pengaruh prinsip 5c terhadap kelancaran pembayaran kredit

24
1 Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit di PD.BPR. Berkah Pandeglang Oleh: Nuraeni, Pryo Handoko [email protected], [email protected] Prodi Ilmu Administrasi Niaga Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten ABSTRAK Permasalahan yang sering muncul di PD.BPR BERKAH Pandeglang yaitu ketidak kelancaran pembayaran oleh nasabah sehingga terjadi kemacetan atau ketidak lancaran dalam pembayaran untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan ternyata belum menjamin adanya kredit yang sehat berikut data terkait penggolongan kolektabilitas kredit, selanjutnya Akan di uji bagaimana pengaruh character, capacity, capital, collateral, dan condition secara bersama-sama atau silmutan kepada nasabah terhadap kelancaran pembayaran di PD.BPR BERKAH. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 573, penentuan sempel menggunakan rumus slovin dengan tarap kesalahan 10% sehingga menghasilkan sampel sebanyak 85 responden. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif asosiatif yaitu untuk mengetahui seberapa pengaruh atau hubungan antar variabel, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder, data primer diperoleh dari menyebarkan kuisioner dan data kualitas kredit PD.BPR BERKAH Pandeglang dan data skunder diperoleh dari studi pustaka dan sumber tertulis lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah character berpengaruh sebesar 3,049 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, capacity berpengaruh sebesar 1,670 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, capital berpengaruh sebesar 1,963 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, collateral tidak berpengaruh dengan nilai sebesar -,1,074 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, condition tidak berpengaruh dengan nilai sebesar 578 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, dan character, capacity, capital, collateral, dan condition berpengaruh secara bersama-sama dengan hasil sebesar 6,372 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang. Kata Kunci : Capacity, Capital, Character, Collateral, Condition of economy PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan memegang peran penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi, untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat maka harus menjaga kinerja keuangannya. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan lainnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kredit Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998, disebutkan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

1

Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit di

PD.BPR. Berkah Pandeglang

Oleh:

Nuraeni, Pryo Handoko [email protected], [email protected]

Prodi Ilmu Administrasi Niaga – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

ABSTRAK Permasalahan yang sering muncul di PD.BPR BERKAH Pandeglang yaitu ketidak kelancaran

pembayaran oleh nasabah sehingga terjadi kemacetan atau ketidak lancaran dalam pembayaran untuk

mengembalikan pembiayaan yang diberikan ternyata belum menjamin adanya kredit yang sehat

berikut data terkait penggolongan kolektabilitas kredit, selanjutnya Akan di uji bagaimana pengaruh

character, capacity, capital, collateral, dan condition secara bersama-sama atau silmutan kepada

nasabah terhadap kelancaran pembayaran di PD.BPR BERKAH. Jumlah populasi dalam penelitian ini

sebanyak 573, penentuan sempel menggunakan rumus slovin dengan tarap kesalahan 10% sehingga

menghasilkan sampel sebanyak 85 responden.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif asosiatif yaitu untuk mengetahui seberapa

pengaruh atau hubungan antar variabel, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan skunder, data primer diperoleh dari menyebarkan kuisioner dan data kualitas kredit PD.BPR

BERKAH Pandeglang dan data skunder diperoleh dari studi pustaka dan sumber tertulis lainnya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah character berpengaruh sebesar 3,049 terhadap kelancaran

pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, capacity berpengaruh sebesar 1,670 terhadap

kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, capital berpengaruh sebesar 1,963

terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, collateral tidak

berpengaruh dengan nilai sebesar -,1,074 terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR

BERKAH Pandeglang, condition tidak berpengaruh dengan nilai sebesar 578 terhadap kelancaran

pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang, dan character, capacity, capital, collateral, dan

condition berpengaruh secara bersama-sama dengan hasil sebesar 6,372 terhadap kelancaran

pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang.

Kata Kunci : Capacity, Capital, Character, Collateral, Condition of economy

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

perbankan memegang peran penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi, untuk bisa

menjaga kepercayaan masyarakat maka harus menjaga kinerja keuangannya. Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan lainnya untuk meningkatkan

taraf hidup masyarakat.

Kredit Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998, disebutkan kredit adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

Page 2: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

2

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Serta yakin akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu

dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak, hal tersebut perlu diperhatikan

faktor kemampuan dan kemauan, sehingga tersimpul kehati-hatian dengan menjaga unsur

keamanan dan sekaligus unsur keuntungan suatu kredit.

Dalam perbankan pada saat ini masalah yang banyak dihadapi adalah ketidak

lancaran pembayaran, pengembalian pinjaman terhambat sehingga terjadi kredit bermasalah

atau kredit macet, karena bagi

masyarakat kredit sangat diperlukan dalam mendukung dan mengembangkan

usahanya dimana dengan menggunakan dana kredit bisa digunakan untuk pengadaan atau

peningakatan berbagai faktor produksi

baik berupa tambahan modal kerja, bahan baku, peluasan pasar, peningkatan kemampuan

sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi dan lain sebagainya.

Salah satu Bank Perkreditan Rakyat adalah PD.BPR BERKAH Pandeglang

(Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Berkah Pandeglang) adalah salah satu

perusahaan milik pemerintah kabupaten yang sesuai dengan amanat Perda Kabupaten

Pandeglang No.10 tahun 2010 tentang PD.BPR BERKAH Pandeglang merupakan salah satu

badan usaha milik pemerintah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat

anak dari perusahaan BJB, serta mendapatakan ijin otoritas jasa keuangan pada bulan

September 2015 dapat melakukan pengembangan jaringan kantor sekaligus pindah alamat di

kantor pusat yang semula berlokasi di Jl. Raya Malingping No.20 Pasar Saketi ke Jl. Mayor

Widagdo No.6 Pandeglang dan menjadikan kantor sebelumnya menjadikan Kantor Kas.

Untuk memperlancar kegiatannya PD.BPR BERKAH Kabupaten Pandeglang berkordinasi

dengan Bank Umum, Bpr Lain, Dinas, Instansi, Kantor Kecamatan, LSM Maupun Pihak

Swasta. Bank berkah memiliki 3 unit kantor kas untuk mempermudah pelayanan kepada

masyarakat yang bertempat di Saketi, Menes, dan Panimbang. Keunggulan atau kelebihan

yang dimiliki oleh PD.BPR Berkah Pandeglang di bandingkan dengan bank umum yaitu

kemudahan dalam prosedur pemberian pinjaman atau kredit sehingga semakin bertambahnya

nasabah dari tahun 2017 sampai 2019 tetapi resiko terjadinya kredit macet juga semakin

meningkat.

Page 3: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

3

Beberapa kegiatan usaha yang dilaksanakan di PD.BPR Berkah Pandeglang di

antaranya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito serta

menyalurkan dana kepada masyarakat berupa pinjaman atau jenis kredit yang di berikan yaitu

kredit konsumtif dan modal kerja atau jasa. Penyaluran kredit merupakan aktivitas utama

BPR, sehingga pendapatan bunga menjadi pendapatan utama BPR namun kredit juga

merupakan sumber risiko bagi BPR yang tercermin dari kredit non lancar (non performing

loan) atau kredit macet. Dalam memastikan bahwa modal yang diberikan kepada calon

nasabah tersebut aman dan lancar maka sebelum modal diberikan terlebih dahulu dilakukan

analisis

Pemberian kredit. Analisis pemberian kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat

analisis. Terdapat beberapa alat analisis dalam praktiknya yang dapat digunakan untuk

menentukan kelayakan suatu pembiayaan. Adapun prinsip yang dapat digunakan untuk

menilai atau menetukan apakah calon nasabah tersebut layak untuk diberikan kreditnya atau

tidak yaitu prinsip 5C, character, capacity, capital, collateral, dan condition.

Permasalahan yang sering muncul dari penyaluran pembayaran seperti ketidak

kelancaran pembayaran oleh nasabah sehingga terjadi kemacetan atau ketidak lancaran dalam

pembayaran untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan ternyata belum menjamin

adanya kredit yang sehat berikut data terkait penggolongan kolektabilitas kredit di PD.BPR

Berkah Pandeglang.

Berdasarkan data diatas, menjelaskan bahwa total kredit bermasalah yang mencakup

kurang lancar, diragukan, dan macet pada tahun 2017 total kredit macet mencapai 45

nasabah, 2018 total kredit bermasalah mengalami kenaikan sebesar 88 nasabah, sedangkan

pada tahun 2019 mengalami kenaikan kembali yaitu sebesar 128 nasabah dari total kredit

Page 4: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

4

macet. Sedangakan total penyaluran kredit dari keseluruhan data pada tahun 2017 sebesar

2885 nasabah, tahun 2018 sebesar 3640 nasabah, dan tahun 2019 sebesar 4003 nasabah.

Maka dapat dilihat total penyaluran kredit mengalami kenaikan dari tahun 2017-2019. Pada

hasil wawancara dengan narasumber salah satu karyawaan PD BPR berkah pada bagian

kredit tanggal 21 januari 2020 penyebab kredit bermasalah pada kredit konsumtif yaitu

terkait dengan karakter yang kurang baik seperti tingakat komunikasi yang kurang baik

contohnya kurangnya komunikasi antara bendahara dan pihak bank seperti pemutasian

karyawan yang tidak dikonfirmasi kepada pihak bank, dan adanya manipulasi data yang

diberikah oleh nasabah seperti jumlah gaji yang di tambahkan sehingga tidak sesuai dengan

data nasabah sebenarnya. Permasalahan yang sering terjadi pula di PD.BPR Berkah

Pandeglang yaitu kemampuan nasabah apalagi dalam kredit modal kerja atau jasa karena

usaha yang di jalankan tidak selalu lancar, saat usaha yang di jalankan tidak lancar maka

akan terjadi ketidak lancaran dalam pembayaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Bank perkreditan rakyat adalah lembaga bank perkreditan rakyat lainnya menurut

kasmir (2014 : 40) : kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan bank umum, hanya

yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit.Kata

kredit dalam bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan. Kepercayaan yang dimaksud

hal ini adalah kreditur memberikan kepercayaan kepada debitur bahwa debitur pasti akan

mengembalikan kreditnya yang telah diterimanya dari kreditur sesuai dengan perjanjian yang

telah disepakati bersama. Menurut Kasmir (2014:112) kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan Menurut jopie

jusuf (2014): Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian

atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada

jangka waktu yang telah disepakati. Adapun pengertian kredit yang lain adalah penyediaan

uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan

pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Dalam praktek sehari – hari

Page 5: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

5

pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun

secara materil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban

dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan.

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit

diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit

sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan

berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur

penilaian yang benar dan sungguh-sungguh.

Menurut khaerul umam (2013) Character ialah keadaaan waktu atau sifat customer,

baik dalam kehidupan probadi maupun lingkungan usaha. Kegunaan dari penelitian terhadap

karakter ini adalah mengetahui sampai sejauh mana itikad/kemampuan customer untuk

memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah di tetapkan

Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu

kepecayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral,

watak, dan sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif. Disamping itu, customer juga

mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia,

kehidupannya sebagai anggota masyarakat maupu dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Menurut Binti Nur Aisyah (2014) Capacity adalah kemampuan nasabah unutk

menjalankan usahanya gunameperoleh laba sehinga dapat dikembalikan pinjaman dari laba

yang dihasilkan. Penelitian ini bermanfaat untuk mengukur sejauh mana calon nasabah

mampu melunasi utang-utangnya secara tepat waktu, dari hasil usaha yang diperolehnya.

Menurut Irham Fahmi (2014:92) capacity adalah menyangkut dengan “business recird” atau

kemampuan soal seorang pembisnis mengelola usahanya, terutama pada masa-masa sulit

sehingga nanti akan terlihat “ability to pay” atau kemampuan membayar, kemampuan yang

dimiliki oleh setiap orang adalah bereda-beda, setiap orang memiliki bakatnya masing-

masing atau keahlian yang berbeda dengan orang lain dan itu pada dasarnya telah menjadi

keunggulannya yang lebih di bandingkan dengan orang lain. Menurut kasmir (2014:137)

kemampuan ini dapat dilihat dari penghasilan pribadi untuk kredit konsumtif dan melalui

usaha yang dibiayai untuk kredit perdagangan atau produktif. Kemampuan ini penting untuk

dinilai agar bank tidak mengalami kerugian. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dinilai

dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan

Page 6: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

6

surat tertentu (misalnya penghasilan seseorang), hasil wawancara atau melalui perhitungan

rasio keuangan.

Menurut Tamin (2012:6) Capital adalah penilaian bank atas posisi keuangan calon

debitur secara keseluruhan, temasuk aliran kas debitur, baik untuk masa lalu atau proyeksi

masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan debitur dalam

menunjang pembiayaan proyeksi atau usaha debitur yang bersangkutan. Sedangkan menurut

kasmir (2014:137) Untuk melihat pengguna modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat

dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan

pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.

Analisis capital juga menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini,

termasuk yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

Menurut A. wangsawidjaja (2012:56) Collateral atau jaminan merupakan pemberian

kredit atau pembiayaan adalah keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi

kredit atau pembiyaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Sedangkan menurut kasmir

(2014:137) Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik

maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga

harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka

jaminan yang dititipkan ajan dapat dipergunakan secepat mungkin. Pada hakikatnya, bentuk

collateral tidak ganya terbentuk kebendaan, tetapi bisa juga tidak berwujud, seperti jaminan

probado (brogtocht), letter of guarantee, letter of comport, rekomendasi dan avails.

Menurut Kasmir (2014:137) Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai

kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan

datang. Penilaian kondisi atau prosepek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar

memiliki prospek baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermaslah relatif kecil.

Menurut hermansyah, Condition of Economy adalah bahwa didalam pemberian kredit

pembiayaan oleh bank, kondisi ekonomi secara umum dan kondisi sektor usaha permohon

pembiayaaan perlu memperoleh perhatian dari bank intuk memperkecipp resiko yang

mungkin terjadi diakibatkan oleh konsidi ekonomi tersebut. Sedangkan Menurut Khaerul

Umam (2013:172) Condition of economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi,

dan budaya yang memengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan suatu saat

memengaruhi kelancaran perusahaan calon debitur.

Page 7: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

7

Prosedur pemberian kredit maksudnya adalah tahap-tahap yang harus dilalui

sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah

bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit. Prosedur pemberian dan penilaian

kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak

jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana cara-cara

bank tersebut menilaia serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-

masing bank.

Menurut sri mulyati tri subari (2017) sistem pembayaran adalah suatu sistem yang

mencakup pengaturan, kontrak/perjanjian, fasilitas oprasional, dan mekanisme teknis yang

digunakan untuk menyampaikan, pengesahan dan penerimaan instruksi pembayaran, serta

pemenuhan kewajiban pembayaran pelalui pertukaran nilai antar perorangan, bank dan

lembaga lainnya baik domestik maupun cross borde.

Pembayara adalah berpindahnya sejumlah uang atau dana dari pembayaran kepada

penerimanya, baik langsung maupun melalui jasa-jasa perbankan (suyatno dalam lestari

2018:12) Sedangkan Menurut yunirman rijan (2009 : 36) pembayaran mengandung beberapa

arti yakni dalam arti sempit pembayaran adalah pelunasan utang oleh debitur kepada kreditur

bisa dilakukan dalam bentuk uang atau barang. Dalam pengertian secara yuridis pembayaran

bisa saja dalam bentuk jasa tukang cukur, jasa guru music dan lainnya. Pembayaran dalam

arti luas dapat dikatakan sebagai pemenurhan suatu prestasi. Hal ini berlaku bagi pihak yang

menyerahkan uang sebagai harga pembayaran, maupun bagi pihak yang menyerahkan benda

sebagai barang sebagaimana yang diperjanjikan. kelacaran pembayaran terdiri atas dari dua

kata, yakni kelancaran dan pembayaran. Kelancaran pembayaran merupakan suatu keadaan

yang dianggap lancar, sedangkan yang dimaksut pembayaran iahlah proses, sebuah

perbuatan, cara membayar.

Page 8: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

8

Hipotesis adalah jawaban sementara/dugaan sementara terhadap fenomena yang diteliti

yang perlu diuji dengan data empirik. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis pada

penelitian ini adalah sebagai berikiut :

• Ha1: Terdapat pengaruh signifikan antara character kepada nasabah terhadap

kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.

• Ha2: Terdapat pengaruh signifikan antara capacity kepada nasabah terhadap

kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.

• Ha3: Terdapat pengaruh signifikan antara capital kepada nasabah terhadap

kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.

• Ha4: Terdapat pengaruh signifikan antara collateral kepada nasabah terhadap

kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.

• Ha5: Terdapat pengaruh signifikan antara condition kepada nasabah terhadap

kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah Pandeglang.

Page 9: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

9

• H0: Tidak ada pengaruh signifikan antara character, capacity, capital, collateral,

condition kepada nasabah secara simultan terhadap kelancaran pembayaran kredit di

PD.BPR Berkah Pandeglang.

H1: Terdapat pengaruh signifikan antara character, capacity, capital, collateral, condition

kepada nasabah secara simultan terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR Berkah

Pandeglang.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:8) metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitin ini yaitu dengan 2 jenis data yaitu

primer dan skunder. Populasi nasabah yang mempunyai kredit tidak lancar atau bermasalah

di PD.BPR Berkah Pandeglang yakni berjumlah 573 nasabah, menjadi sample (rumus slovin)

menjadi 85 Nasabah.

Uji validitas merupakan uji yang kemampuan suatu kusioner sehingga benar-benar

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas menunjukan dan mengukur suatu

instrument pertanyaan atau pernyataan dengan menguji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap

butir pernyataan dengan skor total kuesioner tersebut. Hasil uji validitas dapat diketahui

dengan adanya ketentuan sebagai berikut: Nilai r hitung > nilai r table maka dinyatakan valid

dan Nilai r hitung < nilai r table maka dinyatakan tidak valid.

1. Uji Validitas Variable X1 Character (Karakter).

Page 10: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

10

Dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2,3,4, dan 5 memiliki rhitung>rtabel.

Maka pernyataan dalam kuesioner tersbut valid, dengan nilai rtabel signifikansi 0,05 adalah

0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat dilanjutkan.

Page 11: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

11

2. Uji Validitas Variable X2 Capacity (Kemampuan)

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2, dan 3

memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel

signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat

dilanjutkan.

3. Uji Validitas Variable X3 Capital (Modal)

Page 12: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

12

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2, 3, dan 4

memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel

signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat

dilanjutkan.

4. Uji Validitas Variable X4 Collateral (Kemampuan)

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2,3 dan 4

memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersbut valid, dengan nilai rtabel

signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat

dilanjutkan.

Page 13: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

13

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1,2, 3 dan 4

memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel

signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat

dilanjutkan.

5. Uji Validitas variable Y kelancaran pembayaran

Page 14: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

14

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4 dan 5

memiliki rhitung>rtabel. Maka pernyataan dalam kuesioner tersebut valid, dengan nilai rtabel

signifikansi 0,05 adalah 0,349. Hal ini menunjukan bahwa semua pernyataan valid dan dapat

dilanjutkan.

Uji Reliabilitas merupakan pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

tersebut dapat dipercaya atau reliable untuk dilakukan pada pengujian selanjutnya. Menurut

Sugiyono (2013:350) Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach

Alpha > 0,60.

Berdasarkan keterangan pada data diatas, masing-masing variable memiliki nilai

chonbavh Alpha lebih dari 0,60 sehingga dapat dinyatakan semua variable x dan y reliable.

Sehingga kuisioner dapat digunakan dalam penelitian ini.

Pengujian regresi linier berganda yang digunakan untuk memprediksi seberapa jauh

perubahan nilai variabel dependen, bila variabel independen di manipulasi/diubah-ubah atau

dinaik-turunkan. (Sugiyono, 2014:260). Dengan dibantu program SPSS versi 25.0 dalam

proses perhitungannya regresi linier berganda antara character (X1), capacity (X2), capital

(X3), collateral (X4), condition (X5) dan terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y) dapat

diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

Page 15: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

15

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat dinyatakan persamaan regresi linier

berganda, dari persamaan regrsi linier berganda tersebut diatas menunjukan bahwa koefisien

persamaan regresi antara character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),

condition (X5) dan terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y) konstanta yaitu sebesar 5,726.

Koefiefisien persamaan regresi antara character (X1) terhadap kelancaran pembayarab (Y)

yaitu sebesar 0,265. Koefiefisien persamaan regresi antara capacity (X2) terhadap kelancaran

pembayarab (Y) yaitu sebesar 0,295. Koefiefisien persamaan regresi antara capital (X3))

terhadap kelancaran pembayarab (Y) yaitu sebesar 0,260. Koefiefisien persamaan regresi

antara collateral (X4) terhadap kelancaran pembayarab (Y) yaitu sebesar -0,134 Koefiefisien

persamaan regresi antara condition (X5) terhadap kelancaran pembayarab (Y) yaitu sebesar

0,073.

Uji Koefisien Korelasi adalah hubungan antara salah satu variabel bebas terhadap

variabel terikat tanpa mempertimbangkan keberadaan variabel bebas yang lainya. untuk

mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah digunakan penafsiran atau interprestasi

angka yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250).Hasil perhitungan korelasi dengan

menggunakan SPSS versi 25.0 di bawah ini:

Page 16: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

16

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel character (karakter)

terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (r) sebesar 0,384 yang

artinya korelasi terdapat hubungan antara variabel character (karakter) terhadap kelancaran

pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu

0,384 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)

hasil tersebut berada pada interval 0,20 - 0,399 sehingga pengaruh character (X1) terhadap

kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sedang.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel capacity

(kemampuan) terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (R) sebesar

0,354 artinya yaitu korelasi terdapat hubungan antara variabel capacity (kemampuan)

terhadap kelancaran pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari

Page 17: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

17

perhitungan tersebut yaitu 0,354 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan

oleh sugiyono (2014:250) hasil tersebut berada pada interval 0,20 - 0,399 sehingga

berpengaruh capacity (X2) terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya

adalah rendah.

Berdasarkan Hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel capital (modal)

terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (R) sebesar 0,413.

Artinya korelasi terdapat hubungan antara variabel capital (modal) terhadap kelancaran

pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu

0,413 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)

hasil tersebut berada pada interval 0,40 - 0,599 sehingga pengaruh capital (X3) terhadap

kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sedang.

Page 18: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

18

Berdasarkan Hasil perhitungan korelasi sederhana antara variabel collateral (jaminan)

terhadap kelancaran pembayaran kredit, menghasilkan nilai korelasi (R) 0,025. Artinya

korelasi terdapat hubungan antara variabel collateral (jaminan) terhadap kelancaran

pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu

0,025 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)

hasil tersebut berada pada interval 0,00 - 0,199 sehingga pengaruh collateral (X4) terhadap

kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sangat rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi sederhana anatara variabel condition (kondisi)

terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai korelasi (R) 0,157. Artinya yaitu

korelasi terdapat hubungan antara variabel condition (kondisi) terhadap kelancaran

pembayaran kredit, melihat nilai korelasi yang diperoleh dari perhitungan tersebut yaitu

0,157 berdasarkan penafsiran atau interprestasi yang dikemukakan oleh sugiyono (2014:250)

hasil tersebut berada pada interval 0,00 - 0,199 sehingga pengaruh condition (X5) terhadap

kelancaran pembayaran kredit (Y) tingkat hubungannya adalah sangat rendah.

Uji korelasi berganda untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel

independen (X1.X2,X3……..Xn) terhadap varibel dependen (Y) secara serentak, dalam

penelitian ini analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh character

(X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4), condition (X5) dan terhadap kelancaran

pembayaran kredit (Y) pada PD.BPR BERKAH Padeglang. Berikut hasil perhitungan

korelasi dengan menggunakan SPSS versi 25.0 pada tabel di bawah ini:

Page 19: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

19

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi berganda antara variabel character, capacity,

capital, collateral, condition terhadap kelancaran pembayaran kredit menghasilkan nilai

korelasi secara simutan (R) sebesar 0,568 atau mempunyai pengaruh antara character,

capacity, capital, collateral, condition secara silmutan terhadap kelancaran pembayaran kedit.

Artinya variabel secara bersama-sama memiliki pengaruh pada kelancaran pembayaran kredit

pada PD.BPR BERAKAH Pandeglang.

Uji Koefisien Determinasi (R2 )merupaka ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau

ketepatan hubungan antara variabel independen dan depdnden dalam suatu persamaan

regresi. Apabila koefisien determinasi mendekati no (0), maka variabel independen terhadap

variabel dependen lemah, dan apabila koefisien determinasi mendeteksi angka satu (1), maka

variabel independen terhadap variabel dependen kuat. Hasil perhitungan determinasi dapat

dilihat dari hasil uji korelaasi character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),

condition (X5) secara silmutan terhadap kelancaran pembayaraan kredit dan dinyatakan

dalam bentuk persentase (%). Persamaan untuk mengetahui koefisien determinasi secara

bersama-sama (simultan).

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0,322 atau 32,2%

hal ini mengandung arti bahwa pengaruh variabel character (X1), capacity (X2), capital (X3),

Page 20: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

20

collateral (X4), condition (X5) secara silmutan terhadap kelancaran pembayaran kredit (Y)

adalah sebesar 32,2%.

Uji hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh antara 5c (character, capacity,

capital, collateral, condition) terhadap kelancaran pembayaran kredit. Adapun pegujian

hipotesis dengan Uji T adalah sebagai berikut: Dalam uji T unutk membuktikan apakah

variabel berpengaruuh secara persial, maka uji T ini dilakukan dengan cara pengolahan SPSS

25.0, maka hasil yang diperoleh:

Uji hipotesis uji T (persial), Hasil pengujian secara persial character (karakter) yaitu

Thitung (3,049) >T tabel (1,664), maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh

yang signifikan dari character (kepercayaan) dengan kelancaran pembayaran kredit, Hasil

pengujian secara persial capacity (X2) Thitung (1,670) >T tabel (1,664), maka H0 ditolak dan

Ha diterima, berarti teradapat pengaruh yang signifikan dari capacity (kemampuan) dengan

kelancaran pembayaran kredit, Hasil pengujian secara persial capital (X3) Thitung (1,963) >T

tabel (1,664), maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan

dari capital (modal) dengan kelancaran pembayaran kredit, Hasil pengujian secara persial

collateral (X4) Thitung (-,1,074) >T tabel (1,664), maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti

tidak teradapat pengaruh yang signifikan dari collateral (jaminan) dengan kelancaran

pembayaran kredit, Hasil pengujian secara persial condition (X5) Thitung (,578) >T tabel

(1,664), maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti tidak teradapat pengaruh yang signifikan

dari condition (kondisi) dengan kelancaran pembayaran kredit.

Page 21: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

21

Pegujian hipotesis dengan Uji F adalah sebagai berikut: Dalam uji F unutk

membuktikan apakah variabel character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4),

condition (X5) secara silmutan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran pembayaran (Y),

maka uji F ini dilakukan dengan cara pengolahan SPSS versi 25.0, maka hasil yang

diperoleh.

Kesimpulannya adalah F hitung (6,372) > (2,330), maka H0 ditolak dan Ha diterima,

maka terdapat pengaruh secara bersama-sama (silmutan). Dengan demikian ada pengaruh

character (X1), capacity (X2), capital (X3), collateral (X4), condition (X5) terhadap

kelacaran kelancaran pemcayaran kredit (Y).

SIMPULAN

Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

anatara character (karakter) yaitu sebesar 3,049 hal ini menunjukan bahwa character

(karakter) nasabah berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR

BERKAH Pandeglang.

Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

anatara capacity (kemampuan) yaitu sebesar 1,670 hal ini menunjukan bahwa capacity

(kemampuan) nasabah berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR

BERKAH Pandeglang.

Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

anatara capital (modal) yaitu sebesar 1,963 hal ini menunjukan bahwa capital (modal)

nasabah berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit di PD.BPR BERKAH

Pandeglang

Page 22: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

22

Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan anatara collateral (Jaminan) yaitu dengan hasil sebesar -,1,074,hal ini menunjukan

bahwa collateral (Jaminan) nasabah tidak berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran

kredit di PD.BPR BERKAH Pandeglang.

Hasil pengujian secara persial menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan anatara condition (kondisi) yaitu dengan hasil sebesar 578 hal ini menunjukan

bahwa condition (kondisi) nasabah tidak berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran kredit

di PD.BPR BERKAH Pandeglang

Hasil pengujian secara bersama-sama atau silmutan menunjukan bahwa character ,

capacity , capital , collateral , dan condition berpengaruh secara signifikan dengan hasil

pengujian sebesar 6,372 hal ini menunjukan bahwa character , capacity , capital , collateral ,

dan condition secara bersama-sama berpengaru terhadap kelancaran pembayaran kredit di

PD.BPR BERKAH Pandeglang.

Page 23: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

23

DAFTAR PUSTAKA

A.Wangsawidjaja, (2012). Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka

Utama.

A Witria. (2017). Diunduh dari scholar.unand.ac.id

A Yuliawati. (2019) diunduh dari : repository.radenintan.ac.id

Asiyah ,Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta. Teras.

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima (Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 2005), 171.

Fahmi, Irham. (2016). “Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Teori Dan Aplikasi”. Cetakan

kedua. Bandung : Jl. Gegerkalong hilir no. 84.

Firdaus, dan Arianti. (2011). “Manajemen Perkreditan Bank Umum”. Cetakan kelima.

Bandung: ALFABETA.

Ghozali, Imam. (2016) “Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23”.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Edisi 8.Undang-Undang No.7 tahun

1992 tentang perbankan, sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No.10 tahun

1998

Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Kencana Prenada Media

Group, 2005.

Ismail. (2011). “Perbankan Syariah”. Jakarta: Prenada Media Group.

Jopie, Jusuf (2014) Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: PT Gramedia

Kasmir. (2014). “ Dasar-dasar Perbankkan”. Revisi ke tiga belas. Jakarta : Rajawali Pers,

2015.

Kasmir. (2014). “Manajemen Perbankkan”. Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Manganic Silvanita, ktut. (2009). “Bank Dan Lembaga Keuangan Lain”. Gelora Aksara

Pratama.

Perda Kabupaten Pandeglang No.10 tahun 2010 tentang PD.BPR BERKAH Pandeglang

Patmanegara , Rosyalina A. (2018) “Pengaruh 5c Kepada Anggota Terhadap Kelancaran

Pembayaran Pembiayaan Mu R A >Ba H }A H Di Kspps Muamalah Berkah Sejahtera

Surabaya” (Surabaya: UINSA Surabaya, 2018). di unduh dari Rivai, Veithzal dkk. 2010.

Islamic Financial Management. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Santoso, Singgih. 2012. Statistik Parametik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Page 24: Pengaruh Prinsip 5C Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit

24

Sugiyono, 2010 Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, CV.

Sugiyono. (2014). “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-25.

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa Beta. 2012.

Thamrin, Abdullah dan Francis, Tantri. Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2012

Tresiana , Eka Yuniar (2019) “Pengaruh 5c Kepada Nasabah Terhadap Pembayaran

Pembiayaan Murabahah Di Bri Syariah Kcp Ponorogo” (ponorogo: IAIN Ponorogo: 2019

Khaerul. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia, 2013