pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap …repository.helvetia.ac.id/972/25/skripsi alvin kurnia arif...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HYGIENE
PERORANGAN DI SEKOLAH MTSN BINJAI
JALAN PEKANBARU NO 2A RAMBUNG
BARAT KECAMATAN BINJAI
SELATAN TAHUN 2018
SKRIPSI
OLEH :
ALVIN KURNIA ARIF LUBIS
1414192002
PROGRAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
2
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HYGIENE
PERORANGAN DI SEKOLAH MTSN BINJAI
JALAN PEKANBARU NO 2A RAMBUNG
BARATKECAMATAN BINJAI
SELATANTAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)
pada Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
OLEH :
ALVIN KURNIA ARIF LUBIS
1414192002
PROGRAM STUDI SI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
3
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap
Pengetahuan Remaja tentang Hygiene
Perorangan di Sekolah MTsN Binjai Jalan
Pekanbaru No 2A Rambung Barat Kecamatan
Binjai Selatan Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Alvin Kurnia Arif Lubis
Nomor Induk Mahasiswa : 1414192002
Minat Studi : Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan
Menyetujui
Komisi Pembimbing:
Medan, 10 Oktober 2018
Pembimbing-I
(Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes)
Pembimbing-II
(Ir. Neni Ekowati Januariana, M.P.H)
FakultasKesehatan Masyarakat
InstitutKesehatan Helvetia
Dekan,
(Dr. Ayi Darmana, M.Si)
4
Telah Diuji Pada Tanggal : 10 Oktober 2018
PANITIAPENGUJI SKRIPSI
Ketua : Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes
Anggota : 1. Ir. Neni Ekowati Januariana, M.P.H
2. Rina Mahyurni Nasution, SKM., M.Kes
5
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.), di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan
tim penelaah/tim penguji.
3. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di
kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan
gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai
dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, 10 Oktober 2018
Yang membuat pernyataan,
(Alvin Kurnia Arif Lubis)
NIM. 1414192043
Materai Rp
6.000
6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Alvin Kurnia Arif Lubis
Tempat/TanggalLahir : Medan, 18 September 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
AnakKe- : 4 dari 5 bersaudara
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Panglima Denai Medan Amplas
No. Hp : 0853-6104-0709
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Irdan Lubis
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Syafrida
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Panglima Denai Medan Amplas
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2002– 2008 :SDN 064972
2. Tahun 2008 – 2011 :SMP Swasta YPK Medan
3. Tahun 2011 – 2014 : MAN 3 Medan
4. Tahun 2014 – 2018 : Institut Kesehatan Helvetia Medan
S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
i
ABSTRAK
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA TENTANG HYGIENE PERORANGAN DI SEKOLAH MTSN
BINJAI JALAN PEKANBARU NO. 2A RAMBUNG BARAT
KECAMATAN BINJAI SELATAN TAHUN 2018.
ALVIN KURNIA ARIF LUBIS
1414192002
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Promosi kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu dengan harapan
bahwa adanya pesan tersebut maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik serta dengan adanya
pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
tentang hygiene perorangan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest. sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 71 responden/siswa
yang terdiri dari data yang dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed
Rank Test.
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan adanya pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang hygiene perorangan
di sekolah MTsN Binjai, (p=0,000 atau <0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan
terhadap pengetahuan remaja sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang
hygiene perorangan di sekolah MTsN Binjai jalan Pekanbaru no. 2a Rambung
Barat Kecamatan Binjai Selatan. Disarankan bagi pihak sekolah agar melakukan
penyuluhan kesehatan mengenai hygiene perorangan agar siswa bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Penyuluhan, Pengetahuan, Hygiene Perorangan
Daftar Pustaka : 13 buku, 2 internet, 3 jurnal (2007-2018)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HYGIENE PERORANGAN DI
SEKOLAH MTSN BINJAI JALAN PEKANBARU NO 2A RAMBUNG
BARAT KECAMATAN BINJAI SELATAN TAHUN 2018”. guna memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
(SKM) pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku KetuaYayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Effendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. Ayi Darmana, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia.
5. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
6. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan
motivasi selama penyusunan skripsi ini.
7. Ir. Neni Ekowati Januariana, M.P.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis
selama penyusunan Skripsi ini.
iii
8. Rina Mahyurni Nasution, SKM., M.Kes., selaku Penguji yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
dalam penyempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik
dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Evi Zulida Br Purba, S.Pd.I., MM selaku Kepala Sekolah MTsN Binjai
11. Teristimewa kepada Ayahanda Irdan Lubis dan Ibunda Syafrida yang selalu
memberikan pandangan, mendukung baik moril maupun materil, mendoakan
dan selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Teruntuk keluarga saya yang selalu memberikan pencerahan, motivasi,
bimbingan dan mendukung baik moril dan material serta mendoakan saya
selama perkuliahan hingga sampai saat ini
13. Teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Angkatan 2014 yang telah saling memotivasi dalam penyelesaian Skripsi ini.
Semoga bantuan yang diberikan untuk penyelesaian skripsi ini mendapat
balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk
itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, 9 Oktober 2018
Peneliti
ALVIN KURNIA ARIF LUBIS
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ......................................................... 7
2.2. Telaah Teori ................................................................................ 8
2.2.1. Pengertian Hygiene Perorangan ........................................... 8
2.2.2. Tujuan Hygiene Perorangan ................................................ 9
2.2.3. Jenis-Jenis Hygiene Perorangan........................................... 9
2.2.4. Prinsip Hygiene Perorangan ................................................ 20
2.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hygiene Perorangan .... 20
2.2.6. Dampak Hygiene Perorangan .............................................. 22
2.3. Pengetahuan (Knowledge) ............................................................. 23
2.3.1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) .................................. 23
2.3.2. Tingkatan Pengetahuan ...................................................... 23
2.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ............... 25
2.3.4. Cara Memperoleh Pengetahuan .......................................... 26
2.3.5. Cara Mengukur Pengetahuan .............................................. 27
2.4. Pengertian Penyuluhan Kesehatan ................................................ 28
2.5. Tujuan Penyuluhan Kesehatan ..................................................... 28
2.6. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ......................................... 29
2.7. Visi dan Misi Penyuluhan Kesehatan ........................................... 30
2.8. Sasaran Penyuluhan Kesehatan .................................................... 31
2.9. Strategi Penyuluhan Kesehatan .................................................... 32
v
2.10. Metode Dan Media Pendidikan Kesehatan ................................. 34
2.11. Hipotesis Penelitian ................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 37
3.1. Desain Penelitian ......................................................................... 37
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 37
3.2.1. Lokasi Penelitian ................................................................ 37
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................................ 37
3.3. Populasi dan Sampel .................................................................... 37
3.3.1. Populasi ............................................................................. 37
3.3.2. Sampel ............................................................................... 38
3.4. Kerangka Konsep ........................................................................ 40
3.5. Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran ............................... 40
3.5.1. Defenisi Operasional .......................................................... 40
3.5.2. Aspek Pengukuran ............................................................. 43
3.6. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 43
3.6.1. Jenis Data ........................................................................... 43
3.6.2. Tekhnik Pengumpulan Data ............................................... 44
3.6.3. Uji Validitas dan Uji Reabilitas .......................................... 45
3.7. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 47
3.8. Analisis Data ............................................................................... 48
3.8.1. Analisis Univariat .............................................................. 48
3.8.2. Analisis Bivariat ................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 49
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 49
4.1.1. Letak Geografis .................................................................. 49
4.1.2. Visi dan Misi Sekolah MTsN Binjai ................................... 49
4.1.3. Jumlah Dan Kondisi Bangunan Sekolah MTsN Binjai ........ 50
4.1.4. Pegawai dan Guru MTsN Binjai ......................................... 50
4.1.5. Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin MTsN Binjai ......... 51
4.1.6. Struktur Organisasi Sekolah MTsN Binjai .......................... 52
4.2.Analisis Data ................................................................................ 53
4.2.1. Karakteristik Responden .................................................... 53
4.2.2 Analisis Univariat ............................................................... 54
4.2.2.1. Pre-Test Pengetahuan .............................................. 54
4.2.2.2. Post-Test Pengetahuan ............................................. 55
4.2.2.3. Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan ......................... 55
4.2.3. Analisis Bivariat ................................................................. 56
4.3. Pembahasan ................................................................................. 57
vi
4.3.1. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan .... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 61
5.1. Kesimpulan .................................................................................... 61
5.2. Saran .............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62
LAMPIRAN .................................................................................................. 64
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jumlah Siswa/I Di Sekolah MTsN Binjai ............................ 39
Tabel 3.5.2. Aspek Pengukuran Pre-Test dan Post-Test .......................... 43
Tabel 3.2. Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan Siswa
Tentang Hygiene Personal Di Sekolah MTsN 1
Medan Tahun 2018 ............................................................. 45
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Siswa
Tentang Hygiene Personal Di Sekolah MTsN 1 Medan
Tahun 2018 ......................................................................... 46
Tabel 4.1.3. Jumlah Dan Kondisi Bangunan Sekolah MTsN Binjai ........ 50
Tabel 4.1.4. Pegawai Dan Guru MTsN BinjaiTahun 2018-2019 .............. 50
Tabel 4.1.5. Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin MTsN Binjai ......... 51
Tabel 4.1. Distribusi Umur Responden Disekolah MTsN Binjai .......... 53
Tabel 4.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden Disekolah
MTsN Binjai ....................................................................... 53
Tabel 4.3. Distribusi Kelas Responden Disekolah MTsN Binjai ........... 54
Tabel 4.4. Distribusi Pre-Test Pengetahuan Responden
Disekolah MTsN Binjai ....................................................... 54
Tabel 4.5. Distribusi Post-Test Pengetahuan Responden
Disekolah MTsN Binjai ....................................................... 55
Tabel 4.6. Distribusi Pre-Test dan Post-Test Pengetahuan Responden
Disekolah MTsN Binjai ....................................................... 55
Tabel 4.7. Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Pengetahuan Remaja
Tentang Hygiene Perorangan Di Sekolah MTsN Binjai ...... 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.4. Kerangka Konsep .............................................................. 40
Gambar 4.1.6. Struktur Organisasi Sekolah MTsN Binjai ........................ 52
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ........................................................ 64
Lampiran 2 : Master Tabel Uji Validitas Pengetahuan ........................... 67
Lampiran 3 : Master Tabel Penelitian .................................................... 68
Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas Pengetahuan ....................................... 69
Lampiran 5 : Hasil Reliabilitas Pengetahuan ......................................... 74
Lampiran 6 : Hasil Output SPSS Penelitian ........................................... 75
Lampiran 7 : Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test ............................... 76
Lampiran 8 : Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) ............................ 77
Lampiran 9 : Surat Permohonan Survey Awal ....................................... 78
Lampiran 10 : Surat Permohonan Uji Validitas ....................................... 79
Lampiran 11 : Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................... 80
Lampiran 12 : Surat Balasan Izin Survei Awal ........................................ 81
Lampiran 13 : Surat Balasan Uji Validitas............................................... 82
Lampiran 14 : Surat Balasan Izin Penelitian ............................................ 83
Lampiran 15 : Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I ........................ 84
Lampiran 16 : Lembar Bimbingan Skripsi pembimbing II ....................... 85
Lampiran 17 : Dokumentasi Survey Awal, Uji Validitas Dan Penelitian . 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Promosi kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu dengan harapan
bahwa adanya pesan tersebut maka masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik serta dengan adanya
pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapakan
dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.(1)
Promosi kesehatan menurut WHO, berdasarkan Ottawa Charter tahun
1986 merupakan suatu proses yang bertujuan memungkinkan individu untuk
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya
berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self
emporwerment). Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial budaya setempat.(2)
Istilah penyuluhan kesehatan dengan promosi kesehatan memiliki arti
yang berbeda namun memiliki keterkaitan dalam pelaksanaannya. Berdasarkan
filsafat dasar, menurut WHO promosi kesehatan adalah pemberdayaan atau
empowerment. Perberdayaan adalah bentuk kegiatan yang berkesinambungan
(sustainnable). Hal ini berarti bahwa perilaku sehat sebagai hasil dari promosi
kesehatan harus berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan. Sementara
pada penyuluhan kesehatan jika telah berhasil mengubah perilaku sasaran menjadi
2
perilaku sehat (biasanya hanya mencakup aspek kognitif) berarti tugas
penyuluhan selesai. Sedangan menurut Depkes RI tahun 2004 penyuluhan
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan yang berlandasan prinsip belajar
untuk mencapai suatu keadaan, ketika individu, kelompok, atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana cara dan melakukan apa yang
dapat dilakukan, secara perorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan
jika perlu.(2)
Penyuluhan kesehatan menurut ahli Lawrance Green adalah proses
perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahaan tersebut bukan proses
pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam
individu atau masyarakat itu sendiri sehingga tercapaian tujuan kesehatan yang
baik dari penyuluhan kesehatan tersebut.(3)
Hygieneperoranganadalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh serta memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan yang meliputi baik fisik maupun psikis. Memeliharakebersihan
merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan
akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan
individu tersebut.(4)
Berdasarkan hal di atas, tujuan akhir pembangunan di bidang kesehatan
adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang produktif dalam bidang
sosial dan ekonomi. Dengan demikian diharapkan bahwa tingkat produktivitas
3
dan efisiensi yang dilakukan akan selalu meningkat. Sehingga pelaksanaan dan
hasil pembangunan nasional yang dilakukan dapat dioptimalkan dengan baik.(4)
Adapunhygiene perorangandisini bertujuan untuk mencegah terjangkitnya
penyakit serta untuk memperbaiki status kesehatannya. Salah satu indikator dari
hygiene perorangan adalah perawatan tangan, kuku, dan kaki. Perawatan tersebut
secara wajar penting bagi manusia dalam usia berapapun dan kapanpun, akan
tetapi dengan bertambahnya usia dan terutama pada saat sakit perawatan tangan,
kuku dan kakitersebut akan semakin penting.(4)
Perawatan tangan dan kaki yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan
termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun
atau detergen, dan mengeringkannya dengan handuk yang bersih. Sedangkan
perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan
kaki dengan rapi sehingga kuku jari tersebut tampak bersih.Menampilakan kuku
jari tangan dan kaki yang bersih membutuhkan perhatian khusus dalam perawatan
kebersihan diri seseorang karena rentan terhadap infeksi serta mudah robek dan
dapat melukai kulit sekitar jika kuku tersebut dalam keadaan panjang.Kemudian
dampak yang dihasilkan apabila kuku tidak dirawat diantaranya mendatangkan
penyakit kecacingan dan diare.(4)
Anak usia sekolah (6-10tahun) merupakan masapencapaian yang
dilakukan oleh anak-anak selama masa bayi, masa todler, dan prasekolah
membuat mereka siap untuk menempuh pendidikan formal. Anak usia sekolah
mempunyai periode pembelajaran cepat, tidak hanya ditatatan pendidikan, tetapi
juga melalui peningkatan perjumpaan dengan banyak orang diluar lingkaran
4
keluarga, dan memperluas kesadaran mereka tentang dunia sekitar mereka. Saat
mereka menyelesaikan tahap ini, anak mendekati maturitas fisik dan siap
menghadapi tantangan emosi, sosial, dan intelektual di masa remaja.(5)
Masa remaja merupakan salah satu tahap tumbuh kembang manusia yang
berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan. Proses tumbuh kembang remaja
mengalami banyak perubahan dari masa-masa menuju dewasa. Masa remaja
merupakan usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa yaitu
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkat yang sama. Menurut potter & perry, perubahan
pada remaja mencakup perubahan fisik, mental, emosi, kognitif dan psikososial.
Setiap perubahan yang terjadi pada remaja dapat menimbulkan resiko kesehatan.
Perubahan inilah yang menyebabkan remaja sebagai populationat risk.(6)
Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan di MTsN Binjai kecamatan
Binjai Selatan Kota Binjai Tahun 2018 untuk siswa kelas VIII MTsN Binjai yang
berjumlah 20 siswa yang masing-masing terdiri dari 10 laki-laki dan 10
perempuan memperoleh hasil dari siswa laki-laki memiliki pengetahuan yang
cukup sedangkan siswa yang perempuan memiliki pengetahuan yang kurang
mengenai hygiene perorangan.
Sehubungan dengan uraian diatas, penulis ingin mengetahui Pengaruh
Penyuluhan terhadap Pengetahuan Remaja tentang Hygiene perorangan di
Sekolah MTsN Binjai Jalan Pekan Baru No.2A Rambung Barat Kecamatan Binjai
Selatan Tahun 2018.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah
apakah ada Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Remaja tentang Hygiene
perorangan di Sekolah MTsN Binjai Jalan Pekan Baru No.2A Rambung Barat
Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2018.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa
tentang hygiene perorangan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
responden akan pentingnya pengetahuan penyuluhan untuk memperbaiki
hygiene perorangan.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak
sekolah untuk lebih mengawasi dan mengarahkan anak-anak dalam
penerapan hygiene perorangan.
3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia Medan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
yang bermamfaat dalam pengembangan pembelajaran tentang pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang hygiene perorangan.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perpustakaan
untuk pengembangan wawasan serta pengetahuan.
6
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu
pengetahuan, keterampilan dalam memberikan informasi mengenai
pentingnya penyuluhan terhadap pengetahuan yang ada pada anak-anak
terutama mengenai hygiene perorangan dalam kehidupan sehari-hari serta
sarana latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama duduk
dibangku perkuliahan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Linda Hernike Napitupulu
sebagai staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan tahun 2016, dengan Judul Skripsi Hubungan Pengetahuan dan
Hygiene Perorangan dengan Infeksi Kecacingan pada Anak Balita di Desa Lau
Damak Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat tahun 2016. Penelitian ini
menggunakan uji chi-square pada batas kemaknaan (p value= 0,005) sehingga
hasil penelitian menyatakan tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian
kecacingan, hasinya adalah (p= 0,118< 0,05). Ada hubungan yang signifikan
antara hygiene perorangan dengan kejadian kecacingan pada anak di Desa Lau
Demak Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.(7)
Berdasarkan penelitian lainnya oleh Agustika Antoni sebagai staf pengajar
di Akademi Keperawatan Baiturrahmah Padang tahun 2013, dengan Judul Skripsi
Analisis Pengetahuan dan Sikap Murid SD tentang Kebersihan Diri di SD Negeri
No. 55 Air Pacah Padang tahun 2013. Hasil persentase menunjukkan tingkat
pengetahuan dalam pemeliharaan kebersihan diri dari tingkat pengetahuan yang
kurang baik dan yang rendah adalah (58,3%) dibanding dengan yang memiliki
pengetahuan yang baik (9,5%) sehingga hasil yang diperoleh (p value= 0,005)
sedangkan hasil persentase yang menunjukkan sikap dalam pemeriharaan
kebersihan diri yang kurang baik lebih banyak terjadi pada responden yang
7
8
memiliki sikap negatif (53,3%) dibandingkan dengan responden yang memiliki
sikap positif (5,6%) sehingga hasil (p value= 0,004). Jadi kesimpulan yang
diperoleh dari tingkat pengetahuan dan sikap anak SD dalam pemeliharaan
kebersihan diri adalah sama-sama memiliki hubungan dalam pemeliharaan
kebersihan diri di SD Negeri No.55 Air Pacah Padang.(8)
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Liviana PH Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal tahun 2018,
dengan Judul Skripsi Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene Terhadap
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat. Didapatkan nilai p sebesar 0,001 (p
value <0,05) dan sikap didapatkan hasil nilai p 0,038 (p value <0,05)
menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan personal hygiene terhadap
tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi agar masyarakat lebih memperhatikanpersonal hygiene (kebersihan
diri) agar tehindar dari berbagai macam penyakit.(9)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Pengertian Hygiene Perorangan
Hygiene perorangan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh serta memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan yang meliputi baik fisik maupun psikis. Memelihara kebersihan
merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan
akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan
individu tersebut.(4)
9
2.2.2. Tujuan Hygiene Perorangan
Adapun tujuan dari hygiene perorangan yaitu:(4)
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
2. Memelihara kebersihan diri seseorang.
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
4. Pencegahan penyakit.
5. Meningkatkan percaya diri seseorang.
6. Menciptakan keindahan diri.
2.2.3. Jenis-jenis Hygiene Perorangan
Jenis jenis perawatan hygiene perorangan menurut Perry & Potter
dibedakan menjadi 2, yaitu:(10)
1. Hygiene Perorangan Berdasarkan Waktu
a. Perawatan dini hari
Perawatan dini hari merupakan perawatan diri yang dilakukan pada
waktu bangun tidur untuk melakukan tindakan seperti perapian
dalam pemeriksaan, mempersiapkan segala kebutuhan serta
melakukan sarapan dipagi hari dan lain-lainnya.
b. Perawatan pagi hari
Perawatan pagi hari merupakan perawatan yang dilakukan setelah
melalukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan eliminasi seperti
mandi sampai merapikan tempat tidur.
10
c. Perawatan siang hari
Perawatan siang hari merupakan perawatan yang dilakukan setelah
melakukan perawatan diri yang dapat dilakukan antara lain
mencuci tangan setelah melakukan kegiatan, membersihkan mulut
jika selesai makan serta melakukan pembersihan lingkungan
tempat tinggal.
d. Perawatan menjelang tidur
Perawatan menjelang tidur merupakan perawatan yang dilakukan
pada saat menjelang tidur agar diri tetap dalam keadaan bersih dan
sehat sehingga beristirahat pun jauh lebih tenang dan nyaman.
2. Hygiene Perorangan Berdasarkan Tempat
1. Perawatan Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma sehingga
diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan
fungsinya.(10)
Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan
yang sehat harus selalu memperhatikan seperti:(4)
1. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik
sendiri.
2. Mandi minimal 2 kali sehari.
3. Mandi memakai sabun.
4. Menjaga kebersihan pakaian.
11
5. Makan yang bergizi seperti sayur dan buah.
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
Ada 6 fungsi yang dimiliki oleh kulit antara lain:(10)
1. Proteksi tubuh.
2. Pengaturan temperatur tubuh.
3. Pengeluaraan pembuangan air keringat.
4. Sensasi dari stimulus lingkungan.
5. Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit.
6. Memproduksi dan mengabsorsi vitamin D.
Karakteristik kulit normal antara lain yaitu:(4)
a. Kulit dalam keadaan halus dan kering.
b. Kulit dalam keadaan utuh dan tidak memiliki abrasi.
c. Kulit terasa hangat ketika palpasi.
d. Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur dapat palpasi pada
permukaan kulit, kulit lembut dan fleksibel.
e. Ada tugor yang baik (elastis dan tetap) dengan kulit yang
secara umum halus dan lembut.
f. Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh,
dengan rentang dari coklat tua ke merah muda menuju ke
merah muda terang.
12
Faktor-faktor yang menyebabkan resiko kerusakan pada kulit
yaitu:(4)
a. Imobilisasi yaitu saat mengalami keterbatasan gerak, bagian
tubuh terkena tekanan yang mengurangi sirkulasi ke jaringan
yang terkena. Diperlukan pergantian posisi untuk menghindari
tekanan yang berlebihan.
b. Penurunan sensasi yaitu klien dengan kelumpuhan, insufisiensi
sirkulasi, atau kerusakan pada syaraf lokal tidak mampu
merasakan cedera kulit. Selama dimandikan periksa fungsi
saraf sensorik dengan memeriksa sensasi nyeri, suhu, dan
taktil.
c. Perubahan gizi dan Hidrasi yaitu klien dengan keterbatasan
kalori dan protein memiliki kulit yang lebih tipis dan kurang
elastis dengan hilangnya jaringan subkutan. Hal ini
mengakibatkan gangguan penyembuhan pada luka.
d. Sekresi dan Ekskresi di kulit yaitu kelembaban permukaan kulit
menjadi media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi,
melembutkan sel eperdermis, dan menyebabkan maserasi kulit.
Keringat, urine, fases berair, dan cairan luka pada kulit
mengakibatkan kerusakan dan infeksi.
e. Insufiensi vaskuler yaitu kekurangan suplai artirial kejaringan
dan gangguan aliran vena menurunkan sirkulasi ke ekstremitas.
Aliran darah yang tidak adekuat menimbulkan kerusakan.
13
Resiko infeksi juga timbul karena gizi, oksigen, dan sel darah
putih yang cedera tidak cukup.
f. Alat eksternal yaitu alat pada kulit yang akan menimbulkan
tekanan atau friksi.
2. Perawatan Rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan
diri juga dapat dilihat dari rambut. Perawatan ini bermanfaat
mencegah infeksi pada daerah kepala.(10)
Agar rambut tetap terlihat bersih dan rapi maka harus
dilakukan pemeliharaan rambut secara teratur, hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan rambut adalah sebagai berikut:(4)
1. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut
sekurang-kurangnya 2 kali sehari.
2. Mencuci rambut memakai shampo atau bahan pencuci rambut
lainnya.
3. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.
Adapun bagian-bagian dari rambut adalah:(10)
a. Hair shaft atau batang rambut adalah bagian rambut yang keluar
dari dan berada diatas permukaan kulit.
b. Arrector pili muscle atau otot arektor pili adalah otot kecil yang
menempel di folikel rambut.
14
c. Sebaceous gland atau kelenjar minyak adalah kelenjar mikroskopis
yang berfungsi mengeluarkan sebum (minyak) dan berfungsi
sebagai pelindung terhadap kuman.
d. Hair follicle atau folikel rambut adalah kantung kecil tempat akar
satu helai rambut berada.
e. Hair bulb atau bulbus rambut adalah bagian akar yang
menggelembung dan mengandung sel-sel aktif yang membentuk
rambut.
f. Hair papilla atau papila rambut adalah bagian yang berada di
folikel paling bawah dan bertugas menerima nutrisi dari folikel.
Disinilah tempat rambut sesungguhnya bertumbuh. Ketika sel-sel
bertambah dan memproduksi keratin untuk mengeraskan
strukturnya, sel-sel itu didorong keluar folikel dan kemudian
muncul dipermukaan kulit sebagai batang rambut.
Fungsi dari rambut adalah:(4)
a. Melindungi kulit terhadap pengaruh-pengaruh buruk
b. Sebagai pengatur suhu
c. Pendorong penguapan keringat
d. Sebagai indera peraba yang sensitif
3. Perawatan Mata
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari yang berfungsi sebagai indera
penglihatan yang menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada
15
retina dengan perantaraan serabut-serabut nervus opticus yang
menghantarkan rangsangan kepusat penglihatan pada otak untuk
ditafsirkan. Oleh sebab itu, individu harus membersihkan matanya
supaya aktivitas tidak menjadi terganggu. Kebersihan mata adalah
suatu keadaan atau upaya dimana mata harus bebas dari kotoran
seperti kotoran debu, asap, dan lainnya.(4)
Bagian-bagian mata terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Okulus (bola mata) yaitu organ yang meliputi kornea mata, skelera
pada mata, koroid, korpus siliaris, iris/pupil, dan retina.
b. Organ okuli asesoris (alat bantu mata) yaitu yang meliputi
kavumorbita, kulit tebal yang melengkung yang ditumbuhi oleh
bulu pendek, palbebra (kelopak mata), aparatus lakrimalis/air mata,
muskulus okuli (otot mata), konjungtiva.
c. Saraf indera penglihatan yaitu yang meliputi nervus optikus/saraf
otat II.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah:(4)
1. Membaca ditempat yang terang.
2. Memakan makanan yang bergizi.
3. Istirahat yang cukup dan teratur.
4. Memakai peralatan sendiri dan sendiri (seperti handuk dan sapu
tangan).
5. Memelihara kebersihan lingkungan.
16
4. Kebersihan Telinga
Telinga merupakan suatu alat panca indra yang berfungsi untuk
mendengarserta mengumpulkan dan melokalisasi suarayang sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk melakukan aktivitas.Oleh sebab itu
telinga harus dicuci dan dibersihkan rongga telinganya agar
telinganya tersebut tetap bersih dan terhindar dari infeksi.(4)
Bagian-bagian dari telinga terdiri dari:(4)
a. Telinga bagian luar (auris eksterna) yaitu yang meliputi daun
telinga, liang telinga tengah, selaput gendang telinga.
b. Telinga bagian tengah (auris media) yaitu yang meliputi kavum
timvani, antrum timpani, tuba auditiva eustaki.
c. Telinga bagian tengah (auris internal) yaitu yang terletak pada
bagian tulang keras pilorus temporalis, terdapat reseptor
pendengaran dan alat pendengar yang disebut labirin.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan telinga, yaitu:(4)
1. Membersihkan telinga secara teratur.
2. Jangan mengorek-ngorek telinga dengan mengguanakan benda
tajam.
3. Bersihkan telinga pakai kapas yang lebut dengan menggunakan air
hangat.
5. Kebersihan Hidung
Hidung merupakan indra penciuman yang memantau temperatur
dan kelembaban udara yang dihirup oleh manusia yang sangat
17
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas, serta mencegah masuknya
partikel asing kedalam sistem pernafasan. Oleh karena itu hidung
wajib setiap hari dibersihkan dengan cara mengeluarkan kotoran
atau benda asing dari dalam hidung tersebut agar hidung tetap
bersih dan bebas dari infeksi.
Fungsi dari hidung adalah:(4)
a. Sebagai jalannya pernafasan
b. Pengatur kondisi udara
c. Sebagai penyaring dan pelindung
d. Indra penghirup
e. Resonasi suara
f. Proses bicara
g. Refleks nasal
6. Perawatan Mulut
Mulut merupakan indra perasa yang sangat dibutuhkan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Perawatan mulut harus dilakukan
setiap hari dan bergantung terhadap keadaan mulut individu
tersebut, mulut dan gigi merupakan bagian yang penting yang harus
dipertahankan ksebersihannya sebab organ ini paling rentan
masukkan kuman dan bakteri yang bisa menyebabkan
pembengkakan pada gusi dan sakit pada gigi.(4)
Fungsi dari perawatan mulut adalah:(11)
a. Memperbaiki penampilan.
18
b. Meningkatkan nafsu makan dan rasa makanan menjadi lebih enak.
c. Gigi dan gusi sehat sehingga meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan.
d. Terhindar dari ketidaknyamanan.
Resiko yang terjadi jika tidak melakukan perawatan mulut dengan
baik yaitu:(11)
a. Timbulnya organisme penyebab penyakit memasuki tubuh melalui
mulut.
b. Partikel makanan yang terselip diantara gigi menyebabkan gigi
busuk, bau mulut, dan inflamasi kantong gigi.
c. Timbulnya penyakit yang menyebabkan iritasi, kekeringan, atau
kecokelatan pada lidah dan membran mukosa mulut.
d. Bernapas melalui mulut juga menyebabkan kekeringan dan iritasi.
e. Terjadinya infeksi pada gusi yang dapat ditularkan dari satu orang
ke orang yang lain.
f. Menimbulkan kondisi mulut yang tidak enak sehingga dapat
mengurangi nafsu makan.
g. Menimbulkan bau mulut dan pengkroposan pada gigi yang dapat
membuat seseorang menjadi malu diri.
7. Perawatan Tangan, Kaki dan Kuku
Perawatantangan, kaki, dan kuku secara wajar sangatlah penting
artinya bagi manusia dalam usia berapapun dan kapanpun, akan
tetapi dengan semakin bertambahnya usia dan terutama pada saat
19
sakit, perawatan tangan, kaki dan kuku akan semakin penting.
Perawatan tangan, kaki dan kuku yang baik dimulai dengan
menjaga kebersihan termasuk didalamnya membasuh dengan air
bersih, mencucinya dengan sabun atau detergen, dan
mengeringkannya dengan handuk. Hindari penggunaan sepatu yang
sempit, karena merupakan sebab utama gangguan kaki dan bias
mengakibatkan katimumul (kulit ari menjadi mengeras, menebal,
bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh). Hindari juga
penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah using dan kotor karena
bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki.
Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan
memotong kuku jari tangan dan kaki dengan rapi dengan terlebih
dulu merendamnya dalam sebaskom air hangat, hal ini sangat
berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong.
Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan hal
sebagai berikut:(4)
1. Membersihkan tangan sebelum mengkonsusi makanan.
2. Mencuci tangan setelah membuang sampah.
3. Mencuci kaki sebelum tidur
4. Membersihkan lingkungan sekitar.
5. Memotong kuku secara teratur.
20
2.2.4. Prinsip Hygiene Perorangan
Ada beberapa prinsip hygiene perorangan antara lain:(10)
1. Individu menggunakan keterampilan komunikasi terapeutik.
2. Individu mengintegrasikan strategi pembelajaran
3. Individu pertimbangan keterbatasan fisik individu.
4. Individu menghormati pilihan budaya, kepercayaan, dan kebiasaan.
5. Individu menjaga kemandirian diri.
6. Menjamin privasi diri.
7. Menyampaikan rasa hormat, dan mendorong kesehatan fisik diri.
8. Menghormati yang lansia.
2.2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hygiene Perorangan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hygiene perorangan antara lain
adalah:(4)
1. Praktik Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial dan karenanya berada dalam
kelompok sosial. Kondisi ini akan memungkinkan seseorang untuk
berhubungan, berinteraksi dan bersosialisasi satu dengan yang lainnya.
Personal higiene atau kebersihan diri seseorang sangat mempengaruhui
praktik sosial seseorang. Selama masa anak-anak, kebiasaan keluarga
mempengaruhi praktik higiene, misalnya frekuensi mandi, waktu
mandi, dan jenis higiene mulut. Pada masa remaja, higiene pribadi
dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya.
21
2. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan dan pilihan tersendiri dalam praktik
personal higiennya. Menurut pilihan dan kebutuhan pribadinya pilihan-
pilihan tersebut setidaknya harus membantu dalam mengembangkan
rencana perawatan yang lebih kepada individu.
3. Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh adalah cara pandang seseorang terhadap bentuk tubuhnya,
citra tubuh sangat mempengaruhi dalam praktik higiene seseorang.
Ketika seseorang perawat dihadapkan pada klien yang tampak
berantakan, tidak rapi, atau tidak peduli dengan higiene dirinya, maka
dibutuhkan edukasi tentang pentingnya higiene untuk kesehatan, selain
itu juga dibutuhkan kepekaan perawat untuk melihat kenapa hal ini
bisa terjadi, apakah memang kurang/ ketidaktahuan klien akan higiene
perorangan atau ketidakmauan dan ketidakmampuan klien dalam
menjalankan praktik higiene dirinya, hal ini bisa dilihat dari partisipasi
klien dalam higiene harian.
4. Status Sosial-Ekonomi
Status ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkah praktik
higiene perorangan. Sosial ekonomi yang rendah memungkinkan
higiene perorangan yang rendah pula. Perawat dalam hal ini harus bisa
menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting dalam praktik higiene seperti, sabun, sampo, sikap gigi, pasta
gigi, dan lainnya.
22
5. Pengetahuan dan motivasi
Pengetahuan tentang higiene akan mempengaruhi praktik higiene
seseorang. Namun, hal ini saja tidak cukup, karena motivasi
merupakan kunci penting dalam pelaksanaan higiene tersebut.
Permasalahan yang sering terjadi adalah ketiadaan motivasi karena
kurangnya pengetahuan.
6. Budaya
Kepercayaan budaya dan nilai pribadi klien akan mempengaruhi
perawatan higiene seseorang. Berbagai budaya memiliki praktik
higiene yang berada. Di Asia kebersihan dipandang penting bagi
kesehatan sehingga mandi bisa dilakukan 2-3 kali dalam sehari,
sedangkan di Eropa memungkinkan hanya mandi sekali dalam
seminggu.
2.2.6. Dampak Hygiene Perorangan
Adapun dampak yang sering timbul pada masalah hygiene perorangan
adalah sebagai berikut:(4)
1. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
23
2. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
2.3. Pengetahuan
2.3.1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendrinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intesitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagia besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.(12)
2.3.2. Tingkatan Pengetahuan
Menurut garis besar, pengetahuan yang dicakup didalam kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu:(12)
1. Tahu (know)
Tau diartiakn hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Mengetahui atau mengukur
bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
24
2. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek baju
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
dapat mengintreprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi dapat diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksud dengan menggunakan atau mengaplikasikan prinsip
yang diketahui tersebut pada situasi lainnya.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mecari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila soseorang tersebut telah dapat membedakan, atau
memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tersebut.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemapuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang telah ada.
25
6. Evaluasi (evaluation)
Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendri atau kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang
berlaku dimasyarakat.
2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Ada 2 faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:(13)
a. Faktor Internal
1. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-
cita tentu menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
2. Pekerjaan, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak
merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan
banyak tantangan.
3. Umur, usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
26
yang lebih dewasa dipercaya masyarakat dari orang yang belum
tinggi kedewasaannya.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
2. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2.3.4. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo tahun 2003 yang mengemukakan bahwasanya cara
memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dengan:(13)
1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
a. Cara coba salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakuan dengan
menggunakan kemungkinan dalah memecahkan masalah dan
apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan
yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
27
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan-pimpinan
masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang,
pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima
mempunyai dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya
baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini tersebut metode penelitian ilmiah atau lebih populasi atau
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Francis Bacon dan kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven
dan akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan peneltian yang dewasa
ini kita kenal dengan peneltian ilmiah.
2.3.5. Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo yang mengemukakan bahwasanya pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau kuesioner yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek peneliti atau
responden.Pengukuran pengetahuan berupa pertanyaan tertutup pilihan jawaban a,
b, c, atau d. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Guttman nilai 1
28
jika memilih jawaban yang benar, dan 0 jika memilih jawaban yang salah atau
tidak menjawab petanyaan. Pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
disesuaikan dengan tingkatan dalam domain kognitif.(12) Kriteria tingkat
pengetahuan yang dapat diketahui dan dinterprestasikan dengan skala yang
bersifat kualitatif, yaitu:(13)
1. Baik : Hasil persentase 76% - 100%
2. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%
3. Kurang : Hasil persentase <55%
2.4. Pengertian Penyuluhan/Promosi Kesehatan
Penyuluhan adalah suatu kegiatan atau usaha dalam menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan adanya pesan
tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok, atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku dengan kata lain, adanya
penyuluhan tersebut diharapakn dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku sasaran.Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan
kesehatan masyarakat (Public Health Education) yaitu suatu kegiatan atau usaha
untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau
individu dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.(1)
29
2.5. Tujuan Penyuluhan Kesehatan
Adapun tujuan penyuluhan kesehatan disini adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakt dalam bidang kesehatan. Adapun faktor yang perlu
diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan yaitu:(3)
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi didapatnya.
2. Tingkat Sosial dan Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam menerima informasi baru.
3. Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan
hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat
menghargai dan mengganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4. Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan.
30
2.6. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain sebagai berikut:(3)
1. Dimensi sasaran, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu:
a. Pertama, pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.
b. Kedua, pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.
c. Ketiga, pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya
masyarakat luas.
2. Dimensi tempat pelaksanaanya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung
diberbagai tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:
a. Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran
murid.
b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan dirumah sakit dengan
sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas dan lain sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan yang bersangkutan.
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan melalui pencegahan yaitu dengan cara health promotion atau
peningkatan kesehatan berupa pendidikan kesehatan (Health Education)
serta penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti penyuluhan
mengenai masalah gizi.
31
2.7. Visi dan Misi Penyuluhan Kesehatan
Adapun visi dan misi penyuluhan kesehatan menurut organisasi kesehatan
dunia WHO (World Health Organization) tahun 2012adalah sebagai berikut:(3)
Visi :
1. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun sosial.
2. Pendidikan kesehatan semua program kesehatn, baik pemberantasan penyakit
menular, sanatasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatn, maupun
program kesehatan lainnyadan bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.
Misi :
3. Advokasi yang merupakan perangkat kejadian yang terencana yang ditujukan
kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isyu kebijakan
yang spesifik.
4. Melakukan kegiatan pelaksanaan program-program kesehatan perlu adanya
suatu kerjasama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupun lintas
sektor yang terkait.
5. Masyarakat diberikan suatu keterampilan agar mereka mampu dan memelihara
serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri.
32
2.8. Sasaran Penyuluhan Kesehatan
Berdasarkan pentahapan upaya penyuluhan kesehatan, maka sasaran
penyuluhan dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu:(2)
1. Sasaran Primer
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga, untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui anak untuk masalah KIA serta anak sekolah untuk
kesehatan remaja dan lain sebagainya.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder dalam penyuluhan kesehatan adalah tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki
kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan,
dengan harapan setelah diberikan penyuluhan kesehatan maka
masyarakat tersebut akan kembali menyampaikan penyuluhan
kesehatan tersebut kepada lingkungan masyarakat sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam penyuluhan kesehatan
adalah pembantu keputusan (decission maker)atau penentu kebijakan
(policy maker). Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar
kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok
tersebut akan memiliki efek/dampak serta pengaruh bagi sasaran
sekunder maupun sasaran primer.
33
2.9. Strategi Penyuluhan Kesehatan
Adapun strategi yang digunakan dalam muwujudkan penyuluhan
kesehatan yaitu sebagai berikut:(14)
a. kebijakan berwawasan kesehatan
kebijakan yang dibuat benar-benar mendukung semua upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Misalnya penggunaan
bahan bakar ramah lingkungan (biosdiesel) dan mengurangi bahan
bakar dari fosil.
b. Lingkungan yang mendukung
Kegiatan atau upaya untuk menciptakan atau mengkondisikan
lingkungan yang sehat baik fisik ataupun non fisik. Ditetapkannya
peraturan pemerintah tentang perlunya dibuat ruang terbuka dan
lahan hijau dimasing-masing perkantoran.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan
Masalah kesehatan saat ini sepertinya menjadi tanggung jawab
pemerintah saja, padahal pada hakekatnya masalah kesehatan
adalah tanggung jawab bersama, tanggung jawab individu,
kelompok dan masyarakat.
d. Keterampilan individu
kesehatan masyarakat dapat tercipta jika kesehatan individu,
kesehatan keluarga, kesehatan kelompok telah terwujud terlebih
dahulu. Untuk itu upaya-upaya menanamkan kesadaran akan
pentingnya arti kesehatan bagi individu perlu dilakukan.
34
e. Gerakan masyarakat
Gerakan masyarakat berarti upaya yang dilakukan secara bersama-
sama seluruh tingkatan mulai dari individu, keluarga dan
masyarakat dengan bahu membahu memelihara, mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan.
2.10. Metode dan Media Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo dalam bukunya promosi kesehatan dan ilmu
perilaku promosi kesehatan, terdapat beberapa metode pendidikan dan media
promosi kesehatan yang biasa digunakan antara lain:(1)
1. Metode pendidikan individual (perorangan), merupakan metode
pendidikan yang bersifat perorangan diantaranya: bimbingan atau
penyuluhan, dan wawancara.
2. Metode pendidikan kelompok, dalam metode ini harus diingat bahwa
jumlah populasi yang akan ditujukan haruslah dipertimbangkan. Untuk itu
dapat dibagi menjadi kelompok besar dan kelompok kecil serta kelompok
massa. Apabila peserta lebih dari 15 orang maka dapat dimaksudkan
kelompok besar, dimana dapat menggunakan metode ceramah dan
seminar. Sedangkan disebut kelompok kecil apabila jumlah kurang dari 15
orang dapat menggunakan metode diskusi kelompok, curah pendapat, bola
salju, kelompok kecil, serta memainkan peran. Apabila menggunakan
metode pendidikan massa ditujukan kepada masyarakat ataupun khalayak
yang luas dapat berupa ceramah umum, pesawat televisi, radio, tulisan-
tulisan majalah atau koran, dan lain sebagainya.
35
3. Metode pendekatan massa merupakan metode yang cocok untuk
mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat. Oleh karena sasaran ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial
ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Contoh metode yang cocok
untuk pendekatan massa adalah, ceramah umum, berbincang-bincang,
simulasi, sinetron Dokter Santika dalam acara TV pada tahun 1990-an,
tulisan-tulisan dimajalah atau koran baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab, billboard seperti spanduk dan poster.
Selanjutnya dalam media yang digunakan menurut Notoatmodjoada
terdapat 3 macam media, antara lain :(1)
a. Media bantu lihat (visual) yang berguna dalam menstimulasi indra mata
pada waktu terjadinya proses pendidikan. Dimana media bantu lihat ini dibagi
menjadi 2 yaitu mediayang diproyeksikan misalnya slide, film, film strip dan
sebagainya, sedangkan media yang tidak diproyeksikan misalnya peta, buku,
leaflet, bagan dan lain sebagainya.
b. Media bantu dengar (audio) dimana merangsang indra pendengaran
sewaktu terdapat proses penyampaian, misalnya radio, piring hitam, pita suara.
c. Media lihat-dengar seperti televisi, video cassete dan lain sebagainya.
36
2.11. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi hipotesis adalah adanya pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap perubahan tingkat pengetahuan siswa tentang
hygiene perorangan di sekolah MTsN Binjai setelah diberikannya penyuluhan
mengenai hygiene perorangan
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahOne Groups
Pretest-Posttest yaitu rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol),
tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang
memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah
adanya eksprimen (programposttest).(13)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah MTsN Binjai yang terletak di Jalan
Pekan Baru No.2A Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2018.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai dengan
September 2018 di MTsN Binjai, yaitu mulai dari pengajuan judul, survei awal,
bimbingan proposal, penelitian, pengolahan data, bimbingan penelitian, dan
sidang hasil.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi yang diamati peneliti dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas
VIII di MTsN Binjai dengan jumlah siswa sebanyak 245 orang yaitu VIII-1
37
38
sebanyak 41 orang, VIII-2 sebanyak 41 orang, VIII-3 sebanyak 41 orang, VIII-4
sebanyak 41 orang, VIII-5 sebanyak 41 orang dan VIII-6 sebanyak 40 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari objek yang dianggap mewakili seluruh populasi.
Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simpel Random
Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota
populasi tersebut. Berikut penarikan sampel secara acak dan jumlah sampel
diambil mengacu kepada rumus Slovin yaitu:
n = N
1+ N (d)2
n = 245
1+ 245 (0,1)2
n = 245
1+ 245 (0,01)
n = 245
3,45
n = 71
n = 71 siswa
39
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
d= Derajat kesalahan yang diinginkan atau tingkat kemaknaan yang
ditetapkan (α= 0,1)
Tabel 3.1. Jumlah Siswa/Siswi di MTsN Binjai Tahun 2018
KELAS JUMLAH SISWA SAMPEL/KELAS TOTAL
VIII-1 41 41
245𝑥71 = 11,88 = (12)
12
VIII-2 41 41
245𝑥71 = 11,88 = (12)
12
VIII-3 41 41
245𝑥71 = 11,88 = (12)
12
VIII-4 41 41
245𝑥71 = 11,88 = (12)
12
VIII-5 41 41
245𝑥71 = 11,88 = (12)
12
VIII-6 40 40
245𝑥71 = 11,59 = (11)
11
Jumlah 245 71 71
40
3.4. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka konsep penelitian adalah :
Pre-test Post-test
3.5. Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang dimati sehingga memungkinkan penelitian untuk
melakukan wawancara atau pengukuran secara cermat terhadap objek atau
kejadian.
1. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya) untuk mengetahui pentingnya
personal hygiene.
Personal Hygiene:
- Kebersihan
Rambut, Mata,
Telinga, Hidung
dan Mulut.
- Kebersihan
Kulit,Kaki, Kuku
dan Tangan.
Personal Hygiene:
- Kebersihan
Rambut, Mata,
Telinga, Hidung
dan Mulut.
- Kebersihan Kulit,
Kaki, Kuku dan
Tangan.
Pengetahuan
Siswa
Penyuluhan
41
2. Penyuluhan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan
pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu mengenai
pentingnya hygiene perorangan.
3. Hygiene perorangan adalah suatu upaya untuk menjaga kesehatan
tubuh karena kebersihan diri merupakan awal dari kesehatan fisik dan
psikis.
4. Kebersihan rambut adalah kebersihan yang dilakukan dibagian rambut
agar terhindar dari debu dan kotoran lainnya yang dapat menyebabkan
timbulnya bakteri atau kuman didalam rambut serta membuat rambut
agar tetap dalam kondisi bersih dan sehat.
5. Kebersihan mata adalah kebersihan yang harus dilakukan setiap hari
agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yang bertujuan agar mata
bebas dari kotoran seperti debu,asap, dan lain-lainnya sehingga mata
tetap bersih dan terhindar dari infeksi.
6. Kebersihan telinga adalah kebersihan yang dilakukan dibagian luar dan
dalam telinga agar terhindar dari kotoran yang terdapat ditelinga
dengan cara dibersihkan dengan air bersih agar tetap bersih dan
terhindar dari infeksi.
7. Kebersihan hidung adalah kebersihan yang wajib dilakukan setiap hari
dengan cara mengeluarkan kotoran atau benda asing dari dalam hidung
yang bertujuan agar hidung tetap dalam keadaan bersih dan bebas dari
infeksi.
42
8. Kebersihan mulut adalah kebersihan yang dilakukan setiap hari yang
bertujuan agar mencegah terjadinya infeksi pada mulut seperti
sariawan dan bibir pecah-pecah, pembengkakan pada gusi serta sakit
pada gigi dan terhindar dari kuman, serta menjaga kebersihan mulut
dan gigi agar tetap dalam keadaan bersih dan sehat.
9. Kebersihan kulit adalah kebersihan yang dilakukan dibagian luar kulit
dengan cara membersihkan kulit dengan air yang bertujuan
menghilangkan kotoran yang terdapat pada kulit dan mencegah
terjadinya pengeringan pada kulit serta menghilangkan bau pada
daerah tubuh.
10. Kebersihan jari, kuku dan tangan adalah kebersihan yang dilakukan
setiap hari yang bertujuan untuk menghilangkan dan membersihkan
kotoran yang terdapat dijari, kuku, maupun ditangan.
43
3.5.2. Aspek Pengukuran
No. Nama
Variabel
Jumlah
Pertanyaan
Cara
dan
Alat
Ukur
Skala
Pengukuran
Kategori
(Value)
Jenis
Skala
Ukur
Pre-test
1. Pengetahuan 20 Kuesioner 15-20 Baik Ordinal
Benar = 1 11-14 Cukup
Salah = 0 <=10 Kurang
Post-test
2. Pengetahuan 20 Kuesioner 15-20 Baik Ordinal
Benar = 1 11-14 Cukup
Salah = 0 <=10 Kurang
3.6. Metode Pengumpulan Data
3.6.1. Jenis Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari wawancara dengan responden
menggunakan alat bantu kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi
karekteristik responden seperti: nama, umur, jenis kelamin, kelas dan
wawancara dengan tatap muka dilakukan oleh sipeneliti.
b. Data Sekunder dalam penelitian ini adalah yang diperoleh oleh sekolah
MTsN Binjai dan data-data lainnya yang berhubungan dengan penelitian
ini.
c. Data Tersier dalam penelitian ini sipeneliti mengambil berbagai referensi
yang berasal dari buku, jurnal, dan peraturan Menteri Kesehatan.
44
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, penulisan memperoleh sumber
data, yaitu:
a. Data Primer
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data tentang
pengetahuan responden mengenai personal hygiene disekolah. Data ini
diambil langsung dengan cara mendatangi lokasi penelitian dengan
menggunakan kuesioner yang telah dibuat sebelum dilakukannya
penyuluhan kemudian diberikan penjelasan tentang daftar pertanyaan serta
pilihan jawaban yang telah dipersiapkan.Setelah itu baru dilakukannya
penyuluhan agar peneliti dapat memperoleh perbedaan pengetahuan
sebelum dilakukan penyuluhan (Pre-test) dan setelah dilakukannya
penyuluhan (Post-test) kepada responden.
b. Data Sekunder
Teknik pengumpulan data yang dikumpulkan, serta didokumentasikan
yang diperoleh melalui dari bagian Tata Usaha MTsN Binjai yaitu data
mengenai jumlah seluruh siswa kelas VIII.
c. Data Tersier
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan pengumpulan data yang
dipublikasikan secara resmi seperti jurnal, undang-undang kesehatan, data
Kemenkes RI dan peraturan Menteri Kesehatan.
45
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang
kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu
diuji dengan uji kolerasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan
skor total kuesioner tersebut.(14)
Pengujian validitas dengan SPSS dengan instrumen valid apabila skor
variabel tersebut berkolerasi secara signifikan dengan skor totalnya. Uji
validitas yang peneliti lakukan bertempat di sekolah MTsN 1 Medan dengan
jumlah siswa 20 orang.
Tabel 3.2 Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan Siswa Tentang Hygiene
Personal Di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1
Medan Tahun 2018.
No. Pernyataan r-hitung r-tabel Ket. Validitas
1. P1 0,670 0,561 Valid
2. P2 0,660 0,561 Valid
3. P3 0,782 0,561 Valid
4. P4 0,749 0,561 Valid
5. P5 0,638 0,561 Valid
6. P6 0,670 0,561 Valid
7. P7 0,660 0,561 Valid
8. P8 0,782 0,561 Valid
9. P9 0,638 0,561 Valid
10. P10 0,857 0,561 Valid
11. P11 0,772 0,561 Valid
12. P12 0,749 0,561 Valid
13. P13 0,638 0,561 Valid
14. P14 0,857 0,561 Valid
15. P15 0,749 0,561 Valid
16. P16 0,718 0,561 Valid
17. P17 0,649 0,561 Valid
46
18. P18 0,772 0,561 Valid
19. P19 0,772 0,561 Valid
20. P20 0,857 0,561 Valid
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 20 butir soal variabel
pengetahuan didapat nilai r-tabel (0,561) dan 20 butir soal diantaranya
dinyatakan valid karena memiliki nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel
(0,561).
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap aja
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan alat ukur yang sama.(14) Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur
untuk gejala-gejala sosial harus mempunyai realibilitas yang tinggi. Uji coba
tersebut kemudian diuji dengan tes menggunakan rumus kolerasi pearson
(pearson correlation). Menggunakan rumus kolerasi person perlu dicatat
bahwa perhitungan realibilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-
pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian harus
menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung realibilitas.(15)
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Siswa Tentang
HygienePersonal Di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) 1 Medan Tahun 2018.
Variabel Cronbach’s Alpha
(r-hitung)
Nilai r-tabel Keterangan
Pengetahuan 0,954 0,561 Reliabel
47
Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa tingkat
realibilitas dengan menggunakan SPSS melalui uji r product moment diperoleh r-
hitung dari variabel pengetahuan sebesar 0,954 yang menunjukkan bahwa hasil r-
hitung pada variabel lebih besar dari nilai r-tabel (0,561) sehingga instrumen
penelitian dinyatakan reliabel (dapat dipercaya).
3.7. Metode Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dikumpulkan kemudian diolah dengan tahap-
tahap sebagai berikut ini:
1. Editing
Pada tahp ini dilakukan untuk mengecek setiap pertanyaan yang berisi
tentang kelengkapan pengisian, konsisten, antara daftar pertanyaan dengan
jawaban, kejelasan makna jawaban, relevan, jawaban.
2. Coding
Pada tahap ini dilakukan dengan cara mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
3. Entery
Pada tahap ini jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang
dalam bentuk kode (angka atau huruf) data dimasukkan kedalam komputer
untuk diolah.
4. Tabulating
Mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti guna untuk
mempermudah analisis data apakah ada kesalahan atau tidak.(16)
48
3.8. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan melalui proses pengolahan data yang
mencakup Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.
3.8.1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dipergunakan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas, variabel terikat
maupun deskripsi karakteristik responden.
3.8.2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk melihat adanya
pengaruh dan tidak adanya pengaruh setelah dilakukannya penyuluhan. Penelitian
ini akan dianalisis dengan menggunakan uji Wilxocon Signed Rank Test.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.2. Letak Geografi
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Binjai adalah sekolah menengah
pertama yang berbasis islam terletak di jln. Pekan baru no.2A Rambung Barat
Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai- Sumatera Utara.Secara geografis berbatas
dengan :
Sebelah Utara : Kecamatan Binjai Kota
Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Barat : Kec. Binjai Utara dan Kab. Deli Serdang
Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang
4.1.3. Visi dan Misi
Visi
Mewujudkan siswa-siswi yang beriman, bertaqwa berilmu pengetahuan serta
berakhlaqul karimah
Misi
1. Melaksanakan proses belajar dan mengajar yang didahului membaca doa,
membaca Al-Qur’an disertai kultum oleh siswa secara bergantian setiap jumat
dan jumat bersih.
2. Melaksanakan pembelajaran paikem dan pembelajaran contectual learning
untuk seluruh mata pelajaran
49
50
3. Melaksanakan dan menerapkan pembiasaan disiplin, kerjasama, tanggung
jawab, jujur, santun dan saling menghargai.(17)
4.1.4. Jumlah dan Kondisi Bangunan
No Jenis Bangunan Jumlah
1 Ruang Kelas 26
2 Ruangan kepala madrasah 1
3 Ruangan guru 1
4 Ruangan tata usaha 1
5 Ruangan laboratorium IPA 1
6 Laboratorium Komputer 1
7 Ruangan perpustakaan 1
8 Ruangan UKS 1
9 Toilet siswa 12
10 Toilet guru 3
11 Ruangan bimbingan konseling (BK) 1
12 Mushola/ masjid 1
13 Pos stpam 1
14 Kantin 2
4.1.5. Pegawai dan guru MTs Negeri Binjai TP. 2018-2019
No Keterangan JK Jumlah
L P
1 Total pegawai dan guru PNS+Non PNS 32 50 82
2 Total guru PNS+Non PNS 20 43 63
3 Guru PNS 15 34 49
4 Guru PNS sertifikat 14 33 47
5 Guru PNS belum sertifikat 1 1 2
6 Guru Non PNS 5 9 14
7 Guru Non PNS sertifikat 1 3 4
8 Guru Non PNS belum sertifikat 4 9 13
9 Total pengawai PNS + Non PNS 12 7 19
10 Pegawai PNS 2 0 2
11 Pegawai Non PNS 10 7 17
51
4.1.6. Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin MTs Negeri Binjai TP.
2018/2019
No Kelas Jenis kelamin Jumlah
L P
1 Lokasi I
VII- 1 19 18 37
VII- 2 18 18 36
VII- 3 16 20 36
VII- 4 16 21 37
VII- 5 18 18 36
VII- 6 16 21 37
JUMLAH 103 116 219
Lokasi II
VII- 7 16 20 36
VII- 8 17 19 36
VII- 9 18 18 36
VII- 10 17 17 34
JUMLAH 171 190 1442
171 190 361
2 Lokasi I
VIII- 1 20 20 40
VIII- 2 18 23 41
VIII- 3 18 22 40
VIII- 4 18 23 41
VIII- 5 19 22 41
VIII- 6 20 21 41
JUMLAH 133 131 244
3 LokasiI
IX-1 20 20 40
IX-2 18 22 40
IX-3 16 22 38
IX-4 18 22 40
IX-5 16 22 38
IX-6 18 20 38
JUMLAH 106 128 234
Lokasi II
IX-7 16 21 37
IX-8 14 23 37
IX-9 13 24 37
IX-10 15 23 38
JUMLAH 58 91 149
164 219 383
JUMLAH TOTAL 448 540 988
52
52
4.1.7. Struktur Organisasi Sekolah MTsN Binjai
KEPALA
Evi Zulida Br. Purba, S.Pd.I.MM
KA. URS TATA USAHA
TEDDY RAHADIAN,S.HI
KETUA KOMITE
M. YUSUF,SH,MH
WAKAMAD KURIKULUM
WAHYUDI,S.P.
WAKAMAD PRASARANA
H.RIZALDI NST, S.Pd,I.MM
WAKAMAD
KEMAHASISWAAN
ABDULLAH
SALAMUDIN. S.Pd
WAKAMAD HUMAS
KHAMSIAH.S.Pd
KEPALA
PERPUSTAKAAN
BUKHARI. S.Pd.Pd.I
KA. LABORATORIUM
DRS.H.M.ARIFIN.M.Pd
MGP
AGAMA
MGP
UMUM
KOORDINATOR LK II
FACHRURRAZI, S.Pd.I
UKS
SRI WAHYUNI K.S.Pd
6 K
H.JUNIWAR AKSARA.S.Pd
WALI
KELAS
GURU
MAPEL
GURU
BP
53
SISWA
TENAGA
PENDIDIKAN
53
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian identitas responden meliputi umur, jenis
kelamin dan kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1. Distribusi Umur Responden di Sekolah MTSN Binjai
Rambung Barat Kecamatan Binjai SelatanTahun 2018
No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1. 14 4 5,6
2. 13 56 78,9
3. 12 11 15,5
Total 71 100
Tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti siswa yang
berumur 14 tahun sebanyak 4 orang (5,6%), siswa yang berumur 13 tahun
sebanyak 56orang (78,9%) dan responden yang berumur12 tahun sebanyak 11
orang (15,5%).
Tabel 4.2. Distribusi Jenis Kelamin Responden di Sekolah MTSN Binjai
Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2018.
No Jenis Kelamin f %
1 Laki-laki 33 46,5
2 Perempuan 38 53,5
Total 71 100
Tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti, responden
yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang (46,5%) dan responden yang
berjenis kelamin perempuan sebanyak 38 orang (53,5%).
54
Tabel 4.3. Distribusi Kelas Responden di Sekolah MTSN Binjai Rambung
Barat Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2018.
No Kelas F %
1 VIII-1 12 16,9
2 VIII-2 12 16,9
3 VIII-3 12 16,9
4 VIII-4 12 16,9
5 VIII-5 12 16,9
6 VIII-6 11 15,5
Total 71 100
Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti, responden
kelas VIII-1 sebanyak 12 orang (16,9%), kelas VIII-2 sebanyak 12 orang (16,9%),
kelas VIII-3sebanyak 12 orang (16,9%), kelas VIII-4sebanyak 12 orang (16,9%),
kelas VIII-5 sebanyak 12 orang (16,9%) dan kelas VIII-6 sebanyak 11 orang
(15,5%)
4.2.2. Analisis Univariat
4.2.2.1. Pre-tes Pengetahuan
Hasil penelitian variabel Pre-tes Pengetahuan dari 71 responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4. Distribusi Pre-tes Pengetahuan Responden di Sekolah MTSN
Binjai Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2018
No Pre-tes Pengetahuan f %
1 Baik 9 12,7
2 Cukup 26 36,6
3 Kurang 36 50,7
Total 71 100
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti, responden
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 9 orang (12,7%), pengetahuan cukup
sebanyak 26 orang (36,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 36 orang (50,7%).
4.2.2.2. Post-tes Pengetahuan
55
Hasil penelitian variabel Post-tes Pengetahuan dari 71responden dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5. Distribusi Post-tes Pengetahuan Responden di Sekolah MTSN
Binjai Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2018
No Post-tes Pengetahuan F %
1 Baik 40 56,3
2 Cukup 21 29,6
3 Kurang 10 14,1
Total 71 100
Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti, responden
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 40 orang (56,3%), pengetahuan cukup
sebanyak 21 orang (29,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 10 orang (14,1%).
4.2.2.3. Pre-test dan Post-tes Pengetahuan
Hasil penelitian perbandingan variable Pre-test dan Post-tes Pengetahuan
dari 71 responden dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6. DistribusiPre-test dan Post-tes Pengetahuan Responden di
Sekolah MTSN Binjai Rambung Barat Kecamatan Binjai
Selatan Tahun 2018
No Pre-test dan Post-tes
Pengetahuan
Sebelum Sesudah
F % f %
1 Baik 9 12,7 40 56,3
2 Cukup 26 36,6 21 29,6
3 Kurang 36 50,7 10 14,1
Total 71 100 71 100
Tabel 4.6.Menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti sebelum
dilakukan penyuluhan terdapat pengetahuan baik sebanyak 9 orang (12,7%),
pengetahuan cukup sebanyak 26 orang (36,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak
36 orang (50,7%), sedangkan pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan
menunjukan bahwa dari 71 responden yang diteliti, responden yang memiliki
56
pengetahuan baik sebanyak 40 orang (56,3%), pengetahuan cukup sebanyak 21
orang (29,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 10 orang (14,1%).
4.2.3. Analisis Bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat hasil penelitian dilakukan dengan
analisis bivariat yaitu dengan menggunakan uji Wilxocon Signed Rank Test
dimana uji Wilcoxon Signed Rank Test merupakan uji non parametris untuk
mengukur signifikasi perbedaan antara 2 kelompok data berpasangan berskala
ordinal atau interval tetapi berdistribusi tidak normal. Uji wilcoxon signed rank
test merupakan uji alternatif dari uji pairing t test atau paired sample t test apabila
tidak memenuhi asumsi normalitas.(19) Dengan batas kemaknaan perhitungan
statistik p value (0,05), maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7. Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Pengetahuan Remaja
Tentang Hygiene Perorangan di Sekolah MTSN Binjai Jalan
Pekan Baru No 2A Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan
Tahun 2018
Variabel
N Mean
Rank
Sum of
Ranks P value
Pengetahuan
Total Pre-test
dan
Total Post test
Negative Ranks 15 22.57 338.50
0,000 Positive Ranks 53 37.88 2007.50
Ties 3
Total 71
Berdasarkan Tabel 4.6. Hasil uji Wilxocon Signed Rank Test di atas terdapat
nilai negative rank yang artinya dari 71 siswa yang mengikuti penyuluhan
kesehatan terdapat 15 siswa yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan
setelah dilakukannya penyuluhan dengan nilai mean rank atau rata-rata sebesar
22.57, sedangkan jumlah rangking positif atau sump of ranks adalah sebesar
57
338.58,lalu kemudian terdapat nilai positive ranks yang artinya dari 71 siswa yang
mengikuti penyuluhan kesehatan terdapat 53 siswa yang mengalami peningkatan
pengetahuan setelah dilakukannya penyuluhan dengan nilai mean rank atau rata-
rata sebesar 37.88,sedangkan jumlah rangking positif atau sump of ranks adalah
sebesar 2007.50, dan terdapat nilai ties yang artinya dari 71 siswa yang mengikuti
penyuluhan kesehatan terdapat 3 siswa yang memiliki persamaan tingkat
pengetahuan dari sebelum dilakukannya penyuluhan sampai setelah dilakukannya
penyuluhan. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 atau <0,05maka dapat
disimpulkan adanya perubahan yang signifikan antara pengukuran pengetahuan
pertama (sebelum dilakukan penyuluhan) dan pengukuran kedua (setelah
dilakukannya penyuluhan) sehingga dari hasil tersebut terdapat perbedaan yang
nyata dari pengetahuan siswa sebelum dilakukan penyuluhan (pre-test) dan
sesudah dilakukannya penyuluhan (post-test). (18)
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Penyuluhan KesehatanTerhadap Pengetahuan Remaja
Tentang Hygiene Perorangan di Sekolah MTSN Binjai Jalan Pekan
Baru No 2A Rambung Barat Kecamatan Binjai SelatanTahun 2018
Hasil penelitian secara statistik menunjukkan adanya perubahan yang
nyata dan real dari tingkat pengetahuan siswa sebelum dilakukan penyuluhan dan
setelah dilakukannya penyuluhan.Berarti terdapatperubahan dari penyuluhan
kesehatan yang diberikan terhadap pengetahuan remaja tentang hygiene
perorangan di sekolah MTsN Binjai Jalan Pekan Baru No 2A Rambung Barat
Kecamatan Binjai Selatansebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.
58
Pengetahuan seseorang itu dapat diubah dengan strategi persuasi yaitu
dengan cara memberikan informasi kepada orang lain serta pendidikan kesehatan
yang dilakukan dengan berbagai metode. Pengetahuan yang diperoleh tidak
menetap diotak mereka tetapi kadang sering terlupakan dikarenakan kegiatan
mereka yang banyak diluaran sana, mereka tidak hanya memikirkan masalah
disekolah, memikirkan daerah lingkungan sekitar tempat tinggal mereka serta
keberadaan orang-orang sekitar seperti sahabat tetapi merekalebih banyak kedunia
bermain sehingga lupa akan menjaga kebersihan diri mereka sendiri.(19)
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang itu ada 2 yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
diri sendiri, misalnya inteligensia, minat dan kondisi fisik sedangkan faktor
ekternal adalah faktor yang berasal dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat,
sarana dan prasarana. Selain itu ada faktor pendekatan belajar dan faktor upaya
belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran.(19)
Pada dasarnya siswa kelas VIIII ini memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang mengenai hygiene personal, data tersebut diperoleh peneliti disaat peneliti
melakukan ujipre-test dimana peneliti memberikan sebuah pertanyaan yang
berbentuk kuesioner kepada siswa sebelum melakukan penyuluhan yang
dilaksanakan oleh peneliti diwaktu dan hari yang bersamaan.
Setelah itu peneliti melakukan penyuluhan kesehatan tentang hygiene
kepada siswa, proses penyuluhan berjalan dengan baik dan lancar walaupun ada
sebagian siswa yang tidak fokus mendengarkan peneliti memberikan penyuluhan
dikarenakan mungkin mereka sudah tidak nyaman atau bosan tetapi hampir
59
kebanyakan siswa yang diberikan penyuluhan kesehatan semua memperhatikan
dengan baik dan seksama sampai akhirnya penyuluhan selesai, siswa yang
menduduki kelas VIII ini sangat mudah paham dengan materi yang telah
disampaikan oleh peneliti dikarenakan mereka adalah seorang remaja yang masih
berusia sangat muda sehingga mudah mengingat dan tingkat daya hafalan mereka
yang sangat baik.
Penyuluhan kesehatan yang peneliti berikan diterima dengan baik dan
mendapatkan respon yang positif oleh responden dikarenakan penyuluhan ini
dilakukan pada pagi hari sehingga pusat pemikiran mereka masih fress dan segar
sehingga mereka menerima materinya pun dengan kondisi yang sehat, gembira
dan tidak ada beban sedikit pun.
Kemudian peneliti kembali membagikan pertanyaan yang berbentuk
kuesioner kepada siswa yang dinamakan uji posttest yang tujuannya peneliti ingin
mencari perubahan tingkat pengetahuan siswa setelah dilakukakannya
penyuluhan, dari hasil yang diperoleh peneliti secara pre-test dan post-test
ternyata terdapat beberapa siswa yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan
setelah dilakukannya penyuluhan, kemudian ada beberapa siswa yang mengalami
persamaan tingkat pengetahuan dari sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
artinya tingkat pengetahuan siswa yang pertama dan kedua tidak ada perubahan
mungkin semua itu disebabkan karena siswa tidak fokus mendengarkan peneliti
saat melakukan penyuluhan atau siswa sudah mengalami kebosanan sehingga
tingkat pengetahuan siswa setelah mengisi pertanyaan yang berbentuk kuesioner
tersebut menurun setelah dilakukan penyuluhan dan ada pula yang sama tingkat
60
pengetahuannya dari sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan.
Selain dari itu siswa yang mengalami peningkatan pengetahuannya tidak jauh
lebih banyak dibanding siswa yang tingkat pengetahuannya menurun dan yang
sama tadi sehingga dari situlah peneliti mengetahui adanya perbedaan
peningkatkan pengetahuan siswa mengenai kebersihan itu sendiri.
Untuk lebih meningkatkan pengetahuan responden dalam hal kebersihan
dirimungkin tidak hanya denganmemberikan penyuluhan saja tetapi bisa
dilakukan dengan cara mengajarkan dan memberitahukan akanpentingnya
kebersihan diri itu oleh guru bidang study atau melalui upaya-upaya tertentu dari
pihak sekolah sehingga mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari serta memberikan contoh yang baik kepada lingkungan sekitar sekolahnya.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh penyuluhan terhadap perubahan tingkat pengetahuan siswa
sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukannya penyuluhan dengan taraf
signifikan p=0,000.
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Agar dapat memberikan pengetahuan kepada responden akan pentingnya
memperbaiki hygiene perorangan.
2. Bagi Sekolah
Perlu melakukan penyuluhan kesehatan hygiene perorangan agar siswa bisa
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia Medan
Sebagai informasi ilmiah dan referensi perpustakaan yang bermanfaat bagi
pengembangan pembelajaran, wawasan dan pengetahuan tentang hygiene
perorangan.
4. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan, keterampilan baru tentang hygiene
perorangan dan bisa menerapkan didalam kehidupan sehari-hari
61
62
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta. 2012. 131-137 p.
2. Maryam S. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2014.
3. Iqbal W. Promosi Kesehatan Penghantar Proses Belajar Mengajar dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.
4. Isro’in L. Personal Hygiene Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2012.
5. Umar Zein. Ilmu Kesehatan Umum. 2010;
6. Santrock. J. W. Andolescence. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga;
2013.
7. Hernike L. Hubungan Pengetahuan dan Hygiene Perorangan dengan
Infeksi Kecacingan pada Anak Balita di Desa Lau Damak Kecamatan
Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2018. J Kesehat Masy dan Lingkung
Hidup, 21/11 [Internet]. 2018;1(1):22–8. Available from: http://e-
journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan
Masyarakat/article/view/146
8. Antoni A, Pengajar S, Keperawatan A, Padang B. ANALISIS
PENGETAHUAN DAN SIKAP MURID SD TENTANG KEBERSIHAN
DIRI DI SD NEGERI NO . 55 AIR PACAH PADANG TAHUN.
2014;(55).
9. Liviana PH. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PERSONAL
HYGIENE Pendahuluan Metode. 2018;4(1):1–6. Available from:
http://journal/.stikep-ppnijabar.ac.id/index.php /jkk/article/download/2/91
10. Muhammad J. Gudangnya Ilmu Kesehatan Konsep Personal Hygiene
Tahun 2014. In 2014. Available from:
http://www.ilmukesahatan.online/2014/09/konsep-personal-hygiene.html?
m=1
11. Rosdahl C. Buku Ajar Keperawatan Dasar Hygiene Personal. Jakarta: Buku
Kedokteran ESG; 2012.
12. Notoatmodjo. S. Ilmu perilaku kesehatan. Rineka Cipta. 2010. 20-40 p.
13. Wawan A, Dewi M. Teori & Pengukuran. Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. 2011.
14. Setiawati S. Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta:
Trans Info Media; 2008.
15. Notoatmodjo S. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta;
2005.
16. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan.
Bandung: cita pustaka media perintis; 2012.
17. Profil sekolah MTs Negeri Binjai Kecamatan Binjai-Selatan. In 2018.
18. Hidayat A. Tutorial Cara Uji Wilcoxon Signet Rank Test Tahun 2014.
2014; Available from:
http://www.google.co.id/amp/s/www.statistikian.com/2014/07/tutorial-uji-
63
wilcoxon-signet-rank-test.html/amp.
19. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2013.
64
KUESIONER
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HYGIENE PERORANGAN DI
SEKOLAH MTSN
BINJAI JALAN PEKAN BARU NO.2A RAMBUNG BARAT
KECAMATAN BINJAI SELATAN
TAHUN 2018
I. Pengetahuan Tentang Personal Hygiene
1. Apakah yang dimaksud dengan kebersihan diri (personal hygiene)?
a. cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka
sendiri
b. cara perawatan untuk memelihara kesehatan se-keluarga
c. perawatan untuk memelihara kesehatan se-dunia
2. Menurut anda, apa tujuan dari Personal Hygiene ?
a. Menurunkan derajat kesehatan seseorang
b. Dapat menimbulkan bau badan yang berlebihan serta percaya diri
seseorang
c. Memelihara serta memperbaiki kebersihan diri
3. Menurut anda, apa saja yang termasuk kebersihan diri itu?
a. Kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki dan kuku
b. Kebersihan pakaian, topi dan kaca mata
c. Kebersihan sandal, tangan dan sepatu
4. Berikut ini merupakan salah satu tindakan menjaga kebersihan diri,
kecuali...
a. Memotong kuku
b. Merawat kaki dengan teratur
c. Menjaga kebersihan sumber air
5. Keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah, dan bau
merupakan pengertian dari...
Keterangan Responden
1. Tanggal Pengisian Kuesioner :
2. No. Responden :
3. Nama :
4. Umur :
5. Jenis Kelamin :
6. Kelas :
65
a. Kesehatan
b. Kebersihan
c. Perilaku hidup bersih dan sehat
6. Menurut anda, apa hal yang mempengaruhi kebersihan kulit?
a. Makan yang bergizi terutama makan buah dan sayur
b. Merapikan atau menyisir rambut agar tampak indah
c. Memotong kuku secara rutin
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada manusia ?
a. Praktik sosal, status sosial-ekonomi, pengetahuan dan budaya
b. Udara, fasilitas umum, lingkungan, dan perilaku
c. Lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan
8. Menurut anda, sumber cemaran dari tubuh manusia yang penting adalah
bagian...
a. Hidung, mulut, rambut, kaki, tangan dan mata
b. Hidung, mulut, kaki dan tangan
c. Hidung, mulut, telinga, isi perut, rambut dan kulit
9. Menurut anda, apa fungsi rambut dalam kehidupan?
a. Agara terlihat cantik dan indah
b. Melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh buruk
c. Sebagai pengatur kulit agar tetap indah
10. Menurut anda, apa hal yang harus diperhatikan dalam kebersihan
rambut?
a. Memakai alat-alat pemeliharaan rambut sendiri
b. Memakai alat pemeliharaan rambut bersama-sama
c. Meminjam alat pemeliharaan rambut punya orang lain
11. Menurut anda, mencuci rambut sebaiknya berapa kali?
a. sekali seminggu
b. 2-3 kali seminggu
c. Tiap hari
12. Menurut anda, apa fungsi dari sampo?
a. Untuk perawatan rambut, agar terpelihara dengan subur dan
indah sehingga terkesan indah dan tidak berbau apek.
b. Agar rambut tampak cantik
c. Tidak ada gunanya.
13. Menurut anda, berapa hari/minggu/bulan sekali anda memotong
kuku?
a. 3 hari sekali
b. 1 minggu sekali
c. 1 bulan sekali
14. Menurut anda, apa dampak dari memiliki kuku yang panjang ?
a. Biar terlihat cantik dan keren
b. Menjadi sumber kuman dan penyakit
c. Dapat terciptanya kuku yang indah
15. Menurut anda, apa saja fungsi dari perawata mulut, kecuali...
66
a. Memperbaiki penampilan dan meningkatkan nafsu makan
b. Menghindari dari ketidaknyamanan mulut
c. Meningkatkan derajat kesakitan gigi dan gusi secara
keseluruhan
16. Menurut anda, kapan saja harus mencuci tangan?
a. Sesudah makan, sesudah menyiapkan makanan dan sesudah
tidur
b. Sebelum makan, setelah memegang unggas dan setelah buang
air
c. Sesudah mandi, sebelum membuang sampah, dan saat
menyusui
17. Menurut anda, bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan
benar ?
a. Bahasi tangan pakai air, tuangkan sabun secukupnya, gosok
bagian tangan mulai dari depan hingga kebelakang sampai
bersih
b. Tuangkan sabun secukupnya, bilas pakai air, kemudian gosok
sampai ujung kaki
c. Basahi pakai air sampai bersih, lalu keringkan sampai kering
kemudian lap pakai kain yang lembut.
18. Menurut anda, bagaimana cara membersihkan mulut dengan baik
dan bener?
a. Sering menggosok gigi dan sering kumur-kumur
b. Sering kumur-kumur setiap hari sampai hilang baunya
c. Sering menggosok gigi sampai mengeluarkan darah
19. Menurut anda, berapa hari sekali harus menyikat gigi?
a. Setiap hari dan setiap saat
b. 3 hari sekali, pagi, siang dan malam
c. 2 kali sehari, pagi dan malam
20. Menurut anda, memerlukan waktu berapa lama untuk menyikat
gigi sampai bersih sesuai ketentuan kesehatan?
a. 4-6 menit
b. 2-3 menit
c. 1 menit
67
OUTPUT SPSS
Frequency Table
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 33 46.5 46.5 46.5
perempuan 38 53.5 53.5 100.0
Total 71 100.0 100.0
kelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid VIII-1 12 16.9 16.9 16.9
VIII-2 12 16.9 16.9 33.8
VIII-3 12 16.9 16.9 50.7
VIII-4 12 16.9 16.9 67.6
VIII-5 12 16.9 16.9 84.5
VIII-6 11 15.5 15.5 100.0
Total 71 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 9 12.7 12.7 12.7
cukup 26 36.6 36.6 49.3
kurang 36 50.7 50.7 100.0
Total 71 100.0 100.0
kategoriPengetahuan post-tes
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 40 56.3 56.3 56.3
cukup 21 29.6 29.6 85.9
kurang 10 14.1 14.1 100.0
Total 71 100.0 100.0
kategoripengetahuanpretes
68
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
total_Ppos - total_ppre Negative Ranks 15a 22.57 338.50
Positive Ranks 53b 37.88 2007.50
Ties 3c
Total 71
a. total_Ppos < total_ppre
b. total_Ppos > total_ppre
c. total_Ppos = total_ppre
Test Statisticsb
total_Ppos - total_ppre
Z -5.106a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
1