pengaruh pendekatan savirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN SAVI
(SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Ega Pratiwi Mandasari
109017000038
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
Intellectunl) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa"
disusun oleh EGA PRATIWI MANDASARI, NIM. 109017000038, Jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Februari 2015
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
fii,
Pembimbing II
WDr. Tita Khalis Marvati. M.Kom
NrP"t969024t 99943 2 003
Lia Kurniawati. M.Pd
NIP. 19760521 200801 2 008
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
disusun oleh EGA PRATIWI MANDASARI Nomor Induk Mahasiswa
109017000038, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 17 Februan 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Matematika.
Jakarta, 17 Februari 201 5
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. Kadir, M.PdNIP. 19670812 199402 I 001
Sekretaris (Sekretans JurusanlProgram Studi)
Abdul Mu'in, M.Pdj.iIP. 19751201 200604 1 003
Penguji I
Dr. Gelar Dwirahayu, M.PdNIP. 19790601 200604 2 004
Penguji IIEva Musyrifah, S.Pd, M.SiNIP. 19820528201101 2 011
2q -b - 20ts
tt ^a -bt>
Zs-3_e46
Dekan F
(--2.1 -'5 - 2015
Dr
Mengetahui,
Ilmu Tarbivah
NrP. 1955 198203 1 007
Nama
NIM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat
SURAT PERI\TYATAAI\ KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
: EGA PRATIWI MANDASARI
: 109017000038
: PendidikanMatematika
: 2009
: Pondok Ungu Permai Blok A 15 No. 3,
Kelurahan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara,
t976052t 200801 2 008
Pendidikan Matematika
Dr. Tita Khalis Maryati, M.Kom.
t969024t 99903 2003
Pendidikan Matematika
RT 006/009,
17125
MEI\TYATAKAN DENGAN SESUNGGUIINYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama Pembimbing I : Lia Kurniawati. M Pd.
Dosen Jurusan :
NIP :
Dosen Jurusan :
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Februari 2015
Yang Menyatakan,
Ega Pratiwi Mandasari
NrM. 109017000038
i
ABSTRAK
EGA PRATIWI MANDASARI (109017000038). Pengaruh Pendekatan
SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan SAVI dan siswa yang
diajarkan dengan pendekatan konvensional. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 13
Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April-Mei 2014. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain
penelitian Randomized Subjects Posttest Only Control Group. Penelitian ini
melibatkan 84 siswa sebagai sampel yang terdiri dari 42 siswa untuk kelas
eksperimen dan 42 siswa untuk kelas kontrol. Penentuan sampel menggunakan teknik
cluster random sampling pada siswa kelas VII. Pengumpulan data setelah perlakuan
dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
yang berbentuk uraian. Hasil penelitian menyatakan bahwa rata-rata kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pendekatan SAVI lebih tinggi
daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan
dengan pendekatan konvensional. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang signifikan antara kelas
yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI dengan kelas yang
pembelajarannya menggunakan pendekatan konvensional.
Kata kunci : Pendekatan SAVI, Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa.
ii
ABSTRACT
EGA PRATIWI MANDASARI (109017000038). The Effect of SAVI
Approach (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) to the Student’s Mathematical
Creative Thinking Skills. Thesis of Department of Mathematics Education Faculty of
Tarbiyah and Teaching Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
The purpose of this study is for analyzing the difference of mathematical
creative thinking skills among students who were applied SAVI approach and
students who were applied conventional approach. This research was conducted at
SMPN 13 South Tangerang academic years 2013/2014 on April-May 2014. The
method that is used in this research is a quasi experimental method with Randomized
Subjects Posttest Only Control Group design. 84 students were obtained as the
samples, 42 students were given the SAVI approach as the experimented class and
other students were given the conventional approach as the controlled class. The
samples were obtained by Randomized Cluster sampling technique. The data is
collected from the result of mathematical creative thinking skills test. The result
shows that the average score of student’s mathematical creative thinking skills which
is given the SAVI approach is higher than student which is given the conventional
approach. The conclusion of this research is that there is a significant difference of
student’s mathematical creative thinking skills between students that were given SAVI
approach and conventional approach.
Keywords: SAVI Approach, Student’s Mathematical Creative Thinking Skills.
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan rahmat, hidayat, dan hikmah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam senantiasa dicurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan yang dialami, namun berkat kesungguhan hati, perjuangan, doa,
dan semangat dari berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini maka semua
dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Dr. Tita
Khalis Maryati, M.Kom sebagai dosen pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terimakasih atas segala kebaikan yang
telah diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaan-Nya.
5. Bapak Otong Suhyanto, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan
Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iv
7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Bapak Rohman, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Seluruh guru SMP Negeri 13 Tangerang Selatan, khususnya Ibu Lina, S.Pd
selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian ini, serta siswa/i SMP Negeri 13 Tangerang
Selatan khususnya kelas VII-6 dan VII-7.
11. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda Mochammad Sana, S.Sos dan Ibunda
Sri Rejeki yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang,
dan memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis, serta
kepada kedua adik tersayang Niken Riana Dewi dan Joelian Aryo Saki
Sagala yang menjadi motivasi bagi penulis untuk memberikan contoh yang
baik bagi keduanya.
12. Keluarga besar penulis yang tak henti-hentinya memberikan doa dan
dukungan, serta mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi.
13. Suami tercinta Ian Refiyanto, S.T yang selalu sabar untuk memberikan
dukungan, motivasi, semangat, dan doanya kepada penulis untuk meraih
cita-cita, serta kepada buah hati tersayang Dalisha Az-Zahra Refiannisa
yang selalu membuat penulis bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.
14. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2009, khususnya
teman-teman PMTK kelas B. Terimakasih untuk doa dan dukungannya,
semoga rasa kekeluargaan tetap terjalin dengan baik.
15. Kakak kelas angkatan 2007 dan 2008 yang telah membantu penulis dalam
menyusun skripsi dan adik kelas angkatan 2010 dan 2011 yang telah
memberikan doa dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
v
membangun agar penulisan di masa yang akan datang bisa lebih baik lagi. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Jakarta, Februari 2015
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................................i
ABSTRACT ............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................7
C. Pembatasan Masalah .......................................................................7
D. Perumusan Masalah .........................................................................8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................9
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................9
BAB II: LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. LandasanTeoritik .........................................................................11
1. Pendekatan SAVI ....................................................................11
a. Pengertian Pendekatan SAVI ..............................................11
b. Karakteristik Pendekatan SAVI ..........................................12
c. Penggunaan Pendekatan SAVI dalam
Pembelajaran Matematika ...................................................16
d. Langkah-langkah Pembelajaran dengan
Pendekatan SAVI.................................................................17
2. Berpikir Kreatif Matematis ......................................................18
a. Pengertian Berpikir Kreatif .................................................18
b. Berpikir Kreatif Matematis ..................................................21
vii
c. Indikator Berpikir Kreatif ....................................................22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................25
C. Kerangka Berpikir ........................................................................26
D. Pengajuan Hipotesis .....................................................................29
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................30
B. Metode dan Desain Penelitian .....................................................30
C. Populasi dan Sampel ....................................................................32
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................................32
E. Instrumen Penelitian ....................................................................33
1. Validitas ...................................................................................35
2. Reliabilitas ...............................................................................36
3. Taraf Kesukaran .......................................................................37
4. Daya Pembeda ..........................................................................37
F. Teknik Analisis Data ....................................................................40
1. Uji Prasyarat Analisis ...............................................................40
a. Uji Normalitas .....................................................................40
b. Uji Homogenitas ..................................................................41
2. Uji Hipotesis .............................................................................42
G. Hipotesis Statistik .........................................................................45
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...............................................................................47
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen .............................................................47
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Kontrol ....................................................................49
B. Pengujian Persyaratan Analisis .....................................................52
1. Uji Normalitas ..........................................................................53
a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ...............................53
viii
b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol ......................................53
2. Uji Homogenitas .......................................................................54
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ...........................................55
1. Pengujian Hipotesis ..................................................................55
2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................56
a. Aspek Kefasihan (fluency) ...................................................65
b. Aspek Fleksibilitas (flexibility) ............................................68
c. Aspek Kebaruan (novelty) ....................................................69
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................72
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................73
B. Saran ..............................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................75
LAMPIRAN ........................................................................................................77
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aktivitas-aktivitas dalam Pembelajaran SAVI .............................16
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................30
Tabel 3.2 Desain Penelitian Eksperimen ......................................................31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa............................................................................33
Tabel 3.4 Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler ........34
Tabel 3.5 Makna Koefisien Korelasi Product Moment ................................35
Tabel 3.6 Kategori Taraf Kesukaran .............................................................37
Tabel 3.7 Kesimpulan Hasil dan Perhitungan Uji Instrumen
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ...........................39
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelompok Eksperimen .....................................48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa Kelompok Kontrol ............................................49
Tabel 4.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...........................50
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................54
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .................55
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ....................................................56
Tabel 4.7 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif .........................................58
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..............................................................29
Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Eksperimen ........................................................48
Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Kontrol ..............................................................50
Gambar 4.3 Kurva Tingkat Kemiringan Positif ................................................51
Gambar 4.4 Kurva Ketajaman Platikurtik .........................................................52
Gambar 4.5 Kurva Ketajaman Lepokurtik ........................................................52
Gambar 4.6 Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif .........................................60
Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok .......................................61
Gambar 4.8 Aktivitas Siswa Saat Berkelompok Mengerjakan
dan Mendiskusikan LKS ...............................................................62
Gambar 4.9 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Hasil Diskusi Kelompok ............63
Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Ketika Mencatat dan Mengerjakan Soal .............65
Gambar 4.11 Butir Soal Nomor 4 pada Aspek Kefasihan ..................................66
Gambar 4.12 Jawaban Siswa Kelompok Ekperimen (Aspek Kefasihan) . .........66
Gambar 4.13 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Kefasihan) ................67
Gambar 4.14 Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen (Aspek Fleksibilitas)........68
Gambar 4.15 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Fleksibilitas) .............69
Gambar 4.16 Butir Soal Nomor 6 pada Aspek Kebaruan ...................................70
Gambar 4.17 Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen (Aspek Kebaruan) ..........70
Gambar 4.18 Jawaban Siswa Kelompok Kontrol (Aspek Kebaruan) .................71
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pra Penelitian ...............................................................77
Lampiran 2 Nilai Pra Penelitian .......................................................................78
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru ..........................................................80
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru .................................................................81
Lampiran 5 Pedoman Wawancara Siswa .........................................................84
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa ...............................................................85
Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ....88
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .........119
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa .............................................................149
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Siswa ...........................................................................................190
Lampiran 11 Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler ......191
Lampiran 12 Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa .......193
Lampiran 13 Kunci Jawaban Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa .........................................................................196
Lampiran 14 Hasil Uji Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa .........................................................................200
Lampiran 15 Hasil Uji Validitas ......................................................................201
Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................202
Lampiran 17 Hasil Uji Taraf Kesukaran ..........................................................203
Lampiran 18 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................204
Lampiran 19 Perhitungan Uji Instrumen .........................................................206
Lampiran 20 Kesimpulan Hasil Uji Instrumen Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa .............................................................209
Lampiran 21 Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen ................................................................210
Lampiran 22 Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Kontrol .......................................................................212
xii
Lampiran 23 Perhitungan Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen ......................214
Lampiran 24 Perhitungan Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol .............................219
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen ..................224
Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Kontrol .........................225
Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol ................................................................227
Lampiran 28 Perhitungan Uji Hipotesis ...........................................................229
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Standar Kompetensi (2003), dalam kurikulum 2004
menyebutkan bahwa untuk menghadapi tantangan perkembangan IPTEK dan
informasi diperlukan sumber daya yang memiliki keterampilan tinggi yang
melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerja
sama yang efektif. Cara berpikir tersebut harus dikembangkan melalui
pendidikan matematika. Kemudian pada salah satu tujuan pembelajaran
matematika dalam kurikulum tersebut menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
matematika adalah mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba,
sedangkan dalam salah satu prinsip kegiatan belajar mengajarnya juga
menyebutkan tentang mengembangkan kreativitas siswa. Dengan demikian
kurikulum tersebut mengisyaratkan pentingnya kreativitas, aktivitas kreatif,
dan pemikiran (berpikir) kreatif dalam pembelajaran matematika. 1
Dalam belajar matematika, siswa seringkali menemukan soal yang
tidak dengan segera dapat dicari solusinya, sementara siswa diharapkan dapat
menyelesaikan soal tersebut. Untuk itu, siswa perlu berpikir atau bernalar,
menduga atau memprediksi, mencari rumusan yang sederhana, kemudian
membuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, siswa perlu memiliki
keterampilan berpikir agar dapat menemukan cara yang tepat untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Terdapat beberapa aspek yang
berkaitan dengan keterampilan berpikir, diantaranya adalah berpikir kreatif.
1 Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas Siswa
dalam Matematika, (Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
“Peranan Matematika dan Terapannya dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia
Indonesia” di Jurusan Matematika FMIPA Unesa, 28 Februari 2005), h. 1.
2
Kemampuan berpikir kreatif menjadi penentu keberhasilan individu
dalam mengahadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Bahkan
kreativitas juga menjadi penentu keunggulan suatu bangsa. Kemajuan suatu
bangsa tidak lagi ditentukan oleh seberapa sumber daya yang dimiliki oleh
bangsa itu, melainkan seberapa kreatif masyarakat suatu negara. Jepang
misalnya, meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang memadai, tetapi
karena memiliki sumber daya manusia kreatif yang melimpah maka Jepang
telah menjadi pioner dalam banyak bidang kehidupan.2
Berpikir kreatif merupakan suatu proses yang digunakan ketika kita
memunculkan suatu ide baru. Ketika seseorang menerapkan berpikir kreatif
dalam suatu praktek pemecahan masalah, pemikiran divergen menghasilkan
banyak ide-ide. Hal ini akan berguna dalam menemukan penyelesiannya.
Dalam berpikir kreatif dua bagian otak akan sangat diperlukan. Keseimbangan
antara logika dan kreativitas sangat penting. Jika salah satu menempatkan
deduksi logis terlalu banyak, maka kreativitas akan terabaikan. Dengan
demikian, untuk memunculkan kreativitas diperlukan kebebasan berpikir,
artinya tidak di bawah suatu kontrol atau tekanan.3
Berbeda dengan pandangan klasik yang memposisikan kemampuan
berpikir kreatif sebagai kemampuan khusus yang hanya dimiliki oleh individu
luar biasa dan tidak dapat dikembangkan, tetapi pandangan terkini
menempatkan kemampuan berpikir kreatif sebagai kemampuan yang dapat
dimiliki oleh setiap individu dan dapat dikembangkan melalui aktivitas
pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika. Bahkan saat ini,
pengembangan kemampuan berpikir kreatif telah menjadi kecederungan
pembelajaran matematika.4
Indikator kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini
menggunakan teori Silver yang terdiri dari tiga komponen, yaitu kefasihan
2 Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui
Pembelajaran Topik Pecahan, (Seminar Nasional “Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya”
di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 31 Januari 2009), h. 1. 3 Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul Haris Rosyidi, Menilai Kreativitas Siswa
dalam Matematika .........., h. 2. 4 Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif ..........., h. 1.
3
(fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Menurut peneliti,
kefasihan (fluency) adalah kemampuan siswa dalam menjawab satu jawaban
dengan benar dan tepat, fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan siswa
dalam mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang
berbeda, dan kebaruan (novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan
jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari
di kelas. Ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif tersebut akan diukur
dalam penelitian ini dengan materi pokok bangun datar segiempat yang
merupakan materi kelas VII semester genap.
Berdasarkan hasil pra penelitian kelas VII di SMPN 13 diperoleh nilai
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada materi bangun
datar segiempat adalah 40,08. Persentase skor rata-rata siswa tiap indikator
adalah 54,76% untuk kefasihan (fluency), 33,93% untuk fleksibilitas
(flexibility), dan 31,55% untuk kebaruan (novelty). Bila dilihat dari perolehan
nilai rata-rata dan persentase skor rata-rata siswa tiap indikator maka
kemampuan berpikir kreatif tersebut masih jauh dari yang diharapkan.
Hal ini bisa saja terjadi di beberapa sekolah lainnya dan harus diteliti
lebih lanjut penyebab rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
Oleh karena itu, peneliti telah melakukan wawancara dengan salah satu guru
matematika dan beberapa siswa kelas VII di SMPN 13. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut diperoleh kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran
matematika di sekolah masih terpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran matematika. Selain itu kurang aktifnya
siswa dalam pembelajaran matematika disebabkan oleh motivasi belajar
matematika siswa yang rendah, misalnya malu bertanya dan sebagainya,
sehingga banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran
yang sulit. Penyebab lainnya adalah gaya mengajar guru di sekolah yang masih
konvensional, serta dalam pembelajaran matematika guru jarang menggunakan
media yang memadai sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran, bila
menggunakan media pun hanya menggunakan alat seadanya serperti busur,
jangka, dan penggaris.
4
Pembelajaran matematika di kelas masih banyak yang menekankan
pemahaman konsep siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif. Siswa
tidak diberi kesempatan menemukan jawaban ataupun cara yang berbeda dari
yang sudah dikerjakan guru karena guru kurang mengembangkan cara berpikir
kreatif siswa dengan memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup, hal
ini dilakukan guru untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep terlebih
dahulu. Kenyataan lainnya di lapangan bahwa perangkat pembelajaran yang
menekankan berpikir kreatif dalam matematika belum tersedia, sehingga
dengan adanya keterbatasan sumber belajar seperti ini tidak mendorong
pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas. Dengan demikian
siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah.
Prinsip utama dalam pembelajaran matematika saat ini adalah untuk
memperbaiki dan menyiapkan aktivitas-aktivitas belajar yang bermanfaat bagi
siswa yang bertujuan untuk beralih dari mengajar matematika ke belajar
matematika. Siswa bukan objek pembelajaran yang hanya melakukan aktivitas
3D (duduk, diam, dengar). Paradigma baru pendidikan lebih menekankan
kepada peserta didik sebagai manusia aktif dan kreatif yang memiliki potensi
untuk selalu belajar dan berkembang. Guru tidak lagi berperan sebagai
pemegang otoritas tertinggi dalam sebuat pembelajaran melainkan sebagai
fasilitator dan motivator yang membimbing siswa untuk lebih aktif dalam
belajar. Dengan adanya paradigma tersebut, diharapkan siswa dapat lebih
kreatif dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
Seperti yang dikemukakan oleh Maulana bahwa matematika adalah
aktivitas manusia (human activity) dan oleh karenanya matematika dapat kita
pelajari dengan baik bila disertai dengan mengerjakannya (doing mathematics).
Sehingga, pembelajaran matematika hendaknya disertai dengan berbagai
aktivitas siswa sebagai upaya untuk mengkonstruksi pengetahuannya agar
tercapai suatu makna atas materi yang diterimanya dan pengetahuan yang
mereka peroleh pun akan melekat kuat pada struktur kognitifnya.
5
Penelitian Dr. Vernon Magnesen dari Universitas Texas tentang
ingatan (persentase daya ingat), memberikan gambaran yang dapat
diilustrasikan sebagai berikut:5
Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat
diingat seseorang bergantung pada indra yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan tersebut, baik secara visual, auditori, somatis, maupun kombinasi
ketiganya.
Pada hakikatnya siswa memiliki berbagai modalitas yang harus
dioptimalkan dalam pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Beberapa modalitas tersebut sebagaimana yang dikemukakan oleh DePorter,
Reardon, dan Nourine, yaitu modalitas visual, modalitas auditorial, dan
modalitas kinestetik (somatis), yang dikenal dengan VAK. Ketiga modalitas
tersebut adalah faktor yang mempengaruhi gaya belajar masing-masing siswa.
Selain ketiga gaya belajar tersebut, Dave Meier menambahkan satu lagi gaya
belajar siswa yaitu gaya belajar intelektual, sehingga dikenal dengan
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Menurut Meier
pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan
semua indra yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Unsur-unsur
SAVI antara lain Somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditori
(belajar dengan berbicara dan mendengar), Visual (belajar dengan mengamati
5 Roebyarto, Pendekatan SAVI, (Artikel Pendidikan, 2008) diakses 17
Desember 2012 pukul 22:45 dari http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21.
Mendengar (30%)
Melihat (40%)
Mengucap (50%)
Melakukan (60%)
Melihat, mengucap, mendengarkan, dan melakukan (90%)
Membaca (20%)
6
dan menggambarkan), dan Intelektual (belajar dengan memecahkan masalah
dan merenung). 6
Pendekatan SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran, dimana
siswa dilibatkan tidak hanya sekedar mendapatkan penjelasan dari guru dan
menyelesaikan soal, tetapi pada proses belajar siswa bergerak bebas aktif,
mendengarkan apa yang dijelaskan guru, dan mengekspresikannya. Siswa yang
belajar dengan aktif biasanya ditandai dengan gerakan fisik, sedangkan gerakan
fisik dapat meningkatkan proses mental. Bagian otak manusia yang terlibat
dalam gerakan tubuh (korteks motor) terletak tepat di sebelah bagian otak yang
digunakan untuk berpikir dan memecahkan masalah.7 Ditambah lagi dengan
aspek intelektual yang merupakan salah satu unsur SAVI dapat mengajak
pembelajar untuk terlibat dalam aktivitas seperti, diantaranya memecahkan
masalah dan melahirkan gagasan kreatif. Sehingga pendekatan SAVI dapat
melatih berpikir kreatif siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan
berusaha belajar secara aktif, pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang
maksimal.
Penerapan pendekatan Somatis Auditori Visual Intelektual (SAVI)
pada pembelajaran matematika dianggap penting untuk diterapkan karena
dengan pendekatan SAVI dapat mengoptimalkan seluruh panca indera dalam
pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya mendengar
dan melihat penjelasan guru, tetapi ada media visual untuk dilihat, siswa
berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama
teman, serta bertanya sesama teman dan guru sehingga pembelajaran siswa
menjadi lebih aktif. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pendekatan
SAVI tidak hanya membuat siswa menjadi aktif, tetapi dengan keaktifan siswa
tersebut dapat melahirkan siswa yang dapat berpikir kreatif. Oleh karena itu,
pendekatan SAVI dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif siswa pada pelajaran matematika.
6 Dave Meier, The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung:
Kaifa, 2002), h. 91-92. 7 Ibid., 90-91.
7
Dengan menggunakan pendekatan SAVI pembelajaran tidak lagi
hanya menguntungkan salah satu kelompok siswa saja, melainkan semua siswa
dengan berbagai gaya belajar mampu untuk menerima materi pembelajaran
sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan
“Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual)
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
maka timbul pernyataan yang mendasari penelitian ini antara lain :
1. Pembelajaran masih terpusat pada guru, siswa kurang terlibat aktif dalam
proses pembelajaran matematika.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah.
3. Masih banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran
yang sulit.
4. Pembelajaran tersebut hanya menggunakan media seadanya sebagai alat
untuk mengkonkretkan materi pelajaran dan untuk mengembangkan
keterampilan.
5. Guru kurang mengembangkan cara berpikir kreatif siswa karena guru hanya
memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian terarah dan tidak terjadi penyimpangan terhadap
masalah yang akan dibahas, maka peneliti memberikan batasan sebagai
berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimaksud adalah kemampuan
berpikir kreatif berdasarkan pendapat Silver, yaitu kefasihan (fluency),
fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Menurut peneliti, kefasihan
(fluency) adalah kemampuan siswa dalam menjawab satu jawaban dengan
benar dan tepat, fleksibilitas (flexibility) adalah kemampuan siswa dalam
8
mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang
berbeda, dan kebaruan (novelty) adalah kemampuan siswa dalam
memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang
sudah dipelajari di kelas.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah
pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) menurut Meier
yaitu pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar pada
pembelajaran. Unsur-unsur SAVI antara lain Somatis (belajar dengan
bergerak dan berbuat), Auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar),
Visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan), dan Intelektual
(belajar dengan memecahkan masalah dan merenung).
3. Pokok bahasan yang digunakan sebagai bahan penelitian, yaitu bangun datar
segiempat pada kelas VII semester genap. Materi pokok pada penelitian ini
disesuaikan dengan waktu penelitian yang dilakukan pada waktu semester
genap dan juga pada kemampuan berpikir kreatif matematis yang akan
diteliti.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
perumusan masalah yang diajukan sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan SAVI?
2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan konvensional?
3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan SAVI lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional?
9
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar
dengan pendekatan SAVI.
2. Mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar
dengan pendekatan konvensional.
3. Mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa
yang diajar dengan pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tentang penerapan pendekatan SAVI (Somatis,
Auditori, Visual, Intelektual) diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa.
b. Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1. Dapat memunculkan sikap peka terhadap permasalahan pendidikan
sehingga dapat memotivasi peneliti untuk masalah-masalah lain
dengan dunia pendidikan.
2. Dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pendekatan SAVI dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan dapat
menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.
b. Bagi Guru dan Sekolah
1. Pendekatan SAVI diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
pembelajaran yang akan membantu guru dalam upaya mengarahkan
siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
10
2. Jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan SAVI dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa maka
sekolah dapat merekomendasikan penggunaan pendekatan SAVI ini
pada materi yang lain atau bahkan pada mata pelajaran lainnya.
c. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis dengan menggunakan pendekatan SAVI.
11
BAB II
LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoritik
Pada landasan teoritik ini akan dikemukakan bahasan mengenai
berpikir kreatif dalam matematika, pendekatan SAVI, serta tahapan-tahapan
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI sebagai
upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.
1. Pendekatan SAVI
Gaya belajar menurut Dave Meier dikenal dengan sebutan
pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) dalam bukunya
The Accelerated Learning Handbook. Konsep dasar dari pembelajaran ini
adalah bahwa pembelajaran itu berlangsung secara cepat, menyenangkan,
dan memuaskan.
a. Pengertian Pendekatan SAVI
Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan
bahwa belajar harus memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa.
Menurut Meier, pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah
pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas
intelektual dan penggunaan semua indra yang dapat berpengaruh besar
pada pembelajaran dengan pendekatan somatic, auditory, visual, dan
intellectual.
Somatis dimaksudkan sebagai learning by moving and doing
(belajar dengan bergerak dan berbuat). Auditori adalah learning by
talking and hearing (belajar dengan berbicara dan mendengarkan).
Visual diartikan sebagai learning by observing and picturing (belajar
dengan mengamati dan menggambarkan). Intelektual maksudnya adalah
learning by problem solving and reflecting (belajar dengan memecahkan
12
masalah dan merenung).1 Proses belajar bisa berlangsung dengan baik
dan optimal jika keempat gaya belajar tersebut digunakan secara
simultan.
b. Karakteristik Pendekatan SAVI
Sesuai dengan singkatan dari SAVI yaitu Somatis, Auditori,
Visual, dan Intektual, di bawah ini diberikan perincian keempat bagian
tersebut:
1) Somatis
”Somatis” berasal dari bahasa Yunani yaitu tubuh – soma
(seperti dalam psikosomatis). Jika dikaitkan dengan belajar maka
dapat diartikan belajar dengan bergerak dan berbuat. Sehingga
pembelajaran somatis adalah pembelajaran yang memanfaatkan dan
melibatkan tubuh (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan
menggerakkan tubuh sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung).
Pengertian somatis pada pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, Intelektual) sama dengan kinestetik pada pembelajaran VAK
(Visual, Auditori, Kinestetik).
Menurut DePorter dkk, siswa yang belajar secara somatis
(kinestetik) sering:2
Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak.
Belajar dengan melakukan, menunjukkan tulisan saat membaca,
menanggapi secara fisik.
Mengingat sambil berjalan dan melihat.
Ciri-ciri tipe somatis (kinestetik) menurut DePorter dkk
adalah:3
a) Berbicara dengan perlahan.
1 Dave Meier, The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung:
Kaifa, 2002), h. 91-92. 2 Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching (Terjemahan), (Bandung: Kaifa,
2004), h. 85. 3 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning (Terjemahan),
(Bandung: Kaifa, 2005), h. 118-120.
13
b) Menanggapi perhatian fisik.
c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang.
e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.
f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar.
g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik.
h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
i) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
j) Banyak menggunakan isyarat tubuh.
k) Tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama.
l) Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika memang telah pernah
berada di tempat itu.
m) Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.
n) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot – mereka
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca.
o) Kemungkinan tulisannya jelek.
p) Ingin melakukan segala sesuatu.
q) Menyukai permainan yang menyibukkan.
Belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba,
kinestetik, praktis melibatkan fisik, dan menggunakan serta
menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Menghalangi pembelajar
somatis menggunakan tubuh mereka sepenuhnya dalam belajar berarti
kita menghalangi fungsi mereka sepenuhnya. Pembelajar fisik
(somatis) senang dengan pembelajaran praktis supaya bisa langsung
mencoba sendiri. Mereka suka berbuat saat belajar, misalnya
menggarisbawahi, mencorat-coret, serta menggambarkan.
Para pelajar somatis atau kinestetik suka belajar melalui
gerakan dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan
gerakan dengan setiap fakta. Banyak pelajar somatis menjauhkan diri
dari bangku karena mereka lebih suka duduk di lantai dan
menyebarkan pekerjaan di sekeliling mereka.
14
2) Auditori
Belajar auditori adalah cara belajar dengan menggunakan
pendengaran. Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi
semua masyarakat sejak adanya manusia. Pikiran auditori kita lebih
kuat dari pada yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari seseorang
mampu membuat beberapa area penting di dalam otak menjadi aktif.4
Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai
berikut:5
Perhatiannya mudah terpecah.
Berbicara dengan pola berirama.
Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara
saat membaca.
Berdialog secara internal dan eksternal.
Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran
auditori yang kuat dalam pikiran pembelajar dapat dilakukan dengan
cara mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka
pelajari. Guru dapat menyuruh siswa menerjemahkan pengalaman
mereka dengan suara, membaca dengan keras atau secara dramatis
jika mereka mau, ajak mereka berbicara saat mereka memecahkan
masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat
rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan
pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri
mereka sendiri. Pembelajaran auditori dengan mendengar informasi
baru melalui penjelasan lisan, komentar, dan kaset. Mereka senang
membaca teks kunci untuk merekamnya di kaset.
3) Visual
Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk
memproses informasi visual dari pada indra yang lain, sehingga
4 Dave Meier, The Accelereted........, h. 95.
5 Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching......., h. 85.
15
ketajaman visual lebih menonjol pada sebagian orang. Ilmuwan syaraf
mengatakan bahwa 90% masukan indra untuk otak berasal dari
sumber visual dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami
terhadap simbol, ikon, dan gambar yang sederhana dan kuat.
Seseorang yang sangat visual bercirikan sebagai berikut:6
Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.
Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada
dibacakan.
Membutuhkan gambaran dan tujuan menyuluruh dan menangkap
detail: mengingat apa yang dilihat.
Teknik lain yang bisa dilakukan orang-orang dengan
keterampilan visual yang kuat adalah dengan mengamati situasi dunia
nyata lalu memikirkan serta membicarakan, kemudian
menggambarkan proses, prinsip, atau makna yang dicontohkan situasi
tersebut.
4) Intelektual
Menurut Dave Meier, intelektual adalah pencipta makna
dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk “berpikir”,
menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan syaraf baru, dan
belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional, dan
intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi dirinya sendiri. Itulah
sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi
pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman
yang diharapkan menjadi kearifan.7
Di bawah ini adalah beberapa contoh bagaimana membuat
aktivitas sesuai dengan cara belajar atau gaya belajar siswa :
6 Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching......., h. 85.
7 Dave Meier, The Accelereted........, h. 99.
16
Tabel 2.1
Aktivitas-aktivitas dalam Pembelajaran SAVI
Gaya Belajar Aktivitas
Somatis 1. Membuat model dalam suatu proses atau
prosedur.
2. Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi,
permainan belajar, dan lain-lain).
3. Menulis, menggambar, dan membicarakan
tentang apa yang dipelajari.
Auditori 1. Ajaklah pembelajar membaca keras-keras dari
buku panduan.
2. Mintalah pembelajar untuk berpasang-
pasangan membincangkan secara terperinci
apa yang baru saja mereka pelajari dan
bagaimana mereka akan menerapkannya.
3. Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara
non stop saat sedang menyusun pemecahan
masalah.
Visual 1. Presentasi yang hidup.
2. Pengamatan lapangan.
3. Dekorasi berwarna-warni.
4. Media belajar sebagai alat bantu.
Intelektual 1. Memecahkan masalah.
2. Memilih gagasan kreatif.
3. Merumuskan pertanyaan.
4. Menerapkan gagasan baru.
c. Penggunaan Pendekatan SAVI dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Meier ada beberapa alasan yang melandasi perlunya
diterapkan pendekatan SAVI dalam kegiatan belajar sehari-hari
17
khususnya belajar matematika antara lain dapat menciptakan lingkungan
yang positif (lingkungan yang tenang dan menggugah semangat),
keterlibatan siswa sepenuhnya (aktif dan kreatif), adanya kerjasama di
antara siswa, menggunakan metode mengajar yang bervariasi, dapat
menggunakan pembelajaran kontekstual, serta dapat menggunakan alat
peraga.
Contoh penerapan pendekatan SAVI dalam pembelajaran
matematika misalnya : siswa dapat belajar sedikit dengan melihat,
mengamati, menggambar, melukis, menciptakan, mendemonstrasikan
media belajar dan alat peraga (V) tetapi mereka dapat belajar dengan jauh
lebih banyak jika mereka dapat melakukan sesuatu ketika sedang belajar
(S), misalnya memeragakan konsep sambil mempelajarinya selangkah
semi selangkah, membicarakan apa yang sedang mereka pelajari (A), dan
memikirkan cara menetapkan informasi yang mereka dapat (I).
Jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa
pembelajaran matematika maka proses belajar bisa lebih optimal dan
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Jadi,
menurut peneliti pendekatan SAVI adalah bergerak aktif secara fisik
ketika belajar dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan
membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar yang
menjadikan pembelajaran itu dapat berlangsung secara cepat,
menyenangkan, dan memuaskan sehingga dapat memberikan pengaruh
besar pada proses belajar serta meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa.
d. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI
Strategi pendekatan SAVI ini dilaksanakan dalam siklus
pembelajaran empat tahap:8
1) Persiapan. Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para
pembelajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman
8 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 373-374.
18
belajar yang akan datang, dan menetapkan mereka dalam situasi
optimal untuk belajar. (Pengelompokkan siswa: membentuk kelompok
diskusi dan unjuk kerja pada kelompok-kelompok kecil yang
heterogen).
2) Penyampaian. Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajaran
menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik,
menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk
semua gaya belajar. (Pembelajaran menekankan pada penggunaan
berbagai media dengan melakukan manipulasi terhadap media benda
konkret).
3) Pelatihan. Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar
mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru
dengan berbagai cara. (Mendiskusikan tiap langkah yang harus
dikerjakan dan juga melatih siswa berpikir kreatif dengan cara
memecahkan suatu masalah secara berkelompok).
4) Penampilan hasil. Tujuan tahap ini, membantu pembelajar
menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru
mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus
meningkat. (Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok diskusi
dan tanya jawab).
2. Berpikir Kreatif Matematis
a. Pengertian Berpikir Kreatif
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami
seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang
harus dipecahkan. Suryabrata berpendapat bahwa berpikir merupakan
proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.
Proses berpikir itu pada pokoknya terdiri dari 3 langkah, yaitu
pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan
19
kesimpulan.9 Ruggiero mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas
mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu
masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat
keingintahuan.10
Berpikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan
hubungan-hubungan antara pengetahuan, merupakan proses yang
“dialektis” yang berarti bahwa selama berpikir, pikiran dalam keadaan
tanya jawab untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan.
Berpikir sebagai suatu kemampuan mental seseorang dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain; berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif. Berpikir kritis dan berpikir kreatif
perwujudan dari berpikir tingkat tinggi (higher order thinking).11
Kompetensi berpikir kritis dan kreatif dikalangan peserta didik
merupakan hal yang sangat penting dalam cara persaingan global, karena
tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan
modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi (high order competencies)
dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar (basic
skills) dalam pembelajaran matematika. Berpikir kreatif pada hakikatnya
adalah berhubungan dengan penemuan sesuatu mengenai hal yang
menghasilkan sesuatu baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.
The memberi batasan bahwa berpikir kreatif (pemikiran kreatif)
adalah suatu rangkaian tindakan yang dilakukan orang dengan
menggunakan akal budinya untuk menciptakan buah pikiran baru dari
kumpulan ingatan yang berisi berbagai ide, keterangan, konsep,
pengalaman, dan pengetahuan. Evans menjelaskan bahwa berpikir kreatif
adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan
(conections) yang terus menerus (kontinu), sehingga ditemukan
9 Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis
Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif,
(Surabaya: Unesa University Press, 2008), h. 12. 10
Ibid., h. 13. 11
Ibid., h. 13.
20
kombinasi yang benar atau sampai seseorang itu menyerah. Pengertian
ini menunjukkan bahwa berpikir kreatif merupakan kegiatan mental
untuk menemukan suatu kombinasi yang belum dikenal sebelumnya.
Berpikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu proses yang
digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan
suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan gabungan ide-ide
sebelumnya yang belum pernah diwujudkan.12
Berpikir kreatif merupakan suatu aktivitas mental yang
memperhatikan kesulitan dan wawasan (ide).13
Lebih lanjut Isaken, Doral
& Trefingger mendefinisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk
mengkonstruksi atau menghasilkan berbagai respon yang mungkin, ide-
ide, opsi-opsi, atau alternatif-alternatif untuk suatu permasalahan atau
tantangan.
Penggunaan istilah berpikir kreatif dan kreativitas seringkali
tertukar. Kedua istilah tersebut berelasi secara konseptual, namun
keduanya tidak identik. Kreativitas merupakan konstruk payung sebagai
produk kreatif dari individu yang kreatif, memuat tahapan proses berpikir
kreatif, dan lingkungan yang kondusif untuk berlangsungnya berpikir
kreatif. Berpikir kreatif memuat aspek keterampilan kognitif, afektif, dan
metakognitif.14
Kreativitas sering diasosiasikan dengan suatu produk kreatif.
Meskipun demikian, menurut Dickhut, kreativitas dapat pula ditinjau dari
prosesnya. Dihasilkannya suatu produk kreatif, apapun jenisnya pasti
didahului oleh konstruksi ide kreatif. Ide kreatif ini dihasilkan melalui
proses berpikir kreatif. Menurut McGregor, berpikir kreatif merupakan
salah satu jenis berpikir (thinking) yang mengarahkan diperolehnya
wawasan (insight) baru, pendekatan baru, perspektif baru, atau cara baru
dalam memahami sesuatu. Biasanya berpikir kreatif terjadi ketika dipicu
12
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ................, h. 14. 13
Ibid., h. 15. 14
Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung: FMIPA UPI, 2010), h. 10.
21
oleh tugas-tugas atau masalah yang menantang. Krutetski mendefiniskan
kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan
solusi terhadap suatu masalah matematika secara mudah dan fleksibel.15
Kreativitas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk
melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang
mendapat perhatian dalam pendidikan formal.16
Kreativitas (berpikir
kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan – berdasarkan data
atau informasi yang tersedia – menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada
kuantitas ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.17
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan
seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru secara fasih dan
fleksibel. Ide dalam pengertian di sini adalah ide dalam memecahkan
atau mengajukan masalah matematika dengan tepat atau sesuai dengan
permintaan.18
b. Berpikir Kreatif Matematis
Berpikir kreatif dalam matematika mengacu pada pengertian
berpikir kreatif secara umum. Bishop menjelaskan bahwa seseorang
memerlukan 2 model berpikir berbeda yang komplementer dalam
matematika, yaitu berpikir kreatif yang bersifat intuitif dan berpikir
analitik yang bersifat logis. Pengertian ini menunjukkan bahwa berpikir
kreatif tidak didasarkan pada pemikiran yang logis tetapi lebih sebagai
pemikiran yang tiba-tiba muncul, tak terduga, dan diluar kebiasaan.19
15
Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif............., h. 2-3. 16
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,
(Jakarta: PT Gramedia, 1999) cet . ke-3, h. 45. 17
Ibid., h. 48. 18
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ................., h. 24. 19
Ibid., h. 20.
22
Pehkonen memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi
dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi
tetapi masih dalam kesadaran. Krulik dan Rudnick menjelaskan bahwa
berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat asli, reflektif, dan
menghasilkan suatu produk yang kompleks. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa berpikir kreatif dipandang sebagai satu kesatuan atau kombinasi
dari berpikir logis dan berpikir divergen untuk menghasilkan sesuatu
yang baru. Sesuatu yang baru tersebut merupakan salah satu indikasi dari
berpikir kreatif dalam matematika. Indikasi yang lain dikaitkan dengan
kemampuan berpikir logis dan berpikir divergen.20
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan
kegiatan atau aktivitas mental untuk memecahkan masalah matematika
secara tepat atau sesuai permintaan (pertanyaan) dengan penemuan yang
menghasilkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang telah ada, seperti ide,
keterangan, konsep, pengalaman, dan pengetahuan.
c. Indikator Berpikir Kreatif
Olson menjelaskan bahwa untuk tujuan riset mengenai berpikir
kreatif, kreativitas (sebagai produk berpikir kreatif) sering dianggap
terdiri dari dua unsur, yaitu kefasihan dan keluwesan (fleksibilitas):21
- Kefasihan ditunjukkan dengan kemampuan menghasilkan sejumlah
besar gagasan pemecahan masalah secara lancar dan cepat.
- Keluwesan mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan
yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.
Williams menunjukkan ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif,
yaitu kefasihan, fleksibilitas, orisionalitas, dan elaborasi:22
20
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ............, h. 20-21. 21
Ibid., h. 18. 22
Ibid., h. 18-19.
23
- Kefasihan adalah kemampuan untuk menghasilkan pemikiran atau
pertanyaan dalam jumlah yang banyak.
- Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak macam
pemikiran dan mudah berpindah dari jenis pemikiran tertentu pada
jenis pemikiran lainnya.
- Orisionalitas adalah kemampuan untuk berpikir dengan cara baru atau
dengan ungkapan yang unik dan kemampuan untuk menghasilkan
pemikiran-pemikiran yang tidak lazim daripada pemikiran yang jelas
diketahui.
- Elaborasi adalah kemampuan untuk menambah atau merinci hal-hal
yang detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi.
Aspek-aspek itu banyak digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif yang bersifat umum dan penekanannya pada produk kreatif.
Alvino menyatakan bahwa berpikir kreatif memuat empat
komponen, yaitu: kelancaran (fluency), fleksibel (flexibility), keaslian
(originality), dan elaborasi (elaboration).23
Isaken et al., mendefinisikan
berpikir kreatif sebagai proses diperolehnya ide yang menekankan pada
aspek kefasihan (fluently), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality),
dan elaborasi (elaboration) dalam berpikir. Krutetskii mengidentikkan
berpikir kreatif matematis dengan pembuatan soal atau problem
formation (problem finding), penemuan (invention), kebebasan
(independence), dan keaslian (originality), sedangkan menurut Holland
berpikir kreatif matematis mempunyai beberapa komponen, yaitu
kelancaran (fluently), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality),
elaborasi (elaboration), dan sensitivitas (sensitivity).24
Silver menjelaskan bahwa untuk menilai kemampuan berpikir
kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Torrance
Tests of Creative Thinking (TTCT)”. Tiga komponen kunci yang dinilai
dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan (fluency),
23
Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik ........, h. 11. 24
Ali Mahmudi, Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif............, h. 2-3.
24
fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Kefasihan mengacu
pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah.
Fleksibilitas tampak pada perubahan-perubahan pendekatan ketika
merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam
merespon perintah. Gagasan ketiga aspek berpikir kreatif tersebut
diadaptasi oleh beberapa ahli dalam matematika.25
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam penelitian
ini diukur dengan menggunkan tiga aspek berpikir kreatif, yaitu
kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty).
Kefasihan mengacu pada banyaknya solusi benar yang dihasilkan
siswa. Aspek kefasihan meliputi kemampuan:
- menyelesaikan masalah dan memberikan banyak jawaban terhadap
masalah tersebut, atau
- memberikan banyak contoh atau pernyataan terkait konsep atau
situasi matematis tertentu.
Fleksibilitas mengacu pada kemampuan dalam mengajukan berbagai
cara dalam pemecahan masalah (ragam ide). Aspek fleksibilitas
meliputi kemampuan:
- menggunakan beragam strategi penyelesaian masalah.
Kebaruan mengacu pada sesuatu yang tidak biasa menurut siswa, hal
ini berkaitan dengan keunikan jawaban siswa. Aspek kebaruan
meliputi kemampuan:
- menggunakan strategi yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa
untuk menyelesaikan masalah, atau
- memberikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, unik, atau
tidak biasa.
Menurut peneliti, kefasihan (fluency) adalah kemampuan siswa
dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat, fleksibilitas
(flexibility) adalah kemampuan siswa dalam mengajukan banyaknya
jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda, dan kebaruan
25
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika ..................., h. 23.
25
(novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang
bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) merupakan
hasil karya Dave Meier yang merupakan pengembangan dari VAK (Visual,
Auditori, Kinestetik). Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh
Pendekatan SAVI terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa” adalah sebagai berikut:
1) Angelina Komara Dewi (2009) dengan judul penelitian “Penerapan
Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VII
pada Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia”. Subjek penelitiannya
yaitu kelas VII SMP Negeri 1 Jatinom Kabupaten Klaten tahun ajaran
2008/2009. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam tiga siklus. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu
mencari pasangan jawaban, bermain peran, dan diskusi mengenai wacana
dan diakhiri dengan postes pada tiap siklus. Penelitian ini meliputi dua
ranah yaitu kognitif dan afektif. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI dapat
memperbaiki proses belajar mengajar, hal ini didukung dengan peningkatan
hasil belajar biologi siswa.
2) Fatkhu Rokhma Diana (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh
Pendekatan SAVI melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
terhadap Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 14
Surakarta”. Subjek Penelitiannya yaitu siswa kelas VII SMP Negeri 14
Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini termasuk dalam
eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan adalah posttest only non-equivalent control group design. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan tes uraian, lembar observasi, dan dokumen
26
sekolah. Penelitian ini menyimpulkan pendekatan SAVI melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap keterampilan
proses sains siswa kelas VII SMPN 14 Surakarta.
3) Dian Novitasari (2011) dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan
SAVI (Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Matematika Siswa”. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN
Tangerang II Pamulang tahun ajaran 2011/2012 pada bulan September-
November 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah tes kemampuan penalaran induktif, lembar observasi
aktivitas pembelajaran matematika, dan wawancara. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa melalui SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa dan hasil belajar matematika.
Pada penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pendekatan SAVI
(Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Siswa” memiliki perbedaan dengan hasil penelitian relevan yang
telah disebutkan di atas. Salah satu perbedaannya adalah kemampuan yang
akan diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa, sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Penelitian ini akan digunakan untuk menentukan apakah
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi dari pada siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum 2004 matapelajaran matematika mengisyaratkan
pentingnya kreativitas siswa, berpikir kreatif, maupun aktifitas kreatif.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengisyaratkan agar tiap pembelajaran
matematika di sekolah dimulai dengan memberikan soal-soal kontekstual
dengan solusi atau strategi penyelesaian tidak tunggal. Tapi pada umumnya,
27
guru hanya memberikan permasalahan rutin yang bersifat tertutup (memiliki
jawaban atau cara penyelesaian tunggal) dan kebanyakan siswa mengerjakan
tugas atau latihan soal yang tidak jauh berbeda dengan cara yang diajarkan oleh
guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memiliki kesempatan untuk
mengeksplorasi kreativitas dan produktivitas berpikirnya.
Proses pembelajaran matematika seharusnya memberi kesempatan
kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan. Untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dapat dilakukan
dengan memberikan soal-soal cerita open-ended, yaitu soal yang memiliki
banyak jawaban benar sehingga memungkinkan siswa untuk memperlihatkan
proses berpikir divergennya melalui tugas-tugas mengenai pemecahan masalah
dan pengajuan masalah. Oleh karena itu, proses pembelajaran matematika
seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melihat dan
memikirkan gagasan yang diberikan dalam upaya memecahkan masalah.
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pada
pemecahan masalah matematika akan memberikan peserta didik kesempatan
untuk melakukan investigasi masalah matematika yang mendalam sehingga
dapat mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya secara kritis dan
kreatif.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal
dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar.
Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya
agar percaya diri terhadap kemampuan siswa untuk berpikir dan berani
mengemukakan gagasan baru. Dalam suasana pembelajaran yang demikian,
kemampuan kreatif siswa dapat tumbuh subur. Siswa yang tadinya dituntut
mengerjakan tugas yang sangat terstruktur, tugas yang hanya memiliki satu
jawaban benar, dan tugas yang membutuhkan pemikiran yang reproduktif
dapat diminta untuk melakukan proses pemikiran divergen dan imajinatif.
Berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan
sesuatu yang baru atau ide-ide baru dalam mengahadapi suatu masalah. Sadar
28
akan pentingnya kreativitas dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari,
guru diharapkan dapat merancang metode pembelajaran maupun pendekatan-
pendekatan yang dapat mengembangkan kreativitas siswa. Oleh karena itu,
guru perlu merancang pembelajaran yang membuat siswa melakukan proses
berpikir kreatif.
Pendekatan yang relevan dengan kemampuan berpikir kreatif adalah
pendekatan SAVI. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI hampir sama
dengan pembelajaran aktif, hanya saja pendekatan SAVI tidak hanya
mengutamakan gerakan fisik saja tetapi juga menggabungkan gerakan fisik
dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra, sehingga dapat
berpengaruh besar pada pembelajaran matematika. Unsur-unsur SAVI mudah
diingat, yaitu: somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar
dengan berbicara dan mendengar), visual (belajar dengan mengamati dan
menggambarkan), dan intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan
merenung).
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, SAVI merupakan
pengembangan dari VAK. Pada pendekatan SAVI ditambahkan gaya belajar
intelektual yang membedakan antara SAVI dan VAK. Perbedaannya terletak
pada Intelektual dimana VAK (tanpa intelektual) hanya digunakan sebagai cara
termudah dalam penyerapan informasi, tanpa ada proses berpikir di dalamnya
sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi seperti, pemecahan masalah, berpikir kritis, maupun berpikir kreatif.
Aspek intelektual dalam belajar melalui pendekatan SAVI akan terlatih jika
mengajak pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti, di antaranya memecahkan
masalah dan melahirkan gagasan kreatif.
Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu
peristiwa pembelajaran. Artinya, bahwa pembelajaran yang dilaksanakan telah
mampu merangkum semua gaya belajar tersebut. Dengan menggunakan
pendekatan SAVI pembelajaran tidak lagi hanya menguntungkan salah satu
kelompok siswa saja, melainkan semua siswa dengan berbagai gaya belajar
29
mampu untuk menerima materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar
masing-masing.
Secara garis besar pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa terangkum dalam bagan kerangka berpikir
berikut ini :
D. Pengajuan Hipotesis
Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan landasan teori
yang telah diuraikan di atas maka rumusan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi
daripada siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan
konvensional”.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMPN 13 yang beralamat
di Jalan Beruang II Peladen, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2013/2014. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu Kegiatan
24 Maret 2014 Permohonan izin observasi
7 April 2014 Permohonan izin penelitian
8 April 2014 Pra penelitian, wawancara guru matematika, dan
wawancara siswa-siswi
14 April 2014 Uji Instrumen
15 April – 21 Mei 2014 Penelitian
22 Mei 2014 Pemberian posttest
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini mengunakan metode eksperimen semu (quasi
eksperimen) yang diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau
31
eksperimen semu.1 Metode eksperimen semu (quasi eksperimental) pada
dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan
variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu
variabel yang dipandang paling dominan.2
Pada penelitian ini sampel akan dibagi menjadi dua kelompok.
Masing-masing kelompok diberikan dua perlakuan yang berbeda, yaitu
kelompok eksperimen dengan menggunakan pendekatan SAVI dan kelompok
kontrol dengan pendekatan konvensional. Desain eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah randomized subjects posttest only control group
yang artinya pengontrolan secara acak dengan tes hanya dilakukan diakhir
perlakuan. Desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian Eksperimen
Kelompok Perlakuan
(Treatment)
Tes Akhir
(Posttest)
E XE Y
K XK Y
Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
K : Kelompok kontrol
XE : Perlakuan dengan menggunakan pendekatan SAVI
XK : Perlakuan dengan menggunakan pendekatan konvensional
Y : Test akhir yang sama pada kedua kelompok
Desain penelitian ini terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak
diberikan perlakuan. Kedua kelompok tersebut dilakukan tes akhir setelah
1 Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h. 36.
2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2008), cet. IV, h. 59.
32
diberi perlakuan, kemudian membandingkan hasil tes kemampuan berpikir
kreatif matematis antara siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI dan siswa
yang diajar dengan pendekatan konvensional.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
a. Populasi Target
Populasi target adalah seluruh siswa SMPN 13 yang terdaftar
pada tahun ajaran 2013-2014.
b. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau diambil dari dua kelas yang kemampuan
siswanya homogen, yaitu kelas VII.6 dan kelas VII.7 di SMPN 13 yang
terdaftar pada tahun ajaran 2013-2014. Dalam penelitian ini kelas VII.6
sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.7 sebagai kelas kontrol.
2. Sampel
Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 42 siswa-siswi SMPN
13 ddii kelas VII.6 dan 42 siswa-siswi SMPN 13 di kelas VII.7. Teknik
sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling (sampel acak
kelompok).
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan
pemberian tes yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang telah
dipelajari. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data
tersebut sebagai berikut:
1. Variabel yang diteliti
Penerapan pendekatan SAVI dan tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam proses pembelajaran matematika.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi
sampel penelitian dan guru mata pelajaran matematika.
33
E. Instrumen Penelitian
Instrument tes berpikir kreatif digunakan untuk memperoleh data
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa soal-soal uraian sebanyak 6 butir soal yang diberikan
dalam bentuk post test. Instrumen tes ini diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol pada pokok bahasan segiempat. Tes dengan soal uraian yang
sama diberikan kepada kedua kelas tersebut.
Indikator yang akan diukur melalui tes uraian akan dijelaskan pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
No Pokok Bahasan Jenis
Kemampuan
Indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif
No
Soal
1
Jenis-jenis segiempat
berdasarkan sisi atau
sudutnya
Fleksibilitas
(flexibility)
Menggolongkan hal-hal menurut
pembagian kategori yang
berbeda.
3
2
Menggunakan
konsep luas dan
keliling bangun datar
segiempat
Kefasihan
(fluency)
Tepat dalam memberikan suatu
gagasan. 2
Fleksibilitas
(flexibility)
Memberikan bermacam-macam
penafsiran terhadap suatu
gambar, cerita, atau masalah.
5
3
Menggambar setiap
bangun datar
segiempat
Kefasihan
(fluency)
Tepat dalam memberikan suatu
gagasan. 1
4 Menghitung keliling
dan luas segiempat
Kefasihan
(fluency)
Tepat dalam memberikan suatu
gagasan. 4
Kebaruan
(novelty)
Memberikan jawaban baru, unik,
dan berbeda dari yang sudah
dipelajari di kelas.
6
34
Untuk memperoleh data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa,
diperlukan penskoran terhadap jawaban siswa pada tiap butir soal. Kriteria
penskoran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.4
Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler
Kemampuan
Berpikir Kreatif
yang Diukur
Respon Siswa terhadap Soal Skor
Kefasihan
(fluency)
Tidak memberikan jawaban 0
Memberikan sebuah jawaban yang tidak relevan 1
Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi
perhitungan dan penyelesaiannya salah 2
Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan
perhitungannya benar tetapi penyelesaiannya kurang
lengkap atau kurang jelas
3
Memberikan sebuah jawaban yang relevan serta
perhitungan dan penyelesaiannya benar, lengkap, dan
jelas
4
Fleksibilitas
(flexibility)
Tidak memberikan jawaban 0
Memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi
penyelesaiannya salah 1
Memberikan jawaban dengan satu cara dan penyelesaian
perhitungan serta hasilnya benar 2
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam)
tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan
sehingga hasilnya ada yang salah
3
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) dan
penyelesaian perhitungan serta hasilnya benar 4
Kebaruan
(novelty)
Tidak memberikan jawaban 0
Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik,
atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan
hasilnya salah
1
Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik,
atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan
hasilnya benar
2
Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak
biasa tetapi terdapat kekeliruan dalam proses
perhitungan sehingga hasilnya ada yang salah
3
Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak
biasa serta penyelesaian perhitungan dan hasilnya benar 4
35
Tes berpikir kreatif menggunakan tes essay (uraian) diuji coba terlebih
dahulu sebelum digunakan dengan maksud untuk mengetahui apakah soal
tersebut memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya
pembeda.
1. Validitas
Untuk mengetahui instrument berpikir kreatif dalam mengukur
sesuai yang dharapkan pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas yaitu
dengan menguji cobakan instrument penelitian sebelum data sebenarnya
dikumpulkan. Validitas yang digunakan adalah validitas butir soal dengan
menggunakan rumus product moment 3:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy : indeks korelasi X danY (indeks korelasi butir soal yang dicari)
N : jumlah responden
X : skor item
Y : skor total
Koefisien korelasi umumnya dibagi ke dalam lima bagian seperti
pada tabel 3.1 berikut ini:4
Tabel 3.5
Makna Koefisien Korelasi Product Moment
Angka Korelasi Makna
0.800 – 1.000 Sangat tinggi
0.600 – 0.800 Tinggi
0.400 – 0.600 Cukup
0.200 – 0.400 Rendah
0.000 – 0.200 Sangat rendah
3 H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2003), h. 119-120. 4 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil
Tes, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet. IV, h. 59.
36
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas.
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas bentuk uraian
dikenal dengan rumus Alpha sebagai berikut:5
2
2
11 11
t
i
s
s
n
nr
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
n : banyaknya butir pernyataan yang valid
2
is : jumlah varians skor setiap item
2
ts : varians skor total
Rumus varians skor (si2) yang digunakan adalah:
∑ ∑
∑
∑
Keterangan:
si2 : varians skor soal setiap item
x : skor item
n : jumlah responden
Untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat
digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J.P Guilford sebagai berikut ini:6
r11 ≤ 0,20 : derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 ≤ r11 < 0,40 : derajat reliabilitas rendah
0,40 ≤ r11 < 0,70 : derajat reliabilitas sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90 : derajat reliabilitas tinggi
0,90 ≤ r11 < 1,00 : derajat reliabilitas sangat tinggi
5 H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika,..................., h. 153-154.
6 H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika,..................., h. 139.
37
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran dapat dinyatakan melalui beberapa cara, salah
satunya adalah proporsi menjawab benar (p). Proporsi menjawab benar (p),
yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang
dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya merupakan
tingkat kesukaran yang paling umum digunakan. Persamaan yang digunakan
untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar
adalah:7
∑
Keterangan:
p : proporsi menjawab benar atau taraf kesukaran
Σ x : jumlah skor peserta tes
Sm : skor maksimum
N : jumlah peserta tes
Taraf kesukaran biasanya dibedakan menjadi tiga kategori seperti
pada tabel 3.2 di bawah ini:8
Tabel 3.6
Kategori Taraf Kesukaran
Nilai p Kategori
p < 0.3 Sukar
0.3 ≤ p ≤ 0.7 Sedang
p > 0.7 Mudah
4. Daya Pembeda
Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah
adalah indeks daya pembeda (item discrimination).9
7 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas............., h. 12.
8 Ibid., h. 21.
38
Daya pembeda pada soal uraian dapat ditentukan dengan
mengurutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan skor total dari yang
tinggi ke perolehan skor yang rendah. Seluruh peserta tes dibagi menjadi
50% kelompok atas, yaitu kelompok yang memiliki skor total tinggi dan
50% kelompok bawah, yaitu kelompok peserta tes yang memperoleh skor
total rendah. Kemudian, baik kelompok atas maupun kelompok bawah
dihitung taraf kesukarannya, sehingga daya pembeda (D) dapat ditentukan
dengan menghitung selisih antara taraf kesukaran kelompok atas dengan
taraf kesukaran kelompok bawah.
DP = p kelompok atas – p kelompok bawah
Keterangan:
DP : daya pembeda
p : taraf kesukaran
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak
digunakan adalah :10
DP ≤ 0,00 : sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 : jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 : cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 : baik
0,70 < DP ≤ 1,00 : sangat baik
Dari 26 responden dengan taraf signifikan 5% dan rtabel 0,388; serta
dari 6 butir soal dengan skor maksimal masing-masing butir adalah 4, maka
dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:
9 Ibid., h. 23.
10 H. Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika,..................., h. 161.
39
Tabel 3.7
Kesimpulan Hasil dan Perhitungan Uji Instrumen
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Uji Instrumen
Butir Soal Validitas Reliabilitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda
X1 0,4154
0,7229
0,5769 0,1154
Keterangan Valid Sedang Jelek
X2 0,5509 0,5000 0,1923
Keterangan Valid Sedang Jelek
X3 0,7022 0,6058 0,2885
Keterangan Valid Sedang Cukup
X4 0,6546 0,3654 0,1538
Keterangan Valid Sedang Jelek
X5 0,7850 0,7981 0,2885
Keterangan Valid Mudah Cukup
X6 0,7299 0,2789 0,5577
Keterangan Valid Baik Sukar Baik
Dari Tabel 3.3 berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dan uji
reliabilitas yang dilakukan, dari 6 butir soal yang diuji coba diperoleh 6 butir
soal yang valid dengan reliabilitas soal sebesar 0,7229. Berdasarkan hasil
perhitungan uji taraf kesukaran, dari 6 butir soal yang valid diperoleh 1 butir
soal dengan kriteria mudah, 4 butir soal dengan kriteria sedang, dan 1 butir soal
dengan kriteria sukar. Sedangkan hasil perhitungan uji daya pembeda, dari 6
butir soal yang valid diperoleh 3 butir soal dengan kriteria jelek, 2 butir soal
dengan kriteria cukup, dan 1 butir soal dengan kriteria baik.
40
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik
analisis yang penganalisisannya dilakukan dengan perhitungan. Penganalisisan
dilakukan dengan membandingkan hasil tes kelas yang diajar dengan
pendekatan SAVI dan kelas yang diajar dengan pendekatan konvensional.
Dari data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan perhitungan
statistik dan melakukan perbandingan terhadap dua kelas tersebut untuk
mengetahui pengaruh pendekatan SAVI terhadap kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa. Sebelum dilakukan perhitungan statistik dilakukan uji
prasyarat analisis terlebih dahulu.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada
dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian
normalitas menggunakan uji kai kuadrat (chi square). Adapun prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:11
1) Menentukan hipotesis
H0 : Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
2) Menentukan rata-rata.
3) Menentukan standar deviasi.
4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi.
a) Rumus banyak kelas: (aturan Struges)
K = 1 + 3,3 log (n), dengan n adalah banyaknya subjek
b) Rentang (R) = skor terbesar – skor terkecil
11
M. Subana, M. Rahadi, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2000), cet. I, h. 124 – 127.
41
c) Panjang kelas (P) = K
R
5) Cari hitung2 dengan rumus:
i
iihitung
E
EO2
2
6) Cari tabel2 dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K) – 3 dan
taraf kepercayaan 95 % atau taraf signifikansi α = 5%.
7) Kriteria pengujian:
Jika hitung2 < tabel
2 maka H0 diterima
Jika hitung2 tabel
2 maka H0 ditolak
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher
(F). Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:12
1) Menentukan hipotesis
H0 : 2
2
2
1
H1 : 2
2
2
1
2) Cari Fhitung dengan rumus:
terkecilVarians
terbesarVariansF
12
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata
Sampurna, 2010), Cet. III, h. 118.
42
3) Menentukan Derajat Bebas (db) dan Taraf Signifikasi (α)
Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05
db = n – 1
dbpembilang = n1 – 1
dbpenyebut = n2 – 1
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
4) Hitung Ftabel dengan rumus:
Ftabel = F(α)(n1 – 1; n2 – 1)
5) Tentukan kriteria pengujian H0, yaitu:
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima.
Jika Fhitung Ftabel maka H0 ditolak.
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama.
H1 : Kedua kelompok sampel mempunyai varians yang berbeda.
2. Uji Hipotesis
Untuk uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus Uji ”t” yang
satu sama lain tidak mempunyai hubungan. Rumus yang digunakan,
yaitu:
a. Untuk sampel yang homogen:13
21
21
11
nns
XXt
gab
dengan
1
11
n
XX
dan
2
22
n
XX
13
M. Subana, M. Rahadi, dan Sudrajat, Statistik Pendidikan,..........., h. 171-173.
43
Sedangkan
2
11
21
2
22
2
11
nn
snsnsgab
dan
1
22
nn
XXnst
Keterangan:
t : harga t hitung
1X dan 2X : nilai rata-rata hitung data kelompok 1 dan 2
2
1s dan2
2s : varians data kelompok 1 dan 2
sgab : simpangan baku kedua kelompok
n1 dan n2 : jumlah kelompok 1 dan 2
Setelah harga t hitung diperoleh, kita lakukan pengujian
kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung
(thitung) dan t tabel (ttabel), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees
of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus:
df atau db = (n1 + n2) – 2
dengan diperolehnya df atau db, maka dapat dicari harga ttabel pada
taraf signifikansi 5%. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, tetapi jika
thitung ttabel maka H0 diterima.
b. Untuk sampel yang tak homogen (heterogen):
1) Mencari nilai t dengan rumus:
2
2
2
1
2
1
21
n
s
n
s
XXt
44
2) Menghitung df:
Rumusnya:
11 2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
21
1
2
1
n
ns
n
ns
n
s
n
s
df
Kriteria pengujian hipotesisnya:
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak.
Jika thitung ttabel maka H0 diterima.
Jika dalam perhitungan uji normalitas diperoleh bahwa
kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol tidak berasal dari
populasi yang berdistribusi normal maka untuk menguji hipotesis
menggunakan uji non parametrik. Adapun jenis uji non parametrik yang
digunakan pada penelitian ini adalah Uji Mann-Whitney (Uji ”U”) untuk
sampel besar dengan taraf signifikasi α = 0,05. Adapun langkah-langkah
dalam tes U Mann-Whitney adalah sebagai berikut:
a. Tentukan harga-harga n1 dan n2.
n1 untuk jumlah siswa yang lebih sedikit dan n2 untuk jumlah siswa
yang lebih banyak.
b. Berilah ranking bersama skor-skor kedua kelompok itu.
c. Tentukan harga U dengan rumus:14
1
11
211 R2
)1n(nnnU
dan
2
22
212 R2
)1n(nnnU
14
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 21, h.
153.
45
Dimana:
n1 = jumlah sampel kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel kelas kontrol
U1 = jumlah peringkat kelas eksperimen
U2 = jumlah peringkat kelas kontrol
R1 = jumlah rangking pada sampel kelas eksperimen
R2 = jumlah rangking pada sampel kelas kontrol
d. Metode untuk menetapkan signifikansi harga U observasi dengan
rumus:
12
)1nn()n()(n
2
nn-U
Z
-UZ
2121
21
U
U
e. Jika harga observasi U mempunyai kemungkinan yang sama besar
dengan atau lebih kecil dari α maka tolak H0 dan terima H1.
f. kriteria pengujian:
Jika p ≤ α maka tolak H0
Jika p > α maka terima H0
G. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:
H0 : 21
H1 : 21
46
Keterangan:
1 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI.
2 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tentang pengaruh pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, dan Intelektual) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
di SMP Negeri 13 ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan terhadap dua
kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen terdiri dari 42 orang siswa pada kelas VII.6 yang diajarkan dengan
pendekatan SAVI, sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 42 orang siswa
pada kelas VII.7 yang diajarkan dengan pendekatan konvensional.
Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah bangun datar
segiempat. Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis kedua
kelompok, setelah diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, kedua kelompok tersebut diberikan tes
berbentuk soal uraian. Sebelum tes tersebut diberikan, dilakukan uji instrumen
terlebih dahulu terhadap 6 butir soal. Uji instrumen dilakukan pada 26 orang
siswa di kelas VIII.2.
Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian yang merupakan hasil
perhitungan akhir. Data pada penelitian ini berupa data kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa yang dilaksanakan sesudah proses pembelajaran selesai
(posttest). Data pada penelitian ini merupakan data yang terkumpul dari tes
yang telah diberikan kepada siswa SMP Negeri 13.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dari
42 orang siswa pada kelas eksperimen yang proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan SAVI, diperoleh nilai terendah 54,17 dan nilai
tertinggi 91,70. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan
48
berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan diagram batang sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen
No. Nilai Titik Tengah Frekuensi
Absolut Range f (%) Kumulatif
1. 54 – 60 57 5 11,90 5
2. 61 – 67 64 11 26,19 16
3. 68 – 74 71 15 35,72 31
4. 75 – 81 78 6 14,29 37
5. 82 – 88 85 3 7,14 40
6. 89 – 95 92 2 4,76 42
Dari Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa nilai siswa pada kelas
eksperimen dikelompokkan menjadi 6 kelas dengan interval masing-masing
kelas adalah 7. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa pada kelas
eksperimen terletak pada interval 68-74 yaitu sebesar 35,72%, sedangkan
nilai yang paling sedikit terletak pada interval 89-95 sebesar 4,76%. Secara
visual penyebaran data hasil tes kemampunan berpikir kreatif matematis
siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat pada histogram berikut ini:
Gambar 4.1
Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen
0
5
10
15
20
54 – 60 61 – 67 68 – 74 75 – 81 82 – 88 89 – 95
Ab
solu
t
Nilai
49
2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis dari
42 orang siswa pada kelas kontrol yang proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan konvensional, diperoleh nilai terendah 41,67 dan
nilai tertinggi 79,17. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram batang sebagai berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Kontrol
No. Nilai Titik Tengah Frekuensi
Absolut Range f (%) Kumulatif
1. 40 – 46 43 5 11,90 5
2. 47 – 53 50 12 28,57 17
3. 54 – 60 57 17 40,48 34
4. 61 – 67 64 4 9,53 38
5. 68 – 74 71 3 7,14 40
6. 75 – 81 78 1 2,38 42
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai siswa pada kelas kontrol
dikelompokkan menjadi 6 kelas dengan interval masing-masing kelas
adalah 7. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa pada kelas kontrol
terletak pada interval 54-60 yaitu sebesar 40,48%, sedangkan nilai yang
paling sedikit terletak pada interval 75-81 sebesar 2,38%. Secara visual
penyebaran data hasil tes kemampunan berpikir kreatif matematis siswa
pada kelas kontrol dapat dilihat pada histogram berikut ini:
50
Gambar 4.2
Histogram Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Kontrol
Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dapat
dilihat tabel statistik deskriptif hasil penelitian berikut:
Tabel 4.3
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah Sampel 42 42
Nilai Tertinggi 91,70 79,17
Nilai Terendah 54,17 41,67
Mean 70,50 55,50
Median 69,83 55,15
Modus 69,65 55,44
Varians 79,82 65,82
Simpangan Baku 8,93 8,11
Kemiringan 0,23 0,13
Ketajaman (kurtosis) 2,86 3,21
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67 68 – 74 75 – 81
Ab
solu
t
Nilai
51
Dari Tabel 4.3 terlihat perbedaan statistika pada kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Berdasarkan tabel tersebut dijelaskan bahwa
jumlah sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-
masing terdiri dari 42 siswa, dimana pada kelompok eksperimen nilai tertinggi
adalah 91,70 dan nilai terendah adalah 54,17, sedangkan pada kelompok
kontrol nilai tertinggi adalah 79,17 dan nilai terendah adalah 41,67. Nilai rata-
rata yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol dengan selisih nilai rata-rata antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol adalah 15,00. Begitu pula dengan nilai median (Md)
dan nilai modus (Mo), pada kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih
tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol. Jika dilihat dari simpangan baku,
skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen
lebih merata dan menyebar dibandingkan pada kelompok kontrol.
Tingkat kemiringan pada kelompok eksperimen adalah 0,23,
sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,13. Karena tingkat kemiringan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berharga positif, maka
distribusi data miring positif atau landai kanan atau dengan kata lain
kecenderungan data mengumpul di bawah nilai rata-rata seperti pada gambar
kurva berikut ini :
Gambar 4.3
Kurva Tingkat Kemiringan Positif
52
Tingkat ketajaman (kurtosis) pada kelompok eksperimen adalah 2,86
yang berarti ketajaman kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik (agak
datar) dan nilai-nilai datanya tersebar secara merata sampai jauh dari rata-
ratanya seperti pada gambar kurva berikut ini :
Gambar 4.4
Kurva Ketajaman Platikurtik
Pada kelompok kontrol, tingkat ketajaman (kurtosis) adalah 3,21 yang
berarti ketajaman lebih besar dari 3 dengan kurva berbentuk leptokurtik
(agak runcing) dan nilai-nilai datanya terpusat disekitar nilai rata-rata seperti
pada gambar kurva berikut ini :
Gambar 4.5
Kurva Ketajaman Lepokurtik
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis
dengan uji-t. Untuk dapat melakukan uji hipotesis dengan uji-t persyaratan
untuk analisis tersebut harus dipenuhi. Persyaratan analisis yang dimaksud
adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian kedua persyaratan
analisis tersebut adalah sebagai berikut:
53
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada
kedua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal jika memenuhi kriteria pengujian
yang diukur pada taraf signifikansi dan tingkat
kepercayaan tertentu. Pengujian normalitas yang digunakan pada penelitian
ini adalah uji kai kuadrat (chi square).
Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok eksperimen
diperoleh nilai 2 hitung = 3,56 (Lampiran 25) dan dari tabel harga kritis
uji kai kuadrat (chi square) diperoleh 2tabel untuk jumlah sampel 42 pada
taraf signifikansi (α) = 5% adalah 7,81. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa nilai 2hitung lebih kecil dari 2
tabel, yaitu 3,56 < 7,81
sehingga H0 diterima. Artinya, data pada kelompok eksperimen berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Dari hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol
diperoleh nilai 2 hitung = 4,17 (Lampiran 26) dan dari tabel harga kritis
uji kai kuadrat (chi square) diperoleh 2tabel untuk jumlah sampel 42 pada
taraf signifikansi (α) = 5% adalah 7,81. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat bahwa nilai 2hitung lebih kecil dari 2
tabel, yaitu 4,17 < 7,81
sehingga H0 diterima. Artinya, data pada kelompok kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji normalitas antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut:
54
Tabel 4.4
Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok Jumlah
Sampel
2
hitung
2tabel
(α = 5%) Dk Kesimpulan
Eksperimen 42 3,56
7,81 3
Sampel berasal dari
populasi yang
berdistribusi normal Kontrol 42 4,17
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelompok sampel pada penelitian ini dinyatakan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan
uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen) atau berbeda
(heterogen). Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan uji
Fisher (F). Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok
dikatakan homogen apabila yang diukur pada taraf
signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 :2
2
2
1
H1 :2
2
2
1
Keterangan :
= Varians kelompok eksperimen
= Varians kelompok kontrol
Varians untuk kelompok eksperimen adalah 79,82 dan varians
untuk kelompok kontrol diperoleh 65,82. Dari hasil perhitungan uji
homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,21 (Lampiran 27) dan nilai Ftabel =
1,67 pada taraf signifikasi (α) = 5% dengan derajat bebas (db) pembilang 41
dan derajat bebas (db) penyebut 41. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat
55
bahwa nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel, yaitu 1,21 < 1,67 sehingga H0
diterima. Artinya, kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama
atau homogen. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji homogenitas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Varians
n Fhitung Ftabel
(α = 5%) Kesimpulan Kelompok
Ekperimen
Kelompok
Kontrol
79,82 65,82 42 1,21 1,67
Kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang
sama atau homogen
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh
bahwa kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal dan mempunyai varians yang sama (homogen). Selanjutnya data
dianalisis dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini
dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa pada kelompok eksperimen yang diajar dengan pendekatan
SAVI lebih tinggi daripada rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada kelompok kontrol yang diajar dengan pendekatan konvensional.
Untuk pengujian tersebut perumusan hipotesis statistiknya adalah sebagai
berikut:
H0 : 21
H1 : 21
56
Keterangan:
µ1 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada
kelompok eksperimen
µ2 : rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada
kelompok kontrol
Pengujian hipotesis tersebut diuji menggunakan uji-t, karena kedua
kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) maka uji-t
digunakan menggunakan rumus untuk sampel yang homogen. Berdasarkan
hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar 8,06 (Lampiran 28)
dan ttabel sebesar 1,67 dengan derajat bebas (db) = 82 dan taraf signifikansi
(α) 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar
dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Artinya rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol. Untuk
lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji hipotesis dengan uji-t dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Hipotesis
db thitung ttabel
(α = 5%) Kesimpulan
82 8,06 1,67 Tolak H0
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar
8,06 dan ttabel sebesar 1,67 dengan derajat bebas (db) = 82 dan taraf
signifikansi (α) 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung
lebih besar dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan
57
pendekatan SAVI lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kreatif matematis antara siswa yang diajar dengan
pendekatan SAVI dan pendekatan konvensional. Hal ini menunjukan bahwa
pendekatan SAVI berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa.
Perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga terlihat dari perolehan
nilai rata-rata kedua kelompok, yaitu 70,50 untuk kelompok eksperimen dan
55,50 untuk kelompok kontrol. Artinya, nilai rata-rata kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelompok kontrol.
Perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menunjukan
bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI
lebih baik dibandingkan dengan pendekatan konvensional, dikarenakan
pembelajaran dengan pendekatan SAVI lebih menekankan bahwa belajar
harus memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Pendekatan
SAVI tidak hanya mengutamakan gerakan fisik saja tetapi juga
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan
semua indra, sehingga dapat berpengaruh besar pada pembelajaran
matematika. Melalui pembelajaran dengan pendekatan SAVI, guru tidak
lagi menjadi pusat pada proses pembelajaran tetapi juga sebagai fasilitator
yang membimbing proses pembelajaran di kelas sehingga melatih siswa
untuk berpikir kreatif. Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konvensional, dimana dalam proses pembelajaran ini kegiatan
belajar mengajar masih didominasi oleh guru, sedangkan siswa hanya
mendengarkan penjelasan guru sehingga kemampuan berpikir kreatifnya
kurang berkembang.
Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini
didasarkan pada tiga indikator, yaitu kefasihan (fluency) adalah kemampuan
58
siswa dalam menjawab satu jawaban dengan benar dan tepat, fleksibilitas
(flexibility) adalah kemampuan siswa dalam mengajukan banyaknya
jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda, dan kebaruan
(novelty) adalah kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang
bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas.
Skor kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdasarkan indikator disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif
No. Indikator Skor
Ideal
Eksperimen Kontrol
Skor
Siswa %
Skor
Siswa %
1. Kefasihan
(fluency) 12 314 7,48 62,30 243 5,79 48,21
2. Fleksibilitas
(flexibility) 8 314 7,48 93,45 264 6,29 78,57
3. Kebaruan
(novelty) 4 80 1,90 47,62 51 1,21 30,36
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol ditinjau dari tiga indikator kemampuan berpikir
kreatif. Setiap indikator berpikir kreatif memiliki skor ideal yang berbeda-
beda, karena setiap indikator diwakili oleh jumlah soal yang berbeda.
Untuk indikator pertama, yaitu kefasihan (fluency) yang diwakili oleh 3
soal, yaitu butir soal nomor 1, 2, dan 4 dengan skor maksimum tiap soal
adalah 4, sehingga skor ideal per siswa untuk indikator kefasihan (fluency)
adalah 12, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 12 x 42 siswa = 504
untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk perhitungan skor
59
ideal pada indikator fleksibilitas (flexibility) dan kebaruan (novelty) sama
dengan perhitungan indikator kefasihan (fluency).
Siswa yang mampu mencapai indikator pertama, yaitu kefasihan
(fluency) pada kelompok eksperimen sebesar 62,30% dari seluruh siswa,
sedangkan pada kelompok kontrol persentasenya lebih rendah dari
kelompok eksperimen, yaitu sebesar 48,21%. Hal ini mengartikan bahwa
siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu dalam menjawab satu
jawaban dengan benar dan tepat dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Untuk indikator kedua, yaitu fleksibilitas (flexibility) pada kelompok
eksperimen memperoleh persentase skor rata-rata siswa sebesar 93,45%
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu sebesar
78,57%. Artinya, siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu dalam
mengajukan banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang
berbeda bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Persentase skor rata-
rata siswa untuk indikator ketiga, yaitu kebaruan (novelty) pada kelompok
eksperimen sebesar 47,62%, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
30,36%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada kelompok
eksperimen dalam memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak
biasa seperti yang sudah dipelajari di kelas lebih tinggi dibandingkan pada
kelompok kontrol. Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa indikator fleksibilitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih
tinggi dibandingkan dengan indikator kefasihan dan indikator kebaruan.
Untuk lebih jelasnya, persentase skor rata-rata siswa berdasarkan
indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam diagram batang berikut
ini:
60
Gambar 4.6
Persentase Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif
Pendekatan SAVI dalam penelitian ini terdiri dari empat unsur,
yaitu somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar
dengan berbicara dan mendengar), visual (belajar dengan mengamati dan
menggambarkan), dan intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan
merenung). Keempat unsur tersebut harus terlibat dalam setiap
pembelajarannya. Pada penelitian ini, untuk memenuhi keempat unsur
tersebut setiap siswa pada kelas yang diajar dengan pendekatan SAVI
membentuk kelompok diskusi yang masing-masing kelompok terdiri dari 3
atau 4 orang, seperti terlihat pada gambar berikut ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3
Per
sen
tase
Indikator
Eksperimen
Kontrol
61
Gambar 4.7
Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok
Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai
penuntun siswa dalam melakukan diskusi kelompok. LKS tersebut memuat
materi pokok bangun datar segiempat yang dirancang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang
meliputi kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan
(novelty).
Setiap siswa pada masing-masing kelompok yang mengerjakan dan
mendiskusikan LKS secara tidak langsung sedang menerapkan bagian dari
unsur SAVI, yaitu somatis, auditori, dan visual. Unsur somatis dalam proses
diskusi terlihat ketika siswa menggerakkan anggota tubuhnya untuk
mengerjakan LKS, misalnya seperti menggambar serta mengukur bangun
datar segi empat, sedangkan unsur auditori terlihat ketika siswa pada setiap
kelompok ada yang berbicara untuk mengungkapkan gagasannya dan siswa
yang lainnya mendengarkan gagasan dari siswa tersebut. Tetapi ada sedikit
hambatan yang terjadi di kelas eksperimen, yaitu kondisi siswa yang belum
terbiasa belajar dengan cara berdiskusi kelompok membuat sebagian
62
kelompok ada yang tidak dapat bekerja sama dengan baik (masih bekerja
secara individual). Unsur visual terjadi ketika siswa memahami gambar
bangun datar segiempat yang ada di dalam LKS, kemudian mengisi jawaban
pada tempat yg telah disediakan. Kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yang berkembang pada tahap ini adalah kefasihan.
Terdapat kelemahan antara perpaduan unsur somatis, auditori, dan
visual pada tahap ini, yaitu pada saat memahami soal bergambar (bangun
datar segiempat) dengan ukuran-ukuran yang diketahui pada uraian soal
untuk menghitung luasnya, beberapa siswa salah menafsirkan ukuran
gambar yang terdapat pada soal tersebut. Siswa tersebut mengartikan bahwa
ukuran yang digunakan dalam perhitungan adalah ukuran gambar yang
disajikan tanpa memperhatikan uraian soalnya sehingga siswa tersebut
mengukur ukuran gambar yang tersedia menggunakan penggaris untuk
dihitung luasnya.
Proses diskusi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.8
Aktivitas Siswa Saat Berkelompok
Mengerjakan dan Mendiskusikan LKS
63
Selama proses diskusi berlangsung guru berkeliling memantau
jalannya diskusi, serta membantu sekaligus mengarahkan siswa pada
kelompok tertentu yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan atau
memahami isi LKS. Setelah masing-masing kelompok selesai berdiskusi
pada waktu yang telah ditentukan, sebanyak dua kelompok pada setiap
pertemuan dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya dengan
menuliskan dan menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompoknya
mengenai materi bangun datar segiempat yang telah didiskusikan di papan
tulis, unsur SAVI yang terlibat pada saat presentasi adalah somatis dan
visual. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang berkembang pada
tahap ini adalah fleksibilitas. Salah satu kegiatan presentasi tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 4.9
Aktivitas Siswa Saat Presentasi Hasil Diskusi Kelompok
Kelompok lain yang tidak presentasi diberikan kesempatan untuk
bertanya dan memberikan tanggapan, dimana unsur auditori dapat terlihat di
sini karena siswa yang bertanya dan siswa yang memberikan tanggapan
saling berbicara, mendengar, serta menyimak secara bergantian sehingga
ada unsur auditori di dalamnya. Guru bertugas memberikan jawaban yang
64
benar dan tepat disertai dengan penjelasan mengenai materi yang
didiskusikan. Sementara itu, untuk mengecek pemahaman siswa, pada setiap
pertemuan guru mengadakan kuis secara individu dengan memberikan
pertanyaan sesuai dengan materi yang telah didiskusikan. Unsur SAVI yang
terlibat di sini adalah intelektual, dimana siswa berpikir untuk mengerjakan
dan memecahkan masalah pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang berkembang pada tahap
ini adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan sehingga semua
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa melalui pendekatan SAVI
dapat berkembang dan meningkat.
Proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI pada pembahasan
sebelumnuya diberikan pada kelas eksperimen, sedangkan sebagai
pembandingnya dilakukan pada kelas kontrol melalui pembelajaran dengan
pendekatan konvesional. Pendekatan konvensional ini dalam proses
pembelajarannya masih didominasi oleh guru.
Selama proses pembelajaran berlangsung di kelas kontrol, peran
guru adalah menyampaikan materi pelajaran dari awal sampai akhir,
sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat
hal-hal penting yang ditulis guru di papan tulis. Setelah guru selesai
menjelaskan dan siswa selesai mencatat, guru memberikan beberapa soal
yang harus diselesaikan oleh seluruh siswa. Pada proses pembelajaran
seperti ini, dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut siswa hanya
mengikuti langkah-langkah yang ditulis guru di papan tulis kemudian
menghapalkan langkah-langkahnya. Hal ini menyebabkan kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol tidak dapat berkembang
dengan baik karena siswa hanya terpaku pada cara guru dalam mengajar
sehingga siswa tidak bisa mengembangkan kemampuannya sendiri, selain
itu masih banyak siswa yang kurang menguasai operasi bilangan bulat serta
rendahnya kemampuan berhitung siswa sehingga menghambat proses
pembelajaran di kelas kontrol. Adapun kegiatan belajar mengajar di kelas
kontrol dapat lihat pada gambar berikut ini:
65
Gambar 4.10
Aktivitas Siswa Ketika Mencatat dan Mengerjakan Soal
Untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka kedua kelompok
tersebut diberikan tes akhir dengan instrumen soal yang sama pada
pertemuan terakhir yang dibagi dalam tiga aspek berpikir kreatif yaitu,
kefasihan (fluency), fleksibilitas (flexibility), dan kebaruan (novelty). Dalam
hal ini, yang membedakan hanyalah perlakuan pendekatan pada kedua
kelompok tersebut dalam proses pembelajaran di kelas. Kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa dapat dilihat dari jawaban yang diberikan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan cara
menjawab soal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk
masing-masing indikator berpikir kreatif matematis dideskripsikan sebagai
berikut:
a. Aspek Kefasihan (fluency)
Aspek ini meliputi kemampuan siswa dalam menjawab satu
jawaban dengan benar dan tepat. Instrumen yang mengukur aspek
kefasihan (fluency) salah satunya adalah butir soal nomor 4. Berikut ini
adalah soal dan contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
66
Soal :
Sebuah rumah seperti pada Gambar 4.8 mempunyai halaman berbentuk
trapesium sama kaki, sedangkan alas bangunan rumahnya berbentuk
persegi.
Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 4.11
Butir Soal Nomor 4 pada Aspek Kefasihan
Jika panjang sisi alas rumah adalah 6 meter, panjang halaman depan
sama dengan sisi alas rumah sedangkan panjang halaman belakang
adalah 18 meter, dan jarak antara halaman depan dan belakang adalah
8 meter, maka hitunglah luas dan keliling halaman rumah tersebut!
Gambarkan denahnya beserta ukuran-ukurannya!
Jawaban :
Gambar 4.12
Jawaban Siswa Kelompok Ekperimen
(Aspek Kefasihan)
67
Gambar 4.13
Jawaban Siswa Kelompok Kontrol
(Aspek Kefasihan)
Untuk dapat menyelesaikan soal ini siswa harus mampu melihat
gambar (visual) secara seksama serta membaca keterangan pada soal
(auditori) secara teliti, kemudian mengidentifikasi hubungan antara yang
diketahui dengan pertanyaan dan bagaimana penyelesaiannya
(intelektual). Berdasarkan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol tersebut terlihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis
pada aspek kefasihan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.9 dan Gambar
4.10, bahwa pada kelompok eksperimen siswa dapat menyelesaikan soal
dengan cara mencari sisi miring trapesium dengan menggunakan konsep
phitagoras, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dapat menemukan
sisi miring pada bangun datar trapesium untuk menjawab pertanyaan
keliling sehingga jawaban yang dihasilkan kurang tepat. Ini menujukkan
bahwa pada kelas kontrol siswa kurang dapat berpikir kreatif untuk
mencari sisi miring trapesium dengan menggunakan phitagoras.
Berdasarkan hasil perhitungan, persentase skor rata-rata siswa
untuk indikator berpikir kreatif pada aspek kefasihan di kelas eksperimen
sebesar 62,30% dan di kelas kontrol sebesar 48,21%. Kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada aspek kefasihan di kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini
disebabkan sebagian besar siswa di kelas kontrol kurang bisa
68
mengidentifikasi hubungan antara gambar, penyataan, serta pertanyaan.
Berdasarkan Gambar 4.10, banyak siswa di kelas kontrol yang salah
dalam mencari keliling halaman rumah tersebut serta ada beberapa siswa
yang kurang tepat dalam menghitung hasil akhir, karena banyak siswa
yang kurang menguasai operasi bilangan bulat serta rendahnya
kemampuan berhitung siswa. Berbeda dengan jawaban siswa di kelas
eksperimen yang dapat dilihat pada Gambar 4.9, sebagian besar siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.
b. Aspek Fleksibilitas (flexibility)
Aspek ini meliputi kemampuan siswa dalam mengajukan
banyaknya jawaban yang benar dengan berbagai cara yang berbeda.
Instrumen yang mengukur aspek fleksibilitas (flexibility) salah satunya
adalah butir soal nomor 3. Berikut ini adalah soal dan contoh jawaban
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Soal :
Bentuklah tiga buah gambar bangun datar dengan ukuran berbeda-beda
yang terbentuk dari 24 batang korek api dengan cara meletakkan
batang-batang korek api pada setiap sisi bangun datar yang dibentuk!
Jawaban :
Gambar 4.14
Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen
(Aspek Fleksibilitas)
69
Gambar 4.15
Jawaban Siswa Kelompok Kontrol
(Aspek Fleksibilitas)
Untuk dapat menyelesaikan soal ini siswa harus mampu
menggambar (somatik dan visual) bentuk-bentuk bangun datar secara
baik dan benar sesuai dengan yang diperintahkan soal tersebut. Selain itu
siswa juga harus berpikir (intelektual) dalam menghitung jumlah korek
api pada setiap bangun datar supaya tepat 24 batang. Berdasarkan
jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa telah memahami macam-macam bentuk
bangun datar. Berdasarkan Gambar 4.12, pada kelas kontrol masih
terdapat beberapa kesalahan karena jumlah batang korek api pada salah
satu bangun datar, atau dua bangun datar, ataupun ketiga bangun datar
tidak tepat berjumlah 24 batang. Selain itu siswa di kelas kontrol kurang
rapi dan kreatif dalam menggambarkan batang korek api untuk
membentuk tiga bangun datar. Berbeda dengan siswa di kelas eksperimen
yang lebih kreatif dalam menggambar yang dapat dilihat pada Gambar
4.11. Dari hasil perhitungan persentase skor rata-rata siswa untuk
indikator berpikir kreatif pada aspek fleksibilitas di kelas eksperimen
sebesar 93,45% dan di kelas kontrol sebesar 78,57%
c. Aspek Kebaruan (novelty)
Aspek ini meliputi kemampuan siswa dalam memberikan
jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa seperti yang sudah
dipelajari di kelas. Instrumen yang mengukur aspek kebaruan (novelty)
70
salah satunya adalah butir soal nomor 6. Berikut ini adalah soal dan
contoh jawaban siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Soal :
Di bawah ini terdapat dua persegi besar yang berukuran sama dengan
panjang sisi 7 satuan dan empat persegi kecil yang berukuran sama
dengan panjang sisi 3 satuan. Jika bangun yang diarsir dalam salah satu
persegi besar adalah sebuah persegi pula, maka berapa satuan kuadrat
luas bangun persegi yang diarsir tersebut?
Gambar 4.16
Butir Soal Nomor 6 pada Aspek Kebaruan
Jawaban :
Gambar 4.17
Jawaban Siswa Kelompok Eksperimen
(Aspek Kebaruan)
71
Gambar 4.18
Jawaban Siswa Kelompok Kontrol
(Aspek Kebaruan)
Untuk dapat menyelesaikan soal ini siswa harus mampu melihat
gambar (visual) secara seksama serta membaca keterangan pada soal
(auditori) secara teliti, kemudian mengidentifikasi hubungan antara yang
diketahui dengan pertanyaan dan bagaimana penyelesaiannya
(intelektual). Berdasarkan jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol tersebut terlihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis
pada aspek kebaruan. Pada kelompok eksperimen (Gambar 4.14) dapat
menjawab pertanyaan secara tepat dengan cara yang unik, sedangkan
pada kelompok kontrol (Gambar 4.15) belum dapat menjawab pertanyaan
dengan benar.
Dari hasil perhitungan persentase skor rata-rata siswa untuk
indikator berpikir kreatif pada aspek kebaruan di kelas eksperimen
sebesar 47,62%, sedangkan di kelas kontrol sebesar 30,36%.
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek kebaruan di
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pembelajaran matematika
dengan pendekatan SAVI yang diterapkan dalam proses pembelajaran dapat
mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dengan baik,
namun terdapat kendala atau kelemahan dari pendekatan SAVI yang
dihadapi selama penelitian berlangsung, yaitu ketika siswa memahami soal
bergambar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemampuan berpikir
72
kreatif matematis siswa yang paling berpengaruh adalah pada indikator
pertama, yaitu aspek kefasihan. Pada indikator kedua dan ketiga, yaitu
aspek fleksibilitas dan aspek kebaruan juga berpengaruh meskipun
pengaruhnya tidak sebesar pada aspek kefasihan. Dengan demikian, siswa
yang diajar dengan pendekatan SAVI memiliki kemampuan berpikir kreatif
matematis yang lebih baik daripada siswa yang diajar dengan pendekatan
konvensional.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna dan
belum memberikan kesimpulan yang diharapkan. Berbagai upaya telah
dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, ada
beberapa hal yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat dikendalikan sehingga
hasil dari penelitian ini mempunyai keterbatasan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada pokok bahasan bangun datar segiempat
saja, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan pelajaran
matematika yang lainnya.
2. Variabel yang diukur dalam penelitian ini terhadap kemampuan subjek
penelitian hanya meliputi variabel pendekatan SAVI, kemampuan berpikir
kreatif matematis, dan hasil belajar matematika siswa, sedangkan variabel
lain seperti minat, motivasi, inteligensi, lingkungan belajar, dan lain-lain
tidak dikontrol. Oleh karena itu, hasil penelitian ini bisa saja dipengaruhi
oleh variabel lain di luar variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan
pembelajaran dengan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual,
Intelektual) memiliki rata-rata sebesar 70,50. Kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa ditunjukkan dalam materi bangun datar segiempat dimana
telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya bahwa siswa yang diajar
dengan pendekatan SAVI memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
gambar sesuai dengan pernyataan sehingga dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat. Siswa yang diajar menggunakan pendekatan SAVI juga lebih
kreatif dalam membuat gambar, serta dapat memberikan jawaban yang unik.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mengunakan
pembelajaran dengan pendekatan konvensional memiliki rata-rata sebesar
55,50. Rata-rata siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional lebih
rendah daripada siswa yang diajar dengan pendekatan SAVI karena
pendekatan konvensional masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang
bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Hal ini menyebabkan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol tidak dapat
berkembang dengan baik.
3. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan SAVI lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional. Hal ini
terlihat dari hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh thitung sebesar 8,06 dan
ttabel sebesar 1,67 dengan derajat bebas (db) = 82 dan taraf signifikansi 5%
atau ( = 0,05), sehingga thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67.
74
Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulakan bahwa
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi daripada
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
Hal tersebut juga didukung oleh hasil persentase skor untuk tiap indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis pada siswa yang diajar dengan
pendekatan SAVI menunjukan hasil persentase yang lebih tinggi daripada
siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya ditujukan pada mata pelajaran matematika dengan
materi bangun datar segiempat dan pengontrolan variabel dalam penelitian
ini yang diukur hanya kemampuan berpikir kreatif, sedangkan aspek lainnya
tidak dikontrol. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya hendaknya melakukan
penelitian pada pokok bahasan materi matematika yang lain serta melihat
pengaruh penggunaan pendekatan SAVI terhadap kemampuan matematis
lainnya.
2. Bagi peneliti selanjutmya yang akan menggunakan metode SAVI
hendaknya membuat soal bergambar dengan ukuran yang sebenarnya sesuai
dengan uraian soal yang diketahui untuk menghindari kesalahan penafsiran.
3. Bagi guru, khususnya guru matematika, hendaknya menggunakan
pendekatan SAVI sebagai alternatif dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa sehingga siswa
dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
4. Sebaiknya proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI lebih
sering diterapkan di sekolah, yaitu pada materi pelajaran matematika yang
lain atau bahkan pada mata pelajaran lainnya sehingga kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa dapat meningkat karena siswa memperoleh suasana
belajar yang baru serta lain dari biasanya.
75
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
DePorter, Bobbi. 2004. Quantum Teaching (Terjemahan). Bandung: Kaifa.
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2005. Quantum Learning (Terjemahan).
Bandung: Kaifa.
Kadir. 2010. Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Rosemata
Sampurna.
Mahmudi, Ali. 2009. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Pembelajaran Topik Pecahan. Yogyakarta: Seminar Nasional
Aljabar, Pengajaran, dan Terapannya di Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY Yogyakarta.
Meier, Dave. 2002. The Accelereted Learning Handbook (Terjemahan). Bandung:
Kaifa.
Munandar, Utami. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT Gramedia.
Roebyarto. 2008. Pendekatan SAVI. Artikel Pendidikan diakses 17 Desember
2012 pukul 22:45 dari http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Siswono, Tatag Yuli Eko dan Abdul Haris Rosyidi. 20005. Menilai Kreativitas
Siswa dalam Matematika. Surabaya: Prosiding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika Peranan Matematika dan
Terapannya dalam Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Indonesia
di Jurusan Matematika FMIPA Unesa.
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2008. Model Pembelajaran Matematika Berbasis
Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press.
Subana, M. Rahadi, dan Sudrajat. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
76
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FMIPA
UPI.Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Sumarmo, Utari. 2010. Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Bandung: FMIPA UPI.
Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi
Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
77
INSTRUMEN PRA PENELITIAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
(Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat)
Diketahui persegi panjang sebagai berikut:
12
9
a) Berapakah panjang diagonal bangun persegi panjang di atas?
b) Apakah ada bangun datar lain yang luasnya sama dengan bangun datar itu?
Gambarkan dua bangun datar itu dan tunjukkan ukuran-ukurannya!
c) Buatlah dua soal berbeda tentang persegi panjang itu dan berikan
penyelesaian soal yang kamu buat!
Lampiran 1
78
NILAI PRA PENELITIAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
No. Kode
Siswa
Indikator
Jumlah Nilai Kefasihan Fleksibilitas Kebaruan
a b c
1. X. 001 4 3 1 6 50
2. X. 002 3 0 3 5 41,67
3. X. 003 4 2 0 5 41,67
4. X. 004 3 0 3 5 41,67
5. X. 005 3 0 3 5 41,67
6. X. 006 4 0 0 3 25
7. X. 007 3 3 1 6 50
8. X. 008 2 0 1 2 16,67
9. X. 009 4 2 1 6 50
10. X. 010 3 2 3 7 58,33
11. X. 011 2 0 1 2 16,67
12. X. 012 2 0 1 2 16,67
13. X. 013 3 1 3 6 50
14. X. 014 4 0 1 4 33,33
15. X. 015 2 0 1 2 16,67
16. X. 016 4 2 0 5 41,67
17. X. 017 3 0 0 2 16,67
18. X. 018 4 3 1 6 50
19. X. 019 2 0 2 2 16,67
20. X. 020 3 0 0 2 16,67
21. X. 021 4 3 1 6 50
22. X. 022 4 1 2 6 50
23. X. 023 3 0 0 2 16,67
24. X. 024 4 4 1 9 75
Lampiran 2
79
25. X. 025 3 1 3 6 50
26. X. 026 3 0 0 2 16,67
27. X. 027 4 2 2 7 58,33
28. X. 028 2 0 1 2 16,67
29. X. 029 2 0 1 2 16,67
30. X. 030 4 4 1 9 75
31. X. 031 1 0 1 1 8,33
32. X. 032 4 0 0 3 25
33. X. 033 4 0 1 4 33,33
34. X. 034 3 0 0 2 16,67
35. X. 035 3 3 1 6 50
36. X. 036 4 4 3 11 91,67
37. X. 037 4 3 1 7 58,33
38. X. 038 4 3 3 8 66,67
39. X. 039 2 2 1 3 25
40. X. 040 4 3 1 7 58,33
41. X. 041 4 3 1 7 58,33
42. X. 042 4 3 2 9 75
Jumlah 92 57 53 202 1683,33
Rata-rata 2,19 1,36 1,26 Nilai
Rata-
rata
40,08 Persentase 54,76% 33,93% 31,55%
80
PEDOMAN WAWANCARA GURU
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika yang Ibu ajarkan di kelas?
Apakah masih terpusat pada guru atau sudah terpusat pada siswa?
2. Apakah siswa-siswi yang Ibu ajarkan cukup aktif ketika mengikuti pelajaran
matematika di kelas?
3. Jika kurang aktif, menurut Ibu, apakah penyebab kurang aktifnya siswa
dalam menghadapi pelajaran matematika?
4. Metode apa yang Ibu gunakan ketika mengajar pelajaran matematika?
5. Apakah dalam proses pembelajaran matematika Ibu sering menggunakan
media sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran? Mengapa?
6. Apakah Ibu sudah melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap
pembelajaran matematika di kelas?
7. Bagaimana cara Ibu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa
terhadap pembelajaran matematika di kelas?
8. Apakah Ibu sering memberikan soal yang bersifat terbuka kepada siswa?
9. Apakah Ibu memperbolehkan siswa mengkonstruk pendapat atau
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep matematika?
10. Apakah sekolah sudah memfasilitasi perangkat pembelajaran atau sumber
belajar matematika yang menekankan pada kemampuan berpikir kreatif
siswa?
Lampiran 3
81
HASIL WAWANCARA GURU
Wawancara ini dilakukan pada salah satu guru matematika kelas VII di
SMPN 13. Berikut ini adalah daftar pertanyaan peneliti serta jawaban guru
matematika tersebut:
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika yang Ibu ajarkan di kelas?
Apakah masih terpusat pada guru atau sudah terpusat pada siswa?
Jawaban Guru : Proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, serta metode dan pendekatan
yang dilakukan dalam setiap pokok bahasan yang berbeda
disesuaikan dengan kondisi siswa.
Ada beberapa kelas yang masih terpusat pada guru, tetapi
ada juga sebagian kelas yang dapat berjalan dengan sedikit
bimbingan dari guru.
2. Apakah siswa-siswi yang Ibu ajarkan cukup aktif ketika mengikuti pelajaran
matematika di kelas?
Jawaban Guru : Pada kelas tertentu ada siswa yang aktif, bahkan ada juga
siswa yang telah mempelajari materi yang akan diajarkan
sebelum pertemuan berlangsung. Hal ini terlihat pada saat
kegiatan apersepsi.
3. Jika kurang aktif, menurut Ibu, apakah penyebab kurang aktifnya siswa
dalam menghadapi pelajaran matematika?
Jawaban Guru : Siswa yang kurang aktif disebabkan oleh banyak hal, salah
satunya adalah siswa tidak menguasai konsep dasar
sehingga dibenak siswa sudah terbentuk istilah bahwa
matematika itu sulit. Contohnya, ada siswa di kelas VII
yang belum bisa perkalian dan pembagian.
Lampiran 4
82
4. Metode apa yang Ibu gunakan ketika mengajar pelajaran matematika?
Jawaban Guru : Metode yang dipakai dalam mengajar matematika cukup
beragam, kadang dalam satu pokok bahasan pada setiap
kelas menggunakan metode yang berbeda, karena yang
paling utama dalam menentukan metode yang akan
dipakai adalah penyesuaian kondisi siswa dan pokok
bahasan yang sedang dipelajari.
5. Apakah dalam proses pembelajaran matematika Ibu sering menggunakan
media sebagai alat untuk mengkonkretkan materi pelajaran? Mengapa?
Jawaban Guru : Sering, karena sudah terbukti bahwa dengan media
penguasaan siswa dalam memahami konsep menjadi lebih
mudah.
6. Apakah Ibu sudah melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap
pembelajaran matematika di kelas?
Jawaban Guru : Belum sepenuhnya, karena hanya beberapa siswa yang
bisa diajak berpikir kreatif terhadap pembelajaran
matematika. Bila ada waktu luang biasanya siswa
diberikan pengayaan.
7. Bagaimana cara Ibu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa
terhadap pembelajaran matematika di kelas?
Jawaban Guru : Secara umum di setiap kelas, saya sudah berusaha agar
siswa terbiasa berpikir kreatif dengan cara memberi
pertanyaan yang menuntut jawaban yang mengarah pada
kemampuan berpikir keratif.
83
8. Apakah Ibu sering memberikan soal yang bersifat terbuka kepada siswa?
Jawaban Guru : Saya jarang memberikan soal yang bersifat terbuka,
karena untuk memudahkan siswa dalam memahami
konsep terlebih dahulu.
9. Apakah Ibu memperbolehkan siswa mengkonstruk pendapat atau
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep matematika?
Jawaban Guru : Beberapa kali siswa diperbolehkan mengkonstruk
pemahamannya sendiri terhadap suatu konsep matematika,
tapi tentu dengan bimbingan guru.
10. Apakah sekolah sudah memfasilitasi perangkat pembelajaran atau sumber
belajar matematika yang menekankan pada kemampuan berpikir kreatif
siswa?
Jawaban Guru : Fasilitas di sekolah ini belum lengkap, sehingga untuk
mamahami konsep matematika saja masih menggunakan
perangkat pembelajaran yang seadanya, akan tetapi siswa
tetap diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kreatifnya.
84
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
1. Apakah kamu cukup aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas?
Mengapa?
2. Menurutmu, bagaimana proses pembelajaran matematika di sekolah?
Jelaskan dengan singkat!
3. Apakah pelajaran matematika terasa sulit bagimu? Mengapa?
4. Apakah guru mata pelajaran matematika di sekolahmu sering menggunakan
media sebagai alat bantu untuk belajar? Sebutkan!
5. Apakah guru matematika membolehkanmu menjawab soal dengan cara
yang berbeda dari yang sudah dikerjakan guru?
6. Apakah guru matematika membolehkanmu mengungkapkan pendapat
sendiri mengenai materi matematika yang sedang dipelajari?
Lampiran 5
85
HASIL WAWANCARA SISWA
Wawancara ini dilakukan pada siswa-siswi kelas VII di SMPN 13
sebanyak 42 siswa. Berikut ini adalah daftar pertanyaan peneliti serta jawaban
beberapa siswa tersebut:
1. Apakah kamu cukup aktif ketika mengikuti pelajaran matematika di kelas?
Mengapa?
Jawaban Siswa :
- Aktif (cukup aktif)
Sebanyak 27 siswa (64,29%) menjawab aktif (cukup aktif) dengan
berbagai macam alasan, diantaranya adalah karena siswa tersebut suka
dengan pelajaran matematika, sebagian lain beralasan karena faktor guru
matematika yang baik dalam mengajar, teliti, serta tegas, sehingga
membuat beberapa siswa merasa harus aktif dalam pembelajaran
matematika.
- Tidak aktif
Sebanyak 15 siswa (35,71%) menjawab tidak terlalu aktif ketika
mengikuti pelajaran matematika di kelas. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu karena kelas terlalu berisik sehingga membuat
siswa tersebut memilih untuk tidak aktif, karena malu ketika diminta
untuk mengerjakan soal di papan tulis serta malu dalam bertanya, selain
itu karena siswa tidak menyukai pelajaran matematika yang banyak
hitung-hitungan sehingga siswa tersebut merasa tidak cocok dalam
bidang matematika.
Lampiran 6
86
2. Menurutmu, bagaimana proses pembelajaran matematika di sekolah?
Jelaskan dengan singkat!
Jawaban Siswa :
Sebagian besar siswa menjawab bahwa proses pembelajaran matematika
sudah cukup efektif, walaupun begitu masih ada siswa yang merasa proses
pembelajaran matematika berlangsung biasa saja bahkan sedikit
membingungkan. Beberapa siswa ada yang menjelaskan proses
pembelajaran matematika di kelas, yaitu pertama, guru menulis materi baru
di papan tulis, kemudian siswa dipersilahkan untuk mencacat di buku
catatan serta memahami terlebih dahulu materi baru tersebut. Setelah itu,
guru menerangkan dan memberikan beberapa contoh sebelum memberikan
latihan soal kepada siswa.
3. Apakah pelajaran matematika terasa sulit bagimu? Mengapa?
Jawaban Siswa :
- Tidak sulit
Sebanyak 17 siswa (40,48%) menjawab tidak sulit, karena menurut
mereka matematika merupakan pelajaran yang mereka sukai.
Menurutnya matematika hanya pelajaran yang sekedar berhitung dan
cukup dengan mengahfalkan rumusnya saja mereka sudah bisa
mengerjakan soal matematika. Selain itu, ada juga yang menjawab bahwa
matematika itu tidak sulit karena faktor guru yang menjelaskan materi
pelajaran matematika dengan cara yang mudah dipahami siswa.
- Sulit
Sebanyak 25 siswa (59,52%) menjawab sulit dengan alasan bahwa pada
pelajaran matematika banyak rumus yang harus diingat, belum lagi bagi
mereka yang kesulitan dalam berhitung, sehingga membuat mereka
berasumsi bahwa cara-cara penyelesaian pada soal matematika terasa
sulit. Sebagian siswa lain ada yang menjawab karena tidak suka dan tidak
tertarik dengan pelajaran matematika.
87
4. Apakah guru mata pelajaran matematika di sekolahmu sering menggunakan
media sebagai alat bantu untuk belajar? Sebutkan!
Jawaban Siswa :
Hampir seluruh siswa menjawab bahwa guru mata pelajaran matematika di
sekolah mereka menggunakan media sebagai alat bantu untuk belajar berupa
busur, jangka, dan penggaris.
5. Apakah guru matematika membolehkanmu menjawab soal dengan cara
yang berbeda dari yang sudah dikerjakan guru?
Jawaban Siswa :
Sebagian besar siswa menjawab guru matematika memperbolehkan mereka
menjawab soal dengan cara yang berbeda asalkan jawaban yang dihasilkan
benar dan sesuai dengan jawaban guru. Menurut pengakuan salah satu siswa
sampai saat ini belum ada yang mencoba untuk menjawab soal matematika
dengan cara yang berbeda dari yang diajarkan guru, biasanya mereka selalu
mengerjakan soal menggunakan cara sesuai dengan yang dicontohkan guru.
6. Apakah guru matematika membolehkanmu mengungkapkan pendapat
sendiri mengenai materi matematika yang sedang dipelajari?
Jawaban Siswa :
Rata-rata siswa menjawab bahwa guru matematika memperbolehkan
mereka untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai materi
matematika yang sedang dipelajari, tetapi pada akhirnya mereka tetap harus
mengikuti apa yang telah dijelaskan oleh guru. Salah satu siswa berpendapat
bahwa sampai saat ini belum pernah ada siswa yang berani mencoba untuk
mengungkapkan pendapatnya sendiri mengenai materi matematika yang
sedang dipelajari.
88
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi,
dan jajargenjang menurut sifatnya.
2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
berdasarkan definisi.
3. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang
berdasarkan sifatnya.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
Lampiran 7
89
III. Materi Ajar
Pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut
sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru memberikan cerita pendek untuk memotivasi siswa dengan
menjelaskan manfaat mempelajari bangun datar segiempat dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai pengertian bangun datar
persegi panjang, persegi, dan jajargenjang pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan
jajargenjang menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
90
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai pengertian bangun datar
persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut sifat-sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan diagonalnya (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
91
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
persegi panjang, persegi,
dan jajargenjang
menurut sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan
diagonalnya. Tes
Tertulis Uraian
1. Sebutkan perbedaan antara
bangun datar persegi,
persegi panjang, dan
jajargenjang berdasarkan
sifatnya!
2. Menyebutkan sebanyak
mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk
bangun datar segiempat.
2. Buatlah sebanyak mungkin
gambar benda-benda di
sekitarmu yang berbentuk
persegi panjang dan berikan
nama benda tersebut!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-
layang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat
belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
berdasarkan definisi.
3. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
berdasarkan sifatnya.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
93
III. Materi Ajar
Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian
bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifat-
sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai Pengertian bangun datar
belah ketupat, layang-layang, dan trapesium pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang,
dan trapesium menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
94
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai Pengertian bangun datar
belah ketupat, layang-layang, dan trapesium menurut sifat-sifatnya
ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
bangun datar belah
ketupat, layang-layang,
dan trapesium menurut
Tes
Tertulis Uraian
1. Perhatikan sifat-sifat
segiempat berikut:
1) Sepasang sudut yang
berhadapan sama besar.
95
sifat-sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
2) Sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
3) Memiliki dua sudut siku-
siku.
4) Memiliki sepasang sisi
sama panjang.
Di antara keempat sifat di
atas manakah yang
merupakan sifat dari
trapesium sama kaki?
Jelaskan jawabanmu!
2. Menyebutkan sebanyak
mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk
bangun datar segiempat
belah ketupat, layang-
layang, dan trapesium.
2. Sebutkan sebanyak mungkin
benda-benda disekitarmu
yang berbentuk bangun
datar segiempat belah
ketupat, layang-layang, dan
trapesium!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas persegi panjang.
2. Menentukan sisi-sisi bangun datar persegi panjang
dengan luas yang telah diketahui.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang.
2. Menghitung keliling persegi panjang.
3. Menghitung luas persegi panjang.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas persegi panjang.
97
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian
bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang, dan trapesium.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas persegi
panjang pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai keliling dan luas persegi panjang.
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas persegi
panjang (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
98
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas persegi panjang.
Tes
Tertulis Uraian
1. Diketahui luas persegi
panjang adalah 24 m2 dan
panjang salah satu sisinya 8
meter, hitunglah keliling
persegi panjang tersebut!
2. Menentukan sisi-sisi
bangun datar persegi
panjang dengan luas
yang telah diketahui.
2. Luas suatu persegi panjang
adalah 616 cm2 dan
kelilingnya 100 cm.
Tentukan panjang dan lebar
persegi panjang tersebut!
99
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas persegi.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi.
2. Menghitung keliling persegi.
3. Menghitung luas persegi.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar persegi.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
101
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun
datar persegi pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai keliling dan luas bangun datar persegi.
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun
datar persegi (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
102
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas persegi.
Tes
Tertulis Uraian
1. Tentukan luas dan keliling
persegi dengan panjang sisi
12 cm!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas jajargenjang.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
2. Menghitung keliling jajargenjang.
3. Menghitung luas jajargenjang.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar jajargenjang.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
104
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang dan persegi.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun
datar jajargenjang pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai keliling dan luas bangun datar jajargenjang.
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun
datar jajargenjang (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
105
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas jajargenjang.
Tes
Tertulis Uraian
1. Tentukan keliling dan luas
jajargenjang dengan alas 9
cm dan tinggi 4 cm!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas belah ketupat.
2. Menggambar sebanyak mungkin bangun datar
segiempat dari bangun datar belah ketupat yang
telah tersedia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat.
2. Menghitung keliling belah ketupat.
3. Menghitung luas belah ketupat.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar belah ketupat.
107
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang, persegi, dan jajargenjang.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun
datar belah ketupat pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru keliling dan luas bangun datar belah ketupat.
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan keliling dan luas bangun datar
belah ketupat (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
108
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
109
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas belah ketupat.
Tes
Tertulis Uraian
1. Pada belah ketupat ABCD,
panjang diagonal AC = 24
cm dan diagonal BD = 18
cm. Tentukanlah:
a) Panjang setiap sisi belah
ketupat.
b) Keliling belah ketupat
ABCD.
c) Luas belah ketupat
ABCD
2. Menggambar sebanyak
mungkin bangun datar
segiempat dari bangun
datar belah ketupat yang
telah tersedia.
2.
Buatlah sebanyak mungkin
potongan-potongan kecil
bernomor untuk membuat
bangun datar lain yang
dapat dibentuk dari gambar
belah ketupat di atas!
110
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas layang-layang.
2. Menyusun bangun layang-layang dengan
menggunakan 16 batang korek api yang
tersedia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
2. Menghitung keliling layang-layang.
3. Menghitung luas layang-layang.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar layang-layang.
112
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, dan belah ketupat.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun
datar layang-layang pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai keliling dan luas bangun datar layang-layang.
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun
datar layang-layang (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
113
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas layang-layang.
Tes
Tertulis Uraian
1. Tentukan luas layang-
layang, jika diketahui
panjang diagonal-
diagonalnya masing-masing
adalah 7,5 cm dan 40 cm!
2. Menyusun bangun
layang-layang dengan
menggunakan 16 batang
korek api yang tersedia.
2. Susunlah sebanyak
mungkin bangun datar
layang-layang dengan
menggunakan 16 batang
korek api berikut!
114
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas trapesium.
2. Menggambar bangun-bangun datar dengan cara
mengkombinasikan beberapa bangun datar yang
tersedia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
2. Menghitung keliling trapesium.
3. Menghitung luas trapesium.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar trapesium.
116
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, dan
layang-layang.
4. Siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri dari 3-4 orang.
Kegiatan Inti
1. Guru membagikan bahan ajar/LKS mengenai keliling dan luas bangun
datar trapesium pada setiap kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS (Somatis dan Auditory).
3. Guru berkeliling memantau jalannya diskusi dan
membantu/mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
4. Siswa mempersentasikan hasil diskusinya dengan menulis dan
menggambarkan ringkasan hasil diskusi kelompok di papan tulis
(Somatis dan Visual), sedangkan kelompok yang lain memberikan
tanggapan (Auditory).
5. Siswa dipandu guru menentukan jawaban yang benar disertai penjelasan
guru mengenai keliling dan luas bangun datar trapesium.
6. Mengecek pemahaman siswa dengan cara mengadakan kuis secara
individu dengan beberapa pertanyaan mengenai keliling dan luas bangun
datar trapesium (Intelectual).
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
117
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang didiskusikan.
2. Guru mengevaluasi jalannya diskusi.
3. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap kelompok
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas trapesium.
Tes
Tertulis Uraian
1. Hitunglah luas daerah
trapesium dengan tinggi 10
cm dan panjang sisi-sisi
yang sejajar adalah 12 cm
dan 18 cm!
2. Menggambar banyaknya
objek benda yang dapat
dibentuk dengan cara
mengkombinasikan
beberapa bangun datar
yang tersedia.
2.
Terdapat hubungan antara
beberapa bangun datar dan
garis di atas. Buatlah objek
118
sebanyak mungkin dan
berilah nama objek tersebut
dengan cara
mengkombinasikan gambar
bangun datar dan garis
tersebut!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian persegi panjang, persegi,
dan jajargenjang menurut sifatnya.
2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
berdasarkan definisi.
3. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang
berdasarkan sifatnya.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
Lampiran 8
120
III. Materi Ajar
Pengertian bangun datar persegi panjang, persegi, dan jajargenjang menurut
sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru memberikan cerita pendek untuk memotivasi siswa dengan
menjelaskan manfaat mempelajari bangun datar segiempat dalam
kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai pengertian bangun datar persegi
panjang, persegi, dan jajargenjang di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
121
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
122
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
persegi panjang, persegi,
dan jajargenjang
menurut sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan
diagonalnya. Tes
Tertulis Uraian
1. Sebutkan perbedaan antara
bangun datar persegi,
persegi panjang, dan
jajargenjang berdasarkan
sifatnya!
2. Menyebutkan sebanyak
mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk
bangun datar segiempat.
2. Buatlah sebanyak mungkin
gambar benda-benda di
sekitarmu yang berbentuk
persegi panjang dan berikan
nama benda tersebut!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-
layang, dan trapesium menurut sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk bangun datar segiempat
belah ketupat, layang-layang, dan trapesium.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
berdasarkan definisi.
3. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
berdasarkan sifatnya.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
124
III. Materi Ajar
Pengertian bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
menurut sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian
bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang menurut sifat-
sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai Pengertian bangun datar belah
ketupat, layang-layang, dan trapesium di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
125
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menjelaskan pengertian
bangun datar belah
ketupat, layang-layang,
dan trapesium menurut
sifat-sifatnya ditinjau
dari sisi, sudut, dan
diagonalnya.
Tes
Tertulis Uraian
1. Perhatikan sifat-sifat
segiempat berikut:
1) Sepasang sudut yang
berhadapan sama besar.
2) Sepasang sisi yang
berhadapan sejajar.
3) Memiliki dua sudut siku-
siku.
4) Memiliki sepasang sisi
sama panjang.
126
Di antara keempat sifat di
atas manakah yang
merupakan sifat dari
trapesium sama kaki?
Jelaskan jawabanmu!
2. Menyebutkan sebanyak
mungkin benda-benda
disekitar yang berbentuk
bangun datar segiempat
belah ketupat, layang-
layang, dan trapesium.
2. Sebutkan sebanyak mungkin
benda-benda disekitarmu
yang berbentuk bangun
datar segiempat belah
ketupat, layang-layang, dan
trapesium!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas persegi panjang.
2. Menentukan sisi-sisi bangun datar persegi panjang
dengan luas yang telah diketahui.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang.
2. Menghitung keliling persegi panjang.
3. Menghitung luas persegi panjang.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas persegi panjang.
128
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, pengertian
bangun datar persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang, dan trapesium.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatam mengenai keliling dan luas persegi panjang di
papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
129
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
130
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas persegi panjang.
Tes
Tertulis Uraian
1. Diketahui luas persegi
panjang adalah 24 m2 dan
panjang salah satu sisinya 8
meter, hitunglah keliling
persegi panjang tersebut!
2. Menentukan sisi-sisi
bangun datar persegi
panjang dengan luas
yang telah diketahui.
2. Luas suatu persegi panjang
adalah 616 cm2 dan
kelilingnya 100 cm.
Tentukan panjang dan lebar
persegi panjang tersebut!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas persegi.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi.
2. Menghitung keliling persegi.
3. Menghitung luas persegi.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar persegi.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
132
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar
persegi di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
133
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas persegi.
Tes
Tertulis Uraian
1. Tentukan luas dan keliling
persegi dengan panjang sisi
12 cm!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas jajargenjang.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
2. Menghitung keliling jajargenjang.
3. Menghitung luas jajargenjang.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar jajargenjang.
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
135
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang dan persegi.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar
jajargenjang di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
136
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas jajargenjang.
Tes
Tertulis Uraian
1. Tentukan keliling dan luas
jajargenjang dengan alas 9
cm dan tinggi 4 cm!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
137
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas belah ketupat.
2. Menggambar sebanyak mungkin bangun datar
segiempat dari bangun datar belah ketupat yang
telah tersedia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat.
2. Menghitung keliling belah ketupat.
3. Menghitung luas belah ketupat.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar belah ketupat.
138
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang, persegi, dan jajargenjang.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar belah
ketupat di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
139
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas belah ketupat.
Tes
Tertulis Uraian
1. Pada belah ketupat ABCD,
panjang diagonal AC = 24
cm dan diagonal BD = 18
cm. Tentukanlah:
a) Panjang setiap sisi belah
ketupat.
b) Keliling belah ketupat
ABCD.
c) Luas belah ketupat
ABCD
2. Menggambar sebanyak
mungkin bangun datar
segiempat dari bangun
datar belah ketupat yang
telah tersedia.
2.
140
Buatlah sebanyak mungkin
potongan-potongan kecil
bernomor untuk membuat
bangun datar lain yang
dapat dibentuk dari gambar
belah ketupat di atas!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
141
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas layang-layang.
2. Menyusun bangun layang-layang dengan
menggunakan 16 batang korek api yang
tersedia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
2. Menghitung keliling layang-layang.
3. Menghitung luas layang-layang.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar layang-layang.
142
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, dan belah ketupat.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar
layang-layang di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
143
VI. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas layang-layang.
Tes
Tertulis Uraian
1. Tentukan luas layang-
layang, jika diketahui
panjang diagonal-
diagonalnya masing-masing
adalah 7,5 cm dan 40 cm!
2. Menyusun bangun
layang-layang dengan
menggunakan 16 batang
korek api yang tersedia.
2. Susunlah sebanyak
mungkin bangun datar
layang-layang dengan
menggunakan 16 batang
korek api berikut!
144
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
145
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 13 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII / 2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi,
jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium.
Indikator : 1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas trapesium.
2. Menggambar bangun-bangun datar dengan cara
mengkombinasikan beberapa bangun datar yang
tersedia.
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat :
1. Menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
2. Menghitung keliling trapesium.
3. Menghitung luas trapesium.
II. Karakter Siswa yang Diharapkan
Disiplin, Rasa hormat dan perhatian, Tekun, Tanggung jawab.
III. Materi Ajar
Keliling dan luas bangun datar trapesium.
146
IV. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Konvensional
Metode : Tanya jawab, latihan soal.
V. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya yaitu, keliling
dan luas persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, dan
layang-layang.
Kegiatan Inti
1. Guru memberikan catatan mengenai keliling dan luas bangun datar
trapesium di papan tulis.
2. Guru menjelaskan pembahasan kepada seluruh siswa di dalam kelas.
3. Siswa mendengarkan guru menjelaskan pelajaran di depan kelas.
4. Guru memberikan beberapa soal kepada siswa.
5. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan.
6. Siswa yang telah selesai mengerjakan soal dipersilahkan untuk
menuliskan jawaban di depan papan tulis.
7. Siswa yang lain memperhatikan hasil jawaban teman sekelasnya.
8. Guru mengarahkan atau membantu memberikan jawaban yang tepat
apabila jawaban yang diberikan siswa tersebut kurang tepat.
9. Siswa dipersilahkan untuk bertanya apabila ada penjelasan yang belum
dipahami.
Penutup
1. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dibahas.
147
2. Guru memberi tugas untuk pertemuan selanjutnya, yaitu setiap siswa
harus membaca materi selanjutnya yang akan dipelajari.
VI. Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Alat :
Buku tulis, alat tulis, white board, penghapus, dan Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Bahan dan Sumber :
1. M. Cholik Adinawan dan Sugijono, 2007, Matematika SMP Jilid IA
Kelas VII.
2. Yudi Rochman, 2006, Super Matematika untuk SMP dan MTs Kelas VII.
VII. Penilaian Hasil Belajar
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen Instrumen
1. Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan
luas trapesium.
Tes
Tertulis Uraian
1. Hitunglah luas daerah
trapesium dengan tinggi 10
cm dan panjang sisi-sisi
yang sejajar adalah 12 cm
dan 18 cm!
2. Menggambar banyaknya
objek benda yang dapat
dibentuk dengan cara
mengkombinasikan
beberapa bangun datar
yang tersedia.
2.
Terdapat hubungan antara
beberapa bangun datar dan
garis di atas. Buatlah objek
sebanyak mungkin dan
berilah nama objek tersebut
dengan cara
148
mengkombinasikan gambar
bangun datar dan garis
tersebut!
Jakarta, April 2014
Mengetahui,
Guru Mapel Matematika Peneliti
_________________ Ega Pratiwi Mandasari
149
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Pengertian Bangun Datar Persegi Panjang, Persegi, dan Jajargenjang
menurut Sifat-sifatnya Ditinjau dari Sisi, Sudut, dan Diagonalnya
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Lampiran 9
150
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
berdasarkan definisi.
3. Membedakan bangun datar persegi, persegi panjang, dan jajargenjang
berdasarkan sifatnya.
Petunjuk:
Setiap anggota kelompok diharuskan membawa perlengkapan alat tulis, terutama
penggaris dan busur.
PERSEGI
Ditinjau dari sisinya:
Sisi AB = .... cm
Sisi BC = .... cm
Sisi CD = .... cm
Sisi AD = .... cm
Sehingga sisi .... = .... = .... = .... = .... cm
Sisi .... sejajar dengan sisi .... dan
Sisi .... sejajar dengan sisi ....
151
Ditinjau dari sudutnya:
DAB = .... °
ABC = .... °
BCD = .... °
CDA = .... °
Sehingga .... = .... = .... = .... = .....°
KESIMPULAN
Persegi adalah _____________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Ditinjau dari diagonalnya :
Diagonal AC = .... cm
Diagonal BD = .... cm
Sehingga diagonal .... = .... = .... cm
152
PERSEGI PANJANG
KESIMPULAN
Persegi Panjang adalah ______________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Ditinjau dari sisinya:
________________________________
________________________________
________________________________
________________________________
Sehingga sisi .... = .... = .... cm dan
sisi .... = .... = .... cm
Sisi .... sejajar dengan sisi .... dan
Sisi .... sejajar dengan sisi ....
Ditinjau dari sudutnya:
_________________________________
_________________________________
_________________________________
_________________________________
Sehingga .... = .... = .....°
dan .... = .... = .....°
Ditinjau dari diagonalnya :
_______________________________
_______________________________
_______________________________
153
JAJARGENJANG
Tentukan sisi, sudut, dan diagonalnya berdasarkan gambar bangun jajargenjang
di atas!
154
KESIMPULAN
Jajargenjang adalah ________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
SELAMAT MENGERJAKAN
155
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Pengertian Bangun Datar Belah Ketupat, Layang-layang, dan Trapesium
menurut Sifat-sifatnya Ditinjau dari Sisi, Sudut, dan Diagonalnya
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
156
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian belah ketupat, layang-layang, dan trapesium
menurut sifatnya ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya.
2. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium berdasarkan definisi.
3. Membedakan bangun datar belah ketupat, layang-layang, dan
trapesium berdasarkan sifatnya.
Petunjuk:
Setiap anggota kelompok diharuskan membawa perlengkapan alat tulis,
terutama/ penggaris dan busur.
Untuk dapat memahami pembelajaran hari ini, ikuti langkah-langkah kegiatan
di bawah ini :
I. 1) Perhatikan gambar di bawah ini:
157
2) Gambarkan kedua bangun datar di atas dan berikan nama bangun
datar tersebut!
3) Tentukan sisi, sudut, dan diagonal kedua bangun datar tersebut!
158
a. _______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
b.
_______________________________________________________
_______________________________________________________
____________________________________________________
4) Buatlah kesimpulan dari kedua bangun datar tersebut!
5) Tuliskan perbedaan antara kedua bangun datar tersebut!
159
II. 1) Perhatikan gambar di bawah ini:
2) Gambarkan kedua bangun datar di atas dan berikan nama bangun
datar tersebut!
3) Tentukan sisi, sudut, dan diagonal kedua bangun datar tersebut!
160
a. _______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
b.
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
4) Buatlah kesimpulan dari kedua bangun datar tersebut!
5) Tuliskan perbedaan antara kedua bangun datar tersebut!
SELAMAT MENGERJAKAN
161
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas PERSEGI PANJANG
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
162
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik
dapat:
1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi panjang.
2. Menghitung keliling persegi panjang.
3. Menghitung luas persegi panjang.
KELILING PERSEGI PANJANG
Petunjuk :
Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun persegi panjang di atas.
2. Tentukan sisi-sisi pada bangun persegi panjang di atas :
Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3. Keliling = sisi ..... + sisi ..... + sisi ..... + sisi .....
163
4. Jika : panjang ( p ) = sisi AB = sisi ....
lebar ( l ) = sisi .... = sisi ....
5. Berdasarkan langkah no 3 dan 4, maka :
Keliling = ...........................................
6. Kesimpulan :
Rumus keliling persegi panjang K = ............................................................
LUAS PERSEGI PANJANG
Petunjuk :
Bangun datar persegi dengan panjang sisi 1 (satu) satuan panjang merupakan 1
(satu) satuan luas. Jadi, jika panjang sisi persegi 1 cm maka luas daerah persegi
tersebut adalah 1 cm2, jika panjang sisi persegi 1 m maka luas daerah persegi
tersebut adalah 1 m2, dan seterusnya. Atau dapat digambarkan sebuah ubin
persegi sebagai 1 (satu) satuan luas.
1 = 1 ubin persegi = 1 satuan luas
1
= 2 ubin persegi = 2 satuan luas
= 3 ubin persegi = 3 satuan luas
164
A B
C D
Langkah – langkah :
1. Perhatikan persegi panjang ABCD diatas.
2. Banyak ubin yang membentuk bangun ABCD ada ..... ubin.
3. Banyaknya baris pada persegi panjang ABCD ada ..... baris.
4. Banyaknya ubin pada setiap baris ada ..... ubin.
5. Sehingga banyaknya ubin pada persegi panjang ABCD dapat dihitung dengan
cara : ...................................................................................................................
6. Sisi AB terdiri dari ..... ubin, sisi BC terdiri dari ..... ubin, sisi CD terdiri dari
..... ubin, sisi AD terdiri dari ..... ubin.
7. Misalkan : panjang ( p ) = sisi ..... = sisi .....
lebar ( l ) = sisi ..... = sisi .....
8. Berdasarkan langkah no 5, 6, dan 7, jika banyaknya ubin pada persegi
panjang ABCD sama dengan luas persegi panjang ABCD, maka cara mencari
luas persegi panjang adalah :
Luas = .........................................................................................................
9. Kesimpulan :
Rumus luas persegi panjang L = ............................................................
165
LATIHAN SOAL
1. Sebuah persegi panjang ABCD dengan panjang AB = (5x + 3) cm dan AD
(2x – 3) cm. Bila luasnya 196 cm2 maka keliling persegi panjang ABCD
tersebut adalah .....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
166
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas PERSEGI
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
167
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik
dapat:
1. Menemukan rumus keliling dan luas persegi.
2. Menghitung keliling persegi.
3. Menghitung luas persegi.
KELILING PERSEGI
Petunjuk :
Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
168
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun persegi di atas.
2. Tentukan sisi-sisi pada bangun persegi panjang di atas :
Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3. Berdasarkan sifat bangun datar persegi, bila ditinjau dari sisinya maka persegi
memiliki panjang sisi yang ......................................, sehingga:
Panjang sisi persegi ( s ) = sisi AB = sisi ..... = sisi ..... = sisi .....
4. Keliling = sisi .... + sisi .... + sisi .... + sisi ....
5. Berdasarkan langkah no 3 dan 4, maka :
Keliling = ...........................................
6. Kesimpulan :
Rumus keliling persegi K = ............................................................
LUAS PERSEGI
Petunjuk :
Lihat LKS 3 ( Keliling dan Luas Persegi Panjang)
A B
C D
169
Langkah – langkah :
1. Perhatikan persegi ABCD diatas.
2. Banyak ubin yang membentuk bangun ABCD ada ..... ubin.
3. Banyaknya baris pada persegi ABCD ada ..... baris.
4. Banyaknya ubin pada setiap baris ada ..... ubin.
5. Sehingga banyaknya ubin pada persegi ABCD dapat dihitung dengan cara :
............................................................................................................................
6. Sisi AB terdiri dari ..... ubin, sisi BC terdiri dari ..... ubin, sisi CD terdiri dari
..... ubin, sisi AD terdiri dari ..... ubin.
7. Misalkan : panjang sisi persegi ( s ) = sisi ..... = sisi ..... = sisi ..... = sisi .....
8. Berdasarkan langkah no 5, 6, dan 7, jika banyaknya ubin pada persegi ABCD
sama dengan luas persegi ABCD, maka cara mencari luas persegi adalah :
Luas = .........................................................................................................
9. Kesimpulan :
Rumus luas persegi L = ............................................................
LATIHAN SOAL
1. Diketahui keliling persegi ABCD = 64 cm, maka luas persegi tersebut adalah
....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
170
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas JAJARGENJANG
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
171
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik
dapat:
4. Menemukan rumus keliling dan luas jajargenjang.
5. Menghitung keliling jajargenjang.
6. Menghitung luas jajargenjang.
KELILING JAJARGENJANG
Petunjuk :
Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun jajargenjang di atas.
2. Tuliskan sisi-sisi pada bangun jajargenjang tersebut:
Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
172
3. Tentukan cara mencari keliling jajargenjang tersebut :
Keliling = ........................................................................................................
4. Kesimpulan :
Rumus keliling jajargenjang K = .................................................................
LUAS JAJARGENJANG
Petunjuk :
A B A B
C D C O D
(Gambar 1)
A B (Gambar 2)
O D C
(Gambar 3)
173
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun jajargenjang ABCD diatas (Gambar 1).
2. Alas jajargenjang ( a ) = sisi AB = sisi .....
3. Potong bagian ujung jajargenjang sehingga membentuk segitiga siku-siku
dimana salah satu sisi tegaknya (sisi AO) adalah tinggi ( t ) jajargenjang
(Gambar 2).
4. Pindahkan potongan segitiga siku-siku tersebut ke bagian ujung yang lain
(Gambar 3), sehingga membentuk bangun ........................................................
5. Bangun seperti Gambar 3 memiliki rumus luas L = .....................................
6. Perhatikan Gambar 3 :
Alas ( a ) jajargenjang menjadi sisi panjang persegi panjang.
Tinggi ( t ) jajargenjang menjadi sisi lebar persegi panjang.
7. Sehingga rumus luas jajargenjang berdasarkan petunjuk di atas (langkah no 5
dan 6) :
Luas persegi panjang = ................................................................................
Luas jajargenjang = ................................................................................
8. Kesimpulan :
Rumus luas jajargenjang L = ........................................................................
LATIHAN SOAL
174
Jika diketahui alas jajargenjang ABCD adalah 5 cm, tingginya 4 cm, dan panjang
sisi AD adalah 5 cm. Hitunglah!
a. Luas jajargenjang
b. Keliling jajargenjang
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
175
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas BELAH KETUPAT
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
176
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik
dapat:
1. Menemukan rumus keliling dan luas belah ketupat.
2. Menghitung keliling belah ketupat.
3. Menghitung luas belah ketupat.
KELILING BELAH KETUPAT
Petunjuk :
Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
177
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun belah ketupat di atas.
2. Tuliskan sisi-sisi pada bangun belah ketupat tersebut:
Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3. Berdasarkan sifatnya, belah ketupat memiliki sisi-sisi yang
............................., sehingga:
Panjang sisi belah ketupat (s) = sisi ..... = sisi ..... = sisi ..... = sisi .....
4. Tentukan cara mencari keliling belah ketupat tersebut :
Keliling = ........................................................................................................
5. Kesimpulan :
Rumus keliling belah ketupat K = .................................................................
LUAS BELAH KETUPAT
Petunjuk :
B B
A C A C C d1
D D
d2
(Gambar 1) (Gambar 2)
178
½ d1
d2
(Gambar 3)
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun belah ketupat ABCD diatas (lihat Gambar 1).
2. Diagonal sisi pada belah ketupat ABCD adalah sisi ..... dan sisi ..... yang
saling tegak lurus (lihat Gambar 2).
3. Misalkan d1 adalah salah satu diagonal sisi pada bangun belah ketupat, yaitu
sisi ..... dan d2 adalah diagonal sisi yang lain pada bangun belah ketupat, yaitu
sisi ..... (lihat Gambar 2).
4. Kedua diagonal tersebut (d1 dan d2) saling berpotongan tegak lurus, sehingga
membagi belah ketupat menjadi empat bagian segitiga sama besar (lihat
Gambar 2).
5. Keempat bagian segitiga tersebut disusun menjadi bangun ...............................
dan rumus luas bangun tersebut adalah: L = ..........................(lihat Gambar 3).
6. Perhatikan Gambar 3 :
Yang menjadi sisi panjang pada Gambar 3 adalah .....
Yang menjadi sisi lebar pada Gambar 3 adalah .....
7. Sehingga rumus luas belah ketupat berdasarkan petunjuk di atas (langkah no
6 dan 7) :
Luas persegi panjang = ..... x .....
Luas belah ketupat = ..... x .....
8. Kesimpulan :
Rumus luas belah ketupat L = .......................................................................
179
LATIHAN SOAL
Jika diketahui keliling belah ketupat adalah 20 cm dan panjang salah satu
diagonalnya adalah 8 cm maka luas belah ketupat tersebut adalah ....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
180
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas LAYANG-LAYANG
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
181
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik
dapat:
1. Menemukan rumus keliling dan luas layang-layang.
2. Menghitung keliling layang-layang.
3. Menghitung luas layang-layang.
KELILING LAYANG-LAYANG
Petunjuk :
Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
182
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun layang-layang di atas.
2. Tuliskan sisi-sisi pada bangun layang-layang tersebut:
Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
3. Tentukan cara mencari keliling layang-layang tersebut :
Keliling = ........................................................................................................
4. Kesimpulan :
Rumus keliling layang-layang K = ...............................................................
LUAS LAYANG-LAYANG
Petunjuk :
(Gambar 1) d2
(Gambar 2)
½ d1
d2
(Gambar 3)
d1
183
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun layang-layang ABCD diatas (lihat Gambar 1).
2. Diagonal sisi pada layang-layang ABCD adalah sisi ..... dan sisi ..... yang
saling tegak lurus (lihat Gambar 2).
3. Misalkan d1 adalah salah satu diagonal sisi pada bangun layang-layang, yaitu
sisi ..... dan d2 adalah diagonal sisi yang lain pada bangun layang-layang,
yaitu sisi ..... (lihat Gambar 2).
4. Kedua diagonal tersebut (d1 dan d2) saling berpotongan tegak lurus, sehingga
membagi layang-layang menjadi empat bagian segitiga (lihat Gambar 2).
5. Keempat bagian segitiga tersebut disusun menjadi bangun ...............................
dan rumus luas bangun tersebut adalah: L = ..........................(lihat Gambar 3).
6. Perhatikan Gambar 3 :
Yang menjadi sisi panjang pada Gambar 3 adalah .....
Yang menjadi sisi lebar pada Gambar 3 adalah .....
7. Sehingga rumus luas layang-layang berdasarkan petunjuk di atas (langkah no
6 dan 7) :
Luas persegi panjang = ..... x .....
Luas layang-layang = ..... x .....
8. Kesimpulan :
Rumus luas layang-layang L = .....................................................................
LATIHAN SOAL
184
Pada gambar di atas, ABCD adalah layang-layang yang luasnya 300 cm2. Jika
panjang AC = 24 cm dan BC = 20 cm maka panjang adalah .....
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
185
BANGUN DATAR SEGIEMPAT
Keliling dan Luas TRAPESIUM
Nama Anggota Kelompok
Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
186
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melalui proses diskusi kelompok diharapkan peserta didik
dapat:
1. Menemukan rumus keliling dan luas trapesium.
2. Menghitung keliling trapesium.
3. Menghitung luas trapesium.
KELILING TRAPESIUM
Petunjuk :
Keliling sebuah bangun datar adalah jumlah semua sisi bangun tersebut.
Langkah – langkah :
1. Perhatikan bangun trapesium di atas.
2. Tuliskan sisi-sisi pada bangun trapesium tersebut:
Sisi ....., sisi ....., sisi ....., sisi .....
187
3. Tentukan cara mencari keliling trapesium tersebut :
Keliling = ........................................................................................................
4. Kesimpulan :
Rumus keliling trapesium K = ......................................................................
LUAS TRAPESIUM
Petunjuk :
A B A S1 B
½ t
C D C S2 D
(Gambar 1) (Gambar 2)
½ t
S2 S1
(Gambar 3)
188
Langkah – langkah :
1. Perhatikan trapesium ABCD diatas.
2. Sisi-sisi yang sejajar pada bangun trapesium tersebut adalah sisi ..... dan sisi
..... (Gambar 1).
3. Misalkan S1 adalah salah satu sisi sejajar pada bangun trapesium, yaitu sisi ....
dan S2 adalah salah satu sisi sejajar pada bangun trapesium, yaitu sisi ....
(Gambar 2).
4. Bangun trapesium dipotong secara horizontal sehingga tinggi trapesium
terbagi menjadi dua sama panjang (Gambar 2).
5. Potongan-potongan tersebut dipindahkan ke berbagai sisi seperti pada
Gambar 3, sehingga membentuk bangun ...........................................................
6. Bangun seperti Gambar 3 memiliki rumus luas L = .....................................
7. Perhatikan Gambar 3 :
Yang menjadi sisi panjang pada Gambar 3 adalah ..... + .....
Yang menjadi sisi lebar pada Gambar 3 adalah .....
8. Sehingga rumus luas trapesium berdasarkan petunjuk di atas (langkah no 6
dan 7) :
Luas persegi panjang = ..... x .....
Luas trapesium = ( ..... + ..... ) x .....
9. Kesimpulan :
Rumus luas trapesium L = ........................................................................
189
LATIHAN SOAL
1. Luas trapesium di bawah ini adalah ....
7 cm
10 cm 10 cm
19 cm
Jawaban :
SELAMAT MENGERJAKAN
190
KISI-KISI INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Sekolah : SMP Negeri 13
Kelas / Semester : VII / II (dua)
Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, belah
ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan trapesium
No Pokok Bahasan Jenis
Kemampuan
Indikator Kemampuan
Berpikir Kreatif
No
Soal
1
Jenis-jenis segiempat
berdasarkan sisi atau
sudutnya
Fleksibilitas
(flexibility)
Menggolongkan hal-hal
menurut pembagian
kategori yang berbeda.
3
2
Menggunakan konsep
luas dan keliling bangun
datar segiempat
Kefasihan
(fluency)
Tepat dalam memberikan
suatu gagasan. 2
Fleksibilitas
(flexibility)
Memberikan bermacam-
macam penafsiran
terhadap suatu gambar,
cerita, atau masalah.
5
3 Menggambar setiap
bangun datar segiempat
Kefasihan
(fluency)
Tepat dalam memberikan
suatu gagasan. 1
4 Menghitung keliling dan
luas segiempat
Kefasihan
(fluency)
Tepat dalam memberikan
suatu gagasan. 4
Kebaruan
(novelty)
Memberikan jawaban
baru, unik, dan berbeda
dari yang sudah dipelajari
di kelas.
6
Lampiran 10
191
Panduan Pemberian Skor Holistic Scoring Rubrics Mertler
Kemampuan
Berpikir Kreatif
yang Diukur
Respon Siswa terhadap Soal Skor
Kefasihan
(fluency)
Tidak memberikan jawaban 0
Memberikan sebuah jawaban yang tidak relevan 1
Memberikan sebuah jawaban yang relevan tetapi
perhitungan dan penyelesaiannya salah 2
Memberikan sebuah jawaban yang relevan dan
perhitungannya benar tetapi penyelesaiannya kurang
lengkap atau kurang jelas
3
Memberikan sebuah jawaban yang relevan serta
perhitungan dan penyelesaiannya benar, lengkap, dan
jelas
4
Fleksibilitas
(flexibility)
Tidak memberikan jawaban 0
Memberikan jawaban dengan satu cara atau lebih tetapi
penyelesaiannya salah 1
Memberikan jawaban dengan satu cara dan penyelesaian
perhitungan serta hasilnya benar 2
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam)
tetapi terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan
sehingga hasilnya ada yang salah
3
Memberikan jawaban lebih dari satu cara (beragam) dan
penyelesaian perhitungan serta hasilnya benar 4
Kebaruan
(novelty)
Tidak memberikan jawaban 0
Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik,
atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan
hasilnya salah
1
Lampiran 11
192
Memberikan jawaban yang biasa-biasa saja, kurang unik,
atau sudah umum serta penyelesaiannya perhitungan dan
hasilnya benar
2
Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak
biasa tetapi terdapat kekeliruan dalam proses
perhitungan sehingga hasilnya ada yang salah
3
Memberikan jawaban yang bersifat baru, unik, atau tidak
biasa serta penyelesaian perhitungan dan hasilnya benar 4
193
Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
(Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat)
1. Berapa banyak persegi yang dapat dibentuk pada gambar di bawah ini?
2.
3.
4.
5.
6.
2. Diberikan gambar seperti di bawah ini :
Tentukan perbandingan luas daerah yang diarsir dengan luas persegi yang
paling besar sesuai gambar tersebut!
3. Bentuklah tiga buah gambar bangun datar dengan ukuran berbeda-beda yang
terbentuk dari 24 batang korek api dengan cara meletakkan batang-batang
korek api pada setiap sisi bangun datar yang dibentuk!
4. Sebuah rumah mempunyai halaman berbentuk trapesium sama kaki, sedangkan
alas bangunan rumahnya berbentuk persegi.
Lampiran 12
194
Perhatikan gambar di bawah ini:
Jika panjang sisi alas rumah adalah 6 meter, panjang halaman depan sama
dengan sisi alas rumah sedangkan panjang halaman belakang adalah 18 meter,
dan jarak antara halaman depan dan belakang adalah 8 meter, maka hitunglah
luas dan keliling halaman rumah tersebut! Gambarkan denahnya beserta
ukuran-ukurannya!
5. Perhatikan gambar di bawah ini :
Berilah dua buah garis pada bangun di atas sehingga membentuk empat bagian
bangun datar yang sama besar. Gambarkan sebanyak dua buah kemungkinan!
6. Di bawah ini terdapat dua persegi besar yang berukuran sama dengan panjang
sisi 7 satuan dan empat persegi kecil yang berukuran sama dengan panjang sisi
3 satuan. Jika bangun yang diarsir dalam salah satu persegi besar adalah sebuah
195
persegi pula, maka berapa satuan kuadrat luas bangun persegi yang diarsir
tersebut?
196
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
(Pokok Bahasan Bangun Datar Segiempat)
1) Kotak persegi 1 x 1 = 8 buah
Kotak persegi 2 x 2 = 1 buah
Kotak persegi 3 x 3 = 4 buah
Kotak persegi 4 x 4 = 1 buah
Jadi, jumlah banyak persegi yang dapat dibentuk pada gambar tersebut adalah
14 buah.
2)
Perbandingan luas daerah yang diarsir dengan luas persegi besar adalah ¼ .
Lampiran 13
197
3) a.
b.
+ +
c. d.
e.
198
4) 6 m
6 m
8 m 6 m
6 m 6 m 6 m
18 m
Luas halaman = Luas trapesium – Luas persegi
= (1/2 x jumlah sisi sejajar x tinggi) – (sisi x sisi)
= (1/2 x (6 + 18) x 8) m2 – (6 x 6) m
2
= 96 m2 – 36 m
2
= 60 m2
Panjang sisi miring trapesium = √ m
= √ m
= √ m
= 10 m
Keliling halaman = 6 m + 10 m + 18 m + 10 m
= 44 m
Jadi, luas halaman rumah tersebut adalah 96 m2 dan kelilingnya adalah 44
meter.
5)
A B C
199
6) Cara I :
7 7
5
7 5
3 3 1 2 3
3 3
3 3 3 3
7 satuan – 3 satuan – 3 satuan = 1 satuan
3 satuan – 1 satuan = 2 satuan
3 satuan + 2 satuan = 5 satuan
Berdasarkan gambar dan perrhitungan di atas dapat terlihat bahwa panjang
sisi persegi yang diarsir adalah 5 satuan, sehingga luas persegi yang diarsir
adalah 5 x 5 = 25 satuan kuadrat.
Cara II :
14
7 7
7-x x
7 x x 7
x
7 – x = 2
3 3 3 3
12
- Persegi kecil ada empat, jadi : 4 x 3 = 12
- 14 – 12 = 2
- 7 – x = 2, jadi x = 5
- Luas persegi yang diarsir adalah : L = x2 = 5
2 = 25 satuan kuadrat
200
NILAI HASIL UJI INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
No. Kode
Siswa
Butir Soal Jumlah Nilai
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A.001 2 1 0 0 0 0 3 12,5
2 A.002 2 1 1 1 4 0 9 37,5
3 A.003 2 2 3 1 4 0 12 50
4 A.004 2 1 2 1 0 0 6 25
5 A.005 2 2 3 1 4 4 16 66,7
6 A.006 2 1 3 1 4 0 11 45,8
7 A.007 2 3 4 1 1 3 14 58,3
8 A.008 2 3 1 2 4 0 12 50
9 A.009 3 2 2 1 4 2 14 58,3
10 A.010 2 2 4 2 4 2 16 66,7
11 A.011 2 1 0 0 0 0 3 12,5
12 A.012 2 4 1 1 2 0 10 41,7
13 A.013 3 2 4 1 4 1 15 62,5
14 A.014 2 0 1 1 1 0 5 20,8
15 A.015 2 2 4 1 4 0 13 54,2
16 A.016 2 2 3 1 3 0 11 45,8
17 A.017 2 1 4 2 4 0 13 54,2
18 A.018 2 3 4 2 4 2 17 70,8
19 A.019 3 2 3 0 4 2 14 58,3
20 A.020 3 2 4 4 4 4 21 87,5
21 A.021 2 3 3 2 4 2 16 66,7
22 A.022 2 3 2 2 4 2 15 62,5
23 A.023 3 2 1 3 4 0 13 54,2
24 A.024 3 2 1 3 4 1 14 58,3
25 A.025 2 3 2 2 4 2 15 62,5
26 A.026 4 2 3 2 4 2 17 70,8
Lampiran 14
201
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
No. Kode
Siswa
Butir Soal Y (Y)
2
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A.001 2 1 0 0 0 0 3 9
2 A.002 2 1 1 1 4 0 9 81
3 A.003 2 2 3 1 4 0 12 144
4 A.004 2 1 2 1 0 0 6 36
5 A.005 2 2 3 1 4 4 16 256
6 A.006 2 1 3 1 4 0 11 121
7 A.007 2 3 4 1 1 3 14 196
8 A.008 2 3 1 2 4 0 12 144
9 A.009 3 2 2 1 4 2 14 196
10 A.010 2 2 4 2 4 2 16 256
11 A.011 2 1 0 0 0 0 3 9
12 A.012 2 4 1 1 2 0 10 100
13 A.013 3 2 4 1 4 1 15 225
14 A.014 2 0 1 1 1 0 5 25
15 A.015 2 2 4 1 4 0 13 169
16 A.016 2 2 3 1 3 0 11 121
17 A.017 2 1 4 2 4 0 13 169
18 A.018 2 3 4 2 4 2 17 289
19 A.019 3 2 3 0 4 2 14 169
20 A.020 3 2 4 4 4 4 21 441
21 A.021 2 3 3 2 4 2 16 256
22 A.022 2 3 2 2 4 2 15 225
23 A.023 3 2 1 3 4 0 13 169
24 A.024 3 2 1 3 4 1 14 196
25 A.025 2 3 2 2 4 2 15 225
26 A.026 4 2 3 2 4 2 17 289
Jumlah 60 52 63 38 83 29 325 4543
Σ X2 146 124 197 78 319 75
Σ XY 781 716 893 546 1170 467
r hitung 0,4154 0,5509 0,7022 0,6546 0,7850 0,7299
r tabel 0,3880 0,3880 0,3880 0,3880 0,3880 0,3880
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID
Lampiran 15
202
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
No. Kode
Siswa
Butir Soal Y
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A.001 2 1 0 0 0 0 3
2 A.002 2 1 1 1 4 0 9
3 A.003 2 2 3 1 4 0 12
4 A.004 2 1 2 1 0 0 6
5 A.005 2 2 3 1 4 4 16
6 A.006 2 1 3 1 4 0 11
7 A.007 2 3 4 1 1 3 14
8 A.008 2 3 1 2 4 0 12
9 A.009 3 2 2 1 4 2 14
10 A.010 2 2 4 2 4 2 16
11 A.011 2 1 0 0 0 0 3
12 A.012 2 4 1 1 2 0 10
13 A.013 3 2 4 1 4 1 15
14 A.014 2 0 1 1 1 0 5
15 A.015 2 2 4 1 4 0 13
16 A.016 2 2 3 1 3 0 11
17 A.017 2 1 4 2 4 0 13
18 A.018 2 3 4 2 4 2 17
19 A.019 3 2 3 0 4 2 14
20 A.020 3 2 4 4 4 4 21
21 A.021 2 3 3 2 4 2 16
22 A.022 2 3 2 2 4 2 15
23 A.023 3 2 1 3 4 0 13
24 A.024 3 2 1 3 4 1 14
25 A.025 2 3 2 2 4 2 15
26 A.026 4 2 3 2 4 2 17
Jumlah 60 52 63 38 83 29 325
Si 0,5491 0,8944 1,3319 0,9479 1,4702 1,3062
Si2 0,3015 0,8000 1,7738 0,8985 2,1615 1,7062
Σ Si
2 7,6415
St 4,3841
St
2 19,2200
r11 0,7229
Lampiran 16
203
HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
No. Kode
Siswa
Butir Soal
X1 X2 X3 X4 X5 X6
1 A.001 2 1 0 0 0 0
2 A.002 2 1 1 1 4 0
3 A.003 2 2 3 1 4 0
4 A.004 2 1 2 1 0 0
5 A.005 2 2 3 1 4 4
6 A.006 2 1 3 1 4 0
7 A.007 2 3 4 1 1 3
8 A.008 2 3 1 2 4 0
9 A.009 3 2 2 1 4 2
10 A.010 2 2 4 2 4 2
11 A.011 2 1 0 0 0 0
12 A.012 2 4 1 1 2 0
13 A.013 3 2 4 1 4 1
14 A.014 2 0 1 1 1 0
15 A.015 2 2 4 1 4 0
16 A.016 2 2 3 1 3 0
17 A.017 2 1 4 2 4 0
18 A.018 2 3 4 2 4 2
19 A.019 3 2 3 0 4 2
20 A.020 3 2 4 4 4 4
21 A.021 2 3 3 2 4 2
22 A.022 2 3 2 2 4 2
23 A.023 3 2 1 3 4 0
24 A.024 3 2 1 3 4 1
25 A.025 2 3 2 2 4 2
26 A.026 4 2 3 2 4 2
Jumlah 60 52 63 38 83 32
P 0,5769 0,5000 0,6058 0,3654 0,7981 0,2789
Keterangan Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar
Lampiran 17
204
HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KE
LO
MP
OK
AT
AS
No. Kode
Siswa
Butir Soal Jumlah
X1 X2 X3 X4 X5 X6
20 A.020 3 2 4 4 4 4 21
18 A.018 2 3 4 2 4 2 17
26 A.026 4 2 3 2 4 2 17
5 A.005 2 2 3 1 4 4 16
10 A.010 2 2 4 2 4 2 16
21 A.021 2 3 3 2 4 2 16
13 A.013 3 2 4 1 4 1 15
22 A.022 2 3 2 2 4 2 15
25 A.025 2 3 2 2 4 2 15
7 A.007 2 3 4 1 1 3 14
9 A.009 3 2 2 1 4 2 14
19 A.019 3 2 3 0 4 2 14
24 A.024 3 2 1 3 4 1 14
Jumlah 33 31 39 23 49 29 204
Tingkat
Kesukaran 0,6346 0,5962 0,7500 0,4423 0,9423 0,5577
KE
LO
MP
OK
BA
WA
H
No. Kode
Siswa
Butir Soal Jumlah
X1 X2 X3 X4 X5 X6
15 A.015 2 2 4 1 4 0 13
17 A.017 2 1 4 2 4 0 13
23 A.023 3 2 1 3 4 0 13
3 A.003 2 2 3 1 4 0 12
8 A.008 2 3 1 2 4 0 12
6 A.006 2 1 3 1 4 0 11
16 A.016 2 2 3 1 3 0 11
12 A.012 2 4 1 1 2 0 10
2 A.002 2 1 1 1 4 0 9
4 A.004 2 1 2 1 0 0 6
14 A.014 2 0 1 1 1 0 5
1 A.001 2 1 0 0 0 0 3
11 A.011 2 1 0 0 0 0 3
Jumlah 27 21 24 15 34 0 121
Tingkat
Kesukaran 0,5192 0,4039 0,4615 0,2885 0,6538 0
Lampiran 18
205
Daya
Pembeda 0,1154 0,1923 0,2885 0,1538 0,2885 0,5577
Kriteria Jelek Jelek Cukup Jelek Cukup Baik
206
PERHITUNGAN UJI INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Validitas
Contoh perhitungan uji validitas butir soal nomor 1:
rxy = ( )( )
√( ( ) )( ( ) )
rxy =( )( ) ( )( )
√[( )( ) ( ) ][( )( ) ( ) ]
rxy =
√( )( )
rxy =
rxy =0,4154
Dengan N = 26 dan α = 0,05, diperoleh r tabel = 0,388.
Kesimpulan : Karena rxy > r tabel, maka butir soal nomor 1 valid.
Reliabilitas
Contoh perhitungan varians skor butir soal nomor 1:
s12 =
(
)
s12 =
(
)
s12 = 5,6154 – 5,3254
s12 = 0,2899
Lampiran 19
207
Jumlah varians skor setiap soal = 2
is
= 7,6415
Varians skor total = 2
ts
= 19,2200
Sehingga derajat reliabilitasnya diperoleh:
r11 = (
) (
)
r11 =(
) (
)
r11 =(
) ( )
r11 =(1,2)(0,6024)
r11 =0,7229
Kesimpulan :
r11 = 0,7229 masuk ke dalam kategori 0,70 ≤ r11 < 0,90 dengan derajat
reliabilitas tinggi.
Taraf Kesukaran
Contoh perhitungan uji taraf kesukaran butir soal nomor 1:
( )( )
208
Kesimpulan:
berada pada interval 0,3 ≤ p ≤ 0,7 sehingga butir soal nomor 1
memiliki taraf kesukaran dengan kategori sedang.
Daya Pembeda
Contoh perhitungan uji daya pembeda butir soal nomor 6:
DP = p kelompok atas – p kelompok bawah
DP =
( )( )
( )( )
DP = 0,5577 – 0
DP = 0,5577
Kesimpulan:
DP = 0,5577 berada pada interval 0,40 < DP ≤ 0,70 sehingga butir soal nomor 6
memiliki daya pembeda dengan kategori baik.
209
KESIMPULAN HASIL DAN PERHITUNGAN UJI INSTRUMEN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
Dari 26 responden dengan taraf signifikan 5% dan rtabel 0,388; serta dari 6
butir soal dengan skor maksimal masing-masing butir adalah 4, maka dihasilkan
kesimpulan sebagai berikut:
Uji Instrumen
Butir Soal Validitas Reliabilitas
Taraf
Kesukaran
Daya
Pembeda
X1 0,4154
0,7229
0,5769 0,1154
Keterangan Valid Sedang Jelek
X2 0,5509 0,5000 0,1923
Keterangan Valid Sedang Jelek
X3 0,7022 0,6058 0,2885
Keterangan Valid Sedang Cukup
X4 0,6546 0,3654 0,1538
Keterangan Valid Sedang Jelek
X5 0,7850 0,7981 0,2885
Keterangan Valid Mudah Cukup
X6 0,7299 0,2789 0,5577
Keterangan Valid Baik Sukar Baik
Lampiran 20
210
Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Eksperimen
No. Kode Siswa Butir Soal
Jumlah Nilai X1 X2 X3 X4 X5 X6
1. E. 001 2 3 2 3 4 1 15 62,50
2. E. 002 2 4 1 1 4 1 13 54,17
3. E. 003 2 3 4 3 4 1 17 70,83
4. E. 004 2 3 3 1 4 1 14 58.30
5. E. 005 2 3 2 2 4 2 15 62,50
6. E. 006 2 1 4 2 4 0 13 54,17
7. E. 007 3 2 4 1 4 1 15 62,50
8. E. 008 2 3 3 3 4 1 16 66,70
9. E. 009 3 2 2 1 4 2 14 58,30
10. E. 010 1 3 4 1 4 2 15 62,50
11. E. 011 2 3 4 1 4 2 16 66,70
12. E. 012 2 2 3 1 4 4 16 66,70
13. E. 013 2 4 3 1 4 1 15 62,50
14. E. 014 2 3 4 3 4 1 17 70,83
15. E. 015 2 2 4 2 4 2 16 66,70
16. E. 016 2 3 3 2 4 2 16 66,70
17. E. 017 2 4 4 1 4 2 17 70,83
18. E. 018 2 3 3 3 4 1 16 66,70
19. E. 019 2 3 4 2 4 2 17 70,83
20. E. 020 3 3 2 3 4 2 17 70,83
21. E. 021 2 2 3 1 4 1 13 54,17
22. E. 022 3 2 4 2 4 2 17 70,83
23. E. 023 2 4 4 4 4 4 22 91,70
24. E. 024 1 3 4 3 4 2 17 70,83
25. E. 025 2 3 3 3 4 2 17 70,83
Lampiran 21
211
26. E. 026 2 3 4 3 4 1 17 70,83
27. E. 027 3 3 3 3 4 2 18 75,00
28. E. 028 3 2 4 4 4 4 21 87,50
29. E. 029 2 3 4 2 4 2 17 70,83
30. E. 030 2 3 4 3 4 1 17 70,83
31. E. 031 3 3 4 4 4 3 21 87,50
32. E. 032 2 3 3 3 4 2 17 70,83
33. E. 033 2 3 4 4 4 4 21 87,50
34. E. 034 3 3 4 2 4 2 18 75,00
35. E. 035 3 4 4 4 4 3 22 91,70
36. E. 036 1 3 4 4 4 2 18 75,00
37. E. 037 3 3 4 2 4 2 18 75,00
38. E. 038 1 3 4 3 4 2 17 70,83
39. E. 039 3 3 3 3 4 2 18 70,83
40. E. 040 2 3 4 2 4 2 17 75,00
41. E. 041 1 3 4 4 4 2 18 75,00
42. E. 042 1 3 4 3 4 2 17 70,83
212
Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelompok Kontrol
No. Kode Siswa Butir Soal
Jumlah Nilai X1 X2 X3 X4 X5 X6
1. G. 001 2 2 3 1 4 0 12 50,00
2. G. 002 2 1 4 2 4 0 13 54,17
3. G. 003 2 0 3 1 3 1 10 41,67
4. G. 004 2 2 1 1 4 1 11 45,83
5. G. 005 1 3 2 3 3 0 12 50,00
6. G. 006 1 1 3 1 4 0 10 41,67
7. G. 007 2 3 3 0 4 0 12 50,00
8. G. 008 2 2 2 0 4 1 11 45,83
9. G. 009 2 2 2 1 4 1 12 50,00
10. G. 010 2 1 3 1 2 1 10 41,67
11. G. 011 2 3 3 0 4 0 12 50,00
12. G. 012 2 3 1 2 4 0 12 50,00
13. G. 013 2 3 3 1 1 3 13 54,17
14. G. 014 2 2 3 1 4 0 12 50,00
15. G. 015 2 3 1 2 4 0 12 50,00
16. G. 016 2 3 4 1 1 3 14 58,30
17. G. 017 2 2 3 1 4 0 12 50,00
18. G. 018 2 4 1 1 2 3 13 54,17
19. G. 019 1 3 2 3 3 0 12 50,00
20. G. 020 2 2 1 2 4 2 13 54,17
21. G. 021 2 3 3 0 4 0 12 50,00
22. G. 022 3 2 3 0 4 2 14 58,30
23. G. 023 2 1 4 2 4 0 13 54,17
24. G. 024 2 3 3 0 4 0 12 50,00
25. G. 025 2 2 1 2 4 2 13 54,17
Lampiran 22
213
26. G. 026 2 4 3 1 4 1 15 62,50
27. G. 027 2 2 2 2 4 2 14 58,30
28. G. 028 1 3 4 3 3 1 15 62,50
29. G. 029 3 2 3 0 4 2 14 58,30
30. G. 030 3 2 2 1 4 2 14 58,30
31. G. 031 2 3 4 2 4 2 17 70,83
32. G. 032 2 3 4 1 1 3 14 58,30
33. G. 033 2 4 4 2 4 3 19 79,17
34. G. 034 3 0 3 3 4 1 14 58,30
35. G. 035 2 3 4 3 4 1 17 70,83
36. G. 036 2 3 3 1 4 1 14 58,30
37. G. 037 2 4 2 1 4 2 15 62,50
38. G. 038 2 2 2 2 4 2 14 58,30
39. G. 039 2 4 4 1 4 2 17 70,83
40. G. 040 3 2 2 1 4 2 14 58,30
41. G. 041 3 2 4 1 4 1 15 62,50
42. G. 042 2 3 4 1 1 3 14 58,30
214
PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN
I. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
1) Nilai Kelompok Eksperimen
54,17 62,50 66,70 70,83 70,83 70,83 75,00
54,17 62,50 66,70 70,83 70,83 75,00 87,50
54,17 62,50 66,70 70,83 70,83 75,00 87,50
58,30 62,50 66,70 70,83 70,83 75,00 87,50
58,30 66,70 70,83 70,83 70,83 75,00 91,70
62,50 66,70 70,83 70,83 70,83 75,00 91,70
2) Banyak data atau siswa (n) = 42
3) Range atau Jangkauan (R)
R = Xmax – Xmin
Keterangan: R = Range atau jangkauan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) = 91,70
Xmin = Nilai minimum (terendah) = 54,17
R = 91,70 – 54,17
= 37,53
4) Banyak Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 42
= 1 + (3,3 x 1,62)
= 1 + 5,36
= 6,36 6 (pembulatan ke bawah)
Lampiran 23
215
5) Panjang Kelas (P)
P =
=
= 6,255 7 (pembulatan ke atas)
Tabel Distribusi Frekuensi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen
No. Nilai
Titik
Tengah
(xi)
Frekuensi
xi - (xi - )2 fi(xi - )
2 fi(xi - )
4 Absolut
(fi)
Range
fi (%)
Kumulatif
(fk)
1. 54 – 60 57 5 11,90 5 -13,5 182,25 911,25 166.075,31
2. 61 – 67 64 11 26,19 16 -6,5 42,25 464,75 19.635,69
3. 68 – 74 71 15 35,72 31 0,5 0,25 3,75 0,94
4. 75 – 81 78 6 14,29 37 7,5 56,25 337,50 18.984,38
5. 82 – 88 85 3 7,14 40 14,5 210,25 630,75 132.615,19
6. 89 – 95 92 2 4,76 42 21,5 462,25 924,50 427.350,13
Jumlah 42 100 3272,50 764.661,63
Mean 70,50
Median 69,83
Modus 69,65
Varians 79,82
Simpangan Baku 8,93
216
II. Perhitungan Statistik Deskriptif
1) Mean atau Nilai Rata-rata (Me)
Keterangan :
= Mean
= Jumlah dari hasil perkalian nilai tengan dengan frekuensinya
= Jumlah frekuensi
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
2) Median atau Nilai Tengah (Md)
[
]
Keterangan :
= Tepi bawah kelas median
= Jumlah frekuensi
= Frekuensi kumulatif di atas kelas median
= Frekuensi kelas median
= Panjang kelas
[
]
217
3) Modus (Mo)
[
]
Keterangan :
= Tepi bawah kelas modus
= Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelahnya
= Panjang kelas
[
]
4) Varians (s2)
( )
5) Simpangan Baku (s)
√ √
6) Kemiringan (sk)
( )
( )
218
7) Ketajaman atau Keruncingan (Kurtosis)
( )
( )
( )
219
PERHITUNGAN STATISTIK DESKRIPTIF
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KELOMPOK KONTROL
I. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
1) Nilai Kelompok Kontrol
41,67 50,00 50,00 54,17 58,30 58,30 62,50
41,67 50,00 50,00 54,17 58,30 58,30 62,50
41,67 50,00 50,00 54,17 58,30 58,30 70,83
45,83 50,00 50,00 54,17 58,30 58,30 70,83
45,83 50,00 50,00 54,17 58,30 62,50 70,83
50,00 50,00 54,17 58,30 58,30 62,50 79,17
2) Banyak data atau siswa (n) = 42
3) Range atau Jangkauan (R)
R = Xmax – Xmin
Keterangan: R = Range atau jangkauan
Xmax = Nilai maksimum (tertinggi) = 79,17
Xmin = Nilai minimum (terendah) = 41,67
R = 79,17 – 41,67
= 37,50
4) Banyak Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 42
= 1 + (3,3 x 1,62)
= 1 + 5,36
= 6,36 6 (pembulatan ke bawah)
Lampiran 24
220
5) Panjang Kelas (P)
P =
=
= 6,25 7 (pembulatan ke atas)
Tabel Distribusi Frekuensi
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Kontrol
No. Nilai
Titik
Tengah
(xi)
Frekuensi
xi - (xi - )2 fi(xi - )
2 fi(xi - )
4 Absolut
(fi)
Range
fi (%)
Kumulatif
(fk)
1. 40 – 46 43 5 11,90 5 -12,5 156,25 781,25 122.070,31
2. 47 – 53 50 12 28,57 17 -5,5 30,25 363,00 10.980,75
3. 54 – 60 57 17 40,48 34 1,5 2,25 38,25 86,06
4. 61 – 67 64 4 9,53 38 8,5 72,25 289,00 20.880,25
5. 68 – 74 71 3 7,14 40 15,5 240,25 720,75 173.160,19
6. 75 – 81 78 1 2,38 42 22,5 506,25 506,25 256.289,06
Jumlah 42 100 2698,50 583.466,63
Mean 55,50
Median 55,15
Modus 55,44
Varians 65,82
Simpangan Baku 8,11
221
II. Perhitungan Statistik Deskriptif
1) Mean atau Nilai Rata-rata (Me)
Keterangan :
= Mean
= Jumlah dari hasil perkalian nilai tengan dengan frekuensinya
= Jumlah frekuensi
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
2) Median atau Nilai Tengah (Md)
[
]
Keterangan :
= Tepi bawah kelas median
= Jumlah frekuensi
= Frekuensi kumulatif di atas kelas median
= Frekuensi kelas median
= Panjang kelas
[
]
222
3) Modus (Mo)
[
]
Keterangan :
= Tepi bawah kelas modus
= Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi setelahnya
= Panjang kelas
[
]
4) Varians (s2)
( )
5) Simpangan Baku (s)
√ √
6) Kemiringan (sk)
( )
( )
223
7) Ketajaman atau Keruncingan (Kurtosis)
( )
( )
( )
224
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN
Kelas
Interval
Batas
Kelas
(xi)
Z Batas
Kelas
Luas Z
Tabel Ei Oi
( )
53,50 -1,90
54 – 60 0,1027 4,3134 5 0,1093
60,50 -1,12
61 – 67 0,2355 9,8910 11 0,1243
67,50 -0,34
68 – 74 0,3067 12,8814 15 0,3483
74,50 0,45
75 – 81 0,2171 9,1182 6 1,0663
81,50 1,23
82 – 88 0,0876 3,6792 3 0,1254
88,50 2,02
89 – 95 0,0191 0,8022 2 1,7885
95,50 2,80
2hitung 3,5622
2tabel 7,81
Rata-rata ( ) 70,50
Simpangan Baku (SD) 8,93
2hitung < 2
tabel
Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Lampiran 25
225
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KELOMPOK KONTROL
Kelas
Interval
Batas
Kelas
(xi)
Z Batas
Kelas
Luas Z
Tabel Ei Oi
( )
39,50 -1,97
40 – 46 0,1091 4,5822 5 0,0381
46,50 -1,11
47 – 53 0,2678 11,2476 12 0,0503
53,50 -0,25
54 – 60 0,3311 13,9062 17 0,6883
60,50 0,62
61 – 67 0,1982 8,3244 4 2,2465
67,50 1,48
68 – 74 0,0598 2,5116 3 0,0950
74,50 2,34
75 – 81 0,0089 0,3738 1 1,0490
81,50 3,21
2hitung 4,1672
2tabel 7,81
Rata-rata ( ) 55,50
Simpangan Baku (SD) 8,11
2hitung < 2
tabel
Kesimpulan : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Lampiran 26
226
Penjelasan Perhitungan Uji Normalitas :
1) Z batas kelas =
2) Luas Z tabel (gunakan Daftar Tabel Z)
Luas Z tabel = Z batas kelas bawah – Z batas kelas atas
3) Frekuensi Ekspektasi (Ei) = n x luas Z tabel
4) Frejuensi Observasi (Oi) = Frekuensi tiap interval
5) 2hitung =
( )
6) 2tabel dengan Derjat Kebebasan (dk) = banyaknya kelas (K) – 3 dan Taraf
Signifikansi (α) = 5%.
227
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
Langkah-langkah Prosedur Pengujian :
1) Menentukan Hipotesis
H0 :2
2
2
1
H1 :2
2
2
1
Keterangan :
= Varians kelompok eksperimen
= Varians kelompok kontrol
2) Menentukan Fhitung menggunakan uji Fisher
Fhitung =
Keterangan :
Varians terbesar = 79,82 (Kelompok Esperimen)
Varians terkecil = 65,82 (Kelompok Kontrol)
Jadi, Fhitung =
= 1,21
3) Menentukan Derajat Bebas (db) dan Taraf Signifikasi (α)
Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05
db = n – 1
dbpembilang = n1 – 1 = 42 – 1 = 41
dbpenyebut = n2 – 1 = 42 – 1 = 41
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
Lampiran 27
228
4) Menentukan Ftabel
Ftabel = F(α)(n1 – 1; n2 – 1) = F(0,05)(41; 41) = 1,67
5) Menentukan Kriteria Pengujian
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, yang artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang sama (homogen).
b. Jika Fhitung Ftabel, maka H0 ditolak, yang artinya kedua kelompok sampel
mempunyai varians yang berbeda (tidak homogen).
6) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai Fhitung lebih
kecil dari nilai Ftabel, yaitu 1,21 < 1,67 sehingga H0 diterima. Artinya, kedua
kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau homogen.
229
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Langkah-langkah Prosedur Pengujian :
1) Menentukan Hipotesis
H0 : 21
H1 : 21
Keterangan:
µ1 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
eksperimen
µ2 : Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelompok
kontrol
2) Menentukan thitung
Statistik Kelompok Eksperimen
(1)
Kelompok Kontrol
(2)
Rata-rata ( ) 70,50 55,50
Varians (s2) 79,82 65,82
Jumlah Sampel (n) 42 42
sgabungan 8,53
thitung 8,06
√( ) ( )
√( )( ) ( )( )
√
√
Lampiran 28
230
3) Menentukan ttabel
Taraf Signifikasi (α) = 5% = 0,05
Derajat Bebas (db) = n1 + n2 – 2 = 42 + 42 – 2 = 82
Keterangan :
n1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
ttabel = 1,67
4) Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar
dari ttabel, yaitu 8,58 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
H1 diterima. Artinya rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada kelompok kontrol.
TABEL I
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVE NORMALDARI O SID Z
z 01234567890r00r1020J014
050'60;l0r8019
1r0lrlt?13LA
2r02rl22232r4
2S216
\72$29
3ro311
123r33l353$3;73"8
3p
r5l16L;t1"8t9
@ ol,2o03,9g 04,38 04,78 05,17
w g3 08,32 08,71 09,10
ll,7g. 12,17 12,55 17,93
15,54 15,91 16,28 16,64
19,85 20,1923,24 23,5726,42 26,7329,39 29,6732,12 32,38
34,61 34,8536,86 37,0838,88 39,U40,66 4iA,82
42,22 42,36
43,57 43,74u,74 44,8445,73 45,8246,56 46,6447,26 47,32
47,83 47,8848,30 48,3448,68 48,7148,98 49,0149,22 44,25
49,41 44,4349,56 49,5749,67 49,6849,76 49,7749,82 40,83
49,n 49,8849,91 49,9149,94 49,9449,95 49,9649,n 49,97
49,98 49,9849,99 49,9949,99 49,9949,99 49,99
50,00 ' 50,00
0l,60 01,9905,57 05,9609,48 09,87I3,31 13,68
17,00 17,36
2054 20,8823,89 24,222793 27,3429,95 30,2332,64 32,89
35,08 35,3137,29 37,4939,25 39,M4099 41,1542,51 42,65
43,82 43,9444,95 45,0545,91 45,9946,71 46,7847,38 4'1,44
47,93 47,9848,38 48,4248,75 48,7840,04 49,W49,27 49,29
49,45 49,46
49,59 49,6049,69 49,7049,77 49,7849,U 49,84
49,88 49,8949,92 49,y249,94 49,9449,96 49,9649,97 49,97
49,98 49,9849,99 49,9949,99 49,9949,99 49,?9
50,00 50,00
4739 tJZ,'19
06,36 06,7510,26 10,64
14,06 14,4317,72 18,08
21,23 21,5724,54 24,86n,g 27,9430,51 30,7833,15 33,40-
35,54 35,7737,7A 37,9039,62 39,8041,31 41,4742,79 42,y2
44,A6 44,1945,15 45,2546,08 46,1646,86 46,9347,50 47,56
48,03 48,0848,46 48,5048,81 48,8449,09 49,1I49,31 49,32
49,48 49,4949,6t 49,6?49,71 49,724939 49,7949,85 49,85
49,89 49,8949,92 49,9249,94 49,9549,96 49,9649,n 49,97
49,98 49,9849,99 49,9949,99 49,9949,99 49,99
50,m 50,00
u3,ly uJ,)y07,14 07,53I 1,03 I l,4l14,80 15,1718,44 18,79
21,90 22,2425,17 25,4928,23 28523196 31,3333$5 33,89
35,99 36,2138,10 38,3039,n 40,1541,62 413743,6 43,19
44,29 44Al45,35 45,4546,25 46,3346,99 47,0647,61 47,67
48,12 48,1748,54 485748,87 48,9049,13 49,1649,34 4936
49,51 49,5249,63 49,U49J3 49,7449,80 49,8149,86 49,W
49,m 49,W49,93 49,9349,95 49,9549,y7 49,9749,y1 49,98
49,98 49,9849,99 49,9949,99 49,9949,99 49,99
50,00 50,00
19,15225725,8028,813159
34,1336A338,4940,3241,92
43,32445245,5446,4147,13
4t3248,2148,6148,9849,18
49,384e5349,65403449,81
49,n49,9049,9349,9549,97
49,9849,9849,w49,w50,00
19,5022,9126,1129,1031,86
34,3836,6538,69404942,W
43A544,6345,6446,4947,19
47,7848,?fi48,@48,9649,?n
49,40495s49,ffi49,7.5
49,92
49,w49,91499349,9549,n
49,9849gS49,w49,99
50,00
TABEL II
NILAI-NILAI DALAM DISTFIIBUSI t
I
is untuk uji dua fihak (trvo tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
cr untuk uji satu fihak (one tail test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
I23
45678
910
1l12
13
t415
t6t718
19
202l2223242526272829304060120oo
1,0000,8160,7650,7410,7270,7180,71 1
o,7060,7030,7000,6970,6950,6920,6910,690,0,6890,6980,6990,6970,6970,6860,6860,6850,6850,6840,6940,6840,6930,6830,6830,681a,6790,6770,67 4
II
3,0781,8861,6381,5331,4761,4401,4151,3971,383
L,3721,3631,3561,3501,3451,3411,3371,3331,3301,3281,3251,323.1,321
1,3191,3 l81,3161,315L,3141,313
1,311
1,3101,3031,2961,2891,282
6,3142,9242,3532,1322,0151,9431,8951,8601,8331,8121,7961,7821,771,
1,7611,7531,7461,7401,7341,7291,7251,721
1,7L77,7141,7ll1,7081,7061,7a3'1,7011,6991,6971,6841,6711,6581,645
12,7064,3033,1822,7',16
2,57r2,4472,3652,306
,2,2622,2282,2412,1792,1602,1452,1312,1242JrAz,lal2,4932,0862,0802,47 42,0692,.A642,4642,0562,0522,0482,445?,0422,0212,0001,9801,960
31,8216,9654,5413,7473,3653,1432,9982,9962,8212,7 642,7182,6812,65A2,6242,6022,58,3
2,5672,5522,,5392,5282,5182,5082,5002,4922,4852,4792,4732,4672,4622,4572,42323942,3582,326
I
63,6579,9255,8414,6044,0323,7073,4993,3553,2503,1693,1063,0553,0122,9.77
2,9472,921
?,8982,8782,8612,8452,8312,8192,8072,7972,7872,7792,7712,7632,7 562,7 502,70t42,6642,6172,57 6
rABEL IIINILAI-NILAI T PODUCT MOMEhIT
NTaraf Signifikan
l.{Taraf Signifikan
NTaraf Signifikan
5Vo LVo 57a 17o 5Vo lVo
3
4
5
6
7
8
9
10
[;1,,
ll:L,,
l,'ilg20
2t
22
23
24
25
26
0,997
0,950
0,878
0,811
0,7 54
4,707
0,666
0,632
0,602
0,576
0,553
0,532
0,5t4
0,497
0,482
0,468
0,456
0,4M
0,433
4,423
0,413
4,444
0,396
0,388
0,ggg'0,990
0;9s9
0,917
4,874
0,834
0,798
4,765
0,735
0,709
0,684
0,661
0,647,
0,623
0,6q6
0;590
0,575
0,561
4,549
0,537
4,526
0,515
0,505
0,496
27
28
29
30
3l32
33
34
35
36
37
38
39
40
4t
42
43
M
45
46
47
48
49
50
0,391
437 4
0,367
0,361
0,355
0,349
0,344
0,339
0,334
0,329
0,325
0,320
0,316
0,3L2
0,30g
0,304
0,301
0,297
0,294
0,291 -
0,288
0,284
0,281
0,279
4,487
0,418
0,470
4,463
0,456
0,449
0,442
0,436
0,430
0,424
0,418
0,413
0,408
4,403
0,399
0,393
0,389
0,384
0,380
0,316
0,372
0,368
0,364
0,361
55
60
65
95
100
125
150
175
70
75
80
85
90
2A0
300 ;'400
500
600
7AA
800
900
1000
0,266
0,254
a,2M
4,235
0,221
0,22A
0,213
0,2a7
0,242
0,195
0,176
0,159
0,148
0,138
0,113
0,099
0,089
0,090
4,07 4
0,070
0,065
0,a62
a34s
0,330
0i,317
0,306
0,296
0,286
0,27 g
0,270
0,263
0,256
0,230
0,210
0,194
0,181
0,149
4,128
0,115
0,105
0,a97
0,091
0,086
0,081
TABEi- \'iNILAI-NILAJ CHI KUADRAT
dkTaraf si,enifikansi
507o 30Vo 20Vo l0Vo 57o, l7o
11
t213
t4l5
t6t718
19
20
21
22232425
1
2
3
45
67
8,9
l0
2627282930
0,4551,3862,3663,3574,351
5,3486,3467,3448,3439,342
10,34111,34012344L3,339,14,339
15,33816,33917,33818,33819,337
.20,33721,33722,33723,33724,337
25,336?,6,33627,33628,33629,336
l,a7 42,4483,6654,8786,464
7,2318,3839,524
10,656I I,781
121899
14,011
15, I 19
16,22217,322
18,41819,5I 1
20,60121,68922,775
73,85924,93926,01827,A9628,172
29,24630,31931,39132,46733,530
1,6423,2194,6425,9897,289
8,5589,803
I 1,03012,24213,442
14,63115,8L216,98518, l5 1
19,311
20,46527,6L522,76A23,90A25,039
26?171
27,30128,42929,55334,675
31,79532,91234,02735,13936,250
2,7064,6056,2511,7799,236
10,fl512,01713,36214,68415,987
17,27518,54919,8L221,06422,307
23,54224,76925,98927,2M28,412
29,61530,81332,40733,19634,382
35,56336,74137,91639,08740,256
I
3,8415,9911,8159,488
11,070
12,59214,06715,50716,91918,307
19,67521,42622,36223,68524,996
26,29627,58728,86930,1443l,4LA
32,67 |33,92435,17235,41537,652
38,88540,1 13
41,33742,55743,773
III
6,6359,214
11,34113,271
15,086
16,81218,47524,0902L,66623,209
24,72526,21727,68829,14130,578
32,00033,40934,80536,19137,566
38,93240,28941,63842,99044,3t4
45,64246,96348,27849,58850,892
-\-
Baristtas untukBaris bawah untuk
NILAI.NILAI UNTUK DISTRIBUSI F
5%1%
1
2
3
4
5.
o
7
I
9
10
11
161
4,052
18,51
98,49
7,71
21,20
6,6i
5,9913,74
5,5912,25
4,9610,04
4,W9,65
99,00
30,81
6,94
13.27
5,1410,92
4,74
4,468,65
4,268,02
4,'t07.56
16,69
5,41
19,25
99,25
28,71
6,39
5,191 1,39
9,01
28,24
6,2615,52
10,97
4,39
2345.859
99,33
8,9427,91
't5,21
4,95
8,19
3,58
6,37
3,37
5,80
3,225,391
s,osls.ozl
2375,928
't9,36
99,34
27,67
6,09
4,8810,45
4,21
3,797,00
3,506,19
3,29
5,62
2395,981
4,8210,27
4,1 5
8,10
99,38
8,81
27,U
6,0014,66
1 0,15
4,10
2426,056
99,40
8,78
27,23
14,&
4,7410,05
4,067,87
3,345,82
3,135,26
2,574,85
2,961
4,541
6,082
19,4
99,41
8,76
27,13
14,45
4,70
2U6,106
19,41
8,7427,05
5,91
7,72
3,976,47
2456,142
19,42
8,71
26.92
5,8714,24
4,U9,77
6,169
99,44
8,69
26,83
2,984,92
2,82
4,52
2,70q,ztl
19,44
99,45
8,66
14:02
4,56
2496,234
8,6426,60
5,7713 93
6,258't9,46
99.47
5,7413,83
19,47
99,48
8,6026,41
5,71
13,74
4,46
19,47
99,48
26,35
5,70
4.44
9,24
3,757,09Q2a
5,85
3.03
2s36,334
19,49
99,49
26,23
5,66
13,57
5,75
2,984,96
2,764,41
2536,323
19,48
99,49
8,5726,27
13,61
4,42
9,1 7
3,727,02
3,29
5,00
2,774,45
2,61
4,05
99,49
8,54
s,6511EO
4,38
9,07
2541 254
19,s01 19
99,501 9e,s0
8,s41 8,s326,141 26,12
s,64l 5,
13,481 13,46
4,37 | 4,36
3,68l 3,676.s0 | 6.BB
3.';!41 3,
5,67 | s,tis
2,s4 | 2,e34,88I 4.86
2,721 2.71
4,331 4.31
2,5s 1 2,s43,931 3.91
2,411 2,403,62 | 3,60
/
Vz= dk
PenyebutVr = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 16 20 24 30 4A 50 75 100 20012
13
14
ll
16
17
1B
19
20
21
22
23
24
25
26
4,759,33
4,67
9,07
4,60
8,86
4,54
8,68
4,49
8,53
4,45
8,40
4,41
8,28
4,38
8,18
4,35
8,10
4,32
8,021
4,301
7,e4l
4,2817,881
4,261
r82l4.241
7,771
4,2217,721
3,886,93
3,80
6,71
3,74
6,51
3,686,36
3,63
6,23
3,596,11
3,556,01]
3,52
5,e31
3,49 i
5,8s I
3,4715,781
3,441
5,721
3,4215,661
3,401
s,611
3,381
5,571
3,37 |
5,531
3,495,95
3,41
5,74
3,34
5,56
3,29
5,42
3,24
5,29
3,20
5,18
3,165,09
3,13
5,01
3,104,e4]
3,071
4,871
3,051
4,821
3,031
4,761
3.01 I
4,721
2;991
4,681
2,s81
4,641
3,265,41
3,18
5,20
3,11
5,03
3,06
2,801
4,261
2,78ll4,22]'
2,761
4,181
2,7414.141
4,89
3,01
4,77
2,96
4,67
2,934,58
2,90
4,50
2,874,43
2,U4,37]
2,8214,31i
3,115,06
3,02
4,86
2,964,69
2,90
4,56
2,85
4,44
2,81
4,U
2,774,25
2,74
4,17
2,71
4,1
2,684,04]
2,661
3,991
2,el3,941
2,62:l3,e01
2,601
3,861
2,591
3,s2 |
3,004,82
2,92
4,62
2,854,46
2,79
4,32
2,74
4,20
2,704,10
2,664,01
2,633,94
2,603,87
2,57)3,811
2,55 |
3,761
2,531
3,711
2,s1 I
3,671
2,4g13,631
2,4713,591
2,924,65
2,U4,44
2,774,28
2,70
4,14
2,66
4,03
2,62
3,93
2,58
3,85
2,55
3,77
2,52
3,71
2,4g
3,65l
2,471
3,59 |
2,4513,54
|
2,$l3,501
2,4113,461
2,39 |
3.421
2,854,50
2,77
4,30
2,704,14
2,64
4,00
2,59
3,89
2,55
3,79
2,51
3,71
2,48
3,63
2,45
3,56]
2,421
3,51 |
2,401
3,4s1
2,381
3,41 I
2,361
3,361
2,ul3.321
23213.2e 1
2,804,39
2,724,19
2,654,03
2,59
3,89
2,54
3,78
2,50
3,68
2,46
3,60
2,43
3,52
2,401
3,45 |
?,3713,401
2.351
3.351
23zl3,301
2,301
3,25 |
2.281
3,21 I
2,2713,1 71
2,764,30
2,67
4,10
2,60
3,94
2,55
3,80
2,49
3,69
2,45
2,281
3,21 I
3,131
2,22|i3.oe l
3,59
2,41
3,51
2,38
3,43
2,353,37
2,323,31
2,303,26
2,2613.17 t
?,24]|
3,52
2,37
2,724,22
2,634,02
2,563,86
2,51
3,73
2,45
3,61
2,41
2,31
3,301
2,2e1g,241
2,26,|3,181
2,24l.
3.141
2,22.3,091
2,2013,051
2,181
3,021
3,:44
2,34
3,36
2,694,16
2;603;96
2,53
3,80
2,48
3,67
2,423,55
2,38
3,45
2,34
3,07
2;31
3,30
2,28
3,23
2,25
3,17
2,23
3,12
2,20)3,071
I
2,181
3,031
2,16
2,99
2,15
2,96
2,44,05
2,55
3,85
2,483,70
2,433,56
2,37
3,45
2,333,35
2,293,27
2,263,19
2,293,13]
2,201
3,071
2,181
3,021
2,14l|2,g7|
2,nl2,e31
2,11l|2,891
2,101
2,861
2,603,98
2,51
3,78
2.44
3,62
2,39
3,48
2,333,37
4,2e3,27
2,25e to
2,21
3,12
2,183,05
2,15
2,99
2,13
2,94
2,102,89]
2,09]
2,851
2,061
2,811
2,05 |
2,771
2,543,86
2,46
3,67
2,39
3,51
2,33
3,36
2,28
3,25
2,23
3,16
2,19
3,07
2,15
3,00
2,12
?,s4
2,092,88
2,072,83
2,04
2,78
2,A2
2,74
2,oo]
2,701l
I OOl
2,661
2,5A3,78
2,42
3,59
2,35
3,43
2,29
3,29
2,24
3,1 8
2,193,08
2,15
3,00
2,11
2,92
2,082,86
2,052,80
2,032,75
2,002,70
1,98
2,66
1,96
2,62
1,95
2,58
2,463,70
2,38
3,51
2,31
3,34
2,25
3,20
2,20
3,10
2,15
3,00
2,11
2,91
2,07
2,84
2,04
2,77l
2,001
2,721
1 ,981
2,671
1 ,961
2,62ll
1 ,941
2,ss I
1 ,921
2,541
1,sol2.50I
2,423,61
2,34
3,42
2,273,26
2,21
3,12
2,163,01
2,11
2,92
2,07
2,83
2,02
2,76
1,99
2,69
1,96
2,63]
1,e31
2,58i
1,91 I
2,53 |
1 ,891
2,49l|
1 ,871
2.451
1 ,851
2,411
2,4A3,56
2,323,37
2,243,21
, aa
3,07a ao
2,96
2,082,86
2,042,78
2,00c,tu
1,962,63
10e
2,58
1,91
z,cJ
1,88
2,48
1,86
2,44
1,84
2,40
1,82
2,36
2,363,49
2,28
3,30
2,21
3,14
2,15
3,00
2,09
2,89
2,042,79
2,002,71
loA
2,63
1,92
2,56
1,89
2,51
1,87
2,46
1,U2,411
l
1,82l
2,36 |
1,80 |
2,321
1 ,781
2,281
2,353,46
2,263,27
2,193,1'l
2,12, o'7
2,072,86
2,,02
I,to
1,98
2,68
1,94
2,60
1,90
2,53
't,87
2,47
1,841
2,42]|
1,S21
2371
1,801
: ::l|,t t I
2.29l.
1 ,761
2.251
2,323,41
2,243,21
2,163,06
2,102,92
2,442,80
-1 00
2,700
1,95
2,62
1,91
2,54
1,872,47
1,84
2,42l,
1,81 |
237l
1,791
x2l1,761
2,27li
1,74l'2,nl1,721
alsl
Vz= dk
PenyebutVr = dk pembilang
1 2 3 4 5 6 7 8 I l0 11 't2 14 16 20 24 30 40 50 75 100 I 200 500 0
27
28
29
30
32
*r/+
36
1A
40
42
*
46
4B
50
55
4,217,68
4,20
7,il4,18
7,60
4,17
7,56
4,15
7,50
+rtJ7,M
4,11
7,39
4,107,35
4,09/.., I
4,07
7,27
4,06
I ,1.+
tn\7,21
4,04
7,19
4,03
7,17
4,02
7,12
3,355,49
3,345,45
3,33
5,42
3,32
5,39
3,305,34
3,28(ro
3,26
5,25
J,Z)5,21
3,235,1 I3,22
5,15
J,Z I
E ID
3,205,10
3,19
5,08
3,1 8
5,06
3,17
5,01
2,964,60
2,9s4,57
2,934,54
2,924,51
2,904,46
2.884,42
2,864,38
2,854,34
2.844,31
2,834,29
2,824,26
2,81
4,24
2,804,22
2,794,20
2,784,16
2,734,11
2,71
4,07
2,704,M
2,69
4,02
2,67
3,97
2,65
3,93
o a.,
3,89
2,62J,50
2,61
3,83
2,59
3,80
2,583,78
2,57
3,76
2,56
3,74
2,563,72
2,543,68
2,573,79
2,563,76
2,54
3,73
2,533,70
2,51
J,OO
2,49
3,6t1
2,483,58
1,103,54
2,453,51
2,44
3,49
2,43J,4O
2,42
3,44
2,41
3,42
2,40
3,41
2,38
J,,7 t
2,463,56
2,443,53
2,43
3,50
2,42
3,47
2,403,42
2,38
3,38
Z,JO
3,35
2,353,32
2,34Q'O
2,32
3,26
. 2,31
3,24
2,303,22
2,303,20
2,29
3,18
2,?7
3,15
3,12
2,24
3,10
2,23
3,07
2,22
3,05
2,373,39
2,36
3,36
2,35
3,33
2,U3,30
2,32
3,25
2,30
3,21
2,28
3,18
2,263,15
2,25
2,21
3,04
2,20
3,02
2,18
2,98
2,303,26
2,29
3,23
2,28
3,20
2,27
3,17
2,25
3,12
2,23
3,08
2,21
3,04
2,193,02
2,182,99
2,17
2,96
2,162,94
2,14
2,92
2,14
2,90
2,13
2,88
2,11
2,85
2,092,82
2,08
2,252,14
2,24
3,11
2,22
3,08
2,21
3,06
2,19
3,01
. 2,172,97
2,152,94
2,142,91
2,122,88
2,11
2,86
2,10
2,84
2,80
2,07
2,78
2,05
2,75
2,203,06
2,19
3,03
2,18
3,00
2,162,98
2,14
2,94
2,12
2,89
2,10
2,86
2,092,82
2,072,80
2,06
2,77
2,05
2,75
2,U2,73
2,03
2,71
2,02
2,70
2p0466
2,162,98
2,15
2,95
2j42,92
2,12
2,90
2,102,86
2,08
2,82
2,06
2,78
2,052,75
2,04?,73
2,02
2,70
2,01
2,6.8
2,00
2,66
1,99
2,64
1,98
2,62
1,97
2.59
2,132,93
2,12
2,9A
2,10
2,87
2,09
2,W
2,072,80
2,05
2,76
2,03
2,72
2,022,69
2,002,66
1,99
2,U1,98
2,62
1,97
2,60
1,96
2,58
1,95
2,56
1,93
2,53
2,08]2,83
2,06
2,80
2,05
2,77
2,U2,74
2,,02
2,70
2,.00
2,66
1,98
2,62
1,962,59
1,95
2,56
1,94
2,54
1,92
2,52
1,91
2,50
1,90]
2,48)I
1,90i
2,461
1,S81
2,$l
2,032,74
2,02
2,71
2,002,68
1,99
2,66
1,97
2,62
1,95
2,58
1,93
2,54
1,922,51
1,90
2,49
1,89
2,46
1,88
2,44
1,87
2,42
1,86
2,40
1,85
2,39
1,83
2,35
1,972,63
1,96
2,60
1,94
2,57
1,93
2,55
1,91
2,51
1,89
2,47
.1.,872,13
1,85
2,40
1,84
2,37
1,82
2,35
1,81
a,01
1,80
2,30
1,79
2,28
1,78
2,26
1,76
2.23
1,932,55
1,91
2,52
1,90
2,49
1,89
2,47
1,86
2,42
1,84
2,38
1,82
2,35
1,80
2,32
1,79
2.29
1,78
2,26
1,76
2,24
1,75
2,?2
1,74
2,20
1,74
2,18
1,72
2,15
1,882,47
r,riz2,44
1,85
2,41
1,84
2,38
1,82
?,34
1,80
2,30
1,78
2,26
1,762,22
1,742,20
1,73
2,17
1,72
2,15
1,71
2,13
1,70
2,11
1,69
2,10
1,67
2,06
1,81
2,35
1,80
2,32
1,79
2,29
1,76
2,25
1,74
2,21
1,72
2,17
1,71
2,'14
1,69
2,11
1,68
2,08
1,66
2,06
1,65
2,U
1,64
2,02
1,63
2,00
1,61
1,96
1,842,38
1,802,33
1,78
2,30
1,77
2,27
1,76
2,24
1.74
2,20
1,71
2,15
1,69
2,12
1,67
2,08
1,66
2,05
1,64
2,02
1,63
2,00
1,62
1,98
1,61
1,96
1,60
1,94
1,58
1,90
'1,76
2,25
1,75
2,22
1,73
2,19
1,72
2,16
1,69
2,12
1,67
2,08
1,65
2,04
1,63
2,00
1,61
1,97
1,6
1,94
1,58
1,92
1;52
1,90
1,56
1,88
1,55
1,86
1,52
1,82
1,71
2,16
1,69
2,13
1,68
2,10
1,66
2,07
1,64
2,02
1,61
1,98
1,59
1,94
1,571,90
1,55
1,BB
1,54
1,85
1 r^a
1,82
1,51
1,80
1,50
1,78
1,48
1,76
1,46
1.11
1 ,7412,211
1,72|
?:]ile,rsl
l:?:l1 ,671
2,08 |
r,oclz,oa
I
1 ,621
z,oo I
I ,61
r,szl
r,ssl
',e4l1 ,571
r,sr I
,,sol
tfil1,861
r,ssl,,*l
;:331
1,501
1 7Bl
1,682,12
1,67
2,09
1,65
2,06
1,64
2,03
1,6'l
1,98
1(o1,94
1,56
1,9
1,54
r,86
1 ,531,&r
1,51
1,80
r,501,78
I ,4B
l,/f)
1,4717'1
1,40
1 ,71
1,43
1,66
1,St1
1.51r
t,B/'1,53
1,84
1,51
1,81
1,49
I ,78
r,4t.)
\ ,'7',)
1,,16
1,7?_
1,45
1,70
1,44
1,68
1 ,41
r,oa l
1,672,1C1
1,65
?,06
1,&2,03
1,62
2,01
1,59
1,96
1,57
1,62
1,38
1,57
1,34
1,51
1,31
1,74
1,45
1,70
1,42
1,64
1,391,59
1,37
1,451,qe
1,421,64
1,41
1,61
1,702,12
1,68
2,09
1,67
2,07
1.65't,94
1,57
1,89
1,551,85
1,54
1,83
1,521,79
1,491,74
1,471,71
2,09
1,67
2,04
'1,65
2,01
1,64
1,852,37
1,84
2,U
1,83
2,32
2,701
2,01 |
2,67J
1,99
2,64
1,97
2,59
1,952,56
1,94
2,74
2,032,69
2,01
2,65
2,002,62
2,172,95
2,152,93
2,142,91
2,12
2,102,82
2,082,79
2,072.76
2,032,69
2,02
2,66
2,01
2,U
2,192,99
2,17
2,122,85
2,10
2,293,17
2,27
3,14
2,263,11
3,06
2,22
3,04
2,21
3,02
3,511
2'Ml3,471
2,43
3,44
2,41
3,41
2,393,36
2,38
3,34
3,094,82
3,07
4,66
4,007,08
3,99
7,04
3,926,84
3,91
6,81
3,89
6.76
6,70
3,85
6,66
3,84
6,64
60
65
70
80
100
125
150
200
400
1000
oo
1,41
1,63
1,391
1,37
1,35I (,
1,30
1,46
1,27
1 ,40
1rr.1 ,37
1.22114
1 ,16\,24
1,1
1,19
1,1'l
1.15
1,00
1,00
IJJI REFERENSI
Nama . Ega Pratiwi Mandasari
NIM 10e017000038
Jurusan / Fakultas . Pendidikan Matematika / FITK
Judul Skripsi . Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,
Visual, Intelektual) terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa
Judul Buku dan Nama Pengarang
Paraf
Pembimbing
IPembimbing
IIBAB I
1) Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul HarisRosyidi, Menilai Kreativitas Slsr+,a dalamMatematika, (Prosiding Seminar NasionalMatematika dan Pendidikan Matematika"Peranan Matematika dan Terapannya dalamMeningkatkan Mutu Sumber Daya ManusiaIndonesia" di Jurusan Matematika FMIPAIJnesa, 28 Februari 2005), h. l.
Ali Mahmudi, Mengembangkan KemampuanBerpikir Kreatif Sisv,a Melalui PembelajaranTopik Pecahan, (Seminar Nasional "Aljabar,Pengajaran, dan Terapannya" di JurusanPendidikan Matematika FMIPA UNYYogyakarta, 31 Januari 2009), h. 1.
Tatag Yuli Eko Siswono dan Abdul HarisRosyidi, Menilai Kreativitas .$.$a,a dalamMatematika, (Prosiding Seminar NasionalMatematika dan Pendidikan Matematika"Peranan Matematika dan Terapannya dalamMeningkatkan Mutu Sumber Daya ManusiaIndonesia" di Jurusan Matematika FMIPAIJnesa, 28 Februari 2005), h. 2.
2\
3)
fr-
b
U"
fv
f,
tv
-.4
4)
5)
Ali Mahmudi, Mengembangkan KemampuanBerpikir Kreatif Sisw'a Melalui PembelajarartTopik Pecchant, (Seminar Nasional "Aljabar,Pengajaran, dan Terapannya" di JurusanPendidikan Matematika FMIPA UNYYogyakarta, 31 Januari 2009), h" l.
Roebyarto, Pendekatan SAVI, (ArtikelPendidikan, 2008) diakses 17 Desember 2Ol2pukul 22'.45 darihtip-,,1-rce-i:-"1:iitt:-': tl:r"11!ii:l: :triiri"liiiir-ititl'i1!:1r: : i
Dave Meier, The Accelereted LearnilrgHandbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa,2002),h.91-92.
Dave Meier, The Accelereted l-eaningHanelbook (Terjemahan), (Bandung. Kaifa,2002), h.90-91.
6)
7)
A"
W
b
,i
fr
fv
ftfr
BAB IIDave Meier, The Accelereted LearningHandhook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa,2A04.h. et-ez
Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching(Terjemahaty', (Bandung. Kaifa, 2004), h. 85.
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, QuantumLearning (Terjemahan), (Bandung: Kaifa,2005), h 118-120
Dave Meier, The Accelereted LeaningHandbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa,2002), h.95.
Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching(Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2004), h. 85.
Bobbi De Porter, et. al, Quantum Teaching(Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2004), h. 85.
Dave Meier, The Accelereted LearningHandbook (Terjemahan). (Bandung. Kaifa,2A02\. h.99.
1)
2)
3)
4)
s)
6)
7)
k)t-
+
A,
*,
b
k
ftfr@
ar,ftM
8) Rusman, Model-Model PembelajaranMengembangkan Profesionalisme Guru,(Jakarta. PT RajaGrafindo Persada, 2011), h.
373-374.
9) Tatag Yuli Eko Siswono, Model PemhelajaranMatematika Berbasis Penga.juan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuatt Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 12.
10)Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kreatrf, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 13.
11) Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 13.
L2)Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelalaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah unluk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 14.
13)Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematilm Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpihr Kreatd, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 15.
14) Utari Sumarmo, Berpikir dan DisposisiMatematik: Apa, Mengapa, dan BagaimanaDikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung:FMIPAUPI,20I0), h. 10.
15)Ali Mahmudi, Mengembangkan KemampuanBerpihr Kreatif Sisw'a Melalui PembelajaranTopik Pecahan, (Seminar Nasional "Aljabar,Penqaiaran. dan TeraDannva" di Jurusan
Pendidikan Matematika FMIPA LINYYogyakarta, 31 Januari 2009), h. 2-3.
16)Utami Munandar, Mengembangkan Bakat danKreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PTGramedia, 1999) cet . ke-3, h 45.
l7)Utami Munandar, Mengembangkan Bakat danKreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PTGramedia, 1999) cet . ke-3, h. 48.
l8) Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuart Berpikir Kreatif, (Surabaya.Unesa University Press, 2008), h.24.
19)Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematiko Berbasis Pengajuan dnnPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuarr Berpihr Kreatif, (Surabaya.Unesa University Press, 2008), h 20.
20) Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h.20-21.
21) Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah ttntuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kreatrf, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 18.
22)Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengaiuan dnnPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpihr Kreatif, (Surabaya.Unesa University Press, 2008), h. l8-19.
Z3)Utai Sumarmo, Berpikir dan DisposisiMatematik: Apa, Mengapa, dan BagaimanaDikembangkan pada Peserta Didik, (Bandung.FMIPAuPI,201o), h. 11.
ftft4:
hM
tu
24) Ni Mahmudi, Mengembangkant KemampuanBerpikir Kreatif Siswa Melalui PembelajaranTopik Pecahan, (Seminar Nasional "Aljabar,Pengajaran, dan Terapannya" di JurusanPendidikan Matematika FMIPA I-INrYYogyakarta, 31 Januari 2009), h. 2-3.
25) Tatag Yuli Eko Siswono, Model PembelajaranMatematika Berbasis Pengajuan danPemecahan Masalah untuk MeningkatkanKemampuan Berpikir Kreatif, (Surabaya:Unesa University Press, 2008), h. 23.
N
A"
p'
r,BAB III
l) Hamid Darmadi, Metode PenelitianPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 36.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode PenelitianPendidikan, @andung: PT Remaja RosdakaryaOffset,2008), cet. IV, h. 59.
H. Erman S. Ar, Evaluasi PembelajaranMatematika, (Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia, 2003), h I l9-120
Sumarna Surapranata, Analisis, L'aliditas,Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.IV, h. s9.
H. Erman S. Ar Evaluasi PembelajaranMatematika, (Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia, 2003), h. 153-154.
H. Erman S. Ar, Etaluasi PembelajaranMatematika, (Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia, 2003), h. 139
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas,Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes,
(Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.IV, h. 12.
Sumarna Surapranata, Analisis, lhliditas,Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes.
2)
3)
4)
s)
6)
7)
8)
LW
kb
&^
#A"
b
P
?@
akflfr
l-n '."..
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.IV, h 2t
9) Sumarna Surapranata, Analisis, l/aliditas,Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet.rY. h. 23.
10)H. Erman S. Ar, Evaluasi PembelajaranMatematilm, (Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia, 2003), h. I 6 1.
fv
ll)M. Subana, M. Rahadi, dan Sudralat, Statistikl /l nPendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), | /.Y'
q>
r,r,@r,
cet. I, h. 124 - 127.
")5:i'i; 'i?':,::::: "::o !:::*': !':::!::l hSosial, (Jakarta: PT Rosemata Sampurna,2010), Cet. IIL h. 118
l3)M. Subana, M. Rahadi. dan Sudrajat. Sratisrikl t{VPendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2000), I lXcet. I. h.l7l-173.
'ol fJ::r,:i": ^,:::2"Y,,n,"'|'!.k n, '::?!:""'l fu(Bandung: Alfabeta, 2012),Cet.2l, h. 153.
Lia Kurniawati. M.Pd
Iakarta, Februari 2015
Pembimbing fI
Dr. Tita Khalis Marryati. M.KomNIP.19690241 99903 2 003
Mengetahui,
Pembimbing I
NrP. 19760521 200801 2 008
KEMENTERIAN AGAMA,f,& UtN JAKARTAtt;fi FtrKi-Hl!.I Jt tt H. JuandaNogsctputatl54l2trdonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-085
Tgl. Terbit : 'l Maret 2010No. Revisi: : 01
Hal I
PERMOHONAN SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
NomorLarnpiranPerihal
:lstimewa: Satu berkas Proposal: Binrbingan Skripsi
Kepada Yth.Ka. Subbag Akadeniik & KemahasisrvaanFakultas Ihnu Tarbir,ah dan KequruandiTempat
As sal anru' alaikum wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini
Iakarta, 29 -9- )-b(3
Nama :
NIM :
Jurusan/Prodi :
Semester :
EGA ?RnTwt Mac<ons'nerrc9o11aa6o 3Zlurks0
Dengan ini mengajukan permohonan surat bimbingan skripsi, sebagai salahsatu syarat menyelesaikan program S- 1 (Strata 1) UIN Syarif Hida.vatuliah
nh[ek erhado h Berrzi tci r keahf\Aatemq Fq tts- a
Dosen Pembimbing SkriPembimbing I :
Pembimbing II :
osi yans diusulkan:'ffi -hcr, t<rrr^tcrr^lcl.t i 7 M.aet
l\4
t l\4"tur\U
Sebagai bahan pertirnbangan saya lampirkan proposal.Denrikian pennohonan ini saya san-ip.aikan. atas perhatiannya diucapkanterima kasih.
Was s alamu' alaikum y,r. v, b.
Ter-nbusan:1. Dosen Penasehat Akademik
Mengetahui,lil'ib"" Ma,lerro{iEaKetua Juru
", M. TJ
tg160s 2b I 9Lo3z ooL
(.aa PrakwiNIM. 10go17oooo3A
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKA. k. H. Jwrr& No Cipr-M 15!12 ffi,Esa
SURAT BIIIEBIHGAN SKRIPSI
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKDOB1Tgl. Terbit : 1 Maret 20.10
Nornor : Un.0 iiF. 1/KM.01 .it..,. li).?.tZOULamp. :-Hal ; Bimbingan Skripsi
Jakarta, 25 Septernber 2013
Keyard* 1't!r-
1 . LiaKunriar',,ati, M.PCz. l)r. Tita Khalis N{ary'ati, N{.Korn
Pen:bimbiugr, SkripsiFakuIEs Ilnrrr Tarti;'ah dac Kegur*anUIN Syalif HidayarullahJakarta.
Assalamu' al a ihtm v' r. v,h.
**ga:r ;ni diliarapkan kesediaax Sarrd*ra untuli menjadi penrhinrbing IiIIQnateri/tekni s) penuli san skripsi mahasiswa:
Narna : Ega pratiu.i Mandasari
NIM :109017000033
lirn:-tao : pe,odidikaa iHatematika
Sernester : 9 (sernbilan)
Judul Stcripsi : Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori. Visual, Intelekrual)
ter hadap Kern ampuan B erpikir Kreatif lr,{atematika S i su,a
Jr:dul terset::t telah rliset*jr{ eteh Jr:r*se yar:g bersscgketan pade tanggal ? Agustus ZA13 ,abstraksi/oatline terlanpir Saudzua dapat rnelakukan p"*buhu, iedatsioiit pada jirdul tersebut.Apabila perubahan substansial dianggap perlu, moiron pembimbing menghubungi Jurus:1terlebih dahulu.
Bit*bi*gau skripsi hri diharapkaa selesai dalarir wsktrr 6 {enani} btlarl dan dapat diperpanjangs€tsnra 6 {enm} bularl beikutnya t-drpa sErat paptnjangm-
Atas perhatian dan ke,rja sama saudar4 kami ucapkan terirna kasih.
Wassal*mu' aia ihtm wr.trb.
tuI.Pd
a.n.
Ternbusan:I. DelianFITK2. Mahasiswa ybs
1s503 2 002
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJ!. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 tndonesia
ffii,tffiww"P-i
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: ; 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
Nomor : Un.Ol/Ft./KM .01 3 I "29L.t2014I-amp" : -Hal : Observasi
Nama
NIM
Jurusan /Prodi
Semester
Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Iakarta, Maret 2014
Kepada Yth.
Kepala SMP Negeri 13
Di Tempat
Assalamu' alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Ega Pratiwi Mandasari
1 090 1 700003 8
Pendidikan Matematika
X (Sepuluh)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian skripsi, mahasiswa tersebutmemerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaanSaudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
lYas s al amu' alaikum wr.wb.
a.n. Dekan
ffi.rrypEr'lrtrnis#--l."r
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITK,n. fr. H. Juanda No 95 Ciputat 1il12 lndo.nxia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl.Terlcit :1Maret2010No. Revisi: : 01
1t1Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01 /F. 11KM.01 .31..........1201 4Lamp. : Outline/ProposalHal :Permohonan lzin Penelitian
Jakarta, 14Maret2014
Kepada Yth.
Kepala Sekolah SMP N 13 Tangerang SelatandiTempat
Assala m u' ala iku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
: Ega Pratiwi Mandasari
:109017000038
: Pendidikan Matematika
Semester :10 (sepuluh)
Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, lntelektual)
terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa
adalah benar mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yangsedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassala m u' a I a i ku m wr.wb.
a.n. Dekan
Nama
NIM
Jurusan
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
aifahnda ra,lV{.PdNIP. ie70052 r996C3 2402
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATANDINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 13 I(OTA TANGERANG SELATANJl. Beruang II Peladen Pd. Ranji cipr"rtat Tirnur Tangerang Selatan 15412,
Telp. 021-73 54472
SURAT KETERANGANNo :424ltl FS.I(etlsmpn. I 3 tangsel/20 I 4
Yang bertanda tangan di bawah ini, I(epala SMP Negeri l3 I(ota Tangerang Selatan, menerangkan
bahwa:
Nama
NIM
Prograrn Studi
Fakultas
Semester
EGA PRATIWI MANDASARI
I 090 1 700003 8
Pendidikan Matematika
Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan Universitas Islarn Negeri (UIN) Jakarta
X (Sepuluh)
Benar nama tersebut di atas telah rnelal<sanakan Penelitian (Riset) pacla sekolah yang kami pimpin
se.ialctanggal l5 April-21 Mei 2014, gLrnapenyelesaian penyusurlan Skripsiybs. dengan judul ,,
Pengarulr Penclekatan SAVI(Somntik, Auditori, Visual, clon Intelektual) terhaclop Kemapuan
B e rp i k ir i{re at if l,iritentr ti k t,Sisr.;n "
Demikian surat keterangan ini di buat untuk digunakan pada keperluannya.
Cipu!a! Timur, 21 Mei 2014
, , '- Kgp4{.a S.ekolah'i
ll 198003 1 012