pengaruh partisipasi penyusunan anggaran, …e-journal.uajy.ac.id/5618/1/jurnal.pdf · program...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN,
KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP
KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH
Oleh:
Fladimir Edwin Mbon
Pembimbing: Ch. Heni Kurniawan, S.E., M.Si.
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jalan Babarsari 43 – 44, Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji 1) Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, 2) Pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah, dan 3) Pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah 28 SKPD di Kabupaten Manggarai Barat dengan jumlah responden sebanyak 122. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengggunakan purposive sampling yaitu dengan memilih responden yang memenuhi kriteria yang akan diteliti. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Ha1 diterima), 2) Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Ha2 diterima), dan 3) Akuntabilitas publik berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah (Ha3 diterima). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yang menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
Kata Kunci: partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas publik, kinerja SKPD Kabupaten Manggarai Barat.
2
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik
memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi
diajukan terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara atas
kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Dengan kata lain, kinerja instansi pemerintah
kini lebih banyak mendapat sorotan, karena masyarakat mulai mempertanyakan manfaat
yang mereka peroleh atas pelayanan instansi pemerintah. Pemerintah dituntut untuk dapat
lebih transparan, dan akuntabel dalam menjalankan administrasi pemerintahan khususnya
yang berhubungan dengan anggaran.
Anggaran adalah alat perencanaan dan pengendalian yang sangat penting, sehingga
proses penyusunan anggaran merupakan aspek penting dalam pencapaian keberhasilan dari
suatu organisasi. Agar anggaran itu tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan maka diperlukan
kerjasama yang baik antara bawahan dan atasan, pegawai dan manajer dalam penyusunan
anggaran yang dinamakan dengan partisipasi anggaran. Partisipasi anggaran melibatkan
bawahan dalam proses penyusunannya, sehingga bawahan yang kinerjanya diukur
berdasarkan anggaran akan termotivasi untuk mencapai kinerja sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam anggaran. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan pendekatan
manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. (Prihandini, 2011).
Bangun (2009) dalam tulisannya mengatakan perencanaan anggaran harus bisa
menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Kejelasan sasaran anggaran merupakan salah
satu bagian penting dari karakteristik tujuan anggaran. Kejelasan sasaran anggaran akan
membantu pegawai untuk mencapai kinerja yang diharapkan, dimana dengan mengetahui
sasaran anggaran maka tingkat kinerja dapat tercapai. Putra (2013) dalam tulisannya
mengatakan dengan adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam
rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mahsun et al. (2011) dalam bukunya mengatakan bahwa tiga prinsip utama yang
mendasari penerapan good governance adalah partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Tuntutan akuntabilitas sebagai bagian dari terciptanya good governance terhadap
penyelenggaraan pemerintahan berjalan seiring dengan semakin luasnya sistem pemerintahan
3
yang berbasis otonomi daerah di Indonesia. Sopanah dan Wahyudi (2010) menyebutkan
bahwa akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi. Melalui pertanggungjawaban publik, masyarakat dapat
menilai derajat pencapaian dan kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah.
Penelitian ini dibuat dengan menggunakan acuan Putra (2013) yang meneliti tentang
pengaruh akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial
SKPD kota Padang. Hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang positif antara
akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial SKPD.
Penelitian yang sama akan digunakan dengan menambahkan satu variabel baru yaitu
partisipasi penyusunan anggaran. Alasan dipilihnya variabel tersebut karena penelitian
mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja masih menunjukan hasil yang
berbeda.
Hasil penelitian Jalaluddin dan Bahri (2009), Bangun (2009), Prihandini (2011), dan
Wulandari (2013) menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Berbeda dengan hasil
penelitian Anggraeni (2009) yang meneliti tentang pengaruh partisipasi anggaran dan
komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD pemerintah kabupaten Kota Labuhan Batu.
Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa secara parsial maupun simultan tidak terdapat
pengaruh antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD
pemerintah daerah Kota Labuhan Batu. Nugrahani (2009) juga meneliti mengenai pengaruh
partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan self-efficacy terhadap kinerja manajerial di
Yogyakarta. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen
organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial di Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil obyek penelitian di kantor dinas pemerintah
daerah di Kabupaten Manggarai Barat. Alasan dipilihnya kantor dinas pemerintah daerah
Kabupaten Manggarai Barat sebagai obyek penelitian karena berdasarkan laporan realisasi
fisik dan keuangan SKPD Kabupaten Manggarai Barat menyebutkan bahwa kinerja SKPD
lingkup pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat belum sepenuhnya optimal. Hal ini
dibuktikan dari progres penyerapan APBD per September 2013 baru menyerap 30% dari
yang seharusnya sudah harus mencapai rata-rata 75% (Sumber: BAPPEDA Kabupaten
4
Manggarai Barat, 2013). Berdasarkan laporan diatas, penulis ingin melihat apakah kinerja
Kabupaten Manggarai Barat dapat dipengaruhi oleh tingkat partisipasi penyusunan anggaran,
kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas publik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah ?
2. Apakah terdapat pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja aparat pemerintah
daerah?
3. Apakah terdapat pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja aparat pemerintah
daerah?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsistensi hasil penelitian yang telah dilakukan
peneliti sebelumnya dengan menambahkan variabel partisipasi penyusunan anggaran sebagai
variabel baru dalam penelitian ini. Alasan dipilihnya variabel tersebut karena penelitian
mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja masih menunjukan hasil yang
berbeda. Penelitian ini juga mengambil obyek penelitian yang berbeda yaitu di Kabupaten
Manggarai Barat.
II. Landasan Teori
A. Anggaran
Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Anggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2009). Dalam organisasi sektor publik
anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program-program yang dibiayai dengan uang publik. Penganggaran dalam organisasi sektor
publik merupakan aktivitas yang penting karena berkaitan dengan proses penentuan lokasi
dana untuk setiap program maupun aktivitas.
5
B. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Bangun (2009) dalam tulisannya mengemukakan partisipasi sebagai suatu proses
pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa
depan bagi pembuat dan penerima keputusan dan mengarah pada seberapa besar tingkat
keterlibatan aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta
pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran tersebut. Partisipasi aparat pemerintah
daerah dalam proses penganggaran pemerintah daerah mengarah pada seberapa besar tingkat
keterlibatan aparat pemerintah daerah dalam menyusun anggaran daerah serta
pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran.
C. Kejelasan Sasaran Anggaran
Kenis (1979) dalam Putra (2013) menjelaskan bahwa kejelasan sasaran anggaran
merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan
agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian
sasaran anggaran tersebut. Kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat untuk
menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah.
Ketidakjelasan sasaran anggaran akan meyebabkan pelaksana anggaran menjadi bingung,
tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Hal ini meyebabkan pelaksana anggaran tidak
termotivasi untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
D. Akuntabilitas Publik
Mardiasmo (2009) dalam bukunya menyebutkan akuntabilitas dipahami sebagai
kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Mahsun et al. (2011) dalam
akuntansi sektor publik menjelaskan bahwa aspek akuntabilitas publik merupakan salah satu
dari tiga aspek yang tercakup dalam anggaran sektor publik. Akuntabilitas adalah
pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.
6
E. Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Kinerja (performance) dalam Mahsun et. al (2011:141) adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu
organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu atau kelompok individu. Sedangkan definisi pemerintah daerah berdasarkan UU No
32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2 yaitu Pemerintahan Daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
F. Hipotesis
1. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah
Menurut Chong (2002) dalam Prihandini (2011), partisipasi anggaran merupakan
sebuah proses dimana bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat
dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Beberapa studi yang
berkaitan dengan partisipasi anggaran antara lain Jalaluddin dan Bahri (2009), Wulandari
(2013), Bangun (2009), dan Prihandini (2011) yang semuanya menunjukan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Penelitian
mengenai pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja masih menunjukan hasil yang
bertentangan, hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian Anggraeni (2009) dan Nugrahani
(2009) yang dalam hasil penelitian mereka menyebutkan bahwa partisipasi anggaran
tidak berpengaruh terhadap kinerja. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menduga
bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah
daerah. Dengan adanya partisipasi oleh aparat pemerintah daerah, maka aparat tersebut
berusaha untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya. Dengan adanya
tanggung jawab ini maka akan menjadikan kinerja yang baik bagi organisasi pemerintah,
sehingga semakin tingginya partisipasi aparat pemerintah daerah akan meningkatkan
7
kinerja di satuan pemerintah daerah. Dugaan ini akan diuji dalam hipotesis sebagai
berikut:
Ha1: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah.
2. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah
Daerah
Kenis (1979) dalam Putra (2013) menjelaskan bahwa kejelasan sasaran anggaran
merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan
tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas
pencapaian sasaran anggaran tersebut. Oleh sebab itu, sasaran anggaran daerah harus
dinyatakan secara jelas, spesifik, dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-
jawab untuk menyusun dan melaksanakannya. Anggaran daerah harus bisa menjadi tolak
ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga perencanaan anggaran daerah harus
bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Putra (2013) dalam hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa kejelasan sasaran anggaran mempunyai pengaruh yang signifikan
dan positif terhadap kinerja SKPD Kota Padang. Jalaluddin dan Bahri (2009) dalam hasil
penelitiannya juga menyebutkan bahwa kejelasan sasaran anggaran mempunyai pengaruh
terhadap kinerja pemerintah daerah Kota Banda Aceh. Bangun (2009) juga dalam hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
kejelasan sasaran anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah Kabupaten Deli
Serdang. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh yang
positif antara kejelasan sasaran anggaran dan kinerja aparat pemerintah daerah. Adanya
sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target
anggaran. Selanjutnya, target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran
yang ingin dicapai organisasi, sehingga semakin tinggi tingkat kejelasan sasaran
anggaran pemerintah daerah akan berpengaruh terhadap meningkatnya kinerja
pemerintah daerah. Dugaan ini akan diuji dalam hipotesis sebagai berikut:
Ha2: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah.
8
3. Pengaruh Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah
Mardiasmo (2009) mendefinisikan akuntabilitas sebagai kewajiban pemegang
amanah (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak untuk meminta
pertanggungjawaban tersebut. Setiawan (2012) dalam tulisannya menyebutkan bahwa
dengan adanya akuntabilitas pemerintah daerah, masyarakat dapat berperan dalam
pengawasan atas kinerja pemerintah daerah, sehingga jalannya pemerintahan dapat
berlangsung dengan baik. Semakin akuntabel suatu pemerintahan dalam
mempertanggungjawabkan penyelenggaraan kegiatan pemerintah akan berpengaruh
terhadap meningkatnya kinerja pemerintah daerah. Putra (2013) dalam hasil
penelitiannya menyebutkan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan positif antara
akuntabilitas publik dengan kinerja manajerial SKPD kota Padang. Berdasarkan
penjelasan diatas, peneliti menduga bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
akuntabilitas publik dan kinerja aparat pemerintah daerah. Dugaan ini akan diuji dalam
hipotesis sebagai berikut:
Ha3: Akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah
daerah.
III. Metodologi Penelitian
A. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden secara langsung.
B. Obyek, Populasi, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Obyek. Obyek atau lokasi pada penelitian ini adalah kantor dinas Pemerintah daerah di
Kabupaten Manggarai Barat.
2. Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat setingkat kepala
bagian/bidang/subdinas dan kepala subbagian/subbidang/seksi dari kantor dinas
Pemerintah daerah di Kabupaten Manggarai Barat.
9
3. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
pejabat setingkat kepala bagian/bidang/subdinas dan kepala subbagian/subbidang/seksi
dari kantor dinas Pemerintah daerah di Kabupaten Manggarai Barat. Teknik pengambilan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan mengggunakan purposive
sampling.
C. Definisi Operasional dan Variabel Pengukuran
1. Variabel Independen
Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah partisipasi penyusunan anggaran
(X1), kejelasan sasaran anggaran (X2), dan akuntabilitas publik (X3).
2. Variabel dependen
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah kinerja aparat pemerintah daerah.
IV. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari analisis presentase responden, uji validitas, uji
reliabilitas, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Jumlah kuisioner yang disebar
sebanyak 140 kuesioner yang terbagi ke dalam 28 SKPD dengan jumlah kuesioner yang tidak
kembali sebanyak 16 kuesioner dan yang tidak terisi lengkap sebanyak 2 kuesioner.
A. Analisis Presentase
1. Berdasarkan jenis kelamin
Mayoritas responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah pria yaitu sebanyak 99
orang atau 81,1%, dan 18,9% responden lainnya adalah wanita.
2. Berdasarkan usia
Rentang usia responden antara 27 – 56 tahun dengan mayoritas responden yang menjadi
sampel penelitian ini berusia 40 tahun sebanyak 10 orang atau sekitar 8,2%.
3. Berdasarkan pendidikan terakhir
Mayoritas responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat pendidikan terakhir D3
sebanyak 13 responden atau 10,7%, S1 yaitu sebanyak 103 orang atau 84,4%, dan S2
sebanyak 6 responden atau 4,9%.
10
B. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode Pearson Product Moment.
Hasil penelitian dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Nilai r tabel untuk sampel
penelitian sebanyak 122 adalah 0,117. Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa nilai r tabel semua butir pertanyaan lebih besar dari 0,117 maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan dalam penelitian ini valid.
C. Uji Reliabilitas
Untuk menganalisis reliabilitas digunakan koefisien Cronbach Alpha, suatu instrumen
dinyatakan andal jika memiliki nilai koefisien Cronbach’s Alpha lebih dari 0,5. Hasil uji
reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha semua variabel dalam penelitian ini lebih
dari 0,5. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam
penelitian ini reliabel.
D. Statistik Deskriptif
Hasil analisis deskriptif pada masing-masing variabel dikelompokkan ke dalam tiga
interval kelas sebagai berikut:
Tabel 1
Pembagian Interval Kelas
Variabel Mean Keterangan Partisipasi Penyusunan Anggaran
1,00 – 2,33 Rendah 2,34 – 3,66 Sedang/Cukup tinggi 3,67 – 5,00 Tinggi
Kejelasan Sasaran Anggaran 1,00 – 2,33 Rendah 2,34 – 3,66 Sedang/Cukup tinggi 3,67 – 5,00 Tinggi
Akuntabilitas Publik 1,00 – 2,33 Rendah 2,34 – 3,66 Sedang/Cukup tinggi 3,67 – 5,00 Tinggi
Kinerja 1,00 – 2,33 Rendah 2,34 – 3,66 Sedang/Cukup tinggi 3,67 – 5,00 Tinggi
11
1. Partisipasi penyusunan anggaran
Berdasarkan hasil analisis mengenai partisipasi penyusunan anggaran diperoleh nilai
minimum 1,00 dan nilai maksimum sebesar 5,00. Nilai rata-rata (mean) sebesar 3,7596
dengan standar deviasi sebesar 0,92189. Berdasarkan pembagian kelas interval, maka
nilai rata-rata sebesar 3,7596 termasuk dalam kategori tinggi.
2. Kejelasan sasaran anggaran
Berdasarkan hasil analisis mengenai kejelasan sasaran anggaran diperoleh nilai minimum
1,50 dan nilai maksimum sebesar 5,00. Nilai rata-rata (mean) sebesar 4,3770 dengan
standar deviasi sebesar 0,55414. Berdasarkan pembagian kelas interval maka nilai rata-
rata sebesar 4,3770 termasuk dalam kategori tinggi.
3. Akuntabilitas publik
Berdasarkan hasil analisis mengenai akuntabilitas publik diperoleh nilai minimum 1,44
dan nilai maksimum sebesar 5,00. Nilai rata-rata (mean) sebesar 4,3197 dengan standar
deviasi sebesar 0,56323. Berdasarkan pembagian kelas interval maka nilai rata-rata
sebesar 4,3197 termasuk dalam kategori tinggi.
4. Kinerja aparat pemerintah daerah
Berdasarkan hasil analisis mengenai kinerja diperoleh nilai minimum 1,00 dan nilai
maksimum sebesar 5,00. Nilai rata-rata (mean) sebesar 3,5965 dengan standar deviasi
sebesar 0,61412. Berdasarkan pembagian kelas interval maka nilai rata-rata sebesar
3,5965 termasuk dalam kategori sedang atau cukup tinggi.
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Normalitas pada model regresi diuji dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test.
Apabila hasil nilai probabilitas > 0,05 maka data normal. Berdasarkan hasil uji normalitas
dapat diketahui bahwa nilai probabilitas > 0,05 yaitu sebesar 0,777 maka dapat
disimpulkan bahwa semua data dalam penelitian ini normal.
2. Uji Multikolinearitas
Tidak terjadinya multikolinearitas dapat diketahui jika semua variabel dalam penelitian
ini memiliki nilai Variance Inflating Factor (VIF) kurang dari 5 dan memiliki tolerance
value lebih dari 0,5. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini menunjukan nilai
12
tolerance value dari tiap variable penelitian lebih dari 0,5 dan nilai Variance Inflating
Factor (VIF) untuk tiap variable penelitian kurang dari 5. Dari hasil ini maka
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 2
Uji Multikolinearitas
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dihitung dengan menggunakan uji Glejser. Bila terdapat variabel
independen yang tidak berpengaruh secara signifikan pada tingkat signifikansi 5%
(probabilitas (p) > 0,05) terhadap residual absolut maka tidak terjadi heterokedastisitas
dalam model regresi ini. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai
probabilitas semua variabel > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 3
Uji Heterokedastisitas
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Apabila D-
W terletak antara du sampai 4-du maka tidak ada autokorelasi. Berdasarkan hasil uji
autokorelasi maka pengambilan keputusan hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut:
.881 1.135
.642 1.557
.658 1.519
Partisipasi PenyusunanAnggaranKejelasan SasaranAnggaranAkuntabilitas Publik
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
.593 .240 2.476 .015
.021 .031 .066 .682 .496
-.037 .061 -.069 -.604 .547
-.031 .059 -.060 -.530 .597
(Constant)Partisipasi PenyusunanAnggaranKejelasan SasaranAnggaranAkuntabilitas Publik
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
13
Hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar
1,806. Nilai Durbin Watson (DW) terletak antara du (1,753) sampai 4-du (2,247) maka
tidak ada autokorelasi.
F. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas publik terhadap kinerja
aparat pemerintah daerah. Berdasarkan hasil analisis regresi dapat dibuat suatu model
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,625 + 0,261 X1 +0,239 X2 +0,219 X3
Keterangan: Y= Kinerja, X1= Partisipasi Penyusunan Anggaran, X2= Kejelasan Sasaran
Anggaran, X3= Akuntabilitas Publik
1. Uji Koefisien Regresi secara Parsial
Untuk membuktikan apakah variabel independen secara parsial berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen, maka digunakan analisis regresi secara parsial
atau pengujian nilai t.
a. Partisipasi Penyusunan Anggaran
Hasil analisis regresi untuk variabel partisipasi penyusunan anggaran diperoleh nilai
koefisien regresi sebesar 0,261, nilai probabilitas sebesar 0,000 dan t hitung sebesar
5,101. Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel. Dengan taraf signifikansi α : 0,05 dan
derajat bebas (db: n -1- k), (122 – 1 – 3) = 118, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,658.
Hasil analisis variabel partisipasi penyusunan anggaran menunjukkan bahwa nilai
thitung (5,101 ) > ttabel (1,658) maka dapat disimpulkan bahwa Ha1 diterima, artinya
Terjadi autokorelasi Tidak ada keputusan
Tidak terjadi autokorelasi Tidak ada
keputusan Terjadi autokorelasi 0 1,648 1,753 2,247 2,352 4
14
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat
pemerintah daerah.
b. Kejelasan Sasaran Anggaran
Hasil analisis regresi untuk variabel kejelasan sasaran anggaran diperoleh nilai
koefisien regresi sebesar 0,239, nilai probabilitas sebesar 0,018 dan t hitung sebesar
2,406. Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel. Dengan taraf signifikansi α : 0,05
dan derajat bebas (db: n -1- k), (122 – 1 – 3) = 118, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,658.
Hasil analisis variabel kejelasan sasaran anggaran menunjukkan bahwa nilai thitung
(2,406) > ttabel (1,658) maka dapat disimpulkan bahwa Ha2 diterima, artinya kejelasan
sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
c. Akuntabilitas Publik
Hasil analisis regresi untuk variabel akuntabilitas publik diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,219, nilai probabilitas sebesar 0,026 dan t hitung sebesar 2,261.
Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel. Dengan taraf signifikansi α : 0,05 dan
derajat bebas (db: n -1- k), (122 – 1 – 3) = 118, diperoleh nilai ttabel sebesar 1,658.
Hasil analisis variabel kejelasan sasaran anggaran menunjukkan bahwa nilai thitung
(2,261) > ttabel (1,658) maka dapat disimpulkan bahwa Ha3 diterima, artinya
akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap kinerja aparat pemerintah daerah.
2. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted R square sebesar
0,374. Hal ini berarti partisipasi penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan
akuntabilias publik mampu menjelasan perubahan kinerja aparat pemerintah daerah
sebesar 37,4% sedangkan sisanya 62,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model regresi.
V. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, secara parsial partisipasi
penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan akuntabilitas publik berpengaruh positif
terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yang menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan
15
anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan akuntabilitas publik berpengaruh positif terhadap
kinerja aparat pemerintah daerah.
VI. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu dari 140 kuesioner yang disebar ke dalam
28 SKPD, 16 diantaranya tidak/belum dikembalikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain kesibukan responden dan juga beberapa responden tidak bertemu secara langsung
dengan peneliti. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan lain yaitu identitas responden tidak
terisi secara lengkap, sehingga menyulitkan peneliti untuk mengetahui karakteristik responden
yang terlibat dalam pengisian kuesioner.
VII. Saran
Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan metode lain untuk
mendapatkan data yang lengkap dengan cara mendatangi langsung responden dalam proses
penyebaran dan pengumpulan kuesioner serta melakukan wawancara secara langsung dalam
pengisian kuesioner sehingga jawaban responden lebih mencerminkan jawaban yang sebenarnya.
Selain itu responden juga diingatkan agar mengisi identitas responden secara lengkap sehingga
tidak menyulitkan peneliti untuk megolah data presentase responden.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Kota Labuhan Batu. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bangun, A. (2009). Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran
Anggaran dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial Skpd dengan Pengawasan Internal sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Kasus pada Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang). Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
BAPPEDA Kabupaten Manggarai Barat: Laporan Perkembangan Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Keadaan sampai 30 September 2013 (Triwulan III).
16
Jalaluddin dan Dafi B. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran, dan Evaluasi Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Banda Aceh). Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol. 2, No. 1. Januari 2009, Hal. 44-53.
Mahsun, M., Sulistiyowati, F., Purwanugraha, H.A. (2011). Akuntansi Sektor Publik. Edisi
Ketiga. BPFE, Yogyakarta. Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Edisi Keempat. Andi, Yogyakarta. Nugrahani. (2009). Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen Organisasi, dan Self-Efficacy
terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Universitas PGRI Yogyakarta. Prihandini, A.N. (2011). Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah dengan Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi sebagai Variabel Moderating. Skripsi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Putra, D. (2013). Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap
Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Salemba Empat. Setiawan, W. (2012). Pengaruh Akuntabilitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah di Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Sopanah dan Wahyudi. (2010). Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat dan
Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD). Jurnal Akuntansi, Universitas Widya Gama Malang dan Malang Corruption Watch (MCW).
Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Wulandari, N. (2013). Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang). Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.