pengaruh pemberian perasan rimpang temu putih - …/pengaruh... · stimultan, obat cacing,...

48
PENGARUH PEMBERIAN PERAS AN RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP KERUS AKAN S EL HATI TIKUS PUTIH YANG DIINDUKS I KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) S KRIPS I Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran WILLIAM LOUIS G0005209 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET S URAKARTA 2010

Upload: vantuyen

Post on 02-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH

(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) TERHADAP KERUSAKAN SEL HATI

TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

WILLIAM LOUIS

G0005209

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 3 Maret 2010

WILLIAM LOUIS

NIM. G0005209

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Perasan Rimpang Temu Putih

(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Terhadap Kerusakan Sel Hati Tikus Putih

yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4) William Louis, NIM / SEMESTER : G 0005209, Tahun : 2010

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari ......................, Tanggal .......................................2010

Pembimbing Utama

Nama : Isdaryanto, dr., MARS NIP : 19500312 197610 1 001 (...............................)

Pembimbing Pendamping

Nama : Nanang Wiyono, dr., MKes NIP : 19760530 200212 1 002 (...............................)

Penguji Utama

Nama : M. Arief Taufiqurrochman, dr., M.S NIP : 19500913 198003 1 002 (...............................)

Anggota Penguji

Nama : Yulia Lanti Retno Dewi, dr., Msi NIP : 19610320 199203 2 001 (...............................)

Surakarta, ...........................................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Sri Wahjono, dr., MKes Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS.

19450824 197310 1 001 19481107 107310 1 003

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

iv

ABSTRAK

William Louis, G0005209, 2009. Pengaruh Pemberian Perasan Rimpang Temu

Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Terhadap Kerusakan Sel Hati Tikus

Putih yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). Skripsi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan Penelitian: Karbon Tetraklorida adalah agen perusak hati yang terutama

disebabkan oleh metabolitnya yaitu CCl3COO-. Temu putih yang kaya akan

antioksidan alami (kurkumin) mengurangi dan memperbaiki kerusakan yang

terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan gambaran

struktur histologis sel hati tikus putih tanpa/setelah diberi CCl4 dengan atau tanpa perasan rimpang temu putih.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan Penelitian Eksperimental

Laboratorik. Desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group

Design. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih

strain Wistar yang dibagi dalam 3 kelompok, masing 10 ekor tikus putih. Semua tikus putih diberi diberi diet standar selama 12 hari dan minyak kelapa 0,5 ml/

200g BB pada hari ke-8. Kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan diberi

CCl4 3,85 mg/ g BB pada hari ke-8. Akan tetapi untuk kelompok perlakuan juga

diberi perasan rimpang temu putih peroral sebanyak 1,97 mg/ kg BB selama 12

hari. Pada hari ke-12, semua tikus putih dikorbankan, kemudian diambil organ heparnya untuk selanjutnya dibuat preparat kemudian diamati jumlah sel hati yang

normal, piknotoik, karioreksis, dan kariolisis. Data yang diperoleh akan

dibandingkan menggunakan uji Oneway ANOVA kemudian uji LSD untuk

mengetahui letak perbedaannya.

Hasil Penelitian: Hasil uji statistik Oneway ANOVA didapatkan hasil perbedaan bermakna (p<0,05) antara ketiga kelompok. Hasil uji LSD memperlihatkan

perbedaan yang bermakna (p<0,05) diantara masing-masing kelompok.

Simpulan Penelitian: Simpulan yang didapat adalah bahwa pemberian perasan

rimpang temu putih secara peroral sebanyak 1,97 mg/ kg BB dapat mengurangi

kerusakan sel hati tikus putih yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4) secara peroral sebesar 3,85 mg/ g BB.

Kata kunci: Temu putih, CCl4, kerusakan sel hati.

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

v

ABSTRACT

William Louis, G0005209, 2009. The Effect of White Tumeric’s Rhizome

Distillation (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) to Destroyed Hepatocyte of

Mouse Induced by Carbon Tetrachloride (CCl4). Transcription, UNS Medical

Faculty, Surakarta.

Aim: Carbon Tetrachloride is especially through it’s metabolite CCl3COO

- cause

liver injury. White tumeric that rich of natural antioxidant (curcumin) can reduce

and repair the injury. This research’s purpose is for observing the difference liver

histologic structure between mouse those were rhizome distillation of white

tumeric or not and CCl4 induced or not. Method: This research was an Experimental Laboratoric Research. The research

used Post Test Only Control Group Design. It used 30 Wistar strain mouses as

the subject of the research. They were separated into 3 groups, 10 mouses each.

All of mouses were standard diet fed for about 12 days and 0,5 ml/ 200g mouse’s

weight palm oil in the 8th

day. The positive control group and the treatment group were 3,85 mg/ g mouse’s weight CCl4 fed in the 8

th day. But for the treatment

group were also 1,97 mg/ kg mouse’s weight white tumeric’s rhizome distilation

fed for 12 days. In the 12th day, all of the mouses were killed to get the livers.

The livers were made into histoligical preparats. And then they were counted how

much hepatocyte with normally, picnotic, karioreksis, and kariolisis core. The data were compared by Oneway ANOVA then LSD to know where the differences

placed.

Result: The result of Oneway ANOVA show magnificience differences (p<0,05)

between 3 groups. The result of LSD show magnificience differences (p<0,05)

between each group. Conclution: The conclution is 1,97 mg/ kg mouse’s weight white tumeric’s

rhizome distilation fed can reduce destroyed hepatocyte caused by sebesar 3,85

mg/ g mouse’s weight mouse CCl4 fed.

Keyword: White tumeric, CCl4, destroyed hepatocyte.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena limpahan

kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Pemberian Perasan Rimpang Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Terhadap Kerusakan Sel Hati Tikus Putih yang Diinduksi

Karbon Tetraklorida (CCl4)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi

syarat kelulusan sarjana kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Dengan selesainya penulisan ini, penulis menyam[aikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., M.S, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagian skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan informasi dalam penulisan skripsi. 3. Isdaryanto, dr, MARS, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan

bimbingan, masukan, saran dan arahan dalam penelitian ini.

4. Nanang Wiyono, dr., M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan, saran dan arahan dalam penelitian ini.

5. M. Arief Taufiqurrochman, dr, M.S, selaku Penguji I yang telah berkenan menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.

6. Yulia Lanti Retno Dewi, dr., Msi, selaku Penguji II yang telah berkenan

menguji serta memberikan saran dan masukan dalam penelitian ini.

7. Bagian Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Mas Kidi, Bu Kus, dan Bu Dal yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

8. Keluargaku, Daddy, Mami, Cicik, Angel, dan Vio yang selalu membantu

dan mendukung skripsiku.

9. Sahabat-sahabatku Whendy, Paulus, Andry, Trimanto, Rendi, Rut , Wuri,

dan Janet yang telah banyak membantu dan memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak ketidaksempurnaan dalam

penelitian dan penulisan ini yang disebabkan oleh keterbatasan penulis. Semua

kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.

Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna bagi semua yang memanfaatkannya.

Surakarta, 3 Maret 2010

William Louis

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

vii

DAFTAR ISI

Halaman PRAKATA .................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 5

B. Kerangka Pemikiran .................................................................. 17

C. Hipotesis .................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 19 A. Jenis Penelitian .......................................................................... 19

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 19

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 19

D. Teknik Sampling ....................................................................... 19

E. Rancangan Penelitian ................................................................ 20 F. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................. 21

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................. 21

H. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 24

I. Cara Kerja .................................................................................. 25

J. Teknik Analisis Data Statistik ................................................... 27 BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 28

A. Data Hasil Penelitian ................................................................. 28

B. Analisis Data .............................................................................. 29

BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 31

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 35 A. Simpulan ..................................................................................... 35

B. Saran ........................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36

LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Konversi Dosis Manusia ke Hewan

Tabel 2. Daftar Volume Maksimal Bahan Uji pada Pemberian Secara Oral

Tabel 3. Jumlah Sel Hepar yang Dikelompokkan Menurut Derajat

Kerusakan dan Jumlah Skor M asing-masing Kelompok dengan

Perbesaran 1000 Kali

Tabel 4. Uji ANOVA

Tabel 5. Post HOC Test menggunakan uji LSD

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gambar Bentuk Keton Dari Kurkumin

Gambar 2. Grafik Perbandingan Jumlah Sel Hepar Antara Kelompok Kontrol,

Perlakuan 1, dan Perlakuan 2

Gambar 3. Gambar Tanaman Temu Putih

Gambar 4. Gambar Rimpang Temu Putih

Gambar 5. Gambar Histologis Sel Hati Tikus Putih Pada Kelompok Kontrol

Gambar 6. Gambar Histologis Sel Hati Tikus Putih Pada Kelompok Perlakuan 1

Gambar 7. Gambar Histologis Sel Hati Tikus Putih Pada Kelompok Perlakuan 2

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel 1

Lampiran 2. Tabel 2

Lampiran 3. Tabel 3

Lampiran 4. Tabel 4 - Tabel 5

Lampiran 5. Gambar 3 – Gambar 4

Lampiran 6. Foto Preparat

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dahulu bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan

tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi

masalah kesehatan. Alam Indonesia telah menyediakan berbagai solusi dalam

memelihara kesehatan, salah satunya melalui terapi tumbuhan berkhasiat obat.

Indonesia memiliki sekitar 30.000-40.000 jenis tumbuhan, dan

beberapa di antaranya diketahui memiliki khasiat sebagai tumbuhan obat

(Wijayakusuma, 2005). Temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

merupakan tanaman obat yang sudah dikenal. Akhir-akhir ini menurut

pengalaman dan penelitian para ahli, temu putih ternyata sangat bermanfaat

sebagai makanan atau suplemen pendamping pada pengobatan kanker atau

tumor (Prakoso, 2007). Seperti keluarga jahe-jahean lainnya, temu putih juga

kaya dengan kandungan antioksidan yang berfungsi menangkal radikal bebas

(Nugroho, 2008). Tanaman temu putih sering dimanfaatkan sebagai obat

stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker

dengan cara direbus atau diseduh bahkan dalam bentuk campuran serbuk

kering atau simplisia (Hardian, 2008).

Senyawa kimia yang terkandung dalam temu putih diantaranya adalah

monoterpen, sesquiterpen, zedoarone, epicurcuminol, kurkuminol, serta

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

2

kurkumin. Komponen epicurcuminol dan zedoarone berkhasiat sebagai anti

tumor. Senyawa monoterpen yang terkandung dalam minyak atsiri berkhasiat

sebagai antineoplastik (antikanker) dan telah terbukti dapat menonaktifkan

pertumbuhan sel kanker payudara. Kurkumin berkhasiat sebagai anti radang

dan antioksidan yang dapat mencegah kerusakan gen (Novalina, 2003).

Karbon Tetraklorida (CCl4) adalah salah satu model paling baik jejas

radikal bebas oleh karena keracunan yang terjadi pada hati (Robbins dan

Kumar, 1995). Banyak informasi telah terkumpul sejak pertengahan tahun

1970 mengenai aksi CCl4 sebagai perusak organ hepar, yang memiliki

pengaruh perubahan ireversibel pada protein dan lemak hepar. Perubahan ini

disebabkan oleh bentuk lanjutan yang reaktif selama metabolisme (Hodgson

dan Levi, 2000). Toksisitas yang dihasilkan oleh CCl4 diperkirakan

disebabkan oleh metabolit yang lebih reaktif yaitu radikal bebas

triklorometilperoksida (CCl3COO-). Radikal bebas ini menyebabkan

peroksidasi lemak polifenol dari reticulum endoplasmic. Peroksidasi lemak ini

menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi membran sel (Goodman dan

Gilman, 2001).

Berdasarkan kandungan kimia yang terkandung dalam temu putih,

didapati kegunaan temu putih sebagai hepatoprotektor. Namun, di Indonesia,

penelitian untuk mengkaji lebih dalam mengenai khasiat ini belumlah banyak

dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran

apakah temu putih memiliki efek sebagai hepatoprotektor dengan cara

mengamati struktur histologis sel hati tikus putih yang diberi paparan

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

3

hepatotoksikan CCl4. Dan diharapkan dengan adanya penelitian ini, temu

putih sebagai salah satu dari tanaman obat alami Indonesia dapat

dimanfaatkan secara lebih maksimal dalam bidang medis.

B. Perumusan Masalah

Apakah pemberian perasan rimpang temu putih (Curcuma zedoaria

(Berg.) Roscoe) secara peroral dapat mengurangi kerusakan sel hati tikus putih

yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4)?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah pemberian perasan rimpang temu putih

(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) secara peroral dapat mengurangi

kerusakan sel hati tikus putih yang diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi ilmiah mengenai efek hepatoprotektif

temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe)

terhadap induksi Karbon Tetraklorida (CCl4) pada

tikus putih (Rattus norvegicus).

2. Manfaat aplikatif : Penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk mengolah

temu putih menjadi suatu bentuk yang mudah

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

4

diambil manfaatnya untuk melindungi hepar

terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh racun.

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Temu Putih

a. Deskripsi

Tamanan temu putih di berbagai Negara dikenal dengan nama

White Tumeric (Inggris), Kencur atau Ambhalad (India), dan Cedoaria

(Spanyol) (CCRC Farmasi UGM, 2008).

Klasifikasi tanaman ini adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe

(Dio, 2008).

Curcuma zedoaria Rosc. di Indonesia disebut temu putih atau

temu kuning. Menurut Hong Kim Lee, tumbuhan ini berasal dari

Himalaya, India, dan terutama tersebar di negara-negara Asia meliputi

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

6

China, Vietnam, dan Jepang. Curcuma zedoaria Rosc. tumbuh liar di

Sumatra (Gunung Dempo), di hutan jati Jawa Timur, banyak dijumpai

di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di ketinggian sampai 1000dpl (CCRC

Farmasi UGM, 2008).

Tumbuhan ini berupa semak, tingginya mencapai 2 m, tumbuh

tidak berkelompok. Batangnya semu, bentuk silindris, lunak, batang

yang berada di dalam tanah membentuk rimpang dan berwarna hijau

pucat. Daun tunggal, berbentuk lanset (lonjong, ujung runcing, pangkal

tumpul), panjangnya 0,6-1 m, lebarnya 10-20 cm, tulang daun

menyirip tipis, berbulu halus, berwarna hijau bergaris ungu. Bunga

majemuk, berbentuk tabung, keluar dari ketiak daun, menjulang ke

atas membentuk bongkol bunga yang besar, panjangnya 7-15 cm,

benang sari sepanjang ± 0,5 cm melekat pada mahkota, tangkai putik

panjangnya ± 2 cm dan berwarna putih. Mahkota bunga berwarna

putih, panjangnya ± 2 cm, bentuk lonjong dengan tepi bergaris merah

tipis atau kuning. Buah berbentuk kotak bulat, diameter 2-4 mm,

berwarna hijau. Biji bulat, berwarna hitam. Rimpang berwarna putih

atau kuning muda, dan memiliki rasa yang sangat pahit (Dio, 2008).

Beberapa penelitian farmakologis menemukan khasiat temu putih

yang ternyata multi manfaat. Penelitian di Fakultas Farmasi

Universitas Widya Mandala beberapa tahun lalu menemukan, infus

rimpang temu putih 30% pada kelinci yang telah diberikan Karbon

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

7

Tetraklorida dapat mempercepat turunnya enzim SGOT, SGPT, dan

Gamma GT pada serum kelinci (Nugroho, 2008).

Temu putih juga memiliki efek antimikroba. Ekstrak etanol

Curcuma zedoaria Rosc. mampu menghambat pertumbuhan

Micrococus luteus dan Enterococci faecalis ATCC 29213, tetapi tidak

menghambat pertumbuhan Eschericia coli ATCC 2922 dan ATCC

35213. Minyak atsiri rimpang Curcuma zedoaria Rosc. menunjukkan

aktivitas antimikroba terhadap Staphilococcus aureus, Vibrio comma

dan Escherichia coli. Ekstrak etanol rimpang kering Curcuma

zedoaria Rosc. menunjukkan efek antifungi, dengan senyawa aktifetil-

p-metoksisinamat (EPMS) (CCRC Farmasi UGM, 2008).

Selain itu, temu putih memiliki manfaat sebagai insektisida.

Ekstrak diklormetan rimpang Curcuma zedoaria Rosc. menunjukkan

aktivitas insektisida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti, larva

Plutella xylostella dan Callosobruchus maculatus dewasa (CCRC

Farmasi UGM, 2008).

b. Kandungan Kimia

Di dalam temu putih terkandung barbagai macam zat. Satu

diantaranya adalah kurkumin. Selain itu dalam temu putih juga

terkandung minyak atsiri. Minyak atsiri tersebut mengandung lebih

dari 20 komponen seperti curzerenone (zedoarin) yang merupakan

komponen terbesar. Kandungan lainnya adalah curzerene,

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

8

pyrocurcuzerenone, curcumemone, epicurcumenol, curcumol,

isocurcumenol, procurcumenol (Nugroho, 2008), kurkuminoid

(diarilheptanoid), demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin (CCRC

Farmasi UGM, 2008), dehydrocurdone, furanodienone,

isofuranodienone, furanodiene, zederone, curdione (Nugroho, 2008),

monoterpen, sesquiterpen (Novalina, 2003), dan 1,7 bis (4-

hidroksifenil)-1,4,6-heptatrien-3-on (CCRC Farmasi UGM, 2008).

Selain itu mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan

sedikit lemak. Curcumol dan curdione berkasiat antikanker (Nugroho,

2008).

Kurkumin adalah bahan aktif yang berada dalam rimpang temu

putih. Zat ini merupakan polifenol dengan rumus kimia C21H206.

Kurkumin dapat memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol.

Struktur keton lebih dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur

enol ditemukan dalam bentuk cairan. Kurkumin dikenal karena sifat

antitumor dan antioksidan yang dimilikinya (Wikimedia Foundation

Inc, 2008 1).

Aktifitas antiradang kurkumin pertama kali dilaporkan oleh

Grieve pada tahun 1971. pada percobaan tersebut dilaporkan bahwa

kurkumin sangat aktif dalam menghambat peradangan baik secara akut

maupun kronis pada model hewan percobaan (CCRC Farmasi UGM,

2008). Kurkumin juga meningkatkan proses penyembuhan luka pada

proses penyembuhan luka yang terganggu pada penderita penyakit

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

9

diabetes. Kurkumin juga dapat dikembangkan sebagai obat-obatan

dalam kondisi klinik (Afaf et all., 2006).

Di dalam kurkumin terkandung RIP (ribosome inacting protein).

RIP berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan

sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, memblokir pertumbuhan

sel kanker (Liza, 2008). Surh (1999) melaporkan bahwa kurkumin

dapat mematikan sel kanker dengan proses yang disebut apoptosis

(kematian sel) (Parodi dan Darmono, 2006).

Kereaktifan antioksidan kurkumin pertama kali dilaporkan oleh

Sharma pada tahun 1972 melalui uji in vitro maupun in vivo,

membuktikan kemampuan kurkumin dalam menghambat lipid

peroksidase (LPO) tanpa dan dengan karagenin. Selanjutnya kurkumin

menunjukkan pula aktivitas yang baik sebagai penangkap superoksid,

lebih dibanding aktivitas analognya demetoksikurkumin. Hal ini

menunjukkan pula bahwa gugus fenolik memberi sumbangan yang

nyata sebagai penangkap superoksid, dan keberadaan gugus metoksi

pada posisi ortho terhadap gugus fenolik akan menaikkan aktivitas

penangkap radikal superoksid (CCRC Farmasi UGM, 2008).

Gambar 1: bentuk keton dari kurkumin (Wikimedia Foundation Inc. 2008 1).

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

10

2. Karbon Tetraklorida (CCl4)

Karbon Tetraklorida merupakan salah satu model paling baik jejas

radikal bebas yang terjadi pada hati (Robbins dan Kumar, 2007). Karbon

Tetraklorida termasuk dalam zat kimia kelompok hidrokarbon

terhalogenasi. Pertama kali dibuat tahun 1849. Dahulu digunakan sebagai

obat anestesi, obat cacing, dan untuk sampo. Namun sekarang semua

kegunaan itu sudah ditinggalkan karena Karbon Tetraklorida dapat

menimbulkan keracunan yang sangat hebat. Sekarang, Karbon

Tetraklorida hanya digunakan untuk industri, ilmu pengetahuan, dan

penggunaan non rumah tangga (Goodman dan Gilman, 2001). Pada

awalnya, hidrokarbon berhalogen ini digunakan luas dalam industri

pembersihan kering (Robbins dan Kumar, 2007).

Karbon Tetraklorida banyak digunakan sebagai bahan pelarut yang

tidak mudah terbakar, pembersih, dan penghilang minyak. Sangat

berbahaya bila dihirup, ditelan, ataupun diserap lewat kulit (Meyers et al.,

1993).

Karbon Tetraklorida bila dihirup akan diabsorbsi dari paru. Ingesti

oral Karbon Tetraklorida diabsorbsi dari traktus gastrointestinal. Absorbsi

ini akan meningkat dengan pemberian lemak atau alkohol. Karbon

Tetraklorida juga diabsorbsi melalui kulit, namun tidak menimbulkan

keracunan sistemik yang penting (Goodman dan Gilman, 2001).

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

11

Pemberian lokal Karbon Tetraklorida pada kulit menyebabkan kulit

teriritasi. Pada ingesti oral akan menyebabkan rasa hangat di perut dan

menstimulus gerakan peristaltik usus. Dalam konsentrasi tinggi, akan

meracuni jantung dan menurunkan tekanan darah. Selain itu, Karbon

Tetraklorida juga menyebabkan depresi sistem saraf pusat (Goodman dan

Gilman, 2001).

Efek toksik Karbon Tetraklorida yang paling serius adalah pada sel

hepar dan tubulus renalis. Kerusakan sel hepar yang terjadi ditandai

dengan kerusakan mitokondria dan nekrosis sentrolobular (Goodman dan

Gilman, 2001).

Toksisitas Karbon Tetraklorida disebabkan oleh konversi menjadi

radikal Triklorometil (CCl3-) yang diaktivasi oleh Sitokrom P-450.

Kemudian berubah menjadi radikal Triklorometilperoksida (CCl3O2-).

Radikal ini akan menginisiasi peroksidasi lipid (Hodgson dan Levi, 2000).

Oksidasi lipid secara signifikan merusak fungsi dan kestabilan membran

sel akibat ikatan silang yang terbentuk dalam lipoprotein (Simamora,

2003) yang menghasilkan lipid peroksida (Agus, 2002).

Kerusakan yang diinduksi oleh Karbon Tetraklorida paling banyak

terjadi pada daerah sentrolobular sel hati yang mengandung konsentrasi

Sitokrom P-450 paling tinggi (Hodgson dan Levi, 2000).

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

12

3. Struktur Histologis Sel Hati

a. Lobulus Hati

Pembagian lobulus hati sebagai unit fungsional dibagi menjadi

tiga zona:

Zona 1 : merupakan zona aktif, sel-selnya paling dekat dengan

pembuluh darah. Zona ini yang pertama kali dipengaruhi oleh

perubahan darah yang masuk, disebut juga “Zone of permanent

function”.

Zona 2 : merupakan zona intermedia, sel-selnya memberi respon

kedua terhadap darah, disebut juga “Intermediet zone”.

Zona 3 : merupakan zona pasif, aktifitas sel-selnya rendah dan

tampak aktif bila kebutuhan meningkat, disebut juga “Zone of

permanent respon” (Leeson et al., 1990).

b. Parenkim Hati

Parenkim hati tersusun dari hepatosit yang tersusun radier,

bertumpukan satu sama lain membentuk lapisan sel yang tebal.

Parenkim hati tersusun dalam lempeng-lempeng, bercabang dan

beranastomose secara bebas membentuk struktur seperti busa.

Hepatosit bentuknya poligonal berukuran sekitar 20-30 µm dengan

membran sel yang jelas. Intinya bulat atau lonjong dengan permukaan

teratur dan besarnya bervariasi untuk setiap sel. Setiap inti mempunyai

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

13

granula kromatin yang tampak jelas dan tersebar dengan satu atau

lebih anak inti (Leeson et al., 1990).

c. Triad Portal

Triad portal merupakan tempat dimana tiga atau lebih unit

lobulus bertemu. Di daerah ini terdapat akumulasi jaringan pengikat.

Triad portal mengandung cabang dari vena porta, arteri hepatica, dan

duktus biliverus (Juncqueira dan Carneiro, 1995).

d. Sinusoid Hati

Sinusoid hati merupakan pembuluh darah yang melebar tidak

teratur dan hanya terdiri dari satu lapisan sel-sel endotel yang tidak

kontinyu. Sinusoid kapiler hati mempunyai pembatas yang tidak

sempurna dan memungkinkan pengaliran makromolekul dengan

mudah dari lumen ke sel-sel hati dan sebaliknya. Sinusoid dikelilingi

dan disokong oleh selubung serabut retikuler halus yang penting untuk

mempertahankan bentuknya (Juncqueira dan Carneiro, 1995).

e. Daya Regenerasi Hati

Hati mempunyai kemampuan regenerasi yang sangat

mengagumkan. Daya regenerasi hati setelah trauma atau terpapar zat -

zat toksik sangat tinggi (Leeson et al., 1990). Kehilangan jaringan hati

akibat kerja zat-zat toksik atau pembedahan memacu mekanisme

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

14

pembelahan sel hati dan hal ini akan terus berlangsung sampai

perbaikan massa jaringan semula tercapai (Jubcqueira dan Carneiro,

1995).

4. Mekanisme Temu Putih dalam Melindungi Hepar dari

Hepatotoksisitas Karbon Tetraklorida

Hepar adalah organ tubuh yang berperan penting dalam proses

metabolisme dan detoksifikasi. Pemaparan oleh berbagai bahan toksik

akan mempertinggi kerusakan hepar. Hepar potensial mengalami

kerusakan karena merupakan organ pertama setelah saluran pencernaan

yang terpapar oleh bahan-bahan yang bersifat toksik. Proses metabolisme

oleh hepar akan mendetoksifikasi bahan-bahan tersebut, tetapi proses

tersebut dapat menghasilkan metabolit yang bersifat lebih toksik daripada

bahan induknya (Dewi, 2006).

Aktivitas hepatoprotektor kurkumin dapat diketahui dengan cara

membandingkan aktivitas metabolisme hepar yang dirusak oleh senyawa-

senyawa hepatotoksik, misalnya CCl4 dengan hepar yang telah dilindungi

oleh zat hepatoprotektor (CCRC Farmasi UGM. 2008).

Dampak racun CCl4 bukan disebabkan oleh molekul CCl4 itu sendiri,

melainkan oleh karena konversi molekul menjadi radikal bebas

Triklorometil (CCl3-) dalam retikulum endoplasma halus (SER) oleh

interaksi dengan transport elektron NADPH-Sitokrom P-450 sistem enzim

oksidase yang berperan dalam metabolisme obat-obatan yang larut dalam

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

15

lemak dan senyawa-senyawa lainnya (Robbins dan Kumar, 2007). Radikal

bebas ini akan segera bereaksi dengan oksigen membentuk metabolit yang

lebih reaktif yaitu Triklorometil Peroksida (CCl3O2-). Radikal bebas ini

akan bereaksi dengan asam lemak polienolik menghasilkan peroksida lipid

(Hodgson dan Levi, 2000).

Jejas sel hati sebagai akibat CCl4 terjadi sangat cepat dan hebat.

Kurang dari 30 menit didapati pengurangan sintesis protein hati, protein

plasma dan enzim-enzim protein endogen, dan dalam waktu 2 jam,

pembengkakan SER dan pemisahan ribosom dari retikulum endoplasma

kasar. Kemudian timbul penimbunan lemak, karena ketidakmampuan sel

melakukan sintesis lipoprotein dari trigliserida dan protein penerima

lemak. Jejas mitokondria terjadi setelah jejas pada retikulum endoplasma,

dan ini diikuti oleh pembengkakan progresif sel-sel karena peningkatan

permeabilitas selaput plasma. Kerusakan membran plasma diduga

disebabkan oleh aldehida lemak yang relatif mantap (stabil), yang

dihasilkan oleh peroksidasi lemak di dalam SER tetapi dapat bekerja pada

tempat-tempat yang jauh. Hal ini disusul oleh influks masif kalsium dan

kematian sel (Robbins dan Kumar, 2007).

Mekanisme temu putih dalam melindungi hepar dapat diterangkan

sebagai berikut. Kurkumin yang terkandung dalam temu putih berperan

sebagai antioksidan yang memangsa radikal bebas serta menghambat

peroksidasi lipid dan kerusakan DNA oksidatif. Selain itu, derivat

kurkumin yaitu kurkuminod (Heng, 2000) merupakan penghambat

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

16

potensial dari sitokrom P-450. Hal ini akan menyebabkan molekul CCl4

tidak terkonversi menjadi radikal bebas Triklorometil (CCl3-) dan tidak

akan terbentuk Triklorometil Peroksida (CCl3O2-) yang berakibat tidak

terjadinya peroksidasi lipid. Akibatnya tidak banyak asam lemak tak jenuh

yang diubah menjadi peroksida lipid dan fungsi membran plasma tetap

terjaga. Efek kurkumin sebagai antikanker juga akan menginduksi

terjadinya apoptosis pada sel kanker tanpa efek sitotoksik pada sel sehat

(Wikimedia Foundation Inc, 2008 2).

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

17

B. Kerangka Pemikiran

Nb: : Mengandung

: Merupakan, berubah menjadi, derivat, mengakibatkan

: Bereaksi dengan

: Menghambat

: Reaksi komplek

Kurkuminoid

Kerusakan Sel Hati Dapat Dikurangi

Nekrosis

CCl4

CCl3-

Sitokrom P-450

CCl3O2-

O2

Temu Putih

Kurkumin

Peroksidasi Lipid Antioksidan Penghambat Peroksidasi

Lipid

Peroksidasi Lipid Berkurang

Peroksidasi Lipid Menurun

Fungsi Membran Tetap Terjaga

Kerentanan Membran Sel

Membran Sel Rusak

Degenerasi Sel

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

18

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah “Pemberian perasan rimpang temu putih

(Curcuma zedoaria Rosc.) secara peroral dapat mengurangi kerusakan sel hati

yang diinduksi CCl4 pada hepar tikus putih”.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental laboratorik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain

Wistar sehat dan mempunyai aktivitas normal, berumur 2-3 bulan dengan

berat badan + 200 gram sebanyak 30 ekor.

Banyaknya subjek penelitian dihitung dengan rumus Federer yaitu :

(t-1) (r-1) 15 ,dimana t = banyak kelompok perlakuan dan r = jumlah sampel

tiap kelompok. Dan didapatkan 30 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 3

kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 10 ekor tikus putih.

D. Teknik sampling

Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara incidental sampling.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

20

E. Rancangan Penelitian

Rancangan eksperimental murni “post test only control group design”.

Keterangan :

X : Jumlah tikus putih yang dipakai

X0 : Kelompok kontrol negatif, hanya diberi diet standar selama 12 hari

dan pada hari ke-8 diberi minyak kelapa 0,5 ml/200g BB tikus putih.

X1 : Kelompok kontrol positif, diberi diet standar selama 12 hari berturut-

turut dan pada hari ke-8 diberi dosis tunggal CCl4 3,85 mg/g BB

tikus putih peroral dan minyak kelapa 0,5 ml/200g BB tikus putih.

X2 : Kelompok perlakuan, diberi diet standar temu putih dosis 1,97 mg/kg

BB peroral selama 12 hari berturut-turut. Pada hari ke-8 diberikan

dosis tunggal CCl4 3,85 mg/g BB tikus putih peroral dan minyak

kelapa 0,5 ml/200g BB tikus putih.

N0 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis

dari lobulus hepar pada kelompok kontrol negatif oleh peneliti.

N1 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis

dari lobulus hepar pada kelompok kontrol positif oleh peneliti.

N2 : Pengamatan jumlah inti sel hepar piknotik, karioreksis, dan kariolisis

dari lobulus hepar pada kelompok perlakuan oleh peneliti.

X

X0

X1

X2

N0

N1

N2

Bandingkan

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

21

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dari penelitian ini adalah perasan rimpang temu putih.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dari penelitian ini adalah derajad kerusakan histologis hati

tikus putih.

3. Variabel Luar

Variabel luar dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan

Variabel luar yang dapat dikendalikan dari penelitian ini adalah

makanan, minuman, galur mencit, umur tikus putih, jenis kelamin

tikus putih, berat badan tikus putih, suhu udara, minyak kelapa.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan

Variabel luar penelitian yang tidak dapat dikendalikan adalah kondisi

psikologis tikus putih, keadaan awal hati tikus putih, patogenesis suatu

zat yang dapat merusak hepar selain radikal bebas (efek toksik dan

hipersensitivitas), daya regenerasi sel hati, dan imunitas masing-

masing hewan percobaan.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas: perasan rimpang temu putih.

Perasan rimpang temu putih diberikan secara per oral dengan sonde

lambung satu kali sehari selama 12 hari berturut-turut dengan dosis

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

22

sebesar 1,97 mg/kgBB. Skala pengukuran variabel bebas ini adalah skala

nominal.

2. Variabel Terikat: kerusakan sel hepatosit.

Kerusakan sel hepatosit adalah gambaran mikroskopis sel hepatosit yang

diinduksi karbon tetraklorida setelah diberi perasan rimpang temu putih.

Pada setiap preparat dipilih satu daerah di sekitar vena centralis yang

dipilih secara random. Dengan perbesaran 1000 kali dihitung 100 sel

hepatosit dengan cara hitung leukosit yaitu dimulai dari sudut kiri atas,

terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri, lalu turun

lagi ke bewah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan (Gandasoebrata, 2001).

Inti piknotik ditandai dengan adanya inti sel yang tampak mengecil dan

hiperkromasi. Inti karioreksis ditandai dengan adanya inti sel yang robek

dan terbagi atas fragmen-fragmen. Inti kariolisis ditandai dengan adanya

inti sel yang tidak lagi mengambil zat warna, tampak pucat dan tidak

nyata. Skala pengukuran variabel menggunakan skala rasio.

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan.

1) Makanan dan Minuman

Makanan yang diberikan berupa pellet dan minuman dari air PAM

yang diberikan tidak terbatas.

2) Variasi Genetik

Jenis hewan coba yang digunakan adalah tikus putih dengan galur

Wistar.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

23

3) Umur, Jenis Kelamin, dan Berat Badan

Umur tikus putih pada penelitian ini adalah ± 2-3 bulan, berjenis

kelamin jantan dengan berat ± 200 gram.

4) Suhu Udara

Hewan percobaan ditempatkan dalam ruangan dengan suhu udara

berkisar antara 25-28 0C.

5) Minyak Kelapa

Semua kelompok penelitian diberi minyak kelapa agar kerusakan

yang terjadi pada kelompok perlakuan benar-benar disebabkan

oleh CCl4

6) Efek Toksik

Pemberian CCl4 dilakukan pada hari ke-8 dan pengambilan

preparat dilakukan pada hari ke-12 supaya kerusakan yang

disebabkan oleh efek toksik CCl4 sudah hilang dan kerusakan yang

terjadi adalah benar-benar karena proses oksidasi

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan.

1) Kondisi Psikologis Tikus Putih

Kondisi psikologis tikus putih dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Lingkungan yang terlalu ramai, pemberian perlakuan yang

berulang kali, dan perkelahian antar tikus putih dapat

mempengaruhi kondisi psikologis tikus putih.

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

24

2) Keadaan Awal Hati Tikus Putih

Keadaan awal hati tikus putih tidak diperiksa pada penelitian ini

sehingga mungkin saja ada tikus putih yang sebelum perlakuan

hatinya sudah mengalami kelainan.

3) Patogenesis suatu zat yang dapat merusak hepar selain radikal

bebas yaitu hipersensitifitas atau alergi.

4) Daya regenerasi sel hati masing-masing hewan percobaan tidaklah

sama.

5) Imunitas masing-masing hewan percobaan tidaklah sama.

H. Alat, Bahan dan Cara Kerja

1. Alat-alat yang digunakan

a. Kandang hewan percobaan

b. Timbangan

c. Sonde lambung

d. Alat bedah hewan percobaan (scalpel, piset, gunting, jarum, meja lilin)

e. Alat untuk pembuatan preparat histologi

f. Mikroskop cahaya

g. Gelas ukur

2. Bahan-bahan yang Digunakan

a. Temu putih

b. Karbon tetraklorida

c. Minyak kelapa (sebagai pelarut CCl4)

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

25

d. Makanan hewan percobaan (pellet dan air PAM)

e. Aquadest

f. Bahan untuk pembuatan preparat histologi

I. Cara Kerja

Langkah 1 : Pembuatan perasan rimpang temu putih dilakukan dengan cara

memasukkan rimpang temu putih ke dalam juicer sehingga akan didapatkan

air perasan murni dari rimpang temu putih tersebut. Proses pembuatan perasan

rimpang ini tidak menggunakan penambahan air maupun zat-zat lainnya.

Rimpang temu putih dipilih secara homogen yang memiliki bentuk dan ukuran

yang hampir sama untuk menyeragamkan dosis perasan rimpang yang

terbentuk.

Langkah 2 : Sampel tikus putih sebanyak 30 ekor yang diperoleh dari

Laboratorium Histologi FK UNS dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri dari 10 ekor tikus putih dengan cara random. Kemudian

dilakukan proses adaptasi dengan lingkungan Laboratorium Histologi FK

UNS selama 7 hari. Pada hari ke-8 dilakukan penimbangan untuk menentukan

dosis dan mulai dilakukan percobaan.

Langkah 3 : Kelompok kontrol negatif hanya diberi diet standar selama 12

hari berturut-turut dan pada hari ke-8 diberi minyak kelapa 0,5 ml/ 200g BB

tikus putih. Kelompok kontrol positif diberi diet standar selama 12 hari

berturut-turut dan pada hari ke-8 diberi CCl4 dosis tunggal 3,85 mg/ g BB

tikus putih peroral. Kelompok perlakuan diberi diet standar dan perasan

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

26

rimpang temu putih peroral sebanyak 1,97 mg/ kg BB tikus putih selama 12

hari, dimana pada hari ke-8 setelah diberikan perasan rimpang temu putih

diberikan dosis tunggal CCl4 sebesar 3,85 mg/ g BB tikus putih peroral. Dalam

penelitian ini, minyak kelapa digunakan sebagai pelarut CCl4 karena CCl4

tidak dapat larut dalam air. Minyak kelapa dipilih sebagai pelarut karena

minyak kelapa tidak mempunyai efek toksik terhadap hepar dan tidak

mempengaruhi efek toksik CCl4 itu sendiri.

Karbon Tetraklorida (CCl4) diberikan dalam dosis 3,85 mg/g BB tikus putih

peroral. Penghitungan dosis CCl4 adalah sebagai berikut:

ρ CCl4 = 1,59 g/cm3

m CCl4 = 3,85 . 10-3

g

v CCl4 = m/ρ

= 3,85 . 10-3

g/ 1,59 g/cm3

= 2,421 . 10-3

ml

Jadi CCl4 yang diberikan pada tikus putih adalah sebesar 2,421 . 10-3 ml/g BB

tikus putih.

Potensi hepatoprotektif perasan rimpang temu putih pada tikus putih yang

terangsang oleh CCl4 terbesar pada dosis 1,97 mg/kg BB (CCRC Farmasi

UGM, 2008). Penghitungan dosis perasan rimpang temu putih adalah sebagai

berikut:

m temu putih = 1,97 mg/kg BB

= 1,97 . 10-3

mg/g BB

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

27

Jadi dosis perasan rimpang temu putih yang diberikan pada tikus putih adalah

sebesar 1,97 . 10-3

mg/g BB.

Langkah 4 : Pada hari ke-12 setelah perlakuan pertama diberikan, semua

hewan percobaan dikorbankan dengan cara neck dislocation, kemudian organ

hepar / hati kanan diambil untuk selanjutnya dibuat preparat histologi dengan

metode blok paraffin dan pengecatan HE. Irisan dilakukan pada bagian tengah

dari hati kanan dengan ketebalan irisan 5 μm. Pengambilan hati bagian kanan

hanya untuk penyeragaman sampel. Dari setiap hati mencit diambil tiga

preparat histologi, sehingga total jumlah preparat yang didapat adalah 90

preparat histologi.

Langkah 5 : Pengamatan preparat dilakukan dengan perbesaran 100 kali

untuk mengamati seluruh lapang pandang, kemudian dipilih satu daerah di

sekitar vena centralis yang dipilih secara random. Dengan perbesaran 1000

kali dihitung jumlah inti yang piknotoik, karioreksis, dan kariolisis dari tiap

100 sel hepatosit dengan cara hitung leukosit .

Langkah 6 : Data yang diperoleh akan diuji dengan uji statistik.

J. Analisis Statistik

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji Oneway ANOVA

(Analysis of Variant) dan perbandingan gambaran histologis sel hepatosit

antara kelompok kontrol negatif dan kontrol positif, kontrol negatif dan

perlakuan, serta kontrol positif dan perlakuan akan dianalisis dengan uji LSD

(Least Significant Difference). (Riwidikdo, 2007).

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

28

Rumus Histologis Skor: 0xN + 1xP + 2xKr + 3xKl

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian berupa jumlah sel hepar diberikan skor. Yaitu skor 0

untuk sel normal, skor 1 untuk sel piknotik, sel 2 untuk sel yang mengalami

karioreksis, dan skor 3 untuk sel yang mengalami kariolisis. Apabila

dirumuskan maka akan membentuk rumus histologis skor sebagai berikut:

Keterangan:

N: jumlah sel hepar dengan inti normal

P: jumlah sel hepar dengan inti piknotik

KR: jumlah sel hepar yang mengalami inti karioreksis

KL: jumlah sel hepar yang mengalami inti kariolisis

Hasil pengamatan rata-rata jumlah sel hepar yang dikelompokkan menurut

derajat kerusakan masing-masing kelompok akan disajikan dalam diagram

berikut ini.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

K P1 P2

Normal

Piknotik

Karioreksis

Kariolisis

Gambar 2: grafik perbandingan jumlah sel hepar antara kelompok kontrol, perlakuan 1, dan

perlakuan 2 Keterangan:

K: kelompok kontrol

P 1: kelompok perlakuan 1

P 2: kelompok perlakuan 2

B. Analisis Data

Dari hasil perhitungan uji Annova didapatkan nilai Sig. untuk uji Annova

adalah 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari nilai alpha (0,05), maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor kerusakan hepar

yang bermakna antara kelompok kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2.

Dari hasil uji Post HOC test (LSD) didapatkan bahwa nilai Sig. antar

kelompok kontrol – perlakuan 1 = 0.000, lebih kecil dari alpha (0,05), nilai

Sig. antar kelompok kontrol – perlakuan 2 = 0.000, lebih kecil dari alpha

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

30

(0,05), dan nilai Sig. antar kelompok perlakuan 1 – perlakuan 2 = 0.000, lebih

kecil dari alpha (0,05).

Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor

kerusakan hepar yang bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan 1,

terdapat perbedaan rata-rata skor kerusakan hepar yang bermakna antara

kelompok kontrol dan perlakuan 2, dan terdapat perbedaan rata-rata skor

kerusakan hepar yang bermakna antara kelompok perlakuan 1 dan perlakuan

2.

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

31

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian setelah diuji

dengan uji statistik One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji LSD, terlihat

adanya pengaruh pemberian perasan rimpang temu putih (Curcuma zedoaria

(Berg.) Roscoe) terhadap kerusakan sel hati tikus putih yang diinduksi Karbon

Tetraklorida (CCl4). Data hasil penelitian akan dibahas seperti di bawah ini.

Pada hasil uji statistik Oneway ANOVA didapatkan hasil perbedaan

bermakna (p<0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan tingkat kerusakan sel-

sel hati yang cukup berarti diantara ketiga kelompok. Setelah dilanjutkan dengan

uji statistik LSD, didapatkan hasil yang bermakna antara kelompok K dengan P1,

kelompok K dan P2 dan antara kelompok P1 dan P2 (p<0,05). Hal ini dapat

dijelaskan karena dalam penelitian ini kelompok P1 diberikan CCl4 sebagai faktor

perusak hepar yang menyebabkan kerusakan hepar hebat tanpa adanya faktor

pertahanan. Faktor pertahanan dalam hal ini adalah pemberian perasan rimpang

temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) yang mengandung curcumin yang

diberikan pada kelompok P2. Sedangkan kelompok K tidak mendapatkan

penambahan faktor perusak maupun faktor pertahanan.

Perbedaan yang signifikan antara kelompok K dan P1 menunjukkan

adanya pebedaan antara kelompok kontrol yang merupakan gambaran sel hati

normal dengan kelompok P1 yang merupakan gambaran sel hati tikus putih yang

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

32

mengalami kerusakan. Hal ini juga berarti bahwa CCl4 merupakan zat agresif

yang dapat menginduksi terjadinya kerusakan hati. Hal ini sesuai dengan teori

bahwa CCl4 merupakan faktor perusak yang dapat memicu terjadinya kerusakan

hepar. Kerusakan hati dapat berupa struktur hati yang berubah, susunan sel yang

tidak teratur lagi dan nekrosis sel yang ditandai dengan degenerasi sel berupa

perubahan inti menjadi piknotik yaitu hilangnya gambaran kromatin, karioreksis

yaitu inti terpecah menjadi beberapa fragmen, dan kariolisis yang berarti inti tidak

lagi mengambil banyak zat warna sehingga inti tampak pucat dan tidak nyata

(Saleh, 1979). Mekanisme CCl4 merusak organ secara ringkas adalah CCl4

diaktivasi oleh sitokrom P-450 membentuk radikal bebas CCl3-

(Triklorometil)

yang kemudian diubah menjadi CCl3O2- (Triklorometil Peroksida). Radikal bebas

CCl3O2- sangat reaktif terhadap biomolekul seperti lemak, protein, karbohidrat,

dan nukleotida. Akibatnya, fungsi biologis molekul tersebut akan terganggu oleh

karena radikal bebas ini akan bereaksi dengan asam lemak tak jenuh

jamak/polienolik dan menghasilkan peroksida lipid (Hodgson and Levi, 2000).

Peroksidasi lipid ini dapat menyebabkan terjadinya kerentanan membran dan

dapat menyebabkan kerusakan membran dan terjadi nekrosis, inaktifasi enzim,

meningkatkan permeabilitas kapiler, meningkatkan agregasi trombosit

membentuk tautan silang dengan protein, menurunkan sintesa DNA, serta

menurunkan aktifitas enzim (Lu, 1995).

Pada kelompok K gambaran histologis sel-sel hati mencit sebagian besar

menunjukkan hasil yang normal yaitu terdapat rata-rata 83 sel hati normal, 13 sel

hati piknotik, 4 sel hati yang mengalami karioreksis, dan 1 sel hati yang

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

33

mengalami kariolisis. Hal ini dapat disebabkan karena berbagai faktor yang tidak

dapat dikendalikan seperti keadaan awal mencit, yaitu kondisi hati mencit yang

mungkin telah mengalami kerusakan sebelumnya, dan kondisi psikologis mencit

yang dapat diakibatkan karena stress selama penelitian, dimana stress menekan

nafsu makan yang dapat menyebabkan malnutrisi yang merupakan predisposisi

nekrosis hati akibat hepatotoksin. Selain itu pada kelompok kontrol perubahan inti

menjadi inti piknotik bisa juga diakibatkan karena penuaan dan kematian sel yang

secara fisiologis dialami oleh semua sel-sel normal. Setiap sel dalam tubuh akan

selalu mengalami penuaan yang diakhiri kematian sel dan digantikan oleh sel-sel

baru melalui proses regenerasi (Iber dan Latham, 1994).

Perbedan diantara kelompok P1 dan P2 menunjukkan perbedaan yang

cukup signifikan. Pada kelompok P1 didapatkan rata-rata 42 sel hati normal, 37

sel hati piknotik, 12 sel hati yang mengalami karioreksis, dan 9 sel hati yang

mengalami kariolisis. Sedangkan pada kelompok P2 didapatkan rata-rata 65 sel

hati normal, 23 sel hati piknotik, 8 sel hati yang mengalami karioreksis, dan 5 sel

hati yang mengalami kariolisis. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dari radikal

bebas CCl4 dapat dikurangi dengan pemberian perasan rimpang temu putih

(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) yang mengandung antioksidan berupa

kurkumin. Kurkumin yang terdapat pada rimpang temu putih (Curcuma zedoaria

(Berg.) Roscoe) memiliki manfaat sebagai antioksidan yang memangsa radikal

bebas serta menghambat peroksidasi lip id dan kerusakan DNA oksidatif.

Antioksidan berperan mengikat berbagai jenis oksidan dan secara biologis bersifat

reaktif karena bersifat mencegah pembentukan radikal bebas dan memperbaiki

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

34

kerusakan yang diakibatkannya (Widjaja, 1997). Selain itu, derivat kurkumin yaitu

kurkuminod (Heng, 2000) merupakan penghambat potensial dari sitokrom P-450.

Hal ini akan menyebabkan molekul CCl4 tidak terkonversi menjadi radikal bebas

Triklorometil (CCl3-) dan tidak akan terbentuk Triklorometil Peroksida (CCl3O2

-)

yang berakibat tidak terjadinya peroksidasi lipid.

Perbedaan antara kelompok K dan P2 menunjukkan perbedaan yang cukup

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan menggunakan perasan

rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) dapat mengurangi tingkat

kerusakan dari sel hati secara signifikan seperti yang telihat pada uji statistik

diantara kelompok P1 dan P2 tetapi tidak bisa melindungi sel hati secara total

untuk tidak terkena efek radikal bebas dari CCl4.

Dari hasil uji statistik LSD dimana didapatkan hasil pengujian

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna diantara kelompok K dan

kelompok P1, kelompok P1 dan kelompok P2, serta kelompok K dan P1

menunjukkan bahwa pemberian perasan rimpang temu putih (Curcuma zedoaria

(Berg.) Roscoe) yang mengandung kurkumin sebagai zat antioksidan dapat

mengurangi tingkat kerusakan sel hati tikus putih yang diakibatkan oleh zat

radikal bebas dari CCl4 tetapi belum sebanding dengan efek kerusakan hati yang

ditimbulkan oleh radikal bebas dari CCl4.

Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adanya

human error, kondisi tikus putih (fisik, imunitas, psikologis), daya regenerasi sel

hati tikus putih, patogenitas suatu zat, dan faktor idiopatik. Semua faktor tersebut

turut mempengaruhi kesahihan data penelitian.

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

35

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pemberian perasan rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Berg.)

Roscoe) secara peroral dapat mengurangi kerusakan sel hati tikus putih yang

diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4).

B. Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan memanfaatkan efek zat-zat lainnya

selain kurkumin yang terkandung dalam rimpang temu putih (Curcuma

zedoaria (Berg.) Roscoe).

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis yang berbeda untuk

mencari dosis dengan efek terapeutik yang lebih baik.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

36

DAFTAR PUSTAKA

Afaf, El-Ansary K., Sarnia A., Ahmed, Aly SA. 2006. Biochemical studies on the hepatoprotective effect of Curcuma longa on some glycolytic

enzymes in mice. Journal of Applied Sciences. 6:2991-3003.

Agus ZAN. 2002. Stress oksidatif dan penyakit degeneratif : suatu tinjauan

biokimia. Jurnal Kedokteran Yarsi. 10:69-73.

CCRC Farmasi UGM. 2008. Temu Putih. http://ccrcfarmasiugm.wordpress.

com/ensiklopedia/ensiklopedia-8/temu-putih/.

Dewi L. 2006. Efek Protektif dari Lesitin terhadap Hepatotoksisitas Akibat Induksi Karbon Tetraklorida pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).

www.adln.lib.unair.ac.id. (24 februari 2006).

Dio. 2008. Bobcat Reviews Natural. http://bobcatreviewnat.blogspot/2008_

02_01_archieve.html. (Februari 2008).

Gandasoebrata R. 2001. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian

Rakyat. pp:15-18.

Goodman L. dan Gilman A. 2001. The Pharmacological Basis of Therapeutics. 10’th edition. New York: Macmillan Publishing Co.,Inc.

pp:1885.

Hardian D. 2008. Pusat Penelitian Obat Tradisional. http://lppm.

wima.ac.id/ ppot/ABSTRAK_PEN_PPOT_WEB_analisa.html.

Heng C.Y., Mandalene. 2000. Method for Using Soluble Curcumin to Inhibit

Phosphorylase Kinase in Inflamatory Diseases. http://www.

wipo.int/pctdb/en/wo.jsp?wo=2000070949. (30 November 2000).

Hodgson E. dan Levi PE. 2000. A Text Book of Modern Toxicology. 2’nd

edition. USA: Mc. Graw-Hill Companies Inc. pp:146.

Iber F.L., Latham P.S. 1994. Pathologic Physiology Mechanism of Disease.

Jakarta: EGC. pp: 565.

Juncqueria L.C. dan Carneiro J. 1995. Histologi Dasar. Alih Bahasa: Adji

Dharma. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp:342-354.

Leeson CR., Thomas S., Paparo AA. 1990. Buku Ajar Histologi (Text Book of Histology). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp:383-395.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

37

Lu F.C. 1995. Toksikologi Dasar : Asas, Organ, Sasaran dan Penilaian

Resiko. Penerjemah : Edi Nugroho. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia. pp: 206-223.

Liza. 2008. Kalahkan Kanker dengan Temu Putih & Mahkota Dewa.

http://www.lizaherbal.com/main/index.php?option=com_content&task

=view&id=97&Itemid=36.

Meyers FH., Jawets E., Goldfien, A. 1993. Toksikologi Cara Mengatasi Berbagai Akibat Keracunan. Jakarta: Penerbit Andes Utama. pp:84-85.

Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium Metode Laboratorium dalam

Toksikologi. Yogyakarta : Pusat Antar Universitas Bioteknologi UGM.

Novalina. 2003. Penggunaan Tanaman Obat Sebagai Upaya Alternatif

Dalam Terapi Kanker. http://tumoutou.net/702_07134/novalina.htm.

(Desember 2003).

Nugroho A. 2008. Khasiat Temu Putih. http://www.fitnessindonesia.com/ info/ khasiattemuputih.htm.

Parodi D. dan Darmono. 2006. Pengaruh pemberian ekstrak kering rimpang

temu putih (Curcuma zedoaria. Rosc.) per oral terhadap beberapa

parameter gangguan ginjal pada tikus putih jantan. Majalah Farmasi Indonesia. 17:19-24.

Prakoso B. 2007. Temu Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.). http://sehat herbal.

blogspot.com/2007/08/temu-putih-curcuma-zedoaria-rosc.html. (1

Agustus 2007).

Riwidikdo H. 2007. Statistik Kesehatan, Belajar Mudah Teknik Analisis

Data Dalam Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press,

pp: 39-76.

Robbins SL. dan Kumar V. 2007. Buku Ajar Patologi Anatomi I. Edisi IV.

Alih Bahasa: Staff Pengajar Lab. Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. pp:8-10.

Saleh S. 1979. Kelainan Retrogresif dan Progresif. Kumpulan Kuliah

Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

pp: 10-12

Simamora A. 2003. Efek tokoferol pada peroksida lipid. Meditek. 11:44-55.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN PERASAN RIMPANG TEMU PUTIH - …/Pengaruh... · stimultan, obat cacing, karminatif, diuretik, anti diare, anti piretik dan kanker dengan cara direbus atau diseduh

38

Widjaja S. 1997. Antioksidan : Pertahanan Tubuh Terhadap Efek Oksidan

dan Radikal Bebas, Majalah Ilmiah Fakultas Kedokteran USAKTI

16(1). pp: 59-72.

Wijayakusuma H. 2005. Mencegah & Mengatasi Gangguan Kesehatan Dengan Bahan-bahan alami. http://www.mail-

archive.com/[email protected]/msg18499.html. (19

April 2005).

Wikimedia Foundation Inc. 2008 1. Kurkumin. http://id.wikipedia.org/wiki/

Kurkumin. (17 Juli 2008).

Wikimedia Foundation Inc. 2008 2. Curcumin. http://en.wikipedia.org/wiki/

Curcumin. (30 Juli 2008).