pengaruh motivasi terhadap disiplin dan...

14
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 3, No. 1, Juni 2012, 11 - 24 PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN KINERJA PERAWAT BAGIAN ANAK DAN BEDAH (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jogja) Meilia Dwi Anggorowati Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Suhartini Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia ABSTRACT Nurses are an important factor in a hospital. They are expected to have high motivation and high discipline in carrying out their job. In addition, they must provide service and take care of their patients appropriately and quickly, according to the procedure. This study examines more deeply about the effect of motivation (i.e. achievement motivation, affiliation motivation and power motivation) to the employee discipline and the performance. Population and also samples of the study are 30 people. Questionnaires and interviews are used in collecting the data. The process of analyzing data using descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis that includes F test and t test. The results showed that three types of motivation simultaneously have a positive and significant effect on the discipline and performance of the nurses. Furthermore, achievement motivation and affiliation motivation partially have a significant positive effect on the performance, but do not have any significant effect on the discipline. The power motivation does not have a significant positive effect on performance, but have a significant positive effect on the discipline. Lastly, the direct effect (motivation on the performance) is greater than the indirect effect (motivation on the performance through the discipline). Keywords : motivation, discipline, performance PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan perlu mengembangkan pegawainya agar memiliki pegawai yang profesional dan ahli di bidangnya. Pegawai yang mempunyai keahlian dan kemampuan akan bekerja dengan baik dan termotivasi melakukan semua pekerjaannya. Motivasi sangat diperlukan karena dengan motivasi, pegawai akan lebih bersemangat dan bertanggung jawab dalam bekerja sehingga kinerja menjadi lebih baik. Di sisi lain, perusahaan pasti memiliki aturan yang berlaku agar pegawai bekerja dengan disiplin. Disiplin merupakan sikap dan perilaku kepatuhan terhadap peraturan organisasi, prosedur kerja, kode etik, dan norma budaya organisasi lainnya yang harus dipatuhi dalam memproduksi suatu produk dan melayani konsumen organisasi (Wirawan, 2009: 138). Jika pegawai melanggar aturan yang berlaku maka akan dikenakan sanksi atau hukuman. Pegawai yang memiliki disiplin tinggi akan menghindari hukuman atau sanksi yang diberikan dengan menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan benar sehingga kinerja menjadi baik (Handoko, 2001: 211). Rumah Sakit (RS) Jogja merupakan salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan prima dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Oleh sebab itu RS. Jogja harus memiliki perawat yang profesional

Upload: vudien

Post on 15-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 11EFEKTIF Jurnal Bisnis dan EkonomiVol. 3, No. 1, Juni 2012, 11 - 24

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN KINERJA PERAWAT

BAGIAN ANAK DAN BEDAH (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jogja)

Meilia Dwi AnggorowatiAlumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

SuhartiniFakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT Nurses are an important factor in a hospital. They are expected to have high motivation and high discipline in carrying out their job. In addition, they must provide service and take care of their patients appropriately and quickly, according to the procedure. This study examines more deeply about the effect of motivation (i.e. achievement motivation, affiliation motivation and power motivation) to the employee discipline and the performance. Population and also samples of the study are 30 people. Questionnaires and interviews are used in collecting the data. The process of analyzing data using descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis that includes F test and t test. The results showed that three types of motivation simultaneously have a positive and significant effect on the discipline and performance of the nurses. Furthermore, achievement motivation and affiliation motivation partially have a significant positive effect on the performance, but do not have any significant effect on the discipline. The power motivation does not have a significant positive effect on performance, but have a significant positive effect on the discipline. Lastly, the direct effect (motivation on the performance) is greater than the indirect effect (motivation on the performance through the discipline).Keywords : motivation, discipline, performance

PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan perlu mengembangkan pegawainya agar memiliki pegawai yang profesional dan ahli di bidangnya. Pegawai yang mempunyai keahlian dan kemampuan akan bekerja dengan baik dan termotivasi melakukan semua pekerjaannya. Motivasi sangat diperlukan karena dengan motivasi, pegawai akan lebih bersemangat dan bertanggung jawab dalam bekerja sehingga kinerja menjadi lebih baik.

Di sisi lain, perusahaan pasti memiliki aturan yang berlaku agar pegawai bekerja dengan disiplin. Disiplin merupakan sikap

dan perilaku kepatuhan terhadap peraturan organisasi, prosedur kerja, kode etik, dan norma budaya organisasi lainnya yang harus dipatuhi dalam memproduksi suatu produk dan melayani konsumen organisasi (Wirawan, 2009: 138). Jika pegawai melanggar aturan yang berlaku maka akan dikenakan sanksi atau hukuman. Pegawai yang memiliki disiplin tinggi akan menghindari hukuman atau sanksi yang diberikan dengan menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan benar sehingga kinerja menjadi baik (Handoko, 2001: 211).

Rumah Sakit (RS) Jogja merupakan salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan prima dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Oleh sebab itu RS. Jogja harus memiliki perawat yang profesional

Page 2: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201212

dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidangnya. Perawat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas rumah sakit. Perawat diharapkan memiliki motivasi dan disiplin tinggi dalam menjalankan pekerjaannya karena perawat harus memberikan pelayanan dan menangani pasien dengan tepat dan cepat sesuai dengan prosedur (peraturan).

2. Rumusan Masalaha. Adakah pengaruh dari motivasi

berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa, baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perawat bagian anak dan bedah RS. Jogja ?

b. Adakah pengaruh dari motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa, baik secara parsial maupun simultan terhadap disiplin perawat bagian anak dan bedah RS Jogja ?

c. Manakah yang lebih besar antara pengaruh langsung (motivasi terhadap kinerja) dan pengaruh tidak langsung (motivasi terhadap kinerja melalui disiplin) ?

TINJAUAN TEORI1. Motivasi

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2005: 95).

Terdapat dua metode motivasi yaitu: (1) motivasi langsung, yaitu motivasi yang diberikan secara langsung kepada seorang individu untuk memenuhi kebutuhan, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus, dan bintang jasa, dan (2) motivasi tak langsung, yaitu motivasi yang berupa fasilitas pendukung untuk memunculkan semangat kerja sehingga karyawan betah melakukan pekerjaannya, seperti: kursi kerja yang nyaman, peralatan kerja yang baik, ruangan kerja yang terang dan nyaman. Motivasi

tidak langsung besar pengaruhnya untuk merangsang semangat kerja karyawan hingga produktif (Hasibuan, 2006: 149).

David McClelland mengelompokkan kebutuhan manusia yaitu: (Hasibuan, 2006: 162)a. Kebutuhan akan prestasi (Need for

Achievement)Kebutuhan berprestasi akan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas, mengerahkan kemampuan, energi demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Terdapat 6 (enam) karakteristik motivasi untuk berprestasi tinggi, yaitu: (1) memiliki tanggung jawab tinggi, (2) berani mengambil risiko, (3) memiliki tujuan yang realistik, (4) memiliki rencana kerja yang menyeluruh, (5) memanfaatkan umpan balik yang konkrit (6) mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan (Mangkunegara, 2006: 19).

b. Kebutuhan akan afiliasi (Need for Affiliation)Kebutuhan berafiliasi akan merangsang gairah kerja karyawan karena setiap orang memiliki: (1) kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense of belonging), (2) kebutuhan akan perasaan dihormati, (sense of importance), (3) kebutuhan akan perasaan maju (sense of achievement) dan (4) kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation) (Hasibuan, 2006: 162).

c. Kebutuhan akan kekuasaan (Need for Power)Kebutuhan berkuasa akan memotivasi karyawan untuk mengerahkan semua kemampuannya demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik. Dengan adanya persaingan secara sehat maka akan memotivasi karyawan agar giat dalam bekerja.

2. DisiplinSinungan (1997) mendefinisikan disiplin

sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan,

Page 3: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 13

kelompok, atau masyarakat, berupa ketaatan terhadap peraturan atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etika, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu (Mudjiman, 2001: 35).

Tujuan pendisiplinan adalah: (1) untuk mematuhi standar kinerja perusahaan, (2) saling menghormati di antara bawahan dan atasannya (3) meningkatkan kinerja karyawan, (4) meningkatkan moril, semangat kerja, etos kerja (5) meningkatkan kedamaian industrial dan kewargaan organisasi (Mudjiman, 2001: 35)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan adalah: (1) tujuan dan kemampuan, (2) teladan pimpinan, (3) balas jasa, (4) keadilan, (5) pengawasan melekat, (6) sanksi, dan (7) ketegasan, dan (8) hubungan kemanusiaan (Hasibuan, 2006: 194 -198).

3. KinerjaKinerja individu adalah tingkat

pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (Simanjuntak, 2005: 103). Terdapat beberapa faktor dalam penilaian kinerja yaitu: (1) kualitas, yaitu akurasi, ketelitian dan tingkat dapat diterimanya kinerja pekerjaan, (2) produktivitas, yaitu kuantitas dan efisiensi yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu,

(3) pengetahuan mengenai pekerjaan, yaitu keahlian praktis dan informasi yang digunakan di pekerjaan, (4) keterpercayaan, yaitu tingkatan dimana karyawan dapat dipercaya berkaitan dengan penyelesaian pekerjaan dan penindaklanjutannya, (5) ketersediaan, yaitu tingkatan dimana karyawan tepat waktu, mengobservasi penentuan waktu istirahat/jam makan, dan keseluruhan catatan kehadiran, (6) kebebasan, yaitu tingkatan kinerja pekerjaan dengan sedikit atau tanpa supervisi (Dessler, 2008: 329).

4. Pengaruh Motivasi Terhadap KinerjaMotivasi dan kinerja berhubungan antara

satu dengan lainnya. Kinerja merupakan fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi yaitu: (Robbins, 2003: 233)

Kinerja = f (A x M) di mana A= Ability (Kemampuan) M= Motivation (Motivasi)

Penelitian Anorogo dan Suyati menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah disiplin kerja. Karyawan yang memiliki kedisiplinan dalam bekerja akan menghasilkan kinerja yang baik dan sebaliknya (Mudjiman, 2001: 44).

KERANGKA BERFIKIR

6

Kinerja = f (A x M)

di mana A= Ability (Kemampuan) M= Motivation (Motivasi)

Penelitian Anorogo dan Suyati menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan adalah disiplin kerja. Karyawan yang memiliki kedisiplinan dalam

bekerja akan menghasilkan kinerja yang baik dan sebaliknya (Mudjiman, 2001: 44).

KERANGKA BERFIKIR

HIPOTESIS

1. Ada pengaruh signifikan dari motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa,

baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja perawat bagian anak dan bedah

RS. Jogja.

Kinerja (Y)

Motivasi Berprestasi (X1)

Motivasi Berafiliasi (X2)

Motivasi Berkuasa (X3)

Disiplin (Z)

Page 4: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201214

HIPOTESIS a. Ada pengaruh signifikan dari motivasi

berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja perawat bagian anak dan bedah RS. Jogja.

b. Ada pengaruh signifikan dari motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap disiplin perawat bagian anak dan bedah RS. Jogja.

c. Pengaruh langsung (motivasi terhadap kinerja) memiliki pengaruh yang lebih besar daripada pengaruh tidak langsung (motivasi terhadap kinerja melalui disiplin).

METODE PENELITIAN1. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah perawat RS. Jogja yang bertugas di bagian Anak dan Bedah sebanyak 30 (tiga puluh) orang.

2. Data dan Variabel PenelitianJenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner menggunakan skala Likert dengan 4 (empat) skala yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel tergantung dan variabel bebas. Variabel tergantung adalah kinerja. Variabel bebas adalah motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi, dan motivasi berkuasa. Variabel interveningnya adalah disiplin.

Definisi operasional dan indikator variabel penelitian adalah:

a. Motivasi Berprestasi, merupakan dorongan untuk meraih prestasi tertentu, dengan indikator: (1) memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, (2) berani mengambil risiko, (3) memiliki tujuan yang realistik, (4) memiliki rencana kerja yang menyeluruh, (5) memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam

suatu kegiatan yang dilakukan dan (6) mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

b. Motivasi Berafiliasi, merupakan dorongan untuk berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain sehingga diterima di lingkungan kerjanya, dengan indikator: (1) memiliki suatu keinginan yang kuat untuk mendapatkan restu dan ketentraman dari orang lain, (2) menyesuaikan diri dengan keinginan dan norma orang lain yang ada di lingkungannya dan (3) memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap perasaan orang lain.

c. Motivasi Berkuasa, merupakan dorongan untuk dapat mempengaruhi dan mengatur orang lain, dengan indikator: (1) adanya keinginan untuk mempengaruhi orang lain secara langsung, (2) adanya keinginan untuk mengendalikan orang lain dan (2) adanya suatu upaya untuk menjaga hubungan dengan pimpinan.

d. Kinerja, adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu dari kemampuan, usaha, dan kesempatan, dengan indikator: kualitas, produktivitas, pengetahuan mengenai pekerjaan, keterpercayaan dan ketersediaan.

e. Disiplin, adalah tindakan atau perilaku yang berupa ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban, dengan indikator: (1) taat terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan, (2) tepat waktu, (3) patuh terhadap aturan yang berlaku, (4) menggunakan peralatan dengan baik, (5) bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan (5) setia terhadap perusahaan.

3. Uji Instrumen dan Metode AnalisisInstrumen penelitian diuji dengan

melakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa: (1) variabel motivasi berprestasi, dari 12 item yang diuji yang tidak valid sebanyak 2 item, (2) variabel motivasi berafiliasi, dari 16 item yang diuji yang tidak valid sebanyak 5 item, (3) variabel

Page 5: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 15

motivasi berkuasa, dari 10 item yang diuji yang tidak valid sebanyak 6 item, (4) variabel disiplin, dari 24 item yang diuji yang tidak valid sebanyak 12 item, dan (5) variabel kinerja, dari 21 item yang diuji yang tidak valid sebanyak 9 item. Item pernyataan dinyatakan reliabel jika koefisien Alpha-Cronbach lebih besar atau sama dengan 0,6 (Muryanto, 2008: 32). Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki koefisien reliabilitas lebih dari 0,60, sehingga semua item variabel yang diuji dinyatakan reliabel.

Metode analisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan model regresi linier berganda, uji F dan uji t. Analisis dan perhitungan menggunakan program SPSS for Windows versi 16.

HASIL DAN PEMBAHASAN1. Analisis Diskriptif

Interval item pertanyaan diperoleh sebesar 0,75 dengan distribusi sebagai berikut :

Tabel 1. IntervalItem Positif Item Negatif

1-1,75 Sangat Rendah 1-1,75 Sangat Tinggi

1,751 - 2,5 Rendah 1,751 - 2,5 Tinggi

2,51-3,252 Tinggi 2,51-3,252 Rendah

3,253 - 4,003 Sangat Tinggi 3,253 - 4,003 Sangat Rendah

Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2011

a. Variabel Motivasi Berprestasi (X1)Tabel 2 menunjukkan perawat

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Artinya, perawat menjalankan pekerjaannya dengan serius, bertanggung jawab dan mau menerima semua risiko. Motivasi berprestasi tinggi ini harus bisa dipertahankan agar perawat lebih termotivasi dalam meraih prestasi kerja. Semua perawat memiliki motivasi

berprestasi yang sangat tinggi. 60% responden berumur 30-40 tahun. Usia 30-40 tahun ini termasuk pada usia produktif. Pada usia ini perawat akan mencapai masa kedewasaan. Sesuai pendapat Levinson bahwa pada usia 17-45 termasuk pada masa dewasa awal (Monks, 2002: 329). Pada usia ini perawat akan fokus bekerja secara aktif dan memajukan karir sebaik-baiknya.

Tabel 2. Deskripsi Variabel Motivasi Berprestasi (X1)No Pertanyaan Rerata Keterangan1 Saya akan mempertanggungjawabkan hasil kerja saya 3,1 Tinggi2 Tanggung jawab tidak penting bagi saya 3 Rendah3 Saya akan melakukan pekerjaan dengan baik 3,03 Tinggi4 Saya tidak mau mengambil resiko dalam bekerja 2,93 Rendah5 Mencapai prestasi tinggi adalah tujuan saya 3,17 Tinggi6 Saya tidak perlu prestasi tinggi 3 Rendah7 Saya selalu mempunyai rencana kerja 3,03 Tinggi8 Saya tidak punya rencana kerja 3,07 Rendah9 Saran dari teman atau atasan membantu saya 3,13 Tinggi10 Saya tidak perlu saran dari atasan atau teman 3,27 Sangat Rendah11 Saya selalu bersemangat untuk meningkatkan prestasi 3,13 Tinggi12 Saya selalu mengabaikan kesempatan untuk berprestasi 3,03 Rendah

RERATA 3,07 TinggiSumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2011

Page 6: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201216

b. VariabelMotivasiBerafiliasi(X2)Tabel 3 menunjukkan perawat

memiliki motivasi berafiliasi tinggi. Artinya, motivasi bekerjasama yang dimiliki perawat cukup tinggi. Perawat bekerja secara tim menangani pasiennya,

sehingga perawat harus bisa menjalin kerjasama dengan rekan kerjanya. Dengan kerjasama pasien dapat ditangani sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga kesalahan prosedur (mal praktek) tidak pernah terjadi.

Tabel3.DeskripsiVariabelMotivasiBerafiliasi(X2)No Pertanyaan Rerata Keterangan1 Saya membutuhkan kerjasama dari orang lain pada saat bekerja 3,47 Sangat Tinggi2 Saya tidak membutuhkan bantuan dari orang lain pada saat bekerja 3,17 Rendah3 Lingkungan kerja yang nyaman membuat kerja menjadi lancar 3,23 Tinggi4 Saya bisa bekerja dengan baik walaupun lingkungan tidak nyaman 2,6 Rendah5 Saya merasa senang jika dapat berteman dengan atasan atau teman

kerja3,43 Sangat Tinggi

6 Hubungan dengan teman atau atasan tidak begitu penting bagi saya 3,16 Rendah7 Saya selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja saya 3,07 Tinggi8 Saya tidak perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja saya 3,37 Sangat Rendah9 Saya akan menghormati dan menghargai teman yang berbeda budaya

dengan saya3,13 Tinggi

10 Saya tidak perlu menghormati dan menghargai teman kerja yang berbeda budaya dengan saya

3,33 Sangat Rendah

11 Jika ada teman yang mengalami masalah saya akan membantunya 3,03 Tinggi12 Saya tidak mau mencampuri masalah teman kerja saya 2,43 Tinggi13 Saya mau meluangkan waktu jika ada teman yang mau bercerita

mengenai masalahnya3,03 Tinggi

14 Saya tidak punya waktu untuk mendengarkan masalah teman kerja 3,03 Rendah15 Saya selalu menegok teman kerja jika sedang sakit 2,97 Tinggi16 Saya lebih mementingkan pekerjaan daripada menengok teman kerja

yang sakit3 Rendah

RERATA 3,09 TinggiSumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2011

c. Variabel Motivasi akan Kekuasaan (X3)Tabel 4 menunjukkan perawat

memiliki motivasi kekuasaan rendah. Artinya perawat kurang mementingkan kekuasaan. Kemungkinan penyebabnya adalah: (1) adanya persyaratan memiliki

jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari yang dimiliki sekarang (80% diploma 3) dan (2) semakin tinggi jabatan, berarti semakin besar tanggung jawab yang diemban. Padahal, pekerjaannya saat ini sudah dirasakan terlalu berat.

Tabel 4. Deskripsi Variabel Motivasi akan Kekuasaan (X3)

No Pertanyaan Rerata Keterangan1 Saya akan melakukan apapun termasuk mempengaruhi teman kerja

agar mendapatkan posisi di tempat kerja1,93 Rendah

2 Saya tidak perlu mempengaruhi orang lain karena tidak mengharapkan posisi yang lebih baik

2,56 Rendah

3 Dukungan dari orang lain akan mempermudah dalam meraih posisi yang lebih tinggi

2,93 Tinggi

Page 7: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 17

4 Saya bisa meraih posisi yang lebih tinggi tanpa dukungan dari orang lain

2,86 Rendah

5 Saya harus menguasai orang lain untuk mencapai posisi yang lebih tinggi

2,03 Rendah

6 Saya tidak perlu menguasai orang lain 2,46 Tinggi7 Untuk mencapai posisi tinggi saya akan melakukan berbagai cara 1,63 Sangat Rendah8 Saya tidak mau membuang waktu agar orang ada di pihak saya 2,23 Tinggi9 Berhubungan baik dengan atasan akan mempermudah mencapai posisi

tinggi2,7 Tinggi

10 Saya tidak perlu berhubungan dengan atasan untuk mencapai posisi tinggi

2,9 Rendah

11 Saya merasa senang jika dapat menunjukkan kemampuan di depan atasan

2,6 Tinggi

12 Saya yakin atasan akan tahu kemampuan saya tanpa harus menunjukkannya

1,97 Tinggi

13 Saya harus mengambil hati atasan agar mendapat posisi yang lebih baik 2,03 Rendah14 Untuk dapat posisi yang lebih baik saya tidak perlu mengambil hati

atasan2,13 Tinggi

RERATA 2,35 RendahSumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2011

d. Variabel DisiplinTabel 5 menunjukkan perawat

memiliki disiplin tinggi. Artinya perawat cenderung mematuhi aturan yang berlaku di rumah sakit. Disiplin bagi perawat sangat penting karena perawat diwajibkan selalu mematuhi aturan. Perawat diharuskan cekatan atau cepat

dalam melayani pasien. Hasil ini sesuai dengan hasil survei yang dilakukan RS. Jogja bahwa etika pelayanan di rawat inap (Anggrek dan Bougenville) masuk kategori memuaskan. Hasil survei pada tahun 2008-2009 mengalami peningkatan yang memuaskan yaitu sebesar 0,82 (Hartana dkk, 2009: 50).

Tabel 5. Deskripsi Variabel Disiplin (Z)No Pertanyaan Rerata Keterangan1 Datang ke kantor tepat waktu adalah keharusan bagi saya 3,3 Sangat Tinggi2 Saya tidak perlu datang tepat waktu, yang penting saya masuk kerja 3,2 Rendah3 Saya tidak pernah terlambat absen 2,7 Tinggi4 Absen bukanlah hal yang penting bagi saya 2,9 Rendah5 Saya selalu menggunakan jam istirahat dengan tepat waktu 2,93 Tinggi6 Melebihkan jam waktu istirahat adalah hal yang biasa bagi saya 3,17 Rendah7 Melayani pasien dengan cepat adalah hal yang harus saya lakukan 3,3 Tinggi8 Saya biasa menunda-nunda melayani pasien yang membutuhkan

bantuan saya3,23 Rendah

9 Saya selalu menggunakan seragam pada saat bekerja 3,27 Tinggi10 Mengenakan seragam tidak begitu penting bagi saya 3,27 Sangat Rendah11 Mengenakan seragam dengan rapi merupakan ciri khas saya 3 Tinggi12 Saya tidak perlu mementingkan kerapian dalam mengenakan seragam 3,3 Sangat Rendah13 Saya selalu membuat izin jika berhalangan masuk kerja (karena sakit

atau keperluan pribadi)3,23 Tinggi

14 Saya tidak perlu membuat surat izin jika berhalangan masuk kerja 3,2 Rendah15 Saya selalu memakai kartu pengenal atau identitas pada saat bekerja 2,87 Tinggi16 Pada saat bekerja saya jarang memakai kartu pengenal atau identitas 2,87 Rendah

Page 8: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201218

17 Saya selalu menggunakan peralatan rumah sakit sesuai dengan prosedur 3,27 Sangat Tinggi18 Saya asal-asalan dalam menggunakan peralatan rumah sakit 3 Rendah19 Jika sudah selesai menggunakan peralatan rumah sakit (komputer) saya

selalu mematikannya2,8 Tinggi

20 Saya akan membiarkan komputer tetap menyala karena mematikan komputer bukan tugas saya

2,9 Rendah

21 Meninggalkan pekerjaan tanpa izin tidak pernah saya lakukan 2,7 Tinggi22 Saya akan langsung meninggalkan pekerjaan saya jika ada keperluan

pribadi3 Rendah

23 Saya tidak pernah menggunakan alasan sakit untuk tidak masuk kerja jika saya malas bekerja

2,27 Rendah

24 Jika saya malas bekerja alasan sakit selalu saya gunakan untuk tidak masuk kerja

3,27 Sangat Rendah

25 Saya selalu melayani pasien sesuai dengan prosedur yang berlaku 3,06 Tinggi26 Dalam melayani pasien saya akan berbelit-belit atau bertele-tele 3 Rendah27 Kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi saya 3,33 Sangat Tinggi28 Saya dapat menutupi kesalahan saya dengan berbohong 3 Rendah29 Bagi wanita: Saya tidak pernah tidur pada saat jam kerja

Bagi laki-laki: Merokok pada saat jam kerja tidak pernah saya lakukan2,47 Rendah

30 Bagi wanita: Jika tidak ada pekerjaan, saya selalu tidurBagi laki-laki: Saya selalu mencuri-curi waktu untuk merokok pada saat jam kerja

2,87 Rendah

31 Saya selalu melaksanakan tugas dengan baik tanpa melihat pegawai yang lain

3,1 Tinggi

32 Saya akan ikut-ikutan jika teman saya malas-malasan dalam bekerja 2,97 Rendah33 Saya selalu bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang saya lakukan 3,07 Tinggi34 Jika ada kesalahan dalam bekerja, saya selalu menyalahkan orang lain 3,2 Rendah35 Lingkungan kerja saya sangat nyaman sehingga saya merasa betah dan

tidak mau pindah kerja2,83 Tinggi

36 Pekerjaan saya penuh dengan tekanan sehingga saya ingin pindah tempat kerja

2,87 Rendah

RERATA 3,02 TinggiSumber : Data Primer yang Diolah Tahun 2011

e. Variabel KinerjaTabel 6 menunjukkan perawat

bagian anak dan bedah RS. Jogja memiliki kinerja tinggi. Perawat dengan kinerja tinggi akan melayani pasien dengan cepat dan mampu merespon aspirasi pelayanan dari masyarakat. Hasil penelitian ini didukung survei yang dilakukan RS Jogja pada tahun 2009, yang menunjukkan bahwa pasien merasa puas dengan kinerja perawat karena pasien tidak perlu menunggu lama untuk dapat

dilayani. Kepuasan pasien meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 0,58 (Hartana dkk, 2009: 50). Selain itu, dari survei tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2009 pasien merasa puas dengan kemampuan perawat dalam merespon keluhan atau pelayanan. Hasil ini meningkat dibandingkan pada tahun 2008 sebesar 0,80 (Hartana dkk, 2009: 52). Hal ini berarti kinerja perawat cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Page 9: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 19

Tabel 6. Deskripsi Variabel Kinerja

No Pertanyaan Rerata Keterangan1 Saya selalu tepat waktu dalam menyelesaikan semua pekerjaan saya 2,83 Tinggi2 Saya menyelesaikan pekerjaan walaupun tidak tepat waktu 2,33 Tinggi3 Ketelitian merupakan hal yang harus saya lakukan dalam bekerja 3,4 Sangat Tinggi4 Saya tipe orang yang bekerja cepat dan tidak perlu teliti dalam bekerja 3 Rendah5 Saya selalu menerima semua pekerjaan dengan baik 2,8 Tinggi6 Saya tidak akan mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan

keinginan saya2,97 Rendah

7 Saya merasa mampu mengerjakan pekerjaan tambahan yang diberikan kepada saya

2,93 Tinggi

8 Saya tidak sanggup mengerjakan pekerjaan tambahan yang diberikan oleh saya

2,87 Rendah

9 Hasil tugas lembur yang diberikan kepada saya selalu memuaskan atasan

2,77 Tinggi

10 Saya tidak perduli hasil tugas lembur saya memuaskan atau tidak, yang penting saya bisa pulang lebih cepat

3,2 Rendah

11 Jika atasan memberikan tugas yang mendesak, saya selalu siap melaksanakannya

3,03 Tinggi

12 Saya akan membuat berbagai alasan agar atasan tidak memberikan tugas mendesak kepada saya

3,03 Rendah

13 Saya memiliki keahlian sesuai dengan pekerjaan saya 3,06 Tinggi14 Saya tidak peduli keahlian saya sesuai atau tidak dengan pekerjaan

saya3,27 Sangat Rendah

15 Saya selalu bertanya pada teman kerja jika saya tidak tahu mengenai pekerjaan yang sedang saya kerjakan

3,13 Tinggi

16 Saya selalu bekerja sendiri dan tidak perlu bertanya dengan teman kerja. 3 Rendah17 Pengalaman kerja akan membuat saya lebih ahli dan terampil dalam

pekerjaan saya3,37 Sangat Tinggi

18 Saya tidak perlu pengalaman dalam bekerja 3,3 Sangat Rendah19 Saya selalu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sehingga atasan

selalu percaya pada saya3,03 Tinggi

20 Atasan kurang puas dengan hasil tugas saya sehingga atasan kurang percaya kepada saya

2,97 Rendah

21 Instruksi dari atasan selalu saya dengar dan laksanakan dengan baik 3,03 Tinggi22 Saya suka mengabaikan instruksi dari atasan 3,3 Sangat Rendah23 Dalam mengerjakan tugas dari atasan saya selalu serius 3,27 Sangat Tinggi24 Saya selalu santai mengerjakan tugas dari atasan 2,87 Rendah25 Saya selalu tepat waktu dalam hal masuk kerja dan menyelesaikan tugas 2,97 Tinggi26 Saya sering terlambat pada saat masuk kerja dan menyelesaikan tugas 3,2 Rendah27 Saya tidak pernah melebihkan jam makan siang untuk keperluan pribadi 2,83 Tinggi28 Saya biasa menggunakan jam makan siang untuk keperluan pribadi 2,96 Rendah29 Saya hanya absen kerja jika sakit dan keperluan pribadi yang sangat

penting3,2 Tinggi

30 Saya akan menggunakan berbagai alasan agar tidak masuk kerja 3,33 Sangat RendahRERATA 3,04 Tinggi

Sumber : Data Primer Yang Diolah Tahun 2011

Page 10: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201220

f. Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesis

Hasil analisis regresi pengaruh motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa terhadap kinerja perawat bagian anak dan bedah RS Jogja terlihat sebagai berikut : Y = -3,819 + 0,421 X1 + 0,400 X2 + 0,111 X3

Dari model tersebut: (1) Variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan nilai p = 0,028, (2) Variabel motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan nilai p = 0,038 dan (3) Variabel motivasi berkuasa berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja dengan nilai p = 0,411.

Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap disiplin dan kinerja secara bersama-sama. Hasil uji F menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap disiplin dan kinerja.

Pengaruh motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa terhadap disiplin perawat bagian anak dan bedah RS Jogja ditunjukkan dengan model regresi sebagai berikut : Y = -1,009 + 0,241 X1 + 0,356 X2 + 0,374 X3

16

f. Analisis Statistik dan Pengujian Hipotesis

Hasil analisis regresi pengaruh motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi

berkuasa terhadap kinerja perawat bagian anak dan bedah RS Jogja terlihat sebagai berikut :

Y = -3,819 + 0,421 X1 + 0,400 X2 + 0,111 X3

Dari model tersebut: (1) Variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja dengan nilai p = 0,028, (2) Variabel motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja dengan nilai p = 0,038 dan (3) Variabel motivasi berkuasa

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja dengan nilai p = 0,411.

Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap disiplin dan kinerja

secara bersama-sama. Hasil uji F menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,000. Hal ini

menunjukkan motivasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap disiplin dan

kinerja.

Motivasi Berprestasi (X1)

Motivasi Berafiliasi (X2)

Motivasi Berkuasa (X3)

Disiplin (Z)

Kinerja (Y)

0,51 0,59

0,421

0,801

0,111 0,374

0,241

0,356

0,475

0,400

Sedangkan secara parsial: (1) Variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap disiplin dengan nilai p = 0,250, (2) Variabel motivasi berafiliasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap disiplin dengan nilai p = 0,097 dan (3) Variabel motivasi berkuasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin dengan nilai p = 0,019.

Pengaruh langsung motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa terhadap kinerja sebesar 0,59, lebih kuat dari pengaruh tidak langsung motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa terhadap kinerja melalui disiplin yaitu sebesar 0,51.

DISKUSI MANAJERIALMotivasi berprestasi, motivasi berafiliasi

dan motivasi berkuasa secara bersama-sama mempengaruhi kinerja sebesar 59% sedangkan 41% dipengaruhi variabel lain, antara lain stres kerja. Perawat memiliki jam kerja tidak tetap dan harus selalu siaga. Jam kerja yang tidak teratur ini membuat perawat merasa terbebani karena perawat merasa tidak bisa libur/refreshing. Di sisi lain, perawat dituntut melayani pasien dengan tepat, ramah, dan sabar. Kondisi ini dapat meningkatkan ketegangan dan menimbulkan emosi, sehingga akan mempengaruhi kinerjanya.

0,59

Page 11: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 21

sering absen (Handoko, 2001: 197). Perawat yang puas dengan pekerjaannya cenderung disiplin, sedangkan perawat yang kurang puas dengan pekerjaannya akan melakukan tindakan indisipliner seperti terlambat dan absen. Motivasi berkuasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin. Orang yang memiliki kekuasaan tinggi akan memiliki keinginan: (1) mempengaruhi langsung pada orang lain, (2) melakukan pengendalian pada orang lain, dan (3) menjaga hubungan dengan pimpinan (Gitosudarmo dan Sudita, 2009: 39). Jika perawat disiplin dalam bekerja, atasan cenderung senang berhubungan dan percaya dengannya. Perawat yang memiliki motivasi berkuasa tinggi akan memanfaatkan situasi ini untuk lebih dekat dengan atasan. Hubungan dekat dengan atasan ini akan mempermudah perawat jika suatu saat ada kesempatan jabatan yang lebih tinggi lagi.

Pengaruh langsung motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa terhadap kinerja sebesar 0,59, lebih kuat dari pengaruh tidak langsung motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa terhadap kinerja melalui disiplin yaitu sebesar 0,51. Selain itu, motivasi berprestasi dan berafiliasi berpengaruh positif & signifikan terhadap kinerja, tetapi tidak signifikan terhadap disiplin. Sedangkan motivasi berkuasa berpengaruh positif signifikan terhadap disiplin, tetapi tidak signifikan terhadap kinerja. Hal ini menunjukkan perawat lebih berorientasi pada terselesaikannya tugas/kewajiban dibandingkan dengan orientasi mentaati peraturan. Contoh: terlambat datang tetapi tetap menyelesaikan tugas, cepat pulang tetapi tugas diselesaikan lebih dulu, absen tetapi mencarikan penggantinya. Disiplin dapat meningkatkan kinerja karyawan (Wirawan, 2009: 138). Peningkatan disiplin dapat dilakukan dengan memasang aturan-aturan dengan gambar yang menarik sehingga perawat tak bosan ketika membacanya, membuat program disiplin secara terencana bagi perawat yang kinerjanya menurun melalui konseling, mengevaluasi disiplin perawat secara periodik dan memberikan bonus bagi perawat dengan disiplin tinggi. Hal ini disebut motivasi langsung yaitu motivasi yang diberikan secara langsung pada individu yang

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan terdorong untuk menetapkan tujuan yang penuh dengan tantangan, bekerja keras untuk merealisasikan tujuan tersebut, serta mengaplikasikan ketrampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mencapainya (Siswanto, 2007: 130). Perawat yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mengeluarkan segala kemampuannya agar dapat berprestasi, senang dalam melayani pasien dan mempertanggung-jawabkan semua hasil kerjanya, dengan perilaku yang sesuai dengan motto RS Jogja.

Motivasi berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini sesuai pendapat Mc Clelland bahwa seseorang dalam bekerja membutuhkan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia bekerja (sense of belonging) dan perasaan ikut serta dalam melaksanakan pekerjaan (sense of participation) (Hasibuan, 2006: 162). Motivasi berafiliasi dapat ditingkatkan melalui rotasi pekerjaan dan outbond.

Variabel motivasi berkuasa berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja. Menurut McClelland, setiap orang ingin berpengaruh terhadap orang lain (Gitosudarmo dan Sudita, 2000: 39). Hasil penelitian menunjukkan perawat: (1) kurang tertarik mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, (2) tidak memiliki minat untuk mempengaruhi orang lain karena bekerja berdasarkan tim. Jika ada satu perawat yang mencoba mempengaruhi atau menguasai maka tim tersebut tidak akan kompak lagi. Apalagi jumlah perawat tiap bagian hanya sedikit jadi mereka lebih kompak. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ciptono (2003) bahwa motivasi berkuasa secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pekerja BRI unit kantor cabang Sleman. Pegawai bank cenderung memiliki motivasi kekuasaan lebih tinggi. Pegawai bank akan cepat naik jabatan jika ia menunjukkan kinerja yang baik.

Motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa secara bersama-sama mempengaruhi disiplin sebesar 47,5% sedangkan 52,5% dipengaruhi variabel lain, seperti kepuasaan kerja. Karyawan yang kurang mendapat kepuasaan kerja cenderung

Page 12: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201222

berupa penghargaan dan bonus (Hasibuan, 2006: 149).

Peningkatan kinerja perawat dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan berbasis metode kasus, dengan mengambil kasus yang dialami perawat selama mereka bertugas. Dalam metode ini individu diminta untuk mengidentifikasi masalah, menganalisa situasi, dan merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternatif (Handoko, 2001: 113). Metode ini sangat cocok bagi perawat karena akan mengembangkan ketrampilan perawat dalam pengambilan keputusan, sesuai deskripsi pekerjaan perawat yaitu perawat diharuskan mengambil keputusan dengan cepat jika ada situasi mendesak, misalkan pasien yang mengalami masalah medis. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap pekerjaan orang lain dan meningkatkan kerjasama sebagai satu tim, dapat dilakukan pelatihan berbasis role playing. Perawat diminta untuk berganti peran yang tidak selalu sesuai dengan pekerjaannya misal: menjadi dokter, mahasiswa kos maupun perawat anastesi. Dengan pergantian peran perawat akan mengetahui peran dari masing-masing pekerjaan sehingga perawat dapat lebih menghargai perbedaan individu dan pekerjaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN1. Simpulan

a. Motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat Bagian Anak dan Bedah, dengan R2 yaitu 0,590.

b. Secara parsial, motivasi berprestasi dan berafiliasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat perawat Bagian Anak dan Bedah. Sedangkan motivasi berkuasa berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja perawat Bagian Anak dan Bedah.

c. Motivasi berprestasi, motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap disiplin perawat

Bagian Anak dan Bedah, dengan R2 yaitu 0,475.

d. Secara parsial motivasi berprestasi dan berafiliasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap disiplin perawat Bagian Anak dan Bedah. Sedangkan motivasi berkuasa berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin perawat Bagian Anak dan Bedah.

e. Pengaruh langsung (motivasi terhadap kinerja) lebih kuat dibandingkan pengaruh tidak langsung (motivasi terhadap kinerja melalui disiplin).

2. SaranRS Jogja hendaknya mengadakan

(1) rotasi pekerjaan dan pelatihan dengan metode kasus dan role playing untuk meningkatkan motivasi berafiliasi, (2) membuka peluang promosi jabatan untuk lebih memuaskan kebutuhan kekuasaan perawat, (3) memberikan reward bagi perawat yang memiliki disiplin tinggi.

3. Keterbatasan Penelitiana. Penelitian ini hanya meneliti

variabel motivasi dan disiplin yang mempengaruhi kinerja.

b. Penelitian ini hanya meneliti di bagian anak dan bedah saja.

DAFTAR PUSTAKACiptono, Agus, 2003, Pengaruh Motif

Berprestasi, Motif Berafiliasi dan Motif Kekuasaan Terhadap Kinerja Pekerja Pada Kantor BRI Cabang Sleman, Tesis, Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta: Magister Manajemen UII,.

Dessler, Gary, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Jakarta: Indeks.

Gitosudarmo dan Sudita, 2000, Perilaku Keorganisasian, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia dan Sumberdaya

Page 13: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

Meilia Dwi Anggorowati dan SuhartiniJuni 2012 23

Manusia, Edisi 2, Yogyakarta: BPFE.

Hartana, dkk, 2009, Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta,Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu, 2005, Organisasi dan Motivasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan S.P Malayu, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mangkunegara, 2006, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung: Refika Aditama.

Mudjiman, 2001, Hubungan Motivasi dan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai Kantor Departemen Tenaga Kerja Pati, Tesis, Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta: Magister Manajemen UII,.

Muryanto, 2008, Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Administratif Universitas Lancang Kuning Pekanbaru Riau, Tesis, Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta: Magister Manajemen UII,.

Monks, 2002, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Robbins, P. Stephen, 2003, Perilaku Organisasi, Jilid 1, Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Simanjuntak, J. Payaman, 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Siswanto, 2007, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara.

Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia (Teori, Aplikasi dan Penelitian), Jakarta: Salemba Empat.

Page 14: PENGARUH MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN DAN …jurnalefektif.janabadra.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/Efektif... · Juni 2012 Meilia Dwi Anggorowati dan Suhartini 11 EFEKTIF Jurnal

EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi Juni 201224