pengaruh pelaksanaan program hafalan al-qur`an …
TRANSCRIPT
PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM
HAFALAN AL-QUR`AN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP
ISLAM AL-FALAAH CIPUTAT
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Fitrotin Najiza
NIM. 14311346
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1439 H/2018 M
PENGARUH PELAKSANAAN PROGRAM
HAFALAN AL-QUR`AN TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP
ISLAM AL-FALAAH CIPUTAT
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Fitrotin Najiza
NIM. 14311346
Pembimbing:
Dr. Yayah Nurmaliyah, MA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1439 H/2018 M
xviii
ABSTRAK
Fitrotin Najiza, Judul Skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Program Hafalan
Al-Qur`an terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP
Islam Al-Falaah Ciputat”. Program Studi Pendidikan Agama Islam,
Tahun 2018.
Menghafal Al-Qur`an adalah suatu proses mengingat, dimana seluruh materi
ayat (huruf, waqaf dsb) harus diingat secara sempurna sehingga dalam
menghafalnyapun diperlukan konsentrasi tinggi. Semua ilmu pengetahuan baik
ilmu kedokteran, matematika, alam dsb membutuhkan konsentrasi yang tinggi
dalam mempelajarinya. Bagi orang yang terbiasa menghafalkan Al-Qur`an
maka ia akan terlatih dengan konsentrasi yang tinggi sehingga akan mudah
dalam mempelajari dan memahami segala ilmu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: “Apakah terdapat pengaruh pelaksanaan program hafalan Al-
Qur`an terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-
Falaah Ciputat?” Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan
pendekatan korelasional dengan metode deskriptif analisis. Analisis data
menggunakan rumus product moment. Hasil dari penelitian yakni terdapat
pengaruh pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar
PAI dengan interpretasi cukup/sedang. Hal ini dilihat dari standar kompetensi
yang terdapat dalam PAI masih terkait dengan menghafal ayat Al-Qur`an
maupun hadits. Jadi siswa yang sudah dibiasakan dalam menghafal maka akan
berpengaruh pada peningkatan daya ingat dan konsentrasi siswa dalam belajar
sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar PAI. Hal ini terbukti dari nilai
rata-rata prestasi belajar siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong baik
yakni 87,97.
Kata Kunci: Pengaruh, Hafalan Al-Qur`an, Prestasi Belajar, PAI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran di kelas tidak hanya seorang guru
menyampaikan ilmu sedangkan murid menerima dan menyerap informasi
yang telah disampaikan oleh guru, namun perlu adanya keterlibatan dari
diri siswa dalam proses pembelajaran tersebut serta kemampuan
pedagogis guru sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lebih
optimal. Perlu adanya evaluasi dalam setiap kegiatan pembelajaran
sehingga kita dapat mengetahui apakah pembelajaran tersebut telah
berjalan dengan optimal atau tidak. Dengan adanya evaluasi ini juga
dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan guru dan siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam masa yang telah ditentukan.
Salah satu bentuk dari evaluasi pembelajaran yakni dengan adanya
tes/ujian yang hasilnya digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar
siswa.
Prestasi belajar pada dasarnya tidak hanya sebatas nilai-nilai yang
diperoleh siswa ketika di sekolah, jika kita mengulas lebih lanjut makna
dari prestasi belajar adalah segala perubahan dalam bidang pengetahuan,
keterampilan, serta sikap siswa dalam kehidupannya sebagaimana yang
dijelaskan oleh WS Winkel “Prestasi belajar adalah hasil dari proses
belajar yang berupa perubahan-perubahan dalam bidang
pengetahuan/pengalaman, dalam bidang keterampilan, dalam bidang
sikap dan nilai seseorang dalam belajar”.1 Kemudian menurut Muhibbin
Syah prestasi belajar adalah taraf keberhasilan murid dalam mempelajari
1 WS Winkel, “Psikologi Pendidikan dan Evaluasi”, (Jakarta: Erlangga, 1984),
h. 102.
2
materi pelajaran sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Lebih lanjut Muhibbin Syah mengemukakan bahwa kunci pokok untuk
memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa maka pendidik harus
mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu)
dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diukur. Jenis prestasi belajar
menurut Benjamin S. Bloom meliputi tiga aspek: aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor yang secara tidak langsung tiga aspek ini mencakup
seluruh aspek yang ada pada peserta didik.2
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat dipahami bahwa
tinggi rendahnya prestasi belajar siswa bukanlah semata-mata diukur dari
nilai yang diperoleh akan tetapi terletak pada seluruh aspek perubahan
yang terjadi pada siswa. Dengan prestasi belajar ini maka siswa akan
mencapai tujuan hidupnya yakni bahagia dunia akhirat. Untuk mencapai
tujuan hidupnya tersebut maka diperlukannya pedoman agar mereka
dapat tetap berjalan lurus sesuai syariat Islam dan pedoman tersebut
adalah Al-Qur`an.
Al-Qur`an menurut Muhammad ‘Ali ash-Shabuni dalam bukunya
at-Tibyan Fi ‘Ulum Al-Qur`an adalah firman Allah yang bersifat
mukjizat, diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan
perantara al-Amin Jibril ‘alaihi as-salam, ditulis di mushaf-mushaf,
diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, bernilai ibadah
membacanya, dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat
an-Nas.3
Al-Qur`an merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai petunjuk,
pelajaran serta pedoman hidup bagi umat manusia dalam Islam.
Sebagaimana firman Allah SWT:
2 Rohmalina Wahab, Psikologi Belaja, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2015), Cet. ke- 1, h. 244-245 3 Yunahar Ilyas, “Kuliah Ulumul Qur`an”, (Yogyakarta: ITQAN Publishing,
2014), Cet. ke-3, h. 17
3
ل ا لمذي ا ي من ؤا لم اباش لر ا وامالوا لأاق يا يله لذت ديلم ل اه قار آنا لم يا لها نذ إر ب لأاجر لكا م لماها اتلأانذ حا ام لمصذ لاونا ؤا اع
Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar. (QS. Al-Isra`[17]: 9)
Al-Qur`an mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan
yang harus dijalankan oleh umatnya, dan kehidupan manusia tidak hanya
terkait dengan sesama munus ia namun kehidupan manusia juga terkait
dengan Rabb dan alam. Melihat kenyataan tersebut maka sudah menjadi
kewajiban kita sebagai muslim untuk selalu menjaga, memelihara, dan
mempelajari Al-Qur`an. Penanaman terhadap pembelajaran Al-Qur`an
perlu diajarkan kepada anak sejak usia muda, mulai dari pembelajaran
membaca, memahami hingga menghafal.
Beberapa tahun belakangan ini kajian terhadap tahfidz Al-Qur`an
dirasakan sangat signifikan untuk terus dikembangkan bahkan menjadi
tren di Indonesia. Tren tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah
peminat menghafal Al-Qur`an, baik anak-anak muda, remaja, maupun
orang yang beranjak dewasa dan lanjut usia, mereka semua berlomba-
lomba untuk menghafalkan Al-Qur`an. Banyak lembaga pendidikan Islam
di Indonesia saat ini menggalakkan dan mengembangkan program hafalan
Al-Qur`an. Program hafalan Al-Qur`an tidak hanya terdapat pada
pesantren dan rumah tahfidz, namun kini sudah bisa dirasakan siswa pada
sekolah-sekolah formal. Banyak juga dari lembaga pendidikan maupun
pemerintah yang memberikan bantuan biaya pendidikan/beasiswa bagi
anak bangsa penghafal Al-Qur`an. Jika dilihat dari hal-hal tersebut, maka
kita dapat mengetahui bahwasanya rasa antusiasme masyarakat muslim di
Indonesia yang tinggi dalam menghafal Al-Qur`an merupakan salah satu
tanda akan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia.
4
Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat
dengan berbagai bentuk dan kepentingan kemudian tersebar luas ke
seluruh dunia. Oleh karenanya globalisasi tidak dapat dihindari
kehadirannya terutama dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari proses pembelajaran di sekolah masa kini sudah menggunakan LCD,
Ipad dll serta dari sistem pembelajarannya yang menggunakan sistem
billingual area. Globalisasi sendiri membawakan dampak positif dan
negatif bagi manusia. Dampak positif dari adanya globalisasi pendidikan
ini yakni semakin memudahkan manusia dalam melaksanakan
pembelajaran, kemudian dampak negatifnya yakni seringkali kita
menemukan adanya indikasi dari menurunnya nilai dan moral anak
bangsa karena pengaruh globalisasi ini. Oleh karenanya kita harus cerdas
dalam menggunakan teknologi sebagai dampak dari globalisasi ini, salah
satu panduan agar kita dapat terus berjalan dalam koridor sebagai
manusia yakni Al-Qur`an. Al-Qur`an diturunkan dengan berbagai
fungsinya kepada umat manusia untuk terus membimbing kepada jalan
yang lurus, sehingga manusia tidak lupa akan hakikat siapa dirinya, siapa
yang menciptakannya dan mengapa ia diciptakan.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh penulis pada paragraf
sebelumnya bahwasanya kajian terhadap tahfidz Al-Qur`an dirasakan
sangat signifikan untuk terus dikembangkan bahkan menjadi tren di
Indonesia. Hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan metode-
metode praktis dalam proses menghafalnya. Dengan adanya tren ini tentu
ada faktor yang mempengaruhi akan kemunculannya, diantaranya banyak
sekali manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program hafalan Al-
Qur`an ini yang salah satunya dapat meningkatkan kinerja otak karena
melatih daya konsentrasi. Anak yang terbiasa dalam menghaal Al-Qur`an,
secara tidak langsung dia akan lebih bisa berdisiplin dan mengatur waktu.
5
Anak akan belajar keseriusan dalam menjalani hidup. Menghafal Al-
Qur`an mempunyai pengaruh yang baik dalam pengembangan
keterampilan dasar siswa sehingga bisa meningkatkan prestasi akademik
mereka.
SMP Islam Al-Falaah Ciputat merupakan lembaga pendidikan
yang berkomitmen mengamalkan nilai-nilai Islam dalam sistem
pendidikannya dan bertujuan agar siswanya mempunyai kompetensi
seimbang antara ilmu dunia dan akhirat sehingga mampu melahirkan
generasi muda muslim yang berilmu, berwawasan luas yang dapat
memajukan bangsa dan negaranya. Hal tersebut dapat dilihat dari
pengembangan pembelajarannya menekankan pada pendidikan agama
yang berdasarkan pada Al-Qur`an sebagai dasar sekaligus sumber
pendidikan, sedang dari sisi akademis SMP Islam Al-Falaah Ciputat
banyak memiliki prestasi.
Pendidikan Islam pada SMP Islam Al-Falaah Ciputat ini tidak
hanya pada saat jam pelajaran berlangsung, tetapi juga pada jam khusus
yaitu setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pagi hari sebelum jam pelajaran
dimulai untuk menghafal Al-Qur`an (tahfidz Al-Qur`an. Dengan adanya
program tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam membantu pemahaman siswa dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sehingga berimplikasi pada peningkatan
prestasi belajar pada mata pelajaran tersebut.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah mencakup
banyak aspek kehidupan seperti Fiqih, Akidah Akhlak, dan Sejarah
Kebudayaan Islam yang mana dalam setiap pembahasannya pasti terdapat
dalil/ayat-ayat Al-Qur`an yang terkait. Dalam proses pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kemampuan membaca Al-
6
Qur`an dengan baik dan benar merupakan kemampuan dasar yang sangat
penting apalagi jika siswa sudah dibiasakan untuk menghafal Al-Qur`an.
Sungguh memprihatinkan apabila lembaga pendidikan Islam yang
setiap harinya selalu bergaul dengan Al-Qur`an dan kegiatan tersebut
sudah menjadi rutinitas siswa kemudian program tersebut (tahfidz Al-
Qur`an) tidak memberikan dampak positif bagi prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti adakah
pengaruh hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa SMP Islam Al-Falaah Ciputat.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang disajikan pada latar belakang
masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat di identifikasi
sebagai berikut:
1. Peranan hafalan Al-Qur`an pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
2. Pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an di SMP Islam Al-Falaah
Ciputat.
3. Hafalan dari tiap siswa SMP Islam Al-Falaah Ciputat.
4. Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
5. Prestasi belajar siswa SMP Islam Al-Falaah Ciputat pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
6. Faktor-faktor yang mendukung prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan dan membuat penelitian ini
lebih terarah maka penulis membatasi penelitian ini khusus pada masalah
7
hafalan Al-Qur`an siswa SMP Islam Al-Falaah Ciputat dan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian masalah yang tersebut di atas maka
peneliti merumuskan masalah yakni: Apakah terdapat pengaruh
pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Falaah Ciputat?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat diketahui
bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Pengaruh
pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Falaah Ciputat.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian
ini adalah:
a. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
memperkaya wawasan bagi pengembang ilmu pendidikan,
khususnya kajian Pendidikan Agama Islam serta dapat digunakan
sebagai bahan acuan dan pembanding bagi peneliti lain dalam
mengkaji lebih lanjut tentang hafalan Al-Qur`an dalam
meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
b. Secara praktis hasil penelitian ini bermanfaat memberikan bahan
masukan bagi instansi pendidikan terkait pada umumnya dan SMP
Islam Al-Falaah Ciputat pada khususnya dalam usaha
penyempurnaan kegiatan hafalan Al-Qur`an sehingga tercapainya
peningkatan prestasi belajar siswa dalam Pendidikan Agama
Islam.
8
F. Tinjauan Pustaka
1. Fifi Lutfiah, Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI tahun 2011 dalam judul
skripsinya “Hubungan Antara Hafalan Al-Qur`an Dengan Prestasi
Belajar Al-Qur`an Hadits Siswa MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh
Tangerang”. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya korelasi antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh Tangerang. Penulis menggunakan metode survei dengan
pendekatan korelasional yang dilaksanakan di MTs Asy-Syukriyyah
Cipondoh Tangerang dengan melibatkan siswa kelas VII, VIII, IX
yang mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dan studi
dokumenter. Analisis data menggunakan analisis korelasional dengan
teknik korelasi rumus product moment. Hasil dari penelitian ini
adalah 1) Penerapan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyah yang
diterapkan sesuai dengan hasil observasi dan berdasarkan hasil angket
tergolong cukup baik, hal ini dapat dilihat dari analisis data melalui
skor rata-rata diperoleh sebesar 59.436 yang berada dalam klasifikasi
antara 51-75, maka dari itu dapat diketahui bahwa penerapan hafalan
Al-Qur`an siswa MTs Asy-Syukriyyah termasuk kategori
sedang/cukup baik. 2) Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-
Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah setelah melaksanakan
kegiatan hafalan Al-Qur`an ini berada pada kategori baik dengan
siswa mencapai belajar tuntas sebanyak 37 siswa. 3) Adanya
hubungan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa
pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah dengan
interpretasi kuat/tinggi. Hal ini dapat diketahui dari hasil formulasi
9
statistik product moment dengan hasil 0,85 yang terletak antara 0,70-
0,90 pada tabel angka korelasi “r”.
2. Muhammad Nur, Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan PAI tahun 2013
dalam judul skripsinya “Hubungan Kemampuan Menghafal Al-
Qur`an dengan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Al-Qur`an
Hadits Siswa di Madrasah Tsanawiyah Daarun Najah Teratak Buluh
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar”. Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kemampuan
menghafal Al-Qur`an dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Al-
Qur`an Hadits siswa kelas IX di MTs Daarun Najah Teratak Buluh
Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Penelitian ini merupakan
penelitian korelasi dengan subjek penelitian siswa MTs Daarun Najah
Teratak Buluh, sedangkan objeknya adalah hubungan kemampuan
menghafal Al-Qur`an dengan prestasi belajar pada mata pelajaran Al-
Qur`an Hadits. Sampel penelitian diambil dari kelas IX yang
berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis
korelasi serial. Analisis data menggunakan analisis korelasional
dengan teknik korelasi rumus product moment. Hasil dari penelitian
ini adalah terdapat hubungan kemampuan menghafal Al-Qur`an
dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits, hal ini dapat dilihat dari
analisis data melalui skor r hitung lebih besar daripada r tabel baik
pada taraf signifikansi 5% maupun 1% atau 0,345<0,557>0,449.
Dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha) diterima sedangkan
Hipotesa Nol ditolak.
3. Umi Khusnul Khotimah, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Bahasa
10
Arab tahun 2014 dalam judul skripsinya “Korelasi antara Hafalan
Al-Qur`an dengan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa MTs Negeri
Gubukrubuh Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/2014”. Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar bahasa Arab siswa MTs
Negeri Gubukrubuh Gunungkidul. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi pengelola
pendidikan atau guru pada umumnya, sekaligus sebagai bahan
evaluasi pembelajaran bahasa Arab, khususnya di MTs Negeri
Gubukrubuh Gunungkidul dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
subyek penelitian berjumlah 28 anak. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, dokumentasi dan tes. Analisis data yang
digunakan adalah analisis korelasi product moment dengan
persyaratan uji normalitas data dan analisis regresi untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar
siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya nilai
rata-rata siswa pada variabel hafalan Al-Qur`an adalah 85,32
sedangkan besarnya nilai rata-rata bahasa Arab siswa lebih besar dari
nilai rata-rata hafalan Al-Qur`an . Dari hasil analisis korelasi product
moment diperoleh nilai koefisien korelasi hafalan Al-Qur`an terhadap
prestasi belajar bahasa Arab adalah 0,484 dan signifikasinya 0,009
yang kurang dari 0,05. Ini berarti bahwa ada korelasi antara hafalan
Al-Qur`an dengan prestasi belajar bahasa Arab siswa MTs Negeri
Gubukrubuh Gunungkidul. Sedangkan dari hasil regresi dapat
diketahui besarnya koefisien determinasi yaitu 0,454. Hal ini
mengandung pengertian bahwa pengaruh hafalan Al-Qur`an terhadap
prestasi belajar bahasa Arab adalah 45,4%.
11
4. Mazidatul Ilmia, Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah tahun 2016 dalam judul skripsinya “Hubungan
antara Hafalan Al-Qur`an dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar Islam As-Salam Malang”. Penelitian ini dilakukan
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara hafalan
Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Islam
As-Salam Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasi. Variabel penelitian ini adalah antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Islam As-Salam berjumlah 40
siswa. Instrumen penelitian ini adalah pedoman dokumentasi. Teknik
pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi dan wawancara.
Analisis data dengan menggunakan perhitungan korelasi product
moment.
5. Ali Muhsin dan Zainul Arifin, Mahasiswa Universitas Pesantren
Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang Fakultas Agama Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Guru di sekolah MI Islamiyah
Jogoroto Jombang dalam jurnal pendidikan Islam Vol. 1, No. 2,
Desember 2017, hlm. 275-294 dengan judul “Pengaruh Hafalan Juz
‘Amma di Madrasah Diniyah Tafaqquh Fiddin Darul Ulum terhadap
Hasil Belajar Al-Qur`an dan Hadits di MTsN Rejoso Peterongan 1”.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh
hafalan juz ‘amma di Madrasah Diniyah Tafaqquh Fiddin terhadap
hasil belajar Al-Qur`an Hadits di MTsN Rejoso Peterongan 1.
Diharapkan dengan adanya pelaksanaan kegiatan hafalan Al-Qur`an
ini dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar Al-Qur`an
Hadits. Pelaksanaan kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas VIII dan IX.
12
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research),
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian asosiatif yakni
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yakni variabel X dan Y. Variabel X (hafalan juz ‘amma) dan
variabel Y (hasil belajar Al-Qur`an Hadits). Populasi dari penelitian
ini yakni seluruh santri Darul Ulum yang mengikuti kegiatan diniyah
Tafaqquh Fiddin di MTsN Rejoso berjumlah 183 siswa. Sedangkan
sampel dari penelitian ini berjumlah 36 siswa yang terdiri dari siswa
kelas VII sampai kelas IX. Pengumpulan data melalui observasi,
angket, dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan
perhitungan korelasi product moment.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan
memahami skripsi ini, maka penulis akan membagi sistematika
penulisan ini menjadi lima bab yaitu:
Bab I: Pendahuluan: berisi tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan
perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II: Pembahasan: kajian teoritis yang berisi tentang
pengertian menghafal Al-Qur`an, hukum menghafal Al-Qur`an,
syarat-syarat dan etika menghafal Al-Qur`an, petunjuk menghafal
Al-Qur`an, metode menghafal Al-Qur`an, keutamaan menghafal
Al-Qur`an, faktor-faktor yang mempengaruhi hafalan Al-Qur`an,
pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, pengertian Pendidikan Agama Islam, tujuan dan
fungsi Pendidikan Agama Islam, standar kompetensi Pendidikan
13
Agama Islam, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam, dan pola
pembinaan Pendidikan Agama Islam.
Bab III: Metodologi Penelitian: berisi tentang jenis dan
pendekatan penelitian, tempat dan waktu penelitian, sumber data,
teknik dan instrumen pengumpulan data, deskripsi obyek
penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV: Analisis Data: berisi tentang upaya dan cara
untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik
data tersebut dapat dipahami atau hasil dari penelitian yang
dilakukan di SMP Islam Al-Falaah Ciputat menjadi informasi
yang nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil kesimpulan.
Bab V: Penutup: berisi tentang kesimpulan dan saran.
15
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hafalan Al-Qur`an
1. Pengertian Hafalan Al-Qur`an
Menghafal Al-Qur`an terdiri dari dari dua suku kata yakni kata
“menghafal” dan “Al-Qur`an”. Pengertian menghafal Al-Qur`an dalam
kamus besar bahasa Indonesia adalah telah masuk dalam ingatan
(tentang pelajaran) dan dapat menucapkan kembali di luar kepala (tanpa
melihat buku). Menghafal (kata kerja) berarti berusaha meresapkan ke
dalam pikiran agar selalu ingat.1
Sedangkan Al-Qur`an secara bahasa berasal dari kata: ي قرأ -ق رأ- Arti ini“ 2”.(المقر وء ) yang berarti sesuatu yang dibaca قراءة-وق را نا
menyiratkan anjuran kepada umat Islam untuk membaca Al-Qur`an. Al-
Qur`an juga bentuk mashdar dari القراءة yang berarti menghimpun dan
mengumpulkan ( الضموالجمع ) .
Dikatakan demikian sebab seolah-olah Al-Qur`an menghimpun
beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan
benar.”3 Sementara syaikh Shabuni menulis dalam bukunya pengertian
Al-Qur`an menurut para ahli ushul fikih secara istilah adalah:
نيمالةطاسوبنيلسرم الواءيبنالماتىخلعل زن م الز جعم الاللهم لكليربج
1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1998), Cet. ke-3. h. 105 2 Manna’ Al Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, terj. dari buku مباحث
نآفي علوم القر oleh Mifdhol Abdurrahman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2012), Cet. ke-
7, h.16 3 Anshori, Ulumul Qur`an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2013), h. 17
16
هتولتبد بعت م الرات ولت اباني لإل وق ن مالفاحصماليفب وت كمالم لالسهيلع اسالنةر وس بم تت خم الةحاتفالةروس بء ود بمال
“Al-Qur`an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu
luar biasa yang melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para
Nabi dan Rasul (yaitu Nabi Muhammad saw), melalui malaikat Jibril,
tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir,
membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas.”4
Hafalan Al-Qur`an memang sudah tidak asing di kalangan umat
Islam, karena Rasulullah adalah seorang penghafal Al-Qur`an pertama
kali. “Al-Qur`an sendiri diturunkan di tengah-tengah bangsa Arab yang
ummi (buta huruf), tetapi meski begitu bangsa Arab secara kodrati
memang mempunyai daya ingat yang kuat dan daya hafal yang cepat.”5
Oleh karena itu perhatian Nabi hanyalah tertumpu pada cara yang
lazim dilakukan oleh orang yang ummi yakni menghafal dan
menghayatinya sehingga dengan cara demikian beliau dapat menguasai
Al-Qur`an persis sebagaimana halnya diturunkan. Kemudian setelah itu
Nabi membacakannya kepada sejumlah sahabatnya agar mereka dapat
menghafal dan memantapkannya dalam hati mereka.6
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa menghafal Al-
Qur`an adalah proses penghafalan seluruh ayat dan surat yang terdapat
dalam Al-Qur`an sehingga dapat diucapkan dan diungkapkan kembali
secara lisan, serta termasuk salah satu dari bentuk penjagaan dan
pemeliharaan Al-Qur`an sesuai dengan keasliannya. Namun yang
dimaksud hafalan Al-Qur`an dalam skripsi ini adalah proses menghafal
sebagian dari ayat dan surat dalam Al-Qur`an yakni hanya pada juz 30.
4 Muhammad Ali al-Shabuni, Al-Tibyan Fi Ulum Al-Qur`an, (Bairut: Dar al-
Irsyad, 1970), h. 10 5 Manna’ Al Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, terj. dari buku مباحث
نآفي علوم القر oleh Mifdhol Abdurrahman, h. 152 6 Muhammad Ali al-Shabuni, Al-Tibyan Fi Ulum Al-Qur`an, h. 55-56.
17
2. Hukum Menghafal Al-Qur`an
Para ulama sepakat bahwa hukum menghafal Al-Qur`an adalah
fardhu kifayah. Prinsip fardhu kifayah ini dimaksudkan untuk menjaga
Al-Qur`an dari pemalsuan, dan perubahan seperti yang pernah terjadi
terhadap kitab-kitab lain pada masa lalu.
Berikut penjelasan salah satu ulama yakni Imam as-Suyuti dalam
salah satu kitabnya al-Itqan fi Ulum Al-Qur`an :
كفايةعلىال مةصرحبهالج رجاناعلمأنحفظ فيالشافيالق رآنف رض يي ن قطععدد ال :والمعنىفيهأل ت وات رفيهفلوالع باديوغي ر ه ما.قالالج ويني
إليهالت بديل والتحري فإنقامبذلكق ومي ي تطرق ونهذاالعددسق ف ل ب أثمالك ل. نأفضل الق ربوت عليم ه أيضافرضكفايةوهومعنالباقينوإل
ففيالصحيح:"خي ر ك ممنت علمالق رآنوعلمه “Ketahuilah, bahwa hukum menghafal Al-Qur`an adalah fardu kifayah
atas seluruh umat Islam... Al-Jurjani mengatakan kewajiban umat Islam
dalam menghafal harus terjaga, agar tidak terjadi pergantian dan
perubahan teks-teksAl-Qur`an. Oleh karena itu harus ada penghafal Al-
Qur`an dalam jumlah tertentu yang bisa dianggap
mutawattir(tepercaya), maka hukum wajib itu sudah bisa menggugurkan
yang lain. Dan jika tidak maka menjadi dosa semua(kaum). Dan
mengajarkan Al-Qur`an juga hukumnya fardu kifayah dan
mengajarkannya adalah sebaik-baik cara mendekatkan diri kepada-
Nya.”7
Saat ini sudah banyak dari alat-alat canggih yang dapat
menyimpan teks Al-Qur`an seperti flashdisk, hardisk, dan CD. Begitu
juga sudah terdapat banyak Al-Qur`an yang sudah ditashih oleh LPMQ
(Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an), namun hal tersebut belumlah
cukup untuk menjaga keaslian Al-Qur`an. Karena tidak ada yang bisa
menjamin ketika terjadi kerusakan pada alat-alat canggih dan mushaf
7 Jalaluddin as-Suyuti, Al-Itqan fî Ulûm Al-Qur`an, (Mesir: al-Haiah al-
Mishriyah al-Âmmah lil-Kitâb, 1974), h. 343
18
tersebut. Dengan adanya penghafal Al-Qur`an maka mereka akan
dengan cepat mengetahui kejanggalan dan kesalahan dalam penulisan
Al-Qur`an.
3. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur`an
Menghafal Al-Qur`an adalah pekerjaan yang sangat mulia. Akan
tetapi menghafal Al-Qur`an tidaklah mudah, karena yang dihafal
bukanlah bahasa kita namun bahasa asing yakni bahasa Arab. Untuk
dapat menghafal Al-Qur`an dengan baik maka ada syarat-syarat yang
perlu dipersiapkan sebelum menghafal agar dalam proses menghafal
tidak begitu berat. Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah:
a. Niat yang ikhlas
Rasulullah Saw. bersabda:
عنأميرالم ؤمنينأبيحفصع مرإبنالخطابرضيالله عنه قال: رس ولاللهصلىالله عليهوسلمي ق ول بالن يا إنماالعسمعت مال
كانتهجرت ه إلىاللهورس ولهفهجرت الك ل امرئمان وىوإنم ه إلىفمنب هاأوامرأةي نكح هافهجرت ه ن ياي صي كانتهجرت ه لد إلىاللهورس وله،ومن
ث ينأب واعبداللهم حمد إبن إسماعي)رواه إمامالم .ماهاجرإليه لبنحد رةبن ي وأب والح سينم سلم بإب راهيمبنالم بنب ردزبهالب خاري ن الحجا
م سلمالق شيريالن يساب وري(“Dari Amirulmukminin Abu Hafsh Umar bin Khattab r.a. dia
berkata: “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Bahwasanya
segala perbuatan itu bergantung pada niat. Dan sesungguhnya bagi
tiap-tiap orang ada sesuatu yang dia niatkan. Maka barangsiapa
yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena ingin
mendapatkan dunia atau mengawini wanita, maka hijrahnya ke arah
sesuatu yang ditujunya.”(Diriwayatkan dua imam ahli hadits Abu
Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin
19
Bardizbah Al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin
Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi)8
Seseorang yang mempunyai keinginan kuat untuk menjadi seorang
hafidz hendaklah menetapkan niatnya untuk ikhlas, tidak sekali-kali
mengharapkan pujian dari orang lain ataupun untuk sesuatu yang
lain, namun tetapkanlah niat menghafal Al-Qur`an hanya semata-
mata mengharap ridha Allah Swt. sehingga di hari kiamat nanti
benar-benar akan mendapat syafaat dari Al-Qur`an yang selalu
dibacanya.
b. Mempunyai kemauan yang kuat
Menghafal Al-Qur`an diperlukan waktu yang relatif lama tidak
hanya sebulan atau dua bulan, namun dalam jangka tahunan antara
3-5 tahun, meskipun pada sebagian orang yang mempunyai
inteligensia tinggi bisa lebih cepat. Menghafal Al-Qur`an sangat
berbeda dengan menghafal bacaan –bacaan lain. Apalagi bagi orang
‘ajam (non-Arab) yang tidak menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa sehari-hari. Sehingga sebelum menghafal orang ‘ajam harus
pandai terlebih dahulu membaca huruf-huruf Arab dengan baik dan
benar. Oleh karena itu diperlukan kemauan kuat dan kesabaran yang
tinggi agar cita-cita menjadi seorang hafidz dapat tercapai.9
c. Disiplin dan istiqamah dalam menghafal
Istiqamah menjadi urutan ketiga bagi para penghafal Al-Qur`an.
Syarat ini merupakan hal yang sulit karena berkaitan dengan
kedisiplinan waktu. Penghafal Al-Qur`an diwajibkan untuk disiplin
dalam mengatur waktu sebaik mungkin agar tidak terbengkalai
dengan jadwal dan target.10 Ketika seorang penghafal Al-Qur`an
sudah menetapkan waktu tertentu untuk menghafal materi baru,
maka waktu tersebut tidak boleh diganggu oleh kepentingan yang
8 Imam Nawawi, Terjemah Hadis Arbain An-Nawawiyah, terj. و او ي ة ن ال ال ربع ي
oleh Muhammad Tohir Rahman, (Surabaya: Al-Hidayah, t.t.), h. 15-16 9 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Gema Insani,
2013), h. 30 10 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 52
20
lain, begitu juga dengan jumlah halaman. Jika seseorang sudah
menetapkan seberapa banyak yang harus dia hafal dalam satu waktu
maka dia seharusnya berusaha memenuhi target tersebut agar dapat
selesai menghafal Al-Qur`an sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
d. Talaqqi kepada seorang guru
Seseorang yang mempunyai keinginan untuk menghafal Al-Qur`an
hendaklah mencari seorang guru tahfidz karena dalam menghafal Al-
Qur`an tidak diperbolehkan sendiri tanpa seorang guru. Di dalam Al-
Qur`an banyak terdapat bacaan-bacaan sulit dan gharib yang tidak
bisa dikuasai hanya dengan mempelajari teori saja. Inilah peran guru
tahfidz yang bertugas untuk membimbing, mengarahkan, serta
menyimak hafalan para penghafal Al-Qur`an.
e. Meninggalkan kemaksiatan
Hati yang larut dalam kecintaan terhadap maksiat tidak mungkin
memiliki perhatian terhadap Al-Qur`an. Setiap kali seorang hamba
berbuat dosa, setiap kali itu pula hatinya terbawa pengaruh buruk.
Dan setiap kali hatinya terpengaruh, setiap itu pula kemampuannya
menghafal kitabullah akan melemah. At-Tirmidzi dan Ahmad
meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Saw.
bersabda:
،فإذاه ون زع إنالعبدإذاأخطأخطيئةن كتتفيق لبهن كتةسوداء فروتا الران بس قلق لب ه ،وإنعادزيدفيهاحتىت عل وق لبه وه وواست
كان وايكسب ون بلرانعلىق ل وبهمما كل الذيذكرالله :“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbuat suatu dosa, maka
akan ditorehkan satu titik hitam di hatinya. Apabila dia berhenti,
beristighfar dan bertaubat, maka hatinya akan dikilapkan kembali.
Jika ia berbuat dosa lagi, maka akan ditambah titik hitamnya hingga
menutup seluruh hatinya. Itulah ar-ran (penutup) yang disebutkan
21
oleh Allah Swt. dalam Al-Qur`an (Sekali-kali tidak, bahkan apa yang
selalu mereka kerjakan itu menutupi hati mereka).”11
Imam Syafi’i rahimahullah terkenal dengan daya ingatnya yang luar
biasa. Tapi pada suatu hari, daya hafalnya tidak sebaik biasanya.
Kemudian ia pergi kepada Imam Waki’ seraya mengadu kepadanya
tentang buruknya hafalannya. Imam Waki’pun berkata
kepadanya,”Sesungguhnya hal ini akibat engkau telah melakukan
suatu dosa hingga berpengaruh kepada daya menghafalmu.” Dari
uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa dosa dapat membawa
pengaruh buruk bagi yang melakukannya, oleh karenanya kita harus
senantiasa menjaga diri agar terhindar dari perbuatan maksiat.
4. Etika Menghafal Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah kalamullah yang sudah tidak diragukan lagi
tentang kemurnian dan kesuciannya. Sebagai seorang muslim yang yakin
akan kesucian dan kemuliaan Al-Qur`an tentu tidak rela menyamakan
kedudukan Al-Qur`an dengan kedudukan teks kajian lain. Penghormatan
terhadap teks tertulis Al-Qur`an adalah salah satu unsur penting
kepercayaan bagi seorang muslim. Mereka mempercayai bahwa
penghinaan secara sengaja terhadap Al-Qur`an adalah sebuah bentuk
penghinaan serius terhadap sesuatu yang suci. Adapun etiket-etiket
dalam menghafal Al-Qur`an adalah:
a. Menyucikan diri
Hendaknya ketika membaca Al-Qur`an diri kita sudah dalam
keadaan suci, menyucikan diri dengan berwudhu, menggunakan
pakaian bersih, dan membaca di tempat yang bersih pula.
Sebagaimana firman Allah SWT:
11 Raghib as-Sirjani, Mukjizat Menghafal Al-Qur`an Panduan Cepat dan
Mudah Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2009), h. 78
22
(٩٧الم طهر ون)الواقعة:ليمسه إل
“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. (QS. al-
Waqi’ah [56]: 79)”12
b. Bersiwak
Bersiwak adalah salah satu bentuk upaya dalam menjaga kebersihan
mulut. Alangkah baiknya jika kita sebelum melafalkan kalam-kalam
Allah SWT. yang suci, kita membersihkan mulut kita terlebih dahulu.
c. Tidak tergesa-gesa
Ketergesa-gesaan sudah menjadi kebiasaan manusia pada umumnya.
Hal ini pun pernah terjadi pada sosok Nabi Muhammad Saw. tatkala
dirinya diperintahkan oleh malaikat Jibril untuk melafalkan ayat-ayat
Al-Qur`an yang dibacakan olehnya. Nabi pun ditegur untuk tidak
membaca Al-Qur`an dengan tergesa-gesa hanya agar menguasai
dengan cepat dan tepat. Allah SWT. berfirman:
(٦۱لت حر كلسانكلت عجلبه)القيامة:
“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur`an
karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.” (QS. Al-Qiyamah
[75]: 16)13
d. Menghadap kiblat
Membaca sambil duduk menghadap kiblat dan khusyu’ karena
membaca Al-Qur`an sama dengan bermunajat kepada Allah SWT.
Sebagaimana dalam Al-Qur`an:
ولك ل وجهةه وم ول يهافاستبق واالخي را أينماتك ون وايأ بك م الله ك ل شيءقدير (٨٤۱)البقرة:جميعاإناللهعلى
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan.
Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (QS. al-Baqarah [2]: 148)
12 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 61 13 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 64
23
e. Membaca Al-Qur`an dengan tartil
Disunahkan membaca Al-Qur`an dengan tartil (membaca dengan
lambat, tidak terburu-buru, dan sesuai dengan kaidah tajwid).
Sebagaimana firman Allah SWT:
(٨أوزدعليهورت لالق رآنت رتيل)المزم ل:
“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan
perlahan-lahan.” (QS. al-Muzzammil [73]: 4)
f. Jangan tertawa dan bermain
Jangan tertawa dan bermain saat tilawah, karena perbuatan tersebut
dapat mengurangi esensi kemuliaan dan kesucian Al-Qur`an.
g. Berdoa kepada Allah SWT.
Dianjurkan untuk berdoa ketika sebelum ataupun sesudah menghafal
Al-Qur`an karena menghafal Al-Qur`an adalah waktu dimana kita
bermunajat kepada Allah SWT. Dalam proses menghafal juga tidak
jarang para penghafal mengalami kesulitan, maka dari itu dengan doa
kita memohon kepada Allah agar selalu dimudahkan dalam proses
menghafalnya serta memohon kepada Allah Swt. agar selalu
menanamkan Al-Qur`an di dalam sanubari kita dan tidak membuat
kita lupa akan ayat-ayat Al-Qur`an yang sudah pernah kita hafal.
5. Petunjuk Menghafal Al-Qur`an
Dalam menghafal Al-Qur`an tentu terdapat tahapan-tahapan
(petunjuk) yang harus dilakukan oleh para penghafal setelah syarat-
syarat dan etika yang sudah penulis paparkan sebelumnya agar tidak
terdapat hambatan/kesulitan dalam proses menghafal Al-Qur`an.
Adapun tahapan-tahapan (petunjuk) menghafal Al-Qur`an ialah:
a. Membenarkan pengucapan dan bacaan Al-Qur`an
Untuk memudahkan menghafal Al-Qur`an, maka seorang calon
hafidz harus sudah mampu membaca Al-Qur`an dengan bacaan yang
24
benar, fashih, serta lancar. Bagi calon penghafal yang belum lancar
bacaan Al-Qu`rannya tentu akan berat untuk menghafalnya dan
memakan waktu lama.14
b. Satu mushaf
Para ulama menganjurkan untuk menggunakan satu mushaf Al-
Qur`an ketika menghafal Al-Qur`an.
فاخت رلن فسكم صحفع مركالباقي العين تحفظ ق بلال ذ نمات بصر “Mata akan menghafal apa yang dilihatnya-sebelum telinga, maka
pilihlah satu mushaf untuk anda selama hidupmu.”15
Konsisten membaca dan menghafal menggunakan satu mushaf dapat
memudahkan kita mengingat di kala lupa, Tulisan-tulisan dan baris-
baris di setiap halaman dapat merasuki pikiran dan otak kita, serta
melebur dalam sanubari.
c. Kondisi fisik dan pikiran sehat
Kondisi fisik yang prima dan pikiran yang sehat juga sangat
menentukan keberhasilan seseorang dalam menghafal. Orang yang
badannya sakit akan kesulitan dalam menghafal karena ia mungkin
akan cepat lelah, pusing, dan tidak bersemangat. Begitu juga orang
yang pikirannya tidak sehat akan mengalami stress dan tekanan jiwa
akan sulit menghafal dengan baik. Oleh karena itu, orang yang
sedang menghafal Al-Qur`an hendaklah menghindarkan diri dari
kegiatan-kegiatan yang akan menyebabkan fisik menjadi sakit dan
menjauhkan pikiran-pikiran yang tidak perlu. Karena pikiran yang
sehat itu ada badan yang sehat.16
d. Waktu yang tepat dan tempat yang baik
Hendaknya menghafal Al-Qur`an pada waktu yang tepat dan tempat
yang baik sehingga dapat memperoleh ketenangan jiwa dan pikiran
yang membantu kita dalam menghafal.
Tetapi waktu yang paling baik untuk menghafal tentunya berbeda-
beda bagi tiap orang. Imam Nawawi mengatakan sebaik-baik waktu
14 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 37 15 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 80 16 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 41
25
membaca Al-Qur`an adalah membacanya di dalam salat. Sedangkan
untuk waktu di luar salat adalah membacanya di malam hari,
sepertiga akhir dari suatu malam lebih baik dari awal dari suatu
malam, antara maghrib dan isya`. Sedangkan untuk di siang hari
waktu terbaik adalah setelah salat shubuh. Imam Nawawi berlandas
pada sebuah hadits yang berbunyi:
كره واالقراءةب عدواه ابن أبيداو ر دعنم عاذبنرفاعةعنمشايخهأن ه م مقب ولولأصلله ،العصر ي ر الي ه ودف وقال وا:ه ودراسة
”Diriwayatkan dari Ibnu Abi Dawud dari Muadz bin Rifa’ah dari
gurunya bahwa membaca Al-Qur`an setelah ashar hukumnya
makruh, dan mereka berkata: waktu setelah salat Ashar adalah
waktu belajarnya orang Yahudi, dan hal tersebut tidak diijabah oleh
Allah dan tidak mempunyai dasar yang kuat.” (Imam Nawawi, tt:
122)17
Serta pada firman Allah SWT yang berbunyi:
(٣(نصفه أوان ق صمنه قليل)٢(ق مالليلإلقليل)١ياأي هاالم زم ل )إن(٥(إناسن لقيعليكق ولثقيل)٨أوزدعليهورت لالق رآنت رتيل)
وطئاوأق وم قيل) (إنلكفيالن هارسبحاطويل٦ناشئةالليلهيأشد٩-۱المز م ل:(٩)
“1. Wahai orang yang berselimut (Muhammad)! 2.Bangunlah (untuk
shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, 3. (yaitu)
separuhnya atau kurang sedikit dari itu. 4. Atau lebih dari
(seperdua) itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. 5.
Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat
kapadamu. 6. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa);
dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan.7. Sesungguhnya pada
siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang
panjang.”(QS. al-Muzzammil [73]: 1-7)18
e. Membuat perencanaan target hafalan
Semua pekerjaan yang berhasil dalam kehidupan tidak terlepas dari
perencanaan target sebelumnya. Seandainya kita mulai menghafal
tanpa membuat perencanaan target, maka kita tidak akan mengetahui
17 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 76 18 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 77
26
apakah kita akan berhasil ataukah gagal. Dalam perencanaan pasti
terdapat pemahaman-pemahaman terhadap berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi. Adanya perencanaan target ini bertujuan agar
seorang penghafal dapat mencapai tujuannya sebagai hafidz.19
6. Metode Menghafal Al-Qur`an
a. Mengenal kerja memori dalam menghafal
Menghafal Al-Qur`an adalah suatu proses mengingat, di mana
seluruh materi ayat (huruf, waqaf dsb) harus diingat secara
sempurna. Karena itu seluruh proses pengingatan terhadap ayat dan
bagian-bagiannya itu mulai dari proses awal hingga pengingatan
kembali (recalling) harus tepat. Keliru dalam memasukkan/
menyimpan maka akan keliru pula dalam mengingatnya kembali,
atau bahkan sulit ditemukan dalam memori.
Seorang ahli psikolog ternama Atkinson menyatakan bahwa
para ahli psikologi menganggap penting membuat perbedaan dasar
mengenai ingatan. Pertama mengenai tiga tahapan yakni enconding
(memasukkan informasi ke dalam ingatan)–storage (penyimpanan)–
retrieval (pengungkapan kembali), kedua mengenai dua jenis ingatan
yakni short term memory(ingatan jangka pendek) dan long term
memory (ingatan jangka panjang.20
b. Metode menghafal Al-Qur`an
Dalam menghafal Al-Qur`an orang mempunyai berbagai macam
metode dan cara. Namun, metode apapun yang dipakai tidak akan
terlepas dari lima tahapan berikut:
1. Bin-Nazhar yakni membaca ayat Al-Qur`an yang ingin dihafal
dengan seksama secara berulang-ulang. Proses baca ini bisa
dilakukan hingga 41 kali seperti para ulama terdahulu.
2. Tahfidz, yakni menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-
Qur`an yang telah dibaca berulang-ulang sebelumnya.
19 Raghib as-Sirjani, Mukjizat Menghafal Al-Qur`an Panduan Cepat dan
Mudah Menghafal Al-Qur`an, h. 104 20 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 49
27
3. Talaqqi, yakni menyetorkan dan memperdengarkan hafalan yang
baru dihafal kepada seorang guru. Tahapan ini dilakukan untuk
mengetahui hasil hafalan seorang penghafal Al-Qur`an.
4. Takrir, yakni mengulang hafalan. Jadi dia memperdengarkan
hafalan yang sudah pernah dihafal kepada guru tahfidz. Hal ini
dilakukan agar hafalan tetap terjaga dengan baik.
5. Tasmi’, yakni memperdengarkan hafalan kepada orang lain baik
perseorangan maupun kepada jama’ah. Dengan tasmi’ ini, maka
penghafal Al-Qur`an akan diketahui kekurangan pada dirinya,
apakah dia lengah dalam pengucapan huruf dan harakat.21
Ada beberapa metode yang mungkin bisa dikembangkan dalam
rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal Al-Qur`an dan
bisa memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi
kepayahan dalam menghafal Al-Qur`an. Metode-metode tersebut
adalah:
1. Metode wahdah: menghafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang
hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat
bisa dibaca sebanyak sepuluh kali/dua puluh kali atau lebih.
Dengan demikian penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-
ayat yang dihafalkannya, bukan saja dalam bayangannya namun
hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada lisannya.
Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-ayat
berikutnya dengan cara yang sama.22
2. Metode kitabah: metode ini berbeda dengan metode yang
pertama. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu menulis ayat-
ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas. Kemudian ayat-
ayat tersebut dibacanya hingga lancar dan benar bacaannya, lalu
kemudian dihafalkan. Menghafalnya bisa dengan metode
wahdah ataupun dengan berkali-kali menuliskannya sehingga
21 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 57 22 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2005)Cet. ke-3, h. 63
28
dengan berkali-kali menuliskannya ia dapat sambil
memperhatikan dan sambil menghafalkannya dalam hati hingga
ia hafal.23
3. Metode sima’i: Mendengarkan suatu bacaan untuk
dihafalkannya. Metode ini sangat efektif bari para penghafal
yang memiliki daya ingat ekstra, tuna netra, serta anak-anak yang
masih di bawah umur.24
4. Metode gabungan: Metode ini gabungan antara metode pertama
(wahdah) dan ke dua (kitabah). Jadi setelah penghafal selesai
menghafal ayat yang dihafalnya, kemudian ia mencoba
menuliskannya di atas kertas dengan ayat yang sudah dihafalnya
tadi tanpa melihat Al-Qur`an.
5. Metode jama’: Menghafal yang dilakukan secara kolektif
(bersama-sama), yakni ayat yang dihafal dibaca secara kolektif
dengan dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama, instruktur
membacakan satu atau beebrapa ayat dan siswa menirukan secara
bersama-sama. Kemudian instruktur membimbingnya dengan
mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan siswa mengikutinya.
Setelah ayat-ayat tersebut dapat dibaca dengan baik dan benar,
maka selanjutnya mereka mengikuti bacaan instruktur dengan
sedikit demi sedikit tanpa melihat mushaf, dan demikian
seterusnya.25
Semua metode yang sudah diuraikan di atas pada dasarnya baik
untuk dijadikan pedoman menghafal Al-Qur`an , baik salah satu
diantaranya atau diterapkan semua sebagai alternatif dan selingan
23 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, h. 64 24 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, h. 65 25 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, h. 66
29
ketika sudah mengalami kejenuhan dalam proses menghafal Al-
Qur`an.
7. Keutamaan Menghafal Al-Qur`an
Menghafal Al-Qur`an merupakan suatu keutamaan yang besar
karena dia menjaga kalamullah. Membacanya saja sudah termasuk
ibadah apalagi menghafalkannya. Para penghafal menjaga dan
memeliharanya di dalam diri mereka agar tetap terjaga kemurnian serta
kemuliaannya. Setiap waktu pun mereka berinteraksi dengan Al-Qur`an.
Maka tidak heran begitu banyak keutamaan-keutamaan yang Allah
SWT. berikan kepada para penghafal Al-Qur`an diantaranya:
a. Pahala yang besar
Pahala yang besar akan diberikan kepada orang-orang yang
menghafalkan Al-Qur`an. Pahala tidak hanya diapat ketika di akhirat
kelak, namun sudah bisa dirasakan sejak di dunia namun dalam
bentuk yang berbeda-beda. Sebagaimana firman Allah SWT:
كتابالل علنيةهوأقام واالصلةوأن فق واممارزق ناه مسراوإنالذيني ت ل ونلي وف ي ه مأ ج وره مويزيده ممنفضلهإنه غف ور (٧۲)ي رج ونتجارةلنت ب ور
(٧۲-۳()فاطر:.۳).شك ور “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan
merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka
dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS.Fatir [35]: 29-
30)
Rasulullah Saw bersabda:
اللهصلىالله عليهوسلم:) عنعبداللهبنمسع ود،قال:قالرس ول كتاباللهف له بهحسنة،والحسنة بعشرأمثالها،ل منق رأحرفامن
30
المحرف،ولكنألفحرفولمحرف ححهوصوميمحرف(،أق ول اللبانيفي"صحيحالترمذي
“Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya
satu hasanah (kebaikan) dan satu hasanah itu sama dengan sepuluh
kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf,
tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (Hr.
Tirmidzi)26
Jika ditinjau dari hadits di atas maka kita mengetahui bahwa pahala
yang didapat bagi para penghafal Al-Qur`an sangatlah banyak.
Namun tidaklah kita menghitungnya karena niat pertama menghafal
bukan untuk mencari pahala namun untuk mencari ridha Allah SWT.
b. Pemberi syafa’at
Al-Qur`an akan memberi syafa’at bagi para pengembannya. Dari
Abu Umamah al-Bahili r.a., Rasulullah Saw. bersabda:
عالصحابهآإق رء واالق ر نفإنه ي ومالقيامةشفي
“Bacalah Al-Qur`an, sebab pada hari kiamat dia datang sebagai
pemberi syafa’at bagi para pengembannya.”(HR. Muslim)27
c. Menambah keimanan seseorang
Keimanan seseorang tidak bisa dilihat dengan alat pancaindera
maupun alat apapun. Tapi seseorang bisa diketahui kadar
keimanannya salah satunya saat menunaikan salat. Saat seseorang
menunaikan salat dan ia tidak konsentrasi dikarenakan imannya
melemah. Muhammad Saleh Al-Munajjid dalam kitabnya Zhahiratu
Dhu’ful Iman menganjurkan untuk perbanyak menyimak Al-Qur`an,
hal ini berdasarkan Q.S. Al-Isra`: 282 yang mana Al-Qur`an
merupakan obat bagi jiwa-jiwa seseorang dan dapat menyembuhkan.
Hal ini senada dengan Abdul Rozak bin Abdul Muhsin Al-Badr
dalam kitabnya Asbabu Ziyadah Al-Iman wa Nuqshanihi yang
membahas seputar cara menambah keimanan seseorang yakni
26 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 106-
107 27 Yusuf Mansur dan Luthfi Yansyah, Dahsyatnya Membaca dan Menghafal
Al-Qur`an, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2016), Cet. ke-1, h. 114
31
dengan membaca dan meresapi makna-makna yang terkandung di
dalamnya.28
Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa memperbanyak
membaca Al-Qur`an dapat menambah keimanan seseorang, apalagi
bagi para penghafal Al-Qur`an yang sudah seringkali membaca,
mendengar, serta mantadabburi ayat Al-Qur`an.
d. Ahli Al-Qur`an adalah ahli Allah
Sebagaimana dalam hadits:
اللهصلىالله عليهوسلم )إنلله،عنأنسبنمالكقال،قالرس ول أهلينمنالناس(قال وا:يارس ولالله،منه م؟قال:)ه مأهل
(وصححهاللبانيفي"صحيحابنماجةالق رآن،أهل الله وخاصت ه " Dari Anas Ibn Malik berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki orang khusus (Ahliyyin) dari
kalangan manusia. Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai
Rasulullah siapakah mereka?" Beliau menjawab, “Mereka adalah
Ahlu Al-Qur’an, Ahlullah dan orang khusus-Nya.” Dishahihkan oleh
Al-Albany dalam Shahih Ibnu Majah)29
e. Disematkan pada kedua orang tuanya mahkota pada hari kiamat.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
عنأبيهأنرس ولاللهصلىالله عليهعنسهلبنم عاذالج هن وسلمي منق رأالق رآنوعملبمافيهأ لبسوالداه تاجاي ومالقيامةضوء ه »قال:
كانتفيك مفم ن يالو ظنك ماأحسن منضوءالشمسفيب ي و الدسنادبالذيعملبهذا؟ رواه أب وداو د،والحاكم وقال:صحيح ال
“Dari Sahl bin Muadz al-Juhani, dari bapaknya, Rasulullah Saw.
bersabda,”Siapa yang membaca Al-Qur`an dan mengamalkan
kandungannya, maka pada kedua orang tuanya disematkan mahkota
pada hari kiamat, sinarnya lebih bagus daripada sinar matahari di
28 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 109 29 Yusuf Mansur dan Luthfi Yansyah, Dahsyatnya Membaca dan Menghafal
Al-Qur`an, h. 117
32
rumah-rumah di dunia seandainya ada di antara kalian. Lantas
bagaimana perkiraan kalian bila ada yang mengamalkan ini?”(HR.
Abu Dawud dan Al-Hakim yang mengatakan sanadnya shahih)30
Sungguh sebuah kehormatan dan kebahagiaan bagi orang tua apabila
anaknya mampu menghafal Al-Qur`an.
f. Syafa’at bagi ahli keluarganya
Tidak semua manusia memiliki kewenangan memberikan syafa’at
kepada orang lain terkecuali penghafal Al-Qur`an. Penghafal Al-
Qur`an diberikan sepuluh tiket khusus bagi ahli keluarganya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
بن حجر ث ناعلي بن س ليمان،حد كث،أخب رناحفص ،يربنزاذانعنهيلعه ىالللصاللهل وس رال:قال،قيلعنع،عنعاصمابنضمرة
الله ه لخد.أه امرحمرح.وه للحلحأفه رهظتاسفآنرق الأرق ن:))مملسو((.رواهار النه لتبجودقمه لك هتيب لهأنمةرشعيفه عفش.وةنجال
أحمد.والترمذي،وابنماجه،والدارمي.وقالالترمذي:هذاحديث حسنغريب،وحفصبنسليمانالراوي
Diceritakan oleh Ali bin Hajar, diberitahukan oleh Hafs bin
Sulaiman, dari Katsir bin Zadhan, dari Asim bin Dhomrah, dari Ali
bin Abi Thalib berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa
yang membaca Al-Qur`an dan menghafalkannya, kemudian
menghalalkan apa yang halal dan mengharamkan apa yang haram
maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga dan memberinya
izin untuk mensyafa’ati sepuluh orang keluarganya, yang semuanya
itu sungguh telah wajib masuk neraka. (HR. Tirmidzi)31
g. Sebaik-baik manusia
Rasulullah Saw. bersabda:
30 Yusuf Mansur dan Luthfi Yansyah, Dahsyatnya Membaca dan Menghafal
Al-Qur`an, h. 118 31 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 132
33
نوعلمه )رواهالبخاريومسلم(آخي ر ك ممنت علمالق ر “Sebaik-baik manusia ialah yang mempelajari Al-Qur`an dan yang
mengajarkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)32
h. Derajatnya tinggi
Berdasarkan fakta di lapangan, bahwasanya menghafal Al-Qur`an
lebih mudah daripada menjaganya. Oleh karena itu, jika seorang
penghafal mampu menjaga Al-Qur`an maka sepantasnyalah Allah
meninggikan derajatnya. Sebagaimana firman Allah SWT:
واي فسحوافيالمجالسفافسح ياأي هاالذينآمن واإذاقيللك مت فسح الله
ملك موإذاقيلانش ز وافانش ز واي رفعالله الذينآمن وامنك موالذينأ وت واالعل(۱۱)المجادلة:درجا والله بمات عمل ونخبير
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Mujadilah
[58]: 11)33
i. Akan diliputi ketenangan karena rahmat dan disebut-sebut di
hadapan malaikat Allah
Rahmat Allah SWT. terhadap orang yang membaca Al-Qur`an
sangat besar seperti dijelaskan pada hadits berikut:
عنأبيهريرةرضياللهعنهقال:قالرسولاللهصلىاللهعليهوسلمنمةبرك ه نعالله سفا،ن ين الدبرك نمةبرك نمؤم نعسفن ن:)م
اين الديفهيلعالله رس،يرسعىم لعرسينم،وةاميقالموي برك
32 Yusuf Mansur dan Luthfi Yansyah, Dahsyatnya Membaca dan Menghafal
Al-Qur`an, h. 116 33 Muhammad Makmun Rasyid, Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, h. 113
34
نوعيفالله و،ةرخالاوين الديفالله ه رت اسنمؤم رت سنم،وةخرالوكمدبعال ا،ملعهيفس متلاي قي رطكلسنم،وهيخأنوعيفد بعالانا وي ب نمتيب يفموق عمتااجم،وةنجىاللاإقي رطهبه لالله لهس
،ة ني كالسمهيلعتلزن ل،إمه ن ي ب ه نوس اردتي واللهابتكنول ت ي اللهنم،وه دنعنميفالله مه ركذ،وة كئلمالمه ت فح،وة محالرمه ت ي شغو
(رواهمسلمبه سنهبعرسي م،لله معهبط أب
“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw. bersabda,”Siapa saja yang
menghilangkan kesusahan seorang mukmin dari kesusahan di dunia,
Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Dan siapa
saja yang membuat mudah urusan atas kesukaran urusan orang
mukmin di dunia, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan
di akhirat. Siapa saja yang merahasiakan aib/kejelekan seorang
mukmin di dunia, Allah akan menutup aib/kejelekannya di dunia dan
di akhirat. Dan Allah akan tetap menolong seorang hamba selama si
hamba mau menolong saudaranya. Barang siapa menempuh jalan
untuk mencari/menuntut ilmu, Allah akan memudahkan baginya
jalan ke surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu
rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan
lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan),
akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan
menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-
Nya.”34
Itulah keutamaan-keutamaan membaca Al-Qur`an dan masih
banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya, dan itulah balasan bagi orang
yang mengharap ridha Allah SWT.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hafalan Al-Qur`an
Keberhasilan seseorang dalam menghafal Al-Qur`an tidak
muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi banyak faktor. Karena
realitanya anak yang mempunyai otak cerdas belum tentu berhasil dalam
34 Yusuf Mansur dan Luthfi Yansyah, Dahsyatnya Membaca dan Menghafal
Al-Qur`an, h. 123
35
menghafal Al-Qur`an, meskipun disadari bahwa otak/IQ yang tinggi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
menghafal. Agar proses menghafal dapat berjalan dengan lancar maka
hendaknya seorang penghafal mengetahui faktor-faktor yang bisa
mempengaruhinya dalam menghafal.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hafalan Al-Qur`an
yakni:
a) Kesehatan: Kondisi badan yang sehat dan fit merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menghafal Al-Qur`an,
karena dengan kondisi badan yang seperti ini tidak akan fokus.35
Mengapa? Tubuh merupakan kesatuan dari beberapa anggota badan,
jadi apabila salah satu dari anggota badan merasakan sakit, maka
sekujur tubuh akan ikut pula merasakan sakit.
b) Psikologis: Faktor ini erat kaitannya dengan kejiwaan seseorang. Jika
menghafal Al-Qur`an dengan kondisi jiwa yang sakit (sedih, putus
asa, pesimis, marah dsb) maka tentunya proses menghafal tidak akan
berjalan dengan lancar karena akan mengganggu konsentrasi
seseorang dalam menghafal. Maka dari itu dalam proses menghafal
hendaknya kita dalam keadaan positif, aktif, semangat, dan
motivasi.36
c) Kecerdasan: Sebenarnya kecerdasan manusia itu bermacam-macam.
Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dari
perbedaan tersebut yang menyebabkan manusia memiliki kelebihan
dan kekurangan di bidang lain. Oleh karena itu terkadang ada yang
dia unggul dalam bidang akademik namun dia belum berhasil dalam
menghafal Al-Qur`an. Namun menurut penulis, meskipun setiap
35 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 68 36 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 68-70
36
orang mempunyai bidang kecerdasan yang berbeda-beda selama dia
memiliki niat, semangat, motivasi yang kuat serta istiqomah dan
tekun dalam menghafal Al-Qur`an maka dengan izin Allah Swt. dia
akan dimudahkan dalam proses menghafal.
d) Usia: Sebenarnya tidak ada batasan usia tertentu dalam menghafal
Al-Qur`an, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat usia
seseorang memang berpengaruh terhadap keberhasilan menghafal
Al-Qur`an. Seorang penghafal yang usianya relatif muda, jelas akan
lebih potensial daya resapnya terhadap materi atau ayat yang
dibaca/dihafal. Usia yang relatif muda belum banyak terbebani oleh
problema hidup yang memberatkannya sehingga ia akan lebih cepat
menciptakan konsentrasi untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya.37
e) Waktu: Bagi mereka yang menempuh program khusus menghafal
Al-Qur`an dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan dan
memaksimalkan seluruh kapasitas waktu yang dimilikinya. Sehingga
ia dapat menyelesaikan program menghafal Al-Qur`an lebih cepat
karena tidak menghadapi kendala dari kegiatan-kegiatan lainnya.
Sebaliknya, bagi mereka yang menghafal Al-Qur`an di samping
kegiatan-kegiatan lain, maka ia harus pandai-pandai memanfaatkan
waktu. Dia harus pintar dalam mengatur waktu antara menghafal Al-
Qur`an dan kegiatan lain. Adapun waktu-waktu yang dianggap
sesuai dan baik untuk menghafal adalah: 1) Sebelum terbit fajar, 2)
Setelah fajar hingga terbit matahari, 3) Setelah bangun dari tidur
siang, 4) Setelah salat, 5) Antara maghrib dan isya`.38
37 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, h. 56 38 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, h. 58-60
37
f) Tempat: Situasi dan kondisi suatu tempat sangat mempengaruhi
seseorang dalam menghafal Al-Qur`an. Oleh karena itu untuk
menghafal diperlukan tempat yang ideal untuk terciptanya
konsentrasi.
g) Kontinuitas: Menghafal Al-Qur`an adalah kegiatan yang tidak hanya
dilakukan cukup sekali atau dua kali, namun dia membutuhkan ke
istiqamahan sampai akhir hayat kita. Orang yang sudah mempunyai
niat untuk menghafal Al-Qur`an, maka dia sudah siap jiwa raga
untuk menjaga, memelihara, serta mengamalkan Al-Qur`an hingga
akhir hayatnya.
h) Dosa dan maksiat: Sudah penulis paparkan sebelumnya pada syarat-
syarat menghafal Al-Qur`an bahwa dosa dapat membawa pengaruh
buruk bagi yang melakukannya seperti kisah yang dialami oleh Imam
Syafi’i. Beliau yang terkenal dengan kecerdasannya, mula-mula
mengalami penurunan dalam menghafal. Kemudian ia mengadu pada
Imam Waki’ perihal masalahnya tersebut. Imam Waki’ kemudian
menjelaskan bahwa Imam Syafi’i telah berbuat suatu maksiat
sehingga menyebabkannya susah dalam menghafal.39
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yakni prestasi dan
belajar. Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan
belajar sering disebut dengan prestasi belajar, namun ada juga yang
menyebutnya dengan istilah hasil belajar seperti Nana Sudjana dalam
39 Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-Qur`an dan
Rahasia-rahasia Keajaibannya, (Jogjakarta: DIVA Press, 2009), h. 203
38
bukunya.40 Sebelum kita mengulas tentang prestasi belajar maka kita
ulas dulu apa itu belajar.
Noehi Nasution menyimpulkan bahwa belajar dalam arti luas
dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respons
utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah baru itu
bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan
sementara karena suatu hal. Muhibbin Syah mengutip pendapat beberapa
pakar psikologi tentang definisi belajar, diantaranya adalah pendapat
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory
bahwasanya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang
dapat memengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dan pendapat
Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, mendefinisikan
bahwasanya belajar ialah perubahan yang relatif menetap terjadi dalam
segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.41
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar atau hasil belajar
menurut Muhibbin Syah adalah taraf keberhasilan murid atau santri
dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren
40 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2005), h. 140 41 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2015), h. 242-243
39
yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.42
Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk
kepada tiga aspek, yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena
itu, ketiga aspek di atas juga harus menjadi indikator prestasi belajar.
Artinya, prestasi belajar harus mencakup aspek-aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor. Menurut Sudjana ketiga aspek di atas tidak berdiri
sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan
membentuk hubungan hierarki.43 Adapun cakupan-cakupan tiga aspek
pada prestasi belajar yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor akan
penulis jabarkan lebih lanjut:
a. Aspek kognitif meliputi 1) Pengetahuan hafalan (knowledge), 2)
Pemahaman (comprehention), 3)Penerapan (aplikasi), 4) Analisis
(kesanggupan memecahkan dan menguraikan suatu masalah, 5)
Sintesis (mengategorikan, menggabungkan, menghimpun,
menyusun, mengkonstruksi dsb) serta 6) Evaluasi (kesanggupan
memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan jedgment
yang dimilikinya dan kriteria yang digunakannya.44
b. Aspek afektif meliputi sikap dan nilai siswa. Aspek afektif ini
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan
teman, kebiasaan belajar dll.
c. Aspek psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan
kemampuan bertindak seseorang.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
42 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, h. 244 43Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2005, h. 140. 44 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 140-142
40
Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan
umum kita yang diukur oleh IQ. IQ yang tinggi dapat meramalkan
kesuksesan prestasi belajar. Namun demikian, pada beberapa kasus, IQ
yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan seseorang dalam belajar
dan hidup bermasyarakat. IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu
kesuksesan prestasi belajar seseorang. Ada faktor-faktor yang
memengaruhi prestasi belajar anak. Berikut ini penulis sajikan
pandangan menurut Muhibbin Syah tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi 3 yakni faktor
internal, eksternal, dan faktor pendekatan belajar.45
a. Faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa sendiri). Faktor
internal ini meliputi dua aspek:
1) Aspek fisiologis, menyangkut kesehatan fisik seseorang. Apabila
kondisi fisik lemah seperti pusing, demam atau flu pasti akan
mengganggu sistem kerja otak.
2) Aspek psikologis, menyangkut kejiwaan, intelegensi, perhatian,
minat dan bakat, serta motivasi.46 Dalam proses pembelajaran
hendaknya tidak dalam keadaan stress dan banyak pikiran karena
akan membuat penghafal tidak fokus.
Intelegensi (kecerdasan) merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi seseorang dalam menghafal.
Namun jika kita mengulas lebih lanjut tentang kecerdasan, maka
kita akan mengetahui bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-
macam. Menurut Howard Gardner, setidaknya ada delapan jenis
kecerdasan manusia yakni: a) Kecerdasan linguistik(berbahasa),
b) Kecerdasan logis-matematis, c) Kecerdasan spasial (seni), d)
Kecerdasan kinestetik-jasmani (olahraga), e) Kecerdasan
musikal, f) Kecerdasan interpersonal-sosial (supel), g)
Kecerdasan intrapersonal (kemampuan memahami diri sendiri
dan bertindak), h) Kecerdasan naturalis (suka dengan alam)47
45 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, h. 249 46 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, h. 249 47 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 74-77
41
Berdasarkan kelompok kecerdasan di atas , kita bisa
melihat aneka ragam kecerdasan manusia. Atas kenyataan ini kita
mengetahui bahwa setiap orang memiliki keunikan tersendiri.
Dari perbedaan di bidang kecerdasan di atas menyebabkan
perbedaan pada minat dan bakat. Selain dari faktor kecerdasan,
yang tidak kalah pentingnya yakni faktor perhatian. Dalam
proses belajar apabila peserta didik memiliki perhatian yang baik
dalam menyimak suatu materi serta mendapatkan perhatian yang
baik juga dari seorang guru maka akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap sehingga
memudahkan dia dalam proses belajar.
Selain dari kejiwaan, kecerdasan, perhatian serta minat
dan bakat, motivasi merupakan senjata yang ampuh bagi jiwa
manusia. Motivasi dapat mengalahkan ketakutan, kemalasan,
rasa pesimis, putus asa dsb.
Dorongan yang kuat dalam diri akan memunculkan
energi untuk terus berusaha mencapai keberhasilan yang
diinginkan. Pada saat belajar atau mengerjakan tugas, ada saat
ketika kita bersungguh-sungguh, dan ada pula sebaliknya. Itu
semua dipengaruhi oleh motivasi dalam diri kita. Motivasilah
yang memberi daya dorong dalam diri kita untuk melakukan
sesuatu.48
b. Faktor eksternal (faktor yang berasal dari lingkungan) dan dibagi
menjadi dua:
1) Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf, dan teman-
teman sekolah mempengaruhi semangat belajarnya.
48 Sa’dulloh, 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, h. 79
42
b) Lingkungan sosial masyarakat seperti tetangga dan juga
teman mainnya.
c) Lingkungan sosial keluarga sangat mempengaruhi seseorang
dalam belajar. Hubungan yang harmonis akan membantu
anak dalam proses belajar.
2) Lingkungan non-sosial
Lingkungan non-sosial seperti gedung sekolah dan tata
letaknya, rumah tempat tinggalnya, serta cuaca. Faktor-faktor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan seseorang
dalam menghafal Al-Qur`an.49
3) Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat
kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Menurut
Syaiful Bahri Djamarah di antara faktor instrumental yang
mempengaruhi faktor belajar antara lain kurikulum, program,
sarana dan fasilitas, serta guru.50
4) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Faktor ini merupakan jenis upaya belajar peserta didik
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.51
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
49Siti Nurul Qomariyah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Keberhasilan Santri dalam Menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren Tahfidul
Qur`an Sunan Giri Wonosari Surabaya,” Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2015), h. 65 (t.d) 50 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Citra, 2002), h.
146 51 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, h. 250.
43
Paham sebagian orang terkait dengan Pendidikan Agama Islam
(PAI) dengan pendidikan Islam adalah sama. Pendapat ini ada benarnya
jika keduanya dikaitkan dengan isi atau materi. Namun secara
epistemologi (metode) dalam penggaliannya sangat berbeda. Pendidikan
Agama Islam memiliki tujuan atau arah sebagai mata pelajaran atau mata
kuliah yang bersifat mendidikkan agama Islam, yaitu berupa materi-
materi yang sudah ada lalu kemudian disampaikan dan dipelajari untuk
diamalkan jadi PAI ini hanya dalam tataran amali bukan filosofis.
Sementara pendidikan Islam sebagai materi kajian ialah suatu
pembahasan yang bersifat pemikiran dan filosofis. Meski materi
kajiannya sama dengan PAI, namun pendidikan Islam lebih mendalam
dan sampai kepada landasan filosofis yang menjadi acuan mengapa
materi-materi dalam PAI mesti ada.52
Selanjutnya berikut ini diuraikan pula pengertian Pendidikan
Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Islam (PI) guna memberi
pemahaman yang mendasar terkait dengan istilah ini (PAI dan PI),
sebagai berikut:
a. Muhaimin, berpendapat bahwa pendidikan Agama Islam bermakna
upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya
agar menjadi pandangan dan sikap hidup seseorang. Dari aktifitas
mendidikkan agama Islam itu bertujuan untuk membantu seseorang
atau sekelompok anak didik dalam menanamkan dan
menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk
dijadikan sebagai pandangan hidupnya.53
52Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi,”dalam Jurnal Eksis, Vol. 8 No. 1, Maret 2012 53 Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi.”
44
b. Al-Syaibani, mengartikannya sebagai usaha pendidikan untuk
mencapainya, baik pada tingkah laku individu dan pada kehidupan
pribadinya atau pada kehidupan masyarakat dan pada kehidupan
alam sekitar.54
c. Al-Nahlawi, pendidikan Islam adalah sebagai pengaturan pribadi dan
masyarakat sehingga dapat memeluk Islam secara logis dan sesuai
secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu maupun
masyarakat (kolektif).55
d. Muhammad Fadhil al-Jamaly, pendidikan Islam sebagai upaya
mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup
lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan
kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut diharapkan akan
terbentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.56
e. Ahmad D. Marimba, pendidikan Islam adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insan kamil).57
f. Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan
oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam.58
54 Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi.” 55 Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi.” 56 Abdul Rahman,“Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi.” 57 Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi.” 58 Abdul Rahman, “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi.”
45
Dari beberapa uraian pendapat dari para ahli, penulis
menyimpulkan bahwasanya pendidikan agama Islam itu adalah suatu
pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang atau instansi pendidikan
yang memberikan materi mengenai agama Islam, sedangkan pendidikan
Islam adalah suatu usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara
sadar dalam mengarahkan dan membimbing anak melalui ajaran Islam.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik agar memahami, terampil melaksanakan, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan agama Islam adalah meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.59
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam bukunya yang
berjudul,”Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,” bahwasanya
fungsi pendidikan agama Islam antara lain:
a. Pengembangan: meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental: untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
59 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2012), Cet. ke-7, h. 22
46
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan: untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Pencegahan: untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia yang
seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.
g. Penyaluran: yakni menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam, agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri
dan bagi orang lain.60
4. Standar Kompetensi Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Standar kompetensi pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama
menempuh mata pelajaran tersebut. Adapun kemampuan-kemampuan
yang harus dikuasai yakni:
a. Kelas 7
1) Menyajikan contoh perilaku yang mencerminkan orang yang
meneladani al-Asmau al-Husna: al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’,
dan al-basir.
2) Membaca Q.S. ar-Rahman/55: 33 dan Q.S. al-Mujadalah/58: 11
dengan tartil.
60 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 134-135.
47
3) Menunjukkan hafalan Q.S. ar-Rahman/55: 33 dan Q.S. al-
Mujadalah/58: 11 dengan lancar.
4) Membaca Q.S. an-Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2: 153, Q.S. ali-
Imran/3: 134 dengan tartil.
5) Menunjukkan hafalan Q.S. an-Nisa/4: 146, Q.S. al-Baqarah/2:
153, Q.S. ali-Imran/3: 134 dengan lancar.
6) Mencontohkan perilaku amanah sesuai dengan kandungan Q.S.
al-Anfal/8: 27 dan hadits yang terkait.
7) Mencontohkan perilaku istiqamah sesuai dengan kandungan
Q.S. al-Ahqaf/46: 13 dan hadits yang terkait.
8) Mempraktikkan salat berjamaah.
9) Mempraktikkan salat Jumat.
10) Mempraktikkan salat Jama’ qasar.61
b. Kelas 8
1) Membaca Q.S. al-Furqan/25: 63 dan Q.S. al-Isra`/17: 27 dengan
tartil.
2) Menunjukkan hafalan Q.S. al-Furqan/25: 63 dan Q.S. al-Isra`/17:
27 serta hadits terkait.
3) Membaca Q.S. an-Nahl/16: 114 dengan tartil.
4) Menunjukkan hafalan Q.S. an-Nahl/16: 114 serta hadits terkait.
5) Membaca Q.S. al-Maidah/5: 32 dan 90-91 dengan tartil.
6) Menunjukkan hafalan Q.S. al-Maidah/5: 32 dan 90-91 serta
hadits terkait.
7) Menyajikan dalil naqli tentang beriman kepada kitab-kitab Allah
SWT.
8) Mempraktikkan salat sunnah berjamaah dan munfarid.
61 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Buku Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII”, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2014), Cet- 2, h. xi
48
9) Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah.62
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam pada dasarnya sejalan
dengan ruang lingkup agama Islam yang mencakup tiga aspek yakni
hubungan manusia dengan penciptanya, hubungan manusia dengan
manusia lainnya, dan hubungan manusia dengan makhluk
lain/lingkungannya:63
a. Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT), sebagaimana
firman Allah SWT:
لي عب د ون نسإل وال الجن (٥٦)الذاريا :وماخلقت
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. ad-Dzariyat [51]: 56)
b. Hubungan manusia dengan manusia, sebagaimana dijelaskan dalam
Al-Qur`an:
ياأي هاالذينآمن والت حلواشعائراللهولالشهرالحرامولالهديول ونفضلمنرب همورضوانا ت وإذاحللت مالقلئدولآم ينالب يتالحرامي ب
فاصطاد واوليجرمنك مشنآن ق ومأنصدوك معنالمسجدالحرامأنثموالع دوانوا والت قوىولت عاون واعلىال ت ق وات عتد واوت عاون واعلىالبر
(۲)المائدة:اللهشديد العقاباللهإن “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-
binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang
yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
62 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,”Buku Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII”, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2014) Cet-ke 1, h. xiii 63 A. Qohar Masjkoery dkk, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gunadarma,
2003), Cet. ke-1, h. 48-49
49
ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya
(kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-
Maidah [5]: 2)
c. Hubungan manusia dengan makhluk lain/lingkungannya,
sebagaiman firman Allah SWT:
الذينيذك ر وناللهقياماوق ع وداوعلىج ن وبهموي ت فكر ونفيخلقذاباطلس بحانكفقناعذابالالسماوا والرضرب ناماخلق نارته
(۱٧۱لعمران:آ) (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. ali-Imran [3]: 191)
Ramayulis menjelaskan, ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
(PAI) meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara: a.
Hubungan manusia dengan Allah SWT, b. Hubungan manusia dengan
sesama manusia, c. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, d.
Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan64
Sedangkan ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama
Islam meliputi lima unsur pokok, yakni: a. Al-Qur`an, b. Akidah, c.
Syariah, d. Akhlak, e. Tarikh65
6. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam
64 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 22 65 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 23
50
Proses pendidikan agama Islam menjadi tanggung jawab
bersama yakni guru, keluarga, dan masyarakat. Hal ini sebagaimana
dijelaskan Ramayulis bahwa, pola pembinaan PAI dikembangkan
dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan
yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.66 Selanjutnya Akmal
menjelaskan bahwa, pola pendidikan Islam dalam keluarga maupun
masyarakat, hendaklah disesuaikan dengan taraf kemampuan dan
perkembangan peserta didik.67 Ketepatan pola dalam membimbing
peserta didik akan sangat membantu terhadap kesuksesan pendidikan
Islam. Pola pembinaan pada dasarnya diciptakan untuk menjalin
hubungan sehari-hari dengan anak-anak asuh yang disertai tindakan dari
lembaga atau pengasuh untuk membentuk anak menjadi lebih baik dan
berguna. Jadi dapat dikatakan bahwa pola pembinaan adalah cara dalam
mendidik dan memberi bimbingan, pengalaman, serta pengawasan
kepada anak-anak agar menjadi lebih dan berguna.
Adapun menurut Dessy Kurniawati dalam skripsinya bahwasanya
pola pembinaan pendidikan agama Islam terdiri dari beberapa aspek: 1.
Pembinaan akidah, 2. Pembinaan ibadah, 3. Pembinaan akhlak, 4.
Pembinaan jasmani, 5. Pembinaan intelektual.68
66 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, h. 23 67 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. ke-2, h. 39 68 Dessy Kurniawati, “Implementasi Pola Pembinaan Pendidikan Agama
Islam bagi Anak Asuh (Studi Kasus di Panti Asuhan Muhammadiyah “Samsah”
Singocandi Kudus)”, Skripsi, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus,
2016,), h. 38. Tidak diterbitkan (t.d)
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian kuantitatif yaitu semua informasi diwujudkan dalam
angka dan dianalisis berdasarkan analisis statistik.
Jenis kuantitatif memandang tingkah laku manusia dapat
diramal dan realitas sosial, objektif dan dapat diukur. Oleh karena itu
penggunaan penelitian kuantitatif dengan instrumen yang valid dan
reliabel serta analisis statistik yang sesuai dan tepat menyebabkan hasil
penelitian yang dicapai tidak menyimpang dari kondisi yang
sesungguhnya.1
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan penelitian korelasional. Penelitian korelasional
merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu
atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan lainnya.2
Tujuan utama melakukan penelitian korelasional yakni
menolong menjelaskan pentingnya tingkah laku manusia atau
meramalkan suatu hasil. Dengan demikian, penelitian korelasional
kadang-kadang berbentuk penelitian deskriptif karena menggambarkan
hubungan antara ubahan-ubahan yang diteliti . Karena itu penelitian
korelasional merupakan upaya untuk menerangkan dan meramalkan
sesuatu.3
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah
1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2017), Cet. ke-4, h. 58. 2 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, h. 64 3 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, h. 64
52
diajukan dengan cara mencari besarnya pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Falaah Ciputat
Tangerang Selatan pada siswa kelas VII dan VIII semester genap tahun
2017-2018 dalam rentang waktu Juli-Agustus 2018.
D. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama), jadi data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Ini adalah data yang belum pernah
dikumpulkan sebelumnya baik dengan cara tertentu atau pada periode
tertentu.4
Sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti
dari sumber yang sudah ada, jadi data sekunder adalah data yang
dikumpulkan oleh orang lain dan bukan peneliti itu sendiri. Data ini
biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga atau organisasi seperti BPS dll.5 Pada penelitian yang akan
saya lakukan, saya akan memperoleh data sekunder melalui:
1. Skripsi, jurnal, dan buku-buku yang terkait dengan penelitian.
2. Catatan, berkas, dokumentasi sekolah, hasil prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam, laporan bulanan program pelaksanaan
hafalan Al-Qur`an.
4 Ukhwah Asyifusyinen, “Sumber Data, Jenis Data dan Teknik
Pengumpulan Data,” http://azharnasri.blogspot.com, diakses tanggal 21 April 2015
pada pukul 8:55 5 Ukhwah Asyifusyinen, “Sumber Data, Jenis Data dan Teknik
Pengumpulan Data.”
53
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan,
mengumpulkan, atau menghimpun data. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Instrumen pengumpulan data sebagai alat bantu
dalam menggunakan teknik pengumpulan data agar kegiatan dalam
pengumpulan data menjadi sistematis dan terarah serta mencapai tujuan
penelitian.6 Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis
menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah upaya untuk merekam proses yang terjadi selama
pembelajaran.7 Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data
tentang kondisi sekolah atau deskripsi lokasi penelitian yang
dilaksanakan di SMP Islam Al-Falaah Ciputat Tangerang Selatan.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dan informasi
melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Dokumentasi dapat
memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok
penelitian.8 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
kualitas hafalan Al-Qur`an yakni dari nilai tahfidz siswa serta
prestasi belajar siswa yakni nilai raport pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam serta data sejarah berdirinya SMP Islam
Al-Falaah Ciputat, data guru dan staf, data fasilitas yang digunakan,
struktur organisasi, serta dokumentasi-dokumentasi lainnya.
6 Mas Mhoez, “ Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data,”
https://mustakimtelematika.wordpress.com diakses pada tahun 2015 7 Jafar Ahiri, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Kendari: Unhalu Press,
2008), h. 169 8 Jafar Ahiri, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 225
54
F. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup, dsb. sehingga obyek-obyek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.9 Adapun dalam penelitian ini, yang
akan menjadi populasi adalah seluruh siswa SMP Islam Al-Falaah
Ciputat Tangerang Selatan kelas VII, VIII, IX tahun ajaran
2017/2018 yang berjumlah 61 siswa yang terdaftar kelas tahfidz
pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian
dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.10
Sampel yang diambil pada penelitian ini yakni siswa SMP Al-
Falaah Ciputat yang mengikuti kelas tahfidz berjumlah 61 anak,
namun peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 32 anak dari
jumlah keseluruhan siswa yang berada di kelas tahfidz, sedang yang
tidak mengikuti kelas tahfidz (tahsin) maka tidak dijadikan sampel
penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami bukan hanya orang yang mengumpulkan data,
tetapi juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
9 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada
Media Group, 2005), Cet. ke-1, h. 99 10 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, h. 150
55
a. Penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh antara
hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
siswa, maka yang dipakai adalah rumus “r” product moment.
Namun perlu diketahui, sebelum kita menggunakan rumus product
moment terlebih dahulu kita sudah mengetahui rincian data dari
variabel X (nilai tahfidz siswa) dan variabel Y (prestasi belajar PAI
siswa). Setelah itu baru menggunakan rumus product moment.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2][𝑁∑𝑌−(∑𝑌)2]
Diketahui:
rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment
N = Number of Cases
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
∑X = Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y
b. Setelah diperoleh angka indeks product moment korelasi “r”, maka
dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokkan hasil
penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti
di bawah ini:
Tabel 3.1
Interpretasi Data
Besarnya
“r” product
moment
Interpretasi
0.0 – 0.20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau
56
0.20 – 0.40
0.40 – 0.70
0.70 – 0.90
0.90 – 1.00
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap
tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
c. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment, dengan
terlebih dahulu mencari derajat (db) atau degress of freedom (df)
pada taraf signifikansi 5% dengan rumus:
df = N - nr
df : degrees of freedom
N : Number of Casees
Nr : Banyaknya variabel (hafalan Al-Qur`an dan prestasi belajar
siswa)
d. Rumus selanjutnya penulis melakukan uji koefisien untuk mencari
kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100 %
KD : Koefisien Determination (kontribusi variabel X terhadap
variabel Y)
r : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
57
e. Setelah kita mengetahui interpretasi data pengaruh program hafalan
Al-Qur`an terhadap prestasi belajar PAI, kemudian kita mencari
tahu berapa nilai rata-rata prestasi belajar PAI yang telah
dipengaruhi oleh variabel X tadi dengan menggunakan rumus: ∑Y
: N
H. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis penelitian
dengan menggunakan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil
(Ho):
1. Hipotesis alternatif (Ha): Terdapat korelasi positif yang signifikan
antara variabel X (pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an) dan
variabel Y (prestasi belajar Pendidikan Agama Islam)
2. Hipotesis nihil (Ho). Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan
antara variabel X (pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an) dan
variabel Y (prestasi belajar Pendidikan Agama Islam)
Dugaan sementara penulis terhadap judul ini adalah Hipotesis
alternatif (Ha) diterima yakni adanya korelasi yang signifikan antara
pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Falaah Ciputat.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran dan Profil Umum SMP Islam Al-Falaah Ciputat
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP Islam Al-Falaah Ciputat
b. Alamat : Jl. Intan No. 18 Villa Mutiara
c. Kelurahan : Sawah Baru
d. Kecamatan : Ciputat
e. Kotamadya : Tangerang Selatan
f. Propinsi : Banten
g. Kode Pos : 15413
h. No. Tlp : (021) 74632345/74635678
i. Fax : (021) 74705178
j. Website : www.sekolahal-falaah.sch.id
k. Akreditasi : A
l. Nama Kepala Sekolah : Rais Helmi, S. Th. I
2. Sejarah Berdirinya SMP Islam Al-Falaah Ciputat
H. Ady Mansyur (Alm) adalah pendiri dari Yayasan Al-Falaah
ini. Beliau bukanlah seorang guru meski pernah mengenyam Sekolah
Pendidikan Agama (P.G.A). Beliau juga mempunyai latar belakang
dari keluarga yang terjun ke dunia pendidikan. Meski berasal dari
keluarga pendidik, kedua orang tuanya tidak mengarahkan dirinya
untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan.
Awal mula beliau H. Ady Mansyur (Alm) mendirikan lembaga
pendidikan karena terinspirasi oleh seorang ulama besar Dr. KH. Idham
Khalid yang diundang dalam acara pelepasan kepergian haji orang tua
beliau pada tahun 1984. Sang Kyai memberikan wejangan kepada
60
beliau,”Kalau punya uang, bikin sekolah”. Pesan ini yang selalu diingat
oleh beliau dan memberikan dorongan kuat untuk dapat
mewujudkannya.
Sepulang haji tahun 1994 H. Ady Mansyur (Alm) memulai
untuk mewujudkan pesan yang pernah diterimanya dari sang Kyai
yakni dengan membeli tanah seluas 4 ha di wilayah Sawah Baru
Ciputat. Kemudian tepat pada tanggal 18 September 1996 mulailah
dibangun sekolah di bawah naungan Yayasan Al-Falaah. Pilihan nama
Al-Falaah yang berarti ”kemenangan” digunakan karena terdapat
harapan luhur dari para pendirinya, khususnya H. Ady Mansyur (Alm)
yang ingin membangun keluarga besar yang mempunyai kemenangan,
yakni mereka yang memperoleh kemenangan dari kebodohan,
kemenangan dari ketidakberdayaan, kemenangan dari kebohongan, dan
kemenangan dari kemunafikan.
Unit sekolah TK, SD, dan SMP Al-Falaah sejak tahun 1997
telah beroperasi hingga saat ini. Ada misi kuat yang terkandung dalam
mendirikan dan lembaga pendidikan ini, dan tak lepas dari bacaannya
terhadap realitas masyarakat dan dunia pendidikan khususnya apalagi
pendidikan Islam. Beliau begitu terenyuh melihat adanya kesenjangan
antara idealitas Islam dan realitasnya. Adanya dikotomi pendidikan,
ada yang semata hanya memberi ilmu tetapi tidak menekankan
pembentukan iman, adapula yang menekankan penumbuhan iman
tetapi tidak terlalu memperhatikan ilmu, maka dalam hal-hal inilah
maka sekolah Al-Falaah mempunyai misi untuk turut melahirkan dan
mewujudkan generasi penerus yang dapat memajukan agama dan
bangsa.
Arah pendidikan yang dicanangkan di semua unit dan jenjang
sekolahnya yakni menjadikan anak didik yang berakhlak dan
61
berkarakter tentu saja diharapkan melahirkan pula suatu dorongan kuat
agar mereka akhirnya nanti dapat menjadi manusia yang bermakna bagi
lingkungannya. Ia ingin semua anak didik yang berada dalam
pembinaan dan pemberdayaan sekolahnya dapat dibawa ke arah
sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. “Sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Ini tidaklah mudah di tengah-
tengah rendahnya pandangan masyarakat terhadap sekolah Islam
dibanding dengan sekolah lain.
Para pendiri, pengelola, dan semua staf yang tergabung harus
menyadari sejak awal, bahwa kehadiran dan keterlibatannya dalam
proses pembelajaran tidaklah hanya karena mencari pengalaman. Dia
juga tidak boleh didasari oleh kehendak hanya mentransfer ilmu,
apalagi mencari salary, “Bukan itu motivasi dan tujuannya”, tegas H.
Ady Mansyur (Alm). “Semuanya diniatkan untuk beribadah dalam
rangka membangun generasi penerus bangsa yang beriman, berilmu,
berakhlak dan berkarakter”, tegasnya. “Karenanya membangun
generasi berbudi luhur itu harus dimulai dengan memperkuat
keimanan, meningkatkan kedisiplinan, membangun kesabaran, serta
menanamkan keikhlasan kepada anak didik diimbangi dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa itu anak didik
nantinya tak akan eksis,” terangnya.
Ketua Yayasan Al-Falaah ini tak merasa malu meniru konsep
dari sekolah lain. Beliau memang mengakui mencontoh Al-Azhar
Kemang dan BSD dalam proses manajemen, proses pembelajaran, tapi
dari sisi ekonominya beliau menyesuaikan dengan ekonomi
masyarakat Ciputat dan sekitarnya saat itu. Mengapa mencontoh Al-
Azhar Kemang dan BSD, karena sejak awal operasional yayasan Al-
62
Falaah banyak mendapat bimbingan dan bantuan moril dari bapak H.
M. Saelan sebagai pimpinan Al-Azhar Kemang.
Beliau menyadari bahwa melahirkan generasi berkualitas
bukanlah hal mudah. Harus ada kemauan kuat dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah. Beliau prihatin dengan masalah pendidikan yang
ada di Indonesia. “Seolah-olah berjalan di tempat”, celotehnya.
Pendidikan adalah wahana melahirkan calon-calon pemimpin negara.
Beliau prihatin nyatanya pendidikan Indonesia belum mampu
melahirkan pemimpin yang punya akhlakul karimah. Oleh karena itu
beliau mendirikan sekolah ini karena beliau begitu prihatin dengan
keadaan pendidikan Islam yang ada di Indonesia.
3. Visi dan Misi SMP Islam Al-Falaah Ciputat
a. Visi
Mencetak generasi penerus bangsa yang beriman & bertaqwa
kepada Allah SWT, berakhlak mulia & berkarakter baik, serta
berwawasan luas & memiliki keahlian dalam teknologi.
b. Misi
1) Mendidik siswa berdasarkan Kurikulum Nasional berlandaskan
nilai agama Islam.
2) Mengajarkan secara konsisten / berkesinambungan tentang
nilai–nilai agama dan norma bermasyarakat.
3) Menanamkan 18 nilai pendidikan karakter dalam kegiatan
belajar mengajar.
4) Memberikan fasilitas pendidikan yang layak untuk mendukung
pendidikan.
5) Mengembangkan kemampuan dan keahlian tenaga pengajar.
6) Membangun komunikasi yang baik antara pihak sekolah
dengan orang tua.
63
4. Letak Geografis
SMP Islam Al-Falaah berada di bawah naungan Yayasan
Pendidikan Al-Falaah yang didirikan oleh Bpk. H. Ady Mansyur,
S.Pd.I. (Alm) di atas tanah seluas ±3.250 m². Lokasinya cukup strategis
karena berada di komplek Villa Mutiara Jl. Intan No. 18 Sawah Baru
Ciputat Tangerang Selatan Banten 15413 dan hanya berjarak ±200 m
dari jalan raya Ciputat-Jombang.
Yayasan Pendidikan Al-Falaah dipenuhi pepohonan yang
rindang sehingga menambah suasana asri, sejuk, dan sehat karena jauh
dari kebisingan dan polusi, serta ditunjang dengan area parkir yang
memadai.
5. Keadaan SMP Islam Al-Falaah Ciputat
a. Struktur Organisasi SMP Islam Al-Falaah Ciputat
Kepala Sekolah
Rais Helmi, S. Th. I
Wakil Kepala Sekolah
Sayogi, S. Pd
Wali Kelas VII-1
Muhamad Tohari,
S. Pd
Wali Kelas VII-2
Mukmin
Nurkarim, S. Pd
Wali Kelas VII-3
Uswatun Hasanah,
S. Pd
Wali Kelas VIII-1 Mufit, S. Pd.MM
Wali Kelas VIII-2
Mahi, S. Sos. I
Wali Kelas VIII-3
M. Rezza Noer
Rachman, S. Pd
64
b. Keadaan Siswa SMP Islam Al-Falaah Ciputat
SMP Islam Al-Falaah Ciputat cukup baik perkembangannya. Hal
ini dapat dilihat dari banyaknya keinginan masyarakat yang ingin
menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Sekolah ini hanya
menerima siswa baru sebanyak 75 anak tiap tahunnya dengan
komposisi tiap kelasnya maksimal berjumlah 25 siswa, sehingga
proses KBM dapat berjalan secara optimal. Adapun jumlah siswa/i
SMP Islam Al-Falaah Ciputat:
Wali Kelas IX-1
Cory Eka Budiarti,
S. Pd
Wali Kelas IX-2
Risa
Nurramadiyani
Riyadi, S. Pd
Wali Kelas IX-3
Rifqiyati Su’ada,
S. Pd
Guru Bidang
Studi
Nurida
Oktafiona,
S. Pd
Guru Bidang
Studi
Laila Fajri
M, S. Pd
Guru Bidang
Studi
Siti
Mutmainah,
S. Pd
Guru Bidang
Studi
Adi Suhandi,
S. Kom
Guru UKS
Hj.
Maymunah,
S. Pd
Guru Piket
Noer Azizah,
S. Pd
Tata Usaha
Muhammad
Fikri
Tata Usaha
Efry Syafira
Octary
65
Tabel 4.1
Data Rombongan Belajar SMP Islam Al-Falaah
No. Uraian Detail Jumlah Total
1. Kelas 7 L 43
74 P 31
2. Kelas 8 L 41
80 P 39
3. Kelas 9 L 33
72 P 39
Total 226
c. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan SMP Islam Al-Falaah
Ciputat tahun 2017/2018 sebanyak 17 orang dari berbagai disiplin
ilmu, Tata Usaha = 2 orang, Pustakawati = 1 orang, UKS = 1 orang,
Office Boy = 2 orang, Office Girl = 1 orang, Security = 5 orang.
SMP Islam Al-Falaah merupakan sekolah yang memadukan
kurikulum Diknas 60% dan Depag 40% serta sekolah SMP ini
sudah terakreditasi A. SMP Islam Al-Falaah tahun 2017/2018
menerapkan Kurikulum Nasional 13 untuk kelas 7 dan kelas 8.
d. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana merupakan salah satu hal penting yang dimiliki
sekolah demi kelancaran dan keberhasilan proses pendidikan.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Islam Al-Falaah
Ciputat ini yakni:
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Falaah Ciputat
No. Uraian Jumlah
1. Ruang kelas 10
2. Lapangan 1
66
3. Green House 1
4. Lab Multimedia 1
5. Lab MIPA 1
6. Perpustakaan 1
7. UKS 1
8. Kantin 1
9. Aula 1
10. Masjid 1
11. Lahan Hijau Al-Falaah 1
12. Ruang Tunggu Orang Tua 1
B. Pelaksanaan Kegiatan Hafalan Al-Qur`an di SMP Islam Al-Falaah
Ciputat
Sesuai dengan visi yang dibawa oleh SMP Islam Al-Falaah
yakni,”Mencetak generasi penerus bangsa yang beriman & bertaqwa
kepada Allah SWT, berakhlak mulia & berkarakter baik, serta berwawasan
luas & memiliki keahlian dalam teknologi, dan misinya yakni pada poin
satu dan dua,”Mendidik siswa berdasarkan Kurikulum Nasional
berlandaskan nilai agama Islam serta mengajarkan secara konsisten /
berkesinambungan tentang nilai–nilai agama dan norma bermasyarakat,
maka sekolah ini selalu berusaha menginteraksikan peserta didiknya
dengan Al-Qur`an sehingga mereka senantiasa dekat dan cinta Al-Qur`an
yang menjadi pedoman hidupnya.
Salah satu cara SMP Islam Al-Falaah dalam menginteraksikan
siswanya dengan Al-Qur`an yakni dengan adanya program hafalan Al-
Qur`an. Di bawah ini penulis akan memaparkan bagaimana pelaksanaan
program hafalan Al-Qur`an di SMP Islam Al-Falaah:
67
1. Waktu pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an
Adapun kegiatan hafalan Al-Qur`an di SMP Islam Al-Falaah ini
dilaksanakan setiap hari Selasa-Kamis pada pukul 06.45-07.45. Jadi
waktu pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an di SMP ini sebanyak
tiga kali dalam seminggu dengan durasi satu jam per harinya.
2. Tempat pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an
Pelaksanaan program hafalan ini bertempat di masjid Al-Falaah lantai
dua karena masjid Al-Falaah ini berada dalam satu bangunan dengan
aula Yayasan Al-Falaah yang berada di lantai satu.
3. Sistematika kelompok
Untuk pelaksanaanya siswa dibagi perkelompok sesuai dengan grade
(tingkatan) kelas mereka dengan komposisi maksimal 15 siswa
perkelompok dan satu instruktur (pembimbing) tahfidz. Kelompok
hafalan antara putera dan puteri dipisah tidak dijadikan dalam satu
kelompok.
4. Materi hafalan
Adapun materi yang diberikan dalam program hafalan Al-Qur`an di
sekolah ini yakni dimulai dari juz 30 pada range waktu satu tahun (dua
semester). Apabila siswa sudah menyelesaikan juz 30 maka kemudian
dilanjutkan dengan surat-surat pilihan seperti surat al-Kahfi, Yasin, al-
Waqi’ah, as-Sajdah, Al-Mulk, ar-Rahman, ad-Dukhan, al-Jum’ah.
Pihak yang bertanggung jawab program hafalan di SMP ini cenderung
memilih surat-surat pilihan dikarenakan siswa diharapkan nantinya
akan terjun dan bersosialisasi dengan masyarakat langsung. Harapan
sekolah nantinya siswa lulusan Al-Falaah tidak hanya pandai dari segi
intelektual namun dari segi spiritual juga, minimal mereka berani
menjadi imam salat dengan menerapkan hafalan Al-Qur`an yang sudah
mereka hafal dalam bacaan salatnya.
68
Materi hafalan selanjutnya setelah juz 30 dan surat-surat pilihan yakni
juz 29. Jadi materi hafalan Al-Qur`an di sekolah ini dimulai dari
belakang ke depan, apabila siswa sudah selesai menyelesaikan juz 29
maka dilanjutkan dengan juz 28 dan begitu seterusnya.
5. Metode hafalan Al-Qur`an
Adapun metode yang biasa digunakan oleh para siswa pada umumnya
yakni metode wahdah. Metode wahdah adalah menghafal satu per satu
terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Setiap ayat bisa dibaca
sebanyak sepuluh kali/dua puluh kali atau lebih. Dengan demikian
penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya,
bukan saja dalam bayangannya namun hingga benar-benar membentuk
gerak refleks pada lisannya. Setelah benar-benar hafal barulah
dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya dengan cara yang sama.
Perolehan rata-rata hafalan mereka sekitar 10 ayat berkisar 1 halaman
dalam satu waktu.
6. Kegiatan hafalan Al-Qur`an
Diawali dengan membaca bersama surat-surat yang sudah dihafal
dalam juz 30, kisaran maksimal dua halaman. Hal ini dilakukan untuk
membantu siswa dalam mengulang hafalan (takrir) yang sudah dihafal
sehingga dapat terus terjaga di ingatan siswa. Setelah kegiatan takrir
ini kemudian siswa menghafal secara individu dan setelah itu
menyetorkan hafalan terhadap instruktur/pembimbing.
7. Evaluasi hafalan Al-Qur`an
Dalam proses pembelajaran penting adanya evaluasi sehingga dapat
diketahui seberapa jauh keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan.
Evaluasi hafalan dilakukan ketika menjelang ujian semester. Adapun
materi yang diujikan adalah materi hafalan siswa yang sudah pernah
dihafal.
69
8. Penghargaan
Penghargaan atau pujian (wisuda tahfidz) yang dilaksanakan di sekolah
ini bertujuan untuk memotivasi siswa. Jadi siswa yang belum
menyelesaikan juz 30 pada tahun pertama akan termotivasi dengan
teman-teman yang sudah menyelesaikan hafalan juz 30. Kemudian
siswa yang dapat menyelesaikan target atau materi hafalan pada tahun
pertama maka akan semakin giat dalam menghafal Al-Qur`an.
Kegiatan wisuda tahfidz ini dilakukan setiap setahun sekali tepatnya
pada bulan Ramadan. Bentuk dari penghargaan yang diberikan sekolah
terhadap siswa yang sudah selesai hafalan juz 30 yakni berupa sertifikat
tahfidz juz 30.
C. Deskripsi Data
Penulis menggunakan teknik observasi dan dokumentasi dalam
penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan
program hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar PAI di SMP Islam Al-
Falaah Ciputat.
Tabel 4.3
Variabel X (Daftar nilai Tahfidz siswa kelas 7 dan 8 semester
genap)
No. Nama Responden Kelas Nilai
1. Jasmine Dzikrina Wirawan VII-1 85
2. Kanabi Putra VII-1 80
3. Kania Rizka Rahmania VII-1 90
4. Muhammad Zaidan Ziedna Fann VII-1 85
5. Syifa Ardena VII-1 85
6. Cendriano Adhazuhe Pratama VII-2 90
7. Fuji Dwi Lestari VII-2 90
70
8. Mahmud Saepudin VII-2 85
9. Maulana Jidan Azizi VII-2 90
10. Muhammad Iqbal VII-2 90
11. Raissa Nanda Talitha VII-2 90
12. Andika Riski J VII-3 75
13. Dafan Rusyda Hakim VII-3 85
14. Muhammad Ariq R VII-3 90
15. Raissa Dwita Z VII-3 90
16. Razka Tridava P VII-3 90
17. Risky Ayu M VII-3 90
18. Daffa Atha Fairuz Nabiha VIII-1 90
19. Putri Chairunnisa VIII-1 85
20. Ratu Nayla Izatullah VIII-1 90
21. Sahnaz Farah Aulia VIII-1 80
22. Chika Damayanti VIII-2 80
23. Muhammad Nabil Hakim VIII-2 70
24. Raden Ajeng Adinda Utami Nugroho VIII-2 80
25. Revalina Nuradhia VIII-2 85
26. Ahmad Zaky Fadhillah VIII-3 75
27. Dinda Rizqia Maulana VIII-3 75
28. Diva Nanda Muliawan VIII-3 75
29. Marsya Farinindira VIII-3 75
30. Meutia Amalia Putri VIII-3 80
31. Raden Ayu Nadira Cinta Ramadhytia VIII-3 80
32. Razzan Indrana Putra VIII-3 80
N: 32 Total ∑= 2680
71
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kualitas Hafalan Siswa
No. Rentang Nilai Jumlah
Kriteria F %
1. 90-99 12 37,5 Amat Baik
2. 80-89 14 43,75 Baik
3. 70-79 6 18,75 Cukup
4. 60-69 0 0 Kurang
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas terlihat bahwa 37,5%
siswa memiliki kualitas hafalan yang amat baik. Kemudian 43,75% siswa
memiliki kualitas hafalan yang baik. Selanjutnya sebesar 18,75% siswa
memiliki kualitas hafalan yang cukup.
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa persentase terbesar
adalah 43,75% dengan kualitas hafalan baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata hafalan Al-Qur`an siswa SMP Islam Al-Falaah Ciputat
adalah baik.
Tabel 4.5
Variabel Y (Daftar nilai PAI siswa kelas 7 dan 8 semester genap)
No. Nama Responden Kelas Nilai
1. Jasmine Dzikrina Wirawan VII-1 82
2. Kanabi Putra VII-1 88
3. Kania Rizka Rahmania VII-1 87
4. Muhammad Zaidan Ziedna Fann VII-1 89
5. Syifa Ardena VII-1 85
6. Cendriano Adhazuhe Pratama VII-2 86
72
7. Fuji Dwi Lestari VII-2 93
8. Mahmud Saepudin VII-2 87
9. Maulana Jidan Azizi VII-2 90
10. Muhammad Iqbal VII-2 93
11. Raissa Nanda Talitha VII-2 89
12. Andika Riski J VII-3 83
13. Dafan Rusyda Hakim VII-3 84
14. Muhammad Ariq R VII-3 90
15. Raissa Dwita Z VII-3 82
16. Razka Tridava P VII-3 95
17. Risky Ayu M VII-3 90
18. Daffa Atha Fairuz Nabiha VIII-1 91
19. Putri Chairunnisa VIII-1 88
20. Ratu Nayla VIII-1 95
21. Sahnaz Farah Aulia VIII-1 84
22. Chika Damayanti VIII-2 87
23. Muhammad Nabil Hakim VIII-2 90
24. Raden Ajeng Adinda Utami Nugroho VIII-2 90
25. Revalina Nuradhia VIII-2 94
26. Ahmad Zaky Fadhillah VIII-3 88
27. Dinda Rizqia Maulana VIII-3 81
28. Diva Nanda Muliawan VIII-3 82
29. Marsya Farinindira VIII-3 86
30. Meutia Amalia Putri VIII-3 90
31. Raden Ayu Nadira Cinta Ramadhytia VIII-3 89
32. Razzan Indrana Putra VIII-3 87
N: 32 Total ∑= 2815
73
D. Pengolahan dan Analisis Data
Untuk menguji data antara skor angket hafalan Al-Qur`an dengan
prestasi belajar PAI siswa, maka terlebih dahulu dikorelasikan kedua
variabel tersebut seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Klasifikasi Hasil Olah Data Kuesioner
No. X Y xy x² y²
1. 85 82 6970 7225 6724
2. 80 88 7040 6400 7744
3. 90 87 7830 8100 7569
4. 85 89 7565 7225 7921
5. 85 85 7225 7225 7225
6. 90 86 7740 8100 7396
7. 90 93 8370 8100 8649
8. 85 87 7395 7225 7569
9. 90 90 8100 8100 8100
10. 90 93 8370 8100 8649
11. 90 89 8010 8100 7921
12. 75 83 6225 5625 6889
13. 85 84 7140 7225 7056
14. 90 90 8100 8100 8100
15. 90 82 7380 8100 6724
16. 90 95 8550 8100 9025
17. 90 90 8100 8100 8100
18. 90 91 8190 8100 8281
19. 85 88 7480 7225 7744
20. 90 95 8550 8100 9025
74
21. 80 84 6720 6400 7056
22. 80 87 6960 6400 7569
23. 70 90 6300 4900 8100
24. 80 90 7200 6400 8100
25. 85 94 7990 7225 8836
26. 75 88 6600 5625 7744
27. 75 81 6075 5625 6561
28. 75 82 6150 5625 6724
29. 75 86 6450 5625 7396
30. 80 90 7200 6400 8100
31. 80 89 7120 6400 7921
32. 80 87 6960 6400 7569
∑ 2680 2815 236055 225600 248087
Dari hasil perhitungan di atas, maka diketahui bahwa: N = 32, ∑X
= 2680, ∑Y = 2815, ∑XY = 236055, ∑X² = 225600, ∑Y² = 248087.
Selanjutnya hasil perhitungan di atas kemudian menguji keabsahannya
dengan menggunakan rumus:
1. Korelasi product moment sebagai berikut:
rxy = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2][𝑁∑𝑌²−(∑𝑌)2]
= 32 x 236055−(2680)(2815)
√[32 x 225600−(2680)2][32 x 248087−(2815)2]
= 7553760−7544200
√[7219200−7182400][7938784−7924225]
= 9560
√(36800)(14559)
75
= 9560
√535771200
= 9560
23146
= 0,413
2. Interpretasi data
Dalam mengintegrasikan data hasil korelasi antara program
hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi belajar PAI siswa, penulis
menggunakan dua cara yakni:
a. Interpretasi data sederhana atau kasar
Interpretasi data ini yakni dengan mencocokkan perhitungan
dengan angka indeks korelasi “r” product moment.
Dengan memperhatikan hasil perhitungan rxy (0,41) yang berkisar
antara 0,40-0,70 dapat diinterpretasikan secara sederhana bahwa
antara variabel X (hafalan Al-Qur`an) dan variabel Y (prestasi
belajar PAI) terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “rxy” product moment
Untuk mengetahui signifikansi rxy melalui tabel “r” product
moment, langkah pertama yang harus ditempuh adalah mencari Df
dengan rumus sebagai berikut:
df = N - nr
df = 32 – 2 = 30
Dengan melihat tabel nilai “r” product moment dapat diketahui
bahwa df sebesar 30. Setelah itu melalui tabel “r” product moment
maka diperoleh taraf signifikansi 5% = 0,349 dan pada taraf
signifikansi 1% = 0,449.
76
Setelah mengetahui rxy dengan “r” tabel, langkah selanjutnya yakni
membandingkan besarnya rxy dengan “r” tabel pada taraf
signifikansi 5% diperoleh “r” tabel (0,349<0,413) dan pada taraf
1% diperoleh “r” tabel (0,449>0,413). Dari hasil perhitungan di atas
rxy lebih besar daripada “r” tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
3. Koefisien determinasi
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
variabel X (hafalan Al-Qur`an) terhadap variabel Y (prestasi belajar
PAI) maka digunakan rumus koefisien determinasi:
KD = r² x 100%
KD = 0,41² x 100%
= 0,1681 x 100%
= 16,81%
Berdasarkan uraian statistik di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang cukup
signifikan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebesar 16,81%.
Sehingga dapat ditarik garis besar bahwasanya kegiatan hafalan
Al-Qur`an memiliki peran untuk membantu siswa dalam kegiatan
belajar terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena
standar kompetensi yang harus dicapai pada mata pelajaran ini
berkaitan dengan pelaksanaan program hafalan Al-Qur`an. Hal ini bisa
dilihat dari kuesioner yang disebar kepada peserta tahfidz yang mana
isi dari kuesioner tersebut mencakup keseluruhan standar kompetensi
mata pelajaran ini yang harus dikuasai oleh siswa seperti standar
kompetensi Fiqih tentang praktik ibadah (praktik salat jama’, qasar,
jumat, jama’ah, sunnah jama’ah maupun munfarid, sujud syukur,
77
sujud sahwi, dan sujud tilawah) yang mana dalam praktik tersebut
terdapat niat dan doa-doa yang harus dihafal, standar kompetensi Al-
Qur`an dan Hadits yakni menunjukkan dalil naqli terkait materi dengan
mudah karena siswa sudah dibiasakan dengan menghafal sehingga
memberikan pengaruh terhadap peningkatan daya ingat dan
konsentrasi siswa dalam belajar serta standar kompetensi Akidah dan
Akhlak yang mana siswa menunjukkan perilaku yang meneladani al-
Asmau al-Husna: al-‘Alim, al-Khabir, as-Sami’, dan al-basir,
istiqamah, amanah, dsb. sehingga memberikan dampak nilai spiritual
siswa yang dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar PAI
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara
teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis seperti yang telah
dikemukakan penulis sebelumnya yakni prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam dapat dipengaruhi oleh kegiatan hafalan Al-Qur`an. Hal
ini dapat memberikan implikasi bahwa hubungan keduanya terbentuk
seperti garis lurus yang saling berhubungan dan bekerja sama, sehingga
dapat diartikan jika kegiatan hafalan Al-Qur`an ditingkatkan maka
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa juga akan meningkat.
Kemudian hal yang dapat dilakukan dari implikasi praktis yakni upaya
peningkatan kegiatan hafalan Al-Qur`an dalam rangka meningkatkan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Dari hasil analisis penulis di atas dapat diketahui ternyata
terdapat pengaruh antara program hafalan Al-Qur`an terhadap prestasi
belajar PAI siswa. Dari pengaruh tersebut kemudian kita mencari
berapa nilai rata-rata PAI siswa yang berada di kelas tahfidz ini. Telah
diketahui sebelumnya bahwa jumlah nilai keseluruhan bidang studi
Pendidikan Agama Islam adalah 2815. Kemudian jumlah nilai tadi
78
dibagi dengan jumah responden 2815 : 32 = 87,97. Dengan demikian,
nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam SMP Islam Al-Falaah Ciputat tergolong baik bila
ditafsirkan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di
sekolah ini karena KKM di sekolah ini adalah 70.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Al-
Falaah peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Program hafalan Al-Qur`an di SMP Islam Al-Falaah Ciputat
mempunyai pengaruh yang cukup terhadap prestasi belajar PAI siswa,
hal ini berdasarkan dari hasil analisis korelasi product moment dengan
memperhatikan besar “r” hitung = 0,41 yang lebih besar dari “r” tabel
baik dari taraf signifikansi 5% = 0,349 maupun pada taraf signifikansi
1% = 0,449 yang terletak di interval koefisien 0,40-0,70 yang
menunjukkan bahwa antara variabel X (hafalan Al-Qur`an) dan
variabel Y (prestasi belajar PAI) memiliki korelasi yang sedang atau
cukup. Hal ini dilihat dari standar kompetensi Fiqih tentang praktik
ibadah yang mana dalam praktik tersebut terdapat niat dan doa-doa
yang harus dihafal, standar kompetensi Al-Qur`an dan Hadits yakni
menunjukkan dalil naqli terkait materi dengan mudah karena siswa
sudah dibiasakan dengan menghafal sehingga memberikan pengaruh
terhadap peningkatan daya ingat dan konsentrasi siswa dalam belajar
serta standar kompetensi Akidah dan Akhlak yang mana siswa
menunjukkan perilaku yang meneladani al-Asmau al-Husna: al-‘Alim,
al-Khabir, as-Sami’, dan al-basir, istiqamah, amanah, dsb. karena
dalam proses menghafal terdapat banyak nilai spiritual sehingga dapat
memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar PAI siswa.
Nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam SMP Islam Al-Falaah Ciputat adalah 87,97.
Hasil tersebut tergolong baik bila ditafsirkan sesuai dengan prestasi
80
belajar siswa, karena KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di sekolah
ini adalah 70.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
peneliti mempunyai saran terhadap sekolah agar program hafalan Al-
Qur`an dapat berjalan dengan maksimal sehingga mempunyai
pengaruh yang bukan lagi cukup namun kuat dan signifikan terhadap
prestasi belajar PAI. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Kepada pihak sekolah untuk terus memantau kemajuan dan
perkembangan program hafalan Al-Qur`an di SMP Islam Al-Falaah
sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran PAI.
2. Kepada pembimbing tahfidz untuk memvariasi metode
mengajar, tidak hanya dengan tasmi’ hafalan saja namun bisa dengan
sambung ayat, tebak surat dsb sehingga siswa tidak merasa jenuh ketika
menghafal Al-Qur`an.
xiii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ ii
PERNYATAAN PENULIS ................................................................ iii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ..................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xvii
ABSTRAK ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 6
D. Perumusan Masalah ........................................................... 7
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan .......................................................................... 7
2. Manfaat
a. Teoritis ................................................................... 7
b. Praktis .................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ........................................................ 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hafalan Al-Qur`an ............................................................ 15
1. Pengertian Hafalan Al-Qur`an .................................... 15
2. Hukum Menghafal Al-Qur`an .................................... 16
3. Syarat-syarat Menghafal Al-Qur`an ........................... 18
4. Etika Menghafal Al-Qur`an ........................................ 21
5. Petunjuk Menghafal Al-Qur`an .................................. 23
6. Metode Menghafal Al-Qur`an .................................... 26
xiv
7. Keutamaan Menghafal Al-Qur`an .............................. 29
8. Faktor yang Mempengaruhi Hafalan Al-Qur`an ........ 34
B. Prestasi Belajar ................................................................. 37
1. Pengertian Prestasi Belajar ......................................... 37
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .. 39
C. Pendidikan Agama Islam .................................................. 42
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................... 42
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ............................... 45
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................ 45
4. Standar Kompetensi PAI ............................................ 46
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .................. 48
6. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam ................. 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................... 51
B. Pendekatan Penelitian ..................................................... 51
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 52
D. Sumber Data ................................................................... 52
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...................... 53
F. Deskripsi Obyek Penelitian............................................. 54
1. Populasi ..................................................................... 54
2. Sampel ...................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data ...................................................... 54
H. Hipotesis Penelitian ........................................................ 57
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran dan Profil SMP Islam Al-Falaah Ciputat ...... 59
1. Profil Sekolah ........................................................... 59
2. Sejarah Berdirinya SMP Islam Al-Falaah Ciputat .... 59
3. Visi dan Misi SMP Islam Al-Falaah Ciputat ............ 62
xv
4. Letak Geografis SMP Islam Al-Falaah Ciputat ........ 63
5. Keadaan SMP Islam Al-Falaah Ciputat .................... 63
a. Struktur Organisasi ............................................. 63
b. Keadaan Siswa .................................................... 64
c. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan .... 65
d. Sarana dan Prasarana .......................................... 65
B. Pelaksanaan Kegiatan Hafalan Al-Qur`an ...................... 66
1. Waktu Pelaksanaan Program Hafalan Al-Qur`an ..... 67
2. Tempat Pelaksanaan Program Hafalan Al-Qur`an ... 67
3. Sistematika Kelompok .............................................. 67
4. Materi Hafalan .......................................................... 67
5. Metode Hafalan Al-Qur`an ....................................... 68
6. Kegiatan Hafalan Al-Qur`an ..................................... 68
7. Evaluasi Hafalan Al-Qur`an ..................................... 68
8. Penghargaan .............................................................. 69
C. Deskripsi Data ................................................................. 69
D. Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 79
B. Saran ................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 81
LAMPIRAN ....................................................................................... 85
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel 3.1 Interpretasi Data .............................................................. 55
Tabel 2 Tabel 4.1 Data Rombongan Belajar SMP Islam Al-Falaah ............. 65
Tabel 3 Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Falaah ................... 65
Tabel 4 Tabel 4.3 Variabel X (Daftar Nilai Tahfidz) ................................... 69
Tabel 5 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Hafalan Siswa .................. 71
Tabel 6 Tabel 4.5 Variabel Y (Daftar Nilai PAI) ......................................... 71
Tabel 7 Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Olah Data ............................................. 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Pendidikan Agama Islam SMP Al-Falaah............................. 85
Lampiran 2 Dokumentasi Suasana Kegiatan Hafalan Al-Qur`an .....................
............................................................................................................................... 102
Lampiran 3 Dokumentasi Suasana KBM PAI .................................................. 103
81
DAFTAR PUSTAKA
Ahiri, Jafar. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kendari: Unhalu Press, 2008.
Al-Hilali, Majdi. Agar Al-Qur`an Menjadi Teman, Rahasia Menghayati Kitab
Suci Untuk Perubahan Diri Terjemahan dari Tahqiq al-Wishal Bayn al-
Qalb wa Al-Qur`an, Jakarta: Zaman, 2011.
Ali al-Shabuni, Muhammad. Al-Tibyan Fi Ulum Al-Qur`an, Bairut: Dar al-
Irsyad, 1970.
Anjuma, Al-Abaa`. Testimoni para Penghafal Al-Qur`an, Yogyakarta: Diva
Press, 2016.
Anshori. Ulumul Qur`an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada, 2013.
As-Sirjani, Raghib. Mukjizat Menghafal Al-Qur`an Panduan Cepat dan
Mudah Menghafal Al-Qur`an, Jakarta: Zikrul Hakim, 2009.
As-Suyuti, Jalaluddin. Al-Itqan fî Ulûm Al-Qur`an, Mesir: al-Haiah al-
Mishriyah al-Âmmah lil-Kitâb, 1974.
Bahri Djamarah, Syaiful. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Citra, 2002.
Burhan Bungin, M. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media
Group, 2005.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2014.
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta. Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan
Skripsi, Jakarta: 2017.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Buku Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VII, Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, Cet - ke 2, 2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Buku Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII, Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, Cet - ke 1, 2014
82
Dessy Kurniawati, “Implementasi Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam
bagi Anak Asuh (Studi Kasus di Panti Asuhan Muhammadiyah “Samsah”
Singocandi Kudus)”, Skripsi, Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Kudus, 2016. td
Majid Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005
Makmun Rasyid, Muhammad. Kemukjizatan Menghafal Al-Qur`an, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2015.
Manna’ Al Qaththan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur`an, terj. dari buku
نآلقرمباحث في علوم ا oleh Mifdhol Abdurrahman, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2012.
Mansur, Yusuf dan Luthfi Yansyah. Dahsyatnya Membaca dan Menghafal Al-
Qur`an, Jakarta: Zikrul Hakim, 2016.
Mas Mhoez, “ Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data,”
https://mustakimtelematika.wordpress.com diakses pada tahun 2015
Muri Yusuf, A. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Kencana, 2017.
Nawawi, Imam. Terjemah Hadis Arbain An-Nawawiyah, terj. بعيأن النواوية رأ الأoleh Muhammad Tohir Rahman, Surabaya: Al-Hidayah, t.t.
Nurul Qomariyah, Siti. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Keberhasilan Santri dalam Menghafal Al-Qur`an di Pondok Pesantren
Tahfidul Qur`an Sunan Giri Wonosari Surabaya,” Skripsi, Surabaya: UIN
Sunan Ampel Surabaya, 2015.
Qohar Masjkoery, A dkk. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Gunadarma,
2003.
Rahman, Abdul. “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan
Epistemologi dan Isi-Materi,”dalam Jurnal Eksis, Vol. 8 No. 1, Maret
2012
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2012.
83
Sa’dulloh. 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, Jakarta: Gema Insani, 2008.
Sa’dulloh. 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur`an, Jakarta: Gema Insani, 2013.
Salim Badwilan, Ahmad. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur`an dan Rahasia-
rahasia Keajaibannya, Jogjakarta: DIVA Press, 2009.
Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada, 2005.
Ukhwah Asyifusyinen, “Sumber Data, Jenis Data dan Teknik Pengumpulan
Data,” http://azharnasri.blogspot.com, diakses tanggal 21 April 2015 pada
pukul 8:55
Ungguh Muliawan, Jasa. Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta:
Gava Media, 2014.
W. Alhafidz, Ahsin. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2015.
Winkel, WS. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi, Jakarta: Erlangga, 1984.
Yunahar Ilyas, Yunahar. Kuliah Ulumul Qur`an, Yogyakarta: ITQAN
Publishing, 2014.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Islam Al-Falaah Ciputat
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas/ Semester : VII/Dua
Materi Pokok : Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman
(55):33
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (9 JP)
A. Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya yang terkait dengan fenomena dan
kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1. Menghayati Al-Quran sebagai implementasi dari pemahaman
rukun iman.
3.3 Memahami isi kandungan Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S.
Ar-Rahman (55):33, serta hadis terkait tentang menuntut ilmu.
Indikator:
3.3.1. Menyebutkan arti surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.
3.3.2. Menjelaskan isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan
surah al-Mujadallah/58:11 serta hadis tentang menuntut
ilmu.
4.3.1 Membaca Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman
(55):33, dengan tartil
86
Indikator:
4.3.1. Menerapkan hukum bacaan mad dalam Q.S. Al-Mujadilah
(58): 11 dan Q.S. Ar-Rahman (55):33;
4.3.2. Membaca Q.S. Al-Mujadilah (58): 11
4.3.3. Membaca Q.S. Ar-Rahman (55):33;
4.3.2 Menunjukkan hafalan Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dan Q.S. Ar-
Rahman (55):33 dengan lancar
Indikator:
4.3.1. Menghafal Q.S. Al-Mujadilah (58): 11
4.3.2. Menghafal Q.S. Ar-Rahman (55):33
.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Pertemuan 1
Setelah melalui pembelajaran menggunakan teknik pemodelan, peserta
didik dapat :
a. Menerapkan hukum bacaan mad dalam Q.S. Al-Mujadilah (58): 11
dan Q.S. Ar-Rahman (55):33 dengan tepat;
b. Membaca Q.S. Al-Mujadilah (58): 11 dengan tartil
c. Membaca Q.S. Ar-Rahman (55):33 dengan tartil
2. Pertemuan 2
Setelah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, peserta didik
dapat :
a. Menyebutkan arti surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadalah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.
b. Menjelaskan isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan surah
al-Mujadallah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.
3. Pertemuan 3
Setelah melalui pembelajaran menggunakan teknik pemodelan, peserta
didik dapat :
a. Menghafal Q.S. Al-Mujadilah (58): 11
b. Menghafal Q.S. Ar-Rahman (55):33
87
D. Materi Pembelajaran
1. Pertemuan 1
a. Hukum bacaan mad;
b. Q.S. Al-Mujadilah (58): 11
c. Q.S. Ar-Rahman (55):33
2. Pertemuan 2
a. Arti surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-Mujadalah/58:11 serta
hadis tentang menuntut ilmu.
b. Isi kandungan surah ar-Rahman/55:33 dan surah al-
Mujadallah/58:11 serta hadis tentang menuntut ilmu.
3. Pertemuan 3
a. Q.S. Al-Mujadilah (58): 11
b. Q.S. Ar-Rahman (55):33
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : kontekstual
3. Teknik : pemodelan, learning community
F. Media, Alat Dan Sumber Belajar
1. Media
a. VCD Pembelajaran Al Qur’an
b. CD Pembelajaran Tajwid Interaktif
1. Alat
a. Laptop
b. LCD Projector
3. Sumber Belajar
a. Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:
Departemen Agama RI.
88
a. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b. Mustahdi dan Sumiyati. 2013. Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMP/MTs Kelas VII/Buku Guru. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama:
1. Pendahuluan (12 menit)
a. Membuka pembelajaran dengan dengan salam dan berdo’a
bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
b. Membaca al Qur’an surah pilihan secara bersama-sama.
c. Guru memeriksa kesiapan peserta didik dengan memeriksa
kehadiran, kerapihan pakaian, tempat duduk dan melakukan game
kecil atau mengajak bernyanyi.
d. Memberikan motivasi pentingnyamembaca al Qur’an dengan tartil
e. Memberikan appersepsi pembelajaran
f. Memberi informasi KI / K.D., indikator, dan tujuan pembelajaran.
a. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara
berkelompok beranggotakan 4 anak.
g. Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (90 menit)
a. Mengamati
89
1) Peserta didik mendengarkan bacaan Q.S. ar-Rahman/55:33
yang dibaca oleh model (pemodelan dilakukan oleh peserta
didik yang paling fasih bacaannya)
2) Peserta didik membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan yang ada di
buku siswa.
3) Peserta didik mendengarkan bacaan Q.S. al-Mujadalah/58:11
yang dibaca oleh model.
4) Peserta didik membaca Q.S. al-Mujadalah/58:11 yang ada di
buku siswa
b. Menanya
Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang hal- hal yang belum jelas dari hasil mendengar dan
membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadalah/58:11.
b. Eksplorasi (mencoba/mencari informasi)
1) Peserta didik di dalam kelompok masing-masing memilih salah
satu diantara mereka yang paling fasih bacaan al Qur’annya
untuk menjadi model dalam kelompok.
2) Anggota kelompok membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S.
al-Mujadallah/58:11 secara bergantian dibimbing oleh model.
3) Peserta didik dalam kelompok mencari informasi tentang
hukum bacaan mad.
c. Mengasosiasi/menalar
1) Anggota kelompok membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S.
al-Mujadallah/58:11 dengan tartil secara bergantian.
2) Anggota kelompok memperhatikan dan memberi penilaian
terhadap bacaan teman lain.
90
3) Peserta didik mengidentifikasi hukum bacaan mad yang
terdapat dalam Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-
Mujadallah/58:11.
d. Mengkomunikasi
1) Salah satu anggota kelompok mendemostrasikan bacaan Q.S.
ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11 dan
memaparkan temuan hukum bacaan mad yang terdapat dalam
Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11.
2) Kelompok lain mengamati dan memberi tanggapan terhadap
bacaan Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11
dan temuan hukum bacaan mad yang terdapat dalam Q.S. ar-
Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11 kelompok lain.
3) Menyampaikan simpulan kepada peserta lain
3. Penutup (18 menit)
1. Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
2. Melakukan penguatan materi pelajaran hari ini.
3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
4. Menyampaikan inti kegiatan untuk pembelajaran berikutnya yaitu
arti Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11
5. Guru bersama-sama peserta didik menutup pelajaran dengan
berdoa dan mengucap salam.
Pertemuan Kedua:
1. Pendahuluan (12 menit)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat.
b. Peserta didik membaca al Qur’an surah pilihan secara bersama-
91
sama.
c. Guru memeriksa kesiapan peserta didik dengan memeriksa
kehadiran, kerapihan pakaian, tempat duduk dan melakukan game
kecil atau mengajak bernyanyi.
d. Guru memberikan motivasi pentingnya mengetahui arti dan
makna surat-surat dalam al Qur’an dan hadis.
e. Guru memberikan appersepsi bersama dengan peserta didik.
f. Guru memberi informasi KI / K.D., indikator, dan tujuan
pembelajaran.
g. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara
berkelompok beranggotakan 4 – 5 anak.
h. Guru Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
2. Kegiatan inti (90 menit)
a. Mengamati
1) Peserta didik membaca arti Q.S. ar-Rahman/55:33 di buku siswa.
2) Peserta didik membaca arti dan Q.S. al-Mujadallah/58:11di
buku siswa.
3) Peserta didik membaca hadis tentang menuntut ilmu di buku
siswa.
a. Menanya
6. Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang hal- hal yang belum jelas dari hasil membaca arti Q.S. ar-
Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11serta hadis tentang
menuntut ilmu.
b. Eksplorasi (mencoba/mencari informasi)
1) Peserta didik berkelompok dengan anggota 4 – 5 orang.
2) Guru membagikan gambar/cerita yang berkaitan dengan materi.
92
3) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan guru, yaitu:
Membuat ilustrasi contoh tentang menuntut ilmu di
kehidupan sehari-hari.
Seluruh anggota kelompok bekerja sama (peserta didik yang
tahu memberi tahu pada teman yang belum tahu).
4) Guru memberi kesempatan peserta didik mengungkapkan
pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari, yang
berkaitan dengan menuntut ilmu.
c. Mengasosiasi/menalar
1) Peserta didik secara berkelompok merangkai berbagai
informasi menjadi sebuah peta konsep tentang Q.S. ar-
Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11 serta hadis
tentang menuntut ilmu berikut contoh dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Setiap kelompok membuat simpulan dengan dasar informasi
dan peta konsep yang telah dihasilkan.
d. Mengkomunikasi
1) Setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan peta
konsep dan simpulan yang telah disusun.
2) Memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lainnya.
3. Penutup (18 menit)
a. Guru dan peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
b. Melakukan penguatan materi pelajaran hari ini.
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
d. Menyampaikan inti kegiatan untuk pembelajaran berikutnya yaitu
menghafalkan Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-
Mujadallah/58:11
93
Pertemuan ketiga:
1. Pendahuluan (12 menit)
a. Membuka pembelajaran dengan dengan salam dan berdo’a
bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh
khidmat.
b. Peserta didik membaca al Qur’an surah pilihan secara bersama-
sama.
c. Guru memeriksa kesiapan peserta didik dengan memeriksa
kehadiran, kerapihan pakaian, tempat duduk dan melakukan ice
breacker.
d. Guru memberikan motivasi nikmatnya menghafal al Qur’an.
e. Guru memberikan appersepsi bersama dengan peserta didik.
f. Guru memberi informasi KI / K.D., indikator, dan tujuan
Pembelajaran.
g. Guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk secara
berkelompok beranggotakan 4 – 5 anak.
h. Guru Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (90 menit)
a. Mengamati
1) Peserta didik mendengarkan bacaan Q.S. ar-Rahman/55:33
dibaca model.
2) Peserta didik membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 buku siswa.
3) Peserta didik mendengarkan bacaan Q.S. al-
Mujadallah/58:11yang dibaca model.
4) Peserta didik membaca Q.S. al-Mujadallah/58:11di buku siswa
b. Menanya
94
Melalui motivasi dari guru, peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang hal- hal yang belum jelas dari hasil mendengar dan
membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11
c. Eksplorasi (mencoba/mencari informasi)
1) Peserta didik dalam kelompok, kemudian memilih salah satu
diantara mereka yang paling kuat daya ingat atau hafalannya
untuk menjadi model dalam kelompok
2) Masing-masing anggota kelompok menghafal Q.S. ar-
Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11 bergantian disimak
oleh model.
d. Mengasosiasi/menalar
1) Masing-masing anggota kelompok menghafal Q.S. ar-
Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11secara bergantian.
2) Anggota kelompok menyimak dan memberi penilaian terhadap
hafalan teman lain.
e. Mengkomunikasi
1) Salah satu anggota kelompok mendemostrasikan hafalan Q.S.
ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-Mujadallah/58:11 di depan kelas.
2) Masing-masing kelompok menyimak dan memberi tanggapan
hafalan dari kelompok lain
3. Penutup (20 menit)
a. Peserta didik dan guru melaksanakan refleksi.
b. Guru melakukan penguatan materi pelajaran hari ini.
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut.
d. Menyampaikan inti kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
95
a. Teknik Penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi.
c. Kisi-kisi :
No. Sikap/Nilai Instrumen
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu Terlampir
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah Terlampir
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
Terlampir
4 Berserah diri kepada Allah apabila gagal dalam mengerjakan sesuatu.
Terlampir
5 Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat tinggal, sekolah dan masyarakat
Terlampir
4. 2. Penilaian Sikap Sosial
a. Teknik Penilaian : Penilaian Diri.
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Diri.
c. Kisi-kisi :
3. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen
1. Mengartikan Q.S. ar-Rahman/55:33 Terlampir
No Aspek Pengamatan Instrumen
1 Datang tepat waktu Terlampir
2 Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah Terlampir
3 Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan
Terlampir
4 Mengikuti kegiatan pembelajaran/sekolah Terlampir
96
2. Mengartikan Q.S. al-Mujadallah/58:11 Terlampir
3. Menjelaskan kandungan Q.S. ar-Rahman/55:33 Terlampir
4. Menjelaskan kandungan Q.S. al-Mujadallah/58:11 Terlampir
5. Menjelaskan kandungan hadis menuntut ilmu Terlampir
5.
6. 4. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Tes Praktik
b. Bentuk Instrumen : Uji Petik Kinerja
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Instrumen
1. Membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-
Mujadallah/58:11
Terlampir
2. Menghafal Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S. al-
Mujadallah/58:11
Terlampir
……….., ........................
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah, PAI dan Budi Pekerti
______________ ________________
NIP. NIP.
97
Lampiran 1 : Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Spiritual)
Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : .........................
Kelas : .........................
Tanggal Pengamatan : .........................
Sikap yang dinilai : Spritual
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2. Mengucapkan rasa syukur atas karunia Allah
3. Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4. Berserah diri kepada Allah apabila gagal dalam
mengerjakan sesuatu.
5. Menjaga lingkungan hidup di sekitar rumah tempat
tinggal, sekolah dan masyarakat
Jumlah Skor perolehan
98
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3 4
Pedoman penilaian:
Skor Tertinggi 4 x 3 (aspek pengamatan) = 12
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 atau
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Lampiran 2 : Instrumen Penilaian (Aspek Sikap Sosial)
Contoh Pedoman Observasi Sikap Disiplin
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik : .........................
Kelas : .........................
Tanggal Pengamatan : .........................
Sikap Sosial yang diamati : Perilaku Disiplin
No. Aspek Pengamatan
Skor
1 2 3 4
1. Datang tepat waktu
99
2. Patuh pada tata tertib atau aturan bersama/ sekolah
3. Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan
4. Mengikuti kegiatan pembelajaran/sekolah
Jumlah skor perolehan
Pedoman penilaian:
Skor Tertinggi 4 x 4 (aspek pengamatan) = 16
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 100 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 atau
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑥 4 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Lampiran 3 : Instrumen Penilaian (Aspek Pengetahuan)
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis:
b. Bentuk Instrumen : uraian
c. Instrumen:
No. Indikator Instrumen
1. Mengartikan Q.S. ar-
Rahman/55:33 Artikan Q.S. ar-Rahman/55:33
2. Mengartikan Q.S. al-
Mujadallah/58:11 Artikan Q.S. al-Mujadallah/58:11
3. Menjelaskan kandungan Q.S. ar-
Rahman/55:33 Jelaskan kandungan Q.S. ar-Rahman/55:33
4. Menjelaskan kandungan Q.S. al-
Mujadallah/58:11 Jelaskan kandungan Q.S. al-Mujadallah/58:11
5. Menjelaskan kandungan hadis
menuntut ilmu
Jelaskan kandungan hadis menuntut ilmu
Rubrik Penilaian Nilai Akhir
Jika peserta didik dapat
mengartikan surat dengan
benar dan sempurna, skor
20
Jika peserta didik dapat
mengartikan surat dengan
100
benar tapi kurang sempurna,
skor 15
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100 = ⋯
Jika peserta didik
mengartikan surat tidak
benar, skor 5
Jika peserta didik dapat
menjelaskan isi kandungan
dengan benar dan sempurna,
skor 20
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 100 = ⋯
Jika peserta didik dapat
menjelaskan isi kandungan
dengan benar tapi kurang
sempurna, skor 15
Jika peserta didik dapat
menjelaskan isi kandungan
tidak benar, skor 5
Lampiran 4 : Instrumen Penilaian (Aspek Keterampilan)
a. Teknik Penilaian : Tes Praktik
b. Bentuk Instrumen : Performance
c. Instrumen :
No. Indikator Instrumen
1. Membaca Q.S. ar-Rahman/55:33 dan
Q.S. al-Mujadallah/58:11 Bacalah Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S.
al-Mujadallah/58:11
2. Menghafal Q.S. ar-Rahman/55:33 dan
Q.S. al-Mujadallah/58:11 Hafalkan Q.S. ar-Rahman/55:33 dan Q.S.
al-Mujadallah/58:11
Rubrik Penilaian Nilai Akhir
Sangat lancar : dapat membaca
dengan lancar dan tartil, skor 5.
101
Lancar : dapat membaca dengan
tartil, tapi masih ada kesalahan
kurang dari 3, skor 4.
Sedang : dapat membaca dengan
tartil, tapi masih ada kesalahan
kurang dari 5, skor 3. Kurang lancar : dapat membaca
kurang lancar, skor 2.
Tidak lancar : tidak dapat membaca
skor 1
Skor perolehan
Skor Maksimum x 100 = ⋯
Sangat lancar : dapat menghafal
dengan lancar , skor 5.
Lancar : dapat menghafal, tapi
masih ada kesalahan kurang dari 3,
skor 4.
Sedang : dapat menghafal, tapi
masih ada kesalahan kurang dari 5,
skor 3. Kurang lancar : dapat menghafal
kurang lancar, skor 2.
Tidak lancar : tidak dapat
menghafal, skor 1
102
KEGIATAN HAFALAN AL-QUR`AN SMP ISLAM AL-
FALAAH CIPUTAT
103
KBM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM