digilib.uns.ac.id/pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user pengaruh...

137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1 – 2010:12 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta OLEH: Ratih Dian Yuniarti F0107107 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: dangnhi

Post on 02-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERIODE TAHUN 2000:1 – 2010:12

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

OLEH:

Ratih Dian Yuniarti

F0107107

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

Ø Mama dan Papa tercita

Ø Kakak ku Mas Fafan & Mbak Ratna

Ø Keponakan ku Aliya

Ø Kluarga besarku

Ø Some one Special for me

Ø Sahabat-sahabat tersayang ku

Ø Almamater ku

Page 5: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“ sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain”

(Qs.Alam Nasrah : 6)

“… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada

pada diri mereka sendiri…”.

(QS, Ar Ra’d:11)

“Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna”.

(H. A. Mukti Ali)

“Kesuksesan akan diraih oleh orang yang mempunyai kemauan, keyakinan dan semangat untuk menuju hal yang lebih baik dengan diiringi do’a kepada ALLAH SWT, setiap saat”

(Penulis)

Page 6: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, hidayah dan petunjukNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian Indonesia Periode Tahun

2000:1 – 2010:12”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan persyaratan mencapai gelar

Sarjana Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga banyak

kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya, hal ini mengingat terbatasnya

pengetahuan dan kemampuan penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh semua

pihak dalam penyusunan skripsi ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Sutanto, Msi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengorbankan

waktu dan tenaganya untuk membimbing dan mengarahkan penulis di dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Supriyono, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta atas

segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

Page 7: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Mama dan Papa tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayang, perhatian,

dan cintanya dengan tulus serta segala pengorbanannya demi masa depan dan

kebahagianku.

6. Kakak ku Mas Fafan dan Mbak Ratna yang telah memberikan dukungan, harapan,

semangat dan doa.

7. Teman dekat special ku yang selalu memberikan dukungan, kasih saying, waktu,

bantuannya dan perhatiannya setiap saat selama ini.

8. Sahabat-sahabat satu angkatan di Fakultas Ekonmi Pembangunan Istrini, Khurul,

Reni, Mutmainah, Nastiti, Anind, Sesilia dan semuanya yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu yang selalu menyemangati dan membantu penulis hingga

penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh kakak senior dan adik-adik angkatan di FE-UNS yang telah memberikan

wadah pergaulan bagi penulis.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis

terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa

saja yang telah membacanya dan dapat mengambil manfaat atas apa yang baik dan

berguna dalam skripsi ini.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

Page 8: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….…………………………………………………………….. i

ABSTRAK…………………………………….…….…………………………….... ii

HALAMAN PERSETUJUAN……..………………………………………………. iv

HALAMAN PENGESAHAN…..………………………………………………….. v

HALAMAN PERSEMBAHAN.……………………………………………………. vi

HALAMAN MOTTO.....……………………………………………………………. vii

KATA PENGANTAR.………………………………….…………………………... viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… xiv

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... xv

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………… xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………………… 12

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 12

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Moneter……………………………………………………… 14

1. Pengertian Kebijakan Moneter……………………………………… 14

2. Kerangka Operasional Kebijakan Moneter…………………………. 16

3. Instrumen Kebijakan Moneter……………………………………… 17

4. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter………………………..... 18

5. Kebijakan Stabilisasi………………………………………………... 19

Page 9: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Kebijakan Moneter Inflation Targeting…………………………….. 20

B. Tingkat Inflasi…………………………………………………………… 24

1. Pengertian Inflasi……………………………………………………. 24

2. Jenis-jenis Inflasi……………………………………………………. 25

3. Macam-macam Inflasi………………………………………………. 26

4. Tinjauan Teori Tentang Inflasi……………………………………… 29

5. Akibat Buruk Inflasi………………………………………………… 34

6. Cara Mencegah Inflasi………………………………………………. 37

C. Jumlah Uang Beredar…………………………………………………… 38

D. Nilai Tukar atau Kurs…………………………………………………… 40

1. Pengertian Nilai Tukar Atau Kurs………………………………….. 40

2. Sistem Nilai Tukar………………………………………………….. 41

3. Teori Nilai Tukar Atau Kurs………………………………………… 43

E. Pengaruh Kurs Terhadap Jumlah Uang Beredar………………………… 46

F. Tingkat Suku Bunga SBI………………………………………………… 46

G. Pertumbuhan Ekonomi…………………………………………………… 48

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi…………………………………… 48

2. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi………………………………… 51

3. Tahap-tahap Pertumbuhan Ekonomi W.W. Rostow…………………. 54

4. Faktor-faktor Penenentu Pertumbuhan Ekonomi……………………. 55

H. Penelitian Sebelumnya…………………………………………………... 59

I. Kerangka Teoritis……………………………………………………….. 61

J. Hipotesis………………………………………………………………… 63

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………. 64

Page 10: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Jenis dan Sumber Data………………………………………………….. 64

C. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 66

D. Devinisi Operasional Variabel………………………………………….. 66

1. Variabel Dependen………………………………………………….. 66

2. Variabel Independen………………………………………………... 67

E. Metode Analisis………………………………………………………… 69

1. Seleksi Model Empirik……………………………………………… 70

a. Uji MWD Test…………………………………………………... 70

b. Uji Stasioneritas………………………………………………… 73

F. Analisis Ekonometrika………………………………………………….. 74

1. Analisis Error Correction Model…………………………………… 74

2. Uji Asumsi Klasik…………………………………………………… 79

3. Uji Statistik………………………………………………………….. 81

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Perkembangan Variabel……………………………………… 84

1. Perkembangan Tingkat Inflasi……………………………………… 84

2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar………………………………. 86

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar (Kurs)……. 87

4. Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI…………………………… 89

5. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi……………………………… 90

B. Analisis Data…………………………………………………………….. 92

C. Data Empirik Penelitian…………………………………………………. 93

D. Model Analisis…………………………………………………………... 96

E. Hasil Analisis Data……………………………………………………… 97

1. Uji Pemilihan Model………………………………………………… 97

Page 11: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Uji Stasioner………………………………………………………… 98

3. Uji Kointegrasi……………………………………………………… 100

4. Estimasi Model Koreksi Kesalahan (ECM)………………………… 102

5. Uji Statistik…………………………………………………………. 104

6. Uji Asumsi Klasik…………………………………………………… 110

7. Interpretasi Hasil Analisis dengan Pendekatan Error

Crection Model (ECM)……………………………………………... 113

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………… 118

B. Saran…………………………………………………………………….. 119

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 122

Page 12: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Inflasi Bulanan Indonesia Tahun 2000:1 – 2010:12………………………… 4

1.2 Jumlah Uang Beredar Tahun 2000:1 – 2010:12…………………………….. 5

1.3 Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Tahun 2000:1 – 2010:12…………. 6

1.4 Suku Bunga SBI Tahun 2000:1 – 2010:12…………………………………… 8

1.5 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2000:1 – 2010:12…………………. 10

4.1 Tingkat Inflasi Bulanan Tahun 2000 – 2010………………………………..... 85

4.2 Jumlah Uang Beredar Bulanan Tahun 2000 – 2010…………………………. 87

4.3 Nilai Tukar Rupiah Secara Bulanan 2000 – 2010…………………………… 89

4.4 Suku Bunga SBI Bulanan Pada Tahun 2000 – 2010………………………… 90

4.5 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2000 – 2010……........................ 92

4.6 Data Empirik Penelitian………………………………………………………. 94

4.7 Hasil Uji MWD Test…………………………………………………………. 97

4.8 Hasil Uji MWD Test Model Log Linier……………………………………… 98

4.9 Nilai Uji Stasioner Dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 0[1(0)]………. 99

4.10 Nilai Uji Stasioner Dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 1[1(1)]………. 100

4.11 Uji Kointegrasi……………………………………………………………….. 101

4.12 Nilai Uji Kointegrasi Dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 1[1(1)]……. 101

4.13 Hasil Estimasi Dengan ECM………………………………………………… 103

4.14 Hasil Uji t…………………………………………………………………… 105

4.15 Hasil Uji Koutsoyiannis Dengan Mendeteksi Multikolinearitas…………….. 110

4.16 Hasil Uji LM ARCH Untuk Mendeteksi Heterokedastisitas……………….. 111

4.17 Hasil Uji B-G Test…………………………………………………………… 112

Page 13: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kurva Demand Inflation…………………………………………………..... 27

2.2 Kurva Cost Inflation………………………………………………………... 28

2.3 Kerangka Teoritis…………………………………………………………… 61

3.1 Kurva Uji-t………………………………………………………………….. 81

3.2 Kurva Uji-F…………………………………………………………………. 82

Page 14: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian

Lampiran 2 Uji MWD Test Dengan Linier

Lampiran 3 Uji MWD Test Dengan Log Linier

Lampiran 4 Uji Akar Unit

Lampiran 5 Uji Derajat Integrasi

Lampiran 6 Uji Kointegrasi

Lampiran 7 Hasil ECM

Lampiran 8 Uji Koutsoyiannis

Lampiran 9 Hasil Uji LM ARCH

Lampiran 10 Hasil Uji B-G Test

Page 15: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

“PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

PERIODE TAHUN 2000:1 – 2010:12”

Oleh:

Nama : Ratih Dian Yuniarti

Nim: F0107107

Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia menuntut berbagai prasyarat untuk mencapai keberhasilannya. Salah satunya adalah keterlibatan sektor moneter dan perbankan, yang merupakan salah satu unsur penting dalam proses pembangunan tersebut. Kebijakan moneter dan perbankan sering dipandang mempunyai kekuatan yang lebih dari apa yang secara efektif dapat dicapai dengan kebijakan tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh inflasi, kurs, JUB, tingkat suku bunga SBI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data yang digunakan adalah deret waktu (time series) mulai bulan Januari 2000-Desember 2010. Alat analisisnya adalah model ECM (Eror Corection Model), dimana pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan Inflasi, Kurs, tingkat suku bunga SBI, dan JUB sebagai variabel independen. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Inflasi berpengaruh negatif, Kurs berpengaruh negatif, JUB berpengaruh negatif, dan tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Hasil dari penelitian berdasarkan uji ECM (Error correction model) menunjukkan bahwa inflasi untuk jangka pendek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien sebesar 0,005236, sedangkan dalam jangka panjang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien sebesar -0,123432. Variabel Kurs jangka pendek mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan dengan koefisien sebesar 0,015941, sedangkan dalam jangka panjang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien sebesar –0,220831. Variabel JUB menunjukkan untuk jangka pendek mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan sebesar 0,099450 sedangkan untuk jangka panjang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien sebesar -0,116815. Variabel SBI untuk jangka pendek mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan dengan koefisien sebesar -0,007500 dan dalam jangka panjang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan dengan koefisien sebesar –0,131339.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang diajukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu kebijakan moneter dapat menekan laju inflasi melalui kebijakan stabilisasi harga, jumlah uang beredar yang sesuai dengan kebutuhan riil perekonomian dan tidak berlebihan, nilai tukar yang stabil dan kompetitif, menjaga tingkat suku bunga SBI rendah agar mampu ditransmisikan dalam penurunan suku bunga kredit, serta landasan perekonomian yang kuat agar bisa mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi yang memadahi.

Kata kunci : inflasi, kurs, JUB (jumlah uang beredar), tingkat suku bunga SBI.

Page 16: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

“EFFECT OF MONETARY POLICY ECONOMIC GROWTH IN INDONESIA

PERIOD 2000:1 – 2010:12”

By:

Name : Ratih Dian Yuniarti

Nim: F0107107

Economic development that has lasted quite long in Indonesia requires a variety of prerequisites for achieving success. One is the involvement of the monetary and banking sector, which is one important element in the development process. Monetary and banking policy is often considered to have more power than what can be achieved effectively with these policies.

This study aims to determine the presence or absence of the effect of inflation, exchange rate, JUB, SBI interest rate of economic growth in Indonesia. The data used are time series (time series) starting in January 2000 – December 2010. Analysis tool is a model ECM (Error Correction Models), where economic growth as the dependent variable and inflation , exchange rate, interest rate of SBI, and JUB as independent variable. The hypothesis proposed in this study are as follows : the negatie effect inflation, exchange rate have a negative influence, JUB negative affect, and interest rates negtively affect economic growth in both long and short term.

Result of research based on test ECM (Error Correction Model) shows that inflation in the short term have a positive and significant impact on economic growth with a coefficient of 0.005236, where as in the long run have a negative and significants influence with the coeficient of -0.123432. Short term exchange rate variable has a positive influence and not significant influence with coefficient of 0.015941, whereas in the long run have a negative and significant influence with the coefficient of -0.220831. variable JUB show for thw short term and do not have a significant positive influence of 0.099450 while for the long term have a negative and significant influence with the coefficient of -0.007500 and in the long run have a negative and significant influence with the coefficient of -0131339.

Based on the results of research that has been done, then there is some suggestion that proposed to increase the economic growth of monetary policy to curb inflation through price stabilization policy, the money supply according to the real needs of the economiy and not excessive, the exchange rate stable and competitive, keeping SBI interest rates low in order to be able tobe transmittedin a reduction in lending rates strong economic base in order to support the occurrence of the propereconomic growth.

Key words: inflation, exchange rate, money supply, the interest rate of SBI.

Page 17: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro adalah adanya permasalahan

ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka

pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pembayaran. Munculnya

ekonomi makro dimulai dengan terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun

1929. Depresi merupakan suatu malapetaka yang terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan

produksi terhenti akibat adanya inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi

pengangguran yang tinggi pula.

Dalam literatur ekonomi, peran kebijakan moneter dalam kebijakan stabilisasi

perekonomian telah lama menjadi perdebatan diantara ekonom. Perbedaan ini dapat

dilihat dari diskusi antara Keynesian yang lebih menekankan pada pentingnya peran

kebijakan fiskal dibandingkan dengan moneter. Friedman and Schwartz berpendapat

bahwa terjadinya Great Depression di Amerika Serikat pada tahun 1930-an

membuktikan peran uang bagi perekonomian. Mereka mengatakan bahwa kegagalan

Federal Reserve sebagai Bank Sentral dalam mencegah ambruknya sistem perbankan,

telah menyebabkan menurunnya jumlah uang beredar dari akhir tahun 1930 sampai

1933. Turunnya jumlah uang beredar ini merupakan penyebab utama makin seriusnya

resesi pada waktu itu atau dengan kata lain money does matter (Safuan S, dan Irawan

F, 2005).

Dewasa ini, semakin banyak bank sentral telah menerapkan kebijakan moneter

yang lebih memfokuskan kepada sasaran tunggal, yaitu stabilitas harga. Strategi

kebijakan moneter yang diterapkan disejumlah bank sentral untuk mencapai sasaran

Page 18: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

akhir tersebut juga berbeda – beda tergantung pada kondisi perekonomian yang

bersangkutan dan mekanisme transmisi moneter yang diyakini.

Banyak negara dunia berkembang, yang umumnya memiliki tingkat

kesejahteraan rakyat yang relatif masih rendah, mempertinggi tingkat pertumbuhan

ekonomi memang sangat mutlak diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang

ekonomi dari negara-negara industri maju. Oleh karena masih relatif lemahnya

kemampuan partisipasi swasta domestik dalam pembangunan ekonomi,

mengharuskan pemerintah untuk mengambil peran sebagai motor penggerak

pembangunan ekonomi nasional.

Terjadinya krisis pada tahun 1997 tidak saja melemahkan perbankan nasional

tetapi juga menyeret perekonomian ke dalam pertumbuhan ekonomi yang begitu

lambat. Tidak sedikit bank-bank yang secara finansial tutup akibat krisis moneter,

krisis moneter setidaknya berdampak langsung terhadap permintaan uang.

Salah satu penyebab krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia adalah proses

integrasi perekonomian Indonesia kedalam perekonomian global yang berlangsung

cepat. Faktor lain yang juga berperan menciptakan krisis tersebut adalah kelemahan

fundamental mikro ekonomi yang tercermin dari kerentanan (fragility) sektor

keuangan nasional, khususnya perbankan. Salah satu krisis keuangan tersebut adalah

gejolak nilai tukar yang telah menimbulkan berbagai kesulitan ekonomi yang sangat

parah. Pada kuartal pertama tahun 1998, kegiatan ekonomi mengalami kontraksi

sebesar 12% per tahun sebagai akibat banyaknya perusahaan yang mengurangi

aktivitas atau bahkan menghentikan produksinya. Laju inflasi juga melambung tinggi,

yakni 69,1% dalam periode Januari-Agustus 1998 lalu. Tingginya laju inflasi

menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat (Syahril, 2003).

Page 19: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tugas dan tujuan Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik Indonesia

yang diatur jelas di UU No. 23 Tahun 1999 kemudian diubah menjadi UU No. 3

tahun 2004. Tujuan Bank Indonesia yaitu untuk mencapai dan memelihara kestabilan

rupiah yang dimaksudkan adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa

diukur pada perkembangan inflasi, serta terhadap mata uang negara lain tercermin

pada perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.

Kestabilan nilai rupiah sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan, sesuai dengan undang – undang Bank Indonesia mempunyai

tugas menetapkan dan melaksanakan kebiajakn moneter, mengatur dan menjaga

kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank (Bank

Indonesia).

Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral dalam bentuk

pengendalian besaran moneter dan suku bunga untuk mencapai perkembangan

kegiatan. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat dikatakan sedang

meningkat atau menurun berdasarkan beberapa indikator dasar makro ekonominya

diantaranya suku bunga, jumlah uang beredar, inflasi, nilai tukar dan pengangguran.

Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas moneter melakukan upaya stabilisasi

melalui instrumen suku bunga SBI, penetapan SBI dilakukan untuk mengendalikan

jumlah uang beredar. Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak

maka akan menyebabkan terjadinya inflasi.

Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga

umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi

kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara

sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu

Page 20: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi

dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya

masalah ekonomi yang dihadapi suatu negara.

Bagi Indonesia, laju inflasi yang tinggi memiliki potensi untuk mengganggu

stabilitas dan kredibilitas mata uang rupiah. Dari sudut pandang stabilitas ekonomi,

tingginya laju inflasi suatu negara dapat menimbulkan gangguan pasar, yaitu

lemahnya permintaan dan pada akhirnya menurunkan pertumbuhan ekonomi. Bagi

konsumen, tingginya laju inflasi mengakibatkan daya beli mereka melemah, sehingga

menyebabkan tingkat konsumsinya menurun. Tingginya inflasi juga menjadikan daya

saing produk di pasar internasional menjadi lemah (Suseno, 1997).

Tabel 1.1 Inflasi Bulanan Indonesia Tahun 2000;1 – 2010;12

Sumber Sumber: Bank Indonesia (2011)

Inflasi yang tinggi mencerminkan ketidakstabilan harga, hal ini tentu saja

mengurangi daya beli masyarakat. Ketika inflasi terjadi jumlah uang yang beredar

meningkat hal ini akan berdampak pada terdepresiasinya nilai tukar.

Pada saat krisis terjadinya peningkatan jumlah uang yang cukup pesat,

peningkatan keinginan masyarakat untuk memegang uang tunai disebabkan hilangnya

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

JANUARI 1.31 0.33 1.99 0.80 0.57 1.43 1.36 1.04 1.77 -0.07 0.84

FEBRUARI 0.07 0.87 1.50 0.20 -0.02 -0.17 0.58 0.62 0.65 0.21 0.30

MARET -0.45 0.89 -0.02 -0.23 0.36 1.91 0.03 0.24 0.95 0.22 -0.14

APRIL 0.56 0.46 -0.24 0.15 0.97 0.34 0.05 -0.16 0.57 -0.31 0.15

MEI 0.84 1.13 0.80 0.21 0.88 0.21 0.37 0.10 1.41 0.04 0.29

JUNI 0.5 1.67 0.36 0.09 0.48 0.50 0.45 0.23 2.46 0.11 0.97

JULI 1.28 2.12 4.55 0.03 0.39 0.78 0.45 0.72 1.37 0.45 1.57

AGUSTUS 0.51 -0.21 -3.30 0.84 0.09 0.55 0.33 0.75 0.51 0.56 0.76

SEPTEMBER -0.06 0.64 0.53 0.36 0.02 0.69 0.38 0.80 0.97 1.05 0.44

OKTOBER 1.16 0.68 0.54 0.55 0.56 8.70 0.86 0.79 0.45 0.19 0.06

NOVEMBER 1.32 1.71 1.85 1.01 0.89 1.31 0.34 0.18 0.12 -0.03 0.60

DESEMBER 1.94 1.62 1.20 0.94 1.04 -0.04 1.21 1.10 -0.04 0.33 0.92

TAHUNAN 9.61 11.91 9.76 4.95 6.23 16.21 6.41 6.41 11.19 2.75 6.76

Page 21: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan yang ada dengan terjadinya rush

(pengambilan uang besar – besaran secara serentak oleh masyarakat) diberbagai bank

diseluruh Indonesia, sedangkan kenaikan uang yang beredar dalam arti luas yaitu

uang giral dan uang kuasi (M2) terjadi karena peningkatan uang kuasi yang terdiri

dari simpanan rupiah dan simpanan valuta asing (Darmansyah, 2005).

Tabel 1.2 Jumlah Uang Beredar Tahun 2000;1 – 2010;12

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005

JANUARI 650,597 738,731 838,022 873,683 939,143 1,017,491 FEBRUARI 653,334 755,898 837,160 881,215 927,053 1,014,376 MARET 656,451 766,812 831,411 877,776 927,302 1,022,703 APRIL 665,651 792,227 828,278 882,808 928,584 1,046,656 MEI 683,477 788,320 833,084 893,029 951,848 1,049,516 JUNI 684,335 796,440 838,635 894,213 973,398 1,076,526 JULI 689,935 771,135 852,718 901,389 974,097 1,092,206 AGUSTUS 685,602 774,037 856,835 905,498 982,669 1,119,102 SEPTEMBER 686,453 783,104 859,706 911,224 988,173 1,154,053 OKTOBER 707,447 808,514 863,010 926,325 998,167 1,168,842 NOVEMBER 720,261 821,691 870,046 944,647 1,001,586 1,169,085 DESEMBER 747,028 844,053 883,908 955,692 1,033,877 1,202,762

BULAN 2006 2007 2008 2009 2010 JANUARI 1,194,939 1,367,957 1,596,565 1,874,145 2,073,860 FEBRUARI 1,197,772 1,369,243 1,603,750 1,900,208 2,066,481 MARET 1,198,748 1,379,237 1,594,390 1,916,752 2,112,083 APRIL 1,197,122 1,385,715 1,611,691 1,912,623 2,116,024 MEI 1,241,865 1,396,067 1,641,733 1,927,070 2,143,234 JUNI 1,257,785 1,454,577 1,703,381 1,977,532 2,231,144 JULI 1,252,816 1,474,769 1,686,050 1,960,950 2,217,589 AGUSTUS 1,274,084 1,493,050 1,682,811 1,995,294 2,236,459 SEPTEMBER 1,294,744 1,516,884 1,778,139 2,018,510 2,274,955 OKTOBER 1,329,425 1,533,846 1,812,490 2,021,517 2,308,846 NOVEMBER 1,341,940 1,559,570 1,851,023 2,062,206 2,347,807 DESEMBER 1,382,493 1,649,662 1,895,839 2,141,384 2,471,206

Sumber : Bank Indonesia (2011)

Pengalaman menunjukkan bahwa jumlah uang beredar diluar kendali dapat

menimbulkan konsekuensi atau pengaruh yang buruk bagi perekonomian secara

keseluruhan. Konsekuensi atau pengaruh yang buruk dari kurang terkendalinya

Page 22: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

jumlah uang beredar tersebut antara lain dapat dilihat pada kurang terkendalinya

perkembangan variabel – variabel ekonomi utama, yaitu tingkat produksi (output) dan

harga. Peningkatan jumlah uang beredar yang berlebihan dapat mendorong

peningkatan harga melebihi tingkat yang diharapkan sehingga dalam jangka panjang

dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah

uang beredar rendah maka kelesuan ekonomi akan terjadi.

Tabel 1.3 Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Tahun 2000;1 – 2010;12

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010Jan 7,425 9,450 10,320 8,876 8,441 9,165 9,395 9,090 9,291 11,355 9,365

Feb 7,505 9,835 10,189 8,905 8,447 9,260 9,230 9,160 9,051 11,980 9,335

Mart 7,590 10,400 9,655 8,908 8,587 9,480 9,075 9,118 9,217 11,575 9,115

April 7,945 11,675 9,316 8,675 8,661 9,570 8,775 9,083 9,234 10,713 9,012

Mei 8,620 11,058 8,785 8,279 9,210 9,495 9,220 8,828 9,318 10,340 9,180

Juni 8,735 11,440 8,730 8,285 9,415 9,713 9,300 9,054 9,225 10,225 9,083

Juli 9,003 9,525 9,108 8,505 9,168 9,819 9,070 9,186 9,118 9,920 8,952

Agus 8,290 8,865 8,867 8,535 9,328 10,240 9,100 9,410 9,153 10,060 9,041

Sept 8,780 9,675 9,015 8,389 9,170 10,310 9,235 9,137 9,378 9,681 8,924

Okt 9,395 10,435 9,233 8,495 9,090 10,090 9,110 9,103 10,995 9,545 8,928

Nov 9,530 10,430 8,976 8,537 9,018 10,035 9,165 9,376 12,151 9,480 9,013

Des 9,595 10,400 8,940 8,465 9,290 9,830 9,020 9,419 10,950 9,400 8,991

Sumber : Bank Indonesia (2011)

Nilai tukar Rupiah selalu mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, pada saat

sebelum krisis yaitu dari tahun 1993-1996, nilai tukar Rupiah berada pada kisaran

2.110–2.383 Rupiah per US Dollar. Ketika terjadi krisis ekonomi yang melanda

kawasan Asia pada pertengahan 1997 perekonomian Indonesia terkena dampak

negatifnya. Krisis ekonomi yang terjadi di Asia ini diawali dengan melemahnya Bath

Thailand yang melahirkan contagion-effect (efek menular ke negara lain) dan

menyebabkan krisis mata uang yang merambat ke negara Asia lainnya termasuk

Indonesia.

Krisis mata uang yang melanda Indonesia ditandai dengan melemahnya mata

uang Rupiah terhadap Dollar pada pertengahan tahun 1997. Rupiah yang bernilai

Page 23: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2.450 Rupiah per US Dollar pada bulan Juni 1997 mengalami depresiasi secara terus

menerus hingga pada akhir tahun 1997 mencapai 4.650 Rupiah per US Dollar. Dalam

menahan laju nilai tukar Rupiah, pada tanggal 14 Agustus 1997 pemerintah melepas

sistem kurs mengambang terkendali (managed floating system) dan menerapkan

sistem kurs mengambang bebas (free floating system). Namun memasuki tahun 1998

kondisi nilai tukar Rupiah semakin parah dan puncaknya mencapai 14.850 Rupiah per

US Dollar pada Juni 1998.

Untuk meredam melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dan tingkat

inflasi yang tinggi, bank sentral meningkatkan tingkat suku bunga SBI yang pada

bulan November 1998 menyentuh angka 61 persen per tiga bulan. Langkah ini disatu

sisi memang berhasil menurunkan laju inflasi dari 77,63 persen pada tahun 1998

menjadi 2 persen pada akhir tahun 1999. Namun di sisi lain keadaan ini berdampak

buruk pada tingkat investasi di Indonesia, pada tahun 1997 pelarian arus modal keluar

mencapai 3,5 milyar Dollar, sementara pada tahun 1998 dan 1999 masing-masing

mencapai 19.7 milyar Dollar dan 11,3 milyar Dollar (Salim, 2001).

Page 24: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Tabel 1.4 Suku Bunga SBI Tahun 2000;1 – 2010;12

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

JANUARI 11.48 14.74 17.09 12.69 7.86 7.42 12.75 9.50 8.00 9.50 6.45

FEBRUARI 11.13 14.79 16.86 12.24 7.48 7.43 12.75 9.25 7.93 8.74 6.41

MARET 11.03 15.58 16.76 11.40 7.42 7.44 12.75 9.00 7.96 8.21 6.27

APRIL 11.00 16.02 16.61 11.06 7.33 7.70 12.75 9.00 7.99 7.59 6.20

MEI 11.08 16.33 15.51 10.44 7.32 7.95 12.50 8.75 8.31 7.25 6.30

JUNI 11.74 16.55 16.61 9.53 7.34 8.25 12.50 8.50 8.73 6.95 6.26

JULI 13.53 17.17 14.93 9.10 7.36 8.49 12.25 8.25 9.23 6.71 6.50

AGUSTUS 13.53 17.67 14.35 8.91 7.37 9.51 11.75 8.25 9.28 6.58 6.50

SEPTEMBER 13.62 17.57 13.22 8.66 7.39 10.00 11.25 8.25 9.71 6.48 6.50

OKTOBER 13.74 17.58 13.10 8.48 7.41 11.00 10.75 8.25 10.98 6.49 6.50

NOVEMBER 13.74 17.58 13.06 8.49 7.41 12.25 10.25 8.25 11.24 6.47 6.50

DESEMBER 13.43 17.62 12.99 8.31 7.43 12.75 9.75 8.00 10.83 6.46 6.50

Sumber : Bank Indonesia (2011)

Krisis ekonomi dan moneter yang dialami Indonesia telah memberikan

pelajaran berharga pada peran yang seharusnya dilakukan oleh Bank Sentral dalam

perekonomian dan status kelembagaanya dalam suatu negara. Pembangunan ekonomi

yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia menuntut berbagai prasyarat untuk

mencapai keberhasilannya. Salah satunya adalah keterlibatan sektor moneter dan

perbankan, yang merupakan salah satu unsur penting dalam proses pembangunan

tersebut. Disatu sisi hal ini dapat dipahami mengingat sektor moneter dan perbankan

memang mempunyai fungsi yang mampu memberi pelayanan pada bekerjanya sektor

riil, baik kegiatan investasi, produksi, distribusi maupun konsumsi.

Di Indonesia, pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas

manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan

pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan

tantangan perkembangan global. Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang

dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta

tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Fundamental pembangunan ekonomi yang rapuh, penyelenggaraan negara yang

sangat birokatis dan cenderung korup serta tidak demokratis, telah menyebabkan

krisis yang mengancam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu

reformasi disegala bidang dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh

kepercayaan diri atas paradigma baru Indonesia masa depan.

Sumber – sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor

nonfisik dan faktor – faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumber-

sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan

kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang maka

laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan ekonomi melibatkan perubahan

faktor – faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan menyebabkan

perubahan alokasi sumber – sumber daya dalam perekonomian. Mekanisme

perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas

produksi dapat direalisasi. Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau

industri mengalami penciutan atau perluasan secara lambat , pergeseran atau

perpindahan sumber daya dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin

mekanismenya, terjadinya mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar

sehingga pemanfaatan atau penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi

dapat dilaksanakan secara efisien (Jhingan, 2000).

Perekonomian yang stabil akan lebih disukai dibandingkan perekonomian

yang mengalami gejolak. Kestabilan menjadi penting karena kondisi yang stabil akan

menciptakan suasana yang kondusif untuk perkembangan dunia usaha. Perkembangan

dunia uasaha membuka pintu kesempatan kerja. Kesempatan kerja adalah banyaknya

orang yang bekerja pada berbagai sektor perekonomian. Baik sektor pertanian,

peternakan, perikanan, perkebunan, sektor industri maupun sektor jasa (Safrida,

Page 26: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

1999). Kesempatan kerja atau permintaan kerja merupakan permintaan turunan

(derived demand) dari permintaan konsumen dari produk barang atau jasa yang

dihasilkan oleh suatu unit usaha. Sehingga permintaan tenaga kerja terkait dengan

permintaan barang dari unit usaha tersebut.

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Indonesi Pada Tahun 2000;1 – 2010;12

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan 0.252 0.352 0.342 0.388 0.410 0.449 0.466 0.497 0.514 0.436 0.450 Feb 0.281 0.343 0.348 0.390 0.411 0.454 0.464 0.503 0.511 0.426 0.461 Mart 0.310 0.334 0.354 0.392 0.413 0.458 0.463 0.509 0.509 0.416 0.471

Aprl 0.338 0.326 0.360 0.393 0.415 0.463 0.462 0.514 0.507 0.406 0.482 Mei 0.367 0.317 0.366 0.395 0.417 0.467 0.460 0.520 0.504 0.397 0.493 Jun 0.396 0.308 0.372 0.397 0.418 0.472 0.459 0.526 0.502 0.387 0.503 Jul 0.424 0.299 0.378 0.399 0.420 0.476 0.458 0.532 0.500 0.377 0.514

Agust 0.453 0.290 0.384 0.401 0.422 0.481 0.456 0.538 0.497 0.367 0.524 Sept 0.482 0.281 0.390 0.403 0.424 0.486 0.455 0.544 0.495 0.357 0.535 Okt 0.510 0.272 0.396 0.405 0.425 0.490 0.454 0.550 0.493 0.347 0.545

Nov 0.539 0.263 0.402 0.407 0.427 0.495 0.452 0.556 0.490 0.337 0.556 Des 0.568 0.254 0.408 0.409 0.429 0.499 0.451 0.562 0.488 0.327 0.566

Sumber : Bank Indonesia (2011)

Oleh karena itu, pembahasan maupun perumusan kebijakan moneter

perbankan harus senantiasa ditempatkan pada konteksnya sebagai bagian dari

kebijakan ekonomi nasional. Pemahaman ini menjadi semakin penting dalam

kaitannya dengan arah kebijakan nasional kita dewasa ini yang diarahkan pada upaya

pemulihan ekonomi pasca krisis dengan menitikberatkan pada program stabilisasi dan

reformasi ekonomi.

Dengan melihat strategisnya peran perbankan dalam perekonomian maka

upaya memperbaiki dan memperkuat sektor keuangan, khususnya perbankan, menjadi

sangat penting. Sektor perbankan memiliki peranan yang penting dalam proses

kebangkitan (recovery) perekonomian secara keseluruhan. Melalui pendekatan yang

komprehensif, telah dibuktikan bahwa restrukturisasi perbankan telah memberikan

dampak positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penurunan laju inflasi.

Page 27: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Hal ini dapat terjadi karena pemulihan fungsi intermediasi perbankan secara efektif

meningkatkan kembali mobilisasi dana, merealokasi sumber keuangan secara lebih

efisien dan mendorong penurunan tingkat bunga, sehingga pada akhirnya memacu

pertumbuhan ekonomi kita.

Disamping itu Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.

3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan

nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang

tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank

Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran

utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem

nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat

penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank

Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai

tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk

melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti

uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi

yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran

moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka

di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan

cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. (Bank Indonesia ).

Sehubungan uraian diatas, maka penulis ingin menelitai berbagai pengaruh

kebijakan moneter untuk dapat menstabilkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang

ada di Indonesia setelah adanya kebijakan moneter inflation targeting dengan

Page 28: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menggunakan metode analisis ECM. Maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh

Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode

Tahun 2000:1 -2010:12 ”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam

jangka pendek dan jangka panjang ?

2. Bagaimana pengaruh nilai kurs terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

3. Bagaimana pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesi dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

4. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesi dalam jangka pendek dan jangka panjang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui pengaruh dari Inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2. Dapat mengetahui pengaruh dari nilai kurs terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3. Dapat mengetahui dari pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesi dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4. Dapat mengetahui pengaruh dari Jumlah Uang Beredar terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesi dalam jangka pendek dan jangka panjang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan moneter terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah sebagai proses belajar yang dapat

Page 29: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

memberikan tambahan pengetahuan, terutama dalam mengaplikasikan ilmu yang

telah penulis dapatkan. Untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan, penelitian ini

diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi

penelitian sejenis.

Page 30: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebijakan Moneter

1. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank

sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai

perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Dalam praktek,

perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas

ekonomi makro yang antara lain dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju

inflasi), membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi), serta

cukup luasnya lapangan atau kesempatan kerja yang tersedia.

Kebijakan moneter yang disebutkan diatas merupakan bagian integral dari

kebijakan ekonomi makro, yang pada umumnya dilakukan dengan

mempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi, sifat perekonomian suatu negara

tertutup atau terbuka, serta faktor – faktor fundamental ekonomi lainnya. Dalam

pelaksanaannya, strategi kebijakan moneter dilakukan berbeda – beda dari suatu

negara dengan negara lain, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan

mekanisme transmisi yang diyakini berlaku pada perekonomian yang

bersangkutan.

Menurut Sadono Sukirno (2006), kebijakan moneter merupakan langkah –

langkah pemerintah yang dilakukan oleh Bank Sentral ( di Indonesia Bank

Sentralnya adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) penawaran

yang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk

mempengaruhi pengeluaran agregat. Salah satu komponen dari pengeluaran

Page 31: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh perusahaan – perusahaan. Suku

bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga

rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian salah

satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran

agregat adalah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila pengangguran

berlaku dalam perekonomian, pengeluaran agregat perlu ditambah untuk

mengurangi pengangguran. Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan

pertambahan penanaman modal adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan

tersebut. Tujuan ini dapat dicapai pemerintah dengan menjalankan kebijakan

moneter.

Dalam kajian literatur ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu kebijakan

moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif

adalah kebijakan yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi antara lain

dengan menambah jumlah uang beredar, sedangkan kebijakan moneter kontraktif

ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi antara lain dilakukan dengan

mengurangi jumlah uang beredar (Sadono Sukirno; 2006).

Kebijakan moneter sebagai salah satu dari kebijakan ekonomi makro pada

umumnya diterapkan sejalan dengan business cycle “siklus kegiatan ekonomi’’.

Dalam hal ini, kebijakan moneter yang diterapkan pada kondisi dimana

perekonomian sedang mengalami boom ‘perkembangan yang sangat pesat, tentu

berbeda dengan kebijakan moneter yang diterapkan pada kondisi dimana

perekonomian sedang mengalami depression atau slump (perkembangan yang

melambat). Dalam kajian literatur dikenal dua jenis kebijakan moneter, yaitu

kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan

moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong

Page 32: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui peningkatan jumlah uang

beredar. Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang

ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan

melalui penurunan jumlah uang beredar.

Kebijakan moneter biasanya dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini

Bank Indonesia yang menurut undang – undang keberadaanya adalah independen.

Seringkali Bank Sentral disebut sebagai otoritas moneter, karena dengan sifat

independen tersebut Bank Indonesia mempunyai wewenang melakukan

pengendalian uang yang beredar untuk maksud tertentu. Oleh karenanya perlu

diketahui apa fungsi dari lembaga otoritas moneter tersebut.

2. Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Kerangka operasional kebijakan moneter adalah rangkaian langkah –

langkah bank sentral dari penentuan dan prakiraan sasaran akhir, pemantauan

variabel – variabel ekonomi yang dijadikan dasar perumusan kebijakan moneter

hingga pelaksanaan pengendalian moneter untuk mencapai sasaran akhir. Pada

umumnya kerangka operasional tersebut terdiri dari instrument, sasaran

operasional, sasaran antara dan sasaran akhir. Instrument moneter digunakan

untuk mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang diperlukan untuk

mencapai sasaran antara, dimana informasinya tersedia lebih awal daripada

sasaran antara. Sasaran antara diperlukan karena untuk mencapai sasaran akhir

yang ditetapkan terdapat tenggang waktu antara pelaksanaan kebijakan moneter

dan hasil pencapaian sasaran akhir. Sedangkan sasaran akhir dapat berupa

stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja (Warjiyo,

Perry dan Solikin ,2003).

Page 33: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Instrumen Kebijakan Moneter

Instrumen kebijakan moneter adalah instrumen yang dimiliki oleh bank

sentral yang dapat digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk

mempengaruhi sasaran-sasaran operasional yang telah ditetapkan (Warjiyo, Perry

dan Solikin, 2003).

Menurut Nopirin (2000), pada dasarnya instrumen kebijakan moneter yang

dipakai adalah :

a. Instrumen Umum yang meliputi : politik pasar terbuka (open market), politik

cadangan minimum (reserve requirements), dan politik diskonto (discount

policy).

b. Instrumen yang selektif meliputi : margin requirements, pembatasan atau

penentuan tingkat bunga, yang kesemua ini untuk mempengaruhi alokasi

kredit untuk sektor – sektor tertentu.

c. Instrumen yang bersifat menghimbau yaitu moral suasion atau open mouth

policy.

Disamping itu, penentuan tingkat bunga, pengaturan sistem perbankan,

serta devaluasi termasuk juga dalam instrumen kebijakan moneter.

a. Politik Pasar Terbuka

Meliputi tindakan menjual dan membeli surat – surat berharga oleh

bank sentral. Tindakan ini akan berpengaruh terhadap, pertama; kenaikan

cadangan bank – bank umum yang tersangkut dalam transaksi. Kedua; akan

mempengaruhi harga dan tingkat bunga surat berharga.

Page 34: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Politik Diskonto

Tindakan untuk mengubah – ubah tingkat bunga yang harus dibayar

oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank sentral. Kebijakan ini

berpengaruh terhadap jumlah uang yang beredar. Di negara yang sudah maju,

politik ini juga mempunyai efek pengumuman, yakni efek yang ditimbulkan

dari adanya pengumuman (melalui mass media) tentang tingkat diskonto, dan

biasanya ini akan dipakai masyarakat sebagai indikasi ketat tidaknya

kebijakan moneter pemerintah.

c. Politik Perubahan Cadangan Minimum

Dengan kebijakan ini maka jumlah uang beredar bisa diubah – ubah

melalui penentuan dari bank sentral cadangan wajib minimal pada bank –

bank umum.

d. Margin Requirement

Digunakan untuk membatasi penggunaan kredit untuk tujuan – tujuan

pembelian surat – surat berharga (yang biasanya bersifat spekulatif). Caranya

dengan menetapkan jumlah minimum kas down payment untuk transaksi surat

berharga.

e. Moral Suasion

Kebijakan ini bermaksud untuk mempengaruhi sikap lembaga moneter

dan individu yang bergerak dibidang moneter, dengan pidato – pidato

gubernur bank sentral, atau publikasi – publikasi supaya bersikap seperti yang

dikehendaki penguasa moneter.

4. Mekanisme Tranmisi Kebijakan Moneter

Menurut Taylor dalam Warjiyo (2003), mendefinisikan mekanisme

tranmisi kebijakan moneter sebagai “the process through which monetary policy

Page 35: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

decision are transmitted in to changes in real GDP and inflation”. Sedangkan

Sukirno (2003) menyatakan bahwa mekanisme transmisi menggambarkan

rangkaian perubahan yang akan berlaku sebagai akibat dari kebijakan moneter

yang dijalankan.

Dalam berbagai literatur ekonomi moneter terdapat beberapa jalur tranmisi

utama. Dalam tranmisi moneter langsung, mekanisme tranmisi kebijakan moneter

mengacu pada peranan uang dalam perekonomian dimana dalam jangka pendek

pertambahan JUB akan mempengaruhi perkembangan riil. Sedangkan dalam

jangka menengah, pertumbuhan JUB akan mendorong kenaikan harga (inflasi),

yang berdampak pada perkembangan output riil, tetapi mendorong kenaikan laju

inflasi.

a. Jarak waktu (lag) dari Kebijakan Moneter

Menurut Boediono (1985), masalah kebijakan yang masih berkaitan

dengan ketidakpastian ini adalah masalah jarak waktu atau lag dari

kebijaksanaan. Ada dua macam lag yang dikenal dalam kepustakaan

kebijaksanaan ekonomi, yaitu:

a) Inside lag adalah jarak waktu dari timbulnya permasalahan didalam

perekonomian sampai dengan dimulainya tindakan kebijaksanaan untuk

mengatasinya.

b) Outside lag adalah jarak waktu antara saat mulai dilaksanakannya langkah

kebijaksanaan dan saat timbulnya akibat pada perekonomian.

5. Kebijakan Stabilisasi

Kebijakan stabilisasi (stabilization policy) mengacu pada tindakan

kebijakan yang bertujuan mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka pendek.

Karena fluktuasi output dan kesempatan kerja di sekeliling tingkat wajar jangka

Page 36: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

panjangnya, maka kebijakan stabilisasi dilakukan untuk memperkecil siklus bisnis

dengan mempertahankan output dan kesempatan kerja sedekat mungkin dengan

tingkat wajarnya (Mankiw, 2000).

6. Kebijakan Moneter Inflation Targeting

Dengan dilepasnya system crawling band dan dianutnya system nilai tukar

mengambang setelah krisis ekonomi tahun 1997/1998, kerangka kebijakan

moneter diarahkan kepada penciptaan stabilitas harga dengan target base money

(inflation targeting lite). Sejak bulan juli 2005, kerangka kebijakan moneter

disempurnakan dengan prinsip-prinsip Inflation Targeting Framework

(Prijambodo, 2006).

Mulai bulan Juli tahun 2005 Bank Indonesia telah mengimplementasikan

kerangka kerja kebijakan moneter yang baru konsisten dengan Inflation Targeting

Framework, yang mencakup empat elemen mendasar yaitu penggunaan suku

bunga BI Rate sebagai sasaran operasional , proses perumusan kebijakan moneter

yang antisipatif , strategi komunikasi yang lebih transparan, dan penguatan

koordinasi kebijakan dengan pemerintah. Langkah – langkah tersebut ditujukan

untuk meningkatkan efektifitas dan tata kelola (governance) kebijakan moneter

dalam mencapai sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukung pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat (Purnomo, 2010).

Dengan kerangka ini, Bank Indonesia secara eksplisit mengumumkan

sasaran inflasi kepada publik dan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai

sasaran inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah tersebut. Untuk mencapai sasaran

inflasi, kebijakan moneter dilakukan secara forward looking, artinya perubahan

stance kebijakan moneter dilakukan melaui evaluasi apakah perkembangan inflasi

ke depan masih sesuai dengan sasaran inflasi yang telah dicanangkan. Dalam

Page 37: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kerangka kerja ini, kebijakan moneter juga ditandai oleh transparansi dan

akuntabilitas kebijakan kepada publik. Secara operasional, stance kebijakan

moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate) yang

diharapkan akan memengaruhi suku bunga pasar uang dan suku bunga deposito

dan suku bunga kredit perbankan. Perubahan suku bunga ini pada akhirnya akan

memengaruhi output dan inflasi (Bank Indonesia, 2011)

Pelaksanaan ITF di Indonesia mengikuti prinsip dasar bahwa ITF adalah

framework, bukan rule. Dengan prinsip ini, kebijakan moneter tidak dilaksanakan

secara kaku. Pelaksanaan kebijakan moneter juga mempertimbangkan sasaran-

sasaran pembangunan yang lebih luas antaralain pertumbuhan ekonomi. Berbeda

dengan prinsip full discretionary, ITF menuntut agar discretionary policy dalam

pelaksanaan kebijakan moneter bersifat terbatas (Prijambodo, 2006).

Langkah – langkah penguatan kebijakan moneter untuk meningkatkan

efektifitas dan tata kelola (governance) kebijakan moneter dalam mencapai

sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat (www.bi.go.id), yaitu

1. Inflation Targeting Laite

Sejak tahun 2000, dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999,

Bank Indonesia telah menentukan dan mengumumkan sasaran inflasi sebagai

sasaran akhir kebijakan moneter. Selanjutnya, dengan amandemen UU Bank

Indonesia No. 3 Tahun 2004, pemerintah telah berkoordinasi dengan Bank

Indonesia telah menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi untuk jangka

pendek dan menengah yang mencerminkan proses penurunan inflasi secara

bertahap (gradual disinflation) mengharap pada sasaran inflasi jangka

menengah-panjang yang kompetitif dengan negara – negara sekitar.

Page 38: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Meskipun demikian proses restrukturisasi ekonomi dan sector

keuangan yang Indonesia alami dengan terjadinya krisis tahun 1997 telah

membatasi ruang gerak Bank Indonesia untuk menerapkan ITF secara formal.

Operasi moneter masih menggunakan uang primer (base money) sebagai

sasaran operasional. Selain karena merupakan salah satu indikator kinerja

selama Indonesia dalam program IMF, dimasa lalu menggunakan uang primer

diperlukan untuk menyerap kelebihan likuiditas sebagai dampak dari proses

resolusi perbankan dan ketidakpastian yang masih melingkupi mekanisme

transmisi kebijakan moneter. Praktek kerangka kerja kebijakan moneter

seperti ini sering disebut Inflation Targeting Lite (www.bi.go.id).

2. Inflation Targeting Framework (ITF)

Secara umum, Inflation Targeting Framework (ITF) merupakan

kerangka kerja kebijakan moneter yang secara eksplisit mentargetkan inflasi

dan kebijakan moneter secara transparan dan konsisten diarahkan untuk

mencapai sasaran inflasi dimaksud. Meskipun definisi berbeda secara rinci,

terdapat konsensus umum mengenai karakteristik pokok dari rezim kebijakan

moneter ini, yaitu: adanya sasaran inflasi yang secara eksplisit menjadi tujuan

utama pemeliharaan kestabilan harga oleh bank sentral, terbatasnya dominasi

fiskal dan tidak adanya sasaran nominal yang lain, dan otoritas moneter yang

dibekali dengan independensi instrument dan beroperasi secara transparan dan

terbuka kepada public (Bank Indonesia).

Pelaksanaan ITF di Indonesia mengikuti prinsip dasar bahwa ITF

adalah framework, bukan rule. Dengan prinsip ini, kebijakan moneter tidak

dilaksanakan secara kaku. Pelaksanaan kebijakan moneter juga

mempertimbangkan sasaran – sasaran pembangunan yang lebih luas antara

Page 39: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

lain pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan prinsip full discretionary, ITF

menuntut agar discretionary policy dalam pelaksanaan kebijakan moneter

bersifat terbatas. Dengan prinsip dasar tersebut, Bank Indonesia melaksanakan

kebijakan moneter dengan elemen – elemen pokok sebagai berikut

(Prijambodo, 2006), yaitu

Pertama, suku bunga (BI-rate) digunakan sebagai sasaran operasional

moneter menggantikan uang beredar. Perubahan sasaran operasional moneter

ini didasarkan pada pertimbangan makin lemahnya hubungan antara uang

beredar dengan laju inflasi.

Kedua, kebijakan moneter diperkuat dengan strategi yang bersifat pre-

empire atau forward looking. Elemen dasar ini sekaligus merupakan tantangan

besar bagi Bank Indonesia mengingat inflasi di Indonesia lebih banyak

dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang bersifat adaptif (inertia). Bank

Indoneisa menyebutkan, misalnya sekitar 74% inflasi pada tahun 2001 dan

sekitar 89% inflasi pada tahun 2004 terutama disumbang oleh ekspektasi yang

bersifat adaptif.

Ketiga, terkait dengan unsur kedua, pelaksanaan ITF membutuhkan

komunikasi yang efektif dan transparan kepada masyarakat luas. Ini

diperlukan agar langkah-langkah kebijakan yang akan ditempuh ke depan

benar – benar dipahami secara utuh oleh masyarakat.

Keempat, peningkatan koordinasi yang lebih kuat dengan pemerintah.

Elemen ini sangat penting dalam rangka pencapaian sasaran inflasi yang

ditetapkan mengingat faktor – faktor pendorong inflasi tidak sepenuhnya

berada dalam lingkup kewenangan Bank Indonesia. Bank Indonesia relative

hanya dapat mempengaruhi stabilitas dari sisi permintaan. Sementara faktor –

Page 40: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

faktor pendorong inflasi dari sisi penawaran sebagian berada dalam kebijakan

pemerintah antara lain kenaikan harga barang dan jasa yang dikendalikan oleh

pemerintah ( administered price). Bahkan beberapa diantaranya tidak dalam

kendali Pemerintah dan Bank Indonesia. Seperti harga minyak yang tinggi,

pelemahan nilai tukar regional, dan sebagainya.

B. Tingkat Inflasi

1. Pengertian Inflasi

Salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dijumpai di semua

negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat mengenai inflasi adalah

kecenderungan dari harga – harga untuk menaik secara umum dan terus –

menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi,

kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan)

sebagian besar dari harga barang - barang lain. Syarat adanya kecenderungan

menaik yang terus – menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga – harga karena

misalnya musiman, menjelang hari – hari besar atau yang terjadi sekali saja (tidak

mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi. Kenaikan harga ini diukur

dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan

untuk mengukur inflasi adalah :

a) Indeks biaya hidup

b) Indeks harga perdagangan besar

c) GNP deflator

Nopirin mengemukakan bahwa inflasi merupakan proses kenaikan harga

barang – barang secara umum yang berlaku terus – menerus. Ini tidak berarti

bahwa harga berbagai macam barang itu naik dengan persentase yang sama.

Mungkin dapat terjadi kenaikan harga umum barang secara terus – menerus

Page 41: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

selama periode tertentu. kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan

persentase yang cukup besar) bukan merupakan inflasi.

Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat inflasi adalah persentase

kecepatan kenaikan harga – harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan

sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah ekonomi

yang dihadapi. Dalam perekonomian negara yang berkembang pesat, inflasi

dikatakan rendah apabila tingkat inflasi negara tersebut antara 2 sampai 4 persen

dimana kondisi ini sangatlah sulit untuk dipenuhi. Sering sekali inflasi yang

serius, yaitu tingkatannya mencapai 5 sampai 10 persen atau sedikit lebih tinggi,

terjadi pada waktu peperangan atau ketidakstabilan politik, inflasi bisa mencapai

tingkat yang sangat tinggi, yaitu inflasi yang mencapai beberapa ratus atau

beberapa ribu persen. Kenaikan harga – harga seperti ini dinamakan hiperinflasi

(Sadono Sukirno, 2006).

2. Jenis – Jenis Inflasi

Laju inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain atau

dalam satu negara untuk waktu yang berbeda. Atas besarnya laju inflasi, inflasi

dapat di bedakan dalam tiga kategori (Nopirin, 2000) :

a. Creeping Inflation : Kondisi inflasi ini ditandai dengan laju inflasi yang

rendah kurang dari 10 % pertahun. Kenaikan harga berjalan secara

lambat, dengan persentase kecil serta dalam jangka yang relatif lama.

Creeping inflation umumnya dialami oleh negara-negara yang sedang

berkembang, karena terjadinya berhubungan dengan pembangunan itu

sendiri dan dinilai dapat mendorong pembangunan.

b. Galloping Inflation : Jenis ini adalah jenis inflasi menengah ditandai

dengan kenaikan harga yang cukup besar (biasanya doble digit bahkan

Page 42: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

triple digit) dan kadang – kadang berjalan dalam waktu yang relatif

pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya harga – harga minggu

atau bulan ini lebih dari harga minggu atau bulan yang lalu. Efeknya

terhadap perekonomian lebih besar dari pada creeping inflation.

3. Macam Inflasi

Ada berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi dan penggolongan

mana yang kita pilih tergantung pada tujuan kita. Menurut Boediono (1985), ada

berbagai cara untuk menggolongkan macam inflasi. Penggolongan pertama

didasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Perbedaan macam inflasi yaitu:

a. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)

b. Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)

c. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun)

d. Hiperinflasi (diatas 100% setahun)

Laju inflasi tersebut bukanlah suatu standar yang secara mutlak dapat

mengindikasikan parah tidaknya dampak inflasi bagi perekonomian di suatu

wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada berapa bagian dan

golongan masyarakat manakah yang terkena imbas ( yang menderita ) dari inflasi

yang sedang terjadi (Adwin S. Atmadja, 1999)

.

Page 43: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Penggolongan yang kedua adalah dasar sebab-musabab awal dari inflasi.

Atas dasar ini dibedakan duamacam inflasi, (Boediono, 1985) :

a. Demand inflation adalah Inflasi yang timbul karena permintaan

masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.

Harga S

H2 D2

H1 D1

Q1 Q2 Output

Gambar 2.1 Kurva Demand Inflation

(Sumber : Boediono, 1985)

Gambar 2.1 Kurva Demand Inflation. karena permintaan

masyarakat akan barang-barang (aggregate demand) bertambah (misalnya,

karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan

pencetakan uang, atau kenaikan pemerintah luar negeri akan barang-

barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena

kredit yang murah), maka kurva aggregate demand bergeser dari D1 ke

D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2.

Page 44: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Cost inflation merupakan inflasi yang timbul karena kenaikan biaya

produksi.

Harga S2

S1

H4

H3 D

Q4 Q3 Output

Gambar 2.2 Kurva Cost Inflation

(Sumber : Boediono, 1985)

Pada gambar 2.2 kita lihat bahwa biaya produksi naik (misalnya,

karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri,

atau kenaikan harga bahan bakar minyak) maka kurva penawaran

masyarakat (agregat supplay) bergeser dari S1 ke S2.

Akibat dari kedua macam inflasi tersebut, dari segi kenaikan harga output,

tidak berbeda, tetapi dari segi volume output (GDP riil) meningkat bersama

dengan kenaikan harga umum. Besar kecilnya kenaikan output ini tergantung

kepada elastisitas kurva aggregate supply, semakin mendekati output maksimum

semakin tidak elastic kurva ini. Sebaliknya, dalam kasus cost-inflation kita

melihat kenaikan harga-harga diikuti dengan penurunan omzet penjualan barang

(kelesuan usaha).

Perbedaan yang lain dari kedua proses inflasi ini terletak pada urutan dari

kenaikan harga. Dalam demand-inflation kenaikan harga barang akhir (output)

mendahului kenaikan harga barang – barang input dan harga – harga faktor

Page 45: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

produksi (upah dan sebagainya). Sebaliknya, dalam cost-inflation kita melihat

kenaikan harga barang – barang input dan harga – harga faktor produksi

mendahului kenaikan harga barang – barang akhir (output).

Kedua macam inflasi ini jarang sekali dijumpai dalam praktek yang

bentuknya murni. Pada umumnya, inflasi yang terjadi adalah kombinasi dari

kedua macam inflasi tersebut, dan seringkali keduanya saling memperkuat satu

sama lain.

Penggolongan yang ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi, yaitu

adalah :

a) Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)

Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena

deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru,

panen yang gagal, dan sebagainya.

b) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)

Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul

karena kenaikan harga – harga (inflasi) di luar negeri atau negara –

negara yang berdagang dengan negara kita.

4. Tinjaun Teori Tentang Inflasi

a Teori Kuantitas

Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi

dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli

ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model

kaum moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan

jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan

harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

Page 46: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar,

baik uang kartal maupun giral.

b) Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar

dan oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di

masa mendatang.

b Keynesian Model

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi

karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya,

sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang –

barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia

(penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan

jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka

pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi

kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum

monetarist, Keynesian models ini lebih banyak dipakai untuk menerangkan

fenomena inflasi dalam jangka pendek.

Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat

tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi barang –

barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang

relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih

besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan

berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi

memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian

barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingga permintaan efektif

Page 47: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply barang (inflationary

gap menghilang).

c Mark-Up Model

Pada teori ini dasar pemikiran model inflasi ditentukan oleh dua

komponen, yaitu cost of production dan profit margin. Relasi antara

perubahan kedua komponen ini dengan perubahan harga dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Price = Cost + Profit Margin

Karena besarnya profit margin ini biasanya telah ditentukan sebagai

suatu prosentase tertentu dari jumlah cost of production, maka rumus tersebut

dapat dijabarkan menjadi :

Price = Cost + ( a% x Cost )

Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pada komponen-

komponen yang menyusun cost of production dan atau penaikan pada profit

margin akan menyebabkan terjadinya kenaikan pada harga jual komoditi di

pasar.

d Teori Struktural : Model Inflasi di Negara Berkembang

Banyak studi mengenai inflasi di negara-negara berkembang,

menunjukan bahwa inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter,

tetapi juga merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini

disebabkan karena struktur ekonomi negara – negara berkembang pada

umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga, goncangan ekonomi yang

bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat faktor eksternal

pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya), atau hal

– hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya

Page 48: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

memburuknya term of trade; utang luar negeri; dan kurs valuta asing, dapat

menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.

Fenomena struktural yang disebabkan oleh kesenjangan atau kendala

struktural dalam perekonomian di negara berkembang, sering disebut dengan

structural bottlenecks. Strucktural bottleneck terutama terjadi dalam tiga hal,

yaitu :

a) Supply dari sektor pertanian (pangan) tidak elastis. Hal ini dikarenakan

pengelolaan dan pengerjaan sektor pertanian yang masih menggunakan

metode dan teknologi yang sederhana, sehingga seringkali terjadi

supply dari sektor pertanian domestik tidak mampu mengimbangi

pertumbuhan permintaannya.

b) Cadangan valuta asing yang terbatas (kecil) akibat dari pendapatan

ekspor yang lebih kecil daripada pembiayaan impor. Keterbatasan

cadangan valuta asing ini menyebabkan kemampuan untuk mengimpor

barang – barang baik bahan baku; input antara; maupun barang modal

yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan sektor industri menjadi

terbatas pula. Belum lagi ditambah dengan adanya demonstration

effect yang dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat.

Akibat dari lambatnya laju pembangunan sektor industri, seringkali

menyebabkan laju pertumbuhan supply barang tidak dapat

mengimbangi laju pertumbuhan permintaan.

c) Pengeluaran pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor

penerimaan rutin yang terbatas, yang tidak cukup untuk membiayai

pembangunan, akibatnya timbul defisit anggaran belanja, sehingga

seringkali menyebabkan dibutuhkannya pinjaman dari luar negeri

Page 49: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ataupun mungkin pada umumnya dibiayai dengan pencetakan uang

(printing of money).

Dengan adanya structural bottlenecks ini, dapat memperparah inflasi

di negara berkembang dalam jangka panjang, oleh karenanya fenomena inflasi

di negaranegara yang sedang berkembang kadangkala menjadi suatu fenomena

jangka panjang, yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang

pendek. Berbeda dengan kaum monetaris yang memandang inflasi sebagai

fenomena moneter, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam sektor

moneter akibat dari ekspansi jumlah uang beredar, kaum neo-structuralist

menekankan pada struktur sektor keuangan. Dasar pemikiran kaum neo-

structuralist ini adalah pengaruh uang terhadap perekonomian terutama

ditransmisikan dari supply side atau produksi.

Menurut pemikiran kaum neo-structuralist, uang merupakan salah satu

faktor penentu investasi dan produksi. Bila jumlah uang yang tersedia untuk

investasi melimpah, menyebabkan harga uang (suku bunga) akan murah, maka

volume investasi akan meningkat. Dengan meningkatnya volume investasi,

volume produksi juga akan meningkat. Sehingga, penawaran barang

meningkat, yang pada gilirannya akan menekan tingkat inflasi. Dengan dasar

pemikiran yang seperti ini, timbul pendapat bahwa deregulasi di sektor

finansial dan peningkatan jumlah uang beredar akan mendorong laju

pertumbuhan ekonomi seraya menekan inflasi.

Kaum strukturalis berpendapat, bahwa selain harga komoditi pangan,

penyebab utama terjadinya inflasi di negara-negara berkembang adalah akibat

inflasi dari luar negeri (imported inflation). Hal ini disebabkan antara lain oleh

harga barangbarang impor yang meningkat di daerah asalnya, atau terjadinya

Page 50: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

devaluasi atau depresiasi mata uang di negara pengimpor. Menurut

kesimpulan dari penelitian M.N. Dalal dan G. Schachter (1988), bila

kontribusi impor terhadap pembentukan output domestik sangat besar, yang

artinya sifat barang impor tersebut sangat penting terhadap price behaviour di

negara importir, maka kenaikan harga barang impor akan menyebabkan

tekanan inflasi di dalam negeri yang cukup besar. Selain itu, semakin rendah

derajat kompetisi yang dimiliki oleh barang impor (price inelastic) terhadap

produk dalam negeri, akan semakin besar pula dampak perubahan harga

barang impor tersebut terhadap inflasi domestik.

5. Akibat-akibat Buruk Inflasi

Akibat buruk inflasi dapat dibedakan kepada dua aspek, yaitu :

a Akibat buruk kepada perekonomian.

a) Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang lambat berlakunya

dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga

tersebut tidak secepatnya diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka

keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan

menggalakkan investasi di masa datang dan ini akan mewujudkan

percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi apabila inflasi lebih serius

keadaanya, perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan.

Pengalaman beberapa negara yang telah pernah mengalami inflasi hiper

menunjukkan bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan

sosial dan politik, dan tidak mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Terlebih

dahulu ekonomi harus distabilkan, dan ini termasuk usaha menstabilkan

harga-harga, sebelum pertumbuhan ekonomi yang teguh dapat

diwujudkan.

Page 51: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b) Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif. Pada masa inflasi

terdapat kecenderungan di antara pemilik modal untuk menggunakan

uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan

tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan

daripada melakukan investasi yang produktif.

c) Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi investasi. Untuk

menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi

keuangan akan menaikkan tingkat bunga keatas pinjamanpinjaman

mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang

akan mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi

kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sektor – sektor yang

produktif.

d) Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa

depan. Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan.

Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah

perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik. Keadaan

ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan

kegiatan ekonomi.

e) Menimbulkan masalah neraca pembayaran. Inflasi menyebabkan harga

barang impor lebih murah daripada barang yang dihasilkan di dalam

negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor

berkembang lebih cepat tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan

bertambah lambat. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih banyak

daripada yang masuk ke dalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan

memperburuk keadaan neraca pembayaran, defisit neraca pembayaran

Page 52: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

yang serius mungkin berlaku. Hal ini seterusnya akan menimbulkan

kemerosotan nilai mata uang.

b Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat

Akibat buruk keatas individu dan masyarakat dapat dibedakan kepada

tiga aspek seperti yang diterangkan dibawah ini :

a) Memperburuk distribusi pendapatan. Dalam masa inflasi nilai harta – harta

tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pabrik dan pertokoan akan

mengalami kenaikan harga yang adakalanya lebih cepat dari kenaikan

inflasi itu sendiri. Sebaliknya, penduduk yang tidak mempunyai harta yang

meliputi sebagian besar dari golongan masyarakat yang berpendapatan

rendah pendapatan riilnya merosot sebagai akibat inflasi. Dengan

demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.

b) Pendapatan riil merosot. Sebagian tenaga kerja di setiap negara terdiri dari

pekerja – pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan

harga – harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian

inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian

besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot.

c) Nilai riil tabungan merosot. Dalam perekonomian biasanya masyarakat

menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposito dan tabungan di

institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat

inflasi. Juga pemegangpemegang uang tunai akan dirugikan karena

kemerosotan nilai riilnya.

Page 53: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

6. Cara Mencegah Inflasi.

a. Kebijakan Moneter

Pencegahan inflasi dengan kebijakan moneter dilakukan melalui upaya

pengaturan jumlah uang beredar (JUB), uang beredar yang dimaksud adalah

uang giral (demand deposit). Pengaturan jumlah uang beredar ini dapat

melalui penetapan cadangan minimum yakni dengan meningkatkan cadangan

minimum sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil. Disamping cara ini bank

sentral bisa juga dapat menggunakan kebijakan diskonto, apabila tingkat

diskonto dinaikkan (oleh bank sentral) maka gairah bank umum untuk

meminjam makin kecil sehingga cadangan yang ada pada bank sentral juga

mengecil, akibatnya kemampuan bank umum memberikan pinjaman pada

masyarakat makin kecil sehingga jumlah uang beredar turun dan inflasi dapat

dicegah. Kebijakan lain yang dapat digunakan adalah kebijakan politik pasar

terbuka, yakni dengan menjual surat berharga guna menekan laju inflasi.

b. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran

pemerintah serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi

permintaan total dengan demikian akan mempengaruhi harga kebijakan fiskal

yang berupa pengurangan pengeluran pemerintah serta kenaikan pajak akan

dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.

c. Kebijakan yang berkaitan dengan Output

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi, kenaikan jumlah

output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk

sehingga impor barang cenderung meningkat, bertambahnya jumlah uang

didalam negeri cenderung menurunkan harga.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing

Kebijakan ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga serta

mendasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah kalau indeks

harga naik maka upah atau gaji juga akan naik.

C. Jumlah Uang Beredar

Uang yang beredar adalah seluruh uang kartal ditambah uang giral yang

tersedia dan digunakan oleh masyarakat. Uang kartal adalah uang tunai yang

dikeluarkan pemerintah atau bank sentral yang langsung dibawah kekuasaan

masyarakat umum untuk menggunakannya Sedangkan uang giral adalah seluruh nilai

saldo rekening koran (giro) yang dimiliki masyarakat pada bank – bank umum

(Boediono, 1993)

Kewajiban sistem moneter yang terdiri atas uang kartal dan uang giral dalam

arti sempit atau narrow money (M1). Adapun kewajiban yang meliputi uang kartal,

uang giral dan uang kuasi disebut uang beredar dalam arti luas atau broad money

(M2). Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh

Bank Indonesia sebagai alat pembayaran yang sah. Uang giral adalah simpanan

Rupiah milik penduduk pada sistem moneter yang terdiri atas rekening giro, kiriman

uang (transfer) dan kewajiban segera lainnya antara lain simpanan berjangka yang

telah jatuh waktu. Uang kuasi merupakan simpanan Rupiah dan valuta asing milik

penduduk pada sistem moneter yang untuk sementara waktu kehilangan fungsinya

sebagai alat tukar. Uang kuasi terdiri atas simpan berjangka dan tabungan dalam

Rupiah, serta simpanan dalam valuta asing lainnya (Bank Indonesia, 2005).

Menurut Nopirin (2000), M1 bersifat liquid sebab proses menjadikanya uang

kas sangat cepat. Sedangkan M2 karena mencakup deposito berjangka maka

liquiditasnya lebih rendah, untuk menjadikannya uang kas, deposito berjangka

Page 55: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

memerlukan waktu (3, 6, 12 bulan). Dan apabila dijadikan uang kas sebelum jangka

waktu tersebut maka kena penalty atau denda.

Jumlah uang beredar pada suatu saat adalah penjumlahan dari uang kartal

ditambah uang giral. Dalam kepustakaan ekonomi moneter rumus ini menyatakan

uang beredar dalam arti sempit (narrow money). Dan dirumuskan sebagai berikut :

M1=K+D

Dimana :

M1 = Uang beredar dalam arti sempit (narrow money)

K = Uang kartal ( currency)

D = Uang giral (demand deposit)

Sedangkan pengertian yang lain, yaitu uang yang beredar dalam arti luas

adalah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) ditambah uang kuasi (quasy

money). Uang kuasi adalah sesuatu yang mendekati ciri uang termasuk deposito dan

tabungan. Hal itu disebut uang beredar dalam arti luas (broad money) dan dirumuskan

sebagai berikut :

M2 = M1 + T

Dimana :

M2 = uang yang beredar dalam arti luas (broad money)

M1 = uang yang beredar dalam arti sempit (narrow money)

T = saldo deposito berjangka dan tabungan miliki masyarakat pada bank.

Namun dalam keadaan-keadaan tertentu narrow money mungkin tidak

berkembang sejalan dengan broad money, seperti misalnya pada awal 70-an di

Indonesia. Pada waktu itu broad money meningkat lebih cepat daripada narrow

money karena kenaikan yang menyolok dari deposito di bank-bank. Salah satu

sebabnya adanya aliran uang masuk dari luar negeri karena tingkat bunga deposito di

Page 56: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Indonesia sangat tinggi. Perubahan kepercayaan masyarakat terhadap nilai uang bisa

pula mempengaruhi perkembangan masing-masing konsep “uang beredar” secara

berbeda.

Ada lagi pengertian yang lain, yaitu M3 adalah M2 ditambah dengan deposito

berjangka dengan jumlah besar, pasar uang antar bank berjangka, surat berharga pasar

uang yang dikuasai oleh lembaga (institution only money market mutual funds).

Jumlah uang beredar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah uang beredar dalam

arti luas atau M2.

D. Nilai Tukar Atau Kurs

1. Pengertian Nilai Tukar Atau Kurs

Nilai tukar di definisikan sebagai nilai suatu mata uang yang dibutuhkan

untuk mendapatkan satu unit mata uang lainnya (Lipsey, et al., 1997). Sedangkan

menurut Mishkin (2001), nilai tukar mata uang suatu negara adalah harga mata

uang suatu negara tersebut yang dihitung dalam mata uang negara lain. Menurut

Hossain dan Chowdhury (1998), kurs nominal adalah harga dari mata uang asing

dalam bentuk mata uang domestik, kurs nominal dapat dinyatakan dalam

persamaan berikut:

e = Pd / Pf

Dimana:

e = kurs nominal,

Pd = harga domestik,

Pf = harga luar negeri

Menurut Mankiw (2000), nilai tukar dibagi menjadi dua yaitu nilai tukar

nominal (nominal exchange rate) dan nilai tukar riil (real exchange rate). Nilai

tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara, sedangkan nilai

Page 57: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tukar riil adalah harga relatif dari barang – barang kedua negara. Hubungan antara

nilai tukar riil dan nilai tukar nominal adalah sebagai berikut:

E = e • P /P*

dimana :

E = nilai tukar riil,

e = nilai tukar nominal,

P* = harga luar negeri,

P = harga dalam negeri.

2. Sistem Nilai Tukar

Setiap negara memiliki sistem nilai tukar yang berbeda sesuai dengan

keinginan pemerintah negara untuk menstabilkan nilai tukar tersebut. Kestabilan

nilai tukar itu dapat melalui intervensi bank sentral atau melalui mekanisme pasar.

Secara umum sistem nilai tukar yang diterapkan saat ini dapat dibagi atas tiga

sistem, yaitu sistem nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang terkendali

dan mengambang bebas.

a. Sistem Nilai Tukar Tetap

Sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) merupakan sistem mata

uang yang konvertibel di dalam suatu negara. Dalam sistem ini setiap individu

bebas melakukan jual beli valuta asing yang dinginkan dan untuk

mempertahankan nilai tukarnya, pemerintah melalui bank sentral melakukan

jual beli valuta asing.

Pada sistem ini nilai tukar ditetapkan pada nilai tertentu, bank sentral

akan selalu siap untuk menjual atau membeli kebutuhan devisa untuk

mempertahankan nilai tukar yang telah ditetapkan. Apabila nilai tukar tersebut

Page 58: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

tidak dapat lagi dipertahankan maka bank sentral dapat melakukan devaluasi

ataupun revaluasi atas nilai tukar yang ditetapkan (Warjiyo, 2004).

b. Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas

Menurut Warjiyo (2004), Pada sistem nilai tukar mengambang

(floating exchange rate), nilai tukar dibiarkan bergerak sesuai dengan

kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar. Dengan demikian,

nilai tukar akan menguat apabila terjadi kelebihan penawaran, dan sebaliknya

nilai tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan permintaan di pasar valuta

asing. Kelebihan sistem ini yaitu sebuah negara tidak harus mempunyai

cadangan devisa yang besar sebab bank sentral tidak harus mempertahankan

nilai tukar pada level tertentu.

c. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali

Otoritas moneter dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali (free

floating exchange rate) memiliki wewenang untuk melakukan intervensi di

pasar valuta asing. Hal ini dilakukan untuk melunakkan fluktuasi jangka

pendek tanpa bermaksud mempengaruhi trend kurs jangka panjang. Otoritas

moneter ini menggunakan cadangan devisa untuk mengatasi kelebihan valuta

asing jangka pendek, sehingga mengurangi tekanan depresiasi yang

berlebihan.

Bank Sentral menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari

pergerakan nilai tukar yang disebut ’intervention band’ atau batas pita

intervensi. Nilai tukar akan ditentukan sesuai mekanisme pasar sepanjang

berada di dalam batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, jika nilai

tukar melewati batas tersebut maka bank sentral akan secara otomatis

Page 59: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak

kembali ke dalam pita intervensi (Warjiyo, 2004).

3. Teori Nilai Tukar atau Kurs

a. Pendekatan Perdagangan atau Pendekatan Elastisitas Terhadap Pembentukan

kurs.

Teori kurs ini merupakan teori kurs tradisional yang berdasarkan pada

kajian terhadap arus pertukaran barang dan jasa antar negara. Teori ini melihat

bahwa nilai tukar atau kurs antara dua mata uang dari dua negara ditentukan

oleh besar kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlangsung di antara

kedua negara tersebut.

Menurut pendekatan moneter, kurs ekuilibrium adalah kurs yang

menyeimbangkan nilai impor dan nilai ekspor dari suatu negara. Jika nilai

impor negara tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspornya, maka

kurs mata uangnya akan mengalami peningkatan, dan hal ini akan berlangsung

secara cepat dalam sistem kurs mangambang yang berlaku. Peningkatan kurs

tersebut akan membuat harga dari berbagai komoditi ekspornya menjadi lebih

murah bagi para importir sedangkan berbagai produk barang dan jasa impor

menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. Akibatnya, ekspor dari negara

tersebut akan mengalami kenaikan sedangkan impornya akan terus menurun

sampai pada akhirnya nilai perdagangan internasionalnya benar – benar

seimbang (Salvatore, 1997).

Karena kecepatan proses penyesuaian tersebut ditentukan oleh

seberapa responsive atau elastis impor dan ekspor terhadap perubahan –

perubahan harga, maka pendekatan ini disebut juga pendekatan elastis.

Page 60: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Pendekatan ini menekankan pentingnya peran perdagangan atau arus

pertukaran barang dan jasa dalam pembentukan kurs.

b. Teori Persamaan Daya Beli terhadap Pembentukan Kurs

Teori persamaan daya beli atau The Theory of Purchasing Power

Parity pertama kali ditemukan oleh David Ricardo pada tahun 1817 dan

belakangan dikembangkan oleh Gustav Cassel sekitar tahun 1916.

Teori ini berdasarkan logika bahwa mata uang dalam standar kertas

tidak mempunyai nilai intrinsik atau tidak didukung dan dikaitkan nilianya

dengan suatu komoditi tertentu yang dijadikan standar sehingga nilai uang

tersebut di dalam negeri ditentukna oleh kemampuan daya belinya. Secara

internasional kurs valuta mata uang antar negara ditentukan oleh perbandingan

tenaga belinya masing-masing atau oleh tenaga beli relatifnya. Karena itu kurs

valuta harus mencerminkan perbedaan tingkat harga di masing – masing

negara (Wijaya, 1990).

Apabila jumlah uang di negara mengalami perubahan naik atau

berkurang akan mempengaruhi pula terhadap perbandingan harga uang dari

dua jenis mata uang yang bersangkutan. Kurs tersebut adalah stabil selama

permintaan dan penawaran kedua jenis uang tersebut tetap seimbang. Jika

permintaan uang suatu negara lebih kuat dari negara lain maka akan

menguatkan nilai uang negara tersebut dan nilai uang negara lain akan

menjadi lemah.

c. Pendekatan Moneter terhadap Pembentukan Kurs

Pendekatan ini menyatakan bahwa kurs tercipta dalam proses

penyamaan atau penyeimbangan stok atau total permintaan dan penawaran

mata uang nasional di masing – masing negara. Penawaran uang diasumsikan

Page 61: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dapat ditetapkan atau diciptakan secara independen oleh otoritas moneter di

negara yang bersangkutan. Namun sebaliknya, permintaan uang sangat

ditentukan oleh tingkat pendapatan riiil oleh negara tersebut, atau tingkat

harga-harga umum yang berlaku serta suku bunga (Salvatore, 1997).

Peningkatan penawaran uang yang kemudian mengakibatkan

penurunan suku bunga riil dapat mempengaruhi situasi di pasar – pasar

finansial dan besaran kurs secara seketika. Bila tingkat penawaran naik, maka

akan menyebabkan arus modal keluar bertambah karena adanya selisih bunga

di negara itu dan negara lainnya. Dan pada akhirnya hal ini akan

mengakibatkan depresi mata uang negara tersebut.

d. Pendekatan Keseimbangan Portofolio terhadap Pembentukan Kurs

Pendekatan ini merupakan salah satu jenis pendekatan moneter yang

lebih realistis dan memuaskan. Hal ini dikarenakan asumsinya yang

menyatakan bahwa uang hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis aset

finansial. Dalam pendekatan ini ditekankan bahwa kurs sesungguhnya

terbentuk dalam proses penyamaan dan penyeimbangan stok atau total

permintaan atau penawaran aset – aset finansial.

Kemudian dirumuskan bahwa kenaikan penawaran uang di negara

tersebut akan mendorong terjadinya kemerosotan suku bunga di negara

tersebut, sehingga membuat investor menukarkan obligasi domestiknya

menjadi mata uang domestik dan obligasi luar negeri. Pembelian besar –

besaran atas obligasi luar negeri akan menimbulkan depresiasi mata uang

domestik. Depresiasi selanjutnya akan daapt merangsang ekspor negara

domestik dan menurunkan impornya, sehingga akan membuat surplus

Page 62: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

perdagangan bagi negara tersebut yang disusul dengan apresiasi mata

uangnya.

E. Pengaruh Kurs terhadap Jumlah Uang beredar

Dalam jangka panjang, kurs dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang

disebabkan oleh masuknya deposito dalam valuta asing sebagai komponen uang

kuasi, karena fluktuasi dari kurs akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam

memegang uang kuasi. Hal ini disebabkan karena adanya unsur spekulasi dan

ketidakpastian di masa mendatang yang menjadi salah satu pertimbangan bagi

seseorang untuk mengkonversikan kekayaannya dalam aktiva – aktiva yang

menguntungkan.

Dengan demikian jika nilai dollar AS terapresiasi berarti kurs dollar AS

terhadap rupiah meningkat, masyarakat cenderung akan memilih memegang dollar

AS dan menabung atau mendepositokan uangnya dalam bentuk valuta asing, dimana

rekening dan deposito dalam valuta asing ini merupakan komponen uang kuasi,

sehingga uang kuasi akan meningkat, yang berarti jumlah uang beredar pun akan

meningkat.

F. Tingkat Suku Bunga SBI

Para ekonom membedakan antara suku bunga nominal dan suku bunga riil.

Perbedaan ini adalah relevan ketika seluruh tingkat harga berubah. Suku bunga

nominal (nominal interest rate) adalah tingkat bunga yang biasa dilaporkan, tingkat

bunga yang investor bayar untuk meminjam uang. Suku bunga riil (real interest rate)

adalah tingkat bunga nominal yang dikoreksi karena pengaruh inflasi (Mankiw,

2000).

Bank Indonesia selalu menetapkan tingkat suku bunga tertentu dari waktu ke

waktu, suku bunga tersebut dinamakan suku bunga SBI. Suku bunga SBI dihitung

Page 63: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dengan menggunakan rata – rata tertimbang dan memperhitungkan bobot volume

transaksi yang terjadi pada periode yang bersangkutan (Bank Indonesia, 2005).

Sertifikat Bank Indonesia adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk

kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dari Bank Sentral (Bank

Indonesia). Dimana pembelian SBI ini dilakukan melalui mekanisme sistem

perbankan, yaitu penempatan atau pencairan kembali dana – dana perbankan dan dana

BUMN maupun perusahaan milik negara. Hasil yang diterima dari penempatan dana

dalam bentuk SBI dinyatakan sebagai tingkat suku bunga SBI yang besarnya

dinyatakan dalam bentuk persen (%) pertahun setiap bulan, data ini diperoleh dari

laporan tahunan Bank Indonesia.

Suku bunga SBI seringkali dipersepsikan sebagai suku bunga kebijakan Bank

Indonesia, baik oleh pelaku pasar maupun oleh masyarakat secara umum. Bukti

empiris atas hal ini misalnya terlihat dari hasil survey Bank Indonesia yang

menunjukkan bahwa pembentukan suku bunga deposito perbankan sangat

dipengaruhi oleh suku bunga SBI.

Operasi yang dilakukan oleh bank sentral (Bank Indonesia) adalah dengan

menjual SBI sebagai sarana mengurangi jumlah uang yang beredar lewat mekanisme

sistem perbankan. Sebagai contoh, adanya kebijakan uang ketat dari Bank Indonesia

yaitu dengan cara menaikkan tingkat suku bunga SBI dengan harapan agar lembaga

keuangan (kalangan perbankan) menempatkan sebagian dananya ke Bank Indonesia.

Kondisi ini akan mempengaruhi tingkat suku bunga domestik menjadi naik.

Perekonomian mengalami kontraksi, pengurangan ekspansi kredit, dan pengurangan

jumlah uang yang beredar disebabkan adanya sebagian dana yang masuk ke Bank

Indonesia. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk menekan laju inflasi.

Page 64: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah

yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu

pendek dengan sistem diskonto (Bank Indonesia), munculnya SBI sebagai akibat

kebijakan deregulasi pemerintah pada tanggal 1 Juni 1983 yang lebih dikenal dengan

PAKJUN 1983, dari sisi moneter inti dari kebijakan ini adalah :

1. Kebebasan pada bank pemerintah untuk menetapkan suku bunga deposito,

sebelumnya suku bunga deposito ini masih diatur oleh Bank Indonesia.

2. Dihapuskannya ketentuan yang mengatur pembatasan ekspansi aktiva dalam

negeri bersih perbankan, yang sebelumnya digunakan sebagai salah satu

instrumen. Intervensi langsung sebagai gantinya pemerintah menggunakan

instrumen tidak langsung yaitu penentuan cadangan minimum, operasi pasar

terbuka (OPT), fasilitas diskonto, dan moral suasion.

3. Pengurangan penyediaan KLBI pada kredit program.

G. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang amat penting

dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu

negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian

akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.

Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

faktor – faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada

gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi

yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka

diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan

turut meningkat.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan bila seluruh balas jasa

riil terhadap penggunaan faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada

tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami

pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar

daripada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi memiliki dua pengertian, yaitu pertumbuhan dalam

GNP real atau NNP real yang terjadi dalam jangka waktu tertentu, atau

pertambuhan dalam GNP real perkapita atau NNP real per kapita dengan

berlangsungnya waktu.

Prof. Simon Kuznet dalam kuliahnya pada peringatan Nobel

mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam

kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang –

barang ekonomi kepada penduduknya.

Menurut Schumpeter pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan

output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor

produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa ada perubahan

dalam cara atau teknologi prouksi.

Menurut Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan

kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang berangkutan untuk menyediakan

berbagai barang dan jasa ekonomi kepada penduduknya. Adanya pertumbuhan

ekonomi yang tinggi dan proses yang berkelanjutan merupakan kondisi utama

bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena penduduk dan kebutuhan

ekonomi bertambah terus, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.

Hal ini hanya bisa didapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau

Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi

Page 66: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang berarti juga

penambahan pendapatan nasional (Tambunan, 2001).

Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah

tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Ada beberapa alasan yang

mendasari pemilihan pertumbuhan PDB dan bukan indikator lainnya seperti

misalnya, pertumbuhan Produk nasional Bruto (PNB) sebagai indikator

pertumbuhan. Alasan – alasan tersebut adalah :

a. PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas

produksi di dalam perekonomian. Hal ini berarti peningkatan PDB juga

mencerminkan peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang

digunakan dalam aktivitas produksi tersebut.

b. PDB dihitung atas dasar konsep aliran (flow concept). Artinya perhitungan

PDB hanya mencakup nilai produk yang dihasilkan pada satu periode

tertentu. Perhitungan ini tidak mencakup nilai produk yang dihasilkan

pada periode sebelumnya. Pemanfaatan konsep aliran guna menghitung

PDB, memungkinkan kita untuk membandingkan jumlah output yang

dihasilkan pada tahun ini dengan tahun sebelumnya.

c. Batas wilayah perhitungan PDB adalah negara (perekonomian domestik).

Hal ini memungkinkan kita untuk mengukur sejauh mana kebijaksanaan –

kebijaksanaan ekonomi yang diterapkan pemerintah mampu mendorong

aktivitas perekonomian domestik.

Perlu diperhatikan, untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, data

PDB yang digunakan adalah data PDB atas dasar harga konstan. Dengan

menggunakan data atas dasar harga konstan, maka pertumbuhan PDB semata-

mata hanya mencerminkan pertumbuhan output yang dihasilkan perekonomian

Page 67: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

pada periode tertentu. Sebab dengan menggunakan data PDB atas dasar harga

konstan pengaruh perubahan harga terhadap nilai PDB (atas dasar harga berlaku)

telah dihilangkan (Susanti, 2000).

PDB sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian.

Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal dalam

periode waktu tertentu. Ada dua cara untuk melihat statistik ini (Mankiw, 2000).

PDB sebagai perekonomian total dari setiap orang didalam perekonomian. Cara

lain untuk melihat PDB adalah sebagai pengeluaran total pada output barang dan

jasa perekonomian. PDB yang dihitung berdasarkan harga berlaku, tidak secara

akurat dapat mencerminkan sejauh mana perekonomian dapat memuaskan

permintaan rumah tangga perusahaan dan pemerintah. Jika seluruh harga

digunakan tanpa perubahan dalam jumlah PDB akan berlipat ganda. Akan tetapi,

hal ini tidak benar untuk menguraikan bahwa kemampuan perekonomian untuk

memuaskan permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang

diproduksi tetap sama. Para ekonomi menyebut nilai barang dan jasa yang diukur

dengan harga berlaku sebagai PDB nominal. Ukuran kemakmuran ekonomi yang

lebih baik akan menghitung output barang dan jasa perekonomian dan tidak

dipengaruhi oleh perubahan harga. Untuk tujuan ini, para ekonom menggunakan

PDB riil, yakni nilai barang dan jasa diukur dengan menggunakan harga konstan.

PDB riil menunjukkan apa yang terjadi terhadap pengeluaran output jika jumlah

berubah tetapi harga tidak berubah. (Mankiw, 2000).

2. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi

Prof. Kuznets mengemukakan enam karakteristik atau ciri proses

pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemukan di hampir semua negara yang maju

sebagai berikut.

Page 68: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a. Tingginya pertumbuhan output perkapita dan petumbuhan penduduk semua

negara yang sekarang maju pernah mengalami tingkat pertumbuhan output

perkapita dan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi selama periode awal

pertumbuhan ekonomi modern mereka.

b. Tingkat kenaikan total produktivitas faktor yang tertinggi

Karakteristik kedua dari pertumbuhan ekonomi modern adalah laju

kenaikan total produktivitas faktor (TPF, total factor productivity) yakni,

output yang dihasilkan masing – masing unit input dari seluruh input atau

fktor produksi yang dipergunakan untuk membuat output tersebut yang

relative dipergunakan untuk membuat output tersebut, yang relative amat

tinggi.

c. Tingginya tingkat transformasi structural ekonomi

Tingkat perkembangan struktural dan sektor yang tinggi yang melanda

segenap aspek kehidupan perekonomian. Prosesnya sendiri menyatu dengan

proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses

perubahan structural antara lain mencakup pergeseran pemusatan aktivitas

pertanian secara berangsur-angsur dari sector pertanian ke sector non

pertanian, perubahan besar dalam skala atau rata-rata unit produksi.

d. Tingkat transformasi social, politik, dan ideologi yang tinggi

Agar perubahan ekonomi secara struktural dapat berlangsung secara

cepat dalam suatu masyarakat, maka masyarakat itu sendiri harus

mengupayakan transformasi sikap, kelembagaan dan ideology dalam waktu

yang bersamaan. Contoh transformassi social tersebut antara lain berupa

proses urbanisasi secara umum, penerapan berbagai pemikiran, gagasan,

sikap-sikap dan lembaga-lembaga baru yang prosesnya secara keseluruhan

Page 69: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dikenal dengan istilah modernisasi. Gunnar Myrdal telah membuat daftar

penjang mengenai apa yang disebut sebagai cita-cita modernisasi. Adapun

cita-cita yang seharusnya terjadi dalam modernisasi menurut Myrdal, adalah

sebagai berikut:

a) Rasionalitas

Rasionalitas adalah perlunya dilakukan suatu substitusi metode-

metode modern dalam bidang pemikiran, pelaksanaan kegiatan-kegiatan

produksi, distribusi, dan persiapan konsumsi dihari tua serta segenap

praktek tradisional lainnya.

b) Perencanaan ekonomi

Perencanaan ekonomi adalah pencarian sistem perumusan dan

penerapan yang terkoordinir dan rasional atas berbagai kebijakan guna

mempercepat pertumbuhan ekonomi dan proses-proses pembangunan pada

umumnya.

c) Persamaan social dan ekonomi

Rangkaian usaha guna mendapatkan persamaan guna mendapatkan

persamaan status, kesempatan, kekayaan, pendapatan dan taraf hidup.

d) Peningkatan kualitas institusional dan sikap-sikap

Perubahan ini perlu dalam rangka meningkatkan efisiensi tenaga

kerja dan ketekunan setiap orang dalam bekerja, mendorong semangat dan

kemampuan untuk bersaing, memacu mobilitas social dan ekonomi dan

tumbuhnya perusahaan-perusahaan perorangan yang kokoh dan mantap,

memberikan persamaan yang lebih besar bagi setiap orang untuk

memperoleh kesempatan meningkatkan produktifitas serta pada akhirnya

Page 70: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

guna menaikkan tariff hidup rakyat dan memacu proses pembangunan

secara keseluruhan.

e) Penetrasi ekonomi internasional

Langkah-langkah untuk membuka kemungkinan kea rah dominasi

politik dan ekonomi oleh Negara-negara yang maju atas Negara-negara

yang miskin.

f) Keterbatasan penyebaran pertumbuhan ekonomi internasional

Terjadinya kenaikan output dunia yang luar biasa tetapi dalam

penyebarannya masih belum merata.

3. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi W. W Rostow

a. Tahap masyarakat tradisional

Pada masyarakat tradisional, tingkat produksi per kapita dan

tingkat produktifitas para pekerja masih sangat terbatas, karena sebagian

besar bersumber dari sector pertanian. Struktur sosialnya juga masih

sangat hierarki, yaitu anggota masyarakat mempunyai kemungkinan yang

sangat kecil untuk mengadakan perubahan secara vertical dalam struktur

social.

b. Tahap Prasyarat Lepas Landas

Rostow mendefinisikan tahap ini sebagai masa transisi pada saat

masyarakat mempersiapkan diri atau dipersiapkan diri dari luar, untuk

mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan agar terus berkembang

(self-sustained growth).

c. Tahap Lepas Landas

Dalam tahap lepas landas, pertumbuhan atau perkembangan

merupakan peristiwa yang berlaku. Pada permulaan lepas landas berlaku

Page 71: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

perubahan-perubahan yang sangat drastis pada masyarakat, seperti

revolusi politik dan revolusi teknologi.

d. Masa sesudah lepas landas

Masa sesudah lepas landas adalah masa di mana masyarakat sudah

secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar factor

produksi dan kekayaan alam lainnya.

e. Tahap Konsumsi Tinggi

Masa dimana pelatihan masyarakat lebih meneknkan pada masalah

yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat dan bukan

lagi masalah produksi. Dalam tahap konsumsi tinggi, terdapat tiga macam

tujuan masyarakat yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber-

sumber daya yang tersedia, yaitu sebagai berikut :

a) Memperbesar kekuasaan dan pengaruh Negara ke Negara lain

b) Menciptakan suatu kemakmuran yang merata pada penduduknya

dengan cara terciptanya pembagian pendapatan yang lebih merata

melalui system perpajakan lebih negative.

c) Mempertinggi konsumsi masyarakat diatas konsumsi keperluan utama

atau pokok yang sederhana atas makanan, pakaian, perumahan.

b Faktor-faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Produktivitas suatu Negara merupakan cerminan dari perkembangan

ekonomi suatu Negara. Factor-faktor yang menentukan produktifitasnya adalah

sebagai berikut : (Mankiw, 2000)

a. Modul fisik (physical capital) : peralatan infrastruktur yang digunakan untuk

memproduksi barang dan jasa.

Page 72: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Modul manusia (human capital) : pengetahuan dan keahlian yang diperoleh

bekerja melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

c. Sumber daya alam (natural resources) : input-input produksi barang dan jasa

yang disediakan oleh alam, seperti tanah, sungai dan kekayaan alam lainnya.

d. Pengetahuan dan teknologi (technological knowledge): pengetahuan

masyarakat tentang tatacara terbaik untuk memproduksi barang dan jasa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :

a) Tenaga kerja

Faktor tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi

terpenting dalam kaitannya dengan peningkatan PDB suatu Negara.

Semakin banyak tenaga kerja, maka produktivitasnya juga akan

meningkat. Namun hal ini tidak berlaku selamanya, sehingga setelah satu

tingkat menggunakan tenaga kerja tertentu, jumlah produk total yang

dapat dihasilkan tenaga kerja tersenut akan berkurang. Hal ini berarti

setelah jumlah tertentu dari tenaga kerja tersebut, produk marginal tenaga

kerja tambahan menjadi negative.

Dalam hal penambahan jumlah tenaga kerja bagi Negara

berkembang tidak ada masalah, karena Negara berkembang memiliki

jumlah penduduk yang besar dan selalu bertambah pula jumlah tenaga

kerja. Sedangkan dari segi kualitasnya, tenaga kerja dapat diperbaiki

dengan perbaikan tingkat kesehatan melalui perbaikan gizi dan

pendidikan.

Page 73: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

b) Kapital

Kapital dapat terbentuk melalui berbagai sumber diantaranya

tabungan masyarakat, pajak, pinjaman Negara, dan inflasi, sebagai berikut

(Sadono Sukirno, 2000)

1) Tabungan masyarakat

Tabungan merupakan sumber capital utama bagi pembangunan.

Keadaan tabungan di Negara-negara sedang berkembang umumnya

masih rendah sehubungan dengan kondisi perekonomian Negara

berkembang.

2) Pajak

Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang utama dan

digunakan untuk membiayai semua kegiatan pemerintah. Pemerintah

pajak merupakan bagian dari pendapatan rutin Negara, selisih antara

pendapatan rutin dan pengeluaran rutin pemerintah merupakan

tabungan pemerintah.

3) Pinjaman pemerintah

Pinjaman pemerintah dibedakan menjadi pinjaman dalam

negeri dan pinjaman luar negeri.

4) Penggunaan tenaga kerja yang mengaggur

Tenaga kerja yang menganggur pada umumnya memiliki

produktivitas marginal yang rendah. Tenaga kerja yang menganggur ini

dapat digunakan untuk pelaksanaan pembangunan terutama proyek

padat karya.

Page 74: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5) Inflasi

Inflasi yang rendah dapat digunakan untuk membiayai

pembangunan, khususnya pembiayaan bagi proyek-proyek pemerintah.

Dengan adanya deficit anggaran belanja pemerintah, pemerintah akan

mencetak uang sehingga menambah jumlah uang yang beredar. Hal ini

menyebabkan terjadinya peningkatan dalam permintaan akan barang

dan jasa sehingga menyebabkan harga barang naik. Dengan naiknya

harga barang naik. Dengan naiknya harga barang dan jasa, maka nilai

uang turun atau pendapatan riil masyarakat menurun. Dengan kata lain

masyarakat terpaksa membayar suatu pungutan kepada pemerintah,

tetapi pungutan ini tidak terasa.

6) Sumber daya alam dan lingkungan

Tersedianya sumber daya alam yang cukup merupakan factor

pendorong keberhasilan pembangunan ekonomi suatu Negara. Jika

Negara yang bersangkutan mampu memanfaatkannya semaksimal

mungkin, dengan adanya sifat-sifat sumber daya alam yang berbeda-

beda pula demi kelestarian pembangunan ekonomi Negara yang

bersangkutan.

7) Teknologi

Teknologi adalah cara untuk mengolah dan menghasilkan suatu

jenis barang tertentu. Teknologi mempunyai hubungan dengan inovasi

yaitu penemuan baru yang telah diterapkan dalam proses produksi.

Sehingga tingkat produktivitas meningkat dan pendapatan masyarakat

juga meningkat.

Page 75: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

8) Faktor social

Disamping factor-faktor ekonpomi yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi suatu Negara, factor social juga mempunyai

peranan yang penting. Factor social ini diantaranya keamanan, politik,

adat istiadat, agama, system pemerintahan dan sebagainya.

H. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian Irawan dan Safuan

Irawan dan Safuan dalam penelitian mereka yang berjudul “Kebijakan

Moneter, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi : Pengujian Hipotesis Ekspektasi

Rasional dengan Analisis VAR”, menganalisis efektivitas kebijakan moneter di

Indonesia dengan rentan waktu dan decade terakhir. Implementasi kebijakan

moneter dalam berbagai literatur seringkali memunculkan pertanyaan bagaimana

efektifitas kebijakan tersebut dapat dipertahankan. Dengan menggunakan

pendekatan rational expectation dengan data Indonesia, studi ini menemukan

bahwa tingkat inflasi di Indonesia dipengaruhi secara signifikan oleh kebijakan

moneter yang bersifat dapat diantisipasi. Kebijakan moneter yang dapat

diantisipasi juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Penelitian Djivre dan Ribon (2003)

Djivre dan Ribon (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Inflation,

Unemployment, The Exchange Rate, and Monetary Policy in Israel, 1990-99: a

SVAR Approach”, menjelaskan efek kebijakan moneter pada perekonomian Israel,

tingkat pengangguran dan evolusi harga pada periode 1990-1999, dengan

menggunakan pendekatan Structural Vector Autoregression (SVAR). Untuk

menjelaskan penelitian ini digunakan empat variabel endogen yaitu tingkat

pengangguran, inflasi, suku bunga nominal Bank of Israel dan nilai tukar. Analisis

Page 76: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

IRF pada model penelitian mengindikasikan bahwa kebijakan moneter ketat yang

tidak diharapkan akan diikuti oleh penurunan inflasi secara lambat dan tingkat

pengangguran akan meningkat. Dengan analisis shock struktural aktual, diketahui

bahwa guncangan suplay merupakan penyebab utama mengapa pengangguran

menyimpang dari long term levelnya.

3. Penelitian Nuryati, Siregar, dan Ratnawati

Nuryati, Siregar, dan Ratnawati melakukan penelitian dengan judul

“Dampak Kebijakan Inflation Targeting Terhadap Bebebrapa Variabel

Makroekonomi di Indonesia”. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui dampak

dari kebijakan inflasi targeting terhadap variable-variabel makro ekonomi di

Indonesia setelah berlakunya UU No. 23/1999 dan kemudian di amademen

menjadi UU No. 3/2004 dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan inflation

targeting. Untuk itu diperlukan adanya berbagai peraturan perundangan yang

memadai untuk meningkatkan efektivitas penerapan inflation targeting. Hasil

analisi nilai tukar di hitung dengan analisis FEVD. Selain itu digunakan alat

analisis IRF untuk menghitung shock kebijakan moneter terhadap pengendalian

harga (inflasi) direspon oleh banyak variabel ekonomi, tidak hanya oleh nilai

tukar.

4. Daoud, Sarsour, Shanti (2008).

Daoud, Sarsour, Shanti melakukan penelitian dengan judul “Forecasting

Inflation Rate Behavior In Palestine: A Time Series Analysis”. Penelitian ini

bertujuan muntuk menyelidiki hubungan ekuilibrium jangka panjang dan jangka

pendek antara harga di Palestina, uang beredar dan haga di Israel dengan

penerapan serangkaian waktu analisis yang mencakup kointegrasi untuk

persamaan tunggal, prosedur untuk sistem kointegrasi Johanson multivariate, dan

Page 77: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

analisis kausalitas Granger. Data akan mencakup periode 1970-2007. Untuk

menangkap hubungan jangka pendek yang akan kita gunakan vec, ECM, dan

pengujian analisis VAR untuk exogeneity lemah, kointegrasi dan peramalan.

I. Kerangka Teoritis

Dalam memecahkan suatu masalah perlu disusun suatu kerangka pemikiran

agar mempunyai bentuk yang terarah pada pemecahan masalah. Skema kerangka

pemikiran dari pengaruh kebijakan moneter dalam menstabilakn inflasi dan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya setelah diberlakukan kebijakan

moneter inflation targeting adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Kerangka Teoritis

Keterangan gambar :

Untuk membantu proses berfikir dari permasalah yang dikemukakan,

berdasarkan acuan tinjauan pustaka dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

Pemerintah menetapkan sasaran laju inflasi yang dijaga oleh Bank Sentral atau BI

dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter dan pada bulan juli tahun 2005 Bank

Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran

utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework). Selain inflasi Bank

Indonesia juga menetapkan sasaran-sasaran moneter lainnya yaitu tingkat suku bunga,

kurs yang menganut nilai tukar mengambang dan jumlah uang beredar.

Pemerintah

Bank Sentral/ BI

Kebijakan Moneter

Inflasi

Kurs

Tingkat Suku Bunga

JUB

Pertumbuhan Ekonomi INA

Page 78: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Inflasi sebagai target utama dari kebijakan moneter berpengaruh negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila inflasi meningkat maka harga-harga akan

meningkat akibatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa menurun, sehingga

akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menurun.

Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan dalam tingkat suku bunga akan mempengaruhi permintaan uang

domestik dikarenakan motif berspekulasi yang selanjutnya menurunkan permintaan

terhadap uang dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan perekonomian negara

menjadi buruk sehingga pertumbuhan ekonomi menurun.

Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Apabila JUB meningkat akan mengakibatkan inflasi sehingga permintaan masyarakat

akan barang dan jasa menurun dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi menurun.

Kurs berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila kurs meningkat

maka harga faktor produksi meningkat, sehingga pengeluaran pemerintah meningkat

yang akan mengakibatkan permintaan masyarakat menurun sehingga produktifitas

turun dan permintaan akan faktor produksi menurun dan pada akhirnya pertumbuhan

ekonomi menurun.

Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap variabel-variabel

makroekonomi. Pertumbuhan ekonomi meningkat apabila variabel makroekonomi

berjalan dengan stabil. Seperti rendahnya laju inflasi, terkendalinya jumlah uang

beredar, stabilnya nilai tukar sehingga memberikan ruang gerak bagi kebijakan

moneter untuk menurunkan suku bunga secara bertahap sehingga memberikan

dorongan bagi proses terciptanya pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu Negara secara tidak langsung dapat di pengaruhi

oleh keadaan politik di pemerintahan. Apabila keadaan politik di suatu Negara

Page 79: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

mengalami keadaan yang buruk maka pertumbuhan ekonomi pun akan menurun

begitu juga sebaliknya.

J. Hipotesis

Hipotesis yang dirimuskan untuk penelitian ini adalah:

i. Diduga Inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang.

2) Diduga Kurs berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang.

3) Diduga JUB berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka pendek dan jangka panjang.

4) Diduga Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Page 80: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh dari kebijakan moneter

yang mempengaruhi tingkat inflasi serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam

jangka panjang dan jangka pendek dengan model Koreksi Kesalahan (ECM).

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan data runtut waktu (time series)

antara tahun 2000-2010, sehingga diperoleh data 20 data time series yang terdiri dari

satu variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi dan empat variabel bebas yaitu

inflasi, kurs, tingkat suku bunga SBI, dan JUB. Pemilihan periode waktu tersebut

dimaksudkan karena kondisi perekonomian di Indonesia mengalami pasca krisis

akibat krisis ekonomi dan moneter yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi

mengalami ketidakstabilan dan mengubah kebijakan moneter melalui penetapan

sasaran moneter (Inflation Targeting Framework) sehingga menarik untuk diamati.

B. Jenis dan Sumber Data

a Jenis Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Jenis data

yang digunakan adalah data time series antara tahun 2000-2010 yang terdiri dari

satu variabel terikat yaitu pertumbuhan ekonomi dan empat variabel bebas yaitu

inflasi, kurs, tingkat suku bunga SBI, dan jumlah uang beredar.

b Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari berbagai sumber, yaitu data publikasi Statistik Ekonomi dan

Keuangan Indonesia (SEKI) dari Bank Indonesia (BI), publikasi Badan Pusat

Satistik Indonesia (BPS), dan data lain yang bersumber dari referensi studi

Page 81: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

kepustakaan melalui makalah, jurnal, artikel dan bahan lain dari berbagai situs

website yang mendukung. Penelitian ini menggunakan data bulanan. Oleh karena

itu, untuk mendukung penelitian dilakukan interpolasi data tahunan ke data

bulanan dengan formulasi sebagai berikut (Insukindro,1990)

……………….. (3.1)

Berdasarkan rumus tersebut dapat diperoleh cara untuk menurunkan data

bulanan sebagai berikut:

Page 82: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dimana merupakan data pada bulan ke – 1, 2, 3,

…….., dank e – 12.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, jadi teknik

yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan studi kepustakaan. Yang

dimaksud dengan teknik kepustakaan meliputi bahan-bahan bacaan yang relevan

dengan mengumpulkan berbagai data maupun teori-teori yang relevan guna

mendapatkan bahan yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Devinisi Operasional Variabel

1. Varibel Dependen

Variabel dependen atau sering juga disebut variabel terikat merupakan

variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi tahun 2000 -

2010.

Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang

berlaku dari tahun ke tahun dalam persentase. Untuk mengetahui tingkat

pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan cara membandingkan produk domestik

Page 83: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

bruto riil (PDB riil) dari berbagai tahun. PDB riil adalah jumlah produksi barang-

barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam batas wilayah suatu negara selama satu

tahun menurut harga tetap yaitu dengan cara menilainya kembali berdasarkan

kepada harga-harga pada tahun dasar perbandingan dengan menggunakan indeks

harga konsumen (Price Index).

Laju pertumbuhan ekonomi :

%1001

1 xPDB

PDBTPDB

t

tt

-

--…………….. (3.2)

Keterangan:

tPDB = Produk domestik bruto pada tahun t

1-tPDB = Produk domestik bruto pada tahun t-1

Namun dalam penelitian ini Pertumbuhan ekonomi bersumber dari laporan

perkembangan beberapa indikator utama sosial ekonomi Indonesia yang diterbitkan

oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS).

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang bisa

mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel independen yang

digunakan adalah:

a. Laju Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga secara umum yang terjadi di suatu

wilayah dalam waktu tertentu. Tingkat inflasi yang digunakan merupakan

hasil dari perhitungan berdasarkan IHK dan dinyatakan dalam bentuk persen

(%) setiap tahun.

Page 84: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Tingkat Suku Bunga SBI

Sertifikat Bank Indonesia adalah salah satu instrumen yang digunakan

untuk kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dari Bank

Sentral (Bank Indonesia). Dimana pembelian SBI ini dilakukan melalui

mekanisme sistem perbankan, yaitu penempatan atau pencairan kembali dana-

dana perbankan dan dana BUMN maupun perusahaan milik negara. Hasil

yang diterima dari penempatan dana dalam bentuk SBI dinyatakan sebagai

tingkat suku bunga SBI yang besarnya dinyatakan dalam bentuk persen (%)

pertahun setiap bulan, data ini diperoleh dari laporan tahunan Bank Indonesia.

c. Nilai Tukar Rupiah

Dalam penelitian ini menggunakan nilai tukar nominal (nominal

exchange rate) dimana nilai tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang

dua Negara. Nilai tukar nominal merupakan perbandingan harga suatu mata

uang terhadap mata uang lainnya dan dinyatakan dalam nilai Rupiah terhadap

Dollar Amerika Serikat (Rp/As $).

d. Jumlah Uang Beredar

Dalam penelitian ini digunakan Jumlah Uang Beredar dalam arti luas

(M2) akhir periode tahun yakni uang giral dan uang kartal ditambah dengan

uang kuasi (quasi money). Uang giral adalah simpanan Rupiah milik

penduduk pada sistem moneter yang terdiri atas rekening giro, kiriman uang

(transfer) dan kewajiban segera lainnya antara lain simpanan berjangka yang

telah jatuh waktu. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai alat pembayaran yang sah.

Page 85: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

E. Metode Analisis

Metode analisis data sangat penting digunakan untuk membuktikan hipotesa

yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis dalam penelitian ini digunakan untuk

meneliti bagaimana pengaruh kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia (Y) dalam jangka pendek dan jangka panjang periode 2000-2010.

Analisis data digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, analisa data yang digunakan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan melihat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen pada periode tersebut. Pendekatan

yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar-variabel berupa pendekatan teori

ekonomi, teori statistika dan teori ekonometrika. Model alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model ekonometrika Error Correction Model (ECM).

ECM merupakan salah satu pendekatan model linear dinamis yang berkaitan dengan

perilaku data runtut waktu. Alasan dipilihnya model ECM adalah kemampuannya

dalam meliput lebih banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka

pendek dan jangka panjang, dan mengkaji konsisten tidaknya model empirik dengan

teori ekonomi, serta dalam usaha mencari pemecahan terhadap variabel runtut waktu

yang tidak stasioner dan persoalan regresi lancung (Gujarati, 1995 ; Thomas, 1993,

1997 ,Insukindro, 1999 ).

Dalam data time series, konsep stasioneritas data tidak dapat diabaikan. Oleh

karena itu, sebelum dilakukan estimasi dengan menggunakan metode ECM, perlu

dilakukan uji stasioneritas terlebih dahulu. Namun sebelum dilakukan uji

stasionaritas, sebaiknya dilakukan uji pemilihan model terlebih dahulu.

Page 86: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

1. Seleksi Model Empirik

a Uji Model Mackinnon, White dan Davidson (MWD test)

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan masalah empirik

yang sangat penting, karena teori ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan

apakah sebaiknya bentuk fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk

linear atau log linear atau bentuk fungsi lainnya (Aliman, 2000).

Uji model yang dipilih dalam penelitian ini adalah Uji Model

MacKinnon, White dan Davidson (MWD test). Uji ini digunakan untuk

mencari model persamaan ECM yang diajukan di atas yaitu apakah

menggunakan regresi linear biasa (tanpa log) ataukah menggunakan regresi

linear double log (dengan log).

Sebelum dilakukan uji pemilihan model , terlebih dahulu dibentuk fungsi :

Yt = f( X1t,X2t,X3t, et)

Untuk penelitian ini, model di atas telah dimodifikasikan dalam bentuk

ECM sehingga menjadi:

1) ECM tanpa log

Growtht = α0 + α1inf + α2jub +α3kurs + α4Dsbi+ α5Dinf(t-1) + α6Djub(t-

1) + α7Dkurs(t-1) + α7Dsbi(t-1)+ α8ECT1 + et ......................(3.3)

2) ECM dengan semi log

DGrowtht = α0 + α1DLinf + α2DLjub + α3DLkurs + α4DLsbi +

α5DLinf(t-1) + α6DLjub(t-1) + α7DLsbi(t-1) + α8ECT2 + et

......................(3.4)

Keterangan :

DGrowtht = Growtht – Growtht-1

Dinft = Xinft – Xinft-1

Page 87: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Djubt = jubt – jubt-1

Dkurst = kurst – kurst-1

Dsbit = sbit – sbit-1

ECT1 = (inf(t-1) + jub(t-1) + kurs(t-1) + sbit-1) – growth(t-1) )

Dgrowtht = growtht – growtht-1

Dinft = inft – inft-1

DLjubt = Ljubt – Ljubt-1

DLkurst = Lkurst – Lkurst-1

Dsbit = sbit – sbit-1

ECT2 = (inf(t-1) + Lkurs(t-1) + Ljub(t-1) + sbi(t-1) – growth(t-1) )

Yang mana :

Dgrowtht = pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka

pendek.

Dinf = tingkat inflasi nasional

Djub = jumlah uang beredar

Dkurs = nilai tukar rupiah (Rp) terhadap US Dollar

Dsbi = Tingkat bunga SBI

growtht = pertumbuhan ekonomi nasional (dalam persentase)

growtht-1 = Pertumbuhan ekonomi nasional tahun sebelumnya

(dalam persentase)

inft = Inflasi (dalam persentase)

inft-1 = Inflasi tahun sebelumnya (dalam persentase)

jubt = Jumlah Uang Beredar (dalam milyar rupiah)

Ljubt-1 = Jumlah Uang Beredar tahun sebelumnya (dalam

milyar rupiah)

Page 88: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

kurst = Nilai tukar rupiah (Rp) terhadap US Dollar (dalam

milyar rupiah)

Lkurst-1 = Nilai tukar rupiah (Rp) terhadap US Dollar (dalam

milyar rupiah)

ECT1 , ECT2 = Error Correction Model

α0 = intercept

α1- α7 = koefisen regresi

et = koefisien penggangu

Berdasarkan dua model ECM di atas, maka dipilih model ECM

yang terbaik dengan menggunakan uji MWD, ada beberapa langkah

berikut perlu dilakukan :

a) Estimasi persamaan (1) dan (2), kemudian nyatakan F1 dan F2

sebagai nilai prediksi atau fitted value persamaan (1) dan (2).

b) Nyatakan nilai Z1 sebagai F1 dikurangi F2 dan Z2 sebagai antilog

dikurangi F1.

c) Estimasi persamaan (3) dan (4) dengan OLS.

Dgrowtht = α0 + α1Dinf + α2Djub +α3Dkurs + α4Dsbi + α5Dinf(t-1) +

α6Djub(t-1) + α7Dkurs(t-1) + α8Dsbi(t-1) + α7ECT1 + et

......................(3.5)

Dgrowtht = α0 + α1Dinf + α2DLjub + α3DLkurs + α4Dsbi + α5Dinf(t-

1) + α6DLkurs(t-1)+ α7Dsbi(t-1) + α8ECT2 + et

......................(3.6)

d) Dari langkah 3 diatas, bila Z1 signifikan secara statistik, maka

hipotesis nol yang menyatakan bahwa model yang benar adalah

Page 89: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

bentuk linear ditolak dan sebaliknya, bila Z2 signifikan secara

statistik, maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa model

yang benar adalah double log linear ditolak.

b Uji Stasionaritas

1) Unit Root Test atau Uji Akar-Akar Unit

Pengujian ini bertujuan untuk menentukan stasioner sebuah

variabel, keadaan stasioner adalah keadaan dimana karakteristik proses

stokastik atau random tidak berubah selama kurun waktu yang

berjalan. Keadaan ini diperlukan untuk dapat membentuk persamaan

yang mampu menggambarkan keadaan variabel di masa lalu dan di

masa yang akan datang. Pengujian unit root test akan dilakukan dengan

menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF) test.

2) Uji Derajat Integrasi

Apabila data yang diamati pada uji akar-akar unit ternyata tidak

stasioner maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji derajat

integrasi. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat integrasi

berapakah data yang diamati stasioner.

3) Uji Kointegrasi

Apabila kita mempunyai data variabel ekonomi yang non

stasioner, kita masih tetap dapat melakukan analisis. Caranya ialah

dengan membentuk kombinasi linier dari variabel-variabel tersebut.

Jika kombinasi linier tersebut dapat dibentuk, maka variabel tersebut

dikatakan berkointegrasi artinya variabel-variabel tersebut memiliki

hubungan jangka panjang.

Page 90: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

F. Analisis Ekonometrika

1. Analisis Error Correction Model

Dalam penelitian ini digunakan model koreksi kesalahan atau error

corection model (ECM). Untuk menyatakan apakah model ECM yang diguankan

sahih atau tidak maka koefisien Error Corection Term harus signifikan. Jika

koefisien ini tidak signifikan maka model tersebut tidak cocok dan perlu

dilakukan perubahan spesifikasi lebih lanjut. (Insukindro, 1990). Pendekatan

model dinamis koreksi kesalahan digunakan karena keunggulan-keunggulan yang

dimilikinya antara lain kemampuan model koreksi kesalahan untuk meliput lebih

banyak variabel yang digunakan dalam analisis jangka pendek maupun jangka

panjang, dan mengkaji konsisten tidaknya model empirik yang dibentuk dengan

teori ekonomika serta dalam usaha mencari pemecahan terhadap variabel runtun

waktu yang tidak stasioner sehingga dapat memecahkan masalah regresi lancung

dan korelasi lancung. Hal ini dikarenakan akibat yang ditimbulkan dari sebuah

regresi lancung antara lain adalah koefisisen regresi penaksir tidak efisien,

peramalan berdasarkan regresi tersebut akan meleset dan uji baku yang umum

untuk koefisien regresi terkait menjadi salah atau invalid (Gujarati, 2003).

Selain itu ECM dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa pelaku

ekonomi menghadapi adanya ketidakseimbangan dalam hal bahwa fenomena

yang diinginkan oleh para pelaku ekonomi belum tentu sama dengan kenyataan

yang terjadi. Oleh karena itu perlu untuk melakukan suatu penyesuaian sebagai

akibat dari adanya perbedaan fenomena aktual yang terjadi antar periode.

Tahapan penurunan persamaan Error Corection Model diturunkan dari fungsi

biaya kuadrat tunggal yang didasari pada model dari Domowitz dan Elbadawi

(Suryantoro, 1997).

Page 91: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Pertama : Membuat hubungan persamaan dasar antara variabel tak bebas

(dependent variabel) dengan variabel bebas (independent variabel).

Misalkan Growth*t =α0 + α1INFt + α2Kurst + α3JUBt +

α4SBIt………………..(3.7)

Dimana : Growth = Pertumbuhan Ekonomi

INF = inflasi

Kurs = nilai tukar rupiah terhadap dollar AS

JUB = Jumlah uang beredar

SBI = Tingkat suku bunga SBI (%)

Kedua : Membentuk fungsi biaya dalam formulasi ECM

(khususnya fungsi biaya kuadrat tunggal) yang dirumuskan :

22

2*1 ])1()1[()( ò ---+-=

t ttttdet ZBGrwthBbGrowthGrwthbC ……….. (3.8)

Dimana :

detC = fungsi biaya kuadrat periode

tunggal dari Domowitz dan

Elbadawi.

2*1 )( tt GrwthGrowthb - = biaya ketidak seimbangan.

22 ])1()1[( ò ---

t tt ZBGrowthBb = biaya penyesuaian.

B = backward lag operator (t-1)

tZ = vector variabel penentu tingkat

Growth dalam hal ini diasunsikan

Page 92: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

bahwa Zt = ∫(INFt, Kurst, JUBt,

SBIt).

òt = vector deret yang memboboti

masingmasing elemen Zt

Ketiga : Meminimisasi fungsi biaya kuadrat periode tunggal dari persamaan

1.2 terhadap variabel Growtht, sehingga didapatkan :

Minimum dedet dctC ® IdGrowtht=0 sehingga

ò =---+- 0])1()1[(22)*(12 ZtBtGrowthtbbtGrowthGrwthb

b1(Grwtht – Growth*t) + b2 [(1-B)Growtht-∫ t (1-B)Zt]= 0

b1Growtht – b1Growth*t + b2BGrowtht-b2BGrowtht-b2 ∫ t (1-B)Zt = 0

b1Growtht + b2Growtht = b1Growth*t + b2BGrowtht - b2 ∫ t (1-B)Zt

(b1+ b2) Growtht = b1Growth*t + b2BGrowtht - b2 ∫ t (1-B)Zt

Growtht = bGrowth*t + (1-b)Growtht + (1-b)∫t(1-B)Zt………………….(3.9)

Dimana :

B = b1/(b1+b2)

Growtht = pertumbuhan ekonomi pada tahun t

Growth*t = pertumbuhan yang diharapkan pada tahun t

BGrowtht =PDBt-PDBt-1

Keempat : Melakukan substitusi antara persamaan 3.7 serta fungsi

Zt = ∫(INFt, Kurst, JUBt, SBIt) secara bersama-sama kedalam persamaan 3.9

akan didapatkan persamaan :

Page 93: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Growtht = bGrowth*t + (1-b)Growtht + (1-b) ∫ t (1-B)Zt

Growtht = b(α0 + α1inft + α2kurst + α3jubt + α4sbit) + (1-b)Growtht +

(1-b)∫t (1-B) [Inf, kurs, jub, sbi]

Growtht = α0b + α1binft + α2kurst + α3bjubt + α4sbit + (1-b) Growtht -

Grwtht-1 +(1-b) ∫t [(inft-inft-1) + (kurst-kurst-1) + (jubt-jubt-1) +

(sbit-sbit-1) ]

Growtht = α0b + α1bInft + α2Kurst + α3bJUBt + α4bSBIt + (1-b)

Growtht-

Growtht-1 + (1-b) ∫1 (Inft-Inft-1) + (1-b) ∫2 (Kurst-kurst-1) + (1-b)

∫3(JUBt-JUBt-1) + (1-b) ∫4 (SBIt-SBIt-1)

Growtht = α0b + α1bInft + α2bKurst + α3bJUBt + α4bSBIt + (1-b) PDBt

-

Growtht-1 + (1-b) ∫1 Inft-(1-b) ∫1 Inft-1 + (1-b) ∫2 Kurst – (1-b)

∫2Kurst-1 +(1-b) ∫3 JUBt – (1-b) ∫3 JUBt-1 + (1-b) ∫4 SBIt – (1-b)

∫4SBIt-1

Growth= α0b + [α1b + (1-b) ∫1]Inft + [α2b + (1-b) ∫2]Kurst + [α3b +

(1-b)∫3]JUBt + [α4b(1-b)∫4]SBIt - (1-b)∫1Inft-1 - (1-b)∫2Kurst-–

(1-b)∫3JUBt-1 - (1-b)∫4SBIt-1 + (1-b)Growtht-1

Page 94: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Persamaan diatas dapat diringkas menjadi :

Growtht = C0 + C1Inft + C2Kurst + C3JUBt + C4SBIt + C5Inft-1 + C6Kurst-1 +

C7JUBt-1 + C8SBIt-1 + C9Growtht-1…………………………….(3.10)

Dimana : C0 = α0b C1 = α1b + (1-b) ∫1

C2 = α2b + (1-b) ∫2 C3 = α3b + (1-b) ∫3

C4 = α4b + (1-b) ∫4 C5 = α5b + (1-b) ∫5

C6 = α6b + (1-b) ∫6 C7 = α7b + (1-b) ∫7

C8 = α8b + (1-b) ∫8 C9 = α9b + (1-b) ∫9

Persamaan diatas disebut sebagai Model Linear Dinamis, yang meliputi

variabel tak bebas sebagai fungsi dari variabel bebas pada periode tersebut.

persamaan tersebut kemudian dikurangi dengan :

Growtht-1 = C1Inft-1 + C2Kurst-1 + C3 JUBt-1 + C4SBIt-1 + PDBt-1 –

C1Inft-1- C2kurst-1 – C3JUBt-1 – C4SBIt-1 + Inft-1 +

Kurst-1 + JUBt-1+SBIt-1- Inft-1 – Kurst-1 – JUBt-1 – SBIt-1 +

C9Inft-1 + C9Kurst-1+ C9JUBt-1 + C9SBIt-1 – C9Inft-1 –

C9Kurst-1 – C9JUBt-1 – C9SBIt-1………………………...(3.11)

Hasil pengurangan persamaan 3.10 dengan 3.11 yakni:

Growtht-Growtht-1 =C0 + C1Inft - C1Inft-1 + C2Kurst – C2Kurst-1 +

C3JUBt-C3JUBt-1+C4SBIt-SBIt-1+C5Inft-1+C1Inft-1+

C9Inft-1 – Inft-1 + C6Kurst-1 + C2Kurst-1 + C9Kurst-1–

Kurst-1 + C7JUBt-1 + C3JUBt-1 + C9JUBt-1–JUBt-1 +

C8SBIt-1 + C4SBIt-1 + C9SBIt-1 – SBIt-1 + Inft-1 +

Kurst-1+JUBt-1 + SBIt-1– C9GRWt-1– C9Inft-1–

Page 95: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

C9Kurst-1 – C9JUBt-1+C9SBIt-1

Persamaan diatas dapat disederhanakan sebagai berikut :

Growtht-Growtht-1 = C0 + C1(Inft-Inft-1) + C2(Kurst-Kurst-1) +

C3(JUBt-JUBt-1) + C4(SBIt-SBIt-1) +

(C5+C1+C9-1)Inft-1+(C6+C2+C9-1)Kurst-1+

(C7+C3+C9-1)JUBt-1 + (C8+C4+C9-1)SBIt-1 +

(1-C9)[Inft-1 +Kurst-1+JUBt-1+SBIt-1-Growtht-1]

Bentuk akhir dari persamaan ECM adalah :

ΔGrowtht = C0 + C1DInft + C2Dkurst + C3DJUBt + C4DSBIt +

C5Inft1+C6Kurst-1+C7JUBt-1+C8SBIt-1-C9ECT................(3.12)

Dimana :

Dinf = Inf-Inft-1

Dkurs = kurs-kurst-1

DJUB = JUB-JUBt-1

DSBI = SBI-SBIt-1

C9 = Error Corection Term (ECT)

ECT = Inft-1 + Kurst-1 + JUBt-1 + SBIt-1 – PDBt-1

2. Uji Asumsi Klasik

a Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna

(mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Hal tersebut

merupakan suatu masalah yang sering muncul dalam ekonomi karena dalam

ekonomi, sesuatu tergantung pada sesuatu yang lain (everything depends on

everything else). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, dilakukan

pengujian dengan metode Klein, yaitu membandingkan nilai r2 xi, xj (korelasi

Page 96: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

antar masing-masing variabel independen) dengan nilai R2y xi, xj,…..,xn

(koefisien determinasi). Apabila nilai R2 > r2 berarti tidak terjadi gejala

multikolinearitas. Apabila nilai R2 < r2 berarti terjadi gejala multikolinearitas.

b Uji Heterokedasitas

Heteroskedastisitas akan muncul jika terjadi gangguan pada fungsi

regresi yang mempunyai varian tidak sama sehingga penaksir OLS tidak lagi

efisien baik dalam sample kecil maupun dalam sampel besar (tetapi tetap tidak

bias dan konsisten). Salah satu cara untuk mendeteksi masalah

heteroskedastisitas adalah dengan Uji LM-ARCH yaitu membandingkan nilai

Obs*R2 dengan X2 dengan df (jumlah regresor) dan α=5%. Jika nilai Obs*R2

< X2 maka tidak signifikan secara statistik, berarti hipotesa yang menyatakan

bahwa model empirik tidak terdapat masalah heteroskedastisitas tidak ditolak.

c Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah uji untuk mengetahui apakah variabel

gangguan di suatu observasi berkorelasi dengan variabel gangguan pada

observasi lainnya. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi pada model

dinamis Error Correction Model (ECM) adalah dengan menggunakan

Breusch-Godfrey Test, yakni berupa regresi atas semua variabel bebas dalam

persamaan regresi ECM tersebut dan variabel lag t dari nilai residual regresi

ECM. Uji ini merupakan uji autokorelasi berderajat lebih dari satu (Damodar

N.Gujarati, 2003:473). Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan

dasar statistik X2 . Jika nilai [(n- ρ)*R2 ] > X2 ρ(0.5) , maka terdapat masalah

autokorelasi dan sebaliknya jika nilai [(n- ρ)*R2 ] < X2 ρ(0.5), maka tidak

terdapat masalah autokorelasi.

Page 97: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

3. Uji Statistik

a Uji t (uji secara individu)

Uji T adalah uji secara individual dari semua koefisien regresi (Two

Tail). Uji T digunakan untuk mengetahui atau menguji bagaimanakah

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Mudrajad

Kuncoro (2004) mengemukakan bahwa uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh variable penjelas secara individual

dalam menerangkan variasi variable terkait. Adapaun nilai T table :

Keterangan :

α = derajat signifikansi

N = jumlah data yang diobservasi

K = jumlah parameter dalam model termasuk intercept

Daerah Kritis

Gambar (3.1) Uji t Sumber: Mudrajad Kuncoro (2004)

Page 98: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Untuk Uji T dapat dicari dengan rumus :

Apabila T hitung > T table atau T hitung < -T table berarti signifikan.

Hal ini dapat dikatakan bahwa Xi secara statistic berpengaruh terhadap Y pada

tingkat α . apabila T hitung < T table maka tidak signifikan. Hal ini dapat

dikatakan bahwa Xi secara statistic tidak berpengaruh terhadap Y pada tingkat

α (Gujarati, 2003).

b Uji F

Uji F merupakan pengujian variabel-variabel independent secara

keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (Gujarati,

2003).

Rumus dari Fungsi Tabel :

Fα ; K-1 ; N-1

Daerah Kritis

Gambar (3.2) Daerah Kritis Uji F Sumber: Gujarati (2003)

F Tabel = Fα ; K-1 ; N-1

Sedangkan F hitung dapat dicari dengan :

Page 99: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Apabila F hitung ≤ F table, dapat dikatakan bahwa semua koefisien

regresi secara bersama-sama tidak signifikan terhadap tingkat α. Apabila F

hitung > F table, dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara

bersama-sama signifikan terhadap tingkat α (Gujarati, 2003)

c Nilai Koefisien Determinasi (R2)

R2 digunakan untuk mengetahui basarnya sumbangan dari variabel

independen terhadap naik turunnya variabel dependen, maka digunakan R2

dimana dirumuskan sebagai berikut ini (Gujarati, 2003) :

Di mana :

K = banyaknya parameter dalam model, termasuk unsur intercept

N = banyaknya observasi

∑ yi2 (N-1) R2 =

∑ ei2 (N-K)

Page 100: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Perkembangan Variabel

1. Perkembangan Tingkat Inflasi

Secara umum inflasi menunjukkan kepada kenaikan harga-harga barang.

Penelitian ini menggunakan data inflasi bulanan (month to month, mtm) yaitu inflasi

yang dihitung dari perubahan indeks bulan yang bersangkutan dengan indeks pada

bulan sebelumnya.

Pada tahun 2000 terjadi inflasi selama 10 bulan, pada bulan Maret dan

September mengalami deflasi sebesar -0,45% dan 0,06%. Pada tahun 2001 inflasi

hanya terjadi selama 11 bulan kecuali bulan Agustus yang mengalami deflasi sebesar

-0,21%, rata-rata inflasi juga meningkat menjadi 1,05%. Inflasi bulan tertinggi pada

tahun 2002 terjadi pada Januari dan kemudian sempat mengalami deflasi di bulan

Maret dan April. Pada pertengahan 2002, inflasi kembali meningkat dikarenakan

konversi minyak tanah ke gas LPG.

Page 101: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.1 Tingkat Inflasi Bulanan Tahun 2000-2010

Sumber: Bank Indonesia (2011)

Di tahun 2003 inflasi terjadi selama 11 bulan kecuali bulan Maret yang

mengalami deflasi sebesar -0,23%. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan November

sesuai dengan pola musimnya dalam menghadapi hari Raya Idul Fitri, yaitu sebesar

1,01%. Perkembangan inflasi selama tahun 2004 cenderung meningkat jika

dibandingkan dengan tahun 2003. Peningkatan inflasi tersebut tercermin pada

peningkatan inflasi bulanan pada 2004 yang secara rata-rata lebih tinggi dibandingkan

inflasi bulanan pada tahun 2003 yaitu sebesar 6,4%. Di tahun 2004 hanya bulan

Februari yang mengalami deflasi sebesar -0,02%. Di tahun 2005, inflasi terjadi selama

10 bulan dan deflasi tahun 2005 terjadi di bulan Februari sebesar -0,17% dan bulan

Desember sebesar -0,04% . inflasi rata-rata di tahun 2005 lebih tinggi disbanding

inflasi di tahun sebelum-sebelumnya. Tahun 2006 tidak terjadi deflasi sepanjang

bulan akantetapi inflasi tertinggi terjadi di bulan Januari sebesar 1,36%. Inflasi di

tahun 2007 terjadi selama 11 bulan dan deflasi terjadi di bulan April sebesar -0,16%.

Rata-rata inflasi di tahun 2008 mengalami peningkatan akantetapi tidak setinggi di

tahun 2005. Di tahun 2008 deflasi terjadi hanya di bulan Desember dan inflasi terjadi

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan 1.31 0.33 1.99 0.80 0.57 1.43 1.36 1.04 1.77 -0.07 0.84

Feb 0.07 0.87 1.50 0.20 -0.02 -0.17 0.58 0.62 0.65 0.21 0.30

Mart -0.45 0.89 -0.02 -0.23 0.36 1.91 0.03 0.24 0.95 0.22 -0.14

Aprl 0.56 0.46 -0.24 0.15 0.97 0.34 0.05 -0.16 0.57 -0.31 0.15

Mei 0.84 1.13 0.80 0.21 0.88 0.21 0.37 0.10 1.41 0.04 0.29

Jun 0.5 1.67 0.36 0.09 0.48 0.50 0.45 0.23 2.46 0.11 0.97

Jul 1.28 2.12 4.55 0.03 0.39 0.78 0.45 0.72 1.37 0.45 1.57

Agus 0.51 -0.21 -3.30 0.84 0.09 0.55 0.33 0.75 0.51 0.56 0.76

Sept -0.06 0.64 0.53 0.36 0.02 0.69 0.38 0.80 0.97 1.05 0.44

Okt 1.16 0.68 0.54 0.55 0.56 8.70 0.86 0.79 0.45 0.19 0.06

Nov 1.32 1.71 1.85 1.01 0.89 1.31 0.34 0.18 0.12 -0.03 0.60

Des 1.94 1.62 1.20 0.94 1.04 -0.04 1.21 1.10 -0.04 0.33 0.92

9.61 11.91 9.76 4.95 6.23 16.21 6.41 6.41 11.19 2.75 6.76

Page 102: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

11 bulan. Pada tahun 2009, inflasi terjadi selama 9 bulan dan deflasi terjadi di bulan

Januari, April dan November. Akan tetapi nilai inflasi rata-rata di tahun 2009 adalah

nilai inflasi rata-rata terndeh setelah tahun 2000. Di tahun 2010 deflasi terjadi di bulan

Maret sebesar -0,14% dan inflasi terjadi 11 bulan.

2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB)

Jumlah uang beredar dalam penelitian ini adalah jumlah dalam arti luas (M2)

meliputi uang kartal, uang giral dan uang kuasi. Jumlah uang beredar setiap tahun

memiliki kecenderungan untuk terus meningkat. Mulai awal tahun 2000 jumlah uang

yang beredar di masyarakat sebesar 650.597 Milyar Rupiah, dan di akhir tahun 2000

meningkat menjadi 747.028 Milyar Rupiah. Hal tersebut terus saja meningkat sampai

di tahun 2010 yaitu di akhir tahun 2010 mencapai 2.471.206 Milyar Rupiah.

Peningkatan tersebut terjadi karena memanasnya kondisi social politik di Indonesia

sehingga mendorong kebutuhan uang kartal untuk berjaga-jaga. Permintaan uang

kartal tersebut menjadi meningkat, seiring dengan meningkatnya kebutuhan uang

untuk transaksi akibat meningkatnya harga-harga barang yang dipicu oleh kebijakan

pemerintah di bidang harga dan pendapatan.

Page 103: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.2 Jumlah Uang Beredar (Milyar Rupiah) Bulanan pada Tahun 2000-2010

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 JANUARI 650,597 738,731 838,022 873,683 939,143 1,017,491 FEBRUARI 653,334 755,898 837,160 881,215 927,053 1,014,376 MARET 656,451 766,812 831,411 877,776 927,302 1,022,703 APRIL 665,651 792,227 828,278 882,808 928,584 1,046,656 MEI 683,477 788,320 833,084 893,029 951,848 1,049,516 JUNI 684,335 796,440 838,635 894,213 973,398 1,076,526 JULI 689,935 771,135 852,718 901,389 974,097 1,092,206 AGUSTUS 685,602 774,037 856,835 905,498 982,669 1,119,102 SEPTEMBER 686,453 783,104 859,706 911,224 988,173 1,154,053 OKTOBER 707,447 808,514 863,010 926,325 998,167 1,168,842 NOVEMBER 720,261 821,691 870,046 944,647 1,001,586 1,169,085 DESEMBER 747,028 844,053 883,908 955,692 1,033,877 1,202,762

BULAN 2006 2007 2008 2009 2010 JANUARI 1,194,939 1,367,957 1,596,565 1,874,145 2,073,860 FEBRUARI 1,197,772 1,369,243 1,603,750 1,900,208 2,066,481 MARET 1,198,748 1,379,237 1,594,390 1,916,752 2,112,083 APRIL 1,197,122 1,385,715 1,611,691 1,912,623 2,116,024 MEI 1,241,865 1,396,067 1,641,733 1,927,070 2,143,234 JUNI 1,257,785 1,454,577 1,703,381 1,977,532 2,231,144 JULI 1,252,816 1,474,769 1,686,050 1,960,950 2,217,589 AGUSTUS 1,274,084 1,493,050 1,682,811 1,995,294 2,236,459 SEPTEMBER 1,294,744 1,516,884 1,778,139 2,018,510 2,274,955 OKTOBER 1,329,425 1,533,846 1,812,490 2,021,517 2,308,846 NOVEMBER 1,341,940 1,559,570 1,851,023 2,062,206 2,347,807 DESEMBER 1,382,493 1,649,662 1,895,839 2,141,384 2,471,206 Sumber : Bank Indonesia (2011

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar (KURS)

Nilai tukar atau kurs adalah harga mata uang suatu negara terhadap mata uang

negara lain. Dalam penelitian ini, nilai tukar yang digunakan adalah nilai mata uang

rupiah terhadap dolar Amerika. Data nilai tukar rupiah ini diperoleh dari Bank

Indonesia.

Pada awal tahun 2000 nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp 7.425,00 dan terus

mengalami depresiasi di bulan Juli menjadi Rp 9.003,00. Walaupun sempat

Page 104: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

mengalami apresiasi pada bulan Agustus menjadi Rp 8.290,00 tetapi hingga desember

terus mengalami depresiasi hingga ditutup pada level Rp 9.595,00. Pada tahun 2001

nilai tukar terus mengalami depresiasi setiap bulannya mencapai Rp 11.440,00 di

bulan juni, dan sempat mengalami apresiasi yaitu sebesar Rp 8.865,00 pada bulan

Agustus dan pada akhirnya ditutup pada akhir tahun sebesar Rp Rp 10.400,00.

Selama tahun 2002 dan 2003, nilai tukar rupiah telah menguat. Pada tahun

2002 nilai tukar rupiah di awal tahun sebesar Rp 10.320,00 dan mengalami depresiasi

hingga bulan Juni sebesar Rp 8.730,00 kemudian mengalami apresiasi di bulan Juli

sebesar Rp 9.108,00 kemudian ditutup pada akhir tahun sebesar Rp 8.940,00.

Tahun 2004 nilai tukar di awal tahun sebesar Rp 8.441,00 dan mengalami

apresiasi setiap bulan hingga ditutup pada akhir tahun mencapai Rp 9.290,00. Di tahu

2005 pada awal tahun di buka nilai tuar saebesar Rp 9.165,00 dan mengalami

apresiasi hingga bulan September sebesar Rp 10.310,00 kemudian mengalami

depresiasi hingga ditutup pada akhir tahun sebesar Rp 9.830,00. Pada tahun 2006 dan

2007 nilai tukar begerak stabil dengan sedikit adanya depresiasi dan apresiasi.

Di awal tahun 2008 nilai tukar dibuka sebesar Rp 9.291,00 dan mengalami

apresiasi hingga bulan November sebesar Rp 12.151,00 kemudian depresiasi pada

bulan berikutnta dan diikuti dengan penutupan pada akhir tahun sebesar Rp

10.950,00. Di tahun 2009 pada awal tahun rupiah melemah dengan harga Rp

11.355,00 dan terus menguat hingga akhir tahun yaitu ditutup dengan nilai Rp

9.400,00. Pada tahun 2010 pergerakan nilai tukar rupiah cukup stabil di awal tahun

sebesar Rp 9.365,00 dan di tutup pada akhir tahun menjadi Rp 8.991,00.

Page 105: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 4.3 Nilai Tukar Rupiah Secara Bulanan pada Tahun 2000-2010

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

JANUARI 7,425 9,450 10,320 8,876 8,441 9,165 9,395 9,090 9,291 11,355 9,365FEBRUARI 7,505 9,835 10,189 8,905 8,447 9,260 9,230 9,160 9,051 11,980 9,335MARET 7,590 10,400 9,655 8,908 8,587 9,480 9,075 9,118 9,217 11,575 9,115APRIL 7,945 11,675 9,316 8,675 8,661 9,570 8,775 9,083 9,234 10,713 9,012MEI 8,620 11,058 8,785 8,279 9,210 9,495 9,220 8,828 9,318 10,340 9,180JUNI 8,735 11,440 8,730 8,285 9,415 9,713 9,300 9,054 9,225 10,225 9,083JULI 9,003 9,525 9,108 8,505 9,168 9,819 9,070 9,186 9,118 9,920 8,952AGUSTUS 8,290 8,865 8,867 8,535 9,328 10,240 9,100 9,410 9,153 10,060 9,041SEPTEMBER 8,780 9,675 9,015 8,389 9,170 10,310 9,235 9,137 9,378 9,681 8,924OKTOBER 9,395 10,435 9,233 8,495 9,090 10,090 9,110 9,103 10,995 9,545 8,928NOVEMBER 9,530 10,430 8,976 8,537 9,018 10,035 9,165 9,376 12,151 9,480 9,013DESEMBER 9,595 10,400 8,940 8,465 9,290 9,830 9,020 9,419 10,950 9,400 8,991Sumber : Bank Indonesia (2011)

4. Perkembanga Tingkat Suku Bunga SBI

Implikasi perbaikan tingkat inflasi secara teoritis berpengaruh langsung

terhadap suku bunga. Atau setidaknya, peluang menurunkan tingkat suku bunga pada

saat tingkat inflasi rendah jauh lebih besar dibandingkan dengan tingkat inflasi tinggi.

Dengan memainkan instrumen lelang SBI, Bank Indonesia secara bertahap tetapi pasti

dapat menurunkan tingkat suku bunga karena berhasil menyerap sejumlah besar uang

beredar di masyarakat.

Pada tahun 2000 tingkat suku bunga SBI cenderung untuk meningkat, pada

bulan Januari tingkat suku bunga sebesar 11,48% dan pada bulan Desember tingkat

suku bunga sebesar 13,43%. Di tahun 2001 tingkat suku bunga juga meningkat, hal

tersebut terlihat pada bulan Januari 14,74% dan di bulan Desember sebesar 17,62%.

Perkembangan suku bunga SBI pada tahun 2002 cenderung menurun yaitu pada awal

tahun sebesar 17,09% dan d akhir tahun menjadi 12,99%. Begitu juga di tahun 2003

dan 2004 yang mengalami suku bunga SBI menurun. Di tahun 2005 suku bunga

mengalami kenaikan yaitu dari bulan awal sebesar 7,42% dan di akhir tahun mencapai

12,75%.

Page 106: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 4.4 Suku Bunga SBI Bulanan pada Ttahun 2000-2010

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

JANUARI 11.48 14.74 17.09 12.69 7.86 7.42 12.75 9.50 8.00 9.50 6.45

FEBRUARI 11.13 14.79 16.86 12.24 7.48 7.43 12.75 9.25 7.93 8.74 6.41

MARET 11.03 15.58 16.76 11.40 7.42 7.44 12.75 9.00 7.96 8.21 6.27

APRIL 11.00 16.02 16.61 11.06 7.33 7.70 12.75 9.00 7.99 7.59 6.20

MEI 11.08 16.33 15.51 10.44 7.32 7.95 12.50 8.75 8.31 7.25 6.30

JUNI 11.74 16.55 16.61 9.53 7.34 8.25 12.50 8.50 8.73 6.95 6.26

JULI 13.53 17.17 14.93 9.10 7.36 8.49 12.25 8.25 9.23 6.71 6.50

AGUSTUS 13.53 17.67 14.35 8.91 7.37 9.51 11.75 8.25 9.28 6.58 6.50

SEPTEMBER 13.62 17.57 13.22 8.66 7.39 10.00 11.25 8.25 9.71 6.48 6.50

OKTOBER 13.74 17.58 13.10 8.48 7.41 11.00 10.75 8.25 10.98 6.49 6.50

NOVEMBER 13.74 17.58 13.06 8.49 7.41 12.25 10.25 8.25 11.24 6.47 6.50

DESEMBER 13.43 17.62 12.99 8.31 7.43 12.75 9.75 8.00 10.83 6.46 6.50

Sumber: Bank Indonesia (2011)

Pada tahun 2006 dan 2007 tingkat suku bunga mengalami kestabilan yang

menurunkan suku bunga secara statis. Tahun 2008 suku bunga SBI pada awal tahun

sebesar 8,00% dan di bulan November mencapai 11,24% kemudian menurun kembali

di bulan Desember yaitu sebesar 10,83%. Di tahun 2009 cenderung menurun terbukti

di awal tahun 9,50% dan di akhir tahun menjadi 6,46%. Pada tahun 2010 di awal

tahun sebesar 6,45%, mengalami penurunan hingga bulan April sebesar 6,20%, dan

mengalami kenaikan lagi hingga akhir tahun mencapai 6,50%.

5. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini bersumber dari laporan

perkembangan beberapa indikator utama sosial ekonomi Indonesia yang diterbitkan

oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) pada bulan Mei 2011.

Bangsa Indonesia sejak awal masa kemerdekaan sampai dengan saat ini

banyak mengalami pasang surut perekonomian. Pada awal kemerdekaannya,

Indonesia mengalami suatu masa dimana perekonomian cenderung terpuruk. Hal ini

terjadi karena pada saat itu bangsa Indonesia masih disibukkan dengan upaya untuk

Page 107: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

mempertahankan kemerdekaannya. Sedangkan pada tahun 1960-an, Indonesia

dihadapkan dengan masa dimana banyak masalah internal dalam pemerintahannya

sendiri. Pada tahun 1970-an Indonesia bisa focus pada pembangunan ekonomi yang

ditandai dengan adanya pelita 1.

Pada tahun 1997 indonesia terkena krisis ekonomi akibat nilai tukar rupiah

yang sangat fluktuatif, sehingga perekonmian Indonesia sempat mengalami pertumb

uhan ekonomi yang negative. Hal ini dikarenakan nilai tukar rupiah yang melonjak

dan kondisi politik yang buruk sehingga dunia usaha pun juga terpuruk dan akibatnya

perekonomian sulit tumbuh.

Seiring membaiknya indicator-indikator makro seperti nilai tukar, inflasi, dan

suku bunga, perekonomian Indonesia selama 2000 secara umum masih

mengindikasikan berlangsungnya proses pemulihan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

di tahun 2000 yaitu 0,025% dan di tahun 2001 sebesar 0,037% lebih besar dari tahun

2000. Pertumbuhan PDB pada tahun 2001 hingga tahun 2005, mengalami

peningkatan dan di tahun 2006, pertumbuhan PDB mengalami penurunan menjadi

0,055% dan di tahun 2007 hingga 2009 juga mengalami penurunan yaitu sebesar

0,063%, 0,06% dan 0,032%. Kemudian meningkat di tahun 2010 sebesar 0,061%.

Page 108: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel 4.5 Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2000-2010

BULAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

JANUARI 0.252 0.352 0.342 0.388 0.410 0.449 0.466 0.497 0.514 0.436 0.450

FEBRUARI 0.281 0.343 0.348 0.390 0.411 0.454 0.464 0.503 0.511 0.426 0.461

MARET 0.310 0.334 0.354 0.392 0.413 0.458 0.463 0.509 0.509 0.416 0.471

APRIL 0.338 0.326 0.360 0.393 0.415 0.463 0.462 0.514 0.507 0.406 0.482

MEI 0.367 0.317 0.366 0.395 0.417 0.467 0.460 0.520 0.504 0.397 0.493

JUNI 0.396 0.308 0.372 0.397 0.418 0.472 0.459 0.526 0.502 0.387 0.503

JULI 0.424 0.299 0.378 0.399 0.420 0.476 0.458 0.532 0.500 0.377 0.514

AGUSTUS 0.453 0.290 0.384 0.401 0.422 0.481 0.456 0.538 0.497 0.367 0.524

SEPTEMBER 0.482 0.281 0.390 0.403 0.424 0.486 0.455 0.544 0.495 0.357 0.535

OKTOBER 0.510 0.272 0.396 0.405 0.425 0.490 0.454 0.550 0.493 0.347 0.545

NOVEMBER 0.539 0.263 0.402 0.407 0.427 0.495 0.452 0.556 0.490 0.337 0.556

DESEMBER 0.568 0.254 0.408 0.409 0.429 0.499 0.451 0.562 0.488 0.327 0.566

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2011)

B. Analisis Data

Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perkembangan laju

pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variabel-variabel independen yang

mempengaruhinya yaitu kebijakan moneter seperti tingkat inflasi, jumlah uang beredar,

nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, bunga SBI dengan menggunakan data time series

bulanan tahun 2000:1-2010:12.

Dalam penelitian ini data yang akan digunakan adalah data time series yang

merupakan data sekunder. Data yang digunakan tersebut diperoleh dari laporan statistik

ekonomi keuangan Indonesia terbitan Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik

Indonesia (BPS) serta dari berbagai website seperti www.bps.go.id, www.bi.go.id dan

www.deprin.go.di. Data tersebut dianalisis dalam bentuk data bulanan mulai periode

bulan Januari 2000 sampai dengan bulan Desember 2010.

Seluruh data yang digunakan akan diolah dan dianalisis menggunakan program

Eviews Version 3.0. Analisis data yang akan dikemukakan merupakan hasil analisis

Page 109: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

secara statistik dan ekonomi. Adapun variabel-variabel yang akan dianalisis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini penulis menggunakan data yang

berasal dari laporan perkembangan beberapa indicator utama social ekonomi di Indonesia

yang diterbitkan Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS). Pertumbuhan ekonomi adalah

perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun dalam persentase.

Selain data yang diperoleh langsung dari laporan tersebut dapat dilakukan dengan cara

membandingkan produk domestik bruto riil (PDB riil) dari berbagai tahun. Pertumbuhan

ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi berdasarkan

harga konstan bulanan yang diperoleh dari perhitungan pertumbuhan ekonomi hasil

interpolasi data PDB tahunan yang bersumber dari SEKI terbitan Bank Indonesia. PDB

riil adalah jumlah produksi barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam batas

wilayah suatu negara selama satu tahun menurut harga tetap yaitu dengan cara menilainya

berdasarkan kepada harga-harga pada tahun dasar perbandingan dengan menggunakan

indeks harga konsumen (price index). Sedangkan variabel independennya adalah inflasi,

kurs, JUB, dan SBI.

C. Data Empirik Penelitian

Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

berbentuk time series. Data variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini

menggunakan data dalam bulanan mulai Januari 2000 sampai dengan Desember 2010.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sedangkan variabel independennya adalah Inflasi, Kurs, JUB (M2) dalam arti

luas, dan SBI. Tabel 4.6 dibawah ini menunjukkan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini:

Page 110: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Tabel 4.6 Data Empirik Penelitian

TAHUN GROWTH (%) INFLASI SBI (%) JUB KURS 2000:01 0.252 1.32 11.48 650597 7425 2000:02 0.281 0.07 11.13 653334 7505 2000:03 0.31 -0.45 11.03 656451 7590 2000:04 0.338 0.56 11 665651 7945 2000:05 0.367 0.84 11.08 683477 8620 2000:06 0.396 0.5 11.74 684335 8735 2000:07 0.424 1.28 13.53 689935 9003 2000:08 0.453 0.51 13.53 685602 8290 2000:09 0.482 -0.06 13.62 686453 8780 2000:10 0.51 1.16 13.74 707447 9395 2000:11 0.539 1.32 13.74 720261 9530 2000:12 0.568 1.94 13.43 747028 9595 2001:01 0.352 0.33 14.74 738731 9450 2001:02 0.343 0.87 14.79 755898 9835 2001:03 0.334 0.89 15.58 766812 10400 2001:04 0.326 0.46 16.02 792227 11675 2001:05 0.317 1.13 16.33 788320 11058 2001:06 0.308 1.67 16.55 796440 11440 2001:07 0.299 2.12 17.17 771135 9525 2001:08 0.29 -0.21 17.67 774037 8865 2001:09 0.281 0.64 17.57 783104 9675 2001:10 0.272 0.68 17.58 808514 10435 2001:11 0.263 1.71 17.58 821691 10430 2001:12 0.254 1.62 17.62 844053 10400 2002:01 0.342 1.99 17.09 838022 10320 2002:02 0.348 1.5 16.86 837160 10189 2002:03 0.354 -0.02 16.76 831411 9655 2002:04 0.36 -0.24 16.61 828278 9316 2002:05 0.366 0.8 15.51 833084 8785 2002:06 0.372 0.36 16.61 838635 8730 2002:07 0.378 0.82 14.93 852718 9108 2002:08 0.384 0.29 14.35 856835 8867 2002:09 0.39 0.53 13.22 859706 9015 2002:10 0.396 0.54 13.1 863010 9233 2002:11 0.402 1.85 13.06 870046 8976 2002:12 0.408 1.2 12.99 883908 8940 2003:01 0.388 0.8 12.69 873683 8876 2003:02 0.39 0.2 12.24 881215 8905 2003:03 0.392 -0.23 11.4 877776 8908 2003:04 0.393 0.15 11.06 882808 8675 2003:05 0.395 0.21 10.44 893029 8279 2003:06 0.397 0.09 9.53 894213 8285 2003:07 0.399 0.03 9.1 901389 8505 2003:08 0.401 0.84 8.91 905498 8535 2003:09 0.403 0.36 8.66 911224 8389 2003:10 0.405 0.55 8.48 926325 8495 2003:11 0.407 1.01 8.49 944647 8537 2003:12 0.409 0.94 8.31 955692 8465 2004:01 0.41 0.57 7.86 939143 8441 2004:02 0.411 -0.02 7.48 927053 8447

Page 111: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

2004:03 0.413 0.36 7.42 927302 8587 2004:04 0.415 0.97 7.33 928584 8661 2004:05 0.417 0.88 7.32 951848 9210 2004:06 0.418 0.48 7.34 973398 9415 2004:07 0.42 0.39 7.36 974097 9168 2004:08 0.422 0.09 7.37 982669 9328 2004:09 0.424 0.02 7.39 988173 9170 2004:10 0.425 0.56 7.41 998167 9090 2004:11 0.427 0.89 7.41 1001586 9018 2004:12 0.429 1.04 7.43 1033877 9290 2005:01 0.449 1.43 7.42 1017491 9165 2005:02 0.454 -0.17 7.43 1014376 9260 2005:03 0.458 1.91 7.44 1022703 9480 2005:04 0.463 0.34 7.7 1046656 9570 2005:05 0.467 0.21 7.95 1049516 9495 2005:06 0.472 0.5 8.25 1076526 9713 2005:07 0.476 0.78 8.49 1092206 9819 2005:08 0.481 0.55 9.51 1119102 10240 2005:09 0.486 0.69 10 1154053 10310 2005:10 0.49 8.7 11 1168842 10090 2005:11 0.495 1.31 12.25 1169085 10035 2005:12 0.499 -0.04 12.75 1202762 9830 2006:01 0.466 1.36 12.75 1194939 9395 2006:02 0.464 0.58 12.75 1197772 9230 2006:03 0.463 0.03 12.75 1198748 9075 2006:04 0.462 0.05 12.75 1197122 8775 2006:05 0.46 0.37 12.5 1241865 9220 2006:06 0.459 0.45 12.5 1257785 9300 2006:07 0.458 0.45 12.25 1252816 9070 2006:08 0.456 0.33 11.75 1274084 9100 2006:09 0.455 0.38 11.25 1294744 9235 2006:10 0.454 0.86 10.75 1329425 9110 2006:11 0.452 0.34 10.25 1341940 9165 2006:12 0.451 1.21 9.75 1382493 9020 2007:01 0.497 1.04 9.5 1367957 9090 2007:02 0.503 0.62 9.25 1369243 9160 2007:03 0.509 0.24 9 1379237 9118 2007:04 0.514 -0.16 9 1385715 9083 2007:05 0.52 0.1 8.75 1396067 8828 2007:06 0.526 0.23 8.5 1454577 9054 2007:07 0.532 0.72 8.25 1474769 9186 2007:08 0.538 0.75 8.25 1493050 9410 2007:09 0.544 0.8 8.25 1516884 9137 2007:10 0.55 0.79 8.25 1533846 9103 2007:11 0.556 0.18 8.25 1559570 9376 2007:12 0.562 1.1 8 1649662 9419 2008:01 0.514 1.77 8 1596565 9291 2008:02 0.511 0.65 7.93 1603750 9051 2008:03 0.509 0.95 7.96 1594390 9217 2008:04 0.507 0.57 7.99 1611691 9234 2008:05 0.504 1.41 8.31 1641733 9318 2008:06 0.502 2.46 8.73 1703381 9225 2008:07 0.5 1.37 9.23 1686050 9118 2008:08 0.497 0.51 9.28 1682811 9153 2008:09 0.495 0.97 9.71 1778139 9378 2008:10 0.493 0.45 10.98 1812490 10995 2008:11 0.49 0.12 11.24 1851023 12151 2008:12 0.488 -0.04 10.83 1895839 10950

Page 112: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2009:01 0.436 -0.07 9.5 1874145 11355 2009:02 0.426 0.21 8.74 1900208 11980 2009:03 0.416 0.22 8.21 1916752 11575 2009:04 0.406 -0.31 7.59 1912623 10713 2009:05 0.397 0.04 7.25 1927070 10340 2009:06 0.387 0.11 6.95 1977532 10225 2009:07 0.377 0.45 6.71 1960950 9920 2009:08 0.367 0.56 6.58 1995294 10060 2009:09 0.357 1.05 6.48 2018510 9681 2009:10 0.347 0.19 6.49 2021517 9545 2009:11 0.337 -0.03 6.47 2062206 9480 2009:12 0.327 0.33 6.46 2141384 9400 2010:01 0.45 0.84 6.45 2073860 9365 2010:02 0.461 0.3 6.41 2066481 9335 2010:03 0.471 -0.14 6.27 2112083 9115 2010:04 0.482 0.15 6.2 2116024 9012 2010:05 0.493 0.29 6.3 2143234 9180 2010:06 0.503 0.97 6.26 2231144 9083 2010:07 0.514 1.57 6.5 2217589 8952 2010:08 0.524 0.76 6.5 2236459 9041 2010:09 0.535 0.44 6.5 2274955 8924 2010:10 0.545 0.06 6.5 2308846 8928 2010:11 0.556 0.6 6.5 2347807 9013 2010:12 0.566 0.92 6.5 2471206 8991

Sumber : Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia (2011)

D. Model Analisis

Penelitian ini akan menggunakan model analisis Error Corection Model (ECM)

atau model koreksi kesalahan untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Alat analisis ini lebih relevan lagi jika data yang akan

dianalisis bersifat stasioner/normal/stabil, sebab salah satu persyaratan untuk

mengaplikasikan regresi deret waktu adalah dipenuhinya data yang bersifat stasioner.

Data yang bersifat tidak stasioner untuk koefisien regresi tersebut menjadi tidak valid lagi

(Insukindro, 1992 b: 260 dalam Mulyanto, 1999: 75). Sebelum melakukan estimasi

dengan menggunakan ECM, maka dilakukan uji terhadap orde/derajat integrasi dari

masingmasing variabel yang akan digunakan. Untuk menentukan besarnya orde integrasi

ini akan digunakan uji akar-akar unit (Unit Roots Test) dan uji derajat integrasi.

Page 113: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

E. Hasil Analisis Data

1. Uji pemilihan Model

Menentukan model yang akan digunakan apakah model linier atau log linier

dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji pemilihan model. Dalam penelitian ini

digunakan MacKinnon ,White and Davidon (MWD test) untuk menentukan model

apakah yang sebaiknya digunakan. Hasil uji MWD test adalah :

a. Model Linier

Dari hasil uji MWD test model linier yang terlihat dalam tabel 4.1 dapat

kita lihat bahwa Z1 signifikan secara statistik, hal ini ditunjukkan dengan nilai

probabilitas Z1 = 0.0019

Tabel 4.7 Hasil Uji MWD Test

Dependent Variable: D(GROWTH) Method: Least Squares Date: 01/07/12 Time: 21:09 Sample(adjusted): 2000:02 2010:12 Included observations: 131 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.244885 0.047697 5.134205 0.0000

D(INFLASI) 0.004417 0.002512 1.758575 0.0812 INFLASI(-1) 0.004971 0.003616 1.374713 0.1718

D(JUB) -1.30E-08 9.44E-08 -0.138027 0.8905 JUB(-1) 1.54E-08 7.29E-09 2.111344 0.0368

D(KURS) 1.92E-06 5.81E-06 0.329779 0.7421 KURS(-1) -8.14E-06 3.27E-06 -2.489362 0.0142

D(SBI) -0.004432 0.005291 -0.837638 0.4039 SBI(-1) 0.002345 0.001388 1.689805 0.0937

ECT -0.189350 0.040660 -4.656939 0.0000 Z1 0.102290 0.032209 3.175879 0.0019

R-squared 0.232814 Mean dependent var 0.002397 Adjusted R-squared 0.168882 S.D. dependent var 0.026490 S.E. of regression 0.024150 Akaike info criterion -4.528830 Sum squared resid 0.069987 Schwarz criterion -4.287402 Log likelihood 307.6384 F-statistic 3.641588 Durbin-Watson stat 1.827526 Prob(F-statistic) 0.000291

Sumber: Hasil Olahan data Eviews 3.0

Page 114: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

b. Model Log-Linier

Dari hasil uji MWD test model log linier seperti yang terlihat dalam tabel

4.2 dibawah ini, dapat kita lihat bahwa Z2 tidak signifikan secara statistik, hal ini

ditunjukkan dengan nilai probabilitas Z2 = 0.3217

Tabel 4.8 Hasil Uji MWD Test Model Log-Linier

Dependent Variable: D(GROWTH) Method: Least Squares Date: 01/07/12 Time: 21:10 Sample(adjusted): 2000:02 2010:12 Included observations: 131 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.423077 0.278059 1.521538 0.1308 D(INFLASI) 0.004544 0.002558 1.776350 0.0782 INFLASI(-1) -0.157219 0.039222 -4.008387 0.0001

D(LJUB) 0.090078 0.153910 0.585263 0.5595 LJUB(-1) -0.144467 0.036820 -3.923624 0.0001

D(LKURS) 0.015550 0.062810 0.247576 0.8049 LKURS(-1) -0.252252 0.054608 -4.619321 0.0000

D(SBI) -0.006865 0.005336 -1.286519 0.2007 SBI(-1) -0.161725 0.039223 -4.123198 0.0001 ECT2 0.162908 0.039341 4.140929 0.0001

Z2 0.170978 0.073515 2.325773 0.3217

R-squared 0.206728 Mean dependent var 0.002397 Adjusted R-squared 0.140622 S.D. dependent var 0.026490 S.E. of regression 0.024557 Akaike info criterion -4.495393 Sum squared resid 0.072367 Schwarz criterion -4.253964 Log likelihood 305.4482 F-statistic 3.127218 Durbin-Watson stat 1.826388 Prob(F-statistic) 0.001398

Sumber: Hasil Olah data Eviews 3.0

Berdasarkan hasil uji MWD test menunjukkan probabilitas Z1 yang

signifikan dan Z2 yang tidak signifikan. Hal ini berarti model log linier yang

dapat digunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Stasioner

a. Uji akar – akar

Uji akar unit dimaksudkan untuk mengamati apakah koefisien- koefisien

tertentu dari model autoregresif yang ditaksir memiliki nilai satu atau tidak. Untuk

memenuhi keshahihan analisis ECM, maka semua variabel yang diteliti harus

memiliki sifat stasioner pada derajat yang sama. Pengujian stasioneritas data

Page 115: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

terhadap semua variabel didasarkan pada Dickey Fuller (DF) Test dan Augmented

Dickey Fuller (ADF) Test.

Untuk uji akar unit ini, apabila nilai hitung mutlak DF dan ADF lebih kecil

daripada nilai kritis mutlak MacKinnon maka data tersebut belum stasioner.

Sebaliknya jika nilai hitung mutlak DF dan ADF lebih besar daripada nilai kritis

MacKinnon, maka data sudah stasioner. Hasil uji stasioneritas data dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.9 Nilai Uji Stasioneritas dengan Metode DF dan ADF Pada Ordo 0[1(0)]

DF ADF DF ADFGROWTH -2.8837 -3.4447 -2.416942 -2.895855INFLASI -2.8837 -3.4447 -7.702217 -7.761906LJUB -2.8837 -3.4447 1.324949 -1.068129LKURS -2.8837 -3.4447 -3.933570 -3.813588SBI -2.8837 -3.4447 -0.984041 -2.132725

VARIABELNILAI HITUNG MUTLAK NILAI KRITIS MUTLAK α

Sumber : Hasil Olah data Eviews 3.0

Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode

DF dan ADF pada ordo 0 [I(0)] belum semua variabel memiliki nilai hitung

mutlak yang lebih kecil daripada nilai kritis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel belum stasioner. Dengan demikian variabel perlu distasionerkan terlebih

dahulu untuk menghindari korelasi lancung.

Untuk mendapatkan semua variabel yang stasioner, harus dilakukan

pengujian lebih lanjut. Uji selanjutnya adalah uji derajat integrasi, yaitu dengan

memasukkan ordo/derajat integrasi sampai data yang diteliti stasioner.

b. Uji Derajat Integrasi

Uji derajat integrasi digunakan untuk mengetahui pada derajat berapa data

yang diamati stasioner. Apabila data belum stasioner pada derajat satu maka

pengujian harus dilanjutkan pada derajat berikutnya sampai data yang diamati

Page 116: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

stasioner. Hasil dari uji DF dan uji ADF pada ordo 1 [I(1)] dapat dilihat pada table

di bawah ini.

Tabel 4.10 Nilai Uji Stasioneritas dengan Metode DF dan ADF Pada Ordo 1[1(1)]

DF ADF DF ADFGROWTH -2.8838 -3.4450 -7.260228 -7.225591INFLASI -2.8838 -3.4450 -13.63394 -13.58279LJUB -2.8838 -3.4450 -8.321986 -8.488224LKURS -2.8838 -3.4450 -8.677996 -8.733085SBI -2.8838 -3.4450 -4.381541 -4.397710

VARIABELNILAI HITUNG MUTLAK NILAI KRITIS MUTLAK α

Sumber : Hasil Olah data Eviews 3.0

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode DF

maupun ADF semua variabel memiliki nilai hitung mutlak yang lebih besar dari

nilai kritis mutlak 5%. Karena semua variabel sudah stasioner, maka dapat

dilanjutkan ke tahap berikutnya.

3. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi merupakan langkah berikutnya setelah uji akar unit dan uji

derajat integrasi. Uji kointegrasi dapat dilakukan jika variabel- variabel yang diteliti

sudah memiliki derajat integrasi yang sama. Uji kointegrasi bertujuan untuk

mengetahui parameter jangka panjang, apakah residual regresi yang dihasilkan

stasioner atau tidak. Jika variabel terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil

dalam jangka panjang,sebaliknya jika tidak stasioner maka tidak terdapat hubungan

dalam jangka panjang.

Metode pengujian yang biasa digunakan dalam uji kointegrasi adalah

Cointegrating Regression Durbin-Watson (CRDW), uji Dickey Fuller (DF) dan uji

Augmented Dickey Fuller (ADF). Dalam penelitian ini, uji kointegrasi yang

digunakan adalah metode Engel-Granger dengan memakai uji statistik DF dan ADF

untuk melihat apakah residual kointegrasi stasioner atau tidak. Untuk menghitung

Page 117: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

nilai DF dan ADF terlebih dahulu dibuat persamaan regresi kointegrasi dengan

metode kuadrat terkecil biasa (OLS).

Tabel 4.11 Uji Kointegrasi

Dependent Variable: GROWTH Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 08:31 Sample: 2000:01 2010:12 Included observations: 132

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.183646 0.587689 0.312489 0.7552 INFLASI 0.011605 0.005963 1.946244 0.0538

LJUB 0.087151 0.022382 3.893790 0.0002 LKURS -0.101355 0.076526 -1.324454 0.1877

SBI -0.004922 0.002465 -1.996923 0.0480

R-squared 0.360495 Mean dependent var 0.432576 Adjusted R-squared 0.340353 S.D. dependent var 0.074836 S.E. of regression 0.060780 Akaike info criterion -2.725956 Sum squared resid 0.469171 Schwarz criterion -2.616759 Log likelihood 184.9131 F-statistic 17.89774 Durbin-Watson stat 0.234612 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Hasil Olah data Eviews 3.0

Dari hasil estimasi OLS didapatkan nilai residualnya. Nilai residual tersebut

kemudian diuji dengan menggunakan metode DF dan ADF untuk mengetahui apakah

nilai residual tersebut berada dalam kondisi stasioner atau tidak. Hasil akhir uji

kointegrasi terhadap nilai residual adalah :

Tabel 4.12 Nilai Uji Kointegrasi dengan Metode DF dan ADF pada Ordo 1[1(1)]

DF ADF DF ADFRESID -2.8838 -3.4450 -8.165374 -8.131409VARIABEL

NILAI HITUNG MUTLAK NILAI KRITIS MUTLAK α

Sumber: Hasil Olahan data Eviews 3.0 Dari hasil uji kointegrasi di atas, terlihat bahwa nilai hitung mutlak dengan

metode DF dan ADF lebih besar daripada nilai kritis mutlak pada tingkat α = 5%. Ini

berarti bahwa nilai residu tersebut sudah stasioner pada ordo derajat 1[I(1)]. Dengan

demikian dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu melakukan estimasi dengan

menggunakan model dinamik ECM (Error Correction Model).

Page 118: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

4. Estimasi Model Koreksi Kesalahan (ECM)

Penggunaan model koreksi kesalahan (ECM) dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh jangka pendek dan jangka panjang atas variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan model regresi dengan

menggunakan model ECM :

DGrowtht =C0+C1DInft+C2DLJUBt+C3DKURSt+C4DSBIt+C5Inft-1+C6LJUBt-1+

C7LKURSt-1+C8SBIt-1-C9ECT

Yang mana :

Dinf = Inf-Inft-1

DLkurs = kurs-kurst-1

DLJUB = JUB-JUBt-1

DSBI = SBI-SBIt-1

C9 = Error Corection Term (ECT)

ECT = Inft-1 + LJUBt-1 + LKURSt-1 + SBIt-1 – Growtht-1

Page 119: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 4.13 Hasil Estimasi dengan ECM

Dependent Variable: D(GROWTH) Method: Least Squares Date: 01/07/12 Time: 20:47 Sample(adjusted): 2000:02 2010:12 Included observations: 131 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.691751 0.257494 2.686476 0.0082 D(INFLASI) 0.005236 0.002587 2.024047 0.0452 INFLASI(-1) -0.123432 0.037091 -3.327831 0.0012

D(LJUB) 0.099450 0.156635 0.634915 0.5267 LJUB(-1) -0.116815 0.035477 -3.292738 0.0013

D(LKURS) 0.015941 0.063944 0.249299 0.8036 LKURS(-1) -0.220831 0.053866 -4.099648 0.0001

D(SBI) -0.007500 0.005425 -1.382368 0.1694 SBI(-1) -0.131339 0.037651 -3.488306 0.0007 ECT2 0.130615 0.037474 3.485501 0.0007

R-squared 0.170970 Mean dependent var 0.002397 Adjusted R-squared 0.109306 S.D. dependent var 0.026490 S.E. of regression 0.025001 Akaike info criterion -4.466569 Sum squared resid 0.075629 Schwarz criterion -4.247089 Log likelihood 302.5603 F-statistic 2.772628 Durbin-Watson stat 1.830795 Prob(F-statistic) 0.005499

Sumber: Hasil Olahan data Eviews 3.0

Dari tabel di atas hasil estimasi dengan menggunakan model ECM dapat

ditulis sebagai berikut :

D(Growth) = 0,691751 + 0.005236*D(INFLASI) – 0.123432*INFLASI(-1) +

0,099450*D(LJUB) – 0,116815*LJUB(-1) + 0,015941*D(LKURS) –

0,220831*LKURS(-1) – 0,007500*D(SBI) – 0,131339*SBI(-1) –

0,130615*ECT2

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis ECM di atas, dapat diketahui

besarnya nilai variabel Error Correction Term (ECT). ECT merupakan indikator yang

digunakan untuk menentukan apakah spesifikasi model valid atau tidak. Hal ini dapat

terlihat dari nilai koefisien dan tingkat signifikansi ECT. Jika variabel ECT signifikan

pada derajat signifikansi 5%, berarti model yang digunakan sudah shahih atau valid.

Dari analisis dengan ECM, koefisien ECT memiliki tanda positif dan

menunjukkan angka 0,0007. Ini menunjukkan bahwa proporsi biaya

ketidakseimbangan dan pergerakan pertumbuhan ekonomi pada periode sebelumnya

Page 120: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

yang disesuaikan dengan periode sekarang adalah sekitar 13,06% dengan tingkat

signifikansi ECT menunjukkan angka 0,0007 berarti signifikan pada tingkat

signifikansi 5%.

Variabel jangka pendek pada persamaan tersebut ditunjukkan oleh

D(INFLASI), D(LJUB), D(LKURS) dan D(SBI). Sedangkan koefisien jangka

panjang dengan simulasi regresi hasil ECM diperoleh melalui cara ;

Konstanta : c0 / c9 = 0,691751/ 0,130615 = 5,296106879

INFLASI : ( c1 + c9 ) / c9 = (0,005236 + 0,130615) / 0,130615 = 1,040087

LJUB : ( c2 + c9 ) / c9 = (0,099450+ 0,130615) / 0,130615 = 1,761398

LKURS : (c3 + c9 ) / c9 = (0,015941+ 0,130615) / 0,130615 = 1,122046

SBI : (c4 + c9 ) / c9 = (-0,007500 + 0,130615) / 0,130615 = -0,942579

Maka hubungan jangka panjang dari hasil regresi model ECM dapat dituliskan

sebagai berikut :

LPDB = 5,296106879 + 1,040087inflasi + 1,761398Ljub + 1,122046Lkurs

- 0,942579SBI

5. Uji Statistik

a. Uji t

Uji t adalah uji Uji t merupakan pengujian variabel-variabel independen secara

individu yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-

masing variabel independen dalam mempengaruhi perubahan variabel dependen,

dengan asumsi variabel independen lainnya dalam keadaan tetap atau konstan.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-statistic (t hitung) dengan nilai t

tabel atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan derajat signifikansinya

pada tingkat keyakinan 95% atau pada derajat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05).

Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel) atau nilai probabilitasnya

Page 121: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

lebih kecil dari 5% (p < 0,05), maka variabel independen secara individu

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t tersebut dapat

dilihat pada table berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji t

VARIBEL t-Statistik Prob KeteranganKonstanta 2.686476 0.0082 Signifikan pada α=5%

D(INFLASI) 2.024047 0.0452 Signifikan pada α=5%

INFLASI(-1) -3.327831 0.0012 Signifikan pada α=5%

D(LJUB) 0.634915 0.5267 Tidak signifikan pada α=5%

LJUB(-1) -3.292738 0.0013 Signifikan pada α=5%

D(LKURS) 0.249299 0.8036 Tidak signifikan pada α=5%

LKURS(-1) -4.099648 0.0001 Signifikan pada α=5%

D(SBI) -1.382368 0.1694 Tidak signifikan pada α=5%

SBI(-1) -3.488306 0.0007 Signifikan pada α=5% Sumber: Hasil Olahan data Eviews 3.0

Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program Eviews 3.0 yang

dijelaskan pada tabel 4.14 tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

1) Variabel Konstanta

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel konstanta sebesar 2,686476 dengan

probabilitas 0,0082. Nilai t hitung > t tabel ini berarti bahwa secara individual

variabel konstanta berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

2) Variabel Inflasi Jangka Pendek

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

Page 122: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel inflasi jangka pendek sebesar

2,024047 dengan probabilitas 0,0452. Nilai t hitung > t tabel ini berarti bahwa

secara individual variabel inflasi jangka pendek berpengaruh signifikan

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat

signifikansi 5%.

3) Variabel Inflasi Jangka Panjang

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel inflasi jangka panjang sebesar -

3,327831 dengan probabilitas 0,0012. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa

secara individual variabel inflasi jangka panjang tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada

derajat signifikansi 5%.

4) Variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) Jangka Pendek

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel JUB jangka pendek sebesar

0,634915 dengan probabilitas 0,5267. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa

secara individual variabel JUB jangka pendek tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat

signifikansi 5%.

Page 123: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

5) Variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) Jangka Panjang

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel JUB jangka panjang sebesar -

3,292738 dengan probabilitas 0,0013. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa

secara individual variabel JUB jangka panjang tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada

derajat signifikansi 5%.

6) Variabel Nilai Tukar (KURS) Jangka Pendek

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel kurs jangka pendek sebesar 0,249299

dengan probabilitas 0,8036. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa secara

individual variabel kurs jangka pendek tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada derajat

signifikansi 5%.

7) Variabel Nilai Tukar (KURS) Jangka Panjang

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel kurs jangka panjang sebesar -

4,099648 dengan probabilitas 0,0001. Nilai t hitung < t tabel ini berarti bahwa

secara individual variabel kurs jangka panjang tidak berpengaruh

Page 124: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada

derajat signifikansi 5%.

8) Variabel Suku Bunga SBI Jangka Pendek

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel suku bunga SBI jangka pendek

sebesar -1,382368 dengan probabilitas 0,1694. Nilai t hitung < t tabel ini

berarti bahwa secara individual variabel suku bunga SBI jangka pendek

tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di

Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

9) Variabel Suku Bunga SBI Jangka Panjang

Pada level signifikan untuk pengujian dua sisi (α/2) = 0,05/2 = 0,025

dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (132-9) =

123, diperoleh t tabel = 1,960 dan dari hasil regresi berganda diperoleh nilai

t-statistic (nilai t hitung) untuk variabel suku bunga SBI jangka panjang

sebesar -3,488306 dengan probabilitas 0,0007. Nilai t hitung < t tabel ini

berarti bahwa secara individual variabel suku bunga SBI tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di

Indonesia pada derajat signifikansi 5%.

b. Uji F

Uji F adalah uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

Page 125: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistic (F hitung)

dengan nilai F tabel atau membandingkan nilai probabilitasnya dengan derajat

signifikansinya pada tingkat keyakinan 95% atau pada derajat signifikansi

sebesar 5% (α = 0,05). Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (F hitung > F

tabel) atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% (p < 0,05), maka variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Diperoleh F-statistic (nilai F hitung) untuk semua variabel independen

yaitu inflasi jangka panjang dan pendek, Jumlah Uang Beredar (JUB) jangka

panjang dan pendek, nilai tukar (Kurs) jangka panjang dan pendek, suku

bunga SBI jangka panjang dan pendek sebesar 2,772628 dengan probabilitas

0,005499 pada derajat signifikansi 5% dan dengan df (n-k, k-1) = df (132-9, 9-

1) = df (123,8), diperoleh F tabel = 1,94. Nilai F hitung > F tabel ini berarti semua

variabel bebas atau independen yaitu inflasi dalam jangka panjang dan

pendek, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam jangka panjang dan pendek, kurs

dalam jangka panjang dan pendek, dan suku bunga SBI dalam jangka panjang

dan pendek secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

tidak bebas atau dependen yaitu pertumbuhan ekonmi di Indonesia pada

derajat signifikansi 5%.

c. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi semua

variabel independen. Koefisien determinasi (R2) yang digunakan adalah R2

yang telah memperhitungkan jumlah variabel independen dalam suatu model

regresi atau R2 yang telah disesuaikan (adjusted R2).

Page 126: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai R² adalah sebesar

0,109306 yang berarti 10,9306% variasi perubahan variabel pertumbuhan

ekonomi dapat dijelaskan oleh variasi perubahan variabel Inflasi, JUB, KURS,

dan SBI dalam jangka panjang dan jangka pendek. Sedangkan sisanya sebesar

89,0694% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

6. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan salah satu langkah penting untuk menghindari

regresi lancung. Apabila dalam model persamaan tidak terkena masalah asumsi

klasik, maka hasil regresi telah memenuhi kaidah Best Linier Unbiased Estimator

(BLUE). Uji yang digunakan dalam pengujian asumsi klasik adalah uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan suatu hubungan linear atau korelasi secara

sempurna maupun tidak sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang

menjelaskan dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya

masalah multikolinearitas adalah menggunakan metode Koutsoyiannis.

Tabel 4.15 Hasil Uji Koutsoyiannis untuk Mendetektsi Multikolinieritas

VARIABEL r² R² KESIMPULAN

D(GROWTH) C D(INFLASI) 0.008217 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C INFLASI(-1) 0.002497 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C D(LJUB) 0.000930 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C LJUB(-1) 0.000784 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C D(LKURS) 0.004918 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C LKURS(-1) 0.051621 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C D(SBI) 0.017318 0.17097 Tidak Ada MultikolinieritasD(GROWTH) C SBI(-1) 0.003443 0.17097 Tidak Ada Multikolinieritas

Sumber : Hasil Olah Data Eviews 3.0

Page 127: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa untuk semua korelasi antar variabel

independen memiliki nilai r2 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan R2 (r2<R2).

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen terbebas dari masalah multikolinearitas.

b. Uji Heterokedasitas

Heteroskedastistias adalah sebuah gangguan yang muncul dalam regresi

karena variasi yang tidak sama. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah

Heteroskedastisitas, dilakukan uji ARCH test. Adapun hasil uji

Heteroskedastistias dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 4.16 Hasil Uji LM ARCH untuk Mendekteksi Heterokedasitas

ARCH Test:

F-statistic 0.153033 Probability 0.696304 Obs*R-squared 0.155239 Probability 0.693579

Test Equation: Dependent Variable: RESID 2̂ Method: Least Squares Date: 01/13/12 Time: 19:16 Sample(adjusted): 2000:03 2010:12 Included observations: 130 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.000561 0.000263 2.135040 0.0347 RESID 2̂(-1) 0.034557 0.088338 0.391194 0.6963

R-squared 0.001194 Mean dependent var 0.000581 Adjusted R-squared -0.006609 S.D. dependent var 0.002929 S.E. of regression 0.002939 Akaike info criterion -8.806414 Sum squared resid 0.001105 Schwarz criterion -8.762298 Log likelihood 574.4169 F-statistic 0.153033 Durbin-Watson stat 2.002040 Prob(F-statistic) 0.696304

Sumber : hasil Olah data Eviews 5.0

X2(df=1,α = 5%) = 3.84 > obs*R2

Dari hasil uji Heteroskedastisitas dengan ARCH test, dapat diketahui

bahwa nilai probabilitas R square sebesar 0,693579. Dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5%, maka nilainya lebih besar dari 5% yang berarti tidak signifikan,

Page 128: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam

model.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah terdapatnya hubungan antar variabel gangguan

sehingga penaksir tidak lagi efisien dalam sampel kecil maupun dalam sampel

besar. Untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah autokorelasi, terdapat

beberapa metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan Breush- Godfrey Serial Correlation LM Test (BG-Test). Adapun hasil

dari BG-Test dapat dilihat sebagai berikut :

Metode ini mendeteksi masalah Autokorelasi dengan cara melihat

probabilitas Obs R-Square. Apabila nilainya diatas 0,05, maka didalam model

tidak terdapat kesalahan Autokorelasi.

Tabel 4.17 Hasil Uji B-G Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.041840 Probability 0.309447 Obs*R-squared 1.127553 Probability 0.288298

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/13/12 Time: 19:21

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.005369 0.257503 -0.020852 0.9834 D(INFLASI) 2.61E-05 0.002587 0.010107 0.9920 INFLASI(-1) -0.016652 0.040514 -0.411017 0.6818

D(LJUB) 0.011782 0.157033 0.075027 0.9403 LJUB(-1) -0.015713 0.038667 -0.406359 0.6852

D(LKURS) 0.005790 0.064184 0.090215 0.9283 LKURS(-1) -0.017439 0.056502 -0.308642 0.7581

D(SBI) -0.000306 0.005433 -0.056272 0.9552 SBI(-1) -0.017080 0.041196 -0.414606 0.6792 ECT2 0.016976 0.040993 0.414117 0.6795

RESID(-1) 0.102402 0.100324 1.020706 0.3094

R-squared 0.008607 Mean dependent var 1.73E-15 Adjusted R-squared -0.074009 S.D. dependent var 0.024120 S.E. of regression 0.024996 Akaike info criterion -4.459947 Sum squared resid 0.074978 Schwarz criterion -4.218518 Log likelihood 303.1265 F-statistic 0.104184 Durbin-Watson stat 2.009523 Prob(F-statistic) 0.999764

Page 129: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Sumber : hasil Olah data Eviews 3.0

Dari hasil uji masalah Autokorelasi dengan menggunakan Breusch

Godfrey Test didapatkan nilai Probabilitas R squared sebesar 0, 288298. Dengan

menggunakan tingkat signifikasi 5%, maka nilai probabilitas R squared lebih

besar dari 5%, yang berarti tidak signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah autokorelasi di dalam model.

7. Interpretasi Hasil Analisis dengan pendekatan Error Corection Model

Dari hasil estimasi yang telah dilakukan dengan menggunakan model regresi

log linier ECM dapat dikatakan bahwa penaksir OLS yang diperoleh hasil

perhitungan regresi model tersebut telah terbebas dari masalah asumsi klasik serta

pengujian secara statistik. Dari hasil interpretasi tersebut diperoleh nilai R² sebesar

sebesar 0,170970 yang berarti bahwa sebesar 17,0970% variasi variabel pertumbuhan

ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Selanjutnya akan dilakukan interpretasi terhadap koefisien regresi dari

variabel independen dan dependen dalam model hasil penyesuaian dalam jangka

pendek maupun jangka panjang. Hasil interpretasi dari hasil regresi tersebut dapat

diuraikan yaitu sebagai berikut :

a. Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan bahwa, dalam

jangka pendek koefisien variabel inflasi sebesar 0,005236 dan signifikan pada

tingkat signifikansi 5% yaitu sebesar 0,0452. Besarnya koefisien inflasi ini

menunjukkan bahwa setiap kenaikan inflasi 1 % akan menyebabkan penurunan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,005236 persen dan sebaliknya apabila terjadi

penurunan inflasi 1 % maka akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,005236 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inflasi

Page 130: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

dalam jangka pendek mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan

diawal penelitian.

Dalam jangka panjang koefisien variabel inflasi sebesar -0,123432 dan

signifikan pada tingkat signifikansi 5% yaitu sebesar 0,0012. Besarnya koefisien

inflasi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 % akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi sebasar 0,123432 persen dan sebaliknya jika inflasi

menurun 1 % maka akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi

sebesar 0,123432 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inflasi dalam

jangka panjang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan

diawal penelitian.

b. Pengaruh kurs terhadap pertumbuhan ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan bahwa, dalam

jangka pendek koefisien variabel kurs sebesar 0,015941 persen dan tidak

signifikan pada tingkat signifikan sebesar 5%. Kondisi ini tidak sesuai dengan

hipotesis diawal penelitian, yang menyatakan bahwa variabel kurs dalam jangka

pendek berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2007-2008

terjadi krisis keuangan global yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi

lamabat hal ini karena pertumbuhan ekspor barang dan jasa melemah.

Melemahnya pertumbuhan ekspor barang dan jasa adalah sebagai akibat dari

menurunnya harga minyak serta menurunnya harga dan permintaan komoditas

ekspor Indonesia sebagai dampak dari krisis keuangan global. Hal tersebut

Page 131: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

menjadi penyebab dari variabel kurs berpengaruh positif dan tidak signifikan pada

jangka pendek.

Dalam jangka panjang koefisien variabel kurs sebesar -0,220831dan

signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Besarnya koefisien kurs ini menunjukkan

bahwa jika kurs menurun 1 % maka akan menyebabkan kenaikan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,220831 persen dan sebaliknya apabila kurs meningkat 1 %

maka akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar

0,220831 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kurs berpengaruh negatf.

Kondisi ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan di awal penelitian, yang

menyatakan bahwa kurs berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ekonomi

dalam jangka panjang.

c. Pengaruh JUB terhadap pertumbuhan ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan bahwa, dalam

jangka pendek koefisien variabel Jumlah Uang Beredar (JUB) sebesar 0,099450

persen dan tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Kondisi ini tidak sesuai

dengan hipotesis yang dikemukakan di awal penelitian yang menyatakan bahwa

kurs berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka

pendek. Kondisi ini disebabkan dengan peningkatan JUB maka masyarakat akan

mengalokasikan sebagian dananya untuk konsumsi sehingga mendorong produsen

untuk memproduksi barang lebih banyak sehingga permintaan akan faktor

produksi meningkat. Peningkatan faktor produksi ini berarti penyerapan tenaga

kerja meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada pendapatan perkapita yang

kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam jangka panjang koefisien variabel JUB sebesar -0,116815 persen

dan signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Besarnya koefisien JUB ini

Page 132: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

menunjukkan bahwa jika JUB menurun 1 % maka akan menyebabkan kenaikan

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,116815 persen dan begitu juga sebaliknya

apabila JUB meningkat 1 % maka akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,116815 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel JUB

berpengaruh negatif dan signifikan. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis yang

dikemukakan di awal penelitian yang menyatakan bahwa JUB berpengaruh

negative terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

d. Pengaruh suku bunga SBI terhadap pertumbuhan ekonomi

Hasil estimasi Error Correction Model (ECM) menunjukkan bahwa, dalam

jangka pendek koefisien variabel suku bunga SBI sebesar -0,007500 dan tidak

signifikan pada tingkat signifikan 5%. Kondisi ini tidak sesuai dengan hipotesis

yang dikemukakan di awal penelitian yang menyatakan bahwa SBI berpengaruh

negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka pendek.

Penyebab dari ketidak signifikan tersebut karena pada tahun 2006 terjadi

penurunan suku bunga SBI yang diikuti suku bunga deposito maupun suku bunga

pinjaman. Turunnya suku bunga ini justru akan mendorong terjadinya laju

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi karena opportunity cost dari uang turun.

Dalam jangka panjang koefisien variabel SBI sebesar -0,131339 dan

signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Besarnya koefisien tingkat suku bunga

SBI meningkat 1 % maka akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi

sebesar 0,131339 persen, begitu juga sebaliknya apabila besarnya koefisien

tingkay suku bunga menurun 1 % maka akan menyebabkan menurunnya

pertumbuhan ekonomi sebesar 0,131339 persen. Kondisi ini sesuai dengan

hipotesis yang dikemukakan diawal penelitian yang menyatakan bahwa suku

Page 133: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

bunga SBI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dalam jangka panjang.

e. Biaya ketidakseimbangan dalam perubahan pertumbuhan ekonomi (ECT)

Koefisien dari variabel ECT sebesar 0,130615 dengn probabilitas 0,0007

yang signifikan dan positif pada tingkat signifikansi 5%. Artinya bahwa biaya

ketidakseimbangan dalam perubahan pertumbuhan ekonomi pada periode

sebelumnya yang disesuaikan dengan periode sekarang adalah sebesar

0,130615%. Nilai probabilitas yang menunjukkan signifikansi variabel ECM yang

digunakan dalam penelitian ini sudah valid (sahih) dan dapat menjelaskan variasi

pada variabel tidak bebas.

Page 134: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan uraian pada bab sebelumnya mengenai pengaruh dari

kebijakan moneter dalam menstabilkan perekonomian Indonesia tahun 2000 – 2010,

maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:

Hasil ECM :

1. Kondisi ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan diawal penelitian yaitu inflasi

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka

pendek, dan dalam jangka panjang.

2. Kondisi ini tidak sesuai dengan hipotesis yaitu kurs berpengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan karena pada tahun

2007-2008 terjadi krisis keuangan global yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi

menjadi melamabat. Hal ini karena pertumbuhan ekspor barang dan jasa melemah.

Melemahnya pertumbuhan ekspor barang dan jasa adalah sebagai akibat dari

menurunnya harga minyak serta menurunnya harga dan permintaan komoditas ekspor

Indonesia sebagai dampak dari krisis keuangan global. Hal tersebut menjadi penyebab

dari variabel kurs berpengaruh positif dan tidak signifikan pada jangka pendek.

Sedangkan pengaruh dari kurs dalam jangka panjang sesuai dengn hipotesis yaitu

kurs berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonmi dalam jangka panjang.

3. Kondisi ini tidak sesuai deng hipotesis dalam jangka pendek. Hal tersebut disebabkan

oleh dengan peningkatan JUB dalam jangka pendek maka masyarakat akan

mengalokasikan sebagian dananya untuk konsumsi sehingga mendorong produsen

untuk memproduksi barang lebih banyak sehingga permintaan akan faktor produksi

Page 135: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

meningkat. Peningkatan faktor produksi ini berarti penyerapan tenaga kerja

meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada pendapatan perkapita yang kemudian akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam

jangka panjang mempunyai hubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi

sehingga sesuai dengan hipotesis.

4. Kondisi ini tidak sesuai dengan hipotesis dalam jangka pendek yaitu tingkat suku

bunga SBI berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarena

pada tahun 2006 terjadi penurunan suku bunga SBI yang diikuti suku bunga deposito

maupun suku bunga pinjaman. Turunnya suku bunga ini justru akan mendorong

terjadinya laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi karena opportunity cost dari

uang turun. Sedangkan variabel tingkat suku bunga SBI dalam jangka panjang sesuai

dengan hipotesis.

5. Dengan melihat dari koefisien regresi untuk variabel ECT yang signifikan secara

statistik dengan probabilitas 0.0007, dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan

model menggunakan Error Corection Model (ECM) untuk menganalisis

perkembangan pertumbuhan ekonomi Januari 2000 sampai dengan Desember 2010

menghasilkan model yang valid (sahih).

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis mencoba

untuk memberikan beberapa saran atau rekomendasi yang dapat diaplikasikan.

Semuanya itu guna peningkatan Pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Beberapa saran dan

rekomendasi yang dapat penulis ajukan adalah :

1. Kebijakan moneter dapat menekan laju inflasi melalui kebijakan stabilisasi

harga.Inflasi di Indonesia bukan hanya disebabkan oleh gagalnya pelaksanaan

kebijaakan moneter oleh pemerintah tetapi diikuti dengan pembangunan ekonomi di

Page 136: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

sector riil. Untuk menekan inflasi di tingkat yang paling rendah dapat dilakukan

beberapa hal yaitu peningkatan cadangan devisa, pembenahan di sector pertanian

khususnya pada subsector pangan dan pembenahan-pembenahan di sector yang

mempengaruhi posisi penawaran agregat. Sehingga dengan tingkat inflasi yang

rendah (dan stabil), dapat mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif sehingga

pertumbuhan ekonomi dapat terpelihara.

2. Dengan melihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan

dimana inflasi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam

jangka pendek dan jangka panjang, maka dalam memformulasikan kebijakan

moneter, Bank Indonesia digolongkan berhasil menggunakan inflasi sebagai sasaran

akhir dan mengendalikan fluktuasi nilai tukar dalam rangka mencapai sasaran inflasi.

Dengan melemahnya hubungan antara besaran moneter dengan sasaran akhir, BI

menempatkan kebijakan moneter dalam suatu kerangka kebijakan moneter dengan

menggunakan inflation targeting Framework (ITF) dalam pelaksanaan kebijakan

moneter lima tahun terakhir. Mekanisme inflation targetingframework dilakukan oleh

bank sentral untuk mencapai stabilitas harga sebagai tujuan kebijakan moneter,

sehingga bank sentral menjadi lebih kredibel dan fokus dengan penetapan arah

kebijakan moneter yang didasarkan pada prakiraan inflasi kedepan (relatif terhadap

target) dengan mempertimbangkan berbagai variabel ekonomi makro, moneter dan

keuangan.

3. Dengan melihat hasil dari penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan

dimana kurs dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam

jangka panjang sedangkan dalam jangka pendek dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi tidak signifikan. Upaya menjaga kestabilan nilai tukar ini sangat penting

dilakukan oleh BI terutama mengingat terjadinya gejolak nilai tukar rupiah yang

Page 137: digilib.uns.ac.id/Pengaruh... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2000:1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

cenderung terdepresiasi sehingga berdampak pada meningkatnya tekanan inflasi. Oleh

karena itu dalam upaya menjaga kestabilan nilai tukar, Bank Indonesia terus

melakukan perbaikan terhadap instrumen yang digunakan. Hal ini meliputi kebijakan

jangka pendek yang didasarkan atas prinsip kehatiahatian atau “how to strike a right

balance” yaitu penurunan suku bunga tetapi masih dalam batas-batas yang dapat

mempertahankan nilai tukar tanpa memicu inflasi. Khususnya yang terkait dengan

aktivitas devisa, serta peningkatan kapasitas monitoring aktivitas lalu lintas devisa.

Selain itu, sejalan dengan pelaksanaan monitoring Bank Indonesia juga melakukan

intervensi di pasar valas sesuai kebutuhan dan pengawasan transaksi devisa terhadap

pelaku utama dipasar.

4. Dengan melihat hasil dari penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan

dimana tingkat suku bunga SBI dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang

signifikan dalam jangka panjang dan tidak signifikan pada jangka pendek, maka

ebijakan suku bunga SBI ini harus dilakukan secara hati-hati oleh BI karena dengan

tingkat suku bunga yang sangat tinggi akan menyebabkan kepercayaan investor

menurun. Sehingga dalam kondisi demikian BI tetap menjaga tingkat suku bunga SBI

rendah agar mampu ditransmisikan dalam penurunan suku bunga kredit. Dengan

demikian tingkat suku bunga SBI yang rendah akan menggairahkan sektor riil. Lebih

dari itu, kondisi iklim investasi yang kondusif juga berpengaruh terhadap pemulihan

sektor riil.