pengaruh penggunaan metode pembelajaran …/pengaruh... · belajar ipa pada siswa kelas v sd negeri...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWAKELAS V SD NEGERI
SE-DABIN III KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN
AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
ERMI PUJI LESTARI
K7108135
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN
EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-DABIN III
KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
ERMI PUJI LESTARI
K7108135
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
ABSTRAK
Ermi Puji Lestari. PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-DABIN III KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang berarti dari penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen. DesainpenelitiannyaadalahPrettest-PosttestControl Group Design.Populasipenelitianiniadalahseluruhsiswakelas V SDN Se-Dabin III KecamatanKarangmalang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.TeknikPengambilansampeldilakukandenganCluster Random Sampling. Teknik Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah secara acak yang berfungsisebagaikelompokkelaseksperimendankelompokkelaskontrol. Kelaseksperimendalampenelitianiniadalahkelas V SD NegeriPelemgadung Idankelaskontroladalahkelas V SD NegeriPelemgadung III.Teknikpengumpulan data yang digunakanadalahmetodetes, observasi, dokumentasi dan wawancara.Teknikanalisisdatayang digunakanadalahdenganuji t.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh postif yang signifikan dari penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan dengan uji t diperoleh harga statistik thitung = 5,1549 dengan daerah kritik DK = {t | t < -2,000 atau t > 2,000}, karena thitung = 5,1549 maka H0 ditolak, berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi pembelajaran metode eksperimen dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung.
Kata kunci : Metode Eksperimen, hasilbelajardanIlmuPengetahuanAlam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
ABSTRACT
Ermi Puji Lestari. EFFECT OF THE USE OF EXPERIMENT LEARNING METHOD ON ACHIEVEMENT OF NATURAL SCIENCE SUBJECT AMONG 5th GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL OF DABIN III KARANGMALANG, SRAGEN REGENCY ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Mart University of Surakarta. June 2012.
Purpose of the research is to know if any significant effect exists from the use of experiment learning method on achievement of natural science subject among 5th grade students of Elementary School of Dabin III Karangmalang, Sragen Regency of Academic Year 2011/2012.
The research is an experimental quantitative. Design of the research is pretest-posttest control group design. Population of the research is all 5th grade students of Elementary School of Dabin III Karangmalang, Sragen Regency of Academic Year 2011/2012. Sampel is taken by using Cluster Random Sampling. The sampling technique is used to select schools randomly functioning as experiment class group and control class group. Experiment class group of the research consists of 5th grade of Elementary School Pelemgadung I and control class group is 5th grade class of Elementary School Pelemgadung III. Data is collected by using test method, observation, documentation and interview method. Data analysis of the research is t-test.
Conclusion of research is a significant and positive effect from the use of experiment learning method was found in achievement of natural science subject among 5th Grade Students of Elementary School of Dabin III Karangmalang, Sragen Regency of Academic Year 2011/2012. It can be seen from t-test calculation in which statistical value of tcalculation = 5,1549 with critical area = {t|t <-2,000 or t>2,000}, because tcalculation = 5,1549 DK, then H0 is rejected. It means there is difference achievement between students who had been taught with experiment learning method and those with direct instruction.
Keywords : Experiment Method, Natural Science
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
MOTTO
Pada awalnya masalah akan mendatangkan kesulitan, tapi pada akhirnya
masalah akan mendatangkan pembelajaran
(Bong Chandra)
Hiduplah seperti pohon yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan dilempari
orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah
(Abu Bakar as-sibli)
A big problem often signals a big opportunity. Be prepared to work long and hard
for it
(Wisey Quotes)
Lebih baik sedikit tapi cukup, daripada banyak tapi kurang.
Belajarlah berkata cukup
(Bong Chandra)
Jangan menganggap cobaan itu sebagai beban karena tanpa kita sadari cobaan
itu menguatkan kita dan dapat mendewasakan kita
(Ermi Puji Lestari)
Hidup penuh cobaan dan tantangan, hal itu bukan untuk dihindari tetapi untuk
dihadapi dan selanjutnya diselesaikan
(Ermi Puji Lestari)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
Dalam setiap doamu yang tidak pernah putus terselip namaku agar aku
dapat berhasil. Kerja keras, pengorbanan, dan kasih sayang yang tidak
terbatas. Tak pernah lelah memberiku motivasi dan dukungan. Semuanya
membuatku bangga memiliki kalian. Love u
Bapak Chumdari & Ibu Hadiyah
Terima Kasih dosen pembimbingku yang selalu memberikan motivasi dan
bimbingan
Andryan Sulistyo
Teman-temanku tersayang -phu, dinar, cuncun, febry, ertha,
siska, anggie, siti, dita, evi, idris, fredy, galih, wahyu pungker, edy,
damar) terima kasih atas motivasi, perjuangan dan kerjasamanya.
Teman-teman Che Community 2008
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi penelitian
dengan judul
EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS
V SD NEGERI SE-DABIN III KARANGMALANG KABUPATEN
Penulisan ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyusun skripsi ini, tentunya peneliti tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, maupun kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Drs. Chumdari, M.Pd selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
6. Hadiyah, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepala SD Negeri Pelemgadung I dan SD Negeri Pelemgadung III yang telah
memberikan izin peneliti untuk melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
8. Guru dan siswa kelas V SD Negeri Pelemgadung I dan Pelemgadung III yang
ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tua yang telah membantu dan memberikan semangat kepada
penulis.
10. Semua rekan rekan yang telah membantu penulis.
Peneliti Menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah........................................................................ 4
D. Perumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan ................................ 7
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ........................................ 7
2. Metode Pembelajaran Eksperimen ............................................. 16
3. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA ........................... 22
4. Model Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran IPA ......... 23
5. Penelitian yang Relevan .............................................................. 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 28
C. Hipotesis .......................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 30
B. Rancangan/Desain Penelitian .......................................................... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 32
D. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 33
E. Pengumpulan Data ........................................................................... 34
F. Validasi Instrumen Penelitian .......................................................... 36
G. Analisis Data ................................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................................. 44
B. Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................... 51
C. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 55
D. Pembahasan Hail Analisis Data ....................................................... 55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................... 58
B. Implikasi .......................................................................................... 58
C. Saran ................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 61
LAMPIRAN ..................................................................................................... 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran IPA Semester II............................................................... 15
2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung................................................... 26
3. Pola Rancangan Penelitian....................................................................... 31
4. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test IPA Kelas Eksperimen.................. 45
5. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test IPA Kelas Kontrol.......................... 47
6. Distribusi Frekuensi Nilai Post-Test IPA Kelas Eksperimen................ 48
7. Distribusi Frekunsi Nilai Post-Test IPA Kelas Kontol............................ 50
8. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal (Pre-Test)....................... 52
9. HasilUjiHomogenitasSoalPre-Test...................................................... 53
10. Hasil Uji Normalitas Soal Post-Test........................................................ 54
11. HasilUjiHomogenitasSoalPost-Test.................................................... 54
12. jadwal Penelitian .....................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir.............................................................................. 29
2. Histogram NilaiPre-Test KelasEksperimen.................................... 46
3. Histogram NilaiPre-Test KelasKontrol............................................ 47
4. HistogramNilaiPost-test IPA Kelas Eksperimen............................ 49
5. HistogramNilaiPost-Test IPA Kelas Kontrol................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian................................................................................ 63
2. Silabus Pembelajaran......................................................................... 64
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.................................................. 68
4. Lembar Kerja Kelompok................................................................... 93
5. Kisi-Kisi Soal.................................................................................... 130
6. Soal Pre-Test dan Post-Test............................................................... 132
7. Uji Validitas Soal .............................................................................. 138
8. Data Nilai Kemampuan Awal (Pre-Test) ......................................... 140
9. Data Nilai Post-Test.......................................................................... 141
10. Analisis Butir Soal............................................................................ 142
11. Uji Taraf Kesukaran Soal.................................................................. 147
12. Uji Beda Soal..................................................................................... 148
13. Uji Reliabilitas dengan KR-20........................................................... 149
14. Uji Reliabilitas Soal........................................................................... 150
15. Uji Normalitas Pre-Test Kelompok Eksperimen............................. 151
16. Uji Normalitas Pre-Test Kelompok Kontrol..................................... 153
17. Uji Normalitas Post-Test Kelompok Eksperimen............................. 154
18. Uji Normalitas PoST-Test Kelompok Kontrol.................................. 156
19. Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-Test.................................................. 157
20. Hasil Uji Normalitas Nilai Post-Test................................................ 158
21. Hasil Uji Keseimbangan Nilai Pre-Test........................................... 159
22. Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-Test............................................. 161
23. Hasil Uji Homogenitas Nilai Post-Test............................................ 163
24. Hasil Uji Hipotesis Nilai Post-Test................................................... 165
25. Lembar Observasi............................................................................. 167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
26. Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Menggunakan
Metode Eksperimen........................................................................... 173
27. Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Menggunakan
Metode Eksperimen............................................................................ 174
28. Hasil Wawancara dengan Guru yang Menggunakan Model
Pembelajaran Langsung................................................................... 175
29. Tabel Lillifoers.................................................................................... 177
30. Tabel Uji-T......................................................................................... 178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat meningkatkan kualitas dan mengembangkan potensi
sumber daya manusia. Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti
perkembangan pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Untuk itu dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia pemerintah berusaha
dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP
ditetapkan untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia yaitu lemahnya
proses belajar mengajar yang masih didominasi oleh guru (teacher centered).
Dominasi guru dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik
terjadi dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru sangat penting
dalam pembentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya.
Selain itu faktor pendukung lain adalah kemampuan dan ketepatan guru dalam
memilih dan menggunakan metode maupun model pembelajaran. Metode dan
model pembelajaran merupakan faktor penting yang penunjang tercapainya
pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus sesuai dengan materi akan
disampaikan.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalamkurikulum KTSP
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB
sampai SMP/MTs/SMPLB. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPA banyak
memberikan latihan dalam mengembangkan cara berpikir ilmiah. Melalui mata
pelajaran IPA peserta didik diajak untuk berpikir kritis terhadap suatu kejadian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan kurikulum KTSP, tujuan
pembelajaran IPA di SD secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan,
dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
(5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. Oleh karena
itu guru harus menerapkan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi
yang akan diajarkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Pada umumnya semua mata pelajaran mempunyai standar minimum
yang biasa disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) ini menjadi acuan pengembangan kurikulum di
setiap satuan pendidikan dan harus dicapai oleh seluruh peserta didik. Begitu pula
dengan mata pelajaran IPA, Kriteria Ketuntasan Minimum mata pelajaran IPA di
SD adalah 65. Berdasarkan hasil tesawalpadatanggal 03 Maret 2012, masih
terdapat beberapa siswa yang nilainya dibawah KKM. Dari
hasiltesawaltersebutmenyatakanbahwasiswa kelas V di SD Negeri Pelemgadung
III, terdapat 16 dari 24 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Artinya 67
%darijumlahsiswatersebut yang belum menguasai materi IPA,
sehinggahasilbelajarnyarendah. Sedangkan hasiltesawaldi SD Negeri
Pelemgadung I, terdapat 18 siswa dari 35 siswa yang nilainya dibawah 65. Itu
artinya hampir 51% dari keseluruhan siswa kelas V SD Negeri Pelemgadung I
belum menguasai materi IPA yang telah diajarkan oleh guru (Lampiran 8).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Permasalahan yang terjadi saat ini adalah terdapat beberapa siswa yang
hasil belajarnya masih di bawah KKM yaitu kurang dari 65. Salah satu
penyebabnya adalah cara mengajar guru pada pelajaran IPA kurang menarik.
Dalam proses belajar mengajar, guru masih menerapkan model pembelajaran
langsung. Model pembelajaran ini apabila tidak dikemas dengan baik tidak akan
menarik perhatian siswa. Pembelajaran langsung ini cenderung memberikan kesan
pasif pada peserta didik, dan gurulah yang berperan aktif. Seiring dengan
perkembangan jaman pembelajaran teacher centered ini tidak lagi relevan, karena
guru seharusnya menjadi fasilitator dan motivator. Selain itu penggunaan media
dan alat peraga masih sangat terbatas dan terkadang guru hanya memakai media
gambar saja. Kegiatan ini dapat menimbulkan kebosanan pada siswa karena siswa
hanya sebagai pendengar. Cara mengajar seperti ini akan menghasilkan manusia
yang konsumtif dan kurang kreatif. Padahal belajar IPA akan lebih mudah apabila
guru mengajak siswa aktif dan bisa mengamati secara langsung bahkan
membuktikan sendiri tentang pernyatan yang ada. Cara mengajar guru yang
kurang efektif ini membuat tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara
optimal, hal ini ditandai dengan hasil belajar IPA rendah.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu metode
pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA adalah
dengan menerapkan metode eksperimen. Metode eksperimen biasa disebut
metode percobaan. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan dievaluasi oleh guru (Roestiyah, 2001:08). Penggunaan metode
eksperimen mempunyai tujuan yang meliputi (1) Siswa mampu menyimpulkan
fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh; (2) Siswa mampu merancang,
mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya; (3) Siswa mampu
menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta,
informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan; (4) Siswa mampu
berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi (Soli Abimanyu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 2008:7.17). Kelebihan dari metode eksperimen ini adalah membuat peserta didik
percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada menurut cerita
orang atau buku. Selain itu membuat siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi
atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
Dari paparan diatas maka peneliti mengambil judul Pengaruh
Penggunaan Metode Pembelajaran Eksperimen terhadap Hasil Belajar IPA pada
Siswa Kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun
Ajaran
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat
diidentifikasikan adanya beberapa masalah sebagai berikut :
1. Hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah.
2. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar kurang inovatif
sehingga perlu ditingkatkan dengan metode yang tepat.
3. Kurangnya penggunaan metode pengajaran khususnya eksperimen yang
merupakan salah satu alternatif wujud pembelajaran yang berfungsi untuk
mendorong keterlibatan aktif langsung siswa dalam kegiatan belajar IPA.
C. Pembatasan Masalah
Berkaitan dengan beberapa masalah tersebut di atas dan juga karena
keterbatasan waktu penelitian, maka perlu dibuat pembatasan permasalahan yang
akan diteliti. Permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada tiga masalah yaitu :
1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi, yaitu
metode pembelajaran eksperimen.
2. Mata pelajarandalampenelitianinijuga dibatasi,
yaituIlmuPengetahuanAlamkelas V semester II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5 3. Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi, yaitu hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam pada siswa kelas V semester II SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang
tentang pesawat sederhana dan cahaya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Eksperimen terhadap Hasil Belajar
IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten
E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian tentu mempunyai tujuan penelitian, demikian
mengetahui ada tidaknya pengaruh yang berarti dari penggunaan metode
pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD
Negeri Se-
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat secara teoritis dan manfaat
secara praktis. Manfaat ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan serta
lebih mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya sehubungan
dengan masalah yang diteliti pada mata pelajaran IPA
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi bagi peneliti
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Dapat meminimalisir tingkat masalah belajar IPA yang dihadapi
peserta didik.
2) Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA.
3) Peserta didik menjadi senang mempelajari IPA.
b. Bagi Guru
1) Dapat digunakan sebagai acuan guru untuk mengatasi masalah belajar
IPA peserta didik.
2) Dapat memberikan wawasan bagi guru dalam mengajar mata
pelajaran IPA.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian dapat bermanfaat dalam rangka perbaikan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik berfungsi sebagai tolok ukur berhasil atau
tidaknya proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan suatu perubahan
perilaku pada individu yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan (Purwanto, 2011: 46). Menurut Nana Sudjana
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. (2010:22).
Sependapat dengan hal itu, Bloom dalam (AgusSuprijono, 2009:6),
mengemukakan bahwa hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik. Untuk ranah kognitif dimulai dari tingkatan yang paling rendah
sampai yang paling tinggi. Tingkatan kognitif itu antara lain pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), analisis
(analysis), pengorganisasian (synthesis), dan penilaian (evaluation). Sedangkan
ranah domain afektif adalah sikap menerima (receiving), memberikan respons
(responding), penilaian (valuing), organisasi (organitation), dan karakterisasi
(characterization). Selain itu, dalam domain psikomotor memiliki beberapa aspek
meliputi initatiory, pre- routine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, menejerial, dan intelektual.
Belajar menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana berarti upaya
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan (2001:13). Kemudian
menurut Slavin menjelaskan bahwa learning is a change in an individual that
results from experience (1997:151). Artinya bahwa belajar adalah suatu
perubahan individu yang berasal dari sebuah pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (2003:2).
Agus Suprijono(mengutip simpulan Cronbach) bahwa Learning is shown
by change in behavior as a result of experience, belajarsebagaisuatuaktivitas yang
2009:2).
Menurut
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan dan nilai-
(2004: 59).
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar baik secara
kognitif, afektif, maupun psikomotor.
b. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Hasilbelajardipengaruhijuga olehbeberapafaktor, baikfaktordaridalam
(faktor internal) maupunfaktordariluar (faktoreksternal).Hasil belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor,
sebaliknya dikatakan hasil kurang memuaskan jika seseorang belum mampu
memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.
Menurut Muhibbin Syah (2010: 129) faktor-faktor yang
mempengaruhihasil belajar dapat digolongkan menjadi 3 faktor yaitu :
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), faktor ini dibagi menjadi beberapa antara lain : a) Faktor jasmaniah (fisiologis) : misalnya penglihatan, pendengaran,
struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologis, terdiri dari faktor intelegensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, motivasi siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) ialah :
a) Faktor lingkungan sosial seperti lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Faktor lingkungan nonsosial seperti gedung dan letak sekolah, rumah tempat tinggal siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal (berasal dari
dalam diri siswa) dan faktor eksternal (berasal dari luar diri siswa) serta faktor
pendekatan belajar.
c. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Kelas V SD
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Permendiknas (2006) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan berhubungan erat dengan
kehidupan manusia. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari alam
dengan segala isinya, atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Gejala alam
tersebut dapat dipisahkan menjadi gejala alam fisik (fisika) dan gejala alam hayati
(biologi). Pada awalnya orang memperoleh pengetahuan tentang alam tersebut
menggunakan cara-cara yang belum dapat diandalkan. Namun secara perlahan
dan pasti sejalan dengan perkembangan akal, daya nalar, serta peralatan yang
dimiliki manusia, cara-cara yang digunakan menuju ke kesempurnaan (Js.
Sukardjo, 2005 :1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Awal mula IPA pada saat manusia memperhatikan gejala alam yang
terjadi lalu mencatatnya dan mempelajarinya.Tidak berhenti disitu semua manusia
adalah makhluk yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar, manusia terdorong
untuk mengenal, memahami dan menjelaskan gejala alam yang terjadi serta
berusaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Dari dorongan rasa
ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah
alamiah yang terjadi itulah, pada akhirnya manusia dapat mengorganisasikan
pengetahuan yang disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Pembelajaran IPA saat ini sangat berperan dalam proses pendidikan dan
juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan
minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta
yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya
dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata
bahasa Inggris secara singkat sering disebut .
Natural berarti alamia, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan
alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau
science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini. Ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. (Iskandar, 2001:2)
Iskandar (mengutip simpulan Robin Kerrod) menyatakan bahwa
observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles,
(2001:2), artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan
eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,
hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis. Sedangkan
menurut Leo Sutrisno,dkk (2007:1-19) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
(correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11 dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan
yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal : proses (usaha manusia
memahami alam semesta), prosedur (pengamatan yang tepat dan prosedurnya
benar), produk (kesimpulannya betul).
Sains atau science (Bahasa Inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu dari
kata Scientia artinya pengetahuan. Tetapi pertanyaan tersebut terlalu luas dalam
penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu dimunculkan kajian etimologi lainnya.
Para ahli memandang batasan etimologis yang tepat tentang sains yaitu dari
bahasa Jerman, hal itu dengan merujuk kata Wissenschaft, yang memiliki
pengertian pengetahuan yang tersusun atau terorganisasikan secara sistematis.
Dalam perjalanannya, meskipun masih terdapat perbedaan tinjauan secara
etimologi, substansi kedua batasan sains tersebut sering dipertukarkan begitu saja,
dan tidak dipertentangkan secara tajam, para ahli cenderung memfokuskan pada
bagaimana mereka dapat mendalami, menemukan dan mengungkap sains dalam
aktivitasnya untuk dipersembahkan dalam kehidupan di alam raya ini, terutama
bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. (Nugraha, 2005:3)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu yang
berhubungan erat dengan lingkungan alam dan kehidupan manusia. Ilmu
pengetahuan ini didapat dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik,
serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
teori-teori dan hipotesis-hipotesis.
2) Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Permendiknas (2006) tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) di SD adalah :
a) Memahami konsep IPA dan keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan
tentang alam sekitar.
c) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
kejadian di lingkungan sekitar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12 d) Bersifat ingin tahu, terbuka, kritik, mawas diri, bertanggung jawab, dan
mandiri.
e) Mampu menerapkan konsep IPA untuk menjelaskan gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
f) Mampu menerapkan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan
masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
g) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari
kebesaran dan keagungan Tuhan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di
SD adalah untuk menguasai konsep, keterampilan tentang IPA dan menumbuhkan
minat untuk mengenal dan mempelajari alam serta dapat menerapkan dan
memanfaatkan metode ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran IPA di SD terdapat beberapa ruang lingkup bahan
kajian IPA untuk SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b) Benda materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi :kalor, padat, gas
c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana
d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
3) Evaluasi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dalam menentukan hasil belajar diperlukan adanya evaluasi. Evaluasi sering
disebut juga dengan assessment, menurut Muhibbin Syah (2010:139) evaluasi
adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam sebuah proses. Sedangkan menurut Endang Poerwanti, dkk
(2008:1-5) evaluasi diartikan proses pemberian makna atau penetapan kualitas
hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut
dengan kriteria tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Teknik penilaian untuk menilai hasil belajar siswa harus disesuaikan
dengan karakteristik indikator, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah dibuat oleh guru. Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan tes
yang diselenggarakan oleh guru sendiri pada setiap akhir pertemuan pelajaran
ataupun yang berupa ujian akhir nasional. MenurutArikunto (2010:193), tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakanuntuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat dimiliki
individu atau kelompok.
Dari uraian
diatasdapatdisimpulkanbahwadalamsetiappembelajaranmemerlukansuatualatukur/
evaluasi.Dalampembelajaran IPA inievaluasipembelajaranbisamenggunakantes,
baikitutesawalmaupuntesakhirsetelahselesaipembelajaran.
4) Media Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Salah satu faktor penting yang mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran adalah penggunaan media pembelajaran. Media Pembelajaran
adalah alat bantu atau sarana penghubung untuk menyampaikan materi dari guru
kepada siswa. Jenis-jenis media pembelajaran bermacam-macam, menurut Anitah
(2009:128) jenis-jenis media pembelajaran antara lain :
a) Media visual yang tidak diproyeksikan
Media ini tidak membutuhkan projektor dan layar untuk memproyeksikan
perangkat lunak. Misalnya gambar mati atau gambar diam, karikatur, bagan,
poster, diagram, berbagai jenis papan.
b) Media visual yang diproyeksikan
Media visual ini terdiri dari dua unsur yaitu media proyeksi yang tidak
bergerak dan media proyeksi yang bergerak. Media proyeksi yang tidak dapat
bergerak antara lain slide, film strip, OHP, opaque peojector, dan micro
projection. Sedangkan media proyeksi yang bergerak antara lain: film, film
loop, televisi, video tape recorder.
c) Media Audio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Media audio merupakan media yang kegiatannya mendengarkan (menyimak).
Misalnya radio, telepon, audio siaran, audio kaset.
d) Media Audio Visual
Media audio visual merupakan media yang tidak hanya mendengar saja tetapi
juga melihat sekaligus mendengarkan sesuatu yang divisualisasikan.
e) Multimedia
Sistem multimedia adalah kombinasi dari media dasar audio visual dan visual
yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Bentuk-bentuk sistem multi
media yang banyak digunakan di sekolah adalah kombinasi slide suara,
kombinasi sistem audio kaset dan kit (peralatan) multi media.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran itu
jenisnya bermacam-macam. Dalam menggunakan media pembelajaran harus
disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Begitu pula dalam
pembelajaran IPA media pembelajaran yang dapat digunakanantara lain media
yang tidakdapatdiproyeksikan, media yang dapatdiproyeksikan, media audiovisual
dan multimedia.
5) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
KompetensiRumpun Mata PelajaranSains (IPA)
berkaitandenganpencapaiankompetensi yang
meliputikerjailmiahdanpenguasaankonsepyaknipemahamandanpenerapannya.Dari
kompetensirumpunmatapelajaraninikemudiandijabarkanmenjadikompetensi yang
lebihoperasional danlebihmencerminkanaspek-
aspekkhususpencapaitujuanmatapelajaran.Menurut kurikulum KTSP,
pembelajaran IPA memiliki ruang lingkup, tujuan dan tujuan yang harus tercapai.
Ruang lingkup materi pembelajaran IPA SD kelas V semester II berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasarnya dapat dilihat pada tabel 2.1dibawah
ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Tabel 2.1: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA
Semester II
No Semester II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak dan gaya magnet)
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
2. 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
6.1 Mendeskripsikan Sifat-Sifat Cahaya
6.2. Membuat Suatu Karya/Model, Misalnya Periskop atau Lensa dari Bahan Sederhana dengan Menerapkan Sifat-Sifat Cahaya
3. 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan.
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah.
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam
masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Pengajaran IPA untuk
anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide
dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak
untuk memahaminya. Hal ini karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat
dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar sudah diberikan sejak kelas I,
namun untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti mengambil pelajaran
IPA Kelas V Semester II dengan Standar Kompetensi Menerapkan sifat-sifat
cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan memahami perubahan
yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP).
d. Pengertian Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi
lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada
hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi
yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil
belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar.
Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti
pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh
mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah khususnya pada
mata pelajaran IPA.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam adalah perubahan yang terjadi pada siswa setelah melakukan
kegiatan belajar pada mata pelajaran IPA baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotor .
2. Metode Pembelajaran Eksperimen
Dalam dunia pendidikan perlu dibedakan antara pengertian pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran,
taktik pembelajaran serta model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu dan strategi pembelajaran
merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Menurut Sudjana metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran
(2005:76). Dan menurut Abimanyu, dkk metode adalah cara/ jalan dalam
menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran (2008
:2-6). Kemudian menurut Anitah metode adalah cara yang digunakan untuk
penyampaian pelajaran (2009:45). Selanjutnya Muhibbin Syah mengemukakan
diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan pekerjaan
dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis (2010:198).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam kelas menurut Anitah
(2009:85) antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode demonstrasi dan metode eksperimen. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan salah satu diantara beberapa metode yang telah dikemukakan.
Metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen.
a. Pengertian Metode Eksperimen
Eksperimen atau percobaan adalah suatu tuntutan dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi agar menghasilkan suatu produk yang dapat
dinikmati masyarakat secara aman. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar
Permana metode eksperimen adalah cara belajar mengajar yang melibat aktifkan
peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan itu (2001:135). Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari (1997:95).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Roestiyah menyatakan metode eksperimen adalah suatu cara mengajar
dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannnya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru (2001:80). Dalam metode
eksperimen guru mengembangkan fisik, mental, dan emosional siswa. Melalui
metode eksperimen guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
keterampilan proses agar memperoleh hasil yang maksimal. Pengamalan langsung
yang diperoleh dapat tetanam dalam ingatannnya, selain itu keterlibatan fisik,
mental serta emosional dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku
yang kreatif dan inovatif.
Sagala menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk
membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Sedangkan metode
eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri suatu
pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan
metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu obyek, keadaan atau
proses tertentu. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah memberi
bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi
kekeliruan atau kesalahan (2006:220).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen
adalah suatu metode yang melibatkan siswa melakukan percobaan untuk
membuktikan sendiri tentang suatu pernyataan atau hipotesis yang dipelajari.
b. TujuanMetodeEksperimen
Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan yang meliputi (1)
Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh; (2)
Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan
percobaannya; (3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif iuntuk
menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19 percobaan; (4) Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan
rapi (Abimanyu, 2008:7-17). Sedangkan menurut Roestiyah penggunaan metode
eksperimen ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang
alamiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan bukti
kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya (2001:80).
c. AlasanPenggunaanMetodeEksperimen
Metode eksperimen digunakan oleh guru karena beberapa alasan. Alasan
penggunaan metode eksperimen adalah :
1) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. Dengan metode
eksperimen siswa dapat berpikir secara rasional sehingga dapat membentuk
sikap ilmiah yang kritis dalam diri siswa dan siswa akan mempunyai jiwa
yang ulet dan tangguh dalam kehidupan.
2) Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. Eksperimen
merupakan suatu metode yang menumbuhkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran dan melatih siswa untuk mandiri karena melalui eksperimen
siswa membuktikan sendiri tentang pernyataan yang telah ada.
3) Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah percaya
sebelum ada bukti-bukti nyata. Metode eksperimen dapat membentuk sikap
dan perilaku kritis karena dengan berpikir kritis, siswa akan lebih jeli
sehingga siswa ingin membuktikan apa yang dipikirkannya melalui metode
eksperimen.
Dari beberapa alasan penggunaan metode eksperimen, ada beberapa hal
yang perlu dipahami yaitu keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa.
Kemampuan guru memberi saran sangat diperlukan sehingga para siswa
memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang dapat dilakukan.
(Abimanyu dkk, 2008:17)
d. Langkah-langkahPelaksanaanPembelajarandenganMetodeEksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Menurut Abimanyu dkk (2008:55) langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen meliputi :
1) Kegiatan persiapan
a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode
eksperimen
b) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarakan melalui eksperimen.
c) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen.
d) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2) Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen
a) Kegiatan Pembukaan
(1) Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu
(apersepsi)
(2) Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita anekdot yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
(3) Mengemukakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan prosedur
eksperimen yang akan dilakukan.
b) Kegiatan Inti
(1) Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan
dipakai dalam eksperimen (Eksplorasi)
(2) Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang
telah disiapkan guru. (Elaborasi)
(3) Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan
(Elaborasi)
(4) Pelaporan hasil eksperimen dan diskusi balikan (Konfirmasi)
c) Kegiatan Penutup
(1) Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen
(2) Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen
(3) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi
eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang
sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Langkah-langkah pembelajaran menurut Roestiyah (2001:81) adalah
sebagai berikut :
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2) Memberikan penjelasan kepada siswa tentang alat-alat dan bahan yang akan
digunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat.
3) Selama eksperimen berlangsung guru selalu mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa langkah-langkah
penggunaan metode eksperimen menurut peneliti antara lain :
1) Menyiapkan materi yang akan diajarkan melalui eksperimen.
2) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen.
3) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk Lembar
Kerja Siswa (LKS).
4) Menjelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
5) Setelah guru selesai menjelaskan kemudian siswa melaksanakan kegiatan
ekserimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan.
6) Pada saat kegiatan berlangsung guru memonitor dan memotivasi siswa, bila
perlu memberi saran yang menunjang kesempurnaan jalannnya eksperimen.
7) Setelah selesai melakukan kegiatan eksperimen guru meminta hasil
eksperimen, memaparkan di depan kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau
tanya jawab.
e. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (1997:95)
mengemukakan bahwa metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kelemahan
sebagai berikut :
1) Kelebihan metode eksperimen
a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaanya.
b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
2) Kelemahan metode eksperimen
a) Metode ini hanya sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi,
tetapi untuk mata pelajaran kurang sesuai.
b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berda diluar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.
Adanya kelemahan dalam penggunaan metode eksperimen dapat diatasi
dengan beberapa cara. Cara mengatasi kelemahan metode eksperimen antara lain :
1) Guru harus menjelaskan secara jelas hasil yang ingin dicapai melalui metode
eksperimen
2) Guru harus menjelaskan prosedur eksperimen, bahan-bahan eksperimen yang
diperlukan, peralatan yang diperlukan dan cara penggunaannya, variabel yang
perlu dikontrol, dan hal yang perlu dicatat selama eksperimen.
3) Mengawasi pelaksanaan eksperimen dan memberi bantuan jika siswa
mengalami kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23 4) Meminta setiap siswa melaporkan proses dan hasil eksperimennya,
membanding-bandingkannya dan mendiskusikannya, untuk mengetahui
kekurangan dan kekeliruan yang mungkin terjadi.
3. Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA
Penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA akan
membantu siswa untuk lebih paham dan menguasai. Hal ini dapat diketahui
apabila hasil belajar ipa tinggi serta peran aktif siswa dalam mengutarakan
secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Sehingga dengan
pengalaman nyata siswa akan lebih mnguasai dengan materi yang diajarkan.
Dengan adanya penerapan metode eksperimen diharapkan :
1) Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar secara langsung,
bukan sekedar informasi dari guru.
2) Siswa lebih kreatif dan aktif untuk membuktikan asumsi teoritis dan
memecahkan masalah.
3) Pengetahuan yang siswa peroleh bukan hanya sekedar ingatan atau hafalan
sehingga pelajaran lebih bermakna.
4) Membentuk sikap ilmiah dan kritis dalam diri siswa sehingga siswa akan
mempunyai kepribadian yang ulet dan tangguh dalam kehidupan.
Mengingat Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang
luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta
dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-
teori dan hipotesis-hipotesis. Maka metode eksperimen sangat cocok apabila
diterapkan dalam pembelajaran IPA. Dengan menggunakan metode eksperimen
peneliti akan menerapkan dalam proses pembelajaran IPA pada siswa kelas V
khususnya materi mengenai pesawat sederhana dan cahaya.
4. Model Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran IPA
Dalam penelitian ini peneliti memilih metode eksperimen untuk
mengetahui adanya pengaruh terhadap hasil belajar IPA. Metode eksperimen ini
diterapkan pada kelompok eksperimen dan pada kelompok kontrol sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24 pembandingnya menggunakan model pembelajaran langsung. Model
pembelajaran ini diindikasi bahwa model pembelajaran yang berpusat pada guru.
a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung
Menurut Arends (1997:67), direct instruction is a teacher-centered
model that has five steps: set induction, demonstration, guided practice, feedback,
and extended practice. Artinya pembelajaran langsung adalah model
pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki lima tahap pembelajaran yaitu:
mengatur kondisi pembelajaran, demonstrasi, praktik terbimbing, timbal balik dan
praktik mandiri. Selanjutnya menurut Slavin (1997: 231), direct instruction
approach to teaching in which lessons are goal-oriented and structured by the
teacher. Artinya pembelajaran langsung adalah cara mengajar suatu pelajaran
yang tujuan dan susunannya dirancang sendiri oleh guru.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengajaran langsung merupakan suatu gaya mengajar guru yang berfokus pada
interaksi antara guru dan siswa dimana guru terlibat aktif dalam mengusung
pelajaran. Selain terlibat aktif dalam pembelajaran, guru juga mengajarkannya
secara langsung didalam kelas. Dalam proses pembelajaran guru masih
mendominasi jalannya kegiatan pembelajaran, sehingga kesempatan untuk
mengeksplor pengetahuan siswa hanya sedikit. Oleh karena itu, model pengajaran
langsung ini seringkali kita sebut dengan model pembelajaran active teaching.
b. Kelebihan dan Kekurangan Pengajaran Langsung
Pelaksanaan pembelajaran langsung terjadi secara tatap muka antara guru
dan siswa dalam satu ruang kelas. Guru menyiapkan rencana pembelajaran dan
materi pelajaran yang akan disajikan, kemudian guru menyajikan materi yang
akan diajarkan sesuai dengan silabus. Metode penyajian dalam pembelajaran
langsung dapat berupa metode bercerita, metode pemecahan masalah bersama,
metode tanya jawab, dan metode penugasan disesuaikan dengan tuntutan isi
materi pelajaran. Guru menilai tingkat pemahaman siswa dengan cara
mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran yang disebut tes formatif.
Kelebihan pengajaran langsung ini adalah 1) tercapainya efektivitas dan
efisiensi dalam hal tenaga, biaya, dan waktu 2) dapat mengimplementasi sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25 langkah instruksional, seperti menunjukkan unsur-unsur yang relevan dalam
materi pelajaran, 3) materi pembelajaran dapat tersampaikan secara tuntas kepada
siswa sesuai dengan program pembelajaran yang telah dirancang. Menurut Joyce,
Weil dan Calhoun (2009) keunggulan terpenting pengajaran langsung adalah
adanya focus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap
perkembangan siswa, sistem menejemen waktu, dan atmosfer akademik yang
cukup netral.
Kelemahan penggunaan pembelajaran ini antara lain: 1) efisien memang
tercapai tetapi sulit diketahui secara pasti apakah semua siswa melakukan persepsi
yang telah diajarkan dengan baik, 2) kurangnya kesempatan bagi siswa untuk
menunjukkan bakatnya yang akan menampakkan hasil belajarnya, 3) kurang dapat
membuktikan tercapainya tujuan instruksional khusus, 4) sulit menentukan
pemberian umpan balik yang sesuai dan cocok kepada masing-masing siswa.
Joyce, Weil dan Calhoun (2009) mengemukakan beberapa kekurangan tentang
model pengajaran langsung ini antara lain: 1) selama aktivitas pengajaran
akademik berlangsung, penggunaan perangkat akademik seperti mainan dan teka-
teki, tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan, seperti halnya interaksi
guru-siswa yang tidak berorientasi akademik, seperti diskusi masalah pribadi 2)
siswa sering diminta untuk bekerja dari teks atau buku pelajarannya tanpa
sedikitpun diberi penjelasan dari atau oleh arahan guru.
c. Model Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran IPA
Menurut Suprijono pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal
dengan sebutan active teaching. Hal ini mengacu kepada gaya mengajar dimana
guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan
mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas. Pembelajaran langsung
dirancang untuk penguasaan pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif
(pengetahuan faktual) serta berbagai keterampilan. Pembelajaran langsung
dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil belajar yaitu penguasaan pengetahuan
yang distrukturkan dengan baik dan penguasaan keterampilan (2009:46). Adapun
penjelasan sintak model pembelajaran langsung seperti ditunjukkan tabel
2.2berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26 Tabel 2.2: Sintak Model Pembelajaran Langsung
Fase Perilaku guru
Fase 1 Establishing Set
Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan informasi latar belakang pelajaran, dan menjelaskan pentingnya pelajaran. Kemudian guru mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2 Demonstrating
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap.
Fase 3 Guided Practice
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
Fase 4 Feed Back
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik
Fase 5 Extended Practice
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
Daniel Muijs dan David Reynold (2008:59) menjelaskan bahwa kelima
fase pembelajaran langsung dapat dikembangkan yaitu Mengarahkan (directing),
menginstruksikan (instructing), demonstrasi (demonstrating), menjelaskan dan
ilustrasi (explaining and illustrating), pertanyaan dan diskusi (Questioning and
Discussing), Consolidating, mengevaluasi tanggapan siswa
responses), meringkas (summarizing).
5. PenelitianyangRelevan
Penelitian Wiwiet Suci Rahayu (2010) dengan judul Metode Eksperimen
sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Sub Pokok Bahasan
Pertumbuhan pada Tumbuhan pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Sumberejo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010, diperoleh
hasil penelitian yaitu adanya peningkatan hasil belajar IPA sub pokok bahasan
pertumbuhan pada tumbuhan setelah menggunakan metode eksperimen. Terbukti
pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 60 dengan
presentase ketuntasan klasikal sebesar 40%, siklus I nilai rata-rata siswa 64,3
dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 71,8%, dan pada siklus II nilai rata-
rata siswa 77,9 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 83,8%.
Penelitian Sri Wahyu Nugraheni (2011) tentang Meningkatkan
Pemahaman IPA tentang Sifat-sifat Cahaya Melalaui Metode Eksperimen pada
Siswa Kelas V SD Negeri 3 Nguneng Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri
Tahun Pelajaran 2010/2011 diperoleh hasil penelitian yaitu adanya peningkatan
pemahaman sifat-sifat cahaya melalui metode eksperimen. Terbukti pada kondisi
awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 58,9 dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 50%, siklus I nilai rata-rata siswa 62,9 dengan
presentase ketuntasan klasikal sebesar 72,7%, dan pada siklus II nilai rata-rata
siswa 75,9 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 81,8%.
Penenlitian Retno Witanti (2011) yang berjudul Penerapan Metode
Eksperimen untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SD
Negeri Kramat 02 Penawangan Purwodadi Tahun Pelajaran 2010/2011 diperoleh
hasil penelitian yaitu adanya peningkatan keaktifan siswa kelas V SD Kramat 02
setelah menggunakan metode eksperimen. Terbukti pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan keaktifan siswa 0% dan setelah dilaksanakan siklus I
keaktifan siswa meningkat rata-rata 44%, selanjutnya pada siklus II keaktifan
siswa meningkat rata-rata 80%.
Dari hasil penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. KerangkaBerpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat
kerangka pemikiran. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
siswa setelah melakukan kegiatan belajar baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Di dalam meningkatkan hasil belajar banyak sekali faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa baik itu faktor dari dalam diri siswa (intern)
maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern). Salah satu faktor yang
mempengaruhi yaitu metode pembelajaran yang biasanya kurang menarik
perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran. Untukituseorang guru
harusmampumemilih metodepembelajaran yang sesuaidantepat.
Dalampraktik sehari-hari, guru-guru
masihmenggunakanmodelpembelajaranlangsungdimanapelajaranhanyaterpusatpa
da guru. Model pembelajaranlangsunginimemangmudahuntukdigunakan,
tetapihendaknyaperludiperhatikanbahwatidaksemuamateripelajaranakansesuaibila
diterapkan modellangsung.
PenerapanmodellangsungdalampembelajaranIlmuPengetahuanAlamkurangmenu
mbuhkankeaktifansiswa, karenaguru sangat mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran, dan siswa cenderung pasif dan mereka tidak memiliki kesempatan
untuk mengeksplorasikan pengetahuannya sendiri selama proses
pembelajaran,sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal.
Untukmengatasinyadigunakanmetode pembelajaran eksperimen yang
bertujuanuntukdapatmeningkatkanhasilbelajarsiswa.
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan
meningkatkan kreativitas siswa. Pembelajaran dengan metode eksperimen ini
menekankan pada siswa dengan guru sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan
dalam pembelajaran langsung menekankan pembelajaran secara individu dengan
guru sebagai pusat kegiatan. Dalampenelitianinimembandingkan metode
eksperimen dan langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Penggunaan metode eksperimen ini dapat mencapai hasil belajar yang
optimal sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya khususnya
pada mata pelajaran IPA.
Kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto
2010: 110). Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, hipotesis
dalam penelitian ini adalah :
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan
metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa
kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen
H1 : Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan metode
pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V
SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun
Pembelajaran eksperimen
kelompokeksperimen
Metode pembelajaran
berpusat pada siswa
Hasil belajar tinggi
Hasil belajar rendah
Model pembelajaran
berpusat pada guru
Pembelajaranlangsung kelompokkontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat dimana memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Tempat yang dipergunakan untuk penelitian ini yaitu
SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen dengan subyek siswa
kelas V Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Alasan penelitian ini dilaksanakan
di SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen karena adanya saran
dari hasil wawancara pada hari minggu tanggal 5 Februari 2012 dengan pengawas
sekolah setempat dan adanya permasalahan yang muncul serta lokasi SD Negeri
Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen dekat dengan tempat tinggal
peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan data agar dapat
menghemat waktu, dana, serta tenaga peneliti dalam melaksanakan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan yaitu mulai bulan
Januari sampai dengan bulan Juni pada Tahun Ajaran 2011/2012 Semester II.
Adapun isi dari jadwal penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrument,
seminar proposal, permohonan izin serta survey disekolah yang direncanakan
sebagai tempat penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang
meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data.
c. Tahap Penyusunan
Yaitu tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan
serta persiapan ujian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
B. Rancangan/Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian
ini bersifat kuantitatif yaitu karena data-data yang diperoleh dianalisis dengan
rumus-rumus statistik untuk memperoleh kesimpulan. Karena dalam penelitian ini
penulis ingin mengetahui suatu sampel yang akan diteliti kemudian menentukan
sampel mana yang paling baik. Maka pendekatan penelitian yang sesuai adalah
eksperimen.
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki adanya
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimen, satu atau lebih kondisi perlakuan (treatment)
yang kemudian membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
2. DesainPenelitian
Penelitian ini menggunakan desain Prettest-PosttestControl Group
Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya lihat desain
berikut:
Tabel 2.PolaRancanganPeneltian.
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
E
K
Keterangan:
E adalah kelompok eksperimen
K adalah kelompok kontrol
= hasil pretest kelompok eksperimen
= hasil pretest kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
= hasil posttes kelompok Eksperimen
= hasil posttes kelompok kontrol
= perlakuan denganmetode Eksperimen
=Perlakuandengan metodeKonvensional
(Sugiyono, 2009:112)
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:161). Dalam penelitian ini terdapat
dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (Independen) dan variabel terikat
(Dependent). Variabel terikat merupakan suatu akibat yang keadaannya
dipengaruhi oleh variabel bebas. Sedangkan variabel bebas adalah variabel yang
secara sengaja dipelajari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam penelitian
ini variabelnya adalah:
1. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang mempengaruhi suatu kejadian.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Pembelajaran Eksperimen.
2. Variabel Terikat (Y), yaitu variabel sebagai akibat dari variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar
IlmuPengetahuanAlam (IPA) kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang
Kabupaten Sragen.
C. Populasi dan SampelPenelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010
: 173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen. Adapun jumlah populasi
seluruhnya ada 335 siswa yang berada di 13 kelas di SD Negeri Se-Dabin III
Karangmalang yaitu SD Pelemgadung I sebanyak 35 siswa, SD Pelemgadung II
sebanyak 26 siswa, SD Pelemgadung III sebanyak 24 siswa, SD Plumbungan I
sebanyak 27 siswa, SD Plumbungan II sebanyak 39 siswa, SD Plumbungan IV
sebanyak 18 siswa, SD Plumbungan V sebanyak 39 siswa, SD Mojorejo I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33 sebanyak 22 siswa, SD Mojorejo 2 sebanyak 35 siswa, SD Mojorejo 3 sebanyak
24 siswa, SD Mojorejo 4 sebanyak 11 siswa, SD Mojorejo 5 sebanyak 8 siswa dan
SD Puro II sebanyak 22 siswa. Jadi jumlah siswa di 13 kelas di SD Negeri Se-
Dabin III Karangmalang yaitu sebanyak 330 siswa.
2. Sampel
Begitu luasnya populasi dalam penelitian ini, maka untuk mempermudah
pengumpulan data perlu dilakukan pengambilan sampel penelitian. Sampel
menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 131) adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar,
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung dari kemampuan
peneliti (waktu, tenaga dan dana), sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap
subyek, dan besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang
Kabupaten Sragen yang terdiri dari 2 SD yaitu SD Negeri Pelemgadung I
sebanyak 35 siswa dan SD Negeri Pelemgadung III sebanyak 24 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknikrandom sampling. Teknik random sampling digunakan untuk memilih
sekolah secara acak yang akan dipilih menjadi objek tanpa pandang bulu. Dalam
teknik ini semua individu dalam populasi baik secara individu maupun kelompok
diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Adapun jenis random sampling yang digunakan adalah cluster random
sampling. Cluster random sampling digunakan bilamana populasi tidak terdiri
dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster. (Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Berdasarkan pendapat tersebut, semua
sampel mendapat peluang sama untuk menjadi sampel bukan murid secara
individual, melainkan sekolah (jadi murid secara kelompok).Adapun langkah-
langkah pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34 a. Dari 13 Sekolah Dasar Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen
Tahun Pelajaran 2011/2012 peneliti mengambil kelas V, untuk penentuan SD
dilakukan secara cluster random sampling maksudnya dalam menentukan
anggota sampel dilakukan secara acak, dengan cara setiap populasi diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian.
b. Prosedur yang digunakan yaitu dengan menggunakan undian yang sudah diisi
dengan nama-nama SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten Sragen.
c. Kemudian mengundinya dilakukan sebanyak dua kali untuk menentukan
kelompok eksperimen dan kelas kontrol.
E. Pengumpulan Data
Dalam Penelitianterdapat beberapa teknik pengumpulan data. Teknik
pengumpulan data ini terdiri atas tes, observasi, dokumentasi, dan wawancara,
angket. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tes
SuharsimiArikunto (2010:193) berpendapatbahwa,
digunakanuntukmengukurketerampilan, pengetahuanintelegensi,
kemampuanataubakat yang dimilikiol
teknikpengumpulan data Metode tesdigunakan untuk mengumpulkan data tingkat
penguasaan siswa tentang hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontroldenganserentetanpertanyaanataulatihan.
Ada dua tes yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu tes untuk
mengetahui kemampuan awal (pre test) dan tes yang digunakan sebagai tes akhir
(post test).Pre test dan post test ini diadakan secara terpisah terhadap masing-
masing kelompok dalam bentuk tes yang sama. Data dari hasil pre test dan post
test akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu mata
pelajaran IPA.
Tipe tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan
ganda dengan jumlah soal 30 dalam waktu 60 menit. Materi yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35 untuk menyusun tes ini adalah materi pesawat sederhana dan cahaya. Sedangkan
tipe tes yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan ganda
dengan tiap item soal memiliki 4 macam pilihan jawaban.
Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran tiap-tiap butir tes.
Setelah dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukarannya
soal tersebut digunakan sebagai tes untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (mengutip simpulan Sutrisno Hadi, 1986)
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.Dalamhalini,
teknikpengumpulan data
MetodeObservasiinipadadasarnyadigunakanuntukmengumpulkandata-data yang
tidak terbatas pada orang saja, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Data yang
diperlukan dalam dokumentasi adalah silabus IPA kelas V, daftar nilai, dan foto-
foto ketika proses pembelajaran berlangsung.
4. Wawancara
Menurut Sugiyono (2009:194) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan
data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
F. Validasi Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen tes ini digunakan terlebih dahulu diadakan uji coba di
luar sampel tetapi masih dalam populasi untuk mengetahui validitas, tingkat
kesukaran, daya beda soal dan reliabilitas instrumen tes tersebut. Setelah
dilaksanakan uji coba kemudian dilakukan analisis butir soal tes sebagai berikut :
1. UjiValiditas
Sebelum dilaksanakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji
instrumen terhadap responden.Instrumen adalah alat ukur yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data dan supaya pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Dalam pengujian validitas ini peneliti menggunakan pengujian validitas
isi (Content Validity) yaitu dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan materi yang diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi
dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik
pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,
indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan
yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu maka
pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. (Sugiyono,
2009:182)
2. Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2010: 221).
Ada dua jenis reliabilitas, yaitu :
a. Reliabilitas eksternal
Reliabilitas eksternal diperoleh dengan mengolah hasil pengetesan yang
berbeda baik dari instrumen yang berbeda maupun yang sama.
b. Reliabilitas internal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali
hasil pengetesan.
Dalampenelitianini, reliabilitas yang digunakanadalahreliabilitas internal,
adapaunPengujian reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan Rumus KR-
20, yaitu:
Keterangan:
reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= varians total
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi
subjek yang mendapat skor 1)
p =
q =
(Suharsimi Arikunto, 2010:231)
Setelah diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r
product-moment. Apabila maka dikatakan butir soal itu reliabel,
sedangkan apabila maka dikatakan butir soal itu tidak reliabel.
3. Taraf kesukaran
Teknik perhitungan taraf kesukaran butir soal adalah memperhitung
berapa persen testee yang menjawab benar untuk tiap-tiap item.
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat diketahui soal yang mudah
atau sukar yang ditujukan dengan indeks kesukaran soal. Bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index) (Arikunto, 2003:207-208).
Adapun rumus untuk menghitung taraf kesukaran adalah:
P =
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS : jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria taraf kesukaran tolok ukur sebagai berikut:
: sukar
: sedang
: mudah
sa
sedang.
4. Uji Daya Beda Soal
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda adalah dengan
menghitung perbedaan dua buah rata- rata (mean) yaitu antara rata-rata dari
kelompok atas dengan rata-rata dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item
Daya pembeda soal dari item-item soal digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui kesanggupan soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai
dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk menghitung daya
pembeda soal adalah sebagai berikut:
a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa mulai
dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
atas dan kelompok bawah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal adalah :
D = -
Keterangan:
D : indeks diskriminasi
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dengan ketentuan:
: sangat jelek
0 : jelek
0,21 0 : baik
0,70 : baik sekali
Dalampenelitianini, indeksdiskriminasi yang dipakai/Dayabedaadalah
(Suharsimi Arikunto, 2001:218)
G. Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini mencakup uji prasyarat, uji
keseimbangan dan uji data (uji hipotesis).
1. Uji Prasyarat Analisis
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan maka data yang
terkumpul dilakukan uji statistik.Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji keseimbangan.
Sebagai uji prasyarat analisisnya adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
diambil dari populasi distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini
digunakan metode Lilliefors dengan prosedur :
1) Hipotesis
: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
: sampel tidak berasal dari populasi yang berditribusi normal
2) Statistik Uji
= Maks |F( ) S( )|
dengan :
= P ; Z
S terhadap seluruh Z
: skor standar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
=
s : Standar Deviasi
: skor item
3) Taraf Signifikansi (a ) = 0,05
4) Daerah Kritik (DK) = dengan n adalah ukuran sampel.
5) Keputusan Uji
6) ditolak jika L DK
Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika tidak ditolak.
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika ditolak.
(Sudjana, 2005 : 466-467)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini
digunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat dengan prosedur
sebagai berikut :
1) Hipotesis
: = (variansi populasi homogen)
: (variansi populasi tidak homogen)
2) Statistik Uji
=
Dengan
= dan B =
Keterangan:
= variansi gabungan
= banyaknya anggota sampel ke-i
= variansi sampel ke-i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41 3) Taraf signifikansi (
4) Daerah Kritik (DK) = (k-1) dan distribusichi-kuadratdenganpeluang(1-
5) Keputusan Uji
6) = ditolak jika DK
Kesimpulan
a) Populasi-populasi homogen jika tidak ditolak
b) Populasi-populasi tidak homogen jika ditolak
(Sudjana, 2005: 263)
2. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas
eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. adapun
data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar IPA antara siswa
dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Langkah-langkah uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
: = (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama)
: (kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda)
2) Taraf signifikansi :
3) Statistik Uji
t =
Dengan:
s = standar deviasi
=
Keterangan:
= rata-rata kelompok eksperimen
= rata-rata kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
= simpangan baku kelompok eksperimen
= simpangan baku kelompok kontrol
= jumlah sampel kelompok eksperimen
= jumlah sampel kelompok kontrol
4) Daerah Kritik (DK) = (
5) Keputusan Uji
= ditolak jika t DK
6) Kesimpulan
a) diterima jika kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama
b) ditolak jika kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda.
(Sudjana, 2005: 239)
3. Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun data
setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji
prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik t-test sebagai berikut :
1) Hipotesis:
: (tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan
metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA
pada siswa kelas V)
: (terdapat pengaruh pengaruh positif yang signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil
belajar IPA pada siswa kelas V)
2) Taraf signifikansi (
3) Statistik Uji
t =
Dengan:
s = standar deviasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
=
Keterangan:
= rata-rata kelompok eksperimen
= rata-rata kelompok kontrol
= simpangan baku kelompok eksperimen
= simpangan baku kelompok kontrol
= jumlah sampel kelompok eksperimen
= jumlah sampel kelompok control
4) Daerah Kritik (DK) = (
5) Keputusan Uji
= ditolak jika t DK
6) Kesimpulan
a) Jika diterima maka tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan
dari penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar
IPA pada siswa kelas V.
b) Jika ditolak maka terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA
pada siswa kelas V.
(Sudjana, 2005 : 239)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah yang terletak pada satu dabin yaitu
di Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Dalam satu dabin terdapat 13
Sekolah Dasar Negeri. Dalam penelitian ini, penelliti mengambil dua SD, yaitu
Sekolah Dasar Negeri Pelemgadung I sebagai kelompok eksperimen dan Sekolah
Dasar Negeri Pelemgadung III sebagai kelompok kontrol serta satu SD sebagai
kelompok try out yaitu SD Negeri Pelemgadung II.
SD Negeri Pelemgadung I (kelompok eksperimen) terletak di desa Lemah
Ireng, Pelemgadung, Karangmalang, Kabupaten Sragen. Sekolah ini memiliki
akreditasi yang cukup baik yaitu terakreditasi B. SD Negeri Pelemgadung I ini
dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Ning Rahayu, S.Pd dengan
jumlah guru sebanyak 15 dan dengan jumlah siswa sebanyak 211. Peneliti
mengambil kelas V sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak
35 siswa yang diajar oleh Suharni, S.Pd.
Secara geografis SD Pelemgadung III (kelompok kontrol) terletak di desa
Jaten, Pelemgadung, Karangmalang, Kabupaten Sragen. SD Pelemgadung III ini
dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Endang Setyowati, S.Pd.
Jumlah guru di SD ini sebanyak 12 guru dan dengan jumlah siswa sebanyak 169.
Sekolah ini memiliki akreditasi yang cukup baik yaitu terakreditasi B. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil kelas V sebagai kelompok kontrol dengan
jumlah siswa sebanyak 24 siswa yang diajar oleh Paniyem, S.Pd
Untuk kelompok try out peneliti mengambil di SD Pelemgadung II, SD ini
terletak di desa Pondok, Pelemgadung Karangmalang, Kabupaten Sragen dan
dipimpin oleh seorang ibu kepala sekolah yang bernama Susi Sulistyowati, S.Pd.
Jumlah guru di SD ini sebanyak 14 dan jumlah siswa sebanyak 169. Sekolah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45 dipilih sebagai kelompok try out atau ujicoba soal dengan jumlah siswa di kelas V
sebanyak 26 siswa.
2. Deskripsi Data
Pada penelitian ini mengambil dua sampel yaitu SD Negeri Pelemgadung
I sebagai SD eksperimen dan SD Negeri Pelemgadung III sebagai SD
kontrol.Jumlah siswa pada kelompok eksperimen berjumlah 35 siswa sedangkan
pada kelompok kontrol berjumlah 26 siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan pada
SD eksperimen adalah metode eksperimen, sedangkan pada SD kontrol
menerapkan model pembelajaran langsung. Untuk penyajian data selanjutnya
akan dijelaskan melalui bantuan tabel dan grafik.
a. Penyajian Data Hasil Pre-Test Kelas Eksperimendan Kelas Kontrol
Pada penelitian ini, berdasarkan uji keseimbangan kedua sampel sudah
memiliki kemampuan awal yang sama/seimbang.Untuk melakukan uji
keseimbangan, peneliti menggunakan data nilai pre-test IPA setelah matching
(Lampiran 8) pada siswa kelas V dari masing-masing kelas baik kelas eksperimen
maupun kontrol.Tes pre-test ini digunakan untuk mengukur kemampuan awal
siswa sebelum menerima materi pembelajaran dari guru. Hasil nilai pre-test IPA
pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.4. berikut ini:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test IPA Kelas Eksperimen
Interval x f fkum f% Keterangan 47-55 51 4 4 11% Tidak tuntas 56-64 60 14 18 40% Tidak tuntas 65-73 69 8 26 23% Tuntas 74-82 78 4 30 11% Tuntas 83-91 87 4 34 11% Tuntas
92-100 96 1 35 4% Tuntas Sumber : Data Nilai Pre-Test IPA Kelas Eksperimen (Lampiran 8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Untuk lebih jelas mengenai hasil pre-test diatas, maka akan disajikan
histogram pada gambar 4.4. dibawah ini :
Gambar 4.1: Histogram Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen
Berdasarkan data nilai pre-test (Lampiran 8), dapat dijelaskan bahwa
hasil nilai pre-test IPA untuk siswa kelompok eksperimen nilai
tertingginyasebesar 93, nilai terendah 47, rerata 67 dan standar deviasinya
11,7.Sedangkan berdasarkan gambar 4.1 siswa yang mendapatkan nilai 47-55
sebanyak 4 siswa dengan prosentase sebesar 11%. Siswa yang mendapatkan nilai
56-64 sebanyak 14 siswa dengan prosentase 40%, sedangkan yang memperoleh
nilai 65-73 sebanyak 8 siswa dengan prosentase sebesar 23%. Bagi siswa yang
mendapatkan nilai 74-82 sebanyak 4 siswa dengan prosentase sebesar 11% dan
untuk siswa yang mendapat nilai 83-91 sebanyak 4 siswa dengan prosentase
sebesar 11%. Dengan demikian siswa yang mendapat nilai 92-100 sebanyak 1
siswa dengan prosentase 4%.
11%
40%
23%
11% 11%
4%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100
Fre
kuen
si
Interval
Kelas Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Hasil nilaipre-testpada kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut ini :
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test IPA Kelas Kontrol
Interval X f fkum f% Keterangan 35-44 41,5 3 3 12,5% Tidak tuntas 45-54 51,5 1 4 4,1% Tidak tuntas 55-64 61,5 12 16 50% Tidak Tuntas 65-74 71,5 6 22 25% Tuntas 75-84 81,5 1 23 4,2% Tuntas 85-94 91,5 1 24 4,2% Tuntas
Sumber : Data Nilai Pre-Test IPA Kelas Kontrol (Lampiran 8)
Untuk lebih memperjelas pembahasan tabel 4.5, maka akan disajikan
histogram pada gambar 4.2 dibawah ini :
Gambar 4.2: Histogram Nilai Pre-Test Kelas Kontrol
Berdasarkan data nilai pre-test (Lampiran 8) diatas, dapat dijelaskan
bahwa hasil nilai pre-test IPA pada kelompok kontrol mendapatkan nilai tertinggi
sebesar 90, nilai terendah 37, standar deviasinya 11,7dan rerata 62. Berdasarkan
gambar 4.2, siswa yang mendapatkan nilai 35-44 sebanyak 3 siswa dengan
prosentase sebesar 12,5%. Siswa yang mendapatkan nilai 44-54 sebanyak 1 siswa
12,5%
4,1%
50%
25%
4,2% 4,2%
0
2
4
6
8
10
12
14
35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94
Fre
kuen
si
Interval
Kelas Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48 dengan prosentase sebesar 4,1%. Sedangkan yang memperoleh nilai 55-64
sebanyak 12 siswa dengan prosentase sebesar 50%. Selain itu, bagi siswa yang
mendapatkan nilai 65-74 sebanyak 6 siswa dengan prosentase sebesar 25% dan
yang memperoleh nilai 75-84 sebanyak 1 siswa dengan prosentase sebesar 4,2%.
Dengan demikian yang memperoleh nilai 85-94 sebanyak 1 siswa dengan
prosentase 4,2%.
b. Penyajian Data Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
1) Hasil Post-Test IPA Kelas Eksperimen
Hasil belajar yang telah dilaksanakan juga memerlukan evaluasi.
Evaluasi hasil belajar ini bisa dilakukan dengan tes. Tes yang dilaksanakan setelah
semua materi dijelaskan adalah tes akhir (post-test). Tes akhir (post-test)
merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta
didik. Berdasarkan hasil belajar post-test IPA, maka nilai hasil belajar IPA kelas
eksperimen adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi NilaiPost-Test IPA Kelas Eksperimen Interval x f fkum f% Keterangan 56-64 60 2 2 6% Tidak Tuntas 65-73 69 11 13 31% Tuntas 74-82 78 9 22 26% Tuntas 83-91 87 9 31 26% Tuntas
92-100 96 4 35 11% Tuntas Sumber: Data Hasil Belajar Post-Test IPA Kelas Eksperimen (Lampiran 9)
Berdasarkan evaluasi hasil belajar post-test IPA (Lampiran 9), diperoleh
nilai tertinggi 100, nilai terendah 63, rerata 80 dan standar deviasinya 10,1. Dari
tabel di atas dapat disajikan dengan histogram pada gambar 4.3 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Dari gambar 4.3 dapat dijelaskan bahwa yang mendapatkan nilai 54-64
ada 2 siswa dengan prosentase 4%. Siswa yang mendapatkan nilai 65-73 ada 11
siswa dengan prosentase 31%.Siswa yang mendapatkan nilai 74-82 ada 9 siswa
dengan prosentase sebesar 26%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 83-91
ada 9 siswa dengan prosentase sebesar 26%, dan siswa yang mendapatkan nilai
91-100 ada 4 siswa dengan prosentase sebesar 11%.
2) Hasil Post-Test IPA Kelas Kontrol
Tes yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah tes akhir. Tes akhir
(post- tes) merupakan tes yang bertujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya
oleh peserta didik. Berdasarkan hasil belajar post-testIPA, maka nilai hasil belajar
IPA kelas eksperimen disajikan dalam tabel 4.7.berikut ini :
6%
31%
26% 26%
11%
0
2
4
6
8
10
12
56-64 65-73 74-82 83-91 92-100
Fre
kuen
si
Interval
Kelas Eksperimen
Gambar 4.3: HistogramNilaiPost-testIPA Kelas Eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi NilaiPost-Test IPA Kelas Kontrol
Interval X f fkum f% Keterangan 35-44 42 1 1 4% Tidak tuntas 45-54 51 1 2 4% Tidak tuntas 55-64 60 12 14 50% Tidak Tuntas 65-74 69 5 19 21% Tuntas 75-84 78 3 22 13% Tuntas 85-94 87 2 24 8% Tuntas
Sumber: Data Hasil Post-Test IPA Kelas Kontrol (Lampiran 8)
Berdasarkan evaluasi hasil belajar post-test IPA (Lampiran 9), diperoleh
nilai tertinggi 93, nilai terendah 43, rerata 65, dan standar deviasinya 11,7.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari tabel 4.5, maka
disajikan histogram pada gambar 4.4 dibawah ini:
Gambar 4.4: HistogramNilaiPost-Test IPA Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa yang mendapatkan nilai
35-44 ada 1 siswa dengan prosentase 4%. Siswa yang mendapatkan nilai 45-54
ada 1 siswa dengan prosentase sebanyak 4%.Siswa yang mendapatkan nilai 55-64
ada 12 siswa dengan prosentase sebesar 50%, sedangkan siswa yang mendapatkan
nilai 65-74 ada 5 siswa dengan prosentase sebesar 21%. Siswayang mendapatkan
nilai 75-84 ada 3 siswa dengan prosentase sebesar 13% dan siswa yang
4% 4%
50%
21%
13%8%
0
2
4
6
8
10
12
14
35-44 45-54 55-64 65-74 75-84 85-94
Fre
kuen
si
Interval
Kelas Kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51 memperoleh nilai 85-94 ada 2 siswa dengan prosentase sebesar 8%.Berdasarkan
gambar 4.4 terlihat bahwa terdapat banyak siswa yang mendapatkan nilai 55-64.
Dengan demikian, hasil belajar IPA sudah mencapai ketuntasan semua.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Instrumen Tes Pre-Test dan Post-Test
a. Uji Validitas
Sebelum tes kemampuan awal diberikan kepada siswa terlebih dahulu
dilakukan validasi isi melalui Content Validityyaitu penilaian yang dilakukan oleh
para ahli dengan cara membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang
diajarkan. Dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Dwi selaku guru mata pelajaranIPA
kelas V SD Pelemgadung II. Tujuan validasi isi adalah untuk menilai apakah kisi-
kisi instrumen yang dibuat oleh peneliti telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-
kisi telah mewakili subtansi yang akan diukur dan apakah masing-masing butir tes
yang telah disusun relevan dengan klasifikasi kisi-kisi yang ditentukan.
Hasil validasi isi menunjukan bahwa instrumen penelitian yang berupa
tes uji coba kemampuan awal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir
soal telah dipenuhi karena adanya kesesuaian antara kisi-kisi yang dibuat
(Lampiran 5) dengan butir soal yang dipakai (Lampiran 6). Hasil penilaian
validitas isi selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 7. Berdasarkan uji validasi
di atas dinyatakan bahwa instrumen tes kemampuan awal tersebut dinyatakan
valid. Setelah dilakukan uji validasi soal kemudian dilanjutkan uji coba instrumen
tes. Uji coba dilakukan sekali pada 26 siswa kelas V SD Negeri Pelemgadung II.
b. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan analisis validitas soal, kemudian dihitung reabilitas
terhadap 30 soal try out yang valid menggunakan rumus KR-20. Berdasarkan uji
reabilitas soal, maka diperoleh indeks reabilitas soal yaitu 0,732. Hal ini
menunjukkan bahwa instrumen reliabel dan tetap karena nilainya lebih besar dari
0,70. Perhitungan hasil uji reliabilitas ini dapat dilihat pada lampiran 14.
c. Uji Taraf Kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Dalam penelitian
ini soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai jika 0,30 P 0,70,
dimana P adalah indeks kesukaran. Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran
terhadap 30 soal yang valid, maka diperoleh 2 soal dalam indeks sukar, 17 soal
dalam indeks sedang dan 11 soal yang masuk kategori mudah. Hasil analisis
indeks kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 11.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda masing-masing butir soal dilihat dari perbedaan rata- rata
(mean) antara rata-rata dari kelas atas dengan rata-rata dari kelas bawah untuk
tiap-tiap item. Dalam penelitian ini soal dianggap mempunyai daya beda yang
memadai jika memiliki daya beda cukup, yang ditunjukkan dengan D > 0,21,
dimana D adalah indeks daya beda. Berdasarkan hasil uji daya beda 30 butir soal
terhadap 26 responden menunjukkan bahwa 2 item soal mempunyai daya beda
yang kurang memadai (jelek) yaitu no 2 dan no 3. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 12.
2. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal (Pre-Test)
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data dalam
keadaan berdistribusi normal atau tidak. Normalitas sebaran data menjadi sebuah
asumsi yang menjadi syarat menentukan jenis statistik yang akan dipakai dalam
penganalisaan selanjutnya. Hasil uji normalitas dari kemampuan awal dengan
menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikan
5% pada masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal (Pre-Test)
Kemampuan Awal N Lmax L0.05;n Kesimpulan Kelas eksperimen 35 0,1348 0,173 Berdistribusi normal Kelas kontrol 24 0,1474 0,150 Berdistribusi normal
Sumber : Hasil Uji Normalitas Soal Pre-Test (Lampiran 19)
Berdasarkan tabel 4.1.terlihat bahwa Lhit kelas eksperimen dan kelas
kontrol masing-masing kurang dari Ltabel, berarti pada taraf signifikansi 5%
hipotesis nol kedua kelas diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53 data kedua kelas berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
3. Uji Homogenitas Variansi Data Kemampuan Awal (Pre-Test)
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat. Uji homogenitas ini digunakan
untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau
tidak. Berikut tabel ringkasan uji homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4.2 : Hasil Uji Homogenitas Soal Pre-Test
Sampel dk = ( Log dk Log
1 34 0,029 136,89 2,136 72,624
2 23 0,043 136, 89 2,136 49,128
jumlah 57 121,752
Sumber : Hasil Uji Homogenitas Soal Pre-Test (Lampiran 22)
Berdasarkan uji homogenitas, untuk varians nilai pre-test kelas
eksperimen adalah 136,89 dan varians nilai pre-test kelas kontrol adalah 136,89.
Dari hasil analisis diperoleh < atau 0,0394 < 3,841. Hal ini
menunjukkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang bervarian
homogen.Oleh karena itu, kedua sampel ini telah memenuhi syarat
homogenitas.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terdapat pada lampiran 22.
4. Uji Keseimbangan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pre-Test)
Uji keseimbangan ini menggunakan uji t.Berdasarkan perhitungan
diperoleh thitung= 1,564dengan t0,05;40 = 2,000. DK = {t | t < -2,000 atau t > 2,000}.
Ho diterima karena thitungbukan anggota daerah kritik. Hal ini menujukkan
bahwakedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama. Jadi
dapat disimpulkan bahwa antara siswa yang menggunakan metode
eksperimendengan model pembelajaran langsungmempunyai kemampuan awal
yang sama. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54 5. Uji Normalitas Hasil Nilai Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data dalam
keadaan berdistribusi normal atau tidak. Normalitas sebaran data menjadi sebuah
asumsi yang menjadi syarat menentukan jenis statistik yang akan dipakai dalam
penganalisaan selanjutnya. Hasil uji normalitas dari kemampuan awal dengan
menggunakan uji Lilliefors diperoleh harga statistik uji untuk tingkat signifikan
5% pada masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Soal Post-Test
Kelompok N Lmax L0.05;n Kesimpulan Kelas eksperimen 35 0,1408 0,173 Berdistribusi normal Kelas kontrol 24 0,1322 0,150 Berdistribusi normal
Sumber : Hasil Uji Homogenitas Soal Pre-Test (Lampiran 20)
Berdasarkan tabel 4.3.terlihat bahwa Lhit kelas eksperimen dan kelas
kontrol masing-masing kurang dari Ltabel, berarti pada taraf signifikansi 5%
hipotesis nol kedua kelas diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data kemampuan awal kedua kelas berasal dari populasi berdistribusi normal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20.
6. Uji Homogenitas Variansi Data Post-Test
Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat. Uji homogenitas ini digunakan
untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau
tidak. Berikut tabel ringkasan uji homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen
Tabel 4.4 : Hasil Uji Homogenitas Soal Post-Test
Sampel dk = ( Log dk Log
1 34 0,029 102.01 2,009 68,306
2 23 0,043 136, 89 2,136 49,128
jumlah 57 117,434
Sumber : Hasil Uji Homogenitas Soal Post-Test (Lampiran 23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasarkan uji homogenitas, untuk varians nilai post-test kelas
eksperimen adalah 102,01 dan varians nilai post-test kelas kontrol adalah 136,89.
Dari hasil analisis diperoleh < atau 0,6240 < 3,841. Hal ini
menunjukkan kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang bervarian
homogen dan telah memenuhi syarat homogenitas. Untuk lebih jelasnya
perhitungan uji homogenitas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
terdapat pada lampiran 23.
C. Pengujian Hipotesis
Setelah uji prasyarat terpenuhi, selanjutnya diadakan pengujian hipotesis.
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Uji hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. Hasil perhitungan dengan uji t
diperoleh harga statistik thitung = 5,1549 dengan daerah kritik DK = {t | t < -2,000
atau t > 2,000}.Dengan demikian karena harga thitung lebih besar daripada harga
ttabel ( > 2,000). Ini berarti keputusan uji menolak H0 dan menerima
H1berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode
pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Metode eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang
inovatif. Penerapan metode eksperimen ini lebih banyak melibatkan siswa dalam
proses belajar mengajar. Metode eksperimen sering disebut juga dengan metode
percobaan dimana siswa dituntut aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, hal ini
karena metode eksperimen merupakan metode dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru. Kelebihan dari metode eksperimen ini adalah membuat
peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan percobaannya sendiri daripada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56 menurut cerita orang atau buku. Selain itu membuat siswa aktif mengumpulkan
fakta, informasi atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.
Sedangkan kelemahannya adalah metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang
sains dan teknologi, metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal, metode ini menuntut ketelitian,
keuletan dan ketabahan.
Siswa yang mendapatkan treatment dengan model pembelajaran
langsung cenderung kurang begitu aktif. Selain itu, guru sulit mengetahui secara
pasti apakah semua siswa telah menguasai materi pembelajaran yang telah
disampaikan. Namun pembelajaran langsung memiliki kelebihan yaitu
tercapainya efektivitas dan efisiensi dalam hal waktu, tenaga dan biaya. Dengan
hal tersebut, materi pembelajaran dapat tersampaikan secara terstruktur dan tuntas
kepada siswa sesuai dengan program pembelajaran yang telah dirancang oleh
guru.
Suasana dalam proses belajar mengajar yang terjadi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Di kelas eksperimen, pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru menyenangkan dan siswa aktif dalam setiap percobaan
untuk membuktikan suatu kebenaran pernyataan, siswa begitu antusias dalam
pembelajaran. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan metode
pembelajaran ini cukup lama dan membutuhkan tenaga serta persiapan yang
matang. Tugas guru pada kelas eksperimen ini adalah sebagai fasilitor dan
motivator. Sedangkan suasana pembelajaran pada kelas kontrol berjalan dengan
baik dan lancar. Siswa cukup tenang dalam mendengarkan penjelasan dari guru.
Aktifitas siswa lebih banyak mendengar dan mencatat meskipun sesekali guru
menunjukkan siswa untuk mempraktikan di depan kelas. Tugas dan fungsi guru
disini adalah sebagai sumber dari pembelajaran.
Hasil rerata tes awal pada kelompok eksperimen yang menggunakan
metode eksperimen sebesar 67 sedangkan tes akhir menunjukkan rerata sebesar
80. Sedangkan rata-rata tes awal hasil belajar IPA dengan model pembelajaran
langsung menunjukkan rerata 62sedangkan tes akhir memperoleh rerata65.
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh t hitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57 sebesar 5,1549 dan ttabel dengan taraf signifikansi sebesar 5% sebesar 2,000. Uji
hipotesis ini menggunakan statistik uji t dan hasilnya adalah t hitung> ttabelatau
5,1549> 2,000, sehingga menolak Ho dan menerima H1. Dengan demikian
pengaruh yang signifikan dari penggunaan
metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V
Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada
siswa kelas V SD Negeri Se-Dabin III Kecamatan Karangmalang Kabupaten
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
BAB V
SIMPULANIMPLIKASIDANSARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasilanalisis data
makadapatdisimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
penggunaan metode pembelajaran eksperimen terhadap hasil belajar IPA pada
siswa kelas V SD Negeri III Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun
Ajaran 2011/2012. Adanya pengaruh dari hasil belajar IPA ini dibuktikan dengan
analisis uji t. Berdasarkan Hasil uji t diperoleh harga statistik uji thitung = 5,1549
dengan daerah kritik DK = {t | t < -2,000 atau t > 2,000}, karena thitung =
5,1549lebih besar daripada harga ttabel (5,1549 > 2,000) maka H0 ditolak dan H1
diterima. Bukti yang kedua yaitu dari hasil rata-rata antara rerata hasil belajar IPA
dengan menggunakan metode eksperimen diperoleh nilai sebesar 80 sedangkan
rata-rata hasil belajar IPA dengan model pembelajaran langsung diperoleh nilai
sebesar 65. Berdasarkan nilai rerata tersebut diketahui bahwa hasil belajar dengan
metode eksperimen lebih tinggi daripada rerata hasil belajar dengan model
pembelajaran langsung. Hal iniberartimetode eksperiemen dapat menghasilkan
hasil belajar IPA yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada
siswa kelas V untuk materi pesawat sederhana dan cahaya.
B. Implikasi
Pelaksanaan pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menerapkan metode
pembelajaran eksperimen. Penerapan metode eksperimen ini untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh terhadap hasil belajar IPA. Sesuai dengan hasil penelitian
di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode eksperimen ini berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Se-Dabin III Kecamatan
Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59 Sehubungan dengan penelitian ini, maka ada implikasi hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan kesimpulan di atas tampak bahwa ada pengaruh yang signifikan
penggunaan metode eksperimen terhadap hasil belajar IlmuPengetahuanAlam
(IPA) pada siswa kelas V SD Negeri Se-Dabin III Karangmalang Kabupaten
Sragen. Hasil ini secara teoritis dapat digunakan sebagai salah satu acuan
untuk pemilihan metode pembelajaran, pemilihan metode yang kreatif dan
inovatif dengan tepat dapat mempengaruhi tingginya hasil belajar. Metode
eksperimen dipilih karena metode ini lebih melibatkan siswa secara aktif
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung yang kurang melibatkan
siswa dalam pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru maupun
calon guru dalam upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan
hasil belajar siswa. Diharapkan guru dengan tepat dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran yang aktif, efektif dan inovatif.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka
dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa harus lebih aktif dan mengembangkan kreatifitas serta meningkatkan
keaktifan dengan berani melakukan percobaan-percobaan untuk membuktikan
suatu pernyataan, berani menyampaikan pendapat, berani bertanya kepada guru
jika terdapat materi pembelajaran yang belum dipahami, serta lebih
meningkatkan rasa tanggung jawab dan solidaritas terhadap teman.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru dalam memilih metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan. Metode
pembelajaran yang inovatif dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dapat lebih memahami materi yang akan disampaikan oleh guru. Salah satu
metode yang perlu diterapkan dalam pembelajaran adalah metode
eksperimen. Metode ini merupakan metode yang inovatif yang
melibataktifkan siswa dalam pembelajaran.
b. Hendaknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam merencanakan proses
pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam proses belajar
mengajar. Hal ini dapat membuat siswa tidak mudah bosan untuk mengikuti
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah meningkatkan kualitas tenaga pendidik misalnya dengan
mengadakan pelatihan untuk guru. Selain itu sekolah harus lebih melengkapi
sarana dan prasarana sekolah antara lain menyediakan alat peraga dan buku
ekstra atau penunjang dengan banyak jumlah.