pengaruh pendapatan daerah terhadap indeks …

22
PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA, PROPORSI PENDUDUK MISKIN, DAN INDEKS GINI DENGAN BELANJA MODAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL MODERASI TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Magister Akuntansi (S2) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta Disusun Oleh: LARASATI KARINA WULANDARI 121700585 PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2019

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA, TINGKAT PENGANGGURAN

TERBUKA, PROPORSI PENDUDUK MISKIN, DAN INDEKS GINI

DENGAN BELANJA MODAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DAN OPINI LAPORAN

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL

MODERASI

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Magister Akuntansi (S2)

pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

Disusun Oleh:

LARASATI KARINA WULANDARI

121700585

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 3: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

1

PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA,

PROPORSI PENDUDUK MISKIN, INDEKS GINI DENGAN BELANJA

DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING DAN OPINI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Larasati Karina Wulandari

STIE YKPN Yogyakarta

[email protected]

Abstract

Fiscal decentralization and regional autonomy are the authority granted by the

central government to regional governments to independently explore and manage

income and expenditure in economic development. The purpose of fiscal

decentralization is to increase national allocations, reduce disparities between

regions, and provide services to the community, and improve the social welfare of the

Indonesian people. As a form of accountability in carrying out government activities,

local governments are required to prepare financial reports in the form of APBD

realization that is audited by BPK. Audit opinion given by BPK shows the quality of

government.

This study aims to determine the effect of regional income on social welfare

consisting of human development index, unemployment, poverty, and income

inequality through capital expenditure and economic growth as an intervening

variable and audit opinion as a moderating variable. The study was conducted in 34

provinces in Indonesia during the 2015-2017 observation period using purposive

sampling method obtained 102 data samples. Hypothesis testing is done using

Structural Equation Model from WarpPLS. The results showed that regional income

had a positive effect on capital expenditure, audit opinion was able to moderate the

relationship of regional income with capital expenditure, economic growth had a

positive effect on poverty and income inequality, but had a negatif effect on the

human development index and unemployment.

Key words: regional income, capital expenditure, opinion audit, economic growth,

HDI, unemployment, poverty, and income inequality.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

2

I. PENDAHULUAN

Otonomi Daerah (otda) dimulai sejak 2001 akibat gejolak sosial yang terjadi

pasca reformasi, kebijakan ini diatur dalam UU 22/1999 dan UU 25/1999 yang

mengalami perubahan menjadi UU 32/2004 dan UU 33/2004. Salah satu tujuan otda

adalah untuk mendekatkan pemerintah kepada rakyatnya, agar pelayanan publik

dapat berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa

pemerintah daerah (pemda) lebih mengetahui keadaan dan aspirasi masyarakatnya

dibanding pemerintah pusat. Dengan adanya otonomi daerah pemda diharapkan dapat

menyelesaikan urusan daerahnya sendiri sehingga berada di posisi yang lebih baik

untuk dapat mencapai tujuan pembangunan daerah Sebelum era reformasi sistem

yang berlaku adalah sistem sentralisasi, yaitu semua keputusan berada di Pemerintah

pusat, sehingga pemerintah daerah (Pemda) tidak memiliki wewenang dalam

mengatur daerahnya. Akibatnya, terjadi kesenjangan sosial antar daerah akibat

pembangunan yang tidak merata. Untuk mengatasi hal ini pemerintah memberikan

dana transfer umum dan khusus untuk mengatasi ketimpangan secara vertical maupun

horizontal. Dana transfer umum terdiri dari DBH dan DAU, yang digunakan untuk

mengatasi ketimpangan pemerintah pusat dan daerah serta mengatasi ketimpangan

antardaerah. Pemda diwajibkan mengalokasikan Sedangkan dana transfer khusus,

terdiri dari DAK fisik yang digunakan untuk perbaikan kualitas kinerja (BOS),

peningkatan unit cost untuk pendidikan vokasi, afirmasi untuk daerah tertinggal,

terluar, transmigrasi dan DAK nonfisik yang digunakan untuk pemerataan layanan

publik, peningkatan alokasi pendidikan, serta penambahan subbidang GOR dan

perpustakaan daerah. Selain dana tersebut, terdapat dana otsus yang memiliki tujuan

utama untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur diberikan pada Provinsi NAD,

Papua Barat, dan Papua. Kemudian pada tahun 2012 diberikan dana keistimewaan

(Danais) DIY untuk mendukung pembangunan keistimewaan DIY. Tahun 2015

pemerintah memberikan dana desa kepada setiap desa untuk membiayai program

pemerintahan, melaksanakan pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat desa.

Desentralisasi fiskal merupakan pemberian wewenang untuk pengeluaran dan

pengumpulan pendapatan dari pemerintah pusat ke pemda. Desentralisasi pendapatan

memiliki kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan penerimaan

pendapatan yang dapat mengurangi ketergantungan pada pemerintah. Sedangkan,

desentralisasi pengeluaran memiliki pengaruh terhadap PE dengan pengeluaran yang

optimal (Nguyen dan Anwar, 2011). Pemda menerima kas daerah untuk mendukung

penyelenggaran kegiatan pemerintahan. Pendapatan yang diperoleh dari pajak,

retribusi, dan dari pemerintah pusat digunakan untuk pemerataan pendapatan dan

mengurangi kesenjangan antar daerah. Pemda diberikan kewenangan dalam mengatur

dana yang diterima untuk belanja dalam mendukung pembangunan ekonomi. Belanja

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

3

Modal (BM) menjadi komponen penting yang diperhatikan publik, karena mereka

ingin mengetahui apakah dana yang dibayarkan melalui pembayaran pajak telah

digunakan dengan semestinya dan berorientasi kepada kepentingan publik. BM

menjadi dasar evaluasi dan koreksi bagi pemerintah daerah dalam mengalokasikan

pengeluaran untuk melakukan pembangunan di daerahnya.

Pemerintah wajib mengelola keuangan negara secara akuntanbel dan transparan

dengan memperhatikan regulasi yang mengatur keuangan daerah. Dalam

menjalankan fungsi pelayanan kepada publik, pemda menyusun dan melaporkan

LRA APBD sebagai bukti pertanggungjawaban vertikal dan horizontal. Permendagri

No. 59/2007 menjelaskan proses penyusunan RKA-SKPD tentang anggaran berbasis

kinerja dan akuntabilitas, anggaran ini menuntut adanya output yang optimal. UU No.

15/2004 memberikan amanat kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk

melakukan pemeriksaan terhadap pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

secara mandiri yang dipublikasikan melalui Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester

(IHPS). Pemeriksaan keuangan negara merupakan proses mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengevaluasi laporan keuangan secara professional dan objektif

untuk menilai kredibilitas dan keandalan mengenai pengelolaan dan tanggung jawab

terhadap keuangan negara (SPKN, 2017). Pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK

meliputi keuangan, kinerja, dan PDTT.

Opini yang diberikan auditor mencerminkan kualitas laporan keuangan. Semakin

baik opini yang di dapat menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan yang

dilaporkan sudah sesuai dengan rencana anggaran. Pengelolaan APBD yang dikelola

dan direncanakan dengan baik akan berdampak pada kualitas laporan keuangan

pemda, karena setiap anggaran menjabarkan secara rinci rencana untuk pengeluaran

dan pendapatan, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada publik (Nurdiono et

al., 2016). Pemda perlu menunjukkan kinerja mereka dalam menjalankan program

pemerintah yang tercermin dalam laporan keuangan, terutama realisasi anggaran yang

harus di audit oleh BPK. Evaluasi kinerja pemda tidak hanya melalui kualitas laporan

keuangan namun dapat melalui kinerja administrasi pemda yang dievaluasi oleh

Mendagri (Sutopo et al., 2017).

DF merupakan indikator yang tepat untuk membantu pemerintah dalam

membandingkan dan mengidentifikasi sejauh mana desentralisasi mendorong

pertumbuhan ekonomi (Slavinskaitė, 2017). Pembangunan di suatu daerah

merupakan kerjasama pemerintah daerah dan swasta dalam mendorong pembangunan

ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru dengan memanfaatkan serta

mengelola sumber daya yang ada (Badrudin, 2012). Rencana PE dapat dikatakan

berjalan lancar, apabila rencana penganggaran pembangunan dilakukan dengan tepat

dan didukung oleh sumber-sumber PD yang dikelola dengan baik. Kunci utama

dalam PE dapat dilihat dari kualitas SDM suatu daerah. Meningkatnya PE ditandai

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

4

dengan adanya peningkatan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang

akan berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas. Dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat, diperlukan banyak tenaga kerja untuk memproduksi barang sehingga

jumlah dan harga barang yang ada di masyarakat tetap stabil. Dengan adanya

penyerapan tenaga kerja, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, yang nantinya akan mengurangi kesenjangan

pendapatan masyarakat antardaerah.

Penelitian ini akan menguji pengaruh pendapatan daerah yang diharapkan akan

berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang dilihat melalui

kualitas hidup manusia, tingkat pengangguran kemiskinan, dan ketimpangan

pendapatan melalui belanja modal dan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel

intervening dan opini audit sebagai variabel moderasi. Dana yang diterima dan

dialokasikan oleh pemerintah diharapkan dapat memperbaiki kesejahteraan

masyarakat.

II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory merupakan hubungan antara principal dengan agent yang melakukan

kerjasama dalam membuat keputusan atau kebijakan yang menguntungkan bagi

principal (Jensen dan Meckling, 1976). Masalah keagenan terjadi ketika principal

melakukan penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan diri sendiri yang

diinterpretasikan dalam bentuk korupsi (Leruth dan Paul, 2008). Pada pemerintahan

sektor publik, pemerintah sebagai agent dan rakyat sebagai principal, Pemerintah

sebagai agent yang dipilih oleh rakyat harus bertanggungjawab dalam menjalankan

kewajiban sesuai yang diamanatkan UU dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat (Nurdiono et al., 2016).

Desentralisasi Fiskal

Desentralisasi adalah proses penyelenggaraan kegiatan sektor publik ke tingkat

pemerintahan yang berbeda (Slavinskaitė, 2017). Pelaksanaan desentralisasi fiskal

harus memperhatikan dan melaksanakan prinsip money should follow function, yaitu

wewenang pemerintah dalam menetapkan anggaran untuk mendanai program atau

kegiatan pemerintah dengan fungsi dan kebutuhan masing-masing unit sesuai

ketentuan yang berlaku. Manfaat desentralisasi fiskal menurut Bahl (2008), yaitu

meningkatkan peluang penerimaan pajak dari pajak daerah dan efisiensi anggaran

daerah.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

5

Pendapatan Daerah

Menurut UU 33/2004 PD adalah hak yang wajib diterima oleh pemerintah sebagai

penambah nilai kekayaan setiap periode yang menjadi tolok ukur rasional dalam

setiap sumber pendapatan yang diterima. PD berasal dari pajak dan dana yang

diberikan pusat. Tingkat pendapatan yang diterima tiap daerah berbeda, disebabkan

oleh kebijakan yang diterapkan masing-masing pemda serta kualitas sumber daya

yang dimiliki dalam meningkatkan PD.

Belanja Modal

PP No. 71/2010 BM merupakan pengeluaran rutin untuk menambah aset tetap atau

kekayaan pemda. Sedangkan menurut Direktorat Jendral Anggaran (DJA) aset tetap

yang ditambahkan memiliki nilai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pemda

mengalokasikan BM ke dalam APBD untuk meningkatkan pelayanan publik dan

melakukan pembangunan sesuai dengan prioritas yang telah direncanakan. Aset

berwujud memiliki nilai manfaat lebih dari satu tahun merupakan aset tetap dalam

BM.

Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

UU No. 15/2004 mendefinisikan opini audit adalah auditor memberikan

pernyataan profesional setelah melakukan pemeriksaan terhadap informasi keuangan

yang wajar. Dalam melakukan pemeriksaaan LKPD, BPK berpedoman pada SPKN

2017. Opini yang diberikan harus dapat dirumuskan apakah bebas dari kesalahan

material, memiliki keyakinan memadai dan sesuai standar penyusunan yang berlaku.

Berdasarkan UU No. 23/2014, kepala daerah wajib memberikan laporan adminsitrasi

pemda mengenai kinerja dan pelaksanaan tugas pembantuan bersama. Selanjutnya,

dalam PP 3/2007 pemda harus menyerahkan LPPD, yaitu laporan realisasi program

selama satu tahun melalui indikator-indikator yang telah ditetapkan berdasarkan

RKPD. Kemudian PP 6/2008 menjelaskan tentang evaluasi kinerja, evaluasi sumber

informasi, dan tujuan terkait dengan kinerja adminidtrasi pemda yang diukur melalui

input, process, output, outcome, benefits, dan impact. Pemeriksaan LKPD

berdasarkan pada UU 17/2003 (31), UU 1/2004 (56), UU 15/2004, dan UU 15/2006

(6). Pemeriksaan dilakukan untuk memperoleh keyakinan apakah LKPD disajikan

dengan wajar dan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Pemeriksaan LKPD meliputi:

(1) kewajaran saldo dalam neraca; kewajaran saldo dan transaksi pada LRA dan

LAK; kecukupan infromasi pada CALK; efektivitas desain dan implementasi

pengendalian intern; (5) kepatuhan terhadap regulasi. Opini audit diukur dengan skala

ordinal, semakin tinggi angka yang diberikan semakin baik kualitas laporan

keuangan, yaitu: 1= TMP, 2= TW, 3= WDP, 4= WTP-DPP, 5= WTP.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

6

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses peningkatan produktivitas masyarakat

dalam menghasilkan barang dan jasa. Keberhasilan pertumbuhan ekonomi

ditunjukkan dengan meningkatnya pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara.

Kuznets (1971) dalam Prasetyo (2016) mendeskripsikan pertumbuhan ekonomi

sebagai peningkatan produktivitas masyarakat untuk menghasilkan barang bernilai

ekonomi kepada masyarakat sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam

jangka panjang, kemajuan teknologi mempengaruhi peningkatan kapasitas produksi

yang dihasilkan suatu negara.

Indeks Pembangunan Manusia

IPM dapat digunakan untuk mengetahui kondisi suatu negara apakah negara tersebut

termasuk dalam kelompok negara maju, berkembang atau terbelakang. Dalam IPM

telah terdapat konsep kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari aspek kesehatan,

aspek pendidikan, sandang, pangan, dan tempat tinggal yang menjadi kesatuan

dengan tingkat pendapatan (Badrudin, 2012). IPM dikatakan rendah apabila nilainya

kurang dari 60, dikatakan sedang jika nilai IPM kurang dari sama dengan 70, IPM

dikatakan tinggi apabila nilainya kurang dari sama dengan 80, dan dikatakan sangat

tinggi apabila nilai IPM lebih dari sama dengan 80.

Tingkat Pengangguran Terbuka

Pengangguran adalah tenaga kerja aktif yang belum mendapatkan pekerjaan (Sukirno,

2004). Sedangkan, Nanga (2005) berpendapat pengangguran yaitu seseorang yang

tidak aktif mencari pekerjaan dan tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran terjadi

akibat lapangan pekerjaan yang tersedia tidak mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Semakin luas lapangan kerja yang tersedia semakin tinggi kesempatan bagi penduduk

angkatan kerja untuk memperoleh kesempatan kerja. Semakin tinggi produktivitas

dalam menghasilkan barang atau jasa maka tentunya akan menyerap tenaga kerja

lebih banyak.

Proporsi Penduduk Miskin

Menurut Bappenas, kemiskinan yaitu seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan

pokok sehari-hari untuk mewujudkan kehidupan yang lebih bermatabat. kebutuhan

dasar secara umum, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan, pendidikan, kesehatan,

perumahan, pekerjaan. Kebutuhan dasar saling berpengaruh satu sama lain, jika ada

kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi maka akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.

Dalam mengukur tingkat kemiskinan menggunakan konsep basic needs approach

untuk mengukur pengeluaran rata-rata dalam memperoleh kebutuhan dasar hidupnya

berupa makanan dan non-makanan (BPS, 2017).

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

7

Indeks Gini

Indeks Gini digunakan untuk mengukur ketimpangan pendapatan yang terjadi di

suatu wilayah atau daerah yang nilainya berada antara 0 (nol) yang artinya

pemerataan sempurna hingga satu 1 yang memiliki arti ketimpangan sempurna. Jika,

nilai Indeks Gini mendekati 0 menunjukkan bahwa distribusi pendapatan makin

merata. Sebaliknya, jika rasio gini mendekati nilai 1 maka distribusi pendapatan

makin tidak merata (BPS, 2017).

Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Belanja Modal

Teori generasi kedua yang dibangun oleh Musgrave (1959) dan Oates (1972)

menekankan pentingnya revenue dan expenditure assignment antarlevel

pemerintahan. Teori ini menjelaskan keterkaitan yang erat antara penerimaan daerah

dengan pengeluaran daerah yang menjadi insentif bagi pemda dalam meningkatkan

kemakmuran ekonomi daerah. Dengan demikian transfer dari pemerintah pusat yang

besar akan menimbulkan disisentif bagi pemda dalam meningkatkan penerimaan

daerah. Semakin besar pendapatan yang diterima oleh pemda maka semakin besar

anggaran belanja untuk membangun daerahnya, sehingga diharapkan dapat

mewujudkan kemandirian daerah. Mangowal (2013) dan Jaya dan Dwirandra (2014)

melakukan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa PD berpengaruh positif

terhadap BM.

H1: Pendapatan Daerah berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

8

Pengaruh Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Pendapatan

Daerah terhadap Belanja Modal

Teori agensi menyatakan akan ada konflik kepentingan antara agent dan principal.

UU 15/2004 menunjuk BPK untuk memeriksa laporan pertanggungjawaban berupa

laporan keuangan yang disusun oleh pemda, sehingga masyarakat memperoleh

keyakinan kebenaran atas laporan yang disusun dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perhitungan desentralisasi fiskal dan kinerja keuangan daerah menggunakan rasio-

rasio yang diperoleh dari LKPD, jika angka yang diungkapkan dalam LKPD tidak

sesuai dengan angka semestinya, menunjukkan hasil perhitungan keuangan daerah

tidak akurat. Auditor memberikan pernyataan profesional mengenai kewajaran

laporan keuangan yang diperiksa. Pernyataan yang diberikan auditor menjadi

indikator dalam menilai kualitas LKPD. Opini yang baik didapatkan dari kinerja

pemerintahan yang baik dan merupakan gambaran dari tertibnya pengelolaan

keuangan daerah oleh pemerintah. Maka dari itu, opini audit yang wajar dapat

memperkuat pengaruh pendapatan daerah terhadap belanja modal. Sebaliknya, opini

audit yang buruk dapat memperlemah pengaruh pendapatan daerah terhadap belanja

modal. Pemberian opini audit didasarkan pada asumsi bahwa pemda yang

mendapatkan opini wajar telah mengalokasikan lebih banyak pendapatan daerahnya

untuk belanja aset tetap, dibandingkan dengan pemda yang mendapatkan opini buruk

karena jumlah alokasi untuk belanja modal lebih kecil.

H2: Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah berpengaruh positif pada

Pendapatan Daerah terhadap Belanja Modal

Pengaruh Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Menurut teori ekonomi klasik yang dikembangkan oleh Smith (1999), pertumbuhan

ekonomi lebih banyak ditentukan oleh pertumbuhan output dan ini berkaitan dimana

pertumbuhan output ditentukan oleh jumlah modal yang ditanam, modal ditentukan

oleh laba yang diterima, laba bergantung pada permintaan pasar. Kegiatan yang

menimbulkan permintaan barang dan jasa akan direspon oleh produsen untuk

menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan pemda, sehingga akan terjadi

aktivitas ekonomi yang akan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) yang disebut dengan pertumbuhan ekonomi.Kenaikan Belanja Modal akan

berdampak langsung pada meningkatnya presentase PE. Penelitian Jalil et al. (2014),

Prasetyo (2016), dan Slavinskaitė (2017) menunjukkan belanja pemerintah daerah

berperan dalam peningkatan PE.

H3: Belanja Modal berpengaruh positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

9

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Aktivitas rumah tangga memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan

indikator pembangunan manusia melalui belanja rumah tangga untuk makanan, air

bersih, pemeliharaan kesehatan dan sekolah (Ramirez, 1998). Penelitian Adelfina dan

Jember (2016) dan Bhakti et al. (2018) menunjukkan PE memiliki pengaruh positif

terhadap IPM.

H4: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan

Masyarakat

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka

PE akan mempengaruhi jumlah pengangguran di suatu negara Smith (1999) dalam

Anggoro (2015). Saat PE disuatu negara mengalami kenaikan maka proses

produktivitas dalam menghasilan barang dan jasa juga mengalami kenaikan yang

akan menyerap banyak tenaga kerja untuk memenuhi permintaan barang sehingga

tingkat pengangguran mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan Zulhanafi et

al. (2013), Anggoro (2015), Muslim (2014), dan Amin (2016) menemukan bahwa PE

memiliki pengaruh negatif terhadap jumlah pengangguran di suatu wilayah.

H5: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran

Terbuka

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Proporsi Penduduk Miskin

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan pendorong dalam

mengurangi kemiskinan. Cara yang digunakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan

dengan melakukan kegiatan ekonomi yang adil dan merata akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Essen et al. (2012) dalam Zuhdiyaty dan Kaluge (2017). Jika

pertumbuhan ekonomi tidak diikuti dengan pemerataan pendapatan tidak akan

mampu mengurangi jumlah penduduk miskin. Penelitian yang dilakukan oleh Budhi

dan Kembar (2013) Wirawan dan Arka (2015), dan Rustam (2010) menujukkan PE

berpengaruh negatif terhadap PPM.

H6: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif terhadap proporsi penduduk miskin

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Gini

Ketimpangan pendapatan merupakan masalah yang terjadi dalam pembangunan

ekonomi di negara berkembang. Indeks gini digunakan untuk mengetahui tingkat

perbedaan pendapatan di suatu wilayah atau negara. PE yang mengalami peningkatan

akan meningkatkan pendapatan yang diterima oleh masyarakat sehingga tidak terjadi

ketimpangan pendapatan yang sangat tinggi dan indeks gini diharapkan akan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

10

mengalami penurunan. Panca Kurniasih (2015) dan Arka dan Yasa (2015)

memperoleh hasil PE berpengaruh negatif terhadap IG.

H7: Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif terhadap Indeks Gini

III. Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini menggunakan 34 provinsi di Indonesia, dengan periode

pengamatan 2015-2017. Data pengamatan menggunakan metode pool data, yaitu

gabungan dari data time series dan data cross section. Teknik pengambilan sampel

dengan kriteria tertentu (purposive sampling), diperoleh sampel sebanyak 102 data.

Variabel Penelitian

Penelitian terdiri dari satu variabel eksogen (independen), empat variabel endogen

(dependen), dua variabel intervening, dan satu variabel moderasi. Variabel eksogen

dalam penelitian ini adalah pendapatan daerah. Variabel endogen dalam penelitian ini

IPM, TPT, PPM, dan IG. Sedangkan belanja modal dan pertumbuhan ekonomi

menjadi variabel intervening, serta opini laporan keuangan pemerintah daerah

menjadi variabel moderating.

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Pengukuran

Pendapatan Daerah PD = PAD + DP + Pendapatan lain-lain yang sah

IPM √Ikesehatan X Ipendidikan X Ipengeluaran X 1003

TPT Jumlah Pengangguran

Jumlah Angkatan Kerja X 100%

PPM Basic needs approach

Indeks Gini Nilai koefisen berkisar 0-1

Belanja Modal BM = Belanja Tanah + Peralatan dan Mesin + Gedung + Jalan +

Irigasi + Aset Lainnya

Pertumbuhan

Ekonomi

PDRBt − PDRBt−1 x 100

PDRBt−1

Opini Audit 1 = TMP, 2 = TW, 3 = WDP, 4 = WTP-DPP, 5 = WTP

IV. Hasil dan Pembahasan

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan informasi mengenai data yang dilihat dari mean,

maximum, minimum, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil analisis

ditunjukkan pada tabel berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

11

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif

N PD BM OLKPD PE

(%)

IPM TPT PPM

(%)

IG

Mean 102 8.207 1.345 4,82 0,05 69,16 5,31 0,11 0,36

Max 102 64.823.887 11.045.723 5 21,76 80,06 9,93 0,28 0,44

Min 102 144.382 229.776 3 -1,2 57,25 1,48 0,04 0,28

Std. Dev 102 10.446 1.685 0,57 0,03 4,14 1,90 0,06 0,04

Sumber: Data diolah, 2019

Tabel 4.1 menunjukkan pendapatan daerah memiliki mean

Rp8.207.364.964.184, Nilai PD maximum berada di Provinsi DKI Jakarta pada tahun

2017 Rp64.823.887.369.819 dan nilai minimum PD berada di Provinsi Kalimantan

Utara tahun 2015 Rp144.382.660.838, dengan standar deviasi

Rp10.446.055.830.096. Belanja modal memiliki mean Rp1.345.333.058.113. Nilai

maximum di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 Rp11.045.723.233.626. Nilai minimum

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2016 Rp229.776.980.689 dengan

standar deviasi variabel Rp1.685.957.586.143. Nilai mean OLKPD adalah 4,82

dengan standar deviasi 0,57.

PE memiliki nilai mean 0,05%. Nilai maximum PE berada di Provinsi NTB

tahun 2015 dengan presentase 21,76%, sedangkan untuk nilai minimum PE berada di

Kalimantan Timur tahun 2015 dengan presentase -1,2%. Standar deviasi PE adalah

0,03. Nilai mean IPM adalah 69,16. Tahun 2017 DKI Jakarta memiliki IPM

maximum 80,06 dan Provinsi Papua tahun 2015 memiliki IPM minimum 57,25.

Standar deviasi IPM adalah 4,14. TPT memiliki nilai mean 5,31. TPT maximum

berada di Provinsi NAD tahun 2015 sebesar 9,93. Sedangkan minimum berada di

Provinsi Bali tahun 2017 sebesar 1,48. Standar deviasi TPT adalah 1,90.

PPM memiliki nilai mean 0,11. PPM maximum berada di Papua sebesar 28,40

tahun 2015 dan 2017. Sedangkan nilai minimum berada DKI Jakarta tahun 2015

sebesar 3,61. Standar deviasi PPM adalah 0,06. IG memiliki mean 0,36. IG maximum

terdapat pada Provinsi DIY tahun 2017 sebesar 0,44, sedangkan minimum berada

pada Kepulauan Bangka Belitung tahun 2015 sebesar 0,28. Standar deviasi IG adalah

0,04

Perhitungan Goodnes of fit (Inner Model)

Kerangka konseptual yang dibangun berdasarkan teori dan referensi yang ada,

dikatakan fit apabila didukung oleh bukti empiris. Fit model menunjukkan kesesuaian

model dengan data dan menunjukkan kualitas model yang diteliti. Berdasarkan hasil

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

12

analisis SEM WarpPLS perhitungan nilai goodness of fit model struktural yang

dibuat tampak seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Hasil Inner Model (Nilai R-square)

Variabel R-Square

PD -

OLKPD -

BM 0,91

PE 0,07

IPM 0,05

TPT 0,12

PPM 0,02

IG 0,07

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh nilai Q2 sebesar 0,9362 atau 93,62%

artinya model memiliki nilai prediktif yang kuat karena variabel PD, BM, OLKPD,

dan PE dapat menjelaskan variabel IPM, TPT, PPM, dan IG sebesar 93,62% dan

sisanya 6,38% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. Selain itu,

kesesuaian model juga dapat ditentukan dengan melihat perhitungan Average R-

Square (ARS) dan Average Path Coefisien (APC) serta Average Variance Inflation

Factor (AVIF).

Tabel 4.3

Goodness of fit model

Hasil P-value Kriteria Keterangan

APC = 0,326 P < 0,001 IF P < 0,05 Diterima

ARS = 0,207 P = 0,007 IF P < 0,05 Diterima

AVIF = 1,562 P < 5 Diterima

Model fit indices menunjukkan kualitas dan kesesuaian model dengan data yang

diteliti. ARS digunakan untuk menilai besarnya variabel eksogen, endogen

tergantung, dan mediasi (< 0,05). Untuk melihat keterkaitan hubungan antarvariabel

menggunakan APC (< 0,05). AVIF digunakan untuk melihat besarnya korelasi

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

13

antarvariabel (AVIF < 5). Dalam penelitian indikator fit model sudah memenuhi

kriteria goodness of fit model sehingga model penelitian dapat digunakan untuk

melakukan uji hipotesis.

Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel eksogen, variabel

moderasi, dan variabel intervening terhadap variabel endogen. Variabel eksogen

dalam penelitian ini adalah pendapatan daerah. Variabel endogen dalam penelitian ini

IPM, TPT, PPM, dan IG. Sedangkan belanja modal dan pertumbuhan ekonomi

menjadi variabel intervening, serta opini laporan keuangan pemerintah daerah sebagai

variabel moderating.

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Hipotesis

Hubungan Variabel Koefisien

Jalur P-value Prediksi Temuan Kesimpulan

PD BM 0,80 <0,001 + + Diterima

OLKPD*PD BM -0,23 0,008 + - Ditolak

BM PE -0,27 0,002 + - Ditolak

PE IPM -0,23 0,007 + - Ditolak

PE TPT -0,34 <0,001 - - Diterima

PE PPM 0,15 0,06 - + Ditolak

PE IG 0,27 0,002 - + Ditolak

Sumber: PLS, 2019

Keterangan:

*) P-value < 0,05

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

14

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Hipotesis

Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Belanja Modal

Hasil pengujian pendapatan daerah terhadap belanja modal menunjukkan arah yang

positif dan signifikan. Hasil tersebut ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,8 dan

signifikansi <0,001. Hal ini menunjukkan hipotesis pertama yang menyatakan

pendapatan daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal terbukti. Hasil

pengujian menunjukkan arah positif menunjukkan semakin meningkat pendapatan

yang diterima oleh pemda, maka anggaran untuk dialokasikan ke BM juga

meningkat, artinya alokasi BM pada setiap pemda ditentukan oleh jumlah PD yang

diterima, dengan pemanfaatan pos-pos penerimaan yang ada. PD yang tinggi

dialokasikan melalui BM untuk pembangunan dan perkembangan di daerah yang

direalisasikan dalam bentuk pengadaan fasilitas dan infrastruktur untuk kepentingan

publik. Hasil penelitian sejalan dengan Mangowal (2013) dan Jaya dan Dwirandra

(2014) yang menemukan bahwa PD berpengaruh positif terhadap BM.

Pengaruh Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terhadap hubungan

Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal

Hasil pengujian menunjukkan opini audit memiliki hubungan negatif dan signifikan

terhadap hubungan pendapatan daerah dan belanja modal. Hasil tersebut dibuktikan

dengan nilai p-value sebesar -0,23 dan signifikansi 0,008. Hal ini menunjukkan

hipotesis kedua yang menyatakan opini audit berpengaruh positif terhadap hubungan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

15

pendapatan daerah dengan belanja modal tidak terbukti. OLKPD memiliki hubungan

yang memperlemah pengaruh antara pendapatan daerah pada belanja modal. Hal ini

menunjukkan pendapatan yang diterima besar namun alokasi yang dianggarkan untuk

belanja modal lebih kecil, dibandingkan dengan belanja lainnya, sehingga semakin

buruk opini yang diberikan menunjukkan alokasi belanja modal yang diberikan

semakin kecil, sedangkan semakin baik opini yang diberikan, semakin besar alokasi

untuk belanja modal. BM digunakan untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur

yang mendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Pengaruh signifikan menunjukkan

APBD telah digunakan secara efektif dan efisien serta tepat sasaran oleh pemda serta

pengalokasian anggaran sesuai dengan yang telah direncanakan.

Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil uji hipotesis menunjukkan belanja modal berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi yang dibuktikan dengan nilai p-value sebesar -0,27

dan signifikansi 0,002. Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan belanja modal

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terbukti. Arah negatif

menunjukkan besarnya alokasi BM belum dapat meningkatkan PE secara optimal.

Hal tersebut disebabkan adanya pembangunan jalan tol di beberapa provinsi di

Indonesia. Contohnya, dengan adanya jalan tol, perekonomian di jalur pantura

menjadi lesu, karena masyarakat lebih memilih untuk lewat tol dibandingkan jalan

pantura, karena jarak tempuh yang lebih cepat, akibatnya pedagang yang biasanya

menjual oleh-oleh atau membuka warung makan mengalami penurunan pendapatan

atau omset. Temuan ini mengindikasikan ada faktor lain selain BM yang

mempengaruhi PE. Penelitian ini sejalan dengan Nguyen dan Anwar (2011),

Gunantara dan Dwirandra (2014), dan Prasetyo (2016) yang menunjukkan BM

memiliki pengaruh negatif pada PE. Hasil penelitian berbeda ditunjukkan oleh Jalil et

al. (2014) dan Waryanto (2017) yang menunjukkan BM memiliki pengaruh positif

terhadap PE.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Hasil uji hipotesis menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap IPM yang dibuktikan dengan nilai p-value sebesar -0,23 dan

signifikansi 0,007. Hal ini menunjukkan hipotesis yang menunjukkan pertumbuhan

ekonomi berpengaruh positif terhadap IPM tidak terbukti. Arah negatif menunjukkan

semakin meningkat pertumbuhan ekonomi, maka IPM semakin menurun.

Pertumbuhan ekonomi belum mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sesuai

dengan harapan. Meskipun pendapatan yang diterima belum optimal, IPM

menunjukkan progres yang cukup baik di setiap daerah. Pengaruh signifikan

menunjukkan ketika pendapatan masyarakat mengalami peningkatan maka ada

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

16

alokasi untuk kebutuhan primer, sekunder, dan tersier sehingga dapat memperbaiki

kualitas hidup manusia. Dalam merencanakan pembangunan pemda menyusun target

dan rencana dalam mencapai tujuan tersebut. Apabila pemda dapat memenuhi atau

melebihi target yang ditetapkan dapat dikatakan pemda telah berhasil mengelola

pemerintahan begitu juga sebaliknya. Penelitian ini sejalan dengan Badrudin (2012)

dan Syariyah (2016) yang menunjukkan hasil pertumbuhan ekonomi berpengaruh

negatif terhadap IPM. Sedangkan penelitian Adelfina dan Jember (2016) dan Bhakti

et al. (2018) menunjukkan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap

IPM.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran Terbuka

Hasil pengujian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-

value sebesar -0,34 dan signifikansi <0,001. Hipotesis yang menyatakan pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka terbukti.

Meningkatnya PE ditandai dengan adanya peningkatan permintaan masyarakat

terhadap barang dan jasa yang akan berpengaruh terhadap kenaikan produktivitas.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan banyak tenaga kerja untuk

memproduksi barang sehingga jumlah dan harga barang yang ada di masyarakat tetap

stabil. Peningkatan produktivitas ini akan mengurangi jumlah pengangguran.

Penelitian ini sejalan dengan Zulhanafi et al. (2013), Anggoro (2015), Muslim

(2014), dan Amin (2016).

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Proporsi Penduduk Miskin

Hasil pengujian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap proporsi penduduk miskin. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-

value sebesar 0,15 dan signifikansi 0,06. Hipotesis yang menyatakan pertumbuhan

ekonomi berpengaruh negatif terhadap proporsi penduduk miskin tidak terbukti. Ini

menunjukkan bahwa PE masih bersifat eksklusif, yaitu terdapat output pertumbuhan,

tetapi belum mampu mengurangi PPM. Faktor lain yang menyebabkan PPM

meningkat yaitu lemah dan kurangnya perencanaan anggaran menyebabkan

pembangunan terbengkalai atau mangkrak, penyerapan BM yang tidak maksimal

menyebabkan terjadinya ketimpangan dalam penyediaan layanan publik antardaerah,

proses lelang yang membutuhkan waktu lama, serta alokasi BM lebih kecil

dibandingkan BP, menunjukkan dana yang digunakan lebih banyak untuk keperluan

pemerintah daripada investasi atau penanaman modal. Hal ini menyebabkan proses

pembangunan terasa lambat dalam mendorong PE yang akan menurunkan pendapatan

masyarakat sehingga PPM mengalami kenaikan. Penelitian ini sejalan dengan Idris et

al. (2014) dan Zuhdiyaty dan Kaluge (2017) yang memperoleh hasil pertumbuhan

ekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan pada proporsi penduduk miskin. Hasil

ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Rustam (2010), Budhi dan Kembar

(2013), dan Wirawan dan Arka (2015) menunjukkan PE memiliki pengaruh signifkan

terhadap PPM.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

17

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Indeks Gini

Hasil pengujian menunjukkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap indeks gini. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-value sebesar 0,27

dan signifikansi 0,002. Hipotesis yang menyatakan pertumbuhan ekonomi

berpengaruh negatif terhadap indeks gini tidak terbukti. Mengindikasikan PE yang

meningkat tidak diikuti dengan peningkatan PE di daerah lain yang menyebabkan

ketimpangan semakin tinggi, hal ini terjadi karena pelaku ekonomi lebih

memfokuskan untuk berinvestasi di daerah-daerah maju yang memiliki infrastruktur

lengkap, tenaga kerja yang terampil serta tersedianya peluang bisnis. Sehingga

daerah-daerah yang tertinggal semakin sulit untuk maju karena daerah tersebut

memiliki keterbatasan dalam hal infrastruktur, tenaga kerja terlatih dan terdidik yang

tidak tersedia. Ketimpangan akan semakin lebar, jika pembangunan fasilitas dan

infrastruktur tidak dilakukan. Penelitian ini sejalan dengan Arifianto (2013),

Akhmedjonov et al. (2013), dan Agusalim (2016) yang menunjukkan PE memiliki

pengaruh positif terhadap IG. Penelitian tidak sejalan dengan yang dilakukan Panca

Kurniasih (2015) dan Wirawan dan Arka (2015) yang menunjukkan bahwa PE

memiliki pengaruh negatif terhadap IG.

V. Penutup

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan diatas mengenai hubungan PD terhadap IPM, PT,

PPM, dan IG dengan BM dan PE sebagai intervening dan OLKPD sebagai moderasi,

dapat disimpulkan pendapatan daerah yang diterima oleh pemda belum optimal

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan fasiitas dan

infrastruktur yang mendukung aktivitas ekonomi masyarakat, opini audit

menunjukkan hubungan yang lemah pada pendapatan daerah dan belanja modal, hal

ini menunjukkan dalam memberikan opini, Hal ini menunjukkan pendapatan yang

diterima besar namun alokasi yang dianggarkan untuk belanja modal lebih kecil,

dibandingkan dengan belanja lainnya, sehingga semakin buruk opini yang diberikan

menunjukkan alokasi belanja modal yang diberikan semakin kecil, sedangkan

semakin baik opini yang diberikan, semakin besar alokasi untuk belanja modal.

Penelitian ini memiliki kertebasan karena tidak mengambil populasi pemerintah

kabupaten/kota. Hal ini dikarenakan data indeks gini untuk pemerintah kabupaten dan

kota tidak tersedia di web bps.go.id. penelitian tidak menggunakan data terkini yaitu

tahun 2018, karena Laporan Realisasi Anggaran belum dipublikasikan di situs DJPK.

Saran yang diharapkan bagi pemerintah, yaitu pemerintah daerah perlu

memperhatikan pengelolaan keuangan daerah dengan efektivitas belanja modal,

karena setiap tahun alokasi belanja modal lebih kecil dibandingkan dengan belanja

pegawai guna mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sehingga dapat mengurangi

ketimpangan pendapatan antardaerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

penelitian selanjutnya yaitu: menambah periode waktu sehingga diperoleh data yang

lebih lengkap dan mengganti variabel yang relevan dengan PE yaitu inflasi, dimana

rupiah yang beredar di masyarakat tidak terkendali sehingga berpengaruh terhadap

PE. Tahun 2017-2019 tingkat inflasi di Indonesia mengalami fluktuatif, hal ini

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

18

menyebabkan meningkatnya harga kebutuhan pokok yang berpengaruh terhadap

produktivitas bahan baku.

DAFTAR PUSTAKA

Adelfina dan Jember, I. M. 2016. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, Dan

Belanja Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kota

Provinsi Bali Periode 2005–2013.

Agusalim, L. 2016. Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pedapatan dan

Desentralisasi di Indonesia.

Akhmedjonov, A., M. C. K. Lau, and B. B. İzgi. 2013. New evidence of regional

income divergence in post-reform Russia. Applied Economics 45 (18):2675-

2682.

Amin, M. B. 2016. Pengaruh Upah Minimum, Pertumbuhan Ekonomi, dan Inflasi

terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Timur tahun 2005-2013.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 4 (2).

Anggoro, H. M. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan Angkatan

Kerja terhadap Tingkat Pengangguran di Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan

Ekonomi (JUPE) 3 (3).

Arifianto, W. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi

Pendapatan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) 1 (3).

Arka, S., and I. K. O. A. Yasa. 2015. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas

Pendapatan Antardaerah terhadap Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Bali.

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan 8 (1).

Badrudin, R. 2012. Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Belanja Modal,

Pertumbuhan Ekonomi, Dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota Di

Provinsi Jawa Tengah, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Bahl, R. 2008. The pillars of fiscal decentralization.

Bhakti, N. A., I. Istiqomah, and S. Suprapto. 2018. Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Periode 2008-

2012. Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan 18 (4):542-469.

Budhi, S., and M. Kembar. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Pengentasan Kemiskinan di Bali: Analisis FEM Data Panel. Jurnal Ekonomi

Kuantitatif Terapan 6 (1).

Gunantara, P. C., and A. Dwirandra. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan

Dana Alokasi Umum pada Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal

sebagai Variabel Pemoderasi di Bali. E-Jurnal Akuntansi:529-546.

Idris, K., S. Syaparuddin, and S. Hodijah. 2014. Pertumbuhan ekonomi, kesempatan

kerja, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di Provinsi Jambi. Jurnal

Paradigma Ekonomika 9 (1).

Jalil, A., M. Feridun, and B. L. Sawhney. 2014. Growth effects of fiscal

decentralization: Empirical evidence from China's provinces. Emerging

Markets Finance and Trade 50 (4):176-195.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

19

Jaya, I. P. N. P. K., and A. Dwirandra. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Pada

Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Pemoderasi.

E-Jurnal Akuntansi:79-92.

Jensen, M. C., and W. H. Meckling. 1976. Theory of the firm: Managerial behavior,

agency costs and ownership structure. Journal of financial economics 3

(4):305-360.

Leruth, L., and E. Paul. 2008. A principal-agent theory approach to public

expenditure management systems in developing countries. OECD Journal on

Budgeting 7 (3):1-29.

Mangowal, J. C. 2013. Pendapatan Daerah Pengaruhnya Terhadap Belanja Modal

Pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA: Jurnal Riset

Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1 (4).

Masdiantini, P. R., and N. M. A. Erawati. 2016. Pengaruh Ukuran Pemerintah

Daerah, Kemakmuran, Intergovernmental Revenue, Temuan dan Opini Audit

BPK Pada Kinerja Keuangan. E-Jurnal Akuntansi:1150-1182.

Muslim, M. R. 2014. Pengangguran Terbuka dan Determinannya. Jurnal Ekonomi &

Studi Pembangunan 15 (2):171-181.

Nanga, M. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Jakarta: PT

Grafindo Persada.

Nguyen, L. P., and S. Anwar. 2011. Fiscal decentralisation and economic growth in

Vietnam. Journal of the Asia Pacific Economy 16 (1):3-14.

Nurdiono, N., S. Sugiri, A. Halim, et al. 2016. THE EFFECT OF

BUDGETS’PROPORTION AND NON-FINANCIAL FACTORS ON THE

AUDIT RESULTS OF LOCAL GOVERNMENTS’FINANCIAL

STATEMENTS IN INDONESIA. Journal of Indonesian Economy and

Business 31 (2):178-191.

Panca Kurniasih, E. 2015. Ketimpangan Wilayah di Provinsi Kalimantan Barat Suatu

Kajian terhadap Hipotesis Kuznet.

Prasetyo, T. H. 2016. PENGARUH BELANJA PEMERINTAH TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi Kasus: Provinsi Sulawesi Barat, 2006-

2013), Universitas Gadjah Mada.

Putry, N. A. C., and R. Badrudin. 2017. Pengaruh kinerja keuangan daerah terhadap

opini audit dan kesejahteraan masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis 12 (1):25-34.

Rozy, M. A., and P. Wijayanti. 2016. THE INFLUENCE OF THE AUDIT

OPINION, THE ORIGINAL AREA OF REVENUE (PAD) AND THE

EQUALIZATION FUND (DP) TO REGIONAL FINANCIAL

PERFORMANCE (Empirical Studies On Local Governments That Exist In

Central Java). Jurnal Akuntansi Indonesia 3 (2):81-100.

Rustam. 2010. PERENCANAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR

DALAM RANGKA MENGURANGI ANGKA PENGANGGURAN DAN

KEMISKINAN. MEDIA SOERJO 6 (No. 1).

Slavinskaitė, N. 2017. Fiscal decentralization and economic growth in selected

European countries. Journal of Business Economics and Management 18

(4):745-757.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: PENGARUH PENDAPATAN DAERAH TERHADAP INDEKS …

20

Sukirno, S. 2004. Makroekonomi teori pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sutopo, B., T. R. Wulandari, A. K. Adiati, et al. 2017. E-government, audit opinion,

and performance of local government administration in Indonesia.

Australasian Accounting, Business and Finance Journal 11 (4):6-22.

Syariyah, I. F. 2016. ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA

BARAT TAHUN 2004-2015

Waryanto, P. 2017. Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia. Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan

Negara dan Kebijakan Publik 2 (1):35-55.

Wirawan, I. M. T., and S. Arka. 2015. Analisis pengaruh pendidikan, PDRB per

kapita, dan tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin provinsi

Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 4 (5).

Zuhdiyaty, N., and D. Kaluge. 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kemiskinan Di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir. Jurnal Ilmiah Bisnis

dan Ekonomi Asia 11 (2):27-31.

Zulhanafi, M., H. Aimon, and E. Syofyan. 2013. Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas dan tingkat pengangguran di Indonesia. Jurnal

kajian ekonomi 2 (03).

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id