perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id analisis...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas- tugas dan memenuhi syarat- syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh : APRILIA R. HARJANINGRUM F 0205039 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vuhanh

Post on 11-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA

KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN

HOUSE OF QUALITY

(Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas- tugas

dan memenuhi syarat- syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh :

APRILIA R. HARJANINGRUM

F 0205039

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul :

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA

KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN

HOUSE OF QUALITY

(Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)

Surakarta, 05 Juli 2010

Disetujui dan dan diterima oleh dosen

pembimbing,

Drs. Susanto Tirtoprojo, MM

NIP.19571106 198503 1 001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta

guna melengkapi tugas- tugas dan memenuhi syarat- syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Surakarta, Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Dra. Anastasia Riani S, M.Si Sebagai Ketua (____________)

NIP. 19590330 198601 2 001

2. Drs. Susanto Tirtoprojo, MM Sebagai Pembimbing (____________)

NIP. 19571106 198503 1 001

3. Drs. Atmadji, MM Sebagai Anggota (____________)

NIP. 19590531 198503 1 004

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Anugerah kita yang sesungguhnya sering kita alami dalam bentuk penderitaan,

kehilangan, dan kekecewaan. Tapi marilah kita bersabar, maka kita akan

segera melihatnya dalam bentuk yang indah.

(Joseph Addison)

Hidup adalah perjuangan,

perjuangan untuk masa depan,

masa depan dunia,

masa depan akherat

(Penulis)

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tulisan ini kepada:

Bapak- ibu atas segala dukungan dan

cintanya

Suami dan anakku

Adik - adikku

Almamaterku

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Tiada pernah terputus untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

atas segala kesempatan dan kasihNya bagi kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Analisis Implementasi Quality Function

Deployment Pada Kualitas Desain Produk Kursi Ukir Dengan Menggunakan House Of

Quality (Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)”.

Penyusunan skripsi ini bukanlah karena penulis seorang. Begitu banyak doa

dipanjatkan, bantuan dalam berbagai bentuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu

hingga terselesaikannya tugas skripsi ini, khususnya kepada:

1. Prof. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universias

Sebelas Maret Surakarta

2. Ketua Jurusan Manajemen FE UNS, Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si

3. Bapak Drs. Susanto Tirtoprojo, MM, Selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas segala dukungan, baik untuk jurnal, segala informasi, bimbingan,

kesabaran juga atas motivasi untuk tidak pernah menyerah

4. Ahmad Ikhwan Setiawan, SE MT, terimakasih atas segala dukungan baik jurnal

maupun informasi juga motivasi kepada penulis.

5. Kepada perusahaan Mulyo Furniture atas segala bentuk bantuan untuk

penyebaran kuesioner dan wawancaranya dengan tim produksi.

6. Segala pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga bermanfaat bagi

semuanya dan bernilai ibadah.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik yang membangun, sekaligus membangun

harapan semoga skripsi ini memberikan wacana baru dan referensi bagi penelitian

berikutnya.

Surakarta, 05 Agustus 2010

Penulis

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN ABSTACT...................................................................................... ii

HALAMAN ABSTRAK. .................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... x

HALAMAN TABEL ............................................................................................ xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… xv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II. TELAAH PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Pengertian Kualitas .................................................................................. 9

B. Desain Produk ........................................................................................... 10

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Total Quality Management ....................................................................... 11

D. Quality Function Deployment .................................................................... 12

E. House of Quality ......................................................................................... 13

F. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 15

G. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 19

A. Desain Penelitian ....................................................................................... 19

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................................. 20

C. Teknik Pengukuran Variabel Dan Definisi Operasional ...................... 21

D. Sumber Data ............................................................................................... 25

E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 25

F. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................................... 26

G. Metode Analisis Data ................................................................................ 27

BAB IV. ANALISIS DATA .................................................................................. 36

A. Profil Perusahaan Mulyo Furniture ……………………….................... 36

B. Proses Produksi Kursi Ukir ................................................................. 39

C. Gambaran Umum Responden ................................................................ 41

D. Pengujian Instrument Penelitian ............................................................ 42

1. Uji Validitas ........................................................................................... 43

2. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 45

E. Analisis House Of Quality ......................................................................... 46

1. Voice of Customer................................................................................... 46

2. Analisis Tingkat Kepentingan ........................ ........................................ 48

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Analisis Tingkat Kinerja ..... ................................................................... 50

4. Analisis Tingkat Perbaikan ...................................................................... 52

5. Analisis Sales Point ................................................................................ 54

Analisis Customer Requirement Score .................................................... 56

7. Analisis Technical Requirement ............................................................... 58

8. Analisis Hubungan antara CR dan TR ..................................................... 59

9. Analisis Penentuan Ukuran Standar TR ................................................... 63

10. Analisis Tingkat Kesulitan (Degree of Difficulty) …………………….. 64

11. Analisis Total Requirement Score (TRS) ……………………………... 66

12. Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR ................................................. 67

BAB V. PENUTUP ................................................................................................ 72

A. Kesimpulan ................................................................................................ 72

B. Saran- saran .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

IV.1 Distribusi Kuesioner ..................................................................................................... 42

IV.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Kepentingan.................................................... 43

IV.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Kinerja ........................................................... 44

IV.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kepentingan ................................................. 45

IV.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kinerja .......................................................... 46

IV.6 Customer Requirements................................................................................................. 47

IV.7 Tingkat Kepentingan Customer Requirements ............................................................... 49

IV.8 Rata- Rata Tingkat Kepentingan Dimensi Kualitas Desain Produk............................. 50

IV.9 Tingkat Kinerja............................................................................................................ 51

IV.10 Rata- Rata Tingkat Kinerja Dimensi Kualitas Desain Produk ................................... 52

IV.11 Tingkat Perbaikan......................................................................................................... 53

IV. 12 Sales Point dari Customer Requirement ...................................................................... 55

IV.13 Tingkat Kepentingan, Sales Point dan

Customer Requirement Score dalam Persentase ....................................................... 57

IV.14 Technical Requirement ................................................................................................ 58

IV. 15 Technical Requirement dan Technical Measure ......................................................... 64

IV. 16 Degree of Difficulty Penerapan Technical Requirement ....................................... 65

IV. 17 Total Requirement Score dan Normalization ........................................................... 67

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1. Ukiran pada sandaran dan sandaran kursi kayu…………..................... 24

Gambar 2. Kerangka ukiran ..................................................................................... 24

Gambar 3. Kerangka House of Quality .................................................................... 29

Gambar 4. Matrik House of Quality .......................................................................

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian ………………………………………

Lampiran 2. Kuesioner …………………………………………………………

Lampiran 3. Input Data …………………………………………………………

Lampiran 4. Mean dan Modus ………………………………………………….

Lampiran 5. Faktor Analisis Tingkat Kinerja ………………………………….

Lampiran 6. Faktor Analisis Tingkat Kepentingan ……………………………

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALYSIS THE IMPLEMENTATION OF QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT ON PRODUCT DESIGN QUALITY CARVE CHAIR

BY USING HOUSE OF QUALITY

(Study Furniture Company Chairs Furniture Carve Mulyo Klaten Regency)

By:

APRILIA R. HARJANINGRUM

F 0205039

Competitive in today's gain customer loyalty causing all companies must improve

their product quality to customer satisfaction can be met. The tools used to identify

customer needs and the importance of communicating with both internal and external

customers one of them with Quality Function Deployment (QFD). Commonly used tool

of QFD is a matrix describes the shape of a house called the House Of Quality (HoQ).

Industry can also apply Quality Function Deployment one of them is carved furniture

industry. Mulyo Furniture is one furniture company in the town of Klaten, which

produces carved chair as the primary mainstay.

This study aims to determine the attributes that are considered important by consumers,

how to sequence the interests of consumer needs and corporate strategy must be

implemented in order to improve the quality of product design carved chairs. This

research was limited to companies Mulyo Furniture Furniture Klaten district, using the

five dimensions of quality products that are functional or usability, ergonomics,

aesthetics, aesthetics, and finishing, the respondent is a local buyer and does not do

benchmarking. This study uses a survey to determine consumer perceptions, and

conducted observation and in-depth interviews with internal parties, especially in the

production. The sample selection using a non probability sampling and purposive

sampling technique of uptake. The number of samples analyzed were 84. Validity test

using Pearson Correlate test equipment and test reliability coefficient using Cronbach's

Alpha with the aid of SPSS 11.5 software for Windows. The analysis used two kinds of

descriptive analysis and analysis of Quality Function Deployment House of Quality.

Results showed that all the items dimensions valid and reliable quality of products both

for the level of interest and level of performance. HoQ analysis are: 1) Voice of

Customer, 2) analysis of interest rate, 3) analysis of performance levels, 4) improving the

level of analysis, 5) analysis of sales points, 6) Customer Requirements Analysis Score

(CRS), 7) Analysis of Technical Requirements ( TR), 8) Analysis of the relationship

between CR and TR, 9) Standard Size Determination Analysis of TR, 10) Analysis of

Difficulty (Degree of Difficulty), 11) analysis Total Requirement Score (TRS), 12)

Analysis of Synergy or Conflict in the TR.

The result of calculating the mean is known that the highest level of importance is

the dimension of finishing with the mean value of 4.17. And who has the lowest value is

the dimension of functionality or usability with a mean value of 3.01. While for the

performance, finishing a performance dimension rated highest by respondents (4.20), and

the function is judged to have the lowest performance by the respondent amounted to

3.34. Level of improvement that is worth one already owned by the five attributes, the

value of 1.25 is owned by 12 TP attributes, and there are three attributes with TP 1.67.

From a sales point in mind that there are nine attributes of value 1.2 and the 11 attributes

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

of value 1.5. Normalization results are known CRS 7 percentage value that is 2.72%,

3.27%, 4.09%, 4.36%, 5.45% and 6.81%. Attributes that received the highest score

(6.81%) is interesting motif carvings, carved chair has a smooth texture, easy in

maintenance, the thickness of the paint evenly and clearly carved reliefs. From the

analysis of synergies or conflicts TR obtained some relations with as many as 6 +9 value

relationships, and worth as much as 4 +3 relationship. There is one attribute that is not

considered important (TP) with a score of 2, considered important enough at all (CP) on

the three attributes with a value of 3, is considered important (P) on 11 attributes with a

value of 4, and 5 attributes that are considered very important (SP) with the value 5. this

means that all the attributes at the level of interest at the level of 2 to 5 which means that

does not matter (TP) to very important (SP). TR CR relationship with someone who filled

it still has not answered optimally. It was indicated there are still some correlation with

the value 3 which means that TR is still limited to support the CR so CR has not been

fully answered. There are 28 links that already meet the CR TR and TR have 36

relationships that support the CR. Results from the analysis of technical requirements

score (TRS) earned the highest percentage owned by the TR attribute standards body for

11.84%. This indicates that the attributes of a standard size body's most important role in

producing quality product design carved chairs. TR while the lowest is less than 1%

contained in the framework of maintaining the quality attributes (0.56), accuracy carver

(0.94). Results from analysis of synergies or conflicts among the TR, there are three types

of relationships. Ie strong positive relationship (score of +9) at six relationships, and

positive (score +3) in the three relationships.

From the data analysis and previous conclusions, the author provides several

suggestions to the company's furniture carved chairs from the analysis that the interest

rate is known that the dimensions of the finishing is the most important dimension.

Dimensions finishing can be improved through a smooth texture, easy maintenance,

resistance to mold, the thickness of the paint evenly, relief carvings that clear and not

easily weathered. From the analysis of performance levels, dimensions that are still

considered low-dimensional performance is a function or usefulness. Companies need to

make efforts to trying to further performance improvement to meet customer

requirements, particularly the dimension function or usefulness.

Keywords: QFD, HoQ, product quality carved chairs, Furniture Mulyo Klaten.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA

KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN

HOUSE OF QUALITY

(Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)

Oleh :

APRILIA R. HARJANINGRUM

F 0205039

Ketatnya persaingan dalam mendapatkan loyalitas pelanggan dewasa ini

menyebabkan semua perusahaan harus meningkatkan kualitas produk mereka agar

kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi

kebutuhan pelanggan dan pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan baik internal

maupun eksternal salah satunya dengan Quality Function Deployment (QFD). Alat yang

biasa digunakan menggambarkan QFD adalah suatu matriks berbentuk rumah disebut

dengan House Of Quality (HOQ). Industri yang bisa juga menerapkan Quality Function

Deployment salah satunya adalah industri mebel ukir. Mulyo Furniture merupakan salah

satu perusahaan mebel di kota Klaten yang menghasilkan produk kursi ukir sebagai

andalan utamanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut yang dianggap penting oleh

konsumen, bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen dan strategi yang harus

dilaksanakan perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas desain produk kursi ukir.

Penelitian ini terbatas pada perusahaan Mebel Mulyo Furniture Kabupaten Klaten,

menggunakan 5 dimensi kualitas produk yaitu fungsi atau kegunaan, ergonomi,

keindahan, estetika, dan finishing, responden merupakan pembeli lokal dan tidak

dilakukan benchmarking. Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengetahui

persepsi konsumen, serta dilakukan observasi dan in-depth interview dengan pihak

internal perusahaan terutama di bagian produksi. Pemilihan sampel dengan menggunakan

metode non probability sampling dan pengambilannya dengan teknik purposive

sampling. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 84. Uji validitas menggunakan alat uji

Pearson Correlate Coefficient dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha

dengan bantuan software SPSS 11,5 for Windows. Analisis yang digunakan ada dua

macam yaitu analisis deskriptif dan analisis Quality Function Deployment dengan House

of Quality. Hasil menunjukkan bahwa seluruh item dimensi kualitas produk valid dan

reliabel baik untuk tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Analisis HOQ meliputi; 1)

Voice of Customer,2) analisis tingkat kepentingan, 3) analisis tingkat kinerja, 4) analisis

tingkat perbaikan, 5) analisis sales point, 6) Analisis Customer Requirement Score

(CRS), 7) Analisis Technical Requirement (TR), 8)Analisis Hubungan antara CR dan TR,

9) Analisis Penentuan Ukuran Standar TR, 10) Analisis Tingkat Kesulitan (Degree of

Difficulty), 11) analisis Total Requirement Score (TRS), 12) Analisis Sinergi atau

Konflik dalam TR.

Hasil penghitungan mean diketahui bahwa tingkat kepentingan tertinggi adalah

dimensi finishing dengan nilai mean 4,17. Dan yang memiliki nilai terendah adalah

dimensi fungsi atau kegunaan dengan nilai mean 3,01. Sedangkan untuk kinerja, finishing

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan dimensi yang kinerjanya dinilai tertinggi oleh responden (4,20), dan fungsi

dinilai memiliki kinerja paling rendah oleh responden sebesar 3,34. Tingkat perbaikan

yang bernilai 1 telah dimiliki oleh 5 atribut, nilai TP 1,25 dimiliki oleh 12 atribut, dan

terdapat 3 atribut dengan TP 1,67. Dari sales point diketahui bahwa terdapat 9 atribut

yang bernilai 1,2 dan 11 atribut yang bernilai 1,5. Hasil normalisasi CRS diketahui

terdapat 7 nilai persentase yaitu 2,72%; 3,27%; 4,09%; 4,36%; 5,45%; dan 6,81%.

Atribut- atribut yang mendapat nilai tertinggi (6,81%) adalah motif ukiran menarik, kursi

ukir memiliki tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya, ketebalan cat merata dan

relief ukiran jelas. Dari hasil analisis sinergi atau konflik TR didapatkan beberapa

hubungan dengan nilai +9 sebanyak 6 hubungan, dan bernilai +3 sebanyak 4 hubungan.

Terdapat 1 atribut yang dianggap tidak penting (TP) dengan skor 2, dianggap cukup

penting sekali (CP) pada 3 atribut dengan nilai 3, dianggap penting (P) pada 11 atribut

dengan nilai 4, dan 5 atribut yang dianggap sangat penting (SP) dengan nilai 5. hal ini

berarti bahwa seluruh atribut pada tingkat kepentingan berada pada level 2 hingga 5 yang

berarti tidak penting (TP) hingga sangat penting (SP). Hubungan CR dengan TR yang

memenuhinya masih ada yang belum menjawab secara maksimal. Hal ini ditunjukkan

masih ada beberapa hubungan dengan nilai 3 yang berarti TR masih sebatas mendukung

CR sehingga belum sepenuhnya menjawab CR. Terdapat 28 hubungan TR yang sudah

memenuhi CR dan terdapat 36 hubungan TR yang mendukung CR. Hasil dari analisis

technical requirement score (TRS) didapatkan persentase tertinggi dimiliki oleh atribut

TR ukuran standar badan sebesar 11,84%. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ukuran

standar badan memegang peranan paling penting dalam menghasilkan kualitas desain

produk kursi ukir. Sedangkan TR terendah kurang dari 1% terdapat pada atribut menjaga

kualitas rangka (0,56), ketelitian pengukir (0,94). Hasil dari analisa sinergi atau konflik

antar TR terdapat tiga jenis hubungan. Yaitu hubungan strong positive (skor +9) pada 6

hubungan, dan positive (skor +3) pada 3 hubungan.

Dari hasil analisa data dan kesimpulan sebelumnya, penulis memberikan beberapa

saran kepada perusahaan mebel kursi ukir bahwa dari analisis tingkat kepentingan

diketahui bahwa dimensi finishing merupakan dimensi yang paling penting. Dimensi

finishing dapat ditingkatkan melalui tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya,

ketahanan akan jamur, ketebalan cat merata, relief ukiran yang jelas dan tidak mudah

lapuk. Dari hasil analisa tingkat kinerja, dimensi yang masih dianggap rendah kinerjanya

adalah dimensi fungsi atau kegunaan. Perusahaan perlu melakukan upaya- upaya

perbaikan kinerja dengan berusaha lebih untuk memenuhi persyaratan konsumen,

khususnya dimensi fungsi atau kegunaan.

Keywords : QFD, HOQ, kualitas produk kursi ukir, Mulyo Furniture Klaten.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Semakin ketatnya persaingan dalam mendapatkan loyalitas pelanggan dewasa

ini menyebabkan semua perusahaan harus meningkatkan kualitas produk mereka agar

kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Kualitas yang diberikan akan mempengaruhi

sejauh mana konsumen loyal terhadap produk yang bersangkutan. Untuk itu

perusahaan perlu melakukan perbaikan kualitas guna memenuhi keinginan pelanggan,

sehingga mereka cenderung loyal serta perusahaan dapat terus bertahan.

Dalam menghadapi persaingan industri mebel, produsen harus menciptakan

nilai tambah dan mengkonsentrasikan diri tidak lagi pada segmen pasar yang peka

harga melainkan pada segmen pasar yang lebih tinggi kelasnya dan membuat lebih

banyak perabot dengan rancangan khusus (Suratman, 2008). Segmen pasar yang lebih

tinggi kelasnya lebih mengutamakan kualitas dari pada harga dari sebuah produk.

Salah satu konsep yang dapat digunakan dalam merancang ulang sistem

organisasi mengenai kualitas adalah Total Quality Managemen (TQM). Sistem TQM

diarahkan oleh pengidentifikasian dan pemuasan kebutuhan pelanggan (Render dan

Heizer 2001 : 253) yang bertujuan untuk menyediakanproduk berkualitas bagi

konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya

(David 2007).

Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan

pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan baik internal maupun eksternal salah

satunya dengan Quality Function Deployment (QFD). Konsep QFD ditujukan guna

memberi jaminan bahwa produk yang dihasilkan benar-benar memenuhi dan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memuaskan kebutuhan para pelanggan dengan menghasilkan kualitas yang diinginkan

pelanggan dan kesesuaian dalam pengembangan produk.

QFD merupakan praktek menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan

perusahaan memuaskan kebutuhan pelanggan melampaui harapannya. QFD akan

memberikan gambaran mengenai apa saja yang dibutuhkan pelanggan untuk segera

dihasilkan oleh perusahaan. QFD memungkinkan untuk memprioritaskan kebutuhan

pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut dan

memperbaiki proses sehingga tercapai efektifitas maksimal (Tjiptono, 1998).

QFD memberikan manfaat bagi perusahaan yang meningkatkan daya saingnya

melalui perbaikan kualitas dan produktivitas secara berkesinambungan antara lain

fokus pada pelanggan, efisiensi waktu, orientasi pada kerjasama tim, dan orientasi pada

dokumentasi (Haryanto, 2004)

Alat yang biasa digunakan menggambarkan QFD adalah suatu matriks

berbentuk rumah disebut dengan House Of Quality (HOQ). HOQ akan

mempertemukan informasi mengenai apa yang diinginkan pihak konsumen dengan hal-

hal yang mampu dilakukan oleh pihak produsen, sehingga tercapai sasaran desain dan

operasi kemudian digunakan sebagai pedoman operasi guna menghasilkan produk yang

berorientasi pada keinginan konsumen yang spesifik.

Quality Function Deployment pernah diterapkan pada beberapa penelitian

sebelumnya yang mengambil obyek serta produk yang berbeda. Penelitian dengan

judul Analisis Kualitas Layanan dengan Menggunakan House Of Quality Study Kasus

Pada PT Angkasa Pura I Cabang Adi Sutjipto Yogyakarta yang dilakukan oleh David

pada tahun 2007 menggunakan alat analisis yang sama namun dengan dimensi yang

berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada produk barang. Lima dimensi seperti

tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty diolah dengan alat yang

sama akan dihasilkan suatu sinergi yang positif maupun negatif. Pada penelitian yang

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan oleh Sabihaini dan Yulianto (2003) dalam bentuk jurnal dengan judul

Analisis Quality Function Deployment (QFD) : The Voice Of Customer untuk

Menghasilkan Kualitas Jasa Studi Kasus pada PT Kereta Api Indonesia menekankan

betapa pentingnya persepsi konsumen mengenai kualitas guna mengetahui atribut-

atribut apa yang belum mereka peroleh serta kepuasan yang mereka peroleh di

perusahaan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Suratman (2008) dengan judul Analisis

Penerapan Quality Function Deployment terhadap Kualitas Desain Produk Kursi Rotan

Indoor Berorientasi Ekspor Pasar Eropa pada Sentra Industri Mebel Rotan Di

Kabupaten Sukoharjo menggabungkan lima dimensi kualitas desain produk dari

konsumen yaitu function, ergonomics, artistic, aesthetic dan finishing dengan kualitas

produk menurut manajemen perusahaan diolah dengan menerapkan QFD

menggunakan alat analisis HOQ akan diketahui kualitas yang diharapkan oleh

konsumen. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai perbandingan dalam

penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

Industri yang bisa juga menerapkan Quality Function Deployment salah satunya

adalah industri mebel ukir. Persaingan di industri mebel ukir yang semakin ketat

membuat para pengusaha maupun pengrajin berpikir ekstra keras untuk lebih

meningkatkan inovasi dan kreativitas produk mereka. Krisis keuangan dunia yang

melanda Amerika dan Eropa mengakibatkan para pengrajin mengalami penurunan akan

permintaan hasil produksi kursi ukir untuk luar negeri. Para pengrajin kemudian

berfokus pada pemenuhan permintaan barang untuk area lokal dan kemudian lebih

mengembangkan pangsa pasarnya di Indonesia.

Mulyo Furniture merupakan salah satu perusahaan mebel di kota Klaten yang

menghasilkan produk kursi ukir sebagai andalan utamanya. Produk yang dihasilkan

sangat bermacam-macam, tergantung permintaan konsumen, antara lain meja, kursi,

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

almari, dipan tempat tidur, buffet, dan perabotan rumah tangga (in door furniture) yang

bersifat kolonial dan antik.

Desain yang ditawarkan sangat beragam, inovasi dan kreatifitas yang dinamis

dan responsive disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Perusahaan lebih

berkonsentrasi untuk pemenuhan permintaan pasar lokal, karena pasar internasional

mengalami penurunan tajam sejak krisis terjadi, oleh karena itu perusahaan lebih

mengembangkan lagi pasar lokal di seluruh Indonesia. Pembuatan desain produk

mengutamakan teknik yang berkualitas guna memenuhi harapan pelanggan.

Setelah memperhitungkan manfaat yang diperoleh dari analisis tersebut maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh

mana implementasi quality function deployment dengan menggunakan House Of

Quality mengukur function, ergonomics, artistic, aesthetics dan finishing yang

diterapkan pada industri mebel kursi ukir Mulyo Furniture di Kabupaten Klaten itu

penulis mengambil judul penelitian ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI

UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi Pada

Perusahaan Mulyo Furniture Kabupaten Klaten).

B. RUMUSAN MASALAH

Produk mebel kursi ukir selain berfungsi sebagi tempat duduk, juga

memiliki nilai lebih dibandingkan produk kursi lainnya terutama dari segi keindahan,

estetika dan finishing pada ukirannya. Konsumen merupakan individu atau

sekelompok individu yang memiliki beberapa pertimbangan, cara pandang, harapan

dan selera yang berbeda- beda akan suatu produk atau jasa.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perusahaan dituntut untuk terus menghasilkan desain produk yang

berkualitas dan inovatif, salah satunya dengan mempertimbangkan apa yang

sebenarnya diinginkan oleh konsumen. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apa sajakah atribut dalam dimensi kualitas yaitu Fungsi, Ergonomi, Keindahan,

Estetika, dan Finishing yang dianggap penting oleh konsumen produk mebel kursi

ukir Mulyo Furniture Klaten ?

2. Bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen produk mebel kursi ukir

Mulyo Furniture Klaten?

3. Apa sajakah strategi yang harus dilaksanakan perusahaan untuk dapat

meningkatkan kualitas desain produk Kursi Ukir Mulyo Furniture?

C. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis terlebih dahulu memberi batasan permasalahan

sebagai berikut :

1. Penelitian ini merupakan penelitian survei tentang kualitas desain produk kursi ukir

yang terdapat pada perusahaan Mebel Mulyo Furniture Kabupaten Klaten.

2. Dalam produk kursi ukir terdapat 5 dimensi kualitas produk yang diteliti yaitu

fungsi atau kegunaan, ergonomi, keindahan, estetika, dan finishing.

3. Penelitian melibatkan responden yang terdiri dari beberapa pembeli lokal yang

menjadi konsumen produk kursi ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten.

4. Dalam penelitian ini tidak dilakukan benchmarking dengan perusahaan sejenis

lainnya atau di daerah sentra mebel ukir semisal di Rembang karena penelitian ini

terbatas dalam hal biaya dan waktu.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. TUJUAN PENELITIAN

Searah dengan rumusan permasalahan, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja atribut dalam dimensi kualitas yaitu Fungsi, Ergonomi,

Keindahan, Estetika, dan Finishing yang dianggap penting oleh Konsumen Mulyo

Furniture Klaten.

2. Untuk mengetahui bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen produk

mebel kursi ukir Mulyo Furniture Klaten.

3. Untuk mengetahui apa sajakah strategi yang harus dilaksanakan perusahaan untuk

dalam meningkatkan kualitas desain produk kursi ukir Mulyo Furniture.

E. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat khususnya bagi

perusahaan mebel ukir Mulyo Furniture dan para akademisi terkait dengan

pengembangan kualitas desain produk. Berikut adalah manfaat penelitian :

1. Bagi perusahaan :

a. Mengetahui atribut-atribut desain kualitas produk kursi ukir yang

diharapkan konsumen sehingga dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam perbaikan kualitas produk.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi operasi perusahaan

dan menentukan kebijakan pengambilan keputusan.

2. Bagi peneliti :

Peneliti mengharapkan penelitian ini berguna sebagai media untuk

mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan dan jurnal yang ada

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

serta memberikan pemahaman terhadap teori dan realita yang sesungguhnya.

Peneliti juga ingin memberikan kontribusi kepada perusahaan agar bisa digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas perusahaan.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KUALITAS

Kualitas atau mutu merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang atau

jasa yang menunjukan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang

tampak jelas maupun yang tersembunyi (Johnson & Winchel dalam Render &

Heizer, 2001 : 92). Kualitas sangat penting bagi perusahaan karena mempengaruhi

dalam 4 cara : (1) biaya dan pangsa pasar, (2) reputasi perusahaan, (3) pertanggung

jawaban produk, dan (4) implikasi internasional.

Menurut Kottler (1997), pengertian kualitas lebih terfokus pada pelanggan.

Kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk dan jasa

yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan.

Peningkatan kualitas menjadi salah satu upaya perusahaan untuk memperoleh

konsumen dan menjadikannya sebagai pelanggan tetap. Sedangkan dalam dunia

furnitur yang masih berbasiskan home industry, kualitas desain produk merupakan

kunci sukses dan ujung tombak usaha dalam persaingan pasar (Sutrisno, 2007).

B. DESAIN PRODUK

Desain merupakan bagian dari produksi dan menjadi tolak ukur keberhasilan

suatu produk baik untuk pasar domestik maupun internasional. Desain produk

memadukan beragam fungsi sehingga selain produk bisa digunakan juga memiliki

nilai lebih yang terkandung di dalamnya. Desain produk menggabungkan 3 fungsi

yaitu estetis, material dan fungsional serta ergonomic sehingga disukai oleh

konsumen. Tidak semua visi dipenuhi dalam sebuah desain, ada yang menonjol

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

estetisnya dan yang lain menonjolkan fungsionalnya (Gondosubrata dalam Trust,

2004).

Perancangan produk merupakan kegiatan berbagai fungsi. Aktivitas ini harus

mempertimbangkan pandangan dari berbagai aspek. Pendekatan yang digunakan dari

eksternal perusahaan adalah dari pihak konsumen, stakeholder, supplier, pemerintah

dan pihak yang berkepentingan lainnya. Terdapat pula pendekatan internal

perusahaan meliputi pemasaran, keuangan, persediaan bahan baku, rekayasa produk

dan quality control.

Kegiatan seleksi, pencarian manfaat, dan desain produk terjadi secara terus

menerus karena adanya peluang hadirnya produk baru, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi antara lain : perubahan ekonomi, perubahan sosiologi dan demografi,

perubahan teknologi, perubahan politik, dan perubahan-perubahan lain yang bisa

timbul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur. Perusahaan harus

merespon dengan cepat segala faktor-faktor tersebut sehingga tercapai desain produk

yang sesuai dengan harapan pelanggan (Render & Heizer, 2001).

C. TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Total Quality Manangement menggambarkan kualitas yang melekat pada

seluruh organisasi perusahaan. Terdapat 5 langkah yang diperlukan untuk penerapan

perbaikan mutu perusahaan :

1. Perbaikan terus menerus

Konsep perbaikan terus menerus terbentuk berdasarkan urutan langkah-

langkah kegiatan yang berhubungan dengan menghasilkan output barang dan

jasa. Perbaikan terus menerus ini difokuskan pada perubahan proses kerja yang

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lebih baik untuk meningkatkan keseragaman output dan memperbaiki

keandalan.

2. Pemberdayaan karyawan

Perusahaan memerlukan keterlibatan karyawan dalam pengambilan

keputusan. Pemberian reward dan insentif memberikan motivasi kepada

karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan memacu karyawan yang lain.

3. Benchmarking atau pembandingan kinerja

Dalam mengimbangi kualitas pesaing perusahaan perlu melakukan

pembandingan kinerja dengan perusahaan lain yang sejenis. Benchmarking

dilakukan guna mengetahui sisi kelebihan dan kekurangan atas kualitas yang

diberikan perusahaan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.

4. Just in time atau penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya

Menganut sistem ini perusahaan harus dengan cepat memenuhi

kebutuhan pelanggan. Penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya akan

membantu perusahaan merespon cepat kebutuhan pelanggan.

5. Pengetahuan mengenai peralatan

Peruasahaan mengadakan perbaikan teknologi dalam aktivitasnya.

Perubahan ini dimulai dengan menambah pengetahuan dan mengajarkan

kepada seluruh elemen perusahaan mengenai pengoperasian peralatan baru

yang mendukung perbaikan kualitas output.

D. QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Definisi Quality Function Deployment ( QFD ) menurut Besterfield (1999)

adalah :

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“Quality Function Deployment is a planning tool used to fulfill cost expectations. It

is a disciplined approach to product design, engineering and production, and

provides in depth evaluation of product.”

QFD merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan

pelanggan dan pentingnya berkomunikasi baik secara internal maupun eksternal.

QFD akan menterjemahkan apa yang menjadi persyaratan atau keinginan

konsumen trehadap suatu produk. Dengan penerapan QFD diharapkan perusahaan

akan terhindar dari perbedaan persepsi mengenai apa yang diberikan perusahaan

dengan apa yang menjadi persyaratan konsumen. QFD mampu mengidentifikasikan

keinginan konsumen yang sesungguhnya dan mengimplementasikan serangkaian

informasi yang sejalan dengan setiap tahapan dalam perputaran produk dari konsep

desain komponen, proses dan manufaktur sampai pada pemakaian produk.

Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang

dilakukan pada masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu

proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga

tahapan tersebut adalah (Cohen, 1995) :

1. Tahap pengumpulan Voice of Customer.

2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).

3. Tahap analisa dan implementasi.

E. HOUSE Of QUALITY

Pengertian House Of Quality (Render & Heizer) adalah:

“House Of Quality is a technique for defining the relationship between customer

desire and product ( or services ) attributes.”

House Of Quality merupakan alat dari penerapan Quality Function Deployment

(QFD) yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan antara keinginan konsumen

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terhadap suatu produk dengan pihak produsen, sehingga dapat dicapai sasaran desain

dan operasi yang digunakan sebagai landasan guna memenuhi keinginan konsumen.

House of quality menunjukkan produk yang ditawarkan perusahaan terkait

dengan kualitas dan apa yang diharapkan konsumen sejalan dengan apa yang

dihasilkan produsen. Matrik HOQ menyerupai sebuah bangunan rumah yang terdiri

dari 6 komponen pokok yaitu pondasi, dinding, 2 buah tiang, langit-langit dan atap.

HOQ tersebut mempertemukan informasi mengenai keinginan konsumen

dengan persyaratan rekayasa perusahaan produsen yang akan memudahkan tim

kerja dalam menerjemahkan keinginan pihak yang bersangkutan menjadi sasaran

operasi dan rekayasa konkrit. Yang menjadi perhatian dasar dari HOQ adalah

produk yang dihasilkan harus dirancang sesuai dengan keinginan dan selera

konsumen. Oleh karena itu bagian pemasaran, produksi dan manufaktur harus

bekerja sama sejak pertama kali produk dikonsepkan.

Perhatian dasar dari HOQ adalah bahwa produk yang dihasilkan harus

dirancang sesuai dengan keinginan dan selera konsumen. Oleh karena itu bagian

pemasaran, operasi dan manufaktur harus bekerja sama sejak pertama kali produk

dikonsepkan. Untuk membangun House of Quality, ada 6 langkah dasar yang harus

dilakukan menurut Render (2001) :

1. Menentukan keinginan konsumen

2. Mengidentifikasi atribut barang/jasa

3. Membuat hubungan antara keinginan konsumen dengan cara barang/jasa

memenuhinya

4. Mengevaluasi produk saingan

5. Mengembangkan spesifikasi kinerja atas cara barang / jasa memenuhi

keinginan konsumen tersebut

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Menerapkan cara-cara tersebut pada tahap perubahan input menjadi output

secara tepat.

F. PENELITIAN TERDAHULU

1. Penelitian sebelumnya yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan

Sabihaini dan Yulianto (2003) dalam bentuk jurnal yang berjudul Analisis Quality

Function Deployment (QFD) : The Voice Of Customer untuk menghasilkan kualitas

jasa studi kasus pada PT Kereta Api Indonesia. Dimensi kualitas yang digunakan

berbeda antara jasa dengan produk, yaitu jasa menggunakan dimensi tangible,

reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty namun alur pengolahanya sama

dan menghasilkan hasil yang sama yaitu kualitas yang diharapkan oleh konsumen.

Hasil yang diperoleh : pada tingkat kepentingan yang menempati skala tertinggi

adalah assurance dan terendah adalah emphaty dan responsiveness. Untuk itu

perusahaan perlu meningkatkan pelatihan dan pengembangan serta kemampuan

karyawan untuk kualitas yang diinginkan.

2. Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan David (2007) dengan judul

Analisis Kualitas Layanan Dengan Menggunakan House Of Quality Studi Kasus

pada PT Angkasa Pura I Cabang Adi Sutjipto Yogyakarta. Penelitian yang

dilakukan pada obyek jasa angkutan memperoleh hasil : pada tingkat kepentingan

yang menduduki skala tertinggi adalah emphaty, yang terendah adalah tangible.

Terdapat 16 atribut yang dianggap sangat penting. Tingkat kinerja pada perusahaan

tersebut terdapat 27 atribut yang dianggap baik oleh responden. Skala tertinggi

adalah responsiveness sedangkan yang terendah adalah reliability dan tangible,

dalam TR terdapat 17 sinergi yang menunjukan strong positif. Akan sama hasilnya

apabila diterapkan pada kualitas produk, walaupun menggunakan dimensi berbeda

yaitu dimensi kualitas produk.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suratman (2008) mengambil judul Analisis

Penerapan Quality Function Deployment terhadap Kualitas Desain Produk Kursi

Rotan Indoor Berorientasi Ekspor Pasar Eropa pada Sentra Industri Mebel Rotan Di

Kabupaten Sukoharjo memperoleh hasil dari tingkat kepentingan skor yang paling

tinggi adalah dimensi finishing, ini merupakan faktor yang dianggap paling penting

oleh konsumen sehingga perusahaan harus segera melakukan perbaikan pada

finishing produk. Dari tingkat kinerja diperoleh hasil skor tertinggi adalah fungsi

dan estetika dan yang terendah adalah dimensi ergonomi yang harus segera

diperbaiki.

4. Listiantoro (2009) pada penelitian dengan judul Analisis Kualitas Anyaman

Berbahan Enceng Gondok Untuk Mengembangkan Desain Kursi Rotan

Berorientasi Ekspor Pada Sentra Industri Mebel Rotan Di Kabupaten Sukoharjo

memperoleh hasil tingkat kepentingan menunjukan dimensi Ketahanan

memperoleh nilai tertinggi dengan demikian dimensi tersebut dianggap paling

penting atau paling diharapkan oleh buyer,sedangkan nilai terendah adalah dimensi

Keindahan. Tingkat Kinerja yang memperoleh nilai tertinggi dari responden adalah

dimensi Keindahan dan Finishing sedangkan ketahanan memiliki nilai kinerja

terendah yang harus diperbaiki.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. KERANGKA PEMIKIRAN

(sumber : Listiantoro, 2009 dan Suratman, 2008 yang telah dimodifikasi)

Gambar di atas menjelaskan mengenai alur pemikiran yang ada dalam

pemikiran konsumen. Dimulai dari persepsi konsumen mengenai kualitas desain

produk kursi ukir terutama dari perusahaan Mulyo Furniture yang mereka inginkan.

Kemudian karakteristik kualitas desain produk kursi ukir. Keduanya melakukan

spesifikasi persyaratan yang diminta oleh konsumen antara lain: function,

ergonomics, artistic, aesthetics dan finishing.

Berdasarkan hasil modus maupun mean dari hasil jawaban responden untuk

tingkat kepentingan dan tingkat performance akan diketahui atribut apa saja yang

dianggap sangat tidak penting (STS) hingga sangat penting (SP). Juga akan

diketahui atribut apa saja yang telah memenuhi atau belum memenuhi harapan

Kualitas desain produk

yang diharapkan

Dimensi kualitas

desain produk

1. Function

2. Ergonomics

3. Artistic

4. Aesthetics

5. Finishing

Kualitas desain produk

menurut Manajemen

Penerapan QFD

dengan HOQ

Persepsi kualitas

produk menurut

konsumen Karakteristik produk

Kursi Ukir

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konsumen yang dinyatakan dalam sangat tidak setuju (STS) hingga sangat setuju

(SS) pada kinerja manajemen.

Antara dimensi kualitas yang disyaratkan oleh konsumen digabungkan

dengan kualitas produk menurut manajemen diterapkan Quality Function

Deployment (QFD) menggunakan alat analisis House Of Quality (HOQ) melalui

pengukuran: (1) Customer Requirement, (2) Tingkat Kepentingan (customer

requirement), (3) Tingkat Performance, (4) Customer Requirement Score, (5)

Technology Requirement, (6) Hubungan Customer Requirement Score dan

Technology Requirement, (7) Ukuran Standar Technology Requirement, (8)

Relative Technology Difficulty, (9) Prioritized Requirement Score, (10) Keterkaitan

dalam matriks (technology requirement).

Diharapkan dari informasi customer requirement dan penanganan tecnical requirement

akan meningkatkan kualitas desain produk pada proses berikutnya sehingga

dihasilkankualitas desain produk yang diharapkan.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah perusahaan mebel Mulyo Furniture Kabupaten

Klaten sebagai perusahaan pembuat produk kursi ukir untuk pasar lokal. Penelitian

dilakukan untuk mangetahui kualitas desain produk kursi ukir yang dibuat oleh

pengrajin yang kemudian dijual kepada pelanggan mereka.

Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu suatu metode pengumpulan

data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

(Jogiyanto, 2004). Survey terhadap konsumen produk kursi ukir bertujuan untuk

mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas desain produk kursi ukir Mulyo

Furniture. Penelitian ini juga dilakukan melalui observasi di perusahaan mebel Mulyo

Furniture Klaten untuk memperoleh data secara langsung dan jelas. Peneliti juga

melakukan in-depth interview dengan pihak internal perusahaan terutama di bagian

produksi untuk mengetahui tanggapan perusahaan atas apa yang disyaratkan oleh

konsumen, dan cara penanganannya.

B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

1. Populasi

Penelitian ini menggunakan populasi para pembeli lokal produk kursi ukir

Mulyo Furniture. Dari hasil wawancara peneliti dengan manjemen Mulyo

furniture mengenai jumlah konsumen produk kursi ukir tidak didapatkan jawaban

yang pasti (atau data yang tersimpan). Hanya berdasarkan perkiraan bahwa rata-

rata terdapat 4 pembeli.setiap bulannya. Sehingga disimpulkan bahwa dalam satu

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tahun terdapat 48 konsumen dari Mulyo Furniture. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan populasi dari konsumen Mulyo Furniture dari dua tahun

kebelakang, sehingga berjumlah 96 konsumen.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi, sejumlah anggota yang dipilih dari

populasi (Sekaran, 2006). Ada beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan

sampel untuk diteliti. Pertama, dalam praktek peneliti tidak mungkin melakukan

pengumpulan dan pengujian terhadap setiap elemen populasi. Kedua,

pengumpulan dan pengujian terhadap setiap elemen populasi, akan memerlukan

banyak waktu, biaya, dan tenaga yang melaksanakan.

Ketiga, penelitian terhadap sebagian elemen populasi, kadang-kadang

memberikan hasil yang lebih dapat dipercaya dan kesalahan dalam pengumpulan

data relatif lebih kecil, terutama jika elemen-elemen terdiri atas banyak data.

Keempat, pengujian terhadap seluruh elemen populasi, dalam kasus tertentu tidak

mungkin dilakukan (Sekaran, 2003).

Besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berdasarkan

pertimbangan Singarimbun (1995) yang menyatakan bahwa besarnya sampel

penelitian tidak boleh kurang dari 10% dari jumlah populasinya. Dari populasi

yaitu para pembeli lokal produk kursi ukir Mulyo Furniture maka dapat diambil

sample sebesar 10% dari total populasi.

Pertimbangan lain menurut Ferdinand (2006) poin pertama yang

menyatakan bahwa sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 sudah layak

bagi kebanyakan penelitian. Dari beberapa pertimbangan maka penulis

mengambil sampel keseluruhan dari populasi selama dua tahun kebelakang

dengan asumsi untuk mengantisipasi sedikitnya responden yang diperoleh,

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meskipun dari pertimbangan di atas lebih besar dari 10% dan lebih besar dari 30

sudah layak untuk diteliti.

C. TEKNIK PENGUKURAN VARIABEL DAN DEFINISI OPERASI

1. Pengukuran Variabel

Penelitian ini mengadopsi instrumen dari peneliti dan pakar desain

sebelumnya kemudian dikembangkan melalui atribut- atribut pendukung 5

dimensi kualitas desain produk. Adapun instrumen pengukuran terdiri lima

dimensi kualitas desain produk yang dioperasionalisasikan, yaitu: fungsi/

kegunaan, ergonomi, keindahan, estetika ukiran dan finishing.

Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai adalah kuesioner dengan

menggunakan skala likert 5 poin. Skala likert ini digunakan untuk menilai tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja.

Untuk mengukur tingkat kepentingan sebagai berikut :

- skala 1 mewakili atribut yang dianggap sangat tidak penting (STP)

- skala 2 mewakili atribut yang dianggap tidak penting (TP)

- skala 3 mewakili atribut yang dianggap cukup penting (CP)

- skala 4 mewakili atribut yang dianggap penting (P)

- skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat penting (SP)

Untuk mengukur tingkat kinerja sebagai berikut :

- skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju (STS)

- skala 2 menunjukkan tidak setuju (TS)

- skala 3 menunjukkan cukup setuju (CS)

- skala 4 menunjukkan setuju (S)

- skala 5 menunjukkan sangat setuju (SS)

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Definisi Operasional

a. Fungsi atau kegunaan

Merupakan faktor fungsi atau kegunaan dari produk kursi ukir apakah

memiliki nilai guna bagi yang mengkonsumsinya. Fungsi kursi yang paling

mudah disebutkan adalah sebagai sarana tempat duduk. Seiring dengan

perkembangan interior dan eksterior rumah, kursi ukir memiliki fungsi

lainnya. Hal ini juga diiringi dengan perkembangan model dan desain dari

kursi ukir sendiri.

b. Ergonomi

Merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan perusahan dengan

bentuk tubuh atau anatomi tubuh. Konsep ergonomi pada kursi ukir pada

dasarnya bagaimana menciptakan produk sedemikian rupa sehingga sehingga

mampu menopang tubuh seseorang hingga merasa nyaman. Sehingga segala

gerak tubuh seperti duduk, berdiskusi, rapat, makan, mengetik dapat

terakomodasi secara maksimal. Dalam konsep ergonomi, masalah fungsi

sangat diutamakan. Setelah fungsi itu terpenuhi, baru kemudian desain

mengikuti fungsi itu.

c. Keindahan

Karakteristik bahan baku kayu ukir yang menampilkan bentuk kursi

yang indah serta keindahan ukiran sebagai penghias atau elemen kursi. Desain

kursi ukir menjadi sangat variatif. Penggunaan kursi ukir dalam berbagai

suasana menjadi tampak etnik dan bernuansa tradisional.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Ukiran pada sandaran dan sandaran kursi kayu

Doc. pribadi

d. Estetika

Estetika merupakan bagaimana cara produk mampu dilihat, dirasakan,

diraba, terdengar atau dari bau produk itu sendiri. Sedangkan untuk produk

kursi ukir, estetika bisa dilihat dari motif atau relief ukiran yang menghiasi

permukaan dari kerangka kursi ukir itu sendiri.

Gambar 2. Kerangka ukiran

Doc. Pribadi

e. Finishing

Merupakan pemberian sentuhan akhir dari produk yang memberikan

nilai tambah dalam mempercantik produk. Finishing meliputi pengecatan dan

pemberian sentuhan akhir dalam proses pembuatan. Penampilan kursi ukir

tidak hanya didukung oleh bentuk dan ukirannya. Tetapi juga warna,

kehalusan rangka dan tingkat kerumitan ukiran, mudah dalam perawatannya

memberikan andil dalam hasil akhir produk.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. SUMBER DATA

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh pertama kali secara langsung

pada sumber data melalui pengisian kuisioner dan wawancara. Pengisian

kuesioner dilakukan oleh pembeli atau konsumen produk kursi ukir Mulyo

Furniture, sedangkan wawancara dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari tangan kedua seperti

literature, buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang menunjang.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner ini disampaikan peneliti kepada responden yang merupakan

pembeli kursi ukir. Untuk memudahkan dalam pengumpulan data maka penyebaran

kuesioner dibantu oleh perusahaan Mulyo Furniture yang memiliki akses lebih baik.

Perusahaan ini membagikan kuesioner tersebut kepada responden mengingat ini

adalah data rahasia. Kuesioner juga diberikan langsung pada saat pelanggan

mendatangi langsung di tempat produksi sehingga lebih memudahkan penerimaan

kuesioner. Peneliti juga senantiasa melakukan cek ulang di perusahaan Mulyo

Furniture terkait responden yang bila terjadi kekurangan atau ketidaklengkapan

jawaban kuesioner.

2. Wawancara

Peneliti melakukan komunikasi dan interaksi langsung dengan pihak-pihak

terkait. Misalnya bagian produksi, personalia, dan SDM.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid atau tidaknya suatu alat

ukur tergantung pada mampu atau tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan

pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Setiawan, 2004).

Untuk memperoleh validitas kuesioner, usaha dititikberatkan pada

pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan

yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan

sesungguhnya pada responden yang diteliti. Untuk uji validitas digunakan alat uji

Pearson Correlate Coefficient dengan menggunakan bantuan sofware SPSS 11,5

for Windows.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Setiawan, 2004). Reliabilitas

merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan

tertentu. Hasil dari pengujian reliabilitas ditunjukkan oleh sebuah indeks yang

menunjukkan seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan. Untuk menguji

reliabilitas digunakan nilai Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS 11,5

for Windows.

G. METODE ANALISIS DATA

1. Analisis Deskriptif

Yaitu analisis yang digunakan untuk mengurai hasil penelitian yang

didukung teori, berdasarkan tanggapan responden. Dari tanggapan responden,

wawancara dan hasil pengamatan, dibuat kesimpulan dengan memberikan

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

gambaran apa saja yang diinginkan konsumen dari kursi ukir, bagaimana

technical requirement dapat direalisasikan sesuai dengan keinginan konsumen

juga menyesuaikan pada kemampuan perusahaan.

2. Analisis Quality Function Deployment dengan House of Quality

Bagian yang paling penting dari QFD yaitu pembentukan house of quality

berisikan informasi tentang kebutuhan konsumen, tingkat kepentingan konsumen

serta persepsi dan tingkat kepuasan konsumen kursi ukir terhadap produk yang

dimiliki perusahaan maupun pesaingnya. Matrik HOQ terdiri dari data-data yang

terkumpul diolah melalui tahap-tahap berikut :

1. Kebutuhan konsumen mebel ukir (customer requirements)

Berisikan masukan mengenai apa yang diinginkan dan dibutuhkan

konsumen terhadap kursi ukir. Dari informasi yang masuk, oleh peneliti

ditentukan segala persyaratan bagi pengusaha mebel ukir untuk

meningkatkan kualitas desain kursi ukir.

2. Respon secara teknik (technical response)

Merupakan tahap perusahaan menggambarkan produk kursi ukir yang

dikembangkan lebih lanjut. Secara umum gambaran ini didukung oleh

keinginan dan kebutuhan konsumen dari bagian 1.

3. Keterkaitan dan prioritas (relationship)

Perusahaan berusaha mengkaitkan seberapa besar hubungan antara respon

teknik yang dilakukan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Kemudian dikerucutkan dengan lebih memprioritaskan keinginan dan

kebutuhan yang harus segera direspon.

5. Korelasi secara teknik (technical correlation)

Bagian ini menganalisa hubungan yang terjadi atau dampak yang

ditimbulkan antar karakteristik teknik.

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Matrix secara teknik (technical matrix)

Pada technical benchmarks [6A] membandingkan kualitas karakteristik

teknis perusahaan dengan kondisi pesaing. Technical targets [6B]

perusahaan menentukan standar karakteristik tertentu untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen kursi ukir dan memenangkan

persaingan.

Gambar 3. Kerangka House of Quality

(5)

Korelasi

secara teknik

(3)

Respon secara teknik

(1) (4) (2) [4A] Matrik perencanaan

Faktor peningkatan Pengaruh antara faktor- faktor strategik

Kualitas desain mebel peningkatan

Berdasarkan kebutuhan kualitas desain produk

dan kemanfaatan kursi rotan dengan

konsumen kursi rotan karakteristik teknik (2A) (2B)

Importance Performance

[4B]

Prioritas respon secara teknik

[6] Matrik secara teknik

[6A] Benchmarking

[6B] Target secara teknik

Sumber: Lou Cohen (1995), How to Make QFD Work for You

Analisis HOQ

a. Analisis Customer Requirement (CR)

Persyaratan pelanggan atau customer requirement (CR) merupakan

pendapat pelanggan tentang atribut apa saja yang disyaratkan atau diperhatikan

oleh pelanggan dalam pemanfaatan fasilitas yang ada. Analisis ini berisi

persyaratan atau masukan pelanggan yang dikelompokkan menjadi lima

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimensi, meliputi function, ergonomics, keindahan, estetika anyaman dan

finishing.

Proses pencatatan CR dilakukan melalui wawancara dengan menanyakan

hal- hal yang dianggap penting oleh konsumen melalui bagian produksi atau

oleh desainer dengan pertimbangan lebih mengetahui keinginan dan kebutuhan

konsumen. Selain itu data didapatkan dari referensi penelitian terdahulu.

Atribut- atribut CR yang telah didapat, diolah, disusun dalam bentuk kuesioner

dengan menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk

menentukan bobot kepentingan dari masing- masing atribut yang berhubungan

erat dengan masalah yang diteliti. Customer requirement ini akan menempati

sisi sebelah kiri dari matrik HOQ.

b. Analisis Tingkat Kepentingan (TKe)

Analisi tingkat kepentingan merupakan tindak lanjut dari CR yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan terhadap desain

produk yang dihasilkan. Atribut- atribut persyaratan yang telah diolah

selanjutnya disusun dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert

dengan penilaian sebagai berikut :

- skala 1 mewakili atribut yang dianggap sangat tidak penting (STP)

- skala 2 mewakili atribut yang dianggap tidak penting (TP)

- skala 3 mewakili atribut yang diganggap cukup penting (CP)

- skala 4 mewakili atribut yang dianggap penting (P)

- skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat penting (SP)

c. Analisis Tingkat Kinerja (TKi)

Analisis tingkat kinerja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana atribut-

atribut yang diinginkan pelanggan dipenuhi oleh manajemen, sehingga dapat

diketahui kinerjanya.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penilaian skala likert tersebut adalah sebagai berikut :

- skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju (STS)

- skala 2 menunjukkan tidak setuju (TS)

- skala 3 menunjukkan cukup setuju (CS)

- skala 4 menunjukkan setuju (S)

- skala 5 menunjukkan sangat setuju (SS)

d. Analisis Tingkat Perbaikan

Analisis ini mengevaluasi atribut- atribut sehingga dapat diketahui atribut

mana yang belum memenuhi syarat mutu atau kualitas. Hasil analisa ini didapat

dari nilai kinerja (performance) yang diharapkan dibagi nilai kinerja dari

konsumen.

e. Sales Point

Titik penjualan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat

penjualan yang mungkin didapat. Apabila terjadi perubahan- perubahan

terhadap atribut tertentu. Dalam penentuan titik penjualan terhadap atribut-

atribut dalam penelitian ditetapkan oleh pihak manajemen. Cara penentuannya

dengan menggunakan alat bantu skala penilaian sebagai berikut :

1. Nilai 1,0 adalah status quo, yang berarti perubahan mengenai atribut

yang ada tidak memberikan pengaruh tambahan manfaat dan juga tidak

mengurangi kualitas desain produk.

2. Nilai 1,2 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan

pengaruh yang kecil dan perlu perbaikan hanya dari segi teknis.

3. Nilai 1,5 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan

pengaruh yang besar terhadap penjualan dan akan ditekankan untuk

program pemasaran.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Analisis Customer Requirement Score (CRS)

Penghitungan CRS bertujuan untuk mengetahui secara menyeluruh

terhadap tingkat kepentingan relative masing- masing CR, untuk menentukan

CR mana yang perlu diperhatikan lebih untuk bisa dimasukkan sebagai atribut-

atribut penting dalam perancangan produk. Analisis ini dihitung dengan cara

mengkalikan tingkat CR dengan sales point. Kemudian dinormalisasikan dalam

bentuk persentase dari CRS setiap atribut dibagi CRS keseluruhan.

g. Analisis Technical Requirement (TR)

Dari atribut- atribut yang diharapkan oleh konsumen sebagai customer

requirement (CR), manajemen harus menerjemahkan dalam technical

requirement (TR). Tujuan dari TR ini adalah untuk memenuhi persyaratan

konsumen. Sehingga perusahaan harus mengusahakan spesifikasi kinerja

tertentu melalui technical measure (TM) yang sesuai dengan technical

requirement-nya.

h. Analisis Hubungan CR dan TR

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing- masing

penjelasan teknik yang dibuat oleh perusahaan mempunyai hubungan yang

mampu menjawab dan memenuhi CR. Ataukah penjelasan teknis tersebut

memperbarui terhadap masing- masing persyaratan konsumen. Hubungan yang

terjadi dimulai dengan kategori berikut :

a. hubungan bernilai 9 apabila hubungan tersebut kuat, yang berarti TR

menjawab CR

b. hubungan bernilai 3 apabila hubungan tersebut sedang, yang berarti TR

mendukung CR

c. hubungan bernilai 1 apabila hubungan tersebut lemah, yang berarti TR

mempengaruhi CR

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i. Analisis Penentuan Standar TR

Analisis ini berdasarkan hasil diskusi dengan pihak perusahaan dan

melalui pengamatan penelitian secara langsung. Mengenai keadaan produk

yang sesungguhnya serta didukung dengan referensi terkait. Hasil dari

penelitian ini adalah diperolehnya item- item yang merupakan ukuran dari TR

perusahaan (technical measure).

j. Analisis Degree of Difficulty (DoD)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan perusahaan

dalam penerapan TR. Terdapat 4 penilaian yang dipergunakan yaitu :

1. nol (0), apabila tidak menemui kesulitan teknis dalam penerapannya.

2. satu (1), apabila agak menemui kesulitan teknis dalam penerapannya.

3. dua (2), apabila mengalami kesulitan teknis dalam penerapannya.

4. tiga (3), apabila sangat sulit dalam penerapannya.

k. Analisis Technical Requirement Score (TRS)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui TR yang paling penting dan perlu

lebih banyak perhatian untuk ditindaklanjuti. Analisis ini dilakukan dengan

mengetahui terlebih dahulu TRS kemudian dinormalisasi. TRS diperoleh

dengan mengkalikan normalized CRS dengan tingkat hubungan CR dan TR

(kuat: 9, sedang: 3. lemah: 1). Skor ini dijumlahkan per kolom dan hasilnya

dinormalisasi (dalam %) sehingga diketahui TR yang paling penting dan perlu

perhatian lebih untuk ditindak lanjuti.

l. Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atribut- atribut

dalam TR. Hubungan dikatakan sinergi apabila satu atribut dengan atribut yang

lain mempunyai hubungan pertentangan dalam pelaksanaannya. Nilai

hubuungan ini dibagi 4 :

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Strong positive (+9) menunjukkan hubungan yang sangat mendukung,

hubungan yang mendekati sempurna

2. Positive (+3) menunjukkan hubungan yang mendukung

3. Negative (-3) menunjukkan hubungan yang bertentangan

4. Strong negative (-9) menunjukkan hubungan yang sangat

bertentangan, hubungan yang mendekati negatif sempurna.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan Mulyo Furniture

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

CV Mulyo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

manufaktur furniture (mebel) dipimpin oleh Ibu Hj. Sumarti yang juga selaku

pemilik perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang dilibatkan berjumlah 17 tenaga

tetap dan 25 orang secara musiman yang diberlakukan apabila mendapatkan

pesanan yang banyak pada waktu tertentu. CV Mulyo saat ini dilengkapi dengan

alat-alat produksi seperti mesin popil, mesin bubut dan lain-lain.

CV Mulyo yang telah berdirir sejak awal tahun 1990-an, memiliki beberapa

tujuan. Tujuan umum yang ingin dicapai adalah meningkatkan devisa bagi

pemerintah dari sektor non migas, mengurangi jumlah pengangguran, memenuhi

kebutuhan konsumen dan memanfaatkan potensi alam yang ada. Sedangkan

tujuan khususnya bagi perusahaan adalah untuk meningkatkan laba dengan

indikasi terjadinya peningkatan pendapatan.

2. Lokasi Perusahaan

CV Mulyo berada di jalan raya Solo-Jogja Km.4 Ketandan Klaten. Lokasi

ini memiliki keuntungan karena merupakan jalur strategis yang menghubungkan

kota lain seperti Jogjakarta, Solo, Surabaya. Sehingga proses transportasi menjadi

lebih mudah.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut adalah struktur, tugas dan tanggung jawab yang ada di CV Mulyo:

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Pimpinan Perusahaan

Berwenang menetapkan kebijakan perusahaan dan melakukan pengawasan

terhadap setiap bagian di lingkungan internal, serta seluruh aktivitas terkait

produksi. Selain itu berperan dalam perencanaan, koordinasi pelaksanaan,

serta membuat perjanjian dengan pihak eksternal (supplier dan atau pembeli).

2. Manajer

Bertugas dalam hal operasional menyeluruh, dan merencanakan dan mengatur

kegiatan produksi. Manajer bertanggung jawab atas mutu hasil produksi dan

keberhasilan produk

3. Bagian Keuangan

Melaksanakan, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua

pengeluaran dan pemasukan yang terkait dengan aktivitas perusahaan.

4. Bagian Logistik

Melakukan proses pembelian, dimulai dari proses penawaran hingga transaksi

bahan baku, mengawasi penerimaan, penyimpanan dan distribusi barang di

perusahaan.

5. Bagian Produksi

Melaksanakan dan bertanggung jawab atas aktivitas produksi meliputi

pengerjaan komponen jadi, penyelesaian barang, killin dry (pengeringan),

assembling, sandling atau amplas dan packaging.

6. Rumah Tangga

Mempersiapkan konsumsi dalam menyediakan pelayanan konsumsi bagi para

staf maupun kunjungan tamu di perusahaan.

7. Keamanan

Bertanggung jawab atas keamanan, ketertiban di kantor.

8. Transportasi

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja di CV Mulyo dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu bagian

produksi dan administrasi. Pada bagian produksi terdiri dari mandor atau

pengawas, tenaga desain, tukang kayu, tukang amplas, tukang angkat, finishing,

dan packaging. Sedangkan bagian administrasi meliputi; pencatatan di bagian

produksi, keuangan, personalia dan umum.

5. Hasil Produk

Produk yang dihasilkan sangat bermacam-macam, tergantung permintaan

konsumen, antara lain meja, kursi, buffet, perabotan rumah tangga (in door

furniture) yang bersifat kolonial dan antik.

CV Mulyo melakukan kegiatan saluran distribusi melalui saluran langsung

dan saluran tidak langsung, melalui agen penjualn di dalam negeri terutama di

wilayah Jawa Tengah dan di luar Jawa tengah (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan

Denpasar) dan sempat di luar negeri seperti Perancis dan Brazil.

B. Proses Produksi Kursi Ukir

Proses produksi yang digunakan adalah proses yang mengubah dan memproses

bahan baku untuk menghasilkan produk jadi (finished goods product), yaitu

memproses bahan baku awak yang berupa belahan kayu papan menjadi produk jadi

berupa bermacam mebel dengan bentuk, model dan ukuran. Proses yang berlangsung

dilakukan secara berulang atau repetitive process industry.

Motif ukiran yang digunakan mengikuti gaya ukiran dari Jepara (direpro),

sebagai berikut :

1. Ukiran Asmat (orang-orang an)

2. Ukiran bunga (paling umum digunakan oleh CV Mulyo)

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Ukiran kaligrafi

4. Legenda rakyat

Bahan baku yang digunakan oleh Mulya Furniture merupakan kayu jati hasil

hutan dan kayu jati kampung. Untuk kayu jati hutan untuk pengolahan atau proses

berikutnya tidak perlu menggunakan obat (sebagai anti lapuk) karena sudah cukup tua

sehingga kayu lebih kuat dan kualitas lebih bagus. Untuk kayu jati kampung guna

proses berikutnya perlu menggunakan obat (anti lapuk). Bahan baku didatangkan

langsung dari Randu Belitung, Kabupaten Cepu.

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi adalah:

1. Mesin circle

2. Mesin planer

3. Mesin ticneser

4. Mesin single spinder

5. Mesin jointer

6. Mesin hand router

7. Mesin hand planer

8. Mesin bor

Sedangkan peralatan yang mendukung proses produksi antara lain tatah, gergaji

dan bor tangan.

Tahap-tahap produksi kursi ukir :

1. Pembelahan

Persiapan bahan baku dari glondongan menjadi beberapa potongan besar.

2. Pengukuran

3. Pemotongan atau penggergajian

Pemotongan sesuai ukuran yang dikehendaki.

4. Pengukiran

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Membuat relief ukiran sesuai dengan motif yang dikehendaki.

5. Planer dan Ticneser (perataan)

Meratakan dan membuat siku pada kayu, meratakan kaki-kaki kursi dan

dudukan.

6. Pembuatan lubang

Pembuatan lubang U, pemasangan atau perakitan dengan mesin bor.

7. Assembling atau perakitan rangka

Merakit semua komponen menjadi sebuah kursi utuh.

8. Finishing

Meliputi : penghalusan akhir, penambalan lubang, pengamplasan dengan

pemberian kapur (penghalusan) dan pengecatan dengan semprot pelitur.

C. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pembeli end user lokal. Yang dimaksud

end user dalam penelitian ini adalah pembeli yang langsung mengkonsumsi atau

menggunakan suatu produk secara langsung dan tidak untuk dijual kembali. Responden

dipilih menggunakan sistem purposive sampling yaitu pembeli end user, dan telah

melakukan pembelian dalam kurun waktu minimal dua tahun terakhir.

Peneliti menyebarkan 100 eksemplar. Dari seluruh kuesioner yang disebarkan,

90 diantaranya direspon dan diterima kembali oleh peneliti dalam jangka waktu 2

bulan. Lamanya waktu pengembalian karena peneliti tidak bisa memantau langsung

pengisian kuesioner karena peneliti tidak langsung mendapat akses langsung terhadap

pembeli. Sedangkan dari pihak Mulyo Furniture lebih memilih menunggu tamu atau

buyer pada saat pembelian berlangsung di lokasi produksi. Dari 90 kuesioner terdapat 6

yang tidak memenuhi syarat (lihat di tabel IV.1).

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV.1

DISTRIBUSI KUESIONER

Kuesioner yang disebar 100

Kuesioner yang kembali 90

Respon rate 90%

Kuesioner yang tidak kembali 10

Kuesioner yang tidak layak 6

Total kuesioner yang layak 84 Sumber: data primer yang diolah, 2010.

Syarat diterimanya jawaban kuesioner adalah minimal terjawabnya seluruh

pertanyaan tertutup karena untuk pertanyaan terbuka atau uraian hanya untuk

mengetahui lebih jauh terkait apa yang diinginkan dan pendapat responden terhadap

produk kursi ukir Mulyo Furniture.

Jumlah sampel sebanyak 84 tersebut telah layak untuk dianalisis karena

menurut Singarimbun (1982) menyatakan bahwa besarnya sampel penelitian tidak

boleh kurang dari 10% dari jumlah populasinya.

D. Pengujian Instrument Penelitian

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan

terbuka. Pertanyaan tertutup terdiri dari 20 item pertanyaan di dalam 5 dimensi

kualitas desain produk baik untuk tingkat kinerja (Tki) dan tingkat kepentingan

(Tke). Pertanyaan terbuka hanya sebagai pelengkap untuk mengetahui sikap

responden terhadap dimensi kualitas. Adapun uji instrumen adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation

Coefficiend dengan uji signifikansi dua arah (two tailed). Sugiyono dan Azwar

(dalam Setiawan, 2004) menyatakan jika korelasi product moment melebihi 0,5

maka butir tersebut dapat dianggap valid.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV.2

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER

TINGKAT KEPENTINGAN

No Keterangan Koefisien

Korelasi Status

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 0,716 Valid

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 0,676 Valid

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 0,626 Valid

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik 0,622 Valid

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 0.912 Valid

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 0,931 Valid

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 0,908 Valid

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 0,900 Valid

5. Kaki menapak lantai saat duduk 0,868 Valid

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir 0,757 Valid

C. Keindahan

1. Desain ukiran unik 0,826 Valid

2. Motif ukiran menarik 0,888 Valid

D. Estetika ukiran

1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 0,897 Valid

2. Ukiran memiliki bentuk rumit 0,864 Valid

E. Finishing

1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 0,904 Valid

2. Mudah dalam perawatannya 0,513 Valid

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 0,904 Valid

4. Ketebalan cat merata 0,944 Valid

5. Relief ukiran jelas 0,931 Valid

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk 0,939 Valid

Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS, 2010.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV.3.

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER

TINGKAT KINERJA

No Keterangan Koefisien

Korelasi Status

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 0,731 Valid

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 0,747 Valid

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 0,773 Valid

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik 0,741 Valid

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 0,918 Valid

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 0,944 Valid

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 0,925 Valid

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 0,918 Valid

5. Kaki menapak lantai saat duduk 0,872 Valid

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir 0,770 Valid

C. Keindahan

1. Desain ukiran unik 0,856 Valid

2. Motif ukiran menarik 0,898 Valid

D. Estetika ukiran

1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 0,899 Valid

2. Ukiran memiliki bentuk rumit 0,916 Valid

E. Finishing

1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 0,927 Valid

2. Mudah dalam perawatannya 0,574 Valid

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 0,891 Valid

4. Ketebalan cat merata 0,514 Valid

5. Relief ukiran jelas 0,954 Valid

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk 0,930 Valid

Sumber : data primer yang diolah dengan SPSS, 2010.

Berdasarkan tabel IV.2 dan tabel IV.3 di atas dapat diketahui bahwa semua

item pertanyaan telah memenuhi kriteria validitas. Koefisien korelasi tingkat

kepentingan berkisar antara 0,513– 0,944. Sedangkan koefisien korelasi untuk

tingkat kinerja berkisar antara 0,514– 0,954. Sehingga dari 20 item pertanyaan

untuk tingkat kepentingan dan 20 item pertanyaan untuk tingkat kinerja, semua

item dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliable menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur subyek yang sama. Keputusaan pada

atribut yang dapat dianggap reliabel, dapat dilakukan dengan menggunakan

kriteria sebagai berikut:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Interval < 0,200 dianggap sangat rendah

b. 0,200 – 0,399 dianggap rendah

c. 0,400 – 0,599 dianggap cukup

d. 0,600 – 0,799 dianggap tinggi

e. 0,800 – 1,000 dianggap sangat tinggi

Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha dengan

bantuan software SPSS for Windows 11,5 dengan hasil sebagai berikut:

Tabel IV.4

HASIL UJI RELIABILITAS KUESIONER

TINGKAT KEPENTINGAN

NO KETERANGAN SCORE STATUS

A. Fungsi/ Kegunaan 0,6157 Reliabilitas tinggi

B. Ergonomi 0,9495 Reliabilitas sangat tinggi

C. Keindahan 0,7528 Reliabilitas tinggi

D. Estetika ukiran 0,7543 Reliabilitas tinggi

E. Finishing 0,9412 Reliabilitas sangat tinggi Sumber : data primer yang diolah, 2010.

Hasil uji reliabilitas untuk tingkat kepentingan (tabel IV.5) menunjukkan

bahwa dimensi ergonomi memiliki nilai yang paling tinggi (0,9495), sedangkan

untuk dimensi yang paling rendah nilainya adalah dimensi fungsi atau kegunaan

(0,6157).

Tabel IV.5

HASIL UJI RELIABILITAS KUESIONER

TINGKAT KINERJA

NO KETERANGAN SCORE STATUS

A. Fungsi/ Kegunaan 0,7504 Reliabilitas tinggi

B. Ergonomi 0,9578 Reliabilitas sangat tinggi

C. Keindahan 0,7662 Reliabilitas tinggi

D. Estetika ukiran 0,8671 Reliabilitas sangat tinggi

E. Finishing 0,8941 Reliabilitas sangat tinggi Sumber : data primer yang diolah, 2010.

Hasil uji reliabilitas untuk tingkat kinerja (TKi) di atas juga menunjukkan

bahwa dimensi ergonomi memiliki nilai yang paling tinggi (0,9578) dengan status

reliabilitas sangat tinggi. Sedangkan dimensi fungsi atau kegunaan memiliki nilai

yang paling rendah reliabilitasnya (0,7504) di antara dimensi lainnya..

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas di atas untuk tingkat kepentingan

dan tingkat kinerja atau performance adalah seluruh item dinyatakan telah valid

dan reliabel. Sehingga bisa berlanjut ke tahap berikutnya.

E. Analisis House Of Quality

1. Voice of Customer

Langkah penerapan QFD diawali dengan mengumpulkan suara konsumen

(voice of customer). Data didapat dari beberapa referensi yang berkaitan dengan

kualitas desain produk kursi kayu ukir. Sehingga dari data ini bisa diketahui

atribut-atribut apa saja yang disyaratkan atau diperhatikan oleh konsumen dalam

memilih produk kursi kayu ukir.

Nilai tingkat kepentingan persyaratan konsumen diperoleh dari rata-rata

persepsi responden terhadap dimensi kualitas produk. Hasil rata-rata tersebut

menunjukkan bahwa urutan kualitas produk berdasarkan tingkat kepentingannya

adalah dimensi kualitas produk.

Dalam tahap ini, suara konsumen ditransformasikan ke dalam CR yang

dengan jelas menggambarkan apa yang akan dilakukan konsumen dengan produk

tersebut, misalnya bagaimana produk akan digunakan. Hasil dari atribut ini

dikelompokkan seperti pada tabel IV.6. Persyaratan ini akan menempati sebelah

kiri House of Quality.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV.6

CUSTOMER REQUIREMENTS

A. Fungsi/ Kegunaan 1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik B. Ergonomi 1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 5. Kaki menapak lantai saat duduk 6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir C. Keindahan 1. Desain ukiran unik 2. Motif ukiran menarik

D. Estetika ukiran 1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 2. Ukiran memiliki bentuk rumit E. Finishing 1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 2. Mudah dalam perawatannya 3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 4. Ketebalan cat merata 5. Relief ukiran jelas 6. Relief ukiran tidak mudah lapuk

2. Analisis Tingkat Kepentingan

Analisi tingkat kepentingan merupakan tindak lanjut dari CR yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan terhadap desain

produk yang dihasilkan. Atribut- atribut persyaratan konsumen yang telah diolah

kemudian disusun dalam bentuk kuesioner dengan skala likert 5 poin dari sangat

tidak penting (STP = 1) hingga sangat penting (SP = 5).

Dalam tahap analisis ini data yang digunakan adalah modus untuk

menghindari pembulatan skor. Modus digunakan karena hasil skor pengumpulan

kuesioner yang didapat dari tiap atribut bukan merupakan data ekstrim. Hasil

tingkat kepentingan persyaratan konsumen diolah dengan excel.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 7 TINGKAT KEPENTINGAN CUSTOMER REQUIREMENT

No Customer Requirement TKe

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 3

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 3

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 2

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik 3

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 4

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 4

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 4

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 4

5. Kaki menapak lantai saat duduk 4

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir 4

C. Keindahan

1. Desain ukiran unik 4

2. Motif ukiran menarik 5

D. Estetika ukiran

1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 4

2. Ukiran memiliki bentuk rumit 4

E. Finishing

1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 5

2. Mudah dalam perawatannya 5

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 4

4. Ketebalan cat merata 5

5. Relief ukiran jelas 5

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk 4 TKe (tingkat kepentingan)

Data primer diolah dengan excel, 2010

Untuk mengetahui rata- rata tingkat kepentingan kualitas desain produk

menggunakan mean karena tiap dimensi kualitas desain produk terdiri atas

banyak atribut. Sehingga dengan menggunakan mean akan diketahui dimensi

kualitas desain produk mana yang dianggap paling penting dengan nilai yang

lebih akurat.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 8

RATA- RATA TINGKAT KEPENTINGAN

DIMENSI KUALITAS DESAIN PRODUK

Dimensi Kualitas Desain Produk Mean

Fungsi/ Kegunaan 3,01

Ergonomi 3,94

Keindahan 4,08

Estetika ukiran 3,85

Finishing 4,17 Data primer diolah dengan excel, 2010

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kepentingan tertinggi

adalah dimensi finishing dengan nilai mean 4,17. Dan yang memiliki nilai

terendah adalah dimensi fungsi atau kegunaan dengan nilai mean 3,01.

Nilai mean tertinggi berarti dimensi kualitas tersebut merupakan dimensi

yang dianggap paling penting bagi konsumen dan harus ditindak lanjuti oleh

perusahaan demi kepuasan konsumen, begitu juga sebaliknya dengan nilai mean

terendah.

3. Analisis Tingkat Kinerja

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana responden merasakan

kebutuhannya dalam hal kualitas desain produk telah dipenuhi oleh pihak

produsen. Sehingga dapat diketahui performance perusahaan- perusahaan mebel

ukir saat ini. Nilai skala preferensi konsumen diperoleh dari persepsi tertinggi

konsumen tentang kualitas dan desain produk kursi ukir yang dihasilkan oleh

produsen.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 9

TINGKAT KINERJA No Customer Requirement PS PD

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 4 5

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 4 5

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 3 5

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik 3 5

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 4 5

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 4 5

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 4 5

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 4 5

5. Kaki menapak lantai saat duduk 4 5

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir 3 5

C. Keindahan 1. Desain ukiran unik 4 5

2. Motif ukiran menarik 4 5

D. Estetika ukiran 1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 4 5

2. Ukiran memiliki bentuk rumit 4 5

E. Finishing 1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 4 5

2. Mudah dalam perawatannya 5 5

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 5 5

4. Ketebalan cat merata 5 5

5. Relief ukiran jelas 5 5

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk 5 5 PS : performance yang sesungguhnya

PD : performance yang diharapkan

Data : primer diolah dengan excel, 20108

Untuk mengetahui rata- rata tingkat kinerja kualitas desain produk

menggunakan mean karena tiap dimensi kualitas desain produk terdiri atas

banyak atribut. Sehingga dengan menggunakan mean akan diketahui kinerja

dimensi kualitas desain produk mana yang dianggap telah memenuhi keinginan

konsumen.

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 10

RATA- RATA TINGKAT KINERJA

DIMENSI KUALITAS DESAIN PRODUK

Dimensi Kualitas Desain Produk Mean

Fungsi/ Kegunaan 3,34

Ergonomi 3,94

Keindahan 4,07

Estetika ukiran 3,82

Finishing 4,20 Data : primer diolah dengan excel, 2010

Hasil dari tabel diatas bahwa dimensi finishing merupakan dimensi yang

kinerjanya dinilai tertinggi oleh responden (4,20).

Ini berarti konsumen merasa bahwa dimensi tersebut paling merupakan dimensi

yang paling memenuhi harapan mereka dibandingkan dengan dimensi yang lain,

begitu juga sebaliknya dengan dimensi fungsi dinilai memiliki kinerja paling

rendah oleh responden sebesar 3,34.

4. Analisis Tingkat Perbaikan

Pada bagian ini akan dilakukan evaluasi terhadap atribut-atribut tersebut

untuk mengetahui atribut mana yang belum memenuhi syarat mutu terbaik, serta

beberapa tingkat perbaikan yang perlu dilakukan untuk mengejar target mutu

terbaik.

Hasil penghitungan tingkat perbaikan didapatkan dengan membagi nilai

performance yang diharapkan dengan nilai performance yang sesungguhnya.

Misalnya pada atribut fungsi pertama (Kursi ukir berfungsi sebagai tempat

duduk) memiliki nilai PD 5 dan nilai PS 4. Sehingga untuk penghitungan untuk

mencari TP adalah 5/4 = 1,25. Untuk hasil selengkapnya dilihat pada tabel IV.

11.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TABEL IV. 11

TINGKAT PERBAIKAN No Customer Requirement PS PD TP

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 4 5 1,25

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 4 5 1,25

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 3 5 1,67

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik 3 5 1,67

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 4 5 1,25

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 4 5 1,25

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 4 5 1,25

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 4 5 1,25

5. Kaki menapak lantai saat duduk 4 5 1,25

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir 3 5 1,67

C. Keindahan

1. Desain ukiran unik 4 5 1,25

2. Motif ukiran menarik 4 5 1,25

D. Estetika ukiran

1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 4 5 1,25

2. Ukiran memiliki bentuk rumit 4 5 1,25

E. Finishing

1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 4 5 1,25

2. Mudah dalam perawatannya 5 5 1

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 5 5 1

4. Ketebalan cat merata 5 5 1

5. Relief ukiran jelas 5 5 1

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk 5 5 1

TP : tingkat perbaikan

Data : primer diolah dengan excel, 2010

Dari hasil tabel IV.11 diketahui terdapat 4 tingkat perbaikan yaitu 1; 1,25;

dan 1,67. TP yang bernilai 1 telah dimiliki oleh 5 atribut, nilai TP 1,25 dimiliki

oleh 12 atribut, dan terdapat 3 atribut dengan TP 1,67. Semakin tinggi nilai

tingkat perbaikan, maka atribut tersebut perlu mendapatkan perhatian lebih dari

pihak manajemen untuk mencapai kualitas desain produk yang lebih baik. Dan

tetap mempertahankan dan meningkatkan atribut TR yang telah memiliki nilai 1.

5. Analisis Sales Point

Tujuan dari penentuan titik penjualan (sales point) ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar manfaat penjualan yang mungkin diperoleh apabila

terjadi perubahan-perubahan terhadap atribut–atribut tertentu. Dalam penentuan

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

titik penjualan terhadap atribut atribut dalam penelitian ini ditetapkan oleh pihak

manjemen perusahaan dalam bentuk suatu nilai. Cara penentuannya dengan

menggunakan penilaian sebagai berikut (Cohen, 1995) :

1) Nilai 1,0 adalah status quo, mengandung arti bahwa perubahan terhadap

atribut yang bersangkutan tidak memberikan tambahan manfaat dan tidak

mengurangi kualitas desain produk.

2) Nilai 1,2 mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi terhadap atribut

yang bersangkutan memberikan pengaruh yang kecil, perbaikan hanya dari

segi teknik.

3) Nilai 1,5 mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi pada atribut yang

bersangkutan memberikan pengaruh yang besar terhadap penjualan dan

akan ditekankan untuk program pemasaran.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TABEL IV. 12

SALES POINT dari CUSTOMER REQUIREMENT No Customer Requirement 1,0 1,2 1,5

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk ▲

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior ▲

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas

ruangan

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa

titik

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan ▲

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai

punggung

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan

empuk

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat

duduk

5. Kaki menapak lantai saat duduk ▲

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi

ukir

C. Keindahan

1. Desain ukiran unik ▲

2. Motif ukiran menarik ▲

D. Estetika ukiran

1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) ▲

2. Ukiran memiliki bentuk rumit ▲

E. Finishing

1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus ▲

2. Mudah dalam perawatannya ▲

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur ▲

4. Ketebalan cat merata ▲

5. Relief ukiran jelas ▲

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk ▲

Data : primer diolah dengan excel, 2010

Dari tabel IV.12 diketahui bahwa terdapat 9 atribut yang bernilai 1,2 yang

berarti bahwa perubahan yang terjadi terhadap atribut yang bersangkutan

memberikan pengaruh yang kecil. Sedangkan 11 atribut yang bernilai 1,5 berarti

perubahan yang terjadi pada atribut yang bersangkutan memberikan pengaruh

yang besar terhadap penjualan dan akan ditekankan untuk program pemasaran.

6. Analisis Customer Requirement Score (CRS)

Penghitungan CRS bertujuan untuk mengetahui secara menyeluruh

terhadap tingkat kepentingan relative masing- masing CR, untuk menentukan CR

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mana yang perlu diperhatikan lebih untuk bisa dimasukkan sebagai atribut-

atribut penting dalam perancangan produk.

Customer Requiremenr Score (CRS) dihitung dengan cara mengalikan

tingkat kepentingan customer requirement dengan sales point. CRS ini kemudian

dinormalisasi ke dalam bentuk persentase untuk diketahui rangkingnya.

Misalnya pada dimensi fungsi atau kegunaan atribut ke- 1 (Kursi ukir

berfungsi sebagai tempat duduk) memiliki nilai modus tingkat kepentingan 3 dan

nilai sales point 1,2. Keduanya dikalikan (3 x 1,2), hasil CRS-nya adalah 3,6.

Kemudian dinormalisasi dengan cara membagi CRS atribut tersebut dengan total

nilai CRS yang didapat 110. Penghitungannya menjadi 3,6/110 x 100 % yang

hasilnya adalah 3,27%.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 13

TINGKAT KEPENTINGAN, SALES POINT

DAN CUSTOMER REQUIREMENT SCORE DALAM PERSENTASE No Customer Requirement TKe SP CRS %

A. Fungsi/ Kegunaan

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk 3 1,2 3,6 3,27

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior 3 1,5 4,5 4,09

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan 2 1,5 3,0 2,72

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik 3 1,2 3,6 3,27

B. Ergonomi

1. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan 4 1,2 4,8 4,36

2. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung 4 1,5 6,0 5,45

3. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk 4 1,5 6,0 5,45

4. Kursi ukir kuat menyangga badan saat duduk 4 1,2 4,8 4,36

5. Kaki menapak lantai saat duduk 4 1,5 6,0 5,45

6. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir 4 1,2 4,8 4,36

C. Keindahan

1. Desain ukiran unik 4 1,2 4,8 4,36

2. Motif ukiran menarik 5 1,5 7,5 6,81

D. Estetika ukiran

1. Ukiran up to date (selalu ada yang baru) 4 1,5 6,0 5,45

2. Ukiran memiliki bentuk rumit 4 1,5 6,0 5,45

E. Finishing

1. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus 5 1,5 7,5 6,81

2. Mudah dalam perawatannya 5 1,5 7,5 6,81

3. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur 4 1,2 4,8 4,36

4. Ketebalan cat merata 5 1,5 7,5 6,81

5. Relief ukiran jelas 5 1,5 7,5 6,81

6. Relief ukiran tidak mudah lapuk 4 1,2 4,8 4,36

Jumlah 110 100

Data : primer diolah dengan excel, 2010

Hasil normalisasi CRS diketahui terdapat 7 nilai persentase yaitu 2,72%;

3,27%; 4,09%; 4,36%; 5,45%; dan 6,81%. Semakin besar nilai persentase CRS

berarti semakin penting atribut- atribut tersebut dalam perancangan produk.

Atribut- atribut yang mendapat nilai tertinggi (6,81%) adalah motif ukiran

menarik, kursi ukir memiliki tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya,

ketebalan cat merata dan relief ukiran jelas.

7. Analisis Technical Requirement (TR)

Tujuan dari HOQ adalah untuk mendesain atau memperbaiki desain yang

sudah ada dengan cara memenuhi harapan konsumen. Setelah atribut-atribut yang

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diharapkan oleh konsumen diperoleh, maka manajemen harus menerjemahkan

dalam tehnical requirement. Technical Requirement adalah suatu fasilitas atau

upaya tertentu untuk memenuhi persyaratan pelanggan yang spesifikasi kinerja

ditentukan oleh manajemen.

Tabel IV. 14

TECHNICAL REQUIREMENT

NO TR 1 Menjaga kualitas rangka 2 Perbaikan desain rangka 3 Ukuran standar badan 4 Variasi produk 5 Teknik pengecatan 6 Standarisasi per desain 7 Variasi ukiran 8 Penambahan jok atau bantalan 9 Kontrol produksi 10 Pembuat kerangka oleh para ahli 11 Kerangka kuat 12 Bahan baku yang berkualitas 13 Dukungan supplier 14 Pengukir yang ahli dan berpengalaman 15 Desain ukiran mengikuti aturan baku 16 Peningkatan keahlian pengukir 17 Ketelitian pengukir 18 Ukiran mengikuti tren mode 19 Pengampelasan rangka 20 Penghalusan kayu 21 Ada pemberitahuan perawatan 22 Memastikan produk benar-benar kering 23 Penjemuran yang baik 24 Penggunaan obat pengawet dan anti jamur 25 Penggunaan finishing kualitas baik 26 Peralatan ukir yang baik 27 Penyimpanan produk yang baik

8. Analisis Hubungan antara CR dan TR

Bagian tengah dari HOQ merupakan keterkaitan atau hubungan antara

customer requirement dengan technical requirement. Penetapan hubungan di

antara keduanya terdapat dalam bagian tengah HOQ. Untuk menetapkan

hubungan ini digunakan L-Shaped Matrix. Hubungan yang terjadi dinilai dengan

kategori :

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Hubungan kuat. Berarti technical requirements dapat memenuhi customer

requirements dan memiliki nilai 9 (sembilan)

2. Hubungan medium. Berarti technical requirements cukup memenuhi

customer requirements dan memiliki nilai 3 (tiga)

3. Hubungan lemah. Berarti technical requirements kurang memenuhi

customer requirements dan memiliki nilai 1(satu)

4. Tidak ada hubungan. Berarti tidak ada hubungan antara technical

requirements dan customer requirements dan memiliki nilai 0 (nol).

Biasanya dilambangkan dengan kotak kosong.

Hubungan yang terjadi sangat mungkin labih dari satu karena setiap

customer requirement mungkin punya hubungan lebih dari satu technical

requirement begitu juga sebaliknya. Berikut hubungan CR dan TR

1. Kursi ukir berfungsi sebagai tempat duduk. CR ini dipenuhi oleh TR ukuran

standar badan (9), dan didukung oleh TR perbaikan desain dan kualitas

rangka (3).

2. Kursi ukir sebagai perlengkapan interior. CR ini didukung oleh TR variasi

produk dan ukiran yang mengikuti tren mode (3).

3. Kursi ukir berfungsi sebagai pembatas ruangan. CR ini dipenuhi oleh TR

variasi produk (9), dan didukung oleh TR standarisasi tiap desain (3).

4. Kursi ukir dapat diletakan dalam beberapa titik. CR ini didukung oleh TR

variasi produk dan variasi ukiran (3).

5. Bentuk kursi ukir mengikuti bentuk badan. CR ini didukung oleh TR

kualitas rangka dan perbaikan desain (3), dan dipenuhi oleh ukuran standar

badan (9).

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Kursi ukir memiliki sandaran sesuai punggung. CR ini dipenuhi oleh TR

ukuran standar badan (9), dan didukung oleh adanya jok atau bantalan pada

kursi (3).

7. Dudukan kursi ukir terdapat bantalan empuk. CR ini dipenuhi oleh TR

penambahan jok atau bantalan pada kursi (9).

8. Kursi ukir kuat menyangga badan saat diduduki. CR ini dipenuhi oleh TR

kualitas rangka dan kerangka yang kuat (9), dan didukung oleh kontrol

produksi oleh pembuat rangka yang ahli, bahan baku berkualitas dan

dukungan supplier (3).

9. Kaki menapak lantai saat menduduki kursi. CR ini didukung oleh TR

kualitas rangka dan pembuat rangka yang ahli (3), dan dipenuhi oleh ukuran

standar badan (9).

10. Badan tidak pegal setelah duduk di kursi ukir. CR ini didukung oleh kualitas

rangka dan pembuat rangka yang ahli (3), dan dipenuhi oleh TR jok atau

bantalan dan ukuran standar badan (9).

11. Kursi ukir memiliki desain ukiran yang unik. CR ini didukung oleh TR

variasi ukiran, desain yang baku, keahlian pengukir yang meningkat dan

ketelitian (3), serta dipenuhi oleh pembuat rangka yang ahli (9).

12. Kursi ukir memiliki motif ukiran menarik. CR ini diepnuhi oleh TR variasi

ukiran, ukiran yang mengikuti tren mode dan pengukir yang ahli dan

berpengalaman (9). Juga didukung oleh desain yang baku dan keahlian

pengukir yang ahli (3).

13. Motif ukiran up to date (selalu ada yang baru). CR ini didukung oleh TR

variasi ukiran dan keahlian pengukir yang meningkat (3). Dan dipenuhi oleh

ukiran yang mengikuti tren mode (9).

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14. Ukiran memiliki motif yang rumit. CR ini didukung oleh TR peningkatan

keahlian pengukir dan desain yang mengikuti standar (3). Dan dipenuhi oleh

pengukir yang ahli dan berpengalaman serta ketelitiannya dalam mengukir

(9).

15. Kursi ukir memiliki tekstur yang halus. CR ini didukung oleh TR bahan

baku berkualitas (3), dan dipenuhi oleh TR pengamplasan dan penghalusan

kayu yang baik (9).

16. Kursi ukir mudah dalam perawatannya. CR ini didukung oleh kayu yang

benar-benar kering dengan penjemuran (3), dan dipenuhi oleh

pemberitahuan perawatan bagi penggunanya (9).

17. Kursi kayu ukir tahan terhadap jamur. CR ini dipenuhi oleh TR penjemuran

yang baik dan menggunakan obat pengawet dan anti jamur (9) dan didukung

oleh kayu yang benar-benar kering dan kontrol produksi (3).

18. Kursi ukir memiliki ketebalan cat merata. CR ini didukung oleh

penghalusan kayu, pengamplasan yang baik dan penggunaan finishing

kualitas yang baik (3). Dan dipenuhioleh TR teknik pengecatan yang baik

(9).

19. Kursi ukir memiliki relief ukiran jelas. Dipenuhi oleh TR peralatan ukiran

yang baik, ketelitian pengukir dan teknik pengecatan yang baik (9). Dan

didukung oleh pengukir yang ahli dan berpengalaman (3).

20. Kursi ukir memiliki relief ukiran tidak mudah lapuk. Didukung oleh TR

kontrol produksi dan penjemuran yang baik (3), dan dipenuhi oleh TR bahan

baku berkualitas baik, kayu benar-benar kering, penyimpanan produk yang

baik dan penggunaan obat pengawet dan anti jamur (9).

Untuk keseluruhan hasil hubungan CR dan TR bisa dilihat pada lampiran

gambar 4.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Analisis Penentuan Ukuran Standar TR

Setelah menetapkan hubungan antara customer requirement dengan

technical requirement, langkah selanjutnya adalah menetapkan ukuran-ukuran

bagi technical requirement. Hasil penetapan ini akan menempati bagian bawah

dari HOQ.

Tahap analisis ini bertujuan untuk menetapkan ukuran bagi masing- masing

TR. Penetapan ini berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan-

perusahaan mebel rotan dan pengamatan penulis secara langsung terkait dengan

keadaan yang sesungguhnya dan didukung oleh referensi. Hasil perolehan

atribut- atribut sebagai technical measure dari TR perusahaan akan ditempatkan

pada bagian bawah HOQ, hasil keseluruhan dilihat pada tabel IV. 15.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV.15

TECHNICAL REQUIREMENT DAN TECHNICAL MEASURE NO TR TM 1 Menjaga kualitas rangka Kualitas konstruksi kursi terjaga dengan baik 2 Perbaikan desain rangka Pelatihan pengembangan desain rangka 3 Ukuran standar badan Ukuran standar tinggi badan, panjang lutut-kaki 4 Variasi produk Kursi makan, kursi tamu, kursi santai 5 Teknik pengecatan Teknik penyemprotan cat pelitur yang rata tidak

menutup detail relief ukiran 6 Standarisasi per desain Ada sample catalog atau foto agar ukuran dan bentuk

sama 7 Variasi ukiran Ukiran dengan variasi motif bunga, orang, hewan,

kaligrafi 8 Penambahan jok atau bantalan Bantalan untuk sandaran dan dudukan 9 Kontrol produksi Pengawasan bagian produksi 10 Pembuat kerangka oleh para ahli Pembuat rangka oleh ahli yang berpengalaman 11 Kerangka kuat Perakitan rangka dengan baik ditambah penggunaan

sekrup 12 Bahan baku yang berkualitas Kayu sudah cukup umur dengan kualitas baik 13 Dukungan supplier Supplier berpengalaman dan terpercaya 14 Pengukir yang ahli dan berpengalaman Mempekerjakan pengukir yang ahli dan memiliki

kreatifitas tinggi 15 Desain ukiran mengikuti aturan baku Aturan baku pemahatan motif relief ukiran 16 Peningkatan keahlian pengukir Pelatihan mengukir 17 Ketelitian pengukir Penonjolan detail relief ukiran 18 Ukiran mengikuti tren mode Mengikuti tren yang ada dari majalah, internet dan

pameran 19 Pengampelasan rangka Pengampelasan berulang 20 Penghalusan kayu Penghalusan dengan dempul agar permukaan rata 21 Ada pemberitahuan perawatan Pemberitahuan untuk produk dengan perawatan khusus 22 Memastikan produk benar-benar kering Bahan baku/kayu sudah kering sebelum diukir 23 Penjemuran yang baik Penjemuran sampai benar-benar kering 24 Penggunaan obat pengawet dan anti

jamur Penggunaan kimia H2O dicampur dengan zat tertentu

25 Penggunaan finishing kualitas baik Pemilihan cat yang awet dan berkualitas 26 Peralatan ukir yang baik Pisau ukir yang tajam 27 Penyimpanan produk yang baik Produk disimpan tidak pada tempat yang lembab

Sumber: data primer diolah, 2010

10. Analisis Tingkat Kesulitan (Degree of Difficulty)

Tahap ini menganalisa sejauh mana tingkat kesulitan yang terjadi apabila

atribut-atribut yang terdapat dalam technical requirement benar-benar diterapkan.

Analisis ini dihasilkan berdasarkan wawancara dengan pihak- pihak

manajemen perusahaan mebel ukir, observasi dan didukung dengan referensi.

Dari analisis tingkat kesulitan (DoD) penerapan TR adalah sebagai berikut :

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 16

DEGREE OF DIFFICULTY

PENERAPAN TECHNICAL REQUIREMENT

NO TR DoD

1 Menjaga kualitas rangka 0

2 Perbaikan desain rangka 1

3 Ukuran standar badan 0

4 Variasi produk 0

5 Teknik pengecatan 0

6 Standarisasi per desain 0

7 Variasi ukiran 1

8 Penambahan jok atau bantalan 0

9 Kontrol produksi 0

10 Pembuat kerangka oleh para ahli 0

11 Kerangka kuat 0

12 Bahan baku yang berkualitas 2

13 Dukungan supplier 0

14 Pengukir yang ahli dan berpengalaman 1

15 Desain ukiran mengikuti aturan baku 2

16 Peningkatan keahlian pengukir 2

17 Ketelitian pengukir 0

18 Ukiran mengikuti tren mode 0

19 Pengampelasan rangka 0

20 Penghalusan kayu 0

21 Ada pemberitahuan perawatan 0

22 Memastikan produk benar-benar kering 1

23 Penjemuran yang baik 1

24 Penggunaan obat pengawet dan anti jamur 0

25 Penggunaan finishing kualitas baik 1

26 Peralatan ukir yang baik 0

27 Penyimpanan produk yang baik 0 Sumber: data primer diolah, 2010

Pada tabel IV.16 dapat dilihat bahwa terdapat 3 tingkatan kesulitan dalam

menerapkan technical requirement. Yaitu, nilai 0 pada 18 item TR, nilai 1 pada 6

item TR, dan nilai 2 pada 3 item TR.

11. Analisis Total Requirement Score (TRS)

Technical Requirement Score diperoleh dengan cara mengalikan persentase

customer requirement score dengan tingkat hubungan customer requirement dan

technical requirement.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TRS kemudian dijumlahkan perkolom dan hasilnya dinormalisasikan dalam

bentuk persentase, sehingga dapat diketahui technical requirement yang paling

penting dan perlu perhatian lebih, untuk kemudian ditindak lanjuti ke tahap

selanjutnya. Misalnya pada TR perbaikan desain rangka mempunyai hubungan

dengan beberapa CR dengan skor 3 dan 3 dengan persentase CRS masing-

masing yaitu; 3,27 dan 4,36. masing- masing hubungan dikalikan dengan CRS

masing- masing (9 x 3,27) + (3 x 4,36) = 25,35. Hasil TRS tersebut dinormalisasi

dengan cara membagi nilai TRS dengan TRS keseluruhan yang bernilai 1.740,24

yaitu 25,35/ 1.740,24 x 100% = 1,46.

Technical requirement score bersama dengan technical measure dan

persentasinya menempati sisi bawah dari House of Quality.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel IV. 17

TOTAL REQUIREMENT SCORE DAN NORMALIZATION No Technical Requirement TRS (%)

1. Menjaga kualitas rangka 9,81 0,56

2. Perbaikan desain rangka 25,35 1,46

3. Ukuran standar badan 206,01 11,84

4. Variasi produk 46,56 2,68

5. Teknik pengecatan 122,58 7,04

6. Standarisasi per desain 24,51 1,41

7. Variasi ukiran 88,29 5,07

8. Penambahan jok atau bantalan 104,64 6,01

9. Kontrol produksi 26,16 1,50

10. Pembuat kerangka oleh para ahli 55,59 3,19

11. Kerangka kuat 81,75 4,70

12. Bahan baku yang berkualitas 46,59 2,68

13. Dukungan supplier 52,32 3,01

14. Pengukir yang ahli dan berpengalaman 98,91 5,68

15. Desain ukiran mengikuti aturan baku 29,43 1,70

16. Peningkatan keahlian pengukir 45,78 2,63

17. Ketelitian pengukir 16,35 0,94

18. Ukiran mengikuti tren mode 110,37 6,34

19. Pengampelasan rangka 81,72 4,70

20. Penghalusan kayu 81,72 4,70

21. Ada pemberitahuan perawatan 61,29 3,52

22. Memastikan produk benar-benar kering 72,75 4,18

23. Penjemuran yang baik 52,32 3,01

24. Penggunaan obat pengawet dan anti jamur 78,48 4,51

25. Penggunaan finishing kualitas baik 20,43 1,17

26. Peralatan ukir yang baik 61,29 3,52

27. Penyimpanan produk yang baik 39,24 2,25

Jumlah 1740,24 100

Sumber: data primer diolah, 2008

12. Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR

Ini merupakan tahap analisis QFD yang terakhir yang akan menempati

bagain paling atas (atap) HOQ. Tahap akhir dari proses QFD adalah menentukan

adanya sinergi atau konflik diantara penjelasan teknis. Analisa ini bertujuan

untuk mengetahui hubunngan atribut-atribut dalam technical requirement.

Hubungan dikatakan merupakan sinergi apabila satu atribut dengan atribut yang

lain memepunyai hubungan saling mendukung. Hubungan dikatakan konflik

apabila atribut satu dengan atribut lain mempunyai hubungan mengalami

pertentangan dalam pelaksanaannya.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Saling keterkaitan antara technical requirement mempunyai empat nilai

yakni strong positive (+9) yakni hubungan positif sempurna, positive (+3) yakni

hubungan yang mendukung, negative (-3) yaitu hubungan yang bertentangan,

strong negative (-9) yaitu hubungan yang sangat bertentangan. Hubungan sinergi

yang bernilai +9 menunjukkan bahwa adanya sinergisitas antar TR, dimana

terdapat hubungan atau keterkaitan yang sangat kuat antara satu aktivitas

produksi dengan aktivitas produksi lainnya. Hubungan yang bernilai +3

menunjukkan bahwa aktivitas produksi satu melengkapi aktivitas lainnya.

Dari analisa sinergi atau konflik TR didapatkan beberapa hubungan dengan

hasil sebgai berikut :

a. pada nilai +9 yakni strong positive, berarti hubungan positif sempurna

adalah:

1. Menjaga kualitas rangka kursi dengan bahan baku. Upaya memperkuat

rangka tidak terlepasa dari kualitas bahan baku yang digunakan sebagai

input produksi. Sehingga semakin baik kualitas bahan baku maka

semakin baik kualitas rangka kursi yang dihasilkan.

2. variasi ukiran disesuaikan produknya dengan mengikuti tren yang

berkembang. Dalam mengahsilkan ukiran yang bervariasi, bagian

produksi seharusnya menyesuaikan dengan tren yang sedang

berkembang untuk memenuhi selera pasar dan meningkatkan omzet

penjualan.

3. pengukir yang ahli dan berpengalaman dengan pengukir yang teliti

untuk menghasilkan ukiran yang indah dan rapi. Keahlian para pengukir

kursi sangat dibutuhkan dalam menghasilkan ukiran yang indah dan

rapi. Ketrampilan ini semakin sulit ditemui sehingga keberadaan

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengukir kayu harus terus ditingkatkan baik secara kualitas maupun

kuantitas.

4. Pengampelasan yang baik dan penjemuran yang baik. Pengampelasan

dan penjemuran merupakan aktivitas produksi yang saling berkaitan

untuk menghasilkan tekstur yang halus dan terhindar dari jamur.

5. Memastikan produk benar-benar kering dengan bahan baku berkualitas.

Keberadaan bahan baku yang berkualitas harus didukung dengan

pengolahan yang baik, diantaranya dengan menjaga tingkat kekeringan

produk sehingga produk kursi ukir menjadi lebih awet.

b. pada nilai +3 yakni positive, berarti hubungan yang mendukung adalah:

1. Menjaga kualitas rangka kursi dengan ukuran standar badan. Rangka

kursi ukir yang berkualitas juga harus didukung dengan ukuran standar

badan orang lokal. Sehingga selain kuat rangkanya, juga nyaman untuk

diduduki.

2. Pengukir yang ahli dengan variasi ukiran. Pengukir yang ahli dan

berpengalaman harus senantiasa meningkatkan kemampuan

mengukirnya dengan menicptakan variasi ukiran yang menarik dan

disukai oleh konsumen.

3. Bahan baku berkualitas dengan pembuat rangka yang ahli. Meskipun

suatu input bahan baku telah memiliki kualitas yang baik namun harus

tetap didukung oleh pembuat rangka yang ahli. Karena pembuat rangka

lebih mengetahui bagaimana bahan baku kayu itu didesain, dibentuk dan

dijadikan satu kesatuan menjadi produk kursi ukir yang utuh.

4. Penambahan jok atau bantalan dengan ukuran standar badan. Selain

kursi ukir telah memenuhi standar badan sehingga sesuai dengan bentuk

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

badan, penambhan jok atau bantalan kursi yang sesuai akan menambah

rasa nyaman bagi orang yang mendudukinya.

Penjemuran yang baik dengan penggunaan obat pengawet dan anti

jamur. Penjemuran yang baik dengan waktu antara 2-3 hari (cuaca

normal) untuk mendapatkan produk yang awet didukung dengan

penggunaan obat pengawet dan anti jamur. Analisa ini menempati sisi

paling atas dari House of Quality (atap dari house of Quality) bisa dilihat

pada gambar 4.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dari hasil analisis dimensi kualitas desain produk kursi ukir tingkat kepentingan,

diketahui bahwa :

a. Terdapat 1 atribut yang dianggap tidak penting (TP) dengan skor 2,

dianggap cukup penting sekali (CP) pada 3 atribut dengan nilai 3,

dianggap penting (P) pada 11 atribut dengan nilai 4, dan 5 atribut yang

dianggap sangat penting (SP) dengan nilai 5. hal ini berarti bahwa seluruh

atribut pada tingkat kepentingan berada pada level 2 hingga 5 yang berarti

tidak penting (TP) hingga sangat penting (SP).

b. Hasil rata- rata dimensi kualitas desain produk tingkat kepentingan (Tke)

diketahui bahwa dimensi finishing mempunyai nilai mean yang paling

tinggi (4,17) yang berarti dimensi ini dianggap yang paling penting oleh

konsumen. Disusul dengan dimensi keindahan, ergonomi, estetika ukiran

dan fungsi atau kegunaan.

2. Dari hasil analisa dimensi kualitas desain produk kursi ukir tingkat kinerja,

didapatkan hasil bahwa :

a. Terdapat 3 atribut dengan nilai 3 yang berarti konsumen cukup setuju

(CS) akan kinerja perusahaan, 12 atribut dengan nilai 4 yang berarti

konsumen setuju (S) akan kinerja perusahaan, dan 5 atribut dengan nilai 5

yang berarti konsumen sangat setuju (SS) dengan kinerja perusahaan

dalam hal kualitas desain produk kursi ukir.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Hasil rata- rata dimensi kualitas desain produk tingkat kinerja bahwa

dimensi finishing memiliki nilai mean tertinggi (4,20) dan untuk kinerja

terendah adalah dimensi fungsi atau kegunaan dengan nilai mean terendah

(3,345).

3. Hasil normalisasi CRS diketahui terdapat 7 nilai persentase yaitu 2,72%; 3,27%;

4,09%; 4,36%; 5,45%; dan 6,81%. Semakin besar nilai persentase CRS berarti

semakin penting atribut- atribut tersebut dalam perancangan produk. Terdapat 5

atribut dengan persentase tertinggi (6,81%) yaitu; motif ukiran menarik, kursi ukir

memiliki tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya, ketebalan cat merata, dan

relief ukiran jelas.

4. Hubungan CR dengan TR yang memenuhinya masih ada yang belum menjawab

secara maksimal. Hal ini ditunjukkan masih ada beberapa hubungan dengan nilai 3

yang berarti TR masih sebatas mendukung CR sehingga belum sepenuhnya

menjawab CR. Terdapat 28 hubungan TR yang sudah memenuhi CR dan terdapat

36 hubungan TR yang mendukung CR (Selengkapnya dilihat pada lampiran

gambar 4).

5. Hasil dari analisis technical requirement score (TRS) didapatkan persentase

tertinggi dimiliki oleh atribut TR ukuran standar badan sebesar 11,84%. Hal ini

menunjukkan bahwa atribut ukuran standar badan memegang peranan paling

penting dalam menghasilkan kualitas desain produk kursi ukir. Sedangkan TR

terendah kurang dari 1% terdapat pada atribut menjaga kualitas rangka (0,56),

ketelitian pengukir (0,94).

6. Hasil dari analisa sinergi atau konflik antar TR terdapat tiga jenis hubungan. Yaitu

hubungan strong positive (skor +9) pada 6 hubungan, ini berarti dari tiap atribut

yang berhubungan positif kuat tersebut saling mempengaruhi sangat kuat satu

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan yang lain. Sedangkan positive (skor +3) pada 3 hubungan berarti atribut

yang berhubungan positif tersebut saling mendukung satu dengan yang lain.

B. Saran

Dari hasil analisa data dan kesimpulan sebelumnya, penulis memberikan

beberapa saran kepada perusahaan mebel kursi ukir sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis tingkat kepentingan diketahui bahwa dimensi finishing

merupakan dimensi yang paling penting.

Dimensi finishing meliputi tekstur yang halus, mudah dalam

perawatannya, ketahanan akan jamur, ketebalan cat merata, relief ukiran yang

jelas dan tidak mudah lapuk.

Untuk pewarnaan kursi ukir memerlukan teknik pengecatan khusus untuk

memberikan efek- efek warna yang diinginkan. Selain itu dengan penyemprotan

warna dengan kadar campuran yang tepat akan menghasilkan ketebalan cat warna

yang sama dan merata sehingga tampak rapi dan senada warnanya. Tekstur

rangka dan ukiran yang halus memerlukan tenaga yang ahli baik dari pembuat

rangka, ketelitian pengukir dan tenaga pengamplas.

Untuk kemudahan perawatan, minimal dengan memastikan penggunaan

produk kursi ukir akan ditempatkan di dalam atau di luar ruangan. Kemudahan

perawatan kursi ukir dipengaruhi kualitas bahan baku, baik secara ketahanan

kursi menopang badan saat duduk, usaha perbaikan yang mudah dan ukiran pada

kursi yang senantiasa harus sering dibersihkan karena banyak sekat atau lekuk-

lekuk yang dihasilkan karena adanya ukiran. Pihak produsen sendiri perlu

memberikan perlakuan khusus bagi kursi ukir dengan penggunaan obat anti

jamur, memastikan kursi dijemur dengan batas minimal sesuai prosedur hingga

benar-benar kering. Bagi konsumen perlu diberitahukan cara- cara perawatan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seperti hindarkan dari tumpahan air dan setiap hari atau per minggu perlu

dibersihkan seka- seka ukirannya.

2. Dari hasil analisa tingkat kinerja, dimensi yang masih dianggap rendah

kinerjanya adalah dimensi fungsi atau kegunaan.

Perusahaan perlu melakukan upaya- upaya perbaikan kinerja dengan

berusaha lebih untuk memenuhi persyaratan konsumen, khususnya dimensi

fungsi atau kegunaan. Diantaranya adalah atribut fungsi sebagai tempat duduk,

sebagai perlengkapan interior, fungsi sebagai pembatas ruangan dan dapat

diletakkan dibeberapa titik.

Bagian produksi perlu memberikan perhatian lebih untuk menjaga kualitas

bahan baku, serta melakukan perbaikan desain rangka dengan menyesuaikan

dengan standar ukuran badan orang lokal. Sedangkan upaya untuk mengarahkan

kursi ukir tidak sekedar sebagai alat duduk namun juga sebagai perlengkapan

interior dengan memperbanyak variasi produk dan variasi ukiran agar sesuai

dengan penempatan di sudut ruangan tertentu, mengikuti perkembangan mode

yang sedang digemari. Untuk kenyaman dalam menduduki kursi ukir juga

diperlukan pemahaman tentang antropometri atau ergonomi. Pemahaman ini

bertujuan agar suatu produk yang diciptakan dengan mempertimbangkan bentuk

dan kondisi tubuh, seperti tingkat kemiringan sandaran baik untuk punggung

maupun bahu, dudukan yang dilengkapi cushion atau bantalan dan jarak dudukan

hingga pijakan kaki. Hal-hal tersebut dipertimbangkan karena semakin meningkat

kenyamanan dalam menduduki kursi ukir akan semakin meningkatkan peran

kursi ukir sebagai tempat duduk.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pihak manajemen diharapkan tetap mempertahankan dan meningkatkan

dimensi finishing.

Dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa dimensi finishing

dianggap paling memenuhi harapan konsumen dalam kinerja kualitas desain

produk. Finishing suatu produk lebih dilihat sebagai hasil akhir. Untuk

menghasilkan hasil akhir yang baik terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam dimensi fungsi atau kegunaan, ergonomi, keindahan dan estetika ukiran

sebagai pendukung finishing.

Dengan tidak melupakan fungsi dasar sebagai tempat duduk,

perlengkapan interior ruangan, pembatas ruangan, focus point (pusat perhatian)

dan kemampuan untuk diletakkan dalam beberapa ruangan yang berbeda. Untuk

mendukung finishing kursi ukir ini dengan didukung hal- hal teknis seperti

menjaga kualitas konstruksi, pengadaan bahan baku kursi ukir, permainan warna

cat dan teknik pengecatan dan menerima pesanan dengan tepat sesuai keinginan

pembeli. Sehingga bisa dihasilkan produk yang benar- benar sesuai pesanan dan

kebutuhan konsumen.

Dimensi estetika ukiran meliputi ukiran yang up-to-date dan semakin

rumit semakin disukai konsumen. Atribut- atribut ini dapat dipenuhi dengan

standarisasi desain, tenaga pengukir yang ahli dan berpengalaman, peningkatan

keahlian mengukir dan ketelitian dalam mengukir. Untuk memperbanyak

referensi ukiran dan desain agar up to date bisa dilakukan dengan browsing

internet atau mendatangi pameran mebel kursi ukir yang diadakan setahun sekali

baik lokal maupun nasional. Sehingga pada proses berikutnya produsen kursi

ukir tidak hanya bagus dalam pemenuhan pesanan namun juga mampu

menghasilkan produk kursi ukir yang berkualitas.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Dari analisis TRS (Total Requirement Score) diketahui bahwa teknik

pengecatan memegang peranan penting bagi perusahaan dalam

menciptakan produk yang berkualitas.

Hal ini diketahui bahwa dari seluruh dimensi yang ada, dimensi

finishing dianggap sebagai dimensi yang paling penting menurut tingkat

kepentingan dan kinerja. Untuk mendukung finishing yang menarik baik secara

tampilan maupun kualitas didukung oleh teknik pengecatan. Teknik pengecatan

menjadi kegiatan produksi yang rumit mengingat proses pengecatan tidak hanya

untuk menutupi permukaan kursi namun juga bagaimana agar proses ini tidak

menutupi relief ukiran namun justru mempercantik lekuk-lekuk ukiran yang

menghiasi permukaan kursi. Sehingga keahlian dalam mengecat, campuran bahan

pewarna yang sesuai dan teknik-teknik pengecatan tertentu harus ditingkatkan

oleh perusahaan karena dari penampakan visual kursi ukir sangat mempengaruhi

pembeli dalam memilih produk selain dari sisi kualitas produk lainnya.

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Agus Ahyari. 1990. Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Ariyanto, Hari Nugroho. 2004. Susah Melompat Terlalu Jauh. 28 Juni 2004.

www.majalahtrust.com.

Assauri Sofyan. 1999. Manajemen Operasi dan Produksi. Jakarta: BPFE Universitas

Indonesia.

Cohen, Lou. 1995. How to Make QFD Work for You. Addison-Wesley Publishing

Company, Inc.

David. 2007. Analisis Kualitas Layanan dengan Menggunakan House Of Quality Studi

Kasus Pada PT Angkasa Pura I Cabang Adi Sutjipto Yogyakarta. Fakultas

Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ferdinad, Agusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang : CV Indoprint.

Universitas Diponegoro.

Handoko, T. Hani. 1986. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:

BPFE.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Listiantoro, Novi Satria. 2009. Analisis Kualitas Anyaman Berbahan Enceng Gondok

untuk Mengembangkan Kursi Rotan Berorientasi Ekspor pada Sentra Industri

Mebel Rotan Di Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip- prinsip Manajemen Operasi. Jakarta:

Salemba Empat.

Sabihaini dan Andi Yulianto. 2003. Analisis Quality Function Deployment (QFD) : The

Voice Of Customer untuk Menghasilkan Kualitas Jasa Studi Kasus pada PT Kereta

Api Indonesia. Media Riset Bisnis dan Manajemen. Vol : 3.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ANALISIS ...eprints.uns.ac.id/10116/1/221270911201112501.pdf · KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis , Edisi Empat. Jakarta :

Salemba Empat.

Setiawan, Ahmad Ikhwan. 2008. Analisis Penerapan Quality Function Deployment

Terhadap Kualitas Desain Produk Kursi Rotan Indoor Berorientasi Eksport Pasar

Eropa pada Sentra Industri Mebel Rotan Di Kabupaten Sukoharjo. Fakultas

Ekonomi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survey. LP3ES.

Suratman, Andriyastuti. 2008. Analisis PenerapanQuality Function Deployment Terhadap

Kualitas Desain Produk Kursi Rotan Indoor Berorientasi Ekspor Pasar Eropa pada

Sentra Industri Mebel Rotan Di Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Ekonomi.

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sutrisno, Budiono. 2007. Peranan Designer Dalam Industri Sebagai Ujung Tombak

Keberhasilan Suatu Produk Menghadapi Persaingan Pasar Dunia. GTZ – red dan

Asmindo Komda. Surakarta, 14 Februari 2007.