penyimpanan desikan

30
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI JEMBER JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH PERENCANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH Acara Praktikum : Pengamatan Benih yang Diberi Desikan Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjaga kadar air benih tetap terjaga pada saat penyimpanan benih 2. Mengetahui pengaruh desikan benih terhadap daya simpan benih. 3. Mengetahui tingkat viabilitas dan vigor benih setelah disimpan dengan beberapa perlakuan desikan Program Studi : Teknik Produksi Benih Anggota : 1. Ruliana Umar NIM : A41 121 268 2. Asep Supiandi NIM : A41 121 650 3. Icha Trisna NIM : A41 121 656 4. Rianti Latifah NIM : A41 121 661 Tempat : Laboratorium Teknologi Benih Pembimbing : Dwi Rahmawati SP, MP LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

Upload: ruliana-umar

Post on 24-Dec-2015

90 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

desikan

TRANSCRIPT

Page 1: Penyimpanan Desikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALPOLITEKNIK NEGERI JEMBERJURUSAN PRODUKSI PERTANIANLABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH

PERENCANAAN KEGIATAN DAN LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK PENYIMPANAN DAN PENGEMASAN BENIH

Acara Praktikum : Pengamatan Benih yang Diberi Desikan

Tujuan : Mahasiswa diharapkan mampu :1. Menjaga kadar air benih tetap terjaga pada saat

penyimpanan benih2. Mengetahui pengaruh desikan benih terhadap daya

simpan benih.3. Mengetahui tingkat viabilitas dan vigor benih setelah

disimpan dengan beberapa perlakuan desikan

Program Studi : Teknik Produksi Benih

Anggota : 1. Ruliana Umar NIM : A41 121 2682. Asep Supiandi NIM : A41 121 6503. Icha Trisna NIM : A41 121 6564. Rianti Latifah NIM : A41 121 661

Tempat : Laboratorium Teknologi Benih

Pembimbing : Dwi Rahmawati SP, MP

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIHJURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

2014

Telah Diperiksa :

Page 2: Penyimpanan Desikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desikan merupakan senyawa kimia yang mempunyai kemampuan tinggi

dalam menyerap air, dan dapat digunakan untuk pengeringan atau

mempertahankan kelembaban yang rendah jika disimpan bersama dengan benih

(Mulyanto, 2010)

Kapur tohor memiliki sifat higroskopis, yaitu pada keadaan kering bahan

tersebut dapat menyerap uap air dari lingkungan di sekitarnya. Dengan sifat

seperti itu, bahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengering (desikan)

dalam kemasan benih. Dengan pengering alam kemasan benih, udara di

sekitar benih dalam kemasan tersebut akan memiliki kelembaban relatif yang

rendah.

Kelembaban relatif yang rendah akan sangat kondusif bagi

penyimpanan benih dalam jangka menengah dan panjang, karena akan menjaga

kadar air benih tetap rendah selama penyimpanan, dan mencegah pertumbuhan

dan perkembangan cendawan, sehingga viabilitas benih akan lambat mengalami

penurunan

Kadar air keseimbangan yaitu keadaan dimana keadaan air seimbang

dalam kelembaban udara pada suhu tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh sikap

higroskopis dari komponen penyimpanan pada benih, yaitu benih yang kandungan

proteinnya tinggi atau kulit benih yang mudah maupun sukar menyerap air

(Mulyanto,2010)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini, antara lain :

1. Menjaga kadar air benih tetap terjaga pada saat penyimpanan benih

2. Mengetahui pengaruh desikan benih terhadap daya simpan benih.

3. Mengetahui tingkat viabilitas dan vigor benih setelah disimpan dengan

beberapa perlakuan desikan

Page 3: Penyimpanan Desikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan

viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin. Yang

dipertahankan adalah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada saat benih

masak fisiologis atau berada pada stadium II dalam konsep Steinbaurer.

Kemasakan fisiologis diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dicapai oleh

benih sebelum keadaan optimum untuk panen dapat dimulai.

Maksud dari penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada

musim yang sama di lain tahun atau pada musim yang berlainan dalam tahun yang

sama, atau untuk tujuan pelestarian benih dari sesuatu jenis tanaman. Untuk

maksud-maksud ini diperlukan suatu periode simpan dari hanya beberapa hari,

semusim, setahun bahkan sampai beberapa puluh tahun bila ditujukan untuk

pelestarian jenis. (Sutopo, 1984)

Di samping watak genetiknya sendiri yang menyebabkan perbedaan,

faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap daya simpan benih. Bila ditinjau

dari viabilitasnya secara umum benih dibedakan antara berdaya simpan baik,

sedang dan jelek. Agar benih mempunyai daya simpan yang tinggi atau baik maka

benih harus bertitik tolak dari vigor dan daya kecambah yang semaksimum

mungkin. Bekal kekuatan itu ditumpu oleh benih sewaktu masih berada dalam

asuhan pohon induknya. Mulai dari masa-masa awal pembentukan biji, kekuatan

itu terus bertambah dan mencapai maksimum pada saat biji masak fisiologis, di

saat mana biji tepat untuk dipanen. Biji yang telah memiliki kekuatan maksimum

itu kemudian dikeringkan hingga kadar air tertentu yang sesuai untuk tujuan

penyimpanan. Karena tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk

mempertahankan viabilitas yang maksimum selama mungkin, jadi jangan sampai

simpanan energi yang dimiliki benih menjadi bocor dan benih sudah tidak

mempunyai cukup energi untuk tumbuh pada saat ditanam. (Justice, 1990)

Page 4: Penyimpanan Desikan

Dalam periode simpan terdapat perbedaan antara benih yang kuat dan

lemah. Karena periode simpan merupakan fungsi dari waktu maka perbedaan

antara benih yang kuat dan lemah terletak pada kemampuannya untuk tidak

dimakan waktu. (S.Sadjad,1976 dalam Sutopo,1984)

Berdasarkan umur yang dicapai oleh benih tanaman dalam kondisi

penyimpanan yang optimal dibagi dalam tiga golongan yaitu benih mikrobiotik,

mesobiotik dan makrobiotik. Penggolongan ini sangat tergantung kepada

pengetahuan tentang kondisi penyimpanan yang optimal bagi tiap-tiap jenis benih

tanaman. Biasanya udara yang benar-benar kering dan dingin dapat melindungi

benih dengan baik. Biji-bijian dan benih dari bahan pangan umumnya tidak tahan

disimpan terlalu lama. Misal benih kedelai. Tetapi biji-bijian lain dari famili

Legummosae dapat mencapai waktu penyimpanan yang lama. Misal Mimosa

gromaratastahan disimpan selama 81 tahun, Cassia sp. Tahan disimpan selama

115 tahun. Benih-benih dari famili Malvaceae dan Nymphaceae dapat disimpan

antara 50-150 tahun. (Kartasapoetra, 1986)

Delouche et al (1972, dalam Sutopo, 1984) membedakan antara kondisi

lingkungan yang memungkinkan untuk penyimpanan yaitu penyimpanan jangka

pendek (1-9 bulan), penyimpanan jangka menengah (18-24 bulan) dan

penyimpanan jangka panjang (3-10 tahun).

Page 5: Penyimpanan Desikan

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM 

3.1  Tempat dan Waktu

Kegiatan praktikum Teknik Penyimpanan dan Pengemasan Benih yang berjudul

Pengamatan Benih yang Diberi Desikan Semester V Tahun 2014 dilaksanakan

pada:

Tempat : Laboratorium Teknologi Benih

Hari/Tanggal : Selasa, 16 September 2014 (Penggunaan desikan)

Selasa, 25 November 2014 (Pengamatan)

Waktu : 11.00 – 13.00 WIB

 

3.2  Alat dan Bahan

            Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum

berlangsung antara lain:

1. Desikator

2. Karet

3. Label

4. Timbangan analitik

5. Germinator

6. Kain kassa

7. Kertas merang

8. Kertas buram

9. Botol kaca

10. Silica gel

11. Kapur tohor

12. Abu Gosok

13. Oven

14. Cawan porselen

15. Benih jagung, kedelai, kacang

tanah dan padi

Page 6: Penyimpanan Desikan

3.3  Prosedur Kerja

1. Pelaksanaan praktek

a. Penggunaan Desikan

Timbang masing-masing 50 gram benih jagung, benih kedelai, benih padi

dan benih kacang tanah.

Masukkan kedalam wadah plastik

Tambahkan desikan (silica gel, kapur tohor, abu gosok) kedalam masing-

masing gelas berisi benih sesuai dengan pembagian tugas

Tutup wadah plastik

Beri label pada wadah

Benih disimpan dan diamati setelah 2 bulan penyimpanan.

b. Pengujian kadar air setelah penyimpanan dan daya kecambah

Lakukan uji KA seperti pada pengujian KA awal

Lakukan uji daya kecambah dan vigor dengan metode UKDp

Siapkan kertas merang lembab

Alaskan kertas merang dengan plastik

Susun benih jagung, kedelai, kacang tanah dan padi masing-masing

sebanyak 25 butir diatas kertas merang secara zig zag.

Setelah itu tutup dengan kertas merang lembab

Gulung lapisan kertas merang yang sudah berisi benih lalu ikat dengan

karet.

Beri label dan amati perkecambahan dan vigornya (KST dan KCT)

Page 7: Penyimpanan Desikan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Kadar air sebelum penyimpanan

Benih M1 M2 M3 % KA

Jagung 54,894 5,182 59.485 11Kacang Tanah 44,526 5,291 49.537 5Kedelai 52,198 5,071 56.809 9Padi 45,129 5,193 49.847 9

Tabel 2. Kadar air setelah penyimpanan dengan 3 perlakuan desikan

Silica Gel % Kadar Air Rerata

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6 KAJagung 11,442 10,833 11,695 10,288 11,059 10,68 11,000Kedelai 9,045 8,874 8,926 8,681 8,161 8,346 8,672Padi 10,28 9,254 10,061 9,127 9,329 9,033 9,514K. Tanah 5,941 7,635 5,859 5,779 11,485 7,534 7,372

Kapur Tohor % Kadar Air  

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6  Jagung 11,465 13,314 7,939 9,136 10,218 10,364 10,406Kedelai 8,577 5,868 7,189 7,707 8,032 8,322 7,616Padi 9,505 6,621 14,536 8,475 9,457 8,669 9,544K. Tanah 5,87 13,287 5,613 5,082 5,434 5,452 6,790

Abu Gosok % Kadar Air  

BenihUlang

1Ulang

2Ulang

3Ulang

4Ulang

5Ulang

6  Jagung 10,914 7,387 12,215 11,527 11,102 10,896 10,674Kedelai 9,532 8,696 8,631 7,878 8,476 8,459 8,612Padi 9,675 9,313 9,487 9,728 9,538 9,198 9,490K. Tanah 6,033 5,947 6,257 5,267 5,748 5,948 5,867

Page 8: Penyimpanan Desikan

Tabel 3. Data Viabilitas Benih

Silica Gel % Viabilitas Benih Rerata

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6 DB

Jagung 100 94 100 100 92 92 96K. Tanah 20 76 55 88 88 36 61Kedelai 44 74 48 48 48 28 48Padi 96 96 100 100 84 88 94

Kapur Tohor % Viabilitas Benih  

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6  

Jagung 100 94 100 100 92 92 96K. Tanah 24 92 65 80 84 32 63Kedelai 48 80 56 60 40 48 55Padi 84 92 100 92 48 84 83

Abu Gosok % Viabilitas Benih  

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6  

Jagung 96 90 100 100 88 100 96K. Tanah 12 84 35 60 64 24 47Kedelai 20 88 52 48 44 36 48Padi 88 98 100 100 64 92 90

Tabel 4. Data Keserempakan Tumbuh

Silica Gel % Keserempakan Tumbuh Rerata

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6 KST

Jagung 96 82 24 44 60 56 60

K. Tanah 20 48 10 20 64 12 29

Kedelai 44 32 20 20 40 12 28

Padi 96 68 16 40 52 44 53

Kapur Tohor % Keserempakan Tumbuh  

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6

 

Jagung 96 80 20 68 40 48 59

K. Tanah 24 64 10 72 36 16 37

Kedelai 48 30 32 52 20 20 34

Padi 84 88 24 76 28 48 58

Abu Gosok % Keserempakan Tumbuh  

Page 9: Penyimpanan Desikan

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6

 

Jagung 100 84 20 60 56 60 63

K. Tanah 12 54 15 48 48 16 32

Kedelai 20 62 44 24 28 20 33

Padi 88 82 26 60 44 40 57

Tabel 5. Data Kecepatan Tumbuh

Silica Gel % Kecepatan Tumbuh Rerata

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6 KCT

Jagung 23,4 20 33,3 23 33,3 29,7 27,1

K. Tanah 3,4 14,8 20 25,7 25,9 30 20,0

Kedelai 5,9 19,3 17,3 11,4 20 10,8 14,1

Padi 20,5 16,7 23,3 16,8 33,3 32,1 23,8

Kapur Tohor % Kecepatan Tumbuh  

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6

 

Jagung 22,2 22 32 25,1 33,3 30,3 27,5

K. Tanah 4,3 13,3 26,6 19,7 5,6 27,7 16,2

Kedelai 4,8 16,4 17,3 19,8 22,6 17,3 16,4

Padi 16 15 33,3 16,3 30,6 23,2 22,4

Abu Gosok % Kecepatan Tumbuh  

BenihUlang 1

Ulang 2

Ulang 3

Ulang 4

Ulang 5

Ulang 6

 

Jagung 21,4 22,8 33,3 32 33,3 25,1 28,0

K. Tanah 2,8 13,6 16,6 16,5 24,6 16 15,0

Kedelai 4 17,7 20 11,1 26,6 16,5 16,0

Padi 16,8 15,7 33,3 16,5 33,3 29,7 24,2

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kadar Air

Page 10: Penyimpanan Desikan

Hasil analisis sidik ragam dengan pengamatan kadar air diketahui bahwa

pengamatan pada masing-masing perlakuan menunjukkan hasil seperti yang

tertera pada Tabel 4.2.1.1

Tabel 4.2.1.1 Hasil ANOVA Kadar air

SK db JK KT F hit Notasi 5% 1%Perlakuan 11 171,626 15,602 6,154 ** 1,952212 2,55867

B 3 4,302 53,139 20,960 ** 2,758078 4,125892

D 2 159,418 2,151 0,848 NS 3,150411 4,977432BXD 6 7,906 1,318 0,520 NS 2,254053 3,118674Galat 60 152,120 2,535Total 71 323,746          

Keterangan: NS = tidak berbeda nyata ** = berbeda sangat nyata

Dari analisis sidik ragam kadar air menunjukkan bahwa perlakuan jenis

desikan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, sedangkan perlakuan

jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Interaksi antara

jenis benih dan jenis desikan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap kadar air.

Untuk mengetahui perlakuan jenis benih yang berbeda sangat nyata, maka

dilakukan Uji Beda Nyata Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.1.2

Tabel 4.2.1.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Kadar Air Benih

Perlakuan Jenis Benih Rata-rataNotasi

(B) (%)B1 64, 158 dB2 49,8 bB3 40,057 aB4 57,09533 c

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.1.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung) berbeda nyata

dengan B2 (Kedelai), B3 (K. Tanah) dan B4 (Padi).

Pengaruh jenis benih terhadap kadar air diketahui paling tinggi terdapat

pada perlakuan B1 (64,158%), kemudian perlakuan B4 (57,09533%) dan

Page 11: Penyimpanan Desikan

perlakuan B2 (49,8%), serta kadar air paling rendah adalah perlakuan B3

(40,057%). Hal ini disebabkan karena tiap-tiap benih memiliki porositas dan

kandungan komposisi kimia yang berbeda, untuk benih jagung dan padi banyak

mengandung karbohidrat sehingga mudah menyerap udara disekitarnya, selain itu

porositas membrannya juga lebih besar sehingga mempermudah keluar masuknya

udara. Sedangkan untuk benih kedelai porositasnya lebih kecil dibandingkan

dengan jagung dan padi, sehingga proses penyerapan udaranya lebih sedikit,

untuk benih kacang tanah tingkat porositasnya sangat kecil, karena kandungan

lemak yang dimilikinya sangat tinggi sehingga udara sulit mengalami pertukaran.

Penentuan kadar air untuk penyimpanan benih salah satunya melalui

pertimbangan genetis benih. Tiap benih orthodox meskipun jenisnya sama yakni

membutuhkan kadar air yang rendah dalam penyimpanannya namun untuk

lamanya benih dalam kondisi prima berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan

faktor genetis masing – masing benih berbeda. Menurut Sudarmaji, et al., (1989)

komposisi kimia benih seperti karbohidrat, protein, dan lemak dapat berpengaruh

terhadap lama masa simpan suatu benih. Benih dengan kandungan protein tinggi

seperti kedelai cenderung mudah pecah dibandingkan jagung yang kadar

proteinnya lebih rendah. Oleh karena itu benih kedelai tidak bisa disimpan dalam

waktu yang relatif lama karena rawan terjadi kerusakan mekanis.

Kadar air merupakan komponen penting yang ada pada benih, kandungan

kadar air pada benih berbeda-beda pada tiap jenisnya. Pada prinsipnya pembagian

benih berdasarkan kadar air dibedakan menjadi dua yakni benih orthodox dan

benih rekalsitran. Benih orthodox merupakan jenis benih yang dapat disimpan

dengan optimal pada kadar air yang relatif rendah yakni diantara 12 – 15%,

contohnya kedelai, jagung, padi dan lain sebagainya. Sebaliknya benih rekalsitran

kadar air optimalnya minimum 20 %, contoh benih rekalsitran misalnya kakao,

duren, manggis dan lain sebagainya. (Kartasapoetra, 1986)

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Kadar Air dapat dilihat pada grafik yang

tertera pada Gambar 4.2.1.3

Page 12: Penyimpanan Desikan

B1D1 B1D2 B1D3 B2D1 B2D2 B2D3 B3D1 B3D2 B3D3 B4D1 B4D2 B4D30

2

4

6

8

10

1210.99910.406 10.673

8.6727.615

8.612

7.3726.789

5.866

9.514 9.543 9.489

4.2.2 Daya Kecambah

Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan

viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang mungkin, oleh karena itu

dibutuhkan suatu metode yang tepat. Dari hasil analisis sidik ragam daya

kecambah dapat dilihat pada tabel 4.2.2.1

Tabel 4.2.2.1 Hasil ANOVA Daya Kecambah

SK db JK KT F hit Notasi 5% 1%

Perlakuan11 29748,708 2704,428 8,286 **

1,952212

2,55867

B3 325,333 9417,421 28,854 **

2,758078

4,125892

D2 28252,264 162,667 0,498 NS

3,150411

4,977432

BXD6 1171,111 195,185 0,598 NS

2,254053

3,118674

Galat 60 19583,167 326,386

Total 71 49331,875          Keterangan: NS = tidak berbeda nyata

** = berbeda sangat nyata

Dari analisis sidik ragam daya kecambah menunjukkan bahwa perlakuan

jenis desikan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, sedangkan

perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Interaksi

antara jenis benih dan jenis desikan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap

daya kecambah. Untuk mengetahui perlakuan jenis benih yang berbeda sangat

nyata, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 4.2.2.2

Page 13: Penyimpanan Desikan

Tabel 4.2.2.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Daya Kecambah

Perlakuan Jenis Benih Rata-rataNotasi

(B) (%)B1 576,6667 dB2 303,3333 bB3 339,6667 aB4 535,3333 c

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.2.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung) berbeda

nyata dengan B2 (Kedelai), B3 (K. Tanah) dan B4 (Padi). Pengaruh jenis benih

terhadap daya kecambah diketahui paling tinggi terdapat pada perlakuan B1

(576,6667%), kemudian perlakuan B4 (535,3333%) dan perlakuan B3

(339,6667%), serta kadar air paling rendah adalah perlakuan B2 (303,3333%).

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa daya berkecambah tiap-tiap benih

berbeda, sama dengan kandungan air didalamnya. Bila ditinjau dari viabilitasnya

secara umum benih dibedakan antara berdaya simpan baik, sedang dan jelek. Agar

benih mempunyai daya simpan yang tinggi atau baik maka benih harus bertitik

tolak dari vigor dan daya kecambah yang semaksimum mungkin. Bekal kekuatan

itu ditumpu oleh benih sewaktu masih berada dalam asuhan pohon induknya.

Mulai dari masa-masa awal pembentukan biji, kekuatan itu terus bertambah dan

mencapai maksimum pada saat biji masak fisiologis, di saat mana biji tepat untuk

dipanen. Biji yang telah memiliki kekuatan maksimum itu kemudian dikeringkan

hingga kadar air tertentu yang sesuai untuk tujuan penyimpanan. Karena tujuan

utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas yang

maksimum selama mungkin, jadi jangan sampai simpanan energi yang dimiliki

benih menjadi bocor dan benih sudah tidak mempunyai cukup energi untuk

tumbuh pada saat ditanam. (Justice, 1990)

Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalam penyimpanan

dibagi menjadi 2 yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam antara lain jenis

dan sifat benih, viabilitas awal benih dan kandungan air benih. Sementara itu

Page 14: Penyimpanan Desikan

faktor luar meliputi temperatur, kelembaban, gas di sekitar benih dan mikro

organisme.

Jenis dan sifat benih sangat penting untuk diketahui apakah benih

tersebut berasal dari benih tanaman daerah tropis, sedang atau dingin yang bersifat

hydrophyt, mesophyt atau xerophyt, apakah termasuk ke dalam golongan

mikrobiotik, mesobiotik atau makrobiotik dan lain-lain. Semua keterangan tentang

jenis dan sifat benih ini sangat penting untuk dapat mempertahankan viabilitas

benih selama penyimpanan. Cara dan tempat penyimpanan benih pun harus

ditentukan sesuai dengan jenis dan sifat benih yang akan disimpan.

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Daya Kecambah dapat dilihat pada grafik

yang tertera pada Gambar 4.2.2.3

B1D2 B1D3 B2D1 B2D2 B2D3 B3D1 B3D2 B3D3 B4D1 B4D2 B4D30

20

40

60

80

100

12096.333 95.666

48.33355.333

4860.5 62.833

46.5

9483.333

90.333

4.2.3 Keserempakan Tumbuh

Keserempakan tumbuh merupakan persentase kecambah normal kuat yang

diamati antara first count dan final count. Data hasil analisis sidik ragam

keserempakan tumbuh dapat dilihat pada tabel 4.2.3.1.

Tabel 4.2.3.1 Hasil ANOVA Keserempakan Tumbuh

SK db JK KT F hit Notasi 5% 1%

Perlakuan11 13005,042 1182,277 2,183 *

1,952212

2,55867

B3 267,583 4178,532 7,714 **

2,758078

4,125892

D2 12535,597 133,792 0,247 NS

3,150411

4,977432

BXD6 201,861 33,644 0,062 NS

2,254053

3,118674

Galat 60 32498,833 541,647

Total 71 45503,875          

Page 15: Penyimpanan Desikan

Keterangan: ns = tidak berbeda nyata * = berbeda nyata ** = berbeda sangat nyata

Dari analisis sidik ragam daya kecambah menunjukkan bahwa perlakuan

jenis desikan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, sedangkan

perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Interaksi

antara jenis benih dan jenis desikan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap

daya kecambah. Untuk mengetahui perlakuan jenis benih yang berbeda sangat

nyata, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 4.2.3.2

Tabel 4.2.3.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Keserempakan Tumbuh

Perlakuan Jenis Benih Rata-rataNotasi

(B) (%)B1 364,6667 bB2 189,333 aB3 196,3333 aB4 334,6667 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.3.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung) berbeda

nyata dengan B2 (Kedelai) dan B3 (K. Tanah) tetapi berbeda tidak nyata pada B4

(Padi). Pengaruh jenis benih terhadap keserempakan tumbuh diketahui paling

tinggi terdapat pada perlakuan B1 (364,6667%), kemudian perlakuan B4

(334,6667%) dan perlakuan B3 (196,3333%), serta kadar air paling rendah adalah

perlakuan B2 (189,333%).

Dapat di lihat bahwa pada benih jagung dan padi memiliki daya kecambah

normal kuat paling banyak diantara benih yang lainnya. Untuk perkecambahan

kacang tanah dan kedelai yang uji, hanya sedikit benih yang berkecambah normal

kuat, selebihnya tidak terjadi proses perkecambahan melainkan hanya terjadi

pembengkakkan dan lama kelamaan terjadi pembusukan. Hal ini kami duga

Page 16: Penyimpanan Desikan

karena terlalu banyaknya air yang membasahi kertas, dalam perkecambahan air

yang merupakan factor eksternal yang utama yang dibutuhkan dalam keadaan

yang cukup, tetapi karena air yang ada pada kertas sepertinya melebihi

kecukupan, sehingga terlalu lembab yang menyebabkan timbulnya jamur, karena

banyaknya air memungkinkan keadaan biji atau benih yang digulung dalam kertas

yang dibasahi tersebut seperti direndam.

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Keserempakan Tumbuh dapat dilihat pada

grafik yang tertera pada Gambar 4.2.3.3

B1D1 B1D2 B1D3 B2D1 B2D2 B2D3 B3D1 B3D2 B3D3 B4D1 B4D2 B4D30

10

20

30

40

50

60

7060.333 58.666

63.333

2833.666 33

2937

32.166

52.66658 56.666

4.2.4 Kecepatan Tumbuh

Vigor benih di dalam pertanaman akan tercermin dalam kekuatan tumbuh

benih melalui kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuh benih.

Kecepatan tumbuh benih adalah jumlah % kecambah normal/etmal. Berikut ini

merupakan tabel 4.2.4.1 hasil analisis sidik ragam kecepatan tumbuh.

Tabel 4.2.4.1 Hasil ANOVA Kecepatan Tumbuh

SK db JK KT F Hit Notasi 5% 1%

Perlakuan11 1812,213 164,747 3,005 **

1,952212

2,55867

B3 5,080 567,190 10,344 **

2,758078

4,125892

D2 1701,569 2,540 0,046 NS

3,150411

4,977432

BXD6 105,563 17,594 0,321 NS

2,254053

3,118674

Galat 60 3289,933 54,832Total 71 5102,146          

Keterangan: ns = tidak berbeda nyata ** = berbeda sangat nyata

Page 17: Penyimpanan Desikan

Dari analisis sidik ragam daya kecambah menunjukkan bahwa perlakuan

jenis desikan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata, sedangkan

perlakuan jenis benih memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata. Interaksi

antara jenis benih dan jenis desikan menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap

daya kecambah. Untuk mengetahui perlakuan jenis benih yang berbeda sangat

nyata, maka dilakukan Uji Beda Nyata Jujur 5%. Hasilnya dapat dilihat pada

Tabel 4.2.4.2

Tabel 4.2.4.2 Hasil Uji Lanjutan Perlakuan Jenis Benih dengan BNJ pada Taraf 5% Terhadap Keserempakan Tumbuh

Perlakuan Jenis Benih Rata-rataNotasi

(B) (%)B1 165,1667 cB2 92,93333 aB3 102,3667 aB4 140,8 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama dinyatakan berbeda tidak nyata pada taraf 5%.

Pada Tabel 4.2.4.2, terlihat bahwa jenis benih pada B1 (Jagung) berbeda

nyata dengan B2 (Kedelai), B3 (K. Tanah) dan B4 (Padi). Tetapi benih pada B2

(Kedelai) tidak berbeda nyata dengan B3 (Kacang Tanah). Pengaruh jenis benih

terhadap keserempakan tumbuh diketahui paling tinggi terdapat pada perlakuan

B1 (165,1667%), kemudian perlakuan B4 (140,8%) dan perlakuan B3

(102,3667%), serta kadar air paling rendah adalah perlakuan B2 (92,93333%).

Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan

sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubungan

dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain :

a) Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah dan pertumbuhan kecambah.

b) Kemampuan munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang

tidak sesuai untuk pertumbuhan.

c) Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami penyimpanan

(Salomao, 2002)

Page 18: Penyimpanan Desikan

Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan

dengan kualitas benih. Perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari

benih yang telah mengalami proses penuaan. Pengertian dari berkecambah itu

sendiri adalah jika dari benih tersebut telah muncul plumula dan radikula di

embrio. Plumula dan radikula yang tumbuh diharapkan dapat menghasilkan

kecambah yang normal, jika faktor lingkungan mendukung (Kuswanto, 1997).

Daya kecambah benih semakin menurun sejalan dengan bertambahnya

umur benih. Hingga sekarangpun kebanyakan penelitian tentang perubahan

fisiologis dan biokimiawi pada benih, biji berminyak, dan biji konsumsi

mengikutsertakan rencana untuk menentukan persentase daya kecambahnya

sebagai kriteria kemunduran atau perubahan (Sutopo, 1993).

Untuk lebih jelasnya, rata-rata Kecepatan Tumbuh dapat dilihat pada

grafik yang tertera pada Gambar 4.2.4.3

B1D1 B1D2 B1D3 B2D1 B2D2 B2D3 B3D1 B3D2 B3D3 B4D1 B4D2 B4D30

5

10

15

20

25

3027.116 27.483 27.983

14.11616.366 15.983

19.966

16.2 15.016

23.783 22.424.216

Page 19: Penyimpanan Desikan

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa kesimpulan yang dapat kami ambil yaitu :

1. Perlakuan desikan (silica gel, kapur tohor, abu gosok) tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap parameter pengamatan yang diamati yaitu

kadar air, daya kecambah, keserempakan tumbuh serta kecepatan tumbuh.

2. Sebaliknya perlakuan benih memberikan pengaruh yang sangat nyata

dilihat dari parameter pengamatan yang di amati.

3. Untuk parameter kadar air, benih jagung dan kedelai dapat menurun kadar

airnya apabila disimpan pada desikan kapur tohor, sedangkan pada benih

kacang tanah dan padi akan turun kadar airnya apabila disimpan pada

desikan abu gosok.

4. Untuk parameter DB, KST dan KCT menunjukkan persentase yang baik

bila disimpan pada desikan kapur tohor, kemudian silica gel dan abu

gosok.

5. Benih yang tahan disimpan jangka lama yaitu jagung dan padi, sedangkan

benih kedelai dan kacang tanah tidak tahan apabila disimpan terlalu lama,

karena akan menurunkan vigor serta viabilitasnya.

Page 20: Penyimpanan Desikan

DAFTAR PUSTAKA

http://yusufkhoirul.blogspot.com/2012/04/penyimpanan-benih.html

http://nancybastianovic.blogspot.com/2011/11/laporan-kadar-air-dan-penyimpanan-benih.html

http://agrisci.ugm.ac.id/vol11_1/no4_kdlaihtm&knng.pdf

http://terlanjurabu-abu.blogspot.com/2012/06/makalah-vigor-dan-viabilitas-benih.html

http://nixiemeilya.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-teknologi-benih_6.html

http://findy246.blogspot.com/2013/11/laporan-ilmu-dan-teknologi-benih.html

http://uarizkyarto.blogspot.com/2013/07/pengujian-kadar-air-benih.html