pengaruh sikap kerja angkat -angkut massa · pdf fileprogram diploma i ii hiperkes dan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAPORAN KHUSUS
PENGARUH SIKAP KERJA ANGKAT-ANGKUTMASSA CANDY TERHADAP KELELAHAN
KERJA PADA UNIT FOOD 1 HARDCANDY LINE PT. KONIMEX
SUKOHARJO
Anita PrasetianingrumR0008089
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PENGARUH SIKAP KERJA ANGKAT-ANGKUT MASSA CANDYTERHADAP KELELAHANKERJA PADA UNIT FOOD 1
HARD CANDY LINE PT. KONIMEX SUKOHARJO
Anita Prasetianingrum
Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap kerja angkatangkut sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terhadap kelelahan kerja diProduksi Food 1 Hard Candy Line PT. Konimex.
Metode: Kerangka pemikiran penelitian ini adalah bahwa pekerjaan angkat-angkut dengan cara tertentu, misalnya sikap kerja yang dipaksakan atau statismenimbulkan kelelahan kerja, hal ini dapat ditandai oleh penurunan konsentrasiyang dideteksi menggunakan alat Reaction Timer. Metode penelitian yangdigunakan adalah dengan menggunakan Survey Analitik dengan menggunakanpendekatan cross sectional yaitu mempelajari dinamika korelasi antara faktorresiko (sikap kerja angkat-angkut) dan efek (terjadinya kelelahan kerja)pada saatyang sama. Untuk menguji tingkat kemaknaan digunakan uji statistik T- Pairedtest dengan tingkat kesalahan 5% (a = 0,05).
Hasil: Penelitian yang diperoleh dengan membandingkan antara hasil kelelahansebelum dan sesudah dilakukan intervensi diperoleh nilai t hitung 0.5337 dan nilaip = 0,000 yang berarti sangat signifikan.
Simpulan; Ada pengaruh kelelahan kerja pada pekerja produksi Food 1 HardCandy Line sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Perusahaan telahmelakukan beberapa pengendalian, sebagai contoh dilakukan pemanasan sebelumpekerja memulai pekerjaannya. Sedang saran yang penulis sajikan adalah agardilakukan senam setiap seminggu sekali bagi pekerja produksi Food 1 HardCandy Line.
Kata Kunci : Angkat-angkut, Kelelahan
1 Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran,Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karenaatas limpahan dan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapatmenyelesaikan penelitian dan menyusun laporan khusus yang berjudul
Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syaratkelulusan dari pendidikan yang penulis tempuh yaitu jurusan D.III Hiperkes danKeselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNS. Pada kesempatan ini penulismengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyakmembantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Olehkarena itu pada kesempatan ini, perkenankan penulis mengucapkan terima kasihkepada :1. Bapak Prof. Dr.Zainal Arifin Adnan, dr. S.P.D. KR.FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp. Ok, selaku Ketua Program Diploma
III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yanglama.
3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I dan KetuaProgram Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas SebelasMaret.
4. Ibu Seviana R.,SKM , selaku Dosen Pembimbing II.5. Pimpinan Perusahaan PT. Konimex yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).6. Bapak Peter Mur Ishandono, selaku HRD Officer pada PT. Konimex yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Praktek KerjaLapangan di PT. Konimex.
7. Bapak Iwan Suryono, selaku IR Officer yang telah memberi kesempatankepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. Konimex.
8. Ibu Wiwin Ernawati , selaku pembimbing lapangan yang telah membimbingdan mengarahkan saya dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) diPT. Konimex.
9. Papa dan Mama, kalian adalah segalanya bagi saya, terima kasih atas segalacinta, doa, dan dukungan baik spiritual maupun material, sehingga penulisdapat menyelesaikan laporan ini.
10. Kedua adikku Fandhy dan Irfan yang penulis sayangi, atas segala doa, cinta,dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini denganlancar.
11. Teman hidupku Catur M.W. yang penulis sayangi, terima kasih atas segaladoa serta motivasi yang diberikan.
12. Teman-teman terbaikku Dewi, Ista, dan Diana, terima kasih untuk dukungandan dorongan kalian selama ini.
13. Bapak Tatan, terima kasih atas segala bantuan selama penulis magang diPT.Konimex
14. Karyawan bagian produksi Food 1 Hard Candy Line PT.Konimex, terimakasih atas segala bantuan selama penulis magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
15. Semua karyawan PT. Konimex, terima kasih atas segala bantuan dandukungan yang diberikan.
16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telahmendukung dan membantu dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaandalam penyusunan laporan khusus ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporanini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasamengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalampenyempurnaan laporan ini.
Surakarta, 2011Penulis
Anita Prasetianingrum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN................................................. iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................ 6
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6
B. Kerangka Pemikiran......................................................................... 23
C. Hipotesis........................................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 24
A. Jenis Penelitian................................................................................. 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 24
C. Populasi Penelitian ........................................................................... 24
D. Teknik Sampling .............................................................................. 25
E. Sampel Penelitian............................................................................. 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
F. Variabel Penelitian ........................................................................... 26
G. Definisi Operasional ........................................................................ 26
H. Sumber Data..................................................................................... 28
I. Instrumen Penelitian......................................................................... 28
J. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................... 30
K. Analisis Data .................................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 32
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 32
B. Pembahasan...................................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 46
A. Kesimpulan....................................................................................... 46
B. Saran................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batasan pemindahan materiil menurut Suma’mur(2008) ................ 10
Tabel 2. Kategori beban kaerja berdasarkan denyut nadi
Menurut Tarwaka dkk (2004) .......................................................... 11
Tabel 3. Prosentase berat menurut frekuensi angkat...................................... 12
Tabel 4. Hasil pengukuran denyut nadi
Pekerja Food I Hard Candy Line ..................................................... 34
Tabel 5. Hasil pengukuran kelelahan kerja sensor cahaya
Sebelum intervensi ........................................................................... 35
Tabel 6. Hasil pengukuran kelelahan kerja sensor cahaya
setelah intervensi .............................................................................. 35
Tabel 7. Hasil pengukuran kelelahan kerja sensor suara
Sebelum intervensi ........................................................................... 36
Tabel 8. Hasil pengukuran kelelahan kerja sensor suara
Setelah intervensi ............................................................................. 36
Tabel 9. Daftar checklist................................................................................. 37
Tabel 10. Tabulasi hasil uji SPSS T-Paired test ............................................. 39
Tabel 11. Pengukuran penerangan Produksi Food 1 Hard Candy Line .......... 40
Tabel 12. Pengukuran kebisingan Produksi Food 1 Hard Candy Line............ 40
Tabel 13. Pengukuran suhu dan kelembaban Produksi Food
1 Hard Candy Line........................................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran....................................................................... 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR SINGKATAN
CVL : Cardio Vaskualir Load
0C : Derajat Celcius
dB : Desibel
ECG : Electro Cardio Graph
Kepmenaker : Keputusan Menteri Tenaga Kerja
LOTO : Log Out Tag Out
MSDs : Musculuskeletal Disorders
NAB : Nilai Ambang Batas
OSHA : Occupational Safety and Health Assosiation
PMP : Peraturan Menteri Perburuhan
RH : Relatif Humidity
SDM : Sumber Daya Manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan PKL
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Magang
Lampiran 3. Hasil uji SPSS T- Paired test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka memajukan perindustrian di Indonesia yang maksimal,
banyak industri-industri membutuhkan banyak tenaga kerja baik yang memiliki
sumber daya manusia (SDM) tinggi ataupun yang tidak. Tenaga kerja merupakan
sumber daya manusia yang menjadi aset yang besar bagi pembangunan nasional,
terutama di sektor industri. Walaupun telah diterapkan teknologi maju untuk
industri ini, tenaga kerja tetap merupakan faktor penentu yang dapat
mengendalikan dan menerapkan teknologi itu demi peningkatan kwalitas dari
produk-produk yang dihasilkan. Untuk itu kemajuan teknologi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus diupayakan penyesuaiannya
dengan manusia itu sendiri dan tenaga kerja pada khususnya. Pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas (Suma’mur, 2009).
Dalam kegiatan industri ternyata belum semua Industri memakai peralatan–
peralatan yang canggih atau mesin–mesin yang dapat mengurangi beban kerja
para tenaga kerja, banyak Industi yang masih menngunakan tenaga manusia
secara fisik (manual handling). Dalam hal ini kerja otot atau kerja fisik
merupakan modal utama tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Otot
merupakan salah satu organ terpenting yang menjadi sebab gerakan tubuh, otot
bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kontraksi kuat dari otot yang
berlangsung lama menyebabkan keadaan yang dikenal dengan kelelahan otot
yang merupakan penyebab terjadinya kelelahan kerja (Pusat Kesehatan Kerja,
2005). Menurut Pulat, 1992 dalam Tarwaka, dkk, (2004), Bahwa pekerjaan
manual handling dan lifting merupakan penyebab utama terjadinya risiko
kelelahan otot serta cedera tulang belakang (back pain). Di samping itu sekitar
25% kecelakaan kerja juga terjadi akibat pekerjaan material manual handling.
Salah satu kondisi kerja yang perlu diperhatikan di PT.Konimex Sukoharjo
adalah aktivitas mengangkat dan mengangkut di Produksi Food I Hard Candy
Line yang merupakan pekerjaan manual handling berisiko terhadap terjadinya
kelelahan kerja pada pekerja di unit tersebut. Pekerjaan angkat-angkut di unit ini
dilakukan oleh pekerja selama 8 jam, dengan 1 jam istirahat. Apabila masalah
tersebut tidak dapat terkontrol dan dikendalikan dengan baik maka akan terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
berbagai kemungkinan gangguan salah satunya adalah gangguan kenyamanan
kerja yang mengakibatkan kelelahan kerja, selain itu aktivitas angkat-angkut
dapat pula menyebabkan terjadinya resiko cedera tulang belakang (Tarwaka,
dkk, 2004).
Demikian pula pembebanan yang diberikan terhadap tubuh harus sesuai
atau seimbang dengan kemampuan fisik seseorang, agar resiko kelelahan otot
dapat diminimalisir, sehingga kelelahan kerja tidak beresiko (Suma’mur, 2009).
Grandjean 1993 dalam Tarwaka, dkk, (2004), menjelaskan bahwa salah satu
pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan
menghitung nadi kerja, sehingga perlu adanya pengukuran nadi kerja dalam
penelitian ini.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh aktivitas angkat-angkut
terhadap kelelahan kerja di unit Produksi Food I Hard Candy Line, PT Konimex
terhadap tingkat kelelahan kerja, maka perlu diadakan penelitian, untuk upaya
alternative pemecahan masalah agar pekerja dapat bekerja secara nyaman, aman,
efisien, dan tingkat kelelahan dapat dikendalikan. Oleh karena itu, penulis
mengadakan penelitian mengenai tersebut dengan judul “Pengaruh sikap kerja
angkat-angkut terhadap kelelahan kerja pada Unit Food 1 Hard Candy Line, PT
Konimex Sukoharjo”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
“Adakah pengaruh sikap kerja angkat-angkut sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi terhadap kelelahan kerja pada pekerja Produksi Food 1 Hard Candy
Line PT. Konimex Sukoharjo?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah :
1. Umum
Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh sikap kerja terhadap kelelahan
kerja pada pekerja bagian Produksi Food 1 Hard Candy Line.
2. Khusus
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sikap kerja angkat – angkut sebelum
dan sesudah intervensi terhadap kelelahan kerja pada pekerja di Produksi
Food 1 Hard Candy Line.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan dan hasil–hasil yang diperoleh diharapkan
dapat memberi manfaat, antara lain adalah :
1. Perusahaan
a. Memberikan informasi mengenai pengaruh pekerjaan angkat-angkut
terhadap tubuh karyawan.
b. Memberikan masukan bagi perusahaan agar lebih memperhatikan
pekerjaan angkat-angkut.
c. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan
dalam melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan
pengendalian terjadinya gangguan kelelahan kerja akibat pekerjaan
angkat-angkut.
2. Mahasiswa
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan, terutama tentang
angkat-angkut yang ada di PT. Konimex khususnya pada unit Produksi Food
I Hard Candy Line.
3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Menambah kepustakaan yang diharapkan dapat berguna dalam hal
pengembangan ilmu pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
dapat meningkatkan SDM yang lebih baik dan berkwalitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Ergonomi
Menurut Manuaba dalam Suma’mur (2009) istilah ergonomi pertama
kali digunakan oleh sekelompok ilmuwan Inggris di tahun 1950, yang
berasal dari kata Yunani, yaitu ergos = kerja, nomos = norma. Yang
berarti Ergonomi adalah pendekatan multidisiplin ilmu pengetahuan guna
menserasikan alat, sistim kerja (meliputi organisasi dan lingkungan
kerja) terhadap kemampuan kebolehan dan keterbatasan manusia sebagai
pekerja, sehingga tercapai kondisi dan lingkungan kerja yang sehat,
selamat dan manusiawi untuk menghasilkan produktivitas setinggi-
tingginya.
Ergonomi adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup luas yang
antara lain meliputi penyerasian pekerjaan terhadap tenega kerja secara
timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan kerja (Suma’mur, 2009).
Dari berbagai penelitian, penerapan ergonomi pada berbagai bidang
pekerjaan telah terbukti mampu menaikkan produktivitas secara jelas,
dapat mencapai 10% atau lebih (Suma’mur,2009).
2. Kerja Fisik
Kerja fisik sering pula disebut kerja otot. Otot-ototlah yang
menjadi sebab gerakan tubuh, otot-otot menduduki sekitar 45% dari berat
tubuh. Dalam hal ini khususnya kerja otot statis, untuk kerja otot statis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dipilih suatu sikap tangan vertikal yang sedang mengangkat suatu beban
otot mampu berkontraksi secara kontinyu. Oleh karena itu apabila
pembebanan berlebih pada kerja statis dapat mengakibatkan kelelahan
otot (Suma’mur, 2009). Selain itu dalam pengangkatan sikap kerja
membungkuk juga perlu diperhatikan. Sikap kerja membungkuk dapat
mengakibatkan timbulnya nyeri pinggang biasanya terjadi karena
kegiatan fisik yang cukup berat dengan membungkuk atau memutar
badan. Dapat pula terjadi pada kegiatan yang melampui batas atau
gerakan yang dipaksakan dapat menimbulkan nyeri pinggang terutama
gerakan mendadak. Beban yang lebih berat pada otot-otot ligamen sering
pula menimbulkan nyeri pinggang.
Beberapa cara pencegahan Low back pain (nyeri pinggang
bawah) : Tidak mengangkat beban dengan membungkuk ke depan. Cara
mengangkat yang benar yaitu dengan menekuk lutut dan pinggul,
kemudian berjongkok untuk mengangkat beban tersebut. Kemudian
berdiri dengan punggung lurus, beban didekatkan dengan tubuh dan
ketika menunurunkan beban yang ditekuk adalah lutut. Jika harus
memindahkan beban tanpa mengangkat hendaknya obyek dipindahkan
dengan cara didorong, bila memungkinkan hendaknya digunakan alat
bantu mekanik (Amundson, 2005).
Low back pain atau nyeri pada pinggang bawah adalah salah satu
gangguan yang terjadi pada pingang. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke
kaki, terutama bagian sebelah belakang dan samping luar. Pada dasarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
nyeri pada pinggang bawah timbul karena terjadinya tekanan pada
susunan syaraf tepi daerah pinggang (syaraf terjepit), jepitan pada syaraf
ini terjadi karena gangguan pada otot dan jaringan sekitarnya. OSHA
(1984) Amerika Serikat, menyatakan bahwa, prinsip-prinsip ergonomi
sangat penting untuk mencegah terjadinya resiko nyeri pinggang bawah
(Low back pain).
Menurut Neuman (2006), prinsip kerja secara ergonomis agar
terhindar dari kelelahan dan risiko cedera otot dengan cara :
a. Gunakan tenaga seefisien mungkin, beban yang tidak perlu harus
dikurangi/dihilangkan, perhitungkan gaya berat jika perlu gunakan
pengungkit.
b. Sikap berdiri, duduk, jongkok hendaknya sesuai dengan prinsip
ergonomis.
c. Panca indera dapat digunakan sebagai alat kontrol, bila lelah harus
istirahat (jangan dipaksa) dan apabila lapar/haus segera makan/
minum (jangan ditahan).
d. Jantung digunakan sebagai para meter yang diukur lebih dari jumlah
maximum yang diperbolehkan.
Sebelum memilih program intervensi ergonomi perlu dilakukan
proses evaluasi dan analisis ergonomi untuk untuk mengidentifikasi
permasalahan ergonomi di suatu lingkungan kerja. Evaluasi ergonomi
meliputi beberapa hal yaitu analisis lingkungan kerja, postur kerja, jenis
pekerjaan, pengangkatan dan pengangkutan, faktor-faktor bahaya, tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
risiko/bahaya, tindakan koreksi, dan lainnya (Pusat Kesehatan Kerja,
2005).
3. Angkat-angkut
Angkat-angkut adalah kegiatan dimana dilakukan pemindahan bahan
atau barang dari satu tempat ketempat lain (Suwarso, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan mengangkat dan
mengangkut adalah sebagai berikut : Beban yang diperkenankan, jarak
angkut, dan intensitas pembebanan, kondisi lingkungan kerja yaitu
keadaan medan yang licin, kasar, naik, turun, ketrampilan bekerja,
peralatan kerja, ukuran beban yang akan diangkat (Suma’mur, 2009).
Cara mengangkat dan mengangkut yang benar harus memenuhi dua
prinsip kinetis yaitu : Beban diusahakan menekan pada otot-otot tungkai
yang kuat dan sebanyak mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah
dibebaskan dari pembebanan, dan momentum gerak badan dimanfaatkan
untuk mengawali gerakan (Suma’mur, 2009).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan angkat-
angkut yaitu semua rintangan hendaknya disingkirkan sebelum pekerjaan
dimulai, tinggi maksimum tempat pengangan dari lantai tidak lebih dari
35cm, jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai dianjurkan
agar menggunakan alat mekanis (katrol), beban yang akan diangkut harus
berada sedekat mungkin dengan tubuh, punggung harus lurus agar
bahaya kerusakan terhadap discus dapat dihindarkan(Suma’mur, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Batasan pemindahan material yang aman sesuai dengan ketentuan
The National Occupational Health and Safety Commision(Work safe
Australia) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Batasan Pemindahan MaterialLevel Batasan angkat(kg) Tindakan1 - 1616-25
25-34
>34
Tidak perlu tindakan khususTidak perlu alat dalam mengangkat,ditekankan pada metode angkatTidak perlu alat untuk mengangkut pilihjob redesign(rancangan ulang pada tipepekerjaan)Harus dengan alat bantu mekanis
Sumber : Work safe Australia (1986).
Apabila terjadi kesalahan dalam proses pengangkatan ataupun
pengangkutan dapat terjadi berbagai keluhan ataupun cedera otot.
Kekuatan otot dan keluhan otot merupakan salah satu indikator untuk
evaluasi penerapan ergonomi, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kekuatan otot dan menimbulkan keluhan otot adalah : posisi kerja yang
tidak alamiah, pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot, penggunaan
tenaga yang berlebihan, posisi kerja yang statis, terjadi kontak langsung
dengan lingkungan atapun peralatan kerja, metode/cara kerja yang
digunakan, jam kerja yang terlalu panjang (Amundson, 2005).
Penerapan ergonomi didalam pekerjaan mengangkat dan mengangkut
dengan benar dapat mengurangi berbagai risiko cedera serta dapat
mengurangi beban kerja. Beban kerja seharusnya tidak melebihi 30-40%
kemampuan maksimum seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari, untuk
mengukur waktu kemampuan kerja maksimum digunakan pengukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
denyut nadi, yang diusahakan tidak melebihi 30-40 kali permenit diatas
denyut nadi sebelum bekerja (Tarwaka, dkk,2004).
Di Indonesia beban fisik untuk mengangkat dan mengangkut yang
dilakukan seorang pekerja di anjurkan agar tidak melebihi dari 40 kg
setiap kali mengangkat dan mengangkut (Suwarso, 2009).
Tabel 2. Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Jantung/Nadi.
Kategori beban kerja Denyut jantungRinganSedangBeratSangat beratSangat berat sekali
75 – 100100 - 125125 - 150150 - 175>175
Sumber : Tarwaka, dkk, (2004)
Menurut Tarwaka, dkk (2004) pengukuran denyut nadi untuk
mengetahui berat pembebanan yang diberikan, dengan mengetahui
presentase CVL (cardiovaskulair load) dengan rumus :
100 x (Denyut nadi kerja – Denyut nadi istirahat)%CVL = ---------------------------------------------------------------------
Denyut nadi maksimum - Denyut nadi istirahat
Denyut nadi maksimum dihitung sesuai dengan ketentuan yaitu untuk
wanita (220 – umur), dan untuk laki-laki (200 – umur).
Frekuensi mengangkat dan mengangkut telah diatur dan memiliki
batasan-batasan, yaitu batasan fisiologi yang menggunakan metode
mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dan aktivitas angkat-
angkut (berat beban dan konsumsi oksigen), dan batasan psiko fisik yang
menggunakan metode berdasarkan eksperimen yang berupaya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mendapatkan berat dan tinggi berbagai keadaan untuk mengangkat dan
mengangkut (Suma’mur, 2009).
4. Kelelahan
Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat
(Tarwaka, dkk,2004).
Menurut Suma’mur (2009) kelelahan terjadi akibat adanya reaksi
fungsional dari pusat kesadaran pada korteks cerebri yang bekerja atau dua
sistem yang antagonis, yaitu menghambat (inhibisi) dan sistem penggerak
(aktivasi). Sistem penghambat terdapat pada thalamus dan bersifat
menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi, sedangkan sistem
penggerak terdapat pada formatioretikularis yang dapat merangsang pusat-
pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan dalam tubuh
kearah berja, berkelahi, melarikan diri, dan lain-lain.
Kelelahan diatur otak secara central, pada syaraf pusat terdapat
system aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat para simpatis),
istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari
setiap individu, tetapi semuanya bemuara pada efisiensi dan penurunan
kapasitas kerja serta kelelahan tubuh (Tarwaka, dkk,2004).
Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan
sampai perasaan yang sangat melelahkan, kelelahan subyektif biasanya
terjadi pada akhir jam kerja, apabila rata-rata beban kerja melebihi 30-40%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dari tenaga aerobik maksimal ”Menurut Astrand & Rodahl,1977 dan Pulat
dalam Tarwaka, dkk, (2004), hasil yang sama telah berhasil ditunjukkan”.
Grandjean 1991 dalam Tarwaka, dkk, (2004), menjelaskan bahwa
faktor penyebab terjadinya kelelahan di industri sangat bervariasi, dan
untuk memelihara/mempertahankan kasehatan dan efisiensi, proses
penyegaran harus dilakukan diluar tekanan (cancel out the stress),
penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode
istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga dapat memberikan
penyegaran.
Kelelahan diklasifikasikan menjadi 2 jenis :
1) Kelelahan Otot
Merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot.
Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui
fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan
gejala yang ditunjukkan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik,
namun juga pada makin rendahnya gerakan. Pada akhirnya kelelahan
fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang kurang menguntungkan
seperti: melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan
kerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Gejala
kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar atau
external signs (Budiono,2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Kelelahan Umum
Kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan
untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni pekerjaan,
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab
mental, status kesehatan dan keadaan gizi (Grandjean, 1993). Gejala
utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya
gejala kelelahan tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik
secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat dan merasa
“mengantuk” (Budiono, 2003).
Terjadinya kelelahan tidak begitu saja, tetapi ada faktor yang
berhubungan dengan kelelahan. Faktor tersebut sebagai pembatas yang
tidak boleh dilampaui agar pekerja dapat bekerja dengan aman, nyaman
dan sehat (Budino, 2003). Adapun faktor tersebut adalah:
1) Faktor internal
a) Usia
Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam usia
pertengahan 20–50an dan kemudian menurun dengan
bertambahnya usia (Lambert, 1996). Dengan menanjaknya
umur, maka kemampuan jasmani dan rohani pun akan menurun
secara perlahan–lahan tapi pasti. Aktivitas hidup juga
berkurang, yang mengakibatkan semakin bertambahnya
ketidakmampuan tubuh dalam berbagai hal. Pada usia lanjut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
jaringan otot akan mengerut dan digantikan oleh jaringan ikat.
Pengerutan otot menyebabkan daya elastisitas otot berkurang
termasuk juga daya angkat beban (Margatan, 1996)
b) Jenis kelamin
Pekerja laki-laki kemampuan fisiknya berbeda dengan
wanita, karena secara fisiologis kekuatan otot wanita rata-rata
sekitar 2/3 dari pria ”Menurut Astrand & Rodahl,1977 dalam
Tarwaka, dkk, (2004), hasil yang sama telah berhasil
ditunjukkan”.
c) Masa kerja
Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga
kerja itu bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat
mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Memberi
pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya
masa kerja personal semakin berpengalaman dalam
melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh
negatif apabila dengan semakin lamanya masa kerja maka akan
timbul kebiasaan pada tenaga kerja. Hal ini biasanya terkait
dengan pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang.
d) Status gizi
Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan
memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik,
begitu juga sebaliknya (Budiono, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan fisik
(1) Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi yang didengar sebagai
rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran-getaran
melalui media elastis manakala bunyi-bunyi tersebut tidak
diinginkan (Suma’mur , 2009).
Nilai ambang batas adalah standart faktor tempat
kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-
hari, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri No.
01/MEN/1999 tentang NAB faktor fisik di tempat kerja,
pada pasal 3 disebutkan bahwa NAB kebisingan di tempat
kerja sebesar 85 dBA dengan ketentuan 8 jam per hari dan
40 jam per minggu. NAB kebisingan di tempat kerja adalah
intensitas suara tertinggi yang merupakan nilai rata-rata
yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan hilangnya daya dengar yang menetap untuk
waktu kerja terus-menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan
40 jam seminggu (Budiono, 2003). Hal ini sesuai Surat
Keputusan Menteri No. 01/MEN/1999 tentang NAB faktor
fisik di tempat kerja, pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
NAB kebisingan di tempat kerja sebesar 85 dBA dengan
ketentuan 8 jam per hari dan 40 jam per minggu
Kebisingan >85 dBA bersifat mengganggu
kenyamanan kerja, berpengaruh buruk terhadap komunikasi
dan tidak menguntungkan terhadap efisiensi. Efeknya
terhadap saraf otonom antara lain adalah menaikkan denyut
jantung dan tekanan darah serta bertambahnya tegangan
otot (Suma’mur, 2009). Kebisingan menyebabkan
kelelahan, kegugupan, rasa ingin marah, hipertensi dan
stress.
(2) Tekanan panas
Tekanan panas yang berlebihan merupakan beban
tambahan yang harus diperhatikan dan diperhitungkan.
Beban tambahan berupa panas lingkungan, dapat
menyebabkan beban fisiologis, misalnya kerja jantung
menjadi bertambah. Menurut Pulat dalam Tarwaka (1992)
bahwa resiko fisiologis tubuh oleh karena peningkatan
temperatur udara di luar comfort zone yaitu : vasodilatasi,
denyut jantung meningkat, temperatur kulit meningkat,
suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat.
Dan selanjutnya apabila pemaparan terhadap tekanan panas
terus berlanjut, maka risiko terjadi gangguan kesehatan juga
akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(3) Penerangan
Penerangan yang kurang memenuhi persyaratan dapat
menimbulkan beban tambahan, misalnya mata yang mudah
lelah. Jika hal tersebut dibiarkan terus-menerus maka akan
menyebabkan gangguan pengelihatan.
Penerangan seharusnya disesuaikan dengan tingkat
ketelitian yang diperlukan dalam tiap-tiap pekerjaan, hal ini
mengacu dengan Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun
1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan, serta
Penerangan dalam Tempat Kerja.
Selain hal tersebut dalam hal kelelahan yang
ditimbulkan oleh kegiatan/pekerjaan angkat-angkut juga
dipengaruhi oleh sikap kerja. Sikap kerja harus selalu
diupayakan agar merupakan sikap ergonomik, karena sikap
tubuh saat melakukan pekerjaan dapat menentukan atau
mempengaruhi keberhasilan suatu pekejaan.
Suma’mur (2009) membuat daftar gejala atau perasaan yang ada
hubungannya dengan kelelahan yaitu :
1) Pelemahan kegiatan
Gejala kelelahan yang berupa pelemahan kegiatan ditunjukkan
dengan :
a) Perasaan berat di kepala
b) Badan terasa lelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) Kaki terasa berat
d) Menguap
e) Pikiran kacau
f) Mengantuk
g) Ada beban pada mata
h) Gerakan canggung dan kaku
i) Berdiri tidak stabil
j) Ingin berbaring
2) Pelemahan motivasi
Gejala kelelahan yang berupa pelemahan motivasi ditunjukkan
dengan :
a) Susah berfikir
b) Lelah untuk berbicara
c) Menjadi gugup
d) Tidak dapat berkonsentrasi
e) Sulit memusatkan perhatian
f) Mudah lupa
g) Kepercayaan diri berkurang
h) Merasa cemas
i) Sulit mengontrol sikap
j) Tidak tekun dalam pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3) Pelemahan fisik
Gejala kelelahan yang berupa pelemahan fisik ditunjukkan
dengan:
a) Sakit di kepala
b) Kaku di bahu
c) Merasa nyeri di punggung
d) Sesak nafas
e) Haus
f) Suara serak
g) Merasa pening
h) Spasme di kelopak mata
i) Tremor pada anggota badan
j) Merasa kurang sehat
Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus dihindarkan sikap
kerja yang bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis
(Tarwaka, dkk, 2004).
Suma’mur (2009) metode dan alat untuk mengetahui adanya kelelahan
adalah sebagai berikut :
a. Uji Fliker Fusion ( Uji Hilangnya Kelipan )
Uji Flicker Fusion adalah pengukuran terhadap kecepatan
berkedipnya lampu secara bertahap ditingkatkan sampai kecepatan
tertentu, kemudian cahaya nampak berbaur sebagai cahaya kontinyu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dengan adanya kelelahan maka kemampuan tenaga kerja untuk
melihat kelipan akan berkurang.
b. Uji Konsentrasi
Uji konsentrasi adalah pengukuran menggunakan rangsangan bunyi
dan cahaya dengan alat reaction timer.
c. EEG (Electro Enchephalografi)
d. Uji Waktu reaksi
Uji waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian suatu rangsang
sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya suatu
kegiatan tertentu. Sebagai misalnya ada nyala lampu ataupun suara
(reaction time ), dapat pula dengan injak pedal.
5. Hubungan Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja
Pekerja produksi food 1 hard candy line setiap harinya mengangkat
beban antara 10-60 kg dalam sekali angkat. Untuk beban kerja yang lebih
dari 40 kg melebihi beban yang ditetapkan dalam Permenakertranskop
No:PER.01/MEN/1978. Sehingga dalam pemindahannya harus
menggunakan troli. Beban kerja berat yang tidak dapat dilaksanakan
dalam kondisi aerobik akan berakibat pada meningkatnya kandungan asam
laktat, sedangkan asam laktat merupakan manifestasi dari kelelahan
(Nurmianto, 2003).
Saat mengangkat beban yang berat otot akan bekerja secara
bergantian, sesuai dengan irama tegang atau kencang tekan dan kendor
seperti layaknya kerja dari sebuah pompa yang membawa dampak pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kelancaran aliran darah. Di sini otot akan banyak sekali membawa atau
menerima glukosa dan O2 pada saat mengencang dan selanjutnya
membuang metabolis (sisa hasil pembakaran atau metabolisme) pada saat
mengendor karena mekanisme mengencang dan mengendornya otot terjadi
secara bergantian, maka sirkulasi aliran darah, O2 dan metabolisme akan
berlangsung secara lancar. Sebaliknya yang terjadi dalam kerja otot secara
statik, disini mengencang otot dalam waktu lama akan menyebabkan aliran
darah terganggu, suplai glukosa dan darah terhambat mengakibatkan sisa
metabolisme tidak bisa segera terbuang. Kondisi tesebut akan
mengakibatkan rasa sakit dan kelelahan (Wignjosoebroto,2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Hipotesis yang penulis sajikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Ada pengaruh sikap kerja angkat-angkut sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi terhadap kelelahan kerja pada pekerja Produksi Food 1 Hard Candy
Line PT.Konimex Sukoharjo”
Kelelahan KerjaFaktor Internal :- usia- jenis kelamin- masa kerja- status gizi
Faktor eksternal :(Lingkungan fisik)-Kebisingan,-Tekanan Panas-Penerangan
Aliran darah terganggu
Otot mengencang dalam waktu yang lama
Suplai glukosa dan O2 terhambat
Metabolisme tidak cepat terbuang
Cara dan sikap kerjadalam angkat-angkut
Sikap Kerjadipaksakan
Sikap kerja Statis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan
menggunakan metode cross sectional yaitu mempelajari dinamika korelasi
antara faktor risiko (pekerjaan angkat-angkut) dan efek (kelelahan kerja) yang
diamati pada saat yang sama (Handoko,2010)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di :
Nama perusahaan : PT. KONIMEX.
Alamat perusahaan : Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten
Sukoharjo, Jawa Tengah.
Penelitian dilaksanakan selama 3 minggu mulai tanggal 17 Maret 2011
sampai dengan 9 April 2011 pada setiap hari kerja yaitu Senin – Jum’at jam
08.00 – 17.00 WIB, dan Sabtu jam 08.00-13.00 WIB, atau mengikuti jam
kantor yang berlaku.
C. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono dalam Sumardiyono (2010) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang
bekerja di Produksi Food I Hard Candy Line di PT. Konimex. Jumlah
populasinya adalah 10 orang, yang semuanya bekerja day shif.
D. Tehnik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah sampling jenuh
yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel (Sumardiyono, 2010)
E. Sampel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sumardiyono (2010), sampel adalah
sebagian dari populasi atas sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari
jumlah populasi, dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama,
baik sifat kodrat, maupun sifat pengkhususan.
Dalam penelitian ini digunakan teknik sampling jenuh dimana seluruh
anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian, dikarenakan jumlah
anggota populasi tenaga kerja yang bekerja di Produksi Food 1 Hard Candy
Line di PT. Konimex hanya 10 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap kerja angkat angkut.
2. Variabel Terikat/Tergantung
Variabel terikat/tergantung dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang secara teoritis berpengaruh
terhadap variabel terikat, namun tidak diingini pengaruhnya.
a. Variabel Terkendali : tekanan panas
b. Variabel Tak terkendali : kebisingan, dan penerangan.
G. Definisi Operasional
1. Sikap kerja angkat-angkut
Sikap kerja angkat-angkut yang dimaksudkan adalah penilaian sikap
kerja tenaga kerja dalam kegiatan pemindahan bahan candy dari mesin satu
ke mesin selanjutnya.
Alat ukur : Checklist
Hasil pengukuran : ergonomis dan tidak ergonomis
Keterangan :
Ergonomis :
a. Pegangan terhadap bahan yang diangkat harus tepat.
b. Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dalam posisi lurus.
c. Posisi tulang belakang harus tetap lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
d. Dagu segera ditarik jika kepala telah ditegakkan.
e. Posisi kaki direnggangkan untuk untuk membagi momentum dalam
posisi mengangkat.
f. Beban diusahakan sedekat mungkin dengan garis vertikal yang melalui
pusat gravitasi tubuh.
Keterangan : dikatakan ergonomis jika poin a-f memenuhi, sedangkan
jika ada satu poin yang tidak sesuai maka disebut tidak ergonomis.
Tidak ergonomis :
a. Pegangan terhadap bahan yang diangkat tidak tepat.
b. Lengan harus berada jauh dari badan dalam posisi lurus.
c. Posisi tulang belakang tidak lurus.
d. Dagu tidak segera ditarik jika kepala telah ditegakkan.
e. Posisi kaki tidak direnggangkan sehingga momentum dalam posisi
mengangkat tidak sesuai.
f. Beban berada jauh dengan garis vertikal yang melalui pusat gravitasi
tubuh.
Skala pengukuran : Nominal
2. Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja yang dimaksudkan adalah waktu yang diperlukan oleh
tenaga kerja untuk menerima rangsang berupa sensor cahaya dan suara.
Pelaksanaan pengukuran kelelahan kerja adalah pada hari Senin, tanggal 21
Maret 2011 pada jam15.00 WIB.
Alat ukur : Reaction Timer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Satuan : milidetik
Skala pengukuran : rasio
H. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek
yang diteliti dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara
langsung yaitu:
a. Pengamatan terhadap proses produksi, keadaan lingkungan tempat
kerja, dan keadaan tenaga kerja.
b. Pengukuran dengan alat, seperti pengukuran denyut nadi dan
pengukuran tingkat kelelahan kerja dengan Reaction Timer.
c. Wawancara langsung dan pengukuran kelelahan kepada tenaga kerja
untuk mengukur tingkat kelelahan kerja.
I. Instrumen Penelitian
1. Reaction Timer
Reaction Timer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kelelahan dengan prinsip kerja dengan mengetahui waktu reaksi seseorang
setelah menerima suatu rangsangan dari suara (mendengar) atau melihat
(cahaya) yang ditampilkan dengan cara digital, cara penggunaan alat :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
a. Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off.
b. Reset angka penampil sehingga menunjukkan angka 000,0.
c. Pilih rangsangan suara/cahaya dengan menekan tombol cahaya atau
suara yang terdapat pada alat.
d. Seseorang yang akan diperiksa diminta siap menekan tombol stop, dan
diberi penjelasan tombol ditekan secara langsung setelah melihat
cahaya atau setelah mendengar suara dari alat.
e. Pemeriksa menekan tombol start.
f. Dan seseorang yang diperiksa akan merespon cahaya/suara yang keluar
dari alat.
Pengukuran dilakukan sebanyak 20 kali, hasil yang dihitung atau dirata-
rata adalah pada pengukuran ke 6-15, sedangkan 1-5 dan pengukuran
16-20 diabaikan, karena pengukuran 1-5 dianggap taraf penyesuaian
dan pengukuran 16-20 adalah merupakan timbulnya kejenuhan.
g. Setelah pengukuran dilakukan sebanyak 20 kali, tekan tombol on/off
untuk mematikan alat.
2. Checklist
Checklist adalah alat ukur ergonomik yang paling sederhana, terdiri dari
daftar pertanyaan yang diarahkan untuk mengetahui sumber keluhan/sakit
(Tarwaka, dkk, 2004).
Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan tentang perasaan secara
subjektif, yang berisi tentang pertanyaan tentang pelemahan kegiatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pelemahan motivasi, dan pelemahan gambaran kelelahan fisik (Tarwaka, dkk,
2004).
J. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Suatu kegiatan yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap
objek yang diteliti guna mendapatkan data penelitian.
2. Wawancara (interview)
Suatu aktivitas atau interaksi tanya jawab terhadap pihak-pihak
tertentu dalam suatu departemen yang terkait dengan objek permasalahan
yang diteliti.
3. Checklist
Serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden
terkait dengan permasalahan yang diteliti guna mendapatkan jawaban dari
responden terhadap masalah tersebut.
K. Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji t-
paired,dengan rumus :
d
s / n
Keterangan :
d : Rata-rata selisih pengukuran pertama dan kedua
t =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
s : Standar deviasi dari nilai d
n : Jumlah sampel
dk : n-1
Kemudian untuk penghitungannya menggunakan program komputer
SPSS versi 10.0, dengan interpretasi hasil sebagai berikut :
1. Jika p ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
2. Jika p > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3. Jika p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Angkat-angkut
Angkat angkut dalam penelitan ini merupakan variabel bebas,
sehingga perlu diketahui lebih jelas. Dalam hal ini bahan yang diangkat
dan diangkut berupa bahan massa candy. Berikut adalah berat beban dan
frekuensi yang diangkat oleh pekerja pada bagian Produksi Food 1 Hard
Candy Line.
Tabel 3. Beban angkat dan frekuensi angkat pada Produksi Food 1 HardCandy LineNo Jenis pekerjaan Beban angkat(kg) Frekuensi (kali)1 Lifting dan memindahkan 12,5 / 50 4 /12 Lifting dan memindahkan 57,5 1123 Lifting dan memindahkan 57,5 1124 Lifting dan memindahkan 57,5 1125 Lifting dan memindahkan 8 560
Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 21 Maret 2011.
Semula bahan candy diangkut dari mesin continous cooker menuju
mesin kneading yang berjarak kurang lebih 3 meter dengan menggunakan
troli, berat bahan 40 kg, dan ditambah berat container wadah candy
17,5kg, jadi total berat yang harus diangkat adalah 57,5kg dengan
frekuensi 112 kali dalam sehari, beban tersebut diangkat oleh 2 orang
pekerja. Kemudian setelah selesai diproses pada mesin kneading bahan
diangkut kembali menuju mesin uniplast, berat yang harus diangkat adalah
40 kg, dan diangkat oleh 2 orang pekerja dengan frekuensi 112 kali dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
sehari. Dan yang terakhir adalah pengangkatan bahan candy yang telah
dicetak, masing-masing wadah berisi 8 kg, dengan frekuensi angkat sekitar
560 kali perhari atau tergantung stok barang yang tersedia pada produksi
pengemasan. Pekerja produksi Food 1 Hard Candy Line bekerja day shift
dengan lama kerja 8 jam dan 30 menit istirahat, atau tergantung berapa
jumlah produksi setiap harinya.
2. Pengukuran Denyut Nadi
Pengukuran denyut nadi dilakukan pada waktu sebelum dan sesudah
kerja, untuk mengetahui beban kerja berlebih atau tidak dengan
menghitung persentase CLV(%) kemudian dibandingkan untuk
mengetahui tingkat kelelahan, dari hasil pengukuran diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 4. Pengukuran Denyut Nadi Pekerja Produksi Food 1 Hard CandyLineNomorsampel
Denyut NadiIstirahat
DenyutNadi Kerja
Umur(thn)
%CVL Kategori
1 70 84 40 15.56 Tidak terjadi kelelahan2 76 96 43 24.69 Tidak terjadi kelelahan3 81 84 32 3.45 Tidak terjadi kelelahan4 66 81 39 15.79 Tidak terjadi kelelahan5 82 88 42 7.89 Tidak terjadi kelelahan6 56 63 35 6.42 Tidak terjadi kelelahan7 68 86 31 17.82 Tidak terjadi kelelahan8 68 90 42 24.44 Tidak terjadi kelelahan9 54 66 39 11.21 Tidak terjadi kelelahan10 70 89 36 20.21 Tidak terjadi kelelahan
Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal 21 Maret 2011.
Keterangan %CVL :
< 30% : Tidak terjadi kelelahan
30 – 60% : Diperlukan perbaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
60 - <80% : Kerja dalam waktu singkat
80 - <100% : Diperlukan tindakan segera
>100% : Tidak diperbolehkan beraktivitas.
Pengukuran beban kerja dengan perhitungan nadi kerja diperoleh hasil
bahwa seluruh tenaga kerja tidak mengalami kelelahan selama bekerja.
3. Pengukuran kelelahan menggunakan Reaction Timer
Pengukuran kelelahan ini menggunakan alat Reaction Timer type L-77
berdasarkan tingkat konsentrasi, pengukuran dilakukan pada waktu serta
hari yang sama dengan pengukuran denyut nadi. Dari hasil pengukuran
diperoleh data untuk sensor suara dan sensor cahaya, adapun hasilnya
adalah sebagai berikut :
a. Sensor cahaya
Tabel 5. Pengukuran Kelelahan Kerja sebelum intervensiNo. Sampel Rata-rata(milidetik) Kategori
1 290.24 Kelelahan Kerja Ringan2 309.23 Kelelahan Kerja Ringan3 220.9 Normal4 271.93 Kelelahan Kerja Ringan5 319.6 Kelelahan Kerja Ringan6 281.54 Kelelahan Kerja Ringan7 323.19 Kelelahan Kerja Ringan8 257.32 Kelelahan Kerja Ringan9 275.75 Kelelahan Kerja Ringan10 380.27 Kelelahan Kerja Ringan
Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal 21 Maret 2011.
Berdasarkan hasil pengukuran dengan reaction timer (sensor
cahaya) diperoleh hasil bahwa sebagian besar tenaga kerja mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kelelahan kerja tingkat ringan yang pada kriteria skornya adalah
240<X<410.
Tabel 6. Pengukuran Kelelahan Kerja Setelah IntervensiNo.Sampel Rata-rata(milidetik) Kategori1 267.8 Kelelahan Kerja Ringan2 245.39 Kelelahan Kerja Ringan3 207.99 Normal4 230.62 Normal5 227.69 Normal6 295.65 Kelelahan Kerja Ringan7 234.17 Normal8 248.42 Kelelahan Kerja Ringan9 279.74 Kelelahan Kerja Ringan10 243.48 Kelelahan Kerja Ringan
Sumber : Hasil Pengukuran tanggal 24 Maret 2011.
Dari hasil pengukuran setelah dilakukan intervensi didapat hasil
bahwa beberapa pekerja memiliki kondisi tubuh yang normal setelah
bekerja, sedang selebihnya mengalami kelelahan kerja tingkat ringan.
b. Sensor suara
Tabel 7. Pengukuran Kelelahan Kerja sebelum intervensi.No.Sampel Rata-rata(milidetik) Kategori1 320.28 Kelelahan Kerja Ringan2 344.78 Kelelahan Kerja Ringan3 250.51 Kelelahan Kerja Ringan4 433.53 Kelelahan Kerja Sedang5 491.01 Kelelahan Kerja Sedang6 432.81 Kelelahan Kerja Sedang7 433.98 Kelelahan Kerja Sedang8 402.65 Kelelahan Kerja Ringan9 339.41 Kelelahan Kerja Ringan10 481.99 Kelelahan Kerja Sedang
Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal 21 Maret 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Berdasarkan hasil pengukuran dengan reaction timer (sensor suara)
diperoleh hasil bahwa sebagian besar tenaga kerja mengalami kelelahan
kerja tingkat ringan dan sedang dengan kriteria skor 410 ≤ X < 580,0.
Tabel 8. Pengukuran Kelelahan Kerja Setelah Intervensi.No.Sampel Rata-rata(milidetik) Kategori1 249.08 Kelelahan Kerja Ringan2 256.03 Kelelahan Kerja Ringan3 196.04 Normal4 267.52 Kelelahan Kerja Ringan5 279.85 Kelelahan Kerja Ringan6 278.41 Kelelahan Kerja Ringan7 241.51 Kelelahan Kerja Ringan8 293.91 Kelelahan Kerja Ringan9 284.82 Kelelahan Kerja Ringan10 277.64 Kelelahan Kerja Ringan
Sumber : Hasil Pengukuran tanggal 24 Maret 2011.
Dari hasil pengukuran setelah dilakukan intervensi dengan sensor
suara didapat hasil bahwa seorang pekerja memiliki kondisi tubuh yang
normal setelah bekerja, sedang selebihnya mengalami kelelahan kerja
tingkat ringan.
Kriteria
1. Normal : 150 < X < 240
2. Tingkat Kelelahan Ringan : 240 < X < 410,0
3. Tingkat Kelelahan Sedang : 410 ≤ X < 580,0
4. Tingkat Kelelahan Berat : ≥ 580,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Data Checklist
Tabel 9. Daftar pertanyaan dalam checklistNo Pertanyaan Ya (%) Tidak(%)1 Perasaan berat di kepala 10 902 Lelah seluruh badan 70 303 Berat di kaki 60 404 Menguap 0 1005 Pikiran kacau 0 1006 Mengantuk 0 1007 Ada beban pada mata 0 1008 Gerakan canggung dan kaku 0 1009 Berdiri tidak stabil 0 10010 Ingin berbaring 0 10011 Susah berpikir 0 10012 Lelah untuk berbicara 0 10013 Gugup 0 10014 Tidak berkonsentrasi 30 7015 Sulit memusatkan perhatian 20 8016 Mudah lupa 20 8017 Kepercayaan diri berkurang 20 8018 Merasa cemas 20 8019 Sulit mengontrol sikap 0 10020 Tidak tekun dalam pekerjaan 0 10021 Sakit di kepala 20 8022 Kaku di bahu 60 4023 Nyeri di pungung 70 3024 Sesak nafas 20 8025 Haus 20 8026 Suara serak 20 8027 Merasa pening 20 8028 Spasme di kelopak mata 20 8029 Tremor pada anggota badan 10 9030 Merasa kurang sehat 30 70
Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal 18 Februari 2009
Keterangan :
Ya : Merasakan perasaan kelelahan kerja.
Tidak : Tidak merasakan perasaan kelelahan kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dari hasil checklist tersebut, dapat diketahui bahwa pekerja
sebagian besar merasakan nyeri di bahu dengan prosentase 60% dan
nyeri di punggung dengan prosentase 70%.
4. Hasil Uji Statistik
Hasil Uji statistik hubungan antara berat beban angkatan dengan
tingkat kelelahan berdasarkan output program komputer SPSS seri 10.0
dan diperoleh hasil t hitung 5.337, dan p=0.000, hasil uji tersaji di
bawah ini.
Tabel 10.Tabulasi Hasil Uji statistik t-paired test :Pengukuran Jumlah
sampelRata-rata
Peningkatan Signifikan Hasil
Kelelahan kerjasebelum intervensiKelelahan kerjasetelah intervensi
10
10
343.546
255.288
88.258 0.000 Signifikan
6. Faktor Lingkungan
a. Penerangan
Penerangan Produksi Food 1 Hard Candy Line diukur pada jam
11.00 WIB. Dilakukan pada waktu tenaga kerja bekerja, pada saat
cuaca cerah dengan menggunakan alat ukur Digital Light Meter
M.5202. Pada pengukuran penerangan ini diambil 6 titik pengukuran
dengan data penerangan lokal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 11. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan Produksi Food 1Hard Candy Line.No Jenis Data Titik Pengukuran Hasil (lux)1 Lokal I 158,82 Lokal II 103.43 Lokal III 128,24 Lokal IV 162,45 Lokal V 135,96 Lokal VI 186,2
Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal 24 Maret 2011.
b. Kebisingan
Pengukuran kebisingan dilakukan saat tenaga kerja bekerja pada
jam 10.00 – 12.00 WIB. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kebisingan adalah Multy Function Environment Meter.
Tabel 12. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan pada ProduksiFood 1 Hard Candy Line.No Jenis Data Titik Pengukuran Hasil (dB)1 Lokal I 76,52 Lokal II 85,63 Lokal III 86,24 Lokal IV 87,85 Lokal V 86,26 Lokal VI 85,3
Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 24 Maret 2011.
c. Tekanan Panas
Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan di Produksi Food
1 Hard Candy Line pada jam 11.00WIB, ketika pekerja sedang
bekerja. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu dan
kelembaban adalah Multy Function Environment Meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 13. Hasil pengukuran suhu dan kelembaban di Produksi Food1 Hard Candy LineNo Titik Pengukuran Lokal
Suhu (0C) RH (%)1 I 29,2 67,32 II 29,4 66,63 III 29,2 69,14 IV 27,7 68,15 V 26,5 57,86 VI 24,1 56,5
Sumber : Hasil pengukuran pada tanggal 24 Maret 2011.
B. Pembahasan
1. Faktor Lingkungan Yang Mendorong Terjadinya Kelelahan
a. Penerangan
Dari hasil pengukuran intensitas penerangan lokal didapatkan
intensitas penerangan sebagai berikut :
1) Titik I : 158,8 Lux
2) Titik II : 103,4 Lux
3) Titik III : 128,2 Lux
4) Titik IV : 162,4 Lux
5) Titik V : 135, 9 Lux
6) Titik VI : 186,5 Lux
Dari hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar untuk
pekerjaan agak teliti seperti mengangkat bahan candy, menarik bahan
candy pada perusahaan makanan diperlukan intensitas penerangan
sebesar 200 Lux, hal ini mengacu dengan Peraturan Menteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat- syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.
Dari hasil pengukuran, dari keenam titik pengukuran, diperoleh
rata-rata pengukuran penerangan sebesar 145,8Lux, nilai tersebut tidak
memenuhi intensitas minimum yang telah ditetapkan, yaitu 200Lux,
sehingga dapat mempercepat kelelahan pada pekerja
b. Tekanan Panas
Hasil dari pengukuran tekanan panas secara lokal dengan lama
paparan tenaga kerja di bagian Produksi Food 1 Hard Candy Line
adalah selama 8 jam, dengan 30 menit istirahat didapatkan hasil sebagai
berikut :
Titik I : suhu 29,2 ˚C dan kelembaban 67,3 %
Titik II : suhu 29,4 ˚C dan kelembaban 66,6 %
Titik III : suhu 29,2 ˚C dan kelembaban 69,1 %
Titik IV : suhu 27,7 ˚C dan kelembaban 68,1 %
Titik V : suhu 26,5 ˚C dan kelembaban 57,8 %
Titik VI : suhu 24,1 ˚C dan kelembaban 56,5 %
Dari hasil pengukuran di atas dibandingkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Kerja Perkantoran dan Industri dengan
ketentuan untuk suhu ruangan 18-280C dan untuk kelembaban 60-90%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Berdasarkan data pengukuran di atas, suhu pada Produksi Food 1
Hard Candy Line pada titik I, II, dan III tidak sesuai dengan standar,
hasil tersebut melebihi nilai yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Kerja Perkantoran dan Industri,
sedangkan untuk kelembaban sebagian besar telah sesuai. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa suhu dan kelembaban yang memenuhi
persyaratan akan mengurangi terjadinya kelelahan kerja.
c. Kebisingan
Dari hasil pengukuran kebisingan secara lokal, dengan lama
paparan tenaga kerja selama 8 jam dengan 30 menit istirahat
didapatkan intensitas kebisingan sebagai berikut:
1) Titik I : 75,5 dB
2) Titik II : 85,6 dB
3) Titik III : 86,2 dB
4) Titik IV : 87,8 dB
5) Titik V : 86,2 dB
6) Titik VI : 85,3 dB
Dari hasil tersebut dibandingkan dengan NAB kebisingan dalam
ruang kerja menurut Kepmenaker RI No. Kep-51/MEN/1999 tentang
NAB Faktor Fisika Di Tempat kerja adalah 85 dB (A) untuk pekerjaan
yang tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu dimana tenaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kerja tidak mengalami gangguan pendengaran atau penyakit akibat
kerja.
Maka dari hasil pengukuran kebisingan diperoleh hasil rata-rata
sebesar 84,4 dB, nilai tersebut tidak melebihi standar NAB, sehingga
tidak akan mengganggu pekerjaan dan akan mempercepat kelelahan
kerja.
2. Pengaruh pekerjaan angkat-angkut terhadap kelelahan kerja
Dari hasil penelitian/pengukuran telah jelas diperoleh bahwa ada
pengaruh antara pekerjaan angkat-angkut dengan kelelahan kerja yang
dialami oleh pekerja, dengan melihat hasil dari pengukuran kelelahan kerja.
Kaitannya dengan pekerjaan mengangkat dan mengangkut di Produksi Food
1 Hard Candy Line, faktor utama penyebab kelelahan adalah bersumber dari
pekerjaan itu sendiri, karena jenis pekerjaan tersebut adalah pekerjaan fisik,
sebagai contoh dengan pekerjaan dengan pembebanan 57,5 kg dan dengan
frekuensi 112 kali dalam sehari. Dari sepuluh orang responden berpendapat
bahwa pekerjaan angkat-angkut di Produksi Food 1 Hard Candy Line
menimbulkan kelelahan karena disebabkan oleh berat beban angkatan,
frekuensi angkat-angkut, serta sikap kerja yang tidak ergonomis.
Sedangkan faktor-faktor lain yang menyebabkan kelelahan cepat terjadi
adalah karena kondisi ruangan yang bising serta penerangan yang kurang
memenuhi standar. Dalam hal ini kelelahan juga mungkin disebabkan
karena jarak rumah dengan tempat kerja yang jauh. Selain kelelahan kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
pekerja juga mengalami kelelahan otot yang terlihat dari pernyataan
responden ketika menjawab kuesioner bahwa nyeri otot pada kaki yaitu
60% dan nyeri pada punggung yaitu 70%, hal tersebut terjadi setelah
melakukan aktivitas angkat-angkut (sesuai dengan pengukuran dan
checklist). Dari hasil checklist diketahui seluruh pekerja mengalami
kelelahan. Dalam hal ini untuk mengetahui beban kerja dilakukan
perhitungan denyut nadi, hasil perhitungan nadi yang diperoleh ternyata
pekerja tidak satupun mengalami kelelahan kerja, hal ini dikarenakan jarak
rumah pekerja yang jauh dari pabrik tempat pekerja, sehingga sebelum
bekerjapun denyut nadi pekerja sudah cepat perhitungannya, karena
memiliki beban kerja sebelum bekerja.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja di
Produksi Food 1 Hard Candy Line tidak hanya pengukuran denyut nadi saja
yang diukur, tetapi dilakukan juga pengukuran kelelahan dengan Reaction
Timer menggunakan rangsangan cahaya dan suara dari hasil pengukuran
sebelum dilakukan intervensi diperoleh rata-rata reaksi 343,546. Setelah
dirata-rata diperoleh prosentase pekerja normal 10 %, dan 80% mengalami
kelelahan ringan, serta 10% mengalami kelelahan kerja sedang. Kemudian
peneliti melakukan intervensi dengan cara menunjukkan dan mengawasi
pekerja tentang bagaimana melakukan sikap kerja angkat-angkut yang
benar, dimulai dari posisi jongkok, berdiri, serta berjalan. Setelah dilakukan
intervensi kembali dilakukan pengukuran dengan reaction timer dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
kemudian diperoleh rata-rata sebesar 255,288 dengan prosentase 10% tidak
mengalami kelelahan kerja/normal, dan 90% sisanya mengalami kelelahan
kerja ringan. Selanjutnya hasil tersebut diuji dengan paired t-test, dan
diperoleh hasil t hitung 5.337, dan p=0.000, hal ini berarti sangat signifikan,
yaitu jika diperoleh nilai p≤0,01 nilai tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis yang disajikan penulis benar, yaitu ada pengaruh kelelahan kerja,
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Serta diperoleh nilai mean
88,25. Adapun prosentase untuk kelelahan kerja di Produksi Food 1 Hard
Candy Line setelah dilakukan intervensi adalah 20% tidak mengalami
kelelahan, dan 80% mengalami kelelahan kerja tingkat ringan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di Produksi Food 1 Hard Candy Line , dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil dari pengukuran tingkat kelelahan pekerja diketahui bahwa sebelum
dilakukan intervensi pekerja angkat-angkut mengalami kelelahan, dengan
prosentase normal sebesar 10 %, Kelelahan Kerja Ringan sebesar 80%,
dan Kelelahan Kerja Sedang sebesar 10% .
Dari hasil pengukuran tersebut, kelelahan kerja disebabkan oleh kegiatan
kerja yang tidak ergonomis, serta faktor tambahan berupa faktor fisik
berupa penerangan yang tidak memenuhi standar.
Sedangkan hasil dari pengukuran tingkat kelelahan pekerja setelah
dilakukan intervensi diperoleh prosentase normal sebesar 10% dan sisanya
mengalami Kelelahan Kerja Ringan yaitu sebesar 90%.
Dari hasil pengukuran, angkat-angkut telah dilakukan dengan benar,
adapun faktor lain yang menyebabkan kelelahan kerja adalah penerangan
yang tidak memenuhi standar.
2. Dari hasil perhitungan denyut nadi diketahui bahwa beban yang diberikan
kepada tenaga kerja dalam kategori Normal. Sedangkan pengukuran rerata
%CVL diperoleh nilai 14.75%.Sedangakn uji statistik kelelahan dengan
t-paired test diperoleh hasil yang sangat signifikan dengan nilai P =0.000,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dan t hitung 5.337. Hal ini berarti ada pengaruh kelelahan kerja sebelum
dan sesudah dilakukan intervensi.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan
saran-saran yaitu sebagai berikut :
1. Sebaiknya diadakan penyuluhan dan bimbingan mental para pekerja
secara berkesinambungan.
2. Redesain stasiun kerja agar lebih ergonomis.
Contoh : redesain pada mesin uniplast.
3. Perbaikan lingkungan kerja yang bebas dari faktor fisik yang berbahaya.
Contoh :
a) Penerangan, sebaiknya diadakan penggantian lampu pada lampu-lampu
yang telah mati, dan diadakan pembersihan armatur secara runtin untuk
ruangan bagian produksi.
b) Kebisingan, sebaiknya pada titik pengukuran yang melebihi NAB
dilakukan perbaikan pada mesin yang memiliki tingkat kebisingan
tinggi, contohnya dengan memberikan peredam pada mesin dan selalu
memakai APD berupa ear plug dan ear mufts yang telah disediakan.
4. Untuk pekerjaan dengan beban kerja yang berat agar punya waktu istirahat
yang cukup yaitu ± 15menit per 3 jam kerja atau tidak monoton bekerja
dalam waktu yang lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
5. Sebaiknya pada counter minum juga disediakan makanan ringan, karena
tenaga kerja sering kali haus dan lapar setelah bekerja.
6. Pengadaan senam setiap seminggu sekali bagi pekerja produksi, dan
harinya disesuaikan dengan produksi guna meningkatkan kesegaran
jasmani.
7. Kampanye tentang kelelahan kerja/fatigue melalui poster/spanduk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
DAFTAR PUSTAKA
Amundson, Glann M., M.D, 2005, Back Pain Prevent. USA : Healtland Hand &Spine Orthopaedic Center Shawnee Mission, KS.
Budiono, Sugeng, A.M, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang:Badan penerbit UNDIP.
Departemen Tenaga Kerja RI, 1999. Permenaker No PER 05/MEN/1996 tentangSistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Depnaker.
Hadi, Sutrisno, 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Lambert, David, 1996. Tubuh Manusia, Jakarta: Arcan.
Margatan, Arcole, 1996. Kiat Hidup Sehat Bagi Lanjut Usia. Solo : CV. Aneka.
Menteri Perburuhan, 1964. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan di TempatKerja. Jakarta : Departemen Tenaga Kerja.
Menteri Tenaga Kerja RI, 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51/MEN/1999 tentang NAB faktor Fisika di Tempat Kerja. Jakarta :Departemen Tenaga Kerja RI.
Neuman, 2006. Ergonomi. Google.com, diakses tanggal 10 Maret 2010.
Nurmianto, Eko, 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : PT.Guna Widya.
Pusat Kesehatan Kerja, 2005. Mengangkat dan mengangkut. Jakarta : Balai HiperkesPusat.
Riwidikdo, Handoko, 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Suma’mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : CV Haji MasAgung.
Suma’mur, 2009. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT.Toko Gunung Agung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Sumardiyono, 2010. Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes. Surakarta : UNSPRESS.
Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan,Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta :UNIBA PRESS.
Wildan Arief Amrullah. 2006. Pendugaan Hubungan antara Berat Beban danFrekuensi Angkat dengan Kelelahan pada Buruh Angkut Barang di JalanBeteng Semarang, Semarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat UniversitasNegeri Semarang. Skripsi
Wignjosoebroto, Sritomo, 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: GunaWidya.