pengaruh penggunaan model discovery …digilib.unila.ac.id/21262/16/skripsi tanpa bab...

71
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2014/2015) (Skripsi) Oleh: JANGGAN ASMORO ADHI PUTRANTO PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: vuongthien

Post on 02-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2014/2015)

(Skripsi)

Oleh:

JANGGAN ASMORO ADHI PUTRANTO

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

Oleh

JANGGAN ASMORO ADHI PUTRANTO

Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan serta

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Untuk mencapai

tujuan tersebut, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat

melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Berdasarkan

wawancara kepada guru mata pelajaran IPA yang dilakukan di SMP Negeri 1

Gadingrejo, diperoleh informasi bahwa nilai mata pelajaran IPA masih sangat

rendah dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu

65, hanya sekitar 45 % siswa yang memperoleh nilai mata pelajaran IPA diatas

KKM atau > 65. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran masih didominasi oleh

guru (teacher centered) sehingga siswa tidak terpacu untuk menemukan sendiri

atau mencari informasi-informasi mengenai materi kajian pelajaran yang sedang

dipelajari yang dapat lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk

mengurangi masalah tersebut, model pembelajaran alternatif yang dapat

digunakan adalah model Discovery Learning. Penelitian ini bertujuan mengetahui

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

pengaruh penggunaan model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok

non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII2 dan VII3 yang dipilih

dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari dari rata-rata pretest,

postest, dan N-gain yang dianalisis dengan menggunakan uji t dan uji u dengan

tingkat kepercayaan 0,05. Data kualitatif berupa kemampuan berpikir kritis siswa

terhadap penggunaan model Discovery Learning yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan penggunaan model Discovery

Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan rata-rata

N-gain dari pretest dan postest kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas

kontrol (eksperimen = 64,80; kontrol = 43,92). Rata-rata peningkatan pada aspek

memberikan penjelasan dasar adalah 98,48, membangun keterampilan dasar

67,27, membuat penjelasan lebih lanjut 63,94, dan menyimpulkan 79,58.

Peningkatan ini didukung dengan aktivitas belajar siswa terhadap penggunaan

model Discovery Learning. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model

Discovery Learning berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

Kata kunci : discovery learning, diskusi, kemampuan berpikir kritis.

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap

SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

JANGGAN ASMORO ADHI PUTRANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan
Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan
Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan
Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gadingrejo 1 Oktober 1993, yang

merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Surata (Alm) dan Ibu Sukarti (Almh). Alamat

penulis adalah Desa Tambahsari RT/RW 013/007

Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Nomor

handphone penulis yaitu 085658793084. Alamat email penulis yaitu

[email protected].

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 7 Gadingrejo (1999-2005),

SMP Karya Bhakti (2005-2008), dan SMA PGRI 2 Pringsewu (2008-2011). Pada

tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila

melalui jalur SNMPTN tertulis.

Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-

KT) tahun 2014 di desa Sumanda Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus dan

melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Pugung.

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu dicurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Teriring doa , rasa syukur dan segala kerendahan hati

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini

untuk orang-orang tercinta sepanjang hidupku:

Yang tercinta ibu Sukarti (Almh) dan bapakku Surata (Alm), yang telah mendidik dan

membesarkanku dengan segala doa terbaik mereka, memberikan limpahan cinta dan kasih

sayang yang tak terbatas, selalu menguatkanku, mengingatkanku ketika alpa, dan

senantiasa mendukung segala langkahku menuju kebahagian dunia dan akhirat.

Kakakku dan Adikku tercinta Mas Gayu, Dek Unggul dan Ami yang selalu memberikan

kekuatan, keceriaan, motivasi, senantiasa menyayangiku dan membantuku ketika banyak

kesulitan yang aku hadapi.

Sahabat dan teman-teman seperjuangan P. Bio ‘11

Para Pendidik dan Dosen tercinta

Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

MOTO

(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya

kebaikan yang banyak.

(QS. An-nisa 19)

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan

sesuai kesanggupannya ”

(Al Baqarah: 286)

"“Jika Anda tidak bisa membuat suatu hal menjadi baik,

minimal Anda bisa membuat hal itu terlihat baik”

(Bill Gates)

Jangan merasa bisa, tapi biasa merasa

(Janggan Asmoro AP)

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL

DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP”. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan

bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi

hingga terselesainya skripsi ini;

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan motivasi dan bimbingan.

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan

motivasi yang sangat berharga;

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah

diberikan;

8. Drs. Alamsyah selaku Kepala SMP Negeri 1 Gadingrejo dan ibu Latifah,

S.Pd., yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta

motivasi yang sangat berharga;

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII2 dan VII3 SMP Negeri 1

Gadingrejo atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung;

10. Observer dalam penelitian ini Megyan Pratama dan Yogi Fitriani atas semua

waktu dan tenaga selama penelitian berlangsung.

11. Keluargaku di Pendidikan Biologi 2011 atas keceriaan, motivasi, doa dan

bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga

saat ini.

12. Semua kakak tingkat dan adik tingkat di Pendidikan Biologi, terimakasih atas

dukungan yang diberikan.

13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin

Bandar Lampung, Februari 2016

Penulis

Janggan Asmoro Adhi Putranto

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA ................................................................................. 9

B. Model Pembelajaran Discovery ............................................................ 11

C. Model Pembelajaran Discovery Learning ............................................ 14

D. Keterampilan Berpikir Kritis ................................................................ 24

E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 31

F. Hipotesis ................................................................................................ 33

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 34

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34

C. Desain Penelitian .................................................................................. 35

D. Prosedur penelitian ................................................................................ 35

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data .................................................... 43

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 52

B. Pembahasan .......................................................................................... 54

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 63

B. Saran ................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

LAMPIRAN

1. Silabus ................................................................................................... 68

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 72

3. Soal Pretes dan Postes ............................................................................. 85

3. Lembar Kerja Siswa ................................................................................ 89

4. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes ........................................................... 114

5. Foto-Foto Penelitian…………………………………………………... 121

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis .......................................... 28

2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 44

3. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ...................................... 46

4. Kriteria Berpikir Kritis Siswa………………………………………… 47

5. Kriteria persentase aktivitas siswa …………………………………… 51

6. Hasil uji normalitas, homogenitas, persamaan dan perbedaan dua

rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol....................................................................... 52

7. Hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji-u rata-rata N-gain indikator

kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.................................................................................................. 53

8. Data aktivitas KBK oleh siswa pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol ................................................................................ 54

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat .......................... 33

2. Desain pretest-posttest tak ekuivalen ................................................... 35

3. Contoh jawaban siswa indikator memberi penjelasan dasar

( LKPD eksperimen pertemuan ke-2 soal nomor 3a)........................... 57

4. Contoh jawaban siswa indikator membangun keterampilan dasar

( LKPD eksperimen pertemuan ke-2 soal nomor 3a)........................... 58

5. Contoh jawaban siswa indikator membuat penjelasan lanjut

( LKPD eksperimen pertemuan ke-1 soal nomor 3b) ......................... 60

6. Contoh jawaban siswa indikator menyimpulkan( LKPD eksperimen

pertemuan ke-2 soal nomor 5a) ............................................................ 61

7. Siswa sedang mengerjakan pretes ........................................................ 121

8. Siswa sedang mengerjakan LKPD kemampun berpikir kritis ............. 121

9. Siswa sedang mengerjakan postes ....................................................... 122

10. Foto-foto penelitian .............................................................................. 123

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki arti sebagai disiplin ilmu yang

terdiri dari physical sciences (ilmu fisik) dan life sciences (ilmu biologi), yang

termasuk dari physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi,

mineralogi, metorolagi, dan fisika, sedangkan life sciences meliputi biologi

(Haryanto, 2010: 46). Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat

empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam

tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual.

Hal ini menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk

menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA

sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih

keterampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan (Depdiknas,

2006: 1). Komponen penting dalam IPA ada tiga, komponen tersebut yang

saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, komponen tersebut yaitu

produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Sanjaya, 2009: 77).

Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti di atas dipengaruhi oleh tujuan apa

yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Dalam Kurikulum Tingkat

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

2

Satuan Pendidikan (KTSP) selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran

IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA

untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian. Pembelajaran IPA memiliki fungsi

yang fundamental dalam menimbulkan serta mengembangkan kemampuan

berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa

secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah. Mutu pembelajaran IPA

perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk mengimbangi perkembangan

teknologi. Sehingga seorang guru harus dapat mengetahui karakteristik

peserta didik terlebih dahulu (Depdiknas, 2006: 1).

Melihat begitu pentingnya pendidikan dalam pembentukan sumber daya

manusia, maka peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang wajib

dilakukan secara berkesinambungan guna menjawab perubahan zaman.

Masalah peningkatan mutu pendidikan tentulah sangat berhubungan dengan

masalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang sementara ini

dilakukan di lembaga-lembaga pendidikan masih banyak yang mengandalkan

cara-cara lama dalam penyampaian materinya. Di masa sekarang banyak

orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil.

Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya

dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

3

dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah-

sekolah (Depdiknas, 2006: 1).

Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas

dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan

kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika

serta didukung penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena

pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup

menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah

(Kemendikbud, 2013: 1).

Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga

terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.

Interaksi tersebut sudah pasti akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang

dirumuskan tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar siswa memahami

konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode

ilmiah, bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

dengan lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud,

1997: 1).

Namun kenyataan yang ada dalam proses pembelajaran, kebanyakan guru

menggunakan metode teacher centered. Berdasarkan Permen No. 22 Tahun

2006, mata pelajaran IPA di SMP/MTs memiliki tujuan yang salah satunya

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk meningkatkan

pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

4

pendidikan kejenjang selanjutnya (Depdiknas, 2006: 1). Harapan yang utama

dalam pembelajaran IPA agar siswa aktif dalam membangun pengetahuannya

sendiri, serta mampu menggunakan penalarannya dalam memahami dan

memecahkan masalah yang dihadapi (Kemendikbud, 2013: 1).

Sedangakan berdasarkan hasil Trend in Mathematics and Science Study

(TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII tahun 2011, dalam bidang Sains

Indonesia berada di urutan ke-40 dari 42 negara dengan nilai rata-rata 406

(Driana, 2012: 24). Sekitar separuh peserta Indonesia tidak mencapai standar

terendah TIMSS 2011, yaitu sekitar 46% untuk sains dan sekitar 57% untuk

matematika. Angka-angka tersebut mengkhawatirkan karena penguasaan

dasar-dasar sains dan matematika diyakini harus dimiliki oleh setiap individu

yang hidup di abad ke-21 ini (Muchlis, 2013: 66). Hasil penelitian Priatna

(Fachrurazi, 2011: 89) menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan penalaran

siswa SMP di Indonesia masih belum memuaskan, yaitu hanya mencapai

sekitar 49% dan 50% dari skor ideal. Hal tersebut dikarenakan siswa

mengalami kesulitan dalam mengajukan argumentasi, menerapkan konsep

yang relevan, serta menemukan pola bentuk umum (kemampuan induksi).

Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari indikator kemampuan berpikir

kritis

Berdasarkan wawancara kepada guru mata pelajaran IPA yang dilakukan di

SMP Negeri 1 Gadingrejo, diperoleh informasi bahwa nilai mata pelajaran

IPA masih sangat rendah dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

telah ditetapkan yaitu 65, hanya sekitar 45 % siswa yang memperoleh nilai

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

5

mata pelajaran IPA diatas KKM atau >65. Hal tersebut dikarenakan

pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) sehingga siswa

tidak terpacu untuk menemukan sendiri atau mencari informasi-informasi

mengenai materi kajian pelajaran yang sedang dipelajari yang dapat lebih

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk mengurangi masalah

tersebut, model pembelajaran alternatif yang dapat digunakan adalah model

pembelajaran Discovery Learning. Pembelajaran dengan penemuan siswa

didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka

sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa

untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Slavin, 2005:

256) yang dalam hal ini digunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dengan

perlakuan Discovery Learning serta kelas kontrol sebagai kelas pembanding

dengan pelakuan diskusi.

Berdasarkan pengertian pendidikan, proses pelaksanakan pendidikan

seharusnya memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada peserta

didik, sehingga peserta didik mengalami sendiri dan memiliki keterampilan

yang diperlukannya untuk memecahkan masalah yang ditemuinya kelak.

Kemampuan berpikir kritis dirasakan perlu untuk ditingkatkan dalam

kegiatan pembelajaran karena segala informasi global masuk dengan mudah

yang menyebabkan informasi yang bersifat baik ataupun buruk akan terus

mengalir dan dapat mempengaruhi sifat mental anak. Oleh sebab itu,

diperlukan suatu kemampuan berpikir dengan jelas dan imajinatif, menilai

bukti, bermain logika, dan mencari alternatif untuk menemukan suatu solusi,

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

6

memberi anak sebuah rute yang jelas ditengah kekacauan pemikiran pada

zaman teknologi dan globalisasi saat ini (Johnson, 2007: 195).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Terhadap

Kemampuan Berfikir Kritis Siswa SMP Kelas VII di SMP Pengudi Luhur

Bandar Lampung ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh penggunaan

model Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada

materi pokok ciri-ciri makhluk hidup?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui “Pengaruh penggunaan model Discovery Learning

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ciri-ciri

makhluk hidup.”

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

mengajar dengan melakukan praktikum melalui model Discovery Learning

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

7

2. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang berbeda

serta dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa siswa dalam

belajar biologi.

3. Bagi guru/calon guru dapat memberikan pengetahuan baru dan alternatif

media dan model pembelajaran biologi yang baik untuk meningkatkan

kemampuan berfikir kritis siswa.

4. Bagi sekolah dapat dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan

mutu pembelajaran biologi dalam rangka perbaikan proses pembelajaran

khususnya mata pelajaran biologi serta pemanfaatan laboraturium untuk

kegiatan pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

Gadingrejo tahun pelajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian siswa

kelas VII2 sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII3 sebagai

kelompok kontrol.

2. Model Discovery Learning adalah menemukan konsep melalui

serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau

percobaan. Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai

berikut : (1) stimulation (2) problem statement (3) data collection (4)

data processing (5) verification (6) generalization (Kurniasih dan Sani,

2014: 24).

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

8

3. Materi pokok pada penelitian ini adalah Ciri-ciri Makhluk Hidup di kelas

VII semester 2 yang terdapat dalam KD 6.1 Mengidentifikasi Ciri-ciri

Makhluk Hidup.

4. Keterampilan berpikir kritis siswa yang diukur dalam penelitian ini

meliputi (1) memberikan penjelasan dasar, (2) memberikan penjelasan

lanjut, (3) membangun keterampilan dasar, (4) menyimpulkan.

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, IPA mempunyai objek dan

permasalahan jelas yaitu berobjek benda-benda alam dan mengungkapkan

misteri (gejala-gejala) alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada

hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini

sebagaimana diungkapkan oleh (Usman, 2006: 97), IPA merupakan ilmu yang

berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang

tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi

dan eksperimen. Komponen penting dalam IPA yaitu ada tiga, komponen

tersebut yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, komponen tersebut

yaitu produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Sanjaya, 2009: 204).

IPA didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 1) bahwa

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

10

sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta,

konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Selain

itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta

serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA

tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA

sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik

dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan

pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains

ditemukan. Ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan

dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa

untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk

menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan

teori-teori baru.Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA yang dapat

mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu (Depdiknas, 2006: 1).

Menurut Carin dan Sund (Puskur, 2007: 1), bahwa IPA sebagai

pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum

(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.

Merujuk pada pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat

IPA meliputi empat unsur utama yaitu :

1. Sikap : rasa ingin tahu tentang benda,fenomena alam, makhluk hidup, serta

hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat

dipecahkan melalui prosedur yang benar, IPA bersifat terbuka.

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

11

2. Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah meliputi

penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen dan percobaan, evaluasi,

pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

3. Produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

4. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-

hari.

B. Model Discovery

Metode discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur

pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang

sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau

seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan)

kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa

dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya

sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan,

menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan

sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip (Johnson, 2007:

187).

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan

pengajaran per seorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi.

Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam

belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

12

cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses

belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip dan guru

mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang

memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri

(Johnson, 2007: 187).

Metode discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan

pengajaran, perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum

sampai pada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak

menjelaskan dengan kata-kata. Penggunaan metode discovery dalam proses

belajar mengajar, memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri

informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja

(Suryosubroto, 2009: 122).

Model penemuan atau pengajaran penemuan dibagi 3 jenis :

1. Penemuan Murni

Pada pembelajaran dengan penemuan murni pembelajaran terpusat pada siswa

dan tidak terpusat pada guru. Siswalah yang menentukan tujuan dan

pengalaman belajar yang diinginkan, guru hanya memberi masalah dan situasi

belajar kepada siswa. Siswa mengkaji fakta atau relasi yang terdapat pada

masalah itu dan menarik kesimpulan (generalisasi) dari apa yang siswa

temukan. Kegiatan penemuan ini hampir tidak mendapatkan bimbingan guru.

Penemuan murni biasanya dilakukan pada kelas yang pandai.

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

13

2. Penemuan Terbimbing

Pada pengajaran dengan penemuan terbimbing guru mengarahkan tentang

materi pelajaran. Bentuk bimbingan yang diberikan guru dapat berupa

petunjuk, arahan, pertanyaan atau dialog, sehingga diharapkan siswa dapat

menyimpulkan (menggeneralisasikan) sesuai dengan rancangan guru.

Generalisasi atau kesimpulan yang harus ditemukan oleh siswa harus

dirancang secara jelas oleh guru. Pada pengajaran dengan metode penemuan,

siswa harus benar-benar aktif belajar menemukan sendiri bahan yang

dipelajarinya.

3. Penemuan Laboratory

Penemuan laboratory adalah penemuan yang menggunakan objek langsung

(media konkrit) dengan cara mengkaji, menganalisis, dan menemukan secara

induktif, merumuskan dan membuat kesimpulan. Penemuan laboratory dapat

diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok.Penemuan laboratory

dapat meningkatkan keinginan belajar siswa, karena belajar melalui berbuat

menyenangkan bagi siswa yang masih berada pada usia senang bermain.

Tujuan model discovery sebagai model belajar mengajar yaitu kemampuan

berfikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analisis dan

logis), membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu, mengembangkan

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, mengembangkan sikap, keterampilan

kepercayaan siswa dalam memutuskan sesuatu secara tepat dan obyektif (Azhar,

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

14

1991:74). Sebagai kesimpulan guru harus terampil memilih persoalan yang

relevan untuk diajukan kepada kelas. Persoalan bersumber dari bahan pelajaran

yang menantang siswa/problematik dan sesuai dengan nalar siswa. Model

discovery memungkinkan siswa menemukan sendiri informasi-informasi yang

diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional, hal ini menunjukkan peran guru

sebagi pengelola interaksi belajar mengajar kelas, ditandai bahwa model

penemuan tidak terlepas dari adanya keterlibatan siswa dalam interaksi belajar

mengajar (Azhar, 1991:75).

C. Model Discovery Learning

Pembelajaran dengan penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar

melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-

prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan

percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri

mereka sendiri (Slavin, 1977: 256).

Pengertian Discovery Learning menurut J. Bruner (2007: 133) adalah metode

belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik

kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Dan yang

menjadi dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari piaget yang menyatakan bahwa

anak harus berperan secara aktif didalam belajar di kelas. Untuk itu Bruner

memakai cara dengan apa yang disebutnya Discovery Learning, yaitu dimana

siswa mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

15

Menurut Johnson (2007: 176) belajar penemuan adalah belajar yang terjadi

sebagai hasil dari siswa memanipulasi, membuat struktur dan

mentransformasikan informasi sedemikian sehingga menemukan informasi baru.

Dalam belajar penemuan, siswa dapat membuat perkiraan (conjucture),

merumuskan suatu hipotesis dan menemukan kebenaran dengan menggunakan

prose induktif atau proses dedukatif, melakukan observasi dan membuat

ekstrapolasi. Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran

yang digunakan dalam pendekatan konstruktivis modern. Pada pembelajaran

penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan

aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa agar

mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri.

Dalam pembelajaran Discovery Learning, mulai dari strategi sampai dengan

jalan dan hasil penemuan ditentukan oleh siswa sendiri.

Hal ini sejalan dengan pendapat Windiharto (2004: 88) bahwa, apa yang

ditemukan, jalan, atau proses semata – mata ditemukan oleh siswa sendiri.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Discovery Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar

siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang

diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan

siswa. Dengan belajar penemuan, anak juga bisa belajar berfikir analisis dan

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

16

mencoba memecahkan sendiri problem yang dihadapi. Kebiasaan ini akan di

transfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama

dengan Inkuiri (inquiry) dan problem solving. Tidak ada perbedaan yang

prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada

ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui (Sani, 2014:

5). Perbedaannya dengan Inquiry ialah bahwa pada discovery masalah yang

diperhadapkan kepada peserta didik semacam masalah yang direkayasa oleh

guru. Sedangkan pada Inquiry masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga

peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk

mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian,

sedangkan problem solving lebih memberi tekanan pada kemampuan

menyelesaikan masalah (Sani, 2014: 5).

Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya strategi Discovery Learning merupakan

pembentukan kategori-kategori atau konsep-konsep, yang dapat memungkinkan

terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang kategorisasi yang

nampak dalam discovery, bahwa discovery adalah pembentukan kategori-

kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem coding. Pembentukan kategori-

kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan demikian dalam arti relasi-relasi

(similaritas & difference) yang terjadi diantara obyek-obyek dan kejadian-

kejadian (events). Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

17

memiliki lima unsur, dan peserta didik dikatakan memahami suatu konsep

apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi nama, contoh-contoh

baik yang positif maupun yang negative, karakteristik, baik yang pokok maupun

tidak, rentangan karakteristik, dan kaidah (Budiningsih, 2005: 24). Bruner

menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori

yang berbeda yang menuntut proses berfikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan

mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh

(obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan

dasar kriteria tertentu.

Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan, penerapan pendekatan Discovery

Learning dalam pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-

kelemahan, antara lain :

1). Kelebihan Penerapan Discovery Learning.

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-

keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci

dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh

karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan

berhasil.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

18

d. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan

melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

f. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh

kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan

gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai

peneliti di dalam situasi diskusi.

h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah

pad akebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses

belajar yang baru.

k. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

l. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik.

n. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

19

o. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan

manusia seutuhnya.

p. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

q. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber

belajar.

r. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

2). Kelemahan Penerapan Discovery Learning.

a. Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa

yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir atau

mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan,

sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi

b. Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori

atau pemecahan masalah lainnya.

c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan

dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang

lama.

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

20

d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,

sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara

keseluruhan kurang mendapat perhatian.

e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur

gagasan yang dikemukakan oleh para siswa

f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang akan

ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru (Syah,

2004: 53).

3). Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran.

Dalam mengaplikasikan pembelajaran Discovery Learning di kelas, ada beberapa

prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum

antara lain sebagai berikut :

a. Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru dapat memulai kegiatan

PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas

belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

21

b. Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah

yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan

dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)

(Syah, 2004: 54). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban

sementara atas pertanyaan yang diajukan.

Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis

permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berguna dalam

membangun siswa agar mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.

c. Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa

untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004: 54). Pada tahap ini

berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya

hipotesis.

Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,

wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

22

Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan

sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian

secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang

telah dimiliki (Syah, 2004: 55).

d. Data Processing (Pengolahan Data)

Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya

diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara

tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002: 14).

Data processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi

sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa

akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/ penyelesaian

yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

e. Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan

benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif,

dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004: 16). Verification menurut

Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep,

teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam

kehidupannya.

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

23

Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan

atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah

terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f. Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian

atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 17).

Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari

generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses

generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan

kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang,

serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman

itu.

4). Penilaian pada Model Discovery Learning.

Dalam Model Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan

menggunakan tes maupun nontes, sedangkan penilaian yang digunakan dapat

berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika

bentuk penilaiannya berupa penilaian kognitif, maka dapat menggunakan tes

tertulis. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau

penilaian hasil kerja siswa dapat menggunakan nontes (Syah, 2004: 18)

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

24

D. Keterampilan Berpikir Kritis

Pengertian berpikir kritis menurut kamus Webster’s (dalam Amri dan Ahmadi,

2010: 34) menyatakan, “Kritis” (critical) adalah “Menerapkan atau

mempraktikkan penilaian yang teliti dan obyektif” sehingga berpikir kritis dapat

diartikan sebagai berpikir yang membutuhkan kecermatan dalam membuat

keputusan. Pentingnya kemampuan berpikir kritis tak lepas dari teori konstruk

pemikiran, dalam artian kurikulum menginginkan peserta didik mampu memiliki

sebuah daya dalam hal mebangun kerangka berpikir kritis, sehingga output yang

akan dihasilkan akan benar-benar bergaransi baik dalam pengembangan soft

skilnya, kemampuan ini seringkali tidak diberdayagunakan oleh guru-guru dalam

mengeksplor kemampuan kognitif siswa, banyak proses pembelajaran yang

digunakan oleh guru yang hanya mengandalkan sebuah istilah yang penting

pembelajaran ada, tapi mereka tidak memahami bahwa bukan hanya dari segi itu

kemampuan kognif siswa akan tercapai (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 34).

Pengertian yang lain diberikan oleh Suryanti dkk (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:

34) yaitu berpikir kritis merupakan proses yang bertujuan untuk membuat

keputusan yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita

kerjakan. Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi.

Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 34) mengkategorikan proses berpikir

kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi

pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision

making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

25

thingking). Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam kehidupan

di masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada permasalahan yang memerlukan

pemecahan. Untuk memecahkan suatu permasalahan tertentu diperlukan data-

data agar dapat dibuat keputusan yang logis, dan untuk membuat suatu keputusan

yang tepat, diperlukan kemampuan kritis yang baik. Kemampuan seseorang untuk

dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan

berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan

yang dihadapinya. Kemampuan berfikir akan mempengaruhi keberhasilan hidup

karena terkait apa yang akan dikerjakan dan apa yang akan menjadi output

individu.

Menurut Krulik (dalam Trianto, 2007: 65) penalaran meliputi berpikir dasar

(basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative

thinking). Terdapat delapan buah penelitian yang dapat dihubungkan dengan

berpikir kritis, yaitu menguji, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek

dari sebuah situasi atau masalah, memfokuskan pada bagian dari sebuah situasi

atau masalah, mengumpulkan atau mengorganisasikan informasi, memvalidasi

dan menganalisis informasi, mengingat, dan menganalisis informasi, menentukan

masuk tidaknya sebuah jawaban, menarik kesimpulan yang valid, memiliki sifat

analitis dan refleksif. Ketrampilan berfikir kritis dapat dikembangkan baik secara

langsung maupun tak langsung dalam pembelajaran biologi. Pembelajaran biologi

yang diarahkan pada pembelajaran konstruktivisme yang membentuk

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

26

pembelajaran penuh makna tidak akan berlangsung baik tanpa adanya

pembelajaran yang memungkinkan siswanya untuk berfikir kritis.

Beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis adalah

kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informassi yang

penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan

dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan

menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan (dalam Amri dan Ahmadi,

2010: 36). Berpikir kritis dapat muncul kapan pun dalam peroses penilaian,

keputusan, atau penyelesaian masalah secara umum. Kapan pun seseorang

berusaha untuk mengetahui apa yang perlu dipercaya, apa yang perlu diketahui

alasannya. Proses pengolahannya melalui usaha dan reflektif seperti membaca,

menulis, berbicara dan mendengar. Semua dapat dilakukan secara kritis. Berpikir

kritis sangat penting agar dapat menggunakan potensi pikiran secara optimal

sehingga menjadi pembaca yang cermat dan penulis kreatif.

Pernyataan diatas didukung oleh Amri dan Ahmadi (2010: 38) dalam berpikir

kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk

menguji keandalan gagasan, pemecahan masalah, dan mengatasi masalah serta

kekurangannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiarto (dalam Amri dan

Ahmadi, 2010: 39), bahwa berpikir kritis merupakan berpikir disiplin yang

dikendalikan oleh kesadaran. Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses

penilaian atau pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan

secara mandiri. Proses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai fakta,

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

27

keadaan, konsep, metode dan kriteria. Setiap proses pembelajaran hendaknya

mampu melatih aspek intelektual, emosional dan keterampilan bagi siswa. Salah

satu potensi tersebut adalah kemampuan berpikir kritis yang harus dikembangkan

oleh guru pada saat pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa pola berpikir kritis merupakan suatu proses strategi untuk meminta

penjelasan tentang sesuatu hal yang membuat rasa ingin tahu seseorang mengenai

hal tersebut sekaligus merupakan cara seseorang dalam melihat suatu pernyataan,

masalah ataupun gagasan secara objektif.

Berpikir kritis dapat juga dikatakan sebagai suatu keterampilan berpikir secara

reflektif untuk memutuskan hal-hal yang dilakukan kemampuan berpikir kritis

setiap siswa tidaklah sama, oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dalam

proses pembelajaran perlu dilatih dan dikembangkan oleh guru. Salah satu cara

yang dapat dikembangkan dalam melatih kemampuan berpikir kritis bagaimana

siswa dapat mencari dan menemukan masalah, menganalisis masalah, membuat

hipotesis mengumpulkan data, menguji hipotesis serta menentukan alternatif

penyelesaian (Amri dan Ahmadi, 2010: 40).

Menurut Sumadi (2002: 57) proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada

tiga langkah, yaitu:

1. Pembentukan pengertian yaitu menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek yang

sejenis, contohnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis

ciri-cirinya. Salah satu contohnya adalah menganalisis manusia dari Eropa,

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

28

Indonesia, dan Cina. Tahap selanjutnya yaitu membandingkan ciri-ciri

tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama dan yang tidak sama.

Langkah berikutnya, mengabstraksikan yaitu menyisihkan, membuang ciri-

ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki.

2. Pembentukan pendapat yaitu meletakkan hubungan antara dua buah

pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalan bentuk kalimat, yang

terdiri dari subyek dan predikat. Misalnya rumah itu baru, rumah adalah

subyek, dan baru adalah predikat. Pendapat itu sendiri dibedakan tiga macam

yaitu pendapat positif, negatif, dan kebarangkalian.

3. Pembentukan keputusan atau penarikan kesimpulan yaitu hasil perbuatan akal

untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah

ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu keputusan induktif, keputusan deduktif,

dan keputusan analogis. Misalkan contoh dari keputusan deduktif ditarik dari

hal yang umum ke hal yang khusus, semua logam kalau dipanaskan memuai,

tembaga adalah logam. Jadi kesimpulannya, tembaga kalau dipanaskan

memuai.

Keterampilan dan indikator berpikir kritis lebih lanjut diuraikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis

Kemampuan Berpikir

Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan

penjelasan dasar

1. Memfokuskan

pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau

memformulasikan

suatu masalah

b. Mengidentifikasi atau

memformulasikan

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

29

Kemampuan Berpikir

Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

kriteria jawaban yang

mungkin

c. Menjaga pikiran

terhadap situasi yang

sedang dihadapi

2. Menganalisis

argumen

a. Mengidentifikasi

kesimpulan

b. Mengidentifikasi

alasan yang

dinyatakan

c. Mengidentifikasi

alasan yang tidak

dinyatakan

d. Mencari persamaan

dan perbedaan

e. Mengidentifikasi dan

menangani

ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari

sebuah

pendapat/argumen

g. Meringkas

3. Bertanya dan

menjawab pertanyaan

klarifikasi dan

pertanyaan yang

menantang

a. Mengapa?

b. Apa yang menjadi

alasan utama?

c. Apa yang kamu

maksud dengan?

d. Apa yang menjadi

contoh?

e. Apa yang bukan

contoh?

f. Bagaimana

mengaplikasikan kasus

tersebut?

g. Apa yang menjadikan

perbedaannya?

h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu

katakan?

j. Apalagi yang akan

kamu katakan tentang

itu?

2. Membangun

keterampilan

dasar

4. Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

a. Keahlian

b. Mengurangi konflik

interest

c. Kesepakatan antar

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

30

Kemampuan Berpikir

Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

sumber

d. Reputasi

e. Menggunakan

prosedur yang ada

f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan

memberikan alasan

h. Kebiasaan berhati-hati

5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

a. Mengurangi

praduga/menyangka

b. Mempersingkat waktu

antara observasi

dengan laporan

c. Laporan dilakukan

oleh pengamat sendiri

d. Mencatat hal-hal yang

sangat diperlukan

e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam

penguatan

g. Kondisi akses yang

baik

h. Kompeten dalam

menggunakan

teknologi

i. Kepuasan pengamat

atas kredibilitas

kriteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan

deduksi

a. Kelas logika

b. Mengondisikan logika

c. Menginterpretasikan

pernyataan

7. Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

a. Menggeneralisasi

b. Berhipotesis

8. Membuat dan

mengkaji nilai-nilai

hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta

b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan

konsep (prinsip-

prinsip, hukum dan

asas)

d. Mempertimbangkan

alternatif

e. Menyeimbangkan,

menimbang dan

memutuskan

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

31

Kemampuan Berpikir

Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

4. Membuat

penjelasan lebih

lanjut

9. Mendefinisikan

istilah dan

mempertimbangkan

definisi

Ada 3 dimensi:

a. Bentuk: sinonim,

klarifikasi, rentang,

ekspresi yang sama,

operasional, contoh

dan noncontoh

b. Strategi definisi

c. Konten (isi)

10. Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak

dinyatakan

b. Asumsi yang

diperlukan:

rekonstruksi argumen

5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu

tindakan

a. Mendefinisikan

masalah

b. Memilih kriteria yang

mungkin sebagai

solusi permasalahan

c. Merumuskan

alternatif-alternatif

untuk solusi

d. Memutuskan hal-hal

yang akan dilakukan

e. Me-review

f. Memonitor

implementasi

12. Berinteraksi dengan

orang lain

a. Memberi label

b. Strategi logis

c. Strategi retorik

d. Mempresentasikan

suatu posisi, baik lisan

atau tulisan

(Ennis, 2011: 43).

E. Kerangka Pikir

Kemampuan berfikir kritis siswa di SMP N 1 Gadingrejo masih sangat rendah.

Hal ini terlihat hasih observasi awal yang dilakukan peneliti di SMP N 1

Gadingrejo, kemampuan berpikir kritis siswa jarang diasah dalam proses

pembelajaran IPA oleh guru mata pelajaran IPA, salah satu penyebabnya karena

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

32

pembelajaran yang dilakukan masih bersifat teacher centered dan belum

menggunakan media dan model yang tepat untuk dapat mengasah kemampuan

berpikir kritis siwa dalam pembelajaran.

Berpikir kritis tidak dapat diajarkan melalui metode ceramah, karena berpikir

kritis merupakan proses aktif. Keterampilan intelektual dari berpikir kritis

mencakup berpikir analisis, berpikir sintesis, berpikir reflektif, dan sebagainya

harus dipelajari melalui aktualisasi penampilan (performance). Berpikir kritis

dapat diajarkan melalui pembelajaran penemuan (discovery), inkuiri, pekerjaan

rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah berpikir kritis,

dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan keterampilan berpikir kritis.

Discovery Learning adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi

siswa contoh topik-topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik

tersebut. Model ini efektif untuk mendorong keterlibatan dan motivasi siswa

seraya membantu mereka mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-

topik yang jelas. Topik-topik tersebut bisa datang dari standar, buku teks,

panduan kurikulum, atau sumber-sumber lain, termasuk guru itu sendiri. Jika

topiknya adalah konsep atau generalisasi, maka model Discovery Learning bisa

digunakan secara efektif. Karena model Discovery Learning lebih menekankan

pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui dan

juga dapat melatih kemampuan berfikir kritis siswa.

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

33

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas.

Pada penelitian ini dilakukan untuk melihat kemampuan berfikir kritis siswa

pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Keterangan: X = Model Discovery Learning; Y = kemampuan berpikir kritis.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ho = Model Discovery Learning tidak berpengaruh

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi

pokok ciri-ciri makhluk hidup.

2. H1 = Model Discovery Learning berpengaruh signifikan terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk

hidup.

Y X

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April di SMP Negeri 1 Gadingrejo pada

semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP SMP Negeri 1

Gadingrejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel yang dipilih dari populasi

adalah siswa-siswi dari dua kelas pada kelas yang ada. Peneliti menentukan

sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan terpilih siswa-siswi

kelas VII2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII3 sebagai kelas kontrol.

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

35

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non

ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas

yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi

perlakuan dengan model Discovery Learning, sedangkan kelas kontrol dengan

menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok

subyek dibandingkan. Sampel mendapat penilaian keterampilan proses yang

sama. Sehingga struktur desain penelitiannya sebagai berikut:

Gambar 2. Desain pretes postes tak ekuivalen (Dimodifikasi dari Purwanto dan

Sulistyastuti, 2007: 67)

Keterangan : I = Kelompok eksperimen

II = Kelompok Kontrol

O1 = Pretes

O2 = Postes

X = Perlakuan Eksperimen

C = Perlakuan Kontrol

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

36

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen menggunakan

model Discovery Learning dan kelas kontrol yang tidak menggunakan

model discovery.

d. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

e. Membuat instrument penelitian yaitu soal pretes/postes keterampilan

proses sains siswa berupa soal-soal pilihan jamak dan soal isian singkat.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model Discovery

Learningyang berbasis keterampilan proses untuk kelas eksperimen dan tanpa

model Discovery Learning untuk kelas kontrol, yaitu metode dikusi.

Penelitian ini sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas

materi pokok bergerak, menanggapi rangsang, adaptasi dan bernapas dan

pertemuan kedua membahas materi pokok ekskresi, nutrisi, tumbuh dan

berkembang biak.

A. Langkah - langkah pembelajaran pada kelas eksperimen (pembelajaran

dengan model Discovery Learning) sebagai berikut:

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

37

a. Pendahuluan

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran.

2. Guru memberikan pretes kepada siswa tentang ciri-ciri makhluk

hidup

3. Guru memberikan apresepsi dan motivasi (kontruktivisme) :

Pertemuan 1

Apresepsi : Saat kalian berangkat ke sekolah hari ini, makhluk

hidup apa saja yang kalian lihat? bagaimanakah ciri-

ciri dari makhluk hidup tersebut?

Motivasi : Setelah kalian mempelajari berbagai ciri makhluk

hidup, kita dapat mengetahui bahwa setiap ciri-ciri

tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup

makhluk hidup, misalnya dengan memperoleh nutrisi

manusia dapat bertahan hidup

Pertemuan 2

Apresepsi : Pada pertemuan yang pertama, kita telah membahas

mengenai kegiatan kalian yang dilakukan sehari-

hari. Apakah kalian merasa lelah setelah melakukan

kegiatan yang cukup berat? Apakah ada perbedaan

jika kita makan sebelum beraktivitas dengan tidak

makan sebelum beraktivitas?

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

38

Motivasi : Manusia mengeluarkan energi dalam setiap

aktivitasnya. Sehingga dalam hal ini manusia

memerlukan nutrisi untuk mengembalikan

memulihkan energi yang habis terpakai untuk

beraktivitas. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari

pasti manusia akan merasa lelah dan pada saat

kelelahan, manusia akan minum beberapa gelas air

dan akan mengeluarkan air tersebut dalam bentuk

urin yang disebut dengan ekskresi. Tidak hanya

manusia, hewan dan tumbuhan juga memerlukan

nutrisi dan melakukan ekskresi. Apakah kebutuhan

nutrisi dan paikan tujuan pembelajaran

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok pada hari

sebelumnya, berdasarkan nilai kognitif siswa pada materi

sebelumnya, 1 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai

sedang dan 2 siswa dengan nilai rendah. Masing-masing kelompok

terdiri dari 5 orang yang heterogen.

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan memberikan

stimulasi berupa wacana dan akan didiskusikan tentang

keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

39

Pertemuan 1 : bergerak, bernapas, menanggapi rangsang, dan

adaptasi.

Pertemuan 2 : Memerlukan makanan, tumbuh dan berkembang,

reproduksi, dan ekskresi.

3. Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah yang

terdapat di dalam LKS.

4. Guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan terhadap

gambar keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup yang terdapat di

dalam LKS.

5. Guru membimbing siswa untuk mengolah data dengan cara

mengklasifikasikan hasil pengamatan yang berupa data atau

informasi yang diperoleh ke dalam bentuk tabel.

6. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS.

7. Guru menunjuk secara acak 3 kelompok yang akan

mempresentasikan hasil kegiatan kelompoknya ke depan kelas.

8. Guru memberi kesempatan siswa yang lain untuk bertanya kepada

kelompok yang presentasi (bertanya).

9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

contoh-contoh makhluk hidup lain dengan keanekaragaman cirri

yang telah dipelajari berdasarkan apa yang pernah ia jumpai dalam

kehidupan sehari-hari

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

40

c. Penutup

1. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang telah berlangsung (refleksi).

2. Guru memberikan tugas di rumah dan mengingatkan siswa untuk

membaca materi berikutnya.

3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

B. Langkah - langkah pembelajaran pada kelas kontrol (pembelajaran

dengan metode diskusi) sebagai berikut:

a. Pendahuluan

1. Guru membuka kegiatan pembelajaran.

2. Guru memberikan tes awal (Pretes) kepada siswa tentang cirri-ciri

makhluk hidup

3. Guru memberikan apresepsi dan motivasi (kontruktivisme) :

Pertemuan 1

Apresepsi : Saat kalian berangkat ke sekolah hari ini, makhluk

hidup apa saja yang kalian lihat? bagaimanakah ciri-

ciri dari makhluk hidup tersebut?

Motivasi : Setelah kalian mempelajari berbagai ciri makhluk

hidup, kita dapat mengetahui bahwa setiap ciri-ciri

tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup

makhluk hidup, misalnya dengan memperoleh nutrisi

manusia dapat bertahan hidup.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

41

Pertemuan 2

Apresepsi : Pada pertemuan yang pertama, kita telah membahas

mengenai kegiatan kalian yang dilakukan sehari-

hari. Apakah kalian merasa lelah setelah melakukan

kegiatan yang cukup berat? Apakah ada perbedaan

jika kita makan sebelum beraktivitas dengan tidak

makan sebelum beraktivitas?

Motivasi : Manusia mengeluarkan energi dalam setiap

aktivitasnya. Sehingga dalam hal ini manusia

memerlukan nutrisi untuk mengembalikan

memulihkan energi yang habis terpakai untuk

beraktivitas. Dalam melakuakan aktivitas sehari-

hari pasti manusia akan merasa lelah dan pada saat

kelelahan, manusia akan minum beberapa gelas air

dan akan mengeluarkan air tersebut dalam bentuk

urin yang disebut dengan ekskresi. Tidak hanya

manusia, hewan dan tumbuhan juga memerlukan

nutrisi dan melakukan ekskresi. Apakah kebutuhan

nutrisi dan paikan tujuan pembelajaran

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

42

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok pada hari

sebelumnya, berdasarkan nilai kognitif siswa pada materi

sebelumnya, 1 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai

sedang dan 2 siswa dengan nilai rendah. Masing-masing kelompok

terdiri dari 5 orang yang heterogen.

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan

didiskusikan dan dikerjakan mengenai ciri-ciri makhluk hidup.

Pertemuan 1 : bergerak, bernapas, menanggapi rangsang, dan

adaptasi.

Pertemuan 2 : Memerlukan makanan, tumbuh dan berkembang,

reproduksi, dan ekskresi.

3. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKS.

4. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam

menyelesaikan tugas dari guru.

5. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS dan menunjuk 3

kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya di

depan siswa lainnya.

6. Guru memberikan evaluasi dan penguatan dengan menjelaskan

materi yang belum dipahami oleh siswa.

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

43

c. Penutup

1. Guru menyimpulkan ide-ide penting pembelajaran bersama siswa

dan memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran hari itu.

2. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi berikutnya.

3. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kuantitatif adalah penguasaan materi oleh siswa

pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup yang diperoleh dari nilai pretes

dan postes, kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes,

selisih nilai antara test awal dan test akhir tersebut disebut sebagai N-gain,

lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan N-gain menggunakan

formula Hake (2005 : 64). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

data kuantitatif, yaitu nilai pretes dan postes.

2. Teknik Pengambilan Data

a. Pretest dan Posttest

Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui pretes dan postes.

Pretes dilakukan sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama baik pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan postes dilakukan diakhir

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

44

pertemuan kedua baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk

soal yang diberikan adalah berupa soal pilihan jamak beralasan dan uraian.

Soal pretes yang dimiliki di awal pertemuan memiliki bentuk dan jumlah

yang sama dengan soal postes yang diberikan diakhir pertemuan.

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada

saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi pada Tabel 2 sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa

A B C D

0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2

1

2

3

4

Dst

Jumlah skor

Skor maksimum

Persentase

Kriteria

Sumber: dimodifikasi dari (Arikunto, 2009:183).

Keterangan skor aspek aktivitas belajar siswa:

A. Memberikan penjelasan sederhana pada LKK (Mengorientasikan

siswa untuk memfokuskan pertanyaan)

Skor Keterangan

0 Tidak memberikan penjelasan sederhana

1 Memberikan penjelasan sederhana namun kurang sesuai

dengan topik pada LKK

2 Mampu memberikan penjelasan sederhana yang sesuai

dengan topik pada LKK

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

45

B. Mengamati, mempertimbangkan dan menjabarkan permasalahan dari

informasi yang didapatkan pada LKK untuk membangun keterampilan

dasar (Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar)

Skor Keterangan

0

Siswa tidak Mengamati, mempertimbangkan dan

menjabarkan permasalahan yang sesuai dengan topik

pembicaraan pada LKK.

1

Siswa mengamati, mempertimbangkan dan menjabarkan

permasalahan, namun kurang mempertimbangkan sehingga

penjabaran dari permasalahan kurang sesuai dengan topik

pada LKK.

2

Siswa mengamati, mempertimbangkan dan menjabarkan

permasalahan dari informasi yang didapat sesuai dengan

topik pada LKK.

C. Membuat penjelasan lenih lanjut (Mengorientasikan siswa untuk

mengidentifikasi sebuah asumsi)

Skor Keterangan

0 Siswa tidak membuat penjelasan lebih lanjut yang sesuai

dengan permasalahan yang diberikan pada LKK.

1 Siswa membuat penjelasan lebih lanjut namun kurang sesuai

dengan permasalahan yang diberikan pada LKK.

2 Siswa membuat penjelasan lebih lanjut yang sesuai dengan

permasalahan yang diberikan pada LKK.

D. Membuat kesimpulan berdasarkan permasalahan (Membantu

penyelidikan mandiri dan kelompok)

Skor Keterangan

0 Siswa tida kmembuat kesimpulan yang sesuai dengan

permasalahan yang diberikan

1 Siswa membuat kesimpulan namun kurang sesuai dengan

permasalahan yang diberikan

2 Siswa membuat kesimpulan yang sesuai dengan

permasalahan yang diberikan

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian diambil yang berupa nilai pretes, postes dan N-gain pada

kelompok eksperimen dan kontrol. Data tersebut dianalisis menggunakan uji T,

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

46

yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas, uji homogenitas

dan uji hipotesis adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

a. Mencari skor N-gain

Skor N-gain didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N-gain = –

(modifikasi dari Hake, 2005: 4)

Keterangan :

= rata-rata nilai postes

= rata-rata nilai pretes

Z = skor maksimum

b. Kemampuan berpikir kritis

Data kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pengelolaan

lingkungan didapat dari hasil pretest di awal, posttes diakhir pertemuan,

dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Adapun langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

2) Menghitung kemampuan berpikir kritis siswa melalui skor pretest

dan posttest dengan cara:

a. Penskoran per aspek kemampuan berpikir kritis dalam tes.

Keterangan:

P = persentase berpikir kritis siswa per aspek.

pk = persentase berpikir kritis indikator ke-k, dengan

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

47

k = 1,2,3,...,n

n = banyaknya indikator per aspek.

b. Penskoran kemampuan berpikir kritis siswa secara klasikal.

Keterangan:

= persentase kemampuan berpikir kritis siswa secara

klasikal.

Pi = persentase kemampuan berpikir kritis siswa per aspek

kemampuan berpikir kritis ke-i, i = 1,2,3,4,5

(Pritasari, 2011: 14)

c. Penskoran skor gain dihitung dengan formula sebagai berikut:

Keterangan:

g = nilai gain

Sf = nilai posttest

Si = nilai pretest,

Smax = nilai maksimal (modifikasi dari Hake, 1998: 5).

Menghitung persentase skor tiap indikator dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

No

Nama Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

pk n

Kriteria Memberikan

penjelasan sederhana

Membangun

keterampilan dasar

Memberikan

penjelasan lanjut

Menyimpulkan

A B C D

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah

P

Kriteria

g =

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

48

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan berpikir

kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria Berpikir Kritis Siswa

Persentase Kriteria

80,1 – 100 Sangat tinggi

60,1 – 80 Tinggi

40,1 – 60 Sedang

20,1 – 40 Rendah

0,0 – 20 Sangat rendah

C. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program

SPSS versi 17.

Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria Pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga

yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

D. Uji Kesamaan Dua Varians

Masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji

kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

49

Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05

maka H0 diterima, jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka

H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).

E. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi normal digunakan uji

kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan

menggunakan program SPSS 17, namun untuk data yang tidak

berdistribusi normal pengujian hipotesis di lakukan dengan uji Mann-

Whitney U.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Hipotesis

H0 = Rata-rata Gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata Gain kedua sampel tidak sama

Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 13)

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

50

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Hipotesis

H0 = rata-rata Gain pada kelompok eksperimen lebih rendah atau

sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol.

Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:10).

3) Uji Mann-Whitney U

Jika salah satu atau kedua kelas tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan uji hipotesis dengan uji U.

Hipotesis

H0 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama

H1 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

tidak sama

Kriteria Uji :

H0 ditolak jika sig < 0,05 Dalam hal lainnya H0 diterima

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

51

F. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan

yaitu:

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

= ∑

x 100%

Keterangan: = Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑ = Jumlah skor

aktivitas yang diperoleh; = Jumlah skor aktivitas

maksimum (Sudjana, 2002:69)

2) Menafsirkan atau menentukan kategori Persentase Aktivitas Siswa

sesuai kriteria pada Tabel 4.

Tabel 5. Kriteria persentase aktivitas siswa

Persentase (%) Kriteria

80,1 – 100

65,1 – 80

40,1 – 65

0 – 40

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sumber: dimodifikasi dari Hidayati (2011:17)

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa:

Penggunaan model Discovery Learning berpegaruh terhadap peningkatan

KBK siswa pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup dengan kriteria

sedang. KBK siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup yang

menggunakan model Discovery Learning lebih tinggi dibandingkan

dengan menggunakan metode diskusi.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning dapat

digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif model pembelajaran

yang dapat meningkatkan KBK siswa pada materi ciri-ciri makhluk

hidup.

2. Dalam mengerjakan pretes dan postes sebaiknya dilakukan di hari

yang berbeda dengan hari yang digunakan untuk melakukan proses

belajar mengajar agar tidak mengganggu waktu proses pembelajaran.

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

Daftar Pustaka

Abazarian. 2012. Definisi Kognitif Afektif dan Psikomotor

http://abazariant.blogspot.com/2012/10/definisi-kognitif-afektif-dan-

psikomotor.html Diakses Tanggal 09 November 2014 pukul 13.00 WIB.

Arbaitin, N. 2010. Pengaruh Metode Diskoveri terhadap Keterampilan Berpikir

Kritis pada Siawa SMP N 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2009/2010.

Skripsi. Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Azhar. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta.

BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dikti. 1983. Undang-Undang Tentang Pendidikan Tinggi. Google. Diakses dari:

http://www.slideshare.net/ryezas/ruu-dikti-versi-22-februari-2012 pada

Kamis, 15 Januari 2015 Pukul 20.35 WIB

Depdiknas. 2003.Pendidikan Menurut Undang-Undang.Jakarta. Diakses dari

http://www.depdiknas.co.id pada kamis, 15 Januari 2015 Pukul 20.35

WIB

Depdiknas. 2006. Mutu Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang. Jakarta.

Diakses dari http://www.depdiknas.go.id pada hari kamis 15 Januari 2015

Pukul 20.50 WIB

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002.Psikologi Pendidikan. Grasindo.Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Rineksa Cipta.

Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Rineksa Cipta. Jakarta

Eko, H. S. 2009. Lingkungan sebagai Sumber dan Media Pembelajaran.

Wordpress. Diakses dari:

http://ekohs.wordpress.com/2009/09/01/lingkungan-sebagai-sumber-dan-

media-pembelajaran/ pada hari kamis, 15 Januari 2015 Pukul 20.35 WIB

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

Ennis. 2011. Model Pembelajaran Jilid 2. Erlangga. Jakarta

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Psikologi Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo.

Bandung.

Haryanto. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi).

Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran

Abad 21. Ghalia Indonesia. Bogor.

Jamilah. (2013) “ Eksperimen Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Dengan Metode Discovery Learning Pada Materi Pokok Bentuk

Aljabar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa

Kelas VII SMP N Se-Kota Pontianak”. Tersedia di

http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=showview&id=29797

(diakses 16-06-2015).

Bruner, J. (2001). Constructivism & Discovery Learning 3 . Cambridge, MA.

Harvard University Press.

Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching & Learning. Mizan Learning Center.

Bandung.

Noor Sya’afi. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Krtitis Siswa Melalui

Model Pembelajaran Discovery Learning. Naskah Publikasi. UNS.

Surakarta

Purwaningsari. 2002. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Penemuan

Terbimbing melalui Model Eksperimen terhadap Prestasi belajar Fisika

pada Siswa SMU Muhammadiyah I Nganjuk. Universitas Negeri

Surabaya.

Pratiwi. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning Dengan

Pendekatan Saintifik TerhadapKeterampilan Berpikir Kritis. Artikel

Penelitian. Universitas Tanjung Pura. Pontianak

Ratumanan, T. G. 2004. Belajar dan Pembelajaran edisi kedua.Unesa University

Press.

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY …digilib.unila.ac.id/21262/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap ... Jurusan Pendidikan

Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya

Risqi Rahman. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap

Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ihksan Pamarican. Jurnal

Ilmiah. Uhamka. Jawa Barat

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Kencana. Jakarta.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetisi dan Praktiknya.

Bumi Aksara. Jakarta

Sumadi. 2002. 1991. Psikologi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Suryosubroto. 2008. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dam Praktik

diterjemahkan oleh Narilita Yusron. Nusa Media. Bandung.

Syah. 2004. Psikologi Belajar. Pustaka Hidayah. Jakarta

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Kencana Prenada Media

Group. Jakarta.

Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional II. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Zai. 2009. Ranah Penilain Kognitif Afektif dan Psikomotor.

http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-

dan-psikomotorik/. Diakses Tanggal 09 November 2014 pukul 13.00

WIB