pengaruh pembiayaan bank riau syariah (bpd riau)...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau)
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
PROVINSI RIAU
(Tinjauan Laporan Ekonomi Provinsi Tahun 2009)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh:
Beni Eko Nandar
Nim: 206046103816
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H./2010 M.
PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau)
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
PROVINSI RIAU
(Tinjauan Laporan Ekonomi Makro Provinsi Tahun 2009)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I)
Oleh
Beni Eko Nandar
Nim: 206046103816
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hendra Kholid, MA Dr. H. M. Nurul Irfan, M. Ag
Nip: 197308082003121001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H./2010 M.
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan (pedoman penulisan skripsi) yang
berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 3 September 2010
BENI EKO NANDAR
NIM : 206046103816
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau)
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau (Tinjauan Laporan Ekonomi
Makro Provinsi Tahun 2009), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 9 Desember 2010.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Islam (S.E.I) Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Jakarta, 9 Desember 2010
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA (......................................)
NIP. 195510151979031002
Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (......................................)
NIP. 196404121994031004
Pembimbing I : Dr. Hendra Cholid, MA (......................................)
NIP.
Pembimbing II : Dr. H. M. Nurul Irfan, MA (......................................)
NIP. 197308082003121001
Penguji I : Dr. Anwar Abbas, M.Ag, MM (......................................)
NIP. 195502151983031002
Penguji II : Iding Rosyidin, S.Ag., M.S.I (......................................)
NIP. 197010132005011003
i
ABSTRAC
Beni Eko Nandar
The Effect of Islamic Financing Riau Sharia Bank to Economic Growth Riau
Province
Riau province is one of the strategic province of the position of the Golden
Triangle (North Sumatera, West Sumatera, Riau) is located on the island of Sumatra.
This makes the position very much the province of Riau ogled by investors. Because
of Riau province is very much economic activity. Besides banking conditions in the
area of Riau province is very easy to grow rapidly.
In the last five years, economic conditions Riau experienced significant
events. Riau Province gradually grow into a new economic centers outside of Java.
Even since the last five years of economic growth rates above the Riau always
average economic growth of Indonesia.
Autonomous status that carried Riau province can develop all economic
factors to enhance the prosperity of society and can assist provincial governments in
formulating policies and planning of regional development. The progress of economic
growth factors can impact on the development of the Riau Province.
Economic growth in the economy means that the development activities that
lead to the goods and services produced within the community grow and increase the
prosperity of society. Problems of economic growth can be seen as a macroeconomic
ii
problem in the long term. From one period to another the ability of countries to
produce goods and services will increase. An increased ability is due to factors of
production will always be added in the quantity and quality.
Economic growth reflects economic activity. Economic growth can be
positive and also negative. If the economy experiences a period of positive growth,
means that economic activity has increased during this period. Meanwhile, if the
economy experiences a period of negative growth, means that economic activity
during this period decreased.
Riau province economic growth can’t be separated from the role of Regional
Development Banks. In accordance with Regulation No 10 Year 2002 written that
development banks as one of the areas owned enterprises need enhanced role in
helping promote and improve people's economic growth and equitable regional
development.
Financing programs offered by the Riau Sharia Bank very diverse. The
purpose of these financing products can’t be separated to help economic activity and
population of the Riau Province of automatically increasing the output generated by
the province of Riau.
key word : Financing Riau Bank Sharia, Economic Growth, Riau Province
iii
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحيم الرحمان اهلل بسم
Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku untuk
bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH BANK RIAU SYARIAH (BPD
Riau) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU. Skripsi ini
tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana
Strata Satu (S1) pada Fakultas Syarih dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis hantarkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Sebagai sumber makna dan inspirasi umat islam untuk terus
berjuang dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dan adanya ayat suci Al-Qur’an yang
menjaga penulis untuk tetap semangat dan terus maju.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang penulis miliki. Terima kasih atas segala kritik dan saran yang bersifat
membangun yang telah dan akan penulis terima. Penulis menghaturkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dr. H.M. Nurul Irfan, M.A dan Dr. Hendra Kholid, MA
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, waktu, tenaga,
arahan, dan motivasi dengan segala ketelitian dan kesabarannya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
iv
Sebagai makhluk sosial, penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tak lepas dari
peranan orang – orang yang terkait dengan pembahasan skripsi ini. Baik yang
mendukung dengan kasih sayang dan kritik pedas.
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H.M. Amin Suma SH., MA., MM, selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum yang pernah berkata “ Lulusan sarjana syariah itu belum
tentu kerja di Bank” dalam acara stadium general.
2. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag yang
telah memberikan inspirasi kepada penulis sewaktu seminar proposal skripsi
3. Untuk dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan inspirasi
mengenai perbankan syari’ah lebih detail. Berkat mereka pemahaman penulis
menemukan arti mengapa memilih perbankan syariah “it’s suppose to do” telah
terjawab.
4. Terima kasih banyak untuk Bank Riau Syariah atas perhatiannya dalam skripsi ini.
Terus perjuangkan “spirit to grow” dalam membangun perbankan syariah dan
pembangunan di Provinsi Riau.
5. Terima kasih untuk BAPPEDA yang telah memberikan referensi dalam proses
penulisan skripsi ini.
6. Pimpinan Perpustakaan, terutama Farhan sebagai staf perpustakaan yang telah
mengijinkan penulis untuk mencari referensi dan membereskan buku yang telah
penulis gunakan.
v
7. Kak Fidah dan kak Syafi’I yang telah membantu penulis dalam proses pengajuan
skripsi.
8. Untuk ibunda tercinta Yusnibar yang telah memberikan motivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
9. Untuk ayahanda Zulkarnaen Bas yang telah memberikan literatur mengenai Provinsi
Riau dengan jelas.
10. Untuk kakakku tercinta Dr. Yossie Eka Putri, Dr. Yenni Dwi Putri dan Dr. Hidayat
Pua Upa yang selalu mengingatkan saya segera tamat kuliah.
11. Untuk Rifyatur Rohmawati yang selalu menemani dari ujian awal sampai ujian
terakhir selama masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Untuk anak SBC angkatan 2006 (uki, jajang, fahd, budi, aceng, amrul, tajudin, shofy,
wita, rini, rizqa, ary, dewi, yuni, sinta, dini, dila, yasin, agil, aryo, eko, micky, alwi,
reza, apoy, putri, bams, kang awo dan anak – anak alumni SBC)
13. Untuk Popy, Tya, Nuy, Helen dan anak-anak kost salsabila II yang selalu menghibur
penulis jikala stress.
14. Untuk Bapak Mahmud, SE, MM dari BI Surabaya yang telah memberikan penulis
referensi yang begitu banyak tentang perbankan syariah.
15. Untuk Rizwar Ghazali dan Tante Iin yang telah menemani penulis untuk mencari
bahan di Surabaya dan Semarang.
16. Untuk Teni, Tania dan Alex yang telah memberikan link dalam mencari bahan di
Universitas Riau.
vi
Semoga kontribusi dan amal baik mereka dibalas oleh Allah Swt dengan pahala
yang melimpah.
Penulis menyadari akan kekurangan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Tangerang, 3 September 2010
Penulis
Beni Eko Nandar
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………...... x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..... xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5
D. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................................. 7
E. Medote Penelitian ………………………………………………….... 8
F. Sistematika Penulisan ………………………………………….......... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pertumbuhan Ekonomi ……………………………...……………... 16
1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ……………………………….... 16
2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi …………………………….......... 21
3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi……………………………….... 22
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi ………………………………........ 23
viii
5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam …………………….... 25
B. Bank Pembangunan Daerah ………………………………............... 29
1. Definisi Bank Pembangunan Daerah …………………................. 29
2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah ……………………………... 29
3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah ……………………………... 30
4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah …………………..... 31
5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah …………………….... 32
C. Pengaruh Pembiayaan Bank Terhadap Pertumbuhan Ekonomi........... 33
BAB III OBJEK PENELITIAN
A. Provinsi Riau ……………………………………………………..... 39
1. Letak Geografi ………………………………………………….... 39
2. Kabupaten Dan Kota Provinsi Riau ……………………………... 40
3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau...………..... 41
B. Bank Riau Syariah ……………….………………………………..... 60
1. Sejarah Bank Riau Syariah ……………………………………..... 60
2. Produk – Produk Bank Riau Syariah …………………………...... 63
BAB IV HASIL – HASIL PENELITIAN
A. Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau ................................................ 65
B. Jenis Pembiayaan Dominan Yang Digunakan Dalam Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Riau ...................................................................... 68
ix
C. Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau …………………………...... . 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………........ 81
B. Saran …………………………….………………………………...... 82
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………........ 84
LAMPIRAN ............................................................................................................ 88
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Riau Syariah …………. 69
Grafik 4.2 Jumlah Pembiayaan Bank Riau Syariah ……………….......... 70
Grafik 4.3 PDRB Provinsi Riau ……………………………………….... 72
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kajian Terdahulu ……………………………………………….. 7
Tabel 2.1 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Kemiskinan .................... 35
Tabel 2.2 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Pengangguran ................ 36
Tabel 2.3 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Illeteracy dan
Pendidikan........................................................................................ 37
Tabel 2.4 Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Inflasi ............................. 37
Tabel 3.1 Kabupaten Dan Kota Provinsi Riau …………………………….. 40
Tabel 3.2 Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan
Kabupaten/Kota ……………………………………………….... 42
Tabel 3.3 Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi …………...... 44
Tabel 3.4 Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi ……..... 45
Tabel 3.5 Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di
Kabupaten/Kota ………………………………………………… 47
Tabel 3.6 Jumlah Populasi Ternak Masing-masing
Kabupaten/Kota Tahun …………………………………………. 50
Tabel 3.7 Jumlah Produksi Daging Ternak Masing-masing
Kabupaten/ Kota ………………………………………………... 51
Tabel 3.8 Produksi Pertambangan di Provinsi Riau ……………………….. 53
Tabel 3.9 Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau ……......... 54
xii
Tabel 3.10 Banyaknya Rumah Tangga Menggunakan
Sumber Penerangan …………………………………………….. 55
Tabel 3.11 Banyaknya Pembangkit, Kapasitas Terpasang dan
Tenaga yang Dibangkitkan ……………………………………… 57
Tabel 3.12 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau
Melalui Pintu Masuk Utama …………………………………… 59
Tabel 4.1 Posisi Pembiayaan PT Bank Riau 2008 …………………………. 68
Tabel 4.2 Posisi Pembiayaan PT Bank Riau 2009 ………………………….. 69
Tabel 4.3 Posisi Pembiayaan Bank Riau Syariah Tahun 2008 dan 2009........ 70
Tabel 4.4 PDRB Provinsi Riau Tahun 2008 dan 2009 ……………………... 71
Tabel 4.5 Data faktor X dan Y ……………………………………………… 76
Tabel 4.6 Hasil Descriptive Statistics SPSS 17.0 …………………………… 76
Tabel 4.7 Hasil Regresi SPSS 17.0 …………………………………………. 77
Tabel 4.8 Hasil Korelasi SPSS 17.0 ………………………………………… 78
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi SPSS 17.0 …………………………. 79
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Nama Lampiran Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Permohonan Pembimbing
Permohonan Wawancara
Surat Penelitian Bank Riau
Produk-Produk Bank Riau Syariah
Laporan Keuangan Bank Riau Maret 2009
Laporan Keuangan Bank Riau Juni 2009
Laporan Keuangan Bank Riau September 2009
Laporan Keuangan Bank Riau Desember 2009
Annual Report Bank Riau 2009
Laporan Pembiayaan Bank Riau Syariah 2008/2009
Potensi Ekonomi Wilayah Riau
88
89
90
91
97
98
99
100
101
132
133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Provinsi Riau merupakan salah satu Provinsi strategis dari posisi segitiga
emas (Sumut, Sumbar, Riau) yang berada di pulau Sumatra. Hal ini membuat posisi
Provinsi Riau sangat banyak dilirik oleh para investor. Karena Provinsi Riau sangat
banyak melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu kondisi perbankan di wilayah
Provinsi Riau sangat mudah berkembang pesat1.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kondisi perekonomian Riau
mengalami berbagai peristiwa yang signifikan. Secara bertahap Provinsi Riau tumbuh
menjadi sentra ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Bahkan semenjak lima tahun
terakhir angka pertumbuhan ekonomi Riau selalu berada di atas angka rata-rata
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Status otonomi yang disandang Provinsi Riau dapat mengembangkan seluruh
faktor ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran masyarakatnya dan dapat
membantu pemerintah daerah Provinsi dalam merumuskan kebijaksanaan dan
perencanan pembangunan daerah 2. Kemajuan dari faktor-faktor pertumbuhan
ekonomi dapat berdampak pada pembangunan Provinsi Riau3.
1 Tempo interaktif online, diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari www.tempo.com
2 Sjafrizal. Ekonomi Regional. (Padang : Niaga Swadaya, 2008), h. 86.
3Soetrisno. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (Suatu Studi), cet. II, (Yogyakarta : Penerbit
Andi Offset Yogyakarta, 1992.), h. 234.
2
Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah
dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode
ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa
akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor
produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.
Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode
perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi pada
periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode
perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada
periode tersebut mengalami penurunan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tidak lepas dari peran Bank
Pembangunan Daerah. Sesuai dengan PERDA No 10 Tahun 2002 tertulis bahwa
bank pembangunan derah riau sebagai salah satu badan usaha milik daerah perlu
ditingkatkan peran sertanya dalam membantu mendorong dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi rakyat dan pemerataan pembangunan daerah.
Dapat dilihat pada PERDA No 10 Tahun 2002 terdapat hubungan antar Bank
Riau dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau. Saat ini Bank Riau (BPD Riau)
memiliki UUS yaitu Bank Riau Syariah. Dimana program dari Bank Riau Syariah
3
tidak berbeda jauh dari Bank Riau. Karena Bank Riau Syariah tetap menjadi Bank
Pembangunan Daerah Provinsi Riau dengan menggunakan prinsip syariah.
Program pembiayaan yang ditawarkan Bank Riau Syariah sangat beragam.
Tujuan dari produk pembiayaan tersebut tidak lepas untuk membantu kegiatan
perekonomian penduduk Provinsi Riau dan secara otomatis akan meningkatkan
output yang dihasilkan oleh Provinsi Riau.
Oleh karena itu produk pembiayaan yang ditawarkan Bank Riau Syariah akan
menjadi salah satu faktor yang membantu perkembangan Bank Riau Syariah dan
perkembangan perbankan syariah di Indonesia.
Pada tahun 2008 telah disahkan UU no 21 tentang perbankan syariah yang
secara garis besar UU ini bertujuan untuk meningkatkan market share untuk industri
perbankan syariah4. Bukan hanya itu Visi Provinsi Riau sangat mendukung
berkembangnya ekonomi syariah. Visi Provinsi Riau adalah untuk menjadikan
Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam
lingkungan Masyarakat Agamis, Sejahtera lahir dan bathin di Asia Tenggara 2020.
Dari visi ini bila dicermati tentu saja membutuhkan kehadiran Bank Syariah
sebagai penunjang utama perekonomian Riau di masa depan. Peran yang dapat
dimainkan oleh Pemerintah Provinsi Riau adalah membantu mewujudkan iklim yang
kondusif untuk pengembangan bank syariah di daerah Provinsi Riau dan mampu
4 Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. I, ( Jakarta : Kencana, 2009),
h. 65.
4
menjadi penggerak aktivitas perekonomian dalam lingkungan masyarakat yang
agamis5.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui
bagaimana hubungan dan keterikatan antara Bank Riau Syariah dan Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Riau saling berhubungan. Untuk itu maka skripsi ini mengambil
judul : “PENGARUH PEMBIAYAAN BANK RIAU SYARIAH (BPD Riau)
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI RIAU (Tinjauan
Laporan Ekonomi Provinsi Tahun 2009)”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang ditujukan agar pembahasan yang dilakukan tidak
melebar atau mencakup hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan tujuan dari
skripsi ini. Oleh karena itu penulis melakukan pembatasan masalah pada :
a. Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Riau.
b. Pertumbuhan ekonomi yang di bahas menggunakan kajian ekonomi makro,
dimana pertumbuhan ekonomi dilihat dari satu kesatuan yaitu PDRB.
Untuk memperdalam penelitian maka dipilihlah pembiayaan Bank Riau Syariah
sebagai variable bebas (X) dan sebagai variable yang tak diketahui/variable terikat
pertama (Y) adalah PDrill provinsi Riau. Dan tidak menutup kemungkinan semua
5 www.riau.go.id (di unduh pada tanggal 31 desember 2009).
5
variable dapat berubah karena ada beberapa aspek untuk memperoleh jawaban harus
mengubah variabel.6
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian
ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam pelaksanaan
penelitian. Berdasarkan masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
a. Apa Jenis Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau?
b. Apa jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan
ekonomi provinsi Riau?
c. Bagaimana pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui produk pembiayaan yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi secara teoritis.
b. Mengetahui jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam
pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
c. Mengetahui seberapa besar pengaruhnya pembiayaan Bank Riau Syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau.
6 Wilson Simangunsong. Matematika Dasar, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1991), h. 60.
6
2. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah tehadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
a. Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi
mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Di samping itu, guna
meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan yang akan membentuk mental
mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.
b. Bagi Instansi Terkait
Penelitian merupakan syarat yang wajib bagi penulis dalam menyelesaikan
studi, maka penulis mengadakan penelitian ini dan hasilnya diharapkan mampu
memberikan informasi dan penambahan wawasan bagi pihak-pihak terkait dengan
permasalahan ekonomi, dengan demikian diharapkan dapat menentukan kebijakan
dengan tepat.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman atau menambah
pengetahuan bahwa Bank Pembangunan Daerah dan pertumbuhan ekonomi itu saling
terkait untuk mensejahterakan masyarakat Provinsi Riau.
7
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Adapun kajian yang berkaitan dengan masalah yang ingin dibahas oleh penulis
yang diambil dari redaksi terdahulu yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Syariah
dan Hukum antara lain :
Tabel 1.1 Kajian Terdahulu
No Nama/ tahun
penulisan
Judul Kesimpulan
1. Abdullah
Suhari/2004
Sistem Ekonomi Islam;
Solusi Dalam Mengatasi
Krisis Ekonomi
1.Dalam karya ini hanya
menjelaskan secara garis besar
bagaimana kondisi
perekonomian islam di tengah
krisis ekonomi yang melanda
Indonesia.
2.Karya tulis ini hanya
memperlihatkan secara
perbandingan laporan keuangan
Indonesia ditengah kondisi
krisis ekonomi.
2. Dondy/2003 OTDA Dan Pengaruhnya
terhadap ekonomi Umat
dikota tangerang
1.Penelitian dilakukan pada
kota TANGERANG
2.Penelitian ini hanya melihat
garis besar PDRB kota
TANGERANG.
3.Penelitian ini belum
memperlihatkan jaminan dari
perbankan syariah ini.
Dapat dilihat bahwa kedua penelitian diatas hanya menjelaskan garis besar dari
ekonomi Islam dan PDRB saja. Adapun perbedaan yang dapat dipaparkan penulis
antara lain :
1. Penelitian dilakukan di PROVINSI RIAU.
2. Penelitian tidak terbatas pada salah satu kota/kabupaten PROVINSI RIAU.
8
3. Penelitian ini bertujuan untuk mencari seberapa besar peran perbankan
syariah terhadap pertumbuhan ekonomi PROVINSI RIAU.
4. Penelitian ini memaparkan besarnya peran perbankan syariah dalam
berbagai metode dan hasilnya berbentuk angka.
E. Metode Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Bank Riau Syariah (BPD Riau) dan laporan
ekonomi makro provinsi Riau tahun 2009.
2. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian diambil dari sektor PDRB Provinsi Riau tahun 2009
yang mengacu pada Visi dan Misi Riau 2020 dan pembiayaan Bank Riau Syariah.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Deskriptif dan
analisis Induktif (Inferensial statistic). Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik
mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami.
Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan
kata lain statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.7
Pengertian dari jenis penelitian yang akan di pakai penulis sebagai berikut :
7 Derbitson Siagian dan Sugiarto, Metode Statistik untuk Ekonomi dan Bisnis, cet. II (Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama,2006), h.5.
9
1. Penelitian deduktif, yakni penelitian yang bertujuan menguji hipotesis
melalui validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu,
tipe penelitian ini menggunakan hipotesis a priori 8 sebagai pedoman
untuk memilih, mengumpulkan dan menganalisis data. Hasil pengujian
data digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian,
mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah
teoritis.
2. Penelitian induktif, yakni penelitian yang bertujuan mengembangkan
teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe
penelitian ini bertujuan menemukan teori dengan mengumpulkan dan
analisis data secara sistematis melalui penelitian sosial.
Statistik induktif adalah mencangkup metode yang berkaitan dengan analisis
sebagian data (data dari sampel) yang kemudian digunakan untuk melakukan
peramalan atau penaksiran kesimpulan (generalisasi) mengenai data secara
keseluruhan (populasi). Generalisasi tersebut mempunyai sifat “tidak pasti” karena
hanya berdasarkan pada data dari sampel. Oleh sebab itu, dalam statistika induktif
harus didasari dengan teori peluang.9
8 Yang dimaksud a priori adalah berdasarkan teori, bukan berdasarkan fakta)
9 Douglas A Lind and partner. Statistical techniques in business and economic with global
data sets 13th
. (The McGraw-Hill Companies Inc, 2007), h. 7.
10
4. Sumber Data Penelitian
Jenis data yang menjadi objek penelitian adalah data kuantitatif dan kualitatif.
a. Sumber data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini dari laporan data – data yang
dikeluarkan oleh KBI Provinsi Riau, BPS Provinsi Riau, BAPPEDA Provinsi Riau
dan Bank Riau Syariah baik yang di publikasikan pada Web dan data yang
disampaikan langsung dari pihak-pihak yang terkait di Provinsi Riau.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari
hasil media baik elektronik dan surat kabar (wacana,opini).
5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengumpulkan data atau
bahan dari media elektronik, buku-buku bacaan, surat kabar, dokumen-dokumen dari
pihak-pihak yang terkait.
Dan teknik lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
beberapa cara, yaitu:
a. Studi dokumenter
Dilakukan dengan cara mempelajari dokumen – dokumen lembaga-lembaga
yang berwenang di Provinsi Riau (KBI Riau, BAPPEDA, BPD, BPS)
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan bersifat informal kepada lembaga-lembaga yang
berhubungan dengan perekonomian Provinsi Riau, dalam hal ini peneliti dapat
11
memeperoleh bagian atau rumusan yang dapat di modifikasi untuk memperoleh hasil
yang lebih terbaru. Seperti yang dituliskan pada bab satu kemungkinan ada
pengubahan posisi variabel.
6. Teknik analisa dan Interprestasi data
1. Kualitatif : analisa lebih lanjut untuk kedalaman pembahasan.
2. Kuantitatif : analisa berupa angka yang didapat dari dokumen atau data
dengan menggunakan metode statistika.10
Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif. Analisis kuantitatif yaitu analisis korelasi yang mengukur kuatnya
hubungan linear antara variable bebas dengan variable terikat. Variabel bebas dengan
(independent variable) disimbolkan dengan variable X dan satu variabel terikat
(dependent variable) yang disimbolkan dengan variabel Y. Semua data ini diambil
selama 1 tahun, yaitu kajian ekonomi Provinsi Riau 2009.
Untuk menganalisa data yang ada, penulis menggunakan alat bantu yaitu
SPSS 17.0 dan SSP
analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan fungsi berikut :
Y = f (X )
Dimana :
Y = PDrill Provinsi Riau
X = Pembiayaan Bank Riau Syariah
10
Ali Mauludi . Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, (Ciputat: PT Prima Heza
Lestari, 2006) h. 98.
12
Model yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Regresi Linear Sederhana11
Y = a + bX
Y : PDRill Provinsi Riau
X : Pembiayaan Bank Riau Syariah
a : konstanta
b : kemiringan
Adapun yang yang menjadi metode penghitungan variabel adalah sebagai berikut :
b : n XiYi − Xi (Yi) 𝑛
𝑛=1
Xi2-(Xi)
2
a : 𝑌𝑖 𝑛 - b( 𝑋𝑖 𝑛 )
Korelasi Linier Sederhana12
Koefisien Korelasi (R) : ukuran hubungan linier peubah X dan Y
1. Nilai R berkisar antara (+1) sampai (-1)
2. Nilai R yang (+) ditandai oleh nilai b yang (+)
3. Nilai R yang (-) ditandai oleh nilai b yang (-)
11
Regresi Linear sederhana diakses pada 10 Agustus 2010 dari
http://blogtutorialspss.blogspot.com/2009/01/regresi-linear-sederhana.html. 12
Regresi Linear sederhana diakses pada 10 Agustus 2010 dari
http://blogtutorialspss.blogspot.com/2009/01/regresi-linear-sederhana.html.
13
Setelah melihat hasil tersebut dapat diambil kesimpulan :
Jika nilai R mendekati +1 atau R mendekati -1 maka X dan Y memiliki
korelasi
linier yang tinggi
Jika nilai R = +1 atau R = -1 maka X dan Y memiliki korelasi linier sempurna
Jika nilai R = 0 maka X dan Y tidak memiliki relasi (hubungan) linier
(dalam kasus R mendekati 0, anda dapat melanjutkan analisis ke regresi
eksponensial)
Untuk memperoleh rumusan korelasi, dapat diperoleh dengan rumusan
sebagai berikut13
:
nXY - XY
r =
√nX2
– (X)2 nY
2 – (Y)
2
Setelah melihat dua buah metode penghitungan secara statistik, maka peneliti
akan menghitung sesuai metode ekonomi yang sudah di tetapkan. Adapun metodenya
sebagai berikut :
PN-riil1 – PN-riil0
G = X 100
PN-riil0
13
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2007), h. 47.
14
Untuk menghitung pendapatan riil (PN riil) dengan mendeflasikan pendapatan
nasional pada harga masa kini dilakukan dengan menggunakan formula sebagai
berikut :
HI0
PNriiln = X PN masa kini
HIn
7. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Diduga Bank Riau Syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau 2009.
8. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang dipakai dalam laporan penelitian ini mengacu kepada
“Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
15
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam skripsi ini, maka penulis membuat sistematika
penulisan:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bab awal yang berisi latar belakang bab,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori, penulis membahas tinjauan umum tentang
pertumbuhan ekonomi, pembiayaan dan BPD Riau.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Dalam Objek penelitian ini akan di bahas mengenai Provinsi Riau dan
Bank Riau Syariah.
BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini peneliti memaparkan seluruh hasil penelitian baik
secara matematis maupun secara penjelasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab akan berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian serta saran untuk instansi-instansi terkait, kemudian
dicantumkan lampiran-lampiran.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita
dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi
tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada
suatu saat.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional
bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau
berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang
lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output
riil per orang.
Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari
perkembangan sesuatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang
berlaku di suatu Negara.1
1 Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 423.
17
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu pembahasan dari Ekonomi Makro.
Yang di mana dalam makro ekonomi merupakan analisis suatu masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan
dalam perekonomian.
2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
3. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi
masalah ekonomi yang dihadapi.
Dalam Makro ekonomi terdapat berbagai macam masalah ekonomi yang akan
dihadapi oleh suatu negara. Makro Ekonomi merupakan suatu proyeksi mewakili
perkembangan ekonomi yang mengambarkan status ekonomi suatu negara dan
masyarakat yang tinggal di negara tersebut.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh Ekonomi Makro suatu negara adalah
pertumbuhan ekonomi2. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi
dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai
“kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus
meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada
2 Sadono Sukirno, Makro ekononomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 9.
18
kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang
dibutuhkannya”.
Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik
yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari
pendapatnya tersebut di bawah ini terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat
penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.3
1. Dua variabel ekonomi agregatif : tingginya tingkat pertumbuhan output
per kapita dan populasi dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas
faktor produksi secara keseluruhan atau terutama produktivitas tenaga
kerja.
2. Dua transformasi struktural : tingginya tingkat transformasi struktur
ekonomi dan tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi.
3. Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi
internasional : kecenderungan negara-negara maju secara ekonomi untuk
menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan
baku dan pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh sepertiga
populasi dunia.
Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan kenaikan output (Produk
Domestik Bruto) dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya
sasaran di negara-negara berkembang, namun kebijakan ekonomi dalam
3 Nobel Ekonomi 1971, artikel ini diakses pada tanggal 26 Juli 2010 dari
http://budirismayadi.tripod.com/ekbang-5.htm.
19
meningkatkan pertumbuhan output perlu dilakukan karena merupakan syarat penting
untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung tujuan kebijakan
pembangunan lainnya.
Dalam prinsip ekonomi Islam pengertian pertumbuhan ekonomi tidak jauh
berbeda. Seperti yang di jelaskan oleh model dinamika Ibnu Khaldun yang dimana
menggambarkan hubungan antara rakyat akan berpengaruh terhadap syariah, akan
berpengaruh terhadap pemerintah, akan berpengaruh terhadap kesejahteraan atau
ekonomi, akan berpengaruh terhadap keadilan, akan berpengaruh terhadap
pembangunan.
Konsep dari Ibnu Khaldun tersebut dapat digambarkan sebagai berikut4 :
Penjelasan dari gambar di atas, bisa dikatakan bahwa seluruh komponen
tersebut menurut Ibnu Khaldun saling berhubungan.
G : Pemerintah
S : Syariah
4Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2008 ), h. 19.
G
j & g
W
N
S
20
N : Rakyat
W : Kesejahteraan atau Kesejahteraan
j : Keadilan
g : Pembangunan
M.Akram Kan juga menjelaskan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk
melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi5.
Menurut M. Umer Chapra, ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang
membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber
daya yang terbatas yang berbeda dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam
tanpa memberikan kebebasan individu6.
Output atau PDB adalah faktor yang dapat menghitung pertumbuhan
ekonomi. PDB7 adalah nilai seluruh barang jadi dan jasa-jasa yang diperoleh dan
merupakan nilai seluruh produksi yang dibuat di dalam negeri, tanpa membedakan
apakah produk tersebut dibuat dari faktor produksi yang berasal dari dalam negara
tersebut atau faktor produksi yang berasal dari negara-negara lain yang digunakan
negara tersebut.Perlu dicatat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mencerminkan
kemakmuran suatu negara.Oleh karena itu perlu kiranya mengukur tingkat
5 Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2008 ), h. 1. 6Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada
Media Group, 2008 ), h. 2. 7 Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 34.
21
pertumbuhan dengan menggunakan PDB perkapita sehingga tidak hanya mengukur
kenaikan PDB, melainkan juga kenaikan jumlah penduduk.
PDB adalah kumpulan untuk suatu negara, maka untuk setiap Provinsi adalah
PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto). PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto
(gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah
tersebut. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output)
dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).8
2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu tujuan akhir pertumbuhan ekonomi adalah menciptakan masyarakat
sejahtera, baik pada generasi saat ini maupun generasi yang akan datang. Sesuai
dengan perkembangan paradigma pembangunan ekonomi, maka telah terjadi
perubahan tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dari pendekatan
pertumbuhan (growth) menjadi pendekatan kualitas hidup (quality of life).9
Landasan empirik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tidak selalu dapat memecahkan persoalan kesejahteraan seperti kemiskinan dan taraf
hidup masyarakat secara luas.10
Negara berkembang pertumbuhan ekonomi
menyisakan sederet permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, kerusakan
lingkungan, dan penyebabkan kondisi politik yang tidak kondusif.
Idealnya pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyebabkan demand driven,
sehingga mengakibatkan perubahan yang lebih baik pada kinerja sektor-sektor
8 Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 18.
9 Sjafrizal, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, h. 85.
10 http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080804211847AA3FGdM
22
ekonomi, khususnya sektor pertanian, sehingga peningkatan intensitas dan
produktivitas komoditas pertanian dapat menyebabkan pertumbuhan output sektor
pertanian.11
Selain itu, dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini
belum tampak secara jelas strategi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya
penurun kualitas lingkungan yang disebabkan karena adanya eksternalitas dari proses
produksi, dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang ada sebenarnya bersifat
”semu”. Sejak sebelum tahun 1960-an dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi
sebagai tujuan pembangunan ekonomi, maka telah berimplikasi terhadap kebijakan
nasional yang tidak seimbang antara sektor pertanian versus non pertanian atau
pengembangan kapital dan sektor riil. Lebih condong kepada sektor kapital yang
dipandang dapat menciptakan pendapatan dan kedua sektor pertanian dipandang
sebagai sektor yang inferior, sehingga pembangunan sektor pertanian menjadi
terabaikan.
3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:12
a. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai
hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan
untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin
11
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080804211847AA3FGdM 12
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html (tanggal 31 agustus 2010) pukul 08.15
23
meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi
tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
b. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara
untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.
Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh
Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
c. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan
penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan
produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya
yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis
sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart
Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi.13
a.Teori Inovasi Schum Peter
Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.14
13
http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html
diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010. 14
Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama,
2007) h. 26.
24
b.Model Pertumbuhan Harrot-Domar
Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas
faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena
pendidikan dan latihan. Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau
investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural
yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-
output.15
c.Model Input-Output Leontief.
Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan
antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan
ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran
hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan
koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak
berubah.16
d.Model Pertumbuhan Lewis
Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang
berkembang banyak(padat)penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan
kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang
dibiayai dari surplus keuntungan.
15
Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama,
2007) h. 27. 16
http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html
diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010.
25
e.Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan
ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap
masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan
ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.17
5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam
Islam memiliki beberapa karakteristik yang mencirikan pertumbuhannya,
antara lain :
a.Serba Meliputi18
Islam melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekedar persoalan materi dan
memiliki tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan orientasi terbatas yang
ingin dicapai oleh system-sistem kontemporer, yaitu untuk menciptakan keadilan
sosial.
Islam dalam pedomannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi
mendorong keadilan sosial yang berimbang, baik dalam sisi material maupun
spiritual.
Kehidupan spiritual dalam Islam tidak seperti yang digambarkan oleh
sebagian orang dalam bentuk-bentuk kerahiban dan kepasrahan yang meninggalkan
17
Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama,
2007) h. 28. 18
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.299
26
usaha dan produksi. Akan tetapi, kehidupan itu berupa keimanan kepada Allah dan
disertai adanya tanggung jawab untuk melakukan aktivitas berguna.
Pondasi serba meliputi dalam pertumbuhan ekonomi menuntut agar
pertumbuhan ekonomi itu mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan
manusia secara sempurna.
b. Berimbang19
Posisi Berimbang dalam pertumbuhan ekonomi memerlukan adanya
keberimbangan usaha-usaha pertumbuhan. Oleh karena itu, Islam tidak menerima
langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan perdesaan, industri
yang mengabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan tersier dan sekunder diatas
kebutuhan pokok dan primer, mengutamakan pembangunan industri diatas industri
ringan, atau dengan menkonsentrasikan percepatan pembangunan program tertentu
dengan mengabaikan sarana umum dan prasarana pokok lainnya.
c. Realistis20
Kajian tentang sifat realistis Islam dalam bidang pertumbuhan ekonomi
ditujukan untuk mencapai keadaan paling baik dan produksi palin sempurna yang
masih mungkin dicapai manusia dalam sisi ekonominya.
19
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.302 20
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.305
27
Sifat realistis dalam bidang pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa Islam
melihat persoalan ekonomi dan sosial yang mungkin terjadi dimasyarakat Islam
dengan tawaran solusi yang juga realistis.
d. Keadilan21
Islam telah menjamin terwujudnya keadilan diantara manusia dalam usaha
untuk memperbesar pemasukan dan distribusinya antara kaum muslim dengan
golongan non-muslim. Dalam pertumbuhan ekonomi Islam akan menjamin
kesejahteraan seluruh penduduk yang bertempat tinggal di satu negara.
e. Bertanggung Jawab22
Landasan adanya tanggung jawab sebagai salah satu pondasi paling penting
diungkapkan secara jelas dan gamblam dalam syari’at Islam. Jika kita mengikuti
syari’at ini, maka kita dapat menyimpilkan bahwa adanya tanggung jawab mencakup
dua sisi;
1) Tanggung jawab antara sebagian anggota masyarakat dengan sebagian
golongan lainnya.
2) Tanggung jawab negara terhadap masyarakat.
21
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.308 22
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.311
28
f. Mencukupi23
Islam tidak hanya menetapkan adanya karaktristik tanggung jawab seperti
yang telah diungkapkan, namun tanggung jawab itu haruslah mutlak dan mampu
mencakup realisasi kecukupan bagi manusia. Hal ini karena tujuan tanggung jawab
itu bukan hanya fardlu dan kewajiban orang kaya terhadap golongan miskin, akan
tetapi juga ditujukan untuk menghilangkan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan
dalam masyarakat Islam.
g. Berfokus Pada Manusia24
Karakter ini sesuai dengan posisi manusia yang merupakan duta Allah di
muka bumi ini dan inilah yang mencirikan tujuan dan pengaruh pertumbuhan
ekonomi dalam Islam. Hal ini berbeda dengan tujuan system lain. Tujuan
pertumbuhan ekonomi kapitalis adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar
mungkin dengan lebih mementingkan pemenuhan produksi kebutuhan sekunder dan
tersier yang dibutuhkan oleh kalangan borjuis, kapitalis, dan pemilik modal
sebagaimana yang ada di masyarakat barat, dibandingkan dengan produksi untuk
kebutuhan primer. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem sosialis adalah kesetaraan,
bukan keuntungan sebagaimana yang dianut oleh sistem kapitalis. Hanya saja hal iyu
tidak lain untuk memenuhi kebutuhan negara sesuai dengan kehendak para pemimpin
partai dan para pengambil keputusan, bukan dilandaskan atas kebutuhan warga
23
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.314 24
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.316
29
negara itu sendiri dengan menekankan kepentingan bersama melalui pembatasan
kebebasan pribadi. Manusia hanyalah merupakan alat dan instrumen, bukan tujuan.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Islam tidaklah ditujukan untuk memperoleh
keuntungan sebagaimana dalam sistem kapitalis atau untuk kepentingan para
pemimpin partai sebagaimana dalam sistem sosialis. Namun, pertumbuhan itu
ditujukan untuk menciptakan batas kecukupan bagi seluruh warga negara agar ia
terbebas dari segala bentuk penghambaan – baik dalam bidang finansial ataupun
hukum – kecuali hanya penghambaan kepada Allah semata. Fokus pertumbuhan
ekonomi Islam tidak lain adalah manusia itu sendiri agar tidak diperbudak oleh
materi. Oleh karena itu Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat
tinggi sebagai makhluk Allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk paling baik25
.
B. Bank Pembangunan Daerah26
1. Definisi Bank Pembangunan Daerah
Bank Pembangunan Daerah yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluakan kertas-kertas
beharga jangka menengah dan panjang, dan dalam usahanya memberikan kredit
terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah
Bank Pembangunan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
25
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta :
Magistra Insania Press,2004), h.317 26
PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 Tahun 2002.
30
a. Bahwa untuk mempercepat terlaksananya usaha-usaha
pembangunan yang merata diseluruh Indonesia perlu adanya
pengerahan modal dan potensi didaerah-daerah untuk pembiayaan
pembangunan daerah.
b. Bahwa pelaksanaan proyek-proyek pembangunan daerah
sebaiknya dijalankan sedemikian rupa, sehingga modal
pembelanjaannya dapat diperoleh dari hasil proyek-proyek
pembangunan tersebut.
c. Bahwa karena itu perlu mempertinggi daya-usaha didaerah untuk
membangun antaranya dengan jalan memberikan kemungkinan
mendirikan bank-bank didaerah-daerah yang tidak menjalankan
usaha-usaha bank umum dan bertugas mengerahkan modal dan
potensi didaerah-daerah dengan mengikut sertakan pihak swasta
nasional progresip untuk mengusahakan pembiayaan proyek-
proyek daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta
Berencana.
3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah27
Bila dilihat dari sisi tujuan, keberadaan Bank Riau memiliki tiga visi sebagai
berikut :
a. Menjadi bank terkemuka di daerah.
27
PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 tahun 2002.
31
b. Membantu percepatan pembangunan dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
c. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
d. Sebagai Bank sehat elit dan merakyat.
e. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
f. Sebagai pengelola Pemerintah Daerah.
g. Sebagai sumber pendapatan daerah.
h. Sebagai pembina, pengembang, dan pendamping usaha kecil dan
menengah
4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah Riau28
Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari
PT. Bank Pembangunan Daerah Riau (PT. BAPERI) yang didirikan berdasarkan Akte
Notaris Syawal Sutan Diatas Nomor 1 tanggal 2 Aguatus 1961, dan izin Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor
52/IV/1966 tanggal 1 April 1966, seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur ke
dalam Bank Pembangunan Daerah Riau.
Selanjutnya landasan berdirinya BPD Riau disesuaikan dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah.
Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kebiatan Bank Pembangunan
Daerah Riau dimulai dengan predikat sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau.
28
www.bankriau.co.id.
32
Selanjutnya status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau disesuaikan
dengan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun
1975, kemudian diatur kembali berdasarkan Perda Nomor 18 Tahun 1986 dan untuk
terakhir kalinya Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan dengan
Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau
berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang direvisi
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah29
Sebuah Bank Pembangunan Daerah tidak boleh dirikan begitu saja. Harus ada
dasar hukum yang mengatur. Dasar hukum yang mengatur sebagai berikut :
a. Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal
15 Agustus 1961.
b. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor
52/IV/1966 tanggal 1 April 1966.
c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan
Daerah.
d. Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10
Tahun 1975.
e. Perda Nomor 18 Tahun 1986.
f. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan
Daerah Riau.
29
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
33
g. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
h. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Demikianlah semua peraturan–peraturan yang ditetapkan oleh daerah dan
negara Indonesia yang harus dipatuhi dalam pendirian Bank Pembangunan Daerah.
Sebuah bank akan dinyatakan Bank Pembangunan Daerah apabila telah sesuai
dengan peraturan-peraturan tersebut.
C. Pengaruh Pembiayaan Bank terhadap Pertumbuhan Ekonomi30
Pendekatan awal dalam melihat hubungan Islamic Bank dan Ekonomi Makro
dapat dilakukan dengan melihat Agregat Demand Shocks dan kredit perbankan. Dari
sisi ekonomi Makro, untuk melihat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan
agregat demand dan pada akhirnya menyebabkan perubahan terhadap pertumbuhan
ekonomi jangka pendek biasanya didekati dengan model IS-LM. Kurva IS
menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan kondisi pasar barang dan jasa,
sedangkan kurva LM melihat hubungan suku bunga dengan kondisi pasar uang.
Dari sisi perbankan secara eksplisit terlihat dari kredit perbankan. Sejalan
dengan semakin berkembangnya aktivitas perbankan dalam suatu perekonomian,
volume kredit perbankan tentu akan terus meningkat. Kenaikan kredit tersebut tentu
30
The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Surakarta, 2-5 November 2009
“ PERAN ISLAMIC BANK (IB) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA” oleh
Maya Panorama
34
akan mendorong permintaan agregat, baik melalui peningkatan konsumsi ataupun
investasi.
Schumpeter melakukan observasi terhadap pasar financial sekitar 80 tahun
yang lalu. Dia mengatakan bahwa pasar keuangan memainkan peran penting dalam
pertumbuhan ekonomi dengan cara mempertemukan dana dari penabung ke
peminjam dengan cara efficient untuk memberikan fasilitas phisik dan inovasi bagi
proses perbaikan. Prediksi Schumpeter di perkuat oleh beberapa penelitian terdahulu
seperti King dan Levine, (1993) yang menemukan bukti bahwa financial development
sebagai prediktor ekonomi pembangunan dan pengembangan produktivitas yang akan
datang. Juga efektivitas kebijakan ekonomi berhubungan secara positive dengan
system kerja pembiayaan.
King dan Levin (1993) lebih lanjut menujukkan hubungan antara perbankan
dan ekonomi makro dengan menyimpulkan bahwa pengaruh perbankan tidak hanya
bersifat sementara saja, namun berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
jangka panjang. Berkembangnya sistem perbankan memiliki korelasi positif dan
hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan, investasi dan efisiensi kapital.
Produk yang ditawarkan oleh Islamic Bank cukup beragam dan tidak kalah
dengan produk dari bank konvensional. Produk-produk ini baik secara langsung dan
tidak langsung mampu berperan dalam mengatasi permasalahan dalam ekonomi.
Peran Produk Islamic Bank dalam mengatasi masalah pembangunan ekonomi
dapat dilihat dari beberapa variable yaitu:
1. Mampu mengontrol kemiskinan
35
2. Mampu mengontrol tingkat pengangguran
3. Mampu mengontrol tingkat illitreracy dan pendidikan
4. Mampu mengontrol tingkat inflasi
Adapun produk Islamic bank dan hubungannya dengan ekonomi dapat di
jelaskan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Kemiskinan
Mode of finance Recommendation to control poverty
Musyarakah Mendorong terjalinnya kemitraaan dengan pihak pihak terkait.
Sebagian besar laba yang tidak diketahui akan dilihat dengan
akurat dan sebagian besar laba akan masuk ke bank dan
akhirnya akandiperuntukkan bagi depositor. Hal ini berbeda
dengan bank konvensional yang hanya memberikan
keuntungan dari sisi tingkatbunga saja.
Semua aktivitas ini akan membantu menghilangkan “black
economy” dan sumber daya yang menganggur untuk
digunakan dan dibagikan bagi para deposan kecil, mengurangi
jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan.
Mudharabah Mudaraba merupakan alat yang sangat potensial untuk
menghilangkan Riba/bunga dari masyarakat dengan
menyediakan sebuah alat yang bebas bunga untuk penggunaan
keterampilan dan khususnya dapat memobilisasi sumber daya
masyarakat dengan menjadikan mereka mudarib ketika bank
akan menyediakan jasa keuangan dan juga mendukung
kesempatan system PLS yang tidak terdapat dalam jasa
keuangan yang berbasis bunga untuk modal usaha. Pedagang
kecil dan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khususnya di
bidang agricultur dan kerajinan rakyat dapat memacu ekspor
yang akhirnya akan mengurangi pemiskinan.
Salam Salam sangat berguna untuk mengurangi kemiskinan di sektor
agriculture dengan mudah, melalui memberikan kemungkinan
pada bank dan petani untuk bekerjasama memanen dan
mendapatkan dana pada saat yang tepat, bukan melalui pinjaman
riba, yang pada akhirnya memperburuk keadaan
36
Istishna’ Istisna berguna khususnya dalam sektor perumahan,
meningkatkan permintaan terhadap konstruksi, menciptakan
kesempatan kerja, dan mensejahterakan masyarakat tanpa efek
yang berbahaya dari riba/ bunga
Murabahah Murabaha tidak memiliki dampak langsung pada pengurangan
tingkat kemiskinan, tetapi secara tidak langsung akan
menyediakan alat yang baik bagi penjualan yang ditangguhkan
(deferred sale) menjadi lebih efisien,
Ijarah Ijarah tidak memiliki efek langsung pada pengurangan tingkat
kemiskinan
Tabel 2.2
Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Pengangguran
Mode Of Finance Recommendation to control unemployment
Musyarakah Musharakah menciptakan pekerjaan bagi banyak penduduk,
menjadi produk utama pembiayaan, mempromosikan
kewirausahaan dan kemitraan usaha
Mudharabah Mudarabah memiliki efek dalam mengurangi pengangguran di
sector bisnis, karena mendorong manajemen usaha melalui
tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan mempromosikan
aktivitas perdagangan. Pengangguran berkurang dalam jangka
pendek dan jangka panjang
Salam Salam juga memiliki potensi besar dalam mengurangi tingkat
pengangguran di sector pedesaan dan mengurangi
kecenderungan penduduk melakukan urbanisasi. Melalui petani,
salam melibatkan penduduk pedesaan dan perkotaan,
mengurangi beban pengangguran di sector perkantoran,
perusahaan dan industry.
Istishna’ Istisna juga memiliki efek baik dalam mengurangi pengangguran
melalui peningkatan aktivitas konstruksi dan perumahan dan
secara umum aktifitas manufaktur
Murabahah Murabaha memiliki efek kecil dalam mengurangi pengangguran
Ijarah Ijarah memiliki efek kecil mengurangi pengangguran
37
Tabel 2.3
Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Illiteracy dan Pendiidikan
Mode of finance Recommendation to control illiteracy and education
Musyarakah Tidak memiliki efek langsung tetapi mempromosikan budaya
usaha dan bisnis dalam masyarakat, peningkatan jumlah
penduduk yeng memiliki keterampilan sangat dibutuhkan jadi
mungkin membantu dalam meningkatkan literacy31
. Lebih
lanjut, pembiayaan pendidikan dan universitas melalui
musharakah dapat membantu meningkatkan fasilitas pendidikan
Mudaraba
Mudharabah Tidak ada efek langsung
Salam Menghasilkan agricultur dan pembangunan sector pedesaan dan
akhirnya akan meningkatkan income bagi masyarakat, dimana
70% masyarakat akan bersekolah.
Istishna’ Tidak ada efek langsung
Murabahah Tidak ada efek langsung
Ijarah Tidak ada efek langsung
Tabel 2.4
Pengaruh Pembiayaan Terhadap Tingkat Inflasi
Mode of finance Recommendation to control inflation
Musyarakah Musharakah memiliki efek manjur dalam mengontrol inflasi dan
menyebarkan kredit, mempromosikan kemitraan usaha (joint
venture) tanpa harus melakukan penelitian dan investigasi sudah
dapat dipastikan usaha akan sukses, bukan spekulasi dalam
kesuksesan bisnis. Musharakah juga berbasis PLS, membagi
resiko kerugian untuk menambah laba
31
Literacy adalah Kepandaian membaca dan menulis. Menurut S Wojowasito dalam Kamus
Inggeris Indonesia.
38
Mudharabah Mudharabah juga membantu mengontrol inflasi dengan
mempromosikan bisnis bebas bunga. Bunga dan kreasi kredit
yang dilakukan bank adalah factor utama memicu laju inflasi.
Mudaraba melibatkan bank dan stakeholder dalam penilaian laba
dan rugi.
Salam Salam memiliki efek yang besar dalam mengurangi inflasi,
dimana makanan telah mencapai harga puncak, jalan utama
memotong inflasi adalah melalui peningkatan agregat supply dan
meningkatkan produksi dengan penggunaan pestisida pada saat
yang tepat, meningkatkan jumlah sawah dan ladang dan
pertanian.
Istishna’ Istisna memiliki efek yang kecil dalam mengontrol inflasi
Murabahah Murabaha juga memiliki efek yang baik dalam mengurangi
inflasi, seperti melibatkan penggunaan agen kontrak dengan
peminjam yang diusulkan yang dapat membeli barang, pada
harga diskon atau mungkin harga terendah bagi agen, yang
terdapat dalam kontrak, tidak perlu bunga pinjaman dan ini akan
mengurangi inflasi
Ijarah Ijarah juga memiliki potensi besar mengurangi inflasi bagi
penduduk kelas menengah dan pengusaha dengan cara
penggunaan asset tanpa pengeluaran cash yang tergesa gesa atau
tiba tiba. Ini membuat mereka dapat memodifikasi atau bahkan
mengganti peralatan dan mesin setelah beberapa bulan atau
tahun tanpa teralu banyak kas yang mengalir. Tetapi Ijarah
seperti leasing biasa, kadang kadang dapat menyebabkan inflasi
jika ekonomi berada pada kondisi full employment, kemudian
akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan akan
meningkatkan harga di pasaran
34
BAB III
OBJEK PENELITIAN
A. Provinsi Riau
1. Letak Geografi
Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas
sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan laut-
laut. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina
Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara
100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta.
Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan
berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim
kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.
Menurut catatan Stasiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di
Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celsius dalam interval 23,4-33,4°
Celsius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata
mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian1.
Provinsi Riau sebagai salah satu Provinsi di Pulau Sumatera, dengan
ibukotanya Pekanbaru, wilayahnya meliputi bagian timur Pulau Sumatera bagian
tengah, yang dikenal sebagai Riau Daratan dan daerah Riau Kepulauan yang terdiri
1 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
35
atas 3.214 pulau sedang dan kecil. Provinsi Riau memiliki wilayah seluas 329.867,60
km2.2
Wilayahnya di utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Singapura, di timur
dengan Laut Cina Selatan, di selatan dengan Provinsi jambi dan Selat Berhala, di
barat dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.
Daerah Riau terletak pada jalur pelayaran internasional Laut Cina Selatan dan
Selat Malaka, yang menghubungkan wilayah Asia-Pasifik dengan Eropa. Oleh karena
itu lokasinya sangat menguntungkan dari segi ekonomi.
2. Kabupaten dan Kota Provinsi Riau
Tabel 3.1
Kabupaten dan Kota Provinsi Riau
No. Kabupaten/Kota Ibu kota
1 Kabupaten Bengkalis Bengkalis
2 Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan
3 Kabupaten Indragiri Hulu Rengat
4 Kabupaten Kampar Bangkinang
5 Kabupaten Kuantan Singingi Teluk Kuantan
6 Kabupaten Pelalawa Pangkalan Kerinci
2Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor : 4 tahun 2002, tentang RENSTRA Provinsi Riau,
h.2-1.
36
7 Kabupaten Rokan Hilir
Ujung Tanjung (de juree3), Bagan Siapi-api (de
facto4)
8 Kabupaten Rokan Hulu Pasir Pengaraian
9 Kabupaten Siak Siak Sri Indrapura
10
Kabupaten Kepulauan
Meranti
Selatpanjang
11 Kota Dumai -
12 Kota Pekanbaru Pekanbaru
3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau
a. Sektor tanaman Pangan5
Struktur ekonomi Provinsi Riau sangat didominasi oleh sektor yang berkaitan
dengan migas seperti sektor pertambangan dan industri. Namun apabila unsur migas
dikeluarkan dari perhitungan perekonomian Provinsi Riau maka sektor pertanian
menjadi salah satu motor penggerak dan memiliki kontribusi yang besar terhadap
perekonomian Provinsi Riau selain sektor industri tanpa migas dan sektor
perdagangan.
3 De jure (dalam bahasa Latin Klasik : de iure) adalah ungkapan yang berarti "berdasarkan
(atau menurut) hukum", 4 De facto dalam bahasa Latin adalah ungkapan yang berarti "pada kenyataannya" atau "pada
prakteknya". Istilah de facto dapat pula digunakan apabila tidak ada hukum atau standar yang relevan,
tetapi sebuah praktik yang lazim sudah mapan dan diterima, meskipun mungkin tidak sepenuhnya
bersifat universal. 5 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
37
Meskipun Provinsi Riau bukan merupakan daerah produksi gabah/beras,
namun beberapa daerah masih dapat diandalkan untuk menghasilkan gabah/beras
untuk mengcukupi kebutuhan sendiri. Bahkan Pemerintah Provinsi Riau telah
mencanangkan Program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) sebagai tindak lanjut
program ketahanan pangan nasional dalam rangka mewujudkan swasembada beras di
Provinsi Riau pada tahun 2013. Salah satu tujuan dari Program OPRM adalah untuk
melepaskan ketergantungan Riau akan suplai beras dari luar.
Melihat kondisi geografis Provinsi Riau, dimana keberadaan air guna
mendukung suplai air untuk pertanian sangat diperlukan. Untuk itu penyedian air
melalui saluran irigasi sangat mutlak diperlukan. Keberadaan saluran irigasi guna
mendukung aktifitas pertanian di Provinsi Riau sudah ada sebelumnya, namun
kondisinya sekarang sudah banyak tidak berfungsi sebagaimana mestinya, baik itu
saluran irigasi primer, sekunder maupun tersier.
Tabel 3.2
Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Unggulan Kabupaten/Kota6
No. KABUPATEN/
KOTA
PADI JAGUNG SINGKONG/
UMBI
LAP JP LAP JP LAP JP
1.
2.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
9.412
4.608
30.517
13.577
219
966
470
2.045
369
398
3.760
3.707
6www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
38
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
Pekanbaru
Dumai
30.721
9.844
5.860
8.980
14.763
10.473
36.895
0
4.621
103.911
30.618
18.717
25.900
36.325
33.245
123.714
0
12.846
5.417
4.928
366
1.218
1.351
227
515
128
204
12.333
11.162
784
2.672
2.967
487
1.106
274
428
286
251
222
849
628
479
271
238
217
3.666
2.426
4.709
10.631
4.923
5.122
3.520
2.344
3.078
T O T A L 136.177 429.380 15.539 34.728 4.208 47.586
Keterangan : LAP = Luas Areal Produksi (Ha)
JP = Jumlah Produksi (Ton)
Dari hasil tabel diatas memberikan gambaran kepada kita bahwa kabupaten
yang potensial untuk dikembangkan menjadi lumbung pertanian adalah Kabupaten
Indragiri Hilir dan Rokan Hilir. Sedangkan kabupaten/kota yang tidak potensial untuk
areal pertanian adalah Kota Pekanbaru dan Dumai.
39
b. Sektor Perkebunan
Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan
pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan
perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini
dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-
rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan
tanaman lainnya.
Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan,
hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha
perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dan
semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan.
Tabel 3.3
Luas Areal Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi7
No. KABUPATEN/ KOTA LUAS AREAL (Ha)
KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI
1.
2.
3.
4.
5.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
60.547,70
55.667,00
37.547,00
54.392,00
93.115,18
2.274,95
2.024,15
379.509,00
26.316,00
3.395,80
157.070,12
72.894,15
3.225,00
22.436,50
18.124,95
389,40
1.276,40
4.234,00
830,00
801,56
7 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
40
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
Pekanbaru
Dumai
139.195,00
105.998,00
99.575,00
80.399,00
0
21.933,00
2.892,00
760,23
50.407,00
5.944,00
0
2.033,00
81.691,00
46.087,00
50.779,00
36.678,00
0
1.736,00
379,00
634,57
1.217,50
1.054
0
0
R A K Y A T 748.368,88 475.556,13 490.721,72 10.816,43
P B N 72.011,00 - 10.901,00 -
P B S 709.770,51 - 12.847,00 -
J U M L A H 1.530.150,39 475.556,13 514.469,72 10.816,43
Tabel 3.4
Jumlah Produksi Kelapa Sawit, Kelapa, Karet dan Kopi8
No. KABUPATEN/ KOTA JUMLAH PRODUKSI (ton)
KLP. SAWIT KELAPA KARET KOPI
1.
2.
3.
4.
5.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
147.355,57
143.322,40
42.656,88
144.063,12
254.005,49
2.315,20
1.467,74
358.860,97
30.745,79
3.288,65
145.740,40
37.747,70
1.983,06
18.675,60
16.054,02
247,61
301,70
643,30
178,20
399,56
8 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
41
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
Pekanbaru
Dumai
398.553,00
265.634,20
189.697,41
152.597,30
0
40.645,20
2.080,00
971,80
52.558,86
3.109,80
0
862,60
42.198,00
61.619,00
35.763,25
16.169,00
0
931,58
175,00
152,00
1.229.56
474,00
0
0
R A K Y A T 1.778.530,57 456.261,41 376.881,61 3.803,93
P B N 309.151,19 - 16.867,00 -
P B S 2.571.582,11 - 22.157,07 -
T O T A L 4.659.263,87 456.261,41 415.905,68 3.803,93
c. Sektor Kehutanan9
Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya
memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya
alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga
kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya
pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu
fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak
kebijakan pemerintah yang lalu.
9 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
42
Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis
yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek
kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non
HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan.
Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Provinsi Riau pada khususnya tapi
Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging. Masalah ini merupakan
akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk diberantas.
Tabel 3.5
Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di Kabupaten/Kota10
No. KABUPATEN/
KOTA
HL HSAW HPT HPTb HB
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
49.040,66
21.315,58
34.973,05
0
0
41.697,04
67.574,05
1.995,80
12.197,64
48.817,23
147.304,99
24.761,92
33.976,47
72.314,30
102.097,33
0
94.184,28
559,60
0
54.506,18
217.634,62
424.456,69
188.187,69
34.392,45
51.592,17
212.767,32
138.739,08
127.145,33
161.698,97
54.731,34
297.018,16
215.229,48
304.072,31
134.771,75
347.591,18
276.385,08
0
0
63.534,01
444,78
6.830,56
0
0
47.600,02
8.441,46
10
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
43
10.
11.
Pekanbaru
Dumai
0
0
749
4.721,60
0
145.840,58
15.024
644,86
0
11.582,79
T O T A L 228.793,82 529.487,02 1.468.116,78 1.934.312,12 138.433,62
Keterangan :
HL : Hutan Lindung (Ha)
HSAW : Hutan Suaka Alam dan Wisata (Ha)
HPT : Hutan Produksi Tetap (Ha)
HPTb : Hutan Produksi Terbatas (Ha)
HB : Hutan Bakau (Ha)
Hutan suaka alam dan wisata bertujuan untuk melindungi keanekaragaman
tumbuh-tumbuhan dan satwa tertentu yang memerlukan upaya konservasi serta
ekosistemnya yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan bagi kepentingan
ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Bila dilihat luas hutan suaka
alam dan wisata pada masing-masing kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau,
Provinsi Riau disamping kaya akan sumber daya alam yang tidak bisa
diperbaharui juga kaya akan sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti hasil
hutan. Hasil hutan Provinsi Riau berupa kayu bulat, kayu gergajian, kayu olahan dan
jenis kayu lainnya.
Semakin banyaknya praktek illegal logging telah menyebabkan pengawasan
terhadap kayu di perketat. Hal ini telah berdampak kepada mahalnya harga kayu di
44
Provinsi Riau. Sehingga bagi masyarakat yang membangun rumah dari kayu merasa
keberatan akibat melambungnya harga kayu.
d. Sektor Peternakan11
Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan
populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga
untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Provinsi Riau pada
umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil (sapi, kerbau,
kambing dan unggas), namun cukup memberikan harapan dalam hal
pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar,
khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun permasalahan dalam
hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber
daya manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak, usaha peternakan
rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana
penunjang usaha peternakan rakyat. Pada umunya peternakan di Provinsi Riau masih
bersifat tradisional, meskipun demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan
dari Petugas Lapangan yang didatangkan dari Dinas Peternakan dalam upaya
peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan
terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi meluasnya wabah
penyakit yang dapat merugikan peternak.
11
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
45
Tabel 3.6
Jumlah Populasi Ternak Masing-masing Kabupaten/Kota12
No. KABUPATEN/ KOTA P O P U L A S I T E R N A K (ekor)
Sapi Potong Kerbau Kambing Ayam Buras
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
Pekanbaru
Dumai
20.929
22.032
6.233
2.087
17.978
11.121
17.141
6.631
8.445
2.948
1.534
18.166
2.215
16
527
561
22.396
2.293
3.388
1.194
1.330
68
20.530
20.277
17.704
2.303
3.276
19.828
17.742
87.589
45.093
5.956
34.670
397.607
115.330
630.239
303.718
283.755
1.112.578
260.604
1.847.539
534.346
635.195
240.924
T O T A L 117.078 52.153 274.968 6.361.835
Berbicara masalah populasi ternak tidak terlepas dari jumlah produksi daging
yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual daging ternaknya untuk
menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi ternak tergantung kepada
12
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
46
kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan baik atau dalam keadaan
sehat akan besar jumlah produksinya, namun sebaliknya apabila perkembangan
ternak tidak normal atau sakit akan mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri.
Untuk itu suplai makanan kepada ternak menjadi modal utama bagi perkembangan
ternak itu sendiri.
Tabel 3.7
Jumlah Produksi Daging Ternak Masing-masing Kabupaten/ Kota13
No. KABUPATEN/ KOTA J U M L A H P R O D U K S I (Kg)
Sapi Potong Kerbau Kambing Ayam Buras
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
Pekanbaru
Dumai
698.574
112.012
408.207
68.598
124.792
306.907
547.470
517.024
268.191
3.251.933
46.985
261.164
13.092
1.109
9.541
16.642
799.469
102.291
172.408
44.822
254.951
187.941
60.363
22.433
130.167
9.133
13.505
28.529
51.578
314.376
84.890
96.055
6.404
415.151
120.419
658.047
317.120
296.275
1.161.669
272.102
1.929.058
557.923
663.222
251.555
13
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
47
T O T A L 6.350.694 1.863.431 817.434 6.642.541
Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Provinsi Riau, biasanya ternak
tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebahagian ternak banyak juga
dilakukan pemotongan pada hari raya qurban. Harga daging ternak cenderung
berfluktuasi, kadang-kadang bisa dijual dengan harga tinggi, namun apabila daging
banyak di pasar justru harganya akan menjadi turun.
e. Sektor Pertambangan14
Perkembangan pertambangan umum di Provinsi Riau relatif cukup pesat,
ditandai dengan banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang ini yang ikut serta
dalam mengusahakan beberapa hasil pertambangan antara lain bahan galian pasir
laut, granit, bauksit, timah, emas, batubara, gambut, pasir kwarsa dan andesit. Jenis
izin Kuasa Pertambangan (KP) diberikan kepada perusahaan swasta nasional.
Sedangkan bagi perusahaan asing yang berminat diberikan jenis izin lainnya berupa
Kontrak Karya (KK) yang diberikan oleh pemerintah dengan persetujuan DPR.
Sebagian saham dalam kontrak ini harus dimiliki oleh perusahaan nasional. Peluang
untuk menanamkan investasi di sektor pertambangan di Provinsi Riau terbuka lebar,
baik investor lokal maupun investor asing.
Wilayah batubara yang telah dicadangkan untuk dikelola pemerintah, bila
diminati oleh pihak swasta dapat diberikan dalam bentuk PKP2B. Perusahaan
14
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib.
48
pemegang izin PKP2B ini diwajibkan menyetor 13,5 persen dari hasil produksinya ke
pemerintah melalui kas menteri keuangan.
Tabel 3.8
Produksi Pertambangan di Provinsi Riau15
J E N I S SATUAN P R O D U K S I
1.Minyak Bumi Crude Oil Ribu Barel 157.765,42
2. Kondensat Ribu Barel -
3. Gas Bumi Ribu MSCF -
4. Batu Bara Metrik Ton 2.040.500,69
5. Gambut Ton 423.587,40
Disamping minyak bumi, batu bara dan gambut, Provinsi Riau juga memiliki
potensi pertambangan lainnya yang tidak kalah banyak jumlahnya. Sekarang tinggal
bagaimana Pemerintah Daerah mengelola potensi yang ada tersebut untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk melihat potensi pertambangan yang ada di Provinsi Riau dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
15
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
49
Tabel 3.9
Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau16
No. KABUPATEN/KOTA POTENSI PERTAMBANGAN (TON)
BATU BARA TIMAH EMAS
1.
2.
3.
4.
5.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Kampar
Rokan Hulu
140.000.000
1.600.000.000
65.000.000
75.000.000
145.000.000
-
-
-
3.000
-
120.078
-
-
59.470
-
J U M L A H 2.025.000.000 3.000 179.548
f. Sektor Kelistrikan
Energi mempunyai peranan yang sangat penting bagi mendukung
pembangunan daerah, terutama untuk mendukung sektor-sektor pembangunan
lainnya. Untuk itu maka sasaran pembangunan energi adalah menyediakan energi
yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Salah satu hal
yang membedakan antara negara maju (developed country) dengan negara sedang
berkembang (developing country) adalah tingkat konsumsi energi, oleh sebab itu
tingkat konsumsi energi dijadikan salah satu indikator yang digunakan untuk
16
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
50
mengukur kemajuan suatu negara. Semakin maju suatu negara maka energi yang
dibutuhkan juga akan semakin besar.
Meskipun Provinsi Riau memiliki sumber energi listrik yang cukup besar
(PLTD dan PLTA) namun belum semua menyentuh kelapisan masyarakat bawah,
khususnya di daerah-daerah terisolir, karena masih banyak penduduk di desa-desa
menggunakan lampu petromak dan pelita sebagai lampu untuk penerangan.
Tabel 3.10
Banyaknya Rumah Tangga Menggunakan Sumber Penerangan17
No. KABUPATEN/ KOTA SUMBER PENERANGAN
Listrik PLN Listrik Non PLN Petromak Pelita
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kuantan Singingi
Indragiri Hulu
Indragiri Hilir
Pelalawan
Siak
Kampar
Rokan Hulu
Bengkalis
Rokan Hilir
Pekanbaru
25.041
33.726
45.102
23.984
38.544
90.157
39.283
105.560
28.354
171.366
17.729
20.819
35.670
30.442
27.084
25.969
26.060
19.970
36.972
516
4.143
1.666
22.092
686
228
2.561
7.298
14.235
2.072
258
14.655
15.208
49.506
7.822
5.344
5.319
13.461
25.215
27.066
0
17
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
51
11. Dumai 45.423 3.696 504 1.681
J U M L A H 646.540 244.927 55.743 3.144
Potensi pengembangan energi di Provinsi Riau sebenarnya relatif besar,
namun untuk pengembangannya dihadapkan kepada aspek pembiayaan maupun
investasi. Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah mempunyai rencana untuk
pengembangan industri energi listrik tenaga batu bara dan energi listrik tenaga gas di
Kabupaten Pelalawan, namun sekarang belum ada pihak investor yang berminat
untuk menanamkan investasinya. Pembangunan energi di Provinsi Riau harus
dicarikan jalan keluarnya untuk mengatasi segala permasalahan penyediaan energi
yang cepat dan murah, terutama untuk mendukung pengembangan industri serta
pemerataannya ke seluruh daerah yang membutuhkan energi.
Seiring dengan pertumbuhan pembangunan daerah maupun pembangunan
sektor-sektor, maka permintaan akan energi khususnya listrik akan terus meningkat.
Demikian juga dalam beberapa tahun kedepan dengan adanya proses transisi
masyarakat perdesaan menjadi masyarakat perkotaan akan mendorong kebutuhan
akan energi. Selain dari pada itu pengembangan ekonomi kerakyatan (ekonomi
perdesaan) akan semakin ditingkatkan, oleh karena itu kebutuhan akan energi di
pedesaan juga akan semakin meningkat pula.
Permasalahan pembangunan kelistrikan di Daerah Riau untuk lima tahun
mendatang adalah mengusahakan bagaimana Pemerintah Daerah mampu mengolah
potensi energi yang ada (baik PLTA maupun PLTD) untuk pemenuhan agar setiap
52
daerah yang berada dalam wilayah Provinsi Riau dapat menikmati hasil
pembangunan selama ini. Bagaimanapun juga, Provinsi Riau masih menyimpan
berbagai potensi sumber daya alam, termasuk energi listrik. Sekarang bagaimana
mengelola potensi yang ada tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Riau pada
khususnya.
Tabel 3.11
Banyaknya Pembangkit, Kapasitas Terpasang dan Tenaga yang Dibangkitkan18
No. PT. P L N Jumlah Pembangkit
(Unit)
Kapasitas
Terpasang
Tenaga yang di
Bangkitkan (Kw/h)
1.
2.
3.
Cabang Pekanbaru
Cabang Rengat
Cabang Dumai
47
118
95
9.700
59.508
81.565
23.478.602
136.108.752
118.906.559
J U M L A H 254 150.773 278.493.913
g. Sektor Pariwisata
Pembangunan pariwisata merupakan kegiatan dan usaha yang terkoordinasi
untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana serta fasilitas
yang diperlukan dalam melayani permintaan wisatawan. Pertumbuhan dan
perkembangan pariwisata di Provinsi Riau dewasa ini mengindikasikan bahwa
18
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
53
pariwisata telah menjadi sektor ekonomi utama tidak saja di Provinsi Riau juga bagi
Indonesia.
Perkembangan kepariwisataan di Provinsi Riau menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara
maupun mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Riau dari tahun ketahun selalu
menunjukkan peningkatan. Namun ini semua tergantung dengan kondisi di suatu
daerah, semakin kondusif suatu daerah maka kemungkinan wisatawan untuk
mengunjungi daerah tersebut akan semakin tinggi, namun sebaliknya jika kondisi
daerah tidak kondusif maka wisatawan akan enggan untuk berkunjung ke daerah
tersebut.
Tujuan utama pengembangan industri pariwisata adalah untuk menggaet
penerimaan devisa dari pengeluaran wisatawan yang mengunjungi suatu negara.
Kalau devisa hasil ekspor diperoleh dari penjualan barang-barang di luar negeri,
namun di sektor pariwisata devisa diperoleh dari pengeluaran wisatawan yang
mengunjungi suatu negara. Agar devisa sektor pariwisata lebih banyak diterima maka
perlu diupayakan agar wisatawan yang datang lebih banyak dan lebih lama tinggal
serta lebih banyak membelanjakan uangnya di negara tujuan, sehingga semakin
banyak uang yang dibelanjakan dinegara tujuan, semakin banyak devisa yang akan
diperoleh. Devisa ini secara langsung akan bisa meningkatkan perekonomian
masyarakat setempat.
Pengembangan wisata dengan sasaran wisatawan nusantara maupun
mancanegara juga akan memacu lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, karena
54
pariwisata tidak berdiri sendiri. Pengembangan pariwisata akan membuka berbagai
lapangan kerja dan mempercepat peredaran uang disuatu wilayah. Mengingat
Provinsi Riau yang berhadapan langsung dengan dua negara tetangga, yaitu Malaysia
dan Singapore memberikan peluang yang sangat menjanjikan untuk sektor pariwisata
Riau di masa mendatang.
Dalam pembangunan perekonomian, kepariwisataan dapat diharapkan
memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan katalisator untuk
mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Tidak hanya
perusahaan-perusahaan yang dapat menyediakan kamar untuk menginap (hotel),
makanan dan minuman (bar dan restoran), perencana perjalanan wisata, agen
perjalanan, industri kerajinan, pramuwisata, tenaga terampil akan tetapi juga
prasarana ekonomi, seperti jalan raya, jembatan, terminal, pelabuhan dan lapangan
udara. Disamping itu dibutuhkan juga prasarana pembangkit listrik, fasilitas olah raga
dan rekreasi dan banyak sektor perekonomian lainnya.
Tabel 3.12
Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Provinsi Riau
Melalui Pintu Masuk Utama19
NO PINTU MASUK JUMLAH (Jiwa)
1.
2.
Dumai
Pekanbaru
15.855
18.735
19
www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
55
3. Lain-lain 5.169
J U M L A H 39.759
B. Bank Riau Syariah (UUS BPD Riau)
1. Sejarah Bank Riau Syariah20
Pendirian Bank Riau Syariah dimulai dengan pembentukan Tim
Pengembangan Unit Usaha Syariah Bank Riau dengan Surat Keputusan Direksi PT.
Bank Riau No. 39/KEPDIR/2003. Seiring dibentuknya tim ini maka Unit Usaha
Syariah (UUS) sebagai koordinator pendirian Bank Riau Syariah melakukan beberapa
langkah akselerasi pendirian Bank Riau Syariah bekerjasama dengan sebuah
konsultan perbankan syariah. Pendampingan oleh konsultan ini dilakukan dalam hal
rekrutmen Sumber Daya Insani baik Internal maupun External, marketing research,
training, simulasi serta penyusunan Standar Operasional & Prosedur.
Pengajuan izin prinsip pendirian Bank Riau Syariah ke Bank Indonesia
diajukan pada tanggal 29 Januari 2004, dan Persetujuan Prinsip dari Bank Indonesia
diperoleh pada tanggal 27 Februari 2004 melalui surat BI No. 6/7/DPbS/Pbr KBI
Pekanbaru. Sebelum izin prinsip ini diajukan Bank Riau Syariah juga melakukan
berbagai hal untuk memuluskan langkah dalam pendirian Bank Riau Syariah
termasuk rehabilitasi gedung untuk Kantor Cabang Syariah dan UUS, persiapan
aplikasi IT Syariah, dll. Pengurusan izin operasional dikirim ke Bank Indonesia
20
Hasil Observasi pada tanggal 21 Juli 2010.
56
tanggal 21 Mei 2004. Izin Operasional diterima pada bulan Juni 2004 yang
memungkinkan untuk mulai beroperasinya Bank Riau Syariah.
Pada tanggal 1 & 22 Juli 2004 dilaksanakan Soft & Grand Opening Bank
Riau Syariah yang dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia Maulana Ibrahim dan
Gubernur Riau HM Rusli Zainal serta Ketua DPRD Provinsi Riau drh. Chaidir MM.
Beroperasinya Bank Riau Syariah merupakan sebuah prestasi karena Bank Riau
Syariah adalah Bank Daerah Syariah pertama di luar Pulau Jawa.
Beberapa aspek yang melatarbelakangi berdirinya Bank Riau Syariah.
Pertama, aspek regulasi, dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah memberikan peluang
bagi bank umum konvensional untuk ikut serta menangani transaksi perbankan
syariah, serta regulasi paling mutakhir UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Kedua, aspek marketing, dimana bank syariah memiliki potensi pasar yang
cukup besar di Riau dan Kepri mengingat mayoritas penduduk di kedua provinsi
tersebut beragama Islam (Prompt Research, 2004). Ketiga, aspek syariah, masih
banyak kalangan umat Islam yang enggan bertransaksi dan menggunakan jasa bank
konvensional. Keempat, aspek empiris, dari beberapa pengalaman terbukti bahwa
perbankan syariah memiliki berbagai keunggulan dalam mengatasi dampak krisis
ekonomi. Kelima, aspek diferensiasi produk, kehadiran Bank Riau Syariah untuk
57
memenuhi kebutuhan segmen masyarakat dan memberikan alternatif pilihan kepada
masyarakat baik yang sudah menjadi nasabah Bank Riau maupun yang belum.21
Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari
PT BAPERI (PT. Bank Pembangunan Daerah Riau) yang didirikan berdasarkan Akte
Notaris Syawal Sutan Diatas No.1 tanggal 2 Agustus 1961, dan izin Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. BUM 9-4-45 Tanggal 12-08-1961.
Selanjutnya dengan Surat Keputusan Gubernur KDH. Tk. I Riau No.
51/IV/1966 Tanggal 1 April 1966 dinyatakan berakhir segala kegiatan PT. BAPERI.
Seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur kedalam Bank Pembangunan Daerah
Riau yang disesuaikan dengan Undang-Undang No.13 Tahun 1962 tentang Bank
Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kegiatan Bank
Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik Pemerintah
Daerah Riau.
Status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan
dengan Peraturan Daerah No.14 tahun 1992 jo. Peraturan Daerah berdasarkan
Undang-Undang No.7 tahun 1992 jo. Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang
Perbankan.
Kemudian sesuai dengan Keputusan RUPS tgl 26 Juni 2002 dan dengan Perda
No. 10 Tahun 2002 tgl 26 Agustus 2002 serta dengan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas No. 36 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Ham dengan Surat
Keputusan No. C-09851.HT.01.TH.2003 tgl 5 Mei 2003 dan persetujuan Deputi
21
Hasil Observasi pada tanggal 21 Juli 2010.
58
Gubernur Senior Bank Indonesia No.5/30/KEP.DGS/2003 tgl 22 Juli 2003, status
Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi berbadan hukum PT.
Kemudian sesuai dengan Keputusan RUPS tgl 26 Juni 2002 dan dengan Perda
No. 10 Tahun 2002 tgl 26 Agustus 2002 serta dengan Akta Pendirian Perseroan
Terbatas No. 36 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Ham dengan Surat
Keputusan No. C-09851.HT.01.TH.2003 tgl 5 Mei 2003 dan persetujuan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia No.5/30/KEP.DGS/2003 tgl 22 Juli 2003, status
Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi berbadan hukum PT.
Sampai saat ini PT. Bank Pembangunan Daerah Riau terus mengalami perkembangan
dan telah memiliki 18 Kantor Cabang dan 11 Kantor Cabang Pembantu, 6 Kantor Kas
serta 3 payment point yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Riau22
.
2.Produk-produk Bank Riau Syariah23
a. Produk Funding
1). Tabungan iB Sinar
2). Tabungan iB Sinar Mahasiswa
3). Tabungan iB Dhuha (Haji & Umrah)
4). Giro iB
5). Deposito iB
b. Produk Financing
22
Website resmi bank riau syariah diakses pada tanggal 30 Juni 2010 dari
http://www.bankriau.com. 23
www.bankriau.co.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
59
1). Pembiayaan iB Aneka Guna
2). Pembiayaan iB Kendaraan Bermotor
3). Pembiayaan iB Pemilikan Rumah
4). Pembiayaan iB Komersil
5). Pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil
6). Gadai Emas iB
c. Jasa Perbankan
1). Bank Garansi
2). Referensi Bank
3). Transfer, Kiriman Uang
3. Pembiayaan Bank Riau Syariah24
a. Pembiayaan iB Aneka Guna
Pembiayaaan iB Aneka Guna adalah, pembiayaan yang diberikan kepada pegawai
dan pensiunan yang berpenghasilan tetap, pekerja profesi dan pengusaha dalam
rangka pembiayaan tanah untuk perumahan, pembangunan/rehabilitasi/renovasi
rumah sendiri, pembelian perabot dan peralatan rumah tangga serta kebutuhan
lainnya, sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan iB Aneka Guna juga dapat
diberikan untuk menunjang kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
yang dilakukan oleh Nasabah yang tidak berkaitan langsung dengan tugas pokoknya.
Persyaratan :
1) Calon Nasabah tidak tercatat sebagai nasabah bermasalah
24
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
60
2) Memiliki rekening tabungan di bankriau syariah
3) Mengisi formulir permohonan yang disediakan bank dan disetujui istri/suami
4) Menyerahkan dokumen-dokumen yang harus disertakan dalam map aplikasi.
b. Pembiayaan iB Kendaraan Bermotor25
Pembiyaan kendaran bermotor murabahah adalah pembiayaan yang diberikan
kepada pegawai ynag berpenghasilan tetap, Pensiunan, Pekerja Propesi , dan
pengusaha dalam rangka kepemilikan kendaraan bermotor roda 2 (dua) dan atau roda
4 (empat)
Syarat untuk memperoleh pembiayaan kendaraan bermotor
1) Calon nasabah tidak tercatat sebagai nasabah bermasalah
2) Membuka rekening tabungan di Bank Riau Syari’ah.
3) Mengisi formulir permohonan yang disediakan Bank dan disetujui
suami/istri
4) Menyerahkan dokumen – dokumen yang harus disertakan dalam map
aplikasi.
c. Pembiayaan iB Pemilikan Rumah26
Pembiayaan iB Pemilikan rumah bersedia membantu pegawai yang
berpenghasilan tetap,pekerja propesi, dan pengusaha untuk memiliki tanah dan
bangunan diatasnya termasuk rumah susun /kondominium, ruko, kios,
rukan,apartemen,vila dan kavling siap bangun dengan prinsip murabahah
25
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010. 26
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
61
1) Uang Muka Ringan
2) Proses Cepat Dan Murah
3) Harga Murah
4) Angsuran Tetap
5) Jangka Waktu Fleksibel
Syarat untuk memperoleh pembiyaan pemilikan rumah sebagai berikut :
Perorangan
1) Pada saat pengajuan pembiayaan minimal berusia 21 tahun atau sudah
menikah menurut hokum Indonesia dan usia maksimal atau boleh lebih dari
50 tahun. Pada saat berakhirnya masa pembiayaan usia nasabah tidak boleh
lebih dari 60 tahun.
2) karyawan swasta yang sudah bekerja minimal 2 (dua) tahun
3) pengusaha dan Prefesional yang mempunyai usaha minimal 2 (dua) tahun
4) mendapatkan persetujuan dari suami / istri, kecuali nasabah
5) membuka rekening tabungan di Bank Riau Syar’ah
6) pemohon berdomisili di wilayah riau & Kepri
7) mempunyai penghasilan tetap di instansi / perusahaan tempatyang
bersangkutan bekerja.
8) mengisi formulir permohonan yang disediakan Bank dan di setujui istri/suami
9) menyerahkan dokumen-dokumen yang harus disertakan dalam map aplikasi.
62
d. Pembiayaan iB Karya Prima27
Pembiayaan iB karya Prima membantu rekanan mendapatkan tambahan
modal kerja dalam rangka pelaksaan proyek berdasarkan kontrak kerja dari instansi
pemerintah atau instansi lainnya.
1). Objek yang dibiayai antara lain :
a) Pembangunan gedung/bangunan
b) Pembangunan jembatan /jalan raya
c) Pengadaan barang dan jasa
d) Pekerjaan fasilitas umum / kontruksi lainya
2). Syarat Umum
a) Mengisi Formulir permohonan pembiayaan karya prima
b) Menyerahkan Foto kopi dokumen yang terkait dengan legalitas permohonan
pembiayaan dan perizinan terkait yang masih berlaku.
3).Syarat Operasional
a) Pemegang rekening giro pada Bank Riau Syariah dan tidak terdaftar sebagai
nasabah balck list pada Bank Indonesia
b) Menyerahkan SPK Asli
c) Menyerahkan surat pernyataan yang telah disetujui oleh pemilik proyek untuk
menyalurkan setiap pembayaran termin proyek untuk menyalurkan setiap
pembayaran terjamin proyek kerekening pinjaman debitur yang ada di Bank
(standing instruction)
27
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
63
d) Menyerahkan bukti pemilikan agunan tambahan
e) Tidak terdaftar sebagai debitur bermasalah
e. Pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil28
Disediakan untuk membantu pengusaha kecil baik secara peroranggan
maupun kelompok dalam memperoleh tambahan modal kerja atau investasi dangan
prinsip murabahah.
1). Tujuan
Untuk membantu pengusaha kecil mendapatkan pembiyaan modal kerja
maupun pembiayaan investasi baik secara perorangan maupun secara kelompok.
2). Usaha – usaha yang di biayai
Usaha yang dibiayai adalah semua sektor – sektor ekonomi yang produktif
terkecuali sektor – sektor ekonomi yang dilarang berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia.
3). Syarat dan ketentuan
a). Perorangan
Fotokopi KTP Pemohon dan suami / istri
Fotokopi Kartu Keluarga
Pas Foto Pemohon ukuran 3 x 4
Fotokopi bukti jaminan(diatas flapond tertentu)
Memiliki surat keterangan berusaha dari kelurahan
b). Kelompok
28
Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
64
Ketua, sekretaris dan bendahara menandatangani formulir permohonan dengan
melampirkan :
Surat permohonan pembiayaan dari anggota yang di tandatangani oleh
pemohon dan di setujui oleh istri / suami
Fotokopi KTP masing – masing anggota dan saumi / Istri
Fotokopi kartu keluarga
Pas foto masing – masing ukuran 3 x 4
Fotokopi bukti jaminan masing – masing anggota
Surat pernyataan tanggung renteng jaminan , yang telah ditandatangani oleh
pemohon dan istri / suami
Surat rekomendasi dari lurah / Kepala desa setempat
Surat keterangan berusaha dari kelurahan atau masing – masing pemohon.
f. Gadai Emas iB29
Gadai Emas iB (Rahn Emas) adalah fasilitas pinjaman yang diberikan Bank
Riau Syariah kepada nasabah dengan jaminan berupa emas perhiasan atau emas
batangan dengan mengikuti prinsip gadai.
1). Manfaat dan kegunaan
a) Solusi dana cepat sesuai syariah
b) Proses cepat, tak perlu waktu lama untuk memperoleh uang tunai
c) Persyaratan mudah dan ringan
d) Persyaratan mudah dan ringan
29
www.bankriau.co.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
65
e) Biaya relative murah
f) Dilaksanakan sesuai dengan syari’ah sehungga memberikan hasil yang
barokah
g) Ada ketentraman karena barang anda aman pada kami
h) Jangka waktu pinjaman sampai 6 (enam)bulan dan dapat diperpanjang
2). Persyaratan
Perorangan/Perusahaan
a) Membawa KTP/SIM/Paspor asli dan Fotokopinya
b) Membawa kartu keluarga asli dan foto kopinya
c) Membawa objek jaminan(emas)
d) Memiliki rekeningdi Bank Riau Syari’ah
e) Membayar biaya sewa tempat dan materai
65
BAB IV
HASIL-HASIL PENELITIAN
A. Produk Pembiayaan Bank Riau Syariah Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Provinsi Riau
1. Pembiayaan iB Aneka Guna
Pembiayaaan iB Aneka Guna adalah, pembiayaan yang diberikan kepada
pegawai dan pensiunan yang berpenghasilan tetap, pekerja profesi dan pengusaha
dalam rangka pembiayaan tanah untuk perumahan,
pembangunan/rehabilitasi/renovasi rumah sendiri, pembelian perabot dan peralatan
rumah tangga serta kebutuhan lainnya, sesuai dengan prinsip syariah. Pembiayaan iB
Aneka Guna juga dapat diberikan untuk menunjang kegiatan usaha dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan yang dilakukan oleh Nasabah yang tidak berkaitan
langsung dengan tugas pokoknya.
2. Pembiayaan iB Kendaraan Bermotor1
Pembiyaan kendaran bermotor murabahah adalah pembiayaan yang diberikan
kepada pegawai ynag berpenghasilan tetap, Pensiunan, Pekerja Propesi , dan
pengusaha dalam rangka kepemilikan kendaraan bermotor roda 2 (dua) dan atau roda
4 (empat).
1 Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
66
3. Pembiayaan iB Pemilikan Rumah2
Pembiayaan iB Pemilikan rumah bersedia membantu pegawai yang
berpenghasilan tetap,pekerja propesi, dan pengusaha untuk memiliki tanah dan
bangunan diatasnya termasuk rumah susun /kondominium, ruko, kios,
rukan,apartemen,vila dan kavling siap bangun dengan prinsip murabahah.
a) Uang Muka Ringan
b) Proses Cepat Dan Murah
c) Harga Murah
d) Angsuran Tetap
e) Jangka Waktu Fleksibel
4. Pembiayaan iB Karya Prima3
Pembiayaan iB karya Prima membantu rekanan mendapatkan tambahan modal
kerja dalam rangka pelaksaan proyek berdasarkan kontrak kerja dari instansi
pemerintah atau instansi lainnya.
Objek yang dibiayai antara lain :
a) Pembangunan gedung/bangunan
b) Pembangunan jembatan /jalan raya
c) Pengadaan barang dan jasa
d) Pekerjaan fasilitas umum / kontruksi lainya
2 Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
3 Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
67
5. Pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil4
Disediakan untuk membantu pengusaha kecil baik secara peroranggan maupun
kelompok dalam memperoleh tambahan modal kerja atau investasi dangan prinsip
murabahah.
1). Tujuan
Untuk membantu pengusaha kecil mendapatkan pembiyaan modal kerja
maupun pembiayaan investasi baik secara perorangan maupun secara kelompok.
2). Usaha – usaha yang di biayai
Usaha yang dibiayai adalah semua sektor – sektor ekonomi yang produktif
terkecuali sektor – sektor ekonomi yang dilarang berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia.
6. Gadai Emas iB5
Gadai Emas iB (Rahn Emas) adalah fasilitas pinjaman yang diberikan Bank
Riau Syariah kepada nasabah dengan jaminan berupa emas perhiasan atau emas
batangan dengan mengikuti prinsip gadai.
Manfaat dan kegunaan :
a) Solusi dana cepat sesuai syariah
b) Proses cepat, tak perlu waktu lama untuk memperoleh uang tunai
c) Persyaratan mudah dan ringan
d) Persyaratan mudah dan ringan
4 Hasil Observasi pada tanggal 28 Juli 2010.
5www.bankriau.co.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib
68
e) Biaya relative murah
f) Dilaksanakan sesuai dengan syari’ah sehungga memberikan hasil yang
barokah
g) Ada ketentraman karena barang anda aman pada kami
h) Jangka waktu pinjaman sampai 6 (enam)bulan dan dapat diperpanjang
B. Jenis Pembiayaan Dominan yang Digunakan Dalam Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Riau
Pembiayaan Bank Riau Syariah sangat berperan dalam membantu kegiataan
perekonomian Provinsi Riau. Jumlah putaran dana Bank Riau Syariah bisa dikatakan
tidak sedikit. Adapun posisi pembiayaan Bank Riau Syariah tahun 2008 dan 2009
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.16
Posisi Pembiayaan PT BANK RIAU 2008
No Jenis Pembiayaan Jumlah rekening Plafond
1 MURABAHAH 2755 82.343.984.905,53
2 MUDHARABAH 1 1.262.624.999,00
3 MUSYARAKAH 48 12.828.306.125,47
4 IJARAH 9 132.684.357,55
5 RAHN EMAS 418 3.853.900.000,00
JUMLAH 3231 100.421.500.387,55
6 Hasil Observasi Pada Tanggal 2 Agustus 2010.
69
Tabel 4.27
Posisi Pembiayaan PT BANK RIAU 2009
No Jenis Pembiayaan Jumlah rekening Plafond
1 MURABAHAH 2975 129.131.498.984,92
2 MUDHARABAH 1 1.295.000.000,00
3 MUSYARAKAH 59 13.478.102.222,74
4 IJARAH 13 655.000.000,00
5 RAHN EMAS 691 7.902.300.000,00
JUMLAH 3739 152.461.901.207,66
Grafik 4.1
Jumlah Rekening Pembiayaan Bank Riau Syariah8
7 Hasil Observasi Pada Tanggal 2 Agustus 2010
8 Hasil penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010
2755
1 48 9
418
2975
1 59 13
691
MURABAHAH MUDHARABAH MUSYARAKAH IJARAH RAHN EMAS
2008 2009
70
Grafik 4.29
Jumlah Pembiayaan Bank Riau Syariah ( Juta Rupiah)
Tabel 4.310
Posisi Pembiayaan Bank Riau Syariah Tahun 2008 dan 2009 (dalam %)
No Jenis Pembiayaan 2008 2009
1 MURABAHAH 81 84,7
2 MUDHARABAH 1,26 0,85
3 MUSYARAKAH 12,77 8,84
4 IJARAH 0,13 0,43
5 RAHN EMAS 3,84 5,18
9 Hasil penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010
10 Hasil Penelitian pada tanggal 28 Oktober 2010.
0
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
2009
2008
71
Jika dilihat dari banyaknya jumlah pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank
Riau Syariah, maka pembiayaan murabahah inilah yang paling banyak digunakan
yaitu sebesar 82% (tahun 2008) dan 84,7% (tahun 2009). Tetapi jika dilihat dari rata-
rata pembiayaan yang diberikan terhadap setiap rekeningnya, maka pembiayaan
mudharabah inilah yang paling besar jumlahnya, yaitu sebesar 1,26% (tahun 2008)
dan 0,85% (tahun 2009) untuk setiap rekeningnya.
C. Pengaruh Pembiayaan Bank Riau Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Riau
Perkembangan PDRB pada tahun 2008 dan 2009 yang mengalami
perkembangan yang tidak terlalu besar. Jumlah angka yang ditunjukkan oleh proyeksi
PDRB merupakan suatu peningkatan.
Tabel 4.411
PDRB Provinsi Riau Atas Harga Konstan Tahun 2000
(Milyar Rupiah)2008 dan 2009
Tahun 2008 2009
1. Pertanian 16.372,51 17.233,01
2. Pertambangan 625,50 830,46
3. Industri 7.497,81 7.982,85
4. Listrik 212,81 241,84
11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Riau 2009-2013
72
5. Bangunan 2.823,32 2.996,40
6.Perdagangan 7.030,44 7.885,66
7. Pengangkutan 2.675,48 2.851,30
8. Keuangan dan Bank 1.193,76 1.290,17
9. Jasa 4.374,83 4.638,84
PDRB 42.833,46 45.950,53
Grafik 4.3
PDRB Provinsi Riau 2008-2009 (dalam Miliar Rupiah)12
Setelah mengetahui jumlah dari PDRB, penulis akan menjelaskan bagaimana
didapat angka yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
12
Hasil penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
2008
2009
73
dapat dihitung dari jumlah total PDRB, bukan menggunakan hitungan dari salah satu
sektor yang terdapat dalam PDRB. Hal ini dapat memperkecil makna dari
pertumbuhan ekonomi. Karena sektor-sektor yang ada dalam PDRB merupakan
pembahasan dari ekonomi mikro.
Perkembangan PDRB Provinsi Riau dapat di proyeksikan mengunakan rumus
sebagai berikut :
PD-riil1 – PD-riil0
G = X 100
PD-riil0
Dengan metode penghitungan :
45.950,53 - 42.833,46
GPDRB2009 = X 100 %
42.833,46
GPDRB2009 = 7,2%
Peningkatan PDRB tahun 2009 sebesar 7,2%. Dari angka tersebut dapat terlihat
kondisi ekonomi Provinsi Riau mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan.
Padahal angka yang menjadikan proyeksi dalam kurun waktu satu tahun.
Setelah melihat perkembangan PDRB tahun 2009, penulis akan menjabarkan
proses penghitungan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tahun 2009. Metode
penghitungannya sebagai berikut :
74
Rumus yang akan digunakan, penulis akan menggunakan angka indek dasar
untuk Provinsi Riau dari kota Pekanbaru. Ini dilakukan penulis karena kantor utama
Bank Riau berkedudukan di Kota Pekanbaru. Angka index tersebut sebagai berikut :
Harga indek tahun 2007 sebesar 163,43
Harga indek tahun 2008 sebesar 112,85
Harga indek tahun 2009 sebesar 115,04
HI0
PDriiln = X PD masa kini
HIn
163,43
PDriil2008 = X 42.833,46
112,85
PDriil2008 = Rp 62.031,66 (dalam miliar)
Dan untuk mencari PDriil2009, metode penghitungannya sebagai berikut :
163,43
PDriil2009 = X Rp 45.950,53
115,04
PDriil2009 = Rp 65.278,99 (dalam miliar)
Hal yang membantu pertumbuhan ekonomi adalah peran setiap kabupaten dan
kota yang berjumlah 11 kabupaten/kota. Adapun potensi sektor riil dari setiap
kabupaten kota berbeda-beda(terlampir).
Setelah melihat perkembangan PDRB Provinsi Riau yang meningkat, penulis
akan memaparkan mengenai pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau dari hasil di atas.
75
Angka proyeksi pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
PD-riil1 – PD-riil0
G = X 100
PD-riil0
Rp 65.278,99 – Rp 62.031,66
G = X 100
Rp 62.031,66
G = 5,2 %
Untuk pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah terhadap pertumbuhan
ekonomi Provinsi Riau penulis akan menganalisis dengan menggunakan metode
statistik yang dibantu oleh program SPSS dan SSP. Kedua program tersebut akan
saling membantu dalam menguji seluruh data yang ada.
Hasil pengujian seluruh data akan menggunakan metode sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisa regresi adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara dua peubah atau lebih untuk peubah kuantitaif.
Sebuah persamaan regresi adalah sebuah formula yang menggambarkan hubungan
dengan satu peubah (atau lebih) tersebut.
76
Regresi linear mengestimasi besarnya koefisien - koefisien yang dihasilkan dari
persamaan yang bersifat linear, yang melibatkan satu variabel bebas (X) sebagai alat
prediksi besarnya nilai variabel terikat (Y)13
.
Tabel 4.514
Data faktor X dan Y (dalam miliar rupiah)
Tahun Pembiayaan BRS (X) PD riil (Y)
2008 100,42 62.031,66
2009 152,46 65.278,99
Hasil analisis regresi linear dengan menggunakan SPSS 17.0 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.6
Hasil Descriptive Statistics SPSS 17.0
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
PDriil 63655.3250 2296.20906 2
pembiayaanBRS 126.4400 36.79784 2
13
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2007), h. 131. 14
Hasil Observasi pada tanggal 8 Agustus 2010.
77
Tabel 4.7
Hasil Regresi SPSS 17.0
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1 (Constant) 55765.386 .000
pembiayaanBRS 62.401 .000
Koefisien Regresi : Bahwa persamaan regresi untuk pembiayaan Bank Riau
Syariah dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau (PDRB) yaitu :
Y = 55.765,39 + 62,401 X
Angka konstanta sebesar 55.765,39 menyatakan bahwa jika tidak ada
penambahan pembiayaan Bank Riau Syariah, maka PDriil Provinsi Riau
sebesar Rp 55.765,39 (dalam miliar) per tahun.
Koefisien regresi 62,401 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1
pembiayaan Bank Riau Syariah maka akan menigkatkan PDriil Provinsi Riau
sebesar Rp 62,401(dalam miliar) per tahun.
2. Analisis Korelasi
Korelasi merupakan ukuran numeris yang dapat di interpretasikan sebagai derajat
keeratan hubungan linear, degan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara dua variabel atau lebih, bagaimana arah hubungan dan seberapa besar
78
koefisien hubungannya. Ukuran korelasi dapat dihitung dari data ordinal, interval,
maupun data rasio.15
Tabel 4.8
Hasil Korelasi SPSS 17.0
PDRB BRS
Pearson Correlation PDRB 1.000 1.000
BRS 1.000 1.000
Sig. (1-tailed)
PDRB . .000
BRS .000 .
N PDRB 2 2
BRS 2 2
o Dari hasil penghitungan diperoleh angka korelasi 1.000, artinya hubungan
kedua variabel sangat kuat, korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan yang
searah. Artinya semakin sering Bank Riau Syariah mengadakan pembiayaan sektor
riil, maka total PDriil pun akan meningkat. Untuk melihat hubungan kedua variabel
tersebut signifikan atau tidak, dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Ketentuan yang berlaku jika angka probabilitas < 0,05 maka terdapat
15
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2007), h. 118.
79
hubungan yang signifikan antara pembiayaan Bank Riau Syariah dengan sektor riil
dalam posisi PDriil Provinsi Riau, sebaliknya jika probabilitas > 0,05 maka hubungan
kedua variabel tidak signifikan.
o Untuk menentukan besarnya pengaruh frekuensi Pembiayaan Bank Riau
Syariah terhadap PDRB Provinsi Riau maka digunakan data sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi SPSS 17.0
Model Summary
Model
R R Square
1 1.000a 1.000
a. Predictors: (Constant), X
Dari data diatas dapat dilihat angka R Square atau koefisien determinasi (KD)
sebesar 1,000 yang artinya 100% variabilitas PDriil yang terjadi dapat dijelaskan oleh
variabel pembiayaan Bank Riau Syariah, atau besarnya PDriil Provinsi Riau dapat
dipengaruhi oleh Pembiayaan Bank Riau Syariah sebesar 100% dan tidak ada faktor
lain yang mengganggu.
80
Besarnya pembiayaan yang diberikan oleh Bank Riau Syariah untuk
membantu pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau bisa terlihat menggunakan rumus
sebagai berikut16
:
Rp 152.461.901.207,66
Porsi Pembiayaan = X 100%
Rp 65.278.990.000.000,00
Porsi Pembiayaan = 0,2 %
Pembiayaan Bank Riau Syariah dapat membantu pertumbuhan ekonomi
Provinsi Riau sebesar 0,2 % dari jumlah pendapatan daerah pada tahun 2009.
16
Hasil Penelitian Pada Tanggal 19 Oktober 2010.
81
BAB V
PENUTUP
Setelah melakukan serangkaian penelitian, seperti yang tertera pada bab III dan
bab IV, maka pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari
rangkaian penelitian tersebut. Selain kesimpulan, penulis juga memberikan saran
yang akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan melanjutkan pengembangan
penelitian ini.
A. Kesimpulan
1. Produk pembiayaan Bank Riau Syariah yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi provinsi Riau yaitu pembiayaan iB Aneka Guna, pembiayaan iB
Kendaraan Bermotor, pembiayaan iB Pemilikan Rumah, pembiayaan iB
Karya Prima, pembiayaan iB Usaha Mikro & Kecil serta Gadai Emas iB.
2. Jenis pembiayaan dominan yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi
provinsi Riau ada 2. Pertama, Jika dilihat dari banyaknya jumlah pembiayaan
yang dikeluarkan oleh Bank Riau Syariah, maka pembiayaan murabahah
inilah yang paling banyak digunakan yaitu sebesar 82% (tahun 2008) dan
84,7% (tahun 2009). Kedua, jika dilihat dari rata-rata pembiayaan yang
diberikan terhadap setiap rekeningnya, maka pembiayaan mudharabah inilah
yang paling besar jumlahnya, yaitu sebesar 1,26% (tahun 2008) dan 0,85%
(tahun 2009) untuk setiap rekeningnya.
82
3. Pengaruh pembiayaan Bank Riau Syariah (BPD Riau) terhadap pertumbuhan
ekonomi provinsi Riau dapat dilihat dari empat pernyataan. Pertama,
Koefisien regresi menyatakan setiap penambahan Rp 1 Bank Riau Syariah
maka akan menigkatkan PDriil Provinsi Riau sebesar Rp 62,401(dalam miliar)
per tahun. Kedua, dana yang diberikan melalui pembiayaan Bank Riau
Syariah bekerja sangat efektif. Gambaran tersebut dapat dilihat dari Koefisien
Determinasi menerangkan bahwa pembiayaan Bank Riau Syariah bekerja
100% efektif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tahun 2009.
Ketiga, dari hasil penghitungan diperoleh angka korelasi 1.000, artinya
hubungan kedua variabel sangat kuat, korelasi positif menunjukkan bahwa
hubungan yang searah. Artinya semakin sering Bank Riau Syariah
mengadakan pembiayaan sektor riil, maka total PDriil pun akan meningkat.
Keempat, pembiayaan Bank Riau Syariah dapat membantu pertumbuhan
ekonomi Provinsi Riau sebesar 0,2 % dari jumlah pendapatan daerah pada
tahun 2009.
B. Saran
Agar lebih memaksimalkan hubungan antara PDRB dan Bank Riau Syariah,
dengan didasari hasil studi dan metode penghitungan asumsi serta observasi yang
tertera dalam penelitian ini, penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
83
1. Untuk Bank Riau Syariah hendaknya segera membangun KCU untuk 8
kabupaten dan kota lainnya supaya dapat membantu dalam pengalokasian
dan untuk sektor riil.
2. Disarankan untuk Bank Riau Syariah dapat memprioritaskan pogram
pembiayaan pada sektor riil, bukan pada sektor konsumsi atau murabahah
dan Bank Riau Syariah harus berinovasi lagi atau bermanuver dalam
pemasaran supaya minat masyarakat menabung terus bertambah.
3. Disarankan untuk masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Provinsi
Riau untuk menabungkan pendapatannya di Bank Riau Syariah, hal ini
dilakukan untuk kebaikan kesejahteraan masyarakat.
84
DAFTAR PUSTAKA
At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain. Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan.
Yogyakarta: Magistra Insania Press. 2004.
Badan Pusat Stastik (BPS) Provinsi Riau Januari-Desember 2009 diakses pada tanggal 23
februari 2010 dari www.riau.bps.go.id.
Djarwanto. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Gadjah Mada. 1982.
Economic system of islam by syed abdul a’ala maududi edited by prof khurshid
ahmad MA, English rendering riaz Husain, M.A 2nd
edition 1994 feb.
Huda Nurul, dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana. 2008.
http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html
diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010
Isman, Indra. Dimensi Krisis Ekonomi Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Koputindo.
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.
KER (Kajian Ekonomi Regional) Prov Riau tahun 2009 di unduh pada bulan januari dari
www.bi.go.id.
Laporan Akhir Neraca Sumber Daya Alam Daerah Provinsi Riau. Riau : BAPPEDA.
2003.
85
Laporan Akhir Revisi Rencana Strategis Provimsi Riau. Riau : BAPPEDA. 2004.
Lind, Douglas A and partner. Statistical techniques in business and economic with
global data sets 13th
. The McGraw-Hill Companies Inc, 2007.
Majalah Tempo Edisi Khusus 60 Tahun Kemerdekaan Indonesia.”Merawat
Indonesia”. Jakarta. 2005.
Marthon, Said Saad. Ekonomi Islam di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta:
Zikrul Hakim. 2004.
Master Plan Riau 2020 Volume 1.
Mauludi, Ali. Statistika I Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial, Ciputat : Penerbit PT
Prima Heza Lestari, 2006.
Muhammad. Bank Syariah 2nd
, cet. I. Jakarta : unknown, 2006.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis Provinsi
Riau tahun 2004-2008.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 4 tahun 2002 tentang Rencana Strategis Provinsi Riau
tahun 2001-2003.
PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 tahun 2002.
86
Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Riau tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Provinsi Riau tahun 2009-2013.
Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta :
Mitra Wacana Media. 2007.
Siagian, Derbitson dan Sugiarto. Metode statistika untuk bisnis dan ekonomi, cet. II.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Simangunsong, Wilson. Matematika Dasar, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1991.
Sjafrizal. Ekonomi Regional. Padang : Niaga Swadaya, 2008.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, cet. I. Jakarta : Kencana,
2009.
Soetrisno. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia (Suatu Studi), cet. II. Yogyakarta :
Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1992.
Sukirno, Sadono. Mikro Ekonom Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2005.
--------------, Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarata : PT Raja Grafindo Persada.
2006.
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga. 2001.
Susilo, Y Sri. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat.
87
Sutikno, Mike Rini. Fund Planning. Jakarta : Grasindo, 2009.
S, Alam. Ekonomi Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta : PT. Gelora Aksara
Pratama. 2007.
Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Tempo interaktif online, diakses pada tanggal 26 Maret 2010 dari www.tempo.com.
Wojowasito, S. Kamus Inggeris Indonesia. Malang : C.V.Pengarang. 1976.
www.riau.go.id.
www.bankriau.co.id
www.bankriausyariah.co.id.