pengaruh model pembelajaran -...

31
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCRETE-PICTORIAL-ABSTRACT (C-P-A) DENGAN STRATEGI KLASIFIKASI PENGETAHUAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SARI JUNIATUN NIKMAH NIM. 11140170000010 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: tranliem

Post on 27-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

CONCRETE-PICTORIAL-ABSTRACT (C-P-A) DENGAN STRATEGI

KLASIFIKASI PENGETAHUAN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

REFLEKTIF MATEMATIS

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

SARI JUNIATUN NIKMAH

NIM. 11140170000010

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

ABSTRAK

SARI JUNIATUN NIKMAH (11140170000010). “Pengaruh Model

Pembelajaran Concrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan Strategi Klasifikasi

Pengetahuan terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis”. Skripsi

Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, September 2018.

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan

tahun ajaran 2018/2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh model pembelajaran Concrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan

strategi klasifikasi pengetahuan terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis.

Indikator kemampuan berpikir reflektif matematis yang diukur dalam penelitian

ini adalah mendeskripsikan situasi atau masalah, mengidentifikasi situasi atau

masalah, menginterpretasi, mengevaluasi, memprediksi cara penyelesaian, dan

membuat kesimpulan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen

dengan desain penelitian Randomize Control Group Post Test Only Design.

Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dengan

mengambil dua dari sembilan kelas, yaitu kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen

dan kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data yang digunakan

adalah ANAVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) terdapat

pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis

siswa secara keseluruhan, 2) terdapat pengaruh pengetahuan awal matematika

siswa terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis siswa secara keseluruhan,

3) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan pengetahuan awal

matematika siswa terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis.

Kata kunci: Concrete-Pictorial-Abstract, Berpikir Reflektif Matematis, Quasi

Eksperimen.

i

ABSTRACT

SARI JUNIATUN NIKMAH (11140170000010). “The Influence of Concrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) learning Model with Knowledge-Based Classification Strategies for Mathematical Reflective Thinking Skills”. The Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, September 2018.

This research was conducted at one of SMP Negeri in South Tangerang academic year 2018/2019. The purpose of this research is to analyze the effect of Conrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) learning model with knowledge classication strategy toward mathematical revlective thinking ability. The indicators of mathematical reflective thinking ability measuring in this research are describing the situation or problem, identifying the situation or problem, interpreting, evaluating, predicting the solution, and making conclusions. The research method used is quasi experiment with research design Randomize Control Group Post Test Only Design. Sampling using cluster random sampling technique by taking two of the nine class. The data analysis technique used is two-way ANAVA. The result of research shows that: 1) there was effect of learning model toward mathematical reflective thinking ability in general, 2) there was effect of student’s prior knowledge mathematical toward mathematical reflective thinking ability in general, 3) there was interactional effect between learning model and student’s prior knowledge mathematical toward mathematical reflective thinking ability. Keywords: Concrete-Pictorial-Absract, Mathematical Reflective Thinking, Quasi Experiments.

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan kesehatan, kenikmatan dan kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta

salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,

sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa terdapat berbagai

kendala yang dialami, namun dengan kerja keras, doa, bantuan dan semangat dari

berbagai pihak semua kendala dapat teratasi. Oleh karena itu, ucapan terimakasih

penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I, serta Ibu Dedek Kustiawati, M.Pd.,

sebagai Dosen Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan semangat selama penulis

mengerjakan skripsi ini.

4. Bapak Firdausi, S.Si, M.Pd., selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta nasihat kepada penulis beserta teman-

teman dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Teristimewa untuk keluarga tercinta, Ayahanda Ibnu Masngudin dan Ibunda

Tursinah yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, dan mendoakan

serta memberi dukungan untuk penulis selama ini. Tak lupa adik kecil Fajar

Alim Ramadhan yang mampu menjadi penyemangat bagi penulis.

iii

iv

7. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keleluasaan dalam

peminjaman buku-buku yang dibutuhkan.

8. Bapak H. Maryono, SE, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

9. Ibu Sumarsih, M.Pd., selaku guru matematika kelas VIII SMP Negeri 3

Tangerang Selatan, seluruh dewan guru dan staff SMP Negeri 3 Tangerang

Selatan serta siswa-siswi SMP Negeri 3 Tangerang Selatan khususnya kelas

VIII-1 dan VIII-2 yang telah memmbantu penulis melaksanakan penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2014

khususnya kelas A yang telah memberikan semangat, dukungan, bantuan, dan

doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,

semangat, masukan dan doa yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima

sebagai amal baik. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis meminta kritik serta saran yang membangun

dari berbagai pihak demi perbaikan penulis di masa yang akan datang. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

pada umumnya.

Jakarta, September 2018

Penulis,

Sari Juniatun Nikmah

DAFTAR ISI

ABSTRAK …………………………………………………………………… i

ABSTRACT ……………………………………………………………….…. ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..… iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………......…….. v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………...…. vii

DAFTAR GAMBAR ……………………….........................................…. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………......…. xi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….. 8

C. Pembatasan Masalah …………………………………………………. 8

D. Perumusan Masalah ………………………………………………….. 8

E. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 9

F. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………….................….. 10

A. Deskripsi Konseptual …………………………………………….….. 10

1. Kemampuan Berpikir Reflektif ……………………………...….. 10

2. Pengetahuan Awal Matematika (PAM) ……………….………... 14

3. Model Pembelajaran Concrete-Pictorial-Abstract (C-P-A)

dengan Strategi Klasifikasi Pengetahuan ……………………….. 15

4. Model Pembelajaran Konvensional ……………………........….. 22

B. Kajian Hasil Penelitian Relevan ………………………...………….... 24

C. Kerangka Berpikir ………………………………...………………….. 25

D. Hipotesis Penelitian ………………………………...………………... 28

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………..….. 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………..………..... 29

B. Desain Penelitian ……………………………………………...…..….. 29

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………...….. 30

D. Variabel Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data …………………. 31

E. Instrumen Prasyarat Penelitian …………………………….……..….. 31

v

vi

F. Instrumen Penelitian ………………………………………….……… 31

1. Uji Validitas ………………………………….…..…………...….. 33

2. Taraf Kesukaran ……………………………………………...….. 36

3. Daya Pembeda ………………………………………………..….. 37

4. Uji Reliabilitas ……………………………..…………………….. 38

G. Teknik Analisis Data ……………………………..………………….. 40

1. Uji Normalitas ………………………………………………..….. 41

2. Uji Homogenitas ……………………………………………..….. 42

3. Uji Hipotesis ………………………………………………....….. 43

4. Menentukan Ukuran Pengaruh (Effect Size) …………………..… 44

H. Hipotesis Statistik ………………………………………………...….. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………...…….. 46

A. Deskripsi Data ………………………………………………...……... 46

1. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ……………...…….... 47

2. Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Per Indikator …….… 49

3. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ….… 51

4. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis …. 59

B. Analisis Data ……………………………………………………...….. 68

1. Pengujian Analisis Prasyarat …………………...………………... 69

a. Uji Normalitas ………………………………...…………….. 69

b. Uji Homogenitas ………………………………………..…... 70

2. Pengujian Hipotesis ………………………………...…………..... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………….........….. 72

D. Keterbatasan Penelitian ………………………………...…………….. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………..……..….. 79

A. Kesimpulan ………………………………………………….………... 79

B. Saran ………………………………………………………….......….. 80

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…...….. 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................. 29

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Reflektif

Matematis ............................................................................ 32

Tabel 3.3 Hasil Rekapitulasi Penilaian Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Reflektif Matematis dengan Metode CVR .................. 34

Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Reflektif Matematis ................................................. 35

Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran ................................. 36

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis …………………….. 37

Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ……………………….... 38

Tabel 3.8 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis …………………….. 38

Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen …………….. 39

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Reflektif Matematis …………………………………... 40

Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes

Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis …………………….. 40

Tabel 3.12 Kriteria Pengelompokan PAM …………………………….……. 41

Tabel 3.13 Struktur Data ………………………………………………….… 43

Tabel 3.14 Klasifikasi Interpretasi Standar Cohen …………………………. 44

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Penelitian ……………………………... 47

Tabel 4.2 Perbandingan KBRM Kelas C-P-A Klasifikasi Pengetahuan

dan Kelas Konvensional Berdasarkan Indikator……………... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Kelompok PAM …………… 69

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas C-P-A Klasifikasi Pengetahuan

dan Kelas Konvensional ………………………………………... 69

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Berdasarkan Kelompok PAM ………… 70

vii

viii

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelas C-P-A Klasifikasi Pengetahuan

dan Kelas Konvensional ………………………………………... 70

Tabel 4.7 Hasil Uji ANAVA Dua Jalur …………………………………… 71

Tabel 4.8 Perbandingan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Refektif

Matematis Berdasarkan PAM Siswa Pada Kedua Model

Pembelajaran …………………………………………………… 74

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ………………………………….……… 28

Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Skor KBRM …………………. 50

Gambar 4.2 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada kegiatan

Concrete-Compare ………………………………………… 54

Gambar 4.3 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada kegiatan

Concrete-Analyze …………………………………………... 55

Gambar 4.4 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada kegiatan

Pictorial-Synthesize ………………………………………... 56

Gambar 4.5 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada kegiatan

Abstract-Reflect ……………………………………………. 58

Gambar 4.6 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada kegiatan

Abstract-Make Justification ………………………………... 59

Gambar 4.7 Contoh Soal Indikator Mendeskripsikan Situasi

atau Masalah Matematik …………………………………… 59

Gambar 4.8 Contoh Jawaban Posttest No. 1 Indikator

Mendeskripsikan Situasi atau Masalah Matematik ……….. 60

Gambar 4.9 Contoh Soal Indikator Mengidentifikasi Situasi

atau Masalah Matematik …………………………………… 61

Gambar 4.10 Contoh Jawaban Posttest No. 2 Indikator

Mengidentifikasi Situasi atau Masalah Matematik ……….. 61

Gambar 4.11 Contoh Soal Indikator Menginterpretasi ………………….. 62

Gambar 4.12 Contoh Jawaban Posttest No. 3 Indikator

Menginterpretasi …………………………………………... 63

Gambar 4.13 Contoh Soal Indikator Mengevaluasi ……………………… 64

Gambar 4.14 Contoh Jawaban Posttest No. 4 Indikator

Mengevaluasi ………………………………………………. 64

Gambar 4.15 Contoh Soal Indikator Memprediksi ………………………. 65

ix

x

Gambar 4.16 Contoh Jawaban Posttest No. 5 Indikator

Memprediksi ……………………………………………..… 66

Gambar 4.17 Contoh Soal Indikator Membuat Kesimpulan …………….. 67

Gambar 4.18 Contoh Jawaban Posttest No. 6 Indikator

Membuat Kesimpulan ……………………………………… 68

Gambar 4.19 Grafik Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

Siswa Berdasarkan PAM dan Model Pembelajaran ……….. 76

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen …….. 85

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol …………. 101

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ………….….. 115

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Reflektif

Matematis Tahap Pra Penelitian ………………….…………..142

Lampiran 5 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

Tahap Pra Penelitian ………………….……………………... 143

Lampiran 6 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

Tahap Pra Penelitian ………………….……………………... 144

Lampiran 7 Hasil Wawancara Tahap Pra Penelitian ….………………….. 146

Lampiran 8 Form Penilaian CVR ………………….……………………... 148

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Penilaian Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Reflektif Matematis dengan Metode CVR ……….... 154

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Reflektif

Matematis ………………….………………………..……….. 161

Lampiran 11 Soal Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Reflektif Matematis ………………….…………………...….. 162

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Reflektif Matematis ………………….………………...…….. 165

Lampiran 13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Reflektif Matematis ………………….………………...…….. 166

Lampiran 14 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Reflektif Matematis ……….……………………….. 167

Lampiran 15 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Reflektif Matematis ………………………………... 169

Lampiran 16 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis ..... 171

Lampiran 17 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Reflektif Matematis ………………….……………………..... 174

xi

xii

Lampiran 18 Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Reflektif Matematis ………………….…………………...….. 177

Lampiran 19 Kisi-Kisi Instrumen Tes Prasyarat/ Tes PAM .………...…..... 181

Lampiran 20 Instrumen Tes Prasyarat/ Tes PAM .……………………….... 182

Lampiran 21 Pedoman Penskoran Instrumen Tes Prasyarat/ Tes PAM …... 184

Lampiran 22 Kunci Jawaban Instrumen Tes Prasyarat/ Tes PAM …...….... 185

Lampiran 23 Rekapitulasi Pengetahuan Awal Matematika Siswa

Bedasarkan Hasil Tes Prasyarat/ Tes PAM .……………….... 188

Lampiran 24 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

Kelas Eksperimen .…………………………………………....192

Lampiran 25 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

Kelas Kontrol .……………………………………………….. 194

Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Prasyarat dan Posttest .………………….. 196

Lampiran 27 Hasil Perhitungan Uji Normalitas dan Homogenitas …...….. 199

Lampiran 28 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis .……………………………. 200

Lampiran 29 Hasil Perhitungan Effect Size .……………………………….. 201

Lampiran 30 Surat Bimbingan Skripsi .…………………………………..... 206

Lampiran 31 Surat Permohonan Izin Penelitian .………………………….. 202

Lampiran 32 Surat Keterangan Penelitian .…………………………….….. 205

Lampiran 33 Lembar Uji Referensi .……………………………………….. 206

Lampiran 33 Lembar Uji Plagiarisme .…………………………………….. 218

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam

mengembangkan sumber daya manusia dan juga merupakan fondasi bagi

kemajuan suatu bangsa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang

ada dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II

Pasal 3 yang menyebutkan bahwa, pendidikan nasional bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

serta bertanggung jawab.1 Rumusan tujuan tersebut merupakan acuan utama

dalam melakukan penyelenggaraan pembelajaran diberbagai bidang studi,

termasuk bidang studi matematika.

Matematika penting untuk dipelajari, karena matematika merupakan kunci

untuk membuka berbagai peluang diantaranya bagi siswa yang berhasil

mempelajarinya akan membuka pintu karir yang bagus. Selain itu, bagi para

warga negara, dengan matematika akan berguna untuk menunjang pengambilan

keputusan yang tepat. Selanjutnya, bagi bangsa, dengan matematika akan

menyiapkan warganya untuk bersaing dalam bidang ekonomi dan teknologi.2

Pentingya matematika diperkuat oleh pernyataan Cockcroft yaitu “It would be

very difficult – perhaps impossible – to live a normal life in very many parts of the

world in the twentieth century without making use of mathematics of some kind”3.

Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang terjadi di dalam kehidupan, banyak

hal-hal yang dilakukan di kehidupan memang berhubungan dengan matematika,

seperti salah satunya melakukan jual beli yang sudah menjadi kebiasaan yang

pasti dilakukan oleh setiap orang. Masih banyak hal lain di dalam kehidupan yang

kegiatannya perlu matematika. Hal ini dapat menjadi bukti nyata bahwa

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2 National Research Council, Everybody Counts: A Report to the Nation on the Future of Mathematics Education, (Washington D.C: National Academy Press,1989), p.1.

3 W. H. Cockcroft, Mathematics Count, (London: HMSO, 1982), p.1.

1

2

matematika memang penting untuk dipelajari karena akan menjadi bekal untuk

kehidupan yang dijalani. Jadi, matematika berguna di setiap elemen kehidupan,

tidak hanya berguna untuk siswa saja melainkan berguna juga untuk yang selain

siswa.

Dalam Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tercantum bahwa mata

pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki berbagai kompetensi

diantaranya kemampuan menunjukan sikap positif bermatematika, kemampuan

memahami konsep matematika, kemampuan memecahkan masalah, dan

kemampuan komunikasi matematika.4 Tujuan tersebut secara keseluruhan

menyebutkan mengenai kemampuan berpikir matematis. Salah satu kemampuan

berpikir matematis adalah berpikir reflektif. Berpikir reflektif merupakan

kemampuan yang penting di dalam pembelajaran matematika, karena kemampuan

berpikir reflektif mampu menunjang untuk memaksimalkan kemampuan

matematika yang lainnya.

Berpikir reflektif termasuk dalam tujuan pembelajaran matematika di

SMP, seperti yang tercantum dalam silabus SMP/MTs yang diterbitkan oleh

Kemendikbud termuat didalammya bahwa pembelajaran matematika di SMP/MTs

diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber,

mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah sederhana

dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, pembelajaran diarahkan untuk

melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir mekanistis

serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.5

Meskipun tidak secara langsung dikatakan tujuan pembelajaran matematika di

SMP/MTs adalah berpikir reflektif, namun pada kalimat “pembelajaran diarahkan

untuk melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif bukan sekedar berpikir

mekanistis” merupakan inti dari berpikir reflektif yaitu tidak hanya berpikir biasa

atau berpikir langsung, tetapi berpikir lebih tinggi lagi. Jadi penting bagi siswa

SMP untuk dilatih berpikir reflektif.

4 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

5 Kemendikbud, Silabus SMP/MTs Mata Pelajaran Matematika, (Jakarta: 2016), h.3.

3

Menurut Shermis, “reflective thinking helps to integrate these thinking

skills by making judgments about what has happened”6. Penjelasannya adalah

dalam berpikir reflektif berbagai kemampuan berpikir diintegrasikan sampai

akhirnya dapat membuat keputusan. Beberapa diantaranya kemampuan memilih,

membandingkan, dan mengevaluasi suatu strategi untuk memecahkan suatu

masalah dan juga kemampuan mengkomunikasikan serta menginterpretasikan

suatu kesimpulan yang telah diputuskan. Selanjutnya diperjelas peran dari berpikir

reflektif oleh Rudd, yaitu sebagai alat untuk mendorong siswa berpikir secara

mendalam selama situsi pemecahan masalah yang kompleks, karena siswa

berkesempatan untuk melangkah mundur dan memikirkan bagaimana mereka

benar-benar memecahkan masalah dan menggunakan strategi terbaik untuk

menyelesaikannya.7

Refleksi adalah alat yang paling berharga untuk mengembangkan

kemampuan siswa menggunakan konsep matematika dalam mengatasi berbagai

masalah praktis dan terlibat pada pemikiran yang lebih dalam mengenai masalah

yang ditemui.8 Oleh karena itu, proses refleksi penting dilibatkan di dalam

pembelajaran matematika, dengan begitu siswa mampu untuk melakukan refleksi

terhadap dirinya sendiri berkaitan dengan apa yang telah mereka pelajari dan

manfaat mereka mempelajarinya.

Namun kenyataannya kemampuan berpikir reflektif matematis siswa

masih relatif rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil studi internasional

seperti Programme for International Student Assessment (PISA). Pada PISA

berisikan penilaian terkait konten, proses dan konteks matematika. Penilaian

kategori proses matematika meliputi formulating (merumuskan), employing

(menggunakan), dan interpreting (menafsirkan). Ketiga kategori proses

matematika pada penilaian bisa berkaitan dengan kemampuan berpikir reflektif.

6 Oo Pou San and Choy Siew Chee, Reflective Thinking Among Teachers: A Way Incorporating Critical Thinking in the Classroom, Conference Paper, 2010, p. 197.

7 Ibid. 8 Prabha Betne, Reflection As a Learning Tool In Mathematics, dalam LaGuardia

Journal on Teaching and Learning, In Transit: 2009, p.93.

4

Telah diketahui bahwa penilaian dalam PISA terdiri atas beberapa level.

Penjelasan mengenai penilaian dalam PISA untuk level 5 dan level 6 di bidang

matematika berturut-turut adalah sebagai berikut. Pada level 5, students reflect on

their work and can formulate and communicate their interpretations and

reasoning dan pada level 6, students can reflect on their actions, formulate and

precisely communicate their actions and reflections regarding their findings,

interpretations, arguments and the appropriateness these to the original

situations.9 Pada level 5 dan 6 didalamnya terdapat beberapa indikator

kemampuan diantaranya mengidentifikasi kendala; memilih, membandingkan dan

mengevalusai strategi pemecahan masalah; serta mengkomunikasikan kesimpulan

dan menginterpretasinya. Indikator-indikator tersebut sesuai dengan indikator

pada kemampuan berpikir reflektif. Sehingga, dari uraian mengenai kemampuan

yang diukur pada level 5 dan 6, dapat diartikan bahwa perolehan skor yang

diperoleh pada level 5 dan level 6 dapat menjadi gambaran sejauh mana

kemampuan berpikir reflektif matematis siswa, karena pada pada level 5 dan 6

tersebut salah satu indikator kemampuan yang diukurnya yaitu berpikir reflektif.

Akan tetapi, skor siswa untuk level 5 dan level 6 hanya berkisar 0 - 0,5 % pada

PISA 201210 sedangkan pada PISA 2015 skor siswa untuk level 5 dan level 6

hanya berkisar 0 - 0,6 %.11 Berdasarkan hasil peroleh skor tersebut dapat

dikatakan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa Indonesia masih

tergolong rendah.

Sejalan dengan rendahnya berpikir reflektif siswa pada hasil PISA,

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kusumasari di salah satu SMPN di

Tangerang Selatan menunjukkan hasil bahwa kemampuan berpikir reflektif

matematik siswa masih terbilang rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa rata-rata 23,43% siswa belum mampu mencapai indikator kemampuan

berpikir reflektif matematik. Kesimpulan dari hasil tersebut menunjukan bahwa

9 OECD, PISA 2015 Results: Excellence and Equity in Education Volume 1, (Paris: OECD Publishing, 2016), p.191.

10 OECD, PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do Student Performance in Mathematics, Reading and Science Volume 1, (OECD Publishing, 2014), p. 62.

11 OECD, PISA 2015, Op.cit., p. 192.

5

kemampuan berpikir reflektif siswa masih relatif rendah, terutama pada indikator

memprediksi cara penyelesaian yang hanya mencapai 45,34 %.12

Selain berdasarkan hasil PISA dan hasil penelitian Kusumasari, rendahnya

kemampuan berpikir reflektif siswa juga ditunjukkan oleh penelitian pendahuluan

yang dilakukan oleh peneliti di salah satu SMPN di Tangerang Selatan. Penelitian

pendahuluan dilakukan dengan memberikan tiga soal yang diambil dari soal

instrumen penelitian pada skripsi Hardiyanti yang berjudul Pengaruh Context

Based Learning (CBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis

Siswa. Dari 35 siswa yang diberikan soal berkaitan dengan kemampuan berpikir

reflektif, hasilnya menunjukkan bahwa persentase rata-rata kemampuan berpikir

reflektif siswa hanya mencapai 34,05%. Hasil tersebut menunjukan bahwa

kemampuan berpikir reflektif siswa rendah. Kemudian dari tiga soal yang

diberikan, yang juga sekaligus memgukur tiga indikator kemampuan berpikir

reflektif menunjukan hasil bahwa persentase rata-rata kemampuan berpikir

reflektif pada indikator mengevaluasi hanya mencapai 7,14%. Hasil ini

merupakan persentase rata-rata terendah dari dua indikator kemampuan reflektif

lainnya yaitu mendeskripsikan masalah dan mengidentifikasi masalah. Rendahnya

hasil tersebut dikarenakan lebih dari sebagian jumlah siswa yang diberikan soal

sama sekali tidak menjawab soal tersebut.

Rendahnya kemampuan berpikir reflektif siswa menunjukan bahwa belum

ada pembiasaan yang dilakukan oleh guru untuk melatih kemampuan berpikir

reflektif siswanya. Pernyataan tersebut diperkuat berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan oleh peneliti kepada guru matematika di sekolah tempat penelitian

pendahuluan. Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa pada

sekolah tersebut guru belum membiasakan siswanya untuk berpikir reflektif

karena soal yang diberikan guru pada siswa di dalam pembelajaran biasanya

merupakan soal rutin yang tidak melatih kemampuan berpikir reflektif siswa.

Fakta lain juga terungkap berdasarkan hasil wawancara bahwa terdapat beberapa

siswa yang masih kesulitan pada konsep matematika yang pernah diajarkan di

12 Luthfiya Tri Kusumasari, Pengaruh Pembelajaran Inquiri Co-operation Model (ICM) Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa, Skripsi Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017, h. 70.

6

sekolah dasar. Fakta lain tersebut bisa menjadikan salah satu faktor yang

menyebabkan rendahnya hasil tes kemampuan berpikir reflektif siswa karena soal

yang diberikan menuntut siswanya untuk berpikir reflektif terhadap pengetahuan

yang pernah didapatkan sebelumnya.

Berdasarkan masalah yang ditemukan, diperlukanlah suatu perubahan

dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif siswa.

Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk

digunakan di dalam kelas sehingga pembelajarannya menyenangkan namun tidak

mengabaikan tujuan dari penggunaan model pembelajaran itu sendiri. Salah satu

model pembelajaran yang dapat digunakan guru adalah model pembelajaran

Concrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan.

Model pembelajaran C-P-A dengan strategi klasifikasi pengetahuan adalah

pembelajaran dengan rangkaian kegiatan concrete, pictorial, abstact yang

diintegrasikan dengan teaching intent yang ada pada strategi klasifikasi

pengetahuan yang meliputi reflect, analyze, compare, synthesize, dan make

justification.13

Pada model pembelajaran C-P-A dengan strategi klasifikasi pengetahuan

membantu siswa untuk membuat interpretasi pengetahuan yang benar yang

disajikan dengan menyediakan dan membimbing siswa untuk membandingkan,

menganalisis dan mensintesis.14 Membuat interpretasi merupakan salah satu

indikator yang ada pada berpikir reflektif. Jadi, pembelajaran C-P-A dengan

strategi klasifikasi pengetahuan menawarkan pembelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir reflektif matematis karena adanya

kesesuaian dengan indikator berpikir reflektif.

Dalam proses pembelajaran di kelas, terdapat berbagai macam

karakteristik siswa dengan pengetahuan awal yang mungkin berbeda. Pengertian

pengetahuan awal sendiri adalah kumpulan dari pengetahuan dan pengalaman

individu yang diperoleh sepanjang perjalanan hidup mereka, dan apa yang akan ia

13 Chang Suo Hui, Lee Ngan Hoe, Koay Phong Lee, Teaching and Learning with Concrete-Pictorial-Abstract Sequence – A Proposed Model, The Mathematics Educator, Vol. 17, No. 1, 2017, p.19.

14 Ibid, p.23.

7

bawa kepada suatu pengalaman belajar yang baru.15 Pengetahuan awal ini sangat

penting bagi siswa dalam menerima pengetahuan baru karena ada hubungan yang

kontinue dan komprehensif agar siswa dapat memahami suatu konsep

pembelajaran secara runtut. Jika siswa belum memahami konsep dasar

sebelumnya, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menerima konsep baru

yang selanjutnya. Dapat dikatakan bahwa pengetahuan awal akan berpengaruh

terhadap keberhasilan siswa di dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,

pengetahuan awal matematika siswa juga dipertimbangkan dalam penelitian ini.

Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Concrete-

Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan mungkin akan

memiliki pengaruh yang berbeda pada berbagai tingkatan pengetahuan awal siswa

terhadap pengembangan dan peningkatan kemampuan berpikir reflektif

matematis. Hal ini berdasarkan temuan Nindiasari yang menyatakan bahwa:

1) pencapaian kemampuan berpikir reflektif matematis (KBRM) siswa yang memiliki kemampuan awal matematika rendah dan mendapat pembelajaran metakognitif lebih baik dari pencapaian kemampuan berpikir reflektif matematis (KBRM) siswa yang memiliki kemampuan awal matematik sedang dan mendapat pembelajaran konvesional, 2) pencapaian kemampuan berpikir reflektif matematis (KBRM) siswa yang memiliki kemampuan awal matematika sedang dan mendapat pembelajaran metakognitif lebih baik dari pencapaian kemampuan berpikir reflektif matematis (KBRM) siswa yang memiliki kemampuan awal matematik tinggi dan mendapat pembelajaran konvesional.16

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Concrete-

Pictoral-Abstract (C-P-A) dengan Strategi Klasifikasi Pengetahuan Terhadap

Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis”.

15 Rahmatan dan Liliasari, Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi Tentang Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler), Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2012, h.92.

16 Hepsi Nindiasari, dkk, Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA, Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1, No. 1, 2014, h.85.

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir reflektif matematis siswa masih tergolong rendah.

2. Pembelajaran matematika yang biasanya diterapkan guru tidak mendukung

kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.

3. Soal yang diberikan guru dikelas adalah soal rutin yang tidak memberikan

kesempatan siswa untuk berpikir reflektif matematis.

C. Pembatasan Masalah

Batasan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah pembelajaran matematika Concrete-

Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan.

2. Kemampuan berpikir reflektif dalam penelitian ini dibatasi pada enam

indikator, yaitu: a) mendeskripsikan situasi atau masalah, b) mengidentifikasi

situasi atau masalah, c) menginterpretasi, d) mengevaluasi, e) memprediksi

cara penyelesaian, f) membuat kesimpulan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

yang telah dijabarkan, dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian

ini, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir

reflektif matematis?

2. Apakah terdapat pengaruh tingkat pengetahuan awal matematika siswa

terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan tingkat

pengetahuan awal matematika siswa terhadap kemampuan berpikir reflektif

matematis?

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap kemampuan

berpikir reflektif matematis.

2. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan awal matematika siswa terhadap

kemampuan berpikir reflektif matematis.

3. Menganalisis pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan tingkat

pengetahuan awal matematika siswa terhadap kemampuan berpikir reflektif

matematis.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi bahwa pembelajaran Concrete-Pictorial-Abstract

(C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan memberikan pengaruh yang

positif terhadap kemampuan berpikir reflektif siswa.

b. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran

yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif

siswa.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan

berpikir reflektif siswa.

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menambah referensi pendekatan

pembelajaran yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran matematika di sekolah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai

pengaruh model pembelajaran Conrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi

klasifikasi pengetahuan terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis,

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan penerapan model pembelajaran bepengaruh terhadap

kemampuan berpikir reflektif matematis siswa. Kemampuan berpikir reflektif

matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Conrete-Pictorial-

Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan lebih baik daripada

siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Secara keseluruhan terdapat pengaruh dari pengetahuan awal matematika

siswa terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis. Terdapat perbedaan

rata-rata pada setiap tingkat PAM siswa pada kedua kelas. Kemampuan

berpikir reflektif matematis kelompok siswa yang memiliki PAM tinggi lebih

baik dari siswa yang memiliki PAM sedang, dan kemampuan berpikir

reflektif matematis siswa yang memiliki PAM sedang lebih baik dari siswa

yang memiliki PAM rendah.

3. Secara keseluruhan terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran

dan PAM siswa terhadap kemampuan bepikir reflektif matematis. Model

pembelajaran Conrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi

pengetahuan sangat cocok diterapkan pada kelompok siswa yang memiliki

PAM tinggi dan PAM sedang. Sementara untuk kelompok siswa yang

memiliki PAM rendah, antara model pembelajaran Conrete-Pictorial-

Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan dan model

pembelajaran konvensional tidak memberikan hasil yang berbeda.

79

80

B. Saran

Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada

beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:

1. Penelitian ini hanya melihat pengaruh model pembelajaran Conrete-Pictorial-

Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan terhadap

kemampuan berpikir reflektif matematis pada pokok bahasan relasi dan

fungsi. Oleh sebab itu, sebaiknya penelitian juga dilakukan pada pokok

bahasan materi matematika yang lain dan juga mengukur kemampuan

matematika yang lain.

2. Model pembelajaran Conrete-Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi

klasifikasi pengetahuan dapat menjadi salah satu alternatif yang disarankan

dalam pembelajaran matematika, yang dapat mengembangkan kemampuan

berpikir reflektif matematis pada siswa yang memiliki PAM sedang dan PAM

tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya diawal pembelajaran siswa

mengelompokkan siswa berdasarkan pengetahuan awalnya, sehingga untuk

siswa yang memiliki PAM rendah dapat diberikan perlakuan khusus sehingga

tidak mengurangi manfaat dari pemnggunaan model pembelajaran Conrete-

Pictorial-Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan itu sendiri.

3. Para guru yang hendak menggunkan model pembelajaran Conrete-Pictorial-

Abstract (C-P-A) dengan strategi klasifikasi pengetahuan sebaiknya lebih

dulu mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) yang baik sehingga akan

memberikan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard I. Learning to Teach. New York: Mc Graw Hill, 2012.

Arikuntoro, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Arroyo, Heather. The Effect of Using a Systematic Approach During Mathrmatical Intruction. Master of Arts in Education Action Research Papers, 2014.

Becker, Lee A. Effect Size (ES). 2017. (www.uv.es)

Betne, Prabha. Reflection As a Learning Tool In Mathematics. dalam LaGuardia Journal on Teaching and Learning. In Transit: 2009.

Cahyono, Agus N. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Yogyakarta: DIVA Press, 2013.

Cease-Cook, Jennifer Jo. The Effects of Concrete-Representational-Abstract Sequence of Instruction on Solving Equations Using Inverse Operations With High School Students with Mild Intellectual Disability. Dissertation The University of North Carolina. 2013.

Choy, S. Chee and Pou San Oo. Reflective Thinking And Teaching Practices: A Precursor For Incorporating Critical Thinking Into The Classroom?. International Journal of Instruction. 2012.

Cockcroft, W. H. Mathematics Count. London: HMSO, 1982.

Creswell, John W. Educational Research Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Boston: Pearson Education, Inc., 2012. Fourth Edition.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.

Dewey, John. How We Think. Boston: D.C. Heath & Co., 1910.

Gunawan Imam dan Anggarini Retno Palupi. Taksonomi Bloom-Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaaran, dan Penilaian, Jurnal Unipma.

Gurol, Aysun. Determining the Reflective Thinking Skills of Pre-Service Teacher in Learning and Teaching Process. Energy Educational Science and Teaching Part B: Social and Educational Studies. 2011.

81

82

Hamzah, Ali. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.

Hui, Chang Suo; Lee Ngan Hoe, Koay Phong Lee. Teaching and Learning with Concrete-Pictorial-Abstract Sequence – A Proposed Model. The Mathematics Educator. Vol. 17. No. 1. 2017.

Iskandar, Delik. Concrete-Pictorial-Abstract: Solusi Ampuh Menyelesaikan Soal Cerita Kelas 1-4 SD. Yogyakarta: ANDI, 2013.

Johari. Piagetian Theory of Cognitive Development, SPN 1022 Learning Science and Mathematics. Universiti Teknologi Malaysia.

Kadir. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015.

Kemendikbud. Silabus SMP/MTs Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: 2016.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahan Ajar Training Of Trainer (ToT) Implementasi Kurikulum 2013 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SD/SMP/SMA/SMK, 2013.

Kusumasari, Luthfiya Tri. “Pengaruh Pembelajaran Inquiri Co-operation Model (ICM) Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa”. Skripsi Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Lawshe, C. H. A Quantitative Approach to Ccontent Validity. Personel Psychology, INC, 1975.

Lee, Hea-Jin. Understanding and Assessing Preservice Teachers’ Reflective Thinking. Journal for Teaching and Teacher Education. 2005.

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2015.

Maolani, Rukaesih A. dan Ucu Cahyana. Metodologi Penelitian Pendidikan,. Jakarta: Rajawali Press, 2015.

McMillan, Kathleen and Jonathan Weyers. How to Improve Your Critical Thinking & Reflective Skills. England: Pearson Education Limited, 2013.

83

Muin, Abdul. The Situations That Can Bring Reflective Thinking Process In Mathematics Learning. Proceeding International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education 2011 “Building the Nation Character through Humanistic Mathematics Education”. Jurusan Pendidikan Matematika, UNY Yogyakarta.

Muin, Abdul; Yaya S. Kusumah, Utari Sumarmo. Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Reflektif Matematik. KNM XVI, UNPAD, Jatinagor, 2012.

National Research Council. Everybody Counts: A Report to the Nation on the Future of Mathematics Education. Washington D.C: National Academy Press,1989.

Nindiasari, Hepsi. Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen untuk Meningkatkan Berpikir Reflektif Matematis Berbasis Pendekatan Kognitif pada Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2011.

Nindiasari, Hepsi dkk. Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. Vol. 1. No. 1. 2014.

Noer, Sri Hastuti. Problem-Based Learning dan Kemampuan Berpikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal, Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 FKIP Universitas Lampung.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Novianti, Lisfa. “Pengaruh Model Ill-Structured Problem Solving dan Kemampuan Awal Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis”. Skripsi Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

OECD. PISA 2015 Results Excellence and Equity in Education Volume 1. Paris: OECD Publishing, 2016.

OECD. PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do Student Performance in Mathematics, Reading and Science Volume 1. OECD Publishing, 2014.

Pamungkas, Aan Subhan. Peranan Pengethauan Awal dan Self Esteem Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir Logis Mahasiswa.

Prastiti, Tri Diah. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME dan Pengetahuan Awal Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematika Siswa SMP Kelas VII.

84

Putri, Hafiziani Eka. The Influence of Concrete Pictorial Abstract (CPA) Approach to the Mathematical Representation Ability Achievement of the Pre-Service Teachers at Elementary School. International Journal of Education and Research. Vol. 3. No. 6. 2015.

Putri, Hafiziani Eka dkk. Keterkaitan Penerapan Pendekatan CPA dan Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal UPI.

Rahmatan dan Liliasari. Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi Tentang Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler). Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2012.

Rodger, Carol. Defining Reflection: Another Look at John Dewey and Reflective Thinking. Teacher College Record Vol. 104. No. 4. 2002.

Ruseffendi. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya salam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito, 2006.

Salingay, Nino Richard R and Denis A Tan. Concrete-Pictorial-Abstract Approch on Students’ Attitude and Performance in Mathematics. International Journal of Scientific & Technology Research. Vol. 7. May 2018.

San, Oo Pou and Choy Siew Chee. Reflective Thinking Among Teachers: A Way Incorporating Critical Thinking in the Classroom. Conference Paper, 2010.

Santyasa, I Wayan. Model Pembelajaran Inovatif dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makalah Disajikan dalam Penataran Guru-Guru SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jemrana. 2005.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Witzel, Bradley S. Using CRA to Teach Algebra to Students with Math Difficulties in Inclusive Settings, Learning Disabilities: A Comtemporary Journal. 2005.

Wolf, Tom. Concrete-Representational-Abstract Instruction Sequence for Mathematics. Pennsylvania: Departemen of Education.