pengaruh struktur kepemilikan dan kinerja...

30
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Skripsi) Oleh Ari Ben Lahan FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012

Upload: doquynh

Post on 20-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI

(Skripsi)

Oleh

Ari Ben Lahan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KINERJA KEUANGAN

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BEI

Oleh

ARI BEN LAHAN

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris apakah struktur

kepemilikan (yang diproksikan dengan kepemilikan manajemen dan kepemilikan

institusi) dan kinerja keuangan (yang diproksikan dengan ROE) berpengaruh

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010.

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive

judgment sampling. Berdasarkan karakteristik yang ada, maka didapat 55 sampel

penelitian. Kemudian, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda dan sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik

terlebih dahulu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang diuji yaitu

kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ROE, ada dua variabel yaitu

kepemilikan manajemen dan ROE yang berpengaruh positif secara signifikan

terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Sedangkan kepemilikan

institusi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility.

Kata kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Kepemilikan

Manajemen, Kepemilikan Institusi, ROE.

Nama : Ari Ben Lahan

NPM : 0611031036

No. HP : 082184242322

Email : [email protected]

Pembimbing I : Saring Suhendro, S.E., M.Si., Akt.

Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fokus perusahaan pada usahanya dalam peningkatan laba menyebabkan

perusahaan cenderung untuk lebih memberikan perhatian kepada shareholders

dan bondholders, sedangkan pihak lain sering diabaikan. Banyak aksi protes yang

dilakukan oleh elemen stakeholders kepada manajemen perusahaan, mereka

menuntut keadilan terhadap kebijakan upah dan pemberian fasilitas kesejahteraan

yang diterapkan perusahaan. Di lain pihak banyak masyarakat yang protes atas

pencemaran lingkungan akibat limbah atau polusi yang dilepas ke lingkungan,

sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dengan

lingkungan sosialnya.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Resposibility (CSR)

adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya

dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum

(Darwin, 2004) dalam Rawi dan Muchlish (2010).

Kepemilikan manajemen memperoleh keuntungan khusus atas biaya CSR dari

pemegang saham lainnya. Struktur kepemilikan modal memegang peranan dalam

penetapan jumlah pengeluaran CSR. Demsetz (1983) dan Fama dan Jensen

(1983) dalam Rawi dan Muchlish (2010) menyatakan tingkat kepemilikan

manajemen yang tinggi cenderung untuk tetap bertahan, dimana manajemen untuk

melakukan program CSR dengan mudah.

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan

fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kapada pemegang

saham (Heinze, 1976) dalam Hackston dan Milne (1996). Seiring dengan tingkat

profitabilitas yang semakin tinggi pihak manajemen akan lebih leluasa dalam

melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajemen

dan kepemilikan institusi mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan

CSR?

2. Apakah kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE (Return On

Equity) mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan CSR?

3. Apakah struktur kepemilikan (kepemilikan manajemen dan kepemilikan

institusi) dan kinerja keuangan (ROE) secara bersama-sama berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR?

1.3 Batasan Masalah

1. Faktor-faktor yang diteliti yaitu kepemilikan manajemen, kepemilikan

institusi, ROE dan pengungkapan CSR.

2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia yang melakukan pengungkapan CSR selama periode

2006-2010.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa struktur kepemilikan yang terdiri

dari kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusi berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR.

2. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa kinerja keuangan yang

diproksikan dengan ROE (Return On Equity) berpengaruh terhadap

pengungkapan CSR.

3. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa struktur kepemilikan

(kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusi) dan kinerja keuangan

(ROE) secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi investor dan calon investor, yaitu diharapkan informasi yang berhasil

dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi, dan juga dapat

memberikan informasi mengenai faktor-faktor manakah yang lebih dapat

memberikan informasi mengenai keputusan perusahaan dalam melakukan

pengungkapan CSR.

2. Bagi perusahaan, memberikan wacana tentang pentingnya pengungkapan

sosial dalam laporan tahunan, terutama perusahaan manufaktur yang ada di

Indonesia untuk memperhatikan lingkungan alam di sekitar perusahaan

mereka, dalam rangka menjaga alam dan juga untuk mencapai competitive

advantage di dunia bisnis.

3. Bagi peneliti selanjutnya, bisa dijadikan referensi dalam penelitian-

penelitian selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah

wawasan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility (CSR) atau pertanggungjawaban sosial

perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela

mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya

dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi

di bidang hukum (Darwin, 2004) dalam Rawi dan Muchlish (2010).

2.1.2 Pengungkapan CSR (CSR Disclosure)

Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan tahunan

(annual report) perusahaan. Pelaporan kegiatan CSR dapat dilakukan dengan tiga

pendekatan, yaitu pengungkapan (1) pelaporan keuangan, (2) melalui format

terpisah atau (3) melalui sosial (Darwin, 2004) dalam Kartadjumena et al (2011).

2.1.3 Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership)

Nurlela (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah persentase

kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris.

Sedangkan menurut Mathiesen (2004), kepemilikan manajer terhadap perusahaan

atau yang biasa dikenal dengan istilah insider ownership ini didefinisikan sebagai

persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh

manajer dan direksi suatu perusahaan.

2.1.4 Kepemilikan Institusi (Institutional Investor)

Komposisi kepemilikan saham memiliki dampak yang penting pada sistem

kendali perusahaan. Namun sebagaimana dalam teori keagenan (agency theory),

perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan

rentan terhadap konflik keagenan, pihak manajemen sebagai agen, mempunyai

kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan hal ini

yang sering menimbulkan konflik dengan pemegang saham sebagai prinsipal.

2.1.5 Kinerja Keuangan (Financial Performance)

Kinerja keuangan adalah salah satu bagian yang sangat penting dalam menilai

sebuah kinerja perusahaan yang menjadi salah satu pertimbangan investor dalam

pengambilan keputusan investasi. Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur

dengan rasio profitabilitas (ROE).

2.1.6 Stakeholder Theory dan Legitimacy Theory

Stakeholder theory menjabarkan tentang pihak-pihak yang berkepentingan pada

perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas

perusahaan. Teori legitimasi (legitimacy theory) menyatakan bahwa organisasi

secara terus menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan

kegiatan sesuai dengan batasan dan norma-norma masyarakat dimana mereka

berada.

2.1.7 Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara pihak pemegang saham dan

pihak manajer perusahaan. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan

antara kepemilikan dan pengendalian. Adanya perbedaan kepentingan antara

kedua belah pihak dapat menimbulkan konflik keagenan, antara lain yaitu adanya

kemungkinan manajer melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan

keinginan/kepentingan prinsipal. Masalah yang timbul ini biasa disebut sebagai

masalah agensi (Jensen dan Meckling, 1976).

2.2 Pengembangan Penelitian

1. Periode penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan yang

mengungkapkan CSR selama tahun 2006-2010.

2. Penggabungan variabel independen dalam penelitian yang berbeda dari

penelitian terdahulu (Rawi dan Muchlish, 2010), yaitu: kepemilikan

institusi, kepemilikan manajemen dan ROE.

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Pengungkapan CSR

Perusahaan melakukan pengungkapan informasi sosial dengan tujuan untuk

membangun citra perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat, dalam

hal ini manajemen merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap citra

perusahaan. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat

kepemilikan manajemen, semakin tinggi pula untuk melakukan program CSR.

H1: Kepemilikan manajemen (insider ownership) berpengaruh positif

terhadap pengungkapan CSR.

2.3.2 Pengaruh Kepemilikan Institusi terhadap Pengungkapan CSR

Perusahaan memerlukan biaya dalam rangka untuk memberikan informasi sosial,

sehingga laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi lebih rendah.

Tingkat kepemilikan institusi yang tinggi sejalan dengan tingkat efektifitas dalam

memonitor perilaku manajemen, sehingga para manajer tidak dapat dengan

leluasa membuat kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan

dengan mengeluarkan biaya-biaya untuk kegiatan CSR dengan mengorbankan

kepentingan para pemegang saham institusi terhadap return perusahaan yang

berhubungan dengan pembayaran deviden atas saham yang dimiliki oleh mereka.

H2: Kepemilikan institusi (institutional investor) berpengaruh negatif

terhadap pengungkapan CSR.

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan CSR

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anwar et al (2010) membuktikan bahwa

kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE berpengaruh positif terhadap

pengungkapan CSR. Semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan maka

semakin besar pengungkapan informasi sosial. Perusahaan melakukan

H1

H2

H3

pengungkapan informasi sosial untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para

stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan.

H3: ROE (Return On Equity) berpengaruh positif terhadap pengungkapan

CSR

Kerangka penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel penelitian ini

adalah:

Gambar 1

Kerangka Penelitian

Insider Ownership

(X1)

Institutional Investor

(X2)

Corporate Social

Responsibility

Disclosure

(Y)

Return On Equity

(X3)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari perusahaan

go public yang melakukan pengungkapan sosial dalam annual report-nya dan

mempublikasikan pada website resmi perusahaan atau website BEI

(www.idx.co.id) selama tahun 2006-2010. Data kepemilikan perusahaan

diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing

di Bursa Efek Indonesia secara konsisten pada tahun 2006 sampai dengan tahun

2010. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel menggunakan metode

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

karakteristik tertentu.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

1. Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership)

Kepemilikan manajemen (KM) adalah persentase kepemilikan saham

yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris suatu

perusahaan (Nurlela, 2008).

2. Kepemilikan Institusi (Institutional Investor)

Kepemilikan institusi (KI) menunjukkan persentase saham yang

dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga dan masyarakat umum atas

nama perorangan diatas 5% yang tidak termasuk kedalam golongan

kepemilikan insider (Rawi dan Muclish, 2010).

3. ROE (Return On Equity)

ROE (Return On Equity) merupakan ukuran kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

ekuitas (shareholders equity) yang dimiliki oleh perusahaan (Widodo,

2007).

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

resposibility disclosure). Pengungkapan CSR diukur dengan

menggunakan Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI).

3.4 Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolonieritas

c. Uji Autokorelasi

d. Uji Heteroskedastisitas

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan

model analisis regresi berganda dengan signifikansi α = 0,05.

CSRDI = a + b1KM + b2KI + b3ROE +e

Keterangan:

CSRDI : Corporate Social Responsibility Disclosure Index

KM : Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership)

KI : Kepemilikan Institusi (Institutional Investor)

ROE : Return On Equity

a: Konstanta

b: Koefisian regresi

e: Error

Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Koefisien Determinasi (R2)

2. Uji Signifikansi Model (uji F)

3. Uji signifikansi parameter individual (uji t)

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling

dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian

dipilih dari perusahaan yang mengeluarkan annual report dan

mempublikasikannya pada website BEI dan website resmi perusahaan. Kemudian

dari perusahaan-perusahaan yang menerbitkan annual report, dipilihlah

perusahaan yang memiliki data kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusi

selama lima tahun berturut-turut (2006-2010).

4.2 Statistik Deskriptif

Tabel 1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KM 55 .01 25.61 4.8485 7.81922

KI 55 12.32 87.27 58.5598 22.23582

ROE 55 -49.81 26.75 7.9171 11.69135

CSRDI 55 23.08 70.51 48.2756 14.47052

Valid N (listwise) 55

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan data dari tabel 3 dapat dijelaskan bahwa:

1. Jumlah pengamatan pada perusahaan manufaktur dalam penelitian ini

sebanyak 55 observasi.

2. Rata-rata (mean) kepemilikan manajemen adalah 4,8485 (4,8%), ini

menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kepemilikan manajemen pada

perusahaan manufaktur cukup rendah. Dengan persentase kepemilikan

manajemen minimum sebesar 0,01% dan maksimum 25,61 %.

3. Variabel kepemilikan institusi memiliki nilai minimum 12,32%; nilai

maksimum 87,27%; rata-rata (mean) 58,56%. Data ini menunjukkan bahwa

kepemilikan institusi relatif lebih tinggi dibandingkan kepemilikan

manajemen.

4. Variabel ROE (Return On Equity) memiliki nilai minimum -49,81%; nilai

maksimum 26,75% dan rata-rata (mean) 7,92%. Walaupun ada return yang

negatif namun sebagian besar perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

memiliki ROE yang positif. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang masih

positif.

5. Variabel CSRDI (Corporate Social Responsibility Disclosure Index)

memiliki nilai minimum 23,08%; nilai maksimum 70,51%; rata-rata (mean)

48,28%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan melakukan 37

hingga 38 pengungkapan tiap tahunnya. Dengan jumlah terkecil sebanyak

18 pengungkapan dan jumlah terbesar sebanyak 55 pengungkapan.

4.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gambar 2

Sumber: Lampiran 4

Grafik plot di atas menggambarkan bahwa nilai residual atau error term

berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari gambar grafik yang menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

2. Uji Multikolonieritas

Tabel 2

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 KM .879 1.137

KI .970 1.031

ROE .857 1.167

a. Dependent Variable: CSRDI

Sumber: Lampiran 4

Hasil pengujian tolerance menunjukan tidak ada variabel bebas yang memiliki

nilai tolerance < 0,10. Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa tidak ada

satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF > 10. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel dalam model

regresi.

3. Uji Autokorelasi

Tabel 3

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .715a .511 .482 10.40982 1.820

a. Predictors: (Constant), ROE, KI, KM

b. Dependent Variable: CSRDI

Sumber: Lampiran 4

Dari tabel diatas dapat diketahui DW sebesar 1,820 dari jumlah sampel 55 dengan

variabel berjumlah 3 ( n = 55, k = 3 ) dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan data

tersebut maka batas dL = 1,452 dan dU = 1,681.

Tabel 4

Interpretasi Hasil Autokolerasi Durbin-Watson

Nilai d Keterangan

0 < d < 1,452

1,452 < d < 1,681

2,548 < d < 4

2,319 < d < 2,548

1,681 < d < 2,319

ada autokorelasi

no decision

ada autokorelasi

no decision

tidak ada autokorelasi

Sumber: Lampiran 4

Dari hasil pengujian autokorelasi di atas, maka dapat dinyatakan hasil uji

autokorelasi dengan nilai Durbin-Watson sebesar 1,820 dimana nilai d lebih dari

1,681 dan kurang dari 2,319. Hal ini berarti hasil pengujian menghasilkan

kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi kesamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Gambar 3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan scatterplot dalam penelitian ini, dari grafik scatterplot terlihat bahwa

diagram pencar tidak membentuk pola tertentu tetapi menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat

disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.4 Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit Test)

Tabel 5

Hasil Uji Goodness of Fit Test

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .715a .511 .482 10.40982

a. Predictors: (Constant), ROE, KI, KM

b. Dependent Variable: CSRDI

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai Adjusted R Square

sebesar 0,482 yang menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari

kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ROE mampu menjelaskan

variabel dependen CSRDI sebesar 48,2% sedangkan sisanya sebesar 51,8%

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model

regresi ini.

2. Uji Signifikansi Model (Uji F)

Tabel 6

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5780.807 3 1926.936 17.782 .000a

Residual 5526.580 51 108.364

Total 11307.388 54

a. Predictors: (Constant), ROE, KI, KM

b. Dependent Variable: CSRDI

Sumber: Lampiran 5

Dari hasil analisis regresi ini, didapat F-hitung adalah 17,782 dengan tingkat

sinifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05 maka

model regresi penelitian ini dapat dipakai untuk memprediksi pengungkapan CSR.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Tabel 7

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 35.093 4.135 8.486 .000

KM 1.379 .193 .745 7.137 .000

KI .068 .065 .104 1.044 .302

ROE .321 .131 .260 2.455 .018

a. Dependent Variable: CSRDI

Sumber: Lampiran 5

Dari hasil pengujian di atas maka dapat disusun suatu persamaan regresi berganda

sebagai berikut:

CSRDI = 35,093 + 1,379KM + 0,068KI + 0,321ROE + e

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Kepemilikan Manajemen (Insider Ownership) terhadap

Pengungkapan CSR.

Hipotesis kesatu menyatakan bahwa kepemilikan manajemen (KM) memiliki

pengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian menunjukkan α

sebesar 0,000 (α < 0,05) dengan koefisien regresi bertanda positif. Artinya,

kepemilikan manajemen secara positif berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan melakukan

pengungkapan pertanggungjawaban sosial dipengaruhi antara lain oleh

kepemilikan manajemen (KM). Arah positif di sini diartikan bahwa semakin

besar kepemilikan manajemen maka semakin besar pula jumlah pengungkapan

pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini

(2006), Rawi dan Muchlis (2010), Rosmasita (2007), yang mengungkapkan

bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan manajemen (KM)

dengan pengungkapan CSR, yaitu semakin besar kepemilikan manajerial dalam

perusahaan maka semakin produktif dalam memaksimalkan nilai perusahaan.

Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk

meningkatkan citra perusahaan meskipun ia harus mengorbankan sumber daya

untuk aktivitas tersebut.

4.5.2 Pengaruh Kepemilikan institusi (institutional investor) terhadap

pengungkapan CSR.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusi tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR. Hal ini ditunjukkan dengan α sebesar 0,302 (α >

0,05). Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh nilai hubungan yang positif

yaitu ditunjukkan dari nilai koefisien regresi dan nilai t hitung yang positif,

sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan semakin tinggi kepemilikan institusi

maka kecenderungan pengungkapan CSR yang terjadi pada perusahaan akan

mengalami peningkatan secara tidak signifikan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian Rawi dan Muchlish (2010), Rustiarini (2009). Hal ini mencerminkan

kepemilikan institusi di Indonesia belum mempertimbangkan tanggung jawab

sosial sebagai salah satu kriteria penting dalam melakukan keputusan investasi.

Para investor institusi masih menganggap CSR sebagai biaya yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban kepada regulator dalam

hal ini adalah pemerintah sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang No.

40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) daripada sebagai strategi

perusahaan dalam pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainability development).

Kondisi ini disebabkan karena selama ini investor institusional hanya bertujuan

untuk memaksimalkan keuntungan pribadi saja tanpa mempedulikan tanggung

jawab perusahaan pada stakeholders lain.

4.5.3 Pengaruh ROE (Return On Equity) terhadap Pengungkapan CSR.

Hipotesis yang ketiga menyatakan bahwa ROE perusahaan berpengaruh positif

terhadap pengungkapan CSR. Berdasarkan hasil analisis statistik, ROE

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan nilai

α sebesar 0,018 (α < 0,05), dengan koefisien regresi bertanda positif. Artinya,

ROE secara positif berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Arah positif di sini diartikan bahwa semakin besar ROE suatu perusahaan maka

semakin besar pula aktivitas perusahaan dalam melakukan pengungkapan

pertanggungjawaban sosial. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Anwar et al

(2010). Sehingga hipotesis ketiga secara statistik diterima.

Hasil ini mendukung teori yang dikemukan Heinze (1976) dalam Hackston dan

Milne (1996) yang menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang

memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk

mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini

berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar

pengungkapan informasi sosial.

V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Kepemilikan manajemen berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR.

2. Kepemilikan institusi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

CSR.

3. ROE (Return On Equity) berpengaruh positif secara signifikan terhadap

pengungkapan CSR.

4. Kepemilikan manajemen, kepemilikan institusi dan ROE (Return On Equity)

secara bersama-sama berpengaruh terhadap pengungkapan CSR sebesar

48,2%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya mencakup perusahaan

sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada rentang

tahun penelitian yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Sehingga

kesimpulan dari penelitian ini mungkin akan berbeda jika menggunakan

sampel perusahaan pada sektor lain.

2. Variabel-variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh

terhadap pengungkapan CSR ada berbagai macam, tapi dalam penelitian ini

hanya menggunakan tiga variabel penjelas sehingga kurang dapat

menjelaskan variabel dependen.

3. Dalam penelitian ini tingkat subjektivitas dalam melakukan pengukuran

pengungkapan sosial sangat tinggi sehingga memungkinan terjadinya

perbedaan persepsi dalam pengukuran pengungkapan sosial.

5.3 Saran

1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel

penelitian dan tidak terbatas hanya pada sektor perusahaan manufaktur saja

sehingga diharapkan dapat meningkatkan generalisasi hasil penelitian.

2. Penambahan variabel-variabel lain sehingga dapat lebih menjelaskan

pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian

dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah

sampel untuk penelitian yang akan datang.

4. Item-item pengungkapan sosial perusahaan hendaknya senantiasa

dikembangkan sesuai dengan perkembangan kondisi yang ada di

masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-

Faktor Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan

Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9.

Anwar, Samsinar; Siti Haerani dan Gagaring Pagalung. 2010. Pengaruh

Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan dan Harga Saham. http://pasca.unhas.ac.id

Association of Chartered Certified Accountants (ACCA). 2004. An Introduction

to Sustainability Reporting for Organisations in Indonesia.

Cahya, Bramantya Adhi. 2010. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility).

(Skripsi). Universitas Diponegoro.

Fama, Eugene and Michael Jensen. 1983. Separation of Ownership and Control.

Journal of Law and Economics. 26: 301-325.

Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi

Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative

Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional

Akuntansi XIII.

GRI. 2006. G3 online. Available at http://www.globalreporting.org/

ReportingFramework/G3Online/.

Hackston, David and Markus J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and

Environmental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting,

Auditing & Accountability Journal. Vol. 9 No. 1, 1996, pp. 77-108. ©

MCB University Press.

Hakim, Rahman. 2006. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan

Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya terhadap Return Saham pada

Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Lq 45 di Bursa Efek Jakarta.

(Skripsi). Universitas Islam Indonesia.

Handoko, Wahyu. 2008. Pengaruh Economic Value Added , ROE, ROA, dan EPS

terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Kategori Lq 45 pada Bursa

Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jensen, M and W. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior,

Agency, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. 4:

305-360.

Kartadjumena, Eriana; Dudi Abdul Hadi dan Novan Budiana. 2011. The

Relationship of Profit and Corporate Social Responsibility Disclosure

(Survey on Manufacture Industry in Indonesia). 2nd International

Conference on Business and Economic Research (2nd ICBER 2011)

Proceeding.

K, Meliana Benardi; Sutrisno dan Prihat Assih. 2009. Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap Asimetri

Informasi (Studi pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Manufaktur yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi XII.

Kiroyan, Noke. 2006. Good Corporate Governance (GCG) dan Corporate Social

Responsibility (CSR) Adakah Kaitan di Antara Keduanya?. Economics

Business Accounting Review. Edisi III, September-Desember 2006, Hal.

45-58.

Kusnadi. 2010. Pengaruh Insiders Ownership, Institutional Investor, Profitabilitas

dan Stuktur Aset terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009. (Skripsi).

Universitas Lampung.

Lindrawati; Nita Felicia dan J.Th Budianto T. 2008. Pengaruh Corporate Social

Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar

Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research & Analytics.

Majalah Ekonomi, Tahun XVIII, No.1 April 2008.

Mathiesen, H. 2004. Empirical Studies on Ownership Structure and Performance.

http://www.encycogov.com

Morck, Randall; Andrei Shleifer and Robert Vishny. 1988. Management

Ownership and Market Valuation: An Empirical Analysis. Journal of

Financial Economics. 20: 293-315.

Mursalim. 2009. Simultanitas Aktivisme Institusional, Struktur Kepemilikan,

Kebijakan Dividen dan Utang dalam Mengurangi Konflik Keagenan (Studi

Empiris pada Perusahaan Go Publik di Indonesia). Simposium Nasional

Akuntansi XII.

Nistantya, Dewa Sancahya. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility

terhadap Profitabilitas Perusahaan. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Nurlela, Rika dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility

terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen

sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI.

Pontianak.

Peraturan BAPEPAM No.VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan Perusahaan.

Pramayana, Muhtadin. 2010. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate

Governance (GCG) pada Perbankan Syariah di Propinsi Lampung.

(Skripsi). Universitas Lampung.

Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan

Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko,

Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori

Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Rahmawani dan Dwi Hartanti. 2010. Pengaruh Budaya dan Sosial Politik terhadap

Tampilan Situs Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan: Studi

Perbandingan Perusahaan Migas Indonesia dan Perusahaan Migas

Amerika Serikat. Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan

terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja

Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Simposium Nasional Akuntansi XII.

Rawi dan Munawar Muchlish. 2010. Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan

Institusi, Leverage dan Corporate Social Responsibility. Simposium

Nasional Akuntansi XIII.

Rosmasita, Hardhina. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. (Skripsi). Universitas Islam Indonesia.

Rustiarini, Ni Wayan. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada

Pengungkapan Corporate Social Responsibility. (Jurnal Akuntansi).

Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Rustiarini, Ni Wayan. 2010. Pengaruh Corporate Governance pada Hubungan

Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Simposium

Nasional Akuntansi XIII.

Sayekti ,Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure

terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional

Akuntansi X.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility,

Ketergantungan pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VI.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di

Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Shleifer, A. and R. W. Vishny. (1986). Large Shareholders and Corporate Control.

Journal Political Economy. 17:461-488.

Suharto, Edi. 2008. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Apa itu dan Apa

Manfaatnya bagi Perusahaan. Seminar Dua Hari CSR (Corporate Social

Responsibility): Strategy, Management and Leadership.

Suratno, Ignatius Bondan; Darsono dan Siti Mutmainah. 2006. Pengaruh

Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan

Economic Performance. Simposium Nasional Akuntansi 9.

Teppo, Anna Leena. 2007. Corporate Social Responsibility Reporting and

Financial Market Performance Do Investors Care about CSR Disclosures?.

Master’s Thesis in Accounting and Finance. University of Vaasa.

Titisari, Kartika Hendra; Eko Suwardi dan Doddy Setiawan. 2010. Corporate

Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional

Akuntansi XIII.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

Untari, Lisna. 2010. Effect on Company Characteristics Corporate Social

Responsibility Disclosures in Corporate Annual Report of Consumption

Listed in Indonesia Stock Exchange. http://www.gunadarma.ac.id.

Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi Struktur

Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan

Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi IX.

Widodo, Saniman. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas,

dan Rasio Pasar, terhadap Return Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta

Islamic Index (JII) Tahun 2003–2005. (Skripsi). Universitas Diponegoro.

Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. Analisis Pengaruh Luas

Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi

Investor. Simposium Nasional Akuntansi VI.

www.idx.co.id