pengaruh model pembelajaran kooperatif...

93
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA SEKOLAH DASAR (Kuasi Eksperimen di MI Pembangunan UIN Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ziaratul Fadillah 11150183000077 PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M / 1441 H

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP PEMAHAMAN

KONSEP MATEMATIS SISWA PADA SEKOLAH DASAR

(Kuasi Eksperimen di MI Pembangunan UIN Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ziaratul Fadillah

11150183000077

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M / 1441 H

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

i

ABSTRAK

Ziaratul Fadillah (11150183000077), Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Pemahaman Konsep

Siswa Pada Sekolah Dasar. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournament terhadap pemahaman konsep pada siswa

Sekolah Dasar. Pemahaman konsep mengacu kepada indikator pemahaman oleh

Russefendi yaitu: translasi, interpretasi, dan ekstrapolasi. Penelitian ini

dilaksanakan di MI Pembangunan UIN Jakarta pada bulan September 2019.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dan desain

penelitian yang digunakan adalah Non-Equivalent Control Group Design. Desain

ini tidak dipilih secara random namun pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling sampel penelitian kelas II E (Kelas

Eksperimen) berjumlah 28 siswa dan kelas II F (Kelas Kontrol) berjumlah 28

siswa. Instrumen penelitian yang digunakan tes berupa uraian dan instrumen

nontes berupa observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini dengan uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan

teknik Shapiro Wilk. Uji homogenitas dengan menggunakan One Way Anova.

Kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan Independent Sample T-

test. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf

nyata 5% diperoleh nilai signifikansi 0,003 yang bernilai kurang dari α = 0,05 dan

berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh dengan menggunakan effet size

dengan nilai 0,42 maka disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

teams games tournament berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa pada

Sekolah Dasar.

Kata Kunci : Kuasi Eksperimen, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament, Pemahaman Konsep.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

ii

ABSTRACT

Ziaratul Fadillah (11150183000077), The Effect of Cooperative Learning Type

Teams Games Tournament on Students' Understanding of Concepts in Primary

Schools. Thesis Department of Madrasah Ibtidiyah Teacher Education, Faculty of

Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta.

This study aims to determine the effect of cooperative Learning Type Teams

Games Tournament on students understanding of concepts in primary schools.

Understanding the idea alludes to pointers of comprehension by Russefendi, to be

specific: interpretation, translation, and extrapolation. This examination was led

at the MI Pembangunan UIN Jakarta in September 2019. The method used in this

research is quasi experiment and Non-Equivalent Control Group Design. This

structure was not picked haphazardly, yet the inspecting was finished utilizing

purposive sampling method inquire about examples class II E (Experiment Class)

totaling 28 understudies and class II F (Control Class) totaling 28 understudies.

The exploration instrument utilized as test depictions and non-test instruments as

perception and meetings. The information examination strategy utilized in this

investigation was the typicality test utilizing the Lilliefors test with the Shapiro

Wilk method. Homogeneity test utilizing One Way Anova. At that point continue

with the theory test utilizing the Autonomous Example T-test. In view of the

consequences of speculation testing utilizing the t-test at 5% centrality level, an

essentialness estimation of 0.003 was acquired which is not exactly α = 0.05 and

dependent on the after effects of the figuring of the impact test utilizing an effect

size of 0.42, it was reasoned that the agreeable kind learning model of the teams

games competition impacts the comprehension of understudies' ideas in grade

school.

Keywords: Quasi Experiment, Model Coooperative Learning Type Teams Games

Tournament, Understanding of Concept.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya

kemudahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu

tercurahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, tabi’in serta umatnya yang istiqamah dalam syariat islam.

Selama penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Pemahaman Konsep

Matematis Pada Sekolah Dasar”, penulis menyadari bahwa tidak sedikit kesulitan

dan hambatan yang dialami. Namun, atas kesungguhan usaha dan doa serta

masukan-masukan yang positif dari berbagai pihak sehingga dalam kesempatan

ini penulis menyampaikan secara khusus ucapan terima kasih, antara lain kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Asep Ediana Latip, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Rohmat Widiyanto, M.Pd, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

sekaligus dosen pembimbing telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, motivasi, dan semangat selama proses penyusunan skripsi.

4. Takkidin, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang memberikan

semangat untuk segera menyelesaikan skripsi.

5. Fatkhul Arifin, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang selalu

memberikan bimbingan dan semangat selama proses penyusunan skripsi.

6. Dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

bimbinganya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu

yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah

SWT.

7. Guru-guru MI Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

menerima dengan baik, membimbing dan memberikan bantuan selama

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

iv

melakukan penelitian serta siswa dan siswi MI Pembangunan UIN Jakarta

khususnya kelas II E dan II F yang telah bersikap kooperatif selama

melakukan penelitian.

8. Terkhusus untuk keluargaku tercinta yang selalu mendoakan dan

memberikan perhatian serta kasih sayang kepada penulis.

9. Teristimewa untuk sahabat-sahabatku terutama Anis Fathya Rizqi,

Muthi’ah Nursa’diyah, Titin Zuliatin, dan Riana Ramadhanty yang selalu

memberikan motivasi menjadi tempat berkeluh kesah serta selalu

menemani selama proses penyusunan skripsi.

10. Teristimewa untuk sahabat PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan)

terutama Nur Fitriani dan One Soekawati yang berjuang bersama dan

selalu membantu pada proses penyusunan skripsi.

11. Teristimewa untuk sahabat KKN yaitu Fanny yang menginspirasi untuk

cepat menyelesaikan skripi.

12. Rekan mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun Akademik 2015 yang telah berjuang bersama

dan memberi dukungan sampai saat ini.

13. Teruntuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi yang

tidak bisa disebutkan satu persatu.

Dan penulis hanya dapat memohon dan berdoa atas kebaikan yang telah

diberikan agar dibalas dengan keberkahan hidup oleh Allah di dunia maupun

akhirat. Karena atas keterbatasan kemampuan yang dimiliki, maka penulis

menyadari terdapat kekurangan pada skripsi ini. Sehingga kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak agar nantinya menjadi

lebih baik dan dapat memberikan manfaat.

Jakarta, 28 Juli 2019

Ziaratul Fadillah

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

ABSTRACT ................................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. x

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 6

D. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

E. Tujuan penelitian ...................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................... 8

A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................... 8

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

vi

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ...... 8

2. Model Pembelajaran Langsung ............................................................. 24

3. Pemahaman Konsep Matematis ............................................................ 29

4. Karakteristik Siswa SD/MI ................................................................... 35

5. Konsep Pembagaian ............................................................................. 38

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 40

C. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 44

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 46

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ................................................. 46

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 48

D. Variabel Penelitian .................................................................................... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 49

F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 51

G. Kontrol Terhadap Validitas Internal ........................................................ 54

H. Teknik Analisis Data ................................................................................ 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 70

A. Deskripsi Data .......................................................................................... 70

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ....................... 81

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 87

D. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 104

A. Kesimpulan ............................................................................................... 104

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

vii

B. Implikasi ................................................................................................... 104

C. Saran ......................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 106

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Perbedaan Kelompok Belajar ................................................................... 10

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Turnamen Untuk Empat Pemain .................................. 19

Tabel 2.3 Taksonomi Bloom Baru Oleh Peggy Dettmee, Domain Kognitif ............ 32

Tabel 3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 42

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pemahaman Konsep Matematis ................................ 47

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep ................................................ 48

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Lembar Observasi ...................................................... 49

Tabel 3.5 Kriteria Validasi Instrumen ....................................................................... 50

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep ........................... 51

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen .................................................................. 52

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep ....................... 53

Tabel 3.9 Indeks Daya Pembeda ............................................................................... 53

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pemahaman Konsep .......... 54

Tabel 3.11 Indeks Taraf Kesukaran .......................................................................... 55

Tabel 3.12 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ................................................................... 55

Tabel 3.13 Kriteria Effect Size .................................................................................. 63

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Eksperimen ......................................... 66

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol ..................................... 67

Tabel 4.3 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................. 68

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen ............................. 70

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol ................................... 72

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

ix

Tabel 4.6 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................ 73

Tabel 4.7 Rekapitulasi Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........... 71

Tabel 4.8 Presentase Hitung Lembar Observasi ....................................................... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............... 76

Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 77

Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............ 79

Tabel 4.13 Hasil Uji-T Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................... 79

Tabel 4.14 Hasil Uji-T Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................... 79

Tabel 4.15 Hasil Uji-T Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 80

Tabel 4.16 Data Pretest Persentase Ketercapaian Pemahaman Konsep Siswa

Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................................................. 95

Tabel 4.17 Data Posttest Persentase Ketercapaian Pemahaman Konsep Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................. 95

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penempatan Anggota Kelompok Dalam Meja Turnamen .................... 17

Gambar 2.2 Langkah Pembelajatan TGT................................................................... 18

Gambar 2.3 Pembagian ............................................................................................. 34

Gambar 4.1 Diagram Pie Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ............................... 66

Gambar 4.2 Diagram Pie Hasil Postest Kelompok Kontrol ..................................... 68

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ................................................................................................. 69

Gambar 4.4 Diagram Pie Hasil Posttest Kelompok Eksperimen .............................. 71

Gambar 4.5 Diagram Pie Hasil Posttest Kelompok Kontrol .................................... 78

Gambar 4.6 Diagram Batang Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ................................................................................................. 80

Gambar 4.7 Tahapan Penyajian Kelas ...................................................................... 85

Gambar 4.8 Belajar dalam Kelompok ....................................................................... 85

Gambar 4.9 Permainan .............................................................................................. 86

Gambar 4.10 Penghargaan ........................................................................................ 87

Gambar 4.11 Contoh Jawaban Kelas Kontrol Indikator Translasi ........................... 88

Gambar 4.12 Contoh Jawaban Kelas Eksperimen Indikator Translasi ..................... 89

Gambar 4.13 Contoh Jawaban Kelas Kontrol Indikator Interpretasi ........................ 91

Gambar 4.14 Contoh Jawaban Kelas Eksperimen Indikator Interpretasi ................. 92

Gambar 4.15 Contoh Jawaban Kelas Kontrol Indikator Ekstrapolasi ...................... 93

Gambar 4.16 Contoh Jawaban Kelas Eksperimen Indikator Ekstrapolasi ................ 94

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

xi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Bepikir ..................................................................................... 38

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Guru

Lampiran 2 Silabus Pembelajaran

Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Pemhaman Konsep

Lampiran 4 Soal Uji Instrumen Pemahaman Konsep

Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Konsep

Lampiran 6 Hasil Uji Validasi Instrumen Pemahaman Konsep

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Lampiran 8 Daya Beda Instrumen Pemahaman Konsep

Lampiran 9 Tingkat Kesukaran

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Pretest dan Posttest

Lampiran 11 Instrumen Pemahaman Konsep Soal Pretest dan Posttest

Lampiran 12 Kunci Jawaban Instrumen Pretest dan Postest

Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Lampiran 14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Lampiran 15 Lembar Kerja Siswa

Lampiran 16 Nilai Pretest dan Postest Kelas Kontrol

Lampiran 17 Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Kelas Eksperimen

Lampiran 19 Distribusi Frekuensi Pretest Eksperimen

Lampiran 20 Distribusi Frekuensi Pretest Kontrol

Lampiran 21 Distribusi Frekuensi Posttest Eksperimen

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

xiii

Lampiran 22 Distribusi Frekuensi Posttest Kontrol

Lampiran 23 Hasil Indikator Pretest Eksperimen

Lampiran 24 Hasil Indikator Pretest Kontrol

Lampiran 25 Hasil Indikator Posttest Eksperimen

Lampiran 26 Hasil Indikator Posttest Kontrol

Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Posttest

Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Pretest

Lampiran 29 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttets

Lampiran 30 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Lampiran 31 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing

Lampiran 32 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 33 Lembar Uji Refrensi

Lampiran 34 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 35 Biografi Penulis

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan potensi diri

dalam mencapai manusia yang seutuhnya. Sependapat dengan Susanto

bahwa pendidikan adalah upaya yang terorganisir, berencana, dan

berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat untuk membina anak

didik menjadi manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya.1

Definisi pendidikan juga dijelaskan dalam UUSPN No 20 tahun

2003 yang berisi:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.2

Usaha sadar ini tentunya berorientasi pada pengembangan seluruh

aspek potensi peserta didik, seperti aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Hal ini dapat ditempuh melalui proses pembelajaran yang

direncanakan sehingga sesuai dengan tujuan yang ini dicapai.

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai

komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Komponennya

meliputi tujuan, materi, metode, dan evaluasi.3 Komponen tersebut harus

diperhatikan oleh guru agar tercipta ilklim belajar yang menunjang.

Salah satu pembelajaran penting yang diajarkan sejak sekolah

dasar adalah pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika itu

merupakan ide-ide abstrak yang berisi simbol-simbol maka konsep-konsep

matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelum memanipulasi

1Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2013), h.85. 2Syaifyrahman dan Tri Ujiati, Manajemen Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2013),

h.53. 3Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi

Kedua, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), h.133.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

2

simbol-simbol itu.4 Jadi tidak hanya sekedar mengetahui konsep namun

dalam belajar matematika perlu adanya cara untuk memahami sehingga

mampu mengkontruksi pengetahuannya.

Pemahaman berbeda dengan hafalan atau sekedar mengetahui,

yakni proses pembelajaran yang hanya memberikan pengetahuan berupa

teori-teori tanpa adanya proses pemahaman yang mendalam sehingga

pengetahuannya mudah dilupakan. Sependapat dengan Heruman yang

menyatakan bahwa dalam matematika setiap konsep abstrak yang baru

dipahami siswa perlu diberi penguatan, agar mengendap dan tahan lama

dalam memori siswa sehingga melekat dalam pola pikir dan pola

tindakannya.5 Hal ini akan tercipta pembelajaran yang bermakna untuk

siswa.

Konsep-konsep matematika itu terorganisir secara sistematis, logis,

dan hierarkis dari yang paling sederhana sampai yang kompleks.

Pemahaman dan penguatan suatu materi atau konsep merupakan prasyarat

untuk menguasai materi atau konsep materi selanjutnya. Hal ini

menunjukan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis

merupakan hal yang sangat fundamental dalam pembelajaran matematika

agar belajar menjadi lebih bermakna.6 Dengan kata lain bahwa demi

tujuan pembelajaran matematika maka perlu menanamkan keterampilan

dalam memahami suatu konsep.

Disimpulkan bahwa dalam belajar matematika penting memiliki

kemampuan memahami suatu konsep. Hal ini disebutkan dalam standar

kompetensi matematika yang dirumuskan dalam kurikulum salah satunya

mencakup pemahaman konsep.7 Pemahaman disini dapat diartikan dengan

kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan

4Ahmad Susanto, Op.cit., h.183

5Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), cet 3 ,h.2. 6Ibid., h.210.

7Ibid., h.184

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

3

atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan

yang pernah diterimanya.8

Lebih lanjut menurut NCTM (The National Council for Teacher of

Mathematics) dalam Fitriyane mengungkapkan bahwa alasan penting

mengapa mengajarkan pemahaman tentang sebuah konsep sangat

bermanfaat pada abad 21 ini, karena siswa perlu memiliki pemahaman

konseptual agar siswa berkembang dan mampu memecahkan masalah

sebagai orang yang dewasa dilingkungan yang semakin mengalami

perubahan.9 Pernyataan ini sangat memperkuat bahwa pemahaman

konseptual sangat berkaitan dengan pembelajaran matematika dan lebih

dari itu untuk mengikuti perkembangan zaman saat ini. Sehingga

berimplikasi siswa terbiasa mampu memahami sesuatu hal dengan benar.

Namun kenyataanya dari hasil wawancara dengan salah satu guru

MI Pembangunan UIN Jakarata yaitu Ibu Himatun, M.Pd pada Rabu, 17

Juli 2019. Diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran matematika

cenderung menggunakan hafalan sehingga masih rendah kemampuan

siswa untuk memahami suatu konsep. Sedangkan karakteristik siswa kelas

II yang masih suka bermain semakin membuat suasana pembelajaran di

dalam kelas kurang kondusif sehingga siswa tidak memahami konsep dan

tidak mampu menjawab pertanyaan.

Beberapa siswa juga masih memiliki rasa malu-malu sehingga

tidak terjalin komunikasi yang baik diantara siswa. Kejadian di dalam

kelas terdapat penguasa kelas dan ada juga yang hanya menjadi pendiam.

Dan masih ada siswa yang suka menggambar ataupun mengobrol sendiri

ketika proses pembelajaran.10

Peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui pemahaman awal

siswa pada konsep pembagian. Diperoleh nilai rata-rata yang didapatkan

8Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet.8, h.36.

9Fitriyane Laila Apriliani Rahmat, dkk, Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa

Melalui Teams Games Tournament, Sosio DIDAKTIKA:Social Science Education Journal, 5(1),

2018, h.15-23. 10

Wawancara pribadi dengan Guru, MI Pembangunan, 17 Juli 2019

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

4

pada tes awal dari dua kelas adalah 38,29 dan 43,96 sehingga menunjukan

bahwa pemahaman konsep siswa masih tergolong rendah terutama pada

konsep pembagian.11

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas II Madrasah Ibtidaiyah

dengan karakteristik siswanya yaitu senang bermain dan bekerja dalam

kelompok.12

Jika dikaitkan dalam proses pembelajaran maka model

pembelajaran yang diterapkan dapat disesuaikan dengan karakteristik

siswa.

Memperhatikan masalah yang ada di atas maka pembelajaran

matematika perlu menerapkan sebuah model pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik siswa SD/MI agar memudahkan siswa dalam

memahami suatu konsep. Peneliti menentukan model pembelajaran yang

dipilih untuk mengatasi hal tersebut dengan cara menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Model TGT ini dapat menciptakan lingkungan kelas yang efektif

dimana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan secara

konsisten menerima dorongan untuk kinerja yang sukses serta mampu

memperjelas pemahaman konsep yang sedang dipelajari.13

Diharapkan

melalui model TGT ini siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru

dan tidak merasa bosan di kelas.14

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu

membentuk kelompok siswa yang bekerja sama dalam tim mereka untuk

memastikan bahwa seluruh anggota tim telah mencapai tujuan, yakni

menguasai pelajaran tersebut dan dapat memahami dengan baik.15

Hal ini

akan membuat siswa mampu mengutarakan pengetahuan yang diterimanya

kebentuk lain. Lalu kelompok yang telah berhasil memahami konsep akan

11

Lampiran 17 12

M. Hosnan, Psikologi Perkembangan Anak, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h.58. 13

Pradipta Annurwanda, The Effect of Teams Games Tournament On Mathematics Self-

Efficacy in Junior High Schools, SHS Web Conferences 42, 2018, h.1-6. 14

Ardian,dkk, Using Reading Concept Map Teams Games Tournament (Remap-TGT) to

Improve Reading Intetest of Tenth Grade Student of Laboratory Senior High School State

University of Malang, American Journal of Educational Research, 2015,Vol.3, No.2, h.250-254. 15

Robert E.Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), h.144.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

5

melaksanakan games tournament, disini siswa yang paham akan mampu

menafsirkan pengetahuannya baik dalam bentuk gambar, grafik, dll.

Kelompok yang mendapatkan skor tertinggi akan dikatakan pemenang,

dimana siswa mampu menyimpulkan maupun membedakan pengetahuan

yang ada.

Hasil penelitian Devita memperkuat pernyataan bahwa pemahaman

konsep matematis siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi daripada siswa yang

menggunakan pembelajaran konvensional, baik secara keseluruhan

maupun siswa yang berkemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah.16

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) terhadap pemahaman konsep matematis

siswa dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Pemahaman

Konsep Matematis Siswa Pada Sekolah Dasar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi

masalahnya sebagai berikut:

1. Sistem pembelajaran masih cenderung pada kegiatan menghafal materi

sehingga pemahaman mengenai konsep masih rendah.

2. Kurang kooperatif diantara siswa.

3. Model pembelajaran kurang bervariasi.

4. Siswa melakukan aktivitas selain pada proses pembelajaran seperti

berlari-lari, menggambar, mengobrol, dan lain-lain pada saat proses

pembelajaran.

16

Dewi Devita, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament Terhadap Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas

VIII SMPN DI Kecamatan Lubuk Begalung Padang, Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi,

Vol 4 No 1, April 2017, h. 191-195.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

6

5. Pembelajaran kurang memfasilitasi siswa untuk aktif dan percaya diri

sehingga siswa belum mampu mengkritisi pembelajaran.

6. Konsep pembagian merupakan materi yang masih sulit untuk kelas II.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini lebih difokuskan agar tidak meluas pembahasanya

maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Indikator pemahaman konsep yang digunakan meliputi translasi,

interpretasi dan ekstrapolasi.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Game Tournament.

3. Materi pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian adalah

pembelajaran matematika dengan materi pembagian pada kelas II

Madrasah Ibtidaiyah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams

game tournament terhadap pemahaman konsep matematis pada sekolah

dasar?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diketahui tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) terhadap pemahaman

konsep matematis siswa pada sekolah dasar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis dan

praktis sebgai berikut :

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

7

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi mengembangkan model pembelajaran

kooperatif khususnya pembelajaran Matematika.

b. Sebagai refrensi bagi kegiatan penelitian pengembangan model

pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran Matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini dijadikan refrensi dan tambahan

pengetahuan mengenai pemilihan metode pembelajaran kooperatif

yang tepat untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran

khususnya pada pembelajaran matematika.

b. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament pada

materi dan mata pelajaran lainnya sehingga dapat meningkatkan

pemahaman konsep serta meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar siswa.

c. Bagi peneliti, dapat menjadi penelitian yang relevan dengan fokus

yang sama.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

1) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk

merencanakan pembelajaran di kelas. Sesuai pendapat Joyce dan Weil

dalam Rusman bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau

pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran,

dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.17

Artinya

bahwa model pembelajaran dapat dijadikan pilihan untuk menentukan

model pembelajaran apa yang sesuai dengan kondisi kelas.

Pemilihan model pembelajaran harus memiliki berbagai

pertimbangan seperti mempertimbangkan tujuan yang hendak dicapai,

materi pembelajaran, siswa dan lain – lain.18

Salah satu macam model

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran adalah

model pembelajaran kooperatif. Menurut Tom V. Savage dalam

Rusman mengemukaan bahwa cooperative learning atau pembelajaran

kooperatif adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama

dalam kelompok.19

Pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam

kelompok saja, karena pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui

sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan

pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.20

Hal ini akan

tercipta pembelajaran yang interaktif baik antara guru dengan siswa

maupun siswa dengan siswa. Dari sharing yang dilakukan juga

17

Rusman, Op.cit., 133 18

Ibid. 19

Ibid., h.203 20

Ibid.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

9

diharapkan setiap siswa mampu mengutarakan pengetahuan yang

diperoleh kedalam bentuk ia pahami.

Sependapat dengan Nurulhayati dalam Rusman menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah startegi pembelajaran yang

melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling

berinteraksi.21

Sehingga aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan

pada kesadaran siswa untuk saling membantu mencari dan mengolah

informasi, mengaplikasikan pengetahuan, dan ketrampilan.22

Maka

yang diharapkan semua anggota kelompok dapat bekerja sama dalam

memahami suatu materi.

Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa

perspektif, yaitu:23

1. Perspektif motivasi artinya hal ini akan menjadi motivasi

untuk tim agar selalu kompak untuk mencapai keberhasilan

karena akan diberikan penghargaan kepada kelompok yang

dalam kegiatannya saling membantu untuk mencapai

keberhasilan.

2. Perspekti sosial artinya hal ini akan menjadi media siswa

untuk meningkatkan kepedulian sosial antar siswa karena

setiap siswa akan saling membantu dalam belajar sehingga

semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan bersama.

3. Perspektif perkembangan kognitif artinya dengan adanya

interaksi antara anggota kelompok akan terjadi pertukaran

informasi sehingg dapat mengembangkan prestasi siswa untuk

berpikir mengolah berbagai informasi.

Perspektif diatas memperkuat untuk memilih model pembelajaran

kooperatif dibandingkan kelompok belajar konvensional pada saat

21

Ibid. 22

Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.131. 23

Rusman, Op.cit., h.206-207.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

10

proses pembelajaran di kelas. Karena keduanya memiliki perbedaan

yaitu:24

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan

Konvensional

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar

Adanya saling ketergantungan

positif, saling memberikan motivasi

sehingga ada interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya

siswa yang mendominasi kelompok

atau menggantungkan diri pada

kelompok.

Kelompok heterogen, baik dalam

kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, etnik dll, sehingga

dapat saling mengetahui yang

memerlukan bantuan dan siapa

yang memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya

homogen.

Pimpinan kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk

memberikan pengalaman

memimpin bagi para anggota

kelompok.

Pemimpin kelompok sering

ditentukan guru atau kelompok

dibiarkan memilih pemimpinnya

dengan cara masing-masing.

Ketrampilan sosial yang diperlukan

dalam kerja gotong royong seperti

kepemimpinan, kemampuan

berkomunikasi, mempercayai orang

lain, dan mengelola konflik secara

langsung diajarkan.

Ketrampilan sosial sering tidak

secara langsung diajarkan.

Guru memperhatikan secara proses

kelompok yang terjadi dalam

kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan

proses kelompok yang terjadi dalam

kelompok belajar.

24

Trianto Ibnu Badar A, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan

Kontekstual, (Jakarta: Kencana, 2014), h.110.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

11

Jadi pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang membedakan

dengan model pembelajaran yang lain, diantaranya sebagai berikut:25

1. Adanya suatu kerjasama antar siswa dalam kelompok secara

kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Hal ini

membuat setiap kelompok saling membantu anggotanya

sehingga akan lebih mudah untuk memahami suatu konsep.

2. Kelompok dibentuk terdiri dari siswa yang memiliki

kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Jika ada, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin berbeda-beda.

4. Adanya penghargaan lebih berorientasi untuk kelompok

bukan untuk individu.

Johson & Johson dalam Trianto menyatakan bahwa tujuan pokok

belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk

meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu

maupun secara kelompok.26

Sedangkan menurut Zamroni dalam

Trianto mengemukan mengenai manfaat penerapan pembelajaran

kooperatif yakni dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya

dalam wujud input pada level individual. Selain itu dapat

mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa.27

Sehingga yang

diharapkan akan muncul generasi yang berprestasi dan memiliki

solidaritas sosial yang kuat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

adalah bentuk pembelajaran siswa dengan cara bekerjasama dalam

kelompok dimana tercipta interaksi yang baik antar anggota kelompok

belajar maupun siswa dengan guru sehingga dapat mewujudkan

pemahaman bersama dan melatih keterampilan sosial.

25

Ibid., h.208-207. 26

Ibid., h.109. 27

Ibid,.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

12

b. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, dalam

penelitian ini hanya akan membahas tentang model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament dikembangkan secara asli

oleh David De Vries dan Keath Edward.28

TGT adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-

kelompok belajar beranggota 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki

kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda.29

Pengelompokan yang secara heterogen akan mendorong interaksi

siswa yang mendukung perkembangan kognitif.

Model ini siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain

untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.30

Jadi dalam

pelaksanaan TGT, setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok

yang di dalamnya harus ada siswa berkemampuan rendah, sedang dan

tinggi. Kemudian setiap anggota kelompok ditugaskan untuk

mempelajari materi terlebih dahulu secara bersama-sama. Dengan

adanya berbagai kemampuan yang disatukan dalam kelompok maka

membuat siswa saling sharing pengetahuanya sehingga setiap siswa

akan terlatih mampu mengungkapkan pengetahuaanya sendiri dari

pengetahuan yang telah diterimanya.

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang

ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya akan

mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut.31

Permainan

ini dapat dimodifikasi dengan cara lain sesuai dengan kreatifitas guru

sehingga akan lebih menarik siswa untuk semangat belajar.

28

Abdus Salam, et al., Effects of Using Teams Games Tournaments (TGT) Cooperative

Technique for Learning Mathematics in Secondary Schools of Bangladesh, Malaysian Online

Journal of Educational Technology, Volume 3 Issue 3, 2015, h. 1-10. 29

Rusman,Op.cit., h.224. 30

Trianto Ibnu Badar A, Op.cit., h.131. 31

Rusman, op.cit. , h.224.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

13

Permaianan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan

sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi

pembelajaran.

Siswa diminta menafsirkan pengetahuannya dalam bentuk gambar

ataupun bentuk lainnya melalui game akademik. Nilai yang mereka

peroleh dari game tersebut menentukan skor kelompok mereka.

Kemudian siswa diminta menyimpulkan pengetahuan yang telah

diperoleh yang dapat menambah skor k. Kelompok yang mendapatkan

skor tertinggi akan menjadi pemenang dan mendapatkan penghargaan.

Jadi dapat simpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

teams games tournament adalah bentuk pembelajaran siswa dengan

cara bekerjasama membentuk tim kelompok yang membuat siswa

mampu mengungkapkan pengetahuan yang diterimanya dalam bentuk

pemahaman sendiri kemudian untuk melakukan sebuah turnamen

akademik dapat diterapkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat

siswa menafsirkan pengetahuaanya dan siswa diminta menyimpulkan

pengetahuannya yang akan menambah skor sehingga kelompok yang

menjadi pemenang akan mendapatkan penghargaan.

c. Langkah-langkah Pembelajaran TGT

Pelaksanan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) memerlukan beberapa tahapan sebagai jalan

berlangsungnya pembelajaran. Menurut Slavin pembelajaran

kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap

penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams),

permainan (games), pertandingan (tournament) dan penghargaan

kelompok (team recognition).32

Langkah ini adalah satu kesatuan yang

harus dilalui agar tercapai tujuan pembelajaran. Adapun prosedur

pembelajaran TGT secara umum adalah sebagai berikut:33

32

Robert Slavin, op.cit., h. 166. 33

Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h.135.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

14

1. Guru memilih topik pembelajaran dan menyajikannya dengan

berbagai cara pada peserta didik. Baik dengan gambar, power

point, video, dan media yang lainnya agar lebih mudah dalam

memahami materi.

2. Guru membuat kartu soal pertanyaan yang diberi nomor

sebanyak soal yang akan diberikan.

3. Guru membagi siswa kedalam berbagai kelompok secara

heterogen berdasarkan pada kemampuan dalam beberapa

kelompok. Jadi dalam satu kelompok ada siswa yang pintar, ada

yang kemampuannya menengah, dan ada yang kurang pintar.

Siswa diminta mengambil nomor dari sebuah kotak dan harus

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor yang diambil.

Siswa dalam satu kelompok saling berbagi pengetahuan dengan

mendiskusikan jawaban untuk pertanyaan yang diberikan.

4. Guru menempatkan siswa dalam beberapa kelompok

pertandingan, dimana anggota kelompok yang baru tersebut

memiliki kompetensi yang sama (homogen). Masing-masing

kelompok mengahadapi “meja pertandingan”. Turnamen

dilakukan dengan menjawab pertanyaan yang diberikan (sama

atau mirip dengan pertanyaan yang didiskusikan). Siswa

memperoleh nilai dalam turnamen ini dan nilai tersebut

memberikan kontribusi terhadap nilai kelompok awal.

5. Peserta didik kembali ke meja kelompoknya (kelompok awal)

dan melaporkan perolehan nilainya. Guru membandingkan

akumulasi nilai kelompok dan memberikan penghargaan pada

kelompok pemenang.

6. Siswa mengikuti Ujian.

Adapun langkah-langkah pembelajaran TGT menurut Trianto

dimana diawali dengan siswa ditempatkan dalam tim belajar

beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut

tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyiapkan pelajaran,

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

15

dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan

bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis, pada waktu kuis ini mereka tidak

saling membantu.34

Selanjutnya Isrok’atun dan Rosmala menyatakan bahwa tahapan

model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamen sebagai

berikut:35

1. Presentasi di Kelas

Suatu kegiatan belajar menyampaikan materi baik

secara langsung atau diskusi yang dibimbing oleh guru.

Perbedaan presentasi kelas dalam model pembelajaran tipe

TGT dengan pembelajaran lainnya adalah guru juga

menjelaskan mengenai tata cara pembelajaran TGT.

Kemudian siswa akan menyadari pentingnya suatu

pemahaman saat presentasi di kelas yang berguna untuk

membantu kegiatan dan turnamen. Oleh sebab itu, siswa akan

lebih semangat dan sungguh-sungguh untuk memahami

materi yang sedang dipelajari.

2. Belajar Kelompok

Siswa berkelompok untuk memahami suatu materi

dimana kelompok dibentuk berdasarkan kemampuan

akademik siswa yakni yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah. Tujuannya adalah agar setiap anggota

kelompok benar-benar belajar, mempersiapkan, dan

membantu setiap anggotanya untuk menjawab soal.

Pelaksanaannya, dalam kelompok membahas permasalahan

yang dihadapi bersama kemudian membandingkan jawaban

atau pendapat setiap anggota. Oleh sebab itu akan terjadi

diskusi belajar yang efektif dimana antar siswa saling

34

Trianto Ibnu Badar A, op.cit., h.131. 35

Isrok’atun dan Amelia Rosmala, , op.cit., h.143-144.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

16

membantu agar setiap anggota lebih mudah memahami materi

dan mampu mengkonstruksui pengetahuannya.

3. Turnamen

Suatu kegiatan berlangsungnya game dimana

dilakukan dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa

meja turnamen. Siswa yang memiliki kemampuan akademik

yang relatif sama pada setiap kelompoknya duduk dalam meja

yang sama untuk melakukan turnamen. Poin turnamen setiap

anggota kelompok digabungkan untuk memperoleh skor

kelompok. Dengan demikian, setiap anggota bertanding untuk

mendapatkan skor terbaik. Pelaksanaanya turnamen dapat

menggunakan kartu yang berisi pernyataan yang akan

membuat siswa menafsirkan pengetahuan lain melalui

berbagai bentuk seperti gambar, grafik, tabel, dll.

4. Penghargaan

Kelompok pemenang akan mendapatkan penghargaan

sertifikat atau bentuk penghargaan lain. Penghargaan ini

penting untuk memberikan pengertian bahwa keberhasilan

kelompok diperoleh dari semua anggota. Oleh sebab itu akan

memotivasi siswa untuk saling membantu antar kelompok

sehingga siswa mampu menyimpulkan pengetahuannya.

Jadi langkah-langkah yang diterapkan pada pembelajaran TGT

pada penelitian ini menggunakan teori Isrok’atun dan Rosmala yaitu

diawali dengan presentasi oleh guru (class presentation) kemudian

membentuk tim (teams) secara heterogen yang bertujuan agar siswa

dengan kemampuan yang lebih pintar, sedang dan kurang bisa belajar

bersama dalam satu tim sehingga secara bersama-sama mampu

mengkonstruksi pengetahuannya. Kemudian melaksanakan permainan

untuk menambah skor tiap tim (games) dengan cara membuat

pernyataan-pernyataan dalam bentuk gambar, grafik atau yang lainnya

sehingga siswa mampu menafsirkannya. Setelah itu, siswa diminta

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

17

menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh lalu dihitung perolehan

nilai yang di dapat dan memberikan penghargaan kepada kelompok

yang menang (recognition).

Berikut adalah contoh penempatan anggota kelompok dalam meja

turnamen :36

Gambar 2.1 Penempatan Anggota Kelompok Dalam

Meja Turnamen

Gambar 2.1 contoh cara penempatan anggota kelompok pada saat

turnamen. Terdapat 3 tim kelompok setiap tim terdiri dari 4 anggota.

Kemudian tim kelompok dibentuk terdiri dari berbagai kemampuan

seperti yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Harapannya agar anggota tim saling membantu dan berbagi informasi

dengan anggotanya agar dalam satu tim secara kompak mampu

memenangkannya.

36

Robert E. Slavin, op.cit., h.168.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

18

Langkah-langkah model pembelajaran TGT dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.2 Langkah Pembelajaran TGT

Penyajian

Kelas

Kelompok

TIM A TIM B TIM C TIM D

Permainan

Turnamen

Bergeser Tempat

TIM A

A-1 Tinggi A-2 Sedang A-3 Sedang A-4 Rendah

TIM B

TIM C

TIM D

B-1 Tinggi B-2 Sedang B-3 Sedang B-4 Rendah

C-1 Tinggi C-2 Sedang C-3 Sedang C-4 Rendah

D-1 Tinggi D-2 Sedang D3 Sedang D-4 Rendah

Meja Permainan Turnamen

A-1 Tinggi

Tim

A

A-2 Sedang

A-3 Sedang

A-4 Rendah

B-1 Tinggi

Tim

B

B-2 Sedang

B-3 Sedang

B-4 Rendah

Meja 1

Meja 2

Meja 3

Meja 4

C-1 Tinggi

Tim

C

C-2 Sedang

C-3 Sedang

C-4 Rendah

D-1 Tinggi

Tim

D

D-2 Sedang

D-3 Sedang

D-4 Rendah

Penghargaan

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

19

d. Sistem Perhitungan Poin Turnamen

Skor siswa dibandingkan dengan rerata skor yang lalu dan poin

diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa melampaui prestasi.

Poin tiap anggota tim ini dijumlah untuk mendapatkan skor tim, dan

tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberikan penghargaan.37

Berikut adalah tabel perhitungan poin turnamen pada model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT):38

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Turnamen Untuk Empat Pemain

Berdasarkan tabel diatas menunjukan kriteria poin turnamen

untuk empat pemain seperti point peraih skor tertinggi, peraih skor

tengah atas, peraih tengah bawah dan peraih skor rendah. Hal ini

tergantung berapa banyak pemainnya. Kemudian setiap tim pasti akan

ada nilai yang seri atau tidak.

e. Kelebihan Model Pembelajaran TGT

Penerapan berbagai tipe model pembelajaran kooperatif

membutuhkan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang

akan digunakan. Salah satu pertimbangannya adalah mengenai

kelebihan masing-masing model pembelajaran yang akan diterapkan

pada mata pelajaran agar tercapai tujuan yang ingin dihendaki. Berikut

37

Trianto Ibnu Badar A, Op.cit., h.133-134. 38

Robert E. Slavin, Op.cit., h.175.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

20

kelebihan dari model pembelajaran TGT yang digunakan dalam

penelitian:39

1. Pembelajaran kooperatif memfasilitasi siswa dalam

berdiskusi dan menyampaikan pendapat mereka. Tim akan

bekerja sama dalam menemukan pengetahuan baru dari

materi yang akan dipelajari. Jadi pengetahuan yang akan

diperoleh melalui penemuan-penemuan dari hasil kerja

sama akan lebih bernilai permanen dalam pemahaman

masing-masing siswa.

2. Pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam hal saling

memahami materi dan bekerja sama membantu anggota

timnya yang belum memahami materi secara maksimal.

Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa

kelompok bawah. Jadi proses tutorial siswa kelompok atas

meningkat kemampuan akademiknya karena memberikan

pelayanan sebagai tutor kepada teman sebaya yang

membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang

hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.

3. Game dalam turnamen akademik yang membuat siswa

kompak dalam kelompok karena saling menantang jawaban

mereka demi memperebutkan poin yang akan diberikan

guru. Maka permainan ini akan memacu siswa untuk aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

4. Penghargaan yang diberikan dapat memotivasi siswa dalam

belajar, sehingga mereka akan lebih maksimal dalam

memahami materi pada pertemuan berikutnya. Pemberian

penghargaan ini terhadap prestasi yang dicapai anak didik

dapat merangsang untuk mendapatkan prestasi yang lebih

baik dikemudian hari.

39

Dewi Devita, Op.cit., h.193

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

21

Tidak hanya itu, menurut Annurwanda menyatakan bahwa model

pembelajaran TGT ternyata memberikan pengaruh positif terhadap

siswa yaitu membawa lebih banyak latihan, menciptakan yang lebih

besar kesadaran suatu hasil belajar serta memberikan motivasi ekstra

bagi siswa dan untuk membangun pengalaman belajar yang lebih

menyenangkan. Selain itu, penggunaan teams games tournament

(TGT) dapat meningkatkan kemampuan siswa, motivasi, hasil belajar

dan terutama self-efficacy atau percaya diri.40

Pendapat Ratna menyatakan lebih rinci mengenai kelebihan

model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT)

adalah sebagai berikut:41

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas

2. Mengedepankan penerimaan terhadap individu

3. Proses pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa

4. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang

lain

5. Motivasi belajar lebih tinggi

6. Hasil belajar lebih baik

7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.

Dari kelebihan ini maka penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada saat pembelajaran

dikelas yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan

memudahkan siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.

Kegiatan belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe teams

games tournament berpusat pada siswa sehingga memiliki beberapa

kelebihan sebagai berikut:42

40

Pradipta Annurwanda, loc.cit. 41

Sitti Ratna Dewi, dkk, Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Gamed Tournament (TGT) Dan Tipe Jigsaw Pada

Siswa Kelas X Di SMA Negeri 2 Wakorumba Selatan Kabupaten Muna, Jurnal Al-Ta’dib, Vol.9

No.2, 2016, h. 1-21. 42

Isrok’atun dan Amelia Rosmala, op.cit., h.145.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

22

1. Semua siswa memiliki kesempatan untuk mengemukakan

pendapat atau memperoleh pengetahuan dari diskusi

kelompok.

2. Saling menghargai diantara siswa.

3. Siswa mendapat ketrampilan bekerja sama.

4. Menumbuhkan keberanian dan membiasakan bersaing sportif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Teams Games Tournament memiliki kelebihan dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional, dimana siswa lebih berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran dan mampu menjalin keakraban antar siswa

melalui kerjasama dalam kelompok sehingga memudahkan dalam

memahami suatu konsep, menafsirkan serta menyimpulkan materi

yang sedang dipelajari. Sedangkan pembelajaran dengan kelompok

belajar biasa itu aktifitas siswa lebih sering mendengarkan materi yang

disampaikan oleh guru.

f. Kekurangan Model Pembelajaran TGT

Model pembelajaran kooperatif teams games tournamen selain

memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Berikut kekurangan

penerapan model pembelajaran kooperatif teams games tournamen

yaitu:43

1. Tidak semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya.

Hal ini terjadi jika guru tidak secara cermat memperhatikan

proses diskusi dalam kelompok.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini dapat terjadi

jika guru tidak mampu merencanakan pembelajaran dengan

baik.

3. Kemungkinan terjadinya kegaduhan. Hal ini dapat terjadi jika

guru tidak dapat mengelola kelas dengan baik sehingga anak

43

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat, dkk,op.cit., h.19

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

23

melakukan aktifitas lain pada saat pembelajara seperti

mengobrol, lari-larian, dan lain-lain.

Menurut Isrok’atun dan Rosmala model pembelajaran TGT

memiliki kekurangan dalam penerapannya, yaitu sebagai berikut:44

1. Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.

2. Jika kemampuan guru sebagai motivator dan fasilitator kurang

memadai atau sarana tidak cukup tersedia, maka pembelajaran

TGT sulit dilakukan.

3. Apabila sportivitas siswa kurang maka ketrampilan

berkompetisi siswa yang terbentuk bukanlah yang diharapkan.

4. Penerapan model TGT juga memiliki kelemahan bagi siswa

dalam mentrasfer pengetahuannya kepada siswa lain.

Namun setiap kekurangan model pembelajaran dapat diatasi jika

guru yang bertindak sebagai fasilitator secara cermat memperhatikan

proses pembelajaran. Berikut penjelasan mengenai kekurangan dari

model pembelajaran kooperatif teams games tournamen dan cara

mengatasinya yaitu:45

1. Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan

heterogen dari segi akademis. Tetapi kelemahan ini dapat

diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali

secara cermat dalam menentukan pembagian kelompok.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi oleh siswa cukup

banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.

Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas

secara menyeluruh.

3. Masih terdapat siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa

dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk

mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing

dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik

44

Isrok’atun dan Amelia Rosmala, op.cit., h.146. 45

Sitti Ratna Dewi, dkk, op.cit., h.8.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

24

tinggi agar dapat dan mampu berbagi pengetahuannya kepada

siswa yang lain.

Dengan demikian, dibalik kekurangan model pembelajaran

kooperatif teams games tournamen (TGT) yang dapat teratasi maka

penggunaan model ini masih menjadi pilihan untuk digunakan dalam

pembelajaran di kelas.

2) Model Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction)

a. Pengertian Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran langsung (Direct

Instruction). Menurut Arends dalam Trianto, model pembelajaran

langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan

dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang

terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan

yang bertahap.46

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan

tentang sesuatu sedangkan pengetahuan prosedural adalah

pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu.47

Jadi pelaksanaanya

dilakukan selangkah demi langkah yang dimulai dari keterampilan

mendasar sampai kompleks sehingga memudahkan siswa untuk

memahami suatu materi.

Lebih lanjut Arend dalam Fathurrohman menyatakan

bahwa pembelajaran langsung itu memerlukan perencanaan yang

hati-hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan

berorientasi tugas. 48

Dalam penerapan pada pembelajaran

dibutuhkan keaktifan, kelihaian, keterampilan dan kreativitas guru

46

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2013),

h.110. 47

Muhammad Fathurrohman, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta: Ar

RuZZ Media, 2015), h. 169. 48

Ibid., h. 168.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

25

tanpa menghilangkan peran siswa sebagai peserta didik.49

Jadi

dapat dikatakakan model pembelajaran langsung itu bersifat

teacher center. Hal ini bukan berarti dalam kelas guru bersikap

otoriter namun tetap menjamin keterlibatan siswa dengan cara

memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi (tanya jawab) yang

terencana.

Model pembelajaran langsung menurut Kardi dalam

Fathurrohman dapat berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan

atau praktek dan kerja kelompok.50

Hal ini memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik maupun

menirukan apa yang sedang dipraktekkan.

Disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung adalah

model pembelajaran berpusat pada guru dimana guru aktif

menyampaikan materi secara langsung kepada siswa tanpa

menghilangkan peran siswa.

b. Langkah Model Pembelajaran Langsung

Pelaksanaan model pembelajaran langsung membutuhkan

langkah-langkah sebagai ciri yang membedakan dengan model

pembelajaran lain. Menurut Kardi dalam Trianto, langkah-langkah

pembelajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut:51

1. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa

2. Menyampaikan tujuan

3. Menyiapkan siswa

4. Presentasi dan demonstrasi

5. Mencapai kejelasan

6. Melakukan demonstrasi

7. Mencapai pemahaman dan pengusaan

8. Berlatih

49

Ibid., h. 167. 50

Muhammad Fathurrohman, Op.cit., h.169. 51

Trianto, Op.Cit., h.47-50.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

26

9. Memberikan latihan terbimbing

10. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

11. Memberikan kesempatan latihan mandiri

Langkah-langkah model pembelajaran langsung yang

disebutkan diatas kemudian dipersingkat dan disajikan dalam lima

tahap sebagai berikut:52

Fase 1 menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

dimana peran guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang

pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk

belajar.

Fase 2 mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

dimana peran guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar

atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

Fase 3 membimbing pelatihan dimana peran sebagai guru

merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Fase 4 mengecek pemahaman dan memberikan umpan

balik dimana peran guru mengecek apakah siswa telah berhasil

melakukan tugas dengan baik dan memberi umpan balik.

Fase 5 memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan

dan penerapan dimana peran guru itu mempersiapkan kesempatan

melakukan pelatihan lanjutan dengan perhatian khusus pada

penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan sehari-

hari.

Guru harus merencakan pembelajaran agar dapat diterapkan

secara efektif setiap langkah-langkahnya. Slavin menyatakan tujuh

langkah dalam pembelajaran langsung sebagai berikut:53

1. Menginformasikan tujuan dalam pembelajaran dan orientasi

pelajaran kepada siswa. Sebelum menyampaikan materi

52

Muhammad Fathurrohman, Op.cit., h.170. 53

Ibid., h.175.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

27

sebaiknya guru memberikan informasi mengenai hal-hal

apa saja yang akan dilakukan selama pembelajaran.

2. Mereview pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Tahap

ini seorang guru melakukan apersepsi dengan cara

mengajukan pertanyaan, permainan, atau cara yang lain

agar seorang siswa selalu mengingat pengetahuan yang

telah dikuasi.

3. Menyampaikan materi. Tahap ini guru menjelaskan materi

dengan cara berbagai hal seperti memberikan contoh,

demonstrasi dan cara lainnya.

4. Melaksanakan bimbingan. Tahap ini guru berperan

memonitoring pekerjaan siswa kemudian dapat menilai

tingkat pemahaman siswa.

5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.

Tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menerapkan informasi yang telah didapat baik secara

individu maupun kelompok.

6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Tahap

ini guru memberikan respon kepada pekerjaan siswa dan

mengulang keterampilan jika diperlukan.

7. Memberikan latihan mandiri. Tahap ini guru memberikan

tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan

pemahamannya pada materi yang telah dipelajari.

Jadi langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lima fase atau tahapan. Dimulai dari seorang guru

menyampaikan tujuan materi dan mempersiapkan siswa agar dapat

secara fokus memperhatikan penjelasan guru kemudian siswa

dibimbing secara langsung untuk mengerjakan sesuatu yang akan

dicek bagaimana tingkat pemahamannya lalu siswa diminta untuk

mengerjakan latihan-latihan secara mandiri.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

28

c. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung dipilih untuk diterapkan

pada pembelajaran di kelas karena memiliki kelebihan yaitu

sebagai berikut:54

1. Guru mampu mengendalikan isi materi dan urutan

informasi yang terima oleh siswa sehingga dapat

mempertahannkan fokus dengan apa yang ingin dicapai.

2. Dapat diterapkan dalam kelas yang besar maupun kecil.

3. Merupakan suatu cara yang efektif dalam megajarkan

informasi dan pengetahuan faktual yang terstruktur.

4. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang

banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses

secara setara oleh siswa.

5. Dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran

dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan

bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana

informasi dianalisis dan bagaimana suatu pengetahuan

dihasilkan.

Dengan adanya kelebihan ini proses pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan

jadi model pembelajaran langsung dapat dijadikan pilihan model

yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

d. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran langsung selain memiliki kelebihan

juga memilki kekurangan sebagai berikut:55

1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan

siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan

mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak

54

Ibid., h.176. 55

Ibid., h.178.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

29

semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut,

guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.

2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi

perbedaan dalam hal kekampuan, pengetahuan awal, tingkat

pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar atau

ketertarikan siswa.

3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk

terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan

keterampilan sosial dan interpersonal mereka.

4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini,

kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada

kesiapan guru, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan

terstruktur sehingga siswa menjadi bosan, teralihkan

perhatiannya dan pembelajaran mereka akan terhambat.

5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur

dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran

yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung,

dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian

masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.

Jadi model pembelajaran langsung ini meskipun memiliki

kekurangan tetapi dapat diatasi dengan berbagai cara misalnya

dalam pengembangan diri kurang melatih keterampilan sosial

maka seorang guru akan berperan aktif dalam proses

pengembangan diri setiap siswa untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik dengan menerapkan pembelajaran ini.

3) Pemahaman Konsep Matematis

a. Pengertian Pemahaman Konsep Matematis

Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek yang sangat

penting dalam pembelajaran, dengan memahami suatu konsep maka

yang diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuaanya untuk

setiap pembelajaran yang akan dipelajari. Sependapat dengan

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

30

Kilpatrick, Swafford dan Findel dalam Arifin menyatakan bahwa

pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memahami konsep,

operasi dan relasi dalam matematika.56

Jadi dalam mempelajari suatu

materi matematika diperlukan kemampuan dalam memahami konsep.

Sedangkan dalam istilah pemahaman berasal dari kata paham,

yang menurut Kamus Besar Indonesia diartikan sebagai pengetahuan

banyak, pendapat, aliran, mengerti benar.57

Pemahaman dapat

diartikan dengan suatu proses dan cara memahami atau memahamkan

dari pengetahuan yang banyak atau informasi yang akan diperoleh

memberikan interpretasi yang lengkap sesuai dengan tingkat

kemampuannya sehingga akan memperkaya pengetahuannya setiap

siswa.

Memahami merupakan tindak lanjut dari kegiatan mengingat.

Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia

memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau

konsep.58

Dalam hal ini siswa yang sudah benar-benar memahami

maka mampu mengolah fatkta-fakta yang akan diutarakan olehnya.

Susanto berpendapat bahwa pemahaman merupakan kemampuan

menjelaskan sesuatu dalam bentuk yang berbeda sehingga dapat

mengiterpretasikan serta menarik kesimpulan dari tabel, data, grafik

dan sebagainya.59

Jadi pemahaman seseorang dapat diketahui melalui

ketepatan konsep yang diutarakan oleh orang tersebut.

Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.60

Dapat

dikatakan bahwa pemahaman bukan hanya mengingat fakta tetapi

berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan,

56

Fatkhul Arifin dan Tatang Herman, The Influence E-learning Model Web Enhanced

Course to Conceptual Understanding and Self Regulated Learning In Mathematics For Elementary

School Students, TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, Vol 4 (1), 2017, h.45-52. 57

Ibid,.h.208. 58

Suharismi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),

h.131. 59

Ahmad Susanto, Op.cit., h. 210. 60

Ibid., h.6.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

31

menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti sebuah

konsep.

Adanya sebuah konsep akan memperkuat pemahaman seseorang

karena konsep merupakan sekelompok objek, peristiwa, atau simbol

yang memiliki karakteristik yang sama yang dapat diidentifikasi

dengan nama yang sama.61

Artinya bahwa konsep terbentuk dari fakta-

fakta yang memiliki hubungan sehingga membantu dalam

pemahamannya.

Konsep menurut Hamalik adalah suatu kelas atau kategori stimuli

yang memiliki ciri – ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau

orang-orang.62

Maka konsep diibaratkan sebuah objek yang ingin

dipahami. Sedangkan menurut Sagala dalam Fitriyane, konsep

merupakan buah pikiran seseorang yang dinyatakan dalam definisi

sehingga melahirkan pengetahuan meliputi prinsip, hukum atau teori.63

Maka konsep itu diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman hasil dari

berpikir yang memiliki kegunaan untuk menjelaskan.

Sependapat dengan Ahmed,dkk menyatakan bahwa konsep terdiri

dari mengintegrasikan informasi yang disajikan dengan mengaitkan

pengetahuan sebelumnya untuk membangun representasi terpadu64

.

Artinya bahwa konsep akan muncul pada seseorang setelah

mengaitkan fakta-fakta yang telah diamati sehingga mengembangkan

kemampuan menganalisis bahkan kemampuan memecahkan masalah.

Dari penjelasan diatas mengenai pemahaman dan konsep dapat

disimpulkan bahwa pengertian pemahaman konsep adalah kemampuan

seseorang untuk mengartikan sesuatu yang telah diketahui atau diingat,

61

Hamzah B. Uno & Satria Koni, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), cet. 3, h. 102. 62

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksar, 2010), h.162. 63

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat, dkk, op.cit., h.17. 64

Ahmed Sher Awan, dkk, Student Understanding about Learning the Concept of

Solution, Journal of Elementary Education, Vol.21, No 2, 2011, h. 23-34.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

32

sehingga dapat menafsirkan dengan caranya sendiri kebentuk lain yang

lebih berarti dan menyimpulkan data yang telah diperolehnya.

b. Indikator Pemahaman Konsep Matematis

Dalam pembelajaran, pemahaman yang dimaksud adalah suatu

kemampuan siswa untuk mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru.

Sebagai indikator bahwa siswa dapat dikatakan paham terhadap

konsep matematika, menurut Salimi dalam susanto dapat dilihat dari

kemampuan siswa dalam beberapa hal, sebagai berikut:65

1. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan. Artinya

bahwa kemampuan siswa untuk mengutarakan informasi yang

telah dipelajari.

2. Membuat contoh dan noncontoh penyangkal. Artinya bahwa

dapat menemukan contoh yang mewakili suatu konsep.

3. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan

simbol. Artinya kemampuan siswa dalam menganalisis model,

diagram dan simbol.

4. Mengubah suatu bentuk representasi kebentuk lain. Artinya

bahwa kemampuan siswa dapat menafsirkan suatu materi ke

bentuk yang lain tanpa mengubah maknanya.

5. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep. Siswa

mampu mengkonstruksi informasi-informasi.

6. Mengindetifikasi sifat – sifat suatu konsep dan mengenal

syarat-syarat yang menentukan suatu konsep.

7. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep. Siswa

mendeteksi keserupaan dan perbedaan antara dua hal atau

lebih.

Anderson dan Kratwohl dalam Fitriyane juga menyatakan

indikator pemahaman konsep sebagai berikut:66

65

Ahmad Susanto,op.cit., h.209. 66

Fitriyane Laila Apriliani Rahmat, dkk,op.cit., h.18

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

33

1. Menginterpretasikan atau menafsirkan artinya siswa mampu

mengungkapkan kembali suatu konsep tanpa mengubah

maknanya.

2. Memberikan contoh artinya siswa mampu menemukan

penggambaran suatu konsep.

3. Mengklasifikasi artinya siswa mampu mengkategorika suatu

konsep yang sudah dipahami.

4. Meringkas artinya siswa mampu mengutarakan suatu konsep

secara general.

5. Menduga artinya siswa mampu menemukan sebuah bentuk

lain dari sejumlah contoh-contoh yang serupa.

6. Membandingkan artinya siswa mampu mengetahui persamaan

dan perbedaan antara dua atau lebih suatu objek.

7. Menjelaskan artinya siswa mengkonstruksi model sebab

akibat dari suatu sistem.

Dilihat dari segi jenisnya, menurut Russefendi dalam Susanto ada

3 hal yang dikatakan pemahaman matematis, yaitu: 67

1. Pengubah (translation)

Pemahaman translasi digunakan untuk menyampaikan

informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan

menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang

bervariasi. Jadi kata kerja operasional yang dapat digunakan

dalam indikator ini adalah menerjemahkan, mengubah,

mengilustrasikan, member definisi, dan menjelaskan kembali.

2. Pemberian arti (interpretation)

Interpretasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari

bacaan, tidak hanya dengan kata – kata dan frasa, tetapi juga

mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide.

Misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik atau gambar

dan ditafsirkan. Jadi kata kerja operasional yang digunakan

67

Ahmad Susanto,op.cit., h. 210-211.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

34

adalah menginterpretasikan, membedakan, menjelaskan dan

menggambarkan.

3. Pembuatan (ekstrapolasi)

Ektrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang

didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran dari suatu

informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan

konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif

yang ketiga yaitu penerapan yang menggunakan suatu bahan

yang sudah diperlajari kedalam situasi baru, yaitu berupa ide

atau petunjuk teknis. Kata kerja operasioanal yang dapat

digunakan dalam indikator ini adalah memperhitungkan,

menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan,

menentukan, dan mengisi.

Adapun menurut SKemp dalam Susanto, pemahaman dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:68

1. Pemahaman instrumental diartikan memahami konsep tanpa

mengaitkan dengan konsep lainya dan dapat menerapkan

rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam hal ini, hanya

hafal rumus dan memahami urutan pengerjaan atau algoritme.

2. Pemahaman relasional, termuat skema dan struktur yang dapat

digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas, dapat

mengaitkan suatu konsep atau prinsip dengan konsep lainnya

dan sifat pemakaiannya lebih bermakna.

Dan pemahaman matematika yang perlu diterapkan kepada siswa

sekolah dasar sebagai pemahaman mendasar meliputi: kemampuan

merumuskan strategi penyelesaian, menerapkan perhitungan

sederhana, menggunakan simbol untuk mempresentasikan konsep, dan

mengubah suatu bentuk ke bentuk lain.69

68

Ahmad Susanto, op.cit., h.211. 69

Ibid., h.212.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

35

Jadi dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan diatas, indikator

pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah

translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.

4) Karakteristik Siswa SD/MI

Karakteristik siswa SD/MI penting untuk dipahami agar mampu

menentukan cara yang tepat untuk memberikan perlakuan dalam suatu

pembelajaran. Siswa sekolah dasar biasanya berusia kisaran antara 7

tahun sampai 12 tahun. Adapun karakteristik dan kebutuhan peserta

didik adalah sebagai berikut:70

1. Senang bermain

Karakteristik ini membuat seorang guru melaksanakan

pembelajaran dengan adanya suatu permainan.

2. Senang bergerak

Karakteristik ini membuat guru untuk merencanakan

model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk leluasa

bergerak.

3. Anak senang bekerja dalam kelompok

Karakteristik ini akan membuat seorang guru untuk

merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

bekerja dalam kelompok. Jadi guru akan meminta kepada

siswa membentuk kelompok untuk mempelajari atau

menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.

4. Senang merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu

secara langsung

Karakteristik ini membuat seorang guru untuk

melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa

untuk terlibat secara langsung. Seperti yang di ungkapkan

oleh Jean Piaget dengan teori perkembangan kongnitifnya,

70

Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h.

58-61.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

36

bahwa anak sekolah dasar dalam tahapan operasional

konkret. Pada tahap ini anak bertindak dan berpikir mengenai

fenomena konkret yang terdapat dalam kehidupannya.71

Jadi

akan lebih bermakna ketika siswa melakukan secara langsung

dalam pembelajaran.

5. Anak suka cengeng

Karakteristik ini membuat guru untuk merancang suatu

model pembelajaran yang mengarahkan dan membentuk

mentak siswa agar tidak mudah cengeng.

6. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain

Karakteristik ini membuat guru untuk memilih model

pembelajaran yang tepat agar memudahkan siswa untuk

memahami setiap materi yang sedang dipelajari.

7. Senang diperhatikan

Karakteristik ini membuat seorang guru harus selalu

memperhatikan setiap siswa dengan cermat agar tidak ada

satupun siswa yang merasa diabaikan.

8. Senang meniru

Karakteristik ini membuat guru untuk tetap menjaga

setiap tindakan, sikap, perkataan, penampilan yang bagus dan

rapi agar dapat memberikan contoh yang baik untuk siswa.

Dalam hal ini diharapkan siswa akan meniru hal-hal baik dari

seorang guru.

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas II yang tergolong dalam

dalam masa kelas rendah, adapun bebarapa sifat khas anak-anak pada

masa ini yaitu:72

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.

71

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2012), h.101. 72

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h.124.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

37

2. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan

permainan yang tradisional.

3. Ada kecenderungan memuji sendiri.

4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.

5. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka soal itu

dianggapnya tidak penting.

6. Pada masa ini anak menghendaki nilai rapor yang baik tanpa

mengingat prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau

tidak.

Peggy Dettmer merumuskan mengenai taksonomi operasional

yang dikembangkan dari Taksonomi operasional Bloom. Taksonomi

operasional yang dikembangkan oleh Peggy Dettmer mencakup ranah

kognitif, afektif, sensorimotor, dan sosial.

Dalam setiap ranah operasional yang dikembangkan Peggy

Dettmer terdapat 8 fase. Penjelasan pada pembagian fase menurut

Peggy Dettemer yaitu sebagai berikut:73

Fase 1 dan 2 termasuk pembelajaran mendasar (basic learning)

tahap dasar. Bercirikan paham realisme dengan mengacu pada apa

yang seharusnya diketahui siswa. Berbentuk penerimaan, bersifat

mendasar, dan dibutuhkan oleh seluruh siswa. Pada ranah kognitif,

fase 1 adalah mengetahui (know), dan fase 2 adalah memahami

(comprehend).

Fase 3, 4, dan 5 termasuk dalam pembelajaran menerapkan

(applied learning) tahap perkembangan. Bercirikan paham

pragmatisme dengan mengacu pada apa yang dapat dilakukan oleh

siswa. Berbentuk pemanfaatan, bersifat kompleks, diperuntukkan

secara individual untuk setiap siswa. Pada ranah kognitif, fase 3

adalah menerapkan (apply), fase 4 adalah menganalisa (analyze), dan

fase 5 adalah mengevaluasi (evaluate).

73

Peggy Dettmer, New Blooms in Established Fields: Four Domain of Learning and

Doing, ProQuest Education Journals, vol. 28, no. 2, Winter 2006, h. 70-78.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

38

Fase 6, 7, dan 8 termasuk dalam pembelajaran gagasan

(ideational learning) tahap generative. Bercirikan paham idealisme

dengan mengacu pada apa yang ingin dilakukan pembelajar.

Berbentuk pembaharuan, bersifat baru, dan diperuntukkan secara

personal untuk setiap siswa. Pada ranah kognitif, fase 6 adalah

mensintesis (synthesize), fase 7 adalah membayangkan (imagine), dan

fase 8 adalah mencipta (create).

Tabel 2.3 Taksonomi Bloom Baru Oleh Peggy Dettmee,

Domain Kognitif74

Fase Domain Kognitif

1 Mengetahui

2 Memahami

3 Menerapkan

4 Menganalisa

5 Mengevaluasi

6 Mensitesa

7 Membayangkan

8 Mencipta

Berdasarkan taksonomi yang dikembangkan oleh Peggy Dettmer,

karakteristik siswa kelas II sekolah dasar sudah mencapai fase 2 yaitu

memahami. Oleh sebab itu siswa sudah mampu memahami suatu

konsep yang sedang dipelajari. Memahami disini berarti dapat

mengartikan, menafsirkan dan menyimpulkan pengetahuan yang telah

diterimanya.

5) Konsep Pembagian

Pembagian disebut pengurangan berulang sampai habis. Maka

kemampuan prasyarat yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari

74

Ibid.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

39

konsep pembagian adalah pengurangan dan perkalian.75

Pembagian

terjadi apabila sebuah bilangan a dibagi dengan sebuah bilangan b,

maka hasil bagi yang diperoleh ditulis a : b atau a/b, dimana a disebut

yang dibagi dan b itu pembaginya.76

Pembagian dapat didefinisikan dalam bentuk perkalian, yaitu dapat

kita pandang a/b sebagai suatu bilangan x yang setelah dikalikan

dengan b sama dengan a, atau bx = a, contohnya, 6/3 adalah bilangan x

sedemikian rupa sehingga 3 dikalikan dengan x sama dengan 6, atau

3x =6, jadi 6/3=2.77

Agar mudah dipahami maka berbagai benda yang dimiliki siswa

dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran, seperti pensil,

penghapus, buku, penggaris dan lain – lain. Misalnya :78

Bu Zia mempunyai 6 buah buku. Buku tersebut akan

dibagikan sama banyak pada 2 orang anak. Berapa buah buku yang

didapatkan setiap anak?

Soal di atas dapat digambarkan dengan media sebagai

berikut:

Gambar 2.3 Pembagian

75

Heruman, Op.cit,h.26. 76

Murray R. Spiegel, Matematika Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2006),h.1. 77

Ibid. 78

Heruman, Op.cit,h.26-27.

Anak 1

Anak 2

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

40

Perintah peragaan !

Ambil 2 buku, bagikan!

Ambil 2 lagi, bagikan!

Ambil 2 lagi, bagikan! (habis)

Kemudian guru meminta siswa menjawab pertanyaan!

1. Berapa buah buku yang didapatkan masing – masing anak?

(jawaban yang diharapkan adalah 2 buah buku).

Dengan kata lain, peragaan di atas sama seperti 6 ambil 2,

ambil 2, ambil 2 = habis. Apabila ditulis dalam pengurangan,

perintah di atas menjadi 6 – 2 – 2 – 2 = 0

2. Berapa kali bu Zia mengambil 2 buku sekaligus?

(jawaban yang diharapkan adalah 3 buah buku)

Apabila ditulis dalam pembagian 6 : 2 = 3

Sifat pembagian: memiliki elemen invers (kebalikan), yaitu

1/a maka a x 1/a = 1.79

B. Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa peneltian yang relevan yang telah dilakukan oleh para

peneliti tentang penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran

matematika diantaranya sebagai berikut:

1) Penelitian Amanda Purwandari dan Dyah Tri Wahyuningtyas yang

berjudul “Eksperimen Model Pembelajaran Team Games Tournament

(TGT) Berbantuan Media Keranjang Biji – Bijian Terhadap Hasil

Belajar Kelas II SDN Saptorenggo 02”. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar

2017. Hasil dari penelitian diperoleh rata-rata nilai kelas kontrol yaitu:

59,96. Sedangkan rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu: 64,88. Antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan sebesar 4,92.

Dari perbedaan rata-rata nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan

media keranjang biji-bijian lebih tinggi 10,25% dari pada siswa yang

79Afidah dan Khairunnisa, Matematika Dasar, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), h.90.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

41

tidak menggunakan model pembelajaran TGT berbantuan media

keranjang biji-bijian.80

2) Penelitian Dewi Devita yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Terhadap Pemahaman

Konsep dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII

SMPN di Kecamatan Lubuk Begalung Padang”, Jurnal Pendidikan dan

Teknologi Informasi 2017. Penelitian ini merupakan penelitan

kuantitatif dengan metode quasi-eksperiment (eksperimen semu).

Siswa kelas eksprimen dan kelas kontrol sama-sama terdiri dari 32

orang siswa. Skor rata-rata pemahaman konsep matematis siswa yang

diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 12,78,

skor ini lebih tinggi daripada rata-rata siswa yang diajar dengan

konvensional yaitu 9,25. Begitu juga dengan siswa yang

berkemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Rata-rata pada kelas

eksperimen juga lebih tinggi daripada kelas kontrol. Skor rata-rata

kemampuan komunikasi kelas eksperimen adalah 7,66, ini juga lebih

tinggi daripada kelas kontrol yang nilai rata-ratanya 5,88. Hal ini juga

terjadi pada siswa berkemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah.81

3) Penelitian Abdus Salam, Anwar Hossain dan Shaidur Rahman yang

berjudul “Effects of using Teams Games Tournaments (TGT)

Cooperative Technique for Learning Mathematics in Secondary

Schools of Bangladesh”. Malaysian Online Journal of Educational

Technology 2015. Hasilnya menyatakan kelompok eksperimen

mengalami peningkatan 12,71 dari pretest ke posttest. Sejak kelompok

kontrol telah menjalani metode ceramah tradisional yang sama seperti

sebelumnya, mereka hanya mengalami peningkatan 1,75 dari pretest

ke posttest. Ada perbedaan 10,96 antara peningkatan eksperimental

selama kelompok kontrol. Jelas dari hasil penyelidikan ini bahwa ada

80

Amanda dan Dyah Tri Wahyuningtyas, Eksperimen Model Pembelajaran Team Games

Tournament (TGT) Berbantuan Media Keranjang Biji – Bijian Terhadap Hasil Belajar Kelas II

SDN Saptorenggo 02, Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2017, Volume.1(3)pp.163-170, h.163-170. 81

Dewi Devita,Op.cit., h.194.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

42

perbedaan yang signifikan dalam skor prestasi (rata-rata 24,56) siswa

yang terpapar TGT sebagai pembelajaran kooperatif teknik mengajar

dibandingkan dengan metode pengajaran ceramah.82

4) Penelitian Arsayhamby, Ruzlan Md-Ali, dan Sitie Chairany yang

berjudul “Using Cooperative Teams Game Tournament in 11

Religious School to Improve Mathematics Understaning and

Communication”. Malaysian Journal of Learning and Instruction 2016.

Penelitian dilakukan tiga periode waktu (pre-test, post-test 1 dan post-

test 2 (tanpa TGT). Hasilnya menyatakan bahwa nilai rata-rata

pemahaman matematika dalam pre-test untuk kelompok eksperimen M

= 6.16 dan kelompok kontrol M= 6.13. Skor pemahaman matematika

post 1 untuk kelompok eksperimen (14,53) lebih tinggi dari kelompok

kontrol (11.09). Namun, ketika menggunakan koperasi TGT

dihentikan setelah Post-test 1, skor MU (11,13) untuk kelompok

eksperimen sama dengan skor untuk kelompok kontrol (pendekatan

konvensional). Skor serupa ini bisa jadi efek dari menarik TGT

koperasi dari pengajaran.83

Dari penelitian tersebut, adanya perbedaan dan persamaan dengan

penelitian yang peneliti lakukan adalah terkait dengan sampel dan

metode yang digunakan. Berikut penjelasnya:

1) Penelitian yang dilakukan oleh Purwandari dan Dyah Tri

Wahyuningtyas memiliki persamaan menggunakan metode

kuantitatif dan model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament serta sampel kelas II pada pembelajaran matematika

materi perkalian dan pembagian. Adapun perbedaanya adalah pada

penelitian Purwandari mengukur hasil belajar sedangkan pada

penelitian ini mengukur pemahaman konsep matematis.

82

Abdus Salam, Anwar Hossain dan Shaidur Rahman, op.cit., h.11. 83

Arsayhamby, Ruzlan Md-Ali, dan Sitie Chairany, Using Cooperative Teams Game

Tournament in 11 Religious School to Improve Mathematics Understaning and Communication,

Malaysian Journal of Learning and Instruction, vol.13No.2, 2016, h. 97-123.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

43

2) Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Devita memiliki persamaan

menggunakan metode penelitian kuantitatif tipe kuasi eksperimen

dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament (TGT) untuk mengukur pemahaman konsep. Adapun

perbedaanya adalah pada penelitian Dewi menggunakan sampel

kelas VIII SMP sedangkan pada penelitian ini menggunakan

sampel kelas II.

3) Penelitian yang dilakukan oleh Abdus Salam, Anwar Hossain dan

Shaidur Rahman memiliki persamaan menggunakan metode

penelitian kuantitatif tipe kuasi eksperimen dengan model

pembelajaran teams games tournament (TGT). Adapun

perbedaannya adalah pada penelitian Abdus Salam,dkk

menggunakan sampel kelas VIII di Bangladesh sedangkan pada

penelitian ini menggunakan kelas II Tangerang Selatan.

4) Penelitian yang dilakukan oleh Arsayhamby, Ruzlan Md-Ali, dan

Sitie Chairany memiliki persamaan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamentuntuk

meningkatkan pemahaman konsep. Adapun perbedaannya adalah

dalam penelitian Arsayhamby,dkk menggunakan sampel siswa

madrasah Aliyah dengan metode penelitian tindak kelas.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan

sampel madrasah ibtidaiyah dengan metode penelitian kuantitatif

tipe kuasi eksperimen.

Berdasarkan empat hasil penelitian yang dianggap relevan dengan

penelitian peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya

keterkaitan antara variabel x dan variabel y yang peneliti teliti. Dari

penelitian relevan di atas adanya pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TGT, hal ini sesuai dengan variabel x yang peneliti

teliti. Adanya pengaruh pemahaman konsep, hal ini sesuai dengan

variabel y yang peneliti teliti.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

44

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan masalah yang telah ditemukan, maka kerangka berpikir

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang disesuaikan dengan

permasalahan dalam penelitian yang didasarkan pada kajian teoritis.

Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara sistematik.

Selaras dengan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Pemahaman

Konsep Siswa II MI Pembangunan UIN Jakarta”.

Matematika adalah suatu pembelajaran yang dianggap masih sulit oleh

sebagian siswa. Apalagi dengan adanya simbol-simbol maupun rumus

Dapat diatasi dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT)

Pemahaman konsep matematis siswa rendah

Class Presentation

Teams

Games Tournament

Recognition

Translation

Interpretation

Ekstrapolation

Langkah TGT Indikator

Pemahaman

konsep

Pemahaman konsep matematis siswa

meningkat

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

45

sehingga cenderung mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep.

Sedangkan karakteristik siswa kelas II yang masih suka bermain semakin

membuat suasana pembelajaran di dalam kelas kurang kondusif sehingga

tidak memahami konsep dan tidak mampu menjawab pertanyaan.

Beberapa siswa juga masih memiliki rasa malu-malu sehingga tidak

terjalin komunikasi yang baik diantara siswa. Maka yang terjadi di dalam

kelas terdapat penguasa kelas dan ada juga yang hanya menjadi pendiam.

Sudah seharusnya guru menciptakan pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan serta agar siswa mendapatkan pembelajaran yang

bermakna dan mudah memahami konsep pembelajaran matematika. Salah

satu caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran tipe Teams

Games Tournament (TGT) yang dapat mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran serta memberikan kesan baru dalam pembelajaran.

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa akan

membentuk suatu kerjasama dalam kelompok untuk memahami konsep

sehingga mampu mengkonstruksi pengetahuannya. Dalam permainan

akademik berupa pertanyaan yang membuat siswa mampu menafsirkan

pengetahuaanya lalu siswa diminta menyimpulkan agar mendapatkan

tambahan skor. Kemudian apabila siswa ingin timnya berhasil dan

mendapatkan penghargaan maka mendorong anggota lainnya untuk lebih

baik lagi. Dengan demikian diharapkan situasi pembelajaran yang seperti

ini akan membuat siswa lebih aktif dan menyenangkan sehingga

pemahaman siswa terhadap konsep matematika meningkat.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : “terdapat pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe teams game tournament terhadap

pemahaman konsep matematis pada siswa Sekolah Dasar”.

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Pembangunan UIN Jakarta yang

beralamat Jalan Ibnu Taimia IV Kel. Pisangan, Kec. Ciputat Timur,

Tangerang Selatan, Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas II

semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 pada bulan September 2019.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode penelitian harus ditentukan terlebih dulu sebelum

melakukan penelitian. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.84

Ada macam-

macam metode penelitian, yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah metode kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik.85

Sugiyono menyatakan

bahwa metode kuantitatif dapat diartikan sebagai “metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme,digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuanitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.86

Model penelitian kuantitatif yang digunakan adalah model

eksperimen. Dalam model eksperimen terdapat perlakuan, dimaksudkan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal lain dalam kondisi

yang terkendalikan. Metode eksperimen mempunyai ciri dengan adanya

kelompok kontrol.87

84

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2010), h.2. 85

Ibid., h.7. 86

Ibid., h.8. 87

Ibid., h.72.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

47

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan pada penelitian ini

adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah suatu metode yang

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

eksperimen.88

Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah The

Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini melibatkan

dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.89

Sebelum mendapatkan perlakuan dua kelompok diberikan tes awal

yang sama. Setelah itu kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament,

sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Setelah selesai

perlakuan maka masing-masing kelompok mendapatkan tes akhir yang

sama.90

Rancangan penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:91

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Kelas Pretest Perlakuan Postest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Tes awal (Pretest) pada kelas eksperimen dan kontrol.

O2 : Tes akhir (Postest) pada kelas eksperimen dan kontrol.

X1 : Pembelajaran matematika materi pembagian dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

88

Ibid., h.86 89

Emzir. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, (Depok: Rajawali

Press, 2017), h.9102. 90

Ibid. 91

Ibid., h.105.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

48

X2 : Pembelajaran Matematika materi pembagian tanpa model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.92

Dalam penelitian

ini populasi yang digunakan yaitu siswa kelas II semester ganjil MI

Pembangunan UIN Jakarta tahun ajaran 2019/2020.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.93

Sampel

merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.94

Sampel ini diambil dengan teknik Cluster Random

Sampling, yaitu mengambil sampel secara acak dari objek yang sangat

luas.95

Jadi peneliti menentukan kelas untuk penelitian dilakukan secara

acak. Kemudian terpilih kelas II E dengan jumlah 28 siswa sebagai kelas

eksperimen dan kelas II F dengan jumlah 28 siswa sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.96

Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu

variabel X (variabel bebas/ variabel independen dan variabel Y (variabel

terikat/ variabel dependen). Berikut penjelasanya:

1. Variabel X (Variabel Bebas/Variabel Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

92

Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 173. 93

Ibid., h. 174 94

Sugiyono,op.cit., h. 85. 95

Ibid., h. 245. 96

Ibid., h. 42

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

49

(terikat).97

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran koperatif tipe Teams Games Tournament.

2. Variabel Y (Variabel Terikat/ Variabel Dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas.98

Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah pemahaman konsep matematis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.99

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dapat digolongkan menjadi

dua macam yaitu instrumen tes dan non tes.100

1. Teknik Tes

Dalam penelitian ini data didapatkan dari hasil tes pemahaman

konsep yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Tes diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tanpa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Tes

tersebut untuk mengukur pemahaman konsep siswa Sekolah Dasar

yang berbentuk uraian. Jumlah butir soal yang dikembangkan dalam

penelitin ini adalah 6 soal.

2. Teknik Non tes

Teknik non tes digunakan sebagai pendukung pencapaian dalam

penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data non tes yang

97

Ibid, h. 43 98

Ibid. 99

Ibid., h. 253. 100

Suharsimi Arikunto, op.cit, h 193.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

50

digunakan terdiri dari wawancara dan observasi. Dengan adanya data

ini semakin memperkuat hasil dari penelitian ini, berikut

penjelasannya:

a) Wawancara

Penelitian kali ini mengumpulkan data dengan cara wawancara.

Karena wawancara merupakan teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti.101

Pada penelitian ini peniliti melakukan wawancara dengan salah

satu guru kelas II untuk memperoleh data awal tentang proses

pembelajaran yang dilakukan olehnya. Wawancara yang digunakan

adalah wawancara terstruktur, oleh karena itu dalam melakukan

wawancara, peneliti telah menyiapkan lembar berupa pertanyaan –

pertanyaan tertulis. Adapun hasil wawancara terdapat pada

lampiran.

b) Observasi

Spesifikasi data bisa dilakukan dengan cara observasi.

Karena observasi merupakan salah satu intrumen yang dapat

digunakan apabila objek bersifat perilaku manusia, proses kerja,

gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar.102

Sehingga penilaian observasi bisa diambil berdasarkan indikator

langkah –langkah pembelajaran siswa.

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dan

pencatatan mengenai kegiatan guru selama pembelajaran. Oleh

sebab itu lembar observasi mengacu pada skala Likert. Karena

skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

101

Sugiyono,op.cit., h. 154. 102

Ibid., h. 162.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

51

sosial.103

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel.104

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat penelitian yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.105

Sedangkan menurut Arikunto diartikan bahwa isntrumen penelitian adalah

suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah.106

Jadi penting dibuatkannya sebuah instrumen agar peneliti

lebih mudah untuk mengolah data yang sedang dikerjakan.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes dan non tes. Instrumen tes diberikan pada siswa sedangkan

instrumen non tes diberikan kepada guru berupa lembar wawancara dan

lembar observasi. Berikut adalah isntrumen yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Instrumen Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat

lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau

kelompok.107

Untuk lebih jelas menggambarkan intrumen maka dibuat

dalam bentuk kisi-kisi instrumen.

Kisi-kisi instrumen akan menunjukan kaitan antara variabel

yang diteliti dengan sumber data dari mana data akan diambil, metode

103

Ibid., h. 104. 104

Ibid. 105

Ibid, h. 114. 106

Suharsimi Arikunto,op.cit., h. 203. 107

Ibid,.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

52

yang digunakan dan instrumen yang disusun.108

Tes ini diberikan

dengan indikator pemahaman konsep matematis. Soal tes disusun

berupa uraian yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest.

Berikut adalah kisi – kisi instrumen tes pemahaman konsep:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen

Pemahaman Konsep Matematis

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : II (Dua)

108

Ibid, h.205

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

53

Tes akan diberikan kepada kedua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen sebagai kelompok yang diberikan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament pada mata pelajaran matematika

dengan materi pembagian. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan

perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamen.

Data kuantitatif diperoleh dari pretest dan postest pemahaman

konsep siswa dengan penskoran yang diberikan sesuai pedoman penskoran

tes pemahaman konsep yang terdapat pada taebel berikut:109

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep

Tingkat

Pemahaman

Kriteria Skor

Tidak Paham Tidak menjawab sama sekali. 0

Miskonsepsi Ada jawaban tetapi konsep dan perhitungan

salah semua.

1

Miskonsepsi

Sebagian

Memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

menerapkan konsep, namun jawaban salah

karena menunjukan kesalahan konsep dalam

menjelaskan.

2

Paham Sebagian Jawaban hampir benar karena adanya sedikit

kesalahan perhitungan dan membuat

kesimpulan.

3

Paham

Seleruhnya

Perhitungan benar, jawaban benar dan

mengandung seluruh konsep serta membuat

kesimpulan.

4

109

Ramon Muhandaz, Ovi Trisnawita dan Risnawati, Pengaruh Model Pembelajaran

Course Review Horay terhadap Kemampuan Pehaman Konsep Matematis Berdasarkan

Kemandirian Belajar Siswa SMK Pekanbaru, Journal for Researchin Mathematics Learning,

2018, Vol.01, h. 137-146.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

54

Tabel diatas menunjukan pedoman penskoran dalam menjawab

soal pemahaman konsep. Maka setiap siswa menjawab akan diberikan

skor sesuai tingkat pemahamannya.

2. Instrumen Non-Tes

Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi. Lembar observasi mengacu pada skala Likert. Dan

jawaban setiap item mempunyai gradasi dari sangat positif seperti 4 =

sangat baik, 3= baik, 2=cukup, dan 1= kurang.

Jumlah skor yang diperoleh selanjutnya dihitung presentasenya

menggunakan rumus sebagai beriku:110

Presentase nilai =

x 100%

Presentase yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan

berdasarkan tabel skala berikut:111

Tabel 3.4

Kategori Penilaian Lembar Observasi

Presentase (%) Kategori

0-25 Kurang

26-50 Cukup

51-75 Baik

76-100 Sangat baik

Adapun lembar observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini dapat dilihat pada lampiran.

G. Kontrol terhadap Validitas Internal

Sebelum instrumen penelitian digunakan pada pretest dan posttest,

instrumen diujikan terlebih dahulu melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji

110

Suharsimi Arikunto, op.cit., h.106. 111

Ibid.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

55

daya pembeda, dan uji taraf kesukaran. Pengujian dimaksudkan untuk

mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan pada penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas tes berhubungan dengan ketepatan suatu tes terhadap

variabel yang akan diukur.112

Uji validitas dilakukan agar dapat

diketahui apakah instrumen mampu mengukur pemahaman konsep.

Pengujian validitas soal dapat menggunakan rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh pearson sebagai berikut:113

= ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

= Koefisien korelasi antara vaiabel X dan variabel Y

X = Skor butir soal

∑ = Skor total

N = Banyaknya siswa

Validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan software

Anates. Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil

perhitungan dengan pada taraf signifikansi 0,05 dan derajat

kebebasan yaitu dk = n untuk membandingkan ( ) dengan

. Jika maka soal dikatakan valid. Sebaliknya, jika

maka soal dikatakan tidak valid. Kemudian nilai

koefisien korelasi dapat diklasifikasikan menggunakan kriteria sebagai

berikut:

112

Hamzah B. Uno & Satria Koni, op.cit., h. 151. 113

Ibid.,h. 159.

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

56

Tabel 3.5

Kriteria Validasi Instrumen114

Nilai Koefisien Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Peneliti membuat 10 butir soal pemahaman konsep yang

diujicobakan pada kelas III MI Pembangunan UIN Jakarta yang

berjumlah 29 siswa. Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep

Butir Soal Korelasi Signifikasi

1 0,621 Signifikan

2 0,722 Sangat Signifikan

3 0,627 Signifikan

4 0,327 -

5 0,320 -

6 0,677 Signifikan

7 0,502 -

8 0,873 Sangat Signifikan

9 0,734 Sangat Signifikan

10 0,454 -

Dari hasil uji validitas instrumen di atas dapat diketahui bahwa dari

10 butir soal instrumen tes pemahaman konsep siswa, terdapat 6 yang

valid dengan hasil 3 butir soal sangat signifikan dan 3 soal signifikan

114

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2010). Cet. 16. h. 139.

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

57

dan 4 soal lainnya tidak valid. Sehingga instrumen tes pemahaman

konsep materi pembagian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

6 butir soal.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran

skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya.115

Reliabilitas berarti menguji sejauh mana hasil dari suatu pengukuran

dapat dipercaya. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi jika diperoleh hasil pengukuran yang tetap

dalam beberapa kali pengukuran pada kelompok yang sama.116

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes, maka digunakan

rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:117

= (

) (

) dengan Variansi:

Keterangan:

= Nilai realibilitas

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

= Banyaknya item pertanyaan

= Skor tiap soal

= Banyaknya siswa

Untuk menginterpretasikan kriteria reliabilitas intrumen, dapat

dilihat pada nilai reliabilitas koefisien korelasi sebagai berikut:

115

Hamzah B. Uno dan Satria Koni, op.cit., h. 153. 116

Suharismi Arikunto, op.cit., h. 100. 117

Ibid., h. 239.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

58

Tabel 3.7

Kriteria Reliabilitas Instrumen118

Koefisien Kolerasi Kriteria

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,40 Sangat Rendah

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software Anatest

dengan perhitungan lengkap dalam lampiran. Adapun hasil

perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Pemahaman Konsep Rata-

rata

Simpangan

Baku

Korelasi XY Reliabilitas Interpretasi

Reliabilitas

24,55 7,26 0,80 0,89 Tinggi

Dari tabel diatas menunjukan hasil uji reliabilitas 0,89 pada

penelitian dengan kategori yaitu tinggi.

3. Daya Pembeda

Uji daya pembeda soal perlu dilakukan untuk mengkaji

kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang memiliki

prestasi tinggi dan yang memiliki prestasi rendah.119

Rumus yang

digunakan untuk mengatahui daya pembeda sebagai berikut:120

Dp =

Keterangan:

Dp : Daya pembeda

: Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

: Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

118

E.T Ruseffendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya.

(Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2005), h.160. 119

Hamzah B. Uno & Satria Koni, op.cit., h. 157 120

Ibid., h. 157

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

59

TA : Banyaknya peserta kelompok atas

TB : Banyaknya peserta kelompok bawah

Adapun klasifikasi indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:121

Tabel 3.9

Indeks Daya Pembeda Daya Pembeda Soal Keterangan

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik Sekali

Perhitungan daya pembeda ini menggunakan Sofware Anatest.

Berdasarkan hasil perhitungan uji instrumen, didapatkan bahwa daya

pembeda soal berada pada rentang nilai 0,00 – 0,90. Berikut

rekapitulasi hasil uji daya pembeda soal pemahaman konsep:

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda

Soal Pemahaman Konsep

Interpretasi Jumlah Soal Nomor Soal

Baik Sekali 1 8

Baik 4 1,2,6,9

Cukup 3 3,7,10

Jelek 2 4,5

Hasil daya pembeda instrumen tes pada penelitian ini dapat dilihat

pada lampiran.

4. Uji Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran dilakukan untuk mengkaji soal yang mudah,

sedang, dan sukar, sehingga bisa menyeimbangkan proporsi soal yang

121

Nur Efendi, Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Dipadukan Think Pair Share

terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar Biologi Siswa SMA Berkemampuan

Akademik Berbeda di Kabupaten Sidoarjo, Jurnal Santiaji Pendidikan, Vol. 3, 2013, h. 93.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

60

mudah, sedang, dan sukar dalam tes.122

Rumus untuk mengetahui taraf

kesukaran suatu soal yaitu sebagai berikut:123

P=

Keterangan:

P : Ideks tingkat kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul

: Banyak siswa yang mengikuti tes

Setelah menemukan nilai P, maka kriteria taraf kesukaran setiap

butir soal diklasifikasikan sebagai berikut:124

Tabel 3.11

Indeks Taraf Kesukaran

Indeks Keterangan

0,00-0,30 Sukar

0,31-0,70 Sedang

0,71-1,00 Mudah

Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitan ini menggunakan

sofware Anates. Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran

sebagai berikut:

Tabel 3.12

Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Interpretasi Jumlah

Soal

Nomor Soal

Sedang 8 1,2,3,6,7,8,9,10

Mudah 2 4,5

122

Hamzah B. Uno & Satria Koni, op.cit., h. 156. 123

Ibid., 124

Ibid., h.175

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

61

Tabel diatas menunjukan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes

pada penelitian ini yaitu terdapat 8 soal dengan kategori sedang dan 2

soal dengan kategori mudah.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat

menggunakan uji Chi-Kuadrat (Chi Square).125 Dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Mentukan taraf signifikansi α yaitu 5%

2) Perumusan hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

3) Menentukan rata-rata

M = ∑

Keterangan:

M : Mean

N : Jumlah total

Fx : Frekuensi banyaknya nomor pada variabel x

4) menentukan standar deviasi untuk data kelompok

√ ∑ ∑

Keterangan:

SD : Standar deviasi

x : Skor x

N : Jumlah responden

125

Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS) (Yogyakarta:

CV,Andi Offset, 2016), h. 106.

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

62

5) Menentukan batas nyata (tepi kelas) tiap interval kelas dan

menjadikannya Xi

6) Mengonversi setiap nilai tepi kelas (Xi) menjadi nilai baku Zi

dengan rumus

7) Menentukan besar peluang setiap nilai Z berdasarkan tabel Z

(luas lengkungan di bawah kurva normal)

8) Menentukan frekuensi ekspektasi (Fe) dengan cara membagi

luas kelas tiap interval dibagi number of cases

a. Rumus banyak kelas ( K = 1 + 3,3 log (n) dengan n

banyaknya subjek

b. Rentang (R) = skor terbesar – skor terendah

c. Panjang kelas

9) Masukan frekuensi observasi (Fo)

10) Mencari nilai setiap interval

11) Mencari hitung dengan rumus

hitung = ∑

12) Cari tabel dengan derajat kebebasan (dk) = banyak kelas (K)

– 3 dan taraf kepercayaan 95% atau taraf signifikansi α = 5%

13) Kriteria pengujian:

Jika hitung <

tabel, maka H0 diterima

Jika hitung>

tabel, maka H1 diterima

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 22,0

dengan uji Shapiro-Wilk yang pengambilan keputusan dengan

melihat angka probabilitas dengan ketentuan:126

1) Jika Probobalitas > 0,05 maka H0 diterima data

berdistribusi normal.

126

Jaka Nugraha, Pengantar Analisis Data Kategorik Metode dan Aplikasi Menggunakan

Program R. (Yogyakarta: Deepublish, 2013), h. 207.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

63

2) Jika Probobalitas < 0,05 maka H0 ditolak data

berdistribusi tidak normal.

Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk menguji apakah data

berdistribusi normal. Hipotesis nol memuat pernyataan bahwa data

berdistribusi normal, oleh karena itu jika nilai p berada dibawah

ambang batas signifikansi (biasanya 0,05) maka hipotesis nol

ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Hipotesis alternatif adalah

bahwa data tidak berasal dari distribusi normal. Langkah-langkah

uji Shapiro-Wilk sebagai berikut:

1. Siapkan data yang akan di analisis

2. Buka program SPSS, selanjutnya klik variabel view.

3. Pada bagian name untuk variabel baris pertama tuliskan

nomor siswa, dan untuk name variabel baris kedua

tuliskan pretest atau posttest. Pada bagian decimals ubah

menjadi angka 0, dan abaikan yang lainnya.

4. Masukan data nilai pretest ataupun posttest yang akan

kamu analasis ke data view.

5. Klik analyze, lalu pilih descriptive statistic, dan pilih

explore.

6. Pada bagian di data bawah terdapat baca disply diganti

dengan plots dan pada bagian atas klik plots.

7. Setelah itu, ketika sudah diplots tandai non, kemudian

ceklis normality plots wits test dan hilangkan ceklis pada

stem-and-leaf, lalu klik continue.

8. Setelah selesai, pindahkan data pretest maupun posttest

ke data dependent list.

9. lalu, klik ok. Maka hasil data normality akan keluar.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel berasal dari populasi yang sama atau tidak.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

64

Persyaratan dalam uji homogenitas diperlukan untuk melakukan

analisis inferensial parametrik dalam uji komparasi yang peneliti

gunakan. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas

menggunakan uji Fisher (F) karena data yang diuji hanya ada dua

kelompok data sampel. Adapun langkah-langkahnya sebagai

berikut:127

∑ ∑

Keterangan:

F : Nilai uji F

S1 : Varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar

data kelompok yang mempunyai deviasi standar

terbesar.

S2 : Varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar

data kelompok yang mempunyai standar terkecil.

Adapun langkah-langkahnya, yaitu:

1) Tentukan hipotesis

2) Bagi data menjadi dua kelompok

3) Tentukan simpangan baku dari rumus masing-masing

kelompok

4) Tentukan Fhitung dengan rumus:

5) Tentukan Ftabel dengan rumus:

Ftabel =

6) Tentukan kriteria pengujian:

Jika Fhitung< Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians

Jika Fhitung> Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians

keuda populasi tidak homogen.

127

Edi Riadi., op. cit., h. 127

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

65

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji homogenitas

dengan menggunakan aplikasi SPSS 22,0 dengan menggunakan

One Way Anova. Dengan bantuan Uji Homogenity of Variance

Test pada One-way Anova. Jika hasil nilai signifikansi 0,05 maka

dapat dikatakan bahwa varian dari data atau lebih kelompok

populasi data terbukti sama (homogen). Tetapi, jika nilai

signifikansi 0,05 maka dikatakan bahwa varian dari data atau lebih

kelompok populasi data terbukti tidak sama (tidak homogen).

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji

normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi

normal dan data populasi homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan

uji-t. Uji hipotesis adalah pengujian yang dilakukan untuk memastikan

kebeneran dari jawaban sementara (hipotetsis) terhadap rumusan masalah

yang telah dilakukan dan dibuktikan melalui data yang terkumpul selama

penelitian.128

Langkah-langkah pengujian hipotesis:

a. Merumuskan hipotesis.

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 ≥ µ2

b. Menentukan uji statistik

1. Jika data berdistribusi normal dan varians populasi heterogen.

Dengan rumus t:

thitung =

2. Jika data berdistribusi normal dan varians populasi homogen.

Dengan rumus t:

thitung =

dengan:

128

Sugiyono, op. cit., h. 159.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

66

Keterangan:

X1 : Rata-rata skor kelompok eksperimen

X2 : Rata-rata skor kelompok kontrol

Sgab : Varians gabungan

: Varians kelompok eksperimen

: Varians kelompok kontrol

n1 : Jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 : Jumlah anggota sampel kelompok kontrol

3. Menentukan taraf signifikansi

Tingkat singnifikansi yang diambil dalam penelitian adalah derajat

kebebasan α = 0,05

4. Menentukan kriteria pengujian

Untuk menentukan kriteria pada pengelolaan data dilakukan

dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat

perbandingan antara thitung dengan ttabel.

5. Pengambilan kesimpulan

Jika hasil operasi perhitungan pada poin (d) ternyata:

thitung< ttabel, maka H0 diterima, dan

thitung> ttabel, maka H0 ditolak

Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan

Uji-t (t-test) dengan menggunakan program SPSS 22,0 yaitu dengan Uji

Independent Samples Test. Langkah-langkah Uji-t yaitu:

1. Merumuskan Ha dan H0 dalam bentuk kalimat:

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan

kelompok kontrol yang tidak menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT).

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

67

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan

kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

2. Merumuskan Ha dan H0 model statistik :

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 ≥ µ2

Keterangan :

µ1 = rata-rata pemahaman konsep dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT).

µ2 = rata-rata pemahaman konsep dengan tanpa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT).

3. Mencari rata-rata, standar deviasi, varians (mencari thitung).

4. Menentukan kaidah pengujian.

5. Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian adalah dengan

kebebasan α = 0,05.

6. Membandingkan ttabel dengan thitung menggunakan kriteria:

Jika ttabel < thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Jika ttabel < thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.129

3. Penentu Uji Pengaruh (Effect Size)

Dalam penelitian ini akan dilihat berapa besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) terhadap pemahaman konsep siswa kelas II MI Pembangunan UIN

129

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

(Bandung: Alfabet, 2013), h. 166.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

68

Jakarta. Adapun rumus yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya

pengaruh yakni dengan menggunakan rumus Cohen’s d:130

Keterangan:

d = Nilai effect Sizes

= Nilai rata-rata kelas eksperimen

= Nilai rata-rata kelas kontrol

= Nilai standar deviasi gabungan

Hasil perhitungan effect size diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi menurut Cohen yaitu sebagai berikut:131

Tabel 3.13

Kriteria Effect Size

Besar d Interprestasi

0,9 d 2,0 Tinggi

0,6 d< 0,8 Sedang

0,2 d< 0,5 Rendah

4. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

H0 : µ1 ≤ µ2

H1 : µ1 ≥ µ2

Keterangan:

µ1 :Rata-rata pemahaman konsep menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament.

µ2 :Rata-rata pemahaman konsep tanpa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

130

Carl J. Dunst, Deborah W.Hamby, dan Carol M.Trivette, Guidelins for Calculating

Effect Sizes for Practice-Based Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based Approaches to

Early Childhood Development) Volume 3, Number 1, November 2004, h. 1-10.

http://www.courseweb.unt.edu/gknezek/06spring/5610/centerscopevol3nol.pdf) 131

Lee A. Becker, Effect Size (ES), Journal, 2000, h. 1-14.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

69

Keputusan:

H0 :Diterima jika rata-rata hasil tes pemahaman konsep siswa kelompok

eksperimen kurang dari sama dengan rata-rata hasil tes pemahaman

konsep siswa kelompok kontrol.

H1 : Diterima jika rata-rata hasil tes pemahaman konsep siswa kelompok

eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes pemahaman konsep siswa

kelompok kontrol.

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

104

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament berpengaruh terhadap pemahaman konsep

matematis siswa kelas II MI Pembangunan UIN Jakarta. Hal tersebut

dapat dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukan bahwa nilai

rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu 85,39 sedangkan untuk nilai rata-

rata postest kelas kontrol yaitu 80,00. Hasil postest tersebut menunjukan

bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggnunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih

tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol tanpa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (85,39>80,00). Hasil postest tersebut diperkuat dengan hasil

pengolahan data menggunakan pengujian hipotesis (Uji-t) menggunakan

program SPSS yang memperoleh nilai 0,003 0,05. Hasil pengujian dapat

dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap

pemahaman konsep matematis. Penggunaan model pembelajaran ini

memberikan pengaruh dalam kategori rendah. Hal ini berdasarkan pada

hasil perhitungan uji pengaruh (effect size) dengan rumus Cohen’s yang

diperoleh hasil 0,42.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa implikasi hasil

penelitian diantaranya adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep

matematis materi konsep pembagian dimana siswa dapat dilibatkan secara

aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

105

Teams Games Tournament (TGT). Sehingga dapat menarik minat belajar

siswa untuk lebih mudah memahami konsep pembagian.

Hasil penelitian yang telah dilakukan ini membuktikan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

memiliki pengaruh terhadap pemahaman konsep siswa maka dapat

dijadikan alternatif dalam pembelajaran matematika khususnya materi

konsep pembagian.

C. Saran

Agar dalam penelitian selanjutnya dapat lebih baik, terdapat saran

terkait hasil penelitian pada skripsi ini sebagai berikut:

1. Guru dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe teams

games tournament sebagai alternatif dalam meningkatkan pemahaman

konsep matematis materi pembagian. Pada pelaksanaanya dapat

dikombinasikan dengan penggunaan media agar lebih mudah untuk

memahami.

2. Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games

tournament sebaiknya merencanakan pembelajaran dengan baik agar

waktu yang digunakan lebih efektif dan tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

3. Sekolah dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe teams

games tournament sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika dengan materi

pembagian.

4. Pembaca dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai suatu bahan

kajian yang perlu diteliti lebih lanjut dan mendalam dengan sampel

yang lebih besar atau untuk mengukur kemampuan matematis yang

lain.

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

106

DAFTAR PUSTAKA

Afidah dan Khairunnisa. Matematika Dasar. Jakarta: Rajawali Pers. 2015

Amanda dan Dyah Tri Wahyuningtyas. 2017. Eksperimen Model Pembelajaran

Team Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Keranjang Biji –

Bijian Terhadap Hasil Belajar Kelas II SDN Saptorenggo 02. Jurnal

Ilmiah Sekolah Dasar. Volume.1(3)pp. 163-170.

Anita dan Barnok Sinaga. 2015. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Pada Siswa SMP Swasta Trisakti 2 Medan. Jurnal

Pendidikan. Vol 1. 1-9

Annurwanda, Pradipta. 2018. The Effect of Teams Games Tournamen On

Mathematics Self-Efficacy in Junior High Schools. SHS Web

Conferences 42. 1-6.

Ardian, dkk. 2015. Using Reading Concept Map Teams Games Tournament

(Remap-TGT) to Improve Reading Intetest of Tenth Grade Student of

Laboratory Senior High School State University of Malang. American

Journal of Educational Research. Vol.3.No.2. 250-254.

Arifin, Fatkhul dan Tatang Herman. 2017. The Influence E-learning Model Web

Enhanced Course to Conceptual Understanding and Self Regulated

Learning In Mathematics For Elementary School Students, TARBIYA:

Journal of Education in Muslim Society, Vol 4 (1). 45-52.

Arikunto, Suharismi. 2013. Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharismi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsayhamby, Ruzlan Md-Ali, dan Sitie Chairany. 2016. Using Cooperative

Teams Game Tournament in 11 Religious School to Improve

Mathematics Understanding and Communication. Malaysian Journal of

Learning and Instruction. Vol.13, No.2. 97-123.

Awan, Ahmed Sher, dkk. 2011. Student Understanding about Learning the

Concept of Solution, Journal of Elementary Education. Vol.21. No 2.

23-34.

Badar, Trianto Ibnu. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,

dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.

Becker, Lee A. 2000. Effect Size (ES), Journal.

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

107

Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Dettmer, Peggy. 2006. New Blooms in Established Fields: Four Domain of

Learning and Doing, ProQuest Education Journals, Vol. 28, No. 2,

Winter. 70-78.

Devita, Dewi. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games Tournament Terhadap Pemahaman Konsep Dan Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMPN DI Kecamatan Lubuk

Begalung Padang. Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi, Vol 4

No. 1. 191-195.

Dewi, Sitti Ratna, dkk. 2016. Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Gamed

Tournament (TGT) Dan Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X Di SMA

Negeri 2 Wakorumba Selatan Kabupaten Muna, Jurnal Al-Ta’dib, Vol.9

No. 2. 1-21.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dunst, Carl J, dkk. 2004. Guidelins for Calculating Effect Sizes for Practice-

Based Research Syntheses, Centerscope (Evidence-Based Approaches to

Early Childhood Development) Volume 3, Number 1.

E.T Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-

Eksakta Lainnya. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Efendi, Nur. 2013. Pengaruh Pembelajaran Reciprocal Teaching Dipadukan Think

Pair Share terhadap Peningkatan Kemampuan Metakognitif Belajar

Biologi Siswa SMA Berkemampuan Akademik Berbeda di Kabupaten

Sidoarjo. Jurnal Santiaji Pendidikan. Vol. 3

Emzir. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Depok:

Rajawali Press.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif.

Yogyakarta: Ar RuZZ Media

Hamalik, Oemar. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta : Bumi Aksar.

Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Hosnan. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

108

Isrok’atun dan Amelia Rosmala. 2018. Model-model Pembelajaran Matematika.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muhandaz, Ramon, Ovi Trisnawita dan Risnawati. 2018. Pengaruh Model

Pembelajaran Course Review Horay terhadap Kemampuan Pehaman

Konsep Matematis Berdasarkan Kemandirian Belajar Siswa SMK

Pekanbaru. Journal for Researchin Mathematics Learning. Vol. 01. 137-

146

Murray R. Spiegel. 2006. Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Nugraha, Jaka. 2013. Pengantar Analisis Data Kategorik Metode dan Aplikasi

Menggunakan Program R. Yogyakarta: Deepublish.

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahmat, Fitriyane Laila Apriliani, dkk. 2018. Meningkatkan Pemahaman Konsep

Siswa Melalui Teams Games Tournament, Sosio DIDAKTIKA:Social

Science Education Journal, 5(1). 15-23.

Riadi, Edi. 2016. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS.

Yogyakarta: CV Andi Offset.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabet.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Salam, Abdus, et al. 2015. Effects of Using Teams Games Tournaments (TGT)

Cooperative Technique for Learning Mathematics in Secondary Schools

of Bangladesh. Malaysian Online Journal of Educational Technology,.

Volume 3 Issue 3. 1-10.

Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Syaifyrahman dan Tri Ujiati. 2013. Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta:

Indeks.

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49805/1/Ziaratul... · SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ... Gambar 2.1 Penempatan

109

Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Uno, Hamzah B & Satria Koni. 2013. Assesment Pembelajaran, Edisi I.Jakarta:

Bumi Aksara.

Wawancara pribadi dengan Guru, MI Pembangunan, 17 Juli 2019.