pengaruh pengel ngelolaan koperasi...

136
PENGARUH PENGE (KOPONTREN) TER (Studi Kasus di Koperasi P T Diajukan un INSTITUT A ELOLAAN KOPERASI PONDOK P RHADAP PEMBENTUKAN JIWA W PARA SANTRI Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Bra Tangungharjo Kabupaten Grobogan) SKRIPSI ntuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syara Guna Memperoleh Gelar Strata 1 Program Studi Ekonomi Islam Disusun Oleh : ALI ROFIQ NIM. 082411088 FAKULTAS SYARI’AH AGAMA ISLAM NEGERI WALISON SEMARANG 2012 PESANTREN WIRAUSAHA abo Kecamatan at NGO

Upload: ngocong

Post on 13-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PENGEL

(KOPONTREN) TERH

(Studi Kasus di Koperasi Po

Tan

Diajukan untu

INSTITUT AG

NGELOLAAN KOPERASI PONDOK PE

ERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WI

PARA SANTRI

rasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brab

Tangungharjo Kabupaten Grobogan)

SKRIPSI

untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Strata 1

Program Studi Ekonomi Islam

Disusun Oleh :

ALI ROFIQ

NIM. 082411088

FAKULTAS SYARI’AH

T AGAMA ISLAM NEGERI WALISON

SEMARANG

2012

K PESANTREN

A WIRAUSAHA

a Brabo Kecamatan

yarat

ISONGO

INSTITUT

Jl. Prof.Dr.Hamka

Nama : Ali Ro

NIM : 08241

Jurusan/Prodi : Ekono

Judul Skripsi : PENG

PESAN

JIWA

Pesant

Telah Dimunaqosahkan oleh D

Walisongo Semarang, pada tang

Dan dapat diterima sebagai k

Progam Sarjana Strata I ( S.I ) t

dalam ilmu sayri’ah.

Ketua Sidang,

H. M. Syaifullah, M. Ag

NIP. 19700321 199603 1 003

Penguji I,

Drs. H. Wahab Zaenuri, M.

NIP. 19690908 200003 1 001

Pembimbing I

Drs. Ghufron Ajib, M.Ag.

NIP. 19660325 199203 1 001

KEMENTRIAN AGAMA

UT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH

amka Kampus III Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601

PENGESAHAN

Ali Rofiq

082411088

Ekonomi Islam

PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI POND

PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEM

JIWA WIRA USAHA PARA SANTRI ( Studi Kas

Pesantren Sirajuth-Tholibin Brabo )

oleh Dewan Penguji fakultas syari’ah Institut Aga

da tanggal : 22 juni 2012

agai kelengkapan ujian akhir dalam rangka men

S.I ) tahun akademik 2012/2013 M. Guna memper

Semarang, Jun

Sekretaris Sidan

Drs. Ghufron A

NIP. 19660325 1

Penguji II

M Dra. Hj. Nur H

NIP. 19690830 1

Pembimbing II

Johan Arifin, S.

NIP. 19710908 2

NGO

) 7601291

PONDOK

PEMBENTUKAN

di Kasus di Pondok

ut Agama Islam Negeri

a menyelesaikan Studi

emperoleh gelar sarjana

Juni 2012

Sidang,

fron Ajib, M. Ag

0325 199203 1 001

ur Huda, M. Ag

0830 199403 2 003

fin, S.Ag., MM

908 200212 1

ABSTRAK

ALI ROFIQ, PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK

PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA

WIRAUSAHA PARA SANTRI, Jurusan Ekonomi Islam Iain Walisongo Semarang,

Juni, 2012.

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi

satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan usaha,koperasi

mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan

anggota-anggotanya. Dan mengenai koperasi sangat berkaitan dengan ekonomi,

mengingat ekonomi sering kali belum mampu memberikan jawaban-jawaban yang

memuaskan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan

membangun koperasi.

Penelitian dalam bentuk skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa

wirausaha para santri, yang diteliti pada 60 santri putra dan putri di Pondok Pesantren

Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka dan

membuat deskripsi secara faktual. Penelitian ini memiliki dua variabel pengaruh

pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) dan pembentukan jiwa wirausaha

para santri. Teknik analisa datanya menggunakan teknik regresi dengan menggunakan

melakukan beberapa uji dengan sampel 60 santri Pondok pesantren Sirojuth-Tholibin.

Hasil penelitian ini diperoleh r = 0,968 / 96,8% yang menyatakan bahwa

hipotesis alternatif diterima yang menyatakan adanya pengaruh dalam pengelolaan

koperasi pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para

santri.

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran

orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Semarang, Juni 2012

Deklarator,

ALI ROFIQ

NIM. 082411088

MOTTO

ىل و� ىف درجة �خرة# وهللا يقىض هببات الوافرة

Artinya: Nadhim (Ibnu Malik) berdo’a “Semoga Allah membrikan baarang-barang yang

sempurna, kepada ku (nadhim) dan kepadanya (Ibnu Mu’thi) sebuah derajat di dalam

akhirat”

(Akhir Muqoddimah Alfiah Ibnu Malik)

PERSEMBAHAN

Allah SWT, Segala tasbih, tahmid, dan takbir penulis lantunkan bagiMu

yang tak pernah berhenti memberi perlindungan, kenikmatan anugrah dan

hidayah. Sholawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW

sebaik-baik sauri tauladan.

Dengan bangga dan bahagia, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

� Almamater, Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang

� Jurusan Ekonomi Islam

� Pembimbingku Drs.Ghufron Ajib M.Ag, dan Johan Arifin, S.Ag., MM.

� Pondok Pesantren Sirojuh-Tholibin Brabo

� Ibunda tercinta, Hayatun (Almarhumah); Allahummaghfirlaha Warhamha

Wa’afiha Wa’fu‘anha, yang selalu memeberi dorangan, kasih sayang,

pengorbanan yang tercurahkan kepada penulis sebelum wafatnya beliau, do’a

penulis bagi ibu; semoga diluaskan kubur beliau amiin. (Uhibbuk Ummy)

� Yang senantiasa mendo’akanku tanpa henti, Ayahanda (Sulaiman)

� Adik-adikku tercinta (Ahmad Subhan dan Nur Sa’idah) yang selalu

memberikan keceriaan bagi penulis.

� Yang selalu memberi warna dalm hidupku Ni’mah Diana

� Keluarga ibu dan bapak semuanya.

� Dewan asatidz dan santriwan-santriwati Yayasan “Roudlotul Muttaqin” brabo

(pak wir, pak jar, pak bain, kang rozi, kang munir, bu niah, bu tam)

� Wadyabala seluruh kru LPM Justisia

� Teman-teman EI B 2008, dan teman-teman MAK Tajul Ulum Brabo 2005

� Temen-temen dukuh krajan bendungan desa brabo

Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis hanya bisa

mengucapkan Jazakumullah khoirol jaza, jazaan katsiron, trimakasih.

KATA PENGANTAR

ÉΟó¡ Î0 «!$# Ç≈uΗ÷q§�9 $# ÉΟŠÏm §�9$#

Penulis lantunkan untaian tasbih, tahmid, dan takbir buat sang pencipta langit

dan bumi yaitu Allah SWT. Karena dengan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi yang Al-amin dan yang

terakhir, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga tercintanya dan sahabat setianya

yang telah membawa manusia dari dunia kegelapan menuju dunia yang benderang

menuju keselamatan dunia dan akhirat.

Selama penyusunan skripsi ini, dan selama penulis belajar di Fakultas Syari’ah

dan Jurusan Ekonomi Islam, penulis banyak mendapatkan dorongan motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnyakepada:

1. Rektor IAIN Walisongo Semarang Prof.Dr. Muhibbin, M.Ag, Dekan Fakultas

Syari’ah Dr. Imam Yahya, M.Ag , Ketua Jurusan Ekonomi Islam Dr. Ali

Murtadlo M.Ag, beserta para Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis dari awal perkuliahan hingga selesai skripsi ini.

2. Drs.Ghufron Ajib M.Ag, selaku pembimbing I dan Johan Arifin, S.Ag., MM yang

telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. K.H. A. Baidlowi syamsuri, Lc. H., selaku pengasuh Pondok

Pesantren Sirojuth-tholibin, beserta keluarganaya, segenap pengasuh pon-pes, dan

staff Koperasi yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga penelitian ini

dapat berjalan dengan baik.

4. Ibunda tercinta, Hayatun (Almarhumah); Allahummaghfirlaha, Warhamha,

Wa’afiha, Wa’fu‘anha, yang selalu memeberi dorangan, kasih sayang,

pengorbanan yang tercurahkan kepada penulis sebelum wafatnya beliau, do’a

penulis bagi ibu; semoga diluaskan kubur beliau amiin. (Uhibbuk Ummy)

5. Ayahanda (Sulaiman) tercinta, yang telah mengasuh diri penulis dengan penuh kasih

sayang dan pengorbanan yang tercurahkan, baik moril maupun materiil sehingga

kesulitan yang penulis hadapi dapat teratasi, serta doa yang selalu terpanjat untuk

penulis kepada bapak, supaya diberi kesabaran dalam menjalakan keseharian, semoga

rahmat dan kasih sayang Allah senantiasa tercurahkan kepada bapak amiin

6. Seluruh keluarga besar bapak dan ibu yang telah memberikan banyak dukungan

moral dan doa kepada penulis. Semoga Allah senantiasa menyayangi dan memberi

rahmatnya. Amin.

7. Adik (Ahmad Subhan dan Nur Sa’idah) yang selalu penulis sayangi, pesen penulis

kepada adi-adiku “semangat terus belajar sampai jenjang yang lebih tinggi, sabar

menjalani kehidupan tanpa ibu tercinta, Subhan, kejar S1 mu dan Nur Saidah, kejar

pendidikan dan Qur’anmu. Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada Ni’mah Diana yang selalu menemani, warnai hari-hari penulis, dengan niat

tulus, penuh tekad dan Bismillah.

8. Seluruh jajaran asatidznya (pak Nawir, pak Ba’in, pak jar, kang Rozi kang Munir,

bu Tam, bu Niah dan yang lainya) beserta santriwan santri yayasan “Roudlotul

Muttaqin” yang selalu memeberi semangat dan pengalaman oraganisasi.

9. Teman-teman kampus Jurusan Jurusan Ekonomi Islam 2008, teman-teman LPM

JSTISIA, teman-teman MAK Tajul Ulum Brabo 2005 dan semua pihak yang tidak

mungkin penulis cantumkan satu-persatu yang telah membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung .

Semoga bantuan yang telah diberikan tercatat sebagai amal shaleh dan

mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat adanya. Amin....

Semarang, Juni 2012

Penulis

Ali Rofiq

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIBING........................................................... . ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. . iii

HALAMAN ABSTRAK........................................................................................... . iv

HALAMAN DEKLARASI................................................................................... . v

HALAMAN MOTTO............................................................................................ . vi

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................ . vii

HALAMAN KATA PENGANTAR....................................................................... . viii

HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................... . x

HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................. . xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR.......................................................................... . xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... . xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah............................................................................ .. 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................ 7

1.3.2 Manfaat Penelitian........................................................................... 7

1.4 Sistematika Penulisan.............................................................................. .... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori....................................................................................... .... 10

2.1.1 Hakikat Koperasi........................................................................... .... 10

2.1.2 Landasan Koperasi........................................................................ .... 17

2.1.3 Bentuk Koperasi............................................................................ .... 19

2.1.4 Partisipasi Anggota Pada Koperasi................................................. 24

2.1.5 Manajemen dan Pengelolaan Koperasi....................................... .... 26

2.1.6 Perbedaan Koperasi Dengan Badan Lain........................................ 29

2.2 PONDOK PESANTREN......................................................................... ..... 30

2.2.1 Pengertian Pondok Pesantren.......................................................... 30

2.2.2 Sistem Pendidikan Pondok Pesantren............................................... 31

2.3 KEWIRAUSAHAAN (ENTERPRENUERSHIP)................................. 33

2.3.1 definisi Wirausaha (Entreprenuer)............................................ 33

2.3.2 Urgensi Pendidkan Kewirausahaan........................................... 34

2.4 Kerangka Berpikir............................................................................. 36

2.5 Pengajuan Hepotesis.......................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.................................................................................. 39

3.2 Tempat Penelitian.............................................................................. 40

3.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 40

3.4 Populasi dan Populasi Sampel............................................................ 40

3.5 Teknis Pengumpelan Data.................................................................. 41

3.5.1 Dokumentasi............................................................................ 41

3.5.2 angket...................................................................................... 41

3.5.3 Observasi................................................................................. 42

3.6 Teknis Pengolahan dan Analisa Data.................................................. 42

3.6.1 Tekmis Pengumpulan Data....................................................... 42

3.6.2 Teknis Analisis Data................................................................. 44

3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas......................................... 44

3.6.2.1.1 Uji Validitas................................................... 44

3.6.2.1.2 Uji Reliabilitas................................................ 44

3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik......................................................... 44

3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas........................................ 45

3.6.2.2.2 Uji Autokorelasi.............................................. 45

3.6.2.2.3 Uji Heteroskedasitas....................................... 45

3.6.2.2.4 Uji Normalits.................................................. 46

3.6.2.3 Pengujian hepotesis....................................................... 46

3.6.2.3.1 Analisis Berganda........................................... 46

3.6.2.3.2 Uji T (Uji Parsial)........................................... 48

3.6.2.3.3 Uji F (Simultan).............................................. 49

3.6.2.3.4 Koefisien Determinasi..................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gamabaran Umum Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin........ 54

4.1.1Profil Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin................. 54

4.1.2 Latar Belakang Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin

“ZADUNA”................................................................................... 56

4.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin

“ZADUNA”................................................................................... 56

4.1.4 Fungsi dan Tugas........................................................................... 58

4.1.5 Omset Pemasukan Keuangan Koperasi Zaduna.......................... 60

4.1.5 Program Kerja Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna.... 61

4.1.6 Sarana Prasarana Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna. 63

4.2 ANALISIS DATA.................................................................................. 64

4.2.1 Data Responden............................................................................. 64

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas......................................................... 68

4.2.2.1 Uji Validitas....................................................................... 68

4.2.2.2.Uji Reliabilitas................................................................... 70

4.2.3 Pengujian Hepotesis....................................................................... 72

4.2.3.1 Analisis Berganda.............................................................. 72

4.2.3.2 Uji T (Uji Parsial).............................................................. 72

4.2.3.3 Uji F (Simultan)................................................................. 74

4.2.3.4 Koefisien Determinasi....................................................... 75

4.2.4 Uji Asumsi Klasik.......................................................................... 75

4.2.4.1 Uji Normalits .................................................................... 76

4.2.4.2 Uji Multikolinieritas ......................................................... 77

4.2.4.3 Uji Autokorelasi ............................................................... 78

4.2.4.4 Uji Heteroskedasitas.......................................................... 79

4.3 PEMBAHASAN.................................................................................... 80

4.3.1 Pengaruh Tahap Perencanaan (Planning) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wirausaha Para Santri......................................................... 80

4.3.2 Pengaruh Tahap Pengorganisasian (organizing ) Terhadap

Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri.................................. 81

4.3.3 Pengaruh Tahap Pelaksanaan (actuating) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wirausaha Para Santri......................................................... 82

4.3.4 Pengaruh Tahap Pengawasan (controlling) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wirausaha Para Santri......................................................... 83

4.4 Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren)

Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri........................... .. 83

4.5. Pembentukan Jiwa Wirausaha santri....................................................... .. 84

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.............................................................................................. .. 86

5.2 Kritik........................................................................................................ .. 87

5.3 Saran......................................................................................................... .. 88

5.4 Penutup................................................................................................ .. 88

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bagan Pengelolaan Koperasi........................................................................ 26

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................................ 37

Tabel 3.1 Variabel, Difinisi, Indikator dan Item Indikator.......................................... 51

Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Koperasi Pondok Pesantren Sirojut-Tholibin

“Zaduna”..................................................................................................... 57

Tabel 4.2 Daftar Responden Berdasarkan Usia.......................................................... 65

Tabel 4.3 Jenis Kelamin.............................................................................................. 66

Tabel 4.4 Lama Berada Di Pon-Pes........................................................................... ... 67

Tabel 4.5 Keanggotaan................................................................................................ 68

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen...................................................................... 69

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................... 71

Tabel 4.8 Uji T atau Uji Parsial.................................................................................... 73

Tabel 4.9 Uji F atau Uji Simultan................................................................................ 74

Tabel 4.10 Uji Koefisiensi Determinasi (R2)................................................................ 75

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas.................................................................................... 77

Tabel 4.12 Autokorelasi............................................................................................... 78

DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia.................................................................. 65

Tabel 4.2 Pengelompokan Jenis Kelamin........................................................................ 66

Tabel 4.3 Lama Berapa di Pon-pes................................................................................... 67

Tabel 4.4 Berdasarkan Anggota....................................................................................... 68

Tabel 4.5 Uji Normalitas.................................................................................................. 76

Tabel 4.6 Uji Heteroskedasitas........................................................................................ 79

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Masalah

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama

memenuhi satu atau lebih kebutuhan ekonomi atau bekerja sama

melakukan usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badan-

badan usaha atau pelaku kegiatan ekonomi yang lebih mengutamakan

modal. Dengan demikian koperasi sebagai badan usaha mengutamakan

faktor manusia dan bekerja atas dasar perikemanusiaan bagi kesejahteraan

para anggotanya. Meskipun koperasi merupakan kumpulan dan

menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tetapi koperasi bukanlah

badan amal.1

Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah

ayat 2:

(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’n? tã Îh�É9ø9 $# 3“uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’ n? tã ÉΟ øOM}$# Èβ≡uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 (#θ à)̈?$#uρ ©! $# (

¨βÎ) ©! $# ߉ƒ ωx© É>$ s)Ïè ø9 $# ∩⊄∪

Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

Allah Amat berat siksa-Nya (Q.S. Al-maidah: 2)

1 Ninik Widiyanti, Koperasi dan Perekonomian Indonesia., Jakarta: Bina Aksara, 1989

hal 3

2

Kerjasama dalam masyarakat modern telah nampak wujudnya

dalam suatu jaringan sistem yang lebih kompleks. Bentu-bentuk ikatan

persekutuan hidup telah berkembang dan menjadi lebih beragam. Kini

kerja sama di samping memenuhi kebutuhan menjaga kelangsungan

hidup dan rasa aman, juga untuk memperoleh kasih sayang dan

persahabatan seperti dalam keluarga dan paguyuban, juga telah

digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan,

seperti nampak organisasi-organisasi yang resmi yang bersifat mendidik.

Koperasi mempunyai tujuan yang utama ialah meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada asasnya

koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan semata-mata

seperti halnya usaha-usaha swasta seperti firma dan perseroan akan

tetapi mensejahterakan anggotnya, dalam hal ini dengan meningkatkan

kegiatan-kegiatan koprasi.

Berbicara mengenai koperasi sangat berkaitan dengan

wirausahawan, mengingat teori wirausaha sering kali belum mampu

memberikan jawaban-jawaban yang memuaskan terhadap masalah-

masalah yang dihadapi dalam menganalisis dan membangun koperasi,

perlu disadari bahwa fakta menunjukkan organisasi organisasi koperasi

hanya mencakup suatu bagian dari semua kegiatan ekonomi, dan

koperasi akan dapat hidup hanyalah dalam kondisi yang sangat khusus.

Dalam GBHN 1988 dinyatakan “Bahwa koperasi sebagai gerakan

ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka

3

mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang

menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya

berakar di dalam masyarakat. Untuk itu perlu lebih ditingkatkan

kesadaran, kegairahan dan kemampuan masyarakat luas untuk

berkoperasi, antara lain melalui pendidikan, penyuluhan dan pembinaan

pengelolaan koperasi. Selanjutnya untuk ditingkatkan partisipasi aktif

anggota pada semua tingkat serta keterkaitan kelembagaan antara

primer, pusat dan induk”.2

Asumsi manusia rasional merupakan dasar dari pemikiran

ekonomi, sehingga setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

manusia yang rasional akan berprinsip pada prinsip ekonomi yaitu

menggunakan sumber yang terbatas untuk mencapai hasil yang

maksimal. Terutama dalam koperasi adanya prinsip - prinsip yang

diterapkan dalam sebuah koperasi. Untuk terlaksananya proses

ekonomi dalam sebuah koperasi yang baik maka faktor lain yang

sangat menentukan adalah terciptanya suatu koperasi dengan

pengelolaan organisasi yang lebih efektif.

Selanjutnya, untuk keberlangsungan hidup masyarakat pondok

(santri) mereka mempunya ide untuk membuat suatu usaha dengan tujuan

mendidik santri untuk mempunyai jiwa usaha. Permaasalahan awal yaitu

santri mempunyai keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan

belajar berwirausaha, kemudian diciptakanlah koperasi pondok pesantren.

2 Ibid., Hal. 5

4

Koperasi pondok pesantren adalah sekumpulan para

santiwan/santriwati yang bekerja sama untuk kepentingan mereka sendiri

dan menggunakan modal mereka senidiri. Maka, dapat di artikan koperasi

pondok pesantren mempunyai asas; dari santi, oleh santri dan untuk

kesanti. Adapun pengelolan koperasi ini dikelola santri itu sendiri yang

dipimpin oleh salah satu ketua dan di awasi oleh pengasuh pondok

pesantren.

Di dalam koperasi pesantren perlu adanya pengelolaan yang baik,

yang mana dalam kegiatan ekonomi ini santri ikut serta dalam mengelola

proses ekonomi yang sedang berlangsung. Koperasi pesantren ini

memberikan arahan bagi santri dalam kegiatan ekonomi dan kegiatan itu

dijadikan media pendidikan bagi santri, tujuan ini memberikan arahan

bagi santri tentang cara memilih berbagai alternatif yang dapat

memuaskan kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Yang mana dengan

adanya koperasi pesantren kebutuhan santri dapat terpenuhi dan

koperasi pesantren menyediakan apa yang santri butuhkan tetapi bukan

hanya pihak pesantren saja, koperasi pesantren ini memberikan

kebebasan kepada masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan ekonomi

sesuai dengan kebutuhan mereka.

Bila koperasi mempunyai keunggulan dalam menawarkan produk

kepada anggotanya dibanding dengan non koperasi maka dengan

sendirinya anggota akan bertransaksi dengan koperasi. Demikian

halnya koperasi pesantren, jika koperasi mempunyai keunggulan

5

dalam menawarkan alternatif investasi kepada investor, maka investor

akan menanamkan dananya kedalam koperasi. Dengan demikian,

anggota masyarakat dapat dianggap sebagai konsumen potensial atau

investor potensial yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh unit ñunit usaha

dalam rangka hubungan bisnis.3

Koprasi mempunya sifat yang terbuka untuk umum Setiap orang

tanpa memandang golongan, aliran, kepercayaan atau agama orang itu,

dapat diterima sebagai anggota koperasi. Koperasi memang merupakan

wadah persatuan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk

bekerja sama memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup mereka.4

Jadi, dalam koperasi pesantren ini di samping tujuan yang

ekonomis komersial, koperasi harus memperhatikan pula tujuan dan

cita-cita sosialnya, terutama bagi anggota-anggotanya. Jadi seorang

pengurus koperasi pesantren yang baik harus berusaha dan mampu

memberikan pelajaran yang bersifat membentuk jiwa wirausaha dan

fungsi sosial koperasi yang dipimpin dibawah naungan pengasuh

pondok pesantren dan dijalankan oleh pengurus yang melibatkan semua

santri secara baik dan berimbang, koperasi pesantren harus

memperhatikan pendidikan anggota-anggotanya. Koperasi harus

memperhatikan kesejahteraan serta kesehatan para anggotanya

diantaranya para santri dan masyarakat sekitar yang selalu ikut serta

3 Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999, Cet. 5 hal 7 4 Ninik Widiyanti. Op. Cit.hal 4

6

dalam kegiatan ekonomi. Tegasnya koperasi pesantren adalah organisasi

ekonomi yang berwatak sosial dan mendidik.

Salah satu koperasi yang mempuanyai latar belakang seperti uraian

di atas adalah koperasi yang berada di Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin

Desa Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, dan

sekaligus menjadi alasan penulis menjadi tempat untuk diteliti.

Koperasi ini semula ide santri-santri untuk dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari, ide tersebut dilaksanakan dan dikembangkan oleh

beberapa pengurus, mulai dari jual beli sandang pangan, hutang piutang

dan lambat laut bisa memproduksi bahan mentah menjadi bahan pangan,

oleh karena itu sedikit demi sedikit jiwa wirausaha tertanam dalam jiwa

para santri.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji

permasalahan dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan

judul, “PENGARUH PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK

PESANTREN (KOPONTREN) TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA

WIRAUSAHA PARA SANTRI”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyussunan tugas akhir ini, penulis akan merumuskan

masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yaitu:

Berapa besar pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren

(kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri?

7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui realitas pengaruh pengelolaan koperasi pesantren

dan koperasi terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri serta

diharapkan santri benar-benar memahami bagaimana cara

pengelolaan koperasi.

b. Terbentuknya jiwa usaha yang telah diterapkan di Koprasi Pondok

Pesantren Sirojuth Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo

Kabupaten Grobogan, Purwodadi dan penulis berharap santri putra

maupun putri mendapatkan pengetahuan yang berharga bagi dirinya.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

c. Bagi Penulis, penelitian ini berguna untuk menambah dan memperluas

ilmu pengetahuan khususnya tentang bagaimana pengaruh pengelolaan

koperasi pesantren Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Desa

Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten Grobogan terhadap

pembentukan jiwa usaha para santri.

d. Bagi lembaga yang diteliti, penelitian ini berguna untuk

memberikan masukan berdasarkan hasil penelitian dan memperluas

8

landasan teoritis melakukan survey di lapangan sehingga dapat

memberikan pengetahuan tentang koperasi.

e. Bagi kepala sekolah dan pengawas, diharapkan dapat memberikan

pembinaan kepada pengurus koperasi (santri) untuk senantiasa

menjadikan koperasi sebagai media pendidikan bagi ekonomi para

santri.

1.4 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan tugas Akhir ini adalah sebagimana tersebut

di bawah ini:

Bab I

Dalam bab I ini, penulis mendiskripsikan tentang latar belakang

masalah, mengapa dan bagaimana Koperasi Pondok Pesantren itu berdidi

di kalangan masyarakat pondok pesantren dan menjadi pusat

perekonomian pondok itu sendiri. Selain itu dalam bab ini juga berisi

tentang rumusan masalah, daftar permasalahan yang ingin diketahui

jawabanya oleh penulis, tujuan dan manfaat yang penulis dapat dalam

penelitian ini.

Bab II

Dalam bab II ini, berisi tentang pembahasan umum koperasi dan

berbagai hal mengenai koperasi, juga berisi tentang pengertian dan sistem

pendidikan pondok pesantren, selain itu juga berisi gamabaran jiwa

9

wirausaha atau kewirausahaan (intrepreneurship) dan yang bersangkutan

dengan wirausaha.

Bab III

Bab III ini berisi tentang metode penelitian yang akan dipakai oleh

penulis, kemudian berisi tentang tempat dan populasi yang penulis teliti

serta berisi bagaiman teknik pengumpulan dan pengolahan data dan berisi

tentang instrumen penelitian yang terletak di Pondok Pesantren Sirojuth-

Tholibin Brabo.

Bab IV

Bab IV berisi tentang hasil penelitan, hasil pengolahan data yang

telah penulis teliti, dan berisi tentang sejarah dan seluk beluk koperasi

ataupun pondok itu sendiri, dagaimana koperasi ponpes itu berjalan.

Bab V

Bab V berisi penutup, dimana dalam penutup ini berisi tenyang

kesimpulan yang telah kami teliti berdasarkan rumusan masalah yang

penulis angkat dan berisi saran, sekaligus merupakan bab terakhir dari

penulisan tugas akhir ini.

10

BAB II

TINJAUA PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Hakikat Koperasi

Koperasi berasal dari perkataan ko/co dan operasi/operation,

yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Koperasi

adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau

badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai

anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha,

untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. Definisi

tersebut mengandung unsur-unsur bahwa

1. Perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal, akan

tetapi persekutuan sosial.

2. Sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama.

3. Tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota

dengan kerja sama secara kekeluargaan.

Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko/co dan

operasi/operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang

untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan

undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah

organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan

orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata

11

susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.1

Bapak Margono Djojohadikoesoemo dalam bukunya yang

berjudul “10 Tahun Koperasi” 1941, mengatakan bahwa; koperasi ialah

perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri

hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.2

Kata-kata yang tersurat dalam definisi tersebut dapat

diterangkan sebagai berikut:

a. Adanya unsur kesukarelaan dalam berkoperasi.

b. Bahwa dengan bekerja sama itu, manusia akan lebih mudah

mencapai apa yang diinginkan.

c. Bahwa pendirian dari suatu koperasi mempunyai

pertimbangan-pertimbangan ekonomis.

Sebagaimana dimuat dalam Bab III Bagian I, pengertian koperasi,

Pasal 3 UU No.12 tahun 1967, Koperasi Indonesia adalah organisasi

ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau

badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi

sabagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.3

1 http:/www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan

dunia ilmu ekonomi koperasi.com. 2 Bahri Nurdin, Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta::

Fakultas Ekonomi UI, 1993, hal.7 3 Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta : Pustaka Widyatama,

2006, Cet 1. hal. 36.

12

Prof. Marvin A. Schaars seorang guru besar dari Universitas

of Wisconsin, Madison USA mengatakan: “Koperasi adalah suatu badan

usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh anggota

yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk

mereka atas dasar nirlaba atau atas dasar biaya”.4

Dari pernyataan Identiti Koperasi ICA (Perserikatan Koperasi

Internasional) Koperasi ialah sebuah persatuan manusia yang

berautonomi yang secara sukarela bersatu untuk memenuhi keperluan

bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya dan aspirasi menerusi

pertubuhan yang dipunyai bersama dan dikawal secara demokrasi.5

Definisi diatas nampak sederhana, tetapi di dalamnya

terkandung makna yang luas. Koperasi mengandung dua unsur, yaitu

unsur ekonomi dan unsur sosial. Koperasi merupakan suatu sistem

dan sebagaimana diketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-

komponen atau bagian yang saling berkaitan yang secara bersama-sama

berfungsi mencapai tujuan.

Sendi dasar koperasi yang pertama, bersumber dari pengalaman

koperasi yang pertama di Rochdale, Inggris tahun 1984, karena

itu sering disebut prinsip-prinsip Rochdale. Prinsip yang

ditemukan atas dasar pengalaman itu, kemudian dipergunakan

sebagai pedoman bagi para penggerak dan pelopor koperasi

di seluruh dunia. Pada kurun waktu yang hampir bersamaan,

prinsip-prinsip yang serupa juga ditemukan dan dikembangkan

oleh Raffeise dan Herman Schalde D. di Jerman. Dalam

perkembangannya kemudian, tiap Negara selalu menyesuaikan

diri dengan kondisi masing-masing dalam menerapkan prinsip-

prinsip itu. Namun beberapa yang bersifat mutlak dan

4 M. Firdaus. Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 hal 39

5 http:/www.koopguru.com.my/definisi.asp.

13

menjadi ciri utama organisasi koperasi tetap dipertahankan

sampai saat ini di seluruh dunia. Oleh karena koperasi yang

berdiri di Rochdale itu adalah koperasi konsumsi, maka beberapa

prinsip di antaranya nampak kaitan yang erat dengan kegiatan

usaha konsumsi tersebut.6

Dalam konteks koperasi pesantren, pengurus dapat diartikan

sebagai keseluruhan daya penggerak dalam pengelolaan koperasi yang

dapat mendidik santri serta memberi arahan kepada santri sehingga

santri dapat memahami kegiatan ekonomi dan tujuan yang dikehendaki

dapat tercapai.

Di Indonesia pengertian Koperasi menurut Undang-Undang

koperasi tahun 1967 No. 12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah

sebagai berikut:

“Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang

berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan

hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai

usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.7

Dengan demikian dari pengertian tersebut hakikat koperasi adalah

kegiatan yang dilakukan oleh sekumpulan orang-orang atau kelompok

yang mengutamakan kegiatan yang bersifat kerja sama, gotong royong

berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban. Artinya koperasi

adalah merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial. karena koperasi

mempunyai asas demokrasi maka harus dijamin benar-benar bahwa

6 Ninik Widiyanti. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara, 1989

hal 12 7 Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta,

2003 cet. 4, hal. 4

14

koperasi adalah milik anggota itu sendiri dan pada dasarnya harus diatur

serta diurus sesuai dengan keinginan para anggota yang berarti bahwa hak

tertinggi dalam koperasi terletak pada rapat anggota

koperasi. Cara-cara atau kriteria-kriteria yang digunakan untuk

pengelompokkan itu tentunya dari suatu negara ke negara lain

berbeda-beda. Pengelompokan atau klasifikasi koperasi atau istilah apa

pun yang digunakan, memang diperlukan mengingat adanya banyak

perbedaan yang ditemukan di antara sesama koperasi, baik yang

menyangkut ciri, sifat, ekonominya, lapangan usaha, ataupun afiliasi

keanggotaannya dan sebagainya.

Untuk memisahkan koperasi yang serba heterogen itu satu sama

lainnya, Indonesia dalam sejarahnya menggunakan berbagai

dasar atau kriteria seperti: lapangan usaha, tempat tinggal para

anggota, golongan dan fungsi ekonominya. Pemisahan-pemisahan

yang menggunakan berbagai kriteria seperti tersebut di atas itu

selanjutnya disebut penjenisan. Dalam perkembangannya kriteria

yang dipergunakan berubah-ubah dari waktu ke waktu.8

Peraturan pemerintah No.60 Tahun 1959 tentang perkembangan

gerakan koperasi (pasal 2), mengatakan sebagai berikut:

1. Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah

pembedaan koperasi yang didasarkan golongan dan fungsi ekonomi.

2. Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada

lapangan usaha dan atau tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.

8 Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo Persada,

2002, cet 5. hal 61

15

Berdasarkan ketentuan seperti tersebut dalam pasal 2 PP 60/ 1959,

maka terdapatlah 7 jenis koperasi (pasal3), yaitu:

a. Koperasi Desa

b. Koperasi Pertanian

c. Koperasi Peternakan

d. Koperasi Perikanan

e. Koperasi Kerajinan / Industri

f. Koperasi Simpan Pinjam

g. Koperasi Konsumsi

Ir.Kaslan A.Tohir, dalam bukunya yang berjudul “Pelajaran

Koperasi” (1964) menyebutkan adanya pengelompokan dari

bermacam-macam koperasi menurut Klasik. Pengelompokan menurut

klasik tersebut hanya mengenal adanya 3 jenis koperasi, yaitu:

1. Koperasi yang dibutuhkan anggota-anggotanya dan membagi

barang-barang itu kepada mereka.

2. Koperasi penghasil tujuan dari koperasi jenis ini ialah

mengerjakan sesuatu pekerjaan bersama-sama.

3. Koperasi simpan pinjam tujuan dari perkumpulan ini adalah

memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk

menyimpan dan meminjamkan uang.

Sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka jenis

Koperasi didasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi.

Jenis-jenis itu ialah koperasi konsumsi, koperasi kredit, dan koperasi

16

produksi. Perkembangan koperasi yang mula-mula hanya terbatas pada

tiga bidang usaha tersebut di atas, lama-kelamaan bertambah luas

sesuai dengan keperluan masyarakat, seperi koperasi pertanian,

koperasi peternakan, koperasi perikanan dan lainnya.

Dasar penjenisan koperasi Indonesia adalah dari dan maksud

untuk efesiensi suatu golongan dalam masyarakat yang homogen

karena kesamaan aktivitas dan kepentingan ekonominya, misalnya

koperasi yang bersifat khusus seperti koperasi batik, koperasi

perumahan, koperasi listrik desa, koperasi asuransi dan koperasi lainnya.

Guna kepentingan dan perkembangan daerah kerja serta menjamin

efisiensi ekonomi koperasi yang bersangkutan juga demi ketertiban,

diusahakan hanya satu koperasi yang setingkat dan sejenis untuk satu

daerah kerja.

Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis

usaha untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi

yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golongan, yaitu:

1. Koperasi Konsumsi

2. Koperasi Kredit

3. Koperasi Produksi

4. Koperasi Jasa

5. Koperasi Serba Usaha9

9 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, op.cit, hal. 18

17

2.1.2 Landasan Koperasi

Indonesia adalah Negara hukum. Segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya. Hukum melindungi kepentingan segenap

warga Negara dan mengatur hubungan satu terhadap yang lain, agar

terjalin dalam keserasian serta ketertiban.

Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi telah

mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi di

Indonesia sangat kuat. Sementara bangun usaha bukan koperasi masih

mengikuti warisan sistem hukum lama peninggalan belanda yaitu hukum

dagang dan hukum perdata, koperasi telah memiliki undang-undang

sendiri. Namun demikian, perlu dipahami bahwa perubahan sistem

hukum dapat berjalan lebih cepat dari perubahan alam pikiran dan

kebudayaan masyarakat sehingga koperasi dalam kenyataan belum

berkembang secepat yang kita inginkan meskipun memiliki landasan

hukum yang kuat.

Dalam hal ini dapat dikemukakan 3 macam landasan, yaitu

landasan idiil, landasan strukturil dan landasan mental.

1. Landasan idiil

Ideal dalam bahasa Inggris berarti gagasan atau cita-cita.

Yang dimaksud landasan idiil koperasi adalah dasar atau

landasan yang digunakan dalam usaha mencapai cita-cita

koperasi.

18

Koperasi sebagai kumpulan sekelompok orang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan anggota. Gerakan koperasi sebagai

organisasi ekonomi rakyat yang hak hidupnya dijamin oleh

UUD 45 bertujuan mencapai masyarakat adil dan makmur.

Jadi tujuan sama dengan apa yang dicita-citakan oleh

seluruh bangsa Indonesia. Dalam rangka usaha mencapai cita-

cita tersebut koperasi berlandaskan Pancasila. Dengan

perkataan lain landasan idiil koperasi adalah Pancasila.

2. Landasan Struktural

Struktural dalam bahasa Inggris berarti susunan. Yang

dimaksud landasan struktural koperasi adalah tempat

berpijak koperasi dalam susunan hidup bermasyarakat.

Tata kehidupan di dalam suatu Negara dalam Undang-

undang Dasar. Di Indonesia berlaku Undang-undang Dasar

tahun 1945 atau disebut UUD 45. karena koperasi merupakan

salah satu bentuk susunan ekonomi di masyarakat, maka

landasan strukturil koperasi di Indonesia tidak lain adalah UUD

45.

Undang-undang Dasar berisi aturan pokok yang

menyangkut tata hidup bernegara. Di dalamnya tercantum

ketentuan-ketentuan secara garis besar tentang bentuk negara,

susunan pemerintah, pertahanan, pendidikan, kesejahteraan

19

dan sebagainya. Koperasi merupakan masyarakat. Di dalam

UUD 45 hal ini diatur dalam pasal 33 ayat (1) yang berbunyi

sebagai berikut:

“Perekonomian diatur sebagai usaha bersama

berdasarkan asas kekeluargaan”.

3. Landasan Operasional Koperasi Indonesia

a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 serta penjesaannya.

b. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN.

c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1967 tentang pokok-

pokok perkoperasian.

d. Anggaran Dasar dan Anggrara Rumah Tangga Koperasi.10

Didalam UURI No. 25 / 1992 juga menyebutkan UUD 1945

sebagai landasan koperasi. Hal ini, ditegaskan dalam batang tubuh pasal

33 ayati 1 beserta penjelasannya. Disitu dicantumkan secara ekplisit

bahwa bangun perusahaan yang sesuai dengan pasal 1 adalah koperasi.11

2.1.3 Bentuk Koperasi

Dalam PP No. 60 Tahun 1959 (pasal 13 Bab IV) dikatakan

bahwa yang dimaksud dengan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat

10 Ninik Widiyanti, op.cit, hal 36

11 M. Firdaus, op.cit, hal 42

20

koperasi yang didasarkan pada cara-cara pemusatan, pengaabungan dan

perindukannya.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka terdapatlah 4 bentuk

koperasi yaitu:

1. Primer.

2. Pusat

3. Gabungan.

4. Induk.

Keberadaan dari masing-masing bentuk koperasi tersebut,

disesuaikan dengan wilayah administrasi pemerintahan, seperti tersebut

dalam pasal 18 dari PP 60/59, yang mengatakan bahwa:

1. Di tiap-tiap desa ditumbuhkan koperasi desa.

2. Di tiap-tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi.

3. Di tiap-tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan induk

koperasi.

Undang-undang No. 12/1967 tentang pokok-pokok

perkoperasian masih mengaitkan bentuk-bentuk koperasi itu dengan

wilayah administrasi pemerintahan (pasal 16) tetapi tidak secara

ekpresif mengatakan bahwa koperasi pusat harus berada di ibukota

kabupaten dan koperasi gabungan harus berada di tingkat propinsi

seperti yang tertera dalam PP 60/59. pasal 16 butir (1) Undang-undang

No. 12/67 hanya mengatakan daerah kerja koperasi Indonesia pada

21

dasarnya, didasarkan pada kesatuan wilayah administrasi pemerintahan

dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas maka tidak

mengherankan, jika suatu koperasi, seperti koperasi pegawai Negeri,

pusatnya umumnya berkedudukan di ibukota kebupaten, sedangkan

jenis koperasi yang lain seperti KUD, pusatnya berkedudukan di ibukota

propinsi. Perbedaan dalam pembentukan atau pemusatan koperasi yang

dikaitkan dengan administrasi pemerintahan, rupanya tidak hanya terdapat

antara suatu jenis koperasi dengan jenis koperasi lain, seperti antara

jajaran koperasi unit desa dan jajaran koperasi pegawai negeri, tetapi

ternyata perbedaan seperti tersebut di atas juga ditemukan dalam jajaran

satu jenis koperasi sendiri. Sebagai contoh dapat kita lihat pada jajaran

koperasi pegawai negeri, pada tingkat propinsi.

a. Induk Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (IKPN-RI)

berkependudukan di Ibukota Negara. Anggota-anggotanya adalah

gabungan koperasi pegawai negeri.

b. Koperasi Pegawai Negeri (GKPN) berkedudukan di ibukota Propinsi.

Anggota-anggotanya dari GKPN ini adalah pusat koperasi pegawai

negeri yang berada di ibukota kabupaten. Tetapi ada beberapa

jajaran koperasi pegawai negeri pada tingkat propinsi yang tidak

menggunakan nama gabungan koperasi pegawai negeri, tetapi

memakai nama pusat koperasi pegawai negeri tingkat I, seperti

yang terdapat di propinsi Sumatera Barat, Lampung, Jambi, DKI

22

Jakarta, Kalimantan Tengah, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku,

Irian Jaya, dan Timor-Timur. Anggota dari koperasi tersebut adalah

Koperasi-Koperasi Primer.

c. Pusat Koperasi Pegawai Negeri (PKPN), yang berkedudukan di

ibukota kabupaten, anggota-anggotanya adalah Koperasi Pegawai

Negeri.

d. Koperasi Pegawai Negeri (KPN) yang anggotanya adalah orang-

orang dan mempunyai wilayah kerja kecamatan atau berada dalam

lembaga pemerintah atau di sekolah atau di kecamatan yang

selanjutnya disebut sebagai PKN Primer.

Disinilah kita melihat pengaruh daripada PP 60/59 terhadap

bentuk atau penjenjangan dari koperasi yang masih mengaitkan dengan

pembagian wilayah administrasi pemerintah. Perlu diketahui bahwa

tidak semua jenis koperasi itu mempunyai 4 jenjang, banyak jenis

koperasi yang hanya mempunyai 3 jenjang, seperti koperasi unit desa

(KUD) dan koperasi karyawan (KOPKAR). Pada tingkat nasional,

KUD mempunyai induk (INKUD), sedangkan pada tingkatan propinsi

PUSKUD. Demikian pula dengan KOPKAR, Induknya berkedudukan di

ibukota tingkat nasional, pusatnya berada di ibukota propinsi.

Selanjutnya koperasi yang anggota-anggotanya adalah orang-orang

disebut Koperasi Primer, sedangkan koperasi yang anggota-anggotanya

adalah organisasi koperasi disebut Koperasi Sekunder, Induk-induk

koperasi, Gabungan koperasi dan pusat-pusat joperasi itu merupakan

23

Koperasi Sekunder. Jadi koperasi karyawan yang berada diperusahaan-

perusahaan, koperasi pegawai negeri yang berada di unit lembaga

pemerintahan dan koperasi unit desa yang berada di desa-desa yang

anggota-anggotanya adalah orang-orang disebut Koperasi Primer.

Bentuk koperasi yang demikian ini di Amerika Serikat disebut Koperasi

Lokal.

Tentang bentuk-bentuk koperasi ini, Undang-undang

No.25/1992 tidak menyebut-nyebut daerah kerja bagi masing-masing

bentuk koperasi yang disesuaikan dengan wilayah administrasi

pemerintahan. Pasal 15 dalam penjelasannya, memberikan uraian

sebagai berikut: Berdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi,

koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai

jenis atau tingkatan. Dalam hal koperasi mendirikan koperasi

sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini dikenal sebagai

pusat, Gabungan dan Induk, maka jumlah tingkatan

maupunpenamaanya diatur sendiri oleh koperasi yang bersangkutan.

Dari pernyataan pasal 16 undang-undang No. 12/67 dan pasal 15

Undang-undang No. 25/1992, dapatlah dikatakan bahwa sesungguhnya

tidak ada keharusan bagi koperasi-koperasi dalam hal penjenjangan ini

harus menyesuaikan diri dengan wilayah administrasi pemerintahan.

Hal ini semata-mata karena pertimbangan praktis dan pertimbangan

historis.12

12 Hendrojogi, op.cit, hal 86

24

2.1.4 Partisipasi Anggota Pada Koperasi

Bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi terdiri atas:

1. Partisipasi dapat dipaksakan dan dapat pula sukarela, jika

tidak dipaksakan oleh situasi dan kondisi maka partisipasi yang

dipaksakan tentu tidak akan cocok dengan prinsip koperasi

keanggotaaan terbuka dan sukarela serta manajemen yang

demokratis. Oleh karena itu partisipasi yang tepat pada

koperasi adalah partisipasi yang bersifat sukarela.

2. Partisipasi dapat formal dan dapat pula informal. Pada partisipasi

yang bersifat formal, biasanya telah tercipta suatu mekanisme

formal dalam pengambilan keutusan, tetapi dalam partisipasi yang

bersifat informal biasanya hanya terdapat persetujuan lisan

antara atasan dan bawahan mengenai bidang partisipasi.

3. Partisipasi bisa bersifat lansung dan bisa bersifat tidak

langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat

mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan,

mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau

terhadap ucapannya. Sedangkan dalam partisipasi tidak

langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi orang lain.

4. Partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan

dapat pula berupa partisipasi insentif. Kedua partisipasi tersebut

timbul sebagai akibat peran ganda anggota sebagai pemilik dan

sekaligus sebagai pelanggan.

25

Sesuai dengan peran ganda yang ditandai oleh prinsip identitas,

maka partisipasi anggota dapat dibagi sebagai berikut.

1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik:

a. Memberikan kontribusinya dalam bentuk keuangan terhadap

pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan

melalui usaha-usaha pribadinya.

b. Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan

keputusan dan dalam proses pengawasan terhadap tata

kehidupan koperasinya.

2. Dalam kedudukan sebagai pelanggan/pemakai memanfaatkan

berbagai kesempatan yang bersifat menunjang kepentingan-

kepentingan yang disediakan perusahaan koperasinya.13

Peran serta / partisipasi dengan kata lain, adalah orientasi

penilaian keefektifan dari pada anggota sebagai suatu unsur mutlak suatu

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Amitai Etzioni, membedakan tiga jenis peran serta diantaranya,

Peran serta Alinatif seperti halnya hubungan antara orang

asing yang bermusuhan, dimana satu pihak ingin memaksakan

dan memanipulasikan kepentingannya dari pihak yang lain. Peran

serta Kalkulatif berorientasi pada hubungan keuntungan seperti

halnya dalam kontak-kontak bisnis. Peran serta Moral

berorientasi pada komitmen berdasarkan internalisasi norma-

norma dan identifikasi kewibawaan atau karena tekanan-tekanan

kelompok social, ketiga jenis peran serta tersebut diatas yang

kadarnya adalah berjenjang dari kalkulatif,moral dan alinatif.14

13 Titik Sartika Partomo, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004, cet 2.

hal. 59 14 Edi Swasono, Mencari bentuk, posisi dan realitas koperasi didalam orde

ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3. hal. 310

26

2.1.5 Manajemen dan pengelolaan Koperasi

Koperasi sebagai bentuk badan usaha yang bergerak dibidang

perekonomian, mempunyai tatanan pengelolaan yang berbeda dengan

badan usaha non koperasi, perbedaan tersebut bersumber pada asas

koperasi yang bersifat demokratis, dimana penggelolaanya adalah dari,

oleh dan untuk anggota.

Oleh karena itu dalam tatanan management koperasi dikenal

adanya rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa dan manager15

Adapun bagan pengelolaan koperasi adalah sebagai berikut:16

Tabel 2.1

Bagan Pengelolaan Koperasi

15 U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di

Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1, hal 39 16 Ibid., hal. 12

Rapat Anggota

Dewan

Penasehat Pengurus Badan Pemeriksa

UNIT

Manager

UNIT UNIT

27

Menurut The Contemporary Business Dictionary, manajemen

mempunyai dua makna, yaitu pertama, proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perusahaan untuk

mencapai sasaran tertentu; kedua, para pemimpin perusahaan. Dalam

buku ini digunakan istilah manajemen menurut pengertian yang

pertama.17

Dari literatur dapat dibaca pengertian tentang manajemen yang

satu berbeda dengan yang lain, namun intinya sama. Pada hakikatnya

manajemen dapat disimpulkan sebagai suatu rangkaian tindakan

sistematik untuk mengendalikan dan memanfaatkan segala faktor

sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Maka ada dua unsur

utama yang terdapat dalam pengertian manajemen, yaitu unsur

pengendalian dan unsur pemafaatan sumber daya.

Fungsi manajemen menurut George R. Terry adalah sebagai

berikut.

1. Perencanaan (planning)

Fungsi ini mengidentifikasi bahwa dalam pengelolaan

perlu ada perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai

target yang ditentukan, baik untuk jangka panjang maupun

pendek yaitu pembuatan program-program kegiatan serta sarana

yang diperlukan masuk keterkaitannya dengan pihak ketiga.

17 Titik Sartika Partomo, op. Cit, hal.66

28

2. Pengorganisasian (organizing)

Fungsi ini memfokuskan pada cara agar target yang

dicanangkan dapat dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan

wadah/perangkat organisasi, yang inti adalah:

a. Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas

berbagai lapisan atau kelompok dan jenis tugas yang

diperlukan.

b. Memperhatikan rentang kendali.

c. Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok

lapisan kerja guna mencapai sasaran yang ditetapkan.

3. Pelaksanaan (actuating)

Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia

wadah yang berupa organisasi dengan uraian tugas dan

hirarkinya belum akan berjalan aktif tanpa dicetuskan mengenai

pelaksanaan dari tugas dalam organisasi tersebut, Terry

menyebutkan actuating means move to action.

4. Pengawasan (controlling)

Untuk meyakinkan para pemilik perusahaan, dalam hal

ini para anggota koperasi, maka rapat anggota perlu membentuk

suatu badan di luar pengurus yang bertugas memantau atau

meneliti tentang pelaksanaan kebijakan yang ditugaskan kepada

pengurus. Badan tersebut adalah pengawas. Prinsip controlling

ini harus dijabarkan dalam organisasi koperasi. Selain

29

controlling tersebut dilakukan oleh pengawas,pengurus wajib

menciptakan suatu sistem pengendali atau bisa disebut build in

control, sistem kerja yang mengandung build in control ini perlu

dijabarkan dalam organisasi.

2.1.6 Perbedaan koperasi dengan badan usaha lain.

Dalam ilmu ekonomi, koperasi termasuk badan usaha yang

berbentuk badan hukum. Akan tetapi koperasi memiliki ciri tersendiri

yang berbeda dengan badan-badan usaha lain, antara lain:

Koperasi:

a. Tidak mencari keuntungan sebesar-besarnya. Maksud pertama adalah

memperbaiki kesejahteraan anngota (benefit associatin).

b. Orang (anggota) yang diutamakan modal hanya sebagai alat.

Keuntungan dibagi menurut jasa anggota terhadap terjadinya

keuntungan itu.

c. Anggota mempuyai hak suara yang sama (demokrasi)

d. Modal koperasi berubah-ubah, bergantung pada keluar masuk anggota.

e. Bekerja secara terang-terangan sehingga dapat diketahui.

Badan usaha lain:

a. Mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit association).

b. Uang (modal) diutamakan, orang (anggota) faktor kedua. Modal

berkuasa dan keuntungan dibagi menurut besarnya modal.

30

c. Hak suara bergantung besarnya modal yang dimiliki

d. Modal badan usaha tetap.

e. Merahasiakan cara bekerjanya supaya dapat keuntungan.18

2.2 PONDOK PESANTREN

2.2.1 Pengertian Pondok Pesantren

Kata Pondok mengandung makana, bangunan utuk tempat

sementara, biasanya didirikan diladang sawah, hutan dan sebagainya.19

Dalam perkembangan selanjutnya kata pondok dapat berarti bangunan

tempat tinggal yang berpetak-petak, berdinding bilik, beratap rumbia

untuk tempat tinggal beberapa anggota.

Sementara itu kata pesantren berasal dari kata santri. Kata santri

yang berarti “orang yang mendalami ilmu agama islam atau juga orang

yang beribadat dengan bersungguh-sungguh dan biasa disebutn dengan

oarang uang saleh”. Dari kata santri, diberi awalan “pe” dan akhiran

“an” menjadi “pesantrian” atau “pesantren” yang artinya tempat untuk

tinggal dan belajar para santri.20 Lembaga pendidikan yang

memberlakukan pola penempatan para santri dengan tempat tinggal di

dalam pondok-pondok seperti itu kemudian dikenal dengan sebutan

pondok pesantren, disingkat dengan ponpes dan ada yang menyingkat

18 U. Purwanto, op. Cit, hal 15-16

19 Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka,

1988, hal. 695 20 Zamakhairi Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1985, hal 18

31

dengan pontren pola penempatan para santri seperti berbeda dengan

dengan lembaga pendidikan sekolah umum.

Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan

islam dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan

materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan

utnuk menguasai ilmu agama islam secara detail, serta

mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan

menekankan pentingnya moral kehidupan bermasyarakat.

Pesantren secara definitif tidak dapat diberikan batasan yang

tegas, melainklan terkandung fleksibilitas pengertian yang memenuhi

ciri-ciri yang memebrikan pengertian pondok pesantren. Jadi pondok

pesantren belum ada pengertian yang lebih konkrit, karena masih

meliputi beberapa unsur untuk dapat mengartikan pondok pesantren

secara komprehensif.

Maka dengan demikian sesuai dengan arus dinamika zaman,

definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau

pada tahap awalnya pesantren pesantren diberi makna dan pengertian

sebagi lembaga pendidikan tradisional, tetapi saat sekarang pesantren

sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak lagi selamanya benar.

2.2.2 Sistem Pendidikan pondok pesantren

Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-ciri

tersendiri, pesantren memiliki tradisi keilmuan seperti lembaga-

32

lembaga lain. Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga

pendidikan, walaupun ia mempunyai fungsi tambahan yang tidak kalah

pentingnya dengan fungsi pendidikan tersebut.

Berdaasarkan Peraturan Menteri Agama RI No. 3 Tahun 1979

tentang pemberian bantuan pada Perguruan Agama Islam pasal 2 ayat

2 (d) telah disebutkan bahawa:

“Pondok pesantren yaitu: lemabaga pendidikan agama islam

yang diasuh oleh seorang kyai dan yayasan atau organisasi dengan

sistem asrama pengajaranya dalam bentuk sekolah/madrasah dengan

masa belajar yang disesuaikan jenis tingkatan sekolah atau progam

kitab disesuiakan dan diselesaikan, serta menjadikan masjid sebagi

pusat kegiatan”21

Menurut Moses Caesar Assa pendidikan Ponpes sebagian besar

dari Sistem Pendidikan Nasional, ponpes pendidikan didukung oleh 3

unsur utama, yaitu:

(1) Kyai sebagi pendidik sekaligus pemilik pndok dan santri.

(2) Kurikulum pondok pesantren.

(3) Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, Rumah

Kyai (Ndalem) dan pondok, serta sebagian madrasah dan

bengkel-bengkel kerja keteampilan.

Dalam melaksanakan kegiatanya didukung oleh semboyan

“Tri Dharma Pondok Pesantren” yaitu

(1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

(2) Pengemabangan keilmuan yang bermanfaat

21 Marwan Suridjo, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979, hal.

43

33

(3) Pengabdian terhadap agama, masyarakat dan negara. 22

2.3 KEWIRAUSAHAAAN (ENTREPRENEURSHIP)

2.3.1 Definisi Wirausaha (Entrepreneur)

Wirausaha dan kewirausahaan (Entrepreneur) merupakan istilah

yang masih baru di Indonesia. secara historis kewirausahaan ini mulai

diperkenalkan pada abad ke-18 di prancis oleh richard cantillon. Pada

periode yang sama di inggris juga sedang terjadi revolusi industri yang

melibatkan sejumlah wirausaha.23

Kata wirausaha atau “pengusaha” diambil dari bahasa Perancis

“entrepreneur” yang pada mulanya berarti pemimpin musik atau

pertunjukan. Dalam ekonomi, seorang pengusaha berarti orang yang

memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil.

Pengertian kewirausahaan itu sendiri berkembang sejalan

dengan evolusi pemikiran para ahli ekonomi di dunia barat, kemudian

menyebar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. di negara kita

sendiri konsep entrepreneurship tersebut dialih bahasakan sebagai

keriraswastaan atau kewirausahaan, sementara entrepreneur sebagai

wirausaha.

Dari sejumlah definisi yang dikemukakan diatas diketahui

bahwa terdapat banyak banyak keragaman definisi yang terjadi. Hal ini

22 Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok

Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007 hal. 26 23 Agus Wibowo, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta;

Pustaka Belajar, 2011, cet 1, hal. 23

34

sangat mungkin, karena konsep kewirausahaanitu dinamis dan akan

selalu mengalami perubahan seiring dengan kemajuan yang dicapai

oleh perkembangan ilmu itu sendiri.

2.3.2 Urgensi pendidikan kewirausahaan

Pengembangan entrepreneurship (kewirausahaan) adalah kunci

kemajuan. Mengapa? Itulah cara mengurangi jumlah pengangguran,

menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari

kemiskinan dan keterpurukan ekonomi. Lebih jauh lagi dan politis,

meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermatabat.

Dalam ranah pendidikan, persoalanya menyangkut bagaimana

dikembangkan praktis pendidikan yang tidak hanya menghasilkan

manusia yang trampil dari sisi ulah intlektual, tetapi juga praksis

pendidikan yang inspiratif pragmatis. Praksis pendidikan, lewat

kurikulum, sistem dan penyelenggaraanya harus serba terbuka,

eksploratif dan membebaskan. Tidak hanya praksis pendidikan yang

link and match (tanggem), yang lulusanya siap memasuki lapangan

kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.24

Pendidikan kewirausahaan di kurikulum selama ini baru

menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan

belum pada tingatan internalisasi serta tindakan nyata dalam kehidupan

sehari-sehari. Disamping itu berlakunya sistem desentralisasi

24 Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT. Kompas

Media Nusantara, 2012, hal 125

35

berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan, termasuk pada

manajemen pendidika yaitumajemen yang memberi kebebasan dalam

pengelolaan pendidikan.

Adanya kebebasan dalam pengelolaan pendidikan itu,

diharapkan dapat menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang

lebih baik, sehingga dapat menghasilakan output yang berkualitas baik

dilihat dari kualitas akdemiknya maupun non-akademik. Kualitas

akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait

dalam bidang ilmu, sedangkan kualitas non-akademik berkaitan

dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka

usaha/lapangan kerja sendiri. Lulusan pendidikan diharapkan memiliki

karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.25

Dari uraian-uraian tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa jiwa

kewiraushaan itu bukanlah hasil bimsalabim, faktor keturunan, atau

sesuatu ambil jadi. Namun, kewirausahaan itu dapat dipelajari secara

ilmiah, dan bisa saja ditumbuhkan bagi siapa pun juga, mesti tanpa

mngenyam pendidikan kewirausahaan atau bangku pendidikan formal.

Yang mempunyai syarat semangat untuk mencoba, dan belajar dari

pengalaman.

Adapun pendidikan kewirausahaan merupakan upaya

menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui

25 Agus Wibowo, op. Cit, hal 30

36

pendidikan maupuninstitusi lain seperti lembaga pelatihan, trining dan

sebagainya.

2.4 Kerangka Berpikir

Pengelolaan Koperasi yang melibatkan santri ini pada

hakikatnya merupakan sesuatu upaya bantuan untuk menambah

pengetahuan santri baik putri maupun putra yang sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan, baik berupa teori maupun prakteknya dalam

pengelolaan koperasi.

Koperasi yang ada di Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo ada

beberapa macam, ada koperasi putri yang pengelolaan koperasinya

dikelola oleh santri putri maupun koperasi yang ada disantri putra

pengelolaan koperasinya dikelola oleh santri putra tetapi dibawah

bimbingan pengasuh dan pengurus pondok yang bersangkutan, tidak

hanya itu di Koperasi Sirojuth-Tholibin juga adanya koperasi pusat

yang pengelolaannya melibatkan alumni yang sedang menjalankan

pengabdian selama di Pesantren, koperasi ini merupakan pusat dari

koperasi yang diatas dan pada koperasi pusat ini selain menyediakan

kebutuhan para santri dan guru juga menyediakan kebutuhan

masyarakat dan bersifat terbuka.

Pada dasarnya belajar masalah koperasi merupakan suatu

usaha untuk melahirkan perubahan individu berdasarkan aktivitas serta

pengalaman yang diperolehnya. Dalam proses pengelolaan terkadang

santri merasa kesulitan disebabkan faktor internal dan faktor eksternal

37

yang ada pada diri santri sendiri. Dalam hal ini pengasuh mempunyai

tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan hasil belajar santrinya.

Adapun kewirausahaan disini sebagai salah satu progam koperasi

untuk membagun jiwa kemandirian sebagai bekal kelah dalam kehidupan

yang mendatang setelah lulus dari pondok pesantren.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diduga bahwa adanya

pengaruh dalam mengelola koperasi ponok pesantren terhadap jiwa santri.

Untuk lebih jelas bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Kerangka Berpikir

PLANNING

(X1)

KOPERASI PONDOK

PESANTREN

ORGANIZING

(X2)

ACTUATING

(X3)

CONTROLLING

(X4)

SANTRI PUTRA

SANTRI PUTRI

ENTREPRENEURSHIP

(Y)

38

2.5 Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan kerangka fikir yang telah

dikemukakan, maka dirumuskan hipotesis terhadap masalah yang dikaji.

Adapun yang menjadi hipotesis penelitian ini, yakni terdapat pengaruh

pengelolaan koperasi pesantren Sirojuth-Tholibin terhadap pembentukan

jiwa wirausaha para santri. Berdasarkan kajian teori dan kerangka

berfikir yang telah diuraikan diatas, maka diajukan penelitian sebagai

berikut:

Ha : Terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren terhadap

pembentukan jiwa wirausaha para santri

Ho :Tidak terdapat pengaruh dalam pengelolaan koperasi pesantren

terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai

dalam pengumpulan data dan menganalisis data yang diperlukan guna

menjawab permasalahan yang dihadapi, penggunaan metode ini

dimaksudkan untuk menemukan dan mengumpulkan data yang valid,

akurat, serta signifikan dengan masalah yang diangkat, sehingga

diperlukan sebagai pengungkapan masalah yang dipakai.

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian dengan deskriptif kuantitatif, Kuantitatif adalah suatu

proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita

ketahui.1 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.2

1 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4, hal. 105 2 Moh.Nazir, Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3, hal 63

40

3.2 Tempat Penelitian

Tempat yang menjadi objek penelitian adalah Koperasi

Pondok Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kec. Tanggung Harjo, Kab.

Grobogan Provinsi Jawa Tengah.

Penulis akan melakukan wawancara dengan Ketua Koperasi

untuk melihat situasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin dan

memperoleh data mengenai sejarah, latar belakang, struktur organisasi,

tugas dan fungsi, tata tertib, program kerja, keadaan wilayah, dan

keterangan-keterangan mengenai kondisi Koperasi seperti keadaan

pembeli, karyawan, santri yang terlibat dalam pengelolaan Koperasi.

3.3 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang penulis inginkan yaitu:

penelitian akan diarahkan pada terwujudnya suatu deskripsi yang

mengungkapkan secara faktual tentang pengaruh pengelolaan koperasi

pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wira usaha para

santri dan apa manfaat yang diperoleh para santri setelah mengikuti

anggota koperasi.

3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua santri Pondok

Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo. Sedangkan sampel yang penulis

gunakan adalah anggota koperasi Zaduna. Teknik pengambilan sampel

41

dalam penelitian ini menggunakan cara quota sample yaitu cara

mengumpulkan data dan peneliti menghubungi subjek yang memenuhi

persyaratan ciri-ciri populasi, dan yang dihubungi adalah subjek yang

mudah ditemui.3 Penulis memilih sampel dari santri putra maupun putri

dengan berbagai kalangan (santri huffadz, santri muhadloroh, dan santri

kurikulum) yang berjumlah 60 orang, diantaranya 30 santri putri dan 30

santri putra.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk kepentingan ini, penulis akan

menggunakan teknik Dokumentasi, Angket.

3.5.1 Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis.4 Penulis mengumpulkan data-data dengan

meneliti data-data yang telah di dokumentasikan oleh pihak

koperasi seperti data statistik grafik, dokumen-dokumen penting,

peraturan-peraturan, dan lain-lain.

3.5.2 Angket

Angket, adalah daftar pertanyaan atau pernyatan yang

dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak

3 Margono, op. Cit, hal 125 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka

Cipta, 2002, Cet. V, hal 135

42

langsung.5 Angket ini berisi pertanyaan dengan jawaban alternatif

yang berkenaan dengan pengaruh Pengelolaan Koperasi Pesantren

terhadap pembentukan jiwa wirausaha santri.

3.5.3 Observasi

Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung (tanpa alat) terhadap gejala

objek yang di teliti, baik yang dilakukan dalam situasi sebelumnya

maupun dalam situasi yang khusus diadakan.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Dari jawaban yang telah diberikan oleh responden

kemudian dikompilasi secara sistematik sesuai dengan metode

statistik, tentang judul skripsi ini yang penulis buat yang

terdiri dari beberapa pertanyaan yaitu, yang berkenaan dengan

pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren terhadap

pembentukan jiwa wira usaha para santi. Dengan jumlah

pertanyaan 20 soal.

Angka- angka yang diperoleh dari perhitungan nilai skor

yang telah dihitung tersebut kemudian penulis susun melalui

beberapa uji dengan progam SPSS.

5 Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998, Cet. I,

hal 99

43

Adapun perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan

sebagai berikut;

Jawaban positif

a. jawaban option SS (Sangat Setuju) skor nilai 4

b. jawaban option S (Setuju) skor nilai 3

c. jawaban option TS (Tidak Setuju)skor nilai 2

d. jawaban option STS (Sangat Tidak Setuju) skor nilai 1

Dari hasil-hasil yang ada, penulis membagi dua menjadi

nilai variabel (X) pengaruh pengelolaan koperasi pesantren.

Dalam hal ini penulis membagi variabel menjadi tiga variabel

yaitu: X1 (planning), X2 (organizing), X3 (actuating) dan X4

(controlling). Dan nilai yang dipengaruhi yaitu variabel (Y)

adalah pembentukan jiwa wirausaha para santri, nilai variabel X

dan Y kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk susunan

angka-angka statistik.

Setelah ditemukan hasil perhitungan data yang disusun

dalam bentuk angka-angka statistik tersebut, selanjutnya

menganalisis data, yang merupakan suatu cara yang digunakan

untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami

oleh orang yang meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin

mengetahui hasil penelitian.

44

3.6.2 Teknik Analisis Data

Analisis untuk mengetahui pengaruh pengelolaan koperasi

pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa

wirausaha para santri dengan menggunakan analisis:

3.6.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.2.1.1 Uji Validitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui validitas butir-

butir pertanyaan. Uji ini pada progam SPSS dapat dilihat

pada kolom corrected item-total correlation yang

merupakan nilai r hitung untuk masing-masing

pertanyaan. Apabila r hitung berada di bawah 0,05 berarti

valid.6

3.6.2.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang

menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam

mengukur gejala yang sama, untuk menghitung reabilitas

di lakukan dengan koefisien Croanbach Alpha.7 Reliabilitas

suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai

Cronbach alpha > 0,60

3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik

6 Imam ghozali, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang: Badan

Penerbit undip, 2002, h. 132. 7 Husain Umar, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum, 2000, h. 135.

45

Uji asumsi klasik dilakukan dengan metode regresi

berganda, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi,

yaitu:

3.6.2.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antara

variabel independen.8 Model regresi dinyatakan tidak ada

multikolineritas jika nilai VIF kurang dari 10.

3.6.2.2.2 Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan

lainnya. Tes Durbin Watson dapat digunakan untuk menguji

ada tidaknya autokorelasi.9

3.6.2.2.3 Uji Heteroskedasitas

Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians.

Dasar analisis:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang)

melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

8Imam Ghazali, Op.cit., h. 56. 9Agus Purwoto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo, h. 96.

46

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas

dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.10

3.6.2.2.4 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah

distribusi sebuah data mendekati distribusi normal, yakni

distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data

yang baik adalah data yang mendekati distribusi normal,

yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke

kanan.11

Uji normalitas juga dapat diuji melalui normal

probability plot.12 apabila grafik menunjukkan penyebaran

data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal maka model regresi tersebut memenuhi

asumsi normalitas.’

3.6.2.3 Pengujian Hipotesis

3.6.2.3.1 Analisis Regresi Berganda

Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji statistik yaitu

deskriminasi analisis. Alasan yang mendasari penggunaan alat

10Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial,

Jakarta:Salemba Humanika, 2009, h. 92. 11Singgih Santoso, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010, h. 43. 12Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010, h.

90.

47

statistik ini karena penelitian ini menguji objek yang

mempunyai dua katagori mutual eksklusif berdasarkan

bebberapa variabel independen. Persamaan regersi yang

digunakan adalah :13

Y = a+b1 X1 + b2 X2+b3 X3 +b4 X4 + e

Dimana :

Y = pembentukan jiwa wirausaha para santri

a = konstanta interception

b = koefesien regresi yaitu besarnya perubahan yang

terjadi pada Y jika suatu unit perubahan pada variable bebas

(variable X)

X1 = planning

X2 = organizing

X3 = actuating

X4 = controlling

e = kesalahan random

13 Iqbal Hasan, pokok-pokok materi statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 269.

48

3.6.2.3.2 Uji T (Uji Parsial)

Adalah uji yang di gunakan untuk menyatakan signifikan

pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel

terikat, langkah-langkah:

1. Menentukan hipotesis nihil dan alternatif.

Ha :b1,b2,b3,b4 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan

antara pengelolaan koperasi pondok pesantren

(kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha

para santri).

Ho :b1,b2,b3,b4 = 0 (tidak ada pengaruh yang

signifikan antara pengelolaan koperasi pondok

pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa

wirausaha para santri).

2. Menentuksn level of significant (Ó = 0,05)

3. Kriteria pengujian

Pengujian dengan tingkat signifikan sebesar 0,05

dan degree of freedom (dk): n-k, maka diperoleh nilai t.

Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara t tabel

dengan t hitung . Apabila jika t hitung lebih kecil dari t tabel

maka Ho diterima, artinya masing-masing variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

perubahan nilai variabel dependen. Apabila t hitung lebih

besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

49

masing-masing variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen

4. Perhitungan nilai t

Dimana:

B = koefisien regresi dari variabel (X)

Sb1 = standar error koefisien regresi

5. Kesimpulan

Dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dapat

diketahui pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren)

terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.

3.6.2.3.3 Uji F (Simultan)

Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh

antara empat variabel bebas (planning, organizing, actuating,

controlling) terhadap variabel terikat (pembentikan jiwa

wirausaha) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui

apakah dengan yang sudah ada dapat diterima atau ditolak.

Apapun criteria pengujiaannya adalah sebagai berikut:

1. Ho : b1=b2=b3=b4 = 0 artinya bahwa pengelolaan

koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama-

sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.

2. Ha : b1≠b2≠b3≠b4 ≠ 0 artinya bahwa pengelolaan

koperasi pondok pesantren (kopontren) secara bersama-

50

sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

pembentukan jiwa wirausaha para santri.

3. Menentukan level of signifikan α = 0,05

4. Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah

sebagai berikut:

Ha = diterima apabila F-hitung ≤ F-tabel

Ho = ditolak apabila F-hitung > F-tabel

5. Kesimpulan

Dengan membandingkan F hitung dan F table

diketahui pengaruh tingkat motivasi kerja Islam dan

budaya kerja Islam terhadap produktivitas kerja.

3.6.2.3.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah di

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel independen. Untuk menjelaskan aplikasi dengan

menggunakan program SPSS.14

14 Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000, h. 45- 48.

51

Tabel 3.1

Variabel, Difinisi, Indikator dan Item Indikator

Varibel Difinisi Indikator Item

Tahap

Perencanaan

(planning)

(X1)

Proses

perencanaan

terhadap

kegiatan/progam

yang akan

dijalankan dalam

sebuah kopontren

• Merumuskan tujuan

koperasi

• Merumuskan tugas

pengurus koperasi

• Merumuskan garis-garis

komando

• Merumuskan hal-hal yang

menarik minat konsumen

1

1

2

2

Tahap

Pengorganisasi

an

(organizing)

(X2)

Tahap

memebentuk

sebuah organisasi

kepengurusan

yang menjalankan

roda

keberlangsungan

dalam sebuah

kopontren

• Menciptakan hubungan

yang harmonis sesama

pengurus

• Rapat koordinasi dari

berbagai unit

1

1

Tahap

Pelaksanaan

Tahap untuk

pelaksanaan yang

• Melayani konsumen

dengan sebaik-baiknya

2

52

(actuating)

(X3)

telah

diprogamkan

dalam

perencanaan yang

telah menjadi

progam kopontren

• Memberikan kesempatan

kepada konsumen untuk

menyampaikan

aspirasinya

• Menjalankan hak-hak dan

kewajiban

• Mengetahui tugas masing-

masing

1

2

1

Tahap

Pengawasan

(controlling)

(X4)

Tahap teakhir

yaitu pengawasan

atas pelaksanaan

kegitan dari

keseluruhan

kegiatan yang

berjalan dalam

sebuah kopontren

Mengadakan rapat terhadap

pengelolaan koperasi melalui:

• Musyawarah pengurus

koperasi pesantren

Sirojuth-Tholibin

• Ada atau tidak hambatan

selama kegiatan

beroperasi.

• Evaluasi secara

keseluruhan dari berbagai

unit

1

2

1

Jiwa

Wirausaha

(Entrepreneurs

hip)

Arah pemikiran

mandiri, yang

dapat menggali

ide untuk

Pembentukan jiwa wira usaha

santri melalui berikut ini:

• Mengadakan pelatihan

jiwa wira usaha dan

1

53

(Y)

dijadikan peluang

usaha untuk

mengasilkan

sesuatu

pelatihan mendirikan

koperasi khusus kepada

anggotanya

• Praktik pembuatan bahan

mentah menjadi bahan

matang

1

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gamabaran Umum Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin

4.1.1 Profil Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin

Koperasi ini berdiri bertepatan dengan berdirinya pondok

pesantren sirojuth-tholibin, yakni Pondok Pesantren Sirojuth

Tholibin berdiri pada tahun 1941 M oleh Al Maghfurlah Kyai

Syamsuri Dahlan yang berasal dari Desa Tlogogedong Kec.

Karangawen Kab. Demak, sedangkan istri, Nyai Muslihah

Syamsuri berasal dari desa Tanggung Kec. Tanggungharjo Kab.

Grobogan, putri KH. Syarqowi, sang guru dan mertua Kyai

Syamsuri. Dan Sekarang dipimpin oleh pengasuh pon-pes yaitu

Drs. K.H. A. Baidlowi syamsuri, Lc. H (alumnus Universitas Islm

Madinah fak. Hadis)

Kopontren ini memepunyai badan hukum dengn S.K.

menteri dan HAM RI NO. C-499. HT.03.01 – Th. 2005 bertas

namakan Koperasi Pondok Pesantren “ZADUNA”. Koperasi ini

berkududukan di Komplek Pondok Pesantren Sirojuth-Tolibin

RT: 010 RW:001 Desa Brabo kecamatan Tanggungharjo

Kabupaten Grobogan.

Kopontren didirikan pertama kali dengan modal yang

diperoleh hanya dari simpanan pokok dan simpanan wajib

saja.usaha-usaha yang dikelola oleh Kopontren ini masih terbatas

55

pada penyediaan alat-alat tulis kantor dan penyediaan kebutuhan

para anggota Pondok Pesantren itu sendiri. Seiring perkembangan

zaman para pengurus anggota Kopontren terus mencoba

memajukan Kopontren tersebut dengan membuat usaha-usaha

baru tanpa harus meninggalkan usaha yang lama.

Adapun Unit/jenis Usaha yang dikembangkan di kopontren

ini adalah:

1. Simpan dan pinjam

Kopontren telah memebagi simpana dalam 3 jenis yaitu:

a. Simpanan pokok; simpanan ini harus dibayarkan oleh anggota

saat pertama kali masuk sebagai anggota.

b. Simpanan Wajib; simpanan yang harus dibayarkan oleh

anggota dalam waktu satu bulan satu kali.

c. Simpanan Bebas; simpanan yang berdasar atas sukarela dari

anggota.

2. Jual beli kebutuan pokok santriwan/santriwati

3. Jasa rental mobil inventaris koperasi pondok pesantren Sirojuth-

Tholibin “Zaduna”

4. Mengolah dan memproduksi bahan mentah menjadi bahan siap saji

yang bahan awalnya terbuat dari jamur.

56

4.1.2 Latar Belakang Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin

“ZADUNA”

Latar belakang didirikannya Kopontren ialah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi semua kebutuhan santri di dalam

Pesantren,karena dengan tersedianya semua kebutuhan, para santri

tidak akan berbelanja di luar Pesantren yang akan mengganggu

jalannya disipilin Pesantren.

2. Sebagai sumber dana dari pesantren. Kopontren adalah salah satu

usaha Pesantren yang mempunyai andil besar dalam membantu

usaha perkembangan dan pembangunan Pondok Pesantren.

3. Salah satu wahana pendidikan perkoperasian bagi para santri baik

teoritis maupun praktis.

4.1.3 Struktur Organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin

“ZADUNA”

Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” berdiri pada

tahun 1941 bertepatan dengan berdirinya Pondok Pesantren Sirojuth-

Tholibin, yang merupakan lembaga swasta yang bergerak dibidang

pendidikan kitab kuning. Dan mempunyai tuntutan untuk menerapkan

manajemen secara professional dan tunduk pada ketentuan peraturan

yang berlaku. Dalam menjalankan dan nembagi tugas maka Koperasi

Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna” membentuk struktur organisasi,

dimana dalam struktur tersebut terlihat jabatan atau kedudukan

57

tertinggi sampai terendah, 1. Pelindung/pengasuh, 2. pengawas, 3.

Ketua, 4. Sekretaris, 5. Bendahara, 6. Pengurus Koperasi Putri, 7.

Pengurus Koperasi Putra. Tata Usaha Secara lengkap dapat dilihat

pada struktur dibawah ini.

Tabel 4.1

Struktur Kepengurusan Koperasi Pondok Pesantren Sirojut-Tholibin “Zaduna”

Pelindung/Pengasuh

Drs. K.H. A. Baedlowi Syamsuri, Lc. H

Pengawas

K. H. M. Sofi Mubarok AH

Ketua

M. Harits Rofiq Setiawan

Bendahara

Nurhadi

Sekretaris

Muhammad Faqih

Koperasi Putri

Aliyah

Koperasi Putra

Ahmad Ihsan

Tata Usaha putri

Umy Farida

Tata Usaha Putra

Agus Santoso

58

Model struktur organisasi Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin

“Zaduna” berbentuk vertikal, hal ini mendefinisikan bahwa hubungan

yang terjadi diantara penggerak elemen organisasi bersifat formal. Hal

ini terjadi dalam rangka pencapaian tujuan yang optimal dan terarah

dengan didasari berdaya guna dan bertepat guna.

4.1.4 Fungsi dan tugas

Tugas pimpinan sebagai pejabat tertinggi di Pondok Pesantren

Sirojuth-Tholibin adalah sebagai berikut:

a. Pelindung/pengasuh Pondok Sirojuth-Tholibin

Pelindung/pengasuh Sirojuth-Tholibin berfungsi sebagai berikut:

1. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai educator

2. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai administrator lembaga

3. Pelindung/pengasuh Pondok sebagai supervisor

b. Pengawas

1. Mengawasi segala kegiatan pondok pesantren

2. Pengawas pondok sebagai motor penggerak ke dua setelah

pelindung

c. Ketua

Ketua berfungsi sebagai berikut:

1. Ketua sebagai edukator

2. Ketua sebagai Administrator Koppontren

3. Ketua sebagai fasilitator

59

4. Sekretaris

d. Sekretaris berfungsi sebagai berikut:

1. Mencatat atau membukukan keluar masuknya uang

2. Mencatat kejadian-kejadian penting yang berkaitan dengan

koppontren

3. Mencatat barang yang sudah rusak untuk ditukar kembali

4. Mencatat barang yang sudah habis

e. Bendahara

Bendahara berfungsi sebagai berikut:

1. Mencatat keluar masuknya uang

2. Mengecek harga pokok barang dan harga jual

3. Mengatur administrasi koppontren

f. Koperasi Putri

Koperasi Putri berfungsi sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan

dengan Koperasi Putri atau kebutuhan putri

2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putri

3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat

(Kopontren)

4. Mencatat keluar masuknya uang

5. Mengecek barang yang sudah habis

6. Mengatur administrasi Koperasi Putri

g. Koperasi Putra

60

Koperasi Putra berfungsi sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab atas segala urusan yang berhubungan

dengan Koperasi Putri atau kebutuhan putra

2. Mengatur kerja bagian Koperasi Putra

3. Mengadakan musyawarah dengan bagian Koperasi Pusat

(Kopontren)

4. Mencatat keluar masuknya uang

5. Mengecek barang yang sudah habis

6. Mengatur administrasi Koperasi Putra

7. Mengawasi pengembangkan bahan mayang menjadi bahan

jadi (Jamur)

h. Tata Usaha (Putra-putri)

1. Mengecek segala kebutuhan koperasi

2. Mengadakan pelatihan untuk anggota/santri tentang koperasi

3. Mengadakan fariasi kebutuhan santri yang belum terdapat di

koperasi

4.1.5 Omset Pemasukan Keuangan Koperasi Zaduna

No. Jenis Usaha Hasil Pemasukan Periode Mei 2012

Koperasi Zaduna Putra Periode Mei 2012

1. Jual Beli Rp. 9.000.000;

2. Rental Mobil Rp. 3.000.000;

3. Pengembangan Jamur Rp. 12.000.000;

61

4. Wartel Rp. 350.000;

5. Pengembangan Kantin Rp. 4.500.000;

Koperasi Zaduna Putri Periode Mei 2012

1. Jual Beli Rp. 10.000.000;

2. Wartel Rp. 300.000;

3. Pengembangan Kantin Rp. 7.000.000;

Jumlah Rp. 46.150.000;

Keterangan:

1. Pengembangan Jamur, dalam usaha ini dikembangkan hanya di

koperasi putra, harga jamur yang dijual 7.500/kg

2. Rental Mobil, Jenis usaha dengan menyewakan mobil dengan harga

300.000 dengan melihat jauh dan dekatnya perjalanan.

4.1.6 Program Kerja Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna”

A. Program Kerja Umum

1. Membantu Pimpinan Pondok Sirojuth-Tholibin dalam

menerapkan panca jiwa Pondok Moern Sirojuth-Tholibin

2. Membimbing anggota dalam kesadaran beribadah, belajar, dan

berorganisasi

3. Membantu Pimpinan pondok Sirojuth-Tholibin dalam

menerapkan pendidikan dan pengajaran di Pondok Sirojuth-

Tholibin

62

4. Membimbing dan membina serta meningkatkan adanya bahasa

resmi di Pondok Sirojuth-Tholibin

5. Menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun

6. Membentuk kaderisasi

B. Program Kerja Khusus

1. Membuka Kopontren pada waktu yang telah ditentukan

a. Pagi : 06.00 . 08.00

b. Siang : 13.00 . 15.00

c. Sore : 16.00 . 17.30

d. Malam : 19.00 . 00.00

2. Menerima simpanan wajib anggota/santri dengan baik

3. Mengusahakan pembelian barang yang bisa ditukar supaya

mengurangi kerugian

4. Memberi label harga pada setiap barang

5. Mewajibkan kepada santri untuk memakai bahasa resmi ketika

berbelanja

6. Mengadakan bazaar pada hari-hari besar

7. Mencatat haga-harga barang yang ada dan mendata barang

yang habis

8. Meninkatkan laba pertahun

9. Perawatan mobil rental kopontren

10. Mengembangkan produk makanan mentah menjadi makanan

siap saji mulai dari pembibitan dan pengolahanya

63

11. Mewajibkan bagi santri khususnya untuk mengucapkan salam

ketika memasuki Kopontren

12. Menata ruangan Kopontren agar menarik minat pembeli untuk

berbelanja

13. Menindak pembeli yang curang ketika traansaksi jual beli

berlangsung

14. Menerima pesanan barang yang belum tersedia di Kopontren

bilamana memungkinkan

4.1.7 Sarana Prasarana Koperasi Pesantren Sirojuth-Tholibin

“Zaduna”

Pesantren Sirojuth-Tholibin lembaga pendidikan yang tidak

mengesampingkan saran prasarana karena hal ini merupakan salah

satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar

mengajar, sarana prasarana pendidikan ini dapat berupa alat

pengajaran, alat peraga media pengajaran dan alat pelengkap sekolah

maupun bagian-bagian yang lainnya.

Untuk lebih jelas penulis uraikan sarana prasarana di atas sebagai

berikut:

a. Bangunan Ruang Koperasi

Ruang koperasi terdapat 3 ruangan, 1 ruang koperasi putri dan 1

ruang koperasi putra, dan 1 ruang koperasi pusat.

b. Sarana penunjang

64

Sarana yang ada di Koperasi Pesantren Assalam diantaranya

ialah:

1. 1 ruang kantin (putra)

2. 1 ruang kantin (putri)

3. 1 ruangan besar khusus penjualan buku, kitab, simpan pinjam

dan sembako (putra)

4. 1 ruangan besar khusus penjualan buku, kitab, simpan pinjam

dan sembako (putri)

5. 1 unit mobil inventaris koperasi dan sekaligus menjadi alat

untuk jasa rental

6. 1 unit telepon

4.2 ANALISIS DATA

4.2.1 Data Responde

1. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia

Pengelompokan responden berdasarkan usia dapat disajikan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Pengelompokan responden berdasarkan usia:

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid <20 th 55 91,7 91,7 91,7

20-29

Total

Sumber : Data y

2. Pengelo

Valid laki-

perem

Total

Sumber : D

20-29 th

<20 th

Usia

29 th 5 8,3 8,3

Total 60 100,0 100,0

Data yang diolah, 2012

Gambar 4.1

engelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kela

Tabel 4.3

Frequency Percent

Valid

Percent

-laki 30 50,0 50,0

perempuan 30 50,0 50,0

Total 60 100,0 100,0

er : Data yang diolah, 2012

65

8,3 100,0

00,0

s Kelamin

Cumulative

Percent

50,0 50,0

50,0 100,0

100,0

3. Pengelo

pon-pes

Valid 1 th

2 th

3 th

4 th

lainya

Total

Sumber : D

perempua

laki-laki

jk

Gambar 4.2

engelompokan Responden Berdasarkan berapa la

pes

Tabel 4.4

Frequency Percent Valid Percent

10 16,7 16,7

21 35,0 35,0

16 26,7 26,7

6 10,0 10,0

lainya 7 11,7 11,7

Total 60 100,0 100,0

er : Data yang diolah, 2012

66

mpuan

apa lama berada di

Cumulative

Percent

16,7

51,7

78,3

88,3

100,0

4. Pengelo

Valid aktif

tidak a

Total

Sumber : D

lama

Gambar 4.3

engelompokan Responden Berdasarkan keanggotaa

Tabel 4.5

Frequency Percent Valid Percent

aktif 49 81,7 81,7

tidak aktif 11 18,3 18,3

Total 60 100,0 100,0

er : Data yang diolah, 2012

67

lainya

4 th

3 th

2 th

1 th

ggotaan

ercent

Cumulative

Percent

81,7 81,7

18,3 100,0

100,0

4.2.2 Uji Validit

4.2.2.1 Uji Va

skor a

Hal

memba

(df) = n

nilai r

untuk

adalah

sebalik

tidak aktif

aktif

aggota

Gamabr 4.4

aliditas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung

skor atau butir pertanyaan dengan skor konstruk

Hal ini dapat dilakukan dengan uji sig

membandingkan dengan untuk deg

(df) = n-k dalamhal ini n adalah jumlah sampel k ad

Untuk mengetahui soal valid dan tidak vali

nilai rhitungdibandingkan dengan tabel corelation p

untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 60-5 = 55

adalah 0,364. Jika rhitung> rtabel maka soal tese

sebaliknya.

68

hitung korelasi antar

nstruk atau variabel.

i signifikan yang

degree of fredom

adalah konstruk.

k valid dapat dilihat

n produk moment

= 55 untuk alfa 5%

l tesebut valid dan

69

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Item

corected item-

total

correlation (r

hitung )

r tabel Keterangan

Tahap Perencanaan

(planning)

(X1)

P1 0,638 0,364 Valid

P2 0,611 0,364 Valid

P3 0.611 0,364 Valid

P4 0.759 0,364 Valid

P5 0.324 0,364 Valid

P6 0.759 0,364 Valid

Tahap

Pengorganisasian

(organizing) (X2)

O1 0.565 0,364 Valid

O2 0.565 0,364 Valid

Tahap Pelaksanaan

(actuating)

(X3)

A1 0,847 0,364 Valid

A2 0,659 0,364 Valid

A3 0,470 0,364 Valid

A4 0,847 0,364 Valid

A5 0.599 0,364 Valid

A6 0.726 0,364 Valid

Tahap Pengawasan

(controlling)

(X4)

C1 0,364 0,364 Valid

C2 0,432 0,364 Valid

C3 0,794 0,364 Valid

C4 0,794 0,364 Valid

70

Jiwa Wirausaha

(Entrepreneurship)

(Y)

E1 0,436 0,364 Valid

E2 0,436 0,364 Valid

Sumber Data: Output SPSS diolah 2012

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom

corected item-total correlation untuk masing-masing item

memiliki r hitung lebih besar dan positif dibanding r tabel untuk (df)

= 60- 5 = 65 dan alpha 0,05, dengan uji satu sisi di dapat r tabel

sebesar 0,364 maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator

dari ketiga variabel X1 X2 X3 X4, dan Y adalah valid.

4.2.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur

reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah Cronbach

Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki

Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (α > 0,60).

Untuk menguji reliabilitas instrumen maka menggunakan SPSS.

Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Variabel Reliability

Coefficients

Alpha Keterangan

X1 6 Item 0.838 Reliabel

71

X2 2 Item 0,722 Reliabel

X3 6 Item 0,880 Reliabel

X4 4 Item 0,778 Reliabel

Y 2 Item 0,604 Reliabel

Sumbe Data: Output SPSS tang diolah 2012

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki

nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (α > 0,60), sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel X1 X2, X3 dan X4 adalah reliabel dan Y

adalah tidak reliabel.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

4.2.3.1 Analisis Regresi Berganda

Analis data dan pengujian hipotesisdalam penelitian ini

akan dilakukan dengan menggunakan model regresi linear

berganda, dimana dalam analisi regresi tersebut akan menguji

penggolahan data menggunakan bantuan program SPSS

berdasarkan data-data yang diperoleh dari 60 responden.

Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk

variabel bebas X1= -0,282, X2 = -0,675, X3 = 0,932 dan X4 = -

0,220 dengan konstanta sebesar 1,188 sehingga model persamaan

regresi yang diperoleh adalah:

Y =1,188 - 0,282 (X1) -0,675(X2) + 0,932 (X3)-0,220 (X4)

72

Dimana:

Y = variabel terikat (Pembentukan Jiwa Wirausaha)

X1 = variabel bebas ( Planning)

X2 = variabel bebas (Organizing)

X2 = variabel bebas (Actuating)

X2 = variabel bebas (Controlling)

4.2.3.2 Uji t atau Uji Parsial

Hasil uji t pada variable X1 X2, X3 dan X4 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,188 ,206 5,768 ,000

x1 -,282 ,034 -,795 -8,319 ,000

x2 -,675 ,064 -,878 -10,625 ,000

x3 ,932 ,040 2,917 23,128 ,000

x4 -,220 ,040 -,438 -5,447 ,000

a Dependent Variable: y

Sumber Data: Output SPSS diolah 2012

Hasil analisisdengan menggunakan bantuan program SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Penghitungan t hitung sebagaimana terlihat dalam tabel

diatas, diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X1

(Planning) adalah -8,319. Dengan derajat kebebasan 60 – 5 = 55

73

dengan P value = 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini

merupakan bukti Ha.

Hasil hasil uji t pada variabel X2 (Organizzing) t = -10,625

dengan derajat kebebasan 60 - 5= 55 dan P Value = 0,00 yang

lebih kecil dari dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti bahwa Ha

diterima.

Penghitungan t hitung sebagaimana terlihat dalam tabel

diatas, diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel X3

(Actuating) adalah 23,128. Dengan derajat kebebasan 60 – 5 = 55

dengan P value = 0,00 yang lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini

merupakan bukti Ha.

Hasil hasil uji t pada variabel X4 (Controlling) t = -5,447

dengan derajat kebebasan 60 - 5= 55 dan P Value = 0,00 yang

lebih kecil dari dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti bahwa Ha

diterima.

Dengandemikian dapat disimpulkan bahwa Variabel X1 X2,

X3 dan X4 mempunyai angka signifikan di bawah 0,05. maka X1

(Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4

(Controlling) mempengaruhi pembentukan jiwa wirausaha (Y).

74

4.2.3.3 Uji F atau Uji Simultan

Tabel 4.9

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 80,208 4 20,052 417,483 ,000(a)

Residual 2,642 55 ,048

Total 82,850 59

a Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1

b Dependent Variable: y

Dari Uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 417,483

dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh

lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk

memprediksi pembentukan jiwa wirausaha santri. Atau bisa dikatakan,

pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren) berpengaruh

signifikan terhadap pembentukan jiwa wirausaha para santri.

4.2.3.4 Koefisiensi Determinasi (R²)

Tabel 4.10

Model Summary(b)

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916

a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3

b Dependent Variable: y

Sumber Data: Output SPSS diolah 2012

75

Angka R sebesar 0,968 menunjukkan bahwa korelasi / hubungan

antara x4, x3, x2, x1 adalah kuat. Angka R squareatau Koefisien

Determinasi adalah 0,968. Hal ini berarti 96,8% variasi dari

pembentukan jiwa wirausaha para santri (Y) bisa dijelaskan oleh

variasi dari X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4

(Controlling) . Sedangkan sisanya (100% -96,8%= 3,2%) mungkin

dipengaruhi oleh lain yang tidak dijelaskan di penelitian ini.

4.2.4 Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan hasil pengujian segala penyimpangan klasik

terhadap data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.2.4.1 Uji Normalitas

Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model

regresi memenuhi asumsi Normalitas.

76

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum Prob

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y

Gambar 4.5

Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal, serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka

model regresi layak dipakai untuk prediksi pengambilan keputusan

nasabah berdasarkan masukan variabel independent-nya atau model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.2.4.2 Uji Multikolinieritas

Dalam uji ini menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variable independent. Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (Multi). Model regresi

77

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable

independent.

Tabel 4.11

Coefficients(a)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

x1 ,063 15,769

x2 ,085 11,785

x3 ,036 27,442

x4 ,090 11,148

a Dependent Variable: y

Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012

Besaran VIF (Variance Inflation Faktor) dan

Tolerance.Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah

bila mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan mempunyai angka

TOLETANCE di bawah angka 1. Pada bagian COEFICIENT terlihat

bahwa nilai VIF ada di atas angka 10. Demikian juga nilai

TOLERANCE di bawah angka 1. Dengan demikian dapat

disimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat problem

multikolinieritas (MULTIKO).

4.2.4.3 Autokorelasi

Uji autokorelasi betujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

78

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Tentu saja model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Tabel 4.12

Model Summary(b)

Model

Durbin-

Watson

1 2,369

a Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1

b Dependent Variable: y

Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012

Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk

mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, yang bisa

dilihat pada buku statistic yang relevan. Namun demikian secara

umum bisa diambil patokan adalah angka D-W di bawah -2 berarti

ada autokorelasi positif, angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti

tidak ada autokorelasi dan angka D-W di atas +2 berarti ada

autokorelasi negatif.

Pada bagian MODEL SUMMARY, terlihat angka D-W sebesar

2,369. Hal ini berarti model regresi di atas tidak terdapat masalah

autokorelasi.

4.2.4.4 Uji Heteroskedasitas

79

10-1-2

Regression Standardized Predicted Value

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regres

sion

Stude

ntized

Res

idua

l

Scatterplot

Dependent Variable: y

Menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi

ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homoskedasitas. Dan jika varians berbeda, disebut

Heteroskedasitas.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedasitas.

Gambar 4.6

Sumber :Data primer yang diperoleh, 2012

Deteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik di

atas, di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah risidual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-

studentized. Dasar Pengambilan keputusan adalah:

80

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi

Heteroskedasitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

Heteroskedasitas

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti terjadi

Heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi kurang

kuat dipakai untuk prediksi pengambilan keputusan berdasar masukan

variable independennya.

4.3 PEMBAHASAN

4.3.1 Pengaruh Tahap Perencanaan (Planning) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wirausaha Para Santri

Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar -0,282

menunjukkan apabila variabel Perencanaan (Planning) sebesar satu

poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira

usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -

0,282. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Perencanaan (Planning)

menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan

jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo.

81

Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa

Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih

kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab

itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Artinya Perencanaan (Planning) berpengaruh positif terhadap

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-

Tholibin Brabo.

4.3.2 Pengaruh Tahap Pengorganisasian (organizing ) Terhadap

Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri

Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar -0,675

menunjukkan apabila variabel Pengorganisasian (organizing ) sebesar

satu poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa

wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar

-0,675. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pengorganisasian

(organizing ) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-

Tholibin Brabo

Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa

Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih

kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab

itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Artinya Pengorganisasian (organizing ) berpengaruh positif terhadap

82

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-

Tholibin Brabo.

4.3.3 Pengaruh Tahap Pelaksanaan (actuating) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wirausaha Para Santri

Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar 0,932

menunjukkan apabila variabel Pelaksanaan (actuating) sebesar satu

poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira

usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar

0,932. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pelaksanaan (actuating)

menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya pembentukan

jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo

Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa

Perencanaan (Planning) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih

kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab

itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Artinya Pelaksanaan (actuating) berpengaruh positif terhadap

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-

Tholibin Brabo.

4.3.4 Pengaruh Tahap Pengawasan (controlling) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wirausaha Para Santri

83

Dari hasil perhitungan koefisien regresi sebesar -0,220

menunjukkan apabila variabel Pengawasan (controlling) sebesar satu

poin maka akan diikuti dengan meningkatnya pembentukan jiwa wira

usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -

0,220. Sebaliknya jika skor variabel Pengaruh Pengawasan

(controlling) menurun satu poin maka akan diikuti dengan meneurunya

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-

Tholibin Brabo

Hasil ini ditunjukkan pada perhitungan uji statistik t, terlihat bahwa

Pengawasan (controlling) memiliki nilai probabilitas 0,000 yang lebih

kecil dari tingkat kepercayaan sebesar 0,05 (0,000< 0,05). Oleh sebab

itu, maka hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

Artinya Pengawasan (controlling) berpengaruh positif terhadap

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-

Tholibin Brabo.

4.4 Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren

(Kopontren)Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha para santri

Dalam pehitungan mencari besarnya Pengaruh Pengelolaan Koperasi

Pondok Pesantren (Kopontren )Terhadap Pembentukan Jiwa Wirausaha para

santri, menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terbukti dari analisis

varian yang memperoleh F hitung sebesar 417,483 dengan nilai probabilitas

0,000 karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan berdasarkan

84

persamaan regresi berganda yang diperoleh dimana koefisien regresi X1 X2,

X3 dan X4 bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh

yang positif antara pengelolaan koperasi pondok pesantren (kopontren)

terhadap pembentukan jiwa wira usaha para santri. Bentuk pengaruh yang

diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika variabel pengelolaan koperasi

(X1 (Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling))

ditingkatkan sebesar satu point maka akan diikuti dengan meningkatnya

pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin

Brabo sebesar -0,282 (X1), -0,675(X2), 0,932 (X3), dan -0,220 (X4).

Sebaliknya jika skor variabel pengelolaan koperasi (X1 (Planning), X2

(Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling)) menurun sebesar satu

point maka akan diikuti dengan menurunnya pembentukan jiwa wira usaha

para santri anggota pon-pes Sirojuth-Tholibin Brabo sebesar -0,282 (X1), -

0,675(X2), 0,932 (X3), -0,220 (X4).

4.4.1 Pembentukan Jiwa Wirausaha Para Santri

Besarnya pengaruh pengelolaan koperasi pondok pesantren (X1

(Planning), X2 (Organizzing), X3 (Actuating) dan X4 (Controlling))

tehadap pembentukan jiwa wira usaha para santri anggota pon-pes

Sirojuth-Tholibin Brabo menjadikan jumlah anggota koperasi pon-pes

Sirojuth-Tholibin Brabo terus giat untuk membentuk unsur jiwa

wirausaha para santri.

85

Kemudian wawancara, dan dokumentasi yang penulis lakukan

dengan M. Harits Rofiq Setiawan hari Selasa, 22 Mei 2012 memberikan

informasi bahwa pemebntukan jiwawira usaha para santri berjalan

dengan baik dengan menjalankan tugas yang diberikan dari kopontren

pondok pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo Kecamatan Tanggungharjo

Kabupaten Grobogan.

86

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji masalah pengaruh pengelolaan koperasi

pondok pesantren (kopontren) terhadap pembentukan jiwa wirausaha para

santri. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu: 1. Pengelolaan koperasi

pondok pesantren, 2. Pembentukan jiwa wirausaha para santri.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada Bab IV maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Kesimpulan yang dapat diberikan atas hipotesis 1 yang menyatakan

bahwa, ada pengaruh positif dan signifikan oleh variabel pengelolaan

koperasi pondok pesantren terhadap pembentukan jiwa wirausaha para

santri adalah, bahwa hipotesis pertama diterima. Variabel pengelolaan

koperasi pondok pesantren dalam penelitian ini meliputi indikator planning,

organizing, actuating, controlling. Atas hal tersebut memberi keyakinan

bahwa dengan melakukan pengelolaan koperasi pondok pesantren

(kopontren) maka akan memberikan dampak yang positif pada pembentukan

jiwarausaha para santri sebagai anggota Koperasi Pondok Pesantren

Sirojuth-Tholibin “Zaduna” Brabo Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten

Grobogan.

87

Kesimpulan atas hipotesis ke 2 yang menyatakan bahwa, ada

pengaruh yang positif dan sangat signifikan oleh variabel pembentukan jiwa

wirausaha para santri adalah, bahwa hipotesis ke 2 diterima. Variabel

budaya kerja Islam dalam penelitian ini meliputi indikator planning,

organizing, actuating, controlling. Atas hal tersebut memberi pengertian

bahwa pembentukan jiwa wirausaha para santri yang sekaligus sebagai

anggota Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin “Zaduna”Brabo

Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dapat dilakukan dengan

cara mengelola koperasi pondok pesantren.

5.2 Kritik

Penulis berusaha memaksimal penelitian ini, namun ternyata peneliti

ini masih banyak keterbatasan penelitian, antara lain :

1. Obyek penelitian yang masih kecil, artinya luas penelitian yang masih

kurang, hanya meneliti pengolalaan kopontren di tingkat desa,

sehingga kurang bisa digeneralisasikan untuk semua lembaga

kopontren di tingkat kabupaten/kota.

2. Responden penelitian ini umumnya adalah santriwan/santriwati

anggota koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Brabo

“Zaduna”.

3. Kurangnya variabel penelitian yang dimasukkan dalam model,

sehingga memiliki kontribusi penelitian yang kurang luas.

88

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka

diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo diharapkan lebih

meningkatkan promosi baik mutu iklan maupun personal selling serta

profesionalisme kerja dengan tetap berdasarkan pada nilai-nilai koperasi

yang islami.

2. Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo harus menjalankan praktek

koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, sehingga dapat memberikan

kepuasan dan kepercayaan bagi anggota.

3. Kemudian, hal terpenting dan tidak boleh dilupakan adalah bahwa sebuah

koperasi, khususnya Kopontren Sirohuth-Tholibin “Zaduna” Brabo harus

selalu berkarya membuat berbagai macam unit sehingga pemasukan modal

akan selalu bertambah dan selalu tanggap dengan anggota (santri) bahwa

merekalah aset terbesar dalam sebuah koperasi.

5.4 Penutup

Puji syukur Alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna

kepada ummat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam

pada umumnya yang telah memberikan bantuan penulis tiada kiranya baik

barupa kasih sayang, petunjuk, kesehatan, rizki, ilmu dan banyak lagi yang

89

lainnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

PENGELOLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN (KOPONTREN)

TERHADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA PARA SANTRI”

dalam bentuk sederhana sesuai dengan kemampuan yang dimiliki penulis.

Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan

kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan

kesalahan baik daari segi kata-katanya, referensinya dan lain sebagainya.

Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal dan seoptimal

mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya, penulis menyampaikan terima kasih pada semua pihak

yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dan semoga mendapat

imbalan dari Allah SWT. Sebagai akhir kata, terpendam suatu harapan

semoga skripsi iin dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan

khususnya bagi penulis dimasa-masa yang akan datang. Amin Yaa Rabbal

‘Alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Algifari, Analisis Regresi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, 2002, Cet. V

Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka,

1988

Dhofier, Zamakhairi, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1985

Firdaus, Muhammad, Perkoperasian, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004

Forum Mangunwijaya v dan VI, Membentuk Jiwa Wira Usaha, Jakarta, PT.

Kompas Media Nusantara, 2012

Ghozali, Imam, aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Semarang,

Badan: Penerbit Undip, 2002

Hadi, Amirul, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998,

Cet. I

Harsoyo, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, Yogyakarta : Pustaka

Widyatama, 2006, Cet 1

Hasan, Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2003

Hendar, Ekonomi Koperasi, Jakarta: FE-UI,1999

Hendrojogi. Koperasi,Asas-asas, Teori dan Praktek, Jakarta : Raja grafindo

Persada, 2002, cet 5.

http://studikustatistik.wordpress.com/2008/09/23/uji-normalitas-data-kolmogorov-

smirnov-one-sample-kolmograv-smirnov-test/, Before Uji Asumsi Klasik

(classic assumption test).

http://www. arti pengertian definisi fungsi dan peranan koperasi Indonesia dan

dunia ilmu ekonomi koperasi.com.

http://www.koopguru.com.my/definisi.asp.

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2004 Cet. 4

Nazir, Moh., Metode Penelitian, Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1988 Cet. 3

Nisfiannoor, Muhammad, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial,

Jakarta:Salemba Humanika, 2009

Nunus Supardi, “Sistem Pendidikan Pondok Pesantren” Dalam Pearan Pondok

Pesantren Dalam Menanamkan Apresiasi Kesenian, jakarta: 2007

Nurdin, Bahri , Perkenalan Dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi,

Jakarta : Fakultas Ekonomi UI, 1993

Pandji Anoraga dan Ninik Widayanti, Dinamika Koperasi, Jakarta : Rineka

Cipta, 2003 cet. 4

Purwoto, Agus, Panduan Laboratorium Statistik Inferensia, Jakarta:PT Grasindo

Santoso, Singgih, Statistik Multivariat, Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2010

Sartika Partomo, Titik, Ekonomi Dan Koperasi, Bogor : Ghalia Indonesia, 2004 cet

2.

Singgih Santoso, Statistik Nonparametrik, Jakarta:PT Elex Media Komputindo,

2010

Suridjo, Marwan, dkk. Sejarah Pondok Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1979

Swasono, Edi, Mencari Bentuk, Posisi Dan Realitas Koperasi Didalam Orde

Ekonomi Indonesia, Jakarta : UI Press, 1987, cet 3.

U. Purwanto, Petunjuk Praktis Cara Mendirikan Dan Mengelola Koperasi Di

Indonesia, Semarang: CV. Aneka Ilmu, 1985, cet 1

Umar, Husain, Research Method in Finance and Branking, Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum, 2000

Wibowo, Agus, Pendidikan Kewirausahaan (Konsep Dan Strategi), Yogyakarta;

Pustaka Belajar, 2011

Widiyanti, Ninik, Koperasi Dan Perekonomian Indonesia, Jakarta : Bina Aksara,

1989

LAMPIRAN 2

Daftar Seluruh Jawaban Angket

Tanngapan Resonden Mengenai Variabel Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren Trehadap Embentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri

Res

pon

den

Um

ur

Jenis

kela

min

Berada

di pon-

pes

Anggota

kopon

tren

x1 x2 x3 x4 Y ΣX

1

ΣX

2

ΣX

3

ΣX

4

Σ

Y p1 p2 p3 p4 p5 p6 o1 o2 a1 a2 a3 a4 a5 a6 c1 c2 c3 c4 E1 E2

1 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8

2 1 2 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

3 1 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8

4 1 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 24 8 24 14 8

5 1 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 17 5 15 10 5

6 1 2 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

7 1 2 1 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

8 1 2 2 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7

9 1 2 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

10 1 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

11 1 2 2 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7

12 1 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

13 1 2 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

14 1 2 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

15 1 2 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

16 1 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

17 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 8 24 16 8

18 1 2 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7

19 1 2 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 21 8 23 14 8

20 1 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 23 7 22 15 7

21 1 2 5 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 21 7 21 14 7

22 1 2 5 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 21 7 21 14 7

23 1 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

24 1 2 2 1 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 21 6 19 14 6

25 2 2 4 1 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 2 4 2 20 6 18 12 6

26 1 2 2 1 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 2 4 2 3 3 2 2 4 2 17 6 17 10 6

27 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8

28 1 2 5 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 14 5 14 9 5

29 1 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 14 4 13 10 4

30 1 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

31 2 1 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

32 1 1 1 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 18 5 16 12 5

33 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 21 7 21 13 7

34 1 1 1 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 22 8 23 14 8

35 1 1 3 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 21 7 21 15 7

36 1 1 3 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 21 7 21 15 7

37 1 1 1 1 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 21 7 21 15 7

38 1 1 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 22 8 23 13 8

39 1 1 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 19 6 18 12 6

40 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 16 5 15 10 5

41 1 1 2 1 4 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 2 4 2 3 3 2 2 4 2 17 6 17 10 6

42 1 1 3 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 20 7 20 13 7

43 1 1 1 1 3 4 4 2 3 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 4 2 2 3 2 18 5 16 11 5

44 1 1 3 1 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 4 3 2 4 4 3 4 19 7 20 13 7

45 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 24 8 24 15 8

46 1 1 2 1 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2 2 18 4 14 10 4

47 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 14 4 15 11 6

48 1 1 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 16 4 17 12 7

49 1 1 2 1 1 3 3 1 4 1 1 1 1 1 3 1 4 4 3 3 1 1 4 4 13 2 14 8 8

50 1 1 2 1 1 3 3 1 3 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 3 1 1 2 3 12 2 11 8 5

51 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 16 6 17 10 6

52 1 1 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 23 7 22 15 7

53 1 1 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 20 6 19 13 6

54 1 1 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 22 8 23 14 8

55 1 1 2 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 20 6 19 13 6

56 1 1 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 19 6 18 12 6

57 1 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

58 1 1 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

59 1 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 24 8 24 16 8

60 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 15 5 15 11 5

LAMPIRAN 3

Tanggapan Koesioner Setiap Pertanyaan

planning 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 4 6.7 6.7 6.7

ts 4 6.7 6.7 13.3

s 19 31.7 31.7 45.0

ss 33 55.0 55.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

planning 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 5 8.3 8.3 8.3

s 25 41.7 41.7 50.0

ss 30 50.0 50.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

planning 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 5 8.3 8.3 8.3

s 25 41.7 41.7 50.0

ss 30 50.0 50.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

planning 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 2 3.3 3.3 3.3

ts 9 15.0 15.0 18.3

s 14 23.3 23.3 41.7

ss 35 58.3 58.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

planning 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 1 1.7 1.7 1.7

s 20 33.3 33.3 35.0

ss 39 65.0 65.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

planning 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 2 3.3 3.3 3.3

ts 9 15.0 15.0 18.3

s 14 23.3 23.3 41.7

ss 35 58.3 58.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

organizing 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 1 1.7 1.7 1.7

s 19 31.7 31.7 33.3

ss 40 66.7 66.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

organizing 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 2 3.3 3.3 3.3

s 37 61.7 61.7 65.0

ss 21 35.0 35.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

actuating 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 6 10.0 10.0 10.0

s 8 13.3 13.3 23.3

ss 46 76.7 76.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

actuating 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 6 10.0 10.0 10.0

s 28 46.7 46.7 56.7

ss 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

actuating 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 5 8.3 8.3 8.3

s 24 40.0 40.0 48.3

ss 31 51.7 51.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

actuating 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid s 23 38.3 38.3 38.3

ss 37 61.7 61.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

actuating 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 5 8.3 8.3 8.3

s 29 48.3 48.3 56.7

ss 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

actuating 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 4 6.7 6.7 6.7

s 21 35.0 35.0 41.7

ss 35 58.3 58.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

controlling 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 5 8.3 8.3 8.3

s 29 48.3 48.3 56.7

ss 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

controlling 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 13 21.7 21.7 21.7

ts 14 23.3 23.3 45.0

s 25 41.7 41.7 86.7

ss 8 13.3 13.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

controlling 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sts 12 20.0 20.0 20.0

ts 33 55.0 55.0 75.0

s 9 15.0 15.0 90.0

ss 6 10.0 10.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

controlling 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 1 1.7 1.7 1.7

s 39 65.0 65.0 66.7

ss 20 33.3 33.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Entrepreune 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid s 19 31.7 31.7 31.7

ss 41 68.3 68.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Entrepreuner 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ts 4 6.7 6.7 6.7

s 40 66.7 66.7 73.3

ss 16 26.7 26.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

LAMPIRAN 4

Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Uji Validitas Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (X)dan Pembentukan Jiwa

Wirausaha Santri (Y)

Correlations

y x1 x2 x3 x4

Pearson Correlation y 1,000 ,786 ,781 ,900 ,793

x1 ,786 1,000 ,926 ,962 ,940

x2 ,781 ,926 1,000 ,954 ,885

x3 ,900 ,962 ,954 1,000 ,945

x4 ,793 ,940 ,885 ,945 1,000

Sig. (1-tailed) y . ,000 ,000 ,000 ,000

x1 ,000 . ,000 ,000 ,000

x2 ,000 ,000 . ,000 ,000

x3 ,000 ,000 ,000 . ,000

x4 ,000 ,000 ,000 ,000 .

N y 60 60 60 60 60

x1 60 60 60 60 60

x2 60 60 60 60 60

x3 60 60 60 60 60

x4 60 60 60 60 60

Uji Reliabilitas Pengelolaan Koperasi (X) dan Pembentukan Jiwa Wira Usaha Santri

� Planning (X1)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 60 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,838 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

planning 17,2000 7,349 ,638 ,809

planning 17,1333 8,456 ,611 ,814

planning 17,1333 8,456 ,611 ,814

planning 17,1833 6,966 ,759 ,780

planning 16,9167 9,840 ,324 ,857

planning 17,1833 6,966 ,759 ,780

� Orgaizing (X2)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 60 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,722 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

organizing 3,3667 ,745 ,565 .(a)

organizing 3,3500 ,774 ,565 .(a)

a The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

� Actuating (X3)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 60 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,880 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

actuating 17,0833 8,688 ,847 ,831

actuating 17,1000 9,414 ,659 ,867

actuating 17,0333 11,287 ,470 ,891

actuating 17,0833 8,688 ,847 ,831

actuating 16,9500 10,760 ,599 ,874

actuating 17,0000 9,797 ,726 ,854

� Controlling (X4)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 60 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,778 4

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

controlling 10,1500 4,197 ,364 ,819

controlling 10,0833 4,010 ,432 ,793

controlling 10,1333 2,592 ,794 ,596

controlling 10,1333 2,592 ,794 ,596

� Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Y)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 60 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,604 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Entrepreuner 3,4500 ,557 ,436 .(a)

Entrepreuner 3,5000 ,424 ,436 .(a)

a The value is negative due to a negative average covariance among items. This

violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.

LAMPIRAN 5

Statistik Diskripsi untuk 60 Responden Pada Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin

� Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 30 50.0 50.0 50.0

perempuan 30 50.0 50.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

� Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <20 th 55 91.7 91.7 91.7

20-29 th 5 8.3 8.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

� Klasifikasi Responden Berdasarkan Lamanya Dalam Pondok Pesantren

lama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 th 10 16.7 16.7 16.7

2 th 21 35.0 35.0 51.7

3 th 16 26.7 26.7 78.3

4 th 6 10.0 10.0 88.3

lainya 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

� Klasifikasi Responden Berdasarkan Keanggotaan

aggota

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid aktif 49 81.7 81.7 81.7

tidak aktif 11 18.3 18.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

LAMPIRAN 6

Autput Regresi Linier Berganda dari 60 Responden

Uji Pengaruh Variabel Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) (X)

Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri(Y)

REGRESSION

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 x1, x2, x3, x4 (a) . Enter

a All requested variables entered.

b Dependent Variable: y

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916 2,369

a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3

b Dependent Variable: y

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 80,208 4 20,052 417,483 ,000(a)

Residual 2,642 55 ,048

Total 82,850 59

a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3

b Dependent Variable: y

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,188 ,206 5,768 ,000

x1 -,282 ,034 -,795 -8,319 ,000

x2 -,675 ,064 -,878 -10,625 ,000

x3 ,932 ,040 2,917 23,128 ,000

x4 -,220 ,040 -,438 -5,447 ,000

a Dependent Variable: y

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 4,2606 8,3104 6,9500 1,16596 60

Std. Predicted Value -2,307 1,167 ,000 1,000 60

Standard Error of

Predicted Value ,030 ,168 ,059 ,023 60

Adjusted Predicted

Value 4,3610 8,3634 6,9422 1,16187 60

Residual -,45638 ,53793 ,00000 ,21160 60

Std. Residual -2,082 2,455 ,000 ,966 60

Stud. Residual -2,232 3,835 ,012 1,072 60

Deleted Residual -,52438 1,31300 ,00783 ,27631 60

Stud. Deleted

Residual -2,319 4,439 ,022 1,121 60

Mahal. Distance ,125 33,845 3,933 5,007 60

Cook's Distance ,000 4,238 ,087 ,546 60

Centered Leverage

Value ,002 ,574 ,067 ,085 60

a Dependent Variable: y

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expecte

d C

um

Pro

b

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: y

UJI ASUMSI KLASIK

1. Multikolinearitas

Coefficients(a)

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

x1 ,063 15,769

x2 ,085 11,785

x3 ,036 27,442

x4 ,090 11,148

a Dependent Variable: y

2. Autokolerasi

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,984(a) ,968 ,966 ,21916 2,369

a Predictors: (Constant), x4, x2, x1, x3

b Dependent Variable: y

3. Normalitas

10-1-2

Regression Standardized Predicted Value

4

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regr

essi

on S

tude

ntiz

ed R

esid

ual

Scatterplot

Dependent Variable: y

4. Heterokedastisitas

Hal : Permohonan Pengisian Angket Lampiran : Satu Berkas Yth.

Santriwan/santriwati dan Anggota

Koperasi Pondok Pesantren

di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sehubungan dengan proses penyelesaian karya ilmiah (skripsi) saya pada

jurusan Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo

Semarang dengan judul (Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren

(Kopontren) Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri), saya:

Nama : Ali Rofiq NIM : 082411088 Jurusan : Ekonomi Islam Memohon dengan hormat kesediaan Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi

Pondok Pesantren untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta

Santriwan/santriwati dan Anggota sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian

yang akan dilaksanakan.

Atas bantuan dan kerjasama Santriwan/santriwati dan Anggota Koperasi

dalam menjawab pertanyaan/ pernyataan pada kuesioner ini, penulis sampaikan

terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, Mei 2012

Hormat Saya,

ALI ROFIQ

NIM : 082411088

ANGKET PENELITIAN

Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren)

Terhadap Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri

(Studi Kasus di Koprasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan

Tangungharjo Kabupaten Grobogan, Purwodadi)

No. Responden

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama :……………………………

2. Usia : 1 < 20 th 2 20-29 th 3 30-39 th

4 40-49 th 5 > 50 th

3. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan

4. Berada di pon-pes : 1 1 Thn. 2 2 Thn. 3 3 Thn.

4 4 Thn. 5 Lainnya,……..Thn

5. Anggota Kopontren : 1 Aktif 2 Tidak aktif

Tanda Tangan

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda silang ( √ ) pada kolom jawaban yang Santriwan/santriwati dan Anggota

Koperasi anggap sesuai, dengan alternative jawaban sebagai berikut:

SS : Sangat Setuju = a : 4

S : Setuju = b : 3

TS : Tidak Setuju = c : 2

STS : Sangat Tidak Setujui = d : 1

2. Lembar angket ini semata-mata bertujuan untuk memperoleh data sebagai bahan skripsi

tentang Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap

Pembentukan Jiwa Wira Usaha Para Santri (Studi Kasus di Koprasi Pondok

Pesantren Sirojuth-Tholibin Desa Brabo Kecamatan Tangungharjo Kabupaten

Grobogan, Purwodadi).

3. Mengenai jawaban yang diberikan, akan dijaga kerahasiaannya.

III. PERTANYAAN

No Pertanyaan/pernyataan SS S TS STS

Perencanaan (planning)

1 Tujuan koperasi pondok pesantren adalah

memakmurkan keselurahan anggota

(seluruh santiwan/wati) pon-pes

2 Penugasan anggota sesuai dengan

proporsi masing-masing anggota/santri

untuk keberlangsungan koperasi

3 Semua keputusan di bawah komando

manager dan pengurus koperasi

4 Penugasan perintah manager

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

5 Koperasi selalu menyediakan bahan

kebutuhan santri/anggota

6 Mengadakan/membuat produk-produk

baru yang belum ada sehingga konsumen

(santri) tertarik

Tahap Pengorganisasian (organizing)

7 Hubungan pengurus dan anggota

koperasi dalam organisasi harmonis

sehingga koperasi berdiri kokoh

8 Rapat koordinasi yang diadakan pengurus

koperasi dari berbagai unit berjalan baik

Tahap Pelaksanaan (actuating)

9 Pelayanan kopontren terhadap konsumen

di layani dengan baik dan memuaskan

10 Produk atau kebutuhan para anggota/santi

dapat dipenuhi di kopntren sehingga

santri tidak mencari kebutuhan mereka

selain di kopontren

11 Aspirasi/usulan konsumen kepada

kopontren dapat diterima dan di tampung

sebagai bahan masukan kepada pengurus

atau kopontren itu sendiri

12 Hak-hak pengurus dan anggota kopontren

dijalankan dengan baik

13 Hak anggota kopontren bahwa anggota

mendapatkan kemakmuran atas

pengelolaan koperasi dapar berjalan

sesuai asas kopontren yang telah

dijalankan

14 Semua pengurus dan pengelola kopontren

mengetahui tugas masing-masing secara

keseluruhan

Tahap Pengawasan (controlling)

15 Dalam pengawasanya kopontren

mengadakan musyawaroh pengurus dan

berjalan sesuai dengan progan kopontren

16 Kegagalan menanggapi aspirasi

konsumen/santri sering terjadi

17 Rapat koordinasi tidak banyak dihadiri

oleh pengurus maupun anggota, sehingga

koordinasi kurang baik

18 Rapat evaluasi secara keseluruhan dari

berbagai unit terlaksana dengan baik

Jiwa Wirausaha (Entrepreneurship)

19 Pelatihan jiwa wira usaha yang di adakan

oleh para anggota/santri berpengaruh

dalam perkembangan koperasi

20 Dengan pengembangan produk kopontren

saya terdidik menjadi wira usaha yang

kelak akan saya kembangkan di

masyarakat

INSTITUT AG

Jl. Prof.Dr.Ham

BERIT

Fakultas Syari’ah Institut Agam

Hari : Jum’at

Tanggal : 22 Juni 2012

Jam : 08.00- selesai

Telah mengadakan Ujian Muna

PENGARUH PENGELOLAA

(KOPONTREN) TERHADAP

SANTRI ( Studi kasus di pondo

Nama : Ali Rofiq

NIM : 082411088

Jurusan/Prodi : Ekonomi Islam

Keterangan : LULUS / TIDA

Ketua Sidang,

H. M. Syaifullah, M. Ag

NIP. 19700321 199603 1 003

Penguji I,

Drs. H. Wahab Zaenuri, M. M

NIP. 19690908 200003 1 001

KEMENTRIAN AGAMA

T AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS SYARI’AH r.Hamka Kampus III Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7

ERITA ACARA UJIAN MUNAQOSAH

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang pada :

lesai

Munaqosah dengan judul :

OLAAN KOPERASI PONDOK PESANTREN

ADAP PEMBENTUKAN JIWA WIRA USAHA P

pondok pesantren Sirajuth Tholibin Brabo)

Islam

/ TIDAK LULUS

Semarang, 22 Juni

Sekretaris Sidang,

Drs.Ghufron Ajib

NIP. 19660325 199

Penguji II,

, M. M Dra. Hj. Nur Hud

NIP. 19690830 199

024) 7601291

HA PARA

Juni 2012

Ajib, M. Ag 25 199203 1 001

r Huda, M. Ag

30 199403 2 003

HAL : Mohon Surat Pengantar Riset

Kepada Yth:

Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo

Di Tempat

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Ali Rofiq

Nim : 082411088

Prodi : Ekonomi Islam

Alamat : Ds. Brabo Rt. 08 Rw. 02 Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan

Lembaga : Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin

Alamat : Pondok Pesantren Sirojuth-Tholibin Ds. Brabo Kec. Tanggungharjo Kab.

Grobogan Purwodadi

Dengan ini mengajukan permohonan surat Riset di Koperasi Pondok Pesantren Sirojuth-

Tholibin untuk meneliti judul skripsi:

“Pengaruh Pengelolaan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Terhadap Pembentukan

Jiwa Wira Usaha Para Santri”

Demikian surat permohonan pra riset yang saya buat, atas perhatiannya saya ucapkan terima

kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 12 Mei 2012

Mengetahui:

Kepala Jurusan Hormat Saya

Ghufron Ajib, Drs., M.Ag. Ali Rofiq

19660325 199203 1 001 082411088

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Ali Rofiq

NIM : 082411088

Fakultas : Syari’ah

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 18 Juni 1990

Agama : Islam

Alamat : Desa Brabo Rt: 08 Rw: 02 Kecamatan Tanggungharjo

Kabupaten Grobogan 58167

Pendidikan :

� TK Dharma Wanita1996

� Sekolah Dasar Negri (SDN) II Brabo Lulus Tahun 2002

� Madrasah Tsanawiyah (MTS) Tajul Ulum Brabo Lulus Tahun 2005

� Madrasah Aliyah (MA) Tajul Ulum Brabo Lulus Tahun 2008

� Fakultas Syaria’ah Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang

Semarang, Juni 2012

Ali Rifiq