analisis pengaruh tingkat partisipasi angkatan...

91
ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DAN INVESTASI ASING TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI NEGARA-NEGARA ASEAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Thariq Abdul Warits 11140840000019 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

    DAN INVESTASI ASING TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI

    NEGARA-NEGARA ASEAN

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Oleh:

    Thariq Abdul Warits

    11140840000019

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H / 2019

  • FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

  • Daftar Riwayat Hidup

    I. Identitas Pribadi

    1.Nama Lengkap :Thariq Abdul Warits

    2.Tempat/Taggal Lahir Jakarta,30 Maret 1996

    3. Alamat :Jalan Kirai Indah Rt 06/10 Kalisari-

    Jakarta Timur

    4.Telpon :08787784083

    5.Email :[email protected]

    III. Pendidikan formal

    1.SDIT As-saadah Tahun 2003-2008

    2.SMP Sudirman Tahun 2008-2011

    3.SMA 106 Jakarta Tahun 2011-2014

    IV. .Pengalaman organisasi

    1.Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi pemnangunan 2016-2017

  • ii

    ABSTRACT

    The research aims to see how the influence of economic indicators

    including labor and foreign investment on the human development index in

    ASEAN countries from 2013-2017. This study uses secondary data and panel

    data regression analysis using the Fixed Effect Model (FEM) approach. The

    results of this study indicate that the Workforce variable has a significant and

    positif effect while the Foreign Investment variable has a significant positive

    effect on the level of the Human Development Index in ASEAN countries.

    Keywords: human development index, labor, foreign investment

  • iii

    ABSTRAK

    Penelitian bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh indikator-indikator

    ekonomi diantaranya Tingkat partisipasi angkatan kerja dan investasi asing terhadap

    pembangunan manusia di negara-negara ASEAN dari tahun 2013-2017. Penelitian

    ini menggunakan data sekunder dan analisis regresi data panel dengan

    pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh positif dan

    signifikan sedangkan variabel Investasi Asing berpengaruh positif signifikan

    terhadap tingkat Pembangunan manusia yang ada di negara-negara ASEAN.

    Kata kunci: Pembangunan manusia, Tingkat partisipasi angkatan kerja, Investasi

    asing

  • iv

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Segala puji bagi Allah SWT. telah memberikan segala nikmat yang tidak

    terhitung, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

    “Analisis Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Investasi

    Asing Terhadap Pembangunan Manusia di ngera-negara ASEAN”

    dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa saya hanturkan kepada Baginda

    Nabi Muhammad SAW yang membawa seluruh umatnya dari zaman

    kebodohan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Segala proses dari mulai perencanaan latar belakang hingga selesainya skripsi

    ini tentu banyak pihak yang mendukung saya. Oleh karena itu izinkan saya

    untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Terima Kasih kepada keuda orangtua saya ayahanda dan ibunda yang

    selalu memberikan doa serta dukungan secara moril dan material sehingga

    saya bisa sampai pada tahap ini. Segala pengorbanan yang tidak pernah

    henti untuk saya, dan motivasi untuk selalu rendah hati.

    2. Terima Kasih untuk Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Prof. Dr.

    Amilin, SE., AK., CA., M.Si., BKP., QIA., CRMP, berserta seluruh jajaranya

    yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis

    3. Terima Kasih kepada Bapak M. Hartana, M. Si selaku Kepala Jurusan

    Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Deni Pandu Nugraha

    SE., M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan yang

    selalu sabar menghadapi saya.

    4. Terima Kasih kepada Bapak Arisman M.Si. selaku dosen pembimbing

    skripsi satu. Terima Kasih atas segala ilmu yang diberikan untuk

  • v

    menyelesaikan skripsi saya. Semoga ilmu yang diberikan selalu

    bermanfaat dan selalu dalam Lindungan Allah SWT.

    5. Terimakasih terhadap Aisyah yang telah memberikan dukungan kepada

    penulis selama ini

    6. Terimakasih kepada Hamdi, Arfa dan Alesha yang selalu menghibur

    penulis selama ini

    7. Terima Kasih kepada penghuni KOTHOR atas bantuan nya selama masa

    perkuliahan Gembal, Jody, Riko, Raha, Iksan, Adi, Gilang, Ucup Kumis,

    Asef, faikar, Hanif, dan Tanu.

    8. Terima Kasih kepada teman-teman konsentrasi Ekonomi Pembanugnan

    Daerah telah memberikan pembelajaran yang sangat berarti dalam kelas.

    Semangat kalian yang selalu membara, sehingga saya selalu terpacu untuk

    berkembang.

    9. Terima Kasih juga kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu

    per satu.

    Saya menyadari bahwa skripsi saya masih jauh dari kata sempurna karena

    saya mengharapkan kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan di

    masa mendatang. Akhir kata, penulis berharap semoga Allah selalu

    melindungi dan memberikan yang terbaik bagi umat-Nya.

    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Jakarta, 29 September 2019

    Penulis,

    Thariq Abdul Warits

  • vi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... i

    ABSTRACT .............................................................................................. ii

    ABSTRAK ................................................................................................ iii

    KATA PENGANTAR .............................................................................. iv

    DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A.Latar belakang penelitian.................................................................. 1

    B.Rumusan Masalah .......................................................................... 12

    C.Tunjauan Penelitian ........................................................................ 13

    D.Manfaat Penelitian ......................................................................... 14

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 15

    A. Indeks Pembangunan Manusia ...................................................... 15

    B. Tingkat partisipasi angkatan Kerja ................................................. 18

    C. Investasi ........................................................................................ 24

    D. Penelitian Sebelumnya .................................................................. 31

    E. Hubungan Antar Variabel .............................................................. 35

    F. Hipotesi Penelitian ........................................................................ 35

    G. Kerangka Berfikir .......................................................................... 36

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 37

    A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 37

    B. Metode Pengumpulan data ............................................................ 38

    C. Metode Pengolahan data ................................................................ 38

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 49

    A. Analisis Deskriptif......................................................................... 49

    B. Penentuan Model .......................................................................... 56

    C. Entepretasi data ............................................................................. 57

  • vii

    BAB V KESIMPULAN .......................................................................... 66

    A. Kesimpulan ................................................................................... 66

    B. Saran ...................................................................... …...………….66

    DAFRAR PUSRAKA ............................................................................. 68

    LAMPIRAN ............................................................................................ 70

  • viii

    DAFTAR TABEL

    No Keterangan Halaman

    1.1 Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN 4

    1.2 Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN 2015-2017 5

    1.3 Rata-rata Tingkat partisipasi angkatan Kerja di ASEAN 7

    1.4 Tingkat partisipasi angkatan Kerja di ASEAN 2015-2017 8

    1.5 Rata-rata Investasi Asing di ASEAN 10

    1.6 Investasi Asing di ASEAN tahun 2015-2017 11

    2.1 Penelitian Sebelumnya 32

    4.1 Indeks pembangunan manusia di ASEAN tahun 2013-2017 51

    4.2 Indeks pembangunan manusia di ASEAN tahun 2013-2017 51

    4.3 Tenaga Kerja di negara-negara ASEAN tahun 2013-2017 53

    4.4 Tenaga Kerja di negara-negara ASEAN tahun 2013-2017 54

    4.5 Investasi Asing di negara-negara ASEAN tahun 2013-2017 55

    4.6 Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel 58

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    No Keterangan Halaman

    2.1 Kerangka berfir 36

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Sumber daya manusia merupakan objek dari suatu pembangunan

    ekonomi itu sendiri. Pengukuran kualitas sdm itu merupakan hal penting dalam

    upaya petingkatan kesejahteraan masyarakat, hal ini dikarenakan taraf hidup

    masyarakat yang berkualiatas merupakan salah satu dari tujuan pembangun

    ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dikerjakan secara

    terencana untuk melaksanakan perubahan yang memiliki tujuan utama untuk

    memperbaiki dan menaikan taraf hidup, kesejahteraan dan kualitas manusia. Ketiga

    hal tersebut merupakan indikator-indikator ekonomi yang digunakan dalam

    meningkatkan pembangunan manusia.

    MDGs menempatkan pembangunan manusia sebagai fokus utama

    pembangunan, memiliki jarak waktu dan kemajuan yang terukur. Hal di awali

    dengan diadakanya Deklarasi Milenium pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)

    Milenium PBB bulan September 2000, yang salah satu produknya adalah

    Millenium Development Goals (MDGs). Cita cita hampir dari seluruh negara di

    dunia dituangkan di dalam deklarasi milenium (Milenium Declaration) yang tujuan

    akhirnya adalah tercapainya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang sejahtera

    adalah masyarakat yang dapat menikmati kemakmuran secara utuh, tidak miskin,

    terhindar dari kelaparan, mendapatkan hak pendidikan dan pelayanan kesehatan

    secara terjamin. (UNDP, 2008).

  • 2

    Pada tanggal 31 Desember 2015 mulai diberlakukannya pembentukan

    Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC)

    yaitu era liberalisasi kawasan ASEAN dalam melakukan perdagangan barang dan

    jasa, pasar bebas investasi, dan pasar bebas tenaga kerja. Secara teoritis, liberalisasi

    dalam pasar barang, jasa, modal, dan tenaga kerja akan meningkatkan produktivitas

    tenaga kerja, karena akan menciptakan kondisi yang mendorong perusahaan untuk

    mengalokasikan sumber-sumber daya secara lebih efisien. (Sugiyono, 2010:38).

    Dampak dari liberalisai pasar tenaga kerja ini adalah meningkatnya daya saing

    tenaga kerja Indonesia untuk mempunyai keahlian yang lebih dari rata-rata agar

    bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu menjadi

    sangat penting dilakukannya pembangunan manusia guna meningkatkan kualitas

    tenaga kerja di Indonesia.

    Pembangunan Manusia sendiri merupakan salah satu indikator penting

    untuk mengurkur keberhasilan dalam upaya untuk membangun kualitas hidup

    manusia. Pembangunan merupakan sebuah proses untuk melakukan perubahan

    kearah yang lebih baik (Baeti, 2013: 49). Dengan demikian Pembangunan Manusia

    dapat digunakan dalam mengukur seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari

    upaya peningkatan kemampuan modal dasar manusia. Pembangunan Manusia

    merupakan komponen pembangunan melalui pemberdayaan penduduk yang

    menitik beratkan pada peningkatan dasar manusia. Pembangunan yang dihitung

    menggunakan ukuran besar kecilnya angka pendidikan, kesehatan dan daya beli.

    Semakin tinggi angka yang diperoleh maka semakin tercapai tujuan dari

    pembangunan. Indeks pembangunan manusia diciptakan untuk menekankan

  • 3

    kepada orang-orang dan kemampuan yang mereka miliki agar menjadi kriteria

    utama untuk menilai perkembangan suatu negara, bukan hanya pertumbuhan

    ekonomi. Indeks pembangunan manusia juga digunakan untuk menetukan pilihan

    kebijakan nasional, melihat bagaimana dua negara dengan tingkat Produk Domestik

    Bruto (PDRB) per kapita yang sama dapat berakhir dengan hasil pembangunan

    manusia yang berbeda. Perbedaan ini dapat menstimulasi prioritas kebijakan

    pemerintah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah ukuran ringkasan

    pencapaian rata-rata dalam kunci pembangunan manusia: kehidupan yang panjang

    dan sehat, memiliki pengetahuan dan memiliki standar kehidupan yang layak.

    Dengan demikian penggunaan Indeks pembanguan manusia untuk

    mengukur kualitas hidup manusia menjadi standar di hampir seluruh negara di

    dunia, tak terkucuali di negara-negara ASEAN. IPM sendiri memiliki 3 klasifikasi

    dalam perhitungan nya dimana angka lebih dari 80 berarti memiliki tingkat IPM

    tinggi, IPM sedang memiliki angka diantara 50-80, dan kategori ketiga dimana

    angka IPM dibawah 50. Dalam Laporan tahunan yang dikeluarkan oleh United

    Nations Development Programme (UNDP) yang berjudul Human Development

    Report menunjukan bahwa negera-negara yang menempati peringkat atas dari IPM

    di dominasi oleh negara-negara eropa dan asia timur. Sedangkan negara-negara di

    kawasan asia tenggara banyak menempati peringkat 100 besar dari 188 negara yang

    ada dengan angka IPM di kisaran 60 kebawah. Hal itu membuat negara-negara di

    Kawasan ASEAN berupaya untuk memperbaiki kualitas hidup di negaranya.

    Dengan mengunakan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan angka IPM.

  • 4

    Tabel 1.1

    Rata-rata Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN Tahun 2013-2017

    Sumber: Wordl Bank

    Tabel 1.1 merupakan tabel Indeks Pembangunan manusia di negara-

    negara ASEAN pada tahun 2013 hingga tahun 2017 dimana tren dari Indeks

    Pembanguna Manusia di Negara-negara ASEAN mengalami kenaikan setiap tahun

    nya walaupun jumlah nya tidak besar dengan rata-rata kenaikan berkisaran di angka

    0.5.

    69

    69.5

    70

    70.5

    71

    71.5

    72

    72.5

    2013 2014 2015 2016 2017

    Indeks Pembangunan manusia

  • 5

    Tabel 1.2

    Indeks Pembangunan Manusia di ASEAN Tahun 2015-2017

    Sumber: Wordl Bank

    Dari tabel 1.2 di atas Singapura merupakan negara di ASEAN dengan

    nilai IPM tertinggi mencapai 93.2 pada tahun 2017. Sedangkan Myanmar

    merupakan negara dengan skor IPM terendah di ASEAN hanya mendapatkan nilai

    57.8 pada tahun 2017. Untuk rata-rata skor IPM di negara ASEAN berada di angka

    tengah-tangah yaitu antara 50 sampai 60

    Negara 2015 2016 2017

    Brunai 86.5 87.7 89.8

    Kamboja 57.1 58.6 59.9

    Indonesia 68.6 69.1 69.4

    Malaysia 78 79.9 80.2

    Thailand 75.1 76.8 76.5

    Laos 59.3 59.8 60.1

    Singapur 92.9 93 93.2

    Vietnam 68.4 68.9 69.4

    Myamar 56.9 57.4 57.8

    Filiphina 69.3 69.6 69.9

  • 6

    Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menjadi penentu

    dalam output perekonomian suatu negara. Angkatan kerja yang besar akan

    terbentuk dari jumlah penduduk yang besar. Namun pertumbuhan penduduk di

    khawatirkan akan menimbulkan efek buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Jumlah penduduk yang besar berarti tenaga kerja yang tersedia juga besar.

    Semakin tinggi jumlah tenaga kerja yang terserap akan meningkatkan

    output perekonomian suatu negara secara tidak langsung semakin tinggi total output

    akan meningkatkan level inome dari masyarakat itu sendiri. Pendapatan

    masyarakat yang semakin baik tentunya akan meningkatkan kemampuan daya beli

    maysarakat agar sesuai standar hidup layak . Standar hidup yang tinggi tentunya

    akan menentukan kualitas hidup yang baik dicerminkan dari kemampuan mencapai

    pendidikan yang lebih baik dan Tingkat kesehatan yang baik. Berikut adalah angka

    Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di negara ASEAN.

  • 7

    Tabel 1.3

    Rata-rata Tingkat partisipsi angktan kerja di negara-negara ASEAN 2013-

    2017

    Sumber: World bank

    Tabel 1.3 di atas merupakan rata-rata tingkat partisipasi Angkatan kerja yang

    ada di negara ASEAN pada tahun 2013-2017 dimana terjadi fluktuasi Tingkat partisipasi

    Angkatan kerja di ASEAN terlihat pada tahun 2014 menjadi tahun dengan nilai rata-rata

    tertinggi sedangkan pada tahun 2017 menjadi tahun dengan Tingkat partisipasi Angkatan

    kerja terendah walau begitu penurunan nya tidak signifikan.

    68.5

    68.6

    68.7

    68.8

    68.9

    69

    69.1

    69.2

    69.3

    2013 2014 2015 2016 2017

    Tenaga Kerja

  • 8

    Tabel 1.4

    tenaga kerja di negara-negara ASEAN 2015-2017

    Sumber: World bank

    Table 1.4 merupakan tabel jumlah tenaga kerja yang berda di negara-

    negara ASEAN. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dimana tren yang terjadi

    menunjukan fluktuatif nya jumlah angkatan kerja yang. Dimana negara singapura

    merupakan negara dengan penyerapan tenaga kerja terbaik dengan nilai 84

    sedangkan Filipina merupakan negara dengan penyerapan tenaga kerja tersendah di

    ASEAN dengan nilai 60.

    Negara 2015 2016 2017

    Brunai 62.929 62.341 64.222

    Singapura 84.213 84.453 84.694

    Indonesia 63.638 63.512 64.323

    Malaysia 62.11 62.31 62.519

    Thailand 68.122 67.82 67.491

    Laos 77.629 77.748 77.849

    Kamboja 67.735 67.077 67.003

    Vietnam 76.56 76.611 76.518

    Myamar 64.8 64.56 64.325

    Filiphina 60.558 60.852 61.214

  • 9

    Selain jumlah tenaga kerja, Investasi diyakini memiliki peran penting

    untuk memperbaiki kualitas hidup. Investasi adalah penanaman modal yang

    dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun investor domestik dalam

    berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan untuk

    memperoleh keuntungan. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sutrisno,Salim

    (2012) Investasi dapat memberikan keuntungan bagi investor serta penerima

    investasi nya di masa yang akan datang. Keuntungan yang di perloleh tersebut dapat

    digunakan untuk membangun negara. Karena itu kebutuhan investasi untuk

    ekonomi tidak dapat dihindari, karena dengan investasi negara dapat membangun

    infrastruktur yang dapat mendukung perekonomian realisasi. Selain itu,

    perkembangan investa asing di Indonesia terus meningkat setiap tahun. Sebagai

    komponen yang membentuk pendapatan nasional, investasi diharapkan dapat

    meningkatkan pembangunan manusia di Indonesia melalui pendapatan nasional

    yang lebih baik dari waktu ke waktu. Pengelolaan investasi baik yang berasal dari

    dalam maupun luar negeri akan sangat berpengaruh positif terhadap negara tujuan.

    Selain pada bidang ekonomi, penyaluran investasi juga dapat didistribusikan baik

    pada sektor pendidikan maupun sektor kesehatan. Hal ini akan berdampak kepada

    peningkatan taraf hidup masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga

    akan sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pembangunan manusia.

  • 10

    Tabel 1.5

    Rata-rata Investasi Asing di ASEAN Tahun 2013-2017 dalam US$

    Sumber: World bank

    Tabel 1.3 diatas merupakan rata-rata Tingkat partisipasi angkatan kerja yang

    ada di negara ASEAN pada tahun 2013-2017 dimana terjadi fluktuasi Tingkat partisipasi

    Angkatan kerja di ASEAN terlihat pada tahun 2014 menjadi tahun dengan nilai rata-rata

    tertinggi sedangkan pada tahun 2017 menjadi tahun dengan Tingkat partisipasi angkatan

    kerja terendah walau begitu penurunan nya tidak signifikan.

    1.1E+10

    1.15E+10

    1.2E+10

    1.25E+10

    1.3E+10

    1.35E+10

    2013 2014 2015 2016 2017

    Inevestasi Asing

  • 11

    Tabel 1.6

    Investasi Asing di ASEAN Tahun 2015-2017 dalam US$

    Sumber: World bank

    Untuk perkembangan Investasi asing yang ada di negara ASEAN terlihat

    ada beberapa negara yang mengalami penurunan sehingga membuat rata-rata

    investasi asing menngalami penurunan. Negara dengan Investasi Asing terbesar

    adalah negara singapura, setiap tahun nya singapur mengalami peningkatan dengan

    nilai 63 juta dollar pada tahun 2017, sedangkan negara dengan Investasi asing

    terkecil adalah kamboja dengan nilai 171 ribu dollar pada tahun 2015.

    Negara 2015 2016 2017

    Brunai 1.822.804.151 2.475.915.853 2.788.084.321

    Singapur 69.542.538.312 74.235.027.404 63.633.434.111

    Indonesia 19.779.127.976 20.464.583.219 21.464.553.719

    Malaysia 9.857.162.232 13.470.089.617 9.511.691.608

    Thailand 8,927.579.180 8,927.579.180 8,927.579.180

    Laos 1.077.759.914 935.296.172 1.599.265.808

    Kamboja 171.289.167 150.550.820 476.927.550

    Vietnam 11,800,000.000 12.600.000.000 14.100.000.000

    Myamar 4.083.839.111 3.278.096.409 6.333.434.111

    Filiphina 5.639.155.961 8.279.548.274 10.057.378.728

  • 12

    Analisis Pembangunan Manusia secara ilmiah diharapkan dapat menjadi

    salah satu referensi bagi pemangku kepentingan (Stakeholders) guna menentukan

    kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas taraf hidup

    masyarkat. Tren pembangunan ekonomi di ASEAN yang sangat dinamis ditambah

    dengan karakteristik negara-negara ASEAN yang cenderung saling berbeda

    menarik untuk dilakukan kajian penelitian yang lebih mendalam.

    Oleh sebab itu penulis tertarik mengkaji Jumlah Tingkat partisipasi

    angkatan kerja dan Investasi asing terhadap Pembangunan Manusia pada negara-

    negara ASEAN.

    B. Rumusan Masalah

    Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), setiap negara ASEAN

    memungkinkan melakukan kegiatan perdagangan ekonomi dengan lebih mudah

    atau yang dikenal dengan perdagangan bebas. MEA bisa menjadi kesempatan bagi

    tenaga kerja di negara-negara ASEAN untuk mampu bersaing dengan tenaga kerja

    yang ada di ASEAN. Oleh karena itu hal yang perlu di perhatikan adalah bagaimana

    kualitas yang dimiliki sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Selain itu

    persaingan pasar bebas ini dari sisi investasi akan dapat menciptakan iklim yang

    mendukung maksuknya modal asing yang dapat mensimulus pertumbuhan

    ekonomi melalui ada nya transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja serta

    adaptasi manajemen skill.

    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan

    penelitian yang di ambil untuk penelitian ini sebagai berikut:

  • 13

    1. Seberapa besar pengaruh Tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap

    Pembangunan Manusia di Negara-negara ASEAN?

    2. Seberapa Besar Pengaruh Investasi Asing terhadap Pembangunan Manusia di

    Negara-Negara ASEAN?

    3. Seberapa besar pengaruh Tingkat partisipasi Angkatan kerja dan Investasi

    Asing secara Bersama-sama terhadap Pembangunan Manusia di negara-negara

    ASEAN?

    C.Tujuan Penelitian

    Dilihat dari latar belakang penelitian tujuan penelitian ini adalah:

    A. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Tingkat partisipasi angkatan kerja

    terhadap Pembangunan Manusia di Negara-Negara ASEAN

    B. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Investasi Asing terhadap

    Pembangunan Manusia di Negara-Negara ASEAN

    C. Untuk mengetahui bagaimana pengaruhInvestasi Asing dan Tingkat Partisipasi

    Angkatan kerja secara Bersama-sama terhadap Pembangunan Manusia di

    Negara-Negara ASEAN

    D. Untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Tingkat partisipasi angkatan kerja dan

    Investasi Asing secara Bersama-sama terhadap Pembangunan Manusia di

    Negara-Negara ASEAN

  • 14

    D.Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian kali ini adalah:

    1. Bagi masyarakat Ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan

    tentang dampak yang ditimbulkan Oleh Tingkat partisipasi angkatan kerja, dan

    Inevestasi Asing Terhadap Pembangunan manusia di masa yang akan datang dan

    sebagai bekal bagi masyarakat umum mengenai topik perekonomian yang ingin

    menuntut ilmu di bidang ekonomi.

    2. Bagi pemerintah dan Instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    salah satu bahan pertimbangan dalam penentu kebijakan ekonomi khususnya

    mengenai mengenai Tingkat partisipasi angkatan kerja, Inevestasi Asing, dan

    Pembangunan manusia

  • 15

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pembangunan Manusia

    1. Pengertian Pembangunan Manusia

    Pembangunan Manusia merupakan sebuah teori yang berfokus pada

    kualitas hidup manusia nya itu sendiri, menurut (Human Development

    Report, 1990) pembangunan manusia mempunyai arti yang luas, namun ide

    dasar dari pembangunan manusia adalah menciptakan pertumbuhan positif

    dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan serta

    perubahan dalam kesejahteraan manusia. Oleh karena itu manusia harus

    diposisikan sebagai potensi kekayaan bangsa, sehingga pembangunan

    manusia diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang memungkinkan

    bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan

    kehidupan yang produktif.

    Pengertian pembangunan yang di kemukakan oleh UNDP bukan

    hanya sekedar perluasan pendapatan dan kesejahteraan tapi pembangunan

    manusia yang harus memfokuskan pada manusia. Mengukur Pembangunan

    Manusia dalam sistem pengukuran dan monitoring pembangunan manusia,

    idealnya mencakup banyak variable untuk mendapatkan gambaran yang

    komperhensif. Namun, terlalu banyak indikator akan memberikan

    gambaran yang membingungkan. Isu ini menjadi perhatian penting dalam

    pengukuran pembangunan manusia.

  • 16

    2. Pengukuran dan Komponen Pembangunan Manusia

    Pengukuran pembangunan manusia pertama kali diperkenal oleh

    UNDP pada tahun 1990. UNDP memperkenalkan sebuah gagasan baru

    dalam pengukuran pembangunan manusia yang disebut dengan Indeks

    Pembangunan Manusia (IPM). Sejak saat itu, IPM dipublikasikan secara

    berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). IPM

    menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan

    dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.

    Menurut UNDP, IPM mengukur capaian pembangunan manusia berbasis

    sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai alat ukuran kualitas

    hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi

    tersebut mencakup Umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life);

    2. Pengetahuan (knowledge); dan 3. Standar hidup layak (decent standard

    of living). Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian yang sangat luas

    karena terkait banyak faktor. Pada laporan pertamanya, UNDP mengukur

    dimensi kesehatan dengan menggunakan angka harapan hidup waktu lahir.

    Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan angka melek

    huruf.

  • 17

    Untuk melihat capaian IPM suatu negara dapat dilihat melalui

    pengelompokan IPM dalam beberapa kategori, yaitu:

    • IPM < 60 : IPM rendah

    • 60 < IPM < 70 : IPM sedang

    • 70 < IPM < 80 : IPM tinggi

    • IPM < 80 : IPM sangat tinggi

    Dalam UNDP (United Nations Development Programme),

    pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-

    pilihan bagi manusia (“a process of enlarging people’s choices”). Konsep

    atau definisi pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup

    dimensi pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan

    manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sudut

    manusianya, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana

    dikutip dari (UNDP, 2014), sejumlah hal penting dalam pembangunan

    manusia adalah:

    1. Pembangunan harus mengutamakan penduduk sebagai pusat

    perhatian.

    2. Pembangunan dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-

    pilihan bagi penduduk, tidak hanya untuk meningkatkan

    pendapatan mereka. Oleh karena itu konsep pembangunan

    manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan dan

    bukan hanya pada aspek ekonomi saja.

  • 18

    3. Pembangunan manusia pemperhatikan bukan hanya pada upaya

    meningkatkan kemampuan manusia tetapi juga dalam upaya-upaya

    memanfaatkan kemampuan manusia tersebut secara optimal

    4. Pembanguna manusia didukung oleh empat pilar pokok yaitu:

    produktifitas, pemerataan, keseimbangan dan pemberdayaan

    5. Pembangunan manusia menjadi dasar dalam penentuan tujuan

    pembangunan dalam menganalisi pilihan-pilihan untuk mencapainya.

    B. Tingkat Partisipasi Angatan Kerja

    1. Pengertian Tenaga Kerja

    Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

    pengertian. Pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha

    kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini

    SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seorang dalam

    waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari

    SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa

    atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan

    kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut

    menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    Secara fisik, kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain,

    orang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk

    dalam usia kerja tersebut dinamakan tenaga kerja atau man power. Secara

  • 19

    singkat, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja

    (work-ing age population) (Sumarsono, 2009).

    Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja,

    yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti

    bersekolah dan mengurus rumah tangga (Simanjuntak, 1985).

    Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

    ketenagakerjaan, yang disebut sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang

    mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik

    untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Indonesia, Badan

    Pusat Statistik pada tahun sekitar 1970-an menentukan batas usia kerja bila

    seseorang berumur 10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan

    SAKERNAS (Survei Angkatan Kerja Nasional) batas usia kerja dirubah

    menjadi 15 tahun atau lebih, ini dilaksanakan karena dianjurkan oleh

    International Labour Organization (ILO). Menurut Sumarsono (2003),

    dalam hubungannya dengan pasar tenaga kerja perilaku penduduk

    dipisahkan menjadi 2 golongan, yaitu golongan aktif secara ekonomis dan

    bukan. Angkatan kerja termasuk golongan aktif secara ekonomis. Golongan

    ini terdiri dari penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya dan berhasil

    memperolehnya (employed) dan penduduk yang menawarkan tenaga

    kerjanya di pasar tenaga kerja tetapi belum berhasil memperolehnya

    (unemployed).

  • 20

    2. Pembagian Tenaga Kerja

    Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan

    angkatan kerja.

    a. Angkatan kerja

    Angkatan Kerja.atau labor force adalah bagian tenaga kerja yang

    ingin dan yang benar-benar menghasilkan barang dan jasa. Angkatan kerja

    terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan

    mencari pekerjaan. Besarnya penyediaan atau supply tenaga kerja dalam

    masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses

    produksi. Di antara mereka sebagian sudah aktif dalam kegiatannya yang

    menghasilkan barang atau jasa. Mereka dinamakan golongan yang bekerja

    atau employed persons. Sebagian lain tergolong yang siap bekerja dan

    sedang berusaha mencari pekerjaan, mereka dinamakan pencari kerja atau

    penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja dinamakan angkatan

    kerja atau labor force (Simanjuntak, 1985).

    Angakatan kerja adalah penduduk berumur 10 tahun keatas yang

    mampu terlibat dalam proses produksi. Yang digolongkan bekerja yaitu

    mereka yang sudah aktif dalam kegiatannya menghasilkan barang atau jasa

    atau mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan

    pekerjaan atau bekerja dengan maksud memperoleh penghasilan selama

    paling tidak 1 jam dalam seminggu yang lalu dan tidak boleh terputus.

  • 21

    Sedangakan pencari kerja adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang

    ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan (Mulyadi, 2003).

    b. Bukan Angkatan Kerja

    Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari kelompok penduduk

    selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan yakni, pertama, sekolah

    yaitu mereka yang kegiatan utamanya sekolah. Kedua, mengurus rumah

    tangga yaitu mereka yang kegiatan utamanya mengurus rumah tangga atau

    membantu tanpa mendapatkan upah. Ketiga, penerima pendapatan yaitu

    mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan tetapi memperoleh

    penghasilan misalnya pensiunan, bunga simpanan dan sebagainya.

    Keempat, yaitu mereka yang sudah tidak dapat melakukan kegiatan seperti

    yang termasuk dalam kategori sebelumnya seperti sudah lanjut usia, cacat

    jasmani atau lainnya (Simanjuntak, 1985).

    3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    Secara harfiah, partisipasi berarti "turut berperan serta dalam suatu

    kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran

    serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat

    didefinisikan secara luas sebagai keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat

    secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan intrinsik maupun

    ekstrinsik (Hadi, 2009). Pengertian bekerja di Indonesia seperti telah

    disebutkan sebelumnya adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

    seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh

  • 22

    pendapatan atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam

    seminggu yang lalu. Sehingga apabila kedua konsep partisipasi dan bekerja

    dikaitkan maka secara sederhana partisipasi kerja dapat diartikan sebagai

    keterlibatan atau keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dalam

    pekerjaan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit

    satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Keterlibatan

    masyarakat dalam pekerjaan itu dapat diukur melalui Tingkat Partisipasi

    Angkatan Kerja (TPAK). Internatioanl Labour Organization

    mendefinisikan TPAK atau Labor Force Participation Rate (LFPR) sebagai

    ukuran proporsi populasi usia kerja suatu negara yang bergerak aktif di

    pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja atau mencari pekerjaan. Ini

    memberikan indikasi ukuran pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk

    terlibat dalam produksi barang dan jasa, relatif terhadap populasi pada usia

    kerja. TPAK menghitung jumlah orang dalam angkatan kerja sebagai

    prosentase dari penduduk usia kerja. Angkatan kerja adalah jumlah dari

    orang yang bekerja dan tidak bekerja; sedangkan populasi penduduk usia

    kerja adalah penduduk di atas usia kerja legal (biasanya 15 tahun ke atas)

    (ILO, 2016).

    Konsep tingkat partisipasi angkatan kerja menurut BPS adalah

    prosentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja.

    Angka ini mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang

    aktif secara ekonomi disuatu negara/wilayah. Semakin tinggi TPAK

    menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour

  • 23

    supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu

    perekonomian.

    4. Penyerapan Tenaga Kerja

    Menurut (Kuncoro, 2002) penyerapan tenaga kerja adalah jumlah

    lapangan kerja yang sudah terisi yang tercermin dari banyaknya jumlah

    pernduduk yang bekerja. Artinya telah terserapnya penduduk oleh adanya

    permintaan akan tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja

    dapat dikatakan sebagai permintaan tenaga kerja.

    Menurut (Todaro, 2000) penyerapan tenaga kerja adalah

    diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk melakukan sebagaimana

    mestinya atau adanya suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya

    pekerja atau lapangan pekerjaan bagi para pencari kerja.

    Dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja adalah jumlah

    tenaga kerja yang terserap atau telah mendapatkan pekerjaan pada suatu

    sektor ekonomi tertentu.

    5. Kesempatan Kerja.

    Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat ditampung

    untuk bekerja pada suatu perusahaan. Kesempatan kerja ini akan

    menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia

    mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada.

    Adapun lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha, instansi, dimana

    seseorang bekerja atau pernah bekerja (BPS, 2016).

  • 24

    Menurut Sumarsono (2009), kesempatan kerja yang dapat

    diciptakan oleh suatu perekonomian tergantung pada pertumbuhan dan daya

    serap masing-masing sektor. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya serap

    tenaga kerja antara lain:

    • Kemungkinan subtitusi tenaga kerja dengan suatu faktor produksi

    • Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.

    • Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi.

    • Elastisitas persediaan faktor produksi perlengkap lainnya.

    C. Investasi

    1. Pengertian Investasi

    Investasi adalah langkah awal kegiatan produksi dan menjadi faktor

    untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, investasi

    pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

    ekonomi. (Todaro, 2004:65).

    Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

    lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

    keuntungan dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai

    macam aktivitas. Menginvestasikan dana pada sektor rill (tanah, emas,

    mesin atau bangunan) maupun asset finansial (deposito, saham atau

    obligasi), merupakan aktifitas yang umum di lakukan (Tendelilin, 2001:

    hal.1)

  • 25

    Salvatore (Prakoso, 2009: 43) medifinisikan modal internasional

    menjadi dua, yakni investasi portofolio (portofolio investments) dan

    investasi langsung (direct investments). Portofolio investments adalah

    investasi yang pada dasarnya berhubngan dengan aset-aset secara finansial,

    seperti surat hutang, saham, obligasi dan lainnya. Investasi ini tidak

    memasukkan unsur kepemilikan. Aliran modal ini termasuk aliran modal

    finansial yang biasanya memberikan dampak seketika terhadap neraca

    pembayaran ataupun nilai tukar, dibandingkan dari sisi pendapatan ataupun

    produksi. Investasi langsung adalah investasi pada aset riil, seperti pabrik,

    tanah termasuk modal dan manajemen. Investasi langsung biasanya terlihat

    dalam praktek akuisisi perusahaan atau pembelian sebagian besar bahkan

    semua kepemilikan perusahaan di perusahaan lain. Investasi Asing biasanya

    dilakukan perusahaan multinasional yang melakukan usaha seperti sumber

    daya alam, manufaktur dan jasa. Investasi asing sering dikaitkan dengan

    perusahaan-perusahaan multinasional yang ditunjukkan dengan fenomena

    produksi saat ini, di mana produksi dilakukan di pabrik yang berlokasi di

    dua atau lebih negara tetapi tetap berada dalam satu pengawasan dan

    pengaturan oleh kantor pusat di satu negara. Direct investments dilakukan

    agar perusahaan tetap memiliki fungsi kontrol terhadap investasi yang

    dilakukan. (Salvatore: 2007 dalam Prakoso: 2009).

    2. Komponen – Komponen Pengeluaran Investasi

    Pengeluaran investasi dibedakan menjadi empat komponen yaitu

    (Sadono, 2005):

  • 26

    1. Investasi perusahaan–perusahaan swasta Investasi perusahaan–

    perusahaan merupakan komponen yang terbesar dari investasi dalam

    suatu Negara pada suatu tahun tertentu. Pengeluaran investasi ini yang

    terutama diperhatikan oleh ahli-ahli ekonomi dalam membuat analisis

    mengenai investasi. Pengeluaran investasi tersebut meliputi mendirikan

    bangunan industri, membeli mesin-mesin dan peralatan produksi lain,

    dan pengeluaran untuk menyediakan bahan mentah. Tujuan para

    pengusaha melakukan investasi ini adalah untuk memperoleh

    keuntungan dari kegiatan produksi yan akan dilakukan di masa depan.

    2. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah Pemerintah juga melakukan

    investasi. Berbeda dengan investasi perusahaan yang bertujuan untuk

    mnecari keuntungan, investasi pemerintah bertujuan untuk

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, investasi

    pemerintah dinamakan jiga investasi sosial. Investasi-invetasi tersebut

    meliputi pembangunan jalan raya, pelabuhan dan irigasi, mendirikan

    sekolah, rumah sakit, dan bendungan. Analisis untuk investasi tersebut

    bukanlah aspek yang dibahas secara mendalam dalam teori makro

    ekonomi.

    3. Investasi untuk mendirikan tempat tinggal Pembanguan rumah-rumah

    tempat tinggal juga merupakan pembelanjaan yang digolongkan sebagai

    investasi. Hal ini dikarenakan rumah mempunyai sifat yang mendekati

    peralatan produksi perusahaan, yaitu memakan waktu lama sebelum

    nilainya susut sama sekali, dan bangunan tersebut secara terus menerus

  • 27

    menghasilkan jasa bagi pemilik atau penyewanya.

    4. Investasi atas barang-barang inventaris Komponen yang paling kecil

    dari investasi adalah inventaris atau inventory, yaitu stok barang

    simpanan perusahaan. Barang-barang yang digolongkan sebagai

    inventaris meliputi bahan mentah yang belum diproses, dan barang yang

    sudah dihasilkan olehperusahaan tetapi masih dalam simpanan dan

    belum dijual ke pasran. Menyediakan barang-barang seperti itu

    mempunyai arti penting dalam menciptakan efisiensi dan kelancaran

    kegiatan perusahaan.

    3. Jenis-Jenis Investasi Menurut Sumbernya

    a. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

    Didalam neraca nasional atau struktur Produk Domestik Bruto

    (PDB) menurut penggunaannya investasi didefinisikan sebagai

    pembentukan modal tetap domestik (domestic fixed capital formation).

    Investasi sebagai salah satu komponen penting dari permintaan agregat di

    dalam ekonomi meruakan faktor yang sangat krusial bagi kelangsungan

    proses pembangunan ekonomi dalam negeri (sustainable development).

    Salah satu indikator keberhasilannya adalah tingkat pendapatan nasional per

    kapita atau laju pertumbuhan produk domestik (PDB) rata-rata per tahun

    yang tinggi dan stabil. Proses pembangunan ekonomi dalam negeri

    melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) di semua sektor

    ekonomi domestik untuk keperluan kegiatan- kegiatan tersebut, perlu

  • 28

    dibangun pabrik-pabrik, gedung perkantoran, mesin dan alat-alat produksi.

    Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang

    terampil, untuk pengadaan semua itu, termasuk fasilitas seperti gedung

    sekolah, perpustakaan, dan sebagainya untuk mendukung penyiapan smber

    daya manusia, diperlukan dana yang disebut dana investasi (Tambunan,

    2000 dalam Eny dan Siti: 62).

    Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 6 pasal 1 Tahun 1968

    pengertian penanaman modal dalam negeri adalah bagian daripada

    kekayaan masyarakat Indonesia, baik secara langsung maupun tidak

    langsung, termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang dimiliki oleh

    Negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di

    indonesia, yang disisihkan guna menjalankan sesuatu usaha menurut atau

    berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini.

    Penanaman modal dalam negeri merupakan bagian dari penggunaan

    kekayaan yang dapat dilakukan secara langsung oleh pemilik sendiri atau

    secara tidak langsung, antara lain melalui pembelian obligasi, saham,

    deposito, dan tabungan yang jangka waktu minimal 1 tahun. Menurut

    undang-undang tersebut pada pasal 3, perusahaan yang dapat menggunakan

    modal dalam negeri dapat dibedakan dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan

    nasional dan perusahaan asing. Dimana perusahaan nasional dapat dimiliki

    seluruhnya oleh negara dan atau swasta nasional ataupun sebagai usaha

    gabungan antara negara dan atau swasta nasional dengan swasta asing

    dimana sekurang-kurangnya 51% modal dimiliki oleh Negara atau swasta

  • 29

    nasional. Dalam setiap izin usaha yang diberikan kepada perusahaan asing

    yang menggunakan modal dalam negeri ditentukan jangka waktu

    berlakunya yang sudah diatur oleh pemerintah dan undang-undang.

    Sedangkan batas waktu dalam berusaha bagi perusahaan asing, baik

    perusahaan baru maupun perusahaan lama dibatasi antara 10 tahun dan 30

    tahun. Jika jangka waktu usaha bagi perusahaan asing telah berakhir, maka

    warga Negara asing yang bersangkutan dapat melanjutkan usahanya dengan

    mengalihkan modalnya ke bidang usaha lain yang batas waktu usahanya

    belum berakhir dan mengadakan usaha gabungan dengan perusahaan

    nasional. Setelah waktu berusaha untuk perusahaan asing berakhir, maka

    perusahaan atau modal yang dimiliki oleh warga Negara asing yang

    bersangkutan harus dialihkan kepada warga Negara Indonesia. Jika

    perusahaan asing telah diberi peringatan secara tertulis sekurang-kurangnya

    dua kali oleh instansi pemerintah yang berwenang, warga Negara asing yang

    tersebut dalam waktu satu tahun sejak berakhirnya jangka waktu usahanya,

    maka pemerintah atau instansi terkait berhak melakukan likuiditas terhadap

    perusahaan asing tersebut

    b. Penanaman Modal Asing (PMA)

    Penanaman modal asing (PMA) adalah kegiatan investasi lintas

    negara. Penanaman modal asing dilakukan oleh penduduk atau perusahaan

    asing. Penanaman modal asing selalu berupa kontrol penuh atau parsial

    melalui partisipasi dalam modal dan manajemen (Mudrajad, 2010: 357).

    Peningkatan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI)

  • 30

    dianggap lebih baik dalam menjamin kelangsungan pembangunaan

    dibandingkan dengan aliran dana asing berupa bantuan atau modal

    portofolio.

    Menurut Jhingan (2012: 496-497) penggunaan modal asing tidak

    hanya mengatasi kekurangan modal uang dan modal fisik, modal asing juga

    membawa keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi,

    informasi pasar, teknik-teknik produksi maju, pembaharuan produk, dan

    lain-lain. Hal tersebut akan membantu mempercepat pembangunan

    ekonomi negara-negara terbelakang. Modal asing membantu dalam

    industrialisasi, dalam membangun modal overhead ekonomi dan dalam

    mencipatakan kesempatan kerja yang lebih luas. Modal asing tidak hanya

    membawa uang dan mesin tetapi jiga keterambilan teknik. Ia membuka

    daerah-daerah terpencil dan mengarap sumber-sumber baru yang belum

    dimanfaatkan. Resiko dan kerugian pada tahap perintisan juga ditanggung

    modal asing. Selanjutnya, modal asing mendorong pengusaha setempat

    untuk bekerja sama dengan perusahaan asing. Ia meniadakan problem

    neraca pembayaran dan menurunkan tekanan inflasi. Modal asing

    membnatu memodernisasi masyarakat dan memperkuat sektor Negara

    maupun sektor swasta. Penggunaan modal asing dengan demikian penting

    untuk mempercepat pembangunan eonomi Negara-negara terbelakang.

    Pengertian PMA dari tinjauan dan pembahasan Undang- Undang

    Nomor 1 Tahun 1967 dan Nomor 11 Tahun 1970 tentang penanaman modal

    dan kredit luar negeri:

  • 31

    1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian kekayaan devisa

    Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk

    pembiayaan perusahaan di Indonesia.

    2. Alat-Alat untuk perusahaan, termasuk penemuan baru milik orang asing dan

    bahan-bahan yang dimasukkan dari luar negeri ke dalam wilayah Indonesia,

    selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan Indonesia.

    3. Bagian dari hasil perusahaan yang didasarkan dalam Undang- Undang ini

    diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan

    dalam negeri.

    Kelebihan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah:

    1. Sifatnya permanen (jangka panjang),

    2. Memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen,

    3. Membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi

    negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah

    untuk penyediaan lapangan kerja.

    D. Penelitian Terdahulu

    Sebelum Penulis melakukan penelitian ini berbagai penelitian telah

    banyak dilakukan yang berkaitan dengan peran Tingkat partisipasi angkatan kerja,

    investasi asing maupun pembangunan manusia. Beberapa penelitian

    terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini diataranya sebagai berikut:

  • 32

    Tabel 2.1

    Penelitian terdahulu

    No Peneliti

    (Tahun) Judul Metode Hasil

    1. Martins

    Olugbenga

    Apinran

    (2018)

    Impact of Foreign

    Direct Investment on

    Human Development

    Index in Nigeria

    Regresi data

    panel

    Studi ini menyelidiki dampak jangka panjang

    Foreign Direct Investment pada beberapa

    dimensi pembangunan manusia untuk

    periode 1972–2013. Hubungan ekuilibrium

    jangka panjang oleh Johansen (1988).

    Foreign Direct Investment memiliki dampak

    positif, inelastis, dan signifikan secara

    statistik pada pendidikan dan Gross National

    Income.

    2. Nur

    Feriyanto

    (2016)

    The effect of

    employment,

    economic growth,

    and investment on

    HDI: In provinces in

    Indonesia

    Data regresi Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    variabel tenaga kerja memiliki pengaruh

    positif dan signifikan terhadap Pembanguan

    manusia di Indonesia, secara parsial,

    Investasi Domestik dan Investasi Asing

    Langsung memiliki pengaruh positif dan

    signifikan terhadap IPM di Indonesia.

    Secara bersamaan,

    3. Hafiz Yazid

    Sitorus

    (2014)

    Analisis penagruh

    penanaman modal

    asing dan

    pengeluaran

    pemerintah terhadap

    Indeks pembangunan

    manusia

    Regresi Berdasarkan hasil penelitian tersebut di

    simpulkan bahwa penanaman modal asing

    berpengaruh signifikan dan positif terhadap

    indeks pembangunan pembangunan manusia

  • 33

    No

    Peneliti

    (Tahun) Judul Metode Hasil

    4. Basu

    Sharma

    (2012)

    The relationship of

    foreign investment to

    the human

    development index in

    Asia in 2005-2010

    Regresi data

    panel

    Hasil penelitian menunjukan bahwa variable

    penanaman modal asing terhadap indeks

    pembangunan manusia di Asia berpengaruh

    signfikan dan positif.

    5. Gerry Julian

    Agusty

    (2015)

    The Effect Of

    Foreign Direct

    Investment &

    Official

    Development

    Assistance To

    Human Development

    Index Of Developing

    Countries In 2009-

    2013

    Menggunak

    an metode

    regresi

    Berdasakan hasil yang di peroleh bahwa

    Forreing Direct Invesment dan Official

    Development Assistance berperngaruh

    positih signifikan terhadap pembangunan

    manusia

    6. Hamidah

    Nasution

    (2015)

    Analisis Faktor-

    Faktor Yang

    Mempengaruhi

    Indeks

    Pembangunan

    Manusia Kabupaten

    Tapanuli Selatan

    Menggunak

    an metode

    regresi

    Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi

    oleh beberapa variable diantaranya

    persentase penduduk miskin, laju

    pertumbuhan penduduk, angka melek huruf,

    angka harapan hidup, dan tingkat partisipasi

    angkatan kerja.

    7. Dendi

    Andriyansah

    (2017)

    Pengaruh Investasi,

    Tenaga Terhadap

    Indeks

    Pembangunan

    Manusia Kanupaten

    Dan Kota Di Jawa

    Barat Tahun 2011-

    2015

    Regresi data

    panel

    Hasil analisis penelitian ini menunjukan

    bahwa secara parsial variabel investasi

    memiliki hubungan positif terhadap IPM.

  • 34

    No

    Peneliti

    (tahun)

    Judul Metode Hasil

    8. AA Gede

    Krisna

    Pratama, Ida

    Bagus

    Darsana

    (2017)

    Pengaruh

    Kemiskinan Dan

    Investasi Terhadap

    Pertumbuhan

    Ekonomi Dan

    Kesejahteraan

    Masyarakat

    Regresi data

    panel

    Investasi berpengaruh positif dan tidak

    signifikan terhadap ipm di Provinsi Bali

    9. Ayunanda

    Melliana,

    Ismaini Zain

    (2017)

    Analisis Statistika

    Faktor Yang

    Mempengaruhi

    Indeks

    Pembangunan

    Manusia Di

    Kabupaten/Kota

    Provinsi Jawa Timur

    Dengan

    Menggunakan

    Regresi Panel

    Regresi data

    panel

    Terdapat tujuh variabel yang berpengaruh

    signifikan terhadap IPM diantaranya adalah

    variabel rasio siswa terhadap kepadatan

    penduduk, tingkat partisipasi angkatan kerja,

    dan PDRB perkapita.

    10. Panjaitan

    Libertina

    (2015)

    Aplikasi Analisis

    Jalur Dalam

    Menganalisis Faktor-

    Faktor Yang

    Mempengaruhi

    Indeks

    Pembangunan

    Manusia Kabupaten

    Tapanuli Utara

    Regresi data

    panel

    Indeks Pembangunan Manusia dipengaruhi

    oleh banyak variabel seperti angka

    partisipasi SD, angka partisipasi SMP,

    persentase penduduk miskin, persentase

    rumah tangga dengan akses air bersih, laju

    pertumbuhan penduduk, angka melek huruf,

    angka harapan hidup, dan tingkat partisipasi

    angkatan kerja.

  • 35

    E. Hubungan Antar Variabel

    1. Hubungan antata Tingkat partisipasi angkatan kerja terhadap

    Pembangunan Manusia, Kedua Variabel ini saling berkaitan karena jika

    di amati ketika jumlah perkerja terserap dengan baik maka akan

    meningkatkan taraf hidup sesorang jika taraf hidup seseorang meningkat

    makan akan meningkatkan kualitas hidup nya yang secara langsung

    dapat mengpengaruhi Pembangun Manusia.

    2. Hubungan antata Investasi asing terhadap Pembangunan Manusia,

    Kedua Variabel ini saling memiliki hubungan dimana Investasi asing

    dapat membuat roda perekonomian suatu negara berjalan dengan baik,

    Hal tersebut dapat mengpengaruhi pembangunan manusia dimana suatu

    negara dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat nya.

    F. Kerangka Berfikir

    Kerangka berfikir Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari

    serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya

    merupakan gambaran dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau

    alternatif solusi dari masalah yang ditetapkan (Hamid, 2010).

  • 36

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    G. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang

    dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai

    berikut:

    1. Diduga terdapat pengaruh antara variabel independen Tingkat Partisipasi

    Angkatan Kerja, terhadap variabel dependen Pembangunan Manusia.

    2. Diduga terdapat pengaruh antara variabel independen Investasi Asing

    terhadap variabel dependen Pembangunan Manusia.

    3. Diduga terdapat pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, dan Investasi Asing terhadap variabel

    dependen Pembangunan Manusia.

    Tingkat partisipasi

    Angkatan kerja

    Investasi asing

    Pembangunan

    manusia

  • 37

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Dalam sebuah penelirian diperlukan suatu batasan ruang lingkup

    dengan tujuan agar subjek, objek dan waktu dari periode tidak melebihi dari

    tujuan yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

    bagaimana pengaruh, Tingkata partisipasi amgkatan kerja dan Investasi

    Asing terhadap pembangunan manusia. Metode penelitian ini menggunakan

    pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif dimaksudkan agar penelitian

    yang dilakukan lebih bersifat objektif berdasarkan angka yang dihasilkan

    kemudian dikaitkan dengan teori yang ada dan terbebas dari pengaruh

    penilaian subjektif pribadi peneliti. Alat analisis yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah regresi data panel, data panel merupakan analisis yang

    menggabungkan data cross section dengan data time series.

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel

    tidak bebas (Dependent Variabel) dan dua variabel bebas (Independent

    Variabel). Dependent variabel adalah Pembangunan Manusia (Y).

    Independent variabel terdiri dari: Tingkata partisipasi angkatan kerja (X1),

    Investasi Asing (X2), Penelitan ini menggunakan studi populasi di wilayah

    negara-negara di ASEAN tahun 2013-2017.

  • 38

    B. Metode Pengumpulan Data

    Data kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

    sekunder yang telah diolah dan dipublikasikan didalam berita resmi statistik

    oleh World Bank. Data yang digunakan adalah gabungan dari data time

    series dan cross section yang terdiri 10 negara ASEAN dan runtutan waktu

    dari tahun 2013-2017. Data dibagi menjadi dua garis besar yaitu time-series

    dan cross-section. Gabungan antara dua itu adalah data panel. Atau dapat

    dikatakan, data panel merupakan data yang memiliki cross-sectional unit

    yang sama dan dilakukan setiap waktu. (Gujarati, 2006) Manfaat dari

    penggunaan data panel antara lain:

    1. Estimasi data panel dapat mengambil heterogenitas dalam individu secara

    eksplisit ke dalam model atau persamaan

    2. Memberikan data yang lebih informatif, variabilitas, serta collinearity

    yang lemah antar variabel.

    3. Sesuai untuk mempelajari dinamika perubahan (dynamics of change)

    kebebasan lebih banyak dan efisien.

    4. Dapat memperkaya analisis empiris dengan cara-cara yang tidak mungkin

    menggunakan data timeseries atau cross-section.

    C. Metode Pengolahan Data

    Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

    Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan

    masalah yang tekah terjadi pada masa lalu maupun masa sekarang atau saat

  • 39

    penelitian ini berlangsung. Terdapat ciri-ciri penelitian deskriptif yaitu

    terdapat hubungan dengan keadaan yang terjadi pada saat itu, dapat

    menguraikan satu variabel atau beberapa variabel yang diuraikan satu

    persatu, tidak memanipulasi variabel atau tidak ada perlakuan (Ronny

    Kountur, 2013). Pemilihan analisis pada penelitian ini didasarkan untuk

    melihat kondisi yang terjadi pada beberapa tahun yang lalu serta

    menjelaskan sebab dan fakta yang terjadi terhadap variabel yang diteliti.

    1. Penentuan Model Analisis

    Penelitian ini menggunakan data panel untuk mengolah data,

    karena dengan menggunakan data panel terdapat beberapa kelebihan.

    Menurut (Gujarati, 2013), keuntungan menggunakan data panel sebagai

    erikut:

    1. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross

    section dapat mengatasi masalah yang timbul karena ada masalah

    penghilangan variabel (omitted variable).

    2. Dengan data panel yang menggabungkan antara time series dan

    cross section, maka hasil yang didapatkan lebih akurat serta nilai

    degrr of freedom akan lebih tinggi dan menghasilkan estimasi yang

    lebih efisien.

    3. Data panel lebih memberikan peluang observasi yang lebih banyak

    dibandingkan metode lain, karena akan meminimalisasikan bias dan

    mampu mengurangi kolinearitas antar variabel.

  • 40

    4. Data panel memungkinkan mempelajari lebih kompleks mengenai

    perilaku yang ada dalam model sehingga pengujian data panel tidak

    memerlukan uji asumsi klasik.

    Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda.

    (multiple regression). Regresi dalam pengertian menurut Gujarati

    (2013) ialah sebagai kajian terhadap ketergantungan satu variabel, yaitu

    variabel tergantung terhadap satu atau lebih variabel lainnya atau yang

    disebut sebagai variabel – variabel eksplanatori dengan tujuan untuk

    membuat estimasi atau memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata-

    rata variabel tergantung dalam kaitannya dengan nilai – nilai yang

    sudah diketahui dari variabel ekslanatorinya. Selanjutnya, meski

    analisis regresi berkaitan dengan ketergantungan atau dependensi satu

    variabel terhadap variabel-variabel lainnya hal tersebut tidak harus

    menyiratkan sebab-akibat (causation).

    Dalam regresi data panel terdapat model yang dapat digunakan.

    Model tersebut antara lain: Pooled Least Square (PLS), Fixed Effects

    Model (FEM), Random Effect Model (REM) (Gujarati, 2013):

    a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pool Least Squares)/PLS

    Yaitu teknik yang paling mudah dan sederhana dengan cara

    mengasumsikan data gabungan yang ada. Model ini hanya

    menggabungkan seluruh data time series dan cross section,

    kemudian estimasi model dengan menggunakan metode Ordinary

    Least Square (OLS). Hasil dari regresi ini dianggap berlaku untuk

  • 41

    semua objek pada semua waktu. Keuntungan penaksiran

    menggunakan OLS yaitu data lebih banyak dan bervariasi,

    heterogenitas individu atau kelompok secara eksplisit seperti model

    lainnya tidak di eksploitasi (Effendi, 2014). Wing Wahyu Winarno

    (2009) mengatakan bahwa pada metode OLS (Ordinary Least

    Square) memiliki kekurangan, yaitu terletak pada ketidaksesuaian

    model dengan keadan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling

    berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda

    pada kondisi objek pada waktu yang lain.

    b. Pendekatan Effek Tetap (Fixed Effect Model)

    Model yang dapat menunjukkan perbedaan konstan antar objek

    meskipun dengan koefisien regresi yang sama. Model ini juga

    memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti menghadapi

    masalah omitted variables yang mungkin membawa perubahan pada

    intercept time series atau cross section. Menurut Wing Wahyu

    Winarno (2009) Model FEM dengan efek tetap maksudnya adalah

    bahwa satu objek, memiliki konstan yang tetap besarnya untuk

    berbagai periode waktu. Demikian pula dengan koefisien regresinya

    yang besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant).

    c. Pendekatan Effek Acak (Random Effect Model)

    Dengan menggunakan model ini, kita tidak dapat melihat

    pengaruh dari berbagai karakteristik yang bersifat konstan dalam

  • 42

    waktu atau konstan di antara individual. Model ini mengestimasi

    data panel dimana melibatkan hubungan eror term. Perbedaan

    intersep diakomodasi oleh eror term masing-masing. Keuntungan

    dari model ini yaitu menghilangkan heterokedasitas.

    Rumusan model penelitian ini adalah sebagai berikut:

    IPM𝑖j = β0+β1TPAK𝑖j+β2FDI𝑖j+ +𝜀𝑖j

    Dimana :

    IPMij = Indeks Pembangunan Manusia di negara ASEAN i pada

    periode j

    TPAKij = Tingkata partisipasi angkatan kerja di Negara ASEAN i

    pada periode j

    FDIij = Investasi Asing di Negara ASEAN i pada periode j

    β0 = Intercept/Konstanta

    β1, β2, = Koefisien regresi

    𝜀 = error term

    Untuk mengetahui model mana yang terbaik dalam penelitian

    ini maka digunakan pengujian yang dinamakan Uji Chow dan Uji

    Hausman.

    a. Uji Chow

    Untuk melihat model yang digunakan Pooled Least Square atau

    Fixed Effect Model, dilihat dari nilai probabilitas yang dihasilkan

    pada Uji Chow dengan hipotesis sebagai berikut :

  • 43

    H0 : Pooled Least Square Model

    H1 : Fixed Effect Model

    Kriteria:

    • Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

    • Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

    b. Uji Hausman

    Keputusan penggunaan Fixed Effect Model (FEM) atau Random

    Effect Model (REM) dapat ditentukan dengan menggunakan

    spesifikasi yang dikembangkan oleh Hausman. Spesifikasi ini

    akan memberikan penilaian dengan menggunakan Chi-Square

    Statistic sehingga keputusan pemilihan model akan dapat

    ditentukan secara statistik. Pengujian ini dilakukan dengan

    hipotesis sebagai berikut :

    H0 : Random Effect Model

    H1 : Fixed Effect Model

    Kriteria:

    • Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

    • Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

    Setelah model penelitian diestimasi maka akan diperoleh nilai

    dan besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan

    di atas. Nilai parameter positif atau negatif selanjutnya akan

    digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

  • 44

    2. Estimasi Parameter

    Estimasi adalah proses yang menggunakan sampel statistik untuk

    menduga atau menaksir hubungan parameter populasi yang tidak

    diketahui. Estimasi merupakan suatu pernyataan mengenai parameter

    populasi yang diketahui berdasarkan populasi dari sampel, dalam hal

    ini sampel random yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Jadi

    dengan estimasi ini, keadaan parameter populasi dapat diketahui. Ciri-

    ciri penduga yang baik adalah tidak bias (unbiased), efisien dan

    konsisten (Hasan, 2017). Tedapat dua estimasi parameter dalam data

    panel, yakni:

    a. Ordinary Least Square (OLS)

    Kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) merupakan salah

    satu metode bagian dari kuadrat terkecil dan sering hanya disebut

    kuadrat terkecil saja. Metode ini sering digunakan oleh para ilmuwan

    atau peneliti dalam proses penghitungan suatu persamaan regresi

    sederhana. Dalam penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi

    dasar yang dapat menghasilkan estimator linier tidak bias yang

    terbaik dari model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat

    terkecil biasa atau biasa dikenal dengan regresi OLS agar taksiran

    koefisien regresi itu bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

    Estimator).

    Misalkan:

    𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1𝑋1𝑖 + 𝛽2𝑋2𝑖 + ⋯ + 𝛽𝑘𝑋𝑘𝑖 + 𝜀𝑖

  • 45

    Yang dapat secara ringkas ditulis dalam notasi matrik sebagai berikut:

    Y = Xβ + ε

    Dengan β adalah suatu vektor kolom k-unsur dari penaksir

    parameter kuadratterkecil biasa dan ε adalah suatu vektor kolom n x

    1 dari n residual (Gujarati, 1999). Variabel ε sangat memegang peran

    dalam model ekonometrika, tetapi variabel ini tidak dapat diteliti dan

    tidak pula tersedia informasi tentang bentuk distribusi

    kemungkinannya. Di samping asumsi mengenai distribusi

    probabilitasnya, beberapa asumsi lainnya khususnya tentang sifat

    statistiknya perlu dibuat dalam menerapkan metode OLS (Rizki,

    2011).

    b. Generalized Least Square (GLS)

    Menurut Greene (1997), penanggulangan kasus

    heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan estimasi melalui

    pembobotan (weighted) yang dapat pula dikatakan sebagai kuadrat

    terkecil yang diberlakukan secara umum atau disebut Generalized

    Least Squares (GLS). Kasus heteroskedastisitas ini sering muncul

    apabila data yang digunakan adalah cross-section. Gujarati (2003)

    mengatakan bahwa untuk data panel, estimasi dengan Generalized

    Least Squares (GLS) ini lebih baik dan konsisten dibandingkan

    dengan metode OLS. Metode estimasi GLS mampus

    memperhitungkan informasi secara explisit dan karenanya mampu

    menghasilkan estimator yang BLUE. Penggunaan estimasi GLS

  • 46

    sudah memenuhi asumsi klasik, sehingga tidak diperlukan lagi uji

    asumsi klasik pada estimasi GLS.

    3. Pengujian Hipotesis

    a. Pengujian Signifikansi Parsial (Uji t)

    Uji ini digunakan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel

    independen secara individu terhadap variabel dependen dengan

    variabel yang lain konstan. Untuk menguji pengaruh setiap variabel

    independen tersebut, maka nilai t hitung harus dibandingkan dengan

    t tabel. Untuk nilai t tabel dapat dieproleh dengan melihat tabel

    distribusi untuk α = 0,05 dan derajat n – k. Maka dalam pengujian

    ini dilakukan hipotesis sebagai berikut:

    H1 : βi ≠ 0 (Variabel independen berpengaruh terhadap variabel

    dependen).

    Selain dengan menggunakan cara diatas, uji-t juga dapat dilakukan

    dengan cara Quick Look, yaitu dengan melihat probability < 0,05

    atau α = 5% dan jika nilai t-hitung lebih tinggi dari t-tabel yang

    berarti menolak Ho dan menerima Ha dan sebaliknya. Hal ini

    menunjukkan bahwa variabel independen secara individual

    mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya (Kuncoro,

    2003).

    b. Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik)

  • 47

    Pengujian ini akan memperlihatkan hubungan atau pengaruh

    variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

    dependen. Maka dalam pengajuan ini dilakukan hipotesis sebagai

    berikut :

    1) Jika F-hitung < F tabel, maka H0 diterima yang berarti secara

    bersama-sama variabel independen secara signifikan tidak

    dipengaruhi variabel dependen.

    2) Jika F-hitung > F tabel, maka H1 ditolak yang berarti secara

    bersama-sama variabel independen secara signifikan

    mempengaruhi variabel dependen.

    Selain dengan cara diatas, uji-F juga dapat dilakukan dengan cara

    Quick Look, yaitu dengan melihat nilai probability dan derajat

    kepercayaan yang ditentukan dalam penelitian atau melihat nilai F-

    tabel dengan F-hitungnya. Jika nilai probabilty < 0,05 atau α = 5%

    yang berarti menolak H0 dan menerima H1 dan sebaliknya. Hal ini

    menunjukkanbahwa variabel independen secara bersama-sama

    mempengaruhi variabel dependennya dan sebaliknya (Kuncoro,

    2003). Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

    variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat

    secara simultan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F

    menurut tabel.

    H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara

    variabel Tingkata partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing (X1,

  • 48

    dan X2) terhadap Pembangunan Manusia (Y) di negara-negara

    ASEAN

    H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel

    Tingkata partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing (X1, dan X2

    ) terhadap pembangunan manusia (Y) di Negara-negara ASEAN

    Kriteria Uji F:

    • Jika nilai F hitung < nilai F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

    • Jika nilai F hitung > nilai F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

    c. Pengujian Goodness of Fit ( R2 )

    Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa

    jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

    dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0

  • 49

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Analisi Deskriptif

    Penelitian ini menganalisis pengaruh pembangunan manusia, Tingkat

    partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing pada negara-negara ASEAN

    pada periode 2013 hingga 2017. Alat pengolah data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah perangkat lunak (software) komputer Eviews 9 dengan

    metode analisis regresi berganda. Maka dari itu perlu dilihat bagaimana

    gambaran perkembangan secara umum dari pembangunan manusia, Tingkata

    partisipasi angkatan kerja dan Investasi Asing.

    1. Pembangunan Manusia

    Pembangunan Manusia adalah indikator yang dapat melihatkan

    perkembangan pembangunan manusia yang diukur melalui Indeks

    Pembangunan Manusia (IPM) secara representatif dan terukur.

    Pengukuran indeks pembangunan manusia memiliki tujuan penting yaitu

    untuk melihat perkembangan potensi suatu wilayah, keterampilan dan

    kualitas sumber daya manusia untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

    IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat

    komponen, yaitu angka harapan hidup yang mengukur keberhasilan dalam

    bidang kesehatan, angka melek huruf dan rata-rata lamanya bersekolah

    yang mengukur keberhasilan dalam bidang pendidikan, dan kemampuan

    daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari

  • 50

    rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan

    yang mengukur keberhasilan dalam bidang pembangunan hidup yang

    layak. Badan pusat statistik mengelompokkan status pembangunan

    manusia bedasarkan IPM menjadi 4 kelompok dengan kriteria sebagai

    berikut:

    • Sangat Tinggi : IPM ≥ 80.

    • Tinggi : 70 ≤ IPM < 80.

    • Sedang : 60 ≤ IPM < 70.

    • Rendah : IPM < 60.

    Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di negara ASEAN

    memiliki kemajuan yang dari tahun ketahun di setiap negaranya. Hal ini

    dikarenakan pemerintah negara-negara ASEAN cukup serius untuk

    meningkatkan kuliatas hidup masyarakatnya. Itu di buktikan dari

    kerjasama-kerjasama negara-negara ASEAN dalam bidang ekonomi agar

    meningkat nya kualitas.

  • 51

    Tabel 4.1

    Negara-Negara ASEAN Dengan Nilai IPM Tinggi Dan Sangat Tinggi

    Sumber : World Bank

    Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai

    IPM berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Negara Singapura

    merupakan negara ASEAN dengan nilai IPM tertinggi sejak tahun 2013

    hingga 2017. Namun negara Brunai memiliki pertumbuhan nilai IPM yang

    cukup signifikan sejak tahun 2013 dengan nilai IPM 80 hingga mencapai

    nilai 89 pada tahun 2017.

    Tabel 4.2

    Negara-Negara ASEAN Dengan Nilai IPM Rendah

    Negara 2013 2014 2015 2016 2017

    Myamar 52.9 56.4 56.9 57.4 57.8

    Laos 53 58.6 59.3 59.8 60.1

    Kamboja 50 54.6 57.1 58.6 59.9

    Sumber : World Bank

    Negara 2013 2014 2015 2016 2017

    Singapura 91 92.8 92.9 93 93.2

    Brunai 80 85.3 86.5 87.7 89.8

    Malaysia 74 76 78 79.9 80.2

  • 52

    Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai

    IPM berada pada kategori rendah. Negara Kamboja merupakan negara

    ASEAN dengan nilai IPM terendah sejak tahun 2013, namun. pada tahun

    2017 negara Myanmar menjadi negara dengan nilai IPM terendah diantara

    negara-negara ASEAN. Perkembangan nilai IPM di negara Myanmar,

    Laos, dan Kamboja cenderung meningkat namun masih belum mencapai

    kategori sedang.

    2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    Partisipasi kerja dapat diartikan sebagai keterlibatan atau

    keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela dalam pekerjaan untuk

    memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit satu jam (tidak

    terputus) dalam seminggu yang lalu. Keterlibatan masyarakat dalam

    pekerjaan itu dapat diukur melalui Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    (TPAK).

    Internatioanl Labour Organization mendefinisikan TPAK atau

    Labor Force Participation Rate (LFPR) sebagai ukuran proporsi populasi

    usia kerja suatu negara yang bergerak aktif di pasar tenaga kerja, baik

    dengan bekerja atau mencari pekerjaan.

    Tenaga Kerja merupakan salah satu fokus dari negara-negara

    berkembang. Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat menunjukan sebuah

  • 53

    negara memiliki tingkat kesejahteraan yang baik. Semakin tinggi Tingkat

    partisipasi angkatan kerja maka sebuah negara akan memiliki peluang yang

    lebih besar untuk mencapai kesejahteraan. Berikut merupakan data Tingkat

    partisipasi angkatan kerja di ASEAN pada tahun 2013-2017.

    Tabel 4.3

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di negara-negara ASEAN (dalam persen)

    Negara 2013 2014 2015 2016 2017

    Singapura 83.343 84.343 84.213 84.453 84.694

    Laos 75.656 77.656 77.629 77.748 77.849

    Vietnam 75.534 76.834 76.56 76.611 76.518

    Sumber : World Bank

    Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai

    TPAK 3 tertinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya . Negara

    Singapura merupakan negara ASEAN dengan nilai TPAK dimana pada

    tahun 2013 nilai TPAK mencapai 83,3 persen dan pada tahun 2017

    mencapai nilai 84,4 persen. Kemudian negara Laos dan Vietnam memiliki

    nilai TPAK yang hampir sama yakni masing-masing pada tahun 2017

    adalah 77,8 persen dan 76,5 persen.

  • 54

    Tabel 4.4

    Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di negara-negara ASEAN (dalam

    persen)

    Negara 2013 2014 2015 2016 2017

    Filiphina 60.325 60.458 60.558 60.852 61.214

    Malaysia 60.325 62.325 62.11 62.31 62.519

    Brunai 61.457 62.557 62.929 62.341 64.222

    Sumber : World Bank

    Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai

    TPAK 3 terendah diantara negara-negara ASEAN lainnya . Negara

    Filipina, Malaysia, dan Brunai memiliki nilai TPAK yang cukup rendah

    dimana nilai TPAK nya masih berada di bawah 70 persen.

    3. Investasi asing

    Investasi asing merupakan salah satu alat untuk mempercepat

    pembangunan di suatu wilayah. Salah satu alasan utama mengapa sebuah

    negara membutuhkan investor asing adalah daya konsumsi masyarakat serta

    tren ekspor yang masih rendah. Infrastruktur kawasan industri dan sektor

    penunjang ekonomi tentu saja bisa menghabiskan anggaran yang

    besar.Sedangkan, jika suatu negara belum memiliki tabungan yang cukup

    untuk mendanai pembangunan tersebut dari kantong sendiri. Dengan begitu,

    pembangunan tidak bisa bertumpu pada investasi dalam negeri saja.Investor

    asing yang menanamkan modal dengan cara membangun perusahaan atau

  • 55

    pabrik di suatu negara tertentu diharapkan dapat mempercepat

    perekonomian. Aliran modal asing yang masuk dapat menggerakkan roda

    perekonomian dan meningkatkan pendapatan negara. Dari 10 negara

    ASEAN memiliki tren Investasi asing yang berbeda beda.

    Tabel 4.5

    Negara-Negara ASEAN dengan Nilai Investasi Tertinggi (dalam US$)

    Negara 2013 2014 2015 2016 2017

    Singapur 68.542.538.212 69.542.538.312 69.542.538.312 74.235.027.404 63.633.434.111

    Indonesia 22.120.732.059 25.120.732.059 19.779.127.976 20.464.583.219 21.464.553.719

    Vietnam 9.000.000.000 9.200.000.000 11,800,000.000 12.600.000.000 14.100.000.000

    Sumber : World Bank

    Tabel diatas merupakan negara-negara ASEAN yang memiliki nilai

    investasi tertinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Negara

    Singapura merupakan negara di ASEAN dengan nilai investasi tertinggi

    dimana pada tahun 2017 nilai investasi mencapai mencapai 63.633.434.111

    US$.

    Pada 5 tahun terakhir investasi asing di negara ASEAN memiliki

    tren yang berbeda-beda, kondisi investasi di negara singapura dan Indonesia

    mengalami fluktuasi naik turun. Sementara di Negara Vietnam kondisi

    investasi mengalami peningkatan secara konstan.

  • 56

    B. Penentuan Model

    Pada bagian ini akan ditentukan model mana yang paling tepat untuk

    penelitian ini dengan melakukan uji chow dan uji hausman:

    1. Hasil Uji Chow

    Untuk melihat model yang digunakan Pooled Least Square atau Fixed

    Effect Model, dilihat dari nilai probabilitas yang dihasilkan pada Uji Chow

    dengan hipotesis sebagai berikut :

    H0 : Pooled Least Square Model

    H1 : Fixed Effect Model

    Kriteria:

    • Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

    • Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

    Uji ini dilakukan untuk menentukan metode estimasi terbaik antara

    metode fixed effect, random effect atau common effect untuk mengestimasi

    data penelitian. Pada software eviews jika nilai probabilitas untuk cross-

    section F pada uji regresi dengan pendekatan fixed effect lebih dari 0,05

    (tingkat signifikansi atau α = 5%) maka model yang terpilih adalah common

    effect, tetapi jika nilainya kurang dari 0,05 maka model yang terpilih adalah

    fixed effect. Hasil uji chow pada penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai

    probabilitas cross-section F nya sebesar 0,0000 yang nilainya kurang dari

    0,05 sehingga dalam penelitian ini model estimasi fixed effect yang tepat

    untuk digunakan.

    2. Hasil Uji Hausman

  • 57

    Setelah melakukan uji chow, selanjutnya adalah melakukan uji

    hausman untuk memastikan metode estimasi yang tepat.

    Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :

    H0 : Random Effect Model

    H1 : Fixed Effect Model

    Kriteria:

    • Jika nilai Prob. > α=5%, maka H0 diterima dan H1 ditolak

    • Jika nilai Prob. < α=5%, maka H0 ditolak dan H1 diterima

    Pada software eviews jika nilai probabilitas untuk cross-section

    random pada uji regresi dengan pendekatan random effect lebih dari 0,05

    (tingkat signifikansi atau α = 5%) maka model yang terpilih adalah random

    effect, tetapi jika nilainya kurang dari 0,05 maka model yang terpilih adalah

    fixed effect. Hasil uji chow pada penelitian ini menunjukkan, bahwa nilai

    probabilitas cross-section randomnya sebesar 0,0000 yang nilainya kurang

    dari 0,05 sehingga dalam penelitian ini model estimasi fixed effect yang

    tepat untuk digunakan.

    C. Interpretasi Data

    1. Uji Statistik

    Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui apakah model

    penelitian sudah bagus atau belum secara statisitk. Terdapat beberapa

    pengujian dalam uji hipotesis ini, diantaranya adalah uji koefisien

    determinasi (R2), uji F statistik, serta uji t statistik. Model yang

  • 58

    digunakan dalam estimasi penelitian ini adalah Fixed Effect. Uji statistik

    dalam penelitian ini menggunakan software eviews, maka hasilnya

    sebagai berikut:

    Tabel 4.6

    Hasil Perhitungan Estimasi Data Panel

    Variabel Koefisien Prob.

    C - 1.356142 0.0002

    (LN) FDI 0.015925 0.0333

    ( TPAK 0.024834 0.0000

    Fixed Effect (cross)

    _Indonesia__C 0.096427 -1.259715

    _Brunai__C 0.311037 -1.045105

    _Kamboja__C -0.065734 -1.421876

    _Malaysia__C 0.227018 -1.129124

    _Thailand__C 0.053783 -1.302359

    _Laos__C -0.312560 -1.668702

    _Singapur__C -0.206716 -1.562858

    _Vietnam__C -0.233062 -1.589204

    _Myanmar__C -0.043638 -1.39978

    _Filiphina__C 0.173444 -1.182698

    (

  • 59

    Variabel Koefisien Prob.

    R-squared 0.982564

    Adjusted R-squared 0. 977517

    F-statistic 194.6759

    Prob(F-statistic) 0.000000

    Sumber : Hasil Olah Data Eviews 9

    a. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,

    dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia

    Indonesia sebesar -1.25%

    b. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,

    dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia

    Brunai sebesar -1.04%

    c. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,

    dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia

    Kamboja sebesar -1.42%

    d. Apabila nilai masing-masing variabel Tingkat partisipasi angkatan kerja,

    dan Investasi asing pada model adalah 0, maka nilai pembangunan manusia

    Malaysia sebesar -1.12%

    e