pengaruh persepsi terhadap keputusan konsumen …

15
Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343 28 PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DI SEKAYU KABUPATEN MUSI BANYUASIN DALAM MEMILIH JASA EKSPEDISI J&T EXPRESS Ade Nia Suryani 1) , Sri Gustini 2) , Ika Rakhmalina 3) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rahmaniyah Sekayu E-Surel: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap keputusan konsumen dalam memilih jasa ekspedisi J&T Express di Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kausalitas. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Sekayu yang menggunakan jasa ekspedisi J&T Express. Jumlah sampel sebanyak 60 responden yang ditentukan dengan menggunakan rumus Malhotra. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data diolah dan dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi menggunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai koefisien korelasi sebesar 0,766 menunjukkan bahwa terjadi hubungan atau korelasi yang kuat antara persepsi dengan keputusan konsumen di Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin dalam memilih jasa ekspedisi J&T Express, sedangkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,580 menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi keputusan konsumen sebesar 58%, (2) hasil uji hipotesis t menunjukkan bahwa persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen di Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin dalam memilih jasa ekspedisi J&T Express dengan nilai t hitung > ttabel (9,073 >1, 672). Kata kunci: persepsi, keputusan konsumen, jasa ekspedisi 1. PENDAHULUAN Bisnis jasa ekspedisi ini dapat dikatakan sebagai primadona bisnis dalam sektor jasa. Saat ini tercatat puluhan perusahaan ekspedisi menjadi pilihan masyarakat untuk pengiriman barangnya, beberapa diantaranya yakni Wahana Logistik, Pandu Logistik, Cahaya Logistik, First Logistik, Indah Logistik, PT Pos Indonesia, RPX, Tiki, JNE, J&T Express, SiCepat, Ninja Express. Fenomena ini terjadi disebabkan oleh adanya faktor-faktor pendukung antara lain pertumbuhan ekonomi yang stabil, pertumbuhan bisnis e-commerce, perkembangan teknologi serta mobilitas orang yang semakin tinggi, sehingga permintaan konsumen terhadap bisnis jasa ekspedisi ini semakin meningkat. Untuk tahun 2018 ini, ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia) memprediksi industri logistik akan meningkat lebih dari 15% dibanding tahun 2017. Sementara ALI (Asosiasi Logistik Indonesia) memprediksi, industri logistik setidaknya akan tumbuh 10% di tahun 2018. Menurut laporan Ken Research yang berjudul "Logistik dan Pergudangan Indonesia Menurut Sektor (Freight Forwarding, Warehousing, VAS), oleh Domestic and International ServicesOutlook to 2021", CAGR di pasar

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

28

PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DI SEKAYU

KABUPATEN MUSI BANYUASIN DALAM MEMILIH

JASA EKSPEDISI J&T EXPRESS

Ade Nia Suryani1), Sri Gustini2), Ika Rakhmalina3)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rahmaniyah Sekayu

E-Surel: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap keputusan

konsumen dalam memilih jasa ekspedisi J&T Express di Kota Sekayu Kabupaten Musi

Banyuasin. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kausalitas. Populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat kota Sekayu yang menggunakan jasa ekspedisi J&T

Express. Jumlah sampel sebanyak 60 responden yang ditentukan dengan menggunakan

rumus Malhotra. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data diolah dan dianalisis

dengan analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi menggunakan Statistical

Package for Social Science (SPSS) 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa (1) nilai koefisien korelasi sebesar 0,766 menunjukkan bahwa terjadi hubungan

atau korelasi yang kuat antara persepsi dengan keputusan konsumen di Sekayu

Kabupaten Musi Banyuasin dalam memilih jasa ekspedisi J&T Express, sedangkan nilai

Adjusted R Square sebesar 0,580 menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi

keputusan konsumen sebesar 58%, (2) hasil uji hipotesis t menunjukkan bahwa persepsi

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen di Sekayu Kabupaten

Musi Banyuasin dalam memilih jasa ekspedisi J&T Express dengan nilai thitung > ttabel

(9,073 >1, 672).

Kata kunci: persepsi, keputusan konsumen, jasa ekspedisi

1. PENDAHULUAN

Bisnis jasa ekspedisi ini dapat

dikatakan sebagai primadona bisnis dalam

sektor jasa. Saat ini tercatat puluhan

perusahaan ekspedisi menjadi pilihan

masyarakat untuk pengiriman barangnya,

beberapa diantaranya yakni Wahana

Logistik, Pandu Logistik, Cahaya

Logistik, First Logistik, Indah Logistik,

PT Pos Indonesia, RPX, Tiki, JNE, J&T

Express, SiCepat, Ninja Express.

Fenomena ini terjadi disebabkan

oleh adanya faktor-faktor pendukung

antara lain pertumbuhan ekonomi yang

stabil, pertumbuhan bisnis e-commerce,

perkembangan teknologi serta mobilitas

orang yang semakin tinggi, sehingga

permintaan konsumen terhadap bisnis jasa

ekspedisi ini semakin meningkat. Untuk

tahun 2018 ini, ASPERINDO (Asosiasi

Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres

Indonesia) memprediksi industri logistik

akan meningkat lebih dari 15% dibanding

tahun 2017. Sementara ALI (Asosiasi

Logistik Indonesia) memprediksi, industri

logistik setidaknya akan tumbuh 10% di

tahun 2018. Menurut laporan Ken

Research yang berjudul "Logistik dan

Pergudangan Indonesia Menurut Sektor

(Freight Forwarding, Warehousing, VAS),

oleh Domestic and International Services–

Outlook to 2021", CAGR di pasar

Page 2: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

29

Logistik Indonesia diperkirakan mencapai

7,9% dalam 5 tahun ke depan hingga

2021. Freight Forwarding menjadi

segmen dengan pertumbuhan tercepat

dengan perkiraan CAGR sebesar 9,2%.

Sementara laporan riset yang dirilis

Savills Plc mengungkap, kebutuhan ruang

gudang logistik akan meningkat sekitar

240.000 meter persegi pada tahun 2021

(Chrisbiyanto, 2018).

Pertumbuhan bisnis jasa ekspedisi di

sisi lain menimbulkan permasalahan

tersendiri yang harus dihadapi oleh

perusahaan-perusahaan yang bergerak di

bisnis ini. Banyaknya perusahaan jasa

ekspedisi yang berdiri menyebabkan

terjadinya persaingan yang ketat antar

perusahaan. Persaingan yang ketat dapat

mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam

kondisi dimana konsumen mempunyai

banyak pilihan, keputusan konsumen

dapat dengan mudah berubah. Pada

umumnya keputusan konsumen dalam

memilih jasa atau produk lebih kepada

tempat, pelayanan, biaya, produk, dan jasa

yang diberikan apakah memenuhi kriteria

yang diinginkan oleh konsumen tersebut.

Keputusan pembelian konsumen adalah

tahap dimana pembeli telah menentukan

pilihannya dan melakukan pembelian

produk atau telah memilih jasa yang akan

digunakannya (Suharno, 2010:96).

Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan konsumen

menurut Pride dan Ferrel adalah persepsi

(Sangadji dan Sopiah, 2013:335). Menurut

Kotler dan Keller (2016:228), persepsi

tidak hanya bergantung pada rangsangan

fisik tapi juga rangsangan yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar

dan keadaan individu yang bersangkutan.

Persepsi adalah sebuah proses dimana

seseorang individu memilih,

mengorganisasi, dan menginterprestasi

informasi yang masuk untuk membuat

gambaran tentang sebuah hal. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa

konsumen selalu mempersepsikan semua

hal yang dilihat dan didengarnya. Oleh

karena itu perusahaan harus selalu

menampilkan citra terbaiknya dan selalu

memberikan pelayanan yang terbaik bagi

konsumennya.

J&T Express merupakan salah satu

perusahaan di Indonesia yang bergerak di

bidang jasa ekspedisi. Hadir sebagai

perusahaan express baru di Indonesia,

J&T Express siap melayani Indonesia

untuk mendapatkan pelayanan kiriman

paket yang cepat, nyaman dan terpercaya.

Meskipun merupakan pemain baru di

bidang express, J&T Express optimis

dapat menjadi perusahaan express yang

menjadi pilihan pertama masyarakat

Indonesia dengan mengandalkan inovasi

teknologi pada sistem pengiriman,

pelayanan yang mengutamakan tanggung

jawab sebagai komitmen, serta harga yang

terjangkau tentunya dengan kualitas

premium.

Memasuki tahun ketiga, J&T

Express memiliki lebih dari 2.000 drop

point (kantor cabang) dan 54 gateway

(pusat sortir) yang tersebar di seluruh

Indonesia. Mengusung 'Express Your

Online Business' sebagai slogan, J&T

Express merupakan jasa pengiriman

pertama di Indonesia yang fokus pada

bisnis online dengan sejumlah fasilitas

yang memudahkan para pelaku bisnis e-

commerce yang kini terus bertumbuh

dengan pesat. Bahkan dilansir dari

Majalah Marketing edisi Juli 2018, hasil

Survei Indeks fase 2 yang dilakukan

secara berkala setiap tahunnya

menyatakan bahwa J&T Express sebagai

salah satu merek yang mendapat predikat

Top Brand dengan index 13,9%. Survei

tersebut dilakukan pada periode April

hingga Mei 2018 dengan tiga parameter

yaitu Mind Share, Market Share, dan

Commitment Share (Advertorial -

detikNews, 2018).

Page 3: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

30

Saat ini J&T Express sudah

memiliki drop point di Kota Sekayu

Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi

Sumatera Selatan. Di kota Sekayu sendiri

selain PT. Pos Indonesia dan J&T

Express, juga terdapat kantor cabang

perusahaan jasa ekspedisi lainnya yaitu

Tiki, JNE Express, Indah Cargo Logistic,

dan SICEPAT Express. Keputusan

konsumen di Kota Sekayu dalam memilih

J&T Express tentunya akan dipengaruhi

juga oleh persepsi konsumen terhadap

J&T Express. Dengan demikian tujuan

dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh persepsi terhadap

keputusan konsumen dalam memilih jasa

ekspedisi J&T Exspress serta seberapa

besar pengaruh persepsi tersebut terhadap

keputusan konsumen.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam

Sangadji (2013:120), mendefinisikan

keputusan sebagai pemilihan suatu

tindakan dari dua pilihan alternatif atau

lebih. Seorang konsumen yang hendak

memilih harus memiliki pilihan alternatif.

Suatu keputusan tanpa pilihan disebut

“Pilihan Hobson”. Sedangkan Kotler dan

Keller (2016:240) berpendapat bahwa

dalam tahap evaluasi para konsumen

membentuk preferensi atas merek-merek

yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Dalam beberapa kasus, konsumen bisa

mengambil keputusan untuk tidak secara

formal mengevaluasi setiap merek.

2.2 Struktur Keputusan Pembelian

Menurut Swastha dan Handoko

(2011:102-104), setiap keputusan

pembelian mempunyai struktur sebanyak

tujuh komponen. Komponen-komponen

tersebut antara lain:

1. Keputusan tentang jenis produk.

Konsumen dapat mengambil

keputusan pembelian suatu produk

atau menggunakan uangnya untuk

tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan

harus memusatkan perhatiannya

kepada orang-orang yang berminat

membeli suatu produk serta

alternatif lain yang mereka

pertimbangkan.

2. Keputusan tentang bentuk produk.

Konsumen dapat mengambil

keputusanpembelian dalam suatu

bentuk produk. Keputusan tersebut

menyangkut pula ukuran, mutu,

corak, dan sebagainya. Dalam hal

ini, perusahaan harus melakukan riset

pemasaran untuk mengetahui

kesukaan konsumen tentang produk

yang bersangkutan agar dapat

memaksimalkan daya tarik mereknya.

3. Keputusan tentang merek.

Konsumen harus mengambil

keputusan tentang merek mana

yang akan dibeli. Setiap merek

memiliki perbedaan-perbedaan

tersendiri. Dalam hal ini, perusahaan

harus mengetahui bagaimana

konsumen harus memilih sebuah

merek dalam melakukan

pembeliannya, merek yang sudah

dikenal memiliki nama akan

memudahkan konsumen dalam

mengambil keputusannya.

4. Keputusan tentang penjual.

Konsumen harus mengambil

keputusan dimana produk tersebut

akan dibeli. Dalam hal ini produsen,

pedagang besar, dan pengecer harus

mengetahui bagaimana konsumen

menyukai barang tersebut.

5. Keputusan tentang jumlah produk.

Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang seberapa banyak

produk yang akan dibelinya pada

suatu saat. Dalam hal ini,

perusahaan harus mempersiapkan

banyaknya produk sesuai dengan

keinginan yang berbeda-beda dari

Page 4: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

31

para pembeli.

6. Keputusan tentang waktu pembelian.

Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang kapan ia harus

melakukan pembelian. Masalah ini

menyangkut tersedianya uang untuk

membeli produk. Oleh karena itu

perusahaan harus dapat mengukur

waktu produksi dan kegiatan

pemasaran.

7. Keputusan tentang cara pembayaran.

Konsumen harus mengambil

keputusan tentang metode atau cara

pembayaran produk yang akan dibeli,

secara tunai atau kredit. Keputusan

tersebut akan mempengaruhi

keputusan tentang penjual dan

jumlah pembelinya. Dalam hal ini,

perusahaan harus mengetahui

keinginan pembeli terhadap cara

pembayarannya.

2.2 Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong

(2013:179), proses keputusan pembeli

terdiri dari lima tahap: pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan

perilaku pasca pembelian. Proses

pembelian dimulai jauh sebelum

pembelian sesungguhnya dan berlanjut

dalam waktu yang lama setelah pembelian

sehingga bukan hanya pada keputusan

pembelian.

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan

pengenalan kebutuhan (need

recognition), pembeli menyadari

suatu masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan dapat dipicu oleh

rangsangan internal sehingga menjadi

dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu

oleh rangsangan eksternal seperti,

iklan atau diskusi dengan teman.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin

mencari lebih banyak informasi atau

mungkin tidak. Jika dorongan

konsumen itu kuat dan produk yang

memuaskan ada di dekat konsumen

itu, konsumen mungkin akan

membelinya kemudian. Jika tidak,

konsumen bisa menyimpan kebutuhan

itu dalam ingatannya atau melakukan

pencarian informasi (information

research) yang berhubungan dengan

kebutuhan.

3. Evaluasi alternatif

Konsumen sampai pada sikap

terhadap merek yang berbeda

melalui beberapa prosedur evaluasi.

Bagaimana cara konsumen

mengevaluasi bergantung pada

konsumen pribadi dan situasi

pembelian tertentu. Dalam

beberapa kasus, konsumen

menggunakan kalkulasi yang cermat

dan pemikiran logis. Pada waktu yang

lain, konsumen yang sama hanya

sedikit melakukan evaluasi atau

bakan tidak mengevaluasi.

4. Keputusan pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian

(Purchase Decision) konsumen

adalah membeli merek yang paling

disukai, tetapi dua faktor bisa berada

antara niat pembelian dan keputusan

pembelian. Faktor pertama adalah

sikap orang lain. Jika seseorang

mempunyai arti penting bagi anda

berpikir bahwa anda seharusnya

membeli mobil yang paling murah,

maka peluang anda untuk membeli

mobil yang lebih mahal berkurang.

Faktor kedua adalah faktor situasional

yang tidak diharapkan. Konsumen

mungkin membentuk niat

pembelian berdasarkan faktor-faktor

seperti pendapatan, harga dan manfaat

produk yang diharapkan.

5. Perilaku setelah pembelian

Semakin besar kesenjangan antara

ekspektasi dan kinerja, semakin

besar pula ketidakpuasan konsumen.

Page 5: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

32

Hal ini menunjukkan bahwa penjual

hanya boleh menjanjikan apa yang

dapat diberikan mereknya sehingga

pembeli terpuaskan.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian Konsumen

Pride dan Ferrel dalam Sangadji

dan Sopiah (2013:335) membagi faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumen

ke dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Faktor pribadi

Faktor pribadi merupakan faktor

yang unik bagi seseorang. Berbagai

faktor pribadi dapat mempengaruhi

keputusan pembelian. Faktor pribadi

digolongkan menjadi tiga, yaitu:

1. Faktor demografi

Faktor demografi berkaitan dengan

siapa yang terlibat dalam

pengambilan keputusan pembelian.

Faktor ini meliputi ciri-ciri

individual seperti jenis kelamin,

usia, ras, suku bangsa dan

pekerjaan.

2. Faktor Situasional

Faktor situasional merupakan

keadaan atau kondisi eksternal

yang ada ketika konsumen

membuat keputusan pembelian.

3. Faktor tingkat keterlibatan

Faktor tingkat keterlibatan

konsumen ditujukkan dengan

sejauh mana konsumen

mempertimbangkan terlebih

dahulu keputusannya sebelum

membeli suatu produk.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang ada pada diri

seseorang sebagian menetapkan

perilaku orang tersebut sehingga

mempengaruhi perilakunya sebagai

konsumen. Faktor-faktor psikologis

meliputi antara lain:

1. Motif

Motif adalah kekuatan energi

internal yang mengarahkan kegiatan

seseorang kearah pemenuhan

kebutuhan atau pencapaian sasaran.

2. Persepsi

Persepsi adalah proses pemilihan,

pengorganisasian dan

penginterprestasian masukan

informasi untuk menghasilkan

makna.

3. Kemampuan dan Pengetahuan

Kemampuan adalah kesanggupan

dan efisisensi untuk melakukan

tugas-tugas tertentu. Kemampuan

yang diminati oleh para pemasar

adalah kemampuan seorang individu

untuk belajar dimana proses

pembelajaran tersebut merupakan

perubahan perilaku seseorang yang

disebabkan oleh informasi dan

pengalaman.

4. Sikap

Sikap merujuk pada pengetahuan

dan perasaan positif atau negatif

terhadap sebuah objek atau kegiatan

tertentu.

5. Kepribadian

Kepribadian adalah semua ciri

internal dan perilaku yang membuat

seseorang itu unik. Kepribadian

seseorang berasal dari keturunan

dan pengalaman pribadi.

c. Faktor Sosial

Manusia hidup ditengah-tengah

masyarakat. Sudah tentu akan

dipengaruhi oleh masyarakat dimana

dia hidup. Faktor sosial meliputi:

1. Peran dan pengaruh keluarga

Dalam kaitannya dengan perilaku

konsumen, keluarga mempunyai

pengaruh langsung terhadap

keputusan pembelian konsumen.

Setiap anggota keluarga

mempunyai kebutuhan, keinginan

dan selera yang berbeda.

2. Kelompok referensi

Kelompok referensi dapat

berfungsi sebagai perbandingan

dan sumber informasi bagai

seseorang sehingga perilaku para

Page 6: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

33

anggota kelompok referensi ketika

membeli suatu produk bermerek

tertentu akan dapat dipengaruhi oleh

kelompok referensi.

3. Kelas sosial

Kelas sosial adalah sebuah

kelompok terbuka untuk para

individu yang memiliki tingkat

sosial yang serupa. Dalam kelas

sosial terjadi perbedaan

masyarakat ke dalam kelas- kelas

secara bertingkat, ada kelas yang

tinggi dan ada yang rendah.

4. Budaya dan subbudaya

Budaya mempengaruhi bagaimana

seseorang membeli dan mengunakan

produk, serta kepuasan konsumen

terhadap produk tersebut sebab

budaya juga menentukan produk-

produk yang dibeli dan digunakan.

2.4 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah proses pemilihan,

pengorganisasian dan penginterpretasian

masukan informasi, sensasi yang diterima

melalui penglihatan, perasaan,

pendengaran, penciuman dan sentuhan,

untuk menghasilkan makna, Pride dan

Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45).

Persepsi tidak hanya bergantung pada

rangsangan fisik tapi juga rangsangan

yang berhubungan dengan lingkungan

sekitar dan keadaan individu yang

bersangkutan, Kotler dan Keller

(2016:228). Persepsi dapat bernilai negatif

dan positif. Jika konsumen memiliki kesan

positif terhadap produk yang ditawarkan

perusahaan maka hal tersebut akan

menghasilkan persepsi positif, begitu juga

sebaliknya. Persepsi dalam diri seseorang

sangat dipengaruhi oleh pikiran dan

lingkungan sekitarnya. Selain itu, persepsi

secara substansial dapat sangat berbeda

dengan kenyataan atau realitas

sebenarnya.

2.4.1 Pembentukan Persepsi

Ada empat tahap dalam proses

pembentukan persepsi menurut Belch dan

Belch (2007:114) yaitu sejumlah tahapan

ketika seorang individu mengelola

informasi yang masuk dalam dirinya.

Keempat tahap itu antara lain exposure,

attention, comprehension dan retention.

1. Exposure; tahap dimana seseorang

mulai menerima informasi melalui

panca indera yang dimiliki. Informasi

diperoleh dengan cara melihat

ataupun mendengarkan secara

langsung informasi-informasi

mengenai suatu hal tertentu.

2. Attention; seseorang mulai

menempatkan informasi-informasi

yang diterima ke dalam sebuah

stimulus. Informasi-informasi

tersebut mulai dicerna melalui pikiran

seseorang.

3. Comprehension; seseorang mulai

menginterpretasikan informasi yang

masuk tersebut menjadi sebuah arti

yang spesifik. Informasi tersebut

menjadi berkembang dan

menjadikannya persepsi yang berbeda

antara setiap individu-individu yang

menerima informasi tersebut.

4. Retention; tahap dimana seseorang

sudah mulai tidak mengingat lagi

keseluruhan dari apa yang mereka

baca, lihat atau dengar meskipun

mereka sudah tertarik dan dapat

menginterpretasikan informasi

tersebut.

2.4.2 Dimensi Persepsi

Mengacu pada pendapat Assael

(2001:256) dimensi persepsi dibagi

menjadi tujuh yaitu sebagai berikut :

1. Kinerja

Melibatkan berbagai karakteristik

operasional utama, misalnya

karakteristik operasional mobil adalah

kecepatan, akselerasi, sistem kemudi

dan kenyamanan. Pelanggan

mempunyai sikap yang berbeda

Page 7: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

34

dalam menilai atribut-atribut kinerja

tersebut karena faktor kepentingan

pelanggan berbeda satu sama lain.

2. Pelayanan

Mencerminkan kemampuan toko

dalam memberikan pelayanan kepada

konsumen terkait dengan produk yang

dipasarkan. Semakin baik pelayanan

yang diberikan toko kepada

konsumen, semakin baik pula

penilaian konsumen terhadap image

toko itu.

3. Ketahanan

Mencerminkan daya tahan produk

tersebut, apakah produk tersebut

tahan lama atau tidak. Konsumen

akan merasa nyaman dalam membeli

suatu produk apabila produk tersebut

telah benar-benar teruji dan tahan

lama.

4. Keandalan

Konsisten dari kinerja yang

dihasilkan suatu produk dari suatu

pembelian ke pembelian berikutnya.

Jika konsumen melakukan pembelian

suatu produk, kemudian melakukan

pembelian berulang terhadap produk

tersebut dan merasakan kepuasan

yang sama atas kinerja produk itu,

maka produk itu dikatakan

mempunyai keandalan.

5. Karakteristik produk

Fitur-fitur yang terdapat pada suatu

produk yang dapat membedakannya

dari produk pesaingnya, dan fitur

tersebut bisa menjadi nilai lebih

dimata konsumen.

6. Kesesuaian dangan spesifikasi

Merupakan pandangan mengenai

kualitas proses manufaktur sesuai

dengan spesifikasi yang telah

ditentukan dan teruji. Konsumen akan

merasa dibohongi apabila produk

yang mereka gunakan tidak sesuai

dengan spesifikasi kualitas yang

ditawarkan perusahaan, sehingga

akan memberikan penilaian yang

buruk bagi produk tersebut.

7. Hasil

Mengarah kepada kualitas yang

dirasakan yang melibatkan enam

dimensi sebelumnya. Jika perusahaan

tidak dapat menghasilkan “hasil

akhir” produk yang baik maka

kemungkinan produk tersebut tidak

akan mempunyai atribut kualitas lain

yang penting yang dapat menarik

perhatian konsumen.

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Persepsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi menurut Walgito (2010:54) ada

dua macam yaitu faktor internal dan

faktor eksternal sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi persepsi

berkaitan dengan kebutuhan

psikologis, latar belakang pendidikan,

alat indera, syaraf atau pusat susunan

syaraf, kepribadian dan pengalaman

penerimaan diri serta keadaan individu

pada waktu tertentu.

b. Faktor Eksternal

Faktor ini digunakan untuk obyek yang

dipersepsikan atas orang dan keadaan,

intensitas rangsangan, lingkungan,

kekuatan rangsangan akan turut

menentukan didasari atau tidaknya

rangsangan tersebut. Faktor eksternal

yang mempengaruhi persepsi adalah

sebagai berikut:

1) Ukuran dan penempatan dari

obyek atau stimulus. Faktor ini

menyatakan bahwa semakin

besarnya hubungan suatu obyek,

maka semakin mudah untuk

dipahami. Bentuk ini akan

mempengaruhi persepsi individu

dan dengan melihat bentuk

ukuran suatu obyek individu

akan mudah untuk perhatian pada

gilirannya membentuk persepsi.

Page 8: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

35

2) Warna dari obyek-obyek. Obyek-

obyek yang mempunyai cahaya

lebih banyak, akan lebih mudah

dipahami (to be perceived)

dibandingkan dengan yang sedikit.

3) Keunikan dan kekontrasan

stimulus. Stimulus luar yang

penampilannya dengan latar

belakang dan sekelilingnya yang

sama sekali di luar sangkaan

individu yang lain akan banyak

menarik perhatian.

4) Intensitas dan kekuatan dari

stimulus. Stimulus intensitas dan

kekuatan dari stimulus.

Stimulus dari luar akan

memberi makna lebih bila lebih

sering diperhatikan dibandingkan

dengan yang hanya sekali dilihat.

Kekuatan dari stimulus merupakan

daya dari suatu obyek yang bisa

mempengaruhi persepsi.

5) Motion atau gerakan. Individu

akan banyak memberikan

perhatian terhadap obyek yang

memberikan gerakan dalam

jangkauan pandangan

dibandingkan obyek yang diam.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Data

Menurut Arikunto (2013:172), data

primer dan data sekunder yaitu:

1. Data primer adalah data yang

dikumpulkan melalui pihak pertama,

biasanya dapat melalui wawancara,

jejak pendapat dan lain-lain.

2. Data sekunder adalah data yang

dikumpulkan melalui pihak kedua,

biasanya diperoleh melalui instansi

yang bergerak dibidang pengumpulan

data seperti Badan Pusat Statistik dan

lain-lain.

Dalam penelitian ini data primer

dikumpulkan melalui kuesioner.

Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2013:199).

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif,

populasi diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari

populasi itu. Populasi itu misalnya

penduduk di wilayah tertentu, jumlah

pegawai pada organisasi tertentu, jumlah

guru dan murid di sekolah tertentu dan

sebagainya (Sugiyono, 2013:215).

Populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat Kota Sekayu yang

menggunakan jasa pengiriman J&T

Express. Adapun besarnya jumlah sampel

yang diambil dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus Malhotra yaitu

dengan mengalikan jumlah indikator

variabel dengan 5, atau 5 kali jumlah

indikator variabel. Indikator variabel

dalam penelitian ini berjumlah 12 dimana

variabel persepsi (X) terdiri dari 7

indikator dan variabel keputusan

konsumen (Y) terdiri dari 5 indikator,

sehingga jumlah sampel adalah 5 x 12 =

60 responden.

Dalam penelitian ini penulis

mengambil sampel dengan menggunakan

teknik purposive sampling. Menurut

Sugiyono (2013:218-219), purposive

sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalnya orang tersebut yang dianggap

paling tahu tentang apa yang kita

harapkan, atau mungkin dia sebagai

penguasa sehingga akan memudahkan

peneliti menjelajahi obyek atau situasi

sosial yang diteliti.

Page 9: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

36

3.3 Variabel Operasional

Menurut Sugiyono (2013:59),

variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Variabel independen (X) dalam

penelitian ini adalah persepsi. Variabel

persepsi diukur dengan menggunakan

indikator kinerja, pelayanan, ketahanan,

keandalan, karakteristik produk,

kesesuaian dengan spesifikasi dan hasil.

Variabel dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel independen.

Variabel dependen (Y) dalam

penelitian ini adalah keputusan konsumen.

Variabel keputusan konsumen diukur

dengan menggunakan tahapan dalam

pengambilan keputusan yaitu pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pasca pembelian.

3.4 Teknik Analisis

Analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah dipahami, dan temuannya

dapat diinformasikan kepada orang lain,

Bogdan dalam Sugiyono (2013:244). Teknik analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis

kuantitatif. Adapun analisis kuantitatif

yang digunakan adalah statistik inferensial

dengan jenis analisis yaitu analisis

korelasional.

3.4.1 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2006:45), uji

validitas data digunakan untuk mengukur

sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan suatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Pengujian

validitas selain untuk mengetahui dan

mengungkapkan data dengan tepat juga

harus memberikan gambaran yang cermat

mengenai data tersebut. Uji validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai

rata- rata r hitung dengan r tabel. Jika r

hitung > 0,3 tabel maka alat ukur yang

digunakan dinyatakan valid dan

sebaliknya jika r hitung < 0,3 tabel maka

alat ukur yang digunakan tidak valid.

Pengujian validitas dilakukan dengan

teknik korelasi Pearson Product Moment

yaitu cara melakukan korelasi antar skor

masing-masing variabel dengan skor

totalnya.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2006:41), uji

reliabilitas ditujukan untuk menguji sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif

konsisten apabila pengukuran diulangi dua

kali atau lebih. Jadi reliabilitas adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau

dihandalkan bila alat ukur tersebut

digunakan dua kali untuk mengukur gejala

yang sama, maka hasil pengukuran yang

diperoleh relatif konsisten. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha (α) > 0,60.

3.4.3 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana

adalah suatu analisis yang hanya berkaitan

dengan dua variabel saja, yang disebut

variabel independen (variabel bebas) yang

biasanya diberi notasi X dan variabel

dependen (variabel terikat) yang biasanya

diberi notasi Y. Analisis ini digunakan

oleh peneliti untuk mengetahui adakah

pengaruh pada variabel bebas dapat

mempengaruhi variabel terikat,

digambarkan dalam persamaan berikut :

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian

X = Persepsi konsumen

Y = a + bX + e

Page 10: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

37

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

e = Error

3.4.4 Analisis Korelasi

Analisis korelasi yaitu untuk melihat

sejauh mana keterkaitan hubungan antara

variabel bebas (X) yaitu Persepsi

konsumen dengan variabel terikat (Y)

yaitu keputusan konsumen dengan

menggunakan rumus korelasi yang

digunakan sebagai berikut :

𝑟 =𝑛 ∑ 𝑋 𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌

√𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑋)2 √𝑛 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah subjek/responden

X = Skor butir

Y = Skor jumlah

Untuk dapat menginterpretasikan

tingkat keeratan hubungan antar variabel

berdasarkan nilai koefisien korelasi kita

dapat berpedoman pada ketentuan berikut

ini:

Tabel Pedoman Interpretasi Koefisien

Korelasi Interval

Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2013:250)

3.4.5 Uji Hipotesis (Uji t)

Sugiyono (2013:64) berpendapat

bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Sedangkan uji

statistik t menurut Ghozali (2006:58),

pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan significance level

0,05 (α=5%). Penerimaan dan penolakan

hipotesis dilakukan dengan kriteria:

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka

hipotesis ditolak (koefisien regresi

tidak signifikan). Ini berarti secara

parsial variabel independen tidak

mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap variabel

dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka

hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial

variabel independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Ha : Persepsi berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan

konsumen di Sekayu Kabupaten

Musi Banyuasin dalam memeilih

jasa ekspedisi J&T Express.

Ho : Persepsi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan

konsumen di Sekayu Kabupaten

Musi Banyuasin dalam memeilih

jasa ekspedisi J&T Express.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Olah data

4.1.1 Uji Validitas dan Reability

Berikut ini hasil olah data yang dilakukan

untuk mengetahui apakah pertanyaan-

pertanyaan yang disebarkan melalui

kuesioner dapat digunakan.

Page 11: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

38

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi (X)

No

Butir

Pearson

Corelation

Sig.

2Tailed

r-

tabel

Ket

X.1 0,606 0,000 0,254 Valid

X.2 0,691 0,000 0,254 Valid

X.3 0,577 0,000 0,254 Valid

X.4 0,458 0,000 0,254 Valid

X.5 0,507 0,000 0,254 Valid

X.6 0,566 0,000 0,254 Valid

X.7 0,536 0,000 0,254 Valid

X.8 0,612 0,000 0,254 Valid

X.9 0,544 0,000 0,254 Valid

X.10 0,501 0,000 0,254 Valid

X.11 0,712 0,000 0,254 Valid

X.12 0,606 0,000 0,254 Valid

X.13 0,778 0,000 0,254 Valid

X.14 0,651 0,000 0,254 Valid

X.15 0,468 0,000 0,254 Valid

X.16 0,612 0,000 0,254 Valid

X.17 0,443 0,000 0,254 Valid

X.18 0,771 0,000 0,254 Valid

Sumber : Output SPSS, 2018

Berdasarkan hasil uji validitas untuk

18 pernyataan yang berhubungan dengan

persepsi (X), semua pernyataan valid

karena memiliki nilai r hitung lebih besar

dari nilai r tabel (0,254). Jadi kedelapan

belas pernyataan dinyatakan valid dan

signifikan untuk penelitian selanjutnya.

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan

Konsumen (Y)

No

Butir

Pearson

Corelation

Sig.

(2 Tailed

r-

tabel

Ket

Y.1 0,589 0,000 0,254 Valid

Y.2 0,575 0,000 0,254 Valid

Y.3 0,472 0,000 0,254 Valid

Y.4 0,486 0,000 0,254 Valid

Y.5 0,533 0,000 0,254 Valid

Y.6 0,621 0,000 0,254 Valid

Y.7 0,461 0,000 0,254 Valid

Y.8 0,568 0,000 0,254 Valid

Y.9 0,618 0,000 0,254 Valid

Y.10 0,558 0,000 0,254 Valid

Y.11 0,461 0,000 0,254 Valid

Y.12 0,599 0,000 0,254 Valid

Y.13 0,473 0,000 0,254 Valid

Y.14 0,507 0,000 0,254 Valid

Sumber :Output SPSS, 2018

Berdasarkan hasil uji validitas untuk

14 pernyataan yang berhubungan dengan

Keputusan Konsumen (Y), semua

pernyataan valid karena memiliki nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel

(0,254). Jadi kelima pernyataan

dinyatakan valid dan signifikan untuk

penelitian selanjutnya.

Tabel 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Persepsi

dan Keputusan Konsumen

Variabel Cronbach’s

Alpha

Keterangan

Persepsi (X) 0,889 Reliabel

Keputusan

Konsumen (Y) 0,809 Reliabel

Sumber : Output SPSS, 2018

Berdasarkan hasil uji reliabilitas,

didapat Cronbach’s Alpha masing-masing

0,889 untuk variabel persepsi konsumen

(X) dan 0,809 untuk variabel Keputusan

Konsumen (Y). Hal tersebut menandakan

bahwa semua variabel utama pada

kuesioner adalah reliabel atau dapat

diandalkan karena memiliki nilai koefisien

reliabilitas lebih besar dari 0,60 sehingga

instrumen penelitian ini dapat dikatakan

reliabel.

Page 12: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

39

4.1.2 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Tabel 4.4

Koefisien Regresi Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,669 4,534 3,676 ,001

persepsi (X) ,548 ,060 ,766 9,073 ,000

a. Dependent Variable: keputusan konsumen (Y) Sumber : Output SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, maka

didapat persamaan regresi sederhana

sebagai berikut:

Interpretasi dari persamaan regresi

sederhana mengenai pengaruh variabel

independen yaitu persepsi terhadap

variabel dependen yaitu keputusan

konsumen dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 16,669

menunjukkan bahwa jika persepsi

dianggap tidak ada (nol) maka

keputusan konsumen sebesar 16,669.

2. Koefisien regresi variabel persepsi

(X) menunjukkan pengaruh positif

sebesar 0,548 terhadap keputusan

konsumen (Y). Koefisien regresi

bernilai positif menunjukkan

pengaruh yang searah, artinya

semakin tinggi nilai variabel persepsi

akan menyebabkan semakin tinggi

keputusan konsumen.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

persepsi berpengaruh terhadap keputusan

konsumen. Hal ini dapat dilihat dari

persamaan hasil regresi sebagai berikut :

Y = 16,669 + 0,548X. Artinya, apabila

ada peningkatan variabel persepsi (X)

maka akan meningkatkan variabel

keputusan konsumen (Y).

4.1.3 Hasil Analisis Korelasi

Tabel 4.5

Koefisien Korelasi

Model Summary

Model R R

Square

Adjuste

d R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

1 ,766a ,587 ,580 3,400

a. Predictors: (Constant), persepsi (X)

Sumber : Output SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.5 di atas

didapat hasil koefisien korelasi (r)

persepsi terhadap keputusan konsumen

sebesar 0,766. Hal ini menunjukkan

bahwa terjadi hubungan atau korelasi

yang kuat antara persepsi dengan

keputusan konsumen. Sedangkan nilai

Adjusted R Square sebesar 0,580

menunjukkan bahwa persepsi

mempengaruhi keputusan konsumen

sebesar 58%, sedangkan sisanya 42%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

Y = 16,669 + 0,548X

Page 13: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

40

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Tabel 4.6

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,669 4,534 3,676 ,001

persepsi (X) ,548 ,060 ,766 9,073 ,000

a. Dependent Variable: keputusan konsumen (Y)

Sumber : Output SPSS, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat

diketahui bahwa nilai thitung adalah 9,073

sedangkan ttabel 1,672 dengan tingkat

signifikansi 0,00 oleh karena nilai thitung >

ttabel yaitu 9,073 > 1,672 dan signifikansi

0,00 < 0,05. Maka hipotesis Ha diterima,

artinya bahwa persepsi berpengaruh

secara signifikan terhadap keputusan

konsumen di Sekayu Kabupaten Musi

Banyuasin dalam memilih jasa ekspedisi

J&T Express.

4.2 Pembahasan

Nilai koefisien regresi sebesar

0,548, artinya persepsi berpengaruh

terhadap keputusan konsumen. Nilai

koefisien regresi yang bersifat positif

berarti terjadi hubungan yang searah

antara persepsi dan keputusan konsumen.

Setiap peningkatan dalam persepsi akan

meningkatkan pula keputusan konsumen.

Dengan demikian, apabila persepsi

konsumen terhadap J&T Express semakin

baik dan positif maka dapat dipastikan

konsumen akan memberikan loyalitasnya

dengan terus menggunakan jasa J&T

Express. Akan tetapi untuk dapat

mempertahankan dan meningkatkan

persepsi positif konsumen J&T Express

juga harus terus mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan yang

diberikan.

Nilai koefisien korelasi sebesar

0,766, artinya terdapat korelasi yang kuat

antara persepsi dengan keputusan

konsumen. Ini berarti setiap kelalaian

dalam pelayanan dapat menimbulkan

kekecewaan yang sangat nyata pada

konsumen. Oleh karena itu penting bagi

J&T Express untuk senantiasa

mengevaluasi setiap kebijakan yang

dijalankan, juga mengevaluasi setiap fitur-

fitur layanan yang ditawarkan kepada

konsumen. Sedangkan nilai Adjusted R

Square sebesar 0,58, artinya persepsi

mempengaruhi keputusan konsumen

sebesar 58%. Ini berarti konsumen akan

selalu menilai setiap indikator layanan

yang mereka terima, dan menjadikan hasil

penilaian mereka sebagai patokan untuk

tetap menggunakan jasa J&T Express.

Nilai uji t (t hitung) sebesar 9,073

lebih besar dari nilai t tabel (1,672),

membuktikan bahwa hipotesis yang

dirumuskan sebelumnya dapat diterima.

Hipotesis tersebut adalah “Persepsi diduga

berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen di Sekayu kabupaten

Musi Banyuasin dalam memilih J&T

Express”. Hipotesis tersebut bersesuaian

dengan pendapat Kotler dan Keller

(2016:153) yang menyatakan bahwa

keputusan pembelian seseorang

dipengaruhi oleh faktor psikologi utama,

antara lain persepsi serta keyakinan dan

pendirian.

Penelitian yang sama telah

dilakukan sebelumnya oleh Thomas

Djulianto Lie (2017) yang berjudul

“Pengaruh Persepsi Kualitas terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen pada

Keripik Pedas Maicih”. Hasil penelitian

Page 14: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

41

menunjukkan bahwa korelasi parsial

antara persepsi kualitas dengan keputusan

pembelian memiliki nilai r hitung sebesar

0,773 dan berarti nilai korelasi tersebut

sangat tinggi sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi persepsi kualitas

maka keputusan pembelian akan semakin

tinggi. Hasil Adjusted R Square persepsi

kualitas terhadap keputusan pembelian

sebesar 0,590. Ini menunjukkan bahwa

pengaruh persepsi kualitas (variabel X)

terhadap keputusan pembelian konsumen

(variabel Y) sebesar 59% dan sisanya

dipengaruhi oleh variabel yang lain diluar

penelitian ini.

5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,766

menunjukkan bahwa terjadi hubungan

atau korelasi yang kuat antara

persepsi dengan keputusan konsumen

di Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin

dalam memilih jasa ekspedisi J&T

Express, sedangkan Adjusted R

Square sebesar 0,580 menunjukkan

bahwa persepsi mempengaruhi

keputusan konsumen sebesar 58%.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis t dapat

diketahui bahwa nilai thitung adalah

9,073 sedangkan ttabel 1.672 dengan

tingkat signifikansi 0,00. Oleh karena

nilai thitung > ttabel yaitu 9,073 > 1.672

dan signifikansi 0,00 < 0,05, maka

hipotesis Ha diterima, artinya bahwa

persepsi berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan

konsumen di Sekayu Kabupaten Musi

Banyuasin dalam memilih jasa

ekspedisi J&T Express.

DAFTAR PUSTAKA

Advertorial - detikNews. 2018. J&T

Express Raih Penghargaan Top

Brand Award 2018.

https://news.detik.com/adv-nhl-

detikcom/d-4141585/jt-express-raih-

penghargaan-top-brand-award-2018.

Diakses 13 September 2018.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Assael, Henry. 2001. Consumer

Behaviour and Marketing Action.

6th Edition. New York: Thomson-

Learning.

Belch, George E. and Michael A. Belch.

2007. Advertising and Promotion:

An Integrated Marketing

Communication Perspective. 7th

Edition. New York: McGraw Hill.

Chrisbiyanto, Anton. 2018. Perusahaan

Ekspedisi Berperan Penting Dorong

Pertumbuhan UKM.

http://industri.bisnis.com/read/2018

0718/98/818043/e-commerce-

sumbang-60-persen-transaksi-jt-

express. Diakses 13 September

2018.

Fadila, Dewi dan Sari Lestari. 2013.

Perilaku Konsumen. Palembang:

Citrabooks Indonesia.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS.

Edisi 4. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Kotler, Philip dan Gary Amrstrong. 2013.

Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi

12. Jakarta: Erlangga.

Page 15: PENGARUH PERSEPSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN …

Jurnal Adminika Volume 5. No. 2, Juli - Desember 2019 ISSN : 2442-3343

42

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller.

2016. Marketing Management. 15th

Edition. New Jersey: Pearson

Education, Inc.

Lie, Thomas Djulianto, dkk. 2017.

Pengaruh Persepsi Kualitas

terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen pada Keripik Pedas

Maicih. Cakrawala: Jurnal

Penelitian Sosial, Volume 6, Nomor

1, Juni 2017. Universitas Kristen

Satya Wacana.

http://ejournal.uksw.edu/cakrawala/i

ssue/view/120. Diakses 13

September 2018.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2013.

Perilaku Konsumen: Pendekatan

Praktis. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Bisnis. Cetakan ke-17. Bandung:

Alfabeta.

Suharno. 2010. Marketing in Practice.

Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Swastha, Basu dan Hani Handoko. 2011.

Manajemen Pemasaran-Analisis

Perilaku Konsumen. Yogyakarta:

BPFE.

Tarmedi, Eded dan Penty Nur Asri. 2009.

Pengaruh Perceived Quality dari

Brand Equity terhadap Keputusan

Pembelian Deterjen Bukrim (Survei

pada Konsumen di Giant

Supermarket, Griya Setyabudhi, dan

Isola Swalayan di Bandung).

Strategic: Jurnal Pendidikan

Manajemen Bisnis, Volume 8,

Nomor 15, Februari 2009.

Universitas Pendidikan Indonesia.

http://ejournal.upi.edu/index.php/str

ategic/article/viewFile/1057/756.

Diakses 13 September 2018.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar

Psikologi Umum. Yogyakarta:

BPFE.