bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur … · bupati manggarai provinsi nusa tenggara timur...
TRANSCRIPT
BUPATI MANGGARAI
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SALINAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 02 TAHUN 2014
TENTANG
IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MANGGARAI,
Menimbang : a. bahwa jasa kontruksi mempunyai peranan strategis
dalam pembangunan Daerah, sehingga diperlukan
pengaturan tentang tugas, fungsi serta hak dan
kewajiban masing-masing pihak dalam rangka
mewujudkan tertib usaha jasa konstruksi, tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan tertib
pemanfaatan hasil kerja konstruksi;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 04/PRT/M/2011 tentang Pedoman Persyaratan
Pemberian Izin Usaha Jasa Kontruksi Nasional, maka
Peraturan Daerah yang mengatur tentang Izin Usaha
Jasa Konstruksi perlu disesuaikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi;
Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3833);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang
Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3955), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3957);
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
04/PRT/M/2011 tentang Pedoman Persyaratan
Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2011 tentang pembagian subklasifikasi dan
subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI dan
BUPATI MANGGARAI MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN USAHA JASA
KONSTRUKSI.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksudkan dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai.
3. Bupati adalah Bupati Manggarai.
4. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan
jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.
5. Badan Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat BUJK adalah
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum,
yang kegiatan usahanya bergerak di bidang jasa konstruksi.
6. Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian
kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
7. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat IUJK adalah izin
untuk melakukan usaha di bidang jasa konstruksi yang diberikan oleh
Bupati.
8. Perencana Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau
badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang
perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam
bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain.
9. Pelaksana Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau
badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang
pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan
kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk
bangunan atau bentuk fisik lainnya.
10. Pengawas Konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau
badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan
jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak
awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan
diserahterimakan.
11. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi
tugas atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa
konstruksi.
12. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.
13. Sertifikat adalah :
a. tanda bukti pengakuan dalam penetapan klasifikasi dan kualifikasi
atas kompetensi dan kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi,
baik yang berbentuk orang perseorangan atau badan usaha; atau
b. tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi
keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang
jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau keterampilan
tertentu dan/atau kefungsian dan/atau keahlian tertentu.
14. Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan
penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub
bidang usaha atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja
orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan
dan/atau keterampilan tertentu dan/atau kefungsian dan/atau keahlian
masing-masing.
15. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan
penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/
kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha atau penggolongan profesi
keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa
konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan
profesi dan keahlian.
16. Sertifikat Badan Usaha yang selanjutnya disingkat SBU adalah Sertifikat
Badan Usaha (SBU) adalah bukti pengakuan formal tingkat Kompetensi
usaha jasa pelaksana konstruksi (KONTRAKTOR) dan usaha jasa
perencana konstruksi atau jasa pengawas konstruksi (KONSULTAN)
sebagai perwujudan hasil Sertifikasi dan Registrasi badan usaha yang
dilakukan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK).
17. Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi yang bertujuan
untuk mengembangkan kegiatan jasa konstruksi nasional.
BAB II ASAS DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 2
Pemberian IUJK berasaskan :
a. kejujuran dan keadilan;
b. manfaat;
c. keserasian;
d. keseimbangan;
e. kemandirian;
f. keterbukaan;
g. kemitraan; dan
h. keamanan dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.
Bagian Kedua Tujuan
Pasal 3
Pemberian IUJK bertujuan untuk :
a. memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi
untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing
tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas;
b. mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin
kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
hak dan kewajiban, serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
c. mewujudkan peningkatan peran masyarakat di bidang jasa konstruksi.
BAB III JENIS, BENTUK, BIDANG KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI
USAHA JASA KONSTRUKSI
Bagian Kesatu Jenis Usaha Jasa Konstruksi
Pasal 4
(1) Jenis usaha jasa konstruksi terdiri dari :
a. usaha perencanaan konstruksi;
b. usaha pelaksanaan konstruksi; dan
c. usaha pengawasan konstruksi.
(2) Usaha perencanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan
dokumen kontrak kerja konstruksi.
(3) Usaha pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan
konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir
hasil pekerjaan konstruksi.
(4) Usaha pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan
maupun sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi.
Bagian Kedua
Bentuk Usaha Jasa Konstruksi
Pasal 5 (1) Usaha jasa konstruksi dapat berbentuk :
a. orang perseorangan; atau
b. badan usaha.
(2) Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, selaku pelaksana konstruksi hanya
dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi beresiko kecil, berteknologi
sederhana dan berbiaya kecil.
(3) Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, selaku perencana konstruksi atau
pengawas konstruksi hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi
yang sesuai dengan bidang keahliannya.
(4) Pekerjaan konstruksi yang berisiko besar dan/atau berteknologi tinggi
dan/atau berbiaya besar hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang
berbentuk perseroan terbatas atau badan usaha asing yang
dipersamakan.
Bagian Ketiga
Bidang Usaha Jasa Konstruksi
Pasal 6 (1) Bidang usaha jasa perencanaan dan pengawasan konstruksi, terdiri atas :
a. bidang usaha yang bersifat umum; dan
b. bidang usaha yang bersifat spesialis.
(2) Bidang usaha jasa pelaksana konstruksi, terdiri atas :
a. bidang usaha yang bersifat umum;
b. bidang usaha yang bersifat spesialis; dan
c. bidang usaha yang bersifat keterampilan tertentu.
(3) Bidang usaha jasa konstruksi yang bersifat umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), wajib memenuhi kriteria mampu
mengerjakan bangunan konstruksi atau bentuk fisik lain, mulai dari
penyiapan lahan sampai dengan penyerahan akhir atau berfungsinya
bangunan konstruksi.
Bagian Keempat
Klasifikasi dan Kualifikasi Usaha Jasa Konstruksi
Pasal 7
(1) Klasifikasi bidang usaha jasa perencana dan pengawasan konstruksi
meliputi:
a. artitektur;
b. rekayasa;
c. penataan ruang; dan
d. jasa konsultasi lainnya.
(2) Klasifikasi bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi meliputi:
a. bangunan gedung;
b. bangunan sipil;
c. instalasi mekanikal dan elektrikal; dan
d. jasa konsultasi lainnya.
(3) Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi meliputi:
a. kualifikasi usaha besar;
b. kualifikasi usaha menengah; dan
c. kualifikasi usaha kecil.
(4) Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari usaha Jasa
Perencanaan dan Pengawasan yang meliputi :
a. sub kualifikasi kecil 1;
b. sub kualifikasi kecil 2;
c. sub kualifikasi menengah 1;
d. sub kualifikasi menengah 2; dan
e. sub kualifikasi besar.
(5) Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), terdiri dari usaha Jasa
Pelaksana yang meliputi :
a. sub kualifikasi kecil 1;
b. sub kualifikasi kecil 2;
c. sub kualifikasi kecil 3;
d. sub kualifikasi menengah 1;
e. sub kualifikasi menengah 2;
f. sub kualifikasi besar 1; dan
g. sub kualifikasi besar 2.
BAB IV
PRINSIP PELAKSANAAN PEMBERIAN IUJK
Pasal 8 Prinsip pelaksanaan pemberian IUJK :
a. IUJK bukan merupakan tambahan simpul birokrasi;
b. IUJK harus mencerminkan profesionalisme badan usaha;
c. IUJK harus terkait dengan kemampuan badan usaha yang diterbitkan
LPJK;
d. IUJK harus dapat menjadi salah satu sarana pembinaan usaha jasa
konstruksi; dan
e. IUJK menjadi alat kendali/pengawasan terhadap kegiatan LPJK.
BAB V
LINGKUP, WEWENANG DAN MASA BERLAKU IUJK
Bagian Kesatu Lingkup IUJK
Pasal 9
Lingkup IUJK :
a. IUJK diberikan untuk Badan Usaha Jasa Konstruksi yang berdomisili di
wilayah Daerah; dan
b. IUJK yang diterbitkan Bupati berlaku untuk seluruh Indonesia.
Bagian Kedua Wewenang Pemberian IUJK
Pasal 10
Wewenang pemberian IUJK :
a. IUJK diberikan oleh Bupati;
b. IUJK dapat diberikan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
c. Dalam hal pemberian IUJK dilaksanakan oleh SKPD yang tidak
membidangi jasa konstruksi, IUJK dapat diberikan setelah mendapatkan
rekomendasi dari unit kerja/instansi yang membidangi jasa konstruksi.
Bagian Ketiga
Masa Berlaku IUJK
Pasal 11 IUJK berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
BAB VI BENTUK IUJK
Pasal 12
IUJK diberikan dalam bentuk sertifikat.
Pasal 13 IUJK Wajib dicantumkan klasifikasi dan kualifikasi badan usaha jasa
konstruksi pemohon sesuai dengan SBU.
Pasal 14
(1) Setiap IUJK yang diberikan wajib menggunakan kode izin.
(2) Bentuk kode izin tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB VII
REKOMENDASI TIM TEKNIS
Pasal 15 Rekomendasi dari Tim Teknis untuk IUJK yang diterbitkan oleh SKPD non
teknis dilaksanakan dengan cara :
a. Bupati menetapkan Tim Teknis dari SKPD teknis terkait jasa konstruksi;
b. memenuhi persyaratan minimal badan usaha yang dapat diberikan surat
rekomendasi;
c. mengisi format surat rekomendasi; dan
d. ditandatangani oleh pejabat ditunjuk.
BAB VIII
TANDA DAFTAR USAHA ORANG PERORANGAN
Pasal 16 (1) Tanda daftar usaha perseorangan diberikan dalam bentuk kartu tanda
daftar.
(2) Tanda daftar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencantumkan :
a. nama dan data pribadi yang bersangkutan; dan
b. jenis usaha yang dilakukan.
Pasal 17
(1) Setiap tanda daftar usaha perseorangan yang diberikan wajib
menggunakan kode izin.
(2) Nomor kode ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan berubah
dalam hal terjadi perubahan nama Perusahaan.
(3) Format kartu tanda daftar usaha orang perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan formulir permohonannya, tercantum pada
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang teknis pemberian tanda daftar usaha
perseorangan diatur oleh Bupati.
BAB IX
PELAPORAN
Pasal 18 (1) SKPD yang ditunjuk untuk melaksanakan pemberian IUJK wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan sekali kepada Bupati.
(2) Bupati secara berjenjang menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pemberian IUJK kepada Gubernur secara berkala setiap 4 (empat) bulan
sekali.
(3) Laporan pertanggungjawaban pemberian IUJK sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), meliputi:
a. daftar pemberian IUJK baru;
b. daftar perpanjangan IUJK;
c. daftar perubahan data IUJK;
d. daftar penutupan IUJK;
e. daftar usaha orang perseorangan;
f. daftar BUJK yang terkena sanksi administratif; dan
g. kegiatan pengawasan dan pemberdayaan terhadap tertib IUJK.
(4) Format pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
tercantum pada Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
BAB X
PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN IUJK
Bagian Kesatu Umum
Pasal 19
(1) BUJK harus mengajukan permohonan IUJK kepada Bupati melalui SKPD
yang ditunjuk.
(2) Permohonan IUJK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. permohonan izin baru;
b. perpanjangan izin;
c. perubahan data; dan/atau
d. penutupan izin. Bagian kedua Persyaratan
Pasal 20
(1) Persyaratan permohonan izin baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (2) huruf a, meliputi:
a. mengisi Formulir Permohonan;
b. menyerahkan rekaman Akta Pendirian BUJK;
c. menyerahkan rekaman Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang telah
diregistrasi oleh Lembaga;
d. menyerahkan rekaman Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau Sertifikat
Keterampilan (SKT) dari Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha
(PJT-BU) yang telah diregistrasi oleh Lembaga; dan
e. menyerahkan rekaman Kartu Penanggung Jawab Teknik Badan
Usaha (PJT-BU) yang dilengkapi surat pernyataan pengikatan diri
Tenaga Ahli/Terampil dengan Penanggung Jawab Utama Badan
Usaha (PJU-BU).
(2) Persyaratan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2) huruf b, meliputi:
a. mengisi Formulir Permohonan;
b. menyerahkan Rekaman SBU yang telah diregistrasi oleh Lembaga;
c. menyerahkan rekaman SKA dan/atau SKT dari PJT-BU yang telah
diregistrasi oleh Lembaga;
d. menyerahkan rekaman Kartu Penanggung Jawab Teknik Badan
Usaha (PJT-BU) yang dilengkapi surat pernyataan pengikatan diri
Tenaga Ahli/Terampil dengan PJU-BU; dan
e. menyelesaikan kewajiban pembayaran Pajak Penghasilan (PPh atas
Kontrak) yang diperolehnya yang menjadi kewajibannya.
(3) Persyaratan perubahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
(2) huruf c, meliputi:
a. mengisi Formulir Permohonan;
b. menyerahkan rekaman:
1. Akta Perubahan nama direksi/pengurus untuk perubahan data
nama dan direksi/pengurus;
2. Surat Keterangan Domisili BUJK untuk perubahan alamat
BUJK;
3. Akta Perubahan untuk perubahan nama BUJK; dan/atau
4. Sertifikat Badan Usaha untuk perubahan klasifikasi dan
kualifikasi usaha.
(4) Persyaratan penutupan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2)
huruf d, meliputi :
a. mengisi formulir permohonan;
b. menyerahkan IUJK yang asli; dan
c. menyerahkan Surat Pajak Nihil.
Bagian Ketiga
Tata Cara
Pasal 21 (1) Unit Kerja/Instansi melakukan pemeriksaan terhadap dokumen
permohonan dan dapat melakukan verifikasi lapangan sesuai kebutuhan.
(2) IUJK diberikan oleh unit kerja/instansi paling lama 10 (sepuluh) hari
kerja setelah berkas dokumen persyaratan dinyatakan lengkap.
(3) IUJK diberikan dalam bentuk sertifikat yang ditandatangani oleh Bupati
atau Kepala SKPD yang ditunjuk atas nama Bupati.
(4) IUJK yang sudah diberikan, ditayangkan melalui media internet.
(5) Setiap IUJK yang diberikan wajib mencantumkan klasifikasi dan
kualifikasi badan usaha yang tertera dalam SBU.
(6) Kualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), terdiri atas usaha besar,
menengah, dan kecil.
(7) Setiap IUJK yang diberikan, menggunakan nomor kode izin.
(8) Nomor kode izin sebagaimana dimaksud pada ayat (7), akan berubah
dalam hal terjadi perubahan nama perusahaan.
Pasal 22
(1) Alur proses Perizinan dan dokumen persyaratan pemberian IUJK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2), tercantum pada
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
(2) Formulir permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (4)
huruf a, tercantum pada :
a. Lampiran V untuk penyedia jasa pelaksana konstruksi; dan
b. Lampiran VI untuk penyedia jasa perencana/pengawas konstruksi.
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
(3) Format Sertifikat IUJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3),
tercantum dalam pada :
a. Lampiran VII untuk jasa pelaksana konstruksi; dan
b. Lampiran VIII untuk jasa perencana/pengawas konstruksi.
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB XI
PENYELENGGARAAN PENERBITAN IUJK
Pasal 23 (1) Bupati menunjuk SKPD Penyelenggara pemberian IUJK.
(2) SKPD yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibantu
oleh Tim Evaluasi Permohonan IUJK yang ditetapkan oleh Kepala SKPD
yang ditunjuk.
(3) Bantuan oleh Tim Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dilakukan dalam menjalankan tugas pemberian IUJK.
(4) IUJK yang diterbitkan oleh SKPD yang ditunjuk, baru dapat diberikan
setelah mendapatkan rekomendasi dari SKPD Teknis/Tim Evaluasi
Permohonan IUJK.
BAB XII PENGAWASAN DAN PEMBERDAYAAN
Bagian Kesatu Pengawasan
Pasal 24
(1) Bupati melalui SKPD yang ditunjuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pemberian IUJK.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan pada pra
penerbitan IUJK dan pasca penerbitan IUJK.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan untuk
memastikan kesesuaian dokumen permohonan dengan kenyataan.
(4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyangkut kinerja,
tertib usaha dan administrasi, pemenuhan ketentuan keteknikan dan
penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam proses
pelaksanaan kontruksi oleh badan usaha.
Bagian Kedua Pemberdayaan
Pasal 25
(1) Bupati dapat melakukan pemberdayaan BUJK yang telah memiliki IUJK.
(2) Pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan teknis, kompetensi dan managerial
perusahaan.
(3) Bentuk pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi :
a. penyuluhan dan/atau sosialisasi;
b. pelatihan; dan
c. pengawasan
BAB XIII
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 26 Setiap BUJK yang telah memiliki IUJK berhak untuk mengikuti proses
pengadaan jasa konstruksi.
Pasal 27
(1) BUJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, berkewajiban untuk:
a. mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. melaporkan perubahan data BUJK dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari setelah terjadinya perubahan data BUJK;
c. menyampaikan dokumen yang benar dan asli dalam proses
permohonan pemberian IUJK; dan
d. menyampaikan laporan akhir tahun yang disampaikan kepada unit
kerja/instansi pemberi IUJK paling lambat bulan Desember tahun
berjalan.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi:
a. nama dan nilai paket pekerjaan yang diperoleh;
b. institusi/lembaga pengguna jasa; dan
c. kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, menggunakan
format yang tercantum dalam Lampiran IX yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 28 (1) BUJK dan orang perseorangan yang tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), dikenakan sanksi
administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa :
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan izin usaha; atau
c. pencabutan izin usaha.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. peringatan tertulis, diberikan sebagai peringatan pertama atas
pelanggaran kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat
(1);
b. pembekuan izin usaha, diberikan dalam hal BUJK dan orang
perseorangan telah mendapat peringatan tertulis sebagaimana
dimaksud pada huruf a, namun tetap tidak memenuhi kewajibannya
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari; dan
c. pencabutan izin usaha diberikan apabila BUJK dan orang
perseorangan tidak memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari setelah dilakukan pembekuan usaha
sebagaimana dimaksud pada huruf b.
(4) IUJK dan Tanda Daftar Usaha yang telah dibekukan dapat diberlakukan
kembali apabila BUJK dan orang perseorangan telah memenuhi
kewajibannya.
(5) Bagi BUJK dan orang perseorangan yang diberikan sanksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c dapat memperoleh IUJK dan Tanda
Daftar Usaha setelah memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan dalam
Peraturan Daerah ini.
BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29 (1) IUJK yang diberikan sebelum diundangkannya peraturan daerah ini,
dinyatakan tetap berlaku sampai dengan tanggal berakhirnya IUJK
dimaksud.
(2) Dalam hal sertifikat keahlian dan/atau sertifikat keterampilan dan/atau
surat keterangan pemberdayaan penanggung jawab teknik belum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka dapat menggunakan :
a. sertifikat pendidikan dan pelatihan dengan materi managemen
kontruksi yang dikeluarkan oleh lembaga/institusi diklat dengan
masa berlaku paling lama 2 (dua) tahun; dan
b. surat keterangan sementara yang dikeluarkan oleh Kepala SKPD
Teknis yang menyatakan yang bersangkutan kompeten sebagai
penanggung jawab teknik dengan masa berlaku paling lama 2 (dua)
tahun.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 30 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2007 tentang Izin Usaha Jasa
Konstruksi (Lembaran Daerah kabupaten Manggarai Tahun 2007 Nomor 7 Seri
E Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Manggarai Nomor 7 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Manggarai Nomor 7 Tahun 2007 tentang Izin Usaha Jasa
Konstruksi (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2011 Nomor 7),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah kabupaten
Manggarai.
Ditetapkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 BUPATI MANGGARAI, ttd CHRISTIAN ROTOK
Diundangkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI, ttd MANSELTUS MITAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2014 NOMOR 02. NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR : 002/2014. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Bour Maximus,SH Pembina TK. I NIP. 19630224 199003 1 006
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 02 TAHUN 2014
TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
I. UMUM
Dalam Pembangunan Nasional, usaha jasa konstruksi mempunyai
peranan penting dan strategis, mengingat usaha jasa konstruksi
menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya,
baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung
pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang
ekonomi sosial dan budaya. Untuk mengembangkan usaha jasa konstruksi sebagaimana telah
diuraikan di atas memerlukan pengaturan usaha jasa konstruksi yang
terencana, terarah, terpadu dan menyeluruh dalam bentuk Undang-
Undang sebagai landasan hukum yang kemudian di jabarkan ke dalam
Peraturan Pemerintah, Peraturan menteri dan Peraturan Daerah.
Dengan Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi ini,
maka semua penyelenggaraan jasa konstruksi yang dilakukan di
Kabupaten Manggarai wajib mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum
dalam Undang-Undang tentang Peraturan Daerah tentang Izin Usaha
Jasa Konstruksi. Oleh Karena itu, Peraturan Daerah tentang Izin Usaha
Jasa Konstruksi ini, menjadi landasan hukum untuk mengusahakan jasa
konstruksi di Daerah, yang mana sudah disesuaikan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 002.
BUPATI MANGGARAI
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PERATURAN BUPATI MANGGARAI NOMOR 13.b TAHUN 2014
TENTANG
PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI
NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MANGGARAI,
Menimbang : a. bahwa demi kelancaran pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Manggarai Nomor 02 Tahun 2014 tentang Izin
Usaha Jasa Konstruksi, maka perlu menetapkan
peraturan pelaksanannya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kabupaten Manggarai Nomor 02 Tahun 2014 tentang Izin
Usaha Jasa Konstruksi;
Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3833);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang
Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3955), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3956);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 65,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3957);
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
04/PRT/M/2011 tentang Pedoman Persyaratan
Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
08/PRT/M/2011 tentang pembagian subklasifikasi dan
subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 02
Tahun 2014 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi
(Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2014
Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Manggarai Nomor 002);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI.
Pasal 1
Melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Nomor 02 Tahun 2014 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi.
Pasal 2
Memerintahkan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai untuk mengundangkan Peraturan Daerah dimaksud dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai.
Pasal 3 Menugaskan Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai untuk mengambil langkah koordinasi dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai dan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Manggarai untuk mengambil langkah operasional dalam rangka kelancaran pelaksanaan Peraturan Daerah dimaksud.
Pasal 4
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Manggarai.
Ditetapkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 BUPATI MANGGARAI, TTD CHRISTIAN ROTOK
Diundangkan di Ruteng pada tanggal 10 Mei 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MANGGARAI, TTD MANSELTUS MITAK BERITA DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2014 NOMOR 13.b Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, Bour Maximus,SH Pembina TK. I NIP. 19630224 199003 1 006
`
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU
(KPPTSP) Jln. Motang Rua No.01 – Ruteng
IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL
Nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . . . Nama Badan Usaha : Alamat Kantor Badan Usaha :
Jalan, Nomor : Kelurahan : RT/RW : Kabupaten : Manggarai Kode Pos : (wajib diisi) Provinsi : Nusa Tenggara Timur (NTT) Nomor Telepon : No. Fax :
Nama Penanggungjawab Utama Badan Usaha/Direktur Utama/Direktur *)
Nama 1 : ……………………………………………………... Nama 2 : ..........................................................
Nama 3 : ........................................................... N.P.W.P Badan Usaha : ……………………………………………………… Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) ini berlaku untuk melakukan Kegiatan Usaha Jasa …….**) Konstruksi diseluruh Wilayah Republik Indonesia . Kualifikasi : Kecil/Menengah/Besar ***) Nama Penanggung jawab Teknik : ............................................. No.PJT-BU : ............................................. Klasifikasi : (Tertera di lembar belakang IUJK Nasional) Berlaku sampai dengan tanggal : ..................................
Foto Penanggung Jawab Badan
Usaha
Dikeluarkan di : ………………………………. Pada tanggal : ..……………………………..
Pejabat Penerbit IUJK
Cap dan tan datangan
LAMPIRAN VII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 MEI 2014 FORM HALAMAN DEPAN
IUJK UNTUK PELAKSANA
`
PEMBERIAN NOMOR KODE IZIN
Pemberian Nomor Kode kepada Badan Usaha sbb:
Jumlah digit :
1
2 3 4 5 6 7
8
9
10
11 12 13 14 15
16
17
Digit 1 : Bentuk usaha diisi
1 = Perusahaan nasional
Digit 2 s/d 5 : Untuk kode kabupaten/kota dimana perusahaan
berdomisili sesuai dengan Kode yang dikeluarkan
BPS.
Digit 6 : Jenis usaha diisi dengan kode sebagai berikut :
1 = Jasa Perencanaan
2 = Jasa Pelaksanaan
3 = Jasa Pengawasan
4 = Gabungan dari ketiganya
Digit 7 s/d 11 : Untuk nomor urut yang tercatat di Kabupaten dimulai
dengan nomor 00001. No urut ini tetap dipakai
walaupun telah diperpanjang/diubah/kadaluarsa
Digit 12 s/d 17 : Nomor Registrasi pada LPJK Daerah
BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014
TANGGAL : 10 MEI 2014
`
FORMAT KARTU TANDA DAFTAR USAHA ORANG PERSEORANGAN
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI
KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU (KPPTSP)
Nomor :
KARTU TANDA DAFTAR USAHA ORANG PERSEORANGAN
NOMOR SKA/SKT :
Nama : Tempat/Tgl. Lahir :
.................................., 20... PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA......
TTD NAMA
NIP
Alamat : No IUJK JENIS USAHA Tanda tangan Pemegang kartu
: :
FOTO
LAMPIRAN II : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 MEI 2014
`
Nama Badan Usaha : Nomor IUJK :
Jenis Usaha : Pelaksana
No
Klasifikasi Usaha
Sub Klasifikasi Pekerjaan
Nama Paket Pekerjaan
Tertinggi
Tahun pelaksanaan
Proyek
NilaiPekerjaan
(Rp)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 Klasifikasi Usaha Sub klasifikasi pekerjaan
(tulis sesuai dan harus sama dengan yang tertera dalam SBU)
BUJK yang punya sub klasifikasi pekerjaan pada kolom 3,tapi tidak punya kontrok atau badan usaha yang baru berdiri maka pada kolom paket pekerjaan Tertinggi ditulis nol. BUJK boleh mengikuti pelelangan sesuai dengan klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan pada kolom 3.
BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK
`
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU
(KPPTSP) Jln. Motang Rua No.01 – Ruteng
IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL Nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Nama Badan Usaha : Alamat Kantor Badan Usaha :
Jalan, Nomor : Kelurahan : RT/RW : Kabupaten : Manggarai Kode Pos : (wajib diisi) Provinsi : Nusa Tenggara Timur (NTT) Nomor Telepon : No. Fax :
Nama Penanggungjawab Utama Badan Usaha/Direktur Utama/Direktur *)
Nama 1 : ……………………………………………………... Nama 2 : ..........................................................
Nama 3 : ........................................................... N.P.W.P Badan Usaha : ……………………………………………………… Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) ini berlaku untuk melakukan Kegiatan Usaha Jasa …….**) Konstruksi diseluruh Wilayah Republik Indonesia . Kualifikasi : Kecil/Menengah/Besar ***) Nama Penanggung jawab Teknik : ............................................. No.PJT-BU : ............................................. Klasifikasi : (Tertera di lembar belakang IUJK Nasional) Berlaku sampai dengan tanggal : ..................................
Foto Penanggung Jawab Badan
Usaha
Dikeluarkan di : ………………………………. Pada tanggal : ..……………………………..
Pejabat Penerbit IUJK
Cap dan tan datangan
( ………………………………........ ) NIP …………………….
LAMPIRAN VIII : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014
TANGGAL : 10 MEI 2014 FORM HALAMAN DEPAN IUJK
UNTUK PERENCANA/PENGAWAS
`
Nama Badan Usaha : Nomor IUJK : Jenis Usaha : Perencana/Pengawas
No
Klasifikasi Usaha
Sub Klasifikasi Pekerjaan
Nama Paket Pekerjaan
Tertinggi
Tahun pelaksanaan
Proyek
NilaiPekerjaan
(Rp)
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 Klasifikasi Usaha
(Pilih yang sesuai) yakni a. Arsitektur b. Rekayasa
(Engineering) c. Penataan
Ruang d. Jasa
Konsultasi lainnya
Sub klasifikasi pekerjaan (tulis sesuai dan harus sama dengan yang tertera dalam SBU)
BUJK yang punya sub klasifikasi pekerjaan pada kolom 3,tapi tidak punya kontrok atau badan usaha yang baru berdiri maka pada kolom paket pekerjaan Tertinggi ditulis nol. BUJK boleh mengikuti pelelangan sesuai dengan klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan pada kolom 3.
BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK
FORM HALAMAN BELAKANG IUJK NASIONAL UNTUK PERENCANA/PENGAWAS
`
BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK
Nomor : . . . . . . . . . . . . . ., 20. . . Lampiran : Kepada Yth. Kepala Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Di . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Perihal : Permohonan Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Nasional Dengan hormat, Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk memperoleh Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yakni Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi untuk:
1. Permohonan Izin Baru 2. Memperpanjang Izin Usaha 3. Mengubah data 4. Penutupan Izin
Di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk klasifikasi pekerjaan sebagai berikut: NO Klasifikasi/Sub
Klasifikasi Usaha yang diinginkan
Nama paket Pekerjaan yang pernah dilaksanakan (Bila belum punya – tulis belum punya, manfaat nilai paket tertinggi)-10 tahun lalu
Tahun
Pelaksana
Nilai Paket Pekerjaan
Lihat Klasifikasi/Sub Klasifikasi Usaha pada Tabel
Sesuaikan Klasifikasi/Sub Klasifikasi Pekerjaan pada SBU dengan Klasifikasi/Sub Klasifikasi Usaha
Bersama ini kami lampirkan persyaratan-persyaratan dan keterangan sebagai berikut : 1. Rekaman Sertifikat Badan Usaha 2. Rekaman Akta Pendirian dan perubahan terakhir 3. Rekaman Sertifikat Keahlian (SKA) dan/atau Sertifikat Keterampilan (SKT) dari Penanggung
Jawab Teknik Badan Usaha 4. Rekaman Kartu Penanggung Jawab Teknis Badan Usaha 5. Surat Pernyataan Pengikatan Diri SPPJT dan Penanggung Jawab BUJK 6. dst. . . . .
Demikian permohonan kami dan atas perkenannya kami ucapkan terima kasih. (*) coret yang tidak sesuai
LAMPIRAN V : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR .....TAHUN...
TANGGAL....
Pemohon PT/CV. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penanggung Jawab Badan Usaha
Nama Jelas
FORMULIR PERMOHONAN IUJK NASIONAL JASA PELAKSANA KONSTRUKSI
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014
TANGGAL : 10 MEI 2014
`
ALUR PROSES PERIZINAN DAN DOKUMEN PERSYARATAN UNTUK IZIN BARU
TIDAK
1. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi. 2. Akta pendirian Badan Usaha Jasa Kontruksi
Nasional. 3. Data Perusahaan Badan Usaha Jasa Konstruksi
Nasional atau Company profil. 4. Rekaman Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang telah
diregistrasi oleh Lembaga. 5. Rekaman Sertifikat Keahlian (SKA) dan atau
Sertifikat Keterampilan (SKT) dari Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha yang telah diregistrasi oleh Lembaga.
6. Rekaman Kartu Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha (PJT-BU) yang dilengkapi surat peryataan pengikatan diri Tenaga Ahli/Terampil dengan penanggung Jawab utama Badan Usaha. (untuk daftar PJT Badan Usaha Sebagaimana pada Lampiran 12)
PENGAMBILAN SERTIFIKAT
LENGKAP?
Ya
LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 MEI 2014
`
ALUR PROSES PERIZINAN DAN DOKUMEN PERSYARATAN UNTUK PERPANJANGAN IZIN
Ya
TIDAK
TIDAK
1. Izin Usaha Jasa Konstruksi asli yang masa berlakunya telah habis.
2. Sertifikat Badan Usaha yang telah diperbaharui dari Lembaga.
3. Rekaman bukti Kontrak Pekerjaan yang telah selesai sebagai pengalaman perusahaan dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir yang tertinggi nilainya dengan memperhatikan kontrak aslinya.
4. Laporan Pembayaran pajak penghasilan (PPh atas Kontrak) yang diperolehnya yang menjadi kewajibannya. menyerahkan
5. Formulir permohonan Izin yang telah diisi.
LENGKAP?
Termasuk daftar sanksi
Diselesaikan sanksi nya YA
PENGAMBILAN SERTIFIKAT
`
ALUR PROSES PERIZINAN DAN DOKUMEN PERSYARATAN UNTUK PERUBAHAN DATA
1. Untuk Menganti alamat
a. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang asli;
b. Surat Keterangan Domisili Badan Usaha Jasa Konstruksi yang
dikeluarkan oleh Kelurahan setempat;
c. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi.
2. Untuk mengganti data direksi/pengurus badan usaha
a. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang asli;
b. Surat penunjukkan dari badan usaha kepada direksi/pengurus baru.
c. Curiculum Vitae dari pimpin BUJK baru;
d. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi.
3. Untuk mengganti nama perusahaan
a. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang asli;
b. Akta Penggantian Nama Perusahaan;
c. Surat Keterengan Domisili Usaha Jasa Konstruksi yangdikeluarkan
oleh Kelurahan setempat;
d. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi.
4. Untuk Mengganti data dan nilai kontrak pekerjaan
a. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang asli;
b. Kontrak pekerjaan yang diselesaikan/dilaksanakan.
c. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi.
5. Untuk mengganti Klasifikasi/kualifikasi
a. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang asli;
b. Sertifikat Badan Usaha yang telah diperbaharui dari Lembaga;
c. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi.
PENGAMBILAN SERTIFIKAT
`
ALUR PROSES PERIZINAN DAN DOKUMEN PERSYARATAN UNTUK PENUTUPAN IZIN
BUPATI MANGGARAI,
CHRISTIAN ROTOK
1. Izin Usaha Jasa Konstruksi yang asli.
2. Surat pajak nihil, yang dapat diperoleh dari Kantor Pajak setempat.
3. Formulir Permohonan Izin yang telah diisi.
PENGAMBILAN SURAT KETERANGAN PENUTUPAN IUJK
`
LAPORAN KEGIATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI TAHUN …………………………
Nama Badan Usaha Jasa Konstruksi: Jenis Usaha : Jasa Perencana/Jasa Pelaksana/Jasa Pengawasan: No Nama Pengguna
Jasa, alamat, kota, telp
Nama paket pekerjaan
Mulai – selesai pekerjaan
Nilai Pekerjaan
Status pekerjaan tol 30 bulan laporan
Rencana Realisasi
1 2 4 5 6 7 Bulan ke-1
= ......% Bulan ke-2 = ….. % Bulan ke-3 = …… % Bulan ke-4 = …….% Bulan ke-5 = …… % Bulan ke-6 = …… %
...................................., 20.... Penanggung Jawab Utama Badan Uasaha ( ............................................)
Catatan :
- Setiap jenis usaha dibuat tersendiri - Termasuk Proyek swasta (Non APBN)
BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK
LAPORAN PEKERJAAN OLEH PEMEGANG IUJK NASIONAL KEPADA INSTANSI PENERBIT
LAMPIRAN IX : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 MEI 2014
`
PEMBERIAN /SANKSI IUJK NASIONAL
KABUPATEN MANGGARAI TAHUN : ……………………………. SEMESTER KE : ………………………
Provinsi : Nusa Tenggara Timur Jenis Usaha : Jasa Perencanaan/Jasa Pelaksana/Jasa Pengawasan :
No
Tahun/
periode
bulan
Jumlah dokumen
Permohonan (total) selama 6
bulan
Jumlah IUJK (buah)
Ket.
Permohonan
Perubahan
Perpanjangan
Dikenakan Sanksi
Badan usaha baru
Badan usaha
Badan USaha Badan usaha
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Peringatan 1 2. Peringatan 2 3. Peringatan 3
atau Pembekuan
4. Pencabutan Sanksi
5. Pemberlakukan Kembali
Jumlah Keseluruhan s.d tgl ini BUJK yang diberikan IUJK 1. Usaha
Jasa Perencana
2. Usaha jasa Pelaksana
3. Usaha Jasa Pengawasan
4. Jumlah Usaha Orang Peseorangan
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN OLEH INSTANSI PEMBERI IUJK
KEPADA BUPATI/
LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 02 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 MEI 2014
`
Ruteng, tgl. …….. Instansi Penerbit
………………………….
Catatan : ………………………………………..
BUPATI MANGGARAI, CHRISTIAN ROTOK
`
\
BUPATI MANGGARAI,
CHRISTIAN ROTOK
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU
(KPPTSP)
FORMULIR PERMOHONAN
PENDAFTARAN USAHA ORANG PERSEORANGAN
NAMA : ………………………..
KABUPATEN/KOTA : ………………………..
PROPINSI : ………………………..
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : ………………………..
ALAMAT : ………………………..
NO.SKA/SKT : ………………………..
PILIHAN KUALIFIKASI/SUBKUALIFIKASI
NO. KODE URAIAN
1
2
PILIHAN KLASIFIKASI/SUBKLASIFIKASI
NO. KODE URAIAN
1
2
……….., Tanggal
Ttd Pemohon
(nama Jelas Pemohon)