pengaruh penerimaan dan penyimpanan terhadap …repository.unika.ac.id/14595/1/14.i1.0180 ezra hani...

46
PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Ezra Hani Septiani 14.I1.0180 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

Upload: vokhanh

Post on 17-Apr-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

i

PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN

TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Ezra Hani Septiani

14.I1.0180

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA
Page 3: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

i

Page 4: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan penyertaanNya penulis

dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Pengaruh

Penerimaan dan Penyimpanan Terhadap Kualitas Gula dan Penggunaanya di

PT.Marimas Putra Kencan” dengan lancar dan tepat waktu. Laporan Kerja Praktek ini

dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam Mata Kuliah Kerja Praktek yang

diadakan oleh Universitas Katolik Soegijappranata Semarang. Laporan ini membahas

tentang bagaimana penerimaan dan penyimpanan bahan baku gula yang dilakukan oleh

PT. Marimas Putra Kencana.

Kerja Praktek adalah salah satu mata kuliah yang diwajibkan untuk diikuti oleh seluruh

mahasiswa/i Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Soegijapranata, Semarang. Proses perkuliahan yang diperoleh selama di

kelas tidak dapat berlangsung tanpa adanya pegalaman langsung mengenai kondisi yang

terjadi di lapangan. Oleh karena itu, mata kuliah Kerja Praktek diharapkan dapat

memberi pengetahuan kepada mahasiswa/i tentang bagaimana suatu industri pangan

berjalan, dan semua dinamika yang ada di dalamnya. Laporan kerja praktek yang dibuat

menjadi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian.

Selama bekerja praktek di PT. Marimas Putra Kencana dan pembuatan laporan kerja

praktek, penulis tidak lepas dari bantuan beberapa orang yang sudah mendukung secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi dan menjagai penulis selama

melakukan kerja praktek dan penulisan laporan sehingga penulis dapat

menyelesaikannya tepat waktu.

2. Bapak Harjanto Halim selaku Direktur PT. Marimas Putra Kencana yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek di PT. Marimas Putra Kencana

Page 5: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

iii

3. Ibu Luise Tessari selaku Manager Quality Control PT. Marimas Putra Kencana

yang telah membimbing penulis selama melakukan kerja praktik serta membantu

dalam penyusunan laporan kerja praktek.

4. Seluruh staff PT. Marimas Putra Kencana terkhusus unit produksi 2 bagian QC,

telah menemani dan membantu penulis dalam mencari dan mengolah data.

5. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc selaku Dekan Program Studi

Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang.

6. Ibu Dra.Laksmi Hartayanie. MP selaku dosen pembimbing yang telah membantu

dan mengarahkan Penulis selama Penulis melakukan kerja praktek hingga

penyusunan laporan kerja praktek.

7. Keluarga yang telah mendukung penulis dalam doa dan selalu memberi semangat

untuk menyelesaikan laporan kerja praktek

8. Teman-teman seperjuangan Azahra Arum dan Kho, Alodia yang telah membantu

dan menemani penulis dalam kerja praktek, penulisan, dan bimbingan.

9. Teman-teman lainnya yang telah menemani penulis selama kerja praktek yang tidak

dapat penulis sebutkan sau persatu.

Penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi

bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Namun penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari

sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan yang dilakukan secara tidak sengaja

oleh penulis. Sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang

berasal dari pembaca dan semua pihak.

Semarang,

Penulis

Page 6: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii

1. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................................... 1

1.2. Lokasi Perusahaan ............................................................................................. 2

1.3. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 2

1.4. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 2

1.5. Struktur Organisasi ........................................................................................... 5

1.6. Pemasaran dan Promosi ..................................................................................... 6

2. SPESIFIKASI PRODUK .......................................................................................... 7

2.1. Jenis Produk ....................................................................................................... 7

2.1.1. Marimas ...................................................................................................... 7

2.1.2. Milkimas Es Puter ...................................................................................... 9

2.1.3. Mariteh ....................................................................................................... 9

2.1.4. FruitZ ........................................................................................................ 10

3. PROSES PRODUKSI ............................................................................................. 12

3.1. Bahan Baku ......................................................................................................... 12

3.1.1. Gula Rafinasi ............................................................................................ 12

3.1.2. Asam Sitrat ............................................................................................... 13

3.1.3. Aspartam dan Siklamat ............................................................................. 14

3.1.4. Flavor ........................................................................................................ 14

3.1.5. Pewarna .................................................................................................... 15

3.2. Alur Produksi ................................................................................................... 16

3.2.1. Penerimaan dan Penyimpanan Terhadap Kualitas Gula........................... 18

Page 7: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

v

3.2.2. Transfer Gula (Penggilingan dan Pengayakan Gula ) .............................. 22

3.2.3. Mixing ...................................................................................................... 23

3.2.4. Filler ......................................................................................................... 24

3.2.5. Pengemasan .............................................................................................. 24

3.3. Bahan Penolong ............................................................................................... 25

4. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 27

4.1. Pengujian Gula ................................................................................................. 27

4.2. Penyimpanan dan Penggunaan Gula ................................................................ 29

5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 30

5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 30

5.2. Saran ................................................................................................................ 30

6. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 31

7. LAMPIRAN ............................................................................................................ 32

7.1. Layout Ruangan ............................................................................................... 32

7.2. Presensi Kegiatan ............................................................................................. 35

Page 8: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Struktur Organisasi PT. Marimas Putra Kencana .............................................. 5

Tabel 2.Varian Rasa Produk Marimas .............................................................................. 8

Tabel 3. Varian Rasa Es Puter .......................................................................................... 9

Tabel 4. Varian Rasa Mariteh ......................................................................................... 10

Tabel 5.Varian Rasa Produk Fruitz ................................................................................ 11

Tabel 6. Relative Humidity dan Suhu Penyimpanan ...................................................... 20

Page 9: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kemasan produk Marimas dan Pop Up .......................................................... 8

Gambar 2. Kemasan Produk Milkimas Es Puter .............................................................. 9

Gambar 3. Kemasan produk Mariteh ............................................................................. 10

Gambar 4. Kemasan produk Fruitz ................................................................................ 11

Gambar 5. Tahapan Proses Produksi .............................................................................. 16

Gambar 6. Layout Lantai 1 Unit Produksi 2 .................................................................. 32

Gambar 7. Layout Lantai 2 Unit Produksi 2 .................................................................. 33

Gambar 8. Layout Lantai 3 Unit Produksi 2 .................................................................. 34

Page 10: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA
Page 11: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Marimas Putera Kencana atau Mari Food merupakan industri makanan dan

minuman yang telah memproduksi berbagai jenis makanan dan minuman seperti

marimas, Es Puter, Kokobeluk Ice Presso, Indosedap susu Jahe, Fruitz, Es Lilin, Serbat

Jangkrik Mas produk herbal,Kreker Snack Beras dan kongbab. Pada awal berdirinya

PT. Marimas Putera Kencana merupakan industri cukup sederhana yang dikelola oleh

Harjanto Kusuma Halim MSc. Ijin usaha pertama kali diperoleh marimas pada tanggal

16 Agustus 1995 dalam bentuk perusahaan perseroan terbatas dengan nama perusahaan

bernama PT. Ulam Tiba Halim. Sejak 14 Desember 2001 PT. Ulam Tiba Halim

berganti nama menjadi PT. Marimas Putera Kencana.

Produk pertama dari PT. Marimas Putra Kencana adalah MARIMAS yang merupakan

minuman serbuk rasa buah jeruk, sampai sekarang PT. Marimas Putera Kencana telah

memproduksi 28 varian rasa produk MARIMAS, serta beberapa produk seperti 2 varian

rasa Marimas FULLVITA, 8 varian rasa produk ES PUTER dan 4 varian rasa

MARITEH. PT. Marimas Putra Kencana memiliki 3 unit produksi dan 1 kantor pusat.

Saat ini, Marimas berkembang menjadi perusahaan berskala Nasional yang

mendistribusikan produknya ke hampir keseluruh Indonesia dan beberapa negara diluar

negeri. Dalam pendistribusian produk keluar negeri marimas membedakan kemasan,

konsentrasi, dan nama produknya. Kemasan yang digunakan untuk produk ekspor

memiliki ukuran 1 cm lebih kecil dibanding dengan kemasan untuk produk skala

nasional.

PT. Marimas Putra Kencana dalam pengolahan produk telah menetapkan pengendalian

mutu dan menerapkan Quality Management System ISO 9001:200, ISO 22000

Keamanan Pangan, sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) serta

sertifikasi halal. Seluruh produk PT. Marimas Putera Kencana telah terdaftar dari Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Seluruh produk yang di produksi halal

Page 12: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

2

dikonsumsi dan telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia

(MUI).

1.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan pada awal berdiri terletak di Jalan Senjoyo. Dengan perkembangan

PT. Marimas Putera Kencana mempunyai beberpa lokasi yang terletak di Kawasan

Industri Candi, Jalan Gatot Subroto, Semarang. Lokasi unit – unit perusahaan yang

terletak di Kawasan Industri Candi, yaitu

Kantor pusat terletak di Jalan Gatot Subroto Blok D/21

Departemen Umum berada di Jalan Gatot Subroto Blok 6.6

Departemen Teknik berada di Jalan Gatot Subroto Blok 6 .7 – 6.9

Unit Pengolahan 1 (UP 1) terletak di Jalan Gatot Subroto Blok 1/11-12

Unit Pengolahan 2 (UP 2) tereletak di Jalan Gatot Subroto Blok I/11-12

Unit Produksi 3 ( UP.3 ) terletak di blok 18

1.3. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Marimas Putera Kencana mempunyai visi dan misi untuk menjadi produsen

minuman serbuk nomor satu di kalangan konsumen. PT. Marimas Putera Kencana

mempunyai kebijakan mutu yang menyatakan komitmen untuk senantiasa memenuhi

harapan pelanggan/ konsumen secara terus menerus dengan melaksanakan sistem mutu

yang terdokumentasi melalui penyertaan setiap individu secara terpadu, penanaman

sikap mental yang proaktif, dan tindakan perbaikan yang berkesinambung. Kebijakan

mutu yang dilakukan Marimas setelah mendapat sertifikasi ISO 9001:2000. PT.

Marimas Putera Kencana juga telah memperoleh dan menetapkan standar keamanan

pangan yang dijamin dalam ISO 22000 serta sertifikasi halal, dimana pada proses

produksi perusahaan akan menggunakan karyawan yang kompeten dan bahan baku

yang memenuhi standar.

1.4. Ketenagakerjaan

Berdasarkan keterkaitannya terhadap perusahaan, karyawan yang berkerja di Unit

Pengolahan 2 (UP 2) PT. Marimas Putera Kencana dapat dibagi menjadi 3 golongan,

yaitu antara lain

Page 13: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

3

1. Karyawan tetap

Karyawan golongan ini bekerja secara permanen di perusahaan. Sistem gaji

yang terima oleh karyawan tetap menggunakan sistem gaji bulanan yang

ditransferkan langsung ke rekening karyawan.

2. Karyawan kontrak

Karyawan golongan kontrak merupakan karyawan yang bekerja secara kontrak

dengan periode waktu tertentu yaitu selama 1 tahun. Periode waktu pada

karyawan kontrak dapat diperpanjang bila karyawan mempunyai kualitas kerja

yang baik serta mendapat kesempatan untuk diangkat menjadi karyawan tetap.

Sistem gaji pada karyawan kontrak sama seperti karyawan tetap yakni

menggunakan sistem gaji bulanan.

3. Karyawan borong

Karyawan borong yaitu karyawan yang dibutuhkan jika perusahaan

membutuhkan karyawan tambahan ketika terdapat peningkatan produksi.

Karyawan ini dapat diberhentikan jika perusahaan tidak membutuhkan karyawan

tambahan serta tidak terjadi peningkatan produksi. Oleh karena itu, dalam kata

lain karyawan ini merupakan karyawan yang tidak memiliki keterkaitan kontrak

dan menerima gaji setiap minggunya.

PT. Marimas Putera Kencana memiliki waktu produksi selama 7 hari dari hari Senin

hingga Sabtu. Perusahaan membagi waktu kerja ke dalam 3 shift yang masing – masing

shift bekerja selama 8 jam kerja pada hari Senin hingga Jumat sedangkan hari Sabtu

selama 5 jam atau dapat disebut setengah hari. Pembagian waktu kerja di hari Senin -

Jumat adalah sebagai berikut :

Pembagian Shift kerja hari Senin-jumat

Hari Jam (Shift 1) Jam (Shift 2) Jam (Shift 3)

Senin-Jumat 07.00-15.00 15.00-23.00 23.00-07.00

Pembagian waktu kerja di hari Sabtu

Hari Jam (Shift 1) Jam (Shift 2) Jam (Shift 3)

Sabtu 07.00-12.00 12.00-17.00 17.00-23.00

Page 14: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

4

Perusahaan akan menjalankan shift hanya di Departemen Teknik, Departemen Produksi,

Departemen Quality Control (QC). Perusahaan juga akan menerapkan jam kerja

tambahan atau over time jika terjadi peningkatan permintaan pasar maupun produk yang

dihasilkan belum memenuhi target. Penambahan jam kerja biasanya dilakukan pada hari

sabtu, minggu atau hari libur.

Selama 8 jam kerja, karyawan dan staff diberikan waktu istirahat yang berlangsung

selama 1 jam. Waktu istirahat yang diberikan dibagi menjadi 2 gelombang. Gelombang

pertama untuk karyawan pengemasan sedangkan gelombang kedua untuk karyawan

pengolahan. Pembagian waktu istirahat dimaksudkan supaya karyawan tidak .

Gelombang pertama untuk karyawan pengemasan sedangkan gelombang kedua untuk

karyawan pengolahan. Pembagian waktu istirahat dimaksudkan supaya karyawan tidak

beristirahat dalam waktu yang sama sehingga proses pengemasan tetap terkontrol setiap

waktu.

Page 15: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

5

1.5. Struktur Organisasi

Tabel 1. Struktur Organisasi PT. Marimas Putra Kencana

Direktur

Wakil

Direktur Fungsi Koordinator

Operasional Keuangan

Fungsi Koordinator

Operasional Sarpas

Fungsi Pengendalian

Lingkungan

Departemen Umum

Fungsi IT

Departemen Pembelian

Departemen Keuangan

Fungsi Koordinator

Operasional HR &

Umum

Departemen HRD &

Training

Fungsi Koordinator

Operasional Produksi Departemen QS

Departemen Teknik

& RP (rekayasa

produksi

Departemen QC

Departemen Produksi

Departemen PPIC

Departemen RnD

Fungsi Koordinator

Operasional Penjualan

& Pemasaran

Departemen Pemasaran

Page 16: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

6

1.6. Pemasaran dan Promosi

Sistem pemasaran dan promosi dari PT. Marimas Putera Kencana meliputi pemasaran

melalui media cetak, media elektronik, pameran bazar, sponsorship, free sampling, free

drink dan sales promotion girl. Produk – produk dari PT. Marimas Putera Kencana telah

tersebar di Indonesia maupun Luar Negeri. Daerah – daerah yang termasuk pemasaran

dari perusahaan yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera, DKI Jakarta,

Sulawesi, Sumatera. Negara – negara yang menjadi pasang pasar di kancah

Internasional produk PT. Marimas Putera Kencana, meliputi Afrika, Filipina, Nigeria,

Bangladesh.

Page 17: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

7

2. SPESIFIKASI PRODUK

2.1. Jenis Produk

2.1.1. Marimas

Tiap satu sachet Marimas mempunyai berat sebesar 8 gram. Pada produk olehan

marimas perusahaan menetapkan standar partikel untuk marimas harus melewati

ukuran mesh 20, 50, dan 100µm. Didalam satu sachet Marimas terdapat beberapa

informasi yang dicantum. Informasi yang tercantum meliputi nama produk, jenis rasa,

berat bersih, keterangan BPOM, nama produsen, cara penyajian, komposisi serta

tanggal kadaluarsa. Kemasan marimas terdiri dari 2 jenis yaitu kemasan multiline dan

single line. Dimana kedalam satu karton berisi 720 sachet yang terdiri dari 12 bal,

dalam 1 bal terdiri atas 6 renteng, sementara dalam 1 bal terdapat 10 sachet marimas/es

puter (6×10×12 = 720 sachet). Produk marimas yang menjadi andalan adalah produk

marimas dengan rasa jeruk dimana produk marimas dengan rasa ini banyak diminati

oleh pelanggan dan menjadi produk yang tetap ada dari pertama berdirinya marimas.

Selain jeruk rasa lain yang masih bertahan adalah mangga, di PT. Marimas Putera

Kencana setiap rasa yang diluncurkan mendapat perhatian rating dari pelanggan dimana

marimas akan mengeluarkan rasa baru ketika pelanggan sudah mulai bosan dengan rasa

yang ada atau kurang menarik minat pelanggan.

PT. Marimas Putera Kencana hingga saat ini memproduksi produk Marimas dengan 28

varian rasa. Varian rasa produk Marimas dapat dilihat pada Tabel 2 dan gambar produk

dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 18: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

8

Tabel 2.Varian Rasa Produk Marimas

Kode Rasa Varian Rasa

OM 01 Jeruk

OM 02 Jeruk Nipis Peras

OM 03 Gula Asem

OM 04 Buah Sirsak

OM 05 Stroberi

OM 06 Jeruk Manis

OM 07 Buah Melon

OM 08 Es Cocopandan

OM 09 Framboze

OM 10 Mangga

OM 11 Australian Sweet Orange (ASO)

OM 12 Jambu biji

OM 13 Anggur

OM 14 Es Kelapa Muda

OM 15 Jeruk Peras

OM 16 Mangga India

OM 17 Jeruk Pontianak

OM 18 Mangga Arumanis

OM 19 Jeruk nipis

OM 20 Buah Naga

OM 21 Es Cincau

OM 22

OM 23 Semangka

OM 24 Mangga Bangkok

OM 25 Nangka

OM 26 Nanas

OM 27 Teh Gula Batu

OM 28 Teh cincau (Sumber : PT. Marimas Putera Kecana)

Gambar 1. Kemasan produk Marimas dan Pop Up

(Sumber : http://www.marimas.com/id/#products/marimas)

Page 19: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

9

2.1.2. Es Puter

Milkimas Es Puter memiliki berat 7 gram/sachet serbuk minuman. Sementara dalam

satu renteng es puter memiliki berat ± 76,0-80,0 gram. Jenis plastik yang digunakan

untuk kemasan Es puter adalah jenis Metalyzed plastic yang komponen dari kemasan

dilapisi dengan Alumunium Foil.Dalam 1 bal kemasan Es Puter berisikan 10 renteng

sachet Es Puter. Produk Es Puter memiliki 8 varian rasa yang berbasis coklat maupun

kopi. Varian rasa Es Puter dapat dilihat pada Tabel 3 dan gambar kemasan produk Es

Puter dapat dilihat pada Gambar 2.

Tabel 3. Varian Rasa Es Puter

Kode Rasa Varian Rasa

MPR 01 Coklat

MPR 02 Es Kopi

MPR 03 Chocorio

MPR 04 Cappucino

MPR 05 Chocomio

MPR 06 White Koffie

MPR 07 Chocogo

MPR 08 Choco Time (Sumber : PT. Marimas Putera Kecana)

Gambar 2. Kemasan Produk Milkimas Es Puter

(Sumber : http://www.marimas.com/id/marimas-products/milkimas-es-puter)

2.1.3. Mariteh

PT. Marimas Putera Kencana memproduksi minuman teh instan yang berbentuk serbuk.

Minuman teh instan serbuk tersebut bernama Mariteh. Berat 1 renteng mariteh ± 88 –

92 gram. Pada tiap sachet Mariteh berisi 8 gram serbuk minuman. Tiap satu karton

Page 20: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

10

Mariteh yang berukuran 6×10×12 dengan total berisi 720 sachet Mariteh. Produk

tersebut memiliki 4 varian rasa, yaitu lemon, apel, wangi melati dan gula batu. Varian

rasa dan gambar kemasan dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 3.

Tabel 4. Varian Rasa Mariteh

Kode Rasa Varian Rasa

THR 1 Lemon

THR 2 Apel

THR 3 Wangi Melati

THR 4 Gula Batu (Sumber : PT. Marimas Putera Kencana

Gambar 3. Kemasan produk Mariteh

(Sumber : https://marimasku.wordpress.com/perihal/)

2.1.4. FruitZ

Produk Fruitz merupakan minuman serbuk dengan kandungan gula hingga 100%.

Varian rasa dari produk ini terdiri atas 5 varian rasa. Varian rasa tersebut meliputi

florida orange, sirsak ratu, anggur merah, pink guava, dan jeruk nipis. Produk dari

Fruitz memiliki berat bersih sebesar 28 gram. Kemasan primer dari produk ini dibuat

lebih besar dan lebih tebal dibandingkan dari produk Marimas. Kemasan primer terbuat

kemasan laminasi alumunium foil. Pada pengemasan sekunder dari produk ini

menggunakan plastik bal yang berisi 6 sachet Fruitz pada tiap renteng. Kemasan tersier

dari produk ini menggunakan kardus sama seperti pengemasan tersier Marimas (PT.

Marimas Putera Kencana). Varian rasa produk Fruit dapat dilihat di dalam Tabel 5 serta

kemasan produk Fruitz pada Gambar 4.

Page 21: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

11

Tabel 5.Varian Rasa Produk Fruitz

Kode Rasa Varian Rasa

FRU – 01 Florida Orange

FRU – 02 Sirsak Ratu

FRU – 03 Anggur Merah

FRU – 04 Pink Guava

FRU – 05 Jeruk Nipis (Sumber : PT. Marimas Putera Kencana)

Gambar 4. Kemasan produk Fruitz

(Sumber : http://www.marimas.com/id/marimas-products/marimas-fruitz)

Page 22: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

12

3. PROSES PRODUKSI

3.1. Bahan Baku

3.1.1. Gula Rafinasi

Gula yang digunakan dalam pengolahan produk minuman serbuk oleh PT. Marimas

Putera Kencana adalah gula rafinasi. Gula rafinasi merupakan gula yang berasal dari

bahan baku gula mentah (raw sugar) yang diproses melalui tahap penyulingan,

penyaringan serta pembersihan dimana apabila dibandingkan dengan gula kristal putih

(GKP) proses/tahapan dalam memperoleh gula rafinasi lebih ketat. Gula rafinasi

mempunyai tingkat kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan gula kristal putih. Gula

rafinasi berbentuk butiran kristal lebih halus dan warna yang lebih putih dari gula kristal

putih. Gula rafinasi juga merupakan gula yang tidak mengandung bau tebu. Pada proses

pengolahan minuman serbuk di PT. Marimas Putera Kencana, gula rafinasi merupakan

bahan baku utama yang digunakan untuk pemberi rasa manis. Gula rafinasi yang

digunakan oleh PT.Marimas Putera Kencana berasal dari 3 supplier yang berbeda yaitu

Jawa Manis Rafinasi, Makassar Tene, dan Dharmapala Usaha Sukses. PT. Marimas

Putera Kencana menetapakan Standar mutu gula rafinasi yang digunakan berdasarkan

pada SNI 01-3140.2-2006 Gula Kristal-Bagian 2: Rafinasi (Refined Sugar). Syarat mutu

gula kristal rafinasi dapat dilihat di dalam tabel.

Page 23: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

13

Tabel Syarat Mutu Gula Kristal Rafinasi

No

Kriteria uji Satuan Persyaratan

I II

1. Polarisasi °Z min. 99,80 min.99,70

2. Gula reduksi % maks. 0,04 maks. 0,04

3. Susut

pengeringan

%, b/b maks. 0,05 maks. 0,05

4. Warna larutan IU maks. 45 maks. 80

5. Abu %, b/b maks. 0,03 maks.0,05

6. Sedimen mg/kg maks. 7,0 maks. 10,0

7. Belerang

dioksida (SO2)

mg/kg maks.2,0 maks. 5,0

8. Timbal (Pb) mg/kg maks. 2,0 maks. 2,0

9. Tembaga (Cu) mg/kg maks. 2,0 maks.2,0

10. Arsen (As) mg/kg maks. 1,0 maks. 1,0

11. Angka lempeng

total (ALT)

koloni/10 g maks. 200 maks. 250

12. Kapang koloni/10 g maks. 10 maks.10

13. Khamir Koloni/10 g maks.10 maks. 10

(SNI 01-3140.2-2006. Gula Rafinasi)

3.1.2. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah dengan rumus molekul C6H8O7.H2O. Asam

sitrat sering ditemukan pada buah bergenus citrus seperti buah jeruk ataupun sari buah

– buahan lainnya, seperti markisa, dan nanas. Asam sitrat memiliki ciri-ciri kristal yang

tidak berwarna, tidak berbau, rasa sangat asam serta mudah larut dalam air (higroskopis.

Asam sitrat merupakan senyawa yang dikenal sebagai asam 2-hidroksi-1,2,3-

propanatrikarboksilat, yang mempunyai 3 gugus karboksilat.

Pada industri makanan dan minuman asam sitrat memiliki peranan yang sangat besar,

salah satu perusahan yang memanfaatkan asam sitrat adalah PT. Marimas Putera

Kencana. Penggunaan asam sitrat sendiri menguntungkan dalam pencampuran, hal ini

dikarenakan asam sitrat memiliki kelarutan relatif tinggi, tidak beracun serta

menghasilkan rasa asam yang disukai oleh konsumen. Selain itu, penambahan asam

sitrat bertujuan untuk menutupi after taste yang tidak disukai. Asam sitrat juga bahan

kimia yang bersifat asam, sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

Sifat asam tersebut juga berperan sebagai pengawet. Penggunaan asam sitrat hanya

Page 24: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

14

pada minuman serbuk berflavour buah dengan rasa asam, contoh jeruk, strawberry dan

mangga. Penggunaan asam sitrat dalam pengolah minuman serbuk di PT. Marimas

Putera Kencana memiliki peran untuk mencegah kerusakan warna dan aroma.

3.1.3. Aspartam dan Siklamat

Siklamat merupakan pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan 30 – 40 kali

lebih besar dibandingkan dengan sukrosa. Siklamat dapat menimbulkan karsinogenik

apabila terkonvesi menjadi cyclohexylamine di dalam saluran pencernaan.

Cyclohexylamine merupakan promotor atau perangsang tumor serta bersifat toksik.

Berdasarkan World Health Organization (WHO) penggunaan siklamat yang

diperbolehkan untuk dikonsumsi dalam 1 hari maksimal adalah 11 mg/kg berat badan.

Sementara itu di Indonesia penggunaan siklamat menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.208/MenKes/Per/IV/85 maksimal penggunaannnya dalam 1

hari adalah 1 gr/kg bahan. Siklamat merupakan bahan tambahan pangan yang memiliki

efek yang dapat merugikan sehingga untuk meminimalisir bahaya yang ditimbulkan

dapat dilakukan pengujian kadar siklamat dengan menggunakan salah satunya metode

gravimetri (SNI,1992).

3.1.4. Flavor

Flavor merupakan sensasi yang ditimbulkan oleh senyawa volatil dan non volatil. Oleh

karena itu, flavor dapat memberikan sensasi rasa, aroma dari makanan, minuman serta

bumbu – bumbu yang merangsang seluruh indera saat memakan melalui saluran

makanan dan pernapasan, khususnya rasa dan aroma (Dordland dan Rogers, 1977).

Komponen volatil yaitu komponen yang berkontribusi memberikan sensasi aroma serta

kesan awal (top notes) serta menguap dengan cepat. Komponen non volatil akan

memberikan sensasi pada rasa, seperti pahit, manis asam dan asin. Komponen non

volatil tidak memberikan sensasi aroma, namun menjadi media untuk komponen serta

membantu menahan penguapan komponen volatil (Winarno 1997).

Flavor yang digunakan PT. Marimas Putera Kencana yaitu flavor buatan atau biasa

disebut dengan flavor sintetis. Hal ini dikarenakan flavor sintesis memiliki harga yang

murah, praktis digunakan, mudah diperoleh. Flavor sintetis akan menghasilkan flavor

sesuai dengan produk yang diinginkan.

Page 25: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

15

3.1.5. Pewarna

Pewarna makanan adalah suatu senyawa berwarna yang mempunyai afinitas kimia

terhadap bahan yang diwarnai. Warna dari suatu minuman maupun makanan salah satu

ciri yang penting. Ini karena warna merupakan kriteria yang mendasar untuk

menentukan kualitas minuman maupun makanan. Warna juga dapat memberikan tanda

apabila terjadi perubahan kimia pada bahan makanan. Pewarna yang sering digunakan

pada bahan pangan memiliki dua macam jenis yaitu pewarna alami dan pewarna

sintetis atau buatan. Dalam proses pengolahan yang dilakukan PT. Marimas Putera

Kencana menggunakan bahan pewarna sintesis karena mudah diperoleh, murah dan

lebih stabil.

Page 26: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

16

3.2.Alur Produksi

Alur produksi dari PT. Marimas Putera Kencana ditunjukan di dalam digram alir

dibawah ini.

Not good

Good

Not good

Good

Not good

Good

Gambar 5. Tahapan Proses Produksi

Gula (Transfer gula, penggilingan

gula dan pengayakan gula )

Pencampuran gula giling dan

premix (Mixing)

Filling

Penerimaan Bahan Baku

Proses Ulang

Pengemasan

Multilane/singleline

Produk jadi

Pengembalian

ke supplier

Inspeksi/pengecek

an QC bahan baku

Inspeksi/pengecekan

serbuk jadi

Inspeksi kemasan

QC lapangan

Keterangan:

: Bahan/Produk

: Pengujian

Page 27: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

17

ALUR PROSES PRODUKSI

1. BAHAN 2. GULA

4. MIXING

5. PENAMPUNGAN

SEMENTARA

6. LOLOS

ANALISA LAB ?

7. PACKING

8. PENYIMPANAN

(Gudang Barang Jadi)

10. PROSES ULANG

Tidak

Ya

9. PEMASARAN

3. PENIMBANGAN

Page 28: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

18

3.2.1. Penerimaan dan Penyimpanan Terhadap Kualitas Gula

Pada prosesnya, penerimaan bahan baku melewati beberapa tahapan dimana ketika

pertama kali datang bahan baku akan dicek kelengkapan berkas seperti CoA, DO, dan

surat jalan. Setelah berkas dirasa lengkap kemudian bahan baku ditimbang diatas palet

dengan 1 palet berisi 20 karung gula

Penerimaan bahan baku gula dilakukan oleh bagian produksi penerimaan, dimana pada

saat penerimaan petugas harus mengecek beberapa berkas yang dibawa oleh tim

ekspedisi dari supplier. Beberapa berkas yang harus ada pada saat pengecekan adalah

CoA (Certificate of Analyzis) , DO (Delivery Order), sertifikat halal, selain berkas

kelengkapan hal lain yang dilakukan adalah dengan melakukan penimbangan terhadap

berat gula yang datang. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas

dari gula adalah dengan melihat armada yang digunakan untuk pengiriman, dalam hal

ini petugas penerimaan akan melihat kondisi armada yang diguna dalam pengeriman.

Armada yang baik adalah armada yang bersih tidak lembab, tergenang air, serta tidak

mengangkut bahan baku lain yang memiliki aroma yang tajam sehingga dapat merusak

bahan baku lainnya. Selain melakukan pengecekan CoA perusahaan melalui QC

(Quality Control) melakukan pengecekan terhadap kadar air, brix, mesh dan visualisasi

warna.

Pengujian mesh 20, dan kadar air dari ketiga supplier gula yang ada dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.

Grafik 1. Rata-rata kelolosan Mesh 20 dari 3 Supplier

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

JMR 22/2-17 DUS 3/2-17 MT 22/2-17

Series1

Page 29: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

19

Keterangan:

J.M.R = PT. Jawa Manis Rafinasi

D.U.S = PT. Dharmapala Usaha Sukses

M.T = PT. Makassar Tene

* pengambilan sampel sesuai dengan ketetapan perusahaan dimana dilihat dari jumlah

sekali kedatangan

Gula/karung > 500 karung/sak diambil 16 sampel

Gula/karung < 500 karung/sak diambil 14 sampel

Tingkat partikel size yang dapat diterima adalah 40

Pada grafik 1 dapat dilihat bahwa rata-rata mesh 20 yang diperoleh menunjukkan

tingkat kehalusan/ukuran partikel size dari masing-masing gula. Partikel size dengan

tingkat kehalusan paling tinggi dimiliki oleh JMR dengan rata-rata pengujian lolos

78,4625. Sementara partikel size paling besar adalah milik gula MT dimana tingkat

kelolosan mesh 20 lebih kecil yaitu 72,91429. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh

hasil yang menunjukkan bahwa ketiga gula dari 3 supplier berbeda telah sesuai dengan

standar perusahaan

Pengujian mesh 20 dilakukan pada tanggal kedatangan 3 Februari 2017 dan 22 februari

2017. Pada pengujian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut, dimana rata-rata

pengujian mesh 20 dari JMR memiliki nilai yang sebesar 78,4625. Hasil ini

menunjukkan bahwa tingkat partikel size dari supplier ini sangat kecil, selain JMR

supplier lainnya adalah gula DUS dan MT dimana kedua supplier memiliki rata-rata

partikel size yang lebih besar dimana diperoleh hasil gula Dus sebesar 76,4875 dan gula

MT sebesar 72,9143. Berdasarkan hasil tersebut nilai yang diperoleh dari pengujian

masih memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan yaitu ukuran partikel size 40

masih dapat diterima. Pengukuran mesh 20 dilakukan dengan cara menimbang 25 gram

gula kemudian dilakukan pengayakan dengan menggunakan mesh 2, selanjutnya hasil

yang diperoleh dikali dengan 4. Hal ini dilakukan karena berat seharusnya yang

digunakan adalah 100 gram sampel. Jika supplier yang digunakan adalah supplier baru

maka pengujian mesh yang dilakukan meliputi mesh 20,50, dan 100 dengan jumlah

yang digunakan adalah 100 gram.

Page 30: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

20

Grafik 2. Rata-rata Kadar Air dari 3 Supplier

Keterangan: kadar air maksimal untuk gula adalah 0,3

Pada grafik 2., dapat dilihat bahwa hasil rata-rata pengujian kadar air untuk ketiga jenis

gula masih normal dengan rata-rata kadar air tertinggi adalah milik jenis gula DUS yaitu

0,1. Sementara rata-rata kadar air terkecil adalah milik gula MT sebesar 0,077857.

Pada pengujian ruang penyimpanan bahan baku diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 6. Relative Humidity dan Suhu Penyimpanan

Relative Humidity (%) Suhu (C0)

80 25,9

70 26,7

61 30

Pada tabel 6., diperoleh hasil pengujian terhadap RH dan suhu ruang penyimpanan.

Pengambilan data RH dan suhu dilakukan setiap 4 jam sekali dalam satu ruangan

dengan 3 titik berbeda.. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai RH tertinggi dan

suhu terterendah adalah pada titik 1 yaitu sebesar 80 % dan 25,90C. Sementara RH

terendah diperoleh pada titik 3 yaitu 61 % dengan suhu 300C.

Perusahaan PT. Marimas Putra Kencana dalam penyimpanan bahan baku gula

menggunakan sistem FIFO (First In First Out).dimana dengan sistem ini pegawai lebih

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

JMR 22/2-17 DUS 3/2-17 MT 22/2-17

Series1

Page 31: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

21

mudah dalam menentukan bahan baku mana yang akan digunakan terlebih dahulu.

Untuk mempermudah penandaan maka ketika gula masuk petugas akan menancapkan

bendera yang berbeda warna untuk setiap kedatangan serta akan memberi tanda stampel

kedatangan. Warna bendera yang digunakan untuk penandaan adalah warna merah,

biru, dan kuning. Penyimpanan gula dilakukan dengan meletakkan gula pada palet,

setiap palet berisi dengan 20 karung gula rafinasi. Sesuai dengan sistem FIFO dimana

diasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang yang pertama digunakan

atau dijual (Rahman & Tony, 2004) . Berdasarkan sistem tersebut setiap gula yang

masuk pertama kedalam gudang penyimpanan bahan baku akan digunakan terlebih

dahulu, sementara gula yang datang terakhir akan digunakan setelah gula yang pertama

habis. Kelebihan dari sistem FIFO adalah mendekatkan persediaan akhir dengan biaya

berjalan, dimana barang/persediaan pertama yang dibeli adalah barang/persediaan

pertama yang digunakan. Sementara kekurangan dari FIFO adalah biaya perjalanan

tidak ditandingkan dengan pendapatan berjalan pada laporan laba dan rugi (Rahman &

Tony, 2004).

Kualitas gula yang datang dari supplier oleh PT. Marimas Putra Kencana sangat dijaga

hal ini dikarenakan kualitas gula yang kurang baik akan mempengaruhi produk yang

dihasilkan. Ukuran partikel gula yang terlalu kecil dapat menyebabkan gula sulit

terhomogen dengan premix yang ada, sehingga warna dan rasa dari produk akan

berubah dan tidak sama dengan produk yang sudah ada sebelumnya. Selain ukuran

partikel, kadar air dari gula juga dijaga pada kisaran maksimal 0,3 hal ini dikarenakan

jika gula terlalu mengandung banyak air akan melekat pada mesin saat diproses dan

dapat menyebabkan kerak.

Page 32: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

22

3.2.2. Transfer Gula (Penggilingan dan Pengayakan Gula )

Gula rafinasi yang digunakan sebagai bahan baku utama dimasukkan kedalam silo

untuk digiling dengan cara ditransfer melalu konveyor, selama proses transfer gula

mengalami beberapa kali pengayakan dimana salah satunya pengayakan dilakukan

ditahap awal sebelum gula naik ke silo, selanjutnya bahan akan ditransfer ke silo yang

berada dilantai 3 dimana didalam silo gula akan digiling dan diayak kembali. Setelah

gula mengalami proses penggilingan kemudian gula ditransfer kedalam intermediet tank

untuk transfer ke area penimbangan dengan mesi screw conveyor dan kemundian

ditimbang sesuai ketentuan yang sudah ditetapkanmelalui proses penimbangan dengan

tangka moving hooper, gula giling yang sudah ditimbang kemudian masukan ke mesin

Ribbon Mixer ataupun Super mixer di lantai 2 unntuk dimixing dengan bahan lain.

Proses transfer gula yang dilakukan menggunakan sistem gravitasi bumi hal ini

dikarenakan gula yang berada di lantai 1 akan ditransfer melalui konveyor menuju

vibrator yang dilengkapi dengan pengayak dan penyaring. Di dalam mesin ayak terdapat

dua saringan yang berukuran 12 mesh dan 14 mesh. Fungsi dari dua saringan tersebut

yaitu untuk memisahkan benda – benda asing yang terdapat dalam gula. Benda – benda

asing tersebut meliputi tali, benang maupun plastik yang berasal dari karung gula.

Selain itu, di dalam vibrator terjadi proses pengayakan gula yang berperan untuk

memisahkan gula kasar yang masih berbentuk bongkahan – bongkahan dengan gula

serbuk. Gula serbuk hasil ayakan vibrator ditampung sementara di dalam hopper bucket

elevator yang selanjutnya ditransfer ke lantai 3 dengan menggunakan bucket elevator,

sedangkan gula kasar yang tertahan serta benda – benda asing dipisahkan dari proses

dan ditampung dalam kantong.

Setelah gula ditransferkan dari lantai 1 menuju lantai 3 menggunakan bucket elevator,

selanjutnya ditampung di dalam dua silo yang masing – masing mempunyai kapasitas

2000 kg gula. Di dalam silo terdapat rotary valve yang berperan untuk mengatur jumlah

gula dan mengatur kecepatan gula yang keluar. Gula yang keluar dari silo selanjutnya

diayak kembali serta dilakukan pengecilan ukuran menggunakan disk mill. Hasil dari

proses tersebut yaitu gula halus. Selanjutnya, gula halus tersebut ditampung sementara

di intermediet tank. Kemudian gula yang terdapat dalam intermediet tank disalurkan ke

filler mixer menggunakan screw conveyor.

Page 33: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

23

3.2.3. Mixing

Gula halus hasil dari proses penggilingan dan pengayakan yang ditampung pada

intermediet tank selanjutnya ditransferkan ke filler mixer dengan menggunakan screw

conveyor untuk dilakukan proses pencampuran. Proses mixing yang dilakukan meliputi

pencampuran gula giling dengan bahan premix seperti flavor, CMC, aspartam, garam

halus, dan lain-lainnya. Saat discharge pada filler mixer dibuka maka gula halus akan

masuk ke filler mixer sampai berat gula mencapai 190 kg. Setelah itu, ketika berat gula

tercapai discharge akan tertutup secara otomatis. Selanjutnya, gula tersebut dimasukan

ke dalam mixer dan dilakukan penuangan powder ke filler mixer. Kemudian, gula dan

powder yang berasal dari lantai 3 secara langsung ditransferkan ke mixer yang

tertelatak di lantai 2.

Mesin mixer yang digunakan PT. Marimas Putera Kencana terdapat dua jenis mesin

yang terdiri dari Ribbon Mixer dan Super Mixer. Kedua mesin mixer mempunyai

perbedaan secara kapasitas. Ribbon mixer mempunyai kapasitas sebesar 200 kg bahan.

Di dalam ribbon mixer terdapat impeller . Namun, super mixer mempunyai kapasitas

bahan yang diolah sebesar 100 kg bahan serta di dalam mesin terdapat ulir dan copper.

Selain memiliki perbedaan, juga terdapat persamaan dari kedua mesin mixer yang

digunakan PT. Marimas Putera Kencana. Persamaan dari kedua mesin tersebut adalah

kecepatan putar sebesar 1500 rpm dan lama pengadukan membutuhkan waktu selama 4

menit. Pada area mixing (pencampuran) dikondisikan pada suhu 20°C yang bertujuan

untuk menjaga kelembaban di area pencampuran. Kondisi tersebut akan berkaitan

dengan kualitas bahan yang dihasilkan. Setelah proses mixing (pencampuran bahan)

berakhir, selanjutnya hasil olahan Marimas dikeluarkan dari mixer serta ditampung

pada moving hopper yang selanjutnya akan di simpan di area stock atau langsung

dikirim ke area filler untuk dilakukan pengisian ke dalam kemasan.

Page 34: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

24

3.2.4. Filler

Hasil olahan Marimas telah dimasukan ke dalam moving hopper kemudian selanjutnya

dibawa menuju area filler/ Pengisian. Di area filler dikondisikan suhu rendah sekitar

27°C hingga 29°C yang bertujuan untuk menjaga kelembaban ruangan yang akan

berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Di area ini, moving hopper

ditempatkan tepat diatas lubang penghubung mesin pengemasan primer. Lubang

penghubung berupa pipa yang dilapisi plastik serta ditutup oleh kain.

Di area filler terdapat tiga line yang masing – masing line terdapat 12 titik ataupun 7

titik yang terhubung ke area pengemasan primer yang terletak di lantai satu. Banyaknya

titik yang dibuka tergantung dengan jadwal yang dibuat oleh PPIC. Namun, untuk

pengemasan multilane satu line area filler biasanya terdapat 7 lubang penghubung,

sedangkan untuk pengemasan singlelane terdapat 12 titik untuk lubang penghubung.

3.2.5. Pengemasan

PT. Marimas Putera Kencana menggunakan dua jenis mesin pengamasan yaitu mesin

pengemasan Single lane dan mesin pengemasan Multi lane. Perbedaan dari kedua mesin

pengemasan tersebut dapat disajikan pada tabel berikut

Perbedaan Singlelane Multilane

Jumlah yang dihasilkan 1 renteng 6 renteng

Kecepatan mesin 70 rpm 50 – 60 rpm

Jumlah sisi yang di segel pada

kemasan

3 sisi 4 sisi

Kapasitas hopper 25 kg 216 kg

Waktu pengisian corong 15 menit sekali 45 – 60 menit sekali

Jumlah operator 1 operator untuk 3 mesin 1 operator untuk 2 – 3 mesin

Metode pemotongan renteng Manual Otomatis

Setting mesin 30 – 60 menit 60 – 120 menit

Jumlah seal vertikal dalam

kemasan

1 sisi 2 sisi

Di dalam proses pengemasan, faktor yang mempengaruhi kualitas dan mutu produk

antara lain yaitu temperatur serta kelembaban, faktor lain adalah yang berpengaruh

adalah etiket. Etiket yang akan digunakan untuk kemasan tidak boleh rusak. Kerusakan

etiket berupa etiket mengelupas, bergaris, tulisan dan warna membanyang, berminyak /

Page 35: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

25

terdapat bubble, missed print, dan tension. Kerusakan etiket berupa tension artinya

gulungan etiket terlalu kencang sehingga tidak bisa ditarik atau digulung pada waktu

pemasangan mesin. Kerusakan ini terjadi umumnya berasal dari supplier. Oleh karena

itu, pada waktu penerimaan bahan penolong (etiket) dilakukan pengecekan yang

berguna untuk meminimalisir terjadinya kerusakan etiket.

Produk yang telah sampai pada pengemasan akan dilakukan pengecekan kebocoran atau

ketidaksesuaian kemasan dilakukan setiap 1 jam sekali oleh quality control (QC)

lapangan. Pengecekan yang dilakukan oleh QC lapangan meliputi uji timbang dan

rimbang. Pengujian timbang dilakukan dengan cara mengambil 1 renteng produk dari

masing-masing line, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik dengan

ketentuan berat 89,0-93,0 gram (Marimas) atau 133,5-139,5 gram (Marimas promo).

Pengujian timbang dilakukan sebanyak 2 kali dimana jika berat tidak sesuai dengan

ketentuan maka QC lapangan akan mengambil sampel dari mesin dan line yang sama,

apabila masih terjadi kesalahan maka QC lapangan akan mematikan alur operasi dari

mesin tersebut dan menarik produk tersebut. Selain dilakukan pengecekan berat

timbangan quality control (QC) juga dilakukan pengecekan kecoboran kemasan.

Pengecekan dilakukan dengan cara mengambil 6 sachet produk (setengah dari 1

renteng), kemudian dilakukan metode rimbang dengan mencelupkan produk yang sudah

dikemas kedalam air. Jika terdapat gelembung udara maka kemasan tersebut mengalami

kebocoran, setelah diketahui adannya kebocoran maka QC lapangan akan melakukan

pengecekan ulang untuk memastikan kebocoran tersebut. setelah dipastikan adanya

kebocoran QC lapangan akan mematikan alur mesin tersebut dan melakukan reject.

3.3.Bahan Penolong

Pada produksi PT. Marimas Putra Kencana menggunakan bahan pengemas atau yang

sering disebut dengan bahan penolong. Bahan penolong yang digunakan

diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu bahan penolong primer, sekunder, dan tersier.

Bahan penoloong primer yangg digunakan pada produk marimas adalah plastik jenis

Metalyzed plastic, pengemas primer yang digunakan akan bersentuhan langsung dengan

serbuk dari produk marimas. Pengemas selanjutnya adalah jenis pengemas sekunder,

Page 36: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

26

dimana pengemas sekunder merupakan pengemas yang akan bersentuhan langsung

dengan pengemas primer dan tersier. Jenis pengemas terakhir adalah pengemas tersier,

bahan pengemas yang digunakan adalah kertas karton. Fungsi dari pengemasan adalah

untuk mencegah kerusakan pada produk selama penyimpanan maupun pendistribusian.

Page 37: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

27

4. PEMBAHASAN

Pengambilan data dilakukan 17-22 Februari 2017 di unit produksi 2. Pengambilan data

meliputi inspeksi penerimaan bahan baku gula, penyimpanan gula, inspeksi pengujian

bahan baku gula, serta proses produksi giling gula. Pada penyimpanan gula pada unit

produksi 2 digunakan lantai, hal ini dilakukan karena untuk mempermudah bongkar

muat bahan serta mempermudah pengambilan bahan baku yang akan diproses.

4.1. Pengujian Gula

Bahan baku yang telah masuk kedalam gudang penyimpanan akan diuji oleh QC bahan

baku. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kadar air, brix, dan mesh. Setiap

kali kedatangan bahan baku QC akan melakukan pengujian dengan mengambil

beberapa sampel yang diambil secara acak. Jumlah yang diambil sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan

Pada pengamatan dan pengambilan data yang dilakukan diperoleh hasil data relative

humidity dan suhu ruang penyimpanan adalah berbanding terbalik. Pada pengambilan

data dititik pertama diperoleh RH sebesar 80% dan suhu sebesar 25,90C. Menurut Ansar

et al. (2006) tingginya suhu penyimpanan akan membuat kondisi gula tidak stabil,

dimana gula akan mengalami perubahan fase dari fase padat (solid) menjadi rubbery.

Masih menurut Ansar et al. (2006) penyimpanan dengan Relative Humidity yang tinggi

akan mengakibatkan uap air meningkat sehingga mengakibatkan proses kelarutan

semakin lama. Selain itu menurut Khalloufi, et al., (2000) dan Widodo (2004) adanya

perbedaan suhu penyimpanan dengan suhu Tg (transisi gelas) pada bahan pangan dapat

mempercepat terjadinya kerusakan, sehingga suhu Tg dapat dijadikan sebagai standar

suhu penyimpanan produk pangan.

Tingginya nilai RH pada titik pertama pengambilan data dapat dikarenakan adanya

tempat pencucian alat yang berdekatan dengan ruang penyimpanan bahan baku serta

atap dari ruang penyimpanan tersekat dengan lantai 2 sehingga tidak mendapatkan

cahaya matahari secara langsung, sementara tingginya suhu pada titik pengamatan

ketiga dapat dikarenakan ruang tersebut berhadapan langsung dengan pintu bongkar

Page 38: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

28

muat barang serta ruang penyimpanan yang langsung mendapatkan cahaya matahari dan

tidak terhalang oleh lantai 2. Menurut Mohrle (1989) dalam jurnal “Pengaruh Suhu

dan Kelembaban Udara Terhadap Perubahan Mutu Tablet Effervescen Sari Buah

Selama Penyimpanan” Ansar (2010), ruang penyimpanan harus memiliki RH dan suhu

yang sesuai dimana RH berkisar antara 30%-50% dengan suhu 250C. Nilai RH

penyimpanan yang tingi dapat mempengaruhi kelembaban dari gula sehingga dapat

mempengaruhi kualitasnya meskipun ketika dilakukan pengujian kadar air masih masuk

dalam standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Pengujian kadar air dilakukan pada tanggal yang sama dengan pengujian mesh 20 yaitu

tanggal kedatangan 3 Februari dan 22 Februari 2017. Pengujian kadar air adalah salah

satu pengujian yang penting dilakukan pada gula sebelum digunakan sebagai bahan

baku dimana salah satunya pembuatan minuman serbuk seperti marimas, pengujian ini

dilakukan dikarena sifat gula yang mudah rusak jika mengandung banyak air. Salah satu

kerusakan yang akan terjadi jika kadar air pada gula terlalu tinggi adalah gula menjadi

mudah meleleh sehingga sulit untuk digiling. Kadar air merupakan jumlah air yang

terkandung dalam suatu bahan pangan yang dinyatakan dalam satuan persen (Harris dan

Karmas,1989). Pengujian kadar air yang dilakukan di PT. Marimas Putra Kencana

adalah dengan menggunakan alat Moisture Balance dimana setiap sampel diambil ±3

gram dan dimasukkan kedalam moisture balance, kemudian ditunggu ±1,5-2 menit

dengan suhu 1000C. Pengukuran kadar air dapat juga dilakukan dengan metode

termogravimerti, dimana metode termogravimetri merupakan salah satu metode

pengeringan yang dapat digunakan untuk mengukur kandungan air dengan cara

mengeringkan bahan dalam oven selama 3-4 jam (Winarno,1997).

Pengujian lainnya yang dilakukan oleh QC bahan baku adalah pengujian brix, dan

kebersihan. Analisa brix merupakan metode yang dapat digunakan untuk menunjukkan

jumlah zat semu yang terlarut dalam setiap 100 gram larutan. Zat semu merupakan

padatan terlarut gula, dimana semakin tinggi nilai brix menunjukkan kandungan padatan

terlarut dalam suatu larutan meningkat dan semakin banyak air yang keluar

(Kuspratomo, 2012). Pada pengujian brix yang dilakukan di PT. Marimas Putra

Kencana sampel ditimbang seberat 10 gram dan dilarutkan dalam 100 ml air, kemudian

Page 39: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

29

larutan diukur nilai brixnya dengan refraktometer. Perusahaan telah menetapkan standar

untuk nilai brix dari gula rafinasi yang digunakan yaitu berkisar antara 9,0-11,0.

4.2. Penyimpanan dan Penggunaan Gula

Inventori merupakan suatu konsep dimana terdapat sumber daya yang dapat digunakan,

namun belum dipergunakan atau dengan kata lain inventori merupakan persediaan

barang yang ada diperusahaan baik barang mentah, maupun barang jadi (Rahman &

Tony, 2004 ). Sistem inventori memiliki 2 metode yang dapat digunakan yaitu

persediaan periodik (periodic inventory) dan persediaan perpetual (perpetual inventory).

Sistem periodik sering digunakan pada perusahaan dengan persediaan jumlah barang

yang bervariasi dan memiliki nilai yang relatif kecil, semenntara sistem perpetual

sering digunakan pada perusahaan yang memiliki persediaan dengan nilai tinggi bila

persediaan tersebut habis atau menumpuk.

Pada PT. Marimas Putra Kencana sistem persediaan bahan baku yang digunakan adalah

periodik dimana bahan baku yang digunakan sangat berangam dengan skala kedatangan

yang tidak terlalu besar. Selain gula bahan baku lain yang digunakan oleh PT.Marimas

Putra Kencana di unit produksi 2 adalah aspartam, siklamat, garam halus, flavor,

pengental dan lain-lain.

Kelebihan lain dari sistem FIFO dan persediaan periodik adalah memperkecil

kemungkinan kerusakan pada bahan baku terutama gula. Jika menggunakan sistem

LIFO (Last in First Out) gula akan mudah rusak dan dapat menurunkan kualitas dari

gula yang akan diproses giling karena terlalu lama disimpan, selain itu penggunaan

sistem persediaan perpetual tidak sesuai karena kedatangan bahan baku tidak terlalu

besar sehingga dapat memberi kerugian kepada perusahaan. Gula yang akan digiling

ditranfer ke lantai 3 menggunakan konveyor untuk mempermudah dan mengefisienkan

waktu produksi. Selama proses produksi penggilingan gula tidak ada kendala yang

terlalu berat, kecuali kendala kerusakan mesin konveyor dimana ketika konveyor

pembawa gula dari lantai 1 ke lantai 3 mengalami kerusakan maka hal ini menyebabkan

pekerjaan menjadi manual dan memakan waktu lebih lama.

Page 40: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

30

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Untuk penerimaan gula sudah sesuai ketentuan.

PT. Marimas Putra Kencana menerapkan penyimpanan dengan metode FIFO

Pengujian mesh 20 yang dilakukan menunjukkan hasil rata-rata gula yang lolos

lebih dari 50%.

Pengujian kadar air menunjukkan bahwa ketiga gula dari supplier memiliki rata-

rata kadar air antara 0,06-0,1

Kelembaban dan suhu ruang penyimpanan masih harus dijaga

Kebersihan armada dapat mempengaruhi kualitas gula.

Kendala proses giling gula adalah ketika konveyor yang membawa gula rusak

Relative Humidity untuk ruang penyimpanan adalah 60%-80%

5.2. Saran

Untuk bahan yang mudah menggumpal tidak diletakkan ditempat yang memiliki

RH tinggi.

Selalu memastikan armada pengangkut dalam kondisi bersih.

Ruang penyimpanan gula suhu dan RH dipantau.

Page 41: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

31

6. DAFTAR PUSTAKA

Ansar. (2010). Pengaruh Suhu dan Kelembaban Udara Terhadap Perubahan Mutu

Tablet Effervescen Sari Buah Selama Penyimpanan. J. Teknol. Dan Industri

Pangan, Vol. XXII No. 1 Th 2011. Mataram.

Ansar, B. Rahardjo, Z. Noor dan Rochmadi. (2006). Pengaruh Temperatur dan

Kelembaban Udara Terhadap Kelarutan Tablet Effervescent. Majalah Farmasi

Indonesia, 17(2), 63 – 68. Yogyakarta.

Harris, R.S. Dan E. Karmas. (1989). Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan.

Institut Teknologi Bandung Press. Bandung.

Khalloufi, S., Y, El-Maslouhi, and C.Ratti,. (2000). Mathematical Model for Prediction

of Glass Transition Temperature of Fruit Powders. Journal of Food Science. 65

(5): 842 – 847.

Kuspratomo, A. Diyanto., Burhan, dan M. Fakhry. (2012). Pengaruh Varietas Tebu,

Potongan, dan Penundaan Gilingan Tehadap Kualitas Nira Tebu. Agrointex.

Volume 6 No 2.

Mohrle, R. (1989). Effervescent Tablets, Dalam Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet.

Vol. 1, 2nd Edition, Marcel Decker Inc., New York.

Rahman, F. dan H.B.Tony. (2004). Sistem Informasi Inventory Dengan Menggunakan

Metode First In First Out (FIFO). E-journal. Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Narotama. Surabaya

Standar Nasional Indonesia. (2006) . Gula Rafinasi SNI 01-3140.2-2006. Badan

Standarisasi Nasional. Jakarta

Widodo, S., (2004). Peranan Poliol untuk Pengendalian Aktivitas Air, Suhu Transisi

Gelas dan Stabilitas Penyimpanan Selai/Jam Nenas. Tesis, Fakultas Teknologi

Petanian UGM, Yogyakarta.

Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

www.marimas.com/id

Page 42: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

32

7. LAMPIRAN

7.1. Layout Ruangan

Gambar 6. Layout Lantai 1 Unit Produksi 2

Page 43: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

33

Gambar 7. Layout Lantai 2 Unit Produksi 2

Page 44: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

34

Gambar 8. Layout Lantai 3 Unit Produksi 2

Page 45: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

35

7.2. Presensi Kegiatan

Page 46: PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP …repository.unika.ac.id/14595/1/14.I1.0180 Ezra Hani S.pdf · i PENGARUH PENERIMAAN DAN PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS GULA DAN PENGGUNAANYA

36