susi sukardi ( penempatan pegawai.doc

55
TUGAS UAS Manajemen SDM Penempatan Pegawai di Dinas Kesehatan Prop.Riau DOSEN : DR. Drg. YASLIS ILYAS, MPH OLEH : S USI SUKARDI 1105039 PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HANGTUAH 1

Upload: reno-lakeisha

Post on 10-Aug-2015

414 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

TUGAS UAS

Manajemen SDM

Penempatan Pegawai di Dinas Kesehatan Prop.Riau

DOSEN : DR. Drg. YASLIS ILYAS, MPH

OLEH :

S USI SUKARDI

1105039

PROGRAM MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HANGTUAH

PEKAN BARU

2012

1

Page 2: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia–Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah dengan judul “Penempatan Pegawai” yang

merupakan tugas Mata Kuliah Manajemen SDM.

Penulis sangat menyadari bahwa kemampuan penulis dalam menyelesaikan tugas

makalah ini sangat terbatas, sehingga makalah ini masih jauh dari taraf sempurna baik dilihat

dari segi mutu penulisan maupun dari segi pembahasannya. Untuk itu dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan di masa

yang akan datang.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Bapak

DR.Drg.Yaslis Ilyas MPH. selaku Dosen Pengajar untuk mata kuliah Manajemen SDM yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingan.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Pekanbaru, Desember 2012

Penulis

Susi Sukardi

2

Page 3: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................................. 2

DAFTAR ISI................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................. 4B. Rumusan Masalah........................................................................................ 6C. Tujuan........................................................................................................... 6

1. Tujuan Umum......................................................................................... 62.Tujuan Khusus......................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penempatan Pegawai SDM ....................................................... 7B. Tujuhan dan Faktor Penempatan Pegawai sebagai SDM............................. 8C. Definisi Operasional..................................................................................... 9D. Konsep Pegawai Negeri............................................................................... 11

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAAN

A. Visi Misi Dinas Kesehatan........................................................................... 14B. Stuktur Prganisasi Dinas Kesehatan Prop.Riau............................................ 23C. Tabel 1 Jumlah Penempatan Eselon di Dinas Kesehatan Prop.Riau............ 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Solusi Masalah............................................................................................. 28B. Prestasi Kerja sbg prinsip dlm mutasi PNS.................................................. 30C. Kebijakan Instrumen.................................................................................... 31

BAB V SARAN

A. Implementasi Kebijakan Penempatan Pegawai & Mutasi .......................... 32B. Faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Penempatan............. 33C. Saran............................................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya pegawai menjadi sangat urgen dan perlu dilakukan secara

terencana,terarah, dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme.Sasaran dari pengembangan kualitas sumber daya pegawai adalah untuk

meningkatkan kinerja yang kuat operasional pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas

pemerintahan.Selain itu, kualitas sumber daya pegawai yang tinggi akan bermuara pada

lahirnya komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggung jawab

dan fungsinya masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif.

Dalam fungsi manajemen bahwa penempatana karyawan ( pegawai) disebut dengan staffing.

Teori manajemen Sumber Daya Manusia modern menekankan bahwa penempatan tidak

hanya berlaku bagi pegawai baru akan tetapi berlaku bagi pegawai lama yang mengalami alih

tugas dan mutasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dinaytakan oleh Siagian bahwa konsep

penempatan mencakup promomosi, transfer, dan bahkan demosi sekalipun. Sebagaimana

halnya dengan pegawai baru, pegawai lamapun perlu direkrut secara internal, perlu diplih

dan biasanya juga menjalani program pengenalan sebelum mereka ditempatkan pada posisi

baru dan melakukan pekerjaan baru pula.

Dalam penempatan pejabat juga masih diperhatikan persyaratan kesesuaian antara

minat,bakat,pengetahuan,ketrampilan dan keahlian pegawai dengan jenis dan tingkat

pekerjaa/jabatan yang dipercayakan kepadanya. Dengan kata lain penempatan harus

berpegang kepada prinsip “ The right Man on The Right Place and The Right Man on The

Right Job: yang artinya penempatan orang-orang yang tempat dan untuk jabatan yang tepat.

Denga melakukan penempatan pejabat yang sesuai dengan prinsip tersebut di atas diharapkan

akan meningkatkan kinerja pegawai sehingga tujuan akan tecapai.

Menurut Saydom bahwa :

Penempatan pegawai merupakan mengisi lowongan pekerjaan yang tersedia dalam organisasi,

agar orang yang ditempatkan itu tidak terombang ambing lagi dalam menunggu tempat dan

4

Page 5: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

apa yang akan dikerjakan serta menempatkan orang yang tepat pada posisi dan tempat agar

organisasi dapat bertindak efisien dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang berhasil

direkrut.

Lebih lanjut Thoha menjelaskan bahwa: penempatan pegawai yang telah diterima dapat

dibedakan atas penggunaan atau pengangkatan dalam jabatan,perbantuan,dipekerjakan

kembali dan pejabat negara. Menempatkan pegawai yang tepat pada jabatan atau posisi yang

tepat ( the right man on the right place) belakangan ini banyak menjadi isu sentral dalam

manajemen sumber daya manusia.Terdapat adanya korelasi positif antara penempatan

pegawai dengan penempatan pegawai secara tepat dan benar pada dasarnya sebagai upaya

untuk memotivasi pegawai memperoleh kepuasan dalam pekerjaannya. Siswanto menyatakan

bahwa :

“Penempatan tenaga kerja adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga

kerja yang lulus dalam seleksi untuk dilaksanakan secara kontiuinitas dengan wewenang dan

tanggung jawab sebesar porsi dan komposisi yang ditetapkan serta mampu mempertanggung

jawabkan segala resiko dan kemungkunan yang terjadi atas fungsi dan pekerjaan, wewenang

dan tanggung jawab tersebut.

Penempatan pegawai pada suatu jabatan tertentu merupakan promosi bagi pegawai yang

bersangkutan apabila jabatan yang dipangku saat ini memiliki grade, tanggung jawab dan

wewenang yang lebih besar dibandingkan dengan jabatan sebelumnya. Sebaliknya dapat

merupakan demosi bila jabatan yang dipangku saat ini memiliki grade, tanggung jawab dan

wewenang yang yang lebih kecil dibandingkan dengan jabatan sebelumnya.Penempatan

pegawai selain merupakan kewenangan atasan atau pipinan sepenuhnya untuk mengisi jabatan

yang kosong,melainkan juga merupakan unsur promosi atau demosi. Transfer, disaming

merupakan kewenangan pimpinan, dapat pula atas permintaan pegawai untuk diindahkan

kesuatua tempat yang lowong. Pada prinsipnya , transfer tidak mengandung unsur promosi

maupun demosi serta tidak diikuti oleh perubahan gaji dan tingkat jabatan ( grade).

Penempatan pegawai yang tepat dan benar pada dasaranya sebagai upaya untuk memotivasi

pegawai. Baik dengan uang, kebutuhan untuk berrafiliasi, kebutuhan untuk berpretasi dan

ingin memberikan sesuat yang berarti di dala pekerjaannya. Jadi jika penempatan pegawai

lainnya serta meberikan penilaian positif terhadap sistem yang diterapkan oleh instasi. Metode

5

Page 6: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

yang terbaik untuk memotivasi pegawai adalah memberikan penekanan pada kebutuhan

sosialnya, oleh karenanya menjadi tanggung jawab pimpinan untuk menjadikan pegawai lebih

berguna dan merasa dipentingkan dalam suatu jabatan, dengan cara memberikan fasilitas yang

memuaskan kebutuhan sosialnya melalui penempatan yang tepat dan benar. Hal yang harus

menjadi perhatian Pemerintah Daerah adalah bahawa para pegawai mulai menekankan bahwa

pekerjaan perlu diintegrasikan secara efektif dengan kebutuhan manusia untuk pertumbuhan

pribadi,harapan keluarga, dan persyaratan etika masyarakat. Jadi karier merupakan

serangkaian pengalaman kerja yang sungguh-sungguh berurutan menuju ketingkat

tanggungjawab,status,kekuasaan,dan penghargaan yang lebih besar.

.

B. Rumusan Masalah

Sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen utama dalam suatu organisasi karena

manusia yang mengendalikan perangkat-perangkat lain untuk menjalankan suatu organisasi.

Penempatan Pegawai Dinas kesehatan harus tepat sesuai dengan beban kerja yang telah

diberikan

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui Penempatan dan mutasi Pegawai SDM kesehatan di Dinas Kesehatan

Prop.Riau Tahun 2012

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengertian penempatan pegawai sebagai sumber daya manusia ?

b. Mengetahui tujuan dan manfaat penempatan pegawai sebagai sumber daya manusia

bagi organisasi dan individu?

c. Mengetahui Bagaimana proses penempatan pegawai sebagai sumber daya manusia?

d. Mengetahui Bagaimana memperdayakan kebutuhan tenaga kerja pada suatu instasi?

e. Mengetahui Apa saja kendala dan faktor yang mempengaruhi penempatan pegawai

sumber daya manusia

6

Page 7: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penempatan Pegawai Sumber Daya Manusia

Pengertian pegawai. Dalam pengetahuan Hukum Kepegawaian ada beberapa pendapat yang perlu

dikemukakan tentang pengertian Pegawai Negeri, yang pertama menurut pendapat Kranenburg-

Vegting bahwa untuk membedakan Pegawai Negeri dengan Pegawai lainnya dilihat dari sistem

pengangkatannya untuk menjabat dalam dinas publik.

Menurut pendapat dari Kranenburg-Vegting yaitu: “Pegawai Negeri adalah pejabat yang ditunjuk,

jadi tidak termasuk yang memangku jabatan mewakili (Vertengen Woordgendefuntie) seperti

anggota parlemen seorang Menteri, seorang Presiden dan sebagainya

Pengertian Pegawai Negeri menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 43 Tahun 1999, tentang

Undang-undang Pokok Kepegawaian adalah sebagai berikut:

“Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang

ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri,

atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku”.

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pegawai negeri adalah pegawai pemerintah yang

berada di luar politik, bertugas melaksanakan administrasi pemerintahan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, Aparatur atau Pegawai Pemerintah Daerah dapat didefinisikan sebagai alat

kelengkapan pemda yang bertugas melaksanakan roda pemda sehari-hari, yang berada diluar politik,

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah di daerah dan mendapatkan imbalan (gaji)

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.

Setelah memahami pengertian pegawai negeri maka selanjutnya kita pahami tentang penempatan

pegawai. Dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan andal perlu adanya suatu

perencanaan dalam menentukan pegawai yang akan mengisi pekerjaan yang ada dalam suatu

instansi pemerintahan. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada ketepatan dalam

penempatan pegawai.

7

Page 8: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan pegawai

yang kompeten yang dibutuhkan instansi, karena penempatan yang tepat dalam posisi jabatan yang

tepat akan dapat membantu dalam mencapai tujuan yang diharapakan.

Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian penempatan pegawai, antara lain sebagai

berikut:

Menurut Marihot T. E. Hariandja (2005 : 156)

Penempatan merupakan proses penugasan/ pengisian jabatan atau penugasan kembali

pegawai pada tugas/ jabatan baru atau jabatan yang berbeda.

Menurut Mathis & Jackson (2006:262)

Penempatan adalah menempatkan posisi seseeorang ke posisi  pekerjaan yang tepat,

seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah

dan kualitas pekerjaan.

Menurut B. Siswanto Sastrohadiryo yang dikutp oleh Suwatno (2003:138)

Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelakasana

pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan dan keahliaanya.

Menurut Gomes

Penempatan pegawai adalah merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan

untuk memutuskan apakah tepat atau tidaknya seseorang pegawai di tempatkan pada posisi

tertentu yang ada di dalam organisasi.

Berdasarkan definisi yang yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat kami

simpulkan penempatan pegawai adalah kegiatan mengalokasikan para pegawai pada posisi

kerja tertentu yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan, dan keahliannya guna untuk

mencapai tujuan instansi tersebut.

B. Tujuan dan Faktor Penempatan pegawai sebagai Sumber Daya Manusia

1. Untuk mengetahui kebijakan Penempatan Pegawai di Dinas Kesehatan Propinsi Riau

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penempatan

pegawai di Dinas Kesehatan Propinsi Riau.

8

Page 9: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

C. Defenisi Operasional

1) Implementasi yang dimaksud dalam ini adalah pelaksanaan kebijakan kepegawaian yang

termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian pasal 17 ayat 2 yang berbunyi :

“Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku,agama,rasa tau golongan.”

Selain itu dalam Peraturan Pemrop Riau Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Badan

Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (BAPERJAKAT) pasal 4 yang berbunyi:

Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural Eselon II, Eselon III dan Eselon IV.

2) Penempatan adalah pemindahan dan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam pangkat

dan jabatan-jabatan tertentu, yang didasarkan atas prinsip profesionalisme sesuai dengan

kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang telah ditetapkan untuk jabatan itu

serta syarat-syarat lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras atau

golongan. Sedangkan untuk lebih menjamin objektivitas dalam mempertimbangkan

pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat diadakan suatu penilaian terhadap

prestasi kerja.

3) Prinsip-Prinsip Penempatan PNS

a) Profesionalisme, menurut penulis ini amat penting karena suatu program hanya dapat

dilaksanakan dengan baik apabila pelaksananya adalah orang yang memang sudah

ahli di bidangnya masing-masing. Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan,

kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya

9

Page 10: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal dari

kata profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan

kepandaian khusus untuk menjalankannya. Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku,

kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional.

b) Kompetensi adalah karakteristik dari karyawan yang mengkontribusikan kinerja

pekerjaan yang berhasil dan pencapaian hasil organisasi. Hal ini mencakup

pengetahuan, keahlian dan kemampuan ditambah karakteristik lain seperti nilai,

motivasi, inisiatif dan control diri. Pegawai yang memiliki kompetensi akan mampu

meneylesaikan pekerjaan yang diberikan dengan hasil yang memuaskan.

c) Prestasi Kerja, yaitu penilaian hasil kerja pegawai oleh atasan atau pimpinannya

masing-masing. Biasa dikenal dengan singkatan DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan). Prestasi kerja terdiri dari dua unsur yaitu Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

dan perilaku kerja. Bobot nilai unsur SKP 60 % (enam puluh persen) dan perilaku

kerja sebesar 40 % (empat puluh persen). Lebih jauh tentang SKP, penilaiannya

meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu dan atau biaya. SKP nantinya wajib disusun

dan disetujui bersama antara atasan langsung dengan PNS yang bersangkutan,

ditetapkan setiap tahun pada Bulan Januari sebagai kontrak prestasi kerja, selanjutnya

pada akhir tahun SKP digunakan sebagai standar/ukuran penilaian prestasi kerja.

d) Jenjang Pangkat adalah tingkatan pangkat seorang PNS secara nasional. Pangkat

adalah kedudukan yang menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil

berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan

sebagai dasar penggajian. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas

10

Page 11: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara, serta sebagai

dorongan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk lebih meningkatkan prestasi kerja dan

pengabdiannya.

e) Tidak ada diskriminasi gender, suku, agama, dan ras artinya seorang Pegawai Negeri

Sipil memiliki kesamaan hak dalam hal mutasi. Diskriminasi merujuk kepada

pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu. Dengan demikian prinsip dasar

dari mutasi adalah tanpa diskriminasi artinya keadilan bagi semua PNS.

D. Konsep Pegawai Negeri

Menurut UU Nomor 43 Tahun 1999 pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik

Indonesia yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,

dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pegawai negeri terdiri dari :

1. Pegawai Negeri Sipil

2. Anggota Tentara Nasional Indonesia

3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :

a) Pegawai negeri sipil pusat yaitu yaitu pegwai negeri sipil yang gajinya dibebankan

pada anggaran pendapatan dan belanja negara dan bekerja pada departemen,

kesekretariatan lembaga tertinggi/ tinggi Negara, instansi vertikal di daerah

propinsi/kabupaten/kota, kepaniteraan pengadilan atau dipekerjakan untuk tugas

negera lainnya.

b) Pegawai negeri sipil daerah adalah pegawai negeri sipil daerah

propinsi/kabupaten/kota yang gajinya dibebankan pada anggaran pendapatan dan

11

Page 12: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

belanja daerah dan bekerja pada pemerintah daerah, atau dipekerjakan di luar instansi

induknya.

Dalam Pasal 3 UU 43 tahun 1999 dinyatakan bahwa PNS berkedudukan sebagai unsur

aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

profesional , jujur adil dan merata dalam penyelengaraan tugas negara , pemerintahan dan

pembangunan . Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud , PNS harus netral

dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjamin netralitas pegawai negeri

sebagaimana dimaksud, PNS dilarang menjadi anggota dan atau pengurus partai politik .

Menindaklanjuti kebijakan tentang netralitas pegawai negeri seperti dikemukan diatas,

pada saat ini telah dirumuskan jabaran lebih lanjut dari UU 43 tahun 1999 dengan materi

pokok sebagai berikut :

1. Pegawai negeri sipil yang akan menjadi anggota dan / atau pengurus partai politik

wajib mengajukan permohonan berhenti sebagai PNS

2. Bagi PNS yang menjadi anggota partai politik akan diberhentikan sebagai PNS

Disamping itu makna netralitas dapat dijabarkan lebih luas dalam bentuk pembinaan

jiwa koorps yaitu suatu upaya pembinaan untuk meningkatkan daya juang pengabdian,

kesetiaan, dan ketaatan PNS kepada Negara Kesatuan dan pemerintah Republik

Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 45

Makna pokok dari pembinaan koorps pegawai negeri sipil adalah :

1. Membina karakter / watak memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan

guna mewujudkan kerjasama dan semangat pengabdian kepada masayarakat serta

meningkatkan kemampuan dan keteladanan PNS

2. Mendorong etos kerja Pegawai negeri sipil untuk mewujudkan PNS yang bermutu tinggi

dan sadar akan tanggung jawab sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarkat.

12

Page 13: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat kesadaran dan wawasan kebangsaan PNS

sehingga dapat menjada kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia .

Melalui analisis tersebut maka kebijakan dan strategi BKN dalam rangka mencapai sasaran

dan tujuan pembangunan kepegawaian, serta mendukung arah kebijakan pembangunan

bidang aparatur adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan seluruh komponen sistem manajemen kepegawaian guna mendukung

terwujudnya profesionalisme, netralitas, dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil;

2. Membangun dan menyempunakan seluruh kebijakan kepegawaian;

3. Menerapkan ISO dalam pelayanan pengadaan, kepangkatan/mutasi, pensiun, peninjauan

status, dan kedudukan kepegawaian;

4. Mengembangkan sistem informasi kepegawaian berbasis Teknologi Informasi dan

dokumentasi data kepegawaian;

5. Membangun sistem dan mengoptimalkan fungsi pengawasan dan pengendalian

kepegawaian dalam rangka menjamin terselenggaranya birokrasi yang akuntabel,

profesional dan netral;

6. Meningkatkan dayaguna seluruh komponen internal untuk mendukung pelaksanaan tugas

dan fungsi BKN Program BKN 2010-2014

Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. Dalam kedudukan dan

13

Page 14: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

tugasnya Pegawai Negei harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta

tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjamin

netralitasnya Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.

Manajemen Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas

pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna. Untuk mewujudkan

hal tersebut maka diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bertanggung jawab,

jujur, dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan berdasarkan sistem prestasi kerja dan

sistem karier yang dititikberatkan pasa sistem prestasi kerja.

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Propinsi Riau

Paradigma baru pembangunan memandang pertumbuhan sumber daya manusia bukan

merupakan satu- satunya tujuan, akan tetapi lebih merupakan proses untuk mencapai tujuan

pembangunan daerah itu sendiri secara maksimal dengan memperhatikan potensi daerah

secara obyektif serta visi Propinsi. Visi yang dicita-citakan kedepan akan bertumpu pada

upaya meletakkan landasan pembangunan, yaitu :

Visi : Dalam rangka mewujudkan paradigma sehat serta mendukung Visi Pemerintah

Provinsi Riau tahun 2020, maka Dinas Kesehatan Provinsi Riau juga telah menetapkan Visi

”Masyarakat Riau Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat Pada Tahun 2020”. Untuk

mewujudkan visi tersebut diperlukan peran serta dari semua pihak yaitu pemerintah, swasta

dan masyarakat, karena keberhasilan pembangunan kesehatan bukan ditentukan oleh sektor

kesehatan semata tetapi didukung oleh interaksi yang dinamis dari berbagai faktor.

Wilayah Administratif Dinas Kesehatan Propinsi Riau

14

Page 15: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

Propinsi Riau dalam hal ini Dinas Kesehatan terdiri dari 12 kabupaten yang semuanya

merupakan klasifikasi daerah Kabupaten / Kota atau sudah dalam bentuk wilayah kabupaten

Keduabelas kota/ kabupaten tersebut adalah Kota Pekanbaru,Kabupaten Kampar,kabupaten

Pelalawan,Kabupaten Indragiri Hilir,Kabupaten Indragiri Hulu,kabupaten Rokan

Hulu,KabupatenRokan Hilir, Kabupaten Bengkalis,Kabupaten Meranti ,Kota

Dumai,Kabupaten Kuantan Siningi,Kabupaten Siak

Di antara 12 kabupaten, Kabupaten Siak merupakan kabupaten yang terluas dari sebelas

wilayah Kabupaten yang ada di Propinsi Riau,

\

Badan Kepegawaian Dinas Kesehatan Propinsi Riau

1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Riau

Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok

membantu Gubernur dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan dan kepegawaian di Dinas

Kesehatan.

Fungsi dari Kepala Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan dan kepegawaian

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya

Tugas dari seorang Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Riau adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengorganisasika, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan

kebijakan teknis di bidang Kesehatan dan kepegawaian

b. Melaksanakan pemberian dukungan atas penyelenggaraan di bidang Kesehatan.

c. Menyelenggarakan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Kesehatan

15

Page 16: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

d. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan analisis kebutuhan pegawai,

rekruitmen, pengadaan dan penempatan pegawai

e. Membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan pengembangan, peningkatan

kesejahteraan, penempatan ,mutasi dan pensiun pegawai

f. Membina dan mengarahkan Kepala Sekretariat dan para Kepala Bidang dalam

melaksanakan tugasnya

g. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas sumber daya

pegawai dalam lingkup Dinas Kesehatan

h. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan keuangan

i. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan perlengkapan dan peralatan

j. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait

k. Menilai prestasi kerja Kepala Sekretariat dan Kepala Bidang dalam rangka pembinaan

dan pengembangan karier

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan

fungsinya

m. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekda.

2. Sekretariat

Sekretariat Badan dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas pokok menyiapkan

bahan penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan administrasi kepegawaian baik di daerah

serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkup

Dinas Kesehatan Propinsi Riau

Sekretariat terdiri atas :

a) Subbagian Umum dan Kepegawaian

16

Page 17: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

b) Subbagian Perencanaan dan Pelaporan

c) Subbagian Keuangan

Tugas dari Kepala Sekretariat adalah sebagai berikut :

a) Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan

kebijakan di bidang umum, kepegawaian, keuangan dan perlengkapan

b) Menyusun rencana kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas

c) Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan teknis dan administratif

kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah

d) Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan umum

e) Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan kepegawaian

f) Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan keuangan

g) Mengkoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan

h) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan adminstrasi umum,

kepegawaian, keuangan dan perlengkapan

i) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program kegiatan dalam lingkup

Dinas Kesehatan Propinsi Riau

j) Menilai prestasi kerja para kepala Subbagian dalam rangka pembinaan dan

pengembangan karier

k) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan

oleh pimpinan

l) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi Riau

3. Bidang Penempatan dan Mutasi Pegawai

Bidang Penempatan dan Mutasi Kepegawaian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian

Kepegawaian, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, memberikan

dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan

melaksanakan program dan kegiatan di bidang penempatan dan mutasi kepegawaian.

17

Page 18: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

Bidang Penempatan dan Mutasi pegawai terdiri atas :

a. Sub Bidang Formasi dan Penempatan Pegawai

b. Sub Bidang Mutasi Pegawai

Tugas dari Kepala Bidang Penempatan dan Mutasi Kepegawaian adalah :

a. Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang penempatan dan mutasi

kepegawaian

b. Merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang penempatan dan

mutasi kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

c. Merencanakan dan menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang penempatan dan mutasi kepegawaian

d. Melakukan pembinaan dan melaksanakan kegiatan di bidang penempatan dan mutasi

kepegawaian

e. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan

kegiatan di bidang penempatan dan mutasi kepegawaian

f. Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas di bidang

penempatan dan mutasi kepegawaian

g. Menilai prestasi kerja para Kepala Bidang dalam rangka pembinaan dan pengembangan

karier

h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan

oleh pimpinan

i. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan

Propinsi Riau

18

Page 19: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

4. Bidang Kesehatan

Bidang Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas pokok

merumuskan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan

daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang

penyelenggaraan kesehatan.

Bidang Kesehatan terdiri atas :

a) Bidang P4L

b) Bidang Promosi Kesehatan

c) Bidang Pelayanan Kesehatan

d) Bidang SDK

Uraian tugas dari Kepala Bidang Kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang Pelayanan Kesehatan

b. Merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang kesehatan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan tugas

c. Merencanakan dan menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang Kesehatan

d. Melakukan pembinaan dan melaksanakan kegiatan di bidang Kesehatan

e. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan

kegiatan di bidang Kesehatan

f. Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas di bidang

Kesehatan

19

Page 20: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

g. Menilai prestasi kerja para Kepala Sub Bidang dalam rangka pembinaan dan

pengembangan karier

h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan

oleh pimpinan

i. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan.

5. Bidang Data dan Sistem Informasi Pegawai

Bidang Data dan Sistem Informasi Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang

Perencananaan, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, memberikan

dukungan atas penyelenggaraan perencanaan kesehatan, membina, mengkoordinasikan dan

melaksanakan program dan kegiatan di Bidang Data dan Sistem Informasi Kepegawaian.

Bidang Data dan Sistem Informasi Pegawai terdiri atas :

a. Sub Bidang Pengolahan Data Kepegawaian

b. Sub Bidang Sistem Informasi Kepegawaian

Uraian tugas dari Kepala Bidang Data dan Sistem Informasi Pegawai adalah :

a. Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang Data dan Sistem Informasi

Kepegawaian

b. Merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang Data dan Sistem

Informasi Kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

c. Merencanakan dan menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang Data dan Sistem Informasi Kepegawaian

d. Melakukan pembinaan dan melaksanakan kegiatan di bidang Data dan Sistem Informasi

Kepegawaian

20

Page 21: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

e. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan

kegiatan di bidang Data dan Sistem Informasi Kepegawaian

f. Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas di bidang Data

dan Sistem Informasi Kepegawaian

g. Menilai prestasi kerja para Kepala Bidang dalam rangka pembinaan dan pengembangan

karier

h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan

oleh pimpinan

i. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan Kepegawaian

dan Diklat Daerah.

6. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai

Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,

mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan

program dan kegiatan di Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai.

Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai terdiri atas :

a. Sub Bidang Pembinaan Pegawai

b. Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai

Uraian tugas dari Kepala Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai adalah

a. Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis di bidang Pembinaan dan Kesejahteraan

Pegawai

21

Page 22: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

b. Merencanakan dan menyusun program dan kegiatan tahunan di bidang Pembinaan dan

Kesejahteraan Pegawai sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas

c. Merencanakan dan menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai

d. Melakukan pembinaan dan melaksanakan kegiatan di bidang Pembinaan dan

Kesejahteraan Pegawai

e. Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program dan

kegiatan di bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai

f. Memberikan petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas di bidang

Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai

g. Menilai prestasi kerja para Kepala Bidang dalam rangka pembinaan dan pengembangan

karier

h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang diberikan

oleh pimpinan

i. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan Kepegawaian

dan Diklat Daerah.

7. Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas di bidang

Kepegawaian dan Diklat sesuai bidang keahliannya. Dalam melaksanakan tugas, pimpinan

unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,

integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan

22

Page 23: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

organisasi di lingkungan pemerintah daerah serta dengan instansi lain diluar pemerintah

daerah sesuai dengan tugas masing-masing.

B. STRUKTUR DAN ORGANISASI DINAS KESEHATAN PROPINSI RIAU

1. PENGARAH : - KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI RIAU

2. KETUA/ :- SEKRETARIS

:- KEPALA BIDANG MERANGKAP ANGGOTA

3. SEKRETARIS/ :- KEPALA BIDANG PENEMPATAN DAN MUTASI

PEGAWAI BUKAN ANGGOTA

4. ANGGOTA : 1. KEPALA SUB KEPEGAWAIAN

2. KEPALA SUB PERENCANAAN

Rincian Tugas dari Kepala Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Tugas :

a) Memimpin Dinas Kesehatan Propinsi Riau

b) Memberikan hasil pertimbangan kepada Gubernur mengenai pengangkatan,

pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural dan pengangkatan

dalam pangkat Pegawai Negeri Sipil, serta penunjukan pegawai untuk mengikuti

Pendidikan dan pelatihan struktural

c) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada sekretaris.

2. Tugas Anggota :

a) Turut serta secara aktif memberikan pertimbangan dan saran

b) Melakukan tugas lain yang ditentukan oleh Kepala Dinas Kesehatan

3. Tugas Sekretaris :

a) Membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya

b) Memimpin sekretariat

23

Page 24: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

c) Menerima tembusan surat usul tentang pengangkatan, pemindahan dan

pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Struktural dan Kenaikan

Pangkat tertentu, serta pertimbangan perpanjangan, Batas Usia Pensiun

d) Menyiapkan bahan -bahan

e) Mengundang pejabat lain yang diperlukan untuk didengar penjelasannya dalam hasil

rapat

f) Menyiapkan pertimbangan untuk disampaikan kepada pejabat yang berwenang

g) Melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh Kepala Dinas Kesehatan

h) Membuat berita acara rapat

4. Tugas Staf Sekretaris

a) Membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan

kegiatan administrasi

b) Melaksanakan tugas-tugas teknis lainnya yang diberikan oleh sekretaris

C. Tabel. 1. Jumlah Pegawai yang Penempatan di Dinas Kesehatan Propinsi Riau

No Jenis Kelamin

Eselon Jumlah

II A II B III A III B IV A IV B1 Laki-Laki 1 4 8 46 12 712 Perempuan 1 1 3 34 4 43

Jumlah 2 5 11 80 16 114 Sumber : Data Sekunder 2012

24

Page 25: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Implementasi Penempatan dan Mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Di Dinas Kesehatan Propinsi Riau

Dalam proses pelaksanaan administratif pemerintahannya sudah beberapa kali melakukan

mutasi pegawai. Di bawah pimpinan Katijo Sempono SIP.M.Kes Dinas Kesehatan

Propinsi Riau. Ini di laksnakan karena tidak lepas dari semua stakeholder yang ada di

Dinas Kesehatan terutama pegawai Negeri Sipil sebagai ujung tombak dari pelayanan

masyarakat.

Penempatan Pegawai serta Mutasi yang dilaksanakan oleh pemerintah Propinsi Riau

minimal 2 kali setahun. Informasi ini peneliti dapatkan dari Kepala BKD Propinsi Riau, ,

mengatakan bahwa

“ Paling sedikit dalam setahun 2 kali kami melakukan sidang dan mutasi pegawai”.

Pegawai yang di tempatkan ada yang mengatakan bahwa mereka sudah puas dengan

posisi dan tempat mereka bekerja sekarang. Namun ada juga pegawai yang mengatakan

bahwa mereka tidak senang dengan posisinya saat ini. Hal ini bergantung apakah

pegawai tersebut di naikkan jabatannya ( promosi) atau justru di turunkan jabatannya

(demosi).

Salah seorang pegawai di Dinas Kesehatan mengatakan bahwa

25

Page 26: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

“ Baru-baru ini saya di mutasi alasannya karena suami dan istri tidak boleh dalam satu kantor”. Hal yang sama juga dilontarkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

mengatakan bahwa

“ saya sudah senang dengan posisi saya sekarang karena saya ditempatkan sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan saya, Dokter”.

Berbeda dengan Kepala Bidang P4L, yang merasa tidak sesuai dengan posisinya saat ini,

mengatakan bahwa :

“ Saya merasa tidak sesuai dengan posisi saya saat ini karena saya sudah bekerja secara profesional, jujur, disiplin, dan berkompeten. Masalah pilkada kan wajar ketika orang berbeda pilihan karena setiap warga Negara punya hak yang sama dalam menentukan pilihan dan tidak berhak di intervensi oleh orang lain”.

Sesuai dengan hasil permasalahan di lapangan bahwa rata-rata pegawai sudah bekerja

sesuai dengan latar belakang pendidikannya masing-masing. Kalaupun ada yang

ditempatkan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya itu sangat kecil

jumlahnya.

Pegawai yang di tempatkan dengan mutasi selalu dinilai secara objektif. Hal ini dikatakan

oleh Kabid Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai, mengatakan bahwa

“ orang-orang yang dimutasi dan dinaikkan jabatannya itu dinilai dari masa kerja, kompetensi, prestasi dan pangkatnya, itu yang utama “.

Pegawai Negeri Sipil memang akan melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila dia

merasa nyaman dengan pekerjaan yang digelutinya. Pegawai juga akan bekerja dengan

baik apabila dia betul-betul berkompeten dipekerjaan itu. Olehnya itu memang sudah

sepantasnya apabila pegawai yang ingin di tempatkan serta di mutasi dinilai berdasarkan

latar belakang pendidikan dan keahliannya. Dan untuk meningkatkan gairah kerja

Pegawai Negeri Sipil salah satu caranya adalah dengan memberikan penghargaan kepada

26

Page 27: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

Pegawai yang berprestasi atau menunjukkan hasil kerja yang baik. Pegawai yang

berprestasi bisa diberikan penghargaan dengan cara menaikkan pangkatnya.

Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar bahwa orang yang dinaikkan

jabatannya karena pegawai itu dekat dengan pimpinannya atau karena unsur politik. Tapi

asumsi ini di bantah oleh Kepla dan Kesejahteraan Pegawai, mengatakan bahwa

“ PNS itu dilarang berpolitik karena ada aturannya, kalaupun ada PNS yang berpolitik itu adalah pelanggaran dan harus diproses. Tapi yang susah adalah barang bukti bahwa PNS itu betul-betul ikut dalam politik”. Didalam aturan kepegawaian yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Larangan Pegawai Negeri Sipil Menjadi Anggota Partai

Politik tepatnya Pasal 2 yang berbunyi sebagai berikut :

1. Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik

2. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik

diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil.

Dalam teori memang sudah dijelaskan bahwa untuk mendapatkan hasil kerja yang

maksimal maka pegawai harus ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikannya,

“The Right Man In The Right Place”. Di Propinsi Riau hal ini sudah di upayakan oleh

pemerintah bahkan Sekda Propinsi Riau, mengatakan bahwa

“ Kalau penempatan pegawai, saya menganggap itu sudah sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing, misalnya saja Dokter, rata-rata lulusan kedokteran, kalaupun ada yang tidak sesuai dengan bidang ilmunya tapi kami menilai dari pengalaman kerjanya”.

Bila pegawai ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan

kompetensinya maka akan timbul gairah kerja pada pegawai tersebut. Semua pekerjaan

yang dibebankan padanya dapat diselesaikan dengan baik karena punya pengalaman

sehingga semuanya terasa ringan. Sebaliknya jika seorang pegawai ditempatkan pada

27

Page 28: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

posisi dan bidang kerja yang tidak sesuai dengan keahliannya maka pegawai tersebut

akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

Pegawai tersebut dapat merusak citra atau nama baik instansi dimana dia bekerja.

Makanya dalam proses pelaksanaan penempatan dan mutasi harus betul-betul dinilai

secara objektif sehingga pegawai yang tempatkan dan dimutasi betul-betul pantas untuk

di mutasi.

Penempatan Pegawai dan mutasi yang terjadi di Dinas Kesehatan Propinsi Riau harus

melalui pertimbangan dari Gubernur yang diberikan kuasa penuh untuk memberikan

penilaian kepada Pegawai Negeri Sipil. Tim Ini di ketuai langsung oleh Sekda Propinsi

Riau. Dan keputusan akhir tentang mutasi seorang Pegawai Negeri Sipil berada di tangan

Gubernur

A. Solusi masalah

Dapat dikatakan bahwa rendahnya kompetensi PNS setidaknya bersumber pada beberapa

persoalan mendasar. Pertama, dari sisi input penerimaan PNS yang sarat dengan suap,

kolusi, dan nepotisme, sehingga yang terseleksi menjadi PNS bukan pilihan yang terbaik dan

berkualitas, melainkan calon-calon PNS yang bisa menyuap, memiliki kedekatan hubungan

keluarga dan akses dengan para pejabat.

B. Kedua, sistem penjenjangan karier pegawai yang tidak berbasis pada kompetensi, tetapi

pada struktur kepangkatan formal. Jabatan-jabatan teknis di lingkungan birokrasi pemerintah

yang seharusnya diisi oleh pegawai yang memiliki kompetensi di bidangnya, tetapi dalam

28

Page 29: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

kenyataannya bisa diisi pegawai dengan latar belakang umum, sepanjang kepangkatannya

memenuhi syarat.

C. Ketiga, orientasi PNS bukan lagi mengedepankan persoalan kompetensi, tetapi lebih

cenderung mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang sebanyak mungkin (jabatan

basah). Tidak peduli apakah dia memiliki kecakapan bekerja atau tidak.

D. Orientasi keinginan menjadi pejabat struktural lebih kuat dibandingkan harus mengabdikan

dirinya sebagai PNS biasa, sehingga jenjang karier PNS identik dengan menduduki jabatan

struktural. Sementara persaingan untuk menduduki jabatan ini juga tidak dilakukan secara

objektif dan berdasarkan kompetensi, karena jabatan sekarang bisa diperjualbelikan. Jabatan

menjadi lahan bagi pejabat untuk merauk keuntungan ekonomis dengan cara memperjualkan

jabatan.

E. Keempat, di era reformasi, terjadi politisisasi PNS. PNS yang seharusnya netral dan

mengedepankan pengabdiannya pada masyarakat malah cenderung terlibat dalam aksi

dukung-mendukung terhadap atasannya. Konsekuensinya, PNS dengan mudah bisa dimutasi

atasannya karena masalah loyalitas, bukan karena persoalan kompetensi.

F. Jadi, banyak hal yang menjadi persoalan penyebab rendahnya kompetensi PNS. Intinya

bukan hanya karena masalah katerbatasan skill atau kualifikasi pendidikan PNS yang tidak

mendukung, melainkan oleh faktor lingkungan dan sistem karier PNS banyak dipengaruhi

unsur subjektivitas baik yang bersifat politik, kedekatan keluarga, disorientasi PNS yang

mengarah pada persoalan-persoalan pragmatis, duplikasi pekerjaan, dan pekerjaan yang

belum berbasis fungsi kerja.

G. Tuntutan PNS agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar sistem prestasi kerja

adalah agenda yang mendesak dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas,

29

Page 30: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

profesionalitas pegawai, serta membangun citra PNS yang positif dalam melayani

masyarakat.

H. Jalan ke luar untuk membangun kompetensi PNS bukan dilakukan secara partsial, tetapi

harus dilakukan reformasi secara menyeluruh terhadap akar persoalan yang menyebabkan

rendahnya kompetensi PNS. Salah satu pilihan reformasi untuk meningkatkan kompetensi

PNS yaitu mengubah lingkungan budaya kerja PNS yang tidak produktif dan bekerja secara

rutinitas tanpa ada greget untuk berprestasi menuju budaya kerja yang kompetitif dan

produktif.

I. Oleh karena itu, dibutuhkan PNS profesional yang memiliki kompetensi dalam bekerja,

melayani masyarakat dengan baik, ramah dan memuaskan, serta bekerja dengan target

kinerja yang jelas dan terukur.

J. Perubahan kultur PNS tersebut harus menjadi agenda utama pemerintah, bukan dengan

hanya memberikan pendidikan dan pelatihan (Diklat). Tanpa ada perubahan kultur di

lingkungan birokrasi pemerintahan, hampir dapat dipastikan PNS akan masuk tradisi bekerja

apa adanya.

K. Mereka akan bekerja tanpa motivasi untuk berprestasi, sarat dengan kepentingan pejabat,

merasa nyaman walaupun tidak memiliki prestasi, tidak produktif, dan melanggengkan

kebiasaan korupsi yang sudah membudaya.

D. Prestasi Kerja Sebagai Prinsip dalam Mutasi Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang di dalam melaksanakan

tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja ini merupakan gabungan dari tiga faktor penting,

30

Page 31: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan

delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja.

Prestasi kerja adalah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai seorang karyawan dalam

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja seseorang dipengaruhi oleh

kecakapan, ketrampilan, pengalaman, kesungguhan, dan lingkungan kerja itu sendiri. Dari

kedua defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja

yang dicapai seseorang, atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang dipengaruhi oleh

kecakapan, pengalaman, ketrampilan, kesungguhan dan lingkungan kerja itu sendiri.

E. Kebijakan / Instrumen

1. Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004 telah mengeluarkan Pedoman Penyusunan

Perencanaan Tenaga kesehatan di tingkat Provinsi/Kab/Kota

2. Pada UU No 43 Tahun 1999 dengan jelas tertulis bahwa untuk mewujudkan

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan diperlukan PNS yang

profesional, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang dilaksanakan

berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem

prestasi kerja.

3. Pegawai Negeri Sipil merupakan orang terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat.

Mereka harus betul-betul diperhatikan, salah satu bentuk perhatian pemerintah bisa

dilakukan dengan memberikan nilai tambah kepada Pegawai Negeri Sipil yang

menjalankan tugasnya dengan baik dan pegawai yang menunjukkan prestasi kerja

yang tinggi.

4. Sebagai rekomendasi, mungkin pemerintah dapat memberikan posisi yang tinggi bagi

pegawai yang menunjukkan prestasi kerja yang baik. Dengan adanya penghargaan

31

Page 32: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

seperti itu, juga akan meningkatkan motivasi kerja pegawai. Namun yang harus

diperhatikan adalah indikator-indikator penilaian bagi pegawai yang dianggap

berprestasi. Semua itu harus jelas dan disosialisasikan kepada para pegawai.

5. Pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan para Pegawai Negeri Sipil. Jika

kesejahteraan pegawai diperhatikan ada kemungkinan pegawai akan bekerja lebih

baik lagi dan budaya korupsi yang sering disiarkan di televisi sudah dapat di hindari.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Implementasi Kebijakan Penempatan Pegawai dan Mutasi di Dinas Kesehatan

Propinsi Riau

Proses Penempatan Pegawai dan mutasi yang dilakukan di Dinas Kesehatan Propinsi Riau sudah

memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Seorang Pegawai Negeri Sipil di mutasi bila sudah

memenuhi syarat-syarat yang di atur dalam undang-undang kepegawaian. Seorang Pegawai yang

dimutasi dinilai dari kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat seorang PNS. Mutasi

dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali setahun. Proses mutasi ini berlaku bagi semua Pegawai

Negeri Sipil tanpa ada diskriminasi, baik itu dari segi suku,agama, umur dan jenis kelamin.

Selama Pegawai Negeri Sipil memenuhi syarat untuk dimutasi dan disetujui oleh Gubernur maka

Pegawai tersebut akan di tempatkan dan di mutasi. Penempatan pegwai dan mutasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Riau bisa karena promosi, demosi ataupun penyegaran.

32

Page 33: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

Pelaksanaan Peraturan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini di buktikan dengan adanya

struktur organisasi yang terbentuk dan pembagian tugas yang jelas antara stakeholder.

Salah satu item tugas dari Dinas Kesehatan dalam hal ini sub bagian kepegawaian adalah

pelaksanaan penempatan dan mutasi pegawai. Ini membuktikan bahwa pelaksanaan penempatan

dan mutasi sudah berjalan sesuai peraturan yang ada. Kalaupun ada pegawai yang kurang puas

terhhadap penempatannya itu sangat kecil jumlahnya.

B. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Penempatan Mutasi di

Dinas Kesehatan Propinsi Riau

1. Faktor Internal

a. Sumber daya yang ada dalam Dinas Kesehatan sudah profesional dan di anggap mampu

di bidangnya masing-masing sehingga menjadikan lebih solid dan mampu menghasilkan

rekomendasi yang secara objektif untuk diserahkan kepada Gubernur .Pimpinan

merupakan orang yang paling menentukan sebuah keputusan. Demikian halnya dengan

hasil rekomendasi , semuanya di tentukan oleh Gubernur, mau ditolak, diterima ataupun

diubah. Dalam hal ini struktur birokrasi mempengaruhi keputusan Gubernur.

b. Komunikasi yang terjadi dalam Pengambilan keputusan sudah berjalan sebagaimana

mestinya. Dengan demikian hasil rekomendasi Badan kepegawaian ( BKD) sudah sesuai

aturan dan dianggap objektif dan merepresentasikan aturan yang berlaku.

c. Sarana dan prasaran yang disediakan oleh pemerintah Propinsi Riau sudah cukup lengkap

mulai dari gedung, listrik, proyektor dan lain-lain. Sarana dan Prasarana ini mendukung

melaksanakan tugas dan fungsinya

33

Page 34: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

2. Faktor Eksternal

a. Keputusan akhir dari proses penempatan dan mutasi seorang Pegawai Negeri Sipil adalah

berada di tangan Gubernur yang kita ketahui bahwa di pilih langsung oleh pemilihnya.

Jabatan sebagai seorang Gubernur adalah jabatan politis tentunya setiap kebijakan yang

diambil oleh Gubernur pastinya mempertimbangkan aspek politisnya. Dengan kata lain

bahwa mutasi seorang Pegawai Negeri Sipil akan sangat dipengaruhi oleh aspek politis

karena Gubernur punya hak prerogatif.

b. Sebagai makhluk sosial seorang Gubernur tentunya tidak lepas dari pergaulan dengan

lingkungan disekitarnya. Lingkungan pergaulan Gubernur biasanya lebih kepada orang-

orang yang memiliki strata sosial yang tinggi. Makanya tidak menutup kemungkinan

kebijakan mutasi yang diambil oleh Gubernur di pengaruhi oleh orang-orang disekitar

Gubernur yang memiliki strata sosial tinggi dengan alasan bahwa Gubernur butuh

dukungan dari elit-elit daerah.

C. Saran

a. Sebaiknya komunikasi yang intens perlu dilakukan oleh Dinas Kesehatan dengan

Gubernur. Agar dapat mempertemukan waktu agar bisa berjalan lancar.

b. Komunikasi yang baik juga perlu di bangun antara Gubernur dan Kepala Dinas

Kesehatan karena penempatan dan mutasi seorang PNS juga perlu memperhatikan

saran dan usul harus betul-betul memperhatikan latar belakang pegawai negeri sipil

(PNS) ketika ingin menempatkan seorang PNS di sebuah kantor.

34

Page 35: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

c. Gubernur perlu kiranya mengurangi perjalanan Dinas Luar agar kondisi di daerah

sendiri bisa lebih di perhatikan

d. Sebaiknya pembinaan kepegawaian diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Kesehatan

karena bukan jabatan politis. Bila pembinaan pegawai ( mutasi) berakhir pada

keputusan Gubernur jelas ada unsur politiknya karena Gubernur adalah jabatan

politis.

e. Bagi semua pegawai negeri sipil (PNS) harus bekerja secara maksimal agar

memperoleh jabatan yang lebih baik sekaligus masyarakat merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustino,Leo, 2008, Dasar-dasar kebijakan Publik, cet.ke-2, alfabeta,Bandung.

Ahmad.A.K, 2006, Kamus lengkap bahasa Indonesia, Reality pulisher

Ali, Faried, 2010, Studi Tentang Kebijakan Pemerintahan, Pribadi Press, Makassar

Amirin, Tatang M, 1986, Menyusun Rencana Penelitian, cet.ke-1, Rajawali, Jakarta.

Dwijowijoto, R. N, 2003, Kebijakan publik formulasi, implementasi dan evaluasi , PT.elex

media komputindo, Jakarta.

Fakrullah, Zudan Arif, SH.MH,DR, 2004, Kebijakan Desentralisasi di Persimpangan, CV

Cipruy, Jakarta Timur.

Husaini Usman dan Purnomo. 2009, Metodologi Penelitian Sosial, cet.ke-2, Bumi

Aksara,Jakarta

Islamy, Irfan, 2004, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, cet.ke-13, Bumi Aksara,

Jakarta

Longman, 1987. Dictionary of Contemporary English. New Edition. England: Longman Group

UK Limited.

Nugroho, D Riant, 2006, Kebijakan Publik Untuk Negara-Negara Berkembang, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

35

Page 36: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

Prakoso, Djoko. 1986. Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil Di Indonesia, Cet ke-1, Sinar

Grafika, Jakarta

Parsons, Wayne, 2006, Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan, Cet. ke-

2, Kencana, Jakarta

Situmorang, Victor, 1994. Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil, Cet. Ke-2, PT. Rineka Cipta,

Jakarta.

Soekarno, S.D. 2005, Publik policy: pengertian pokok untuk memahami

36

Page 37: SUSI SUKARDI ( PENEMPATAN PEGAWAI.doc

37