pemali dalam budaya etnik manggarai nusa tenggara …

14
e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263 Terakreditasi Sinta 4 250 PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR DI SAMARINDA: SUATU TINJAUN SEMIOTIKA Narsela Adung, M. Bahri Arifin, Syamsul Rijal Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang makna tanda pemali dalam masyarakat etnik Manggarai Nusa Tenggara Timur yang berdomisili di Kota Samarinda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemali apa yang diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat etnik Manggarai serta makna tanda yang terkandung dalam setiap pemali yang dilaksanakan oleh masyarakat etnik Manggarai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan termasuk dalam penelitian lapangan. Data dalam penelitian ini berupa pemali yang diperoleh dari observasi dengan informan yang mengetahui tentang budaya pemali serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari di Kota Samarinda. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, merekam, dan mencatat. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, transkip data, dan penyajian data. Dari hasil penelitian ini ditemukan makna tanda dalam setiap pemali dengan menggunakan teori semiotika yang dilihat dari makna denotatif atau pemaknaan tingkat satu, yaitu makna yang sebenarnya sesuai dengan kamus, dan makna konotatif atau pemaknaan tingkat dua, yaitu berupa bentuk akibat yang akan menjadi tanda, serta menjadi mitos dalam budaya etnik Manggarai. Dalam penelitian ini dapat dikumpulkan 48 pemali yang terbagi menjadi dua bagian yaitu, yang diketahui dan dilaksanakan. Kata Kunci: semiotika, denotasi, konotasi, mitos, pemali ABSTRACT This study discusses the meaning of the Pemali dalam masyarakat etnik Manggarai Nusa Tenggara Timur yang berdomisili di Kota Samarinda. The purpose of this study is to find out what pemali are known and implemented by the Manggarai ethnic community and the meaning of the sign contained in each pemali implemented by the Manggarai ethnic community. This study uses a qualitative approach with descriptive methods and is included in field research. The data in this study were in the form of pemali obtained from observations with informants who knew about the culture of pemali and implement everyday life in Samarinda City. Data is collected through interviews, recording and recording methods. Data were analyzed with data reduction techniques, data transcripts, and data presentation. From the results of

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

250

PEMALIDALAMBUDAYAETNIKMANGGARAINUSATENGGARATIMURDISAMARINDA:

SUATUTINJAUNSEMIOTIKA

NarselaAdung,M.BahriArifin,SyamsulRijalProgramStudiSastraIndonesia,FakultasIlmuBudaya

UniversitasMulawarmanEmail:[email protected]

ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang makna tanda pemali dalam masyarakat etnikManggaraiNusaTenggaraTimuryangberdomisilidiKotaSamarinda.Tujuandaripenelitian ini adalah untuk mengetahui pemali apa yang diketahui dandilaksanakan oleh masyarakat etnik Manggarai serta makna tanda yangterkandung dalam setiap pemali yang dilaksanakan oleh masyarakat etnikManggarai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metodedeskriptif dan termasuk dalam penelitian lapangan. Data dalam penelitian iniberupa pemali yang diperoleh dari observasi dengan informan yangmengetahuitentang budaya pemali serta melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari diKota Samarinda. Data dikumpulkan melalui metode wawancara, merekam, danmencatat.Datadianalisisdenganteknikreduksidata,transkipdata,danpenyajiandata.Darihasilpenelitianiniditemukanmaknatandadalamsetiappemalidenganmenggunakan teori semiotikayangdilihatdarimaknadenotatif ataupemaknaantingkat satu, yaitu makna yang sebenarnya sesuai dengan kamus, dan maknakonotatif atau pemaknaan tingkat dua, yaitu berupa bentuk akibat yang akanmenjadi tanda, serta menjadi mitos dalam budaya etnik Manggarai. Dalampenelitianinidapatdikumpulkan48pemaliyangterbagimenjadiduabagianyaitu,yangdiketahuidandilaksanakan.KataKunci:semiotika,denotasi,konotasi,mitos,pemali

ABSTRACT

ThisstudydiscussesthemeaningofthePemalidalammasyarakatetnikManggaraiNusaTenggaraTimuryangberdomisilidiKotaSamarinda.Thepurposeofthisstudyis to find out what pemali are known and implemented by the Manggarai ethniccommunity and themeaningof the sign contained in eachpemali implementedbythe Manggarai ethnic community. This study uses a qualitative approach withdescriptivemethodsandisincludedinfieldresearch.Thedatainthisstudywereintheformofpemaliobtainedfromobservationswithinformantswhoknewaboutthecultureof pemali and implement everyday life in SamarindaCity.Data is collectedthroughinterviews,recordingandrecordingmethods.Datawereanalyzedwithdatareduction techniques, data transcripts, and data presentation. From the results of

Page 2: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

251

this study found themeaning of the sign in eachmultiplier by using the theory ofsemioticswhichisseenfromthedenotativemeaningorlevelofmeaning,namelytheactualmeaninginaccordancewiththedictionary,andconnotativemeaningorleveltwomeaning,namelyintheformoftheeffectthatwillbeasign,andbecomeamythintheManggaraiethnicculture. Inthisstudy48pemalicanbecollectedwhicharedividedintotwopartsnamely,whatisknownandimplemented.Keywords:semiotics,denotation,connotation,myth,pemaliA. PENDAHULUAN

Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa.Sedangkan,kebudayaanadalahhasildaricipta,rasa,dankarsa.Selainitu,budayajuga merupakan suatu konsep yang membangkitkan minat. Dalam kehidupan,manusia melengkapi dirinya dengan kebudayaan, yaitu perangkat pengendalirencana,aturan,resep,daninstruksiyangdigunakanuntukmengaturterwujudnyatingkah lakudan tindakan tertentu (GeertzmelaluiRanjabar, 2014: 154).Dalampengertian ini, kebudayaanberfungsi sebagai alat yangpaling efektif dan efisiendalam menghadapi lingkungan. Salah satu budaya yang masih melekat diIndonesiahinggasaatiniadalahbudayapemali.Pemaliadalahsuatularanganadatmengenaisesuatuyangtidakbolehdilakukanataudikerjakan.Pemalimerupakansalahsatubagiandaribudayamasyarakatyangdiwariskansecaraturun-temurun.

Salah satu etnik yang masih mengetahui adanya pemali adalah etnikManggarai di Nusa Tenggara Timur yang berdomisili di Kota Samarinda. Meskimengetahui, etnik Manggarai tidak begitu percaya adanya pemali. Hal tersebutdisebabkanolehpadazamandahulupemalihadirbersamakepercayaanagamaaslietnikManggarai,yaitudinamismedananimisme.Dinamismeadalahkepercayaanpadakekuatangaib,sedangkananimismeadalahaliranyangmempercayaibahwasetiapbendamemilikiroh.EtnikManggaraiberkeyakinanbahwakebanyakanroh(dewa atau leluhur) hadir pada pohon-pohon besar (langke) (Nggoro, 2013:11).Saat ini masyarakat Manggarai telah menganut agama dan kepercayaan yangdiakuinegara.Olehkarenaitu,pemalimenjadimemudardalametnikManggarai.

Menurut salah satu informan bernama Sius Catur, etnik Manggarai ada diSamarinda sejak tahun 1962. EtnikManggarai datang ke Kota Samarinda untukmencaripengalamanhidup,baikdalamhalmenimbailmumaupunbekerja.Sejaksaat itu, masyarakat etnik Manggarai semakin bertambah dari tahun ke tahun,hingga saat ini (tahun 2019). Meski kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologisemakinpesat,namunhal tersebut tidakmengurangikesadaranetnikManggaraiyangberdomisili diKota Samarinda terhadapnilai budaya yangdiwariskanolehnenekmoyang.

Pada tahun 2011, etnik Manggarai yang berdomisili di Kota SamarindamengadakanacarapelestariankebudayaanetnikManggarai,yaitutaricaci(tarianperang). Dalam pelaksanaan tari caci terdapat aturan yang dianggap pemali,seperti tidak bolehmelakukanhubungan intim sebelumpertunjukan tarian caci.

Page 3: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

252

Menurut kepercayaan etnik Manggarai, apabila pemali tersebut dilanggar, makaakanmenyebabkanpenarisialpadasaatmenaricaci.

Meskipemalidalambeberapakesenianmasihdilaksanakan,namunbanyakpemali dalam kehidupan sehari-hari yang semakin tidak dipercayai. Salah satupemaliyangterdapatdalamkehidupansehari-harietnikManggaraiadalahpemalimenyapudimalamhari.Jikapemalitersebutdilanggar,makaakanmenyebabkanrezekimenjadijauh.

Denganadanyamaknayangkompleksdalambudayapemali,makapenelitianini akan mencoba mengungkapkan maksud dan tujuan pemali melalui sudutpandangilmusemiotikamenurutRolandBarthes.Selanjutnya,penjelasantentangpemaliyangadadalamkehidupanetnikManggaraidapatdijelaskansecarailmiah.Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu mengetahui makna tanda yangterdapat dalam pemali masyarakat etnik Manggarai yang berdomisili di KotaSamarinda.

B. LANDASANTEORI1. Pemali Menurut (Mulkan, 2008) pemali adalah sebuah larangan untukmelakukanataumengucapkansesuatuyangberakibatburukbagidiridanlingkungannya.Jikadilanggar, maka akan berhubungan dengan rezeki, jodoh, keturunan dankeselamatan.MenurutFalaqi(melaluiAnnisa,2019)pemalimerupakansalahsatuekpresi kebudayaan untuk menyampaikan pesan larangan terhadap sesuatu.Danadibrata (melalui Widiastuti, 2015) dalam kamusnya menyebutkan bahwapemalimerupakansuatularanganyangjikadilanggarakanmendatangkancelaka. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemali adalahpantangan; larangan yang berdasarkan dengan adat. Maksudnya, pantanganadalahsegalayangdipantangkanataudilarang,berupaperintahatauaturanyangmelarangsuatuperbuatan.Pantangantersebut tentunyaberawaldaribanyaknyakasusyangterjadikarenamelanggarpantangantersebutmeskisegalasesuatunyaadalahbersandarkanataskehendakyangMahaPencipta.

Dari beberapa definisi pemali di atas, dapat dikatakan bahwa pemali adalahsuatupesanmoralyangdiwariskanolehnenekmoyanguntukteruskitagunakandalam kehidupan sehari-hari yang berguna untuk mengatur prilaku dalamberadaptasidenganalammaupunTuhanyangMahaPencipta.

2. Semiotika SemiotikaberasaldaribahasaYunani:semionyangberarti‘tanda’atausemeyang berarti ‘penafsiran tanda’. Istilah semion ini sebelum berkembang padaawalnyaberakarpadatradisistudiklasikdanskolastikaatasseniretorika,poetikalogika. Istilah semion itu diderivasikan dari istilah kedokteran hipokratik atauasklepiadik dengan perhatian pada simtomatologi dan diagnostik inferensial.

Page 4: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

253

Tandapadamasaitumasihbermaknasesuatuhalyangmenunjukpadaadanyahalyanglain,misalnyaasapadanyaapi(Kaelan,2017:162). MenurutSobur(2013:15)semiotikaadalahsuatuilmuataumetodeanalisisuntukmengkajitanda.Tanda-tandayangdimaksudadalahperangkatyangdipakaidalamupayamencarijalandidunia,ditengah-tengahmanusia,danbersama-samamanusia.CharlesSandersPierce(melaluiVera,2014:2)mendefinisikansemiotikasebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu berhubungan dengannya, yaknicara berfungsi, hubungannya dengan tanda-tanda lain, dan penerimaannya olehmereka yang mempergunakannya. Dari beberapa pengertian tentang semiotikamenurut para ahli di atas,maka dapat dikatakan bahwa semiotika adalah ilmutentangtanda,yangmempelajaridanmenelaah“tanda”.

Hal yang mendasar dari semiotika menyatakan bahwa segala sesuatuadalah tanda.Hingga saat ini banyak teori tentang semiotika yang dikemukakanolehparaahli, salahsatu tokohpentingyangmenjadipengusung teori semiotikaadalah Roland Barthes. Inti dari teori semiotika yang dikemukan oleh RolandBarthesadalahtentangmaknadenotasi,konotasi,danmitos.

Peta2.1PetaRolandBarthes

1.signififier(penanda)

2.signified(petanda)

3.denotativesign(tandadenotatif)4.CONNOTATIVESIGNIFIER(PENANDAKONOTATIF)

5.CONNOTATIVESIGNIFIED(PETANDAKONOTATIF)

6.CONNOTATIVESIGN(TANDAKONOTATIF)Sumber:Sobur(2013:69)

Bardasarkan gambaran Barthes di atas, terlihat bahwa tanda denotatif (3)

terdiri atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaanterdapattandadenotatifjugapenandakonotatif(4).DalamkonsepBarthes,tandadenotatif tidaksekadarmemilikimaknatambahan,namunjugamengandungduabagiantandadenotatifyangmelandasikeberadaannya

Denotasi adalah tingkat tanda yang menjelaskan hubungan penanda danpetandapadarealitassehinggamenghasilkanmaknaekspilisit,langsung,danpasti(Barthes,2017:7).Konotasimerupakantandayangpenandanyamempunyaiketerbukaanmaknaataumakna implisit, tidak lansung, dan tidak pasti, artinya terbuka terhadappenafsiran-penafsiranbaru.

Sedangkan, mitos menurut Barthes adalah cerita yang digunakan suatukebudayaanuntukmenjelaskanataumemahamibeberapaaspekdarirealitasataualam. Mitos merupakan cara berpikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatuuntukmengonseptualisasikan ataumemahami sesuatu. Bila konotasimerupakanpemaknaan tatanan kedua dari penanda, maka mitos merupakan pemaknaan

Page 5: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

254

tatanankeduadaripetanda.Barthesmenegaskanbahwacarakerjamitosadalahuntukmenaturalisasikansejarah(Darmawan,2006:108).3. MasyarakatEtnikManggarai

Menurut Van Bekkum (melalui Muda, dkk, 2017: 36), ‘Manggarai’merupakangabungandariduakatayaitumanggayangberartisauhdanraiyangberarti lari. Menurut Hemo (melalui Muda, dkk, 2017: 36), konon pada waktuperahu Mangga dan Maciyang bersaudara tengah membongkar sauh danmendarat, tiba-tiba pasukanCibalmenyerang,memotong sauh sehingga perahu-perahuituhanyut.PasukanBimapunterperanjatdanberteriak,Mangga-rai(sauhberlari). Sejak peristiwa itulah tanah Manggarai mendapat namanya hinggasekarangini.ManggaraiadalahsebuahdaerahyangterletakdibagianbaratpulauFlores,ProvinsiNusaTenggaraTimur(NTT).Secaraadministratif,Manggaraipadamulanya adalah salah satu kabupaten dari 14 kabupaten yang sekarang ada diProvinsiNusaTenggaraTimur.

C. METODEPENELITIAN

Penelitian inimerupakan sebuahpenelitian lapangandengankorpusdataberupa pemali. Dalam melaksanakan penelitian lapangan, dibutuhkan catatansecaraekstensiyangkemudiandijadikansuatukodedandianalisismenggunakanteori semiotika Roland Barthes. Proses penelitian ini dilakukan secara langsungdengan proses wawancara, merekam, dan mencatat pemali yang diketahui dandilaksanakanolehetnikManggaraiyangberdomisilidiKotaSamarinda.penelitianini adalah pendekatan kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif. Penelitiankualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yangdialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalambentukkata-katadanbahasapadasuatukontekskhususyangalamiahdandenganmemanfaatkanberbagaimetodeilmiah(Meleong,2014:6).

Datadalampenelitianberupatandasemiotikayangterdapatdalamsetiaprumusan pemali yang dilaksanakan oleh etnik Manggarai di Kota Samarinda.Sumber data dalam penelitian ini berupa pemali yang diperoleh dari informanbernama Catur Silverius yang berusia 65 tahun, informan adalah asli etnikManggarai yang berdomisili di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.Pengambilan data awal telah dilakukan sejak bulan Juli 2017. Selanjutnyadilakukan penyempurnaan-penyempurnaan tertentu sesuai dengan kebutuhananalisis data, yang berlangsung selama dua bulan dari bulan Januari- Februari2019. Pengambilan data dilakukan di Kelurahan Sempaja Timur, KecamatanSamarindaUtara,ProvinsiKalimantanTimur.

Dalam Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,yaitu teknikwawancara, rekam,dan catat. Sedangkan teknik analisis datadalampenelitian ini adalah denganmereduksi data, transkrip data, dan penyajian datadenganmenggunakanteorisemiotikamenurutRolandBarthes.

Page 6: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

255

D. HASILDANPEMBAHASAN1. PemaliyangdiketahuidandilaksanakanolehetnikManggaraiNusaTenggaraTimuryangberdomisilidiKotaSamarindaProvinsiKalimantanTimur.a. PemaliyangdiketahuiolehetnikManggarai

PemaliyangdiketahuiolehetnikManggaraipadadasarnyadisebabkankarenamasyarakatManggaraimendengar cerita dari nenekmoyang yangsecara turun temurundiceritakan.Meskipunmengetahui,etnikManggaraikhusus yang berdomisi di Kota Samarinda tidak banyak melaksanakanpemali tersebut dikarenakan kehidupan etnikManggarai berbeda dengankehidupan di tanah Manggarai yang sesungguhnya, salah satunya pemaliyangdiketahuitetapitidakdilaksanakanadalah“pemalimasukrumahadatmemakai baju merah” pemali tersebut tidak dilaksanakan karena etnikManggaraiyangberdomisilidiKotaSamarindatidakmemilikirumahadat.

Berikut adalah tabel rumusan pemali yang diketahui oleh etnik

Manggarai.Tabel4.1Pemaliyangdiketahui

Kode Rumusanpemali

L DIK

PlPemali duduk di depan pintu pada saat hamil, nanti susahmelahirkan.Irenglontobolomaiparaemeremehamil,jagasusahduloas.

P2 Pemali memasukkan buah ke mulut menggunakan pisau, nantisumbing.Irenghangwuapakepiso,jagasumbing.

P3

Pemali makan di depan pintu bagi anak gadis, nanti tidak dapatjodoh.Irenghangbolomaiparabagianakmolas,rantangtoemangadapatjodoh.

P4Pemalitidurpadasaatsenja,nantiditindihhantu.Irengtokomanetana,jagatenelepoti.

P5 Pemalibangunkesiangan,nantirezekimenjauh.Irengto’oetaleso,jagatadangrezeki.

P6Pemalimembukapintupadawaktusenja,nantihantudatang.Irengbukaparaememanetana,jagamaipoti.

P7 Pemalimenjemurpakaianpadamalamhari,nantirezekihilang.Irengparibajulewie,jagamorarezeki.

P8 Pemalimenyapusaatmalamhari,nantirezekimenjauh.Irengsapulewie,jagamorarezeki.

Page 7: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

256

P9

Pemali pulang mengubur jenazah langsung pulang ke rumahmasing-masing,nantikenalsial.Irengemekoleboakatamatalangsungkoleonembaruru,jagahenasial.

P10

Pemali masuk rumah tanpa mencuci tangan setelah pulangmenguburkanjenazah,nantikenasakit.Irengmasukmbarutoecucilimeemekoleboakrapu,jagahenabeti.

P11 Pemalidudukdiatasbantal,nantibisulan.Irenglontobetamaibantal,jagahenawicul.

P12Pemalitertawapadasaatmakan,nantisakit.Irengtawaemeremehang,jagabeti.

P13 Pemalimengasahparangmalamhari,nantiberumurpendek.Irengdalikopelewie,jagaumurwokok.

P14 Pemalimenyisirrambutanakbayi,nantibayisakit.Irengsisirwukdeanakkoe,jagabeti.

P15

Pemali berpindah tempat pada saat sedang makan, nantimendapatkanjodohyangtidakjelas.Ireng pindah tempat eme reme hang, jaga toe manga molordapatjodoh.

P16

Pemalikeluarrumahpadasaatsenjabagiperempuanyangsedangmengandung,nantidikejarhantu.Ireng keluar mbaru mane tana eme reme weki mendo, jagakejarlepoti.

P17 Pemalimenyisakannasipadasaatmakan,nantinasinyamenangis.Irengsisakanhangemeremehang,jagaretanghang.

P18 Pemalimenunjukkuburan,nantitanganmenjadibengkok.Irengtosoboa,jagandekeklime.

P19

Pemali saat di kebun menirukan suara binatang, nanti tidak bisabicara.Irengtirusuaradekakaemeremeonepuar,jagatoebaetombo.

P20 Pemalimakanmenggunakanpenutuppanci,nantimenjadibodoh.Irenghangpaketadulewing,jagabodoh.

Ket:L:LaksanakanDIK:Diketahui

Page 8: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

257

b. Pemaliyangdilaksanakan

PemaliyangbanyakdilaksanakanolehetnikManggaraiadalahberupapemaliyangberkaitandengankesehatan,salahsatunyaadalahirengemekoleboakraputoecucilime,‘laranganmasukrumahtanpamencucitangansetelahpulangmenguburjenazah’.

BerikutadalahtabelrumusanpemaliyangdilaksanakanolehetnikManggaraiyangberdomisilidiKotaSamarinda

Tabel4.2Pemaliyangdilaksanakan

Kode Rumusanpemali

PL1Irenghangwuapakepiso,jagasumbing.pemali memasukkan buah ke mulut menggunakan pisau, nantisumbing.

PL2Irengmasukmbarutoecucilimeemekoleboakrapu,jagahenabeti.Pemali masuk rumah tanpa mencuci tangan setelah pulangmenguburkanjenazah,nantisakit.

PL3 Irenglontobetamaibantal,jagahenawicul.pemalidudukdiatasbantal,nantibisulan.

PL4 irengtawaemeremehang,jagabeti.pemalitertawapadasaatmakan,nantisakit.

PL5 irengsisirwukdeanakkoe,jagabeti.pemalimenyisirrambutanakbayi,nantibayisakit.

PL6Irenglontobolomaiparaemeremehamil,jagasusahduloas.pemali duduk di depan pintu pada saat hamil, nanti susahmelahirkan.

PL7 Irengtokomanetana,jagatenelepoti.pemalitidursaatsenja,nantiditindihhantu.

PL8

irengemekoleboakatamatalangsungkoleonembaruru,jagahenasial.pemalipulangmenguburjenazahlangsungpulangkerumahmasing-masing,nantiterkenasial.

PL9 irengdalikopelewie,jagaumurwokok.pemalimengasahparangmalamhari,nantiumurpendek.

PL10

irengkeluarmbarumane tana eme remewekimendo, jagakejar lepoti.pemali keluar rumahpada saat senja bagi perempuanyang sedangmengandung,nantidikejarhantu.

PL11 irengbukaparaememanetana,jagamaipoti.pemalimembukapintudiwaktusenja,nantihantudatang.

PL12Irengto’oetaleso,jagatadangrezeki.pemalibangunkesiangan,nantirezekimenjauh..

Page 9: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

258

PL13 irengparibajulewie,jagamorarezeki.pemalimenjemurpakaianpadamalamhari,nantirezekihilang

PL14 irengsapulewie,jagamorarezeki.pemalimenyapupadamalamhari,nantirezekimenjauh.

PL15

Irenghangbolomaiparabagianakmolas,rantangtoemangadapatjodoh.pemali makan di depan pintu bagi anak gadis, nanti tidak dapatjodoh.

PL16

ireng pindah tempat eme reme hang, jaga toemangamolor dapatjodoh.pemaliberpindahtempatpadasaatsedangmakan,nantidapatjodohyangtidakjelas.

c. MaknaTandayangTerkandungdalampemaliPadatahapini,analisisdilakukanterhadaptandasemiotikadalamsetiap

rumusan pemali, sesuai dengan teori Barthes yang membahas tentangmaknadenotasi,konotasi,danmitos.Data4

PL4

Irengtawaemeremehang,jagabeti.Pemalitertawapadasaatmakan,nantisakit-sakitan.

Dari rumusan pemali pada data PL 4 di atas, terdapat 3 tanda yaitu

‘tertawa’, ‘makan’, dan ‘sakit’, yang akan dianalisis sesuai dengan peta tandaRolandBarthessebagaiberikut.

Peta1(Aluranalisis)

1. Signifier(Penanda)

2. Signified(Petanda)

Tertawa, makan,sakit.

Tertawa: melahirkanrasa gembira, senang,geli dengan suaraberderai. Makan:memasukan makananke dalam mulut sertamengunyah danmenelannya. Sakit:keadaan tubuh yangtidak nyaman ataupada bagian tubuhtertentu, karenamenderitasesuatu.

3. Sign(tanda)

Page 10: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

259

Tertawa,makan,sakit.4. Signifier(Penanda)

Tertawa,makan,sakit.

5. Signified(petanda)Tertawa adalah ketikaseseorang sedang mengalamisesuatu, baik dalam keadaanbahagia atau karena adasesuatu yang lucu, denganposisi mulut terbuka denganmengeluarkan suara.Sedangkan makan adalahsuatu aktivitas yangdilakukankapan saja, dengan caramenelan atau mengunyahdalam kondisi diam (tidakmengeluarkan suara) danpenuh kosentrasi sehinggamakanan yang ditelan dapatdisalurkan dengan baik dalamtubuh. Ketika makan sambiltertawa,makasecaraotomatismakanan yang dimasukkan kedalam mulut akan keluardengan sendirinya atautersedak.

6. Sign(tanda)

Pemalitertawapadasaatmakan,nantisakit-sakitan.

Dalam analisis di atas, ‘tertawa’, ‘makan’, dan ‘sakit’, menjadi penanda

denotatif pada tingkat satu. Sedangkan petanda denotatifnya ‘tertawa’ adalahmelahirkan rasa gembira, senang, geli dengan suara berderai. ‘Makan’ adalahmemasukkan makanan ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya, dan‘sakit’ adalah keadaan tubuh yang tidak nyaman pada bagian tubuh tertentukarenamenderitasesuatu(KBBIV).

Tanda denotatif dalam pemaknaan tingkat satu sekaligus, akan menjadipenandakontatifdalampemaknaantingkatduauntuktanda,tertawa,danmakan.Sedangkan petanda konotasinya adalah tertawa adalah ketika seseorang sedangmengalami sesuatu, baik karena merasa bahagia atau ada sesautu yang lucu,dengan posisi mulut terbuka dengan mengeluarkan suara. Sedangkan ‘makan’adalah suatu aktivitas yang dilakukan kapan saja, dengan cara menelan ataumengunyahdalamkondisidiam(tidakmengeluarkansuara)danpenuhkosentrasisehinggamakananyangditelandapatdisalurkandenganbaikdalamtubuh.Ketikamakansambiltertawa,makasecaraotomatismakananyangdimasukkankedalam

Page 11: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

260

mulut akan keluar dengan sendirinya atau tersedak. tersedak menyebabkantersumbatnyasaluranpernafasandisekitartenggorokanatausaluranpernafasan,sehinggaaliranudaramenujuparu-parupunmenjaditerhambatdanalirandarahyangmenujuotakdanorgantubuhlainterputus.

Ketikamenelanmakanan atauminuman, langit-langit dan uvula bergeraknaik, kebelakang, dan menyingkir untuk membuat makanan atau minumanmengalir tanpa hambatan. Pada posisi tersebut, langit-langit lunak juga akanmenghambatnya saluran udara, sehingga udara kembali ke luar melalui hidungdanketikasedangtidakmenelansesuatu,langit-langitlunakdanuvulakembalikeposisibiasayangmemungkinkanudaramengalirkeluarmasukdenganbebasdarihidung ketenggorokan. Jadi, jika tertawa saat menelan, maka langit-langit danuvula kembali ke posisi istirahat yang memungkinkan udara keluar, yangkemudiantekanantawaakanmendorongmakananatauminumankeluarmelaluitenggorokankehidungdankeluarmelaluihidung(Darwin,2015).

DarirumusanpemalipadadataPL6diatas,terdapat4tandayaitu‘duduk’,‘pintu’, ‘hamil’, dan ‘susahmelahirkan’, yang akan dianalisis sesuai dengan petatandaRolandBarthessebagaiberikut.

Peta6(Aluranalisis)

1.Signifier(Penanda)1. 2.Signified(Petanda)

Duduk, pintu, hamil,susahmelahirkan.

Duduk: Meletekkandengan bertumpupada pantat. Pintu:tempat untuk masukdan keluar rumah.Hamil: Mengandungjanin dalam rahimkarena sel telurdibuahi olehspermatozoa. Susahmelahirkan: tidakmudah mengeluarkananakdarikandungan.

2. 3.Sign(tanda)Duduk,pintu,hamil,susahmelahirkan.4.Signifier(Penanda)Duduk,pintu,hamil,susahmelahirkan.

4 Signified(petanda)Berhubungan secaradenotatif, pintu adalahtempat untuk keluar masuk,maka duduk di depan pintuberartimenutuptempatataujalan keluar masuk, di satusisi menutup jalan untuk

Page 12: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

261

masuk bagi orang yangmasuk ke rumah ataukeburuntungan lainnya,disisi lain menutupkeluarnyaprosesmelahirkanseorang manusia karenaseorang yangmengandungnya selalumenghalangi jalan keluarnyaoranglain.

5 Sign(tanda)Pemalidudukdidepanpintupadasaathamil,nantiakansusahmelahirkan.

Dalam analisis di atas, ‘duduk’, ‘pintu’, ‘hamil’, dan ‘susah melahirkan’,menjadi penanda denotatif pada tingkat satu. Sedangkan petanda denotatifnya‘duduk’ adalah meletakkan tubuh dengan bertumpu pada pantat, ‘pintu’merupakan tempat untuk masuk dan keluar, ‘hamil’ adalah mengandung janindalam rahim karena sel telur dibuahi oleh spermatozoa, sedangkan ‘susahmelahirkan’adalahtidakmudahmengeluarkananakdarikandungan(KBBIV).

Tanda denotatif dalam pemaknaan tingkat satu, sekaligus akan menjadipenandakonotatifdalamtahappemaknaantingkatduauntuktanda,pintu,duduk’,hamil, dan susah melahirkan. Sedangakan petanda konotasinya adalahberhubungan secara denotatif. Pintu adalah tempat untuk keluar masuk, makadudukdidepanpintuberartimenutuptempatataujalankeluarmasuk,disatusisimenutup jalan untukmasuk bagi orang yang akanmasuk ke dalam rumah ataukeburuntunganlainnya,disisilainmenutupkeluarnyaprosesmelahirkanseorangmanusiakarenaseorangyangmengandungnyaselalumenghalangijalankeluarnyaoranglain.

Selain itu, sering duduk di depan pintu akan menjadi suatu kebiasaansehinggamembuatmalasuntukbergerak.Secaramedis,wanitayangsedanghamildianjurkan untuk lebih banyak beraktivitas atau berolahraga. Jika wanita yangsedang hamil duduk di depan pintumakamenyebabkanwanita tersebutmudahterkenaangin, terpaparanginyangsangatkuatakanmembuat sistemkekebalantubuhdapatmelemah.

Konotasi selanjutnya, susah melahirkan disebabkan wanita yang sedanghamilituseringdudukdidepanpintu,haltersebutdikarenakanpintupadazamandahulu tidak seperti pintu di era modern. Pintu pada waktu itu bersambungdengantanggarumah,karenarumahetnikManggaraipadazamandahuluadalahrumah panggung. Jadi, jika seorang wanita yang sedang hamil duduk di depanpintu,makabisa saja jatuhdari tangga.Hal tersebutdapat berakibat fatal untukjanindalamkandungannya.

Page 13: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

262

E. PENUTUPBerdasarkanhasilpenelitianyangtelahdilakukanmakadapatdisimpulkan

sebagaiberikut.1. Pemali yang diketahui oleh etnik Manggarai Nusa Tenggara Timur yang

berdomisilidiKotaSamarindasebanyak48pemali.2. Sedangkanpemaliyangdilaksanakansebanyak16pemali.3. Dari16pemaliyangdilaksanakanolehetnikManggaraiyangmenetapdikota

Samarindayaitu:(1)pemaliyangberlakubagianakgadissebanyak1pemali,(2)pemaliberlakubagianakkecilsebanyak1pemali,(3)pemaliberlakubagiwanita hamil sebanyak 2 pemali, (4) pemali berlaku bagi semua kalangansebanyak 13 pemali. Selain itu, dari 16 pemali yang dilaksanakan ada 5pemali yang berkaitan dengan kesehatan, 6 pemali berkaitan dengankeselamatan, 3 pemali yang berkaitan dengan rezeki, dan 2 pemali yangberkaitan dengan jodoh. Dari data yang laksanakan diperoleh maknadenotatif,konotatif,danmitosa) Maknadenotatif atau pemaknaan tingkat satu yang terdiri atas penandaberupa tanda dalam setiap rumusan pemali, dan petanda yang berupamaknayangsebenarnyaataumaknasesuaidengankamus.

b) Makna konotatif atau pemaknaan tingkat dua yang terdiri atas penandaberupa tanda karena pada saat bersamaan tanda denotatif atau tingkatsatu, akanmenjadi penanda pada tahap tingkat dua atau konotatif, danpetandayangmempunyaiketerbukaanmaknaataumakna implisit, tidaklangsung,dantidakpasti.

c) Mitos yang dimaknai sebagai suatu konsep atau ide untuk mengaturkehidupanmanusia.

DAFTARPUSTAKAAnnisa,Akhlak.2019.“PemaliDalamMasyarakatEtnikBanjarDiKotaSamarinda:

Suatu Tinjauan Semiotika”. Jurnal Ilmu Budaya Vol 3. No 2. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/1780/pdf. (diakses 2September2019).

Barthes, Roland. 2017. Membedah Mitos-mitos Budaya Massa: Semiotika atauSosiologiTanda,Simbol,danReprsentasi.Yogyakarta:Jalasutra.

Budiman,Kris.1999.KosaSemiotika.Yogyakarta:LkiS.Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual Konsep, Isu, dan Problem Ikonisitas.

Yogyakarta:Jalasutra.Darmawan, Ferry. 2006. “Posmodernisme Kode Visual dalam Iklan Komersial”.

Mediator. Vol 7. No 1. https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/viewFile/1219/779.(diakses15Oktober2018).

Darwin,Monalisa.2015.“Ketikamakansambiltertawa,makananakankeluardarihidung”https://intisari.grid.id/read/0358157/ketika-makan-sambil-tertawa-makanan-akan-keluar-dari-hidung.(diaksestanggal16Mei2019).

Page 14: PEMALI DALAM BUDAYA ETNIK MANGGARAI NUSA TENGGARA …

e-ISSN 2549-7715 | Volume 4 | Nomor 2 | April 2020 | Hal: 250-263

Terakreditasi Sinta 4

263

Istian,I.,Hudiyono,Y.,&Rokhmansyah,A.2017.Bentuk,Fungsi,danNilaiTuturandalamUpacaraAdatBidukBebandungSukuBulungan:KajianFolklor.IlmuBudaya,1(4),265–278.

Kaelan. 2017. Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeunetika. Yogyakarta:Paradigma.

Kemendikbud. 2018. “Kamus Besar Bahasa Indonesia” [Online].kbbi.kemdikbud.go.id/entri/religius(diaksestanggal10Januari2018).

Meleong,Lexy.2007.MetodePeneltianKualitatif.Bandung:RemajaKarya.Mole,M.,Mursalim,M.,&Rokhmansyah,A.2018.AnalisisTuturanTarianBambu

GilaDiMalukuTengahDitinjauDariBentukDanFungsi.IlmuBudaya:JurnalBahasa,Sastra,SenidanBudaya,2(2),196-205.

Muda, Hubertus, dkk. 2017. Penelitian Ritus-Ritus Adat Orang Manggarai.ManggaraiNTT:LembagaNusaBungaMandiri.

Mulkan, Dede. 2008. “Pemali Tradisi Lisan Budaya Leluhur Sunda.”http://kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&dn=20080907190015.(diaksespada2Januari2019).

Nggoro,AdiM.2013.BudayaManggarai.Yogyakarta:NusaIndah.Rokhmansyah, A. 2016. Morfologi Cerita Rakyat Kutai Kartanegara Putri Silu:

Analisis Naratologi Vladimir Propp. Sirok Bastra, 4(1), 79–87. Retrievedfromhttp://sirokbastra.kemdikbud.go.id/index.php/sirokbastra/article/view/77

Sobur,Alex.2013.SemiotikaKomunikasi.Bandung:PTRemajaRosdakarya.Sugiyono.2012.MemahamiPenelitianKualitatif.Bandung.Alfabeta.Vera,Nawiroh.2014.SemiotikaDalamRisetKomunikasi.Bogor:GhaliaIndonesiaWarsito.2015.AntropologiBudaya.Yogyakart:OmbakDua.