bab ii landasan teori · dilakukan dengan analisis 5c dan 7p. 15 adapun menurut subagyo (2015:28)...

22
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Istilah Credit, berasal dari perkataan latin credo, yang berarti I Believe, I Trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan credo berasal dari kombinasi perkataan sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan perkataan latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum. Meskipun banyak penulis mengemukakan bahwa credit berasal dari credere. Istilah yang merupakan pasangan kredit merupakan utang (debt). Kredit dan utang merupakan istilah-istilah untuk satu perbuatan ekonomi (perbuatan yang menimbulkan akibat-akibat ekonomi) yang dilihat dari arah yang berlawanan. Menurut Iskandar (2013:118) mengartikan kredit, adalah “piutang bagi Bank, maka pelunasannya (repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur terhadap utangnya, sehingga resiko kredit macet dapat dihindarkan”. Sedangkan menurut Mac Leod dalam Firdaus (2011:2) Credit is the personal reputation a person has, in consequence of which he can buy money or goods or labor, by giving in exchange for them, a promise to pay at a future time. Maksudnya kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan ia bisa memperoleh uang, barang-barang atau buruh/tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk membayarnya di suatu waktu yang akan datang.

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kredit

2.1.1. Pengertian Kredit

Istilah Credit, berasal dari perkataan latin credo, yang berarti I Believe, I

Trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan credo berasal dari

kombinasi perkataan sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan perkataan

latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut menjadi bahasa

latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum.

Meskipun banyak penulis mengemukakan bahwa credit berasal dari credere. Istilah

yang merupakan pasangan kredit merupakan utang (debt). Kredit dan utang

merupakan istilah-istilah untuk satu perbuatan ekonomi (perbuatan yang

menimbulkan akibat-akibat ekonomi) yang dilihat dari arah yang berlawanan.

Menurut Iskandar (2013:118) mengartikan kredit, adalah “piutang bagi Bank,

maka pelunasannya (repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh

debitur terhadap utangnya, sehingga resiko kredit macet dapat dihindarkan”.

Sedangkan menurut Mac Leod dalam Firdaus (2011:2) Credit is the personal

reputation a person has, in consequence of which he can buy money or goods or

labor, by giving in exchange for them, a promise to pay at a future time. Maksudnya

kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki seseorang, yang memungkinkan ia bisa

memperoleh uang, barang-barang atau buruh/tenaga kerja, dengan jalan

menukarkannya dengan suatu janji untuk membayarnya di suatu waktu yang akan

datang.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

8

Dari pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa suatu fungsi pokok dari

kredit pada dasarnya adalah untuk pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan

masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan kegiatan usaha berbagai

bidang yang semua itu untuk meningkatkan taraf hidup rakyat, dalam hal ini

mempermudah mendapatkan modal usaha.

2.1.2. Tujuan dan Fungsi Kredit

Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit menurut Kasmir (2015:88),

terdiri dari:

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil

tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa

dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,

baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka

pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan

pembangunan di berbagai sektor yang dapat menambah pemasukan pemerintah

dari sektor pajak, cukai, ekspor impor dan lain-lain.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

9

Sedangkan tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi menurut Rivai

(2013:7), terdiri dari:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari modal/uang

Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposito, ataupun

tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh

bank. Para pengusaha menikmati kredit dari bank untuk memperluas atau

memperbesar usahanya, baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun

untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun usaha peningkatan produktivitas secara

menyeluruh.

2. Kredit meningkatkan daya guna suatu barang

Produsen dengan bantuan kredit dapat memindahkan barang dari suatu tempat

yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat. Seluruh barang yang

dipindahkan dari suatu daerah ke daerah lain yang kemanfaatan barang itu lebih

terasa pada dasarnya meningkatkan utility dari barang itu. Pemindahan barang

tersebut tidaklah dapat diatasi oleh keuangan pada distributor saja sehingga

mereka memerlukan bantuan permodalan dari bank berupa kredit.

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit yang disalurkan melalui rekening-rekening koran, pengusaha menciptakan

pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, giro bilyet, wesel,

promes, dan sebagainya melalui kredit. Peredaran uang kartal maupun giral akan

lebih berkembang karena kredit menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

10

penggunaan uang akan bertambah, baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif.

4. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat

Manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi, yaitu selalu

berusaha memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya

akan selalu meningkat, tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan

peningkatan kemampuan. Oleh karena itu, pengusaha akan selalu berhubungan

dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.

Bantuan kredit yang diterima pengusaha dari bank inilah yang kemudian untuk

memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.

5. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi

Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat langkah-langkah stabilisasi pada

dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk pengendalian inflasi, peningkatan

ekspor, rehabilitasi sarana, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.

6. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional

Pengusaha yang memperoleh kredit tentu saja berusaha untuk meningkatkan

usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini

secara kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan ke dalam

struktur permodalan, peningkatan akan berlangsung terus-menerus. Dengan

pendapatan yang terus meningkat, berarti pajak perusahaan pun akan terus

bertambah.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

11

7. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional

Bank sebagai lembaga kredit tidak saja bergerak di dalam negeri, tetapi juga di

luar negeri. Melalui bantuan kredit hubungan antar negara pemberi dan penerima

kredit akan bertambah erat, terutama yang menyangkut hubungan perekonomian

dan perdagangan.

2.1.3. Unsur-unsur Kredit

Adapun unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

menurut Firdaus (2011:3), sebagai berikut:

1. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia

untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan demikian lazim disebut

kreditur.

2. Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjam uang, barang atau jasa. Pihak

ini lazim disebut debitur.

3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur.

4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur.

5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang

atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur.

6. Adanya risiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsur perbedaan waktu seperti

diatas, dimana masa yang akan datang merupakan sesuatu yang belum pasti, maka

kredit itu pada dasarnya mengandung risiko. Risiko tersebut berasal dari macam-

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

12

macam sumber, termasuk di dalamnya penurunan nilai uang karena inflasi dan

lain-lain.

7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada

kredit yang tidak berbunga).

2.1.4. Jenis-jenis Kredit

Menurut Kasmir (2015:120), beberapa kategori kredit dapat dibedakan dalam

beberapa hal, yaitu:

1. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau

produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau

jasa.

b. Kredit Konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.

Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan,

karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan

usaha.

c. Kredit Perdagangan, merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan

digunakan untuk membiayai aktifitas perdagangannya seperti untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

13

2. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau

paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun

dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi.

c. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka

panjang waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun.

3. Dilihat dari segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan, merupakan kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak

berwujud atau jaminan orang.

b. Kredit tanpa jaminan, merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang

atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha,

karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan

dengan bank atau pihak lain.

4. Dilihat dari segi sektor usaha

a. Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan

atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka

panjang.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

14

b. Kredit Peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan

baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya

peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi.

c. Kredit Industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri,

baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.

d. Dan sektor-sektor lainnya.

5. Dilihat dari segi kualitas menurut Fahmi (2009:8) adalah:

a. Kredit Performing, dikategorikan kepada dua kualitas yaitu pertama kredit

dengan kualitas lancar dan kredit dengan kualitas yang harus mendapat

perhatian khusus.

b. Kredit Non Performing, kredit yang dikategorikan dalam tiga kualitas yaitu

pertama kredit dengan kualitas yang kurang lancar, kedua kredit dengan

kualitas yang diragukan dan ketiga kredit macet atau yang biasa disebut

dengan bad debt.

2.1.5. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Dalam melakukan penelitian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap

sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar

penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan

oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan,

dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

15

Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C

kredit, yaitu:

a. Character

Yang dimaksud character untuk kepentingan analisis kredit adalah sifat atau

watak calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada Bank

bahwa sifat atau watak dan calon debitur dimaksud dapat dipercaya. Keyakinan ini

tercermin dan latar belakang calon debitur, misalnya latar belakang pekerjaan, cara

atau gaya hidup yang dianutnya, keluarga, hobi dan lainnya.

b. Capacity

Yang dimaksud dengan Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam

membayar kreditnya dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnisnya untuk

memperoleh laba, sehingga akan terlihat kemampuan debitur dalam

mengembalikan kredit. Semakin baik yang bersangkutan mengelola bisnis maka

akan semakin besar pendapatan usaha yang akan diperoleh dan tentunya semakin

besar pula laba usahanya.

c. Capital

Merupakan proses untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki

calon debitur atas rencana usaha yang akan dibiayai Bank. Bahwa setiap calon

debitur yang mengajukan permohonan kredit kepada Bank harus menyediakan

modal dan dana miliknya sendiri yang merupakan kewajiban yang harus

dipenuhinya.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

16

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur, baik yang bersifat fisik maupun

non fisik. Nilai jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang akan diberikan,

juga harus diteliti keabsahannya, penguasaan dokumennya, penguasaan fisiknya,

kemudahan untuk dilikuidasi dan hal lainnya diteliti secara cermat, karena jaminan

merupakan pelindung atau jalan keluar bagi Bank dan risiko kredit.

e. Condition

Merupakan penilaian kondisi ekonomi sekarang dan prediksi masa datang sesuai

sektor atau subsektor usaha masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang

kurang stabil pemberian kredit untuk sektor tertentu sebaiknya dihentikan sampai

dengan perekonomian membaik, atau jikapun tetap akan diberikan harus ada

jaminan prospek masa depannya akan membaik.

Selanjutnya, penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P

kredit menurut Subagyo (2015:138) dengan unsur penilaian, sebagai berikut:

a. Personality

Merupakan penilaian calon debitur dan aspek kepribadiannya atau tingkah lakunya

sekarang dan masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, dan respon

dalam menghadapi suatu nasabah.

b. Party

Merupakan pengklasifikasian calon debitur berdasarkan variabel tertentu, seperti

modal, loyalitas, dan karakternya. Dengan demikian calon debitur dapat

dimasukkan dalam klasifikasi tertentu dan akan mendapat fasilitas kredit yang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

17

berbeda dengan kredit untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dan segi

jumlah, bunga dan persyaratan lainnya.

c. Purpose

Merupakan analisis untuk mengetahui tujuan calon debitur dalam mengambil

kredit. Tujuan tersebut dapat berupa jenis kredit yang diinginkan, apakah untuk

konsumtif, investasi atau tujuan perdagangan. Selain memperhatikan hal-hal

diatas, Bank juga menilai tujuan penggunaan kredit dan rencana pengembangan

kreditnya serta urgentsi dan kredit yang diminta.

d. Prospect

Merupakan penilaian usaha nasabah di masa yang akan datang, apakah

menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

Penilaian ini sangat penting, karena jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tidak

mempunyai prospek, bukan hanya Bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. Untuk

itu Bank harus menganalisis keadaan pasar baik masa lalu maupun yang akan

datang, sehingga masa depan pemasaran produk dan perusahaan calon debitur

yang akan dibiayai Bank dapat diketahui.

e. Payment

Merupakan penilaian untuk mengetahui cara dan sumber dana calon debitur dalam

mengembalikan kreditnya kepada Bank. Semakin banyak sumber penghasilan

dananya maka akan semakin baik bagi Bank. Sehingga jika salah satu usahanya

bermasalah dapat ditutupi dan sumber penghasilan lainnya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

18

f. Profitability

Merupakan penilaian kemampuan calon debitur dalam mencari laba. nasabah

dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap

sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan

diperoleh calon debitur dan Bank.

g. Protection

Merupakan analisis yang bertujuan menjaga kredit yang disalurkan dengan melalui

suatu perlindungan tertentu, seperti dengan berbagai jaminan kebendaan, jaminan

orang atau asuransi. Asuransi dalam rangka kredit perbankan dapat berupa

asuransi jiwa debitur, asuransi kredit dan asuransi jaminan kredit.

2.2. Kredit Bermasalah

2.2.1. Pengertian Kredit Bermasalah

Dalam penyaluran kredit, tidak selamanya kredit yang diberikan bank kepada

debitur akan berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan di dalam perjanjian

kredit. Kondisi lingkungan eksternal dan internal (dari sisi nasabah/debitur dan dari

sisi bank), dapat mempengaruhi kelancaran kewajiban debitur kepada bank sehingga

kredit yang telah disalurkan kepada debitur berpotensi atau menyebabkan kegagalan.

Menurut IBI (2015:91) kredit bermasalah adalah “kredit dimana pembayaran

kembalinya dalam bahaya, terutama apabila sumber-sumber pembayaran kembali

yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali kredit sehingga

belum mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh bank.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

19

Menurut Mahmoeddin (2010:2) ada berbagai definisi mengenai kredit bermasalah,

terdiri dari:

1. Kredit bermasalah adalah kredit yang tidak lancar.

2. Kredit bermasalah adalah kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan

yang telah diperjanjikan sebelumnya, misalnya persyaratan mengenai pembayaran

bunga, pengembalian pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan

dan peningkatan agunan dan sebagainya.

3. Kredit bermasalah adalah kredit yang tidak menempati jadwal angsuran, sehingga

terjadi tunggakan.

4. Kredit bermasalah adalah kredit yang tidak menepati janji pembayaran, sehingga

memerlukan tindakan hukum untuk menagihnya.

5. Kredit bermasalah adalah kredit yang mengandung potensi untuk merugikan bank.

6. Kredit bermasalah adalah kredit yang berpotensi menunggak dalam satu waktu

tertentu.

Ada beberapa pihak yang memberikan pengertian kredit bermasalah, yaitu:

pengertian umum, pengertian khusus, pengertian konsep perbankan, pengertian

konsep akuntansi.

a. Pengertian umum atau secara luas, kredit bermasalah adalah kredit yang tidak

lancar atau kredit yang dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang

diperjanjikan, misalnya persyaratan mengenai pembayaran bunga, pengambilan

pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikat dan peningkatan agunan

dan sebagainya.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

20

b. Pengertian khusus, menurut pengertian khusus atau menurut pengertian pihak

perbankan (terutama cabang asing di Indonesia) menganggap suatu kredit

bermasalah apabila debitur tidak memasukan laporan yang dijanjikannya,

misalnya:

1. Laporan keuangan bulanan.

2. Laporan keuangan tahunan yang dibuat sendiri maupun yang sudah diaudit oleh

akuntan public.

3. Laporan produksi yang persediaan bulanan, dan seterusnya.

Jadi, meskipun bunga angsuran pokok dibayar secara teratur, tetapi jika

kewajiban pelaporan dan pendokumentasian tidak terpenuhi, maka bank mulai

mengklasifikasikan pinjaman. Dengan kata lain perkataan bank menganggap

semua classified loans sebagai kredit bermasalah, dimana classified loans

bukan saja terdiri atas pinjaman kurang lancar (substandard), diragukan

(doubtful) dan macet (loss), tetapi juga yang especially mentioned (sumber: Drs.

Theodorus M. Tuanakotta MBA: Accounting Financial Reporting dan

Regulatory Issues sehubungan dengan Kredit).

c. Pengertian konsep perbankan, menurut pengertian bank tertentu definisi kredit

bermasalah adalah kredit yang berada dalam klasifikasi diragukan dan macet (non-

performing loan). Istilah “diragukan” dan “macet” disini mengacu pada ketentuan

Bank Indonesia yang dianut oleh perbankan Indonesia.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

21

d. Pengertian konsep akuntansi, menurut konsep akuntansi, kredit bermasalah

menyisihkan sebagian keuntungannya guna menghadapi risiko kegagalan

pengembalian kredit.

2.2.2. Penilaian Kesehatan Bank

Menurut Pandia (2009:36) Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.

30/12/KEP/DIR Tahun 1997 penilaian kesehatan Bank adalah parameter yang

digunakan oleh Bank Indonesia, untuk melihat/menilai apakah Bank di bawah

pengawasan dan pembinaannya tersebut sudah menjalankan misinya dengan baik,

sehingga tidak merugikan masyarakat atau dengan kata lain melindungi kepentingan

masyarakat. Dan dalam penilaian kesehatan tersebut, Bank Indonesia melakukan

pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan

perkembangan suatu bank. Pendekatan kualitatif yang dimaksud tersebut adalah

dengan melakukan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva

produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Seluruh faktor dan komponen yang

dinilai tersebut akan dinilai dengan sistem kredit (reward system) yang dinyatakan

dalam nilai kredit 0 (nol) sampai dengan 100 (seratus) dan kemudian diberikan bobot

sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank. Sehingga dapat

ditetapkan predikat tingkat kesehatan bank tersebut dengan predikat:

1. Sehat dengan nilai kredit 81 sampai dengan 100.

2. Cukup sehat dengan nilai kredit 66 sampai dengan kurang dari 81.

3. Kurang sehat dengan nilai kredit 51 sampai dengan kurang dari 66.

4. Tidak sehat dengan nilai kredit 0 sampai dengan kurang dari 51.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

22

Predikat yang diberikan dari hasil penilaian kesehatan tersebut dapat

diturunkan apabila terjadi, antara lain:

1. Perselisihan intern.

2. Campur tangan pihak di luar bank, dalam kepengurusan (manajemen) bank.

3. Terbukti adanya window dressing dalam pembukuan dan atau laporan bank.

4. Praktik bank dalam bank atau melakukan usaha bank di luar pembukuan bank.

5. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi

kewajibannya pada pihak ketiga.

6. Praktik perbankan lainnya yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan

oleh Bank Indonesia.

2.2.3. Kolektibilitas Kredit

Menurut Mahmoeddin (2010:10) “kolektibilitas kredit adalah penggolongan

pinjaman berdasarkan keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga

oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang masih

ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya”.

Menurut Ismail (2012:223) kolektibilitas kredit dibagi menjadi 5 (lima), yaitu:

1. Kredit Lancar

Kredit lancar adalah kredit yang tidak terdapat tunggakan. Setiap tanggal jatuh

tempo angsuran, debitur dapat membayar pinjaman pokok maupun bunga.

2. Kredit Dalam Perhatian Khusus

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

23

Kredit dalam perhatian khusus adalah penggolongan kredit yang tertunggak baik

angsuran pokok dan pembayaran bunga, akan tetapi tunggakannya sampai dengan

90 hari (tidak melebihi 90 hari kalender).

3. Kredit Kurang Lancar

Kredit kurang lancar terjadi bila debitur tidak dapat membayar angsuran pinjaman

pokok dan atau pembayaran bunga antara 91 hari sampai dengan 180 hari.

4. Kredit Diragukan

Kredit diragukan terjadi dalam hal debitur tidak dapat membayar angsuran

pinjaman pokok dalam dan atau pembayaran bunga antara 181 hari sampai dengan

270 hari.

5. Kredit Macet

Kredit macet terjadi bila tidak mampu membayar berturut-turut lebih dari 270 hari.

2.2.4. Sebab-sebab terjadinya kredit bermasalah

Menurut IBI (2015:92) terkait dengan kondisi internal, kegagalan debitur

dalam memenuhi kewajibannya kepada bank yang menyebabkan kredit menjadi

bermasalah (NPL), dapat dilihat dari dua sisi (dari sisi debitur dan dari sisi bank),

sebagai berikut:

b. Dari sisi debitur

1) Sikap kooperatif debitur menurun dan adanya itikad yang kurang baik dari

debitur atau manajemen perusahaan.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

24

2) Kredit yang diterima tidak digunakan untuk tujuan yang seharusnya

sebagaimana yang diperjanjikan dengan bank.

3) Strategi usaha tidak tepat.

4) Konflik di dalam manajemen, organisasi dan kepegawaian (untuk debitur yang

merupakan badan usaha) yang berpengaruh terhadap aktivitas bisnis

perusahaan.

c. Dari sisi bank

1) Analisis kredit yang kurang memadai dari bank sehingga terjadinya

ketidaktepatan dalam penilaian risiko dan mitigasinya, serta timbulnya over

financing (kredit yang diberikan lebih besar dari kebutuhan debitur).

2) Pemantauan terhadap fasilitas kredit yang telah diberikan kepada debitur

kurang memadai (lemah).

3) Adanya fraud yang dilakukan oleh karyawan bank terkait dengan penyaluran

kredit kepada debitur.

4) Penguasaan agunan yang lemah, baik dari objek/fisik agunan maupun

pengikatannya.

Banyak sekali jenis gejala bakal timbulnya kredit bermasalah. Namun gejala

umum yang seringkali muncul menurut Sutojo (2008:31), adalah:

a) Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit,

b) Penurunan kondisi keuangan debitur,

c) Penyajian laporan dan bahan masukan lain secara tidak benar,

d) Menurunnya sikap kooperatif debitur,

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

25

e) Penurunan nilai jaminan yang disediakan,

f) Tingginya frekuensi pergantian tenaga inti dan,

g) Timbulnya problem keluarga atau pribadi debitur yang serius.

2.2.5. Pembinaan Kredit Bermasalah

Pembinaan kredit bermasalah merupakan upaya awal yang dilakukan terhadap

debitur kredit bermasalah sehingga dapat menjaga dan mengamankan kepentingan

bank atas fasilitas kredit yang telah disalurkan, serta dapat memperoleh hasil yang

optimal, maka perlu dilakukan penagihan secara intensif terhadap debitur bermasalah

oleh bank yang juga dapat dikategorikan sebagai upaya pembinaan, sebelum masuk

dalam langkah penyelamatan.

Langkah yang dapat dilakukan dalam tahapan pembinaan kredit bermasalah

menurut IBI (2015:94), antara lain:

1. Melakukan pendampingan kepada debitur bermasalah. Pendampingan ini

bertujuan untuk mengetahui apakah permasalahan kredit yang terjadi murni karena

aktivitas usaha (risiko bisnis) atau karena kecurangan yang dilakukan debitur

terhadap fasilitas kredit yang telah diterimanya (tidak sesuai dengan tujuan

diberikannya kredit). Jika terkait permasalahan aktivitas usaha, pendampingan

yang dilakukan bank dengan memberikan alternatif masukan atau solusi yang

dapat membantu debitur keluar permasalahan usaha yang dialaminya.

2. Selain itu, aktivitas pembinaan juga termasuk dalam hal melakukan aktivitas

penagihan secara intensif terhadap debitur bermasalah.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

26

2.2.6. Penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah

Penyelamatan kredit bermasalah adalah serangkaian tindakan yang dapat

dilakukan bank terhadap debitur bermasalah untuk dapat memperbaiki kinerja usaha

debitur yang bersangkutan dan kualitas kreditnya, yang didasarkan atas hasil analisis

bank, debitur tersebut masih mempunyai prospek terkait aktivitas usaha yang

dijalaninya dan dapat melaksanakan kewajibannya kepada bank sehingga dapat

menjaga kepentingan bank dan melindungi bank dari potensi risiko yang lebih besar.

Tindakan yang dapat dilakukan bank dalam penyelamatan kredit bermasalah

menurut IBI (2015:95), antara lain:

1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)

Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau

jangka waktu termasuk masa tenggang (grace period) dan perubahan besarnya

angsuran kredit. Bentuk rescheduling, adalah:

a. Perpanjangan jangka waktu kredit.

b. Perpanjangan jangka waktu pelunasan tunggakan bunga.

c. Perpanjangan jangka waktu pelunasan utang pokok dan atau tunggakan

angsuran kredit.

d. Perpanjangan jangka waktu pelunasan utang pokok dan atau tunggakan

angsuran, tunggakan bunga, serta perubahan jumlah angsuran.

e. Perpanjangan jangka waktu pelunasan utang pokok dan tunggakan bunga

kredit.

2. Reconditioning (Persyaratan Ulang)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

27

Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat kredit yang tidak terbatas pada

perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga, penundaan

pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan lainnya.

Bentuk reconditioning, adalah:

a. Perubahan tingkat suku bunga.

b. Pemberian keringanan tunggakan bunga.

c. Perubahan struktur permodalan perusahaan nasabah.

d. Perubahan syarat disposisi kredit.

e. Penambahan jaminan.

3. Restructuring (Penataan Ulang)

Yaitu upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-syarat kredit

yang menyangkut penambahan dana bank, konversi seluruh atau sebagian

tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru atau konversi seluruh atau sebagian

dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank, yang dilakukan dengan

atau tanpa rescheduling atau reconditioning.

Bentuk restructuring, adalah:

a. Penambahan kredit investasi pada alat-alat produksi dalam rangka

meningkatkan kapasitas produksi yang optimal atau dalam rangka

meningkatkan efisiensi usahanya.

b. Penambahan kredit modal kerja untuk dapat meningkatkan usahanya secara

optimal.

c. Mengadakan penjualan aktiva yang tidak produktif untuk menambah modal

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI · dilakukan dengan analisis 5C dan 7P. 15 Adapun menurut Subagyo (2015:28) penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit, yaitu: a. Character Yang dimaksud character

28

kerja atau investasi pada alat-alat produksi yang lebih tepat guna untuk

menurunkan baki debit atau tunggakan bunga.

d. Penjualan aset yang tidak begitu pengaruh terhadap operasi perusahaan.