2008 – 2017.

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pada

periode 2008 – 2017 dengan menggunakan data panel. Penelitian ini

memfokuskan kepada lima Provinsi di Indonesia yaitu, Jawa Barat,

Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Maluku

Utara dan Papua Barat. Dalam penelitian ini menggunakan satu variabel

dependen dan empat variabel independen. Dimana variabel dependen

dalam penilitian ini yaitu tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).

Sedangkan untuk variabel bebas atau variabel independen yang digunakan

adalah pendidikan, umur, upah dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang

dilakukan bersifat kuantitatif dan jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu sekunder, yang mana data diperoleh atau dikumpulkan

dari berbagai sumber penelitian yang sudah ada.

B. Metode Penentuan Sample

Metode penentuan sampel dalam penelitian tentu akan sangat

membantu karena penelitian dihadapkan pada sampel yang beranekaragam

dari populasi. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tingkat partisipasi angkatan kerja di beberapa Provinsi di Indonesia

tahun 2008 sampai 2017. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara purposive sampling.

Metode purposive sampling merupakan metode dimana dalam

penelitian ini untuk menentukan pengambilan sampel berdasarkan

penilaian yang sesuai dengan persayaratan yang dijadikan sampel

penelitian dengan tujuan peneliti diharapkan dapat menjawab

32

permasalahan dalam penelitian tersebut. Pada dasarnya sampel yang

dipilih berdasarkan pertimbangan, dan hasil dari penilitian digunakan

untuk menarik kesimpulan tentang variabel-variabel di dalam sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data harus dilakukan agar

memperoleh hasil dari tujuan penelitian. Dalam pengumpulan data, penulis

menggunakan beberapa cara :

1. Studi Lapangan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau instasi resmi terkait

seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Bappeda, Survei angkatan

Kerja Nasional (Sakernas) dan World Bank.

2. Studi Kepustakaan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari

kepustakaan yang dilakukan penulis untuk memperoleh dari buku,

literatur, artikel, jurnal, dan lain sebagainya yang berhubungan

dengan aspek yang diteliti.

3. Internet research

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari internet yang berhubungan dengan apa yang harus

diteliti.

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh merupakan hasil dari

pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menenkanka pada angka.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data panel. Data panel

merupakan gabungan dari cross sectiondan data time seriesyaitu sejumlah

variabel diteliti atas jumlah kategori dan dikumpulkan dalam suatu jangka

waktu tertentu. Analisis regresi data panel adalah analisis regresi yang

didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan antara variabel

33

dependen dan variabel independen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

akan dilakukan mengenai masalah tingkat partisipasi angkatan kerja di

Indonesia, dengan menggunakan studi kasus di lima provinsi dan tahun

yang akan diteliti dari tahun 2008-2017. Perhitungan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan bantuan program EViews8 dan Excel 2007.

Menurut Gujrati (2003) terdapat dua keungulan jika menggunakan

data panel, yaitu pertama data panel dapat diperhitungkan heterogenitas

individu secara eksplisit dan memperbolehkan variabel spesifik individu,

sehingga menghasilkan data panel yang dapat digunakan untuk menguji

model yang lebih kompleks. Kedua, jika dari efek spesifik signifikan dan

berhubungan dengan variabel penjelas, maka data panel yang digunakan

akan menyebabkan pegurangan secara substansial dalam masalah omitted

variabel.

Berikut model yang akan diestimasi :

Y = β + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + εit

Dimana :

Y = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

X1it = Upah Minimum Provinsi di Provinsi i pada tahun t

X2it = Umur Provinsi di Provinsi i pada tahun t

X3it = Pendidikan Provinsi di Provinsi i pada tahun t

X4it = Pertumbuhan Ekonomidi Provinsi i pada tahun t

β = Konstanta/intersert

β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi pada masing-masing variabel bebas

εit = error term di Provinsi i pada tahun t

34

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data

panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu, pendekatan PLS

(Pooled Least Square), pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model) dan

pendekatan efek acak (Random Effect Model). Berikut penjelasannya :

1. Pooled Least Square (PLS)

Pooled Least Square (PLS)merupakan model regresi yang

pendekatannya paling sederhana karena menggabungkan data cross

section dan data time series sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini

tidak memperhatikan dimensi antar individu maupun rentang waktu.

sehingga model metode ini menggunakan pendekatan Ordinary Least

Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model

data panel.

2. Fixed Effect Model (FEM)

Menurut Widarjono (2007)Fixed Effect Model (FEM) merupakan

model pendekatan yang mengasumsikan bahwa setiap intersep dari

setiap individu berbeda sedangkan slope antar individu tetap. Metode

ini menggunakan variabel dummy untuk mengetahui adanya

perbedaan intersep antar individu. Karena itu Fixed Effect Model

(FEM) ini sering disebut juga sebagai Least Square Dummy Variabels

(LSDV).

3. Random Effect Model (REM)

Dalam mengestimasi data panel pada pendekatan Random Effect

Model (REM) diasumsikan bahwa setiap variabel memiliki perbedaan

intersep. Random Effect Model (REM) ini berguna jika individu yang

diambil sebagai sampel adalah pilihan acak yang merupakan

perwakilan dari populasi. Metode ini juga memperhitungkan error

mungkin akan berkorelasi dengan cross section dan time series.

Keuntungan menggunakan Random Effect Model (REM) yaitu

35

menghilangkan heterokedastisitas. Model ini sering disebut Error

Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS).

E. Pemilihan Metode Data panel

Untuk memilih model yang paling tepat terdapat dua tahap pengujian

dalam memilih metode data panel yang dapat dilakukan, yaitu uji chow

dan uji hausman. Pertama harus membandingkan PLS dengan FEM

terlebih dahulu. Kemudian dilakukan uji chow atau uji F-test. Jika hasil

menunjukkan model PLS yang diterima, maka model PLS lah yang akan

dianalisa. Tapi jika model FEM yang diterima, maka tahap kedua, yaitu

dengan melakukan perbandingan lagi pada model REM. Setelah itu

dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk menentukkan metode

mana yang akan dipilih, apakah FEM atau REM. Berikut penjelasan

mengenai Uji Chow dan Uji Hausman.

1. Uji Chow

Uji Chow merupakan pengujian untuk menentukan model Pooled

Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang lebih tepat

untuk digunakan dalam mengestimasi data panel. Jika nilai

probabilitas lebih besar dari α = 0,05 maka hasilnya yaitu terima H0,

sehingga metode yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini

yaitu PLS, sedangkan jika nilai probabilitas lebih kecil dari α = 0,05

maka hasilnya terima H1, sehingga metode yang dipilih untuk

digunakan dalam penelitian ini yaitu FEM.

Terima H0 = Pooled Least Square

Terima H1 = Fixed Effect Model

Jika Uji Chow memilih Fixed Effect Modelmaka langkah

selanjutnya melakukan Random Effect Model dan setelah itu barulah

melakukan hausman test untuk memilihFixed Effect Model atau

Random EffectModel.

36

2. Uji Hausman

Uji Hausman merupakan pengujian dalam statisktik untuk

memilih apakah Fixed Effect Model atau Random Effect Model yang

lebih tepat digunakan. Dalam Uji Hausman dilihat dari Chi-Square

statistik dan derajat kebebasan (df) sebesar jumlah dari variabellalu

dibandingkan dengan Chi-Square table. Jika hasilnya terima H0 maka

model yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu Random

Effect Effect (REM), namun sebaliknya jika hasilnya terima H1, maka

model yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu Fixed

Effect Model (FEM).

Terima H1 atau P value < 0.05 = Fixed Effect Model

Terima H0 atau P value > 0.05 = Random Effect Effect

Jika Uji Hausman memilih Fixed Effect Model maka yang harus

dilakukan selanjutnya yaitu Uji Asumsi Klasik. Namun jika Uji

Hausman memilih Random Effect Effect maka uji yang harus

dilakukan yaitu dengan Uji Lagrange Multiplier.

F. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2012), melakukan uji normalitas dalam

model regresi ini bertujuan untuk menguji apakah residual

terdistribusi normal. Dalam penelitian metode yang akan

digunakan yaitu dengan melihat probabilitas plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pada

distribusi normal akan ditentukan dengan garis lurus diagonal, dan

jika distribusi data residual terdistribusi normal, makagaris yang

menggambarkan data yang sebenarnya akan mengikuti garis yang

diagonal.

37

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan adanya hubungan linear

antar variabel bebas dalam model regresi. Menurut Winarno (2011)

keberadaan multikolinearitas terdapat pada nilai R2 yang tinggi,

namun variabel independen kebanyakan yang tidak signifikan,

dengan menghitung koefisien korelasi antar varibel indenpenden.

Jika koefisiennya rendah, maka tidak adanya multikolinearitas.

Berikutnya dengan melakukan regresi auxiliary, yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih pada variabel

independen yang dapat mempengaruhi satu variabel independen

dengan yang lain secara bersama-sama. Jika nilai F hitung lebih

besar dari F table pada α dan derajat kebebasan yang ditentukan,

maka hasilnya akan terdapat unsure multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya

perbedaan varian dari residual variabel independen yang diketahui

dalam model regresi ini. Jika adanya varian dari residual variabel

independen yang bergerak konstan, maka disebut dengan

homoskedastisitas. Namun jika varian dari residual variabel

independen membentuk pola tertentu, maka itu artinya

heteroskedastisitas (Yuwono : 2005). Terjadinya

heteroskedastisitas ketika nilai varian pada error yang berbeda.

Adanya heteroskedastisitas pada hasil regresi memiliki akibat

sebagai berikut, yaitu variasi tidak lagi minimum, pengujian dari

koefisien regresi menjadi kurang kuat, dan kesimpulan yang

diambil menjadi salah.

Menurut Winarno (2011), ada beberapa cara untuk

mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas atau tidak, yaitu

dengan metode grafik, uji park, uji glesjer, uji spearman, uji

bruesch pagan-godfrey, dan uji white.

38

4) Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi merupakan hubungan yang menunjukkan

residual pada satu observasi dengan residual observasi lainnya

(Winarno 2011). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya

autokolerasi dalam model regresi yaitu dengan menggunakan nilai

pada durbin Watson. Jika DW sama dengan 2 (Ghozali, 2012).

G. Uji Statistik

Dalam penelitian ini dilakukan tiga pengujian untuk mengetahui

bahwa jika nilai variabel dependen berpengaruh pada variabel independen,

sebagai berikut :

1. Uji Koefisien Determinasi R2

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa

besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen

dalam penelitian ini. Nilai R2 berada pada kisaaran nol dan satu. Jika

nilai R2 sama dengan nol, maka variabel independen tidak dapat

menjelaskan variabel dependen. Sedangkan, jika nilai R2 sama dengan

1, maka variabel independen dapat menjelaskan secara keseluruhan

variabel dependen.

2. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh

signifikansipada masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen secara parsial. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh signifikansi secara parsial, yaitu dengan membandingkan

nilai probabilitas masing-masing variabel independen dengan tingkat

signifikansi α yang telah ditentukan. Jika probilitas nilai t-hitung lebih

besar dari taraf siginifikansi α yang telah ditentukan maka terima H0,

dan jika probabilitas nilai t-hitung lebih kecil dari taraf signifikansi α

39

yang telah di tentukan maka terima H1. Berikut hipotesis dalam

pengujian pada t-satstik :

H0 : Diduga tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

H1 : Diduga terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh dari

seluruh variabel independen secara simultan terhadap variabel

dependen. Untuk menentukan pengaruh signifikan secara simultan

dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas pada F-statistik

dengan taraf signifikansi α yang telah ditentukan. Jika nilai

probabilitas F-statistik lebih besar dari F-tabel maka terima H1, dan

jika F-statistik lebih kecil dari F-tabel maka terima H0. Berikut

hipotesis dalam pengujian pada F-statistik :

H0 : Diduga semua variabel independen tidak terdapat pengaruh

secara simultan terhadap variabel dependen.

H1 : Diduga semua variabel independen terdapat pengaruh secara

simultan terhadap variabel dependen.

40

H. Operasional Variabel Penelitian

Table 3.1

Operasi Variabel Penelitian

Jenis Variabel Indikator Definisi Variabel

Dependen (Y) Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja

Tolak ukur yang digunakan pada

variabel tingkat partisipasi angkatan

kerja merupakan tenaga kerja yang

aktif dalam kegiatan ekonomi, baik

yang bekerja atau pun yang mencari

pekerjaan di beberapa provinsi di

Indonesia tahun 2008 – 2017

dengan satuan unit persen.

Independen

(X1)

Upah Minimum

Provinsi

Tolak ukur yang digunakan pada

variabel upah minimum provinsi

merupakan hasil atau pembayaran

atas jasa yang telah dilakukan oleh

pekerja yang disediakan pengusaha

yang telah disesuaikan dibeberapa

provinsi di Indonesia thun 2008 –

2017 dengan satuan unit rupiah.

Independen

(X2) Umur

Tolak ukur yang digunakan pada

umur merupakanseseorang yang

telah memasuki usai kerja di

bebrapa provinsi di Indonesia tahun

2008 – 2017 dengan satuan unit

persen.

Independen

(X3) Pendidikan

Tolak ukur yang digunakan pada

variabel pendidikan merupakan

jumlah tamatan sekolah menengah

atas (SMA) yang sedang mencari

41

pekerjaan di beberapa provinsi di

Indonesia tahun 2008 – 2017

dengan satuan unit persen.

Independen

(X4)

Pertumbuhan

Ekonomi

Tolak ukur yang digunakan pada

variabel pertumbuhan ekonomi

merupakan jumlah PDRB di

beberapa provinsi di Indonesia

tahun 2008 – 2017 dengan satuan

unit persen.

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Provinsi Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat memilki luas wilayah 35.377,76 Km2 yang

terletak pada 5°50’ sampai 7°50’ lintang selatan dan 104°48’ sampai

108°48’ bujur timur. Luas dataran wilayah Provinsi Jawa Barat terdiri

dari pegunungan curam yang berada di selatan dengan ketinggian

1500 mdpl, wilayah lereng bukit yang landai ditengah pada ketinggian

100-1500 mdpl, dan disebelah utara terdapat aliran sungai dan wilayah

dataran dengan ketinggian 0-50 mdpl. Wilayah di Provinsi Jawa Barat

memilki wilayah administrasi yang terdiri dari 18 wilayah kabupaten

dan 9 kota.

Gambar 4.1

Peta Provinsi Jawa Barat

43

Jumlah penduduk Jawa Barat pada tahun 2017 sebanyak

48.037827 yang terdiri dari 24,34 juta jiwa laki-laki dan 23,70 juta

jiwa perempuan dengan kepadatan penduduk 1.358 per km2.

Penduduk terbanyak berada di Kabupaten Bogor yaitu sebanyak 5,71

juta jiwa. Akibat dari masuknya industri yang menjadi dorongan

urbanisasi hampir 72,5% penduduk Jawa Barat tinggal di daerah

perkotaan. Jumlah angkatan kerja di Jawa Barat pada tahun 2017

sebanyak 22,39 juta jiwa dan sekitar 8,22% penduduk Jawa Barat

adalah penganguran, dengan tingakt partisipasi angkatan kerja di

Provinsi Jawa Barat sebesar 63,34%.

Grafik 4.1

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Jawa Barat

Perekonomian Jawa Barat digerakkan oleh 20,55 juta jiwa pekerja

yang didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD) sebanyak 30,17%

dan lulusan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 40,87%.

Perekonomian Jawa Barat disumbang oleh sektor lapangan usaha yang

sebagian besar berada disektor perdagangan yaitu sebesar 28,64%, lalu

12,92% pada sektor keuangan dan 10, 91% oleh sektor jasa.

63.09 62.89

62.38

61.34

63.64

62.82 62.72

60.34 60.65

63.34

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

44

Petumbuhan ekonomi di Jawa Barat pada tahun 2017 sebesar

5,29%, dimana angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun

2016 yang mencapai 5,66%. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi

didorong oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 11,85%,

sedangkan laju pertumbuhan ekonomi yang terendah ada pada sektor

perdagangan listrik dan gas yaitu -11,42%.

2. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, dengan

luas wilayah 72.981,23 km2 yang terletak pada 1°- 4° lintang utara dan

98°-100° bujur timur. Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan

daerah perairan dan laut serta dua provinsi, 1 negara. Di sebelah utara

berbatasan dengan Provinsi Aceh, di sebalah timur dengan Negara

Malaysia, di sebelah selatan dengan Provinsi Riau, dan di sebelah barat

berbatasan dengan Samudra Hindia. Provinsi Jawa Tengah memiliki

wilayah administrasi yang terbagi menjadi 25 kabupaten dan 8 kota.

Gambar 4.2

Peta Provinsi Sumatera Utara

45

Provinsi Sumatera Utaramerupakan provinsi yang memiliki jumlah

pendudukan terbesar keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa

Tengah dan Jawa Timur. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara

pada tahun 2017 sebanyak 14,262.147 jiwa, yang terdiri dari 7.116.896

jiwa penduduk laki-laki dan 7.145.251 jiwa penduduk perempuan.

Penduduk Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2017 lebih banyak

tinggal didaeran perdesaan jika dibandingkan dnegan penduduk

perkotaan. Jumlah penduduk yang tinggal di perdesaan sebanyak 50,01%

dan untuk daerah perkotaan sebanyak 49,99%.

Grafik 4.2

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sumatera Utara

Pada tahun 2017 tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi

Sumatera Utara sebanyak 68,88%, angka ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan angka tingkat partisipasi angkatan kerja pada

tahun 2016 sebesar 65,99%. Pada tahun 2017 jumlah penduduk

angkatan kerja di Provinsi Sumatera sebanyak 6,74 juta jiwa yang

tediri dari 6,37 juta jiwa yang bekerja dan 377 ribu jiwa termasuk

pengangguran. Angkatan kerja di Provinsi Sumatera pada tahun 2017

68.33 69.14

69.51

72.09

69.41

70.67

67.07 67.28

65.99

68.88

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

46

sebagian besar didominasi oleh penduduk yang tamatan sekolah

menengah atas (SMA) yang mencapai 36,5%. Sepertiga atau sekitar

38,50% penduduk Provinsi Sumatera Utara bekerja sebagai buruh atau

karyawan dan yang berusaha sendiri sebanyak 19,81%. Penduduk

Provinsi Sumatera Utara ini sebagian besar bekerja diserap oleh sektor

pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan yaitu sebanyak 37,52%

dan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar kedua yaitu sektor

perdagangan, hotel, dan restoran sebanyak 22,16%.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara mengalami

fluktuasi, pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera

Utara sebesar 5.12%, angka ini menurun jika dibandingkan dengan

tahun 2016 yang sebesar 5,18%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi

Sumatera Utara dikontribusi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan yang mencapai 21.40% dan diikut oleh sektor industri

sebesar 20,29%.

3. Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Tengah

Pulau Kalimantan merupakan wilayah terluas kedua di

Indonesia setelah Pulau Papua. Provinsi Kalimantan Tengah termasuk

kedalam bagian wilayah indonesia bagian barat. Provinsi Kalimantan

Tengah memiliki puas wilayah 153 564 km² atau 8.04%. Letak

Provinsi Kalimantan Tengah berada diantara 8°45`Lintang Utara dan

3°30` Lintang Selatan dan berada diantara 110°45`-115°51`Bujur

Timur. Letak Provinsi Kalimantan Tengah sebelah utara berbatasan

dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, sebelah selatan

Provinsi Kalimantan Tengah berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah

timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan,

dan sebelah barat berbatasan dengan Kalimantan Barat. Provinsi

Kalimantan Tengah memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari 13

kabupaten dan 1 kota.

47

Gambar 4.3

Peta Provinsi Kalimantan Tengah

Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2017 sebanyak 2.605.274 jiwa, yang terdiri dari 1.361.715 jiwa laki-

laki dan 1.243.559 jiwa perempuan. Jumlah penduduk terbanyak

berada di Kabupaten Kotawaringin Timur yaitu sebanyak 446.094 jiwa.

Penduduk yang memiliki paling sedikit yaitu kabupaten Sukamana

59.775 jiwa. Penduduk usia 0-14 tahun sebanyak 9,72%, penduduk

usia 15-64 sebanyak 69,02% dan 65> sebanyak 3,18%.

Grafik 4.3

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Tengah

71.24 71.22

69.86 70.14 69.88

68.5 68.56

71.11 71.3

67.74

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

48

Jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun

2017 yang merupakan angkatan kerja sebanyak 1.276.669 jiwa yang

terdiri dari bekerja 1.222.707 jiwa dan pengangguran terbuka sebanyak

53.962 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Kalimantan

Tengah sebesar 67.74%. Pekerja paling banyak pada umur 35-44 yaitu

sebanyak 341.940 jiwa. Angkatan kerja yang paling mendominasi oleh

penduduk yang merupakan tamatan dari tingkat sekolah dasar yaitu

362.718 jiwa. Sektor yang menyerap tenaga kerja yaitu ssktor

pertanian sebanyak 490.488 jiwa dan sektor perdagangan hotel dan

restoran sebanyak 240.396 jiwa. Jumlah proporsi pekerja didominasi

oleh buruh atau karyawan yaitu sebanyak 515.400 jiwa. Upah

minimum provinsi di Kalimantan Tengah yaitu sebesar 2.227.307

rupiah, upah minimum regional tertinggi yaitu Kabupaten Barito

Selatan sebesar 2.546.298 rupiah, sedangkan upah minimum regional

terendah yaitu Kabupaten Barito Timur sebesar 2.230.500 rupiah.

Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan

Tengah yaitu sebesar 6.74%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi berada di

Kabupaten Kotawaringin Timur 7.99% dan Kabupaten Kapuas 7.62%,

sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi terendah berada di Kabupaten

Seruyan sebesar 5.15%.

4. Gambaran Umum Provinsi Bali

Provinsi Bali atau yang sering dikenal sebagai Pulau Dewata

atau Paradise Island ini, pada tahun 2017 memiliki luas wilayah

secara keseluruhan mencapai 5.636,66 km2 atau 0.29%dari luas

Indonesia. Letak Provinsi Bali diantara 08°03´40ʺ sampai 08°50´48ʺ

Lintang Selatan dan 144°25´53ʺ sampai 115°42´40ʺ Bujur Timur.

Letak Provinsi Bali berada diantara Pulau Jawa dan Pulau Lombok.

Batas utara Provinsi Bali dengan Laut Bali, sebelah selatan berbatasan

dengan Samudra Hindia, untuk sebelah barat berbatasan dengan Selat

Bali dan sebelah timur berbatasan dengan selat Lombok. Wilayah

49

Provinsi Bali memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari delapan

kabupaten dan satu kota. Diantara delapan kabupaten dan satu kota

tersebut kabupaten Buleleng memiliki luas terbesar sebesa 1.365,88

km2 dan untuk luas wilayah terkecil berada di kota Denpasar yang

hanya seluas 127,78 km2.

Gambar 4.4

Peta Provinsi Bali

Jumlah penduduk Bali pada tahun 2017 sebanyak 4.246,5 ribu

jiwa,yang terdiri dari 2.138,4 ribu jiwa penduduk laki-laki dan 2.108,4

ribu jiwa penduduk perempuan. Penduduk terbanyak di Provinsi Bali

berada di Kota Denpasar sebanyak 914.3 ribu jiwa, sedangkan untuk

daerah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit berada di

Kabupaten Klungkung yang hanya sebanyak 177.4 ribu jiwa.

50

Grafik 4.4

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Bali

Jumlah penduduk Provinsi Bali pada tahun 2017 yang

merupakan penduduk usia kerja sebanyak 3.235.563 jiwa, yang terdiri

dari 1.619.455 laki-laki dan 1.616.108 perempuan. Dari jumlah

penduduk usai kerja tersebut, jumlah angkatan kerja sebanyak

2.434.450 jiwa, yang terdiri dari 2.398.307 jiwa merupakan yang

bekerja dan sisanya 36.143 jiwa merupakan pengangguran terbuka.

Provinsi Bali memiliki angka tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar

75.24% dan unutk tingkat pengangguran terbuka sebanyak 1.48%.

Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Povinsi Bali

didominasi oleh sektor perdagangan, rumah makan, dan akomodasi

sebesar 760.093 jiwa. Selain itu sektor pertanian, perkebunan

kehutanan dan perikanan juga sektor yang menyerap tenaga kerja

terbanyak yaitu sebesar 466.307 jiwa. Dan untuk yang paling sedikit

menyerap tenaga kerja yaitu sektor listrik dan air dan sektor

pertambangan dan penggalian yang hanya sebesar 6,248 dan 6.536

jiwa.

Jumlah porsi pekerja terbesar di Provinsi Bali didominasi oleh

buruh atau karyawan yaitu sebanyak 1.103.525 jiwa. Jumlah penduduk

yang bekerja terbanyak pada usia 40-44 tahun sebanyak 320.061 jiwa.

77.86 77.82 77.38

75.19

76.58

74.93 74.91

75.51

77.24

75.24

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

51

Sedangkan pada usia 15-19 tahun hanya sebanyak 89.063 jiwa. Jumlah

penduduk yang bekerja berdasarkan pendidikan yang ditamatkan

terbanyak berasal dari tingkat sekolah menengah atas dan kejuruan

yaitu sebanyak 846.035 jiwa. Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi

di Provinsi Bali sebesar 5.59%. Pertumbuhan ekonomi tertinggi

disumbang oleh sektor penyedia akomodasi dan makan minum sebesar

9,25%. Hal ini disebabkan oleh perkembangan pariwisata di Bali yang

menyebabkan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum paling

mendominasi PDRB di Bali.

5. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Tengah

Provinsi Sulawesi Tengah berada dibagian timur wilayah

Indonesia. Pada tahun 2017 Provinsi Sulawesi Tengah memiliki luas

wilayah sebesar 61.841,29 km2. Provinisi Sulawesi Tengah terletak

diantara 2°22` lintang utara dan 3°48` lintang selatan dan terletak

diantara 119°22` - 124°22` bujur timur. Sebelah utara Provinsi

Sulawesi Tengah berbatsan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi

Gorontalo, sedangkan untuk sebelah selatan Provinsi Sulawesi Tengah

berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan, sebelah baratnya

berbatasan dengan Selat Makassar dan sebelah timur berbatsan dengan

Provinsi Maluku. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.39

tahun 2015 Provinsi Sulawesi Tengah memiliki wilayah administrasi

yang terdiri dari 12 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota. Terdapat

tiga wilayah kabupaten/kota yang memiliki luas wilayah terbesar di

Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Morowali Utara sebesar

10.004,28 km2 kemudian Kabupaten Banggai sebesar 9.672,70 km

2

dan Kabupaten Poso sebesar 7.112,25 km2.

52

Gambar 4.5

Peta Provinsi Sulawesi Tengah

Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2017

sebanyak 2,96 juta jiwa yang terdiri dari 1,51 juta jiwa penduduk laki-

laki dan 1,45 juta jiwa penduduk perempuan. Terdapat tiga wilayah

kanupaten/kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Provinsi

Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Parigi Moutong sebanyak 474.339

jiwa, lalu Kota Palu sebanyak 379.782 jiwa, dan Kabupaten Banggai

sebanyak 365.616 jiwa.

Pada tahun 2017 Provinsi Sulawesi Tengah memiliki jumlah

angkatan kerja sebanyak 1.428.583 jiwa yang terdiri dari pekerja

sebanyak 1,374.214 jiwa dan pengangguran terbuka sebanyak 54.369

jiwa. Jumlah angkatn kerja terbanyak berada di Kabupaten Parigi

Moutong sebanyak 225.029 jiwa. Angka tingkat partisipasi angkatan

kerja di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2017 sebesar 67,14%.

53

Grafik 4.5

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Sulawesi Tengah

Proporsi pekerja di dominasi oleh buruh/karyawan sebanyak

390.427 jiwa dan yang berusaha sendiri sebanyak 313.493 jiwa. Selain

itu penduduk yang bekerja berdasarkan umur di dominasi oleh umur

35-44 tahun sebanyak 378.118 jiwa. Sedangkan pekerja yang dilihat

dari tamatan sekolah tertinggi yaitu sekolah dasar sebanyak 406,970

dan sekolah menengah atas sebanyak 246.287 jiwa. Dan untuk sektor

yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Provinsi Sulawesi

Tengah di dominasi oleh tiga sektor yaitu sektor pertanian sebanyak

608.746 jiwa, lalu sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

sebanyak 277,670 jiwa dan sektor perdagangan besar, eceran, rumah

makan dan hotel sebanyak 218.002 jiwa.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah pada tahub

2017 sebesar 7.14%. terdapat ada empat sektor yang mendominasi

perekonomian di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu ada sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan sebesar 28,92%, lalu ada sektor

pertambangan dan penggalian sebesar 12,83%, ada sektor konstruksi

sebesar 12,50% dan sektor industri pengolahan sebesar 12,34%. Pada

69.76 69.27 69.22

68.65

65.92 65.56

66.76 67.51

72.28

67.14

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

54

tahun 2017 ada kabupaten/kota yang memiliki nilai PDRB terbesar

yaitu Kabupaten Banggai sebesar 23.661.262 juta rupiah dan Kota

Palu sebesar 20.593.579 juta rupiah. Sedangkan yang memiliki PDRB

terkecil yaitu Kabupaten Banggai Laut dengan nilai PDRB 2.020.671

juta rupiah.

6. Gambaran Umum Provinsi Maluku Utara

Provinsi Maluku Utara berada dibagian timur Indonesia.

Provinsi Maluku Utara memiliki luas wilayah 31.982,50 km². Letak

Provinsi Maluku Utara diantara 3° lintang utara dan 3° lintang selatan,

dan berada diantara 124° dan 129° bujur timur. Sebelah utara Provinsi

Maluku Utara berbatasan dengan Samudra Pasifik, sebelah selatan

berbatasan dengan Laut Seram, sebelah timur berbatasan dengan Laut

Halmahera dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Maluku. Provinsi

Maluku Utara memiliki wilayah admnistrasi yang teridiri dari 8

kabipaten dan 2 kota. Wilayah yang memiliki luas terbesar di Provinsi

Maluku Utara yaitu Kabupaten Halmahera sebesar 8.148,32 km² atau

25.48% sedangkan untuk wilayah yang memiliki luas wilayah terkecil

di Provinsi Maluku Utara yaitu Kota Ternate sebesar 111,39 km² atau

0.35%.

55

Gambar 4.6

Peta Provinsi Maluku Utara

Jumlah penduduk Provinsi Maluku Utara pada tahun 2017

yaitu sebanyak 1.209.342 jiwa, yang terdiri dari 616.858 jiwa laki-laki

dan 592.484 jiwa perempuan. Penduduk terbanyak berada di

Kabupaten Halmahera Selatan yaitu sebanyak 227.280 jiwa. Penduduk

usia kerja di Provinsi Maluku Utara yaitu sebanyak 811.067 jiwa, dan

sudah termasuk jumlah angkatan kerja sebanyak 516.231 atau 63,65%,

yang terdiri dari 488.715 jiwa yang bekerja dan 27.516 jiwa

pengangguran terbuka. Tingkat partisipasi angkatan kerja Provinsi

Maluku Utara yaitu sebesar 63,65%.

56

Grafik 4.6

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Maluku Utara

Jumlah proporsi pekerja terbesar di Provinsi Maluku Utara

didominasi oleh buruh/karyawan sebanyak 170.948 jiwa dan berusaha

sendiri sebanyak 112.975 jiwa. Penduduk yang merupakan angkatan

kerja terbanyak di Provinsi Maluku Utara yaitu berumur 35-44

sebanyak 140.691 jiwa. Sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Provinsi Maluku Utara yaitu sektor pertanian, perkebunan,

kehutanan, perburuan dan perikanan sebanyak 199.027 jiwa atau

40,72%. Selain itu sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan

yaitu sebanyak 106.991 jiwa. Untuk angkatan kerja dari tamatan

pendidikan tertinggi yaitu sekolah menengah atas yaitu sebanyak

123.583 jiwa dan sekolah dasar 112.735 jiwa.

Pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku

Utara sebesar 7,67%. Terdapat tiga sektor yang mendominasi

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku Utara yaitu sektor pertanian

sebesar 23,95%, sektor perdagangan besar dan eceran resparasi mobil

dan sepeda motor sebesar 17,42% dan sektor administrasi

65.94

64.19

65.11

64.57

66.05

64.35

63.88

66.43 66.19

63.65

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

57

pemerintahan, pertahanan dan juminan sosial wajib sebesar 15,81%.

PDRB tertinggi di Provinsi Maluku Utara berada di Kota Ternate

sebesar 8.687.975,5 rupiah, sedangkan yang terendah berada di

Kabupaten Talibu yaitu sebesar 1.163.279 rupiah.

7. Gambaran Umum Provinsi Papa Barat

Papua Barat berada di wilayah bagian timur Indonesia. Provinsi

Papua Barat memiliki luas wilayah sebesar 102.955,15 km2. Letak

Provinsi Papua Barat berada di antara 0-4° lintang selatan dan berada

di antara 124°-132° bujur timur. Sebelah utara Provinsi Papua Barat

berbatasan dengan Samudra Pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan

Laut Banda, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Papua, dan

sebelah barat berbatasan Laut Seram. Terdapat 4 wilayah yang

memiliki terluas di Provinsi Papua Barat yaitu Kabupaten Teluk

Bintuni sebesar 20.840,83km2, Kabupaten Kaimana sebesar

16.241,48km2, Kabupaten Fakfak sebesar 14.320,00km2 dan

Kabupaten Tambraw sebesar 11.529,18 km2. Provinsi Papua Barat

memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari 12 kabupaten dan 1

kota.

Gambar 4.7

Peta Provinsi Papua Barat

58

Jumlah penduduk Provinsi Papua Barat pada tahun 2017

sebanyak 915.361 jiwa, yang terdiri dari 481.939 jiwa laki-laki dan

433.422 jiwa perempuan. Terdapat tiga kabupaten/kota dengan jumlah

penduduk terbanyak berada di Kota Sorong 239.815 jiwa, Kabupaten

Manokwari 166.780 jiwa dan Kabupaten Sorong 84.906 jiwa. Jumlah

penduduk yang merupakan angkatan kerja 430.478 jiwa yang terdiri

dari jumlah yang bekerja sebesar 402.526 jiwa dan jumlah

pengangguran terbuka sebesar 27.952 jiwa. Tingkat partisipasi

angkatan kerja Provinsi Papua Barat sebesar 67,47%.

Grafik 4.7

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Papua Barat

Jumlah proporsi pekerja terbesar di Provinsi Papua Barat

didominasi oleh buruh atau karyawan sebanyak 156.037 jiwa. Menurut

pendidikan yang ditamatkan jumlah angkatan kerja di Provinsi Papua

Barat didominasi dari tingkat pendidikan yang ditamatkan sekolah

menengah atas yaitu sebesar 101.694 jiwa. Untuk jumlah angkatan

kerja berdasarkan umur berada di umur 35-44 tahun sebesar 111.024

jiwa. Terdapat tiga sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja

68.15 68.52

69.29

66.87 67.2

66.69

68.3 68.68

70.05

67.47

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

TPAK

59

di Provinsi Papua Barat yaitu sektor pertanian sebesar 141.972 jiwa,

sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebesar 95.068 jiwa

dan sektor perdagangan besar eceran, rumah makan dan hotel sebesar

71.700 jiwa.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat pada tahun 2017

sebesar 4.01%. Sektor yang paling banyak menyumbang pada

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat yaitu sektor konstruksi

sebesar 9.44% dan sektor real estat sebesar 8.43%.

B. Permodelan dan Pengolahan Data

Analisis model Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dengan variabel

independen Upah Minimum Provinsi, Umur, Pendidikan, dan

Pertumbuhan Ekonomi, menggunakan regresi panel data yang dilakukan

dengan melalui tiga pendekatan metode dalam mengelola data. Pendekatan

tersebut yaitu pendekatan dengan metode Pooled Least Square (PLS),

pendekatan Fixed Effect Model (FEM) dan pendekatan Random Effect

Model (REM). Berikut ini merupakan penerapan dari pemilihan model

yang dilakukan.

1. Uji Chow

Dilakukan pengujian terhadap Uji Chow ini untuk mengetahui

model data panel mana yang lebih baik untuk digunakan dalam

penelitian ini. caranya dengan melihat nilai probabilitas (P-Value) F-

statistik lebih kecil dari taraf signifikansi α = 5% dan dengan hipotesis

sebagai berikut :

H0 diterima, maka model Pooled Least Square (PLS) yang dipilih

H1 diterima, maka model Fixed Effect Model (FEM) yang dipilih

Berdasarkan hasil dari model Fixed Effect Model dan Pooled

Least Square maka didapatlah nilai probabilitas F-statistik sebagai

berikut :

60

Tabel 4.1

Uji Chow

Effect Test Statistik d.f Prob

Cross-section F 52.201334 (6,59) 0.0000

Cross-section Chi-

Square 128.934078 6 0.0000

Sumber : Hasil Pengelohan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil Uji Chow pada tabel 4.1 didapat nilai F-

statistik sebesar 52.201334 dengan d.f (6,59) dan nilai probailitasnya

sebesar 0.0000, yang berarti bahwa nilai probabilitas F-statistik lebih

kecil dari tingkat signifikansi α = 5% (0.0000 < 0.05). Maka H1

diterima, sehingga model panel data yang lebih tepat dipilih yaitu

Fixed Effect Model dibandingkan Pooled Least Square. Setelah

mengetahui bahwa metode Fixed Effect Model yang dipilih, maka

selanjutnya perlu dilakukan Uji Hausman untuk mengetahui model

Fixed Effect Modelatau Random Effect Model yang lebih tepat dipilih

untuk penelitian ini.

2. Uji Hausman

Dilakukan pengujian terhadap uji hausman untuk mengetahui

model data panel mana yang akan dipilih dan gunakan dalam

penelitian. Pengujian Uji Hausman dilakukan untuk mengetahui model

mana yang paling tepat digunakan anatara Fixed Effect Modelatau

Random Effect Model. Dalam Uji Hausman cara menentukan

pemilihan model yang tepat dengan melihat Chi-square Statistic lalu

dibandingkan dengan Chi-Square table, dan dibuat hipotesisnya

sebagai berikut :

H0 diterima, maka model Fixed Effect Model (FEM) yang dipilih

H1 diterima, maka model Random Effect Model (REM)yang dipilih

61

Berdasarkan hasil pengolahan dari Uji Hausman, maka dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Uji Hausman

Test Summary Chi-Square

Statistic Chi-Sq. d.f Prob.

Cross-section

Random 14.471818 4 0.0059

Sumber : Hasil Pengelohan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil Uji Hausman pada tabel 4.2 didapatlah nilai

Chi-Square Statistik sebesar 14.471818 dengan d.f (4) dan nilai

probabilitas sebesar 0.0059. artinya nilai probabilitasnya lebih kecil

dibanding dengan nilai α = 5% (0.05 > 0.0059) maka H1 diterima,

sehingga metode yang lebih tepat digunakan yaitu Fixed Effect Model.

3. Fixed Effect Model

Model data panel yang terpilih untuk digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan model Fixed Effect Model,

berikut merupakan penjelasan melalui persamaannya :

TPAK = -6.368183 – 2.274957 UMP + 7.269917 UMUR + 0.011106

PDDK + 0.044699 PE + eit

Dimana :

TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

UMP : Upah Minimum Provinsi

UMUR : Umur Angkatan Kerja

PDDK : Pendidikan Tamatan SMA

PE : Pertumbuhan Ekonomi

eit : error term

62

Berdasarkan hasil dari uji chow dan uji Hausman yang sudah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini

terpilih metode analisis dengan menggunakan pendekatan Fixed Effect

Model (FEM).

Tabel 4.3

Hasil Regresi Data Panel

Fixed Effect Model

Variabel Coefficient Std. Error t-statistik Prob.

C -6.368183 76.58045 -0.083157 0.9340

UMP? -2.274957 1.217009 -1.869302 0.0665

UMUR? 7.269917 6.320349 1.150240 0.2547

PDDK? 0.011106 0.476822 0.023292 0.9815

PE? 0.044699 0.061385 0.728180 0.4694

Fixed Effects (Cross)

_JABAR --C -21.83067

_SUMUT --C -9.204275

_KALTENG –C 6.908483

_BALI --C 7.649806

_SULTENG –C 0.944601

_MALKUT –C 5.059390

_PABAR –C 10.47267

R-square 0.907265

Adjusted R-square 0.891548

S.E of Regression 1.404944

F-statistic 57.72243

Prob (F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Pengelohan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil dari regresi data panel pada tabel 4.3 dapat

dilihat pada nilai koefisien pada masing-masing variabel independen

63

ada yang memiliki arah hubungan yang positif dan negatif. Pada

variabel ump memiliki arah hubungan yang negatif terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja. Adanya hubungan negatif pada upah

minimum provinsi terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

berarti bahwa setiap kenaikan yang terjadi pada upah minimum

provinsi maka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami

penurunan. Karena perusahaan mengurangi jumlah pekerja dan jumlah

penduduk usia kerja yang memasuki angkatan kerja bertambah, namun

yang bertambah bukan yang bekerja melainkan pengangguran.

Berbeda halnya dengan variabel upah minimum provinsi.

Variabel umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi justru

menunjukkan arah hubungan yang positif terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja. Hal ini bearti bahwa setiap peningkatan yang terjadi

pada umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi maka akan terjadi

pula pada kenaikan terhadap tingkat pasrtisipasi angkatan kerja.

Setiap Provinsi pun memiliki hubungan individu yang berbeda-

beda pada setiap perubahan dari variabel ump, umur, pendidikan dan

pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan hasil yang pengolahan data dapat

dilihat pada nilai koefisien pada setiap Provinsi ada yang memiliki

arah hubungan yang positif dan negatif. Nilai koefisien pada Provinsi

Jawa Barat, dan Sumatera Utara memiliki arah hubungan yang negatif.

Sedangkan Provinsi Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Tengah,

Maluku Utara dan Papua Barat memiliki arah hubungan yang positif,

hal ini berarti bahwa lima provinsi yang memiliki hubungan positif

tersebut memiliki jumlah tingkat partisipasi angkatan kerja yang tinggi

dibandingkan dengan dua provinsi yang memiliki arah hubungan yang

negatif, karena kedua provinsi tersebut yaitu Jawa Barat, dan Sumatera

Utara memiliki jumlah tingkat partisipasi yang rendah.

64

C. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Melakukan pengujian normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah data terdristribusi normal atau tidak, karena

model regresi yang baik akan memiliki data yang terdistribusi

normal.untuk melihat adanya normalitas dapat dilihat dari grafik

dan uji statistik. Dalam penelitian ini menggunakan uji grafik

dimana akan dilihat dan dibandingkan dengan nilai probabilitas

dan nilai jarque bera.

Grafik 4.8

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar grafik 4.8 di atas,

didapatlah nilai Jarque-Bera 4.934500 dan nilai probabilitas

0.084818, yang berarti bahwa nilai probabilitas dan Jarque-Bera

lebih besar dari nilai α = 5% (0.084818 > 0.05) maka terima

H0yang artinya data tersebut terdistribusi normal.

2) Uji Multikolinearitas

Melakukan pengujian multikolinearitas bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan linear yang tepat antara variabel

bebas yang satu dengan yang lainnya. Jika nilai koefisien lebih dari

0

2

4

6

8

10

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Series: Standardized Residuals

Sample 2008 2017

Observations 70

Mean -7.40e-15

Median -0.513852

Maximum 8.885815

Minimum -6.001744

Std. Dev. 4.043002

Skewness 0.616799

Kurtosis 2.587609

Jarque-Bera 4.934500

Probability 0.084818

65

0,80 (> 0,80) maka dalam regresi tersebut terdapat

multikolinearitas, dan begitupun sebaliknya.

Table 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas

UMP UMUR PDDK PE

UMP 1.000000 -0.275436 -0.106943 -0.011621

UMUR -0.275436 1.000000 0.569982 -0.189386

PDDK -0.106943 0.569982 1.000000 0.120259

PE -0.011621 -0.189386 0.120259 1.000000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada table 4.4 di

atas, maka didapatlah nilai koefisien dari variabel-variabel bebas

yang menunjukkan bahwa tidak tidak adanya multikolenearitas,

karena nilai koefisien korelasi antara variabel bebas lebih kecil dai

0,80 (< 0,80).

3) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteoskedastisitas dilakukan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terjadi perbedaan varian dari residual

variabel independen. Pengujian heroskedastisitas dilakuakan

dengan berbagai cara uji yaitu dengan uji Breusch Pagan Godfrey,

uji Harvey, uji Glesjer dan uji White. Dalam pengujian ini peneliti

menggunakan uji Glesjer, dan uji Glesjer ini berlaku untuk model

regresi yang telah memilih model fixed effect. Jika nilai

probabilitas lebih besar maka terima H0 artinya data bersifat

homoskedastisitas, dan jika terima H1 artinya data bersifat

heteroskedastisitas.

66

Table 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Coefficient Probabilitas

C -6.368183 0.9198

UMP -2.274957 0.0268

UMUR 7.269917 0.1556

PDDK 0.011106 0.9802

PE 0.044699 0.2472

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.5

dengan melakukan serangkaian uji dengan menggunakan uji

glesjer, maka didapatlah hasil yang berada pada table 4.5 di atas

yang mengartikan bahwa variabel-variabel tersebut memiliki nilai

probabilitas lebih besar dari α = 0.05 yaitu terima H0 maka model

regresi tersebut tidak memilki masalah heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi ini dilakukan bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan antara perubahan waktu.

Cara untuk menguji atau melihat ada atau tidaknya korelasi bisa di

uji dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Jika tidak

adanya autokorelasi maka DW > DU dan nila 4 – DU dan

begitupun sebaliknya.

H0 diterima, artinya data tidak ada masalah dengan autokorelasi.

H1 diterima, artinya ada masalah dengan autokorelasi

Table 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Durbin Watson 1.795360

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

67

Berdasarkan hasil Uji Autokorelasi pada table 4.6 dengan

menggunakan uji Durbin Watson, maka didapatlah nilai Durbin

Watson sebesar 1.795360. Nilai DU untuk jumlah variabel (k) = 5

dan jumlah data sebanyak 70 observasi yaitu 1.73505.

Nilai1.795360> 1.73505 dan nilai 4 -1.795360> 1.73505. Maka H0

diterima, artinya data tidak ada masalah dengan autokorelasi.ini

berarti bahwa tidak terdapat autokorelasi kareana nilai DW > DU.

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji Statistik dan Interpretasi Hasil Analisis

Uji t digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh

siginifikansi hubungan antara variabel independen yaitu variabel upah

minimum provinsi, umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi

terhadap variabel dependen yaitu tingkat partisipasi angkatan kerja

secara parsial. Untuk menentukan apakah ada atau tidaknya hubungan

sgnifikansi secara parsial yaitu dengan membandingkan nilai

probabilitas pada masing-masing variabel yang telah diolah dengan

tingkat signifikansi α = 10% dan hal tersebut akan diketahui apakah

menerima atau menolak hipotetsis.

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik

Variabel t-statistic Prob.

UMP -1.869302 0.0665

UMUR 1.150240 0.2547

PDDK 0.023292 0.9815

PE 0.728180 0.4694

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

68

Berdasarkan dari hasil uji t-statistik pada table 4.7,

menunjukkan bahwa nilai probabilitas setipa variabel memiliki

hubungan sebagai berikut :

a. Variabel UMP memiliki nilai t-statistik negatif sebesar -1.869302

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0665, nilai probabilitas UMP

lebih kecil dari taraf signifikansi α = 10% (0.0665 < 0.1) maka

terima H1, artinya variabel UMP memiliki arah hubungan t-statistik

negatif dan berpengaruh signifikan, terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja secara parsial pada ketujuh provinsi.

b. Variabel Umur memiliki nilai t-statistik positif sebesar

1.150240dengan probabilitas sebesar 0.2547, nilai probabilitas

Umur lebih besar dari tingkat signifikansi 10% (0.2547 > 0.1)

maka terima H0, artinya variabel Umur tidak memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja secra

parsial.

c. Variabel Pendidikan memiliki nilai probabilitas sebesar 0.9815,

nilai probabilitas Pendidikan lebih besar dari tingkat signifikansi

10% (0.9815 > 0.1) maka terima H0, artinya variabel Pendidikan

tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipassi angkatan

kerja secara parsial.

d. Variabel Pertumbuhan Ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar

0.4694, nilai probabilitas Pertumbuhan Ekonomi lebih besar dari

tingkat signifikansi 10% (0.4694 > 0.1) maka H0 diterima, artinya

variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak memiliki pengaruh terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja secara parsial.

Selain untuk membuktikan apakah ada pengaruh yang

signifikan secara parsial, uji t-statistik dapat juga digunakan untuk

untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian yang telah dibuat,

berikut hipotetsis dalam penelitian ini :

69

a) H0 : Tidak terdapat pengaruh UMP secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh UMP secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia 2008 – 2017.

b) H0 : Tidak terdapat pengaruh Umur secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Umur secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia 2008 – 2017.

c) H0 : Tidak terdapat pengaruh Pendidikan secara parsial terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Pendidikan secara parsial terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa Provinsi di

Indonesia 2008 – 2017.

d) H0 : Tidak terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi secara parsial

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa

Provinsi di Indonesia 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi secara parsial

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di beberapa

Provinsi di Indonesia 2008 – 2017.

2. Uji F-statistik dan Interpretasi Hasil Analisis

Uji F-statistik digunkan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh dari seluruh variabel independen yaitu Upah Minimum

Provinsi, Umur, Pendidikan, dan Pertumbuhan Ekonomi secara

simuktan terhadap variabel independen yaitu Tingkat Parttiaipasi

Angkatan Kerja. Untuk menentukan pengaruh signifikan secara

70

simultan dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas pada

F-statistik dengan tingkat signifikansi α = 5% (0.05). Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi, Umur,

Pedndidikan dan Pertumbuhan Ekonomi secara simultan

terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di beberapa

Provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017.

H1 : Terdapat pengaruh Upah Minimum Provinsi, Umur,

Pedndidikan dan Pertumbuhan Ekonomi secara simultan

terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di beberapa

Provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017.

Berdasarkan hasil regresi data panel, diperoleh hasil Uji F-statistik

sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil Uji F-statistik

F-statistik Prob (F-statistik)

57.72243 0.000000

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil dari Uji F-statistik pada tabel 4.8 F-statistik

memiliki nilai sebesar 57.72243 dan probabilitas (F-statistik) sebesar

0.000000, nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi

α = 5% (0.000000 < 0.05) maka H1 diterima, yang artinya bahwa

variabel-variabel independen yaitu Upah Minimum Provinsi, Umur,

Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi memiliki pengaruh secara

simultan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di beberapa

Provinsi di Indonesia tahun 2008 – 2017.

71

3. Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted R2 ) dan Interpretasi Hasil

Analisis

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk

mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen yaitu Upah

Minimum Provinsi, Umur, Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

menjelaskan variabel dependen yaitu Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja.

Tabel 4.9

Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

R-square 0.907265

Adjusted R-square 0.891548

Sumber : Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 8.0

Berdasarkan hasil dari Uji Koefisien Determinasi pada tabel

4.9 Nilai adjusted R-square sebesar 0.891548 yang artinya sebesar

89.15% variabel Upah Minimum Provinsi, Umur, Pendidikan dan

Pertumbuhan Ekonomi dapat menjelaskan variabel Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja. Sisanya sebesar 10.85% dijelaskan oleh variabel lain

diluar penelitian ini yang dapat mempengaruhi Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja..

E. Analisis Ekonomi

1. Upah Minimum Provinsi terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan

Kerja

Dalam penelitian ini, upah minimum provinsi memiliki

hubungan negatif namun signifikan terhadap tingkat partisipasi

angkatan kerja. Artinya, apabila upah minimum provinsi meningkat,

maka akan terjadi penurunan terhadap tingkat partisipasi angkatan

kerja begitupun sebaliknya. Hubungan negatif yang dimiliki upah

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja ini disebabkan oleh adanya

beberapa faktor, salah satu diantaranya yaitu jumlah pekerja akan

72

dikurangi oleh perusahaan pada saat meningkatnya upah. Selain itu

disebabkan juga oleh faktor jumlah pertumbuhan penduduk usia kerja

yang termasuk angkatan kerja jika semakin besar menyebabkan

melimpahnya tenaga kerja sehingga akan menaikkan umlah

pengangguran.

Pada hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang telah diteliti oleh Wisna Sarsi, Tri Sukirno Putro dan Lapeti Sari,

yang berjudul “Pengaruh Tingkat Upah Dan Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Provinsi Riau”.

Selain itu ada pula penelitian terdahulu yang mendukung penelitian

yang ditelah diteliti oleh Armidi, Erfit dan Yulmardi, yang berjudul

“Pengaru Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Dan Indeks Harga

Konsumen Terhadap Upah Minimum Provinsi Jambi”. Hasil dari

kedua penelitian ini menyatakan bahwa upah minimum provinsi

memiliki hubungan yang negatif terhadap tingkat partisipasi angkatan

kerja.

2. Umur terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Dalam penelitian ini, variabel umur memiliki arah hubungan

positif terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja. Artinya apabila

umur yang sudah memasuki usia kerja mengalami peningkat maka

akan terjadi kenaikan pula terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja,

begitupun sebaliknya. Hubungan positif yang ada pada umur terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Slamet (1994 : 142) bahwa umur memiliki

pengaruh pada keaktifan seseorang untuk berpartisipasi. Umur yang

sudah memasuki usia kerja memiliki pengaruh positif terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja.

Pada hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

diteliti oleh, Rabin Ibnu Zainal, yang berjudul “Model Probit Pemetaan

73

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan Di Provinsi

Sumatera Selatan (Pengaruh Usia, Pendidikan, Dan Satatus Pernikahan

Terhadap Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Di Kota Palembang).

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa umur memiliki hubungan

yang positif terhadap tingkat partisipasi angakatan kerja.

3. Pendidikan terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Dalam penelitian ini, pendidikan memiliki arah hubungan

positif terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja. Artinya apabila

lulusan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) mengalami

peningkatan maka akan terjadi kenaikan pula terhadap tingkat

partisipasi angkatan kerja karena arah hubungannya positif. Lulusan

sekolah menengah atas (SMA) baik yang memilih untuk melanjutkan

sekolah kejenjang lebih tinggi ataupun yang bekerja maka akan

termasuk kedalam pednuduk usia kerja. Hubungan positif yang ada

pada pendidikan terhadap tingkat partisipasi angakatan kerja ini sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa pendidikan memiliki pengaruh

yang positif terhadap jumlah tingkat partisipasi angkatan kerja.

Pada hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian

sebelumnya yang telah diteliti oleh Kadek Borgan Boneri, yang

berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Upah Terhadap Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) di Kota Manado. Selain itu ada pula

penelitian terdahulu yang mendukung penelitian yang ditelah diteliti

oleh Fiki Dwi Ramadayanti dan Hudiyanto, yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

di Indonesia Tahun 2010 – 2015”. Hasil dari kedua penelitian

terdahulu ini menyatakan bahwa pendidikan memiliki hubungan yang

negatif terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja.

74

4. Pertubuhan Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Dalam penelitian ini, jumlah pertumbuhan ekonomi memiliki

hubungan positif terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja. Artinya

bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka akan terjadi

kenaikan pula terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja pada ketujuh

Provinsi tersebut, begitupun sebaliknya. Hal itu berarti bahwa aktivitas

perekonomian terus mengalami peningkatan dan jumlah penduduk

yang berusia pekerja pada ketujuh provinsi tersebut merupakan

berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pada hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

yang ditelah diteliti oleh Fiki Dwi Ramadayanti dan Hudiyanto, yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia Tahun 2010 – 2015”. Selain

itu ada pula penelitian terdahulu yang mendukung penelitian yang

ditelah diteliti oleh Cut Putri Melita Sari dan Putri Susanti, yang

berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pertumbuhan

Penduduk Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Di Kota

Lhokseumae Periode 2007-2015”. Hasil dari kedua penelitian ini

menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

positif dan terhadap tingkat pasrtisipasi angkatan kerja.

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka didapatlah

kesimpulan dari Analisis Determinan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

di Beberapa Provinsi di Indonesia Tahun 2008 – 2017, yaitu sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upah minimum provinsi

berpengaruh signifikan dan menunjukkan arah hubungan yang negatif

terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) dengan tingkat

kepercayaan 90% di provinsi-provinsi yang diteliti. Hubungan ini

memiliki arti apabila upah minimum provinsi meningkat maka tingkat

partisipasi angkatan kerja akan menurun.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh

signifikan dan menunjukkan arah hubungan yang positif terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di provinsi-provinsi yang

diteliti. Arah hubungan positif ini memiliki arti jika jumlah umur

angkatan kerja meningkat maka tingkat partisipasi angkatan kerja

(TPAK) juga akan meningkat, dan sebaliknya.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan tidak berpengaruh

signifikan dan menunjukkan arah hubungan yang positif terhadap

tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di provinsi-provinsi yang

diteliti. Arah hubungan positif ini memiliki arti jika jumlah lulusan

pendidikan sekolah menengah atas (SMA) meningkat maka tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) juga akan meningkat, dan

sebaliknya.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak

berpengaruh signifikan dan menunjukkan arah hubungan yang positif

terhadap tingkat partisipasi angkatan (TPAK) di provinsi-provinsi

yang diteliti. Hubungan positif ini memiliki arti jika pertumbuhan

76

ekonomi meningkat maka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

juga akan meningkat, dan sebaliknya.

5. Upah minimum provinsi, umur, pedidikan dan pertumbuhan ekonomi

memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan atau secara

bersama-sama terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di

provinsi-provinsi yang diteliti. Sehingga, jika terjadi perubahan pada

upah minimum, umur, pendidikan dan pertumbuhan ekonomi disuatu

provinsi secafa simultan, maka akan dapat mempengaruhi tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) di provinsi-provinsi yang diteliti.

B. Saran

1. Bagi Pemerintah

a) Dapat dijadikan sebagai acuan dalam membuat kebijakan untuk

meningkatkan jumlah lapangan kerja, agar angkatan kerja

tercukupi.

b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberi

bantuan pada pendidikan dan pelatihan, agar meningkatkan

kualitas kemampuannya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a) Memperbarui tahun penelitian agar lebih terkini dengan periode

yang lebih panjang.

b) Menambah variabel-varibel bebas lain diluar variabel ini yang

mempengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja agar dapat

memberikan gambaran danvariabel penelitiannya lebih bervariatif.

77

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarjono. 2007. “Ekonometrika : Teori Dan Aplikasi Untuk

Ekonomi Dan Bisnis, Edisi Kedua”. Yogyakarta : Ekonisia FE

Universitas Islam Indonesia.

Arizka. 2017. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja di Pulau Kalimantan”. Jurnal FEUII.

Badan Pusat Statistik Bali. https://bali.bps.go.id/. Dikases pada tanggal 7

Juli 2019

Badan Pusat Statistik Jawa Barat.https://jabar.bps.go.id/. Dikases pada

tanggal 13 Desember 2018.

Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah. https://banten.bps.go.id/.

Dikases pada tanggal 7 Juli 2019.

Badan Pusat Statistik Maluku Utara. https://malut.bps.go.id/. Dikases pada

tanggal 10Juli 2019.

Badan Pusat Statistik Papua Barat. https://papuabarat.bps.go.id/. Dikases

pada tanggal 7 Juli 2019.

Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah. https://sulteng.bps.go.id/. Dikases

pada tanggal 7 Juli 2019.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. https://sumut.bps.go.id/. Dikases

pada tanggal 9 Maret 2019..

Baltagi, Bagi. 2005. “Econometric Analysis Of Panel Data, Third Edition,

John Wiley & Sons”.

Bonerri, Kadek. 2018. Pengaruh Pendidikan Dan Upah Terhadap Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Di Kota Manado. Jurnal

berkah ilmiah efisiensi. Vol 18, No.10 tahun 2018.

78

David, Card, "Causal Effect Of Education On Earnings," In Handbook Of

Labor Economics, Orley Ashen Felter and David Card (Eds).

Amsterdam: North-Holland, 1999: pp. 1801–1863

Ernest Buffy . 2019. “The Short Run Effect The Minimum Wage On

Employment And Labor Market Participation : Evidence From An

Individual Level Panel”. University of corado dever an IZA. IZA

DP No.12137

Gujrati Damodar. 2003. “Basic Econometrics 4th Edition” McGraw-Hill,

New York.

KBBI. Umur. https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/umur.html.

Diakses tanggal 11-Desember-2018

Kuncoro, Mudrajad. 2003. “Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah dan

Kebijakan”. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Kusuma, Panca. 2014. “Analisis Tingkat PartisipasiAngkatanKerja (TPAK)

Provinsi Nusa Tenggara Barati”. Jurnal Valid.Vol 11, No. 22, 26-

32.

Ma’ruf A,. dan Wihastuti, L. 2008. “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia :

Determinann Dan Prospeknya”. Jurnal Ekonomi Pembangunan.

Vol 9, No.1, 44 – 55.

Mankiw Gregory. 2006. “Pengntar Ekonomi Makro Edisi Ketiga”.

Salemba Empat.

Mantra, I.B. 2003. Demografi Umum. Jakarta : pustaka belajar.

Martin S. 2014. “The Relatioan Between Aducation And Labor Force

Participation Of Aborigional Peoples : A Simulation Analysis

Using The Demosim Population Projection Model”. Canadian

studies in population. 41 No.1-2 : 144-164

79

Mulya, Alfira. 2010. Fixed Effect Model Pada Regresi Data Panel”. Bet.

Vol.3, No.2, Hal 134-145

Nachrowi, N Djalal dan Hardius Usman. 2006. “Pendekatan Popular Dan

Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan”.

Jakarta LPFE Universitas Indonesia

Reddy. 2016. “Labour Force Participation Of Elderly In India : Patterns

And Determinants.” International journal of social economics.

Rusli, 1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : Lembaga Penelitian

Pendidikan Dan Penerangan Ekonomi Dan Social LP3ES.

Sholichah, Aas. 2018. “Teori – Teori Pendidikan Dala Al-Qur’an”

Edukasi Islam, Jurnal Pendidikan Islam. Vol 07, No.1

Simanjuntak J.P. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Sirusa. https://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=51.

Diakses tanggal 11 Desember 2018.

Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Modern. Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta PT. Raja

Grafindo Persada.

Sulistiawati, Rini. 2012. “Pengaruh Upah Minimum Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Dan Kesejahteraan Masyarakat Di

Provinsi Di Indonesia. Jurnal EKSOS. Vol 8, No.3, hal 195 – 211.

ISSN 1693 – 9093.

Sumarsono, Sonny. 2003. “Ekonomi Sumber Daya Manusia”. Graham

Ilmu Yogyakarta.

80

Tjiptoherijanto, 1990. “Upah Minimum Dan Serkat Kerja, Dalam

Ekonomi Sumber Daya Manusia”. Jakarta : lembaga demografi

fakultas ekonomi universitas Indonesia.

Umiarso. Zamroni. 2011. “Pendidikan Pembebasan Dalam Persefektif

Barat Dan Timur” Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenaga Kerjaan. Jakarta.

Vian. 2017. “Analisis Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Berdasarkan

Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa Tegalsari Kecamatan

Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Tahun 2015”.

JurnalPendidikanEkonomi. Vol 11, No. 1.

Wikipedia, Pendidikan, https://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan. Di akses

tanggal 27-november-2018.

Wikipedia. Umur. https://id.wikipedia.org/wiki/Umur. Diakses tanggal 11-

Desember-2018

Winarno. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews,

Edisi Ketiga.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP

STIM YKPN)

Wisna. 2014. “Pengaruh Tingkat Upah dan Pertumbuhan Ekonomi

Terhadap Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Provinsi Riau”.

JOM FEKON. Vol 1, No.2.

Yuwono, Prapto. 2005. Ekonometrika.Cetakan Pertama. Penerbit Andi.

Bandung.

81

Lampiran 1 : Hasil Estimasi Data

1. Pooled Least Square (PLS)

Dependent Variable: TPAK?

Method: Pooled Least Squares

Date: 07/18/19 Time: 17:36

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 41.92552 18.64615 2.248482 0.0279

UMP? 0.172035 1.124710 0.152959 0.8789

UMUR? -2.312283 0.429999 -5.377420 0.0000

PDDK? 4.606724 0.735935 6.259687 0.0000

PE? 0.006688 0.140450 0.047615 0.9622 R-squared 0.414974 Mean dependent var 68.39200

Adjusted R-squared 0.378972 S.D. dependent var 4.266183

S.E. of regression 3.361980 Akaike info criterion 5.331686

Sum squared resid 734.6890 Schwarz criterion 5.492293

Log likelihood -181.6090 Hannan-Quinn criter. 5.395481

F-statistic 11.52652 Durbin-Watson stat 0.352411

Prob(F-statistic) 0.000000

82

2. Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: TPAK?

Method: Pooled Least Squares

Date: 07/18/19 Time: 17:42

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.368183 76.58045 -0.083157 0.9340

UMP? -2.274957 1.217009 -1.869302 0.0665

UMUR? 7.269917 6.320349 1.150240 0.2547

PDDK? 0.011106 0.476822 0.023292 0.9815

PE? 0.044699 0.061385 0.728180 0.4694

Fixed Effects (Cross)

_JAWABARAT--C -21.83067

_SUMATERAUTARA--C -9.204275

_KALTENG--C 6.908483

_BALI--C 7.649806

_SULTENGAH--C 0.944601

_MALUKUUTARA--C 5.059390

_PAPUABARAT--C 10.47267 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.907265 Mean dependent var 68.39200

Adjusted R-squared 0.891548 S.D. dependent var 4.266183

S.E. of regression 1.404944 Akaike info criterion 3.661199

Sum squared resid 116.4581 Schwarz criterion 4.014534

Log likelihood -117.1420 Hannan-Quinn criter. 3.801548

F-statistic 57.72243 Durbin-Watson stat 1.795360

Prob(F-statistic) 0.000000

83

3. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 52.201334 (6,59) 0.0000

Cross-section Chi-square 128.934078 6 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: TPAK?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/18/19 Time: 17:42

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 41.92552 18.64615 2.248482 0.0279

UMP? 0.172035 1.124710 0.152959 0.8789

UMUR? -2.312283 0.429999 -5.377420 0.0000

PDDK? 4.606724 0.735935 6.259687 0.0000

PE? 0.006688 0.140450 0.047615 0.9622 R-squared 0.414974 Mean dependent var 68.39200

Adjusted R-squared 0.378972 S.D. dependent var 4.266183

S.E. of regression 3.361980 Akaike info criterion 5.331686

Sum squared resid 734.6890 Schwarz criterion 5.492293

Log likelihood -181.6090 Hannan-Quinn criter. 5.395481

F-statistic 11.52652 Durbin-Watson stat 0.352411

Prob(F-statistic) 0.000000

84

4. Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: TPAK?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 07/18/19 Time: 17:43

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 89.06049 13.00154 6.849994 0.0000

UMP? -0.850191 0.533252 -1.594352 0.1157

UMUR? -0.941478 0.835161 -1.127301 0.2638

PDDK? 0.380581 0.463847 0.820489 0.4149

PE? 0.029601 0.060264 0.491185 0.6249

Random Effects (Cross)

_JAWABARAT--C -4.432239

_SUMATERAUTARA--C 1.724206

_KALTENG--C 1.053085

_BALI--C 7.318269

_SULTENGAH--C -0.519671

_MALUKUUTARA--C -4.044561

_PAPUABARAT--C -1.099089 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 2.603890 0.7745

Idiosyncratic random 1.404944 0.2255 Weighted Statistics R-squared 0.063502 Mean dependent var 11.50298

Adjusted R-squared 0.005872 S.D. dependent var 1.518355

S.E. of regression 1.513891 Sum squared resid 148.9713

F-statistic 1.101884 Durbin-Watson stat 1.427001

Prob(F-statistic) 0.363273 Unweighted Statistics R-squared 0.101891 Mean dependent var 68.39200

Sum squared resid 1127.865 Durbin-Watson stat 0.188482

85

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 14.471818 4 0.0059

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. UMP? -2.274957 -0.850191 1.196753 0.1928

UMUR? 7.269917 -0.941478 39.249319 0.1900

PDDK? 0.011106 0.380581 0.012206 0.0008

PE? 0.044699 0.029601 0.000136 0.1960

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: TPAK?

Method: Panel Least Squares

Date: 07/18/19 Time: 17:44

Sample: 2008 2017

Included observations: 10

Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.368183 76.58045 -0.083157 0.9340

UMP? -2.274957 1.217009 -1.869302 0.0665

UMUR? 7.269917 6.320349 1.150240 0.2547

PDDK? 0.011106 0.476822 0.023292 0.9815

PE? 0.044699 0.061385 0.728180 0.4694 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.907265 Mean dependent var 68.39200

Adjusted R-squared 0.891548 S.D. dependent var 4.266183

S.E. of regression 1.404944 Akaike info criterion 3.661199

Sum squared resid 116.4581 Schwarz criterion 4.014534

Log likelihood -117.1420 Hannan-Quinn criter. 3.801548

F-statistic 57.72243 Durbin-Watson stat 1.795360

Prob(F-statistic) 0.000000

86

6. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

2) Uji Multikolinearitas

UMP UMUR PDDK PE

UMP 1.000000 -0.275436 -0.106943 -0.011621

UMUR -0.275436 1.000000 0.569982 -0.189386

PDDK -0.106943 0.569982 1.000000 0.120259

PE -0.011621 -0.189386 0.120259 1.000000

3) Uji Autokolerasi

Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.907265 Mean dependent var 68.39200

Adjusted R-squared 0.891548 S.D. dependent var 4.266183

S.E. of regression 1.404944 Akaike info criterion 3.661199

Sum squared resid 116.4581 Schwarz criterion 4.014534

Log likelihood -117.1420 Hannan-Quinn criter. 3.801548

F-statistic 57.72243 Durbin-Watson stat 1.795360

Prob(F-statistic) 0.000000

0

2

4

6

8

10

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Series: Standardized Residuals

Sample 2008 2017

Observations 70

Mean -7.40e-15

Median -0.513852

Maximum 8.885815

Minimum -6.001744

Std. Dev. 4.043002

Skewness 0.616799

Kurtosis 2.587609

Jarque-Bera 4.934500

Probability 0.084818

87

4) Uji Heteroskedastisitas

-.06

-.04

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

1 -

08

1 -

10

1 -

12

1 -

14

1 -

16

2 -

08

2 -

10

2 -

12

2 -

14

2 -

16

3 -

08

3 -

10

3 -

12

3 -

14

3 -

16

4 -

08

4 -

10

4 -

12

4 -

14

4 -

16

5 -

08

5 -

10

5 -

12

5 -

14

5 -

16

6 -

08

6 -

10

6 -

12

6 -

14

6 -

16

7 -

08

7 -

10

7 -

12

7 -

14

7 -

16

RESID

Dependent Variable: TPAK

Method: Panel Least Squares

Date: 07/18/19 Time: 17:52

Sample: 2008 2017

Periods included: 10

Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 70

White diagonal standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6.368183 62.26821 -0.102270 0.9189

UMP -2.274957 1.001844 -2.270769 0.0268

UMUR 7.269917 5.053528 1.438583 0.1556

PDDK 0.011106 0.444717 0.024974 0.9802

PE 0.044699 0.038243 1.168817 0.2472 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.907265 Mean dependent var 68.39200

Adjusted R-squared 0.891548 S.D. dependent var 4.266183

S.E. of regression 1.404944 Akaike info criterion 3.661199

Sum squared resid 116.4581 Schwarz criterion 4.014534

Log likelihood -117.1420 Hannan-Quinn criter. 3.801548

F-statistic 57.72243 Durbin-Watson stat 1.795360

Prob(F-statistic) 0.000000

88

Lampiran 2. Data Penelitian

No Provinsi Tahun TPAK UMP UMUR PDDK PE

1 Jawa Barat 2008 63.09 568.193 96 63 5.83

2 Jawa Barat 2009 62.89 628.191 96 63 4.29

3 Jawa Barat 2010 62.38 671.500 96 47 6.20

4 Jawa Barat 2011 61.34 732.000 97 41 6.50

5 Jawa Barat 2012 63.64 780.000 96 55 6.50

6 Jawa Barat 2013 62.82 850.000 96 39 6.33

7 Jawa Barat 2014 62.72 1.000.000 96 39 5.09

8 Jawa Barat 2015 60.34 1.000.000 96 10 5.04

9 Jawa Barat 2016 60.65 1.321.355 91 12 5.66

10 Jawa Barat 2017 63.34 1.420.624 96 8 5.29

11 Sumatera

Utara 2008

68.33 822.205

64 29.27

6.39

12 Sumatera

Utara 2009

69.14 905.000

65 31.99

5.07

13 Sumatera

Utara 2010

69.51 965.000

63 32.26

6.35

14 Sumatera

Utara 2011

72.09 1.200.000

63 32.52

6.66

15 Sumatera

Utara 2012

69.41 1.305.000

64 32.73

6.45

16 Sumatera

Utara 2013

70.67 1.375.000

64 34.16

6.07

17 Sumatera

Utara 2014

67.07 1.505.850

64 35.48

5.23

18 Sumatera

Utara 2015

67.28 1.625.000

59 37.59

5.10

19 Sumatera

Utara 2016

65.99 1.811.875

64 36.28

5.18

20 Sumatera

Utara 2017

68.88 1.961.355

64 78.54

5.12

21 Kalimantan

Tengah 2008

71.24 765.868

97 18

6.17

22 Kalimantan

Tengah 2009

71.22 873.089

97 20

5.57

23 Kalimantan

Tengah 2010

69.86 986.590

97 20

6.50

24 Kalimantan

Tengah 2011

70.14 1.134.580

97 21

7.01

25 Kalimantan

Tengah 2012

69.88 1.327.459

97 21

6.87

26 Kalimantan

Tengah 2013

68.50 1.553.127

97 23

7.37

89

27 Kalimantan

Tengah 2014

68.56 1.723.970

94 24

6.21

28 Kalimantan

Tengah 2015

71.11 1.896.367

98 25

7.01

29 Kalimantan

Tengah 2016

71.30 2.057.558

97 24

6.36

30 Kalimantan

Tengah 2017

67.74 2.227.307

97 25

6.74

31 Bali 2008 77.86 682.650 58 26 5.97

32 Bali 2009 77.82 760.000 58 27 5.33

33 Bali 2010 77.38 829.316 56 29 5.83

34 Bali 2011 75.19 890.000 61 30 6.49

35 Bali 2012 76.58 967.500 62 32 6.65

36 Bali 2013 74.93 1.181.000 62 32 6.69

37 Bali 2014 74.91 1.542.600 61 33 6.73

38 Bali 2015 75.51 1.621.172 56 32 6.03

39 Bali 2016 77.24 1.807.600 58 32 6.24

40 Bali 2017 75.24 1.956.727 56 35 5.59

41 Sulawesi

Tengah 2008

69.76 670.000

67 18

5.47

42 Sulawesi

Tengah 2009

69.27 720.000

67 19

5.85

43 Sulawesi

Tengah 2010

69.22 777.500

63 19

6.56

44 Sulawesi

Tengah 2011

68.65 827.500

63 21

8.13

45 Sulawesi

Tengah 2012

65.92 885.000

63 22

8.87

46 Sulawesi

Tengah 2013

65.56 995.000

66 22

9.59

47 Sulawesi

Tengah 2014

66.76 1.250.000

66 22

5.07

48 Sulawesi

Tengah 2015

67.51 1.500.000

66 23

15.56

49 Sulawesi

Tengah 2016

72.28 1.670.000

66 24

9.98

50 Sulawesi

Tengah 2017

67.14 1.807.775

66 23

7.14

51 Maluku Utara 2008 65.94 700.000 65 22 5.99

52 Maluku Utara 2009 64.19 770.000 62 23 6.05

53 Maluku Utara 2010 65.11 847.000 62 24 7.96

54 Maluku Utara 2011 64.57 889.350 62 24 6.80

55 Maluku Utara 2012 66.05 960.498 62 25 6.98

56 Maluku Utara 2013 64.35 1.200.622 63 26 6.36

57 Maluku Utara 2014 63.88 1.440.764 63 27 5.49

90

58 Maluku Utara 2015 66.43 1.577.617 65 30 6.10

59 Maluku Utara 2016 66.19 1.681.266 63 31 5.77

60 Maluku Utara 2017 63.65 1.975.152 63 29 7.67

61 Papua Barat 2008 68.15 1.105.500 69 24 7.84

62 Papua Barat 2009 68.52 1.180.000 69 26 7.02

63 Papua Barat 2010 69.29 1.210.000 65 25 26.82

64 Papua Barat 2011 66.87 1.410.000 66 27 3.64

65 Papua Barat 2012 67.20 1.450.000 66 30 3.63

66 Papua Barat 2013 66.69 1.720.000 67 31 7.36

67 Papua Barat 2014 68.30 1.870.000 69 25 5.38

68 Papua Barat 2015 68.68 2.015.000 66 46 4.15

69 Papua Barat 2016 70.05 2.237.000 66 45 4.52

70 Papua Barat 2017 67.47 2.421.500 66 48 4.01