pengaruh strategi pembelajaran independent...
TRANSCRIPT
Pengaruh Strategi Pembelajaran Independent Learning
terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana Angkatan 2015 Tahun 2017
Nama : GAYATHRIDAYAWASI
NIM : 1402005047
Dosen Pembimbing : dr. I Gde Haryo Ganesha, S.Ked
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Denpasar
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat-Nya Laporan Akhir Elective Study tahap II Semester V dengan judul
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Independent Learning terhadap Indeks
Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Angkatan 2015 Tahun 2017” dapat selesai tepat pada waktu
yang telah ditentukan.
Laporan Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Blok Elective Study
Semester V Program Studi Pendidikan Dokter FK UNUD. Dalam kesempatan ini,
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penulisan Laporan Akhir, antara lain kepada :
1. dr. I Gusti Ayu Sri Darmayanti, S.Ked, Sp.OG selaku Supervisor Pertama yang
telah memberikan bimbingan selama penulisan laporan ini.
2. dr. I Gde Haryo Ganesha, S.Ked selaku Supervisor Kedua yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan laporan ini.
3. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah
memberikan bantuan moral dan material dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran
yang membangun untuk membantu penyempurnaan Laporan Akhir ini sangat penulis
harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Denpasar,
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 5
2.1 Gambaran Umum Independent Learning ............................................... 5
2.2 Efektivitas dan Pentingnya Independent Learning ..................... 7
2.3 Berbagai strategi Independent Learning yang ideal.................... 10
2.4 Pelaksanaan Independent Learning di FK Udayana ............................... 14
BAB III KERANGKA, KONSEP DAN HIPOTESIS .............................................. 16
3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................................... 16
3.2 Konsep Penelitian................................................................................................ 17
3.3 Hipotesis .............................................................................................................. 17
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................... 18
4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................................... 18
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 18
4.3 Subyek Penelitian ................................................................................................ 19
4.4 Sampel Penelitian ................................................................................................ 19
4.5 Identifikasi Variabel ............................................................................................ 21
4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian.......................................................................... 23
4.7 Etika Penelitian ................................................................................................... 24
4.8 Prosedur Pengambilan Data ................................................................................ 24
4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data .................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LOGBOOK
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Student-centered Learning (SCL) merupakan metode pembelajaran yang
menempatkan mahasiswa sebagai subyek / peserta didik yang aktif dan mandiri,
dengan kondisi psikologik sebagai adult learner, bertanggung jawab sepenuhnya atas
pembelajarannya. Salah satu strategi belajar berbasis SCL yaitu independent learning .
(Harsono & Dwiyanto, 2005)
Independent learning merupakan strategi pembelajaran yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa dalam menentukan, merencanakan
proses belajar, mencari sumber-sumber pembelajaran, menggunakan sumber-sumber
belajar dan melakukan kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar
mereka. Setiap mahasiswa dituntut untuk bertanggung jawab secara mandiri dalam
proses pembelajarannya. (MEU FK. UNUD, 2006)
Dalam sebuah hasil studi oleh Bird & Wallis menunjukkan bahwa mahasiswa
yang menerapkan strategi belajar mandiri memiliki skor pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. (Bird & Wallis, 2002) Beberapa penelitian
membuktikan bahwa independent learning dapat membantu dalam meningkatkan
pengetahuan tentang manajemen medis klinis dan penerapan kurikulum self-directed
tercermin dalam meningkatkan pelayanan kualitas patients. (Anderson & Helberg,
2007) Penelitian mengenai efektivitas dari self-directed learning (SDL) dalam
pengajaran fisiologi pada tahun pertama mahasiswa kedokteran menyatakan bahwa
SDL telah terbukti cukup untuk akuisisi pengetahuan untuk pelatihan medis pertama
tahun. Hal ini telah didokumentasikan sebelumnya bahwa SDL adalah strategi yang
efektif terutama dalam meningkatkan pengetahuan peserta didik. (Pai KM, et al 2014)
Strategi Independent Learning telah diterapkan dalam kurikulum pembelajaran
oleh Program Studi Pendidikan Dokter di Universitas Udayana. Setiap perkuliahan
pada masing- masing blok, mahasiswa telah dijadwalkan untuk
melakukan independent learning kira – kira selama satu hingga tiga jam. Kegiatan
independent learning biasanya dilakukan dalam bentuk pengerjaan learning task dan
Student Project yang akan didiskusikan dalam Small Group Discussion (SGD),
mencari informasi lebih lanjut mengenai materi yang diberikan ketika perkuliahan, dan
kesempatan berdiskusi dengan dosen. (HMKU FK UNUD, 2014)
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui tentang pengaruh
strategi independent learning terhadap indeks prestasi mahasiswa Program Study
Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat di rangkum
rumusan masalah dari penelitian ini yaitu : Apakah strategi independent learning
berpengaruh terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK) Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi
independent learning terhadap indeks prestasi mahasiswa
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
1. Mengetahui prevalensi mahasiswa yang memanfaatkan strategi
independent learning Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
2. Mengetahui jenis metode independent learning yang diterapkan oleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
1.4 Manfaat Penelitiaan
1.4.1 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini yaitu dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penerapan strategi independent learning untuk
mengevaluasi proses pembelajaran di kalangan perguruan tinggi, khususnya
Program Studi Pendidikan Dokter, di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk penelitian
selanjutnya yang terkait dengan strategi pembelajaran independent learning.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Independent Learning
Kemandirian (self-direction) merupakan konsep organisasi untuk pendidikan
ditingkat yang lebih tinggi sehingga kemandirian memiliki keterkaitan yang erat
dengan politik pendidikan. Pembelajaran mandiri (self-directed learning) mengandung
makna demokratis terhadap perubahan suatu posisi dan peran para mahasiswa dalam
proses pembelajaran. (Brookfield S., 2002). Independent learning atau pembelajaran
mandiri adalah suatu pendekatan dalam metode pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa (student-centred approach) di mana proses dan pengalaman belajar diatur
dan dikontrol oleh mahasiswa sendiri dalam hal konseptualisasi, perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi belajar serta penetapan cara-cara pemanfaatan sumber
belajar guna proses belajar lebih lanjut. Para mahasiswa memutuskan sendiri mengenai
bagaimana, di mana, dan kapan mereka mempelajari suatu hal yang mereka anggap
penting.( Harsono & Dwiyanto, 2005)
Menurut Philip Candy, independent learning dijabarkan dalam empat definisi
yaitu : 1. "Studi Independen adalah proses, metode dan filsafat pendidikan: di mana
siswa memperoleh pengetahuan dengan upaya sendiri dan mengembangkan
kemampuan untuk penyelidikan dan evaluasi kritis; 2. Ini mencakup kebebasan dalam
menentukan tujuan tersebut, dalam batas-batas suatu proyek atau program tertentu dan
dengan bantuan seorang penasihat fakultas; 3. Hal ini membutuhkan kebebasan proses
untuk melaksanakan tujuan; 4. Menempatkan mahasiswa dalam peningkatan tanggung
jawab pendidikan untuk mencapai tujuan dan untuk nilai tujuan ". (Kavita Nagpal, et
al 2013)
Konsep dari independent learning memiliki arti yang berbeda pada setiap
orang. Namun dari semua konsep yang ada, hal tersebut bergabung dalam enam prinsip
utama dalam independent learning yaitu : 1. Mahasiswa belajar dengan caranya
sendiri; 2. Mahasiswa memiliki sebuah tolak ukur untuk mengontrol cara pembelajaran
mereka sendiri yang mana mereka dapat menentukan dimana, apa, bagaimana dan
kapan untuk belajar. Dalam hal ini mahasiswa bertanggung jawab untuk menentukan
konteks untuk pembelajaran, mendiagnosis keperluan pembelajaran pribadi,
mengidentifikasi sumber – sumber, serta menentukan waktu dan tempat pembelajaran;
3. Mahasiswa dapat dianjurkan untuk mengembangkan sendiri rencana pembelajaran
pribadi mereka; 4. Kebutuhan yang berbeda pada setiap individu mahasiswa diakui dan
merupakan sebuah respon yang dapat dijadikan kebutuhan spesifik mahasiswa secara
individual; 5. Pembelajaran mahasiswa didukung untuk sebuah tingkat yang lebih besar
atau lebih kecil dengan sumber daya dan panduan belajar yang disiapkan untuk tujuan
belajar tersebut; 6. Peran dari dosen berubah dari seorang pengajar atau penyalur
informasi menjadi seorang manager dalam proses pembelajaran. (John A, et al 2009)
2.2 Efektivitas dan Pentingnya Independent Learning
Independent learning jika direncanakan dengan tepat, akan mendorong
pendekatan yang lebih aktif untuk belajar. Mahasiswa akan mengadopsi lebih dalam
daripada penerapan pendekatan superfisial untuk belajar dan mencari pemahaman
tentang subjek tersebut bukan hanya mereproduksi apa yang telah mereka pelajari.
Mahasiswa didorong untuk berpikir dan tidak hanya mengingat kembali fakta - fakta.
(John A, et al 2009)
Dalam penerapan strategi independent learning, cenderung terdapat
penggunaan modul dan terdapat fleksibilitas dalam perencanaan kurikulum. (John A,
et al 2009) Beberapa penelitian membuktikan bahwa independent learning dapat
membantu dalam meningkatkan pengetahuan tentang manajemen medis klinis dan
penerapan kurikulum self-directed tercermin dalam meningkatkan pelayanan kualitas
patients. (Anderson SM, 2007)
Berdasarkan penelitian mengenai efektivitas dari self-directed learning (SDL)
dalam pengajaran fisiologi pada tahun pertama mahasiswa kedokteran menyatakan
bahwa SDL telah terbukti cukup untuk akuisisi pengetahuan untuk pelatihan medis
pertama tahun. ( Pai KM, et al 2014) Hal ini telah didokumentasikan sebelumnya
bahwa SDL adalah strategi yang efektif terutama dalam meningkatkan pengetahuan
peserta didik.
Namun peserta didik bukan merupakan kelompok yang homogen, seperti
misalnya perbedaan pada tingkat pendidikan. Setiap tingkat pendidikan tentu memiliki
kebutuhan pembelajaran yang berbeda, tujuan dan aspirasi yang berbeda. Murad, et al.
merekomendasikan SDL dapat dipertimbangkan sebagai strategi yang efektif untuk
peserta didik pada tingkat yang lebih tinggi (misalnya, orang residensi dan dokter yang
sedang praktik). Mengacu pada hal tersebut penerapan pendekatan independent
learning diakui mampu mendukung kebutuhan yang berbeda tersebut melalui
kebebasan untuk menentukan pilihan dalam hal metode pembelajaran atau pendekatan
terbaik sesuai dengan kebutuhan dari tingkat pembelajaran mereka sendiri. (Murad
MH, et al 2010). Selain itu, dalam hal pembelajaran pemahiran, strategi independent
learning membuat mahasiswa bekerja dengan sumber yang tepat sampai mereka
mencapai tingkat kemahiran diperlukan. (John A, et al 2009)
Diawal perkuliahan sangat penting untuk dilakukan penjelasan mengenai
pengenalan panduan belajar dan hasil belajar yang diharapkan agar mahasiswa dapat
merencanakan jalur yang akan dijalankan oleh mereka sendiri. (John A, et al 2009)
Efektivitas Dalam penelitian lain yang berjudul “Study Guides: Effective Tools to
Improve Self-Directed Learning Skills of Medical Students” menunjukkan hasil bahwa
mahasiswa yang menggunakan panduan belajar (study guides) memiliki kinerja yang
lebih baik pada akhir kursus, karena panduan belajar terbukti efisien dalam
meningkatkan pembelajaran keterampilan mahasiswa. (Mafinejad, et al 2014)
Penelitian tersebut juga menunjukkan hasil yang menguatkan temuan sebelumnya
dalam bidang ini. Yalcin et al., meneliti efek pembelajaran berbasis masalah pada
kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Mereka menyimpulkan bahwa pemikiran
ilmiah dan pemecahan masalah mahasiswa, meningkat melalui pendekatan berbasis
masalah dibandingkan dengan metode pengajaran konvensional. (Yalcin BM, et al
2006) Selain itu, hasil studi Bird & Wallis menunjukkan bahwa mahasiswa yang
menerapkan strategi belajar mandiri memiliki skor pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. (Bird & Wallis, 2002)
Studi lain oleh Mohsenpoor et al., menunjukkan bahwa kemampuan belajar
mandiri dapat ditingkatkan melalui tiga faktor yaitu motivasi, kemandirian, dan
kontrol, yang dapat dikembangkan dengan metode pengajaran berbasis masalah.
Keterampilan pengajaran dengan metode ini pada awal tahun ajaran dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk belajar mandiri di tahun-tahun mendatang dan akan
memiliki efisiensi yang maksimal dalam transisi dari tahap awal ke tahap klinis.
(Mohsenpoor, et al 2007) Independent learning memberikan tanggung jawab yang
lebih besar sehingga mahasiswa akan lebih banyak berpartisipasi dalam proses belajar
mereka sendiri melalui pemilihan level pembelajaran yang tepat dan akan memiliki
efek positif terhadap motivasi diri mereka sendiri.
Dari hasil – hasil penelitian tersebut dapat diterima bahwa independent learning
atau self-directed learning efektif dan penting untuk diterapkan dalam rangka
peningkatan kualitas maupun peningkatan pengetahuan dalam proses pembelajaran
mahasiswa.
2.3 Berbagai strategi Independent Learning yang ideal
Model yang ideal dari strategi independent learning harus didasari oleh adanya
integrasi antara tiga hal penting dalam proses pembelajaran, yaitu mahasiswa, pengajar
dan institusi atau fasilitas.
Peran mahasiswa dalam penerapan strategi independent learning, tidak hanya
untuk menerima pengetahuan saja tetapi juga untuk mencari, tantangan baru,
membangun pengetahuan dan mengubah persepsi, pandangan dan keyakinan mereka
sendiri. Untuk mengembangkan hal ini, semua mahasiswa (termasuk anggota fakultas)
harus dilatih untuk mengajukan pertanyaan, kritis menilai informasi baru,
mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka, kesenjangan dalam pengetahuan mereka
dan yang paling penting untuk mencerminkan dan mengekspresikan pandangan mereka
tentang proses belajar dan hasil. (Taylor, et al 2013)
Selain itu, motivasi diri dalam penerapan independent learning memiliki
hubungan dengan manajemen waktu pembelajaran. Seseorang yang bermotivasi tinggi
memiliki manajemen waktu yang tinggi. Hal ini ditunjukan dalam pendapat penelitian
Vansteenkiste dkk dalam Hofer, et al. (2007) yang menunjukan semakin tinggi
motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya. Selain itu pengaruh
motivasi ini juga dapat dilakukan dengan meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa
terhadap sesuatu yang baru atapun yang belum diketahui, sehingga akan mendorong
mahasiswa secara aktif dan mandiri mencari informasi mengenai hal tersebut.
Mahasiswa sebagai seorang mahasiswa memiliki keterbatasan dalam
kemampuan menerima informasi. Durasi konsentrasi perlu diperhitungkan dalam
proses pembelejaran. Independent learning sebaiknya dilakukan selama 50 menit
dalam sehari. Namun selama 50 menit ini diperlukan jeda selama beberapa menit.
Metode “Prosedur Jeda” adalah pendekatan yang sangat mudah dan efektif untuk
mempromosikan keterlibatan siswa yang lebih besar melalui modifikasi durasi
pemberian kuliah. (Rowe, et al 1980) Prosedur jeda memiliki instruktur dengan
berhenti selama kurang lebih 2 menit pada tiga kesempatan selama kuliah 50 (yaitu,
setiap 12-15 menit). Selama jeda, siswa bekerja berpasangan untuk membahas dan
ulang catatan mereka tanpa interaksi instruktur mahasiswa.( Ruhl, K. L., 1978)
Penelitian lain berjudul “Medical Student Concentration during Lectures“ juga
menemukan hasil bahwa konsentrasi siswa selama kuliah mulai menurun setelah 10-
15 menit. (Stuart, et al 1978)
Dari sisi pengajar atau dosen, lebih terfokus pada perannya sebagai manajer
belajar mahasiswa. Peran fasilitatif ini diterima dengan baik dan konsisten dengan
pendekatan independent learning. Idealnya pengajar atau dosen bersedia
menghabiskan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan individu mahasiswa
secara face-to-face, melalui telefon ataupun media sosial. (Harden, 2000) Pengajar juga
berperan sebagai motivator ekstrinsik bagi para mahasiswa melalui pemberian tugas –
tugas yang sesuai sehingga ini dapat mempromosikan motivasi intrinsik dari
mahasiswa. (Taylor, et al 2013)
Pembelajaran Web Quest merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan
oleh pengajar. Web Quest merupakan kegiatan berbasis web belajar mengajar yang
menggunakan keterampilan belajar yang melibatkan pemikiran tingkat tinggi.
(Jahromi, et al 2015) Web Quest meliputi prinsip-prinsip pembelajaran dan kegiatan
kognitif, seperti pembelajaran kooperatif, kerangka belajar, pemecahan masalah,
berpikir formatif dan pembelajaran, evaluasi nyata dan obyektif, pembelajaran kognitif
dan sosial, pembelajaran aktif dan meningkatkan motivasi. (Moonaghi, et al 2013)
Salah satu keuntungan dari Web Quest adalah bahwa setiap pelajar mampu membuat
kemajuan dengan kecepatan sendiri dengan menggunakan self-directed. (Schwarz,
2014) Dalam hal proses pembentukan karakteristik pribadi, kegiatan belajar semacam
ini cocok dengan independent learning.
Fasilitas menjadi hal yang sangat penting dalam penerapan ideal dari
independent learning. Sebagai mahasiswa, akses informasi merupakan kebutuhan
primer yang harus dipenuhi. Setiap perguruan tinggi wajib menyediakan fasilitas
internet gratis dan khususnya dalam akses jurnal – jurnal ataupun textbook secara bebas
dan gratis, sehingga mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam proses
pembelajarannya. Hal ini tentu mendukung untuk memfasilitasi kebutuhan yang
berbeda setiap individu mahasiswa, dimana mereka secara independen menentukan
sejauh apa akses informasi yang dibutuhkan. Selain itu, fasilitas internet juga
mendukung dalam penerapan metode e-learning. E-learning adalah suatu
pembelajaran yang difasilitasi dengan tekonologi informasi dan komunikasi untuk
membentuk pengalaman belajar. (John A, et al 2009)
Institusi memiliki pengaruh yang besar dalam penerapan ideal dari independent
learning, karena pembuatan kebijakan sebuah institusi akan memberi outcome
mengenai efektivitas dari strategi ini. Institusi dapat melakukan pergerakan dalam hal
penyusunan kurikulum pembelajaran yang dapat direalisasikan melalui Study Guides.
Dalam study guides pembuat kebijakan perlu mencantumkan pengelolaan
pembelajaran, sebuah gambaran pembelajaran, strategi pembelajaran, kesempatan
pembelajaran, jadwal (alokasi waktu) pembelajaran, tata cara penilaian, kontak staf
pekerja, penyediaan aktivitas pembelajaran serta yang paling yaitu hasil belajar yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga study guides sangat
membantu mahasiswa dalam menentukan hal – hal apa saja yang dilakukan dalam
proses pembelajarannya sendiri. (Mafinejad, et al 2014)
2.4 Pelaksanaan Independent Learning di Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
Berdasarkan tahap pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh
Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Udayana, independent learning
dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri lebih ditujukan untuk melakukan telaah
referensi atas konsep – konsep yang dilakasanakan secara interaktif dan integratif.
Salah satu wadah penerapan strategi independent learning sesuai dengan prinsip
pengembangan KBK yaitu dapat dilihat melalui pelaksanaan Special Topics dan Studi
elektif. Pelaksanaan Special Topics dan Studi elektif yang baik diyakini mahasiswa
akan memiliki dasar yang kuat untuk melanjutkan ke pendidikan selanjutnya dan
mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan. Maka hal ini dapat menunjukan
outcome yang sesuai dengan tujuan dari strategi pembelajaran yaitu menghasilkan
seorang pelajar yang aktif, independen dan long-life learner. (MEU FK UNUD, 2010)
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana saat ini sudah
menerapkan konsep Problem Based Learning dalam melaksanakan kurikulumnya.
Sejak blok Studium Generale di semester satu, telah diinformasikan kepada seluruh
mahasiswa mengenai konsep Independent Learning. Semua perkuliahan pada masing-
masing blok memberikan kesempatan mahasiswa dalam melakukan Independent
Learning. Kegiatan Independent Learning biasanya diberikan dalam bentuk learning
task dan mengerjakan Student Project yang akan didiskusikan dalam Small Group
Discussion (SGD), belajar materi yang diberikan ketika perkuliahan, berdiskusi dengan
teman, memberi kesempatan diskusi dengan dosen. Waktu Independent Learning yang
diberikan di study guide pada setiap masing-masing blok berbeda, dari mulai satu jam
hingga tiga jam. (HMKU FK UNUD, 2014)
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP PENELITIAN DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir
Independent Learning merupakan salah satu strategi dalam metode
pembelajaran yang mana proses pembelajaran berupa konsep, perancangan, pelaksaan
dan evaluasi belajar diatur oleh mahasiswa itu sendiri sehingga menghasilkan
pengalaman belajar yang dimanfaatkan sebagai proses belajar lebih lanjut.
Pada beberapa penelitian, ditemukan bahwa independent learning efektif dan
penting untuk diterapakn guna meningkatkan kualitas maupun meningkatkan
pengetahuan dalam proses pembelajaran mahasiswa, hal ini dikarenakan independent
learning memberikan tanggung jawab yang lebih besar sehingga mahasiswa akan lebih
banyak berpartisipasi dalam proses belajar mereka sendiri melalui pemilihan level
pembelajaran yang tepat dan akan memberikan efek yang positif terhadap motivasi diri
mereka sendiri. Sehingga manfaat dari independent learning ini dapat menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademis mahasiswa.
3.2 Konsep Penelitian
Strategi Independent
Learning :
- Durasi belajar
- Jeda dalam belajar
- Frekuensi
- Fasilitas yang memadai
- Metode
Indeks Prestasi Kumulatif
semester I sampai semester IV :
- Memuaskan ( ≥ 3.00 )
- Tidak Memuaskan ( < 3.00 )
3.3 Hipotesis
H0 : Strategi pembelajaran Independent Learning tidak berpengaruh terhadap
indeks prestasi kumulatif mahasiswa PSPD angkatan 2015 Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
HA : Strategi pembelajaran Independent Learning berpengaruh terhadap indeks
prestasi kumulatif mahasiswa PSPD angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian observasional analitik, yang mana
penelitian ini menjelaskan adanya hubungan antara variable dengan variable yang
lainnya, dan dilakukan pengamatan tanpa adanya intervensi dari peneliti pada variable
tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang
berarti seluruh variable akan diamati hanya sekali pada saat yang sama dalam satu
waktu tertentu, tanpa dilakukan follow up.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai Nopember
2017
4.3 Subyek Penelitian
4.3.1 Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani
pendidikan di Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.
4.3.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini yaitu mahasiswa yang sedang
menjalani pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), di
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana angkatan 2015.
4.4 Sampel Penelitian
4.4.1 Kriteria sampel
Kriteria sampel penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menjalani
pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dokter, di Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana angkatan 2015 dan memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi :
a. Kriteria inklusi
1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, di Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana
2) Angkatan 2015
3) Bersedia menjadi responden atau berpartisipasi dan menyetujui
informed consent dalam penelitian ini
b. Kriteria Eksklusi
1) Mahasiswa yang tidak hadir saat pengambilan data
2) Mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden
4.4.2 Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling dimana seluruh populasi terjangkau yang telah ditentukan dapat
memenuhi kriteria dimasukkan sebagai sampel. Validitas ditentukan
berdasarkan teknik total sampling walaupun mencapai sampel minimum atau
tidak. Jumlah sampel minimum yang dihitung dengan rumus besar sampel
untuk proporsi tunggal. Tidak ditemukan penelitian sejenis yang pernah
dilakukan sebelumnya, maka besar proporsi yaitu 50% ( P = 0,5). Besar
ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti yaitu 15% (d = 0,15). Berikut
perhitungannya dengan menggunakan dari rumus Lemeshow :
𝐧 =𝒁𝜶𝟐 𝑷 (𝟏 − 𝑷)
𝒅𝟐
𝐧 =𝟏, 𝟗𝟔𝟐 . 𝟎, 𝟓 . (𝟏 − 𝟎, 𝟓)
𝟎, 𝟏𝟓𝟐
𝐧 = 𝟒𝟐, 𝟔𝟕
Keterangan :
n : Jumlah sampel
𝑍𝛼 : Taraf kepercayaan 95% (CI 95%)
P : Proporsi suatu kasus 50%
d : Nilai presisi / effect size (ditetapkan sebesar 15%)
Sehingga berdasarkan perhitungan besar sampel diatas, dibutuhkan minimal
42,67 orang yang dibulatkan menjadi 43 orang mahasiswa sebagai subyek
penelitian.
4.5 Identifikasi Variabel
4.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah durasi belajar, frekuensi belajar,
fasilitas kampus, metode / cara pelaksaan, pemanfaatan study guide dalam
strategi independent learning.
4.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah Indeks Prestasi Kumulatif
mahasiswa Program Study Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana angkatan 2015 dari semester I sampai semester IV.
4.5.3 Definisi Operasional Variabel
1) Independent learning adalah suatu pendekatan dalam metode
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student-centred approach)
di mana proses dan pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh
mahasiswa sendiri dalam hal konseptualisasi, perancangan, pelaksanaan,
dan evaluasi belajar serta penetapan cara-cara pemanfaatan sumber
belajar guna proses belajar lebih lanjut.
2) Durasi belajar adalah rentan waktu yang dihabiskan untuk belajar dalam
memanfaatkan independent learning. Durasi belajar yang efektif yaitu
dilaksanakan selama 50 - 60 menit (1 jam) dengan dilakukan jeda selama
durasi tersebut. Sedangkan dikategorikan tidak efektif yaitu apabila
kurang dari 60 menit ( < 1 jam )
3) Frekuensi belajar untuk menilai intensitas atau seberapa sering mahasiswa
memanfaatkan jadwal independent learning dalam 5 hari jadwal
perkuliahan. Frekuensi dikategorikan sering apabila dilakukan sebanyak
5 kali dan dinilai tidak sering apabila kurang dari 5 kali dalam 5 hari
jadwal perkuliahan.
4) Fasilitas kampus merupakan sarana yang disediakan oleh kampus
Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana dalam menunjang
pelaksanaan independent learning. Fasilitas kampus dikategorikan
memadai apabila tersedia wi-fi gratis yang mudah diakses oleh mahasiswa
dan dinilai tidak memadai apabila tidak tersedia wi-fi gratis yang mudah
diakses oleh mahasiswa.
6) Cara atau metode pelaksanaan adalah jenis kegiatan pencarian informasi
yang dilakukan oleh mahasiswa saat independent learning. Cara
pelaksaan dikategorikan menjadi 2 yaitu browsing ( termasuk jurnal
online dan web kedokteran) dan membaca buku teks.
7) Pemanfaatan study guide digunakan untuk menilai apakah mahasiswa
memanfaatkan study guide untuk mengetahui dan memahami learning
outcome dalam proses pembelajarannya. Variabel ini dikategorikan
menjadi 2 yaitu, memanfaatkan dan tidak memanfaatkan
8) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah akumulasi IPK mahasiswa
dari semester I sampai semester IV (yudisium tahap I). IPK dikategorikan
memuaskan apabila berjumlah ≥ 3.00, sedangkan dinilai tidak
memuaskan apabila berjumlah < 3.00.
4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa
kuisioner penilaian strategi pembelajaran Independent Learning yang dibuat
berdasarkan data yang diperlukan dan yang ingin peneliti ketahui dari sampel. Dan data
sekunder penelitian ini berupa daftar nilai indeks prestasi kumulatif mahasiswa PSPD
angkatan 2015 dari semester I sampai semester IV.
4.7 Etika Penelitian
4.7.1 Informed Consent
Informed Consent adalah bentuk persetujuan dimana di dalamnya
dicantumkan tujuan, maksud, dan manfaat dari penelitian yang harus
diketahui oleh responden sebelum menyetujui untuk menjadi sampel
penelitian. Jika responden tidak menyetujui, maka peneliti harus
menghormati keputusan responden. Sehingga lembar informed consent akan
dilampirkan pada bagian depan dari kuisioner.
4.7.2 Kerahasiaan (confidentialy)
Data diri dan hasil pengisian kuisioner yang diisi oleh responden akan di jaga
kerahasiaannya oleh peneliti untuk melindungi identitas dan menghormati
hak responden melalui pengajuan surat pernyataan persetujuan (informed
consent).
4.8 Prosedur Pengambilan Data
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
a. Menyelesaikan kelengkapan adminitrasi seperti, surat izin penelitian dari
Dekanat dan Ketua Prodi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
b. Menentukan calon responden penelitian
c. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk di tanda tangani
oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian.
d. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian
kuesioner.
e. Memberikan kesempatan kepada responde untuk bertanya kepada peneliti
jika ada yang tidak dimengerti pada kuesioner.
f. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner
g. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada peneliti
untuk diperiksa.
4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data
4.9.1 Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpulan akan diperiksa kelengkapannya dan diolah
melalui beberapa tahapan, seperti di bawah ini,
a. Mengedit data yang akan dilakukan untuk mengevaluasi kelengkapan
data yang diperlukan untuk menjawab tujuan penelitian, apabila terdapat
data yang kurang lengkap, peneliti akan meminta responden kembali
kuesioener pada data yang kurang dan menanyakan ketidak jelasan pada
kuesioner sehingga dapat dimengerti dan diisi dengan tepat.
b. Memberikan kode pada semua responden dengan cara mengelompokkan,
mengklasifikasi dan memberikan skor, sehingga mempermudah peneliti
dalam proses analisis.
c. Data yang sudah terkumpul akan diolah dan dianalisis untuk mengetahui
pengaruh strategi independent learning terhadap indeks prestasi kumulatif
mahasiswa.
4.9.2 Analisis Data
Hasil yang diperoleh dari kuesioner mengenai penilaian
pemanfaatan independent learning akan diolah dan disajikan ke dalam bentuk
tabel kemudian akan dilakukan dianalisis data. Analisis yang digunakan dalam
penlitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat
digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari seluruh variabel
yang diteliti. Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung dengan menggunakan uji Chi-Square.
Derajat kemaknaan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Jika P value > α
yang dalam penelitian ini ditetapkan 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak.
Namun, jika P value ≤ α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Analisis data
akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for
the Social Science).
DAFTAR PUSTAKA
1. Harsono, Dwiyanto D. Pembelajaran berpusat mahasiswa.Yogyakarta: Pusat
Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada, Aditya Media, 2005
2. Medical Education Unit FK Unud.Buku Pedoman Praktis Fasilitator.
Program DUE-like Batch III Universitas Udayana.2006.
3. Brookfield S, Self-directed learning, political clarity and the critical practice
of adult education. Adult Educ Quart 2002; 43(4):225-30.
4. Ms.Kavita Nagpal, et al. Independent Learning and Student Development.
International Journal of Social Science & Interdisciplinary Research. 2013 ;
2277 3630 Vol.2 (2).
5. John A. Dent, Ronald M. Harden. A Practical Guide for Medical Teachers.
Philadelphia. 2009
6. Pai KM, Rao KR, Punja D, Kamath A. The effectiveness of self-directed
learning (SDL) for teaching physiology to first-year medical students. AMJ
2014;7(11):448–453
7. Murad MH, Coto‐Yglesias F, Varkey P, Prokop LJ, Murad AL. The
effectiveness of self‐directed learning in health professions education: a
systematic review. Med Educ 2010;44:1057–68. doi: 10.1111/j.1365-
2923.2010.03750.x
8. Anderson SM, Helberg SB. Chart-based, case-based learning. S D Med.
2007 Oct;60(10):391, 393, 395, 397, 399.
9. Mahboobeh Khabaz Mafinejad, Rokhsareh Aghili, et al. Study Guides:
Effective Tools to Improve Self-Directed Learning Skills of Medical
Students. Acta Medica Iranica, Vol. 52, No. 10 (2014)
10. Yalcin BM, Karahan TF, Karadenizli D, Sahin EM. Shortterm effects of
problem-based learning curriculum on students' self-directed skills
development. Roat Med J 2006;47(3):491-8.
11. Bird A, Wallis M. Nursing knowledge and assessment skills in the
management of patients receiving analgesia via epidural infusion. J Adv
Nurs 2002;40(5):522-31
12. Mohsenpoor, M., Hejazi, E., & Kiamanesh, A. R. The role of self- efficacy،
achievementgoals، learning strategies and stability in academic achievement
in math. Journal of Educational Innovation., 2007; 5(16), 9-35.[Persian].
13. Harden R M, Crosby J R. 2000. AMEE Education Guide no. 20. The Good
Teacher is more than a Lecturer – the twelve role of the teacher. Medical
Teacher. 22(4):334-347
14. David C. M. Taylor, Hossam Hamdy. Adult learning theories: Implications
for learning and teaching in medical education: AMEE Guide No. 83. 2013;
35: e1561–e1572
15. Medical Education Unit ( MEU ) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Manual Proses Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Program
Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokter\an, Universitas Udayana.
Denpasar. 2010
16. Jahromi Z B, Mosalanejad L. Integrated Method of Teaching in Web Quest
Activity and Its Impact on Undergraduate Students' Cognition and Learning
Behaviors: A Future Trend in Medical Education. Global Journal of Health
Science; Vol. 7, No. 4; 2015
17. Karimi Moonaghi, H., & Armat, M. R. (2013). Using WebQuest in Medical
Education. Iranian Journal of Medical Education, 13(5), 353-363.
18. Schwarz, L. M. (2014). WebQuests in Family Nursing Education: the
Learner’s Perspective Nancyruth Leibold. International Journal of Nursing,
1(1), 39.
19. Rowe, M. B. (1980). Pausing principles and their effects on reasoning in
science. In Brawer, F. B. (Ed.). Teaching the sciences. New Directions for
Community Colleges, Number 31. San Francisco: Jossey-Bass.
20. Ruhl, K. L., Hughes, C. A., & Schloss, P. J. (1978, Winter). Using the pause
procedure to enhance lecture recall. Teacher Education and Special
Education, 10, 14-18.
21. Stuart, J. & Rutherford, R. J. (1978). Medical student concentration during
lectures. The Lancet, 514-516.
22. HMKU Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. “Efektifitas Independent
Learning dalam Pembelajaran Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana”. 10 Januari 2017. http://hmku.fkunud.com/efektifitas-
independent-learning-dalam-pembelajaran-mahasiswa-fakultas-kedokteran-
universitas-udayana/